Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

201
Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat 1 BAB I PERSYARATAN UMUM BAB 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN 1.1.1. Uraian Berbagai Pekerjaan Yang Termasuk Dalam Spesifikasi Ini Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini : (1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau yang diberi tanda di lapangan, termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan yang dirasa perlu. (2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan, termasuk semua pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan. (3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan, termasuk pembersihan lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada gambar- gambar proyek dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan (4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis pondasi bawah serta lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan dokumen kontrak. (5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jaian yang baru baik dengan lapisan maupun tanpa lapisan dan gorong-gorong. (6) Perbaikan struktur yang berat, maupun yang ringan untuk jembatan-jembatan dan struktur jalan lainnya yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut pertimbangan Direksi Teknik di lapangan. BAB 1.2 Mobilisasi 1.2.1. Umum (1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek, ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan. (2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai. (3) Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat proyek. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan, dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut

description

adasdsads

Transcript of Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Page 1: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

1

BAB I

PERSYARATAN UMUM

BAB 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN

1.1.1. Uraian Berbagai Pekerjaan Yang Termasuk Dalam Spesifikasi Ini

Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini :

(1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau yang

diberi tanda di lapangan, termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan yang dirasa

perlu.

(2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan, termasuk semua

pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan.

(3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan, termasuk pembersihan lapangan

dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada gambar-

gambar proyek dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan

(4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis pondasi bawah

serta lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan

dokumen kontrak.

(5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jaian yang baru baik dengan lapisan maupun tanpa

lapisan dan gorong-gorong.

(6) Perbaikan struktur yang berat, maupun yang ringan untuk jembatan-jembatan dan struktur jalan

lainnya yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut pertimbangan Direksi Teknik di

lapangan.

BAB 1.2 Mobilisasi

1.2.1. Umum

(1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang

diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek, ini juga

akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

(2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga

pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai.

(3) Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan rute (jalur)

tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan

tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang

digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat proyek.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan,

dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut

Page 2: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

2

sampai mendapat persetujuan Direksi.

(4) Mobilisasi peralatan beret dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada

waktu lalu lintas sepi, dan trek-trek angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal.

1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi

(1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak, terkecuali

dinyatakan lain secara tertulis oleh Pimpinan Proyek.

(2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan dalam

item yang dinyatakan dalam dafter item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah

untuk item ini.

1.2.3 Penyiapan lapangan

(1) Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan dan

pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah Proyek

(2) Kontraktor harus mengikuti hal-hal berikut:

a. Memenuhi persyaratan Peraturan-Peraturan Nasional dan Peraturan-Peraturan Propinsi.

b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan pembuatan

Kantor Proyek dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan produksi (Plant)

konstruksi.

c. Mencegah sesuatu polusi di sekitarnya sebagai akibat dari operasi pelaksanaan.

(3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari pekerjaan setelah kontrak, meliputi

pambongkaran semua instalasi, plant dan peralatan konstruksi serta semua bahan-bahan

lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.

1.2.4 Pengukuran dan Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab ini harus dimasukkan

dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.

BAB 1.3. PENGUJIAN LAPANGAN

1.3.1 Umum

(1) Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan kecakapan kerja untuk

pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi

Teknik.

(2) Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium kabupaten atau Propinsi yang sesuai

dengan pengaturan oleh Direksi Teknik Pengujian Khusus di laboratorium pusat harus juga

dilaksanakan bila diminta demkian oleh Direksi Teknik.

1.3.2 Pemenuhan tershadap Spasifilkasi

Semua pengujian harus memanuhi seperangkat standar di dalam spesifikasi. Bilamana hasil pengujian

Page 3: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

3

tidak memuaskan; Kontraktor harus melakukan perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh

Pimpinan Proyek atau Direksi Teknik, dan harus melfangkapi pengujian-pengujian untuk menunjukkan

terpenuhinya spesifikasi.

1.3.3 Pengukuran dan Pembayaran

Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua pengujian yang dilaksanakan untuk

memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian “Pengendalian Mutu” yang ditetapkan di dalam

bab ini, harus dimasukkan ke dalam item pembayaran yang bersangkutan dan tidak ada pembayaran

terpisah yang akan dibuat untuk pengujian.

BAB 1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.4.1 Umum

(1) Uraian

Untuk menjamin kualitas, ukuran-uuran dan kinerja pekerjaan yang benan kontraktor harus

menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan dan memuaskan

Direksi Teknik. Staff teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan

lapangan, melakukan pengujian lapangan, untuk pengendalian mutu bahan-bahan dan

kecakapan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi tenaga kerja kontraktor dan memelihara

catatan-catatan serta dokumentasi proyek.

(2) Pemeriksaan Lapangan

Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting cut), kontraktor harus mempelajari

gambar-gambar kontrak dan bersama-sama dengan Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan

daerah proyek dan khususnya mengukur/memasang, lebar jalan, daerah milik jalan, alinyennen

untuk setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase tepi jalan dan gorong-gorong, serta melakukan

satu pemeriksaan yang terinci semua bangunan jembatan yang diusulkan. Perubahan

tempat/volume dari pameriksaan tersebut di atas harus dicatat pada Shop Drawings. Shop

Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh hari sesudah Surat Perintah Kerja

ditandatangani, kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya.

(3) Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.

(4) Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus direkam dan

dijadikan acuan.

(5) Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis permukaan

harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus diukun serta penampang

melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan melintang,

dan untuk menentukan pengukuran ketabalail serta lebarnya konstruksi baru.

1.4.2 Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja

(1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh Direksi

Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus dicerahkan untuk semua item-item yang dibuat

pabrik termasuk aspal, semen, kaput, baja konstruksi dan kayu.

Page 4: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

4

Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk

pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan bilamana Direksi

Teknik meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujianpengujian dilaksanakan

untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekwensi Minimum “Pengujian Pengendalian

Mutu”, dalam Prakonstruksi.

(2) Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen kontrak

dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji di lapangan atau

di laboratorium selama konstruksi dan PHO sesuai jadwal pengujian minimum yang tercantum

dalam “Jadwal Frekwensi Minimum Pengujian Pengendalian Mutu” atas permintaan Direksi

Teknik dan Kontraktor harus membantu serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk

pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.

(3) Disain campuran untuk aspal, beton dan stabilisasi tanah harus disiapkan dan diuji sesuai

dengan spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan proyek

terkecuali ia memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknik.

(4) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan disain campuran,

harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.

1.4.3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor

(1) Kontraktor harus menunjuk seorang pimpinan lapangan untuk mengarahkan dan mengatur

pekerjaan kontrak, termasuk pengorganisasian tenaga dan peralatan kontraktor serta

bertanggung jawab bagi pengadaan bahan-bahan yang sesuai dangan persyaratan kontrak.

Pimpinan lapangan harus memiliki pengalaman lapangan paling sedikit selama 10 tahun pada

pekerjaan proyek dan harus Tenaga Ahli Bidang Sipil yang mampu.

Untuk perbaikan-perbaikan ringan dan pekerjaan pemeliharaan, persyaratan ini tidak diharuskan

dan tergantung kepada konfirmasi/ persetujuan tertulis dari Pimpinan Proyek.

(2) Kontraktor harus menyediakan layanan seorang Pelaksana lapangan yang mampu dan

berpengalaman untuk mengendalikan pekerjaan lapangan dalam kontrak, termasuk pengawasan

lapangan, kualitas dan kecakapan kerja, sesuai dengan syarat-syarat kontrak.

1.4.4 Pengendalian Lingkungan

(1) Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap pengendalian

pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat disain serta persyaratan spesifikasi yang

berhubungan dengan polisi lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan air di sekitarnya

akan ditaati.

(2) Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkan suara sangat

keras (gaduh), dan di dalam daerah pemukiman suatu peredam kebisingan harus dipasang serta

dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan moton di bawah pengendalian

Kontraktor.

(3) Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang berisik

dalam daerah-daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah rawan seperti

dekat Rumah Sakit.

Page 5: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

5

(4) Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan penyiraman

secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil dan harus menutupi truk

angkutan dengan terpal.

1.4.5 Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan

(1) Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan dijadikan

sebagai acuan untuk pematokan dan pemasangan pekerjaan-pekerjaan proyek. Bilamana tidak

ada patok kilometer yang ditemukan, patok-patok yang ditandai atau patok-patok referensi akan

didirikan oleh Direksi Teknik sebelum dimulainya pekerjaan-pekerjaan kontrak.

(2) Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan survai secara cermat dan

memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang proyek untuk

memungkinkan disain, survai perkerasan, atau pematokan, dan pemasangan pekerjaan yang

harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.

(3) Kontraktor harus memasang patok-patok konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian

pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan, drainase samping dan

gorong-gorong sesuai dengan gambar-gambar proyek dan menurut perintah Direksi Teknik.

Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum

pelaksanaan pekerjaan berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang mungkin diperlukan olah

Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.

(4) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan pembangunan baru,

penampang melintang harus diambil pada setiap jarak 25 meter area satu jarak lain yang

dianggap perlu oleh Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk penghitungan volume

pekerjaan yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut harus digambar pada profil dengan

skala dan ukuran ditentukan oleh Direksi Teknik, serta garis-garis dan permukaan penyelesaian

yang diusulkan harus ditunjukkan. Gambar-gambar profil asli beserta tiga copy harus diserahkan

kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan dan tanda tangan, serta untuk suatu

pengesahan yang diperlukan yang asli dan satu copy akan ditahan oleh Direksi Teknik dan dua

copy yang sudah ditanda-tangani dikembalikan kepada Kontraktor.

(5) Pekerjaan-pekerjaan jembatan harus ditata di lapangan di bawah pengendalian dan pengaturan

penuh oleh Direksi Teknik, serta dalam satu kesesuaian yang tinggi terhadap gambar-gambar

dan spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam alinyemen atau ketinggian harus atas

dasar penyelidikan serta pengujian lapangan lebih lanjut dan harus dilaksanakan sebagaimana

yang diperlukan di bawah pengawasan Direksi Teknik.

(6) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan semua instrumen

yang diperlukan personil tenaga dan bahan yang diminta untuk pemeriksaan, pematokan di

lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.

1.4.6 Pengukuran dan Pembayaran

Semua biaya untuk pekerjaan di dalam bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan yang bersangkutan

dalam daftar penawaran yang akan disediakan untuk semua alat, tenaga dan bahan-bahan yang

diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan-pekerjaan yang dimasukkan dalam

bab ini.

Page 6: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

6

BAB 1.5 STANDAR RUJUKAN

1.5.1 Uraian Umum

(1) Peraturar-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan

menetapkan persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus diselenggarakan

beserta cara-cara yang digunakan untuk pengujian-pengujian yang memenuhi persyaratan-

persyaratan.

(2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan kerja yang

diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus atau standar-standar

yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi

Teknik.

1.5.2 Jaminan Kualitas

(1) Selama Pengadaan

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan yang

diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau

melebihi persyaratan yang telah ditentukan.

(2) Selama Pelaksanaan

Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barang-barang dan

pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan tanpa

kompensasi bagi Kontraktor.

(3) Tanggung Jawab Kontraktor

Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai bahan--

bahan, kecakapan kerja atau kedua-duanya sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik atau

yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam

standar-standar yang diminta. Bukti-bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh

Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil-hasil pengujian yang resmi.

(4) Standar-standar

Standar-standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada standar yang

dicantumkan di bawah :

BUKU-BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN BlNA MARGA

STANDAR INDUSTRI INDONESIA (SII)

PERSYARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA (PUBI-1982)

PERATURAN BETON BERTUILANG INDONESIA (NI-2-1971)

PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (PPBBI-1982)

AASHTO = AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND TRANSPORTATION

Page 7: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

7

OFFICIAL (BAGIAN 1 DAN 2)

ASTM = AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS

BS = BRITISH STANDARDS INSTITUTION

MPBJ = MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN

BAB 1.6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN

1.6.1 Umum

(1) Uraian

Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut :

a. Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.

b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan pada gambar

rencana atau spesifikasi-spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh

Direksi Teknik.

c. Semua produksi harus baru atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus diperoleh dari

suatu sumber yang disetujui.

(2) Penyerahan

a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian untuk suatu

bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik contoh-contoh bahan untuk

mendapatkan persetujuan, contoh tersebut harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi

sumber dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi

persyaratan-persyaratan spesifikasi.

b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses bahan-bahan

alam yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini serta harus memberitahu Direksl Teknik

paling sedikit 20 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi

Teknik secara tertulis bahwa Iahan tersebut dapat digunakan dalam pekerjaan. Laporan ini berisi

samua informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan-

bahan dalam sumber tersebut disetujui.

c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta bahan-bahan buatan

pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari Direksi Teknik

diberikan. Direksi Teknik memberikan persetujuan ini secara tertulis.

1.6.2 Sumber bahan-bahan

(1) Sumber-sumber

a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam dokumen-

dokumen atau yang diberikan oleh Direksi Teknik, disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah

tanggung jawab Kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan semua

sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan

Page 8: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

8

persetujuan Direksi Teknik.

b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung, atau dalam daerah-

daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.

c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang diperlukan untuk

merproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini. Direksi Teknik akan menolak atau

menerima bahan-bahan dari sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang

ditentukan dalam kontrak.

d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi atau

longsoran tanah, hilangnya tanah produkstif atau secara lain berpengaruh negatif dengan daerah

sekelilingnya.

(2) Persetujuan

a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah memberikan persetujuan

untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk maksud-maksud lain

daripada yang telah disetujui oieh Direksi Teknik.

b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah disetujui

Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut, dan minta diganti.

1.6.3 Penyimpanan Bahan

(1) Umum

Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan tersebut tidak rusak

dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan

mudah dapat diperiksa oleh Direksi Teknik.

Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan secara tertulis oleh

pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.

Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas pengaliran air dan kalau kalau

perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh tercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu

lapisan alas dasar pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-

bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.

(2) Penumpukan Agregat

a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui sedemikian sehingga tidak ada

segregasi serta menjamin-gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah lima

meter.

b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah atau dipisahkan dengan

partisi kayu.

c. Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang memadai serta tidak

boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan membendung lintasan air.

d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan angkutan, daerah lalu

lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya, khususnya selama musim kering.

Page 9: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

9

(3) Penyimpanan Bahan-bahan Aspal

Tempat penimbunan drum-drum aspal harus pada ketinggian yang layak dan dibersihkan dari tumbuh-

tumbuhan rendah dan sampah-sampah.

Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut:

iI. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk berdiri dengan lubang pengisian arah ke

atas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya ke atas sepotong kayu) untuk

mencegah terkumpulnya air di atas tutup drum.

II Drum-drum yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back harus ditumpuk di atas sisinya

dengan lubang pengisian di sebelah atas. Penutup lubang harus diuji mengenai kekencangannya

ketika ditumpuk dan pada selang waktu yang teratur sewaktu penyimpanan.

III. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di atas sisinya tetapi bila disimpan

untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum-drum tersebut harus digulingkan secara teratur.

(4) Penanganan dan Penyimpanan Semen

Perlu diberikan perhatian sewaktu pangangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya semen tidak

menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.

Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air dengan penumpukan yang

rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga panggunaan (konsumsi) semen dapat

diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan.

Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak boleh lebih dari 3 bulan.

Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen yang disimpan di lapangan dan tidak akan

mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam kondisi telah mengeras.

(5) Bahan-bahan yang ditumpuk di Pinggir Jalan

Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk menumpuk bahan-bahan di

pinggir jalan, dan semua tempat yang dipilih harus keras, tanah dengan drainase yang baik, rata dan

kering serta sama sekali tidak boleh melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat

menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu limas.

Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah, dari bila perlu tanah tersebut

diratakan dengan gradar.

Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapih menurut ukuran mal, dengan sumbu memanjang

tumpukan tersebut biasanya sejajar dengan garis tengah jalan.

Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti diuraikan pada item (3) di atas dan dibentuk ke dalam

tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang jalan).

1.6.4 Pengukuran dan Pembayaran

(1) Royalty (Keuntungan)

Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misalnya sewa, royalty (pajak)

dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga satuan bagi bahan-bahan yang bersangkutan

Page 10: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

10

serta tidak ada pembayaran terpisah kepada Kontraktor untuk biaya-biaya ini.

(2) Pekerjaan-Pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan

a. Kontraktor akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka sumber bahan, kecuali

diperintahkan lain oleh Direksi Teknik secara tertulis.

b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan, seperti pembongkaran

tanah selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun kembali lapangan tersebut setelah galian

diselesaikan, harus dimasukkan dalam harga satuan, dan tidak ada pembayaran terpisah bagi

pekerjaan ini.

BAB 1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN

1.7.1. Umum

(1) Uraian

Perubahan-perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh Pimpinan Proyek atau oleh Direksi Teknik jika

dikuasakan demikian oleh Pimpinan Proyek untuk bertindak atas namanya) atau oleh Kontraktor dan

akan disetujui dengan cara satu Perintah Perubahan yang ditanda tangani oleh kedua pihak. Jika dasar

pembayaran ditentukan dalam satu perintah perubahan menimbulkan satu perubahan dalam Struktur

Harga Satuan Item Pembayaran atau suatu perubahan dalam Besarnya Kontrak, Perintah Perubahan

tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.

(2) Perintah Perubahan dan Addenda harus mematuhi hal-hal berikut:

a. Perintah Perubahan

Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan deh Pimpinan Proyek yang diparaf oleh Kontraktor

menunjukkan penerimaannya atas perubahan pekerjaan atau Dokumen Kontrak dan persetujuannya atas

dasar penyesuaian pembayaran dan waktu, jika ada, untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut.

Perintah perubahan harus diterbitkan, dalam satu formulir standar dan akan mencakup semua instruksi

yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang akan menimbulkan suatu perubahan dalam Dokumen

Kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek.

b. Addenda

Satu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor merumuskan satu perubahan dalam

pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan satu perubahan dalam susunan. Harga

Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah

dirundingkan sebelumnya serta disetujui di bawah satu Perintah Perubahan. Addenda juga akan dibuat

pada bagian penutup Kontrak dan untuk semua perubahan-perubahan kontraktual dan perubahan teknis

yang besar tanpa memandang apakah perubahan-perubahan tersebut terjadi untuk struktur Harga atau

Besarnya Kontrak.

(3) Penyerahan-Penyerahan

a. Kontraktor akan menunjuk wakil perusahaannya secara tertulis yang diberi kuasa untuk

menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung jawab untuk memberitahukan

karyawan-karyawan kontraktor lainnya mengenai otorisasi perubahanperubahan tersebut.

Page 11: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

11

b. Pimpinan proyek akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa untuk

mengadministrasikan prosedur perubahan atas nama Pemberi Tugas.

c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan untuk usulan lump sum, dan untuk setiap Harga

Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dangan data pembuktian yang cukup untuk

memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.

1.7.2. Prosedur Awal

(1) Pimpinan Proyek dapat mengawali “Perintah Perubahan” (change order) dengan menyampaikan

kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang berisikan :

a. Satu uraian tarinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam proyek

tersebut.

b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang dirubah yang merinci

perubahan yang diusulkan.

c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan

tersebut.

d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di bawah struktur Harga

Satuan ltem Pembayaran yang ada maupun Suatu Harga Satuan atau Lump Sum

tambahan yang diperlukan, harus disetujui dan dirumuskan dalam satu Addendum.

Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak

merupakan satu perintah untuk melaksananakan perubahan-perubahan tersebut, atau

untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.

(2) Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu pemberitahuan

tertulis kepada Direksi Teknik, berisi:

a. Uraian perubahan yang diajukan

b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.

c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.

d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan-pekerjaan Sub Kontraktor yang terpisah,

jika ada.

e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan di bawah

struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu harga satuan

tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.

1.7.3 Pelaksanaan “Perintah Perubahan” (Change Order)

(1) Isi masalah dalam “Perintah Perubahan” berdasarkan pada:

a. Permintaan Pimpinan Proyak dan Poncrimaan Kontraktor yang disetujui bersama, atau;

b. Permohonan Kontraktor untuk satu perubahan yang dliterima oleh Pimpinan Proyek.

Page 12: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

12

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan “Perintah Perubahan” tersebut dan menyediakan satu

nomor “Perintah Perubahan”.

(3) “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan,

penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran revisi Dokumen Kontrak yang diperlukan

untuk menetapkan perincian perubahan.

(4) “Perintah Perubahan” tersebut akan menetapkan dasar pambayaran dan suatu penyesuaian

waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan dimana perlu akan menunjukkan

setiap tambahan Harga Satuan ataupun jumlah yang telah dirundingkan di antara Pimpinan

Proyek dan Kontraktor yang perlu dirumuskan dalam satu Addendum.

(5) Pimpinan Proyek akan menanda tangani dan menetapkan tanggal “Perintah Perubahan” sebagai

otorisasi bagi Kontraktor untuk melaksanakan perubahan tersebut.

(6) Kontraktor akan menanda tangani dan memberi tanggal “Perintah Perubahan” untuk menyatakan

persetujuan dengan rincian di dalamnya.

1.7.4 Pelaksanaan Addenda

(1) Isi masalah satu Addenda berdasarkan:

a. Permintaan Pimpinan Proyek dan jawaban Kontraktor.

b. Permohonan Kontraktor untuk perubahan, yang direkomendasi dan disetujui oleh Pimpinan

Proyek.

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Addendum tersebut.

(3) Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan teknik maupun

perubahan volume dalam pekerjaan, tambahan maupun penghapusan beserta revisi Dokumen

Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.

(4) Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan atau

penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan jumlah Kontrak atau

penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.

(5) Pimpinan Proyek dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan melampirkannya

dalam Dokumen Kontrak.

BAB 1.8 DOKUMIEN REKAMAN PROYEK

1.8.1 Umum

(1) Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan kontrak dan akan menyelesaikan rekaman

semua perubahan pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya pekerjaan proyek.

(2) Penyerahan-Penyerahan

a. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya rekaman proyek

tersebut yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap bulan, atau tanggal lain menurut

Page 13: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

13

perintah Pimpinan Proyek.

Persetujuan Direksi Teknik terhadap, dokumen ini diperlukan untuk persetujuan pembayaran.

b. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuannya

Dokumen Rekaman Proyek Akhir (Final) pada waktu permohonan untuk Sertifikat Penyelesaian

Utama, dilengkapi dengan catatan-catatan berikut :

Tanggal

Nomor dan jadwal proyek

Nama dan alamai Kontraktor

Nomor dan judul masing-masing dokumen rekaman

Sertifikat bahwa masing-masing dokumen yang diserahkan adalah lengkap dan akurat

Tanda tangan Kontraktor atau wakilnya yang diberi kuasa

1.8.2 Dokumen Rekaman Proyek

(1) Perangkat Dokumen, Proyek

Dengan memenangkan kbntrak, Kontraktor akan mendapatkan seperangkat lengkap semua Dokumen

dari Pimpinan Proyek tanpa beban biaya yang berkaitan dengan kontrak. Dokumen tersebut akan

meliputi:

Persyaratan Umum Kontrak

Gambar Rencana Kontrak

Spesifikasi

Addenda

Modifikasi-modifikasi lain terhadap Kontrak (jika ada)

Catatan Pengujian Lapangan

(2) Penyimpanan Dokumen

Dokumen proyek tersebut harus disimpan di dalam kantor lapangan dalam satu file dan rak dan

Kontraktor harus menjaga serta melindunginya dari kerusakan dan hilang sampai pekerjaan selesai,

serta harus memasukkan data rekaman tersebut kepada Dokumen Rekaman Proyek Akhir (final).

Dokumen rekaman (pencatatan) tersebut tidak boleh untuk tujuan pelaksanaan dan dokumen itu harus

dapat diperoleh setiap waktu untuk pemerilkszan oleh Direksi Teknik.

BAB 1.9 PEKERJAAN HARIAN

1.9.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari kegiatan-kegiatan kerja tertentu yang semula tidak diketahui lebih dulu atau tidak

disediakan pada Daftar Penawaran, tetapi ternyata selama pelaksanaan menjadi jelas diperlukan agar

pelaksanaan dan penyelesaian proyek memuaskan dan dapat diukur dengan baik dalam hal biaya-biaya,

tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan.

Page 14: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

14

Pekerjaan yang harus dilaksanakan di bawah “Pekerjaan Harian” dapat termasuk segala sesuatu yang

diperintahkan atau dikuasakan oleh Direksi Teknik dan dapat meliputi stabilisasi, pengujian (testing),

perbaikan dari lapis perkerasan yang ada, konstruksi lapisan ulang, struktur atau pekerjaan-pekerjaan

lainnya.

(2) Penyerahan

Sebelum memesan material untuk “Pekerjaan Harian” Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi

Teknik Penawaran-penawaran, untuk diminta persetujuannya, dan sesudah pemesanan material,

Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Teknik tanda terima atau kwitansi pembayaran lainnya

yang diperlukan untuk membuktikan jumlah yang dibayar.

Pada akhir dari setiap hari kerja, Kontraktor harus menyerahkan suatu catatan tertulis mengenai

banyaknya jam kerja untuk tenaga kerja dan peralatan serta volume semua bahan yang digunakan atas

dasar suatu Pekerjaan Harian dan harus memperoleh tanda tangari Direksi Teknik pada laporan ini, yang

menyatakan bahwa Direksi Teknik telah menyetujui mengenai item pembayaran dan kuantitas yang

diajukan.

Kontraktor harus menyerahkan setiap claim Pekerjaan Harian sesuai dengan Bab 1.9.3 di bawah ini.

1.9.2 Bahan-Bahan dan Peralatan

(1) Bahan-Bahan

Semua bahan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi persyaratan mutu dan

keandalan yang diberikan pada bab-bab yang tarkait pada Spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang tidak

ditetapkan secara terinci dimanapun pada spesifikasi ini, maka mutu material harus seperti yang

diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Peralatan

Peralatan-Peralatan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi ketentuan-ketentuan

dari Bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini dan harus dlsatujui untuk digunakan oleh Direksi Teknik

sebelum Pekerjaan dimulai.

1.9.3 Pelaksanaan Pekerjaan Harian

(1) Pengesahan Pekerjaan Harian

a. “Pekerjaan Harian” dapat diminta secara tertulis oleh Kontraktor atau diperintahkan olah Direksi

Teknik. Pada kedua hal tersebut, pekerjaan tidak boleh dimulai, sampai Direksi Teknik

mengeluarkan secara tertulis suatu otorisasi kerja harian.

b. Otorisasi ini akan nenguraikan mengenai luas dan sifat pekerjaan yang diperlukan dengan

lampiran-lampiran gambar atau Dokumen Kontrak yang diperbaiki untuk menentukan rincian,

pekerjaan, dan akan menunjukkan cara untuk menentukan setiap perubahan jumlah besarnya

kontrak dan setiap perubahan dalam jangka waktu kontrak, jika ada.

c. Direksi Teknik akan menanda tangani dan membubuhi tanggal pada otorisasi pekerjaan harian

sebagai pemberian wewenang atau izin kepada Kontraktor untuk melanjutkan pekerjaan.

(2) Pelaksanaan Pekerjaan Harian

Page 15: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

15

Operasi Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan- ketentuan dan Bab-bab yang

terkait pada spesifikasi ini yang menentukan penempatan bahan-bahan, finishing pekerjaan-pekerjaan,

pengujian dan mutu pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan sarta perbaikan setiap pekerjaan yang tidak

memuaskan.

Dalam hal pekerjaan yang diperlukan harus dilaksanakan atas dasar Pekerjaan Harian yang tidak

ditentukan dimanapun pada Spesifikasi ini, maka pekerjaan harus dilaksanakan sebagaimana

diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(3) Claim (Tagihan) Pekerjaan Harian

a. Pada selesainya Pekerjaan Harian, Kontraktor harus menyerahkan daftar perhitungan beserta

data pendukung untuk mendukung setiap tagihan pekerjaan harian atas dasar swakelola bahan-

bahan dan waktu termasuk semua catatan harian yang disetujui oleh Direksi Teknik ditambah

keterangan tambahan seperti:

I. Nama Direksi Teknik yang memerintahkan bekerja, dan tanggal perintah tersebut.

II. Tanggal dan waktu pekerjaan dilaksanakan beserta daftar tenaga yang dipekerjakan.

III. Ringkasan mengenai jam jam kerja yang digunakan untuk semua tenaga kerja pada

Pekerjaan Harian.

IV. Ringkasan mengenai jam-jam yang digunakan untuk semua peralatan Konstruksi pada

Pekerjaan Harian.

V. Apabila dapat dipakai, invoice dan tanda terima untuk setiap material, produk atau jasa-

jasa yang digunakan dalam pekerjaan yang disahkan dengan “Perintah Perubahan”.

b. Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa Pekerjaan Harian dari Kontraktor sebagai

bagian dari permintaan pengajuan Sertifikat Pembayaran Bulanan sesuai dangan Artikel-artikel

yang terkait Persyaratan Umum Kontrak mengenai Sertifikasi (Pengesahan) dan Pembayaran.

1.9.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan

(1) Pengukuran dan Pembayaran Bahan-Bahan

a. Material yang diukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-bahan yang sebenarnya

dimasukkan pada Pekerjaan Harian yang dibuktikan dangan tagihan (invoice) dari leveransir dan

laporan-laporan Pekerjaan Harian yang telah disetujui.

b. Untuk material yang digunakan pada Pekerjaan Harian, pembayaran haruslah sesuai harga netto

yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk material yang dikirim ke lapangan, sebagaimana yang

diperkuat dangan Surat tagihan dari leveransir yang mana harganya ditambah 15%. Pembayaran

semacam itu harus dianggap sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan material, termasuk

harga-harga berikut ini:

i. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan

ii. Penerimaan di lapangan; pembongkaran, pameriksaan, penyimpanan,

perlindungan dan penanganan secara umum

Page 16: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

16

iii. Yang terbuang

iv. Biaya-biaya administrasi dan akuntansi, dan semua biaya overhead lainnya yang

berhubungan.

v. Keuntungan

c. Pembayaran semua material yang dimasukkan dalam pekerjaan harian harus dibuat dari jumlah

sementara yang dimasukkan untuk item pembayaran “Material untuk Pekerjaan Harian” yang

tercatat pada Daftar Panawaran.

(2) Pangukuran dan Pembayaran Tanaga Kerja

a. Pengukuran tenaga kerja untuk pembayaran di “Pekerjaan Harian” harus dibuat berdasar jam

kerja sebenarnya yang dijamin pada Harga Satuan untuk macam-macam kategori tenaga kerja

yang dimasukkan pada Daftar Panawaran, yang harga dan pembayarannya harus merupakan

kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut ini.

i. Upah tenaga kerja, pajak, bonus, asuransi, uang cuti, perumahan, fasilitas

kesejahteraan, biaya pengobatan, uang saku lainnya yang menjadi haknya dan semua

biaya-biaya lainnya yang pada “Peraturan Tenaga Kerja di Indonesia : Pedoman untuk

Investor Asing” (Perundang-undangan Tenaga Kerja di Indonesia), yang diterbitkan oleh

Biro Hukum Departemen Tenaga Kerja.

ii. Pemakaian dan pemeliharaan perkakas manual.

iii. Biaya transportasi ke dan dari lapangan pekerjaan yang harus dilaksanakan.

iv. Semua biaya administrasi dan akuntansi yang berkaitan, pengawasan (tidak termasuk

mandor) dan semua biaya tambahan lainnya serta biaya overhead yang diperlukan untuk

mobilisasi tenaga kerja di lokasi pekerjaan.

v. Keuntungan.

(3) Pengukuran

a. Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut dasar Pekerjaan Harian, baik yang disewa

atau kepunyaan Kontraktor harus dibuat berdasarkan jam kerja sebenarnya yang sah dari

paralatan pada Harga Satuan untuk bermacam-macam kategori dari peralatan yang dimasukkan

pada Daftar Penawaran, yang harga dan pembayarannya akan merupakan kompensasi penuh

untuk biaya-biaya berikut ini:

i. Sopir operator dan pembantu, yang harus termasuk semua biaya yang ditunjukkan di

atas untuk tenaga kerja.

ii. Penyimpanan bahan bakar dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

iii. Overhauls, perbaikan dan penggantian.

iv. Waktu idle (tidak bekerja) dan waktu pedalanan di lapangan

v. Biaya-biaya pendirian perusahaan, biaya-biaya akuntansi kantor pusat dan kantor

lapangan dan semua biaya overhead lainnya.

vi. Biaya pengangkutan ke dan dari lapangan

vii. Keuntungan.

Page 17: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

17

KONTRAK NO : ____________________ TANGGAL :

NAMA KONTRAK : ____________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : MATERIAL

ITEM PEMBAYARAN

URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN

TOTAL HARGA

Rp.

1.9.1

Material untuk pekerjaan harian (yang terdaftar pada Daftar Penawaran)

(1) -----------

(2) -----------

(3) -----------

(4) -----------

SUB TOTAL

Tambahan 15% atas biaya

(Bab 1.9.4 (1))

Total tagihan untuk material

Saya menyatakan bahwa material di atas sudah dikirim ke lapangan dan dimasukkan dalam pekerjaan harian.

Ditanda tangani Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

Catatan : Tanda terima dan surat tagihan (invoice) terlampir

Page 18: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

18

KONTRAK NO : ____________________ TANGGAL :

NAMA KONTRAK : ____________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : TENAGA KERJA

ITEM PEMBAYARAN

URAIAN NO JAM BIAYA/

JAM

TOTAL HARGA

Rp.

1.9.2

Daftar tenaga kerja kontraktor yang dipekerjakan berdasarkan kontrak

(1) Mandor

(2) Tenaga Kerja Trampil

(3) Tenaga Kerja Tidak Trampil

(4) Tukang

Saya menerangkan bahwa tenaga kerja di atas telah dipekerjakan menurut dasar “Pekerjaan Harian”.

Ditanda tangani Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

Page 19: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

19

KONTRAK NO : ____________________ TANGGAL :

NAMA KONTRAK : ____________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : PERALATAN

ITEM PEMBAYARAN

URAIAN NO JAM BIAYA/

JAM

TOTAL HARGA

Rp.

DIPINDAHKAN KE DEPAN

1.9.3 PERALATAN UNTUK PEKERJAAN HARIAN

(1) Dump truck 3-4 m3 Jam

(2) Flat bad truck 3-4 ton Jam

(3) Water tanker 3,000 - 4,500 1 Jam

(4) Motor grader min 100 HP Jam

(5) Wheel Loader.75 - 100 HIP Jam

(6) Track Loader 75 - 100 HP Jam

(7) Excavator 80 - 140 HP Jam

(8) Crane capacity 10 - 15 ton Jam

(9) Steel wheel roller 6-9 ton (unballasted)

Jam

(10) Vibratory roller 5-8 ton (tanpa pembeban)

Jam

(11) Vibratory compactor 1.5 - 3.0 HP

Jam

(12) Compressor 4,000 – 6,000/min. Termasuk pipa-pipa dan perkakas manual untuk semprot udara

Jam

(13) Sand-blasting equipment Jam

(14) Pressure-grouting equipment Jam

(15) Internal concrete vibrator Jam

(16) External concrete vibrator Jam

(17) Concrete mixer 0.3 - 0.6 m3

(18) Water pump 70 -100 mm

TOTAL HARGA UNTUK PERALATAN YANG DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN HARIAN

Saya menerangkan bahwa peralatan di atas telah disediakan oleh kontraktor untuk digunakan di bawah Pekerjaan Harian.

Ditanda tangani Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

Page 20: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

20

BAB 2

DRAINASE

BAB 2.1. UMUM

2.1.1 Uraian Pekerjaan Drainase

(1) Pekerjaan drainase jalan yang dimaksudkan disini akan terdiri dari pembangunan saluran tepi jalan dan

jalan air gorong-gorong serta sarana drainase lainnya.

(2) Adalah satu persyaratan umum bahwa semua pekerjaan drainasa tersebut harus diselesaikan

dan harus sudah berfungsi sebelum pelaksanaan struktur perkerasan dan bahu jalan.

2.1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan.

(1) Pekerjaan yang dicakup di bawah Bab 2 -Drainase akan meliputi saluran-saluran, gorong-gorong

dan sarana drainase lainnya yang dibangun sesuai dengan Gambar Rencana dan Perencanaan,

garis batas, ketinggian dan ukuran-ukuran yang ditunjukkannya, dan mamatuhi spesifikasi ini.

(2) Saluran akan merupakan saluran tanah terbuka baik dilapisi ataupun tidak dilapisi dengan pasangan batu

atau beton yang mana yang ditentukan dalam kontrak.

(3) Gorong-gorong berupa gorong-gorong pipa bertulang atau gorong-corong pipa tidak bertulang, ataupun pipa

baja bargelombang, yang mana yang ditentukan dalam Kontrak.

(4) Sarana-sarana drainase lainnya meliputi dinding kepala, dinding sayap, lapis bantaran, lubang

tangkapan, tanggul pemecah aliran, yang dibangun dengan pasangan batu atau pekerjaan batu

dengan siar, beton bertulang, beton tidak bertulang, atau bronjong, yang mana yang ditentukan

dalam Kontrak.

2.1.3 Kepatuhan Kepada Perintah/Petunjuk Direksi Teknik

(1) Volume dan mutu bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan ini, dalam segala hal harus disetujui oleh

Direksi Teknik, sebelum digunakan.

Kualitas kecakapan kerja harus berdasarkan kepada pemeriksaan methoda pelaksanaan, dan

persetujuan Direksi Teknik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah selesai.

(2) Direksi Teknik dapat memberikan perintah tambahan untuk jenis saluran atau gorong-gorong

yang khas yang harus dibangun sesuai kontrak.

(3) Dalam hal suatu pekerjaan ditemukan cacat atau tidak sempurna atau menyimpang dari

peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan, Kontraktor harus melakukan suatu koreksi dan

perbaikan-perbaikan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Sebagian atau seluruh

biaya yang terjadi untuk memenuhi perintah Direksi Teknik dan untuk melaksanakan perbaikan-

perbaikan yang diperlukan harus dipikul oleh Kontraktor

BAB 2.2 REHABILITASI DRAINASE TEPI JALAN

2.2.1 Umum

Pekerjaan ini akan mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan dari pembuangan benda-benda dari

Page 21: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

21

saluran tepi jalan ataupun dari kanal-kanal yang ada, memotong kembali dan membentuk ulang saluran

tanah yang ada untuk perbaikan atau peningkatan kondisi asli, dan juga perbaikan saluran yang dilapisi

dalam hal saluran pasangan batu atau beton.

2.2.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan berikut dalam Spesifikasi ini.

Pasangan batu dengan pasir BAB 8.1

Konstruksi Beton BAB 7.1

Timbunan butiran yang dipilih BAB 3.2

Tanah stabilisasi BAB 3.4

Drainase Porous BAB 2.7

Pasangan batu kosong (Rip-flap) BAB 8.2

Bronjong BAB 8.3

2.2.3 Persyaratan Disain Drainase

Saluran tepi jalan harus direhabilitasi dan dipelihara memenuhi potongan melintang dan standar yang

ditunjukkan pada gambar-gambar Standar atau menurut petunjuk lain oleh Direksi Teknik untuk

mengikuti kondisi setempat.

Persyaratan disain minimum harus memenuhi ketentuan berikut:

Lebar dasar saluran minimum 50 cm

Kedalaman minimum sampai dasar saluran di bawah permukaan formasi perkerasan 50 cm

Kelandaian memanjang minimum 1:200

2.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1). Saluran Tanah

Semua sampah, tumbuh-tumbuhan, endapan dan bahan-bahan yang harus disingkirkan, harus dibuang dari saluran

tanah, termasuk dari saluran yang mamotong bahu jalan dan menyambung kepada lubang tangkapan atau gorong-

gorong, dan disingkirkan dari daerah kerja sehingga Direksi Teknik puas. Saluran tanah harus dipotong dan

dirapihkan mencapai profil yang diperlukan serta ditingkatkan seperlunya, sampai elevasi dan profil akhir yang harus

diselesaikan sehingga memuaskan Direksi Teknik.

(2) Saluran-Saluran dilapisi

Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus, diperbaiki. Pasangan batu atau beton yang

pecah-pecah, rusak atau lepas harus dipotong dan diganti dengan pasangan batu atau beton yang baru yang

dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan menurut petunjuk Direksi Teknik. Pasangan baru harus dibangun

menurut spesifikasi dalam Bab 2.4 Spesifikasi ini dengan dibuatkan persyaratan untuk penyatuan pekerjaan lama

dan pekerjaan baru. Batu-batu dari pasangan lama hanya dapat dipakai jika ia dibersihkan, membuang semen

adukan yang melekat dan hanya jika disetujui oleh Direksi Teknik.

Rongga di belakang/di bawah pasangan harus diisi dengan urugan butiran terpiIih, dipadatkan sebagaimana

diperintahkan oleh Direksi Teknik, lubang pelepasan yang baru harus dibuatkan seperti dan bilamana diminta oleh

Direksi Teknik

(3) Perbaikan Kerusakan Saluran karena Garusan

Page 22: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

22

Kerusakan saluran karena garisan atau erosi harus diperbaiki sebagai berikut:

i. Daerah rusak harus dipotong kembali sampai tanah dasar yang keras dan pekerjaan perbaikan yang cocok dengan jenis saluran dilaksanakan menurut petunjuk umum untuk rehabilitasi di atas.

ii. Bagian-bagian saluran yang tergerus harus direkonstruksi mencapai bentuk dan profil yang disetujui dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, menggunakan cara-cara aalternatif perbaikan sebagai berikut

Pekerjaan stabilisasi tanah atau pambentukan ulang dengan bahan-bahan berbutir

Pelapisan baru untuk saluran tersebut.

Perbaikan dengan pasangan batu kosong atau bronjong.

Pekerjaan cetakan dan penunjangan dari kayu harus disediakan menurut kebutuhan dan semua

tanah-tanah serta bahan-bahan lain lebihan dibuang dari tempat tersebut.

2.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Rehabilitasi drainase tepi jalan harus diukur dalam meter panjang saluran tanah yang dibersihkan

dan direhabilitasi yang disetujui oleh Direksi Teknik

(2) Rehabilitasi saluran yang dilapisi harus diukur dalam meter panjang saluran dilapisi, dibersihkan,

diperbaiki dan direhabilitasi sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

Semua penaukuran harus dilakukan di sepanjang sumbu saluran dan harus disediakan untuk seluruh

pekerjaan yang dilakukan bagi rehabilitasi kedua sisi saluran. Tidak disediakan secara terpisah untuk setiap

galian atau urugan yang dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan ini akan dimasukkan dalam item pembayaran

untuk rehabilitasi atau ke dalam pekerjaan tambahan yang dicatat dalam item (3) di bawah.

(3) Pekerjaan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan saluran karena gerusan atau

erosi akan diukur dan dibayar di bawah bab lain Spesifikasi ini. Pekerjaan-pekerjaan tersebut

akan dibstasi hanya sampai item berikut, dan dalam kecocokan yang benar dengan perintah

Direksi Teknik dan akan mencakup semua gambar, dan urugan tambahan yang diperlukan untuk

menyelesaikan pekerjaan sehingga memuaskan Direksi Teknik.

Pekerjaan stabilisasi tanah item pembayaran 3.4.1

Bahan filter item pembayaran 2.7.1

Pasangan batu kosong (Rip-Rap) item pembayaran 8.2.1

Bronjong item pembayaran 8.3.1

2.2.6 Dasar Pembayaran

Volume-volume seperti yang diberikan di atas, akan dibayar pada harga-harga kontrak per satuan

pengukuran untuk item-item pembayaran yang tercantum di bawah. Harga-harga dan pembayaran ini

akan merupakan kompensasi penuh untuk pelaksanaan semua pekerjaan termasuk pembersihan,

pembuangan, pembentukan kembali saluran dan kanal-kanal sampai elevasi, garis dan profil disetujui,

beserta pemotongan dan perbaikan lapisan pasangan-pasangan dan timbunan rongga-rongga saluran,

berikut penyediaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan rehabilitasi.

Page 23: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

23

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

2.2.1 Rehabilitasi saluran tanah Meter panjang

2.2.2 Rehabilitasi saluran tanah Meter panjang

Page 24: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

24

BAB 2.3 SALURAN TANAH BARU, TERBUKA

2.3.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan saluran tanah baru yang mencapai garis, tingkat dan profil seperti yang

ditunjukkan pada gambar atau di lapangan.

Pekerjaan tersebut juga meliputi setiap pemindahan lokasi atau menjaga selokan atau saluran irigasi yang terganggu

selama pelaksanaan pekejaan-pekerjaan kontrak, memasang gebalan rumput pada dasar saluran untuk mengurangi

kecepatan air dan memperkecil erosi.

(2) Toleransi Ukuran

a. Alinyemen saluran yang jadi dan profil potongan melintang tidak boleh berbeda dari yang

ditentukan atau disetujui lebih dari 5 cm pada setiap titik.

b. Ketinggian terakhir pada dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm pada setiap titik, dan

dasar saluran tersebut harus cukup halus serta rata untuk menjamin aliran air yang bebas tanpa

terjadi empangan pada waktu aliran lambat.

2.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

Lokasi, panjang, arah dan kemiringan yang diperlukan dari saluran yang harus digali, baserta dengan semua lubang

tangkapan dan kuala yang bersangkutan, harus dipatok di lapangan oleh Kontraktor sesuai dengan gambar-gambar

kontrak serta petunjuk-petunjuk lainnya yang diberikan oleh Direksi Teknik.

(2) Galian Saluran

a. Galian untuk saluran, termasuk pembentukan, peningkatan dan perapihan tebing samiping harus

dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar kontrak atau seperti petuhjuk yang lain yang

diberikan oleh Direksi Teknik di lapangan.

b. Semua bahan-bahan dari galian harus dipindahkan dari lapangan ke tempat pembuangan yang

disetujui oleh Direksi Teknik Garis dan profil akhir saluran harus diselesaikan sampai disetujui

oleh Direksi Teknik serta setiap penyesuaian atau setiap perbaikan pekerjaan untuk

membetulkan kerusakan-kerusakan atau penyimpangan-penyimpangan harus dilaksanakan

sesuai dengan perintah Direksi Teknik.

(3) Jalan Air yang ada

a. Kali kecil atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa mendapat

persetujuan dari Direksi Teknik.

b. Bahan-bahan yang mengendap di dalam kali atau daerah kanal sebagai hasil dari pekerjaan-

pekerjaan drainase harus disingkirkan bila pekerjaan tersebut, telah diselesaikan atau pada

waktu seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.

c. Bila jalan air yang ada harus dipindahkan dikarenakan pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak,

Page 25: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

25

alinyemen baru jalan air tersebut harus memelihara kemiringan dasar dan profil yang ada,

terkecuali dimintakan lain oleh Direksi Teknik.

2.3.3 Cara Pengukuran Pekerjaan

a. Galian saluran tanah harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume tanah

yang sebenarnya disingkirkan dan diakui oleh Direksi Teknik, yang diperlukan untuk

menyelesaikan pekerjaan drainase.

b. Kelebihan galian dari yang ditunjukkan dalam gambar atau dari yang diperintahkan oleh Direksi

Teknik, tidak boleh diukur atau dibayar

c. Bila ditemukan/digali batu-batu (seperti dinyatakan dalam Bab 3.1.1 (2)) ; batu tersebut harus

diukur dan dibayar sebagai Galian Batu di bawah item pembayaran 3.1.2 Spesifikasi ini.

2.3.4 Dasar Pembayaran

Volume-volume yang diberikan seperti di atas akan dibayar atas dasar Harga Kontrak per satuan

pengukuran bagi item pembayaran yang tercantum di bawah.

Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan-

pekerjaan kontrak termasuk pembersihan, galian, pembentukan kembali dan penyelesaian saluran tanah

serta kanal-kanal mencapai tingkat, garis dan profil akhir.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

2.3.1 Galian saluran tanah dan kanal Meter kubik

Page 26: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

26

BAB 2.4 SALURAN DILAPISI

2.4.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari membangun saluran baru atau rekonstruksi saluran yang ada dan memberikan

satu lapisan pasangan batu sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diperintahkan

oleh Direksi Teknik di lapangan.

Pekerjaan tersebut juga termasuk setiap pemindahan atau penjagaan aliran air, kanal irigasi atau jalan air yang ada,

yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan kontrak.

(2) Toleransi Ukuran

a. Ketinggian final dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang ditentukan pada

setiap titik dan harus cukup harus serta bentuknya rata untuk menjamin aliran air yang bebas.

b. Alinyemen aliran dan profil potongan melintang akhir (final) tidak boleh bebeda lebih dari 5 cm

dari yang ditentukan pada setiap titik.

c. Permukaan masing-masing batu muka pasangan batu pelapisan tidak boleh berbeda lebih dari 3

cm dari permukaan normal.

d. Ketebalan pasangan batu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar standar dan tidak boleh

kurang dari 20 cm, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

Selokan mula-mula harus dibentuk lebih kecil dari penampang melintang yang direncanakan.

Pembentukan akhir untuk persiapan pembuatan lapisan serta perbaikan kerusakan yang mungkin terjadi

selama pelaksanaan, baru dikerjakan sesudah tempat-tempat sambungan dan elevasinya sudah

disiapkan.

(4) Contoh-Contoh Bahan

Contoh-contoh bahan yang digunakan, termasuk semen, pasir dan batu untuk pekerjaan pasangan batu, harus

diperiksa dan disetujui Direksi Teknik, sebelum pekerjaan dimulai.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat dikarenakan jeleknya

penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh

Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik tanpa ada biaya tambahan.

2.4.2 Bahan-Bahan

(1) Urugan kembali dengan bahan terpilih untuk pelapisan saluran

Urugan kembali yang digunakan sebagai bahan dasar dan perbaikan bagian di bawah pelapisan pasangan batu

harus dari pasir kerikil berpasir atau bahan berbutir bergradasi baik yang disetujui lainnya dengan ukuran batu

maksimum 20 mm, semuanya seperti ditentukan pada Bab 2.7.

(2) Bahan Filter

Page 27: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

27

Bahan-bahan untuk membuat lapisan dasar manyerap air, kantong-kantong filter ataupun lubang pelepasan pada

pelapisan pekerjaan batu yang disetujui harus keras, awet, bahan berbutir yang memenuhi persyaratan gradasi yang

ditentukan pada Bab 2.7.

(3) Pasangan Batu dengan Siar

a. Batu

Batu tersebut harus batu lapangan dengan permukaan kasar atau batu sumber (quarry) kasar yang keras dalam

kondisi baik, awet dan mutunya padat, tahan terhadap daya perusakan air, serta sepenuhnya cocok digunakan

sebagai pasangan batu, semuanya seperti ditentukan pada Bab 8.1 Spesifikasi ini untuk pasangan batu dengan siar.

b. Adonan (Mortar)

Adonan terdiri dari semen portland (P.C.) dicampur dengan agregat halus atau pasir kasar dalam satu perbandingan

1 semen dan 3 agregat/pasir, terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknik.

c. Kelas Beton K125

Bila diperlukan beton yang digunakan untuk dasar dari pasangan batu harus dari kelas K125 yang sesuai dengan

Spesifikasi bab 7.1 Spersifikasi ini.

2.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

Lokasi, panjang, garis batas dan kemiringan yang diperlukan dari semua saluran-saluran yang harus digali dan

dilapisi, bersama-sama dengan semua lubang tangkapan dan kuala yang berkaitan harus dipatok di lapangan oleh

Kontraktor sesuai dengan rincian pelaksanaan yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang

diperintahkan oleh Direksi Teknik, serta harus diperiksa dan mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum

pelaksanaan pekerjaan dimulai.

(2) Pelaksanaan Pelapisan pasangan Baku dengan Siar

a. Persiapan Pondasi

i. Ketinggian permukaan pondasi untuk saluran harus dipasang dan digali sampai

kedalaman yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti diperintahkan oleh

Direksi Teknik di lapangan untuk menjamin bahwa satu permukaan yang baik dan

memadai dapat diperoleh.

ii. Bila diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik bahan lantai kerja yang disetujui harus

diletakkan dan dipadatkan di tempatnya.

iii. Kecuali ditentukan lain atau ditunjukkan pada Gambar Rencana, dasar pondasi untuk

pelapisan pekerjaan batu harus normal (tegak lurus) atau dipotong bertangga tegak lurus

kepada permukaan dinding.

iv. Bila ditunjukkan pada Gambar Rencana atau diminta lain oleh Direksi Teknik, satu

pondasi atau alas pondasi dari beton akan diperlukan.

b. Pemasangan dan Penyelesian Akhir Pekerjaan Batu dengan Siar

Setelah disetujui penyiapan pekerjaan pondasi, pelapisan pasangan batu dengan star akan

dibangun sebagaimana ditentukan dalam Bab 8.1 Spesifikasi ini.

c. Pemasangan Urugan

Page 28: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

28

i. Urugan kembali dengan bahan terpilih sebagaimana ditentukan harus dipasang, dan

dipadatkan dalam lapisan yang merata di bawah pasangan batu atau dimana saja

sebagaimana diperintahkan oleh dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

ii. Bahan alas filter sebagaimana ditentukan harus dipasang dan dipadatkan dalam lapisan

tidak melebihi 15 cm tebalnya dan sesuai dengan gambar rencana atau menurut perintah

Direksi Teknik.

(3) Penyiapan Jalan Air Yang Ada

a. Aliran atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa mendapat

persetujuan dari Direksi Teknik.

b. Jika suatu galian dalam dasar aliran diperlukan untuk palaksanaan pekerjaan yang baik,

kontraktor pada selesainya pekerjaan drainase harus mangurug kembali dan memperbaiki galian

tersebut.

c. Bahan-bahan yang mengendap dalam daerah aliran tersebut dari pondasi atau galian lainnya

harus disingkirkan sepenuhnya pada penyelesaian pembangunan.

(4) Relokasi Jalan Air

Bila stabilisasi tanggul atau pekerjaan-pekerjaan permanen lainnya diperlukan untuk kontrak tersebut menyebabkan

penyumbatan yang tidak dapat dihindarkan atau secara sebagian menyumbat suatu jalan air yang ada, maka jalan

air tersebut harus direlokasi (dipindahkan) untuk menjamin aliran tidak terhalangi lewat pekerjaan tersebut pada

semua tingkatan aliran yang biasa. Relokasi jalan air tersebut akan memelihara kemiringan dasar kanal yang ada

dan harus diarahkan sedemikian sehingga tidak terjadi gerusan terhadap pekerjaan itu atau terhadap hak milik di

sekitarnya.

2.4.4 Cara Pangukuran dan Pembayaran

Tidak ada persyaratan yang dibuat untuk pengukuran dan pembayaran saluran dilapisi di bawah bab ini. Akan tetapi

pekerjaan konstruksi untuk saluran dilapisi harus diukur dan dibayar di bawah item pembayaran dari spesifikasi-

spesifikasi yang terpisah berikut ini.

(1) Galian untuk pembangunan saluran baru dilapisi atau rekonstruksi saluran yang ada, harus diukur dalam

mater kubik dan dibayar sebagai Gallan Drainase di bawah item pembayaran 2.3.1 spesifikasi ini.

(2) Pelapisan pasangan batu untuk saluran-saluran harus diukur dalam meter kubik dan dibayar sebagai

pasangan batu dengan siar di bawah item pembayaran 8.1.1 spesifikasi ini.

(3) Bahan-bahan urugan kembali yang porous atau bahan dasar filter harus diukur dalam meter kubik dan

dibayar sebagai bahan drainase porous di bawah item pembayaran 2:7.1 spesifikasi ini.

(4) Beton dalam pondasi atau penopang pondasi harus diukur dalam meter kubik dan dibayar sebagai beton

tidak bertulang di bawah item pembayaran 7.1.2 spesifikasi ini.

Page 29: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

29

BAB 2.5 GORONG-GORONG PIPA BETON

2.5.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggandan atau pembangunan baru gorong-gorong pipa beton

bertulang atau tanpa tulang, termasuk tembok kepala, bangunan inlet (masuk) dan outlet (pelapasan) serta

pekerjaan-pekerjaan pelindung yang berkaitan dengan gerusan, semuanya sesuai dengan Gambar Rencana dan

spesifikasi ini, dan lokasinya ditunjukkan oleh Direeksi Teknik.

(2) Pengaturan (pematokan) di lapangan dan lokasi pekerjaan

a. Gorong-gorong baru yang ditempatkan di lapangan ditunjukkan pada gambar-gambar kontrak.

Lokasi dan ketinggian final akan diputuskan oleh Direksi Teknik di lapangan dan kontraktor harus

melakukan suatu pekerjaan survai tambahan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik, untuk

menentukan persyaratan gorong-gorong mengenai ketinggian dan garis batas.

b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal pekerjaan yang

ditunjukkan dalam dokumen kontrak dan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik,

termasuk suatu pekerjaan parbaikan tambahan yang mungkin ditemukan di lapangan selama

pekerjaan rehabilitasi drainase.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sebelum diberikan persetujuan oleh Direksi

Teknik mengenai lingkup pekerjaan.

b. Tidak ada pekerjaan perkerasan atau bahu jalan akan dilaksanakan sampai seluruh pekerjaan

gorong-gorong untuk bagian proyek tersebut telah diselesaikan.

(4) Contoh-Contoh Bahan

a. Contoh-Contoh bahan yang digunakan, termasuk agregat beton, pasir beton, penulangan beton,

cetakan pipa beton, harus diperiksa dan mendapat dan: Direksi Teknik sebelum pekerjaan

dimulai.

b. Contoh pipa beton bertulang harus diserahkan untuk pemeriksaan dan pengujian sebagaimana

diminta oleh Direksi Teknik dan harus diterima sampai memuaskan sebelum digunakan di

lapangan.

2.5.2 Bahan-Bahan

(1) Beton

Beton yang digunakan setiap pekerjaan struktural yang diuraikan dalam bagian ini harus memenuhi

persyaratan yang ditentukan dalam Bab 7.1 spesifikasi ini untuk kelas-kelas beton berikut :

Kelas K225 Struktur dan pipa gorong-gorong beton bertulang

Kelas K175 Pelat pondasi dan dinding-dinding

Kelas K125 Pondasi beton massa dan pambungkus pipa gorong-gorong

Page 30: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

30

(2) Baja Tulangan untuk Beton

Semua baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Bab 7.2

spesifikasi ini.

(3). Pipa Beton

a. Semua pipa-pipa beton harus pracetak dan didapat dari satu pabrik yang disetujui, terkecuali

diperintahkan lain oleh Direksi Teknik pencetakan di lapangan.

b. Pipa beton bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO No.M170 dan

disesuaikan dengan gambar-gambar standar

c. Pipa pipa beton tak bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO No.M86

(Tabel 1A), dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar pipa beton tak bertulang harus

dibatasi sampai satu diameter dalam maksimum 80 cm.

d. Atas dasar persetujuan Direksi Teknik, Kontraktor dapat mencetak pipa beton tidak bertulang di

lapangan, yang konstruksinya harus sepenuhnya sesuai dengan spesifikasi ini serta dengan

cetakan pipa dari baja yang harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan.

(4) Pasangan Batu

Bahan-bahan pasangan batu yang digunakan untuk dinding dan kepala gorong-gorong serta struktur

tumpuan beban harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu, bab 7.4 spesifikasi ini.

Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum digunakan di lapangan.

(5) Bahan Alas (Dasar)

Bahan-bahan berbutir untuk alas atau untuk mengurug kembali gorong-gorong pipa dan struktur lainnya

terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan, Bab 2.7 spesifikasi ini.

(6) Urugan Kembali

Bahan timbunan yang digunakan untuk mengurug kembali sekeliling pipa dan di belakang dinding kepala harus

memenuhi persyaratan bab 3.2 “Urugan” dari spesifikasi ini.

2.5.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Galian dan penyiapan parit-parit serta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding kepala harus

dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1 “Galian”, dan persyaratan-persyaratan selanjutnya

yang diberikan dalam spesifikasi ini.

b. Bahan-bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gororg harus ditempatkan sesuai dengan

ersyaratan bab 2.7.

(2) Pemasangan Pipa Gorong-gorong

a. Pipa gorong-gorong tersebut harus diletakkan secara hati-hati, dengan ujung alur dibagian yang

tinggi dan ujung lidah sepenuhnya masuk ke dalam alur yang bersangkutan dan tepat dengan

garis dan kemiringan yang diperlukan.

Page 31: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

31

b. Sebelum pipa bagian berikutnya diletakkan, separuh bagian bawah lidah masing-masing bagian berikutnya

harus diplester di permukaan bagian dalam dengan adukan semen dengan ketebalan yang cukup untuk

menyatukan permukaan bagian pipa yang berbatasan tepat dan rata. Pada saat yang sama separuh bagian

atas lidah dari pipa berikutnya harus diplester sama dengan adukan.

c. Setelah pipa tersebut diletakkan, sambungan yang rmasih tersisa harus diisi dengan adukan dan adukan

tambahan yang cukup harus digunakan sehingga rongga sekelilingnya terisi penuh. Bagian dalam

sambungan harus disapu dan diselesaikan halus. Adukan pada bagian luar harus tetap basah selama dua

hari sampai Direksi mengijinkan pelaksanaan urugan kembali.

(3) Pengurugan dan Pemadatan

a. Pengurugan kembali dan pemadatan di sekeliiing dan di atas gorong-gorong harus dilaksanakan

sebagaimana ditentukan secara rinci dalam. Bab 3.2 “Urugan”, menggunakan bahan-bahan terpilih yang

disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan-bahan tersebut harus terdiri dari tanah atau krikil, babas dari gumpalan

lempung dan benda tumbuh-tumbuhan serta berisi batu-batu yang tidak tertahan pada saringan 215 mm.

b. Urugan tersebut diberikan dengan ketebalan minimum 0,30 m diatas puncak pipa dan satu jarak minimum

satu setengah diameter dari sumbu pipa pada keltua sisi kecuali dalam parit. Perhatian khusus harus

diberikan untuk menjamin bahwa urugan kembali di bawah pinggang pipa dipadatkan dengan baik.

c. Alat pemadatan tanah yang berat tidak bdeh beroperasi lebih dekat dari 1,50 meter kepada

gorong-gorong, sampai gorong-gorong tersebut telah selesai ditutup setebal paling sedikit 60 cm

di atas puncak pipa.

Alat pemadatan ringan boleh dioperasikan di dalam batas-batas di atas, asalkan urugan kembali

tersebut telah dipasang dan dipadatkan dan memberikan penutup minimum 30 cm di atas puncak

pipa. Walaupun demikian, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki setiap

kerusakan akibat dari operasi tersebut.

(4) Beton Pembungkus Pipa

Pipa-pipa harus, dibungkus dengan baton yang sesuai dengan rincian yang ditunjukkan pada gambar rencana atau

seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik jika ketebalan penutup yang harus dipasang lebih besar dari ketebalan

maksimum atau kurang dan ketebalan minimum yang ditunjukkan pada gambar atau dalam spesifikasi pabrik pipa

untuk ukuran dan kelas pipa yang khusus.

(5) Dinding Kepala Gorong-Gorong dan Bangunan Pelengkap

Kecuali secara lain ditunjukkan pada gamban bangunan lapis lindung pelimpah dan bangunan pelindung gerusan

yang berkaitan dengan, bangunan gorong-gorong yang tidak diparlukan untuk memikul beban struktural yang berat,

harus dibangun dengan pasangan batu dengan siar (Bab 8.

Kepala gorong-gorong dan dinding sayap harus dibangun menggunakan pasangan batu plesteran (lihat Bab 7.4).

(6) Memperpanjang Gorong-Gorong yang Ada

Bila perpanjangan gorong-gorong yang ada memerlukan pemindahan dinding kepala, dinding sayap atau bangunan-

bangunan lama lainnya yang berkaitan, bagian-bagian tersebut harus dibongkar dengan hati-hati dengan satu cara

untuk menghindari kerusakan-kerusakan pipa atau elemen-elemen struktural yang harus tinggal. Jika terjadi

kerusakan pada gorong-gorong yang direncanakan untuk tetap ada, bagian-bagian yang rusak harus diganti atas

beban biaya Kontraktor.

Page 32: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

32

2.5.4 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume-volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa baton, berupa

jumlah meter panjang gorong-gorong pipa baru yang dipasang atau diperpanjang, diukur dari

ujung ke ujung pipa.

(2) Dinding kepala dan dinding sayap serta struktur lainnya yang berkaitan yang dibangun dengan

pasangan batu atau beton akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik pekerjaan yang

selesai dan diterima sesuai dengan item-item pembayaran secara terpisah yang dimasukkan

dalam spesifikasi ini.

(3) Penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan di bawah item pembayaran terpisah nomor 3.1.2. Akan

tetapi tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran akan dibuat untuk setiap galian lain atau pekerjaan

urugan lain. Biaya pekerjaan tersebut harus dianggap sebagai sudah termasuk dalam pelaksanaan

pekerjaan gorong-gorong papa beton dan harus sudah dimasukkan dalam harga penawaran untuk

gorong-gorong dan untuk berbagai bahan-bahan pembangunan yang digunakan.

(4) Penyediaan untuk bahan aas berbutir terpilih atau bahan filtar harus dibuat di bawah item

pembayaran yang terpisah nomor 2.7.1.

2.5.5 Dasar Pembayaran

Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak per

satuan pengukuran yang bersangkutan bagi masIng-masing item pembayaran yang tercantum di bawah dan

ditunjukkan dalam Daftar Penawaran.

Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh bagi pengadaan dan pemasangan semua

bahan-bahan dan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan pemadatan, pekerjaan acuan, urugan kembali,

lubang dan semua biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan

dalam spesifikasi ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

2.5.1 GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG

(1) Diameter dalam, 60 cm Meter panjang

(2) Diameter dalam, 80 cm Meter panjang

(3) Diameter dalam, 100 cm Meter panjang

(4) Diameter dalam, 120 cm Meter panjang

2.5.2 GORONG-GORONG PIPA BETON TANPA TULANG

(1) Diameter dalam, 60 cm Meter panjang

(2) Diameter dalam, 80 cm Meter panjang

Page 33: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

33

BAB 2.6 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan baru pipa baja

bergelombang termasik pembuatan bangunan dinding kepala, bengunan inlet dan outlet dan pekerjaan-

pekerjaan perlindungan gerusan yang bersangkutan, semuanya sesuai dengan gambar-gambar dan

pada lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik.

(2) Pematokan dan Pengukuran di lapangan serta Lokasi Pekerjaan

a. Gorong-gorong baru harus dillempatkan di lapangan yang ditunjukkan pada gambar-gambar

kontrak, lokasi dan permukaan akhir akan diputuskan oleh Direksi Teknik di lapangan dan

Kontraktor harus melaksanakan suatu pekerjaan surval tambahan sebagaimana dimintakan oleh

Direksi Teknik, untuk menentukan-persyaratan gorong-gorong terhadap garis batas dan

permukaannya.

b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong dari pipa baja bergelombang harus dilaksanakan sesuai

dengan jadwal (schedule) pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar kontrak dan sebagaimana

diperintahkan oleh Direksi Teknik, termasuk setiap pekerjaan perbaikan tambahan yang mungkin

ditemukan di lapangan selama pelaksarman pekerjaan rehabilitasi drainase.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan Direksi Teknik

mengenai ruang lingkup pekerjaan.

b. Tidak ada pekerjaan perkerasan dan bahu jalan yang boleh dilaksanakan sebelum semua

pekerjaan gorong-gorong untuk bagian proyek yang bersangkutan telah diselesaikan.

(4) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

Setiap bagian pekerjaan yang merunjukkan ketidak teraturan atau cacat-cacat karena jeleknya

penanganan atau gagalnya Kontraktor mematuhi persyaratan pesikasi, harus dibetulkan dengan

perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor memuaskan Direksi Teknik.

2.6.2 Bahan-Bahan

(1) Pipa Baja Bergelombang

Pipa baja bergelombang dan sabuk penyambung (coupling bands) yang berkaitan serta bahan-bahan

penyambungan, harus berupa basi atau baja berbelombang yang dilapisi sang dan memenuhi spesifikasi

AASHTO No.M36.

(2) Pasangan Satu

Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding kepala pasangan batu beserta struktur yang berkaitan harus

memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu Bab 7.4 Spesifikasi ini. Kualitas batu harus

mendapat persetujuan Direksi Tekik, sebelum digunakan di lapangan.

Page 34: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

34

(3) Bahan Alas (Dasar)

Bahan-bahan berbutir untuk alas (dasar) atau urugan kembali pada gorong-gorong pipa dan struktur

lainnya harus terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan Bab 2.7 Spesifikasi ini.

(4) Bahan Timbunan

Bahan timbunan yang digunakan untuk urugan kembali di sekeliling pipa-pipa dan di belakang dinding

kepala harus memenuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi Bab 3.2 “Urugan”.

2.6.3 Petaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Galian dan penyiapan parit beserta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding kepala harus

dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Bab 3.1 “Galian” dan persyaratan lebih lanjut

yang diberikan dalam spesifikasi ini.

b. Bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai dengan persyaratan Bab

2.7 dengan menyediakan satu pondasi yang keras dan rata untuk pipa baja.

c. Setiap batu bongkahan atau batu brangkal yang ditemukan dalam mempersiapkan pondasi untuk

pipa baja, harus dipotong dan sampai kedalaman 20 cm, dan tanah dasar tersebut diurug

kembali sera dipadatkan mencapai ketinggian yang banan dengan bahan-bahan urugan yang

cocok.

d. Pada umumnya garis batas galian untuk gorong-gorong pipa baja harus diperiksa terhadap

daerah keras dan daerah lunak serta pondasi dibuat serat mungkin beserta daerah-daerah lunak

diganti dengan bahan-bahan yang cocok. Dimana dimintakan demikian dalam Gambar rencana

dan Daftar Penawaran atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan, bahan

alas (dasar) berbutir harus ditempatkan (dipasang) sampai kedalaman 15-30 cm yang diperlukan

untuk mendukung satu pondasi yang mantap sesuai dengan persyaratan Bab 2.7.

(2) Pemasangan Gorong-Gorong Pipa Baja Bergelombang

a. Pipa baja bergelombang dapat dirakit sebelumnya menjadi bagian-bagian di lapangan kerja atau

dirakit di dalam parit yang sudah disiapkan.

b. Pipa baja bergelombang yang dirakit sebelumnya menjadi bagian-bagian, harus diturunkan ke

dalam lubang (tempat) di atas pondasi yang telah disiapkan menggunakan tali sling. Bagian-

bagian pipa rakitan tidak boleh berlebihan panjangnya sehingga akan terjadi pembungkukan

(lendutan) sambungan-sambungan ketika penurunah ke tempatnya, dan harus diberikan

perhatian untuk menghindari kerusakan di ujung (dengan penjatuhan) selama pengangkutan atau

pemasangan.

c. Semua pipa baja bergelombang yang dirakit, harus dibuat secara teliti, dengan sabuk

Page 35: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

35

penyambungan dipasang secara benar untuk menghindari tegangan yang berlebihan.

(3) Pengurugan dan Pemadatan

Pengurugan kembali dan pemadatannya di sekeliling dan di atas gorong-gorong pipa baja harus

dilaksanakan sebagaimana secara umum diuraikan pada Bab.3.2 “Urugan” dan secara khusus sesuai

dengan persyaratan Bab 2.5.3 (3). Harus diberikan perhatian untuk menjamin bahwa bahan urugan

ditempatkan dan dipadatkan dalam lapisan yang merata tidak melebihi tebal 15 cm secara bergantian

bagi kedua sisi pipa untuk menjaga permukaan pemadatan dan penunjangan yang sama masing-masing

sisi.

(4) Bagian Ujung-dan Dinding Kepala Gorong-Gorong Baja

a. Perlakuan bagi ujung gorong-gorong pipa baja harus sesuai dengan persyaratan Direksi Teknik

dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran. Bentuk alternatif penyesuaian akan meliputi:

Pra fabrikasi bagian ujung baja dengan atau tanpa pasangan batu kosong (rip-rap)

dengan adukan atau bronjorg.

Dinding kepala pasangan batu

b. Bagian ujung baja harus diletakkan di atas bahan alas (dasar) yang dipadatkan dengan baik dan

menyatu kepada ujung-ujung gorong-gorong pipa baja oleh sambungan yang dibaut yang sesuai

dengan rekomendasi pabrik pembuat.

c. Jika diperlukan dengan pasangan batu kosong atau bronjong, mereka harus diletakkan pada

tebing sesuai dengan persyaratan Bab 8.1 untuk memberikan perlindungan terhadap erosi dan

menunjang bagian ujung tersebut.

d. Dinding kepala pasangan batu harus dibangun sesuai dengan persyaratan Bab 7.4 untuk ujung

inlet dan outlet pipa gorong-gorong sesuai tempat dan ketinggian yang diminta oleh Direksi

Teknik.

2.6.4 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong papa baja bergelombang

harus berupa jumlah meter panjang struktur pipa baru atau yang diperpanjang yang dipasang,

diukur dari permukaan dinding kepala bagian luar atau dari ujung ke ujung (tidak termasuk

bagian akhir) pipa gorong-gorong yang tidak dilengkapi dengan dinding kepala.

(2) Bilamana dilengkapi dengan bagian Ujung (akhir), hal ini harus diukur dengan jumlah bagian

individual (tersendiri).

(3) Dinding kepala dan dinding sayap dan struktur lainnya yang bersangkutan, yang dibangun

dengan pasangan batu atau beton harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik pekerjaan

yang telah selesai dan diterima, sesuai dengan item pembayaran terpisah yang dimasukkan

dalam Spesifikasi ini.

Page 36: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

36

(4) Pasangan batu kosong dengan siar dan bronjong harus diukur untuk pembayaran dalam meter

kubik yang selesai dan dipasang, sesuai dengan item pembayaran terpisah nomor 8.2.2 dan

8.3.1 Spesifikasi ini.

(5) Pengukuran dan penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuat di bawah item pembayaran

No.3.1.2. akan tetapi tidak ada pengukuran untuk pembayaran yang terpisah yang dibuat untuk

setiap pekerjaan galian lainnya atau urugan lainnya. Biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut

akan dianggap sebagai insidental (sudah termasuk) dalam melaksanakan pekerjaan gorong-

gorong pipa, dan akan dimasukkan dalam penawaran harga untuk gorong-gorong pipa baja

bergelombang dan untuk berbagai bahan bangunan yang digunakan.

(6) Penyediaan untuk bahan berbutir pilihan atau bahan filter akan dibuat di bawah item pembayaran

terpisah No.2.7.1.

2.6.5 Dasar Pembayaran

Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak

per satuan pengukuran yang bersangkutan untuk masing-masing item pembayaran yang dicantumkan di

bawah ini dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran. Harga-harga dan pembayaran ini akan berupa

kompensasi penuh untuk pergadaan dan pemasangan semua bahan-bahan, dan untuk galian serta

pembuangan bahan-bahan, pamadatan, pekerjaan actian, pengurugan kembali, lubang-lubang

pelepasan dan semua biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang

diuraikan dalam Spesifikasi ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

2.6.1 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG

(1) Diameter dalam, 60 cm Meter panjang

(2) Diameter dalam, 80 cm Meter panjang

(3) Diameter dalam, 100 cm Meter panjang

(4) Diameter dalam, 120 cm Meter panjang

(5) Diameter dalam, 140 cm Meter panjang

2.6.2 BAGIAN UJUNG BAJA BERGELOMBANG

(1) Diameter dalam, 60 cm Jumlah

(2) Diameter dalam, 80 cm Jumlah

(3) Diameter dalam, 100 cm Jumlah

(4) Diameter dalam, 120 cm Jumlah

(5) Diameter dalam, 140 cm Jumlah

Catatan : Diameter nominal berdasarkan Standar Pabrik Pembuat

Page 37: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

37

BAB 2.7 DRAINIASE: POROUS

2.7.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari memperoleh, mengangkut, menempatkan dan memadatkan bahan-

bahan urugan berbutir yang porous yang diperlukan untuk lapisan alas (dasar) pipa gorong-

gorong, saluran beton, beton porous dan saluran di bawah permukaan atau untuk mencegah

penghanyutan atau penggerusan bagian halus tanah oleh rembesan air tanah. Pekerjaan

tersebut juga meliputi pengadaan dan pemasangan pipa-pipa porous, saluran ubin dan anyaman

filter tanah (geotekstil) jika diperlukan demikian.

b. Bahan-bahan ini harus digunakan untuk maksud drainase yang penempatannya pada bagian

belakang dinding kepala jembatan, dinding sayap, dinding penahan tanah, dinding rip-rap dan

dinding bronjong serta dalam konstruksi perkerasan saluran bawah tanah, saluran pasangan

beton, gorong-gorong, selimut pasir dan drainase vertikal untuk tujuan stabilisasi, filter ujung kaki

talud dan pekerjaan sejenis lainnya, yang sesuai dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana

diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Profil akhir untuk drainase porous urugan berbutir tidak boleh berbeda dengan profil yang

ditentukan atau profil yang disetujui lebih dari 2 cm.

b. Kemiringan dan permukaan akhir untuk pipa dan bahan dasar saluran beton tidak boleh berbeda

dengan yang ditentukan lebih dari 1 cm.

c. Permukaan pondasi untuk urugan porous yang digunakan dalam selimut drainase harus rata dan

teratur dengan satu kemiiringan merata minimum 1 dalam 200.

d. Kemiringan minimum dalam saluran yang dibangun dengan pipa porous harus 1:600.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bahan butiran drainase porous yang bersih harus dipasang segera sebelum penempatan bahan-

bahan lapis ulang (overlay).

b. Bahan-bahan butiran drainase porous untuk drainase pasir tegak harus ditempatkan dan

dibentuk setelah lapisan-lapisan tanggul horisontal diletakkan (dipasang).

(4) Contoh-Contoh

a. Contoh-contoh bahan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum

pekerjaan dimulai.

b. Contoh-contoh pipa porous dan anyaman filter (geotekstil) harus disertai dengan Spesifikasi dan

sertifikat pabrik.

Page 38: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

38

c. Contoh-contoh bahan urugan porous dan bahan filter harus disertai dengan hasil-hasil test

gradasi yang dilakukan terhadap bahan tersebut.

2.7.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Bahan urugan porous dan bahan dasar filter harus suatu bahan porous butiran bergradasi,

dengan ukuran nominal maksimum harus sesuai dengan instruksi Direksi Teknik untuk menjamin

bahwa pencucian bagian halus (fines) tidak akan terjadi.

b. Filter anyaman plastik (geotekstil) harus suatu anyaman/tenunan gaotekstil sintetis yang disetujui

oleh Direksi Teknik.

c. Pipa porous dan pipa lubang pelepasan

i. Pipa-pipa porous untuk drainase di bawah permukaan harus saluran bis tanah liat,

diameter dalam 100 mm, memenuhi persyaratan Spesifikasi AASHTO M179.

ii. Pipa-pipa yang ditempatkan sebagai lubang pelepasan melalui dinding-dinding dan

lapisan beton atau pasangan batu harus berdiameter 50 mm dan dibangun dari bahan

yang awet, kuat dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Persyaratan Gradasi

Secara umum tabel-tabel berikut digunakan untuk menentukan batas-batas gradasi bagi bahan filter porous.

TABEL 2.7.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK BAHAN ALAS FILTER

UKURAN SARINGAN (m.m)

% LOLOS

KERIKIL PASIR

75.0 100%

37.5 M 60-90 -

4.75 0-10 100

0.075 - Maks. 5

TABEL 2.7.2 PERSYARATAN GRADASI BAHAN FILTER UNTUK SALURAN BAWAH TANAH YANG

POROUS

UKURAN SARINGAN % LOLOS

9.5 100%

4.75 95-100

1.18 45-80

0.425 10-30

0.15 2-10

Page 39: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

39

(3) Syarat Kualitas untuk Bahan-Bahan Alas (Dasar)

a. Bahan alas (dasar) untuk saluran pipa dan saluran beton serta gorong-gorong terdiri dari pasir

bergradasi baik, kerikil berpasir atau batu pecah.

b. Bahan alas (dasar) tersebut harus memenuhi syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 2.7.3

kecuali diperintahkanlain oleh Direksi Teknik.

TABEL 2.7.3 SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN ALAS (DASAR)

URAIAN SATUAN UJI

Ukuran Partikel maksimum, 20 mm

Lolos 0.075 mm (saringan No. 200) Maksimum 15%

Batas Cair Maksimum 25%

Indeks Plastisitas Maksimum 6%

2.7.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penempatan Urugan Porous

a. Penempatan urugan porous di sekeliling pipa, saluran atau di belakang struktur harus

dilaksanakan segera mengikuti penempatan pipa atau pemasangan struktur dan harus

dipadatkan dalam lapisan-lapisan tebal maksimum 15 cm sampai satu kepadatan yang disetujui

sebesar 95% maksimum kepadatan kering (standar proctor) atau suatu kepadatan lainnya

sebagaimana dimintakan oleh Direksi Teknik. Pengurugan di atas bahan porous harus

diselesaikan sesudah satu penundaan paling sedikit selama 10 hari, kecuali diperintahkan lain

oleh Direksi Teknik.

b. Dimana selimut drainase tipis urugan porous dipasang, urugan tersebut harus dipadatkan secara

ringan dan ditutup dengan lapisan urugan tanah untuk pemadatan akhir diberikan perhatian untuk

melindungi selimut drainase dari kerusakan atau saling bercampur dengan urugan tanah.

(2) Penempatan Bahan Alas (Dasar)

Parit untuk saluran pipa gorong-gorong beton, saluran di bawah permukaan atau pekerjaan-pekerjaan sejenis

yang memerlukan satu lapisan alas (dasar), harus digali yang secara umum sesuai dengan Bab 3.1

Spesifikasi ini, dan satu alas pondasi yang mantap disiapkan sampai ke tingkat untuk menerima bahan

dasar. Tebal alas (dasar) untuk pipa-pipa tidak boleh kurang dari 10% diameter pipa atau saluran,

dengan satu ketebalan minimum 5 cm.

Alas dasar tersebut harus dipasang untuk membuat hubungan yang kokoh dari sisi bawah pipa dan

memberikan penopangan yang merata dengan pctongan ceruk-ceruk untuk sumbat dan sambungan

kotak (socket).

(3) Pemasangan Geotekstil

Page 40: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

40

Anyaman filter plastik geotekstil tersebut harus dipasang sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.

(4) Pemasangan Pipa Porous

a. Urugan porous sebagai alas dasar pipa porous harus diletakkan sebagaimana diuraikan pada

Bab 2.7.3 (1) menggunakan gradasi seperti ditentukan dalam Tabel 2.7.2.

b. Pipa porous harus dipasang di alas dasar yang telah disiapkan dan ditempatkan pada posisi

secara hati-hati terhadap alinyemen dan kemiringannya, meletakkan sambungan uiung dengan

celah tidak melebihi 5 cm. Sambungan tersebut harus dibungkus dengan satu anyaman filter

(geotekstil) yang disetujui, kemudian bagian sebelah alas juga dilindungi dengan kertas ter yang

disetujui atau yang sejenis, dan kemudian ditutup dengan urugan porous seperti ditentukan pada

Bab 2.7.3 (1).

(5) Pembuatan Lubang pelepasan (Weepholes)

a. Lubang pelepasan harus dibuat sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik, dan secara umum akan

berjarak 2 meter terpisah dan beirtangga vertikal 1 meter

b. Apabila kantong-kantong filter harus dibuat di belakang lubang pelepasan bahan filter tersebut

akan mencapai 30 cm ke dalam urugan yang normal, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi

Teknik.

2.7.4 Pengendalian Mutu

(1) Pengujian Laboratorium

a. Pengujian harus dilakukan untuk masing-masing sumber pengadaan bahan filter urugan porous

atau bahan alas agar supaya memanuhi persyaratan Spesifikasi ini.

b. Contoh-contoh bahan harus diserahkan bersama-sama dengan data pengujian seperti

dimintakan di bawah Bab 2.7.1 (4) dan harus mengacu kepada pengujian-pengujian laboratorium

berikut ini:

TABEL 2.7.4 TEST LABORATORIUMi UNTUK BAHAN DRAlNASE POROUS

TEST

RUJUKAN TEST

JENIS

AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan agregat

halus dan agregat kasar T27 PB 0201 -76

Menentukan distribusi

ukuran partikel dari

partikel halus dan partikel

kasar

Page 41: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

41

Jumlah bahan yang lebih

halus dari saringan 0,075

dalam agregat

T11 PB 0208 -76

Menentukan total volume

bahan yang lebih halus

dari saringan standar

0.075 mm yang beraada

dalam agregat

Menentukan batas cair dan

batas plastik

T89 PB 0109 -76

Test plastisitas

T90 PS 0110-76

(2) Pengendalian Lapangan

Test pemadatan bahan urugan harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan

perintah Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi ini.

Test harus meliputi:

Hubungan kepadatan kadar air - AASHTO T79

Kepadatan di tempat (test kerucut Pasir) - AASHTO T191

2.7.5 Cara pengukuran Pekerjaan

(1) Bahan Urugan Porous, Filter dan Alas (Dasar)

a. Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan bahan alas dasar harus diklasifikasikan dan diukur

sebagaimana tersebut di bawah bab ini hanya jika digunakan untuk tujuan khusus yang diuraikan

dalam gambar dan Daftar Penawaran atau seperti diperintahkan dan diterima oleh Direksi Teknik

secara tertulis.

b. Volume bahan urugan porous, bahan filter dan bahan alas dasar harus diukur untuk pembayaran

berupa jumlah meter kubik bahan dipadatkan mencapai bentuk dan profil yang disetujui. Setiap

bahan yang dipasang yang melebihi dari yang diperlukan akan diperlakukan sebagai urugan

terpilih atau urugan biasa yang mana yang sesuai untuk pengurugan kembali parit atau pondasi

yang umum dan tidak boleh diukur di bawah bab ini.

(2) Anyaman Filter Plastik (Geotekstil)

Anyaman filter plastik (geotekstil) harus diukur dalam meter persegi alas luas yang ditutup (tanpa

cadangan untuk tumpang tindih) semua menurut rekomendasi pabrik pembuat dan persetujuan Direksi

Teknik.

(3) Pipa-pipa Porous

Pipa porous akan diukur dalam meter panjang dari ujung ke ujung pipa yang dipasang menurut

Spesifikasi dan persetujuan Direksi Teknik. Tidak ada pengukuran untuk pembayaran yang terpisah,

akan dibuat untuk penyediaan dan pamasangan filter anyaman (geotekstil) dan kertas ter (pembungkus)

Page 42: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

42

di alas sambungan-sambungan pekerjaan-pekerjaan demikian dimasukkan sebagai bagian dari

pekerjaan untuk menyediakan dan memasang pipa-pipa porous.

(4) Lubang Pelepasan (Weepholes)

Tidak akan dibuatkan penyediaan bagi pembuatan lubang pelepasan (weepholes), pekerjaan tersebut

diperlakukan merupakan keharusan dan telah dimasukkan di dalam pembuatan dinding atau pelapisan.

(5) Galian atau urugan untuk bahan urugan porous, bahan alas dasar dan bahan filter atau

pekerjaan Drainase di bawah permukaan.

Terkecuali untuk galian batu (yang akan dicakup di bawah item pembayaran terpisah) tidak ada

pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian dan pekerjaan urugan, pekerjaan

demikian diperlakukan sebagai kelengkapan (sudah termasuk) yang ada dalam melaksanakan pekerjaan

untuk urugan kembali, bahan porous, bahan alas dasar dan bahan filter atau drainase di bawah

permukaan, dan dimasukkan dalam daftar penawaran untuk pekerjaan-pekerjaan ini.

2.7.6 Dasar Pembayaran

Pekerjaan yang diukur seperti yang diberikan di alas akan dibayar pada Harga Kontrak per satuan

pengukuran yang bersangkutan dengannya untuk masing-masing item pembayaran yang tercantum di

bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran. Harga dan pembayaran ini berupa kompensasi penuh

untuk pengadaan dan pemasangan semua bahan-bahan, tenaga, alat dan semua biaya lainnya yang

diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan dalam Spesifikasi.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

2.7.1 Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan bahan alas dasar

Meter kubik

2.7.2 Anyaman Filter Plastik (Geotekstil) Meter persegi

2.7.2 Pipa-pila Porous Meter panjang

Page 43: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

43

BAB 3

PEKERJAAN TANAH

BAB 3.1 GALIAN

3.1.1 U m u m

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau

batu ataupun bahan-bahan lainnya dan jalan kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk

pelaksanaan pekerjaan kontrak yang memuaskan.

b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-selokan, pembuatan parit

atau pondasi pipa, gorong-gorong, saluran-saluran atau bangunan-bangunan lainnya, untuk

pembuangan bahan-bahan yang tidak cocok dan tanah selimut (bagian atas), untuk pekerjaan

stabilisasi dan pembuangan tanah longsoran, untuk galian bahan konstruksi ataupun

pembuangan bahan-bahan buangan dan pada umumnya pembentukan kembali daerah jalan,

sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggung jawab terhadap

garis batas, kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan pada gambar rencana atau

seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk semua pekerjaan galian

yang dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak, termasuk pekerjaan-pekerjaan yang

berkaitan dalam Bab-bab lain, dan semua galian diklasifikasikan dalam satu atau dun kategori

(i) Galian Biasa

(ii) Galian Batu

(2) Definisi

a. Galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume setengah meter kubik atau lebih

besar atau macam-macam bahan padat yang menyatu dan keras yang dalam pendapat Direksi

Teknik tidak praktis untuk digali tanpa menggunakan peralatan kerja pneumatik, bom atau

peledak. Ini tidak termasuk bahan batuan yang dalam pendapat Direksi Teknik dapat dibuat lepas

dan dipecah-pecah oleh penggaruk hidrolis yang ditarik atau bulldozer.

b. Semua penggalian lain akan dianggap sebagai galian biasa.

(3) Toleransi Ukuran

Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda dari yang

ditentukan lebih besar 2 cm pada setiap titik pekerjaan yang tidak memenuhi toleransi ini harus

diperbaiki sehingga memuaskan Direksi Teknik sesuai dengan Sub Bab 3.1.1 (8).

(4) Pemeriksaan di Lapangan

a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar di bawah Bab ini, ketinggian dan garis batasnya harus

disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum Kontraktor memulai pekerjaan.

Page 44: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

44

b. Sesudah masing-masing penggalian untuk lapis tanah dasar formasi atau pondasi dipadatkan,

Kontraktor harus memberitahukan hal tersebut kepada Direksi Teknik, dan tidak ada bahan alas

dasar atau bahan lainnya boleh dipasang sampai Direksi Teknik telah menyetujui kedalaman

penggalian dan kualitas Berta kekerasan bahan pondasi.

(5) Penjadwalan pekerjaan

a. Pembuatan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraan harus dilaksanakan dengan

cara menggunakan pelaksanaan setengah lebar atau secara lain diadakan perlindungan

sehingga jalan tersebut dijaga tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.

b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik gambar rincian semua bangunan sementara

yang diusulkan untuk digunakan, seperti penyanggaan, penguatan, cofferdam (bendungan

sementara), dinding pemutus aliran rembesan (cut oflf) dan bangunan-bangunan untuk

pembelokan sementara aliran sungai serta harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknik atas

gambar-gambar sebelum melakukan pekerjaan galian yang yang akan dilindungi oleh bangunan-

bangunan yang diusulkan tersebut.

(6) Penggunaan dan Pembuangan Bahan-Bahan Galian

a. Semua bahan-bahan yang cocok yang digali di dalam batas-batas dan lingkup kerja proyek,

dimana mungkin akan digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk pembuatan formasi

badan jalan atau untuk urugan kembali.

b. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah sangat organis, gambut, berisikan akar-akar atau

barang-barang tumbuhan yang banyak, dan juga tanah yang mudah mengembang, yang

menurut pendapat Direksl Teknik akan menghalangi pemadatan bahan lapisan di atasnya atau

dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak dikehendaki atau kehancuran, akan

diklasifikasikan sebagai tidak cocok digunakan sebagai urugan dalam pekerjaan permanen.

c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan atau setiap bahan yang tidak

disetujui Direksi Teknik menjadi bahan urugan yang cocok, harus dibuang dan diratakan dalam

lapisan-lapisan tipis oleh Kontraktor di luar Daerah Milik Jalan seperti yang diperintahkan oleh

Direksi Teknik.

d. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan dan biaya-biaya bagi

pembuangan bahan-bahan lebihan atau bahan tidak cocok, termasuk pengangkutannya dan

mendapatkan izin dari pemilik atau penyewa lahan dimana buangan tersebut dilakukan

(ditempatkan).

(7) Pangamanan Pekerjaan Galian

a. Selama pekerjaan penggalian, kemiringan galian yang stabil yang mampu menyangga

bangunan-bangunan, struktur atau mesin-mesin di sekitarnya harus dijaga sepenuhnya, serta

harus dipasang penyangga dan penguat yang memadai biIa permukaan galian yang tidak

ditahan dengan cara lain dapat menjadi tidak stabil. Bila diperlukan, Kontraktor harus menopang

struktur-struktur di sekitarnya yang mungkin menjadi tidak stabil atau menjadi berbahaya oleh

pekerjaan galian.

b. Alat-alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud-maksud semacam, tidak

diizinkan berdiri atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 meter dari ujung parit terbuka atau galian

Page 45: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

45

pondasi, terkecuali pipa-pipa atau struktur telah selesai dipasang dan ditutup dengan paling

sedikit 60 cm urugan dipadatkan.

c. Bendungan sementara, dinding pemotong aliran rembesan (cut off) atau sarana-sarana lain yang

mengeluarkan air dari galian, harus didisain secara baik dan cukup kuat untuk menjamin tidak

terjadinya roboh mendadak, dimungkinkan mampu mengalirkan secara cepat bahaya banjir pada

struktur.

d. Bilamana Kontraktor akan menggunakan bahan peledak yang diperlukan untuk penggalian batu,

bahan peledak harus disimpan, ditangani dan digunakan dengan pengamanan yang paling tinggi

dan ketat, sesuai dengan peraturan hukum Pemerintah. Kontraktor harus bertanggung jawab

untuk mencegah setiap penggunaan peledak yang tidak pada tempatnya, harus menjamin bahwa

penanganan peledak tersebut dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan

bertanggung jawab.

e. Semua galian terbuka harus dipasang penghalang yang memadai untuk menghindari tenaga

kerja atau lain-lainnya jatuh dengan tidak sengaja ke dalam galian dan setiap galian terbuka di

dalam daerah badan jalan atau bahu jalan, sebagai tambahan harus diberi marka/ tanda

peringatan pada malam hari dengan drum dicat putih (atau semacamnya) dengan lampu merah,

sehingga memuaskan Direksi Teknik.

f. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan bagi setiap pipa bawah

tanah yang berfungsi, kabel-kabel, konduit atau struktur lainnya di bawah permukaan yang

ditemukan dan harus bertanggung jawab untuk biaya perbaikan setiap kerusakan yang

disebabkan oleh operasinya.

8) Perbaikan Penggalian yang Tidak Memuaskan

Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan dalam Sub Bab 3.1.1 (3) harus

diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut:

a. Bahan-bahan lebihan (karena penggalian yang tidak efisien) harus dibuang dengan galian

berikutnya.

b. Daerah yang terlanjur digali, atau daerah dimana telah bercerai berai atau berjatuhan, harus

diurug kembali dengan urugan terpilih atau bahan pondasi bawah/pondasi atas yang mana yang

dapat diterapkan, sehingga imerivaskan Direksi Teknik.

3.1.2 Pelaksanaan Pekerjanan

(1) Prosedur Umum

a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan terhadap bahan-

bahan di bawah dan di luar batas galian yang ditentukan sebelumnya.

b. Jika bahan yang terdapat pada permukaan garis formasi atau tanah dasar atau pondasi adalah

lepas-Iepas atau lunak atau secara lain tidak cocok menurut pendapat Direksi Teknik, bahan itu

secara keseluruhan harus dipadatkan atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan urugan yang

cocok, seperti diperintahkan Direksi Teknik.

c. Dimana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnya ditemukan berada di

atas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau pada ketinggian permukaan untuk perkerasan

Page 46: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

46

dan bahu jalan, atau di atas bagian dasar parit pipa atau galian pondasi struktur bahan tersebut

harus digali terus sedalam 20 cm sampai satu permukaan yang merata dan halus. Tidak ada

runcingan-runcingan batu akan ditinggalkan menonjol dari permukaan dan semua bahan-bahan

yang lepas-lepas harus dibuang. Profil galian yang telah ditetapkan harus dikembalikan dengan

pengurugan kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan yang disetujui oleh Direksi Teknik.

d. Setiap bahan beban diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum penggalian

dan talud tebing harus dipotong menurut sudut rencana talud.

Untuk tebing yang tinggi harus dibuatkan berm pada setiap ketinggian tabing 5.0 m yang sesuai

dengan gambar standar

e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi, harus dibuatkan saluran cut off (penutup aliran

rembesan) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana ditunjukkan pada gambar rencana atau

sebagaimana diperintahkan oleh Direksi di lapangan. Daerah-daerah yang baru selesai digali,

secepatnya harus dilindungi juga dengan penempatan lempangan rumput atau tanaman-tanaman

lain yang disetujui.

f. Sejauh mungkin dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menjaga galian

tersebut bebas air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa, peralatan dan tenaga kerja, serta

membuat tempat air mengumpul, saluran sementara atau tanggul sementara seperlunya untuk

mengeluarkan atau membuang air dari daerah-daerah di sekitar galian.

(2) Galian Untuk Struktur dan Pipa

a. Parit untuk pipa, gorong-gorong atau saluran beton, dan galian-galian untuk pondasi jembatan

dan struktur lainnya, harus dari satu ukuran, yang memungkinkan pemasangan bahan-bahan

dengan baik, pemeriksaan pekerjaan dan memadatkan kembali uruganurugan di bawah dan di

sekitar pipa atau bangunan yang barsangkutan.

b. Galian sampai permukaan akhir pondasi untuk mendukung struktur tidak boleh dilakukan

sebelum pendukung (footing) tersebut dipasang.

(3) Penggalian untuk Sahan Galian

a. Lubang-lubang bahan galian, apakah berada dalam DMJ (Daerah Milik Jalan) atau dimana saja,

harus digali sesuai dengan ketentuan-ketentuan Spesifikasi ini.

b. Persetujuan untuk membuka satu daerah galian baru, atau mengoperasikan daerah galian yang

ada harus diperoleh dari Direksi Teknik secara tertulis sebelum suatu operasi galian dimulai.

c. Pembuatan lubang-lubang harus dilarang atau dibatasi dimana lubang-lubang tersebut mungkin

mengganggu drainase asli atau drainase yang didisain.

d. Di sisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan di atas sisi jalan yang lebih tinggi, harus

dibuat landai dan dibuat mengalirkan air untuk membawa semua air permukaan ke saluran tepi

dan ke gorong-gorong di dekatnya tanpa terjadi genangan.

e. Ujung dari satu lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dari kaki satu tanggul

atau 10 meter dari bagian puncak satu galian.

f. Semua lubang galian bahan sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor harus ditinggalkan

dalam kondisi yang rapih dan teratur dengan sisi dan talud yang stabil setelah pekerjaan selesai.

Page 47: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

47

(4) Pembuangan Bangunan Sementara

a. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, semua struktur sementara seperti tanggul

sementara atau penyangga penguat, harus dibongkar oleh Kontraktor setelah selesainya struktur

permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian itu telah dilaksanakan.

b. Bahan-bahan yang dikumpulkan dari bangunan-bangunan sementara tersebut tetap menjadi

milik Kontraktor atau mungkin jika disetujui dianggap cocok oleh Direksi Teknik, disatukan ke

dalam pekerjaan permanen dan dibayar di bawah item pambayaran yang relevan dimasukkan ke

dalam Daftar Penawaran.

c. Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sementara dipasang di dalam satu jalan air, harus

dibuang dalam salu cara sehingga tidak merusak jalan air (aliran) tersebut

3.1.3 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Galian yang dikecualikan dari Pengukuran dan Pembayaran

Banyak pekerjaan galian di bawah kontrak tersebut tidak akan diukur atau dibayar di bawah Bab ini.

Dalam banyak kasus (seperti dinyatakan di bawah macam-macam bab dari spesifikasi ini), pekerjaan

tersebut akan dimasukkan ke dalam harga penawaran untuk item-item konstruksi yang bersangkutan.

Jenis galian yang secara khusus dikecualikan dari pengukuran di bawah bab ini, diuraikan sebagai

berikut :

a. Penggalian yang dilaksanakan di luar garis batasi profil dan potongan melintang yang disetujui,

tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana

galian yang kelewat tersebut diperlukan untuk item-item pekerjaan berikut:

i Pembuangan bahan-bahan lunak atau tak sesuai

ii. Pembuangan batu atau bahan-bahan sejenis lainnya

iii. Pembuangan tanah dari talud, longsoran, tanggul sementara yang runtuh yang

sebelumnya telah diterima dan memuaskan Direksi Teknik.

Galian untuk saluran tanah baru dan pelapisan saluran (Bab 2.3) akan diukur secara terpisah di

bawah item pembayaran 2.3.1.

b. Galian untuk pekerjaan drainase berikut ini termasuk pondasi struktur secara terpisah di bawah

item pembayaran, 2.3.1.

i. Rehabilitasi saluran tepi jalan (Bab 2.2)

ii. Gorong-gorong pipa beton (Bab 2.5) kecuali untuk galian batu

iii. Gorong-gorong pipa baja bergelombang (Bab 2.6) kecuali untuk galian batu

iv. Drainase porous (Bab 2.7) kecuali untuk galian batu

c. Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pengembalian kondisi semula perkerasan tidak akan diukur

untuk pembayaran. Penyediaan untuk pekerjaan ini akan dimasukkan ke dalam berbagai

penawaran harga satuan untuk bahan-bahan yang digunakan dalam operasi pemulihan kondisi

semula.

Page 48: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

48

d. Galian untuk rehabilitasi bahu jalan, kecuali untuk galian batu, akan dimasukkan di bawah item

pembayaran 4.1.1.

e. Galian untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak boleh diukur untuk pembayaran. Penyediaan

untuk pekerjaan ini akan dimasukkan dalam penawaran harga lump sum untuk berbagai

pekerjaan, pemeliharaan rutin yang dicakup di bawah Bab 9.2 spesifikasi ini.

f. Galian yang dilaksanakan untuk mendapatkan bahan konstruksi (batu, agregat, tanah dari galian

bahan atau quarry) di luar batas-batas daerah pembangunan tidak boleh diukur untuk

pembayaran. Biaya untuk pekerjaan ini harus dimasukkan dalam, panawaran harga satuan untuk

bahan-bahan konstruksi.

(2) Galian yang dimasukkan untuk Pengukuran dan Pembayaran

a. Pekerjaan galian yang tidak dikecualikan seperti di atas akan diukur untuk pembayaran sebagai

volume setempat dalam meter kubik bahan-bahan yang digali. Dasar penghitungannya harus

berupa penampang melintang dan profil yang ditunjukkan pada gambar atau diukur di tempat

sebelum penggalian, dan garis batas, kemiringan serta ketinggian pekerjaan galian akhir yang

ditentukan atau diterima. Cara penghitungan harus berupa cara luas rata-rata akhir

menggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter terpisah,

kecuali secara lain dinyatakan untuk Kontrak Khusus.

b. Galian batu (seperti ditantukan di bawah Sub Bab 3.1.2 (2)) akan diukur dalam mater kubik batu

yang diterima dan disetujui antara Kontraktor dan Direksi Teknik atas dasar volume senyatanya

yang dibuang olah mesin gali sebagai hasil dari penggalian di dalam garis batas dan ketinggian

yang diatur oleh Direksi Teknik. Galian batu akan diukur bawah item pembayaran ini terhadap

semua item galian dalam setiap potongan dari spesifikasi ini.

3.1.4 Dasar Pembayaran

Volume galian yang diukur seperti di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga-harga yang

dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item-item pembayaran yang tercantum di bawah, yang harga

dan pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan-pekerjaan dan biaya-biaya

yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan galian yang diperlukan seperti diuraikan sebelumnya

dalam Bab ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

2.2.1 Rehabilitasi Saluran Tanah meter panjang

2.2.2 Rehabilitasi Saluran dilapisi meter panjang

Page 49: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

49

BAB 3.2 URUGAN

3.2.1 U m u m

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan memadatkam tanah atau

bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan pematang, pengurugan kembali parit-parit

atau galian di sekeliling pipa atau struktur serta pengurugan sampai kepada garis batas,

kemiringan dan ketinggian penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.

b. Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan, sebagai alas dasar untuk pipa-

pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous yang disediakan untuk drainase di

bawah permukaan. Bahan-bahan ini dimasukkan dalam Bab 2.7 spesifikasi-spesifikasi ini.

(2) Definisi

a. Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan bab ini diklasifikasikan dalam satu atau dua

kategori.

i. Urugan biasa untuk pematang

ii Urugan pilihan untuk pematang

b. Urugan pilihan pematang digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa-rawa, tanah payau,

atau tanah yang selalu terendam air dimana diperlukan satu tanah urugan dengan plastisitas

rendah (bahan berbutir), dan juga dimana stabilisasi tanggul, talud yang terjal atau tanah dasar

harus ditimbun sampai ketinggian dan pemadatan yang tertentu.

c. Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan, pada Sub bab 2.2.1 (1) di atas dan

tidak termasuk urugan pilihan untuk pematang, harus diperlakukan sebagai urugan biasa untuk

pematang.

(3) Toleransli Ukuran

a. Ketinggian dan kemiringan akhir “pematang tanah”, dasar dan bahu jalan, setelah pemadatan

tidak boleh ada dua sentimeter lebih tinggi atau tiga sentimeter lebih rendah dari yang ditentukan

atau disetujui.

b. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup harus dan seragam, dan

mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan air permukaan yang bebas.

c. Permukaan akhir talud (timbunan) pematang tidak boleh berbeda dari garis profile yang

ditentukan lebih dari 10 cm.

(4) Contoh-Contoh Bahan

a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal berikut ini paling sedikit 14 hari

sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan :

i dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu daripadanya akan

ditahan oleh Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.

ii. satu pemyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan sebagai

Page 50: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

50

bahan urugan pilihan, bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang menyatakan

bahwa bahan tersebut memenuhi spesifikasi.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian baru (timbunan) pematang jalan raga atau rakonstruksi harus dibangun setengah lebar,

kecuali disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu lintas pada

setiap waktu.

b. Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau dibawah kondisi basah

dan pemadatan tidak dapat dikontrol.

(6) Perbaikan Urugan yang Tidak Memuaskan atau tidak Stabil

a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau disetujui atau

dengan toleransi permukaan yang ditentukan dalam sub bab 3.2.1(3) di atas, harus diperbaiki

dengan membuat lepas-lepas permukaan tersebut, dan membuang atau menambah bahan-

bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan pemadatan kembali.

b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan kelembaban

seperti ditentukan dalam sub Bab 3.2.3(3) atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus

diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti yang

diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang diikuti dengan penyiraman air yang memadai dan

pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor grader atau peralatan lain yang disetujui.

c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas

kandungan kelembaban yang ditentukan dalam sub Bab 3.2.3(13) atau seperti diperintahkan oleh

Direksi Teknik, harus diperbaiki dibawah kondisi cuaca kering dengan penggarukkan bahan-

bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar-bentar alat grader atau peralatan lain yang

disetujui, dengan waktu istirahat diantara pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau

jika pengeringan yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut,

Direksi Teknik dapat memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekarjaan dan

diganti dengan bahan yang cocok dan kering.

d. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-sifat

bahan spesifikasi ini, dapat meliputi persyaratan pencampuran dengan bahan lain yang cocok,

disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang lebih dan/atau pembuangan serta

penggantian atas perintah Direksi Teknik.

3.2.2 Bahan-Bahan

(1) Sumber Pengadaan

Bahan-bahan urugan harus dipilih dari sumber-sumber yang disetujui yang sesuai dengan persyaratan

Bab 1.6. “Bahan-bahan dan penyimpanan” dari spesifikasi ini. Pengujian klasifikasi tanah harus

dilaksanakan atas perintah Direksi Teknik, yang sesuai dangan AASHTO M145 untuk menentukan

distribusi ukuran partikel dan plastisitas.

(2) Syarat-Syarat Kualitas,

Page 51: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

51

a. Urugan Biasa untuk Pematang

i. Urugan yang diklasifikasi sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari galian bahan tanah

atau bahan berbutir-butir yang disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan yang cocok

untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan dibawah sub Bab

3.2.1(2).

ii. Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk

menyingkirkan penggunaan tanah expansif atau tanah dengan plastisitas tinggi yang

diklasifikasikan sebagai A5 dan A7 dalam spesifikasi AASHTO M145 atau sebagai Ch

dan OH dibawah sistem klasifikasi Casagrande atau Unified.

b. Urugan Pilihan untuk Pematang

i. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau bahan

batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan tanggul biasa di atas dan yang juga jika

diuji untuk CBR laboratorium akan memiliki nilai minimum 10%.

ii. Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau pematang atau pekerjaan-pekerjaan lain dimana

diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan pematang akan terdiri dari

urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau campuran lempung/kerikil

dengan indek plastisitas rendah, tidak lebih tinggi dari 10%.

iii. Bilamana harus dilakukan pemadatan dibawah kondisi banjir atau kondisi jenuh urugan

pilihan pematang akan berupa pasir atau kerikil atau bahan butiran bersih lainnya

dengan indeks plastisitas tidak lebih besar dari 6%.

3.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan semua operasi pemotongan dan

pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan pembongkaran akar-akar harus

diselesaikan sesuai dengan spesifikasi, dan semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang

dari lapangan tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter kurang, tempat pondasi timbunan harus

dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas, mengeringkan atau membasahi

jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan

yang ditetapkan untuk urugan yang ditempatkan.

c. Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukit atau dipasang diatas timbunan baru atau

timbunan lama, kemiringan yang ada harus dipotong untuk membuat permukaan dudukan yang

cukup lebar memikul peralatan pemadatan.

(2) Penimbunan Urugan

a. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan dalam lapisan-lapisan

yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm, yang memenuhi toleransi tebal lapisan yang

diberikan dalam Sub Bab 3.2.1 (3) spesifikasi ini. Bilamana lebih dari satu lapisan harus

dipasang, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin harus sama ketebalannya.

Page 52: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

52

b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan ketempat-tempat yang

sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Penumpukan tanah pada umunya tidak

diizinkan, khususnya selama musim hujan.

c. Pengurugan di atas pipa-pipa dan di belakang struktur harus dilakukan secara sistimatis serta

sedapat mungkin segera sesudah pemasangan pipa atau struktur tersebut. Perhatian harus

diberikan untuk menjamin bahwa telah diberikan waktu yang cukup kepada sambungan pipa

dengan adukan dan struktur beton untuk mendapatkan kekuatan yang memadai sebelum

pengurugan.

Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai urugan disekeliling pipa atau di dalam 30 cm

urugan tanah dasar yang langsung dibawah permukaan formasi perkerasan atau bahu jalan dan

tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm akan dimasukkan dalam urugan tersebut

d. Kemiringan tebing harus dibentuk dan dirapihkan menurut sudut talud rencana dan bagi tebing

yang tinggi diberikan berm yang sesuai dengan gambar rencana, serta dibuatkan pula

penyediaan untuk drainase yang memadai.

e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi harus dipasang gebalan rumput, dan disusun dalam

posisi di atas talud, atas petunjuk dan sampai memuaskan Direksi Teknik.

(3) Pemadatan Urugan

a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus dipadatkan

menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi

Teknik sampai kepada persyaratan-persyaratan kepadatan berikut:

i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus

dipadatkan sampai 45% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai

AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10% bahan-bahan yang tertahan

di atas saringan 19 mm, maka kepadatan kering maksimum yang didapat harus

disesuaikan untuk bahan-baha, yang oversize (kelewat besar) yang tersebut sepert

diperintahkan oleh Direksi Taknik.

ii. Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, di bawah permukaan tanah dasar, harus

dipadatkan sampai 100% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai

AASHTO T99 (PB.0111-76)

iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik,

pengujian-pengujian kepadatan di lapangan dengan methoda kerucut pasir harus

dilakukan terhadap masing-masing lapisan urugan yang telah dipadatkan, sesuai dengan

AASHTO T191 (PB 0103-76) dan jika hasil sesuatu pangujian menunjukkan bahwa

kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta, kontraktor harus memperbaiki

pekerjaan tersebut sesuai dengan sub bab 3.2.1.(6). Pengujian harus dilakukan sampai

kedalaman penuh lapisan dan di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak

boleh berjarak lebih dari 200 m.

b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut berada di dalam

batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum. Kadar air

optimum akan ditetapkan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum dicapai bila

Page 53: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

53

tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).

c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk ke tengah dalam

satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama.

d. Jika bahan urugan harus ditempatkan pada kedua sisi sebuah pipa atau saluran beton atau

struktur pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut dibentuk sampai ketinggian

yang hampir sama di atas kedua sisi struktur.

e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan di sekitar ujung satu jembatan tidak boleh

ditempatkan lebih tinggi dari dasar Dinding belakang atau kepala jembatan sampai bangunan

atas dipasang.

f. Urugan di tempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus ditempatkan dalam

lapisan-lapisan horisontal dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak melebihi 15 cm dan

dipadatkan menyeluruh manggunakan mesin pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian

khusus untuk menjamin tercapainya pemadatan yang memuaskan di bawah dan di samping

pipa-pipa, untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut

mendapat dukungan sepenuhnya.

(4) Persyaratan Pemadatan Untuk Urugan Batu

a. Urugan batu harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya atau ketebalan

lain yang diminta oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan jenis alat pemadatan yang

digunakan. Pemadatan urugan batu harus dilaksanakan dengan pemadat berkisi-kisi, pemadat

bergetar atau sebuah traktor dengan berat paling sedikit 20 ton atau peralatan berat yang

sejenis. Pemadatan harus dilakukan dalam arah memanjang sepanjang pematang, dimulai dari

ujung paling luar dan mengarah ke tengah, dan akan berlanjut sampai tidak ada pergeseran yang

nampak di bawah lindasar peralatan tersebut. Masing-masing lapisan akan terdiri dari batu

bergradasi baik yang dapat diterima dan semua rongga-rongga permukaan harus diisi dengan

pecahan-pecahan sebelum dipasang lapis berikutnya. Batu tidak bbleh digunakan di bagian 15

cm puncak pematang dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm dimasukkan di dalam

lapis bagian atas ini.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan cara dan peralatan, mendapatkan tingkat

pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa dia tidak mampu mendapatkan kepadatan yang

diperlukan, satu pengujian lapangan harus dilaksanakan dimana jumlah lintasan peralatan

pemadatan dan kadar air diubah-ubah sampai kepadatan yang diperlukan didapat sehingga

memuaskan Direksi Teknik. Hasil dan pengujian lapangan ini kemudian harus, digunakan untuk

menentukan jumlah lintasan jenis alat pemadatan dan kadar air dari semua peralatan berikutnya

bagi urugan batu yang sejenis.

3.2.4 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

Test untuk syarat kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua-duanya untuk sumber pengadaan

Page 54: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

54

dan test di tempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk dapat memenuhi persyaratan-

persyaratan spesifikasi ini.

Test laboratorium berikut ini dijadikan rujukan (referensi).

TABEL 3.2.1 TEST LABORATORIUM BAHAN URUGAN

PENGUJIAN RUJUKAN TEST

JENIS AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan agregat halus dan kasar

T27 PB 0201 -76 Menentukan distribusi ukuran partikel agregat kasar dan halus

Penentuan batas cair dan batas plastik

T89

T90

PB 0109-76

PB 0110-76

Test plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas

Hubungan kadar air kepadatan

T99 PB 0111-76 Test standar proctor menggunakan palu 2.5 kg

CBR (California Bearing Ratio)

T193 PB 0113-76 Menentukan nilai dukung relatif urugan padat

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi.

Kontraktor harus menyediakan semua bantuan yang diperlukan dalam bentuk tenaga kerja,

pengangkutan dan pengujian.

TABEL 3.2.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN

PROSEDUR

a. b.

Pengujian kerapatan urugan padat di lapangan (Test Kerucut, Pasir) ; (AASHTO T.191) ; (PB 0103-76) Penentuan CBR lapangan urugan padat

Untuk menentukan hubungan kerapatan dan kadar air pada pemasangan.

Harus dilaksanakan untuk setiap 1000 m3 bahan timbunan sampai kedalaman penuh

Urugan ditempatkan dalam lapisan di bawah formasi jalan, harus diuji setiap 200 m panjang jalan

Untuk urugan kembali di sekeliling struktur atau di dalam parit gorong-gorong, paling sedikit satu test untuk setiap bagian urugan kembali selesai dipasang.

Dengan menggunakan Dynamic Cone Penetrometer (DCP), di lokasi yang diminta oleh Direksi Teknik.

3.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Apabila dimasukkan dalam daftar penawaran, sebagai satu item pembayaran terpisah, dan

tergantung kepada ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur dalam jumlah meter kubik

bahan padat yang dipasang dan diterima serta memuaskan Direksi Teknik, dan akan diuraikan

sebagai urugan timbunan bahan biasa atau urugan timbunan bahan pilihan sesuai dengan

spesifikasi dan gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk pekerjaan khusus di

bawah kontrak.

(2) Volume yang harus diukur untuk pembayaran harus alas dasar penampang melintang dan profil

Page 55: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

55

yang disetujui yang ditunjukkan dalam gambar rencana di lapangan sebelum suatu urugan telah

ditempatkan pada garis batas kelandaian dan permukaan yang disetujui atau diterima. Cara

penghitungan berupa cara luas rata-rata dan menggunakan penampang melintang pekerjaan

berjarak tidak lebih dari 25 meter terkecuali dinyatakan lain untuk kontrak khusus.

(3) Untuk pengukuran satu urugan sampai menjadi satu pekerjaan timbunan atau pekerjaan, sejenis

yang dibangun di atas tanah rawa dimana konsolidasi tanah asli yang baik diharapkan, marka-

marka (patok) penurunan harus dipasang dan disurvai bersama-sama oleh Direksi Teknik dan

Kontraktor Volume urugan kemudian akan ditentukan atas dasar permukaan tanah sebelum dan

sesudah penurunan.

(4) Urugan yang ditempatkan di luar garis batas dan penampang melintang yang disetujui, termasuk

setiap tambahan urugan yang diperlukan untuk dudukan atau penguncian ke dalam talud yang

ada sebagai hasil penurunan pondasi tidak boleh dimasukkan dalam volume yang harus diukur

untuk pembayaran, kecuali dimana secara lain disetujui oleh Direksi Teknik untuk mengganti

bahan-bahan lunak atau tidak cocok yang ditemukan di lapangan selama pelaksanaan.

(5) Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar untuk pipa gorong-gorong, saluran beton,

saluran dilapisi, saluran porous, dinding kepala dan struktur lainnya, tidak boleh diukur untuk

pembayaran di bawah bab ini, bahan-bahan tersebut harus dimasukkan dalam harga satuan

penawaran untuk bahan-bahan dan item-item konstruksi yang bersangkutan, yang disediakan

dalam item pembayaran di bawah bab 2.7 spesifikasi ini.

(6) Urugan yang digunakan dimana saja di luar batas-batas lapangan kerja atau untuk mengubur

bahan-bahan buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki galian bahan-bahan, tidak boleh

dimasukkan dalam pengukuran urugan.

3.2.6 Dasar Pembayaran

Volume urugan yang diukur sebagaimana diberikan di atas, (betapapun jaraknya pengangkutan) akan

dibayar per satuan pengukuran pada harga yang bersangkutan yang dimasukkan dalam daftar

penawaran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah, harga-harga dan pembayarannya

merupakan kompensasi penuh untuk mendapatkan, menyerahkan, memasang, memadatkan,

menyelesaikan dan menguji bahan-bahan urugan serta semua biaya-biaya lain yang diperlukan dalam

penyelesaian yang baik pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan dalam bab ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

3.2.1 Urugan biasa untuk timbunan Meter kubik

3.2.2 Urugan pilihan untuk timbunan Meter kubik

Page 56: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

56

BAB 3.3 PENYIAPAN TANAH DASAR

3.3.1 U m u m

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari menyiapkan tanah dasar yang langsung terletak di bawah pondasi jalan, dalam

keadaan siap menerima struktur perkerasan atau bahu jalan. Tanah Dasar tersebut meluas sampai lebar

penuh dasar jalan seperti ditunjukkan pada gambar dan dapat dibentuk di atas timbunan biasa, timbunan

pilihan, galian batu atau di atas bahan filter porous.

(2) Toleransi Ukuran

a. Kemiringan dan ketinggian akhir setelah pemadatan, tidak boleh berbeda satu centimeter lebih

tinggi atau lebih rendah daripada yang ditetapkan atau diatur di lapangan dan disetujui oleh

Direksi Teknik.

b. Permukaan akhir tanah dasar akan dibuat miring melintang jalan seperti yang ditetapkan atau

ditunjukkan pada gambar dan dibuat cukup rata serta seragam untuk menjamin limpasan air

permukaan yang bebas.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah tanah dasar harus diselesaikan dan dapat

berfungsi sampai satu tingkat yang dapat menyediakan drainase yang efektif bagi limpasan air

permukaan dari tanah dasar selama hujan lebat ataupun sebagian hasil banjir dari daerah

sekitarnya.

b. Gorong-gorong, pipa porous dan bangunan-bangunan kecil lainnya yang diletakkan di bawah

tanah dasar harus diselesaikan sepenuhnya dengan urugan padat, sebelum penyimpan tanah

dasar dimulai.

(4) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan umum

kontrak, dan sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua konsekuensi lalu lintas yang diizinkan lewat

di atas tanah dasar selama pelaksanaan pekerjaan dan ia harus melarang lalu lintas tersebut,

bilamana mungkin dengan satu jalan pengalihan atau pembangunan setengah lebar.

(5) Perbaikan Penyiapan Tanah Dasar Yang Tidak Memuaskan

a. Persyaratan yang ditetapkan di bawah sub bab 3.1.1. (8) “Galian”, dan 3.2.1. (6) “Urugan”, harus

diterapkan untuk semua penyiapan tanah dasar dimana relevan (berkaitan).

b. Kontraktor akan memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi Teknik, setiap alur

bekas roda, gundukan dan kerusakan-kerusakan lain yang diakibatkan oleh lalu lintas atau

tenaga kerja kontraktor terhadap tanah dasar yang sudah selesai.

c. Kontraktor akan memperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, setiap kerusakan

tanah dasar disebabkan oleh kekeringan dan retak-retak, atau dari kebanjiran ataupun kasus

Page 57: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

57

alami lainnya. Pekerjaan tersebut akan dimasukkan untuk pembayaran di bawah bab ini,

terkecuali Direksi menganggap kerusakan-kerusakan tersebut, disebabkan oleh kelalaian

Kontraktor.

3.3.2 Bahan-Bahan

Bahan tanah dasar dan kualitasnya harus sesuai dengan persyaratan yang berkaitan untuk timbunan

biasa, timbunan pilihan, atau galian tanah dasar yang ada. Bahan-bahan yang digunakan dalam masing-

masing keadaan harus seperti diperintahkan Direksi Teknik, dan harus dipasang seperti yang ditetapkan

pada bab 3.1 dan 3.2.

3.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Penggalian dan pengurugan untuk tanah dasar harus seperti yang ditetapkan pada Bab 3.1 dan

3.2 spesifikasi ini.

b. Kontraktor harus menyediakan dan menggunakan mal logam dan mistar logam untuk memeriksa

punggung atau kemiringan melintang. Bilamana diminta oleh Direksi Teknik ketinggian lapangan

harus diperiksa dengan alat survai ketinggian.

(2) Pemadatan Tanah

a. Pemadatan lapisan tanah di bawah permukaan tanah dasar harus dilaksanakan sesuai dengan

persyaratan spesifikasi yang diberikan pada sub Dab 3.2.3. spesifikasi ini.

i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30cm di bawah parmukaan tanah dasar harus dipadatkan

sampai 45% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99.

ii. Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang, dan sampai permukaan tanah

dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.

3.3.4 Pengendalian Mutu

Pengujian-pengujian kualitas untuk kepadatan di lapangan dan daya dukung harus dilakukan untuk

setiap 200 m panjang jalan sesuai dengan persyaratan spesifikasi sub bab 3.2.4. CBR minimum untuk

tanah dasar harus 5%, dan bilamana hal ini tidak dapat dicapai, perlu dipasang bahan lapis pondasi

bawah atau bahan timbunan pilihan sampai ketebalan yang diperintahkan oleh Direksi Teknik (lihat Bab

5.1 Lapis Pondasi Bawah).

3.3.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

1) Luas penyiapan tanah dasar yang selesai dan disetujui akan diukur sebagai jumlah meter persegi

permukaan yang dipadatkan dan dibentuk.

2) Tidak ada pembayaran akan dilakukan di bawah bab spesifikasi ini, untuk penyiapan tanah dasar

mengenai pekerjaan pemeliharaan berkala, meliputi perbakan lubang, bagian ambles atau

pecahnya ujung-ujung (pinggiran) jalan.

Page 58: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

58

3.3.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan diukur seperti dilakukan di atas, akan dibayar per satuan pengukuran pada

harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah, yang

tenaga dan pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya

yang diperlukan dalam penyelesaian penyiapan tanah dasar yang diminta seperti di uraikan sebelumnya

dalam bab ini.

Nomor Item

Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran

3.3.1 Penyiapan tanah dasar meter persegi

Page 59: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

59

BAB 3.4 LAPIS TANAH DASAR STABILISASI KAPUR

3.4.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari modifikasi (mengubah) dan meningkatkan, kekuatan dan kualitas tanah dasar

dengan cara menambah/mencampur dengan kapur dan air kepada tanah lapisan dasar di tempat, serta

menghampar, membentuk, memadatkan dan merawat serta menyelesaikan sampai ketinggian dan

penampang melintang yang diminta untuk membentuk satu lapis tanah dasar yang disetujui dengan

kekuatan tertentu, memanjang selebar penuh dasar jalan.

(2) Toleransi Ukuran

a. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu centimeter lebih

tinggi atau lebih rendah daripada yang ditetapkan atau diatur di lapangan dan disetujui oleh

Direksi Teknik.

b. Permukaan akhir tanah dasar harus diberi punggung atau kemiringan melintang yang ditetapkan

atau seperti yang ditunjukkan pada gambar dan harus cukup harus dan merata dalam bentuk

untuk menjamin limpasan air permukaan secara bebas.

(3) Contoh Bahan

a. Contoh kapur hidrasi yang digunakan untuk memperbaiki dasar harus diserahkan kepada Direksi

Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta

sertifikat pabrik pembuat dan/atau hasil test laboratorium yang sesuai dengan persyaratan

spesifikasi untuk kualitas kapur hidrasi seperti diuraikan dalam spesifikasi.

b. Tidak ada penggantian sumber pemasokan atau kualitas kapur hidrasi yang diizinkan tanpa

persetujuan Direksi Teknik, dan setiap penggantian harus atas dasar penyerahan contoh

tambahan serta hasil pengujian pemeriksaan lebih lanjut dan persetujuan di atas.

(4) Pembatasan Cuaca

a. Perbaikan tanah dengan kapur tidak boleh dilakukan selama hujan lebat dan tanah tersebut tidak

boleh digaruk atau dilumatkan jika kadar air terlalu tinggi atau di luar batas yang ditetapkan

dalam spesifikasi 3.4.4.

b. Kapur tersebut harus disebarkan di bawah kondisi yang kering untuk dapat mengendalikan

tingkat penyebaran dan kadar air optimum.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah lapis tanah dasar harus diselesaikan dan

berfungsi sampai suatu tingkat yang cukup untuk memberikan drainase yang efektif bagi

limpasan air permukaan dari tanah dasar selama hujan lebat atau sebagai hasil kebanjiran dari

daerah sekitarnya.

b. Gorong-gorong, pipa-pipa porous, dan bangunan kecil lainnya yang diletakkan di bawah tanah

dasar harus diselesaikan sepenuhnya dengan urugan tanah padat, sebelum pekerjaan

Page 60: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

60

penyiapan tanah dasar dimulai.

(6) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengaturan pengendalian lalu lintas yang memadai harus dijaga oleh kontraktor selama

pelaksanaan perbaikan lapis tanah dasar sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua konsekwensi diizinkannya lalu lintas di alas

lapis tanah dasar selama pelaksanaan pekerjaan dan dia harus melarang lalu lintas tersebut

sedapat mungkin dengan menyediakan satu jalan alternatif atau dengan pelaksanaan setengah

lebar jalan.

(7). Perbaikan Peningkatan Lapis Tanah Dasar Dengan Kapur yang tidak Memuaskan

a. Persyaratan yang ditetapkan di bawah bab 3.1 “Galian” dan 3.2. “Urugan” akan diterapkan juga

bagi semua penyiapan lapis tanah dasar sebagaimana dan bilamana relevan (berkaitan).

b. Perbaikan lapis tanah dasar dengan kapur yang tidak memenuhi toleransi atau kriteria

kualitas/kekuatan yang ditetapkan harus diperbaiki oleh kontraktor atas biaya kontraktor seperti

diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Perbaikan-perbaikan tersebut dapat meliputi :

i. Perubahan perbandingan campuran

ii. Penggarukan ulang dan pelumatan ulang lapis tanah dasar penguatan kapur dan

pemberian tambahan kapur

iii. Pembongkaran dan penggantian lapis tanah dasar perbaikan kapur yang tidak

memuaskan sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Kontraktor juga harus memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi Teknik, setiap

bagian ambles, alur bekas roda atau kerusakan lainnya yang disebabkan oleh lalu lintas atau

tenaga kerja kontraktor terhadap lapis tanah dasar yang sudah jadi.

3.4.2 BAHAN-BAHAN

(1) Kapur

a. Kapur yang digunakan untuk peningkatan dan pengubahan lapis tanah dasar harus kapur hidrasi

memenuhi persyaratan Standar Industri Indonesia 0986-84 “Kapur Stabilisasi Tanah Badan

Jalan” dan dapat diperoleh dari pabrik pembuat yang disetujui Dep. Perindustrian.

b. Di tempat-tempat dimana kapur hidrasi yang memenuhi persyaratan Sll 0986-84 tidak dapat

diperoleh kapur hidrasi produksi lokal dapat digunakan asal disetujui oleh Direksi Teknik dan

yang disebutkan demikian dalam kontrak khusus. Persyaratan berikut ini untuk kapur hidrasi

produksi lokal harus diterapkan.

i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari kapur mati yang dilumatkan, dibuat pada satu tungku

pembakaran yang disetujui yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan standar

konstruksi NI-7, “Syarat-syarat untuk kapur bahan bangunan”.

Page 61: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

61

ii Kapur hidrasi akan berlisi minimum 60% calcium hydrocida dan ukuran partikel kapur

harus memenuhi persyaratan berikut:

Minimum 4% tertahan pada sar'Ingan 0,6 ,mm

Maksinium 18% tertahan pada saringan 0,075 mm

iii. Test kekuatan kapur hidrasi dicampur dengan pasir (perbandingan 1:3 atas berat) akan

memberikan kekuatan hancur minimum (crushing strength) 15 kg/cm2 sesudah 7 hari

perawatan.

c. Kapur hidrasi harus dipasok kering dalam kantong atau dalam jumlah yang besar (bulk) dalam

peti kemas yang bersih, sesuai dengan persyaratan kontrak khusus, dan Direksi Teknik dapat

meminta test kualitas kekuatan yang harus dilakukan untuk setiap pengiriman untuk menentukan

kondisi dan kualitas kapur yang sebenarnya yang diserahkan di lapangan.

d. Semua kapur hidrasi yang digunakan untuk stabilisasi lapis tanah dasar harus disimpan di bawah

penutup di lapangan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bab 1.6 spesifikasi ini.

(2) A i r

a. Air yang digunakan dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari endapan setiap substansi

(benda) lain yang dapat membahayakan proses stabilisasi

b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan air untuk pekerjaan dan menjamin

bahwa air tersebut memenuhi persyaratan kualitas.

(3) Tanah

a. Secara umum, lapisan tanah dasar yang harus dimantapkan dan dimodifikasi harus diidentifikasi

sebagai reaktif kapur atas test awal dengan kapur dan tidak boleh mengandung zat organik atau

sulfat dalam jumlah sangat banyak.

Tanah tersebut akan berisi terutamanya dari partikel butiran halus dengan kandungan lempung

minimum 10% dan diklasifikasikan sebagai suatu campuran kerikil lempung, lempung berpasir

lempung berlumpur atau lempung inorganik (di dalam kelompok A-5, A-6, A-7, A-2-6, A-2-7, tabel

1 AASHTO M145).

b. Persyaratan kecocokan tanah mengenai ukuran partikel dan kondisi diberikan di bawah pada

Tabel 3.4.1.

TABEL 3.4.1 KECOCOKAN TANAH DAN SYARAT KUALITAS

BATAS-BATAS UKURAN PARTIKEL BATAS-BATAS TEST KUALITAS UNTUK KECOCOKAN TANAH

SEBELUM PELUMATAN i. Batas cair = maksimum 50%

i. Ukuran partikel maksimum = 75 m ii. Indek plastisitas = 10%-30%

SESUDAH PELUMATAN iii. Nilai pH = Minimum 7

ii. Lolos saringan 4,47 mm => 70% iv. Kandungan karbon organik = maksimum 1%

iii. Lolos saringan 0,425 mm => 15% v. Sulfat dalam tanah = maksimum 1%

Page 62: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

62

3.4.3 Campuran Rencana Tanah-Kapur

Perbandingan campuran untuk tanah-kapur ditentukan oleh test laboratorium dan test lapangan sebagai

berikut

(1) Kandungan Kapur Hidrasi

Kandungan tersebut dinyatakan sebagai suatu persentase berat dari tanah dan ditetapkan oleh Direksi

Teknik atas dasar test laboratorium dan percobaan test awal di dalam batas 3%-7%.

(2) Test Reaktif

Pengujian awal atas tanah dengan kapur hidrasi harus dilakukan untuk memastikan kecocokan tanah.

Test harus dilakukan di bawah perintah dan atas dasar permintaan Direksi Teknik serta kecocokan tanah

ditaksir oleh hasil-hasil perubahan dalam plastisitas dan kekuatan.

(3) Kriteria Disain Campuran

a. Persyaratan disain campuran untuk lapisan tanah dasar stabilisasi/ modifikasi kapur harus atas

dasar kriteria berikut :

Kapur dalam jumlah yang cukup harus ditambahkan dan dicampur dengan tanah untuk

menghasilkan peningkatan berikut kepada lapisan dasar :

i. Penurunan Indek Plastisitas sampai ... 10% atau kurang

ii. Poningkatan CBR sampai ... 20%-25%

iii. Kekuatan tekanan bebas (unconfined) .. minimum 3,5 kg/cm2

iv. Nilai pH tanah ditingkatkan sampai ... 12,4

b. Direksi Teknik akan menggunakan kriteria ini dalam evaluasi keperluan senyatanya mengenai

kandungan kapur dan cara pembangunan serta memerintahkan kontraktor menyesuaikannya:

(4) Hubungan Kepadatan dan Kadar Air

Hubungan kepadatan dan kadar air harus ditetapkan untuk contoh tanah yang berisi paling sedikit empat

kandungan kapur hidrasi yang berbeda. Hasil-hasil test harus digambar untuk menentukan nilai puncak

bagi kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum.

(5) Percobaan lapangan Untuk Disain Campuran

a. Kualitas dan kekuatan disain campuran tanah kapur harus dipastikan melalui percobaan lapangan

awal atas lapis tanah dasar yang dimantapkan setelah penyebaran dan pemadatan.

b. Panjang bagian percobaan harus 200 meter atau panjang lainnya seperti diperintahkan oleh

Direksi Teknik, dan percobaan yang terpisah harus dilakukan untuk setiap perubahan disain

campuran.

c. Perbaikan daerah-daerah yang tidak memenuhi persyaratan disain harus disesuaikan dengan

sub bab 3.4.1 (7) spesifikasi ini. Bagian-bagian uji yang diletakkan sebagai bagian percobaan

lapangan akan diterima jika telah memuaskan dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk pemakaian

sebagai bagian lapisan tanah dasar stabilisasi kapur.

Page 63: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

63

3.4.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN

(1) Peralatan Pelaksanaan

Peralatan kontraktor harus cocok untuk kondisi lapangan pencampuran di tempat dan harus disetujui

oleh Direksi Teknik sebelum digunakan dalam pekerjaan. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk

digunakan.

Alat pertanian garu piringan (disc harrow)

Alat pertanian bajak piringan (disc plough)

Sekop berputar (rotary hoe)

Alat gilas :

- roda ban 12-15 ton

- gilas bergitar 6 ton

- roda baja

Tangki air dengan batang semprotan

(2) Penyiapan Lapis Tanah Dasar

a. Permukaan lapis tanah dasar harus dibabat dengan grader sampai ketinggian, kemiringan dan

penampang melintang yang diperlukan, serta bahan-bahan galian yang berlebihan harus dibuang

sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Saluran-saluran harus dipotong (dibentuk) melewati bahan bahu jalan mencegah penggenangan

air diatas lapis tanah dasar

Lapis tanah dasar harus digaruk sampai kedalaman dan lebar yang diperlukan untuk stabilisasi

lapis tanah dasar dan kemudian bongkahan tanah harus dilumatkan secara sebagian-sebagian

sampai suatu batas bahaa semua tanah akan lolos saringan 25 mm. Kedalaman penggarukan

harus berada didalam batas 15-20 cm, tergantung kepada persyaratan tertentu dan seperti yang

diperintahkan oleh Direksi Teknik dilapangan serta secara teliti dikendalikan untuk mencegah

adanya gangguan kepada tanah dibawahnya. Semua bahan-bahan yang tidak cocok termasuk

batu-batu yang tertahan saringan 75 mm, harus dibongkar

(3) Penyebaran dan Pencampuran Kapur Hidrasi

a. Volume dan ukuran untuk penyebaran kapur hidrasi harus atas dasar hasil-hasil disain campuran

dan percobaan lapangan serta sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Bilamana kapur

tersedia dalam kantong-kantong, kantong-kantong tersebut harus ditempatkan berjarak diatas

lapis tanah dasar sesuai dengan ukuran penyebaran yang diperlukan, kantong-kantong dibuka

dan kapur tersebut disebarkan dan digaruk merata di atas tanah. Bilamana kapur dipasok dalam

jumlah banyak dengan truk, truk tersebut akan menempatkan kapur keatas lapisan tanah dasar

di lokasi yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan ukuran penyebaran dan kemudian kapur

tersebut disebar merata diatas lapis tanah dasar.

b. Kapur dan tanah yang sudah digaruk harus dicampur menyeluruh menggunakan bajak, sekop

berputan dan grader yang diperlukan untuk meraih pencampuran sampai ketebalan penuh dan

Page 64: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

64

bekerja dalam satu arah kelandaian keatas.

Untuk tanah-tanah lempung berat diperlukan menyebar dan mencampur kapur dan tanah dalam

dua penambahan, berjarak sampai 7 hari antara operasi pencampuran awal dan akhir agar tanah

menjadi gembur.

c. Selama operasi pencampuran, air harus disemprotkan dari tangki, cukup untuk memberikan satu

kadar air dalam satu ukuran dari kadar air optimum laboratorium yang ditetapkan untuk

campuran percobaan sampai +5% di atas batas ini.

d. Jika tanah tersebut ternyata sulit untuk dilumatkan, campuran tanah kapur lapisan tanah dasar

tersebut harus digilas dengan penggilas pneumatik atau penggilas roda baja, cukup dekat

kepada permukaan dan memperlambat kehilangan kebasahan karena penguapan, dan kemudian

menjadi matang untuk satu jangka waktu tidak lebih dari 43 jam. Setelah jangka waktu

pematangan tersebut air harus ditambahkan dengan pencampuran dilanjutkan sampai ± 2%

kadar air optimum.

(4) Pemadatan dan Penyelesaian

Pemadatan dan perataan akhir harus diselesaikan dalam 24 jam setelah pencampuran akhir terkecuali

diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin gilas pneumatik

atau mesin gilas roda baja halus sampai satu kepadatan tidak kurang dari 95% kepadatan kering

maksimum yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0110). Ujian kepadatan lapangan harus

dilaksanakan.

Harus diberikan sedikit air beserta penggilasan penyelesaian untuk mempertahankan kadar air yang

ditentukan, dan bilamana perlu permukaan harus digaruk ringan dengan pisau grader selama operasi

penyelesaian untuk menghilangkan setiap bekas jejak yang ditinggalkan oleh alat. Penggilasan akhir

harus dilaksanakan dengan satu mesin gilas roda pneumatik.

(5) Perawatan

Setelah selesai pemadatan dan operasi penyelesaian tidak boleh ada kendaraan atau peralatan lainnya

kecuali tangki air yang diizinkan berada diatas lapis tanah dasar untuk satu jangka waktu 7 hari terkecuali

diperintahkan secara lain. selama jangka waktu perawatan lapis tanah dasar yang sudah dimantapkan

harus dijaga tetap lembab dengan menyemprotkan air pada jarak waktu (interval) yang teratur (tidak

kurang dari 4 kali sehari).

3.4.5 PENGENDALIAN MUTU

(1) Test Laboratorium

Test laboratorium berikut ini harus dijadikan acuan dan test diaksanakan seperti diperintahkan oleh

Direksi Teknik agar dapat memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.

Page 65: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

65

TABEL 3.4.2 TEST LABORATORIUM UNTUK LAPIS TANAH DASAR YANG DIMANTAPKAN (DISTABILISASI)

PENGUJIAN

RUJUKAN TEST

TIPE PERSYARATAN AASHTO

BINA MARGA

Analisa saringan agregat kasar dan agregat halus

T 27 PB 0201-

76

Menentukan ukuran partikel sebelum dan sesudah penggilingan

Test setiap 250 m3 tanah lapisan tanah dasar

Penentuan batas cair dan batas plastik

T 89 T 90

PB 0109-76

PB 0110-76

Test plastisitas untuk batas cair dan indek plastisitas

- Test reaksi kapur untuk tanah

- Test lapisan tanah dasar yang distabilisasi setiap 500 m3 terpasang

Hubungan kepadatan kadar air

T 99 PB 0111-

76

Test standar proctor menggunakan penumbuk 2,5 kg

- Percobaan lapangan dan disain campuran

- Test lapisan tanah dasar di stabilisasi setiap 250 m3 atau atas dasar harian

CBR (direndam)

T 193 PB 0113-

76

Menentukan nilai daya dukung lapisan tanah dasar

- Percobaan lapangan

- Sebagaimana dan jika diminta Direksi Tekniik

Penentuan kekuatan campuran tanah kapur

T 220

Menentukan kekuatan tekan bebas, campuran stabilisasi tanah kapur

- Percobaan lapangan dan disain campuran

- Test setiap 250 m3 lapisan tanah dasar distabilisasi

Pengujian kapur untuk unsur pokok kimia dan ukuran partikel

T 219

Menentukan kandungan: - Calcium

hidroxida - Total karbonat - Ukuran partikel - Nilai pH

- Sertifikat test dari pabrik untuk sumber pemasokan

- Test lanjutan seperti dan bila diminta Direksi Teknik

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Galian

lubang pengujian dan penggantian dengan bahan stabilisasi tanah-kapur yang dipadatkan dengan baik

harus dilakukan oleh kontraktor dibawah pengawasan dan sampai disetujui Direksi Teknik.

TABEL 3.4.3. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan

Pemeriksaan visual harian dan pengukuran ketebalan lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan. Pengukuran diambil 200 m panjang diletakkan.

Page 66: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

66

b.

Test kepadatan di lapangan lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan :

- Test kerucut pasir

- AASHTO T191

PB 0130-76

Harus dilaksanakan untuk setiap 200•m panjang lapis lapis tanah dasar terpasang, untuk menentukan derajat kepadatan dengan referensi test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum (lihat Tabel 3.4.2)

c. Menentukan CBR ditempat lapisan tanah dasar dimantapkan

Dengan menggunakan DCP test harian atau menurut perintah Direksi Teknik untuk melengkapi test kekuatan tekanan tak terbatas (unconfined) - (Iihat label 3.4.2)

d. Kandungan kapur lapisan tanah dasar tanah kapur dimantapkan Pemeriksaan visual harian dan pengukuran kapur yang

digunakan untuk memantapkan tanah lapisan tanah dasar Direksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan test laboratorium untuk mementukan kandungan kapur (AASHTO T232)

3.4.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

a. Volume lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur yang diukur untuk pembayaran harus

jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang diselesaikan sesuai dengan persyaratan

spesifikasi ini, dihitung sebagai hasil perkalian total panjang yang diukur sepanjang garis sumbu

lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur dengan lebar rata-rata dan ketebalan yang

diterima.

b. Lebar yang diterima berupa lebar disain lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur seperti

yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana yang diatur dan disetujui Direksi Teknik

dilapangan.

c. Tebal yang diterima berupa tebal disain lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur seperti

yang ditunjukkan di gambar atau tebal yang dipasang yang diukur di lapangan, berdasarkan

pengukuran penampang melintang yang diambil setiap 50 m panjang. Dari kedua ketebalan ini

ditetapkan tebal yang terkecil untuk perhitungan volume.

d. Bilamana perbaikan lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur yang tidak memuaskan

diminta oleh Direksi Teknik sesuai dengan sub Bab 3.4.1.(7) spesifikasi ini, tidak ada

pembayaran tambahan akan dilakukan untuk pekerjaan extra atau volume yang diperlukan.

e. Volume kapur hidrasi yang diukur untuk pembayaran berupa berat kapur hidrasi sebenarnya

dalam ton yang dipasang dan dicampur kedalam tanah untuk bagian pekerjaan yang diukur

sesuai dengan instruksi dan diterima oleh Direksi Teknik. Berat total kapur hidrasi yang

digunakan untuk bagian yang ditentukan, harus diukur seperti yang dicatat dengan pemyataan

pemakaian kapur hidrasi sehari-hari yang disetujui oleh Direksi Teknik..

Page 67: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

67

g. Tidak ada pembayaran akan dilakukan untuk kapur hidrasi yang hilang atau dibuang, atau untuk

kapur hidrasi yang digunakan didaerah dimana lapis tanah dasar yang distabilisasi dengan kapur

ditemukan tidak dapat diterima dan telah diganti.

.4.7 DASAR PEMBAYARAN

a. Volume lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur dan kapur hidrasi yang ditentukan seperti

diberikan diatas akan dibayar pada harga kontrak persatuan pengukuran untuk pembayaran yang

ditunjukkan dibawah dan dimasukkan dalam Daftar Penawaran. Harga tersebut akan mencakup

untuk semua bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan, alat-alat kerja, pengujian dan pekerasan

lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur yang

memuaskan.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

3.4.1 Lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur

Meter kubik

3.4.2 Kapur hidrasi untuk lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur

Ton

Page 68: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

68

BAB 4

BAHU JALAN

BAB 4.1 REHABILITASI BAHU JALAN

4.1.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang ada, termasuk

pembersihan tumbuh-tumbuhan, pemotongan, perapilhan, pengurugan dengan bahan terpilih serta

pemadatan untuk mangembalikan bahu jalan mencapai garis, kemiringan dan dimensi yang benar yang

ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm di atas

atau di bawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5% dimana perkerasan diberi lapis

lindung dan 6% dimana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta sesuai dengan Gambar

Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah rehabilitasi tidak boleh berbeda lebih dari 1%

terhadap kemiringan melintang rencana.

(3) Pemeriksaan di lapangan

Untuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini, garis batas,

kelandaian dan dimensi akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum

Kontraktor memulai pekerjaan.

4.1.2 Bahan-bahan

(1) Sumber bahan

a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar tersedianya bahan dengan memperhitungkan lokasi,

kualitas dan volume sumber bahan atau quarry.

b. Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang digunakan harus bahan

urugan tanggul yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau lempung kerikil yang memenuhi

persyaratan Spesifikasi Sub Bab 3.2.2 (3), tetapi dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5

mm dan dengan satu indeks plastisitas tidak lebih dari 10%, terkecuali diperintahkan lain oleh

Direksi Teknik.

c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung kepada ketentuan-

ketentuan Kontrak dan instruksi Direksi. Teknik, bahu jalan dapat dibangun dengan

menggunakan urugan tanggul biasa bergradasi padat yang cocok dengan satu ukuran partikel

maksimum 37,5 mm dan dengan kandungan lempung lumpur plastisitas rendah, yang mampu

menghambat pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan memberikan satu bahu jalan yang stabil.

Page 69: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

69

(2) Pengujian dan Pemilihan Bahan bahu Jalan

Contoh-contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji sampai memenuhi

persyaratan-persyaratan spesifikasi ini, dan semua bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan

Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

4.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan lapangan

Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-alang, semak-

semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali.

(2) Pembentukan Kembali

a. Bahu jalan yang ada harus dibentuk kembali menggunakan tenaga kasar, traktor atau motor

grader, seperti yang diminta oleh Direksi Teknik

b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi, pengurugan daerah-

daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai

memenuhi kelandaian, garis batas dan ketinggian menurut permintaan Direksi Teknik, beserta

penyelesaian akhir rata dengan tepi perkerasan, kecuali diperintahkan lain. Peningkatan harus

dilaksanakan dengan motor grader atau traktor yang dipasangi dengan satu pisau grader, dan

diperlukan paling sedikit dua lintasan untuk perapihan dan pembuangan bahan-bahan lebihan.

(3) Pemadatan

Seluruh pembentukan kembali dan perataan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin gilas roda

ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus

dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar,

sesuai dengan Bab 3.3 Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air seperlunya selama pemadatan untuk

memberikan kandungan air yang cukup bagi pemasangannya.

4.1.4 Cara Pengukuran

(1) Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalty dan kompensasi lain karena

pengoperasian galian bahan dan pengambilan bahan untuk pekerjaan rehabilitasi bahu jalan.

Pemberi tugas akan terbebas dari biaya-biaya pekerjaan tersebut.

(2) Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter persegi rehabilitasi bahu jalan, sesuai dengan

Gambar dan Spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh direksi Teknik. Penghitungan total harus

atas dasar lebar rata-rata bahu jalan yang direhabilitasi, diukur dengan selang 100 m dikalikan

dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang dilaksanakan, diterima dan disetujui oleh

Direksi Teknik.

(3) Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dan dibayar dibawah

persyarstan spesifikasi tersebut untuk Bab 3.2 Pekerjaan Tanah, sebagai urugan tanggul biasa

atau dipilih. Urugan tersebut harus disediakan dengan kesesuaian yang ketat terhadap instruksi

Direksi Teknik.

Page 70: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

70

(4) Tidak ada perlakuan tersendiri akan dibuatkan untuk situ galian lain atau pengurugan yang

dilaksanakan, pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran untuk

rehabilitasi bahu jalan.

4.1.5 Dasar pembayaran

Volume yang ditentukan seperti di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk

item pembayaran terdaftar di bawah harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk

melaksanakan semua pekerjaan kontrak termasuk pembersihan tumbuh-tumbuhan dan akar-akar,

penggalian dan pengurugan, pembentukan ulang, perataan, pemadatan dan penyelesaian akhir

kelandaian, garis batas dan lebar yang disetujui, beserta dengan penyediaan semua tenaga kerja,

bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

4.1.1 Rehabilitasi bahu jalan Meter persegi

BAB 4.2 BAHU JALAN BARU

Page 71: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

71

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan,, penebaran dan pemadatan bahan

butiran yang dipilih untuk bahu jalan baru di atas satu lapis tanah dasar yang sudah disiapkan atau

permukaan lain yang disetujui, sesuai dengan garis batas, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan

pada Gambar Rencana atau seperti yang diperintah oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final yang dipadatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1,50 cm di atas

dan di bawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5% dimana perkerasan diberi lapis

lindung, dan 6% dimana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan akhir bahu jalan tidak boleh

berbeda lebih dari 1% terhadap kerniringan melintang dan tidak boleh lebih tinggi atau lebih

rendah dari 1 cm terhadap permukaan tepi perkerasan yang berhubungan.

(3) Contoh-Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada Direksi Teknik

untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai dan harus

disertai dengan data hasil-hasil pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas

bahan seperti yang diuraikan dalam spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan akan dibuatkan

tanpa persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan

contoh bahan dan leporan pengujian untuk pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.

(4) Kondisi Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor akan membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk mengendalikan lalu lintas

selama pembangunan dan akan melaksanakan hanya pada satu sisi jalan pada suatu waktu.

b. Bahan-bahan untuk pembangunan bahu jaIan harus ditimbun pada tempat di luar lintasan jalan

dan saluran tepi yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini sub bab 1.6.3 (5).

(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Mernuaskan

a. Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi spesifikasi ini, tidak perduli dipasang atau belum,

akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja.

b. Setiap bagian pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak- teraturan atau cacat karena

penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau

gambar rencana, harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban

biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.

4.2.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri dari bahan pondasi

bawah yang disetujui, yang memenuhi persyaratan bahan pcndasi bawah kelas A atau kelas B sesuai

dengan bab 5.1 spesifikasi ini dan seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan termasuk dalarn

Page 72: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

72

daftar penawaran untuk kontrak tertentu.

(2) Gradasi

Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan Tabel 5.1.1 Persyartan Gradasi untuk

pondasi bawah, di bawah sub bab 5.1.2 (2) spesifikasi ini.

(3) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan baru harus mernatuni kondisi mutu yang

ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada sub bab 5.1.2 (3) spesiflikasi, ini.

4.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian bahan yang ada

dan perapihan tepi jalan kendaraan yang ada, harus dilaksanakan seperti ditunjukkan pada

gambar rencana dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan

yang ditentukan di bawah Bab 3.3 Pekerjaan Tanah, untuk penyiapan tanah dasar.

c. Selarna penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu lintas oleh

Kontraktor.

d. Bahu jalan pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan, harus

dibangun satu sisi dulu, baru berikutnya pada sisi yang lain.

e. Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang baik, tidak

menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.

(2) Penghamparan dan Pemadatan Bahan Bahu Jalan

a. Bahan bahu jalan harus dihampar dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk

penghamparan dan pemadatan bahan pondasi bawah di bawah sub bab 5.5.3 spesifikasi ini.

b. Sebagai tambahan kepada persyaratan-persyaratan tersebut di atas, Kontraktor harus membuat

lepas-lepas dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan setebal 10 cm sebelum

pemadatan akhir dan akan membuang semua bate dengan satu ukuran maksimum lebih besar

dari 37,5 mm.

4.2.4 Pengendalian Mutu

Pengujian laboratorium dan lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk bahan pondasi ondasi

bawah di bawah Sub Bab 5.1.4 Spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

4.2.5 Cara Pengukuran dan Pembayaran

Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan di bawah Bab ini. Galian

bahan yang ada, perapihan kembali tepi jalan kendaraan dengan bahan yang baik, penyiapan formasi

tanah dasar, serta pengadaan, penempatan, pemadatan dan penyelesaian bahu jalan, akan dianggap

sepenuhnya telah dibayar dan dimasukkan di bawah berbagai item pembayaran yang dapat digunakan

untuk kegiatan-kegiatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan. Item pembayaran ini akan

mencakup:

i Galian dibawah item pembayaran 3.1.1/2

ii. Penyiapan tanah dasar dibawah item pembayaran 3.3.1

iii. Pondasi bawah kelas A/B dibawah item pembayaran 5.1.1/2

Page 73: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

73

BAB 5

LAPIS PONDASI BAWAH DAN

LAPIS PONDASI ATAS

BAB 5.1 LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

5.1.1 Umum

(1) Umum

Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis pondasi atas kepada

tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang telah dibentuk dan

dipadatkan, Berta langsung berada di bawah lapis pondasi atas perkerasan.

Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari mengadakan, memproses, mengangkut, menebarkan,

membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan gambar-

gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Catatan : Suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasar adalah 24%

atau lebih.

(2) Toleransi Ukuran

a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan melintang yang

ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar Tidak boleh ada ketidakteraturan dalam

bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.

b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm, kurang dari

yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(3) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi

Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, dan

harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk

kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan, dalam spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis pondasi bawah akan dibuat

tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus atas dasar penyerahan contoh-

contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari persetujuan di atas.

Lalu Lintas

Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan

sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah dengan membuat

pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung

jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi, pada Lapis Pondasi Bawah Jalan dikarenakan

diizinkannya lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.

Page 74: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

74

(4) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

a. Setiap banan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau

belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau digunakan sebagai urugan seperti

yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidak-teraturan atau cacat

karena penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan

spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaikan atau penggantian

atas beban biaya Kontraktor sampai memuaskan Direksi Teknik.

5.1.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Urnum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Bawah (LPS) terdiri

dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), atau bahan berbutir dibelah dan kerikil (B), atau kerikil,

pasir dan lempung alami (C) seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan dicantumkan

dalam Daftar Penawaran.

1. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas A, berupa agregat batu pecah disaring dan digradasi

dan semuanya lolos saringan 3” atau 75.00 mm, memenuhi Tabel 5.1.1. di bawah ini.

2. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan kerikil,

pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5” atau 62.5 mm, memenuhi Tabel 5.1.1. di

bawah ini.

3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung alami yang

lolos saringan 1.5” atau 37.5 mm, memenuhi Tabel 5.1.1. berikut.

b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik, serta bahan-

bahan lain yang harus dibuang, dan harus Kualitas bila bahan tersebut telah ditempatkan akan

siap saling mengikat mambentuk satu permukaan yang stabil dan mantap.

c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai sumber atau

pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik

atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan

Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.

(2) Gradasi Lapis Pondasi Bawah

Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A, kelas B dan kelas C diberikan dalam

Tabel 5.1.1 di bawah ini.

TABEL 5.1.1. PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH

UKURAN SARINGAN

(mm)

% LOLOS ATAS BERAT

KELAS A (>75mm) KELAS B

(>62,5mm) KELAS C

75.0 100. -

62.5 - 100

37.5 60 - 90 67 - 100 maks. 100

Page 75: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

75

25.0 46 - 78 -

19.0 40 - 70 40 - 100

9.5 24 - 56 25 - 80

4.75 13 - 45 16 - 66

2.36 6 - 36 10 - 55 maks. 80

1.18 - 6 - 45

0.60 2 - 22 -

0.425 2 - 18 3 - 33

0.075 0 - 10 0 - 20 maks. 15

(3) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat kualitas berikut yang

diberikan pada Tabel 5.1.2.

TABEL 5.1.2. SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

URAIAN BATAS TEST

Batas cair Maksimum 35%

Indeks plastisitas 4% - 12%

Ekivalensi pasir (bahan halus plastis) Minimum 25

CBR terendam Minimum 30%

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40%

5.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan lapis Tanah Dasar

a. Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan yang

ditetapkan di bawah “Pekerjaan Tanah”. Bab 3.3. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm di

bawah permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering

maksimum yang ditentukan oleh pengujian laboratorium, PB-011-76 (AASHTO T99, Standard

Proctor).

b. Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas dari lalu lintas

serta aliran dan lintasan air di sekitarnya.

(2) Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah

a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan ruas jalan yang bersangkutan,

terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan

yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan tidak melebihi

20 cm tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat

mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.

b. Penyiraman dengan ain bila diperlukan demikian selama pencampuran dan penempatan harus

dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar rencana dan seperti

Page 76: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

76

dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di

lapangan sesuai kondisi tanah dasar yang sebenarnya.

(3) Penghamparan dari Pemadatan

a. Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta, harus

dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan ketebalan kira-kira 15% untuk pemadatan lapisan-

lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir masing-

masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan

menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatik atau peralatan

pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan bergerak

secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan

sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian superelevasi,

kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian

yang lebih rendah ke bagian alan yang lebih tinggi. Setiap ketidak-teraturan atau bagian ambles

yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan dengan

menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai

bentuk dan ketinggian yang benar.

Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan

mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.

c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% kurang dari

kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum dengan penyemprotan air atau

pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk menghasilkan

kepadatan yang disyaratkan pada seluruh ketebalan tiap lapisan dan mencapai 100% kepadatan

kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).

(4) Pengendaiian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat di atas

permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut bila

mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan alternatif atau dengan pelaksanaan

pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut harus dilindungi

terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu karena lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan

tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.

5.1.4 Pengendalian Mutu

(1) Test laboratorium untuk LPB Batu Pecah

a. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat memenuhi

persyaratan spesifikasi.

b. Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus diuji sebelum digunakan di lapangan (lihat

Page 77: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

77

Sub Bab 5.1.1 (3) Spesifikasi ini).

c. Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3 dari bahan-bahan

yang ditumpuk di lapangan atau yang dipasang, menurut batas ukuran test laboratorium yang

diberikan pada Tabel 5.1.1, untuk memenuhi kondisi kualitas yang diberikan dalam Spesifikasi ini

atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

TABEL 5.1.1 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

TEST RUJUKAN

TIPE AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan agregat halus dan kasar

T 27 PB 0201 - 76 Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar

Penentuan batas cair dan batas plastis

T 89

T 90

PB 0109 - 76

PB 0110 - 76

Test plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas

Hubungan kepadatan kadar air

T 99 PB 0111 - 76 Test standar proctor menggunakan pemukul 2,5 kg

CBR T 193 PB 0113 - 76 Menentukan nilai daya dukungan lapis pondasi bawah

Ketahanan terhadap abrasi agregat kasar

T 96 PB 0206 - 76

Test agregat kasar <37,5 mm dengan menggunakan mesin Los Angeles

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi.

Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan bahan lapis pondasi bawah dipadatkan dengan

sempurna, harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 5.1.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi bawah

Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 m. Panjang lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang.

b.

Test kepadatan di tempat, lapis pondasi bawah (test kerucut pasir) ; AASHTO T191 ; PB 0103 - 76

Harus dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang lapis lapis pondasi bawah jalan untuk menentukan tingkat kepadatan dengan membandingkan terhadap test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum.

c. Menentukan CBR di tempat lapis tanah dasar

Dengan menggunakan DCI. Dilaksanakan minimum setiap 1000 m panjang jalan.

5.1.5 Cara Pengukuran

(1) Kontraktor harus menanggung semua biaya untuk pembayaran atau royalty dan kompensasi lain

Page 78: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

78

kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang galian bahan dan pengambilan bahan

bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan dibebaskan dari semua kewajiban

atau biaya untuk operasi tersebut.

(2) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang dipasang dan,

sesuai dengan Gambar serta Spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik di

lapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik. Penghitungan volume harus atas

dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang diperlukan, sebagaimana ditunjukkan dalam

Gambar atau seperti yang disesuaikan bleh “Perintah Perubahan” (change order), dikalikan

dengan panjang sebenarnya yang dipasang. Setiap penyimpangan dalam bentuk dan ketebalan

lapis pondasi bawah tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan di bawah Sub Bab

5.1.1 (2).

5.1.6 Dasar pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukurah pada harga yang

dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran seperti tercantum di bawah. Harga dan

pembayaran, tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya-biaya yang

diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang diminta sebagaimana diurajkan sebelumnya

dalam bab ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

5.1.1 Lapis pondasi bawah Kelas A Meter kubik

5.1.2 Lapis pondasi bawah Kelas B Meter kubik

5.1.3 Lapis pondasi bawah Kelas C Meter kubik

Page 79: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

79

BAB 5.2 LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT

5.2.1 Umum

(1) Uraian

Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama di alias lapis pondasi bawah (atau di atas

lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah). Pembangunan lapis pondasi atas terdiri

dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman dengan air dan pemadatan

agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas, di atas satu lapis pondasi bawah atau di

atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.

(2) Toleransi Ukuran

a. Bahan agregat lapis pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan padat maksimum 20 cm atau

ketebalan yang kurang, sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan disain seperti

ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian, punggung dan

kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar rencana, tidak boleh ada

ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan harus rata dan seragam.

c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu sentimeter

kurang dari yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diatur di lapangan dan

disetujui oleh Direksi Teknik.

d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar panjang 3,0

m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak boleh melebihi 1,5 cm.

(3) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepada Direksi Teknik

untuk mendapat persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta hasil-hasil

test laboratorium sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan bahan sebagaimana

diuraikan dalam spesifikasi ini.

b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas yang

diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai

penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah dilakukan serta persetujuan

seperti di atas.

c. Bilamana Direksi Teknik menganggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk melakukan test

tersebut lebih lanjut sebagaimana diperlukannya untuk memastikan bahwa bahan-bahan tersebut

memenuhi persyaratan Spesifikasi, sebelum menempatkan bahan.

(4) Lalu Lintas

Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus dilaksanakan

sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu arah dengan membuat

Page 80: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

80

pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung

jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi pada Lapis Pondasi Alas Jalan dikarenakan diizinkannya

lalu lintas dimana pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.

(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

i. Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang atau

belum, harus ditolak dan diletakkan di samping (pinggir) untuk digunakan sebagai bahan

penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

ii. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukkan ketidak teraturan atau kerusakan

dikarenakan penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi persyaratan

spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan atau penggantian atas

beban biaya Kontraktor, sehingga memuaskan Direksi Teknik.

5.2.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas agregat, terdiri

dari satu atau dua keras bahan sebagaimana yang diperlukan dalam Kontrak tertentu dan seperti

yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran.

i. Lapis Pondasi Atas Kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan digradasi yang merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5 mm.

ii. Lapis Pondasi Atas Kelas B -Makadam ikat basah, terdiri dari agregat pecah yang berupa batu fraksi tunggal dengan ukuran nominal antara 25 mm dan 62,5 mm dan agregat harus dari kerikil dan pasir alami, disaring dan digradasi serta semuanya lolos saringan 9.5 mm.

b. Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan harus sesuai

dengan Gambar Kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya dalam Daftar Penawaran.

c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras, awet dan

bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjang, dan bebas dari batu-batu

yang lunak, tidak merupakan satuan batu bata pecah atau bercerai berai, kotor mengandung zat

organik atau zat-zat lain yang harus dibuang. Bahan yang bercerai berai bila secara alternatif

dibasahi dan dikeringkan, tidak boleh digunakan.

( 2 ) Makadam Ikat Basah

Bahan lapis pondasi atas kelas B juga meliputi:

a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bilamana dihasilkan dari kerikil tidak

kurang dari 50% terhadap berat, merupakan partikel-partikel yang memiliki paling sedikit satu

bidang pecah.

b. Agregat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari kerikil halus dan pasir alami atau debu

crusher.

c. Prosentase berat agregat tipis/pipih (perbandingan tebal dengan panjang lebih dari 1:5)

maksimum 5%.

( 3 ) Gradasi Lapis Pondasi Atas

Page 81: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

81

Persyaratan gradasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kolas B diberikan dalam Tabel

5.2.1 dan Tabel 5.2.2 berikut :

TABEL 5.2.1 GRADASI AGREGAT LAPIS PONDASI ATAS KELAS A

UKURAN SARINGAN MM LOLOS ATAS BERAT %

37.5 100

19.0 64 - 81

9.5 42 - 60

4.75 27 - 45

2.36 18 - 33

1.18 11 - 25

0.60 -

0.425 6 - 16

0.075 0 - 8

TABEL 5.2.2 GRADASI AGREGAT LAPIS PONDASI ATAS KELAS B MAKADAM IKAT BASAH

UKURAN SARINGAN MM LOLOS ATAS BERAT %

Aggr. Kasar/pokok

75.0 100

62.5 95 - 100

50.0 35 - 70

37.5 0 - 15

25.0 0 – 5

19.0 -

Aggr. halus/pengisi

9.5 100

4.75 70 - 95

2.36 45 - 65

1.18 33 - 60

0.425 22 - 45

0.15 -

0.075 10 - 28

(4) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus memenuhi syarat kualitas

pada Tabel 5.2.3.

Page 82: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

82

TABEL 5.2.3. SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPlS PONDASI ATAS

JENIS PENGUJIAN

BATAS UJIAN

KELAS KELAS B

Agregat Kasar Agregat Halus

Batas cair Mak. 25% Tidak perlu Mak. 35%

Indeks Plastisitas Mak. 8% Tidak perlu 4 - 12%

Ekivalensi Pasir Min. 35% Tidak perlu Min. 30%

California Bearing Ratio (direndam)

Min. 60% Min. 55% Min. 55%

Penyerapan Air Tidak perlu Tidak perlu Tidak perlu

Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran)

Mak. 40% Mak. 40% Tidak perlu

Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila Direksi Teknik menganggap perlu pengujian yang lebih luas dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus

5.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapis Pondasi Bawah

a. Jika lapis pondasi atas harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah, permukaan lapis pondasi

bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan di bawah Bab 5.1

dan harus diatur serta dibersihkan dari kotoran-kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan

untuk penghamparan lapis pondasi atas.

b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun batas dari lalu-lintas serta drainase

dan lintasan air di sekitarnya.

(2) Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas

a. Agregat L.P.A. Kelas A

i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi di atas LPB yang sudah disiapkan dalam volume

yang cukup untuk menyediakan panghamparan dan pemadatan katebalan yang

diperlukan.

ii. Agregat harus dihampar dengan tangan olah pekerja atau dengan motor grader sampai

satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum, sebagaimana

ditentukan di bawah spesifikasi.

iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam

satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.

b. Makadam Ikat Basah -Kelas B

i. Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang akan dilapisi dengan Makadam

harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi.

Page 83: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

83

ii. Sebelum menghampar batu kasar/pokok, buatlah bangunan penunjang samping pinggir

(lebar +30 cm), misalnya dengan material timbunan bahu jalan, agar pemadatan batu

pokok yang digilas tidak dapat terdorong ke pinggir.

iii. Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran maksimumnya adalah A cm, ketebalan

daripada lapisan harus dibatasi sampai A+4 cm Sebelum pemadatan, untuk memperoleh

suatu lapisan kira-kira A1+2 cm setelah pemadatan.

iv. Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk membentuk

permukaan jalan sedekat mungkin mendekati kemiringan dan tebal yang disyaratkan.

Oleh karena itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan permukaan harus sering sekali

diperiksa selama penghamparan agregat-agregaat. Jika diperlukan bahan harus

ditambah atau dikurangi.

(3) Penghamparan dan pemadatan

a. Agregat LPA Kelas A

i. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan, harus

dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan sekitar 10% untuk pemadatan

bahan L.P.A. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan

L.P.A, bahan tersebut, harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat yang sesuai

meliputi mesin gilas roda rata, mesin gilas jenis pneumatik atau mesin gilas bergetar

ii. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara gradual (sedikit

demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan

harus dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk membuat pemadatan matang

yang merata. Pada bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal,

penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju ke bagian alas.

Setiap ketidakaturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus diperbaiki

dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk, menambah atau

membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan memadatkan sampai permukaan

akhir dan kemiringan melintang yang betel.

Bagian-bagian perkerasan yang sempit di sekitar batu tepi atau dinding-dinding yang

tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkan dengan kompactor (mesin pemadat)

atau penumbuk mekanikal (stamper).

iii. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% lebih rendah dari kadar

air optimum sampai 1% lebih tinggi dari kadar optimum dengan penyiraman air atau

pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A. tersebut harus dipadatkan sampai menghasilkan

kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai

dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).

b. Makadam Ikat Basah -Kelas B

i. Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk melumasi permukaan

dari butir-butir untuk mendapatkan sifat saling mengunci yang lebih mudah dan lebih baik

waktu penggilasan.

Page 84: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

84

ii. Padatkanlah lapisan batu pokok dengan cara berikut : Pada jalan lurus penggilasan

harus dimulai dari bagian-bagian pinggir, diteruskan ke arah tengah menurut suatu arah

sejajar dengan garis tengah jalan. Pada bagian superelevasi, tikungan dan tanjakan yang

tajam, pemadatan dimulai pada bagian yang rendah sejajar dengan ruas jalan menuju

bagian tinggi. Mesin harus kembali menggilas pada bagian yang sama sebelumnya.

Setiap gilasan harus menutupi sebagian daripada yang sebelumnya kira-kira 20 cm.

Kecepatan mesin gilas harus sekitar 1.5 Km/jam pada masa permukaan pemadatan dan

dapat ditingkatkan sampai 3 km/jam pada masa akhir pemadatan.

Lapisan Makadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling mengunci antara butir

yang satu dengan butir yang lainnya. Oleh karena itu pemadatan harus dilanjutkan

sampai agregat-agregat tidak bergerak lagi di bawah roda-roda mesin gilas.

iii. Bahan pengisi/hates dihamparkan tipis dan rata di atas permukaan batu pokok langsung

dari trek-trek atau dari tempat penimbunan. Untuk membantu bahan halus mengisi

rongga-rongga di antara agregat-agregat batu pokok, maka air disiramkan di atas bahan

pengisi dan bahan halus didorong terus menerus dengan sapu ke dalam rongga di

antara agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil atau gundukan-gundukan dari bahan

pengisi dapat ditimbun pada pinggir lapisan agar air di atas tidak hilang melalui alur-alur

atau selokan.

Penggilasan dengan mesin gilas roda besi dilakukan selama penghamparan bahan

pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas dapat dinaikkan sampai 3 km/jam.

Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu setiap timbul rongga, diantara agregat-agregat.

Penempatan bahan pengisi/halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian berikut

tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan Makadam harus

menyerupai batu mozaik yang padat, dan bebas dari rongga-rongga.

iv. Karena LPA Kelas B mengandung agregat >50 mm. Sandcone untuk test kepadatan tidak

dapat dilaksanakan, Tabel 5.2.4 akan dipakai sebagai persyaratan pemadatan dengan mesin

gilas.

(4) Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan lewat di atas

permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang lalu lintas tersebut bila

mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan (alternatif) atau dengan pelaksanaan

pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik perseorangan lainnya di sekitar jalan tersebut

harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lemparan batu lalu

lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa tumpukan

tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air

Page 85: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

85

TABEL 5.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS

ALAT PEMADAM

KATEGORI

AGREGAT GRADASI BAIK

Tebal maksimum lapisan yang

dipadatkan (cm) Minimum jumlah lintasan

Mesin gilas beroda rata

Ton/m lebar

2.25 - 2.70 12.5 10

2.71 – 5.50 12.5 8

Lebih dari 5.59 12.0 8

Mesin gilas dengan ban pneumatic

Beban roda (ton)

2.01 - 2.50 12.5 12

2.51 - 4.00 12.5 10

4.01 - 6.00 12.5 10

6.01 - 8.00 15.0 8

8.01 - 12.00 15.0 8

Lebih dari 12.00 17.5 6

Mesin gilas bergetar

Beban statik (ton/m)

0.27 - 0.45 7.5 16

0.46 - 0.70 7.5 12

0.71 - 1.25 12.5 12

1.26 - 1.80 15.0 8

1.81 - 2.30 15.0 4

2.31 - 2.90 17.5 4

2.91 - 3.60 20.0 4

3.61 - 4.30 22.5 4

4.31 - 5.00 25.0 4

5.2.4 Pengendalian Mutu

(1) Persyaratan Pengujian

Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus sesuai dengan Bab 5.2.1 (3)

dan yang lebih lanjut diminta di bawah titik (2) berikut -Pengujian Laboratorium- Sebuah program

mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan

oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan uji yang diberikan di dalam Tabel 5.2.5.

(2) Pengujian Laboratorium

Bahan agregat L.P.A. harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250 meter kubik bahan yang

dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan batas perbedaan pengujian

berikut untuk memenuhi syarat-syarat kualitas yang ditetapkan pada Sub Bab 5.2.2 Spesifikasi ini.

Page 86: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

86

TABEL 5.2.5 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASi ATAS

TEST RUJUKAN

TIPE AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan agregat halus dan kasar

T 27 PB 0201 - 76 Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar

Penentuan batas cair dan batas plastis

T 89

T 90

PB 0109 - 76

PB 0110 - 76

Pengujian plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas

Bagian halus yang plastis di dalam agregat bergradasi dan tanah

T 176 -- Pengujian ekivalensi pasir untuk menunjukkan perbandingan bagian halus dan lempung

Hubungan kelembaban kepadatan

T 99 PB 0111 - 76 Ujian standar proctor menggunakan pemukul 2.5 kilogram

California Bearing Ratio (direndam)

T 193 PB 0113 - 76 Menentukan nilai dukungan tanah dan agregat

Berat jenis dan penyerapan agregat kasar

T 85 PB 0103 - 76 Menentukan penyerapan air oleh agregat kasar kelas B saja

Ketahanan agregat kasar terhadap abrasi

T 96 PB 0206 - 76 Pengujian untuk agregat <37,5 mm, menggunakan mesin Los Angeles (500 putaran)

(3) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi.

Membuat lubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis pondasi atas dipadatkan dengan baik,

harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 5.2.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi atas

Pemeriksaan visual setiap hari dan pengukuran ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi yang terpasang.

b.

i. Test pemadatan lapis pondasi atas (dengan cara kerucut pasir) AASHTO T191 PB 0403 -76

Test kepadatan di tempat, untuk menentukan tingkat kepadatan yang dibandingkan dengan test laboratorium untuk hubungan kelembaban-kepadatan. Dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang jalan.

ii. Test pemadatan dengan penggilasan percobaan (dimana test kepadatan kerucut pasir tidak dapat dilakukan)

Pemeriksaan visual setiap hari dan pengujian dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi atas yang terpasang (menggunakan mesin gilas berat)

6.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan dan kompensasi lainnya

dalam memperoleh dan mengambil bahan yang harus digunakan untuk Agregat Lapis Pondasi

Atas. Di bawah keadaan apapun pemberi tugas (Pemilik Proyek) harus bebas dari setiap

kewajiban pembayaran, terkecuali hal-hal yang sudah termasuk dalam Daftar Penawaran.

Page 87: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

87

(2) Jumlah yang harus dibayar harus merupakan jumlah meter kubik Lapis Pondasi Atas yang

terpasang yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi atau sebagaimana yang diperintahkan

oleh Direksi Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.

Penghitungan volume Lapis Pondasi Atas, harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi

yang diminta, sebagaimana terlihat pada Gambar Rencana, atau yang disesuaikan oleh “perintah

perubahan” (change order), dikalikan dengan panjang terpasang sebenarnya dan disetujui oleh

Direksi Teknik.

Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak boleh melebihi toleransi

ukuran yang ditetapkan di bawah Sub Bab 5.2.1 (2).

5.2.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada

harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Panawaran untuk item-item pembayaran yang diberikan di

bawah, yang harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan

dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan lapis pondasi atas yang diminta, sebagaimana

diuraikan dalam bagian ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

5.2.1 Agregat lapis pondasi atas kelas A Meter kubik

5.2.2 Lapis pondasi atas Makadam Ikat Basah Kelas B

Meter kubik

Page 88: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

88

BAB 6

PELAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN

BAB 6.1. LAPIS PERMUKAAN KERIKIL (TIDAK DIGUNAKAN)

6.2 LAPIS ASPAL RESAP PENGIKAT DAN LAPIS ASPAL

PENGIKAT (PRIME COAT AND TACK COAT)

6.2.1 Umum

(1) Uraian

a. Untuk lapis aspal resap pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian suatu

bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih di atas satu lapis pondasi jalan

atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan, untuk menutup

permukaan tersebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan) untuk pemasangan satu lapis

permukaan beraspal seperti Panetrasi Macadam, Lapis Tipis Aspal Beton panas (Lataston-HRS)

atau lapisan permukaan beraspal lainnya.

b. Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian satu lapisan

sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih di atas satu permukaan yang sudah beraspal

sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan aspal baru.

(2) Contoh Bahan

a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik pada paling sedikit 14 hari sebelum

dimulainya pekerjaan, rincian sumber pengadaan bahan bitumen yang diusulkan untuk

digunakan, beserta dengan satu sertifikat pabrik pembuat dan data pengujian yang menunjukkan

bahwa bahan bitumen tersebut memenuhi persyaratan kualitas dari Spesifikasi ini.

b. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus juga menyediakan contoh bahan

bitumen 5 liter yang diusulkan untuk digunakan.

(3) Pembatasan Cuaca

Lapis aspal resap pengikat harus hanya digunakan diatas permukaan yang kering atau sedikit lembab.

Lapis aspal pengikat akan digunakan hanya pada permukaan yang benar-benar kering. Tidak ada lapis

aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang akan digunakan selama ada angin kuat atau hujan

deras, atau jika hujan mungkin turun.

(4) Syarat-Syarat pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Tidak boleh ada bahan aspal yang dibuang ke dalam saluran tepi, parit, atau jalan air.

b. Permukaan-permukaan struktur, pohon-pohon atau hak milik di sekitar permukaan jalan yang

sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan aspal.

c . Kontraktor harus menyediakan dan memelihara di lapangan dimana aspal sedang dipanaskan,

alat pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai, dan Juga peralatan dan sarana

untuk pertolongan pertama.

Page 89: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

89

d. Kecuali diperoleh satu pengalihan (alternatif) lalu lintas pekerjaan harus dilaksanakan

sedemikian rupa sehingga memungkinkan satu jalur lalu lintas, dengan diadakan pengaturan

pengendalian lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik-Kontraktor harus

bertanggung jawab terhadap semua konsekwensi (akibat) lalu lintas yang terlalu dini diizinkan

melewati lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru dipasang dan harus

melindungi permukaan tersebut sebagaimana diminta di bawah Sub Bab 6.2.3.

(5) Perbaikan pekerjaan yang tidak memuaskan

a. Pelapisan akhir harus menutupi sepenuhnya luas yang harus dilapisi dan memiliki penampilan

yang seragam tanpa ada daerah-daerah yang tidak/kurang aspal atau alur daerah kaya dimana

kelebihan terkumpul.

b. Perbaikan-perbaikan lapis aspal pelekat dan lapis aspal resap pelekat yang tidak memuaskan

harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik dan dapat mencakup pemberian pelapisan

tambahan, atau pembuangan pelapisan aspal yang berlebihan dan menggunakan bahan-bahan

penyerap aspal.

6.2.2 Bahan-bahan

(1) Bahan Untuk Lapis Aspal Resap Pengikat

a. Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari dua jenis aspal semen gradasi

kental (sebagaimana ditetapkan dalam AASHTO M226-Tabel 2), diencerkan dengan kerosin

(minyak tanah) dalam perbandingan 80 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen,

atau seperti diperintahkan lain oleh Direksi Teknik atas dasar hasil suatu peroobaan yang

dilaksanakan dan/atau susunan (tekstur) permukaan jalan. Pemilihan lapis aspal resap pelekat.

Gradasi kekentalan AC-10 (sama dengan Pen 80/100)

Gradasi kekentalan AC-20 (sama dengan Pen 60/70)

Catatan : Produksi tersebut ekivalen dengan aspal MC 30 (aspal cair sedang).

b. Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah alami disaring, selanjutnya bebas dari partikel-partikel lunak dan setiap lempung, lanau atau zat-zat organik. Persyaratan gradasi untuk agregat penutup adalah:

Tidak kurang dari 95% lolos saringan standar 9,5 mm.

Tidak lebih dari 2% lolos saringan standar 2,36 mm.

Catatan : Agregat penutup akan juga digunakan sebagai bahan „penyerap aspal‟

(2) Bahan-Bahan untuk Lapis Aspal Pengikat

a. Bahan bitumen untuk lapis aspal pengikat harus dipilih dari Janis aspal berikut, sebagaimana

diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226) jenis AC-10 atau AC-20, aspal harus

diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal

semen.

Aspal emulsi Cationic mengendap lambat, dengan kandungan aspal antara 40%-60%,

sesuai dengan AASHTO M208. Bila diperlukan dan sesuai permintaan Direksi Teknik,

Aspal Emulsi harus dilunakkan, diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan yang

sama.

Page 90: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

90

6.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan instruksi-instruksi yang diberikan Direksi

Teknik dan yang sesuai dengan Daftar Unit Instalasi dan Peralatan yang disetujui untuk Kontrak

tertentu. Secara umum akan dipilih jenis peralatan berikut ini.

i. Distributor aspal bertekanan beserta penyemprot

ii. Peralatan untuk memanaskan aspal

ii;. Mesin gilas ban pneumatik

iv. Sapu sikat untuk penyapuan manual

b. Distributor aspal harus memenuhi standar rencana internasional yang disetujui dengan roda

pneumatic dan dilengkapi dengan sebuah batang penyemprot. Alat harus dapat menyemprotkan

bahan aspal pada tingkat yang terkendali dan seragam dan pada suhu yang ditentukan.

Peralatan termasuk tachometer, ukuran tekanan, batang kalibrasi tangki, thermometer untuk

pengukur suhu aspal dalam tangki, dan alat-alat untuk pengukuran kecepatan secara tepat pada

kecepatan rendah.

(2) Tingkat Penggunaan lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resap Pengikat

a. Jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, percobaan lapangan harus dilaksanakan untuk

menetapkan tingkat pemakaian yang memadai untuk berbagai kondisi permukaan.

Batas tingkat pemakaian harus didalam batas-batas berikut dan tingkat pemakaian harus seperti

yang ditetapkan dalam Daftar Penawaran dan ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana

ditentukan oleh Direksi Teknik atas dasar hasil peroobaan lapangan.

Lapis Aspal resap Pengikat : (Aspal Keras kekentalan rendah-lihat Sub Bab 6.2.2)

Untuk pondasi agregat, antara 0,6 - 1,6 l/m2

Untuk pondasi tanah-semen, antara 0,3 - 1,0 I/m2

Lapis Aspal Pelekat: (Aspal Keras atau Emulsi)

Tingkat pemakaian harus sesuai dengan batas-batas yang diberikan dalam Tabel 6.2.1, disesuaikan dengan jenis bahan pengikat dan kondisi permukaan.

TABEL 6.2.1 TINGKAT PEMAKAIAN LAPIS ASPA L PELEKAT

(Permukaan baru/kaya) (Permukaan Porous/lama)

Liter/m2 Liter/m2

Aspal keras (cut back) (25:100)

0.15 0.20 – 0.50

Aspal emulsi 0.25 0.25 – 0.60

Aspal emulsi (diencerkan 1:1)

0.50 0.50 – 1.20

b. Suhu penyemprotan harus berada dalam batas-batas yang diberikan pada Tabel 6.2.2 untuk

berbagai mutu aspal cair (cut back) dan aspal emulsi.

Page 91: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

91

Harus diberikan perhatian yang tinggi bila memanaskan aspal cut back, dan peraturan Bina

Marga untuk Tindakan Keamanan harus dipatuhi dergan sangat.

TABEL 6.2.2 SUHU PENYEMPROTAN

JENIS BAHAN PENGIKAT BATAS PERBEDAAN SUHU SEMPROT

Cut back – 25 bagian kerosin 110° ± 10°C

Cut back – 50 bagian kerosin 70° ± 10°C

Cut back – 75 bagian kerosin 45° ± 10°C

Cut back – 100 bagian kerosin 30° ± 10°C

Aspal emulsi 20° - 70°C

Catatan : Tindakan pencegahan untuk keamanan penuh harus dilakukan jika memanaskan aspal cut back, yang sesuai dengan Dokumen Bina Marga Rd 0.3.6. (Vol.-1). Lampiran E “Langkah-Langkah Pengamanan dalam Penanganan, Pengangkutan dan Penyimpanan Aspal.

(3) Penyiapan permukaan yang harus dilapisi Aspal

a. Setiap kerusakan yang ada dalam perkerasan jalan, termasuk lubang-lubang dan pinggiran yang

runtuh, harus dibuat baik dan diperbaiki atau dikembalikan ke keadaan semula sampai disetujui

Direksi Teknik. Catat-cacat karena pemadatan yang kurang cukup dan penurunan setempat lapis

pondasi atas harus dibetulkan dengan penggilasan dan pembentukan ulang.

b. Semua kotoran-kotoran lepas dan bahan-bahan lain yang tidak menyenangkan harus

disingkirkan dari permukaan yang ada dengan penggaruan, penyapuan dan pencucian kalau

perlu.

c. Untuk pondasi agregat yang harus dilapisi dengan lapis aspal resap pengikat, Direksi Teknik

dapat meminta agar permukaan tersebut dipotong-potong secara ringan, disiram dan digilas

segera, sebelum pemberian lapis aspal resap pengikat.

(4) Pemakaian Lapis Aspal Resap, Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat

a. Panjang permukaan yang harus disemprot untuk setiap lewatan distributor harus diukur dan

ditandai di atas tanah, dan volume lapis aspal pengikat/lapisan resap pengikat yang diperlukan

untuk tingkat penyemprotan yang ditentukan, menentukan bagi pengecekan kemudian.

b. Jumlah bahan pengikat yang digunakan dalam masing-masing penyemprotan harus ditentukan

dengan pengukuran tangki menggunakan batang celup sebelum dan sesudah masing-masing

pemakaian. Tingkat pemakaian rata-rata harus berada di dalam batas 5% tingkat penyemprotan

yang direncanakan.

c. pada umumnya lapis aspal resap pengikat dan lapis aspal pengikat akan dilaksanakan dalam

operasi penyemprotan tunggal. Akan tetapi, dimana mengering lambat menjadi masalah, volume

pelapisan yang disetujui dapat digunakan dalam dua operasi penyemprotan, lapis pertama

dibiarkan mengering sebelum pemberian lapis kedua.

d. Bilamana mengadakan penyemprotan untuk separuh lebar jalan, harus dilakukan penyemprotan

Page 92: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

92

lapis tumpang tindih selebar 10 cm-20 cm sepanjang pinggir yang berdampingan.

e. Penyemprotan harus dihentikan segera, jika terjadi suatu kemacetan dalam alat penyemprot, dan

tidak boleh dimulai lagi sampai kesalahan tersebut telah diperbaiki.

f. Setiap luas yang mengumpulkan bahan pengikat aspal yang berlebih, harus selalu disebar

keseluruh permukaan yang sudah diaspal dengan menggunakan panyeka atau sapu.

g. Untuk menyemprot pada pelapisan kecil dan daerah terisolasi, lapis aspal pengikat atau lapis

aspal resap pengikat dapat disemprotkan dengan semprotan tangan dan penyapuan tangan di

bawah pengendalian dan sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.

(5) Perlindugan Permukaan yang baru dilapis Aspal Resap Pengikat

a. Untuk permukaan yang telah dilapisi dengan lapis aspal resap pengikat, lalu lintas tidak boleh

diizinkan di atas permukaan yang sudah dilapis aspal resap pengikat sampai aspal tersebut telah

masuk ke dalam dan mengering dan dalam pendapat Direksi Teknik tidak akan terkelupas di

bawah lalu lintas. Jika harus mengizinkan lalu lintas sebelum waktunya, (tetapi tanpa alasan

apapun tidak lebih awal dari 4 jam setelah pemberian lapis aspal pengikat), bahan peresap aspal

harus digunakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, dan lalu lintas diizinkan

menggunakan jalur yang sudah dilapisi. Bahan peresap aspal harus ditaburkan dari trek dalam

satu cara bahwa tidak boleh ada roda yang menginjak bahan aspal basah yang tidak ditutup. Jika

menggunakan bahan penyerap aspal pada jalur yang dilapisi yang menyambung dengan jalur

yang belum dilapisi, satu garis selebar paling sedikit 20 cm sepanjang pinggir yang menyambung

harus dibiarkan tidak tertutup.

b. Kontraktor akan memelihara permukaan yang sudah dilapisi untuk waktu minimum dua hari

sebelum menutupinya dengan Lapis Permukaan atau Lapis Ulang, terkecuali satu masa yang

lebih cepat disetujui oleh Direksi Teknik. Setiap luas yang berisikan bahan pelapisan aspal resap

pengikat lebihan harus dibetulkan dengan penambahan bahan peresap ataupun aspal seperti

diperintahkan oleh Direksi Teknik.

6.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume bahan aspal yang diperuntukkan sebagai lapis aspal resap, pengikat atau lapis aspal

pengikat yang diukur untuk pembayaran akan merupakan jumlah liter yang digunakan terhadap,

permukaan jalan yang sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan kebutuhan serta

persetujuan Direksi Teknik. Volume bahan aspal yang digunakan akan ditentukan setelah setiap

lewatan semprotan.

(2) Setiap agregat penutup yang digunakan bersama dengan pembersihan terakhir akan

diperhitungkan sebagai kelengkapan kepada pekerjaan yang diperlukan untuk memperoleh lapis

aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang memuaskan serta tidak akan diukur atau

dibayar secara terpisah.

(3) Pekerjaan menyiapkan dan memelihera lapis pondasi atas, di atas mana lapis aspal resap

pengikat harus dipasang, tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukan dalam

pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas yang sesuai dengan

persyaratan Spesifikasi Bab 5.2 dan 5.3.

Page 93: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

93

(4) Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan permukaan yang harus dilapis aspal pengikat,

termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang hancur dan penurunan setempat tidak boleh

diukur dan tidak boleh dibayar di bawah Bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar yang sesuai

dengan item pembayaran yang relevan di bawah Bab 9.2 Spesifikasi ini.

(5) Bila perbaikan lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat yang tidak memuaskan

dilaksanakan sesuai dengan Sub Bab 6.2.1 (5), tidak ada tambahan pembayaran yang akan

dibuat untuk pekerjaan ekstra atau pengujian yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

6.2.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan di atas, akan dibayar pada harga kontrak per satuan pengukuran untuk item-

item pembayaran teroantum di bawah. Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi

penuh untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak termasuk penyediaan dan pemasangan lapis aspal resap

pengikat atau lapis aspal pengikat, agregat penutup, semua tenaga, peralatan dan alat serta setiap

pekerjaan kelengkapan yang diperlukan untuk penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan yang diuraikan

sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

6.2.1 Prime coat (lapis aspal resap pelekat) Liter

6.2.2 Tack coat (lapis aspal pelekat) Liter

Page 94: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

94

BAB 6.5 LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM (LAPEN)

6.5.1 Umum

(1) Uraian

Lapis permukaan Penetrai Macadam terdiri dari pembangunan di atas, lapis pondasi atas atau

permukaan dengan penutup yang ada yang sebelumnya sudah disiapkan, satu lapisan permukaan

perkerasan yang tebalnya antara 5-7 cm dari penetrasi batu pecah yang bersih dengan pemakaian aspal

pengikat panas. Biasanya untuk pekerjaan jalan kabupaten akan diperlukan lapis permukaan tebal 5 cm

dengan lapisan penutup aspal.

(2) Toleransi Ukuran

a. Tebal rata-rata yang sebenarnya dipasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal

rencana. Dalam beberapa contoh, Direksi Teknik atas keputusannya sendiri dapat menyetujui

atau menerima ketebalan rata-rata yang lebih tipis dari tebal nominal rencana, asalkan penetrasi

makadam terpasang pada ketebalan baru itu memenuhi segala persyaratan. Tidak ada satu

titikpun akan memiliki tebal lapis padat yang lebih dari 5 mm di bawah tebal nominal rencana.

b. Permukaan akhir harus mematuhi garis, ketinggian dan penampang melintang tipikal

sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau yang disetujui Direksi Teknik. Bila diuji

dengan satu mal dan batang lurus, permukaan akhir tidak boleh menunjukkan variasi

(perbedaan-perbedaan) terhadap permukaan akhir yang ditentukan lebih besar dari 6 mm pada

panjang 3 meter.

(3) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari sebelum

pekerjaan dimulai; yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan, beserta data-data berikut:

a. Sertifikat pabrik pembuat mengenai bahan pengikat aspal bersama dengan data uji yang

menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas spesifikasi ini yang diberikan dalam Sub

bab 6.1.2.

b. Rincian sumber pengadaan dan cara produksi agregat yang harus digunakan beserta hasil-hasil

pengujian yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas dan gradasi Spesifikasi ini

yang diberikan dalam Sub Bab 6.1.2.

(4) Pembatasan Cuaca

Campuran beraspal hanya boleh dipasang bilamana permukaan agregat kering, hujan tidak menghantui

dan bila dasar jalan yang disiapkan dalam kondisi yang memuaskan. Penghamparan akan diizinkan pada

waktu yang diperintah-kan oleh Direksi Teknik.

(5) Syarat-Syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Tidak boleh ada bahan aspal dibuang ke dalam saluran tepi parit atau jalan air.

b. Permukaan bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik di sekitar pekerjaan jalan harus

dilindungi dari setiap kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan penyemprotan aspal.

c. Kontraktor harus melengkapi dan memelihara di lapangan pekerjaan bilamana aspal sedang

dipanaskan, perlengkapan pengendalian dan pencegah kebakaran, dan juga persediaan dan

Page 95: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

95

sarana pertolongan pertama.

d. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat Umum

Kontrak, serta atas persetujuan Direksi Teknik.

e. Harus disiapkan sarana untuk melaksanakan pekerjaan dengan separuh lebar jalan, kecuali satu

jalan pengalihan (alternatif) disediakan dengan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

f. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan di atas permukaan jalan yang baru diselesaikan sampai

permukaan penetrasi macadam dipadatkan penuh dan dilapis tutup hingga memuaskan Direksi

Teknik. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua akibat (konsekwensi) lalu lintas

yang diirinkan lewat, sementara pekerjaan jalan sedang berlangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

Lapisan akhir permukaan harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan disetujui oleh

Direksi Teknik. Perbaikan penetrasi makadam yang tidak memuaskan harus atas perintah Direksi Teknik,

dan dapat meliputi pembuangan dan penggandan dengan penetrasi macadam baru, menambahkan

lapisan tambahan atau suatu kelengkapan lain yang oleh Direksi Teknik dianggap perlu untuk

memberikan penyelesaian yang memuaskan LH9.

6.5.2 Bahan-Bahan

(1) Agregat

a. Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kasar, agregat kunci dan agregat penutup, yang

bersih, keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran, lempung, bahanbahan tumbuh-

tumbuhan atau bahan lainnya yang harus dibuang.

b. Batas Ukuran Agregat.

i. Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas ukuran nominal 2,5

cm-6,25 cm, yang tergantung kepada ketebalan lapisan dengan ukuran maksimum

kurang lebih 2/3 tebal rencana.

ii. Agregat kunci untuk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25 mm tetapi tidak boleh

lebih dari 5% akan lolos dari saringan 9,5 mm.

iii. Bila disediakan dalam Daftar Penawaran, satu lapisan penutup aspal harus diletakkan di

atas permukaan Penetrasi Macadam manggunakan agregat ukuran tunggal nominal 12,5

mm sebagaimana ditetapkan dalam bab 6.3 Spesifikasi ini.

c. Gradasi Agregat.

Gradasi agregat bersama dengan tebal yang terpakai ditunjukkan dalam Tabel 6.5.1.

Page 96: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

96

TABEL 6.5.1 GRADASI AGREGAT UNTUK LAPIS PEMIUKAAN PENETRASI MACADAM

UKURAN SARINGAN mm PERSENTASI LOLOS

Tebal lapisan 5.0-7 cm Tebal lapisan 4-5 cm

Agregat Pokok

62.5 100 -

50 95 – 100 100

40 35 – 70 95 - 100

25 0 – 15 -

19 0 – 5 0-5

Agregat Kunci

25 100 100

19 95 – 100 95 - 100

9.5. 0 – 5 0 - 5

Lapis penutup

12.5 100

9.5 85 - 100

4.75 10 - 30

2.36 0 - 10

d. Syarat-Syarat Kualitas untuk Agregat

Agregat yang digunakan untuk Lapis Permukaan Penetrasi Macadam harus mematuhi syarat-

syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 6.5.2.

TABEL 6.5.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT POKOK

URAIAN BATAS TEST

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40%

Indeks serpihan (British Standard Test) Maksimum 25%

Penahanan aspal setelah pelapisan dan pengelupasan Minimum 95%

Catalan : Syarat kualitas untuk agregat penutup harus sesuai dengan Bab 6.3 Tabel 6.3.3.

(2) Bahan Pengikat Beraspal

a. Aspal yang digunakan harus aspal semen gradasi kental atau aspal keras yang diencerkan (cut

back), jika diminta demikian untuk Kontrak khusus dan digunakan menurut perintah Direksi

Teknik.

i. Aspal semen = (AASHTO M226-Tabel 2)

AC-10 (Ekivalen dengan Pen 80/100)

AC-20 (Ekivalen dengan Pen 60/70)

ii. Aspal keras yang diencerkan (Cut Back)

AC-10 } Diencerkan dengan kerosin untuk memenuhi persyaratan

AC-20 } Tabel 6.5.3 di bawah:

Page 97: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

97

TABEL 6.5.3 RENCANA BAHAN PENGIKAT UNTUK ASPAL CUT BACK

SUHU UDARA TERLINDUNG C°

PROPORSI KEROSIN TERHADAP 100 BAGIAN

ASPAL MAKSIMUM SUHU PENYEMPROTAN

AC-10 (80/100) AC-20 (60/70)

20 11 13 140°

25 7 9 155°

30 3 5 165°

35 0 2 180°

b. Aspal emulsi dapat digunakan sebagai alternatif terhadap aspal cut back, tergantung kepada

persetujuan Direksi Teknik atas sumber pengadaan dan kualitas, dan harus mutu CRS1 dan

CRS2 cationic, mematuhi Spesifikasi AASHTO M208.

6.5.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis alat dan methoda pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Unit Produksi dan Peralatan

serta Program Kerja yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya oleh Direksi Teknik.

b. Pada umumnya akan dipilih jenis peralatan berikut:

Distributor/penyemprot aspal bertekanan

Alat untuk pemanasan aspal

Mesin gilas, termasuk

Tandem 6-8 ton

Roda baja rata 6-8 ton

Ban pneumatic 10-12 ton

Sejumlah Dump truk yang cukup, lebih baik beserta loader

Tangki Air Oika musim kemarau)

Sapu, garu, gerobak dorongan, semua untuk pekerjaan manual.

(2) Volume Bahan yang digunakan

Tingkat perkiraan pemakaian dan volume bahan-bahan per meter persegi luas permukaan untuk lapisan

penetrasi makadam diberikan dalam Tabel 6.5.4 berikut. Tingkat pemakaian ini berdasarkan berbagai

keperluan tebal lapisan. Ketebalan sebenarnya serta tin9kat pemakaian akhir harus sesuai dengan Daftar

penawaran dan sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik.

Page 98: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

98

TABEL 6.5.4 TINGKAT PENGGUNAAN PENETRASI MACADAM

Tebal Total Lapen (cm)

Tingkat Penaburan Agregat Kasar

kg/m2

Penggunaan aspal

pertama kg/m2

Tingkat penaburan

agregat kunci kg/m2

Penggunaan aspal kedua

kg/m2

Tingkat penaburan

agregat penutup (50 mm) (62.5

mm)

4* 64 (25) - 2.0 25 1.5 14

4.5* 72 (22) - 2.3 25 1.5 14

5 .80 (20) - 2.5 25 1.5 14

5.5 - 99 (18) 4.0 25 1.5 14

6 - 108 (17) 4.4 25 1.5 14

6.5 - 117 (15) 4.8 25 1.5 14

7 - 126 (14) 5.2 25 1.5 14

Catalan (1) Serat agregat lepas diambil sebagai :

50 mm ukuran maksimum nominal= 1600 kg/m3

16.5 mm ukuran maksimum nominal = 1800 kg/m3

(2) Tingkat penaburan ekivalen dalam m2/m3 ditunjukkan sebagai ( )

(3) Untuk pekerjaan jalan kabupalen tebal minimum adalah 5 cm

(3) Penyiapan Lapangan

Penetrasi Macadam akan dipasang di atas pondasi yang telah dibangun sebelumnya atau di atas

permukaan yang telah ada lapis penutupnya. Penyiapan akan meliputi:

a. Bila dipasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut harus memiliki bentuk dan profil tepat benar

dengan potongan melintang rencana, dan dipadatkan benar sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Pondasi jalan harus juga ditutup dengan lapis aspal resap pengikat pada satu tingkat pemakaian

0,6 l/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

c. Bila diletakkan di atas permukaan yang telah ada lapis penutupnya (permukaan aspal lama),

permukaan tersebut harus dilapisi aspal pengikat pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5

l/m2 (lihat Sub Bab 6.2.3).

d. Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu bahan lain yang

harus dibuang.

e. Sebelum pemasangan, agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara terpisah di

lapangan untuk mencegah pencampuran dan harus selalu bersih.

(4) Penghamparan dan Pemadatan

a. Penghamparan Agregat Kasar dalam Lapisan Pokok

i . Agregat kasar akan dihampar dengan tangan atau dengan mesin dan dipasang dengan

keseragaman yang merata hingga mencapai garis, profil dan kemiringan yang

dikehendaki. Sebuah mal pengujian mengikuti kemiringan melintang rencana perkerasan

selesai, harus digunakan untuk memperoleh keseragaman permukaan akhir.

Page 99: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

99

i i . Penaburan tidak boleh dilakukan lebih lanjut melebihi dari operasi penggilasan dan

penebaran panjang yang dapat diselesaikan dalam rata-rata satu hari bekerja. Agregat

segregasi atau agregat bercampur dengan tanah atau bahan asing lainnya, harus

disingkirkan dan diganti dengan agregat bergradasi yang benar.

b. Penggilasan dan Pemadatan Lapisan Pokok

i. Lapisan agregat kasar pokok harus digilas kering dengan mesin gilas roda baja 6-8 ton

sampai terpadatkan seluruhnya. Penggilasan awal akan dimulai dari sebelah pinggir,

melapis tindih bahu jalan selebar paling sedikit 30 cm, dan akan berlangsung menuju ke

tengah perkerasan. Pinggiran roda mesin gilas akan melapis tindih hamparan

sebelumnya dengan sekitar sepertiga lebar roda.

ii. Setelah penggilasan awal, permukaan tersebut harus diperiksa dengan mal punggung

dan batang lurus 3 meter, dan harus mematuhi toleransi ukuran yang ditetapkan pada

Sub Bab 5.5.1 (2) dengan cadangan diberikan untuk kebutuhan pemadatan berikutnya.

Semua ketidak rataan permukaan yang melebihi batas di atas harus dibetulkan dengan

membuang atau menambah agregat seperlunya.

i i i . Penggilasan akan berhenti sebelum rongga-rongga dalam agregat tertutup sedemikian

jauh sehingga mencegah penetrasi yang bebas dan merata dari aspal dan agregat kunci.

c. Pemakaian Bahan Aspal (Sebelum Agregat Kunci)

i . Setelah agregat kasar digilas dan diperiksa, bahan pengikat aspal akan disemprotkan

pada satu suhu yang cocok kepada jenis dan mutu bahan pengikat aspal sebagaimana.

ditetapkan dalam item (ii) di bawah. Tingkat pemakaian harus sesuai dengan Tabel 6.5.4

atau sebagaimana ditentukan lain oleh Direksi Teknik

i i. Suhu pemanasan dan penyemprotan yang diperlukan untkuk bahan pengikat aspal harus

berada dalam Batas-Batas berikut

Aspal Keras:

AC-10 (Pen 80/100) Batas suhu 125°C-180°C

AC-20 (Pen 60/70) Batas suhu 135°C-185°C

Aspal Cair (Cut Back)

MC-800 Batas suhu 77°C-115°C

MC-300 Batas suhu 60°C-100°C

Aspal cair (cut back) di lapangan, harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan pada

Tabel 6.3.4.

iii. Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih

dari 10 jam atau telah dipanaskan sampai satu panas yang melabihi suhu maksimum

yang diberikan dalam item c.ii, di atas harus ditolak, kecuali Direksi Teknik menentukan

bahwa bahan pengikat aspal tersebut masih memenuhi kekentalan yang diperlukan,.

iv. Sebelum menyemprotkan bahan pengikat aspal, bahan agregat harus kering dari

permukaan sampai seluruh kedalamannya.

Page 100: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

100

v. Bahan aspal akan disemprotkan secara lebih baik dengan distributor bertekanan merata

ke atas permukaan pada tingkat yang sudah ditetapkan. Di atas luas yang kecil, dimana

pemakaian batang penyemprot tidak praktis, bahan tersebut akan disemprotkan dengan

slang tangan. Sebuah ceret curah hanya dapat digunakan bilamana, diberikan

persetujuan oleh Direksi Teknik.

vi. Apapun persyaratan 6.5.3 (4) c.1. di atas, bilamana digunakan penyemprot aspal, aspal

tersebut harus ditetapkan pada temperatur yang diperlukan untuk manghasilkan

kekentalan penyemprotan yang benar.

d. Penggunaan Agregat Kunci

i. Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata di atas

permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas,

ii. dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.

Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta

penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam

dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.

e. Penggunaan Bahan Aspal (Setelah Agregat Kunci)

Setelah agregat kunci selesai digilas dan diperiksa, bahan aspal harus diterapkan sesuai yang

ditentukan dalam Sub Bab 6.3.3.(4) c. di atas.

f. Penggunaan Agregat Penutup

Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat-kunci akan ditaburkan merata di atas. permukaan

dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas, dibersihkan dengan sapu

seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi. Agregat kunci ekstra akan

ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta penggilasan dan pembersihan akan

berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan

dengan disapu.

g. Sambungan-Sambungan

Sambungan memanjang dan melintang harus diakhiri dengan potongan tegak serta digaruk

kembali secukupnya bila diperlukan untuk lapis tindih. Bilamana permukaan baru berbatasan

dengan permukaan lama, permukaan jalan lama harus dipotong lagi membentuk permukaan

tegak, semua sambungan harus dengan hati-hati diperiksa untuk disetujui.

h. Tebal Lapisan dan Penyelesaian permukaan.

i Tebal terpadatkan lapisan permukaan penetrasi Macadam tidak boleh kurang dari yang

telah ditetapkan berada dalam toleransi. seperti diuraikan dalam Sub Bab 6.5.1.

Pemeriksaan ketebalan penetrasi Macadam harus seperti yang. diperintahkan oleh

Direksi Teknik.

ii. pada setiap tahap pemadatan, kehalusan permukaan harus dipelihara. Harus

ditambahkan bahan-bahan pada setiap tempat dimana ada bagian ambles.

6.5.4 Pengendalian Mutu

Page 101: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

101

(1) Test laboratorium

Agregat dan bahan pengikat aspal harus diuji mengenai syarat kualitas pada sumber pengadaan, yang

sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan untuk memenuhi test laboratorium yang diberikan pada

Tabel 6.5.5. Sertifikat pabrik pembuat sera data uji harus dilengkapi untuk mendapatkan persetujuan

Direksi Teknik, dan pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.5.5 TEST LABORATORIUM PENETRASI MACADAM

RUJUKAN TEST URAIAN

AASHTO BINA MARGA

T 27 PB 0201 – 76 Analisa saringan agregat kasar dan halus

T 96 PB 0206 – 76 Ketahanan terhadap abrasi, agregat kasar ukuran kecil menggunakan mesir, Los Angeles

BS 812 - Indeks serpih (British Standard Test)

T 182 PB 0205 – 76 Pelapisan dan pengupasan Campuran Agregat Aspal

T 226 - Standar spesifikasi untuk aspal semen gradasi kekentalan

T 201 PB 0308 – 76 Kekentalan Kinematik aspal

T 53 PA 0302 – 76 Titik Leleh aspal (Test Cincin dan Bola)

T 49 PA 0301 - 76 Penetrasi Bahan-bahan aspal

T 59 - Pengujian Aspal Emulsi

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan, kecuali

diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.5.5 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Agregat

Menentukan gradasi agregat untuk memenuhi Tabel 6.5.1. Satu test per 300 m3 tumpukan agregat.

Test harus dilaksanakar, jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, alas dasar pemeriksaan visual kualitas bahan dan ukuran proyek.

Pengendalian suhu aspal yang dipanaskan di periksa setiap hari untuk setiap pemakaian Batas-batas temperatur harus patuh kepada yang ditetapkan pada Sub-bab 6.5.3 (4).

Bila menggunakan aspal cair, pencampuran aspal semen dengan pengencer (kerosin) harus dilaksanakan di bawah pengendalian Direksi Teknik atau Inspektur Pekerjaan.

Harus diperiksa dan diukur setiah hari.

i. Analisa saringan agregat kasar dan agregat kunci

ii. Kehilangan berat karena abrasi

Iii. Keserpihan

iv. Pelapisan dan pengelupasan aspal

b Bahan pengikat aspal

i. Temperatur

ii. Pencampuran

Page 102: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

102

Harus diukur setiap hari untuk setiap pemakaian

Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk pengendalian kualitasj keseragaman dan pemadatan.

Tebal tarpasang lapis permukaan penetrasi. macadam, dipantau dengan harus pengeboran

inti perkera'san atau cara lain yang diminta Direksi Teknik.

Pengambilan inti tersebut dilakukan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji yang diperintahkan.

c. Penanganan Umum

i. Tingkat pemakaian bahan pengikat aspal

Ii. Pemakaian agregat penutup

iii. Mutu

6.5.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume lapis permukaan penetrasi Macadam yang harus diukur untuk pembayaran harus

ditentukan dalam meter persegi berdasarkan hasil perkalian lebar rata-rata (diukur dan disetujui

bersama antara Direksi Teknik dan Kontraktor, dengan pengukuran lebar rata-rata setiap 50

meter) kali panjang, sepanjang sumbu jalan, yang disetujui dan diterima oleh Direksi Teknik.

(2) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang, sesuai dengan persyaratan

kontrak tertentu dan Daftar Penawaran, lapis resap lekat atau lapis lekat tersebut harus diukur

dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 atau 6.2.2 Spesifikasi ini.

(3) Bilamana perbaikan-perbaikan lapis permukaan yang tidak memulaskan, telah diminta sesuai

dengan Sub bab 6.5.2 (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran yang akan dibuat

untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan oleh perbaikanperbaikan tersebut.

(4) Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk penyiapan lapangan atau

pengujian bahan-bahan yang diperlukan di bawah Spesifikasi ini, dan semua pekerjaan tersebut

akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk Lapis Permukaan Penetrasi

Macadam.

6.5.6 Dasar Pembayaran

(1) Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran

pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item pembayaran yang diberikan di

bawah, yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua

pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam panyelesaian Lapis Permukaan Penetrasi

Macadam sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor item pembayaran

Uraian Satuan

Pengukuran

6.5.1 Lapis permukaan penetrasi Macadam Meter persegi

Page 103: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

103

BAB 6.6 LAPIS TIPIS ASPAL BETON (LATASTON - HRS)

6.6.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis aus permukaan yang tipis, awet dan padat berupa campuran

aspal yang dikenal sebagai Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON-HRS) terdiri dari agregat, filer (bahan

halus sebagai pengisi) dan aspal semen dalam jumlah tertentu yang dihasilkan dalam satu unit

pencampuran pusat dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi ini sampai satu ketebalan 2,5 cm-3 cm

sebagaimana ditentukan demikian dalam Daftar Penawaran. Campuran aspal LATASTON (HRS) akan

diletakkan sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang sudah dibangun

sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang di atas perkerasan dengan lapis penutup yang ada.

(2) Toleransi Ukuran

a. Tebal terpasang rata-rata harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal rencana. Tidak

boleh ada satu titikpun dengan ketebalan HRS padat kurang dari 90% tebal rencana. Akan tetapi

tebal rencana dapat disesuaikan menurut kebutuhan di lapangan atas keputusan Direksi Teknik

serta diberitahukan kepada Kcntraktor secara tertulis.

b. Perbedaan permukaan HRS yand sudah jadi, jika diukur dengan mal pengukur kerataan

sepanjang 3 m tidak boleh melebihi 5 mm pada suatu titik.

(3) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari sebelum

pekerjaan dimulai.

a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan.

b. Formula campuran pelaksanaan beserta data uji yang didapat dari laboratorium Instalasi

campuran Pusat (CMP) yang menunjukkan kecocokannya dengan persyaratan kualitas

Spesifikasi ini..

(4) Pembatasan Cuaca

LATASTON (HRS) tersebut hanya boleh dipasang di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana

permukaan perkerasan kering.

(5) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat umum

kontrak dan mendapat persetujuan Direksi Teknik serta tindakan pencegahan yang memadai

harus diambil untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan

pekerjaan.

b . Harus disediakan sarana penyediaan untuk pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan, dengan

pelaksanaan separuh lebar, kecuali disediakan satu jalan pengalihan (alternatif) yang sesuai,

yang disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan lewat atas permukaan jalan yang baru diselesaikan

sampai lapis permukaan LATASTON (HRS) tersebut dipadatkan benar dan memuaskan Direksi

Page 104: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

104

Teknik. Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru terpasang akan dibatasi sampai 15

km/jam untuk paling sedikit selama 3 hari sesudah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung

jawab semua akibat lalu lintas yang diizinkan, sementara pekerjaan jalan sedang bedangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

Lapis permukaan HRS jadi, harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini dan mendapat

persetujuan Direksi Teknik. Luas lapisan permukaan yang tidak memenuhi persyaratan ini dan yang

dianggap tidak memuaskan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan atau

mengganti, menambah satu lapis tambahan dardatau cara lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik.

6.6.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk LATASTON (HRS) diperoleh dari P.U. Propinsi,

Departemen P.U. (atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung ke tempat instalasi Campur

Pusat (CMP), kecuali DPUK mengadakan pengaturan alternatif.

b . Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan pengujian

laboratorium yang berhubungan dengan campuran pelaksanaan serta pengendalian mutu

produksi akan berada pada Tenaga Ahli (Engineer) yang bertugas pada C.M.P. (Instalasi

Campur Pusat).

c. Kualitas HRS harus memenuhi persyaratan umum Spesifikasi dari Spesifikasi Umum Bina

Marga, bulan Maret 1989 (buku 3 Bab 6.3).

(2) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat kasar tersebut harus terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun campurar, batu pecah

dengan kerikil dam bersih yang sesuai.

Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 6.6.1 berikut

TABEL 6.6.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS

19.0 100

12.5 30 - 100

9.5 0 - 55

4.75 0 - 10

0.075 0 - 1

b. Agregat Halus

Agregat halus akan terdiri dari pasir alam dan/atau batu disaring dalam kombinasi yang cocok,

dan harus bersih serta bebas dari gumpalan-gumpalan lempung dan benda-benda lain yang

harus dibuang. Gradasi agregat halus harus sesuai dengan Tabel 6.6.2 berikut

Page 105: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

105

TABEL 6.6.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS

9.5 100

4.75 90 - 100

2.36 80 - 100

0.60 25 - 100

0.075 3 - 11

c. Filler (bahan harus sebagai pengisi)

Bahan filler akan terdiri dari debu batu kapur atau semen dan harus bebas dari setiap benda

yang harus dibuang. la akan berisi ukuran partikel yang 100% lolos 0,60 mm dan tidak kurang

dari 75% berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm (saringan basah)

d. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk LATASTON (HRS), harus mematuhi syarat-syarat kualitas

yang diberikan pada Tabel 6.6.3 di bawah.

TABEL 6.6.3. SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

URAIAN BATAS TEST

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40%

Bahan aspal setelah pelapisan dan pengelupasan Minimum 95%

(3) Bahan Aspal

a. Bahan aspal harus AC-10, aspal semen gradasi kental (kurang lebih ekivalen kepada Pen 80/100)

memenuhi persyaratan AASHTO M226 - Tabel 2.

b. Suatu bahan adhesi (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal,

bila diperintankan demikian deh Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada CMP

(Instalasi Campuran Pusat) Bahan additif (tambahan) harus dari satu jenis yang disetujui oleh

Ahli Teknik yang bertugas dan akan ditambahkan serta dicampur sesuai dengan petunjuk pabrik

pembuat

6.6.3 Persyaratan Campuran

(1) Komposisi Campuran

a. Campuran aspal terdiri dari agregat, bahan filler dan bahan aspal. Komposisi rencana campuran

harus berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pata Tabel 6.6.4.

TABEL 6.6.4 KOMPOSISI CAMPURAN

FRAKSI RENCANA CAMPURAN PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT TOTAL

CAMPURAN ASPAL

Fraksi Agregat kasar (> 2.36 mm) 20 - 40

Fraksi Agregat Halus (2.36 mm-0.075 mm)

47 - 67

Page 106: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

106

Fraksi Filler 5 - 9

KANDUNGAN ASPAL (% total atas volume)

Kandungan aspal effektif Minimum 5.8

Kandungan Aspal yang diserap Maksimum 1.7

Kandungan Aspal Total sebenarnya Minimum 7.3

Ketebalan film aspal Minimum 8 micron

b. Perbandingan rencana akhir dan formula campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh

pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan campuran rencana jang

sebenarnya harus diserahkan ke Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai dengan persyaratan

Spesifikasi ini pada Sub bab 6.6.1 (3).

(2) Sitat-Sifat Campuran

Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh Instalasi Campuran Pusat (CMP) diberikan pada Tabel

6.6.5.

TABEL 6.6.5 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN

SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS

Kandungan rongga udara campuran padat

% atas volume total campuran 4% - 6%

Tebal Film Aspal Mincron Minimum 8

Kuosien Marshall KN/mm 1.0 - 4.0

Stabilitas Marshall Kg 450 - 850

Stabilitas Marshall sesudah direndam 24 jam

% stabilitas asli Minimum 75%

6.6.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Alat Pelaksanaan

a. Jenis alat dan methoda operasi harus sesuai dengan Daftar Alat dan Unit Produksi yang disetujui

dan menurut petunjuk selanjutnya dari Direksi Teknik.

Pada umumnya alat yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver

(perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui, mampu bekerja sampai garis dan ketinggian

yang diperlukan, dengan persediaan pemanasan, screeding dan perataan sambungan campuran

aspal. Akan tetapi, dimana alat paver (perata) tidak dapat diperoleh dan tergantung kepada

perintah Direksi Teknik, meletakkan dan menghampar campuran harus dilakukan dengan tenaga

kerja, menggunakan garukan. sekop dan kereta dorong.

b. Jenis peralatan berikut, akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan penyelesaian.

i. Alat Pengangkutan

Sejumlah trek angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran

aspal, yang sesuai dengan program kerja yang disetujui. Truk-trek tersebut harus

dilengkapi dengan alas logam rata rapat, bersih dan yang sebelumnya dilapisi dengan

minyak pelumas.

Page 107: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

107

ii. Peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian

Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Peralatan Kontrak,

peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus sebuah paver (perata)

bertenaga mesin sendiri yang disetujui mampu bekerja sampai ke garis, tingkat

kemiringan dari penampang melintang yang diminta dan mampu memenuhi persyaratan

mengenai volume dan kualitas penanganan.

iii. Peralatan pemadatan

Untuk pemadatan lapis permukaan, peralatan berikut diperlukan.

Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau mesin gilas roda tandem

dengan total beret 6 ton-10 ton).

Sebuan mesin gilas ban pneumatic dengan tekanan angin dalam ban 8,5 kg/cm2

(120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballas dari 1500 kg-2500 kg beban per

roda.

iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal Pengikat.

Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekananan harus disediakan dengan

penyediaan untuk pemanasan aspal.

(2) Penyiapan Lapangan

a. Pemasangan di atas Lapis Pondasi Atas

I Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut telah memiliki bentuk dan profil

yang diminta tepat benar dengan penampang melintang rencana dan dipadatkan

sepenuhnya sehingga disetujui oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan

pemadatan di bawah Sub Bab 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari setiap

benda lepas atau yang harus dibuang.

ii. Sebelum meletakkan LATASTON (HRS), pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan

lapis Aspal Resap Pengikat pada suatti tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat

pemakaian yang lain menurut petunjuk Direksi Teknik (Lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi

ini).

b. Pemasangan di atas Permukaan Dengan Lapis Penutup yang ada

i. Bilamana Pemasangan sebagai lapis ulang terhadap permukaan beraspal yang ada,

setiap kerusakan pada permukaan perkerasan lama, termasuk lubang-lubang, bagian--

bagian ambles, pinggiran runtuh dan cacat permukaan lainnya, harus dibuat betul dan

diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

ii. Sebelum memasang LATASTON (HRS) permukaan lama harus kering dan disapu bersih

dari semua batu lepas serta bahan-bahan lainnya yang harus dibuang dan disemprot

dengan Lapis Aspal Pengikat yang disemprotkan pada satu tingkat pemakaian tidak

melebihi 0,5 l/m2 kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

Page 108: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

108

(3) Penghamparan

a. Screed samping atau cetakan lain yang disetujui akan dipasang di pinggir perkerasantbahu jalan

mencapai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b . Penghamparan dengan mesin

i. Sebelum permulaan operasi pengaspalan, Screed pada paver harus dipanaskan, dan

campuran aspal harus dituangkar, ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-

batas 140°C-110°C.

ii. Selama operasi paver, campuran aspal akan dihampar dan diturunkan sampai tingkat

ketinggian dan bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar

perkerasan atau sebagian lebar perkerasan yang praktis.

iii. Paver akan dioperasikan pada satu kecepatan yang tidak menyebabkan retak-retak

permukaan, robek-robek atau suatu ketidak teraturan lainnya pada permukaan. Tingkat

penghamparan harus mendapat persetujuan Direksi Teknik, memenuhi persyaratan tebal

rencana.

iv Bila suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan terjadi, paver tersebut

harus dihentikan dan tidak boleh mulai kerja lagi sampai penyebabnya telah ditemukan

dan dilakukan perbaikan. Bagian-bagian kasar atau bahan-bahan yang terpisah

(segregasi), harus dikoreksi dengan penyebaran fines (bagian halus) serta digaruk

dengan baik. Akan tetapi, penggarukan sedapat mungkin dihindarkan, dan partikel-.

partikel kasar tidak boleh disebarkan di atas permukaan yang discreed.

v. Harus dijaga supaya campuran tidak terkumpul dan mendingin di tempat sisi hopper atau

dimana saja dalam paver.

vi. Bilamana jalan tersebut diperkeras separuh lebar pada satu waktu, perkerasan pada

separuh lebar yang pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pelapisan

separuh lebar yang kedua.

c. Penghamparan dengan Tenaga Manusia

i. Harus-disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk pengangkut

dibongkar muatannya dan campuran aspal papas tersebut harus dihampar dengan

minimum penundaan. Bilamana digunakan truk bak rata untuk pengiriman, campuran

tersebut harus dibongkar dengan sekop dan dituang tegak di atas lintasan jalan demikian

sehingga sangat sedikit segregasi. Tidak boleh ada usaha menebarkan campuran

secara langsung dari truk.

ii. Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garu hanya digunakan

untuk merapikan permukaan. Mistar lengkung di tengah atau batang lurus harus

digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan screed.

iii. Bila diperlukan untuk penghamparan dengan tangan kedua sisi dan papan pembuat

punggung jalan di tengah harus dipasang dan campuran aspal akan disebar bekerja dari

papan pinggir ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.

Penghamparan harus dilaksanakan sehingga menghasilkan permukaan yang seragam

tanpa segregasi. Bila terjadi segregasi, partikel-partikel kasar harus disingkirkan dari

Page 109: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

109

permukaan sebelum pemadatan dan dibuang. Tidak boleh ada coba-coba dengan

tangan.

(4) Pemadatan Permukaan LATASTON (HRS)

a. Pengendalian Temperatur

i. Secepatnya setelah campuran, selesai dihampar dan diratakan, permukaan harus

diperiksa dan ketidak rataan dibetulkan.

ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai bilamana

suhu campuran turun di bawah 110°C serta diselesaikan sebelum suhu turun di bawah

65°C.

iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggelasan secara barturut-turut

dengan urutan sebagai berikut:

Waktu sesudah dihampar

Suhu penggilasan

1 Tahap awal penggilasan 0 – 10 menit 110°C – 100°C

2 Penggilasan antara atau kedua

10 – 20 menit 110°C – 80°C

3 Penggilasan akhir 20 – 45 menit 80°C – 65°C

b. Prosedur Pemadatan

i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dilaksanakan dengan mesin gilas

roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilaksanakan dengan mesin

gilas ban. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.

ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja dan 6

km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic dan akar, selalu berjalan selambat mungkin

untuk menghindari pergeseran campuran panas. Garin penggilasan tidak boleh terlalu

berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara mendadak, yang mungkin

mengakibatkan penggeseran campuran.

iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara harus mengikuti sedekat mungkin di

belakang penggilasan awal dan akan dikerjakan sementara campuran tersebut masih

dalam temperatur yang akan menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir

akan dilakukan ketika bahan tersebut masih dalam kondisi yang cukup dapat dikerjakan

untuk menghapus/membuang tanda-tanda bekas injakan mesin gilas.

iv. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggir luar dan

berjalan sejajar dengan sumbu jalan menuju bagian tengah perkerasan, kecuali pada

penggilasan lengkungan superelevasi akan dimulai pada sisi bawah dan bergerak

menuju ke sisi yang tinggi. Lintasan-lintasan berikutnya dari mesin gilas harus berlapis

tindih pada paling sedikit setengah lebar mesin gilas serta lintasan tidak boleh berhenti

pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan sebelumnya.

Page 110: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

110

v. Ketika menggilas sambungan memanjang, penggilasan awal pertama-tama bergerak ke

atas jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm

roda kemudi berjalan di atas ujung perkerasan yang belum dipadatkan. Mesin gilas

tersebut akan melanjutkan sepanjang jalur ini menggeser posisinya sedikit-sedikit

melintang sambungan dengan lintasan berikutnya, sehingga diperoleh sambungan yang

rapih terpadatkan secara menyeluruh.

vi. Penggilasan akan bergerak maju menerus sebagaimana diperlukan untuk mendapatkan

pemadatan yang seragam selama waktu bahwa campuran tersebut dalam kondisi dapat

dikerjakan dan sampai semua bekas-bekas injakan mesin gilas serta ketidak teraturan

lainnya dihapus. Untuk mencegah melekatnya campuran, tersebut ke mesin gilas, roda-

roda tersebut harus selalu dijaga tetap basah, namun air yang berlebihan tidak diizinkan.

(5) Penyelesaian

a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai sampai

permukaan tersebut seluruhnya dingin dan memadat.

b. Permukaan LATASTON (HRS) sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung jalan

yang ditetapkan dan tingkat kemiringannya berada dalam toleransi yang telah ditentukan. Setiap

cara uran yang lepas dan pecah-pecah, bercampur dengan kotoran, atau yang tidak sempurna,

harus segera dipadatkan supaya sama dengan sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan

suatu kelebihan atau kekurangan bahan beraspal, atas perintah Direksi Teknik harus disingkirkan

dan diganti. Semua tempat-tempat tinggi, sambungan-sambungan tinggi, bagian ambles dan

berongga harus diperbaiki menurut permintaan Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor akan

merapihkan pinggiran-pinggiran dengan baik. Setiap bahan lebihan harus dipotong tegak setelah

penggilasan akhir, dan dibuang oleh Kontraktor menurut petunjuk Direksi Teknik.

(6) Penyelesaian Sambungan

a. Tidak boleh ada campuran dipasang menempel ujung-ujung bahan yang sudah digilas

sebelumnya, kecuali ujung-ujung tersebut dipotong kembali sampai permukaannya tegak. Suatu

laburan tipis lapisan aspal digunakan untuk permukaan-permukaan sambungan, yang dilakukan

akan diterapkan tepat sebelum tambahan campuran dipasang pada bahan yang telah digilas

sebelumnya.

6.6.5 Pengendalian Mutu

(1) Test laboratorium

a. Test laboratorium akan dilaksanakan oleh Ahli Teknik yang bertugas pada CMP (Instalasi

campuran Pusat) yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan spesifikasi umum dan memenuhi

persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel 6.6.5.

Data pengujian akan d:berikan kepada Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu serta pengujian

selanjutnya akan dilaksanakan bila diperlukan demikian oleh Direksi Teknik.

c. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus memperoleh dan menyediakan

catatan-catatan ujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa saringan, pengendalian suhu,

Page 111: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

111

kepadatan/stabilitas/aliran Marshall, dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat di bawah

dalam Tabel 6.5.6.

TABEL 6.6.6. UJIAN LABORATORIUM UNTUK LATASTON (HRS)

TEST

REFERENSI TEST

TIPE AASHTO

BINA MARGA

Ketahanan terhadap Abrasi Agregat kasar ukuran kecil meng- gunakan mesin Los Angeles

T 96 PB 0206 –

76 Test Abrasi untuk Agregat < 19 mm.

Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat aspal

T 182 PB 0205 –

76 Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan

Ketahanan terhadap, kelelehan plastis campuran aspal meng gunakan instrumen Marshall

T 245 PC 0201 –

76

Test Marshall untuk pemilihan gradasi optimum dan kandungan bahan pengikat, termasuk :

Stabilitas Marshall

Nilai aliran Marshall

Kuosien Marshall

Kepadatan Marshall

Berat jenis maksimum campuran perkerasan aspal

T 209 - Untuk menentukan rongga udara dalam campuran dan penyerapan aspal oleh agregat.

Berat jenis menyeluruh campuran aspal dipadatkan

T 166 - Menentukan kerapatan pemadatan HRS terhadap persentasi kepadatan Marshall

Pengaruh panah dan udara terhadap bahan aspal (Test Film Oven ini)

T 179 - Menentukan pengaruh minimum ketebalan film

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan, kecuali

diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang-lubang uji dan mengembalikan ke keadaan

semula dengan LATASTON (HRS) dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah

pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.6.7 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

i. Test permukaan perkerasan untuk kesesuaian dengan punggung jalan, kemiringan melintang dan ketinggian yang ditetapkan

Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal dan batang lurus panjang 3 m sesudah pemadatan awal dan pemadatan akhir.

ii. Pengujian kepadatan inti HRS terpasang dan dipadatkan

Contoh bahan inti harus diambil setiap 200 m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran yang sudah disatukan yang telah diuji, tidak boleh kurang dari 95% spesimen (contoh bahan) dipadatkan di laboratorium.

Page 112: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

112

iii. Ketebalan lapis permukaan

Ketebalan HRS terpasang yang harus dipantau dengan inti perkerasan atau dengan cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji sebagaimana diperintahkan.

iv. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk pengendalian kualitas, keseragaman dan pemadatan.

6.6.6. Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Produksi HRS harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam ton campuran

aspal HRS yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima oleh Direksi Teknik. Pengukuran

berdasarkan jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan dihitung, dan disertai dengan

data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Berat padat HRS akan diambil sebagai

2,20 ton/m3, kecuali dinyatakan lain.

(2) Volume HRS dihampar dan dipadatkan yang harus diukur untuk pembayaran, sebagai jumlah

meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang bagian

perkerasan diukur pada gada sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui

bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

(3) Ketebalan HRS yang harus diukur untuk pembayaran harus tebal rencana dipadatkan

sebagaimana ditentukan atau diperintahkan deh Direksi Teknik secara tertulis. Volume untuk

pembayaran adalah luas diukur dikalikan dengan tebal HRS terpasang. Dalam kejadian bahwa

tebal HRS terpasang padat adalah kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dibuat dengan

menggunakan suatu volume yang diperbaiki yang sama dengan :

Luas diukur sebenarnya x rencanatebal

sebenarnya rata-ratadiukur tebal

Tidak ada penyesuaian volume akan dibuat untuk tebal yang melebihi tebal rencana kecuali

tambahan ketebalan tersebut telah diminta oleh Direksi Teknik secara tertulis.

(4) Bila satu lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat dipasang sesuai dengan kontrak

tertentu dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pengikat atau lapis aspal pengikat tersebut

akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 dan 6.2.2 Spesifikasi ini.

(5) Bilamana HRS dipasang di atas satu lapis pondasi atas, pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan

lapis pondasi atas tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam

pekerjaan yang perlu untuk menyelesaikan lapis pondasi atas sesuai dengan persyaratan

spesifikasi Bab 5.2 atau Bab 5.3.

(6) Bilamana HRS dipasang di atas perkerasan aspal lama, pekerjaan yang diperlukan untuk

membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang l-untuh dan

bagian-bagian ambles, tidak boleh diukur dan dibayar sesuai dengan item pembayaran yang

relevan di bawah Bab 9.1 Spesifikasi ini.

(7) Bilamana perbaikan lapis permukaan yang tidak memuaskan telah dimintakan yang sesuai

dengan Sub Bab 6.6.1 (6) Spesifikasi, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk

Page 113: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

113

pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan.

(8) Tidak ada tambahan pengukuran atau pembayaran yang dibuat untuk pengujian bahan-bahan

yang diperlukan di bawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan dianggap telah

dimasukkan dalam item pembayaran bagi LATASTON (HRS).

6.6.7 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga

yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang

mana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan-

pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan lapis permukaan LATASTON

sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

6.6.1 Produksi LATASTON (HRS) Ton

6.6.2 Memasang LATASTON (HRS) Meter persegi

Page 114: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

114

BAB 6.7 LAPIS ASPAL BETON PONDASI ATAS PERATA (LASTON

ATAS) -ATB LEVELLING-

6.7.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu lapisan pengatur pondasi atas yang padat, tahan lama, disusun

dari agregat dan bahan aspal dicampur di dalam satu instalasi campur pusat (CMP) dan digunakan untuk

maksud penguatan perkerasan yang ada dan pembentukan ulang perkerasan sampai punggung jalan

dan kemiringan melintang yang benar sebelum dipasang satu lapis ulang permukaan baru.

(2) Toleransi Ukuran

a. Tebal praktis minimum lapis pondasi atas perata adalah 4 cm, dan ketebalan yang harus

dipasang, harus sampai tingkat dan ketinggian yang diatur di lapangan serta sebagaimana

dipedntahkan oleh Direksi Teknik. Tebal rata-rata yang ditetapkan pada gambit rencana adalah

berdasarkan pemeriksaan visual dan diberikan sebagai perkiraan tebal rata-rata yang diperlukan.

b. Lapis pondasi atas perata tidak boleh dipasang dalan, lapisan melebihi ketebalan 10 cm padat

c. Bila diuji dengan satu mal punggung jalan atau bating lurus 3 m, variasi permukaan selesai pada

setiap titik lapis pondasi atas perata tidal boleh melebihi 10 mm dari permukaan atau ketinggian

yang telah ditetapkan.

(3) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan Contoh bahan berikut kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari

sebelum pekerjaan dimulai.

a. Contoh bahan campuran aspal disertai rincian sumber pengadaan.

b. Formula campuran pelaksanaan beserta data test pendukung dari laboratorium Instalasi Campur

Pusat (CMP) yang menunjukkan kecocokan dengan persyaratan kualitas Spesifikasi ini.

(4) Pembatasan Cuaca

Lapis Aspal Beton Pondasi Atas perata (LASTON ATAS) akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca

kering dan permukaan perkerasan kering.

(5) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian laluIglu lintas harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan Syarat-syarat

Umum Kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta tindakan-tindakan pencegahan yang

memadai harus diambil untuk mengarahkan dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan

pekerjaan.

b. Harus pelaksanaan separuh lebar jalan, terkecuali disediakan satu jalan pengalihan (alternatif)

yang pantas dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

c. Tidak ada lalu lintas yang diizinkan lewat di atas permukaan jalan yang baru selesai sampai

lapisan aspal pondasi atas tersebut dipadatkan benar-benar sehingga memuaskan Direksi

Page 115: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

115

Teknik: Kecepatan lalu lintas di atas permukaan terpasang yang baru tersebut harus dibatasi

sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 48 jam setelah penyelesaian. Kontraktor harus

bertanggung jawab atas semua akibat Ialu lintas yang diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan

sedang berlangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

Lapis Aspal Pondasi Atas perata harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini dan

sampai disetujui Direksi Teknik. Luas lapis pondasi atas perata yang tidak mematuhi kepada

persyaratan-persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan

cara menyingkirkan dan mengganti, menambah satu lapisan tambahan dan/atau dengan suatu tindakan

lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik.

6.7.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Semua bahan yang diperlukan untuk lapis aspal pondasi atas perata akan didapat dari Dinas

Pekerjaan Umum Propinsi, Dep. Pekerjaan Umum (atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung

kepada CMP (Instalasi Campur Pusat), terkecuali DPUK mengadakan pengaturan alternatif.

b. Tanggung jawab untuk persetujuan semua sumber pengadaan dan pelaksanaan test

laboratorium yang berhubungan dengan campuran pelaksanaan dan pengendalian mutu

produksi akan berada pada Tenaga Ahli (Engineer) yang bertugas dan bertanggung jawab di

CMP (Instalasi Campur Pusat).

c. Kualitas campuran Aspal untuk Lapis Pondasi Atas Perata tersebut harus memenuhi persyaratan

umum Spesifikasi, Spesifikasi Umum Bina Marga tertanggal Maret 1989 (Buku 4 bab 6.3).

(2) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat kasar untuk Lapis Aspal Pondasi Atas Perata terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun

satu campuran batu pecah dengan kerikil alami bersih yang sesuai.

Gradasi agregat kasar harus,memenuhi persyaratan pada Tabel 6.7.1 berikut

TABEL6.7.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK AGREGAT KASAR LAPIS ASPAL BETON PONDASI ATAS PERATA

UKURAN SARINGAN

mm

PERSENTASI LOLOS

ATAS BERAT

19.0 100

12.5 95 – 100

9.5 50 – 100

4.75 0 – 50

0.075 0 – 5

b. Agregat Halus

Agregat halus terdiri dari pasir alami dan/atau batu yang disaring dalam kombinasi yang cocok,

Page 116: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

116

dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang.

Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai dengan Tabel 6.7.2 berikut ini:

TABEL 6.7.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT PALUS LAPIS ASPAL BETON-PONDASI ATAS PERATA

UKURAN SARINGAN mm PERSENTASI LOLOS

9.0 100

4.75 90 – 100

2.36 80 – 100

0.60 25 – 100

0.075 3 - 11

c. Filler (bahan halus pengisi)

Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen dan harus bebas dari benda-benda yang

harus dibuang. Ia akan berisi ukuran partikel yang 100% lolos saringan 0,60 mm dan tidak

kurang dari 75% atas dasar berat partikel-partikel yang lolos saringan 0,075 mm.

d. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang harus digunakan untuk lapis aspal beton pondasi atas perata harus

memenuhi syarat-syarat kuaFitas yang-diberikan pada Tabel 6.7.3 di bawah.

TABEL 6.7.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR LAPIS ASPAL PONDASI ATAS

PERATA

URAIAN BATAS TEST

Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Maksimum 40%

Penahanan Aspal setelah pelapisan dan pengelupasan

Minimum 85%

(3) Bahan Aspal

a. Bahan aspal harus aspal semen gradasi kental yang memenuhi persyaratan AASHTO M 226

Tabel 2. Pemilihan harus dari dua gradasi berikut

Grade AC-10 (kurang lebih ekivalen dengan Pen 80/100)

Grade AC-20 (kurang lebih ekivalen dengan Pen 60/70)

b. Suatu bahan adhesif (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal,

jika diperintahkan demikian oleh Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada CMP

(Instalasi Campur Pusat). Bahan additive (tambahan) tersebut harus dari jenis yang disetujui Ahli

Teknik yang bertugas serta harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk-petunjuk

pabrik pembuat.

Page 117: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

117

6.7.3 Persyaratan Campuran

(1) Komposisi Campuran

a. Campuran aspal akan terdiri dari agregat, bahan filler dan bahan aspal. Komposisi rencana

campuran akan berada di dalam batas-batas yang diberikan pada Tabel 6.7.4.

TABEL 6.7.4 KOMPOSISI CAMPURAN

FRAKSI RENCANA CAMPURAN PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT

TOTAL CAMPURAN ASPAL

Fraksi Agregat kasar (>2.36 mm) 40 - 60

Fraksi Agregat Halus (2.36 mm -0.075 mm)

26 - 49.5

Fraksi Filler (bahan halus pengisi) 4.5 - 7.5

KANDUNGAN ASPAL (% total atas volume)

Kandungan aspal effektif

Kandungan Aspal yang diserap Minimum 5.5

Kandungan Aspal Total sebenarnya Maksimum 1.7

Ketebalan film aspal Minimum 6.0

b. Perbandingan campuran final dan formula campuran pelaksanaan akan ditentukan dengan

pengujian laboratorium dan campuran rencana sebenarnya harus diserahkan kepada Pimpinan

Proyek DPUK yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini pada Sub Bab 6.7.1 (3).

(2) Sifat-Sifat Campuran

Sifat-sifat campuran harus mematuhi syarat-syarat dari CMP (Instalasi Campuran Pusat) yang diberikan

pada Tabel 6.7.5 di bawah.

TABEL 6.7.5 PERSYARATAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN

SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS

Kandungan rongga udara campuran padat

% atas volume total campuran 4% - 6%

Kuosien Marshall KN/mm 1.8 - 5.0

Stabilitas Marshall Kg 450

Stabilitas Marshall sesudah direndam 24 jam

% stabilitas asli Minimum 75%

6.7.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan Instalasi

Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi Teknik.

Pada umumnya peralatan yang akan dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver

(perata) bertenaga mesin sendiri yang mampu bekerja sampai garis dan ketinggian yang

Page 118: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

118

diperlukan dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran

aspal. Akan tetapi dimana tidak satupun paver (perata) dapat diperoleh dan tergantung kepada

Instruksi Direksi Teknik, pemasangan dan penghamparan dapat dilakukan dengan tenaga kerja,

menggunakan garukan, sekop dan gerobak dorong.

b. Jenis peralatan ini akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan penyelesaian

i. Alat Pengangkutan

Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran

aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk tersebut

harus dilengkapi dengan dasar (bak) logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya

dilapisi minyak bakar.

ii. Peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian

Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi,

peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga

mesin sendiri yang mampu bekerja sampai ke garis, kemiringan dari penampang

melintang yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap

volume dan penampilan kualitas.

iii. Peralatan Pemadatan

Untuk pemadatan lapis aspal beton pondasi atas, diperlukan peralatan berikut:

Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau tandem 6 ton-10 ton total berat).

Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg - 2500 kg muatan per roda.

iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Pengikat.

Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan penyediaan

untuk pemanasan aspal.

(2) Penyiapan Lapangan

a. Perkerasan lama harus dibersihkan dari bahan-bahan lepas dan lunak, serta setiap kerusakan

pada perkerasan karena lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran runtuh darn carat-carat

permukaan harus dibetulkan dan diperbaiki sehingga mendapat persetujuan Direksi Teknik.

b. Sebelum memasang lapis aspal beton pondasi atas perata, permukaan lama harus kering dan

dibersihkan dari semua batu lepas serta bahan-bahan lain yang harus dibuang dan harus

disemprot dengan lapis aspal pengikat pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2,

terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

(3) Penghamparan

a. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, screed samping atau cetakan lain yang disetujui harus

dipasang sepanjang pinggir bahu jalan/perkerasan sampai garis dan ketinggian yang diperlukan.

b. Penghamparan dengan mesin

Page 119: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

119

i. Sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver-harus dipanaskan dan campuran

aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-

batas berikut

Untuk Grade AC-10, batas suhu : 140°C - 110°C

Untuk Grade AC-20, batas suhu : 150°C - 120°C

i i . Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus dihampar dan diratakan

sampai, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang ditentukan di atas seluruh

lebar perkerasan atau selebar yang praktis.

iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-

retak pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam

permukaan. Tingkat penghamparan harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi

Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.

iv. Jika suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan telah terjadi, paver

tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya

ditemukan dan diperbaiki. Bagian-bagian yang kasar atau bahan yang telah segregasi

harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik.

Akan tetapi penggarukan sejauh mungkin harus dihindari, dan partikel kasar tidak boleh

disebarkan di atas permukaan yang discreed.

v. Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin pada sisi hopper atau

dimana saja pada paver.

vi. Bila jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu, pengerasan separuh

lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pengerasan separuh lebarjalan

yang kedua.

c. Penghamparan dengan Tenaga Manusia

i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk angkutan

dibongkar muatannya, serta campuran aspal panas tersebut dihampar dengan

penundaan minimum. Bilamana truk-truk bak datar digunakan untuk pengiriman,

campuran tersebut harus dibongkar muatannya dengan sekop dan dituangkan secara

tegak di atas lintasan jalan sedemikian sehingga menimbulkan segregasi sesedikit

mungkin. Tidak boleh ada coba-coba untuk menghampar campuran tersebut secara

langsung dari truk.

ii. Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garuk hanya digunakan

untuk merapihkan permukaan. Papan punggung jalan atau batang lurus akan digunakan

untuk mengatur permukaan diantara papan screed.

iii. Dimana diperlukan untuk penghamparan dengan tangan, kedua papan pinggir dan

papan punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus dihampar, bekerja dari

papan pinggir 'menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.

Penghamparan harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam

tanpa segregasi. Bilamana terjadi segregasi, partikel kasar harus disingkirkan dari

permukaan sebelum pemadatan dan dibuang. Tidak boleh ada coba-coba mencampur

Page 120: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

120

kennbali dengan tangan.

(4) Pemadatan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata

a. Pengendalian Suhu

i . Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan harus

diperiksa dan ketidak rataan harus diperbaiki.

i i . Temperatur campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai

dan diselesaikan bilamana suhu campuran turun sampai di bawah batas-batas berikut

ini.

Grade AC-10-Mulai 110°C dan selesai 65°C

Grade AC-20-Mulai 125°C dan selesai 80°C

i i i . Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggilasan secara berturut-turut

dengan urutan sebagai berikut:

Waktu sesudah dihampar

Suhu penggilasan °C

AC – 10 AC- 20

1. Tahap awal penggilasan 0 – 10 menit 110 – 100 125 – 110

2. Penggilasan antara atau kedua

10 – 20 menit 100 – 80 110 – 95

3. Penggilasan akhir 20 – 45 menit 80 – 65 95 - 80

b. Prosedur Pemadatan

i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dikerjakan semuanya dengan

mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan,

dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan

roda kemudi sedekat mungkin ke paver.

i i. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6

km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk

menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu

berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan

penggeseran campuran.

i i i. Penggilasan kedua atau penggilasn antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin di

belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran

tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum.

Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi

cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas injakan roda mesin gilas.

iv. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah

luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian tengah

perkerasan, kecuali pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi

rendah yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesh gilas akan

Page 121: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

121

bertumpang tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh

berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan sebelumnya.

v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harus

bergerak di alas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebih dari

15 cm roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin

gilas harus terus menerus sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit

menyilang sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu

sambungan yang dipadatkan rapi secara menyeluruh.

vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk

mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut

dalam kondisil dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas roda mesin gilas

dan ketidakteraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran

pada mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan

tidak diizinkan.

(5) Penyelesaian

a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai sampai

permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan memadat.

b. Permukaan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai

punggung jalan dan kemiringan yang ditetapkan di dalam toleransi yang. ditentukan. Setiap

campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau yang tidak

sempurna, harus segera dipadatkan supaya sama dengan sekitarnya dan setiap luas yang

menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi Teknik akan

disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi, bagian ambles dan bagian

yang berongga harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus

memperbaiki pinggiran-pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap bahan-bahan yang

berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan akhir, dan dibuang oleh Kontraktor menurut

Direksi Teknik

(6) Penyelesaian Sambungan

a. Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel pada, lapisan yang sudah digilas

sebelumnya, kecuali pinggirannya telah dipotong sampai satu permukaan tegak. Satu

penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk lapis aspal pengikat harus dipakai sebelum

tambahan campuran dipasang menempel pada bahan yang digilas sebelumnya.

6.7.5. Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

a. Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas dan bertanggung jawab

pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Umum dan

untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel 6.7.5. Data uji harus

disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jlka perlu, dan pengujian lebin lanjut harus

dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

Page 122: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

122

b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan menyediakan

catatan-catatan pengujian untuk produksi setlap hari, meliputi analisa saringan, pengendalian

suhu, kepadatan/stabilitas/aliran Marshall dan penyerapan aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat

dalam Tabel 6.7.6.

TABEL6.7.6 TEST LABORATORIUM UNTUK LATASTON PERATA (ATB)

TEST

REFERENSI TEST

TIPE AASHTO

BINA MARGA

Ketahanan terhadap Abrasi Agregat kasar ukuran kecil menggunakan mesin Los Angeles

T 96 PB 0206 –

76

Test Abrasi untuk Agregat <19 mm.

Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat aspal

T 182 PB 0205 –

76

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan

Ketahanan terhadap, kelelehan plastis campuran aspal menggunakan instrumen Marshall

T 245 PC 0201 –

76

Test Marshall untuk pemilihan gradasi optimum dan kandungan aspal meliputi:

Stabilitas Marshall

Nilai aliran Marshall

Kuosien Marshall

Kepadatan Marshall

Berat jenis maksimum campuran perkerasan aspal

T 209 -

Untuk menentukan rongga udara dalam campuran dan penyerapan aspal oleh agregat.

Berat jenis menyeluruh campuran aspal dipadatkan

T 166 -

Menentukan berat padat lapis aspal beton pondasi atas dengan persentasi berat Marshall

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan terkecuali

diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji untuk contoh inti dan mengembalikan ke

keadaan semula dengan bahan ATB dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah

pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.7.7 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

i. Test permukaan perkerasan untuk kesesuaian dengan punggung jalan, kemiringan melintang dan ketinggian yang ditetapkan

Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal dan batang lurus panjang 3 m sesudah pemadatan awal dan pemadatan akhir.

Page 123: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

123

ii. Pengujian berat/ kepadatan inti lapis aspal beton pondasi atas perata yang terpasang dan dipadatkan (AASHTO T 166)

Contoh inti harus diambil setiap panjang 200 m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran yang sudah disatukan yang telah diuji, tidak boleh kurang dari 95% spesimen (contoh bahan) padat laboratorium.

iii. Ketebalan lapis permukaan

Ketebalan lapis ATB terpasang yang harus dipantau dengan inti perkerasan atau dengan cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji sebagaimana diperintahkan.

iv. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk pengendalian kualitas, keseragaman dan pemadatan.

6.7.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Produksi lapis ATB perata harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam ton

campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik. Pengukuran akan

berdasarkan pada jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan telah dihitung, dan disertai

dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Begat jenis padat ATB-akan

diambil sebagai 2,25 ton/m3 terkecuali dinyatakan lain.

(2) Volume ATB Lapisan Perata yang dihampar dan dipadatkan akan-diukur untuk pembayaran

sebagai jumlah meter kubik terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai

panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata dan

tebal rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

(3) Bilamana suatu lapis aspal pelekat dipasang sesuai dengan persyaratan kontrak tertentu dan

Daftar Penawaran, lapis aspal pelekat tersebut akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item

pembayaran 6.2.2 Spesifikasi ini.

(4) Pekerjaan yang diperlukan untuk memperbaiki perkerasan yang ada termasuk memperbaiki

lubang-lubang, pinggiran runtuh dan daerah-daerah ambles, tidak boleh diukur dan tidak boleh

dibayar dibawah bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar menurut item-tem pembayaran, yang

relevan di bawah Bab 9.1 Spesifikasi ini.

(5) Bilamana perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan Sub Bab

6.7.1 (6) Spesifikasi ini, tidak ada tambahah pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra

atau volume yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

(6) Tidak ada penambahn pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian bahan-bahan

yang diperlukan di bawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian akan dianggap sudah

dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata

(LATASTON).

Page 124: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

124

6.7.7 Daftar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga-harga

yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang

mana harga-harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-

biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata (LATASTON)

sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan

Pengukuran

6.7.1. Produksi bahan LASTON Ton

6.7.2 Pemasangan lapis atas beton pondasi atas perata

Meter kubik

Page 125: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

125

BAB 6.8 ASPAL BETON (A.C)

6.8.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapis aus permukaan tahan lama dan padat dari campuran

aspal dikenal sebagai Aspal Beton (sama dengan LASTON), tersusun dari sejumlah agregat tertentu,

filler dan aspal semen dihasilkan dari instalasi campuran pusat (CIMP) dan dipasang sesuai dengan

spesifikasi-spesifikasi ini dengan ketebalan 4 cm-5 cm, atau seperti yang diminta demikian dalam Daftar

Penawaran. Campuran aspal beton tersebut akan dipasang sebagai satu lapis permukaan baru di atas

lapis pondasi atas yang dibentuk sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang di atas suatu perkerasan

dengan lapis penutup yang ada, dan perlu digunakan di atas jalan dengan lalu lintas berat serta

kemiringan terjal.

(2) Toleransi Ukuran

a. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal rencana. Tidak

ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Aspal Beton padat kurang dari 90% tebal rencana.

Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan persyaratan di lapangan atas keputusan Direksi

Teknik dan yang diberitahukan secara tertulis kepada Kontraktor.

b. Variasi permukaan Aspal Beton selesai dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan tidak boleh

melebihi 5 mm pada setiap titik bilamana diuji dengan satu mistar batang lurus panjang 3,0 M.

(3) Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik pada paling sedikit 14 hari sebelum

pekerjaan dimulai:

a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pangadaan.

b. Formula campuran pelaksanaan dan data uji pendukung yang diperoleh dari laboratorium

Instalasi Campur Pusat (CMP) yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan mutu

Spesifikasi im.

(4) Pembatasan Cuaca

Aspal beton akan dipasang hanya di bawah kondisi cuaca kering dan bilamana permukaan perkerasan

kering pula.

(5) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh Kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat

umum, kontrak dan disetujui oleh Direksi Teknik, serta dilakukan tindakan-tindakan pencegahan

untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lain lintas selama pelaksanaan pekerjaan.

b. Harus disediakan sarana untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh lebar

perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan (alternatif jalan yang sesuai sehingga disetujui

oleh Direksi Teknik.

c. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan lewat di atas permukaan jalan yang-baru selesai sampai

Page 126: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

126

lapis permukaan aspal beton dipadatkan sepenuhnya hingga memuaskan Direksi Teknik.

Kecepatan lalu lintas di atas permukaan yang baru dipasang harus dibatasi sampai 15 km/jam

untuk paling sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggung jawab

untuk semua akibat dari lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan berlangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Lapis permukaan selesai (jadi) dari Aspal Beton harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan

Spesifikasi ini dan mendapat persetujuan Direksi Teknik. Luas lapis permukaan yang bdak memenuhi

persyaratan-persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan Direksi Teknik harus diperbaiki dengan

cara menyingkirkan dan mengganti, menambah lapisan tambahan dan/atau cara lain yang dipandang

perlu oleh Direksi Teknik.

6.8.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Semua bahan yang diperlukan untuk Aspal Beton akan didapat dari Dinas Pekerjaan Umum

Propinsi, Departemen Pekerjaan Umum (atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung ke CMP

(Instalasi Campur Pusat), kecuali DPUK membuat pengaturan alternatif.

b. Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan melaksanakan test

laboratorium yang diperlukan yang berhubungan dengan campuran percobaan dan pengendalian

mutu produksi berada pada Ahli Teknik (Engineer) yang bertugas dan bertagggung jawab di CMP

(Instalasi Campur Pusat).

c. Kualitas aspal beton harus memenuhi persyaratan Spesifikasi umum, Spesifikasi Umum Bina

Marga bulan Maret 1989 (Buku 3 Bab 6.3).

(2) Agregat

a. Agregat Kasar

Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari batu pecah

dengan kerikil alami yang bersih.

Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 6.8.1 berikut:

TABEL 6.8.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR UNTUK ASPAL BETON

UKURAN SARINGAN

mm

PERSENTASI LOLOS

ATAS BERAT

19.0 100

12.5 30 – 100

9.5 0 – 55

4.75 0 – 10

0.075 0 – 1

b. Agregat Halus

Page 127: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

127

Agregat halus terdiri dari pasir alam dan/atau batu pecah tersaring dalam kombinasi yang cocok,

dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang.

Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai dengan Tabel 6.3.2 berikut.

TABEL 6.8.2 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS UNTUK ASPAL BETON

UKURAN SARINGAN

mm

PERSENTASI LOLOS

ATAS BERAT

9.5 100

4.75 90 - 100

2.36 80 - 100

0.60 25 - 100

0.075 3 - 11

c. Filler

Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas dari suatu benda yang

harus dibuang. la berisi ukuran partikel yang 100% lolos saringan 0,60 mm dan tidak kurang dari

75% atas berat partikel yang lolos saringan 0,075 (saringan basah).

d. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan untuk Aspal Beton harus mematuhi syarat kualitas yang diberikan

pada Tabel 6.8.3 di bawah.

TABEL 6.8.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR

URAIAN BATAS TEST

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40%

Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan

Minimum 95%

(3) Bahan Aspal

a. Bahan aspal harus AC-10 aspal semen gradasi kental (kurang lebih ekivalen kepada Pen 80/100)

memenuhi persyaratan AASHTO M 226-Tabel 2).

b. Suatu bahan adhesiv (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal,

jika diminta demikian oleh Direksi Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada UAP

(Instalasi Campur Pusat). Bahan tambahan tersebut harus satu jenis yang disetujui Ahli Teknik

(Engineer) yang bertugas pada CMP dan harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan

petunjuk Pabrik Pembuat.

6.8.3 Persyaratan Campuran

Page 128: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

128

(1) Komposisi Campuran

a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, bahan filler dan bahan aspal. Komposisi rencana

campuran berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada Tabel 6.8.4.

TABEL 6.8.4 KOMPOSISI CAMPURAN

FRAKSI RENCANA CAMPURAN PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT

TOTAL CAMPURAN ASPAL

Fraksi Agregat kasar (>2.36 mm) 30 - 50

Fraksi Agregat Halus (2.36 mm-0.075 mm)

39 - 59

Fraksi Filler 4.5 - 7.5

KANDUNGAN ASPAL (% total atas volume)

Kandungan aspal effektif Minimum 6.2

Kandungan Aspal yang diserap Maksimum 1.7

Kandungan Aspal Total sebenarnya Minimum 6.7

Ketebalan film aspal Minimum 8 micron

b. Perbandingan campuran final dan formula-campuran pelaksanaan harus ditentukan oleh pengujian

laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratoriun CMP dan campuran rencana sebenarnya harus

diserahkan kepada Pimpinan Proyek DPUK yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi pada

Sub Bab 6.8.1 (3).

(2) Sifat-Sifat campuran

Sifat-sifat campuran yang harus dipatuhi oleh CMP (Instalasi Campur Pusat) diberikan pada Tabel 6.8.5

di bawah.

TABEL 6.8.5 PERSYARATAN SIFAT-SIFAT CAMPURAN

SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS

Kandungan rongga udara campuran padat

% atas volume total campuran 4% - 6%

Tebal Film Aspal Mincron Minimum 8

Kuosien Marshall KN/mm 1.0 - 4.0

Stabilitas Marshall Kg 550 - 1250

Stabilitas Marshall sesudah direndam 24 jam

% stabiNtas asli Minimum 75%

6.8.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Peralatan Pelaksanaan

a. Jenis peralatan dan mathoda operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan Instalasi

Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi Tekhik.

Pada umumnya peralatan yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver

(perata) bertenaga mesin sendih yang mampu bekerja mencapai garis dan ketinggian yang

diperlukan dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding dan sambungan perata campuran

aspal beton. Akan tetapi dimana tidak satupun paver (perata) dapat diperoleh dan tergantung

Page 129: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

129

kepada Instruksi Direksi Teknik, pemasangan dan penghamparan dapat dilakukan dengan

tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop dan gerobak dorong.

b. Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan. dan penyelesaian.

i. Alat Pengangkutan

Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran

aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk tersebut

harus dilengkapi dengan dasar bak logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya

dilapisi minyak bakar.

ii. Peralatan untuk Penghamparan dan Penyelesaian

Bilamana diminta demikian di bawah Daftar Penawaran dan Daftar Unit Produksi,

peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus satu paver (perata) bertenaga

mesin sendiri yang mampu bekerja sampai ke garis, kemiringan dari penampang

melintang yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratanpersyaratan terhadap

kinerja volume dan kinerja kualitas.

iii. Peralatan Pemadatan Untuk pemadatan lapis permukaan tersebut diperlukan peralatan

sebagai berikut:

Dua buah mesin gilas roda baja (mesin gilas tiga roda atau tandem 6 ton-10 ton total berat).

Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan 8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg-2500 kg muatan per roda.

iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Resap Pelekat atau Lapis Aspal Pelekat.

Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekananan harus disediakan dengan

penyediaan untuk pemanasan aspal.

(2) Penyiapan Lapangan

a. Pemasangan di atas lapis Pondasi Atas

i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan profilnya harus sama

benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang rencana dan dipadatkan

sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik, yang sesuai dengan

persyaratan pemadatan di bawah Bab 5.2.3. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari

setiap benda yang lepas dan harus dibuang.

ii. Sebelum memasang aspal beton, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan Lapis

Aspal Resap Pengikat pada satu tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat lainnya menurut

perintah Direksi Teknik (lihat Sub Bab 6.2.3 Spesifikasi ini).

b. Pemasangan di atas Satu Permukaan Aspal yang ada

i. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang di atas satu permukaan aspal

yang ada, setiap kerusakan pada permukaan parkerasan yang ada, termasuk lubang-

lubang, bagian ambles, pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya harus dibetulkan

dan diperbaiki sampai disetujui Direksi Teknik.

Page 130: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

130

ii. Sebelum pemasangan Aspal Beton, permukaan yang ada harus kering dan dibersihkan

dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan akan disemprot dengan

lapis Aspal Pengikat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2,

kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

(3) Penghamparan

a. Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang perkerasan/bahu jalan

sampai garis dari, ketinggian yang diperlukan.

b. Penghamparan dengan Mesin

i. Sebelum operasi pengaspalan dimulai, screed paver harus dipanaskan dan campuran

aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-

batas antara 140°-110°C.

ii. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus dihampar dan diturunkan

sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas

seluruh lebar perkerasan yang mungkin.

iii. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan retak-

retak pada permukaan, cabik-cabik atau sesuatu ketidak teraturan lainnya dalam

permukaan. Tingkat penghamparan harus sebagaimana yang disetujui oleh Direksi

Teknik memenuhi persyaratan tebal rencana.

iv. Jika terjadi suatu segregasi, penybbekan atau pencungkilan permukaan, paver tersebut

harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai penyebabnya ditemukan dan

diperbaiki. Bagian-bagian yang kasar atau bahan yang telah segregasi harus diingat

betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi

penggarukan harus dihindari sejauh mungkin, dan partikel kasar tidak boleh disebarkan

di atas permukaan yang discreed.

v. Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin pada sisi hopper atau

dimana saja pada paver.

vi. Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada satu waktu pengerasan

separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pengerasan separuh

lebar jalan yang kedua.

c. Penghamparan dengan Tenaga Manusia

i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk angkutan

dibongkar muatannya, serta campuran aspal panas tersebut dihampar dengan

penundaan minimum. Bilamana truk-truk bak datar digunakan untuk pengiriman,

campuran tersebut harus dibongkar muatannya dengan sekop dan dituangkan secara

tegak di atas lintasan jalan sedemikian sehingga menimbulkan segregasi sesedikit

mungkin. Tidak boleh ada coba-coba dilakukan untuk menyebar campuran tersebut

secara langsung dari truk.

ii. Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garu yang digunakan untuk

merapihkan permukaan. Papan punggung jalan atau batang lurus akan digunakan untuk

Page 131: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

131

mengatur permukaan diantara papan screed.

iii. Dimana diperlukan untuk penghamparan dengan tangan, kedua papan pinggir dan

papan punggung jalan harus dipasang dan campuran aspal harus dihamparkan, bekerja

dari papan-pinggir menuju ke papan tengah, dan ke depan dari sambungan melintang.

Penghamparan harus dilaksanakan untuk menghasilkan satu permukaan yang seragam

tanpa segregasi. Bilamana terjadi segregasi, partikel kasar harus disingkirkan dari

permukaan sebelum pemadatan dan dibuang tangan dicoba untuk mencampur kembali

dengan tangan.

(4) Pemadatan Lapis Aspal Beton

a. Pengendalian Suhu

i. Secepatnya setelah campuran tersebut selesai dihampar dan diratakan, permukaan

tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas tidak baik harus diperbaiki.

ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai ketika

suhu campuran tersebut turun di bawah 110°C dan harus diselesaikan sebelum suhu

turun di bawah 65°C.

iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari bga penggilasan secara berturut-turut,

dengan urutan penggilasan sebagai berikut:

Waktu sesudah dihampar

Suhu penggilasan

1 Tahap awal penggilasan 0 – 10 menit 110°C – 100°C

2 Penggilasan antara atau kedua

10 – 20 menit 100°C – 80°C

3 Penggilasan akhir 20 – 45 menit 80°C – 65°C

b. Prosedur Pemadatan

i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya dengan mesin

gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan dengan

sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda

kemudi dekat ke paver.

ii. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja, dan 6

km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat untuk

menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu

berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan

penggeseran campuran.

iii. Penggilasan kedua atau penggilasn antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin di

belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara campuran

tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan menghasilkan pemadatan maksimum.

Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi

cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas roda mesin gilas.

iv. Penggilasan akan mulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran sebelah

luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan menuju ke bagian tengah

perkerasan, keculai pada lengkungan superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi

rendah yang bergerak maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dan mesin gilas akan

bertumpang tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh

Page 132: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

132

berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan sebelumnya.

v. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat per-lama-tama harus

bergerak di atas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian sehingga tidak lebiti dah

15 cm roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin

gilas harus terus menerus lewat sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit demi

sedikit menyilang sambungan tersebut dengar, lintasan berikutnya, sampai diperoleh

satu sambungan yang dipadatkan rapth secara menyeluruh.

vi. Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana diperlukan untuk

mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya campuran tersebut

dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda bekas roda mesin gilas

dan ketidak teraturan lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran

pada mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan

tidak diizinkan.

(5) Penyelesaian

a. Alat berat atau mesin giias tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru selesai sampai

permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.

b. Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung jalan dan

ketinggian yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap campuran yang menjadi

lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan, kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna

dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas di sekitarnya dan

setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi

Direksi Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi, bagian

ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.

c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus

memperbaiki pinggiran-pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap bahan-bahan yang

berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuang oleh Kontraktor sehingga

disetujui Direksi Teknik.

(6) Penyelesaian Sambungan

a. Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel bahan ujung yang sudah digilas

sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali sampai satu permukaan

tegak. Satu penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk permukaan permukaan kontak harus

dipakai tepat sebelum tambahan campuran dipasang menempel bahan yang digilas sebelumnya.

6.8.5 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

a. Test laboratorium harus dilaksanakan olah Tenaga Ahli yang bertugas dan bertanggung jawab

pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Umum dan

untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi yang diberikan pada Tabel 6.7.5. Data uji harus

disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan pengujian lebih lanjut harus

dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

b. Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan

menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi setiap hari, meliputi analisa saringan,

Page 133: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

133

pengendalian suhu, kepadatan/stabilitas/aliran Marshall dan penyerapan aspal oleh agregat.

Ujian ini dicatat dalam Tabel 6.7.6.

TABEL6.8.5 TEST LABORATORIUM ASPAL BETON

TEST REFERENSI TEST

TIPE AASHTO BINA MARGA

Ketahanan terhadap Abrasi Agregat kasar ukuran kecil menggunakan mesin Los Angeles

T 96 PB 0206 – 76 Test Abrasi untuk Agregat <19 mm.

Pelapisan dan pengelupasan campuran agregat aspal

T 182 PB 0205 – 76 Penahanan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan

Ketahanan terhadap kelelehan plastis campuran aspal menggunakan instrumen Marshall

T 245 PC 0201 – 76

Test Marshall untuk pemilihan gradasi optimum dan kandungan aspal, meliputi:

Nilai Stabilitas Marshall

Nilai aliran Marshall

Kuosien Marshall

Kepadatan Marshall

Berat jenis maksimum campuran perkerasan aspal

T 209 -

Untuk menentukan rongga udara dalam campuran dan penyerapan aspal oleh agregat.

Berat jenis menyeluruh campuran aspal dipadatkan

T 166 -

Menentukan berat padat lapis aspal beton pondasi atas dengan persentasi berat Marshall

Pengaruh panah dan udara terhadap bahan aspal

T 179 - Menentukan tebal film efektif minimum

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan terkecuali

diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji dan mengembalikan ke keadaan semula

dengan bahan Aspal Beton dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah

pengawasan Direksi Teknik.

Page 134: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

134

TABEL 6.8.7 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

i. Test permukaan perkerasan untuk kesesuaian dengan punggung jalan, kemiringan melintang dan ketinggian yang ditetapkan

Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal dan punggung dan batang lurus panjang 3 m setelah pemadatan awal dan pemadatan akhir.

ii. Pengujian berat/ kepadatan inti aspal beton terpasang dan dipadatkan (AASHTO T 166)

Contoh bahan inti harus diambil setiap panjang 200 m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran yang sudah disatukan yang telah diuji, tidak boleh kurang dari 95% bahan (specimen) padat laboratorium.

iii. Ketebalan lapis permukaan

Tebal lapis beton terpasang yang harus dipantau dengan inti perkerasan atau dengan cara lain yang diminta oleh Direksi Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik pada suatu titik uji sebagaimana diperintahkan.

iv. Kualitas

Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan, untuk pengendalian mutu, keseragaman dan pemadatan.

6.8.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Produksi lapis Aspal Beton harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam

ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik. Pengukuran

akan berdasarkan pada jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan telah dihitung, dan

disertai dengan data uji yang relevan mengenai campuran pelaksanaan. Berat jenis padat ATB

akan diambil sebagai 2,25 ton/m3 terkecuali dinyatakan lain.

(2) Volume Aspal-Beton yang dihampar dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran sebagai

jumlah meter'persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi Teknik, dihitung sebagai panjang

bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata yang diukur

dan disetujui bersama diantara Kontraktor dan Direksi Teknik.

(3) Tebal aspal beton yang harus diukur untuk pembayaran adalah tebal rencana padat yang telah

ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik secara tertulis. Dalam hal bahwa tebal

padat yang dipasang kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan dilakukan dengan

menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama dengan :

Luas diukur sebenarnya x rencanatebal

sebenarnya rata-ratadiukur tebal

Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas diukur akan dibuat untuk tebal yang dapat diterima

yang melebihi tebal rencana, kecuali penambahan tebal tersebut telah diminta oleh Direksi

Teknik secara tertulis.

Page 135: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

135

(4) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat dipasang yang sesuai dengan persyaratan

kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat tersebut

akan diukur dalam, liter dan dibayar di bawah item pembayaran 6.2.1 dan 6.2.2 Spesifikasi ini.

(5) Bilamana aspal beton diletakkan di atas lapis pondasi atas, pekerjaan mempersiapkan dan

memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan dimasukkan dalam

pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesian lapis pondasi atas tersebut yang sesuai dengan

persyaratan Spesifikasi Bab 5.2 atau Bab 5.3.

(6) Bila Aspal Beton dipasang di atas perkerasan aspal yang ada, pekerjaan yang diperlukan untuk

membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur, dan bagian-

bagian yang ambles, tidak boleh diukur dan dibayar di bawah bab ini, tetapi akan diukur dan

dibayar sesuai dengan item-item pembayaran yang relevan di bawah Bab 9.1 Spesifikasi ini.

(7) Bila perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan Sub Bab 6.8.1 (6)

Spezifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume

yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

(8) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian bahan-bahan

yang diperlukan di bawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian akan dianggap sudah

dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan lapis Aspal Beton.

6.8.7 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti diberikan di atas akan dibayar fee satuan pengukuran pada harga-harga

yang dimasukkan-dalam Daftar Penawaran untuk item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang

mana harga-harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh. bagi semua pekerjaan dan biaya-

biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lapis Aspal Beton sebagaimana diuraikah sebelumnya

dalam bab ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan

Pengukuran

6.8.1 Produksi aspal beton Ton

6.8.2 Memasang aspal beton Meter persegi

Page 136: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

136

BAB 7

KONSTRUKSI BETON

BAB 7.1 PEKERJAAN BETON

7.1.1 Umum

(1) Uraian

a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan agregat

bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang

diminta/disyaratkan.dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet), yang

memiliki karakteristik tertentu.

b. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah agregat

halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila dicampur

dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat-kasar Berta

memberikan suatu permukaan akhiryang halus.

c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang dimasukkan

kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk

memudahkan pengerjaan selama pencampuran.

d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau bahan

kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali

diminta demikian didalam persyaratan Kontrak khusus.

(2) Peraturan (Code) Beton

Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia-PBI tahun 1971 atau perbaikan yang

terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan secara lain

atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI

1971.

(3) Kelas-kelas Beton

Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel 7.1.1.

Page 137: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

137

TABEL 7.1.1-KELAS-KELAS BETON

Kelas Rujukan Mutu Jenis Uraian

I BO Non Struktural Beton kurus untuk alat pondasi dan perataan pondasi

II

K 125 Struktural Beton masa tanpa tulang untuk pondasi dasar, penutup pipa-pipa

K 175 Struktural Beton dengan penulangan ringan digunakan untuk pondasi pelat, dinding-dinding Kaison, Kereb. dan jalan setepak

K 225

Konstruksi beton bertulang termasuk gelagar-gelagar, kolom-kolom lantai pelat lantai dinding penahan, gorong-gorong pipa, gorong-gorong kotak persegi

III

K 275 sampai K 350

Struktural Beton bertulang mutu tinggi untuk lantai jembatan, dan bagian-bagian konstruksi utama lainnya

K 400 Struktural Bagian-bagian Konstruksi beton pratekan dan tiang-tiang beton pracetak

(4) Toleransi

a. Toleransi dimensi

Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 6 meter ± 5 mm

Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter ± 15 mm

Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding Nol

Antar Kepala Jembatan (Abutment) ± 10 mm

b. Toleransi posisi (dari titik acuan) + 10 mm

c. Alinyemen vertikal untuk kolom-kolom dan dinding-dinding ± 10 mm

d. Toleransi ketinggian permukaan ± 10 mm

e. Toleransi untuk selimut beton di atas baja tulangan

Sampai 5 cm atau lebih 0 dan ± 5 mm

Selimut dari 5 cm sampai 10 cm ± 10 mm

(5) Penyerahan-Penyerahan

a. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan untuk

pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan kecocokkan

dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.

b. Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyerahkan gambar-

gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan untuk mendapaikan

persetujuan.

c. Kontraktor harus melapor kepada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelum pencampuran

atau pengecoran beton.

(6) Penyimpanan bahan-bahan

Page 138: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

138

a. Agregat harus disimpan secara terpisah, sesuai dengan ukuran-ukuran untuk mencegah terjadinya

pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan rapi mengikuti waktu penyerahannya,

sehingga pemakaiannya dapat diatur dan semen tidak akan menjadi terlalu lama disimpan.

Waktu kadaluwarsa penyimpanan semen baton konstruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen

yang sudah mengeras, tidak diizinkan digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan konstruksi.

b. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus dijaga sehingga semen

tidak lembab atau kantong rusak. Keadaan penyimpanan untuk bahan-bahan yang harus dipakai

dilapangan, harus memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal mengenai

karakteristik bahan-bahan (NI-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan-bahan (PBI 1971, pasal

3.9)

(7) Kondisi Cuaca

Pada umumnya, pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus dilakukan pada keadaan

cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan

yang diperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan, dan Direksi Teknik harus menentukan

apakah pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau ditunda sampai membaiknya

keadaan cuaca.

Kontraktor tidak boleh/dapat menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang ditdak karena hujan.

(8)

Perbaikan-perbaikan Pekerjaan Beton yang tidak memuaskan

a. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai toleransi (kelonggaran),

sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir permukaan, harus diperbaiki menurut perintah

Direksi Teknik dan dapat meliputi:

Perubahan dalam perbandingan campuran

Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak memuaskan oleh Direksi Teknik.

Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonnya ternyata tidak memuaskan.

b. Dalam hal terjadi perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik mengenai mutu pekerjaan

beton, Direksi Teknik akan meminta Kontraktor untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat

membuat penilaian mutu yang benar.

7.1.2 Bahan

(1) Semen

a. Semen yang digunakan untuk Pekerjaan Baton harus dipilih berasal dari salah satu jenis P.C.

(Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi Spesifikasi AASHTO M85

Tipe I Pemakaian umum-tanpa sifat-sifat khusus

Tipe II Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat yang moderat (sedang)

Tipe III Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang tinggi

Tipe IV Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah

Tipe V Digunakan jika diperlukan ketahanan (resistensi) terhadap sulfat yang tinggi

Page 139: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

139

b. Kecuali diizinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada pekerjaan harus

diperoleh dari satu sumber pabrik.

(2) Air

Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan baton harus bersih dan babas dari bahan-bahan

yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Direksi Teknik dapat

meminta Kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber yang

dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO T26).

(3) Agregat

a. Persyaratan Umum

i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.

ii. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel 7.1.2. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada Tabel 7.1.3.

iii. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan (acuan)

iv. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.

v. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik, dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik menggunakan pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.

iv. Pasir Laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.

b. Gradasi Agregat

Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel 7.1.2 berikut ini,

namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak, apabila kontraktor

dapat menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat dihasilkan beton

yang memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan.

TABEL 7.1.2. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT

UKURAN SARINGAN PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT

STANDAR (mm)

IMPERIAL (inches)

AGREGAT HALUS

PILIHAN AGREGAT KASAR

50 2 - 100 - - -

37 1 ½ - 95 - 100 100 - -

25 1 - - 95 - 100 100 -

19 3/4 - 35 - 70 - 90 - 100 100

13 1/2 - - 25 - 60 - 90 - 100

9,5 3/8 100 10 - 30 - 20 -55 40 - 70

4,75 #4 95 - 100 0 - 5 0 - 10 0 - 10 0 - 15

2,36 #8 - - 0 - 5 0 - 5 0 - 5

1,18 #16 45 - 80 - - - -

0,3 # 50 10 - 30 - - - -

0,15 # 100 2 - 10 - - - -

Page 140: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

140

c. Syarat-Syarat Mutu Agregat

Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini yang diberikan

pada Tabel 7.1.3 di bawah.

TABEL 7.1.3 SYARAT-SYARAT KEADAAN MUTU AGREGAT

URAIAN

BATAS PENGUJIAN

AGREGAT KASAR

AGREGAT HALUS

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) 40% -

Kehilangan kesempurnaan sodium sulfat setelah 5 putaral

12% 10%

Prosentase gumpalan lempung dan partikel serpih 2% 0.5%

Bahan-bahan yang lolos saringan 0,0'75 mm (#200) 1% 3%

(4) Filler (bahan pengisi) sambungan

a. Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan-sambungan harus memenuhi persyaratan

AAS7HTO M 173 - jenis Elastis dituangkan papas.

b. Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan-sambungan harus memenuhi

persyaratan AASHTO-M153. Filler Bentuk Karet Spons (bunga karang) dan Filler Gabus

Sambungan Muai.

7.1.3 Perencanaan Campuran Beton

(1) Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan Berat)

Untuk semua pekerjaan beton konstruksi dan pekerjaan beton utama, perbandinganperbandingan bahan

untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir,

dan harus sesuai dengan batasan yang diberikan pada Tabel 7.1.4. Gradasi dan ukuran maksimum

agregat harus sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan pada Tabel 7.1.2.

TABEL 7.1.4 PERBANDINGAN (PROPOR91) DISAIN CAMPURAN BETON (BERDASARKAN BERAT)

KELAS BETON

BERAT SEMEN TOTAL (Kg/m3)

UKURAN AGREGAT MAX. YANG

DISARANKAN (mm)

PERBANDINGAN AIR/ SEMEN OPTIMUM

KELAS A

KELAS B PERBANDINGAN

(RATIO)

DNG BERAT (Kg/m2)

K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150

K 350 425 25.0 19.0 0.42 180

K 275 400 25.0 19.0 0.42 170

K 225 350 37.5 25.0 0.46 160

K 175 300 37.5 25.0 0.50 150

K 125 250 50.0 25.0 0.52 130

B 1/0 225 50.0 37.5 0.60 135

K 225

(didalam

400 37.5 25.0 or 19.0 0.53 210

Page 141: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

141

air)

Catalan : Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 harus ditentukan oleh Persyaratan kekuatan yang ditetapkan

(2) Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume)

Untuk pekerjaan beton yang kecil, dan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik secara tertulis,

bahan-bahan untuk beton dapat citakar berdasarkan volume atau suatu kombinasi berat dan volume.

Tindakan-pencegahan berikut ini harus dilakukan :

a. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.

b. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak ukuran yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukari secara jelas. Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan perata diatas.

c. Jika ika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume tambahan pasir yang mengembang karena kadar air.

i. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan volume dan untuk

pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk kadar air.

Kondisi Pasir Kandungan Air

Pasir amat basah 100 - 130 Kg/m3

Pasir basah sedang 60 - 65 Kg/m3

Pasir lembab 30 - 35 Kg/m3

ii. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan untuk menentukan besarnya pengembangan.

d. Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang sesuai.

e. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut yang

diberikan pada Tabel 7.1.5.

TABEL 7.1.5 PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN-PEKERJAAN KECIL (BERDASARKAN VOLUME)

Campuran

Nominal (Dengan volume bahan kering)

Volume Untuk 200 Kg Beton

Kelas Pekerjaan

Semen (40 kg)

Kantong

Pasir (m3)

Agregat Kasar (m3)

Air (liter)

Lembab Kering

Pasir Pasir

Lembab Kering

1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100

Gelagar, pelat lantai, kolom-beton bertulang

1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109

Pelat-lantai beton bertulang dan beton tanpa tulang

1:2, 5:5 5 0.41 0.34 0.68 95 132

Beton masaa, dinding penahan dan pekerjaan umum

1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154 Pondasi beton masa

Catatan : Semen 40 kg bervolume 0,035 km3

Page 142: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

142

(3) Campuran Percobaan

Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan dengan

membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh Direksi Teknik,

menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterima, asakan hasil-hasil pengujian memuaskan dan

memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam Tabel 7.1.6.

(4) Persyaratan Sifat-sifat Campuran

a. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan

dan slump (penurunan) seperti ditetapkan dalam Tabel 7.1.6 di bawah atau yang disetujui Direksi Teknik,

bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan

dalam spesifikasi ini.

TABEL 7.1.6 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN BETON

Kelas Beton

Kekuatan Tekan Minimum (Kg/cm2) Slump Yang Diizinkan (mm)

Kubus 15 cm Silinder 15 cm x

30 cm Digetar Tanpa Digetar

7 hari 28 hari 7 hari 28

hari

K 400 40-60

K 350 225 350 190 290 40-60 -

K 275 175 275 145 230 40-60 -

K 225 145 225 120 185 40-60. -

K 175 110 175 90 145 40-60 50-80

K 125 80 125 65 100 - 40-100

K 225

(didalam air) 145 225 120 185

-

75-175

Catatan : Untuk pengu ian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji silinder, persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83% dari kekuatan kubus

b. Beton-untuk pekerjaan-pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai dengan Tabel

7.1.5 harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump minimum yang diberikap pada-Tabel 7.1.7.

TABEL 7.1.7 SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN KECIL

Campuran Nominal

Kekuatan Tekan Minimum (Kg/cm2)

Slump yang diizinkan (mm) (Tanpa getar)

Kubus 15 cm Silinder 15 cm x 30

cm

7 hari 28 hari 7 hari 28 hari

1:2:3 175 260 145 215 -

1:2:4 150 210 125 175 60-100

1:2,5:5 90 125 75 100 40-100

1:3:6 - - - - -

Page 143: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

143

c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah standar

dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui

penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.

d. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang ditentukan,

Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil kekuatan di

bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil langkah-langkah demikian

yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga

memuaskan Direksi Teknik.

Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada Tabel 7.1.6

dan 7.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus diperbaiki seperti

yang ditetapkan pada Bab 7.1.1 (8).

Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan pengambilan contoh

bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik, persiaoan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta

pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.

(5) Penyesuaian campuran

a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan

i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki dan

kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan menurut

aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau

volume agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan semen yang

ditunjukan menurut talon aslinya tidak diganti, atau perbandingan air/ semen yang

ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai tidak

dilampaui.

ii. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan cara

lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan kemudahan

dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik seperti

dinyatakan di bawah:

b. Penyesuaian Kekuatan

i. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah disetujui,

kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik

ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah tertulis Direksi

Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui

bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah diusulkan perbandingan-perbandingan baru berdasarkan

pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.

c. Bahan campuran Tambahan (additive)

i. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah Direksi Teknik

secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk meningkatkan mutu

beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta volume bahan campuran tambahan

tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik dan akan digunakan secara ketat sesuai

dengan petunjuk pabrik pembuat.

ii. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji dalam campuran

Page 144: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

144

percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di lapangan.

7.1.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pencampuran Beton di Lapangan

a. Mencampur dengan pencampur (mixer) beton.

Beton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan dengan mesin serta jenis

yang disetujui, mengenai syarat dan ukuran-ukuran yang akan menjamin suatu campuran yang

merata/homogen.

i. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, pencampur tersebut

harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu sarana pengukuran untuk

mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap takaran.

ii. Waktu pencampuran bdak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin sampai kapasitas 3/4

m3. Diatas ukuran ini, jangka waktu pencampuran minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap

penambahan 1/2 m3 campuran beton.

iii. Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati/diisi dengan agregat yang sudah ditakar

beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang pendek sebelum ditambah air.

iv. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pencampur tersebut harus dikosongkan

sama sekali dari takaran sebelumnya.

b. Pencampuran dengan Tangan

Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan sebuah

pencampur mesin (mixer), Direksi Teknik dapat menyetujui pencampuran beton secara' manual sesuai

dengan prosedur berikut ini :

i. Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan (alas) yang keras bersih

dan kedap air.

ii. Urutan pencampuran haruslah

Ukurlah volume agregat kasar dan agregat harus yang diperlukan dengan alat

takaran kotak, dan tempatkan agregat halus diatas agregat kasar.

Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen tersebut.

Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali sehingga bahan-bahan

tersebut bercampur menyeluruh.

Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi dengan ujung

semprotan, campurkan terus dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut

mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan yang merata.

(2) Penyiapan Lapangan

a. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua pemasangan yang

diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik. Bahan-bahan harus telah diuji dan

ditempatkan yang baik serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk digunakan.

Page 145: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

145

b. Sernua penunjangan, pondasi-pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi

Teknik, serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton di-cor.

c. Semua acuan, penulangan dan sarana-sarana pelengkap lainnya harus ditempatkan secara

benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah penggeseran.

(3) Acuan/Cetakan

Acuan/cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis, dan letak

pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan berikut.

i. Acuan/cetakan fabrikasi dapat dan kayu atau baja dengan sambungan yang kedap terhadap

adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan selama pengecoran,

pemadatan dan perawatan mengeras beton. permukaan sebelah dalam dari acuan/cetakan

harus bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan, dan harus

disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum digunakan.

ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk permukaan bangunan yang

tidak kelihatan (expose), tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata harus digunakan untuk

permukaan yang kelihatan (expose).

iii. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi

Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 mm dipasang di sudut.

iv. Penguatan acuan/cetakan terdiri dari baut-baut, klemp atau sarana lain yang akan digunakan

menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan selama pengecoran beton, dan

acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga dapat dibongkar tanpa rnerusak permukaan

beton jadi (selesai).

v. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah dapat digunakan yang

tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut akan didukung oleh galian yang

dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapihkan dengan tangan sampai ukuran yang

diperlukan.

vi. Acuan untuk beton yang dicor di bawah air, harus kedap air dan dijamin kekakuannya untuk

mencegah suatu penggeseran.

Catatan : Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah) bagi jembatan-jembatan

mengaou kepada “Petunjuk Perencanaan Jembatan”

(4) Mengangkut dan Menempatkan Beton

a. Pengangkutan beton campuran dari tempat penyampuran hingga tempat pengecoran harus

dilaksanakan secara harus dan secara efisien untuk mencegah segregasi dan kehilangan bahan-

bahan (air, semen, atau agregat)

b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang miring harus disetujui

Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan kemiringan peluncur serta cara

pelaksanaan.

c. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan persiapan

lainnya telah diseiesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan telah diperiksa serta disetujui oleh

Page 146: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

146

Direksi Teknik. Untuk keperluan ini Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 24 jam

sebelumnya.

d. Beton harus dicampur dan di-cor dalam posisi final di dalam jangka waktu 60 menit, atau dalam

waktu yang lebih pendek sebagaimana diminta Direksi Teknik berdasarkan jenis semen yang

digunakan.

e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi segregasi agregat dan tidak ada

beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih besar dari 1,50 meter.

f. Pengecoran beton harus dilaksanakan sebagai satu pekerjaan yang menerus tanpa penghentian

sampai akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan konstruksi yang sudah disiapkan

sebelumnya.

g. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk dinding-dinding

beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.

(5) Pengecoran Beton Dalam Air

Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan atau diminta demikian untuk keperluan

perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh Kontraktor harus disetujui secara tertulis oleh Direksi

Teknik dan persyaratan berikut harus diterapkan

a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur dengan air

sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari :

Pengecoran beton dengan pemompaan

Pengecoran beton dengan alat tremie

Pengecoran beton dengan alat bucket (ember) yang menuang dibawah

b. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan

dan bilamana diminta demikian, Kontraktor harus melaksanakan satu uji coba menunjukkan

(memperlihatkan) keefaktifan peralatan tersebut.

c. Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton tersebut tidak

tercampuri dengan air karena kesalahan sambungan-sambungan atau kerusakan alat. Setiap

kegagalan akan menjadi tanggung jawab Kontraktor, yang akan mengambil tindakan

pencegahan dan diminta untuk membongkar dan mengganti beton rusak tersebut sebagaimana

diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(6) Sambungan Konstruksi

a. Lokasi sambungan-sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan sebelumnya dan

ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui olah Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan.

Persyaratan umum berikut ini harus diterapkan

i. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan bagian-bagian

struktural, kecuali ditentukan lain sebelumnya.

ii. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan

ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.

iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang-batang tulangan harus ditempatkan

Page 147: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

147

memotong sambungan-sambungan untuk membentuk konstruksi yang monolit

iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya, disediakan untuk sambungan konstruksi

dalam dinding, pelat lantai, dan antara kaki-kaki dan dinding-dinding.

v. Sambungan konstruksi harus dibuat menembus dinding sayap.

vi. Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau kemacetan

pemasokan beton, Kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga dan bahan-bahan yang diperlukan

untuk membuat sambungan konstruksi tambahan menurut perintah Direksi Teknik.

(7) Pemadatan Beton

a. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam yang disetujui, apabila diperlukan

dilengkapi dengan pemampatan adukan beton.

Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui demikian oleh Direksi Teknik dan akan terdiri

dari pemadatan tumbuk (cerucuk) di dalam campuran beton dengan tongkat pemadat, bersama-

sama dengan pemukulan yang menerus sisi luar cetakan.

b. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi sampai waktu yang

diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa menyebabkan segregasi

bahan-bahan.

c. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar ke dalam beton

cor yang masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus dimasukkan ke dalam campuran

beton sejajar dengan sumbu memanjang, dan digetar selama 30 detik pada setiap lokasi berjarak

masing-masing 45 cm (lihat PBI 1971).

d. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang di-cor setiap

jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton empat meter kubik.

(8) Penyelesaian dan Perawatan Beton

a. Pembongkaran Cetakan

i. Tidak ada acuan/cetakan yang boleh dibongkar sebelum beton telah cukup kaku dan mengeras

dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri (mendukung) sendiri. Harus diperoleh izin dari

Direksi Teknik sebelum pembongkaran berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung

jawab Kontraktor terhadap keselamatan pekerjaan

ii. Jangka waktu minimum yang diperlukan antara pengecoran dan pembongkaran acuan diberikan

pada Tabel 7.1.8.

Page 148: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

148

TABEL 7.1.8 WAKTU UNTUK MEMBONGKAR ACUAN

LOKASI DALAM STRUKTUR WAKTU

MINIMUM PERSYARATAN KEKUATAN

Pinggir Dinding, kolom, balok, kereb

2 hari Acuan yang didukung oleh

penyokong atau perancah lain, tidak boleh dibongkar sampai beton

tersebut telah meraih paling sedikit 60% kekuatan rencana

Dasar lantai (Slab) 12 - 14 hari

Dukungan dibawah gelegar bawah, balok, rangka atau lengkungan

14 hari

iii. Untuk memudahkan penyelesaian, acuan/cetakan yang digunakan pada pekerjaan

hiasan, tangga, parapet Bar, lain-lain, dapat dibongkar setelah 12 jam.

b. Permukaan Jadi (Selesai)

i. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera setelah pembongkaran

cetakan. Seluruh sarana penunjang dari kayu atau dari logam dan lidah-lidah tonjolan dari

adukan harus dibongkar.

ii. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus sehingga disetujui oleh Direksi Teknik:

Apabila ada rongga-rongga besar nampak keluar, beton harus disumbingkan kembali. sampai

bahan yang keras dibasahi dengan air dan dilapisi dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan

beton terdiri dari satu bagian semen dan dug bagian pasir harus dilapiskan kemudian sampai

bentuk permukaan yang diperlukan.

c. Perawatan Beton

i. Dimulai segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap hujan lebat, panas

matahari, atau setiap kerusakan pisik yang dapat menggeser beton tersebut

ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan menutup dengan

pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus direndam dengan air untuk satu

jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4

hari berikutnya.

iii. cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah.

d. Pemeriksaan Akhir pekerjaan Beton

Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28 hari, asalkan

semua cara dan kondisi sebagaimana dieter dalam spesifikasi dan ditunjukkan pada Gambar Rancangan

telah dipenuhi selengkapnya. Penyimpangan dari Gambar Rancangan, spesifikasi-spesifikasi dan/atau

petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan atau kerusakan kepada pekerjaan-

pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaharui yang

sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk-petunjuk Direksi Teknik, akan merupakan tanggung jawab

Kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

7.1.5 Pengendalian Mutu

(1) Pengujian-pengujian Laboratorium

Page 149: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

149

Pengujian-pengujian laboratorium berikut ini, harus merupakan rujukan dan pengujian-pengujian

dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratanpersyaratan

spesifikasi ini.

TABEL 7.1.9 PENGUJIAN LABORATORIUM UNTUK BETON

PENGUJIAN

REFERENSI PENGUJIAN

TIPE

AASHTO BINA

MARGA

Analisa saringan Agregat halus dan Agregat kasar

T 27 PB 0201-76

Untuk memenuhi persyaratan gradasi menentukan ukuran dan distribusi partikel agregat kasar dan agregat halus.

Kekeruhan organik dalam pasir untuk beton

T 21 PB 0207-76

Menentukan kekeruhan organik dengan menggunakan larutan Sodium Hydroxide dan mengacu kepada penyelesaian (solusi) warna standar

Jumlah bahan-bahan yang lebih halus dari saringan 0,075 dalam agregat

T 11 PB 0208-76

Menentukan total volume bahan-bahan yang lebih halus dari 0.075 mm.

Catatan : Mungkin diperlukan penerapan prosedur basah dan prosedur kering dibawah T 27.

Mutu air yang harus digunakan dalam beton

T 26 PB 0301-76 Penentuan keasaman atau alkalinitas, total zat padat dan inorganik

Gumpalan lempung dan

Partikel pecahan dalam agregat

T 112 -

Menentukan dengan % gumpalan lempung dan partikel-partikel pecahan dasar agregat halus (setelah pengujian T11)

Kekerasan agregat oleh

Penggunaan Sodium Sulfat atau Mangesium Sulfat

T 104 -

Menentukan kekerasan agregat terhadap keasuhan cuaca.

Ketahanan terhadap abrasi, agregat kasar ukuran kecil dengan menggunakan mesin Los Angeles

T 96 PB 0206-76

Test abrasi untuk pengujian agregat kasar < 37,5 mm.

Kekuatan tekan contoh uji beton silinder

T 22

Pengujian kekuatan tekan contoh bahan beton pada 7 hart dan 28 hari, memenuhi persyaratan spesifikasi (label referensi 6.4.3.(3) dan 6.4.3.(4)

(2) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan

spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan pemulihannya harus dikerjakan oleh Kontraktor

memenuhi perintah dan berdasarkan persetujuan oleh Direksi Teknik.

Page 150: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

150

TABEL 7.1.10 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Mengecor dan merawat Beton

Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan pekerjaan termasuk galian, cetakan, penulangan, dan untuk pemadatan, penyelesaian, serta perawatan.

b. Pembongkaran Cetakan

Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan dan jadwal Kerja Kontraktor, pemeriksaan dan persetujuan untuk pembongkaran.

c. Test untuk Pengembangan Agregat Halus

Test-test pengendalian yang sederhana harus dilakukan jika diminta oleh Direksi Teknik untuk menentukan kandungan air dalam agregat sebelum pencampuran.

d.

Test Slump untuk Kekentalan dan Kemudian dikerjakan, Campuran Beton basah. AASHTO T 119 PC 0101-7

Test penurunan (slump) untuk setiap takaran besar hasil beton, dan seperti serta jika diminta oleh Direksi Teknik.

e. Test Kekuatan Tekan AASHTO T22

Satu test kekuatan tekan (dengan tiga contoh bahan uji) yang harus dilakukan untuk setiap 60 m3 beton campuran yang di cor. Sebagai tambahan paling sedikit satu test untuk setiap bagian struktur yang terpisah. Dimana mutu beton menjadi perselisihan, contoh bahan uji inti harus dipotong dan diuji seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

f.

Test Agregat Halus untuk gumpalan lempung dan partikel-partikel pecahan AASHTO T 112

Test harus dilakukan seperti dan jika diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk memeriksa mutu agregat halus atau pasir yang digunakan di lapangan

7.1.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam meter kubik beton

yang digunakan dan diterima di dalam pekerjaan yang sesuai dengan ukuranukuran yang ditunjukkan

pada gambar rencana beserta kelas-kelas beton atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa atau barang lain yang ditanam

seperti penulangan, penghentian air (water stops), lubang-lubang drainase, dan pipa-pipa berdiameter 20

cm atau kurang.

(2) Beton yang harus dicor dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran, seperti:

a. Beton struktural bertulang kelas K 17.5; K 225; K 275; K 350; dan K 400 (kelas yang

sebenarnya harus dicantumkan dalam Daftar Penawaran).

b. Beton tidak bertulang, kelas K 125 dan Bo.

(3) Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian atau pekerjaan

persiapan lainnya, bagi acuan atau/cetakan perancah untuk balok-balok dan slab (lantai) dengan panjang

5 meter atau kurang (tidak termasuk konstruksi jembatan), pemompaan, penyelesaian, perawatan

Page 151: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

151

mengeras, penyediaan lubang lepas dan urugan kembali terhadap struktur beton yang barusan selesai.

Samna pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan

beton, akan dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.

(4) Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran bagi pekerjaan cetakan

yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan beton yang sesuai dengan item pembayaran bersangkutan

dan dimasukkan dalam “Spesifikasi Umum Jembatan Kabupaten”.

(5) Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang digunakan dalam

pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, akan tetapi akan diukur dan

dimasukkan untuk pembayaran di bawah item pembayaran terpisah yang disediakan di tempat lain dalam

Spesifikasi ini.

(6) Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah diperintahkan

demikian yang sesuai dengan Sub Bab 7.1.1 (8) Spesifikasi ini, tidak ada pembayaran tambahan yang

dibuat untuk pekerjaan extra (tambahan) atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan

tersebut.

7.1.7 Dasar Pembayaran

Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar untuk pengukuran per

satuan harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang diberikan di

bawah ini, yang harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh semua pekerjaan dan

biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian Pekerjaan Beton seperti diuraikan sebelumnya dalam

Bab ini.

B E T O N

Nomor ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN

PEMBAYARAN

7.1.1 Beton struktur bertulang Meter kubik

7.1.2 Beton tidak bertulang Meter kubik

Page 152: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

152

BAB 7.2 BAJA TULANGAN UNTUK BETON

7.2.1 URAIAN

(1) Umum

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan batang baja

tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton, sesuai dengan spesifikasi dan

gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi

a. Fabrikasi

Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul-betul sesuai dengan

persyaratan PBI 1971 (N.I.-2).

b. Kelonggaran penempatan

Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang atau ukuran maksimum

agregat kasar ditambah 1 cm, dengan minimum 3,0 cm, yang mana lebih besar.

Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan lapis atas diletakkan

tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas/jarak vertikal minimum 2,5 cm.

c. Selimut Beton (terhadap tulangan)

Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton minimum menutupi pinggir

luar penulangan, diberikan pada Tabel 7.2.1 untuk beberapa macam kondisi yang didapat.

TABEL 7.2.1 SELIMUT BETON SAMPAI PENULANGAN

Ukuran batang tulangan yang harus ditutup

Permukaan beton yang dapat dilihat

Permukaan beton tidak

terbuka

Permukaan beton terbuka dibawah permukaan air

Batang dia. 16 mm dan lebih kecil

3,5 cm 4,0 cm 5,0 cm

Batang diatas dia.16 mm 4,5 cm 5,0 cm 6,0 cm

Ukuran toleransi penutup tulangan harus ±5 mm

ii. Untuk beton bertulang dibawah muka air yang tidak dapat dijangkau (dilihat) atau beton yang

akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang membuat karat, penutup minimum harus

ditambah menjadi 7,5 cm.

(3) Penyerahan-Penyerahan

a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada

Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram pembengkokan dan daftar batang untuk

penulangan yang disyaratkan.

Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk kontrak atau seperti

petunjuk Direksi Teknik.

Page 153: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

153

b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan mutu batang-

batang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan mutu batang atau dengan baja

yang dilas untuk digunakan dalam pekerjaan.

(4) Penyimpanan dan Penanganan

a. Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan pekerjaan, diikat dan masingmasing

ditandai yang sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan ukuran batang, panjang, ukuran dan

informasi lainnya yang diperlukan untuk identifikasi yang baik.

b. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan cara yang baik

untuk mencegah distorsi (terbengkokkan), karat, atau kerusakan yang lain.

(5) Perbaikan Kualitas Baja atau Penanganan yang tidak memuaskan

a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar batang dan diagram

pembengkokan, dan untuk meyakinkan bahwa daftar urutan dipakai secara benar. Baja tulangan

yang disediakan yang tidak sesuai dengan persyaratan sebenarnya atau spesifikasi, harus

ditolak dan diganti atas biaya kontraktor.

b. Baja Tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan didalam pekerjaan.

i. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikasi yang diuraikan

dalam PBI 1971 (NI-2).

ii. Baja Tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau daftar batang kecuali

dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik.

iii. Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak Direksi Teknik.

c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan pengadaar, batangbatang

lurus untuk pembuatan dan penggantian baja tulangan yang ditolak oleh Direksi Teknik atau sebaliknya

ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam hal kesalahan fabrikasi, batang harus tidak

dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali tanpa persetujuan. Direksi Teknik atau dilakukan dengan

lain cara yang akan merusak atau rnelemahkan baja.

Pembengkokan ulang batang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak boleh digunakan

batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali pada tempat yang sama.

7.2.2 Bahan-Bahan

(1) Batang Baja Penulangan

a. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2).

Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang digunakan untuk beton bertulang harus mutu U 24

dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.

Catatan: Untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan secara khusus

dalam Daftar Penawaran.

b. Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai dengan

sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan mutu. Jika mutu baja diragukan, Direksi Teknik

Page 154: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

154

dapat meminta baja tersebut untuk diuji.

c. Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, lumpur, minyak, gemuk, atau

karat.

(2) Penulangan Anyaman Baja

Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja dilas pabrik sesuai

dengan AASHTO M 55 dan harus diadakan dalam lembar rata atau gulungan seperti yang disyaratkan

oleh Direksi Teknik.

(3) Penopang (ganjal) Penulangan

Penopang (ganjal) yang digunakan untuk menahan penulangan di tempatnya, harus terbuat dari batang

kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pracetak (3 x 3 cm) dibuat dari adukan semen (1 :

2).

Tidak ada jenis lain penopang akan diizinkan kecuali seizin Direksi Teknik.

(4) Kawat Pengikat Penulangan

Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamanan batang tulangan baja, harus kawat baja

sesuai dengan PBI 1971 (NI-2) dan disetujui Direksi Teknik.

7.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pabrikasi Baja Tulangan

Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang yang diperlukan dibengkokkan secara hati-

hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta.

Batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan dua kali. Pemanasan batang tulangan harus

dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi Teknik, dimana harus dipertahankan sampai kepada

pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan kemungkinan pemanasan yang paling rendah.

Apabila jari-jari pembengkokan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan di dalam gambar rencana, ia

harus paling sedikit 5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U 24) atau 6,5 kali diameter batang

yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait dan begel harus dibengkokkan sesuai dengan PBI

1971 (NI-2)

(2) Penempatan dan Pengikatan

a. Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin kondisi pengikatan

yang baik.

b. Penulangan harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi Teknik

dan dalam batas toleransi yang diuraikan pada Bab 6.3.1.b. Dalam keadaan apapun, penulangan

dilarang terletak langsung di alas acuan/cetakan.

c. Batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk menghindari perpindahan

tempat selama penuangan dan penempatan beton. Pengelasan batang bersilang atau beget kepada baja

tegangan utama tidak diizinkan.

Page 155: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

155

d. Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI 1971 (NI-2) dan

diuraikan lebih lanjut di bawah ini

i. Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti dinyatakan

dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila ditunJukkan lain pada

gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik. Setiap penyambungan

demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan ditempatkan pada titik

tegangan tarik minimum.

ii. Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan harus 40 kali

diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.

iii. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau diizinkan

secara tertulis oleh Direksi Teknik.

e. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghbdap ke dalam beton.

Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjana, sepanjang yang dapat

dilaksanakan, dengan penyambungan panjang bertindih selebar satu anyaman penuh. Anyaman harus

dipotong untuk memasang siku-siku dan bukaan-bukaan dan harus dihentikan pada sambungan-

sambungan antara slab (lantai).

7.2.4 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) a. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan, sebagai

jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik. Jumlah kilogram batang baja

penulangan yang dipasang akan dihitung dengan total panjang yang sebenarnya dalam meter batang

terpasang dikalikan berat satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang.

b. Jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan luas jumlah

yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan berat yang disetujui dalam kilogram tiap

meter persegi anyaman baja.

c. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat normal

yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.

(2) Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk penempatan dan pemasangan

baja penulangan di tempat, tidak boleh dimasukkan dalam berat yang harus dibayar.

(3) Penulangan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong pipa atau pada suatu konstruksi

lainnya, untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi pembayaran, tidak boleh diukur

untuk pembayaran di dalam Bab ini.

7.2.5 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga

yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana

harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerjaan dan biaya

yang diperlukan, termasuk pengadaan, fabrikasi, pemasangan dan pengujian, serta pekerjaan-pekerjaan

lain yang berhubungan yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.

Page 156: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

156

Nomor ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN

PEMBAYARAN

7.2.1 Baja tulangan (U 24) Kilogram

7.2.2 Anyaman baja dengan las (mutu anyaman harus ditentukan)

Kilogram

BAB 7.3 SIAR (ADONAN) SEMEN

7.3.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk digunakan dalam

pasangan batu, pekerjaan-pekerjaan drainase, pekerjaan beton dan struktur lainnya yang diperlukan

dalam Spesifikasi ini.

(2) Syarat-Syarat Pemakaian

Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi, batasan cuaca dan penjadwalan pekerjaan

yang tepat terhadap bagian-bagian yang pokok dari Spesifikasi ini.

(3) Contoh Bahan

a. Dua contoh agregat halus yang digunakan dalam adonan semen harus diserahkan kepada

Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan selama paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai

bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan dan hasil-hasil data uji yang sesuai dengan

persyaratan untuk gradasi dan syarat-syarat mutu yang diberikan dalam Spesifikasi ini, atau seperti yang

ditunjukkan lebih lanjut oleh Direksi Teknik.

b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau kualitas agregat halus akan dibuat tanpa

persetujuan Direksi Teknik, dan setiap, perubahan demikian harus disertai dengan penyerahan contoh-

contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan persetujuan lebih lanjut seperti di atas.

7.3.2 Bahan-Bahan dan Campuran

(1) Bahan-Bahan

a. Semen

i. Semen yang digunakan untuk adonan campuran semen harus sesuai dengan persyaratan

AASHTO M85 Type I. Semen Portland biasa akan dipakai kecuali dinyatakan lain dalam Daftar

Penawaran atau diperintahkan di lapangan oleh Direksi Teknik.

b. Agregat Halus untuk Adonan

i. Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum digunakan), bagian halus

dari batu atau kerikil pecah, dan harus mematuhi batas-batas gradasi pada Tabel 7.3.1 berikut:

TABEL 7.3.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

UKURAN PERSENTASI LOLOS ATAS CATATAN

Page 157: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

157

SARINGAN (mm)

BERAT

UKURAN MAKSIMUM NOMINAL

9.5 mm 4.75 mm

9.5 100 -

Gradasi yang lebih kasar akan digunakan untuk adonan pengisi rongga yang besar dan untuk sambungan lebih tebal dari 13 mm

4.75 95 - 100 100

2.36 - 95 - 100

1.18 45 - 80 -

0.30 10 - 30 -

0.15 2 - 10 Maximum 25

0.075 - Maximum 10

ii. Syarat-syarat kualitas untuk agregat halus diberikan pada Tabel 7.3.2. Direksi akan menerapkan

syarat-syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis khusus dan lokasi pekerjaan.

TABEL 7.3.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT HALUS

URAIAN TEST AASHTO BATAS TEST

Kekeruhan organis dalam pasir (Test Sodium Hydroxide)

T 21 Melewati harga standar warna”

(kuning gading)

Kekerasan agregat (Test Sodim Sulphate)

T 104 Kehilangan tidak lebih dari 10%

atas berat

Persen gumpalan lempung dan Partikel Serpih

T 112 Maksimum 1% atas berat.

c. Kapur Hidrasi

i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan mematuhi persyaratan

standar konstruksi PBI N.I-7 (Syarat-syarat untuk Kapur Bahan Bangunan).

ii. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, sebuah test kekuatan kapur hidrasi dengan pasir (1:3)

akan memberikan kekuatan hancur 15 kg/cm2 sesudah 7 hari.

d. Air

Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen, harus bersih dan bebas dari benda

torganis atau kotoran'kotoran lain yang membahayakan campuran.

(2) Campuran

Adonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi persyaratan berikut:

a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat-cacat dalam pekerjaan

beton dan untuk penyambungan pipa-pipa beton, sebagaimana diperlukan di bawah bagian yang

relevan dari Spesifikasi ini terdiri dari semen dan agregat halus dicampur dalam perbandingan

satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus atas volume. Sejumlah air yang cukup

harus ditambahkan untuk memungkinkan penanganan campuran tersebut dengan satu ratio

maksimum air/semen sekitar 0,65 dan adonan tersebut akan melebihi kekuatan desak yang

Page 158: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

158

memenuhi persyaratan beton.

b. Adonan yang digunakan untuk menanam (memasong) dan menyambung pasangan batu, akan

terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat halus, untuk mana kapur hidrasi

dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10% volume semen. Sejumlah air

yang cukup harus ditambahkan untuk memberikan campuran yang dapat ditangani dan bila diuji

adonan tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari-50 kg/cm2 pada 28 hari.

7.3.3 Pencampuran dan Pengecoran

(1) Pencampuran

a. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer (pencampur) beton, atau

dengan tangan di atas dasar yang cocok sampai dihasilkan satu campuran yang warnanya

merata. Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu campuran yang baik dan

Pencampuran berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adonan dari kekentalan yang

diminta.

b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan tambahan dapat

diberikan (di dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran) bila diminta demikian untuk

mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani. Akan tetapi adonan yang tidak

digunakan di dalam 45 menit sesudah pencampuran harus dibuang.

(2) Penempatan (Pemasangan)

a. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas, lumpur atau benda-

benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibas9hi dengan air sebelum adonan tersebut

dipasang.

b. Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai), adonan tersebut harus dipasang di atas

permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang cukup untuk menyediakan, satu lapisan

pelindung permukaan setebal 1,5 cm dan harus. dikulir sampai satu permukaan yang halus dan

rata.

7.3.4 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

Test laboratorium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai

dengan petunjuk Direksi Teknik untuk menentukan gradasi dan kondisi mutu sebagaimana ditentukan di

bawah Spesifikasi ini.

(2) Pengendalian Lapangan

Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan suatu test pelaksanaan di lapangan yang

dipandang perlu untuk menjamin dipatuhinya Spesifikasi ini.

7.3.5 Pengukuran dan Dasar Pembayaran

Adonan semen tidak boleh diukur untuk pembayaran terpisah. Pekerjaan tersebut akan dianggap

berkaitan dengan berbagai item pekerjaan lainnya yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini, dan

Page 159: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

159

biaya untuk membuat serta memasang adonan semen akan dimasukkan dalam item pembayaran yang

dicakup (dimasuki) bagi item masing-masing pekerjaan yang lain.

BAB 7.4 PASANGAN BATU

7.4.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur (bangunan) menggunakan batu muka pilihan yang

disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai bangunan

penyangga untuk menahan beban yang datangnya dari luar serta .akan meliputi tembok penahan tanah

pasangan batu, gorong-gorong persegi, kepala gorong-gorong dan dinding sayap.

(2) Toleransi Ukuran

a. Wajah permukaan dari masing-masing batu muka tidak boleh berbeda terhadap profit permukaan

rata-rata lebih dari 3 mm.

b. i. Ukuran minimum batu adalah.

Tebal minimum = 15 cm

Lebar minimum = 1,5 x tebal (22,5 cm)

Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)

ii. Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi dengan memperhitungkan jenis, struktur,

lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling mengunci.

(3) Contoh Bahan

a. Dua buah contoh yang menggambarkan masing-masing batu yang digunakan untuk pasangan

batu harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari

sebelurn pekerjaan dimulai.

b. Contoh bahan agregat halus yang digunakan untuk adonan semen, harus juga diserahkan kepada

Direksi untuk mendapat persetujuan yang sesuai dengan Bab 7.3 Spesifikasi ini

(4) Kondisi Lapangan Pekerjaan

a. Semua galian harus selalu bebas air dan Kontraktor harus melengkapi semua bahan-bahan yang

diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-saluran

sementara, pengaliran lintasan air, menyediakan Dinding cut off dan bendungan sementara (cofferdam).

b. Pompa cadanigan harus disiapkan oleh Kontraktor di tempat pekerjaan selama pelaksanaan

pekerjaan, sebagaimana diperintahkan Direksi.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Sebuah jadwal pekerjaan harus disediakan dan diikuti untuk menjamin bahwa jumlah penggalian

dan penyiapannya telah dilaksanakan termasuk penyediaan adonan segar berdasarkan tingkat

sebenarnya pelaksanaan pasangan batu.

b. Penggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk mernberi kondisi yang baik dan

kering pada waktu penggunaan pasangan batu.

Page 160: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

160

c. Parit-parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lobar sedemikian sehingga

jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu, kecuali sebuah jalan pengalihan

(alternatif) disediakan.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

a. Pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan pada Sub Bab 7.4.1 (2)

harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Direksi.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab pada stabilitas yang normal dan menyelesaikan struktur

pasangan batu secara lengkap, serta harus mengganti setiap bagian yang dalam pendapat

Direksi menjadi bahaya atau bergeser karena penanganan yang jelek atau kelalatan pihak

Kontraktor. Akan tetapi Kontraktor tidak memikul tanggung jawab terhadap setiap kerusakan

karena bencana alam seperti gempa bumi atau banjir bandang, asalkan bahwa pekerjaan yang

rusak tersebut sebelumnya telah diterima sepenuhnya oleh Direksi.

7.4.2 Bahan-Bahan

(1) Batu

a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak, dan harus memiliki satu

daya tahan (awet)

b. Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi

seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersamasama dan

memberikan satu profit permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan pada Bab 7.4.1

(2).

(2) Adonan

Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran perbandingan satu bagian semen

terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana ditetapkan pada bab 7.3

“Adonan Semen”.

(3) Drainase Porous

Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut filter, lapisan

dasar dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan yang ditempatkan pada Bab 2.7 Spesifikasi ini untuk

Drainase Porous.

(4) Beton

Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau lantai penutup sampai struktur pasangan batu harus

disediakan yang sesuai dengan Bab 7.1 Spesifikasi ini.

7.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Persiapan untuk Pasangan Batu

a. Penggalian dan persiapan penyangga dan pondasi untuk struktur pasangan batu, harus

dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Bab 3.1 Galian.

b. Pematokan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan sehingga disetujui Direksi

Page 161: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

161

sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai.

c. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam Gambar rencana, dasar pondasi dinding penahan

harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus bertangga terhadap permukaan

dinding. Untuk struktur lainnya, dasar pondasi harus horisontal atau (untuk tanah miring) dalam bagian

horisontal bertangga.

d. Bahan lapisan dasar filter tembus air (permeable) dan selimut filter atau kantong filter harus

disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan Bab 2.7

Spesifikasi ini.

(2) Pelaksanaan Pasangan Batu

a. Bilamana ditunjukkan pada Gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi

Teknik, dasar (penyangga) beton atau pondasi beton harus dipasang untuk pasangan batu

sampai ketinggian dan ukuran yang diperlukan.

b. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk

penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan harus juga dibasahi.

c. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-batas 2-5

cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa semua

rongga di antara batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.

d. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas pondasi yang

telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu-batu pada lapis pertama. Batu pilihan

yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan di sudut-sudut. Harus diperhatikan dan

dihindari pengelompokan batu yang sama ukurannya.

e. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan permukaan yang

terlihat batu harus diatur sejajar dengan permukaan dinding yang sedang dibangun.

f. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindarkan penggeseran atau gerakari batu

yang sudah dipasang. Alat-alat yang mencukupi harus disediakan dimana perlu untuk menopang

dan memasang batu-batu besar, batu berat dalam posisinya. Penggilasan atau memutar-mutar

batu di atas pekerjaan batu yang sudah terpasang tidak diizinkan.

h. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali harus dibatasi

sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batu hanya dipasang di atas adonan

yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas atau tergeser sesudah adonan

diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan-adonan yang mengeras

dan dipasang kembali dengan adonan segar.

(3) Penyediaan Lubang Pelepasan (Weepholes) dan Sambungan Muai

a. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar rencana atau diperintahkan lain oleh Direksi, lubang

pelepasan (weepholes) harus disediakan dalam semua jenis Dinding penahan. Lubang

pelepasan (weepholes) tersebut dengan diameter sekitar 5 cm dan disusun baik secara

horisontal maupun vertikal berjarak 2 meter pusat ke pusat.

b. Dinding penahan struktur panjang menerus akan dibangun dengan sambungan muai dengan

interval maksimum 20 meter. Lebar penuh sambungan akan dibentuk dengan ketebalan sekitar 3

Page 162: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

162

cm serta batu yang digunakan untuk membentuk permukaan sambungan harus dipilih sehingga

memberikan garis tegak yang bersih untuk sambungan.

c. Urugan kembali filter porous terpilih akan dipasang serta dipadatkan di belakang sambungan muai

dan lubang pelepasan, dengan tebal dan ukuran yang ditunjukkan pada Gambar atau

sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.

(4) Penyelesaian Pasangan Batu

a. Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hingga hampir rata dengan

permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama pekerjaan berlangsung.

b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horisontal dari semua pasangan batu akan

diselesaikan dengan tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir sampai

permukaan rata dengan kemiringan melintang yang akan menjamin perlindungan terhadap air

hujan dan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapis aus tersebut akan dimasukkan di dalam

ukuran khusus dari struktur.

c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan rnasih segar, permukaan

yang nonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-noda adonan.

d. Permukaan jadi (selesai) akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk pekerjaan baton

dalam Spesifikasi ini.

e. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan Udak lebih cepat dari 14 hari setelah penyelesaian

pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana ditetapkan atau

sebagaimana diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan Spesifikasi yang relevan pada

Bab 3.2.

f. Talud tebing dan bahu jalan di sekiftarnya akan dirapihkan dan diselesaikan sehingga menjamin

satu perpaduan permukaan halus yang kuat dengan pasangan batu tersebut yang akan

memungkinkan drainase tidak terhalang dan mencegah penggerusan pada ujung-ujung

bangunan.

7.4.4 Pengendalian Lapangan

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksanakan setiap hari selama

berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan Spesifikasi dengan perhatian khusus

mengenai batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

7.4.5 Pengukuran dan Pembayaran

(1) Cara Pengukuran

a. Pasangan batu akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume normal

pekerjaan terselesaikan dan dapat diterima, dihitung sebagai volume theoritis yang ditentukan

oleh garis dan penampang melintang yang disetujui dan atau telah ditetapkan.

b. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume theoritis yang disetujui tidak boleh diukur atau

dibayar.

c. Galian untuk persiapan pondasi atau pemotongan talud untuk dinding penahan akan diukur untuk

pembayaran sesuai dengan Bab 3.1 Spesifikasi ini.

d. Bahan filter porous yang diperlukan untuk lapisan dasar atau urugan kembali atau dalam kantong-

Page 163: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

163

kantong filter akan diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, sebagaimana diatur dalam Bab

2.7 Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk

penyediaan atau pemasangan lubang pelepasan yang berbentuk pipa-pipa atau untuk suatu

cetakan atau urugan kembali yang diperlukan.

e. Beton yang disediakan sebagai pondasi untuk pasangan batu atau untuk suatu pekerjaan yang

dapat diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah Bab ini, akan tetapi akan

dimasukkan dalam harga satuan dan item pelaksanaan yang diperlukan di bawah item

pembayaran untuk beton pada Bab 7.1 Spesifikasi ini.

(2) Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan

pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran

yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan

pemasangan bahan-bahan, untuk semua persiapan pembentukan dan pondasi yang diperlukan, untuk

pembuatan lubang pelepasan dan sambungan konstruksi pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali dan

penyelesaian serta untuk semua pekerjaan atau biaya-biaya lain yang diperlukan atau yang biasanya ada

penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini.

Nomor ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN

PEMBAYARAN

7.4.1 Pasangan batu Meter kubik

Page 164: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

164

BAB 7.5 PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA

7.5.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran seluruhnya atau sebagian dan pembuangan struktur

yang harus dibongkar untuk memungkinkan pembangunan, perluasan ataupun perbaikan struktur

baru yang sejenis.

b. Struktur yang harus dibuang tersebut dapat meliputi jembatan yang ada, gorong-gorong, dinding

kepala dan lantai bantaran, gedung-gedung dan dinding, perkerasan lama dan halangan lainnya

yang mengganggu terhadap pekerjaan-pekerjaan baru atau dalam kondisi yang dapat dipakai

lagi dan perlu dibongkar.. Pembuangan termasuk pebongkaran, penanganan, pengangkutan dari

lapangan, dan pengamanan serta penyimpanan barang-barang reruntuhan yang dapat

digunakan lagi.

(2) Kewajiban Kontraktor Mengenai Pembongkaran

a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran di dalam batas waktu yang tersebut

pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semua barang-barang yang

diperoleh kembali dari pembongkaran tersebut menjadi hak resmi dari pemilik, kecuali secara

khusus disebutkan dalam Daftar Penawaran, dan Kontraktor akan membuang atau menyimpan

barang tersebut yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan kontrak atau sebagaimana

diperintahkan secara tertulis oleh Direksi.

b. Bila perluasan, perpanjangan, pemulihan kepada keadaan semula atau peningkatan lainnya

untuk sebuah jembatan, gelegar, dinding kepala atau komponen struktural lainnya, pembuangan

hal tersebut akan dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan yang tidak perlu

terhadap bagian-bagian struktur yang tersisa yang harus dipertahankan dalam kondisi dapat

dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang disebabkan oleh kelalatan Kontraktor terhadap

struktur yang tersisa atau kurangnya pengawasan dari Kontraktor, harus dibetulkan atas biaya

Kontraktor.

c. Kontraktor harus menyelenggarakan pengaturan yang diperlukan dengan pemilik lahan tersebut

dan menanggung semua biaya-biaya untuk mendapatkan lokasi yang cocok bagi pembuangan

barang-barang buangan dan untuk penyimpanan sementara barang-barang yang harus

diselamatkan.

(3) Pengendalian Lalu Lintas

a. Jembatan-jembatan, gorong-gorong dan struktur lainnya yang digunakan oleh lalu lintas tidak

boleh ditutup atau disingkirkan sampai pengaturan yang memuaskan telah dibuat untuk

menampung lalu lintas dengan jalan pengalihan (alternatif) sementara.

7.5.2 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pembongkaran Struktur

a. Jembatan baja dan jembatan kayu yang harus dibongkar dan diselamatkan, harus dibongkar

Page 165: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

165

secara hati-hati dan semua bagian yang dapat digunakan ditandai untuk identifikasi.

b. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi, bangunan bawah jembatan yang ada harus dibongkar

sampai permukaan aliran alami, atau dibuang sejauh mungkin untuk menghilangkan gangguan

atau halangan terhadap struktur jembatan baru.

c. Bangunan-bangunan yang ada atau Dinding penahan yang harus dibongkar, harus dibongkar

sampai paling sedikit 30 cm di bawah pemnukaan tanah, atau dibuang lebih jauh sebagaimana

diperlukan untuk menghindari halangan-halangan atau gangguan terhadap struktur baru yang

sedang dibangun.

(2) Operasi Peledakan

Operasi peledakan yang diperlukan untuk pembuangan struktur yang ada, harus dilaksanakan dengan

sangat mematuhi kepada peraturan-peraturan bahan peledak yang berlaku dan sebelum pekerjaan baru

dimulai, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi.

(3) Pembuangan Barang-Barang hasil Pembongkaran

Semua barang-barang yang selesai dibongkar harus diperiksa oleh Direksi dan Kontraktor harus

menyediakan tenaga dan pengangkutan yang diperlukan untuk membuang dan menyimpannya sesuai

dengan persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi.

7.5.3 Cara Pengukuran Pekerjaan

a. Volume berbagai struktur yang harus diukur untuk pembayaran di bawah pembongkaran struktur

akan ditentukan sebagai berikut:

i. Jembatan yang harus dibongkar penuh, akan diukur atas jumlah dalam meter persegi

dari luas lantai.

ii. Lantai jembatan baja dan lantai jembatan kayu yang harus dibongkar dan diganti, tidak

boleh diukur secara terpisah, tetapi akan dimasukkan dalam item pembayaran untuk

penggantian lantai jembatan.

iii. Jumlah bongkaran struktur penahan passanyan batu atau beton dari masing-masing

jenis, harus diukur untuk pembayaran atas volume dalam meter kubik struktur tersebut

sebagai yang diukur dan disetujui antara Direksi dan Kontraktor sebelum pembongkaran.

iv. Volume bongkaran gedung penyimpanan atau gudang dari suatu jenis konstruksi,

termasuk semua lantai dan pondasi, dinding dan atap, akan diukur untuk pembayaran,

atas jumlah meter persegi total luas lantai dasar yang dikelilingi oleh dinding struktur

utama.

b. Bila tidak dibuat penyediaan dalam Dokumen Kontrak mengenai item pembayaran untuk satu

jenis pembongkaran yang khusus, ia tidak boleh dibayar secara terpisah, tetapi akan dianggap telah

dimasukkan didalam item pembayaran untuk pekerjaan pelaksanaan yang diperlukan.

7.5.4 Dasar Pembayaran

a. Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga satuan kontrak

per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah. Harga-harga dan

pembayaran tersebut akan merupakan kompesasi penuh untuk semua pekerjaan yang

Page 166: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

166

diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan.

b. Harga-harga dan pembayaran tersebut akan juga meliputi penyelamatan (pengamanan) dan

penyimpanan barang-barang yang dimaksudkan.

Nomor ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN

PEMBAYARAN

7.5.1 Pembongkaran struktur pasangan batu atau beton Meter kubik

7.5.2 Pembongkaran jembatan baja, kayu atau beton Meter persegi luas lantai

7.5.3 Pembongkaran bangunan Meter persegi luas lantai dasar

Page 167: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

167

BAB 8

LAIN-LAIN

BAB 8.1 PASANGAN BATU DENGAN SIAR (PASANGAN BATU KALI)

8.1.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari melapis bagian samping dan memberi perkerasan dasar selokan dan

saluran serta pembangunan lintasan air kecil lainnya dengan pasangan batu dengan siar

(pasangan batu kali) yang memenuhi garis-garis, kemiringan dan ukuran yang ditunjukkan pada

Gambar rencana atau menurut petunjuk Direksi.

b. Dalam beberapa hal, bilamana dimintakan suatu penanganan dan bahan-bahan yang bermutu

tinggi, Direksi dapat memerintahkan bahwa, harus digunakan pekerjaan batu pasangan sebagai

pengganti pasangan batu dengan siar.

(2) Toleransi Ukuran

a. Pada umumnya bidang muka permukaan masing-masing batu muka tidak boleh berbeda dari rata-

rata permukaan profil lebih dari 3 cm.

b. Ukuran masing-masing batu untuk pasangan batu dengan siar harus berada dalam kepantasan

dengan persyaratan-persyaratan berikut, dengan berat minimum 6 kg.

Tebal minimum = 10 cm

Batas lebar = 15 cm - 18cm

Batas panjang = 15 cm - 30cm

c. Permukaan rata-rata profil tidak boleh berbeda dengan lebih dari keterangan sebagai berikut:

Selokan/saluran masuk = 2cm

Penampang melintang selokan/saluran = 5cm

Bak pengumpul, lantai bantaran = 2cm

(3) Contoh Bahan

Dua contoh yang menggambarkan batu yang diambil dari sumber pengadaan harus diserahkan kepada

Direksi untuk mendapat persetujuan pada paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.

(4) Kondisi Lapangan

Semua penggalian dan bentuk formasi harus dijaga bebas dari air dalam kesiapan untuk pelaksanaan

pasangan batu dengan siar (pasangan batu kali) dan Kontraktor harus menyediakan semua alat yang

diperlukan beserta tenaga kerja untuk membuang atau mengalirkan air dari lapangan pekerjaan.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Page 168: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

168

a. Pasangan batu dengan siar (pasangan batu bata) yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang

diberikan pad Sub Bab 8.1.1 (2) harus diperbaiki oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kestabilan normal dan penyelesaian pasangan batu

dengan siar serta mengganti setiap bagian yang dalam pertimbangan Direksi menjadi berbahaya

atau bergeser karena jeleknya penanganan atau kelalatan Kontraktor. Namun demikian

Kontraktor tidak harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan karena bencana alam

seperti gempa bumf atau banjir bandang, asalkan bahwa pasangan batu yang rusak tersebut

sebelumnya telah dapat diterima dan disetujui Direksi Teknik.

8.1.2 Bahan-Bahan

(1) Batu

a. Bahan batu terdiri dari batu lapangan atau batu tambang, kasar tidak pecah, yang baik, keras,

awet, padat, tahan terhadap pelapukan dan cocok digunakan sebagai pasangan batu dengan

siar.

b. Ukuran-ukuran harus dalam kecocokan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan toleransi

ukuran dan bentuk yang ditetapkan serta kualitas tumpukan batu harus diperiksa dan disetujui

Direksi sebelum digunakan.

(2) Adonan (Siar)

Adonan yang digunakan untuk menanam dan menyambung pasangan batu dengan siar harus Adonan

semen mematuhi persyaratan umum Bab 7.3 Spesifikasi tersebut dongan perbandingan carnpuran satu

bagian semen terhadap tiga bagian pasir kasar.

3) Drainase Porous

Bahan berbutiran yang digunakan untuk drainase porous harus memenuhi persyaratan Bab 2.7

Spesifikasi ini.;

8.1.3 Pelaksanaan pasangan Batu dengan Siar (Pasangan Batu Bata)

(1) Penyiapan formasi atau pondasi

a. Formasi untuk perkerasan pasangan batu dengan siar harus disiapkan sesuai dengan

persyaratan Bab 2.4 “Saluran dilapisi”.

b Pondasi atau parit-parit untuk dinding atau struktur pasangan batu dengan siar harus digali dan

disiapkan sesuai dengan persyaratan Bab 3.1-”Galian”.

c. Lapis bawah (bantalan) saringan permeable (menyerap air) untuk pasangan batu dan kantong-

kantong saringan untuk lubang pelepasan harus disediakan, bila ditentukan atau diperintahkan

demikian oleh Direksi Teknik sesuai dengan persyaratan Bab 2.7 “Drainase Porous”.

(2) Pemasangan Batu Bata

a. Batu tersebut harus bersih, siap untuk dipasang dan direndam dengan air sepantasnya, cukup

waktu disediakan untuk menyerap air sebelum pemasangan.

b. Adonan segar paling sedikit tebal 3 cm harus dipasang di atas formasi yang telah disiapkan dan

Page 169: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

169

lapis bawah batu ditanam secara mantap. Pekerjaan akan berkembang dari bagian bawah tebing

ke atas dan setiap lapis batu harus dipasang dengan adonan segar masing-masing batu rapat

terhadap yang lain, memberikan tebal perkerasan yang diperlukan (diukur tegak lurus dada

tebing). Adonan tersebut harus dipasang sampai mengisi penuh semua ruang diantara batu-batu

dan sambungan-sambungan sampai penyelesian yang rapi dan teratur.

c. Bilamana pasangan batu harus dipasang dalam parit-parit uhtuk konstruksi lubang (kotak)

penampungan atau dinding cut off (dinding penghalang aliran air di bawah tanah), batu-batu

tersebut harus secara penuh ditanam dalam adonan yang dipasang pada lapisan berikutnya ke

atas sampai ketinggian permukaan. Harus diberikan cetakan (begisting) jika diminta demikian

oleh Direksi Teknik untuk membatasi pasangan tersebut dan permukaan lapisan-lapisan adonan

harus discreed (dibingkai) sampai satu ketinggian puncak permukaan di alas pasangan batu.

d. Permukaan batu harus diselesaikan (dibuat jadi) secepatnya mengikuti pengerasan awal dengan

penyapuan menggunakan sebuah sikat yang kaku.

e. Bilamana ditetapkan atau dimintakan demikian oleh Direksi Teknik muka perkerasan atau

pelapisan yang nampak harus dilapisi dengan lapis permukaan adonan semen sekitar 1 cm

tebalnya, terdiri dari perbandingan campuran adonan satu bagian semen terhadap dua bagian

pasir kasar. Adonan semen harus mengunci dengan baik ke dalam pasangan batu dan dipulir

sampai menjadi satu permukaan akhir yang rata.

f. Permukaan-permukaan selesai pasangan batu harus dijaga tetap lembab selama paling sedikit 3

hari dan dilindungi dari panas matahari bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

g. Bila pasangan batu dengan siar tersebut sudah cukup kuat dan tidak lebih awal 10 hari setelah

penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali dikerjakan sebagaimana ditetapkan atau

sebagaimana diperintahkan oleh Direksi, yang sesuai dengan persyaratan yang relevan dari

Spesifikasi pada Bab 3.2.

h. Talud tebing dan bahu jalan di sekitarnya harus dirapihkan dan diselesaikan sehingga menjamin

saling berhubungan yang ketat dengan pasangan batu bersiar dan harus diberi bentuk

sepantasnya sampai ke permukaan, untuk memberikan stabilisasi bangunan dan drainase yang

tidak terhalangi serta mencegah gerusan pada pinggiran/ujung-ujung bangunan tersebut.

8.1.4 Pengendalian Lapangan

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilakukan setiap hari selama pelaksanaan-

pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan spesifikasi ini, dengan mengacu khusus kepada

batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

8.1.5 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pasangan batu akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume normal

pekerjaan terselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis ditentukan dengan tebal

yang telah ditetapkan serta garis dan penampang melintang yang disetujui terhadap bentuk dan

panjangnya.

b. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume teoritis yang disetujui, tidak boleh diukur atau

dibayar.

c. Penggalian untuk selokan drainase yang harus dilapisi dengan pasangan batu dengan siar akan

diukur untuk pembayaran yang sesuai dengan Bab 3.1 Spesifikasi ini.

Page 170: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

170

d. Bahan saringan porous yang diperlukan untuk lapis dasar atau urugan kembali ataupun dalam

kantong-kantong saringan berbutiran akan diukur dan dibaya., sebagai Drainase

Porous, sebagaimana diatur dalam Bab 2.7 Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau

pembayaran terpisah akan dibuat untuk penyediaan atau pemasangan lubang pelepasan terbuat

dari pipa atau untuk suatu cetakan lain atau urugan kembali yang diperlukan.

e. Beton yang disediakan sebagai pondasi pasangan batu atau untuk setiap pekerjaan lain yang

diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, tetapi akan dimasukkan dalam

harga satuan dan item pembayaran untuk beton pada Bab 7.1 Spesifikasi ini.

(2) Dasar Pernbayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak per satuan

pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran,

yang mana harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan

pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua penyiapan formasi atau pondasi yang diperlukan, untuk

pembuatan lubang pelepasan dan sambungan konstruksi pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali dan

penyelesaian, dan untuk semua pekerjaan dan biaya lainnya yang diperlukan atau yang biasa bagi

penyelesaian yang pantas pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini.

Nomor ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN SATUAN

PEMBAYARAN

8.1.1 Pasangan batu dengan siar Meter kubik

Page 171: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

171

BAB-8.2 PASANGAN BATU KOSONG PERLINDUNGAN TEBING

(RIP-RAP)

8.2.1 U m u m

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan pasangan batu kosong sebagai pelindung batu terpasang

kering atau disiar sebagaimana ditetapkan dan dipasang beserta atau tanpa bahan saringan

butiran sebagai pendukung.

b. Pasangan batu kosong akan diletakkan di atas talud tebing sungai, timbunan miring, galian

miring dan permukaan tanah yang sejenis dimana diperlukan perlindungan terhadap

penggerusan.

(2) Toleransi

Batu untuk pasangan batu kosong harus memenuhi persyaratan terhadap ukuran dan berat:

ukuran minimum = 25 cm

berat minimum = 40 kg

(3) Contoh Bahan

a. Dua contoh yang menggambarkan batu pasangan batu kosong harus diserahkan kepada Direksi

paling sedikit 14 hari sebelum pekedaan dimulai bersama dengan rincian sumber pengadaan dan

hasil data uji yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk kualitas bahan sebagaimana

diuraikan dalam Spesifikasi ini.

b. Bilamana bahan filter berbutir harus digunakan sebagai pendukung kepada pasangan batu kosong,

contoh bahan filter harus disediakan pada waktu yang sama, bersama-sama dengan data uji

untuk gradasi dan mutu yang menunjukkan kecocokannya terhadap persyaratan untuk bahan

alas filter sebagaimana ditetapkan untuk Drainase Porous pada Bab 2.7 Spesifikasi,ini.

8.2.2 Bahan-Bahan

(1) Batu

a. Batu untuk pasangan batu kosong terdiri dari batu yang sedapat mungkin mendekati persegi, dan

harus keras, awet, tahan terhadap pelapukan tanpa lapisan-lapisan atau patahan-patahan dan

cocok dalam segala hal untuk tujuan yang dikehendaki.

b. Ukuran minimum masing-masing batu harus sebagaimana diuraikan pada Sub Bab 8.2.1 (2).

Direksi dapat minta digunakan batu-batu ukuran lebih besar jika kecepatan sungai atau

kecepatan arus tinggi dan melebihi 3 m/detik.

c. Syarat-syarat mutu untuk pasangan batu kosong harus mematuhi Tabel 8.2.1.

Page 172: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

172

TABEL 8.2.1 SYARAT-SYARAT MUTU UNTUK PASANGAN BATU KOSONG

URAIAN

REFERENSI TEST

BATAS UJI AASHTO

BINA MARGA

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran)

T96 PB 0206-76 Maksimum 40%

Berat jenis dan penyerapan air

T85 PB 0202-76 Minimum 2.3 maksimum 4%

Kesempurnaan kekuatan dengan test sodium sulfat

T 104 - Kehilangan kurang dari

10%

(2) Bahan Filter

Bilamana diperlukan, pasangan batu kosong ditempatkan di atas satu lapisan filter untuk mencegah

tanah halus dari tebing atau talud galian tercuci melewati rongga-rongga pasangan batu kosong. Lapisan

filter tersebut akan berupa bahan butiran porous mematuhi persyaratan pengawasan spesifikasi ini pada

Bab 2.7. “Drainase Porous”`. Kecuali dinyatakan lain, gradasi terpilih harus mematuhi persyaratan

gradasi yang diberikan pada Tabel 2.7.1 Bab ini.

(3) Adonan Semen

Bila diminta untuk grouting pasangan batu kosong, adonan semen harus digunakan, terdiri dari satu

bagian semen dan dua bagian agregat halus dicampur dengan air secukupnya untuk mendapatkan

kekentalan yang diperlukan sesuai dengan persyaratan bab 7.3 Spesifikasi ini.

8.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Formasi atau dasar untuk pasangan batu kosong harus digali sampai kedalaman yang diperlukan

yang ditetapkan atau diminta oleh Direksi, sesuai dengan Bab 3.1 “Galian” serta dipadatkan,

dirapihkan dan dibentuk dengan baik.

b. Bila ditempatkan di atas talud-tebing, pasangan batu kosong tersebut harus berdiri di dalam satu

parit kali yang digali di bawah kedalaman penggerusan atau semacam kedalaman lain yang

diminta Direksi.

(2) Penempatan Pasangan Batu Kosong

a. Kecuali dipasang membentuk satu lantai bantaran rata sebuah parit kaki, harus disediakan di

bawah talud pasangan batu kosong membentuk sebuah cut off (dinding penghalang aliran air di

bawah tanah). Kaki ini harus dipasang pertama-pertama menggunakan batu-batu terbesar

dipasang mencapai satu tebal pondasi tidak kurang dari 1,5 kali tebal rata-rata pasangan batu

kosong dan dapat didirikan di bawah garis permukaan air.

b. Batu-batu tersebut dipasang dengan tangan atau mesin dengan sambungan patah-patah tertutup

tertanam dengan mantap ke dalam talud. Setiap batu diletakkan dengan ukuran memanjang

tegak lurus pada muka talud (kecuali ukuran tersebut lebih, besar dari tebal pasangan yang

ditetapkan) dalam sambungan yang rapat dengan batu di sekitarnya.

Page 173: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

173

c. Tidak ada pembentukan batu yang diperlukan, dan pasangan batu kosong tersebut harus

dipadatkan selagi pelaksanaan berlangsung untuk memberikan satu permukaan jadi selesai yang

rata dan kekar. Rongga-rongga di antara batu-batu harus ditutup dengan pecahan-pecahan batu

dipukul masuk dengan keras.

d. Kecuali ditetapkan lain atau ditunjukkan dalam Gambar rencong pasangan batu kosong akan

memiliki ketebalan minimum 1,5 kali ukuran (dimensi) minimum, disediakan untuk dua lapisan

tumpang tindih.

(3) Pemasangan Bahan Alas Filter

Bila diperlukan sebagai lapisan alas (dasar) filter di bawah pasangan batu kosong, bahan filter berbutiran

harus dipasang sesuai dengan persyaratan Bab 2.6 Spesifikasi ini.

(4) Pasangan Batu Kosong yang digrouting (ditembak)

a. Bila pasangan batu kosong disiar (digrouting) ditetapkan, batu-batu harus bersih dan dibasahi

dengan air sebelum ditempatkan dalam posisi sebagaimana diuraikan di atas. Rongga-rongga

diantara batu-batu akan diisi dengan adonan semen sebelum ditutup dengan pecahan-pecahan,

dan adonan yang cukup akan digunakan sampai semua rongga terisi penuh.

b. Wajah permukaan pasangan batu kosong yang disiar (digrouting) dibiarkan nampak dan

diselesaikan dengan penyapuan dari sapu yang kaku.

c. Pasangan batu kosong yang disiar (digrouting) dijaga tetap bawah dan dirawat untuk satu jangka

waktu paling sedikit tiga hari.

8.2.4 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

Test kelulusan laboratorium bagi bahan-bahan yang digunakan sebagai pasangan batu kosong harus

dilakukan oleh Kontraktor yang sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik untuk dapat menentukan gradasi,

ukuran dan syarat-syarat mutu sebagaimana diperlukan di bawah Spesifikasi ini.

(2) Pengendalian Lapangan

Direksi dapat minta Kontraktor melaksanakan suatu test lanjutan yang dipertimbangkan perlu, untuk

menjamin dipatuhinya Spesifikasi ini.

8.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume pasangan batu kosong yang diukur untuk pembayaran akan berupa jumlah meter kubik

pasangan batu kosong selesai di tempat dan dapat diterima. Tebal nominal adalah tebal yang

telah ditetapkan dan ditunjukkan pada Gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan dan

disetujui Direksi.

(2) Bahan alas filter porous yang diperlukan sebagai satu lapis pelindung di bawah pasangan batu

kosong tersebut, akan diukur dan dibayar secara tersendiri sebagai Drainase Porous yang diatur

dalam Bab 2.7 Spesifikasi ini.

Page 174: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

174

8.2.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak per satuan

pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran,

yang mana harga-harga dan pembayaran akan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan

penempatan semua bahan-bahan meliputi semua galian, persiapan, urugan kembali, tenaga, peralatan,

pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesian pekerjaan yang memuaskan

sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Gambar Rencana dan Spesifikasi ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan Pengukuran

8.2.1 Pasangan batu kosong tanpa siar Meter kubik

8.2.2 Pasangan batu kosong dengan siar Meter kubik

Page 175: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

175

BAB 8.3 BRONJONG

8.3.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari membangun keranjang anyaman kawat diisi batu sebagai Bronjong

ditempatkan pada posisi di atas satu landasan yang disetujui yang sesuai dengan rincian yang

ditunjukkan pada Gambar Rencana dan diuraikan dalam Spesifikasi ini.

b. Bronjong akan dipasang untuk mendukung dan memantapkan talud timbunan, kemiringan galian

atau kemiringan urugan, Serta untuk menunjang dan melindungi tebing-tebing sungai, kepala

jembatan dan pilar-pilar, gorong-gorong dan bangunan yang sejenis terhadap gerusan.

(2) Contoh Bahan

a. Dua Contoh bahan yang menggambarkan batu yang diusulkan digunakan dalam keranjang

Bronjong harus diserahkan kepada Direksi paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan memulai,

bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan dan hasil data uji sesuai dengan persyaratan

Spesifikasi untuk mutu batu sebagaimana diuraikan dalam Spesifikasi ini.

b. Contoh keranjang kawat yang digunakari, harus disediakan pada waktu yang sama, bersarna-sama

dengan sertifikat pabrik pembuat.

8.3.2 Bahan-Bahan

(1) Bronjong

a Persyaratan Umurn

Bronjong akan dibuat dari kawat baja dilapisi seng (galvanisasi), yang akan dipasok dalam

gulungan datar, demi pengangkutan dan penanganannya. Bronjong dipasok dalam berbagai

panjang dan tinggi yang diperlukan oleh gambar rencana atau menurut perintah Direksi. Kecuali

dinyatakan lain, ukuran keranjang satuan standar adalah:

Lebar 1 meter

Tinggi 0,5 meter atau 1 meter

Panjang 1 meter atau 2 meter sesuai dengan kebutuhan.

b. Kawat Bronjong

i. Kawat tersebut harus baja galvanisasi memenuhi persyaratan AASHTO M279. Kekuatan

tarik dari kawat harus 4200 kg/cm2 dengan satu elastisitas minimum 10% untuk

memungkinkan perpanjangan anyaman tersebut. Galvanisasi harus dengan pelapisan

minimum 0.26 kg/m2.

ii. Ukuran minimum kawat yang digunakan dalam pabrikasi keranjang bronjong harus:

Kawat pokok Ø 4 mm

Kawat keliling Ø 5 mm

Kawat pengikat dan kawat penyambung Ø 2.1 mm

Page 176: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

176

c. Pabrikasi

i. Bronjong harus berbentuk keranjang persegi dari ukuran yang diperlukan dan harus

dibuat dari kawat yang ditetapkan seperti di atas.

ii. Anyaman tersebut harus berbentuk kawat anyaman hexagonal dianyam dalam pola tiga

kali dua dengan bukaan sekitar 80 cm x 60 cm. Sisi-sisi dibentuk menjadi sudut yang

disambung secara aman untuk mencegah bercerai berai.

(2) Urugan Batu

a. Urugan batu untuk bronjong terdiri dari butir-butir batu yang keras, awet, yang tidak akan merosot

kualitasnya bila terendam dalam air ataupun berhuhungan langsung dengan kondisi cuaca yang

berubah-ubah.

b. Butiran-butiran batu pada umumnya bergradasi seragam dalam ukuran dengan batas beds

antara 10 cm dan 20 cm dan bronjong tersebut bila diisi dengan batu akan memiliki berat jenis

paling sedikit 1400 kg/m3.

c. Syarat-syarat kualitas batu urugan bilamana dipecah untuk pengujian harus patuh dengan Tabel

8.3.1.

TABEL 8.3.1 SYARAT-SYARAT MUTU BATU BRONJONG

URAIAN REFERENSI TEST

BATAS UJI AASHTO BINA MARGA

Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran)

T96 PB 0206-76 Maksimum 40%

Berat jenis dan penyerapan air

T85 PB 0202-76 Minimum 2.3 maksimum 4%

Kesempurnaan kekuatan dengan test sodium sulfat

T 104 - Kehilangan kurang dari 10%

8.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Persiapan untuk Pemasangan

Landasan untuk bronjong harus digali dan dibentuk sampai ke garis dan ketinggian yang benar dan harus

disetujui Direksi sebelum penempatan.

(2) Pemasangan Bronjong

a. Keranjang beronjong harus disambung dengan aman oleh pengikatan dengan kawat sepanjang

seluruh ujung kontak dan harus ditarik secukupnya sampai bentuk dan alinyemen yang benar

untuk menerima isian batu.

b. Potongan-potongan batu harus dipilih secara hati-hati mengenai keseragaman ukuran dan harus

dipasang dengan tangan untuk memberikan kerapatan maksimum (dan rongga minimum).

Bilamana setiap bronjong diisi sampai setengah jalan, dua kawat ikatan harus dipasang dari

depan ke belakang.

c. Keranjang tersebut akan diisi sedikit berlebih sebagai cadangan untuk penurunan, dan batu-batu

sebelah luar akan disesuaikan demikian sehingga muka datar batu-batu itu menumpu pada

anyaman kawat.

Page 177: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

177

d. Pada penyelesaian pengisian batu, penutup dengan engsel anyaman kawat akan direnggangkan

dengan pengumpil ke atas permukaan atas dan diikat.

e. Keranjang bronjong akan ditempatkan dalam lapis-lapis dengan susunan sambungan vertikal.

8.3.4 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu akan dilaksanakan oleh Direksi seluas yang diperlukan untuk menjamin bahwa

syarat-syarat mutu yang diberikan dalam Spesifikasi ini dipatuhi. Sejumlah data uji yang cukup harus

disediakan oleh Kontraktor untuk kelulusan dan persetujuan bahan tersebut.

8.3.5 Pengukuran dan Pembayaran

(1) Cara Pengukuran Pekerjaan

Volume bronjong yang diukur untuk pembayaran berupa total jumlah meter kubik bronjong lengkap

terpasang dan dapat diterima. Ukuran yang digunakan untuk penghitungan volume bronjong adalah

ukuran nominal masing-masing keranjang bronjong yang ditunjukkan dalam Gambar rencana atau

menurut perintah dan persetujuan Direksi.

(2) Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan

pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah, yang mana harga dan pembayaran

merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pabrikasi dan penempatan semua bahan, termasuk

samua galian, persiapan, urugan kembali, tenaga, peralatan, pengujian dan pekerjaan lainnya yang

diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang rnemuaskan sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam

gambar rencana dan Spesifikasi.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan

Pengukuran

8.3.1 Bronjong Meter kubik

Page 178: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

178

BAB 9

PEMELIHARAAN JALAN

BAB 9.1

PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN

9.1.1 UMUM

(1) Uraian

a. Pekerjaan yang tercakup dalam Bab ini akan meliputi : Pekerjaan Pemeliharaan Rutin untuk

menjaga agar perkerasan jalan, bahu, drainase, jembatan dan perlengkapan jalan yang ada

selalu dipelihara setiap saat agar tetap memberi pelayanan yang baik sesuai dengan petunjuk

Direksi Teknik. Secara umum pemeliharaan rutin dilaksanakan hanya bagi jalan dalam keadaan

baik dan sedang.

b. Untuk tujuan melaksanakan Pemeliharaan Rutin atas dasar kontrak, dimasukkan sejumlah

pekerjaan jalan berikut, yang diberikan pada Tabel 9.1.1.

Tabel 9.1.1. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN

No. Urut

Lokasi Uraian Pekerjaan Yang Tidak

Dimasukkan

1

Perkerasan berpenutup aspal

Perbaikan dan penambalan meliputi lubang-lubang, bagian ambles pinggiran perkerasan jalan, bekas roda dan reiak-retak

Pekerjaan persiapan untuk pelapisan ulang permukaan.

2

Perkerasan Tidak Beraspal

Perbaikan-perbaikan lubang-lubang dan tempat lunak serta pembentukan kembali

Pekerjaan persiapan untuk pengerikilan ulang.

3 Bahu Jalan

Pemotongan rumput dan pengendalian tumbuh-tumbuhan pada pinggiran jalan serta perapihan dan perataan bahu jalan

Membangun dan membentuk bahu jalan dengan bahan baru.

4 Drainase Pembersihan dan perbaikan saluran tepi dan gorong-gorong

Bangunan drainase baru.

5 Jembatan

Pembersihan dan pemeriksaan lantai jembatan, expansion joint, landasan jembatan dan pembersihan lubang-lubang drainase serta saluran-lintasan air jembatan

Semua perbaikan struktural dan pengecatan

6 Perlengkapan Jalan

Pembersihan, perbaikan dan pengecatan kembali tanda lalu lintas dan rel pengaman

Rambu lalu lintas, patok-patok dan rel pengaman baru

Catatan : Semua pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk tersebut disediakan untuk pemeliharaan berkala atau program peningkatan, kecuali pekerjaan tersebut dinilai mendesak dan biaya tidak melampaui biaya pemeliharaan rutin yang tersedia pada paket tersebut. Uraian pekerjaan yang tidak termasuk dalam Pekerjaan Rutin, dijelaskan lebih detail pada masing-masing jenis pekerjaan.

Page 179: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

179

(2) Pembatasan Cuaca

Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan selama kondisi cuaca yang dapat dipertanggung jawabkan.

(3) Lokasi Tempat-tempat yang Memerlukan Pemeliharaan Rutin

Tempat/lokasi pekerjaan yang memerlukan pemeliharaan rutin harus sesuai perintah kerja Direksi

Teknik. Metode dan besarnya pekerjaan perbaikan harus seperti yang diperintahkan Direksi Teknik

secara tertulis, yang juga akan menentukan penyelesaian yang layak.

(4) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian-bagian dan panjang yang dimasukkan kedalam kontrak Pemeliharaan Rutin harus

diidentiflkasikan dalam Daftar Penawaran dan harus ditentukan serta ditandai di lapangan oleh

Direksi Teknik.

b. Jangka waktu kontrak harus ditentukan dalam dokumen kontrak.

c. Kontraktor akan diminta segera mengadakan pemeriksaan lengnap panjang jalan dan pekerjaan-

pekerjaan jalan yang dimasukkan dan menyiapkan untuk suatu program pekerjaan yang

mencakup semua pekerjaan pemeliharaan rutin yang harus dilaksanakan. Program ini harus

diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan, dan setelah disahkan oleh

PIMPRO, Direksi Teknik, dapat mints Kontraktor mengadakan suatu penyesuaian yang dianggap

perlu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban kontraktual dari pula kewajiban-kewajiban

persyaratan spesifikasi, serta kontrak Change Order akan disiapkan oleh Direksi Teknik.

d. Berdasarkan program tersebut diatas, Direksi Teknik akan mengeluarkan Surat Perintah Kerja

setiap 3 bulan yang memuat jenis dan volume pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Kontraktor

dalam waktu 3 bulan.

e. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin harus dimulai pada saat lapangan diserahkan kepada Kontraktor

dan harus berlanjut sampai berakhirnya tahun anggaran.

5) Pangendalian Lalu Lintas

Kontraktor harus mengatur pengendalian lalu lintas yang memadai bersama dengan penyediaan rambu

lalu lintas sementara dan pemegang bendera untuk pengendalian dan keamanan lalu-lintas dan pekerja.

Pengaturan lalu lintas harus memenuhi dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

6) Perbaikan Pekerjaan-pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan perbaikan yang umumnya sesuai dengan persyaratan

Spesifikasi ini dan menurut petunjuk di lapangan oleh Direksi Teknik. Setiap pekerjaan yang dianggap

tidak memuaskan Direksi Teknik dikarenakan mutu bahan yang jelek, penanganan jelek atau kekurangan

alat yang cocok, harus diperbaiki menurut permintaan Direksi Teknik tanpa tambahan biaya.

9.1.2 Pengendalian Mutu

1) Sumber Bahan dan Pengadaan

Sumber-sumber untuk bahan-bahan jalan akan dipilih atas dasar bahan yang tersedia sesuai dengan

struktur jalan yang ada. Direksi dapat menerima atau menolak bahan-bahan dari sumber-sumber

Page 180: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

180

tersebut berdasarkan faktor-faktor diatas dan atas dasar persyaratan Spesifikasi ini, sesuai Tabel 9.1.2.

Tabel 9.1.2. BAHAN-BAHAN UNTUK PEMELIHARAAN RUTIN

LOKASI BAHAN-BAHAN SPESIFIKASI

LAPIS TANAH DASAR Bahan pilihan Bab 3.3 LAPIS PONDASI BAWAH Bahan Lapis Pondasi Bawah

Bab 5.1

Kelas A (<75 mm) Kelas B (<62.5 mm) Kelas C (<37.5 mm) LAPIS PONDASI ATAS Bahan Lapis Pondasi Atas Bab 5.2 Kelas A -Agregat Pecah (<37.5 mm) Kelas B -Macadam lkat Basah

LAPIS PERMUKAAN Kerikil <25 mm Bab 6.1 KERIKIL Kerikil <19 mm

PERKERASAN DENGAN

Laburan Permukaan Aspal Bab 6.3 6.4

LAPIS PENUTUP ASPAL

Penetrasi Macadam 5 cm Bab 6.5

LATASTON (HRS) 3 cm Bab 6.6 LASTON (AC) 5 cm Bab 6.8 Lasbutag 3 cm Bab 6.9 Aspal Campur Dingin 5 cm Bab 6.10/6.11

DRAINASE Rehabilitasi Drainase Bab 2.2 Drainase porous Bab 2.7 Pasangan batu dengan siar Bab 8.1 Beton PC Bab 7.1

TANDA LALU LINTAS DAN PATOK-PATOK

Tanda lalu lintas, patok penunjuk, patok kilometer dan rel pengaman balok baja.

Bab 8.5/8.6

(2) Persyaratan Bahan

Pada umumnya jenis bahan-bahan yang harus dipilih untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan

pemeliharaan rutin terhadap jalan kerikil dan jalan aspal (dengan lapis penutup) harus sama atau lebih

baik dari bahan-bahan yang digunakan pada.jalan yang ada. Dalam semua hal kualitas bahan dan

gradasi agregat harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan Spesifikasi ialah label 9.1.2. di atas.

(3) Syarat-syarat Kualitas

Sebelum suatu sumber bahan dipilih, Kontraktor harus menyerahkan rincian sumber pengadaan beserta

data uji yang berkaitan, yang menunjukan kecocokannya dengan acuan persyaratan Spesifikasi. Direksi

Tehnnik dapat meminta Kontraktor untuk menyerahkan contoh bahan dan melaksanakan pengujian lebih

lanjut bila dianggap perlu sebelum memberikan persetujuan akhir.

9.1.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Jalan Aspal

(1) Uraian

a. Pemeliharaan rutin dari perkerasan berpenutup aspal akan meliputi pelaburan permukaan pada

bagian-bagian jalan yang retak, non struktural dan struktural penambalan lubang-lubang kecil,

bekas roda dan bagian ambles kecil atau perbaikan pinggiran perkerasan.

b. Standar yang disyaratkan dari pekerjaan untuk jalan berpenutup dalam batas kontrak adalah

sedemikian rupa sehingga setelah lapangan diserahkan kepada Kontraktor untuk dilaksanakan

dengan segera, maka setelah selesai dikerjakan perkerasan yang ada tidak boleh terdapat

Page 181: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

181

lubang ambles, bekas roda atau retakan yang belum ditutup dan kerusakan pinggir perkerasan.

Selanjutnya Kontraktor harus memelihara seluruh permukaan sehingga kerusakan tersebut yang

tedarii setiap saat selama Periode Pelaksanaan harus diperbaiki dalam waktu secepatnya.

(2) Perbaikan dan Penambalan Lubang, Bagian Ambles Kecil, Bekas Roda dan Kerusakan

Pinggir Perkerasan

a. Pelaksanaan Perbaikan Untuk Permukaan Penetrasi Macadam (LAPEN)

i. Galilah lubang tersebut atau bagian ambles ke bawah sampai pondasi yang padat dengan

potongan persegi dan buanglah semua bahan-bahan lepas. Jika perlu juga buanglah bahan-bahan lapis

tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang kurang bagus.

ii. Dimana Perlu, gantilah dengan bahan lapis tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang

disetujui dan padatkan dengan alat tumbuk mesin setiap 10 cm tebal lapisan (tergantung

kepada kedalamannya).

iii. Tempatkan lapis pondasi atas, lapisan-lapisan tebal 10 cm (tergantung kepada

kedalamannya) dam tumbuklah. Bangunlah lapis pondasi atas tersebut sampai

permukaan lapis pondasi lama. Semprotkan lapisan aspal resap pelekat (prime coat)

atau aspal emulsi dengan sernprotan tangan kepada lapis pondasi atas dan

sisinya.sekitar 1.0 l/m2. Juga semprotkan secara ringan perkerasan disekitarnya dalam

batas 5 cm dari yang diperbaiki. Aspal resap pelekat harus telah masuk kedalam lapis

pondasi atas dan mengering sebelum, ditutup dengan lapisan berikutnya.

iv. Pasanglah agregat kasar (yang sesuai dengan pasal 6.5.2) sampai tinggi permukaan dan

padatkan dengan mesin gilas atau dengan tumbuk tangan, tambahkan lagi agregat jika

perlu.

v. Semprotkan bahan pengikat aspal panas dengan cara semprotan tangan pada tingkat

penyemprotan diantara 2.5 s/d 3.0 l/m2 untuk menembus sampai dasar agregat kasar atau menurut

petunjuk Direksi Teknik. Penyemprotan yang ringan juga dilakukan kepada lapis perkerasan sejauh 5 cm

disekitarnya.

vi. Taburkan agregat kunci (yang sesuai dengan pasal 6.5.2) dan dipadatkan dengan mesin

gilas. Tambahkan lagi agregatjika perlu.

vii. Semprotkan bahan pengikat aspal pada tingkat penyemprotan diantara 1.5 s/d 2.0 I/m2

atau menurut petunjuk Direksi Teknik dan ditaburi dengan pasir kasar dan dipadatkan

dengan mesin gilas.

b. Pelaksanaan Perbaikan Untuk PemTiukaan Laburan Aspal Dua Lapis (BURDA)

i. Ikutilah tiga langkah (i -iii) yang diberikan untuk Penetrasi Macadam di atas.

ii. Semprotkan bahan pengikat aspal panas di atas lapis pondasi yang sudah diprime coat

pada tingkat penyemprotan diantara 1,5 s/d 2,0 l/m2 atau menurut petunjuk Direksi

Teknik.

iii. Letakkan lapis agregat pertama ukuran 19 mm (yang sesuai dengan pasal 6.3.2), dan

dipadatkan dengan mesin gilas yang disetujui oleh Direksi teknik.

iv. Semrotkan bahan pengikat aspal panas di atas lapis agregat pertama pada tingkat

Page 182: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

182

semprotan diantara 1.0 s/d 1,5 l/m2 atau menurut petunjuk Direksi Teknik.

v. Letakkan lapis agregat kedua menggunakan agregat ukuran -9,5 mm (yang sesuai dengan pasal

6.3.2) sampai menutupi dan mengisi rongga seluruhnya, dan dipadatkan dengan mesin gilas

yang disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Pelaksanaan Perbaikan Untuk Permukaan Laburan Aspal Satu Lapis (BURTU dan BURAS)

i. Ikutilah tiga langkah (i -iii) yang diberikan untuk Penetrasi Makadam di atas.

ii. Semprotkan bahan pengikat aspal panas di atas pondasi yang sudah diprime coat pada tingkat

penyemprotan diantara 1,0 s/d 1,5 Ilm2.

iii. Letakkan laburan agregat penutup sampai menutupi dan mengisi rongga seluruhnya,

menggunakan agregat ukuran 9,5 mrn, untuk BURTU atau pasir kasar untuk Buras dan

dipadatkan dengan mesin gilas yang disetujui oleh Direksi Teknik.

d. Pelaksanaan Perbaikan Untuk Permukaan LATASTON/LASTON

i. Ikutilah tiga langkah (i-iii) pertama yang diberikan untuk Penetrasi Macadam di atas.

ii. Semprotkan aspal Resap Pelekat pada satu tingkat pemakaian 0,6 s/d 1,0 I/m2 atau tingkat

lainnya menurut perintah Direksi/Teknik.

iii. Letakkan Lataston/Laston (yang sesuai dengan pasal 6.716.8) dengan ketebalan sedikit

di atas permukaan perkerasan yang ada.

iv. Selesaikan dengan pemadatan akhir menggunakan mesin yang disetujui oleh Direksi

Teknik.

(3) Perbaikan Retak Permukaan

a. Untuk Retak Non Struktural (lebar kurang dari 3 mm), pemeliharaan rutin meliputi Laburan

Permukaan Taburan Pasir (BURAS) yang sesuai dengan pasal 6.4 atau sesuai cara yang dijelaskan

dibawah ini:

i. Sapu dan bersihkan permukaan perkerasan yang rusak sehingga bersih

ii. Gunakan bahan pengikat aspal di atas, permukaan yang kering dengan menggunakan mesin

penyemprot (aspal sprayer) atau siraman tangan pada tingkat 1,0 s/d 1,5 I/m2 (dua kali lipat untuk aspal

emulsi).

iii. Tutuplah bahan pengikat tersebut dengan pasir kasar pada tingkat antara 110-150 m2/m3 pada

keadaan panas.

iv. Padatkan dengan mesin gilas ban pneumatic atau mesin gilas roda baja yang sesuai kebutuhan

bila diijinkan oleh Direksi Teknik. Pelaksanaan pemadatan akan mengikuti segera setelah penaburan

pasir kasar.

b. Untuk Retak Non Struktural (lebar lebih dari 3 mm), dilaksanakan dengan cara :

i. Celah dibersihkan dengan mengggunakan sapu dan peniup debu.

i i . Celah diisi dengan adonan aspal cair atau emulsi dengan pasir dengan menggunakan

Page 183: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

183

sendok tembok. Pengisian diusahakan tidak sampai penuh.

iii. Sisa rongga diisi aspal cair atau aspal emulsi dengan menggunakan cerek aspal (gembor).

iv. Permukaan celah ditaburi agregat halus atau pasir kasar segera setelah pengisian asoal tersebut

untuk mencegah pengelupasan akibat lalu lintas.

c. Untuk Retak Struktural (retak buaya) penanganannya dengan membongkar lapisan yang rusak

dan menggantinya dengan material yang lebih baik atau lama, cara penanganannya sesuai Pasal

9.1.3.(2) di atas.

9.1.4 Pemeliharaan dan Perbaikan Perkerasan Tidak Beraspal

(1) Uraian

a. Pemeliharaan Rutin terhadap jalan tanpa penutup aspal, pada umumnya harus terdiri atas

operasi pemotongan ringan dengan motor grader atau alat sapu jalan untuk membentuk kembali

permukaan jalan atau memperbaiki permukaan jalan dimana terdapat lubanglubang dan atau

bergelombang.

b. Proses tersebut akan meliputi perataan memasukkan bahan-bahan permukaan dari pinggiran

atau potongan-potongan bagian permukaan yang tinggi (bergelombang) Berta mengisi

(menimbun) daerah-daerah rendah (cekungan ambles) dan lubang-lubang dangkal dengan

bahan-bahan lebihan (surplus) yang lepas-lepas.

c. Bila bahan-bahan yang ada dilapangan dipertimbangkan Direksi Teknik tidak sesuai atau tidak

mencukupi untuk perbaikan bagian ambles, Kontraktor harus menyediakan tambahan bahan-

bahan yang diperlukan.

(2) Pembentukan Kembali

a. Pemotongan Ringan dengan Motor Grader

Untuk jalan-jalan kerikil yang tidak berlubang-lubang tetapi bergelombang dan atau

permukaannya tidak mempunyai kemiringan melintang yang baik, permukaan jalan itu harus dipotong

sedikit dengan motor grader secara rutin, terutama di musim kemarau. Bila melaksanakan pekerjaan-

pekerjaan pemotongan ringan dengan motor grader di musim kemarau bahan-bahan yang lepas harus

didorong kearah tepi jalan. Di musim hujan, bahan-bahan harus didorong ketengah jalan.

Kontraktor harus hati-hati untuk mencegah grader lewat ditengah jalan dengan pisau turun,

karena hal ini akan menyebabkan rusaknya permukaan jalan. Selama pekerjaan pemotongan harus juga

berhati-hati.untuk menghindari lempung lunak yang terpotong dari selokan samping terdorong kearah

jalur lintasan. Pekerjaan pembentukan kembali harus dilengkapi sebuah punggung permukaan atau

kemiringan melintang jalan antara 4%-6%

b. Penyapuan Jalan

Pekerjaan ini akan dilaksanakan menurut petunjuk Direksi teknik, untuk mengisi bekas-bekas

roda, ketidak teraturan yang ringan dan permukaan jalan yang bergelombang, Berta akan

dipertimbangkan bila tidak didapatkan sebuah motor grader. Alat sapu jalan tersebut akan dipasang pada

traktor atau truk p6meliharaan dan penyapuan akan dilaksanakan untuk menyingkirkan bahan-bahan

lepas dan menghilangkan gelombang-gelombang kecil dari permukaan.

Page 184: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

184

(3) Perbaikan Lubang-lubang Dalam dan Tempat-tempat Lunak

Lubang-lubang dalam (>20 cm) dan daerah-daerah lunak akan diperbaiki dengan tangan/tenaga manusia

yang sesuai dengan Instruksi. Direksi Teknik dan mengikuti cara berikut:

Lubang-lubang dalam harus dipotong kembali dan dibuat menjadi kotak sampai permukaan lapis tanah

dasar. Lapis tanah dasar tersebut harus dipadatkan dengan baik dan lubang tersebut diisi kembali

dengan bahan lapis pondasi bawah kelas C atau tanah pilihan yang disetujui oleh Direksi Teknik dan

ditumbuk dalam lapisan-lapisan 10 cm.

Permukaan paling alas akan ditutup dengan kerikil yang ketebalannya sarna dengan tebal kerikil lama

dan dipadatkan dengan mesin gilas. Luas yang kecil dapat dipadatkan dengan tumbukan mesin

(stamper). Jenis kerikil harus sama atau lebih baik dari kerikil yang digunakan pada jalan yang ada.

9.1.5 Pemeliharaan Bahu Jalan

(1) Uraian

Pekerjaan Pemeliharaan Rutin untuk bahu jalan akan dibatasi kepada perapihan dari perataan kembali

bahu jalan serta pemotongan rumput yang tinggi, semak-semak atau pohon yang tidak diperlukan.

(2) Pelaksanaan

a. Bahu jalan harus dipotong dan dibentuk kembali dengan tenaga manusia, motor grader atau

traktor, seperti yang diminta oleh Direksi Teknik dengan menggunakan bahan-bahan pilihan yang

diperoleh di lapangan. Bila bahan-bahan pilihan tersebut tidak terdapat di lapangan/tidak mencukupi,

Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan tambahan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik.

Bahu jalan harus dipotong rata dengan pinggiran perkerasan jalan sehingga membentuk kemiringan

melintang 4%-6% kearah sisi saluran.

b. Perapihan terakhir akan dilakukan dengan tenaga kerja dan bahan-bahan lebihan dari tumbuh-

tumbuhan, serta sampah-sampah lainnya harus disingkirkan dari lapangan sesuai dengan instru'si

Direksi Teknik.

9.1.6 Pemeliharaan dan Perbaikan Saluran Tepi Jalan dan Gorong-gorong

(1) Uraian

a. Pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan harus dilaksanakan untuk rnenjaga saluran tepi jalan dan

gorong-gorong tersebut dalam kondisi baik dan memuaskan. Saluran dan gorong-gorong harus

dibersihkan dan diperbaiki seperlunya yang sesuai dengan acuan Pasal 2.2, Spesifikasi Umum.

b. Pekerjaan yang dikeluarkan dari Pemeliharaan Rutin meliputi :

Pekerjaan perbaikan yang besar sampai kerusakan karena gerusan, termasuk

pemotongan, galian, penggantian dengan bahan timbunan pilihan dan bahan drainase

porous.

Penambahan saluran yang ada dan pembangunan saluran baru.

Pembangunan pelapisan baru pasangan batu

Page 185: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

185

Penggantian gorong-gorong yang rusak dan penambahan gorong-gorong dengan atau

tanpa dinding kepala dan dinding samping.

Pekerjaan tersebut (jika ada) harus diidentifikasi dan dilaporkan kepada. Direksi Teknik

secara tertulis dan tidak boleh dilaksanakan tanpa Surat Perintah Kerja dari Direksi

Teknik, setelah mendapat persetujuan dari Pimpro.

(2) Pelaksanaan

a. Saluran Tepi Jalan

i. Semua tumbuh-tumbuhan, endapan dan sampah lainnya harus disingkirkan dari saluran tersebut

dan dikumpulkan serta diangkut ke luar dari lapangan.

ii. Saluran-saluran tanah harus dinormalisasi hingga profil dan kemiringan yang diperlukan sesuai

dengan gambar serta mendapat persetujuan Direksi Teknik.

iii. Saluran pasangan batu yang dalam keadaan rusak harus diperbaiki sesuai dengan syarat-syarat

yang ditentukan dan ditunjukkan pada gambar serta mendapat persetujuan Direksi Teknik.

Bila diperlukan, dapat disediakan pondasi beton baru. Pengurugan kembali dan pemadatan harus

dilaksanakan dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Pekerjaan ini harus mendapatkan persetujuan

terlebih dahulu dari Direksi Teknik.

b. Gorong-gorong termasuk Dinding Kepala dan Dinding Sayap

i. Semua tumbuh-tumbuhan, endapan dan sampah-sampah lainnya harus disingkirkan dari gorong-

gorong dan dari kanal/saluran disekitarnya, serta diangkut keluar dari lapangan.

ii. Gorong-gorong, dinding kepala dan dinding sayap harus diperiksa dan setiap kerusakan dicatat

untuk diiaporkan kepada Direksi Teknik.

iii Sesuai dengan instruksi Direksi Teknik, Kontraktor harus melakukan pekerjaan perbaikan kecil

bagi gorong-gorong termasuk acuan siar sambungan-sambungan yang patah dan mengganti

bagian-bagian pekerjaan batu atau beton yang rusak dari dinding kepala dan dinding sayap.

Pekerjaan perbaikan gorong-gorong yang rusak akan mencakup semua pekerjaan yang dapat

dengan efektif dilaksanakana dalam batas-batas gorong-gorong tanpa penggalian yang berlebih.

9.1.7 Pemeliharaan Rutin Bangunan Jembatan

(1) Uraian

a. Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk jembatan harus berlaku untuk semua jembatan yang ada

pada setiap ruas jalan dalam kontrak, tanpa memandang jumlah ukuran atau jenis jembatan.

b. Pemeliharaan rutin jembatan meliputi pemeriksaan dan pembersihan lantai jembatan, expansion

joint, landasan jembatan, lubang drainase (outlet), -saluran pembuang dan aliran sungai serta

merapihkan kemiringan timbunan disekitar jembatan agar tetap dalam kondisi yang baik.

c. Pemeriksaan dan pembersihan untuk pemeliharaan rutin jembatan harus dilakukan dalam selang

waktu yang teratur yang tidak lebih dari 4 bulan. Kecuali iika hujan lebat yang berakibat banjir

pemeriksaan dan pembersihan harus dilakukan, demikian pula setelah air banjir menyusut

d. Pekerjaan yang dikeluarkan dari pemeliharaan rutin meliputi :

Page 186: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

186

Perbaikan struktural

Pengecatan pekerjaan baja

Penggantian lantai jembatan

Perlindungan tebing dan bangunan bawa dengan bronjong atau rip-rap.

Pekerjaan tersebut (jika ada) harus diidentifikasi dan dilaporkan kepada Direksi Teknik serta tidak boleh

dilaksakan tanpa Surat Perintah Kerja dari Direksi Teknik, dan mendapat persetujuan Pimpro.

(2) Pelaksanaan

a. Permukaan lantai jembatan dan trotoir harus secara teratur dijaga dalam kondisi bersih.

b. Sambungan muai jembatan (expansion joint), landasan jembatan harus selalu diperiksa dan

dibersihkan.

c. Kemiringan timbunan disekitar dan di bawah jembatan harus dirapihkan dan dipelihara sampai

bentuk yang benar.

d. Semua sampah dialiran sungai di bawah jembatan yang menghalangi aliran harus dibuang.

9.1.8 Pemeliharaan Tanda Lalu-Lintas dan Rel Pengaman

(1) Uraian

a. Pekerjaan pemeliharaan tanda lalu-lintas dan rel pengaman meliputi pemeliharaan umum rambu

lalu-lintas, patok penunjuk, patok kilometer, marka jalan dan rel pengaman, serta melaksanakan

pembersihannya, pekerjaan perbaikan ringan dan pengecatan ulang.

b. Pekerjaan-pekerjaan yang dikeluarkan adalah penyediaan baru rambu lalu-lintas, patok

penunjuk, patok kilometer, marka jalan dan rel pengaman baru, bersama dengan penggalian

yang diperlukan, urugan kembali dan pondasi beton yang akan disediakan.

(2) Pelaksanaan

a. Rambu lalu-lintas, patok kilometer dan patok penunjuk harus dibersihkan dan dicuci serta dijaga

sepenuhnya memenuhi syarat untuk lalu lintas lewat.

b. Rambu lalu-lintas, patok-patok dan rel pengaman yang lepas atau dalam penempatan yang salah

harus dipasang kembali dengan benar menurut petunjuk Direksi Teknik.

c. Patok rambu dan rel pengaman harus dibersihkan dan dicat kembali dengan cat dasar dan lapis

penyelesaian dimana dianggap perlu menurut petunjuk Direksi Teknik. Bagian-bagian baja yang

terlihat berkarat pertama-tama harus disikat dan dilapisi dengan cat dasar pencegah karatan

sebelum pengecatan.

d. Marka jalan harus dibersihkan dan dicat kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.

Page 187: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

187

9.1.9 Cara Pengukuran Pekerjaan

Pengukuran untuk masing-masing pekerjaan diuraikan dalam Spesifikasi ini harus, secara umum, kecuali

dinyatakan lain, sesuai dengan cara yang diberikan dalam bab-bab yang berkaitan dari Spesifikasi ini dan

sebagaimana diuraikan di bawah ini untuk berbagai jenis bahan yang digunakan. Perkerasan Berpenutup

Aspal

(1) Pelaburan aspal (BURAS) yang harus dipasang sebagai satu penutup, pelindung retak-retak.

permukaan akan diukur untdk pembayaran dalam meter persegi dari permukaan perkerasan

sebenarnya terlapisi dan diterima oleh Direksi Teknis.

(2) Perbaikan retak-retak lebar (>3 mm) akan diukur pembayarannya dalam meter panjang lari dari

permukaan perkerasan sebenarnya yang diperbaiki dan diterima oleh Direksi Teknik.

(3) Pelapisan Ulang dengan Penetrasi Makadam (LAPEN), Laston (AC) dan Lataston (HRS) tidak

dimasukkan dalam Pekerjaan Rutin, tetapi harga satuan harus dicantumkan dan akan diukur

untuk dibayar (bila ada) dalam m2 atas ketebalan perkerasan yang sudah ditentukan.

(4) Perbaikan dan penambalan lubang, kerusakan pinggiran jalan, bagian ambles dan bekas roda

akan diukur untuk pembayarannya dalam meter persegi dari luas permukaan perkerasan

sebenarnya yang diperbaiki dan diterima oleh Direksi Teknik.

Pengukuran akan meliputi pengadaan semua bahan, pencampuran, penempatan, pernadatan

dan penyelesaian sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

Perkerasan Tidak Beraspal

(5) Kerikil yang dipasang sebagai lapisan permukaan untuk pembentukan ulang lada permukaan

jalan kerikil yang ada akan diukur untuk pembayaran dalam meter persegi pada tebal yang

ditentukan dari luas permukaan terpasang dan diterima oleh Direksi Teknik.

(6) Pembentukan kembali dengan motor grader atau penyapuan jalan akan diukur untuk pembayaran

dalam kilometer panjang dari panjang jalan sebenarnya yang dibentuk dan diterima oleh Direksi

Teknik.

(7) Perbaikan lubang, ambles, bekas roda dan tempat-tempat lunak diukur uhtuk pembayaran dalam

meter persegi dari luas permukaan yang sebenarnya diperbaiki dan diterima oleh Direksi Teknik.

Pengukuran akan melipub pengadaan semua bahan, penempatan, pemadatan dan penyelesaian

sampai diterima oleh Direksi Teknik.

Perbaikan dan Pemeliharaan Drainase

(8) Pembersihan saluran tepi jalan akan diukur untuk pembayaran dalam meter panjang saluran tepi

jalan yang dibersihkan dan direhabilitasi/dinormalisasi dan diterima oleh Direksi Teknik.

(9) Pembersihan gorong-gorong akan diukur dalam meter panjang yang dibersihkan dan

direhabilitasi/dinormalisasi dan diterima oleh Direksi Teknik.

Semua pengukuran harus dilakukan disepanjang sumbu saluran dan harus disediakan untuk

seluruh pekerjaan yang dilakukan bagi pembersihan dan rehabilitasi kedua sisi, saluran. Tidak disediakan

secara terpisah untuk setiap galian atau urugan, acuan siar sambungan-sambungan yang patah,

mengganti bagian-bagian batu atau beton yang rusak. Pekerjaan-pekerjaan ini akan dimasukkan dalam

Page 188: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

188

item pembayaran yang telah diberikan.

(10) Pembangunan saluran tanah baru, saluran pasangan, gorong-gorong, termasuk dinding kepala

dan dinding camping, tidak termasuk dalam Pemeliharaan Rutin, tetapi hanya satuannya harus

dicantumkan.

Pemeliharaaan Bahu/Tepi Jalan

(11) Pengendalian/kontrol tanaman (rumput, semak-semak, pohon-pohon) akan diukur untuk

pembayaran dalam satuan 100 m2 dari luas yang dikerjakan dan diterima oleh Direksi Teknik.

Perhitungan total harus alas dasar lebar rata-rata bahu jala yang dikerjakan, diukur dengan

selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang dilaksanakan, diterima

dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(12) Pembentukan dan pemotongan bahu jalan akan diukur untuk pembayaran dalam kilometer

panjang yang dilaksanakan dan diterima dan disetujui oleh Direksi Teknik.

Tidak ada penyediaan terpisah akan dibuatkan untuk satu galian lain atau pengurugan yang

dilaksanakan. Pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran yang telah

diberikan.

(13) Peninggian bahu jalan dengan urugan bahan terpilih yang dibawa ke lapangan akan diukur dalam

meterkubik bahan padat yang ditempatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.

Pemeliharaan Bangunan Jembatan

(14) Pekerjaan pemedksaan dan pembersihan jembatan akan dibayar dalam lump sum. Pembayaran

tersebut termasuk semua jembatan yang ada sepanjang kontrak, tanpa memandang ukuran atau

jenis jembatan.

Pemeliharaan Tanda Lalu Lintas dan Rel Pengaman

(15) Pekerjaan Pembersihan dan pengecatan kembali tanda lalu lintas akan dibayar dalam lump sum.

Pembayaran tersebut termasuk tanda lalu lintas yang ada sepanjang kontrak, tanpa memandang

ukuran atau jenis tanda lalu lintas.

Semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut di atas, termasuk

perbaikan rambu lalu lintas dan rel pengaman yang lepas atau penempatan yang salah akan dianggap

telah dimasukkan dalam item pembayaran yang telah diberikan.

9.1.10 Dasar Pembayaran

(1) Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas akan dibayar pada harga kontrak per

satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah ini dan ditunjukpan dalam Daftar

Penawaran, dimana harga-harga dan pembayaran, tersebut merupakan konpensasi penuh untuk

penyediaan dan pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua penyiapan yang diperlukan,

penggalian, pemotongan, urugan kembali dan penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan

sebelumnya dalam Spesifikasi ini.

(2) Berdasarkan pembuktian tertulis dari Direksi Teknik tentang hasil kerja yang memuaskan dari

kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan pekerjaan pemeliharaan rutin, tiap bulan akan dibayarkan

kepada kontraktor dalam tahapan sebagai berikut

Page 189: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

189

Untuk 3 bulan pertama

= 37,5% (minimum) s/d 50% (maximum) dari nilai kontrak

Pembayaran bulanan untuk sisa jangka waktu kontrak

= 5,0% (minimum) s/d 12,5% (maximum) dari nilai kontrak

(3) Jika kontraktor dalam satu bulan tertentu selama mass kontrak gagal melaksanakan pekerjaan

pemeliharaan rutin yang diperintahkan Direksi Teknik dengan memuaskan, Direksi Teknik akan

memperingatkan kontraktor secara tertulis. Jika kontraktor tidak mematuhi peringatan tersebut dalam

bulan berikutnya, Direksi Teknik berhak untuk:

a. Untuk kontrak dengan uang jaminan pelaksanaan, melaksanakan pemeliharaan yang

dipedukan dengan cara lain dan

b. Untuk kontrak tanpa jaminan pelaksanaan membatalkan kontrak dan melanjutkan

pekerjaan dengan cara lain.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan

Pengukuran

9.1.1 Perkerasan Berpenutup Aspal

(1) Pelapisan Pelaburan Aspal (Buras) M2

(2) Perbaikan Retak-Retak yang Lebar M

(3) Pelapisan Ulang dengan LAPEN AC dan HRS M2

Perbaikan dan Penambalan Lubang, Ambles, dlI

(4) - Untuk Permukaan Penetrasi Macadam M2

(5) - Untuk Permukaan BURDA M2

(6) - Untuk Permukaan BURTU/BURAS M2

(7) - Untuk Permukaan LATASTON/LASTON M2

9.1.2 Perkerasan Tidak Beraspal

(1) Pengkerikilan Kembali (tebal padat 50 mm) M2

(2) Pembentukan kembali dengan motor Grader/Penyapu jalan (pilih salah satu)

KM

(3) Perbaikan Lubang-Lubang, Ambles, Bekas Roda dan tempat-tempat lunak

M2

9.1.3 Pemeliharaan dan Perbaikan Drainase

(1) Pembersihan dan Normalisasi saluran Tepi Jalan M

(2) Pembersihan dan Normalisasi Gorong-gorong M

9.1.4 Pemeliharaan Bahu Tepi Jalan

(1) Kontrol Tanaman (rumput, semak, pohon) M2

(2) Pembentukan dan Pemotongan Bahu Jalan KM

(3) Peninggian Bahu Jalan M3

9.1.5 Pemeliharaan Bangunan Jembatan

(1) Pembersihan Kanal/Saluran Lintasan Air Jembatan dan Lantai Jembatan

LUMP SUM

9.1.6 Pekerjaan Tanda Lalu Lintas dan Rai Pengaman

(1) Pembersihan dan Pengecatan Tanda Lalu Lintas dan rel pengaman

LUMP SUM

Page 190: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

190

BAB 9.2

PEMELIHARAAN BERKALA

9.2.1 Umum

(1) Uraian

a. Pemeliharaan berkala mencakup peningkatan umum dan pemulihan ke keadaan semula jalan

kabupaten, menjaganya selalu dalam keadaan siap pakai. Pekerjaan tersebut meliputi

pembentukan kembali permukaan jalan kerikil dan jalan aspal (dengan lapis penutup),

membangun bahu jalan, bangunan drainase baru dan perbaikan struktural jembatan.

b. Untuk tujuan pelaksanaan Perpeliharaan Berkala berdasarkan kontrak, daftar pekerjaan jalan

berikut yang diberikan pada: Tabel 9.2.1 akan dimasukkan.

TABEL 9.2.1 PEKERJAAN PEMELIHARAAN BERKALA

ITEM LOKASI URAIAN

I PERKERASAN DENGAN LAPIS PENUTUP ASPAL

- Persiapan untuk pembentukan ulang permukaan, termasuk perbaikan lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran jalan, bekas roda dan retak-retak - Pembentukan ulang permukaan, termasuk lapisan penutup aspal dan lapis ulang.

II PERKERASAN TANPA LAPIS PENUTUP

- Persiapan untuk pengkrikilan ulang, termasuk perbaikan lubang dan tempat-tempat lunak.

- Pengerikilan ulang

III DRAINASE JALAN

- Saluran tanah baru

- Pelapisan (pasangan) saluran baru

- Gorong-gorong baru, termasuk penggantian pipa gorong-gorong dalam keadaan rusak.

IV BAHU JALAN - Pembangunan dan pembentukan ulang bahu jalan.

V JEMBATAN

- Perbaikan struktural

- Penggantian lantai jembatan

- Pengecatan ulang pekerjaan baja

VI RAMBU LALU LINTAS Rambu, lalu lintas baru, patck-patok dan rel pengaman baru.

(2) Spesifikasi Acuan

Untuk Kontrak Pekerjaan Pemeliharaan Berkala, Kontraktor akan mengacu dan mematuhi Bab-bab yang

relevan dari Spesifikasi ini termasuk Spesifikasi yang tercantum berikut:

Penyiapan Lapis Tanah Dasar - Bab 3.3

Rehabilitasi Bahu Jalan - Bab 4.1

Lapis Pondasi Bawah - Bab 5.1

Lapis Pondasi Atas Agregat - Bab 5.2

Lapis Permukaan Kerikil - Bab 6.1

Lapis Aspal Pelekat dan Lapis Aspal Resap Pelekat - Bab 6.2

Laburan Permukaan Aspal - Bab 6.3 & 6.4

Lapis Permukaan Penetrasi Makadam - Bab 6.5

Lasbutag - Bab 6.9

Page 191: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

191

Aspal Campuran Dingin - Bab 6.11

Pekerjaan Beton - Bab 7.1

Pasangan Batu - Bab 7.4

Pekerjaan Batu dengan Siar(batu bata) - Bab 8.1

Rehabilitasi Drainase Tepi Jalan - Bab 2.2

Pipa gorong-gorong - Bab 2.5 & 2.6

Rambu Lalu Lintas, patok-patok dan Rel Pengaman - Bab 8.5 & 8.6

(3) Contoh Bahan

a. Contoh-contoh berbagai bahan yang digunakan dalam Pekerjaan Pemeliharaan Berkala harus

diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada paling sedikit 14 hari sebelum

pekerjaan dimulai sesuai dengan instruksi Direksi.

b. Contoh-contoh tersebut harus khusus untuk lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Berkala yang harus

dilaksanakan dan dapat meliputi salah satu atau seluruh bahan-bahan yang tercantum pada

Tabel 9.2.2.

(4) Pembatasan Cuaca

Pada umumnya pekerjaan tersebut akan dilaksanakan selama kondisi cuaca kering yang sebaik-baiknya.

Pekerjaan pembentukan ulang permukaan untuk jalan-jalan dengan lapis penutup dan pengecatan ulang

bangunan baja akan dilaksanakan hanya apabila permukaan masing-masing bersih dan kering.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian dan panjang jalan yang harus dimasukkan ke dalam Kontrak Pemeliharaan Berkala harus

diketahui dalam Daftar Penawaran dan harus ditempatkan serta ditandai di lapangan oleh Direksi

Teknik.

b. Jangka waktu kontrak harus dinyatakan dalam Dokumen Kontrak dan Kontraktor akan diminta

mengadakan pemeriksaan lengkap, panjang jalan dan pekerjaan jalan yang dimasukkan, dan

menyiapkan satu program pekerjaan yang mencakup semua pekerjaan pemeliharaan berkala

yang harus dilaksanakan. Program ini harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapat

persetujuan, dan Direksi dapat meminta Kontraktor untuk mengadakan penyesuaian seperlunya

untuk memenuhi kewajiban kontraktual dan memenuhi persyaratan spesifikasi ini.

(6) Pengendalian Lalu Lintas

Kontraktor harus mengatur dengan baik pengendalian lalu lintas bersama dengan penyediaan rambu-

rambu lalu lintas sementara dan pemegang benders untuk pengendalian dan keamanan lalu lintas dan

pekerja. Pengaturan lalu lintas harus mendapat persetujuan Direksi.

(7) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Kontraktor akan melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan Berkala yang umumnya sesuai dengan

persyaratan Spesifikasi ini dan menurut petunjuk Direksi di lapangan. Setiap pekerjaan yang dianggap

oleh Direksi Teknik tidak memuaskan karena mutu bahan jelek, pananganan jelek, atau kekurangan alat

yang cocok, harus diperbaiki sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik dan seperti yang diuraikan dalam

Bab-bab yang relevan dari Spesifikasi ini.

9.2.2 Bahan-Bahan

Page 192: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

192

(1) Sumber Pengadaan Bahan

Sumber untuk bahan jalan harus dipilih atas dasar pengadaan yang tersedia dan struktur jalan yang ada.

Direksi dapat menerima atau menolak bahan-bahan dari tersebut atas dasar faktor-faktor di atas dan atas

dasar persyaratan Spesifikasi yang relevan.

(2) Kebutuhan Bahan

a. Pada umumnya jenis bahan-bahan yang dipilih untuk melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan

Berkala untuk melapisi aspal dan melapisi kerikil bagi jalan, harus sama atau lebih baik dari

bahan-bahan yang digunakan dalam jalan yang ada. Dalam segala hal mutu bahan dan graqasi

agregat harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini.

b. Jenis bahan yang diperlukan untuk Pekerjaan Pemeliharaan Berkala seperti diuraikan di atas,

tercantum pada Tabel 9.2.2.

TABEL 9.2.2 BAHAN-BAHAN UNTUK PEMELIHARAAN BERKALA

Lokasi BAHAN SPESIFIKASI

LAPIS TANAH DASAR DAN BAHU JALAN YANG ADA

Bahan pilihan (PI ≤10%) Bab 3:3

LAPIS PONDASI BAWAH DAN BAHU JALAN KERAS

Bahan Lapis Pondasi Bawah : Bab 5.1

Kelas A (<75 mm)

Kelas B (<62.5 mm)

LAPIS PONDASI ATAS

Bahan Lapis Pondasi Atas Bab 5.2

Kelas A - Agregat (<37.5 mm)

Kelas B - Makadam Ikat Basah (<75 mm)

PERMUKAAN KERIKIL

Kerikil <25 mm atau <19 mm Bab 6.1

PERKERASAN DENGAN PENUTUP ASPAL

Lap. Aspal Pelekat & Resap Pelek. Bab 6.2

Laburan Permukaan Aspal Bab 6.3 / 6.4

Penetrasi Makadam 5 cm Bab 6.5

LATASTON (HRS) 3 cm Bab 6.6

Aspal Beton (Laston) 5 cm Bab 6.8

Lasbutag 3 cm Bab 6.9

Aspal Campur Dingin 5 cm Bab 6.11

DRAINASE

Item-item umum untuk Rehabilitasi Bab 2.2

Pipa Gorong-gorong Bab 2.5 2.6

Bahan drainase porous Bab 2.7

Pasangan batu Bab 7.4

Pasangan batu dengan siar Bab 8.1

Beton Bab 7.1

RAMBU LALU LINTAS DAN PATOK-PATOK

Rambu lalu lintas, Patok Petunjuk dan Patok Baba 8.5

Kilometer Balok rel pengaman dari baja. Bab 8.6

(3) Syarat-Syarat Kualitas

Sebelum suatu sumber bahan dipilih, Kontraktor harus menyerahkan rincian sumber pengadaan

bersama-sama dengan data uji yang relevan, yang menunjukkan kecocokan dengan persyaratan

spesifikasi yang mengacu pada Tabel 9.2.2. Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menyerahkan

contoh bahan dan melaksanakan suatu ujian lebih lanjut yang dianggap, perlu sebelum memberikan

persetujuan.

Page 193: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

193

9.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Jalan Kerikil

a. Peralatan

Kebutuhan-kebutuhan yang utama meliputi:

Motor grader dengan pisau dan gandengan garukan

Mesin gilas

Tangki air

Alat bantu, termasuk garu, sekop dan gerobak dorong.

b. Perbaikan lubang-lubang dan tempat-tempat lunak

Lubang-lubang dan tempat-tempat lunak harus diperbaiki dengan Langan yang sesuai dengan

instruksi Direksi dan dengan cara sebagai berikut:

i. Lubang-lubang harus dipotong kembali dan dibuat kotak sampai permukaan tanah dasar. Tanah

dasar tersebut harus dipadatkan dengan baik dan lubang-lubang diisi kembali dengan bahan

kelas A sebagaimana disyaratkan, yang akan ditaruh dan dipadatkan dalam lapisan-lapisan 10

cm.

ii. Permukaan bagian atas akan dipasangi dengan kerikil sebagaimana ditetapkan, setebal 10 cm

dan dipadatkan dengan mesin gilas. Luas yang kecil dapat dipadatkan dengan mesin tumbuk.

c. Pembentukan ulang permukaan jalan kerikil

i. Bahan-bahan berbutir untuk pengkerikilan ulang permukaan yang ada akan dipilih sesuai

dengan persyaratan Sub Bab 6.1.2 dan ditempatkan di lapangan, siap disebarkan. Bila

bahan-bahan lebih dari satu sumber digunakan dalam kombinasi, bahan tersebut harus

dicampur di tempat pekerjaan.

ii. Permukaan kerikil yang ada harus dikupas sampai kedalaman sekitar 5 cm dengan

motor grader, untuk memberikan sebuah penguncian antara bahan yang ada dan bahan

yang baru, dan ujung-ujung jalan harus dikurung.

iii. Bahan-bahan berbutir akan ditempatkan dan dicampur mienyefuruh dalam keadaan

kering menggunakan tenaga kerja dan motor grader. Jika perlu akan ditambahkan air

dan pekerjaan berlanjut untuk menyesuaikan kandungan air sampai kadar kelembahan

optimum dan menjamin satu kadar kelembahan yang seragam di seluruh bahan

terpasang. Bilamana bahan tersebut telah dihampar dengan rata di atas jalan pada kadar

kelembahan yang benar, bahan tersebut dibentuk miring sampai satu punggung jalan

atau kemiringan melintang 4% mengikuti petunjuk Direksi.

iv. Secepatnya setelah pencampuran dan penghamparan diselesaikan, bahan permukaan

berbutir tersebut harus dipadatkan di seluruh lebar jalan menggunakan sebuah mesin

gilas roda baja atau mesin gilas ban bertekanan ataupun alat tumbuk lainnya yang dapat

diterima Direksi Teknik. Penggilasan harus dimulai dipinggiran jalan dan bekerja menuju

ke bagian tengah. Permukaan-permukaan yang tidak rata harus diperbaiki dengan

mengupas tempat-tempat tinggi, mengisi dan memadatkan tempat-tempat yang rendah

demikian sehingga permukaan akhir seragam dan rata.

v. Bahan permukaan berbutiran tersebut harus dihampar dan dipadatkan dalam lapis-lapis

Page 194: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

194

dengan tebal padat tidak kurang dari 10 cm, sehingga kepadatan yang ditetapkan dapat

dicapai dengan alat yang tersedia. Bila diperlukan lebih dari satu lapisan, setiap lapisan

harus dipadatkan dan dibentuk sebelum lapisan berikutilya di pasang.

vi. Pemadatan akan berlanjut sampai masing-masing lapisan dipadatkan mencapai 100%

kepadatan maksimum (AASHTO T99) dan penambahan sejumlah kecil abu batu

plastisitas rendah atau pasir dapat diizinkan dalam tahap akhir pemadatan untuk

memudahkan pengikatan dan stabilisasi lapis permukaan tersebut.

vii. Bahan permukaan berbutir tersebut yang dipasang di tempat dimana tidak dapat

dimasuki mesin gilas harus dipadatkan menggunakan mesin tumbuk yang disetujui.

(2) Perkerasan dengan Lapis Penutup

Pekerjaan perbaikan dan pemulihan ke keadaan semula sebagaimana diuraikan pada Tabel 9.2.1 akan

diperlakukan terhadap cacat-cacat perkerasan berikut:

i. Kemerosotan Permukaan

Karena mutu yang jelek dari tekstur permukaan dan oxidasi atau terlalu panasnya bahan

pengikat.

ii. Kehancuran Lapis Pondasi Atas

Karena lapis tanah dasar yang lunak, kurang pemadatan, mutu agregat yang jelek.

iii. Kehancuran Lapis Pondasi Bawah

Karena drainase yang tidak memadai dan lapis tanah dasar yang basah, atau mutu lapis

tanah dasar jelek dan kurang pemadatan.

a. Peralatan

Kebutuhan Pokok Meliputi:

Mesin gilas yang dipilih dari daftar berikut yang tergantung kepada jenis pekerjaan:

Mesin gilas roda baja rata 6 -8 ton

Mesin gilas ban pneumatic (dengan balast)

Mesin gilas bergetar 6 ton

Mesin gilas kecil 1 -2 ton

Distributor/Penyemprot aspal bertekanan dengan batang semprotan dan slang tangan (termasuk alat pemanas aspal).

Mesin tumbuk

Alat-alat bantu, meliputi sekop, garu, sapu dan gerobak dorong.

b. Perbaikan Lubang-Lubang, bagian Ambles dan Pinggiran Hancur

i. Bahan-Bahan.

Pemilihan bahan-bahan dibuat dengan mengacu kepada Tabel 9.2.2 dan yang sesuai dengan

instruksi Direksi berdasarkan jenis perkerasan jalan yang harus diperbaiki.

ii. Perbaikan Permukaan Penetrasi Makadam

Galilah lubang atau bagian ambles ke bawah sampai pondasi, potongan sisi persegi dan buanglah semua bahan-bahan lepas, jika perlu, buang juga bahan-bahan tanah dasar yang

Page 195: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

195

rusak.

Gantilah jika perlu dengan bahan tanah dasar yang disetujui dan padatkan dengan mesin tumbuk. Oleskan sedikit aspal lapis pelekat pangs atau emulsi dingin dengan semprotan tangan mengenai dasar dan sisi-sisinya.

Tempatkan agregat lapis pondasi atas dalam lapisan-lapisan 10 cm (tergantung kepada kedalaman) dan ditumbuk. Bangunlah lapis pondasi atas tersebut ke atas sampai 5 cm dari permukaan perkerasan.

Taruhlah agregat kasar (yang sesuai dengan Sub Bab 6.5.2) sampai ketinggian permukaan dan padatkan dengan mesin gilas atau alat tumbuk tangan, bila per;u tarnbahkan lagi agregat.

Semprotkan bahan pengikat aspal dengan semprotan tangan pada tingkat penyemprotan 0,5 l/m2 atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi, dalam jumlah yang cukup untuk menerobos sampai dasar lapis permukaan agregat kasar. Juga semprotkan sedikit kepada perkerasan di sekitarnya dalam batas 5 cm dari perbaikan.

Taburkan ke lapisan permukaan yang diperbaiki dengan agregat kunci atau pasir kasar dan padatkan dengan mesin gilas bergetar.

iii. Penyelesaian permukaan dengan Aspal Campuran Dingin.

Ikutilah tiga langkah pertama yang diberikan untuk penetrasi makadam di alas.

Oleskan lapis aspal pelekat mencapai agregat lapis pondasi atas dan letakkan aspal campuran dingin yang sudah disiapkan di atas, satu tebal padat 5 cm, berhenti di ketinggian sedikit di atas permukaan.

Selesaikan dengan pemadatan akhir menggunakan mesin gilas bergetar.

iv. Penyelesaian Permukaan dengan Laburan Aspal Permukaan (BURTU DAN BURDA)

Ikutilah empat langkah pertama yang diberikan untuk Penetrasi Makadam sampai ketinggian permukaan.

Semprotkan bahan pengikat aspal di atas agregat kasar pada tingkat penyemprotan sekitar 1,5 I/m2.

Taburkan lapis pertama laburan agregat penutup sampai menutupi dan mengisi rongga seluruhnya, menggunakan agregat ukuran tunggal 19 mm, terkecuali dinyatakan lain, dan padatkan dengan mesin gilas bergetar.

Semprotkan bahan pengikat aspal lapis kedua pada tingkat semprotan sekitar 1 l/m2.

Taburkan lapis kedua laburan agregat penutup menggunakan agregat ukuran tunggal 6 mm - 9,5 mm dan digilas sampai penyelesaian akhir permukaan yang memuaskan.

c. Perbaikan Retak Permukaan Perkerasan dengan Lapis Penutup Aspal

Semua retak-retak harus diisi dengan salah satu dari dua cara berikut sebelum pembentukan ulang permukaan.

i. Pelapisan penutup untuk retak-retak halus (BURAS)

Retak-retak halus harus ditutup oleh pelapisan permukaan perkerasan dengan aspal yang dipilih

dari aspal cair atau aspal emulsi. Kemudian permukaan tersebut harus diratakan dengan agregat halus

atau pasir. Semua pekeriaan harus patuh kepada persyaratan Bab 6.4.

ii. Penutupan setempat sampai retak-retak yang luas

Bila retak-retak terbatas dalam perkerasan adalah terlalu lebar untuk dilapisi dengan BURAS, cara pilihannya adalah melapisi masing-masing retak tersebut sendiri-sendiri.

Sebelum pelapisan, retak-retak lebar tersebut digaruk-garuk membuang semua kotoran dan sampah.

Page 196: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

196

Aspal cair atau aspal emulsi kemudian dituangkan dengan ember ke dalam masing-masing retak sehingga retak-retak tersebut terpenuhi.

Agregat halus ditambahkan, dan pasir akan ditaburkan ke permukaan tersebut sebagai penyerap bagi aspal lebihan, secepatnya setelah penuangan.

d. Pembentukan Ulang Permukaan Perkerasan dengan Lapis Penutup Aspal

i. Pada penyelesaian Pekerjaan persiapan, permukaan perkerasan harus diperiksa oleh

direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan akhir sebelum pembentukan ulang

permukaan (resur-facing) perkerasan dimulai.

ii. Panjang sebenarnya perkerasan yang harus dilapis ulang permukaan (resurfacing),

harus diketahui secara jelas dan ditandai di lapangan, serta semua bahan-bahan dan

pilihan Peralatan yang diperlukan harus dibawa ke lapangan.

iii. Pekerjaan pembentukan ulang permukaan (resurfacing) dan lapis ulang (overlay)

sebagaimana diuraikan dalam Daftar Penawaran dan sebagaimana diperlukan oleh

Direksi Teknik harus dilaksanakan dengan mematuhi persyaratan-persyaratan Bab-bab

yang terpakai dari Spesifikasi, mengacu pada Sub Bab 9.2.1 (2)

(3) Pembangunan dan Pembentukan Baru Bahu Jalan

a. Pekerjaan bahu jalan meliputi pembersihan tumbuh-tumbuhan dan semak-semak, pemotongan,

pembentukan ulang, penimbunan, perapihan dan pemadatan mencapai garis tingkat dan kemiringan

melintang yang diperlukan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh

Direksi Teknik. Semua Pekerjaan harus mematuhi persyaratan-persyaratan Bab 4.1 dan Bab 4.2

Spesifikasi ini.

b. Peralatan

Peralatan meliputi:

Motor grader atau Traktor dilengkapi dengan pisau

Mesin gilas bergetar

Alat bantu termasuk garu, sekop, gerobak dorong.

c. Bahan-Bahan

i. Untuk membangun bahu jalan yang ada, bahan yang harus dipakai adalah urugan timbunan

terpilih memenuhi persyaratan Sub Bab 3.2.2.

ii. Untuk menyediakan bahu jalan baru, bahan yang harus dipergunakan harus bahan lapis pondasi

bawah yang disetujui, memenuhi persyaratan Sub Bab 5.1.2.

d. Pelaksanaan

i. Pembentukan ulang bahu jalan yang ada, meliputi pemotongan tempat-tempat tinggi,

penimbunan daerah rendah, dibentuk lagi sampai ke garis, ketinggian dan kemiringan melintang,

dan pemadatan akhir harus seperti yang ditetapkan pada Bab 9.1 Spesifikasi ini.

ii. Pembangunan bahu jalan baru, meliputi pengadaan, pemasangan, penghamparan dan

pemadatan bahan pondasi bawah berbutiran terpilih di atas lapis tanah dasar yang sudah

disiapkan yang dipadatkan sampai ke garis dan ketinggian, harus seperti yang ditetapkan pada

Page 197: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

197

Bab 4.2 Spesifikasi ini.

(4) Saluran Tepi Jalan dan Gorong-Gorong Baru

Perbaikan saluran dan gorong-gorong yang ada pada umumnya dimasukkan di bawah Pemeliharaan

Rutin.

Pekedaan Pemeliharaan Berkala mencakup:

Perluasan saluran yang ada

Penyediaan saluran baru

Pembangunan saluran baru yang dilapisir

Penggantian pipa gorong-gorong yang rusak

Pembangunan gorong-gorong pipa baru, beserta dinding kepala dan dinding sayap.

a. Bahan-Bahan

Bahan-bahan yang akan dipilih harus sesuai dengan persyaratan untuk pekerjaan khusus dan menurut

petunjuk Direksi Teknik untuk menatuhi persyaratan-persyarata.n Spesifikasi ini.

b. Pelaksanaan

i. Semua pekerjan perbaikan besar dan pekerjaan-pekerjaan baru harus dilaksanakan dengan

mematuhi Bab masing-masing Spesifikasi ini dan sebagaimana diperintahkan Direksi di lapangan.

ii. Pekerjaan tersebut harus seperti diuraikan dalam Daftar Penawaran dan akan dikenali

(diidentifikasi) serta ditandai dengan jelas dilapangan oleh Direksi Teknik.

iii. Setiap pekerjaan tak terduga, yang tidak terlihat atau tidak diantisipasi (ditanggapi) pada tahap

persiapan dan yang di dalam pendapat Direksi Teknik tidak disediakan dimana saja, harus dilaksanakan

di bawah perintah tertulis dan disetujui Direksi Teknik. Pekerjaan tersebut akan dimasukkan dalam item

pembayaran yang bersangkutan atau ke dalam pekerjaan harian, bila tidak ada item pembayarannya.

(5) Perbaikan Struktur dan Pengecatan Jembatan

Semua pekerjaan di bawah item ini harus diketahui dan dilaksanakan di bawah petunjuk Direksi Teknik.

Bahan-bahan dan penanganannya harus dalam kesesuaian yang penuh dengan “petunjuk Pemeliharaan

Jembatan Kabupaten” dan “Spesifikasi Jembatan” yang terpisah.

(6) Rambu Lalu Lintas, patok-patok dan Rel pengaman baru

a. Pekerjaan-pekerjaan untuk penggantian dan panyediaan rambu lalu lintas, patok kilometer/patok

petunjuk dan rel pengaman yang baru, harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Bab 8.5

dan B 8.6 Spesifikasi ini.

b. Bahan-Bahan

i. Rambu-rambu dan pelat-pelat lalu lintas harus dipabrikasi secara baik dan dicat sebagaimana

diuraikan dalam Spesifikasi dan seperti ditunjukkan pada Gambar standar dan harus berupa tanda-tanda,

warna-warna, jenis dan luas yang memantulkan yang diuraikan sebelumnya oleh DLLAJR.

Sebuah daftar kebutuhan sebenarnya, akan disediakan oleh Direksi sebelum pabrikasi dan

pengadaan.

Page 198: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

198

ii. Patok kilometer, patok petunjuk dari beton, akan dibuat pracetak menggunakan beton

kelas K175 dengan penulangan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Standar.

Kebutuhan sebenarnya akan dipasok oleh Direksi Teknik sebelum pembuatan.

iii. Rel pengaman balok baja akan disediakan galvanisasi kecuali dinyatakan lain dan akan

memenuhi persyaratan Spesifikasi AASHTO M180 (Gambar 1.) untuk potongan ba;ok W.

Rel-rel akan dipasok lengkap dengan bagian ujung, sambungan-sambungan, blok-blok

pemisah, dan patok rel pengaman, semua sebagaimana ditentukan dalam Daftar

Penawaran.

c. Pemasangan

i. Semua tanda-tanda dan patok-patok akan ditempatkan secara benar dan

penempatannya sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.

i i . Lubang-lubang akan digali sampai kedalaman dan bentuk yang diperlukan sebagaimana

ditunjukkan dalam Gambar dan patok-patok dipasang vertikal memenuhi posisi dan arah

yang diperlukan. Urugan kembali menggunakan bahan-bahan yang sesuai, yang

dipadatkan sehingga disetujui Direksi Teknik.

i i i . Blok pondasi beton untuk rambu lalu lintas, akan dibuat dengan menggunakan beton

1:2,5:5, sebagaimana ditetapkan.

9.2.4 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu bahan dan penanganan akan dilaksanakan oleh Direksi Teknik sejauh yang

diperlukan untuk menjamin bahwa sayarat-syarat mutu dan standar kinerja mengacu kepada Spesifikasi

ini dipatuhi. Sejumlah data uji yang cukup harus disediakan oleh Kontraktor untuk dapat

diterimanya/disetujuinya bahan-bahan tersebut.

9.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

Pengukuran untuk masing-masing pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini harus secara umum,

kecuali dinyatakan lain, sesuai dengan cara yang diberikan dalam Bab-bab yang berkaitan dari

Spesifikasi ini dan sebagaimana diuraikan di bawah untuk berbagai bahan yang digunakan.

(1) Perbaikan lubang-lubang, bagian ambles, tempat-tempat lunak, pinggiran yang hancur, untuk jalan

kerikil dan perkerasan dengan lapis penutup akan diukur untuk pembayaran, sebagai volume

bahan buUran dan bahan aspal yang sebenarnya dipasang dan telah dapat diterima untuk

pekerjaan perbaikan.

Pekerjaan tersebut meliputi setiap perbaikan yang diperlukan terhadap lapis tanah dasar

termasuk penyediaan urugan terpilih, pemadatannya sampai kepadatan yang diperlukan.

(2) Kerikil yang dipasang sebagai lapisan permukaan untuk pembentukan ulang lapis permukaan jalan

kerikil yang ada akan, diukur untuk pembayaran dalam meter persegi pada tebai yang ditentukan

dari luas permukaan terpasang dan diterima.

(3) Laburan aspal pasir (BURAS) yang dipasang sebagai satu penutup pelindung retak-retak

permukaan akan diukur untuk pembayaran dalam meter persegi dari permukaan perkerasan sebenarnya

terlapisi dan diterima.

(4) Bahan aspal untuk Lapis Aspal Pelekat dan Lapis Aspal Resap Pelekat, dan untuk lapis penutup

retak-retak lebar, akan diukur dalam liter bahan aspal yang dipasok dan dipakai yang tercatat dan

diterima oleh Direksi Teknik.

Page 199: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

199

(5) Pembentukan ulang permukaan (resurfacing) dan lapis ulang (overlay) kepada perkerasan

dengan lapis penutup yang diperlukan untuk Pemeliharaan Berkala dan mengacu kepada Sub

Bab 9.2.1 (2) akan diukur untuk pembayaran sebagaimana dinyatakan di bawah:

Laburan Aspal Permukaan (BURTU DAN BURDA) meter persegi

Laburan Permukaan Aspal Pasir (BURAS) meter persegi

Lapisan Permukaan Penetrasi Makadam meter persegi

Lasbutag (Pekerjaan kecil) (lapis ulang 3 cm) meter persegi

Aspal CampurAN dingin (Pekerjaan kecil) (Lapis ulang) meter persegi

Pengukuran akan meliputi pengadaan semua bahan, pencampuran, penempatan, pemadatan dan

penyelesaian sampai disetujui Direksi Teknik.

(6) Pembangunan dan pembentukan ulang bahu jalan yang ada, membuat bahu jalan baru, termasuk

pemadatan akhir, akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik dari bahan pilihan atau

butiran terpasang dan dipadatkan, yang dicatat dan diterima Direksi Teknik.

(7) Pekerjaan drainase jalan sebagaimana diuraikan pada Tabel 92.1 akan diukur untuk pembayaran

sebagaimana dinyatakan di bawah:

Saluran tanah baru meter kubik

Saluran dilapisi baru; meter kubik

Pekerjaan batu dengan siar

Urugan kembali bahan porous

Beton

Gorong-gorong baru; pipa beton baja bergelombang met. panjang

Dinding kepala/sayap (termasuk di bawah item meter kubik

pembayaran untuk saluran dilapisi).

Pengukuran akan meliputi penyediaan semua bahan, penggalian, pemasangan, pemadatan,

urugan kembali dan penyelesaian sehingga disetujui Direksi Teknik.

(8) Rambu-rambu lalu lintas, patok kilometer dan patok petunjuk yang baru akan diukur untuk

pembayaran sebagai jumlah yang dipasok dan terpasang sesuai dengan instruksi Direksi Teknik.

Pekerjaan tersebut meliputi semua pabrikasi, pengadaan, pemasangan dan penyelesaian sampai

disetujui Direksi Teknik.

(9) Rel pengaman balok baja akan diukur untuk pembayaran dalam meter panjang rel pengaman

terpasang dan diterima Direksi Teknik: Penyediaan terpisah akan dibuat untuk penyediaan dan

pemasangan batang-batang ujung dan patok rel pengaman, yang akan diukur untuk pembayaran

sebagai jumlah satuan yang dipasok dan dipasang pada posisinya dengan baik. Tidak ada

penyediaan terpisah akan dibuat untuk penggalian, urugan kembali dan pengecatan, serta semua

pekerjaan tersebut akan dimasukkan dalam satuan harga untuk rel pengaman.

(10) Perbaikan Struktural Jembatan

Bila dilaksanakan di bawah kontrak pekerjaan pemeliharan berkala, perbaikan struktural

jembatan, termasuk penggantian lantai jembatan dan pengecatan ulang pekerjaan baja (pekerjaan mana

Page 200: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

200

dapat secara jelas dikenali dan diukur) akan diukur untuk pembayaran sebagai berikut:

Mengganti beton struktural yang tidak sempurna kelas K 227

Meter kubik

Tambahan untuk penyediaan dan pemasangan baja tulangan

Kilogram

Penambalan dengan adonan khusus Kilogram

Penggantian pekerjaan baja Kilogram

Penggantian lantai kayu Meter kubik

Pembersihan dan pengecatan, bangunan baja Meter persegi

Cetakan (begisting) Meter persegi

Semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan jembatan yang baik yang

telah diuraikan, termasuk pabrikasi, penyediaan semua bahan, pemotongan, pemasangan dan

penyelesaian sehingga disetujui Direksi Teknik, akan dianggap telah dimasukkan dalam item

pembayaran yang telah diberikan.

(11) Untuk setiap jenis perbaikan atau pemulihan ke keadaan semula lainnya, dimana dalam pendapat

Direksi Teknik tidak ada item pembayaran yang relevan atau cocok, pekerjaan tersebut akan

diukur dan dibayar pada dasar Pekerjaan Harian, tergantung kepada pemberitahuan tertulis oleh

Direksi Teknik.

9.2.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga Kontrak per satuan

pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran,

dimana harga-harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan

pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua penyiapan yang diperlukan, penggalian, pemotongan,

pabrikasi, urugan kembali dan penyelesaian, serta untuk pekerjaan atau biaya-biaya lainnya yang

diperlukan atau yang biasa bagi penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan sebelumnya dalam

spesifikasi ini.

Nomor Item Pembayaran

Uraian Satuan

Pengukuran

9.2.1 Perbaikan Pada Perkerasan dan Bahu Jalan

(1) Urugan pilihan meter kubik

(2) Lapis pondasi bawah butiran meter kubik

(3) Lapis pondasi atas agregat meter kubik

(4) Penetrasi Makadam meter kubik

(5) Lasbutag meter kubik

(6) Aspal Campur Dingin meter kubik

(7) Aspal Cair (Cut Back) liter

9.2.2 Pembentukan Ulang Permukaan Perkerasan

(1) Kerikil (tebal harus ditentukan) meter persegi

(2) Aspal lapis pelekat/lapis resap pelekat liter

(3) Laburan aspal pasir permukaan (BURAS) meter persegi

(4) Laburan aspal permukaan (lab. satu lapis) meter persegi

(5) Laburan.aspal permukaan (lab. dua lapis) meter persegi

(6) Lapis permukaan penetrasi makadam . meter kubik

(7) Lasbutag (lapis ulang 3 cm) meter persegi

(8) Aspal campur dingin (lapis ulang 3 cm) meter persegi

9.2.3 Pekerjaan Drainase Jalan

(1) Saluran tanah baru meter kubik

(2) Saluran baru dilapisi

- Pekerjaan batu dengan siar meter kubik

- Urugan kembali bahan porous meter kubik

- Beton 3 meter kubik

(3) Gorong-gorong baru

- Pipa beton (dia. harus ditetapkan) Meter panjang

Page 201: Spesifikasi Teknis Jalan 2015 P.apbd

Spesifikasi Teknis 2015 – DPU Langkat

201

- Pipa baja: bergelombang (dia. harus ditetapkan) meter panjang

(4) Dinding kepala/sayap baru, pasangan batu meter kubik

9.2.4 Rambu Lalu Lintas Baru

(1) Rambu lalu lintas lengkap unit

(2) Patok penunjuk unit

(3) Patok kilometer unit

9.2.5 Rel Pengaman Baru

(1) Balok rel pengaman meter panjang

(2) Batang-batang Ujung unit

(3) Patok rel pengaman (Kayu/beton/baja) unit

9.2.6 Perbaikan Struktural Jembatan (yang termasuk dalam kontrak Pemeliharaan Berkala)

(1) Penggantian beton struktural yang tidak sempurna (Kelas K 225)

meter kubik

(2) Tambahan untuk baja tulangan kg

(3) Penambalan dengan adonan khusus kg.

(4) Penggantian pekerjaan baja kg.

(5) Penggantian lantai kayo meter persegi

(6) Pembersihan dan pengecatan pekerjaan baja meter persegi

(7) Pekerjaan cetakan (begisting) meter persegi