Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

download Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

of 73

Transcript of Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    1/73

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    2/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 2

    3. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan;

    4. Penyediaan peralatan;

    5. Penyediaan bahan bangunan;

    6. Mobilisasi/Demobilisasi;

    7. Perlindungan terhadap cuaca;

    8. Keselamatan, keamanan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup;9. Gangguan terhadap lalu lintas dan daerah sekitarnya yang berdekatan;

    10. Kerusakan lingkungan yang harus dihindari;

    11. Kontraktor harus menjaga kebersihan lokasi proyek.

    12. Pembuatan shop d rawing (Gambar Kerja);

    13. Pembuatan Gambar Sesuai Pelaksanaan (As built Drawing) dan buku penggunaan &

    pemeliharaan bangunan;

    14. Pembenahan dan perbaikan kembali kerusakan fasilitas umum akibat kendaraan proyek;

    15. Peraturan/persyaratan teknik yang mengikat;

    PASAL 2PENYEDIAAN TENAGA

    1. Selama masa pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan tenaga inti yang cukup memadai

    untuk proyek ini yang sekurang-kurangnya terdiri atas :

    No Uraian Personil Inti JumlahPengalama

    nLampiran

    1 Site Enginering 1 Orang 5 tahun Ijazah, SKA AhliBangunanGedung

    2 Pelaksana

    (STM Bangunan)

    1 Org 5 Thn Ijasah &

    SKTPelaksanaBangunanGedung

    3 Adm. Proyek dan Keuangan.(SLTA sederajad)

    1 Org 1 Thn Ijasah,CV

    4 K3 (SLTA sederajad) 1 Orang 2 Thn SertifikatPelatihan K3Ijasah,CV

    5 Tukang Baja 1 Orang 3 Tahun SKT TukangPekerjaan Baja

    2. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dikeluarkan

    Kontraktor Pelaksana sudah harus menyerahkan nama-nama tenaga yang dipergunakan

    (ditugaskan) di atas lengkap dengan curiculum vitae-nya serta Bagan Organisasinya;

    3. Pada setiap tahapan pekerjaan Konstruksi, Kontraktor harus menyediakan tenaga mandor,

    tukang dan pekerja yang cukup trampil serta cukup jumlahnya, ditambah 1 (satu) orang

    Draftman bila diperlukan untuk pembuatan shop drawing;

    4. Kontraktor berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang dimaksud pada butir 1 & 2

    di atas apabila diminta oleh Konsultan Pengawas/Direksi berdasarkan pertimbangan-

    pertimbangan teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam hal ini dapat dikenakan sangsi/dendakelalaian;

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    3/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 3

    5. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, Kontraktor harus membuat pengaturannya sendiri dalam

    hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja, lokal atau lainnya, dan mengenai pembayaran,

    perumahan, makanan, transportasi dan pembayaran yang harus dikeluarkan termasuk

    kompensasi yang harus yang menjadi haknya berdasarkan perundang-undangan Republik

    Indonesia bilamana pekerjaan telah berakhir;

    6. Kontraktor tidak akan menawarkan pekerjaan kepada pegawai dari Pemilik Proyek (Pengguna

    Jasa) selama masa Kontrak dan setelahnya kecuali dengan seijin tertulis dari Pemilik Proyek;

    7. Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor harus

    memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal atau berasal dari tempat lokasi

    proyek;

    8. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara pada lokasi proyek fasilitas pertolongan

    pertama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa staf harus mampu melakukan tugas

    pertolongan pertama, sesuai dengan keinginan Direksi;

    9. Kontraktor akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi peristiwa kecelakaan di lokasi

    proyek atau dimana saja yang berhubungan dengan Pekerjaan. Kontraktor juga harus

    melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi yang berwenang apabila laporan tersebut

    disyaratkan oleh undang-undang.

    PASAL 3

    PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN

    1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan (Time

    Schedule) dalam bentuk kurva “s” yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan

    berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawarannya;

    2. Pembuatan Rencana Jadwal Pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana

    selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.

    Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan

    Konsultan Pengawas;

    3. Bila selama waktu 10 (sepuluh) hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor 

    Pelaksana belum dapat menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Kontraktor 

    Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk waktu 2

    minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan;

    4. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus

    melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang

    harus dibuat pada saat memulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus

    disetujui oleh Konsultan Pengawas.

    PASAL 4

    PENYEDIAAN PERLENGKAPAN DAN PENJAGAAN KEAMANAN

    1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak kerja dan gudang penyimpanan

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    4/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 4

    alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang kelayakannya akan dinilai

    oleh Direksi. Bila Direksi menilai barak/gudang tersebut kurang layak dengan alasan-alasan

    teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus melakukan perbaikan/penyempurnan sesuai dengan

    petunjuk Direksi;

    2. Kontraktor Pelaksana harus, menyediakan/ mendirikan barak direksi (Direksi Keet) yang

    dilengkapi dengan : meja rapat lengkap dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup; meja

    dan kursi kerja berlaci dan berkunci; 1 set Dokumen Kontrak; Ruang Direksi.Direksi keet

    tersebut harus ada baik sewa atau dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :

    3. Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja,

    kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan keselamatan kerja.

    Bila terjadi kecelakaan di tempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus segera mengambil

    tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab

    Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengikuti ASTEK);

    4. Semua material yang tersebutkan di dalam butir 1, 2 dan 3 di atas setelah selesainya

    pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari lapangan

    pekerjaan.

    PASAL 5PENYEDIAAN PERALATAN

    1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta berfungsi

    dengan baik yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing-masing komponen

    konstruksinya

    2. Peralatan yang harus disediakan oleh Kontraktor untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

    No Alat yang diipergunakan Jumlah Kondisi Peralatan

    1. Truck/Dump Truck 1 Bh Baik

    2. Concrete Mixer 1 Bh Baik

    3. Concrete Viberator 1 Bh Baik

    4. Water Pump 1 Bh Baik

    5. Stamper 1 Bh Baik

    3. Konsultan Pengawas dapat menghentikan pelaksanaan komponen konstruksi bila secara

    teknis peralatan yang dipergunakan Kontraktor Pelaksana dinilai tidak memenuhi persyaratan

    baik jumlahnya maupun kelayakan fungsinya;

    4. Guna kesempurnaan pelaksanaan konstruksi, selama masa pelaksanaan Kontraktor 

    Pelaksana harus senantiasa menyediakan alat ukur theodolite guna pengukuran dan

    pengontrolan kebenarannya oleh Konsultan Pengawas;

    Bila Kontraktor Pelaksana tidak dapat menyediakannya, Konsultan Pengawas berhak

    menyediakannya dengan biaya sewa sepenuhnya harus ditanggung oleh Kontraktor 

    Pelaksana.

    PASAL 6PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    5/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 5

    1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan mutu

    dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan

     jadwal pelaksanaan;

    a. Mutu bahan

    Semua bahan dan pengerjaan haruslah dari jenis yang sesuai yang diuraikan di dalam

    Kontrak dan sesuai dengan perintah Direksi dan sewaktu-waktu dapat diuji jika Direksi

    memerintahkan di tempat pengambilan atau pembuatan bahan, atau dilokasi atau di

    lain tempat yang ditentukan dalam Kontrak, atau di semua atau beberapa tempat

    tersebut. Kontraktor harus memberikan bantuan peralatan, mesin, pekerja dan bahan-

    bahan yang biasa yang diperlukan untuk pemeriksaan, pengukuran dan pengujian

    setiap pekerjaan dan kualitas, berat atau banyaknya bahan yang digunakan dan harus

    menyediakan contoh-contoh bahan sebelum disertakan kedalam Pekerjaan, untuk diuji

    sebagaimana dipilih dan diperlukan oleh Direksi;

    Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah sebagaimana di bawah ini

    Sedang bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan disyaratkan langsung

    di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi.

    b. Batu dan Tanah Urug

    Batu harus dari batu yang keras, tidak porus berukuran berat sesuai yang di syaratkan

    dalam gambar rencana dan minimal ketiga sisinya merupakan hasil pecahan.

    Berat jenis batu yang dipersyaratkan adalah 2500 kg/m2;

    Tanah urug yang disyaratkan harus tanah yang mengandung batuan 60 % dari material

    urugan itu sendiri;

    c. Air Kerja

     Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton, dan

    penyiraman guna pemeliharaannya, harus air tawar yang bersih, tidak mengandung

    minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat

    sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium.Bila air yang

    dipergunakan dari sumber PDAM, maka tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium;

    d. Semen Portland (PC)

    Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis I harus satu merk untuk penggunaan

    dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau

    seluruhnya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan di dalam tempat (gudang)

    yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas;

    e. Pasir (Psr)

    Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,

    asam, garam dan bahan organis lainnya, yang terdiri atas :

    1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran harus, yang lazim disebut pasir 

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    6/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 6

    urug;

    2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar 

    adalah terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasaran disebut pasir 

    pasang;

    3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat

    rekomendasi dari Laboratorium.

    f. Kerikil (Krk)

    Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali pecah, bersih dan bermutu

    baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum

    dalam PBI 1971.

    g. Batu Belah

    Batu belah harus dari batu kali/Gunung yang keras, tidak porus berukuran berat sesuai

    yang di syaratkan dalam gambar rencana dan minimal ketiga sisinya merupakan hasil

    pecahan.

    2. Biaya untuk contoh-contoh

    Semua contoh-contoh harus disediakan oleh Kontraktor atas biayanya sendiri, bila penyediaan

    tersebut dikehendaki dengan jelas dan ditentukan dalam Kontrak, tetapi bila tidak, maka atas

    biaya Direksi.

    3. Biaya untuk pengujian

    Biaya untuk pembuatan setiap pengujian atas biaya Kontraktor.Pengujian dilakukan terutama

    untuk bahan pembuatan beton yang didatangkan di lokasi pekerjaan. Hal tersebut jelas -jelas

    dikehendaki dan ditentukan di dalam Kontrak

    4. Pemeriksaan atas kegiatan.

    Direksi dan setiap orang yang diberi wewenang olehnya atau oleh Direksi harus setiap saat

    diijinkan masuk ketempat Pekerjaan, dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang

    dipersiapkan atau darimana asal bahan, yang didapatkannya untuk Pekerjaannya, dan

    Kontraktor harus menyediakan setiap fasilitas untuk dan atau segala bantuan dalam

    mendapatkan hak untuk masuk tersebut.

    PASAL 7MOBILISASI/DEMOBILISASI

    1. Bila didalam harga Penawaran tercantum lumpsum untuk mobilisasi/ demobilisasi, maka uraian

    dibawah ini adalah penjelasan dari padanya.

    Transport lokal alat-alat dan perlengkapan proyek (dengan jumlah yang memadai), sampai

    proyek dan membawanya keluar setelah proyek selesai;

    2. Kontraktor diijinkan, apabila Direksi tidak berkeberatan, untuk setiap waktu dalam masa

    pelaksanaan mobilisasi untuk merubah, mengurangi atau memperbaiki susunan alat-alat

    perlengkapan dan instalasi-instalasi tersebut tanpa mempengaruhi biaya kontrak;

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    7/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 7

    3. Dalam biaya kontrak tersebut sudah harus termasuk biaya pembongkaran alat-alat,

    perlengkapan dan bangunan-bangunan kerja lainnya sedemikian sehingga bekas alat-alat,

    perlengkapan dan bangunan-bangunan tersebut bersih kembali seperti semula;

    4. Sebelum kegiatan ini dilakukan, Kontraktor harus mengajukan rencana mobilisasi kepada

    Direksi untuk diketahui dan disetujui.

    PASAL 8PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA

    Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungannya, langkah-langkah dan peralatan yang perlu

    untuk melindungi pekerjaan/bahan yang digunakan agar tidak rusak mutunya karena cuaca.

    PASAL 9DAERAH OPERASI BAGI KONTRAKTOR

    Kontraktor harus melakukan pengaturan daerah operasinya sendiri, antara lain untuk :

    penyimpanan bahan-bahan bangunan, peralatan konstruksi, peralatan pengadukan beton,

    kantor-kantor sementara dan lain-lain.

     Areal yang dipilih Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi. Kontraktor harus menjaga

    kebersihan dan keteraturan daerah operasinya selama pelaksanaan pembangunan poskesdes.

    Kontraktor harus mengatur sendiri pengaturan untuk : air bersih, tenaga listrik, alat komunikasi

    dan keperluan-keperluan lainnya selama pelaksanaan pembangunan atas biaya sendiri.

    Pada akhir pembangunan, Kontraktor harus membersihkan daerah operasinya dan diterima baik

    oleh Direksi.

    PASAL 10PERSETUJUAN DIREKSI

    Kecuali dinyatakan lain, semua gambar-gambar, dokumen-dokumen, contoh-contoh bahan

    bangunan dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan Direksi harus diserahkan dalam 3 (tiga)

    rangkap, dan apabila disetujui 1 (satu) rangkap daripadanya akan dikembalikan kepada

    Kontraktor dan yang lainnya disimpan oleh Direksi.

    PASAL 11BUKU HARIAN

    Kontraktor wajib menyediakan Buku Harian di tempat pekerjaan, Segala kejadian yang

    menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus dicatat setiap harinya, catatan tersebut meliputi antara

    lain :

    - Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari;

    - Hari-hari kerja, hari-hari tidak bekerja dan lain-lain;

    - Bahan-bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan yang di tolak atau

    diterima;Kemajuan dari pekerjaan;

    - Kejadian-kejadian di tempat pekerjaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan.

    Buku harian tersebut harus ditanda tangani bersama antara Pelaksana dan Pengawas hariansebagai tanda persetujuan. Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka masing-masing dapat

    mengajukan persoalan kepada Direksi Harian/Kepala Pelaksana untuk mendapat penyelesaian.

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    8/73

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    9/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 9

    kerusakan, biaya, denda, dan pengeluaran apapun yang timbul dari, atau ada hubungandengan, semua permasalahan sepanjang menjadi tanggung jawab Kontraktor;

    3. Tanpa membatasi atau mengurangi dari ayat terdahulu, Kontraktor akan tunduk padaperaturan daerah setempat atau perintah-perintah yang diberikan oleh petugas yangberwenang dan berkompeten.

    Pekerjaan yang dijalankan oleh Kontraktor harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidakmengganggu atau menghalangi atau membahayakan keselamatan masyarakat umum(setempat).

    Kontraktor harus menjamin bahwa instansi yang berwenang tidak dituntut kerugianterhadap semua tindakan, gugatan, tuntutan, kerusakan, biaya, denda dan pengeluaranyang timbul akibat dari pekerjaan yang dilaksanakan Sub-Kontraktor yang menimbulkanhalangan atau mempengaruhi lalu lintas, dan jalan tersebut.

    4. Kontraktor akan selalu memelihara jalan atau fasilitas umum lainnya agar tetap dalamkondisi baik selama pelaksanaan.

    PASAL 14KERUSAKAN YANG HARUS DIHINDARI

    1. Kontraktor akan menggunakan segala cara yang wajar dalam menjaga jalan jalan atau

     jembatan-jembatan yang menghubungkan tempat atau semua jalur ke lokasi proyek dari

    kerusakan akibat lalu lintas yang disebabkan oleh Kontraktor atau Sub-Kontraktor dan,

    secara khusus akan menyeleksi jalur yang ada, memilih dan menggunakan kendaraan dan

    membatasi beban dan mendistribusi beban itu antara kendaraan sehingga kemacetan luar 

    biasa yang tidak dapat dielakkan yang terjadi dikarenakan pemindahan material, bangunan,

    peralatan Kontraktor atau Pekerjaan sementara dari dan ke lokasi proyek dibatasi

    sebanyak mungkin, sehingga jalan jalan dan jembatan-jembatan terhindar dari kerusakan

    yang tidak perlu terjadi;

    2. Kontraktor harus bertanggung jawab dan akan membayar biaya untuk memperkuat

     jembatan jembatan atau merubah atau memperbaiki setiap jalan atau semua jalur yang

    menghubungkannya dengan lokasi proyek sebagai fasilitas bagi pergerakan peralatan

    Kontraktor atau Pekerjaan sementara dan Kontraktor harus mengganti kerugian dan

    melindungi Pemilik Proyek terhadap semua tuntutan akibat kerusakan setiap jalan atau

     jembatan akibat pengangkutan tersebut, termasuk tuntutan yang mungkin ditujukan

    langsung kepada Pemilik Proyek, dan akan melakukan negosiasi dan membayar semua

    tuntutan yang timbul semata-mata akibat kerusakan tersebut;

    3. Diluar dari pada ayat 1, setiap kerusakan yang terjadi pada jembatan atau jalur penghubung atau yang menghubungkannya dengan lokasi proyek yang ditimbulkan

    sebagai akibat dari pengangkutan material atau bangunan, oleh Kontraktor harus

    diberitahukan kepada Direksi dengan tembusan kepada Pemilik Proyek, secepatnya

    setelah menyadari adanya kerusakan tersebut atau secepatnya setelah ia menerima

    tuntutan dari pihak berwenang yang berhak mengajukan tuntutan. Berdasarkan peraturan

    atau perundang-undangan bila timbul kerusakan yang terjadi sebagai akibat dan muatan

    material atau bangunan, maka Kontraktor diwajibkan untuk mengganti segala kerugian

    kepada badan yang berkenang mengelola jalan dimana Pemilik Proyek (Pengguna Jasa)

    tidak akan bertanggung jawab terhadap semua biaya, denda atau pengeluaran yang

    berkenaan dengan hal tersebut. Pada kasus lain Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) dapat

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    10/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 10

    mengadakan negosiasi dalam mencapai penyelesaikan dan membayar semua biaya

    sehubungan dengan tuntutan, kelangsungan pekerjaan, kerusakan, biaya, denda dan

    pengeluaran yang ada hubungannya dengan hal tersebut dan membebaninya kemudian

    kepada Kontraktor;

    4. Bila dalam pandangan Direksi sesuatu tuntutan atau bagian dari padanya, dikarenakan

    kelalaian dari pihak Kontraktor dalam mengamati dan menjalankan kewajibannya

    berdasarkan ayat 1, maka besarnya biaya yang ditentukan oleh Direksi setelah

    berkonsultasi dengan Pemilik Proyek dan Kontraktor, harus dilunasi dan kegagalan

    tersebut harus ditebus Kontraktor dan pembayaran yang menjadi hak atau bakal menjadi

    hak Kontraktor dan Direksi akan memberitahu Kontraktor bila penyelesaian pembayaran

    akan dirundingkan dan, bila ada biaya yang akan ditarik dari Kontraktor, Pemilik Proyek

    (Pengguna Jasa) akan berkonsultasi dengan Kontraktor sebelum penyelesaian tersebut

    disetujui.

    PASAL 15KONTRAKTOR HARUS MENJAGA KEBERSIHAN LOKASI PROYEK

    Selama pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor harus menjaga agar lokasi proyek, bebas dari semua

    halangan yang tidak perlu dan akan menyimpan atau menyisihkan setiap peralatan dan kelebihan

    material milik Kontraktor dan membersihkan serta memindahkan segala rongsokan dan sampah

    yang tidak perlu dari lokasi proyek.

    PASAL 16JAM KERJA

    Kontraktor leluasa mengatur jam kerjanya sendiri.Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada

    malam hari, Kontraktor harus menyediakan/menyiapkan yang diperlukan, misalnya penerangan

    lampu dan sebagainya demi kesempurnaan pekerjaan atas tanggungan biaya Kontraktor dan

    atas persetujuan dan KPengawas/ Direksi.

    PASAL 17PEKERJAAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT

    Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat karena tidak sesuai dengan

    gambar atau RKS, maka atas perintah Direksi pihak Kontraktor harus membongkarnya dalam

     jangka waktu yang ditetapkan oleh Direksi dan memperbaiki kembali atas tanggungan biayapihak Kontraktor.

    PASAL 18PEMBUATAN SHOP DRAWING

    Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Kon trak tor sebelum suatu

    komponen konstruksi dilaksanakan yaitu :

    a. Untuk pekerjaan perlu penyesuaian dengan kondisi lapangan;

    b. Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang memadai;

    c. Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang diijinkan)pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya;

    d. Direksi/Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan konstruksi.

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    11/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 11

    e. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Direksi sebelum elemen

    konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

    PASAL 19PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING) 

    Sebelum Penyerahan Pekerjaan ke I, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :

    a. Gambar Rancangan Pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya;

    b. Shop Drawing sebagai penjelasan rencana kerja lanjutan Trehabilitasi Sedang/Berat Gedung

    Kantor (jika ada);

    c. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 1 di atas harus diartikan telah memperoleh

    persetujuan Direksi setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti;

    a. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan & pemeliharaan bangunan merupakan

    bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat Penyerahan ke I. Kekurangan dalam hal

    ini akan berakibat Penyerahan Pekerjaan ke I tidak dapat dilakukan.

    PASAL 20PEMBENAHAN/PERBAIKAN KEMBALI

    Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana

    meliputi :

    1. Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan mengalami

    kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan;

    2. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di luar pekerjaan pokokyang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya : jalan, halaman dan

    lain sebagainya).

    3. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-

    sisa pelaksanaan termasuk bow-keet dan direksi-keet harus dilaksanakan sebelum

    masa kontrak berakhir.

    PASAL 21PERATURAN TEKNIK YANG MENGIKAT

    a. Peraturan Teknik Yang Dikeluarkan/Ditetapkan Oleh Pemerintah RI.

     Apabila tidak disebutkan lain di dalam RKS dan Gambar maka berlaku mengikat peraturan-

    peraturan dibawah ini :

    a. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56);

    b. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982);

    c. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengerahan Tenaga Kerja);

    d. Peraturan-peraturan Pemerintah/Perda setempat.

    2. Persyaratan Teknik Pada Gambar/RKS Yang Harus Diikuti

    a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail maka

    gambar detail yang diikuti;

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    12/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 12

    b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan

    angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut

    yang jelas akan menyebabkan ketidak sempurnaan/ketidak sesuaian

    konstruksi, harus mendapatkan keputusan Direksi lebih dahulu;

    c. Bila terdapat perbedaan antara RKS dan Gambar, maka RKS yang diikuti,

    kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelasmengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan

    keputusan Direksi;

    d. RKS dan Gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan

    lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti, demikian juga

    sebaliknya;

    e. Yang dimaksud dengan RKS dan Gambar di atas adalah RKS dan gambar 

    setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam Berita Acara

    Penjelasan Pekerjaan;

    f. Bila dalam gambar terdapat kekurangan notasi ukuran, namun tercantum

    ukuran skala gambar, maka ukuran berdasarkan skala gambar dapat

    dipergunakan.

    PASAL 22PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN

    1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh dokumen pelaksanaan secara

    seksama dan bertanggung jawab.

    Bila di dalam penelitian tersebut dijumpai Gambar atau persyaratan pelaksanaan yangtidak memenuhi syarat teknis yang bila dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan

    konstruksi atau kegagalan struktur, maka Kontraktor Pelaksana wajib melaporkannya

    kepada Direksi secara tertulis, dan menangguhkan pelaksanaannya sampai memperoleh

    keputusan yang pasti dari Direksi.

    2. Bila akibat kekurang-telit ian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pemeriksaan

    Dokumen Pelaksanaan tersebut, terjadi ketidak sempurnaan konstruksi atau

    kegagalan struktur bangunan maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan

    pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan

    rnemperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Direksi

    tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

    PASAL 23SYARAT-SYARAT TEKNIS BAHAN-BAHAN BANGUNAN

    1. UMUM

    Sedapat mungkin harus dipakai bahan-bahan dalam negeri untuk keperluan konstruksi.

    Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi atau diijinkan oleh Direksi secara tertulis semua

    bahan-bahan atau barang-barang harus sesuai dengan terbitan terbaru dari J.I.S. yang

    dapat digunakan atau British Standard (selanjutnya disebut B.S.) dan Normalisasi

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    13/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 13

    Indonesia (selanjutnya disebut N.I.), atau Standard Industri Indonesia (SII).

    Bahan-bahan lain yang tidak sepenuhnya disebut didalamnya dan untuk mana tidak

    ada dalam JIS, BS atau NI, harus disetujui secara khusus oleh Direksi.

    2. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

    a. Semua bahan-bahan dan barang-barang/benda-benda yang dipakai didalam pekerjaan

    Proyek/Satuan Kerja harus dapat/boleh diperiksa, diuji dan dianalisa sewaktu-waktu,

     jika dan bila diminta oleh Direksi.

    b. Jika Direksi menganggap perlu, maka Kontraktor atas biayanya sendiri harus dapat

    memberikan test sertifikat dari pabrik.

    c. Atas biayanya sendiri, Kontraktor harus menyediakan dan mempersiapkan bahan-

    bahan yang ditest dan contoh-contoh dari bermacam-macam bahan yang sewaktu-

    waktu akan diminta atau disyaratkan.

    d. Semua ongkos dari peninjauan dan ujian menjadi tanggungan Kontraktor.

    e. Setiap test bahan atau pekerjaan yang telah selesai harus dilaksanakan dengan

    disaksikan Direksi dan harus dilaksanakan sedemikian memenuhi persyaratan yang

    diminta.

    f. Semua bahan-bahan yang dipakai dalam Proyek/Satuan Kerja/pekerjaan, harus

    mendapat persetujuan Direksi sebelum dipakai/dipasang, meskipun bahan-bahan

    tersebut telah dinyatakan dapat diterima pada waktu didatangkan di site.

    g. Setiap kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh tidak disetujuinya bahan-bahantersebut oleh Direksi menjadi tanggungan Kontraktor.

    h. Direksi mempunyai kebebasan untuk menolak salah satu atau semua bahan-bahan

    dan metoda pelaksanaan yang tidak sama kwalitasnya dan sifatnya seperti contoh-

    contoh yang telah disetujui dan Kontraktor harus segera memindahkan bahan-bahan

    atau membongkar pekerjaan - pekerjaan yang dimaksud atas tanggungannya.

    4. SEMEN

    a. Umum

    Semen yang dipakai untuk beton harus dari merek/pabrik yang disetujui dan harus

    Portland Cement tahan sulfate atau Portland Cement Type I ditambah bahan Additive

    yang sesuai dengan JIS R 5210, ASTM C 150 dan atau SII-0013-81, terkecuali

     jika ditentukan lain.

    Jika Kontraktor menginginkan, maka P.C. yang cepat mengeras boleh dipakai sebagai

    pengganti P.C. tahan sulfat asal mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/

    Engineer /Pengawas.

    b. Sertifikat pengujian dan lain-lain

    Setiap pengiriman semen harus disertai dengan pengiriman sertifikat dari pabrik yang

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    14/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 14

    menunjukkan bahwa semen tersebut telah diuji dan dianalisa mengenai komposisi

    kimianya dan bahwa coba uji dan analisa tersebut dalam segala-galanya sesuai

    dengan persyaratan-persyaratan yang relevan dengan JIS, BS atau N I. Setiap

    pengiriman semen, yang dikirim ke site harus diuji dan dianalisa menurut persyaratan

    yang relevan dengan JIS, BS atau N I. Sampel akan dikumpulkan sebagaimana

    ditentukan oleh Direksi dan pengujian harus dilaksanakan pada laboratorium yangtelah disetujuinya. Semen yang telah dipakai untuk sample-sample tidak boleh dipakai

    pada pekerjaan apapun sebelum coba ujinya dan analisanya telah selesai dan

    hasilnya telah diterima dengan baik oleh Direksi. Sebagai tambahan dari test- test

    dan analisa-analisa tersebut diatas Direksi dapat menguji semen yang telah disimpan

    di Site sebelum dipakai untuk menentukan apakah semen yang didatangkan telah

    rusak selama pengangkutan atau selama disimpan. Tidak boleh ada semen yang

    dipakai sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Direksi. Banyaknya semen untuk

    test tidak ditentukan dan ongkos pengujiannya harus dimasukkan dalam bill of quantity

    untuk masing-masing pekerjaan. Direksi dapat menolak semen yang

    didatangkan/yang ada, berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, meskipun

    semen itu telah mendapat sertifikat pabrik. Semua semen yang telah ditolak harus

    segera dipindahkan dari Site, atas biaya Kontraktor.

    c. Pengangkutan dan penyimpanan semen

    Umur semen pada waktu dilever dilapangan tidak boleh lebih dari 2 (buah) bulan dan

    semen harus dipakai dalam waktu 3 bulan setelah datang di Site (lokasi pekerjaan).

    Semen harus diangkut ke Site dalam kendaraan yang tertutup, terlindung dengan baik

    terhadap cuaca dan harus disimpan dengan baik didalam gudang-gudang yang

    mempunyai cukup ventilasi, tahan terhadap cuaca dan tahan air untuk mencegah

    kerusakan karena lembab. Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu setinggi

    paling sedikit 30 cm diatas tanah dan diberi ventilasi.

    Setiap pengiriman semen harus dipisah-pisahkan agar dapat dengan mudah

    diidentifikasi, diperiksa, ditest dan dicatat tanggal pengeluarannya. Semen yang

    disimpan dalam kantong/zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 12 zak. Semen yang

    didatangkan di Site harus segera ditempatkan didalam gudang-gudang tersebut diatasdan dipakai pada pelaksanaan sesuai urutan datangnya. Penggunaan semen dalam

     jumlah yang besar tidak dilarang. Biar bagaimanapun juga, pengangkutan,

    penyimpanan dan penggunaan harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu.

    Kontraktor harus menyampaikan laporan mingguan kepada

    Direksi/Engineer /Pengawas mengenai pengiriman semen, penyim-panannya dan

    menjelaskan berapa banyaknya yang diterima dan dikeluarkan selama minggu

    tersebut, dari siapa/darimana dibeli dan dibagian-bagian pekerjaan apa saja semen

    telah dipergunakan.

    5. AGREGAT UNTUK BETON

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    15/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 15

    5.1. U m u m

     Agregat untuk beton harus diambil dari sumber-sumber yang disetujui dan

    memenuhi syarat-syarat dalam NI atau BS 882, 2201, Part 2, atau standard lain

    yang disetujui Direksi/ Engineer/Pengawas. Apabila agregat dari sumber yang telah

    disetujui ternyata menyimpang dari contoh-contoh yang telah disetujui dan tidak

    memenuhi syarat tersebut di atas, maka sumber ini dapat ditolak. Suatu jumlah

    stock agregat yang telah disetujui Direksi harus selalu ada dilapangan untuk

    memungkinkan pembuatan beton secara kontinu untuk suatu jangka waktu 2 minggu

    tanpa terhenti.

    5.2. Agregat kasar 

     Agregat kasar terdiri dari kerikil pecah yang telah disetujui atau pecahan batuan

    dengan ukuran butir maximum tidak melebihi yang dipersyaratkan. Untuk seluruh

    pekerjaan beton agregat kasar harus memenuhi persyaratan gradasi yang

    ditentukan dalam BS 882, 1201, Part 2, Table 1, untuk saringan 40 mm - 5 mm, 20

    mm - 5 mm ukuran nominal atau syarat dalam N I atau dalam tabel berikut ini dari

    JIS. Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS A 1002 sieve). Apabila dari

    analisa gradasi menunjukkan kekurangan ukuran agregat tertentu yang dapat

    mempe-ngaruhi kerapatan beton, Direksi dapat memberi petunjuk kepada

    Kontraktor untuk menambah kekurangan ukuran agregat tertentu tersebut diatas.

    Kerapatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh Direksi setelah dilakukan

    pengetesan dilapangan. Kerikil dari batu pecah haruslah keras, tidak lapuk, bersih

    dan tidak mengandung clay atau pelapukan batuan. Batuan tersebut harus dipecah

    untuk mendapat ukuran yang disyaratkan dengan jenis crusher yang disetujui. Bubuk

    atau partikel halus lolos saringan 5 mm harus dipisahkan dan kalau dikehendaki

    Direksi harus dicuci secara seksama.

    5.3. Agregat halus

    Pasir untuk beton harus bersih dan bebas dari clay atau zat-zat organik, dan harus

    mempunyai gradasi sedemikian apabila dicampur dengan agregat kasar, akan

    menghasilkan beton dengan kerapatan maximum. Gradasi dari agregat halus harus

    masuk dalam batasan yang ditentukan dalam BS 1198 - 1200 atau dalam N I atau

    dalam tabel berikut ini dari JIS. Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS

     A 1102 sieve) Ukuran sar ingan (mm).Pasir dari pecahan batu dapat

    ditambahkan pada pasir alami untuk memperoleh pasir dengan gradasi yang

    memenuhi syarat.Pasir dari pecahan batu saja dapat dipakai hanya atas persetujuan

    Direksi.

    5.4. Pengambilan contoh dan testing untuk agregat

    Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor pada setiap saat untuk mengambil

    contoh agregat dari lapangan atau sumber agregat untuk dilakukan testing menurut

    cara yang diuraikan dalam BS 812, JIS A 1102 atau N I.

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    16/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 16

     Agregat yang tidak memenuhi syarat dalam test, harus diganti atau dicuci sampai test

    lebih lanjut untuk membuktikan bahwa dapat memenuhi persyaratan untuk

    dipakai.Semua biaya yang dikeluar-kan untuk dipenuhinya persyaratan ini menjadi

    tanggungan Kontraktor.

    5.5. Penyimpanan agregat

    Pasir dan agregat kasar untuk bahan beton harus disimpan dalam bak atau lantai

    papan yang direncanakan khusus untuk mencegah terpisahnya suatu komposisi

    agregat tertentu atau tercampurnya agregat dari ukuran yang berbeda-beda, dan

    menghindarkan tercampurnya agregat dengan debu, zat-zat organik atau bahan-

    bahan pencemar lainnya.

     Agregat dengan ukuran tertentu harus disimpan secara terpisah kecuali disetujui lain

    oleh Direksi/Engineer /Pengawas.

    6 AIR  

     Air yang akan digunakan untuk adukan beton harus bersih, tawar dan bebas dari zat-zat

    organik atau inorganic yang larut atau mengambang dalam suatu jumlah yang dapat

    mengurangi kekuatan atau keawetan beton.

     Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, apabila dari sumber lain

    harus mendapat persetujuan Direksi.

    Hanya air dengan kwalitas yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pembuatan

    beton, penyemprotan dan membasahi acuan (form work) atau pengeringan beton.

    Kontraktor harus melakukan pengaturan untuk memperoleh atau penyimpanan yang

    cukup dilapangan untuk mengaduk dan mengeringkan beton dan menyemprot dan

    membasahi acuan.

     Apabila ada, air ini dapat diperoleh dari sumber sumur dalam di lokasi Proyek/Satuan

    Kerja. Apabila Kontraktor menggunakan sumber ini, maka seluruh biaya pengadaan,

    pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan biaya lain-lainnya untuk memperoleh air ini,

    seluruh biayanya harus ditanggung Kontraktor sendiri.

    7 BATU PASANG

    Batu Pasang yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus dari kwalitas terbaik. Batuharus keras, tahan lama, liat, tahan terhadap goresan dan cuaca, serta bebas dari tanah

    atau sampah-sampah lain. Batu pecah tidak boleh mengandung lempung, bagian-bagian

    yang pipih atau pancang atau cadas yang lapuk.

    Batu untuk keperluan talud pelindung lereng harus mempunyai berat per unit sesuai

    dengan yang tertera pada gambar rencana dan merupakan batu pecah/belah dan bukan

    batu dengan bentuk bulat dan memiliki paling sedikit 3 bidang muka.

    Sumber tempat pengambilan batu harus disetujui oleh Direksi/Engineer.

    Pemborong harus mengatur sedemikian rupa sehingga persediaan batu yang disyaratkan

    untuk pekerjaan dapat terjamin.

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    17/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 17

    8. MA TERIAL TIMB UNA N  

    Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah atau bahan-

    bahan batuan yang digali dan disetujui oleh Direksi sebagai bahan-bahan yang memenuhi

    syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen.

    Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mungkin, tidak termasuk penggunaan tanah liat

    yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO M 145 atau sebagai CH

    pada Unified or Cassagrande Soil Classification System. Dimana penggunaan tanah-tanah

    plastis berkadar tinggi tidak dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan tersebut

    hanya akan digunakan di bagian dasar timbunan atau dalam urugan kembali yang tidak

    memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak ada tanah plastis

    berkadar tinggi yang akan digunakan sama sekali pada lapisan bahan-bahan 400 mm di

    bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu jalan. Sebagai tambahan, maka timbunan

    dalam daerah ini bilamana diuji sesuai dengan AASHTO T 193 harus mempunyai suatu

    nilai CBR tidak kurang dari pada 6 % setelah terendam empat hari bila dipadatkan sampai

    100 % kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai AASHTO T99.

    Tanah yang mempunyai sifat mengembang (meretak) sangat tinggi yang mempunyai suatu

    nilai aktivitas lebih besar daripada 1,25 atau suatu derajat pengembangan yang

    digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan

    digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas

    (PI) (AASHTO T90) Presentase Ukurang Tanah Liat (AASHTO T88).

    Timbunan dengan bahan-bahan terpilih

    Timbunan hanya akan digolongkan sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih jika

    digunakan pada lokasi atau untuk tujuan timbunan dengan bahan-bahan terpilih telah

    ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Pengawas. Semua timbunan lainnya yang

    digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa atau drainase porous.

    Timbunan yang diklasifikasi sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri

    dari bahan-bahan tanah atau batuan yang memenuhi semua persyaratan bahan diatas

    untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu lainnya yang

    disyaratkan, tergantung pada penggunaannya yang dimaksudkan, sebagaimana diarahkan

    atau disetujui oleh Pengawas.

    Dalam semua hal, maka semua timbunan dengan bahan-bahan terpilih, bila diuji dengan

     AASHTO T193 harus mempunyai suatu nilai CBR sekurang-kurangnya 10 % setelah 4 hari

    direndam bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum sebagai mana

    ditentukan sesuai dengan AASHTO T99.

    Bila digunakan dalam situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak dapat

    dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri dari pasir atau kerikil

    atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu indeks plastisitas maksimum 6%.

    Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau lereng atau dalam situasi lainnya

    dimana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi pemadatan normal, maka

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    18/73

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    19/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 19

    2. Lubang galian harus dibuat yang cukup guna memperoleh ruang kerja yang cukup

    dan kemiringan sisi-sisinya tidak mudah longsor.

    3. Tanah bekas galian diletakkan pada sisi-sisi galian sedemikian rupa sehingga tidak

    mengganggu jalannya pekerjaan galian dan tanah bekas galian tidak dapat longsor 

    ke dalam galian.

    4. Pekerjaan pengurugan kembali dilaksanakan setelah pekerjaan galian dan

    konstruksi yang memerlukannya selesai dikerjakan.

    5. Urugan sirtu kembali, hendaknya dipadatkan kembali dengan menggunakan mesin

    pemadat (Compactor).

    PASAL 28URUGAN TANAH

    1. Urugan tanah yang akan dilaksanakan yaitu urugan tanah untuk perataan site, urugan tanah

    dibawah lantai, (sesuai Gambar Rencana/Gambar Kerja).

    2. Urugan tanah harus menggunakan tanah urug yang baik dan harus dipadatkan dengan

    mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal.

    Pelaksanaan Pekerjaan :

    a. Penyiapan Lapangan

    Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua operasi pemotongan

    dan pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan pembongkaran akar-

    akar harus disesuaikan sesuai dengan spesifikasi, daan semua bahan-bahan yang

    tidak cocok harus dibuang dari batangan tersebut seperti diperintahkan Direksi

    Teknik.

    Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter atau kurang, tempat pondasi

    timbunan harus dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas,

    mengeringkan atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah setebal

    15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetepkan untuk urugan yang

    ditetepkan disana.

    b. Penimbunan Urugan

    Urugan harus disisipkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan dalam

    lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm.

    Urugan tanah harus diangkat secara langsung dari daerah galian bahan ketempat

    yang sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Penumpukan tanah pada

    umumnya tidak diizinkan, khususnya selama musim hujan.

    c. Pemadatan urugan

    Segera setelah pemadatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan tanah

    harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai

    sampai disetujui dan diterima oleh Direksi Teknik.

    Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masukketengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan

    pemadatan yang sama.

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    20/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 20

    PASAL 29URUGAN PASIR

    1. Urugan Pasir yang akan dilaksanakan yaitu urugan pasir dibawah lantai serta urugan pasir 

    dibawah pondasi (sesuai gambar rencana/gambar kerja).

    2. Urugan pasir harus menggunakan pasir urug yang baik dan harus dipadatkan dengan

    mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal.

    PASAL 30PEKERJAAN BETON BERTULANG

     A. UMUM

    1. Lingkup Pekerjaan

    Pekerjaan yang termasuk meliputi :

    a. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi

    dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja

    tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada

    hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau

    sebagaimana diperlukannya.

    b. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-

    selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada

    pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan ACI.

    c. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada

    gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis

    besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam

    gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran

    antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan

    terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan guna mendapatkan ukuran

    yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.

    d. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan

    pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan

    memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini

    Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi

    dilakukan.

    e. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang

    berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang

    dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar atau

    seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan, penyediaan penulangan untuk

    dinding blok beton.

    f. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua desain

    campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari

    bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    21/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 21

    akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan

    menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor berkewajiban

    mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.

    g. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :

    - semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini

    - pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting- mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton

    - koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian

    - sparing dalam beton untuk instalasi M/E

    - penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding bata

    dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat beton struktural

    seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.

    2. Referensi dan Standar-Standar 

    Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau

    diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut ini :

    a. PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971

    b. SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung

    c. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

    d. ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced Aggregate Conc.

    for Structural and Mass Concrete, Part 2

     ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2

    e. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete

    f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates

    g. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete

    h. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building

    i. ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1

     ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1

     j. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete

    k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the

    Pressure Method

    l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete

    m. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete

    n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in the

    Field

    o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed

    Beams of Concrete

    p. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming Compounds for 

    Curing Concrete

    q. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubberand Cork

    Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    22/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 22

    r. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers for 

    Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and

    Resilient Bituminous Types)

    s. SII Standard Industri Indonesia

    t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete

    u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for ConcreteReinforcement.

    v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for 

    Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars,

    Grade 40, for stirrups and ties.

    w. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.

    3. Penyerahan-penyerahan

    Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi

    Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan segera

    sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan

    kontraktor lain.

    a. Gambar pelaksanaan

    Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor 

    kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.

    Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal

    pelaksanaan pekerjaan beton.

    b. Data dari pabrik/sertifikat

    Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman;

    Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja

    sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan

    maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan

    proyek ini.

    c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar 

    pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai

    pengecoran.

    4. Percobaan Bahan dan Campuran Beton

    a. Umum

    Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk test

    berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi untuk

    menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.

    b. Semen : berat jenis semen

    c.  Agregat :

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    23/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 23

     Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan, kelembaban

    dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari

    agregat halus.

    d.  Adukan/campuran beton

    ·  Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk

    umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian

    atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi

    Lapangan.

    Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3

    minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai

    dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa

    Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.

    Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya

    adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix

    harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan,

    merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.

    · Ukuran-ukuran

    Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap

    agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana

    proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

    · Percobaan adukan untuk berat normal beton

    Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari

    berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.

    · Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton

    diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304, ASTM C

    94-98.

    · Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada

    hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu

    volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil

    yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari beton yang dapat

    terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila

    ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.

    · Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21

    dan 28 hari.

    · Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI’71, dilakukan di lokasi

    pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metoda

    pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan

    contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan

    yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akandilaksanakan.

    · Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    24/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 24

    Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI’71 NI-2 atau metoda uji bahan yang

    disetujui oleh Direksi Lapangan.

    · Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan

    dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan

    pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek

    bangunan tersebut selesai dilaksanakan.

    e. Pengujian slump

    · Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump

    harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak

    diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi

    Lapangan.

    · "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan

    mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang

    bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak

    adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan

    pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.

    Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan

    pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.

    · Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi

    normal :

    Slump pada (cm)

    Konstruksi Beton Maksimum

    Minimum

    Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapakbertulang.

    12.50 10.00

    Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dankonstruksi di bawah tanah.

    9.00 7.50

    Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50

    Pembetonan massal. 7.50 7.50

    Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai

    maksimum 1,5 cm.

    f. Percobaan tambahan

    · Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan

    percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    25/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 25

    membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila

    beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.

    · Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan

    dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan

    perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut,

    harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3

    hari setelah pengujian dilakukan.

    B. BAHAN-BAHAN/PRODUK

    Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-

    peraturan Indonesia.

    1. Semen

    a. Mutu semen

    · Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau

    Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-0013-

    82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan tekan

    aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan

    dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi Lapangan.

    · Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan

    bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu

    dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis

    campuran.

    · Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas

     jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis

    semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu (semen tipe 1).

    b. Penyimpanan Semen

    · Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga

    agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk

    sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen

    yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun

    tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat

    pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap

    pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan

    urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan

    untuk pekerjaan.

    · Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk

    melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.

    · Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan

    sertifikat test dari pabrik.

    · Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.

    · "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    26/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 26

    untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk semen selama

    pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi

    Lapangan.

    2. Agregat

     Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 "Mutu

    dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus

    memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.

    a. Agregat halus (Pasir)

    Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras, bersih,

    dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.

     Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang

    ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI ’71.

     Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap

    berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat

    melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat

    halus harus dicuci. Sesuai PBI’71 bab 3.3. atau SII 0051-82.

    Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 %

    berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25

    mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.

    Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.

    Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh

    bahan-bahan lain.

     Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)

    Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-

    batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir 

    lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.

    Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir 

    pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak

    pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.

    Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang

    diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila kadar 

    lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.

    Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.

    Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4

    mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas

    dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.

    Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff 

    dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

    - tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat

    - tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    27/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 27

    mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %

    sesuai SII 0087-75, atau PBI-71

    Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung

    dari pengotoran bahan-bahan lain.

    3. Air  

     Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung

    minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat

    merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan

    kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada labora-

    torium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.

    4. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)

     Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.

     Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam

    admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

     Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.

    5. Mutu dan Konsistensi dari Beton

    Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali

    ditentukan lain, harus seperti berikut :

    Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-225

    Semua kolom dan dinding beton : K-225

    Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas - Bo

    C. PELAKSANAAN BETON READY-MIXED

    1. Umum

    a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton ready-mixed

    yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan, dengan takaran,

    adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan di

    dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.

    b.  Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai

    dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol

    bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton

    minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan

    di laboratorium.

    c. Pemeriksaan.

    Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat pengantaran

    contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan semua

    peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus diperiksa oleh

    Direksi Lapangan sebelum pengadukan beton.

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    28/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 28

    d. Persetujuan.

    Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan

    dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan

    perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan

    perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil percobaan,

    adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh Direksi Lapangan.Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai semua penyerahan disetujui

    oleh Direksi Lapangan.

    e.  Adukan Beton dan Kekuatan.

     Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan laboratorium

    oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak, kontraktor dan

    pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan yang diijinkan

    minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan laboratorium adalah dasar dari

    yang diijinkan.

    f. Temperatur Beton Ready-Mix.

    Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak

    melampaui 38 oC.

    g. Bahan Campuran Tambahan

    Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix harus

    sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih

    bahan additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara terpisah. Dalam

    pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63 dilakukan hanya

    oleh teknisi in-charge dengan persetujuan Direksi Lapangan sebelumnya.

    h. Kendaraan Pengangkut

    Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan

    pengukur air yang tepat.

    i. Pelaksanaan Pengadukan

    Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah

    semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.

     j. Penuangan Beton

    Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di

    kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam

    atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas

    waktu tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.

    Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan

    retarder yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

    k. Keadaan Khusus

     Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump

    beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi

    Lapangan dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi

    kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam

    adukan beton dalam kondisi tersebut.

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    29/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 29

    l. Penggetaran

    Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan ACI

    309R-87 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete). Sedapat

    mungkin penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator (engine/electric).

    2. Pengecoran dan Pemadatan Beton

    1. Persiapan

    1) Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan kepada

    Direksi Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum

    memulai kegiatan pengecoran.

    2) Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot

    dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua cetakan, tulangan

    beton, dan benda-benda yang ditanamkan atau di cor harus telah diperiksa

    dan disetujui oleh Direksi Lapangan.

    Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan

    setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras beton,

    puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain harus disingkirkan dari

    bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari pengaduk serta

    perlengkapan pengangkutan.

    3) Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di

    sekeliling struktur dapat efektif dan menerus dicor.

    Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air 

    sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala

    perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk

    pengadaan bagi maksud penyempurnaan.

    Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali bila

    galian tertentu telah bebas air dan lumpur.

    4) Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam

    yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan

    pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta

    pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui

    tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton baru

    ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama,

    masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.

    5) Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak,

    basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan

    menjaga pelaksanaan beton.

    6) Penutup Beton. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai

    dengan persyaratan SKSNI 1991.

    7) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton,

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    30/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 30

    untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari

    beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

    Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-

    blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8

    buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut

    harus tersebar merata.

    2. Pengangkutan

    Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI Committe

    304 dan ASTM C94-98.

    1) Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran

    harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan

    dan kehilangan bahan-bahan (segregasi).

    2) Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi

    perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang sudah

    dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat

    pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring

    hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal ini,

    Direksi Lapangan mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring

    ini, setelah mempelajari usul dari pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan

    dan panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.

    3) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah

    pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila

    diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat

    diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinue secara

    mekanis.

     Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai

    bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang

    ditentukan dalam pasal 3.8. PBI ’71.

    3. Pengecoran

    1) Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304,

     ASTMC 94-98.

    2) Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir 

    dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.

    3) Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan

    lain atau disetujui Direksi Lapangan.

    4) Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0

    m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor 

    ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga

    pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    31/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 31

    cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi

    segregasi/pemisahan bahan-bahan.

    5) Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing

    tidak boleh dituang ke dalam struktur.

    6) Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa

    tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi keposisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.

    7) Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di luar 

    ketentuan yang tercantum di dalam PBI’71 termasuk pekerjaan yang tertunda

    ataupun penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor" harus membuat

    usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi

    Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai.

    4. Pemadatan beton

    1.) Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat

    penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan

    sarang-sarang kerikil.

    2.) Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type

    "immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil dari

    diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm,

    semua dengan amlpitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang

    memadai.

    3.) Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan

    darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati

    tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.

    4.) Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :

    Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-

    kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai

    45oC.

    Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horisontal

    karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.

    Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang

    sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat

    dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus

    diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak

    terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-

    bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.

    Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada

    umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung dengan itu,

    maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus

    dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan

    baik.

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    32/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 32

    Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak

    mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat),

    yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik. Penarikan jarum

    ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.

    Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-

    daerah pengaruhnya saling menutupi.

    5. Penghentian/Kemacetan Pekerjaan

    Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi

    Lapangan.

    Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton

    basah bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.

    6. Siar Pelaksanaan

    a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa

    sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar 

    pelaksanaan harus direncanakan sedemikian sehingga mampu meneruskan

    geser dan gaya-gaya lainnya.

     Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan didalam gambar-

    gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh

    Direksi Lapangan. Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada

    yang ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi

    Lapangan.

    b.  Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom

    harus ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada

    beton dari kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan

    kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan

    harus dicor secara monolit dengan itu.

    c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di

    tengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak

    berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat

    pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan

    ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.

    d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-

    kotoran dan serpihan beton yang rapuh.

    e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan

    harus cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.

    7. Perawatan Beton

    a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6.

    dan ACI 301-89.

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    33/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 33

    b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang

    belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan

    kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu

    yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.

    c. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.

    1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesaidilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling

    sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal

    pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 38 oC.

    2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap

    dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut

    pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi

    permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-

    karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi

    Lapangan.

    3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,

    pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu

    pengerasan dapat di pakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh

    Direksi Lapangan.

    d. Bahan Campuran Perawatan.

    Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.

    8. To leransi pelaksanaan.

    Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan

    Bab 1; PBI-’71; ACI-301 dan ACI-347.

    a. Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.

    1. Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan

    pelat lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang

    ditunjuk. Perawatan khusus harus dilakukan agar halus, meskipun

    sambungan diadakan di antara pengecoran yang dilakukan terus

    menerus, jangan memakai semen kering, pasir atau campuran dari

    semen dan pasir untuk beton kering.

    2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan

    diberi karpet harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan

    rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.

    3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7.0

    mm dalam 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi

    tidak kurang dari 6 m.

    4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar 

    mengatur keramik, batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis jalan

    beton), harus 10 mm dalam 1 m.

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    34/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 34

    9. Penyelesaian dari Pelat (Finished Slab)

    Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti

    yang dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti tercantum.

     Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu

    akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan

    gambar.Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak

    mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.

    Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk

    mengadakan pengaliran dari aliran.

    10. Cacat pada Beton (Defective Work)

    Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan

    mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti

    berikut :

    1. Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)

    2. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau

    posisinya tidak sesuai dengan gambar.

    3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.

    4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.

    5.  Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang

    tercantum dalam dokumen kontrak .

    6.  Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan akhir,

    atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun

    dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.

    7. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus

    dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan

    konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat

    yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan usulan-

    usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila

    perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.

    8. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan

    dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari

    Direksi Lapangan.

    Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus

    dilaksanakan dengan memuaskan.

    9. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada

    beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau

    penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.

    10. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi

    Direksi Lapangan.

  • 8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan

    35/73

    REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

    CV. INDRA UTAMA Halaman 35

    11. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena

    penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada

    pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan

    tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi

    Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan

    perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.

    11. Perlindungan dari Kerusakan Akibat Cuaca (Weather Injury)

    a. Selama pengadukan

    Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai

    es sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam

    batasan yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk

    menambah campuran air.

    b. Selama pengecoran dan pemeliharaan.

    1. Umum

     Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari

    beton untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.

    2. Dalam Cuaca Panas

     Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun

    membasahi permukaan dari warna terang/muda, selama pengecoran

    dan pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari

    kerugian/kehilangan bahan terhadap panas, matahari atau angin yang

    berlebihan.

    3. Kelebihan Perubahan Suhu

    Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang

    seragam di dalam beton, tidak lebih dari 3 oC dalam setiap jamnya.

    4. Perlindungan Bahan-bahan

    Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai untuk

    perlindungan di lapangan dan siap untuk digunakan.

    12. Pekerjaan Penyambungan Beton

    a. Beton lama harus dikasar