SPEKUM

12
SPEKUM BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMBANGUNAN PRASARANA PENGAMANAN PANTAI RUAS PANTAI PURNAMA – PANTAI MASCETI DI KABUPATEN GIANYAR BAB XII.1 SPESIFIKASI UMUM PASAL 1 : LATAR BELAKANG PEKERJAAN Kondisi Pantai di Bali khususnya di Kabupaten Gianyar saat ini mengalami kerusakan yang cukup parah dan mengalami kemunduran garis pantai karena terjadinya erosi akibat hantaman gelombang laut yang cukup besar dan banjir. Dampak yang dialami secara langsung oleh masyarakat antara lain rusaknya sarana dan prasarana umum, tempat ibadah, kawasan wisata dan pertanian. Oleh karena itu perlu upaya penanganan dan pengendalian daya rusak air/gelombang laut agar lingkungan di sekitarnya terhindar dari kerusakan yang lebih parah. PASAL 2 : LOKASI PEKERJAAN Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan terletak di Pantai Purnama – Pantai Masceti Kabupaten Gianyar PASAL 3 : URAIAN PROYEK Pekerjaan pokok adalah Pembuatan Revetment type Armor Andesit. PASAL 4 : PAPAN NAMA PEKERJAAN 4.1 Kontraktor harus membuat papan nama pekerjaan uk. 0,90 m x 1,20 m, 1 (satu) buah dengan bentuk standar dari PPK Sungai dan Pantai II, di bawah papan nama dipasang nomor SIUJK dan dipasang ditepi jalan masuk pekerjaan sesuai petunjuk Direksi Teknis. 4.2 Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik pekerjaan dimulai. 4.3 Kontraktor harus membuat dokumentasi kemajuan fisik 0% , 25%, 50%, 75% dan 100% sesuai petunjuk Direksi Teknis. 4.4 Sebelum mulai pekerjaan kontraktor wajib menyediakan papan informasi (information board) maupun petunjuk - petunjuk terkait pelaksanaan kegiatan dilapangan. PASAL 5 : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 5.1 Kontraktor wajib menjaga kebersihan guna menjamin kesehatan lingkungan.

description

SPEKUMSPEKUMSPEKUMSPEKUM

Transcript of SPEKUM

Page 1: SPEKUM

SPEKUM

BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PEMBANGUNAN PRASARANA PENGAMANAN PANTAI RUAS PANTAI PURNAMA – PANTAI MASCETI

DI KABUPATEN GIANYAR

BAB XII.1 SPESIFIKASI UMUM

PASAL 1 : LATAR BELAKANG PEKERJAAN Kondisi Pantai di Bali khususnya di Kabupaten Gianyar saat ini mengalami kerusakan yang cukup parah dan mengalami kemunduran garis pantai karena terjadinya erosi akibat hantaman gelombang laut yang cukup besar dan banjir. Dampak yang dialami secara langsung oleh masyarakat antara lain rusaknya sarana dan prasarana umum, tempat ibadah, kawasan wisata dan pertanian. Oleh karena itu perlu upaya penanganan dan pengendalian daya rusak air/gelombang laut agar lingkungan di sekitarnya terhindar dari kerusakan yang lebih parah.

PASAL 2 : LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan terletak di Pantai Purnama – Pantai Masceti Kabupaten Gianyar

PASAL 3 : URAIAN PROYEK

Pekerjaan pokok adalah Pembuatan Revetment type Armor Andesit. PASAL 4 : PAPAN NAMA PEKERJAAN

4.1 Kontraktor harus membuat papan nama pekerjaan uk. 0,90 m x

1,20 m, 1 (satu) buah dengan bentuk standar dari PPK Sungai dan Pantai II, di bawah papan nama dipasang nomor SIUJK dan dipasang ditepi jalan masuk pekerjaan sesuai petunjuk Direksi Teknis.

4.2 Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik

pekerjaan dimulai. 4.3 Kontraktor harus membuat dokumentasi kemajuan fisik 0% ,

25%, 50%, 75% dan 100% sesuai petunjuk Direksi Teknis.

4.4 Sebelum mulai pekerjaan kontraktor wajib menyediakan papan informasi (information board) maupun petunjuk - petunjuk terkait pelaksanaan kegiatan dilapangan.

PASAL 5 : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

5.1 Kontraktor wajib menjaga kebersihan guna menjamin kesehatan lingkungan.

Page 2: SPEKUM

SPEKUM

5.2 Sehubungan dengan kesehatan lingkungan Kontraktor wajib membuat jamban yang memenuhi syarat.

5.3 Di kantor Direksi kontraktorharus menyediakan kursi dan meja

lengkap, computer/ laptop lengkap dengan printernya, kamera dan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat bila ada petugas/pekerja yang sakit.

5.4 Penginapan untuk petugas/pekerja harus layak dan memenuhi

syarat kesehatan. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN PASAL 6 : GAMBAR RENCANA PELAKSANAAN & GAMBAR DETAIL

6.1 Pelaksanaan fisik konstruksi harus dikerjakan sesuai dengan gambar rencana pelaksanaan dan gambar detail yang telah disetujui PPK Sungai dan Pantai II.

6.2 Gambar detail yang belum ada harus dibuat Kontraktor sendiri

dan dimintakan persetujuan PPK Sungai dan Pantai II. 6.3 Apabila terdapat ketidaksesuaian antara gambar rencana

pelaksanaan dengan gambar detail maka gambar detail lebih mengikat.

6.4 Apabila terdapat ketidaksesuaian antara gambar dengan keadaan

di lapangan, Kontraktor harus memberitahukannya kepada Direksi Teknis untuk penentuan lebih lanjut.

6.5 Disamping gambar konstruksi yang telah ada, gambar revisi/

perubahan/ penyempurnaan selama pelaksanaan yang mungkin ada, apabila sudah disetujui oleh PPK Sungai dan Pantai II, mengikat untuk menyelesaikan pekerjaan.

6.6 Pekerjaan yang dilaksanakan tidak berdasarkan gambar yang

telah disetujui oleh PPK Sungai dan Pantai II menjadi tanggungan kontraktor. Terhadap hal ini Direksi Teknis berhak agar pekerjaan tersebut dibongkar dan kontraktor wajib membetulkannya. Dalam hal Kontraktor melaksanakan pekerjaan diluar ketentuan tanpa persetujuan PPK Sungai dan Pantai II maka hasil fisik pekerjaan tidak dapat diperhitungkan dalam pembayaran pekerjaan. Hal ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

6.7 Gambar pelaksanaan dan gambar terbangun/ As Built Drawing :

a. Kontraktor wajib membuat gambar pelaksanaan dan gambar-gambar lain sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan. Gambar-gambar tersebut harus mendapat persetujuan Direksi dan atau PPK Sungai dan Pantai II sebelum dilaksanakan.

b. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai kontraktor wajib membuat gambar terbangun/asbuilt drawing.

Page 3: SPEKUM

SPEKUM

PASAL 7 : PEIL / DUGA KETINGGIAN

7.1 Peil/Duga Ketinggian pokok ditetapkan oleh PPK Sungai dan Pantai II dan akan ditunjukkan oleh Direksi Teknis.

7.2 Atas dasar duga ketinggian pokok tersebut Kontraktor harus

mengadakan pengukuran & Uitzet untuk penentuan bentuk dan tinggi bangunan yang akan dikerjakan.

7.3 Patok Bantu dibuat secukupnya dan ditempatkan sedemikian agar

aman selama dan sampai selesainya pekerjaan.

7.4 Kontraktor wajib membuat dan meninggalkan BM dengan nilai dan koordinat yang dapat diakses minimal 1 buah.

PASAL 8 : U K U R A N :

8.1 Ukuran–ukuran pokok dapat dilihat pada gambar pelaksanaan. Ukuran-ukuran yang belum tercantum atau kurang jelas dapat ditanyakan pada Direksi Teknis.

8.2 Apabila terdapat tidak kesesuaian antara RKS ( Rencana Kerja

dan Syarat-syarat ) dengan gambar rencana maka RKS yang lebih mengikat.

8.3 Apabila terdapat ketidaksesuaian antara skala gambar dengan

angka ukuran yang tercantum maka ukuran yang mengikat adalah ukuran tertulis dan dikoordinasikan dengan Direksi Teknis.

8.4 Apabila ukuran dalam gambar pelaksanaan tidak sesuai dengan

keadaan di lapangan, Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi Teknis untuk penentuan selanjutnya.

PASAL 9 : IJIN KERJA DAN MEMULAI PEKERJAAN

9.1 Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor memperoleh Surat perintah memulai pekerjaan fisik/Surat Penunjukan (SPMK) dari PPK Sungai dan Pantai II.

9.2 Kontraktor wajib memberitahukan/laporan kepada Pemerintah/

Penguasa setempat tentang rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 10 : R E N C A N A K E R J A

10.1 Selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kalender terhitung dari tanggal penunjukan/penetapan pemenang pemilihan langsung, Kontraktor harus sudah menyerahkan program/rencana kerja terperinci untuk pelaksanaan pekerjaan.

10.2 Rencana Kerja berupa Time Schedule secara detail dilengkapi

dengan :

Page 4: SPEKUM

SPEKUM

- Rencana pengerahan tenaga. - Rencana penggunaan peralatan. - Volume kegiatan bagian-bagian pekerjaan. - Rencana penggunaan bahan bangunan. - Tahapan kegiatan pekerjaan dan lain-lain. Dilengkapai dengan grafik (Curve.S) rencana kemajuan pekerjaan.

10.3 Rencana kerja di atas dibuat oleh Kontraktor dan dimintakan persetujuan PPK Sungai dan Pantai II. Persetujuan terhadap rencana kerja ini tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya.

10.4 Apabila diperlukan, Kontraktor wajib mengadakan

penyempurnaan atas rencana kerja tersebut atau sehubungan dengan adanya keterlambatan, perubahan-perubahan pelaksanaan, dengan persetujuan Direksi Teknis, Kontraktor dapat menyusun kembali rencana kerjanya.

PASAL 11 : GAMBAR & GRAFIK KEMAJUAN PELAKSANAAN

11.1 Kontraktor wajib membuat : - Gambar-gambar yang menunjukkan bagian-bagian pekerjaan. - Kegiatan yang dilaksanakan/diselesaikan. - Grafik-grafik kemajuan pekerjaan. - Grafik-grafik tenaga kerja. - Data hujan/cuaca, pasang surut dan lain-lain.

11.2 Gambar kegiatan & grafik-grafik di atas harus diplot setiap hari

kecuali pada grafik kemajuan pekerjaan diplot setiap minggu. 11.3 Semua hal di atas harus sudah ditempel di Direksi Keet

selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kalender terhitung dari Surat Perintah Memulai Pekerjaan (SPMK).

PASAL 12 : PERSONALIA DAN TENAGA KERJA

12.1 Kontraktor selaku pelaksana pekerjaan ini wajib menugaskan personalia yang cakap dan berpengalaman dalam bidang tugasnya untuk menyelesaikan tugas-tugas lapangan dengan syarat kualifikasi minimal personil sebagai berikut : a. Site Engineer berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil,

harus memiliki SKA Ahli Teknik Sumber Daya Air-Madya dengan pengalaman sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun dalam bidang konstruksi pengamanan pantai (full timer).

b. Pelaksana Teknik dengan Jumlah 1 (satu) orang harus berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil, harus memiliki SKA Ahli Teknik Sumber Daya Air-Muda dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam bidang konstruksi (full timer).

Page 5: SPEKUM

SPEKUM

c. Pelaksana Mutu dengan Jumlah 1 (satu) orang harus berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil, harus memiliki SKA Ahli Teknik Sumber Daya Air-Muda dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam bidang konstruksi (full timer).

d. Juru Ukur dengan Jumlah 1 (satu) orang harus berpendidikan

minimal Sarjana Teknik Geodesi, harus memiliki SKA Ahli Geodesi-Muda dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam bidang konstruksi (full timer).

12.2 Tenaga kerja dari PPK Sungai dan Pantai II yang diperbantukan

pada pelaksanaan pekerjaan, Operator, Mekanik, Driver (pengemudi) menjadi tanggungan Kontraktor.

12.3 Tenaga yang dikerahkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini

diusahakan menggunakan tenaga kerja setempat. Dalam hal tenaga kerja setempat kurang/tidak mencukupi kebutuhan, dapat mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah.

12.4 Apabila Kontraktor mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah,

maka pada pekerjaan selesai, Kontraktor diwajibkan mengembalikan tenaga kerja tersebut ketempat asalnya.

12.5 Kontraktor tidak dibolehkan mempekerjakan anak – anak

dibawah umur (sesuai dengan undang – undang ketenagakerjaan yang berlaku)

PASAL 13 : J A M K E R J A

13.1 Kontraktor menentukan sendiri jam kerja bagi petugas & pekerja yang dikerahkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, dengan mengingat peraturan perburuhan yang berlaku.

13.2 Dalam hal ini Kontraktor perlu mengetahui/mempelajari data pasang-surut air laut dikaitkan dengan program kerjanya.

13.3 Dalam rangka mempercepat penyelesaian pekerjaan agar dapat

mencapai target pelaksanaan yang ditetapkan pada waktunya ataupun karena sifat/syarat pelaksanaan pekerjaan tidak boleh terputus maka Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja/lembur dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi Teknis bila perlu sampai malam hari.

13.4 Dalam hal Kontraktor akan bekerja diluar jam kerja/lembur

maka Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi Teknis secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya.

Page 6: SPEKUM

SPEKUM

13.5 Untuk kegiatan/ hal – hal yang dianggap perlu PPK Sungai dan Pantai II/ Direksi Teknis dapat menginstruksikan Kontraktor untuk kerja lembur.

PASAL 14 : BAHAN MATERIAL BANGUNAN UNTUK PELAKSANAAN

PEKERJAAN

14.1 Semua bahan yang digunakan untuk pelaksanaan diutamakan hasil/Produksi Dalam Negeri, demikian juga perlengkapan kerja apabila produksi dalam negeri tidak ada maka digunakan barang yang sebesar mungkin komponennya adalah Produksi Dalam Negeri.

14.2 Mendatangkan bahan-bahan ke lokasi pekerjaan :

a. Kontraktor berkewajiban mengadakan/mendatangkan bahan-bahan guna pelaksanaan pekerjaan dan melaporkannya kepada Tim Teknis untuk diperiksa. Segala biaya dan tanggung jawab pengadaan bahan-bahan ini menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.

b. Bahan-bahan yang datang dan setelah diperiksa Tim Teknis

dapat diterima/disetujui, maka bahan tersebut masuk di Gudang dan Job Site. Bahan-bahan tersebut tidak boleh ditarik keluar guna pekerjaan Kontraktor yang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari Direksi Teknis.

c. Untuk menjamin kelancaran pekerjaan kontraktor wajib

menyediakan bahan yang diperlukan sesuai dengan volume pekerjaan.

d. Bahan-bahan yang didatangkan di lokasi pekerjaan tetapi

tidak memenuhi persyaratan dan ditolak oleh Tim Teknis, harus dibawa keluar lokasi pekerjaan dengan batas waktu paling lama tiga hari terhitung dari keputusan penolakan oleh Tim Teknis, Biaya pengeluaran bahan tersebut menjadi beban Kontraktor, bila Kontraktor dengan sengaja membiarkan bahan-bahan afkir tersebut di lokasi pekerjaan, maka Kontraktor dikenakan denda kelalaian.

e. Perubahan bahan bangunan harus dengan persetujuan

Direksi Teknis.

14.3 Pemeriksaan Bahan Bangunan & Kualitas Pekerjaan : a. Pemeriksaan bahan oleh Direksi Teknis didasarkan syarat-

syarat bahan seperti tersebut dalam pasal 14 ayat 2 ini.

b. Apabila dipandang perlu, PPK Sungai dan Pantai II berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan kualitas bahan ke laboratorium dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.

c. Direksi Teknis/Petugas PPK Sungai dan Pantai II berhak mengadakan pemeriksaan ulang terhadap bahan-bahan yang sudah diterima. Dan bila dari pemeriksaan ulang

Page 7: SPEKUM

SPEKUM

ternyata memang tidak memenuhi syarat, maka barang tersebut dinyatakan afkir dan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan seperti halnya pada ayat 14.2.d. Pasal ini.

14.4 Penggunaan bahan-bahan yang belum diperiksa :

Apabila Kontraktor menggunakan/memasang bahan-bahan yang belum diperiksa oleh Tim Teknis, maka apabila Tim Teknis meragukan kualitas bahan tersebut, Tim Teknis berhak memerintahkan untuk membongkar pasangan tersebut. Biaya akibat pembongkaran ini menjadi tanggungan Kontraktor.

PASAL 15 : PEMERIKSAAN PEKERJAAN :

15.1 Kontraktor wajib minta kepada Direksi Teknis/Petugas PPK Sungai dan Pantai II untuk memeriksa pekerjaan yang telah dikerjakan sebelum memulai pelaksanaan selanjutnya.

15.2 Bila Direksi Teknis/Petugas PPK Sungai dan Pantai II

menganggap perlu untuk memeriksa pekerjaan, atau bila Kontraktor memintanya secara tertulis untuk Penyerahan seluruh pekerjaan, sebagian pekerjaan atau guna permintaan pembayaran, maka Kontraktor, Wakil Kontraktor atau Pelaksana harus hadir ditempat pekerjaan selama waktu pemeriksaan.

15.3 Hasil pemeriksaan ditulis pada laporan hasil pekerjaan yang

ditanda tangani oleh kedua belah pihak yang memeriksa. PASAL 16 : LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN

16.1 Kontraktor wajib menyediakan 4 (empat) buah buku besar yang

digunakan untuk :

a. Mencatat semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya disebut “Buku Harian Pelaksanaan Pekerjaan”.

b. Mencatat semua kegiatan alat-alat (alat Besar PPK Sungai dan

Pantai II) yang mungkin dipergunakan yang selanjutnya disebut “ Buku Harian Peralatan”. Kedua Buku Harian tersebut harus diisi setiap hari dan ditanda tangani bersama oleh Pelaksana dan Pengawas Pekerjaan. Pada serah terima pekerjaan selesai/penyerahan pertama kalinya, Buku-buku tersebut harus diserahkan kepada PPK Sungai dan Pantai II.

c. Buku Tamu yang diisi oleh pengunjung yang ingin memberi

saran dan instansi pembina teknis terkait mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.

d. Buku Direksi yang diisi oleh Kuasa Pengguna Anggaran,

Direksi Pekerjaan, Pelaksana Teknis Sungai dan Pantai II, Direksi Teknis maupun Pengawas Pekerjaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.

Page 8: SPEKUM

SPEKUM

16.2 Buku Harian dibuat/diisi setiap hari untuk mencatat hal-hal

sebagai berikut : a. Jumlah tenaga kerja yang terdiri dari : pekerja, mandor,

tukang, kepala tukang serta tenaga personalia dan kontraktor sendiri.

b. Catatan bahan meliputi : stock bahan yang datang, bahan yang

ditolak dan bahan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.

c. Jenis kegiatan bagian konstruksi yang dilaksanakan pada hari

tersebut. d. Volume pekerjaan yang dicapai pada hari itu. e. Jumlah alat baik yang dioperasikan maupun yang tidak. f. Keadaan cuaca (hujan, banjir, ramalan pasang surut dan lain-

lain).

16.3 Pencatatan dalam buku Harian dibuat oleh petugas Pelaksana dan diperiksa/diketahui kebenarannya oleh Pengawas Pekerjaan.

16.4 Kontraktor wajib membuat laporan harian, laporan mingguan dan

laporan bulanan dalam rangkap 5 (lima) yaitu untuk : - 1 (satu) laporan untuk Satker Pelaksanaan Jaringan Sumber

Air Bali-Penida - 1 (satu) laporan untuk PPK Sungai dan Pantai II. - 1 (satu) laporan untuk Direksi Teknis yang bersangkutan. - 1 (satu) laporan untuk Pengawas Pekerjaan. - 1 (satu) laporan untuk arsip Kontraktor.

Laporan dimaksud didasarkan pada Buku Harian Pelaksanaan

Pekerjaan. Laporan Harian dan Laporan Mingguan harus ditanda tangani oleh Kontraktor/Pelaksana, Pengawas Pekerjaan dan Direksi Teknis. Laporan Mingguan yang dilampiri Laporan Harian diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sesudah akhir minggu yang bersangkutan.

Laporan Bulanan harus ditanda tangani oleh Kontraktor/

Pelaksana, Pengawas Pekerjaan, Direksi Teknis dan PPK Sungai dan Pantai II. Laporan Bulanan diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sesudah akhir bulan yang bersangkutan.

16.5 Kemajuan dan kegiatan pelaksanaan pekerjaan harus

didokumentasikan : - Kemajuan fisik 0 % - Kemajuan fisik 25 % - Kemajuan fisik 50 % - Kemajuan Fisik 75 % - Kemajuan fisik 100 % - Setelah masa pemeliharaan berakhir/penyerahan kedua.

Page 9: SPEKUM

SPEKUM

Setiap pengambilan foto bagian pekerjaan dibidik dengan titik pengambilan yang tetap. Foto tersebut dicetak dengan ukuran 3 R dalam rangkap 3 dan ditata dalam 3 album besar diserahkan kepada PPK Sungai dan Pantai II.

16.6 Disamping foto – foto kemajuan pekerjaan, Kontraktor wajib

mengambil foto kegiatan pelaksanaan di lapangan serta mengambil foto pada keadaan tertentu misalnya gelombang besar, kerusakan karena topan/gelombang besar, keadaan/pasir yang diluar perkiraan dan lain-lain yang perlu termasuk galian sudah peil.

16.7 Kontraktor wajib menyetor foto 0 % dan 100 % ukuran 20 R

lengkap dengan bingkainya pada titik bidikan yang tetap. PASAL 17 : PEKERJAAN YANG TIDAK LANCAR

17.1 Bagi pekerjaan yang tidak lancar yaitu tidak sesuai dengan rencana kerja, terlalu lambat atau terhenti sama sekali, maka PPK Sungai dan Pantai II akan memberikan peringatan-peringatan/teguran secara tertulis kepada Kontraktor

17.2 Apabila Kontraktor ternyata dengan tidak sengaja tidak

mengindahkan peringatan-peringatan pada ayat 17.1. diatas dan telah cukup diberi peringatan serta teguran – teguran tertulis 3 kali berturut-turut, maka PPK Sungai dan Pantai II berhak melakukan pemutusan kontrak secara sepihak.

PASAL 18 : PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

18.1 Pekerjaan tambah dan kurang hanya boleh dilakukan oleh Kontraktor atas perintah tertulis PPK Sungai dan Pantai II.

18.2 Pekerjaan tambah yang dilakukan oleh Kontraktor diluar

ketentuan ayat 18.1. ini sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.

PASAL 19 : ALAT DAN PERALATAN KERJA KONTRAKTOR

19.1 Kontraktor harus dan wajib menyediakan sendiri semua jenis alat peralatan maupun perlengkapan kerja yang diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

19.2 Alat peralatan yang dimaksud harus dalam keadaan siap dipakai, kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan agar diperbaiki atau dicarikan penggantinya.

19.3 Untuk pekerjaan ini kontraktor wajib menyediakan perlatan

dengan Jumlah sekurang-kurangnya sebagai berikut :

Page 10: SPEKUM

SPEKUM

1. Total Station dan waterpas = 1 unit 2. Bak ukur = 2 buah 3. Mesin Pompa Air dia 3” = 4 unit 4. Excavator (0,7 – 1,00 M3) = 6 unit 5. Genset 50 KvA / 40 kW = 1 unit 6. Dump Truck (8 - 10 t) = 17 unit 7. Concrete Mixer 0,25 M3 = 2 unit 8. Concrete Vibrator = 1 unit

19.4 Biaya angkutan, pengadaan maupun biaya operasional semua peralatan menjadi tanggungan kontraktor.

19.5 Kontraktor wajib menyediakan tambahan peralatan jika

peralatan yang ada dinilai tidak mencukupi. 19.6 Keamanan alat selama pelaksanaan menjadi tanggung jawab

kontraktor sendiri. PASAL 20 : ALAT BANTU DARI PPK SUNGAI DAN PANTAI II / NEGARA

20.1 Dalam hal kontraktor memerlukan peralatan yang kebetulan dimiliki oleh PPK Sungai dan Pantai II maka kontraktor dapat menggunakan alat PPK Sungai dan Pantai II.

20.2 Untuk hal diatas kontraktor dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada PPK Sungai dan Pantai II.

20.3 Apabila alat peralatan PPK Sungai dan Pantai II yang diperbantukan kepada kontraktor maka penggunaannya mengikuti ketentuan dari keputusan Menteri Pekerjaan Umum yang berlaku.

20.4 Biaya operasi dan eksploitasi alat PPK Sungai dan Pantai II

yang diperbantukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

20.5 Yang dimaksud dengan biaya operasi dan eksploitasi disini

adalah : a. Biaya untuk bahan bakar dan pelumas. b. Biaya untuk service, perbaikan secara perawatan harian. c. Honorium mekanik, operator atau pengemudi biaya

pengangkutan dan pengadaan atau pengembalian yang menjadi tanggungan kontraktor.

PASAL 21 : KEAMANAN ALAT BANTU DARI PPK SUNGAI DAN PANTAI

II

21.1 Alat peralatan PPK Sungai dan Pantai II yang diperbantukan kepada kontraktor terhitung sejak saat keluar dari gudang proyek, keamanannya menjadi tanggung jawab kontraktor.

Page 11: SPEKUM

SPEKUM

21.2 Bila alat maupun bagian-bagiannya rusak atau hilang maka kontraktor harus menggantinya.

21.3 Setelah alat / peralatan selesai digunakan harus dikembalikan ke

gudang proyek dalam keadaan sebagaimana awal peminjaman. PASAL 22 : JAMINAN PENGGUNAAN PERALATAN PPK SUNGAI DAN

PANTAI II

22.1 Kontraktor agar mengansuransikan alat berat PPK Sungai dan Pantai II yang diperbantukan untuk pelaksanaan pekerjaan

22.2 Untuk penggunaan alat berat PPK Sungai dan Pantai II akan

dibuat surat perjanjian penggunaan peralatan. 22.3 Alat berat akan diserah terimakan berdasarkan berita acara serah

terima. 22.4 Untuk Operasional alat berat kontraktor wajib menyerahkan

jaminan penggunaan peralatan kepada PPK Sungai dan Pantai II, berupa surat jaminan dari Bank Pemerintah atau lembaga keuangan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan masa berlakunya sampai 30 ( tiga puluh ) hari setelah batas waktu penggunaan.

22.5 Jaminan penggunaan akan dikembalikan setelah serah terima

pengambilan alat

PASAL 23

:

OPERASIONAL ALAT BANTU DARI PPK SUNGAI DAN PANTAI II

23.1 Alat atau peralatan PPK Sungai dan Pantai II yang digunakan

harus dioperasikan sesuai dengan spesifikasi atau kemampuannya disamping mendapat perawatan yang layak, kontraktor wajib mencegah pengoperasian atau penggunaan alat secara tidak normal.

23.2 Yang dimaksud dengan penggunaan secara normal :

- Alat mendapat service perawatan secara layak. - Dioperasikan tidak melebihi kapasitas atau kemampuannya.

23.3 Selama alat atau peralatan khususnya alat berat digunakan harus

menggunakan operator atau pengemudi atau dan mekanik PPK Sungai dan Pantai II.

23.4 Alat / peralatan PPK Sungai dan Pantai II tidak diperbolehkan

digunakan untuk keperluan lain selain untuk kegiatan pelaksanaan kegiatan ini. Pelanggaran terhadap ini akan dikenakan sangsi.

Page 12: SPEKUM

PASA

AL 24

23.5

: BAHADAN P

24.1

24.2 24.3

Pemindahadaerah pekSungai dan

AN BAKAR PANTAI II

Kontraktordan peluma Kontraktor

Jenis pelumtelah diteta

SPEKUM

an alat/peralakerjaan ini tidn Pantai II.

DAN PELU

r harus menyas bagi perala

r harus mengg

mas yang digapkan.

D

SNVT Pelak

I KomaN

atan PPK Sudak diperbole

UMAS ALA

yediakan sematan .

gunakan baha

gunakan haru

Denpasar, N

PPK Sungai ksanaan Jaring

ang Gde PutrNIP. 19701010

ungai dan Paehkan, kecual

AT–ALAT P

mua kebutuha

an bakar indus

us sesuai deng

November 201 dan Pantai IIgan Sumber B ra Antara, ST0 2003121 00

antai II kelui atas ijin PP

PPK SUNGA

n bahan bak

stri.

gan jenis yan

15

Bali – Penida

T., MT. 04

uar PK

AI

kar

ng