SPESIFIKASI TEKNIS

38
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN LINGKUP PEKERJAAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan – bahan, tenaga kerja dan peralatan sebagai alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. b. Pekerjaan persiapan yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan didalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis. c. Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar – gambar rencana baik dari besaran volume, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi pekerjaan tersebut. Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik maka hal ini harus disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan dilapangan oleh Direksi Teknis, hal ini akan dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak. Seluruh biaya yang disebabkan perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran. PEKERJAAN PAPAN PENGENAL PROYEK a. Kontraktor wajib papan nama proyek dengan isi/tulisan sesuai format yang telah ditentukan, papan nama proyek harus dipasang pada lokasi yang mudah terlihat oleh masyarakat. b. Papan nama proyek berukuran 80x120 cm yang terbuat dari plywood dengan ketebalan 12 mm dan dipasang pada tonggak kayu dan ditanam kuat kedalam tanah PEKERJAAN PEMBERSIHAN a. Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus

description

rab

Transcript of SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN

LINGKUP PEKERJAAN

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan – bahan, tenaga kerja dan peralatan sebagai alat

bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Pekerjaan persiapan yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan

didalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis.

c. Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar –

gambar rencana baik dari besaran volume, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi

pekerjaan tersebut. Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik

maka hal ini harus disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada waktu penjelasan

tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan dilapangan oleh Direksi Teknis, hal

ini akan dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak. Seluruh biaya

yang disebabkan perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item

pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran.

PEKERJAAN

PAPAN PENGENAL PROYEK

a. Kontraktor wajib papan nama proyek dengan isi/tulisan sesuai format yang telah ditentukan,

papan nama proyek harus dipasang pada lokasi yang mudah terlihat oleh masyarakat.

b. Papan nama proyek berukuran 80x120 cm yang terbuat dari plywood dengan ketebalan 12

mm dan dipasang pada tonggak kayu dan ditanam kuat kedalam tanah

PEKERJAAN

PEMBERSIHAN

a. Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara Pekerjaan bebas dari

akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi

pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan

tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh

permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap

pakai dan diterima oleh Direksi Tekni.

b. Pembersihan Selama Pelaksanaan

1) Kontraktor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat

kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa

bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di

tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.

2) Kontraktor harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan

bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.

3) Kontraktor harus menjamin bahwa tanda-tanda untuk fasilitas umum dan sejenisnya

dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.

4) Kontraktor harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan,

kotoran dan sampah sebelum dibuang.

5) Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang

telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang

Pencemaran Lingkungan yang berlaku.

6) Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi

proyek tanpa persetujuan dari Direksi Tekni.

7) Kontraktor tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia,

minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.

8) Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau

saluran air.

9) Bilamana Kontraktor menemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari

sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran

air permukaan, baik oleh pekerja Kontraktor maupun pihak lain, maka Kontraktor harus

segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Tekni, dan segera mengambil

tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis untuk mencegah terjadinya

pencemaran lebih lanjut.

PEKERJAAN BOUWPLANK/UITZET

a. Semua papan dasar bangunan (bouwplank) menggunakan kayu klas II berukuran 2,5/25 cm

b. Semua patok – patok kayu menggunakan kayu klas II berukuran 5/5 cm

c. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan setelah pekerjaan perataan

dan peninggian tanah selesai dilaksanakan. Permukaan atas papan dasar bangunan

(bouwplank) harus diserut rata dan dipasang waterpass pada peil + 1,50 m, setiap jarak 2,00

m papan dasar diperkuat dengan patok – patok kayu, papan dasar tersebut dipasang minimum

berjarak 2,00 m dari garis terluar bangunan.

Gambar : Pemasangan BowplangSumber : Dokumentasi Pribadi ( Jumat, 25 September 2015 )

d. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, Kontraktor harus yakin bahwa semua

permukaan tanah baik pada kenyataanya maupun pada garis transisi dalam gambar rencana

adalah benar. Jika Kontraktor ragu dengan ketelitian permukaan tanah tidak sesuai dengan

garis transisi dalam gambar rencana, Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada

Direksi Teknis yang selanjutnya akan dipertimbangkan dan diselesaikan bersama.

e. Jika didalam pengukuran kembali terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan

dilapangan yang sebenarnya, maka Direksi Teknis akan mengeluarkan keputusan tentang hal

tersebut, serta Kontraktor wajib melakukan penggambaran kembali tapak proyek, lengkap

dengan keterangan mengenai ketinggian tanah, batas – batas, letak pohon – pohon dan

sebagainya.

f. Ukuran – ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar, apabila ukuran – ukuran

pada gambar tidak tercamtum atau tidak jelas atau saling berbeda, harus segala dilaporkan

kepada Direksi Teknis, apabila dianggap perlu maka Direksi Teknis berhak merubah

ketinggian, letak atau ukuran suatu bagian pekerjaan.

g. Semua ketetapan pekerjaan pengukuran dan sudut siku – siku harus terjamin keakuratannya.

Pengukuran sudut dengan benang atau prisma hanya diperkenankan untuk bagian – bagian

kecil yang telah disetujui Direksi Teknis. Hasil pengambilan dan pemakaian ukuran – ukuran

yang keliru menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

h. Kontraktor harus membuat patok tetap/BM (Bench Mark), hasil pengukuran dilapangan harus

dikaitkan dengan BM yang telah ada menurut petunjuk Direksi Teknis, jika diperlukan

Kontraktor harus memasang patok – patok pembantu untuk menentukan ketinggian dan

koordinat lokal, yang harus dijaga keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan

berlangsung.

i. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran tapak proyek dengan teliti dan harus

disaksikan oleh Direksi Teknis, untuk mengetahui batas – batas tapak, elevasi tanah, letak

pohon – pohon dsb. Pengukuran tersebut harus menggunakan peralatan yang memadai

seperti water pass, theodolith yang kesemuanya peralatan tersebut harus disediakan oleh

Kontraktor.

j. Kontraktor harus membuat patok referensi ketinggian terhadap datum untuk titik tertentu,

Kontraktor harus mengikuti petunjuk dari peta kunci koordinat yang terdapat pada gambar

kerja. Penentuan patok – patok bouwplank dan patok – patok lainnya harus dilakukan dengan

theodolith/water pass yang sebelumnya sudah disetujui dan diperiksa oleh Direksi Teknis.

Sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai patok – patok pembantu/bouwplank harus diperiksa

dan disetujui oleh Direksi Teknis.

k. Titik-titik duga/pokok tersebut tidak boleh dipindahkan tanpa persetujuan Direksi Teknis.

l. Pemasangan patok-patok ataupun titik-titik duga yang telah terpasang maupun bouwnplank,

jika Direksi menilai/mempertimbangkan merasa perlu merobah bouwnplank dapat diubah.

m. Apabila ada patok yang rusak, harus segera diganti dengan yang baru dan pemasangannya

diketahui dan disetujui oleh Direksi Teknis.

TEMPAT PENIMBUNAN BAHAN DAN PERALATAN

Gambar : Tempat PeralatanSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

a) Umum

Pekerjaan ini berupa penyediaan tempat sementara guna keperluan penimbunan bahan - bahan

bangunan dan penyimpanan alat – alat untuk keperluan proyek. Lokasi untuk keperluan ini

harus dipilih sedemikian rupa sehingga aman dari pengaruh alam dan manusia serta harus

mudah pencapaiannya.

b) Pelaksanaan pekerjaan :

1. Lokasi tempat penimbunan akan ditentukan oleh Direksi Teknis

2. Lokasi harus bebas dari banjir.

3. Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan, lokasi harus dibersihkan kembali.

AIR KERJAa. Untuk pelaksanaan kegiatan pekerjaan Kontraktor harus menyediakan air kerja yang bersih

dan memenuhi persyaratan – persyaratan teknis PUBI-1982 pasal 9, tidak berbau, tidak

mengandung kotoran, Lumpur, atau bahan organis lainnya. Air dapat diperoleh langsung

dilapangan atau bila tidak memungkinkan dapat didatangkan dari luar proyek.

b. Kontraktor harus menyediakan bak penampungan air yang dapat mencukupi kebutuhan

proyek.

c. Direksi Teknis berhak menolak air kerja yang tidak memenuhi persyaratan diatas.

1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

Gambar : Pekerjaan Galian TanahSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 23 September 2015 )

Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:

Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui

ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.

Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang

kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau

dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.

Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan

daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 bila tanah dasar masih jelek, dengan daya

dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai

kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2. Lebar dasar

galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih

leluasa bekerjanya Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan

penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

2. Pekerjaan Penulangan

a) Perakitan tulangan Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat

pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang

dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan

tulangan :

Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat

diketahui dari ukuran pondasi setempat.

Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan

memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi

setempat tersebut.

Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat

pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas

Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran

Gambar : Perakitan TulanganSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 23 September 2015 )

Gambar : Perakitan Tulangan Pondasi Setempat Ukuran 40x20 cmSumber : Dokuentasi Pribadi ( 23 September 2015 )

Gambar : Perakitan Tulangan Pondasi Setempat Ukuran 60x60 cmSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 23 September 2015 )

b) Pemasangan Tulangan Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan

tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi

setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak

terlalu dalam. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan

tulangan:

Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan

tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.

Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar

tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan

menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung

sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan

dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut

beton) dan tulangan tidak menjadi karat.

Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat

langsung melakukan pengecoran.

Untuk penggambaran pemasangan penulangan dapat dilihat pada

lampiran

Gambar : Pemasangan Tulangan

Sumber : Dokumentasi Pribadi, ( 23 September 2015 )

4. Pekerjaan Pengecoran

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split

serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat

beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai

membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.

Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena

mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti

semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.

Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok

ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat

kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan

pengecoran pondasi setempat yaitu: Membuat kotak takaran untuk

perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat mempergunakan ember

sebagai ukuran perbandingan.

Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari

kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22

cm x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran

tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.

Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti:

semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan

untuk pengecoran.

Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan

perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume

pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.

Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan:

pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan

tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya

Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-

10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak

spesi.

Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian

tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi

centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar

tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil

sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.

Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut

dibiarkan mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah

urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

Gambar : Pengecoran PondasiSumber : Dokumentasi Pribadi ( 23 September 2015 )

Gambar : Pekerjaan SloofSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 19 September 2015 )

Pekerjaan beton merupakan salah satu bagian pekerjaan yang memerlukan

perhatian yang

serius dari Kontraktor dan Direksi dalam setiap proses dan keputusan yang

diambil.

8.1 Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan beton bertulang yang dilakukan adalah pembuatan pondasi,

kolom ,sloof, balok tangga, Pelat lantai, dan pekerasan semenisasi jalan,

b. Bagian-bagian pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan beton dan

dilakukan sebelum, sedang serta sesudah pengecoran adalah pembuatan

cetakan, persiapan dan penulangan, pengecoran, pemeliharaan,

pembukaan cetakan dan lain sebagainya.

c. Semua pekerjaan beton bertulang yang dilakukan harus disertai test beton di

lapangan yang hasilnya langsung dapat diperoleh, serta test beton di

laboratorium yang dilakukan di lembaga di luar proyek dengan biaya test

ditanggung oleh Kontraktor.

Langkah Pelaksanaan.

Langkah pelaksanaan pekerjaan beton bertulang terdiri dari kegiatan

penyiapan adukan, pemasangan tulangan, persiapan pengecoran atau

pemasangan begesting, pelaksanaan pengecoran, perawatan atau

pemeliharaan beton, pembongkaran begesting dan pelaksanaan uji

laboratorium.

a. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, Kontraktor harus meneliti

gambargambar kerja penulangan beton. Apabila terjadi keragu-raguan

segera menanyakan dan meminta jawaban Direksi sebelum memulai

pelaksanaan pekerjaan.

b. Adukan

Adukan beton untuk konstruksi beton bertulang digunakan beton

dengan campuran K225 ( sesuai yang ada dalam BOQ )

Adukan beton untuk konstruksi beton tidak bertulang menggunakan

adukan 1:3:5

Gambar : Adukan SemenSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 25 September 2015 )

c. Tulangan

Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan

dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai

dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam gambar kerja, harus

dimintakan persetujuan Direksi terlebih dahulu.

Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahanbahan lain

yang mengurangi daya rekat.

Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama

pengecoran tidak berubah tempat.

Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan

lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan tebal dan

pemasangan sesuai dengan PBI ’71.

Gambar : Perakitasn Tulangan

Sumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

d. Persiapan Pengecoran

Kontraktor harus membuat kotak takaran untuk adukan beton.

Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran.

Cetakan harus datar dan tegak lurus, kedudukan dan bentuknya tetap tidak

bergeser maupun bergerak pada waktu dan setelah pengecoran tetapi mudah

dibongkar.

Cetakan dibuat dari kayu berkualitas sedang tebal 3 cm, dan memenuhi syarat

sesuai fungsinya. Sambungan-sambungan antara papan dan balok harus rapat,

rapi dan kuat.

Apabila untuk rangka penyangga begesting digunakan kayu, maka bahan kayu

harus kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus atau kayu berkualitas

sedang yang lain. Jarak penempatan maksimum antar penyangga adalah 60 cm.

Dan direncanakan untuk memikul muatan dibawah 1000 kg.

Penyangga tidak boleh diberdirikan di atas tanah (harus dengan alas papan).

Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau ada yang bengkok

atau berubah posisi harus segera dibetulkan.

Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan

pelaksanaan dengan gambar kerja, harus sepengetahuan dan sepersetujuan

Direksi.

Gambar : BekistingSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

Pengecoran

Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi.

Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Kerja dan

Syarat ini.

Pembuatan campuran beton yang dilakukan setempat maka (1) angka dalam

perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam

keadaan kering, (2) Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai

dimintakan persetujuan Direksi, dan (3) Pengadukan minimum 3 menit setelah

semua bahan masuk ke dalam drum pengadukan, adukan beton harus

memperlihatkan susunan dan warna yang sama.

Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi.

Begesting atau tulangan yang terkena percikan beton harus dibersihkan sebelum

pengecoran selanjutnya.

Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter untuk

mencegah terlepasnya agregat dari campuran bahan

pengikatnya.

Gambar : Pengecoran KolomSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

Gambar : Pengecoran BalokSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

Pembongkaran Begesting

Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga menjamin

seluruhnya keamanan beton yang telah dicor.

Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh

dibongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur

tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahan-

bahan pelaksanaan di atasnya.

Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau

jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:

- Bagian sisi balok 48 jam

- Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari

- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari

- Pelat beton 21 Hari

Gambar : Pembongkaran Bekisting KolomSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

Gambar : Pembongkaran Bekisting BalokSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

PEKERJAAN DINDING

Penutup ruang atau dinding terbuat dari pasangan bataco pres. Kontraktor harus

melakukannya dengan ketelitian yang sebaik mungkin mengingat secara visual

kerapihan hasil akhir pekerjaan salah satunya akan terlihat dari presisi dinding

bangunan.

9.1 Lingkup Pekerjaan.

Pembuatan dinding dari pasangan bataco press yang sesuai dengan gambar.

9.2 Langkah Pelaksanaan.

Dinding pasangan bata

a. Batako yang akan dipergunakan untuk pasangan dinding harus memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi.

b. Bata kurang dari setengah panjang tidak boleh dipergunakan.

c. Pemasangan dinding batako harus benar - benar rapi, rata dan sesuai dengan

alur yang sebenarnya.

d. Pasangan bata dilakukan dengan campuran 1 PC : 4 Ps untuk semua pasangan

batu bata selain pasangan trasram.

e. Campuran 1 PC : 2 Ps digunakan untuk pasangan dinding kamar mandi,

pasangan diatas sloof maupun diatas balok setinggi 0.50 m, dan pasangan

dinding yang diperlukan kedap air.

f. Pemasangan dinding batako tidak diperbolehkan terjadi siar vertical yang segaris

g. Pemasangan dinding batako tidak diperbolehkan menggunakan batu batako

potongan, kecuali tempat-tempat tertentu yang diharuskan memakai batako

potongan.

h. Pasangan batu batako seluas maksimum 12 m2 harus diperkuat beton (kolom

praktis) 15 x 15 cm dengan tulangan pokok 4 Ø 10, beugel Ø 8 jarak 15 cm

kecuali sudah ada perkuatan lain.

i. Pasangan batu bata tidak boleh ditembus andang-andang.

Gambar : Pekerjaan DindingSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

PEKERJAAN PLESTERAN DAN SPONENGAN

Kerapian pekerjaan plesteran dan sponengan ini sangat bergantung pada presisi hasil

pekerjaan beton struktur dan dinding bata yang sudah ada.

10.1 Lingkup Pekerjaan

a. Plesteran dilakukan untuk pekerjaan pasangan maupun beton seperti tersebut

dalam gambar.

b. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan profil beton, sponengan, dan

plester pasangan dinding seperti pada gambar.

Langkah Pelaksanaan

a. Campuran 1 PC : 4 Ps digunakan untuk pasangan dinding beton mengingat

fungsinya yang memerlukan kondisi kedap air.

b. Untuk hal-hal yang khusus diperlukan plesteran dengan menggunakan

produksekualitas mortar (sesuai yang disyaratkan dalam gambar).

c. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester harus

dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibasahi dengan air agar plesteran

maupun siaran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.

d. Untuk plesteran menggunakan bahan dari mortar setiap satu sisi muka dalam

satu ruas tidak boleh disisakan, harus selesai sekaligus.

e. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran tidak pecah-

pecah.

f. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2,5 cm dan tidak boleh kurang dari 1,5 cm,

kecuali menggunakan bahan produk dari mortar ketebalan plesteran bias 1 cm.

g. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai menutup mantap dengan acian

dari PC sehingga tidak terjadi retak atau pecah.

h. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus dan halus, rata dan tegak lurus dengan

bidang plesteran lainnya.

i. Plesteran baru harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pecah dan

sobek/retak dengan disiram air minimum 3 kali dalam 24 jam selama 7 hari

berturut-turut.

j. Kontraktor tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan plesteran, tanpa seijin dari

Direksi.

Gambar : Plesteran DindingSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

ACIANa. Sebelum melaksanakan pekerjaan acian, permukaan plesteran harus

disiram minimal 12 jam sebelumnya dan pada saat pekerjaan acian akan dilaksanakan disiram kembali untuk menjaga kelembaban dari permukaan plesteran.

b. Pelaksanaan pekerjaan acian dilakukan setelah pasangan plesteran berumur minimal 14 hari setelah pekerjaan plesteran diterima dan disetujui oleh Direksi Teknis.

Gambar : Pekerjaan AcianSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

PEKERJAAN PINTU, JENDELA

Hasil dari pekerjaan pintu dan jendela sangat menuntut adanya bentukan presisi yang

ketat dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi, diharapkan kontraktor dapat

mempekerjakan tenaga tukang yang mempunyai pengalaman cukup dalam

penanganan pekerjaan yang

sejenis.

11.1 Lingkup Pekerjaan.

a. Pembuatan balok ikat untuk kusen pintu dan jendela

b. Pemasangan kusen alumunium, daun jendela dan bovenlicht.

c. Perlengkapan daun pintu/jendela, seperti engsel, kunci, handel dan lain-lain.

d. Penyetelan pekerjaan kusen-kusen dan daun pintu/jendela menurut persyaratan

yang ada.

e. Pemasangan kaca dan lain lain.

11.2 Langkah Pelaksanaan.

Langkah pekerjaan ini mencakup kegiatan yang beragam namun berturutan dan

biasanya dikerjakan diluar lokasi proyek, untuk itu kontraktor harus dapat menunjukkan

kepada direksi lokasi base camp pengerjaannya dan memberikan uraian methode

pengerjaannya.

a. Pekerjaan balok ikat / latei

Sebelum pemasangan kusen harus diperkuat dengan balok ikat, di sekeliling

lubang harus dicor balok ikat ukuran 15 x 15 cm seperti halnya kolom

praktis.

b. Pekerjaan kusen

Untuk semua pekerjaan menggunakan frame aluminium dengan kualitas

baik menurut penilaian Direksi.

Penyetelan kusen dijaga agar permukaannya tidak cacat

Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan pasangan

bahan lain, seperti misalnya tembok serta bagian dalam sambungan,

sebelumnya harus dibuat sampai rata agar kusen bisa menyatu dengan

sempurna.

Kusen-kusen baru dilindungi supaya sudut-sudutnya tidak rusak selama

waktu penyetelan sampai pengecatan.

Penyetelan kusen agar dilakukan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan

pemasangan yang herizontal terhadap keselurah kusen dalam satu

bangunan.

Semua kusen pintu/jendela, bovenlicht terpasang harus dengan water pass.

Di atas kusen dengan jumlah bentangan 1,10 m atau lebih harus dipasang

balok latei beton bertulang 1 PC : 2 Ps : 3 Kr tulangan 4 dia 12 beugel dia 8

jarak 15 cm. Semua sambungan frame aluminium dibuat secara teknis, rapi,

rapat dan kuat.

Semua perkuatan sambungan harus menggunakan standar sambungan

framealuminium.

Semua ukuran frame aluminium yang tersebut dalam gambar adalah ukuran

jadi terpasang.

Gambar : Pekerjaan Pintu dan JendelaSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

PEKERJAAN LANTAI

Sebelum pelaksanaan pekerjaan lantai, kontraktor diharapkan sudah menyelesaikan

semua pekerjaan struktur pada lantai yang bersangkutan, dan sudah membebaskan

lantai yang akan dikerjakan tersebut terhadap semua aktivitas pelaksanaan pekerjaan

berat.

12.1 Lingkup Pekerjaan

a. Untuk lantai menggunakan keramik 40 x 40 cm setara homogeneus, 60 X 60 cm

setara homogeneus warna ditentukan kemudian.

b. Untuk dinding menggunakan keramik memakai 20 X 25 cm Setara Mulia Ikat

12.2 Langkah Pelaksanaan.

a. Bidang-bidang yang akan diberi penutup lantai harus sudah betul-betul bersih

rata dan sempurna.

b. Lapisan pasir bawah lantai harus sudah dipadatkan, dengan disiram air sedikit

demi sedikit.

c. Jika terdapat kekurang sempurnaan konstruksi yang berada di bawah lantai,

maka Kontraktor wajib menyempurnakannya. Dan apabila terdapat cacat atau

kurang baik yang diakibatkan kurang sempurnanya konstruksi-konstruksi yang

berada di bawah lantai maka Kontraktor harus membomgkar dan

memperbaikinya dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.

d. Penghamparan adukan beton baik untuk rabat beton maupun plat beton

bertulang mengikuti Pasal 08 – Pekerjaan Beton dalam rencana kerja dan syarat

ini.

e. Permukaan lantai yang baru dikerjakan harus dijaga/dilindungi dari segala

gangguan misalnya tekanan, senggolan atau penggeseran sampai kondisi beton

cukup umur atau mengeras.

f. Perawatan permukaan lantai mengikuti Pasal Pekerjaan Beton dalam rencana

kerja dan syarat.

Gambar : Pekerjaan DindingSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )

PEKERJAAN CAT

Pengecatan dinding luar, ornament dan lisplank menggunakan jenis cat weathersield

setara ICI (3xsapu). Untuk pengecatan dasar diding bagian luar dan dinding bagian

dalam memakai sealer. Pengecatan dinding bagian dalam menggunakan jenis cat

setara Nippon Paint (3xsapu). Kontraktor harus menyediakan bahan cat yang baik

dengan perlengkapan pengecatan standard serta tenaga kerja yang sudah terbiasa dan

berpengalaman dalam bidangnya.

13.1 Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan cat tembok meliputi semua bagian dinding tembok, dan kolom, kecuali

yang di ekspose atau dilapisi batu alam.

b. Pekerjaan cat dan meni kayu meliputi semua kayu pada konstruksi kayu.

c. Pekerjaan cat dan meni besi meliputi pengecatan konstruksi yang menggunakan

besi.

13.2 Langkah Pelaksanaan.

Untuk pelaksanaan pekerjaan cat, selain methode atau cara pengecatan, kualitas bahan

cat juga sangat berpengaruh terhadap mutu yang dihasilkan.

a. Bahan

Cat tembok berkualitas baik dan mudah dibersihkan.

Cat besi yang digunakan berkualitas baik.

Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok 15 liter, cat kayu

10 kg, dimana tertera nama perusahaan pembuatnya, petunjuk pemakaian,

formula, warna, nomor seri dan tanggal pembuatan.

Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Cat dasar (sealer) untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk yang

sama dengan merk cat yang dipilih.

Cat meni digunakan sesuai dengan penggunaan cat.

Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik.

Warna-warna cat yang digunakan akan ditentukan oleh Direksi.

b. Cat tembok.

Bidang yang akan dicat tembok sebelumnya harus dibersihkan dengan cara

menggosok memakai kain yang dibasahi dengan air. Setelah kering didempul

pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata dan licin. Selanjutnya

diplamour secara merata dan di amplas/diambril, baru kemudian dicat paling

sedikit 2 (dua) kali dengan roller minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara

yang telah ditentukan oleh pabrik dan tertera pada brosur pemakaian dari pabrik

penghasil cat.

Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengecatan yang

rata dan baik.

Pengecatan dilakukan setelah pekerjan pemasangan lantai selesai secara

keseluruhan.

Pengecatan tidak boleh berganti ganti kuas, agar tidak tercampur warna lain.

PEKERJAAN ATAP

Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp

merupakan satu bagian pekerjaan yang methode kerja serta kemajuan pekerjaannya

harus selalu dilaporkan kontraktor, dan direksi berhak untuk melakukan check proses

pelaksanaan pekerjaan sewaktu waktu.

15.1 Lingkup Pekerjaan.

a. Memasang rangka atap seperti yang tercantum dalam gambar

b. Memasang penutup atap menggunakan atap Spandek type lurus dengan

ketebalan 0.38 mm.

15.2 Langkah Pelaksanaan.

Langkah pelaksanaannya terdiri dari penyiapan rangka atap terutama kuda-kuda baja

ringan, pemasangan rangka atap secara keseluruhan dan pemasangan penutup atap.

Dalam hal ini kontraktor harus benar-benar memperhatikan factor keselamatan tenaga

kerja mengingat lokasi kegiatannya jauh di atas permukaan tanah.

Rangka atap/Kuda-kuda balok sopi - sopi

Rangka kuda-kuda berupa balok sopi – sopi dan gording canal C 150 X 65 X20 X

2.3 mm X 5.5 Kg/m1 sesuai dengan gambar.

Baja yang digunakan untuk konstruksi harus baru dan tidak boleh menggunakan

baja bekas.

Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi mengenai bahan baja yang akan

digunakan, dengan menunjukkan potongan baja serta surat pengantar pabrikan.

Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat

pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang

pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian yang terhalang oleh benda

lain.

Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan di atas, akan

ditolak dan harus di ganti.

Pekerjaan yang selesai harus bebas dari cacat yang membahayakan konstruksi.

Gambar : Rangka Atap

Sumber : Dokumentasi Pribadi, ( 23 September 2015 )

Penutup atap

Bahan penutup atap berupa atap spandek motif lurus harus diajukan kepada

Direksi dalam beberapa pilihan, dan baru boleh digunakan setelah mendapat

persetujuan Direksi.

Pemasangan atap dibuat sedemikian rupa agar mendapatkan pasangan yang

rapi dan teratur.

Atap yang digunakan harus benar-benar yang berkualitas baik, ringan dan kuat.

Penutup atap yang digunakan harus kuat / tahan terhadap tekanan dan terpaan

angin hingga 192 km/jam.

Penutup atap yang digunakan tahan lama, tidak berkarat dan tidak berjamur

atau rapuh.