Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd
description
Transcript of Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
1
BAB I
PERSYARATAN UMUM
BAB 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN
1.1.1. Uraian Berbagai Pekerjaan Yang Termasuk Dalam Spesifikasi Ini
Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini :
(1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau yang
diberi tanda di lapangan, termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan yang dirasa
perlu.
(2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan, termasuk semua
pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan.
(3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan, termasuk pembersihan lapangan
dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada gambar-
gambar proyek dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan
(4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis pondasi bawah
serta lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan
dokumen kontrak.
(5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jaian yang baru baik dengan lapisan maupun tanpa
lapisan dan gorong-gorong.
(6) Perbaikan struktur yang berat, maupun yang ringan untuk jembatan-jembatan dan struktur jalan
lainnya yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut pertimbangan Direksi Teknik di
lapangan.
BAB 1.2 Mobilisasi
1.2.1. Umum
(1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang
diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek, ini juga
akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
(2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga
pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai.
(3) Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan rute (jalur)
tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan
tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang
digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat proyek.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan,
dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
2
sampai mendapat persetujuan Direksi.
(4) Mobilisasi peralatan beret dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada
waktu lalu lintas sepi, dan trek-trek angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal.
1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi
(1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak, terkecuali
dinyatakan lain secara tertulis oleh Pimpinan Proyek.
(2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan dalam
item yang dinyatakan dalam dafter item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah
untuk item ini.
1.2.3 Penyiapan lapangan
(1) Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan dan
pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah Proyek
(2) Kontraktor harus mengikuti hal-hal berikut:
a. Memenuhi persyaratan Peraturan-Peraturan Nasional dan Peraturan-Peraturan Propinsi.
b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan pembuatan
Kantor Proyek dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan produksi (Plant)
konstruksi.
c. Mencegah sesuatu polusi di sekitarnya sebagai akibat dari operasi pelaksanaan.
(3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari pekerjaan setelah kontrak, meliputi
pambongkaran semua instalasi, plant dan peralatan konstruksi serta semua bahan-bahan
lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.
1.2.4 Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab ini harus dimasukkan
dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.
BAB 1.3. PENGUJIAN LAPANGAN
1.3.1 Umum
(1) Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan kecakapan kerja untuk
pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi
Teknik.
(2) Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium kabupaten atau Propinsi yang sesuai
dengan pengaturan oleh Direksi Teknik Pengujian Khusus di laboratorium pusat harus juga
dilaksanakan bila diminta demkian oleh Direksi Teknik.
1.3.2 Pemenuhan tershadap Spasifilkasi
Semua pengujian harus memanuhi seperangkat standar di dalam spesifikasi. Bilamana hasil pengujian
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
3
tidak memuaskan; Kontraktor harus melakukan perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh
Pimpinan Proyek atau Direksi Teknik, dan harus melfangkapi pengujian-pengujian untuk menunjukkan
terpenuhinya spesifikasi.
1.3.3 Pengukuran dan Pembayaran
Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua pengujian yang dilaksanakan untuk
memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian “Pengendalian Mutu” yang ditetapkan di dalam
bab ini, harus dimasukkan ke dalam item pembayaran yang bersangkutan dan tidak ada pembayaran
terpisah yang akan dibuat untuk pengujian.
BAB 1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.4.1 Umum
(1) Uraian
Untuk menjamin kualitas, ukuran-uuran dan kinerja pekerjaan yang benan kontraktor harus
menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan dan memuaskan
Direksi Teknik. Staff teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan
lapangan, melakukan pengujian lapangan, untuk pengendalian mutu bahan-bahan dan
kecakapan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi tenaga kerja kontraktor dan memelihara
catatan-catatan serta dokumentasi proyek.
(2) Pemeriksaan Lapangan
Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting cut), kontraktor harus mempelajari
gambar-gambar kontrak dan bersama-sama dengan Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan
daerah proyek dan khususnya mengukur/memasang, lebar jalan, daerah milik jalan, alinyennen
untuk setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase tepi jalan dan gorong-gorong, serta melakukan
satu pemeriksaan yang terinci semua bangunan jembatan yang diusulkan. Perubahan
tempat/volume dari pameriksaan tersebut di atas harus dicatat pada Shop Drawings. Shop
Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh hari sesudah Surat Perintah Kerja
ditandatangani, kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya.
(3) Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.
(4) Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus direkam dan
dijadikan acuan.
(5) Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis permukaan
harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukun serta penampang
melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan melintang,
dan untuk menentukan pengukuran ketabalail serta lebarnya konstruksi baru.
1.4.2 Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja
(1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh Direksi
Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus dicerahkan untuk semua item-item yang dibuat
pabrik termasuk aspal, semen, kaput, baja konstruksi dan kayu.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
4
Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk
pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan bilamana Direksi
Teknik meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujianpengujian dilaksanakan
untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekwensi Minimum “Pengujian Pengendalian
Mutu”, dalam Prakonstruksi.
(2) Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen kontrak
dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji di lapangan atau
di laboratorium selama konstruksi dan PHO sesuai jadwal pengujian minimum yang tercantum
dalam “Jadwal Frekwensi Minimum Pengujian Pengendalian Mutu” atas permintaan Direksi
Teknik dan Kontraktor harus membantu serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk
pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.
(3) Disain campuran untuk aspal, beton dan stabilisasi tanah harus disiapkan dan diuji sesuai
dengan spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan proyek
terkecuali ia memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknik.
(4) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan disain campuran,
harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.
1.4.3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor
(1) Kontraktor harus menunjuk seorang pimpinan lapangan untuk mengarahkan dan mengatur
pekerjaan kontrak, termasuk pengorganisasian tenaga dan peralatan kontraktor serta
bertanggung jawab bagi pengadaan bahan-bahan yang sesuai dangan persyaratan kontrak.
Pimpinan lapangan harus memiliki pengalaman lapangan paling sedikit selama 10 tahun pada
pekerjaan proyek dan harus Tenaga Ahli Bidang Sipil yang mampu.
Untuk perbaikan-perbaikan ringan dan pekerjaan pemeliharaan, persyaratan ini tidak diharuskan
dan tergantung kepada konfirmasi/ persetujuan tertulis dari Pimpinan Proyek.
(2) Kontraktor harus menyediakan layanan seorang Pelaksana lapangan yang mampu dan
berpengalaman untuk mengendalikan pekerjaan lapangan dalam kontrak, termasuk pengawasan
lapangan, kualitas dan kecakapan kerja, sesuai dengan syarat-syarat kontrak.
1.4.4 Pengendalian Lingkungan
(1) Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap pengendalian
pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat disain serta persyaratan spesifikasi yang
berhubungan dengan polisi lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan air di sekitarnya
akan ditaati.
(2) Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkan suara sangat
keras (gaduh), dan di dalam daerah pemukiman suatu peredam kebisingan harus dipasang serta
dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan moton di bawah pengendalian
Kontraktor.
(3) Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang berisik
dalam daerah-daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah rawan seperti
dekat Rumah Sakit.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
5
(4) Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan penyiraman
secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil dan harus menutupi truk
angkutan dengan terpal.
1.4.5 Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan
(1) Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan dijadikan
sebagai acuan untuk pematokan dan pemasangan pekerjaan-pekerjaan proyek. Bilamana tidak
ada patok kilometer yang ditemukan, patok-patok yang ditandai atau patok-patok referensi akan
didirikan oleh Direksi Teknik sebelum dimulainya pekerjaan-pekerjaan kontrak.
(2) Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan survai secara cermat dan
memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang proyek untuk
memungkinkan disain, survai perkerasan, atau pematokan, dan pemasangan pekerjaan yang
harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.
(3) Kontraktor harus memasang patok-patok konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian
pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan, drainase samping dan
gorong-gorong sesuai dengan gambar-gambar proyek dan menurut perintah Direksi Teknik.
Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum
pelaksanaan pekerjaan berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang mungkin diperlukan olah
Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.
(4) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan pembangunan baru,
penampang melintang harus diambil pada setiap jarak 25 meter area satu jarak lain yang
dianggap perlu oleh Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk penghitungan volume
pekerjaan yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut harus digambar pada profil dengan
skala dan ukuran ditentukan oleh Direksi Teknik, serta garis-garis dan permukaan penyelesaian
yang diusulkan harus ditunjukkan. Gambar-gambar profil asli beserta tiga copy harus diserahkan
kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan dan tanda tangan, serta untuk suatu
pengesahan yang diperlukan yang asli dan satu copy akan ditahan oleh Direksi Teknik dan dua
copy yang sudah ditanda-tangani dikembalikan kepada Kontraktor.
(5) Pekerjaan-pekerjaan jembatan harus ditata di lapangan di bawah pengendalian dan pengaturan
penuh oleh Direksi Teknik, serta dalam satu kesesuaian yang tinggi terhadap gambar-gambar
dan spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam alinyemen atau ketinggian harus atas
dasar penyelidikan serta pengujian lapangan lebih lanjut dan harus dilaksanakan sebagaimana
yang diperlukan di bawah pengawasan Direksi Teknik.
(6) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan semua instrumen
yang diperlukan personil tenaga dan bahan yang diminta untuk pemeriksaan, pematokan di
lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.
1.4.6 Pengukuran dan Pembayaran
Semua biaya untuk pekerjaan di dalam bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan yang bersangkutan
dalam daftar penawaran yang akan disediakan untuk semua alat, tenaga dan bahan-bahan yang
diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan-pekerjaan yang dimasukkan dalam
bab ini.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
6
BAB 1.5 STANDAR RUJUKAN
1.5.1 Uraian Umum
(1) Peraturar-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan
menetapkan persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus diselenggarakan
beserta cara-cara yang digunakan untuk pengujian-pengujian yang memenuhi persyaratan-
persyaratan.
(2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan kerja yang
diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus atau standar-standar
yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi
Teknik.
1.5.2 Jaminan Kualitas
(1) Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan yang
diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau
melebihi persyaratan yang telah ditentukan.
(2) Selama Pelaksanaan
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barang-barang dan
pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan tanpa
kompensasi bagi Kontraktor.
(3) Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai bahan--
bahan, kecakapan kerja atau kedua-duanya sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik atau
yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam
standar-standar yang diminta. Bukti-bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh
Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil-hasil pengujian yang resmi.
(4) Standar-standar
Standar-standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada standar yang
dicantumkan di bawah :
BUKU-BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN BlNA MARGA
STANDAR INDUSTRI INDONESIA (SII)
PERSYARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA (PUBI-1982)
PERATURAN BETON BERTUILANG INDONESIA (NI-2-1971)
PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (PPBBI-1982)
AASHTO = AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND TRANSPORTATION
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
7
OFFICIAL (BAGIAN 1 DAN 2)
ASTM = AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS
BS = BRITISH STANDARDS INSTITUTION
MPBJ = MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN
BAB 1.6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN
1.6.1 Umum
(1) Uraian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut :
a. Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.
b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan pada gambar
rencana atau spesifikasi-spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh
Direksi Teknik.
c. Semua produksi harus baru atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus diperoleh dari
suatu sumber yang disetujui.
(2) Penyerahan
a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian untuk suatu
bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik contoh-contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan, contoh tersebut harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi
sumber dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan spesifikasi.
b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses bahan-bahan
alam yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini serta harus memberitahu Direksl Teknik
paling sedikit 20 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi
Teknik secara tertulis bahwa Iahan tersebut dapat digunakan dalam pekerjaan. Laporan ini berisi
samua informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan-
bahan dalam sumber tersebut disetujui.
c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta bahan-bahan buatan
pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari Direksi Teknik
diberikan. Direksi Teknik memberikan persetujuan ini secara tertulis.
1.6.2 Sumber bahan-bahan
(1) Sumber-sumber
a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam dokumen-
dokumen atau yang diberikan oleh Direksi Teknik, disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah
tanggung jawab Kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan semua
sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
8
persetujuan Direksi Teknik.
b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung, atau dalam daerah-
daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.
c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang diperlukan untuk
merproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini. Direksi Teknik akan menolak atau
menerima bahan-bahan dari sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang
ditentukan dalam kontrak.
d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi atau
longsoran tanah, hilangnya tanah produkstif atau secara lain berpengaruh negatif dengan daerah
sekelilingnya.
(2) Persetujuan
a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah memberikan persetujuan
untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud lain
daripada yang telah disetujui oieh Direksi Teknik.
b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah disetujui
Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut, dan minta diganti.
1.6.3 Penyimpanan Bahan
(1) Umum
Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan tersebut tidak rusak
dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan
mudah dapat diperiksa oleh Direksi Teknik.
Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan secara tertulis oleh
pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas pengaliran air dan kalau kalau
perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh tercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu
lapisan alas dasar pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-
bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.
(2) Penumpukan Agregat
a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui sedemikian sehingga tidak ada
segregasi serta menjamin-gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah lima
meter.
b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah atau dipisahkan dengan
partisi kayu.
c. Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang memadai serta tidak
boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan membendung lintasan air.
d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan angkutan, daerah lalu
lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya, khususnya selama musim kering.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
9
(3) Penyimpanan Bahan-bahan Aspal
Tempat penimbunan drum-drum aspal harus pada ketinggian yang layak dan dibersihkan dari tumbuh-
tumbuhan rendah dan sampah-sampah.
Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut:
iI. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk berdiri dengan lubang pengisian arah ke
atas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya ke atas sepotong kayu) untuk
mencegah terkumpulnya air di atas tutup drum.
II Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back harus ditumpuk di atas sisinya
dengan lubang pengisian di sebelah atas. Penutup lubang harus diuji mengenai kekencangannya
ketika ditumpuk dan pada selang waktu yang teratur sewaktu penyimpanan.
III. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di atas sisinya tetapi bila disimpan
untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum-drum tersebut harus digulingkan secara teratur.
(4) Penanganan dan Penyimpanan Semen
Perlu diberikan perhatian sewaktu pangangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya semen tidak
menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.
Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air dengan penumpukan yang
rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga panggunaan (konsumsi) semen dapat
diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan.
Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak boleh lebih dari 3 bulan.
Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen yang disimpan di lapangan dan tidak akan
mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam kondisi telah mengeras.
(5) Bahan-bahan yang ditumpuk di Pinggir Jalan
Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk menumpuk bahan-bahan di
pinggir jalan, dan semua tempat yang dipilih harus keras, tanah dengan drainase yang baik, rata dan
kering serta sama sekali tidak boleh melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat
menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu limas.
Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah, dari bila perlu tanah tersebut
diratakan dengan gradar.
Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapih menurut ukuran mal, dengan sumbu memanjang
tumpukan tersebut biasanya sejajar dengan garis tengah jalan.
Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti diuraikan pada item (3) di atas dan dibentuk ke dalam
tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang jalan).
1.6.4 Pengukuran dan Pembayaran
(1) Royalty (Keuntungan)
Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misalnya sewa, royalty (pajak)
dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga satuan bagi bahan-bahan yang bersangkutan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
10
serta tidak ada pembayaran terpisah kepada Kontraktor untuk biaya-biaya ini.
(2) Pekerjaan-Pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan
a. Kontraktor akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka sumber bahan, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik secara tertulis.
b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan, seperti pembongkaran
tanah selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun kembali lapangan tersebut setelah galian
diselesaikan, harus dimasukkan dalam harga satuan, dan tidak ada pembayaran terpisah bagi
pekerjaan ini.
BAB 1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN
1.7.1. Umum
(1) Uraian
Perubahan-perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh Pimpinan Proyek atau oleh Direksi Teknik jika
dikuasakan demikian oleh Pimpinan Proyek untuk bertindak atas namanya) atau oleh Kontraktor dan
akan disetujui dengan cara satu Perintah Perubahan yang ditanda tangani oleh kedua pihak. Jika dasar
pembayaran ditentukan dalam satu perintah perubahan menimbulkan satu perubahan dalam Struktur
Harga Satuan Item Pembayaran atau suatu perubahan dalam Besarnya Kontrak, Perintah Perubahan
tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.
(2) Perintah Perubahan dan Addenda harus mematuhi hal-hal berikut:
a. Perintah Perubahan
Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan deh Pimpinan Proyek yang diparaf oleh Kontraktor
menunjukkan penerimaannya atas perubahan pekerjaan atau Dokumen Kontrak dan persetujuannya atas
dasar penyesuaian pembayaran dan waktu, jika ada, untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut.
Perintah perubahan harus diterbitkan, dalam satu formulir standar dan akan mencakup semua instruksi
yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang akan menimbulkan suatu perubahan dalam Dokumen
Kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek.
b. Addenda
Satu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor merumuskan satu perubahan dalam
pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan satu perubahan dalam susunan. Harga
Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah
dirundingkan sebelumnya serta disetujui di bawah satu Perintah Perubahan. Addenda juga akan dibuat
pada bagian penutup Kontrak dan untuk semua perubahan-perubahan kontraktual dan perubahan teknis
yang besar tanpa memandang apakah perubahan-perubahan tersebut terjadi untuk struktur Harga atau
Besarnya Kontrak.
(3) Penyerahan-Penyerahan
a. Kontraktor akan menunjuk wakil perusahaannya secara tertulis yang diberi kuasa untuk
menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung jawab untuk memberitahukan
karyawan-karyawan kontraktor lainnya mengenai otorisasi perubahanperubahan tersebut.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
11
b. Pimpinan proyek akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa untuk
mengadministrasikan prosedur perubahan atas nama Pemberi Tugas.
c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan untuk usulan lump sum, dan untuk setiap Harga
Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dangan data pembuktian yang cukup untuk
memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.
1.7.2. Prosedur Awal
(1) Pimpinan Proyek dapat mengawali “Perintah Perubahan” (change order) dengan menyampaikan
kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang berisikan :
a. Satu uraian tarinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam proyek
tersebut.
b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang dirubah yang merinci
perubahan yang diusulkan.
c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan
tersebut.
d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di bawah struktur Harga
Satuan ltem Pembayaran yang ada maupun Suatu Harga Satuan atau Lump Sum
tambahan yang diperlukan, harus disetujui dan dirumuskan dalam satu Addendum.
Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak
merupakan satu perintah untuk melaksananakan perubahan-perubahan tersebut, atau
untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.
(2) Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu pemberitahuan
tertulis kepada Direksi Teknik, berisi:
a. Uraian perubahan yang diajukan
b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.
d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan-pekerjaan Sub Kontraktor yang terpisah,
jika ada.
e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan di bawah
struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu harga satuan
tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.
1.7.3 Pelaksanaan “Perintah Perubahan” (Change Order)
(1) Isi masalah dalam “Perintah Perubahan” berdasarkan pada:
a. Permintaan Pimpinan Proyak dan Poncrimaan Kontraktor yang disetujui bersama, atau;
b. Permohonan Kontraktor untuk satu perubahan yang dliterima oleh Pimpinan Proyek.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
12
(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan “Perintah Perubahan” tersebut dan menyediakan satu
nomor “Perintah Perubahan”.
(3) “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan,
penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran revisi Dokumen Kontrak yang diperlukan
untuk menetapkan perincian perubahan.
(4) “Perintah Perubahan” tersebut akan menetapkan dasar pambayaran dan suatu penyesuaian
waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan dimana perlu akan menunjukkan
setiap tambahan Harga Satuan ataupun jumlah yang telah dirundingkan di antara Pimpinan
Proyek dan Kontraktor yang perlu dirumuskan dalam satu Addendum.
(5) Pimpinan Proyek akan menanda tangani dan menetapkan tanggal “Perintah Perubahan” sebagai
otorisasi bagi Kontraktor untuk melaksanakan perubahan tersebut.
(6) Kontraktor akan menanda tangani dan memberi tanggal “Perintah Perubahan” untuk menyatakan
persetujuan dengan rincian di dalamnya.
1.7.4 Pelaksanaan Addenda
(1) Isi masalah satu Addenda berdasarkan:
a. Permintaan Pimpinan Proyek dan jawaban Kontraktor.
b. Permohonan Kontraktor untuk perubahan, yang direkomendasi dan disetujui oleh Pimpinan
Proyek.
(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Addendum tersebut.
(3) Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan teknik maupun
perubahan volume dalam pekerjaan, tambahan maupun penghapusan beserta revisi Dokumen
Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.
(4) Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan atau
penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan jumlah Kontrak atau
penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.
(5) Pimpinan Proyek dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan melampirkannya
dalam Dokumen Kontrak.
BAB 1.8 DOKUMIEN REKAMAN PROYEK
1.8.1 Umum
(1) Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan kontrak dan akan menyelesaikan rekaman
semua perubahan pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya pekerjaan proyek.
(2) Penyerahan-Penyerahan
a. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya rekaman proyek
tersebut yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap bulan, atau tanggal lain menurut
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
13
perintah Pimpinan Proyek.
Persetujuan Direksi Teknik terhadap, dokumen ini diperlukan untuk persetujuan pembayaran.
b. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuannya
Dokumen Rekaman Proyek Akhir (Final) pada waktu permohonan untuk Sertifikat Penyelesaian
Utama, dilengkapi dengan catatan-catatan berikut :
Tanggal
Nomor dan jadwal proyek
Nama dan alamai Kontraktor
Nomor dan judul masing-masing dokumen rekaman
Sertifikat bahwa masing-masing dokumen yang diserahkan adalah lengkap dan akurat
Tanda tangan Kontraktor atau wakilnya yang diberi kuasa
1.8.2 Dokumen Rekaman Proyek
(1) Perangkat Dokumen, Proyek
Dengan memenangkan kbntrak, Kontraktor akan mendapatkan seperangkat lengkap semua Dokumen
dari Pimpinan Proyek tanpa beban biaya yang berkaitan dengan kontrak. Dokumen tersebut akan
meliputi:
Persyaratan Umum Kontrak
Gambar Rencana Kontrak
Spesifikasi
Addenda
Modifikasi-modifikasi lain terhadap Kontrak (jika ada)
Catatan Pengujian Lapangan
(2) Penyimpanan Dokumen
Dokumen proyek tersebut harus disimpan di dalam kantor lapangan dalam satu file dan rak dan
Kontraktor harus menjaga serta melindunginya dari kerusakan dan hilang sampai pekerjaan selesai,
serta harus memasukkan data rekaman tersebut kepada Dokumen Rekaman Proyek Akhir (final).
Dokumen rekaman (pencatatan) tersebut tidak boleh untuk tujuan pelaksanaan dan dokumen itu harus
dapat diperoleh setiap waktu untuk pemerilkszan oleh Direksi Teknik.
BAB 1.9 PEKERJAAN HARIAN
1.9.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari kegiatan-kegiatan kerja tertentu yang semula tidak diketahui lebih dulu atau tidak
disediakan pada Daftar Penawaran, tetapi ternyata selama pelaksanaan menjadi jelas diperlukan agar
pelaksanaan dan penyelesaian proyek memuaskan dan dapat diukur dengan baik dalam hal biaya-biaya,
tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
14
Pekerjaan yang harus dilaksanakan di bawah “Pekerjaan Harian” dapat termasuk segala sesuatu yang
diperintahkan atau dikuasakan oleh Direksi Teknik dan dapat meliputi stabilisasi, pengujian (testing),
perbaikan dari lapis perkerasan yang ada, konstruksi lapisan ulang, struktur atau pekerjaan-pekerjaan
lainnya.
(2) Penyerahan
Sebelum memesan material untuk “Pekerjaan Harian” Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
Teknik Penawaran-penawaran, untuk diminta persetujuannya, dan sesudah pemesanan material,
Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Teknik tanda terima atau kwitansi pembayaran lainnya
yang diperlukan untuk membuktikan jumlah yang dibayar.
Pada akhir dari setiap hari kerja, Kontraktor harus menyerahkan suatu catatan tertulis mengenai
banyaknya jam kerja untuk tenaga kerja dan peralatan serta volume semua bahan yang digunakan atas
dasar suatu Pekerjaan Harian dan harus memperoleh tanda tangari Direksi Teknik pada laporan ini, yang
menyatakan bahwa Direksi Teknik telah menyetujui mengenai item pembayaran dan kuantitas yang
diajukan.
Kontraktor harus menyerahkan setiap claim Pekerjaan Harian sesuai dengan Bab 1.9.3 di bawah ini.
1.9.2 Bahan-Bahan dan Peralatan
(1) Bahan-Bahan
Semua bahan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi persyaratan mutu dan
keandalan yang diberikan pada bab-bab yang tarkait pada Spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang tidak
ditetapkan secara terinci dimanapun pada spesifikasi ini, maka mutu material harus seperti yang
diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Teknik.
(2) Peralatan
Peralatan-Peralatan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dari Bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini dan harus dlsatujui untuk digunakan oleh Direksi Teknik
sebelum Pekerjaan dimulai.
1.9.3 Pelaksanaan Pekerjaan Harian
(1) Pengesahan Pekerjaan Harian
a. “Pekerjaan Harian” dapat diminta secara tertulis oleh Kontraktor atau diperintahkan olah Direksi
Teknik. Pada kedua hal tersebut, pekerjaan tidak boleh dimulai, sampai Direksi Teknik
mengeluarkan secara tertulis suatu otorisasi kerja harian.
b. Otorisasi ini akan nenguraikan mengenai luas dan sifat pekerjaan yang diperlukan dengan
lampiran-lampiran gambar atau Dokumen Kontrak yang diperbaiki untuk menentukan rincian,
pekerjaan, dan akan menunjukkan cara untuk menentukan setiap perubahan jumlah besarnya
kontrak dan setiap perubahan dalam jangka waktu kontrak, jika ada.
c. Direksi Teknik akan menanda tangani dan membubuhi tanggal pada otorisasi pekerjaan harian
sebagai pemberian wewenang atau izin kepada Kontraktor untuk melanjutkan pekerjaan.
(2) Pelaksanaan Pekerjaan Harian
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
15
Operasi Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan- ketentuan dan Bab-bab yang
terkait pada spesifikasi ini yang menentukan penempatan bahan-bahan, finishing pekerjaan-pekerjaan,
pengujian dan mutu pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan sarta perbaikan setiap pekerjaan yang tidak
memuaskan.
Dalam hal pekerjaan yang diperlukan harus dilaksanakan atas dasar Pekerjaan Harian yang tidak
ditentukan dimanapun pada Spesifikasi ini, maka pekerjaan harus dilaksanakan sebagaimana
diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(3) Claim (Tagihan) Pekerjaan Harian
a. Pada selesainya Pekerjaan Harian, Kontraktor harus menyerahkan daftar perhitungan beserta
data pendukung untuk mendukung setiap tagihan pekerjaan harian atas dasar swakelola bahan-
bahan dan waktu termasuk semua catatan harian yang disetujui oleh Direksi Teknik ditambah
keterangan tambahan seperti:
I. Nama Direksi Teknik yang memerintahkan bekerja, dan tanggal perintah tersebut.
II. Tanggal dan waktu pekerjaan dilaksanakan beserta daftar tenaga yang dipekerjakan.
III. Ringkasan mengenai jam jam kerja yang digunakan untuk semua tenaga kerja pada
Pekerjaan Harian.
IV. Ringkasan mengenai jam-jam yang digunakan untuk semua peralatan Konstruksi pada
Pekerjaan Harian.
V. Apabila dapat dipakai, invoice dan tanda terima untuk setiap material, produk atau jasa-
jasa yang digunakan dalam pekerjaan yang disahkan dengan “Perintah Perubahan”.
b. Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa Pekerjaan Harian dari Kontraktor sebagai
bagian dari permintaan pengajuan Sertifikat Pembayaran Bulanan sesuai dangan Artikel-artikel
yang terkait Persyaratan Umum Kontrak mengenai Sertifikasi (Pengesahan) dan Pembayaran.
1.9.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan
(1) Pengukuran dan Pembayaran Bahan-Bahan
a. Material yang diukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-bahan yang sebenarnya
dimasukkan pada Pekerjaan Harian yang dibuktikan dangan tagihan (invoice) dari leveransir dan
laporan-laporan Pekerjaan Harian yang telah disetujui.
b. Untuk material yang digunakan pada Pekerjaan Harian, pembayaran haruslah sesuai harga netto
yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk material yang dikirim ke lapangan, sebagaimana yang
diperkuat dangan Surat tagihan dari leveransir yang mana harganya ditambah 15%. Pembayaran
semacam itu harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan material, termasuk
harga-harga berikut ini:
i. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan
ii. Penerimaan di lapangan; pembongkaran, pameriksaan, penyimpanan,
perlindungan dan penanganan secara umum
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
16
iii. Yang terbuang
iv. Biaya-biaya administrasi dan akuntansi, dan semua biaya overhead lainnya yang
berhubungan.
v. Keuntungan
c. Pembayaran semua material yang dimasukkan dalam pekerjaan harian harus dibuat dari jumlah
sementara yang dimasukkan untuk item pembayaran “Material untuk Pekerjaan Harian” yang
tercatat pada Daftar Panawaran.
(2) Pangukuran dan Pembayaran Tanaga Kerja
a. Pengukuran tenaga kerja untuk pembayaran di “Pekerjaan Harian” harus dibuat berdasar jam
kerja sebenarnya yang dijamin pada Harga Satuan untuk macam-macam kategori tenaga kerja
yang dimasukkan pada Daftar Panawaran, yang harga dan pembayarannya harus merupakan
kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini.
i. Upah tenaga kerja, pajak, bonus, asuransi, uang cuti, perumahan, fasilitas
kesejahteraan, biaya pengobatan, uang saku lainnya yang menjadi haknya dan semua
biaya-biaya lainnya yang pada “Peraturan Tenaga Kerja di Indonesia : Pedoman untuk
Investor Asing” (Perundang-undangan Tenaga Kerja di Indonesia), yang diterbitkan oleh
Biro Hukum Departemen Tenaga Kerja.
ii. Pemakaian dan pemeliharaan perkakas manual.
iii. Biaya transportasi ke dan dari lapangan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
iv. Semua biaya administrasi dan akuntansi yang berkaitan, pengawasan (tidak termasuk
mandor) dan semua biaya tambahan lainnya serta biaya overhead yang diperlukan untuk
mobilisasi tenaga kerja di lokasi pekerjaan.
v. Keuntungan.
(3) Pengukuran
a. Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut dasar Pekerjaan Harian, baik yang disewa
atau kepunyaan Kontraktor harus dibuat berdasarkan jam kerja sebenarnya yang sah dari
paralatan pada Harga Satuan untuk bermacam-macam kategori dari peralatan yang dimasukkan
pada Daftar Penawaran, yang harga dan pembayarannya akan merupakan kompensasi penuh
untuk biaya-biaya berikut ini:
i. Sopir operator dan pembantu, yang harus termasuk semua biaya yang ditunjukkan di
atas untuk tenaga kerja.
ii. Penyimpanan bahan bakar dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
iii. Overhauls, perbaikan dan penggantian.
iv. Waktu idle (tidak bekerja) dan waktu pedalanan di lapangan
v. Biaya-biaya pendirian perusahaan, biaya-biaya akuntansi kantor pusat dan kantor
lapangan dan semua biaya overhead lainnya.
vi. Biaya pengangkutan ke dan dari lapangan
vii. Keuntungan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
17
KONTRAK NO : ____________________ TANGGAL :
NAMA KONTRAK : ____________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN : MATERIAL
ITEM PEMBAYARAN
URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN
TOTAL HARGA
Rp.
1.9.1
Material untuk pekerjaan harian (yang terdaftar pada Daftar Penawaran)
(1) -----------
(2) -----------
(3) -----------
(4) -----------
SUB TOTAL
Tambahan 15% atas biaya
(Bab 1.9.4 (1))
Total tagihan untuk material
Saya menyatakan bahwa material di atas sudah dikirim ke lapangan dan dimasukkan dalam pekerjaan harian.
Ditanda tangani Disahkan,
Kontraktor Direksi Teknik
Catatan : Tanda terima dan surat tagihan (invoice) terlampir
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
18
KONTRAK NO : ____________________ TANGGAL :
NAMA KONTRAK : ____________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN : TENAGA KERJA
ITEM PEMBAYARAN
URAIAN NO JAM BIAYA/
JAM
TOTAL HARGA
Rp.
1.9.2
Daftar tenaga kerja kontraktor yang dipekerjakan berdasarkan kontrak
(1) Mandor
(2) Tenaga Kerja Trampil
(3) Tenaga Kerja Tidak Trampil
(4) Tukang
Saya menerangkan bahwa tenaga kerja di atas telah dipekerjakan menurut dasar “Pekerjaan Harian”.
Ditanda tangani Disahkan,
Kontraktor Direksi Teknik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
19
KONTRAK NO : ____________________ TANGGAL :
NAMA KONTRAK : ____________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN : PERALATAN
ITEM PEMBAYARAN
URAIAN NO JAM BIAYA/
JAM
TOTAL HARGA
Rp.
DIPINDAHKAN KE DEPAN
1.9.3 PERALATAN UNTUK PEKERJAAN HARIAN
(1) Dump truck 3-4 m3 Jam
(2) Flat bad truck 3-4 ton Jam
(3) Water tanker 3,000 - 4,500 1 Jam
(4) Motor grader min 100 HP Jam
(5) Wheel Loader.75 - 100 HIP Jam
(6) Track Loader 75 - 100 HP Jam
(7) Excavator 80 - 140 HP Jam
(8) Crane capacity 10 - 15 ton Jam
(9) Steel wheel roller 6-9 ton (unballasted)
Jam
(10) Vibratory roller 5-8 ton (tanpa pembeban)
Jam
(11) Vibratory compactor 1.5 - 3.0 HP
Jam
(12) Compressor 4,000 – 6,000/min. Termasuk pipa-pipa dan perkakas manual untuk semprot udara
Jam
(13) Sand-blasting equipment Jam
(14) Pressure-grouting equipment Jam
(15) Internal concrete vibrator Jam
(16) External concrete vibrator Jam
(17) Concrete mixer 0.3 - 0.6 m3
(18) Water pump 70 -100 mm
TOTAL HARGA UNTUK PERALATAN YANG DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN HARIAN
Saya menerangkan bahwa peralatan di atas telah disediakan oleh kontraktor untuk digunakan di bawah Pekerjaan Harian.
Ditanda tangani Disahkan,
Kontraktor Direksi Teknik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
20
BAB 2
DRAINASE
BAB 2.1. UMUM
2.1.1 Uraian Pekerjaan Drainase
(1) Pekerjaan drainase jalan yang dimaksudkan disini akan terdiri dari pembangunan saluran tepi jalan dan
jalan air gorong-gorong serta sarana drainase lainnya.
(2) Adalah satu persyaratan umum bahwa semua pekerjaan drainasa tersebut harus diselesaikan
dan harus sudah berfungsi sebelum pelaksanaan struktur perkerasan dan bahu jalan.
2.1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan.
(1) Pekerjaan yang dicakup di bawah Bab 2 -Drainase akan meliputi saluran-saluran, gorong-gorong
dan sarana drainase lainnya yang dibangun sesuai dengan Gambar Rencana dan Perencanaan,
garis batas, ketinggian dan ukuran-ukuran yang ditunjukkannya, dan mamatuhi spesifikasi ini.
(2) Saluran akan merupakan saluran tanah terbuka baik dilapisi ataupun tidak dilapisi dengan pasangan batu
atau beton yang mana yang ditentukan dalam kontrak.
(3) Gorong-gorong berupa gorong-gorong pipa bertulang atau gorong-corong pipa tidak bertulang, ataupun pipa
baja bargelombang, yang mana yang ditentukan dalam Kontrak.
(4) Sarana-sarana drainase lainnya meliputi dinding kepala, dinding sayap, lapis bantaran, lubang
tangkapan, tanggul pemecah aliran, yang dibangun dengan pasangan batu atau pekerjaan batu
dengan siar, beton bertulang, beton tidak bertulang, atau bronjong, yang mana yang ditentukan
dalam Kontrak.
2.1.3 Kepatuhan Kepada Perintah/Petunjuk Direksi Teknik
(1) Volume dan mutu bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan ini, dalam segala hal harus disetujui oleh
Direksi Teknik, sebelum digunakan.
Kualitas kecakapan kerja harus berdasarkan kepada pemeriksaan methoda pelaksanaan, dan
persetujuan Direksi Teknik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai.
(2) Direksi Teknik dapat memberikan perintah tambahan untuk jenis saluran atau gorong-gorong
yang khas yang harus dibangun sesuai kontrak.
(3) Dalam hal suatu pekerjaan ditemukan cacat atau tidak sempurna atau menyimpang dari
peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan, Kontraktor harus melakukan suatu koreksi dan
perbaikan-perbaikan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Sebagian atau seluruh
biaya yang terjadi untuk memenuhi perintah Direksi Teknik dan untuk melaksanakan perbaikan-
perbaikan yang diperlukan harus dipikul oleh Kontraktor
BAB 2.2 REHABILITASI DRAINASE TEPI JALAN
2.2.1 Umum
Pekerjaan ini akan mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan dari pembuangan benda-benda dari
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
21
saluran tepi jalan ataupun dari kanal-kanal yang ada, memotong kembali dan membentuk ulang saluran
tanah yang ada untuk perbaikan atau peningkatan kondisi asli, dan juga perbaikan saluran yang dilapisi
dalam hal saluran pasangan batu atau beton.
2.2.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan berikut dalam Spesifikasi ini.
Pasangan batu dengan pasir BAB 8.1
Konstruksi Beton BAB 7.1
Timbunan butiran yang dipilih BAB 3.2
Tanah stabilisasi BAB 3.4
Drainase Porous BAB 2.7
Pasangan batu kosong (Rip-flap) BAB 8.2
Bronjong BAB 8.3
2.2.3 Persyaratan Disain Drainase
Saluran tepi jalan harus direhabilitasi dan dipelihara memenuhi potongan melintang dan standar yang
ditunjukkan pada gambar-gambar Standar atau menurut petunjuk lain oleh Direksi Teknik untuk
mengikuti kondisi setempat.
Persyaratan disain minimum harus memenuhi ketentuan berikut:
Lebar dasar saluran minimum 50 cm
Kedalaman minimum sampai dasar saluran di bawah permukaan formasi perkerasan 50 cm
Kelandaian memanjang minimum 1:200
2.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan
(1). Saluran Tanah
Semua sampah, tumbuh-tumbuhan, endapan dan bahan-bahan yang harus disingkirkan, harus dibuang dari saluran
tanah, termasuk dari saluran yang mamotong bahu jalan dan menyambung kepada lubang tangkapan atau gorong-
gorong, dan disingkirkan dari daerah kerja sehingga Direksi Teknik puas. Saluran tanah harus dipotong dan
dirapihkan mencapai profil yang diperlukan serta ditingkatkan seperlunya, sampai elevasi dan profil akhir yang harus
diselesaikan sehingga memuaskan Direksi Teknik.
(2) Saluran-Saluran dilapisi
Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus, diperbaiki. Pasangan batu atau beton yang
pecah-pecah, rusak atau lepas harus dipotong dan diganti dengan pasangan batu atau beton yang baru yang
dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan menurut petunjuk Direksi Teknik. Pasangan baru harus dibangun
menurut spesifikasi dalam Bab 2.4 Spesifikasi ini dengan dibuatkan persyaratan untuk penyatuan pekerjaan lama
dan pekerjaan baru. Batu-batu dari pasangan lama hanya dapat dipakai jika ia dibersihkan, membuang semen
adukan yang melekat dan hanya jika disetujui oleh Direksi Teknik.
Rongga di belakang/di bawah pasangan harus diisi dengan urugan butiran terpiIih, dipadatkan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik, lubang pelepasan yang baru harus dibuatkan seperti dan bilamana diminta oleh
Direksi Teknik
(3) Perbaikan Kerusakan Saluran karena Garusan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
22
Kerusakan saluran karena garisan atau erosi harus diperbaiki sebagai berikut:
i. Daerah rusak harus dipotong kembali sampai tanah dasar yang keras dan pekerjaan perbaikan yang cocok dengan jenis saluran dilaksanakan menurut petunjuk umum untuk rehabilitasi di atas.
ii. Bagian-bagian saluran yang tergerus harus direkonstruksi mencapai bentuk dan profil yang disetujui dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, menggunakan cara-cara aalternatif perbaikan sebagai berikut
Pekerjaan stabilisasi tanah atau pambentukan ulang dengan bahan-bahan berbutir
Pelapisan baru untuk saluran tersebut.
Perbaikan dengan pasangan batu kosong atau bronjong.
Pekerjaan cetakan dan penunjangan dari kayu harus disediakan menurut kebutuhan dan semua
tanah-tanah serta bahan-bahan lain lebihan dibuang dari tempat tersebut.
2.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Rehabilitasi drainase tepi jalan harus diukur dalam meter panjang saluran tanah yang dibersihkan
dan direhabilitasi yang disetujui oleh Direksi Teknik
(2) Rehabilitasi saluran yang dilapisi harus diukur dalam meter panjang saluran dilapisi, dibersihkan,
diperbaiki dan direhabilitasi sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
Semua penaukuran harus dilakukan di sepanjang sumbu saluran dan harus disediakan untuk seluruh
pekerjaan yang dilakukan bagi rehabilitasi kedua sisi saluran. Tidak disediakan secara terpisah untuk setiap
galian atau urugan yang dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan ini akan dimasukkan dalam item pembayaran
untuk rehabilitasi atau ke dalam pekerjaan tambahan yang dicatat dalam item (3) di bawah.
(3) Pekerjaan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan saluran karena gerusan atau
erosi akan diukur dan dibayar di bawah bab lain Spesifikasi ini. Pekerjaan-pekerjaan tersebut
akan dibstasi hanya sampai item berikut, dan dalam kecocokan yang benar dengan perintah
Direksi Teknik dan akan mencakup semua gambar, dan urugan tambahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan sehingga memuaskan Direksi Teknik.
Pekerjaan stabilisasi tanah item pembayaran 3.4.1
Bahan filter item pembayaran 2.7.1
Pasangan batu kosong (Rip-Rap) item pembayaran 8.2.1
Bronjong item pembayaran 8.3.1
2.2.6 Dasar Pembayaran
Volume-volume seperti yang diberikan di atas, akan dibayar pada harga-harga kontrak per satuan
pengukuran untuk item-item pembayaran yang tercantum di bawah. Harga-harga dan pembayaran ini
akan merupakan kompensasi penuh untuk pelaksanaan semua pekerjaan termasuk pembersihan,
pembuangan, pembentukan kembali saluran dan kanal-kanal sampai elevasi, garis dan profil disetujui,
beserta pemotongan dan perbaikan lapisan pasangan-pasangan dan timbunan rongga-rongga saluran,
berikut penyediaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan rehabilitasi.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
23
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
2.2.1 Rehabilitasi saluran tanah Meter panjang
2.2.2 Rehabilitasi saluran tanah Meter panjang
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
24
BAB 2.3 SALURAN TANAH BARU, TERBUKA
2.3.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan saluran tanah baru yang mencapai garis, tingkat dan profil seperti yang
ditunjukkan pada gambar atau di lapangan.
Pekerjaan tersebut juga meliputi setiap pemindahan lokasi atau menjaga selokan atau saluran irigasi yang terganggu
selama pelaksanaan pekejaan-pekerjaan kontrak, memasang gebalan rumput pada dasar saluran untuk mengurangi
kecepatan air dan memperkecil erosi.
(2) Toleransi Ukuran
a. Alinyemen saluran yang jadi dan profil potongan melintang tidak boleh berbeda dari yang
ditentukan atau disetujui lebih dari 5 cm pada setiap titik.
b. Ketinggian terakhir pada dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm pada setiap titik, dan
dasar saluran tersebut harus cukup halus serta rata untuk menjamin aliran air yang bebas tanpa
terjadi empangan pada waktu aliran lambat.
2.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
Lokasi, panjang, arah dan kemiringan yang diperlukan dari saluran yang harus digali, baserta dengan semua lubang
tangkapan dan kuala yang bersangkutan, harus dipatok di lapangan oleh Kontraktor sesuai dengan gambar-gambar
kontrak serta petunjuk-petunjuk lainnya yang diberikan oleh Direksi Teknik.
(2) Galian Saluran
a. Galian untuk saluran, termasuk pembentukan, peningkatan dan perapihan tebing samiping harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar kontrak atau seperti petuhjuk yang lain yang
diberikan oleh Direksi Teknik di lapangan.
b. Semua bahan-bahan dari galian harus dipindahkan dari lapangan ke tempat pembuangan yang
disetujui oleh Direksi Teknik Garis dan profil akhir saluran harus diselesaikan sampai disetujui
oleh Direksi Teknik serta setiap penyesuaian atau setiap perbaikan pekerjaan untuk
membetulkan kerusakan-kerusakan atau penyimpangan-penyimpangan harus dilaksanakan
sesuai dengan perintah Direksi Teknik.
(3) Jalan Air yang ada
a. Kali kecil atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa mendapat
persetujuan dari Direksi Teknik.
b. Bahan-bahan yang mengendap di dalam kali atau daerah kanal sebagai hasil dari pekerjaan-
pekerjaan drainase harus disingkirkan bila pekerjaan tersebut, telah diselesaikan atau pada
waktu seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.
c. Bila jalan air yang ada harus dipindahkan dikarenakan pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak,
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
25
alinyemen baru jalan air tersebut harus memelihara kemiringan dasar dan profil yang ada,
terkecuali dimintakan lain oleh Direksi Teknik.
2.3.3 Cara Pengukuran Pekerjaan
a. Galian saluran tanah harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume tanah
yang sebenarnya disingkirkan dan diakui oleh Direksi Teknik, yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan drainase.
b. Kelebihan galian dari yang ditunjukkan dalam gambar atau dari yang diperintahkan oleh Direksi
Teknik, tidak boleh diukur atau dibayar
c. Bila ditemukan/digali batu-batu (seperti dinyatakan dalam Bab 3.1.1 (2)) ; batu tersebut harus
diukur dan dibayar sebagai Galian Batu di bawah item pembayaran 3.1.2 Spesifikasi ini.
2.3.4 Dasar Pembayaran
Volume-volume yang diberikan seperti di atas akan dibayar atas dasar Harga Kontrak per satuan
pengukuran bagi item pembayaran yang tercantum di bawah.
Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan-
pekerjaan kontrak termasuk pembersihan, galian, pembentukan kembali dan penyelesaian saluran tanah
serta kanal-kanal mencapai tingkat, garis dan profil akhir.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
2.3.1 Galian saluran tanah dan kanal Meter kubik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
26
BAB 2.4 SALURAN DILAPISI
2.4.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari membangun saluran baru atau rekonstruksi saluran yang ada dan memberikan
satu lapisan pasangan batu sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik di lapangan.
Pekerjaan tersebut juga termasuk setiap pemindahan atau penjagaan aliran air, kanal irigasi atau jalan air yang ada,
yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan kontrak.
(2) Toleransi Ukuran
a. Ketinggian final dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang ditentukan pada
setiap titik dan harus cukup harus serta bentuknya rata untuk menjamin aliran air yang bebas.
b. Alinyemen aliran dan profil potongan melintang akhir (final) tidak boleh bebeda lebih dari 5 cm
dari yang ditentukan pada setiap titik.
c. Permukaan masing-masing batu muka pasangan batu pelapisan tidak boleh berbeda lebih dari 3
cm dari permukaan normal.
d. Ketebalan pasangan batu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar standar dan tidak boleh
kurang dari 20 cm, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis.
(3) Penjadwalan Pekerjaan
Selokan mula-mula harus dibentuk lebih kecil dari penampang melintang yang direncanakan.
Pembentukan akhir untuk persiapan pembuatan lapisan serta perbaikan kerusakan yang mungkin terjadi
selama pelaksanaan, baru dikerjakan sesudah tempat-tempat sambungan dan elevasinya sudah
disiapkan.
(4) Contoh-Contoh Bahan
Contoh-contoh bahan yang digunakan, termasuk semen, pasir dan batu untuk pekerjaan pasangan batu, harus
diperiksa dan disetujui Direksi Teknik, sebelum pekerjaan dimulai.
(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan
Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat dikarenakan jeleknya
penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh
Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik tanpa ada biaya tambahan.
2.4.2 Bahan-Bahan
(1) Urugan kembali dengan bahan terpilih untuk pelapisan saluran
Urugan kembali yang digunakan sebagai bahan dasar dan perbaikan bagian di bawah pelapisan pasangan batu
harus dari pasir kerikil berpasir atau bahan berbutir bergradasi baik yang disetujui lainnya dengan ukuran batu
maksimum 20 mm, semuanya seperti ditentukan pada Bab 2.7.
(2) Bahan Filter
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
27
Bahan-bahan untuk membuat lapisan dasar manyerap air, kantong-kantong filter ataupun lubang pelepasan pada
pelapisan pekerjaan batu yang disetujui harus keras, awet, bahan berbutir yang memenuhi persyaratan gradasi yang
ditentukan pada Bab 2.7.
(3) Pasangan Batu dengan Siar
a. Batu
Batu tersebut harus batu lapangan dengan permukaan kasar atau batu sumber (quarry) kasar yang keras dalam
kondisi baik, awet dan mutunya padat, tahan terhadap daya perusakan air, serta sepenuhnya cocok digunakan
sebagai pasangan batu, semuanya seperti ditentukan pada Bab 8.1 Spesifikasi ini untuk pasangan batu dengan siar.
b. Adonan (Mortar)
Adonan terdiri dari semen portland (P.C.) dicampur dengan agregat halus atau pasir kasar dalam satu perbandingan
1 semen dan 3 agregat/pasir, terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknik.
c. Kelas Beton K125
Bila diperlukan beton yang digunakan untuk dasar dari pasangan batu harus dari kelas K125 yang sesuai dengan
Spesifikasi bab 7.1 Spersifikasi ini.
2.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
Lokasi, panjang, garis batas dan kemiringan yang diperlukan dari semua saluran-saluran yang harus digali dan
dilapisi, bersama-sama dengan semua lubang tangkapan dan kuala yang berkaitan harus dipatok di lapangan oleh
Kontraktor sesuai dengan rincian pelaksanaan yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik, serta harus diperiksa dan mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai.
(2) Pelaksanaan Pelapisan pasangan Baku dengan Siar
a. Persiapan Pondasi
i. Ketinggian permukaan pondasi untuk saluran harus dipasang dan digali sampai
kedalaman yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik di lapangan untuk menjamin bahwa satu permukaan yang baik dan
memadai dapat diperoleh.
ii. Bila diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik bahan lantai kerja yang disetujui harus
diletakkan dan dipadatkan di tempatnya.
iii. Kecuali ditentukan lain atau ditunjukkan pada Gambar Rencana, dasar pondasi untuk
pelapisan pekerjaan batu harus normal (tegak lurus) atau dipotong bertangga tegak lurus
kepada permukaan dinding.
iv. Bila ditunjukkan pada Gambar Rencana atau diminta lain oleh Direksi Teknik, satu
pondasi atau alas pondasi dari beton akan diperlukan.
b. Pemasangan dan Penyelesian Akhir Pekerjaan Batu dengan Siar
Setelah disetujui penyiapan pekerjaan pondasi, pelapisan pasangan batu dengan star akan
dibangun sebagaimana ditentukan dalam Bab 8.1 Spesifikasi ini.
c. Pemasangan Urugan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
28
i. Urugan kembali dengan bahan terpilih sebagaimana ditentukan harus dipasang, dan
dipadatkan dalam lapisan yang merata di bawah pasangan batu atau dimana saja
sebagaimana diperintahkan oleh dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.
ii. Bahan alas filter sebagaimana ditentukan harus dipasang dan dipadatkan dalam lapisan
tidak melebihi 15 cm tebalnya dan sesuai dengan gambar rencana atau menurut perintah
Direksi Teknik.
(3) Penyiapan Jalan Air Yang Ada
a. Aliran atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa mendapat
persetujuan dari Direksi Teknik.
b. Jika suatu galian dalam dasar aliran diperlukan untuk palaksanaan pekerjaan yang baik,
kontraktor pada selesainya pekerjaan drainase harus mangurug kembali dan memperbaiki galian
tersebut.
c. Bahan-bahan yang mengendap dalam daerah aliran tersebut dari pondasi atau galian lainnya
harus disingkirkan sepenuhnya pada penyelesaian pembangunan.
(4) Relokasi Jalan Air
Bila stabilisasi tanggul atau pekerjaan-pekerjaan permanen lainnya diperlukan untuk kontrak tersebut menyebabkan
penyumbatan yang tidak dapat dihindarkan atau secara sebagian menyumbat suatu jalan air yang ada, maka jalan
air tersebut harus direlokasi (dipindahkan) untuk menjamin aliran tidak terhalangi lewat pekerjaan tersebut pada
semua tingkatan aliran yang biasa. Relokasi jalan air tersebut akan memelihara kemiringan dasar kanal yang ada
dan harus diarahkan sedemikian sehingga tidak terjadi gerusan terhadap pekerjaan itu atau terhadap hak milik di
sekitarnya.
2.4.4 Cara Pangukuran dan Pembayaran
Tidak ada persyaratan yang dibuat untuk pengukuran dan pembayaran saluran dilapisi di bawah bab ini. Akan tetapi
pekerjaan konstruksi untuk saluran dilapisi harus diukur dan dibayar di bawah item pembayaran dari spesifikasi-
spesifikasi yang terpisah berikut ini.
(1) Galian untuk pembangunan saluran baru dilapisi atau rekonstruksi saluran yang ada, harus diukur dalam
mater kubik dan dibayar sebagai Gallan Drainase di bawah item pembayaran 2.3.1 spesifikasi ini.
(2) Pelapisan pasangan batu untuk saluran-saluran harus diukur dalam meter kubik dan dibayar sebagai
pasangan batu dengan siar di bawah item pembayaran 8.1.1 spesifikasi ini.
(3) Bahan-bahan urugan kembali yang porous atau bahan dasar filter harus diukur dalam meter kubik dan
dibayar sebagai bahan drainase porous di bawah item pembayaran 2:7.1 spesifikasi ini.
(4) Beton dalam pondasi atau penopang pondasi harus diukur dalam meter kubik dan dibayar sebagai beton
tidak bertulang di bawah item pembayaran 7.1.2 spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
29
BAB 2.5 GORONG-GORONG PIPA BETON
2.5.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggandan atau pembangunan baru gorong-gorong pipa beton
bertulang atau tanpa tulang, termasuk tembok kepala, bangunan inlet (masuk) dan outlet (pelapasan) serta
pekerjaan-pekerjaan pelindung yang berkaitan dengan gerusan, semuanya sesuai dengan Gambar Rencana dan
spesifikasi ini, dan lokasinya ditunjukkan oleh Direeksi Teknik.
(2) Pengaturan (pematokan) di lapangan dan lokasi pekerjaan
a. Gorong-gorong baru yang ditempatkan di lapangan ditunjukkan pada gambar-gambar kontrak.
Lokasi dan ketinggian final akan diputuskan oleh Direksi Teknik di lapangan dan kontraktor harus
melakukan suatu pekerjaan survai tambahan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik, untuk
menentukan persyaratan gorong-gorong mengenai ketinggian dan garis batas.
b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal pekerjaan yang
ditunjukkan dalam dokumen kontrak dan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik,
termasuk suatu pekerjaan parbaikan tambahan yang mungkin ditemukan di lapangan selama
pekerjaan rehabilitasi drainase.
(3) Penjadwalan Pekerjaan
a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sebelum diberikan persetujuan oleh Direksi
Teknik mengenai lingkup pekerjaan.
b. Tidak ada pekerjaan perkerasan atau bahu jalan akan dilaksanakan sampai seluruh pekerjaan
gorong-gorong untuk bagian proyek tersebut telah diselesaikan.
(4) Contoh-Contoh Bahan
a. Contoh-Contoh bahan yang digunakan, termasuk agregat beton, pasir beton, penulangan beton,
cetakan pipa beton, harus diperiksa dan mendapat dan: Direksi Teknik sebelum pekerjaan
dimulai.
b. Contoh pipa beton bertulang harus diserahkan untuk pemeriksaan dan pengujian sebagaimana
diminta oleh Direksi Teknik dan harus diterima sampai memuaskan sebelum digunakan di
lapangan.
2.5.2 Bahan-Bahan
(1) Beton
Beton yang digunakan setiap pekerjaan struktural yang diuraikan dalam bagian ini harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam Bab 7.1 spesifikasi ini untuk kelas-kelas beton berikut :
Kelas K225 Struktur dan pipa gorong-gorong beton bertulang
Kelas K175 Pelat pondasi dan dinding-dinding
Kelas K125 Pondasi beton massa dan pambungkus pipa gorong-gorong
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
30
(2) Baja Tulangan untuk Beton
Semua baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Bab 7.2
spesifikasi ini.
(3). Pipa Beton
a. Semua pipa-pipa beton harus pracetak dan didapat dari satu pabrik yang disetujui, terkecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik pencetakan di lapangan.
b. Pipa beton bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO No.M170 dan
disesuaikan dengan gambar-gambar standar
c. Pipa pipa beton tak bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO No.M86
(Tabel 1A), dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar pipa beton tak bertulang harus
dibatasi sampai satu diameter dalam maksimum 80 cm.
d. Atas dasar persetujuan Direksi Teknik, Kontraktor dapat mencetak pipa beton tidak bertulang di
lapangan, yang konstruksinya harus sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi ini serta dengan
cetakan pipa dari baja yang harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan.
(4) Pasangan Batu
Bahan-bahan pasangan batu yang digunakan untuk dinding dan kepala gorong-gorong serta struktur
tumpuan beban harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu, bab 7.4 spesifikasi ini.
Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum digunakan di lapangan.
(5) Bahan Alas (Dasar)
Bahan-bahan berbutir untuk alas atau untuk mengurug kembali gorong-gorong pipa dan struktur lainnya
terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan, Bab 2.7 spesifikasi ini.
(6) Urugan Kembali
Bahan timbunan yang digunakan untuk mengurug kembali sekeliling pipa dan di belakang dinding kepala harus
memenuhi persyaratan bab 3.2 “Urugan” dari spesifikasi ini.
2.5.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
a. Galian dan penyiapan parit-parit serta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding kepala harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1 “Galian”, dan persyaratan-persyaratan selanjutnya
yang diberikan dalam spesifikasi ini.
b. Bahan-bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gororg harus ditempatkan sesuai dengan
ersyaratan bab 2.7.
(2) Pemasangan Pipa Gorong-gorong
a. Pipa gorong-gorong tersebut harus diletakkan secara hati-hati, dengan ujung alur dibagian yang
tinggi dan ujung lidah sepenuhnya masuk ke dalam alur yang bersangkutan dan tepat dengan
garis dan kemiringan yang diperlukan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
31
b. Sebelum pipa bagian berikutnya diletakkan, separuh bagian bawah lidah masing-masing bagian berikutnya
harus diplester di permukaan bagian dalam dengan adukan semen dengan ketebalan yang cukup untuk
menyatukan permukaan bagian pipa yang berbatasan tepat dan rata. Pada saat yang sama separuh bagian
atas lidah dari pipa berikutnya harus diplester sama dengan adukan.
c. Setelah pipa tersebut diletakkan, sambungan yang rmasih tersisa harus diisi dengan adukan dan adukan
tambahan yang cukup harus digunakan sehingga rongga sekelilingnya terisi penuh. Bagian dalam
sambungan harus disapu dan diselesaikan halus. Adukan pada bagian luar harus tetap basah selama dua
hari sampai Direksi mengijinkan pelaksanaan urugan kembali.
(3) Pengurugan dan Pemadatan
a. Pengurugan kembali dan pemadatan di sekeliiing dan di atas gorong-gorong harus dilaksanakan
sebagaimana ditentukan secara rinci dalam. Bab 3.2 “Urugan”, menggunakan bahan-bahan terpilih yang
disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan-bahan tersebut harus terdiri dari tanah atau krikil, babas dari gumpalan
lempung dan benda tumbuh-tumbuhan serta berisi batu-batu yang tidak tertahan pada saringan 215 mm.
b. Urugan tersebut diberikan dengan ketebalan minimum 0,30 m diatas puncak pipa dan satu jarak minimum
satu setengah diameter dari sumbu pipa pada keltua sisi kecuali dalam parit. Perhatian khusus harus
diberikan untuk menjamin bahwa urugan kembali di bawah pinggang pipa dipadatkan dengan baik.
c. Alat pemadatan tanah yang berat tidak bdeh beroperasi lebih dekat dari 1,50 meter kepada
gorong-gorong, sampai gorong-gorong tersebut telah selesai ditutup setebal paling sedikit 60 cm
di atas puncak pipa.
Alat pemadatan ringan boleh dioperasikan di dalam batas-batas di atas, asalkan urugan kembali
tersebut telah dipasang dan dipadatkan dan memberikan penutup minimum 30 cm di atas puncak
pipa. Walaupun demikian, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki setiap
kerusakan akibat dari operasi tersebut.
(4) Beton Pembungkus Pipa
Pipa-pipa harus, dibungkus dengan baton yang sesuai dengan rincian yang ditunjukkan pada gambar rencana atau
seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik jika ketebalan penutup yang harus dipasang lebih besar dari ketebalan
maksimum atau kurang dan ketebalan minimum yang ditunjukkan pada gambar atau dalam spesifikasi pabrik pipa
untuk ukuran dan kelas pipa yang khusus.
(5) Dinding Kepala Gorong-Gorong dan Bangunan Pelengkap
Kecuali secara lain ditunjukkan pada gamban bangunan lapis lindung pelimpah dan bangunan pelindung gerusan
yang berkaitan dengan, bangunan gorong-gorong yang tidak diparlukan untuk memikul beban struktural yang berat,
harus dibangun dengan pasangan batu dengan siar (Bab 8.
Kepala gorong-gorong dan dinding sayap harus dibangun menggunakan pasangan batu plesteran (lihat Bab 7.4).
(6) Memperpanjang Gorong-Gorong yang Ada
Bila perpanjangan gorong-gorong yang ada memerlukan pemindahan dinding kepala, dinding sayap atau bangunan-
bangunan lama lainnya yang berkaitan, bagian-bagian tersebut harus dibongkar dengan hati-hati dengan satu cara
untuk menghindari kerusakan-kerusakan pipa atau elemen-elemen struktural yang harus tinggal. Jika terjadi
kerusakan pada gorong-gorong yang direncanakan untuk tetap ada, bagian-bagian yang rusak harus diganti atas
beban biaya Kontraktor.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
32
2.5.4 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Volume-volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa baton, berupa
jumlah meter panjang gorong-gorong pipa baru yang dipasang atau diperpanjang, diukur dari
ujung ke ujung pipa.
(2) Dinding kepala dan dinding sayap serta struktur lainnya yang berkaitan yang dibangun dengan
pasangan batu atau beton akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik pekerjaan yang
selesai dan diterima sesuai dengan item-item pembayaran secara terpisah yang dimasukkan
dalam spesifikasi ini.
(3) Penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan di bawah item pembayaran terpisah nomor 3.1.2. Akan
tetapi tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran akan dibuat untuk setiap galian lain atau pekerjaan
urugan lain. Biaya pekerjaan tersebut harus dianggap sebagai sudah termasuk dalam pelaksanaan
pekerjaan gorong-gorong papa beton dan harus sudah dimasukkan dalam harga penawaran untuk
gorong-gorong dan untuk berbagai bahan-bahan pembangunan yang digunakan.
(4) Penyediaan untuk bahan aas berbutir terpilih atau bahan filtar harus dibuat di bawah item
pembayaran yang terpisah nomor 2.7.1.
2.5.5 Dasar Pembayaran
Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak per
satuan pengukuran yang bersangkutan bagi masIng-masing item pembayaran yang tercantum di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Penawaran.
Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh bagi pengadaan dan pemasangan semua
bahan-bahan dan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan pemadatan, pekerjaan acuan, urugan kembali,
lubang dan semua biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan
dalam spesifikasi ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
2.5.1 GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG
(1) Diameter dalam, 60 cm Meter panjang
(2) Diameter dalam, 80 cm Meter panjang
(3) Diameter dalam, 100 cm Meter panjang
(4) Diameter dalam, 120 cm Meter panjang
2.5.2 GORONG-GORONG PIPA BETON TANPA TULANG
(1) Diameter dalam, 60 cm Meter panjang
(2) Diameter dalam, 80 cm Meter panjang
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
33
BAB 2.6 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan baru pipa baja
bergelombang termasik pembuatan bangunan dinding kepala, bengunan inlet dan outlet dan pekerjaan-
pekerjaan perlindungan gerusan yang bersangkutan, semuanya sesuai dengan gambar-gambar dan
pada lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik.
(2) Pematokan dan Pengukuran di lapangan serta Lokasi Pekerjaan
a. Gorong-gorong baru harus dillempatkan di lapangan yang ditunjukkan pada gambar-gambar
kontrak, lokasi dan permukaan akhir akan diputuskan oleh Direksi Teknik di lapangan dan
Kontraktor harus melaksanakan suatu pekerjaan surval tambahan sebagaimana dimintakan oleh
Direksi Teknik, untuk menentukan-persyaratan gorong-gorong terhadap garis batas dan
permukaannya.
b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong dari pipa baja bergelombang harus dilaksanakan sesuai
dengan jadwal (schedule) pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar kontrak dan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik, termasuk setiap pekerjaan perbaikan tambahan yang mungkin
ditemukan di lapangan selama pelaksarman pekerjaan rehabilitasi drainase.
(3) Penjadwalan Pekerjaan
a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan Direksi Teknik
mengenai ruang lingkup pekerjaan.
b. Tidak ada pekerjaan perkerasan dan bahu jalan yang boleh dilaksanakan sebelum semua
pekerjaan gorong-gorong untuk bagian proyek yang bersangkutan telah diselesaikan.
(4) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan
Setiap bagian pekerjaan yang merunjukkan ketidak teraturan atau cacat-cacat karena jeleknya
penanganan atau gagalnya Kontraktor mematuhi persyaratan pesikasi, harus dibetulkan dengan
perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor memuaskan Direksi Teknik.
2.6.2 Bahan-Bahan
(1) Pipa Baja Bergelombang
Pipa baja bergelombang dan sabuk penyambung (coupling bands) yang berkaitan serta bahan-bahan
penyambungan, harus berupa basi atau baja berbelombang yang dilapisi sang dan memenuhi spesifikasi
AASHTO No.M36.
(2) Pasangan Satu
Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding kepala pasangan batu beserta struktur yang berkaitan harus
memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu Bab 7.4 Spesifikasi ini. Kualitas batu harus
mendapat persetujuan Direksi Tekik, sebelum digunakan di lapangan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
34
(3) Bahan Alas (Dasar)
Bahan-bahan berbutir untuk alas (dasar) atau urugan kembali pada gorong-gorong pipa dan struktur
lainnya harus terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan Bab 2.7 Spesifikasi ini.
(4) Bahan Timbunan
Bahan timbunan yang digunakan untuk urugan kembali di sekeliling pipa-pipa dan di belakang dinding
kepala harus memenuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi Bab 3.2 “Urugan”.
2.6.3 Petaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
a. Galian dan penyiapan parit beserta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding kepala harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1 “Galian” dan persyaratan lebih lanjut
yang diberikan dalam spesifikasi ini.
b. Bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai dengan persyaratan Bab
2.7 dengan menyediakan satu pondasi yang keras dan rata untuk pipa baja.
c. Setiap batu bongkahan atau batu brangkal yang ditemukan dalam mempersiapkan pondasi untuk
pipa baja, harus dipotong dan sampai kedalaman 20 cm, dan tanah dasar tersebut diurug
kembali sera dipadatkan mencapai ketinggian yang banan dengan bahan-bahan urugan yang
cocok.
d. Pada umumnya garis batas galian untuk gorong-gorong pipa baja harus diperiksa terhadap
daerah keras dan daerah lunak serta pondasi dibuat serat mungkin beserta daerah-daerah lunak
diganti dengan bahan-bahan yang cocok. Dimana dimintakan demikian dalam Gambar rencana
dan Daftar Penawaran atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan, bahan
alas (dasar) berbutir harus ditempatkan (dipasang) sampai kedalaman 15-30 cm yang diperlukan
untuk mendukung satu pondasi yang mantap sesuai dengan persyaratan Bab 2.7.
(2) Pemasangan Gorong-Gorong Pipa Baja Bergelombang
a. Pipa baja bergelombang dapat dirakit sebelumnya menjadi bagian-bagian di lapangan kerja atau
dirakit di dalam parit yang sudah disiapkan.
b. Pipa baja bergelombang yang dirakit sebelumnya menjadi bagian-bagian, harus diturunkan ke
dalam lubang (tempat) di atas pondasi yang telah disiapkan menggunakan tali sling. Bagian-
bagian pipa rakitan tidak boleh berlebihan panjangnya sehingga akan terjadi pembungkukan
(lendutan) sambungan-sambungan ketika penurunah ke tempatnya, dan harus diberikan
perhatian untuk menghindari kerusakan di ujung (dengan penjatuhan) selama pengangkutan atau
pemasangan.
c. Semua pipa baja bergelombang yang dirakit, harus dibuat secara teliti, dengan sabuk
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
35
penyambungan dipasang secara benar untuk menghindari tegangan yang berlebihan.
(3) Pengurugan dan Pemadatan
Pengurugan kembali dan pemadatannya di sekeliling dan di atas gorong-gorong pipa baja harus
dilaksanakan sebagaimana secara umum diuraikan pada Bab.3.2 “Urugan” dan secara khusus sesuai
dengan persyaratan Bab 2.5.3 (3). Harus diberikan perhatian untuk menjamin bahwa bahan urugan
ditempatkan dan dipadatkan dalam lapisan yang merata tidak melebihi tebal 15 cm secara bergantian
bagi kedua sisi pipa untuk menjaga permukaan pemadatan dan penunjangan yang sama masing-masing
sisi.
(4) Bagian Ujung-dan Dinding Kepala Gorong-Gorong Baja
a. Perlakuan bagi ujung gorong-gorong pipa baja harus sesuai dengan persyaratan Direksi Teknik
dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran. Bentuk alternatif penyesuaian akan meliputi:
Pra fabrikasi bagian ujung baja dengan atau tanpa pasangan batu kosong (rip-rap)
dengan adukan atau bronjorg.
Dinding kepala pasangan batu
b. Bagian ujung baja harus diletakkan di atas bahan alas (dasar) yang dipadatkan dengan baik dan
menyatu kepada ujung-ujung gorong-gorong pipa baja oleh sambungan yang dibaut yang sesuai
dengan rekomendasi pabrik pembuat.
c. Jika diperlukan dengan pasangan batu kosong atau bronjong, mereka harus diletakkan pada
tebing sesuai dengan persyaratan Bab 8.1 untuk memberikan perlindungan terhadap erosi dan
menunjang bagian ujung tersebut.
d. Dinding kepala pasangan batu harus dibangun sesuai dengan persyaratan Bab 7.4 untuk ujung
inlet dan outlet pipa gorong-gorong sesuai tempat dan ketinggian yang diminta oleh Direksi
Teknik.
2.6.4 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong papa baja bergelombang
harus berupa jumlah meter panjang struktur pipa baru atau yang diperpanjang yang dipasang,
diukur dari permukaan dinding kepala bagian luar atau dari ujung ke ujung (tidak termasuk
bagian akhir) pipa gorong-gorong yang tidak dilengkapi dengan dinding kepala.
(2) Bilamana dilengkapi dengan bagian Ujung (akhir), hal ini harus diukur dengan jumlah bagian
individual (tersendiri).
(3) Dinding kepala dan dinding sayap dan struktur lainnya yang bersangkutan, yang dibangun
dengan pasangan batu atau beton harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik pekerjaan
yang telah selesai dan diterima, sesuai dengan item pembayaran terpisah yang dimasukkan
dalam Spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
36
(4) Pasangan batu kosong dengan siar dan bronjong harus diukur untuk pembayaran dalam meter
kubik yang selesai dan dipasang, sesuai dengan item pembayaran terpisah nomor 8.2.2 dan
8.3.1 Spesifikasi ini.
(5) Pengukuran dan penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuat di bawah item pembayaran
No.3.1.2. akan tetapi tidak ada pengukuran untuk pembayaran yang terpisah yang dibuat untuk
setiap pekerjaan galian lainnya atau urugan lainnya. Biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut
akan dianggap sebagai insidental (sudah termasuk) dalam melaksanakan pekerjaan gorong-
gorong pipa, dan akan dimasukkan dalam penawaran harga untuk gorong-gorong pipa baja
bergelombang dan untuk berbagai bahan bangunan yang digunakan.
(6) Penyediaan untuk bahan berbutir pilihan atau bahan filter akan dibuat di bawah item pembayaran
terpisah No.2.7.1.
2.6.5 Dasar Pembayaran
Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak
per satuan pengukuran yang bersangkutan untuk masing-masing item pembayaran yang dicantumkan di
bawah ini dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran. Harga-harga dan pembayaran ini akan berupa
kompensasi penuh untuk pergadaan dan pemasangan semua bahan-bahan, dan untuk galian serta
pembuangan bahan-bahan, pamadatan, pekerjaan actian, pengurugan kembali, lubang-lubang
pelepasan dan semua biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang
diuraikan dalam Spesifikasi ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
2.6.1 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG
(1) Diameter dalam, 60 cm Meter panjang
(2) Diameter dalam, 80 cm Meter panjang
(3) Diameter dalam, 100 cm Meter panjang
(4) Diameter dalam, 120 cm Meter panjang
(5) Diameter dalam, 140 cm Meter panjang
2.6.2 BAGIAN UJUNG BAJA BERGELOMBANG
(1) Diameter dalam, 60 cm Jumlah
(2) Diameter dalam, 80 cm Jumlah
(3) Diameter dalam, 100 cm Jumlah
(4) Diameter dalam, 120 cm Jumlah
(5) Diameter dalam, 140 cm Jumlah
Catatan : Diameter nominal berdasarkan Standar Pabrik Pembuat
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
37
BAB 2.7 DRAINIASE: POROUS
2.7.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari memperoleh, mengangkut, menempatkan dan memadatkan bahan-
bahan urugan berbutir yang porous yang diperlukan untuk lapisan alas (dasar) pipa gorong-
gorong, saluran beton, beton porous dan saluran di bawah permukaan atau untuk mencegah
penghanyutan atau penggerusan bagian halus tanah oleh rembesan air tanah. Pekerjaan
tersebut juga meliputi pengadaan dan pemasangan pipa-pipa porous, saluran ubin dan anyaman
filter tanah (geotekstil) jika diperlukan demikian.
b. Bahan-bahan ini harus digunakan untuk maksud drainase yang penempatannya pada bagian
belakang dinding kepala jembatan, dinding sayap, dinding penahan tanah, dinding rip-rap dan
dinding bronjong serta dalam konstruksi perkerasan saluran bawah tanah, saluran pasangan
beton, gorong-gorong, selimut pasir dan drainase vertikal untuk tujuan stabilisasi, filter ujung kaki
talud dan pekerjaan sejenis lainnya, yang sesuai dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(2) Toleransi Ukuran
a. Profil akhir untuk drainase porous urugan berbutir tidak boleh berbeda dengan profil yang
ditentukan atau profil yang disetujui lebih dari 2 cm.
b. Kemiringan dan permukaan akhir untuk pipa dan bahan dasar saluran beton tidak boleh berbeda
dengan yang ditentukan lebih dari 1 cm.
c. Permukaan pondasi untuk urugan porous yang digunakan dalam selimut drainase harus rata dan
teratur dengan satu kemiiringan merata minimum 1 dalam 200.
d. Kemiringan minimum dalam saluran yang dibangun dengan pipa porous harus 1:600.
(3) Penjadwalan Pekerjaan
a. Bahan butiran drainase porous yang bersih harus dipasang segera sebelum penempatan bahan-
bahan lapis ulang (overlay).
b. Bahan-bahan butiran drainase porous untuk drainase pasir tegak harus ditempatkan dan
dibentuk setelah lapisan-lapisan tanggul horisontal diletakkan (dipasang).
(4) Contoh-Contoh
a. Contoh-contoh bahan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
pekerjaan dimulai.
b. Contoh-contoh pipa porous dan anyaman filter (geotekstil) harus disertai dengan Spesifikasi dan
sertifikat pabrik.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
38
c. Contoh-contoh bahan urugan porous dan bahan filter harus disertai dengan hasil-hasil test
gradasi yang dilakukan terhadap bahan tersebut.
2.7.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
a. Bahan urugan porous dan bahan dasar filter harus suatu bahan porous butiran bergradasi,
dengan ukuran nominal maksimum harus sesuai dengan instruksi Direksi Teknik untuk menjamin
bahwa pencucian bagian halus (fines) tidak akan terjadi.
b. Filter anyaman plastik (geotekstil) harus suatu anyaman/tenunan gaotekstil sintetis yang disetujui
oleh Direksi Teknik.
c. Pipa porous dan pipa lubang pelepasan
i. Pipa-pipa porous untuk drainase di bawah permukaan harus saluran bis tanah liat,
diameter dalam 100 mm, memenuhi persyaratan Spesifikasi AASHTO M179.
ii. Pipa-pipa yang ditempatkan sebagai lubang pelepasan melalui dinding-dinding dan
lapisan beton atau pasangan batu harus berdiameter 50 mm dan dibangun dari bahan
yang awet, kuat dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(2) Persyaratan Gradasi
Secara umum tabel-tabel berikut digunakan untuk menentukan batas-batas gradasi bagi bahan filter porous.
TABEL 2.7.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK BAHAN ALAS FILTER
UKURAN SARINGAN (m.m)
% LOLOS
KERIKIL PASIR
75.0 100%
37.5 M 60-90 -
4.75 0-10 100
0.075 - Maks. 5
TABEL 2.7.2 PERSYARATAN GRADASI BAHAN FILTER UNTUK SALURAN BAWAH TANAH YANG
POROUS
UKURAN SARINGAN % LOLOS
9.5 100%
4.75 95-100
1.18 45-80
0.425 10-30
0.15 2-10
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
39
(3) Syarat Kualitas untuk Bahan-Bahan Alas (Dasar)
a. Bahan alas (dasar) untuk saluran pipa dan saluran beton serta gorong-gorong terdiri dari pasir
bergradasi baik, kerikil berpasir atau batu pecah.
b. Bahan alas (dasar) tersebut harus memenuhi syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 2.7.3
kecuali diperintahkanlain oleh Direksi Teknik.
TABEL 2.7.3 SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN ALAS (DASAR)
URAIAN SATUAN UJI
Ukuran Partikel maksimum, 20 mm
Lolos 0.075 mm (saringan No. 200) Maksimum 15%
Batas Cair Maksimum 25%
Indeks Plastisitas Maksimum 6%
2.7.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penempatan Urugan Porous
a. Penempatan urugan porous di sekeliling pipa, saluran atau di belakang struktur harus
dilaksanakan segera mengikuti penempatan pipa atau pemasangan struktur dan harus
dipadatkan dalam lapisan-lapisan tebal maksimum 15 cm sampai satu kepadatan yang disetujui
sebesar 95% maksimum kepadatan kering (standar proctor) atau suatu kepadatan lainnya
sebagaimana dimintakan oleh Direksi Teknik. Pengurugan di atas bahan porous harus
diselesaikan sesudah satu penundaan paling sedikit selama 10 hari, kecuali diperintahkan lain
oleh Direksi Teknik.
b. Dimana selimut drainase tipis urugan porous dipasang, urugan tersebut harus dipadatkan secara
ringan dan ditutup dengan lapisan urugan tanah untuk pemadatan akhir diberikan perhatian untuk
melindungi selimut drainase dari kerusakan atau saling bercampur dengan urugan tanah.
(2) Penempatan Bahan Alas (Dasar)
Parit untuk saluran pipa gorong-gorong beton, saluran di bawah permukaan atau pekerjaan-pekerjaan sejenis
yang memerlukan satu lapisan alas (dasar), harus digali yang secara umum sesuai dengan Bab 3.1
Spesifikasi ini, dan satu alas pondasi yang mantap disiapkan sampai ke tingkat untuk menerima bahan
dasar. Tebal alas (dasar) untuk pipa-pipa tidak boleh kurang dari 10% diameter pipa atau saluran,
dengan satu ketebalan minimum 5 cm.
Alas dasar tersebut harus dipasang untuk membuat hubungan yang kokoh dari sisi bawah pipa dan
memberikan penopangan yang merata dengan pctongan ceruk-ceruk untuk sumbat dan sambungan
kotak (socket).
(3) Pemasangan Geotekstil
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
40
Anyaman filter plastik geotekstil tersebut harus dipasang sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.
(4) Pemasangan Pipa Porous
a. Urugan porous sebagai alas dasar pipa porous harus diletakkan sebagaimana diuraikan pada
Bab 2.7.3 (1) menggunakan gradasi seperti ditentukan dalam Tabel 2.7.2.
b. Pipa porous harus dipasang di alas dasar yang telah disiapkan dan ditempatkan pada posisi
secara hati-hati terhadap alinyemen dan kemiringannya, meletakkan sambungan uiung dengan
celah tidak melebihi 5 cm. Sambungan tersebut harus dibungkus dengan satu anyaman filter
(geotekstil) yang disetujui, kemudian bagian sebelah alas juga dilindungi dengan kertas ter yang
disetujui atau yang sejenis, dan kemudian ditutup dengan urugan porous seperti ditentukan pada
Bab 2.7.3 (1).
(5) Pembuatan Lubang pelepasan (Weepholes)
a. Lubang pelepasan harus dibuat sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik, dan secara umum akan
berjarak 2 meter terpisah dan beirtangga vertikal 1 meter
b. Apabila kantong-kantong filter harus dibuat di belakang lubang pelepasan bahan filter tersebut
akan mencapai 30 cm ke dalam urugan yang normal, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik.
2.7.4 Pengendalian Mutu
(1) Pengujian Laboratorium
a. Pengujian harus dilakukan untuk masing-masing sumber pengadaan bahan filter urugan porous
atau bahan alas agar supaya memanuhi persyaratan Spesifikasi ini.
b. Contoh-contoh bahan harus diserahkan bersama-sama dengan data pengujian seperti
dimintakan di bawah Bab 2.7.1 (4) dan harus mengacu kepada pengujian-pengujian laboratorium
berikut ini:
TABEL 2.7.4 TEST LABORATORIUMi UNTUK BAHAN DRAlNASE POROUS
TEST
RUJUKAN TEST
JENIS
AASHTO BINA MARGA
Analisa saringan agregat
halus dan agregat kasar T27 PB 0201 -76
Menentukan distribusi
ukuran partikel dari
partikel halus dan partikel
kasar
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
41
Jumlah bahan yang lebih
halus dari saringan 0,075
dalam agregat
T11 PB 0208 -76
Menentukan total volume
bahan yang lebih halus
dari saringan standar
0.075 mm yang beraada
dalam agregat
Menentukan batas cair dan
batas plastik
T89 PB 0109 -76
Test plastisitas
T90 PS 0110-76
(2) Pengendalian Lapangan
Test pemadatan bahan urugan harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan
perintah Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi ini.
Test harus meliputi:
Hubungan kepadatan kadar air - AASHTO T79
Kepadatan di tempat (test kerucut Pasir) - AASHTO T191
2.7.5 Cara pengukuran Pekerjaan
(1) Bahan Urugan Porous, Filter dan Alas (Dasar)
a. Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan bahan alas dasar harus diklasifikasikan dan diukur
sebagaimana tersebut di bawah bab ini hanya jika digunakan untuk tujuan khusus yang diuraikan
dalam gambar dan Daftar Penawaran atau seperti diperintahkan dan diterima oleh Direksi Teknik
secara tertulis.
b. Volume bahan urugan porous, bahan filter dan bahan alas dasar harus diukur untuk pembayaran
berupa jumlah meter kubik bahan dipadatkan mencapai bentuk dan profil yang disetujui. Setiap
bahan yang dipasang yang melebihi dari yang diperlukan akan diperlakukan sebagai urugan
terpilih atau urugan biasa yang mana yang sesuai untuk pengurugan kembali parit atau pondasi
yang umum dan tidak boleh diukur di bawah bab ini.
(2) Anyaman Filter Plastik (Geotekstil)
Anyaman filter plastik (geotekstil) harus diukur dalam meter persegi alas luas yang ditutup (tanpa
cadangan untuk tumpang tindih) semua menurut rekomendasi pabrik pembuat dan persetujuan Direksi
Teknik.
(3) Pipa-pipa Porous
Pipa porous akan diukur dalam meter panjang dari ujung ke ujung pipa yang dipasang menurut
Spesifikasi dan persetujuan Direksi Teknik. Tidak ada pengukuran untuk pembayaran yang terpisah,
akan dibuat untuk penyediaan dan pamasangan filter anyaman (geotekstil) dan kertas ter (pembungkus)
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
42
di alas sambungan-sambungan pekerjaan-pekerjaan demikian dimasukkan sebagai bagian dari
pekerjaan untuk menyediakan dan memasang pipa-pipa porous.
(4) Lubang Pelepasan (Weepholes)
Tidak akan dibuatkan penyediaan bagi pembuatan lubang pelepasan (weepholes), pekerjaan tersebut
diperlakukan merupakan keharusan dan telah dimasukkan di dalam pembuatan dinding atau pelapisan.
(5) Galian atau urugan untuk bahan urugan porous, bahan alas dasar dan bahan filter atau
pekerjaan Drainase di bawah permukaan.
Terkecuali untuk galian batu (yang akan dicakup di bawah item pembayaran terpisah) tidak ada
pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian dan pekerjaan urugan, pekerjaan
demikian diperlakukan sebagai kelengkapan (sudah termasuk) yang ada dalam melaksanakan pekerjaan
untuk urugan kembali, bahan porous, bahan alas dasar dan bahan filter atau drainase di bawah
permukaan, dan dimasukkan dalam daftar penawaran untuk pekerjaan-pekerjaan ini.
2.7.6 Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti yang diberikan di alas akan dibayar pada Harga Kontrak per satuan
pengukuran yang bersangkutan dengannya untuk masing-masing item pembayaran yang tercantum di
bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran. Harga dan pembayaran ini berupa kompensasi penuh
untuk pengadaan dan pemasangan semua bahan-bahan, tenaga, alat dan semua biaya lainnya yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan dalam Spesifikasi.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
2.7.1 Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan bahan alas dasar
Meter kubik
2.7.2 Anyaman Filter Plastik (Geotekstil) Meter persegi
2.7.2 Pipa-pila Porous Meter panjang
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
43
BAB 3
PEKERJAAN TANAH
BAB 3.1 GALIAN
3.1.1 U m u m
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau
batu ataupun bahan-bahan lainnya dan jalan kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan kontrak yang memuaskan.
b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-selokan, pembuatan parit
atau pondasi pipa, gorong-gorong, saluran-saluran atau bangunan-bangunan lainnya, untuk
pembuangan bahan-bahan yang tidak cocok dan tanah selimut (bagian atas), untuk pekerjaan
stabilisasi dan pembuangan tanah longsoran, untuk galian bahan konstruksi ataupun
pembuangan bahan-bahan buangan dan pada umumnya pembentukan kembali daerah jalan,
sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggung jawab terhadap
garis batas, kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan pada gambar rencana atau
seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk semua pekerjaan galian
yang dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak, termasuk pekerjaan-pekerjaan yang
berkaitan dalam Bab-bab lain, dan semua galian diklasifikasikan dalam satu atau dun kategori
(i) Galian Biasa
(ii) Galian Batu
(2) Definisi
a. Galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume setengah meter kubik atau lebih
besar atau macam-macam bahan padat yang menyatu dan keras yang dalam pendapat Direksi
Teknik tidak praktis untuk digali tanpa menggunakan peralatan kerja pneumatik, bom atau
peledak. Ini tidak termasuk bahan batuan yang dalam pendapat Direksi Teknik dapat dibuat lepas
dan dipecah-pecah oleh penggaruk hidrolis yang ditarik atau bulldozer.
b. Semua penggalian lain akan dianggap sebagai galian biasa.
(3) Toleransi Ukuran
Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda dari yang
ditentukan lebih besar 2 cm pada setiap titik pekerjaan yang tidak memenuhi toleransi ini harus
diperbaiki sehingga memuaskan Direksi Teknik sesuai dengan Sub Bab 3.1.1 (8).
(4) Pemeriksaan di Lapangan
a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar di bawah Bab ini, ketinggian dan garis batasnya harus
disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum Kontraktor memulai pekerjaan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
44
b. Sesudah masing-masing penggalian untuk lapis tanah dasar formasi atau pondasi dipadatkan,
Kontraktor harus memberitahukan hal tersebut kepada Direksi Teknik, dan tidak ada bahan alas
dasar atau bahan lainnya boleh dipasang sampai Direksi Teknik telah menyetujui kedalaman
penggalian dan kualitas Berta kekerasan bahan pondasi.
(5) Penjadwalan pekerjaan
a. Pembuatan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraan harus dilaksanakan dengan
cara menggunakan pelaksanaan setengah lebar atau secara lain diadakan perlindungan
sehingga jalan tersebut dijaga tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik gambar rincian semua bangunan sementara
yang diusulkan untuk digunakan, seperti penyanggaan, penguatan, cofferdam (bendungan
sementara), dinding pemutus aliran rembesan (cut oflf) dan bangunan-bangunan untuk
pembelokan sementara aliran sungai serta harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknik atas
gambar-gambar sebelum melakukan pekerjaan galian yang yang akan dilindungi oleh bangunan-
bangunan yang diusulkan tersebut.
(6) Penggunaan dan Pembuangan Bahan-Bahan Galian
a. Semua bahan-bahan yang cocok yang digali di dalam batas-batas dan lingkup kerja proyek,
dimana mungkin akan digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk pembuatan formasi
badan jalan atau untuk urugan kembali.
b. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah sangat organis, gambut, berisikan akar-akar atau
barang-barang tumbuhan yang banyak, dan juga tanah yang mudah mengembang, yang
menurut pendapat Direksl Teknik akan menghalangi pemadatan bahan lapisan di atasnya atau
dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak dikehendaki atau kehancuran, akan
diklasifikasikan sebagai tidak cocok digunakan sebagai urugan dalam pekerjaan permanen.
c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan atau setiap bahan yang tidak
disetujui Direksi Teknik menjadi bahan urugan yang cocok, harus dibuang dan diratakan dalam
lapisan-lapisan tipis oleh Kontraktor di luar Daerah Milik Jalan seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik.
d. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan dan biaya-biaya bagi
pembuangan bahan-bahan lebihan atau bahan tidak cocok, termasuk pengangkutannya dan
mendapatkan izin dari pemilik atau penyewa lahan dimana buangan tersebut dilakukan
(ditempatkan).
(7) Pangamanan Pekerjaan Galian
a. Selama pekerjaan penggalian, kemiringan galian yang stabil yang mampu menyangga
bangunan-bangunan, struktur atau mesin-mesin di sekitarnya harus dijaga sepenuhnya, serta
harus dipasang penyangga dan penguat yang memadai biIa permukaan galian yang tidak
ditahan dengan cara lain dapat menjadi tidak stabil. Bila diperlukan, Kontraktor harus menopang
struktur-struktur di sekitarnya yang mungkin menjadi tidak stabil atau menjadi berbahaya oleh
pekerjaan galian.
b. Alat-alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud-maksud semacam, tidak
diizinkan berdiri atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 meter dari ujung parit terbuka atau galian
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
45
pondasi, terkecuali pipa-pipa atau struktur telah selesai dipasang dan ditutup dengan paling
sedikit 60 cm urugan dipadatkan.
c. Bendungan sementara, dinding pemotong aliran rembesan (cut off) atau sarana-sarana lain yang
mengeluarkan air dari galian, harus didisain secara baik dan cukup kuat untuk menjamin tidak
terjadinya roboh mendadak, dimungkinkan mampu mengalirkan secara cepat bahaya banjir pada
struktur.
d. Bilamana Kontraktor akan menggunakan bahan peledak yang diperlukan untuk penggalian batu,
bahan peledak harus disimpan, ditangani dan digunakan dengan pengamanan yang paling tinggi
dan ketat, sesuai dengan peraturan hukum Pemerintah. Kontraktor harus bertanggung jawab
untuk mencegah setiap penggunaan peledak yang tidak pada tempatnya, harus menjamin bahwa
penanganan peledak tersebut dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan
bertanggung jawab.
e. Semua galian terbuka harus dipasang penghalang yang memadai untuk menghindari tenaga
kerja atau lain-lainnya jatuh dengan tidak sengaja ke dalam galian dan setiap galian terbuka di
dalam daerah badan jalan atau bahu jalan, sebagai tambahan harus diberi marka/ tanda
peringatan pada malam hari dengan drum dicat putih (atau semacamnya) dengan lampu merah,
sehingga memuaskan Direksi Teknik.
f. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan bagi setiap pipa bawah
tanah yang berfungsi, kabel-kabel, konduit atau struktur lainnya di bawah permukaan yang
ditemukan dan harus bertanggung jawab untuk biaya perbaikan setiap kerusakan yang
disebabkan oleh operasinya.
8) Perbaikan Penggalian yang Tidak Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan dalam Sub Bab 3.1.1 (3) harus
diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut:
a. Bahan-bahan lebihan (karena penggalian yang tidak efisien) harus dibuang dengan galian
berikutnya.
b. Daerah yang terlanjur digali, atau daerah dimana telah bercerai berai atau berjatuhan, harus
diurug kembali dengan urugan terpilih atau bahan pondasi bawah/pondasi atas yang mana yang
dapat diterapkan, sehingga imerivaskan Direksi Teknik.
3.1.2 Pelaksanaan Pekerjanan
(1) Prosedur Umum
a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan terhadap bahan-
bahan di bawah dan di luar batas galian yang ditentukan sebelumnya.
b. Jika bahan yang terdapat pada permukaan garis formasi atau tanah dasar atau pondasi adalah
lepas-Iepas atau lunak atau secara lain tidak cocok menurut pendapat Direksi Teknik, bahan itu
secara keseluruhan harus dipadatkan atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan urugan yang
cocok, seperti diperintahkan Direksi Teknik.
c. Dimana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnya ditemukan berada di
atas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau pada ketinggian permukaan untuk perkerasan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
46
dan bahu jalan, atau di atas bagian dasar parit pipa atau galian pondasi struktur bahan tersebut
harus digali terus sedalam 20 cm sampai satu permukaan yang merata dan halus. Tidak ada
runcingan-runcingan batu akan ditinggalkan menonjol dari permukaan dan semua bahan-bahan
yang lepas-lepas harus dibuang. Profil galian yang telah ditetapkan harus dikembalikan dengan
pengurugan kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan yang disetujui oleh Direksi Teknik.
d. Setiap bahan beban diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum penggalian
dan talud tebing harus dipotong menurut sudut rencana talud.
Untuk tebing yang tinggi harus dibuatkan berm pada setiap ketinggian tabing 5.0 m yang sesuai
dengan gambar standar
e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi, harus dibuatkan saluran cut off (penutup aliran
rembesan) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi di lapangan. Daerah-daerah yang baru selesai digali,
secepatnya harus dilindungi juga dengan penempatan lempangan rumput atau tanaman-tanaman
lain yang disetujui.
f. Sejauh mungkin dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menjaga galian
tersebut bebas air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa, peralatan dan tenaga kerja, serta
membuat tempat air mengumpul, saluran sementara atau tanggul sementara seperlunya untuk
mengeluarkan atau membuang air dari daerah-daerah di sekitar galian.
(2) Galian Untuk Struktur dan Pipa
a. Parit untuk pipa, gorong-gorong atau saluran beton, dan galian-galian untuk pondasi jembatan
dan struktur lainnya, harus dari satu ukuran, yang memungkinkan pemasangan bahan-bahan
dengan baik, pemeriksaan pekerjaan dan memadatkan kembali uruganurugan di bawah dan di
sekitar pipa atau bangunan yang barsangkutan.
b. Galian sampai permukaan akhir pondasi untuk mendukung struktur tidak boleh dilakukan
sebelum pendukung (footing) tersebut dipasang.
(3) Penggalian untuk Sahan Galian
a. Lubang-lubang bahan galian, apakah berada dalam DMJ (Daerah Milik Jalan) atau dimana saja,
harus digali sesuai dengan ketentuan-ketentuan Spesifikasi ini.
b. Persetujuan untuk membuka satu daerah galian baru, atau mengoperasikan daerah galian yang
ada harus diperoleh dari Direksi Teknik secara tertulis sebelum suatu operasi galian dimulai.
c. Pembuatan lubang-lubang harus dilarang atau dibatasi dimana lubang-lubang tersebut mungkin
mengganggu drainase asli atau drainase yang didisain.
d. Di sisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan di atas sisi jalan yang lebih tinggi, harus
dibuat landai dan dibuat mengalirkan air untuk membawa semua air permukaan ke saluran tepi
dan ke gorong-gorong di dekatnya tanpa terjadi genangan.
e. Ujung dari satu lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dari kaki satu tanggul
atau 10 meter dari bagian puncak satu galian.
f. Semua lubang galian bahan sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor harus ditinggalkan
dalam kondisi yang rapih dan teratur dengan sisi dan talud yang stabil setelah pekerjaan selesai.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
47
(4) Pembuangan Bangunan Sementara
a. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, semua struktur sementara seperti tanggul
sementara atau penyangga penguat, harus dibongkar oleh Kontraktor setelah selesainya struktur
permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian itu telah dilaksanakan.
b. Bahan-bahan yang dikumpulkan dari bangunan-bangunan sementara tersebut tetap menjadi
milik Kontraktor atau mungkin jika disetujui dianggap cocok oleh Direksi Teknik, disatukan ke
dalam pekerjaan permanen dan dibayar di bawah item pambayaran yang relevan dimasukkan ke
dalam Daftar Penawaran.
c. Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sementara dipasang di dalam satu jalan air, harus
dibuang dalam salu cara sehingga tidak merusak jalan air (aliran) tersebut
3.1.3 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Galian yang dikecualikan dari Pengukuran dan Pembayaran
Banyak pekerjaan galian di bawah kontrak tersebut tidak akan diukur atau dibayar di bawah Bab ini.
Dalam banyak kasus (seperti dinyatakan di bawah macam-macam bab dari spesifikasi ini), pekerjaan
tersebut akan dimasukkan ke dalam harga penawaran untuk item-item konstruksi yang bersangkutan.
Jenis galian yang secara khusus dikecualikan dari pengukuran di bawah bab ini, diuraikan sebagai
berikut :
a. Penggalian yang dilaksanakan di luar garis batasi profil dan potongan melintang yang disetujui,
tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana
galian yang kelewat tersebut diperlukan untuk item-item pekerjaan berikut:
i Pembuangan bahan-bahan lunak atau tak sesuai
ii. Pembuangan batu atau bahan-bahan sejenis lainnya
iii. Pembuangan tanah dari talud, longsoran, tanggul sementara yang runtuh yang
sebelumnya telah diterima dan memuaskan Direksi Teknik.
Galian untuk saluran tanah baru dan pelapisan saluran (Bab 2.3) akan diukur secara terpisah di
bawah item pembayaran 2.3.1.
b. Galian untuk pekerjaan drainase berikut ini termasuk pondasi struktur secara terpisah di bawah
item pembayaran, 2.3.1.
i. Rehabilitasi saluran tepi jalan (Bab 2.2)
ii. Gorong-gorong pipa beton (Bab 2.5) kecuali untuk galian batu
iii. Gorong-gorong pipa baja bergelombang (Bab 2.6) kecuali untuk galian batu
iv. Drainase porous (Bab 2.7) kecuali untuk galian batu
c. Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pengembalian kondisi semula perkerasan tidak akan diukur
untuk pembayaran. Penyediaan untuk pekerjaan ini akan dimasukkan ke dalam berbagai
penawaran harga satuan untuk bahan-bahan yang digunakan dalam operasi pemulihan kondisi
semula.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
48
d. Galian untuk rehabilitasi bahu jalan, kecuali untuk galian batu, akan dimasukkan di bawah item
pembayaran 4.1.1.
e. Galian untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak boleh diukur untuk pembayaran. Penyediaan
untuk pekerjaan ini akan dimasukkan dalam penawaran harga lump sum untuk berbagai
pekerjaan, pemeliharaan rutin yang dicakup di bawah Bab 9.2 spesifikasi ini.
f. Galian yang dilaksanakan untuk mendapatkan bahan konstruksi (batu, agregat, tanah dari galian
bahan atau quarry) di luar batas-batas daerah pembangunan tidak boleh diukur untuk
pembayaran. Biaya untuk pekerjaan ini harus dimasukkan dalam, panawaran harga satuan untuk
bahan-bahan konstruksi.
(2) Galian yang dimasukkan untuk Pengukuran dan Pembayaran
a. Pekerjaan galian yang tidak dikecualikan seperti di atas akan diukur untuk pembayaran sebagai
volume setempat dalam meter kubik bahan-bahan yang digali. Dasar penghitungannya harus
berupa penampang melintang dan profil yang ditunjukkan pada gambar atau diukur di tempat
sebelum penggalian, dan garis batas, kemiringan serta ketinggian pekerjaan galian akhir yang
ditentukan atau diterima. Cara penghitungan harus berupa cara luas rata-rata akhir
menggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter terpisah,
kecuali secara lain dinyatakan untuk Kontrak Khusus.
b. Galian batu (seperti ditantukan di bawah Sub Bab 3.1.2 (2)) akan diukur dalam mater kubik batu
yang diterima dan disetujui antara Kontraktor dan Direksi Teknik atas dasar volume senyatanya
yang dibuang olah mesin gali sebagai hasil dari penggalian di dalam garis batas dan ketinggian
yang diatur oleh Direksi Teknik. Galian batu akan diukur bawah item pembayaran ini terhadap
semua item galian dalam setiap potongan dari spesifikasi ini.
3.1.4 Dasar Pembayaran
Volume galian yang diukur seperti di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga-harga yang
dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item-item pembayaran yang tercantum di bawah, yang harga
dan pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan-pekerjaan dan biaya-biaya
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan galian yang diperlukan seperti diuraikan sebelumnya
dalam Bab ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
2.2.1 Rehabilitasi Saluran Tanah meter panjang
2.2.2 Rehabilitasi Saluran dilapisi meter panjang
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
49
BAB 3.2 URUGAN
3.2.1 U m u m
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan memadatkam tanah atau
bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan pematang, pengurugan kembali parit-parit
atau galian di sekeliling pipa atau struktur serta pengurugan sampai kepada garis batas,
kemiringan dan ketinggian penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.
b. Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan, sebagai alas dasar untuk pipa-
pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous yang disediakan untuk drainase di
bawah permukaan. Bahan-bahan ini dimasukkan dalam Bab 2.7 spesifikasi-spesifikasi ini.
(2) Definisi
a. Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan bab ini diklasifikasikan dalam satu atau dua
kategori.
i. Urugan biasa untuk pematang
ii Urugan pilihan untuk pematang
b. Urugan pilihan pematang digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa-rawa, tanah payau,
atau tanah yang selalu terendam air dimana diperlukan satu tanah urugan dengan plastisitas
rendah (bahan berbutir), dan juga dimana stabilisasi tanggul, talud yang terjal atau tanah dasar
harus ditimbun sampai ketinggian dan pemadatan yang tertentu.
c. Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan, pada Sub bab 2.2.1 (1) di atas dan
tidak termasuk urugan pilihan untuk pematang, harus diperlakukan sebagai urugan biasa untuk
pematang.
(3) Toleransli Ukuran
a. Ketinggian dan kemiringan akhir “pematang tanah”, dasar dan bahu jalan, setelah pemadatan
tidak boleh ada dua sentimeter lebih tinggi atau tiga sentimeter lebih rendah dari yang ditentukan
atau disetujui.
b. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup harus dan seragam, dan
mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan air permukaan yang bebas.
c. Permukaan akhir talud (timbunan) pematang tidak boleh berbeda dari garis profile yang
ditentukan lebih dari 10 cm.
(4) Contoh-Contoh Bahan
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal berikut ini paling sedikit 14 hari
sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan :
i dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu daripadanya akan
ditahan oleh Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.
ii. satu pemyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan sebagai
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
50
bahan urugan pilihan, bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang menyatakan
bahwa bahan tersebut memenuhi spesifikasi.
(5) Penjadwalan Pekerjaan
a. Bagian baru (timbunan) pematang jalan raga atau rakonstruksi harus dibangun setengah lebar,
kecuali disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu lintas pada
setiap waktu.
b. Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau dibawah kondisi basah
dan pemadatan tidak dapat dikontrol.
(6) Perbaikan Urugan yang Tidak Memuaskan atau tidak Stabil
a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau disetujui atau
dengan toleransi permukaan yang ditentukan dalam sub bab 3.2.1(3) di atas, harus diperbaiki
dengan membuat lepas-lepas permukaan tersebut, dan membuang atau menambah bahan-
bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan kelembaban
seperti ditentukan dalam sub Bab 3.2.3(3) atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus
diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang diikuti dengan penyiraman air yang memadai dan
pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor grader atau peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas
kandungan kelembaban yang ditentukan dalam sub Bab 3.2.3(13) atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik, harus diperbaiki dibawah kondisi cuaca kering dengan penggarukkan bahan-
bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar-bentar alat grader atau peralatan lain yang
disetujui, dengan waktu istirahat diantara pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau
jika pengeringan yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut,
Direksi Teknik dapat memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekarjaan dan
diganti dengan bahan yang cocok dan kering.
d. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-sifat
bahan spesifikasi ini, dapat meliputi persyaratan pencampuran dengan bahan lain yang cocok,
disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang lebih dan/atau pembuangan serta
penggantian atas perintah Direksi Teknik.
3.2.2 Bahan-Bahan
(1) Sumber Pengadaan
Bahan-bahan urugan harus dipilih dari sumber-sumber yang disetujui yang sesuai dengan persyaratan
Bab 1.6. “Bahan-bahan dan penyimpanan” dari spesifikasi ini. Pengujian klasifikasi tanah harus
dilaksanakan atas perintah Direksi Teknik, yang sesuai dangan AASHTO M145 untuk menentukan
distribusi ukuran partikel dan plastisitas.
(2) Syarat-Syarat Kualitas,
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
51
a. Urugan Biasa untuk Pematang
i. Urugan yang diklasifikasi sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari galian bahan tanah
atau bahan berbutir-butir yang disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan yang cocok
untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan dibawah sub Bab
3.2.1(2).
ii. Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk
menyingkirkan penggunaan tanah expansif atau tanah dengan plastisitas tinggi yang
diklasifikasikan sebagai A5 dan A7 dalam spesifikasi AASHTO M145 atau sebagai Ch
dan OH dibawah sistem klasifikasi Casagrande atau Unified.
b. Urugan Pilihan untuk Pematang
i. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau bahan
batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan tanggul biasa di atas dan yang juga jika
diuji untuk CBR laboratorium akan memiliki nilai minimum 10%.
ii. Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau pematang atau pekerjaan-pekerjaan lain dimana
diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan pematang akan terdiri dari
urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau campuran lempung/kerikil
dengan indek plastisitas rendah, tidak lebih tinggi dari 10%.
iii. Bilamana harus dilakukan pemadatan dibawah kondisi banjir atau kondisi jenuh urugan
pilihan pematang akan berupa pasir atau kerikil atau bahan butiran bersih lainnya
dengan indeks plastisitas tidak lebih besar dari 6%.
3.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
a. Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan semua operasi pemotongan dan
pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan pembongkaran akar-akar harus
diselesaikan sesuai dengan spesifikasi, dan semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang
dari lapangan tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter kurang, tempat pondasi timbunan harus
dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas, mengeringkan atau membasahi
jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan
yang ditetapkan untuk urugan yang ditempatkan.
c. Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukit atau dipasang diatas timbunan baru atau
timbunan lama, kemiringan yang ada harus dipotong untuk membuat permukaan dudukan yang
cukup lebar memikul peralatan pemadatan.
(2) Penimbunan Urugan
a. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan dalam lapisan-lapisan
yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm, yang memenuhi toleransi tebal lapisan yang
diberikan dalam Sub Bab 3.2.1 (3) spesifikasi ini. Bilamana lebih dari satu lapisan harus
dipasang, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin harus sama ketebalannya.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
52
b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan ketempat-tempat yang
sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Penumpukan tanah pada umunya tidak
diizinkan, khususnya selama musim hujan.
c. Pengurugan di atas pipa-pipa dan di belakang struktur harus dilakukan secara sistimatis serta
sedapat mungkin segera sesudah pemasangan pipa atau struktur tersebut. Perhatian harus
diberikan untuk menjamin bahwa telah diberikan waktu yang cukup kepada sambungan pipa
dengan adukan dan struktur beton untuk mendapatkan kekuatan yang memadai sebelum
pengurugan.
Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai urugan disekeliling pipa atau di dalam 30 cm
urugan tanah dasar yang langsung dibawah permukaan formasi perkerasan atau bahu jalan dan
tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm akan dimasukkan dalam urugan tersebut
d. Kemiringan tebing harus dibentuk dan dirapihkan menurut sudut talud rencana dan bagi tebing
yang tinggi diberikan berm yang sesuai dengan gambar rencana, serta dibuatkan pula
penyediaan untuk drainase yang memadai.
e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi harus dipasang gebalan rumput, dan disusun dalam
posisi di atas talud, atas petunjuk dan sampai memuaskan Direksi Teknik.
(3) Pemadatan Urugan
a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus dipadatkan
menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi
Teknik sampai kepada persyaratan-persyaratan kepadatan berikut:
i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus
dipadatkan sampai 45% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai
AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10% bahan-bahan yang tertahan
di atas saringan 19 mm, maka kepadatan kering maksimum yang didapat harus
disesuaikan untuk bahan-baha, yang oversize (kelewat besar) yang tersebut sepert
diperintahkan oleh Direksi Taknik.
ii. Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, di bawah permukaan tanah dasar, harus
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai
AASHTO T99 (PB.0111-76)
iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik,
pengujian-pengujian kepadatan di lapangan dengan methoda kerucut pasir harus
dilakukan terhadap masing-masing lapisan urugan yang telah dipadatkan, sesuai dengan
AASHTO T191 (PB 0103-76) dan jika hasil sesuatu pangujian menunjukkan bahwa
kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta, kontraktor harus memperbaiki
pekerjaan tersebut sesuai dengan sub bab 3.2.1.(6). Pengujian harus dilakukan sampai
kedalaman penuh lapisan dan di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak
boleh berjarak lebih dari 200 m.
b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut berada di dalam
batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum. Kadar air
optimum akan ditetapkan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum dicapai bila
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
53
tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).
c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk ke tengah dalam
satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama.
d. Jika bahan urugan harus ditempatkan pada kedua sisi sebuah pipa atau saluran beton atau
struktur pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut dibentuk sampai ketinggian
yang hampir sama di atas kedua sisi struktur.
e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan di sekitar ujung satu jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar Dinding belakang atau kepala jembatan sampai bangunan
atas dipasang.
f. Urugan di tempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus ditempatkan dalam
lapisan-lapisan horisontal dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak melebihi 15 cm dan
dipadatkan menyeluruh manggunakan mesin pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian
khusus untuk menjamin tercapainya pemadatan yang memuaskan di bawah dan di samping
pipa-pipa, untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut
mendapat dukungan sepenuhnya.
(4) Persyaratan Pemadatan Untuk Urugan Batu
a. Urugan batu harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya atau ketebalan
lain yang diminta oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan jenis alat pemadatan yang
digunakan. Pemadatan urugan batu harus dilaksanakan dengan pemadat berkisi-kisi, pemadat
bergetar atau sebuah traktor dengan berat paling sedikit 20 ton atau peralatan berat yang
sejenis. Pemadatan harus dilakukan dalam arah memanjang sepanjang pematang, dimulai dari
ujung paling luar dan mengarah ke tengah, dan akan berlanjut sampai tidak ada pergeseran yang
nampak di bawah lindasar peralatan tersebut. Masing-masing lapisan akan terdiri dari batu
bergradasi baik yang dapat diterima dan semua rongga-rongga permukaan harus diisi dengan
pecahan-pecahan sebelum dipasang lapis berikutnya. Batu tidak bbleh digunakan di bagian 15
cm puncak pematang dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm dimasukkan di dalam
lapis bagian atas ini.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan cara dan peralatan, mendapatkan tingkat
pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa dia tidak mampu mendapatkan kepadatan yang
diperlukan, satu pengujian lapangan harus dilaksanakan dimana jumlah lintasan peralatan
pemadatan dan kadar air diubah-ubah sampai kepadatan yang diperlukan didapat sehingga
memuaskan Direksi Teknik. Hasil dan pengujian lapangan ini kemudian harus, digunakan untuk
menentukan jumlah lintasan jenis alat pemadatan dan kadar air dari semua peralatan berikutnya
bagi urugan batu yang sejenis.
3.2.4 Pengendalian Mutu
(1) Test Laboratorium
Test untuk syarat kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua-duanya untuk sumber pengadaan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
54
dan test di tempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk dapat memenuhi persyaratan-
persyaratan spesifikasi ini.
Test laboratorium berikut ini dijadikan rujukan (referensi).
TABEL 3.2.1 TEST LABORATORIUM BAHAN URUGAN
PENGUJIAN RUJUKAN TEST
JENIS AASHTO BINA MARGA
Analisa saringan agregat halus dan kasar
T27 PB 0201 -76 Menentukan distribusi ukuran partikel agregat kasar dan halus
Penentuan batas cair dan batas plastik
T89
T90
PB 0109-76
PB 0110-76
Test plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas
Hubungan kadar air kepadatan
T99 PB 0111-76 Test standar proctor menggunakan palu 2.5 kg
CBR (California Bearing Ratio)
T193 PB 0113-76 Menentukan nilai dukung relatif urugan padat
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi.
Kontraktor harus menyediakan semua bantuan yang diperlukan dalam bentuk tenaga kerja,
pengangkutan dan pengujian.
TABEL 3.2.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN
PROSEDUR
a. b.
Pengujian kerapatan urugan padat di lapangan (Test Kerucut, Pasir) ; (AASHTO T.191) ; (PB 0103-76) Penentuan CBR lapangan urugan padat
Untuk menentukan hubungan kerapatan dan kadar air pada pemasangan.
Harus dilaksanakan untuk setiap 1000 m3 bahan timbunan sampai kedalaman penuh
Urugan ditempatkan dalam lapisan di bawah formasi jalan, harus diuji setiap 200 m panjang jalan
Untuk urugan kembali di sekeliling struktur atau di dalam parit gorong-gorong, paling sedikit satu test untuk setiap bagian urugan kembali selesai dipasang.
Dengan menggunakan Dynamic Cone Penetrometer (DCP), di lokasi yang diminta oleh Direksi Teknik.
3.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Apabila dimasukkan dalam daftar penawaran, sebagai satu item pembayaran terpisah, dan
tergantung kepada ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur dalam jumlah meter kubik
bahan padat yang dipasang dan diterima serta memuaskan Direksi Teknik, dan akan diuraikan
sebagai urugan timbunan bahan biasa atau urugan timbunan bahan pilihan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk pekerjaan khusus di
bawah kontrak.
(2) Volume yang harus diukur untuk pembayaran harus alas dasar penampang melintang dan profil
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
55
yang disetujui yang ditunjukkan dalam gambar rencana di lapangan sebelum suatu urugan telah
ditempatkan pada garis batas kelandaian dan permukaan yang disetujui atau diterima. Cara
penghitungan berupa cara luas rata-rata dan menggunakan penampang melintang pekerjaan
berjarak tidak lebih dari 25 meter terkecuali dinyatakan lain untuk kontrak khusus.
(3) Untuk pengukuran satu urugan sampai menjadi satu pekerjaan timbunan atau pekerjaan, sejenis
yang dibangun di atas tanah rawa dimana konsolidasi tanah asli yang baik diharapkan, marka-
marka (patok) penurunan harus dipasang dan disurvai bersama-sama oleh Direksi Teknik dan
Kontraktor Volume urugan kemudian akan ditentukan atas dasar permukaan tanah sebelum dan
sesudah penurunan.
(4) Urugan yang ditempatkan di luar garis batas dan penampang melintang yang disetujui, termasuk
setiap tambahan urugan yang diperlukan untuk dudukan atau penguncian ke dalam talud yang
ada sebagai hasil penurunan pondasi tidak boleh dimasukkan dalam volume yang harus diukur
untuk pembayaran, kecuali dimana secara lain disetujui oleh Direksi Teknik untuk mengganti
bahan-bahan lunak atau tidak cocok yang ditemukan di lapangan selama pelaksanaan.
(5) Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar untuk pipa gorong-gorong, saluran beton,
saluran dilapisi, saluran porous, dinding kepala dan struktur lainnya, tidak boleh diukur untuk
pembayaran di bawah bab ini, bahan-bahan tersebut harus dimasukkan dalam harga satuan
penawaran untuk bahan-bahan dan item-item konstruksi yang bersangkutan, yang disediakan
dalam item pembayaran di bawah bab 2.7 spesifikasi ini.
(6) Urugan yang digunakan dimana saja di luar batas-batas lapangan kerja atau untuk mengubur
bahan-bahan buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki galian bahan-bahan, tidak boleh
dimasukkan dalam pengukuran urugan.
3.2.6 Dasar Pembayaran
Volume urugan yang diukur sebagaimana diberikan di atas, (betapapun jaraknya pengangkutan) akan
dibayar per satuan pengukuran pada harga yang bersangkutan yang dimasukkan dalam daftar
penawaran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah, harga-harga dan pembayarannya
merupakan kompensasi penuh untuk mendapatkan, menyerahkan, memasang, memadatkan,
menyelesaikan dan menguji bahan-bahan urugan serta semua biaya-biaya lain yang diperlukan dalam
penyelesaian yang baik pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan dalam bab ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
3.2.1 Urugan biasa untuk timbunan Meter kubik
3.2.2 Urugan pilihan untuk timbunan Meter kubik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
56
BAB 3.3 PENYIAPAN TANAH DASAR
3.3.1 U m u m
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari menyiapkan tanah dasar yang langsung terletak di bawah pondasi jalan, dalam
keadaan siap menerima struktur perkerasan atau bahu jalan. Tanah Dasar tersebut meluas sampai lebar
penuh dasar jalan seperti ditunjukkan pada gambar dan dapat dibentuk di atas timbunan biasa, timbunan
pilihan, galian batu atau di atas bahan filter porous.
(2) Toleransi Ukuran
a. Kemiringan dan ketinggian akhir setelah pemadatan, tidak boleh berbeda satu centimeter lebih
tinggi atau lebih rendah daripada yang ditetapkan atau diatur di lapangan dan disetujui oleh
Direksi Teknik.
b. Permukaan akhir tanah dasar akan dibuat miring melintang jalan seperti yang ditetapkan atau
ditunjukkan pada gambar dan dibuat cukup rata serta seragam untuk menjamin limpasan air
permukaan yang bebas.
(3) Penjadwalan Pekerjaan
a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah tanah dasar harus diselesaikan dan dapat
berfungsi sampai satu tingkat yang dapat menyediakan drainase yang efektif bagi limpasan air
permukaan dari tanah dasar selama hujan lebat ataupun sebagian hasil banjir dari daerah
sekitarnya.
b. Gorong-gorong, pipa porous dan bangunan-bangunan kecil lainnya yang diletakkan di bawah
tanah dasar harus diselesaikan sepenuhnya dengan urugan padat, sebelum penyimpan tanah
dasar dimulai.
(4) Pengendalian Lalu Lintas
a. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan umum
kontrak, dan sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua konsekuensi lalu lintas yang diizinkan lewat
di atas tanah dasar selama pelaksanaan pekerjaan dan ia harus melarang lalu lintas tersebut,
bilamana mungkin dengan satu jalan pengalihan atau pembangunan setengah lebar.
(5) Perbaikan Penyiapan Tanah Dasar Yang Tidak Memuaskan
a. Persyaratan yang ditetapkan di bawah sub bab 3.1.1. (8) “Galian”, dan 3.2.1. (6) “Urugan”, harus
diterapkan untuk semua penyiapan tanah dasar dimana relevan (berkaitan).
b. Kontraktor akan memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi Teknik, setiap alur
bekas roda, gundukan dan kerusakan-kerusakan lain yang diakibatkan oleh lalu lintas atau
tenaga kerja kontraktor terhadap tanah dasar yang sudah selesai.
c. Kontraktor akan memperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, setiap kerusakan
tanah dasar disebabkan oleh kekeringan dan retak-retak, atau dari kebanjiran ataupun kasus
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
57
alami lainnya. Pekerjaan tersebut akan dimasukkan untuk pembayaran di bawah bab ini,
terkecuali Direksi menganggap kerusakan-kerusakan tersebut, disebabkan oleh kelalaian
Kontraktor.
3.3.2 Bahan-Bahan
Bahan tanah dasar dan kualitasnya harus sesuai dengan persyaratan yang berkaitan untuk timbunan
biasa, timbunan pilihan, atau galian tanah dasar yang ada. Bahan-bahan yang digunakan dalam masing-
masing keadaan harus seperti diperintahkan Direksi Teknik, dan harus dipasang seperti yang ditetapkan
pada bab 3.1 dan 3.2.
3.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
a. Penggalian dan pengurugan untuk tanah dasar harus seperti yang ditetapkan pada Bab 3.1 dan
3.2 spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus menyediakan dan menggunakan mal logam dan mistar logam untuk memeriksa
punggung atau kemiringan melintang. Bilamana diminta oleh Direksi Teknik ketinggian lapangan
harus diperiksa dengan alat survai ketinggian.
(2) Pemadatan Tanah
a. Pemadatan lapisan tanah di bawah permukaan tanah dasar harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan spesifikasi yang diberikan pada sub Dab 3.2.3. spesifikasi ini.
i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30cm di bawah parmukaan tanah dasar harus dipadatkan
sampai 45% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99.
ii. Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang, dan sampai permukaan tanah
dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.
3.3.4 Pengendalian Mutu
Pengujian-pengujian kualitas untuk kepadatan di lapangan dan daya dukung harus dilakukan untuk
setiap 200 m panjang jalan sesuai dengan persyaratan spesifikasi sub bab 3.2.4. CBR minimum untuk
tanah dasar harus 5%, dan bilamana hal ini tidak dapat dicapai, perlu dipasang bahan lapis pondasi
bawah atau bahan timbunan pilihan sampai ketebalan yang diperintahkan oleh Direksi Teknik (lihat Bab
5.1 Lapis Pondasi Bawah).
3.3.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
1) Luas penyiapan tanah dasar yang selesai dan disetujui akan diukur sebagai jumlah meter persegi
permukaan yang dipadatkan dan dibentuk.
2) Tidak ada pembayaran akan dilakukan di bawah bab spesifikasi ini, untuk penyiapan tanah dasar
mengenai pekerjaan pemeliharaan berkala, meliputi perbakan lubang, bagian ambles atau
pecahnya ujung-ujung (pinggiran) jalan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
58
3.3.6 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan diukur seperti dilakukan di atas, akan dibayar per satuan pengukuran pada
harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah, yang
tenaga dan pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya
yang diperlukan dalam penyelesaian penyiapan tanah dasar yang diminta seperti di uraikan sebelumnya
dalam bab ini.
Nomor Item
Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran
3.3.1 Penyiapan tanah dasar meter persegi
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
59
BAB 3.4 LAPIS TANAH DASAR STABILISASI KAPUR
3.4.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari modifikasi (mengubah) dan meningkatkan, kekuatan dan kualitas tanah dasar
dengan cara menambah/mencampur dengan kapur dan air kepada tanah lapisan dasar di tempat, serta
menghampar, membentuk, memadatkan dan merawat serta menyelesaikan sampai ketinggian dan
penampang melintang yang diminta untuk membentuk satu lapis tanah dasar yang disetujui dengan
kekuatan tertentu, memanjang selebar penuh dasar jalan.
(2) Toleransi Ukuran
a. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu centimeter lebih
tinggi atau lebih rendah daripada yang ditetapkan atau diatur di lapangan dan disetujui oleh
Direksi Teknik.
b. Permukaan akhir tanah dasar harus diberi punggung atau kemiringan melintang yang ditetapkan
atau seperti yang ditunjukkan pada gambar dan harus cukup harus dan merata dalam bentuk
untuk menjamin limpasan air permukaan secara bebas.
(3) Contoh Bahan
a. Contoh kapur hidrasi yang digunakan untuk memperbaiki dasar harus diserahkan kepada Direksi
Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta
sertifikat pabrik pembuat dan/atau hasil test laboratorium yang sesuai dengan persyaratan
spesifikasi untuk kualitas kapur hidrasi seperti diuraikan dalam spesifikasi.
b. Tidak ada penggantian sumber pemasokan atau kualitas kapur hidrasi yang diizinkan tanpa
persetujuan Direksi Teknik, dan setiap penggantian harus atas dasar penyerahan contoh
tambahan serta hasil pengujian pemeriksaan lebih lanjut dan persetujuan di atas.
(4) Pembatasan Cuaca
a. Perbaikan tanah dengan kapur tidak boleh dilakukan selama hujan lebat dan tanah tersebut tidak
boleh digaruk atau dilumatkan jika kadar air terlalu tinggi atau di luar batas yang ditetapkan
dalam spesifikasi 3.4.4.
b. Kapur tersebut harus disebarkan di bawah kondisi yang kering untuk dapat mengendalikan
tingkat penyebaran dan kadar air optimum.
(5) Penjadwalan Pekerjaan
a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah lapis tanah dasar harus diselesaikan dan
berfungsi sampai suatu tingkat yang cukup untuk memberikan drainase yang efektif bagi
limpasan air permukaan dari tanah dasar selama hujan lebat atau sebagai hasil kebanjiran dari
daerah sekitarnya.
b. Gorong-gorong, pipa-pipa porous, dan bangunan kecil lainnya yang diletakkan di bawah tanah
dasar harus diselesaikan sepenuhnya dengan urugan tanah padat, sebelum pekerjaan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
60
penyiapan tanah dasar dimulai.
(6) Pengendalian Lalu Lintas
a. Pengaturan pengendalian lalu lintas yang memadai harus dijaga oleh kontraktor selama
pelaksanaan perbaikan lapis tanah dasar sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua konsekwensi diizinkannya lalu lintas di alas
lapis tanah dasar selama pelaksanaan pekerjaan dan dia harus melarang lalu lintas tersebut
sedapat mungkin dengan menyediakan satu jalan alternatif atau dengan pelaksanaan setengah
lebar jalan.
(7). Perbaikan Peningkatan Lapis Tanah Dasar Dengan Kapur yang tidak Memuaskan
a. Persyaratan yang ditetapkan di bawah bab 3.1 “Galian” dan 3.2. “Urugan” akan diterapkan juga
bagi semua penyiapan lapis tanah dasar sebagaimana dan bilamana relevan (berkaitan).
b. Perbaikan lapis tanah dasar dengan kapur yang tidak memenuhi toleransi atau kriteria
kualitas/kekuatan yang ditetapkan harus diperbaiki oleh kontraktor atas biaya kontraktor seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Perbaikan-perbaikan tersebut dapat meliputi :
i. Perubahan perbandingan campuran
ii. Penggarukan ulang dan pelumatan ulang lapis tanah dasar penguatan kapur dan
pemberian tambahan kapur
iii. Pembongkaran dan penggantian lapis tanah dasar perbaikan kapur yang tidak
memuaskan sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Kontraktor juga harus memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi Teknik, setiap
bagian ambles, alur bekas roda atau kerusakan lainnya yang disebabkan oleh lalu lintas atau
tenaga kerja kontraktor terhadap lapis tanah dasar yang sudah jadi.
3.4.2 BAHAN-BAHAN
(1) Kapur
a. Kapur yang digunakan untuk peningkatan dan pengubahan lapis tanah dasar harus kapur hidrasi
memenuhi persyaratan Standar Industri Indonesia 0986-84 “Kapur Stabilisasi Tanah Badan
Jalan” dan dapat diperoleh dari pabrik pembuat yang disetujui Dep. Perindustrian.
b. Di tempat-tempat dimana kapur hidrasi yang memenuhi persyaratan Sll 0986-84 tidak dapat
diperoleh kapur hidrasi produksi lokal dapat digunakan asal disetujui oleh Direksi Teknik dan
yang disebutkan demikian dalam kontrak khusus. Persyaratan berikut ini untuk kapur hidrasi
produksi lokal harus diterapkan.
i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari kapur mati yang dilumatkan, dibuat pada satu tungku
pembakaran yang disetujui yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan standar
konstruksi NI-7, “Syarat-syarat untuk kapur bahan bangunan”.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
61
ii Kapur hidrasi akan berlisi minimum 60% calcium hydrocida dan ukuran partikel kapur
harus memenuhi persyaratan berikut:
Minimum 4% tertahan pada sar'Ingan 0,6 ,mm
Maksinium 18% tertahan pada saringan 0,075 mm
iii. Test kekuatan kapur hidrasi dicampur dengan pasir (perbandingan 1:3 atas berat) akan
memberikan kekuatan hancur minimum (crushing strength) 15 kg/cm2 sesudah 7 hari
perawatan.
c. Kapur hidrasi harus dipasok kering dalam kantong atau dalam jumlah yang besar (bulk) dalam
peti kemas yang bersih, sesuai dengan persyaratan kontrak khusus, dan Direksi Teknik dapat
meminta test kualitas kekuatan yang harus dilakukan untuk setiap pengiriman untuk menentukan
kondisi dan kualitas kapur yang sebenarnya yang diserahkan di lapangan.
d. Semua kapur hidrasi yang digunakan untuk stabilisasi lapis tanah dasar harus disimpan di bawah
penutup di lapangan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bab 1.6 spesifikasi ini.
(2) A i r
a. Air yang digunakan dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari endapan setiap substansi
(benda) lain yang dapat membahayakan proses stabilisasi
b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan air untuk pekerjaan dan menjamin
bahwa air tersebut memenuhi persyaratan kualitas.
(3) Tanah
a. Secara umum, lapisan tanah dasar yang harus dimantapkan dan dimodifikasi harus diidentifikasi
sebagai reaktif kapur atas test awal dengan kapur dan tidak boleh mengandung zat organik atau
sulfat dalam jumlah sangat banyak.
Tanah tersebut akan berisi terutamanya dari partikel butiran halus dengan kandungan lempung
minimum 10% dan diklasifikasikan sebagai suatu campuran kerikil lempung, lempung berpasir
lempung berlumpur atau lempung inorganik (di dalam kelompok A-5, A-6, A-7, A-2-6, A-2-7, tabel
1 AASHTO M145).
b. Persyaratan kecocokan tanah mengenai ukuran partikel dan kondisi diberikan di bawah pada
Tabel 3.4.1.
TABEL 3.4.1 KECOCOKAN TANAH DAN SYARAT KUALITAS
BATAS-BATAS UKURAN PARTIKEL BATAS-BATAS TEST KUALITAS UNTUK KECOCOKAN TANAH
SEBELUM PELUMATAN i. Batas cair = maksimum 50%
i. Ukuran partikel maksimum = 75 m ii. Indek plastisitas = 10%-30%
SESUDAH PELUMATAN iii. Nilai pH = Minimum 7
ii. Lolos saringan 4,47 mm => 70% iv. Kandungan karbon organik = maksimum 1%
iii. Lolos saringan 0,425 mm => 15% v. Sulfat dalam tanah = maksimum 1%
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
62
3.4.3 Campuran Rencana Tanah-Kapur
Perbandingan campuran untuk tanah-kapur ditentukan oleh test laboratorium dan test lapangan sebagai
berikut
(1) Kandungan Kapur Hidrasi
Kandungan tersebut dinyatakan sebagai suatu persentase berat dari tanah dan ditetapkan oleh Direksi
Teknik atas dasar test laboratorium dan percobaan test awal di dalam batas 3%-7%.
(2) Test Reaktif
Pengujian awal atas tanah dengan kapur hidrasi harus dilakukan untuk memastikan kecocokan tanah.
Test harus dilakukan di bawah perintah dan atas dasar permintaan Direksi Teknik serta kecocokan tanah
ditaksir oleh hasil-hasil perubahan dalam plastisitas dan kekuatan.
(3) Kriteria Disain Campuran
a. Persyaratan disain campuran untuk lapisan tanah dasar stabilisasi/ modifikasi kapur harus atas
dasar kriteria berikut :
Kapur dalam jumlah yang cukup harus ditambahkan dan dicampur dengan tanah untuk
menghasilkan peningkatan berikut kepada lapisan dasar :
i. Penurunan Indek Plastisitas sampai ... 10% atau kurang
ii. Poningkatan CBR sampai ... 20%-25%
iii. Kekuatan tekanan bebas (unconfined) .. minimum 3,5 kg/cm2
iv. Nilai pH tanah ditingkatkan sampai ... 12,4
b. Direksi Teknik akan menggunakan kriteria ini dalam evaluasi keperluan senyatanya mengenai
kandungan kapur dan cara pembangunan serta memerintahkan kontraktor menyesuaikannya:
(4) Hubungan Kepadatan dan Kadar Air
Hubungan kepadatan dan kadar air harus ditetapkan untuk contoh tanah yang berisi paling sedikit empat
kandungan kapur hidrasi yang berbeda. Hasil-hasil test harus digambar untuk menentukan nilai puncak
bagi kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum.
(5) Percobaan lapangan Untuk Disain Campuran
a. Kualitas dan kekuatan disain campuran tanah kapur harus dipastikan melalui percobaan lapangan
awal atas lapis tanah dasar yang dimantapkan setelah penyebaran dan pemadatan.
b. Panjang bagian percobaan harus 200 meter atau panjang lainnya seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik, dan percobaan yang terpisah harus dilakukan untuk setiap perubahan disain
campuran.
c. Perbaikan daerah-daerah yang tidak memenuhi persyaratan disain harus disesuaikan dengan
sub bab 3.4.1 (7) spesifikasi ini. Bagian-bagian uji yang diletakkan sebagai bagian percobaan
lapangan akan diterima jika telah memuaskan dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk pemakaian
sebagai bagian lapisan tanah dasar stabilisasi kapur.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
63
3.4.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Peralatan Pelaksanaan
Peralatan kontraktor harus cocok untuk kondisi lapangan pencampuran di tempat dan harus disetujui
oleh Direksi Teknik sebelum digunakan dalam pekerjaan. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk
digunakan.
Alat pertanian garu piringan (disc harrow)
Alat pertanian bajak piringan (disc plough)
Sekop berputar (rotary hoe)
Alat gilas :
- roda ban 12-15 ton
- gilas bergitar 6 ton
- roda baja
Tangki air dengan batang semprotan
(2) Penyiapan Lapis Tanah Dasar
a. Permukaan lapis tanah dasar harus dibabat dengan grader sampai ketinggian, kemiringan dan
penampang melintang yang diperlukan, serta bahan-bahan galian yang berlebihan harus dibuang
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Saluran-saluran harus dipotong (dibentuk) melewati bahan bahu jalan mencegah penggenangan
air diatas lapis tanah dasar
Lapis tanah dasar harus digaruk sampai kedalaman dan lebar yang diperlukan untuk stabilisasi
lapis tanah dasar dan kemudian bongkahan tanah harus dilumatkan secara sebagian-sebagian
sampai suatu batas bahaa semua tanah akan lolos saringan 25 mm. Kedalaman penggarukan
harus berada didalam batas 15-20 cm, tergantung kepada persyaratan tertentu dan seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik dilapangan serta secara teliti dikendalikan untuk mencegah
adanya gangguan kepada tanah dibawahnya. Semua bahan-bahan yang tidak cocok termasuk
batu-batu yang tertahan saringan 75 mm, harus dibongkar
(3) Penyebaran dan Pencampuran Kapur Hidrasi
a. Volume dan ukuran untuk penyebaran kapur hidrasi harus atas dasar hasil-hasil disain campuran
dan percobaan lapangan serta sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Bilamana kapur
tersedia dalam kantong-kantong, kantong-kantong tersebut harus ditempatkan berjarak diatas
lapis tanah dasar sesuai dengan ukuran penyebaran yang diperlukan, kantong-kantong dibuka
dan kapur tersebut disebarkan dan digaruk merata di atas tanah. Bilamana kapur dipasok dalam
jumlah banyak dengan truk, truk tersebut akan menempatkan kapur keatas lapisan tanah dasar
di lokasi yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan ukuran penyebaran dan kemudian kapur
tersebut disebar merata diatas lapis tanah dasar.
b. Kapur dan tanah yang sudah digaruk harus dicampur menyeluruh menggunakan bajak, sekop
berputan dan grader yang diperlukan untuk meraih pencampuran sampai ketebalan penuh dan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
64
bekerja dalam satu arah kelandaian keatas.
Untuk tanah-tanah lempung berat diperlukan menyebar dan mencampur kapur dan tanah dalam
dua penambahan, berjarak sampai 7 hari antara operasi pencampuran awal dan akhir agar tanah
menjadi gembur.
c. Selama operasi pencampuran, air harus disemprotkan dari tangki, cukup untuk memberikan satu
kadar air dalam satu ukuran dari kadar air optimum laboratorium yang ditetapkan untuk
campuran percobaan sampai +5% di atas batas ini.
d. Jika tanah tersebut ternyata sulit untuk dilumatkan, campuran tanah kapur lapisan tanah dasar
tersebut harus digilas dengan penggilas pneumatik atau penggilas roda baja, cukup dekat
kepada permukaan dan memperlambat kehilangan kebasahan karena penguapan, dan kemudian
menjadi matang untuk satu jangka waktu tidak lebih dari 43 jam. Setelah jangka waktu
pematangan tersebut air harus ditambahkan dengan pencampuran dilanjutkan sampai ± 2%
kadar air optimum.
(4) Pemadatan dan Penyelesaian
Pemadatan dan perataan akhir harus diselesaikan dalam 24 jam setelah pencampuran akhir terkecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin gilas pneumatik
atau mesin gilas roda baja halus sampai satu kepadatan tidak kurang dari 95% kepadatan kering
maksimum yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0110). Ujian kepadatan lapangan harus
dilaksanakan.
Harus diberikan sedikit air beserta penggilasan penyelesaian untuk mempertahankan kadar air yang
ditentukan, dan bilamana perlu permukaan harus digaruk ringan dengan pisau grader selama operasi
penyelesaian untuk menghilangkan setiap bekas jejak yang ditinggalkan oleh alat. Penggilasan akhir
harus dilaksanakan dengan satu mesin gilas roda pneumatik.
(5) Perawatan
Setelah selesai pemadatan dan operasi penyelesaian tidak boleh ada kendaraan atau peralatan lainnya
kecuali tangki air yang diizinkan berada diatas lapis tanah dasar untuk satu jangka waktu 7 hari terkecuali
diperintahkan secara lain. selama jangka waktu perawatan lapis tanah dasar yang sudah dimantapkan
harus dijaga tetap lembab dengan menyemprotkan air pada jarak waktu (interval) yang teratur (tidak
kurang dari 4 kali sehari).
3.4.5 PENGENDALIAN MUTU
(1) Test Laboratorium
Test laboratorium berikut ini harus dijadikan acuan dan test diaksanakan seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik agar dapat memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
65
TABEL 3.4.2 TEST LABORATORIUM UNTUK LAPIS TANAH DASAR YANG DIMANTAPKAN (DISTABILISASI)
PENGUJIAN
RUJUKAN TEST
TIPE PERSYARATAN AASHTO
BINA MARGA
Analisa saringan agregat kasar dan agregat halus
T 27 PB 0201-
76
Menentukan ukuran partikel sebelum dan sesudah penggilingan
Test setiap 250 m3 tanah lapisan tanah dasar
Penentuan batas cair dan batas plastik
T 89 T 90
PB 0109-76
PB 0110-76
Test plastisitas untuk batas cair dan indek plastisitas
- Test reaksi kapur untuk tanah
- Test lapisan tanah dasar yang distabilisasi setiap 500 m3 terpasang
Hubungan kepadatan kadar air
T 99 PB 0111-
76
Test standar proctor menggunakan penumbuk 2,5 kg
- Percobaan lapangan dan disain campuran
- Test lapisan tanah dasar di stabilisasi setiap 250 m3 atau atas dasar harian
CBR (direndam)
T 193 PB 0113-
76
Menentukan nilai daya dukung lapisan tanah dasar
- Percobaan lapangan
- Sebagaimana dan jika diminta Direksi Tekniik
Penentuan kekuatan campuran tanah kapur
T 220
Menentukan kekuatan tekan bebas, campuran stabilisasi tanah kapur
- Percobaan lapangan dan disain campuran
- Test setiap 250 m3 lapisan tanah dasar distabilisasi
Pengujian kapur untuk unsur pokok kimia dan ukuran partikel
T 219
Menentukan kandungan: - Calcium
hidroxida - Total karbonat - Ukuran partikel - Nilai pH
- Sertifikat test dari pabrik untuk sumber pemasokan
- Test lanjutan seperti dan bila diminta Direksi Teknik
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Galian
lubang pengujian dan penggantian dengan bahan stabilisasi tanah-kapur yang dipadatkan dengan baik
harus dilakukan oleh kontraktor dibawah pengawasan dan sampai disetujui Direksi Teknik.
TABEL 3.4.3. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Ketebalan dan keseragaman lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan
Pemeriksaan visual harian dan pengukuran ketebalan lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan. Pengukuran diambil 200 m panjang diletakkan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
66
b.
Test kepadatan di lapangan lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan :
- Test kerucut pasir
- AASHTO T191
PB 0130-76
Harus dilaksanakan untuk setiap 200•m panjang lapis lapis tanah dasar terpasang, untuk menentukan derajat kepadatan dengan referensi test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum (lihat Tabel 3.4.2)
c. Menentukan CBR ditempat lapisan tanah dasar dimantapkan
Dengan menggunakan DCP test harian atau menurut perintah Direksi Teknik untuk melengkapi test kekuatan tekanan tak terbatas (unconfined) - (Iihat label 3.4.2)
d. Kandungan kapur lapisan tanah dasar tanah kapur dimantapkan Pemeriksaan visual harian dan pengukuran kapur yang
digunakan untuk memantapkan tanah lapisan tanah dasar Direksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan test laboratorium untuk mementukan kandungan kapur (AASHTO T232)
3.4.6 Cara Pengukuran Pekerjaan
a. Volume lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur yang diukur untuk pembayaran harus
jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang diselesaikan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi ini, dihitung sebagai hasil perkalian total panjang yang diukur sepanjang garis sumbu
lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur dengan lebar rata-rata dan ketebalan yang
diterima.
b. Lebar yang diterima berupa lebar disain lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur seperti
yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana yang diatur dan disetujui Direksi Teknik
dilapangan.
c. Tebal yang diterima berupa tebal disain lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur seperti
yang ditunjukkan di gambar atau tebal yang dipasang yang diukur di lapangan, berdasarkan
pengukuran penampang melintang yang diambil setiap 50 m panjang. Dari kedua ketebalan ini
ditetapkan tebal yang terkecil untuk perhitungan volume.
d. Bilamana perbaikan lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur yang tidak memuaskan
diminta oleh Direksi Teknik sesuai dengan sub Bab 3.4.1.(7) spesifikasi ini, tidak ada
pembayaran tambahan akan dilakukan untuk pekerjaan extra atau volume yang diperlukan.
e. Volume kapur hidrasi yang diukur untuk pembayaran berupa berat kapur hidrasi sebenarnya
dalam ton yang dipasang dan dicampur kedalam tanah untuk bagian pekerjaan yang diukur
sesuai dengan instruksi dan diterima oleh Direksi Teknik. Berat total kapur hidrasi yang
digunakan untuk bagian yang ditentukan, harus diukur seperti yang dicatat dengan pemyataan
pemakaian kapur hidrasi sehari-hari yang disetujui oleh Direksi Teknik..
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
67
g. Tidak ada pembayaran akan dilakukan untuk kapur hidrasi yang hilang atau dibuang, atau untuk
kapur hidrasi yang digunakan didaerah dimana lapis tanah dasar yang distabilisasi dengan kapur
ditemukan tidak dapat diterima dan telah diganti.
.4.7 DASAR PEMBAYARAN
a. Volume lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur dan kapur hidrasi yang ditentukan seperti
diberikan diatas akan dibayar pada harga kontrak persatuan pengukuran untuk pembayaran yang
ditunjukkan dibawah dan dimasukkan dalam Daftar Penawaran. Harga tersebut akan mencakup
untuk semua bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan, alat-alat kerja, pengujian dan pekerasan
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur yang
memuaskan.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
3.4.1 Lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur
Meter kubik
3.4.2 Kapur hidrasi untuk lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur
Ton
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
68
BAB 4
BAHU JALAN
BAB 4.1 REHABILITASI BAHU JALAN
4.1.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada, termasuk
pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapilhan, pengurugan dengan bahan terpilih serta
pemadatan untuk mangembalikan bahu jalan mencapai garis, kemiringan dan dimensi yang benar yang
ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(2) Toleransi Ukuran
a. Permukaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm di atas
atau di bawah permukaan rencana pada setiap titik.
b. Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5% dimana perkerasan diberi lapis
lindung dan 6% dimana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta sesuai dengan Gambar
Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah rehabilitasi tidak boleh berbeda lebih dari 1%
terhadap kemiringan melintang rencana.
(3) Pemeriksaan di lapangan
Untuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini, garis batas,
kelandaian dan dimensi akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
Kontraktor memulai pekerjaan.
4.1.2 Bahan-bahan
(1) Sumber bahan
a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar tersedianya bahan dengan memperhitungkan lokasi,
kualitas dan volume sumber bahan atau quarry.
b. Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang digunakan harus bahan
urugan tanggul yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau lempung kerikil yang memenuhi
persyaratan Spesifikasi Sub Bab 3.2.2 (3), tetapi dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5
mm dan dengan satu indeks plastisitas tidak lebih dari 10%, terkecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Teknik.
c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung kepada ketentuan-
ketentuan Kontrak dan instruksi Direksi. Teknik, bahu jalan dapat dibangun dengan
menggunakan urugan tanggul biasa bergradasi padat yang cocok dengan satu ukuran partikel
maksimum 37,5 mm dan dengan kandungan lempung lumpur plastisitas rendah, yang mampu
menghambat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan memberikan satu bahu jalan yang stabil.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
69
(2) Pengujian dan Pemilihan Bahan bahu Jalan
Contoh-contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji sampai memenuhi
persyaratan-persyaratan spesifikasi ini, dan semua bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan
Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.
4.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan lapangan
Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-alang, semak-
semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali.
(2) Pembentukan Kembali
a. Bahu jalan yang ada harus dibentuk kembali menggunakan tenaga kasar, traktor atau motor
grader, seperti yang diminta oleh Direksi Teknik
b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan daerah-
daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai
memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian menurut permintaan Direksi Teknik, beserta
penyelesaian akhir rata dengan tepi perkerasan, kecuali diperintahkan lain. Peningkatan harus
dilaksanakan dengan motor grader atau traktor yang dipasangi dengan satu pisau grader, dan
diperlukan paling sedikit dua lintasan untuk perapihan dan pembuangan bahan-bahan lebihan.
(3) Pemadatan
Seluruh pembentukan kembali dan perataan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin gilas roda
ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus
dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar,
sesuai dengan Bab 3.3 Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air seperlunya selama pemadatan untuk
memberikan kandungan air yang cukup bagi pemasangannya.
4.1.4 Cara Pengukuran
(1) Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalty dan kompensasi lain karena
pengoperasian galian bahan dan pengambilan bahan untuk pekerjaan rehabilitasi bahu jalan.
Pemberi tugas akan terbebas dari biaya-biaya pekerjaan tersebut.
(2) Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter persegi rehabilitasi bahu jalan, sesuai dengan
Gambar dan Spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh direksi Teknik. Penghitungan total harus
atas dasar lebar rata-rata bahu jalan yang direhabilitasi, diukur dengan selang 100 m dikalikan
dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang dilaksanakan, diterima dan disetujui oleh
Direksi Teknik.
(3) Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dan dibayar dibawah
persyarstan spesifikasi tersebut untuk Bab 3.2 Pekerjaan Tanah, sebagai urugan tanggul biasa
atau dipilih. Urugan tersebut harus disediakan dengan kesesuaian yang ketat terhadap instruksi
Direksi Teknik.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
70
(4) Tidak ada perlakuan tersendiri akan dibuatkan untuk situ galian lain atau pengurugan yang
dilaksanakan, pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran untuk
rehabilitasi bahu jalan.
4.1.5 Dasar pembayaran
Volume yang ditentukan seperti di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk
item pembayaran terdaftar di bawah harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk
melaksanakan semua pekerjaan kontrak termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan dan akar-akar,
penggalian dan pengurugan, pembentukan ulang, perataan, pemadatan dan penyelesaian akhir
kelandaian, garis batas dan lebar yang disetujui, beserta dengan penyediaan semua tenaga kerja,
bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
4.1.1 Rehabilitasi bahu jalan Meter persegi
BAB 4.2 BAHU JALAN BARU
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
71
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan,, penebaran dan pemadatan bahan
butiran yang dipilih untuk bahu jalan baru di atas satu lapis tanah dasar yang sudah disiapkan atau
permukaan lain yang disetujui, sesuai dengan garis batas, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan
pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintah oleh Direksi Teknik.
(2) Toleransi Ukuran
a. Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1,50 cm di atas
dan di bawah permukaan rencana pada setiap titik.
b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5% dimana perkerasan diberi lapis
lindung, dan 6% dimana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan akhir bahu jalan tidak boleh
berbeda lebih dari 1% terhadap kerniringan melintang dan tidak boleh lebih tinggi atau lebih
rendah dari 1 cm terhadap permukaan tepi perkerasan yang berhubungan.
(3) Contoh-Contoh Bahan
a. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada Direksi Teknik
untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai dan harus
disertai dengan data hasil-hasil pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas
bahan seperti yang diuraikan dalam spesifikasi ini.
b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan dibuatkan
tanpa persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan
contoh bahan dan leporan pengujian untuk pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.
(4) Kondisi Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas
a. Kontraktor akan membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk mengendalikan lalu lintas
selama pembangunan dan akan melaksanakan hanya pada satu sisi jalan pada suatu waktu.
b. Bahan-bahan untuk pembangunan bahu jaIan harus ditimbun pada tempat di luar lintasan jalan
dan saluran tepi yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini sub bab 1.6.3 (5).
(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Mernuaskan
a. Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi spesifikasi ini, tidak perduli dipasang atau belum,
akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja.
b. Setiap bagian pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak- teraturan atau cacat karena
penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau
gambar rencana, harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban
biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.
4.2.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri dari bahan pondasi
bawah yang disetujui, yang memenuhi persyaratan bahan pcndasi bawah kelas A atau kelas B sesuai
dengan bab 5.1 spesifikasi ini dan seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan termasuk dalarn
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
72
daftar penawaran untuk kontrak tertentu.
(2) Gradasi
Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan Tabel 5.1.1 Persyartan Gradasi untuk
pondasi bawah, di bawah sub bab 5.1.2 (2) spesifikasi ini.
(3) Syarat-Syarat Kualitas
Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mernatuni kondisi mutu yang
ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada sub bab 5.1.2 (3) spesiflikasi, ini.
4.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan yang ada
dan perapihan tepi jalan kendaraan yang ada, harus dilaksanakan seperti ditunjukkan pada
gambar rencana dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan
yang ditentukan di bawah Bab 3.3 Pekerjaan Tanah, untuk penyiapan tanah dasar.
c. Selarna penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu lintas oleh
Kontraktor.
d. Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan, harus
dibangun satu sisi dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.
e. Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang baik, tidak
menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.
(2) Penghamparan dan Pemadatan Bahan Bahu Jalan
a. Bahan bahu jalan harus dihampar dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk
penghamparan dan pemadatan bahan pondasi bawah di bawah sub bab 5.5.3 spesifikasi ini.
b. Sebagai tambahan kepada persyaratan-persyaratan tersebut di atas, Kontraktor harus membuat
lepas-lepas dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan setebal 10 cm sebelum
pemadatan akhir dan akan membuang semua bate dengan satu ukuran maksimum lebih besar
dari 37,5 mm.
4.2.4 Pengendalian Mutu
Pengujian laboratorium dan lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk bahan pondasi ondasi
bawah di bawah Sub Bab 5.1.4 Spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
4.2.5 Cara Pengukuran dan Pembayaran
Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan di bawah Bab ini. Galian
bahan yang ada, perapihan kembali tepi jalan kendaraan dengan bahan yang baik, penyiapan formasi
tanah dasar, serta pengadaan, penempatan, pemadatan dan penyelesaian bahu jalan, akan dianggap
sepenuhnya telah dibayar dan dimasukkan di bawah berbagai item pembayaran yang dapat digunakan
untuk kegiatan-kegiatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan. Item pembayaran ini akan
mencakup:
i Galian dibawah item pembayaran 3.1.1/2
ii. Penyiapan tanah dasar dibawah item pembayaran 3.3.1
iii. Pondasi bawah kelas A/B dibawah item pembayaran 5.1.1/2
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
73
BAB 5
LAPIS PONDASI BAWAH DAN
LAPIS PONDASI ATAS
BAB 5.1 LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS
5.1.1 Umum
(1) Umum
Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis pondasi atas kepada
tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang telah dibentuk dan
dipadatkan, Berta langsung berada di bawah lapis pondasi atas perkerasan.
Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari mengadakan, memproses, mengangkut, menebarkan,
membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan gambar-
gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Catatan : Suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasar adalah 24%
atau lebih.
(2) Toleransi Ukuran
a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan melintang yang
ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar Tidak boleh ada ketidakteraturan dalam
bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.
b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm, kurang dari
yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(3) Contoh Bahan
a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi
Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, dan
harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk
kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan, dalam spesifikasi ini.
b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis pondasi bawah akan dibuat
tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus atas dasar penyerahan contoh-
contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari persetujuan di atas.
Lalu Lintas
Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah dengan membuat
pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung
jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi, pada Lapis Pondasi Bawah Jalan dikarenakan
diizinkannya lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
74
(4) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan
a. Setiap banan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau
belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau digunakan sebagai urugan seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidak-teraturan atau cacat
karena penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan
spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau penggantian
atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik.
5.1.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Urnum
a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Bawah (LPS) terdiri
dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), atau bahan berbutir dibelah dan kerikil (B), atau kerikil,
pasir dan lempung alami (C) seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan dicantumkan
dalam Daftar Penawaran.
1. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas A, berupa agregat batu pecah disaring dan digradasi
dan semuanya lolos saringan 3” atau 75.00 mm, memenuhi Tabel 5.1.1. di bawah ini.
2. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan kerikil,
pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5” atau 62.5 mm, memenuhi Tabel 5.1.1. di
bawah ini.
3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung alami yang
lolos saringan 1.5” atau 37.5 mm, memenuhi Tabel 5.1.1. berikut.
b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik, serta bahan-
bahan lain yang harus dibuang, dan harus Kualitas bila bahan tersebut telah ditempatkan akan
siap saling mengikat mambentuk satu permukaan yang stabil dan mantap.
c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai sumber atau
pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik
atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan
Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.
(2) Gradasi Lapis Pondasi Bawah
Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A, kelas B dan kelas C diberikan dalam
Tabel 5.1.1 di bawah ini.
TABEL 5.1.1. PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH
UKURAN SARINGAN
(mm)
% LOLOS ATAS BERAT
KELAS A (>75mm) KELAS B
(>62,5mm) KELAS C
75.0 100. -
62.5 - 100
37.5 60 - 90 67 - 100 maks. 100
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
75
25.0 46 - 78 -
19.0 40 - 70 40 - 100
9.5 24 - 56 25 - 80
4.75 13 - 45 16 - 66
2.36 6 - 36 10 - 55 maks. 80
1.18 - 6 - 45
0.60 2 - 22 -
0.425 2 - 18 3 - 33
0.075 0 - 10 0 - 20 maks. 15
(3) Syarat-Syarat Kualitas
Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat kualitas berikut yang
diberikan pada Tabel 5.1.2.
TABEL 5.1.2. SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH
URAIAN BATAS TEST
Batas cair Maksimum 35%
Indeks plastisitas 4% - 12%
Ekivalensi pasir (bahan halus plastis) Minimum 25
CBR terendam Minimum 30%
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40%
5.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan lapis Tanah Dasar
a. Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan yang
ditetapkan di bawah “Pekerjaan Tanah”. Bab 3.3. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm di
bawah permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
maksimum yang ditentukan oleh pengujian laboratorium, PB-011-76 (AASHTO T99, Standard
Proctor).
b. Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas dari lalu lintas
serta aliran dan lintasan air di sekitarnya.
(2) Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah
a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan ruas jalan yang bersangkutan,
terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan
yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan tidak melebihi
20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat
mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.
b. Penyiraman dengan ain bila diperlukan demikian selama pencampuran dan penempatan harus
dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar rencana dan seperti
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
76
dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di
lapangan sesuai kondisi tanah dasar yang sebenarnya.
(3) Penghamparan dari Pemadatan
a. Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta, harus
dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan ketebalan kira-kira 15% untuk pemadatan lapisan-
lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir masing-
masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan
menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatik atau peralatan
pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan bergerak
secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan
sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian superelevasi,
kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian
yang lebih rendah ke bagian alan yang lebih tinggi. Setiap ketidak-teraturan atau bagian ambles
yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan dengan
menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai
bentuk dan ketinggian yang benar.
Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan
mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.
c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% kurang dari
kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum dengan penyemprotan air atau
pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk menghasilkan
kepadatan yang disyaratkan pada seluruh ketebalan tiap lapisan dan mencapai 100% kepadatan
kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).
(4) Pengendaiian Lalu Lintas
a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat di atas
permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut bila
mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan alternatif atau dengan pelaksanaan
pekerjaan separuh lebar jalan.
b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut harus dilindungi
terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu karena lalu lintas.
c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan
tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.
5.1.4 Pengendalian Mutu
(1) Test laboratorium untuk LPB Batu Pecah
a. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat memenuhi
persyaratan spesifikasi.
b. Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus diuji sebelum digunakan di lapangan (lihat
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
77
Sub Bab 5.1.1 (3) Spesifikasi ini).
c. Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3 dari bahan-bahan
yang ditumpuk di lapangan atau yang dipasang, menurut batas ukuran test laboratorium yang
diberikan pada Tabel 5.1.1, untuk memenuhi kondisi kualitas yang diberikan dalam Spesifikasi ini
atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
TABEL 5.1.1 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH
TEST RUJUKAN
TIPE AASHTO BINA MARGA
Analisa saringan agregat halus dan kasar
T 27 PB 0201 - 76 Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar
Penentuan batas cair dan batas plastis
T 89
T 90
PB 0109 - 76
PB 0110 - 76
Test plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas
Hubungan kepadatan kadar air
T 99 PB 0111 - 76 Test standar proctor menggunakan pemukul 2,5 kg
CBR T 193 PB 0113 - 76 Menentukan nilai daya dukungan lapis pondasi bawah
Ketahanan terhadap abrasi agregat kasar
T 96 PB 0206 - 76
Test agregat kasar <37,5 mm dengan menggunakan mesin Los Angeles
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi.
Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan dengan
sempurna, harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.
TABEL 5.1.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi bawah
Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 m. Panjang lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang.
b.
Test kepadatan di tempat, lapis pondasi bawah (test kerucut pasir) ; AASHTO T191 ; PB 0103 - 76
Harus dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang lapis lapis pondasi bawah jalan untuk menentukan tingkat kepadatan dengan membandingkan terhadap test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum.
c. Menentukan CBR di tempat lapis tanah dasar
Dengan menggunakan DCI. Dilaksanakan minimum setiap 1000 m panjang jalan.
5.1.5 Cara Pengukuran
(1) Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk pembayaran atau royalty dan kompensasi lain
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
78
kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang galian bahan dan pengambilan bahan
bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan dibebaskan dari semua kewajiban
atau biaya untuk operasi tersebut.
(2) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang dan,
sesuai dengan Gambar serta Spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik di
lapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Penghitungan volume harus atas
dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang diperlukan, sebagaimana ditunjukkan dalam
Gambar atau seperti yang disesuaikan bleh “Perintah Perubahan” (change order), dikalikan
dengan panjang sebenarnya yang dipasang. Setiap penyimpangan dalam bentuk dan ketebalan
lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan di bawah Sub Bab
5.1.1 (2).
5.1.6 Dasar pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukurah pada harga yang
dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran seperti tercantum di bawah. Harga dan
pembayaran, tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang
diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang diminta sebagaimana diurajkan sebelumnya
dalam bab ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
5.1.1 Lapis pondasi bawah Kelas A Meter kubik
5.1.2 Lapis pondasi bawah Kelas B Meter kubik
5.1.3 Lapis pondasi bawah Kelas C Meter kubik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
79
BAB 5.2 LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT
5.2.1 Umum
(1) Uraian
Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama di alias lapis pondasi bawah (atau di atas
lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah). Pembangunan lapis pondasi atas terdiri
dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman dengan air dan pemadatan
agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas, di atas satu lapis pondasi bawah atau di
atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.
(2) Toleransi Ukuran
a. Bahan agregat lapis pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan padat maksimum 20 cm atau
ketebalan yang kurang, sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan disain seperti
ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian, punggung dan
kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar rencana, tidak boleh ada
ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan harus rata dan seragam.
c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu sentimeter
kurang dari yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diatur di lapangan dan
disetujui oleh Direksi Teknik.
d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar panjang 3,0
m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak boleh melebihi 1,5 cm.
(3) Contoh Bahan
a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepada Direksi Teknik
untuk mendapat persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta hasil-hasil
test laboratorium sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan bahan sebagaimana
diuraikan dalam spesifikasi ini.
b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas yang
diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai
penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah dilakukan serta persetujuan
seperti di atas.
c. Bilamana Direksi Teknik menganggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk melakukan test
tersebut lebih lanjut sebagaimana diperlukannya untuk memastikan bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi persyaratan Spesifikasi, sebelum menempatkan bahan.
(4) Lalu Lintas
Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah dengan membuat
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
80
pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung
jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada Lapis Pondasi Alas Jalan dikarenakan diizinkannya
lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.
(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan
i. Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau
belum, harus ditolak dan diletakkan di samping (pinggir) untuk digunakan sebagai bahan
penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
ii. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukkan ketidak teraturan atau kerusakan
dikarenakan penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan
spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan atau penggantian atas
beban biaya Kontraktor, sehingga memuaskan Direksi Teknik.
5.2.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas agregat, terdiri
dari satu atau dua keras bahan sebagaimana yang diperlukan dalam Kontrak tertentu dan seperti
yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran.
i. Lapis Pondasi Atas Kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan digradasi yang merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5 mm.
ii. Lapis Pondasi Atas Kelas B -Makadam ikat basah, terdiri dari agregat pecah yang berupa batu fraksi tunggal dengan ukuran nominal antara 25 mm dan 62,5 mm dan agregat harus dari kerikil dan pasir alami, disaring dan digradasi serta semuanya lolos saringan 9.5 mm.
b. Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan harus sesuai
dengan Gambar Kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya dalam Daftar Penawaran.
c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras, awet dan
bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjang, dan bebas dari batu-batu
yang lunak, tidak merupakan satuan batu bata pecah atau bercerai berai, kotor mengandung zat
organik atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang bercerai berai bila secara alternatif
dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.
( 2 ) Makadam Ikat Basah
Bahan lapis pondasi atas kelas B juga meliputi:
a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bilamana dihasilkan dari kerikil tidak
kurang dari 50% terhadap berat, merupakan partikel-partikel yang memiliki paling sedikit satu
bidang pecah.
b. Agregat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari kerikil halus dan pasir alami atau debu
crusher.
c. Prosentase berat agregat tipis/pipih (perbandingan tebal dengan panjang lebih dari 1:5)
maksimum 5%.
( 3 ) Gradasi Lapis Pondasi Atas
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
81
Persyaratan gradasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kolas B diberikan dalam Tabel
5.2.1 dan Tabel 5.2.2 berikut :
TABEL 5.2.1 GRADASI AGREGAT LAPIS PONDASI ATAS KELAS A
UKURAN SARINGAN MM LOLOS ATAS BERAT %
37.5 100
19.0 64 - 81
9.5 42 - 60
4.75 27 - 45
2.36 18 - 33
1.18 11 - 25
0.60 -
0.425 6 - 16
0.075 0 - 8
TABEL 5.2.2 GRADASI AGREGAT LAPIS PONDASI ATAS KELAS B MAKADAM IKAT BASAH
UKURAN SARINGAN MM LOLOS ATAS BERAT %
Aggr. Kasar/pokok
75.0 100
62.5 95 - 100
50.0 35 - 70
37.5 0 - 15
25.0 0 – 5
19.0 -
Aggr. halus/pengisi
9.5 100
4.75 70 - 95
2.36 45 - 65
1.18 33 - 60
0.425 22 - 45
0.15 -
0.075 10 - 28
(4) Syarat-Syarat Kualitas
Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus memenuhi syarat kualitas
pada Tabel 5.2.3.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
82
TABEL 5.2.3. SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPlS PONDASI ATAS
JENIS PENGUJIAN
BATAS UJIAN
KELAS KELAS B
Agregat Kasar Agregat Halus
Batas cair Mak. 25% Tidak perlu Mak. 35%
Indeks Plastisitas Mak. 8% Tidak perlu 4 - 12%
Ekivalensi Pasir Min. 35% Tidak perlu Min. 30%
California Bearing Ratio (direndam)
Min. 60% Min. 55% Min. 55%
Penyerapan Air Tidak perlu Tidak perlu Tidak perlu
Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran)
Mak. 40% Mak. 40% Tidak perlu
Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila Direksi Teknik menganggap perlu pengujian yang lebih luas dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus
5.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapis Pondasi Bawah
a. Jika lapis pondasi atas harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah, permukaan lapis pondasi
bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan di bawah Bab 5.1
dan harus diatur serta dibersihkan dari kotoran-kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan
untuk penghamparan lapis pondasi atas.
b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun batas dari lalu-lintas serta drainase
dan lintasan air di sekitarnya.
(2) Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas
a. Agregat L.P.A. Kelas A
i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi di atas LPB yang sudah disiapkan dalam volume
yang cukup untuk menyediakan panghamparan dan pemadatan katebalan yang
diperlukan.
ii. Agregat harus dihampar dengan tangan olah pekerja atau dengan motor grader sampai
satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum, sebagaimana
ditentukan di bawah spesifikasi.
iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam
satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.
b. Makadam Ikat Basah -Kelas B
i. Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang akan dilapisi dengan Makadam
harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
83
ii. Sebelum menghampar batu kasar/pokok, buatlah bangunan penunjang samping pinggir
(lebar +30 cm), misalnya dengan material timbunan bahu jalan, agar pemadatan batu
pokok yang digilas tidak dapat terdorong ke pinggir.
iii. Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran maksimumnya adalah A cm, ketebalan
daripada lapisan harus dibatasi sampai A+4 cm Sebelum pemadatan, untuk memperoleh
suatu lapisan kira-kira A1+2 cm setelah pemadatan.
iv. Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk membentuk
permukaan jalan sedekat mungkin mendekati kemiringan dan tebal yang disyaratkan.
Oleh karena itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan permukaan harus sering sekali
diperiksa selama penghamparan agregat-agregaat. Jika diperlukan bahan harus
ditambah atau dikurangi.
(3) Penghamparan dan pemadatan
a. Agregat LPA Kelas A
i. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan, harus
dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan sekitar 10% untuk pemadatan
bahan L.P.A. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan
L.P.A, bahan tersebut, harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat yang sesuai
meliputi mesin gilas roda rata, mesin gilas jenis pneumatik atau mesin gilas bergetar
ii. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara gradual (sedikit
demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan
harus dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk membuat pemadatan matang
yang merata. Pada bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal,
penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju ke bagian alas.
Setiap ketidakaturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus diperbaiki
dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk, menambah atau
membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan memadatkan sampai permukaan
akhir dan kemiringan melintang yang betel.
Bagian-bagian perkerasan yang sempit di sekitar batu tepi atau dinding-dinding yang
tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkan dengan kompactor (mesin pemadat)
atau penumbuk mekanikal (stamper).
iii. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% lebih rendah dari kadar
air optimum sampai 1% lebih tinggi dari kadar optimum dengan penyiraman air atau
pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A. tersebut harus dipadatkan sampai menghasilkan
kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai
dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).
b. Makadam Ikat Basah -Kelas B
i. Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk melumasi permukaan
dari butir-butir untuk mendapatkan sifat saling mengunci yang lebih mudah dan lebih baik
waktu penggilasan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
84
ii. Padatkanlah lapisan batu pokok dengan cara berikut : Pada jalan lurus penggilasan
harus dimulai dari bagian-bagian pinggir, diteruskan ke arah tengah menurut suatu arah
sejajar dengan garis tengah jalan. Pada bagian superelevasi, tikungan dan tanjakan yang
tajam, pemadatan dimulai pada bagian yang rendah sejajar dengan ruas jalan menuju
bagian tinggi. Mesin harus kembali menggilas pada bagian yang sama sebelumnya.
Setiap gilasan harus menutupi sebagian daripada yang sebelumnya kira-kira 20 cm.
Kecepatan mesin gilas harus sekitar 1.5 Km/jam pada masa permukaan pemadatan dan
dapat ditingkatkan sampai 3 km/jam pada masa akhir pemadatan.
Lapisan Makadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling mengunci antara butir
yang satu dengan butir yang lainnya. Oleh karena itu pemadatan harus dilanjutkan
sampai agregat-agregat tidak bergerak lagi di bawah roda-roda mesin gilas.
iii. Bahan pengisi/hates dihamparkan tipis dan rata di atas permukaan batu pokok langsung
dari trek-trek atau dari tempat penimbunan. Untuk membantu bahan halus mengisi
rongga-rongga di antara agregat-agregat batu pokok, maka air disiramkan di atas bahan
pengisi dan bahan halus didorong terus menerus dengan sapu ke dalam rongga di
antara agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil atau gundukan-gundukan dari bahan
pengisi dapat ditimbun pada pinggir lapisan agar air di atas tidak hilang melalui alur-alur
atau selokan.
Penggilasan dengan mesin gilas roda besi dilakukan selama penghamparan bahan
pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas dapat dinaikkan sampai 3 km/jam.
Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu setiap timbul rongga, diantara agregat-agregat.
Penempatan bahan pengisi/halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian berikut
tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan Makadam harus
menyerupai batu mozaik yang padat, dan bebas dari rongga-rongga.
iv. Karena LPA Kelas B mengandung agregat >50 mm. Sandcone untuk test kepadatan tidak
dapat dilaksanakan, Tabel 5.2.4 akan dipakai sebagai persyaratan pemadatan dengan mesin
gilas.
(4) Pengendalian Lalu Lintas
a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat di atas
permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut bila
mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternatif) atau dengan pelaksanaan
pekerjaan separuh lebar jalan.
b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik perseorangan lainnya di sekitar jalan tersebut
harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu lalu
lintas.
c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan
tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
85
TABEL 5.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS
ALAT PEMADAM
KATEGORI
AGREGAT GRADASI BAIK
Tebal maksimum lapisan yang
dipadatkan (cm) Minimum jumlah lintasan
Mesin gilas beroda rata
Ton/m lebar
2.25 - 2.70 12.5 10
2.71 – 5.50 12.5 8
Lebih dari 5.59 12.0 8
Mesin gilas dengan ban pneumatic
Beban roda (ton)
2.01 - 2.50 12.5 12
2.51 - 4.00 12.5 10
4.01 - 6.00 12.5 10
6.01 - 8.00 15.0 8
8.01 - 12.00 15.0 8
Lebih dari 12.00 17.5 6
Mesin gilas bergetar
Beban statik (ton/m)
0.27 - 0.45 7.5 16
0.46 - 0.70 7.5 12
0.71 - 1.25 12.5 12
1.26 - 1.80 15.0 8
1.81 - 2.30 15.0 4
2.31 - 2.90 17.5 4
2.91 - 3.60 20.0 4
3.61 - 4.30 22.5 4
4.31 - 5.00 25.0 4
5.2.4 Pengendalian Mutu
(1) Persyaratan Pengujian
Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus sesuai dengan Bab 5.2.1 (3)
dan yang lebih lanjut diminta di bawah titik (2) berikut -Pengujian Laboratorium- Sebuah program
mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan uji yang diberikan di dalam Tabel 5.2.5.
(2) Pengujian Laboratorium
Bahan agregat L.P.A. harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250 meter kubik bahan yang
dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan batas perbedaan pengujian
berikut untuk memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditetapkan pada Sub Bab 5.2.2 Spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
86
TABEL 5.2.5 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASi ATAS
TEST RUJUKAN
TIPE AASHTO BINA MARGA
Analisa saringan agregat halus dan kasar
T 27 PB 0201 - 76 Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar
Penentuan batas cair dan batas plastis
T 89
T 90
PB 0109 - 76
PB 0110 - 76
Pengujian plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas
Bagian halus yang plastis di dalam agregat bergradasi dan tanah
T 176 -- Pengujian ekivalensi pasir untuk menunjukkan perbandingan bagian halus dan lempung
Hubungan kelembaban kepadatan
T 99 PB 0111 - 76 Ujian standar proctor menggunakan pemukul 2.5 kilogram
California Bearing Ratio (direndam)
T 193 PB 0113 - 76 Menentukan nilai dukungan tanah dan agregat
Berat jenis dan penyerapan agregat kasar
T 85 PB 0103 - 76 Menentukan penyerapan air oleh agregat kasar kelas B saja
Ketahanan agregat kasar terhadap abrasi
T 96 PB 0206 - 76 Pengujian untuk agregat <37,5 mm, menggunakan mesin Los Angeles (500 putaran)
(3) Pengendalian Lapangan
Pengujian-pengujian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi.
Membuat lubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis pondasi atas dipadatkan dengan baik,
harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik.
TABEL 5.2.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi atas
Pemeriksaan visual setiap hari dan pengukuran ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi yang terpasang.
b.
i. Test pemadatan lapis pondasi atas (dengan cara kerucut pasir) AASHTO T191 PB 0403 -76
Test kepadatan di tempat, untuk menentukan tingkat kepadatan yang dibandingkan dengan test laboratorium untuk hubungan kelembaban-kepadatan. Dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang jalan.
ii. Test pemadatan dengan penggilasan percobaan (dimana test kepadatan kerucut pasir tidak dapat dilakukan)
Pemeriksaan visual setiap hari dan pengujian dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi atas yang terpasang (menggunakan mesin gilas berat)
6.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan dan kompensasi lainnya
dalam memperoleh dan mengambil bahan yang harus digunakan untuk Agregat Lapis Pondasi
Atas. Di bawah keadaan apapun pemberi tugas (Pemilik Proyek) harus bebas dari setiap
kewajiban pembayaran, terkecuali hal-hal yang sudah termasuk dalam Daftar Penawaran.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
87
(2) Jumlah yang harus dibayar harus merupakan jumlah meter kubik Lapis Pondasi Atas yang
terpasang yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.
Penghitungan volume Lapis Pondasi Atas, harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi
yang diminta, sebagaimana terlihat pada Gambar Rencana, atau yang disesuaikan oleh “perintah
perubahan” (change order), dikalikan dengan panjang terpasang sebenarnya dan disetujui oleh
Direksi Teknik.
Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak boleh melebihi toleransi
ukuran yang ditetapkan di bawah Sub Bab 5.2.1 (2).
5.2.6 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada
harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Panawaran untuk item-item pembayaran yang diberikan di
bawah, yang harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan
dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan lapis pondasi atas yang diminta, sebagaimana
diuraikan dalam bagian ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
5.2.1 Agregat lapis pondasi atas kelas A Meter kubik
5.2.2 Lapis pondasi atas Makadam Ikat Basah Kelas B
Meter kubik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
88
BAB 6
PELAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN
BAB 6.1. LAPIS PERMUKAAN KERIKIL (TIDAK DIGUNAKAN)
6.2 LAPIS ASPAL RESAP PENGIKAT DAN LAPIS ASPAL
PENGIKAT (PRIME COAT AND TACK COAT)
6.2.1 Umum
(1) Uraian
a. Untuk lapis aspal resap pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian suatu
bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih di atas satu lapis pondasi jalan
atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan, untuk menutup
permukaan tersebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan) untuk pemasangan satu lapis
permukaan beraspal seperti Panetrasi Macadam, Lapis Tipis Aspal Beton panas (Lataston-HRS)
atau lapisan permukaan beraspal lainnya.
b. Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian satu lapisan
sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih di atas satu permukaan yang sudah beraspal
sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan aspal baru.
(2) Contoh Bahan
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik pada paling sedikit 14 hari sebelum
dimulainya pekerjaan, rincian sumber pengadaan bahan bitumen yang diusulkan untuk
digunakan, beserta dengan satu sertifikat pabrik pembuat dan data pengujian yang menunjukkan
bahwa bahan bitumen tersebut memenuhi persyaratan kualitas dari Spesifikasi ini.
b. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga menyediakan contoh bahan
bitumen 5 liter yang diusulkan untuk digunakan.
(3) Pembatasan Cuaca
Lapis aspal resap pengikat harus hanya digunakan diatas permukaan yang kering atau sedikit lembab.
Lapis aspal pengikat akan digunakan hanya pada permukaan yang benar-benar kering. Tidak ada lapis
aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang akan digunakan selama ada angin kuat atau hujan
deras, atau jika hujan mungkin turun.
(4) Syarat-Syarat pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas
a. Tidak boleh ada bahan aspal yang dibuang ke dalam saluran tepi, parit, atau jalan air.
b. Permukaan-permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik di sekitar permukaan jalan yang
sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan aspal.
c . Kontraktor harus menyediakan dan memelihara di lapangan dimana aspal sedang dipanaskan,
alat pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai, dan Juga peralatan dan sarana
untuk pertolongan pertama.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
89
d. Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalu lintas pekerjaan harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga memungkinkan satu jalur lalu lintas, dengan diadakan pengaturan
pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik-Kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap semua konsekwensi (akibat) lalu lintas yang terlalu dini diizinkan
melewati lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru dipasang dan harus
melindungi permukaan tersebut sebagaimana diminta di bawah Sub Bab 6.2.3.
(5) Perbaikan pekerjaan yang tidak memuaskan
a. Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang harus dilapisi dan memiliki penampilan
yang seragam tanpa ada daerah-daerah yang tidak/kurang aspal atau alur daerah kaya dimana
kelebihan terkumpul.
b. Perbaikan-perbaikan lapis aspal pelekat dan lapis aspal resap pelekat yang tidak memuaskan
harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik dan dapat mencakup pemberian pelapisan
tambahan, atau pembuangan pelapisan aspal yang berlebihan dan menggunakan bahan-bahan
penyerap aspal.
6.2.2 Bahan-bahan
(1) Bahan Untuk Lapis Aspal Resap Pengikat
a. Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari dua jenis aspal semen gradasi
kental (sebagaimana ditetapkan dalam AASHTO M226-Tabel 2), diencerkan dengan kerosin
(minyak tanah) dalam perbandingan 80 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen,
atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik atas dasar hasil suatu peroobaan yang
dilaksanakan dan/atau susunan (tekstur) permukaan jalan. Pemilihan lapis aspal resap pelekat.
Gradasi kekentalan AC-10 (sama dengan Pen 80/100)
Gradasi kekentalan AC-20 (sama dengan Pen 60/70)
Catatan : Produksi tersebut ekivalen dengan aspal MC 30 (aspal cair sedang).
b. Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah alami disaring, selanjutnya bebas dari partikel-partikel lunak dan setiap lempung, lanau atau zat-zat organik. Persyaratan gradasi untuk agregat penutup adalah:
Tidak kurang dari 95% lolos saringan standar 9,5 mm.
Tidak lebih dari 2% lolos saringan standar 2,36 mm.
Catatan : Agregat penutup akan juga digunakan sebagai bahan „penyerap aspal‟
(2) Bahan-Bahan untuk Lapis Aspal Pengikat
a. Bahan bitumen untuk lapis aspal pengikat harus dipilih dari Janis aspal berikut, sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226) jenis AC-10 atau AC-20, aspal harus
diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal
semen.
Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan kandungan aspal antara 40%-60%,
sesuai dengan AASHTO M208. Bila diperlukan dan sesuai permintaan Direksi Teknik,
Aspal Emulsi harus dilunakkan, diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan yang
sama.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
90
6.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan instruksi-instruksi yang diberikan Direksi
Teknik dan yang sesuai dengan Daftar Unit Instalasi dan Peralatan yang disetujui untuk Kontrak
tertentu. Secara umum akan dipilih jenis peralatan berikut ini.
i. Distributor aspal bertekanan beserta penyemprot
ii. Peralatan untuk memanaskan aspal
ii;. Mesin gilas ban pneumatik
iv. Sapu sikat untuk penyapuan manual
b. Distributor aspal harus memenuhi standar rencana internasional yang disetujui dengan roda
pneumatic dan dilengkapi dengan sebuah batang penyemprot. Alat harus dapat menyemprotkan
bahan aspal pada tingkat yang terkendali dan seragam dan pada suhu yang ditentukan.
Peralatan termasuk tachometer, ukuran tekanan, batang kalibrasi tangki, thermometer untuk
pengukur suhu aspal dalam tangki, dan alat-alat untuk pengukuran kecepatan secara tepat pada
kecepatan rendah.
(2) Tingkat Penggunaan lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resap Pengikat
a. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan lapangan harus dilaksanakan untuk
menetapkan tingkat pemakaian yang memadai untuk berbagai kondisi permukaan.
Batas tingkat pemakaian harus didalam batas-batas berikut dan tingkat pemakaian harus seperti
yang ditetapkan dalam Daftar Penawaran dan ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana
ditentukan oleh Direksi Teknik atas dasar hasil peroobaan lapangan.
Lapis Aspal resap Pengikat : (Aspal Keras kekentalan rendah-lihat Sub Bab 6.2.2)
Untuk pondasi agregat, antara 0,6 - 1,6 l/m2
Untuk pondasi tanah-semen, antara 0,3 - 1,0 I/m2
Lapis Aspal Pelekat: (Aspal Keras atau Emulsi)
Tingkat pemakaian harus sesuai dengan batas-batas yang diberikan dalam Tabel 6.2.1, disesuaikan dengan jenis bahan pengikat dan kondisi permukaan.
TABEL 6.2.1 TINGKAT PEMAKAIAN LAPIS ASPA L PELEKAT
(Permukaan baru/kaya) (Permukaan Porous/lama)
Liter/m2 Liter/m2
Aspal keras (cut back) (25:100)
0.15 0.20 – 0.50
Aspal emulsi 0.25 0.25 – 0.60
Aspal emulsi (diencerkan 1:1)
0.50 0.50 – 1.20
b. Suhu penyemprotan harus berada dalam batas-batas yang diberikan pada Tabel 6.2.2 untuk
berbagai mutu aspal cair (cut back) dan aspal emulsi.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
91
Harus diberikan perhatian yang tinggi bila memanaskan aspal cut back, dan peraturan Bina
Marga untuk Tindakan Keamanan harus dipatuhi dergan sangat.
TABEL 6.2.2 SUHU PENYEMPROTAN
JENIS BAHAN PENGIKAT BATAS PERBEDAAN SUHU SEMPROT
Cut back – 25 bagian kerosin 110° ± 10°C
Cut back – 50 bagian kerosin 70° ± 10°C
Cut back – 75 bagian kerosin 45° ± 10°C
Cut back – 100 bagian kerosin 30° ± 10°C
Aspal emulsi 20° - 70°C
Catatan : Tindakan pencegahan untuk keamanan penuh harus dilakukan jika memanaskan aspal cut back, yang sesuai dengan Dokumen Bina Marga Rd 0.3.6. (Vol.-1). Lampiran E “Langkah-Langkah Pengamanan dalam Penanganan, Pengangkutan dan Penyimpanan Aspal.
(3) Penyiapan permukaan yang harus dilapisi Aspal
a. Setiap kerusakan yang ada dalam perkerasan jalan, termasuk lubang-lubang dan pinggiran yang
runtuh, harus dibuat baik dan diperbaiki atau dikembalikan ke keadaan semula sampai disetujui
Direksi Teknik. Catat-cacat karena pemadatan yang kurang cukup dan penurunan setempat lapis
pondasi atas harus dibetulkan dengan penggilasan dan pembentukan ulang.
b. Semua kotoran-kotoran lepas dan bahan-bahan lain yang tidak menyenangkan harus
disingkirkan dari permukaan yang ada dengan penggaruan, penyapuan dan pencucian kalau
perlu.
c. Untuk pondasi agregat yang harus dilapisi dengan lapis aspal resap pengikat, Direksi Teknik
dapat meminta agar permukaan tersebut dipotong-potong secara ringan, disiram dan digilas
segera, sebelum pemberian lapis aspal resap pengikat.
(4) Pemakaian Lapis Aspal Resap, Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat
a. Panjang permukaan yang harus disemprot untuk setiap lewatan distributor harus diukur dan
ditandai di atas tanah, dan volume lapis aspal pengikat/lapisan resap pengikat yang diperlukan
untuk tingkat penyemprotan yang ditentukan, menentukan bagi pengecekan kemudian.
b. Jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam masing-masing penyemprotan harus ditentukan
dengan pengukuran tangki menggunakan batang celup sebelum dan sesudah masing-masing
pemakaian. Tingkat pemakaian rata-rata harus berada di dalam batas 5% tingkat penyemprotan
yang direncanakan.
c. pada umumnya lapis aspal resap pengikat dan lapis aspal pengikat akan dilaksanakan dalam
operasi penyemprotan tunggal. Akan tetapi, dimana mengering lambat menjadi masalah, volume
pelapisan yang disetujui dapat digunakan dalam dua operasi penyemprotan, lapis pertama
dibiarkan mengering sebelum pemberian lapis kedua.
d. Bilamana mengadakan penyemprotan untuk separuh lebar jalan, harus dilakukan penyemprotan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
92
lapis tumpang tindih selebar 10 cm-20 cm sepanjang pinggir yang berdampingan.
e. Penyemprotan harus dihentikan segera, jika terjadi suatu kemacetan dalam alat penyemprot, dan
tidak boleh dimulai lagi sampai kesalahan tersebut telah diperbaiki.
f. Setiap luas yang mengumpulkan bahan pengikat aspal yang berlebih, harus selalu disebar
keseluruh permukaan yang sudah diaspal dengan menggunakan panyeka atau sapu.
g. Untuk menyemprot pada pelapisan kecil dan daerah terisolasi, lapis aspal pengikat atau lapis
aspal resap pengikat dapat disemprotkan dengan semprotan tangan dan penyapuan tangan di
bawah pengendalian dan sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.
(5) Perlindugan Permukaan yang baru dilapis Aspal Resap Pengikat
a. Untuk permukaan yang telah dilapisi dengan lapis aspal resap pengikat, lalu lintas tidak boleh
diizinkan di atas permukaan yang sudah dilapis aspal resap pengikat sampai aspal tersebut telah
masuk ke dalam dan mengering dan dalam pendapat Direksi Teknik tidak akan terkelupas di
bawah lalu lintas. Jika harus mengizinkan lalu lintas sebelum waktunya, (tetapi tanpa alasan
apapun tidak lebih awal dari 4 jam setelah pemberian lapis aspal pengikat), bahan peresap aspal
harus digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, dan lalu lintas diizinkan
menggunakan jalur yang sudah dilapisi. Bahan peresap aspal harus ditaburkan dari trek dalam
satu cara bahwa tidak boleh ada roda yang menginjak bahan aspal basah yang tidak ditutup. Jika
menggunakan bahan penyerap aspal pada jalur yang dilapisi yang menyambung dengan jalur
yang belum dilapisi, satu garis selebar paling sedikit 20 cm sepanjang pinggir yang menyambung
harus dibiarkan tidak tertutup.
b. Kontraktor akan memelihara permukaan yang sudah dilapisi untuk waktu minimum dua hari
sebelum menutupinya dengan Lapis Permukaan atau Lapis Ulang, terkecuali satu masa yang
lebih cepat disetujui oleh Direksi Teknik. Setiap luas yang berisikan bahan pelapisan aspal resap
pengikat lebihan harus dibetulkan dengan penambahan bahan peresap ataupun aspal seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
6.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Volume bahan aspal yang diperuntukkan sebagai lapis aspal resap, pengikat atau lapis aspal
pengikat yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah liter yang digunakan terhadap,
permukaan jalan yang sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan kebutuhan serta
persetujuan Direksi Teknik. Volume bahan aspal yang digunakan akan ditentukan setelah setiap
lewatan semprotan.
(2) Setiap agregat penutup yang digunakan bersama dengan pembersihan terakhir akan
diperhitungkan sebagai kelengkapan kepada pekerjaan yang diperlukan untuk memperoleh lapis
aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang memuaskan serta tidak akan diukur atau
dibayar secara terpisah.
(3) Pekerjaan menyiapkan dan memelihera lapis pondasi atas, di atas mana lapis aspal resap
pengikat harus dipasang, tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukan dalam
pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi Bab 5.2 dan 5.3.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
93
(4) Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan permukaan yang harus dilapis aspal pengikat,
termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang hancur dan penurunan setempat tidak boleh
diukur dan tidak boleh dibayar di bawah Bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar yang sesuai
dengan item pembayaran yang relevan di bawah Bab 9.2 Spesifikasi ini.
(5) Bila perbaikan lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang tidak memuaskan
dilaksanakan sesuai dengan Sub Bab 6.2.1 (5), tidak ada tambahan pembayaran yang akan
dibuat untuk pekerjaan ekstra atau pengujian yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.
6.2.6 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan di atas, akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk item-
item pembayaran teroantum di bawah. Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi
penuh untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak termasuk penyediaan dan pemasangan lapis aspal resap
pengikat atau lapis aspal pengikat, agregat penutup, semua tenaga, peralatan dan alat serta setiap
pekerjaan kelengkapan yang diperlukan untuk penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan yang diuraikan
sebelumnya dalam Bab ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
6.2.1 Prime coat (lapis aspal resap pelekat) Liter
6.2.2 Tack coat (lapis aspal pelekat) Liter
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
94
BAB 6.5 LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM (LAPEN)
6.5.1 Umum
(1) Uraian
Lapis permukaan Penetrai Macadam terdiri dari pembangunan di atas, lapis pondasi atas atau
permukaan dengan penutup yang ada yang sebelumnya sudah disiapkan, satu lapisan permukaan
perkerasan yang tebalnya antara 5-7 cm dari penetrasi batu pecah yang bersih dengan pemakaian aspal
pengikat panas. Biasanya untuk pekerjaan jalan kabupaten akan diperlukan lapis permukaan tebal 5 cm
dengan lapisan penutup aspal.
(2) Toleransi Ukuran
a. Tebal rata-rata yang sebenarnya dipasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal
rencana. Dalam beberapa contoh, Direksi Teknik atas keputusannya sendiri dapat menyetujui
atau menerima ketebalan rata-rata yang lebih tipis dari tebal nominal rencana, asalkan penetrasi
makadam terpasang pada ketebalan baru itu memenuhi segala persyaratan. Tidak ada satu
titikpun akan memiliki tebal lapis padat yang lebih dari 5 mm di bawah tebal nominal rencana.
b. Permukaan akhir harus mematuhi garis, ketinggian dan penampang melintang tipikal
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau yang disetujui Direksi Teknik. Bila diuji
dengan satu mal dan batang lurus, permukaan akhir tidak boleh menunjukkan variasi
(perbedaan-perbedaan) terhadap permukaan akhir yang ditentukan lebih besar dari 6 mm pada
panjang 3 meter.
(3) Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai; yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan, beserta data-data berikut:
a. Sertifikat pabrik pembuat mengenai bahan pengikat aspal bersama dengan data uji yang
menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini yang diberikan dalam Sub
bab 6.1.2.
b. Rincian sumber pengadaan dan cara produksi agregat yang harus digunakan beserta hasil-hasil
pengujian yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas dan gradasi Spesifikasi ini
yang diberikan dalam Sub Bab 6.1.2.
(4) Pembatasan Cuaca
Campuran beraspal hanya boleh dipasang bilamana permukaan agregat kering, hujan tidak menghantui
dan bila dasar jalan yang disiapkan dalam kondisi yang memuaskan. Penghamparan akan diizinkan pada
waktu yang diperintah-kan oleh Direksi Teknik.
(5) Syarat-Syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas
a. Tidak boleh ada bahan aspal dibuang ke dalam saluran tepi parit atau jalan air.
b. Permukaan bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik di sekitar pekerjaan jalan harus
dilindungi dari setiap kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan penyemprotan aspal.
c. Kontraktor harus melengkapi dan memelihara di lapangan pekerjaan bilamana aspal sedang
dipanaskan, perlengkapan pengendalian dan pencegah kebakaran, dan juga persediaan dan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
95
sarana pertolongan pertama.
d. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat Umum
Kontrak, serta atas persetujuan Direksi Teknik.
e. Harus disiapkan sarana untuk melaksanakan pekerjaan dengan separuh lebar jalan, kecuali satu
jalan pengalihan (alternatif) disediakan dengan mendapat persetujuan Direksi Teknik.
f. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan di atas permukaan jalan yang baru diselesaikan sampai
permukaan penetrasi macadam dipadatkan penuh dan dilapis tutup hingga memuaskan Direksi
Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua akibat (konsekwensi) lalu lintas
yang diirinkan lewat, sementara pekerjaan jalan sedang berlangsung.
(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan
Lapisan akhir permukaan harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan disetujui oleh
Direksi Teknik. Perbaikan penetrasi makadam yang tidak memuaskan harus atas perintah Direksi Teknik,
dan dapat meliputi pembuangan dan penggandan dengan penetrasi macadam baru, menambahkan
lapisan tambahan atau suatu kelengkapan lain yang oleh Direksi Teknik dianggap perlu untuk
memberikan penyelesaian yang memuaskan LH9.
6.5.2 Bahan-Bahan
(1) Agregat
a. Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kasar, agregat kunci dan agregat penutup, yang
bersih, keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran, lempung, bahanbahan tumbuh-
tumbuhan atau bahan lainnya yang harus dibuang.
b. Batas Ukuran Agregat.
i. Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas ukuran nominal 2,5
cm-6,25 cm, yang tergantung kepada ketebalan lapisan dengan ukuran maksimum
kurang lebih 2/3 tebal rencana.
ii. Agregat kunci untuk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25 mm tetapi tidak boleh
lebih dari 5% akan lolos dari saringan 9,5 mm.
iii. Bila disediakan dalam Daftar Penawaran, satu lapisan penutup aspal harus diletakkan di
atas permukaan Penetrasi Macadam manggunakan agregat ukuran tunggal nominal 12,5
mm sebagaimana ditetapkan dalam bab 6.3 Spesifikasi ini.
c. Gradasi Agregat.
Gradasi agregat bersama dengan tebal yang terpakai ditunjukkan dalam Tabel 6.5.1.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
96
TABEL 6.5.1 GRADASI AGREGAT UNTUK LAPIS PEMIUKAAN PENETRASI MACADAM
UKURAN SARINGAN mm PERSENTASI LOLOS
Tebal lapisan 5.0-7 cm Tebal lapisan 4-5 cm
Agregat Pokok
62.5 100 -
50 95 – 100 100
40 35 – 70 95 - 100
25 0 – 15 -
19 0 – 5 0-5
Agregat Kunci
25 100 100
19 95 – 100 95 - 100
9.5. 0 – 5 0 - 5
Lapis penutup
12.5 100
9.5 85 - 100
4.75 10 - 30
2.36 0 - 10
d. Syarat-Syarat Kualitas untuk Agregat
Agregat yang digunakan untuk Lapis Permukaan Penetrasi Macadam harus mematuhi syarat-
syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 6.5.2.
TABEL 6.5.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT POKOK
URAIAN BATAS TEST
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40%
Indeks serpihan (British Standard Test) Maksimum 25%
Penahanan aspal setelah pelapisan dan pengelupasan Minimum 95%
Catalan : Syarat kualitas untuk agregat penutup harus sesuai dengan Bab 6.3 Tabel 6.3.3.
(2) Bahan Pengikat Beraspal
a. Aspal yang digunakan harus aspal semen gradasi kental atau aspal keras yang diencerkan (cut
back), jika diminta demikian untuk Kontrak khusus dan digunakan menurut perintah Direksi
Teknik.
i. Aspal semen = (AASHTO M226-Tabel 2)
AC-10 (Ekivalen dengan Pen 80/100)
AC-20 (Ekivalen dengan Pen 60/70)
ii. Aspal keras yang diencerkan (Cut Back)
AC-10 } Diencerkan dengan kerosin untuk memenuhi persyaratan
AC-20 } Tabel 6.5.3 di bawah:
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
97
TABEL 6.5.3 RENCANA BAHAN PENGIKAT UNTUK ASPAL CUT BACK
SUHU UDARA TERLINDUNG C°
PROPORSI KEROSIN TERHADAP 100 BAGIAN
ASPAL MAKSIMUM SUHU PENYEMPROTAN
AC-10 (80/100) AC-20 (60/70)
20 11 13 140°
25 7 9 155°
30 3 5 165°
35 0 2 180°
b. Aspal emulsi dapat digunakan sebagai alternatif terhadap aspal cut back, tergantung kepada
persetujuan Direksi Teknik atas sumber pengadaan dan kualitas, dan harus mutu CRS1 dan
CRS2 cationic, mematuhi Spesifikasi AASHTO M208.
6.5.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis alat dan methoda pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Unit Produksi dan Peralatan
serta Program Kerja yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya oleh Direksi Teknik.
b. Pada umumnya akan dipilih jenis peralatan berikut:
Distributor/penyemprot aspal bertekanan
Alat untuk pemanasan aspal
Mesin gilas, termasuk
Tandem 6-8 ton
Roda baja rata 6-8 ton
Ban pneumatic 10-12 ton
Sejumlah Dump truk yang cukup, lebih baik beserta loader
Tangki Air Oika musim kemarau)
Sapu, garu, gerobak dorongan, semua untuk pekerjaan manual.
(2) Volume Bahan yang digunakan
Tingkat perkiraan pemakaian dan volume bahan-bahan per meter persegi luas permukaan untuk lapisan
penetrasi makadam diberikan dalam Tabel 6.5.4 berikut. Tingkat pemakaian ini berdasarkan berbagai
keperluan tebal lapisan. Ketebalan sebenarnya serta tin9kat pemakaian akhir harus sesuai dengan Daftar
penawaran dan sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
98
TABEL 6.5.4 TINGKAT PENGGUNAAN PENETRASI MACADAM
Tebal Total Lapen (cm)
Tingkat Penaburan Agregat Kasar
kg/m2
Penggunaan aspal
pertama kg/m2
Tingkat penaburan
agregat kunci kg/m2
Penggunaan aspal kedua
kg/m2
Tingkat penaburan
agregat penutup (50 mm) (62.5
mm)
4* 64 (25) - 2.0 25 1.5 14
4.5* 72 (22) - 2.3 25 1.5 14
5 .80 (20) - 2.5 25 1.5 14
5.5 - 99 (18) 4.0 25 1.5 14
6 - 108 (17) 4.4 25 1.5 14
6.5 - 117 (15) 4.8 25 1.5 14
7 - 126 (14) 5.2 25 1.5 14
Catalan (1) Serat agregat lepas diambil sebagai :
50 mm ukuran maksimum nominal= 1600 kg/m3
16.5 mm ukuran maksimum nominal = 1800 kg/m3
(2) Tingkat penaburan ekivalen dalam m2/m3 ditunjukkan sebagai ( )
(3) Untuk pekerjaan jalan kabupalen tebal minimum adalah 5 cm
(3) Penyiapan Lapangan
Penetrasi Macadam akan dipasang di atas pondasi yang telah dibangun sebelumnya atau di atas
permukaan yang telah ada lapis penutupnya. Penyiapan akan meliputi:
a. Bila dipasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut harus memiliki bentuk dan profil tepat benar
dengan potongan melintang rencana, dan dipadatkan benar sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Pondasi jalan harus juga ditutup dengan lapis aspal resap pengikat pada satu tingkat pemakaian
0,6 l/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).
c. Bila diletakkan di atas permukaan yang telah ada lapis penutupnya (permukaan aspal lama),
permukaan tersebut harus dilapisi aspal pengikat pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5
l/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3).
d. Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu bahan lain yang
harus dibuang.
e. Sebelum pemasangan, agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara terpisah di
lapangan untuk mencegah pencampuran dan harus selalu bersih.
(4) Penghamparan dan Pemadatan
a. Penghamparan Agregat Kasar dalam Lapisan Pokok
i . Agregat kasar akan dihampar dengan tangan atau dengan mesin dan dipasang dengan
keseragaman yang merata hingga mencapai garis, profil dan kemiringan yang
dikehendaki. Sebuah mal pengujian mengikuti kemiringan melintang rencana perkerasan
selesai, harus digunakan untuk memperoleh keseragaman permukaan akhir.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
99
i i . Penaburan tidak boleh dilakukan lebih lanjut melebihi dari operasi penggilasan dan
penebaran panjang yang dapat diselesaikan dalam rata-rata satu hari bekerja. Agregat
segregasi atau agregat bercampur dengan tanah atau bahan asing lainnya, harus
disingkirkan dan diganti dengan agregat bergradasi yang benar.
b. Penggilasan dan Pemadatan Lapisan Pokok
i. Lapisan agregat kasar pokok harus digilas kering dengan mesin gilas roda baja 6-8 ton
sampai terpadatkan seluruhnya. Penggilasan awal akan dimulai dari sebelah pinggir,
melapis tindih bahu jalan selebar paling sedikit 30 cm, dan akan berlangsung menuju ke
tengah perkerasan. Pinggiran roda mesin gilas akan melapis tindih hamparan
sebelumnya dengan sekitar sepertiga lebar roda.
ii. Setelah penggilasan awal, permukaan tersebut harus diperiksa dengan mal punggung
dan batang lurus 3 meter, dan harus mematuhi toleransi ukuran yang ditetapkan pada
Sub Bab 5.5.1 (2) dengan cadangan diberikan untuk kebutuhan pemadatan berikutnya.
Semua ketidak rataan permukaan yang melebihi batas di atas harus dibetulkan dengan
membuang atau menambah agregat seperlunya.
i i i . Penggilasan akan berhenti sebelum rongga-rongga dalam agregat tertutup sedemikian
jauh sehingga mencegah penetrasi yang bebas dan merata dari aspal dan agregat kunci.
c. Pemakaian Bahan Aspal (Sebelum Agregat Kunci)
i . Setelah agregat kasar digilas dan diperiksa, bahan pengikat aspal akan disemprotkan
pada satu suhu yang cocok kepada jenis dan mutu bahan pengikat aspal sebagaimana.
ditetapkan dalam item (ii) di bawah. Tingkat pemakaian harus sesuai dengan Tabel 6.5.4
atau sebagaimana ditentukan lain oleh Direksi Teknik
i i. Suhu pemanasan dan penyemprotan yang diperlukan untkuk bahan pengikat aspal harus
berada dalam Batas-Batas berikut
Aspal Keras:
AC-10 (Pen 80/100) Batas suhu 125°C-180°C
AC-20 (Pen 60/70) Batas suhu 135°C-185°C
Aspal Cair (Cut Back)
MC-800 Batas suhu 77°C-115°C
MC-300 Batas suhu 60°C-100°C
Aspal cair (cut back) di lapangan, harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan pada
Tabel 6.3.4.
iii. Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih
dari 10 jam atau telah dipanaskan sampai satu panas yang melabihi suhu maksimum
yang diberikan dalam item c.ii, di atas harus ditolak, kecuali Direksi Teknik menentukan
bahwa bahan pengikat aspal tersebut masih memenuhi kekentalan yang diperlukan,.
iv. Sebelum menyemprotkan bahan pengikat aspal, bahan agregat harus kering dari
permukaan sampai seluruh kedalamannya.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
100
v. Bahan aspal akan disemprotkan secara lebih baik dengan distributor bertekanan merata
ke atas permukaan pada tingkat yang sudah ditetapkan. Di atas luas yang kecil, dimana
pemakaian batang penyemprot tidak praktis, bahan tersebut akan disemprotkan dengan
slang tangan. Sebuah ceret curah hanya dapat digunakan bilamana, diberikan
persetujuan oleh Direksi Teknik.
vi. Apapun persyaratan 6.5.3 (4) c.1. di atas, bilamana digunakan penyemprot aspal, aspal
tersebut harus ditetapkan pada temperatur yang diperlukan untuk manghasilkan
kekentalan penyemprotan yang benar.
d. Penggunaan Agregat Kunci
i. Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata di atas
permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas,
ii. dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.
Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta
penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam
dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.
e. Penggunaan Bahan Aspal (Setelah Agregat Kunci)
Setelah agregat kunci selesai digilas dan diperiksa, bahan aspal harus diterapkan sesuai yang
ditentukan dalam Sub Bab 6.3.3.(4) c. di atas.
f. Penggunaan Agregat Penutup
Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat-kunci akan ditaburkan merata di atas. permukaan
dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas, dibersihkan dengan sapu
seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi. Agregat kunci ekstra akan
ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta penggilasan dan pembersihan akan
berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan
dengan disapu.
g. Sambungan-Sambungan
Sambungan memanjang dan melintang harus diakhiri dengan potongan tegak serta digaruk
kembali secukupnya bila diperlukan untuk lapis tindih. Bilamana permukaan baru berbatasan
dengan permukaan lama, permukaan jalan lama harus dipotong lagi membentuk permukaan
tegak, semua sambungan harus dengan hati-hati diperiksa untuk disetujui.
h. Tebal Lapisan dan Penyelesaian permukaan.
i Tebal terpadatkan lapisan permukaan penetrasi Macadam tidak boleh kurang dari yang
telah ditetapkan berada dalam toleransi. seperti diuraikan dalam Sub Bab 6.5.1.
Pemeriksaan ketebalan penetrasi Macadam harus seperti yang. diperintahkan oleh
Direksi Teknik.
ii. pada setiap tahap pemadatan, kehalusan permukaan harus dipelihara. Harus
ditambahkan bahan-bahan pada setiap tempat dimana ada bagian ambles.
6.5.4 Pengendalian Mutu
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
101
(1) Test laboratorium
Agregat dan bahan pengikat aspal harus diuji mengenai syarat kualitas pada sumber pengadaan, yang
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan untuk memenuhi test laboratorium yang diberikan pada
Tabel 6.5.5. Sertifikat pabrik pembuat sera data uji harus dilengkapi untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Teknik, dan pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik.
TABEL 6.5.5 TEST LABORATORIUM PENETRASI MACADAM
RUJUKAN TEST URAIAN
AASHTO BINA MARGA
T 27 PB 0201 – 76 Analisa saringan agregat kasar dan halus
T 96 PB 0206 – 76 Ketahanan terhadap abrasi, agregat kasar ukuran kecil menggunakan mesir, Los Angeles
BS 812 - Indeks serpih (British Standard Test)
T 182 PB 0205 – 76 Pelapisan dan pengupasan Campuran Agregat Aspal
T 226 - Standar spesifikasi untuk aspal semen gradasi kekentalan
T 201 PB 0308 – 76 Kekentalan Kinematik aspal
T 53 PA 0302 – 76 Titik Leleh aspal (Test Cincin dan Bola)
T 49 PA 0301 - 76 Penetrasi Bahan-bahan aspal
T 59 - Pengujian Aspal Emulsi
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
TABEL 6.5.5 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Agregat
Menentukan gradasi agregat untuk memenuhi Tabel 6.5.1. Satu test per 300 m3 tumpukan agregat.
Test harus dilaksanakar, jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, alas dasar pemeriksaan visual kualitas bahan dan ukuran proyek.
Pengendalian suhu aspal yang dipanaskan di periksa setiap hari untuk setiap pemakaian Batas-batas temperatur harus patuh kepada yang ditetapkan pada Sub-bab 6.5.3 (4).
Bila menggunakan aspal cair, pencampuran aspal semen dengan pengencer (kerosin) harus dilaksanakan di bawah pengendalian Direksi Teknik atau Inspektur Pekerjaan.
Harus diperiksa dan diukur setiah hari.
i. Analisa saringan agregat kasar dan agregat kunci
ii. Kehilangan berat karena abrasi
Iii. Keserpihan
iv. Pelapisan dan pengelupasan aspal
b Bahan pengikat aspal
i. Temperatur
ii. Pencampuran
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
102
Harus diukur setiap hari untuk setiap pemakaian
Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk pengendalian kualitasj keseragaman dan pemadatan.
Tebal tarpasang lapis permukaan penetrasi. macadam, dipantau dengan harus pengeboran
inti perkera'san atau cara lain yang diminta Direksi Teknik.
Pengambilan inti tersebut dilakukan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji yang diperintahkan.
c. Penanganan Umum
i. Tingkat pemakaian bahan pengikat aspal
Ii. Pemakaian agregat penutup
iii. Mutu
6.5.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Volume lapis permukaan penetrasi Macadam yang harus diukur untuk pembayaran harus
ditentukan dalam meter persegi berdasarkan hasil perkalian lebar rata-rata (diukur dan disetujui
bersama antara Direksi Teknik dan Kontraktor, dengan pengukuran lebar rata-rata setiap 50
meter) kali panjang, sepanjang sumbu jalan, yang disetujui dan diterima oleh Direksi Teknik.
(2) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang, sesuai dengan persyaratan
kontrak tertentu dan Daftar Penawaran, lapis resap lekat atau lapis lekat tersebut harus diukur
dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 atau 6.2.2 Spesifikasi ini.
(3) Bilamana perbaikan-perbaikan lapis permukaan yang tidak memulaskan, telah diminta sesuai
dengan Sub bab 6.5.2 (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran yang akan dibuat
untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan oleh perbaikanperbaikan tersebut.
(4) Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk penyiapan lapangan atau
pengujian bahan-bahan yang diperlukan di bawah Spesifikasi ini, dan semua pekerjaan tersebut
akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk Lapis Permukaan Penetrasi
Macadam.
6.5.6 Dasar Pembayaran
(1) Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran
pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item pembayaran yang diberikan di
bawah, yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua
pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam panyelesaian Lapis Permukaan Penetrasi
Macadam sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.
Nomor item pembayaran
Uraian Satuan
Pengukuran
6.5.1 Lapis permukaan penetrasi Macadam Meter persegi
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
103
BAB 6.6 LAPIS TIPIS ASPAL BETON (LATASTON - HRS)
6.6.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis aus permukaan yang tipis, awet dan padat berupa campuran
aspal yang dikenal sebagai Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON-HRS) terdiri dari agregat, filer (bahan
halus sebagai pengisi) dan aspal semen dalam jumlah tertentu yang dihasilkan dalam satu unit
pencampuran pusat dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi ini sampai satu ketebalan 2,5 cm-3 cm
sebagaimana ditentukan demikian dalam Daftar Penawaran. Campuran aspal LATASTON (HRS) akan
diletakkan sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang sudah dibangun
sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang di atas perkerasan dengan lapis penutup yang ada.
(2) Toleransi Ukuran
a. Tebal terpasang rata-rata harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal rencana. Tidak
boleh ada satu titikpun dengan ketebalan HRS padat kurang dari 90% tebal rencana. Akan tetapi
tebal rencana dapat disesuaikan menurut kebutuhan di lapangan atas keputusan Direksi Teknik
serta diberitahukan kepada Kcntraktor secara tertulis.
b. Perbedaan permukaan HRS yand sudah jadi, jika diukur dengan mal pengukur kerataan
sepanjang 3 m tidak boleh melebihi 5 mm pada suatu titik.
(3) Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai.
a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan.
b. Formula campuran pelaksanaan beserta data uji yang didapat dari laboratorium Instalasi
campuran Pusat (CMP) yang menunjukkan kecocokannya dengan persyaratan kualitas
Spesifikasi ini..
(4) Pembatasan Cuaca
LATASTON (HRS) tersebut hanya boleh dipasang di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana
permukaan perkerasan kering.
(5) Pengendalian Lalu Lintas
a. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat umum
kontrak dan mendapat persetujuan Direksi Teknik serta tindakan pencegahan yang memadai
harus diambil untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan
pekerjaan.
b . Harus disediakan sarana penyediaan untuk pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan, dengan
pelaksanaan separuh lebar, kecuali disediakan satu jalan pengalihan (alternatif) yang sesuai,
yang disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan lewat atas permukaan jalan yang baru diselesaikan
sampai lapis permukaan LATASTON (HRS) tersebut dipadatkan benar dan memuaskan Direksi
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
104
Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru terpasang akan dibatasi sampai 15
km/jam untuk paling sedikit selama 3 hari sesudah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung
jawab semua akibat lalu lintas yang diizinkan, sementara pekerjaan jalan sedang bedangsung.
(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan
Lapis permukaan HRS jadi, harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini dan mendapat
persetujuan Direksi Teknik. Luas lapisan permukaan yang tidak memenuhi persyaratan ini dan yang
dianggap tidak memuaskan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan atau
mengganti, menambah satu lapis tambahan dardatau cara lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik.
6.6.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
a. Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk LATASTON (HRS) diperoleh dari P.U. Propinsi,
Departemen P.U. (atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung ke tempat instalasi Campur
Pusat (CMP), kecuali DPUK mengadakan pengaturan alternatif.
b . Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan pengujian
laboratorium yang berhubungan dengan campuran pelaksanaan serta pengendalian mutu
produksi akan berada pada Tenaga Ahli (Engineer) yang bertugas pada C.M.P. (Instalasi
Campur Pusat).
c. Kualitas HRS harus memenuhi persyaratan umum Spesifikasi dari Spesifikasi Umum Bina
Marga, bulan Maret 1989 (buku 3 Bab 6.3).
(2) Agregat
a. Agregat Kasar
Agregat kasar tersebut harus terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun campurar, batu pecah
dengan kerikil dam bersih yang sesuai.
Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 6.6.1 berikut
TABEL 6.6.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR
UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS
19.0 100
12.5 30 - 100
9.5 0 - 55
4.75 0 - 10
0.075 0 - 1
b. Agregat Halus
Agregat halus akan terdiri dari pasir alam dan/atau batu disaring dalam kombinasi yang cocok,
dan harus bersih serta bebas dari gumpalan-gumpalan lempung dan benda-benda lain yang
harus dibuang. Gradasi agregat halus harus sesuai dengan Tabel 6.6.2 berikut
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
105
TABEL 6.6.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS
UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS
9.5 100
4.75 90 - 100
2.36 80 - 100
0.60 25 - 100
0.075 3 - 11
c. Filler (bahan harus sebagai pengisi)
Bahan filler akan terdiri dari debu batu kapur atau semen dan harus bebas dari setiap benda
yang harus dibuang. la akan berisi ukuran partikel yang 100% lolos 0,60 mm dan tidak kurang
dari 75% berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm (saringan basah)
d. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar
Agregat kasar yang digunakan untuk LATASTON (HRS), harus mematuhi syarat-syarat kualitas
yang diberikan pada Tabel 6.6.3 di bawah.
TABEL 6.6.3. SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR
URAIAN BATAS TEST
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40%
Bahan aspal setelah pelapisan dan pengelupasan Minimum 95%
(3) Bahan Aspal
a. Bahan aspal harus AC-10, aspal semen gradasi kental (kurang lebih ekivalen kepada Pen 80/100)
memenuhi persyaratan AASHTO M226 - Tabel 2.
b. Suatu bahan adhesi (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal,
bila diperintankan demikian deh Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada CMP
(Instalasi Campuran Pusat) Bahan additif (tambahan) harus dari satu jenis yang disetujui oleh
Ahli Teknik yang bertugas dan akan ditambahkan serta dicampur sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuat
6.6.3 Persyaratan Campuran
(1) Komposisi Campuran
a. Campuran aspal terdiri dari agregat, bahan filler dan bahan aspal. Komposisi rencana campuran
harus berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pata Tabel 6.6.4.
TABEL 6.6.4 KOMPOSISI CAMPURAN
FRAKSI RENCANA CAMPURAN PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT TOTAL
CAMPURAN ASPAL
Fraksi Agregat kasar (> 2.36 mm) 20 - 40
Fraksi Agregat Halus (2.36 mm-0.075 mm)
47 - 67
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
106
Fraksi Filler 5 - 9
KANDUNGAN ASPAL (% total atas volume)
Kandungan aspal effektif Minimum 5.8
Kandungan Aspal yang diserap Maksimum 1.7
Kandungan Aspal Total sebenarnya Minimum 7.3
Ketebalan film aspal Minimum 8 micron
b. Perbandingan rencana akhir dan formula campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh
pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan campuran rencana jang
sebenarnya harus diserahkan ke Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi ini pada Sub bab 6.6.1 (3).
(2) Sitat-Sifat Campuran
Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh Instalasi Campuran Pusat (CMP) diberikan pada Tabel
6.6.5.
TABEL 6.6.5 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN
SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS
Kandungan rongga udara campuran padat
% atas volume total campuran 4% - 6%
Tebal Film Aspal Mincron Minimum 8
Kuosien Marshall KN/mm 1.0 - 4.0
Stabilitas Marshall Kg 450 - 850
Stabilitas Marshall sesudah direndam 24 jam
% stabilitas asli Minimum 75%
6.6.4 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Alat Pelaksanaan
a. Jenis alat dan methoda operasi harus sesuai dengan Daftar Alat dan Unit Produksi yang disetujui
dan menurut petunjuk selanjutnya dari Direksi Teknik.
Pada umumnya alat yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver
(perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui, mampu bekerja sampai garis dan ketinggian
yang diperlukan, dengan persediaan pemanasan, screeding dan perataan sambungan campuran
aspal. Akan tetapi, dimana alat paver (perata) tidak dapat diperoleh dan tergantung kepada
perintah Direksi Teknik, meletakkan dan menghampar campuran harus dilakukan dengan tenaga
kerja, menggunakan garukan. sekop dan kereta dorong.
b. Jenis peralatan berikut, akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan penyelesaian.
i. Alat Pengangkutan
Sejumlah trek angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran
aspal, yang sesuai dengan program kerja yang disetujui. Truk-trek tersebut harus
dilengkapi dengan alas logam rata rapat, bersih dan yang sebelumnya dilapisi dengan
minyak pelumas.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
107
ii. Peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian
Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Peralatan Kontrak,
peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus sebuah paver (perata)
bertenaga mesin sendiri yang disetujui mampu bekerja sampai ke garis, tingkat
kemiringan dari penampang melintang yang diminta dan mampu memenuhi persyaratan
mengenai volume dan kualitas penanganan.
iii. Peralatan pemadatan
Untuk pemadatan lapis permukaan, peralatan berikut diperlukan.
Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau mesin gilas roda tandem
dengan total beret 6 ton-10 ton).
Sebuan mesin gilas ban pneumatic dengan tekanan angin dalam ban 8,5 kg/cm2
(120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballas dari 1500 kg-2500 kg beban per
roda.
iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat.
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekananan harus disediakan dengan
penyediaan untuk pemanasan aspal.
(2) Penyiapan Lapangan
a. Pemasangan di atas Lapis Pondasi Atas
I Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut telah memiliki bentuk dan profil
yang diminta tepat benar dengan penampang melintang rencana dan dipadatkan
sepenuhnya sehingga disetujui oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan
pemadatan di bawah Sub Bab 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari setiap
benda lepas atau yang harus dibuang.
ii. Sebelum meletakkan LATASTON (HRS), pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan
lapis Aspal Resap Pengikat pada suatti tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat
pemakaian yang lain menurut petunjuk Direksi Teknik (Lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi
ini).
b. Pemasangan di atas Permukaan Dengan Lapis Penutup yang ada
i. Bilamana Pemasangan sebagai lapis ulang terhadap permukaan beraspal yang ada,
setiap kerusakan pada permukaan perkerasan lama, termasuk lubang-lubang, bagian--
bagian ambles, pinggiran runtuh dan cacat permukaan lainnya, harus dibuat betul dan
diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
ii. Sebelum memasang LATASTON (HRS) permukaan lama harus kering dan disapu bersih
dari semua batu lepas serta bahan-bahan lainnya yang harus dibuang dan disemprot
dengan Lapis Aspal Pengikat yang disemprotkan pada satu tingkat pemakaian tidak
melebihi 0,5 l/m2 kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
108
(3) Penghamparan
a. Screed samping atau cetakan lain yang disetujui akan dipasang di pinggir perkerasantbahu jalan
mencapai garis dan ketinggian yang diperlukan.
b . Penghamparan dengan mesin
i. Sebelum permulaan operasi pengaspalan, Screed pada paver harus dipanaskan, dan
campuran aspal harus dituangkar, ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-
batas 140°C-110°C.
ii. Selama operasi paver, campuran aspal akan dihampar dan diturunkan sampai tingkat
ketinggian dan bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar
perkerasan atau sebagian lebar perkerasan yang praktis.
iii. Paver akan dioperasikan pada satu kecepatan yang tidak menyebabkan retak-retak
permukaan, robek-robek atau suatu ketidak teraturan lainnya pada permukaan. Tingkat
penghamparan harus mendapat persetujuan Direksi Teknik, memenuhi persyaratan tebal
rencana.
iv Bila suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan terjadi, paver tersebut
harus dihentikan dan tidak boleh mulai kerja lagi sampai penyebabnya telah ditemukan
dan dilakukan perbaikan. Bagian-bagian kasar atau bahan-bahan yang terpisah
(segregasi), harus dikoreksi dengan penyebaran fines (bagian halus) serta digaruk
dengan baik. Akan tetapi, penggarukan sedapat mungkin dihindarkan, dan partikel-.
partikel kasar tidak boleh disebarkan di atas permukaan yang discreed.
v. Harus dijaga supaya campuran tidak terkumpul dan mendingin di tempat sisi hopper atau
dimana saja dalam paver.
vi. Bilamana jalan tersebut diperkeras separuh lebar pada satu waktu, perkerasan pada
separuh lebar yang pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pelapisan
separuh lebar yang kedua.
c. Penghamparan dengan Tenaga Manusia
i. Harus-disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk pengangkut
dibongkar muatannya dan campuran aspal papas tersebut harus dihampar dengan
minimum penundaan. Bilamana digunakan truk bak rata untuk pengiriman, campuran
tersebut harus dibongkar dengan sekop dan dituang tegak di atas lintasan jalan demikian
sehingga sangat sedikit segregasi. Tidak boleh ada usaha menebarkan campuran
secara langsung dari truk.
ii. Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garu hanya digunakan
untuk merapikan permukaan. Mistar lengkung di tengah atau batang lurus harus
digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan screed.
iii. Bila diperlukan untuk penghamparan dengan tangan kedua sisi dan papan pembuat
punggung jalan di tengah harus dipasang dan campuran aspal akan disebar bekerja dari
papan pinggir ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.
Penghamparan harus dilaksanakan sehingga menghasilkan permukaan yang seragam
tanpa segregasi. Bila terjadi segregasi, partikel-partikel kasar harus disingkirkan dari
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
109
permukaan sebelum pemadatan dan dibuang. Tidak boleh ada coba-coba dengan
tangan.
(4) Pemadatan Permukaan LATASTON (HRS)
a. Pengendalian Temperatur
i. Secepatnya setelah campuran, selesai dihampar dan diratakan, permukaan harus
diperiksa dan ketidak rataan dibetulkan.
ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai bilamana
suhu campuran turun di bawah 110°C serta diselesaikan sebelum suhu turun di bawah
65°C.
iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggelasan secara barturut-turut
dengan urutan sebagai berikut:
Waktu sesudah dihampar
Suhu penggilasan
1 Tahap awal penggilasan 0 – 10 menit 110°C – 100°C
2 Penggilasan antara atau kedua
10 – 20 menit 110°C – 80°C
3 Penggilasan akhir 20 – 45 menit 80°C – 65°C
b. Prosedur Pemadatan
i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dilaksanakan dengan mesin gilas
roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilaksanakan dengan mesin
gilas ban. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.
ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja dan 6
km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic dan akar, selalu berjalan selambat mungkin
untuk menghindari pergeseran campuran panas. Garin penggilasan tidak boleh terlalu
berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara mendadak, yang mungkin
mengakibatkan penggeseran campuran.
iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara harus mengikuti sedekat mungkin di
belakang penggilasan awal dan akan dikerjakan sementara campuran tersebut masih
dalam temperatur yang akan menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir
akan dilakukan ketika bahan tersebut masih dalam kondisi yang cukup dapat dikerjakan
untuk menghapus/membuang tanda-tanda bekas injakan mesin gilas.
iv. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggir luar dan
berjalan sejajar dengan sumbu jalan menuju bagian tengah perkerasan, kecuali pada
penggilasan lengkungan superelevasi akan dimulai pada sisi bawah dan bergerak
menuju ke sisi yang tinggi. Lintasan-lintasan berikutnya dari mesin gilas harus berlapis
tindih pada paling sedikit setengah lebar mesin gilas serta lintasan tidak boleh berhenti
pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan sebelumnya.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
110
v. Ketika menggilas sambungan memanjang, penggilasan awal pertama-tama bergerak ke
atas jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm
roda kemudi berjalan di atas ujung perkerasan yang belum dipadatkan. Mesin gilas
tersebut akan melanjutkan sepanjang jalur ini menggeser posisinya sedikit-sedikit
melintang sambungan dengan lintasan berikutnya, sehingga diperoleh sambungan yang
rapih terpadatkan secara menyeluruh.
vi. Penggilasan akan bergerak maju menerus sebagaimana diperlukan untuk mendapatkan
pemadatan yang seragam selama waktu bahwa campuran tersebut dalam kondisi dapat
dikerjakan dan sampai semua bekas-bekas injakan mesin gilas serta ketidak teraturan
lainnya dihapus. Untuk mencegah melekatnya campuran, tersebut ke mesin gilas, roda-
roda tersebut harus selalu dijaga tetap basah, namun air yang berlebihan tidak diizinkan.
(5) Penyelesaian
a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai sampai
permukaan tersebut seluruhnya dingin dan memadat.
b. Permukaan LATASTON (HRS) sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung jalan
yang ditetapkan dan tingkat kemiringannya berada dalam toleransi yang telah ditentukan. Setiap
cara uran yang lepas dan pecah-pecah, bercampur dengan kotoran, atau yang tidak sempurna,
harus segera dipadatkan supaya sama dengan sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan
suatu kelebihan atau kekurangan bahan beraspal, atas perintah Direksi Teknik harus disingkirkan
dan diganti. Semua tempat-tempat tinggi, sambungan-sambungan tinggi, bagian ambles dan
berongga harus diperbaiki menurut permintaan Direksi Teknik.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor akan
merapihkan pinggiran-pinggiran dengan baik. Setiap bahan lebihan harus dipotong tegak setelah
penggilasan akhir, dan dibuang oleh Kontraktor menurut petunjuk Direksi Teknik.
(6) Penyelesaian Sambungan
a. Tidak boleh ada campuran dipasang menempel ujung-ujung bahan yang sudah digilas
sebelumnya, kecuali ujung-ujung tersebut dipotong kembali sampai permukaannya tegak. Suatu
laburan tipis lapisan aspal digunakan untuk permukaan-permukaan sambungan, yang dilakukan
akan diterapkan tepat sebelum tambahan campuran dipasang pada bahan yang telah digilas
sebelumnya.
6.6.5 Pengendalian Mutu
(1) Test laboratorium
a. Test laboratorium akan dilaksanakan oleh Ahli Teknik yang bertugas pada CMP (Instalasi
campuran Pusat) yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan spesifikasi umum dan memenuhi
persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel 6.6.5.
Data pengujian akan d:berikan kepada Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu serta pengujian
selanjutnya akan dilaksanakan bila diperlukan demikian oleh Direksi Teknik.
c. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus memperoleh dan menyediakan
catatan-catatan ujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa saringan, pengendalian suhu,
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
111
kepadatan/stabilitas/aliran Marshall, dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat di bawah
dalam Tabel 6.5.6.
TABEL 6.6.6. UJIAN LABORATORIUM UNTUK LATASTON (HRS)
TEST
REFERENSI TEST
TIPE AASHTO
BINA MARGA
Ketahanan terhadap Abrasi Agregat kasar ukuran kecil meng- gunakan mesin Los Angeles
T 96 PB 0206 –
76 Test Abrasi untuk Agregat < 19 mm.
Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat aspal
T 182 PB 0205 –
76 Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan
Ketahanan terhadap, kelelehan plastis campuran aspal meng gunakan instrumen Marshall
T 245 PC 0201 –
76
Test Marshall untuk pemilihan gradasi optimum dan kandungan bahan pengikat, termasuk :
Stabilitas Marshall
Nilai aliran Marshall
Kuosien Marshall
Kepadatan Marshall
Berat jenis maksimum campuran perkerasan aspal
T 209 - Untuk menentukan rongga udara dalam campuran dan penyerapan aspal oleh agregat.
Berat jenis menyeluruh campuran aspal dipadatkan
T 166 - Menentukan kerapatan pemadatan HRS terhadap persentasi kepadatan Marshall
Pengaruh panah dan udara terhadap bahan aspal (Test Film Oven ini)
T 179 - Menentukan pengaruh minimum ketebalan film
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang-lubang uji dan mengembalikan ke keadaan
semula dengan LATASTON (HRS) dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.
TABEL 6.6.7 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
i. Test permukaan perkerasan untuk kesesuaian dengan punggung jalan, kemiringan melintang dan ketinggian yang ditetapkan
Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal dan batang lurus panjang 3 m sesudah pemadatan awal dan pemadatan akhir.
ii. Pengujian kepadatan inti HRS terpasang dan dipadatkan
Contoh bahan inti harus diambil setiap 200 m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran yang sudah disatukan yang telah diuji, tidak boleh kurang dari 95% spesimen (contoh bahan) dipadatkan di laboratorium.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
112
iii. Ketebalan lapis permukaan
Ketebalan HRS terpasang yang harus dipantau dengan inti perkerasan atau dengan cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji sebagaimana diperintahkan.
iv. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk pengendalian kualitas, keseragaman dan pemadatan.
6.6.6. Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Produksi HRS harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam ton campuran
aspal HRS yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima oleh Direksi Teknik. Pengukuran
berdasarkan jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan dihitung, dan disertai dengan
data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Berat padat HRS akan diambil sebagai
2,20 ton/m3, kecuali dinyatakan lain.
(2) Volume HRS dihampar dan dipadatkan yang harus diukur untuk pembayaran, sebagai jumlah
meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang bagian
perkerasan diukur pada gada sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui
bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.
(3) Ketebalan HRS yang harus diukur untuk pembayaran harus tebal rencana dipadatkan
sebagaimana ditentukan atau diperintahkan deh Direksi Teknik secara tertulis. Volume untuk
pembayaran adalah luas diukur dikalikan dengan tebal HRS terpasang. Dalam kejadian bahwa
tebal HRS terpasang padat adalah kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dibuat dengan
menggunakan suatu volume yang diperbaiki yang sama dengan :
Luas diukur sebenarnya x rencanatebal
sebenarnya rata-ratadiukur tebal
Tidak ada penyesuaian volume akan dibuat untuk tebal yang melebihi tebal rencana kecuali
tambahan ketebalan tersebut telah diminta oleh Direksi Teknik secara tertulis.
(4) Bila satu lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat dipasang sesuai dengan kontrak
tertentu dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat tersebut
akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 dan 6.2.2 Spesifikasi ini.
(5) Bilamana HRS dipasang di atas satu lapis pondasi atas, pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan
lapis pondasi atas tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam
pekerjaan yang perlu untuk menyelesaikan lapis pondasi atas sesuai dengan persyaratan
spesifikasi Bab 5.2 atau Bab 5.3.
(6) Bilamana HRS dipasang di atas perkerasan aspal lama, pekerjaan yang diperlukan untuk
membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang l-untuh dan
bagian-bagian ambles, tidak boleh diukur dan dibayar sesuai dengan item pembayaran yang
relevan di bawah Bab 9.1 Spesifikasi ini.
(7) Bilamana perbaikan lapis permukaan yang tidak memuaskan telah dimintakan yang sesuai
dengan Sub Bab 6.6.1 (6) Spesifikasi, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
113
pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan.
(8) Tidak ada tambahan pengukuran atau pembayaran yang dibuat untuk pengujian bahan-bahan
yang diperlukan di bawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan dianggap telah
dimasukkan dalam item pembayaran bagi LATASTON (HRS).
6.6.7 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga
yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang
mana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan-
pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan lapis permukaan LATASTON
sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
6.6.1 Produksi LATASTON (HRS) Ton
6.6.2 Memasang LATASTON (HRS) Meter persegi
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
114
BAB 6.7 LAPIS ASPAL BETON PONDASI ATAS PERATA (LASTON
ATAS) -ATB LEVELLING-
6.7.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu lapisan pengatur pondasi atas yang padat, tahan lama, disusun
dari agregat dan bahan aspal dicampur di dalam satu instalasi campur pusat (CMP) dan digunakan untuk
maksud penguatan perkerasan yang ada dan pembentukan ulang perkerasan sampai punggung jalan
dan kemiringan melintang yang benar sebelum dipasang satu lapis ulang permukaan baru.
(2) Toleransi Ukuran
a. Tebal praktis minimum lapis pondasi atas perata adalah 4 cm, dan ketebalan yang harus
dipasang, harus sampai tingkat dan ketinggian yang diatur di lapangan serta sebagaimana
dipedntahkan oleh Direksi Teknik. Tebal rata-rata yang ditetapkan pada gambit rencana adalah
berdasarkan pemeriksaan visual dan diberikan sebagai perkiraan tebal rata-rata yang diperlukan.
b. Lapis pondasi atas perata tidak boleh dipasang dalan, lapisan melebihi ketebalan 10 cm padat
c. Bila diuji dengan satu mal punggung jalan atau bating lurus 3 m, variasi permukaan selesai pada
setiap titik lapis pondasi atas perata tidal boleh melebihi 10 mm dari permukaan atau ketinggian
yang telah ditetapkan.
(3) Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan Contoh bahan berikut kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari
sebelum pekerjaan dimulai.
a. Contoh bahan campuran aspal disertai rincian sumber pengadaan.
b. Formula campuran pelaksanaan beserta data test pendukung dari laboratorium Instalasi Campur
Pusat (CMP) yang menunjukkan kecocokan dengan persyaratan kualitas Spesifikasi ini.
(4) Pembatasan Cuaca
Lapis Aspal Beton Pondasi Atas perata (LASTON ATAS) akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca
kering dan permukaan perkerasan kering.
(5) Pengendalian Lalu Lintas
a. Pengendalian laluIglu lintas harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan Syarat-syarat
Umum Kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta tindakan-tindakan pencegahan yang
memadai harus diambil untuk mengarahkan dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan
pekerjaan.
b. Harus pelaksanaan separuh lebar jalan, terkecuali disediakan satu jalan pengalihan (alternatif)
yang pantas dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.
c. Tidak ada lalu lintas yang diizinkan lewat di atas permukaan jalan yang baru selesai sampai
lapisan aspal pondasi atas tersebut dipadatkan benar-benar sehingga memuaskan Direksi
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
115
Teknik: Kecepatan lalu lintas di atas permukaan terpasang yang baru tersebut harus dibatasi
sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam setelah penyelesaian. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas semua akibat Ialu lintas yang diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan
sedang berlangsung.
(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan
Lapis Aspal Pondasi Atas perata harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan
sampai disetujui Direksi Teknik. Luas lapis pondasi atas perata yang tidak mematuhi kepada
persyaratan-persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan
cara menyingkirkan dan mengganti, menambah satu lapisan tambahan dan/atau dengan suatu tindakan
lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik.
6.7.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
a. Semua bahan yang diperlukan untuk lapis aspal pondasi atas perata akan didapat dari Dinas
Pekerjaan Umum Propinsi, Dep. Pekerjaan Umum (atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung
kepada CMP (Instalasi Campur Pusat), terkecuali DPUK mengadakan pengaturan alternatif.
b. Tanggung jawab untuk persetujuan semua sumber pengadaan dan pelaksanaan test
laboratorium yang berhubungan dengan campuran pelaksanaan dan pengendalian mutu
produksi akan berada pada Tenaga Ahli (Engineer) yang bertugas dan bertanggung jawab di
CMP (Instalasi Campur Pusat).
c. Kualitas campuran Aspal untuk Lapis Pondasi Atas Perata tersebut harus memenuhi persyaratan
umum Spesifikasi, Spesifikasi Umum Bina Marga tertanggal Maret 1989 (Buku 4 bab 6.3).
(2) Agregat
a. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk Lapis Aspal Pondasi Atas Perata terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun
satu campuran batu pecah dengan kerikil alami bersih yang sesuai.
Gradasi agregat kasar harus,memenuhi persyaratan pada Tabel 6.7.1 berikut
TABEL6.7.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK AGREGAT KASAR LAPIS ASPAL BETON PONDASI ATAS PERATA
UKURAN SARINGAN
mm
PERSENTASI LOLOS
ATAS BERAT
19.0 100
12.5 95 – 100
9.5 50 – 100
4.75 0 – 50
0.075 0 – 5
b. Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari pasir alami dan/atau batu yang disaring dalam kombinasi yang cocok,
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
116
dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang.
Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai dengan Tabel 6.7.2 berikut ini:
TABEL 6.7.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT PALUS LAPIS ASPAL BETON-PONDASI ATAS PERATA
UKURAN SARINGAN mm PERSENTASI LOLOS
9.0 100
4.75 90 – 100
2.36 80 – 100
0.60 25 – 100
0.075 3 - 11
c. Filler (bahan halus pengisi)
Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen dan harus bebas dari benda-benda yang
harus dibuang. Ia akan berisi ukuran partikel yang 100% lolos saringan 0,60 mm dan tidak
kurang dari 75% atas dasar berat partikel-partikel yang lolos saringan 0,075 mm.
d. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar
Agregat kasar yang harus digunakan untuk lapis aspal beton pondasi atas perata harus
memenuhi syarat-syarat kuaFitas yang-diberikan pada Tabel 6.7.3 di bawah.
TABEL 6.7.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR LAPIS ASPAL PONDASI ATAS
PERATA
URAIAN BATAS TEST
Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Maksimum 40%
Penahanan Aspal setelah pelapisan dan pengelupasan
Minimum 85%
(3) Bahan Aspal
a. Bahan aspal harus aspal semen gradasi kental yang memenuhi persyaratan AASHTO M 226
Tabel 2. Pemilihan harus dari dua gradasi berikut
Grade AC-10 (kurang lebih ekivalen dengan Pen 80/100)
Grade AC-20 (kurang lebih ekivalen dengan Pen 60/70)
b. Suatu bahan adhesif (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal,
jika diperintahkan demikian oleh Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada CMP
(Instalasi Campur Pusat). Bahan additive (tambahan) tersebut harus dari jenis yang disetujui Ahli
Teknik yang bertugas serta harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk-petunjuk
pabrik pembuat.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
117
6.7.3 Persyaratan Campuran
(1) Komposisi Campuran
a. Campuran aspal akan terdiri dari agregat, bahan filler dan bahan aspal. Komposisi rencana
campuran akan berada di dalam batas-batas yang diberikan pada Tabel 6.7.4.
TABEL 6.7.4 KOMPOSISI CAMPURAN
FRAKSI RENCANA CAMPURAN PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT
TOTAL CAMPURAN ASPAL
Fraksi Agregat kasar (>2.36 mm) 40 - 60
Fraksi Agregat Halus (2.36 mm -0.075 mm)
26 - 49.5
Fraksi Filler (bahan halus pengisi) 4.5 - 7.5
KANDUNGAN ASPAL (% total atas volume)
Kandungan aspal effektif
Kandungan Aspal yang diserap Minimum 5.5
Kandungan Aspal Total sebenarnya Maksimum 1.7
Ketebalan film aspal Minimum 6.0
b. Perbandingan campuran final dan formula campuran pelaksanaan akan ditentukan dengan
pengujian laboratorium dan campuran rencana sebenarnya harus diserahkan kepada Pimpinan
Proyek DPUK yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini pada Sub Bab 6.7.1 (3).
(2) Sifat-Sifat Campuran
Sifat-sifat campuran harus mematuhi syarat-syarat dari CMP (Instalasi Campuran Pusat) yang diberikan
pada Tabel 6.7.5 di bawah.
TABEL 6.7.5 PERSYARATAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN
SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS
Kandungan rongga udara campuran padat
% atas volume total campuran 4% - 6%
Kuosien Marshall KN/mm 1.8 - 5.0
Stabilitas Marshall Kg 450
Stabilitas Marshall sesudah direndam 24 jam
% stabilitas asli Minimum 75%
6.7.4 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan Instalasi
Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi Teknik.
Pada umumnya peralatan yang akan dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver
(perata) bertenaga mesin sendiri yang mampu bekerja sampai garis dan ketinggian yang
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
118
diperlukan dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran
aspal. Akan tetapi dimana tidak satupun paver (perata) dapat diperoleh dan tergantung kepada
Instruksi Direksi Teknik, pemasangan dan penghamparan dapat dilakukan dengan tenaga kerja,
menggunakan garukan, sekop dan gerobak dorong.
b. Jenis peralatan ini akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan penyelesaian
i. Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran
aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk tersebut
harus dilengkapi dengan dasar (bak) logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya
dilapisi minyak bakar.
ii. Peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian
Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi,
peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga
mesin sendiri yang mampu bekerja sampai ke garis, kemiringan dari penampang
melintang yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap
volume dan penampilan kualitas.
iii. Peralatan Pemadatan
Untuk pemadatan lapis aspal beton pondasi atas, diperlukan peralatan berikut:
Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau tandem 6 ton-10 ton total berat).
Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg - 2500 kg muatan per roda.
iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Pengikat.
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan
untuk pemanasan aspal.
(2) Penyiapan Lapangan
a. Perkerasan lama harus dibersihkan dari bahan-bahan lepas dan lunak, serta setiap kerusakan
pada perkerasan karena lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran runtuh darn carat-carat
permukaan harus dibetulkan dan diperbaiki sehingga mendapat persetujuan Direksi Teknik.
b. Sebelum memasang lapis aspal beton pondasi atas perata, permukaan lama harus kering dan
dibersihkan dari semua batu lepas serta bahan-bahan lain yang harus dibuang dan harus
disemprot dengan lapis aspal pengikat pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2,
terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
(3) Penghamparan
a. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, screed samping atau cetakan lain yang disetujui harus
dipasang sepanjang pinggir bahu jalan/perkerasan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.
b. Penghamparan dengan mesin
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
119
i. Sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver-harus dipanaskan dan campuran
aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-
batas berikut
Untuk Grade AC-10, batas suhu : 140°C - 110°C
Untuk Grade AC-20, batas suhu : 150°C - 120°C
i i . Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus dihampar dan diratakan
sampai, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang ditentukan di atas seluruh
lebar perkerasan atau selebar yang praktis.
iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-
retak pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penghamparan harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi
Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.
iv. Jika suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan telah terjadi, paver
tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya
ditemukan dan diperbaiki. Bagian-bagian yang kasar atau bahan yang telah segregasi
harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik.
Akan tetapi penggarukan sejauh mungkin harus dihindari, dan partikel kasar tidak boleh
disebarkan di atas permukaan yang discreed.
v. Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin pada sisi hopper atau
dimana saja pada paver.
vi. Bila jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu, pengerasan separuh
lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pengerasan separuh lebarjalan
yang kedua.
c. Penghamparan dengan Tenaga Manusia
i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk angkutan
dibongkar muatannya, serta campuran aspal panas tersebut dihampar dengan
penundaan minimum. Bilamana truk-truk bak datar digunakan untuk pengiriman,
campuran tersebut harus dibongkar muatannya dengan sekop dan dituangkan secara
tegak di atas lintasan jalan sedemikian sehingga menimbulkan segregasi sesedikit
mungkin. Tidak boleh ada coba-coba untuk menghampar campuran tersebut secara
langsung dari truk.
ii. Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garuk hanya digunakan
untuk merapihkan permukaan. Papan punggung jalan atau batang lurus akan digunakan
untuk mengatur permukaan diantara papan screed.
iii. Dimana diperlukan untuk penghamparan dengan tangan, kedua papan pinggir dan
papan punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus dihampar, bekerja dari
papan pinggir 'menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.
Penghamparan harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam
tanpa segregasi. Bilamana terjadi segregasi, partikel kasar harus disingkirkan dari
permukaan sebelum pemadatan dan dibuang. Tidak boleh ada coba-coba mencampur
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
120
kennbali dengan tangan.
(4) Pemadatan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata
a. Pengendalian Suhu
i . Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan harus
diperiksa dan ketidak rataan harus diperbaiki.
i i . Temperatur campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai
dan diselesaikan bilamana suhu campuran turun sampai di bawah batas-batas berikut
ini.
Grade AC-10-Mulai 110°C dan selesai 65°C
Grade AC-20-Mulai 125°C dan selesai 80°C
i i i . Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggilasan secara berturut-turut
dengan urutan sebagai berikut:
Waktu sesudah dihampar
Suhu penggilasan °C
AC – 10 AC- 20
1. Tahap awal penggilasan 0 – 10 menit 110 – 100 125 – 110
2. Penggilasan antara atau kedua
10 – 20 menit 100 – 80 110 – 95
3. Penggilasan akhir 20 – 45 menit 80 – 65 95 - 80
b. Prosedur Pemadatan
i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dikerjakan semuanya dengan
mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan,
dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan
roda kemudi sedekat mungkin ke paver.
i i. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6
km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu
berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan
penggeseran campuran.
i i i. Penggilasan kedua atau penggilasn antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin di
belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran
tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum.
Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi
cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas injakan roda mesin gilas.
iv. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah
luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian tengah
perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi
rendah yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesh gilas akan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
121
bertumpang tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh
berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan sebelumnya.
v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harus
bergerak di alas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebih dari
15 cm roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin
gilas harus terus menerus sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit
menyilang sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu
sambungan yang dipadatkan rapi secara menyeluruh.
vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk
mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut
dalam kondisil dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas roda mesin gilas
dan ketidakteraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran
pada mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan
tidak diizinkan.
(5) Penyelesaian
a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai sampai
permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan memadat.
b. Permukaan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai
punggung jalan dan kemiringan yang ditetapkan di dalam toleransi yang. ditentukan. Setiap
campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang tidak
sempurna, harus segera dipadatkan supaya sama dengan sekitarnya dan setiap luas yang
menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi Teknik akan
disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi, bagian ambles dan bagian
yang berongga harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus
memperbaiki pinggiran-pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap bahan-bahan yang
berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan akhir, dan dibuang oleh Kontraktor menurut
Direksi Teknik
(6) Penyelesaian Sambungan
a. Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel pada, lapisan yang sudah digilas
sebelumnya, kecuali pinggirannya telah dipotong sampai satu permukaan tegak. Satu
penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk lapis aspal pengikat harus dipakai sebelum
tambahan campuran dipasang menempel pada bahan yang digilas sebelumnya.
6.7.5. Pengendalian Mutu
(1) Test Laboratorium
a. Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas dan bertanggung jawab
pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Umum dan
untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel 6.7.5. Data uji harus
disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jlka perlu, dan pengujian lebin lanjut harus
dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
122
b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan menyediakan
catatan-catatan pengujian untuk produksi setlap hari, meliputi analisa saringan, pengendalian
suhu, kepadatan/stabilitas/aliran Marshall dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat
dalam Tabel 6.7.6.
TABEL6.7.6 TEST LABORATORIUM UNTUK LATASTON PERATA (ATB)
TEST
REFERENSI TEST
TIPE AASHTO
BINA MARGA
Ketahanan terhadap Abrasi Agregat kasar ukuran kecil menggunakan mesin Los Angeles
T 96 PB 0206 –
76
Test Abrasi untuk Agregat <19 mm.
Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat aspal
T 182 PB 0205 –
76
Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan
Ketahanan terhadap, kelelehan plastis campuran aspal menggunakan instrumen Marshall
T 245 PC 0201 –
76
Test Marshall untuk pemilihan gradasi optimum dan kandungan aspal meliputi:
Stabilitas Marshall
Nilai aliran Marshall
Kuosien Marshall
Kepadatan Marshall
Berat jenis maksimum campuran perkerasan aspal
T 209 -
Untuk menentukan rongga udara dalam campuran dan penyerapan aspal oleh agregat.
Berat jenis menyeluruh campuran aspal dipadatkan
T 166 -
Menentukan berat padat lapis aspal beton pondasi atas dengan persentasi berat Marshall
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan terkecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji untuk contoh inti dan mengembalikan ke
keadaan semula dengan bahan ATB dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.
TABEL 6.7.7 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
i. Test permukaan perkerasan untuk kesesuaian dengan punggung jalan, kemiringan melintang dan ketinggian yang ditetapkan
Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal dan batang lurus panjang 3 m sesudah pemadatan awal dan pemadatan akhir.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
123
ii. Pengujian berat/ kepadatan inti lapis aspal beton pondasi atas perata yang terpasang dan dipadatkan (AASHTO T 166)
Contoh inti harus diambil setiap panjang 200 m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran yang sudah disatukan yang telah diuji, tidak boleh kurang dari 95% spesimen (contoh bahan) padat laboratorium.
iii. Ketebalan lapis permukaan
Ketebalan lapis ATB terpasang yang harus dipantau dengan inti perkerasan atau dengan cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji sebagaimana diperintahkan.
iv. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk pengendalian kualitas, keseragaman dan pemadatan.
6.7.6 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Produksi lapis ATB perata harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam ton
campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik. Pengukuran akan
berdasarkan pada jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan telah dihitung, dan disertai
dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Begat jenis padat ATB-akan
diambil sebagai 2,25 ton/m3 terkecuali dinyatakan lain.
(2) Volume ATB Lapisan Perata yang dihampar dan dipadatkan akan-diukur untuk pembayaran
sebagai jumlah meter kubik terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai
panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata dan
tebal rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.
(3) Bilamana suatu lapis aspal pelekat dipasang sesuai dengan persyaratan kontrak tertentu dan
Daftar Penawaran, lapis aspal pelekat tersebut akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item
pembayaran 6.2.2 Spesifikasi ini.
(4) Pekerjaan yang diperlukan untuk memperbaiki perkerasan yang ada termasuk memperbaiki
lubang-lubang, pinggiran runtuh dan daerah-daerah ambles, tidak boleh diukur dan tidak boleh
dibayar dibawah bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar menurut item-tem pembayaran, yang
relevan di bawah Bab 9.1 Spesifikasi ini.
(5) Bilamana perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan Sub Bab
6.7.1 (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahah pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra
atau volume yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.
(6) Tidak ada penambahn pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian bahan-bahan
yang diperlukan di bawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian akan dianggap sudah
dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata
(LATASTON).
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
124
6.7.7 Daftar Pembayaran
Volume yang ditentukan seperti diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga-harga
yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang
mana harga-harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-
biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata (LATASTON)
sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan
Pengukuran
6.7.1. Produksi bahan LASTON Ton
6.7.2 Pemasangan lapis atas beton pondasi atas perata
Meter kubik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
125
BAB 6.8 ASPAL BETON (A.C)
6.8.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapis aus permukaan tahan lama dan padat dari campuran
aspal dikenal sebagai Aspal Beton (sama dengan LASTON), tersusun dari sejumlah agregat tertentu,
filler dan aspal semen dihasilkan dari instalasi campuran pusat (CIMP) dan dipasang sesuai dengan
spesifikasi-spesifikasi ini dengan ketebalan 4 cm-5 cm, atau seperti yang diminta demikian dalam Daftar
Penawaran. Campuran aspal beton tersebut akan dipasang sebagai satu lapis permukaan baru di atas
lapis pondasi atas yang dibentuk sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang di atas suatu perkerasan
dengan lapis penutup yang ada, dan perlu digunakan di atas jalan dengan lalu lintas berat serta
kemiringan terjal.
(2) Toleransi Ukuran
a. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal rencana. Tidak
ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Aspal Beton padat kurang dari 90% tebal rencana.
Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan persyaratan di lapangan atas keputusan Direksi
Teknik dan yang diberitahukan secara tertulis kepada Kontraktor.
b. Variasi permukaan Aspal Beton selesai dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan tidak boleh
melebihi 5 mm pada setiap titik bilamana diuji dengan satu mistar batang lurus panjang 3,0 M.
(3) Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik pada paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai:
a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pangadaan.
b. Formula campuran pelaksanaan dan data uji pendukung yang diperoleh dari laboratorium
Instalasi Campur Pusat (CMP) yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan mutu
Spesifikasi im.
(4) Pembatasan Cuaca
Aspal beton akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan perkerasan
kering pula.
(5) Pengendalian Lalu Lintas
a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat
umum, kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-tindakan pencegahan
untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lain lintas selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Harus disediakan sarana untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh lebar
perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan (alternatif jalan yang sesuai sehingga disetujui
oleh Direksi Teknik.
c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan lewat di atas permukaan jalan yang-baru selesai sampai
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
126
lapis permukaan aspal beton dipadatkan sepenuhnya hingga memuaskan Direksi Teknik.
Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru dipasang harus dibatasi sampai 15 km/jam
untuk paling sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung jawab
untuk semua akibat dari lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan berlangsung.
(6) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan
Lapis permukaan selesai (jadi) dari Aspal Beton harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang bdak memenuhi
persyaratan-persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan
cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambahan dan/atau cara lain yang dipandang
perlu oleh Direksi Teknik.
6.8.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
a. Semua bahan yang diperlukan untuk Aspal Beton akan didapat dari Dinas Pekerjaan Umum
Propinsi, Departemen Pekerjaan Umum (atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung ke CMP
(Instalasi Campur Pusat), kecuali DPUK membuat pengaturan alternatif.
b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan test
laboratorium yang diperlukan yang berhubungan dengan campuran percobaan dan pengendalian
mutu produksi berada pada Ahli Teknik (Engineer) yang bertugas dan bertagggung jawab di CMP
(Instalasi Campur Pusat).
c. Kualitas aspal beton harus memenuhi persyaratan Spesifikasi umum, Spesifikasi Umum Bina
Marga bulan Maret 1989 (Buku 3 Bab 6.3).
(2) Agregat
a. Agregat Kasar
Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari batu pecah
dengan kerikil alami yang bersih.
Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 6.8.1 berikut:
TABEL 6.8.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR UNTUK ASPAL BETON
UKURAN SARINGAN
mm
PERSENTASI LOLOS
ATAS BERAT
19.0 100
12.5 30 – 100
9.5 0 – 55
4.75 0 – 10
0.075 0 – 1
b. Agregat Halus
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
127
Agregat halus terdiri dari pasir alam dan/atau batu pecah tersaring dalam kombinasi yang cocok,
dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang.
Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai dengan Tabel 6.3.2 berikut.
TABEL 6.8.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS UNTUK ASPAL BETON
UKURAN SARINGAN
mm
PERSENTASI LOLOS
ATAS BERAT
9.5 100
4.75 90 - 100
2.36 80 - 100
0.60 25 - 100
0.075 3 - 11
c. Filler
Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas dari suatu benda yang
harus dibuang. la berisi ukuran partikel yang 100% lolos saringan 0,60 mm dan tidak kurang dari
75% atas berat partikel yang lolos saringan 0,075 (saringan basah).
d. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar
Agregat kasar yang digunakan untuk Aspal Beton harus mematuhi syarat kualitas yang diberikan
pada Tabel 6.8.3 di bawah.
TABEL 6.8.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR
URAIAN BATAS TEST
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40%
Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan
Minimum 95%
(3) Bahan Aspal
a. Bahan aspal harus AC-10 aspal semen gradasi kental (kurang lebih ekivalen kepada Pen 80/100)
memenuhi persyaratan AASHTO M 226-Tabel 2).
b. Suatu bahan adhesiv (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal,
jika diminta demikian oleh Direksi Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada UAP
(Instalasi Campur Pusat). Bahan tambahan tersebut harus satu jenis yang disetujui Ahli Teknik
(Engineer) yang bertugas pada CMP dan harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan
petunjuk Pabrik Pembuat.
6.8.3 Persyaratan Campuran
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
128
(1) Komposisi Campuran
a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, bahan filler dan bahan aspal. Komposisi rencana
campuran berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada Tabel 6.8.4.
TABEL 6.8.4 KOMPOSISI CAMPURAN
FRAKSI RENCANA CAMPURAN PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT
TOTAL CAMPURAN ASPAL
Fraksi Agregat kasar (>2.36 mm) 30 - 50
Fraksi Agregat Halus (2.36 mm-0.075 mm)
39 - 59
Fraksi Filler 4.5 - 7.5
KANDUNGAN ASPAL (% total atas volume)
Kandungan aspal effektif Minimum 6.2
Kandungan Aspal yang diserap Maksimum 1.7
Kandungan Aspal Total sebenarnya Minimum 6.7
Ketebalan film aspal Minimum 8 micron
b. Perbandingan campuran final dan formula-campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh pengujian
laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratoriun CMP dan campuran rencana sebenarnya harus
diserahkan kepada Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi pada
Sub Bab 6.8.1 (3).
(2) Sifat-Sifat campuran
Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh CMP (Instalasi Campur Pusat) diberikan pada Tabel 6.8.5
di bawah.
TABEL 6.8.5 PERSYARATAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN
SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS
Kandungan rongga udara campuran padat
% atas volume total campuran 4% - 6%
Tebal Film Aspal Mincron Minimum 8
Kuosien Marshall KN/mm 1.0 - 4.0
Stabilitas Marshall Kg 550 - 1250
Stabilitas Marshall sesudah direndam 24 jam
% stabiNtas asli Minimum 75%
6.8.4 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis peralatan dan mathoda operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan Instalasi
Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi Tekhik.
Pada umumnya peralatan yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver
(perata) bertenaga mesin sendih yang mampu bekerja mencapai garis dan ketinggian yang
diperlukan dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran
aspal beton. Akan tetapi dimana tidak satupun paver (perata) dapat diperoleh dan tergantung
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
129
kepada Instruksi Direksi Teknik, pemasangan dan penghamparan dapat dilakukan dengan
tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop dan gerobak dorong.
b. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan. dan penyelesaian.
i. Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran
aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk tersebut
harus dilengkapi dengan dasar bak logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya
dilapisi minyak bakar.
ii. Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian
Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi,
peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga
mesin sendiri yang mampu bekerja sampai ke garis, kemiringan dari penampang
melintang yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratanpersyaratan terhadap
kinerja volume dan kinerja kualitas.
iii. Peralatan Pemadatan Untuk pemadatan lapis permukaan tersebut diperlukan peralatan
sebagai berikut:
Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau tandem 6 ton-10 ton total berat).
Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg-2500 kg muatan per roda.
iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Resap Pelekat atau Lapis Aspal Pelekat.
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekananan harus disediakan dengan
penyediaan untuk pemanasan aspal.
(2) Penyiapan Lapangan
a. Pemasangan di atas lapis Pondasi Atas
i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan profilnya harus sama
benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang rencana dan dipadatkan
sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan
persyaratan pemadatan di bawah Bab 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari
setiap benda yang lepas dan harus dibuang.
ii. Sebelum memasang aspal beton, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan Lapis
Aspal Resap Pengikat pada satu tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat lainnya menurut
perintah Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).
b. Pemasangan di atas Satu Permukaan Aspal yang ada
i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang di atas satu permukaan aspal
yang ada, setiap kerusakan pada permukaan parkerasan yang ada, termasuk lubang-
lubang, bagian ambles, pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya harus dibetulkan
dan diperbaiki sampai disetujui Direksi Teknik.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
130
ii. Sebelum pemasangan Aspal Beton, permukaan yang ada harus kering dan dibersihkan
dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan disemprot dengan
lapis Aspal Pengikat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2,
kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
(3) Penghamparan
a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang perkerasan/bahu jalan
sampai garis dari, ketinggian yang diperlukan.
b. Penghamparan dengan Mesin
i. Sebelum operasi pengaspalan dimulai, screed paver harus dipanaskan dan campuran
aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-
batas antara 140°-110°C.
ii. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus dihampar dan diturunkan
sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas
seluruh lebar perkerasan yang mungkin.
iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-
retak pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penghamparan harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi
Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.
iv. Jika terjadi suatu segregasi, penybbekan atau pencungkilan permukaan, paver tersebut
harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya ditemukan dan
diperbaiki. Bagian-bagian yang kasar atau bahan yang telah segregasi harus diingat
betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi
penggarukan harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar tidak boleh disebarkan
di atas permukaan yang discreed.
v. Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin pada sisi hopper atau
dimana saja pada paver.
vi. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu pengerasan
separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pengerasan separuh
lebar jalan yang kedua.
c. Penghamparan dengan Tenaga Manusia
i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk angkutan
dibongkar muatannya, serta campuran aspal panas tersebut dihampar dengan
penundaan minimum. Bilamana truk-truk bak datar digunakan untuk pengiriman,
campuran tersebut harus dibongkar muatannya dengan sekop dan dituangkan secara
tegak di atas lintasan jalan sedemikian sehingga menimbulkan segregasi sesedikit
mungkin. Tidak boleh ada coba-coba dilakukan untuk menyebar campuran tersebut
secara langsung dari truk.
ii. Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garu yang digunakan untuk
merapihkan permukaan. Papan punggung jalan atau batang lurus akan digunakan untuk
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
131
mengatur permukaan diantara papan screed.
iii. Dimana diperlukan untuk penghamparan dengan tangan, kedua papan pinggir dan
papan punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus dihamparkan, bekerja
dari papan-pinggir menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.
Penghamparan harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam
tanpa segregasi. Bilamana terjadi segregasi, partikel kasar harus disingkirkan dari
permukaan sebelum pemadatan dan dibuang tangan dicoba untuk mencampur kembali
dengan tangan.
(4) Pemadatan Lapis Aspal Beton
a. Pengendalian Suhu
i. Secepatnya setelah campuran tersebut selesai dihampar dan diratakan, permukaan
tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas tidak baik harus diperbaiki.
ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai ketika
suhu campuran tersebut turun di bawah 110°C dan harus diselesaikan sebelum suhu
turun di bawah 65°C.
iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari bga penggilasan secara berturut-turut,
dengan urutan penggilasan sebagai berikut:
Waktu sesudah dihampar
Suhu penggilasan
1 Tahap awal penggilasan 0 – 10 menit 110°C – 100°C
2 Penggilasan antara atau kedua
10 – 20 menit 100°C – 80°C
3 Penggilasan akhir 20 – 45 menit 80°C – 65°C
b. Prosedur Pemadatan
i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya dengan mesin
gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan dengan
sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda
kemudi dekat ke paver.
ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6
km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk
menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu
berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan
penggeseran campuran.
iii. Penggilasan kedua atau penggilasn antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin di
belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran
tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum.
Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi
cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas roda mesin gilas.
iv. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah
luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian tengah
perkerasan, keculai pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi
rendah yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dan mesin gilas akan
bertumpang tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
132
berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan sebelumnya.
v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat per-lama-tama harus
bergerak di atas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebiti dah
15 cm roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin
gilas harus terus menerus lewat sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit demi
sedikit menyilang sambungan tersebut dengar, lintasan berikutnya, sampai diperoleh
satu sambungan yang dipadatkan rapth secara menyeluruh.
vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk
mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut
dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas roda mesin gilas
dan ketidak teraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran
pada mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan
tidak diizinkan.
(5) Penyelesaian
a. Alat berat atau mesin giias tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai sampai
permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.
b. Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung jalan dan
ketinggian yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang menjadi
lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan, kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna
dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas di sekitarnya dan
setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi
Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi, bagian
ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus
memperbaiki pinggiran-pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap bahan-bahan yang
berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuang oleh Kontraktor sehingga
disetujui Direksi Teknik.
(6) Penyelesaian Sambungan
a. Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel bahan ujung yang sudah digilas
sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali sampai satu permukaan
tegak. Satu penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk permukaan permukaan kontak harus
dipakai tepat sebelum tambahan campuran dipasang menempel bahan yang digilas sebelumnya.
6.8.5 Pengendalian Mutu
(1) Test Laboratorium
a. Test laboratorium harus dilaksanakan olah Tenaga Ahli yang bertugas dan bertanggung jawab
pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Umum dan
untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel 6.7.5. Data uji harus
disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan pengujian lebih lanjut harus
dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan
menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa saringan,
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
133
pengendalian suhu, kepadatan/stabilitas/aliran Marshall dan penyerapan aspal oleh agregat.
Ujian ini dicatat dalam Tabel 6.7.6.
TABEL6.8.5 TEST LABORATORIUM ASPAL BETON
TEST REFERENSI TEST
TIPE AASHTO BINA MARGA
Ketahanan terhadap Abrasi Agregat kasar ukuran kecil menggunakan mesin Los Angeles
T 96 PB 0206 – 76 Test Abrasi untuk Agregat <19 mm.
Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat aspal
T 182 PB 0205 – 76 Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan
Ketahanan terhadap kelelehan plastis campuran aspal menggunakan instrumen Marshall
T 245 PC 0201 – 76
Test Marshall untuk pemilihan gradasi optimum dan kandungan aspal, meliputi:
Nilai Stabilitas Marshall
Nilai aliran Marshall
Kuosien Marshall
Kepadatan Marshall
Berat jenis maksimum campuran perkerasan aspal
T 209 -
Untuk menentukan rongga udara dalam campuran dan penyerapan aspal oleh agregat.
Berat jenis menyeluruh campuran aspal dipadatkan
T 166 -
Menentukan berat padat lapis aspal beton pondasi atas dengan persentasi berat Marshall
Pengaruh panah dan udara terhadap bahan aspal
T 179 - Menentukan tebal film efektif minimum
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan terkecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji dan mengembalikan ke keadaan semula
dengan bahan Aspal Beton dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Teknik.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
134
TABEL 6.8.7 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
i. Test permukaan perkerasan untuk kesesuaian dengan punggung jalan, kemiringan melintang dan ketinggian yang ditetapkan
Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal dan punggung dan batang lurus panjang 3 m setelah pemadatan awal dan pemadatan akhir.
ii. Pengujian berat/ kepadatan inti aspal beton terpasang dan dipadatkan (AASHTO T 166)
Contoh bahan inti harus diambil setiap panjang 200 m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran yang sudah disatukan yang telah diuji, tidak boleh kurang dari 95% bahan (specimen) padat laboratorium.
iii. Ketebalan lapis permukaan
Tebal lapis beton terpasang yang harus dipantau dengan inti perkerasan atau dengan cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji sebagaimana diperintahkan.
iv. Kualitas
Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk pengendalian mutu, keseragaman dan pemadatan.
6.8.6 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Produksi lapis Aspal Beton harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam
ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik. Pengukuran
akan berdasarkan pada jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan telah dihitung, dan
disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Berat jenis padat ATB
akan diambil sebagai 2,25 ton/m3 terkecuali dinyatakan lain.
(2) Volume Aspal-Beton yang dihampar dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran sebagai
jumlah meter'persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang
bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur
dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.
(3) Tebal aspal beton yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana padat yang telah
ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal bahwa tebal
padat yang dipasang kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan dengan
menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama dengan :
Luas diukur sebenarnya x rencanatebal
sebenarnya rata-ratadiukur tebal
Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal yang dapat diterima
yang melebihi tebal rencana, kecuali penambahan tebal tersebut telah diminta oleh Direksi
Teknik secara tertulis.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
135
(4) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang yang sesuai dengan persyaratan
kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat tersebut
akan diukur dalam, liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 dan 6.2.2 Spesifikasi ini.
(5) Bilamana aspal beton diletakkan di atas lapis pondasi atas, pekerjaan mempersiapkan dan
memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam
pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesian lapis pondasi atas tersebut yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi Bab 5.2 atau Bab 5.3.
(6) Bila Aspal Beton dipasang di atas perkerasan aspal yang ada, pekerjaan yang diperlukan untuk
membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur, dan bagian-
bagian yang ambles, tidak boleh diukur dan dibayar di bawah bab ini, tetapi akan diukur dan
dibayar sesuai dengan item-item pembayaran yang relevan di bawah Bab 9.1 Spesifikasi ini.
(7) Bila perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan Sub Bab 6.8.1 (6)
Spezifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume
yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.
(8) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian bahan-bahan
yang diperlukan di bawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian akan dianggap sudah
dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan lapis Aspal Beton.
6.8.7 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan seperti diberikan di atas akan dibayar fee satuan pengukuran pada harga-harga
yang dimasukkan-dalam Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang
mana harga-harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh. bagi semua pekerjaan dan biaya-
biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lapis Aspal Beton sebagaimana diuraikah sebelumnya
dalam bab ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan
Pengukuran
6.8.1 Produksi aspal beton Ton
6.8.2 Memasang aspal beton Meter persegi
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
136
BAB 7
KONSTRUKSI BETON
BAB 7.1 PEKERJAAN BETON
7.1.1 Umum
(1) Uraian
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang
diminta/disyaratkan.dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet), yang
memiliki karakteristik tertentu.
b. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah agregat
halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila dicampur
dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat-kasar Berta
memberikan suatu permukaan akhiryang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang dimasukkan
kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk
memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau bahan
kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali
diminta demikian didalam persyaratan Kontrak khusus.
(2) Peraturan (Code) Beton
Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia-PBI tahun 1971 atau perbaikan yang
terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan secara lain
atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI
1971.
(3) Kelas-kelas Beton
Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel 7.1.1.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
137
TABEL 7.1.1-KELAS-KELAS BETON
Kelas Rujukan Mutu Jenis Uraian
I BO Non Struktural Beton kurus untuk alat pondasi dan perataan pondasi
II
K 125 Struktural Beton masa tanpa tulang untuk pondasi dasar, penutup pipa-pipa
K 175 Struktural Beton dengan penulangan ringan digunakan untuk pondasi pelat, dinding-dinding Kaison, Kereb. dan jalan setepak
K 225
Konstruksi beton bertulang termasuk gelagar-gelagar, kolom-kolom lantai pelat lantai dinding penahan, gorong-gorong pipa, gorong-gorong kotak persegi
III
K 275 sampai K 350
Struktural Beton bertulang mutu tinggi untuk lantai jembatan, dan bagian-bagian konstruksi utama lainnya
K 400 Struktural Bagian-bagian Konstruksi beton pratekan dan tiang-tiang beton pracetak
(4) Toleransi
a. Toleransi dimensi
Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 6 meter ± 5 mm
Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter ± 15 mm
Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding Nol
Antar Kepala Jembatan (Abutment) ± 10 mm
b. Toleransi posisi (dari titik acuan) + 10 mm
c. Alinyemen vertikal untuk kolom-kolom dan dinding-dinding ± 10 mm
d. Toleransi ketinggian permukaan ± 10 mm
e. Toleransi untuk selimut beton di atas baja tulangan
Sampai 5 cm atau lebih 0 dan ± 5 mm
Selimut dari 5 cm sampai 10 cm ± 10 mm
(5) Penyerahan-Penyerahan
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan untuk
pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan kecocokkan
dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.
b. Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyerahkan gambar-
gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan untuk mendapaikan
persetujuan.
c. Kontraktor harus melapor kepada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelum pencampuran
atau pengecoran beton.
(6) Penyimpanan bahan-bahan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
138
a. Agregat harus disimpan secara terpisah, sesuai dengan ukuran-ukuran untuk mencegah terjadinya
pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan rapi mengikuti waktu penyerahannya,
sehingga pemakaiannya dapat diatur dan semen tidak akan menjadi terlalu lama disimpan.
Waktu kadaluwarsa penyimpanan semen baton konstruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen
yang sudah mengeras, tidak diizinkan digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan konstruksi.
b. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus dijaga sehingga semen
tidak lembab atau kantong rusak. Keadaan penyimpanan untuk bahan-bahan yang harus dipakai
dilapangan, harus memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal mengenai
karakteristik bahan-bahan (NI-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan-bahan (PBI 1971, pasal
3.9)
(7) Kondisi Cuaca
Pada umumnya, pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus dilakukan pada keadaan
cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan
yang diperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan, dan Direksi Teknik harus menentukan
apakah pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau ditunda sampai membaiknya
keadaan cuaca.
Kontraktor tidak boleh/dapat menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang ditdak karena hujan.
(8)
Perbaikan-perbaikan Pekerjaan Beton yang tidak memuaskan
a. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai toleransi (kelonggaran),
sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir permukaan, harus diperbaiki menurut perintah
Direksi Teknik dan dapat meliputi:
Perubahan dalam perbandingan campuran
Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak memuaskan oleh Direksi Teknik.
Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonnya ternyata tidak memuaskan.
b. Dalam hal terjadi perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik mengenai mutu pekerjaan
beton, Direksi Teknik akan meminta Kontraktor untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat
membuat penilaian mutu yang benar.
7.1.2 Bahan
(1) Semen
a. Semen yang digunakan untuk Pekerjaan Baton harus dipilih berasal dari salah satu jenis P.C.
(Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi Spesifikasi AASHTO M85
Tipe I Pemakaian umum-tanpa sifat-sifat khusus
Tipe II Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat yang moderat (sedang)
Tipe III Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang tinggi
Tipe IV Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah
Tipe V Digunakan jika diperlukan ketahanan (resistensi) terhadap sulfat yang tinggi
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
139
b. Kecuali diizinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada pekerjaan harus
diperoleh dari satu sumber pabrik.
(2) Air
Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan baton harus bersih dan babas dari bahan-bahan
yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Direksi Teknik dapat
meminta Kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber yang
dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO T26).
(3) Agregat
a. Persyaratan Umum
i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.
ii. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel 7.1.2. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada Tabel 7.1.3.
iii. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan (acuan)
iv. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
v. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik, dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik menggunakan pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.
iv. Pasir Laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.
b. Gradasi Agregat
Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel 7.1.2 berikut ini,
namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak, apabila kontraktor
dapat menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat dihasilkan beton
yang memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan.
TABEL 7.1.2. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT
UKURAN SARINGAN PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT
STANDAR (mm)
IMPERIAL (inches)
AGREGAT HALUS
PILIHAN AGREGAT KASAR
50 2 - 100 - - -
37 1 ½ - 95 - 100 100 - -
25 1 - - 95 - 100 100 -
19 3/4 - 35 - 70 - 90 - 100 100
13 1/2 - - 25 - 60 - 90 - 100
9,5 3/8 100 10 - 30 - 20 -55 40 - 70
4,75 #4 95 - 100 0 - 5 0 - 10 0 - 10 0 - 15
2,36 #8 - - 0 - 5 0 - 5 0 - 5
1,18 #16 45 - 80 - - - -
0,3 # 50 10 - 30 - - - -
0,15 # 100 2 - 10 - - - -
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
140
c. Syarat-Syarat Mutu Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini yang diberikan
pada Tabel 7.1.3 di bawah.
TABEL 7.1.3 SYARAT-SYARAT KEADAAN MUTU AGREGAT
URAIAN
BATAS PENGUJIAN
AGREGAT KASAR
AGREGAT HALUS
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) 40% -
Kehilangan kesempurnaan sodium sulfat setelah 5 putaral
12% 10%
Prosentase gumpalan lempung dan partikel serpih 2% 0.5%
Bahan-bahan yang lolos saringan 0,0'75 mm (#200) 1% 3%
(4) Filler (bahan pengisi) sambungan
a. Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan-sambungan harus memenuhi persyaratan
AAS7HTO M 173 - jenis Elastis dituangkan papas.
b. Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan-sambungan harus memenuhi
persyaratan AASHTO-M153. Filler Bentuk Karet Spons (bunga karang) dan Filler Gabus
Sambungan Muai.
7.1.3 Perencanaan Campuran Beton
(1) Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan Berat)
Untuk semua pekerjaan beton konstruksi dan pekerjaan beton utama, perbandinganperbandingan bahan
untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir,
dan harus sesuai dengan batasan yang diberikan pada Tabel 7.1.4. Gradasi dan ukuran maksimum
agregat harus sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan pada Tabel 7.1.2.
TABEL 7.1.4 PERBANDINGAN (PROPOR91) DISAIN CAMPURAN BETON (BERDASARKAN BERAT)
KELAS BETON
BERAT SEMEN TOTAL (Kg/m3)
UKURAN AGREGAT MAX. YANG
DISARANKAN (mm)
PERBANDINGAN AIR/ SEMEN OPTIMUM
KELAS A
KELAS B PERBANDINGAN
(RATIO)
DNG BERAT (Kg/m2)
K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150
K 350 425 25.0 19.0 0.42 180
K 275 400 25.0 19.0 0.42 170
K 225 350 37.5 25.0 0.46 160
K 175 300 37.5 25.0 0.50 150
K 125 250 50.0 25.0 0.52 130
B 1/0 225 50.0 37.5 0.60 135
K 225
(didalam
400 37.5 25.0 or 19.0 0.53 210
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
141
air)
Catalan : Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 harus ditentukan oleh Persyaratan kekuatan yang ditetapkan
(2) Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume)
Untuk pekerjaan beton yang kecil, dan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik secara tertulis,
bahan-bahan untuk beton dapat citakar berdasarkan volume atau suatu kombinasi berat dan volume.
Tindakan-pencegahan berikut ini harus dilakukan :
a. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.
b. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak ukuran yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukari secara jelas. Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan perata diatas.
c. Jika ika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume tambahan pasir yang mengembang karena kadar air.
i. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan volume dan untuk
pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk kadar air.
Kondisi Pasir Kandungan Air
Pasir amat basah 100 - 130 Kg/m3
Pasir basah sedang 60 - 65 Kg/m3
Pasir lembab 30 - 35 Kg/m3
ii. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan untuk menentukan besarnya pengembangan.
d. Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang sesuai.
e. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut yang
diberikan pada Tabel 7.1.5.
TABEL 7.1.5 PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN-PEKERJAAN KECIL (BERDASARKAN VOLUME)
Campuran
Nominal (Dengan volume bahan kering)
Volume Untuk 200 Kg Beton
Kelas Pekerjaan
Semen (40 kg)
Kantong
Pasir (m3)
Agregat Kasar (m3)
Air (liter)
Lembab Kering
Pasir Pasir
Lembab Kering
1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100
Gelagar, pelat lantai, kolom-beton bertulang
1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109
Pelat-lantai beton bertulang dan beton tanpa tulang
1:2, 5:5 5 0.41 0.34 0.68 95 132
Beton masaa, dinding penahan dan pekerjaan umum
1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154 Pondasi beton masa
Catatan : Semen 40 kg bervolume 0,035 km3
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
142
(3) Campuran Percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan dengan
membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh Direksi Teknik,
menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterima, asakan hasil-hasil pengujian memuaskan dan
memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam Tabel 7.1.6.
(4) Persyaratan Sifat-sifat Campuran
a. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
dan slump (penurunan) seperti ditetapkan dalam Tabel 7.1.6 di bawah atau yang disetujui Direksi Teknik,
bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan
dalam spesifikasi ini.
TABEL 7.1.6 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN BETON
Kelas Beton
Kekuatan Tekan Minimum (Kg/cm2) Slump Yang Diizinkan (mm)
Kubus 15 cm Silinder 15 cm x
30 cm Digetar Tanpa Digetar
7 hari 28 hari 7 hari 28
hari
K 400 40-60
K 350 225 350 190 290 40-60 -
K 275 175 275 145 230 40-60 -
K 225 145 225 120 185 40-60. -
K 175 110 175 90 145 40-60 50-80
K 125 80 125 65 100 - 40-100
K 225
(didalam air) 145 225 120 185
-
75-175
Catatan : Untuk pengu ian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji silinder, persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83% dari kekuatan kubus
b. Beton-untuk pekerjaan-pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai dengan Tabel
7.1.5 harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump minimum yang diberikap pada-Tabel 7.1.7.
TABEL 7.1.7 SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN KECIL
Campuran Nominal
Kekuatan Tekan Minimum (Kg/cm2)
Slump yang diizinkan (mm) (Tanpa getar)
Kubus 15 cm Silinder 15 cm x 30
cm
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
1:2:3 175 260 145 215 -
1:2:4 150 210 125 175 60-100
1:2,5:5 90 125 75 100 40-100
1:3:6 - - - - -
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
143
c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah standar
dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui
penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.
d. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang ditentukan,
Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil kekuatan di
bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil langkah-langkah demikian
yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga
memuaskan Direksi Teknik.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada Tabel 7.1.6
dan 7.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus diperbaiki seperti
yang ditetapkan pada Bab 7.1.1 (8).
Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan pengambilan contoh
bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik, persiaoan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta
pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.
(5) Penyesuaian campuran
a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan
i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki dan
kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan menurut
aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau
volume agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan semen yang
ditunjukan menurut talon aslinya tidak diganti, atau perbandingan air/ semen yang
ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai tidak
dilampaui.
ii. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan cara
lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan kemudahan
dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik seperti
dinyatakan di bawah:
b. Penyesuaian Kekuatan
i. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah disetujui,
kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah tertulis Direksi
Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui
bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah diusulkan perbandingan-perbandingan baru berdasarkan
pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
c. Bahan campuran Tambahan (additive)
i. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah Direksi Teknik
secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta volume bahan campuran tambahan
tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik dan akan digunakan secara ketat sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat.
ii. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji dalam campuran
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
144
percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di lapangan.
7.1.4 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Pencampuran Beton di Lapangan
a. Mencampur dengan pencampur (mixer) beton.
Beton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan dengan mesin serta jenis
yang disetujui, mengenai syarat dan ukuran-ukuran yang akan menjamin suatu campuran yang
merata/homogen.
i. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, pencampur tersebut
harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu sarana pengukuran untuk
mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap takaran.
ii. Waktu pencampuran bdak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin sampai kapasitas 3/4
m3. Diatas ukuran ini, jangka waktu pencampuran minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap
penambahan 1/2 m3 campuran beton.
iii. Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati/diisi dengan agregat yang sudah ditakar
beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang pendek sebelum ditambah air.
iv. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pencampur tersebut harus dikosongkan
sama sekali dari takaran sebelumnya.
b. Pencampuran dengan Tangan
Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan sebuah
pencampur mesin (mixer), Direksi Teknik dapat menyetujui pencampuran beton secara' manual sesuai
dengan prosedur berikut ini :
i. Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan (alas) yang keras bersih
dan kedap air.
ii. Urutan pencampuran haruslah
Ukurlah volume agregat kasar dan agregat harus yang diperlukan dengan alat
takaran kotak, dan tempatkan agregat halus diatas agregat kasar.
Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen tersebut.
Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali sehingga bahan-bahan
tersebut bercampur menyeluruh.
Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi dengan ujung
semprotan, campurkan terus dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut
mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan yang merata.
(2) Penyiapan Lapangan
a. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua pemasangan yang
diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik. Bahan-bahan harus telah diuji dan
ditempatkan yang baik serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk digunakan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
145
b. Sernua penunjangan, pondasi-pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Teknik, serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton di-cor.
c. Semua acuan, penulangan dan sarana-sarana pelengkap lainnya harus ditempatkan secara
benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah penggeseran.
(3) Acuan/Cetakan
Acuan/cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis, dan letak
pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan berikut.
i. Acuan/cetakan fabrikasi dapat dan kayu atau baja dengan sambungan yang kedap terhadap
adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan mengeras beton. permukaan sebelah dalam dari acuan/cetakan
harus bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan, dan harus
disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum digunakan.
ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk permukaan bangunan yang
tidak kelihatan (expose), tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata harus digunakan untuk
permukaan yang kelihatan (expose).
iii. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 mm dipasang di sudut.
iv. Penguatan acuan/cetakan terdiri dari baut-baut, klemp atau sarana lain yang akan digunakan
menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan selama pengecoran beton, dan
acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga dapat dibongkar tanpa rnerusak permukaan
beton jadi (selesai).
v. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah dapat digunakan yang
tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut akan didukung oleh galian yang
dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapihkan dengan tangan sampai ukuran yang
diperlukan.
vi. Acuan untuk beton yang dicor di bawah air, harus kedap air dan dijamin kekakuannya untuk
mencegah suatu penggeseran.
Catatan : Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah) bagi jembatan-jembatan
mengaou kepada “Petunjuk Perencanaan Jembatan”
(4) Mengangkut dan Menempatkan Beton
a. Pengangkutan beton campuran dari tempat penyampuran hingga tempat pengecoran harus
dilaksanakan secara harus dan secara efisien untuk mencegah segregasi dan kehilangan bahan-
bahan (air, semen, atau agregat)
b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang miring harus disetujui
Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan kemiringan peluncur serta cara
pelaksanaan.
c. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan persiapan
lainnya telah diseiesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan telah diperiksa serta disetujui oleh
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
146
Direksi Teknik. Untuk keperluan ini Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 24 jam
sebelumnya.
d. Beton harus dicampur dan di-cor dalam posisi final di dalam jangka waktu 60 menit, atau dalam
waktu yang lebih pendek sebagaimana diminta Direksi Teknik berdasarkan jenis semen yang
digunakan.
e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi segregasi agregat dan tidak ada
beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih besar dari 1,50 meter.
f. Pengecoran beton harus dilaksanakan sebagai satu pekerjaan yang menerus tanpa penghentian
sampai akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan konstruksi yang sudah disiapkan
sebelumnya.
g. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk dinding-dinding
beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.
(5) Pengecoran Beton Dalam Air
Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan atau diminta demikian untuk keperluan
perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh Kontraktor harus disetujui secara tertulis oleh Direksi
Teknik dan persyaratan berikut harus diterapkan
a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur dengan air
sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari :
Pengecoran beton dengan pemompaan
Pengecoran beton dengan alat tremie
Pengecoran beton dengan alat bucket (ember) yang menuang dibawah
b. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan
dan bilamana diminta demikian, Kontraktor harus melaksanakan satu uji coba menunjukkan
(memperlihatkan) keefaktifan peralatan tersebut.
c. Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton tersebut tidak
tercampuri dengan air karena kesalahan sambungan-sambungan atau kerusakan alat. Setiap
kegagalan akan menjadi tanggung jawab Kontraktor, yang akan mengambil tindakan
pencegahan dan diminta untuk membongkar dan mengganti beton rusak tersebut sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(6) Sambungan Konstruksi
a. Lokasi sambungan-sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan sebelumnya dan
ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui olah Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan.
Persyaratan umum berikut ini harus diterapkan
i. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan bagian-bagian
struktural, kecuali ditentukan lain sebelumnya.
ii. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan
ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.
iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang-batang tulangan harus ditempatkan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
147
memotong sambungan-sambungan untuk membentuk konstruksi yang monolit
iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya, disediakan untuk sambungan konstruksi
dalam dinding, pelat lantai, dan antara kaki-kaki dan dinding-dinding.
v. Sambungan konstruksi harus dibuat menembus dinding sayap.
vi. Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau kemacetan
pemasokan beton, Kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk membuat sambungan konstruksi tambahan menurut perintah Direksi Teknik.
(7) Pemadatan Beton
a. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam yang disetujui, apabila diperlukan
dilengkapi dengan pemampatan adukan beton.
Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui demikian oleh Direksi Teknik dan akan terdiri
dari pemadatan tumbuk (cerucuk) di dalam campuran beton dengan tongkat pemadat, bersama-
sama dengan pemukulan yang menerus sisi luar cetakan.
b. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi sampai waktu yang
diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa menyebabkan segregasi
bahan-bahan.
c. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar ke dalam beton
cor yang masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus dimasukkan ke dalam campuran
beton sejajar dengan sumbu memanjang, dan digetar selama 30 detik pada setiap lokasi berjarak
masing-masing 45 cm (lihat PBI 1971).
d. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang di-cor setiap
jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton empat meter kubik.
(8) Penyelesaian dan Perawatan Beton
a. Pembongkaran Cetakan
i. Tidak ada acuan/cetakan yang boleh dibongkar sebelum beton telah cukup kaku dan mengeras
dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri (mendukung) sendiri. Harus diperoleh izin dari
Direksi Teknik sebelum pembongkaran berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung
jawab Kontraktor terhadap keselamatan pekerjaan
ii. Jangka waktu minimum yang diperlukan antara pengecoran dan pembongkaran acuan diberikan
pada Tabel 7.1.8.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
148
TABEL 7.1.8 WAKTU UNTUK MEMBONGKAR ACUAN
LOKASI DALAM STRUKTUR WAKTU
MINIMUM PERSYARATAN KEKUATAN
Pinggir Dinding, kolom, balok, kereb
2 hari Acuan yang didukung oleh
penyokong atau perancah lain, tidak boleh dibongkar sampai beton
tersebut telah meraih paling sedikit 60% kekuatan rencana
Dasar lantai (Slab) 12 - 14 hari
Dukungan dibawah gelegar bawah, balok, rangka atau lengkungan
14 hari
iii. Untuk memudahkan penyelesaian, acuan/cetakan yang digunakan pada pekerjaan
hiasan, tangga, parapet Bar, lain-lain, dapat dibongkar setelah 12 jam.
b. Permukaan Jadi (Selesai)
i. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera setelah pembongkaran
cetakan. Seluruh sarana penunjang dari kayu atau dari logam dan lidah-lidah tonjolan dari
adukan harus dibongkar.
ii. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus sehingga disetujui oleh Direksi Teknik:
Apabila ada rongga-rongga besar nampak keluar, beton harus disumbingkan kembali. sampai
bahan yang keras dibasahi dengan air dan dilapisi dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan
beton terdiri dari satu bagian semen dan dug bagian pasir harus dilapiskan kemudian sampai
bentuk permukaan yang diperlukan.
c. Perawatan Beton
i. Dimulai segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap hujan lebat, panas
matahari, atau setiap kerusakan pisik yang dapat menggeser beton tersebut
ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan menutup dengan
pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus direndam dengan air untuk satu
jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4
hari berikutnya.
iii. cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah.
d. Pemeriksaan Akhir pekerjaan Beton
Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28 hari, asalkan
semua cara dan kondisi sebagaimana dieter dalam spesifikasi dan ditunjukkan pada Gambar Rancangan
telah dipenuhi selengkapnya. Penyimpangan dari Gambar Rancangan, spesifikasi-spesifikasi dan/atau
petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan atau kerusakan kepada pekerjaan-
pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaharui yang
sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk-petunjuk Direksi Teknik, akan merupakan tanggung jawab
Kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
7.1.5 Pengendalian Mutu
(1) Pengujian-pengujian Laboratorium
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
149
Pengujian-pengujian laboratorium berikut ini, harus merupakan rujukan dan pengujian-pengujian
dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratanpersyaratan
spesifikasi ini.
TABEL 7.1.9 PENGUJIAN LABORATORIUM UNTUK BETON
PENGUJIAN
REFERENSI PENGUJIAN
TIPE
AASHTO BINA
MARGA
Analisa saringan Agregat halus dan Agregat kasar
T 27 PB 0201-76
Untuk memenuhi persyaratan gradasi menentukan ukuran dan distribusi partikel agregat kasar dan agregat halus.
Kekeruhan organik dalam pasir untuk beton
T 21 PB 0207-76
Menentukan kekeruhan organik dengan menggunakan larutan Sodium Hydroxide dan mengacu kepada penyelesaian (solusi) warna standar
Jumlah bahan-bahan yang lebih halus dari saringan 0,075 dalam agregat
T 11 PB 0208-76
Menentukan total volume bahan-bahan yang lebih halus dari 0.075 mm.
Catatan : Mungkin diperlukan penerapan prosedur basah dan prosedur kering dibawah T 27.
Mutu air yang harus digunakan dalam beton
T 26 PB 0301-76 Penentuan keasaman atau alkalinitas, total zat padat dan inorganik
Gumpalan lempung dan
Partikel pecahan dalam agregat
T 112 -
Menentukan dengan % gumpalan lempung dan partikel-partikel pecahan dasar agregat halus (setelah pengujian T11)
Kekerasan agregat oleh
Penggunaan Sodium Sulfat atau Mangesium Sulfat
T 104 -
Menentukan kekerasan agregat terhadap keasuhan cuaca.
Ketahanan terhadap abrasi, agregat kasar ukuran kecil dengan menggunakan mesin Los Angeles
T 96 PB 0206-76
Test abrasi untuk pengujian agregat kasar < 37,5 mm.
Kekuatan tekan contoh uji beton silinder
T 22
Pengujian kekuatan tekan contoh bahan beton pada 7 hart dan 28 hari, memenuhi persyaratan spesifikasi (label referensi 6.4.3.(3) dan 6.4.3.(4)
(2) Pengendalian Lapangan
Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan pemulihannya harus dikerjakan oleh Kontraktor
memenuhi perintah dan berdasarkan persetujuan oleh Direksi Teknik.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
150
TABEL 7.1.10 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Mengecor dan merawat Beton
Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan pekerjaan termasuk galian, cetakan, penulangan, dan untuk pemadatan, penyelesaian, serta perawatan.
b. Pembongkaran Cetakan
Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan dan jadwal Kerja Kontraktor, pemeriksaan dan persetujuan untuk pembongkaran.
c. Test untuk Pengembangan Agregat Halus
Test-test pengendalian yang sederhana harus dilakukan jika diminta oleh Direksi Teknik untuk menentukan kandungan air dalam agregat sebelum pencampuran.
d.
Test Slump untuk Kekentalan dan Kemudian dikerjakan, Campuran Beton basah. AASHTO T 119 PC 0101-7
Test penurunan (slump) untuk setiap takaran besar hasil beton, dan seperti serta jika diminta oleh Direksi Teknik.
e. Test Kekuatan Tekan AASHTO T22
Satu test kekuatan tekan (dengan tiga contoh bahan uji) yang harus dilakukan untuk setiap 60 m3 beton campuran yang di cor. Sebagai tambahan paling sedikit satu test untuk setiap bagian struktur yang terpisah. Dimana mutu beton menjadi perselisihan, contoh bahan uji inti harus dipotong dan diuji seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
f.
Test Agregat Halus untuk gumpalan lempung dan partikel-partikel pecahan AASHTO T 112
Test harus dilakukan seperti dan jika diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk memeriksa mutu agregat halus atau pasir yang digunakan di lapangan
7.1.6 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam meter kubik beton
yang digunakan dan diterima di dalam pekerjaan yang sesuai dengan ukuranukuran yang ditunjukkan
pada gambar rencana beserta kelas-kelas beton atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa atau barang lain yang ditanam
seperti penulangan, penghentian air (water stops), lubang-lubang drainase, dan pipa-pipa berdiameter 20
cm atau kurang.
(2) Beton yang harus dicor dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran, seperti:
a. Beton struktural bertulang kelas K 17.5; K 225; K 275; K 350; dan K 400 (kelas yang
sebenarnya harus dicantumkan dalam Daftar Penawaran).
b. Beton tidak bertulang, kelas K 125 dan Bo.
(3) Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian atau pekerjaan
persiapan lainnya, bagi acuan atau/cetakan perancah untuk balok-balok dan slab (lantai) dengan panjang
5 meter atau kurang (tidak termasuk konstruksi jembatan), pemompaan, penyelesaian, perawatan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
151
mengeras, penyediaan lubang lepas dan urugan kembali terhadap struktur beton yang barusan selesai.
Samna pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan
beton, akan dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.
(4) Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran bagi pekerjaan cetakan
yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan beton yang sesuai dengan item pembayaran bersangkutan
dan dimasukkan dalam “Spesifikasi Umum Jembatan Kabupaten”.
(5) Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang digunakan dalam
pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, akan tetapi akan diukur dan
dimasukkan untuk pembayaran di bawah item pembayaran terpisah yang disediakan di tempat lain dalam
Spesifikasi ini.
(6) Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah diperintahkan
demikian yang sesuai dengan Sub Bab 7.1.1 (8) Spesifikasi ini, tidak ada pembayaran tambahan yang
dibuat untuk pekerjaan extra (tambahan) atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan
tersebut.
7.1.7 Dasar Pembayaran
Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar untuk pengukuran per
satuan harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang diberikan di
bawah ini, yang harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh semua pekerjaan dan
biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian Pekerjaan Beton seperti diuraikan sebelumnya dalam
Bab ini.
B E T O N
Nomor ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN
PEMBAYARAN
7.1.1 Beton struktur bertulang Meter kubik
7.1.2 Beton tidak bertulang Meter kubik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
152
BAB 7.2 BAJA TULANGAN UNTUK BETON
7.2.1 URAIAN
(1) Umum
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan batang baja
tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton, sesuai dengan spesifikasi dan
gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(2) Toleransi
a. Fabrikasi
Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul-betul sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 (N.I.-2).
b. Kelonggaran penempatan
Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang atau ukuran maksimum
agregat kasar ditambah 1 cm, dengan minimum 3,0 cm, yang mana lebih besar.
Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan lapis atas diletakkan
tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas/jarak vertikal minimum 2,5 cm.
c. Selimut Beton (terhadap tulangan)
Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton minimum menutupi pinggir
luar penulangan, diberikan pada Tabel 7.2.1 untuk beberapa macam kondisi yang didapat.
TABEL 7.2.1 SELIMUT BETON SAMPAI PENULANGAN
Ukuran batang tulangan yang harus ditutup
Permukaan beton yang dapat dilihat
Permukaan beton tidak
terbuka
Permukaan beton terbuka dibawah permukaan air
Batang dia. 16 mm dan lebih kecil
3,5 cm 4,0 cm 5,0 cm
Batang diatas dia.16 mm 4,5 cm 5,0 cm 6,0 cm
Ukuran toleransi penutup tulangan harus ±5 mm
ii. Untuk beton bertulang dibawah muka air yang tidak dapat dijangkau (dilihat) atau beton yang
akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang membuat karat, penutup minimum harus
ditambah menjadi 7,5 cm.
(3) Penyerahan-Penyerahan
a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram pembengkokan dan daftar batang untuk
penulangan yang disyaratkan.
Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk kontrak atau seperti
petunjuk Direksi Teknik.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
153
b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan mutu batang-
batang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan mutu batang atau dengan baja
yang dilas untuk digunakan dalam pekerjaan.
(4) Penyimpanan dan Penanganan
a. Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan pekerjaan, diikat dan masingmasing
ditandai yang sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan ukuran batang, panjang, ukuran dan
informasi lainnya yang diperlukan untuk identifikasi yang baik.
b. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan cara yang baik
untuk mencegah distorsi (terbengkokkan), karat, atau kerusakan yang lain.
(5) Perbaikan Kualitas Baja atau Penanganan yang tidak memuaskan
a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar batang dan diagram
pembengkokan, dan untuk meyakinkan bahwa daftar urutan dipakai secara benar. Baja tulangan
yang disediakan yang tidak sesuai dengan persyaratan sebenarnya atau spesifikasi, harus
ditolak dan diganti atas biaya kontraktor.
b. Baja Tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan didalam pekerjaan.
i. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikasi yang diuraikan
dalam PBI 1971 (NI-2).
ii. Baja Tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau daftar batang kecuali
dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik.
iii. Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak Direksi Teknik.
c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan pengadaar, batangbatang
lurus untuk pembuatan dan penggantian baja tulangan yang ditolak oleh Direksi Teknik atau sebaliknya
ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam hal kesalahan fabrikasi, batang harus tidak
dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali tanpa persetujuan. Direksi Teknik atau dilakukan dengan
lain cara yang akan merusak atau rnelemahkan baja.
Pembengkokan ulang batang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak boleh digunakan
batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali pada tempat yang sama.
7.2.2 Bahan-Bahan
(1) Batang Baja Penulangan
a. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2).
Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang digunakan untuk beton bertulang harus mutu U 24
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Catatan: Untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan secara khusus
dalam Daftar Penawaran.
b. Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai dengan
sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan mutu. Jika mutu baja diragukan, Direksi Teknik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
154
dapat meminta baja tersebut untuk diuji.
c. Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, lumpur, minyak, gemuk, atau
karat.
(2) Penulangan Anyaman Baja
Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja dilas pabrik sesuai
dengan AASHTO M 55 dan harus diadakan dalam lembar rata atau gulungan seperti yang disyaratkan
oleh Direksi Teknik.
(3) Penopang (ganjal) Penulangan
Penopang (ganjal) yang digunakan untuk menahan penulangan di tempatnya, harus terbuat dari batang
kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pracetak (3 x 3 cm) dibuat dari adukan semen (1 :
2).
Tidak ada jenis lain penopang akan diizinkan kecuali seizin Direksi Teknik.
(4) Kawat Pengikat Penulangan
Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamanan batang tulangan baja, harus kawat baja
sesuai dengan PBI 1971 (NI-2) dan disetujui Direksi Teknik.
7.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Pabrikasi Baja Tulangan
Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang yang diperlukan dibengkokkan secara hati-
hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta.
Batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan dua kali. Pemanasan batang tulangan harus
dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi Teknik, dimana harus dipertahankan sampai kepada
pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan kemungkinan pemanasan yang paling rendah.
Apabila jari-jari pembengkokan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan di dalam gambar rencana, ia
harus paling sedikit 5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U 24) atau 6,5 kali diameter batang
yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait dan begel harus dibengkokkan sesuai dengan PBI
1971 (NI-2)
(2) Penempatan dan Pengikatan
a. Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin kondisi pengikatan
yang baik.
b. Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi Teknik
dan dalam batas toleransi yang diuraikan pada Bab 6.3.1.b. Dalam keadaan apapun, penulangan
dilarang terletak langsung di alas acuan/cetakan.
c. Batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk menghindari perpindahan
tempat selama penuangan dan penempatan beton. Pengelasan batang bersilang atau beget kepada baja
tegangan utama tidak diizinkan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
155
d. Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI 1971 (NI-2) dan
diuraikan lebih lanjut di bawah ini
i. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti dinyatakan
dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila ditunJukkan lain pada
gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik. Setiap penyambungan
demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan ditempatkan pada titik
tegangan tarik minimum.
ii. Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan harus 40 kali
diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.
iii. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau diizinkan
secara tertulis oleh Direksi Teknik.
e. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghbdap ke dalam beton.
Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjana, sepanjang yang dapat
dilaksanakan, dengan penyambungan panjang bertindih selebar satu anyaman penuh. Anyaman harus
dipotong untuk memasang siku-siku dan bukaan-bukaan dan harus dihentikan pada sambungan-
sambungan antara slab (lantai).
7.2.4 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) a. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan, sebagai
jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik. Jumlah kilogram batang baja
penulangan yang dipasang akan dihitung dengan total panjang yang sebenarnya dalam meter batang
terpasang dikalikan berat satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang.
b. Jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan luas jumlah
yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat yang disetujui dalam kilogram tiap
meter persegi anyaman baja.
c. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat normal
yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.
(2) Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk penempatan dan pemasangan
baja penulangan di tempat, tidak boleh dimasukkan dalam berat yang harus dibayar.
(3) Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau pada suatu konstruksi
lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi pembayaran, tidak boleh diukur
untuk pembayaran di dalam Bab ini.
7.2.5 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga
yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana
harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya
yang diperlukan, termasuk pengadaan, fabrikasi, pemasangan dan pengujian, serta pekerjaan-pekerjaan
lain yang berhubungan yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
156
Nomor ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN
PEMBAYARAN
7.2.1 Baja tulangan (U 24) Kilogram
7.2.2 Anyaman baja dengan las (mutu anyaman harus ditentukan)
Kilogram
BAB 7.3 SIAR (ADONAN) SEMEN
7.3.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk digunakan dalam
pasangan batu, pekerjaan-pekerjaan drainase, pekerjaan beton dan struktur lainnya yang diperlukan
dalam Spesifikasi ini.
(2) Syarat-Syarat Pemakaian
Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi, batasan cuaca dan penjadwalan pekerjaan
yang tepat terhadap bagian-bagian yang pokok dari Spesifikasi ini.
(3) Contoh Bahan
a. Dua contoh agregat halus yang digunakan dalam adonan semen harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan selama paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai
bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan dan hasil-hasil data uji yang sesuai dengan
persyaratan untuk gradasi dan syarat-syarat mutu yang diberikan dalam Spesifikasi ini, atau seperti yang
ditunjukkan lebih lanjut oleh Direksi Teknik.
b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau kualitas agregat halus akan dibuat tanpa
persetujuan Direksi Teknik, dan setiap, perubahan demikian harus disertai dengan penyerahan contoh-
contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan persetujuan lebih lanjut seperti di atas.
7.3.2 Bahan-Bahan dan Campuran
(1) Bahan-Bahan
a. Semen
i. Semen yang digunakan untuk adonan campuran semen harus sesuai dengan persyaratan
AASHTO M85 Type I. Semen Portland biasa akan dipakai kecuali dinyatakan lain dalam Daftar
Penawaran atau diperintahkan di lapangan oleh Direksi Teknik.
b. Agregat Halus untuk Adonan
i. Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum digunakan), bagian halus
dari batu atau kerikil pecah, dan harus mematuhi batas-batas gradasi pada Tabel 7.3.1 berikut:
TABEL 7.3.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS
UKURAN PERSENTASI LOLOS ATAS CATATAN
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
157
SARINGAN (mm)
BERAT
UKURAN MAKSIMUM NOMINAL
9.5 mm 4.75 mm
9.5 100 -
Gradasi yang lebih kasar akan digunakan untuk adonan pengisi rongga yang besar dan untuk sambungan lebih tebal dari 13 mm
4.75 95 - 100 100
2.36 - 95 - 100
1.18 45 - 80 -
0.30 10 - 30 -
0.15 2 - 10 Maximum 25
0.075 - Maximum 10
ii. Syarat-syarat kualitas untuk agregat halus diberikan pada Tabel 7.3.2. Direksi akan menerapkan
syarat-syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis khusus dan lokasi pekerjaan.
TABEL 7.3.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT HALUS
URAIAN TEST AASHTO BATAS TEST
Kekeruhan organis dalam pasir (Test Sodium Hydroxide)
T 21 Melewati harga standar warna”
(kuning gading)
Kekerasan agregat (Test Sodim Sulphate)
T 104 Kehilangan tidak lebih dari 10%
atas berat
Persen gumpalan lempung dan Partikel Serpih
T 112 Maksimum 1% atas berat.
c. Kapur Hidrasi
i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan mematuhi persyaratan
standar konstruksi PBI N.I-7 (Syarat-syarat untuk Kapur Bahan Bangunan).
ii. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, sebuah test kekuatan kapur hidrasi dengan pasir (1:3)
akan memberikan kekuatan hancur 15 kg/cm2 sesudah 7 hari.
d. Air
Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen, harus bersih dan bebas dari benda
torganis atau kotoran'kotoran lain yang membahayakan campuran.
(2) Campuran
Adonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi persyaratan berikut:
a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat-cacat dalam pekerjaan
beton dan untuk penyambungan pipa-pipa beton, sebagaimana diperlukan di bawah bagian yang
relevan dari Spesifikasi ini terdiri dari semen dan agregat halus dicampur dalam perbandingan
satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus atas volume. Sejumlah air yang cukup
harus ditambahkan untuk memungkinkan penanganan campuran tersebut dengan satu ratio
maksimum air/semen sekitar 0,65 dan adonan tersebut akan melebihi kekuatan desak yang
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
158
memenuhi persyaratan beton.
b. Adonan yang digunakan untuk menanam (memasong) dan menyambung pasangan batu, akan
terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat halus, untuk mana kapur hidrasi
dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10% volume semen. Sejumlah air
yang cukup harus ditambahkan untuk memberikan campuran yang dapat ditangani dan bila diuji
adonan tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari-50 kg/cm2 pada 28 hari.
7.3.3 Pencampuran dan Pengecoran
(1) Pencampuran
a. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer (pencampur) beton, atau
dengan tangan di atas dasar yang cocok sampai dihasilkan satu campuran yang warnanya
merata. Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu campuran yang baik dan
Pencampuran berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adonan dari kekentalan yang
diminta.
b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan tambahan dapat
diberikan (di dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran) bila diminta demikian untuk
mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani. Akan tetapi adonan yang tidak
digunakan di dalam 45 menit sesudah pencampuran harus dibuang.
(2) Penempatan (Pemasangan)
a. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas, lumpur atau benda-
benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibas9hi dengan air sebelum adonan tersebut
dipasang.
b. Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai), adonan tersebut harus dipasang di atas
permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang cukup untuk menyediakan, satu lapisan
pelindung permukaan setebal 1,5 cm dan harus. dikulir sampai satu permukaan yang halus dan
rata.
7.3.4 Pengendalian Mutu
(1) Test Laboratorium
Test laboratorium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai
dengan petunjuk Direksi Teknik untuk menentukan gradasi dan kondisi mutu sebagaimana ditentukan di
bawah Spesifikasi ini.
(2) Pengendalian Lapangan
Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan suatu test pelaksanaan di lapangan yang
dipandang perlu untuk menjamin dipatuhinya Spesifikasi ini.
7.3.5 Pengukuran dan Dasar Pembayaran
Adonan semen tidak boleh diukur untuk pembayaran terpisah. Pekerjaan tersebut akan dianggap
berkaitan dengan berbagai item pekerjaan lainnya yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini, dan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
159
biaya untuk membuat serta memasang adonan semen akan dimasukkan dalam item pembayaran yang
dicakup (dimasuki) bagi item masing-masing pekerjaan yang lain.
BAB 7.4 PASANGAN BATU
7.4.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur (bangunan) menggunakan batu muka pilihan yang
disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai bangunan
penyangga untuk menahan beban yang datangnya dari luar serta .akan meliputi tembok penahan tanah
pasangan batu, gorong-gorong persegi, kepala gorong-gorong dan dinding sayap.
(2) Toleransi Ukuran
a. Wajah permukaan dari masing-masing batu muka tidak boleh berbeda terhadap profit permukaan
rata-rata lebih dari 3 mm.
b. i. Ukuran minimum batu adalah.
Tebal minimum = 15 cm
Lebar minimum = 1,5 x tebal (22,5 cm)
Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)
ii. Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi dengan memperhitungkan jenis, struktur,
lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling mengunci.
(3) Contoh Bahan
a. Dua buah contoh yang menggambarkan masing-masing batu yang digunakan untuk pasangan
batu harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari
sebelurn pekerjaan dimulai.
b. Contoh bahan agregat halus yang digunakan untuk adonan semen, harus juga diserahkan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan yang sesuai dengan Bab 7.3 Spesifikasi ini
(4) Kondisi Lapangan Pekerjaan
a. Semua galian harus selalu bebas air dan Kontraktor harus melengkapi semua bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-saluran
sementara, pengaliran lintasan air, menyediakan Dinding cut off dan bendungan sementara (cofferdam).
b. Pompa cadanigan harus disiapkan oleh Kontraktor di tempat pekerjaan selama pelaksanaan
pekerjaan, sebagaimana diperintahkan Direksi.
(5) Penjadwalan Pekerjaan
a. Sebuah jadwal pekerjaan harus disediakan dan diikuti untuk menjamin bahwa jumlah penggalian
dan penyiapannya telah dilaksanakan termasuk penyediaan adonan segar berdasarkan tingkat
sebenarnya pelaksanaan pasangan batu.
b. Penggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk mernberi kondisi yang baik dan
kering pada waktu penggunaan pasangan batu.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
160
c. Parit-parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lobar sedemikian sehingga
jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu, kecuali sebuah jalan pengalihan
(alternatif) disediakan.
(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan
a. Pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan pada Sub Bab 7.4.1 (2)
harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Direksi.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab pada stabilitas yang normal dan menyelesaikan struktur
pasangan batu secara lengkap, serta harus mengganti setiap bagian yang dalam pendapat
Direksi menjadi bahaya atau bergeser karena penanganan yang jelek atau kelalatan pihak
Kontraktor. Akan tetapi Kontraktor tidak memikul tanggung jawab terhadap setiap kerusakan
karena bencana alam seperti gempa bumi atau banjir bandang, asalkan bahwa pekerjaan yang
rusak tersebut sebelumnya telah diterima sepenuhnya oleh Direksi.
7.4.2 Bahan-Bahan
(1) Batu
a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak, dan harus memiliki satu
daya tahan (awet)
b. Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi
seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersamasama dan
memberikan satu profit permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan pada Bab 7.4.1
(2).
(2) Adonan
Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran perbandingan satu bagian semen
terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana ditetapkan pada bab 7.3
“Adonan Semen”.
(3) Drainase Porous
Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut filter, lapisan
dasar dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan yang ditempatkan pada Bab 2.7 Spesifikasi ini untuk
Drainase Porous.
(4) Beton
Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau lantai penutup sampai struktur pasangan batu harus
disediakan yang sesuai dengan Bab 7.1 Spesifikasi ini.
7.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Persiapan untuk Pasangan Batu
a. Penggalian dan persiapan penyangga dan pondasi untuk struktur pasangan batu, harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Bab 3.1 Galian.
b. Pematokan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan sehingga disetujui Direksi
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
161
sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai.
c. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam Gambar rencana, dasar pondasi dinding penahan
harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus bertangga terhadap permukaan
dinding. Untuk struktur lainnya, dasar pondasi harus horisontal atau (untuk tanah miring) dalam bagian
horisontal bertangga.
d. Bahan lapisan dasar filter tembus air (permeable) dan selimut filter atau kantong filter harus
disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan Bab 2.7
Spesifikasi ini.
(2) Pelaksanaan Pasangan Batu
a. Bilamana ditunjukkan pada Gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik, dasar (penyangga) beton atau pondasi beton harus dipasang untuk pasangan batu
sampai ketinggian dan ukuran yang diperlukan.
b. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk
penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan harus juga dibasahi.
c. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-batas 2-5
cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa semua
rongga di antara batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.
d. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas pondasi yang
telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu-batu pada lapis pertama. Batu pilihan
yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan di sudut-sudut. Harus diperhatikan dan
dihindari pengelompokan batu yang sama ukurannya.
e. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan permukaan yang
terlihat batu harus diatur sejajar dengan permukaan dinding yang sedang dibangun.
f. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindarkan penggeseran atau gerakari batu
yang sudah dipasang. Alat-alat yang mencukupi harus disediakan dimana perlu untuk menopang
dan memasang batu-batu besar, batu berat dalam posisinya. Penggilasan atau memutar-mutar
batu di atas pekerjaan batu yang sudah terpasang tidak diizinkan.
h. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali harus dibatasi
sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batu hanya dipasang di atas adonan
yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas atau tergeser sesudah adonan
diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan-adonan yang mengeras
dan dipasang kembali dengan adonan segar.
(3) Penyediaan Lubang Pelepasan (Weepholes) dan Sambungan Muai
a. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar rencana atau diperintahkan lain oleh Direksi, lubang
pelepasan (weepholes) harus disediakan dalam semua jenis Dinding penahan. Lubang
pelepasan (weepholes) tersebut dengan diameter sekitar 5 cm dan disusun baik secara
horisontal maupun vertikal berjarak 2 meter pusat ke pusat.
b. Dinding penahan struktur panjang menerus akan dibangun dengan sambungan muai dengan
interval maksimum 20 meter. Lebar penuh sambungan akan dibentuk dengan ketebalan sekitar 3
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
162
cm serta batu yang digunakan untuk membentuk permukaan sambungan harus dipilih sehingga
memberikan garis tegak yang bersih untuk sambungan.
c. Urugan kembali filter porous terpilih akan dipasang serta dipadatkan di belakang sambungan muai
dan lubang pelepasan, dengan tebal dan ukuran yang ditunjukkan pada Gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
(4) Penyelesaian Pasangan Batu
a. Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hingga hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama pekerjaan berlangsung.
b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horisontal dari semua pasangan batu akan
diselesaikan dengan tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir sampai
permukaan rata dengan kemiringan melintang yang akan menjamin perlindungan terhadap air
hujan dan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapis aus tersebut akan dimasukkan di dalam
ukuran khusus dari struktur.
c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan rnasih segar, permukaan
yang nonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-noda adonan.
d. Permukaan jadi (selesai) akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk pekerjaan baton
dalam Spesifikasi ini.
e. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan Udak lebih cepat dari 14 hari setelah penyelesaian
pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana ditetapkan atau
sebagaimana diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan Spesifikasi yang relevan pada
Bab 3.2.
f. Talud tebing dan bahu jalan di sekiftarnya akan dirapihkan dan diselesaikan sehingga menjamin
satu perpaduan permukaan halus yang kuat dengan pasangan batu tersebut yang akan
memungkinkan drainase tidak terhalang dan mencegah penggerusan pada ujung-ujung
bangunan.
7.4.4 Pengendalian Lapangan
Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksanakan setiap hari selama
berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan Spesifikasi dengan perhatian khusus
mengenai batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.
7.4.5 Pengukuran dan Pembayaran
(1) Cara Pengukuran
a. Pasangan batu akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume normal
pekerjaan terselesaikan dan dapat diterima, dihitung sebagai volume theoritis yang ditentukan
oleh garis dan penampang melintang yang disetujui dan atau telah ditetapkan.
b. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume theoritis yang disetujui tidak boleh diukur atau
dibayar.
c. Galian untuk persiapan pondasi atau pemotongan talud untuk dinding penahan akan diukur untuk
pembayaran sesuai dengan Bab 3.1 Spesifikasi ini.
d. Bahan filter porous yang diperlukan untuk lapisan dasar atau urugan kembali atau dalam kantong-
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
163
kantong filter akan diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, sebagaimana diatur dalam Bab
2.7 Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk
penyediaan atau pemasangan lubang pelepasan yang berbentuk pipa-pipa atau untuk suatu
cetakan atau urugan kembali yang diperlukan.
e. Beton yang disediakan sebagai pondasi untuk pasangan batu atau untuk suatu pekerjaan yang
dapat diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah Bab ini, akan tetapi akan
dimasukkan dalam harga satuan dan item pelaksanaan yang diperlukan di bawah item
pembayaran untuk beton pada Bab 7.1 Spesifikasi ini.
(2) Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan
pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran
yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan bahan-bahan, untuk semua persiapan pembentukan dan pondasi yang diperlukan, untuk
pembuatan lubang pelepasan dan sambungan konstruksi pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali dan
penyelesaian serta untuk semua pekerjaan atau biaya-biaya lain yang diperlukan atau yang biasanya ada
penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini.
Nomor ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN
PEMBAYARAN
7.4.1 Pasangan batu Meter kubik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
164
BAB 7.5 PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA
7.5.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran seluruhnya atau sebagian dan pembuangan struktur
yang harus dibongkar untuk memungkinkan pembangunan, perluasan ataupun perbaikan struktur
baru yang sejenis.
b. Struktur yang harus dibuang tersebut dapat meliputi jembatan yang ada, gorong-gorong, dinding
kepala dan lantai bantaran, gedung-gedung dan dinding, perkerasan lama dan halangan lainnya
yang mengganggu terhadap pekerjaan-pekerjaan baru atau dalam kondisi yang dapat dipakai
lagi dan perlu dibongkar.. Pembuangan termasuk pebongkaran, penanganan, pengangkutan dari
lapangan, dan pengamanan serta penyimpanan barang-barang reruntuhan yang dapat
digunakan lagi.
(2) Kewajiban Kontraktor Mengenai Pembongkaran
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran di dalam batas waktu yang tersebut
pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semua barang-barang yang
diperoleh kembali dari pembongkaran tersebut menjadi hak resmi dari pemilik, kecuali secara
khusus disebutkan dalam Daftar Penawaran, dan Kontraktor akan membuang atau menyimpan
barang tersebut yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan kontrak atau sebagaimana
diperintahkan secara tertulis oleh Direksi.
b. Bila perluasan, perpanjangan, pemulihan kepada keadaan semula atau peningkatan lainnya
untuk sebuah jembatan, gelegar, dinding kepala atau komponen struktural lainnya, pembuangan
hal tersebut akan dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan yang tidak perlu
terhadap bagian-bagian struktur yang tersisa yang harus dipertahankan dalam kondisi dapat
dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang disebabkan oleh kelalatan Kontraktor terhadap
struktur yang tersisa atau kurangnya pengawasan dari Kontraktor, harus dibetulkan atas biaya
Kontraktor.
c. Kontraktor harus menyelenggarakan pengaturan yang diperlukan dengan pemilik lahan tersebut
dan menanggung semua biaya-biaya untuk mendapatkan lokasi yang cocok bagi pembuangan
barang-barang buangan dan untuk penyimpanan sementara barang-barang yang harus
diselamatkan.
(3) Pengendalian Lalu Lintas
a. Jembatan-jembatan, gorong-gorong dan struktur lainnya yang digunakan oleh lalu lintas tidak
boleh ditutup atau disingkirkan sampai pengaturan yang memuaskan telah dibuat untuk
menampung lalu lintas dengan jalan pengalihan (alternatif) sementara.
7.5.2 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Pembongkaran Struktur
a. Jembatan baja dan jembatan kayu yang harus dibongkar dan diselamatkan, harus dibongkar
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
165
secara hati-hati dan semua bagian yang dapat digunakan ditandai untuk identifikasi.
b. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi, bangunan bawah jembatan yang ada harus dibongkar
sampai permukaan aliran alami, atau dibuang sejauh mungkin untuk menghilangkan gangguan
atau halangan terhadap struktur jembatan baru.
c. Bangunan-bangunan yang ada atau Dinding penahan yang harus dibongkar, harus dibongkar
sampai paling sedikit 30 cm di bawah pemnukaan tanah, atau dibuang lebih jauh sebagaimana
diperlukan untuk menghindari halangan-halangan atau gangguan terhadap struktur baru yang
sedang dibangun.
(2) Operasi Peledakan
Operasi peledakan yang diperlukan untuk pembuangan struktur yang ada, harus dilaksanakan dengan
sangat mematuhi kepada peraturan-peraturan bahan peledak yang berlaku dan sebelum pekerjaan baru
dimulai, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi.
(3) Pembuangan Barang-Barang hasil Pembongkaran
Semua barang-barang yang selesai dibongkar harus diperiksa oleh Direksi dan Kontraktor harus
menyediakan tenaga dan pengangkutan yang diperlukan untuk membuang dan menyimpannya sesuai
dengan persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi.
7.5.3 Cara Pengukuran Pekerjaan
a. Volume berbagai struktur yang harus diukur untuk pembayaran di bawah pembongkaran struktur
akan ditentukan sebagai berikut:
i. Jembatan yang harus dibongkar penuh, akan diukur atas jumlah dalam meter persegi
dari luas lantai.
ii. Lantai jembatan baja dan lantai jembatan kayu yang harus dibongkar dan diganti, tidak
boleh diukur secara terpisah, tetapi akan dimasukkan dalam item pembayaran untuk
penggantian lantai jembatan.
iii. Jumlah bongkaran struktur penahan passanyan batu atau beton dari masing-masing
jenis, harus diukur untuk pembayaran atas volume dalam meter kubik struktur tersebut
sebagai yang diukur dan disetujui antara Direksi dan Kontraktor sebelum pembongkaran.
iv. Volume bongkaran gedung penyimpanan atau gudang dari suatu jenis konstruksi,
termasuk semua lantai dan pondasi, dinding dan atap, akan diukur untuk pembayaran,
atas jumlah meter persegi total luas lantai dasar yang dikelilingi oleh dinding struktur
utama.
b. Bila tidak dibuat penyediaan dalam Dokumen Kontrak mengenai item pembayaran untuk satu
jenis pembongkaran yang khusus, ia tidak boleh dibayar secara terpisah, tetapi akan dianggap telah
dimasukkan didalam item pembayaran untuk pekerjaan pelaksanaan yang diperlukan.
7.5.4 Dasar Pembayaran
a. Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga satuan kontrak
per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah. Harga-harga dan
pembayaran tersebut akan merupakan kompesasi penuh untuk semua pekerjaan yang
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
166
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.
b. Harga-harga dan pembayaran tersebut akan juga meliputi penyelamatan (pengamanan) dan
penyimpanan barang-barang yang dimaksudkan.
Nomor ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN
PEMBAYARAN
7.5.1 Pembongkaran struktur pasangan batu atau beton Meter kubik
7.5.2 Pembongkaran jembatan baja, kayu atau beton Meter persegi luas lantai
7.5.3 Pembongkaran bangunan Meter persegi luas lantai dasar
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
167
BAB 8
LAIN-LAIN
BAB 8.1 PASANGAN BATU DENGAN SIAR (PASANGAN BATU KALI)
8.1.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari melapis bagian samping dan memberi perkerasan dasar selokan dan
saluran serta pembangunan lintasan air kecil lainnya dengan pasangan batu dengan siar
(pasangan batu kali) yang memenuhi garis-garis, kemiringan dan ukuran yang ditunjukkan pada
Gambar rencana atau menurut petunjuk Direksi.
b. Dalam beberapa hal, bilamana dimintakan suatu penanganan dan bahan-bahan yang bermutu
tinggi, Direksi dapat memerintahkan bahwa, harus digunakan pekerjaan batu pasangan sebagai
pengganti pasangan batu dengan siar.
(2) Toleransi Ukuran
a. Pada umumnya bidang muka permukaan masing-masing batu muka tidak boleh berbeda dari rata-
rata permukaan profil lebih dari 3 cm.
b. Ukuran masing-masing batu untuk pasangan batu dengan siar harus berada dalam kepantasan
dengan persyaratan-persyaratan berikut, dengan berat minimum 6 kg.
Tebal minimum = 10 cm
Batas lebar = 15 cm - 18cm
Batas panjang = 15 cm - 30cm
c. Permukaan rata-rata profil tidak boleh berbeda dengan lebih dari keterangan sebagai berikut:
Selokan/saluran masuk = 2cm
Penampang melintang selokan/saluran = 5cm
Bak pengumpul, lantai bantaran = 2cm
(3) Contoh Bahan
Dua contoh yang menggambarkan batu yang diambil dari sumber pengadaan harus diserahkan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan pada paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.
(4) Kondisi Lapangan
Semua penggalian dan bentuk formasi harus dijaga bebas dari air dalam kesiapan untuk pelaksanaan
pasangan batu dengan siar (pasangan batu kali) dan Kontraktor harus menyediakan semua alat yang
diperlukan beserta tenaga kerja untuk membuang atau mengalirkan air dari lapangan pekerjaan.
(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
168
a. Pasangan batu dengan siar (pasangan batu bata) yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang
diberikan pad Sub Bab 8.1.1 (2) harus diperbaiki oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kestabilan normal dan penyelesaian pasangan batu
dengan siar serta mengganti setiap bagian yang dalam pertimbangan Direksi menjadi berbahaya
atau bergeser karena jeleknya penanganan atau kelalatan Kontraktor. Namun demikian
Kontraktor tidak harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan karena bencana alam
seperti gempa bumf atau banjir bandang, asalkan bahwa pasangan batu yang rusak tersebut
sebelumnya telah dapat diterima dan disetujui Direksi Teknik.
8.1.2 Bahan-Bahan
(1) Batu
a. Bahan batu terdiri dari batu lapangan atau batu tambang, kasar tidak pecah, yang baik, keras,
awet, padat, tahan terhadap pelapukan dan cocok digunakan sebagai pasangan batu dengan
siar.
b. Ukuran-ukuran harus dalam kecocokan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan toleransi
ukuran dan bentuk yang ditetapkan serta kualitas tumpukan batu harus diperiksa dan disetujui
Direksi sebelum digunakan.
(2) Adonan (Siar)
Adonan yang digunakan untuk menanam dan menyambung pasangan batu dengan siar harus Adonan
semen mematuhi persyaratan umum Bab 7.3 Spesifikasi tersebut dongan perbandingan carnpuran satu
bagian semen terhadap tiga bagian pasir kasar.
3) Drainase Porous
Bahan berbutiran yang digunakan untuk drainase porous harus memenuhi persyaratan Bab 2.7
Spesifikasi ini.;
8.1.3 Pelaksanaan pasangan Batu dengan Siar (Pasangan Batu Bata)
(1) Penyiapan formasi atau pondasi
a. Formasi untuk perkerasan pasangan batu dengan siar harus disiapkan sesuai dengan
persyaratan Bab 2.4 “Saluran dilapisi”.
b Pondasi atau parit-parit untuk dinding atau struktur pasangan batu dengan siar harus digali dan
disiapkan sesuai dengan persyaratan Bab 3.1-”Galian”.
c. Lapis bawah (bantalan) saringan permeable (menyerap air) untuk pasangan batu dan kantong-
kantong saringan untuk lubang pelepasan harus disediakan, bila ditentukan atau diperintahkan
demikian oleh Direksi Teknik sesuai dengan persyaratan Bab 2.7 “Drainase Porous”.
(2) Pemasangan Batu Bata
a. Batu tersebut harus bersih, siap untuk dipasang dan direndam dengan air sepantasnya, cukup
waktu disediakan untuk menyerap air sebelum pemasangan.
b. Adonan segar paling sedikit tebal 3 cm harus dipasang di atas formasi yang telah disiapkan dan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
169
lapis bawah batu ditanam secara mantap. Pekerjaan akan berkembang dari bagian bawah tebing
ke atas dan setiap lapis batu harus dipasang dengan adonan segar masing-masing batu rapat
terhadap yang lain, memberikan tebal perkerasan yang diperlukan (diukur tegak lurus dada
tebing). Adonan tersebut harus dipasang sampai mengisi penuh semua ruang diantara batu-batu
dan sambungan-sambungan sampai penyelesian yang rapi dan teratur.
c. Bilamana pasangan batu harus dipasang dalam parit-parit uhtuk konstruksi lubang (kotak)
penampungan atau dinding cut off (dinding penghalang aliran air di bawah tanah), batu-batu
tersebut harus secara penuh ditanam dalam adonan yang dipasang pada lapisan berikutnya ke
atas sampai ketinggian permukaan. Harus diberikan cetakan (begisting) jika diminta demikian
oleh Direksi Teknik untuk membatasi pasangan tersebut dan permukaan lapisan-lapisan adonan
harus discreed (dibingkai) sampai satu ketinggian puncak permukaan di alas pasangan batu.
d. Permukaan batu harus diselesaikan (dibuat jadi) secepatnya mengikuti pengerasan awal dengan
penyapuan menggunakan sebuah sikat yang kaku.
e. Bilamana ditetapkan atau dimintakan demikian oleh Direksi Teknik muka perkerasan atau
pelapisan yang nampak harus dilapisi dengan lapis permukaan adonan semen sekitar 1 cm
tebalnya, terdiri dari perbandingan campuran adonan satu bagian semen terhadap dua bagian
pasir kasar. Adonan semen harus mengunci dengan baik ke dalam pasangan batu dan dipulir
sampai menjadi satu permukaan akhir yang rata.
f. Permukaan-permukaan selesai pasangan batu harus dijaga tetap lembab selama paling sedikit 3
hari dan dilindungi dari panas matahari bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
g. Bila pasangan batu dengan siar tersebut sudah cukup kuat dan tidak lebih awal 10 hari setelah
penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali dikerjakan sebagaimana ditetapkan atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi, yang sesuai dengan persyaratan yang relevan dari
Spesifikasi pada Bab 3.2.
h. Talud tebing dan bahu jalan di sekitarnya harus dirapihkan dan diselesaikan sehingga menjamin
saling berhubungan yang ketat dengan pasangan batu bersiar dan harus diberi bentuk
sepantasnya sampai ke permukaan, untuk memberikan stabilisasi bangunan dan drainase yang
tidak terhalangi serta mencegah gerusan pada pinggiran/ujung-ujung bangunan tersebut.
8.1.4 Pengendalian Lapangan
Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilakukan setiap hari selama pelaksanaan-
pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan spesifikasi ini, dengan mengacu khusus kepada
batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.
8.1.5 Pengukuran dan Pembayaran
a. Pasangan batu akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume normal
pekerjaan terselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis ditentukan dengan tebal
yang telah ditetapkan serta garis dan penampang melintang yang disetujui terhadap bentuk dan
panjangnya.
b. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume teoritis yang disetujui, tidak boleh diukur atau
dibayar.
c. Penggalian untuk selokan drainase yang harus dilapisi dengan pasangan batu dengan siar akan
diukur untuk pembayaran yang sesuai dengan Bab 3.1 Spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
170
d. Bahan saringan porous yang diperlukan untuk lapis dasar atau urugan kembali ataupun dalam
kantong-kantong saringan berbutiran akan diukur dan dibaya., sebagai Drainase
Porous, sebagaimana diatur dalam Bab 2.7 Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau
pembayaran terpisah akan dibuat untuk penyediaan atau pemasangan lubang pelepasan terbuat
dari pipa atau untuk suatu cetakan lain atau urugan kembali yang diperlukan.
e. Beton yang disediakan sebagai pondasi pasangan batu atau untuk setiap pekerjaan lain yang
diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, tetapi akan dimasukkan dalam
harga satuan dan item pembayaran untuk beton pada Bab 7.1 Spesifikasi ini.
(2) Dasar Pernbayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak per satuan
pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran,
yang mana harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua penyiapan formasi atau pondasi yang diperlukan, untuk
pembuatan lubang pelepasan dan sambungan konstruksi pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali dan
penyelesaian, dan untuk semua pekerjaan dan biaya lainnya yang diperlukan atau yang biasa bagi
penyelesaian yang pantas pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini.
Nomor ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN
PEMBAYARAN
8.1.1 Pasangan batu dengan siar Meter kubik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
171
BAB-8.2 PASANGAN BATU KOSONG PERLINDUNGAN TEBING
(RIP-RAP)
8.2.1 U m u m
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan pasangan batu kosong sebagai pelindung batu terpasang
kering atau disiar sebagaimana ditetapkan dan dipasang beserta atau tanpa bahan saringan
butiran sebagai pendukung.
b. Pasangan batu kosong akan diletakkan di atas talud tebing sungai, timbunan miring, galian
miring dan permukaan tanah yang sejenis dimana diperlukan perlindungan terhadap
penggerusan.
(2) Toleransi
Batu untuk pasangan batu kosong harus memenuhi persyaratan terhadap ukuran dan berat:
ukuran minimum = 25 cm
berat minimum = 40 kg
(3) Contoh Bahan
a. Dua contoh yang menggambarkan batu pasangan batu kosong harus diserahkan kepada Direksi
paling sedikit 14 hari sebelum pekedaan dimulai bersama dengan rincian sumber pengadaan dan
hasil data uji yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk kualitas bahan sebagaimana
diuraikan dalam Spesifikasi ini.
b. Bilamana bahan filter berbutir harus digunakan sebagai pendukung kepada pasangan batu kosong,
contoh bahan filter harus disediakan pada waktu yang sama, bersama-sama dengan data uji
untuk gradasi dan mutu yang menunjukkan kecocokannya terhadap persyaratan untuk bahan
alas filter sebagaimana ditetapkan untuk Drainase Porous pada Bab 2.7 Spesifikasi,ini.
8.2.2 Bahan-Bahan
(1) Batu
a. Batu untuk pasangan batu kosong terdiri dari batu yang sedapat mungkin mendekati persegi, dan
harus keras, awet, tahan terhadap pelapukan tanpa lapisan-lapisan atau patahan-patahan dan
cocok dalam segala hal untuk tujuan yang dikehendaki.
b. Ukuran minimum masing-masing batu harus sebagaimana diuraikan pada Sub Bab 8.2.1 (2).
Direksi dapat minta digunakan batu-batu ukuran lebih besar jika kecepatan sungai atau
kecepatan arus tinggi dan melebihi 3 m/detik.
c. Syarat-syarat mutu untuk pasangan batu kosong harus mematuhi Tabel 8.2.1.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
172
TABEL 8.2.1 SYARAT-SYARAT MUTU UNTUK PASANGAN BATU KOSONG
URAIAN
REFERENSI TEST
BATAS UJI AASHTO
BINA MARGA
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran)
T96 PB 0206-76 Maksimum 40%
Berat jenis dan penyerapan air
T85 PB 0202-76 Minimum 2.3 maksimum 4%
Kesempurnaan kekuatan dengan test sodium sulfat
T 104 - Kehilangan kurang dari
10%
(2) Bahan Filter
Bilamana diperlukan, pasangan batu kosong ditempatkan di atas satu lapisan filter untuk mencegah
tanah halus dari tebing atau talud galian tercuci melewati rongga-rongga pasangan batu kosong. Lapisan
filter tersebut akan berupa bahan butiran porous mematuhi persyaratan pengawasan spesifikasi ini pada
Bab 2.7. “Drainase Porous”`. Kecuali dinyatakan lain, gradasi terpilih harus mematuhi persyaratan
gradasi yang diberikan pada Tabel 2.7.1 Bab ini.
(3) Adonan Semen
Bila diminta untuk grouting pasangan batu kosong, adonan semen harus digunakan, terdiri dari satu
bagian semen dan dua bagian agregat halus dicampur dengan air secukupnya untuk mendapatkan
kekentalan yang diperlukan sesuai dengan persyaratan bab 7.3 Spesifikasi ini.
8.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
a. Formasi atau dasar untuk pasangan batu kosong harus digali sampai kedalaman yang diperlukan
yang ditetapkan atau diminta oleh Direksi, sesuai dengan Bab 3.1 “Galian” serta dipadatkan,
dirapihkan dan dibentuk dengan baik.
b. Bila ditempatkan di atas talud-tebing, pasangan batu kosong tersebut harus berdiri di dalam satu
parit kali yang digali di bawah kedalaman penggerusan atau semacam kedalaman lain yang
diminta Direksi.
(2) Penempatan Pasangan Batu Kosong
a. Kecuali dipasang membentuk satu lantai bantaran rata sebuah parit kaki, harus disediakan di
bawah talud pasangan batu kosong membentuk sebuah cut off (dinding penghalang aliran air di
bawah tanah). Kaki ini harus dipasang pertama-pertama menggunakan batu-batu terbesar
dipasang mencapai satu tebal pondasi tidak kurang dari 1,5 kali tebal rata-rata pasangan batu
kosong dan dapat didirikan di bawah garis permukaan air.
b. Batu-batu tersebut dipasang dengan tangan atau mesin dengan sambungan patah-patah tertutup
tertanam dengan mantap ke dalam talud. Setiap batu diletakkan dengan ukuran memanjang
tegak lurus pada muka talud (kecuali ukuran tersebut lebih, besar dari tebal pasangan yang
ditetapkan) dalam sambungan yang rapat dengan batu di sekitarnya.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
173
c. Tidak ada pembentukan batu yang diperlukan, dan pasangan batu kosong tersebut harus
dipadatkan selagi pelaksanaan berlangsung untuk memberikan satu permukaan jadi selesai yang
rata dan kekar. Rongga-rongga di antara batu-batu harus ditutup dengan pecahan-pecahan batu
dipukul masuk dengan keras.
d. Kecuali ditetapkan lain atau ditunjukkan dalam Gambar rencong pasangan batu kosong akan
memiliki ketebalan minimum 1,5 kali ukuran (dimensi) minimum, disediakan untuk dua lapisan
tumpang tindih.
(3) Pemasangan Bahan Alas Filter
Bila diperlukan sebagai lapisan alas (dasar) filter di bawah pasangan batu kosong, bahan filter berbutiran
harus dipasang sesuai dengan persyaratan Bab 2.6 Spesifikasi ini.
(4) Pasangan Batu Kosong yang digrouting (ditembak)
a. Bila pasangan batu kosong disiar (digrouting) ditetapkan, batu-batu harus bersih dan dibasahi
dengan air sebelum ditempatkan dalam posisi sebagaimana diuraikan di atas. Rongga-rongga
diantara batu-batu akan diisi dengan adonan semen sebelum ditutup dengan pecahan-pecahan,
dan adonan yang cukup akan digunakan sampai semua rongga terisi penuh.
b. Wajah permukaan pasangan batu kosong yang disiar (digrouting) dibiarkan nampak dan
diselesaikan dengan penyapuan dari sapu yang kaku.
c. Pasangan batu kosong yang disiar (digrouting) dijaga tetap bawah dan dirawat untuk satu jangka
waktu paling sedikit tiga hari.
8.2.4 Pengendalian Mutu
(1) Test Laboratorium
Test kelulusan laboratorium bagi bahan-bahan yang digunakan sebagai pasangan batu kosong harus
dilakukan oleh Kontraktor yang sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik untuk dapat menentukan gradasi,
ukuran dan syarat-syarat mutu sebagaimana diperlukan di bawah Spesifikasi ini.
(2) Pengendalian Lapangan
Direksi dapat minta Kontraktor melaksanakan suatu test lanjutan yang dipertimbangkan perlu, untuk
menjamin dipatuhinya Spesifikasi ini.
8.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Volume pasangan batu kosong yang diukur untuk pembayaran akan berupa jumlah meter kubik
pasangan batu kosong selesai di tempat dan dapat diterima. Tebal nominal adalah tebal yang
telah ditetapkan dan ditunjukkan pada Gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan dan
disetujui Direksi.
(2) Bahan alas filter porous yang diperlukan sebagai satu lapis pelindung di bawah pasangan batu
kosong tersebut, akan diukur dan dibayar secara tersendiri sebagai Drainase Porous yang diatur
dalam Bab 2.7 Spesifikasi ini.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
174
8.2.6 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak per satuan
pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran,
yang mana harga-harga dan pembayaran akan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
penempatan semua bahan-bahan meliputi semua galian, persiapan, urugan kembali, tenaga, peralatan,
pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesian pekerjaan yang memuaskan
sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Gambar Rencana dan Spesifikasi ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
8.2.1 Pasangan batu kosong tanpa siar Meter kubik
8.2.2 Pasangan batu kosong dengan siar Meter kubik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
175
BAB 8.3 BRONJONG
8.3.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari membangun keranjang anyaman kawat diisi batu sebagai Bronjong
ditempatkan pada posisi di atas satu landasan yang disetujui yang sesuai dengan rincian yang
ditunjukkan pada Gambar Rencana dan diuraikan dalam Spesifikasi ini.
b. Bronjong akan dipasang untuk mendukung dan memantapkan talud timbunan, kemiringan galian
atau kemiringan urugan, Serta untuk menunjang dan melindungi tebing-tebing sungai, kepala
jembatan dan pilar-pilar, gorong-gorong dan bangunan yang sejenis terhadap gerusan.
(2) Contoh Bahan
a. Dua Contoh bahan yang menggambarkan batu yang diusulkan digunakan dalam keranjang
Bronjong harus diserahkan kepada Direksi paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan memulai,
bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan dan hasil data uji sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi untuk mutu batu sebagaimana diuraikan dalam Spesifikasi ini.
b. Contoh keranjang kawat yang digunakari, harus disediakan pada waktu yang sama, bersarna-sama
dengan sertifikat pabrik pembuat.
8.3.2 Bahan-Bahan
(1) Bronjong
a Persyaratan Umurn
Bronjong akan dibuat dari kawat baja dilapisi seng (galvanisasi), yang akan dipasok dalam
gulungan datar, demi pengangkutan dan penanganannya. Bronjong dipasok dalam berbagai
panjang dan tinggi yang diperlukan oleh gambar rencana atau menurut perintah Direksi. Kecuali
dinyatakan lain, ukuran keranjang satuan standar adalah:
Lebar 1 meter
Tinggi 0,5 meter atau 1 meter
Panjang 1 meter atau 2 meter sesuai dengan kebutuhan.
b. Kawat Bronjong
i. Kawat tersebut harus baja galvanisasi memenuhi persyaratan AASHTO M279. Kekuatan
tarik dari kawat harus 4200 kg/cm2 dengan satu elastisitas minimum 10% untuk
memungkinkan perpanjangan anyaman tersebut. Galvanisasi harus dengan pelapisan
minimum 0.26 kg/m2.
ii. Ukuran minimum kawat yang digunakan dalam pabrikasi keranjang bronjong harus:
Kawat pokok Ø 4 mm
Kawat keliling Ø 5 mm
Kawat pengikat dan kawat penyambung Ø 2.1 mm
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
176
c. Pabrikasi
i. Bronjong harus berbentuk keranjang persegi dari ukuran yang diperlukan dan harus
dibuat dari kawat yang ditetapkan seperti di atas.
ii. Anyaman tersebut harus berbentuk kawat anyaman hexagonal dianyam dalam pola tiga
kali dua dengan bukaan sekitar 80 cm x 60 cm. Sisi-sisi dibentuk menjadi sudut yang
disambung secara aman untuk mencegah bercerai berai.
(2) Urugan Batu
a. Urugan batu untuk bronjong terdiri dari butir-butir batu yang keras, awet, yang tidak akan merosot
kualitasnya bila terendam dalam air ataupun berhuhungan langsung dengan kondisi cuaca yang
berubah-ubah.
b. Butiran-butiran batu pada umumnya bergradasi seragam dalam ukuran dengan batas beds
antara 10 cm dan 20 cm dan bronjong tersebut bila diisi dengan batu akan memiliki berat jenis
paling sedikit 1400 kg/m3.
c. Syarat-syarat kualitas batu urugan bilamana dipecah untuk pengujian harus patuh dengan Tabel
8.3.1.
TABEL 8.3.1 SYARAT-SYARAT MUTU BATU BRONJONG
URAIAN REFERENSI TEST
BATAS UJI AASHTO BINA MARGA
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran)
T96 PB 0206-76 Maksimum 40%
Berat jenis dan penyerapan air
T85 PB 0202-76 Minimum 2.3 maksimum 4%
Kesempurnaan kekuatan dengan test sodium sulfat
T 104 - Kehilangan kurang dari 10%
8.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Persiapan untuk Pemasangan
Landasan untuk bronjong harus digali dan dibentuk sampai ke garis dan ketinggian yang benar dan harus
disetujui Direksi sebelum penempatan.
(2) Pemasangan Bronjong
a. Keranjang beronjong harus disambung dengan aman oleh pengikatan dengan kawat sepanjang
seluruh ujung kontak dan harus ditarik secukupnya sampai bentuk dan alinyemen yang benar
untuk menerima isian batu.
b. Potongan-potongan batu harus dipilih secara hati-hati mengenai keseragaman ukuran dan harus
dipasang dengan tangan untuk memberikan kerapatan maksimum (dan rongga minimum).
Bilamana setiap bronjong diisi sampai setengah jalan, dua kawat ikatan harus dipasang dari
depan ke belakang.
c. Keranjang tersebut akan diisi sedikit berlebih sebagai cadangan untuk penurunan, dan batu-batu
sebelah luar akan disesuaikan demikian sehingga muka datar batu-batu itu menumpu pada
anyaman kawat.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
177
d. Pada penyelesaian pengisian batu, penutup dengan engsel anyaman kawat akan direnggangkan
dengan pengumpil ke atas permukaan atas dan diikat.
e. Keranjang bronjong akan ditempatkan dalam lapis-lapis dengan susunan sambungan vertikal.
8.3.4 Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu akan dilaksanakan oleh Direksi seluas yang diperlukan untuk menjamin bahwa
syarat-syarat mutu yang diberikan dalam Spesifikasi ini dipatuhi. Sejumlah data uji yang cukup harus
disediakan oleh Kontraktor untuk kelulusan dan persetujuan bahan tersebut.
8.3.5 Pengukuran dan Pembayaran
(1) Cara Pengukuran Pekerjaan
Volume bronjong yang diukur untuk pembayaran berupa total jumlah meter kubik bronjong lengkap
terpasang dan dapat diterima. Ukuran yang digunakan untuk penghitungan volume bronjong adalah
ukuran nominal masing-masing keranjang bronjong yang ditunjukkan dalam Gambar rencana atau
menurut perintah dan persetujuan Direksi.
(2) Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan
pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah, yang mana harga dan pembayaran
merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pabrikasi dan penempatan semua bahan, termasuk
samua galian, persiapan, urugan kembali, tenaga, peralatan, pengujian dan pekerjaan lainnya yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang rnemuaskan sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam
gambar rencana dan Spesifikasi.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan
Pengukuran
8.3.1 Bronjong Meter kubik
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
178
BAB 9
PEMELIHARAAN JALAN
BAB 9.1
PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
9.1.1 UMUM
(1) Uraian
a. Pekerjaan yang tercakup dalam Bab ini akan meliputi : Pekerjaan Pemeliharaan Rutin untuk
menjaga agar perkerasan jalan, bahu, drainase, jembatan dan perlengkapan jalan yang ada
selalu dipelihara setiap saat agar tetap memberi pelayanan yang baik sesuai dengan petunjuk
Direksi Teknik. Secara umum pemeliharaan rutin dilaksanakan hanya bagi jalan dalam keadaan
baik dan sedang.
b. Untuk tujuan melaksanakan Pemeliharaan Rutin atas dasar kontrak, dimasukkan sejumlah
pekerjaan jalan berikut, yang diberikan pada Tabel 9.1.1.
Tabel 9.1.1. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
No. Urut
Lokasi Uraian Pekerjaan Yang Tidak
Dimasukkan
1
Perkerasan berpenutup aspal
Perbaikan dan penambalan meliputi lubang-lubang, bagian ambles pinggiran perkerasan jalan, bekas roda dan reiak-retak
Pekerjaan persiapan untuk pelapisan ulang permukaan.
2
Perkerasan Tidak Beraspal
Perbaikan-perbaikan lubang-lubang dan tempat lunak serta pembentukan kembali
Pekerjaan persiapan untuk pengerikilan ulang.
3 Bahu Jalan
Pemotongan rumput dan pengendalian tumbuh-tumbuhan pada pinggiran jalan serta perapihan dan perataan bahu jalan
Membangun dan membentuk bahu jalan dengan bahan baru.
4 Drainase Pembersihan dan perbaikan saluran tepi dan gorong-gorong
Bangunan drainase baru.
5 Jembatan
Pembersihan dan pemeriksaan lantai jembatan, expansion joint, landasan jembatan dan pembersihan lubang-lubang drainase serta saluran-lintasan air jembatan
Semua perbaikan struktural dan pengecatan
6 Perlengkapan Jalan
Pembersihan, perbaikan dan pengecatan kembali tanda lalu lintas dan rel pengaman
Rambu lalu lintas, patok-patok dan rel pengaman baru
Catatan : Semua pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk tersebut disediakan untuk pemeliharaan berkala atau program peningkatan, kecuali pekerjaan tersebut dinilai mendesak dan biaya tidak melampaui biaya pemeliharaan rutin yang tersedia pada paket tersebut. Uraian pekerjaan yang tidak termasuk dalam Pekerjaan Rutin, dijelaskan lebih detail pada masing-masing jenis pekerjaan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
179
(2) Pembatasan Cuaca
Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan selama kondisi cuaca yang dapat dipertanggung jawabkan.
(3) Lokasi Tempat-tempat yang Memerlukan Pemeliharaan Rutin
Tempat/lokasi pekerjaan yang memerlukan pemeliharaan rutin harus sesuai perintah kerja Direksi
Teknik. Metode dan besarnya pekerjaan perbaikan harus seperti yang diperintahkan Direksi Teknik
secara tertulis, yang juga akan menentukan penyelesaian yang layak.
(4) Penjadwalan Pekerjaan
a. Bagian-bagian dan panjang yang dimasukkan kedalam kontrak Pemeliharaan Rutin harus
diidentiflkasikan dalam Daftar Penawaran dan harus ditentukan serta ditandai di lapangan oleh
Direksi Teknik.
b. Jangka waktu kontrak harus ditentukan dalam dokumen kontrak.
c. Kontraktor akan diminta segera mengadakan pemeriksaan lengnap panjang jalan dan pekerjaan-
pekerjaan jalan yang dimasukkan dan menyiapkan untuk suatu program pekerjaan yang
mencakup semua pekerjaan pemeliharaan rutin yang harus dilaksanakan. Program ini harus
diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan, dan setelah disahkan oleh
PIMPRO, Direksi Teknik, dapat mints Kontraktor mengadakan suatu penyesuaian yang dianggap
perlu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban kontraktual dari pula kewajiban-kewajiban
persyaratan spesifikasi, serta kontrak Change Order akan disiapkan oleh Direksi Teknik.
d. Berdasarkan program tersebut diatas, Direksi Teknik akan mengeluarkan Surat Perintah Kerja
setiap 3 bulan yang memuat jenis dan volume pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Kontraktor
dalam waktu 3 bulan.
e. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin harus dimulai pada saat lapangan diserahkan kepada Kontraktor
dan harus berlanjut sampai berakhirnya tahun anggaran.
5) Pangendalian Lalu Lintas
Kontraktor harus mengatur pengendalian lalu lintas yang memadai bersama dengan penyediaan rambu
lalu lintas sementara dan pemegang bendera untuk pengendalian dan keamanan lalu-lintas dan pekerja.
Pengaturan lalu lintas harus memenuhi dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.
6) Perbaikan Pekerjaan-pekerjaan yang Tidak Memuaskan
Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan perbaikan yang umumnya sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi ini dan menurut petunjuk di lapangan oleh Direksi Teknik. Setiap pekerjaan yang dianggap
tidak memuaskan Direksi Teknik dikarenakan mutu bahan yang jelek, penanganan jelek atau kekurangan
alat yang cocok, harus diperbaiki menurut permintaan Direksi Teknik tanpa tambahan biaya.
9.1.2 Pengendalian Mutu
1) Sumber Bahan dan Pengadaan
Sumber-sumber untuk bahan-bahan jalan akan dipilih atas dasar bahan yang tersedia sesuai dengan
struktur jalan yang ada. Direksi dapat menerima atau menolak bahan-bahan dari sumber-sumber
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
180
tersebut berdasarkan faktor-faktor diatas dan atas dasar persyaratan Spesifikasi ini, sesuai Tabel 9.1.2.
Tabel 9.1.2. BAHAN-BAHAN UNTUK PEMELIHARAAN RUTIN
LOKASI BAHAN-BAHAN SPESIFIKASI
LAPIS TANAH DASAR Bahan pilihan Bab 3.3 LAPIS PONDASI BAWAH Bahan Lapis Pondasi Bawah
Bab 5.1
Kelas A (<75 mm) Kelas B (<62.5 mm) Kelas C (<37.5 mm) LAPIS PONDASI ATAS Bahan Lapis Pondasi Atas Bab 5.2 Kelas A -Agregat Pecah (<37.5 mm) Kelas B -Macadam lkat Basah
LAPIS PERMUKAAN Kerikil <25 mm Bab 6.1 KERIKIL Kerikil <19 mm
PERKERASAN DENGAN
Laburan Permukaan Aspal Bab 6.3 6.4
LAPIS PENUTUP ASPAL
Penetrasi Macadam 5 cm Bab 6.5
LATASTON (HRS) 3 cm Bab 6.6 LASTON (AC) 5 cm Bab 6.8 Lasbutag 3 cm Bab 6.9 Aspal Campur Dingin 5 cm Bab 6.10/6.11
DRAINASE Rehabilitasi Drainase Bab 2.2 Drainase porous Bab 2.7 Pasangan batu dengan siar Bab 8.1 Beton PC Bab 7.1
TANDA LALU LINTAS DAN PATOK-PATOK
Tanda lalu lintas, patok penunjuk, patok kilometer dan rel pengaman balok baja.
Bab 8.5/8.6
(2) Persyaratan Bahan
Pada umumnya jenis bahan-bahan yang harus dipilih untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan
pemeliharaan rutin terhadap jalan kerikil dan jalan aspal (dengan lapis penutup) harus sama atau lebih
baik dari bahan-bahan yang digunakan pada.jalan yang ada. Dalam semua hal kualitas bahan dan
gradasi agregat harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan Spesifikasi ialah label 9.1.2. di atas.
(3) Syarat-syarat Kualitas
Sebelum suatu sumber bahan dipilih, Kontraktor harus menyerahkan rincian sumber pengadaan beserta
data uji yang berkaitan, yang menunjukan kecocokannya dengan acuan persyaratan Spesifikasi. Direksi
Tehnnik dapat meminta Kontraktor untuk menyerahkan contoh bahan dan melaksanakan pengujian lebih
lanjut bila dianggap perlu sebelum memberikan persetujuan akhir.
9.1.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Jalan Aspal
(1) Uraian
a. Pemeliharaan rutin dari perkerasan berpenutup aspal akan meliputi pelaburan permukaan pada
bagian-bagian jalan yang retak, non struktural dan struktural penambalan lubang-lubang kecil,
bekas roda dan bagian ambles kecil atau perbaikan pinggiran perkerasan.
b. Standar yang disyaratkan dari pekerjaan untuk jalan berpenutup dalam batas kontrak adalah
sedemikian rupa sehingga setelah lapangan diserahkan kepada Kontraktor untuk dilaksanakan
dengan segera, maka setelah selesai dikerjakan perkerasan yang ada tidak boleh terdapat
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
181
lubang ambles, bekas roda atau retakan yang belum ditutup dan kerusakan pinggir perkerasan.
Selanjutnya Kontraktor harus memelihara seluruh permukaan sehingga kerusakan tersebut yang
tedarii setiap saat selama Periode Pelaksanaan harus diperbaiki dalam waktu secepatnya.
(2) Perbaikan dan Penambalan Lubang, Bagian Ambles Kecil, Bekas Roda dan Kerusakan
Pinggir Perkerasan
a. Pelaksanaan Perbaikan Untuk Permukaan Penetrasi Macadam (LAPEN)
i. Galilah lubang tersebut atau bagian ambles ke bawah sampai pondasi yang padat dengan
potongan persegi dan buanglah semua bahan-bahan lepas. Jika perlu juga buanglah bahan-bahan lapis
tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang kurang bagus.
ii. Dimana Perlu, gantilah dengan bahan lapis tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang
disetujui dan padatkan dengan alat tumbuk mesin setiap 10 cm tebal lapisan (tergantung
kepada kedalamannya).
iii. Tempatkan lapis pondasi atas, lapisan-lapisan tebal 10 cm (tergantung kepada
kedalamannya) dam tumbuklah. Bangunlah lapis pondasi atas tersebut sampai
permukaan lapis pondasi lama. Semprotkan lapisan aspal resap pelekat (prime coat)
atau aspal emulsi dengan sernprotan tangan kepada lapis pondasi atas dan
sisinya.sekitar 1.0 l/m2. Juga semprotkan secara ringan perkerasan disekitarnya dalam
batas 5 cm dari yang diperbaiki. Aspal resap pelekat harus telah masuk kedalam lapis
pondasi atas dan mengering sebelum, ditutup dengan lapisan berikutnya.
iv. Pasanglah agregat kasar (yang sesuai dengan pasal 6.5.2) sampai tinggi permukaan dan
padatkan dengan mesin gilas atau dengan tumbuk tangan, tambahkan lagi agregat jika
perlu.
v. Semprotkan bahan pengikat aspal panas dengan cara semprotan tangan pada tingkat
penyemprotan diantara 2.5 s/d 3.0 l/m2 untuk menembus sampai dasar agregat kasar atau menurut
petunjuk Direksi Teknik. Penyemprotan yang ringan juga dilakukan kepada lapis perkerasan sejauh 5 cm
disekitarnya.
vi. Taburkan agregat kunci (yang sesuai dengan pasal 6.5.2) dan dipadatkan dengan mesin
gilas. Tambahkan lagi agregatjika perlu.
vii. Semprotkan bahan pengikat aspal pada tingkat penyemprotan diantara 1.5 s/d 2.0 I/m2
atau menurut petunjuk Direksi Teknik dan ditaburi dengan pasir kasar dan dipadatkan
dengan mesin gilas.
b. Pelaksanaan Perbaikan Untuk PemTiukaan Laburan Aspal Dua Lapis (BURDA)
i. Ikutilah tiga langkah (i -iii) yang diberikan untuk Penetrasi Macadam di atas.
ii. Semprotkan bahan pengikat aspal panas di atas lapis pondasi yang sudah diprime coat
pada tingkat penyemprotan diantara 1,5 s/d 2,0 l/m2 atau menurut petunjuk Direksi
Teknik.
iii. Letakkan lapis agregat pertama ukuran 19 mm (yang sesuai dengan pasal 6.3.2), dan
dipadatkan dengan mesin gilas yang disetujui oleh Direksi teknik.
iv. Semrotkan bahan pengikat aspal panas di atas lapis agregat pertama pada tingkat
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
182
semprotan diantara 1.0 s/d 1,5 l/m2 atau menurut petunjuk Direksi Teknik.
v. Letakkan lapis agregat kedua menggunakan agregat ukuran -9,5 mm (yang sesuai dengan pasal
6.3.2) sampai menutupi dan mengisi rongga seluruhnya, dan dipadatkan dengan mesin gilas
yang disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Pelaksanaan Perbaikan Untuk Permukaan Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU dan BURAS)
i. Ikutilah tiga langkah (i -iii) yang diberikan untuk Penetrasi Makadam di atas.
ii. Semprotkan bahan pengikat aspal panas di atas pondasi yang sudah diprime coat pada tingkat
penyemprotan diantara 1,0 s/d 1,5 Ilm2.
iii. Letakkan laburan agregat penutup sampai menutupi dan mengisi rongga seluruhnya,
menggunakan agregat ukuran 9,5 mrn, untuk BURTU atau pasir kasar untuk Buras dan
dipadatkan dengan mesin gilas yang disetujui oleh Direksi Teknik.
d. Pelaksanaan Perbaikan Untuk Permukaan LATASTON/LASTON
i. Ikutilah tiga langkah (i-iii) pertama yang diberikan untuk Penetrasi Macadam di atas.
ii. Semprotkan aspal Resap Pelekat pada satu tingkat pemakaian 0,6 s/d 1,0 I/m2 atau tingkat
lainnya menurut perintah Direksi/Teknik.
iii. Letakkan Lataston/Laston (yang sesuai dengan pasal 6.716.8) dengan ketebalan sedikit
di atas permukaan perkerasan yang ada.
iv. Selesaikan dengan pemadatan akhir menggunakan mesin yang disetujui oleh Direksi
Teknik.
(3) Perbaikan Retak Permukaan
a. Untuk Retak Non Struktural (lebar kurang dari 3 mm), pemeliharaan rutin meliputi Laburan
Permukaan Taburan Pasir (BURAS) yang sesuai dengan pasal 6.4 atau sesuai cara yang dijelaskan
dibawah ini:
i. Sapu dan bersihkan permukaan perkerasan yang rusak sehingga bersih
ii. Gunakan bahan pengikat aspal di atas, permukaan yang kering dengan menggunakan mesin
penyemprot (aspal sprayer) atau siraman tangan pada tingkat 1,0 s/d 1,5 I/m2 (dua kali lipat untuk aspal
emulsi).
iii. Tutuplah bahan pengikat tersebut dengan pasir kasar pada tingkat antara 110-150 m2/m3 pada
keadaan panas.
iv. Padatkan dengan mesin gilas ban pneumatic atau mesin gilas roda baja yang sesuai kebutuhan
bila diijinkan oleh Direksi Teknik. Pelaksanaan pemadatan akan mengikuti segera setelah penaburan
pasir kasar.
b. Untuk Retak Non Struktural (lebar lebih dari 3 mm), dilaksanakan dengan cara :
i. Celah dibersihkan dengan mengggunakan sapu dan peniup debu.
i i . Celah diisi dengan adonan aspal cair atau emulsi dengan pasir dengan menggunakan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
183
sendok tembok. Pengisian diusahakan tidak sampai penuh.
iii. Sisa rongga diisi aspal cair atau aspal emulsi dengan menggunakan cerek aspal (gembor).
iv. Permukaan celah ditaburi agregat halus atau pasir kasar segera setelah pengisian asoal tersebut
untuk mencegah pengelupasan akibat lalu lintas.
c. Untuk Retak Struktural (retak buaya) penanganannya dengan membongkar lapisan yang rusak
dan menggantinya dengan material yang lebih baik atau lama, cara penanganannya sesuai Pasal
9.1.3.(2) di atas.
9.1.4 Pemeliharaan dan Perbaikan Perkerasan Tidak Beraspal
(1) Uraian
a. Pemeliharaan Rutin terhadap jalan tanpa penutup aspal, pada umumnya harus terdiri atas
operasi pemotongan ringan dengan motor grader atau alat sapu jalan untuk membentuk kembali
permukaan jalan atau memperbaiki permukaan jalan dimana terdapat lubanglubang dan atau
bergelombang.
b. Proses tersebut akan meliputi perataan memasukkan bahan-bahan permukaan dari pinggiran
atau potongan-potongan bagian permukaan yang tinggi (bergelombang) Berta mengisi
(menimbun) daerah-daerah rendah (cekungan ambles) dan lubang-lubang dangkal dengan
bahan-bahan lebihan (surplus) yang lepas-lepas.
c. Bila bahan-bahan yang ada dilapangan dipertimbangkan Direksi Teknik tidak sesuai atau tidak
mencukupi untuk perbaikan bagian ambles, Kontraktor harus menyediakan tambahan bahan-
bahan yang diperlukan.
(2) Pembentukan Kembali
a. Pemotongan Ringan dengan Motor Grader
Untuk jalan-jalan kerikil yang tidak berlubang-lubang tetapi bergelombang dan atau
permukaannya tidak mempunyai kemiringan melintang yang baik, permukaan jalan itu harus dipotong
sedikit dengan motor grader secara rutin, terutama di musim kemarau. Bila melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan pemotongan ringan dengan motor grader di musim kemarau bahan-bahan yang lepas harus
didorong kearah tepi jalan. Di musim hujan, bahan-bahan harus didorong ketengah jalan.
Kontraktor harus hati-hati untuk mencegah grader lewat ditengah jalan dengan pisau turun,
karena hal ini akan menyebabkan rusaknya permukaan jalan. Selama pekerjaan pemotongan harus juga
berhati-hati.untuk menghindari lempung lunak yang terpotong dari selokan samping terdorong kearah
jalur lintasan. Pekerjaan pembentukan kembali harus dilengkapi sebuah punggung permukaan atau
kemiringan melintang jalan antara 4%-6%
b. Penyapuan Jalan
Pekerjaan ini akan dilaksanakan menurut petunjuk Direksi teknik, untuk mengisi bekas-bekas
roda, ketidak teraturan yang ringan dan permukaan jalan yang bergelombang, Berta akan
dipertimbangkan bila tidak didapatkan sebuah motor grader. Alat sapu jalan tersebut akan dipasang pada
traktor atau truk p6meliharaan dan penyapuan akan dilaksanakan untuk menyingkirkan bahan-bahan
lepas dan menghilangkan gelombang-gelombang kecil dari permukaan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
184
(3) Perbaikan Lubang-lubang Dalam dan Tempat-tempat Lunak
Lubang-lubang dalam (>20 cm) dan daerah-daerah lunak akan diperbaiki dengan tangan/tenaga manusia
yang sesuai dengan Instruksi. Direksi Teknik dan mengikuti cara berikut:
Lubang-lubang dalam harus dipotong kembali dan dibuat menjadi kotak sampai permukaan lapis tanah
dasar. Lapis tanah dasar tersebut harus dipadatkan dengan baik dan lubang tersebut diisi kembali
dengan bahan lapis pondasi bawah kelas C atau tanah pilihan yang disetujui oleh Direksi Teknik dan
ditumbuk dalam lapisan-lapisan 10 cm.
Permukaan paling alas akan ditutup dengan kerikil yang ketebalannya sarna dengan tebal kerikil lama
dan dipadatkan dengan mesin gilas. Luas yang kecil dapat dipadatkan dengan tumbukan mesin
(stamper). Jenis kerikil harus sama atau lebih baik dari kerikil yang digunakan pada jalan yang ada.
9.1.5 Pemeliharaan Bahu Jalan
(1) Uraian
Pekerjaan Pemeliharaan Rutin untuk bahu jalan akan dibatasi kepada perapihan dari perataan kembali
bahu jalan serta pemotongan rumput yang tinggi, semak-semak atau pohon yang tidak diperlukan.
(2) Pelaksanaan
a. Bahu jalan harus dipotong dan dibentuk kembali dengan tenaga manusia, motor grader atau
traktor, seperti yang diminta oleh Direksi Teknik dengan menggunakan bahan-bahan pilihan yang
diperoleh di lapangan. Bila bahan-bahan pilihan tersebut tidak terdapat di lapangan/tidak mencukupi,
Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan tambahan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik.
Bahu jalan harus dipotong rata dengan pinggiran perkerasan jalan sehingga membentuk kemiringan
melintang 4%-6% kearah sisi saluran.
b. Perapihan terakhir akan dilakukan dengan tenaga kerja dan bahan-bahan lebihan dari tumbuh-
tumbuhan, serta sampah-sampah lainnya harus disingkirkan dari lapangan sesuai dengan instru'si
Direksi Teknik.
9.1.6 Pemeliharaan dan Perbaikan Saluran Tepi Jalan dan Gorong-gorong
(1) Uraian
a. Pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan harus dilaksanakan untuk rnenjaga saluran tepi jalan dan
gorong-gorong tersebut dalam kondisi baik dan memuaskan. Saluran dan gorong-gorong harus
dibersihkan dan diperbaiki seperlunya yang sesuai dengan acuan Pasal 2.2, Spesifikasi Umum.
b. Pekerjaan yang dikeluarkan dari Pemeliharaan Rutin meliputi :
Pekerjaan perbaikan yang besar sampai kerusakan karena gerusan, termasuk
pemotongan, galian, penggantian dengan bahan timbunan pilihan dan bahan drainase
porous.
Penambahan saluran yang ada dan pembangunan saluran baru.
Pembangunan pelapisan baru pasangan batu
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
185
Penggantian gorong-gorong yang rusak dan penambahan gorong-gorong dengan atau
tanpa dinding kepala dan dinding samping.
Pekerjaan tersebut (jika ada) harus diidentifikasi dan dilaporkan kepada. Direksi Teknik
secara tertulis dan tidak boleh dilaksanakan tanpa Surat Perintah Kerja dari Direksi
Teknik, setelah mendapat persetujuan dari Pimpro.
(2) Pelaksanaan
a. Saluran Tepi Jalan
i. Semua tumbuh-tumbuhan, endapan dan sampah lainnya harus disingkirkan dari saluran tersebut
dan dikumpulkan serta diangkut ke luar dari lapangan.
ii. Saluran-saluran tanah harus dinormalisasi hingga profil dan kemiringan yang diperlukan sesuai
dengan gambar serta mendapat persetujuan Direksi Teknik.
iii. Saluran pasangan batu yang dalam keadaan rusak harus diperbaiki sesuai dengan syarat-syarat
yang ditentukan dan ditunjukkan pada gambar serta mendapat persetujuan Direksi Teknik.
Bila diperlukan, dapat disediakan pondasi beton baru. Pengurugan kembali dan pemadatan harus
dilaksanakan dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Pekerjaan ini harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Teknik.
b. Gorong-gorong termasuk Dinding Kepala dan Dinding Sayap
i. Semua tumbuh-tumbuhan, endapan dan sampah-sampah lainnya harus disingkirkan dari gorong-
gorong dan dari kanal/saluran disekitarnya, serta diangkut keluar dari lapangan.
ii. Gorong-gorong, dinding kepala dan dinding sayap harus diperiksa dan setiap kerusakan dicatat
untuk diiaporkan kepada Direksi Teknik.
iii Sesuai dengan instruksi Direksi Teknik, Kontraktor harus melakukan pekerjaan perbaikan kecil
bagi gorong-gorong termasuk acuan siar sambungan-sambungan yang patah dan mengganti
bagian-bagian pekerjaan batu atau beton yang rusak dari dinding kepala dan dinding sayap.
Pekerjaan perbaikan gorong-gorong yang rusak akan mencakup semua pekerjaan yang dapat
dengan efektif dilaksanakana dalam batas-batas gorong-gorong tanpa penggalian yang berlebih.
9.1.7 Pemeliharaan Rutin Bangunan Jembatan
(1) Uraian
a. Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk jembatan harus berlaku untuk semua jembatan yang ada
pada setiap ruas jalan dalam kontrak, tanpa memandang jumlah ukuran atau jenis jembatan.
b. Pemeliharaan rutin jembatan meliputi pemeriksaan dan pembersihan lantai jembatan, expansion
joint, landasan jembatan, lubang drainase (outlet), -saluran pembuang dan aliran sungai serta
merapihkan kemiringan timbunan disekitar jembatan agar tetap dalam kondisi yang baik.
c. Pemeriksaan dan pembersihan untuk pemeliharaan rutin jembatan harus dilakukan dalam selang
waktu yang teratur yang tidak lebih dari 4 bulan. Kecuali iika hujan lebat yang berakibat banjir
pemeriksaan dan pembersihan harus dilakukan, demikian pula setelah air banjir menyusut
d. Pekerjaan yang dikeluarkan dari pemeliharaan rutin meliputi :
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
186
Perbaikan struktural
Pengecatan pekerjaan baja
Penggantian lantai jembatan
Perlindungan tebing dan bangunan bawa dengan bronjong atau rip-rap.
Pekerjaan tersebut (jika ada) harus diidentifikasi dan dilaporkan kepada Direksi Teknik serta tidak boleh
dilaksakan tanpa Surat Perintah Kerja dari Direksi Teknik, dan mendapat persetujuan Pimpro.
(2) Pelaksanaan
a. Permukaan lantai jembatan dan trotoir harus secara teratur dijaga dalam kondisi bersih.
b. Sambungan muai jembatan (expansion joint), landasan jembatan harus selalu diperiksa dan
dibersihkan.
c. Kemiringan timbunan disekitar dan di bawah jembatan harus dirapihkan dan dipelihara sampai
bentuk yang benar.
d. Semua sampah dialiran sungai di bawah jembatan yang menghalangi aliran harus dibuang.
9.1.8 Pemeliharaan Tanda Lalu-Lintas dan Rel Pengaman
(1) Uraian
a. Pekerjaan pemeliharaan tanda lalu-lintas dan rel pengaman meliputi pemeliharaan umum rambu
lalu-lintas, patok penunjuk, patok kilometer, marka jalan dan rel pengaman, serta melaksanakan
pembersihannya, pekerjaan perbaikan ringan dan pengecatan ulang.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang dikeluarkan adalah penyediaan baru rambu lalu-lintas, patok
penunjuk, patok kilometer, marka jalan dan rel pengaman baru, bersama dengan penggalian
yang diperlukan, urugan kembali dan pondasi beton yang akan disediakan.
(2) Pelaksanaan
a. Rambu lalu-lintas, patok kilometer dan patok penunjuk harus dibersihkan dan dicuci serta dijaga
sepenuhnya memenuhi syarat untuk lalu lintas lewat.
b. Rambu lalu-lintas, patok-patok dan rel pengaman yang lepas atau dalam penempatan yang salah
harus dipasang kembali dengan benar menurut petunjuk Direksi Teknik.
c. Patok rambu dan rel pengaman harus dibersihkan dan dicat kembali dengan cat dasar dan lapis
penyelesaian dimana dianggap perlu menurut petunjuk Direksi Teknik. Bagian-bagian baja yang
terlihat berkarat pertama-tama harus disikat dan dilapisi dengan cat dasar pencegah karatan
sebelum pengecatan.
d. Marka jalan harus dibersihkan dan dicat kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
187
9.1.9 Cara Pengukuran Pekerjaan
Pengukuran untuk masing-masing pekerjaan diuraikan dalam Spesifikasi ini harus, secara umum, kecuali
dinyatakan lain, sesuai dengan cara yang diberikan dalam bab-bab yang berkaitan dari Spesifikasi ini dan
sebagaimana diuraikan di bawah ini untuk berbagai jenis bahan yang digunakan. Perkerasan Berpenutup
Aspal
(1) Pelaburan aspal (BURAS) yang harus dipasang sebagai satu penutup, pelindung retak-retak.
permukaan akan diukur untdk pembayaran dalam meter persegi dari permukaan perkerasan
sebenarnya terlapisi dan diterima oleh Direksi Teknis.
(2) Perbaikan retak-retak lebar (>3 mm) akan diukur pembayarannya dalam meter panjang lari dari
permukaan perkerasan sebenarnya yang diperbaiki dan diterima oleh Direksi Teknik.
(3) Pelapisan Ulang dengan Penetrasi Makadam (LAPEN), Laston (AC) dan Lataston (HRS) tidak
dimasukkan dalam Pekerjaan Rutin, tetapi harga satuan harus dicantumkan dan akan diukur
untuk dibayar (bila ada) dalam m2 atas ketebalan perkerasan yang sudah ditentukan.
(4) Perbaikan dan penambalan lubang, kerusakan pinggiran jalan, bagian ambles dan bekas roda
akan diukur untuk pembayarannya dalam meter persegi dari luas permukaan perkerasan
sebenarnya yang diperbaiki dan diterima oleh Direksi Teknik.
Pengukuran akan meliputi pengadaan semua bahan, pencampuran, penempatan, pernadatan
dan penyelesaian sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
Perkerasan Tidak Beraspal
(5) Kerikil yang dipasang sebagai lapisan permukaan untuk pembentukan ulang lada permukaan
jalan kerikil yang ada akan diukur untuk pembayaran dalam meter persegi pada tebal yang
ditentukan dari luas permukaan terpasang dan diterima oleh Direksi Teknik.
(6) Pembentukan kembali dengan motor grader atau penyapuan jalan akan diukur untuk pembayaran
dalam kilometer panjang dari panjang jalan sebenarnya yang dibentuk dan diterima oleh Direksi
Teknik.
(7) Perbaikan lubang, ambles, bekas roda dan tempat-tempat lunak diukur uhtuk pembayaran dalam
meter persegi dari luas permukaan yang sebenarnya diperbaiki dan diterima oleh Direksi Teknik.
Pengukuran akan melipub pengadaan semua bahan, penempatan, pemadatan dan penyelesaian
sampai diterima oleh Direksi Teknik.
Perbaikan dan Pemeliharaan Drainase
(8) Pembersihan saluran tepi jalan akan diukur untuk pembayaran dalam meter panjang saluran tepi
jalan yang dibersihkan dan direhabilitasi/dinormalisasi dan diterima oleh Direksi Teknik.
(9) Pembersihan gorong-gorong akan diukur dalam meter panjang yang dibersihkan dan
direhabilitasi/dinormalisasi dan diterima oleh Direksi Teknik.
Semua pengukuran harus dilakukan disepanjang sumbu saluran dan harus disediakan untuk
seluruh pekerjaan yang dilakukan bagi pembersihan dan rehabilitasi kedua sisi, saluran. Tidak disediakan
secara terpisah untuk setiap galian atau urugan, acuan siar sambungan-sambungan yang patah,
mengganti bagian-bagian batu atau beton yang rusak. Pekerjaan-pekerjaan ini akan dimasukkan dalam
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
188
item pembayaran yang telah diberikan.
(10) Pembangunan saluran tanah baru, saluran pasangan, gorong-gorong, termasuk dinding kepala
dan dinding camping, tidak termasuk dalam Pemeliharaan Rutin, tetapi hanya satuannya harus
dicantumkan.
Pemeliharaaan Bahu/Tepi Jalan
(11) Pengendalian/kontrol tanaman (rumput, semak-semak, pohon-pohon) akan diukur untuk
pembayaran dalam satuan 100 m2 dari luas yang dikerjakan dan diterima oleh Direksi Teknik.
Perhitungan total harus alas dasar lebar rata-rata bahu jala yang dikerjakan, diukur dengan
selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang dilaksanakan, diterima
dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(12) Pembentukan dan pemotongan bahu jalan akan diukur untuk pembayaran dalam kilometer
panjang yang dilaksanakan dan diterima dan disetujui oleh Direksi Teknik.
Tidak ada penyediaan terpisah akan dibuatkan untuk satu galian lain atau pengurugan yang
dilaksanakan. Pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran yang telah
diberikan.
(13) Peninggian bahu jalan dengan urugan bahan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dalam
meterkubik bahan padat yang ditempatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.
Pemeliharaan Bangunan Jembatan
(14) Pekerjaan pemedksaan dan pembersihan jembatan akan dibayar dalam lump sum. Pembayaran
tersebut termasuk semua jembatan yang ada sepanjang kontrak, tanpa memandang ukuran atau
jenis jembatan.
Pemeliharaan Tanda Lalu Lintas dan Rel Pengaman
(15) Pekerjaan Pembersihan dan pengecatan kembali tanda lalu lintas akan dibayar dalam lump sum.
Pembayaran tersebut termasuk tanda lalu lintas yang ada sepanjang kontrak, tanpa memandang
ukuran atau jenis tanda lalu lintas.
Semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut di atas, termasuk
perbaikan rambu lalu lintas dan rel pengaman yang lepas atau penempatan yang salah akan dianggap
telah dimasukkan dalam item pembayaran yang telah diberikan.
9.1.10 Dasar Pembayaran
(1) Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas akan dibayar pada harga kontrak per
satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah ini dan ditunjukpan dalam Daftar
Penawaran, dimana harga-harga dan pembayaran, tersebut merupakan konpensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua penyiapan yang diperlukan,
penggalian, pemotongan, urugan kembali dan penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan
sebelumnya dalam Spesifikasi ini.
(2) Berdasarkan pembuktian tertulis dari Direksi Teknik tentang hasil kerja yang memuaskan dari
kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan pekerjaan pemeliharaan rutin, tiap bulan akan dibayarkan
kepada kontraktor dalam tahapan sebagai berikut
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
189
Untuk 3 bulan pertama
= 37,5% (minimum) s/d 50% (maximum) dari nilai kontrak
Pembayaran bulanan untuk sisa jangka waktu kontrak
= 5,0% (minimum) s/d 12,5% (maximum) dari nilai kontrak
(3) Jika kontraktor dalam satu bulan tertentu selama mass kontrak gagal melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan rutin yang diperintahkan Direksi Teknik dengan memuaskan, Direksi Teknik akan
memperingatkan kontraktor secara tertulis. Jika kontraktor tidak mematuhi peringatan tersebut dalam
bulan berikutnya, Direksi Teknik berhak untuk:
a. Untuk kontrak dengan uang jaminan pelaksanaan, melaksanakan pemeliharaan yang
dipedukan dengan cara lain dan
b. Untuk kontrak tanpa jaminan pelaksanaan membatalkan kontrak dan melanjutkan
pekerjaan dengan cara lain.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan
Pengukuran
9.1.1 Perkerasan Berpenutup Aspal
(1) Pelapisan Pelaburan Aspal (Buras) M2
(2) Perbaikan Retak-Retak yang Lebar M
(3) Pelapisan Ulang dengan LAPEN AC dan HRS M2
Perbaikan dan Penambalan Lubang, Ambles, dlI
(4) - Untuk Permukaan Penetrasi Macadam M2
(5) - Untuk Permukaan BURDA M2
(6) - Untuk Permukaan BURTU/BURAS M2
(7) - Untuk Permukaan LATASTON/LASTON M2
9.1.2 Perkerasan Tidak Beraspal
(1) Pengkerikilan Kembali (tebal padat 50 mm) M2
(2) Pembentukan kembali dengan motor Grader/Penyapu jalan (pilih salah satu)
KM
(3) Perbaikan Lubang-Lubang, Ambles, Bekas Roda dan tempat-tempat lunak
M2
9.1.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Drainase
(1) Pembersihan dan Normalisasi saluran Tepi Jalan M
(2) Pembersihan dan Normalisasi Gorong-gorong M
9.1.4 Pemeliharaan Bahu Tepi Jalan
(1) Kontrol Tanaman (rumput, semak, pohon) M2
(2) Pembentukan dan Pemotongan Bahu Jalan KM
(3) Peninggian Bahu Jalan M3
9.1.5 Pemeliharaan Bangunan Jembatan
(1) Pembersihan Kanal/Saluran Lintasan Air Jembatan dan Lantai Jembatan
LUMP SUM
9.1.6 Pekerjaan Tanda Lalu Lintas dan Rai Pengaman
(1) Pembersihan dan Pengecatan Tanda Lalu Lintas dan rel pengaman
LUMP SUM
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
190
BAB 9.2
PEMELIHARAAN BERKALA
9.2.1 Umum
(1) Uraian
a. Pemeliharaan berkala mencakup peningkatan umum dan pemulihan ke keadaan semula jalan
kabupaten, menjaganya selalu dalam keadaan siap pakai. Pekerjaan tersebut meliputi
pembentukan kembali permukaan jalan kerikil dan jalan aspal (dengan lapis penutup),
membangun bahu jalan, bangunan drainase baru dan perbaikan struktural jembatan.
b. Untuk tujuan pelaksanaan Perpeliharaan Berkala berdasarkan kontrak, daftar pekerjaan jalan
berikut yang diberikan pada: Tabel 9.2.1 akan dimasukkan.
TABEL 9.2.1 PEKERJAAN PEMELIHARAAN BERKALA
ITEM LOKASI URAIAN
I PERKERASAN DENGAN LAPIS PENUTUP ASPAL
- Persiapan untuk pembentukan ulang permukaan, termasuk perbaikan lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran jalan, bekas roda dan retak-retak - Pembentukan ulang permukaan, termasuk lapisan penutup aspal dan lapis ulang.
II PERKERASAN TANPA LAPIS PENUTUP
- Persiapan untuk pengkrikilan ulang, termasuk perbaikan lubang dan tempat-tempat lunak.
- Pengerikilan ulang
III DRAINASE JALAN
- Saluran tanah baru
- Pelapisan (pasangan) saluran baru
- Gorong-gorong baru, termasuk penggantian pipa gorong-gorong dalam keadaan rusak.
IV BAHU JALAN - Pembangunan dan pembentukan ulang bahu jalan.
V JEMBATAN
- Perbaikan struktural
- Penggantian lantai jembatan
- Pengecatan ulang pekerjaan baja
VI RAMBU LALU LINTAS Rambu, lalu lintas baru, patck-patok dan rel pengaman baru.
(2) Spesifikasi Acuan
Untuk Kontrak Pekerjaan Pemeliharaan Berkala, Kontraktor akan mengacu dan mematuhi Bab-bab yang
relevan dari Spesifikasi ini termasuk Spesifikasi yang tercantum berikut:
Penyiapan Lapis Tanah Dasar - Bab 3.3
Rehabilitasi Bahu Jalan - Bab 4.1
Lapis Pondasi Bawah - Bab 5.1
Lapis Pondasi Atas Agregat - Bab 5.2
Lapis Permukaan Kerikil - Bab 6.1
Lapis Aspal Pelekat dan Lapis Aspal Resap Pelekat - Bab 6.2
Laburan Permukaan Aspal - Bab 6.3 & 6.4
Lapis Permukaan Penetrasi Makadam - Bab 6.5
Lasbutag - Bab 6.9
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
191
Aspal Campuran Dingin - Bab 6.11
Pekerjaan Beton - Bab 7.1
Pasangan Batu - Bab 7.4
Pekerjaan Batu dengan Siar(batu bata) - Bab 8.1
Rehabilitasi Drainase Tepi Jalan - Bab 2.2
Pipa gorong-gorong - Bab 2.5 & 2.6
Rambu Lalu Lintas, patok-patok dan Rel Pengaman - Bab 8.5 & 8.6
(3) Contoh Bahan
a. Contoh-contoh berbagai bahan yang digunakan dalam Pekerjaan Pemeliharaan Berkala harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai sesuai dengan instruksi Direksi.
b. Contoh-contoh tersebut harus khusus untuk lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Berkala yang harus
dilaksanakan dan dapat meliputi salah satu atau seluruh bahan-bahan yang tercantum pada
Tabel 9.2.2.
(4) Pembatasan Cuaca
Pada umumnya pekerjaan tersebut akan dilaksanakan selama kondisi cuaca kering yang sebaik-baiknya.
Pekerjaan pembentukan ulang permukaan untuk jalan-jalan dengan lapis penutup dan pengecatan ulang
bangunan baja akan dilaksanakan hanya apabila permukaan masing-masing bersih dan kering.
(5) Penjadwalan Pekerjaan
a. Bagian dan panjang jalan yang harus dimasukkan ke dalam Kontrak Pemeliharaan Berkala harus
diketahui dalam Daftar Penawaran dan harus ditempatkan serta ditandai di lapangan oleh Direksi
Teknik.
b. Jangka waktu kontrak harus dinyatakan dalam Dokumen Kontrak dan Kontraktor akan diminta
mengadakan pemeriksaan lengkap, panjang jalan dan pekerjaan jalan yang dimasukkan, dan
menyiapkan satu program pekerjaan yang mencakup semua pekerjaan pemeliharaan berkala
yang harus dilaksanakan. Program ini harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapat
persetujuan, dan Direksi dapat meminta Kontraktor untuk mengadakan penyesuaian seperlunya
untuk memenuhi kewajiban kontraktual dan memenuhi persyaratan spesifikasi ini.
(6) Pengendalian Lalu Lintas
Kontraktor harus mengatur dengan baik pengendalian lalu lintas bersama dengan penyediaan rambu-
rambu lalu lintas sementara dan pemegang benders untuk pengendalian dan keamanan lalu lintas dan
pekerja. Pengaturan lalu lintas harus mendapat persetujuan Direksi.
(7) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan
Kontraktor akan melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan Berkala yang umumnya sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi ini dan menurut petunjuk Direksi di lapangan. Setiap pekerjaan yang dianggap
oleh Direksi Teknik tidak memuaskan karena mutu bahan jelek, pananganan jelek, atau kekurangan alat
yang cocok, harus diperbaiki sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik dan seperti yang diuraikan dalam
Bab-bab yang relevan dari Spesifikasi ini.
9.2.2 Bahan-Bahan
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
192
(1) Sumber Pengadaan Bahan
Sumber untuk bahan jalan harus dipilih atas dasar pengadaan yang tersedia dan struktur jalan yang ada.
Direksi dapat menerima atau menolak bahan-bahan dari tersebut atas dasar faktor-faktor di atas dan atas
dasar persyaratan Spesifikasi yang relevan.
(2) Kebutuhan Bahan
a. Pada umumnya jenis bahan-bahan yang dipilih untuk melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan
Berkala untuk melapisi aspal dan melapisi kerikil bagi jalan, harus sama atau lebih baik dari
bahan-bahan yang digunakan dalam jalan yang ada. Dalam segala hal mutu bahan dan graqasi
agregat harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini.
b. Jenis bahan yang diperlukan untuk Pekerjaan Pemeliharaan Berkala seperti diuraikan di atas,
tercantum pada Tabel 9.2.2.
TABEL 9.2.2 BAHAN-BAHAN UNTUK PEMELIHARAAN BERKALA
Lokasi BAHAN SPESIFIKASI
LAPIS TANAH DASAR DAN BAHU JALAN YANG ADA
Bahan pilihan (PI ≤10%) Bab 3:3
LAPIS PONDASI BAWAH DAN BAHU JALAN KERAS
Bahan Lapis Pondasi Bawah : Bab 5.1
Kelas A (<75 mm)
Kelas B (<62.5 mm)
LAPIS PONDASI ATAS
Bahan Lapis Pondasi Atas Bab 5.2
Kelas A - Agregat (<37.5 mm)
Kelas B - Makadam Ikat Basah (<75 mm)
PERMUKAAN KERIKIL
Kerikil <25 mm atau <19 mm Bab 6.1
PERKERASAN DENGAN PENUTUP ASPAL
Lap. Aspal Pelekat & Resap Pelek. Bab 6.2
Laburan Permukaan Aspal Bab 6.3 / 6.4
Penetrasi Makadam 5 cm Bab 6.5
LATASTON (HRS) 3 cm Bab 6.6
Aspal Beton (Laston) 5 cm Bab 6.8
Lasbutag 3 cm Bab 6.9
Aspal Campur Dingin 5 cm Bab 6.11
DRAINASE
Item-item umum untuk Rehabilitasi Bab 2.2
Pipa Gorong-gorong Bab 2.5 2.6
Bahan drainase porous Bab 2.7
Pasangan batu Bab 7.4
Pasangan batu dengan siar Bab 8.1
Beton Bab 7.1
RAMBU LALU LINTAS DAN PATOK-PATOK
Rambu lalu lintas, Patok Petunjuk dan Patok Baba 8.5
Kilometer Balok rel pengaman dari baja. Bab 8.6
(3) Syarat-Syarat Kualitas
Sebelum suatu sumber bahan dipilih, Kontraktor harus menyerahkan rincian sumber pengadaan
bersama-sama dengan data uji yang relevan, yang menunjukkan kecocokan dengan persyaratan
spesifikasi yang mengacu pada Tabel 9.2.2. Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menyerahkan
contoh bahan dan melaksanakan suatu ujian lebih lanjut yang dianggap, perlu sebelum memberikan
persetujuan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
193
9.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Jalan Kerikil
a. Peralatan
Kebutuhan-kebutuhan yang utama meliputi:
Motor grader dengan pisau dan gandengan garukan
Mesin gilas
Tangki air
Alat bantu, termasuk garu, sekop dan gerobak dorong.
b. Perbaikan lubang-lubang dan tempat-tempat lunak
Lubang-lubang dan tempat-tempat lunak harus diperbaiki dengan Langan yang sesuai dengan
instruksi Direksi dan dengan cara sebagai berikut:
i. Lubang-lubang harus dipotong kembali dan dibuat kotak sampai permukaan tanah dasar. Tanah
dasar tersebut harus dipadatkan dengan baik dan lubang-lubang diisi kembali dengan bahan
kelas A sebagaimana disyaratkan, yang akan ditaruh dan dipadatkan dalam lapisan-lapisan 10
cm.
ii. Permukaan bagian atas akan dipasangi dengan kerikil sebagaimana ditetapkan, setebal 10 cm
dan dipadatkan dengan mesin gilas. Luas yang kecil dapat dipadatkan dengan mesin tumbuk.
c. Pembentukan ulang permukaan jalan kerikil
i. Bahan-bahan berbutir untuk pengkerikilan ulang permukaan yang ada akan dipilih sesuai
dengan persyaratan Sub Bab 6.1.2 dan ditempatkan di lapangan, siap disebarkan. Bila
bahan-bahan lebih dari satu sumber digunakan dalam kombinasi, bahan tersebut harus
dicampur di tempat pekerjaan.
ii. Permukaan kerikil yang ada harus dikupas sampai kedalaman sekitar 5 cm dengan
motor grader, untuk memberikan sebuah penguncian antara bahan yang ada dan bahan
yang baru, dan ujung-ujung jalan harus dikurung.
iii. Bahan-bahan berbutir akan ditempatkan dan dicampur mienyefuruh dalam keadaan
kering menggunakan tenaga kerja dan motor grader. Jika perlu akan ditambahkan air
dan pekerjaan berlanjut untuk menyesuaikan kandungan air sampai kadar kelembahan
optimum dan menjamin satu kadar kelembahan yang seragam di seluruh bahan
terpasang. Bilamana bahan tersebut telah dihampar dengan rata di atas jalan pada kadar
kelembahan yang benar, bahan tersebut dibentuk miring sampai satu punggung jalan
atau kemiringan melintang 4% mengikuti petunjuk Direksi.
iv. Secepatnya setelah pencampuran dan penghamparan diselesaikan, bahan permukaan
berbutir tersebut harus dipadatkan di seluruh lebar jalan menggunakan sebuah mesin
gilas roda baja atau mesin gilas ban bertekanan ataupun alat tumbuk lainnya yang dapat
diterima Direksi Teknik. Penggilasan harus dimulai dipinggiran jalan dan bekerja menuju
ke bagian tengah. Permukaan-permukaan yang tidak rata harus diperbaiki dengan
mengupas tempat-tempat tinggi, mengisi dan memadatkan tempat-tempat yang rendah
demikian sehingga permukaan akhir seragam dan rata.
v. Bahan permukaan berbutiran tersebut harus dihampar dan dipadatkan dalam lapis-lapis
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
194
dengan tebal padat tidak kurang dari 10 cm, sehingga kepadatan yang ditetapkan dapat
dicapai dengan alat yang tersedia. Bila diperlukan lebih dari satu lapisan, setiap lapisan
harus dipadatkan dan dibentuk sebelum lapisan berikutilya di pasang.
vi. Pemadatan akan berlanjut sampai masing-masing lapisan dipadatkan mencapai 100%
kepadatan maksimum (AASHTO T99) dan penambahan sejumlah kecil abu batu
plastisitas rendah atau pasir dapat diizinkan dalam tahap akhir pemadatan untuk
memudahkan pengikatan dan stabilisasi lapis permukaan tersebut.
vii. Bahan permukaan berbutir tersebut yang dipasang di tempat dimana tidak dapat
dimasuki mesin gilas harus dipadatkan menggunakan mesin tumbuk yang disetujui.
(2) Perkerasan dengan Lapis Penutup
Pekerjaan perbaikan dan pemulihan ke keadaan semula sebagaimana diuraikan pada Tabel 9.2.1 akan
diperlakukan terhadap cacat-cacat perkerasan berikut:
i. Kemerosotan Permukaan
Karena mutu yang jelek dari tekstur permukaan dan oxidasi atau terlalu panasnya bahan
pengikat.
ii. Kehancuran Lapis Pondasi Atas
Karena lapis tanah dasar yang lunak, kurang pemadatan, mutu agregat yang jelek.
iii. Kehancuran Lapis Pondasi Bawah
Karena drainase yang tidak memadai dan lapis tanah dasar yang basah, atau mutu lapis
tanah dasar jelek dan kurang pemadatan.
a. Peralatan
Kebutuhan Pokok Meliputi:
Mesin gilas yang dipilih dari daftar berikut yang tergantung kepada jenis pekerjaan:
Mesin gilas roda baja rata 6 -8 ton
Mesin gilas ban pneumatic (dengan balast)
Mesin gilas bergetar 6 ton
Mesin gilas kecil 1 -2 ton
Distributor/Penyemprot aspal bertekanan dengan batang semprotan dan slang tangan (termasuk alat pemanas aspal).
Mesin tumbuk
Alat-alat bantu, meliputi sekop, garu, sapu dan gerobak dorong.
b. Perbaikan Lubang-Lubang, bagian Ambles dan Pinggiran Hancur
i. Bahan-Bahan.
Pemilihan bahan-bahan dibuat dengan mengacu kepada Tabel 9.2.2 dan yang sesuai dengan
instruksi Direksi berdasarkan jenis perkerasan jalan yang harus diperbaiki.
ii. Perbaikan Permukaan Penetrasi Makadam
Galilah lubang atau bagian ambles ke bawah sampai pondasi, potongan sisi persegi dan buanglah semua bahan-bahan lepas, jika perlu, buang juga bahan-bahan tanah dasar yang
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
195
rusak.
Gantilah jika perlu dengan bahan tanah dasar yang disetujui dan padatkan dengan mesin tumbuk. Oleskan sedikit aspal lapis pelekat pangs atau emulsi dingin dengan semprotan tangan mengenai dasar dan sisi-sisinya.
Tempatkan agregat lapis pondasi atas dalam lapisan-lapisan 10 cm (tergantung kepada kedalaman) dan ditumbuk. Bangunlah lapis pondasi atas tersebut ke atas sampai 5 cm dari permukaan perkerasan.
Taruhlah agregat kasar (yang sesuai dengan Sub Bab 6.5.2) sampai ketinggian permukaan dan padatkan dengan mesin gilas atau alat tumbuk tangan, bila per;u tarnbahkan lagi agregat.
Semprotkan bahan pengikat aspal dengan semprotan tangan pada tingkat penyemprotan 0,5 l/m2 atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi, dalam jumlah yang cukup untuk menerobos sampai dasar lapis permukaan agregat kasar. Juga semprotkan sedikit kepada perkerasan di sekitarnya dalam batas 5 cm dari perbaikan.
Taburkan ke lapisan permukaan yang diperbaiki dengan agregat kunci atau pasir kasar dan padatkan dengan mesin gilas bergetar.
iii. Penyelesaian permukaan dengan Aspal Campuran Dingin.
Ikutilah tiga langkah pertama yang diberikan untuk penetrasi makadam di alas.
Oleskan lapis aspal pelekat mencapai agregat lapis pondasi atas dan letakkan aspal campuran dingin yang sudah disiapkan di atas, satu tebal padat 5 cm, berhenti di ketinggian sedikit di atas permukaan.
Selesaikan dengan pemadatan akhir menggunakan mesin gilas bergetar.
iv. Penyelesaian Permukaan dengan Laburan Aspal Permukaan (BURTU DAN BURDA)
Ikutilah empat langkah pertama yang diberikan untuk Penetrasi Makadam sampai ketinggian permukaan.
Semprotkan bahan pengikat aspal di atas agregat kasar pada tingkat penyemprotan sekitar 1,5 I/m2.
Taburkan lapis pertama laburan agregat penutup sampai menutupi dan mengisi rongga seluruhnya, menggunakan agregat ukuran tunggal 19 mm, terkecuali dinyatakan lain, dan padatkan dengan mesin gilas bergetar.
Semprotkan bahan pengikat aspal lapis kedua pada tingkat semprotan sekitar 1 l/m2.
Taburkan lapis kedua laburan agregat penutup menggunakan agregat ukuran tunggal 6 mm - 9,5 mm dan digilas sampai penyelesaian akhir permukaan yang memuaskan.
c. Perbaikan Retak Permukaan Perkerasan dengan Lapis Penutup Aspal
Semua retak-retak harus diisi dengan salah satu dari dua cara berikut sebelum pembentukan ulang permukaan.
i. Pelapisan penutup untuk retak-retak halus (BURAS)
Retak-retak halus harus ditutup oleh pelapisan permukaan perkerasan dengan aspal yang dipilih
dari aspal cair atau aspal emulsi. Kemudian permukaan tersebut harus diratakan dengan agregat halus
atau pasir. Semua pekeriaan harus patuh kepada persyaratan Bab 6.4.
ii. Penutupan setempat sampai retak-retak yang luas
Bila retak-retak terbatas dalam perkerasan adalah terlalu lebar untuk dilapisi dengan BURAS, cara pilihannya adalah melapisi masing-masing retak tersebut sendiri-sendiri.
Sebelum pelapisan, retak-retak lebar tersebut digaruk-garuk membuang semua kotoran dan sampah.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
196
Aspal cair atau aspal emulsi kemudian dituangkan dengan ember ke dalam masing-masing retak sehingga retak-retak tersebut terpenuhi.
Agregat halus ditambahkan, dan pasir akan ditaburkan ke permukaan tersebut sebagai penyerap bagi aspal lebihan, secepatnya setelah penuangan.
d. Pembentukan Ulang Permukaan Perkerasan dengan Lapis Penutup Aspal
i. Pada penyelesaian Pekerjaan persiapan, permukaan perkerasan harus diperiksa oleh
direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan akhir sebelum pembentukan ulang
permukaan (resur-facing) perkerasan dimulai.
ii. Panjang sebenarnya perkerasan yang harus dilapis ulang permukaan (resurfacing),
harus diketahui secara jelas dan ditandai di lapangan, serta semua bahan-bahan dan
pilihan Peralatan yang diperlukan harus dibawa ke lapangan.
iii. Pekerjaan pembentukan ulang permukaan (resurfacing) dan lapis ulang (overlay)
sebagaimana diuraikan dalam Daftar Penawaran dan sebagaimana diperlukan oleh
Direksi Teknik harus dilaksanakan dengan mematuhi persyaratan-persyaratan Bab-bab
yang terpakai dari Spesifikasi, mengacu pada Sub Bab 9.2.1 (2)
(3) Pembangunan dan Pembentukan Baru Bahu Jalan
a. Pekerjaan bahu jalan meliputi pembersihan tumbuh-tumbuhan dan semak-semak, pemotongan,
pembentukan ulang, penimbunan, perapihan dan pemadatan mencapai garis tingkat dan kemiringan
melintang yang diperlukan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Teknik. Semua Pekerjaan harus mematuhi persyaratan-persyaratan Bab 4.1 dan Bab 4.2
Spesifikasi ini.
b. Peralatan
Peralatan meliputi:
Motor grader atau Traktor dilengkapi dengan pisau
Mesin gilas bergetar
Alat bantu termasuk garu, sekop, gerobak dorong.
c. Bahan-Bahan
i. Untuk membangun bahu jalan yang ada, bahan yang harus dipakai adalah urugan timbunan
terpilih memenuhi persyaratan Sub Bab 3.2.2.
ii. Untuk menyediakan bahu jalan baru, bahan yang harus dipergunakan harus bahan lapis pondasi
bawah yang disetujui, memenuhi persyaratan Sub Bab 5.1.2.
d. Pelaksanaan
i. Pembentukan ulang bahu jalan yang ada, meliputi pemotongan tempat-tempat tinggi,
penimbunan daerah rendah, dibentuk lagi sampai ke garis, ketinggian dan kemiringan melintang,
dan pemadatan akhir harus seperti yang ditetapkan pada Bab 9.1 Spesifikasi ini.
ii. Pembangunan bahu jalan baru, meliputi pengadaan, pemasangan, penghamparan dan
pemadatan bahan pondasi bawah berbutiran terpilih di atas lapis tanah dasar yang sudah
disiapkan yang dipadatkan sampai ke garis dan ketinggian, harus seperti yang ditetapkan pada
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
197
Bab 4.2 Spesifikasi ini.
(4) Saluran Tepi Jalan dan Gorong-Gorong Baru
Perbaikan saluran dan gorong-gorong yang ada pada umumnya dimasukkan di bawah Pemeliharaan
Rutin.
Pekedaan Pemeliharaan Berkala mencakup:
Perluasan saluran yang ada
Penyediaan saluran baru
Pembangunan saluran baru yang dilapisir
Penggantian pipa gorong-gorong yang rusak
Pembangunan gorong-gorong pipa baru, beserta dinding kepala dan dinding sayap.
a. Bahan-Bahan
Bahan-bahan yang akan dipilih harus sesuai dengan persyaratan untuk pekerjaan khusus dan menurut
petunjuk Direksi Teknik untuk menatuhi persyaratan-persyarata.n Spesifikasi ini.
b. Pelaksanaan
i. Semua pekerjan perbaikan besar dan pekerjaan-pekerjaan baru harus dilaksanakan dengan
mematuhi Bab masing-masing Spesifikasi ini dan sebagaimana diperintahkan Direksi di lapangan.
ii. Pekerjaan tersebut harus seperti diuraikan dalam Daftar Penawaran dan akan dikenali
(diidentifikasi) serta ditandai dengan jelas dilapangan oleh Direksi Teknik.
iii. Setiap pekerjaan tak terduga, yang tidak terlihat atau tidak diantisipasi (ditanggapi) pada tahap
persiapan dan yang di dalam pendapat Direksi Teknik tidak disediakan dimana saja, harus dilaksanakan
di bawah perintah tertulis dan disetujui Direksi Teknik. Pekerjaan tersebut akan dimasukkan dalam item
pembayaran yang bersangkutan atau ke dalam pekerjaan harian, bila tidak ada item pembayarannya.
(5) Perbaikan Struktur dan Pengecatan Jembatan
Semua pekerjaan di bawah item ini harus diketahui dan dilaksanakan di bawah petunjuk Direksi Teknik.
Bahan-bahan dan penanganannya harus dalam kesesuaian yang penuh dengan “petunjuk Pemeliharaan
Jembatan Kabupaten” dan “Spesifikasi Jembatan” yang terpisah.
(6) Rambu Lalu Lintas, patok-patok dan Rel pengaman baru
a. Pekerjaan-pekerjaan untuk penggantian dan panyediaan rambu lalu lintas, patok kilometer/patok
petunjuk dan rel pengaman yang baru, harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Bab 8.5
dan B 8.6 Spesifikasi ini.
b. Bahan-Bahan
i. Rambu-rambu dan pelat-pelat lalu lintas harus dipabrikasi secara baik dan dicat sebagaimana
diuraikan dalam Spesifikasi dan seperti ditunjukkan pada Gambar standar dan harus berupa tanda-tanda,
warna-warna, jenis dan luas yang memantulkan yang diuraikan sebelumnya oleh DLLAJR.
Sebuah daftar kebutuhan sebenarnya, akan disediakan oleh Direksi sebelum pabrikasi dan
pengadaan.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
198
ii. Patok kilometer, patok petunjuk dari beton, akan dibuat pracetak menggunakan beton
kelas K175 dengan penulangan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Standar.
Kebutuhan sebenarnya akan dipasok oleh Direksi Teknik sebelum pembuatan.
iii. Rel pengaman balok baja akan disediakan galvanisasi kecuali dinyatakan lain dan akan
memenuhi persyaratan Spesifikasi AASHTO M180 (Gambar 1.) untuk potongan ba;ok W.
Rel-rel akan dipasok lengkap dengan bagian ujung, sambungan-sambungan, blok-blok
pemisah, dan patok rel pengaman, semua sebagaimana ditentukan dalam Daftar
Penawaran.
c. Pemasangan
i. Semua tanda-tanda dan patok-patok akan ditempatkan secara benar dan
penempatannya sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
i i . Lubang-lubang akan digali sampai kedalaman dan bentuk yang diperlukan sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar dan patok-patok dipasang vertikal memenuhi posisi dan arah
yang diperlukan. Urugan kembali menggunakan bahan-bahan yang sesuai, yang
dipadatkan sehingga disetujui Direksi Teknik.
i i i . Blok pondasi beton untuk rambu lalu lintas, akan dibuat dengan menggunakan beton
1:2,5:5, sebagaimana ditetapkan.
9.2.4 Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu bahan dan penanganan akan dilaksanakan oleh Direksi Teknik sejauh yang
diperlukan untuk menjamin bahwa sayarat-syarat mutu dan standar kinerja mengacu kepada Spesifikasi
ini dipatuhi. Sejumlah data uji yang cukup harus disediakan oleh Kontraktor untuk dapat
diterimanya/disetujuinya bahan-bahan tersebut.
9.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
Pengukuran untuk masing-masing pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini harus secara umum,
kecuali dinyatakan lain, sesuai dengan cara yang diberikan dalam Bab-bab yang berkaitan dari
Spesifikasi ini dan sebagaimana diuraikan di bawah untuk berbagai bahan yang digunakan.
(1) Perbaikan lubang-lubang, bagian ambles, tempat-tempat lunak, pinggiran yang hancur, untuk jalan
kerikil dan perkerasan dengan lapis penutup akan diukur untuk pembayaran, sebagai volume
bahan buUran dan bahan aspal yang sebenarnya dipasang dan telah dapat diterima untuk
pekerjaan perbaikan.
Pekerjaan tersebut meliputi setiap perbaikan yang diperlukan terhadap lapis tanah dasar
termasuk penyediaan urugan terpilih, pemadatannya sampai kepadatan yang diperlukan.
(2) Kerikil yang dipasang sebagai lapisan permukaan untuk pembentukan ulang lapis permukaan jalan
kerikil yang ada akan, diukur untuk pembayaran dalam meter persegi pada tebai yang ditentukan
dari luas permukaan terpasang dan diterima.
(3) Laburan aspal pasir (BURAS) yang dipasang sebagai satu penutup pelindung retak-retak
permukaan akan diukur untuk pembayaran dalam meter persegi dari permukaan perkerasan sebenarnya
terlapisi dan diterima.
(4) Bahan aspal untuk Lapis Aspal Pelekat dan Lapis Aspal Resap Pelekat, dan untuk lapis penutup
retak-retak lebar, akan diukur dalam liter bahan aspal yang dipasok dan dipakai yang tercatat dan
diterima oleh Direksi Teknik.
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
199
(5) Pembentukan ulang permukaan (resurfacing) dan lapis ulang (overlay) kepada perkerasan
dengan lapis penutup yang diperlukan untuk Pemeliharaan Berkala dan mengacu kepada Sub
Bab 9.2.1 (2) akan diukur untuk pembayaran sebagaimana dinyatakan di bawah:
Laburan Aspal Permukaan (BURTU DAN BURDA) meter persegi
Laburan Permukaan Aspal Pasir (BURAS) meter persegi
Lapisan Permukaan Penetrasi Makadam meter persegi
Lasbutag (Pekerjaan kecil) (lapis ulang 3 cm) meter persegi
Aspal CampurAN dingin (Pekerjaan kecil) (Lapis ulang) meter persegi
Pengukuran akan meliputi pengadaan semua bahan, pencampuran, penempatan, pemadatan dan
penyelesaian sampai disetujui Direksi Teknik.
(6) Pembangunan dan pembentukan ulang bahu jalan yang ada, membuat bahu jalan baru, termasuk
pemadatan akhir, akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik dari bahan pilihan atau
butiran terpasang dan dipadatkan, yang dicatat dan diterima Direksi Teknik.
(7) Pekerjaan drainase jalan sebagaimana diuraikan pada Tabel 92.1 akan diukur untuk pembayaran
sebagaimana dinyatakan di bawah:
Saluran tanah baru meter kubik
Saluran dilapisi baru; meter kubik
Pekerjaan batu dengan siar
Urugan kembali bahan porous
Beton
Gorong-gorong baru; pipa beton baja bergelombang met. panjang
Dinding kepala/sayap (termasuk di bawah item meter kubik
pembayaran untuk saluran dilapisi).
Pengukuran akan meliputi penyediaan semua bahan, penggalian, pemasangan, pemadatan,
urugan kembali dan penyelesaian sehingga disetujui Direksi Teknik.
(8) Rambu-rambu lalu lintas, patok kilometer dan patok petunjuk yang baru akan diukur untuk
pembayaran sebagai jumlah yang dipasok dan terpasang sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.
Pekerjaan tersebut meliputi semua pabrikasi, pengadaan, pemasangan dan penyelesaian sampai
disetujui Direksi Teknik.
(9) Rel pengaman balok baja akan diukur untuk pembayaran dalam meter panjang rel pengaman
terpasang dan diterima Direksi Teknik: Penyediaan terpisah akan dibuat untuk penyediaan dan
pemasangan batang-batang ujung dan patok rel pengaman, yang akan diukur untuk pembayaran
sebagai jumlah satuan yang dipasok dan dipasang pada posisinya dengan baik. Tidak ada
penyediaan terpisah akan dibuat untuk penggalian, urugan kembali dan pengecatan, serta semua
pekerjaan tersebut akan dimasukkan dalam satuan harga untuk rel pengaman.
(10) Perbaikan Struktural Jembatan
Bila dilaksanakan di bawah kontrak pekerjaan pemeliharan berkala, perbaikan struktural
jembatan, termasuk penggantian lantai jembatan dan pengecatan ulang pekerjaan baja (pekerjaan mana
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
200
dapat secara jelas dikenali dan diukur) akan diukur untuk pembayaran sebagai berikut:
Mengganti beton struktural yang tidak sempurna kelas K 227
Meter kubik
Tambahan untuk penyediaan dan pemasangan baja tulangan
Kilogram
Penambalan dengan adonan khusus Kilogram
Penggantian pekerjaan baja Kilogram
Penggantian lantai kayu Meter kubik
Pembersihan dan pengecatan, bangunan baja Meter persegi
Cetakan (begisting) Meter persegi
Semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan jembatan yang baik yang
telah diuraikan, termasuk pabrikasi, penyediaan semua bahan, pemotongan, pemasangan dan
penyelesaian sehingga disetujui Direksi Teknik, akan dianggap telah dimasukkan dalam item
pembayaran yang telah diberikan.
(11) Untuk setiap jenis perbaikan atau pemulihan ke keadaan semula lainnya, dimana dalam pendapat
Direksi Teknik tidak ada item pembayaran yang relevan atau cocok, pekerjaan tersebut akan
diukur dan dibayar pada dasar Pekerjaan Harian, tergantung kepada pemberitahuan tertulis oleh
Direksi Teknik.
9.2.6 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga Kontrak per satuan
pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran,
dimana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua penyiapan yang diperlukan, penggalian, pemotongan,
pabrikasi, urugan kembali dan penyelesaian, serta untuk pekerjaan atau biaya-biaya lainnya yang
diperlukan atau yang biasa bagi penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam
spesifikasi ini.
Nomor Item Pembayaran
Uraian Satuan
Pengukuran
9.2.1 Perbaikan Pada Perkerasan dan Bahu Jalan
(1) Urugan pilihan meter kubik
(2) Lapis pondasi bawah butiran meter kubik
(3) Lapis pondasi atas agregat meter kubik
(4) Penetrasi Makadam meter kubik
(5) Lasbutag meter kubik
(6) Aspal Campur Dingin meter kubik
(7) Aspal Cair (Cut Back) liter
9.2.2 Pembentukan Ulang Permukaan Perkerasan
(1) Kerikil (tebal harus ditentukan) meter persegi
(2) Aspal lapis pelekat/lapis resap pelekat liter
(3) Laburan aspal pasir permukaan (BURAS) meter persegi
(4) Laburan aspal permukaan (lab. satu lapis) meter persegi
(5) Laburan.aspal permukaan (lab. dua lapis) meter persegi
(6) Lapis permukaan penetrasi makadam . meter kubik
(7) Lasbutag (lapis ulang 3 cm) meter persegi
(8) Aspal campur dingin (lapis ulang 3 cm) meter persegi
9.2.3 Pekerjaan Drainase Jalan
(1) Saluran tanah baru meter kubik
(2) Saluran baru dilapisi
- Pekerjaan batu dengan siar meter kubik
- Urugan kembali bahan porous meter kubik
- Beton 3 meter kubik
(3) Gorong-gorong baru
- Pipa beton (dia. harus ditetapkan) Meter panjang
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat
201
- Pipa baja: bergelombang (dia. harus ditetapkan) meter panjang
(4) Dinding kepala/sayap baru, pasangan batu meter kubik
9.2.4 Rambu Lalu Lintas Baru
(1) Rambu lalu lintas lengkap unit
(2) Patok penunjuk unit
(3) Patok kilometer unit
9.2.5 Rel Pengaman Baru
(1) Balok rel pengaman meter panjang
(2) Batang-batang Ujung unit
(3) Patok rel pengaman (Kayu/beton/baja) unit
9.2.6 Perbaikan Struktural Jembatan (yang termasuk dalam kontrak Pemeliharaan Berkala)
(1) Penggantian beton struktural yang tidak sempurna (Kelas K 225)
meter kubik
(2) Tambahan untuk baja tulangan kg
(3) Penambalan dengan adonan khusus kg.
(4) Penggantian pekerjaan baja kg.
(5) Penggantian lantai kayo meter persegi
(6) Pembersihan dan pengecatan pekerjaan baja meter persegi
(7) Pekerjaan cetakan (begisting) meter persegi