Spesifikasi Teknik

29
1 BAB. I SYARAT-SYARAT UMUM PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN 1.1. Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja, peralatan kerja, peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan pekerjaan Rehabilitasi Seda/Berat Gedung Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Kolaka Tahun Anggaran 2014 sesuai dengan gambar kerja, spesifikasi teknis dan Kontrak Kerja (Borongan). 1.2. Pekerjaan tersebut meliputi : 1) Pekerjaan persiapan/Pendahuluan 2) Pekerjaan tanah dan pasir 3) Pekerjaan pasangan dinding dan plesteran 4) Pekerjaan beton serta bagian-bagiannya 5) Pekerjaan Kusen, Pintu/Jendela serta bagian-bagiannya 6) Pekerjaan Penggantung Pintu / Jendela 7) Pekerjaan atap dan Kap serta bagian-bagiannya 8) Pekerjaan rangka plafond dan plafond 9) Pekerjaan lantai 10) Pekerjaan instalasi listrik 11) Pekerjaan sanitair 12) Pekerjaan pengecatan dinding dan kayu 13) Pekerjaan pembersihan dan pemeliharaan PASAL 2. PERATURAN DAN KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN 2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan umum sesuai dengan peraturan konstruksi bangunan dan infrastruktur bangunan yang ditentukan Pemerintah Republik Indonesia, termasuk segala perubahan dan tambahannya, seperti PBI 1971 dan SKSNI 1991, PPKI 1961 dan lain-lain. 2.2. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula: 1) Gambar kerja (Detail Perencanaan) berikut perubahan-perubahannya yang telah disahkan oleh Pemilik kegiatan. 2) Rencana kerja dan syarat-syarat 3) Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (aanwijzing). 4) Surat Keputusan Pemilik kegiatan tentang penunjukan Kontraktor. 5) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) 6) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya 7) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah disetujui Pemilik kegiatan dan Kontraktor. PASAL 3. PENJELASAN GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS 3.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja (Detail Perencanaan) dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing). 3.2. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan spesifikasi teknis, maka yang mengikat dan berlaku adalah spesifikasi teknis. Bilamana suatu gambar tidak cocok

description

pekerjaan rehabilitasi gedung kantor bappeda Kolaka

Transcript of Spesifikasi Teknik

Page 1: Spesifikasi Teknik

1

BAB. I

SSYYAARRAATT--SSYYAARRAATT UUMMUUMM

PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja, peralatan kerja,

peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan

pekerjaan Rehabilitasi Seda/Berat Gedung Kantor Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kab. Kolaka Tahun Anggaran 2014 sesuai dengan gambar

kerja, spesifikasi teknis dan Kontrak Kerja (Borongan).

1.2. Pekerjaan tersebut meliputi :

1) Pekerjaan persiapan/Pendahuluan

2) Pekerjaan tanah dan pasir

3) Pekerjaan pasangan dinding dan plesteran

4) Pekerjaan beton serta bagian-bagiannya

5) Pekerjaan Kusen, Pintu/Jendela serta bagian-bagiannya

6) Pekerjaan Penggantung Pintu / Jendela

7) Pekerjaan atap dan Kap serta bagian-bagiannya

8) Pekerjaan rangka plafond dan plafond

9) Pekerjaan lantai

10) Pekerjaan instalasi listrik

11) Pekerjaan sanitair

12) Pekerjaan pengecatan dinding dan kayu

13) Pekerjaan pembersihan dan pemeliharaan

PASAL 2. PERATURAN DAN KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN

2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan

Syarat-Syarat ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan umum sesuai dengan

peraturan konstruksi bangunan dan infrastruktur bangunan yang ditentukan Pemerintah

Republik Indonesia, termasuk segala perubahan dan tambahannya, seperti PBI 1971 dan

SKSNI 1991, PPKI 1961 dan lain-lain.

2.2. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula:

1) Gambar kerja (Detail Perencanaan) berikut perubahan-perubahannya yang telah

disahkan oleh Pemilik kegiatan.

2) Rencana kerja dan syarat-syarat

3) Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (aanwijzing).

4) Surat Keputusan Pemilik kegiatan tentang penunjukan Kontraktor.

5) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

6) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya

7) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah disetujui

Pemilik kegiatan dan Kontraktor.

PASAL 3. PENJELASAN GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS

3.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja (Detail Perencanaan) dan Rencana

Kerja dan Syarat-syarat termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan

dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

3.2. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan spesifikasi teknis, maka yang

mengikat dan berlaku adalah spesifikasi teknis. Bilamana suatu gambar tidak cocok

Page 2: Spesifikasi Teknik

2

dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar yang

berlaku.

3.3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan

dapat menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Pimpinan

Kegiatan atau Pengawas Lapangan yang ditunjuk Pemilik kegiatan dan mengikuti

keputusannya.

PASAL 4. JADWAL PELAKSANAAN

4.1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana Pelaksanaan

secara terperinci berupa Barchart dan S-Curve.

4.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah diajukan kepada Pemilik kegiatan, paling lambat 7

(tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima Kontraktor.

4.3. Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Pemilik kegiatan harus ditempel di

bangsal/direksikeet lapangan, yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan

(Presentasi Kerja).

4.4. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik

Rencana Kerja tersebut.

PASAL 5. LAPORAN

5.1. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan

sebagai resume dari laporan harian dan mingguan selama masa pelaksanaan, yang akan

diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pimpinan Kegiatan yang memuat

hal-hal:

a. Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan

b. Jumlah dan jenis bahan yang masuk yang disetujui dan ditolak

c. Kegiatan, volume dan satuan pekerjaan secara terperinci.

d. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain

e. Peralatan yang dipakai

f. Anjuran/perintah kepada Kontraktor.

5.2. Laporan harian ini dibuat dalam rangkap dan bentuk yang telah ditetapkan.

PASAL 6. SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN

6.1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut Site

Manager, yang cakap untuk memimpin, bertanggung jawab penuh terhadap

pelaksanaan pekerjaan dan memiliki pengalaman teknis dalam pekerjaan bangunan.

Penetapan ini harus dikuatkan dengan Surat Tugas/ Surat Pengangkatan resmi dari

Kontraktor ditujukan kepada Pemilik kegiatan.

6.2. Site Manager harus memiliki latar belakang pendidikan Teknik Sipil atau sederajat.

6.3. Selain Site Manager, Kontraktor diwajibkan pula, memberi tahu secara tertulis kepada

Pemilik kegiatan susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya

masing-masing.

6.4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pemilik kegiatan atau Pelaksana Lapangan, Site

Manager kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan diberitahu

secara tertulis untuk mengganti Site Manager.

Dalam waktu 4 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan, Kontraktor

harus sudah menunjuk/mengajukan Site Manager baru untuk mendapat persetujuan

Pemilik kegiatan.

Page 3: Spesifikasi Teknik

3

PASAL 7. PEMERIKSAAN PEKERJAAN

7.1. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan tersebut dilakukan

mengakibatkan tidak dapat diperiksanya pekerjaan yang telah dikerjakan, maka

Kontraktor diwajibkan secara tertulis meminta kepada Pimpinan Kegiatan memeriksa

bagian pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.

7.2. Bila permohonan pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam

diterimanya permohonan (tidak terhitung hari libur atau hari besar lainnya) tidak

dipenuhi, maka Kontraktor bisa meneruskan pekerjaan tersebut dan dianggap bagian

pekerjaan tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan, kecuali bila

secara resmi Pengawas Lapangan meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan

Kontraktor menyetujuinya.

7.3. Bila ketentuan tersebut diatas dilanggar, maka Pengawas Lapangan berhak menyuruh

membongkar pekerjaan tersebut sebagian atau seluruhnya guna keperluan pemeriksaan.

Biaya-biaya yang timbul akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

7.4. Setiap akhir pekerjaan atau batas tahapan pekerjaan sesuai termin, dilakukan

Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan (opname) dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan

bersama Kontraktor dan Pengawas Lapangan.

7.5. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan

yang ditandatangani oleh Kontraktor, Pengawas Lapangan dan Pimpinan Kegiatan.

7.6. Berita acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan pembayaran pekerjaan

atau borongan.

PASAL 8. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

8.1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan

Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di

lapangan.

8.2. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan pada memerlukan perawatan

serius, Kontraktor harus segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan

melaporkan kejadian tersebut kepada Pemimpin Proyek atau Pengawas Lapangan.

8.3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi

syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada dibawah

kekuasaannya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.

8.4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua

petugas dan pekerja di lapangan.

8.5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja tidak

diperkenankan berada di areal pekerjaan.

8.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib

diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

PASAL 9. KEAMANAN PROYEK

9.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang miliknya yang berada di

lapangan, dan milik Pemilik kegiatan yang ada di lapangan baik terhadap pencurian

maupun pengerusakan.

9.2. Bila diperlukan, untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor dapat membuat pagar

pengaman dari tiang kayu meranti/seng gelombang dan dicat.

9.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi

tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan

tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.

Page 4: Spesifikasi Teknik

4

9.4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu

Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai.

9.5. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak-pihak yang terlibat

didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi. Maka pertanggungan

ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal berakhirnya masa

pemeliharaan.

9.6. Kecuali atas persetujuan Pimpinan Kegiatan atau Pengawas lapangan, maka tidak

diperkenankan :

a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan.

b. Memasak di tempat pekerjaan.

c. Menjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.

d. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal proyek.

PASAL 10. ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun besar,

harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan

fisik bersangkutan dimulai.

PASAL 11. DIREKSIKEET

11.1. Kontraktor harus menyediakan bangunan/kantor ruang kerja di lapangan untuk

Kontraktor, sesuai dengan kebutuhan.

11.2. Kantor lapangan tersebut dilengkapi dengan peralatan-peralatan kantor.

11.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat pekerja, tempat makan dan

gudang penyimpanan barang-barang.

11.4. Penempatan bangunan tersebut di atas akan ditentukan kemudian oleh Kontraktor atas

persetujuan Pimpinan Kegiatan.

11.5. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan tersebut di atas dan peralatan

yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah termasuk

harga kontrak/borongan.

PASAL 12. PENYIMPANAN BAHAN/MATERIAL

12.1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah diperiksa dan disetujui oleh

Pengawasa Lapangan, harus diatur penempatannya sedemikian rupa sehingga

memudahkan dalam pengambilan dan menjaga agar tetap memenuhi syarat-syarat

penyimpanan untuk menghindari kerusakan atau menurunnya mutu bahan/material

bangunan tersebut.

12.2. Tempat penimbunan bahan/material bangunan tersebut harus mendapat persetujuan

Pengawasa Lapangan, penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun

yang berada di lapangan terbuka dalam areal proyek harus diatur sedemikian rupa agar

tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum, juga memudahkan jalannya

pemeriksaan dan penelitian bahan/material oleh Pengawas Lapangan.

12.3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik, kebersihan areal kerja,

direksikeet, gudang, bangsal/los kerja dan bangunan lainnya yang ada dalam areal

proyek harus tetap terjaga, tertib dan rapi.

12.4. Bahan/material yang telah ditolak oleh Pengawasa Lapangan harus dikelurkan dari areal

proyek secepatnya selambat-lambatnya pada hari yang sama saat penolakan dinyatakan.

Terhadap kelalaian ini Pimpinan Kegiatan dapat memberhentikan seluruh pekerjaan,

dan seluruh akibat dari pemberhentian tersebut seluruhnya menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

Page 5: Spesifikasi Teknik

5

PASAL 13. PERUBAHAN-PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

13.1. Pimpinan Kegiatan dengan persetujuan Pemilik kegiatan dapat mengeluarkan instruksi

tertulis yang menghendaki perubahan pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang yang

layak yang tidak merusak isi Kontrak ini.

13.2. Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah dan atau pekerjaan kurang adalah yang terjadi

karena ada perubahan atau penggantian atas rencana, kualitas atau kuantitas dari dan

terurai dalam spesifikasi, serta termasuk penambahan, pembatalan atau penggantian dari

macam maupun standar tiap bahan atau barang yang dipergunakan dalam pekerjaan dan

dilaksanakan dengan perintah tertulis dari Pimpinan Kegiatan.

13.3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar kontrak atau spesifikasi

pekerjaan yang diperlukan untuk penyesuaian yang telah disebutkan diatas, Kontraktor

harus memberitahukan kepada Pimpinan Kegiatan dengan menerangkan dan

memberikan alasan atas perubahan tersebut dan Pimpinan Kegiatan mengeluarkan

petunjuk/instruksi mengenai hal ini.

13.4. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan lain harus diikuti ketentuan-

ketentuan sebagai berikut:

a. Harga-harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus dipakai sebagai dasar

dalam menentukan penilaian dari pekerjaan yang bersifat sama yang dilaksanakan

dengan syarat-syarat serupa.

b. Harga-harga dalam Daftar Perincian Harga Penawaran dimana pekerjaan tidak

serupa atau dikerjakan dengan syarat-syarat yang serupa, merupakan dasar harga

untuk pekerjaan yang sifatnya sejauh bisa dianggap layak.

c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat didalam Daftar Perincian Harga

Penawaran, maka Harga Satuan dapat ditentukan bersama antara Kontraktor

dengan Pimpinan Kegiatan dan harus mendapat persetujuan dari Pemilik

kegiatan.

PASAL 14. PEKERJAAN PEMBONGKARAN SEMENTARA

14.1. Apabila sebelum atau dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan pembongkaran-

pembongkaran yang bersifat permanen maupun sementara, maka pengamanan dan

biaya-biaya pemasangan kembali yang diperlukan untuk menggembalikan dalam

keadaan baik, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah diperhitungkan

dalam harga kontrak/borongan.

14.2. Cara-cara pembongkaran dilakukan atas petunjuk Pengawas Lapangan dan harus

dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang besar atas

pembongkaran tersebut dan tidak mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada bangunan.

14.3. Bahan/material bongkaran permanen harus ditumpuk pada tempat tertentu yang telah

disetujui Pengawas Lapangan dan disingkirkan secepatnya dari areal proyek.

PASAL 15. PEKERJAAN PERSIAPAN

15.1. Pembersihan Lokasi Kerja

Kontraktor harus membersihkan lokasi kerja dari segala sesuatu yang memungkinkan

akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai petunjuk atau persetujan dari

Pengawas Lapangan.

15.2. Papan Nama

Kontraktor diharuskan memasang papan nama perusahaan sesuai petunjuk Pemimpin

Proyek, dengan ketentuan yang sesuai dengan gambar.

Page 6: Spesifikasi Teknik

6

BAB. II

RRIINNGGKKAASSAANN SSPPEESSIIFFIIKKAASSII BBAAHHAANN//MMAATTEERRIIAALL BBAANNGGUUNNAANN

1. Semen (portland cement) = Tonasa atau bosowa

2. Batu bata = Batu bata minimal terbelah dua

3. Pondasi batu kali/gunung = Batu kali/gunung pasangan 1 Pc : 5 Ps

4. Stuktur = Beton bertulang K 175 -225 Komposisi 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr

5. Tulangan = Besi beton U 24 polos ukuran pas sesuai gambar kerja

Kawat beton no. 16 SWG ( 1 mm), tidak bersepuh

6. Pasangan bata trasraam = Setinggi 30 cm dari ± 0.00 untuk selurah dinding

Dan kamar mandi 150 cm dengan Komposisi 1Pc:3Ps

7. Pasangan dinding batu bata = Komposisi 1 Pc : 5 Ps

8. Plasteran trasraam = Komposisi 1 Pc : 2 Ps

9. Plasteran Beton = Komposisi 1 Pc : 3 Ps + diaci

10. Plasteran = Komposisi 1 Pc : 5 Ps

11. Atap = Rangka atap = Rangka Atap Baja Ringan C75

Penutup atap = Genteng Metal Green, MultiRoof

Papan Lesplank = Papan Eternit Di Cat 3 X

12. Plafond =

Pola = Berpola (Sesuai gambar rencana/kerja)

Rangka plafond = Besi Hollow 40x40 mm, 20x40mm (di sambung las)

Penutup plafond = 1. Papan Gypsumboard 9 mm (dalam ruangan)

2. Papan Eternit 4mm (luar ruangan)

3. List Plafond Gypsum Profil

13. Kusen = Kayu Klas II (Sejenis) 5/14 Sambungan Poros/Lidah,

Diserut Rata.

14. Daun pintu dan jendela = Kayu Papan Jati Di Steam

15. Kaca = Bening, Ketebalan 5 mm.

16. Cat emulsi (tembok) =

Warna : - Tembok Dalam = Lapis plamir 1x setiap lapis, jenis/merk plamur

ditentukan kemudian, dihaluskan dan finishing 2x,

jenis dan merk cat tembok ditentukan kemudian

- Tembok Luar = Warna (ditentukan kemudian), 1 x dan finishing 3 x

- Plafond = Lapis plamir 1x dihaluskan dan finishing 2x

17. Cat kayu = 1 lapis dempul dasar dan dihaluskan ditambah 2 lapis

finish, warna ditentukan kemudian untuk kusen, daun pintu

dan jendela di lapis vernis apabila perlu di spray/dico

18. Keramik = merek KIA atau sejenis, kualitas KW I

- Lantai ruangan, teras dan plint warna corak awan

putih ukuran 60 x 60 cm dengan seri KW I dan warna

yang sama, sambungan nat warna putih.

- Tegel Plint ¼ x 60 x 60 (15x60)

- Lantai kamar mandi warna sesuai dengan warna

corak dinding ukuran 20 x 20 cm bertekstur dengan

seri KW I dan warna yang sama, sambungan nat

warna sesuai corak keramik.

- Dinding kamar mandi dan dapur corak warna

disesuaikan dengan warna lantai ukuran 20 x 25 cm

Page 7: Spesifikasi Teknik

7

berpola dengan seri KW I dan warna yang sama,

sambungan nat warna putih, setinggi 150 cm.

19. Engsel = Klas I, merek top, Flexch (sejenis), ring plastik/nylon

- Untuk pintu ukuran 4” sebanyak 3 buah.

- Untuk jendela ukuran 3” sebanyak 2 buah

20. Hak angin = Cast iron lapis nickel, paha ayam, 2 buah setiap jendela

21. Tarikan (handle) = Cast iron lapis brass, 1 buah setiap jendela

22. Grendel = Cast iron lapis brass, 1 buah setiap jendela

23. Kunci-kunci = Merek Kodai, Union Atau Royal (Setara)

- Pintu utama 2 slag silinder block, handle bercorak (Hias)

- Pintu Ruang /dalam = 2 slag

- Pintu kamar mandi = 2 slag

24. Closet jongkok = Keramik, merek toto atau sejenis, warna muda sesuai

Lantai.

25. Titik Instalasi = Penyambunan dan Pemasangan Instalasi, di anjurkan di

kerjakan oleh instalatur yang bersertifikat

26. Stop kontak, saklar = Broco Standard

27. Fitting Plafond = Broco Standar dan Downlight

28. Sekering Case = Standar 2 Group Fuse 25 A

29. Kabel = NYY 1 x 2,5 mm

30. Lampu = Merk Philips

- Downlight TL 2 x 40 Watt

- Downlight SL 23 Watt

31. Shower Air = Ex. China, ukuran 1/2”, dari bahan besi tuang lapis

nickel

32. Floor Drain = Stainless Steel

33. Pipa

Air bersih = PVC AW (sejenis) dia. 1”, PVC AW (sejenis) dia. 1/2”

Listrik = Conduit She (sejenis) diameter 1 “

Page 8: Spesifikasi Teknik

8

BAB. III

SSYYAARRAATT--SSYYAARRAATT TTEEKKNNIISS PPEEKKEERRJJAAAANN

PASAL 16. PEKERJAAN PERSIAPAN

16.1. Pengukuran

1) Kontraktor harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara pengukuran

dengan alat-alat penyipat datar (theodolith, waterpass dan sebagainya) dan lain-

lain peralatan yang diperlukan.

2) Pengawas Lapangan dan Kontraktor akan menetapkan tempat/posisi patok

penandaan permanen (bench mark) sebagai referensi pengukuran bangunan, dan

dituangkan dalam Berita Acara Penentuan Titik 0 (nol).

3) Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Pengawas Lapangan dan

tetap merujuk pada pergeseran patok awal.

4) Berdasarkan patok tersebut Kontraktor menentukan level bangunan dan jarak as

bangunan pada setiap pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.

16.2. Pembongkaran

1. Sebelum melakukan pembongkaran terlebih dahulu mempelajari gambar kerja

bagian-bagian mana yang akan di bongkar.

2. Bagian-bagian yang akan dibongkar seminimal mungkin agar dihindari

terjadinya kerusakan pada bagian yang tidak masuk dalam pembongkaran

tersebut.

3. Apabila terjadi salah bongkar, itu menjadi tanggung jawab pihak kontraktor dan

tidak dapat dibebankan kepada pengguna anggaran.

4. Bagian-bagian pembongkaran ini adalah; Lantai, Dinding, Rangka Plafond,

Plafond, Rangka Atap dan Atap termasuk bagian-bagian dari pembongkaran.

16.3. Pemasangan Bowplank

1) Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawas Pengawas Lapangan dengan

patok yang dipancang kuat-kuat dihubungkan dengan papan kayu yang kuat

dengan ketebalan minimum 2 cm, diketam rata pada sisi atasnya.

2) Pemasangan patok pondasi bangunan dikerjakan menurut gambar kerja.

PASAL 17. PEKERJAAN TANAH

17.1. Umum

Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari

Pengawas Lapangan terutama tentang ukuran galian. Bahan-bahan galian yang akan

dipakai untuk penimbunan harus diperiksa lebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.

17.2. Penyelidikan Tanah

Pemeriksaan tanah (boring/sondering) jika diperlukan dapat dilaksanakan oleh

Kontraktor pada titik yang dianggap rawan atas petunjuk Pengawas Lapangan.

17.3. Penggalian dan Pengupasan Tanah

Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang berasal

dari air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab, pengeringan diusahakan

Page 9: Spesifikasi Teknik

9

dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-lain dan

biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dianggap telah termasuk harga

kontrak/borongan.

Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman,

kemiringan, lokasi serta lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

seperti dinyatakan dalam gambar kerja dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

Bahan-bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak boleh ditempatkan

berserakan. Tanah-tanah galian yang tidak diperlukan lagi supaya disingkirkan.

Bahan-bahan sisa galian tersebut harus segera dikeluarkan dari pekerjaan paling

lambat 2 x 24 jam dan dibuang pada tempat yang disetujui Pengawas Lapangan.

17.4. Urugan dan Pemadatan

Tanah hasil kupasan yang berupa humus harus dipisahkan dari lapisan tanah

dibawahnya. Pengupasan dengan kedalaman rata-rata 20 cm digunakan sebagai

lapisan penutup sekeliling bangunan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Jika

tebal lapisan humus lebih besar dari 20 cm, maka seluruh tebal humus harus

digali dan digunakan kembali sebagai urugan lapisan penutup dan biaya yang

diakibatkannya dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.

Setelah lapisan permukaan dikupas dan sebelum urugan dilaksanakan, daerah

bangunan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang sesuai.

Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi dari 20

cm dan setiap lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan stemper atau

compactor.

PASAL 18. PEKERJAAN BETON

18.1. Lingkup pekerjaan

Melengkapi semua tenaga, peralatan (equipment) dan bahan-bahan untuk

menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dan

dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam SPESIFIKASI

TEKNIS, Gambar Kerja dan Kontrak Kerja, serta tambahan penjelasan dari Pimpinan

kegiatan dan Pengawas Lapangan.

18.2. Pedoman Pelaksanaan

Kecuali ditentukan lain berikut ini, maka Sebagai dasar code PBI 1971 dan SKSNI

Tahun 1991 tetap digunakan.

18.3. Bahan-bahan

18.3.1. Portland Cement

Digunakan Portland semen yang memenuhi No. SII (Standard Industri

Indonesia) S.400 menurut Standard Semen Indonesia (NI 8 – 1972). Tidak

boleh mencampur merek semen yang berbeda untuk 1 tahap proses pengecoran

18.3.2. Agregat

Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak melebihi seperempat ukuran

yang telah ditetapkan

Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur, bahan organik atau kotoran

lainnya, serta tidak mengandung garam asam.

Batu kerikil yang digunakan rata-rata berukuran Ø 20 sampai 30 mm

dengan kualitas jenis batu tidak rapuh dan harus mendapat persetujuan

untuk dipakai dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu.

Untuk pekerjaan dengan pasangan batu kali/gunung digunakan batu

kali/gunung berukuran rata-rata Ø < 10 cm.

Page 10: Spesifikasi Teknik

10

18.3.3. Besi Beton

Kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja, digunakan dari jenis U 24 besi

polos.

Ukuran besi yang digunakan adalah ukuran besi Ø 12 untuk tulangan dan

besi Ø 8 sesuai dengan gambar kerja.

Ambang batas susut minimal 0,3 mm, ketika di siqma.

Besi yang digunakan tidak kotor, tidak berminyak dan tidak berkarat.

18.3.4. Kawat Pengikat

Kawat pengikat besi beton ditentukan dari jenis kawat beton pengikat No. 16

SWG (Ø 1 mm) dan tidak bersepuh seng.

18.3.5. Air

Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-

bahan yang merusak atau Komposisi-Komposisi yang mempengaruhi daya lekat

semen, seperti asam dan garam.

18.3.6. Bahan Tambahan

Tidak diperkenankan menambah bahan-bahan tambahan kedalam Komposisi

beton, kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis sebelumnya dari

Pengawas Lapangan.

18.3.7. Pengiriman dan Penyimpanan

Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai

dengan waktu dan urutan pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan jadwal

pelaksanaan pekerjaan (time schedule & network plan).

Semen harus didatangkan dalam kantongan/kemasan standard (zak).

Semen harus masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), jika ada

bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan

hancur dengan melebihi dari beras 5% berat dan kepada Komposisi diberi

tambahan semen yang baik dalam jumlah yang sama.

Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan

bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya,

misalnya ; minyak dan lain-lain.

Agregat harus ditempatkan secara terpisah antara satu dengan yang lain

menurut jenis dan gradasinya.

18.4. Bekisting

18.4.1. Material

Bekisting harus dipakai kayu yang cukup kering dan kuat sesuai dengan

finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton,

seperti pada gambar kerja. Papan-papan untuk cetakan harus bermutu baik,

lurus dan rata atau menggunakan triplex dengan ketebalan yang sesuai.

18.4.2. Perencanaan

Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan

bentuk yang nyata dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai

dengan jalannya kecepatan pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat

datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya bekisting dalam

pelaksanaan dapat ditiadakan. Juga harus dapat untuk menghindarkan keluarnya

Page 11: Spesifikasi Teknik

11

bagian adukan (mortar leakage). Susunan bekisting dengan penunjang-

penunjang harus teratur sehingga kontrol atas kekurangannya dapat mudah

dilakukan. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa hingga pada waktu

pembongkarannya tidak akan merusak dinding balok atau kolom beton yang

bersangkutan.

Bahan penyangga atau silangan-silangan adalah sepenuhnya menjadi

tanggung jawab Kontraktor, demikian juga kedudukan dan dimensinya.

Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum

pengecoran. Adakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air

pembasahan tersebut pada sisi bawah.

18.4.3. Pembongkaran Cetakan

Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan

khusus untuk memikul 2 x beban sendiri atau melalui waktu pengerasaan

selama 21 (dua puluh satu) hari, kecuali Komposisi beton menggunakan

bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton.

Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan

bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka

cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung.

Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton

seluruhnya terletak pada Kontraktor.

Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan bilamana ia

bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi

utama dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan ini tidak

berarti Kontraktor lepas dari tanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut.

18.5. Pemasangan Pipa-Pipa (Jika Perlu)

Pemasangan pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan konstruksi.

18.6. Kualitas Beton

1) Kecuali yang ditentukan dalam gambar, kualitas beton untuk bagian sloof,

pondasi tapak, kolom selain kolom dan ring balok adalah K.175-225. (tegangan

tekanan hancur karakteristik untuk kubus uji beton pada usia 28 (dua puluh

delapan) hari, dengan derajat konfidensi 0,95.

2) Untuk bagian kolom praktis menggunakan beton cor Komposisi 1 PC : 2 pasir : 3

kerikil dalam perbandingan volume.

3) Pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas

beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan

mengadakan trialmixes.

4) Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump.

5) Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk

umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65%

kekuatan yang diminta pada 28 (dua puluh delapan) hari.

6) Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah

seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.

7) Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan

dengan cara tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen

beton.

18.7. Syarat-syarat Pelaksanaan

1) Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama

dari pekerjaan, Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan untuk

mendapat persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan sebagaimana mestinya atau

Page 12: Spesifikasi Teknik

12

persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Pengawas Lapangan, maka Kontraktor

dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang telah dicor atas

perongkosan Kontraktor sendiri.

2) Adukan beton harus sedemikian rupa, sehingga dapatdihindarkan adanya

pemisahan dari bagian-bagian bahan.

3) Sebelum beton dicor, semua kotoran-kotoran dan benda-benda lepas harus

dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang

akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sebelum dicor.

4) Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,

yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu

unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh

terputus tanpa adanya persetujuan Pengawas Lapangan. Tidak boleh mengecor

beton pada waktu hujan, kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan-tindakan

mencegah kerusakan yang telah disetujui Pengawas Lapangan.

5) Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk

plesteran) adalah 2,5 cm.

6) Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas Lapangan

mempunyai wewenang untuk menolak hasil konstruksi beton yang cacat, sebagai

berikut :

Konstruksi beton yang sangat keropos.

Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau

posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

Konstruksi beton tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.

Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

18.8. Penggantian Besi

1) Besi tulangan beton yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada

gambar kerja.

2) Dalam hal ini berdasarkan pengalaman Kontraktor atau menurutnya terdapat

kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada,

maka :

Kontraktor dapat menambah besi ekstra dengan tidak mengurangi

pembesian yang tertera pada gambar, secepatnya hal ini diberitahukan

kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.

Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian untuk kesempurnaan

pekerjaan maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan setelah ada

persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan. Mengajukan usul dalam

rangka tersebut diatas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.

18.9. Curing Beton

1) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan

cepat.

2) Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan sewaktu pengecoran,

harus diperhatikan.

3) Beton harus terus dibasahi paling sedikit selama 14 (empat belas) hari setelah

pengecoran.

18.10. Tanggung Jawab Kontraktor

Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-

ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan. Adanya

Pengawas Lapangan yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/ menegur atau memberi

nasehat tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor tersebut diatas.

Page 13: Spesifikasi Teknik

13

PASAL 19. PEKERJAAN PONDASI

19.1. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan pembuatan pondasi meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan

material untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapan serta mesin-mesin yang

diperlukan.

2) Macam pondasi yang digunakan adalah :

a Pondasi pasangan batu kali/gunung yang tertera dalam gambar.

b. Pondasi plat/pondasi tapak beton bertulang atau sebagaimana ditentukan

dalam syarat-syarat khusus/gambar kerja.

c. Pondasi batu bata sebagaimana ditentukan dalam gambar kerja.

19.2. Pedoman Pelaksanaan

1) Sebelum dilaksanakan pondasi, maka Kontraktor harus mengadakan pengukuran-

pengukuran untuk as-as pondasi seperti yang tertera pada gambar-gambar detail

perencanaan dan harus meminta persetujuan Pengawas Lapangan.

2) Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada Pengawas Lapangan, bila ada

perbedaan gambar-gambar dari gambar konstruksi dengan gambar arsitektural

atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.

19.3. Penggalian Pondasi

1) Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan dengan kedalaman sesuai gambar

kerja.

2) Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapis tanah yang jelek,

maka perlu konsultansi dengan Pengawas Lapangan untuk mendapatkan

pengarahan tindak lanjutnya.

3) Lebar galian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 5 cm (kiri

kanan).

4) Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah

yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu

dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan atas biaya

Kontraktor.

19.4. Pengurugan Kembali

1) Jika ditemukan lubang pada dasar galian pondasi, maka lubang tersebut harus

diurug dengan pasir pasangan dan harus dipadatkan dengan vibro stamper.

2) Tanah yang digunakan untuk pengurugan bekas galian harus mendapat

persetujuan dari Pengawas Lapangan.

3) Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, sampah-sampah harus

disingkirkan.

4) Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecah menjadi komponen-komponen yang

lebih kecil lebih dahulu.

5) Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max. 30 cm/lapis) dengan vibro

stamper dengan memperhatikan kadar air tanah.

19.5. Pelaksanaan Pondasi

1) Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering atau bebas

genangan air.

2) Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam

buku spesifikasi ini dan gambar detail perencanaan.

3) Stek kolom, stek kolom penguat, stek tangga, sparing-sparing yang diperlukan

harus terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi sesuai gambar kerja.

4) Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar kerja jika ada kelainan/

ketidaksesuaian harus dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan.

Page 14: Spesifikasi Teknik

14

19.6. Pondasi Batu kali/gunung

1) Pondasi batu kali/gunung digunakan untuk Pondasi, sesuai yang tertera dalam

gambar kerja.

2) Pada dasar pondasi, digunakan alas lantai kerja dengan pasir urug, dengan

ketebalan sesuai gambar kerja.

3) Komposisi semen untuk pengisi spesi batu kali/gunung adalah 1 PC : 5 pasir

pasangan dalam perbandingan volume.

4) Pemasangan spesi batu kali/gunung tidak boleh berongga.

5) Diatas pondasi pasangan batu kali/gunung diberi sloof untuk meratakan

penyebaran beban dari atas.

6) Ukuran dari pada balok sloof disesuaikan dengan gambar kerja.

19.7. Pondasi Batu Bata

1) Pondasi batu bata dengan pasangan 1 (satu) bata digunakan untuk teras, sesuai

dengan gambar kerja.

2) Pada dasar pondasi, digunakan alas lantai kerja dengan beton cor Komposisi 1 PC

: 3 pasir : 5 kerikil dalam perbandingan volume, dengan ketebalan sesuai gambar

kerja.

3) Komposisi semen untuk mengisi speci batu bata adalah 1 PC : 3 pasir pasangan

dalam perbandingan volume.

4) Pemasangan speci batu bata tidak boleh berongga.

PASAL 20. PEKERJAAN DINDING

20.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum

1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

2) Meliputi pekerjaan pasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini.

20.2. Bahan/ Material dan Komposisi

20.2.1. Bahan/Material

a. Semen : Semen seperti untuk pekerjaan dinding harus sama

kualitasnya seperti semen yang ditentukan untuk

pekerjaan beton.

b. Pasir : Pasir untuk pekerjaan dinding adalah pasir pasangan

dengan kualitas yang baik dan sesuai untuk pekerjaan

tersebut.

c. A i r : Air yang dipakai untuk pekerjaan dinding harus

memenuhi syarat-syarat sama dengan pekerjaan beton.

20.2.2. Komposisi/Adukan

Komposisi :

Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam

gambar atau dalam spesifikasi teknis.

Ketinggian pemasangan dinding dan komposisi Komposisinya harus sesuai

dengan gambar kerja.

20.2.3. Mengatur Adukan

Adukan harus dicampur dalam alat tempat penKomposisi yang telah disetujui

oleh Pengawas Lapangan, diatas permukaan yang keras. Jangan memakai

adukan yang sudah mulai mengeras atau membubuhkannya untuk dipakai lagi.

Page 15: Spesifikasi Teknik

15

20.3. Dinding Pasangan Bata

20.3.1. Batu Bata

a. Batu bata biasa (tangan) dari tanah liat, hasil produksi lokal yang

dibakar dengan baik dan bersudut tajam serta rata, tanpa cacat atau

mengandung kotoran.

b. Sesuai dengan pasal 82 dari A.V. 1941, minimum daya tekan ultimate

harus 100 Kg/Cm2. Bata yang dipakai harus memenuhi syarat sebagai

berikut:

- Kualitas baik

- Pembakaran matang

- Sisi dengan permukaan rata tegak lurus dan tajam

- Keras dan tidak mudah patah

- Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak

boleh lebih dari3 mm).

- Penyerahan ditempat hanya diizinkan maksimum 5% yang patah.

20.3.2. Komposisi

a. Semua dinding mulai dari ujung atas sloof pondasi beton sampai 30 cm

diatas lantai jadi (trasraam) harus dibuat dari Komposisi 1 PC : 2 pasir.

Selanjutnya diatasnya dipakai Komposisi 1 Pc : 5 Pasir, kecuali ditentukan

lain dalam gambar kerja.

b. Dinding untuk kamar mandi, harus memakai Komposisi 1 PC : 2 pasir

sampai ketinggian 150 cm diatas sloof termasuk bak mandi.

20.3.3. Pelaksanaan

a. Dinding harus dipasang dan didirikan untuk masing-masing ukuran

ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam

gambar dan Kontraktor harus memasang uitzet lubang-lubang dan

sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui. Blok-blok atau bata dipasang

dengan adukan pengikat sambungan (spesi) 10 mm didasari dengan baik

dan sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata.

b. Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan disuatu bagian lebih

dari satu meter tingginya.

20.3.4. Perlindungan dan Perawatan

a. Dalam mendirikan dinding yang terkena udara terbuka, selama waktu-

waktu hujan lebat, harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas

dari tembok bahan penutup yang sesuai.

b. Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari

setelah didirikan/pemasangan.

20.3.5. Angker dan Pengikat lainnya

Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan lain-lain harus dipasang

angker-angker dan pengikat lainnya pada sambungan-sambungan dinding

tersebut setelah dibersihkan dari kulit ozid besi, karat atau debu bangunan

diameternya minimal 10 mm. Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai

pada sambungan vertikal dengan dinding agar adukan spesi dapat merekat.

20.4. Penyelesaian Dinding Dengan Plasteran

Dinding bangunan yang terbuat dari pasangan ½ bata dilapisi dengan plester semen

setebal 1,5 cm dan dihaluskan permukaannya dengan acian.

Page 16: Spesifikasi Teknik

16

20.4.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum

a. Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga kerja untuk

keperluan pekerjaan ini.

b. Pekerjaan meliputi penyelesaian permukaan dinding dengan bahan yang

disebut dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi

khusus.

c. Plesteran harus dibuat pada semua tembok, kolom, bidang vertikal lainnya

yang dikerjakan dengan pasangan bata kecuali bagian dalam tembok layar

yang tertutup atap, balok beton yang tidak dinyatakan dalam gambar

sebagai penyelesaian dengan bahan lain, tembok tersebut diselesaikan

dengan plesteran yang kemudian dihaluskan (acian) dicat emulsi vinyl

kecuali disebut lain dalam gambar kerja atau syarat-syarat bagian dinding

lainnya.

20.4.2. Bahan

Bahan/material seperti portland cement (PC) type 1, pasir dan air harus sesuai

dengan pekerjaan beton.

20.4.3. Komposisi Adukan

1. Adukan 1 pc : 2 Psr, digunakan pada pasangan batu bata trasram.

2. Adukan 1 pc : 2 Psr, digunakan pada plesteran trasram.

3. Adukan 1 pc : 3 Psr, digunakan pada plesteran Beton dan Pondasi

4. Adukan 1 pc : 5 Psr, digunakan pada pasangan batu bata dinding

5. Adukan 1 pc : 5 Psr, digunakan pada plesteran dinding

Semua komposisi adukan yang dilaksanakan harus sesuai dengan petunjuk

gambar kerja.

20.4.4. Pengolahan Permukaan Plesteran

a. Untuk mengeringkan dinding bata dan permukaan beton harus diberikan

cukup waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan, sampai tembok dinding

benar-benar kering.

b. Sebelum pemlasteran permukaan-permukaan beton harus dikasarkan.

Lemak atau minyak yang melekat harus dibersihkan dengan sikat dengan

memakai sikat yang kaku atau sikat kawat.

c. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya, permukaan-

permukaannya harus dibasahi dengan air sehingga tetap lembab.

20.4.5. Pelaksanaan

a. Sebagai penyelesaian permukaan beton, diharuskan diberi dua lapisan

adukan, tapi satu lapisan juga bisa diterima asalkan tebal lapisannya tidak

lebih dari 1,5 cm dan diberi lapisan finish yang distujui oleh Pengawas

Lapangan.

b. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Hasil permukaan

plesteran harus benar-benar merupakan bidang yang rata dan halus.

c. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah

dipasang. Mulailah membasahinya, begitu plesteran telah mengeras, untuk

menghindari kerusakan (retakan). Sewaktu kondisi udara lingkungan

kering dan panas, plesteran harus dibasahi agar tidak terjadi penguapan

terlalu banyak dan menjadi tidak rata.

Page 17: Spesifikasi Teknik

17

d. Bagian-bagian dinding yang tertutup antara atap dengan plafond yang tidak

terlihat, tidak diplaster.

20.4.6. Memperbaiki dan Membersihkan

Memperbaiki semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan

membongkar bagian tersebut sampai berbentuk bujur sangkar. Pekerjaan yang

sudah selesai, tidak boleh ada yang retak, bernoda serta cacat lainnya. Sewaktu-

waktu dengan secara teratur, selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan,

semua pekerjaan-pekerjaan yang menjadi kotor dalam pelaksanaan pekerjaan,

harus dibersihkan.

20.5. Penyelesaian Dinding Dengan Keramik

20.5.1. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan alat, bahan/material dan tenaga kerja ahli untuk menyelesaikan

pekerjaan pada dinding-dinding dalam seperti tersebut dalam gambar kerja atau

dalam syarat-syarat lainn.

20.5.2. Bahan/material Keramik

a. Ukuran 20 x 25 cm dengan kualitas setara Mulia atau KIA dan atau bahan

yang disetujui oleh pengawas lapangan.

b. Warna yang disetujui oleh Pengawas Lapangan maupun ketentuan Direksi.

c. Ukuran, klas dan warna harus sama, mekanis kuat dan mengikat sedikit

saja air.

d. Bahan dan contoh harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.

20.5.3. Pemasangan

a. Pemasangan keramik pada dinding-dinding dipergunakan pasta perekat

khusus, dengan adukan 1Pc : 3Ps atau perekat lain yang sesuai (bahan

khusus yang ditentukan pabrik yang memproduksi keramik tersebut).

b. Dalam menggunakan pasta perekat atau perekat lain, diselesaikan sesuai

instruksi pabrik pembuat.

c. Pemasangan jalur/joint (nat) yang teratur harus dipertahankan dengan

sempurna. Jalur-jalur dinding adukan pasta semen putih atau warna yang

sesuai dengan warna keramik dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

d. Kerataan permukaan harus benar-benar diperhatikan dan setelah cukup

kering harus dicuci dan dilap dengan air atau bahan lain yang ditentukan

oleh pabrik serta bagian-bagian yang terlepas harus segera diperbaiki.

e. Bila terjadi pemotongan-pemotongan dalam pemasangan harus

diperhatikan agar potongan-potongan tersebut sempurna dan teratur rapi.

f. Dalam pemasangan dan sebelum waktu penyerahan agar dijaga dari

benturan-benturan atau hal-hal yang menyebabkan rusak/cacat pada

keramik tersebut.

g. Pemasangan keramik dinding yang tidak lurus, tidak rata, terdapat cacat

pada keramik atau tidak sesuai gambar kerja dapat dilakukan perintah

pembongkaran oleh Pengawasa Lapangan, dan biaya yang timbul akibat

pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung Kontraktor.

Page 18: Spesifikasi Teknik

18

PASAL 21. PEKERJAAN LANTAI

21.1. Lingkup Pekerjaan

1) Meliputi pengadaan material/bahan dan pemasangan semua jenis penutup lantai

seperti tertera dalam gambar atau disebutkan dalam persyaratan.

2) Mengerjakan timbunan dan pemadatan dasar lantai.

3) Mengadakan koordinasi kerja yang berkaitan dengan pekerjaan pemasangan

penutup lantai, seperti instalasi air, listrik dan lain-lain.

21.2. Persyaratan dan Bahan

1) Ukuran lantai keramik Kamar mandi 20 x 20 cm anti slip/permukaan kasar

dengan kualitas setara Mulia atau KIA atau sejenis dengan warna yang disetujui

oleh Pengawas Lapangan atau Direksi.

2) Ukuran lantai keramik ruangan 60 x 60 cm dengan kualitas setara Mulia atau KIA

atau sejenis dengan warna Putih corak awan yang disetujui oleh Pengawas

Lapangan maupun Direksi.

3) Ukuran tegel plint 15 x 60 cm dengan kualitas setara Mulia atau KIA atau sejenis

dengan warna Putih corak awan yang disetujui oleh Pengawas Lapangan maupun

Direksi.

4) Ukuran, klas dan warna harus sama, mekanis kuat dan mengikat sedikit saja air.

5) Bahan dan contoh harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.

6) Keramik yang telah diterima Kontraktor di lapangan, sepenuhnya menjadi

tanggung jawab Kontraktor.

21.3. Pelaksanaan

21.3.1. Dasar Lantai :

a. Sebelum pemasangan keramik, tanah dasar lantai harus dipadatkan

kemudian dilapisi pasir urug dan dipadatkan.

b. Dasar lantai harus rata dan pada kemiringan yang tepat kearah pembuangan

air (floor drain).

21.3.2. Pemasangan

a. Pemasangan keramik untuk pola, tipe dan ukurannya harus sesuai dengan

gambar kerja dan petunjuk Pengawas Lapangan..

b. Setelah dasar lantai siap, maka keramik yang akan dipasang diseleksi

sesuai dengan warna-warna yang sama. Apabila diperlukan pemotongan

dilaksanakan dengan rapi dengan memakai mesin pemotong dan

pinggirannya diasah dengan batu pengasah.

c. Sebelum pemasangan, keramik harus direndam air hingga tercapai kondisi

jenuh air untuk menghindari pengeringan adukan mortar/spesi yang terlalu

cepat.

d. Keramik dipasang dengan menggunakan adukan mortar 1 Pc : 3 Ps dalam

perbandingan volume. Pemasangan dengan jalur-jalur (joints/nat) yang

lurus dan apabila terjadi ketidakteraturan jalur diisi dengan pasta semen.

Sesudah cukup kering keramik dicuci dengan lap basah sampai bersih, dan

apabila ada bagian-bagian yang lepas harus cepat diperbaiki.

e. Selama pemasangan dan sebelum kering yang cukup, lantai harus dihindari

dari injakan dan gangguan lain. Kotoran-kotoran dan lainnya yang

menempel pada permukaan lantai harus segera dibersihkan sebelum

menjadi kering.

f. Pemasangan keramik lantai yang tidak lurus atau tidak rata atau cacat atau

tidak sesuai gambar kerja dapat dilakukan perintah pembongkaran oleh

Pengawas Lapangan, dan biaya yang timbul akibat pembongkaran tersebut

sepenuhnya menjadi tanggung Kontraktor.

Page 19: Spesifikasi Teknik

19

PASAL 22. PEKERJAAN KAYU

22.1. Lingkup Pekerjaan

1) Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan

yang berhubungan dengan pekerjaan kayu (kasar dan halus) dalam hubungan

dengan gambar dan spesifikasi.

2) Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu adalah :

- Pekerjaan pemasangan kusen, daun pintu dan jendela.

- dan lain-lain yang berhubungan dengan pasal pekerjaan ini.

22.2. Kualitas, Kelembaban dan Jenis Kayu

22.2.1. Kualitas

a. Kayu yang dipakai harus dari kayu klas kuat I dan klas kuat II, mutu yang

sesuai NI - 5 PPKI 1961 Lampiran I.

b. Kayu berkualitas terbaik, lurus, tua, kering dan tidak cacat, tidak pecah-

pecah, tidak terdapat kayu muda.

c. Kayu yang dipakai harus sesuai dengan pasal III PPKI 1965 mutu A.

22.2.2. Jenis Kayu :

Jenis kayu yang dipergunakan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

- Kusen menggunakan kayu balok klas II.

- Daun pintu dan jendela menggunakan papan Jati klas I (kering).

22.2.3. Ukuran

a. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish), yaitu ukuran

kayu setelah selesai dikerjakan dan terpasang. Kayu dasar diketam, dibor

atau jika tidak, dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran dan

bentuk yang tertera dalam gambar.

b. Ukuran-ukuran nominal telah disebutkan untuk kayu yang sudah

dikerjakan, maka potongan pengurangan (kekurangan) sebanyak 3 mm

diperbolehkan untuk tiap permukaan yang sudah dikerjakan.

c. Jika terdapat perbedaan yang menyolok antara ukuran dilapangan dengan

ukuran dalam gambar kerja, hendaknya segera dilaporkan pada Pengawas

Lapangan untuk disetujui cara-cara pemecahannya.

22.3. Permukaan Luar

Semua permukaan kayu yang akan kelihatan permukaannya bila sudah jadi (finish),

harus dikerjakan dengan baik kecuali jika ada penentuan lain. Semua kayu untuk

pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekas gergajiannya kecuali jika ditentukan untuk

dihaluskan. Jika terdapat mata kayu yang mulus (keras) pada salah satu permukaan kayu

yang akan di cat, dan mata kayu itu diameternya tidak lebih dari 4 cm dan tidak

memenuhi lebih dari setengah permukaan kayu tersebut, maka kayu tersebut dapat

diterima.

22.4. Pengawetan/Perlindungan Kayu

Penyimpanan kayu ditempatkan pada tempat yang kering, tidak terkena hujan.

22.5. Susut (Mengkerut)

Persiapan, Penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu harus sedemikian

rupa, hingga susut dibagian mana saja dan kearah manapun tidak akan mengurangi

(mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi, juga tidak

menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang bersentuhan.

Page 20: Spesifikasi Teknik

20

22.6. Pembuatan

1) Kotraktor harus melaksanakan semua pekerjaan seperti; mempasak, memahat,

menyetel (memasang), membuat lidah-lidah, lubang pasak, sponing dan lain-

lain pekerjaan yang diperlukan untuk penyambungan kayu dengan baik.

Kontraktor juga harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk

konstruksi semua rangka-rangka, lapis-lapis dan sebagainya dan pasangan serta

penyangga pada bangunan.

2) Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu, harus dijaga dengan

menyimpannya ditempat yang kering, terlindung dari hujan dan panas.

PASAL 23. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

23.1. Lingkup Pekerjaan

Pengadaan kusen, daun pintu dan jendela, alat dan tenaga kerja baik untuk pekerjaan

pembuatan maupun pemasangan kusen, daun pintu dan jendela, kaca, kunci-kunci dan

pemasangan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat spesifikasi ini.

23.2. Jenis dan Tipe

1) Pemasangan jenis pintu dan jendela disesuaikan dengan denah gambar kerja,

jika terdapat keraguan terhadap jenis pintu dan jendela pada gambar kerja, maka

segera laporkan kepada Pengawas Lapangan.

2) Setiap pintu dan jendela mempunyai nomor sesuai dengan tipe rumah dan

jenisnya.

23.3. Bahan/Material

1) Daun pintu dan jendela dibuat dari kayu jati

2) Kaca yang digunakan untuk jendela kaca adalah jenis kaca bening tebal 5mm.

3) Kunci-kunci, handle dan penggantung digunakan jenis dan merek sesuai dengan

ketentuan spesifikasi material (bagian I)

23.4. Persiapan Pemasangan

1) Kontraktor yang bersangkutan wajib memasang pengangkeran dan pemasangan

semua komponen lengkap dengan ukuran-ukurannya. Kontraktor harus

memeriksa kualitas bahan yang dipakai, apakah dimensi yang ditunjukkan

dalam gambar rencana dan spesifikasi teknis memenuhi ketentuan struktur dan

ketahanan.

2) Kontraktor harus mengukur setempat semua dimensi yang mempengaruhi

pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan gambar kerja, harus di-

koreksi/diselesaikan bersama Pengawas Lapangan, untuk mendapatkan

kepastian.

3) Kontraktor harus memperhitungkan kekuatan atas syarat-syarat teknis yang

ditentukan.

23.5. Pemasangan

1) Bahan-bahan yang diserahkan ke lapangan untuk dipasang harus sesuai dengan

contoh-contoh yang disetujui dan dalam keadaan terpelihara baik. Bahan-bahan

ini harus dijaga dan dilindungi sebaik-baiknya sewaktu penyimpanan,

pemasangan sampai diserahkan dengan baik.

2) Pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga terlatih/berpengalaman untuk

pekerjaan yang serupa dan dipimpin oleh tenaga ahli.

3) Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus distel tengah-tengah

dengan hati-hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.

Page 21: Spesifikasi Teknik

21

4) Kaca diidentifisir dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau cara

lain yang tidak membekas pada kaca ketika dibersihkan.

5) Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan semua alat-alat

pelindung, tanda-tanda label dibersihkan dan kaca-kaca dicuci.

6) Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda/cacat dan kerusakan, baik pada

bahan maupun cara pengerjaannya, water tight serta jaminan pemeliharaannya.

7) Kesalahan pemasangan yang berakibat tidak berfungsinya komponen pintu dan

jendela, tidak lurus dan tidak berfungsinya pintu dan jendela dengan baik, yang

apabila menurut Pengawas Lapangan atau Pemilik kegiatan harus diperbaiki

atau harus diganti, maka seluruh biaya akibat kesalahan tersebut sepenuhnya

menjadi tanggung jawab Kontraktor.

23.6. Pekerjaan Kunci-Kunci dan Penggantung

23.6.1. Lingkup pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini. Pekerjaan

meliputi kunci, engsel, dan kelengkapan pintu serta jendela lainnya.

23.6.2. Kunci-kunci

b. Pintu utama mengunakan kunci type cylinder lock heavy duty 2 slag

dengan sistem instalasi masterkey untuk tiap shop.

c. Pintu dalam ruangan mengunakan kunci berkotak baja (mild steel) dengan

finish enamel type direct lockcase 2 slag.

d. Pintu kamar mandi menggunakan kunci putar.

e. Tiap kunci harus mempunyai minimal dua buah anak kunci. Sebelum

pemasangan Kontraktor harus memperlihatkan contohnya terlebih dahulu

untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

23.6.3. Engsel-engsel, Pegangan (handle) dan grendel.

a. Engsel-engsel harus dari bahan yang disyaratkan dengan memakai 2 buah

ring nylon. Engsel dengan ukuran 4 inch dipakai tiga buah untuk satu daun

pintu. Engsel dengan ukuran 3 atau 2,5 inch dipakai dua buah untuk satu

daun jendela.

b. Pegangan pintu dari bahan besi tuang lapis kuningan atau sejenisnya yang

disetujui oleh pengawas lapangan.

c. Pegangan pintu kamar mandi dari bahan besi tuang atau sejenisnya yang

disetujui oleh pengawas lapangan..

d. Pegangan jendela dari bahan besi tuang lapis perunggu atau sejenisnya

yang disetujui oleh pengawas lapangan..

e. Grendel jendela dari dari bahan mild steel lapis perunggu dipasang 2 buah

untuk setiap daun.

f. Hak angin kait dari dari bahan mild steel lapis perunggu dipasang 2 buah

untuk setiap daun.

Sebelum pemasangan Kontraktor harus memperlihatkan material/bahan tersebut

di atas terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas

Lapangan.

23.6.4. Pemasangan barang-barang dari besi

a. Sekrup-sekrup dalam pemasangannya harus cocok dengan barang besi

yang dipasang. Tidak diperbolehkan memukul sekrup pada barang-barang

besi, pengokohan sekrup harus dengan memutar. Sekrup yang rusak pada

waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti.

Page 22: Spesifikasi Teknik

22

b. Semua kunci-kunci, pegangangan engsel dan lain-lain harus terpasang

dengan baik, dan tidak cacat. Semua bagian yang cacat, rusak harus segera

diganti.

c. Semua pekerjaan kunci dan alat gantungan harus diminyaki sehingga

bekerja dengan baik.

23.6.5. Perlindungan terhadap barang-barang dari besi

Semua barang-barang dari besi harus disingkirkan dan dibungkus dengan

plastik atau tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangannya dilakukan setelah

bangunan selesai dan dicat.

PASAL 24. PEKERJAAN PLAFOND

24.1. Lingkup Pekerjaan

1) Penyediaan bahan, alat dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.

2) Pekerjaan meliputi pemasangan rangka dan dan penutup plafond dengan bahan

dan ketentuan dalam persyaratan ini dan gambar kerja.

24.2. Bahan

1) Jenis bahan untuk rangka plafond dan lesplafond yang digunakan sesuai dengan

spesifikasi material.

2) Bahan penutup plafond sesuai dengan spesifikasi material.

3) Penggantung rangka plafond menggunakan besi baja hollow 20x40/ 40x40.

4) Pengecatan plafond sesuai dengan persyaratan pengecatan.

24.3. Persiapan Pemasangan

1) Pola pemasangan plafond dilakukan sesuai dengan gambar kerja

2) Sebelum pemasangan rangka plafond, Kontraktor harus menyajikan metoda

sambungan dan sistim penggantungan rangka plafond untuk disetujui Pengawas

Lapangan.

3) Bahan/material yang digunakan harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui

oleh Pengawas Lapangan.

24.4. Pemasangan

1) Penetapan pengukuran yang tepat untuk pemasangan dengan memperhatikan

rencana peletakan, rangka batang-batang pengantung harus terpasang dengan

menjamin kekakuan kebidangan (level), kelurusan dan kerataan (flush) seluruh

bidang langit-langit setelah terpasang.

2) Setelah beberapa waktu sistem langit-langit sudah pada bidang yang lurus dan

rata. Dimana diperlukan lubang masuk keruangan langit-langit kepada bagian

instalasi tertentu. Bagian langit-langit yang dapat dibuka harus dipasang.

3) Perlu dilakukan koordinasi kerja dalam pemasangan langit-langit terhadap

pekerjaan lain yang berkaitan, seperti pekerjaan listrik dan lain-lain sesuai

dengan gambar kerja.

4) Kesalahan pemasangan yang berakibat tidak lurus atau tidak rata seluruh atau

sebagian bidang plafond, adanya bagian plafond yang cacat, sehingga menurut

Pengawas Lapangan atau Pemilik kegiatan harus diperbaiki atau harus diganti,

maka seluruh biaya akibat kesalahan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung

jawab Kontraktor.

Page 23: Spesifikasi Teknik

23

24.5. Pemeliharaan

Setelah plafond diselesaikan, bersihkan bagian-bagian yang kotor dan terpelihara dari

kerusakan-kerusakan yang dapat ditimbulkan hingga masa penyerahan pekerjaan secara

keseluruhan.

PASAL 25. PEKERJAAN SANITAIR

25.1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini yaitu pengadaan dan pemasangan perlengkapan

sanitair seperti diperlihatkan dalam gambar rencana serta testing peralatan terpasang

sesuai uraian kerja dan syarat-syarat.

25.2. Pedoman Pelaksanaan

Untuk melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus mengikuti ketentuan-ketentuan

seperti yang diuraikan dalam syarat-syarat ini.

25.3. Persyaratan Bahan

1) Peralatan/perlengkapan sanitair yang akan dipasang harus benar-benar baru dan

disetujui oleh Pengawas Lapangan. Peralatan yang tidak memenuhi persyaratan

harus dikeluarkan dan diganti oleh Kontraktor.

2) Kontraktor wajib menyediakan bahan/material yang akan digunakan untuk

mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan, selambat-lambatnya 7 (tujuh)

hari sebelum pemasangan.

25.4. Kualitas Bahan

1) Kloset jongkok berukuran standard fabrikasi, terbuat dari keramik buatan lokal

dengan warna yang sesuai dengan lantai dan disetujui Pengawas Lapangan dan

Direksi.

2) Kloset duduk berukuran standard fabrikasi (tanpa tanki), terbuat dari keramik

buatan lokal dengan warna yang sesuai dengan lantai dan disetujui Pengawas

Lapangan dan Direksi.

3) Drain filter dan dudukannya terbuat dari plastik dengan warna yang sesuai

dengan lantai.

25.5. Pemasangan

1) Semua pengering lantai (drain filter) yang dipasang pada lantai harus dibuat

dengan konstruksi sedemikian rupa sehingga dapat mencegah perembesan air

sepanjang pipanya sendiri.

2) Tempat dimana akan dipasang alat-alat plumbing, harus dipersiapkan lebih

dahulu dengan teliti. Ukuran-ukuran harus diperiksa kembali, apakah masih

sesuai dengan gambar perencanaan. Khusus untuk semua tipe kloset, lubang

yang tersedia harus diukur kembali posisinya terhadap syarat kemiringan pipa

buangan dan elevasi septictank, apakah sudah tepat seperti yang tertera dalam

gambar.

3) Kesalahan pemasangan yang berakibat tidak berfungsinya peralatan sanitair

atau salurannya, atau adanya bagian sanitair yang cacat, sehingga menurut

Pengawas Lapangan atau Direksi harus diperbaiki atau harus diganti, maka

seluruh biaya akibat kesalahan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

Page 24: Spesifikasi Teknik

24

PASAL 26. PEKERJAAN PLUMBING

26.1. Lingkup Pekerjaan

1) Penyediaan bahan/material, tenaga kerja, peralatan dan pengujian saluran

drainase di dalam dan di luar Bangunan

2) Meliputi pekerjaan pembuatan dan pemasangan saluran drainase di dalam dan

di luar bangunan sesuai dengan gambar kerja.

26.2. Penggalian Saluran

1) Kontraktor diharuskan membuat shop drawing sesuai dengan gambar kerja

sebelum melaksanakan pekerjaan saluran drainase yang menyajikan dimensi,

gradasi peil, penyambungan dan posisi bak kontrol untuk disetujui oleh

Pengawas Lapangan.

2) Penggalian saluran dan pengarahannya harus benar-benar lurus dan dalam,

kemiringannya seperti yang diminta, pipa-pipa dan alasnya harus sesuai dengan

yang ditunjukkan gambar kerja.

3) Tanah galian tidak boleh ditaruh dalam jarak 50 cm dari pinggir-pinggir galian

yang digali dan sisa-sisa galian harus disangga dengan papan-papan dan jika

dikehendaki memakai penopang agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik

dan cepat.

4) Dasar parit, jika perlu dipadatkan dengan alat pemadat mekanis atau cara lain

yang efesien untuk mencapai pemadatan yang kukuh.

5) Jika diperintahkan lapisan tanah paling atas harus ditaruh dipinggir untuk

dipakai lagi, maka tanah tersebut harus dibersihkan dari humus-humus dan

kotoran lainnya, seperti potongan kayu plastik dan lain-lain.

6) Galian diusahakan agar tidak digenangi air, dengan jalan memompa, menimba

atau cara lain.

7) Parit-parit tidak boleh diurug sebelum saluran drainage diuji dan dinyatakan

baik.

26.3. Saluran Pembuangan

1) Saluran-saluran pembuangan air terbuat dari pipa PVC diameter 3” merek

Invilon.

2) Pemasangan dan kemiringan saluran disesuaikan dengan gambar kerja.

3) Sebelum saluran ditutup/ditimbun, Sub Kontraktor harus meminta persetujuan

Pengawas Lapangan.

4) Saluran-saluran pembuangan harus dibuat dalam garis lurus dan gradasi

ditunjukkan pada gambar.

5) Memasang dan menentukan level harus dilaksanakan dengan seksama dan

Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang sesuai seperti papan bidik, mistar

T, titik tetap duga dan sebagainya yang diperlukan untuk itu.

6) Semua saluran harus bebas dari tanah, puing-puing kelebihan semen dan lain-

lain rintangan pada waktu pembuatan sampai penyelesaian kontrak, dimana

pekerjaan akan diserahkan dalam keadaan bersih.

26.4. Pengujian Saluran

Seluruh pekerjaan drainage dan seluruh pembuangan harus diuji. Pengujian tersebut

harus dilakukan dari titik masuk air tersebut ada ditunjukkan di dalam gambar kerja.

Saluran cabang yang pendek harus diuji disatukan dengan saluran induk. Cabang-

cabang saluran yang panjang harus diuji secara terpisah. Pengujian dilaksanakan dengan

jalan menyumbat ujung saluran yang rendah, mengisi bagian saluran tersebut dengan air

dari hulu air pada titik yang tertinggi dari bagian yang diuji. Jika dikehendaki untuk

mengadakan pengujian test head, suatu ruas bengkok (knukkle bend) yang cukup

panjang vertikal harus disambungkan sementara ke ujung bagian atas. Setelah

ditumbuhkan cukup air leluasa untuk diserap, pengujian ditunggu sampai tidak kurang

Page 25: Spesifikasi Teknik

25

dari 10 menit. Bagian pekerjaan yang terbukti tidak bocor atau terlalu banyak rembesan

dari sambungan, harus dipotong dan diperbaiki.

26.5. Septictank

Septictank dan rembesan harus dari jenis yang sudah ditentukan dan dilaksanakan

sesuai dengan detail dan ukuran dalam gambar. Penempatannya harus seperti yang

ditunjukan dalam gambar kerja.

PASAL 27. PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN LESPLANK

27.1. Lingkup Pekerjaan

1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, serta peralatan

keselamatan pekerja

2) Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap serta pemasangan dan pembuatan

lesplank, dan pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini seperti

disebut dalam persyaratan ini.

27.2. Bahan/Material dan Ketentuan Umum

27.2.1. Penutup Atap

Penutup atap adalah genteng metal (multiroof) dengan warna yan disetujui

Pengawas Lapangan dan Direksi.

27.2.2. Rangka Atap

Rangka atap menggunakan Baja Ringan C75 (lihat petunjuk gambar kerja ) dan

disetujui Pengawas Lapangan dan Direksi

27.2.3. Lesplank

Lesplank bagian depan terbuat dari Papan Eternit sesuai pada gambar kerja dan

pemasangan sesuai dengan gambar kerja. Lesplank dilapisi cat dengan warna

finishing yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.

Kontraktor harus memberikan contoh bahan/material atap selambat-lambatnya 30 hari

sebelum pemasangan untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pemilik kegiatan.

27.3. Pedoman Pelaksanaan

1) Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diharuskan membuat shop

drawing yang menyajikan sistim konstruksi penggantung talang, penyambungan

dan pembautan atap, penyambungan nok dan flashing/talang, pemasangan plat

ventilasi atap, pemasangan lesplank, sesuai gambar kerja untuk disetujui oleh

Pengawas Lapangan.

2) Overlap pemasangan penutup atap minimal 30 cm atau sesuai dengan ketentuan

pabrik.

3) Penyambungan penutup atap dilakukan sesuai dengan petunjuk yang diberikan

oleh pabrik pembuatnya atas persetujuan Pengawas Lapangan.

4) Sambungan talang mendatar dan tegak dilapisi dengan lapisan anti bocor yang

tahan hujan dan panas.

5) Pada pertemuan talang mendatar dan tegak dipasang saringan kotoran.

Page 26: Spesifikasi Teknik

26

PASAL 28. PEKERJAAN PENGECATAN

28.1. Lingkup Pekerjaan

1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

2) Meliputi pengecatan untuk semua permukaan kayu, plesteran, besi dan lain-lain

sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan ini.

28.2. Ketentuan Umum

1) Semua bahan-bahan cat yang telah disetujui harus diperoleh dari supplier

beserta keterangan lengkap mengenai barang tersebut dan prosesnya.

2) Semua cat harus digunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai dengan instruksi

pabriknya.

3) Plamir dan cat dasar harus dikeluarkan oleh pabrik yang sama untuk masing-

masing lapisan pemakaian.

4) Kaleng yang diisi cat harus diaduk benar-benar sebelum dituangkan dan

dipulaskan menurut aturan dari pabriknya.

5) Jangan sekali-kali mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain

kedalam cat, jika tidak disarankan atau dikehendaki oleh pabriknya.

6) Untuk pengecatan dinding/palsteran, plesteran harus dibiarkan sampai

mengering dalam waktu yang cukup dan jangan dipulas (dicat) sampai benar-

benar mengering. Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus

dipotong dan diperbaiki dengan plesteran dari jenis yang sama. Retak-retak

kecil harus ditambal dengan penambal keras. Retak-retak yang lebar harus

dipotong dengan pinggir-pinggirnya bersambungan menjadi rata dengan

plesteran sekelilingnya. Sebelum permukaan diplester lebih dahulu dilapis cat

dasar yang tahan alkali, debu-debu yang menempel pada permukaan harus

dibersihkan dengan kain lap kering lalu dilanjutkan dengan menyekanya

memakai lap yang dibasahi.

7) Lapisan cat yang terluka harus diulang/diperbaiki.

8) Semua konstruksi baja sebelum dipasang harus dicat dasar terlebih dahulu dan

diulang lagi sebelum dilaksanakan pengecatan akhir sebanyak 1 (satu) kali.

28.3. Bahan dan Ketentuan-Ketentuan Khusus

28.3.1. Kayu

Pelapis yang dipakai untuk pekerjaan kayu adalah :

a. Lapisan dasar menggunakan wood filler putih dengan merek dan jenis

ditentukan kemudian atas persetujuan pengawas lapangan.

b. Lapisan finishing menggunakan jenis synthetic enamel dengan merek dan

jenis ditentukan kemudian atas persetujuan pengawas lapangan

c. Lapisan finishing kayu bagian luar bangunan, seperti lesplank

menggunakan jenis cat synthetic, mek dan jenis ditentukan kemudian atas

persetujuan pengawas lapangan.

28.3.2. Dinding/Plasteran

Pelapis yang dipakai untuk pekerjaan dinding/plasteran adalah :

a. Lapisan dasar menggunakan jenis alkali resin dengan merek yang setara

Nippon Paint atau Paragon.

b. Lapisan finishing menggunakan jenis acrylic emulsion dengan merek yang

setara Nippon Paint atau Paragon. Warna yang digunakan adalah sesuai

dengan spesifikasi material atau ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan

Direksi.

c. Lapisan finishing untuk plafond digunakan jenis dan merek yang sama

dengan warna Putih, kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan dan

Direksi.

Page 27: Spesifikasi Teknik

27

28.4. Pengajuan Bahan-Bahan

Setelah kontrak ditandatangani, Kontraktor harus secepatnya, tidak kurang dari dua

bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-

bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan, kepada Pengawas Lapangan.

Semua bahan-bahan harus disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Direksi.

28.5. Pemilihan Warna

Semua warna harus dipilih oleh Pengawas Lapangan dan Direksi, Kontraktor harus

bawa contoh-contoh warna yang akan disetujui.

28.6. Daftar Persyaratan Pengecatan/Penyelesaian

Daftar ini menunjukkan dimana finish dekorasi-dekorasi yang ditentukan dalam bab

yang sudah disebutkan harus dipakai.

Komponen Di dalam Di luar

Dinding/Plesteran 2 lapis Cat Dasar Plamur

+ 2 Lapis Cat Emulsi

2 lapis Cat + 3 Lapis Cat

Emulsi

Plafond 1 lapis Cat Dasar Plamur

+ 2 Lapis Cat Emulsi

1 lapis Cat Dasar Plamur

+ 2 Lapis Cat Emulsi

Kayu 1 kali amplas

1 kali cat dasar

1 kali amplas

2 lapis cat synthetic

1 kali amplas

1 kali cat dasar

1 kali amplas

2 lapis cat synthetic

PASAL 29. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1) Pemasangan Instalasi Listrik didalam rumah yang mencakup jumlah titik

lampu, penempatannya serta pemasangan (tidak termasuk penyambungan daya)

disesuaikan dengan gambar. Pemasangan saklar dan stop kontak (merek Broco

Standard warna putih) setinggi 1.50 m dari lantai, kabel memakai jenis LMK

Prima NYY 2,5 dan 1,5 (untuk nol)

2) Untuk bahan pekerjaan instalasi tersebut harus memenuhi peraturan dan

persyaratan dari AKLI atau PLN.

3) Pemasangan pipa instalasi listrik harus dikerjakan sebelum pekerjaan plesteran

dimulai.

4) Pemasangan kabel listrik dikerjakan sebelum pekerjaan penutup plafond.

5) Bok sekring type bulat merk PRESTO, penempatan blok sekring disesuaikan

dengan gambar kerja.

PASAL 30. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

Bak mandi dari pasangan batu merah dengan ukuran sesuai gambar. Dinding KM/WC

dilapisi keramik dinding 20/25 setinggi 160 cm. Instalasi air bersih digunakan pipa

PVC Merk Invilon setara, dipasang setinggi 1.00 m dari lantai. Sambungan dilengkapi

komponen yang sama dan di lem rapat.

Pengujian Instalasi dilakukan mulai dari meteran pipa dinas PDAM sampai outlet

pemakaian.

-

Page 28: Spesifikasi Teknik

28

PASAL 31. PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN

1) Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan atau kesalahan pada

borongan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor pada waktu pelaksanaan

maupun selama dalam masa pemeliharaan atau kekurangan setelah serah terima

pertama dilaksanakan.

2) Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada borongan sebelum diserah

terimakan akibat dari kesalahan atau kekeliruan Kontraktor atau Sub Kontraktor

atau karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan kesalahan pelaksanaan

yang dibuat Kontraktor dan belum mendapat persetujuan dari Pemilik kegiatan

atau Pengawas Lapangan (kecuali perencanaan yang diserahkan Pemilik

kegiatan) seluruhnya adalah tanggungan Kontraktor.

3) Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima 100%, Kontraktor

bertanggung jawab memperbaiki selekas mungkin segala kerusakan dan

kekurangan-kekurangan akibat dari kesalahan atau kelalaian Pemborong.

4) Pengawas Lapangan akan memberitahukan terlebih dahulu kepada Kontraktor

tentang maksud untuk melakukan inspeksi selama jangka waktu pemeliharaan

dan berdasarkan ini Kontraktor menunjuk seorang wakil yang bertanggung

jawab untuk hadir dalam waktu dan tanggal yang ditentukan. Wakil ini akan

memberi bantuan yang diperlukan untuk mencatat semua hal dan persoalan

yang perhatikan sesuai dengan pengarahan Pengawas Lapangan.

5) Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan selama dalam masa pemeliharaan,

Pengawas Lapangan akan memberitahukannya kepada Kontraktor secara

tertulis, agar Kontraktor secepatnya memperbaiki/ mengganti yang rusak atau

yang tidak baik.

6) Bilamana Kontraktor tidak memperbaiki yang rusak atau yang kurang baik

dalam waktu yang wajar sebelum berakhirnya masa pemeliharaan, Pemilik

kegiatan dapat melakukannya atas biaya Kontraktor.

7) Jika kekurangan-kekurangan menurut Konsultan tidak praktis atau sukar

diperbaiki, Pengawas Lapangan harus menentukan pengurangan nilai borongan

dan memotongnya dari jumlah yang akan dibayarkan kepada Kontraktor.

8) Sampai dengan waktu Berita Acara Serah Terima terakhir dikeluarkan,

Kontraktor wajib pada jam-jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri

mengadakan pemeriksaan apakah semua bagian dari borongan dapat bekerja

dengan baik atau tidak dengan membuat catatan-catatan mengenai kerusakan

atau malfungsi dari elemen-elemen borongan.

9) Kontraktor harus berusaha menjaga kebersihan dan kerapihan lapangan selama

jangka waktu Kontrak.

10) Selain itu Kontraktor sewaktu-waktu wajib memelihara kelayakan dari setiap

areal dan jika diminta Pengawas Lapangan, memindahkan semua kotoran, alat-

alat konstruksi, kelebihan bahan dan segala rongsokan bekas pekerjaan

konstruksi dari areal tersebut.

11) Kebersihan ini termasuk tugas Kontraktor sehingga lokasi pekerjaan umumnya

selalu dalam kondisi bersih dan selayaknya.

12) Setelah selesai pekerjaan Kontraktor harus membersihkan seluruh lapangan

sehingga mendapat persetujuan Pengawas Lapangan, Sub Kontraktor lain

berkewajiban hadir di lapangan untuk turut/ikut melaksanakan pembersihan.

Page 29: Spesifikasi Teknik

29

13) Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian pekerjaan pembantu

yang diperlukan selama pelaksananaan pekerjaan (proyek) berlangsung harus

dibongkar sebelum seluruh pekerjaan diserah terimakan.

14) Biaya pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya adalah tanggung jawab

Kontraktor.

Diketahui/Disetujui Oleh :

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Kolaka

Ir. H. FACHRUDDIN RAHIM

Nip. 19560110 198503 1 016

Kendari, Juni 2014

Dibuat Oleh :

Konsultan Perencana

CV. MATRIX Engineering Consultant

MUSRIADIN BAHI, ST

Direktur