spesifikasi jalan aspal

download spesifikasi jalan aspal

of 42

description

jalan aspal

Transcript of spesifikasi jalan aspal

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    SYARAT-SYARAT TEKNIS

    PEKERJAAN TANAH

    GALIAN

    Uraian

    Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah

    atau batu ataupun bahan-bahan lainnya dari jalan kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kontras yang memuaskan.

    Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-selokan,

    pembuatan parit atau pondasi pipa, gorong-gorong, saluran-saluran atau bangunan-bangunan lainnya, untuk pembuangan bahan-bahan yang tidak cocok dan tanah bagian atas, untuk pekerjaan stabilisasi dan pembuangan bahan-bahan buangan dan pada

    umumnya pembentukan kembali daerah jalan, sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggung jawab terhadap gasis batas, kelandaian dan potongan melintang yang ditujukan pada gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh

    Direksi Teknik.

    Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan berlaku untuk semua pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak, termasuk pekerjaan-pekerjaan yang

    berkaitan, dan semua galian diklasifikasikan dalam satu atau dua kategori.

    Definisi

    Bahan batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume setengah meter kubik

    atau lebih besar atau bahan konglomerat padat yang keras yang dalam pendapat Direksi Teknik tidak praktis untuk menggali tanpa menggunakan peralatan kerja pneumatik, bor

    atau geladak. Ini tidak termasuk bahan batuan yang dalam pendapat Direksi Teknik dapat dibuat lepas dan dipecah-pecah oleh gandengan pembelah gadrolis atau bulldozer. Semua penggalian akan dianggap sebagai galian biasa.

    PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Prosedur Umum

    Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan terhadap bahan-bahan dibawah dan diluar batas galian yang ditentukan sebelumnya.

    Bila bahan tersebut yang nampak keluar diatas garis formasi atau tanah dasar atau

    permukaan pondasi adalah lepat-lepat atau lunak secara lain tidak cocok dalam pendapat Direksi Teknik, bahan itu secara keseluruhan harus dipadatkan atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan urugan yang cocok, seperti yang diperintahkan Direksi Teknik.

    Dimana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnya ditemukan berada diatas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau pada ketinggian permukaan untuk perkerasan dan bahu jalan, atau diatas bagian dasar parit pipa atau galian pondasi

    struktur, bahan tersebut harus digali terus kedalam 20 cm cm sampai satu permukaan

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    yang merata halus. Tidak ada runcingan-runcingan satu akan ditinggalkan menonjol dari permukaan yang nampak keluar dan semua bahan bakar yang lepas-lepas harus dibuang.

    Profil galian yang telah ditetapkan harus dikembalikan dengan pengurugan kembali dan dipadatkan dengan bahan galian yang disetujui oleh Direksi Teknik.

    Setiap bahan muatan diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum

    penggalaian dan talud tebing harus dipotong menurut sudut rencana talud. Untuk tebing yang tinggi harus dibuatkan berm pada setiap ketinggian tebing 5 meter yang sesuai dengan gambar standar.

    Untuk perlindungan tebing terhadap erosi, akan dibuatkan saluran cot off (penutup aliran rembesan) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana ditunjukan dalam gambar rencana

    atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi dilapangan. Daerah-daerah yang baru selesai digali, secepatnya harus dilindungi juga dengan penyediaan lempengan rumput atau tanaman-tanaman lain yang disetujui.

    Sejauh mungkin dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, kontraktor harus menjaga galian tersebut bebas air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa, peralatan dan tenaga kerja, serta membuat tempat air mengumpul saluran sementara atau tanggul

    sementara seperlunya untuk mengeluarkan atau pembuang air dari daerah-daerah disekitar galian.

    U R U G A N

    Umum

    Uraian

    Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, Penempatan dan memadatkan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk membangun pematang, pengurugan kembali parit-parit atau galian disekeliling pipa atau struktur serta pengurugan sampai kepada garis

    atas, kemiringan dan ketinggian penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.

    Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alas dasar untuk pipa-pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous yang disediakan

    untuk drainase dibawah permukaan. Bahan-bahan ini dimasukan dalam spesifikasi-spesifikasi ini.

    Definisi

    Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan ini dibawah satu atau dua kategori.

    Urugan biasa untuk pematang ;

    Urugan pilihan untuk pematang. Urugan pemulihan untuk pematang digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa-

    rawa, tanah payau, atau tanah yang selalu terendam air dimana diperlukan satu tanah urugan dengan plastisitas rendah ( bahan berbutir ) dan juga diman stabilitas tanggul, talud yang terjal atau tanah dasar harus ditimbun sampai ketinggian dan pemadatan yang

    tertentu. Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan pada sub diatas dan tidak

    termasuk urugan pilihan untuk pematang, harus diperlukan sebagai urugan biasa untuk pematang.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    Toleransi Ukuran

    Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu jalan , setelah

    pemadatan tidak boleh ada 2 cm lebih tinggi atau 3 cm lebih rendah dari yang telah ditentukan atau disetujui. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar dan seragam dan mempunyai

    kemiringan yang cukup agar bebas air permukaan. Permukaan akhir talud pematang tidak boleh berbeda dengan profil yang telah ditentukan lebih dari 10 cm.

    Penjadwalan Pekerjaan

    Bagian baru pematang jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun setengah lebar, kecuali

    disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.

    Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau dibawah

    kondisi basah dan pemadatan tidak dapat dikontrol.

    Perbaikan urugan yang tidak memuaskan atau tidak stabil

    Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan dalam sub Bab di atas, harus diperbaiki dengan membuat terurai permukaan tersebut, dan membuang atau menambah

    bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan pemadatan kembali.

    Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan kelembaban seperti ditentukan dalam sub bab diatas atau seperti diperintahkan oleh

    Direksi Teknik , harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang diikuti dengan penyiraman air yang memadai dan pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor grader atau

    peralatan lain yang disetujui.

    Urugan yang terlalu basah tidak memenuhi pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas kandungan kelembaban yang ditentukan dalam sub Bab di atas atau seperti yang

    diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dibawah kondisi cuaca kering dengan penggarukan bahan-bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar-sebentar alat

    grader atau peralatan lain yang disetujui, dengan waktu istirahat diantara pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau jika pengeringan yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut, direksi Teknik dapat memerintahkan supaya

    bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan diganti dengan bahan yang cocok dan kering.

    Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-sifat

    bahan spesifik, ini dapat meliputi kebutuhan pencampuran dengan bahan lain yang cocok, disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang lebih dan atau pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi Teknik

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    Bahan-Bahan

    Sumber Pengadaan

    Perubahan urugan harus dipilih dari sumber-sumber yang disetujui yang sesuai dengan persyaratan Bab diatas. Bahan-bahan dan Penyimpanan dari kualifikasi ini. Pengujian klasifikasi tanah harus dilaksanakan atas perintah Direksi Teknik, yang sesuai dengan

    AASHTO M145 untuk menentukan ukuran partikel dan plastisitas.

    Pelaksanaan Pekerjaan

    Penyiapan Lapangan

    Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua operasi pemotongan dan pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan pembongkaran akar-akar

    harus diselesaikan sesuai dengan spesifikasi, dan semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang dari batangan tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

    Bilamana tingginya timbunan adalah 1,00 m atau kurang, tempat pondasi timbunan harus

    dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas mengeringkan atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan yang ditempatkan disana.

    Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukit atau dipasang diatas timbunan baru atau timbunan lama, kemiringan yang ada harus dipotong untuk membuat permukaan dudukan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan.

    Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm dibawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 45 % kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10 % bahan-bahan yang tertahan diatas saringan

    19 mm, maka kepadatan kering maksimum yang didapat harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang oversize (kelewat besar) tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

    Lapisan-lapisan didalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan dasar, harus dipadatkan

    sampai 100% kepadatan kering standar maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T99 (PB.0111-76).

    Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik pengujian-

    pengujian kepadatan dilapangan dengan metode kerucut pasir harus dilakukan diatas masing-masing lapisan urugan yang telah dipadatkan,sesuai dengan AASHTO T191 (PB

    0103-76) dan jika hasil sesuatu pengujian menunjukan bahwa kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta, kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan pengujian dan harus dilakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan dilokasi yang

    ditunjukan oleh Direksi Teknik, yamg tidak boleh berjarak lebih 200 m.

    Kepadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut berada didalam batas 3 % kurang kadar air optimum sampai 1 % lebih dari kadar air optimum.

    Akan ditetapkan sebagai kadarv air diman kepadatan kering maksimum tercapai bila tanah tersebut dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).

    Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk ketengah

    kedalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan pemadatan yang sama.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    Jika bahan urugan harus ditempatkan diatas kedua sisi sebuah pipa atau saluran beton atau struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut dibentuk sampai

    ketinggian yang hampir sama diatas kedua sisi struktur.

    Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan disekitar ujung atau jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang atau kepala jembatan sampai

    bangunan atas dipasang.

    Urugan ditempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan horisontal dengan bahan-bahan lepas ketebalan tidak melebihi 15

    cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan mesin pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamin tercapainya pemadatan yang memuaskan

    dibawah dan disamping pipa-pipa, untuk mencegah rongga-rongga dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut mendapat dukungan sepenuhnya.

    Persyaratan Pemadatan Untuk Urugan Batu

    Batu harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya atau ketebalan lain yang diminta oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan jenis alat pemadatan yang

    digunakan. Pemadatan urugan batu harus dilaksanakan dengan berat paling sedikit 20 ton atau peralatan berat yang sejenis. Pemadatan harus dilakukan dalam arah memanjang sepanjang pematang, dimulai dari ujung paling luar dan mengarah ke tengah, dan akan

    berlanjut sampai tidak ada pergeseran yang nampak dibawah peralatan tersebut. masing-masing lapisan akan terdiri dari batu bergradasi baik yang dapat diterima dan semua rongga-rongga permukaan harus disisi dengan pecahan-pecahan sebelum dipasang lapis

    berikutnya.

    Batu tidak boleh digunakan dibagian 15 cm puncak pematang dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm dimasukkan di dalam lapis bagian atas ini.

    Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan cara dan peralatan mendapatkan tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa dia tidak mampu mendapatkan kepadatan-kepadatan yang diperlukan, satu pengujian lapangan harus dilaksanakan

    dimana jumlah lintasan peralatan pemadatan dan kadar air diubah-ubah sampai kepadatan yang diperlukan didapat sehingga memuaskan Direksi Teknis. Hasil dan pengujian lapangan

    ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan jenis alat pemadatan dan kadar air dari semua peralatan berikutnya bagi urugan batu yang sejenis.

    Nomor Item Pembayaran

    U R A I A N Satuan

    Pengukuran

    Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Urugan Tanah

    Meter Kubik (M3) Meter Kubik (M3)

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

    LAPIS PONDASI BAWAH

    U m u m bahan-bahan pelaksanaan Pekerjaan

    Pengendalian Mutu Cara Pengukuran Pekerjaan Dasar Pembayaran

    LAPIS PONDASI ATAS

    U m u m

    Bahan-bahan Pelaksanaan Pekerjaan Pengendalian Mutu

    Cara Pengukuran Pekerjaan Dasar Pembayaran

    LAPIS PONDASI ATAS STABILISASI TANAH SEMEN

    U m u m

    Bahan-bahan Disain Campuran Tanah-semen Pelaksanaan Pekerjaan

    Pengendalian Mutu Cara Pengukuran Pekerjaan dasar Pembayaran

    LAPIS PONDASI BAWAH DAN

    LAPIS PONDASI ATAS

    LAPIS PONDASI BAWAH (LPB)

    U m u m

    Lapis Pondasi bawah adalah lapisan kontruksi pembagi beban kedua yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas tanah dasar yang dibentuk dan dipadatkan serta langsung berada dibawah terdiri mendapatkan lapis pondasi bawah terdiri dari mendapatkan,

    memproses, mengangkut, menebarkan, mengairi dan memadatkan bahan lapis pondasi

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    bawah berbutir yang disetujui sesuai dengan Gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

    Catatan : Suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasr adalah 2 4% atau lebih.

    Toleransi Ukuran

    Permukaan akhir lapis pondasi bawah diberi punggung atau kemiringan melintang yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar.

    Tidak boleh ada ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5

    cm kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur di lapangan dan disetujui Direksi Teknik.

    Contoh Bahan

    Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkaan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan

    dimulai, dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam spesifikasi ini.

    Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pemasok bahan lapis pondasi akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan harus atas dasar penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari

    persetujuan diatas. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidak-teraturan atau

    cacat karena penanganan yang jelek atau kegagalan kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan-perbaiakan atau penggantian atas beban biaya kontraktor sampai memuaskan Direksi

    Teknik.

    Bahan-Bahan

    Persyaratan Umum

    Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan pembangunan lapis pondasi bawah terdiri dari

    bahan-bahan berbutir dipecah dan kerikil atau kerikil pasir lempung alami., dan harus memenuhi persyaratan untuk lapis pondasi bawah kelas A atau kelas B seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan dimasukkan dalam Daftar penawaran atau seperti

    yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

    Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik, serta bahan-bahan lain yang harus dibuang dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut

    telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk suatu permukaan yang stabil dan mantap.

    Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik , bahan -bahan dari berbagai sumber

    atau pemasokan dapat disatukan dalam perbandingan yang diminta oleh Direksi Teknik

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    atau seperti seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan spesifikasi bahan lapis pondasi bawah .

    Gradasi Lapis Pondasi Bawah

    Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A dan kelas B , masukkan dalam Tabel di bawah ini :

    TABEL PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH

    UKURAN SARINGAN

    (mm)

    % LOLOS ATAS BERAT

    KELAS A ( < 75 mm )

    KELAS B ( < 2,5 mm )

    KELAS C

    75.000 100 -

    62.500 - 100 Maksimal 100 37.500 60 - 90 67 - 100 25.000 46 - 78 -

    19.000 40 - 70 40 - 100 9.500 24 - 56 25 - 80 4.750 13 - 45 16 - 66

    2.360 6 - 45 10 - 55 1.180 - 6 - 45 Maksimal 80 0.600 2 - 22 -

    0.425 2 - 18 3 - 33 0.075 0 - 10 0 - 20 Maksimal 15

    Syarat-Syarat Kualitas

    Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah memenuhi syarat-syarat kualitas berikut yang diberikan pada tabel berikut :

    TABEL KONDISI UNTUK BAHAN PONDASI BAWAH

    U R A I A N BATAS TEST

    Batas cair Maksimum 35%

    Indeks Plastisitas 4% - 12% Ekivalensi Pair (bahan halus plastik) Minimum 25% CBR terendam Minimum 30%

    Kehilangan berat karena abrasi (500 Maksimum 40%

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    putaran)

    Pelaksanaan Pekerjaan

    Penyiapan Lapis Tanah Dasar

    Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan yang diterapkan di bawah Pekerjaan Tanah semua bahan sampai kedalaman 30 cm dibawah permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum yang ditentukan oleh pengujian laboratorium PB-011-76 (AASHTO T99,

    Standar Proctor). Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah

    Penyiapan pondasi tersebut harus dicampur dilapangan jalan, terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan tidak melebihi 20 cm

    tebalnya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.

    Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran dan penempatan

    harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

    Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar rencana dan seperti

    dinyatakan dalam Daftar penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan untuk memenuhi kondisi lapis bawah dasar yang sebenarnya.

    Penyebaran dan Pemadatan Penyebaran akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta, harus dilaksanakan dengan kelonggaran kira-kira 15% penurunan ketebalan untuk pemadatan

    lapisan-lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah penyebaran dan pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban

    pneumatic atau peralatan pemaadatan lain yang disetujui oleh direksi Teknik.

    Penggalian untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan bergerak secara gradual dari pinggir di tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan dan terus menerus

    sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal, penggalian harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap

    ketidakteraturan atau bagian ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meningkatkan dan menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dari ketinggian yang benar.

    Bagian-bagian yang sempit disekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.

    Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% kurang

    dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar optimum dengan penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang ditetapkan, ke seluruh ketebalan penuh masing-masing

    lapisan, mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    LAPIS PONDASI ATAS ( LPA )

    Umum

    Uraian

    Lapis pondasi atas jalan merupakan struktur utama di atas lapisan pondasi bawah (atau diatas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah). Pembangunan lapis

    pondasi atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penyebaran, penyiraman dengan air pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas,

    diatas satu lapis pondasi bawah atau di atas lapis tanah yang telah disiapkan.

    Toleransi Ukuran

    Bahan agregat lapis pondasi atau harus dipasang sampai ketebalan padat maksimum 20

    cm atau ketebalan yang kurang sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan disain seperti ditunjukkan pada gambar atau atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.

    Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian, punggung

    dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana, tidak boleh ada ketidakteraturan dalam bentuk, dan permukaan harus rata dan seragam.

    Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu sentimeter

    kurang dari yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

    Penyiapan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar panjang

    3,0 m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak boleh melebihi 1,5 cm.

    Contoh Bahan

    Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta hasil-hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas

    dan bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.

    Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas yang

    diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test lebih lanjut serta persetujuan diatas.

    Bilamana Direksi Teknis menganggap perlu, kontraktor akan diminta untuk melakukan test tersebut lebih lanjut sebagaimana perlunya untuk memastikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi persyaratan spesifikasi, sebelum menempatkan bahan lapis pondasi

    atas pada pekerjaan dilapangan.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    Makadam Ikat Basah

    Lapis Pondasi atas kelas B juga meliputi:

    Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bilamana dihasilkan dari kerikil tidak kurang dari 50% terhadap berat, merupakan partikel-partikel yang memiliki paling sedikit satu bidang retak-retak dan jika perlu untuk memenuhi persyaratan atau menghilangkan

    pengisi yang berlebihan, kerikil-kerikil tersebut harus sering sebelum dipecahkan.

    Agregat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari pasir dan sebagian halus alami atau pecah.

    Pelaksanaan Pekerjaan

    Penyiapan Lapis Pondasi Bawah

    Jika lapis pondasi atas harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah, permukaan lapis pondasi bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan dan

    harus diatur serta sibersihkan dari kotoran-kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan untuk penghamparan lapis pondasi atas.

    Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu lintas serta

    drainase dan lintasan air disekitarnya.

    Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas

    Agregat LPA Kelas A

    Agregat harus ditempatkan pada lokasi diatas LPB yang sudah dipersiapkan dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan ketebalan yang diperlukan.

    Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader sampai stu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum, sebagaimana ditentukan dibawah spesifikasi.

    Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm, dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat dicapai.

    Makadam Ikat Basah Kelas B

    Untuk LPA Makadam Ikat Basah, pertama-tama bahan tersebut harus disusun dalam lapisan fraksi batu ukuran tunggal, dengan ukuran maksimal antara 25 mm dan 50.

    Karena setiap lapisan dipasang dan disebarkan dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader, agregat halus harus disebarkan, dipecah, digilas dan diairi masuk ke dalam lapisan-lapisan tersebut, menghasilkan bahan-bahan yang padat. Tebal masing-masing

    lapisan yang dipadatkan tidak boleh melebihi 10 cm atau dua kali ukuran batu maksimum.

    Penghamparan dan Pemadatan

    Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan, harus

    dilaksanakan dengan cadangan sekitar 10% pengurangan ketebalan untuk pemadatan bahan LPA. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan LPA bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat pemadat yang sesuai meliputi

    mesin gilas roda rata, mesin gilas jenis pneumatik atau mesin gilas bergetar.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju sedikit demi sedikit dari pinggir ke tengah ke perkerasan, sejajar dengan bahu jalan dan harus dilaksanakan dalam

    operasi yang terus menerus untuk membuat pemadatan matang yang merata. Pada bagian terelevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju ke bagian atas.

    Setiap ketidakteraturan atau penurunan setempat yang mugkin terjadi, harus diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk, menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan memadatkan sampai permukaan akhir

    dan kemiringan melintang yang betul.

    Bagian-bagian yang sempit disekitar perkerasan sampai batu tepi atau dinidng-dinding

    yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkan dengan kompactor (mesin pemadat) atau penumbuk mekanikal.

    Kadar air untuk pemasangan harus juga dijaga dalam batas-batas 3 % lebih rendah dari

    kadar air optimum sampai 1 % lebih tinggi dari kadar optimum dengan penyiraman air atau pengeringan bila perlu, dan bahan LPA tersebut harus dipadatkan sampai menghasilkan kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai

    dengan AASHTO T 99 (PBO111-76).

    Metode Pelaksanaan Persyaratan Pemadatan

    Sarana pengujian tidak dapat diperoleh untuk pemeriksaan kerapatan pemadatan atau

    dimana penggunaan bahan LPA Klas B (dengan ukuran > 50 mm) membatasi penerapan pengujian kerapatan ditempat, penampilan berikutnya untuk pemadatan dengan mesin gilas yang dilaksanakan sebgai satu spesifikasi metode pelaksanaan.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    LAPIS PERMUKAAN PENETRASI ( LAPEN)

    Umum

    Uraian

    Lapis permukaan penetrasi terdiri dari pembangunan diatas lapis atas atau permukaan dengan penutup yang ada yang sebelumnya dipersiapkan, batu pecah yang bersih dengan pemakaian aspal yang panas.

    Biasanya untuk pekerjaan jalan kabupaten akan diperlukan permukaan tebal 4 cm dengan penutup aspal.

    Toleransi Ukuran

    Tebal rata-rata yang sebenarnya dipasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal rencana. Dalam beberapa contoh, direksi Teknik atas keputusannya sendiri dapat menyetujui atau menerima ketebalan rata-rata yang lebih tipis dari tebal nominal rencana, asalkan penetrasi makadam terpasang pada ketebalan baru yang keras dalam semua arah. Tidak ada satu titikpun akan memiliki tebal lapis padat yang lebih dari 5 mm dibawah tebal nominal rencana.

    Permukaan akhir harus mematuhi garis, ketinggian dan penampang melintang tipikal sebagaimana ditunjukkan dalam gambar rencana atau yang disetujui Direksi Teknik. Bila disetujui dengan satu mal batang poros, permukaan akhir tidak boleh menunjukkan variasi (perbedaan-perbedaan) terhadap permukaan akhir yang diperlukan lebih besar dari 1 cm untuk panjang 3m.

    Syarat-syarat Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

    Tidak boleh ada bahan aspal dibuang ke dalam saluran tepi, parit, atau jalan air.

    Permukaan bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya disekitar jalan tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan penyemprotan aspal.

    Kontraktor harus melengkapi dan memelihara di lapangan pekerjaan bilamana aspal sedang dipanaskan , perlengkapan pengendalian dan mencegah kebakaran, dan juga persediaan dan sarana pertolongan pertama.

    Pengendalian lalu lintas harus dilakukan kontraktor yang sesuai dengan syarat-syarat umum kontrak, serta atas persetujuan Direksi Teknik.

    Tidak boleh ada lalu lintas yang diijinkan diatas permukaan jalan yang baru diselesaikan sampai permukaan penetrasi makadam dipadatkan dan dilapisi tutup hingga memuaskan Direksi Teknik.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua akibat (konsekwensi) lalu lintas yang diijinkan lewat, sementara pekerjaan jalan sedang berlangsung.

    Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan

    Lapisan akhir permukaan harus diselesaikan dengan persyaratan spesifikasi ini dan disetujui oleh Direksi Teknik. Perbaikan penetrasi yang tidak memuaskan harus atas perintah Direksi Teknik dan meliputi pembuangan dan penggantian dengan penetrasi makdam baru, lapisan tambahan atau suatu kelengkapan lain yang oleh direksi Teknik dianggap perlu untuk memberikan penyelesaian yang diinginkan.

    Bahan-bahan

    Agregat

    Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kasar, agregat kunci, agregat penutup, yang bersih, keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran, lempung, bahan-bahan tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang harus dibuang.

    Jenis Perbedaan Agregat Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas ukuran nominal 2,5 cm 6,25 cm, yang tergantung kepada ketebalan lapisan dengan ukuran maksimum kurang lebih 2/3 tebal rencana.

    Agregat kunci untuk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25 mm tetapi tidak boleh lebih dari 5% akan lolos dari saringan 9,5 mm.

    Bila disediakan dalam daftar penawaran satu lapisan penutup aspal harus diletakkan diatas permukaan Penetrasi Makadam menggunakan agregat ukuran tunggal nominal 12,5 mm sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi ini.

    Pelaksanaan Pekerjaan

    Peralatan Pelaksanaan

    Alat-alat dan metode pengoperasian harus sesuai dengan daftar unit produksi dan peralatan serta program kerja yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnya oleh Direksi Teknik.

    Pada umumnya akan dipilih jenis peralatan berikut:

    Disrtributor/ penyemprot aspal bertekanan; Alat untuk pemanasan aspal; Mesin gilas, termasuk :

    Tandem 6 - 8 ton Roda baja rata 6 8 ton Ban pneumatic 10 12

    Sejumlah dump truck yang cukup, lebih baik beserta loader;

    Tangki air (jika musim kemarau); Sapu, Garu, gerobag dorong, semua untuk pekerjaan manual.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    Penyiapan Lapangan

    Penetrasi makadam akan dipasang diatas pondasi yang telah dibangun sebelumnya atau diatas permukaan dengan lapis penutp yang ada, persiapan akan meliputi:

    Bila dipasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut harus memiliki bentuk dan profil tepat benar dengan potongan melintang rencana, dan dipadatkan benar sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

    Pondasi jalan harus juga ditutup dengan lapis aspal resap pelekat pada satu tingkat pemakaian 0,6 1/m2.

    Bila diletakkan diatas permukaan dengan lapis penutup yang ada (permukaan aspal lama), permukaan tersebut harus dilapisi aspal pelekat pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi o,5 1/m2.

    Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu bahan lain yang harus dibuang.

    Sebelum pemasangan, agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara terpisah di lapangan untuk mencegah pencampuran dan harus selalu bersih.

    Penaburan dan Pemadatan

    Penaburan Agregat Kasar Dalam Lapisan Pokok

    Agregat kasar akan ditaburkan dengan tangan atau dengan mesin dan dipadatkan sampai kedalaman yang seragam hingga mencapai garis, profil dan kemiringan yang dikehendaki. Sebuah mal pengujian menurut kemiringan melintang rencana perkerasan selesai, harus dipergunakan untuk memperoleh keseragaman permukaan akhir.

    Penaburan tidak boleh dilakukan lebih lanjut melebihi dari operasi penggilasan dan penebaran panjang yang dapat diselesaikan dalam rata-rata satu hari bekerja. Agregat segregasi atau agregat bercampur dengan tanah atau bahan asing lainnya, harus disingkirkan dan diganti dengan agregat bergradasi yang benar.

    Penggilasan dan Pemadatan Lapisan Pokok

    Lapisan agregat kasar pokok harus digilas kering dengan mesin gilas roda baja 6 8 ton sampai terpadatkan seluruhnya. Penggilasan awal akan dimulai dari sebelah pinggir, melapis tindih bahu jalan selebar paling sedikit 30 cm, dan akan berlangsung menuju ke tengah perkerasan.

    Pinggiran roda mesin gilas akan melapis tindih hamparan sebelumnya dengan sekitar sepertiga lebar roda.

    Setelah penggilasan awal, permukaan tersebut harus diperiksa dengan mal punggung dan batang lurus 3 meter, dan harus mematuhi toleransi ukuran yang ditetapkan dengan cadangan diberikan untuk kebutuhan pemadatan berikutnya. Semua ketidakrataan permukaan yang melebihi batas di atas harus dibetulkan dengan membuang atau menambah agregat seperlunya.

    Penggilasan akan berhenti sebelum rongga-rongga dalam agregat tertutup sedemikian jauh sehingga mencegah penetrasi yang bebas dan merata dari aspal dan agregat kunci.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    Pemakaian Bahan Aspal (Sebelum Agregat Kunci)

    Setelah agregat kasar digilas dan diperiksa, bahan pengikat aspal akan sisemprotkan pada satu suhu yang cocok kepada jenis dan mutu bahan pengikat aspal sebagaimana ditetapkan dalam item ( ii ) dibawah. Tingkat pemakaian harus sesuai dengan Tabel atau sebagaimana ditentukan lain oleh Direksi Teknik.

    Suhu pemanasan dan penyemprotan yang diperlukan untuk bahan pengikat aspal harus berada dalam batas-batas berikut

    Aspal keras :

    AC-10 (Pen 80/100) : Batas beda 125 C - 180 C

    AC-20 (Pen 60/70) : Batas beda 135 C - 185 C

    Aspal cair (Cut Back)

    MC-800 : Batas beda 77 C - 115 C

    MC-300 : Batas beda 60 C - 100 C Aspal cair (Cut Back) dilapangan, harus sesuai dengan persyaratan.Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih dari 10 jam atau telah dipanaskan sampai satu panas yang melebihi suhu maksimum, harus ditolak, kecuali Direksi Teknik menentukan bahwa bahan pengikat aspal tersebut masih mematuhi kekentalan yang diperlukan.

    Sebelum menyemprotkan bahan pengikat aspal, bahan agregat herus kering permukaan sampai seluruh kedalamannya.

    Bahan aspal akan disemprotkan secara lebih baik dengan distributor bertekanan merata keatas permukaan pada tingkat yang sudah ditetapkan. Diatas luas kecil, dimana pemakaian batabg penyemprot tidak praktis, bahan tersebut akan disemprotkan dengan slang tangan. Sebuah ceret curah hanya dapat digunakan bilamana diberikan persetujuan oleh Direksi Teknik.

    Apabila digunakan pemyemprot aspal, aspal tersebut harus diterapkan pada temperatur yang diperlukan untuk menghasilkan kekentalan penyemprotan koreksi.

    Penggunaan Agregat Kunci

    Secepatnya setelah pemakaian aspal , agregat kunci akan ditaburkan merata diats permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manualyang disetujui, digilas, dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi. Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan sapu.

    Penggunaan Bahan Aspal ( Setelah Agregat Kunci )

    Setelah agregat kunci selesai digilas dan diperiksa, bahan aspal harus diterapkan sesuai yang ditentukan diatas.

    Penggunaan Agregat Penutup

    Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata diatas permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui, digilas, dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan sapu.

    Sambungan-sambungan

    Sambungan memanjang dan melintang harus diakhiri dengan potongan serta digaruk kembali secukupnya bila diperlukan untuk lapis lebih. Bilamana permukaan baru perbatasan dengan permukaan lama, permukaan jalan lama harus dipotong lagi membentuk permukaan tegak, sambungan harus dengan hati-hati diperiksa untuk disetujui.

    Tebal Lapisan dan Permukaan Selesai.

    Tebal terpadatkan lapisan permukaan penetrasi macadam tidak boleh kurang dari yang telah ditetapkan berada dalam toleransi seperti diuraikan. Pemeriksaan ketebalan penetrasi macadam harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

    Pada setiap tahap pemadatan, kehalusan permukaan harus dipelihara. Harus ditambahkan bahan-bahan pada setiap tempat dimana ada bagian ambles.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    LATASIR ( LAPISAN ASPAL PASIR )

    U m u m

    Uraian

    Lapisan aspal pasir / Shand sheet adalah fungsinya sebagai bahan lapis aus pada permukaan jalan yang sudah mempunyai badan jalan yang sudah cukup kuat sehingga ketebalannya hanya 1 cm pada proses pekerjaan memakai cara manual yaitu aspal dan pasir dicampur sehingga homogen dan dipanasi dengan suhu 120 oC

    Pelaksanaan pekerjaan

    Penyiapan Lapis Latasir Sebelum dimulai penghamparan lapis latasir terlebih dahulu diadakan pembersihan permukaan aspal lama sehingga kotoran yang melekat benar- benar bersih dari tanah dan kotoran lainya .setelah bersih kemudian kita lapisi tack cut. Taburkan aspal goreng yang sudah mencapai suhu 120 oC kemudian digilas pakai Tendem Roller 6 - 10 ton sebanyak delapan kali lintasan untuk mencapai kepadatan dengan disiram air.

    Bahan - bahan

    Pasir yang lolos saringan 0.175 mm, Aspal panas dengan suhu 120 oC Kayu bakar Penggorengan Minyak tanak sebagai campuran tack cut Lintasan Cuaca

    Cara laburan permukaan aspal akan dilaksanakan di atas permukaan selama hujan atau selama ada angin badai, ataupun bila hujan akan turun. Isi pekerjaan dan pengendaliaan lalu lintas tidak boleh ada buah aspal yang akan dibuang ke dalam saluran tepi, atau jalan air. Pengadaan tumbuh-tumbuhan, bangunan atau hak milik lain disekitar jalan yang sedang dilapisi harus dilindungi dari pekerjaan dasar permukaan.Kontraktor akan melengkapi dan memelihara di lapangan dimana aspal sedang dipanaskan, dengan perlengkapan pengendalian dan pencegahan pembakaran yang memadahi dan juga dengan persediaan dan sarana golongan pertama.

    Pengaturan pengendalian lalu lintas yang memadahi harus dijaga oleh kontraktor selama pekerjaan laburan permukaan sehingga memuaskan bagi Direksi Teknik dan tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan:

    Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan lewat di atas permukaan jalan selama penggunaan bahan pengikat aspal atau sampai suatu waktu dimana bahan pengikat tersebut diletakkan dan ditutup dengan agregat dan digilas sampai selesai.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    Lalu lintas tidak diizinkan lewat di atas laburan permukaan yang baru dipasang sampai penggilasan yang cukup telah dilakukan sehingga agregat tertanam dengan baik dan menambah kokoh laburan permukaan. Hal ini biasanya akan memerlukan paling sedikit 3 kali gilasan dari mesin gilas.

    Bilamana mengizinkan kendaraan lewat di atas laburan permukaan baru, rambu yang telah disetujui dengan kata-kata ASPAL CAIR dan 20 km/jam harus disediakan dengan maksud sebagai pengendalian lalu lintas dan diletakkan sebagaimana diperintah oleh Direksi Teknik.

    Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan

    Laburan permukaan aspal yang sudah selesai harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknik dan harus berpenampilan seragam membentuk satu penutup yang menerus, mengikat dengan ketat, dan kedap di seluruh luas permukaan, tanpa suatu tambalan yang terlewatkan tambalan dengan aspal berlebihan.

    Perbaikan laburan permukaan aspal harus menurut perintah Direksi Teknik dan dapat meliputi pemakaian tambahan laburan permukaan atau mengganti dengan lapisan berikutnya sebagaimana diperlukan sampai menghasilkan satu laburan permukaan yang memuaskan.

    Bahan-bahan

    Agregat Penutup

    Agregat penutup terdiri dari batu pecah atau kerikil yang kurang berbentuk kubus dan tidak serpih, yang bersih, kuat dan tahan yang awet, bebas dari kotoran, lempung, bahan tumbuhan atau lain yang akan mencegah penyatuan agregat dengan aspal.

    Agregat tersebut harus berukuran tunggal batu disaring dan dicuci, memilih dari satu diantara empat ukuran yang sesuai dengan persyaratan kontrak yang ditetapkan dan sebagaimana dinyatakan dalam penawaran atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Batas-batas gradasi harus seperti yang diberikan dalam Tabel dibawah:

    TABEL PERSYARATAN GRADASI AGREGAT

    UKURAN SARINGAN

    PERSENTASI LOLOS

    19 mm 12.5 mm 9.5 mm 6 mm

    25 mm 100 - - -

    19 mm 90 100 100 - -

    12,5 mm 0 25 90 100 100 -

    9,75 mm 0 8 0 30 90 100 100

    4,75 mm 0 5 0 8 0 30 75 100

    2,36 mm 0 2 0 5 0 8 0 10

    0,175 mm - 0 2 0 2 0 2

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    Catatan : Agar dapat memenuhi persyaratan gradasi ini, agregat tersebut akan memerlukan baik pemecahan pertama maupun pemecahan kedua disaring.

    Peralihan ukuran maksimum nominal harus sesuai dengan batas keadaan berikut yang diberikan pada Tabel berikut :

    TABEL PEMILIHAN UKURAN AGREGAT

    UKURAN SARINGAN

    Ukuran Maksimum Nominal Batas Ukuran terkecil Rata-

    rata

    LL Rendah LL Tinggi mm mm

    Lapisan Pertama 19,00 mm 12,50 mm 9,5 12,5 6,4 9,5

    Lapisan Kedua 12,50 mm 6,00 mm 3,5 6,4 2,5 3,5

    Bahan Aspal

    Bahan pengikat aspal yang digunakan harus berupa aspal cut back yang disetujui, menggunakan aspal semen gradasi kekentalan yang sesuai dengan AASHTO M226 Tabel 2 dan diencerkan dengan kerosin (minyak tanah): Grade AC-10 (ekivalen kepada pen. 80/100) Grade AC-20 (Ekivalen kepada pen. 60/70). Pengikat pengenceran yang diperlukan dan penyemprotan (atas dasar suhu udara terlindung) untuk berbagai lokasi harus sesuai dengan Tabel berikut :

    TABEL DESAIN UNTUK ASPAL CUT BACK

    PERBANDINGAN KEROSIN TERHADAP 100 BAGIAN ASPAL

    SUHU PENYEMPROTAN oC

    AC 10 ( 80/100 ) AC - 20 ( 60/70 )

    11 7 3 0

    12 9 5 2

    157 o 167 o 177 o 187 o

    Lahan adhesi (penyatuan) atau anti penglupasan yang disetujui harus ditambahkan kepada bahan pengikat aspal bilamana diperintahkan oleh Direksi Teknik (untuk dapat mengatasi

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    kondisi cuaca yang berlawanan). Jumlah additive (tambahan) yang diperlukan harus dicampur menyeluruh dengan bahan pengikat, yang sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat. Pemilihan mesin gilas akan tergantung kepada diperolehnya secara alat tersebut, namun Direksi Teknik akan memberikan pilihan pada penggunaan mesin gilas ban pneumatic untuk menghindarkan agregat menjadi pecah.

    Mesin gilas ban pneumatic harus memiliki lebar pemadatan total tidak kurang dari 1,5 m dengan satu beban roda 1.000 kg 1.500 kg roda dan maksimum tekanan ban 5 kg/cm2 (70 lbs/m2).

    Mesin gilas roda baja rata dapat tandem atau roda 3, untuk taburan lapisan tunggal, berat mesin gilas dapat dinaikkan sampai 8 ton 10 ton, untuk pemadatan lapis kedua.

    Volume Bahan yang Harus Digunakan

    Syarat pemakaian perkiraan dan volume bahan untuk agregat penutup aturan nominal yang ditentukan. Tingkat pemakaian akhir akan ditentukan oleh Direksi Teknik, dan jika diminta demikian kontraktor harus melakukan uraian percobaan untuk pemeriksaan dan pemantauan.

    Syarat pemakaian laburan permukaan aspal yang dicapai harus diluar batas perbedaan kurang lebih 5% terhadap tingkat rencana yang ditetapkan oleh Direksi Teknik dan Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pengendalian tingkat pemakaian dan memenuhi toleransi ini.

    TABEL TINGKAT PEMAKAIAN UNTUK LABURAN

    PERMUKAAN SATU LAPIS (BURTU)

    UKURAN MAKSIMUM NOMINAL

    Mm

    BATAS BEDA ALD mm

    TINGKAT PEMAKAIAN

    Agr. Penutup m2/ m3

    Pengikat 1/m2

    19 9.5 12.5 70 55 1.3 1.8 12.5 6.4 9.5 90 70 1.0 1.5 9.5 3.5 6.4 125 100 0.9 1.4 6 2.5 3.5 250 - 200 0.8 1.0

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    TABEL TINGKAT PEMAKAIAN UNTUK LABURAN

    PERMUKAAN DUA LAPIS (BURDA)

    PEMAKAIAN LAPIS PERTAMA PEMAKAIAN LAPIS KEDUA

    Agr. Penutup M2/m3

    Pengikat 1/m2

    Ukuran Maks. mm

    Agr. Penutup m2/m3

    Pengikat 1/m2

    70 55 1.5 1.8 9.5 120 1.0

    90 70 1.0 1.5 6 220 1.0

    Penyiapan Permukaan yang Ada

    Sebagaimana suatu permukaan perkerasan yang ada harus dilapis permukaan, setiap kerusakan yang ada pada perkerasan jalan tersebut untuk lubang-lubang dan pinggiran rusak serta cacat permukaan harus dibuat baik diperbaiki atau dikembalikan ke keadaan sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum dimulainya persiapan permukaan. Sebelum pemakaian bahan pengikat aspal, debu lepas dan bahan yang tidak dikehendaki, harus disingkirkan dari permukaan jalan dengan garu tangan dan penyapuan dengan sikat kaku (termasuk pencucian dengan air, jika diminta demikian) untuk menyediakan satu permukaan yang bersih seragam, diperluas paling sedikit 20 cm diluar pinggiran permukaan yang harus dilabur. Tidak boleh ada penyemprotan aspal yang akan dilakukan sampai ada persetujuan Direksi Teknik mengenai kondisi permukaan yang diberikan (dilaporkan).

    Lapis permukaan atau lapis pondasi atas yang ada tidak beraspal, harus dilapis aspal resep pelekat yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi yang diberikan dalam spesifikasi ini. Satu jangka waktu paling sedikit 24 jam, harus dicadangkan untuk mengeringkan lapis aspal resep pelekat sebelum laburan permukaan aspal mulai.

    Pemakaian Bahan Pengikat Aspal

    Panjang permukaan yang harus disemprot dengan bahan pengikat aspal masing-masing lewatkan distributor, harus diukur dan ditandai di atas tanah. Luas yang harus disemprot pada suatu waktu harus dibatasi pada luas yang dapat ditutup dengan agregat pada tingkat pemakaian tertentu di dalam waktu lima menit penyemprotan.

    Banyaknya bahan pengikat aspal yang digunakan dalam setiap lewatkan penyemprotan akan ditentukan oleh pengukuran isi tangki menggunakan mutu batang celup sebelum dan sesudah masing-masing lewatkan. Tingkat pemakaian bahan pengikat rata-rata akan berada dalam perbedaan kurang lebih 5 % terhadap tingkat rencana atau tingkat yang ditentukan oleh Direksi Teknik dan bila perlu akan dibuat penyesuaian untuk menjamin bahwa tingkat pemakaian yang benar tetap dijaga.

    Bila menyemprot separuh lebar jalan, harus dibuatkan lapis penyemprotan 10% kapasitas tangki di dalam tangki pada penyelesaian masing-masing dilewatan, untuk mencegah kemasukan udara di dalam sistem pengisian distributor, dan juga untuk menyediakan tingkat pemakaian yang sedikit berlebihan.

    Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih dari 10 jam atau yang telah dipanaskan sampai satu suhu melebihi 20 derajat di atas suhu

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    penyemprotan yang diberikan harus ditolak kecuali Direksi Teknik menentukan bahan pengikat aspal tersebut mematuhi kekentalan yang diminta.

    Untuk penyemprotan lapisan di daerah yang kecil dan terisolasi yang tidak dapat dimasuki oleh distributor/ penyemprot, bahan pengikat tersebut dapat disemprotkan dengan semprotan tangan dan disapu sampai mendapat persetujuan Direksi Teknik.

    Penyebaran Agregat Penutup dan Penggilasan

    Sebelum pemakaian bahan pengikat aspal, sejumlah agregat penutup yang cukup harus ditumpuk ditempat pekerjaan untuk menyediakan penutupan yang penuh kepada luas yang disemprot. Sejumlah truk yang cukup tersedia bersama mesin loader dan/ atau tenaga kerja yang cukup untuk menjamin pengangkutan dan penterahan agregat dalam volume yang cukup memadai untuk pelaburan permukaan yang harus dilaksanakan secara efisien dan sesuai dengan persyaratan berikut.

    Agregat penutup tersebut harus bersih dan kering serta harus sudah disemprot dengan alat truk tumpah yang disetujui yang dipasang satu dibelakang, berjalan berlawanan arah pada kecepatan rendah. Penaburan manual dari truk (dalam arah memanjang) hanya dimainkan jika diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik dan akan menjadi sasaran pengawasan yang ketat untuk menjamin distribusi agregat penutup yang merata. Setiap luas yang ditutup secara tidak merata harus ditutup ulang dengan tangan yang memberikan penutupan menyeluruh dan seragam. Setiap penebaran agregat yang melampaui agregat yang ditentukan harus dibersihkan dengan sapu dan diratakan di atas permukaan, atau dengan cara lain disingkirkan dan ditumpuk.

    Pemadatan dengan mesin gilas di atas agregat penutup akan mengikuti setelah penebaran, menggunakan mesin gilas roda baja dengan lewatan atau mesin gilas ban pneumatic pada satu kecepatan tidak melebihi 5 km/ jam membuat 4 6 lewatan mencukupi untuk tanaman yang baik agregat tersebut dan berjalan dalam arah panjang yang dimulai disebelah pinggir luar dan bekerja menuju kearah, untuk pelaburan dua lapis, penggilasan akhir harus dilakukan.

    Untuk menjamin penanaman permukaan yang mantap dari agregat dengan menambah lewatan mesin gilas, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

    Permukaan pengaturan pengendalian lalu lintas yang sesuai dengan spesifikasi ini.

    Cara Pengukuran Pekerjaan

    Volume laburan permukaan aspal yang harus diukur untuk pembayaran dan ditentukan dalam meter persegi sebagai hasil perkalian dari panjang yang diukur sepanjang sumbu jalan dan lebar rata-rata terhadap jumlah lapisan yang diperlukan dan tingkat pemakaian yang sesuai dengan spesifikasi dan Daftar penawaran yang diselesaikan dan mendapat persetujuan Direksi Teknik.

    Bila perbaikan laburan permukaan yang tidak memuaskan telah diminta yang sesuai dengan spesifikasi ini, tidak ada penambahan pembayaran yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan oleh perbaikan tersebut.

    Pekerjaan perbaikan yang diperlukan untuk permukaan perkerasan berpenutup yang ada termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran yang runtuh dan penurunan setempat

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2010

    (ambles), tidak boleh diukur di bawah Bab ini, akan tetapi dan diukur dan dibayar sesuai dengan item pembayaran yang relevan.

    Tidak ada tambahan pengukuran dan pembayaran akan dibuat untuk satu penyiapan permukaan yang ada atau pengujian bahan lainnya yang diperlukan dibawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item pembayaran untuk laburan permukaan aspal.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    LAPIS ASPAL BETON (LASTON)

    Umum

    1. Uraian

    Pekerjaan ini akan terdiri dari penyediaan suatu lapisan pengaturan dari agregat yang

    dimantapkan dengan bitumen dengan maksud untuk pengisian ketidak aturan permukaan perkerasan jalan setempat yang ada serta pembentukan lapisan jalan

    diatasnya menurut kemiringan melintang yang diperlukan. Bahan tersebut serupa hampir dalam semua segi dengan aspatl trade base yang digunakan sebagai suatu komponen penguat pada lapisan diatasnya, tetapi dalam hal

    ini mempunyai suatu ukuran partikel maksimum yang lebih kecil untuk mengurangi ketebalan praktis minimum yang dapat diletakkan. Laston atas perata harus dihampar sebagai suatu bagian yang terpisah dan kecuali sebaliknya disetujui oleh

    engineer, maka pekerjaan tersebut harus seluruhnya diselesaikan untuk ukuran panjang penuh daripada kontrak sebelum suatu pekerjaan aspalt treated dan atau pelapisan aspal permukaan dimulai.

    Ketebalan rata rata dan jumlah perkiraan dari laston atas perata yang ditentukan oleh gambar dengan diijinkan dalam jadwal penawaran telah ditentukan oleh perkiraan visual untuk kemiringan melintang permukaan perkerasan yang ada.

    Selama tahap-tahap awal konstruksi engineer akan membuat suatu perkiraan yang akurat dari kemiringan melintang yang ada untuk setiap bagian perkerasan dan dapat menentukan dan mengarahkan penggunaan suatu ketebalan rata-rata yang diubah

    dan bila perlu suatu kemiringan melintang rencana yang diubah, mempertimbangkan jumlah-jumlah yang dijadwalkan. Pada setiap perubahan ketebalan lapisan perata rata-rata, engineer harus juga

    memperhitungkan suatu kenyataan bahwa ketebalan rata-rata laston atas peralatan yang ditentukan pada gambar, dalam beberapa hal memungkinkan tidak hanya untuk

    pembentukan perkerasan tetapi juga untuk penguatan. Hal ini disebabkan pada bagian-bagian perkerasan dimana persyaratan rencana pelapisan ulang (overlay) memerlukan lapisan penguat dasar yang kurang daripada ketebalan lapisan praktis

    minimum 40mm, tidak ada lapisan dasar yang terpisah telah ditentukan tetapi persyaratan ketebalan dasar digabungkan kedalam lapisan perata.

    2. Toleransi a. Ketebalan rata-rata laston atas perata yangsebenarnya dihampar dan diterima

    diatas bagian perkerasan harus tidak kurang dari pada 75% dari ketebalan rata-

    rata yang ditetapkan pada gambar atau disetujui oleh engineer, begitu pula tidak lebih besar dari pada ketebalan rata-rata yang disetujui.

    b. Laston atas perata tidak akan ditempatkan dalam lapisan-lapisan yang melebihi

    120mm dari ketebalan yang dipadatkan bila ditempatkan dengan menggunakan mesin penghampar (Paver). Bila lapisan perata ditempatkan dengan menggunakan sebuah motor grader, ketebalan setiap lapisan pada yang maksimum lebih jauh

    harus dibatasi untuk kepuasan engineer. c. Variasi permukaan yang diselesaikan dari laston atas perata dari tepi pengujian

    suatu crown template atau straightedge 3 m tidak boleh melebihi 10mm pada setiap titik.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    d. Kepadatan laston atas perata yang ditempatkan dan dikonsolidasikan, sebagaimana yang ditentukan oleh AASHTO T 166, tidak akan kurang daripada

    98% kepadatan contoh-contoh yang dipadatkan secara laboratoris yang tersusun dari bahan-bahan yang sama dalam perbandingan-perbandingan yang sempurna.

    e. Untuk setiap bagian pekerjaan, berat dari laston atas perata yang diukur untuk

    pembayaran akan merupakan berat mana yang lebih sedikit dari berat yang sebenarnya ditempatkan sebagaimana dicatat dari timbangan-timbangan truck atau 1,05 kali berat yang dihitung dari volume bahan yang ditempatkan, yang

    bersal dari ketebalan rata-rata dan kepadatan lapisan laston atas perata yang ditentukan dari inti-inti perkerasan. Dalam keadaan bahwa terdapat ketidak

    cocokan yang lebih dari pada 5% diantara kedua berat tersebut, engineer akan mengadakan serangkaian pemeriksaan yang terperinci untuk menentukan penyebab ketidak cocokan sebelum menyetujui pembakaran bahan yang

    ditempatkan. Penyelidaikan engineer akan meliputi, tetapi tak dibatasi, hal-hal sebagai berikut : i. Pemeriksaan kalibrasi dari ukuran berat truck;

    ii. Pemeriksaan laboratorium terdiri dari kepadatan-kapadatan dan kadar bitumen;

    iii. Pemeriksaan untuk ketidakcocokan timbangan berat atau catatan-catatan

    laboratorium; iv. Pemeriksaan semua campuran yang meninggalkan instalasi pencampuran

    adalah nyata ditempatkan pada kontrak dan tidak dimana saja (sebagai

    contoh suatu sistim perhitungan truck yang cermat harus dilaksanakan); v. Pemeriksaan frekuensi dan lokasi pengambilan inti (coring) yang memadahi

    untuk memberikan suatu ketebalan lapisan rata-rata yang mewakili (sebagai

    contoh jumlah coring dapat ditambah); vi. Pemeriksaan pada kepadatan-kapadatan campuran yang sebenarnya tercapai

    dilapangan ( dari contoh-contoh jumlah coring dapat ditambah )

    f. Ketinggian-ketinggian yang diselesaikan tidak boleh bervariasi lebih dari 10mm diatas atau dibawah ketinggian rencana.

    3. Pembetulan Pekerjaan yang tidak memuaskan

    Daerah-daerah laston atas perata dengan suatu ketebalan, kepadatan atau berat

    kerang daripada batas-batas toleransi-toleransi yang diberikan, maupun daerah-daerah yang lainnya yang dipandang kurang memuaskan dalam hal-hal lainnya oleh engineer, harus dibetulkan sebagaimana diarahkan oleh engineer. Pembetulan harus

    dilaksanakan dengan setiap metode yang dianggap perlu oleh engineer dan dapat meliputi pembongkaran dan penggantian seluruhnya dari suatu daerah yang kurang memuaskan atau penambahan suatu lapisan.

    4. Pemulihan Pekerjaan setelah pengujian

    Semua lubang pengujian oleh pengambilan inti-inti atau sebaiknya harus ditimbun

    kembali, dengan bahan bahan laston atas perata atau oleh kontraktor tanpa penundaan dan dipadatkan sampai kepadatan dan persyaratan-persyaratan toleransi permukaan yang ditetapkan dalam bab ini.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    Material

    1. Agregat Agregat-agregat yang digunakan harus memenuhi semua persyaratan-persyaratan untuk aspalt treated base. Kecuali bahwa persyaratan gradasi untuk agregat-agregat

    mineral yang dikombinasi sebagai berikut :

    Penandaan Saringan Alternatif Prosentase Lolos Menurut Berat

    Standar mm

    19.0

    18.0 9.5 4.57

    2.86 0.6

    0.15 0.075

    inchi

    inchi 3/8 inchi

    No. 4

    No. 8 No. 80

    No.100 No. 200

    100

    98-100 52-100 47-100

    42-56 13-54

    4-31 3-8

    Engineer dapat menyetujui atau mengarahkan penggunaan agregat-agregat yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan gradasi ini dengan syarat bahwa sifat-sifat campuran yang ditentukan ini dipenuhi. Dalam hal ini lapisan-lapisan yang sangan

    tipis dari laston atas perata diperlukan maka engineer dapat mengarahkan suatu ukuran partikel maksimum yang dikurangi untuk digunakan.

    2. Bahan Bitumen Jenis bitumen yang dipergunakan, maupun setiap bahan penambah untuk adhesi

    yang diperbaiki dan atau sifat-sifat aspal permukaan harus sesuai dengan yang diisyaratkan.

    Campuran 1. Kadar campuran Bitumen

    Kadar campuran bitumen harus ditetapkan sedemikian rupa hingga kadar bitumen efektif ( yaitu setelah kehilangan oleh absorsi agregat ) harus tidak kurang dari pada 5,5 dan berdasarkan berat dari campuran bitumen. Prosentase bitumen yang

    sebenarnya akan ditambahkan pada campuran yang akan ditetapkan oleh engineer waktu ia merumuskan campuran kerja dan akan tergantung pada daya absorbsi dari agregat-agregat yang akan digunakan. Nilai yang ditetapkan demikian akan

    didasarkan pada data pengujian yang disediakan kontraktor, harus terletak dalam batas antara 6,0 dan sampai 7,0 dan dari total berat-berat campuran bitumen. Absorbsi bitumen dari kombinasi agregat-agregat dalam campuran tidak boleh lebih

    besar dari pada 1,70 dan berat campuran total.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    Penempatan Campuran a. Persiapan Permukaan yang akan ditutup

    Bila permukaan yang akan ditutup bukan dari suatu bahan bitumen, maka suatu prime coat harus digunakan daripada dengan suatu tack coat.

    b. Penggunaan Motor Grader

    Pada umumnya campuran tersebut harus ditempatkan dengan menggunakan mesin penghampar. Garis-garis tali yang disurvey harus ditempatkan untuk menuntun mesin penghampar, tetapi suatu motor grader dapat digunakan

    sebagai suatu metode alternatif untuk penghamparan dengan ketentuan bahwa pisaunya dipanaskan sebelum penggunaan sampai temperatur mendekati

    campuran tersebut dan juga menjaga agar toleransi-toleransi pekerjaan yang diselesaikan dapat dipenuhi.

    c. Pemadatan Bila Menggunakan Motor Grader

    Jika suatu motor grader digunakan untuk menempatkan laston atas perata, maka penggilasan lanjut harus diselesaikan selama tiga puluh menit dari penempatan campuran dan sementara temperatur campuran tidak kurang daripada 85 derajat

    kalori. Pengukuran Dan Pembayaran

    1. Pengukuran Tebal Rata-rata yang Dihampar Tebal rata-rata laston atas perata yang dihampar harus dimonitor dengan inti-inti perkerasan jalan yang diambil oleh kontraktor dibawah pengawasan engineer.

    Jarak antara dan lokasi inti-inti harus sebagaimana diarahkan oleh engineer. 2. Pengukuran

    a. Jumlah yang akan diukur untuk pembayaran laston atas perata, merupakan jumlah ton metrik dari bahan yang digunakan pada perkerasan yang diterima, sebagaimana ditentukan oleh monitoring yang terus menerus dari tiket-tiket

    pengiriman muatan dari timbangan truck. b. Campuran yang ditempatkan yang berlebihan dari toleransi berat yang

    berikan, Tidak akan termasuk dalam jumlah yang diukur untuk pembayaran dan tidak akan dibayar.

    c. Jumlah yang diterima untuk pengukuran tidak akan termasuk daerah-daerah

    dimana laston atas perata mengalami kekusutan/ravel, pecah/split, retak/crack atau hal-hal lainnya yang dianggap tidak memuaskanoleh engineer.

    d. Daerah-daerah dengan bahan yang menutup kadar bitumen dibawah persyaratan minimum yang ditetapkan tidak akan diukur untuk pembayaran. Penentuan kadar bitumen dari campuran kerja harus dilaksanakan dengan

    menggunakan pengujian-paengujian ekstraksi laboratorium paling sedikit sekali per hari bilamana campuran dihasilkan dan paling sedikit pada satu contoh dan setiap 200 ton campuran yang dihasilkan . contoh-contoh

    campuran kerja harus diambil dibawah pengawasan engineer. e. Untuk semua laston atas perata yang akan termasuk dalam pengukuran untuk

    pembayaran, kadar bitumen rata-rata dari bahan yang diukur, sebagaimana

    ditentukan dari pengujian-pengujian ekstraksi laboratorium. Pengujian harus sama atau lebih besar dari pada kadar bitumen yang ditetapkan dalam

    campuran kerja yang disetujui. Namun pada keadaan dimana engineer menerima suatu laston atas perata dengan kadar bitumen rata-rata yang

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    diukur kurang dari pada angka yang ditentukan, pembayaran untuk laston atas perata akan dibuat dengan menggunakan harga satuan yang diubah

    sama dengan :

    harga satuan x kadar bitumen rata-rata yang diukur

    Penawaran = Kadar bitumen yang ditentukan dalam rumus campuran kerja

    f. Pembentukan dimana diatasnya laston atas perata akan ditempatkan pada tanah atas bahan-bahan yang ada (untuk pekerjaan-pekerjaan pelebaran

    perkerasan ) pekerjaan persiapan pembentukan tidak akan diukur atau dibayar tetapi harus dianggap seluruhnya akan termasuk dalam dalam harga-harga penawaran untuk pekerjaan dimana saja dalam spesifikasi ini.

    3. Pengukuran pekerjaan yang dibetulkan Dimana telah dilaksanakan pembetulan laston atas perata yang tidak memuaskan sebagaimana diarahkan oleh engiineer, maka jumlah-jumlah yang akan diukur

    untuk pembayaran harus jumlah-jumlah yang telah diukur jika pekerjaan asal telah diterima. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilaksanakan untuk pekerjaan ekstra atau jumlah-jumlah yang diperlukan bagi pembetulan.

    4. Pembayaran Jumlah-jumlah yang ditentukan sebagaimana ditetapkan diatas, harus dibayar

    pada penawaran per ton metrik untuk jenis pembayaran yang terdaftar dibawah

    dan terlihat dalam jadwal penawaran, harga-harga mana dengan pembayaran akan dianggap sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan dan penempatan dari semua bahan-bahan dan untuk semua tenaga kerja, peralatan, alat-alat dan

    hal-hal insidental dan perlu untuk penyelesaian yang layak dari pekerjaan yang diuraikan dalam bab ini.

    No Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran

    AC-BASE LEV. AC-BASE

    M3 Ton

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    LAPIS TIPIS ASPAL BETON ( LATASTON HRS )

    U m u m

    Uraian

    Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis aus permukaan yang tipis, keras dan padat berupa campuran aspal yang dikenal sebagai lapis tipis aspal beton ( lataston hrs ), disusun dari sejumlah agregat, filter ( bahan halus sebagai pengisi ) dan aspal semen yang ditentukan, dihasilkan dalam suatu unit pencampuran pusat dan dipasang yang

    sesuai dengan Spesifikasi sampai satu ketebalan 2,5 cm 3 cm sebagaimana ditentukan demikian dalam Daftar Penawaran. Campuran aspal LATASTON (HRS) akan diletakan sebagai satu lapis permukaan baru diats lapis pondasi atas yang sudah dibangun

    sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang diatas perkerasan bangunan lapisan penutup yang ada.

    Toleransi Ukuran

    Tebal terpasang rata-rata harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal rencana. Tidak boleh ada satu titikpun dengan ketebalan HRS padat kurang dari 90% tebal rencana.Akan tertapi tebal rencana dapat disesuaikan menurut kebutuhan di

    lapangan atas Keputusan Direksi Teknik serta diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis.

    Variasi ( perbedaan) yang ada dari permukaan HRS selesai diukur dengan jidar lurus 3

    m tidak boleh melebihi 5mm pada suatu titik. Contoh Bahan

    Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.

    Contoh Bahan Campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan

    Formula campuran pelaksanaan beserta data uji yang di dapat dari Laboratorium

    Instalasi Campuran Pusat yang menunjukkan kecocokannya dengan persyaratan Kualitas Spesifikasiini.

    Hambatan Cuaca

    Beton ( HRS ) tersebut hanya boleh dipasang dibawah kondisi cuaca yang dan bilamana permukaan perkerasan kering

    Pengendalian Lalu Lintas

    Pengendalian lalu lintas harus dilakuakan oleh Kontraktor yang sesuai dengan syarat-

    syarat umum kontrak dan mendapat persetujuan Direksi Teknik baik serta tindakan pencegahan yang memadai harus diambil untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama pelaksanaan pekerjaan.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    Harus dibuatkan penyediaan untuk pekerjaa-pekerjaan ayang haruis dilaksanakan dengan pelaksanaan separuh lebar, kecuali disediakan petujuk jalan pengendalian yang

    sesuai , yang disetujui oleh Direksi yang baik.

    Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan diatas yang baru selesaikan sampai lapis permukaan LATASTON (HRS) tersebut dipadatkan benar dan memuaskan Direksi Teknik.

    Kecepatan lalu lintas diatas permukaan yang baru dipasang akan dibatasi sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 3 hari sesudah penyelesaian . Kontraktor harus bertanggung jawab semua akibat lalu lintas yang diizinkan, sementara jalan sedang

    berlangsung.

    Pekerjaan Perbaikan yang tidak memuaskan

    Permukaan HRS selesai, harus diselesaikan sesuai dengan urutan Spesifikasi ini dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik . Lapisan permukaan yang tidak sesuai

    dengan persyaratan ini dan yang ada yang tidak memuaskan oleh Direksi Teknik , harus diperbaiki dengan menyingkirkan atau mengganti , menambah satu lapisan tambahan dan/ atau apa yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik.

    Bahan-bahan

    Persyaratan Umum

    Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk LATASTON (HRS) diperoleh dari D.P.U Propinsi , Departemen P.U (Atas nama Kabupaten) dan untuk langsung ketempat Instalasi Campur Pusat (CMP) , kecualui untuk mengadakan pengaturan Alternatif.

    Tanggungjawab nutuk menyetujui semua sumber pengadaan dan dilaksanakan pengujian laboratorium yang berhubungan dengan pelaksanaan pencampuran pelaksanaan serta pengendalian mutu produksi akan berada pada Tenaga (Engineer)

    yang bertugas pada C.H.P (Instalasi Campuran Pusat).

    Kualitas HRS harus memenuhi persyratan umum Spesifikasi dari Suffikasi umum Bina Marga, bulan Maret 1989 (buku 3 Bab 6.3).

    Agregat

    Agregat Kasar

    Agregat kasar tersebut harus terdiri dari batu atau kerikil pecah dengan campuran batu pecah yang sesuai dengan kerikil alam yang ada.

    Spesifikasi agregat kasar harus sesuai dengan tabel berikut :

    Tabel Persyaratan Gradasi Agregat Kasar

    Ukuran Saringan (mm)

    Persentase Lolos Atas Berat

    19,0 100 12,5 30 100 9,5 0 55 4,75 0 10 0,075 0 1

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    Agregat Halus

    Agregat halus akan terdiri dari pasir alam dan/atau batu disaring dengan kombinasi yang cocok, dan harus bersih serta bebas dari gumpalan-gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang.

    Kondisi agregat halus harus sesuai dengan tabel seperti berikut ini :

    Tabel PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

    UKURAN SARINGAN (mm)

    PERSENTASI LOLOS

    ATAS BERAT

    9,5 100

    4,75 90 100 2,36 80 100 0,60 25 100 0,075 3 11

    Filler (Bahan halus sebagai pengisi)

    Semua filler akan terdiri dari debu batu sabak atau semen dan harus bebas dari setiap

    benda yang harus dibuang, terdiri dari ukuran partikel yang 100% lolos dari 0,60 mm dan tidak kurang dari 75% atas serat partikel yang lolos saringan 0,075 mm (saringan

    basah). Syarat-syarat kualitas agregat kasar

    Agregat kasar yang digunakan untuk LATASTON (HRS), harus mematuhi syarat-syarat kulaitas yang diberikan pada tabel dibawah ini :

    Tabel Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar

    URAIAN BATAS TEST

    Kehilangan berat karena (500 putaran)

    Maksimum 40%

    Penahanan aspal setelah pelapisan dan pengelupasan

    Minimum 95%

    Bahan aspal harus Ac-10, asal semen gradasi kekentalan ( kurang lebih ekivalen kepada pen 80/100) memenuhi persyaratan AASHTO M226 Tabel 2.

    Batu bahan adhesi dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan aspal , bila diperhitungkan demikian oleh Ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada

    CMP (Instalasi Campuran Pusat ) bahan aditif (tambahan ) harus dari satu jenis yang

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    disetujui oleh Direksi Teknik yang bertugas dan akan ditambahkan sertas dicampur sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.

    Persyaratan Campuran

    Komposisi Campuran

    Campuran aspal terdiri dari agregat, filtermineral dan bahan aspal. Komposisi rencana campuran akan berada di dalam batas-batas yang diberikan pada Tabel berikut :

    TABEL KOMPOSISI CAMPURAN

    FRAKSI RENCANA CAMPURAN PERSENTASI ATAS BERAT TOTAL CAMPURAN ASPAL

    Fraksi Agregat Kasar

    ( > 2.36 mm )

    Fraksi Agregat Halus ( 2.36 mm 0.075 )

    Fraksi Filter ( bahan Halus Pengisi )

    40 -60

    26 49.5

    4.5 7.5

    KANDUNGAN ASPAL ( % total campuran atas volume )

    Kandungan Aspal Efektif Kandungan Aspal Diserap

    Kandungan Aspal total sebenarnya

    Minimum 5.5 Maksimum 1.7

    Minimum 6.0

    Perbandingan campuran final dan formula campuran pelaksanaan akan ditentukan dengan pengujian laboratorium dan campuran rencana sebenarnya harus diserahkan kepada Pimpinan Proyek DPUK sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini.

    Sifat-sifat Campuran

    Sifat campuran harus mematuhi syarat-syarat dari CMP ( Instalasi Campuran Pusat ) yang diberikan pada Tabel di bawah

    TABEL MIX PROFERTY REQUIREMENTS

    SIFAT-SIFAT CAMPURAN PENGUKURAN BATAS-BATAS

    Kandungan Rongga udara campuran

    padat

    % atas volume

    total campuran

    4% - 8%

    Lasien Marshall KN/mm 1.8 5.0

    Stabilitas Marshall Kg 450

    Stabilitas Marshall yang ditahan direndam 24 jam

    % stabilitas asli Minimum 75%

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    Pengendalian Lapangan

    Pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

    Lubang uji untuk contoh inti dan pengembalikan keadaan dengan bahan HRS dipadatkan

    dengan baik harus dikerjakan oleh kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.

    TABEL PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

    TEST PENGENDALIAN P R O S E D U R

    Test permukaan perkerasan untuk kesesuaian dengan punggung jalan,

    tingkat dan kemiringan melintang.

    Permukaan harus diuji setiap hari dengan mal punggung dan batang

    lurus panjang 3 m setelah pemadatan aawal dan pemadatan akhir.

    Pengujian berat/ kepadatan inti lapis aspal beton, pondasi atas perata yang

    atas terpasang dan dipadatkan (AASHTO 166)

    Contoh inti harus diambil setiap panjang 200 m, kecuali diperintahkan

    lain oleh Direksi Teknik. Kepadatan campuran yang sudah dikonsolidasi yang diuji tidak boleh kurang dari 95%

    contoh bahan (spesimen) padat laboratorium.

    Ketebalan Lapisan Permukaan Ketebalan lapis HRS terpasang harus dipantau dengan ini perkerasan atau cara lain yang diminta oleh Direksi

    Teknik. Inti tersebut harus diambil oleh kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik pada satu titik yang

    diperintahkan demikian.

    Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan terselesaikan untuk pengendalian mutu, keseragaman dan pemadatan.

    Cara Pengukuran Pekerjaan

    Produksi lapis HRS perata harus diukur untuk pembayaran sebagai volume yang diukur dalam ton campuran aspal yang dikirim ke lapangan dan dapat diterima Direksi Teknik.

    Pengukuran akan berdasarkan pada jumlah tiket pengiriman muatan yang diterima dan telah dihitung, dan disertai dengan padat HRS akan diambil sebagai 2,25 ton/m3 terkecuali dinyatakan lain.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    Volume HRS Lapisan Perata yang disebarkan dan dipadatkan akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah meter persegi terpasang dan dapat diterima oleh Direksi

    Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu dikalikan dengan lebar rata-rata dan tebal rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara kontraktor dan Direksi Teknik.

    Bilamana suatu lapis asspal pelekat dipasang sesuai dengan persyaratan kontrak khusus dan Daftar penawaran, lapis aspal pelekat tersebut akan diukur dalam liter dan dibayar di bawah item pembayaran spesifikasi ini.

    Pekerjaan yang diperlukan untuk membuat betul perkerasan betul perkerasan yang ada termasuk memperbaiki lubang-lubang, pinggiran runtuh dan daerah-daerah ambles,

    tidak boleh diukur dan tidak boleh dibayar di bawah, tetapi akan diukur dan dibayar yang sesuai dengan item-item pembayaran yang relevan dibawah spesifikasi ini.

    Bilamana perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai spesifikasi

    ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.

    Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian

    bahan-bahan yang diperlukan dibawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian akan dianggap sudah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata, (LATASTON).

    Dasar Pembayaran

    Volume yang ditentukan seperti diberikan di atas akan dibayar per satuan pengaturan pada harga-harga yang dimasukkan dalan daftar untuk item-item pembayaran yang

    diberikan dibawah, yang mana harga-harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam menyelesaikan Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

    Nomor Item

    Pembayaran U R A I A N Satuan Pengukuran

    Produksi bahan LATASTON

    Pemasangan Lapis Tipis Aspal Beton (HRS) tebal 3cm

    Ton

    Meter Persegi (m2)

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

    Umum Sebelum pekerjaan dimulai, didahului dengan pembuatan los bahan dan Direksikeet

    untuk menyimpan bahan bahan yang perlu dipersiapkan / alat alat serta kantor Direksi yang dilengkapi dengan meja tamu dan meja kerja Direksi.

    Pemasangan patok patok penentuan ukuran dan profil duga dan bentuk bangunan yang dalam pelaksanaannya akan ditentukan dan diselenggarakan bersama Direksi, patok patok / profil dibuat dari bambu atau kayu rawa.

    Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1. Pekerjaan Galian

    Tanah dimana akan dibuat / didirikan suatu bangunan, digali sedemikian rupa, sehingga bentuk dan ukuran sesuai dengan bangunan yang direncanakan.

    Penggalian tanah dilakukan secara teratur dan dijaga supaya sisinya tidak mudah longsor, serta digali sampai tanah keras atau minimal sama dengan gambar.

    Tanah bekas galian atau bekas bongkaran ditempatkan disuatu tempat menurut petunjuk Direksi.

    Penggalian tanah dekat bangunan yang tidak akan dibongkar harap dilakukan secara hati hati.

    Pekerjaan galian ini termasuk membersihkan rumput dan segala kotoran yang terdapat didalamnya.

    Kedalaman galian yang telah mencapai peil, harus dilaporkan kepada Direksi untuk

    dimintakan persetujuan.

    2. Pekerjaan Timbunan Pekerjaan timbunan boleh dimulai apabila tanah dasar sudah dibersihkan dan telah

    diperiksa dan disetujui Direksi. Tanah timbunan harus bersih dari segala kotoran dan bahan bahan yang

    membusuk seperti rumput, pohon pisang dan lain lain.

    Pelaksanaan timbunan dilakukan selapis demi selapis setebal 20 cm dipadatkan dan

    disirami air secukupnya, pemadatan menggunakan alat timbris atau dengan alat pemadat lainnya.

    Timbunan untuk tanggul terlebih dahulu dibuat rap, kemudian di kepras sesuai dengan kemiringan tebing.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    3. Ukuran Pokok Ukuran pokok dapat dilihat pada gambar, ukuran ukuran lainnya yang belum

    tercantum dalam gambar dapat ditanyakan kepada Direksi.

    Dimana ada perbedaan antara peraturan dan gambar, maka peraturanlah yang

    mengikat.

    4. Pekerjaan Pasangan Pasangan untuk dinding penahan dibuat dari pasangan batu belah dengan campuran 1

    PC : 4 PS dan diplester dengan plesteran 1 PC : 3 PS

    Kecuali ditentukan lain, maka pasangan untuk lenneng dibuat dari pasangan batu bata dengan adukan 1 PC : 3 PS dan diplester dengan plesteran 1 PC : 3 PS.

    Untuk pekerjaan rollag dan saluran drainase (MD) dikerjakan dari pasangan batu bata dengan adukan 1 PC : 3 PS dan diplester dengan plesteran 1 PC : 3 PS.

    Pada bagian dimana harus terdapat pekerjaan siar, maka siar dilaksanakan dengan sistem siar benam/tenggelam dengan campuran 1 PC : 2 PS.

    Semua pekerjaan plesteran dilaksanakan dengan plesteran PC setebal minimal 1.5 cm.

    Ukuran batu belah yang dipergunakan tidak boleh terlalu besar (maksimum 20 cm).

    Khusus untuk pasangan batu, maka supaya dipilih batu belah yang mempunyai muka yang rata dan baik.

    Rongga rongga yang masih lebar supaya diisi dengan batu kecil dan diberi adukan.

    Sebelum pekerjaan pasangan dimulai, profil profil/ukuran ukuran titik dasar disesuaikan dengan gambar dan disahkan terlebih dahulu oleh Direksi.

    Semua bahan bahan bangunan yang akan dipergunakan harus berkualitas baik dan mendapat persetujuan dari Direksi.

    Jika ada pekerjaan beton bertulang, maka pekerjaan beton dilaksanakan dengan

    campuran 1 PC : 2 PS : 3 KR, atau jika ditentukan lain, maka harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    Bahan bahan untuk pekerjaan beton bertulang, sebelum dipakai harus bersih dari kotoran, jika perlu batu dan pasir harus dicuci.

    Air yang akan dipergunakan untuk pekerjaan beton cor / bertulang harus menggunakan

    air tawar (tidak diperkenankan menggunakan air yang mengandung garam).

    Kemiringan dasar saluran drainase agar diperhatikan sehingga air dapat mengalir

    dengan lancar.

    Untuk pekerjaan dinding penahan, agar pada jarak tiap 2 meter diberi drainase dari

    pipa pralon (PVC) diameter minimal 1.5 ".

    Jika terdapat kesulitan bahan bahan yang digunakan, maka dapat dipakai atau digunakan bahan bahan bangunan setempat yang kualitasnya baik menurut penelitian Direksi.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    PEKERJAAN BETON BERTULANG

    Perancah

    1. Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dari beton muda, yaitu

    sebelum beton mengeras mencapai kekuatan yangdisyaratkan dan sebelum beton mendapat bentuknya yang permanen.

    2. Apabila tidak tercantum digambar rencana, Kontraktor harus mengajukan

    Gambar Perancah tersebut secara Detail untuk disetujui serta perancah telah dianggap cukup kokoh untuk digunakan.

    3. Segala biaya yang diperlukan sehubungan dengan perencanaan perancah dan

    pengerjaan harus sudah tercakup dalam perhitungan Biaya untuk harga satuan perancah.

    4. Perancah harus dibuat diatas pondasi yang kuat dan kokoh,terhindar dari bahaya

    penggerusan dan bahaya penurunan, sedangkan konstruksi sendiri harus kokoh terhadap pembebanan yang ditanggungnya,termasuk gaya-gaya PraTekan dan gaya-gaya sentuhan yang akan timbul sedemikian rupa hingga pada akhir

    pekerjaan beton, permukaan (Peil) dan bentuk akhir yang seharusnya sesuai dengan gambar rencana.

    5. Perancah harus dibuat dari kayu, beton atau baja yang bermutu baik dan tidak

    mudah lapuk. 6. Perancah yang dipasang di sungai-sungai dengan aliran yang deras, terutama

    apabila sering terjadi banjir yang tinggi, yang dikhawatirkan akan

    menghancurkan perancah harus direncanakan sedemikian rupa agar sedikit mungkin dapat menghambat jalannya air.

    Acuan Beton

    1. Acuan beton adalah Konstruksi cetakan yang terbuat dari kayu, baja atau beton

    precast yang digunakan untuk membuat Beton muda agar bila telah mengeras

    menjadi dimensi dan kedudukannya seperti yang tercantum dalam gambar rencana.

    2. Semua pekerjaan acuan beton harus sesuai petunjuk Direksi, gambar rencana

    detail tentang bentuk acuan beton itu harus mendapat persetujuan Direksi, pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum cara pengecoran dan pembuatannya disetujui oleh Direksi.

    3. Acuan Baton harus direncanakan sedemikian rupa sehingga waktu pembongkaran tidak akan menimbulkan kerusakan pada beton atau perancah. Untuk beton pratekan, acuan beton harus diusahakan sedemikian rupa sehingga

    gerakan beton akibat gaya pratekan dapat ditampung tanpa menimbulkan kerusakan pada beton atau acuan.

    4. Acuan beton harus cukup kokoh menahan getaran alat Vibrator. Lendutan antara 2 penyokong/penyangga tidak lebih dari 1/300 bentangnya atau lebih, dalam keadaan apapun tidak boleh melendut sampai 3 cm.

  • RKS Kegiatan Bidang Bina Marga DPU & TR Kabupaten Brebes TA.2011

    5. Bahan acuan beton untuk beton penahan biasa umumnya dapat digunakan playwood /multiplex, kayu, baja atau beton cetak yang telah disetujui oleh

    Direksi. 6. Untu beton pastttenioned dapat dipakai dari baja St, atau playwood/multiplex,

    kayu diperkuat dengan strip-strip baja agar cukup kokoh dan serta memudahkan

    pembongkaran. 7. Acuan beton harus dibuat memenuhi syarat-syarat dan terdiri dari satu yang

    disebut dibawah ini :

    a. Kayu yang bermutu baik, dikerjakan sesuai dengan syarat-syarat pekerjaan dan penyimpangan seperti yang tersebut dalam PPKI,

    sambungkan dengan saluran alur dan lidah diharuskan pada sebelah dalam.

    b. Baja,sambungan-sambungan paku keling / baut dikerjakan dengan kepala

    terbenam,halus, rata dan kedap air. c. Playwood harus dengan penguat-penguat yang cukup dan jarak sesuai

    dengan perhitungan Kontraktor seijin dan sepengetahuan Direksi. Untuk

    permukaan beton yang lain, maka bahan-bahan setempat dapat digunakan jika dipandang oleh Direksi hal tersebut harus memenuhi persyaratan konstuksi.

    Syarat-syarat beton

    1. Beton Bertulang dengan mutu beton K-225 dan baja tulangan deform (BJ. TD)

    mutu U-32 dipakai untuk konstruksi diafragma, abutment, peir, sandaran,

    trotoar, plat injak, tiang pancang dan poer dari jembatan sesuai dengan gambar rencana.

    2. Untuk konstruksi lantai jembatan dan balok utama yang terbuat dari beton cor

    (bukan prestress) digunakan beton dengan mutu K-350 dan baja tulangan mutu U-32 sesuai gambar rencana.

    3. Konstruksi beton prestress digunakan beton dengan mutu K-450 dan baja tulangan deform (Bj. TD) mutu U-39 sesuai gambar rencana.

    4. Pekerjaan beton harus mengikuti Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971 N.I-2.

    5. Pekerjaan dengan mutu sebagaimana tersebut diatas, dipakai campuran beton yang direncanakan sesuai dengan data-data percobaan yang dilakukan oleh kontraktor.

    6. Kontraktor akan melaksanakan da