SPESIFIKASI TEKNIS
-
Upload
hilda-masito-tanjung -
Category
Documents
-
view
945 -
download
107
description
Transcript of SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN
LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan – bahan, tenaga kerja dan peralatan sebagai alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan persiapan yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
didalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Teknis.
c. Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar –
gambar rencana baik dari besaran volume, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi
pekerjaan tersebut. Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik
maka hal ini harus disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada waktu penjelasan
tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan dilapangan oleh Direksi Teknis, hal
ini akan dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak. Seluruh biaya
yang disebabkan perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item
pekerjaan saat Kontraktor mengajukan penawaran.
PEKERJAAN
PAPAN PENGENAL PROYEK
a. Kontraktor wajib papan nama proyek dengan isi/tulisan sesuai format yang telah ditentukan,
papan nama proyek harus dipasang pada lokasi yang mudah terlihat oleh masyarakat.
b. Papan nama proyek berukuran 80x120 cm yang terbuat dari plywood dengan ketebalan 12
mm dan dipasang pada tonggak kayu dan ditanam kuat kedalam tanah
PEKERJAAN
PEMBERSIHAN
a. Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara Pekerjaan bebas dari
akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi
pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan
tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh
permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap
pakai dan diterima oleh Direksi Tekni.
b. Pembersihan Selama Pelaksanaan
1) Kontraktor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat
kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa
bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di
tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
2) Kontraktor harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan
bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.
3) Kontraktor harus menjamin bahwa tanda-tanda untuk fasilitas umum dan sejenisnya
dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.
4) Kontraktor harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan,
kotoran dan sampah sebelum dibuang.
5) Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang
telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang
Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
6) Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi
proyek tanpa persetujuan dari Direksi Tekni.
7) Kontraktor tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia,
minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
8) Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau
saluran air.
9) Bilamana Kontraktor menemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari
sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran
air permukaan, baik oleh pekerja Kontraktor maupun pihak lain, maka Kontraktor harus
segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Tekni, dan segera mengambil
tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis untuk mencegah terjadinya
pencemaran lebih lanjut.
PEKERJAAN BOUWPLANK/UITZET
a. Semua papan dasar bangunan (bouwplank) menggunakan kayu klas II berukuran 2,5/25 cm
b. Semua patok – patok kayu menggunakan kayu klas II berukuran 5/5 cm
c. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan setelah pekerjaan perataan
dan peninggian tanah selesai dilaksanakan. Permukaan atas papan dasar bangunan
(bouwplank) harus diserut rata dan dipasang waterpass pada peil + 1,50 m, setiap jarak 2,00
m papan dasar diperkuat dengan patok – patok kayu, papan dasar tersebut dipasang minimum
berjarak 2,00 m dari garis terluar bangunan.
Gambar : Pemasangan BowplangSumber : Dokumentasi Pribadi ( Jumat, 25 September 2015 )
d. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, Kontraktor harus yakin bahwa semua
permukaan tanah baik pada kenyataanya maupun pada garis transisi dalam gambar rencana
adalah benar. Jika Kontraktor ragu dengan ketelitian permukaan tanah tidak sesuai dengan
garis transisi dalam gambar rencana, Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada
Direksi Teknis yang selanjutnya akan dipertimbangkan dan diselesaikan bersama.
e. Jika didalam pengukuran kembali terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan
dilapangan yang sebenarnya, maka Direksi Teknis akan mengeluarkan keputusan tentang hal
tersebut, serta Kontraktor wajib melakukan penggambaran kembali tapak proyek, lengkap
dengan keterangan mengenai ketinggian tanah, batas – batas, letak pohon – pohon dan
sebagainya.
f. Ukuran – ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar, apabila ukuran – ukuran
pada gambar tidak tercamtum atau tidak jelas atau saling berbeda, harus segala dilaporkan
kepada Direksi Teknis, apabila dianggap perlu maka Direksi Teknis berhak merubah
ketinggian, letak atau ukuran suatu bagian pekerjaan.
g. Semua ketetapan pekerjaan pengukuran dan sudut siku – siku harus terjamin keakuratannya.
Pengukuran sudut dengan benang atau prisma hanya diperkenankan untuk bagian – bagian
kecil yang telah disetujui Direksi Teknis. Hasil pengambilan dan pemakaian ukuran – ukuran
yang keliru menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
h. Kontraktor harus membuat patok tetap/BM (Bench Mark), hasil pengukuran dilapangan harus
dikaitkan dengan BM yang telah ada menurut petunjuk Direksi Teknis, jika diperlukan
Kontraktor harus memasang patok – patok pembantu untuk menentukan ketinggian dan
koordinat lokal, yang harus dijaga keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan
berlangsung.
i. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran tapak proyek dengan teliti dan harus
disaksikan oleh Direksi Teknis, untuk mengetahui batas – batas tapak, elevasi tanah, letak
pohon – pohon dsb. Pengukuran tersebut harus menggunakan peralatan yang memadai
seperti water pass, theodolith yang kesemuanya peralatan tersebut harus disediakan oleh
Kontraktor.
j. Kontraktor harus membuat patok referensi ketinggian terhadap datum untuk titik tertentu,
Kontraktor harus mengikuti petunjuk dari peta kunci koordinat yang terdapat pada gambar
kerja. Penentuan patok – patok bouwplank dan patok – patok lainnya harus dilakukan dengan
theodolith/water pass yang sebelumnya sudah disetujui dan diperiksa oleh Direksi Teknis.
Sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai patok – patok pembantu/bouwplank harus diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Teknis.
k. Titik-titik duga/pokok tersebut tidak boleh dipindahkan tanpa persetujuan Direksi Teknis.
l. Pemasangan patok-patok ataupun titik-titik duga yang telah terpasang maupun bouwnplank,
jika Direksi menilai/mempertimbangkan merasa perlu merobah bouwnplank dapat diubah.
m. Apabila ada patok yang rusak, harus segera diganti dengan yang baru dan pemasangannya
diketahui dan disetujui oleh Direksi Teknis.
TEMPAT PENIMBUNAN BAHAN DAN PERALATAN
Gambar : Tempat PeralatanSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
a) Umum
Pekerjaan ini berupa penyediaan tempat sementara guna keperluan penimbunan bahan - bahan
bangunan dan penyimpanan alat – alat untuk keperluan proyek. Lokasi untuk keperluan ini
harus dipilih sedemikian rupa sehingga aman dari pengaruh alam dan manusia serta harus
mudah pencapaiannya.
b) Pelaksanaan pekerjaan :
1. Lokasi tempat penimbunan akan ditentukan oleh Direksi Teknis
2. Lokasi harus bebas dari banjir.
3. Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan, lokasi harus dibersihkan kembali.
AIR KERJAa. Untuk pelaksanaan kegiatan pekerjaan Kontraktor harus menyediakan air kerja yang bersih
dan memenuhi persyaratan – persyaratan teknis PUBI-1982 pasal 9, tidak berbau, tidak
mengandung kotoran, Lumpur, atau bahan organis lainnya. Air dapat diperoleh langsung
dilapangan atau bila tidak memungkinkan dapat didatangkan dari luar proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan bak penampungan air yang dapat mencukupi kebutuhan
proyek.
c. Direksi Teknis berhak menolak air kerja yang tidak memenuhi persyaratan diatas.
1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
Gambar : Pekerjaan Galian TanahSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 23 September 2015 )
Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:
Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui
ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang
kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau
dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan
daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2 bila tanah dasar masih jelek, dengan daya
dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai
kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2. Lebar dasar
galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih
leluasa bekerjanya Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan
penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.
2. Pekerjaan Penulangan
a) Perakitan tulangan Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang
dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan
tulangan :
Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi setempat.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi
setempat tersebut.
Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran
Gambar : Perakitan Tulangan Pondasi Setempat Ukuran 40x20 cmSumber : Dokuentasi Pribadi ( 23 September 2015 )
Gambar : Perakitan Tulangan Pondasi Setempat Ukuran 60x60 cmSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 23 September 2015 )
b) Pemasangan Tulangan Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan
tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi
setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak
terlalu dalam. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan
tulangan:
Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan
tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar
tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan
menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung
sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan
dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut
beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat
langsung melakukan pengecoran.
Untuk penggambaran pemasangan penulangan dapat dilihat pada
lampiran
Gambar : Pemasangan Tulangan
Sumber : Dokumentasi Pribadi, ( 23 September 2015 )
4. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split
serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat
beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai
membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti
semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok
ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan
pengecoran pondasi setempat yaitu: Membuat kotak takaran untuk
perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat mempergunakan ember
sebagai ukuran perbandingan.
Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari
kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22
cm x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran
tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti:
semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan
untuk pengecoran.
Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume
pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.
Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan:
pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan
tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya
Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-
10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak
spesi.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian
tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi
centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar
tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil
sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut
dibiarkan mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah
urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.
Gambar : Pekerjaan SloofSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 19 September 2015 )
Pekerjaan beton merupakan salah satu bagian pekerjaan yang memerlukan
perhatian yang
serius dari Kontraktor dan Direksi dalam setiap proses dan keputusan yang
diambil.
8.1 Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan beton bertulang yang dilakukan adalah pembuatan pondasi,
kolom ,sloof, balok tangga, Pelat lantai, dan pekerasan semenisasi jalan,
b. Bagian-bagian pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan beton dan
dilakukan sebelum, sedang serta sesudah pengecoran adalah pembuatan
cetakan, persiapan dan penulangan, pengecoran, pemeliharaan,
pembukaan cetakan dan lain sebagainya.
c. Semua pekerjaan beton bertulang yang dilakukan harus disertai test beton di
lapangan yang hasilnya langsung dapat diperoleh, serta test beton di
laboratorium yang dilakukan di lembaga di luar proyek dengan biaya test
ditanggung oleh Kontraktor.
Langkah Pelaksanaan.
Langkah pelaksanaan pekerjaan beton bertulang terdiri dari kegiatan
penyiapan adukan, pemasangan tulangan, persiapan pengecoran atau
pemasangan begesting, pelaksanaan pengecoran, perawatan atau
pemeliharaan beton, pembongkaran begesting dan pelaksanaan uji
laboratorium.
a. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, Kontraktor harus meneliti
gambargambar kerja penulangan beton. Apabila terjadi keragu-raguan
segera menanyakan dan meminta jawaban Direksi sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan.
b. Adukan
Adukan beton untuk konstruksi beton bertulang digunakan beton
dengan campuran K225 ( sesuai yang ada dalam BOQ )
Adukan beton untuk konstruksi beton tidak bertulang menggunakan
adukan 1:3:5
Gambar : Adukan SemenSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 25 September 2015 )
c. Tulangan
Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan
dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai
dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam gambar kerja, harus
dimintakan persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahanbahan lain
yang mengurangi daya rekat.
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau tumpuan
lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan tebal dan
pemasangan sesuai dengan PBI ’71.
Gambar : Perakitasn Tulangan
Sumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
d. Persiapan Pengecoran
Kontraktor harus membuat kotak takaran untuk adukan beton.
Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran.
Cetakan harus datar dan tegak lurus, kedudukan dan bentuknya tetap tidak
bergeser maupun bergerak pada waktu dan setelah pengecoran tetapi mudah
dibongkar.
Cetakan dibuat dari kayu berkualitas sedang tebal 3 cm, dan memenuhi syarat
sesuai fungsinya. Sambungan-sambungan antara papan dan balok harus rapat,
rapi dan kuat.
Apabila untuk rangka penyangga begesting digunakan kayu, maka bahan kayu
harus kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus atau kayu berkualitas
sedang yang lain. Jarak penempatan maksimum antar penyangga adalah 60 cm.
Dan direncanakan untuk memikul muatan dibawah 1000 kg.
Penyangga tidak boleh diberdirikan di atas tanah (harus dengan alas papan).
Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau ada yang bengkok
atau berubah posisi harus segera dibetulkan.
Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan
pelaksanaan dengan gambar kerja, harus sepengetahuan dan sepersetujuan
Direksi.
Gambar : BekistingSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
Pengecoran
Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi.
Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Kerja dan
Syarat ini.
Pembuatan campuran beton yang dilakukan setempat maka (1) angka dalam
perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam
keadaan kering, (2) Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai
dimintakan persetujuan Direksi, dan (3) Pengadukan minimum 3 menit setelah
semua bahan masuk ke dalam drum pengadukan, adukan beton harus
memperlihatkan susunan dan warna yang sama.
Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi.
Begesting atau tulangan yang terkena percikan beton harus dibersihkan sebelum
pengecoran selanjutnya.
Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter untuk
mencegah terlepasnya agregat dari campuran bahan
pengikatnya.
Gambar : Pengecoran KolomSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
Gambar : Pengecoran BalokSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
Pembongkaran Begesting
Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga menjamin
seluruhnya keamanan beton yang telah dicor.
Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh
dibongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur
tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahan-
bahan pelaksanaan di atasnya.
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau
jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
- Pelat beton 21 Hari
Gambar : Pembongkaran Bekisting KolomSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
Gambar : Pembongkaran Bekisting BalokSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
PEKERJAAN DINDING
Penutup ruang atau dinding terbuat dari pasangan bataco pres. Kontraktor harus
melakukannya dengan ketelitian yang sebaik mungkin mengingat secara visual
kerapihan hasil akhir pekerjaan salah satunya akan terlihat dari presisi dinding
bangunan.
9.1 Lingkup Pekerjaan.
Pembuatan dinding dari pasangan bataco press yang sesuai dengan gambar.
9.2 Langkah Pelaksanaan.
Dinding pasangan bata
a. Batako yang akan dipergunakan untuk pasangan dinding harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi.
b. Bata kurang dari setengah panjang tidak boleh dipergunakan.
c. Pemasangan dinding batako harus benar - benar rapi, rata dan sesuai dengan
alur yang sebenarnya.
d. Pasangan bata dilakukan dengan campuran 1 PC : 4 Ps untuk semua pasangan
batu bata selain pasangan trasram.
e. Campuran 1 PC : 2 Ps digunakan untuk pasangan dinding kamar mandi,
pasangan diatas sloof maupun diatas balok setinggi 0.50 m, dan pasangan
dinding yang diperlukan kedap air.
f. Pemasangan dinding batako tidak diperbolehkan terjadi siar vertical yang segaris
g. Pemasangan dinding batako tidak diperbolehkan menggunakan batu batako
potongan, kecuali tempat-tempat tertentu yang diharuskan memakai batako
potongan.
h. Pasangan batu batako seluas maksimum 12 m2 harus diperkuat beton (kolom
praktis) 15 x 15 cm dengan tulangan pokok 4 Ø 10, beugel Ø 8 jarak 15 cm
kecuali sudah ada perkuatan lain.
i. Pasangan batu bata tidak boleh ditembus andang-andang.
Gambar : Pekerjaan DindingSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
PEKERJAAN PLESTERAN DAN SPONENGAN
Kerapian pekerjaan plesteran dan sponengan ini sangat bergantung pada presisi hasil
pekerjaan beton struktur dan dinding bata yang sudah ada.
10.1 Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran dilakukan untuk pekerjaan pasangan maupun beton seperti tersebut
dalam gambar.
b. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan profil beton, sponengan, dan
plester pasangan dinding seperti pada gambar.
Langkah Pelaksanaan
a. Campuran 1 PC : 4 Ps digunakan untuk pasangan dinding beton mengingat
fungsinya yang memerlukan kondisi kedap air.
b. Untuk hal-hal yang khusus diperlukan plesteran dengan menggunakan
produksekualitas mortar (sesuai yang disyaratkan dalam gambar).
c. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester harus
dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibasahi dengan air agar plesteran
maupun siaran tidak cepat kering dan tidak retak-retak.
d. Untuk plesteran menggunakan bahan dari mortar setiap satu sisi muka dalam
satu ruas tidak boleh disisakan, harus selesai sekaligus.
e. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran tidak pecah-
pecah.
f. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2,5 cm dan tidak boleh kurang dari 1,5 cm,
kecuali menggunakan bahan produk dari mortar ketebalan plesteran bias 1 cm.
g. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai menutup mantap dengan acian
dari PC sehingga tidak terjadi retak atau pecah.
h. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus dan halus, rata dan tegak lurus dengan
bidang plesteran lainnya.
i. Plesteran baru harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pecah dan
sobek/retak dengan disiram air minimum 3 kali dalam 24 jam selama 7 hari
berturut-turut.
j. Kontraktor tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan plesteran, tanpa seijin dari
Direksi.
Gambar : Plesteran DindingSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
ACIANa. Sebelum melaksanakan pekerjaan acian, permukaan plesteran harus
disiram minimal 12 jam sebelumnya dan pada saat pekerjaan acian akan dilaksanakan disiram kembali untuk menjaga kelembaban dari permukaan plesteran.
b. Pelaksanaan pekerjaan acian dilakukan setelah pasangan plesteran berumur minimal 14 hari setelah pekerjaan plesteran diterima dan disetujui oleh Direksi Teknis.
Gambar : Pekerjaan AcianSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
PEKERJAAN PINTU, JENDELA
Hasil dari pekerjaan pintu dan jendela sangat menuntut adanya bentukan presisi yang
ketat dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi, diharapkan kontraktor dapat
mempekerjakan tenaga tukang yang mempunyai pengalaman cukup dalam
penanganan pekerjaan yang
sejenis.
11.1 Lingkup Pekerjaan.
a. Pembuatan balok ikat untuk kusen pintu dan jendela
b. Pemasangan kusen alumunium, daun jendela dan bovenlicht.
c. Perlengkapan daun pintu/jendela, seperti engsel, kunci, handel dan lain-lain.
d. Penyetelan pekerjaan kusen-kusen dan daun pintu/jendela menurut persyaratan
yang ada.
e. Pemasangan kaca dan lain lain.
11.2 Langkah Pelaksanaan.
Langkah pekerjaan ini mencakup kegiatan yang beragam namun berturutan dan
biasanya dikerjakan diluar lokasi proyek, untuk itu kontraktor harus dapat menunjukkan
kepada direksi lokasi base camp pengerjaannya dan memberikan uraian methode
pengerjaannya.
a. Pekerjaan balok ikat / latei
Sebelum pemasangan kusen harus diperkuat dengan balok ikat, di sekeliling
lubang harus dicor balok ikat ukuran 15 x 15 cm seperti halnya kolom
praktis.
b. Pekerjaan kusen
Untuk semua pekerjaan menggunakan frame aluminium dengan kualitas
baik menurut penilaian Direksi.
Penyetelan kusen dijaga agar permukaannya tidak cacat
Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan pasangan
bahan lain, seperti misalnya tembok serta bagian dalam sambungan,
sebelumnya harus dibuat sampai rata agar kusen bisa menyatu dengan
sempurna.
Kusen-kusen baru dilindungi supaya sudut-sudutnya tidak rusak selama
waktu penyetelan sampai pengecatan.
Penyetelan kusen agar dilakukan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan
pemasangan yang herizontal terhadap keselurah kusen dalam satu
bangunan.
Semua kusen pintu/jendela, bovenlicht terpasang harus dengan water pass.
Di atas kusen dengan jumlah bentangan 1,10 m atau lebih harus dipasang
balok latei beton bertulang 1 PC : 2 Ps : 3 Kr tulangan 4 dia 12 beugel dia 8
jarak 15 cm. Semua sambungan frame aluminium dibuat secara teknis, rapi,
rapat dan kuat.
Semua perkuatan sambungan harus menggunakan standar sambungan
framealuminium.
Semua ukuran frame aluminium yang tersebut dalam gambar adalah ukuran
jadi terpasang.
Gambar : Pekerjaan Pintu dan JendelaSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
PEKERJAAN LANTAI
Sebelum pelaksanaan pekerjaan lantai, kontraktor diharapkan sudah menyelesaikan
semua pekerjaan struktur pada lantai yang bersangkutan, dan sudah membebaskan
lantai yang akan dikerjakan tersebut terhadap semua aktivitas pelaksanaan pekerjaan
berat.
12.1 Lingkup Pekerjaan
a. Untuk lantai menggunakan keramik 40 x 40 cm setara homogeneus, 60 X 60 cm
setara homogeneus warna ditentukan kemudian.
b. Untuk dinding menggunakan keramik memakai 20 X 25 cm Setara Mulia Ikat
12.2 Langkah Pelaksanaan.
a. Bidang-bidang yang akan diberi penutup lantai harus sudah betul-betul bersih
rata dan sempurna.
b. Lapisan pasir bawah lantai harus sudah dipadatkan, dengan disiram air sedikit
demi sedikit.
c. Jika terdapat kekurang sempurnaan konstruksi yang berada di bawah lantai,
maka Kontraktor wajib menyempurnakannya. Dan apabila terdapat cacat atau
kurang baik yang diakibatkan kurang sempurnanya konstruksi-konstruksi yang
berada di bawah lantai maka Kontraktor harus membomgkar dan
memperbaikinya dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.
d. Penghamparan adukan beton baik untuk rabat beton maupun plat beton
bertulang mengikuti Pasal 08 – Pekerjaan Beton dalam rencana kerja dan syarat
ini.
e. Permukaan lantai yang baru dikerjakan harus dijaga/dilindungi dari segala
gangguan misalnya tekanan, senggolan atau penggeseran sampai kondisi beton
cukup umur atau mengeras.
f. Perawatan permukaan lantai mengikuti Pasal Pekerjaan Beton dalam rencana
kerja dan syarat.
Gambar : Pekerjaan DindingSumber : Dokumentasi Pribadi, ( 17 September 2015 )
PEKERJAAN CAT
Pengecatan dinding luar, ornament dan lisplank menggunakan jenis cat weathersield
setara ICI (3xsapu). Untuk pengecatan dasar diding bagian luar dan dinding bagian
dalam memakai sealer. Pengecatan dinding bagian dalam menggunakan jenis cat
setara Nippon Paint (3xsapu). Kontraktor harus menyediakan bahan cat yang baik
dengan perlengkapan pengecatan standard serta tenaga kerja yang sudah terbiasa dan
berpengalaman dalam bidangnya.
13.1 Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan cat tembok meliputi semua bagian dinding tembok, dan kolom, kecuali
yang di ekspose atau dilapisi batu alam.
b. Pekerjaan cat dan meni kayu meliputi semua kayu pada konstruksi kayu.
c. Pekerjaan cat dan meni besi meliputi pengecatan konstruksi yang menggunakan
besi.
13.2 Langkah Pelaksanaan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan cat, selain methode atau cara pengecatan, kualitas bahan
cat juga sangat berpengaruh terhadap mutu yang dihasilkan.
a. Bahan
Cat tembok berkualitas baik dan mudah dibersihkan.
Cat besi yang digunakan berkualitas baik.
Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok 15 liter, cat kayu
10 kg, dimana tertera nama perusahaan pembuatnya, petunjuk pemakaian,
formula, warna, nomor seri dan tanggal pembuatan.
Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Cat dasar (sealer) untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk yang
sama dengan merk cat yang dipilih.
Cat meni digunakan sesuai dengan penggunaan cat.
Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik.
Warna-warna cat yang digunakan akan ditentukan oleh Direksi.
b. Cat tembok.
Bidang yang akan dicat tembok sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosok memakai kain yang dibasahi dengan air. Setelah kering didempul
pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata dan licin. Selanjutnya
diplamour secara merata dan di amplas/diambril, baru kemudian dicat paling
sedikit 2 (dua) kali dengan roller minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara
yang telah ditentukan oleh pabrik dan tertera pada brosur pemakaian dari pabrik
penghasil cat.
Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengecatan yang
rata dan baik.
Pengecatan dilakukan setelah pekerjan pemasangan lantai selesai secara
keseluruhan.
Pengecatan tidak boleh berganti ganti kuas, agar tidak tercampur warna lain.
PEKERJAAN ATAP
Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp
merupakan satu bagian pekerjaan yang methode kerja serta kemajuan pekerjaannya
harus selalu dilaporkan kontraktor, dan direksi berhak untuk melakukan check proses
pelaksanaan pekerjaan sewaktu waktu.
15.1 Lingkup Pekerjaan.
a. Memasang rangka atap seperti yang tercantum dalam gambar
b. Memasang penutup atap menggunakan atap Spandek type lurus dengan
ketebalan 0.38 mm.
15.2 Langkah Pelaksanaan.
Langkah pelaksanaannya terdiri dari penyiapan rangka atap terutama kuda-kuda baja
ringan, pemasangan rangka atap secara keseluruhan dan pemasangan penutup atap.
Dalam hal ini kontraktor harus benar-benar memperhatikan factor keselamatan tenaga
kerja mengingat lokasi kegiatannya jauh di atas permukaan tanah.
Rangka atap/Kuda-kuda balok sopi - sopi
Rangka kuda-kuda berupa balok sopi – sopi dan gording canal C 150 X 65 X20 X
2.3 mm X 5.5 Kg/m1 sesuai dengan gambar.
Baja yang digunakan untuk konstruksi harus baru dan tidak boleh menggunakan
baja bekas.
Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi mengenai bahan baja yang akan
digunakan, dengan menunjukkan potongan baja serta surat pengantar pabrikan.
Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat
pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang
pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian yang terhalang oleh benda
lain.
Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan di atas, akan
ditolak dan harus di ganti.
Pekerjaan yang selesai harus bebas dari cacat yang membahayakan konstruksi.
Gambar : Rangka Atap
Sumber : Dokumentasi Pribadi, ( 23 September 2015 )
Penutup atap
Bahan penutup atap berupa atap spandek motif lurus harus diajukan kepada
Direksi dalam beberapa pilihan, dan baru boleh digunakan setelah mendapat
persetujuan Direksi.
Pemasangan atap dibuat sedemikian rupa agar mendapatkan pasangan yang
rapi dan teratur.
Atap yang digunakan harus benar-benar yang berkualitas baik, ringan dan kuat.
Penutup atap yang digunakan harus kuat / tahan terhadap tekanan dan terpaan
angin hingga 192 km/jam.
Penutup atap yang digunakan tahan lama, tidak berkarat dan tidak berjamur
atau rapuh.