Speksifikasi Teknik Purbaratu
-
Upload
budi-satriakusumah -
Category
Documents
-
view
221 -
download
10
Transcript of Speksifikasi Teknik Purbaratu
S P E S I F I K A S I
T E K N I S
C V. A L ’Z I K R A
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUANG UGD DAN RAWAT INAP
PUSKESMAS PURBARATU
DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA
TAHUN 2012
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya
seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama
seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat seperti yang akan
diuraikan dalam Buku ini. Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan
dan atau kesimpangsiuran informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapat
kejelasan pelaksanaan.
Pada Prinsipnya pedoman ini di sesuaikan dengan kebutuhan/persyaratan yang akan
dibangun pada lokasi Kabupaten/Kota masing-masing sesuai dengan RAB & BoQ yang
akan disesuaikan, dan dituangkan dalam Risalah Aanwijzing.
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam gambar dokumen pelelangan
dan gambar kerja, antara lain :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Galian,Urugan & Lantai Kerja
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Pasangan Bata,Plesteran dan Lantai Keramik
Pekerjaan Kusen, Pintu Jendela Aluminium
Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap
Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Plumbing
Pekerjaan Elektrikal
Pekerjaan Sanitair air bersih & air kotor
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Lain-Lain
Pekerjaan yang tidak tercantum dalam Lingkup di atas sudah termasuk dalam jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai gambar rencana kerja.
1.2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Meliputi : Pengukuran, Bongkaran , mobilisasi peralatan, bahan/material, pengadaan air dan
listrik untuk bekerja dan tenaga kerja.
Pasal 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah Kerja
Pelaksanaan Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan. Dan apabila setelah 1 (satu) minggu
Kontraktor/Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata
di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia Lelang.
Pasal 3
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang
diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu
akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Pembuatan kantor Kontraktor, gudang
dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan.
3.2. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor/Pemboron dapat
membuat berbagai perubahan, pengurangan dan/atau penambahan terhadap alat-alat
konstruksi dan instalasinya.
3.3. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja,
Kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
Pasal 4
PAPAN NAMA KEGIATAN
Kontraktor/Pemborong harus memasang Papan Nama kegiatan Menggunakan Bahan dari
Bender, sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor/Pemborong.
Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong ‘wajib’ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor
atau biasa disebut ‘Pelaksana’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor/Pemborong,
berpendidikan minimal sarjana muda teknik sipil atau sederajat dengan pengalaman
minimum 6 (enam) tahun.
5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor/Pemborong lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat
Komitmen dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat
persetujuan.
5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk
mengganti ‘Pelaksana’.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan,
Kontraktor/Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau
Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 6
RENCANA KERJA
6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor/Pemborong ‘wajib’
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan
S-Curve Bahan dan Tenaga.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
6.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)
kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan
Perencana.
6.4. Kontraktor/Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai dengan
Rencana Kerja tersebut di atas.
6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/Pemborong berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
Pasal 7
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
DAN LAIN-LAIN
Direksikeet (los pengawas).
7.1. Apabila diperlukan Kontraktor/Pemborong harus menyediakan DireksiKeet (Los
Pengawas) untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dari bahan semi
permanen seluas ± 18 m2 atau sesuai rencana Pekerjaan. untuk tiap lokasi dengan
menggunakan bahan-bahan sebagai berikut: lantai diplester, dinding tripleks/papan/asbes,
rangka bangunan dari bahan kayu kelas III, atap dari bahan penutup Atap, pintu dari bahan
papan kayu kelas III, dilengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan.
Apabila diijinkan oleh pemilik pekerjaan, Kontraktor dapat memanfaatkan sementara
ruangan pada area bangunan yang tidak digunakan bila ada , yang akan ditentukan oleh
Pengawas.
7.2. Kantor Kontraktor, los kerja dan gudang bahan. Kontraktor/Pemborong atas biaya sendiri
berkewajiban membuat kantor Kontraktor di lapangan, los kerja untuk para pekerja dan
gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, pada tempat yang
akan ditentukan oleh Pengawas Lap angan/Personalia Proyek.
7.3. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menjaga kebersihan los pengawas serta
inventarisnya.
7.4. Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Kontraktor, dan bahan-bahan
bekasnya menjadi milik Kontraktor.
Pasal 8
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
8.1. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja.
8.2. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan. Dari
permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor
bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan
serta konstruksi yang diserahkan Pejabat Pembuat Komitmen, Apabila terjadi kerusakan-
kerusakan,maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
8.3. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong segera memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan itu.
8.4. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor apabila diperlukan wajib menyediakan
tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas
5 Kg.
8.5. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men 1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan
Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-
proyek Departemen Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor/Pemborong yang sedang
melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan
Jamsostek memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan
berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahanbahan, alat-alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan
sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
9.1. Tenaga kerja /tenaga ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
9.2. Peralatan bekerja.
Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin Pemotong Keramik,Mesin Moln Beton dan lain-
lain serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
9.3. Bahan-bahan bangunan
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta pengiriman material harus tepat waktu sesuai
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
9.4. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur
pompa di area pekerjaan atau disuplay dari luar.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
9.4.3. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa
terisi penuh dengan kapasitas 3,5 M3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan
Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas petunjuk pengawas.
Pasal 10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
10.1. Persyaratan pelaksanaan.
Untuk menghindari klaim dari ‘User’/Proyek dikemudian hari maka Kontraktor harus
betul-betul ‘memperhatikan’ semua pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan
‘ukuran jadi (finished)’ sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan
RKS. Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk
dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-Syarat dan petunjuk yang
diberikan oleh Konsultan Pengawas. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di
lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja
dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal,
Elektrikal, Plumbing/S anitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk
menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan :
Site manager/Pelaksana sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil
dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan
guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
Buku harian untuk :
Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari
pekerjaan.
Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
1 (satu) kamera.
1 (satu) alat ukur sigmat.
1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.
1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
10.2. Standard yang dipergunakan.
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,
Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya
dengan pekerjaan antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
NI-3 PMI PUBB 1970
Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia
SII : Standard Industri Indonesia
SK SNI T-15-1991-03 (PBI –1991)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan bahaya
kebakaran. Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas,
maka berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan. Selain ketentuan-ketentuan yang
tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Dokumen Lelang yang sudah disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(Gambar Kerja, RKS, BQ, Aanwijzing dan Surat Perjanjian Kontrak).
Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah disetujui/disahkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas.
Pasal 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BUIANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik maupun Administrasi.
11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data keadaan sebenarnya.
11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan bulanan
secara rutin.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran
untuk bahan monitoring.
Pasal 12
PENJEIASAN RKS & GAMBAR
12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi (bagian) dan detail
gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak
boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang
tidak dijelaskan dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin
diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lainlainnya, akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
12.4. Ukuran
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi ukuran dari :
As – as
Luar – luar
Dalam – dalam
Luar – dalam
12.4.2. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm,mm. 12.4.3.
Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran jadi
seperti dalam keadaan selesai (“finished”).
12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang
akan dipakai dan dijadikan pegangan.
12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala
tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas. Setiap
deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis. Kontraktor tidak dibenarkan merubah
atau mengganti ukuranukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa
sepengetahuan konsultan pengawas/Direksi , dan apabila terjadi kesalahan akibat
kelalaian kontraktor dalam berkoordinasi dengan konsultan pengawas/Direksi maka
menjadi tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
12.5. Perbedaan gambar
12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka Kontraktor
wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Perencana.
12.5.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/ Listrik dan
Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar
kerja Arsitektur.
12.5.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat
ketidakjelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian
dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan
kepada Konsultan Pengawas dan Direksi secara tertulis, dan mengadakan pertemuan
dengan Konsultan Pengawas/Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
12.5.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
12.6. Istilah - Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai
berikut
STR : Struktur, Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan
Konstruksi, Bahan Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering kolom, Balok dan
tebal Lantai.
ARS : Arsitektur,Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan
perancangan bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik
maupun estetika.
ELK : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik dan
Penerangan.
MEK : Mekanikal, yang ada hubungannya dengan Sistem Air Bersih Air Kotor Drainase,
Sistem
Pemadam Kebakaran, Sistem Instalasi Diesel – Generator Set, dan Sistem Pengkondisian
Udara.
12.7. Shop drawing Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang
harus dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk
detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun
yang diminta oleh Konsultan Pengawas. dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan
dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua
bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus
sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam
Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini. Kontraktor wajib
mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan tertulis. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan
kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format
standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.
12.8. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan “as-built drawing”.
12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
12.8.2. Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor berkewajiban membuat
gambar-gambar yang telah dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya
untuk penggambaran ditanggung oleh pelaksana.
Pasal 13
TANGGUNG –JAWAB KONTRAKTOR
13.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pejabat Pembuat Komitmen
untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi instruksi tidak
mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
13.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul
akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki
kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.
13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan
pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran
perbaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan
Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab
atas kerusakan yang timbul.
13.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang
dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tangung-jawab Kontraktor.
13.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga
keamanan bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan Pengawas
dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-
bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun
belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan
dalam biaya pekerjaan tambah.
13.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya,
baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut
bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak
dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi
tanggungan Kontraktor.
Pasal 14
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-
bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII)
untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya,
harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.
14.2. Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi.
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan
atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini
dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak
diartikan sebagai suatu yang mengikat. Setiap keterangan mengenai
peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk nama dagang,
buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standard
atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi
persaingan; dan Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan
peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan
Pengawas dan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh
material patent itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik
yang membuatnya.
14.2.2.Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi
standard spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan
bahan bangunan yang berlaku.
14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk
tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang
bersangkutan tersebut sebagai pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor tidak
berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
14.2.4 Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang
hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai
dalam pekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam
negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka
biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat
mengajukan sebagai biaya tambah.
14.3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh
semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada
Konsultan Pengawas/Direksi dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
dan Perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang
ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan diruang
Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2)
minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
14.4.Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari
kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
14.5. Penyimpanan material ; Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus
sesuai persyaratan pabrik
yang bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas
dan kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. Material
harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
14.5.2. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan
diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
14.5.3. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan
miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga
member ikan drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang
berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak
berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air.
Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis
demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat
penyimpanan tidak lebih darilima meter.
Pasal 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.1. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-
contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam
Pasal 14 di atas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek
yang dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera
dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 X 24
jam dan tidak boleh dipergunakan.
15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak
oleh Pengawas/Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana berhak
memerintahkan pembongkaran
kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan
oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya
disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu
permil) dari harga borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas
dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan
memeriksakannya ke Laboratorium balai Penelitian Bahan-Bahan
Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada
Pengawas/Direksi/Perencana secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Kontraktor.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik
atau tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan
bahan-bahan tersebut di atas.
15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan
penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material
dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pasal 16
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR
16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan
(SubKontraktor) didalam hal pengadaan material dan
pemasangannya, maka Kontraktor ‘wajib’ memberitahukan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
16.2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan
untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan
tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.
16.3. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan
lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-
tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-benda
yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus
dipindahkan sesuai dengan ketentuan
pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup juga
perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan
harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
16.4. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak,
kayu busuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya,
sampah dan rintanganrintangan lainnya yang muncul, yang tidak
diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan
di buang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus
di buang dari daerah sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di
bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat
pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan
dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai
AASHTO T 99.
Pasal 18
DRAINASE / SALURAN
18.1. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara. Dengan
mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap
kering. Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada
di tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembangunan. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada
pembayaran tambahan.
18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada Kontraktor harus memelihara
drainase yang memasuki, melintasi atau mempengaruhi tempat kerja.
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas
pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir
sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik
jalan (right-of way). Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada
pembayaran tambahan.
18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.
18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor/Pemborong
harus melakukan survey untuk mengetahui detail lokasi segala
utilitas yang akan kena pengaruh oleh pekerjaan. Hasil survey
harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas, dan patok permukaan (surface pegs) pada
tempat kerja yang menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang berada di
bawah tanah, harus sudah ditancapkan. Patok-patok itu harus tetap
terpancang selama berlakunya kontrak.
18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau
permanen pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor harus
mempergunakan metoda konstruksi yang memadai, menyediakan
peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa ada pembayaran
tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu.
Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan langsung atau tidak
langsung oleh pekerjaan Kontraktor dianggap sebagai tanggung
jawab dari Kontraktor.
Pasal 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK
DAN PENENTUAN PEIL
19.1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak
19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
melakukan pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana
bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi
/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan
yang sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan ke Konsultan
Pengawas dan Perencana untuk diminta keputusannya.
19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-
alat waterpass/theodolit.
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagianbagian kecil
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
19.1.5. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada :
a. Personil :
1 orang surveyor ahli
1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan Pengukuran (Survey) :
Wild ROS Theodolite (360 derajat);
Wild TO Theodolite (360 derajat);
Wild NAK levels;
Pita meteran baja dengan panjang 50 m;
Steel measuring rod (4 m);
Patok-patok survey, dan macam-macam alat yang diperlukan
dalam survey. Semua peralatan pengukuran harus disediakan
lengkap (bila diminta) termasuk tripod, dll. Atas tanggungan
biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakan survey dan
pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan, seperti patok kemiringan (slopes stakes), temporang
grade stakes, dan lain-lain. Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan
Pengawas ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik, bila
terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh Kontraktor
atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian
apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting out)
disetujui oleh Pengawas.
19.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang
(cross section) kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahkan
salah satu salinan atau merevisinya, kemudian mengembalikan kepada
Kontraktor. Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahanlrevisi,
Kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan
di atas. Cross section dari Kontraktor harus digambar di atas kertas
kalkir untuk memungkinkan
reporduksi. bila cross section itu akhirnya disetujui, maka kontraktor harus
menyerahkan gambar kalkir asli dan tiga lembar hasil reproduksinya
kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
19.2. Pekerjaan penentuan peil
Pekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing Arsitektur) adalah permukaan
lantai finshing ruangan lantai dasar (Hall) bangunan seperti tertera dalam
gambar kerja yaitu + 0.00 cm pada lantai dasar Bangunan . Selanjutnya peil
+ 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan dilapangan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 20
PEMASANGAN PATOK UKUR
DAN PAPAN BANGUNAN (‘BOUWPIANK’)
20.1. Patok ukur
20.1.1. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis
sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu Konsultan
Pengawas dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta
Kontraktor untuk membetulkan patok-patok. Kontraktor harus
mengajukan pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau
penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang
dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat
diperiksa.
20.1.2. Patok ukur dibuat dari bahan beton bertulang secukupnya,
berpenampang 15x15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam
100 cm dengan bagian yang muncul di atas muka tanah cukup untuk
memberikan indikasi peil + 0.00 sesuai Gambar Kerja, dan di atasnya
ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan ketinggian di
atas peil + 0.00.
20.1.3. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua)
buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan
Konsultan
Pengawas; sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau
terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
20.1.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda
yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan
selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
20.2. Bowplank Papan bangunan
20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Albasiah dengan
ukuran tebal 2 cm dan lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya.
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu
sama lain adalah 1.50 m; tertancap di tanah sehingga tidak dapat
digerak-gerakkan atau diubah.
20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau
sesuai dengan keadaan setempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau
rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
20.2.6. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
Pasal 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
21.1. Ijin memasuki tempat kerja Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap
petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat
pekerjaan, atau semu a b engke l d an t empa t - temp a t d imana
p eke r j aa n sed ang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang
dibuat.
21.2. Pemeriksaan Pekerjaan
21.2.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor,
tetapi karena bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu
pekerjaannya
sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam
waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan pengawas dan Kontraktor harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk
memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak
terlihat.
21.2.3. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap
pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa.
21.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24
jam (dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan,
tidak terhitung hari libur/hari Raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
21.2.5. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi
berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau
seluruhnya untuk diperbaiki.
21.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali
menjadi tanggungan Kontraktor, tidak dapat di “klaim” sebagai biaya
pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan.
21.3. Kemajuan Pekerjaan
21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus
disediakan oleh kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan
pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga
diterima oleh konsultan Pengawas.
21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu
waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk
menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada
waktu yang diperpanjang maka pengawas harus memberikan
petunjuk secara tertulis
langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju
pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
telah ditentukan.
21.4. Perintah untuk pelaksanaan (foreman).
Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di
mana Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau
perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh
semua petugas Pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk
menangani pekerjaan itu.
21.5. Toleransi Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus
dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan
toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.
BAB II
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN
Pasal 1
U M U M
1.1. LJNGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
Pembangunan yang meliputi :
PEKERJAAN
Pembangunan Puskesmas Poned Di Provinsi Jawa Barat
a.Pekerjaan Standar yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan Persiapan dan Sarana Kerja
- Pekerjaan Pekerjaan Sipil
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Mekanikal Plumbing
- Pekerjaan Elektrikal Sistem
b.Pekerjaan Non Standar yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan Pasangan
- Pekerjaan Kusen Pintujendela Aluminium
- Pekerjaan Atap
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Papan Nama
- Pekerjaan Lain-lain
Semua penjelasan mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam
point – point penjelasan termasuk segala jenis peralatan, bahan dan
pekerjaan .
Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup Pekerjaan yang tidak
dijelaskan dalam RKS akan dijelaskan kemudian dalam Risalah aanwitzing dan
pihak Kontraktor harus melaksanakannya sesuai gambar kerja.Penjelasan
mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point– point
penjelasan termasuk segala jenis peralatan , bahan dan pekerjaan .
1.2. PERSTAPAN PELAKSANAAN
1.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan , Kontraktor harus mempelajari dengan
seksama Gambar Kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala
kondisi di lapangan yang meliputi semua bangunan dan tidak terbatas
pada bangunan existing.
1.2.2. Kontraktor harus mengamankan/melindungi hasil paket pekerjaan
sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan/komponen/instalasi
existing yang dipertahankan; agar tidak rusak atau cacat.
1.2.3. Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang, atau
konstruksi khusus sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak
dibongkar, harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih
dahulu untuk mendapat persetujuan.
Pasal 2
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN
2.1. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih
dahulu dibersihkan dari berbagai macam kotoran , sampah, puing – puing
dan segala sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
2.2.Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site
konstruksi dan dikumpulkan di temp at/lokasi tertentu yang ditunjukkan Konsultan
Pengawas/ Direksi.
Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING
3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada
di dalamTapak/Site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan
Perencana/Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk instalasi
existing tersebut di atas, kontraktor harus menjaga dan memeliharanya dari
gangguan/cacat.
3.2.Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih
berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor harus melakukan pekerjaan ini
sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas/Direksi.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
1. LJNGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan galian tanah
untuk pondasi yang meliputi :
- Pekerjaan Galian Tanah Pondasi Menerus
- Pekerjaan Urugan tanah kembali bekas galian Pondasi
- Pekerjaan Urugan tanah Peninggi lantai t=25 cm dan dipadatkan
- Pekerjaan urugan Pasir bawah lantai t=5 cm
- Pekerjaan urugan Pasir bawah Pondasi t=5 cm
- Pekerjaan urugan Pasir bawah Rabat t=5 cm
Apabila ada Pekerjaan tanah yang tidak tercantum dalam lingkup pekerjaan
diatas kontraktor dapat melihat penjelasan yang lebih detail pada gambar kerja.
2. PERSTAPAN PELAKSANAAN
Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih
dahulu diteliti, diukur kembali dan bersihkan dari berbagai macam kotoran ,
sampah, puing – puing dan segala sesuatu yang
akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan . Barang yang tidak digunakan lagi
harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan di
tempat/lokasi tertentu yang ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
posisi , bentuk dan ukuran pokok dari pekerjaan galian dan Urugan, agar
didapat hasil kerja yang efektif dan efisien maka kepada pihak Kontraktor
diharuskan untuk melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum
dalam Gambar Kerja.dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan.
3.2. Untuk Pekerjaan Galian tanah pondasi Batu Belah dilaksanakan dengan
tinggi 100 cm dari tanah asal. Pekerjaan ini dilaksanakan agar didapat
kondisi dan permukaan tanah yang rata, baik, bersih dari kotoran dan
sampah.
3.3. Tanah sisa dari Galian harus dibawa keluar lokasi pekerjaan dan
disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas.
3.4. Pada pekerjaan Galian Ukuran tinggi, panjang dan lebar galian harus
sesuai dengan gambar kerja, karena setiap Pekerjaan galian akan berbeda
– beda pada setiap Pekerjaan , Pekerjaan galian tersebut antara lain :
aL Galian tanah untuk Pondasi batu kali menerus
b. Galian tanah untuk Pipa – pipa pembuangan disesuaikan dengan
rencana pelaksanaan yang tercantum dalam gambar kerja dan kemiringan
ke drainase existing .
c. Galian tanah untuk sloof uk. 25 x 40 cm, (dari feil tanah asal, galian
tersebut belum termasuk untuk pasir urug dan lantai kerja) dan panjang
disesuaikan dengan rencana pekerjaan .
3.5. Tanah bekas galian dapat dipergunakan kembali untuk urugan pada galian
yang sudah dilaksanakan tersebut diatas apabila sudah disetujui oleh
konsultan pengawas.
3.6. Urugan pasir dibawah lantai dilaksanakan dengan t=5 cm.dari permukaan
tanah yang sudah dilaksanakan urugan tanah untuk peninggian lantai.
3.7. Semua pekerjaan galian dan urugan harus sesuai dengan gambar kerja
dan disetujui terlebih dahulu oleh pengawas lapangan.
Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI BETON STRUKTUR
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk Lingkup pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan sloof, Kolom, Balok, Plat Dak Entrace, Ring Balk dan pekerjaan beton
lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
1.1. Ukuran dan Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai
ukuran dan mutu karateristik sebagai berikut :
a. Balok Sloof 15 x 20, mutu btn K – 175.
b. Kolom Beton 15 x 20, mutu btn K – 175
c. Kolom Beton 30 x 30, mutu btn K –175
d. Kolom Beton 25 x 30, mutu btn K –175
e. Kolom Beton 10 x 30, mutu btn K – 175
f. Kolom Praktis 15 x 15, mutu btn K –175
g. Kolom Beton Entrnce 30 x 80, mutu btn K –175
h. Balok Lintel 12 x 12, mutu btn K – 175
i. Balok Lintel atas kusen 15 x 25, mutu btn K –175
j. Ring Balok 15 x 20, mutu btn K – 175
k. Balok Entrace 20 x 30, mutu btn K – 175
l. Beton Plat Dak Entrance T = 10 cm, mutu btn K – 175
m. Beton Plat Canovy atas dan bawah kusen T= 8 cm, mutu btn K–175
n. Meja beton T= 8 cm, mutu btn K –175
o. Rabat Beton T = 7 cm, mutu beton K - 100
Pekerjaan lainnya yang termasuk dalam lingkup pekerjaan beton struktur
seperti tercantum dalam gambar kerja.
1.2 Adukan Beton
- Adukan beton yang dipergunakan untuk pekerjaan beton struktur
menggunakan mutu beton K – 175 Site mix. Pekerjaan struktur ini seperti :
Sloof, Balok dan Kolom dan lain-lain.
1.3 Tulangan
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
adalah sebagai berikut :
Mutu baja tulangan s/d diameter 12 mm adalah BJTP U-24
1.4 Cetakan (Bekisting)
Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai muliplek 9 mm dan
pada rencana cor plat Dak Canovy dan lain – lain juga menggunakan
Multipleks 9 mm untuk bekisting, kecuali Pekerjaan non struktur
menggunakan papan.
Pada pekerjaan Bekisting dari multiplex harus diperkuat dengan rangka kayu,
untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan
lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1.5 Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor
secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan
desain dan perhitungannya.
Bonding Agent yang digunakan adalah produk lokal berkwalitas baik atau
yang setaraf Lemkra TG 301 dicampur dengan air dan semen. Cara
pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.
1.6 Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah produk local
berkwalitas baik atau yang setaraf, dengan takaran 0,8% dari berat semen.
Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan
maksimal dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan Bahan Beton
2.1 Bahan Semen
a. Persyaratan Umum.
1. Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM C-150 Type 1 atau standard Inggris BS 12.
2. Mutu semen yang memenuhi syarat & dapat dipakai adalah yang
memenuhi persyaratan NI-8.Pemilihan salah satu merk semen adalah
mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
3. Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari
pengaruh cuaca sepanjang waktu dan peletakannya harus terangkat dari
lantai untuk menghindari kelembaban.
b. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk
memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk
pengambilan contohcontoh tersebut.
Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan
Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan
memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor
harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.
c. Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap
kelembaban udara.
2.2 Bahan Pasir
a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan beton ini adalah Pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan konsultan Pengawas/Direksi.
b. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan substansi yang merusak,
jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan,
beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
c. Pasir harus mempunyai ‘modulus kehalusan butir’ antara 2 sampai 3 atau
jika diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard
Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut:
Saringan No.Persentasesatuantimbangan
tertinggal disaringan
4 0–15
8 6–15
16 10–25
30 10–30
50 15–35
100 12–20
PAN 3–7
2.3 Bahan Agregat Kasar (Kerikil)
a. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Tni dapat
berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu -batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
b. Gradasi
1) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5
mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6% berat
Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat
Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan,
adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat harus menyesuaikan
dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NT-2 PBT-1971.
2) Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka
Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas
bebannya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui
Konsultan Pengawas.
2.4 Bahan Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus
diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuanketentuan yang ada
dalam PBT-1971 untuk bahan campuran beton.
2.5 Bahan Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton NT-2, PBT-1971 atau ASTM Designation A-
15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat
keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua besi tulangan beton
yang disediakan,
untuk persetujuan Konsultan Pengawas sesuai dengan persyaratan mutu
untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana.
b. Besi tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih,
karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau
mengurangi daya lekat antara besi tulangan dengan beton.
c. Ukuran diameter besi tulangan yg digunakan antara lain :
Untuk pekerjaan pembesian menggunakan besi dia. 12 mm dan 10 mm dan 8
mm. Untuk sloof digunakan besi dia. 12 mm sengkang 6 mm.
Untuk kolom menggunakan besi 12 mm sengkang 6 mm
Untuk Balok menggunakan besi 12 mm sengkang 6 mm
Semua penggunaan besi tulangan harus sesuai dengan gambar rencana, dan
tidak diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran. Diameter besi ulir adalah
diameter dalam.
3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
3.1 Kelas dan Mutu Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-
2 PBI1971. Bilamana tidak ditentukan kuat tekan dari beton adalah selalu
kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 (1 0,06) cm diuji
pada umur 28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil
pengujian benda-benda uji harus memberikan ‘bk’ (kekuatan tekan beton
karakteristik) yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam tabel 4.2.1 PBI.
1971.
3.2 Komposisi Campuran Beton.
a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti
yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan
yang sesuai dan diaduk dengan baik sampai pada kekentalan yang tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dip akai “campuran yang direncanakan” (designed mix).
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagianbagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam
persyaratan
bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga
tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk
berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.
e. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi
beton, harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara
pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.
f. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang
direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
Faktor air semen untuk pondasi sloof, poer, maksimum 0,60.
Faktor air semen untuk kolom balok, plat lantai, tangga, dinding beton
dan listplank maksimum 0,60.
Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap Canopy, dan tempat-
tempat basah lainnya maksimum 0,55.
g. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan dapat dihasilkan
suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton
dengan faktor air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer
sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya
Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan,
awet atau kekuatan dan kontraktor tidak berhak atas claim yang disebabkan
perubahan yang demikian.
3.3 Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton.
Semua pengujian harus sesuai dengan NJ-2 PBJ-1971. Konsultan Pengawas
berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat
dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau
alasan penghematan.
Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas
melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai
dengan NJ-2 PBJ-1971.
Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai NJ-2 PBJ-1971.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.
3.4 Baja Tulangan
a. Baja beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus
diikat kuat dengan kawat beton (bendraat) dengan bantalan blok-blok
beton cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang.
b. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan
dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari
agregat kasar dan harus memberikan kesempatan
masuknya alat penggetar beton.
3.5 Selimut Beton.
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian
konstruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal
selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :
a. Kolom t = 3 cm
b. Plat lantai Beton t = 2 cm
3.6 Sambungan Besi Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan
tulangan harus minimal 1/4 panjang bentangan , kecuali jika ditetapkan
secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
3.7 Mengaduk
Bahan-bahan untuk adukan beton site mix mutu beton K-175 harus dicampur
dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘batch mixer’.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi
dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan
dalam komposisi atau konsisitensi. Air harus dituang lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.
3.8 Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 320 C dan tidak kurang dari 4,50 C.
Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 270 C dan 320 C, beton harus
diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
3.9 Rencana Cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam
gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai,
tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab
Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya
perbaikan kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari
bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus
dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas
bebannya sendiri
3.10 Konstruksi Cetakan
a. Semua cetakan harus betul-betul diteliti, kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan atau terjadi perubahan bentuk
selama dan sesudah pengecoran beton.
b. Semua cetakan beton harus kokoh. Alat-alat dan pelaksanaan yang
digunakan harus sesuai dan tepat untuk membuka cetakan-cetakan
tanpa merusak permukaan beton yang telah selesai dicor dan
memenuhi usia beton untuk dibongkar. Sebelum beton dicor, permukaan
dari cetakan-cetakan harus dilaburi minyak yang biasa dipergunakan untuk
pekerjaan itu, yang mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan
dan akan memudahkan melepas cetakan beton. Minyak tersebut dipakai
hanya setelah disetujui Konsultan Pengawas. Penggunaan minyak cetakan
harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan
mengakibatkan kurangnya daya lekat.
c. Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan
kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama
pelaksanaan.
3.11 Pengecoran
a. Sebelum dilaksanakan pengecoran pihak kontraktor harus terlebih
dahulu mengajukan surat permohonan pengecoran kepada Konsultan
Pengawas 3 hari sebelum dilaksanakan pengecoran.
b. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak
baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan
sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lainlainnya selesai
dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton
baru. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas
atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air
harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran
yang akan masih berlanjut, terhadap system struktur/penulangan yang ada.
e. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2
meter,semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan
tebalnya tidak lebih dari dimensi yang sudah ditentukan .
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran tidak memenuhi spesifikasi ini yang sudah ditentukan.
f. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga
bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
g. Pengecoran dapat dilaksanakan apabila Konsultan Pengawas serta
Pihak Kontraktor ada di tempat kerja dan telah menyetujui pelaksanaan
pengecoran serta persiapan pengecoran betul-betul telah memadai.
h. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator)
harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas
dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton
harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson yang dioprasikan
dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan
dalam beton.
i. Konsultan Pengawas berhak menolak persiapan/mobilisasi alat berat yang
telah ada dilapangan apabila pekerjaan pengecoran belum disetujui dan
segala biaya yang telah dikeluarkan menjadi tanggungan pihak kontraktor.
3.12 Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-
hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih
muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-
cetakan dibuka, permukaan
beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan yang tidak beraturan
harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas.
b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-cetakan
dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan
samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-
saluran, 28 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap, tangga dan kolom.
Walaupun demikian sebagai pedoman dalam keadaan cuaca normal adalah
sebagai berikut :
Struktur
Pengerasan Normal :
Kolom dan dinding 4 hari
Pelat lantai atau atap 28 hari
Balok 28 hari
3.13 Perawatan (Curing)
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini
atau disemprot dengan Curing Agent ANTISOLS merek SIKA bila
dimungkinkan . Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit
atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan
dengan air pada permukaan beton paling sedikit selamal4 hari terus menerus.
Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis
atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengancara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton
selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing)
harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.
3.14 Perlindunga n (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.
3.15 Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau
diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu
dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus
dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali
bila Konsultan Pengawas memberikan izinnya untuk menambal
tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti
yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang
lobang karena keropos, tidak rata dan bengkak harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda.
c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna pada
bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan sebidang dinding, yang tidak memuaskan kelihatannya,
kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi
plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm
demikian juga pada dinding yang berbatasan, (yang bersambungan)
sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas. Perlu diperhatikan
untuk permukaan yang datar batas toleransi kelurusan (pencekungan atau
pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk semua
komponen.
3.16. Tenaga kerja
Menyediakan tenaga kerja, material, peralatan dan transportasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan semua beton dan semua pekerjaan pada lingkup ini seperti yang
tercantum pada gambar rencana, atau yang disebut dalam spesifikasi, maupun pada keduanya.
3.17 Persyaratan Umum
oBekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan pada posisi sesuai dengan
gambar pelaksanaan untuk pondasi.
oPada balok sloof harus dipasang stek-stek untuk kolom-kolom praktis yang
letaknya sesuai dengan gambar pelaksanaan (dokumen lelang).
oPelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian pasal 1 di
atas (Persyaratan Pengerjaan Beton).
oPekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kekurang telitian dan
kelalaian Kontraktor, harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor.
oKekurang tepatan pemasangan karena kesalahan pelaksanaan harus
diperbaiki/ dibetulkan atau diganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor.
o Pekerjaanperbaikanyangrusakatautidaksempurnaakibatpengangkutandi
site atau sebab lain, harus segera dilaksanakan.
Pasal 6
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Kolom Praktis 15 x 15 cm, mutu beton K –175
Pemasangan Rabat Beton Keliling Bangunan
Pekerjaan beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
Besi Beton.
Sesuai dengan Pasal 1 butir
1.3.1 Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir
1.2.1. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir
1.2.2. Pasir yang dipakai harus
pasir beton. Koral BetonlSplit.
Sesuai dengan Pasal 1 butir
1.2.4 Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir
1.2.3. AcuanlBekisting &
Perancah Sesuai dengan
Pasal 1 butir 1.1.3.
4. PERSYARATAN PEIAKSANAAN
a. Campuran & Mutu Beton.
Cor Beton menggunakan campuran adukan, Mutu beton yang disyaratkan
dalam pekerjaan beton bertulang non struktural ini adalah K-100.
b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring); persyaratannya
harus sesuai dengan NJ-2 (PBJ-1971).
c. Pekerjaan AcuanlBekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan dalam Gambar Kerja. Acuan harus rapat (tidak bocor),
permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu,
tanah, lumpur, dan sebagainya.
d. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan
melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran
beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
e. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan
ijin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka,
tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan
beton tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
f. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis
Pemasangan kolom praktis untuk :
o Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
o Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian dalam bangunan
setiap luas 9 m2.
o Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian luar/tepi luar
bangunan setiap luas dinding 9 m2.
o Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
g. Pekerjaan Pembuatan Balok / Lintel & Ring Balok.
Pemasangan balok / lintel dan ring balok :
o di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas
sebagai ringbalok.
o setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi
o dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
h. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai gambar kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
i. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel seperti tercantum dalam
butir 6.3.1.5 dan 6.3.1.6. di atas, terlepas adalah pekerjaan tersebut
tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.
j. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring
balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cm , yang
terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan
balok praktis ini.
Pasal 7
PEKERJAAN PASANGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pemasangan Dinding bata merah dengan Spesifikasi :
1.1 PERSYARATAN BAHAN
a. Bata merah.
Bata merah yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran 5 x 11 x 22 cm sekualitas Jatiwangi
yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau Distributor. Sebelum
pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data
dari batu bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
2. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Dalam pekerjaan pasangan dinding bata merah Sebelum
dilaksanakan pemasangan,Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan
air di atas permukaan tersebut.
c. Aduk Perekat/Spesi.
d. Adukan perekat/spesi untuk pasangan bata merah kedap air adalah
e. campuran 1 PC : 3 PS untuk :
o Plesteran acian beton
o Dinding pasangan daerah basah.
o Dinding pasangan bata merah yang langsung berhubungan dengan
luar.
o Pasangan Septicktank
o Saluran.
f. Untuk semua pasangan bata merah terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai
aduk perekat/spesi campuran 1 PC : 5 PSR terkecuali yang disyaratkan kedap
air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
g. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.
h. Pekerjaan pemasangan bata merah harus benar-benar vertikal dan horizontal.
i. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk
permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan
horizontal.
Pasal 8
PEKERJAAN PASANGAN, ADUKAN DAN CAMPURAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
o Pasangan lantai dan dinding keramik
o Pasangan Dinding bata 1/2 bata.
o Pasangan batu andesit sek.Citatah.
o Pembuatan Sumur Resapan
o Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Batu Bata dan Batu Andesit.
Batu bata dan batu andesit yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat
atau adukan, mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung
didatangkan dari pabrik atau penjual. Sebelum pengadaan bahan ini,
Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data dari batu bata
yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.
3. PERSYARATAN PEIAKSANAAN
3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
3.2. Dalam pekerjaan pasangan dinding bata Sebelum dilaksanakan
pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh air . Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.
3.3. Aduk Perekat/Spesi.
a. Adukan perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah
campuran 1 PC : 3 PS untuk :
1. Plesteran acian beton
2. Dinding pasangan bata daerah basah.
3. Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.
4. Gravel / Saluran.
b. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai
aduk perekat/spesi campuran 1 PC : 5 PSR terkecuali yang disyaratkan kedap
air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.
d. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar -benar vert ikal
dan horizontal.Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur
tepat.
e. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200
cm vertikal dan horizontal.
f. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
sampai setinggi permukaan tanah
g. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
h. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 5%.
Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
i. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci halus) :
Dinding bata 1/2 batu harus setebal 15 cm.
Pasangan Batu andesit harus setebal 2 -3 cm.
Pasangan Screed harus setebal 3 cm
Pasal 9
PEKERJAAN PLESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran dan acian halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan
beton. Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Plesteran Beton
Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam
tanah. Screed t = 3 cm pada dak entrace
Waterproofing dak Entrance sek. Lemkra
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal butir
1.2.1. 2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal butir
1.2.2. 2.3. Air
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3. PERSYARATAN PEIAKSANAAN
3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan
bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas
3.2.Jenis Plesteran.
a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu 1 PC : 3
PS.
Dipakai untuk :
- Menutup permukaan di ndi ng pasangan yang tertanam di dalam tanah
hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.
b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS.
c. Plesteran screed kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS.
Aduk plesteran ini untuk :
- Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hinggaketinggian
sampai 30 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
gambar kerja.
- Semua bagian permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian 150
cm ( untuk k. Mandi ) dari permukaan lantai.
a. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan.
3.3. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus diba sahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang untuk
permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari
sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”).
Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm. Jika
ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat
ayam yang diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
3.4. Pemeliharaan.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kaliterlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai.
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang -kurangnya 2 (dua)
kalisehari sampai jenuh.
PASAL 10
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Keramik lantai , lantai dan dinding untuk kamar mandi/toilet
dan tempat lain yang ditunjukkan pada Gambar Kerja.
3. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir
1.2.1. 2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir
1.2.2. 2.3. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir
1.2.3. 2.4. Kramik Lantai
Jenis : Standard
Permukaan : Rata untuk lantai .
Ketebalan : 6 mm.
Warna : Cream.
Ukuran : Kramik Polos40 x 40cm
Kualitas : kelas I, heavy duty, single
firing. Produk : setaraf Mulya
2.5. Keramik K. Mandi/ WC ( Ceramic Tile )
Jenis : Standard ( Rock )
Permukaan : Non slip/Unglazed untuk lantai KM/WC. Glazed untuk dinding
KM/WC.
Ketebalan : 6 mm.
Warna : untuk lantai dan dinding Cream.
Ukuran : Keramik 20 x 20cm untuk Lantai
K. Mandi dan 20 x 25 Polish untuk dinding KM/Toilet dan dinding ruangan
Kualitas : kelas I, heavy duty, single firing.
Produk : setaraf Mulya
2.6. Plint Hospital
Jenis : Standard
Ketebalan : 6 mm.
Warna : Cream.
Ukuran : Plint Hospital 10 x 20cm
Kualitas : kelas I, heavy duty, single fir ing.
Produk : setaraf Mulya
2.7. Border Dinding Km/Wc
Jenis : Standard
Ketebalan : 6 mm.
Warna : Coklat.
Ukuran : Plint5 x 20cm
Kualitas : kelas I, heavy duty, single
firing. Produk : setaraf Mulya
2.8. Dinding Kramik Ruangan
Jenis: Standard
Ketebalan : 6 mm.
Warna : Coklat.
Ukuran : Plint20 x 25cm
Kualitas : kelas I, heavy duty, single
firing. Produk : setaraf Mulya
2.9. Adukan Pengisi Siar
Aduk pengisi siar dan nat yaitu dengan menggunakan cairan Flexicoat,
sistem pelaksanaan pengisian nat dengan koas kec il.
2.10.Kontraktor harus mengajukan contoh bahan keramik sebanyak 3 (tiga)
set kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan
(Tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam
memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
3. PERSYARATAN PEIAKSANAAN
1. Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
2. Sebelum pemasangan keramik, harus dilakukan pengukuran dengan
waterpas (selang atau alat lain) agar permukaannya merata.
Ukuran/dimensi dan keramik harus presisi agar dihasilkan pemasangan
yang rapi.
3. Seluruh pemasangan keramik tidak boleh terkena air, karena menggunakan
sistem Flex icoat.
4. Pemasangan keramik dengan menggunakan cairan Flexicoat, sebelum
keramik dipasang harus diamplas terlebih dahulu pada kedua permukaan
adukan keramik yang akan disatukan. Permukaan/bidang yang akan
direkatkan dengan Flexicoat harus bersih, bebas dari debu dan kotoran
5. yang mengganggu, selanjutnya kedua permukaan tersebut d iolesi dengan
cairan Flexicoat dengan ketebalan masing-masing 1 - 2 mm dan tunggu sekitar
± 10 menit, kemudian keramik direkatkan.
6. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus
sesuaidengan petunjuk pabrik.
7. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan , keramik harus dihindarkan dari
injakan atau pemberian beban.
8. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau
jaringan pipa sudah harus terpasang pada tempatnya. Kontraktor harus
mempelajari gambar kerja dan berkoordinasi dengan pekerjaan P lumbing
dan Mekanikal di bawah pengarahan Konsultan Pengawas/Direksi.
Pasal 11
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan Rangka Kusen :
Kusen pintu, jendela dan bouvenlight
Pekerjaan lain yang tercantum dalam Gambar Kerj a.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Ukuran kusen adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar
Kerja. 2.2. Rangka Kusen alumunium
Alumunium Silver CA 4 ‘’ lengkap acesories sekualitas Alexindo.
Referensi bahan sesuai dengan SII , mutu kelas A untuk keawetan dan
kekuatan material.
2.3. Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan
butir berikut ini.Semua bahan yang dipakai harus kuat, lurus, tidak mudah
bengkok , tanpa cacat Ukuran bahan adalah ukuran jadi seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
2.4. Bahan & Alat Bantu.
Bahan yang dipakai adalah tipe A dengan referensi SII. Bahan perekat
adalah lem silent untuk karet, produk kualitas baik atau setaraf Fox.Semua
pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain -lain harus
digalvanisasi.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan untuk :
Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai
Gambar Kerja agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan yang
mengakibatkan pembongkaran. Pelaksanaan sambungan seperti
pemasangan klos, baut, plat penggantung, angker, dynabolt, sekrup, paku &
lem perekat harus rapi dan sempurna serta tidak di perkenankan mengotori
bidang-bidang tampak.
Khusus untuk bahan sambungan/pengikat dari besi seperti angker, sengkang, pelat
dan sebagainya; sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan anti karat yang
memenuhi persyaratan dalam Pasal Pekerjaan Pengecatan di buku ini.
Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan
pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila pada sistem perkuatan yang tertera dalam
gambar dianggap kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan
tanggungan Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui Konsultan
Pengawas.
Pasal 12
PEKERJAAN DAUN PINTU, DAUN JENDELA
dan BOVENLIGHT ALUMUNIUM.
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan daun Pintu Alumunium 4 inc CA Silver sek.
Alexindo. Rangka daun Jendela dan Bovenlight alumunium
lengkap accessories
1.2. Persyaratan Bahan
1.2.1. Daun Pintu, Daun Jendela & Bovenlicht Alumunium.
BahanRangkadaunjendeladanbovenlight:AlumuniumSilver4”Paneldaunpintu:Kaca5mm
BeningUkuran : sesuai Gambar Kerja
Persyaratan : lihat Bab Pekerjaan kusen Aluminium
1.2.2. Kaca
Sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam bab Pekerjaan Kaca.
1.3. Persyaratan Umum.
1.3.1. Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe
yang tertera dalam Gambar kerja dengan memperhatikan uku ran-ukuran,
material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.
1.3.2. Semua daun pintu dan daun jendela, bovenlight dibuat baru baik
rangka maupun lapisan Penutupnya .
1.4. Persyaratan Pelaksanaan.
1.4.1. Untuk Pekerjaan daun pintu harus memenuhi persyaratan pe laksanaan
Pekerjaan alumunium.
1.4.2. Semua ukuran daun pintu dan daun jendela yang tertera dalam Gambar Kerja
adalah ukuran jadi dan harus lurus, tanpa cacat, melenting, cacat akibat
benturan, cacat paku, ataupun retak-retak yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan. Jika hal-hal tersebut ditemui, maka Kontraktor harus mengganti
dengan biaya ditanggung Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai biaya
kerjatambah.
1.4.3. Disyaratkan :
Dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen baik secara vertikal maupun
horisontal. 1.4.4. Pelaksanaan Pemasangan :
Pemasangan daun pintu dan jendela harus terpasang sejajar tidak timpang
dalam pemasangan tidak goyah tidak macet / seret apabila dibuka dan ditutup
celah tidak terlalu besar dan diberikan teloransi untuk pemuaian. Pr insip
pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar tidak terjadi
pembongkaran kembali pekerjaan dikemudian hari.
1.4.5. Daun Pintu alumunium.
Pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan Pekerjaan pintu
alumunium sesuai persyaratan Pekerjaan alumunium.
Pasal 13
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA
(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan pemasangan engsel pintu dengan engsel baru
Pekerjaan pemasangan kunci baru termasuk pintu KM/WC
Pekerjaan pemasangan selot baru untuk daun pintu dobel
Pekerjaan pemasangan hak angin dan engsel jendela baru
Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam
gambar kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
Semua alat penggantung & pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila terjadi
perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu secara
tertulis dari Pejabat Pembuat Komit men.
2.1. Perlengkapan Pintu
a. Engsel.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe standard, memenuhi standard
SII. Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu
ganda Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun pintui sesuai standard
fabrikasi Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan kusen dan pintu.
Mekanisme: Engsel Floorhing.
Spesifikasi : Tipe standard, memenuhi standard
SII. Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu
ganda Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun pintui sesuai standard
fabrikasi Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan kusen dan pintu.
b. Kotak Kunci (“Lockcase”). 1.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Pemakaian : Pintu tunggal
Spesifikasi : Lockcase
Produk : lokal.
Warna : disesuaikan .
c. Pegangan (“Handle”).
1. Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (“Latch Bolt”) secara mekanis
yg menyatu dengan silinder kunci.
Pemakaian : Untuk semua pintu selain KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.
2. Spesifikasi : Pegangan dg tombol putar, kunci pd bagian dalam
Pemakaian : Pintu R. KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.
2.2. Perlengkapan Daun
Jendela a. Engsel
Jendela.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe sesuai fabrikasi, memenuhi standard SII.
Pemakaian : semua daun
jendela Ukuran : Standard
produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun jendela.sesuai
standard fabrikasi
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : ditentukan kemudian.
b.Selot Jendela.
Mekanisme : ditarik ke atas (dengan
per) Pemakaian : semua daun
jendela Spesifikasi : standard
Jumlah : 1 (satu) set per daun
pintu. Produk : lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan.
c. Hak Angin Jendela.
Mekanisme : geser
Pemakaian : semua daun jendela
Spesifikasi : Ramskar geser dengan baut pengunci
Jumlah : 1 (satu) set per daun
pintu. Produk : lokal mutu terbaik.
Warna : ditentukan kemudian.
2.3. Kehandalan Kerja.
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan
baik sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
3. PERSYARATAN PEIAKSANAAN
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan
bawah pintu pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan adalah + 32 cm (as) dari permukaan
bawah pintu.
Pasal 14
PEKERJAAN KACA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan kaca daun jendela dan lubang cahaya
(bovenlicht). Pekerjaan kaca seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN Semua kaca yang dipakai dari standard
produk dengan SI I 0189/78. Produk
ASAHIMAS FLAT GLASS .
2.1. Tipe Bahan.
Kaca :
a. Kaca bening (clear float glass).
Tebal : 5 dan kaca es 5 mm.
Warna : bening /kaca es
(clear).
Pemakaian : semua daun jendela dan
bouvenlicht ruangan dalam dan arah keluar bangunan.
Tipe/Produk : lokal. mutu terbaik
Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak -bercak lain.
Semua bahan kaca yang dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari
Di reksi/Konsultan Pengawas.
2.2. Toleransi tebal :
Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal
sebagai berikut :
JENIS TEBAL TOLERANSI
(mm)
5 5 + 0,3
6 6 + 0,3
12 12 + 0,3
2.3. Kesikuan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
siku serta tepi potongan yang rata dan lurus.
Toleransi kesikuan maksi mum yang diperkenankan adalah 1,5 mm
per meter.
2.4. Cacat-cacat.
Kaca lembaran yang dipakai harus bebas dari ca cat dan noda apapun.
Lapisan perak (“Chemical Deposited Silver”) pada kaca cermin yang dipakai
harus terlihat merata. Apabila terjadi bercak -bercak hitam, maka kaca cermin
harus diganti atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai biaya
pekerjaan tambah.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pekerjaan Pemasangan Kaca Jendela.
Sebelum pemasangan kaca, kusen telah terpasang kokoh dan telah
selesaisesuai dengan Gambar Kerja dan memenuhi persyaratan pekerjaan
kusen/logam yang diuraikan pada bab lain dalam buku ini.
Pasal 15
PEKERJAAN SANITER
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang di maksud meliputi pengadaan dan
pemasangan : Pemasangan kloset Duduk monoblock
sek. TOTO
Pemasangan Floor Drain stainless 3” sek.TOTO
Pemasangan Bak Mandi Fiber ukuran 60 x 60 cm dan
Pas.Kramik Pemasangan Wastafel Lengkap cermi n elevasi -0.00 +
80 cm sek. TOTO Pemasangan Kran dinding 1/2 “ sek. San–Ei
Pemasangan Kran Zink dia. 1/2 “ sek. San –Ei
Pemasangan Jet Whaser sek. TOTO
Pemasangan Tempat Sabun Kramik
Pemasangan Gantungan Handuk bahan Stainless
Pemasangan Bak Cuci piring 1 lobang stainless steel komplit ( zink
) Pemasangan Spoel Hook 60 x 60 stainles sek.TOTO elevasi -0.00
+ 80 cm
Pemasangan Pompa Jetpam 500 watt sek.Grounfoos
Pemasangan Water Torn fiber sek.Finguin kav. 2 m3 len gkap assesoris
Pemasangan Septicktank ( bio septic pabrikasi ) uk.1 x 3 m( 3 segmen )
lengkap Pemasangan IPAL ( bio septic pabrikasi ) uk.1 x 3 m ( 3 segmen
) Kav. 3 m3 termasuk bangunanya lengkap
2. PERSYARATAN BAHAN
Jenis, ukuran, warna sesuai petunjuk Gambar serta RKS ini dan yang
telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi
2.1. KLOSET JONGKOK
Produk : mutu terbaik setara TOTO
Bahan : Keramik/Porslen
Tipe : Duduk / Monoblock.
Warna : Ditentukan kemudian.
2.2. WASTAFEL lengkap cermin
Produk : mutu terbaik setara TOTO
Bahan : Keramik/Porslen
Tipe : Standard.
Warna : disesuaikan pas. Keramik dinding
2.3. FLOOR DRAIN
Produk : mutu terbaik setara TOTO
Bahan :
Stainless Ukuran
: 3”
2.4. KRAN Air
Produk : mutu terbaik Sek. San-ei
Ukuran : 1/2 “
Type : kran dinding
2.5. KRAN ( Zink )
Produk : mutu terbaik Sek. San-ei
Ukuran : 1/2 “
Type: kran zink
2.6.Jet Washer
Produk : mutu terbaik setara TOTO
Ukuran : 1/2 “
Type : kran closet
2.7. Tempat Sabun
Produk : lokal, mutu terbaik
Bahan : Keramik/Porslen
Tipe : Standard.
Warna : disesuaikan pas. Keramik dinding
2.8. Tempat Gantungan
Handuk Produk : lokal, mutu
terbaik Bahan : besi
Stainless
Tipe : Standard.
Warna : Silver
2.9. Spoel Hook
Produk : mutu terbaik setara TOTO
Bahan : Plat Stainless
Tipe : Standard.
Warna : Silver
2.10. Bak Cuci
Produk : lokal, mutu terbaik
Bahan : Plat Stainless
Tipe : Standard.
Warna : Silver
Perlengkapan (“accessories”) untuk unit -unit saniter tersebut di atas harus
lengkap dari kran sampai pipa pembuangan (“drain”).
Semua “accessories” yang terpasang harus utuh, t idak cacat, dan lengkap.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Sambungan pipa dengan “accessories” unit saniter pada umumnya
menggunakan sambungan ulir.
Penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi dengan “Red
Lead Cement” dan memakai pintalan atau serat halus.Pada tempat -tempat
khusus digunakan sambungan “flanged”. Pada penyambungan dengan
“flanged” perlu dilengkapi dengan “ring typegasket” untuk lebih menjamin
kekuatan sambungan.
Pasal 16
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
o Pekerjaan langit-langit dengan bahan Gypsum tebal 9 mm ,
untuk o seluruh bangunan dan GRC 4 mm untuk K. Mandi,
bagian luar
o bangunan atau sesuai Gambar Kerja.
o Pemasangan lis profil C 7 Gypsum , d iprofil pada bagian tepi plafond.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Gypsum lembar
Bahan : Gypsum
Tebal : 9 mm
Ukuran Panel : 120 x 240 cm
Pas. Rangka : Hollo 20.40 dan 40.40
Produk : lokal, mutu terbaik ( setara Knauff )
2.2. GRC lembar
Bahan : G R C
Tebal : 4 mm
Ukuran Panel : 100 x 100 cm
Pas. Rangka : Hollo 20.40 dan 40.40
Produk : lokal, mutu terbaik ( setara Djabesment )
2.3. Rangka Langit -langit.
Bahan : Hollow
Ukuran : 20.40 dan 40.40
Bahan harus memenuhi persyaratan
bahan. 2.4. Lis Profil Gypsum
Ukuran lis profil : C. 7
Produk : lokal, mutu terbaik
3. PERSYARATAN PEIAKSANAAN.
1. Ketinggian kerangka langit -langit setelah terpasang dan disetel
harus sesuaidengan ketinggian langit -langit jadi seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
2. Bahan yang digunakan untuk rangka plafond adalah hollo 20.40 dan 40.40
untuk rangka induk . ukuran rangkaplafond adalah 50 x 50 cm .
3. Pemasangan rangka plafond harus selalu melakukan koordinasi dengan tim
yang akan memasang titik lampu apabila pemasangan lampu yang
digunakan adalah type inbow
4. Lembaran-lembaran Gypsum harus dipasang pada rangka yg sdh
terpasang dengan skrup pada setiap jarak 20 cm (1,5 cm dari tepi).
5. Di bagian tengah lembaran dipaku dengan skrup secukupnya pada rangka
agar permukaan bidang tidak melendut.Bahan plafond gypsum
digunakan untuk semua ruangan yang tercantum pada gambar kerja
6. Setelah penutup plafond terpasang, pada bagian sambungan dan kepala
paku ditutup dengan kain kassa dan dirapihkan dengan menggunakan
calsibond hingga permukaanya menjadi rata.
7. Rangka plafond yang baru harus dalam kondisi baik dan memenuhi syarat
untuk dipergunakan
8. “Finishing”adalah cat acrylic (cat tembok).
Pelaksanaan pengecatan harus memenuhi persyaratan pekerjaan
pengecatan seperti diuraikan dalam bab Pekerjaan Cat & Laburan dalam
RKS ini. Warna ditentukan kemudian.
Pasal 17
PEKERJAAN PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton
yang ditampakkan, dan langit-langit dengan cat tembok.
Pengecatan kayu lisplank, list plafond
Pekerjaan pengecatan Plint dengan cat plincoat.
Pekerjaan Plitur panel daun pintu.
1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Plesteran Dinding, Beton dan
Langit-Langit.
Semua permukaan plesteran dinding, permukaan beton yang tampak/
exposed dan langit-langit seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
1.2. Pekerjaan Pengecatan Kayu.
Cat akhir (“finish”) untuk permukaan kayu yang ditampakkan, seperti :
lisplank atau tempat lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Cat dasar/meni besi untuk pekerjaan pengecatan kayu seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Cat Tembok.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas utama, sek.
Sanlextahan terhadap udara dan garam, produk lokal. mutu
terbaik .
2.2.Cat Logam .
Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss sekualitas Avian
atau Produk lokal. mutu terbaik.
2.3. Plamur dan Vernis.
Bahan dari kualitas utama, produk ex Lokal mutu terbaik.
2.4. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan, Pembuktian berupa
:
segel kaleng
test BD
test laboratorium
hasil akhir pengecatan
2.5. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
cat pada bidang-bidang t ransparan ukuran 30 x 30 cm2.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula
cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan
akhir)
2.6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas,
untuk kemudian akan diteruskan ke Pejabat Pembuat Komitmen,
minimal 5 Galon tiap warnadan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan
jelas identitas cat yang ada di dalamnya.Cat ini akan dipakai sebagaicadangan
oleh Pejabat Pembuat Komit men untuk Perawatan.
3 PERSYARATAN PELAKSANAAN
1. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada
bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun
semprotan.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan, permukaan dinding
kering dan bersih, diamplas/dibersihkan terlebih dahulu hingga
permukaan bidang yang akan dicat terlihat bersih.dan kering
3. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka
Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan
dan sebagainya yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
4. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan roll cat.
Standard Pengerjaan (“Mock-Up”).
5. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaan.
6. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock -up” ini akan ditentukan
oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut
telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka
bidangbidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan
Pekerjaan
7. Pengecatan.
Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Di reksi/Konsultan P engawas
harus diulang dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan
kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau
lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
3.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding, Beton dan Langit-Langit :
a. Sebelu m pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran
atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi
permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.
b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Pemakaian kuas hanya
untuk permukaan dimana tidak memungkinkan
untuk menggunakan roller.
c. Permukaan Interior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25–150 micron atau daya sebar
per liter adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
Lapisan kedua dan Ketiga :
Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.Ketebalan lapisan adalah
25–40 micron atau daya sebar per liter adalah 11–17 m2.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna
ditentukan kemudian.
d. Permukaan
Exterior. Lapisan
Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25–150 micron atau daya sebar per liter
adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Lapisan kedua dan
Ketiga : Cat jenis
Watershield.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan adalah 25–40 micron atau daya sebar per liter adalah
11–17 m2. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna
ditentukan kemudian.
3.8. Pekerjaan Pengecatan logam Yang Ditampakkan.
Bersihkan seluruh permukaan besi dari bahan yang mengotori
atau bahan lain yang seki ranya akan mengganggu jalannya
pekerjaan finishing.
3.9. Pekerjaan Pengecatan logam yang Tidak Ditampakkan.
Untuk semua permukaan logam yang tidak ditampakkan
hanya cat dasar/menie besi warna hijau 1 lapis
Pelaksanaan dengan kuas.
Pasal 18
PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan meliputi pengukuran (sebelum fabrikasi) bentang balok -
balok tumpuan di lapangan, pembuatan (fabrikasi) kuda -kuda (truss)
dengan alat sambung PRYDA, pengangkutan kuda-kuda dan bahan
lain terkait sampai ke lokasi proyek, penyediaan tenaga kerja
beserta alat / bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dan pemasangan seluruh rangka atap baja ringan PRYDA
sampai siap dipasangi bahan penutup atap, sesuai dengan Surat
Kontrak Kerja.
1.2. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda dilakukan diworkshop PRYDA.
1.3. Pekerjaan pemasangan (instalasi) rangka atap baja ringan
PRYDA meliputi st ruktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok
(top plate/ murplat), reng, sekur overhang (jika ada), dan batang
pengaku / bracing. Yang dimaksud dengan pengaku / bracing
meliputi:
o Pengaku batang bawah (bottom chord bracing) memakai
hot–dipped o Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)
o Pengaku/pengikat lateral (lateral tie) memakai hot–dipped
Galvanised Steel o 35x27 B 50(tebal 0,5 mm)
o Ikatan angin / pengaku silang (diagonal web bracing /
cross brace) o memakai hot–dipped Galvanised Steel
35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)
2. Persyaratan Bahan
2.1. Bahan baja yang dipakai untuk kuda-kuda baja ringan PRYDA adalah
baja high tensile strength hot-dipped galvanized steel G550
(minimum yield
strength 550 M Pa) sebagai berikut:
o Bat ang utama (chord) memakaihot–dipped Galvanised Steel 95x33 Z 08
o (tebal 0,8 mm) atau 74x33 Z 08 (tebal 0,8 mm) atau 95x33 Z
10 (tebal 1 o mm)
o Web memakaihot–dipped Galvanised Steel 65x26 C 08 (tebal
0,8 mm) atau o 65x26 C 10(tebal 1 mm) atau75x40 W 08(tebal
0,8 mm) atau75x40 W
o 10 (tebal 1 mm)
2.2. Bahan baja ringan lain selain kuda-kuda (reng, pengaku dan balok
tembok) adalah juga high tensile strength hot-dipped
galvanized steel G550 sebagai berikut:
o Reng memakai hot–dipped Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)
o Batang-batang pengaku (bracing) memakaihot–dipped
Galvanised Steel o 35x27 B 50(tebal 0,5 mm).
o Balok tembok / murplat / top plate memakai salah satu dari
profil hot- o dipped Galvanised Steel 75x40 W 10 (tebal 1 mm)
atau 75x40 W 08 (tebal
o 0,8 mm)
2.3. Alat sambung utama untuk rangka atap baja ringan PRYDA adalah
sekrup khusus yaitu sekrup menakik sendiri ( selfdrillingscrew)
PRYDA SCREW yang sesuai dengan persyaratan pada “Screws
- Self Drilling -for The Building and Construction Industries”
(Australian Standard 3566).
2.4. Semua kuda-kuda harus ditambatkan ke struktur pendukung untuk
menahan beban vertikal dan horisontal dengan PRYDA Multigrip (MG),
dengan bahan Galvabond G2-Z275 dengan Yield Strength 250 M Pa
dan Design Tensile
Strength 150 M Pa.
2.5. Pelapisan (coating) anti karat PRYDA menggunakan hot–dipped Galvanized
coating Z22 (220 gram/m2) yang sesuai dengan “Specification for Pre-Fabricated Cold-Formed
Steel Roof Trusses” (JK R- Malaysia 20600-0022-2001), dan “Coating Weight [Mass]
Requirements (Metallic Coatings)” (American Society for Testing and Materials–ASTM
Standard A1003 / A1003M-05)
2.6. Jika dipandang perlu, bahan yang dipakai untuk rangka atap baja ri
ngan PRYDA dapat diperiksa di Laboratorium Penelitian Bahan
Bangunan atau instansi terkait.
3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain
terkait harus di laksanakan sesuai dengan gambar desai n
yang telah dihitung dengan
komputer menggunakan softwarePRYDA Roof dan sesuai
dengan PRYDA Truss System’s Standards and Specifications .
3.2. Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3.3. Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan
demi kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus
diadakan / disediakan / dikerjakan.
3.4. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda baja ri ngan PRYDA dilakukan di
workshop PRYDA dan dilaksanakan dengan mesin rakit / jig
3.5. Pemasangan sekrup PRYDA SCREW (baik saat perakitan kuda -
kuda di workshop maupun instalasi akhir di lapangan) harus
dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan
kontrol torsi agar tidak terjadi aus / overtighten.
3.6. Pihak kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda
sesuai dengan
desain sistem rangka atap yang telah disetujui
3.7. Pihak kontraktor memberi kesempatan kepada pihak PRYDA untuk ikut
melakukan supervisi penyiapan struktur bangunan untuk peletakan
kuda-kuda.
3.8. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda berdasarkan
spesifikasi desain dan pembebanan yang telah disepakati. Berkenaan
dengan hal itu, pihak konsultan perencana struktur berhak meminta
informasi mengenai reaksi perletakan kuda-kuda PRYDA.
3.9. PRYDA berhak menolak / menunda pemasangan kuda -kuda jika
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda tidak kuat dan / atau
tidak layak dibebani kuda-kuda.
3.10.PRYDA tidak bertanggung jawab terhadap kerusakan dan / atau
kerugian yang terjadi akibat tidak kuat / tidak tahannya struktur yang
dipakai sebagai tumpuan kuda-kuda.
3.11.Struktur yang tidak direncanakan untuk dipa kai sebagai tumpuan kuda-kuda
tidak diperkenankan untuk ditambahkan dan / atau diubah sehingga pada
saat pelaksanaannya struktur tersebut menyangga dan / atau menempel
pada bagian dari kuda-kuda.
3.12.Pihak kontraktor tidak diperkenankan mengubah, menambah , mengurangi
maupun melakukan pengganjalan pada kuda -kuda tanpa supervisi
ataupun persetujuan dari PRYDA.
3.13.Pihak kontraktor bersedia menyediakan 8 (delapan) buah bahan
penutup atap, agar pihak PRYDA dapat memasang reng dengan jarak
yang setepat mungkin. Penyediaan ini sudah dilakukan saat kuda -
kuda tiba di lokasi proyek.
4. Jaminan Struktural
4.1. PRYDA memberikan jaminan struktural terhadap terjadinya deformasi
yang melebihi ketentuan yang dipersyaratkan sesuai ketentuan
pemerintah maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap
PRYDA, yang mana jami nan itu meliputi kuda-kuda, ikatan-ikatan,
pengaku-pengaku dan reng, sesuai dengan U ndang-U ndang No. 18 /
1999 Tentang Jasa Konst ruksi.
4.2. Jaminan yang diberikan PRYDA seperti tersebut di ata stidak
berlaku pada kondisi sebagai berikut:
Adanya keruntuhan atau deformasi struktur atap yang diakibatkan
oleh deformasi dan/atau keruntuhan struktur penyangga rangka
atap yang bersangkutan.
o Struktur atap diubah (ditambah ataupun dikurangi) tanpa supe rvisi
atau o tidak dilakukan oleh perusahaan kami
o Adanya kerusakan akibat penambahan dan / atau perubahan
struktur yang o tidak direncanakan untuk dipakai sebagai tumpuan
kuda-kuda sehingga
o pada saat pelaksanaannya struktur tersebut menyangga
dan / atau o menempel pada bagian dari kuda-kuda.
o Adanya kerusakan akibat penambahan, pengurangan maupun
pengganjalan o pada kuda-kuda tanpa supervisi ataupun persetujuan
dari PRYDA.
o Adanya kerusakan struktur yang diakibatkan karena perawatan
yang tidak o benar terhadap penutup atapnya (misal: dibiarkan bocor
untuk waktu yang o lama).
o Adanya bagian rangka atap yang dipergunakan, dibebani
ataupun o menerima kondisi yang tidak umum dan / atau tidak
sesuai dengan o fungsinya dan/atau tidak sesuai dengan
beban desainnya.
o Adanya keruskan sebagai akibat keadaan memaksa ( force majeur)
sebagai berikut:
o bencana alam (gempa bumi, tsunami, longsor, letusan gunung
berapi) o kebakaran, ledakan, radiasi nuklir, atau yang
sejenisnya
o sabotase oleh Pihak Ketiga
4.3. Kekuatan struktur PRYDA dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada
persyaratan-persyaratan lain seperti yang tercantum sebagai
berikut:
o “Cold-formed Code for Structural Steel” (Australian
Standards / New o Zealand Standards 4600:1996)
o Desain kekuatan struktural berdasarkan “ Dead and Live
Loads and Load o Combinations” (Australian Standards 1170.1
Part 1) & “Wind Loads”
o (Australian Standards 1170.2 Part 2)
o Sekrup menakik sendiri (self drilling screw) yang digunakan berdasarkan
o ketentuan “Screws – Self drilling for The Building and Construction
Industries” (Australian Standards3566).
5. SPESIFIKASI MATERIALRANGKA ATAP BAJA RINGAN (LIGHT STEEL TRUSS)
PRYDA 1. ELEMEN KUDA-KUDA (termasuk RENG dan
MURPLAT)
Properti Mekanis Baja ( SteelMechanicalProperties) :
Mutu Baja (Steel Grade) : G550
Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) :
550 MPa Tegangan Tarik Ultimate (Ultimate Tensile
Strength) : 550 M Pa Modulus Elastisitas : 2 x 105
MPa
Modulus Geser : 8 x 104 MPa
Referensi:
a. Australian Standard 1397:2001 Table 2.2 “Mechanical Property Requirements for
Structural Grades”
b. Japanaese Industrial Standard G 3302 Table 7.8 “Yield Point, Tensile Strength,
c. Elongation and Non-Aging (cold-rolled base
metal used)” Lapisan Pelindung terhadap
Korosi (ProtectiveCoating): Pelapisan (Coating) :
Galvanised
Jenis : Hot-dip Zinc
Kelas : Z220
Ketebalan Pelapisan : 220 gr / m2
Referensi:
a. American Society for Testing and Materials – ASTM Standard A1003 /
A1003M-05
b. Table 1 “Coating Weight [Mass] Requirements (Metallic Coatings)”
c. JKR-Malaysia 20600-0022-2001 “Specification for Pre-Fabricated Cold-
Formed
Steel Roof Trusses”
2. ALAT PENYAMBUNG
Alat penyambung antar elemen kuda-kuda yang digunakan untuk fabrikasi
dan instalasi adalah “sekrup menakik sendiri” (selfdrillingscrew)
dengan spesifikasi sebagai berikut:
Kelas Ketahanan Korosi Minimum (Minimum Corrosion Rating)
: Class 2 zinc-plated
Kuat Geser Tunggal (Single Shear Strength) : 5.1 kN
Kuat Tarik Aksial (Axial Tensile Strength) : 8.6 kN
Kuat Torsi (Torsional Strength) : 6.9 kN
Referensi:
a. “Screws - Self Drilling -for The Building and Construction
Industries” (Australian Standard 3566)
b. JK R- Malaysia 20600-0022-2001 “Specification for Pre-Fabricated
Cold-Formed Steel Roof Trusses”
6. SPESIFIKASI RANGKA ATAP BAJA
RINGAN ( KETENTUAN MINIMUM)
1.MUTU MATERIAL BAJA
Material baja yang digunakan untuk bahan rangka atap baja ringan prefabrikasi adalah
baja mutu tinggi (high tensile strength steel) G550.
Mutu baja : G550
Tegangan Leleh Minimum : 550 MPa
Tegangan Tarik Ultimate : 550 M
Pa Modulus Elastisitas :
200.000 MPa Modulus Geser :
80.000 Mpa
2.LAPISAN ANTI KARAT (COATING)
Lapisan Galvanis (Lapisan Zinc/Z)
→ kadar minimum 180 g/m2 atau Z180
Lapisan Galvalume (Lapisan Alumunium Zinc/AZ)
→ kadar minimum 150 g/m2 atau AZ150
3.KETEBALAN BAHAN
Batang-batang utama (chord) yang terdi ri dari batang-batang
atas dan batangbatang bawah: min 0,72 mm TCT
Batang tengah (web): min. 0,72 mm TCT
Reng (batten) dan batang pengaku (bracing): mi n. 0,51 mm TCT
2. UKURAN PROFIL
Batang-batang utama (chord) dan batang tengah (web):
Tinggi minimum 74 mm Lebar
minimum 30 mm Reng (batten) dan bat
ang pengaku (bracing):
Tinggi minimum 35 mm
5. PENGAKU (BRACING)
BottomChordBracing/ pengaku batang bawah (BCB)
o Batang bawah diperkaku oleh reng yang berjarak sesuai dengan
perhitungannya o dan tidak lebih dari 2,4 m antar masing-masing bracing.
o Pengaku bottom chord (batang tarik) ini d iberi diagonal seperti terlihat
pada denah.
LateralTie/ pengikat lateral (LT)
Bracing ini dipasang kalau perhit ungan kuda-kuda memang
mensyaratkannya. Penggunaanbracingini disertai batang diagonal
minimal 1 atau masing-masing ujung bangunan dan di tengah,
panjang maksimal tiap 6 m.
DiagonalWebBracing/ ikatan angin (DWB)
Antar kuda-kuda diberi ikatan angin agar kuda-kuda saling menyatu.Ikatan angin ini tidak boleh terlalu datar (sudut antara 30° –45°).
Ikatan angin dipasang sedemikian sehingga tidak ada kuda-kuda yang tidak
terikat Jumlah ikatan angin tergantung bentang kuda -kuda, biasanya
maksimum tiap kurang dari 6 m minimal 1 (satu).
6. AIAT SAMBUNG UTAMA
Berupa “sekrup menakik sendiri” ( self-drillingscrew/ SDS) yang beralur
kasar (coarsethread) .
TIDAK diperkenankan memakai SDS dengan alur halus ( fine
thread). TIDAK diperkenankan memakai SDS dengan karet
(washer).
7. DUDUKAN KUDA-KUDA
Dudukan kuda-kuda di atas balok penopang (ring balok) berupamurplat (top
plate) Konektor khusus untuk menghubungkan kuda -kuda dengan top plate
adalah “dynabolt”, diameter minimum 10 mm
Referensi:
a. Australian Standard 1397:2001 Table 2.2 “Mechanical Property
Requirements for Structural Grades”
b. Japanaese Industrial Standard G 3302 Table 7.8 “Yield Point, Tensile
Strength, Elongation and Non-Aging (cold-rolled base metal used)”
c. American Society for Testing and Materials –ASTM Standard A1003 / A1003M-05
d. “Coating Weight [Mass] Requirements (Metallic Coatings)”
e. JK R- Malaysia 20600-0022-2001 “Specification for Pre-Fabricated Cold-
Formed Steel Roof Trusses”
f. Australian Standard 3566 “Screws – Self Drilling –for The Building and
Construction Industries”
7. PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG
1. Persyaratan Bahan. 1.1. Bahan penutup atap adalah jenis
genteng Metal yang harus memenuhi SI I
1.2. Spesifikasi Bahan :
Jenis : Metal
Type : Color sesuaikan bangunan yang ada
Ukuran : t = 0,25 mm, standar
Produk : lokal. mutu terbaik
1.3. Genteng metal harus berkualitas baik, mulus, tidak retak bentuknya teratur
tidak bengkok atau terpuntir. Bentuk, ukuran, warna serta tekstur yang
digunakan harus sama dan seragam.
1.4. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta
petunjuk cara pemasangan.
1.5. U kuran Paku yang digunakan sesuai dengan yang disyaratkan untuk
pasangan jenis Penutup Atap.
2. PERSYARATAN PEIAKSANAAN.
1. Pemasangan penutup Atap diletakkan di atas reng dan khusus untuk
reng terakhir, dipasang tegak. Jarak antara reng sesuai dengan
petunjuk Gambar Kerja atau ketentuan yang disyaratkan untuk
pekerjaan pemasangan penutup Atap.
2. Bagian penutup Atap untuk menempatkan pada kedudukannya tidak
boleh dibuang.
3. Pemotongan penutup Atap harus menggunakan alat yang
sesuaiuntuk pekerjaan tersebut.
4. Pada pemasangan nok penutup Atap harus mengikuti spesifikasi dan
cara/ petunjuk pemasangan yang disyaratkan .
5. Pada setiap bagian tertentu, penutup Atap tersebut harus dipaku denganpenutup Atap dibawahnya ke reng. Jumlah dan tipe paku yang
digunakan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
6. Pada bagian ujung nok penutup Atap harus dipasang nok penutup
untuk pemasangan penutup Atap .
7. Apabila terdapat Pengakhiran jurai luar dan pertemuan nok dengan
juraiharus ditutup dengan bahan penutup yang sesuai persyaratan, dan
sudah merupakan asesori penutup Atap yang dipakai.
PASAL 19
PEKERJAAN PLAMBING/SANITASI
1.0. UMUM
Syarat-syarat Pekerjaan Plambing / Sanitasi yang diuraikan
di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor dalam hal
pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan,
dalam hal ini Syarat-syarat Umum pekerjaan Mekanikal / Elektrikal
adalah bagian
dari Syarat-Syarat ini.
2.0. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya
instalasi plumbing (pembuangan air kotor, air bekas dan
penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan sampai
suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, sepert i yang
tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesiflkasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan bar ang /
material, instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah
terima dan pemeliharaan selama 6 (enam ) bulan. Ketentuan -
ketentuan yang baik tercantum di dalam gambar maupun
pada spesifikasi / syarat-syarat tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan haru juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pokerjaan yang harus dilaksanakan pada provek ini ada!ah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan
material, peralatan dan perlengkapan sistem plam bing / sanitasi sesuai
dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada
syaratsyarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada Syarat syarat Khusus atau gambar
dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plambing dan sanitasi ini adalah
sebagai berikut :
2.1. Instalasi Air Bersih
Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan
di luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi tekniknya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plambing serta peralatan-peralatannya.
Pembersihan pipa (plushing) dengan menggunakan aliran air yang
bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara
parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan
sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersih site.
2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan
a. Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan Iengkap dengan
peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir,
wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya.
b. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dal am
bangunan menuju saluran drainnase dan septictank.
c. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent -out dan filternya.
d. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
e. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
f. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat -alat kerja yangdiperlukan
3.0. UMUM
3.1. Pengecatan.
3.1.1. Kont raktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung,
rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan -
bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat
harus sesuai dengan persyaratan pengecetan yang sesuai dengan bahan
masing-masing.
3.1.2. Pengecetan tidak diperlukan bila alat -alat sudah dicat di pabriknya atau
dinyatakan lain dalarn spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
3.1.3. Kontraktor harus memberikan tanda -tanda huruf dan nomor identifikasi
bagi peralatannya dengan cat.
Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda -tanda yang
hendak dipasang pada peralatan-perlatan itu kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.( Pengawas)
3.2. Peralatan.
3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat -
tempat rendah tertutup.
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak dipasang tetap pada tempattempat yang penting.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi serta si met ris.
3.2.4. Kont raktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa ditempat
tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
3.3. Ukuran (Dimensi)
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila
terjadi perbedaan antara suatu denga n yang lain, harus segera
dibicarakan dengan Konsultan Manajemen Konst ruksi.( Pengawas)
Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
4.0. INSTA[ASI AIR BERSIH
4.1. Pipa
Pipa dengan dia 1" s/d 4", baik pipa utama maupun pipa cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC AW sek Masspioan.
4.2. Fitting.
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan
bahan pipa. 4.3. Valves.
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3" diperkenankan menggunakan
sambungan ulir (screwed).
Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus
dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan p ipanya.
Semua valve dari merek ONDA atau yang setara. Setiap penawaran harus
dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).
4.5. Pemasangan Pipa.
4.5.1. Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan
pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan
diuji harus ditutup kembali sehingga tidak keliharan dari luar. Cara
penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga
tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.
4.5.2. Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus
dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hangge r). Jarak
antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
4.5.3.Penyambung Pipa.
a. Sambungan Ulir.
Penyambung an ulir antara pipa derigan fitting dilakukan untuk pipa
dengan diameter sampai 40 mm (11/2").
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting
dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 uiir. Semua
sambungan ulir harus
nenggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter den gan pisau roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas
pemotongan dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan
perapat sambungan.
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan
dengan alat press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap
pipa.
c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa ai r minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan
kawat las / elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
Setiap bekas sambungan lasharus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.
d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
ruang longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja. Untuk
yang diinginkan kedap air harus di lengkapi dengan sayap / flens / water
stop.
Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber
seal atau caulk.
4.5.4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah.
a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian
b. yang dalamnya 50 mm untuk penempatan pipa sambungan pipa.
c. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
d. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal
15 cm dihitung dari alas pipa.
e. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang halok / penguat dari
beton agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan
diberikan.
f. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai sepertikeadaansemula.
4.5.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Keboco ran.
a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan
tekanan hidrolis Kg/Cm2 selama 24 jam tanpaterjadi perubahan /
penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (
Pengawas ) atau yang kuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus
memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian
kembali sampai berhasil dengan baik.
e. Dalam, hal ini semua biaya ditan ggung oleh Kontraktor, termasuk
biaya pemakaian air dan listrik.
4.5.6.Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)
Setelah semua instalasi air bersih lengkap, temasuk penyambungan ke pipa
distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem -
sistem kerja (trial run)dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi ( Pengawas ) atau yangditunjuk untuk
itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.
4.5.7.Pekerjaan Lain-Lain
Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaks anakan oleh Kontraktor
adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan
tanah dari hasil dan lain-lain yang ditemui di site, serta memperbaiki
kembali sepertisemula.
5.0. INSTAIASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN
5.1. Material
5.1.1. Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran 1'/2" -4" baik pipa utama maupun pipa
cabang mengu nakan
PVC class AW. Pipa PVC sek.Masspion.
5.1.2. Pipa di luar Bangunan
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase
menggunakan pipa PVC class AW. Pipa PVC sek. Masspion.
5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari pipa PCV harus dari hahan yang sarna (PVC)
yang dibuat dengan cara injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless -steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang
atau fiber glass yang mempunyai benfuk badan cembung
yang berflungsi sebagai sediment bowl.
5.2. Cara Pemasangan Pipa.
5.2.1. Pipa di Dalam Bangunan (trmasuk pipa vent).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 -2 %. Perletakan
pipa harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik
di dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah
harus menggunakan fitting dengan sudut 45° (misalnyaY branch
dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan
tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai
permukaan tanah / lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu
dengan pasir padat setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa
diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan
tanah sampai padat.
Kontruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harusdikembalikan
seperti semu la.
c. Penanaman Pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya
50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang
membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton.
Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan memiringan 1 -2%
dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainage.
5.2.2. Pipa Saldran Luapan Septic Tank.
Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah / jalan
kemiringan 1-2% dari titik permulaan septic tank ke drainage kota. Untuk
perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman
kurang dari 90cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton
bertulang dengan tebal 10 cm, pelat beton tersebut tidak tertumpu pada
pipa.
5.2.3. Pipa Saldran Ipal ( Bioseptick ) pabrikasi.
Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah / jalan
kemiringan 1-2% dari titik permulaan bioseptick ke drainagekota. Pada air
saluran dari ipal setelah melalaui filterisasi akan menghasilkan air yang
layak di alirkan ke saluran kota.
5.2.4. Penyambungan Pipa
Pipa PVC dengan diameter 3" ke atas yang dipasang di bawah pelat
lantai dasar harus disambung dengan rubber ring joint
a. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solventcement
b. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harusdibersihkan
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
c. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan
dalam dari pipa yang akan saline mclekat.
d. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa
yang akan disambung harus bebas dari benda-bcnda /kotoran yang
dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa.
5.3. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus di lakukan secara ulir
(screw) dan membentuk sudut 450 dengan pipa utamanya.5.4. Pengujian
5.1.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadapkebocoran
sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah
8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 12,5Kg/Cm2
5.1.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa
keperalatan ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujiandilakukan
sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan
mengisi pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam
kemudian dan harustidak terjadi pengurangan volume air.
5.1.3. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh kontraktor.
Kont raktor harus memperbaiki seqala cacat dan kekurangan -
kekurangannya. 5.1.4. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak meminta
pengulangan pengujian
bila hal ini dianggap perlu.
5.1.5. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan balk atau
kurang memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian
adalah termasuk tanggung jawab kontraktor.
5.1.6. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan
balk oleh Konsultan Manajemen Konstruksi( Pengawas )
6.0. PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR -POMPA
6.1. Pompa Air Bersih.
a. Pompa-pompa dari jenis non-self priming denqan efisiensiminimum
70% pada sekitar + 10 % dari titik kerjanya.
b. Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air minum.
c. Seal menggunakan jenis maintenance free -mechanical seal
d. Badan pompa menggunakan besi cor (cast iron) kualitas ductileyang
khusus untuk air minum.
e. Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless -steel atau
sejenisnya yang khusus untuk air mi num.
f. Poros menggunakan baja tahan karat (stainless -steel), shaft seal
faces terbuat dari tungsten carbide.
g. Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain air.
h. Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.
i. Pompa dikonstrusikan menyatu dengan motornya pada landasan baja
yang tunggal (base plate).
j. Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan ( drainage)
bocoran air ke saluran buangan terdekat .
k. Secara utuh pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan
suara di atas normal (50 dB A).
l. Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven)
dengan kopling fleksibel.
m. Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambi l dari priming tank.
n. Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop stwich yang
mendapat sinyal dari water level control yang diletakan di dalam
ground reservoir.
o. Motor untuk pompa air bersih.
p. Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.
q. Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220/380 V, 3 fasa, 50 Hz.
r. Motor diatas 2.0 kW mengunakan starter star -delta otomatis,
sedangkan untuk motor dengan daya kuranq dari 2,0 kW
menggunakan starter direct-online (DOL). Perintah start otomatis
berasal dari pressure switch yang diletakan di pemipaan header.
s. Belitan motor menggunakaii isolasi kelas F.
t. Motor setidaknya dilindungi dengan :
1. automatic short-circuit / over curren protector
2. automatic thermal protection relay
3. automatic under voltage dan phase failure cut off relay
u. Rotor, poros dan koplinq harus terbalans secara balk.
7.0. SPESIFIKASI POMPA AIR
7.1 Pompa Distribusi (Transfer )
a. Jenis : Jetpam
b. Jumlah :1 (satu) buah
c. Head nominal : 40 meter
d. Kapasitas nominal : 35 USPGM
e. Daya pompa : 500 Watt
f . Pompa dan motor sek. EBARA , GROUNDFOOS atau setara
PASAL 20
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1.0 UMUM
Syarat-syarat Khusus yang diuraikan disini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan
listrik di dalam maupun diluar bangunan gedung. Dalam hal ini
Syarat-syarat Umum Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari
Syarat-syarat Khusus ini.
2.0 PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK
Sumber daya listrik bagi-gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah
PLN eksisting dengan menambah daya sebesar 23 kVA.'
Daya dari PLN tersebut disalurkan sampai dengan panel ukur (kwh
meter). Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel. utama (LVMDP), sub-
distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga
fase - empat kawat 220/380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan
Pengaman). Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu)
unit diesel-generator eksisting, antara sumber daya PLN dengan
diesel -genset yang bekerja secara manual.
3.0 LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem
list rik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya,
seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material,
instalasi, testing / pengujian, pengesahan terhadap seluruh material
berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan /
atau Badan Keselamatan Kerja,
serta serah terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan.
Ketentuanketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun
padaspesifikasi /
syarat-syarat tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini
adalah : Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek,
pemasangan bahan,
material, peralatan dan perlengkapan sistem list rik sesuai dengan
peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat -
syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat Khusus Teknik atau
gambar doku men.
Pekerjaan ini meliputi :
3.1. Pekerjaan di dalam Gedung
a. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel -panel daya
penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan
kebel / konduktor pentanahan netral / badan panel.
b. Pengadaan dan pemasangan kebel -kabel jenis NYY, untuk
penghubung antar panel daya / penerangan dan kabel -kabel daya
menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dll).
c. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop
kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan
pemasangan armatur penerangan, baik penerangan normal
maupun darurat.
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray Iengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan.
e. Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap
dengan material bantu yang dibutuhkan.
f.
4.0 GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik
pekerjaan listrik yang di dalamnya dicantumkan besaran -besaran
listrik dan mekanis
serta spesifikasi tertentu.Iainnya. pengerjaan dan pemasangan
peralatanperalatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan. Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap
perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan /
kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksian atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
5.0 KETENTUAN-KETENTUAN INSTAIASI
5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet
(stop kontak), saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet /
penel daya, kebel, alai-alai bantu dan semua peralatan lain yang
diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang
memuaskan dari sistern instalasi daya tegangan rendah 220
/ 380 V dan penerangan.
5.1.1. Kotak-kotak(doos) Outlet.
a. Jenis
a. Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL, AVE
atau standar lain.
b. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat persegi atau
segi delapan.
c. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang
dengan balk dan benar.
b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di tempat
yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan ukuran condulit,
sesuai dengan persyarata, tetapi kurang dan ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.
c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari tipe yang
diberi gasket tahan cuaca :
tempat-tempat yang kena matahari,
tempat-tempat yang kena hujan,
tempat-tempat yang kena minyak,
tempat-tempat yang kena udara lembab,
tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
d. Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar -saklar
yang dipasang pada partisi, blok beton, mamer,
frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk
persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi -sisi
tegak.
5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.
a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disya atkan lain, maka kotak -kotak
outlet untuk saklar dinding dan receptaI les outlet harus
(alvani stee dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x
10,1 cm un uk peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm
untuk dua peralatan dan kotakkotak multi gang untuk lebih
dari dua peralatan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan
rating minimum 10A / 250 V. Saklar pada umumnya
dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali
ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang
pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang
sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak
yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata
terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm
atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai
sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi. Saklar
dan stop kontak sek BROCCO, Clipsal atau setara.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenistiga kutub (fasa, netral
dan pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan
PUIL dan diberi saluran pentanahan.
d. Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup
supaya mempunyai bentuk yang tetap.
5.1.3. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah melipu ti
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatanperalatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua system dan
peralatan, Biaya Penyambungan Listrik (BP) ke PLN, 2.2 KVA
a. Syarat Kabel I nstalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V) Kabel
tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PU IL, I
EC, VDE, SPLN dan LMK untuk pengganguan sebagai kabel instalasi
dan peralatan (mesindan), serta penggunaan kabel untuk
CCTV.kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau
dianjurkan oleh pebrik pembuatnya. Ukuran kabel daya / instalasi
terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian
kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter
panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYM HY(untuk
kebel kontrol). Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada
didalam konduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan
diklem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan
kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di
dalam bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian
konduit oleh kabelkabel maksimum adalah 40 %. Kabel merek
SUPREME, KABELINDO, KABELMETAL & TRANKA.
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan
sebagai kabel instalasi yang ditanah langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 keatas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded)
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem yang perakaian kontrol pada sistem
remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa- menggunakan
kabel dengan ukuran 1,5 mm2).
Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct burial)
harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan
dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kebel tegangan
menengah 20 kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam
tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit)
tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang
benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti
anjuran.
Pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh
hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai
sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel
merek SUPREME atau setara (4 besar),jointing kit ex RAYCHEM atau
setara.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan
daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulaidari sambungan panel
daya ke sakiar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan
di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak
harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC highimpact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 3x2,5 mm2, sek.suprime.
d. Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan -
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotakkotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop
kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat
secara elaktris dengan solderless connector jenis tekan, jenis com pression
atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau sambungan, koncktor
harus dihubungkan pada konduktorkonduktor dengan balk sedemikian
rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
e. Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan, kabel kontrol
motor, starter dan peralatan-peralatan lain harusterbuat dari tembaga jenis
standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan
sampai 600 V. Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan
(minimum 2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan
operasi yang mernuaskan dari peralatan yang di kont rol, dengan pert i
mbangan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.
Kabel merek SUPREME, Kabeli ndo, Kabel Metal danTranka.f. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain -lain seperti karet, PVC,
vernished carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case, compos ition dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan
kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang
disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel
g.1. Pemasangan di Permukaan
g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam
Bangunan Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high -
impact heavy gauge, dipasang dipermukaan plat beton langit -langit dengan
klem pendukung yang sesuai. Pendukung-pendukungtersebut harus di cat
dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajrl2 -dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus dilakukan dcnqan jari -jari lengkungan tidak boleh
kurang dari syaratsyarat pabrik (minimum 15 kali ø kabel) Konduit ex EGA,
CLIPSAL atau setara
g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel
Kabel-kabel daya diletakkan diatascable trey, di klem pada cable trey
dengan cable ties (pita plastik pengikatkabel). Pemasangan cable trey harus
mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan digantung atau
disangga secara kokoh dengan penggantung /penyangga besi yang di
klem ke plat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan
sendiri peralatan penunjang seperti trey, klem, besi penunjang, penggantung
dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang horizontal maupun
vertikal.
Peralatan penunjang tersebut hares sudah dipernitungkan pada biaya
pemasangan kabel tersebut.
g.1.3. Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motorPompa.
Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam
konduit metal tahan karat(galvanized / white metal conduit) yang diletakkan
diatas pelat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan
faktor pengisian 40 %. Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju
motor, kabel ditarik ke terminal motor flexible metal konduit yang juga
tahan karat.
Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit
dan disambung dengan cara sedemikian rupa, sehingga benar -benar kedap
air. Demikian jugapenyambungan pipe fleksibel terhadap box terminal
motor.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit
fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
g.2. Pemasangan di Permukaan
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam dinding
harus diletakkan didalam konduit PVC hign impact heavy gauge dengan
ukuran minimum 3/a". Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak
harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
g.3. Pemasangan Menembus Dinding
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.
h. Penggunaan Warna Kabel
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan
net ral dan non harus mengikuti peratu ran yang disebutkan oleh
2000, yaitu :
h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa
hitam : Fasa biru :
Netral kuning/hijau :
Pentanahan
h.2. Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa
merah : fasa
R kuning :
fasa S hitam
: fasa T
biru :netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)
i. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak -kotak yang ada diatas
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung Iain-lainnya .
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
j. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga
dipasang secara tertanam dan penutupnya rataterhadap dindi ng atau langit-
langit.
5.1.4. Kabi net Panel Daya
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan Ketebalan rninimum
1,7 mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2
mm untuk jenis floor standing, kecuali yang sering kena basah / h ujan,
harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi
khusus. Kabi net untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya
menurut kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara -cara yang baik untuk memasang,
mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan
kawat-kawat through feeder harus diatur dengan balk, rapi dan benar.
a. Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya
harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan
diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna dan merek
cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan keKonsultan Manajem en
Konstruksi.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized
cadmium platin ataa-crengan zinc chromate dan di cat dengan cat akhir
sistem bakar (oven).
b. Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis
kunci untuk setiap kabi net hares dari tipe "common key",
sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada
masing-masing kabinet harus disediakan dua anak kunci.
c. Tinggi Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di
dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada tipe
/ macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi /penumpu /
penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang,
sekalipun tidak tertera pada gambar.
d. Label
Semua kabi net panel daya, panel kontrol, switc h, fuse unit, isolator
switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan -peralatan lainnya harus
diberi label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindahkan/mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf -huruf hitam.
5.1.5. Sistem "Race Way"
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi kabel.
a. Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cuk up untuk bias
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PULL
dan lain-lain. ø minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran
dengan faktor pengisian kabel maksimurn 40 %.
b. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan
PVC high impact heavy gauge yang memenuhistandar BS4607 dan
BS6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan
harus dan jenis heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi
persyaratan BS 4568 : part I & II class 4.
c. Pamasangan
c.1. Race Way yang ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan
jalan membobok beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai
dengan ukuran dan jumlah konduit yangvakan dipasang. Kontraktor
diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi
semula.
Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung -ujung konduit
hares ditutup untuk mencegah masuknya air ataukotoran -kotoran
lainnya.
c.2. Race Way yang dipasang di Permukaan
Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur atau
permukaan bidanghidann vertikal denganlangit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit -langit,
harus digunakan klem-klem khusus untuk pipasejajar.
Ujung-ujung pipa pada peralatan dipasang dengan sekrup dengan kuat.
Sernua ujunq pipa yang bebas harus ditutup /dilengkapi dengan plat
kuningan yang sesuai.
U ntuk daerah yang lembab; semua peralatan pembantu, fitting-fitting,
klem dan lain-lain harus di galvanisir atau di cat tahan karat dan
harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan
korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus di
cat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagisesudah dipasang
dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus
dicat dengan warna sebagai berikut :
a. Pipa penerangan dan daya - orange
b. Pipa telepon - hijau
c. Pipa fire al arm-merah
d. Pipa tata suara - kuning
e. Race Way yang di pasang di Dalam Tanah
Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan diatas race way tersebut diberi patok petunjuk. Pipa / race
way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi standar
SIIL
c.4. Race Way Melintas / Menembus Dinding
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langitlangit
dan lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik
sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap
air) api dan asap.
c.5. Cable Trench.
Kedalaman parit kabel (cable tranch) untuk penanaman dibawah tanah
mionimal 80 cm dari permukaan. Bila bersilangan dengan saluran lain,
misalnya saluran air, cabletrench dapat dan harus ditanam setelah
pengerasan tanah.
Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan setelah
pengerasan badan jalan atau bila sehelumnya harus lebih dari 110 cm
atau atas persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
c.6. Konduit Logam Flexibel Tahan Air
Konduit logam flexible yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana
ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir
yang korosif, lembab atau berupa minyak, termasuk dalam hal ini adalah
pemakaian pada kabel masuk terminal motor pompa.
Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari polyvinyl chlorida (PVC)
harus menonjol pada inti baja yang flexibel. Sambungan konduktor yang
dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth continuity) harus
pula dimiliki oleh race way / konduit ini.
c.7. Pengakhi ran dan Sambungan.
Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan
lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating insert yang harus
terbuat dari thermoplastic atau"fi re minded" yang dimatikan untuk mencegah
rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi konti nuitas dari system
grounding dari race way.
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang
tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggidengan sistem
penguncian interlock compressed.
c.8.Pent anahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif)
Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka,
termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal, rack,
tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan metal harus dihubungkan
dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu -satunya konduktor pentanahan
tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersediri yang trerbuat
dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm dan
dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan
harus menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut:
a. Pentanahan netral trafo maksimum 1 ohm.
b. Pentanahan net ral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.
c. Pentanahan netral generator maksimum 2 ohm.
5.1.6. Cable Tray
a. Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari
bahan besi lunak dengan sisi-sisi di tekuk ke dalam dengan ketebalan
pelat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan cable tray
harus digalvanisir. Cable tray Three Star, Tri Abadi & Elpro.
b. Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang penggantung cable tray harus dibuat
dari besi lunak yang digalvanisir dengan ø minimum 6 mm ujung
penggantung di ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable
tray. Ukuran penyangga dan penumpu (bracket) hartis dipilih agar
menghasilkan penyangga/penumpuan yang kokoh.
5.1.7. Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.
a. Umum
Penel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit
breaker, indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan
operasiyang sempurna dari segenap sistem dan peralatan-
peralatannya.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki
pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan
panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling
sedikit 3 tahun.
Penawaran harus rneliputi reference list sebagai suatu -bukti.
b. Panel-panel
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar renca na,
kocuali ditentukan lain.
Seluruh asembly termasuk housing, bus -bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan
seperti disyaratkan di bawah ini :
b.1. Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis i nbouw, dead -front, terbuat
dari plat baja (metal cled).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja struktur
atau rangka profil baja yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan
tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanisserta termal
akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik) Rangka ini
harus secara lengkap ditutup padabagian bawah, atas dan sisi -sisinya
dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel harus bisa
dicapai dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan
harus dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.
Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel y ang
tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk
rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada sisi
belakang dari penutup yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi
untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian -bagian yang
mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalarn standar
VDE/IEC untuk peralatan yang tert ut up.
Penutup panel bagian belakang yang bisa di lepas harus mempunyai
konstruksi sekrup (screwed on / bolted on)
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna
terhadap kemungkinan terkena percikan air.
Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.
Semua panel harus buatan Graha Panel, Simetri dan mempunyai
sertifikat dari Asosiasi Produsen Panel Indonesia.
b.2.Pull Box
Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi
pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian
yang cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board pada
bagian atas dari switch board. Bagian sisi atas dan camping clan pull
box harus dari bagianbagian yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull
box harus terdiri atas papan asbestos atau bahan tanah api yang
sempurna. Kabel manuju individual breaker harus tegak lurus melalui
lubang-Iubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini. Penutup
atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus bisa dilepas
dengan mudah supaya memungkinkan pembuatan lubang -lubang untuk
konduit kabel yang diperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa,
sehingga terhindar kemungkinan terjadi nya loncatanbunga api (arc
proofing).
Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan
ventilasi dan pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa
dipindah-pindahkan bi lamana perlu.
b.3. Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan sepertidi tunjuk
dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan. Lokasi
yang tepat dan jenis pertengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda
menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi
dan operasi yang dimaksud dapat dicapai. Akan tetapi, identifikasi
gambar, tata letak, skedul dan lainlain harus diikuti dalam urutan yang
tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan (konstruksi.
Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangun
dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubungsingkat yang terjadi
pada lokasi tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur
untuk menjamin daerah kontrak yang baik.
b.4. Venti lasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan
punch machine. Untuk menjaga benda-henda asing rnasuk
melalui lubang tersebut. Pada bagian dalam harus diberi
lapisan yang juga dilubangi (di-punch).
b.5.Papan Nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapidengan papan
nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan
dapat dilihat dengan mudah. Caracara pemberian nama harus
menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat -
alat yang tersambung padanya. Keterangan mengenai hal ini harus
diajukan dalam gambar kerja.
Mimic diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap
dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen
tersebut.
b.6.Cadangan Sambungan di Kemudian Hari
Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan -
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutusdaya cadangan,
terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang di kemudianhari.
Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapat berupa peralatan
baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontraktor dan lain-lain.
b.7. Bus-Bar / Rel Daya
Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara
mendatar dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang yang
berventilasi.
Jarak antar rel daya harys memenuhi ketentuan pemasangan rel daya
di dalam PUIL 2000.
Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisiperak pada
bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban terpasang.
Ukuran Bus-Bar harus disesualkan dengan peraturan PUIL 2000.
Sernua Bus- Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator
yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non -hygroscopic)
misalnya perselain atau moulded isulator, sedemikian rupa sehi ngga
mampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat hubung singkat.
Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa
menu rut PU IL 2000.
Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70°C Setiap panel
harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh (full netral)
yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang
telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan di lengkapi dengan
klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan.
Dalam hal ini, konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa- 4 kawat –5 bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar
dengan arus Iebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang -
batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus -bar. Untuk arus
yang Iebih kecil, diizinkan menggunakan kabel herisolasi PVC (NYY
atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang
menunjukkan ukuran-ukuran clan bus-bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan
disediakan cara-cara untuk penyambungan di kamudian hari.
Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu terminal
terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih
dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus -bar.
Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan
batang tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel tersebut
pada satu terminal yang berlainan.
b.8. Alat-alat Ukur
Setiap panel harus dilenqkapi dengan alat -alat ukur dan trafo ukur seperti
yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan amper meter selector switch (saklar pinch), pada
saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk ampere meter harus
dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk
dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling
tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar(minimum 90°), skala linier,
dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 96
mm x 96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter ha rus
ditandai dengan jelas.
b.8.1Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih
sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan
dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban-penuh. Ampere meter harus
dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW atau lebih pada salah
satu fasenya.
Amperemeter harus mampu menahan pergerakan yang timbull akibat
arus start motor dan mempunyai skala overload yang rapat (compressed)
untuk keperluan pembacaan arus start tersebut.
Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol
(zero adjusment) berupa sekrup pemutar dibagian depan.
b.8.2 Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai
skala penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang di sisi daya masuk
melalui sikring pengamanjenis HRC dengan arus nominal 3 A.
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol
(zero adjustment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.
b.9. Trafo Arus
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan
(indoor type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang
sesuai dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.
Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan
gaya-gaya mekanis yang timbul pada waktu terjadi nya hubungan si
ngkat 3 fasa simet ris.
Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan
dengan kWh meter dengan syarat tidak menguranqi ketelitiannya.
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus (terpisah).
b.10 Kabel-kabel Kontrol
Kabel kontrol (control wiring) dari panel -panel harus sudah dipasang di
pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap
kerusakan mekanis.
Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jen is NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan
sepatu kabel dengan ukuran kabclnya clan clikencangkan dengan alat
penekan (press- tang / kraft-tang) secara baik,sehinggadapat dicegah
terjadinya hubung longgar (lost contact).
Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada
terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.
b.11 Merk Pabrik
Semua peralatan pengamanan harus diusahakan buatan satu pabrik.
Peralatanperalatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau
dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
b.12 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya
b.12.1 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A
digunakan jenis rumah tuangan (moulded casecircuit breaker - MCCB)
yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC 157.1 dan sesuai
untuk temperatur operasi 400C (fully tripicalized) dan
mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC dengan rating
1.000VAC. MCCB harus dapat dioperasikan secara " reverse
feed" baik pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa
mengurangi performance.
Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus
terbuat dari bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya
dirancang untuk menutup dan membuka kontak -kontak
utamanya secara menyapu (wiping action).
Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan quick break"
secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu
opening, closing maupun trip.
Mekanisme ini harus trip-free untuk m_ encegah kontak utama
menutup kembali tanpa sengaja.
Handle togel MCCB harus dapat membuka semua kutub
(kontak utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus
kesalahan mengalir pada salah satu kutup harus
menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.
MCCB dilengkapi dengan fasilita s pelindung pada
masingmasing kutubnya yang dapat disetel (adjustable)
untuk arus beban lebih (overload - inverse time) secaramekanis
dengan bimetal, pengatus arus hubung – singkat (overcurent -
instantaneous) secara mekanis dcngan solenoid (magnetis).
Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic
overcurrent protection.
Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi opcrasi, yaitu
ON, OFF dan TRIP.
Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breaking
capacity) tidak kurang dari 50 kA.
b.12.2 Miniature Circuit Breaker (MCB)
MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /
part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu
heroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC
dengan rating 1.000 VAC.
MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pad a
posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari
bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak -kontak utamanya
secara menyapu (wipingaction).
Mekanisme operasi harus dari jenis trip -free untuk mencegah
kontak utama menutup kembali tanpasengaja.
RKS Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua
kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan).
Suatu arus kesalahan mengalir pada sal ah satu kutub
harus menyebabkan ket iga kut ub membuka secara bersarnaan.
MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih
(overload inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan arus
hubung singkat (overcurent instantaneous) secara mekanis
dengan solenoid (magnetis). Arus nominal dari draw out MCCB
dan MCB harus sesuai dengan gambar, dengan kapasitas
pemutusan (breaking capacity) disesuaikan dengan letak
pemutus dayatersebut.
Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung
singkat 3 fasa simetris yang mungkin terjadipada titik -titik
beban dan menganjurkan jenis MCCB serta MCB yang sesuai.
Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan
untuk digunakan harus disertakan pada saat penawaran
pekerjaan.
5.1.9. Peralatan Penerangan
a. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu -lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus
seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
b. Kualitas dan Pengerjaan
Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan
standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai deng an gambar
dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
Semua armatur harus buatan LOMM, Artholite dan Philips.
c. Jenis armature
c.1. Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dira ngkai secara leadlag
untuk meniadakan efek stroboskopis. Semua fixture harus
dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga
mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang la mpu harus
memenuhi standar PLN / SII / LMK.
c.2.Lampu Down Light.
Lampu down light yang dipasangkan di ruang -ruang tertentu
rnenggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana
c.3. Lampu Baret
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari
kaca susu dengan lampu pijar (incandescent) atau lampu TL circle 20
W sesuai dengan kebutuhan.
c.4. Lampu Taman
Bentuk lampu taman sesuai dengan gambar rencana Iengkap
dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box berisi
fuse 2 A dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu taman adalah NYY 3 x 2,5
mm2 dengan salah satu inti kabel dipasang ke badan metal
lampu untuk pentanahan.
c.5.Lampu Sorot (Flood Lighting)
Armatur lampu sorot dari jenis outdoor type yang tahan panas, tahan
cuaca (tahan korosi), balk untuk badan maupun kaca pelindung
armatur.
Badan armatur (armature housing) dan penutup belakang (rear
cover) terbuat dari high pressure die cast allumunium dengan
kandungan tembaga yang rendah.
Reflektor terbuat dari allumunium yang dipoles mengkilat, kaca tanah
panas setebal 5 mm dari jenis thoughened glass plate dengan gasket
karet silikon schingga keseluruhan armatur mempunyai -derajat
perlindungan IP 55. Jenis lampu yang digunakan adalah HPI-T 400 W.
Pemasangan armature lengkap dengan pondasi dan rangka /
sangkar pelindung armatur dari besi beton 6 mm yang dicat hitam
dilengkapi dengan engsel dan padlock (gembok).
c.6. Lampu Darurat
Untuk armatur darurat digunakan emergency kit dengan
kapasitas penyalaan batere minimum 2 jam. Jenis bate re yang
digunakan harus NiCd, yang diletakkan di dalarn armature bersama
dengan emergency kit board. Untuk jenis armatur dengan lampu TL
ganda emergency kit hanya diberikan untuk 1 buah lampu saja. Mode
operasi lampu darurat adalah maintained. Tegangan kerja armatur
adalah 220 V, 50 Hz.
d. Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara -cara yang
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
Harus disediakan pengikat, penyangga, pengg antung dan bahanbahan
yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik. Barisan armatur
yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehi ngga betul -betul
lurus.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian
fixture dan permukaanperrnukaan di sebelahnya. Setiap badan
(rumah) lampu harud ditanahkan (grounded). Pada waktu
diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan tersebut
harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn kondisi
sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya
harus menyala secara lengkap.
6.0 PENGUJIAN / PENYETE[AN PERA[ATAN DAN SISTEM
6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh
peralatan listrik yang dipasang.
6.2. Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan -peralatan dan
kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sist em listrik ini
serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus
dilaksanakan oleh kontraktor. Kontraktor harus menempatkan seorang
ahli listrik yang berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan
pengujian dan commisioning.
6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Konsultan Pengawas Konstruksi antara lain :
o pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall) pengujian pentanahan panel
o pengujian kontinuitas konduktor pengujian fungsi kontrol manual
dan otomatis pada panel-panel daya pengujian keseimbangan
pembebanan (phasing-out)
o load testing penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent
dan overload) dan mencatat data setelah yang dilakukan .
o semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat
pengesahan dari PLN atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan
PengawasKonstruksi. 6.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai
dengan syarat-syarat yang
telah diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan
dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.
Pasal 21
PEKERJAAN LAIN – LAIN
I. PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan Pemasangan Pavingblock sek.cisangkan
- Pekerjaan Pemasangan kansteen
- Pekerjaan Pemasangan Plank Nama Bahan Stainless
- Pekerjaan Pemasangan Grevel 1/2 dia.20 cm sek.cisangkan
- Pekerjaan Pemasangan Handrail Stainless Steil dia.2
” lengkap - Pekerjaan Pemasangan Tiang bendera
lengkap
Apabila ada Pekerjaan tanah yang tidak tercantum dalam lingkup
pekerjaan diataskontraktor dapat melihat penjelasan yang lebih
detail pada gambar kerja.
1.1 PEKERJAAN PASANGAN PAVING BLOCK
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan Perataan Tanah
- Pekerjaan U rugan Pasir
- Pekerjaan Pasangan Paving Block
- Pekerjaan Urugan Pasir Kembali1.2. PERSIA PAN PELAKSANAAN
Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih
dahulu diteliti, diukur kembali dan bersihkan dari berbagai macam kotoran
, sampah, puing–puing dan segala sesuatu yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan . Pasir dan Paving Block yang digunakan
harus pasir dan paving blok yang disebutkan dalam Boq dan Gambar
lalu ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas/ Direksi jenis Pasir dan
Paving Block yang akan di pakai.
1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus
memperhatikan posisi , bentuk dan ukuran pokok dari pekerjaan
pasangan paving block , agar didapat hasil kerja yang efektif dan
efisien maka kepada pihak Kontraktor diharuskan untuk
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar
Kerja.dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengawas
lapangan.
b. Untuk Pekerjaan pasangan paving block yang digunakan dengan
ketebalan 6 cm sek. Cisangkan,Urugan pasir dilaksanakan dengan
tinggi dari permukaan tanah asli5 cm dari tanah asal. Pekerjaan
inidilaksanakan agar didapat kondisi dan permukaan tanah yang
rata, baik, bersih dari kotoran dan sampah.
c. Tanah sisa dari Galian harus dibawa keluar lokasi pekerjaan dan
disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsul tan pengawas.
d. Semua pekerjaan galian dan urugan harus sesuai dengan gambar
kerja dan disetujui terlebih dahulu oleh pengawas lapangan.
II. PEKERJAAN KANSTEEN
Pekerjaan yang di maksud meliputi pekerjaan Pemasangan
Kansteen dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan yang meliputi :
- Pekerjaan Pemasangan Kansteen ukuran 15.28.60 sek.
cisangkan Apabila ada Pekerjaan pemadatan untuk
pemasangan kansteen ini yang
tidak tercantum dalam lingkup pekerjaan diatas kontraktor dapat
melihat penjelasan yang lebih detail pada gambar kerja.
2.1 PERSIAPAN PELAKSANAAN
Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih
dahulu diteliti, diukur kembali dan bersihkan dari berbagai macam
kotoran , sampah, puing–puing dan segala sesuatu yang akan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan . Kansteen yang digunakan harus
berkualitas baik yang disebutkan dalam Boq dan Gambar lalu ditunjukkan
kepada Konsultan Pengawas/ Direksi jenis Kansteen yang akan di
pakai.
2.2 PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
b. posisi , bentuk dan ukuran pokok dari pekerjaan pemasangan
kansteen, agar didapat hasil kerja yang efektif dan efisien maka
kepada pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.dan terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
c. Kansteen yang tidak terpakai harus dibawa keluar lokasi pekerjaan
dan disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan
pengawas.
d. Pada pekerjaan pemasangan kansteen harus sesuai dengan
gambar kerja, karena setiap Pekerjaan galian akan berbeda –
bedapada setiap Pekerjaan.
e. Semua pekerjaan pemadatan dan perkerasan harus sesuai
dengan gambar kerja dan disetujui terlebih dahulu oleh pengawas
lapangan.
III. PEKERJAAN PEMASANGAN GRAVEL
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan Pemasangan gravel
1/2 untuk saluran keliling bangunan, peralatan dan alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang meliputi
:
- Pekerjaan Galian tanah untuk Pasangan Gravel
- Pekerjaan Pasangan Batu bata
- Pekerjaan Toping batu bata
Apabi la ada Pekerjaan pasangan pekerjaan gravel yang t idak
tercant um dalam lingkup pekerjaan diatas kontraktor dapat melihat
penjelasan yang lebih detail pada gambar kerja.
3.1 PERSIAPAN PELAKSANAAN
Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih
dahulu diteliti, diukur kembali dan bersihkan dari berbagai macam kotoran
, sampah, puing–puing dan segala sesuatu yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan
Batu belah yang digunakan harus batu dari luar lokasi Site yang
ditunjukkan kepada Konsultan pengawas / Direksi jenis batu yang akan di
gunakan.
3.2 PERSYARATAN PELAKSANAAN
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
posisi , bentuk dan ukuran pokok dar i pekerjaan pemasangan
Gravel, agar didapat hasil kerja yang efektif dan efisien maka kepada
pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakannya sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja. Dan terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari pengawas lapangan.
2. Untuk Pekerjaan pemasangan saluran gravel dia.1/2 dilaksanakan
dengan tinggi disesuaikan dengan gambar kerja. Pekerjaan ini
dilaksanakan agar didapat kondisi pemasangan Saluran Gravel baik
dan tepat.
3. Tanah sisa dari Galian harus dibawa keluar lokasi peker jaan dan
disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas.
4. Semua pekerjaan pemadatan dan perkerasan harus sesuai dengan
5. gambar kerja dan disetujui terlebih dahulu oleh pengawas lapangan.
IV. PEKERJAAN KELENGKAPAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pelengkap, peralatan
dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan lain –lain yang meliputi :
o Pekerjaan Pembuatan Tiang Bendera
o Pekerjaan Pembuatan Papan Nama Sekolah bahan Stainles
o Pekerjaan Pembuatan Hand Railing Stainles
Apabi la ada Pekerjaan yang tidak tercantum dalam li ngkup pekerjaan
diatas kontraktor dapat melihat penjelasan yang lebih detail pada
gambar kerja.
Pasal 22
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN
DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN
Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk
dalam Lingkup Pekerjaan yang tercantum di Gambar Kerja dan terurai
dalam RKS ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang
dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab Kontraktor bersangkutan selesai. Semua bekas bongkaran
bangunan existing dan sebagai nya harus dikeluarkan dari tapak
konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kont raktor harus menjaga
keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima.