SPEKTRUM KONSELING Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd.,Kons Parung, 30 Oktober 2009

download SPEKTRUM  KONSELING  Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd.,Kons Parung,  30  Oktober 2009

If you can't read please download the document

description

SPEKTRUM KONSELING Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd.,Kons Parung, 30 Oktober 2009. Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd.,Kons. Universitas Negeri Semarang Jl. Dewi Sartika Raya 3C Semarang (024) 8310363 ; 081 225229922 [email protected]. Konsep Dasar. Pelayanan : Konseling Perorangan - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of SPEKTRUM KONSELING Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd.,Kons Parung, 30 Oktober 2009

  • SPEKTRUM KONSELING Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd.,KonsParung, 30 Oktober 2009

  • Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd.,Kons.Universitas Negeri Semarang

    Jl. Dewi Sartika Raya 3C Semarang(024) 8310363; [email protected]

  • Konsep DasarPelayanan :Konseling PeroranganBimbingan KelompokKonseling KelompokKonsultasiMediasi

  • SkenarioKonsep Dasar KonselingSetting : Perorangan KelompokKonsultasiMediasi

  • *

    Konseling Perorangan

    Isu di Lapangan

  • *

    Penstrukturan konseling tidak jelasPenggalian data tidak sistematisKonselor larut dalam konselingHanya omong-omong biasaHanya bersifat nasihat biasaTanpa melalui tahap-tahap konseling

  • *Tanpa penggalian perasaan, sikap dan kepribadian klienKlien tidak siap konselingKlor kurang mampu mendifinisikan masalah siswa (pada tahap awal)Klor kurang terampil dalam mengaplikasikan tehnik-tehnik konseling

  • *

    Kebanyakan klor kurang memahami tahapan-tahapan konselingSering menampilkan profil orang tua daripada profil konselorMasalah yang dibahas sering masalah sekunder bukan masalah primer

  • Konsep Dasar Prinsip-prinsip Kunci

  • Kalau kita ingin menjadi seorang konselor, mari, memulai berpikir, berdiskusi, dan bertindak sebagai seorang konselor mulai di sini dan sekarang

  • * BANTUAN memecahkan masalah

    tumbuh-kembang optimal KLIEN tumbuh kembang optimal ke arah yang dipilihnya

    peningkatan kualitas effective daily living

  • 1. Konseling :Didasari dan dikembangkan atas pandangan potensi positif manusia

    Klien adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, membuat keputusan, dan mampu bertanggung jawab

  • 2. Konseling :

    Berangkat dari kondisi pesimis berakhir dalam kondisi optimis

  • 3. Konseling :

    Proses Pencerahan

  • Kebahagiaan menanti

    Bagai embun pagi hariBunga-bunga mekar lagiBerkembang harapan hatiHari bahagia menanti

  • 4. Konseling :

    Proses Pembelajaran

    (sadar, terencana, sistematis, akuntabel : terjadi proses belajar pada diri klien)

  • 5. Konseling :Proses bantuan, fasilitasi : untuk klien, bukan untuk konselor atau untuk yang lain

    Keberadaan konselor untuk klien

  • KTPS

    Aku mau mendampingi dirimuAku mau cintai kekuranganmuSlalu bersedia bahagaikanmuApapun terjadi, kujanjikan aku ada

  • 6. Konseling : Berfokus pada saat ini dan masa depan

    Berfokus pada perubahan tingkah laku, bukan hanya membantu klien menyadari masalahnya.

  • 7. Konseling :

    Statement

    Comitment Action

  • Konseling = Wanita

    Kalau kau benar-benar sayang padakuKalau kau benar-benar cintaTak perlu kaukatakan semua itu cukup tingkah laku.

  • Tujuan Memfasilitasi klien agar terbantu untuk :menyesuaikan diri secara efektif terhadap diri sendiri dan lingkungannya

    mengarahkan dirinya sesuai dengan potensinya yang dimilikinya ke arah perkembangan yang optimal

    meningkatkan pengetahuan dan pemahaman diri

  • memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar

    mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk mengekspresikan perasaannnya

    meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan yang efektif

    meningkatkan hubungan antar pribadi.

  • ASAS KONSELING(Etika Dasar)

    Kesukarelaan KerahasiaanKeputusan diambil oleh klien sendiri

  • *KOMPONEN KONSELING1. KONSELORSeseorang yang karena kewenangan dan keahliannya memberi bantuan (konseling) kepada klien. Aktor yang secara aktif mengembangkan proses konseling untuk mencapai tujuan konseling sesuai dengan prinsip-prinsip dasar konseling. Memiliki seperangkat kompetensi

  • * Kompetensi Personal yang diharapkan :

    Memiliki keyakinan yang mantap tentang hidup, manusia, dan masalah-masalahnyaMampu mereduksi kecemasan, tidak tertekan, tidak menunjukan sikap bermusuhan, tidak membiarkan diri menurun kapasitanya.Memiliki kemampuan untuk hadir bagi orang lainRespek dan apresiatif terhadap diri sendiriBerorientasi untuk tumbuh dan berkembang

  • *2. Klien Individu yang sedang mengalami masalah, atau setidak-tidaknya sedang mengalami sesuatu yang ingin disampaikan kepada orang lain.Melalui konseling klien menginginkan :mendapatkan suasana fikiran yang jernih perasaan yang lebih nyaman, nilai tambah, hidup yang lebih berarti hal-hal positif lainnya yang bermakna dalam menjalani hidup sehari-hari .

  • *Klien datang dan bertemu konselor dengan cara yang berbeda-beda kemauan sendiri untuk menemui konselor perantara orang lain datang karena terpaksa (diperintah oleh pihak lain) Apapun latar belakang kedatangan klien dan bagaimanapun kondisi klien, harus disikapi, diperhatikan, diterima, dan dilayani sepenuhnya oleh konselor.

  • *3. Konteks Hubungan Konselor-Klien

    Hubungan konselor -klien : hubungan membantu (helping relationship) : meningkatkan pertumbuhan, kematangan, fungsi, dan cara menghadapi kehidupan dengan memanfaatkan sumber-sumber internal pada pihak klien

    Karakteristik dinamika dan keunikan hubungan konselor-klien : (a) afeksi, (b) intensitas,(c) pertumbuhan dan perubahan, (d) privasi, (e) dorongan, (f) kejujuran

  • Peluncuran KonselingPerorangan

  • Kelompok

  • Bagaimana Pelaksanaannya ?

  • Defensif Proaktif

  • CINTASENYUM

  • Mensyukuri Keindahan Hari ini.Terlepaslah segala kenangan dukaKan tercapai harapan hidup bahagiaTiada seindah kini duduk berdampinganAlangkah indahnya hari ini

  • KP, BKp, KKp

  • P elayanan L atihan P rofesional G ratis

  • BERPIKIR POSITIF

  • Tertutup,defensif Terbuka, fleksibel

  • CINTASENYUM

  • MARI MULAI BELAJAR..

  • *ISU KONSELING PERORANGANPenstrukturan konseling tidak jelasKlien tidak siap konselingPenggalian data tidak sistematisKonselor larut dalam konseling

  • *Hanya omong-omong biasaHanya bersifat nasihat biasaTanpa melalui tahap-tahap konselingKlor kurang terampil dalam mengaplikasikan tehnik-tehnik konseling Sering menampilkan profil orang tua daripada profil konselorMasalah yang dibahas sering masalah sekunder bukan masalah primer

  • SOLUSINYA ADALAH

  • KONSELING TRAIT AND FACTOR

  • KONSELING PROFESIONAL

    Dapat dipertanggungjawab- kan dasar keilmuan dan teknologinya

    Berdasar acuan dari model konseling tertentu

  • MODEL KONSELINGSistem konseling yang dirancang dan didesain berdasarkan teori-teori dan terapan-terapannya sehingga muwujud-kan suatu struktur performansi konseling

    Bagi konselor, penggunaan pendekatan konseling merupakan pertanggung jawaban ilmiah dan teknologis dalam menyelenggaraan konseling.

  • Konsep DasarIndividu adalah unik dalam berbagai aspek tingkah lakunya.

    Dalam keterbatasan faktor genetik, tingkah laku dapat diubah, dalam batas-batas fungsi organisme dan lingkungan.

    Ciri-ciri tingkah laku individu cukup konsisten sehingga memungkinkan dilakukan generalisasi dalam mendeskripsikan tingkah laku dari waktu ke waktu.

    *

  • Tingkah laku individu merupakan hasil dari statusnya sekarang, pengalaman-pengalaman, dan seting sosial dan fisik.

    Tingkah laku individu dapat diatur dan diukur, (dimensi pengukuran menjadi elemen pokok dalam konseling Trait & Factor ).

    Perbedaan individu dapat diidentifikasi secara objektif

    Perbedaan-perbedaan saat ini berhubungan dengan perilaku sosial di masa yad

    *

  • Hakikat ManusiaManusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk.

    Manusia bersifat bergantung dan hanya berkembang secara optimal di tengah-tengah masyarakatnya. Manusia selalu ingin mencapai hidup yang baik (good life). *

  • Manusia banyak berhadapan dengan banyak pilihan-pilihan yang diintrodusir oleh berbagai pihak.

    Manusia merupakan individu yang unik.

    Manusia memiliki ciri-ciri yang bersifat umum.

    Manusia bukan penerima pasif atas pembawaan dan lingkungannya.

    *

  • Hakikat KonselingProses yang bersifat pribadi dan individual yang dirancang untuk membantu individu mengembangkan keterampilan, sikap, dan keyakinan yang diperlukan untuk menyesuaikan diri secara normal.

    Bantuan yang bersifat individual, personal, yang diliputi oleh suasana permisif dalam mengembangkan keterampilan dan mencapai self-understanding dan self-direction yang secara sosial dibenarkan.

    *

  • Hubungan kemanusiaan antara konselor dengan klien dalam usaha mengarahkan dan membina perkembangan diri.

    Cara/teknik untuk menfasilitasi individu dalam rangka mendapatkan identitasnya, mempermudah mencapai keinginannya untuk memahami diri sendiri, dan dalam mewujudkan aspirasinya.

    *

  • Kondisi-Kondisi KonselingTujuan konseling

    Memfasilitasi klien untuk berpikir tentang dirinya dan menemukan masalah dirinya serta mengembangkan cara-cara untuk ke luar dari masalah tersebut. *

  • Konseling TF membantu klien :

    Self-clarification : penjelasanSelf-understanding : pemahamanSelf-acceptance : penerimaanSelf-direction : pengarahanSelf-actualization : ekspresikan potensi

    *

  • 2. Klien/Konseli

    Selama konseling Sedapat mungkin datang secara sukarela, walaupun demikian bila ia dikirim berdasarkan pengalaman tidak terlalu berbeda efektifnya

    Bersedia belajar memahami dirinya sendiri dan mengarahkan diri

    *

  • Menggunakan kemampuan berpikirnya untuk lebih memperbaiki dirinya sehingga dapat mencapai kehidupan yang rasional dan memuaskan

    Bekerjasama dengan konselor dan bersedia mengikuti fasilitasi konselor dalam proses pengubahan.*

  • Setelah konseling

    Melaksanakan keputusan yang telah diambil dalam konseling

    Bertanggung jawab atas segala keputusan dan bersedia menerima konsekuensinya

    *

  • 3. Konselor

    Sikap Konselor:menempatkan diri sebagai gurumenerima sebagian tanggung jawab atas keselamatan klienbersedia mengarahkan klien ke arah yang lebih baiktidak netral sepenuhnya terhadap nilai-nilaiyakin terhadap asumsi konseling yang efektif.

    *

  • Keterampilan:

    memiliki pengalaman dan keahlian dalam hal teori perkembangan manusia dan pemecahan masalah

    memanfaatkan teknik pemahaman individu

    melaksanakan proses konseling secara fleksibel,

    *

  • menerapkan strategi pengubahan perilakumenjalankan perannya dalam : mengajar individu belajar mengajar individu mengenali motivasi- motivasinya mengajar individu pengubah perilakunya menjadi perilaku yang memadai untuk mencapai tujuan pribadinya.

    *

  • 4. Hubungan konselingKonseling merupakan thinking relationship yang lebih menekankan peranan berpikir rasional walaupun tidak sama sekali meninggalkan aspek emosional.Konseling berlangsung dalam situasi hubungan yang bersifat pribadi, akrab, dan empatik. Konseling dapat bersifat remediatif maupun developmental.Konselor dan klien, melakukan peranannya secara proporsional.

    *

  • Proses KonselingAnalisisSintesisDiagnosisPrognosisKonseling (treatment)Follow-up*

  • AnalisisLangkah awal, mengumpulkan informasi tentang diri klien dan latar kehidupannya.

    Tujuan : memperoleh pemahaman tentang diri klien sehubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian diri, baik untuk masa sekarang maupun yang akan datang.

    Alat pengumpul data : catatan kumulatif, wawancara, format distribusi waktu, otobiografi, catatan anekdot, dan tes psikologis.

    *

  • SintesisLangkah untuk merangkum, mengolong-golongkan serta menghubung-hubungkan data yang telah dikumpulkan sehingga tergambarkan keseluruhan pribadi klien.

    Gambaran kelebihan dan kelemahan klien akan dilukiskan pada tahap ini.

    *

  • 3. DiagnosisLangkah menarik simpulan logis mengenai masalah yang dihadapi klien atas dasar gambaran pribadi klien hasil analisis dan sintesis.

    Langkah ini dilakukan dalam tiga kegiatan : mengidentifikasi masalahmerumuskan sumber-sumber penyebab masalah (etiologi)melakukan prognosis (tahap 4 proses konseling).

    *

  • Identifikasi Masalah

    Pada tahap ini dirumuskan masalah yang dihadapi klien saat ini

    Penentuan masalah dapat dilakukan atas dasar kategori yang dikemukakan oleh Bordin atau Pepinsky

    *

  • Bordin:Dependence (ketergantungan)Lack of information (Kekurangan Informasi)Self-conflicts (Konflik diri)Choice anxiety (Kecemasan membuat keputusan/pilihan)No problems ( merasa tidak mempunyai masalah)

    *

  • PepinskyLack of assurance (kurangpastian/ ragu-ragu)Lack of information (kurang informasi)Lack of skills (kurang ketrampilan)Dependence (ketergantungan)Self conflicts (konflik diri)

    *

  • Etiologi (merumuskan sumber-sumber penyebab masalah)Menentukan sebab-sebab timbulnya masalah, dua sumber : internal dan/atau eksternal.

    Pencarian hubungan antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.

    Dalam menentukan penyebab menggunakan data yang terungkap pada tahap analisis

    *

  • 4. PrognosisMemprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada

    Contoh :Jika klien inteligensinya rendah, maka ia akan rendah pula prestasi belajarnyajika ia tidak berminat pada suatu tugas/pekerjaan, maka ia akan gagal memperoleh kepuasan dalam bidang kerja tersebutjika klien rendah bakatnya di bidang mekanik, maka kemungkinan besar ia akan gagal studi pada program studi teknik mesin.

    *

  • 5.KonselingKonseling dapat dipandang sebagai keseluruhan proses pemberian bantuan, tetapi juga dapat dipandang sebagai salah satu tahap proses konseling.

    Konseling dipandang sebagai salah satu tahap berarti, maknanya bahwa tahap-tahap sebelumnya, seperti -analisis, sintesis, diagnosis, dan prognosisdapat dilakukan konselor sebelum konseling

    *

  • Pada tahap konseling dilakukan :

    Pengembangan alternatif pemecahan masalahPengujian alternatifPengambilan keputusan.

    *

  • Pengembangan Alternatif Pemecahan MasalahBeberapa strategi :Forcing ConformityChanging AttitudeLearning The Needed SkillsSelecting The Appropriate EnvironmentChanging Environment

    *

  • Forcing Conformity

    Strategi membantu klien dalam kondisi, disatu sisi harus melaksanakan tugas-tugas tertentu dan harus dijalani, namun pada sisi lainnya ia tidak senang untuk melaksanakan

    Apabila klien ingin mencapai tujuan hidupnya ia harus lakukan juga. *

  • Changing Attitude

    Strategi mengubah sikap dalam mentelesaikan masalah

    dalam berbagai kasus, masalah klien dapat diselesaikan melalui mengubah sikap-sikap yang ditampilkan selama ini yang diduga menjadi penyebab timbulnya masalah yang dialami klien.

    *

  • Learning The Needed Skills

    Strategi keterampilan yang dibutuhkan dalam mengatasan suatu masalah

    Banyak klien yang gagal mencapai tujuan, karena ia tidak memiliki ketarmpilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi*

  • Selecting The Appropriate EnvironmentStrategi menyeleksi lingkungan yang mendukung pemecahan masalah

    dalam keadaan tertentu, perubahan sikap dan perilaku klien sulit dilakukan karena lingkungan yang tidak memungkinkan untuk melakukan perilaku-perilaku yang diinginkan.

    *

  • Changing Environment, Mengembangkan lingkungan yang mendukung pemecahan masalah

    Beberapa upaya pemecahan masalah gagal karena karena lingkungan yang tidak mendukung.

    Misalnya, seorang hendak melakukan diit, tetapi dalam keluarga selalu tersedia makanan kecil. Keadaan ini memerlukan perubahan, ketika diit dijalankan, mestinya tidak disediakan makanan kecil di sekitar rumah.

    *

  • Pengujian Alternatif Pemecahan Masalah

    Di antara sejumlah alternatif yang dikembangkan manakah yang akan di-implementasikan?

    Untuk menentukan mana alternatif yang akan diimplementasikan perlu diuji : kelebihan dan kelemahan, keuntungan dan kerugian, faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat, apabila alternatif tersebut dilaksanakan.

    *

  • Pengambilan keputusan

    Alternatif-alternatif penyelesaian masalah yang telah diuji ditentukan manakah yang akan dilaksanakan.

    Syarat yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif yaitu hal ketepatan dengan masalah klien, kegunaan alternatif bagi klien, dan feasibilitas alternatif yang dipilih.*

  • Pengambilan keputusan Alternatif-alternatif penyelesaian masalah yang telah diuji ditentukan manakah yang akan dilaksanakan. Syarat yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif yaitu hal ketepatan dengan masalah klien, kegunaan alternatif bagi klien, dan feasibilitas alternatif yang dipilih.

    *

  • 6. Follow Up

    Langkah follow-up dapat diartikan sebagai hal-hal yang perlu direncanakan dari alternatif yang dipilih untuk dikembangkan dan/atau tindak lanjut dari alternatif yang telah dilaksanakan di lapangan.

    *

  • Teknik Konseling TFModel TF mengakui individual differences, sehingga tidak ada teknik-teknik tertentu yang cocok untuk semua orang.

    Dalam konseling dituntut fleksibilitas teknik

    Beberapa teknik-teknik dasar konseling yang dikembangkan Williamson yang dapat dimodifikasi oleh konselor di lapangan.

    *

  • Establishing Rapport (Peneguhan hubungan baik)Untuk menciptakan hubungan baik, konselor perlu menciptakan suasana hangat, bersikap ramah dan akrab, dan menghilangkan kemungkinan situasi yang mengancam

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan : reputasi konselor, khususnya dalam kompetensi penghargaan dan perhatian konselor kemampuan konselor dalam menyimpan rahasia

    *

  • Cultivating self-understanding (Memperbaiki pemahaman diri) Usaha pertama konselor adalah membantu klien lebih mampu memahami diri sendiri yang mencakup segala kelebihan dan kelemahannya.

    Selanjutnya, klien dibantu mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan kelebihannya.

    Untuk itulah maka dapat dimengerti bahwa konselor harus menginterpretasikan data, termasuk data testing.

    Teknik ini harus menjadi perhatian utama konselor pada tahap analisis, sintesis dan diagnosis.

    *

  • Advising or Planning a Program of Action (Pemberian nasehat atau perencanaan program kegiatan)

    Tugas konselor setelah membantu klien mengenali dirinya adalah membantu klien merencanakan program tindakan.

    Oleh karena pemahaman yang relatif terbatas pada konselor, maka dalam mengembangkan alternatif penyelesaian masalah, hendaknya konselor tidak selalu menggunakan saran langsung.

    Saran dapat diberikan, namun hendaknya dipilih saran persuasif atau saran eksplanatori.

    *

  • Carrying-out The Plan (Melaksanakan rencana),

    Rencana program tindakan yang telah dibuat dan disertai dengan pengujian kelebihan dan kekurangannya, diikuti dengan pengambilan keputusan oleh klien.

    Rencana yang diputuskan untuk dipilih dapat diikuti dengan saran langsung terhadap hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan rencana yang telah dipilih tersebut. *

  • Referral Alih tangan kepada pihak lain yang lebih kompetenKemampuan konselor terbatas, sehingga tidak semua masalah klien dapat dibantu oleh konselor

    Dalam hal konselor tidak mampu membantu klien, maka hendaknya ia kirimkan kepada pihak lain (orang/lembaga) yang lebih berwewenang.

    *

  • *Selamat MelaksanakanPEER KONSELING

  • Inisiatif, Fleksibel, Tanggung jawab, Konsisten

  • Sebelum menikahPa : Ini yang kuharapkan, Aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lamaMa: Apakah kamu rela kalau aku pergi?Pa: Tentu tidak !, jangan pernah berpkiran seperti ituMa: Apakah kamu mencintaiku?Pa: Tentu selamanya akan tetap begitu

  • Ma : Apakah kamu pernah selingkuh?Pa : Tidak, aku tidak akan pernah melakukan hal ituMa: Maukan kamu menciumku?Po: YaMa: SayangkuSetelah 8 tahun menikah

  • TIADA SEINDAH HARI INITiada seindah kini duduk berdampinganMenyentuh hati dengan wajah kasihDiantara gru pembimbing tersenyum dengan mesraAlangkah indahnya hari ini

  • Terlepaslah segala kenangan dukaKan tercapai harapan hidup bahagiaTiada seindah kini duduk berdampinganAlangkah indahnya hari ini

    *