SPESIFIKASI TEKNIK PEMBORAN

download SPESIFIKASI TEKNIK PEMBORAN

of 21

description

Spesifikasi Teknik untuk pemboran sumur produksi dan sumur uji dalam rangka pengembangan irigasi

Transcript of SPESIFIKASI TEKNIK PEMBORAN

PROYEK IRIGASI AIR TANAH SULAWESI TENGGARA

Spesifikasi Teknik

Gorontalo Groundwater Irrigation Sub-Project

Pemboran Sumur Produksi dan Sumur Uji

SPESIFIKASI TEKNIK

A. PEKERJAAN PEMBORAN SUMUR PRODUKSI DAN SUMUR UJII. U M U M1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Dalam rangka pengembangan irigasi air tanah di Propinsi Gorontalo, akan dilakukan pemboran sumur-sumur produksi pada daerah tadah hujan yang terletak di Kabupaten Boalemo, Kecamatan Wonosari yaitu di desa Jatimulya, Bongo 2 dan Tri Rukun (termasuk dalam Cekungan air tanah Paguyaman) yang mencakup daerah seluas kuang lebih 272.5 ha. Sebelum dilakukan pemboran sumur-sumur produksi ini, sudah dilakukan pemboran sumur uji di ketiga desa tersebut yang termasuk dalam program SID untuk mengetahui potensi sumber air tanah pada daerah tersebut.Selain itu juga akan diadakan pemboran sumur uji sebanyak 1 (satu) titik di desa Tenilo, Kec. Limboto, Kab. Gorontalo (termasuk dalam Cekungan air tanah Limboto) untuk mengetahui potensi sumber air tanah sebagai acuan rencana pengembangan jaringan irigasi air tanah di daerah tersebut yang rencananya akan mengairi daerah seluas 29 ha.Spesifikasi teknik ini digunakan secara umum untuk kontrak pemboran sumur uji dan sumur produksi.

Sumur-sumur direncanakan berlokasi sebagaimana tercantum pada Lampiran-A-1 dan Lampiran A-2 Peta Lokasi Sumur Bor dan Lampiran-B Daftar Lokasi Sumur.

1.2. PERALATAN UTAMA DAN PERALATAN BANTU1.2.1. Peralatan UtamaMesin bor dan perlengkapan yang akan digunakan harus lengkap dan sesuai dengan pembakuan seperti di bawah ini.

1) Mesin bor

a. Mesin bor yang digunakan adalah tipe mesin bor putar (rotary drilling rig) untuk pemboran air tanah dengan sistem sirkulasi lumpur langsung (direct mud circulation). Pemboran dengan memakai tekanan udara (down hole hammer) juga harus disiapkan jika menjumpai formasi batuan tertentu yang harus dibor dengan cara ini.

b. Ukuran dan kapasitas mesin bor harus sesuai dengan ketentuan berikut ini.

- Kapasitas

:200 m dengan stang bor minimal berukuran

2 7/8

- Menara/tripod:tinggi minimum 8 m dengan kekuatan

menahan beban 12.000 kg.

- Draw work

:kapasitas 3.500 kg single line dan 200 m

kawat seling diameter 16 mm

- Rotary table/:mampu memutar stang bor 2 7/8 dan

Spindle torque

memasang casing 16

- Power unit

:sesuai dengan karakteristik mesin bornya.

c. Mesin bor dipasang dalam bentuk skid mounted, truck atau tractor mounted.

2) Mud Pump (pompa lumpur)Pompa lumpur untuk sirkulasi pemboran harus berupa pompa lumpur duplex atau triplex piston, double action piston, dengan kapasitas riil minimal 600 l/menit dan tekanan kerja 20 kg/cm2 atau digunakan dua pompa duplek piston seperti di atas yang digabung paralel bila ditentukan oleh Direksi.

3) Kompresor UdaraKapasitas minimal untuk kompresor udara yang diijinkan dipakai minimal adalah 350 cfm dengan tekanan kerja 120 psi.

4) Semua peralatan tersebut di atas harus terbukti dalam kondisi baik dan siap pakai dan harus mendapat persetujuan dari Tim Pemeriksa Peralatan Proyek.

Peralatan-peralatan sewa harus didukung oleh pernyataan tertulis pemilik peralatan.

1.2.2. Peralatan Bantu1) Stang BorSetiap mesin bor harus dilengkapi dengan stang bor konvensional berdiameter minimal 2 7/8 dengan total panjang tidak kurang dari 130 m. Stang bor harus lurus dan dilengkapi sambungan dalam kondisi baik dan aman dipakai.

2) Drill Collar dan SubRangkaian pipa bor (drill string) harus dilengkapi dengan minimum dua buah drill collar ukuran 4 x 3 m dan satu buah ukuran 6 x 3 m, lengkap dengan kombinasi sambungan (sub) yang sesuai.

3) Mata Bor (Drill Bit)Tersedia dalam jumlah cukup Roller Rock Bit dengan ukuran diameter antara 8 sampai 16 dan wing bit ukuran 17 dan 20 yang telah disetujui Direksi dan harus selalu tersedia di lokasi pemboran.

4) Mesin LasMesin las kapasitas minimal 200 Amps, lengkap dengan alat pemotongnya yang disetujui Direksi harus selalu tersedia di lokasi pemboran.

5) Peralatan Pemompaan Uji Pompa selam (submersible) atau turbin dengan kapasitas minimum 30 l/dt dengan head 40 m lengkap dengan genset atau mesin penggeraknya dengan kapasitas yang sesuai, yang disetujui Direksi.

Alat ukur tinggi muka air dengan akurasi 1 cm (listrik).

Alat ukur debit air : Orifice atau V-notch tank / Thomson Termometer, pH meter, EC meter untuk lapangan Untuk setiap paket pekerjaan minimum harus disediakan 2 (dua) unit.

6) Peralatan Penyempurnaan Sumur untuk tiap Rig terdiri atas : Double Swabbing Block 6 (Lampiran D-1 dan D-2) Single Swabbing Block 6 (Lampiran D-E)

Rising Pipe 3 lengkap dengan pipa air line dan fitting

1.3. PERSIAPAN LOKASI PEMBORAN

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi denah fasilitas konstruksi setiap lokasi pemboran, rencana penguatan jembatan dan pembuatan gorong-gorong serta menyiapkan tempat sebagaimana disyaratkan bagi pelaksanaan pekerjaan pemboran. Bila ditentukan oleh Direksi (dalam hal musim hujan, tanah lembek dan lain-lain) lokasi pemboran harus dipadatkan dengan lapisan batu paling sedikit ketebalannya 0.25 meter. (Lampiran K).

Bila pelaksanaan pemborannya menggunakan sistem direct circulation mud flush, Kontraktor harus menyiapkan 2 mud pit untuk sirkulasi lumpur pemboran. Tiap mud pit berukuran kedalaman 2.0 meter, panjang 2.0 meter dan lebar 2 meter dengan kemiringan tertentu. Kedua mud pit tersebut harus dihubungkan dengan saluran dengan berukuran lebar 0,7 meter dan dalam 0,3 meter. Saluran itu harus diselingi dengan dua cekungan yang berukuran 1 x 1 x 1 m. Bak lumpur harus ditembok untuk mencegah keruntuhan.

Kontraktor bertanggung jawab mengenai pembebasan tanah (akan dijelaskan secara detil dalam Anwiejzing), ganti rugi tanaman, pembersihan lokasi dan pemulihan ke dalam keadaan semula.

1.4. JALAN MASUK KE LOKASI PEMBORAN

Kontraktor harus membangun atau memperbaiki jalan masuk ke lokasi pemboran. Jalan masuk tersebut lebar 3 meter dan dibuat dengan lapisan batu setebal 0.25 meter sehingga dapat dilalui kendaraan roda empat dalam musim hujan. Kontraktor harus memperkuat jembatan yang telah ada dan membuat gorong-gorong yang ditentukan Direksi agar dapat dilalui peralatan bor.

Jalan masuk harus dipelihara dengan baik selama periode pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan. Jalan masuk ke lokasi pemboran harus dijaga sebaik-baiknya dan akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.1.5. PEMELIHARAAN LOKASI

Bila tidak ditentukan lain, Kontraktor harus memelihara keadaan lokasi, pipa-pipa saluran, dan bangunan-bangunan lainnya, pohon-pohon belukar dan lain-lain. Bila pemboran telah selesai dikerjakan, Kontraktor harus mengembalikan lokasi seperti semula.

Air yang dipompa dari dalam sumur (pada pengujian) harus dialirkan pada tempat yang sesuai sehingga tidak menimbulkan kerusakan di sekitar lokasi sumur.

1.6. PEMBERITAHUAN MEMULAI KEGIATAN

Kontraktor harus memberitahu secara tertulis kepada Direksi, minimum 24 jam sebelum pemboran dimulai. Jika peralatan yang diperlukan masih belum lengkap, Kontraktor tidak boleh memulai pemboran. Kontraktor harus mengirim surat pemberitahuan minimal 6 jam sebelum melaksanakan pekerjaan penting, misalnya logging listrik, pemasangan casing dan pemasangan saringan, gravel packing, pencucian sumur, pemompaan uji dan lain-lain.1.7. PENGHENTIAN PEKERJAAN PEMBORAN

Pekerjaan Kontraktor dapat dihentikan oleh Direksi jika terbukti Kontraktor mengabaikan instruksi dalam pelaksanaan pekerjaan atau kesalahan dalam penyediaan fasilitas, peralatan dan material sesuai dalam program yang telah disampaikan Kontraktor sebelum dimulainya pekerjaan pemboran. Kontraktor akan diijinkan meneruskan bila segala perlengkapan yang dibutuhkan telah tersedia sesuai Spesifikasi Teknik.1.8. PENYELESAIAN PEKERJAAN PEMBORAN

Pekerjaan harus diselesaikan paling lambat dalam waktu 510 hari kalender sesudah Surat Perintah Kerja dikeluarkan.II. OPERASI PEMBORAN

2.1. JENIS SUMUR

Pemboran yang akan dilaksanakan adalah untuk sumur produksi dan sumur uji yang akan ditingkatkan menjadi sumur produksi, sesuai dengan desain standar konstruksi sumur produksi yang disajikan pada Lampiran-C Standard of Test Well Design atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi.

2.2. PEMASANGAN MESIN BOR

Sebelum memulai kegiatan pemboran, mesin bor harus ditempatkan di atas landasan yang kuat dengan memperhatikan serta menjamin memperoleh hasil pemboran yang terbaik dan menghindari semua resiko kerusakan mesin bor itu sendiri dan pada personel Kontraktor dan personel proyek.

2.3. PEKERJAAN PEMBORAN

Kontraktor harus menyelesaikan keseluruhan mobilisasi mesin bor dan peralatan pendukungnya secara lengkap dalam waktu paling lambat 15 hari sesudah tanggal Surat Perintah Kerja.

Kontraktor harus membor lubang bor sampai kedalaman seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi Tekhnik, dengan cara bor putar, pembilasan langsung (direct rotary circulation method) baik dengan lumpur maupun udara, menurut pilihannya dengan persetujuan Direksi. Kedalaman yang sudah direncanakan dapat diubah oleh Direksi sehubungan dengan keadaan dan atau keberadaan akuifer.

Urutan standar pelaksanaan pekerjaan pemboran sumur produksi yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah sbb.:

1) Kegiatan pendahuluan termasuk persiapan lokasi pemboran.

2) Pengangkutan mesin bor dan peralatan ke lokasi dan pemasangan rig

3) Membor lubang diamater 20 sedalam 12 m atau lebih sesuai dengan perintah Direksi.

4) Pengadaan dan pemasangan pipa konduktor permanen berdiameter minimum 18 sedalam minimum 6 m.

5) Membor lubang pandu (pilot hole) minimum diameter 8 dengan menggunakan roller rock bit dari kedalaman ujung dasar pipa konduktor hingga kedalaman antara 100 110 m atau sesuai dengan perintah Direksi.

6) Melakukan penampangan logging listrik.

7) Penyerahan catatan laporan data pemboran, penampangan logging listrik termasuk penafsirannya dan deskripsi cuttings pemboran kepada Direksi untuk digunakan sebagai dasar bagi penyusunan gambar konstruksi sumur. Gambar Konstruksi Sumur dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi.

8) Dalam hal akuifer yang tidak produktif, lubang pandu akan ditutup. Apabila dijumpai akuifer yang produktif, lubang pandu akan dijadikan sumur produksi dengan cara pelaksanaan pekerjaan mengikuti butir-butir berikut.

9) Memperbesar lubang pandu menjadi minimum berdiameter 17 untuk pemasangan jambang pompa dan menjadi minimum berdiameter 14 untuk pemasangan pipa naik, dengan menggunakan roller rock bit.

10) Pengadaan dan pemasangan pipa jambang 10 serta pipa naik dan saringan 6 hingga kedalaman yang ditentukan.

11) Pengujian ketegaklurusan dan kelurusan pipa jambang.

12) Pemasangan pipa (stang) bor/drill rod hingga dasar lubang untuk mencairkan atau membilas cairan bor sebelum pemasangan selubung kerikil (gravel pack).

13) Pengadaan dan pengisian selubung kerikil dari kedalaman dasar lubang hingga kedalaman ujung dasar pipa konduktor atau pada kedalaman sesuai dengan instruksi Direksi.

14) Penyempurnaan sumur dengan cara air lift, mechanic atau hydraulic swabbing, jetting berkecepatan tinggi (High Velocity Jetting) pada pipa naik 6 dan screen15) Penyemenan bagian atas jambang pompa sebagaimana ditentukan Direksi.

16) Pembongkaran peralatan.

17) Uji kemampuan sumur dengan pemompaan percobaan, uji pemompaan surut berjenjang sebagaimana diarahkan oleh Direksi.

18) Penyempurnaan sumur tambahan apabila perlu oleh Direksi.

19) Pemompaan uji berdebit tetap selama 48 jam berikut pengamatan masa kambuh.

20) Pembuatan lantai beton sumur (1.0 x 1.0 x 0.40 m3), pemasangan tutup sumur (Lampiran-I) dan patok beton. ( Lampiran J-2).

2.4. DIAMETER PEMBORAN DAN KEDALAMAN PEMASANGAN PIPA

Lubang bor harus tegak, lurus dan cukup mudah untuk pemasangan pipa casing permanen. Diameter pemboran, pipa konduktor, kedalaman pipa casing permanen (jambang dan pipa naik) dapat diubah atas instruksi Direksi, jika ditemukan keadaan yang lain, seperti batuan keras atau hal-hal lain yang tidak terduga sebelumnya. Tetapi bila tidak diperintahkan lain, semua pekerjaan harus dilaksanakan tepat dan tidak boleh ada penyimpangan.

2.5. PEMASANGAN PIPA KONDUKTOR PERMANEN

Pipa konduktor permanen dipasang sampai pada minimum kedalaman 6 meter dan harus terbuat dari drum oli standar 200 liter, disemen dari permukaan sampai dasar pipa.

2.6. PENGAWASAN CAIRAN BOR

Dalam hal penggunaan metode bor putar dengan sirkulasi lumpur langsung (direct mud circulation) untuk pemborannya, pengawasan cairan bor yang ketat harus dilakukan, sifat-sifat fisis lumpur bor diperiksa setiap jam dan dicatat dalam Laporan Pemboran Harian (Lampiran-L).

Pemeriksaan sifat-sifat lumpur bor meliputi sedikitnya: berat jenis (density), kekentalan (viscocity), PH, filtrate loss, mud cake, sand content dan resistivity. Mud viscocity dan Density harus dipertahankan serendah mungkin dengan mempertimbangkan formasi yang sedang ditembus dan/atau tekanan artesis yang mungkin akan timbul. Viskositas harus dijaga sekitar 30-40 detik Marsh Funnel, dan density dijaga pada sekitar 1,07 kg/lt.

Bentonit dan mud aditive yang sesuai dengan pembakuan API No. 13A, serta aditive kimia yang dapat digunakan harus memperoleh persetujuan dari Direksi. Lumpur bor harus disiapkan/dicampur dengan menggunakan pompa duplek piston dan pencampur bertekanan tinggi (pressure mixer).

2.7. LOST CIRCULATION

Dalam hal terjadi lost circulation, Kontraktor harus memberitahu Direksi segera untuk mendapat persetujuan bila akan menggunakan clogging additive (LCM), atau untuk penyemenan, dll tanpa penambahan biaya dari proyek untuk proses tersebut. Kontraktor diharuskan dengan tepat mencatat kemajuan pengeboran bila membor di zona lost circulation untuk dapat mengamati setiap ada perubahan formasi batuan.

2.8. CONTOH LAPISAN (CUTTINGS)

Kontraktor harus mengambil 2 (dua) set contoh batuan hasil pemboran (cuttings) selama pemboran pada setiap 1 meter, dari permukaan sampai kedalaman akhir.

Satu set contoh (berat minimal 0,5 kg) harus dicuci dan dikeringkan lalu ditempatkan dalam satu lapisan botol plastik yang tembus pandang. Setiap botol harus bertanda yang tidak terhapus, mencantumkan nomor sumur, lokasi sumur, kedalaman contoh diambil (kedalaman pahat), nomor seri contoh dan tanggal.

Set kedua contoh lapisan (berat minimal 0,5 kg) dicuci/dibersihkan dari bentonit dan ditempatkan dalam kotak (kayu atau baja) bersekat untuk memudahkan Direksi memeriksanya di lokasi. Deskripsi sampel (contoh lapisan) harus dilakukan oleh seorang geologist dan dilaporkan dalam log pemboran.

2.9. PEMBESARAN (REAMING) LUBANG PANDU

Kegiatan Pembesaran (Reaming) Lubang Pandu hanya diijinkan setelah evaluasi data pemboran, deskripsi contoh lapisan (cuttings) dan penafsiran geofisika logging dilakukan dan mendapat persetujuan Direksi.

Dalam hal ini, kedalaman reaming untuk pemasangan pipa jambang ditentukan oleh Direksi dan dapat jauh lebih dalam dari total panjang/kedalaman pipa jambang.

2.10. PENUTUPAN LUBANG BOR

Bila diperintah oleh Direksi, Kontraktor harus menutup lubang bor dari dasar lubang bor ke atas sampai dengan kedalaman yang ditentukan dengan semen aduk dengan menggunakan pompa lumpur (mud pump) dan menggunakan pipa penghantar (drill pipe) ke dalam lubang bor.

2.11. KECEPATAN PEMBORAN

Kontraktor harus mencatat kecepatan pemboran setiap meter dalam log pemboran (Lampiran-M). Kontraktor harus juga mencatat diameter pahat, tekanan pada pahat, kecepatan putar tiap menit, kekentalan lumpur dan debit pompa lumpur dan tekanan kerjanya.

2.12. LAPORAN TENTANG RANGKAIAN PIPA BOR (DRILL STRING)

Kontraktor harus menyimpan di lokasi pemboran, satu laporan dan atau buku induk (logbook) yang rapi dan berisi pencatatan rangkaian bor berikut diameter dan panjang semua bagian bor yang dipasang pada rangkaian bor, yaitu panjang pahat, stabilizer, sub-sub, drill collar, pipa bor, dan seterusnya.

2.13. PENGHENTIAN OPERASI PEMBORAN

Bila lubang bor telah mencapai kedalaman yang direncanakan atau pada kedalaman yang ditentukan Direksi, pemboran harus dihentikan oleh Direksi. Total kedalaman pemboran harus dicatat, diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

2.14. KETEGAKLURUSAN LUBANG BOR

Lubang bor harus tegak, lurus dan tegak lurus sedemikian rupa hingga memungkinkan untuk memasang pipa casing dan screen serta memungkinkan untuk pengisian gravel pack secara homogen pada rongga antara pipa naik dan dinding lubang bor.

2.15. PENAMPANGAN GEOFISIKA (GEOPHYSICAL LOGGING)

Penampang geofisika harus dilakukan oleh Kontraktor pada setiap lubang bor pandu dengan dua pengukuran, yakni logging listrik (Resistivity dan SP) dan gamma-ray.

Lubang pemboran harus disiapkan dengan melakukan sirkulasi beberapa jam untuk membersihkan endapan lime, untuk mencegah kemungkinan ambrukan dinding lubang bor dan memungkinkan pengoperasian logging dengan sempurna. Lumpur bor harus dijaga agar viskositas dan densitasnya seminim mungkin. Logging harus dilakukan dari dasar lubang sampai dasar pipa konduktor.

Hasil curva logging dan penafsirannya harus dilaporkan segera pada Direksi dan diserahkan lembar aslinya.

Peralatan logging menggunakan alat pencatat otomatis seperti OYO GEOLOGGER 3030.

III. PENGADAAN DAN PEMASANGAN RANGKAIAN CASING

3.1. PENGADAAN PIPA CASING, SARINGAN, KERUCUT PENUTUP DASAR DAN CENTRALIZER

Kontraktor harus mengadakan dan memasang rangkaian pipa casing dan saringan, pada sumur produksi dengan spesifikasi dan ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi.

3.1.1. Pipa Casing

Pipa casing harus mempunyai standar sebagai berikut :

a. Pipa baja hitam untuk jambang pompa, harus bergaris tengah dalam 10 dan mempunyai ketebalan minimum 5,00 mm. Ujung pipa harus terbevel untuk sambungan las listrik. Mutu baja ASTM 53 atau sesuai dengan ASA B36.10-59 schedule 20 atau standar API 5 L atau yang lain yang diakui standar Internasional.

b. Pipa baja hitam untuk pipa naik bergaris tengah dalam 6 dan mempunyai ketebalan minimum 4,60 mm. Ujung pipa harus terbevel untuk sambungan las listrik dan mutu baja sesuai dengan ASM 53 atau ASA B36.10-59 schedule 30, atau API 5 L standar.

c. Pipa-pipa casing harus baru dan pipa terlapisi oleh cat pelindung korosi (Toxic).

3.1.2. Pipa Saringan

Pipa saringan harus baru dengan type continuous slot wire wound dari bahan baja low carbon dengan lebar celah 1.0 mm (juga dengan celah 1.5 mm dapat diminta oleh Direksi) dan slot opening minimal 30%. Diameter pipa saringan harus 6 5/8, (diameter luar), dan terbevel untuk sambungan las listrik.

3.1.3. Kerucut Penutup Dasar

Ujung dasar casing harus ditutup dengan memasang kerucut berlubang-lubang khusus untuk memudahkan pengeluaran lumpur bor yang terdapat dalam ruangan antara casing/screen dengan dinding lubang bor sebelum dan selama kegiatan berlangsung. Kerucut penutup ini diadakan oleh Pelaksana dan harus buatan bengkel yang sesuai dengan gambar pada Lampiran-H.

3.2. DESAIN KONSTRUKSI SUMUR

3.2.1. Persetujuan Desain Sumur

Sesudah pemboran mencapai kedalaman yang ditentukan dan logging geofisika selesai dikerjakan, Kontraktor harus menyerahkan data tentang catatan pemboran, contoh cuttings, dan logging geofisika dan usulan gambar desain konstruksi sumur kepada Direksi untuk memperoleh persetujuan atau perubahan.

3.2.2. Pemasangan Casing dan Screen

Setelah persetujuan Direksi, Kontraktor harus membesarkan diameter lubang bor sebagaimana diperintahkan dan memasang casing dan screen dalam lubang bor yang telah dibesarkan tersebut. Sebelum rangkaian casing dan screen ini dipasang, Kontraktor harus menurunkan wiper trip dengan full gauge bit yang dimaksudkan untuk menghilangkan mud cake pada dinding lubang bor dan lumpur bor harus disirkulasi paling sedikit 6 jam agar mengurangi kandungan lanaunya.

Semua casing dan screen harus disambung serapat mungkin dengan cara pengelasan. Rangkaian casing dan screen ini harus dipasang di tengah (centralized) lubang yang telah diperbesar.Pipa jambang harus tegak dan lurus untuk memudahkan saat pemasangan pompa dan saat pengoperasian pompa.

Ketegaklurusan dan kelurusan akan diuji dengan menurunkan potongan pipa casing atau Dummy yang disiapkan khusus untuk pengujian tersebut, ke dalam pipa jambang, atau dengan metode lain yang sudah disetujui Direksi (Dummy diturunkan perlahan melalui keseluruhan panjang pipa jambang, jika terhambat, Kontraktor harus meluruskan atas biaya sendiri). Bila Kontraktor gagal meluruskan ketidaklurusan atau ketidak-tegaklurusan pipa jambang, lubang bor akan dinyatakan dibatalkan.

Pemasangan rangkaian pipa casing tidak boleh dimulai sebelum jumlah m3 gravel pack yang dibutuhkan tersedia di lokasi pemboran.3.3. GRAVEL PACKING

3.3.1. Bahan Gravel

Gravel yang mengisi ruangan kosong antara casing atau saringan dan dinding lubang bor untuk sumur produksi disediakan oleh Kontraktor.

Gravel harus dicuci, terbentuk dari batuan silika yang bulat dengan bergradasi dari diameter 2-10 mm dengan 60% diantaranya berdiameter 4 dan 6 mm. Gravel pack harus mempunyai koefisien uniform berkisar antara 2.0 sampai 3.0. Kerikil untuk setiap sumur sudah diuji oleh Kontraktor dan telah disetujui Direksi, sebelum dipasang.

Gravel dalam jumlah cukup harus disediakan di lokasi pemboran untuk pengisian lubang dan untuk setiap tambahan yang dibutuhkan apabila diperlukan selama/sesudah penyempurnaan sumur (development) dan atau pemompaan uji dilaksanakan.

3.3.2. Pengisian Gravel

Setelah casing dan screen dipasang ke dalam lubang bor pada kedudukan yang tepat dan disetujui ketegaklurusannya, gravel dapat diisikan pada ruang sekitar rangkaian casing dan screen dengan metode seperti diuraikan berikut ini.

Sebelum pengisian gravel pack, Kontraktor harus memasukkan pipa bor ke dalam pipa casing hingga mencapai kerucut penutup dasar yang berlubang-lubang. Dengan menggunakan pompa lumpur, lumpur kental yang terdapat dalam ruang antara casing dan/atau screen dengan dinding lubang bor (anulus) akan dikeluarkan secara berangsur-angsur. Bila sirkulasi cairan mendekati harga 1.01 kg/kf atau viskositas 27-28 s/m (sama dengan air) kerikil dapat diisikan secara gravitasi ke dalam ruang antara tersebut secara hati-hati dan berangsur-angsur. Sirkulasi cairan dikerjakan terus-menerus hingga pengisian gravel selesai.

Kontraktor harus memasang gravel pack dari dasar lubang ke atas sehingga mencapai kedalaman dasar pipa konduktor atau seperti yang ditentukan oleh Direksi. Kontraktor harus mencatat secara akurat volume gravel yang dipasang pada setiap lubang bor. (Lampiran-P).

3.4. PENUTUP RONGGA

Setelah pemompaan-uji Kontraktor harus mengisi rongga antara pipa casing dan dinding lubang bor mulai dari batas gravel pack sampai permukaan tanah dengan cairan (cement-slurry) berkomposisi semen dan/atau lempung, sebagaimana ditentukan oleh Direksi.

IV. PENYEMPURNAAN SUMUR

4.1. TATA CARA PENYEMPURNAAN SUMUR

Kontraktor harus melakukan penyempurnaan sumur dengan metode sedemikian rupa sehingga secara efektif menyadap semaksimal mungkin butiran pasir halus, lumpur bor, mud cake dari lapisan pembawa air selama penyempurnaan sumur berlangsung dan juga menyempurnakan fungsi gravel pack sebagai penyaring.

Pekerjaan penyempurnaan sumur dilakukan dengan menggunakan metode-metode: airlifting, water jetting (atau air jetting), mechanical atau hydraulic swabbing, digabung dengan pemakaian additive kimia. Penyempurnaan sumur harus dilakukan menerus sampai air yang dipompa dari sumur pada debit pemompaan maksimum bersih dan tidak mengandung pasir. Air dianggap bebas dari kandungan pasir bila dalam contoh air yang diambil selama pengujian terkandung pasir tidak lebih dari 0.2% perbandingan volume.

Pekerjaan awal penyempurnaan sumur yakni membersihkan lumpur bor dengan bailing dan high velocity jetting dikerjakan dengan rig, sedangkan pekerjaan swabbing dan back washing dapat dilakukan dengan menggunakan menara khusus untuk penyempurnaan sumur.

Setelah pengujian sumur berjenjang (step drawdown test), Direksi dapat, dan bila perlu, meminta penyempurnaan sumur tambahan. Kontraktor harus mengikuti langkah metode dan cara-cara tersebut di atas atau sesuai dengan pengarahan Direksi. Biaya untuk penyempurnaan sumur tambahan merupakan beban Kontraktor sendiri.

4.2. PERALATAN DAN BAHAN

a) Kompressor berkapasitas antara 350 CFM/6 bar hingga 1060 CFM/12 bar,

b) Double Packer Swabbing Tools untuk screen 6 (Lampiran D-1 dan D-2),

c) Single Packer Swabbing Tools 6 (Lampiran E),

d) Pipa Tiup (air line) 1 (108 m) dan Pipa Eductor 3 (110 m) termasuk elbow untuk tes (lihat gambar diagram Airlift Test pada Lampiran-F),e) Alat Ukur Kadar Pasir (sand content measuring),

f) Piston dan Sand Line (tidak diharuskan),

g) Surging Block 6 (tidak diharuskan),

h) Sodium Poly Phospat (STP),

i) Jetting Tool (Lampiran-G).

4.3. M E T O D A

a) Mud Lightening (Pengenceran dengan Washing)

b) Hydraulic Swabbing pada pipa naik dan saringan 6

c) Metode Pilihan

4.3.1. Washing

Pipa bor telah dalam keadaan terpasang sesaat sebelum gravel packing mud pit terisi air bersih,

Lakukan pengenceran lumpur bor dengan air bersih seperti pada prosedur pemasangan gravel pack,

Lakukan pencucian sumur pada bagian screen dengan jetting (water jetting), mempergunakan STP,

Bila pasir tidak masuk lagi melalui saringan dan air jernih, lakukan langkah-langkah well-development selanjutnya (Metode 31.2).

4.3.2. Hydraulic Swabbing

1) Dengan Kompressor Besar (diatas 700 CFM/12 bar)

Gunakan single packer swabbing tools 6

Pasang instalasi seperti gambar (Lampiran D-1), posisi pipa tiup pada kedalaman 30-40 meter,

Tempatkan mula-mula swabbing tool pada sisi atas susunan screen pertama,

Gerakkan swabbing tools turun naik secara perlahan dan menerus sambil meniupkan udara kompressor, kurang lebih 2 jam untuk setiap 6 m screen,

Ulangi gerakan yang sama untuk susunan screen berikutnya, dan seterusnya sampai selesai,

Ukur kadar pasir, bila memenuhi syarat, lanjutkan dengan Airlift test selama 6 jam.

2) Dengan Kompressor Kecil (350 700 CFM/6 bar)

Gunakan Double Packer Swabbing Tools 6,

Pasang instalasi seperti gambar pada Lampiran E Lakukan langkah-langkah operasional seperti pada (a).

4.3.3. Metode Pilihan

1) Mechanical Surging hanya dilakukan bila mempunyai peralatan surging: Spring Loaded Block, Piston, Sand Line dan lainnya. Mengingat sebagian besar rig yang dioperasikan tidak memiliki fasilitas ini, maka mechanical surging tidak direkomendasikan.

2) Water jetting dilakukan dengan jetting tools (nozzle) yang telah disetujui Direksi.

V. UJI KEMAMPUAN SUMUR

5.1. PERALATAN DAN KELENGKAPANNYA

Setelah penyempurnaan sumur selesai dikerjakan dan hasilnya diterima oleh Direksi, atas dasar data kadar pasir terakhir dari airlift sumur yang telah dikonstruksi, Kontraktor harus segera memasang peralatan pompa untuk pengujian sumur.

Kontraktor harus menyiapkan alat-alat dan kelengkapan lainnya untuk uji pemompaan seperti termaktub pada butir 3.3 (5) spesifikasi tekhnik ini.

5.2. PEMOMPAAN UJI PENDAHULUAN

Sesudah pompa dipasang, pemompaan percobaan dilakukan pada sumur dengan debit maksimum sesuai dengan kapasitas sumur dan dilangsungkan paling sedikit 4 (empat ) jam, kemudian diukur debit dan permukaan air untuk selang waktu yang telah ditentukan. (Lampiran S-1)Debit akhir setelah 4 (empat) jam pemompaan akan dipertimbangkan sebagai kapasitas sementara sumur, untuk perencanaan Uji Surut Berjenjang (Step Drawdown Test) selanjutnya.

5.3. UJI SURUT BERJENJANG (STEP DRAWDOWN TEST)

Sebelum dimulai uji surut berjenjang, setiap sumur harus didiamkan selama minimum dua belas (12) jam, tanpa pemompaan.

Tujuan dari step drawdown test adalah untuk menilai keadaan konstruksi sumur dengan menentukan well loss coeficients dan untuk merancang besarnya debit pemompaan uji akuifer selanjutnya.

Uji surut berjenjang harus dilakukan menerus sesuai dengan prosedur, dan sedikitnya dilakukan tiga tahap (jenjang) pengukuran dengan debit pemompaan berbeda pada setiap tahap.

Waktu pemompaan adalah 120 menit setiap tahap. Debit pemompaan setiap tahap ditentukan oleh Direksi. Sedangkan debit maksimumnya sesuai dengan debit yang diperoleh dari pemompaan uji pendahuluan.

Contoh:Step I

: 5 l/det.

Step II: 10 l/det.

Step III: 15 l/det.

Step IV: 20 l/det.

Kontraktor mengukur penurunan muka air sumur produksi dan penurunan muka air tiap sumber air (bila ada), khususnya sumur pisometer di sekitarnya untuk tiap interval 5 menit pada tiga puluh (30) menit pertama setelah pengujian dimulai dan pada interval sepuluh (10) menit sesudahnya.

Debit pemompaan pada suatu tahap harus konstant. Naik turunnya debit pemompaan lebih dari 5 % dalam suatu tahap akan mengakibatkan kegagalan dalam test tersebut dan Direksi akan memerintahkan mengulang test step drawdown dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor sendiri.

VI. UJI AKUIFER

6.1. INVENTARISASI BANGUNAN PENYADAP AIR TANAH

Kontraktor harus melakukan inventarisasi semua bangunan penyadap air tanah yang berada pada radius 150 m dari sumur produksi yang diuji dan dilaksanakan sebelum uji akuifer dimulai. (Lampiran S-5)Informasi yang harus dikumpulkan/diukur dalam kegiatan ini adalah:

1) Banyaknya dan lokasi bangunan penyadap air tanah harus digambarkan pada peta topografi skala 1 : 500 yang harus dibuat oleh Kontraktor.

2) Nama pemilik bangunan penyadap.

3) Jenis dan struktur bangunan penyadap (bahan, kedalaman dan ukuran).

4) Informasi litologi bila ada.

5) Tujuan penggunaan.

6) Kedudukan permukaan air diukur dari titik datum.

7) Konduktivitas listrik Ec dan suhu air.

8) Debit pemompaan bila dimanfaatkan/mengalir sendiri.

9) Informasi lainnya seperti fluktuasi muka air sepanjang tahun, dll.

Hasil kegiatan inventarisasi harus disajikan dalam bentuk lembar isian yang seragam dan diserahkan kepada Direksi sebelum Pelaksanaan Pemompaan Uji Debit Tetap dimulai.

6.2. PEMOMPAAN UJI DEBIT TETAP

Kontraktor harus melakukan pemompaan uji dengan debit tetap secara menerus selama 2 hari (48 jam). Debit pemompaan akan ditetapkan oleh Direksi berdasarkan hasil uji surut berjenjang sebelumnya. Pemompaan uji debit tetap ini dapat dimulai 24 jam sesudah uji surut berjenjang selesai.

Air yang dipompa selama pengujian ini harus disalurkan dan dibuang ke sungai atau saluran air, yang jaraknya harus lebih dari 100 m dari sumur produksi yang diuji atau atas persetujuan Direksi. Saluran pembuangan air harus terbuat dari pipa PVC atau selang plastik gulung atau dibuat saluran sementara dari lembar plastik atas persetujuan Direksi.

Macam pengukuran yang dilakukan selama pengujian debit tetap adalah sebagai berikut :

1) Muka air pada sumur produksi dan sumur-sumur yang terletak dalam radius 150 meter, termasuk sumur gali yang ada, diukur dengan interval waktu seperti diuraikan dalam butir di bawah ini dan disetujui Direksi (Lampiran S-5).

2) Debit pemompaan, suhu air, electric conductivity, pH, pada pemompaan pada setiap interval waktu pada tiap jam.

3) Curah hujan, suhu udara, tekanan udara pada daerah pemompaan (bila diperlukan).

4) Kandungan pasir pada air yang dipompa tiap 2 jam.

Kontraktor harus mengukur dari muka air pada sumur yang dipompa dan bangunan penyadap air tanah lainnya selama 48 jam pada selang waktu sebagai berikut.

Waktu-sejak dimulai

Interval-waktu-pengukuran

0 sampai 10 menit

1 menit

10 sampai 20 menit

2 menit

20 sampai 60 menit

5 menit

1 sampai 2 jam

10 menit

2 sampai 3 jam

15 menit

3 sampai 4 jam

20 menit

4 sampai 5 jam

30 menit

5 sampai 24 jam

1 jam

24 sampai 48 jam

2 jam

Kontraktor mengukur kambuhnya (recovery) muka air dalam sumur dan bangunan penyadap air tanah lainnya dalam interval waktu yang sama sesudah pompa dihentikan sampai muka air mencapai muka air asli, atau untuk waktu dua puluh empat jam. (Lampiran S-4)

Pemompaan uji debit tetap harus diulang apabila pemompaan terhenti sebelum pengujian 48 jam selesai, karena kerusakan mesin atau alasan lainnya yang disebabkan oleh kurangnya persiapan Kontraktor dengan biaya ditanggung oleh pihak Kontraktor.

6.3. ANALISIS KIMIA MUTU AIR

Kontraktor harus mengambil 2 (dua) contoh air unntuk dianalisis mutu airnya segera setelah pemompaan debit tetap dimulai, 24 jam berikutnya dan pada akhir pumping test. Sedikirnya dua (2) liter contoh air diambil dan dimasukkkan dalam botol polythlene. Suhu air, pH, dan electric conductivity harus diukur di lokasi pengujian secepatnya.

Botol harus diberi tanda yang jelas nama proyek dan nama Kontraktor, nomor urut dan lokasi sumur, tanggal dan jam pada saat contoh air diambil dan informasi lainnya yang diperlukan termasuk data pengukuran lapangan seperti disebutkan di atas.

Analisis kimia contoh air untuk unsur-unsur berikut ini merupakan tanggung jawab dan dibiayai oleh Kontraktor serta dikerjakan di laboratorium yang disetujui Direksi:

1.PH15.Cloride (Cl)

2.Color16.Sulfate (SO4)

3.Turbidity17.Silica (SiO4)

4.TDS (Total Disolved Solid)18.Iron (Fe)

5.Suspended Solid19.Manganese (Mn)

6.Electrical Conductivity (EC)20.Boron (B)

7.Hardness (CaCo3)21.Fluoride (F)

8.Calcium (Ca)22.Copper (Cu)

9.Magnesium (Mg)23.Arsenic (As)

10.Sodium ( Na)24.Nitrate (NO3)

11.Potassium (K)25.Nitrite (NO2)

12.Carbon dioxide (CO2)26.Ammonium (NH4)

13.Carbonate (CO3)27.Phosphate (PO4)

14.Bicarbonate (HCO3)28.SAR

Unsur-unsur kimia dinyatakan dalam miligram per liter dan ketelitiannya harus diperiksa dengan menggunakan metode Ionic Balance Error (IBE).

VII. PENYELESAIAN SUMUR

Setelah pemompaan uji di atas selesai dikerjakan, Kontraktor harus membersihkan dasar sumur dengan bailing untuk membuang kotoran dan memasang tutup sumur lengkap dengan kunci, untuk mencegah sumur kemasukan benda-benda asing kedalamnya.

1) Flowing well (sumur yang mengalir sendiri)

Bila ditemui kondisi akuifer yang mengalir sendiri, maka harus dibuat suatu rancangan tutup sumur yang sesuai. Ujung dari casing diameter 10 diberi flens (flange) dan ditutup dengan plat seukuran dengan flens tersebut kemudian dibaut. Bagan gambar tutup sumur disajikan pada (Lampiran J-1).

2) Patok beton

Patok beton dipasang sedekat mungkin dengan titik sumur dengan diberi identitias sumur, nomor serta Tahun Anggaran pembuatannya. Lampiran J-2 menyajikan bagan gambar patok beton ini.

3) Pembongkaran Mesin Bor

Setelah pemboran dan pekerjaan lain yang dinyatakan dalam kontrak setelah selesai dilakukan disuatu lokasi, mesin bor dibongkar dan diangkut dilokasi berikutnya oleh Kontraktor.

Pemindahan mesin bor ke lokasi berikutnya dilakukan setelah ijin diberikan oleh direksi.

VIII. LAPORAN & DOKUMENTASIPencatatan rinci dari semua kegiatan kontruksi setiap sumur disimpan selama pekerjaan berjalan dan Direksi harus mempunyai semua arsip dari semua data dan keterangan. Demikian pula halnya dengan wewenang untuk menyaksikan pekerjaan pada setiap saat.

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi laporan kemajuan harian, yang melaporkan berbagai formasi batuan yang didapat, pekerjaan yang dilakukan setiap hari, termasuk berbagai pekerjaan yang diselesaikan, seperti kedalaman pemboran pada setiap akhir shift dan data lainnya yang diminta Direksi.

Kontraktor harus menyerahkan Laporan Harian, Mingguan , Bulanan (Lihat Spesifikasi Umum- Laporan dan Foto) serta Laporan Akhir kepada Proyek tentang berbagai masalah tekhnik dari semua kegiatan pekerjaan pemboran dan disusun berdasarkan kontrak paket pemboran dengan sistematika penyajian sebagai berikut:Volume I, Laporan Utama, yang isinya:

Ringkasan

Penilaian sumur

Semua lembar gambar konstruksi sumur

Daftar hasil inventarisasi sumur termasuk di dalamnya data yang diperlukan setiap lokasi, nomor, casing, screen, debit, dll.

Rekomendasi dari Kontraktor.

Volume II, Annexes Termasuk semua data teknik lapangan (data crew)

Satu buku untuk setiap sumur yang berisi antara lain :

1) Laporan Harian Pemboran, dalam bentuk lembar isian yang seragam dan ditandatangani Kontraktor, dan menunjukkan semua kegiatan dari pemboran atau kondisi mesin-mesin, bahan-bahan yang dipakai, personel, pipa bor, ukuran casing dan lain-lainnya yang dianggap perlu. (Lampiran-L)

2) Log geologi yang menunjukkan kedalaman dan catatan dari semua lapisan batuan yang ditemukan. (Lampiran-M)

3) Catatan penggunaan pipa casing dan saringan. (Lampiran-N)

4) Catatan dari semua kegiatan penyempurnaan sumur termasuk pencatatan tinggi muka air metode dan material yang digunakan, jangka waktu pengoperasian, hasil keseluruhan, jam kerja personel dan hal lain yang dianggap perlu. (Lampiran-Q dan R)5) Catatan tentang volume bahan gravel yang dipasang pada rongga kosong antara pipa screen dan dinding lubang pada setiap sumurnya. (Lampiran-P)

6) Semua catatan tentang pemompaan-uji termasuk uraian lengkap dan lamanya setiap kegiatan. (Lampiran-S)

7) Peta topografi 1 : 500 berikut segala informasi yang diperlukan.

8) Pengambilan obyek foto dokumentasi tiap-tiap sumur sebagai berikut : - Dibidik dari satu arah (tidak berubah-ubah) sudut pandang,

- Urutan foto jadi sebagai berikut :

a. Saat lokasi sumur kondisi 0 %

b. Saat mata bor mulai akan dioperasikan

c. Saat pengambilan contoh cuttings dan contoh cuttings seluruhnya.

d. Saat proses logging

e. Saat persiapan (setting) pemasangan pipa casing

f. Saat penyiapan gravel pack dilokasi

g. Saat pemasangan pipa setiap tahapan

h. Saat pengisian gravel pack

i. Saat well development

j. Saat pumping test

k. Saat pemasangan tutup sumur dan atau kondisi 100 %

Bentuk pencatatan laporan akhir tersebut harus disetujui oleh Direksi sebelum disampaikan ke Proyek, sejumlah 4 (empat) rangkap.IX. PERHITUNGAN DAN PEMBAYARAN

Perhitungan dan pembayaran pekerjaan pemboran ini meliputi pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi, persiapan lokasi, pemboran pilot hole, pelebaran lubang bor, pemasangan rangkaian pipa dan saringan dengan dasar meter kedalaman terpasang, pekerjaan pembersihan sumur, uji pemompaan dan analisa air serta pemulihan lokasi hingga pelaporan seperti yang tertera dalam Daftar Volume Pekerjaan, harga termasuk pekerjaan langsung maupun tak langsung serta bersifat sementara atau permanen yang mendukung kelancaran pekerjaan atas persetujuan Direksi.

PAGE SB-20DISIMP-R3.