Spesifikasi Teknis Renovasi Aula Asrama Haji Manado (1)

download Spesifikasi Teknis Renovasi Aula Asrama Haji Manado (1)

of 34

description

Spesifikasi Teknis

Transcript of Spesifikasi Teknis Renovasi Aula Asrama Haji Manado (1)

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    1

    SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

    1.1 PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN

    1.1.1 Peraturan yang berlaku

    Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan ketentuan-ketentuan

    peraturan seperti yang tercantum dibawah ini :

    a. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum, Nomor 02/1N/M/20:S tentang

    Penegasan Dalam Kontrak.

    b. Peraturan Presiden RI. Nomor 70 Tahun 2012.

    c. Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah RI

    Nomor : 339/KPTS/M/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang

    Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi oleh

    Instansi Pemerintah.

    d. Instruksi Presiden Rl Nomor 1 Tahun 1988.

    e. Aigemene voorwearden voor de uitvoering bij aaneming van

    openbare warken, yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah

    Hindia Belanda nomor 28 tanggal 9 Mei 1941 dan Tambahan

    Lembaran Negara Nomor 14571 (khusus pasal-pasal yang masih

    berlaku).

    f. SNI 1728-1989.SKBI 1.3.53.1989 tentang tata cara pelaksanaan

    mendirikan bangunan gedung.

    g. SNI 03-1734-1989; SNI 03-1734-189-F, tentang tata cara

    perencanaan beton bertulang dan struktur dinding beton bertulang

    untuk rumah dan gedung

    h. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977 (oleh Yayasan

    Normalisasi Indonesia)

    i. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

    j. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

    k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 031/KPTS/1981.

    l. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/198: tentang

    Penanggulangan Bahaya Kebakaran.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    2

    m. Surat Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI.

    Nomor 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 Tentang

    Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

    n. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang

    diberikan pengawas pekerjaan untuk mencapai tujuan

    pembangunan.

    Apabila ternyata terdapat revisi terakhir dari peraturan-peraturan

    tersebut diatas, maka revisi terakhir yang menjadi acuan dalam

    pelaksanaannya. Demikian pula apabila bertentangan dengan Spesifikasi

    Teknik berikut ini maka yang berlaku adalah Spesifikasi atau

    berdasarkan keputusan Direksi Pengawas.

    1.1.2 Kualitas Bahan dan Pekerjaan

    a. Kualitas Pekerjaan harus dari tingkat yang prima dan hasil kerja

    harus memberikan penampilan dan kesan yang rapi dan baik.

    b. Untuk itu tenaga kerja yang digunakan berpengalaman (pada

    pekerjaan serupa terampil dan cakap)

    c. Material yang digunakan adalah KW.1 atau Grad 1 untuk semua

    item pekerjaan.

    d. Spesifikasi material yang akan digunakan terlebih dahulu

    disampaikan kepada direksi/konsultan pengawas dengan -

    memperlihatkan brosur/keterangan yang menjelaskan kualitas

    bahan tersebut.

    e. Material yang ditolak oleh direksi/konsultan pengawas harus

    diangkat keluar dari lapangan saat itu juga.

    f. Apabila diperintahkan oleh Direksi, Kontraktor harus membuat

    pembukaan/pembongkaran pada pekerjaan dan/atau bahan agar

    dapat diadakan pemeriksaan.

    g. Apabila dalam pemeriksaan itu Direksi menemukan kesalahan,

    kerusakan atau cacat-cacat lain, Kontraktor harus segera

    membongkar dan memperbaikinya sampai pada kondisi yang

    sesuai dengan spesifikasi ini dan harus memikul biaya yang

    diperlukan untuk pembukaan/pembongkaran pemeriksaan dan

    perbaikan tersebut.

    1.1.3 Pemeriksaan Pekerjaan dan Pengamanan

    a. Peralatan Pelaksanaan.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    3

    1) Kontraktor harus mengadakan dan menyiapkan semua peralatan

    pelaksanaan yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan

    kondisi yang baik dan siap pakai, agar terjamin adanya kualitas

    pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan sehingga

    seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat

    seperti ditentukan dalam pelelangan.

    2) Apabila ternyata peralatan yang digunakan menurut pendapat

    Direksi tidak efisien pengoprasiannya atau tidak sesuai

    kegunaannya atau jumlahnya kurang, hingga mutu pekerjaan

    yang dihasilkan tidak sesuai dengan persyaratan atau laju

    pekerjaannya tidak memadai, Direksi berhak memerintahkan

    Kontraktor untuk mengganti atau menambah peralatan

    dimaksud.

    3) Kegagalan Direksi dalam perintahnya pada Kontraktor tidak

    membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas pemenuhan

    kualitas pekerjaan dan laju pekerjaan seperti yang diuraikan

    dalam Dokumen Kontrak.

    b. Perlindungan terhadap Bangunan dan Utilitas.

    1) Kontraktor bertanggung jawab atas perlindungan terhadap

    semua bangunan dan utilitas, baik milik pribadi maupun milik

    negara/masyarakat termasuk semua sarana dan prasarananya,

    baik yang tertera dalam gambar maupun tidak.

    2) Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang dianggap

    perlu untuk melindungi bangunan dari utilitas tersebut dari

    segala macam kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat

    kegiatan-kegiatan pelaksanaan oleh Kontraktor harus diperbaiki

    oleh dan atas beban biaya Kontraktor, sesuai dengan kondisi

    sebelumnya.

    3) Dalam hal terjadi kerusakan, Kontraktor wajib segera

    memberitahu pemilik bangunan dan utilitas agar diperoleh

    kesepakatan tentang perbaikannya.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    4

    4) Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh informasi

    semua bangunan dan jaringan utilitas yang terletak didalam

    tanah. Prasarana yang ada disekitar dan diperlukan oleh

    bangunan dan utilitas harus dijaga agar tetap berfungsi.

    5) Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan pelaksanaan

    oleh Kontraktor, harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya

    Kontraktor sesuai dengan kondisi sebelumnya.

    c. Penjagaan dan Pemeliharaan.

    Untuk tahap pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor bertanggung

    jawab atas penjagaan, perlindungan dan pemeliharaannya, seperti

    pekerjaan permukaan bagian dalam/luar, perlengkapan peralatan

    dan lain-lainnya dari segala macam bentuk noda/kotoran,

    kerusakan dan cacatcacat lainnya selama masa Kontrak berlangsung

    sampai pada saat pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya kepada

    pemilik. Persyaratan dan ketentuan khusus dibawah ini harus

    dianggap sebagai standar kondisi akhir pekerjaan pada saat

    penyerahan I (pertama) :

    1) Halaman Bangunan

    Setelah pekerjaan selesai, kecuali Direksi berpendapat lain,

    Kontraktor harus membongkar semua bangunan sementara,

    peralatan pelaksanaan, mesin-mesin kelebihan bahan, puing-

    puing dan kotoran-kotoran lain dari halaman bangunan.

    Kontraktor harus membuang bahan-bahan zat-zat organik yang

    berada didalam. dibawah dan sekitar bangunan dan melakukan

    desinfektan terhadap dan bekas-bekasnya. Halaman bangunan

    harus diserahkan dalam kondisi yang rapi dan memuaskan.

    2) Permukaan Beton, Pasangan dan Logam

    Kontraktor harus membersihkan secara cermat semua

    permukaan beton, pasangan dan logam serta ceceran adukan,

    noda-noda bekas bocoran pada beton bekas-bekas bekisting,

    ceceran aspal, cat dan lain-lain kotoran.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    5

    3) Kaca

    Kontraktor harus memperbaiki/mengganti, apabila perlu

    mencuci, menggosok, secara cermat semua permukaan kaca, dan

    membersihkan/menghilangkan kelebihan bahan lapisan

    kompon, ceceran cat dan goresan.Ruang antara pada bingkai

    dengan kaca rangkap harus benar-benar bersih dari sisa-sisa

    serutan, serbuk gergaji dan segala macam bentuk kotoran lain.

    4) Permukaan Cat, Email dan Politur

    Kontraktor harus membersihkan semua permukaan dari semua

    tanda-tanda, noda, goresan, bekas jari dan kotoran lain.

    5) Permukaan Lantai

    Kontraktor harus menyingkirkan semua lapis/penutup

    pelindung sementara dan membersihkan dari semua noda-noda

    dan tanda-tanda dan apabila dianggap perlu oleh Direksi,

    diberikan lapisan lilin lantai (wax) dan digosok.

    6) Permukaan Dinding Glazuur

    Kontraktor harus membersihkan dinding glazuur dari semua

    noda, ceceran cat dan kotoran-kotoran lain.

    7) Perlengkapan Listrik

    Kontraktor harus membersihkan dan menggosok permukaan

    peralatan-peralatan logam, perlengkapan penerangan dan

    papan-papan pemasangan kabel dari ceceran cat, debu dan

    kotoran-kotoran lain. Terlebih lagi pada komponen-komponen

    yang tergantung.

    8) Pekerjaan Ducting

    Kontraktor harus membuang dan membersihkan puing-puing

    dan kotoran lain dari pekerjaan ducting.

    9) Permukaan Atap

    Kontraktor harus membuang dan membersihkan puing-puing,

    ceceran paku dan semua kotoran lain dari permukaan atap.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    6

    10) Plumbing dan Perlengkapannya

    Kontraktor harus membersihkan pipa-pipa, fitting dar kotoran

    dan puing-puing, membersihkan dengar menggosok semua

    perlengkapannya, serta menjamir bahwa fasilitas ini dapat

    berfungsi dengan baik.

    11) Pemeriksaan, Penyediaan Bahan dan Barang

    Bila dalam rencana kerja dan syarat-syarat disebutkan nama dan

    pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang, maka hal ini

    dimaksudkan untuk menunjukkan bahan dan barang yang

    digunakan setiap penggantian sesuai nama bahan dan pabrik

    pembuatan dari suatu bahan dan barang tersebut yang telah

    disetujui oleh Konsultan Perencana. Bila tidak ditentukan dalam

    rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar kerja, maka bahan

    dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh Kontraktor

    yang harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas. Contoh

    bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus

    disediakan atas biaya Kontraktor. Setelah disetujui pemberi tugas

    atau direksi dan dianggap bahwa bahan dan barang tersebut

    yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh

    bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Direksi atau pemberi

    tugas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan

    barang yang dipakai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.

    Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor/Pelaksana

    harus sudah memasukan jumlah keperluan biaya untuk

    pengajuan berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat

    jumlah tersebut Kontraktor/Pelaksana tetap bertanggung jawab

    pula atas baiya pengujian bahan dan barang yang tidak

    memenuhi persyaratan yang dibuat oleh Pemberi Tugas/Direksi

    Pengawas.

    d. Persyaratan-persyaratan lain.

    1) Catatan dan Laporan

    Kontraktor harus selalu menjaga kelengkapan catatan dalam

    buku Direksi yang sesuai dengan pelaksanaan dan memperoleh

    persetujuan Direksi. Semua catatan yang berhubungan dengan

    pekerjaan selalu harus disiapkan untuk Direksi. Dan satu set

    copy gambar lengkap dar spesifikasi harus selalu tersimpan di

    direksi keet. Kontraktor juga harus membuat buku tamu yang

    akan melaporkan tentang keperluan tamu proyek tersebut.

    Laporan harian berisi jumlah tenaga kerja, material yang masuk,

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    7

    item pekerjaan yang dikerjakan, kondisi cuaca waktu kerja.

    Semua Laporan diatas diserahkan kepada Direksi pada hari

    Senin setiap mingggunya.

    2) Gambar sesuai Pelaksanaan (As Built Drawings)

    Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja karena

    perubahan atas perintah Pemberi Tugas/Direksi, maka Kontraktor

    wajib membuat gambar kerja (shop drawing). Selanjutnya

    sebelum penyerahan I (pertama) pekerjaan, Kontraktor bekerja

    sama dengan Konsultan Pengawas membuat gambar hasil

    pelaksanaan pekerjaan (as built drawing) guna memperlihatkan

    dan menyerahkan kepada Direksi, tentang perbedaan-perbedaar

    antara gambar kerja dan hasil pelaksanaan pekerjaan. Gambar

    tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3.

    3) Foto-toto Mengenai Kemajuan Pekerjaan

    Kontraktor harus mengambil foto lapangan sebelum pekerjaan

    dimulai (0 %). Selanjutnya saat akan mengajukan pembayaran

    angsuran berkala (terminj) penyerahan I (pertama) dan

    penyerahan II (kedua) Kontraktor wajib melampiri foto-foto

    kondisi kemajuan pekerjaan di lapangan. Arah pengambilan toto

    untuk setiap kemajuan pekerjaan harus sama. Foto-foto ini

    hendaknya dicetak berwarna 3 (tiga) rangkap dan diserahkan

    kepada Direksi dalam bentuk album.

    4) Keamanan Proyek

    Kontraktor harus menjaga keamanan proyek untuk memberikan

    perlindungan dan pengamanan atas semua bahan, perlengkapan,

    peralatan dan pekerjaan yang ada di dalam batas areal proyek

    dan sekitarnya yang menjadi tanggungjawabnya, terhadap semua

    bentuk kerusakan gangguan atau kerugian yang dilakukan oleh

    orang-orang atau pihak-pihak tidak berwenang. Untuk

    mempermudah pelaksanaan pengamanan, Kontraktor harus

    membuat gudang penyimpan bahan, perlengkapan dan peralatan

    sesuai dengan petunjuk Direksi. Untuk pengawasan dan

    penjagaan keamanan, Kontraktor harus menugaskan penjaga

    gudang dan petugas keamanan yang memada dan harus

    melakukan penjagaan terus menerus selama 24 jam setiap hari.

    5) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

    Kontraktor harus menyediakan semua fasilitas P3K yang

    mencakup obat-obatan, peralatan medis dan tenagatenaga para

    medis (sewaktu dibutuhkan) untuk memberikan pertolongan

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    8

    pertama kepada personil Kontraktor, dan semua yang terlibat

    dalam pekerjaan. Dalam hal pengamanan P3K Kontraktor harus

    mengikut, semua ketentuan dan peraturan yang berlaku tentang

    Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta petunjuk Direksi.

    6) Papan Nama Kegiatan

    Papan nama kegiatan dipasang ditempat strategis dengan ukuran

    panjang minimal 1,5 meter dan lebar 1 meter. Tulisan dibuat

    dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca Dalam papan

    nama proyek harus jelas tercantum Nama Kegiatan, Pekerjaan,

    Pemilik Proyek, Sumber Dana Konsultan Perencana, Konsultan

    Pengawas serta Kontraktor Pelaksana, Pekerjaan Dimulai dan

    Masa Pekerjaan Berakhir serta penjelasan lain yang diperlukan

    dengan Jenis Huruf yang akan ditentukan Direksi.

    7) Pengukuran Prosentase Kemajuan Pekerjaan dar Pembayaran

    (a) Pengukuran untuk pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam

    persyaratan teknis ini ditentukan berdasarkan ketentuan

    seperti ditunjukan dalam Spesifikasi atau RAB.

    (b) Kecuali disebutkan lain dalam RAB pekerjaan-pekerjaan yang

    tercakup didalamnya sudah termasuk dalam pekerjaan-

    pekerjaan pokok yang bersangkutan.

    (c) Dalam hal dihitung terpisah, pengukuran meliputi

    penyediaan, pengadaan dan pengangkutan tenaga kerja,

    bahan, perlengkapan, peralatan dan pelaksanaan,

    pemeliharaan, perbaikan, termasuk pemeriksaan, pengujian

    dan pekerjaan-pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti

    diuraikan dalam RAB.

    (d) Bobot pengukuran (%) terhadap seluruh nilai

    Kontrak/Adendum Kontrak, bersama-sama dengan

    komponen-komponen pekerjaan yang lain akan merupakan

    bobot prestasi yang dicapai Kontraktor pada saat tertentu, dan

    akan dijadikan pedoman Kontraktor untuk mengajukan

    penagihan pembayaran angsuran kepada Pemimpin Kegiatan.

    (e) Perhitungan prosentase kemajuan pekerjaan yang akan

    digunakan untuk pengajuan penagihan pembayaran angsuran

    harus dilakukan bersama-sama antara Direksi dan Kontraktor.

    (f) Prosentase kemajuan pekerjaan yang dinilai adalah

    material/bahan terpasang.

    (g) Pembayaran akan dilakukan apabila selisih bobot prestasi

    Kontraktor pada saat tertentu dengan bobot prestasi pada

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    9

    pembayaran angsuran yang lalu telah mencapai tidak kurang

    dari angka seperti disebut dalam syarat-syarat kontrak.

    (h) Pembayaran dilakukan dalam jumlah harga satuan dikalikan

    dengan volume pekerjaan yang nyata dilaksanakan.

    2.2 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENUNJANG PROYEK

    2.2.1 Umum

    Pekerjaan persiapan dan penunjang merupakan pekerjaan sementara

    yang harus dilaksanakan agar pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan

    dengan mudah dan lancar. Pekerjaan-pekerjaan ini pada umumnya

    bersifat darurat, tetapi semua struktural harus mampu memikul beban

    yang ada dan harus dilaksanakan berdasarkan pertimbangan-

    pertimbangan serta sesuai dengan syarat-syarat teknis. Kontraktor harus

    membuat dan menyerahkan spesifikasi dan gambar-gambar pekerjaan

    sementara kepada Direksi untuk memperoleh persetujuan, selambat-

    lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan dimulai.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    10

    2.2.2 Pembersihan Lapangan

    Kontraktor harus menyingkirkan pohon-pohon, semak belukar, akar,

    sampah, bahan-bahan organik dan benda-benda asing lainnya yang

    dapat mengganggu jalannya pekerjaan dalam area pekerjaan seperti

    diuraikan dalam Kontrak, termasuk lahan-lahan yang digunakan untuk

    bangunan/struktur, jalan dan lahan yang akan digali atau diurug. Dan

    Pemindahan tiang listrik menjadi tanggungjawab penyedia jasa /

    Kotraktor

    2.2.3 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank

    Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan

    pengukuran untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan

    komponen-komponen pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam

    gambar. Pengukuran meliputi pengukuran/penentuan koordinat dan

    elevasi. Koordinat dan elevasi titik yang diperlukan, ditentukan

    berdasarkan titik rujukan (Bench Mark) seperti yang ditetapkan oleh

    Direksi. Aktualisasi dan Artikulasi titik-titik tersebut diatas berupa titik-

    titik yang dipasang pada bouwplank (papan rujukan

    bangunan/struktur) yang apabila dihubungkan (dengan benang) satu

    dengan yang lain akan merupakan garis-garis sumbu bangunan

    melalui titiktitik yang diperlukan. Bouwplank harus dibuat dan

    dipasang oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga mempunyai elefasi

    (rujukan) tertentu yang letaknya tidak mengganggu kegiatan

    pelaksanaan, merusak dan merubah elevasinya.

    Untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan keakuratan yang

    tinggi kontraktor harus menggunakan alat bantu pesawat theodolith.

    Biaya akibat dari penggunaan alat bantu ini merupakan beban dan

    tanggung jawab kontraktor pelaksana. Konstruksi maupun dimensi

    bench mark akan ditentukan kemudian oleh Direksi.

    2.2.4 Mobilisasi dan Demobilisasi

    Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan, alat berat dan

    pengangkutan tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan yang

    diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, termasuk pemasangan,

    penyetelan dan pekerjaan penunjang lainnya, sehingga semua tenaga

    kerja, perlengkapan dan peralatan kerja tersebut berada/terpasang

    dilokasi pekerjaan dalam kondisi baik dan siap pakai. Mobilisasi

    mencakup pengadaan, penyediaan dan pengangkutan :

    a. Tenaga kerja yang diperlukan sebagai pelaksana-pelaksana

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    11

    pekerjaan;

    b. Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat pengangkutan alat-

    alat berat, peralatan pengaduk dan pemadat beton dan sebagainya.

    c. Peralatan penunjang seperti pembangkit listrik, pompa air, peralatan

    laboratorium dan sebagainya disediakan oleh Kontraktor.

    Dalam mobilisasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan

    pengangkutan suku cadang yang diperlukan agar perlengkapan dan

    peralatan tersebut selalu siap dipakai. Demobiisasi dilakukan setelah

    berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, sebelum pekerjaan diserahkan

    untuk pertama kalinya kepada pemilik. Demobilisasi adalah

    pembongkaran, pengangkutan tenaga kerja, perlengkapan dan

    peralatan yang telah dimobilisasi, keluar dari lokasi pekerjaan.

    2.2.5 Izin-izin

    Kontraktor harus mengurus semua izin yang diperlukan IMB dan ijin

    lainnya sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sebelum pekerjaan

    dimulai. Biaya-biaya ijin tersebut menjadi beban dan tanggung jawab

    Kontraktor.

    2.2.6 Pemadam Kebakaran

    Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Kontraktor wajib menyediakan

    1 (satu) unit alat pemadam kebakaran dengan kapasitas minimum 3 kg.

    2.2.7 Biaya Asuransi

    Dalam penawaran harga Kontraktor dianggap sudah memperhitungkan

    biaya Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) terhadap

    pekerja, staf/pelaksana dilapangan, pengawas lapangan serta staf dari

    Kegiatan yang ditempatkan di lapangan.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    12

    2.2.8 Personil Kontraktor

    a. Kontraktor wajib menempatkan seorang kuasa atau wakil yang

    cakap dan berpengalaman untuk memimpin pelaksanaan

    pekerjaan dilapangan (Site Manager) minimal tamatan Sarjana

    Teknik Sipil/Arsitek dengan pengalaman minimal 5 tahun,

    Pelaksana Sipil (Sarjana Sipil), Pelaksana Arsitek (Sarjana Arsitek),

    Pelaksana Elektrikal Mekanikal (Sarjana Elektro), Surveyor (D-III),

    Administrasi dan Keuangan (Sarjana Ekonomi) masing-masing

    pengalaman minimal 7 tahun, dan Drafter (D-III) dan

    Logsistik dan Gudang (SMA/STM) masing-masing pengalamana

    minimal 3 tahun.

    b. Pelaksana yang ditunjuk Kontraktor harus mendapatkan kuasa

    penuh dalam bertindak untuk dan atas nama Perusahaan yang

    dinyatakan dengan Surat Tugas/Keterangan.

    c. Kontraktor wajib laporkan secara tertulis kepada Direksi, tenaga

    pelaksana. Jika suatu waktu dianggap kurang mampu/cakap

    menurut Direksi, Kontraktor wajib mengganti pelaksana baru

    dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari. Sebelum bekerja harus

    dikonsultasikan untuk disetujui Direksi. Jika calon pelaksana

    ditolak, harus dicari calon pelaksana lain paling lambat 14 (empat

    belas) hari. Dalam tenggang waktu tersebut direktur/penanggung

    jawab perusahaan yang memimpin pelaksanaan pekerjaan

    dilapangan sehari-harinya

    2.2.9 Dokumentasi

    Kontraktor harus memperhitungkan biaya dokumentasi serta

    pengirimannya ke kantor Direksi serta pihak-pihak lain yang

    diperlukan. Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi ialah:

    a. Membuat laporan-Iaporan perkembangan pelaksanaan yakni

    Harian dan Mingguan

    b. Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor wajib membuat foto-foto

    dokumentasi ukuran 4R, dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0 %),

    tahap mulai pelaksanaan suatu konstruksi hingga selesai (setiap

    kali untuk pembuatan laporan) dan pada setiap kali akan

    melakukan tagihan/terminj, foto dokumentasi harus selalu

    diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak

    depan, samping dan belakang) dan setiap bagian yang penting

    antara lain penulangan, pondasi dan lain-lain.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    13

    c. Surat-surat dan dokumen lainnya.

    2.3 BESTEK DAN GAMBAR KERJA

    2.3.1 Kontraktor diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan bestek

    mengenai pekerjaan ini.

    2.3.2 Bila ternyata ada perbedaan antara gambar dan RKS, antara gambar satu

    dengan gambar lainnya maka yang berlaku adalah :

    a. Bestek (RKS)

    b. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).

    2.3.3 Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin

    menimbulkan kekeliruan atau bahaya dikemudian hari, Kontraktor

    wajib konsultasikan terlebih dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan

    petunjuk.

    2.4 RENCANA KERJA

    2.4.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun suatu

    rencana kerja (jadwal pelaksanaan) sebanyak empat rangkap yang

    diajukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah diterbitkan Surat

    Perintah Mulai Kerja (SPMK), untuk disetujui oleh Direksi.

    2.4.2 Setelah rencana kerja disetujui Direksi, 3 (tiga) salinan untuk Direksi

    dan 1 (satu) salinan ditempel pada ruang Direksi Keet.

    2.4.3 Kontraktor harus patuh pada rencana kerja tersebut yang menjadi

    dasar bagi Direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu

    yang berhubungan pekerjaan.

    2.5 PENGADAAN BAHAN BANGUNAN

    2.5.1 Bahan-bahan yang boleh ditempatkan dalam kompleks pekerjaan

    hanyalah bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar

    kerja.

    2.5.2 Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi

    syarat atau menurut petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    14

    2.5.3 Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan

    kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS dan gambar kerja.

    2.5.4 Brosur/keterangan yang menjelaskan kualitas bahan bangunan tersebut

    harus diperlihatkan dan mendapat persetujuan Direksi sebelum bahan

    bangunan tersebut diadakan.

    2.5.5 Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran,

    sebelum diganti Kontraktor harus konsultasi terlebih dahulu dengan

    Direksi Pengawas Teknik, dan pergantian dapat dilakukan setelah ada

    persetujuan secara tertulis.

    2.5.6 Pergantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran lokal

    dapat diganti dengan bahan bangunan lain yang setara/setingkat

    kualitasnya.

    2.5.7 Bahan bangunan yang ditolak oleh Direksi karena cacat atau tidak

    sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, harus segera dikeluarkan

    dari lokasi pekerjaan saat itu juga.

    2.6 PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS

    2.6.1 Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan

    pekerjaan (yang disebut sebagai proyek) termasuk seluruh bangunan

    dan pekerjaan lainnya yang merupakan satu kesatuan yang tidak

    terpisahkan.

    2.6.2 Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis

    ini berlaku untuk seluruh bang un an yang termasuk dalam pekerjaan

    ini, disesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan

    tambahan tertulis dan perintah-perintah Direksi/Pengawas Teknis.

    2.6.3 Standar-standar utama yang dipakai adalah yang dibuat dan berlaku

    resmi di negara RI, apabila tidak terdapat standar yang dapat

    diberlakukan terhadap suatu item pekerjaan, maka harus digunakan

    standar internasional yang berlaku atas pekerjaan dimaksud atau

    digunakan standar dari negara produsen bahan yang menyangkut

    pekerjaan dimaksud.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    15

    2.7 PEKERJAAN GALIAN TANAH

    2.7.1 Lingkup Pekerjaan :

    Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi bangunan serta

    pekerjaan galian yang nyata-nyata tertera dalam gambar kerja.

    2.7.2 Pelaksanaan :

    a. Dimensi galian tanah pondasi minimal sama dengan gambar kerja

    atau maksimal sampai mencapai tanah keras/asli. Kecuali tanah

    dasar/keras melebihi dua kali kedalaman yang telah ditentukan,

    maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil kebijaksanaan

    untuk merubah konstruksi dan atau dimensi galian tanpa

    mengurangi kekuatan pondasi nantinya.

    b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh

    minimal 3 meter dari tepi lubang galian.

    c. Jika pada galian terdapat air tergenang, harus dipompa keluar.

    Untuk ini Kontraktor harus menyediakan pompa air yang siap

    pakai.

    d. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkut keluar lokasi

    pekerjaan.

    e. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar

    pondasi sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah

    ditentukan dalam gambar, maka kelebihan pada galian harus

    diurug kembali dengan pasir, dan dipadatkan biaya akibat

    pekerjaan tersebut menjadi beban Kontraktor.

    2.8 PEKERJAAN URUGAN

    2.8.1 Lingkup Pekerjaan :

    Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian, urugan

    pasir bawah pondasi, urugan pasir dibawah lantai dan pekerjaan

    urugan lainnya yang tertera dalam gambar.

    2.8.1 Pelaksanaan :

    a. Jika terdapat tempat-tempat tertentu pada lokasi bangunan yang

    menurut Direksi perlu ditimbun, maka Kontraktor harus menimbun

    sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan

    bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari rumput, akar-akar dan

    lain-lain serta harus mencapai nilai CBR 90% minimal 4% rendam.

    b. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk Pengawas Teknik.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    16

    c. Urugan pasir/tanah harus disertai dengan pemadatan dengan

    stamper, sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum

    digali.

    d. Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimum 20

    cm setiap lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang

    ditentukan urugan tanah tersebut mencapai tingkat kepadatan yang

    diinginkan.

    e. Semua urugan pasir/tanah harus dipadatkan sambil disiram air

    sampai jenuh, sehingga mendapatkan angka kepadatan maksimal.

    f. Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan

    persyaratan bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur,

    tanah dan tidak mengandung garam atau mineral lainnya.

    2.9 PASANGAN BATU KALI

    2.9.1 Lingkup Pekerjaan :

    Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan batu kosong dan pondasi batu

    kali untuk landasan sloof, pasangan batu kali sebagaimana dinyatakan

    dalam gambar kerja.

    2.9.2 Material :

    a. Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras, tidak keropos,

    serta mempunyai gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.

    b. Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 5 Pasir

    c. Baik batu kali, pasir maupun air adukan yang dipakai pada

    pekerjaan ini harus bersih dari lumpur dan kotoran-kotoran

    lainnya.

    d. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali

    atas izin Direksi.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    17

    2.9.3 Pelaksanaan :

    a. Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran

    dan bentuk yang ditunjukan dalam gambar kerja.

    b. Antar satu batu kali dengan batu kali lainnya tidak boleh saling

    bersentuhan, tetapi diantaranya diberi spesi 1 Pc : 5 Psr sampai

    penuh sebagai perekat sambil ditekan agar padat.

    2.10 PASANGAN BATU BATA

    2.10.1 Lingkup Pekerjaan :

    Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan

    untuk semua pasangan bata seperti yang tertera pada gambar,

    pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis

    ketinggian, siku dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan

    disebutkan dalam spesifikasi ini.

    2.10.2 Referensi :

    Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera

    pada PUBI N-3 1970 dan N-10 1973 dan SNI 17281989; SKBI

    1.3.53.1989, tentang Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan

    Gedung.

    2.10.3 Material:

    a. Batu bata yang digunakan harus baru, dengan pembakaran yang

    cukup sehingga masak, keras, kering dan tidak mudah patah.

    Jika diketuk menimbulkan suara nyaring. Ukuran yang

    dianjurkan adalah 5 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi 0,5

    cm.

    b. Adukan yang digunakan untuk pasangan dinding biasa adalah

    campuran 1 PC : 5 Pasir. Untuk dinding kedap air pada KM/WC,

    ruang cuci dan 20 cm diatas lantai seluruh dinding

    menggunakan spesi transram campuran 1 PC : 3 Pasir.

    2.10.4 Pengerjaan dan Penyimpanan.

    Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan

    dengan cara-cara yang disetujui Direksi, untuk menghindari dari

    segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan-bahan

    tersebut.

    2.10.5 Contoh-contoh

    Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan

    kepada Direksi dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    18

    ada sebelum bahan yang dimaksud dipergunakan. Pengambilan

    contoh atas bahan yang telah ada dilapangan akan diadakan

    sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi guna keperluan

    pengujian.

    2.10.6 Pelaksanaan :

    a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali

    Direksi memberikan petunjuk lain.

    b. Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya

    diukur tepat dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak

    diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata harus putus

    sambungan dengan lajur dibawahnya. Selain itu pola ikatan

    pasangan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.

    c. Pada jarak-jarak tertentu atau luasan maksimum 10 M

    pasangan batu bata perlu diperkuat dengan kolom praktis (beton

    bertulang), dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai

    gambar.

    d. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk

    sedalam 1 cm agar plesteran dapat melekat dengan baik.

    e. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai

    jenuh, dan pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat

    pekerjaan yang baik. Batu bata potongan tidak boleh

    dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-pertemuan dengan

    kosen/kolom.

    2.11 PEKERJAAN BETON BERTULANG

    2.11.1 Lingkup Pekerjaan :

    Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua

    macam beton tidak bertulang, beton bertulang dengan penulangannya

    termasuk bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain yang

    nyatanyata termasuk dalam pekerjaan ini. Untuk beton bertulang

    digunakan adukan mutu beton K175 menggunakan beton molen

    pada :

    a. Sloof, Kolom, balok dan pelat.

    b. Apabila adukan beton secara munual agar mendapat petunjuk

    dari direksi/pengawas (perkirakan 1 pc : 2 psr : 3 krl)

    c. Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar dan RAB.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    19

    2.11.2 Referensi:

    Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton bertulang

    harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam :

    a. SNI 1734-1989-F

    b. SKBI - Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung

    c. Petunjuk Peraturan Beton Indonesia, tahun 1971 dan PBI 1989.

    d. Spesifikasi Bahan Bangunan

    2.11.3 Material:

    Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus

    memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

    1) Agregat :

    Agregat merupakan batu pecah/kerikil terdiri dari gradasi-gradasi

    yang halus sampai kasar denga dimensi > 2 < 3 cm, dan harus

    sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton

    bertulang. Penampungan harus dilaksanakan sedemikian rupa,

    sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat

    merusak.

    2) Semen :

    a) Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti

    disyaratkan dalam SNI-8 Bab 3-2;

    b) Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan

    standard dari pabrik dan terlindung.

    c) Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus

    mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.

    3) Besi Tulangan :

    a) Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan digunakan

    merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar

    b) Besi untuk tulangan penampungannya harus bebas dari

    kontaminas; langsung dengan udara bergaram, tanah lembab,

    aspal, olie (minyak) dan gemuk.

    c) Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton

    yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.

    4) Air :

    Air yang dipakai untuk adukan harus bersih, dalam arti tidak

    mengandung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat

    mempengaruhi kekuatan beton khususnya garam.

    5) Bekisting :

    Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III,

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    20

    kecuali Direksil Pengawas menegaskan lain.

    2.11.4 Pelaksanaan

    a. Sebelum melaksanakan pengecoran untuk konstruksi beton,

    kontraktor terlebih dahulu meminta direksi/konsultan pengawas

    untuk memeriksa dimensi, pembesian dan bekisting balok/plat

    tersebut.

    b. Penyambungan pembesian pada balok/kolom lama harus

    mengikuti panjang penyaluran yang telah ditetapkan dalam

    peraturan PBI-1971. Besi lama untuk ikatan harus dibersihkan

    dari karat.

    c. Untuk merekatkan beton baru dengan beton lama, kontraktor

    menyiapkan bahan additive dalam hal ini adalah lem beton.

    Spesifikasi bahan additive tersebut harus memenuhi syarat yang

    telah ditetapkan dalam peraturan PB-1971.

    d. Proporsi :

    1) Adukan beton harus mencapai Kekuatan Tekan Beton minimal

    K-175 kecuali ditentukan lain untuk semua beton bertulang.

    2) Untuk mengontrol kekuatan/mutu yang dicapai pada

    pelaksanaan, Kontraktor harus mengambil contoh kubus untuk

    diadakan test laboratorium menurut syarat-syarat PBI 1971

    pasal 4.6 dan 4.7.

    e. Pengecoran Beton :

    1) Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari

    kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain. Alatalat pengaduk

    beton (beton molen) dan alat pembawa (kereta) juga harus

    bersih. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta harus

    diperiksa terlebih dahulu. Dimensi semua bagian beton tertera

    pada gambar bestek dan detail.

    Jika terdapat ketidakcocokan pada ukuran Kontraktor wajib

    untuk minta pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.

    2) Ukuran diameter besi beton harus sesuai dengan ketentuan

    dalam gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran,

    Kontraktor diwajibkan membiearakan terlebih dahulu dengan

    Direksi.

    3) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari

    1,50 cm dan segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan-

    lapisan beton dipadatkan dengan penggetar (internal concrete

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    21

    vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan

    konstan serta penggunaannya tidak boleh kena besi tulangan.

    4) Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton

    yang tidak tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang

    termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat.

    5) Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas

    pelaksanaan pengecoran beton dapat diberikan pada

    waktunya, Kontraktor diwajibkan menyampaikan

    pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam

    sebelumnya.

    6) Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan

    mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur pada PBI

    1971, dan sementara itu penyiraman beton harus selalu

    dilaksanakan.

    f. Penyambungan Beton

    Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton

    diputuskan sebelum selesai, sebelum melanjutkan pengecoran

    pada beton yang telah mengeras, permukaan yang akan

    disambung harus dikasarkan dan dibersihkan, dan

    penyambungannya menggunakan bonding agent yang disetujui

    Direksi/Pengawas.

    g. Pemeliharaan Beton:

    1) Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar

    selalu lembab dengan jalan menutup beton dengan karung

    basah atau menyiraminya dengan air secara rutin, sampai

    beton berumur satu minggu.

    2) Pada umur sampai dengan 48 jam, beton harus dijaga dari air

    hujan deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.

    2.11.5 Bahan Additive :

    Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium

    guna mendapatkan hasil yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas.

    Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.

    2.11.6 Bekesting

    a. Seluruh bahan bekisting menggunakan papan terentang (kayu klas

    III) dan balok 5/7 cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain,

    dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang menenuhi syarat

    pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.

    b. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    22

    mengecor tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai

    mengecor bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan

    dibersihkan dari kotoran.

    c. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan

    sedemikian rupa agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak

    mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun

    perubahan-perubahan bentuk, ukuran-ukuran, ketinggian-

    ketinggian serta posisi dari pada beton.

    d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat

    mencegah defleksi bahan-bahan bekesting. Bekesting serta

    sambungan-sambungan harus rapat, sehingga meneegah

    kebocoran-keboeoran adukan selama pengeeoran. Lubang-lubang

    permukaan sementara harus disediakan didalam bekesting untuk

    memudahkan pembersihan.

    e. Pembongkaran Bekesting :

    Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga

    dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur dan konstruksi

    yang dicetak dengan memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut

    :

    1) Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting setelah

    7 (tujuh) hari, dengan syarat bahwa betonnnya cukup keras dan

    tidak cacat karena pembongkaran tersebut.

    2) Bagian konstruksi beton yang disangga (horisontal) dengan

    perancah tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai

    kekuatan yang cukup (28 hari) untuk menyangga beratnya

    sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau beban-beban lain

    yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.

    2.11.7 Contoh-contoh

    Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus

    memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna

    mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.

    2.11.8 Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :

    Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah

    mengkoordinasikan pemasangan dan letak-letak instalasi listrik,

    plumbing dan lain-Iainnya.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    23

    2.12 PEKERJAAN BETON TAK BERTULANG

    2.12.1 Lingkup Pekerjaan :

    Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan

    dan semua pekerjaan beton tak bertulang dan campuran yang

    dipergunakan adalah 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, dan dilaksanakan untuk neut-

    neut kosen, neut-neut kolom kayu, lantai kerja, lantai cor beton, rabat

    beton dan lainnya yang ditentukan dalam gambar.

    2.12.2 Material:

    Lihat uraian bagian 3.11.3. 3).

    2.13 PEKERJAAN PLESTERAN

    2.13.1 Lingkup Pekerjaan :

    Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan

    persyaratan adukan sebagai berikut :

    a. Untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1 Pe : 5 Ps.

    b. Untuk semua plesteran dinding KM/WC, plesteran beton, kaki

    pondasi digunakan 1 Pe : 3 Ps.

    c. Untuk plesteran sudut tembok dan lantai ruang laboratorium

    mikrobiologi harus dilengkungkan sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

    2.13.2 Material:

    a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut

    atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan

    untuk digunakan.

    b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang

    membatu serta dalam kemasan standard pabrik dan terlindung.

    2.13.3 Pelaksanaan:

    a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, semua bidang yang akan

    diplester harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah

    dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm.

    b. Tebal plesteran dinding ditentukan dengan ketebalan minimal 1

    cm, dikerjakan dengan lurus dan rata, juka terdapat bidang-

    bidang dinding yang berombak/retak harus dibongkar dan

    diperbaiki.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    24

    2.14 PEKERJAAN ALUMINIUM

    2.14.1 Lingkup Pekerjaan :

    Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan Kusen

    kayu cempaka untuk KM/WC pintu pabrikan exelent dor / setara,

    entilasi aluminium, pekerjaan partisi yang tertera dalam gambar

    kerja.

    2.14.2 Material:

    a. Jenis :

    Rangka aluminium yang digunakan sesuai dengan ketentuan

    perundangan yang berlaku dan mendapat persetujuan direksi.

    b. Mutu :

    Aluminium yang digunakan adalah KW.1 atau Gred 1 Anodais

    warna hitam.

    Ukuran :

    Ukuran-ukuran aluminium yang dipergunakan harus sesuai

    dengan yang terdapat pada gambar detail.

    2.14.3 Pelaksanaan:

    a. Semua pekerjaan aluminium dikerjakan sesuai dengan instruksi

    Direksi/konsultan pengawas dan pada bagian-bagian pertemuan

    harus dikerjakan dengan rapi dan tidak berongga.

    b. Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik

    dan rapi, untuk profil panjang harus menggunakan mesin potong.

    .

    2.15 PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP

    2.15.1 Lingkup Pekerjaan :

    Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka atap, atap, dan bubungan,

    sebagimana dijelaskan dalam gambar dan dalam Rencana Anggaran Biaya

    (R.A.B).

    2.15.2 Material:

    Untuk bahan atap kuda-kuda dengan baja ringan / Taso C.75.75

    dengan jarak maximum 1,20 m, gording TR 32.45 kualitas baik.

    Untuk bahan penutup atap digunakan Sakura roof ukurannya sesuai

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    25

    standard yang ada dan merupakan produksi dalam negeri.

    Untuk penutup bubungan digunakan seng plat BJLS 20 dialas papan.

    2.15.3 Pelaksanaan :

    Pemasangan atap harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga atap yang

    terpasang tidak akan terbebani. Pemasangan atap harus rapi dan

    dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli dan berpengalaman.

    Apabila atap yang terpsang tidak rapi dan terjadi kebocoran,

    Direksi/Pengawas Teknik berhak menolak dan pemborong harus segera

    membongkar dan memperbaiki.

    2.16 PEKERJAAN PLAFOND

    2.16.1 Lingkup Pekerjaan :

    Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan

    pemasangan penggantung, rangka, dan penutup plafond pada

    tempat-tempat yang sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar.

    2.16.2 Material:

    a. Jenis :

    Material untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan

    kayu sesuai ketentuan dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan

    yang ditentukan dalam gambar.

    b. Mutu :

    Mutu kayu merah kuat digunakan memenuhi standar peraturan

    Kayu Indonesia yang telah ditetapkan.

    c. Ukuran :

    Untuk penutup plafond digunakan triplex tebal 5 mm buatan

    dalam negeri, tidak cacat dan diusahakan warna yang digunakan

    seragam.

    2.16.3 Pelaksanaan:

    a. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond

    dilaksanakan dengan modul rangka 60 x 120 atau sesuai

    ketentuan-ketentuan dalam gambar kerja.

    b. Rangka plafond harus rata, terutama pada bidang- bidang bawah

    yang akan ditutup dengan triplex 4 mm, dan diberi penggantung

    dalam jumlah yang cukup.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    26

    c. Rangka plafond sebelum ditutup dicek terlebih dahulu

    kekuatannya oleh direksi termasuk jarak gantungan, jumlah baut

    yang digunakan serta dimensi rangka plafond tersebut.

    d. Pada sudut pertemuan antara plafon dan dinding dipasang list dari

    kayu SP. 4 yang dicat dengan warna ditentukan kemudian.

    e. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli,

    lurus dan tidak lentur. Apabila terjadi platond terpasang ternyata

    tidak lurus dan lentur, Direksi berhak menolak dan Kontraktor

    harus segera membongkar dan memperbaiki kembali.

    .

    2.17 PEKERJAAN LANTAI

    2.17.1 Lingkup Pekerjaan :

    Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan/material, tenaga kerja dan

    pemasangan lantai dan dinding sesuai yang ditentukan dalam

    gambar.

    2.17.2 Material:

    a. Material yang digunakan adalah sebagai berikut :

    1) Lantai Keramik ukuran 40 x 40 cm pada semua lantai setara

    mulia.

    2) KM/WC menggunakan tegel keramik, dengan ketentuan

    sebagai berikut :

    Untuk lantai digunakan tegel 20 x 20 cm yang tidak licin,

    merk setara Mulia.

    Untuk dinding, digunakan tegel licin yang khusus untuk

    dinding uk. 20 x 25 setara Mulia.

    b. Tegel Keramik adalah yang mempunyai kualitas satu (KW.1)

    2.17.3 Pelaksanaan :

    a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, pasir timbunan harus benar-

    benar padat sehingga tidak terjadi penurunan/keretakan pada

    lantai.

    b. Pemasangan lantai/ubin harus rapi, dengan siar saling tegak lurus,

    serta mengikuti peil-peil yang ditentukan dalam gambar.

    c. Pada anak tangga dipasang List Step Nosing keramik ukuran 10 x

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    27

    40 cm. Kualitas kramik adalah anti noda (sebelum dipasang harus

    diuji).

    d. Semua pemasangan Tegel Dinding harus menggunakan campuran

    1 pc : 3 ps dengan perekat yang ditentukan oleh direksi

    e. Pemasangan tegel pada lantai dan dinding harus dikerjakan dengan

    rata dan datar serta dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli.

    Untuk pekerjaan pemasangan lantai KM/WC harus dibuat miring

    (1 %) kearah saluran pembuangan air (floor drain).

    f. Sebelum pemasangan Keramik KM/WC harus terlebih dahulu

    menggunakan Waterprofing untuk menjaga rembesan air ke

    dinding.

    g. Pemasangan tegel lantai dipasang diatas lantai kerja (beton tidak

    bertulang) dengan adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl setebal 7 cm.

    h. Khusus untuk dinding KM/WC dipasang setinggi 1,75 m dari

    lantai KM/WC (sesuai gambar).

    i. Pemasangan tegel plint lantai tegak lurus dan rata dengan dinding.

    2.18 PEKERJAAN KACA

    2.18.1 Lingkup Pekerjaan :

    Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja

    pemotongan dan pemasangan kaca bingkai, cermin maupun kaca mati

    seperti yang ditunjukan dalam gambar.

    2.18.2 Material:

    a. Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini adalah jenis kaca rayband

    dengan tebal 5 mm untuk semua jendela dan ventilasi kecuali

    jendela kaca mati kecuali jendela kaca mati antara ruangan

    menggunakan kaca bening 5 mm.

    b. Kaca yang digunakan adalah kaca buatan dalam negeri, tidak cacat

    dan tidak retak.

    2.18.3 Pelaksanaan:

    a. Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan

    mengikuti petunjuk-petunjuk yang ditentukan dalam gambar.

    b. Sebelum kaca dipasang, sponing kaca pada kosen atau bingkai

    pintu dan jendela harus diberi cat meni, selanjutnya diberi dempul

    yang cukup padat.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    28

    c. Saat pemasangan kaca ditekan agar rata sebelum diikat dengan les

    kaca untuk menghindari penggoyangan/pelonggaran.

    d. Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang terpasang dalam

    keadaan utuh dan tidak pecah/retak. Apabila berdasarkan

    pemeriksaan terdapat kaca yang retak, Kontraktor harus segera

    mengganti.

    e. Khusus pintu entrace utama, kaca yang digunakan adalah tebal 12

    mm, frame dan gagang pintu dibuat dari stainless steel.

    2.19 KUNCI DAN PENGGANTUNG

    2.19.1 Lingkup Pekerjaan :

    Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan

    pemasangan kunci serta alat-alat penggantung, seperti : engsel,

    kunci, handle dan sebagainya.

    2.192 Material:

    a. Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2

    (dua) slaag kualitas baik, setara Yale.

    b. Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah untuk daun

    pintu engsel kuningan 4"

    c. Grendel tanam lengkap untuk Pintu 2 daun, grendel biasa untuk

    pintu tunggal dan jendela. Semua Grendel buatan dalam negeri

    dengan kualitas baik.

    d. Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat penggantung harus

    diperlihatkan contohnya kepada Direksi/Pengawas.

    2.19.3 Pelaksanaan:

    a. Semua daun pintu rnenggunakan engsel kuningan 4" buatan

    dalam negeri masing-masing 3 (tiga) buah.

    b. Untuk pintu-pintu 2 (dua) daun harus dilengkapi dengan grendel

    tanam yang dipasang pada bagian atas dan bawah.

    c. Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel kuningan 3"

    buatan dalam negeri masing-masing 2 (dua) buah, haq angin

    2 (dua) buah dan untuk pengunci dipasang grendel 1 (satu) buah.

    d. Kunci-kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat

    diserahkan anak kunci harus diserahkan lengkap dengan

    cadangannya.

    e. Untuk utama digunakan engsel yang bisa membuka ke luar dan

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    29

    ke dalam (floor hing)

    2.20 PEKERJAAN CAT DAN POLITUR

    2.20.1 Lingkup Pekerjaan :

    Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan

    pengecatan partisi, tembok, plafond, list profil.

    2.20.2 Material:

    a. Jenis Cat tembok yang digunakan adalah merk

    metrolite/catylac/Nippon atau setara.

    b. Plamur yang digunakan adalah kualitas baik/bagus.

    2.20.3 Pelaksanaan :

    a. Pekerjaan Cat Tembok/Plafond :

    1) Permukaan dinding dan plafond sebelum dicat harus diplemur

    kemudian diamplas dengan kertas pasir sampai rata dan halus.

    2) Semua bidang tembok dan plafond dicat tembok minimal 3

    (tiga) kali sampai kelihatan rata dan cukup tebal.

    3) Warna cat tembok yang digunakan adalah warna putih (atau

    akan ditentukan kemudian oleh pihak user).

    4) Pada lantai ruang Laboratorium di cat dengan Epoxy. Sebelum

    pengecatan, semua permukaan tembok diampelas dan dilapisi

    dengan premiere. Kemudian di cat dengan Epoxy 3 kali.

    2.21 PEKERJAAN SANITAIR

    2.21.1 Kontraktor harus mengadakan dan memasang alat-alat yang

    dibutuhkan untuk kelancaran pekerjaan dilapangan.

    2.21.2 Untuk kelengkapan KM/WC seperti : closet jongkok CE.6 merek

    TOTO.

    Khusus untuk closet duduk dilengkapi dengan Shower.

    2.21.3 Penempatan floor drain disesuaikan dengan posisi ruangan dan

    kebutuhan, floor drain terbuat dari bahan Stainless Steel kualitas baik.

    2.21.4 Perletakan sanitair yang tertera pada gambar dan pemasangannya

    harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sehingga memberikan

    hasil yang sempurna.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    30

    2.22 PEKERJAAN SALURAN PEMBUANGAN

    2.22.1 Saluran Air Hujan :

    a. Saluran Air hujan dari atap diterima dan disalurkan melalui

    saluran air hujan disekeliling bangunan, yang dibuat dari

    pasangan batu bata seperti tertera dalam gambar.

    b. Saluran air hujan dibuat dengan kemiringan 2 % dan pada tiap

    jarak tertentu dibuat bak kontrol.

    c. Air buangan dari saluran air hujan, wastafel dan urinoir

    disalurkan ke saluran utama.

    2.23 PEKERJAAN INSTALASI AIR

    2.23.1 Lingkup Pekerjaan :

    Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :

    a. Sistem Pemipaan Air Bersih, dari jaringan air bersih keseluruh

    bangunan, yang terdiri dari : Pantry, KM/WC, Wastafel, kran-kran

    dalam ruangan dan sebagainya.

    b. Pengujian (test run) sistem plumbing air bersih secara keseluruhan

    untuk mengetahui sistem itu bekerja baik. benar dan aman.

    c. Pengadaan dan pemasangan Acesories perlengkapan-perlengkapan

    instalasi lainnya kuaalitas acesorisnya berkualitas dan dikerjakan

    dengan dengan baik dan benar.

    2.23.2 Bahan yang dipakai :

    a. Semua instalasi air bersih menggunakan pipa PVC Wavin atau

    setara kualitas AW 3/4 untuk jaringan diluar bangunan dan

    untuk instalasi dalam bangunan.

    b. Pipa PVC Wavin yang digunakan untuk air bersih harus

    menggunakan yang memenuhi Standar Industri Indonesia (SII).

    c. Semua kran yang terpasang harus menggunakan kran stainless

    stell yang berkepala kristal, penempatan dan ukurannya

    harus sesuai dengan gambar rencana/detail.

    2.23.3 Pemasangan :

    a. Pipa PVC Wavin penyambungannya dilakukan dengan sambungan

    (draad) berulir, dan pada bagian ulir jantannya dilapisi dengan seal

    tape.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    31

    b. Pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan baik dan tertutup,

    terkecuali apabila menggunakan water moer harus dipasang pada

    tempat yang mudah dicapai dan tidak tertutup oleh dinding

    maupun lantai.

    2.23.4 Pengujian :

    a. Semua instalasi pipa yang terpasang sebelum ditutup harus diuji

    terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kebocoran.

    b. Bila dalam pengujian ditemukan adanya kerusakan, kebocoran atau

    penyumbatan, Kontraktor harus segera mengganti/ memperbaiki

    kerusakan tersebut, kemudian dilakukan pengujian/pemeriksaan

    kembali.

    2.24 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

    2.24.1 Lingkup Pekerjaan :

    Termasuk dalam pekerjaan ini adalah

    a. Pengadaan Panel dan Pembagi, Lampu SL, Down Light, KabelKabel,

    Stop Kontak, Saklar, Fitting, Pipa Instalasi, Material Bantu,

    termasuk pemasangannya.

    b. Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur/Kontraktor beserta

    pembuatan gambar instalasi yang terpasang

    2.24.2 Bahan yang dipakai :

    a. Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYM yang

    memenuhi standard PLN (SPLN) serta berinitial LMK.

    b. Stop kontak, sacklar dan fitting serta peralatan listrik yang

    digunakan harus buatan dalam negeri yang telah memenuhi

    standard PLN, kemampuan minimal 10/16A.

    2.24.3 Pemasangan:

    a. Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan

    Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.

    b. Untuk menangani pekerjaan Inl harus ditunjuk Instalatur yang telah

    memiliki SPJT dan SBUJK Bidang E & M dari AKLI.

    c. Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan listrik

    yang terpasang di area proyek.

    d. Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan

    adalah jenis NYM diameter 2,5 mm

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    32

    e. Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan T Dos dan

    ditutup dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang

    aman.

    f. Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon

    ditutup dan pelesteran diding dikerjakan.

    g. Pada semua stop kontak dan SDP harus di beri arde dengan

    menggunakan kawat BC, dan khusus pentanahan harus dikerjakan

    sampai mendapatkan tahanan yang disyaratkan, serta diberi

    pelindung pipa Paralon ".

    h. Untuk pemasangan instalasi penangkal petir harus mengikuti standar

    PLN dan sesuai gambar.

    2.26 DOKUMENTASI

    Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan

    dimulai (0% ), tahap pelaksanaan hingga pengusulan terminj, penyerahan I

    (pertama) dan penyerahan II (kedua), foto dokumentasi harus selalu diambil pada

    posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan belakang)

    dan setiap tahapan bagian pekerjaan yang penting antara lain penulangan beton,

    pengecoran, pondasi dan lain-lain. Foto-foto tersebut dimasukan kedalam album

    dan diserahkan kepada Pemimpin Proyek (Direksi/Pengawas) sebanyak 3 (tiga)

    set.

    2.27 GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)

    2.27.1 Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor bekerja sama dengan

    Konsultan Pengawas membuat gambar terlaksana/as built drawing (jika

    terdapat perubahan pelaksanaan dari perencanaan) berdasarkan shop

    drawing dari seluruh sistem, struktur dan konstruksi, termasuk

    perletakan, denah maupun instalasi.

    2.27.2 Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh

    Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan

    kepada Pemberi Tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan.

    2.28 PENGAWASAN

    2.28.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan

    dilakukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Pengelola Tehnis.

    2.28.2 Setiap saat Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis harus dapat

    mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    33

    dan peralatan maupun tenaga kerja. Untuk itu Kontraktor harus

    mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan. Dan membuat ijin

    pemeriksaan pekerjaan dalam bentuk surat yang disampaikan kepada

    Direksi/Pengawas.

    2.28.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari

    pengamatan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis adalah menjadi

    tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus

    dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk

    keperluan/kepentingan pemeriksaan.

    2.29 PEKERJAAN AKHIR

    2.29.1 Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond,

    lantai dan sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan

    kotoran lainnya.

    2.29.2 Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan

    bangunan, kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas

    galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi

    harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    34

    P E N U T U P

    Dokumen Pelaksanaan

    Dokumen Kontrak yang dianggap mengikat dalam hubungan kerja ini adalah:

    Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan (RKS) beserta gambar-gambar.

    Penawaran-penawaran beserta semua lampiran-Iampirannya.

    Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan semua berita acara

    pelelangan.

    a. Pelaksana Pekerjaan/pemborong bertanggung jawab kepada pemberi tugas.

    b. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong tidak diperbolehkan mengalihkan seluruh

    hak dan kewajiban atas pekerjaan yang menjadi tugasnya kepada

    PihaklPemborong lain.

    c. Dalam melaksanakan pekerjaan pemborong harus tunduk pada peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.