Speksifikasi Teknik Purbaratu

112
S PESIFIKASI T EKNIS C V. A L ’Z I K R A PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUANG UGD DAN RAWAT INAP PUSKESMAS PURBARATU DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012

Transcript of Speksifikasi Teknik Purbaratu

Page 1: Speksifikasi Teknik Purbaratu

S P E S I F I K A S I

T E K N I S

C V. A L ’Z I K R A

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN RUANG UGD DAN RAWAT INAP

PUSKESMAS PURBARATU

DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA

TAHUN 2012

Page 2: Speksifikasi Teknik Purbaratu

BAB I

SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN

PERSIAPAN PELAKSANAAN

Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya

seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama

seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat seperti yang akan

diuraikan dalam Buku ini. Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan

dan atau kesimpangsiuran informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan

mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapat

kejelasan pelaksanaan.

Pada Prinsipnya pedoman ini di sesuaikan dengan kebutuhan/persyaratan yang akan

dibangun pada lokasi Kabupaten/Kota masing-masing sesuai dengan RAB & BoQ yang

akan disesuaikan, dan dituangkan dalam Risalah Aanwijzing.

Pasal 1

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang

dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.

1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam gambar dokumen pelelangan

dan gambar kerja, antara lain :

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Galian,Urugan & Lantai Kerja

Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan Beton

Pekerjaan Pasangan Bata,Plesteran dan Lantai Keramik

Pekerjaan Kusen, Pintu Jendela Aluminium

Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap

Pekerjaan Plafond

Pekerjaan Plumbing

Pekerjaan Elektrikal

Pekerjaan Sanitair air bersih & air kotor

Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan Lain-Lain

Page 3: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Pekerjaan yang tidak tercantum dalam Lingkup di atas sudah termasuk dalam jenis

pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai gambar rencana kerja.

1.2. PEKERJAAN PERSIAPAN

Meliputi : Pengukuran, Bongkaran , mobilisasi peralatan, bahan/material, pengadaan air dan

listrik untuk bekerja dan tenaga kerja.

Pasal 2

MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah Kerja

Pelaksanaan Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan

pembangunan fisik secara nyata di lapangan. Dan apabila setelah 1 (satu) minggu

Kontraktor/Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata

di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia Lelang.

Pasal 3

MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang

diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu

akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Pembuatan kantor Kontraktor, gudang

dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan.

3.2. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor/Pemboron dapat

membuat berbagai perubahan, pengurangan dan/atau penambahan terhadap alat-alat

konstruksi dan instalasinya.

3.3. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja,

Kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan

Pengawas untuk disetujui.

Pasal 4

PAPAN NAMA KEGIATAN

Kontraktor/Pemborong harus memasang Papan Nama kegiatan Menggunakan Bahan dari

Bender, sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor/Pemborong.

Page 4: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Pasal 5

KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong ‘wajib’ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor

atau biasa disebut ‘Pelaksana’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan

pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor/Pemborong,

berpendidikan minimal sarjana muda teknik sipil atau sederajat dengan pengalaman

minimum 6 (enam) tahun.

5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor/Pemborong lepas tanggung

jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

5.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat

Komitmen dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat

persetujuan.

5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan

Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin

pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk

mengganti ‘Pelaksana’.

5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan,

Kontraktor/Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau

Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin

pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6

RENCANA KERJA

6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor/Pemborong ‘wajib’

membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan

S-Curve Bahan dan Tenaga.

6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan

Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan

Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui

oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

6.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)

kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan

Perencana.

6.4. Kontraktor/Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai dengan

Page 5: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Rencana Kerja tersebut di atas.

6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/Pemborong berdasarkan

Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7

LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,

DAN LAIN-LAIN

Direksikeet (los pengawas).

7.1. Apabila diperlukan Kontraktor/Pemborong harus menyediakan DireksiKeet (Los

Pengawas) untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dari bahan semi

permanen seluas ± 18 m2 atau sesuai rencana Pekerjaan. untuk tiap lokasi dengan

menggunakan bahan-bahan sebagai berikut: lantai diplester, dinding tripleks/papan/asbes,

rangka bangunan dari bahan kayu kelas III, atap dari bahan penutup Atap, pintu dari bahan

papan kayu kelas III, dilengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan.

Apabila diijinkan oleh pemilik pekerjaan, Kontraktor dapat memanfaatkan sementara

ruangan pada area bangunan yang tidak digunakan bila ada , yang akan ditentukan oleh

Pengawas.

7.2. Kantor Kontraktor, los kerja dan gudang bahan. Kontraktor/Pemborong atas biaya sendiri

berkewajiban membuat kantor Kontraktor di lapangan, los kerja untuk para pekerja dan

gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, pada tempat yang

akan ditentukan oleh Pengawas Lap angan/Personalia Proyek.

7.3. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menjaga kebersihan los pengawas serta

inventarisnya.

7.4. Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai

oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan

tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Kontraktor, dan bahan-bahan

bekasnya menjadi milik Kontraktor.

Pasal 8

KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

8.1. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan

cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja.

8.2. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan. Dari

permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor

bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan

Page 6: Speksifikasi Teknik Purbaratu

serta konstruksi yang diserahkan Pejabat Pembuat Komitmen, Apabila terjadi kerusakan-

kerusakan,maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

8.3. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong segera memberitahukan kepada

Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban

kecelakaan itu.

8.4. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor apabila diperlukan wajib menyediakan

tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan

jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas

5 Kg.

8.5. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga

Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men 1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan

Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-

proyek Departemen Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor/Pemborong yang sedang

melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan

Jamsostek memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

Pasal 9

TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan

berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan

pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahanbahan, alat-alat kerja maupun hasil

pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan

sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Pejabat Pembuat

Komitmen.

9.1. Tenaga kerja /tenaga ahli

Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan

volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

9.2. Peralatan bekerja.

Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin Pemotong Keramik,Mesin Moln Beton dan lain-

lain serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini.

Page 7: Speksifikasi Teknik Purbaratu

9.3. Bahan-bahan bangunan

Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis

pekerjaan yang akan dilaksanakan serta pengiriman material harus tepat waktu sesuai

pekerjaan yang akan dilaksanakan.

9.4. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.

9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur

pompa di area pekerjaan atau disuplay dari luar.

9.4.2. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia

lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan

persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

9.4.3. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa

terisi penuh dengan kapasitas 3,5 M3.

9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari

sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan

Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk

penggunaan sementara atas petunjuk pengawas.

Pasal 10

PERSYARATAN DAN STANDARISASI

10.1. Persyaratan pelaksanaan.

Untuk menghindari klaim dari ‘User’/Proyek dikemudian hari maka Kontraktor harus

betul-betul ‘memperhatikan’ semua pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan

‘ukuran jadi (finished)’ sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan

RKS. Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk

dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang

dipergunakan sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-Syarat dan petunjuk yang

diberikan oleh Konsultan Pengawas. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di

lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja

dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal,

Elektrikal, Plumbing/S anitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk

menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan :

Site manager/Pelaksana sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil

dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan

guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.

Page 8: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Buku harian untuk :

Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.

Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari

pekerjaan.

Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :

1 (satu) kamera.

1 (satu) alat ukur sigmat.

1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.

1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

10.2. Standard yang dipergunakan.

Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,

Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya

dengan pekerjaan antara lain :

PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia

NI-3 PMI PUBB 1970

Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia

NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan

PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia

PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik

PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia

SII : Standard Industri Indonesia

SK SNI T-15-1991-03 (PBI –1991)

Peraturan Beton Bertulang Indonesia

AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.

Serta :

Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981

Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang

dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan bahaya

kebakaran. Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas,

maka berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal

produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan. Selain ketentuan-ketentuan yang

tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :

Dokumen Lelang yang sudah disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen

(Gambar Kerja, RKS, BQ, Aanwijzing dan Surat Perjanjian Kontrak).

Page 9: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah disetujui/disahkan oleh

Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas.

Pasal 11

LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BUIANAN

11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang

berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik maupun Administrasi.

11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus

memberikan data-data yang diperlukan menurut data keadaan sebenarnya.

11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan bulanan

secara rutin.

11.4. Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran

untuk bahan monitoring.

Pasal 12

PENJEIASAN RKS & GAMBAR

12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang

mengikat/berlaku adalah RKS.

12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi (bagian) dan detail

gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak

boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari

ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang

tidak dijelaskan dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin

diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lainlainnya, akan ditentukan oleh

Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.

12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang

semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.

12.4. Ukuran

12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar

Pelengkap meliputi ukuran dari :

As – as

Luar – luar

Dalam – dalam

Page 10: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Luar – dalam

12.4.2. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm,mm. 12.4.3.

Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran jadi

seperti dalam keadaan selesai (“finished”).

12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada

Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang

akan dipakai dan dijadikan pegangan.

12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala

tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas. Setiap

deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh

Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis. Kontraktor tidak dibenarkan merubah

atau mengganti ukuranukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa

sepengetahuan konsultan pengawas/Direksi , dan apabila terjadi kesalahan akibat

kelalaian kontraktor dalam berkoordinasi dengan konsultan pengawas/Direksi maka

menjadi tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.

12.5. Perbedaan gambar

12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,

maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.

12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka Kontraktor

wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah

berkonsultasi dengan Perencana.

12.5.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/ Listrik dan

Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar

kerja Arsitektur.

12.5.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan satu bagian

pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat

ketidakjelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian

dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan

kepada Konsultan Pengawas dan Direksi secara tertulis, dan mengadakan pertemuan

dengan Konsultan Pengawas/Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat

keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

12.5.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk

memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

Page 11: Speksifikasi Teknik Purbaratu

12.6. Istilah - Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai

berikut

STR : Struktur, Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan

Konstruksi, Bahan Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering kolom, Balok dan

tebal Lantai.

ARS : Arsitektur,Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan

perancangan bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik

maupun estetika.

ELK : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik dan

Penerangan.

MEK : Mekanikal, yang ada hubungannya dengan Sistem Air Bersih Air Kotor Drainase,

Sistem

Pemadam Kebakaran, Sistem Instalasi Diesel – Generator Set, dan Sistem Pengkondisian

Udara.

12.7. Shop drawing Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang

harus dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah

disesuaikan dengan keadaan lapangan. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk

detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun

yang diminta oleh Konsultan Pengawas. dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan

dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua

bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus

sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam

Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini. Kontraktor wajib

mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat

persetujuan tertulis. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan

kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format

standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.

12.8. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan “as-built drawing”.

12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan

pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.

12.8.2. Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor berkewajiban membuat

gambar-gambar yang telah dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya

untuk penggambaran ditanggung oleh pelaksana.

Pasal 13

Page 12: Speksifikasi Teknik Purbaratu

TANGGUNG –JAWAB KONTRAKTOR

13.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan

sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pejabat Pembuat Komitmen

untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi instruksi tidak

mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

13.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul

akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki

kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.

13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan

pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran

perbaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan

Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab

atas kerusakan yang timbul.

13.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang

dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam

melaksanakan pekerjaan menjadi tangung-jawab Kontraktor.

13.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga

keamanan bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan Pengawas

dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang

dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-

bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun

belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan

dalam biaya pekerjaan tambah.

13.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya,

baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut

bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak

dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi

tanggungan Kontraktor.

Pasal 14

Page 13: Speksifikasi Teknik Purbaratu

KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-

syarat (RKS) ini maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-

bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus

memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum

Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII)

untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan

lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan

dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya,

harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang

dimaksudkan.

14.2. Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi.

14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan

atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini

dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak

diartikan sebagai suatu yang mengikat. Setiap keterangan mengenai

peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk nama dagang,

buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standard

atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi

persaingan; dan Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan

peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan

Pengawas dan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh

material patent itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik

yang membuatnya.

14.2.2.Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai

dengan yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi

standard spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan

bahan bangunan yang berlaku.

14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk

tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang

bersangkutan tersebut sebagai pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor tidak

berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.

14.2.4 Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang

Page 14: Speksifikasi Teknik Purbaratu

hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai

dalam pekerjaan ini.

14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang

dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam

negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui

oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan

Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka

biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat

mengajukan sebagai biaya tambah.

14.3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh

semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada

Konsultan Pengawas/Direksi dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan

secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.

Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas

dan Perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang

ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan diruang

Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2)

minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

14.4.Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan

diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari

kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

14.5. Penyimpanan material ; Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus

sesuai persyaratan pabrik

yang bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

14.5.1. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas

dan kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas

permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. Material

harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.

14.5.2. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan

diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

14.5.3. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan

miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga

member ikan drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang

Page 15: Speksifikasi Teknik Purbaratu

berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak

menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak

berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air.

Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis

demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat

penyimpanan tidak lebih darilima meter.

Pasal 15

PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

15.1. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-

contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam

Pasal 14 di atas.

15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek

yang dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera

dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 X 24

jam dan tidak boleh dipergunakan.

15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak

oleh Pengawas/Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh

Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana berhak

memerintahkan pembongkaran

kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan

oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya

disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu

permil) dari harga borongan.

15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas

dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan

memeriksakannya ke Laboratorium balai Penelitian Bahan-Bahan

Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada

Pengawas/Direksi/Perencana secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan

ditanggung oleh Kontraktor.

15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik

atau tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak

diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan

bahan-bahan tersebut di atas.

Page 16: Speksifikasi Teknik Purbaratu

15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan

penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material

dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pasal 16

SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR

16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan

(SubKontraktor) didalam hal pengadaan material dan

pemasangannya, maka Kontraktor ‘wajib’ memberitahukan terlebih

dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan

persetujuan.

16.2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan

untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan

tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

16.3. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan

lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-

tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-benda

yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus

dipindahkan sesuai dengan ketentuan

pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup juga

perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan

harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

16.4. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak,

kayu busuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya,

sampah dan rintanganrintangan lainnya yang muncul, yang tidak

diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan

di buang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus

di buang dari daerah sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di

bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat

pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan

dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai

AASHTO T 99.

Pasal 18

Page 17: Speksifikasi Teknik Purbaratu

DRAINASE / SALURAN

18.1. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara. Dengan

mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak,

Kontraktor wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk

pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap

kering. Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada

di tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah

pembangunan. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada

pembayaran tambahan.

18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada Kontraktor harus memelihara

drainase yang memasuki, melintasi atau mempengaruhi tempat kerja.

Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas

pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir

sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik

jalan (right-of way). Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada

pembayaran tambahan.

18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.

18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor/Pemborong

harus melakukan survey untuk mengetahui detail lokasi segala

utilitas yang akan kena pengaruh oleh pekerjaan. Hasil survey

harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk

Konsultan Pengawas, dan patok permukaan (surface pegs) pada

tempat kerja yang menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang berada di

bawah tanah, harus sudah ditancapkan. Patok-patok itu harus tetap

terpancang selama berlakunya kontrak.

18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau

permanen pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor harus

mempergunakan metoda konstruksi yang memadai, menyediakan

peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa ada pembayaran

tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu.

Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan langsung atau tidak

langsung oleh pekerjaan Kontraktor dianggap sebagai tanggung

jawab dari Kontraktor.

Page 18: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Pasal 19

PENGUKURAN KONDISI TAPAK

DAN PENENTUAN PEIL

19.1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak

19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan

melakukan pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana

bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi

/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan

yang sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan ke Konsultan

Pengawas dan Perencana untuk diminta keputusannya.

19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-

alat waterpass/theodolit.

19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas

segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagianbagian kecil

yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.

19.1.5. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada :

a. Personil :

1 orang surveyor ahli

1 orang pekerja surveyor

b. Peralatan Pengukuran (Survey) :

Wild ROS Theodolite (360 derajat);

Wild TO Theodolite (360 derajat);

Wild NAK levels;

Pita meteran baja dengan panjang 50 m;

Steel measuring rod (4 m);

Patok-patok survey, dan macam-macam alat yang diperlukan

dalam survey. Semua peralatan pengukuran harus disediakan

lengkap (bila diminta) termasuk tripod, dll. Atas tanggungan

biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakan survey dan

pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan

pekerjaan, seperti patok kemiringan (slopes stakes), temporang

grade stakes, dan lain-lain. Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan

Page 19: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Pengawas ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik, bila

terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh Kontraktor

atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian

apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting out)

disetujui oleh Pengawas.

19.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang

(cross section) kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahkan

salah satu salinan atau merevisinya, kemudian mengembalikan kepada

Kontraktor. Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahanlrevisi,

Kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan

di atas. Cross section dari Kontraktor harus digambar di atas kertas

kalkir untuk memungkinkan

reporduksi. bila cross section itu akhirnya disetujui, maka kontraktor harus

menyerahkan gambar kalkir asli dan tiga lembar hasil reproduksinya

kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

19.2. Pekerjaan penentuan peil

Pekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing Arsitektur) adalah permukaan

lantai finshing ruangan lantai dasar (Hall) bangunan seperti tertera dalam

gambar kerja yaitu + 0.00 cm pada lantai dasar Bangunan . Selanjutnya peil

+ 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan dilapangan dan

disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 20

PEMASANGAN PATOK UKUR

DAN PAPAN BANGUNAN (‘BOUWPIANK’)

20.1. Patok ukur

20.1.1. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis

sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan

Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu Konsultan

Pengawas dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta

Kontraktor untuk membetulkan patok-patok. Kontraktor harus

mengajukan pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau

penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang

Page 20: Speksifikasi Teknik Purbaratu

dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat

diperiksa.

20.1.2. Patok ukur dibuat dari bahan beton bertulang secukupnya,

berpenampang 15x15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam

100 cm dengan bagian yang muncul di atas muka tanah cukup untuk

memberikan indikasi peil + 0.00 sesuai Gambar Kerja, dan di atasnya

ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan ketinggian di

atas peil + 0.00.

20.1.3. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua)

buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan

Konsultan

Pengawas; sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau

terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.

20.1.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda

yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan

selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.

20.2. Bowplank Papan bangunan

20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Albasiah dengan

ukuran tebal 2 cm dan lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi

sebelah atasnya.

20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu

sama lain adalah 1.50 m; tertancap di tanah sehingga tidak dapat

digerak-gerakkan atau diubah.

20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau

sesuai dengan keadaan setempat.

20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau

rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.

20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus

melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan

persetujuan.

20.2.6. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan

letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

Page 21: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Pasal 21

PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

21.1. Ijin memasuki tempat kerja Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap

petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat

pekerjaan, atau semu a b engke l d an t empa t - temp a t d imana

p eke r j aa n sed ang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang

dibuat.

21.2. Pemeriksaan Pekerjaan

21.2.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor,

tetapi karena bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu

pekerjaannya

sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera

dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam

waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat

sebelum mendapatkan persetujuan pengawas dan Kontraktor harus

memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk

memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak

terlihat.

21.2.3. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap

pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa.

21.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24

jam (dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan,

tidak terhitung hari libur/hari Raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh

Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor dapat meneruskan

pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah

disetujui oleh Konsultan

Pengawas/Direksi.

21.2.5. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi

berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau

seluruhnya untuk diperbaiki.

21.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali

menjadi tanggungan Kontraktor, tidak dapat di “klaim” sebagai biaya

Page 22: Speksifikasi Teknik Purbaratu

pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu

pelaksanaan.

21.3. Kemajuan Pekerjaan

21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus

disediakan oleh kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan

pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga

diterima oleh konsultan Pengawas.

21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu

waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk

menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada

waktu yang diperpanjang maka pengawas harus memberikan

petunjuk secara tertulis

langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju

pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang

telah ditentukan.

21.4. Perintah untuk pelaksanaan (foreman).

Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di

mana Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau

perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh

semua petugas Pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk

menangani pekerjaan itu.

21.5. Toleransi Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus

dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan

toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.

Page 23: Speksifikasi Teknik Purbaratu

BAB II

SYARAT-SYARAT PEKERJAAN

Pasal 1

U M U M

1.1. LJNGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, bahan-bahan, peralatan

dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan

Pembangunan yang meliputi :

PEKERJAAN

Pembangunan Puskesmas Poned Di Provinsi Jawa Barat

a.Pekerjaan Standar yang dimaksud meliputi :

- Pekerjaan Persiapan dan Sarana Kerja

- Pekerjaan Pekerjaan Sipil

- Pekerjaan Arsitektur

- Pekerjaan Mekanikal Plumbing

- Pekerjaan Elektrikal Sistem

b.Pekerjaan Non Standar yang dimaksud meliputi :

- Pekerjaan Pasangan

- Pekerjaan Kusen Pintujendela Aluminium

- Pekerjaan Atap

- Pekerjaan Plafond

- Pekerjaan Papan Nama

- Pekerjaan Lain-lain

Semua penjelasan mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam

point – point penjelasan termasuk segala jenis peralatan, bahan dan

pekerjaan .

Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup Pekerjaan yang tidak

dijelaskan dalam RKS akan dijelaskan kemudian dalam Risalah aanwitzing dan

pihak Kontraktor harus melaksanakannya sesuai gambar kerja.Penjelasan

mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point– point

penjelasan termasuk segala jenis peralatan , bahan dan pekerjaan .

1.2. PERSTAPAN PELAKSANAAN

Page 24: Speksifikasi Teknik Purbaratu

1.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan , Kontraktor harus mempelajari dengan

seksama Gambar Kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala

kondisi di lapangan yang meliputi semua bangunan dan tidak terbatas

pada bangunan existing.

1.2.2. Kontraktor harus mengamankan/melindungi hasil paket pekerjaan

sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan/komponen/instalasi

existing yang dipertahankan; agar tidak rusak atau cacat.

1.2.3. Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang, atau

konstruksi khusus sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak

dibongkar, harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih

dahulu untuk mendapat persetujuan.

Pasal 2

PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN

2.1. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih

dahulu dibersihkan dari berbagai macam kotoran , sampah, puing – puing

dan segala sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

2.2.Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site

konstruksi dan dikumpulkan di temp at/lokasi tertentu yang ditunjukkan Konsultan

Pengawas/ Direksi.

Pasal 3

PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING

3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada

di dalamTapak/Site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan

Perencana/Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk instalasi

existing tersebut di atas, kontraktor harus menjaga dan memeliharanya dari

gangguan/cacat.

3.2.Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih

berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor harus melakukan pekerjaan ini

sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Pasal 4

PEKERJAAN TANAH

Page 25: Speksifikasi Teknik Purbaratu

1. LJNGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, peralatan dan alat

bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan galian tanah

untuk pondasi yang meliputi :

- Pekerjaan Galian Tanah Pondasi Menerus

- Pekerjaan Urugan tanah kembali bekas galian Pondasi

- Pekerjaan Urugan tanah Peninggi lantai t=25 cm dan dipadatkan

- Pekerjaan urugan Pasir bawah lantai t=5 cm

- Pekerjaan urugan Pasir bawah Pondasi t=5 cm

- Pekerjaan urugan Pasir bawah Rabat t=5 cm

Apabila ada Pekerjaan tanah yang tidak tercantum dalam lingkup pekerjaan

diatas kontraktor dapat melihat penjelasan yang lebih detail pada gambar kerja.

2. PERSTAPAN PELAKSANAAN

Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih

dahulu diteliti, diukur kembali dan bersihkan dari berbagai macam kotoran ,

sampah, puing – puing dan segala sesuatu yang

akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan . Barang yang tidak digunakan lagi

harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan di

tempat/lokasi tertentu yang ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan

posisi , bentuk dan ukuran pokok dari pekerjaan galian dan Urugan, agar

didapat hasil kerja yang efektif dan efisien maka kepada pihak Kontraktor

diharuskan untuk melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum

dalam Gambar Kerja.dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari

pengawas lapangan.

3.2. Untuk Pekerjaan Galian tanah pondasi Batu Belah dilaksanakan dengan

tinggi 100 cm dari tanah asal. Pekerjaan ini dilaksanakan agar didapat

kondisi dan permukaan tanah yang rata, baik, bersih dari kotoran dan

sampah.

3.3. Tanah sisa dari Galian harus dibawa keluar lokasi pekerjaan dan

disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas.

3.4. Pada pekerjaan Galian Ukuran tinggi, panjang dan lebar galian harus

sesuai dengan gambar kerja, karena setiap Pekerjaan galian akan berbeda

Page 26: Speksifikasi Teknik Purbaratu

– beda pada setiap Pekerjaan , Pekerjaan galian tersebut antara lain :

aL Galian tanah untuk Pondasi batu kali menerus

b. Galian tanah untuk Pipa – pipa pembuangan disesuaikan dengan

rencana pelaksanaan yang tercantum dalam gambar kerja dan kemiringan

ke drainase existing .

c. Galian tanah untuk sloof uk. 25 x 40 cm, (dari feil tanah asal, galian

tersebut belum termasuk untuk pasir urug dan lantai kerja) dan panjang

disesuaikan dengan rencana pekerjaan .

3.5. Tanah bekas galian dapat dipergunakan kembali untuk urugan pada galian

yang sudah dilaksanakan tersebut diatas apabila sudah disetujui oleh

konsultan pengawas.

3.6. Urugan pasir dibawah lantai dilaksanakan dengan t=5 cm.dari permukaan

tanah yang sudah dilaksanakan urugan tanah untuk peninggian lantai.

3.7. Semua pekerjaan galian dan urugan harus sesuai dengan gambar kerja

dan disetujui terlebih dahulu oleh pengawas lapangan.

Pasal 5

PEKERJAAN PONDASI BETON STRUKTUR

1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk Lingkup pekerjaan ini meliputi :

Pekerjaan sloof, Kolom, Balok, Plat Dak Entrace, Ring Balk dan pekerjaan beton

lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

1.1. Ukuran dan Mutu Beton

Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai

ukuran dan mutu karateristik sebagai berikut :

a. Balok Sloof 15 x 20, mutu btn K – 175.

b. Kolom Beton 15 x 20, mutu btn K – 175

c. Kolom Beton 30 x 30, mutu btn K –175

d. Kolom Beton 25 x 30, mutu btn K –175

e. Kolom Beton 10 x 30, mutu btn K – 175

f. Kolom Praktis 15 x 15, mutu btn K –175

g. Kolom Beton Entrnce 30 x 80, mutu btn K –175

h. Balok Lintel 12 x 12, mutu btn K – 175

i. Balok Lintel atas kusen 15 x 25, mutu btn K –175

Page 27: Speksifikasi Teknik Purbaratu

j. Ring Balok 15 x 20, mutu btn K – 175

k. Balok Entrace 20 x 30, mutu btn K – 175

l. Beton Plat Dak Entrance T = 10 cm, mutu btn K – 175

m. Beton Plat Canovy atas dan bawah kusen T= 8 cm, mutu btn K–175

n. Meja beton T= 8 cm, mutu btn K –175

o. Rabat Beton T = 7 cm, mutu beton K - 100

Pekerjaan lainnya yang termasuk dalam lingkup pekerjaan beton struktur

seperti tercantum dalam gambar kerja.

1.2 Adukan Beton

- Adukan beton yang dipergunakan untuk pekerjaan beton struktur

menggunakan mutu beton K – 175 Site mix. Pekerjaan struktur ini seperti :

Sloof, Balok dan Kolom dan lain-lain.

1.3 Tulangan

Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini

adalah sebagai berikut :

Mutu baja tulangan s/d diameter 12 mm adalah BJTP U-24

1.4 Cetakan (Bekisting)

Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai muliplek 9 mm dan

pada rencana cor plat Dak Canovy dan lain – lain juga menggunakan

Multipleks 9 mm untuk bekisting, kecuali Pekerjaan non struktur

menggunakan papan.

Pada pekerjaan Bekisting dari multiplex harus diperkuat dengan rangka kayu,

untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan

lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.5 Bonding Agent

Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor

secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan

desain dan perhitungannya.

Bonding Agent yang digunakan adalah produk lokal berkwalitas baik atau

yang setaraf Lemkra TG 301 dicampur dengan air dan semen. Cara

pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.

Page 28: Speksifikasi Teknik Purbaratu

1.6 Admixture

Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat

pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah produk local

berkwalitas baik atau yang setaraf, dengan takaran 0,8% dari berat semen.

Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan

maksimal dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan Bahan Beton

2.1 Bahan Semen

a. Persyaratan Umum.

1. Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan

persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau

ASTM C-150 Type 1 atau standard Inggris BS 12.

2. Mutu semen yang memenuhi syarat & dapat dipakai adalah yang

memenuhi persyaratan NI-8.Pemilihan salah satu merk semen adalah

mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

3. Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari

pengaruh cuaca sepanjang waktu dan peletakannya harus terangkat dari

lantai untuk menghindari kelembaban.

b. Pemeriksaan

Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang

pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk

memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk

pengambilan contohcontoh tersebut.

Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan

Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir.

Jika semen yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut telah

dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat

memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan

Page 29: Speksifikasi Teknik Purbaratu

memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor

harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang

dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.

c. Tempat Penyimpanan

Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk

semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap

kelembaban udara.

2.2 Bahan Pasir

a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan beton ini adalah Pasir alam yaitu

pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan

persetujuan konsultan Pengawas/Direksi.

b. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak

dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan substansi yang merusak,

jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan,

beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.

c. Pasir harus mempunyai ‘modulus kehalusan butir’ antara 2 sampai 3 atau

jika diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard

Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut:

Saringan No.Persentasesatuantimbangan

tertinggal disaringan

4 0–15

8 6–15

16 10–25

30 10–30

50 15–35

100 12–20

PAN 3–7

Page 30: Speksifikasi Teknik Purbaratu

2.3 Bahan Agregat Kasar (Kerikil)

a. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Tni dapat

berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu -batuan atau berupa

batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

b. Gradasi

1) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5

mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :

Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6% berat

Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat

Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan,

adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat harus menyesuaikan

dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NT-2 PBT-1971.

2) Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh

Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka

Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas

bebannya sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui

Konsultan Pengawas.

2.4 Bahan Air

Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi

harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan

kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus

diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas

untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuanketentuan yang ada

dalam PBT-1971 untuk bahan campuran beton.

2.5 Bahan Baja Tulangan

a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan

standard Indonesia untuk beton NT-2, PBT-1971 atau ASTM Designation A-

15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat

keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua besi tulangan beton

yang disediakan,

Page 31: Speksifikasi Teknik Purbaratu

untuk persetujuan Konsultan Pengawas sesuai dengan persyaratan mutu

untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana.

b. Besi tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih,

karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau

mengurangi daya lekat antara besi tulangan dengan beton.

c. Ukuran diameter besi tulangan yg digunakan antara lain :

Untuk pekerjaan pembesian menggunakan besi dia. 12 mm dan 10 mm dan 8

mm. Untuk sloof digunakan besi dia. 12 mm sengkang 6 mm.

Untuk kolom menggunakan besi 12 mm sengkang 6 mm

Untuk Balok menggunakan besi 12 mm sengkang 6 mm

Semua penggunaan besi tulangan harus sesuai dengan gambar rencana, dan

tidak diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran. Diameter besi ulir adalah

diameter dalam.

3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton

3.1 Kelas dan Mutu Beton

a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-

2 PBI1971. Bilamana tidak ditentukan kuat tekan dari beton adalah selalu

kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 (1 0,06) cm diuji

pada umur 28 hari.

b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil

pengujian benda-benda uji harus memberikan ‘bk’ (kekuatan tekan beton

karakteristik) yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam tabel 4.2.1 PBI.

1971.

3.2 Komposisi Campuran Beton.

a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti

yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan

yang sesuai dan diaduk dengan baik sampai pada kekentalan yang tepat.

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam

spesifikasi ini, harus dip akai “campuran yang direncanakan” (designed mix).

c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagianbagian dari

pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam

persyaratan

Page 32: Speksifikasi Teknik Purbaratu

bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga

tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.

d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk

berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya

pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang

dihasilkan.

e. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi

beton, harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara

pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan

beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.

f. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang

direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :

Faktor air semen untuk pondasi sloof, poer, maksimum 0,60.

Faktor air semen untuk kolom balok, plat lantai, tangga, dinding beton

dan listplank maksimum 0,60.

Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap Canopy, dan tempat-

tempat basah lainnya maksimum 0,55.

g. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan dapat dihasilkan

suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton

dengan faktor air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer

sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus

mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya

Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk

tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan,

awet atau kekuatan dan kontraktor tidak berhak atas claim yang disebabkan

perubahan yang demikian.

3.3 Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton.

Semua pengujian harus sesuai dengan NJ-2 PBJ-1971. Konsultan Pengawas

berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat

dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau

alasan penghematan.

Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas

melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai

Page 33: Speksifikasi Teknik Purbaratu

dengan NJ-2 PBJ-1971.

Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai NJ-2 PBJ-1971.

Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk

mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.

3.4 Baja Tulangan

a. Baja beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.

Untuk menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus

diikat kuat dengan kawat beton (bendraat) dengan bantalan blok-blok

beton cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang.

b. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan

dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari

agregat kasar dan harus memberikan kesempatan

masuknya alat penggetar beton.

3.5 Selimut Beton.

Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau

dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian

konstruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal

selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai

berikut :

a. Kolom t = 3 cm

b. Plat lantai Beton t = 2 cm

3.6 Sambungan Besi Tulangan

Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari

yang ditunjukan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus

disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan

tulangan harus minimal 1/4 panjang bentangan , kecuali jika ditetapkan

secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan

Konsultan Pengawas.

3.7 Mengaduk

Bahan-bahan untuk adukan beton site mix mutu beton K-175 harus dicampur

dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘batch mixer’.

Page 34: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika

pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan

dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi

dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan

dalam komposisi atau konsisitensi. Air harus dituang lebih dahulu selama

pekerjaan penyempurnaan.

3.8 Suhu

Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 320 C dan tidak kurang dari 4,50 C.

Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 270 C dan 320 C, beton harus

diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.

3.9 Rencana Cetakan

Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam

gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan

persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai,

tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab

Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya

perbaikan kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.

Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari

bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus

dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas

bebannya sendiri

3.10 Konstruksi Cetakan

a. Semua cetakan harus betul-betul diteliti, kuat dan aman pada kedudukannya

sehingga dapat dicegah pengembangan atau terjadi perubahan bentuk

selama dan sesudah pengecoran beton.

b. Semua cetakan beton harus kokoh. Alat-alat dan pelaksanaan yang

digunakan harus sesuai dan tepat untuk membuka cetakan-cetakan

tanpa merusak permukaan beton yang telah selesai dicor dan

memenuhi usia beton untuk dibongkar. Sebelum beton dicor, permukaan

dari cetakan-cetakan harus dilaburi minyak yang biasa dipergunakan untuk

pekerjaan itu, yang mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan

dan akan memudahkan melepas cetakan beton. Minyak tersebut dipakai

hanya setelah disetujui Konsultan Pengawas. Penggunaan minyak cetakan

harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan

mengakibatkan kurangnya daya lekat.

Page 35: Speksifikasi Teknik Purbaratu

c. Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan

kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama

pelaksanaan.

3.11 Pengecoran

a. Sebelum dilaksanakan pengecoran pihak kontraktor harus terlebih

dahulu mengajukan surat permohonan pengecoran kepada Konsultan

Pengawas 3 hari sebelum dilaksanakan pengecoran.

b. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak

baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan

sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lainlainnya selesai

dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang

berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan

Pengawas.

c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan

dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton

baru. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang

disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa

pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas

atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air

harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.

d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran

yang akan masih berlanjut, terhadap system struktur/penulangan yang ada.

e. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2

meter,semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan

tebalnya tidak lebih dari dimensi yang sudah ditentukan .

Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut

apabila pengecoran tidak memenuhi spesifikasi ini yang sudah ditentukan.

f. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga

bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua

permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.

g. Pengecoran dapat dilaksanakan apabila Konsultan Pengawas serta

Pihak Kontraktor ada di tempat kerja dan telah menyetujui pelaksanaan

pengecoran serta persiapan pengecoran betul-betul telah memadai.

Page 36: Speksifikasi Teknik Purbaratu

h. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator)

harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas

dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh

menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton

harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson yang dioprasikan

dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan

dalam beton.

i. Konsultan Pengawas berhak menolak persiapan/mobilisasi alat berat yang

telah ada dilapangan apabila pekerjaan pengecoran belum disetujui dan

segala biaya yang telah dikeluarkan menjadi tanggungan pihak kontraktor.

3.12 Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti

petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-

hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih

muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-

cetakan dibuka, permukaan

beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan yang tidak beraturan

harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas.

b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-cetakan

dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan

samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-

saluran, 28 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap, tangga dan kolom.

Walaupun demikian sebagai pedoman dalam keadaan cuaca normal adalah

sebagai berikut :

Struktur

Pengerasan Normal :

Kolom dan dinding 4 hari

Pelat lantai atau atap 28 hari

Balok 28 hari

3.13 Perawatan (Curing)

a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini

atau disemprot dengan Curing Agent ANTISOLS merek SIKA bila

dimungkinkan . Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan

Page 37: Speksifikasi Teknik Purbaratu

bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.

b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang

langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan

semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit

atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah

pengecoran dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan

dengan air pada permukaan beton paling sedikit selamal4 hari terus menerus.

Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis

atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengancara lain yang disetujui

Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton

selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing)

harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.

3.14 Perlindunga n (Protection)

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan

sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

3.15 Perbaikan Permukaan Beton

a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai

dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau

diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu

dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus

dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali

bila Konsultan Pengawas memberikan izinnya untuk menambal

tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti

yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang

terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang

lobang karena keropos, tidak rata dan bengkak harus dibuang dengan

pemahatan atau dengan batu gerinda.

c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna pada

bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan

menghasilkan sebidang dinding, yang tidak memuaskan kelihatannya,

kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi

plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm

Page 38: Speksifikasi Teknik Purbaratu

demikian juga pada dinding yang berbatasan, (yang bersambungan)

sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas. Perlu diperhatikan

untuk permukaan yang datar batas toleransi kelurusan (pencekungan atau

pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk semua

komponen.

3.16. Tenaga kerja

Menyediakan tenaga kerja, material, peralatan dan transportasi yang diperlukan

untuk menyelesaikan semua beton dan semua pekerjaan pada lingkup ini seperti yang

tercantum pada gambar rencana, atau yang disebut dalam spesifikasi, maupun pada keduanya.

3.17 Persyaratan Umum

oBekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan pada posisi sesuai dengan

gambar pelaksanaan untuk pondasi.

oPada balok sloof harus dipasang stek-stek untuk kolom-kolom praktis yang

letaknya sesuai dengan gambar pelaksanaan (dokumen lelang).

oPelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian pasal 1 di

atas (Persyaratan Pengerjaan Beton).

oPekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu

pemasangan yang diakibatkan oleh kekurang telitian dan

kelalaian Kontraktor, harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor.

oKekurang tepatan pemasangan karena kesalahan pelaksanaan harus

diperbaiki/ dibetulkan atau diganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor.

o Pekerjaanperbaikanyangrusakatautidaksempurnaakibatpengangkutandi

site atau sebab lain, harus segera dilaksanakan.

Pasal 6

PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Kolom Praktis 15 x 15 cm, mutu beton K –175

Pemasangan Rabat Beton Keliling Bangunan

Pekerjaan beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN

Besi Beton.

Page 39: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Sesuai dengan Pasal 1 butir

1.3.1 Semen.

Sesuai dengan Pasal 1 butir

1.2.1. Pasir.

Sesuai dengan Pasal 1 butir

1.2.2. Pasir yang dipakai harus

pasir beton. Koral BetonlSplit.

Sesuai dengan Pasal 1 butir

1.2.4 Air.

Sesuai dengan Pasal 1 butir

1.2.3. AcuanlBekisting &

Perancah Sesuai dengan

Pasal 1 butir 1.1.3.

4. PERSYARATAN PEIAKSANAAN

a. Campuran & Mutu Beton.

Cor Beton menggunakan campuran adukan, Mutu beton yang disyaratkan

dalam pekerjaan beton bertulang non struktural ini adalah K-100.

b. Pembesian

Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang

dibengkokkan, sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring); persyaratannya

harus sesuai dengan NJ-2 (PBJ-1971).

c. Pekerjaan AcuanlBekisting

Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang

telah ditetapkan dalam Gambar Kerja. Acuan harus rapat (tidak bocor),

permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu,

tanah, lumpur, dan sebagainya.

d. Pengecoran Beton.

Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan

melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram

cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,

pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran

beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/Konsultan

Pengawas.

Page 40: Speksifikasi Teknik Purbaratu

e. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting

Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan

ijin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka,

tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan

beton tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

f. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis

Pemasangan kolom praktis untuk :

o Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.

o Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian dalam bangunan

setiap luas 9 m2.

o Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian luar/tepi luar

bangunan setiap luas dinding 9 m2.

o Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

g. Pekerjaan Pembuatan Balok / Lintel & Ring Balok.

Pemasangan balok / lintel dan ring balok :

o di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas

sebagai ringbalok.

o setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi

o dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

h. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai gambar kerja dan atau

seperti terurai dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.

i. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel seperti tercantum dalam

butir 6.3.1.5 dan 6.3.1.6. di atas, terlepas adalah pekerjaan tersebut

tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.

j. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring

balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar

Kerja harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cm , yang

terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan

balok praktis ini.

Pasal 7

PEKERJAAN PASANGAN

Page 41: Speksifikasi Teknik Purbaratu

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Pemasangan Dinding bata merah dengan Spesifikasi :

1.1 PERSYARATAN BAHAN

a. Bata merah.

Bata merah yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,

mempunyai sudut siku dan ukuran 5 x 11 x 22 cm sekualitas Jatiwangi

yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau Distributor. Sebelum

pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data

dari batu bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk

mendapatkan persetujuan.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail

bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan

melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

b. Dalam pekerjaan pasangan dinding bata merah Sebelum

dilaksanakan pemasangan,Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan

air di atas permukaan tersebut.

c. Aduk Perekat/Spesi.

d. Adukan perekat/spesi untuk pasangan bata merah kedap air adalah

e. campuran 1 PC : 3 PS untuk :

o Plesteran acian beton

o Dinding pasangan daerah basah.

o Dinding pasangan bata merah yang langsung berhubungan dengan

luar.

o Pasangan Septicktank

o Saluran.

Page 42: Speksifikasi Teknik Purbaratu

f. Untuk semua pasangan bata merah terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai

aduk perekat/spesi campuran 1 PC : 5 PSR terkecuali yang disyaratkan kedap

air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

g. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.

h. Pekerjaan pemasangan bata merah harus benar-benar vertikal dan horizontal.

i. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk

permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan

bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan

horizontal.

Pasal 8

PEKERJAAN PASANGAN, ADUKAN DAN CAMPURAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

o Pasangan lantai dan dinding keramik

o Pasangan Dinding bata 1/2 bata.

o Pasangan batu andesit sek.Citatah.

o Pembuatan Sumur Resapan

o Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Batu Bata dan Batu Andesit.

Batu bata dan batu andesit yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat

atau adukan, mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung

didatangkan dari pabrik atau penjual. Sebelum pengadaan bahan ini,

Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data dari batu bata

yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan

persetujuan.

2.2. Semen.

Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.

2.3. Pasir.

Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.

Page 43: Speksifikasi Teknik Purbaratu

2.4. Air.

Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.

3. PERSYARATAN PEIAKSANAAN

3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail

bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan

melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

3.2. Dalam pekerjaan pasangan dinding bata Sebelum dilaksanakan

pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga

jenuh air . Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas

permukaan batu bata tersebut.

3.3. Aduk Perekat/Spesi.

a. Adukan perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah

campuran 1 PC : 3 PS untuk :

1. Plesteran acian beton

2. Dinding pasangan bata daerah basah.

3. Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.

4. Gravel / Saluran.

b. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai

aduk perekat/spesi campuran 1 PC : 5 PSR terkecuali yang disyaratkan kedap

air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.

d. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar -benar vert ikal

dan horizontal.Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur

tepat.

e. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau

pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200

cm vertikal dan horizontal.

f. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar

sampai setinggi permukaan tanah

g. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air

terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.

Page 44: Speksifikasi Teknik Purbaratu

h. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 5%.

Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.

i. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci halus) :

Dinding bata 1/2 batu harus setebal 15 cm.

Pasangan Batu andesit harus setebal 2 -3 cm.

Pasangan Screed harus setebal 3 cm

Pasal 9

PEKERJAAN PLESTERAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Plesteran dan acian halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan

beton. Plesteran kedap air.

Plesteran biasa.

Plesteran Beton

Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam

tanah. Screed t = 3 cm pada dak entrace

Waterproofing dak Entrance sek. Lemkra

Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Semen.

Sesuai dengan Pasal butir

1.2.1. 2.2. Pasir.

Sesuai dengan Pasal butir

1.2.2. 2.3. Air

Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

Page 45: Speksifikasi Teknik Purbaratu

3. PERSYARATAN PEIAKSANAAN

3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.

Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan

bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas

3.2.Jenis Plesteran.

a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.

Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu 1 PC : 3

PS.

Dipakai untuk :

- Menutup permukaan di ndi ng pasangan yang tertanam di dalam tanah

hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.

b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS.

c. Plesteran screed kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS.

Aduk plesteran ini untuk :

- Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hinggaketinggian

sampai 30 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam

gambar kerja.

- Semua bagian permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus

kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian 150

cm ( untuk k. Mandi ) dari permukaan lantai.

a. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat

sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.

Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding

pasangan.

3.3. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus diba sahi terlebih

dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang untuk

permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari

sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”).

Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm. Jika

ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat

ayam yang diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang

bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.

Page 46: Speksifikasi Teknik Purbaratu

3.4. Pemeliharaan.

Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung

dengan wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran

setiap kaliterlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung

dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.

Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai.

Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang -kurangnya 2 (dua)

kalisehari sampai jenuh.

PASAL 10

PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Pekerjaan Keramik lantai , lantai dan dinding untuk kamar mandi/toilet

dan tempat lain yang ditunjukkan pada Gambar Kerja.

3. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Semen.

Sesuai dengan Pasal 1 Butir

1.2.1. 2.2. Pasir.

Sesuai dengan Pasal 1 Butir

1.2.2. 2.3. Air.

Sesuai dengan Pasal 1 Butir

1.2.3. 2.4. Kramik Lantai

Jenis : Standard

Permukaan : Rata untuk lantai .

Ketebalan : 6 mm.

Warna : Cream.

Page 47: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Ukuran : Kramik Polos40 x 40cm

Kualitas : kelas I, heavy duty, single

firing. Produk : setaraf Mulya

2.5. Keramik K. Mandi/ WC ( Ceramic Tile )

Jenis : Standard ( Rock )

Permukaan : Non slip/Unglazed untuk lantai KM/WC. Glazed untuk dinding

KM/WC.

Ketebalan : 6 mm.

Warna : untuk lantai dan dinding Cream.

Ukuran : Keramik 20 x 20cm untuk Lantai

K. Mandi dan 20 x 25 Polish untuk dinding KM/Toilet dan dinding ruangan

Kualitas : kelas I, heavy duty, single firing.

Produk : setaraf Mulya

2.6. Plint Hospital

Jenis : Standard

Ketebalan : 6 mm.

Warna : Cream.

Ukuran : Plint Hospital 10 x 20cm

Kualitas : kelas I, heavy duty, single fir ing.

Produk : setaraf Mulya

2.7. Border Dinding Km/Wc

Jenis : Standard

Ketebalan : 6 mm.

Warna : Coklat.

Ukuran : Plint5 x 20cm

Kualitas : kelas I, heavy duty, single

firing. Produk : setaraf Mulya

2.8. Dinding Kramik Ruangan

Jenis: Standard

Page 48: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Ketebalan : 6 mm.

Warna : Coklat.

Ukuran : Plint20 x 25cm

Kualitas : kelas I, heavy duty, single

firing. Produk : setaraf Mulya

2.9. Adukan Pengisi Siar

Aduk pengisi siar dan nat yaitu dengan menggunakan cairan Flexicoat,

sistem pelaksanaan pengisian nat dengan koas kec il.

2.10.Kontraktor harus mengajukan contoh bahan keramik sebanyak 3 (tiga)

set kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan

(Tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam

memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.

3. PERSYARATAN PEIAKSANAAN

1. Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat

atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.

2. Sebelum pemasangan keramik, harus dilakukan pengukuran dengan

waterpas (selang atau alat lain) agar permukaannya merata.

Ukuran/dimensi dan keramik harus presisi agar dihasilkan pemasangan

yang rapi.

3. Seluruh pemasangan keramik tidak boleh terkena air, karena menggunakan

sistem Flex icoat.

4. Pemasangan keramik dengan menggunakan cairan Flexicoat, sebelum

keramik dipasang harus diamplas terlebih dahulu pada kedua permukaan

adukan keramik yang akan disatukan. Permukaan/bidang yang akan

direkatkan dengan Flexicoat harus bersih, bebas dari debu dan kotoran

5. yang mengganggu, selanjutnya kedua permukaan tersebut d iolesi dengan

cairan Flexicoat dengan ketebalan masing-masing 1 - 2 mm dan tunggu sekitar

± 10 menit, kemudian keramik direkatkan.

Page 49: Speksifikasi Teknik Purbaratu

6. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus

sesuaidengan petunjuk pabrik.

7. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan , keramik harus dihindarkan dari

injakan atau pemberian beban.

8. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau

jaringan pipa sudah harus terpasang pada tempatnya. Kontraktor harus

mempelajari gambar kerja dan berkoordinasi dengan pekerjaan P lumbing

dan Mekanikal di bawah pengarahan Konsultan Pengawas/Direksi.

Pasal 11

PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM

1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Pekerjaan Rangka Kusen :

Kusen pintu, jendela dan bouvenlight

Pekerjaan lain yang tercantum dalam Gambar Kerj a.

2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Ukuran kusen adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar

Kerja. 2.2. Rangka Kusen alumunium

Alumunium Silver CA 4 ‘’ lengkap acesories sekualitas Alexindo.

Referensi bahan sesuai dengan SII , mutu kelas A untuk keawetan dan

kekuatan material.

2.3. Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan

butir berikut ini.Semua bahan yang dipakai harus kuat, lurus, tidak mudah

bengkok , tanpa cacat Ukuran bahan adalah ukuran jadi seperti tercantum

dalam Gambar Kerja.

2.4. Bahan & Alat Bantu.

Bahan yang dipakai adalah tipe A dengan referensi SII. Bahan perekat

adalah lem silent untuk karet, produk kualitas baik atau setaraf Fox.Semua

pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain -lain harus

digalvanisasi.

Page 50: Speksifikasi Teknik Purbaratu

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan untuk :

Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai

Gambar Kerja agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan yang

mengakibatkan pembongkaran. Pelaksanaan sambungan seperti

pemasangan klos, baut, plat penggantung, angker, dynabolt, sekrup, paku &

lem perekat harus rapi dan sempurna serta tidak di perkenankan mengotori

bidang-bidang tampak.

Khusus untuk bahan sambungan/pengikat dari besi seperti angker, sengkang, pelat

dan sebagainya; sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan anti karat yang

memenuhi persyaratan dalam Pasal Pekerjaan Pengecatan di buku ini.

Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan

pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui

Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila pada sistem perkuatan yang tertera dalam

gambar dianggap kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan

tanggungan Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui Konsultan

Pengawas.

Pasal 12

PEKERJAAN DAUN PINTU, DAUN JENDELA

dan BOVENLIGHT ALUMUNIUM.

1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Pekerjaan daun Pintu Alumunium 4 inc CA Silver sek.

Alexindo. Rangka daun Jendela dan Bovenlight alumunium

lengkap accessories

1.2. Persyaratan Bahan

1.2.1. Daun Pintu, Daun Jendela & Bovenlicht Alumunium.

BahanRangkadaunjendeladanbovenlight:AlumuniumSilver4”Paneldaunpintu:Kaca5mm

BeningUkuran : sesuai Gambar Kerja

Page 51: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Persyaratan : lihat Bab Pekerjaan kusen Aluminium

1.2.2. Kaca

Sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam bab Pekerjaan Kaca.

1.3. Persyaratan Umum.

1.3.1. Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe

yang tertera dalam Gambar kerja dengan memperhatikan uku ran-ukuran,

material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.

1.3.2. Semua daun pintu dan daun jendela, bovenlight dibuat baru baik

rangka maupun lapisan Penutupnya .

1.4. Persyaratan Pelaksanaan.

1.4.1. Untuk Pekerjaan daun pintu harus memenuhi persyaratan pe laksanaan

Pekerjaan alumunium.

1.4.2. Semua ukuran daun pintu dan daun jendela yang tertera dalam Gambar Kerja

adalah ukuran jadi dan harus lurus, tanpa cacat, melenting, cacat akibat

benturan, cacat paku, ataupun retak-retak yang dapat menurunkan mutu

pekerjaan. Jika hal-hal tersebut ditemui, maka Kontraktor harus mengganti

dengan biaya ditanggung Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai biaya

kerjatambah.

1.4.3. Disyaratkan :

Dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen baik secara vertikal maupun

horisontal. 1.4.4. Pelaksanaan Pemasangan :

Pemasangan daun pintu dan jendela harus terpasang sejajar tidak timpang

dalam pemasangan tidak goyah tidak macet / seret apabila dibuka dan ditutup

celah tidak terlalu besar dan diberikan teloransi untuk pemuaian. Pr insip

pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar tidak terjadi

pembongkaran kembali pekerjaan dikemudian hari.

1.4.5. Daun Pintu alumunium.

Pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan Pekerjaan pintu

alumunium sesuai persyaratan Pekerjaan alumunium.

Page 52: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Pasal 13

PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA

(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi :

Pekerjaan pemasangan engsel pintu dengan engsel baru

Pekerjaan pemasangan kunci baru termasuk pintu KM/WC

Pekerjaan pemasangan selot baru untuk daun pintu dobel

Pekerjaan pemasangan hak angin dan engsel jendela baru

Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam

gambar kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN

Semua alat penggantung & pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuai

dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila terjadi

perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu secara

tertulis dari Pejabat Pembuat Komit men.

2.1. Perlengkapan Pintu

a. Engsel.

Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).

Spesifikasi : Tipe standard, memenuhi standard

SII. Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu

ganda Ukuran : Standard produk

Jumlah : 2 (dua) set per daun pintui sesuai standard

fabrikasi Produk : Ex Lokal mutu terbaik.

Warna : disesuaikan kusen dan pintu.

Mekanisme: Engsel Floorhing.

Spesifikasi : Tipe standard, memenuhi standard

SII. Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu

ganda Ukuran : Standard produk

Page 53: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Jumlah : 2 (dua) set per daun pintui sesuai standard

fabrikasi Produk : Ex Lokal mutu terbaik.

Warna : disesuaikan kusen dan pintu.

b. Kotak Kunci (“Lockcase”). 1.

Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).

Pemakaian : Pintu tunggal

Spesifikasi : Lockcase

Produk : lokal.

Warna : disesuaikan .

c. Pegangan (“Handle”).

1. Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (“Latch Bolt”) secara mekanis

yg menyatu dengan silinder kunci.

Pemakaian : Untuk semua pintu selain KM/WC.

Produk : lokal. mutu terbaik

Warna : Ditentukan kemudian.

2. Spesifikasi : Pegangan dg tombol putar, kunci pd bagian dalam

Pemakaian : Pintu R. KM/WC.

Produk : lokal. mutu terbaik

Warna : Ditentukan kemudian.

2.2. Perlengkapan Daun

Jendela a. Engsel

Jendela.

Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).

Spesifikasi : Tipe sesuai fabrikasi, memenuhi standard SII.

Pemakaian : semua daun

jendela Ukuran : Standard

produk

Jumlah : 2 (dua) set per daun jendela.sesuai

standard fabrikasi

Produk : Ex Lokal mutu terbaik.

Warna : ditentukan kemudian.

Page 54: Speksifikasi Teknik Purbaratu

b.Selot Jendela.

Mekanisme : ditarik ke atas (dengan

per) Pemakaian : semua daun

jendela Spesifikasi : standard

Jumlah : 1 (satu) set per daun

pintu. Produk : lokal mutu terbaik.

Warna : disesuaikan.

c. Hak Angin Jendela.

Mekanisme : geser

Pemakaian : semua daun jendela

Spesifikasi : Ramskar geser dengan baut pengunci

Jumlah : 1 (satu) set per daun

pintu. Produk : lokal mutu terbaik.

Warna : ditentukan kemudian.

2.3. Kehandalan Kerja.

Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan

baik sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian

secara kasar dan halus.

3. PERSYARATAN PEIAKSANAAN

Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)

berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan

keadaan di lapangan.

Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan

bawah pintu pada pintu-pintu umum biasa.

Engsel pintu toilet/peturasan adalah + 32 cm (as) dari permukaan

bawah pintu.

Page 55: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Pasal 14

PEKERJAAN KACA

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Pekerjaan kaca daun jendela dan lubang cahaya

(bovenlicht). Pekerjaan kaca seperti tercantum dalam

Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN Semua kaca yang dipakai dari standard

produk dengan SI I 0189/78. Produk

ASAHIMAS FLAT GLASS .

2.1. Tipe Bahan.

Kaca :

a. Kaca bening (clear float glass).

Tebal : 5 dan kaca es 5 mm.

Warna : bening /kaca es

(clear).

Pemakaian : semua daun jendela dan

bouvenlicht ruangan dalam dan arah keluar bangunan.

Tipe/Produk : lokal. mutu terbaik

Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak -bercak lain.

Semua bahan kaca yang dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari

Di reksi/Konsultan Pengawas.

2.2. Toleransi tebal :

Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal

sebagai berikut :

JENIS TEBAL TOLERANSI

(mm)

5 5 + 0,3

6 6 + 0,3

12 12 + 0,3

Page 56: Speksifikasi Teknik Purbaratu

2.3. Kesikuan.

Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut

siku serta tepi potongan yang rata dan lurus.

Toleransi kesikuan maksi mum yang diperkenankan adalah 1,5 mm

per meter.

2.4. Cacat-cacat.

Kaca lembaran yang dipakai harus bebas dari ca cat dan noda apapun.

Lapisan perak (“Chemical Deposited Silver”) pada kaca cermin yang dipakai

harus terlihat merata. Apabila terjadi bercak -bercak hitam, maka kaca cermin

harus diganti atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai biaya

pekerjaan tambah.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Pekerjaan Pemasangan Kaca Jendela.

Sebelum pemasangan kaca, kusen telah terpasang kokoh dan telah

selesaisesuai dengan Gambar Kerja dan memenuhi persyaratan pekerjaan

kusen/logam yang diuraikan pada bab lain dalam buku ini.

Pasal 15

PEKERJAAN SANITER

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang di maksud meliputi pengadaan dan

pemasangan : Pemasangan kloset Duduk monoblock

sek. TOTO

Pemasangan Floor Drain stainless 3” sek.TOTO

Pemasangan Bak Mandi Fiber ukuran 60 x 60 cm dan

Pas.Kramik Pemasangan Wastafel Lengkap cermi n elevasi -0.00 +

80 cm sek. TOTO Pemasangan Kran dinding 1/2 “ sek. San–Ei

Pemasangan Kran Zink dia. 1/2 “ sek. San –Ei

Pemasangan Jet Whaser sek. TOTO

Page 57: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Pemasangan Tempat Sabun Kramik

Pemasangan Gantungan Handuk bahan Stainless

Pemasangan Bak Cuci piring 1 lobang stainless steel komplit ( zink

) Pemasangan Spoel Hook 60 x 60 stainles sek.TOTO elevasi -0.00

+ 80 cm

Pemasangan Pompa Jetpam 500 watt sek.Grounfoos

Pemasangan Water Torn fiber sek.Finguin kav. 2 m3 len gkap assesoris

Pemasangan Septicktank ( bio septic pabrikasi ) uk.1 x 3 m( 3 segmen )

lengkap Pemasangan IPAL ( bio septic pabrikasi ) uk.1 x 3 m ( 3 segmen

) Kav. 3 m3 termasuk bangunanya lengkap

2. PERSYARATAN BAHAN

Jenis, ukuran, warna sesuai petunjuk Gambar serta RKS ini dan yang

telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi

2.1. KLOSET JONGKOK

Produk : mutu terbaik setara TOTO

Bahan : Keramik/Porslen

Tipe : Duduk / Monoblock.

Warna : Ditentukan kemudian.

2.2. WASTAFEL lengkap cermin

Produk : mutu terbaik setara TOTO

Bahan : Keramik/Porslen

Tipe : Standard.

Warna : disesuaikan pas. Keramik dinding

2.3. FLOOR DRAIN

Produk : mutu terbaik setara TOTO

Bahan :

Stainless Ukuran

: 3”

Page 58: Speksifikasi Teknik Purbaratu

2.4. KRAN Air

Produk : mutu terbaik Sek. San-ei

Ukuran : 1/2 “

Type : kran dinding

2.5. KRAN ( Zink )

Produk : mutu terbaik Sek. San-ei

Ukuran : 1/2 “

Type: kran zink

2.6.Jet Washer

Produk : mutu terbaik setara TOTO

Ukuran : 1/2 “

Type : kran closet

2.7. Tempat Sabun

Produk : lokal, mutu terbaik

Bahan : Keramik/Porslen

Tipe : Standard.

Warna : disesuaikan pas. Keramik dinding

2.8. Tempat Gantungan

Handuk Produk : lokal, mutu

terbaik Bahan : besi

Stainless

Tipe : Standard.

Warna : Silver

2.9. Spoel Hook

Produk : mutu terbaik setara TOTO

Bahan : Plat Stainless

Tipe : Standard.

Warna : Silver

Page 59: Speksifikasi Teknik Purbaratu

2.10. Bak Cuci

Produk : lokal, mutu terbaik

Bahan : Plat Stainless

Tipe : Standard.

Warna : Silver

Perlengkapan (“accessories”) untuk unit -unit saniter tersebut di atas harus

lengkap dari kran sampai pipa pembuangan (“drain”).

Semua “accessories” yang terpasang harus utuh, t idak cacat, dan lengkap.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

Sambungan pipa dengan “accessories” unit saniter pada umumnya

menggunakan sambungan ulir.

Penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi dengan “Red

Lead Cement” dan memakai pintalan atau serat halus.Pada tempat -tempat

khusus digunakan sambungan “flanged”. Pada penyambungan dengan

“flanged” perlu dilengkapi dengan “ring typegasket” untuk lebih menjamin

kekuatan sambungan.

Pasal 16

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

o Pekerjaan langit-langit dengan bahan Gypsum tebal 9 mm ,

untuk o seluruh bangunan dan GRC 4 mm untuk K. Mandi,

bagian luar

o bangunan atau sesuai Gambar Kerja.

o Pemasangan lis profil C 7 Gypsum , d iprofil pada bagian tepi plafond.

2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Gypsum lembar

Bahan : Gypsum

Tebal : 9 mm

Page 60: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Ukuran Panel : 120 x 240 cm

Pas. Rangka : Hollo 20.40 dan 40.40

Produk : lokal, mutu terbaik ( setara Knauff )

2.2. GRC lembar

Bahan : G R C

Tebal : 4 mm

Ukuran Panel : 100 x 100 cm

Pas. Rangka : Hollo 20.40 dan 40.40

Produk : lokal, mutu terbaik ( setara Djabesment )

2.3. Rangka Langit -langit.

Bahan : Hollow

Ukuran : 20.40 dan 40.40

Bahan harus memenuhi persyaratan

bahan. 2.4. Lis Profil Gypsum

Ukuran lis profil : C. 7

Produk : lokal, mutu terbaik

3. PERSYARATAN PEIAKSANAAN.

1. Ketinggian kerangka langit -langit setelah terpasang dan disetel

harus sesuaidengan ketinggian langit -langit jadi seperti ditunjukkan

dalam Gambar Kerja.

2. Bahan yang digunakan untuk rangka plafond adalah hollo 20.40 dan 40.40

untuk rangka induk . ukuran rangkaplafond adalah 50 x 50 cm .

3. Pemasangan rangka plafond harus selalu melakukan koordinasi dengan tim

yang akan memasang titik lampu apabila pemasangan lampu yang

digunakan adalah type inbow

4. Lembaran-lembaran Gypsum harus dipasang pada rangka yg sdh

terpasang dengan skrup pada setiap jarak 20 cm (1,5 cm dari tepi).

5. Di bagian tengah lembaran dipaku dengan skrup secukupnya pada rangka

agar permukaan bidang tidak melendut.Bahan plafond gypsum

digunakan untuk semua ruangan yang tercantum pada gambar kerja

Page 61: Speksifikasi Teknik Purbaratu

6. Setelah penutup plafond terpasang, pada bagian sambungan dan kepala

paku ditutup dengan kain kassa dan dirapihkan dengan menggunakan

calsibond hingga permukaanya menjadi rata.

7. Rangka plafond yang baru harus dalam kondisi baik dan memenuhi syarat

untuk dipergunakan

8. “Finishing”adalah cat acrylic (cat tembok).

Pelaksanaan pengecatan harus memenuhi persyaratan pekerjaan

pengecatan seperti diuraikan dalam bab Pekerjaan Cat & Laburan dalam

RKS ini. Warna ditentukan kemudian.

Pasal 17

PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton

yang ditampakkan, dan langit-langit dengan cat tembok.

Pengecatan kayu lisplank, list plafond

Pekerjaan pengecatan Plint dengan cat plincoat.

Pekerjaan Plitur panel daun pintu.

1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Plesteran Dinding, Beton dan

Langit-Langit.

Semua permukaan plesteran dinding, permukaan beton yang tampak/

exposed dan langit-langit seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

1.2. Pekerjaan Pengecatan Kayu.

Cat akhir (“finish”) untuk permukaan kayu yang ditampakkan, seperti :

lisplank atau tempat lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

Cat dasar/meni besi untuk pekerjaan pengecatan kayu seperti tercantum

dalam Gambar Kerja.

Page 62: Speksifikasi Teknik Purbaratu

2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Cat Tembok.

Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas utama, sek.

Sanlextahan terhadap udara dan garam, produk lokal. mutu

terbaik .

2.2.Cat Logam .

Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss sekualitas Avian

atau Produk lokal. mutu terbaik.

2.3. Plamur dan Vernis.

Bahan dari kualitas utama, produk ex Lokal mutu terbaik.

2.4. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di

mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan, Pembuktian berupa

:

segel kaleng

test BD

test laboratorium

hasil akhir pengecatan

2.5. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis

cat pada bidang-bidang t ransparan ukuran 30 x 30 cm2.

Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula

cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan

akhir)

2.6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas,

untuk kemudian akan diteruskan ke Pejabat Pembuat Komitmen,

minimal 5 Galon tiap warnadan jenis cat yang dipakai.

Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan

jelas identitas cat yang ada di dalamnya.Cat ini akan dipakai sebagaicadangan

oleh Pejabat Pembuat Komit men untuk Perawatan.

3 PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada

bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun

semprotan.

Page 63: Speksifikasi Teknik Purbaratu

2. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan, permukaan dinding

kering dan bersih, diamplas/dibersihkan terlebih dahulu hingga

permukaan bidang yang akan dicat terlihat bersih.dan kering

3. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar

beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka

Kontraktor harus

menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan

dan sebagainya yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.

4. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan roll cat.

Standard Pengerjaan (“Mock-Up”).

5. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan

pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.

Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,

material dan cara pengerjaan.

6. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock -up” ini akan ditentukan

oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut

telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka

bidangbidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan

Pekerjaan

7. Pengecatan.

Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Di reksi/Konsultan P engawas

harus diulang dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan

kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau

lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.

3.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding, Beton dan Langit-Langit :

a. Sebelu m pelaksanaan :

Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran

atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi

permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.

b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Pemakaian kuas hanya

untuk permukaan dimana tidak memungkinkan

Page 64: Speksifikasi Teknik Purbaratu

untuk menggunakan roller.

c. Permukaan Interior.

Lapisan Pertama :

Cat jenis Acrylic Wall Filler.

Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.

Ketebalan lapisan adalah 25–150 micron atau daya sebar

per liter adalah 10 m2.

Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan

pelapisan berikutnya.

Lapisan kedua dan Ketiga :

Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion.

Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.Ketebalan lapisan adalah

25–40 micron atau daya sebar per liter adalah 11–17 m2.

Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna

ditentukan kemudian.

d. Permukaan

Exterior. Lapisan

Pertama :

Cat jenis Acrylic Wall Filler.

Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.

Ketebalan lapisan adalah 25–150 micron atau daya sebar per liter

adalah 10 m2.

Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan

berikutnya.

Lapisan kedua dan

Ketiga : Cat jenis

Watershield.

Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.

Ketebalan lapisan adalah 25–40 micron atau daya sebar per liter adalah

11–17 m2. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna

ditentukan kemudian.

Page 65: Speksifikasi Teknik Purbaratu

3.8. Pekerjaan Pengecatan logam Yang Ditampakkan.

Bersihkan seluruh permukaan besi dari bahan yang mengotori

atau bahan lain yang seki ranya akan mengganggu jalannya

pekerjaan finishing.

3.9. Pekerjaan Pengecatan logam yang Tidak Ditampakkan.

Untuk semua permukaan logam yang tidak ditampakkan

hanya cat dasar/menie besi warna hijau 1 lapis

Pelaksanaan dengan kuas.

Pasal 18

PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP ATAP

1. Lingkup Pekerjaan

1.1. Pekerjaan meliputi pengukuran (sebelum fabrikasi) bentang balok -

balok tumpuan di lapangan, pembuatan (fabrikasi) kuda -kuda (truss)

dengan alat sambung PRYDA, pengangkutan kuda-kuda dan bahan

lain terkait sampai ke lokasi proyek, penyediaan tenaga kerja

beserta alat / bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan

pekerjaan, dan pemasangan seluruh rangka atap baja ringan PRYDA

sampai siap dipasangi bahan penutup atap, sesuai dengan Surat

Kontrak Kerja.

1.2. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda dilakukan diworkshop PRYDA.

1.3. Pekerjaan pemasangan (instalasi) rangka atap baja ringan

PRYDA meliputi st ruktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok

(top plate/ murplat), reng, sekur overhang (jika ada), dan batang

pengaku / bracing. Yang dimaksud dengan pengaku / bracing

meliputi:

o Pengaku batang bawah (bottom chord bracing) memakai

hot–dipped o Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)

o Pengaku/pengikat lateral (lateral tie) memakai hot–dipped

Galvanised Steel o 35x27 B 50(tebal 0,5 mm)

o Ikatan angin / pengaku silang (diagonal web bracing /

cross brace) o memakai hot–dipped Galvanised Steel

Page 66: Speksifikasi Teknik Purbaratu

35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)

2. Persyaratan Bahan

2.1. Bahan baja yang dipakai untuk kuda-kuda baja ringan PRYDA adalah

baja high tensile strength hot-dipped galvanized steel G550

(minimum yield

strength 550 M Pa) sebagai berikut:

o Bat ang utama (chord) memakaihot–dipped Galvanised Steel 95x33 Z 08

o (tebal 0,8 mm) atau 74x33 Z 08 (tebal 0,8 mm) atau 95x33 Z

10 (tebal 1 o mm)

o Web memakaihot–dipped Galvanised Steel 65x26 C 08 (tebal

0,8 mm) atau o 65x26 C 10(tebal 1 mm) atau75x40 W 08(tebal

0,8 mm) atau75x40 W

o 10 (tebal 1 mm)

2.2. Bahan baja ringan lain selain kuda-kuda (reng, pengaku dan balok

tembok) adalah juga high tensile strength hot-dipped

galvanized steel G550 sebagai berikut:

o Reng memakai hot–dipped Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)

o Batang-batang pengaku (bracing) memakaihot–dipped

Galvanised Steel o 35x27 B 50(tebal 0,5 mm).

o Balok tembok / murplat / top plate memakai salah satu dari

profil hot- o dipped Galvanised Steel 75x40 W 10 (tebal 1 mm)

atau 75x40 W 08 (tebal

o 0,8 mm)

2.3. Alat sambung utama untuk rangka atap baja ringan PRYDA adalah

sekrup khusus yaitu sekrup menakik sendiri ( selfdrillingscrew)

PRYDA SCREW yang sesuai dengan persyaratan pada “Screws

- Self Drilling -for The Building and Construction Industries”

(Australian Standard 3566).

2.4. Semua kuda-kuda harus ditambatkan ke struktur pendukung untuk

menahan beban vertikal dan horisontal dengan PRYDA Multigrip (MG),

dengan bahan Galvabond G2-Z275 dengan Yield Strength 250 M Pa

dan Design Tensile

Strength 150 M Pa.

Page 67: Speksifikasi Teknik Purbaratu

2.5. Pelapisan (coating) anti karat PRYDA menggunakan hot–dipped Galvanized

coating Z22 (220 gram/m2) yang sesuai dengan “Specification for Pre-Fabricated Cold-Formed

Steel Roof Trusses” (JK R- Malaysia 20600-0022-2001), dan “Coating Weight [Mass]

Requirements (Metallic Coatings)” (American Society for Testing and Materials–ASTM

Standard A1003 / A1003M-05)

2.6. Jika dipandang perlu, bahan yang dipakai untuk rangka atap baja ri

ngan PRYDA dapat diperiksa di Laboratorium Penelitian Bahan

Bangunan atau instansi terkait.

3. Persyaratan Pelaksanaan

3.1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain

terkait harus di laksanakan sesuai dengan gambar desai n

yang telah dihitung dengan

komputer menggunakan softwarePRYDA Roof dan sesuai

dengan PRYDA Truss System’s Standards and Specifications .

3.2. Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

3.3. Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan

demi kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus

diperlihatkan dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus

diadakan / disediakan / dikerjakan.

3.4. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda baja ri ngan PRYDA dilakukan di

workshop PRYDA dan dilaksanakan dengan mesin rakit / jig

3.5. Pemasangan sekrup PRYDA SCREW (baik saat perakitan kuda -

kuda di workshop maupun instalasi akhir di lapangan) harus

dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan

kontrol torsi agar tidak terjadi aus / overtighten.

3.6. Pihak kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur balok penopang

dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda

sesuai dengan

desain sistem rangka atap yang telah disetujui

3.7. Pihak kontraktor memberi kesempatan kepada pihak PRYDA untuk ikut

melakukan supervisi penyiapan struktur bangunan untuk peletakan

kuda-kuda.

Page 68: Speksifikasi Teknik Purbaratu

3.8. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua

struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda berdasarkan

spesifikasi desain dan pembebanan yang telah disepakati. Berkenaan

dengan hal itu, pihak konsultan perencana struktur berhak meminta

informasi mengenai reaksi perletakan kuda-kuda PRYDA.

3.9. PRYDA berhak menolak / menunda pemasangan kuda -kuda jika

struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda tidak kuat dan / atau

tidak layak dibebani kuda-kuda.

3.10.PRYDA tidak bertanggung jawab terhadap kerusakan dan / atau

kerugian yang terjadi akibat tidak kuat / tidak tahannya struktur yang

dipakai sebagai tumpuan kuda-kuda.

3.11.Struktur yang tidak direncanakan untuk dipa kai sebagai tumpuan kuda-kuda

tidak diperkenankan untuk ditambahkan dan / atau diubah sehingga pada

saat pelaksanaannya struktur tersebut menyangga dan / atau menempel

pada bagian dari kuda-kuda.

3.12.Pihak kontraktor tidak diperkenankan mengubah, menambah , mengurangi

maupun melakukan pengganjalan pada kuda -kuda tanpa supervisi

ataupun persetujuan dari PRYDA.

3.13.Pihak kontraktor bersedia menyediakan 8 (delapan) buah bahan

penutup atap, agar pihak PRYDA dapat memasang reng dengan jarak

yang setepat mungkin. Penyediaan ini sudah dilakukan saat kuda -

kuda tiba di lokasi proyek.

4. Jaminan Struktural

4.1. PRYDA memberikan jaminan struktural terhadap terjadinya deformasi

yang melebihi ketentuan yang dipersyaratkan sesuai ketentuan

pemerintah maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap

PRYDA, yang mana jami nan itu meliputi kuda-kuda, ikatan-ikatan,

pengaku-pengaku dan reng, sesuai dengan U ndang-U ndang No. 18 /

1999 Tentang Jasa Konst ruksi.

Page 69: Speksifikasi Teknik Purbaratu

4.2. Jaminan yang diberikan PRYDA seperti tersebut di ata stidak

berlaku pada kondisi sebagai berikut:

Adanya keruntuhan atau deformasi struktur atap yang diakibatkan

oleh deformasi dan/atau keruntuhan struktur penyangga rangka

atap yang bersangkutan.

o Struktur atap diubah (ditambah ataupun dikurangi) tanpa supe rvisi

atau o tidak dilakukan oleh perusahaan kami

o Adanya kerusakan akibat penambahan dan / atau perubahan

struktur yang o tidak direncanakan untuk dipakai sebagai tumpuan

kuda-kuda sehingga

o pada saat pelaksanaannya struktur tersebut menyangga

dan / atau o menempel pada bagian dari kuda-kuda.

o Adanya kerusakan akibat penambahan, pengurangan maupun

pengganjalan o pada kuda-kuda tanpa supervisi ataupun persetujuan

dari PRYDA.

o Adanya kerusakan struktur yang diakibatkan karena perawatan

yang tidak o benar terhadap penutup atapnya (misal: dibiarkan bocor

untuk waktu yang o lama).

o Adanya bagian rangka atap yang dipergunakan, dibebani

ataupun o menerima kondisi yang tidak umum dan / atau tidak

sesuai dengan o fungsinya dan/atau tidak sesuai dengan

beban desainnya.

o Adanya keruskan sebagai akibat keadaan memaksa ( force majeur)

sebagai berikut:

o bencana alam (gempa bumi, tsunami, longsor, letusan gunung

berapi) o kebakaran, ledakan, radiasi nuklir, atau yang

sejenisnya

o sabotase oleh Pihak Ketiga

4.3. Kekuatan struktur PRYDA dijamin dengan kondisi sesuai dengan

Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada

persyaratan-persyaratan lain seperti yang tercantum sebagai

berikut:

o “Cold-formed Code for Structural Steel” (Australian

Standards / New o Zealand Standards 4600:1996)

o Desain kekuatan struktural berdasarkan “ Dead and Live

Page 70: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Loads and Load o Combinations” (Australian Standards 1170.1

Part 1) & “Wind Loads”

o (Australian Standards 1170.2 Part 2)

o Sekrup menakik sendiri (self drilling screw) yang digunakan berdasarkan

o ketentuan “Screws – Self drilling for The Building and Construction

Industries” (Australian Standards3566).

5. SPESIFIKASI MATERIALRANGKA ATAP BAJA RINGAN (LIGHT STEEL TRUSS)

PRYDA 1. ELEMEN KUDA-KUDA (termasuk RENG dan

MURPLAT)

Properti Mekanis Baja ( SteelMechanicalProperties) :

Mutu Baja (Steel Grade) : G550

Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) :

550 MPa Tegangan Tarik Ultimate (Ultimate Tensile

Strength) : 550 M Pa Modulus Elastisitas : 2 x 105

MPa

Modulus Geser : 8 x 104 MPa

Referensi:

a. Australian Standard 1397:2001 Table 2.2 “Mechanical Property Requirements for

Structural Grades”

b. Japanaese Industrial Standard G 3302 Table 7.8 “Yield Point, Tensile Strength,

c. Elongation and Non-Aging (cold-rolled base

metal used)” Lapisan Pelindung terhadap

Korosi (ProtectiveCoating): Pelapisan (Coating) :

Galvanised

Jenis : Hot-dip Zinc

Kelas : Z220

Ketebalan Pelapisan : 220 gr / m2

Referensi:

a. American Society for Testing and Materials – ASTM Standard A1003 /

A1003M-05

b. Table 1 “Coating Weight [Mass] Requirements (Metallic Coatings)”

c. JKR-Malaysia 20600-0022-2001 “Specification for Pre-Fabricated Cold-

Formed

Steel Roof Trusses”

Page 71: Speksifikasi Teknik Purbaratu

2. ALAT PENYAMBUNG

Alat penyambung antar elemen kuda-kuda yang digunakan untuk fabrikasi

dan instalasi adalah “sekrup menakik sendiri” (selfdrillingscrew)

dengan spesifikasi sebagai berikut:

Kelas Ketahanan Korosi Minimum (Minimum Corrosion Rating)

: Class 2 zinc-plated

Kuat Geser Tunggal (Single Shear Strength) : 5.1 kN

Kuat Tarik Aksial (Axial Tensile Strength) : 8.6 kN

Kuat Torsi (Torsional Strength) : 6.9 kN

Referensi:

a. “Screws - Self Drilling -for The Building and Construction

Industries” (Australian Standard 3566)

b. JK R- Malaysia 20600-0022-2001 “Specification for Pre-Fabricated

Cold-Formed Steel Roof Trusses”

6. SPESIFIKASI RANGKA ATAP BAJA

RINGAN ( KETENTUAN MINIMUM)

1.MUTU MATERIAL BAJA

Material baja yang digunakan untuk bahan rangka atap baja ringan prefabrikasi adalah

baja mutu tinggi (high tensile strength steel) G550.

Mutu baja : G550

Tegangan Leleh Minimum : 550 MPa

Tegangan Tarik Ultimate : 550 M

Pa Modulus Elastisitas :

200.000 MPa Modulus Geser :

80.000 Mpa

2.LAPISAN ANTI KARAT (COATING)

Lapisan Galvanis (Lapisan Zinc/Z)

→ kadar minimum 180 g/m2 atau Z180

Lapisan Galvalume (Lapisan Alumunium Zinc/AZ)

→ kadar minimum 150 g/m2 atau AZ150

3.KETEBALAN BAHAN

Batang-batang utama (chord) yang terdi ri dari batang-batang

atas dan batangbatang bawah: min 0,72 mm TCT

Batang tengah (web): min. 0,72 mm TCT

Page 72: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Reng (batten) dan batang pengaku (bracing): mi n. 0,51 mm TCT

2. UKURAN PROFIL

Batang-batang utama (chord) dan batang tengah (web):

Tinggi minimum 74 mm Lebar

minimum 30 mm Reng (batten) dan bat

ang pengaku (bracing):

Tinggi minimum 35 mm

5. PENGAKU (BRACING)

BottomChordBracing/ pengaku batang bawah (BCB)

o Batang bawah diperkaku oleh reng yang berjarak sesuai dengan

perhitungannya o dan tidak lebih dari 2,4 m antar masing-masing bracing.

o Pengaku bottom chord (batang tarik) ini d iberi diagonal seperti terlihat

pada denah.

LateralTie/ pengikat lateral (LT)

Bracing ini dipasang kalau perhit ungan kuda-kuda memang

mensyaratkannya. Penggunaanbracingini disertai batang diagonal

minimal 1 atau masing-masing ujung bangunan dan di tengah,

panjang maksimal tiap 6 m.

DiagonalWebBracing/ ikatan angin (DWB)

Antar kuda-kuda diberi ikatan angin agar kuda-kuda saling menyatu.Ikatan angin ini tidak boleh terlalu datar (sudut antara 30° –45°).

Ikatan angin dipasang sedemikian sehingga tidak ada kuda-kuda yang tidak

terikat Jumlah ikatan angin tergantung bentang kuda -kuda, biasanya

maksimum tiap kurang dari 6 m minimal 1 (satu).

6. AIAT SAMBUNG UTAMA

Berupa “sekrup menakik sendiri” ( self-drillingscrew/ SDS) yang beralur

kasar (coarsethread) .

TIDAK diperkenankan memakai SDS dengan alur halus ( fine

thread). TIDAK diperkenankan memakai SDS dengan karet

(washer).

Page 73: Speksifikasi Teknik Purbaratu

7. DUDUKAN KUDA-KUDA

Dudukan kuda-kuda di atas balok penopang (ring balok) berupamurplat (top

plate) Konektor khusus untuk menghubungkan kuda -kuda dengan top plate

adalah “dynabolt”, diameter minimum 10 mm

Referensi:

a. Australian Standard 1397:2001 Table 2.2 “Mechanical Property

Requirements for Structural Grades”

b. Japanaese Industrial Standard G 3302 Table 7.8 “Yield Point, Tensile

Strength, Elongation and Non-Aging (cold-rolled base metal used)”

c. American Society for Testing and Materials –ASTM Standard A1003 / A1003M-05

d. “Coating Weight [Mass] Requirements (Metallic Coatings)”

e. JK R- Malaysia 20600-0022-2001 “Specification for Pre-Fabricated Cold-

Formed Steel Roof Trusses”

f. Australian Standard 3566 “Screws – Self Drilling –for The Building and

Construction Industries”

7. PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG

1. Persyaratan Bahan. 1.1. Bahan penutup atap adalah jenis

genteng Metal yang harus memenuhi SI I

1.2. Spesifikasi Bahan :

Jenis : Metal

Type : Color sesuaikan bangunan yang ada

Ukuran : t = 0,25 mm, standar

Produk : lokal. mutu terbaik

1.3. Genteng metal harus berkualitas baik, mulus, tidak retak bentuknya teratur

tidak bengkok atau terpuntir. Bentuk, ukuran, warna serta tekstur yang

digunakan harus sama dan seragam.

1.4. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai

keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta

petunjuk cara pemasangan.

1.5. U kuran Paku yang digunakan sesuai dengan yang disyaratkan untuk

pasangan jenis Penutup Atap.

Page 74: Speksifikasi Teknik Purbaratu

2. PERSYARATAN PEIAKSANAAN.

1. Pemasangan penutup Atap diletakkan di atas reng dan khusus untuk

reng terakhir, dipasang tegak. Jarak antara reng sesuai dengan

petunjuk Gambar Kerja atau ketentuan yang disyaratkan untuk

pekerjaan pemasangan penutup Atap.

2. Bagian penutup Atap untuk menempatkan pada kedudukannya tidak

boleh dibuang.

3. Pemotongan penutup Atap harus menggunakan alat yang

sesuaiuntuk pekerjaan tersebut.

4. Pada pemasangan nok penutup Atap harus mengikuti spesifikasi dan

cara/ petunjuk pemasangan yang disyaratkan .

5. Pada setiap bagian tertentu, penutup Atap tersebut harus dipaku denganpenutup Atap dibawahnya ke reng. Jumlah dan tipe paku yang

digunakan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

6. Pada bagian ujung nok penutup Atap harus dipasang nok penutup

untuk pemasangan penutup Atap .

7. Apabila terdapat Pengakhiran jurai luar dan pertemuan nok dengan

juraiharus ditutup dengan bahan penutup yang sesuai persyaratan, dan

sudah merupakan asesori penutup Atap yang dipakai.

PASAL 19

PEKERJAAN PLAMBING/SANITASI

1.0. UMUM

Syarat-syarat Pekerjaan Plambing / Sanitasi yang diuraikan

di sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh

Kontraktor dalam hal

pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan,

dalam hal ini Syarat-syarat Umum pekerjaan Mekanikal / Elektrikal

adalah bagian

dari Syarat-Syarat ini.

2.0. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya

instalasi plumbing (pembuangan air kotor, air bekas dan

Page 75: Speksifikasi Teknik Purbaratu

penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan sampai

suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, sepert i yang

tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesiflkasikan.

Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan bar ang /

material, instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah

terima dan pemeliharaan selama 6 (enam ) bulan. Ketentuan -

ketentuan yang baik tercantum di dalam gambar maupun

pada spesifikasi / syarat-syarat tetapi perlu untuk

pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan haru juga

dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pokerjaan yang harus dilaksanakan pada provek ini ada!ah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan

material, peralatan dan perlengkapan sistem plam bing / sanitasi sesuai

dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada

syaratsyarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan,

walaupun tidak tercantum pada Syarat syarat Khusus atau gambar

dokumen.

Perincian umum pekerjaan instalasi plambing dan sanitasi ini adalah

sebagai berikut :

2.1. Instalasi Air Bersih

Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan

di luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan

gambar rencana dan spesifikasi tekniknya.

Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi

plambing serta peralatan-peralatannya.

Pembersihan pipa (plushing) dengan menggunakan aliran air yang

bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.

Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara

parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan

sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.

Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersih site.

2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan

a. Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan Iengkap dengan

peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir,

Page 76: Speksifikasi Teknik Purbaratu

wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya.

b. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dal am

bangunan menuju saluran drainnase dan septictank.

c. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent -out dan filternya.

d. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.

e. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.

f. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat -alat kerja yangdiperlukan

3.0. UMUM

3.1. Pengecatan.

3.1.1. Kont raktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung,

rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan -

bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat

harus sesuai dengan persyaratan pengecetan yang sesuai dengan bahan

masing-masing.

3.1.2. Pengecetan tidak diperlukan bila alat -alat sudah dicat di pabriknya atau

dinyatakan lain dalarn spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.

3.1.3. Kontraktor harus memberikan tanda -tanda huruf dan nomor identifikasi

bagi peralatannya dengan cat.

Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda -tanda yang

hendak dipasang pada peralatan-perlatan itu kepada Konsultan Manajemen

Konstruksi.( Pengawas)

3.2. Peralatan.

3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat -

tempat rendah tertutup.

3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk penempatan alat

ukur yang tidak dipasang tetap pada tempattempat yang penting.

3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian

tinggi serta si met ris.

3.2.4. Kont raktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa ditempat

tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.

3.3. Ukuran (Dimensi)

Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail terdapat pada gambar harus

ditaati oleh Kontraktor.

Page 77: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila

terjadi perbedaan antara suatu denga n yang lain, harus segera

dibicarakan dengan Konsultan Manajemen Konst ruksi.( Pengawas)

Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan

penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

4.0. INSTA[ASI AIR BERSIH

4.1. Pipa

Pipa dengan dia 1" s/d 4", baik pipa utama maupun pipa cabang,

termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC AW sek Masspioan.

4.2. Fitting.

Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan

bahan pipa. 4.3. Valves.

Valve dengan diameter lebih kecil dari 3" diperkenankan menggunakan

sambungan ulir (screwed).

Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus

dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.

Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan p ipanya.

Semua valve dari merek ONDA atau yang setara. Setiap penawaran harus

dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat.

Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).

4.5. Pemasangan Pipa.

4.5.1. Pipa Tegak

Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.

Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan

pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan

diuji harus ditutup kembali sehingga tidak keliharan dari luar. Cara

penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga

tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.

4.5.2. Pipa Mendatar.

Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus

dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hangge r). Jarak

antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan

keadaan lapangan.

Page 78: Speksifikasi Teknik Purbaratu

4.5.3.Penyambung Pipa.

a. Sambungan Ulir.

Penyambung an ulir antara pipa derigan fitting dilakukan untuk pipa

dengan diameter sampai 40 mm (11/2").

Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting

dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 uiir. Semua

sambungan ulir harus

nenggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan campuran minyak.

Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter den gan pisau roda.

Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas

pemotongan dengan reamer. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan

perapat sambungan.

b. Sambungan Lem.

Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang

sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.

Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan

dengan alat press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap

pipa.

c. Sambungan Las.

Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa ai r minum.

Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan

kawat las / elektrode yang sesuai.

Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja

sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Manajemen Konstruksi.

Setiap bekas sambungan lasharus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.

d. Sleeves.

Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa

tersebut menembus beton.

Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan

ruang longgar di luar pipa maupun isolasi.

Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja. Untuk

yang diinginkan kedap air harus di lengkapi dengan sayap / flens / water

stop.

Page 79: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan yang mempunyai

lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves.

Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber

seal atau caulk.

4.5.4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah.

a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.

b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm

c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian

b. yang dalamnya 50 mm untuk penempatan pipa sambungan pipa.

c. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.

d. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal

15 cm dihitung dari alas pipa.

e. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang halok / penguat dari

beton agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan

diberikan.

f. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai sepertikeadaansemula.

4.5.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Keboco ran.

a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan

tekanan hidrolis Kg/Cm2 selama 24 jam tanpaterjadi perubahan /

penurunan tekanan.

b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.

c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (

Pengawas ) atau yang kuasakan untuk itu.

d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus

memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian

kembali sampai berhasil dengan baik.

e. Dalam, hal ini semua biaya ditan ggung oleh Kontraktor, termasuk

biaya pemakaian air dan listrik.

4.5.6.Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)

Setelah semua instalasi air bersih lengkap, temasuk penyambungan ke pipa

Page 80: Speksifikasi Teknik Purbaratu

distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem -

sistem kerja (trial run)dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh

Konsultan Manajemen Konstruksi ( Pengawas ) atau yangditunjuk untuk

itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.

4.5.7.Pekerjaan Lain-Lain

Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaks anakan oleh Kontraktor

adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan

tanah dari hasil dan lain-lain yang ditemui di site, serta memperbaiki

kembali sepertisemula.

5.0. INSTAIASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN

5.1. Material

5.1.1. Pipa di Dalam Bangunan.

Pipa dengan ukuran 1'/2" -4" baik pipa utama maupun pipa

cabang mengu nakan

PVC class AW. Pipa PVC sek.Masspion.

5.1.2. Pipa di luar Bangunan

Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase

menggunakan pipa PVC class AW. Pipa PVC sek. Masspion.

5.1.3. Accessories.

a. Fitting dari pipa PCV harus dari hahan yang sarna (PVC)

yang dibuat dengan cara injection moulding.

b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless -steel.

c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang

atau fiber glass yang mempunyai benfuk badan cembung

yang berflungsi sebagai sediment bowl.

5.2. Cara Pemasangan Pipa.

5.2.1. Pipa di Dalam Bangunan (trmasuk pipa vent).

a. Pipa Mendatar.

Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 -2 %. Perletakan

pipa harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik

di dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.

Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah

harus menggunakan fitting dengan sudut 45° (misalnyaY branch

dan sebagainya) jenis long radius.

Page 81: Speksifikasi Teknik Purbaratu

b. Pipa di Dalam Tanah.

Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan

tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai

permukaan tanah / lantai.

Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu

dengan pasir padat setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa

diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan

tanah sampai padat.

Kontruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harusdikembalikan

seperti semu la.

c. Penanaman Pipa.

Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.

Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya

50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang

membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton.

Caranya seperti pada gambar perencanaan.

Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan memiringan 1 -2%

dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainage.

5.2.2. Pipa Saldran Luapan Septic Tank.

Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah / jalan

kemiringan 1-2% dari titik permulaan septic tank ke drainage kota. Untuk

perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman

kurang dari 90cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton

bertulang dengan tebal 10 cm, pelat beton tersebut tidak tertumpu pada

pipa.

5.2.3. Pipa Saldran Ipal ( Bioseptick ) pabrikasi.

Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah / jalan

kemiringan 1-2% dari titik permulaan bioseptick ke drainagekota. Pada air

saluran dari ipal setelah melalaui filterisasi akan menghasilkan air yang

layak di alirkan ke saluran kota.

5.2.4. Penyambungan Pipa

Pipa PVC dengan diameter 3" ke atas yang dipasang di bawah pelat

lantai dasar harus disambung dengan rubber ring joint

a. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solventcement

Page 82: Speksifikasi Teknik Purbaratu

b. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harusdibersihkan

terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.

c. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan

dalam dari pipa yang akan saline mclekat.

d. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa

yang akan disambung harus bebas dari benda-bcnda /kotoran yang

dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa.

5.3. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out

Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar

perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus di lakukan secara ulir

(screw) dan membentuk sudut 450 dengan pipa utamanya.5.4. Pengujian

5.1.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadapkebocoran

sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah

8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 12,5Kg/Cm2

5.1.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa

keperalatan ditutup rapat.

Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujiandilakukan

sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan

mengisi pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam

kemudian dan harustidak terjadi pengurangan volume air.

5.1.3. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh kontraktor.

Kont raktor harus memperbaiki seqala cacat dan kekurangan -

kekurangannya. 5.1.4. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak meminta

pengulangan pengujian

bila hal ini dianggap perlu.

5.1.5. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan balk atau

kurang memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian

adalah termasuk tanggung jawab kontraktor.

5.1.6. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan

balk oleh Konsultan Manajemen Konstruksi( Pengawas )

6.0. PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR -POMPA

6.1. Pompa Air Bersih.

a. Pompa-pompa dari jenis non-self priming denqan efisiensiminimum

Page 83: Speksifikasi Teknik Purbaratu

70% pada sekitar + 10 % dari titik kerjanya.

b. Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air minum.

c. Seal menggunakan jenis maintenance free -mechanical seal

d. Badan pompa menggunakan besi cor (cast iron) kualitas ductileyang

khusus untuk air minum.

e. Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless -steel atau

sejenisnya yang khusus untuk air mi num.

f. Poros menggunakan baja tahan karat (stainless -steel), shaft seal

faces terbuat dari tungsten carbide.

g. Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain air.

h. Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.

i. Pompa dikonstrusikan menyatu dengan motornya pada landasan baja

yang tunggal (base plate).

j. Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan ( drainage)

bocoran air ke saluran buangan terdekat .

k. Secara utuh pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan

suara di atas normal (50 dB A).

l. Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven)

dengan kopling fleksibel.

m. Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambi l dari priming tank.

n. Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop stwich yang

mendapat sinyal dari water level control yang diletakan di dalam

ground reservoir.

o. Motor untuk pompa air bersih.

p. Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.

q. Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220/380 V, 3 fasa, 50 Hz.

r. Motor diatas 2.0 kW mengunakan starter star -delta otomatis,

sedangkan untuk motor dengan daya kuranq dari 2,0 kW

menggunakan starter direct-online (DOL). Perintah start otomatis

berasal dari pressure switch yang diletakan di pemipaan header.

s. Belitan motor menggunakaii isolasi kelas F.

t. Motor setidaknya dilindungi dengan :

1. automatic short-circuit / over curren protector

2. automatic thermal protection relay

3. automatic under voltage dan phase failure cut off relay

u. Rotor, poros dan koplinq harus terbalans secara balk.

Page 84: Speksifikasi Teknik Purbaratu

7.0. SPESIFIKASI POMPA AIR

7.1 Pompa Distribusi (Transfer )

a. Jenis : Jetpam

b. Jumlah :1 (satu) buah

c. Head nominal : 40 meter

d. Kapasitas nominal : 35 USPGM

e. Daya pompa : 500 Watt

f . Pompa dan motor sek. EBARA , GROUNDFOOS atau setara

PASAL 20

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1.0 UMUM

Syarat-syarat Khusus yang diuraikan disini adalah persyaratan yang

harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi

maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan

listrik di dalam maupun diluar bangunan gedung. Dalam hal ini

Syarat-syarat Umum Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari

Syarat-syarat Khusus ini.

2.0 PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK

Sumber daya listrik bagi-gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah

PLN eksisting dengan menambah daya sebesar 23 kVA.'

Daya dari PLN tersebut disalurkan sampai dengan panel ukur (kwh

meter). Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel. utama (LVMDP), sub-

distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara radial.

Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga

fase - empat kawat 220/380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan

Pengaman). Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu)

unit diesel-generator eksisting, antara sumber daya PLN dengan

diesel -genset yang bekerja secara manual.

3.0 LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem

list rik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya,

seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang

dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material,

Page 85: Speksifikasi Teknik Purbaratu

instalasi, testing / pengujian, pengesahan terhadap seluruh material

berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan /

atau Badan Keselamatan Kerja,

serta serah terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan.

Ketentuanketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun

padaspesifikasi /

syarat-syarat tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi

secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam

pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini

adalah : Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek,

pemasangan bahan,

material, peralatan dan perlengkapan sistem list rik sesuai dengan

peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat -

syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan,

walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat Khusus Teknik atau

gambar doku men.

Pekerjaan ini meliputi :

3.1. Pekerjaan di dalam Gedung

a. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel -panel daya

penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan

kebel / konduktor pentanahan netral / badan panel.

b. Pengadaan dan pemasangan kebel -kabel jenis NYY, untuk

penghubung antar panel daya / penerangan dan kabel -kabel daya

menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dll).

c. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop

kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan

pemasangan armatur penerangan, baik penerangan normal

maupun darurat.

d. Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray Iengkap dengan

material bantu yang dibutuhkan.

e. Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap

dengan material bantu yang dibutuhkan.

f.

Page 86: Speksifikasi Teknik Purbaratu

4.0 GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik

pekerjaan listrik yang di dalamnya dicantumkan besaran -besaran

listrik dan mekanis

serta spesifikasi tertentu.Iainnya. pengerjaan dan pemasangan

peralatanperalatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya

haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara

keseluruhan. Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap

perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan /

kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Konsultan

Manajemen Konstruksian atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

5.0 KETENTUAN-KETENTUAN INSTAIASI

5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah

Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet

(stop kontak), saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet /

penel daya, kebel, alai-alai bantu dan semua peralatan lain yang

diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang

memuaskan dari sistern instalasi daya tegangan rendah 220

/ 380 V dan penerangan.

5.1.1. Kotak-kotak(doos) Outlet.

a. Jenis

a. Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL, AVE

atau standar lain.

b. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat persegi atau

segi delapan.

c. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang

dengan balk dan benar.

b. Ukuran

Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di tempat

yang diperlukan.

Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan ukuran condulit,

sesuai dengan persyarata, tetapi kurang dan ukuran yang ditunjuk atau

dipersyaratkan.

Page 87: Speksifikasi Teknik Purbaratu

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)

Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari tipe yang

diberi gasket tahan cuaca :

tempat-tempat yang kena matahari,

tempat-tempat yang kena hujan,

tempat-tempat yang kena minyak,

tempat-tempat yang kena udara lembab,

tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.

Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar -saklar

yang dipasang pada partisi, blok beton, mamer,

frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk

persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi -sisi

tegak.

5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.

a. Bahan Doos.

Kecuali tercatat atau disya atkan lain, maka kotak -kotak

outlet untuk saklar dinding dan receptaI les outlet harus

(alvani stee dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x

10,1 cm un uk peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm

untuk dua peralatan dan kotakkotak multi gang untuk lebih

dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan.

Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan

rating minimum 10A / 250 V. Saklar pada umumnya

dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali

ditentukan lain pada gambar.

Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang

pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai.

Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang

sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak

yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata

terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm

atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai

Page 88: Speksifikasi Teknik Purbaratu

sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi. Saklar

dan stop kontak sek BROCCO, Clipsal atau setara.

c. Jumlah Kutub.

Stop kontak satu fasa harus dari jenistiga kutub (fasa, netral

dan pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V.

Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan

PUIL dan diberi saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.

Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup

supaya mempunyai bentuk yang tetap.

5.1.3. Kabel-Kabel

Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah melipu ti

kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatanperalatan dan

barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan

menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua system dan

peralatan, Biaya Penyambungan Listrik (BP) ke PLN, 2.2 KVA

a. Syarat Kabel I nstalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V) Kabel

tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PU IL, I

EC, VDE, SPLN dan LMK untuk pengganguan sebagai kabel instalasi

dan peralatan (mesindan), serta penggunaan kabel untuk

CCTV.kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau

dianjurkan oleh pebrik pembuatnya. Ukuran kabel daya / instalasi

terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian

kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter

panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel

instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYM HY(untuk

kebel kontrol). Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada

didalam konduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan

diklem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan

kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di

dalam bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian

Page 89: Speksifikasi Teknik Purbaratu

konduit oleh kabelkabel maksimum adalah 40 %. Kabel merek

SUPREME, KABELINDO, KABELMETAL & TRANKA.

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi

persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan

sebagai kabel instalasi yang ditanah langsung di dalam tanah.

Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 keatas harus berurat

banyak dan dipilin (stranded)

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk

pemakaian kontrol pada sistem yang perakaian kontrol pada sistem

remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa- menggunakan

kabel dengan ukuran 1,5 mm2).

Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct burial)

harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan

dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kebel tegangan

menengah 20 kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam

tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit)

tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system.

Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang

benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti

anjuran.

Pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh

hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai

sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel

merek SUPREME atau setara (4 besar),jointing kit ex RAYCHEM atau

setara.

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.

Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan

daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulaidari sambungan panel

daya ke sakiar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan

di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak

harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC highimpact heavy gauge.

Page 90: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 3x2,5 mm2, sek.suprime.

d. Splice/ Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan -

sambungan di dalam pipa konduit.

Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotakkotak

cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop

kontak.

Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat

secara elaktris dengan solderless connector jenis tekan, jenis com pression

atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau sambungan, koncktor

harus dihubungkan pada konduktorkonduktor dengan balk sedemikian

rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor

telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

e. Kabel Kontrol

Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan, kabel kontrol

motor, starter dan peralatan-peralatan lain harusterbuat dari tembaga jenis

standed annealed copper yang fleksibel.

Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan

sampai 600 V. Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan

(minimum 2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan

operasi yang mernuaskan dari peralatan yang di kont rol, dengan pert i

mbangan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.

Kabel merek SUPREME, Kabeli ndo, Kabel Metal danTranka.f. Bahan Isolasi

Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain -lain seperti karet, PVC,

vernished carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case, compos ition dan

lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan

kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang

disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

g. Pemasangan Kabel

g.1. Pemasangan di Permukaan

g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam

Bangunan Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high -

impact heavy gauge, dipasang dipermukaan plat beton langit -langit dengan

Page 91: Speksifikasi Teknik Purbaratu

klem pendukung yang sesuai. Pendukung-pendukungtersebut harus di cat

dengan cat anti karat.

Semua kabel harus dipasang lurus / sejajrl2 -dengan rapi dan teratur.

Pembelokan kabel harus dilakukan dcnqan jari -jari lengkungan tidak boleh

kurang dari syaratsyarat pabrik (minimum 15 kali ø kabel) Konduit ex EGA,

CLIPSAL atau setara

g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel

Kabel-kabel daya diletakkan diatascable trey, di klem pada cable trey

dengan cable ties (pita plastik pengikatkabel). Pemasangan cable trey harus

mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan digantung atau

disangga secara kokoh dengan penggantung /penyangga besi yang di

klem ke plat beton.

Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan

sendiri peralatan penunjang seperti trey, klem, besi penunjang, penggantung

dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang horizontal maupun

vertikal.

Peralatan penunjang tersebut hares sudah dipernitungkan pada biaya

pemasangan kabel tersebut.

g.1.3. Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motorPompa.

Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam

konduit metal tahan karat(galvanized / white metal conduit) yang diletakkan

diatas pelat lantai.

Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan

faktor pengisian 40 %. Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju

motor, kabel ditarik ke terminal motor flexible metal konduit yang juga

tahan karat.

Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit

dan disambung dengan cara sedemikian rupa, sehingga benar -benar kedap

air. Demikian jugapenyambungan pipe fleksibel terhadap box terminal

motor.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit

fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu kepada

Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui.

Page 92: Speksifikasi Teknik Purbaratu

g.2. Pemasangan di Permukaan

Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam dinding

harus diletakkan didalam konduit PVC hign impact heavy gauge dengan

ukuran minimum 3/a". Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak

harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.

g.3. Pemasangan Menembus Dinding

Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel

yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap

penampang kabel.

h. Penggunaan Warna Kabel

Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan

net ral dan non harus mengikuti peratu ran yang disebutkan oleh

2000, yaitu :

h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa

hitam : Fasa biru :

Netral kuning/hijau :

Pentanahan

h.2. Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa

merah : fasa

R kuning :

fasa S hitam

: fasa T

biru :netral (N)

kuning/hijau : pentanahan (G)

i. Pendukung Kabel

Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak -kotak yang ada diatas

daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan

peralatan pendukung Iain-lainnya .

Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan

pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

j. Konduit Tertanam

Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga

dipasang secara tertanam dan penutupnya rataterhadap dindi ng atau langit-

langit.

Page 93: Speksifikasi Teknik Purbaratu

5.1.4. Kabi net Panel Daya

Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan Ketebalan rninimum

1,7 mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2

mm untuk jenis floor standing, kecuali yang sering kena basah / h ujan,

harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi

khusus. Kabi net untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang

proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya

menurut kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus ditanahkan.

Pada kabinet harus ada cara -cara yang baik untuk memasang,

mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan

kawat-kawat through feeder harus diatur dengan balk, rapi dan benar.

a. Finishing

Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya

harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan

diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna dan merek

cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan keKonsultan Manajem en

Konstruksi.

Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized

cadmium platin ataa-crengan zinc chromate dan di cat dengan cat akhir

sistem bakar (oven).

b. Kunci

Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis

kunci untuk setiap kabi net hares dari tipe "common key",

sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada

masing-masing kabinet harus disediakan dua anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel

Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di

dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada tipe

/ macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi /penumpu /

penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang,

sekalipun tidak tertera pada gambar.

Page 94: Speksifikasi Teknik Purbaratu

d. Label

Semua kabi net panel daya, panel kontrol, switc h, fuse unit, isolator

switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan -peralatan lainnya harus

diberi label sesuai dengan fungsinya untuk

mengindahkan/mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.

Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf -huruf hitam.

5.1.5. Sistem "Race Way"

Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible

conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan

untuk melengkapi instalasi kabel.

a. Ukuran

Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cuk up untuk bias

melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PULL

dan lain-lain. ø minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran

dengan faktor pengisian kabel maksimurn 40 %.

b. Bahan

Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan

PVC high impact heavy gauge yang memenuhistandar BS4607 dan

BS6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan

harus dan jenis heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi

persyaratan BS 4568 : part I & II class 4.

c. Pamasangan

c.1. Race Way yang ditanam di Dinding.

Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan

jalan membobok beton dengan pahat.

Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai

dengan ukuran dan jumlah konduit yangvakan dipasang. Kontraktor

diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi

semula.

Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung -ujung konduit

hares ditutup untuk mencegah masuknya air ataukotoran -kotoran

lainnya.

c.2. Race Way yang dipasang di Permukaan

Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus

dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur atau

Page 95: Speksifikasi Teknik Purbaratu

permukaan bidanghidann vertikal denganlangit-langit.

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit -langit,

harus digunakan klem-klem khusus untuk pipasejajar.

Ujung-ujung pipa pada peralatan dipasang dengan sekrup dengan kuat.

Sernua ujunq pipa yang bebas harus ditutup /dilengkapi dengan plat

kuningan yang sesuai.

U ntuk daerah yang lembab; semua peralatan pembantu, fitting-fitting,

klem dan lain-lain harus di galvanisir atau di cat tahan karat dan

harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan

korosif.

Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus di

cat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagisesudah dipasang

dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus

dicat dengan warna sebagai berikut :

a. Pipa penerangan dan daya - orange

b. Pipa telepon - hijau

c. Pipa fire al arm-merah

d. Pipa tata suara - kuning

e. Race Way yang di pasang di Dalam Tanah

Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus

mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum

dipasangkan diatas race way tersebut diberi patok petunjuk. Pipa / race

way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi standar

SIIL

c.4. Race Way Melintas / Menembus Dinding

Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langitlangit

dan lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik

sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap

air) api dan asap.

c.5. Cable Trench.

Kedalaman parit kabel (cable tranch) untuk penanaman dibawah tanah

mionimal 80 cm dari permukaan. Bila bersilangan dengan saluran lain,

misalnya saluran air, cabletrench dapat dan harus ditanam setelah

pengerasan tanah.

Page 96: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan setelah

pengerasan badan jalan atau bila sehelumnya harus lebih dari 110 cm

atau atas persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.

c.6. Konduit Logam Flexibel Tahan Air

Konduit logam flexible yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana

ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir

yang korosif, lembab atau berupa minyak, termasuk dalam hal ini adalah

pemakaian pada kabel masuk terminal motor pompa.

Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari polyvinyl chlorida (PVC)

harus menonjol pada inti baja yang flexibel. Sambungan konduktor yang

dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth continuity) harus

pula dimiliki oleh race way / konduit ini.

c.7. Pengakhi ran dan Sambungan.

Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan

lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating insert yang harus

terbuat dari thermoplastic atau"fi re minded" yang dimatikan untuk mencegah

rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi konti nuitas dari system

grounding dari race way.

Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang

tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggidengan sistem

penguncian interlock compressed.

c.8.Pent anahan

Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari

tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif)

Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka,

termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal, rack,

tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan metal harus dihubungkan

dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai satu -satunya konduktor pentanahan

tidak diperbolehkan.

Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersediri yang trerbuat

dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.

Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm dan

Page 97: Speksifikasi Teknik Purbaratu

dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan

harus menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh Konsultan

Manajemen Konstruksi.

Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut:

a. Pentanahan netral trafo maksimum 1 ohm.

b. Pentanahan net ral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.

c. Pentanahan netral generator maksimum 2 ohm.

5.1.6. Cable Tray

a. Bahan

Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari

bahan besi lunak dengan sisi-sisi di tekuk ke dalam dengan ketebalan

pelat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan cable tray

harus digalvanisir. Cable tray Three Star, Tri Abadi & Elpro.

b. Penggantung / penyangga

Untuk cable tray yang dipasang penggantung cable tray harus dibuat

dari besi lunak yang digalvanisir dengan ø minimum 6 mm ujung

penggantung di ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable

tray. Ukuran penyangga dan penumpu (bracket) hartis dipilih agar

menghasilkan penyangga/penumpuan yang kokoh.

5.1.7. Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.

a. Umum

Penel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit

breaker, indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan

barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan

operasiyang sempurna dari segenap sistem dan peralatan-

peralatannya.

Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki

pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan

panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling

sedikit 3 tahun.

Penawaran harus rneliputi reference list sebagai suatu -bukti.

b. Panel-panel

Page 98: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar renca na,

kocuali ditentukan lain.

Seluruh asembly termasuk housing, bus -bar, alat-alat pelindung harus

direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan

persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan

seperti disyaratkan di bawah ini :

b.1. Umum

Setiap panel daya utama harus dari jenis i nbouw, dead -front, terbuat

dari plat baja (metal cled).

Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja struktur

atau rangka profil baja yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan

tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.

Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanisserta termal

akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik) Rangka ini

harus secara lengkap ditutup padabagian bawah, atas dan sisi -sisinya

dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel harus bisa

dicapai dari depan maupun belakang.

Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan

harus dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.

Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel y ang

tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk

rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada sisi

belakang dari penutup yang berengsel tersebut.

Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi

untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian -bagian yang

mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalarn standar

VDE/IEC untuk peralatan yang tert ut up.

Penutup panel bagian belakang yang bisa di lepas harus mempunyai

konstruksi sekrup (screwed on / bolted on)

Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna

terhadap kemungkinan terkena percikan air.

Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.

Page 99: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Semua panel harus buatan Graha Panel, Simetri dan mempunyai

sertifikat dari Asosiasi Produsen Panel Indonesia.

b.2.Pull Box

Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi

pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian

yang cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board pada

bagian atas dari switch board. Bagian sisi atas dan camping clan pull

box harus dari bagianbagian yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull

box harus terdiri atas papan asbestos atau bahan tanah api yang

sempurna. Kabel manuju individual breaker harus tegak lurus melalui

lubang-Iubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini. Penutup

atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus bisa dilepas

dengan mudah supaya memungkinkan pembuatan lubang -lubang untuk

konduit kabel yang diperlukan.

Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa,

sehingga terhindar kemungkinan terjadi nya loncatanbunga api (arc

proofing).

Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan

ventilasi dan pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa

dipindah-pindahkan bi lamana perlu.

b.3. Konstruksi

Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan sepertidi tunjuk

dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan. Lokasi

yang tepat dan jenis pertengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda

menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi

dan operasi yang dimaksud dapat dicapai. Akan tetapi, identifikasi

gambar, tata letak, skedul dan lainlain harus diikuti dalam urutan yang

tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan (konstruksi.

Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangun

dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubungsingkat yang terjadi

pada lokasi tertentu tersebut.

Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur

untuk menjamin daerah kontrak yang baik.

Page 100: Speksifikasi Teknik Purbaratu

b.4. Venti lasi

Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan

punch machine. Untuk menjaga benda-henda asing rnasuk

melalui lubang tersebut. Pada bagian dalam harus diberi

lapisan yang juga dilubangi (di-punch).

b.5.Papan Nama

Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapidengan papan

nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan

dapat dilihat dengan mudah. Caracara pemberian nama harus

menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat -

alat yang tersambung padanya. Keterangan mengenai hal ini harus

diajukan dalam gambar kerja.

Mimic diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap

dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen

tersebut.

b.6.Cadangan Sambungan di Kemudian Hari

Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan -

ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutusdaya cadangan,

terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk

peralatan yang dipasang di kemudianhari.

Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapat berupa peralatan

baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontraktor dan lain-lain.

b.7. Bus-Bar / Rel Daya

Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara

mendatar dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang yang

berventilasi.

Jarak antar rel daya harys memenuhi ketentuan pemasangan rel daya

di dalam PUIL 2000.

Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high

conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisiperak pada

bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan

kemampuan 150 % dari arus beban terpasang.

Page 101: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Ukuran Bus-Bar harus disesualkan dengan peraturan PUIL 2000.

Sernua Bus- Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator

yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non -hygroscopic)

misalnya perselain atau moulded isulator, sedemikian rupa sehi ngga

mampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat hubung singkat.

Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa

menu rut PU IL 2000.

Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70°C Setiap panel

harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh (full netral)

yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang

telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan di lengkapi dengan

klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan.

Dalam hal ini, konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa- 4 kawat –5 bus.

Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar

dengan arus Iebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang -

batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus -bar. Untuk arus

yang Iebih kecil, diizinkan menggunakan kabel herisolasi PVC (NYY

atau NYA).

Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang

menunjukkan ukuran-ukuran clan bus-bar dan susunannya.

Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan

disediakan cara-cara untuk penyambungan di kamudian hari.

Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu terminal

terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih

dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus -bar.

Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan

batang tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel tersebut

pada satu terminal yang berlainan.

b.8. Alat-alat Ukur

Setiap panel harus dilenqkapi dengan alat -alat ukur dan trafo ukur seperti

yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.

Bila digunakan amper meter selector switch (saklar pinch), pada

saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk ampere meter harus

dalam keadaan terhubung singkat.

Page 102: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk

dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling

tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar(minimum 90°), skala linier,

dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 96

mm x 96 mm.

Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter ha rus

ditandai dengan jelas.

b.8.1Amperemeter (A-m)

Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih

sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan

dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk

menandai besarnya arus beban-penuh. Ampere meter harus

dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW atau lebih pada salah

satu fasenya.

Amperemeter harus mampu menahan pergerakan yang timbull akibat

arus start motor dan mempunyai skala overload yang rapat (compressed)

untuk keperluan pembacaan arus start tersebut.

Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol

(zero adjusment) berupa sekrup pemutar dibagian depan.

b.8.2 Voltmeter (V-m)

Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai

skala penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang di sisi daya masuk

melalui sikring pengamanjenis HRC dengan arus nominal 3 A.

Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol

(zero adjustment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.

b.9. Trafo Arus

Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan

(indoor type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang

sesuai dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.

Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan

gaya-gaya mekanis yang timbul pada waktu terjadi nya hubungan si

ngkat 3 fasa simet ris.

Page 103: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan

dengan kWh meter dengan syarat tidak menguranqi ketelitiannya.

Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus (terpisah).

b.10 Kabel-kabel Kontrol

Kabel kontrol (control wiring) dari panel -panel harus sudah dipasang di

pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap

kerusakan mekanis.

Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jen is NYMHY dengan

tegangan nominal 600 volt.

Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan

sepatu kabel dengan ukuran kabclnya clan clikencangkan dengan alat

penekan (press- tang / kraft-tang) secara baik,sehinggadapat dicegah

terjadinya hubung longgar (lost contact).

Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada

terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.

b.11 Merk Pabrik

Semua peralatan pengamanan harus diusahakan buatan satu pabrik.

Peralatanperalatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau

dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.

b.12 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya

b.12.1 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)

Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A

digunakan jenis rumah tuangan (moulded casecircuit breaker - MCCB)

yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC 157.1 dan sesuai

untuk temperatur operasi 400C (fully tripicalized) dan

mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC dengan rating

1.000VAC. MCCB harus dapat dioperasikan secara " reverse

feed" baik pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa

mengurangi performance.

Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus

terbuat dari bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya

dirancang untuk menutup dan membuka kontak -kontak

Page 104: Speksifikasi Teknik Purbaratu

utamanya secara menyapu (wiping action).

Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan quick break"

secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu

opening, closing maupun trip.

Mekanisme ini harus trip-free untuk m_ encegah kontak utama

menutup kembali tanpa sengaja.

Handle togel MCCB harus dapat membuka semua kutub

(kontak utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus

kesalahan mengalir pada salah satu kutup harus

menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.

MCCB dilengkapi dengan fasilita s pelindung pada

masingmasing kutubnya yang dapat disetel (adjustable)

untuk arus beban lebih (overload - inverse time) secaramekanis

dengan bimetal, pengatus arus hubung – singkat (overcurent -

instantaneous) secara mekanis dcngan solenoid (magnetis).

Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic

overcurrent protection.

Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi opcrasi, yaitu

ON, OFF dan TRIP.

Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breaking

capacity) tidak kurang dari 50 kA.

b.12.2 Miniature Circuit Breaker (MCB)

MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /

part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu

heroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC

dengan rating 1.000 VAC.

MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pad a

posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari

bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang

untuk menutup dan membuka kontak -kontak utamanya

secara menyapu (wipingaction).

Page 105: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Mekanisme operasi harus dari jenis trip -free untuk mencegah

kontak utama menutup kembali tanpasengaja.

RKS Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua

kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan).

Suatu arus kesalahan mengalir pada sal ah satu kutub

harus menyebabkan ket iga kut ub membuka secara bersarnaan.

MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih

(overload inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan arus

hubung singkat (overcurent instantaneous) secara mekanis

dengan solenoid (magnetis). Arus nominal dari draw out MCCB

dan MCB harus sesuai dengan gambar, dengan kapasitas

pemutusan (breaking capacity) disesuaikan dengan letak

pemutus dayatersebut.

Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung

singkat 3 fasa simetris yang mungkin terjadipada titik -titik

beban dan menganjurkan jenis MCCB serta MCB yang sesuai.

Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan

untuk digunakan harus disertakan pada saat penawaran

pekerjaan.

5.1.9. Peralatan Penerangan

a. Umum

Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu -lampu, accessories,

peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang

lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus

seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan

Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun

khusus harus dari kualitas terbaik.

Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan

standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai deng an gambar

dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.

Semua armatur harus buatan LOMM, Artholite dan Philips.

Page 106: Speksifikasi Teknik Purbaratu

c. Jenis armature

c.1. Lampu-lampu Flourescent (TL)

Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.

Untuk twin lamp atau double TL harus dira ngkai secara leadlag

untuk meniadakan efek stroboskopis. Semua fixture harus

dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga

mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.

Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang la mpu harus

memenuhi standar PLN / SII / LMK.

c.2.Lampu Down Light.

Lampu down light yang dipasangkan di ruang -ruang tertentu

rnenggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana

c.3. Lampu Baret

Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari

kaca susu dengan lampu pijar (incandescent) atau lampu TL circle 20

W sesuai dengan kebutuhan.

c.4. Lampu Taman

Bentuk lampu taman sesuai dengan gambar rencana Iengkap

dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box berisi

fuse 2 A dan terminal penyambung kabel.

Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu taman adalah NYY 3 x 2,5

mm2 dengan salah satu inti kabel dipasang ke badan metal

lampu untuk pentanahan.

c.5.Lampu Sorot (Flood Lighting)

Armatur lampu sorot dari jenis outdoor type yang tahan panas, tahan

cuaca (tahan korosi), balk untuk badan maupun kaca pelindung

armatur.

Badan armatur (armature housing) dan penutup belakang (rear

cover) terbuat dari high pressure die cast allumunium dengan

kandungan tembaga yang rendah.

Reflektor terbuat dari allumunium yang dipoles mengkilat, kaca tanah

panas setebal 5 mm dari jenis thoughened glass plate dengan gasket

karet silikon schingga keseluruhan armatur mempunyai -derajat

perlindungan IP 55. Jenis lampu yang digunakan adalah HPI-T 400 W.

Page 107: Speksifikasi Teknik Purbaratu

Pemasangan armature lengkap dengan pondasi dan rangka /

sangkar pelindung armatur dari besi beton 6 mm yang dicat hitam

dilengkapi dengan engsel dan padlock (gembok).

c.6. Lampu Darurat

Untuk armatur darurat digunakan emergency kit dengan

kapasitas penyalaan batere minimum 2 jam. Jenis bate re yang

digunakan harus NiCd, yang diletakkan di dalarn armature bersama

dengan emergency kit board. Untuk jenis armatur dengan lampu TL

ganda emergency kit hanya diberikan untuk 1 buah lampu saja. Mode

operasi lampu darurat adalah maintained. Tegangan kerja armatur

adalah 220 V, 50 Hz.

d. Pemasangan

Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh

tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara -cara yang

disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.

Harus disediakan pengikat, penyangga, pengg antung dan bahanbahan

yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik. Barisan armatur

yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehi ngga betul -betul

lurus.

Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface

mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian

fixture dan permukaanperrnukaan di sebelahnya. Setiap badan

(rumah) lampu harud ditanahkan (grounded). Pada waktu

diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan tersebut

harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn kondisi

sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.

Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya

harus menyala secara lengkap.

6.0 PENGUJIAN / PENYETE[AN PERA[ATAN DAN SISTEM

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan

pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh

peralatan listrik yang dipasang.

6.2. Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan -peralatan dan

kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sist em listrik ini

Page 108: Speksifikasi Teknik Purbaratu

serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus

dilaksanakan oleh kontraktor. Kontraktor harus menempatkan seorang

ahli listrik yang berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan

pengujian dan commisioning.

6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di

bawah pengawasan Konsultan Pengawas Konstruksi antara lain :

o pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian

(section) maupun keseluruhan (overall) pengujian pentanahan panel

o pengujian kontinuitas konduktor pengujian fungsi kontrol manual

dan otomatis pada panel-panel daya pengujian keseimbangan

pembebanan (phasing-out)

o load testing penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent

dan overload) dan mencatat data setelah yang dilakukan .

o semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat

pengesahan dari PLN atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan

PengawasKonstruksi. 6.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai

dengan syarat-syarat yang

telah diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan

dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.

Pasal 21

PEKERJAAN LAIN – LAIN

I. PEKERJAAN PASANGAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

- Pekerjaan Pemasangan Pavingblock sek.cisangkan

- Pekerjaan Pemasangan kansteen

- Pekerjaan Pemasangan Plank Nama Bahan Stainless

- Pekerjaan Pemasangan Grevel 1/2 dia.20 cm sek.cisangkan

- Pekerjaan Pemasangan Handrail Stainless Steil dia.2

” lengkap - Pekerjaan Pemasangan Tiang bendera

lengkap

Apabila ada Pekerjaan tanah yang tidak tercantum dalam lingkup

pekerjaan diataskontraktor dapat melihat penjelasan yang lebih

Page 109: Speksifikasi Teknik Purbaratu

detail pada gambar kerja.

1.1 PEKERJAAN PASANGAN PAVING BLOCK

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

- Pekerjaan Perataan Tanah

- Pekerjaan U rugan Pasir

- Pekerjaan Pasangan Paving Block

- Pekerjaan Urugan Pasir Kembali1.2. PERSIA PAN PELAKSANAAN

Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih

dahulu diteliti, diukur kembali dan bersihkan dari berbagai macam kotoran

, sampah, puing–puing dan segala sesuatu yang akan mengganggu

pelaksanaan pekerjaan . Pasir dan Paving Block yang digunakan

harus pasir dan paving blok yang disebutkan dalam Boq dan Gambar

lalu ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas/ Direksi jenis Pasir dan

Paving Block yang akan di pakai.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus

memperhatikan posisi , bentuk dan ukuran pokok dari pekerjaan

pasangan paving block , agar didapat hasil kerja yang efektif dan

efisien maka kepada pihak Kontraktor diharuskan untuk

melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar

Kerja.dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengawas

lapangan.

b. Untuk Pekerjaan pasangan paving block yang digunakan dengan

ketebalan 6 cm sek. Cisangkan,Urugan pasir dilaksanakan dengan

tinggi dari permukaan tanah asli5 cm dari tanah asal. Pekerjaan

inidilaksanakan agar didapat kondisi dan permukaan tanah yang

rata, baik, bersih dari kotoran dan sampah.

c. Tanah sisa dari Galian harus dibawa keluar lokasi pekerjaan dan

disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsul tan pengawas.

d. Semua pekerjaan galian dan urugan harus sesuai dengan gambar

kerja dan disetujui terlebih dahulu oleh pengawas lapangan.

II. PEKERJAAN KANSTEEN

Pekerjaan yang di maksud meliputi pekerjaan Pemasangan

Kansteen dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk

Page 110: Speksifikasi Teknik Purbaratu

melaksanakan pekerjaan yang meliputi :

- Pekerjaan Pemasangan Kansteen ukuran 15.28.60 sek.

cisangkan Apabila ada Pekerjaan pemadatan untuk

pemasangan kansteen ini yang

tidak tercantum dalam lingkup pekerjaan diatas kontraktor dapat

melihat penjelasan yang lebih detail pada gambar kerja.

2.1 PERSIAPAN PELAKSANAAN

Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih

dahulu diteliti, diukur kembali dan bersihkan dari berbagai macam

kotoran , sampah, puing–puing dan segala sesuatu yang akan

mengganggu pelaksanaan pekerjaan . Kansteen yang digunakan harus

berkualitas baik yang disebutkan dalam Boq dan Gambar lalu ditunjukkan

kepada Konsultan Pengawas/ Direksi jenis Kansteen yang akan di

pakai.

2.2 PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan

b. posisi , bentuk dan ukuran pokok dari pekerjaan pemasangan

kansteen, agar didapat hasil kerja yang efektif dan efisien maka

kepada pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakannya sesuai

dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.dan terlebih dahulu

mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

c. Kansteen yang tidak terpakai harus dibawa keluar lokasi pekerjaan

dan disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan

pengawas.

d. Pada pekerjaan pemasangan kansteen harus sesuai dengan

gambar kerja, karena setiap Pekerjaan galian akan berbeda –

bedapada setiap Pekerjaan.

e. Semua pekerjaan pemadatan dan perkerasan harus sesuai

dengan gambar kerja dan disetujui terlebih dahulu oleh pengawas

lapangan.

III. PEKERJAAN PEMASANGAN GRAVEL

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan Pemasangan gravel

1/2 untuk saluran keliling bangunan, peralatan dan alat bantu lainnya

Page 111: Speksifikasi Teknik Purbaratu

yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang meliputi

:

- Pekerjaan Galian tanah untuk Pasangan Gravel

- Pekerjaan Pasangan Batu bata

- Pekerjaan Toping batu bata

Apabi la ada Pekerjaan pasangan pekerjaan gravel yang t idak

tercant um dalam lingkup pekerjaan diatas kontraktor dapat melihat

penjelasan yang lebih detail pada gambar kerja.

3.1 PERSIAPAN PELAKSANAAN

Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih

dahulu diteliti, diukur kembali dan bersihkan dari berbagai macam kotoran

, sampah, puing–puing dan segala sesuatu yang akan mengganggu

pelaksanaan pekerjaan

Batu belah yang digunakan harus batu dari luar lokasi Site yang

ditunjukkan kepada Konsultan pengawas / Direksi jenis batu yang akan di

gunakan.

3.2 PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan

posisi , bentuk dan ukuran pokok dar i pekerjaan pemasangan

Gravel, agar didapat hasil kerja yang efektif dan efisien maka kepada

pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakannya sesuai dengan

yang tercantum dalam Gambar Kerja. Dan terlebih dahulu mendapat

persetujuan dari pengawas lapangan.

2. Untuk Pekerjaan pemasangan saluran gravel dia.1/2 dilaksanakan

dengan tinggi disesuaikan dengan gambar kerja. Pekerjaan ini

dilaksanakan agar didapat kondisi pemasangan Saluran Gravel baik

dan tepat.

3. Tanah sisa dari Galian harus dibawa keluar lokasi peker jaan dan

disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas.

4. Semua pekerjaan pemadatan dan perkerasan harus sesuai dengan

5. gambar kerja dan disetujui terlebih dahulu oleh pengawas lapangan.

Page 112: Speksifikasi Teknik Purbaratu

IV. PEKERJAAN KELENGKAPAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pelengkap, peralatan

dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan

pekerjaan lain –lain yang meliputi :

o Pekerjaan Pembuatan Tiang Bendera

o Pekerjaan Pembuatan Papan Nama Sekolah bahan Stainles

o Pekerjaan Pembuatan Hand Railing Stainles

Apabi la ada Pekerjaan yang tidak tercantum dalam li ngkup pekerjaan

diatas kontraktor dapat melihat penjelasan yang lebih detail pada

gambar kerja.

Pasal 22

PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN

DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk

dalam Lingkup Pekerjaan yang tercantum di Gambar Kerja dan terurai

dalam RKS ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang

dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung

jawab Kontraktor bersangkutan selesai. Semua bekas bongkaran

bangunan existing dan sebagai nya harus dikeluarkan dari tapak

konstruksi.

Selama pembangunan berlangsung, Kont raktor harus menjaga

keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang

dilaksanakannya sampai tahap serah terima.