SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

185
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSAN PENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA ( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA ) SPESIFIKASI TEKNIS BAB I. PERSYARATAN TEKNIS UMUM 1.1. LINGKUP PEKERJAAN 1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk pelaksanaan proyek di Kota Surabaya yang meliputi : I PEKERJAAN PENDAHULUAN 1 Persiapan dan Sewa Direksi Keet 2 Uitzet Dengan waterPass / Theodolit 3 Pasang rambu pengaman 4 Pembuatan Bouwplank 5 Test Hole 6 Pembuatan Pagar Sementara Seng Gelombang Tinggi 2m I I PEKERJAAN TANAH 1 Penggalian Tanah Untuk Konstruksi dengan alat berat 2 Bongkaran Pasangan Lama 3 Pengurugan Sirtu (Padat) 4 Pengurugan Pasir (Padat) 5 Penggalian Tanah Lumpur dengan alat berat 6 Pengangkutan Tanah Keluar proyek 7 Penggalian Perkerasan Jalan 8 Urugan Tanah Kembali I I I PEKERJAAN SALURAN 1 U - Ditch Precast uk,200.200.120 K.350 pabrikan (termasuk penurunan & pemasangannya) 2 Cover untuk U - Ditch 200.200.120 K.350 Tb. 20 Cm Pabrikasi (termasuk penurunan & pemasangannya) 3 Box Culvert (Top Bottom) 200.200.120 K.350 pabrikan (termasuk penurunan & pemasangannya) 4 Beton Bertulang (K.350); Pemakaian Besi Beton 170 Kg 5 Box Tangkapan Air + Pemasangan 6 Pelaluan Air + Pemasangan 7 Grill Tangkapan Air (Cover & Frame) Fabrikan 8 Grill Manhole (Cover & Frame) Fabrikan SPESIFIKASI TEKNIK 1

Transcript of SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

Page 1: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

SPESIFIKASI TEKNIS

BAB I. PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi

teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk pelaksanaan proyek di Kota Surabaya yang meliputi :

I PEKERJAAN PENDAHULUAN

1 Persiapan dan Sewa Direksi Keet

2 Uitzet Dengan waterPass / Theodolit

3 Pasang rambu pengaman

4 Pembuatan Bouwplank

5 Test Hole

6 Pembuatan Pagar Sementara Seng Gelombang Tinggi 2m

   

II PEKERJAAN TANAH

1 Penggalian Tanah Untuk Konstruksi dengan alat berat

2 Bongkaran Pasangan Lama

3 Pengurugan Sirtu (Padat)

4 Pengurugan Pasir (Padat)

5 Penggalian Tanah Lumpur dengan alat berat

6 Pengangkutan Tanah Keluar proyek

7 Penggalian Perkerasan Jalan

8 Urugan Tanah Kembali

   

III PEKERJAAN SALURAN

1 U - Ditch Precast uk,200.200.120 K.350 pabrikan (termasuk penurunan & pemasangannya)

2 Cover untuk  U - Ditch 200.200.120 K.350 Tb. 20 Cm Pabrikasi (termasuk penurunan & pemasangannya)

3 Box Culvert (Top Bottom) 200.200.120 K.350 pabrikan (termasuk penurunan & pemasangannya)

4 Beton Bertulang (K.350); Pemakaian Besi Beton  170 Kg 

5 Box Tangkapan Air + Pemasangan6 Pelaluan Air + Pemasangan7 Grill Tangkapan Air (Cover & Frame) Fabrikan8 Grill Manhole (Cover & Frame) Fabrikan9 Beton Bertulang  (K.225); Pemakaian Besi Beton  100 Kg U/ Sloof Dudukan Mainhole10 Pelat Wiremest m 8 - 150 1pc:2ps:2,5kr (K.225) Dgn Pemakaian Besi Beton Polos 84 Kg 11 Pekerjaan Beton K-350 12 Pekerjaan Beton rabat (1 Pc : 3Ps : 6Kr)13 Agregat Lapis Pondasi Atas (LPA) Klas A 14 Lapis Resap Ikat/Prime Coat15 Lapis Resap Ikat/Tack Coat16 Penghamparan ATB tb. 4 cm17 Penghamparan lapis Perm. Aspal Beton laston (AC) tb. 4 cm

SPESIFIKASI TEKNIK 1

Page 2: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

18 Sewa Sheet pile19 Pemasangan Stopper/Uskup (Merah) Tb. 8 cm 20 Pengadaan dan Pemasangan Kerb (20.30.40) K-40021 Pengadaan dan Pemasangan Kerb (20.30.20) K-400   

IV PEKERJAAN LAIN - LAIN1 Mobilisasi dan Demobilisasi2 Quality Control3 Pembersihan Lapangan / Lokasi4 Dewatering 5 Pembuatan Kisdam tinggi 2 m tebal 0,6 m6 Pemasangan Lubang Drainase Limbah Domestik7 Pemasangan Terucuk Bambu dia.8-12 cm (P.1,5m)8 Rekondisi, Termasuk Pembuatan Pondasi PJU 9 Penebangan Pohon10 Rekondisi Gapura dan Pos Jaga

1.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut, termasuk lingkup pekerjaan yang di tugaskan akan tetapi tidak terbatas pada hal- hal sebagai berikut:

a. Pengadaan tenaga kerjab. Pengadaan bahan/ materialc. Pengadaan peralatan & alat Bantu sesuai dengan kebutuhan

lingkup pekerjaan yang ditugaskan.d. Koordinasi dengan Pemborong/ Pekerja lain yang

berhubungan dengan pekerjaan pada bagaian pekerjaan yang ditugaskan.

e. Pembuatan as build drawing (gambar terlaksana)

1.1.3. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan persyaratan Teknis Pelaksanaan pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana dituangkan dalam satu atau lebih dari dokumen-dokumen berikut ini :

a. Gambar-gambar Pelelangan/ pelaksanaanb. Persyaratan teknis umum/ Pelaksanaan pekerjaan/ bahanc. Rincian volume pekerjaan /rincian penawarand. Dokumen-dokumen pelelanmgan /pelaksanaan yang lain

1.1.4. Dalam hal dimana ada bagian dari persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak dapat diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan ayat 01.3. diatas. Maka bagian dari persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.

1.2. REFERENSI 1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan

memenuhi persyaratan -persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standart Industri Indoesia (SII) dan peraturan-peraturan Nasional maupun peraturan – peraturan Nasional maupun peraturan – peraturan setempat lainnya

SPESIFIKASI TEKNIK 2

Page 3: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang brsangkutan antara lain :

NI-2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA

NI- (1983) PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (SKBI. 1.3.55.1987)

NI-3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA

NI-5 PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA

NI-8 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA

NI-10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

STANDART INDUSTRI INDONESIA (SII) ASTM,JIS dan lainnya yang dianggap berhubungan dengan

bagian-bagian pekerjaan ini.Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang disebut diatas,maupun standart-standart Nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku persyaratan-persyaratan Teknis dari Negara-negara asal bahan /pekerjaan yang bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.

1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam persyaratan teknis umum/ khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan dalam ayat 02.1. diatas, maka atas bagian pekerjaan tersebut Pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan –persyaratan berikut ini guna disepakati oleh Direksi untuk dipakai sebagi patokan persyaratn teknis :

a. Standart/ normal/ kode/ pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi/ Institusi/ Asosiasi Profesi/ Assosiasi Produsen/ Lembaga Pengujian atau badan badan lain yang berwenang/ berkepentingan atau badan-badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain,sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Direksi/ Pengawas.

b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari lembaga pengujian yang diakui secara Nasional/ Internasional.

1.2.3. Baru/ BekasKecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan dalam/ untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan bahan bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan/ dilarang digunakan.

1.2.4. Tanda PengenalDalam hal dimana pabrik/ Produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk bahan pabrik yang dihasilkannya, baik berupa cap/ merk dagang pengenal pabrik/ produsen ataupun sebagai pengenal

SPESIFIKASI TEKNIK 3

Page 4: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

kwalitas/ kelas/ kapasitas, maka semua bahan dari pabrik/ produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mengandung tanda pengenal tersebut

1.2.5. Merk Dagang dan Kesetarafan.a. Penyebutan sesuatu merk dagang pada suatu bahan/ produk

didalam persyaratan Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai persyaratn kesetarafan kualitas penampilan (Performance) dari bahan / produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan kata-kata “atau setaraf”.

b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan/ produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang setaraf dengan bahan/ produk yang memakai merk dagang yang disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu sebelumnya diperoleh persetuuan tertulis dari Direksi/ Pengawas.

c. Penggunaan bahan/ produk yang disetujui sebagai “setaraf” tidak dianggap sebagai perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan harga dengan produk yang disebutkan merk dagangnya akan diabaikan.

d. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan produksi dalam Negeri lebih diutamakan.

1.2.6. Penggantiana. Pemborong/ supplier bisa mengajukan usulan untuk

menggantikan sesuatu bahan/ produk dengan sesuatu bahan/ produk lain dengan penampilan yang setaraf dengan yang dipersyaratkan.

b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga yang ada dengan bahan/ produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena

kegagalan pemborong/ supplier untuk mendapatkan bahan/ produk seperti yang dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.

2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi/ Pengawas dan pemberi tugas sebagai masukan (input) baru yang mengangkut nilai-nilai tambah, maka perubahan pekerjaan mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan

1.2.7. Persetujuan bahana. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan, dianjurkan

dengan sangat agar sebelum sesuatu bahan/ produk akan dibeli /dipesan/diprodusir, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi/ Pengawas atau kesesuaian dari bahan/ produk tersebut pada Persyaratan teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh/ brosur dari bahan/ Produk yang bersangkutanm untuk diserahkan kepada Direksi/ Pengawas lapangan.

SPESIFIKASI TEKNIK 4

Page 5: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

b. Penolakan bahan dilapangan karena diabaikannya prosedur diatas sepenuhnya merupakan tanggung jawab Pemborong/ Supplier, yang mana tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.

c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/ brosur seperti tersebut diatas tidak melepaskan tanggung jawab Pemborong/ Supplier dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini untuk mengadakan bahan/ produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan diterima/ disetujuinya seluruh bahan/ produk tersebut dilapangan, sejauh dapat dibuktikan bahwa tidak seluruh bahan/ produk yang sesuai dengan contoh brosur yang telah disetujui.

1.2.8. ContohPada waktu memintakan persetujuan atau bahan/ produk kepada Direksi/ pengawas harus disertakan contoh dari bahan/produk tersebut dengan ketentuan sebagi berikut :a. Jumlah contoh ;

1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat sesuatu sertifikat pengujian yang dapat disetujui/diterima oleh Direksi/ Pengawas sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian kepada Direksi/ Pengawas harus diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan bahan produk sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada Badan/ lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Direksi/ Pengawas.

2. Untuk bahan / produk atau mana dapat ditunjukkan sertifikat pengujian yang dapat disetuji/diterimaoleh Direksi/ Pengawas, kepada direksi /Pengawas harus diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masing-masing disertai dengan salinan sertifikat pengujian yang bersangkutan.

b. Contoh yang disetujui ;1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi/Pengawas atau

contoh yang telah memperoleh persetujuan dari Direksi /Pengawas harus dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan disamping itu oleh Direksi/ Pengawas harus dipasangkan tanda pengenal persetujunnya pada 3 (tiga) buah contoh yang semuanya akan dipegang oleh Direksi / Pengawas.Bila dikehendaki, Pemborong/ Spplier dapat meminta sejumlah set tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan dan surat keterangan persetujuan untuk kepentingan dokumentasi sendiri.Dalam hal demikian jumlah contoh yang harus diserahkan kepada Direksi/ Pengawas harus ditambah seperlunya sesuai dengan kebutuhan tambahan tersebut.

2. Pada waktu Direksi/ Pengawas sudah tidak lagi membutuhkan contoh yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan produk bagi pekerjaan, Pemborong

SPESIFIKASI TEKNIK 5

Page 6: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

berhak meminta kembali contoh tersebut untuk dipasangkan pada pekerjaan.

c. Waktu Persetujuan contoh ;1. Adalah tanggung jawab dari pemborong / supplier untuk

mengajukan contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan atau contoh tersebut tidak menyebabkan keterlambatan pada jadwal pengadaaan bahan.

2. Untuk bahan / produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetarafan pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh ) hari kerja.

3. Dalam hal ini dimana persetujuan tersebut akan melibatkan keputusan tambahan diluar persyaratan teknis (seperti penentuan model, warna, dll), maka keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja.

4. Untuk bahan yang masih harus dibuktikan kesetarafannya sesuatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam waktu 21 (dua puluh satu ) hari kerja sejak dilengkapkannya pembuktian kesetarafan.

5. Untuk bahan / produk yang bersifat pengganti (substitusi), keputusan persetujuan akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya dengan lengkap seluruh bahan-bahan pertimbangan

6. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan ataupun produk lain yang karena sifat / jumlah / harga pengadannya tidak memungkinkan untuk diberikan contoh dalam bentuk bahan / produk jadi permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan brosur dari produk tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan :

i. Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh Pabrik / Produsen.

ii. Surat-surat seperlunya dari agen/ importir, sesuai kegunaan, surat jaminan suku cadang dan jasa purna penjualan (after sales service) dan lain-lain.

iii. Katalog untuk warna pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-lain.

iv. Sertifikat pengujian, penetapan kelas dan dokumen-dokumen lain sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.

7. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan diatas, keputusan atau contoh dari bahan / Produk yang diajukan belum diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis apaun dari Direksi/ Pengawas, maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang diajukan telah disetujui oleh Direksi/ Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIK 6

Page 7: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

1.2.9. Penyimpanan bahana. Persetujuan atau sesuatu bahan/ produk harus diartikan sebagi

perijinan untuk memasukkan bahan/ produk tersebut dengan tetap berada dalam kondisi layak untuk dipakai.Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan/ produk menjadi tidak layak lagi untuk dipakai dalam pekerjaan, Direksi/ Pengawas berhak untuk memerintahkan agar : 1. Bahan/ produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali

layak untuk dipakai.

2. Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan/ produk tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam untuk diganti yang memenuhi persyaratan.

b. Untuk bahan/ produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu penyimpanannya harus dikelompokkan menurut umur pemakaian tersebut yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan sebagai berikut :1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak

selama penggunaan ini2. Berukuran minimal 40 x 60 cm3. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah4. diletakkan ditempat yang mudah terlihat

c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus datur sedemikian rupa, sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk akan pula terlebih dulu dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan .

1.3. PELAKSANAAN1.3.1. Rencana Pelaksanaan

a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda tanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh kedua belah pihak, Pemborong harus menyerahkan Rencana Kerja Kepada Direksi/ Pengawas.

b. Sebuah Network Plan mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram mana dinyatakan pula urutan logis serta kaitan/ hubungan antara seluruh kegiatan-kegiatan tersebut.

c. Kegiatan-kegiatan pemborong untuk./selama masa pengadaan/ pembelian serta waktu pengiriman/ pengangkutan dari :

1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/ pembantu

2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan

d. kegiatan-kegiatan pemborong untuk/ selama waktu fabrikasi pemasangan dan pembangunan

e. Pembuatan-pembuatan gambar-gambar kerja

f. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja

SPESIFIKASI TEKNIK 7

Page 8: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

g. Harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut

h. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebuti. Direksi/ Pengawas akan memeriksa rencana kerja pemborong

dan memeberikan tanggapan atau saran itu dalam waktu 2 (dua ) minggu

j. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana kerja kalau Direksi / Pengawas meminta diadakannya perbaikan/ penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.

k. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum adanya suatu persetujuan dari Direksi/ Pengawas atau rencana kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi/ Pengawas telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja pemborong pada waktunya, maka kegagalan pemborong untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pemborong yang bersangkutan.

l. Membuat rambu-rambu lalu lintas sementara untuk pengamanan pekerjaan

m. Melakukan Survey, Pengukuran lapangan dan membuat gambar kerja (shop drawing)

n. Membuat dokumentasi foto pelaksana, rangkap 3 (tiga) mulai dari fisik pekerjaan 0%,50%,100%

1.3.2. Gambar Kerja (shop drawing)a. Untuk bagian – bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan

(Construction Drawings) belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Pemborong wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.

b. Format dari gambar kerja harus sesuia dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi/ Pengawas.

c. Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi/ Pengawas untuk mendapatkan prsetujuannya untuk mana gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangka 3 (tiga).

d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemesanan bahan atau pelaksanaan pekerjann dimulai.

1.3.3. Ijin PelaksanaanIjin pelaksanann paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan yang disetujui sebagi pegangan pemborong untuk melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIK 8

Page 9: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

1.3.4. Rencana Mingguan dan Bulanan a. Selambat-lambatnya pada setiap hari sabtu dalam masa

dimana pelaksanaan pekerjaan berlangsung, pemborong wajib untuk menyerahkan kepada Direksi/ Pengawas suatu rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam minggu berikutnya.

b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Pemborong wajib menyerahkan kepada Direksi/ Pengawas suatu rencana bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.

c. Kelalaian Pemborong untuk menyusun dan menyerahkan rencana mingguan maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Direksi/ Pengawas dalam pelaksanaan pekerjaan.

d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, pemborong diwajibkan untuk memberitahu Direksi/ Pengawas mengenai hal tersebut paling lambat 2 x 24 jam sebelumnya.

1.3.5. Kualitas pekerjaan Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk jenis pekerjaan bersangkutan.

1.3.6. Pengujian hasil pekerjaana. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua

pekerjaan akan diuji dengan cara dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan dalam pasal 1.2. dari persyaratan Terknis umum ini.

b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/ lembaga yang akan melakukan pengujian dipilih atau persetujuan Direksi/ Pengawas dari Lembaga /Badan penguji milik pemerintah atau yang diakui oleh pemerintah atau badan lain yang oleh Direksi/ Pengawas dianggap memiliki Objektivitas dan integritas yang meyakinkan.

c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban Pemborong.

d. Dalam hal dimana Pemborong tidak menyetujui hasil pengujian dari badan penguji yang ditunjuk oleh Direksi, Pemborong berhak mengadakan pengujian tambahan pada lembaga/ badan lain yang memenuhi persyaratan badan penguji seperti tersebut diatas untuk mana seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri oleh pemborong.

e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua badan tersebut memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilh untuk :1. Memilih badan/ Lembaga penguji ketiga atau kesepakatan

bersama

SPESIFIKASI TEKNIK 9

Page 10: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

2. Melakukan pengujian ulang pada badan/ Lembaga penguji pertama atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :- Pelaksanaan Pengujian ulang harus disaksikan oleh

Direksi/ Pengawas dan pemborong/ Supplier maupun wakil-wakilnya.

- Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat-alat penguji.

3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah pihak sepakat untuk menganggapnya demikian.

4. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian yang pertama, maka semua akibat langsung maupun yang tidak langsung dari adanya semua pengulangan pengujian menjadi tanggung jawab pemborong/ Supplier.

5. Apabila hasil pengujian ulang menunjukkan ketidak tepatan kesimpulan dari hasil pengujian yang pertama dan membenarkan dari kesimpulan yang kedua, maka :

- 2 (dua) dan 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan Pemborong/ Supplier akan diberlakukan sebagai pekerjaan tambah.

- Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan/ pengulangan pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada pekerjaan bersangkutan dan bagian-bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai dengan penundaan yang terjadi.

1.3.7. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaana. Sebelum menutup bagian pekerjaan dengan bagian pekerjaan

yang lain yang mana akan secara visual menghalangi Direksi/ Pengawas untuk memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, Pemborong melaporkan secara tertulis Kepada Direksi/Pengawas mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi/ Pengawas berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan pengerjaannya.

b. Kelalaian Pemborong untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan hak kepada Direksi/Pengawas untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran kembali bagian pekerjaan yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya akan ditanggung oleh pemborong.

c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan, oleh Direksi tidak mengambil langkah – langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksudkan, maka setelah lewat dari 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan, Pemborong berhak

SPESIFIKASI TEKNIK 10

Page 11: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

melanjutkan pekerjaan dan menganggap bahwa Direksi telah menyetuji bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.

d. Pemeriksaan dan persetujuan oleh Direksi/ Pengawas atau suatu pekerjaan tidak melepaskan Pemborong dari kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pemborong (SPP).

e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui, kepada Pemborong masih dapat diperintahkan untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian pekerjaan lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang tertutupi .

1.3.8. Kebersihan dan Keamanan.a. Pemborong bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja

senatiasa berada dalam keadaan rapi dan bersih.

b. Pemborong bertanggung jawab atas keamanan diarea kerja, termasuk apabila diperlukan tenaga, peralatan atau tanda-tanda khusus.

1.4. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN1.4.1. Dokumen terlaksana (As Build Documents)

a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Pemborong wajib menyusun Dokumen terlaksana yang terdiri dari:1. Gambar-gambar terlaksana2. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana

yang telah dilaksanakan.

b. Dikecualikan dari kewajiban diatas adalah Pemborong untuk pekerjaan :1. Pekerjaan persiapan2. Supply bahan,perlengkapan/peralatan kerja.

c. Dokumen terlaksana bisa disusun dari :1. Dokumen Pelaksanaan2. Gambar-gambar perubahan3. Perubahan persyaratan teknis4. Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa

cap sesuai petunjuk Direksi / Pengawas.

d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Pengawas.

e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak, utilitas dan pekerjaan-pekerjaan lain dengan sitem jaringan bersaluran banyak secara operasioanl membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif. Dokumen terlaksana ini harus dilengkapi dengan daftar pesawat / instalasi / peralatan / perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi dari masing-masing barang tersebut.

f. kecuali dengan ijin khusus dari Direksi/Pengawas dan Pemberi Tugas, Pemborong harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas. Pemborong tidak

SPESIFIKASI TEKNIK 11

Page 12: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

dibenarkan membuat / menyimpan salinan atau copy dari dokumen terlaksana tanpa ijin khusus tersebut.

1.4.2. PenyerahanPada waktu penyerahan pekerjaan, pemborong wajib menyerahkan kepada pemberi Tugasa. 2 (dua) set dokumen terlaksanab. Dokumen-dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran

cukai, surat fiscal, pajak, dan lain-lainc. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee/ Warranty

sesuai yang dipersyaratkand. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi pengawas

1.5. KEAMANAN / PENJAGAAN1.5.1. Untuk keamanan pemborong diwajibkan mengadakan penjagaan,

bukan saja terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan bangunan-bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-taman yang telah ada.

1.5.2. Pemborong berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada apabila bangunan yang telah ada terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka Pemborong berkewajiban untuk memperbaiki/ membetulkan sebagaimana mestinya.

1.5.3. Pemborong harus menyediakan penerangan yang cukup dilapangan, terutama pada waktu lembur, jika Pemborong menggunakan aliran listrik dari bangunan / komplek, diwajibkan bagi pemborong untuk memasang meter sendiri untuk menetapkan sewa listrik yang dipakai

1.5.4. Pemborong ahrus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang telah ada.

1.5.5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan untuk pembangunan pekerjaan sementata sesuai dengan ketentuan kontrak harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap ketenteraman penduduk yaitu jalan-jalan yang harus digunakan jalan perorangan atau umum, milik Pemberi tugas ataupun milik pihak lain, Pemborong harus membebaskan Pemberi tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut.

1.5.6. Pemborong harus bertanggungjawab atas kerusakan –kerusakan pada jalan raya atau jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkat bahan-bahan/ material guna keperluan proyek.

1.5.7. Apabila Pemborong memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau unit-unit alat berat lainnya dari bagian –bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau jembatan yang mengkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya Pemborong akan membuat perkuatan-perkuatan diatasnya, maka hal tersebut harus terlebih dahulu diberitahukan kepada pemberi tugas dan instansi

SPESIFIKASI TEKNIK 12

Page 13: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

yang berwenang. Biaya untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan Pemborong.

SPESIFIKASI TEKNIK 13

Page 14: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB II. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1.1. DIREKSI KEETa. Bangunan sementara

Sebelum pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara yang berukuran minimal 3.00 x 9.00 m2, banguan sementara ini harus dilengkapi dengan toilet / wc dan kamar mandi yang khusus dimanfaatkan oleh Direksi / Pengawas selain dilengkapi dengan bak air, closet, maka harus pula dilengkapi dengan septictank & sumur peresap.

b. Kelengkapan Direksi Keet.Sebagai kelengkapan direksi keet guna penyelesaian Administarsi dilapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai Pemborong harus terlebih dahulu melengkapi peralatan – peralatan antara lain:

- (satu) buah meja rapat (sederhana) ukuran1,20 x 4,80 m2

- (dua belas) buah kursi duduk ruang rapat- (satu)white board (1,20 x 2,40) dan peralatannya- (satu) rak / almari buku (sederhana)- (satu) set kelengkapan PPPK (P3K)selesai pelaksanaan proyek ini (serah terima ke II) semua peralatan/ kelengkapan tersebut pada ayat ini menjadi milik Kontraktor, dengan demikian pembiayaannya dianggap sebagai sewa.

2.1.2. KANTOR DAN GUDANG KONTRAKTORDalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor Kontraktor, barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan(Boukkeet), yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari pihak Direksi/Pengawas berkenaan dengan semua konstruksi atau penempatannya.semua Boukeet perlengkapan Pemborong dan sebagainya, pada waktu pekerjaan berakhir (serah termia kedua) harus di bongkar.

2.1.3. SARAN KERJAa. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi

semua pekerjaan yang dilakukan diluar lapangan sebelum pemindahan peralatan yang dimiliki serta jadwal kerja

b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja dilapangan

c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material dilapangan harus aman dari segala kerusakan hilang dan hal-hal yang mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan.

2.1.4. PENGATURAN JAM KERJA DAN PENGERAHAN TENAGA KERJA a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal

pengerahan tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya di konsultasikan terlebih dahulu dengan pengawas lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam kerja

SPESIFIKASI TEKNIK 14

Page 15: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perburuhan yang berlaku.

b. Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi dan fasilitas – fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum,toilet yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya seperti penyediaan perlengkapan PPPK yang cukup serta pencegahan penyakit menular.

c. Pemborong harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan dan harus mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan.

2.1.5. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN/ SARANA YANG ADA.a. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan/ konstruksi

/jaringan utilitas sekitarnya menjadi tanggung jawab Pemborong untuk memperbaikinya, bila kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan pekerjaan.

b. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus selalu menjaga kondisi jalan sekitarnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan -kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini.

c. Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan /menyerahkan kepada pihak yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda bersejarah.

2.1.6. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJAa. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan

membuat semua pompa ditapak proyek atau disuplai dari luar. Air bersih, bebas debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan perencana.

b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan pengawas Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.

c. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas adalah beban kontarktor

2.1.7. MENGADAKAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANKa. Pengukuran Tapak Kembali

1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan

SPESIFIKASI TEKNIK 15

Page 16: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.

2. Ketidakcocokan yang terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi/Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpas/ Theodolite yang ketepatannya dapat di pertanggung jawabkan.

4. Kontraktor menyediakan Theodolite/ waterpas beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pengawas/Direksi selama pelaksanaan proyek.

5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga Phytagoras hanya di-perkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi.

6. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

b. Pengukuran dan titk Peil (0,00)Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenan dengan letak/kedudukan bangunan terhadap titik patok/pedoman yang telah ditentukan siku bangunan maupun datar (waterpas) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat waterpas instrument/ Theodolite. Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan siku.Untuk mendapatkan titik peil harap disesuaikan dengan notasi-notasi yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out), dan apabila terjadi penyimpangan atau tidak sesuai antara kondisi lapangan dan gambar Lay Out, Pemborong harus melapor pada pengawas/Perencana.

c. Pemasangan Bowplank1. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta

kebenaran persiapan bouwplank/ pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan benchmark yang diberikan Konsultan Pengawas secara tertulis serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan., tenaga kerja yang diperlukan

2. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab pemborong serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibat, kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Direksi Pelaksanaan

SPESIFIKASI TEKNIK 16

Page 17: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

3. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh konsultan Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung jawab pemborong menjadi berkurang . pemborong wajib melindungi semua Benchmark, dan lain-lain atau seluruh referensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.

4. Bahan dan pelaksanaanTiang Bouwplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dipasang setiap jarak 2,00 m, sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 cm dari kayu meranti diketam halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang datar (waterpas).

2.1.8. PEMASANGAN RAMBU PENGAMAN Pengaturan Lalu Lintas

a. Lalu Lintas Proyek1. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor

diharuskan mematuhi dan mentaati ketentuan dan peraturan lalu lintas umum yang berlaku, sejauh pekerjaannya mempengaruhi kelancaran lalu lintas umum. Dalam hal ini Kontraktor diharuskan mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi setempat yang berwenang yaitu polisi lalu lintas dan Dinas Perhubungan Kota Surabaya.

2. Penggunaan jalan dan jembatan umum harus diatur sedemikian rupa agar gangguan lalu lintas dan kerusakan yang timbul sebagai akibatnya dijaga sekecil mungkin. Perbaikan kerusakan terhadap jalan, jembatan, gorong-gorong yang diakibatkan oleh lalu lintas proyek dibebankan pada Kontraktor dan harus disetujui Direksi.

b. Pengaturan Pengangkutan Alat-alat Berat dan Bahan Konstruksi1. Pengangkutan alat-alat berat ke dan dari lokasi proyek

harus diatur sedemikian rupa agar beban total dari kendaraan yang mengangkut alat-alat berat tersebut tidak melampaui kapasitas jalan/jembatan yang dilalui. Untuk itu alat-alat berat yang dimaksud harus diuraikan menjadi beberapa bagian untuk kemudian diangkut beberapa kali. Ketentuan yang sama juga berlaku untuk pengangkutan bahan-bahan konstruksi.

2. Apabila Direksi memandang perlu, maka Kontraktor diharuskan meminta pengawalan dari instansi yang berwenang.

c. Rambu-rambu SementaraKontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan rambu-rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi penting termasuk rintangan-rintangan di sekitar lokasi proyek. Penempatannya harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau instansi lain yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan

SPESIFIKASI TEKNIK 17

Page 18: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

kalimat pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap pengendara kendaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus diberi penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh Direksi, Kontraktor diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama pelaksanaan dipergunakan untuk pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi proyek.

d. Pengaturan Pemindahan Jaringan Pipa dan Kabel1. Yang termasuk dalam istilah pipa dan kabel adalah pipa

distribusi air bersih PDAM, pipa gas, kabel listrik, kabel telpon dan kabel TELKOM lainnya yang pemasangan jaringannya tertanam dan terletak di bawah permukaan tanah.

2. Semua pipa dan kabel yang termasuk dalam kategori (a) di atas dan yang sudah tidak berfungsi lagi serta jalurnya melintasi dan menghalangi aliran air dalam saluran harus disingkirkan atau dipotong sesuai petunjuk Direksi atas persetujuan Instansi yang bersangkutan.

3. Biaya penggantian dan perbaikan atas kerusakan terhadap pipa dan kabel yang masih berfungsi sebagai akibat dari kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya adalah menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.

4. Apabila dalam rangka pekerjaan penggalian saluran baru atau penggalian memperdalam dasar saluran lama ditemui lintasan pipa dan kabel yang masih berfungsi, maka Direksi dan Kontraktor menghubungi instansi yang mengelola jaringan tersebut untuk menentukan biaya pemindahan jalur pipa atau kabel yang dimaksud untuk dialihkan di bawah dasar saluran rencana.Direksi berhak menunjuk seorang ahli yang akan memberi pengarahan dan mengawasi semua pekerjaan instalasi dalam rangka pemindahan dan pengalihan jalur atau lintasan pipa dan kabel.

2.1.9. TEST HOLE 1. Kontraktor harus melakukan uji beton Box-Culvert dengan Test

Hole minimal sejumlah 4 titik.2. Laboratoium pengujian material harus independen.

2.1.10. PEMBUATAN PAGAR SEMENTARA SENG GELOMBANG TINGGI 2 M.

2.2. PEKERJAAN TANAH2.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah disini adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pematangan tanah, pengolahan

SPESIFIKASI TEKNIK 18

Page 19: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

tanah yang ada kaitannya dengan struktur bangunan antara lain pembersihan tanah, galian tanah, urugan tanah/perataan, ataupun pembuangan tanah.

2.2.2. PERSIAPAN PEKERJAAN TANAHa. Bagian ini meliputi pembersihan perataan lapangan,

pengecekan keadaan countur, pengukuran di daerah-daerah dimana pekerjaan pembangunan akan dilaksanakan seperti ditunjukkan pada gambar-gambar dan sesuai dengan yang ditunjukkan oleh pengawas.

b. Pemborong bertanggung jawab untuk1. Penelitian yang menyeluruh atas gambar-gamnbar dan

persyaratan – persyaratan kontrak ini dan kontrak lain yang berhubungan dengan proyek ini, disertai semua addendumnya

2. Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa kondisi lapangan, serta semua fasilitas yang ada.

3. Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan dengan pekerjaan ini dan mendapatkan ketentuan atas seluruh lingkup proyek seperti yang disyaratkan pada gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan dan sebagaimana yang disetuji oleh pengawas.

c. Pemborong bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang ditariknya dari informasi yang disampaikan kepadanya dan dari pemeriksaan informasi tentang pekerjaan tanah yang diperolehnya Pemborong diperbolehkan atas biaya sendiri melakukan sendiri pemeriksaan tambahan bilamana dianggapnya perlu untuk menentukan lebih lanjut kondisi dari lapangan guna pembangunan yang dipersyaratkan disini.

d. Sebelum memulai suatu pekerjaan galian/urugan, Pemborong harus yakin bahwa semua permukaan tanah yang ada maupun garis-garis transit yang tertera dalam gambar rencana adalah benar. Jika pemborong tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah, pemborong harus memberitahukan secara tertulis kepada pemberi tugas, jika tidak maka tuntutan mengenai ketidak samaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.

2.2.3. PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PEMOTONGAN TANAHa. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan ini selain dilaksanakan untuk pondasi bangunan gorong-gorong, gedung juga dilaksanakan untuk galian konstruksi lainnya yang berada dibawah permukaan tanah. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan penyangga/konstruksi penahan tanah dan pemompaan air apabila diperlukan

b. Pelaksanaan Pekerjaan Galian.1. Pekerjaan galian tanah baik kedalamannya ataupun

lebarnya dilaksanakan sesuai dengan penampang galian yang terlukis pada gambar rencana, pekerjaan lanjutan

SPESIFIKASI TEKNIK 19

Page 20: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

(tahapan pekerjaan pondasi, pilecap, atau konstruksi lain diatasnya) dapat dilaksanakn bila galian tersebut sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas

2. Pemborong harus menjaga sedemikain rupa agar lubang-lubang galian tersebut tidak digenangi air yang berasal dari hujan, dari parit, banjir, mata air, atau lain-lain sebab dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-lai, dan biaya untuk pekerjaan tersebut harus dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.

3. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur. Maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi terisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.

4. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus meneurs, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.

5. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galain agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.

6. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat di jamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.

7. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

8. Bagian-bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi syarat – syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak didalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 95 % kepadatan maksimum yang dibuktikan.

9. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang–barang berharga yang mungkin ditemui dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh Kontraktor atas

SPESIFIKASI TEKNIK 20

Page 21: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

10. tanggungannya sendiri. Bila suatu saat alat pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui dilapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Kontaraktor hartus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.

11. Bilamana sesuatu galian yang telah dilaksanakan dalamnya melebihi yang dikehendaki atau permukaan yang tertera dalam gambar untuk dasar yang kuat Pemborong harus mengisi galian yang terlalu dalam itu dengan bahan yang sama seperti yang ditentukan untuk pondasi dan bila galian tersebut dibawah pondasi harus diurug keseluranhannya dengan pasir urug tanpa ada penambahan biaya.

c. Pemotongan Tanah1. Daerah yang akan diadakan pemotongan permukaannya

dapat dilihat pada gambar rencana. Luasan daerah pemotongan maupun ketebalan pemotongan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak Direksi.

2. Tanah hasil pemotongan yang memenuhi syarat untuk urugan dapat dipergunakan sebagai bahan urugan pada daerah-daerah tertentu sebagaimana ditunjuk pada gambar rencana

3. Yang dimaksud pemotongan tanah disini adalah pemotongan tanah diluar ruas jalan atau pada bahu jalan /berm yang dianggap perlu untuk diratakan agar air hujan dapat mengalir dengan baik pemotongan disesuaikan dengan gambar rencana atau mengikuti petunjuk Direksi Teknik/Konsultan Pengawas.

2.2.4. PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PEMOTONGAN TANAHa. Lingkup pekerjaan.

Pekerjaan urugan ini dilaksanakan sebagai urugan bangunan maupun sebagai urugan lubang-lubang pondasi atau urugan pada sisi luar pasangan batu pada saluran tepi maupun saluran tengah.

b. Persiapan Pekerjaan UruganPengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau bagian pekerjaan lainnya yang akan ditutup/diurug atau tersembunyi oleh urugan baru sirtu diperiksa oleh Direksi/Pengawas.

c. Cara Pengurukan1. Khusus untuk urugan peninggian tanah asli sebelum

dilaksanakan pengurugan awal seluruh permukaan tanah asal pada daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari kotoran atau puing-puing dan harus dibuang keluar lokasi.

SPESIFIKASI TEKNIK 21

Page 22: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

2. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15-20 cm dipadatkan dengan mesin pemadat kompaktor yang diijinkan oleh Direksi Teknik.

3. Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasn Direksi Teknik, dan sebelum melaksanakan urugan Kontraktor harus minta persetujuan terlebih dahulu tentang Bahan urugan yang akan dipergunakan serta tidak diperkenankan melakukan pengurugan tanpa persetujuan Direksi Teknik maupun Konsultan Pengawas.

d. Bahan –bahan urugan1. untuk bahan urugan kembali pada lubang podasi atau pada

saluran dipakai urugan Sirtu/Tasirtu yang didatangkan dari luar lokasi pekerjaan

2. Sedang urugan untuk perkerasan jalan diatur tersendiri pada spesifikasi ini.

3. Bahan-bahan urugan harus tidak mengandung Lumpur dan bahan organic, kadar lumpur tidak boleh terlampau tinggi sehingga bahan urugan tersebut mudah untuk dipadatkan.

e. Pengerasan Kepadatan Tanah UruganPemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan kepadatan dari lapisan urugan yang dipadatkan, Kontraktor harus melaksanakn penelitian / melakukan pengujian kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dengan ketentuan sebagai berikut:1. Setiap lapisan harus diadakan pengetesan/ pengujian satu

(1) titik pengetesan untuk mewakili luasan 100 m2

2. Sebelum diadakan pengetesan pemadatan Kontraktor diwajibkan mengajukan permohonan pengetesan paling lambat 24 jam sebelum pengetesan dilaksanakan kepada Direksi Pengawas

3. Hasil pengetesan dianggap baik apabila dicapai dengan derajad kepadatan sesuai dengan ketentuan tersebut di atas yakni 90 % standart kompaksi per layer yang merupakan kepadatan maksimum hasil pengujian Laboratorium

4. Bila terjadi kepadatan tidak memenuhi maka Kontraktor harus memperbaikinya sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi /Konsultan Pengawas

5. Segala akibat /biaya yang timbul dalam pelaksanaan pengurugan dan pengujian menjadi tanggung jawab sepenuhnya kontraktor.

2.2.5. PEKERJAAN GALIAN LUMPUR DENGAN ALAT BERAT.2.2.5.1 Umum.

1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan lumpur atau material lain bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.

SPESIFIKASI TEKNIK 22

Page 23: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.

2.2.5.2 Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak MemuaskanPekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut : Material yang berlebihan harus dibuang dengan

menggali lebih lanjut Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau

lepas, harus diurug kembali dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

2.2.5.3 Pelaporan dan Pencatatan a. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi,

sebelum memulai pekerjaan, gambar perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal daripada tanah sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan untuk setiap seksi pekerjaan galian.

b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari seluruh struktur sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan seperti skor, turap, cofferdam, dan tembok penahan dan harus memperoleh persetujuan direksi sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan untuk dilindungi oleh struktur yang diusulkan tersebut.

c. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai, kontraktor harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material lain tidak boleh dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.

2.2.5.4 Prosedur Penggaliana. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian

dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton dan lain-lain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap material di bawah dan di luar batas galian.

b. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan, panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan

SPESIFIKASI TEKNIK 23

Page 24: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.

2.2.5.5 Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab

untuk menjamin keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian.

2. Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, kontraktor harus menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.

3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala, kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian.

4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada badan jalan atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat putih atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi.

2.2.6. URUGAN SIRTU ( PADAT ).1. Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Sirtu2. Mutu Bahan.

- Sirtu harus terbebas dari Lumpur, Oli, Air, bahan organic maupun an organic.

3. Prosedur Pelaksanaan- Pelaksanaan Urugan Sirtu Padat sepanjang Pasangan

Top-Bottom dan U-Ditch

2.2.7. PENGANGKUTAN TANAH KELUAR PROYEK.1. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang

telah ditentukan, dan apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat diletakan didaerah sekitar saluran.

2. Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.

3. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada tempat tersebut sampai 1 ( satu hari )

SPESIFIKASI TEKNIK 24

Page 25: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

4. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas penempatan sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih.

5. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalh Dump Truk dengan kapasitas muat 6 m3 atau bila kondisi jalan / area yang tidak memungkinkan bisa menggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas lapangan

6. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3 volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.

2.2.8. PEMBUANGAN MATERIAL GALIANSeluruh material Galian tanah di buang keluar proyek

2.3. PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA.a. Umum

i. Uraian1. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran seluruhnya atau

sebagian dan pembuangan struktur yang harus dibongkar untuk memungkinkan pembangunan, perluasan atau perbaikan struktur baru yang sejenis.

2. Struktur yang harus dibuang tersebut dapat meliputi jembatan yang ada, gorong – gorong, dinding kepala dan lantai bangunan, gedung – gedung dan dinding, perkerasan lama dan halangan lainnya yang menganggu terhadap pekerjaan baru atau dalam kondisi yang dapat dipakai dan perlu dibongkar. Pembuangan termasuk pembongkaran, penanganan, pengangkutan dari lapangan, dan pengamanan serta penyimpanan barang – barang reruntuhan yang dapat digunakan lagi.

ii. Kewajiban kontraktor mengenai pembongkaran 1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran

dalam batas waktu yang tersebut dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh direksi. Semua barang – barang yang diperoleh kembali dari pembongkaran tersebut menjadi hak resmi dari pemilik, kecuali secara khusus disebutkan dalam daftar penawaran, dan kontraktor akan membuang atau menyimpan barang tersebut yang sesuai dengan persyaratan – persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh direksi.

2. Bila perluasan, perpanjangan pemulihan kepada keadaan semula atau peningkatan lainnya untuk sebuah jembatan gelagar, dinding kepala atau komponen structural lainnya. Pembuangan hal tersebut akan dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan – kerusakan yang tidak perlu terhadap bagian – bagian struktur yang tersisa yang harus dipertahankan dalam kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian kontrktor

SPESIFIKASI TEKNIK 25

Page 26: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

terhadap struktur yang tersisa atau kurangnya pengawasan dari kontraktor, harus dibetulkan atas biaya kontraktor.

3. Kontraktor harus menyelenggarakan pengaturan yang diperlukan dengan pemilik lahan tersebut dan menanggung semua biaya – biaya untuk mendapatkan lokasi yang cocok bagi pembuangan barang – barang buangan dan untuk penyimpanan sementara barang – barang yang harus diselamatkan.

iii. Pengendalian lalu lintasJembatan – jembatan, gorong – gorong dan struktur lainnya yang digunakan oleh lalu lintas tidak boleh ditutup atau disingkirkan sampai pengaturan yang memuaskan telah dibuat untuk menampung lalu lintas dengan jalan pengalihan ( alternatif ) sementara atau pembagian jalan yang dapat disetujui oleh direksi.

b. Pelaksanaan pekerjaan i. Pembongkaran Struktur

1. Jembatan baja dan jembatan kayu yang harus dibongkar dan diselamatkan, harus dibongkar secara hati – hati dan semua bagian yang dapat dipakai ditandai untuk identifikasi.

2. Kecuali diperintahkan lain oleh direksi, bangunan bawah jembatan yang ada harus dibongkar sampai permukaan aliran alami, atau dibuang sejauh mungkin untuk menghilangkan gangguan atau halangan terhadap struktur jembatan baru.

3. Bangunan – bangunan yang ada atau dinding penahan yang harus dibongkar, harus dibongkar sampai paling sedikit 30 cm dibawah permukaan tanah, atau dibuang lebih jauh sebagaimana diperlukan untuk menghindari halangan – halangan atau gangguan terhadap struktur batu yangsedang dibangun.

ii. Operasi Peledakan Operasi peledakan yang diperlukan untuk pembongkaran struktur yang ada, harus dilaksanakan dengan sangat mematuhi kepada peraturan – peratuaran bahan peledak yang berlaku dan sebelum pekerjaan baru dimulai kecuali diperintahkan lain oleh direksi.

iii. Pembuangan barang – barang hasil pembongkaran.Semua barang – barang yang selesai dibongkar harus diperiksa oleh direksi dan kontraktor harus menyediakan tenaga dan pengangkutan yang diperlukan untuk pembuangan, menyimpannya sesuai dengan persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara tertlis oleh direksi.

c. Cara Pengukuran Pekerjaani. Volume berbagai struktur yang harus diukur untuk pembayaran di

pembongkaran struktur akan ditentukan sebagai berikut :1. Jembatan yang harus dibongkar penuh akan diukur atas

jumlah dalam persegi dari luas lantai.

SPESIFIKASI TEKNIK 26

Page 27: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

2. Lantai jembatan baja dan lantai jembatan kayu yang harus dibongkar dan diganti tidak boleh diukur secara terpisah, tetapi akan dimasukkan dalam item pembayaran penggantian lantai jembatan.

3. Jumlah bongkaran struktur menahan pasangan batu atau beton dari masing – masing jenis, harus diukur untuk pembayaran atas volume dalam meter kubik struktur tersebut sebagaimana yang diukur dan disetujui antara direksi dan kontraktor sebelum pembongkaran.

4. Volume bongkaran gedung penyimpanan atau gudang dari suatu jenis konstruksi, termasuk semuai lantai dan pondasi, dinding dan atap, akan diukur untuk pembayaran atas jumlah meter persegi total luas lantai dasar yang dikelilingi oleh dinding struktur utama.

ii. Bila tidak dibuat penyediaan dalam dokumen kontrak mengenai item pembayaran untuk suatu jenis pembongkaran yang khusus tidak boleh dibayar secara terpisah, tetapi akan dianggap telah dimasukkan didalam item pembayaran untuk pekerjaan pelaksanaan yang diperlukan.

2.4. FONDASI TIANGa. UMUM

Pekerjaan ini mencakup jenis-jenis tiang pancang berikut ini :(1) Tiang Kayu/Bambu, termasuk Cerucuk;

Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.

Persyaratan Bahan a) Kayu/Bambu

Kayu / Bambu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak lurus terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya semua kulit kayu harus dibuang.Tiang pancang kayu / bambu harus seluruhnya keras dan bebas dari kerusakan, mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga. Pengawetan harus sesuai dengan AASHTO M133-04.Cerucuk kayu / bambu harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam Gambar.

Persyaratan Kerjaa) Pengajuan Kesiapan Kerja

Sebelum memulai suatu pekerjaan pemancangan, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal sebagai berikut :(1) Program yang terinci untuk pekerjaan pemancangan;

(2) Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan atau penurunan tiang bersama dengan peralatan yang akan digunakan;

SPESIFIKASI TEKNIK 27

Page 28: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

(3) Perhitungan rancangan, termasuk rumus penumbukan, yang menunjukkan kapasitas tiang pancang bilamana penumbukan menggunakan peralatan yang diusulkan oleh Penyedia Jasa;

(4) Persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan untuk pengajuan tersebut di atas harus diperoleh terlebih dahulu sebelum memulai setiap pekerjaan pemancangan.

b. PELAKSANAANTiang Pancang Kayu / bambu. a) Umum

Semua tiang pancang kayu / bambu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.

b) Pengawetan (Tiang Pancang Kayu / bambu)Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133-04 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu / bambu dan beratnya kondisi pelayanan.Persetujuan dari Direksi Pekerjaan secara tertulis harus diperoleh sebelum pemancangan tiang pancang yang tidak diawetkan.

c) Pemasangan Trucuk Bambu Ø 8-12 - P.2,5 – 3 M.1. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan pasangan batu kali

pada jembatan. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung tanah yang ada pada dasar jembatan tersebut sehingga diharapkan daya dukungnya menjadi lebih besar dari keadaan sebelumnya.

2. Material yang digunakan adalah Bambu Bongkotan dengan diameter 8-12 cm .Panjang masing – masing bambu 1,5 meter

3. Terucuk Bambu dipasang arah pada masing – masing sisi dipasang 2 buah terucuk sejajar, terucuk bambu dipasang sejarak 40 cm arah melintang dan arah memanjang dengan jarak antar terucuk 50 cm . Untuk Pemancangannya adalah sebagai berikut :1. Alat pemancang dipakai Drop Hammer kapasitas 100 kg

yang dilengkapi dengan konstruksi kaki tiga dari pipa besi dan katrol dengan ketinggian jatuh 2 meter.

2. Trucuk bambu dipancangkan dalam keadaan baik, tidak cacat yang dapat mengurangi kekokohan pekerjaan.

3. Apabila pamancangan tidak bisa terbenam seluruhnya (belum sesuai dengan gambar rencana) maka drop hammer diganti dengan yang lebih berat sehingga kedalaman tiang trucuk dapat dipancangkan sesuai dengan gambar rencana.

SPESIFIKASI TEKNIK 28

Page 29: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

4. Apabila dari hasil pemancangan tersebut di atas menurut Direksi hasilnya meragukan misalnya tiang trucuk miring, pecah dan sebagainya maka Kontraktor harus mencabut tiang trucuk tersebut dan diharuskan melakukan pemancangan ulang.

5. Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut di atas adalah menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

d) Kepala Tiang Pancang Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif.Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu / bambu yang keras. Bilamana tiang pancang kayu / bambu lunak membentuk fondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan.Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan kedalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 150 mm dan harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan pada beton.

e) Sepatu Tiang Pancang Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Posisi sepatu harus benar-benar sentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.

f) Pemancangan Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.

SPESIFIKASI TEKNIK 29

Page 30: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Pemancangana) Umum

Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan.Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar fondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukkan dalam Gambar.Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel dan kepala tiang kayu / bambu harus dilindungi dengan cincin besi tempa atau besi non-magnetik sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Palu, topi baja, bantalan topi, katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu yang sama dan harus terletak dengan tepat satu di atas lainnya. Tiang pancang termasuk tiang pancang miring harus dipancang secara sentris dan diarahkan dan dijaga dalam posisi yang tepat. Semua pekerjaan pemancangan harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya, dan palu pancang tidak boleh diganti dan dipindahkan dari kepala tiang pancang tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau wakilnya.Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang tidak boleh lebih tinggi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan setelah pemancangan tiang pancang uji. Posisi tersebut dapat lebih tinggi jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan.Bilamana ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk menambah jumlah tiang pancang dalam kelompok tersebut sehingga beban yang dapat didukung setiap tiang pancang tidak melampaui kapasitas daya dukung yang aman, atau Direksi Pekerjaan dapat mengubah rancangan bangunan bawah jembatan bilamana dianggap perlu.(1) Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan

tanah yang harus ditembus pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang;

(2) Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi yang dalam terjadi pada setiap penumbukan;

(3) Bilamana tiang pancang diperkirakan sekonyong-konyongnya akan mendapat penolakan akibat batu atau tanah yang benar-benar tak dapat ditembus lainnya.

(4) Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan, penumbukan ulangan harus dilaksanakan dengan hati-hati, dan pemancangan yang terus menerus setelah tiang pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah, terutama jika digunakan palu berukuran sedang. Setiap perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dapat dianggap sebagai perubahan biasa dari

SPESIFIKASI TEKNIK 30

Page 31: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

sifat alamiah tanah harus dicatat dan penyebabnya harus dapat diketahui, bila memungkinkan, sebelum pemancangan dilanjutkan.

b) Penghantar Tiang Pancang (Leads) Penghantar tiang pancang harus dibuat sedemikian hingga dapat memberikan kebebasan bergerak untuk palu dan penghantar ini harus diperkaku dengan tali atau palang yang kaku agar dapat memegang tiang pancang selama pemancangan. Kecuali jika tiang pancang dipancang dalam air, penghantar tiang pancang, sebaiknya mempunyai panjang yang cukup sehingga penggunaan bantalan topi tiang pancang panjang tidak diperlukan. Penghantar tiang pancang miring sebaiknya digunakan untuk pemancangan tiang pancang miring.

c) Bantalan Topi Tiang Pancang Panjang (Followers) Pemancangan tiang pancang dengan bantalan topi tiang pancang panjang sedapat mungkin harus dihindari, dan hanya akan dilakukan dengan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.

d) Tiang Pancang Yang Naik Bilamana tiang pancang mungkin naik akibat naiknya dasar tanah, maka elevasi kepala tiang pancang harus diukur dalam interval waktu dimana tiang pancang yang berdekatan sedang dipancang. Tiang pancang yang naik sebagai akibat pemancangan tiang pancang yang berdekatan, harus dipancang kembali sampai kedalaman atau ketahanan semula, kecuali jika pengujian pemancangan kembali pada tiang pancang yang berdekatan menunjukkan bahwa pemancangan ulang ini tidak diperlukan.

e) Tiang Pancang Yang CacatProsedur pemancangan tidak mengijinkan tiang pancang mengalami tegangan yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan pengelupasan, pecahnya beton, pembelahan, pecahnya dan kerusakan kayu, atau deformasi baja. Memperbaiki tiang pancang dengan memaksa tiang pancang kembali ke posisi yang sebagaimana mestinya, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, adalah keterlaluan, dan tak akan diijinkan. Tiang pancang yang cacat harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa, sebagaimana disyaratkan dan sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.Bilamana pemancangan ulang untuk mengembalikan ke posisi semula tidak memungkinkan, tiang pancang harus dipancang sedekat mungkin dengan posisi semula, atau tiang pancang tambahan harus dipancang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

c. PENGENDALIAN MUTUJaminan MutuMutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil penyelesaian harus dipantau dan dikendalikan seperti yang ditetapkan dalam Standar Rujukan dari Spesifikasi ini.

SPESIFIKASI TEKNIK 31

Page 32: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Penerimaan BahanBahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/ memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan

Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuana) Bilamana toleransi yang diberikan telah dilampaui, maka

Penyedia Jasa harus menyelesaikan setiap langkah perbaikan yang dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan dengan biaya sendiri;

b) Setiap tiang pancang yang rusak akibat cacat dalam (internal) atau pemancangan tidak sebagaimana mestinya, dipancang keluar dari lokasi yang semestinya atau dipancang di bawah elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa;

c) Pekerjaan perbaikan, seperti yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan dikerjakan atas biaya Penyedia Jasa, akan mencakup, tetapi tidak perlu dibatasi berikut ini :

d) Penarikan kembali tiang pancang yang rusak dan penggantian dengan tiang pancang baru atau lebih panjang, sesuai dengan yang diperlukan;

e) Pemancangan tiang pancang kedua sepanjang sisi tiang pancang yang cacat atau pendek. Perpanjangan tiang pancang dengan cara penyambungan, seperti yang telah disyaratkan di bagian lain dari Seksi ini, untuk memungkinkan penempatan kepala tiang pancang yang sebagaimana mestinya dalam pur (pile cap).

d. PENGUKURAN DAN PEMBAYARANPengukurana) Cerucuk

Cerucuk harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter panjang untuk penyediaan dan pemancangan cerucuk memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b) Pengadaan Tiang Pancang Satuan pengukuran untuk pembayaran tiang pancang kayu harus diukur dalam meter panjang dari tiang pancang yang disediakan dalam berbagai panjang dari setiap ukuran dan jenisnya. Dalam segala hal, jenis dan panjang yang diukur adalah sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, disediakan sesuai dengan ketentuan bahan dari Spesifikasi ini dan disusun dalam kondisi baik di lapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Kuantitas dalam meter kubik atau kilogram yang akan dibayar, termasuk panjang tiang uji dan tiang tarik yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi tidak termasuk panjang yang disediakan menurut pendapat Penyedia Jasa.Tiang pancang yang disediakan oleh Penyedia Jasa, termasuk tiang uji tidak diijinkan untuk menggantikan tiang pancang yang

SPESIFIKASI TEKNIK 32

Page 33: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

telah diterima sebelumnya oleh Direksi Pekerjaan, yang ternyata kemudian hilang atau rusak sebelum penyelesaian Kontrak selama penumpukan atau penanganan atau pemancangan, dan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk disingkirkan dari tempat pekerjaan atau dibuang dengan cara lain.

c) Pemancangan Tiang Pancang Tiang pancang kayu, baja dan beton akan diukur untuk pemancangan sebagai jumlah meter panjang dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam struktur yang telah selesai. Panjang dari masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang pancang sampai sisi bawah pile cap untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya masuk ke dalam tanah, atau dari ujung tiang pancang sampai permukaan tanah untuk tiang pancang yang hanya sebagian panjangnya masuk ke dalam tanah.Pengukuran untuk tambahan biaya pemancangan yang dikerjakan di dalam air diukur dari muka tanah dasar air (danau,sungai, selat) sampai ke permukaan air normal rata-rata.

Dasar Pembayaran Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan, perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan, perawatan, atau peralatan lainnya yang diperlukan untuk penetrasi ke dalam lapisan keras, dan juga termasuk hilangnya selubung (casing), semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

SPESIFIKASI TEKNIK 33

Page 34: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB III. PEKERJAAN BETON3.1. U M U M.

1. Uraiana. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional)

antara semen, air, dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang diminta, diisyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat keras dan tahan lama (awet) yang memiliki karakteristis tertentu.

b. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.

c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.

d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara air (air entraining ) atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian didalam persyaratan kontrak khusus.

2. Peraturan (Code) BetonPerbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton kecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan Spesifikasi khusus yang tidak tersebut dalam PBI 1971

3. Kelas-kelas BetonKlasifikasi dan rujukan mutu harus seperti yang diberikan pada table 3.1.3.

4. ToleransiToleransi dimensiStruktur dengan panjang keseluruhan sampai dengan 6 meter + 5mmStruktur dengan panjang lebih dari 6 meter +15 mmPanjang balok, slab lantai, kolom dan dinding nolAntar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mmToleransi posisi (dari titik acuan ) + 10 mmAlinyemen vertikal untuk kolom-kolom dan dinding-dinding + 10 mmToleransi untuk selimut beton diatas baja tulangan sampai 5 cm atau lebih 0 dan 10 mmSelimut dari 5 cm sampai 10 cm 10 mm

5. Penyerahan-penyerahanSPESIFIKASI TEKNIK 34

Page 35: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan kecocokkan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyerahkan gambar –gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi Teknik paling lambat 24 jam sebelum pencampuran atau pengecoran beton.

6. Penyimpanan Bahan-bahan1. Agregat harus disampan secara terpisah sesuai dengan ukuran-

ukuran untuk mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan rapi mengikuti waktu penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat diatur dan penyimpanan semen beton kontruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang sudah mengeras, tidak diijinkan digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan kontruksi.

2. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus dijaga sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak, keadaan penyimpanan untuk bahan-bahan uyang harus dipakai dilapangan, harus memnuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal mengenai karakteristik bahan (NI-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan-bahan (PBI 1971, pasal 3,9 )

7. Kondisi CuacaPada umumnya, pencmpuran, pengangkatan dan pengecoran beton harus dilakukan pada cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yangdiperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan. Dan Direksi Teknik harus menentukan apakah pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca.Kontraktor tidak boleh menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang ditolak karena hujan.

8. Perbaikan –perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskanPekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai toleransi ( kelonggaran ), sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir permukaan, harus diperbaiki menurut perintah Direksi Teknik dan dapat meliputi :Perubahan prebandingan campuranPembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak memuaskan oleh Direksi Teknik.Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonnya ternyata tidak memuaskan.Dalam hal terjadinya perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik mengenai mutu pekerjaan beton Direksi Teknik akan meminta Kontraktor untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat membuat penilaian mutu yang benar.

3.2. BAHAN

SPESIFIKASI TEKNIK 35

Page 36: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

a. Semen1. Semen yang digunakan untuk pekerjaan Beton harus dipilih

berasal dari salah satu jenis P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi spesifikasi AASTHO M85Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khususTipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat

yang moderat (sedang)Tipe III : digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal

yang tinggi Tipe IV : Digunakan jika dipergunakan panas hidrasi yang

rendahTipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanaan (resistensi)

terhadap sulfat yang tinggi

2. Kecuali diijinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber teknik.

b. AirAir yang digunakan untuk bahan pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam,asam, alkali, gula atau bahan-bahan organic. Direksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO T 26)

c. Agregat i. Persyaratan umum

1. Agregat untuk pekerjaan harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam harus dicuci.

2. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel 3.1.1. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada table 3.1.2.

3. Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan (acuan)

4. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar s/d halus dengan hampir seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm

5. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organic, dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organic menggunakan pengujian chlorimetric AASTHO T21 setiap agregat yang gagal test warna, harus ditolak.

6. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton kontruksi

ii. Gradasi agregat

SPESIFIKASI TEKNIK 36

Page 37: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel 3.1.1. berikut ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak apabila Kontraktor dapat menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian ) bahwa dapat dihasilkan beton yang memenuhi persyaratn sifat-sifat campuran yang diuraikan.

Tabel 3.1.1. Persyaratan Gradasi AgregatUkuran Saringan Prosentase Lolos Berdasarkan Berat

Standart( mm )

Imperial( inches )

Agregat Halus

Pilihan Agregat Kasar

50 2 10037 1 ½ 95-100 10025 1 - 95-100 10019 ¾ 35-70 - 90-100 100

13 ½ - 25-60 -90-100

9,5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-704975 # 4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-152,36 # 8 - - 0-5 0-5 0-51,18 # 16 45-80 - - -0,3 # 50 10-30

0,15 # 100 2-10

iii. Syarat-Syarat Mutu AgregatAgregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini yang diberikan pada Tabel 3.1.2 dibawah

Tabel 3.1.2. Persyaratan Gradasi Agregat

UraianBatas Pengujian

Agregat Kasar

Agregat Halus

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) 40 % -

Kehilangan kesempurnaan sodum sulfat setelah 5 putaran

12 % 10 %

Prosentase gumpalan lempung dan partikel serpih 2 % 0,5 %

Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075 mm ( # 200 )

1% 3 %

d. Filler ( bahan pengisi ) SambunganBahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan – sambungan harus memenuhi persyaratan AASTHO M173 – jenis Elastis dituangkan panas.Bahan pengisi yang di bentuk sebelumnya untuk sambungan-sambungan memenuhi persyaratan AASTHO – 153 Filler Bentuk Karet Spons ( bunga karang) dan Filler Gabus sambungan Muai

3.3. PERENCANAAN CAMPURAN BETONa. Persyaratan Perencanaan Campuran ( Berdasarkan Berat )

SPESIFIKASI TEKNIK 37

Page 38: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Untuk semua pekerjaan beton kontruksi dan pekerjaan beton utama, perbandingan – perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan harus sesuai dengan batasan yang diberikan pada Tabel 3.1.1. gradasi dan ukuran maksimum agregat harus sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan pada Tabel 3.1.3

Tabel 3.1.3. Perbandingan (Proporsi) Desain Campuran Beton (Berdasarkan Berat )

Kelas BetonBerat Semen

Total (Kg/m3)

Ukuran Agregat Maks. Yang Disarankan

( mm )

Perbandingan Air Semen Optimum

Kelas AKelas

BPerbandingan

(Ratio)

Dgn Berat

Kg/m3K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150K 350 425 25.0 19.0 0.42 180K 275 400 25.0 19.0 0.42 170K 175 300 37.5 25.0 0.50 150K 125 250 50.0 25.0 0.52 130B/IO 225 50.0 37.5 0.60 135

K 225(didalam air)

400 37.525.0 atau 19.0

0.53 210

Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk k 400 harus ditentukan oleh persyaratan kekuatan yang diperlukan

b. Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume )Untuk pekerjaan beton kecil dan tergantung persetujuan Direksi Teknik secara tertulis. Bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau suatu kombinasi berat dan volume. Tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan i. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.

ii. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak ukuran yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas. Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan perata diatas.

iii. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume tambahan pasir yang mengembang karena kadar air

SPESIFIKASI TEKNIK 38

Page 39: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

a. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan volume dan untuk pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut dapat diambil untuk kadar air

Kondisi Pasir Kandungan AirPasir amat basahPasir basah sedangPasir lembab

100 – 130 Kg/m3

60 – 65 Kg/m3

30 – 35 Kg/m3

b. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan untuk menetukan besarnya pengembangan

iv. Air untuk Pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang sesuai

v. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut yang diberikan pada Tabel 3.1.4.

Tabel 3.1.4. Perbandingan Campuran Beton Untuk Pekerjaan-Pekerjaan Kecil ( Berdasarkan Volume )

CampuranNominal(DenganVolumeBahanKering)

Volume Untuk 200 Kg Beton

Kelas Pekerjaan

Semen40 Kg

Kantong

Pasir (M3 )Agregat Kasar( M 3)

Air (Liter)

Lembab

Kering

Lembab

Kering

1 : 2 : 3 5 0.34 0.28 0.42 54 100Gelegar,pelat lantai,kolom bertulang

1 : 2 : 4 5 0.34 0.28 0.57 82 109

Pelat lantai, beton bertulang,dan tanpa tulang

1 : 2,5 : 5 5 0.41 0.34 0.68 95 132

Beton massa, dinding penahan dan pekerjaan

1 : 3 : 6 5 0.51 0.85 0.85 114 154Umum Pondasi beton massa

c. Campuran percobaanKontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam Tabel 3.1.5.

d. Persyaratan Sifat-sifat campurani. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi

persyaratan kekuatan tekan dan slump (penurunan seperti

SPESIFIKASI TEKNIK 39

Page 40: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

ditetapkan dalam tabel 3.1.5. di bawah atau yang disetujui Direksi Teknik, bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini.

Tabel. 3.1.5 Persyaratan Sifat Campuran Beton

Kelas Beton

Kekuatan Tekan Minimum Kg/cm2

Slum YangDiijinkan ( mm )

Kubus 15 CmSilinder

15 Cm X 30 Cm Digetar

Tanpa Getar

7 Hari28

Hari7 Hari

28 Hari

K 400 40 – 60K 350 225 350 190 290 40 – 60K 275 175 275 145 230 40 – 60K 225 14 225 120 185 40 – 60K 175 110 175 90 145 40 – 60 50 - 80K 125 80 125 65 100 40 – 100K 225

(dalam Air )145 225 120 185 75 - 175

Catatan : untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji silinder persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 % dari kekuatan kubus

ii. Beton untuk pekerjaan –pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai dengan Tabel 3.1.5 harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slum minimum yang diberikan pada Tabel 3.1.6.

Tabel 3.1.6 Sifat-Sifat Campuran Beton Untuk Pekerjaan Kecil

Campuran Nominal

Kekuatan Tekan Minimum Kg/cm2

Slum YangDiijinkan

( mm ) ( Tanpa Getar)

Kubus 15 CmSilinder

15 Cm X 30 Cm7

Hari28

Hari7 Hari

28 Hari

1 : 2 : 3 175 260 145 215 -1 : 2 : 4 150 210 125 175 60 – 100

1 : 2,5 :5 90 125 75 100 40 – 1001 : 3 : 6 - - - - -

iii. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah standart dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang ditentukan Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil langkah-langkah demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik.

SPESIFIKASI TEKNIK 40

Page 41: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan pada tabel 3.1.5 dan 3.1.6 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus di perbaiki.Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.

e. Penyesuaian Campurani. Penyesuaian Kemudahan dikerjakan

1. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan –perbandingan yang ditetapkan menurut aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan asalkan kandungan semen yang ditunjukkan menurut calon aslinya tidak diganti atau perbandingan air semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai tidak dilampaui.

2. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik seperti dinyatakan dibawah.

ii. Penyesuaian kekuatan1. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah

ditentukan atau telah disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik

2. Tidak ada perubahan semen atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah tertulis Direk Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah diusulkan perbandingan-perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.

iii. Bahan Campuran Tambahan (additive)1. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut

perintah Direksi Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk meningkatkan mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta Volume bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik dan akan digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.

2. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji dalam campuran percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di lapangan.

3.4. PELAKSANAAN PEKERJAANa. Pencampuran Beton di lapangan

SPESIFIKASI TEKNIK 41

Page 42: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

i. Mencampur dengan pencampur ( mixer) betonBeton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan dengan mesin serta jenis yang disetujui mengenai syarat dan ukuran-ukuran menjamin suatu campuran yang merata/ homogen.

ii. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu sarana pengukuran untuk mengndalikan jumlah air dalam setiap takaran.

iii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin sampai kapasitas 0,4 m3. diatas ukuran ini jangka waktu pencampuran minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap penambahan 0,112 m3 campuran beton

iv. Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati diisi dengan agregat yang sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang pendek sebelum ditambah air.

v. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pengaduk harus dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.

b. Pencampuran dengan tangan Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan sebuah pencampur mesin (mixer) Direksi Teknik dapat menyetujui pecampuran beton secara manual sesuai dengan prosedur berikut ini :1. Pencampuran dengan tenaga harus dilakukan diatas satu

permukaan (alas) yang keras bersih dan kedap air.

2. Urutan pencampuran haruslah : Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang

diperlukan dengan alat takaran kotak dan tempatkan agregat halus diatas agregat kasar

Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen tersebut

Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali, sehinggga bahan-bahan tercampur menyeluruh.

Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi dengan ujung semprotan, campurkan terus dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan yang merata.

c. Penyiapan Lapangani. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan

dan semua penanganan yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik. Bahan –bahan harus telah diuji dan ditempatkan yang baik, serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk digunakan .

ii. Semua penunjangan, pondasi – pondasi dan galian –galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton dicor.

SPESIFIKASI TEKNIK 42

Page 43: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

iii. Semua acuan, penulangan dan saran-saran pelengkap lainnya harus ditempatkan secara benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah penggeseran.

d. Acuan / Cetakan Acuan /cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis dan letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan berikut:i. Acuan/ cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan

sambungan yang kedap pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan sebelah dalam dari acuan / cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan, dan harus disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum digunakan.

ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk permukaan bangunan yang tidak kelihatan (expose) tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata harus digunakan untuk permukaan yang kelihatan

iii. Ujung –ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 mm dipasang di sudut penampang.

iv. Penguatan acuan cetakan terdiri dari baut-baut, klerap atau sarana lain yang digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga di bongkar tanpa merusak permukaan beton jadi ( selesai )

v. untuk pengecoran beton pada penunjang dan pondasi acuan tanah dapat digunakan yang tegantung pada persetujuan Direksi Teknik & Beton akan didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapikan dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.

vi. Acuan untuk beton yang dicor dibawah air harus kedap air dan di jamin kekakuannya untuk mencegah suatu penggeseran.Catatan : Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah bagi jembatan-jembatan mengacu kepada “ Petunjuk Perencanaan Jembatan “

e. Mengangkut dan menempatkan Betoni. Pengangkutan beton campuran dari tempat penyampuran hingga

tempat pengecoran dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah segregasi dan kehilangan bahan-bahan (air, semen, atau agregat)

ii. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan kemiringan peluncur serta cara pelaksanaan.

SPESIFIKASI TEKNIK 43

Page 44: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

iii. Penuangan Beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan persiapan lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan telah diperiksa serta disetujui oleh Direksi Teknik, untuk keperluan ini Kontraktor harus memberitahu Direksi teknik paling lambat 24 jam sebelumnya.

iv. Beton harus dicampur dan dicor dalam posisi final didalam jangka waktu 60 menit atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana diminta Direksi Teknik berdasarkan jenis semen yang digunakan.

v. Beton harus dituangkan dalam satu cara hingga tidak terjadi segregasi agregat, dan tidak ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih besar dari 1,50 meter

vi. Pengecoran beton harus dilaksanakn sebagai satu pekerjaan yang menerus tanpa penghentian sampai akhir yang dipersiapkan sebelumnya.

vii. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk dinding-dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan Horisontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.

f. Pengecoran Beton dalam AirPengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditemukan atau diminta demikian untuk keperluan perencanaan cara yang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik dan persyaratan berikut harus diterapkan :i. Dalam semua hal Beton tersebut harus dibatasi dan tidak

diizinkan bercampur dengan air sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari : Pengecoran beton dengan pemompaan Pengecoran beton dengan alat tremic Pengecoran beton dengan alat bucket (ember ) yang

menuang dibawah.

ii. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan dan bilamana diminta demikian, Kontraktor harus melaksanakan satu uji coba menunjukkan (memperlihatkan) keefektifan peralatan tersebut.

iii. Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton tersebut tidak tercampuri dengan air karena kesalahan sambungan-sambungan atau kerusakan alat. Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab Kontraktor, yang akan mengambil tindakan pencegahan dan diminta untuk membongkar dan mengganti beton yang rusak tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

g. Sambungan kontruksi Lokasi sambungan –sambungan kontruksi bagi setiap struktur harus ditentukan sebelumnya, dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan persyaratan umum berikut ini harus diterapkan :

SPESIFIKASI TEKNIK 44

Page 45: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

1. Sambungan Kontruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan pada bagian – bagian structural kecuali ditentukan lain sebelumnya

2. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.

3. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang –batang tulangan harus ditempatkan memotong sambungan-sambungan untuk membentuk kontruksi yang monolit.

4. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya. Disediakan untuk sambungan kontruksi dalam dinding plat lantai dan antara kaki-kaki dan dinding-dinding

5. Sambungan kontruksi harus dibuat menembus dinding sayap

6. Dalam hal penundaan pekerasan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau kemacetan pemasokan beton, Kontarktor harus menyediakan tambahan tenaga dan bahan –bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan kontruksi tambahan menurut Perintah direksi Teknik.

h. Pemadatan Betoni. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar didalam yang

disetujui, apabila diperlukan dilengkapi dengan pemampatan adukan beton

ii. Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui dan akan terdiri dari pemadatan tumbuk (cerucuk) didalam campuran beton dengan tongkat pemadat bersama-bersama dengan permukaan yang menerus sisi luar cetakan.

iii. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi sampai waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memasukkan tanpa menyebabkan segregasi bahan-bahan.

iv. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar kedalam beton cor yang masih segar bebas penulangan. Alat penggetar harus dimasukkan ke dalam campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang & dan digetar selama 30 detik pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm (lihat PBI 71).

v. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang dicor setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton empat meter kubik.

i. Penyelesaian dan Perawatan Betoni. Pembongkaran Cetakan

1. Tidak ada acuan yang boleh di bongkar sebelum beton telah cukup kaku dan mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri ( mendukung ) sendiri. Harus diperoleh

SPESIFIKASI TEKNIK 45

Page 46: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

izin dari Direksi Teknik sebelum pembongkaran berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap keselamatan pekerjaan.

2. Jangka waktu minimum yang memperbolehkan antara pengecoran dan pembongkaran acuan diberikan pada Tabel 3.1.7.

Tabel 3.1.7 Waktu Untuk Membongkar Acuan

Lokasi Dalam Struktur Waktu Minimum Persyaratan Kekuatan

Pinggir dinding, kolom, balok, kereb

Dasar lantai (Slab)

Dukungan dibawah gelegar bawah, balok,rangka atau lengkungan

24 hari

12 – 14 hari

14 hari

Acuan yang didukung oleh penyokong atau perancah lain, 12 – 14 hari tidakBoleh dibongkar sampai beton tersebut telah meraih paling sedikit 60% kekuatan rencana

3. Untuk memudahkan penyelesaian acuan cetakan yang digunakan pada pekerjaan hias, tangga, parapet dan lain-lain dapat di bongkar setelah 12 jam

ii. Permukaan jadi (selesai)1. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus

diselesaikan segera setelah pembongkaran cetakan. Setelah sarana penunjang dari kayu atau dari logam dan lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar

2. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus hingga disetujui Direksi Teknik. Apabila ada rongga –rongga besar nampak keluar, beton harus disambungkan kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan air dan dilapisi dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan beton terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir harus dilapiskan kemudian sampai bentuk permukaan yang diperlukan.

iii. Perawatan Beton1. Dimulai segera setelah pengecoran beton harus dilindungi

terhadap hujan lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat menggeser beton tesebut.

2. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan menutup dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus direndam dengan air untuk jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.

3. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah

iv. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan BetonPada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28 hari, pada gambar rancangan telah dipenuhi selengkapnya. Penyimpangan terhadap gambar rancangan,

SPESIFIKASI TEKNIK 46

Page 47: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

spesifikasi –spesifikasi dan atau petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan atau kerusakan kepada pekerjaan –pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaruhi merupakan tanggung jawab kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.

3.5. PENGENDALIAN MUTUa. Pengujian-pengujian Laboratorium

Pengujian-pengujian laboratorium berikut ini harus merupakan rujukan dan pengujian-pengujian dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.

SPESIFIKASI TEKNIK 47

Page 48: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Tabel 3.1.8 Pengujian Laboratorium Untuk Beton

TestReferensi Test

TipeAASTHO Bina Marga

Analisa saringan agregat halus dan kasar

T 27 PB 0201 -76

Untuk memenuhi persyaratan gradasi menentukan ukuran dan distribusi partikel agregat kasar dan agregat halus

Kekeruhan organic dalam pasir untuk beton

T 21 PB 0207- 76

Menentukan kekeruhan organic dengan menggunakan larutan Sodium Hydroxida dan mengacu kepada penyelesaian (solusi) warna standart

Jumlah bahan-bahan yang lebih halus dari saringan 0,075 dalam agregat

T 11 PB 0208 – 76

Menentukan total volume bahan-bahan yang lebih halus dari 0,075 mm Catatan : Mungkin diperlukan penerapan prosedur bash dan prosedur kering di bawah T 27

Mutu air yang harus digunakan dalambeton gumpalan lempung dan partikel pecahan dalam agregat

T 26T 112

PB 0301 – 76-

Penetuan keasaman dan alkalinitas, total zat pada dan inorganicMenetukan dengan % gumpalan lempung dan partikel-partikel pecahan dasar agregat halus (setelah pengujian T11)

Kekerasan agregat oleh penggunaan sodium Sulfat dan Magnesium Sulfat

T 104 -Menentukan kekerasan agregat terhadap kerusuhan cuaca

Ketahan terhadap abrasi agregat kasr ukuran kecil dengan menggunakan mesin Los Angeles

T 96 PB 0206 – 76Tes abrsai untuk agregat kasr < 37,5 mm

Kekuatan tekan contoh uji beton Silinder

T 22 -

Pengujian kekuatan tekan contoh bahan beton pada 7 hari dan 28 hari memenuhi persyaratan spesifikasi 9 tabel referensi 6.4.3 (3) dan 6.4.3. (4)

b. Pengendalian Lapangan Pengujian –pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakn untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan pemulihannya harus dikerjakan oleh Kontraktor memenuhi perintah dan berdasarkan persetujuan oleh Direksi Teknik

SPESIFIKASI TEKNIK 48

Page 49: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Tabel 3.1.9 Persyaratan Pengendalian Lapangan

Test Pengendalian Prosedur

a. Mengecor dan merawat beton

b. Pembongkaran cetakan

c. Test untuk pengembangan agregat halus

d. Test slum untuk kekentalan dan kemudian dikerjakan, campuran Beton basahAASTHO – T119PC 0101 - 7

e. Test kekuatan betonAASTHO – T22

f. Test agregat halus halus gumpalan lempung dan pertikel-partikel percobaanAASTHO- T 112

Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan pekerjaan galian, cetakan, penulangan, dan untuk pemadatan penyelesaian, serta perawatan

Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan dan jadwal kerja Kontraktor, pemriksaan dan persetujuan untuk pembongkaran

Test-test pengendalian yang sederhana harus dilakukan jika diminta oleh Direksi Teknik untuk menentukan kandungan air dalam agregat sebelum pencampuran

Test penurunan (slump) untuk setiap takaran besar hasil, beton, dan seperd serta jika diminta oleh Direksi Teknik Satu test kekuatan tekan (dengan tiga contoh bahan uji) yang harus dilakukan untuk setiap, 60 m3 beton campuran yang di cor. Sebagai tambahan paling sedikit satu test untuk setiap bagian struktur yang terpisah. Dimana mutu beton menjadi perselisihan, contoh bahan uji inti harus, dipotong dan di uji seprti di perintahkan oleh Direksi Teknik

Test untuk dilakukan seperd dan jilm diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk memriksa mutu, agregat halus : atau pasir yang digunakan di lapangan.

3.6. CARA PENGUKUR PEKERJAANa. Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah

dalam meter kubik beton yang digunakan dan diterima didalam pekerjaan yang sesuai dengan ukuran – ukuran yang ditunjukkan pada gambar rencana beserta kelas-kelas beton atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa atau barang lain yang ditanam seperti penulangan penghentian air (water stop), lubang-lubang drainase dan pipa-pipa berdiameter 20 cm atau kurang.

b. Beton yang harus dicor dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran, seperti : Beton structural bertulang kelas K 175 : K 225 : K 275 : K 350 dan

K 400 ( kelas yang sebenarnya harus dicantumkan dalam daftar penawaran)

Beton tidak bertulang kelas K 125 dan BOc. Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk

galian atau pekerjaan persiapan lainnya bagi acuan cetakan

SPESIFIKASI TEKNIK 49

Page 50: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

perancah untuk balok-balok dan slab (lantai ) dengan panjang 5 meter atau kurang ( tidak termasuk kontruksi jembatan ) pemompaan, penyelesaian perawatan, penyediaan lubang lepas dan kembali terhadap struktur beton yang baru saja selesai. Semua pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan penyelesaian untuk penawaran untuk pekerjaan beton.

d. Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran lain bagi pekerjaan cetakan yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan beton yang sesuai dengan item, pembayaran bersangkutan dan dimasukkan untuk pembayaran bersangkutan dan dimasukkan dalam “spesifikasi umum”.

e. Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang digunakan dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran dibawah bab ini tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran terpisah yang disediakan ditempat lain dalam spesifikasi ini.

f. Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah diperintahkan sesuai dengan spesifikasi ini tidak ada pembayaran tambahan yang dibuat

g. Untuk pekerjaan extra (tambahan) atau volume yang diperlukan bagi perbaikan –perbaikan tersebut.

3.7. BAJA TULANGAN UNTUK BETONa. Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan batang baja tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik

b. Toleransi i. Fabrikasi

Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul-betul sesuai dengan persyaratan FBI 1971 ( NI – 2)

ii. Kelonggaran penempatan1. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari

diameter batang atau ukuran maksimum, agregat kasar ditambah 1 cm dengan minimum 3,0 cm dipilih mana yang lebih besar.

2. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan lapis atas diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas / jarak vertical minimum 2,5 cm

iii. Selimut beton (terhadap tulangan)1. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikan sehingga,

selimut beton minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 3.2.1 untuk bebrapa macam kondisi yang didapat :

Tabel 3.2.1 Selimut Beton Sampai PenulanganSPESIFIKASI TEKNIK 50

Page 51: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Ukuran batang tulangan yang harus ditutup

Permukaan beton yang

dapat dilihat

Permukaan beton tidak

terbuka

Permukaan beton terbuka

dibawah air permukaan air

Batang dia 22 mm dan lebih kecil batang diatas dia 22

3,5 cm4,5 cm

4,0 cm5,0 cm

5,0 cm6,0 cm

Ukuran toleransi penutup tulangan harus 5 mm

2. Untuk beton bertulang dibawah muka air yang tidak dapat dijangkau (dilihat) atau beton yang akan digunakan untuk persyaratan kotoran atau cairan yang membuat karat, penutup minimum harus ditambahkan menjadi 7,5 cm

c. Penyerahan-penyerahani. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor

harus menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram pembengkokan dan daftar batang untuk penulangan yang diisyaratkan. Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk kontrak atau seperti petunjuk Direksi Teknik

ii. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan mutu barang –barang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan mutu batang atau dengan baja yang dilas diigunakan dalam pekerjaan.

d. Penyimpanan dan penanganani. Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan

pekerjaan diikat dan masing-masing ditandai yang sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan ukuran batang panjang, ukuran dan informasi lainnya yang diperlukan untuk identifikasi yang baik

ii. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan cara yang baik untuk mencegah distorsi (tebengkokkan), karat, atau kerusakan yang lain.

e. Perbaikan kualitas baja atau penanganan yang tidak memuaskani. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan

ketepatan daftar batang dan diagram pembengkokan dan untuk meyakinkan bahwa daftar urutan dipakai secara benar. Baja tulangan yang disediakan yang tidak sesuai dengan persyaratan sebenarnya atau spesifikasi, harus ditolak dan diganti atas biaya kontraktor.

ii. Baja tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan didalam pekerjaan.a. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi

toleransi fabrikasi yang diuraikan dalam PBI 1971 (NI–2)

b. Baja tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau daftar barang kecuali dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik

c. Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak Direks Teknik

SPESIFIKASI TEKNIK 51

Page 52: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

iii. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan pengadaan batang –batang lurus untuk pembuatan dan penggandaan baja tulangan yang ditolak oleh Direksi Teknik atau sebaliknya ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam kesalahan fabrikasi batang harus tidak dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali tanpa persetujuan Direksi Teknik atau dilakukan dengan lain cara yang merusak atau melemahkan baja. Pembengkokan ulang barang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak boleh digunakan batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali tempat yang sama

f. Bahan-bahani. Batang baja penulangan

1. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2 ). Kecuali dinyatakn lain mutu baja yang digunakan untuk beton bertulang harus mutu U24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2

2. Catatan : untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan secara khusus dalam Daftar Penawaran

3. Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan mutu. Jika mutu baja diragukan, Direksi Teknik dapat meminta baja tersebut untuk diuji.

4. Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, Lumpur, minyak, gemuk, atau karat

ii. Penulangan anyaman baja Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja dilas pabrik sesuai dengan AASTHO M 55 dan harus diadakan dalam lembar rata atau gulungan seperti yang disyaratkan oleh Direksi Teknik.

iii. Penopang (ganial ) yang digunakan untuk menahan penulangan di tempatnya harus terbuat dari batang kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pencetak ( 3x 3 cm ) dibuat dari ukuran semen ( 1:2 ). Tidak ada jenis lain penopang akan diizinkan kecuali seizing Direksi Teknik

iv. Kawat pengikat penulangan Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamana batang tulangan baja harus kawat baja sesuai dengan PBI 1971 (NI-2 ) dan disetujui Direksi Teknik.

g. Pelaksanann Pekerjaani. Fabrikasi baja tulangan

Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang diperlukan dibengkokkan secara hati-hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta, batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan 2 kali. Pemanasan batang tulangan harus dilarang, kecuali apabila disetujui ole Direksi Teknik, dimana harus sampai pada pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan

SPESIFIKASI TEKNIK 52

Page 53: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

kemungkinan yang paling rendah. Apabila jari-jari pembengkokkan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan didalam gambar rencana, ia harus paling sedikit 5 kali diameter batang yang bersangkutan ( untuk U 24 ) atau 6,5 kali diameter batang yang bersangkutan ( untuk mutu yang lebih tinggi ). Kait begel harus dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971(NI-2)

ii. Penempatan dan pengikatan b. penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan,

untuk menjamin kondisi pengikatan yang baik

c. Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan ganbar dan petunjuk Direksi Teknik dan didalam batas toleransi yang diuraikan pada bab 3.3.1.b. dalam keadaan apapun, penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan / cetakan

d. batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk menghindari perpindahan tempat selama penuangan dan penempatan beton. Pengelasan batang bersilang atau begel kepada baja tegangan utama tidak diizinkan.

e. penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI dan diraikan lebih lanjut di bawah ini:1. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang

sepenuhnya seperti dinyatakan dalam gambar penyambungan batang baja. Kecuali apabila ditunjukkan lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik.

2. Apabila sambungan betindih (lapped slice ) disetujui panjang tindihan harus 40 kali diameter dan batang – batang harus dilengkapi dengan kait.

3. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik

iii. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton

iv. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang, sepanjang yang dapat dilaksanakan, dengan penyambungan panjang bertindih selebar satu anyaman penuh. Anyaman harus dipotong untuk memasang siku-siku dan bukaan-bukaan dan harus diberikan pada sambungan – sambungan antara slab (lantai)

h. Cara pengukuran pekerjaan i. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan

ditentukan sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik. Jumlah kilogram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan total panjang yang sebenarnya dalam meter batang terpasang dikalikan berat satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang. jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan total panjang yang sebenarnya dalam meter

SPESIFIKASI TEKNIK 53

Page 54: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

persegi dikalikan dengan satuan berat yang disetujui dalam kilogaram tiap meter persegi anyaman baja. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat normal yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.

ii. Kawat ikat jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk penempatan dan pemasangan baja penulangan ditempat tidak boleh dimasukkan dalam berat yang harus dibayar.

iii. Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau pada suatu konstruksi lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi pembayaran, tidak boleh diukur untuk pembayaran didalam bab ini .

SPESIFIKASI TEKNIK 54

Page 55: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB IV. PEKERJAAN PASANGAN4.1. PENJELASAN UMUM

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan masing-masing pekerjaan sehingga mendapatkan hasil yang baik dan sempurna.

b. Penggunaan masing – masing jenis pasangan dapat dilihat pada gambar rencana ataupun petunjuk/ perintah direksi/ pengawas lapangan.

c. engendalian pekerjaan :Persyaratan – persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :- PUBI - 1982- NI – 3 - 1970- NI – 10 - 1973- SII – 0021 - 1978

4.2. SIAR (ADONAN) SEMEN.a. Umum

i. UraianPekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk digunakan dalam pasangan batu pekerjaan-pekerjaan drainase, pekerjaan beton dan struktur lainnya yang diperlukan dalam spesifikasi ini

ii. Syarat –syarat pemakaian Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi batasan cuaca dan penjadwalan pekerjaan yang tepat terhadap bagian-bagian yang pokok dari spesifikasi ini.

iii. Contoh Bahan1. Dua contoh agregat yang digunakan dalam adonan semen

harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan selama paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai bersama – sama dengan rincian sumber hasil data uji yang sesuai dengan persyaratan untuk gradasi dan syarat – syarat mutu yang diberikan dalam Spesifikasi ini atau seperti yang ditunjukkan lebih lanjut oleh Direksi Teknik.

2. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau kualitas agregat dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai dengan penyerahan contoh – contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan persetujuan lebih lanjut seperti diatas.

b. Bahan – bahan dan campurani. Bahan – bahan

1. SemenSemen yang digunakan untuk adonan campuran semen persyaratan AASHTO M85 Type I. Semen Portland biasa dinyatakan lain dalam daftar penawaran atau diperintahkan di lapangan oleh Direksi teknik.

2. Agregat halus untuk adonan

SPESIFIKASI TEKNIK 55

Page 56: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum digunakan), bagian halus dari batu atau kerikil pecah dan harus mematuhi batas – batas gradasi pada tabel 3.3.1. berikut

Tabel 3.3.1. Persyaratan Gradasi Agregat Halus.

Ukuran saringanPersentase Lolos Atas Berat Ukuran Maksimum Nominal

Catatan

9,5 mm 1,75 mm

9,504,752,361,180,300,15

0,075

10095 – 100

–45 – 8010 – 302 – 10

–100

95 – 100––

Maksimum 25Maksimum 10

Gradasi yang lebih kasar akan digunakan untuk adonan pengisi rongga yang besar dan untuk sambungan lebih tebal dari 13 mm

ii. Syarat – syarat kualitas untuk agregat halus diberikan pada tabel 7.3.2. Direksi akan menerapkan syarat – syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis khusus dan lokasi pekerjaan.

Tabel 3.3.2. Syarat – Syarat Kualitas Agregat HalusUraian Test

AASHTOBatas Test

Kekeruhan organis dalam pasir (Test Sodium Hidrixide ) T 21

Melewati harga standar warna ( kuning gading )

Kekerasan agregat (Test Sidium Sulphate)

T104Kehilangan tidak lebih dari 10% atas berat

Persen gumpalan lempung dan partikel serpih

T112 Maksimum 1% atas berat

c. Kapur Hidrasii. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang

disetujui dan mematuhi persyaratan standar konstruksi PBI N. 1-7 ( syarat –syarat untuk kapur bahan bangunan ).

ii. Bila diminta demikian oleh direksi teknik, sebuah tes kekuatan kapur hidrasi dengan pasir (1 : 3) akan memberikan kekuatan hancur 15 kg/cm2 sesudah 7 hari.

d. Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen harus bersih dan bebas dari benda – benda kotoran – kotoran lain yang membahayakan campuran.

e. CampuranAdonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi persyaratan berikut :i. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau

perbaikan cacat – cacat dalam pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa – pipa beton, sebagaimana diperlukan dibawah bagian yang relevan dari spesifikasi ini terdiri dari semen dan agregat halus dicampur dalam perbandingan satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus atas volume. Sejumlah

SPESIFIKASI TEKNIK 56

Page 57: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

air yang cukup harus ditambahkan untuk memungkinkan penanganan campuran tersebut dengan satu rasio maksimum air semen sekitar 0.65 dan adonan tersebut akan melebihi kekuatan desak yang memenuhi persyaratan beton.

ii. Adonan yang digunakan untuk penanaman (pemasangan) dan menyambung pasangan batu akan terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat halus, untuk mana kapur hidrasi dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10% volume semen. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk membedakan campuran yang dapat ditangani dan bila diuji adonan tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari 50 kg/cm2 pada 28 hari.

f. Pencampuran dan Pengecoran

g. Pencampuran1. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam

mixer (pencampuran) beton atau dengan tangan diatas dasar yang cocok sampai dihasilkan satu campuran yang warnanya merata. Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu campuran baik dan pencampuran berlanjut selama 5 – 10 menit sampai didapatkan kekentalan yang diminta.

2. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan tambahan dapat diberikan (dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran) bila diminta demikian untuk mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani. Akan tetapi adonan yang tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah pencampuran harus dibuang.

h. Penempatan (Pemasangan)1. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap

bahan lepas, atau benda – benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air sebelum adonan tersebut dipasang.

2. Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai), adonan tersebut harus dipasang pada permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang menyediakan satu lapisan pelindung permukaan setebal 1.5 cm dan harus dikulir sampai satu permukaaan yang halus dan rata.

i. Pengendalian mutu1. Test Laboratorium

Tes laboratorium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan petunjuk direksi teknik untuk menentukan gradasi dan kondisi mutu sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi ini.

2. Pengendalian LapanganDireksi teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan suatu tes pelaksanaan di lapangan yang dipandang untuk menjamin dipatuhinya spesifikasi ini.

4.3. PASANGAN BATU KALI BELAH.

SPESIFIKASI TEKNIK 57

Page 58: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

a. Umumi. Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur (bangunan) menggunakan batu muka pilihan yang disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai bangunan penyangga untuk menahan beban yang datangnya dari luar serta akan maliputi tembok penahan tanah pasangan batu, gorong – gorong persegi, kepala gorong – gorong dan dinding sayap.

ii. Toleransi ukuran1. Wajah permukaan dari masing – masing batu muka tidak

boleh berbeda terhadap profil permukaan rata – rata lebih dari 3 mm.

2. Ukuran minimum batu adalah : Tebal minimum 15 cm Lebar minimum 1.5 x tebal (22.5 cm) Panjang minimum 1.5 x lebar (33.75 cm)

Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh direksi dengan memperhitungkan jenis, struktur, lokasi batu dalam, struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling mengunci.

iii. Contoh bahan1. Dua buah contoh yang menggambarkan masing – masing

batu yang digunakan untuk pasangan batu, harus diserahkan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.

2. Contoh bahan agregat halus yang digunakan untuk adonan semen, harus juga diserahkan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan .

iv. Kondisi Lapangan Pekerjaan

1. Semua galian harus selalu bebas air dan kontraktor harus melengkapi semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran – saluran sementara, pengaliran lintasan air, penyediaan dinding cut off dan bendungan senetara (cofferdam).

2. Pompa cadangan harus disiapkan oleh kontraktor di tempat pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana diprintahkan direksi.

v. Penjadwalan pekerjaan.2. Sebuah jadwal pekerjaan harus disediakan dan diikuti untuk

menjamin bahwa penggalian dan penyiapannya sudah telah dilaksanakan termasuk penyediaan adonan segar berdasarkan tingkat sebenarnya pelaksanaan pasangan batu.

3. Penggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk memberi kondisi yang baik dan kering pada waktu pengunaan pasangan batu.

3. Parit – parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lebar sedemikian sehingga jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk

SPESIFIKASI TEKNIK 58

Page 59: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

lalu – lintas setiap waktu, sebuah jalan pengalihan (alternatif) disediakan.

vi. Perbaikan pekerjaan yang tidak memuaskan.4. Pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang

diberikan harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk direksi.5. Kontraktor harus bertanggung jawab pada stabilitas yang

normal dan menyelesaikan struktur pasangan batu secara lengkap, serta harus mengganti setiap bagian yang dalam menurut pendapat direksi menjadi bahaya atau bergeser, karena penanganan yang jelek atau kelalaian pihak kontraktor. Akan tetapi kontraktor tidak memikul tanggung jawab terhadap setiap kerusakan akibat bencana alam seperti gempa bumi dan banjir bandang, asalkan pekerjaan yang rusak tersebut sebelumnya telah diterima sepenuhnya oleh direksi.

b. Bahan - bahani. Batu

1. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak, dan harus memiliki satu daya tahan (awet).

2. Batu – batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama – sama dan memberikan satu profil permukaan didalam batas – batas ukuran yang ditetapkan pada

ii. AdonanAdonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran perbandingan satu bagian terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana Adonan Semen.

iii. Drainase - porousBahan – bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut filter, lapisan dasar dan lain-lain harus memenuhi persyaratan yang ditempatkan untuk Drainase Porous.

iv. Beton Beton yang diperlukan sebagi pondasi atau lantai penutup sampai struktur pasangan batu yang sesuai.

c. Pelaksanaan Pasangan Batui. Persiapan untuk pasangan batu

1. Penggalian dan persiapan penyangga dan pondasi untuk struktur pasangan batu harus sesuai dengan persyaratan.

2. Pematokan untuk garis ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan sehingga disetujui direksi sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai.

3. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam gambar rencana, dasar pondasi dinding penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus atau dalam tegak lurus bertangga terhadap

SPESIFIKASI TEKNIK 59

Page 60: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

permukaan dinding. Untuk struktur lainnya, dasar pondasi harus horizontal (untuk tanah miring) dalam bagian horizontal bertangga.

4.5. Bahan lapisan dasar filter tembus air (permeable) dan selimut

filter atau kantong filter harus disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi sesuai dengan.

ii. Pelaksanaan Pasangan Batu1. Bilamana ditunjukkan pada gambar rencana atau

sebagaimana diperintahkan direksi teknis, dasar (penyangga) beton atau pondasi beton harus dipasang untuk pasangan batu sampai ketinggian dan ukuran yang diperlukan.

2. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk penyerapan air, pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan harus juga dibasahi.

3. Tebal alas adonan untuk masing – masing lapisan pekerjaan batu adalah batas 2 – 5 cm. Tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum agar semua rongga diantara batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.

4. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang diatas pondasi yang telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu – batu pada lapis pertama. Batu pilihan yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah sudut. Harus diperhatikan dan dihindari adanya pengelompokan batu yang sama ukurannya.

5. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang permukaan yang terlihat batu harus diatur sejajar dengan permukaan dinding yang dibangun.

6. Batu – batu harus dipasang dengan hati – hati untuk menghindari gerakan batu yang sudah dipasang. Alat – alat yang mencukupi harus disediakan, dimana perlu untuk memutar – mutar batu diatas pekerjaan batu yang tidak diijinkan.

7. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang harus dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan batu hanya dipasang diatas adonan yang segar. Jika batu dalam struktur tergeser setelah adonan diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan – adonan yang mengeras dan dipasang kembali dengan adonan segar.

iii. Penyediaan lubang pelepas (weepholes) dan sambungan muai1. Kecuali ditunjukkan lain pada gambar rencana atau

diperintahkan lain oleh direksi, lubang pelepasan harus disediakan dalam semua jenis pelepasan tersebut dengan diameter sekitar 5 cm secara horizontal maupun vertical berjarak 2 m pusat ke pusat.

2. Dinding penahan struktur panjang menerus akan dibangun dengan sambungan muai dengan interval maksimum 20 m.

SPESIFIKASI TEKNIK 60

Page 61: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

lebar penuh sambungan kan dibentuk dengan ketebalan sekitar 3 cm serta batu yang digunakan untuk membentuk permukaan sambungan harus dipilih sehingga memberikan garis tegak yang bersih untuk sambungan.

3. Urugan kembali filter porous terpilih akan dipasang serta dipadatkan dibelakang sambungan muai dan lubang pelepasan, dengan tebal dan ukuran yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh direksi.

iv. Penyelesaian Pasangan batu1. Sambungan permukaan antara batu – batu akan diselesaikan

hingga hampir rata dengan permukaan pekerjaan tetapi tidak menutupi batu – batu selama pekerjaan berlangsung.

2. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horizontal dari semua pasangan batu akan diselesaikan dengan tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir sampai permukaan rata dengan kemiringan melintang yang akan menjamin perlindungan terhadap air hujan dan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapis aus akan dimasukkan kedalam ukuran khusus dari struktur.

3. Segera setelah semua batu muka dipasang dan sementara adonan masih segar, permukaan yang nonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda – noda adonan.

4. Permukaan jadi (selesai) akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk pekerjaan beton dalam spesifikasi ini.

5. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana ditetapkan, atau sebagaimana diperintahkan direksi sesuai dengan persyaratan spesifikasi yang relevan

6. Talud tebing dan bahu jalan disekitarnya akan dirapihkan dan diselesaikan sehingga menjamin satu perpaduan permukaan halus yang kuat dengan pasangan batu tersebut yang akan memungkinkan drainase tidak terhalang dan mencegah penggerusan pada ujung – ujung bangunan.

d. Pengendalian Lapangan Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksanakan setiap hari selama berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan spesifikasi dengan perhatian khusus mengenai batas – batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

4.4. PEKERJAAN PLESTERAN1. Lingkup pekerjaan

Yang dimaksud dengan pekerjaan penyelesaian disini adalah seluruh pekerjaan plesteran termasuk benangan baik untuk plesteran dinding pasangan bata maupun pasangan batu kali atau sebagaimana yang ditunjuk dengan notasi seperti yang tercantum pada gambar rencana.

SPESIFIKASI TEKNIK 61

Page 62: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

2. Bahana. Sebagai bahan semen, pasir dan air untuk plesteran ini sama

dengan kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton ataupun pekerjaan pasangan.

b. Campuran untuk plesteran harus dipilih yang benar – benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran. Pasir untuk plesteran harus bersih dan diayak dengan ayakan ukuran # 1.2 – 2.00 mm.

3. Pelaksanaana. Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada seluruh permukaan

pasangan batu kali pada sisi dalam saluran secara menyeluruh atau pasangan lain yang ditunjuk pada gambar rencana untuk dilaksanakan plesteran.

b. Pekerjaan plesteran dilaksanakan setelah pekerjaan atau selesai dilaksanakan, sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan seluruh permukaan yang akan diplester harus dibersihkan atau dikorek terlebih dahulu dan harus dibasahi dengan air sehingga betul – betul dapat merekat dengan kuat.

c. Plesteran yang dimaksud disini menggunakan campuran 1pc : 3ps untuk semua pekerjaan plesteran.

d. Semua pekerjaan plesteran harus betul – betul halus dan tidak boleh retak – retak, hal ini dilaksanakan dengan acian Portland Cement ( PC ).

e. Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah dengan ketebalan antara 1.5 – 2.0 cm.

4.5. PEKERJAAN SIAR SPESI CAMPURAN SEMEN1. Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar spesi campuran semen untuk digunakan dalam pasangan batu, pekerjaan – pekerjaan drainase, pekerjaan beton dan struktur lainnya yang diperlukan dalam spesifikasi ini.

2. Syarat – Syarat PemakaianSpesi campuran semen harus digunakan sesuai toleransi, batasan cuaca dan penjadwalan pekerjaan yang tepat terhadap bagian – bagian yang pokok.

3. Bahan - Bahana. Semen yang digunakan untuk campuran semen harus sesuai

dengan persyaratan AASHTO M85 Type I, Semen Portland biasa akan dipakai kecuali dinyatakan lain dalam daftar penawaran atau diperintahkan dilapangan oleh direksi teknik.

b. Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih, bagian halus dari batu atau kerikil pecah dan harus mematuhi batas – batas yang disyaratkan oleh direksi teknik.

c. Syarat – syarat kualitas untuk agregat halus diberikan oleh direksi teknik yang akan menerapkan syarat – syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis khusus dan lokasi pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIK 62

Page 63: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

d. Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen harus bersih dan bebas dari benda organik atau kotoran – kotoran lain yang merusak kualitas campuran.

4. Pencampurana. Agregat halus dan semen harus diukur dan dicampur kering

dalam mixer (alat pencampuran) beton atau dengan tangan diatas dasar yang cocok sampai dihasilkan satu campuran yang warnanya merata. Kemudian dicampur air yang cukup untuk satu campuran yang baik dan pencampuran berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adonan dengan kekentalan yang diminta.

b. Spesi campuran semen harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan tambahan dapat diberikan dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran, bila diminta demikian untuk mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani. Akan tetapi yang tidak digunakan dalam 45 menit sesudah pencampuran harus dibuang.

c. Permukaan yang akan dipasang adonan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas, lumpur atau benda – benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air sebelum spesi tersebut dipasang.

d. Bilamana dipakai sebagai permukaan jadi (selesai) spesi campuran tersebut harus dipasang di atas permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang cukup untuk menyediakan satu lapisan pelindung permukaan setebal 1.5 cm dan harus dikulir sampai satu permukaan yang halus dan rata.

e. Spesi campuran semen untuk pekerjaan siar atau merapikan permukaan pasangan batu kali pada drainase atau pekerjaan yang lainnya ini harus memakai campuran 1pc : 2ps atau sesuai petunjuk direksi teknik.

4.6. PEKERJAAN PAVING 1. U m u m

Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengukuran dan pematokan bagian-bagian yang akan dipasangi paving block sesuai dengan gambar rencana kerja yang ada, dan disetujui Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa Konstruksi harus menentukan "Bench Mark" terlebih dulu, sebagai pedoman peil ketinggian jalan dan Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti kemiringan jalan sesuai gambar rencana dan meminta persetujuan Manajemen Konstruksi sebelum memulai pekerjaan.

2. Bahan 1. Paving block tipe Holland atau segi empat dengan ukuran 10x20 cm

setaraf/sekualitas mempunyai kualitas baik dengan ketebalan 6 cm mempunyai kekuatan tekan rata-rata tidak kurang dari 250 kg/cm2. Bentuk mempunyai sisi vertikal yang tegak lurus dengan sisi permukaan atas dan mempunyai sudut-sudut yang tepat dan berukuran sama satu dengan yang lain serta dapat saling mengunci dengan baik

SPESIFIKASI TEKNIK 63

Page 64: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

3. Pelaksanaan Pekerjaan Sebelum pemasangan Paving Block dilaksanakan, maka dipasang lapisan "laying course" yang dipadatkan, mempunyai ketebalan 10 cm serta mempunyai profil permukaan pasir yang mengikuti kemiringan yang disyaratkan pada kepadatan maksimum. Paving Block dipasang di atas permukaan pasir yang sudah diratakan tetapi belum dipadatkan.

4. Pasangan tersebut kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Plate Compactor minimal 3 (tiga) kali jalan sebelum pengisian celah-celah dengan pasir dilakukan. Tidak diijinkan adanya block yang cacat pecah / retak pada pasangan.

5. Pemotongan di daerah pinggir harus menggunakan mesin potong khusus dengan hasil yang rata dan rapi. Celah / nat (jint spacing) yang terjadi tidak boleh lebih dari 4 mm, dan bila hal tersebut terjadi, maka pasangan harus dibongkar dan diperbaiki lagi.

6. Apabila tidak disebutkan lain dalam gambar rencana, maka profil

melintang permukaan Paving block harus mempunyai kemiringan minimal 2 %. Perbedaan maksimal antara level (ketinggian) sebuah Paving Block dengan yang lainnya tidak lebih dari 2 mm. Pada jarak 1 (satu) meter dari tempat-tempat yang belum diberi tahanan atau tanggul (kerb), pasangan tidak boleh dipadatkan terlebih dulu, dan bila terjadi pemberhentian pasangan baris terakhir dari Interlocking Block harus dibongkar dahulu pada saat pekerjaan akan dilanjutkan.

Untuk mendapatkan kansteen harus tegak lurus dan saling mengikat, berdiri di atas beton cor, rapi tanpa cacat / pecah. Kansteen yang pecah / retak tidak diijinkan untuk dipasang.

SPESIFIKASI TEKNIK 64

Page 65: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB V. BAHU JALAN5.1. REHABILITASI BAHU JALAN

5.1.1. Umum1. Uraian Pekerjaan

Pekerjaan ini terdiri peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada, termasuk pembersihan tumbuh – tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan bahan terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan direksi teknik.

2. Toleransi Ukuran a. Permukaan final bahu jalan yang telah dipadatkan

tidak boleh berada lebih dari 2 cm diatas atau dibawah permukaan rencana dari setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan 5% dimana perkerasan diberi lapis lindung dan 6% dimana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta sesuai dengan gambar standar.

3. Pemeriksaan di lapanganUntuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan didalam bab ini, garis batas, kelandaian dan dimensi akan diatur dilapangan dan harus disetujui oleh direksi teknik sebelum kontraktor memulai pekerjaan.

5.1.2. Bahan – bahan1. Sumber bahan

a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar tersedianya bahan dengan memperhitungkan lokasi, kualitas dan volume sumber bahan atau quarry.

b. Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang digunakan adalah bahan urugan tanah yang dipilih terdiri dari lempung berpasir atau lempung kerikil yang memenuhi persyaratan spesifikasi, tetapi dengan satu ukuran partikel maksimum 37.5 mm dan dengan satu indeks plastisitas tidak lebih dari 10 %, terkecuali diperintahkan lain oleh direksi teknik.

c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak diperoleh serta tergantung kepada ketentuan – ketentuan kontrak dan instruksi direksi teknik, bahu jalan dapat dibangun dengan menggunakan urugan tanah biasa bergradasi padat yang cocok dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan kandungan lempung plastisitas rendah.

2. Pengujian dan Pemilihan Bahan bahu JalanContoh-contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji sampai memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini, dan semua bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

5.1.3. Pelaksanaan PekerjaanSPESIFIKASI TEKNIK 65

Page 66: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

1. Penyiapan lapanganSemua tumbuh – tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang –alang, semak – semak, dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali.

2. Pembentukan kembalia. Bahu jaln yang ada harus dibentuk kembali

menggunakan tenaga kasar, atau motor grader, seperti yang diminta oleh direksi teknik.

b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah – daerah yang tinggi, pengurugan daerah – daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian menurut direksi teknik, baserta penyelesaian akhir rata dengan tepi perkerasan, kecuali diperintahkan lain.

c. Peningkatan harus dilaksanakan dengan motor grader yang dipasangi dengan satu pisau grader, dan diperlukan paling sedikit dua lintasan untuk perapihan dan pembuangan bahan – bahan berlebih.

3. Pemadatan Seluruh pembentukan kembali dan perataan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok dan disetujui oleh direksi teknik. Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan kepadatan 90 % kepadatan maksimum sesuai dengan pengujian standart.

5.1.4. Cara Pengukuran1. Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk

royalty dan kompensasi lain karena pengoperasian galian bahan dan pengambilan bahan untuk pekerjaan rehabilitasi bahu jalan. Pemberi tugas akan terbebas akan terbebas dari biaya – biaya pekerjaan tersebut.

2. Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter kubik urugan bahu jalan. Sesuai dengan gambar dan spesifikasi atau seperti yang diperintahkan direksi teknik.

3. Penyedian tambahan urugan terpilih yang dibawa kelapangan akan diukur dan dibayar dibawah persyaratan spesifikasi tersebut untuk Pekerjaan tanah, sebagi urugan tanggul biasa atau dipilih. Urugan tersebut harus disediakan dengan kesesuain yang ketat terhadap instruksi direksi teknik.

4. Tidak ada perlakuan tersendiri akan dibuatkan untuk satu galian lain atau pengurugan yang dilakukan, pekerjaan demikian akan dimasukkan kedalam item pembayarn untuk rehabilitasi bahu jalan.

5.2. BAHU JALAN BARU5.2.1. Umum

SPESIFIKASI TEKNIK 66

Page 67: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

1. UraianPekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan pemadatan bahan butiran yang dipilih untuk bahu jaln baru diatas satu lapis tanah dasar yang sudah disiapkan atau permuakaan lain yang sudah disetujui, sesuai dengan garis batas kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintah oleh direksi teknik.

2. Toleransi Ukurana. Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak

boleh berbeda lebih dari 1.50 cm diatas dan dibawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5 % dimana perkerasan diberi lapis pelindung, dan 6 % dimana perkerasan tanpa lapis pelindung. Permukaan akhir bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1 % terhadap kemiringan melintang dan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan tepi perkerasan yang berhubungan.

3. Contoh – contoh bahana. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru

harus diserahkan kepada direksi teknik untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan data hasil – hasil pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas bahan seperti yang diuraikan dalam spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan dibuatkan tanpa persetujuan direksi teknik dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan diatas.

4. Kondisi Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintasa. Kontraktor akan membuat semua pengaturan yang

diperlukan untuk mengendalikan lalu lintas selama pembangunan dan akan melaksanakan hanya pada satu sisi jalan pada suatu waktu.

b. Bahan – bahan untuk pembangunan bahu jalan dan saluran yang sesuai dengan persyaratn spesifikasi ini.

5. Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskana. Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi spesifikasi

ini, tidak peduli dipasang atau belum, akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja.

b. Setiap bagian pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat karena penanganan yang jelek atau kegagalan kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana, harus

SPESIFIKASI TEKNIK 67

Page 68: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

dibetulkan dengan perbaikan – perbaikan atau penggantian atas beban biaya kontraktor sehingga memuaskan direksi teknik.

5.2.2. Bahan – Bahan1. Persyaratan Umum

Bahan – bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru. Terdiri dari bahan pondasi bawah yang disetujui yang memenuhi persyaratan bahan pondasi kelas C atau sirtu yang sesuai dengan spesifikasi dan seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan termasuk dalam daftar penawaran untuk kontrak tertentu.

2. GradasiPersyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan Tabel 5.1.1 Persyaratan Gradasi untuk pondasi bawah, dibawah sub bab 5.1.2 (2) spesifikasi ini.

3. Syarat – Syarat KualitasBahan – bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mematuhi kondisi mutu yang ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada sub bab 5.1.2 (3) spesifikasi ini.

5.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan1. Penyiapan Lapangan

a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan yang ada dan perapihan tepi jalan kendaraan yang ada, harus dilaksanakan seperti ditunjukkan pada gambar rencana dan seperti diperintahkan oleh direksi teknik.

b. Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan – pekerjaan yang ditentukan di Pekerjaan Tanah, untuk penyiapan tanah dasar.

c. Selama penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu – lintas oleh kontraktor.

d. Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waku yang bersamaan, harus dibangun pada satu sisi dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.

e. Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang baik, tidak menimbulkan kemacetan lalu – lintas atau membendung aliran air.

2. Penghamparan dan pemadatan bahu jalana. Bahan bahu jalan harus dihampar dan dipadatkan sesuai

dengan persyaratan spesifikasi untuk penghamparan dan pemadatan bahan pondasi bawah dibawah sub bab 5.1.3 spesifikasi ini.

b. Sebagai tambahan kepada persyaratan – persyaratan tersebut diatas, kontraktor harus membuat lepas – lepas dan meng - garuk lapisan tanah bagian atas bahu jalan

SPESIFIKASI TEKNIK 68

Page 69: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

setebal 10 cm sebelum pemadatan akhir dan akan membuang semua batu dengan satu ukuran maksimum lebih besar dari 37.5 mm.

5.2.4. Pengendalian MutuPengujian laboratorium dan lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk bahan lapis pondasi bawah pada spesifikasi ini dan atau seperti diperintahkan oleh direksi teknik.

5.3. LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS5.3.1 LAPIS PONDASI BAWAH.

a. Umum1. Umum

Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan diatas lapis tanah dasar yang telah dibentuk dan dipadatkan serta langsung berada dibawah lapis pondasi atas perkerasan.Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari mengadakan, memproses, mengangkut, menebarkan, membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan Gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. Catatan : Suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasar adalah 24% atau lebih.

2. oleransi Ukurana. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi

punggung atau kemiringan melintang yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus ratadan seragam.

b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur dilapangan setujui oleh Dierksi Teknik.

3. Contoh Bahan a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah

harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan Spesifikas untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam Spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis pondasi bawah akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus atas dasar, penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari persetujuan diatas.

4. Lalu LintasApabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sedemikian sehingga

SPESIFIKASI TEKNIK 69

Page 70: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

memungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada Lapis Pondasi Bawah Jalan dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.

5. Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskana. Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi

spesifikasi ini, apakah dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik

b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat karena penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik

b.Bahan-bahan(1) Persyaratan Umum

(2) Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Bawah (LPB) terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A). atau bahan berbutir dibelah dan kerikil (B), atau kerikil, pasir dan lempung alami (C) seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan dicantumkan dalam Daftar Penawaran.1. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas A, berupa agregat

batu pecah disaring dan digradasi dan semua lolos saringan 3” atau 75.00 mm, memenuhi Tabel dibawah ini.

2. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan kerikil, pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5” atau 62,5 mm, memenuhi Tabel dibawah ini.

3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung alami yang lolos saringan 1.5” atau 37.5 mm, memenuhi Tabel dibawah ini.

(3) Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organic, serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yang stabil dan mantap.

(4) Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai sumber atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.

SPESIFIKASI TEKNIK 70

Page 71: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

(5) Gradasi Lapis Pondasi BawahPersyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A, kelas Bdan kelas C diberikan dalam Tabel 6.1.1 dibawah ini :

Tabel 5.1.1. Persyaratan Gradasi Untuk Lapis Pondasi BawahUkuran

Saringan (mm)

% Lolos Atas BeratKelas A

(< 75 mm)Kelas B

(< 62,5 mm)Kelas C

75,062,537,525,019,09,504,752,361,180,60

0,4250,075

100–

60 – 9046 – 7840 – 7024 – 5613 – 456 – 36

–2 – 222 – 180 – 10

–100

67 – 100–

40 – 10025 – 8016 – 6610 – 556 – 45

–3 – 330 – 20

Maks. 100

Maks. 80

Maks. 15

(6) Syarat-Syarat KualitasBahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat kualitas berikut yang diberikan pada Tabel 6.1.2 berikut.

Tabel 5.1.2 Syarat Kualitas Untuk Bahan Lapis Pondasi Bawah

Uraian Batas Test

Batas CairIndeks PlastisitasEkivalensi Pasir (bahan halus palstis)CBR TerendamKehilangan Berat Karena Abrasi (500 putaran)

Maksimum 35 %4% - 12%

Minimum 25 %Minimum 30 %

Maksimum 40 %

c. Pelaksanaan Pekerjaan(1) Penyiapan Tanah Lapis Dasar

a. Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan yang ditetapkan dibawah “Pekerjaan Tanah”. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm di bawah permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum yang ditentukan oleh pengujian laboratorium PB-011 – 76 (AASHTO T99, Standart Proctor).

b. Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun ditempat yang bebas dari lalu lintas serta aliran dan lintasan air disekitarnya.

(2) Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawaha. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur

dilapangan ruas jalan yang bersangkutan, terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja

SPESIFIKASI TEKNIK 71

Page 72: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

atau motor grader. Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan tidak melebihi 20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.

b. Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pen- campuran dan penempatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar rencana dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik dilapangan sesuai kondisi tanah dasar yang sebenarnya.

(3) Penghamparan dan Pemadatana. Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan

kemiringan melintang jalan yang diminta. Harus dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan ketebalan kira-kira untuk pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir. Masing-masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan. Dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatic atau peralatan pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan bergerak secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah. Sejajar dengan garis sumbu jalan sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah kebagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidak-teraturan atau bagian ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan dengan menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan ketinggian yang benar.Bagian-bagian yang sempit disekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan mesin pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.

c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga dalam batas- batas 3 % kurang dari kadar air optimum sampai 1 % lebih dari kadar air optimum dengan penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang disyaratkan pada seluruh ketebalan tiap lapisan dan mencapai 100 % kepadatan kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).

SPESIFIKASI TEKNIK 72

Page 73: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

(4) Pengendalian Lalu Lintasa. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat

lalu lintas yang diizinkan lewat diatas permukan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternatif) atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya disekitar jalan tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu karena lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.

d.Pengendalian Mutu(1) Test laboratorium untuk LPB Batu Pecah

a. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat memenuhi persyaratan spesifikasi.

b. Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus diuji sebelum digunakan dilapangan.

c. Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3 dari bahan-bahan yang ditumpuk dilapangan atau dipasang, menurut batas ukuran test laboratorium yang diberikan pada tabel tersebut diatas, untuk memenuhi kondisi kualitas yang diberikan dalam spesifikasi ini atau diperintahkan lain oleh Direksi Teknik

Tabel 5.1.3 Test Laboratorium Lapis Pondasi Bawah

TestRujukan

TipeAASTHO Bina Marga

Analisa saringan agregat halus dan kasar

T 27PB 0201 –

76

Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar

SPESIFIKASI TEKNIK 73

Page 74: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Penentuan batas cair dan batas plastis

T 89T 90

PB 0109 – 76

PB 0110 – 76

Test plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas

Hubungan kepadatan kadar air

T 99PB 0111 –

76

Test standart Proctor menggunakan pemukul 2,5 Kg

CBR T 193PB 0113 –

76

Menentukan nilai daya dukung lapis pondasi bawah

Ketahanan terhadap abrasi agregat kasar

T 96PB 0206 –

76

Test agregat kasar < 37,5 mm dengan menggunakan mesin Los Angeles

(2) Pengendalian Lapangan Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan dengan sempurna, harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.

Tabel 5.1.4 Persyaratan Pengendalian Lapangan

Test Pengendalian Prosedur

a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi bawah.

b. Test kepadatan ditempat, lapis pondasi bawah ( test kerucut pasir) AASTHO T191, PB 0103 - 76

c. Penentuan CBR. Di tempat lapis tanah dasar.

Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang.

Harus dilakukan untuk 200 m panjang lapis pondasi bawah jalan untuk menentukan tingkat kepadatan dengan membandingkan terhadap test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum.

Dengan menggunakan DCI dilaksanakan minimum setiap 1000 m panjang jalan.

e. Cara Pengukuran(1) Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk

pembayaran atau royalty dan kompensasi lain kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang galian bahan dan pengambilan bahan bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan di bebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.

(2) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang dan sesuai dengan Gambar serta spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik dilapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh

SPESIFIKASI TEKNIK 74

Page 75: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Direksi Teknik. Penghitungan volume harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang diperlukan, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang disesuaikan oleh “Perintah Perubahan” (change order), dikali-kan dengan panjang sebenarnya yang dipasang. Setiap penyimpangan dalam bentuk dan ketebalan lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan.

5.3.2 LAPIS PONDASI ATAS AGREGATa. Umum

(1) UraianLapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama diatas lapis pondasi bawah (atau diatas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah). Pembangunan lapis pondasi atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman dengan air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas, diatas satu lapis pondasi bawah atau diatas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.

(2) Toleransi Ukurana. Bahan agregat lapis pondasi atas harus dipasang

sampai ketebalan padat maksimum 20 cm atau ketebalan yang kurang. Sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan disain seperti ditunjukan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar kelandaian. Punggung dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar rencana, tidak boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk dan permukaan harus rata dan seragam.

c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu sentimeter kurang dari yang ditunjukan pada gambar rencana atau seperti yang diatur dilapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

d. Toleransi maksimum dalam kehalusan permukaan bila diuji dengan satu mistar panjang 3,0 m yang diletakkan sejajar atau melintang trhadap garis sumbu jalan tidak boleh melebihi 1,5 cm.

(3) Contoh Bahana. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi

atas harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta hasil-hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.

SPESIFIKASI TEKNIK 75

Page 76: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas yang diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah dilakukan serta persetujuan seperti diatas.

c. Bilamana Direksi Teknik menganggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk melakukan tets tersebut lebih lanjut sebagaimana diperlukannya untuk memastikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi persyaratan spesifikasi, sebelum menempatkan bahan lapis pondasi atas pada pekerjaan dilapangan.

(4) Lalu LintasApabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada Lapis Pondasi Atas Jalan dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskana. Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak

memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau belum, harus ditolak dan diletakkan disamping (pinggir)untuk digunakan sebagai bahan penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukan ketidak teraturan atau kerusakan dikarenakan penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.

b. Bahan-Bahan(1) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas agregat, terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam Kontrak tertentu dan seperti yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran.i. Lapis Pondasi Atas Kelas A adalah agregat batu

pecah, disaring dan digradasi yang merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5 mm.

ii. Lapis Pondasi Atas Kelas B – Makadam ikat basah, terdiri dari agregat pecah yang berupa batu

SPESIFIKASI TEKNIK 76

Page 77: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

fraksi tunggal dengan ukuran nominal antara 25 mm dan 62,5 mm dan agregat halus dari kerikil dan pasir alami, disaring dan digradasi serta semuanya 10105 saringan 9,5 mm.

b. Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan harus sesuai dengan Gambar Kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya dalam Daftar Penawaran.

c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras, awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjang dan bebas dari batu-batu yang lunak. Tidak merupakan satuan batu bata pecah atau bercerai berai. Kotor, mengandung zat organic atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang bercerai berai bila secara alternatif dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.

(2) Makadam Ikat BasahBahan lapis pondasi atas kelas B juga meliputi :a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm

bilamana dihasilkan dari kerikil tidak kurang dari 50 % terhadap berat, merupakan partikel-partikelyang memiliki sedikit satu bidang pecah.

b. Agregat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari kerikil halus dan pada pasir alami atau debu crusher.

c. Gradasi Lapis Pondasi AtasPersyaratan gradasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kelas B diberikan dalam table 5.1.5 dan Tabel 5.1.6 berikut.

Tabel 5.1.5. Gradasi Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A

Ukuran Saringan (mm)

Lolos Atas Berat(%)

SPESIFIKASI TEKNIK 77

Page 78: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

37,519,09,5

4,752,361,180,60

0,4250,075

10064 – 8142 – 6027 – 4518 – 3311 – 25

-6 – 160 - 8

SPESIFIKASI TEKNIK 78

Page 79: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Tabel 5.1.6 Gradasi Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A– Makadam Ikat Basah

Ukuran Saringan(mm)

Lolos Atas Berat(%)

Agregat Kasar/ Pokok75,062,550,037,525,019,0

10095 – 10035 – 700 – 150 – 5

-

Agregat Halus/ Pengisi9,5

4,752,361,18

0,4250,15

0,075

10070 – 9545 – 6533 – 6022 – 45

-10 - 28

(3) Syarat-syarat KualitasBahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus memenuhi syarat kualitas pada table berikut.

Tabel 5.1.7 Syarat-Syarat Kualitas Bahan Lapis Pondasi Atas

Pengujian Kelas AKelas B

Agg. Kasar

Agg. Halus

Batas CairIndeks PlastisitasEkivalensi PasirCalifornia bearing Ratio (Diren dam)Penyerapan Air

Maks. 25 %Maks. 8 %Min. 35 %Min. 60 %Tidak Perlu

Tidak PerluTidak PerluTidak PerluMin. 55 %Tidak Perlu

Maks. 35 %4 – 12 %Min. 30 %Min. 55 %Tidak Perlu

Kehilangan Berat Karena Abrasi (500 putaran)

Maks. 40 % Maks. 40 %

Tidak Perlu

Catatan : Pengujian diatas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan, bila Direksi Teknik menganggap perlu, pengujian yang luas dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus

c. Pelaksanaan Pekerjaan(1) Penyiapan lapis Pondasi Atas

a. Jika lapis pondasi atas harus diletakkan diatas lapis pondasi bawah, permukaan lapis pondasi bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan di bawah dan harus diatur serta dibersihkan dari kotoran-kotorandan setiap

SPESIFIKASI TEKNIK 79

Page 80: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

bahan lain yang merugikan untuk penghamparan lapis pondasi atas.

b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu lintas serta drainase dan lintasan air disekitarnya.

(2) Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atasa. Agregat LPA. Kelas A

i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi diatas LPB. Yang sudah disiapkan dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan ketebalan yangn diperlukan.

ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum, sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi.Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.

SPESIFIKASI TEKNIK 80

Page 81: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB VI. LAPIS ASPAL RESAP PENGIKAT DAN LAPIS ASPAL PENGIKAT (PRIME COAT AND TACK COAT)6.1. UMUM

1. U r a i a nUntuk lapis aspal resap pengikatan, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih di atas satu lapis pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan, untuk menutup permukaan tersebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan) untuk pemasangan satu lapis permukaan beraspal seperti penetrasi Macadam, Lapis Tipis Aspal Beton panas (Lataston) atau lapisan permukaan beraspal lainnya.Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian satu lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih diatas satu permukaan yang sudah beraspal sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan aspal baru.

2. Contoh BahanKontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik paling lambat 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan. Rincian sumber pengadaan bahan bitumen yang diusulkan untuk digunakan, beserta dengan satu sertifikat pabrik pembuat dan data pengujian yang menunjukan bahwa bahan bitumen tersebut memenuhi persyaratan kualitas dari Spesifikasi ini. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga menyediakan contoh bahan bitumen 5 liter yang diusulkan untuk digunakan.

3. Pembatasan CuacaLapis aspal resap pengikat harus hanya digunakan diatas permukaan yang kering atau sedikit lembab. Lapis aspal pengikat akan digunakaan hanya pada permukaan yang benar-benar kering. Tidak ada lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang akan digunakan selama ada angin kuat atu hujan deras. Atu jika hujan mungkin turun.

4. Syarat-Syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintasa. Tidak boleh ada bahan aspal yang terbuang ke dalam saluran tepi,

parit atau  jalan airb. Permukaan- permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik di

sekitar permukaan jalan yang sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan aspal.

c. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dilapangan dimana aspal sedang dipanaskan, alat pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai, dan juga peralatan dan saran untuk pertolongan pertama.

d. Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalu lintas, pekerjaanharus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan satu jalur lalu lintas, dengan diadakan pengaturan pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadaap semua konsekwensi (akibat) lalu lintas yang terlalu dini diizinkan melewati lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru dipasang dan harus melindungi permukaan tersebut sebagaimana.

SPESIFIKASI TEKNIK 81

Page 82: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

5. Perbaikan pekerjaanyang tidak memuaskana. Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang dlapisi dan

memiliki penampilan yang seragam tanpa ada daerah-daerah yang tidak/ kurang aspal atau alur daerah kelebihan terkumpul.

b. Perbaikan-perbaikan lapis aspal perekat dan lapis aspal resap perekat yang tidak memuaskan harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik dan dapat mencakup pemberian pelapisan tambahan, atau pembuangan pelapisan aspal yang berlebihan dan menggunakan bahan –bahan penyerap aspal.

6.2. BAHAN-BAHAN1. Bahan Untuk Lapis Aspal Resap Pengikat

a. Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari dua jenis aspal semen gradasi kental (sebagaimana ditetapkan dalam AASHTO M226 – Tabel 2), diencerkan dengan kerosin (minyak tanah) dalam perbandingan 80 bagian minyaktanah terhadap 100 bagian aspal semen, atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik atas dasar hasil suatu percobaan yang dilaksanakan dan atau susunan (tekstur) permukaan jalan. Pemilihan lapis aspal resap pelekat. Gradasi kekentalan AC – 10 (sama dengan Pen 80/ 100) Gradasi kekentalan AC – 20 (sama dengan Pen 60/ 70 )

Catatan : Produksi tersebut ekivalen dengan aspal MC 30 (aspal cair sedang)

b. Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah alami disaring, selanjutnya bebas dari partikel-partikel lunak dan setiap lempung, lanau atau zat-zat organik. Persyaratan gradasi untuk agregat penutup adalah: Tidak kurang dari 95 % lolos saringan standart 9,5 mm Tidak lebih dari 2 % lolos saringan standart 2,36 mm

Catatan : Agregat penutup akan digunakan sebagai bahan Penyerap aspal.

2. Bahan-Bahan untuk Lapis Aspal Pengikata. Bahan bitumen untuk lapis aspal pengikat harus dipilih dari jenis

aspal berikut, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226)jenis AC – 10 atau

AC – 20, aspal harus diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen.

Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan kandungan aspal antara 40 % - 60 %, sesuai dengan AASHTO M208. Bila diperlukan dan sesuai permintaan Direksi Teknik, Aspal Emulsi harus dilunakkan, diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan yang sama.

6.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN1. Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan instruksi-instruksi yang diberikan Direksi Teknik dan yang sesuai dengan Daftar Unit Instalasi dan Peralatan yang disetujui untuk Kontrak tertentu. Secara umum akan dipilih jenis peralatan berikut ini.i. Distributor aspal bertekanan beserta penyemprotii. Peralatan untuk memanaskan aspal

SPESIFIKASI TEKNIK 82

Page 83: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

iii. Mesin gilas ban pneumatikiv. Sapu sikat untuk penyapuan manual

b. Distributor aspal harus memenuhi standart rencana international yang disetujui dengan roda pneumatic dan dilengkapi dengan sebuah batang penyemprot. Alat harus dapat menyemprotkan bahan aspal pada tingkat yang terkendali dan seragam dan pada suhu yang ditentukan. Peralatan yang termasuk tachometer, ukuran tekanan, batang kalibrasi tangki.

2. Tingkat Penggunaan lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resap

Pengikata. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan lapangan

harus dilaksanakan untuk menetapkan tingkat pemakaian yang memadai untuk berbagai kondisi permukaan.Batas tingkat pemakaian harus didalam batas – batas berikut dan tingkat pemakaian harus seperti yang ditetapkan dalam Daftar Penawaran dan ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik atas dasar hasil percobaan lapangan.Lapis Aspal Pelekat (Aspal Keras atau Emulsi)Tingkat pemakaian harus sesuai dengan batas – batas yang diberikan dalam Tabel 6.1 disesuaikan dengan jenis bahan pengikat dan kondisi permukaan

Tabel 6.1 : Tingkat Pemakaian Lapis Aspal Perekat

Jenis AspalPermukaan Baru /

KayaPermukaan Porous /

LamaLiter /M2 Liter / M2

Aspal Keras (Cut Back)(25 : 100)

0,15 0,20 – 0,50

Aspal Emulsi 0,25 0,25 – 0,60

Aspal Emulsi(diencerkan 1 : 1)

0,50 0,50 – 1,20

b. Suhu penyemprotan harus berada dalam batas-batas yang diberikan untuk berbagai mutu aspal cair (Cut Back) dan aspal emulsi.Harus diberkan perhatian yang tinggi bila memanaskan aspal cut back dan peraturan Bina Marga untuk tindakan keamanan harus dipatuhi dengan singkat.

Tabel 6.2 Suhu PenyemprotanJenis Bahan Pengikat Batas Perbedaan Suhu

SemprotCut back – 25 bagian kerosin

110 – 10 oC

Cut back – 50 bagian kerosin

70 – 10 oC

Cut back – 75 bagian kerosin

45 – 10 oC

Cut back – 100 bagian 30 – 10 oC

SPESIFIKASI TEKNIK 83

Page 84: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

kerosinAspal Emulsi 20 – 70 oCCatatan : Tindakan pencegah untuk keamanan penuh

harus dilakukan jika memanaskan aspal cut back, yang sesuai dengan Dokumen Bina Marga Rd.0.3.6.(Vol. 1), Lampiran E (Langkah-langkah Pengamanan dalam Penanganan, Pengangkutan dan Penyimpanan Aspal)

c. Penyiapan Permukaan yang harus dilapisi AspalSetiap kerusakan yang ada dalam perkerasan jalan, termasuk lubang-lubang dan pinggiran yang runtuh, harus dibuat baik dan diperbaiki atau dikembalikan ke keadaan semula sampai disetujui Direksi Teknik. Catat-catat karena pemadatan yang kurang cukup dan penurunan setempat lapis pondasi atas harus dibetulkan dengan penggilasan dan pembentukan ulang.

d. Semua kotoran-kotoran lepas dan bahan-bahan lain harus disingkirkan dari permukaan yang ada dengan penggaruan, penyapuan.

3. Pemakaian lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal Pengikata. Panjang permukaan yang harus disemprot untuk setiap lewatan

distributor harus diukur dan ditandai diatas tanah, dan volume lapis aspal pengikat/lapis aspal resap pengikat yang diperlukan untuk tingkat penyemprotan yang ditentukan, menentukan bagi pengecekan kemudian.

b. Jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam masing-masing penyemprotan harus ditentukan dengan pengukuran tangki menggunakan batang celup sebelum dan sesudah masing-masing pemakaian. Tingkat pemakaian rat-rat harus berada didalam batas 1 : 5 % tingkat penyemprotan yang direncanakan.

c. Pada umumnya lapis aspal resap pengikat dan lapis aspal pengikat akan dilaksanakan dalam operasi penyemprotan tunggal. Akan tetapi, dimana kering melambat menjadi masalah, volume pelapisan yang disetujui dapat digunakan dalam dua operasi penyemprotan, lapis pertama dibiarkan mengering sebelum pemberian lapis kedua.

d. Bilamana mengadakan penyemprotan untuk separuh lebar jalan, harus dilakukan penyemprotan lapis tumpang tindih selebar 10 cm – 20 cm sepanjang pinggir yang berdampingan.

e. Penyemprotan harus dihentikan segera, jika terjadi suatu kemacetan dalam alat penyemprot. Dan tidak boleh dimulai lagi sampai kesalahan tersebut telah diperbaiki.

f. Setiap luas yang mengumpulkan bahan pengikat aspal yang berlebih, harus selalu disebar keseluruh permukaan yang sudah diaspal dengan menggunakan penyeka atau sapu.

g. Untuk menyemprot pada pelapisan kecil dan daerah terisolasi. Lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat dapat disemprotkan dengan semprotan tangan dan penyapuan tangan dibawah pengendalian dan sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.

SPESIFIKASI TEKNIK 84

Page 85: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

4. Perlindungan Permukaan yang baru dilapis Aspal Resap Pengikata. Untuk permukaan yang telah dilapisi dengan lapis aspal resap

pengikat sampai aspal tersebut telah masuk kedalam dan mengering dan dalam pendapat Direksi Teknik tidak akan terkelupas dibawah lalu lintas. Jika harus mengijinkan lalu lintas sebelum waktunya. (tetapi tanpa alasan apapun tidak lebih awal dari 4 jam setelah pemberian lapis aspal pengikat), bahan peresap aspal harus digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Tekni, dan lalu lintas diizinkan menggunakan jalur yang sudah dilapisi. Bahan peresap aspal harus ditaburkan dari truck dalam satu cara bahwa tidak boleh ada roda yang menginjak bahan aspal basah yang tidak ditutup. Jika menggunakan bahan penyerap aspal pada jalur yang dilapisi yang menyambung dengan jalur yang belum dilapisi. Satu garis selebar paling sedikit 20 cm sepanjang pinggir yang menyambung harus dibiarkan tidak tertutup.

b. Kontraktor akan memelihara permukaan yang telah dilapisi untuk waktu minimum dua hari sebelum menutupinya dengan Lapis Permukaan atau Lapis Ulang, terkecuali satu masa yang lebih cepat disetujui oleh Direksi Tenik.Setiap luas yang berisikan bahan pelapisan aspal resap pengikat lebihan harus dibetulkan dengan penambahan bahan peresap lebihan ataupun aspal aspal seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

c. Sebelun pemberian lapis ulang permukaan, setiap cacat permukaan harus ditambal dan semua bahan peresap lebihan atau kotoran lainnya harus disingkirkan dengan penyapuan.

5. Perlindungan Lapis Aspal PengikatLapis aspal pengikat harus digunakan kepada permukaan jalan untuk memberikan satu pengikatan bagi lapis ulang permukaan aspal baru, dan disemprotkan sebelum Lapis Ulang, hanya seluas yang diperlukan untuk menyediakan panjang pekerjaan yang mencukupi dan kondisi kelekatan yang cocok untuk Lapis Ulang permukaan tersebut.Setelah penggunaan lapis aspal pengikat, Kontraktor harus melindungi lapisan tersebut dari kerusakan dan jangka waktu yang cukup akan dicadangkan untuk penguapan pelarut (dalam kasus aspal cut back) atau pemisah (separasi) yang lengkap dari aspal dan air (jika digunakan emulsi) sebelum pemasangan Lapis Permukaan aspal.

6.4. PENGENDALIAN MUTU1. Pengujian Lapangan Unit Penyemprotan

Bilamana diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan distributor, dengan alat dan unit semprotan beserta operator, dapat digunakan untuk pengujian lapangan, dan harus menyediakan setiap bantuan lain yang diperlukan.Setiap distributor atau unit semprotan yang tidak dapat beroperasi dalam cara yang memuaskan, atau tidak memenuhi persyaratan spesifikasi akan ditolak.

2. Tingkat Pemakaian dan Suhu Aspala. Untuk memeriksa tingkat pemakaian bahan aspal yang sebenarnya,

lembaran kertas bangunan 50 cm x 50 cm. Yang sebelumnya sudah di timbang, harus diletakkan diatas permukaan yang harus dilapisi.

SPESIFIKASI TEKNIK 85

Page 86: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Dan ditimbang kembali setelah pemakaian lapis aspal resap pengikat. Perbedaan dalam berat dibagi dengan luas lembaran tersebut akan menjadi tingkat penyemprotan yang sebenarnya dilaksanakan.(Catatan : Perbedaan dalam berat dikalikan empat akan memberikan tingkat penyemprotan dalam kg/m2 ).

b. Catatan terinci Pelapisan Permukaan setiap hari termasuk tingkat pemakaian dan volime pemakaian harus dibuat oleh kontraktor dan diserahkan kepada Direksi Teknik.

c. Suhu bahan pengikat aspal yang dipanaskanuntuk penyemprotan harus sesuai dengan persyaratan pada Tabel 7.2.2 dan akan diperiksa setiap hari untuk setiap pemakaian.

6.5. CARA PENGUKURAN PEKERJAAN1. Volume bahan aspal yang diperuntukan sebagai lapis aspal resap

pengikat atau lapis aspal pengikat yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah liter yang digunakan terhadap permukaan jalan yang sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan kebutuhan serta persetujuan Direksi Teknik. Volume bahan aspal yang digunakan akan ditentukan setelah setiap lewatan semprotan

2. Setiap agregat penutup yang digunakan bersama dengan pembersihan terakhir akan diperhitungkan sebagai kelengkapan kepada pekerjaan yang diperlukan untuk memperoleh lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang memuaskan serta tidak akan diukur atau dibayar secara terpisah.

3. Pekerjaan menyiapkan dan memelihara lapis pondasi atas, diatas mana lapis aspal resap pengikat harus dipasang tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Teknik.

4. Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan permukaan yang harus dilapis aspal pengikat, termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang hancur dan penurunan setempat tidak boleh diukur dan tidak boleh dibayar dibawah Bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar yang sesuai dengan item pembayaran yang relevan di bawah Bab9.2 Spesifikasi ini.

5. Bila perbaikan lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang tidak memuaskan dilaksanakan sesuai dengan Sub Bab 7.2.1 (5), tidak ada tambahan pembayaran yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau pengujian yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

SPESIFIKASI TEKNIK 86

Page 87: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB VII. LAPIS TIPIS ASPAL BETON ( LATASTON – HRS ) 7.1. UMUM

1. Uraian Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis aus permukaan yang tipis, awet dan padat berupa campuran aspal yang dikenal sebagai Lapis Tipis Aspal Beton ( LATASTON – HRS ) , terdiri dari agregat filler ( bahan halus sebagai pengisi ) dan aspal semen dalam jumlah terentu yang dihasilkan dalam satu unit pencampuran pusat dan dipasang sesuai dengan spesifikasi sampai ketebalan 2,5 – 3 cm sebagaimana ditetukan demikian dalam Daftar Penawaran. Campuran Aspal LATASTON ( HRS ) akan diletakkan sebagai satu lapis permukaan baru diatas lapis pondasi atas yang sudah dibangun sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang diatas perkerasan dengan lapis penutup yang ada.

2. Toleranasi Ukuran a. Tebal terpasang rata – rata harus sama dengan atau lebih tebal dari

tebal nominal rencana. Tidak boleh ada satu titikpun dengan ketebalan HRS padat kurang dari 90 % tebal rencana, akan tetapi tebal rencana dapat disesuaikan menurut kebutuhan dilapangan atas keputusan Direksi Teknis serta diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis .

b. Perbedaan permukaan HRS yang sudah jadi, jika diukur dengan mal pengukur kerataan sepanjang 3 m tidak boleh melebihi 5 mm pada suatu titik.

3. Contoh Bahan Kontraktor harus menyerahkan hal – hal berikut kepada Direksi Teknik paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai .a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan .b. Formula campuran pelaksanaan beserta data uji yang didapat dari

Laboratorium Instalasi Campuran Pusat ( CMP ) yang menunjukkan kecocokannya dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini.

4. Pembatasan Cuaca LATASTON ( HRS ) tersebut hanya boleh dipasang dibawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan perkerasan kering.

5. Pengendalian Lalu Lintasa. Pengendalilan lalu lintas harus dilakukan oleh kontraktor yang

sesuai dengan syarat – syarat umum kontrak dan mendapat persetujuan Direksi Teknik serta tindakan pencegahan yang memadai harus diambil untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus disediakan sarana penyediaan untuk pekerjaan – pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan pelaksanaan separuh lebar, kecuali disediakan satu jalan pengalihan (alternatif) yang sesuai dan disetujui Direksi Teknik.

c. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan lewat atas permukaan jalan yang baru diselesaikan sampai lapis permukaan LATASTON (HRS) tersebut dipadatkan benar dan memuaskan Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru terpasang akan dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 3 hari

SPESIFIKASI TEKNIK 87

Page 88: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

sesudah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung jawab semua akibat lalu lintas yang diizikan , sementara pekerjaan jalan sedang berlangsung.

6. Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak MemuaskanLapis permukaan HRS jadi, harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi teknik. Luas lapisan permukaan yang tidak memenuhi persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan oleh Direksi Teknik , harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan atau mengganti, menambah satu lapis tambahan dan / atau cara lain yang dianggap perlu oleh direksi teknik.

7.2. BAHAN – BAHAN1. Persyaratan Umum

a. Semua bahan – bahan yang diperlukan untuk LATASTON (HRS) diperoleh lahan deposit bahan dan barang hasil olah industri dan dipasok langsung ketempat Instalasi campur Pusat (CMP), kecuali Dinas Bina Marga dan Pematusan mengadakan pengaturan alternatif.

b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan pengujian laboratorium yang berhubungan dengan campuran pelaksanaan serta pengendalian mutu produksi akan berada pada Tenaga Ahli (Engineer) yang bertugas pada CMP (Instalasi Campur Pusat).

c. Kualitas HRS harus memenuhi persyaratan spesifikasi Umum Bina Marga.

2. Agregat a. Agregat Kasar

Agregat Kasar tersebut harus terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun campuran batu pecah dengan kerikil alam bersih yang sesuai.Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan table 7.1 berikut:

Tabel 7.1 Persyaratan Gradasi Agregat KasarUkuran Saringan

(mm)Presentasi Lolos

SaringanAtas Berat

19,012,59,5

4,750,075

10030 – 100

0 – 550 – 100 - 1

b. Agregat HalusAgregat halus terdiri dari pasir alam dan/ atau batu disaring dalam kombinasai yang cocok , dan harus bersih serta bebas dari gumpalan – gumpalan lempung dan benda – benda lain yang harus dibuang. Gradasi agregat halus harus sesuai dengan tabel 7.2 berikut :

SPESIFIKASI TEKNIK 88

Page 89: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Tabel 7.2 Persyaratan Gradasi Agregat Halus Ukuran Saringan

(mm)Presentasi Lolos

SaringanAtas Berat

9,54,752,360,60

0,075

10090 – 10080 – 10025 – 100

3 – 11

c. Filler ( bahan halus sebagai pengisi )Bahan Filler terdiri dari debu batu, batu kapur atau semen dan harus bebas dari setiap benda yang harus dibuang. Filter tersebut akan berisi ukuran partikel yang 100 % lolos 0,60 mm dan tidak kurang dari 75 % berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm ( saringan basah ).

d. Syarat – syarat Kualitas Agregat Kasar Agregat kasar yang digunakan untuk LATASTON (HRS), harus mematuhi syarat – syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 8.2.3 dibawah ini :

Tabel 7.3 Syarat – Syarat Agregat KasarUraian Batas Test

Kehilangan berat karena abrasi ( 500 putaran )Bahan Aspal setelah pelapisan dan pengelupasan

Maksimum 40 %

Minimum 95 %

3. Bahan Aspal a. Bahan aspal harus AC – 20, aspal semen gradasi kental (kurang

lebih ekuivalen dengan Pen 60/70) memenuhi persyaratan AASHTO M226.

b. Suatu bahan adhesi (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahakan pada bahan aspal , bila diperintahkan demikian oleh ahli teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada CMP (Instalasi Campuran Pusat) Bahan Aditif (tambahan) harus dari satu jenis yang disetujui oleh Ahli Teknik yang bertugas dan akan ditambahkan serta dicampur sesuai petunjuk pabrik pembuat.

7.3. PERSYARATAN CAMPURAN 1. Komposisi Campuran

a. Campuran aspal terdiri dari agregat, bahan filler dan bahan aspal. Komposisi rencana campuran harus berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada Tabel 7.4 berikut:

Tabel 7.4 Komposisi Campuran

Fraksi Rencana Campuran

Presentasi Lolos Saringan

Atas Berat Total Campuran Aspal

Fraksi Agregat kasar ( > 2,36 mm )Fraksi Agregat Halus ( 2,36 – 0,075 mm )

20 – 4047 – 67

5 - 9

SPESIFIKASI TEKNIK 89

Page 90: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Fraksi Filler

Kandungan Aspal ( % total atas volume )Kandungan aspal efektif Kandungan Aspal yang diserap Kandungan aspal total sebenarnyaKetebalan film aspal

Minimum 6,8Maksimum 1,7Minimum 7,3

Minimum 8 Micron

b. Perbandingan rencana akhir dan formula campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh pengujian laboratorium CMP dan campuran rencana yang sebenarnya harus diserahkan ke Pimpinan Proyek DBM & U yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini .

2. Sifat – sifat CampuranSifat – sifat campuran yang harus dipatuhi oleh Instansi Campuran Pusat (CMP) diberikan pada tabel 7.5 berikut ini .

Tabel 7.5 Persyaratan Sifat CampuranSifat-Sifat Campuran Pengukuran Batas-

BatasKandungan rongga udara campuran padatTebal film aspalKuofisien MarshallStabilitas MarshallStailitas Marshall sesudah direndam 24 jam

% atas volume totalcampuranMicronKN/ mmKg% stabilitas asli

4 % - 6 %

Minimum 81,0 – 4,0

450 – 850Minimum

75 %

7.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Alat Pelaksanaan

a. Jenis alat dan metode operasi harus sesuai dengan daftar alat dan unit produksi yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya dari Direksi Teknik.Pada umumnya yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver (perata) bertenaga mesin, mampu bekerja sampai garis dan ketinggian yang diperlukan, dengan persediaan pemanasan, screding dan perataan sambungan campuran aspal. Penghamparan dengan tenaga manusia tidak dibenarkan kecuali diatur secara khusus untuk pekerjaan tertentu oleh direksi teknis.

b. Jenis peralatan berikut, akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan penyelesaian.1. Alat Pengangkutan

Sejumlah dump truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran aspal, yang sesuai dengan program kerja yang disetujui. Dump truk tersebut harus dilengkapi dengan alas logam rata rapat, bersih dan yang sebelumnya dilapisi dengan minyak pelumas .

2. Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian Bilamana diminta demikian dibawah Daftar Penawaran dan Daftar Peralatan Kontrak, peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus sebuah pever (perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui mampu bekerja sampai ke garis. Tingkat

SPESIFIKASI TEKNIK 90

Page 91: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

kemiringan dari penampang melintang yang diminta dan mampu memenuhi persyaratan mengenai volume dan kualitas penanganan .

3. Peralatan Pemadatan Untuk pemadatan lapis permukaan, peralatan berikut diperlukan : Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau

mesin gilas roda tandem dengan total berat 6 ton – 10 ton). Sebuah mesin gilas ban pneumatic dengan tekanan angin

dalam ban 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballas dari 1500 kg – 2500 kg beban per roda .

4. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat.Sebuah distributor/ penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.

2. Penyiapan Lapangana. Pemasangan di atas Lapis Pondasi Atas

1. Bila memasang diatas pondasi jalan, pondasi tersebut telah memiliki bentuk dan profil yang diminta tepat benar dengan penampang melintang rencana dan dipadatkan sepenuhnya sehingga disetujui oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan pemadatan dibawah Sub bab 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari setiap benda lepas atau yang harus dibuang .

2. Sebelum meletakkan LATASTON (HRS), pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan Lapis Aspal Resap Pengikat pada suatu tingkat pemakaian 0.6 I/m2 atau tingkat pemakaian yang lain menurut petunjuk direksi teknik (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

b. Pemasangan di Atas Permukaan Dengan Lapis Penutup yang ada 1. Bilamana pemasangan sebagai lapis ulang terhadap permukaan

beraspal yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan lama, termasuk lubang – lubang, bagian – bagian ambles, pinggiran runtuh dan cacat permukaan lainnya, harus dibuat betul dan diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi Teknik .

2. Sebelum memasang LATASTON (HRS) permukaan lama harus kering dan disapu bersih dari semua batu lepas dan bahan – bahan lainnya yang harus dibuang dan disemprot dengan Lapis Aspal Pengikat yang disemprotkan pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 I/m2 kecuali diperintahkan oleh Direksi Teknik.

3. Penghamparan a. Screed samping atau cetakan lain yang disetujui akan dipasang

dipinggir perkerasan/ bahu jalan mencapai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penghamparan dengan mesin

SPESIFIKASI TEKNIK 91

Page 92: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

i. Sebelum permulaan operasi pengaspalan, Screed pada paver harus dipanaskan, dan campuran aspal harus dituangkan kedalam paver pada satu temperatur didalam batas – batas 140° C - 110° C.

ii. Selama operasi paver, campuran aspal akan dihampar dan diturunkan sampai tingkat ketinggian dan bentuk penampang melintang yang diperlukan diatas seluruh lebar perkerasan yang praktis.

iii. Paver akan dioperasikan pada satu kecepatan yang tidak menyebabkan retak-retak permukaan, robek-robek atau suatu ketidakteraturan lainnya permukaan. Tingkat penghamparan harus mendapat persetujuan Direksi Teknik, memenuhi persyaratan tebal rencana.

iv. Bila suatu segregasi, penyobekan atau pencukilan permukaan paver terjadi, paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh mulai kerja lagi sampai penyebabnya telah ditemukan dan dilakukan perbaikan. Bagian-bagian kasar atau bahan-bahan yang terpisah (segregasi) harus dikoreksi dengan fines (bagian halus) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi, penggarukan sedapat mungkin dihindarkan, dan partikel-partikel kasar tidak boleh disebarkan diatas permukaan yang discreed.

v. Harus dijaga supaya campuran tidak terkumpul dan mendingin ditempat sisi hopper atau dimana saja dalam paver.

vi. Bilamana jalan tersebut diperkeras separuh lebar pada satu waktu, perkerasan pada separuh lebar yang pertama tidak boleh lebih dari 1 km di depan pelapisan separuh lebar yang kedua .

4. Pemadatan Permukaan LATASTON ( HRS ) a. Pengendalian Temperatur

i. Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan harus diperiksa dan ketidakrataan dibetulkan.

ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai bilamana suhu campuran turun dibawah 110° C serta diselesaikan sebelum suhu turun dibawah 65° C.

iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggilasan secara berturut-turut dengan urutan sebagai berikut :

UrutanWaktu Sesudah di

HamparSuhu

PenggilasanTahap awal pengilasan

0 – 10 menit 110° C - 100° C

Penggilasan antara atau kedua

10 – 20 menit110° C - 80° C

Penggilasan akhir 20 – 45 menit 80° C - 65° C

b. Prosedur Pemadatan

SPESIFIKASI TEKNIK 92

Page 93: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan tahap akhir akan dilaksanakan dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilaksanakan dengan mesin gilas ban. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.

ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic dan akan selalu berjalan selambat mungkin untuk meghindari pergeseran campuran panas . Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara mendadak, yang mungkin mengakibatkan penggeseran campuran.

iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara harus mengikuti sedekat mungkin dibelakang penggilasan awal dan akan dikerjakan sementara campuran tersebut masih dalam temperatur yang akan menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dilakukan ketika bahan tersebut masih dalam kondisi yang cukup dapat dikerjakan untuk menghapus/ membuang tanda-tanda bekas injakan mesin gilas .

iv. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggir luar dan berjalan sejajar dengan sumbu jalan menuju bagian tengah perkerasan, kecuali pada penggilasan lengkungan superelevasi akan dimulai pada sisi bawah dan bergerak menuju sisi yang tinggi. Lintasan-lintasan berikutnya dari mesin gilas harus berlapis tindih pada paling sedikit setengah lebar mesin gilas serta lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik ditempat satu meter dari titik ujung lintasan sebelumnya.

v. Ketika menggilas sambungan memanjang, penggilasan awal pertama-tama bergerak ke atas jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi berjalan di atas ujung perkerasan yang belum dipadatkan. Mesin gilas tersebut akan melanjutkan sepanjang jalur ini menggeser posisinya sedikit-sedikit melintang sambungan dengan lintasan berikutnya, sehingga diperoleh sambungan yang rapi terdapatkan secara menyeluruh .

vi. Penggilasan akan bergerak maju menerus sebagaimana diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua bekas-bekas injakan mesin gilas serta ketidak teraturan lainnya dihapus. Untuk mencegah melekatnya campuran tersebut ke mesin gilas, roda-roda tersebut harus selalu dijaga tetap basah, namun air yang berlebihan tidak diizinkan .

5. Penyelesaian a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizikan berdiri diatas permukaan

yang baru selesai sampai permukaan tersebut seluruhnya dingin dan memadat.

b. Permukaan LATASTON (HRS) sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung jalan yang ditetapkan dan tingkat

SPESIFIKASI TEKNIK 93

Page 94: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

kemiringannya berada dalam toleransi yang telah ditentukan . Setiap campuran yang lepas dan pecah-pecah bercampur dengan kotoran atau yang tidak sempurna, harus sama dengan sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan beraspal atas perintah Direksi Teknik harus disingkirkan dan diganti. Semua tempat-tempat tinggi, sambungan-sambungan tinggi, bagian ambles dan berongga harus diperbaiki menurut permintaan Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, kontraktor akan merapikan pinggiran- pinggiran dengan baik. Setiap bahan lebihan harus dipotong tegak setelah penggilasan akhir, dan dibuang oleh kontraktor menurut petunjuk Direksi Teknik .

6. Penyelesaian Sambungan a. Tidak boleh ada campuran dipasang menempel ujung-ujung bahan

yang sudah digilas sebelumnya, kecuali ujung-ujung tersebut dipotong kembali sampai permukaannya tegak.

b. Suatu laburan tipis lapisan aspal digunakan untuk permukaan-permukaan sambungan yang dilakukan, akan diterapkan tepat sebelum tambahan campuran dipasang pada bahan yang telah digilas sebelumnya.

7.5. PENGENDALIAN MUTU 1. Test laboratorium

a. Test laboratorium akan dilaksanakan oleh ahli teknik yang bertugas pada CMP (Instalasi Campuran Pusat) yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan spesifikasi umum dan memenuhi persyaratan spesifikasi yang diberikan pada tabel diatas. Data pengujian akan diberikan kepada kontraktor dan pimpinan proyek jika perlu, serta pengujian selanjutnya akan dilaksanakan bila diperlukan demikian oleh Direksi Teknik .

b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, kontraktor harus memperoleh dan menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa saringan, pengendalian suhu, kepadatan stabilitas/ aliran Marshall, dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat seperti didalam Tabel 7.6 berikut :

Tabel 7.6. Uji Laboratorium Untuk LATASTON ( HRS )

Test Referensi Test Tipe

SPESIFIKASI TEKNIK 94

Page 95: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

AASTHO Bina Marga

Ketahanan thd abrasi agregat kasar ukuran kecil menggunakan mesin Los Angeles

T 96PB 0206 –

76Test abrasi untuk agregat <

19 mm

Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat aspal

T 182PB 0205 –

76

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan

Ketahanan thd kelelahan plastis campuran aspal menggunakan instrumen Marshall

T 245PC 0201 –

76

Test Marsahll untuk pemilihan gradasi optimum dan kandungan bahan pengikat , termasuk : - Stabilitas Marshall- Nilai Aliran Marshall- Koefisien Marshall- Kepadatan Marshall

Berat jenis maksimum campuran perkeraasan aspal

T209 -

Untuk menentukan rongga udara dalam campuran dan penyerapan aspal oleh agregat

Berat jenis menyeluruh campuran aspal dipadatkan

T 166 -

Menentukan kerapatan pemadatan HRS thd presentasi kepadatan Marshall

Pengaruh panah dan udara terhadap bahan aspal ( Test Film Oven ini )

T 179 -

Menentukan pengaruh minimum ketebalan film

2. Pengendalian LapanganTest Pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang-lubang uji dan mengembalikan ke keadaan semula dengan LATASTON (HRS) dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh kontraktor dibawah pengawasan direksi teknik .

SPESIFIKASI TEKNIK 95

Page 96: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Tabel 7.7 Persyaratan Pengendalian Lapangan

Test Pengendalian Prosedur

i. Test permukaan perkerasan untuk permukaan harus diuji dengan mal kesesuaian dengan punggung jalan, dan batang lurus 3 m sesudah kemiringan melintang dan ketinggian pemadatan awal dan pemadatan akhir yang ditetapkan

ii. Pengujian kepadatan ini HRS terpasang dan dipadatkan

iii. Ketebalan lapis permukaan

iv. Kualitas

Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal dan batang lurus panjang 3 m sesudah pemadatan awal dan pemadatan akhir

Contoh bahan inti harus diambil setiap 200 m , kecuali diperintahkan lain oleh Direksi teknik . Kepadatan campuran yang sudah disatukan yang telah diuji , tidak boleh kurang dari 95 % spesimen ( contoh bahan ) dipadatkan dilaboratorium.

Ketebalan HRS terpasang yang harus dipantau dengan inti perkerasan atau dengan cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik . Inti tersebut harus diambil oleh kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji sebagaimana diperintahkan.

Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan , untuk pengendalian kualitas , keseragaman dan pemadatan .

7.6. CARA PENGUKURAN PEKERJAAN

1. Produksi HRS harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam ton campuran aspal HRS yang dikirim kelapangan dan dapat diterima oleh Direksi Teknik. Pengukuran berdasarkan jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan dihitung, dan disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan berat padat HRS akan diambil sebagai 2,20 ton/m3 , kecuali dinyatakan lain .

2. Volume HRS dihampar dan dipadatkan yang harus diukur untuk pembayaran, sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara kontraktor dan Direksi Teknik.

3. Ketebalan HRS yang harus diukur untuk pembayaran harus tebal rencana dipadatkan sebagaimana ditentukan atau diperintahkan oleh Direksi Teknik secara tertulis. Volume untuk pembayaran adalah luas diukur dikalikan dengan tebal HRS terpasang. Dalam kejadian bahwa tebal HRS terpasang padat adalah kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dibuat dengan menggunakan suatu volume yang diperbaiki yang sama dengan :

SPESIFIKASI TEKNIK 96Tebal diukur rata – rata sebenarnya

Luas diukur sebenarnya x Tebal rencana

Page 97: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

4. Bila satu lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat dipasang sesuai dengan kontrak tertentu dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat tersebut akan diukur dalam liter .

5. Bilamana HRS dipasang diatas satu lapis pondasi atas, pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan lapis pondasi atas tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang perlu untuk menyelesaikan lapis pondasi atas sesuai dengan persyratan spesifikasi .

6. Bilamana HRS dipasang diatas perkerasan aspal lama, pekerjaan yang diperlukan untuk perbaikan permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran-pinggiran yang runtuh dan bagian-bagian yang ambles, tidak boleh diukur dan dibayar.

7. Bilamana perbaikan lapis permukaan yang tidak memuaskan, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan.

8. Tidak ada tambahan pengukuran atau pembayaran yang dibuat untuk pengujian bahan-bahan yang diperlukan dibawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran bagi LATASTON (HRS).

SPESIFIKASI TEKNIK 97

Page 98: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB VIII. LAPIS ASPAL BETON PONDASI ATAS PERATA( LASTON ATAS) – ATB LEVELLING.8.1. U M U M

1. UraianPekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu lapisan perata pondasi atas yang padat, tahan lama, disusun dari agregat dan bahan aspal dicampur di dalam satu instalasi campur pusat (CMP) dan digunakan untuk maksud penguatan perkerasan yang ada dan pembentukan ulang perkerasan sampai punggung jalan dan kemiringan melintang yang benar sebelum dipasang satu lapis ulang permukaan baru.

2. Toleransi Ukuran a. Tebal praktis minimum lapis pondasi atas perata adalah 4 cm. Dan

ketebalan yang harus dipasang sampai tingkat dan ketinggian yang diatur dilapangan serta sebagaimana di perintahkan oleh Direksi Teknik. Tebal rata-rata yang ditetapkan pada gambar rencana adalah berdasarkan pemeriksaan visual dan diberikan sebagai perkiraan tebal rata-rata ynag diperlukan.

b. Lapis pondasi atas perata tidak boleh dipasang dalam lapisan melebihi ketebalan 10 cm padat.

c. Bila diuji dengan satu mal punggung jalan atau batang lurus 3 m, variasi permukaan selesai pada setiap titik lapis pondasi atas perata tidak boleh melebihi 10 mm dari permukaan atau ketinggian yang telah ditetapkan.

3. Contoh BahanKontraktor harus menyerahkan contoh bahan berikut kepada Direksi Teknik paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.a. Contoh bahan campuran aspal disertai rincian sumber pengadaan.b. Formula campuran pelaksanaan beserta data test pendukung dari

laboratorium Instalasi Campur Pusat (CMP) yang menunjukkan kecocokkan dengan persyaratan kualitas Spesifikasi ini.

4. Pembatasan CuacaLapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata (LASTON ATAS) akan dipasang hanya dibawah kondisi cuaca kering dan permukaan perkerasan kering.

5. Pengendalian Lalu Lintasa. Pengendalian lalu lintas harus dilaksanakan oleh kontraktor sesuai

dengan sayrat-syarat Umum Kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta tindakan-tindakan pencegahan yang memadai harus diambil untuk mengarahkan dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.

b. Pelaksanaan harus separuh lebar jalan, terkecuali disediakan satu jalan pengalihan (alternatif) yang pantas dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

c. Tidak ada lalu lintas yang diizinkan lewat diatas permukaan jalan yang baru selesai sampai lapisan aspal pondasi atas tersebut dipadatkan sehingga memuaskan Direksi Teknik. Kecepatan lalu lintas diatas permukaan terpasang yang baru tersebut harus dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam

SPESIFIKASI TEKNIK 98

Page 99: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

setelah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan.lewat, sementara pekerjaan jalan sedang berlangsung.

6. Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskanLapis Aspal Pondasi Atas perata harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini dan sampai disetujui Direksi Teknik. Luas lapis pondasi atas perata yang tidak mematuhi kepada persyaratan-persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah satu lapisan tambahan dan/ atau dengan suatu tindakan tindakan lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik.

8.2. BAHAN-BAHAN1. Persyaratan Umum

a. Semua bahan yang diperlukan untuk lapis aspal pondasi atas perata akan didapat dari sumber deposit bahan dan bahan olahan industri dan dipasok langsung kepada CMP (Instalasi Campur Pusat) terkecuali DPUK mengadakan pengaturan alternatif.

b. Tanggung jawab untuk persetujuan semua sumber pengadaan dan pelaksanaan tets laboraorium yang berhubungan dengan campuran pelaksanaandan pengendalian mutu produksi akan ada pada tenaga Ahli (Engineer) yang bertugas dan bertanggung jawab di CMP (Instalasi Campur Pusat)

c. Kualitas Campuran Aspal untuk Lapis Pondasi Atas Perata tersebut harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Umum Bina Marga.

2. Agregata. Agregat Kasar

Agregat kasar untuk Lapis Aspal Pondasi Atas Perata terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun satu campuran batu pecah dengan kerikil alami bersihyang sesuai. Gradasi agregat kasar harus memenuhi persyaratan pada Tabel 8.1 berikut.

Tabel 8.1. Persyaratan Gradasi Untuk Agregat Kasar Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata

Ukuran Saringan (mm)

Persentase Lolos Atas Berat(%)

19,012,59,5

4,750,075

10095 – 10050 – 100

0 – 500 – 5

b. Agregat HalusAgregat halus terdiri dari pasir alami dan/ atau batu yang disaring dalam kombinasi yang cocok. Dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang. Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai dengan Table 8.2 berikut ini.

Tabel 8.2 Persyaratan Gradasi Agregat Halus Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata

SPESIFIKASI TEKNIK 99

Page 100: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Ukuran Saringan (mm)

Persentase LolosAtas Berat

9,54,752,360,6

0,075

10090 – 10080 – 10025 – 100

3 - 11

c. Filler (bahan halus pengisi)Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen dan harus bebas dari benda-benda yang harus dibuang. Ia akan berisi ukuran partikel yang 100 % lolos saringan 0.60 mmdan tidak kurang dari 75 % atas dasar berat partikel-partikel yang lolos saringan 0,075 %.

d. Syarat – Syarat kualitas Agregat kasarAgregat kasar yang harus digunakan untuk lapis aspal beton pondasi atas  perata harus memenuhi syarat – syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 9.2.3 dibawah

Tabel 8.3 Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar Lapis Aspal Pondasi Atas Perata

Uraian Batas TestKehilangan berat karena abrasi (500 putaran)Penahanan Aspal setelah pelapisan dan pengelupasan

Maks. 40 %Minim.85 %

3. Bahan Aspal a. Bahan aspal harus aspal semen gradasi kental yang memenuhi

persyaratan AASHTO M 226. Gradasi yang dipakai adalah sebagai berikut : Grade AC – 20 (kurang lebih ekivalen dengan Pen 60/70)

b. Suatu bahan adhesif (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal,jika diperintahkan demikian oleh Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada CMP (Insatalasi Campur Pusat). Bahan additive (tambahan) tersebut harus dari jenis yang disetujui Ahli Teknik yang bertugas serta harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk - petunjuk pabrik pembuat.

8.3. PERSYARATAN CAMPURAN1. Komposisi Campuran

a. Campuran aspal akan terdiri dari agregat. bahan filler dan bahan aspal. Komposisi rencana campuran akan berada didalam batas-batas yang diberikan pada Tabel 8.4

Tabel 8.4 Komposisi CampuranFraksi Rencana Campuran Presentase Lolos Atas

SPESIFIKASI TEKNIK 100

Page 101: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Berat Total CampuranAspal

Fraksi Agregat kasar (> 2.36 mm)Fraksi Agregat Halus (2.36-0.075 mm)Fraksi Filler (bahan halus pengisi)Kandungan Aspal efektifKandungan Aspal DiserapKandungan Aspal total sebenarnya

40 – 6026 – 49,54,5 – 7,5

Minimum 5,5Maksimum 1,7Minimum 6,0

b. Perbandingan campuran final dan formula campuran pelaksanaan akan ditentukan dengan pengujian laboratorium dan campuran rencana sebenarnya harus diserahkan kepada Pelaksana Kegiatan Dinas Bina Marga dan Pematusan yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini.

2. Sifat-Sifat CampuranSifat-Sifat campuran harus mematuhi syarat-syarat dari CMP (Instalasi Campuran Pusat) yang diberikan pada Tabel 9.3.5 berikut ;

Tabel 9.3.5 Sifat -Sifat Campuran

Sifat-Sifat Campuran PengukuranBatas-Batas

Kandungan rongga udara Campuran padat Kuosein Marshall Stabilitas Marshall Stabilitas Marshall direndam 24

jam

% atas volume total campuranKN/mmKg% stabilitas asli

4 % - 5%

1.8 – 5.0450

Minimum 75 %

8.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN1. Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis Peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan Instalasi Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi Teknik.Pada umumnya peralatan yang akan dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver (perata) bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai garis dan ketinggian yang diperlukan, dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran aspal.

b. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan, dan penyelesaian.i. Alat Pengangkutan

Sejumlah dump truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Dump truk tersebut harus dilengkapi dengan dasar (bak) logam rata, bersih yang sebelumnya dilapisi minyak bakar.

ii. Peralatan untuk Penghamparan dan PenyelesaianBilamana diminta demikian dibawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi, peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga mesin yang

SPESIFIKASI TEKNIK 101

Page 102: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

mampu bekerja sampai kegaris, kemiringan dari penampang melintang yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap volume dan penampilan kualitas.

iii. Peralatan Pemadatan Untuk pemadatan lapis aspal beton pondasi atas, diperlukan peralatan berikut : Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau

tandem 6 ton – 10 ton total berat) Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa

mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg – 2500kg muatan per roda.

iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Pengikat.Sebuah distributor/ penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.

2. Penyiapan Lapangan a. Perkerasan lama harus dibersihkan dari bahan-bahan lepas dan

lunak, serta setiap kerusakan pada perkerasan karena lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran runtuh dan cacat-cacat permukaan harus dibetulkan dan diperbaiki sehingga mendapat persetujuan Direksi Teknik.

b. Sebelum memasang lapis aspal beton pondasi atas perata, permukaan lama harus kering dan dibersihkan dari semua batu lepas serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus disemprot dengan lapis aspal pengikat pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

3. Penghamparana. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, screed samping atau

cetakan lain yang disetujui harus dipasang sepanjang pinggir bahu jalan/ perkerasan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penghamparan dengan mesini. Sebelum operasi pengerasan dilmulai, screed paver harus

dipanaskan dan campuran aspal harus dimasukkan/ dituang kedalam paver pada satu temperatur didalam batas-batas berikut : Untuk Grade AC – 10, batas suhu : 140 0 C – 110 0 C Untuk Grade AC – 20, batas bahu : 150 0 C - 120 0 C

ii. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus dihampar dan diratakan sampai ketinggian dan bentuk penampang melintang yang ditentukan di atas seluruh lebar perkerasan atau selebar yang praktis.

iii.Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-retak pada permukaan, Tingkat penghamparan harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.

SPESIFIKASI TEKNIK 102

Page 103: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

iv.Jika suatu segresi, penyobekan atau pencungkilan permukaan telah terjadi, paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki. Bagian-bagian yang kasar atau bahan yang telah segresi harus diperbaiki dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaru dengan baik. Akan tetapi penggarukan sejauh mungkin harus dihindari, dan pertikel kasar tidak boleh disebarkan diatas permukaan yang discreed.

v. Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin pada sisi hopper atau dimana saja pada paver.

vi.Bila jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu, pengerasan separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pengerasan separuh lebar jalan yang kedua.

4. Pemadatan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perataa. Pengendalian Suhu

i. Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan harus diperiksa dan ketidakrataan harus diperbaiki.

ii. Temperatur campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai dan diselesaikan bilamana suhu campuran turun sampai dibawah batas-batas berikut ini. Grade AC – 20 – Mulai 125 0 C dan selesai 80 0 C

iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggilasan secara berturut-turut dengan urutan sebagai berikut :

Tahapan PenggilasanWaktu

Sesudah Penghamparan

Suhu Penggilasan (oC)

AC - 10 AC - 201. Tahap Awal Penggilasan2. Penggilasan Kedua/ Antara3. Penggilasan Akhir

0 – 10 menit10 – 20 menita – 45 menit

110 – 100100 – 8080 – 65

125 – 110110 – 9595 – 80

b. Prosedur Pemadatani. Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dikerjakan

semuanya dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi sedekat mungkin paver.

ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan penggeseran campuran.

iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin di belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran tersebut masih

SPESIFIKASI TEKNIK 103

Page 104: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

pada satu temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana tersebut masih dalam suatu kondisi cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas injakan roda mesin gilas.

iv. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian tengah perkerasan. Kecuali pada lengkungan super elevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan sebelumnya.

v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harus bergerak diatas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi jalan/ lewat diatas pinggir perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas harus terus menerus sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu sambungan yang dipadatkan rapi secara menyeluruh.

vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas roda mesin gilas dan ketidak teraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan tidak diizinkan.

5. Penyelesaiana. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri diatas permukaan

yang baru selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan memadat.

b. Permukaan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung jalan dan kemiringan yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang tidak sempurna. Harus segera dipadatkan supaya sama dengan sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi Teknik akan disingkirkandan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi. Bagian ambles dan bagian yang berongga harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus memperbaiki pinggiran-pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap bahan-bahan berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan akhir dan dibuang oleh Kontraktor menurut Direksi Teknik.

6. Penyelesaian Sambungan

SPESIFIKASI TEKNIK 104

Page 105: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel pada lapisan yang sudah digilas sebelumnya, kecuali pinggirannya telah dipotong satu permukaan tegak, satu penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk lapis aspal pengikat harus dipakai sebelum tambahan campuran dipasang menempel pada bahan yang digilas sebelumnya.

8.5. PENGENDALIAN MUTU1. Test Laboratorium

a. Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas dan bertanggung jawab pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Umum dan untuk memenuhi persyaratn spesifikasi yang diberikan pada Tabel 9.5.5. Data uji harus disediakan oleh Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi setiap hari. Meliputi analisa saringan, pengendalian suhu, kepadatan/ stabilitas/ aliran Marshall dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat dalam Tabel 8.6

Tabel 8.6 Test Laboratorium Lataston Perata (ATB)

TestReferensi Test

TipeAASTHO Bina

SPESIFIKASI TEKNIK 105

Page 106: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

MargaKetahanan thd abrasi agregat kasar ukuran kecil menggunakan mesin Los Angeles

T 96PB 0206 –

76Test abrasi untuk agregat < 19 mm

Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat aspal

T 182PB 0205 –

76

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan

Ketahanan thd kelelahan plastis campuran aspal menggunakan instrumen Marshall

T 245PC 0201 –

76

Test Marsahll untuk pemilihan gradasi optimum dan kandungan bahan pengikat , termasuk : - Stabilitas Marshall- Nilai Aliran Marshall- Koefisien Marshall- Kepadatan Marshall

Berat jenis maksimum campuran perkeraasan aspal

T 209 -

Untuk menentukan rongga udara dalam campuran dan penyerapan aspal oleh agregat

Berat jenis menyeluruh campuran aspal dipadatkan

T 166 -

Menentukan berat padat lapis aspal beton pondasi atas dengan presentasi berat Marshall

2. Pengendalian LapanganTest pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji untuk contoh inti dan mengembalikan

SPESIFIKASI TEKNIK 106

Page 107: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

ke keadaan semula dengan bahan ATB dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.

Tabel 8.7 Persyaratan Pengendalian Lapangan

Test Pengendalian Prosedur

i.Test permukaan perkerasan untuk kesesuaian dengan punggung jalan, ketinggian dan kemiringan melintang.

ii. Pengujian berat/ kepadatan inti lapis aspal beton pondasi atas perata yang terpasang dan dipadatkan

iii.Ketebalan lapis permukaan

iv. Kualitas

Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal dan punggung dan batang lurus panjang 3 m setelah pemadatan akhir.

Contoh inti harus diambil setiap panjang 200 m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.Kepadatan campuran yang sudah disatukan yang diuji, tidak boleh kurang dari 95 % bahan (spesimen) padat laboratorium.

Ketebalan lapis ATB. Terpasang harus dipantau dengan inti perkerasan atau dengan cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik yang diperintahkan demikian.

Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan untuk pengendalian mutu, keseragaman dan pemadatan.

8.6. CARA PENGUKURAN PEKERJAAN1. Produksi lapis ATB perata harus diukur untuk pembayaran sebagai

volume yang diukur dalam ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik. Pengukuran akan berdasarkan pada jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan telah dihitung, dan disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan . berat jenis padat ATB akan diambil sebagai 2.27 ton/m3 terkecuali dinyatakan lain.

2. Volume ATB Lapisan Perata yang dihampar dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah meter kubik terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan denagn lebar rata-

SPESIFIKASI TEKNIK 107

Page 108: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

rata yang diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

3. Bilamana suatu lapis aspal pelekat dipasang sesuai dengan persyaratan kontrak tertentu dan Daftar Penawaran, lapis aspal pelekat tersebut akan diukur dalam liter.

4. Pekerjaan yang diperlukan untuk memperbaiki perkerasan yang ada termasuk memperbaiki lubang-lubang, pinggiran runtuh dan daerah-daerah ambles, tidak boleh diukur dan tidak boleh dibayar dibawah bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar menurut item-item pembayaran yang relevan.

5. Bilamana perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

6. Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian bahan-bahan yang diperlukan dibawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian akan dianggap sudah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata (LATASTON).

SPESIFIKASI TEKNIK 108

Page 109: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB IX. ASPAL BETON (AC)9.1. U M U M

1. Uraian Pekerjaan ini terdiri dari peneyediaan suatu lapis aus permukaan tahan lama dan padat dari campuran aspal dikenal sebagai Lapisan Aspal Beton (LASTON), tersusun dari sejumlah agregat tertentu, filter dan aspal semen dihasilkan dari instalasi campuran pusat (CMP) dan dipasang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini dengan ketebalan nominal 4 cm atau diatur tersendiri oleh Direksi Teknik atau ketentuan lain dalam dokumen kontrak, seperti yang diminta dalam Daftar Penawaran. Campuran Aspal beton tersebut akan dipasang sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang dibentuk sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang diatas suatu perkerasan dengan lapis penutup yang ada, dan perlu digunakan di atas jalan dengan lalu lintas berat serta kemiringan terjal.

2. Toleransi Ukurana. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari

tebal nominal rencana. Tidak ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Aspal Beton padat kurang dari 90 % tebal rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan persyaratan di lapangan atau keputusan Direksi Teknik dan diberitahukan secara tertulis kepada kontraktor.

b. Variasi permukaan Aspal Beton selesai dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan tidak boleh melebihi 5 mm pada setiap titik bilamana diuji dengan satu mistar batang lurus panjang 3,0 m.

3. Contoh BahanKontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik pada paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai :a) Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan.b) Formula campuran pelaksanaan dan data uji pendukung yang

diperoleh dari laboratorium Instalasi Campur Pusat (CMP) yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.

4. Pembatasan CuacaAspal beton akan dipasang hanya dibawah kondasi cuaca kering dan bilamana permukaan perkerasan kering pula.

5. Pengendalian Lalu Lintasa) Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang

sesuai dengan syarat-syarat umum kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-tindakan untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.

b) Harus disediakan sarana untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan (alternatif) jalan yang sesuai sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.

c) Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan lewat di atas permukaan jalan yang baru selesai sampai lapis permukaan aspal beton di padatkan sepenuhnya hingga memuaskan Direksi Teknik.

SPESIFIKASI TEKNIK 109

Page 110: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

6. Perbaikan Pekerjaan yang Tidak MemuaskanLapis permukaan yang selesai (jadi) dari Aspal Beton harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambahan dan/ cara lain yang dipandang perlu oleh Direksi Teknik.

9.2. SYARAT – SYARAT BAHAN1. Persyaratan Umum

a. Semua bahan yang diperlukan untuk Aspal Beton akan didapat dari Sumber deposit bahan dan bahan hasil olahan industri dan dipasok langsung ke CMP (Instalasi Campur Pusat), kecuali DPUK membuat pengaturan alternatif.

b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan test laboratorium yang diperlukan yang berhubungan dengan campuran percobaan dan pengendalian mutu produksi berada pada Ahli Teknik (Engineer) yang bertugas dan bertanggung jawab di CMP (Instalasi Campur Pusat).

c. Kualitas aspal beton harus memenuhi persyaratan Spefikasi Umum Bina Marga.

2. Agregata. Agregat kasar

Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari batu pecah dengan kerikil alami yang bersih.Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 9.1 berikut :

Tabel 9.1 : Persyaratan Gradasi Agregat Kasar untuk Aspal

Beton Ukuran Saringan

(mm)Presentasi Lolos

SaringanAtas Berat

19,012,59,5

4,750,075

10030 – 100

0 – 550 – 100 - 1

b. Agregat HalusAgregat halus terdiri dari pasir alam dan atau batu pecah tersaring dalam kombinasi yang cocok, dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus di buang, Gradasi agregat halus sesuai dengan tabel 9.2 berikut.

Tabel 9.2 : Persyaratan Gradasi Agregat Halus Aspal Beton

Ukuran Saringan Presentasi Lolos

SPESIFIKASI TEKNIK 110

Page 111: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

(mm) SaringanAtas Berat

9,54,752,360,60

0,075

10090 – 10080 – 10025 – 100

3 – 11

c. FillerBahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas dari suatu benda yang harus dibuang. Ia berisi ukuran partikel yang 100 % lolos saringan 0,60 mm dan tidak kurang dari 75 % atas berat partikel yang lolos saringan 0,075 (saringan basah).

d. Syarat-syarat Kualitas Agregat KasarAgregat kasar yang digunakan untuk aspal beton harus memenuhi syarat kualitas yang diberikan pada tabel 9.3 di bawah :

Tabel 9.3 : Persyaratan Gradasi Agregat KasarUraian Batas Test

Kehilangan berat karena abrasi ( 500 putaran )Bahan Aspal setelah pelapisan dan pengelupasan

Maksimum 40 %Minimum 95 %

3. Bahan Aspala. Bahan aspal harus AC-20 aspal semen gradasi kental (kurang lebih

ekivalen dengan Pen. 60/70) memenuhi persyaratan AASHTO M 226

b. Suatu bahan adhesif (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal, jika diminta demikian oleh Direksi Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada CPM (Instalasi Campur Pusat). Bahan tambahan tersebut harus satu jenis yang disetujui oleh ahli Teknik (Engineer) yang bertugas pada CMP dan harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk Pabrik Pembuat.

9.3. PERSYARATAN CAMPURAN1. Komposisi Campuran

a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, bahan filter, dan bahan aspal. Komposisi rencana campuran berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada tabel 9.4

Tabel 9.4 : Komposisi CampuranFraksi Rencana Campuran Presentase

Lolos AtasBerat Total

SPESIFIKASI TEKNIK 111

Page 112: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Campuran AspalFraksi Agregat Kasar ( > 2.36 mm )Fraksi Agregat Kasar ( 2.36 mm – 0.075 mm )Fraksi Filter

30 – 5039 – 59

4.5 – 7.5

Kandungan Aspal (% total atas volume)Kandungan aspal efektif - Minimum 5.2Kandungan aspal terserap - Maksimum 1.7Total kandungan aspal sebenarnya - Minimum 6.7Tebal film aspal - Minimum 8 micron

b. Perbandingan campuran final dan formula kualitas aspal beton harus ditentukan oleh pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan campuran rencana sebenarnya harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini.

2. Sifat-sifat Campuran

Sifat-sifat campuran yang harus dipenuhi oleh CMP (Instalasi Campur Pusat) diberikan pada tabel 9.5 di bawah.

Tabel 9.5 : Sifat-Sifat Campuran

Sifat-Sifat Campuran PengukuranBatas-Batas

Kandungan rongga udara campuran padatTebal film aspalKuosien MarshallStabilitas MarshallStabilitas Marshall tertahan (rendaman 24 jam)

% atas volume total campuran

MicronKN/mm

Kg% stabilitas

asli

4% - 6%Minimum

81.8 – 5.0

550 – 1250

Minimum 75%

9.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN1. Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis peralatan dan metoda operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan Instalsi Produksi yang telah disetujui dan menurut petunujuk lebih lanjut Direksi Teknik.Pada umunya peralatan yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver (perata) bertenaga mesin yang mampu bekerja mencapai garis dan ketinggian yang diperlukan dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran aspal beton.

b. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan penyelesaian.i. Alat pengangkutan

Sejumlah dump truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran aspal yang sesuai dengan program perkerjaan yang telah disetujui. Dump truk tersebut harus dilengkapi dengan dasar bak logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya dilapisi minyak bakar.

ii. Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian

SPESIFIKASI TEKNIK 112

Page 113: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Bilamana diminta demikian dibawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi, peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai ke garis, kemiringan dari penampang melintang yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap kinerja volume dan kinerja kualitas.

iii. Peralatan PemadatanUntuk pemadatan lapis permukaan tersebut diperlukan peralatan sebagai berikut : Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau

tandem 6 ton – 10 ton total berat) Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa

mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg – 2500 kg muatan per roda.

iv. Peralatan untuk Penyemprotan lapis Aspal Resap Pelekat atau Lapis Aspal Pelekat.Sebuah dstributor/ penyemprotan aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.

2. Penyediaan Lapangan

a. Pemasangan diatas lapis Pondasi Atas.i. Bila memasang diatas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk

dan profilnya harus sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang rencana dan dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan pemadatan. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari setiap benda yang lepas dan harus dibuang.

ii. Sebelum memasang aspal beton, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan Lapis Aspal resap Pengikat pada saatu tingkat pemakaian 0,60 l/m2 atau tingkat lainnya menurut perintah Direksi Teknik.

b. Pemasangan diatas satu Permukaan Aspal yang ada.i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang diatas

satu permukaan aspal yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang ada termasuk lubang-lubang, bagian yang ambles, pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya harus dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui Direksi Teknik.

ii. Sebelum pemasangan aspal beton, permukaan yang ada harus kering dan dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan disemprotkan aspal perekat pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0,50 l/m2, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

3. Penghamparana. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang

sepanjang perkerasan/ bahu jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlakukan.

SPESIFIKASI TEKNIK 113

Page 114: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

b. Penghamparan dengan Mesini. Sebelum operasi pengaspalan dimulai, screed paver harus di

panaskan dan campuran aspal harus dimasukkan/ dituang ke dalam paver pada satu temperatur didalam batas-batas antara 1400 – 1100 C.

ii. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus dihampar dan diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang diperlukan diatas seluruh lebar perkerasan yang mungkin.

iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-retak pada permukaan. Tingkat penghamparan harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.

iv. Jika terjadi suatu segresi, penyobekan atau penyungkilan permukaan, paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki. Bagian-bagian yang kasar atau bahan yang telah segresi harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi penggarukan harus dihindari sejauh mungkin dan partikel kasar tidak boleh disebarkan diatas permukaan yang discreed.

v. Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin pada sisi hopper atau dimana saja pada paver.

vi. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada waktu, pengerasan separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer didepan pengerasan separuh lebar jalan yang kedua.

4. Pemadatan Lapis Aspal Betonc. Pengendalian Suhu

i. Secepat setelah campuran tersebut selesai dihampar dan diratakan ,permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas yang tidak baik harus segera diperbaiki.

ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai ketika suhu campuran tersebut turun hingga 110o C dan harus diselesaikan sebelum suhu turun di bawah 65o C.

iii. Pengilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggilasan secara berturut-turut dengan urutan pengilasan sebagai berikut:

Tahapan PenggilasanWaktu Sesudah Penghamparan

Suhu Penggilasan (oC)

AC - 10 AC - 201. Tahap Awal Penggilasan2. Penggilasan Kedua/ Antara3. Penggilasan Akhir

0 – 10 menit10 – 20 menita – 45 menit

110 – 100100 – 8080 – 65

125 – 110110 – 9595 – 80

SPESIFIKASI TEKNIK 114

Page 115: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

d. Prosedur Pemadatani. Tahap awal pengilasan dan penggilasan final akan dikerjakan

semuanya dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.

ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah – ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan penggeseran campuran.

iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin dibelakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran tersebut masih pada satu temperatur yang memungkinkan akan menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas roda mesin gilas.

iv. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah yang bergerak maju menuju sisi tengah yang lebih tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik ditempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan sebelumnya.

v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harus bergerak diatas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi jalan/ lewat diatas pinggir perkarasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas harus terus menerus lewat sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu sambungan yang dipadatkan rapih secara menyeluruh.

vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sabagaimana diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasannya campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas roda mesin gilas dan ketidak teraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan tidak diizinkan.

5. Penyelesaian

SPESIFIKASI TEKNIK 115

Page 116: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri diatas permukaan yang baru selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.

b. Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung jalan dan ketinggian yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi, bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, kontraktor harus memperbaiki pinggiran- pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap bahan-bahan yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final dan dibuang oleh kontraktor sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.

6. Penyelesaian Sambungan Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel bahan ujung yang sudah digilas sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali sampai satu permukaan tegak. Satu penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk permukaan-permukaan kontak harus dipakai tepat sebelum tambahan dipasang menempel bahan yang digilas sebelumnya.

9.5. PENGENDALIAN MUTU1. Test Laboratorium

a. Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas dan bertanggung jawab pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Umum dan untuk memenuhi persyaratan  Spesifikasi yang diberikan pada tabel 10.5.5. Data uji harus disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan bila demikian yang diminta oleh oleh Direksi Teknik.

b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa saringan, pengendalian suhu, kepadatan/ kestabilan/ aliran Marshall dan penyerapan oleh agregat. Ujian ini dicatat dalam tabel 9.6.

SPESIFIKASI TEKNIK 116

Page 117: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Tabel 9.5. Test Laboratorium Aspal Beton

TestReferensi Test

TipeAASTHO Bina Marga

Ketahanan thd abrasi agregat kasar ukuran kecil menggunakan mesin Los Angeles

T 96 PB 0206 – 76Test abrasi untuk agregat < 19 mm

Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat aspal

T 182 PB 0205 – 76

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan

Ketahanan thd kelelahan plastis campuran aspal menggunakan instrumen Marshall

T 245 PC 0201 – 76

Test Marsahll untuk pemilihan gradasi optimum dan kandungan bahan pengikat , termasuk : - Stabilitas Marshall- Nilai Aliran Marshall- Koefisien Marshall- Kepadatan Marshall

Berat jenis maksimum campuran perkeraasan aspal

T209 -

Untuk menentukan rongga udara dalam campuran dan penyerapan aspal oleh agregat

Berat jenis menyeluruh campuran aspal dipadatkan

T 166 -

Menentukan kerapatan pemadatan HRS thd presentasi kepadatan Marshall

Pengaruh panah dan udara terhadap bahan aspal ( Test Film Oven ini )

T 179 -

Menentukan pengaruh minimum ketebalan film

2. Pengendalian LapanganTest pengendalian lapangan berikut harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji dan mengembalikan ke keadaan semula dengan bahan Aspal Beton dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah pangawasan Direksi Teknik.

SPESIFIKASI TEKNIK 117

Page 118: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Tabel 9.6. Pengujian Mutu Campuran

Test Pengendalian Prosedur

i. Test permukaan perkerasan untuk kesesuaian dengan punggung jalan, ketinggian dan kemiringan melintang

ii. Pengujian berat/kepadatan inti aspal beton terpasang dan dipadatkan (AASHTO T 166)

iii. Ketebalan lapis permukaan

iv.Kualitas

Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal dan punggung dan batang lurus panjang 3 m setelah pemadatan akhir.

Contoh bahan inti harus diambil setiap 200 m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.Kepadatan campuran yang sudah disatukan yang telah diuji, tidak boleh kurang dari 95 % bahan (spesimen) padat laboratorium.

Tebal lapis aspal beton terpasang yang harus dipantau dengan inti perkerasan atau dengan cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh Kontraktor dibawah pengawasan Dierksi Teknik pada suatu titik uji yang diperintahkan demikian.

Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk pengendalian mutu, keseragaman dan pemadatan.

9.6. CARA PENGUKURAN PEKERJAAN

1. Produksi lapis Aspal Beton harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima oleh Direksi Teknik. Pengukuran akan berdasarkan jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan telah dihitung, dan disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Berat jenis padat AC akan diambil sebagai 2,29 ton/m3.

2. Volume Aspal Beton yang dihampar dan dipadatkan yang harus dukur untuk pembayaran, sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

3. Tebal Aspal Beton yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana padat yang telah ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan dengan menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama dengan :

SPESIFIKASI TEKNIK 118

Page 119: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas yang diukur akan dibuat untuk tebal yang dapat diterima yang melebihi tebal rencana, kecuali penambahan tebal tersebut telah diminta oleh Direksi Teknik secara tertulis.

4. Bila lapis aspal resap perekat atau lapis aspal perekat dipasang yang sesuai dengan kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap perekat atau lapis aspal perekat tersebut akan diukur dalam liter.

5. Bilamana aspal beton diletakkan diatas lapis pondasi atas, pekerjaan mempersiapkan dan memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas tersebut yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini.

6. Bila aspal beton dipasang diatas perkerasan aspal yang ada, pekerjaan yang diperlukan untuk membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur dan bagian-bagian ambles, tidak boleh diukur dan dibayar dibawah bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar sesuai dengan item-item pembayaran yang relevan.

7. Bila perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan, telah diminta sesuai dengan spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaraan akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan.

Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran yang dibuat untuk pengujian bahan-bahan yang diperlukan dibawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan Lapis Aspal Beton.

SPESIFIKASI TEKNIK 119

Tebal diukur rata – rata sebenarnyaLuas diukur sebenarnya x

Tebal rencana

Page 120: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB X. PEKERJAAN TURAP BAMBU10.1 TURAP BAMBU

1. UmumTurap bambu harus memenuhi persyaratan spesifikasi secara penuh, kontraktor diminta untuk menunjukkan 1 m2 contoh material dari anyaman bambu kepada direksi untuk diperiksa dan disetujui. Contoh – contoh ini harus diseleksi oleh direksi bersama – sama dengan contoh dari lapangan untuk disetujui.

10.2 SIFAT – SIFAT FISIK1. Turap bambu harus terdiri dari anyaman bambu menerus dengan

bahan bambu kualitas dari gedeg guling, tahan terhadap asam dan alkali, rembesan dan substansi di dalam rate PH 2 – 14.

2. Turap bambu harus khusus memiliki daya tahan terhadap pengaruh kontak langsung terhadap air laut dan material – material yang mengandung semen, setelah 3 bulan dipakai pada daerah tropical.

3. Turap bambu yang dihasilkan dari potongan – potongan bahan bambu, limbah bambu, hasil daur ulang dari bambu yang tidak dapat diterima.

4. Setiap lembar turap bambu yang dikirim kelapangan, harus mempunyai tingkat / kelas dan nomor produksi yang tertera jelas sepanjang lembaran dengan panjang interval tertentu untuk maksud pemeriksaan visual.

10.3 PENYIMPANAN DAN PEMASANGAN1. Turap bambu yang dikirim ke lapangan harus dengan kondisi yang

baik, tidak ada cacat ataupun lubang bekas dipergunakan dan material tersebut harus tahan terutama dari sinar matahari. Penyimpanan dan pemasangan gulungan turap bambu tersebut tidak boleh mengakibatkan kerusakan fisik.

2. Pemasangan turap bambu harus sesuai dengan petunjuk yang telah digariskan oleh Direksi Teknik. Turap bambu harus dipasang secara memanjang dengan tepat.

3. Overlap yang dilaksanakan harus tepat untuk melindungi bagian dari lembaran selama pada waktu pelaksanaan dan sesudah itu selama masa operasi dari struktur. Penyambungan overlap harus dilaksanakan untuk mendapatkan hasil keseragaman sambungan overlap tersebut dan minimum sepanjang setengah dari panjang lembaran anyaman bambu.

10.4 SIFAT – SIFAT FISIK UNTUK ANYAMAN BAMBU DAN TIANG BAMBUTurap bambu harus memenuhi persyaratan seperti tersebut dibawah.1. Anyaman bambu harus merupakan anyaman yang cukup kuat dan

terbuat dari gedeg guling.

2. Ketebalan minimum sesuai dengan dua kali ketebalan gedeg guling.

3. Tiang bambu harus merupakan / terbuat dari bambu bongkotan dengan diameter minimum 10 cm dan panjang minimum 3 m.

SPESIFIKASI TEKNIK 120

Page 121: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB XI. PEKERJAAN BETON PRECAST ( BOX CULVERT / U DITCH )11.1. PEMBUAT/PABRIKAN BETON PRACETAK YANG BAIK ADALAH :

Syarat Fabrikasi Beton Pracetak : Telah mempunyai standar mutu yang jelas dan teruji, misal Sistem

Kendali Mutu atau ISO 9001 : 2000 Mampu memberikan jaminan terhadap produk yang dihasilkan Mampu melakukan pengiriman dalam waktu yang telah disepakati Mampu memberikan supervisi terhadap pelaksanaan di lapangan Bila diperlukan

11.2. DESAIN BETON PRACETAK SESUAI SNI 03-2847-2002Desain beton pracetak tetap harus mengacu pada ketentuan – ketentuan SNI 03-2847-2002 seperti :1. Perencanaan Struktur Beton Pracetak dan sambungannya harus

mempertimbangkan semua kondisi pembebanan dan deformasi saat proses pabrikasi termasuk melepaskan dari cetakan, penyimpangan, pengangkutan, hingga pelaksanaan di lapangan.

2. Perencanaan Pembebanan direncanakan sesuai dengan fungsi dari beton pracetak tersebut, misal :a. Desain Box Culvert harus dihitung sesuai pembebanan seperti

pada struktur jembatan dan pembebanan selama pelaksanaan pemasangan.

b. Desain U-Gutter untuk Crossing jalan akan berbeda dengan desain untuk saluran tepi.

c. Desain Balok untuk jembatan akan berbeda dengan desain untuk balok Bangunan Gedung.

3. Menentukan Kuat Beton Perlu pada umur tertentu pada tahapan – tahapan pabrikasi atau kontruksi.

4. Perencanaan sambungan- menggunakan grouting- sambungan mekanis las- sambungan baja tulangan- pelapisan beton bertulang- atau kombinasi dari cara-cara tersebut.

11.3. IDENTIFIKASI PRODUKKomponen Beton Pracetak harus ditandai dengan nama, dimensi dan tanggal pabrikasinya dan logo pabrikan (selama memungkinkan untuk dilakukan) guna memudahkan kontrol dan aspek telusur bila terjadi sesuatu.

11.4. PERSYARATAN PEMBEBANANa. Desain Box Culvert / U DITCH untuk jembatan harus

mampu menahan beban kendaraan dan beban-beban lain selama pelaksanaan, seperti ditunjukkan pada gambar.

b. B. Desain U-Gutter untuk saluran tepi harus mampu menahan beban minimal 5 ton.

SPESIFIKASI TEKNIK 121

Page 122: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

c. C. Desain U-Gutter untuk crossing jalan dan inrit harus mampu menahan beban minimal 20 ton.

11.5. PERSYARATAN KUALITAS & DIMENSI Material bahan beton harus berkualitas. Mutu beton : Min. Fc’ = 35 Mpa Kadar Semen : Min. Wc = 350 kg/m3 Mutu Tulangan : Mak. Fy = 400 Mpa ( U 40 )

Min. Fy = 320 Mpa ( U 32 ) Diameter tulangan minimal = 8 mm Dimensi precast sesuai dengan gambar DED tiap– tiap lokasi. Toleransi dimensi : max 2 mm

11.6. PERSYARATAN PRODUKSI1. Bekisting harus cukup kuat dan kaku (terbuat dari besi) dan tidak boleh

bocor.2. Harus memiliki penggetar eksternal dan meja getar.3. Harus memiliki sistim curing (steam curing).4. Harus memiliki alat angkat yang cukup.5. Harus memiliki lapangan penumpukan yang cukup dan tinggi

tumpukan dibatasi.

11.7. PRODUSENProdusen bertanggung jawab terhadap kekuatan elemen precast terhadap beban–beban yang bekerja yang dibuktikan dengan analisa perhitungannya atau uji produk.

11.8. PEKERJAAN PENGADAAN & PEMASANGAN U DITCH & COVER ( K-350 )1. Mutu Beton dari U DITCH adalah K-350

2. U DITCH yang dimaksud adalah U DITCH Precast yang berasal dari pabrikasi Disesuaikan Dengan Penulangan.

3. U DITCH menggunakan mutu beton K-350 dengan mutu baja BJTD-40 dan BJTP-32

4. Mutu, Dimensi serta Detail U DITCH Precast yang dipesan harus sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi

5. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan pemakaian bahan pabrikasi

6. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak pengguna berhak menolak produk beton precast

7. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U DITCH Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari Pabrik ( dengan melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada Direksi dan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIK 122

Page 123: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

8. Biaya transportasi U DITCH Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

9. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U DITCH Precast tersebut pada sebuah pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi

10. Pemasangan dilakukan Mengunakan Alat Berat Excavator, Crane, Forklip dan harus sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh produser Pre-Cast U DITCH, Jika kondisi memang tidak memungkingkan untuk menggunakan alat berat, maka pemasangan dilakukan manual oleh tenaga manusia.

11. Kerusakan U DITCH akibat kesalahan prosedur pemasangan, merupakan tanggung jawab kontraktor. Dan kontraktor berkewajiban mengganti U DITCH yang rusak dengan U DITCH yang baru yang mempunyai spesifikasi yang seragam.

12. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Sirtu yang telah dipadatkan.

13. Sebelum pemasangan U DITCH, landasan U DITCH berupa rabat beton dengan ketebalan Sesuai dengan gambar perencanaan.

SPESIFIKASI TEKNIK 123

Page 124: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB XII. PEKERJAAN LAIN – LAIN.Yang dimaksud pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS ini, tetapi masih berhubungan dengan pekerjaan di lapangan yang harus diselesaikan : misalnya pembersihan lokasi / pengembalian sesuatu yang rusak akibat pekerjaan di lapangan Dan Pembongkaran Saluran Lama. Untuk pembentukan dasar saluran dengan meratakan sesuai kemiringan dasar saluran rencana pada permukaan tanah galian saluran

12.1 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI.Mobilisasi dan Demobilisasi berkaitan dengan proses pengadaan material pre-cast, dan alat berat. Mobilisasi dan Demobilisasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Alat berat yang sudah tidak diperlukan harus segera dikembalikan agar tidak mengganggu aktivitas proyek yang lainnya, ataupun aktivitas warga sekitar proyek.

12.2 QUALITY CONTROL / UJI BAHAN.Kontraktor harus melakukan Uji material, pada pekerjaan pelat injak/pelat setempat dengan mutu beton sesuai pada gambar perencanaan. Uji material minimal diambil 1 benda uji. Pengujian bahan dilaksanakan pada laboratorium yang telah disetujui Konsultan Pengawas / Direksi.

12.3 PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN SELAMA PROYEK BERLANGSUNG.Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja selama proyek berlangsung termasuk material yang harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan

12.4 DEWATERING.Pada Bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksannakan, areal pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya selama amsa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban ker, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya konstruksi pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka perhitugan volume dan

SPESIFIKASI TEKNIK 124

Page 125: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) M’ untuk pekerjaan “coferring” atau “kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan “dewatering”, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai peralatan yang dipergunakan, “Overhead” dan keuntungan Kontraktor.

1. Pembuatan Kisdam tinggi 2 m tebal 0.6 m.Umum1. Uraian

Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan ini, Kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genanan ataupun rembesan air.

2. Bahan Material Bahan utama dari pembuatan Kisdam ini yakni Bambu Ori dan

Gedeg Guling Bambu Ori yang dipakai berdiameter antara 10 s/d 12 cm

dengan panjang 2 meter. Gedeg yang digunakan harus gedeg yang baru dan

bagus,untuk hal ini kontraktor harus mendapat persetujuan dari Pengawas dan Direksi.

Kawat Ikat diameter 4 mm. Karung glangsing dan tanah pengisi

3. Pelaksanaan Pemasangan Kisdama. Kisdam dipasang memanjang sepanjang saluran yang akan

dikerjakan.b. Jarak titik tanam bambu ori ( sebagai penguat kisdam ) arah

melintang sejarak 60 cm, serta arah memanjang sejarak 100 cm.

c. Bagian dalam bambu ori dipasang gedeg guling setinggi 2 meter dan diikat dengan kawat pada bambu ori dari dasar saluran, dan bagian dalam tersebut disi tanah yang diambil dari saluran, sehingga air tidak dapat masuk pada area yang akan dikerjakan.

Khusus pekerjaan pengerukan lumpur, digunakan kisdam sandbag dengan ukuran tinggi 1,00 – 2 M’

12.5 PEKERJAAN PEMBUATAN SCREEN.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Persyaratan Bahan

SPESIFIKASI TEKNIK 125

Page 126: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

1. Bahan :- Besi L 50.50.2,3 mm- Besi Plat Tb.10 mm

2. Alat :- Electrode Baja 20%- Sewa Welding Set (min 5 jam)

3. Besi yang digunakan harus mempunyai permukaan yang halus, tidak melengkung, rata, datar, dan tidak terdapat cacat cacat lainnya.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum digunakan terlebih

dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari direksi.

2. Pekerjaan dilakukan berdasarkan gambar kerja.

12.6 PEMASANGAN STEEL SHEET PILE.1. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan box culvert dilaksanakan.

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menahan agar tanah di sekitar box culvert tidak longsor.

2. Material yang digunakan adalah Besi baja dengan panjang 6 m . 3. Turap penahan tanah dipasang pada masing – masing sisi box

culvert.4. Apabila dari hasil pemasangan tersebut di atas menurut Direksi

hasilnya meragukan misalnya turap miring dan sebagainya maka Kontraktor harus mencabut turap penahan tanah tersebut dan diharuskan melakukan pemasangan ulang.

5. Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut di atas adalah menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

12.7 PENEBANGAN POHON.Dalam pelaksanaan penebangan pohon kontraktor agar minta persetujuan direksi sebelum melaksanaakan penebangan.

12.8 PHOTO DOKUMENTASI.Foto-foto yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan, peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian lainnya sehubungan dengan pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni : Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan…………….............. .. ( 0 % ) Selama berlangsungnya pekerjaan………………………….….. (25-75

%) Setelah selesai pekerjaan atau setelah selesai periode

Pemeliharaan............................................................................... (100 %)

Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang dan samping ), serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian. Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan enam lembar hasil cetakan masing-masing foto (dialbumkan), dengan membubuhkan nomor seri, tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada Direksi. Semua klise/negatif filmnya harus dinomori, ditempatkan dalam arsip dan disimpan di lokasi dan menjadi Pemberi Proyek. Biaya foto-foto tersebut seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap termasuk dalam over head yang disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya.

SPESIFIKASI TEKNIK 126

Page 127: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

12.9 PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA.Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya antara lain :1. Keamanan dan penjagaan2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.3. Pembersihan4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila kontraktor telah

melaksanakan kewajiban pada masa pemeliharaan5. Selama masa pemeliharaan, kontraktor pelaksana diwajibkan membuat

laporan berkala yang berisi kondisi bangunan / saluran (yang selesai dibangun ) serta laporan pekerjaan perbaikan bila ada bangunan yang rusak. Laporan tersebut dibuat dengan persetujuan / diketahui pihak pengawas lapangan / direksi dan konsultan pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIK 127

Page 128: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

DAFTAR ISI

BAB I PERSYARATAN TEKNIK UMUM............................................................................... 1

1.1. LINGKUP PEKERJAAN................................................................................... 1I. PEKERJAAN PENDAHULUAN ............................................................... 1II. PEKERJAAN TANAH .............................................................................. 1III. PEKERJAAN SALURAN .......................................................................... 1IV. PEKERJAAN LAIN-LAIN ......................................................................... 2

1.2. REFERENSI.................................................................................................... 21.3. PELAKSANAAN............................................................................................... 71.4. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN......................................................... 111.5. KEAMANAN / PENJAGAAN.......................................................................... 12

BAB II PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN........................................................ 14

2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN............................................................................ 142.2. PEKERJAAN TANAH.................................................................................... 192.3. PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA............................................... 252.4. FONDASI TIANG PANCANG........................................................................ 27

BAB III PEKERJAAN BETON............................................................................................... 34

3.1. UMUM............................................................................................................ 34

3.2. BAHAN........................................................................................................... 35

3.3. PERENCANAAN CAMPURAN BETON........................................................ 37

3.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN...................................................................... 41

3.5. PENGENDALIAN MUTU............................................................................... 47

3.6. CARA PENGUKUR PEKERJAAN................................................................. 48

3.7. BAJA TULANGAN UNTUK BETON.............................................................. 49

BAB IV PEKERJAAN PASANGAN....................................................................................... 34

4.1. PENJELASAN UMUM................................................................................... 54

4.2. SIAR (ADONAN) SEMEN............................................................................. 54

4.3. PASANGAN BATU KALI BELAH................................................................... 57

4.4. PEKERJAAN PLESTERAN........................................................................... 61

4.5. PEKERJAAN SIAR SPESI CAMPURAN SEMEN......................................... 61

4.6. PEKERJAAN PAVING .................................................................................. 62

BAB V BAHU JALAN........................................................................................................... 64

5.1. REHABILITASI BAHU JALAN....................................................................... 64

5.2. BAHU JALAN BARU...................................................................................... 66

5.3. LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS.............................. 68

BAB VI LAPIS ASPAL RESAP PENGIKAT DAN LAPIS ASPAL PENGIKAT

(PRIME COAT AND TACK COAT)........................................................................... 79

6.1. UMUM............................................................................................................ 79

6.2. BAHAN-BAHAN............................................................................................. 80

6.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN...................................................................... 80

6.4. PENGENDALIAN MUTU............................................................................... 83

6.5. CARA PENGUKURAN PEKERJAAN............................................................ 84

Page 129: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

BAB VII LAPIS TIPIS ASPAL BETON ( LATASTON – HRS ).............................................. 85

7.1. UMUM............................................................................................................ 85

7.2. BAHAN – BAHAN............................................................................... 86

7.3. PERSYARATAN CAMPURAN ................................................................... 87

7.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN................................................................... 88

7.5. PENGENDALIAN MUTU ............................................................................ 92

7.6. CARA PENGUKURAN PEKERJAAN ........................................................... 94

BAB VIII LAPIS ASPAL BETON PONDASI ATAS PERATA

( LASTON ATAS) – ATB LEVELLING..................................................................... 96

8.1. UMUM............................................................................................................ 96

8.2. BAHAN-BAHAN............................................................................................. 97

8.3. PERSYARATAN CAMPURAN...................................................................... 98

8.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN...................................................................... 99

8.5. PENGENDALIAN MUTU............................................................................. 103

8.6. CARA PENGUKURAN PEKERJAAN.......................................................... 104

BAB IX ASPAL BETON (AC)............................................................................................. 106

9.1. UMUM.......................................................................................................... 106

9.2. SYARAT – SYARAT BAHAN....................................................................... 107

9.3. PERSYARATAN CAMPURAN.................................................................... 108

9.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN.................................................................... 109

9.5. PENGENDALIAN MUTU............................................................................. 113

9.6. CARA PENGUKURAN PEKERJAAN.......................................................... 115

BAB X PEKERJAAN TURAP BAMBU.............................................................................. 117

10.1. TURAP BAMBU........................................................................................... 117

10.2. SIFAT – SIFAT FISIK.................................................................................. 117

10.3. PENYIMPANAN DAN PEMASANGAN........................................................ 117

10.4. SIFAT – SIFAT FISIK UNTUK ANYAMAN BAMBU

DAN TIANG BAMBU.....................................................................................117

BAB XI PEKERJAAN BETON PRECAST ( BOX CULVERT )........................................... 118

11.1. PEMBUAT/PABRIKAN BETON PRACETAK YANG BAIK ADALAH .......... 118

11.2. DESAIN BETON PRACETAK SESUAI SNI 03-2847-2002......................... 118

11.3. IDENTIFIKASI PRODUK............................................................................. 118

11.4. PERSYARATAN PEMBEBANAN................................................................ 118

11.5. PERSYARATAN KUALITAS & DIMENSI.................................................... 119

11.6. PERSYARATAN PRODUKSI...................................................................... 119

11.7. PRODUSEN................................................................................................. 119

11.8. PEKERJAAN PENGADAAN & PEMASANGAN U DITCH & COVER

( K-350 )....................................................................................................... 119

BAB XII PEKERJAAN LAIN – LAIN..................................................................................... 121

12.1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI............................................................. 121

12.2. QUALITY CONTROL / UJI BAHAN........................................................... 121

12.3. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN SELAMA PROYEK BERLANGSUNG......................................................................................... 121

12.4. DEWATERING............................................................................................. 120

12.5. PEKERJAAN PEMBUATAN SCREEN........................................................ 123

12.6. PEMASANGAN STEEL SHEET PILE......................................................... 123

SPESIFIKASI TEKNIK ii

Page 130: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSANPENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA

( PERUMAHAN LEBAK TOWN INDAH S/D SAL. KAPAS GADING MADYA )

12.7. PENEBANGAN POHON.............................................................................. 123

12.8. PHOTO DOKUMENTASI............................................................................. 123

12.9. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA.......... 124

SPESIFIKASI TEKNIK iii

Page 131: SPESIFIKASI TEKNIS Kapas gading madya.doc

SPESIFIKASI TEKNIK

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI SALURAN PEMATUSAN

PENINGKATAN SAL. TEPI JL. KAPAS GADING MADYA( LEBAK TOWN INDAH S/D KAPAS GADING MADYA )