Speech Delay

38
SMF/Lab Ilmu Kesehatan Anak Tutorial Kasus Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman DEVELOPMENTAL DELAY Disusun oleh M. Rozaqy Ishaq 0910015056 Pembimbing dr. William S. Tjeng, Sp. A 1

Transcript of Speech Delay

SMF/Lab Ilmu Kesehatan Anak Tutorial Kasus

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

DEVELOPMENTAL DELAY

Disusun oleh

M. Rozaqy Ishaq 0910015056

Pembimbing

dr. William S. Tjeng, Sp. A

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada SMF/Laboratorium

Ilmu Kesehatan Anak

Program Studi Profesi Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

2014

1

BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 Anamnesis

Anamnesa dilakukan di ruang Melati RSUD.A.W.Sjahranie pada tanggal 14

Februari 2014.

Sumber : Autoanamnesa dan Alloanamnesa (ibu kandung & ayah kandung)

Identitas Pasien

Nama : An. FN

Umur : 3 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : Pahlawan 2 RT 27

No. Rekam Medik : 747050

Masuk Rumah Sakit : 11 Februari 2014

Identitas Orang Tua

Nama : Tn. N

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : Pahlawan 2 RT 27

Pekerjaan : swt

Nama : Ny. MR

Jenis Kelamin : perempuan

Alamat : Pahlawan 2 RT 27

Pekerjaan : IRT

2

Keluhan Utama

Kejang

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengalami kejang 1 x SMRS, kejang yang dialami pasien bersifat general,

dan berlangsung ± 1 menit. Ketika ditanya, keluarga pasien menyangkal pernah mengalami

trauma kepala, dan riwayat kejang sebelumnya. Pasien demam sejak 1 hari SMRS. Demam

tiba-tiba tinggi dan suhunya naik turun. Batuk berdahak dan pilek 1 hari SMRS. Riwayat

biru pada saat lahir disangkal oleh keluarga.

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah mengalami keluhan yang serupa

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa.

Pemeliharaan Prenatal

Periksa di : Bidan

Penyakit Kehamilan : tidak ada

Obat-obat yang di minum : Vitamin dari Puskesmas

Riwayat Kelahiran

Lahir di : bidan

Ditolong : bidan

Berapa bulan dalam kandungan : 9 bulan

Jenis partus : spontan

Pemeliharaan Postnatal

Periksa di : Puskesmas

Keadaan anak : sehat

3

Keluarga Berencana

Ya/Tidak : tidak

Memakai sistem : -

Sikap dan kepercayaan : -

Pertumbuhan dan perkembangan anak

Berat badan lahir : Keluarga Lupa

Panjang badan lahir : Keluarga Lupa

Berat badan sekarang : 10 kg

Tinggi badan sekarang : 85 cm

Gigi keluar : Keluarga Lupa

Tersenyum : Keluarga Lupa

Miring : Keluarga Lupa

Tengkurap : 8 bulan

Duduk : -

Merangkak : -

Berdiri : 2 tahun

Berjalan : 2 tahun 9 bulan

Berbicara dua suku kata : -

Sekolah : -

Makan dan minum anak

ASI : (+)

Susu Formula : Nutrilon Soya sejak usia 2 minggu takaran ibu lupa

Buah : pisang usia 5 bulan

Bubur susu : mulai usia 5 bulan

Tim saring : mulai usia 5 bulan

Makanan padat dan lauknya : 1 tahun

4

Imunisasi

ImunisasiUsia saat imunisasi

I II III IV

BCG - ////////// ////////// //////////

POLIO - - - -

CAMPAK - - ////////// //////////

DPT - - - //////////

Hepatitis B - - - //////////

Tifoid - - - -

1.2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan di ruang Melati RSUD.A.W.Sjahranie pada tanggal 14

Februari 2014

Keadaan Umum : sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda Vital : Tekanan Darah : -

Nadi : 95 x/menit, reguler, kuat angkat

Frekuensi Napas : 30 x/menit, teratur

Temperatur : 37,0 oC

Status Gizi : BB = 10 Kg

TB = 85 cm

BMI =10/(0.85 x 0.85) = 13.84

5

Kepala/leher

Rambut merah : -

Ubun-ubun cekung :-

Mata : konjungtiva anemis (-/-), skera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),

mata cowong (-/-), edem palpebra (-/-), wajah edem (-).

Hidung : sumbat (-), sekret (-), napas cuping hidung (-)

Telinga : bersih, sekret (-)

Mulut : bibir lembab, lidah bersih, pembesaran tonsil (-), perdarahan pada

gusi (-).

Leher : kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar (-)

Thorax

Pulmo

Inspeksi = gerakan simetris D=S, retraksi ICS (-),retraksi suprasternal (-),

retraksi subcosta (-),

Palpasi = pelebaran ICS (-), fremitus raba D=S

Perkusi = sonor

6

Auskultasi = vesikuler (+), rhonki (-/-), wheezing (-)

Cor

Inspeksi : IC tampak di ICS V MCL sinistra dibawah papila

mammae

Palpasi : IC teraba di ICS V MCL sinistra dibawah papila

mammae, pulsasi letak Apex

Perkusi Batas Kanan : ICS V Parasternal Line Dextra

Apex : ICS V 2 jari medial MCL Sinistra

Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi = flat, turgor kulit normal, pelebaran vena (-),

Palpasi = Soefl, nyeri tekan (-), massa (-), Hepar /Lien tak teraba.

Perkusi = Timpani, shifting dullness (-), fluid wafe (-)

Auskultasi = Bising usus (+) normal

Ekstremitas

Edema MMT

7

5 5

5 5

- -

- -

Superior Inferior

Ekstremitas hangat

Edem (-)

Sianosis (-)

Palmar eritema (-)

Ekstremitas hangat

Edem (-)

Sianosis (-)

Palmar eritema (-)

Denver Developmental Screening Test

o Gross motoric: ± 2 tahun

o Fine motoric: ± 2 tahun

o Social: ± 2 tahun

o Language: ± 3 bulan

8

1.3 Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium tanggal 1 1 Februari 2014

Hasil Nilai Normal

Darah lengkap

Leukosit 10.500 4000-10.000

Hemoglobin 12.9 11-16

Hematokrit 34.4 37-54

Trombosit 211.000 150.000-450.000

GDS 106 60-150 mg/dl

Laboratorium tanggal 27 januari 2014

Hasil Nilai Normal

Darah lengkap

Leukosit 13.000 4000-10.000

Hemoglobin 11.2 11-16

Hematokrit 30.7 37-54

Trombosit 310.000 150.000-450.000

Laboratorium 14 Februari 2014

Hasil Nilai Normal

Darah lengkap

Leukosit 7100 4000-10.000

Hemoglobin 9.4 11-16

Hematokrit 29.3 37-54

Trombosit 203.000 150.000-450.000

Salmonella typhi :Negative

9

Dengue IgG :Negative

Dengue IgM :Negative

1.4 Diagnosis

KDS + Speech Delay

1.5 Penatalaksanaan

IGD

Konsul dr. Sp.A :

RL 12 tpm

Amoxicillin 3 x 1 cth

Ambroxol 3 x 1 cth

Diazepam 3 x 2,5 mg

10

11

Tanggal Perjalanan Penyakit Tindakan yang diberikan Lain-lain

11 Februari

2014

S :

O :

A:

Demam naik turun, kejang (-), batuk (+),

pilek (+), belum bisa berbicara

CM. N 88x/I, RR 26x/I, T 37.40C. Ane

(-/-), sia (-/-) , rho (-/-), Whe (-/-), ,

akral hangat (+)

KDS + Developmental Delay

RL 12 tpm

Amoxicillin 3 x 1 cth

Ambroxol 3 x 1 cth

Diazepam 3 x 2,5 mg

-

12 Februari

2014

S :

O :

A:

Demam naik turun, kejang (-), batuk (+),

pilek (+)

CM. N 82x/I, RR 22x/I, T 36,80C. Ane

(-/-), sia (-/-) , rho (-/-), Whe (-/-), akral

hangat (+)

KDS + Developmental Delay

Terapi lanjut -

13 Februari

2014

S :

O :

Demam(-), kejang (-), batuk (+), pilek (-),

BAB Cair

CM. N 86x/I, RR 24x/I, T 37,10C. Ane

(-/-), sia (-/-) , rho (-/-), Whe (-/-), akral

hangat (+)

Terapi lanjut

Cek DL, Widal, IgG&IgM

12

A : KDS + Developmental Delay

14 Februari

2014

S :

O :

A:

Demam (-), kejang (-), batuk (+), pilek (-)

CM. N 88x/I, RR 26x/I, T 38,80C. Ane

(-/-), sia (-/-) , rho (-/-), Whe (-/-), akral

hangat (+)

KDS + Developmental Delay

Amoxicillin stop

Cefixim 2 x ½ cth

Terapi lain lanjut

Cek DL

WBC 7.100

HB 9.4

HCT 29.4%

Tr 203.000

IgG & IgM negative

Salmonela typhi negative

15 Februari

2014

S :

O :

A:

Demam (+), kejang (-), batuk (+), pilek (-)

CM. N 82x/I, RR 22x/I, T 37,80C. Ane

(-/-), sia (-/-) , rho (-/-), Whe (-/-), akral

hangat (+)

KDS + Developmental Delay

Terapi lanjut -

16 Februari

2014

S :

O :

Demam (-), kejang (-), batuk (+), pilek (-)

CM. N 82x/I, RR 22x/I, T 36,80C. Ane

Pulang

Kontrol: poli Anak & poli Rehab

Medik

13

A:

(-/-), sia (-/-) , rho (-/-), Whe (-/-), akral

hangat (+)

KDS + Developmental Delay

1.6 Follow Up

Prognosis:

Dubia ad bonam

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DDST (Denver Development Screening Test)

1. Pengertian dari DDST (Denver Development Screening Test)

DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan

perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnostik atau test IQ. DST

menurut Soetjiningsih (1995) merupakan :

a. Test yang mudah dan cepat (15-20) menit dapat diandalkan dan

mempunyai validitas yang tinggi.

b. Test yang secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100

persen bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan

perkembangan, dan pada “follow up” selanjutnya ternyata 89 persen

dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6

tahun kemudian.

Menurut Frankernburg dan Borowitz (1986) DST tidak hanya

mengidentifikasi lebih dari separo dengan kelainan bicara. Dan

frankernburg melakukan revisi dan standarisasi kembali DDST dan juga

perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi

dari DDST dinamakan Denver II.

2. Aspek perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R,

yang kemudian pada Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari

DDST sehingga terdapat 125 tugas perkembangan.

15

Perbedaan lainnya adalah, pada Denver II terdapat :

a. Peningkatan 86 persen pada sektor bahasa

b. Pemeriksaan untuk artikulasi bahasa

c. Skala umur yang baru

d. Kategori yang baru untuk interprestasi pada kelainan yang ringan

e. Skala penilaian tingkah laku

f. Materi training yang berbeda. Semua pada petunjuk pelaksanaan

hanya 28 point, pada Denver II menjadi 31 point.

3. Tugas perkembangan

Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan

perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor

perkembangan, yang meliputi :

a. Perilaku sosial (Personal Sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungan.

b. Gerakan Motorik Halus (Fine Motor Adaptive)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat.

c. Bahasa (Language)

16

Kemampuan yang memberikan respons terhadap suara, mengikuti

perintah dan berbicara spontan.

d. Gerakan motorik kasar (Gross Motor)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

4. Alat yang digunakan

a. Alat peraga : benang wol, manik-manik, kubus warna merah kuning,

hijau, biru, permainan anak, botol kecil, bola teknis, bel kecil, kertas

dan pensill

b. Lembar formulir DDST

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap :

1) Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang

berusia 1 tahun , 2 tahun dan 3 tahun

b) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya

hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian

dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

5. Penilaian

Dari buku Tumbuh Kembang Anak, Soetjiningsih (1995) tentang

bagaimana melakukan penilaian, apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail =

F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan untuk melaksanakan tugas

(No Opportunity =N.O). Kemudian ditarik garis kronologis yang

memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST.

Setelah itu dihitung pada masing-asing sektor, berapa yang P dan berapa

yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil test diklasifikasikan

dalam : normal, abnormal, meragukan (questionable) dan tidak dapat di

test (untesable) (Soetjiningsih, 1995).

17

a. Abnormal

1) Bila didapat 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor / lebih

2) Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih

keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan

dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang

berpotongan dengan garis vertikal usia.

b. Meragukan

1) Bila ada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

2) Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan

pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang

berpotongan dengan garis vertikal usia. Tidak dapat di test

3) Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil test menjadi

abnormal atau meragukan.

c. Tidak dapat di test

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil test

menjadi abnormal atau meragukan.

d. Normal

Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu

ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari

untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam

perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama

dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. Perhitungan umur

adalah sebagai berikut misalnya budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992.

18

dari kehamilan yang cukup bulan dan test dilakukan pada

tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut:

a. 1994-10-5 (saat test dilakukan)

b. 1992-5-23 (saat Budi lahir)

Umur Budi 2-5-12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12

hari adalah lebih kecil dari 15 hari maka, dibulatkan ke

bawah sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan. Kemudian

garis umur ditarik vertikal pada lembar DDST yang

memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada ke-4 sektor.

Tugas-tugas yang terletak di sebelah kiri itu, pada

umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia

Budi, (2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan

tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada

tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan itu

terletak dalam kotak yang terpotong oleh garis vertikel umur,

maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada kontrol

lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi.

Begitu pula pada kotak-kotak disebelah kanan garis umur.

Panjang ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan

nomor. Kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan

cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila

terdapat kode nomor maka tugas perkembangan di test sesuai

petunjuk dibaliknya formulir (Soetjiningsih,1995).

19

B. Speech Delay

A.    DEFINISI

Keterlambatan perkembangan anak atau delay development adalah suatu keadaan

dimana terjadi keterlambatan perkembangan anak yang dilihat dari empat aspek yaitu

aspek kemampuan motorik kasar, kemampuan bicara, kemampuan motorik halus

serta psikososial.

 

B.     ETIOLOGI

Penyebab kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak dibagi menjadi 3 masa :

Masa prenatal (sebelum lahir)

Masa prenatal (sebelum lahir) terdiri dari atas factor genetic dan factor lingkungan.

Kehidupan intrauterine juga dibagi menjadi dua masa, yaitu masa embrional

(triwulan I) dan masa fetal (minggu 12 sampai bayi lahir). Pengaruh lingkungan

selama masa embrio dapat menghentikan pertumbuhan dan menyebabkan kelainan

tumbuh kembang anak. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan tumbuh

kembang tersebut adalah :

a)      Obat-obatan    :     thalidomide, aminopterin, insulin, sitoksan

b)      Penyakit       : rubella, toksoplasmosis, lues congenital

c)      Makanan      :  kekurangan protein hewani selama masa kehamilan dapat

menyebabkan abortus, prematuritas, retardasi mental, terutama pada kehamilan

trimester II dan III

d)     Radiasi dan trauma mekanik

Masa natal (sewaktu lahir)

20

Sewaktu lahir, bayi dapat mengalami trauma lahir, yang nantinya berakibat pada

munculnya kelainan pertumbuhan dan perkembangannya.

Masa pasca natal (setelah lahir)

Penyakit infeksi bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan, misalnya gastroenteritis,

bronkopneumonia, tetanus, kejang, serta defisiensi gizi.

Selain tersebut di atas, kelainan perkembangan juga bisa disebabkan oleh kurangnya

stimulasi dalam perkembangan anak, di mana lingkungan terutama orang tus kurang

mengajari anak dalam proses perkembangannya. Selain itu, untuk perkembangan

kemampuan bicara, penggunaan bahasa campuran dalam mengajari anak dapat

menyebabkan bingung bahasa pada anak, sehingga perkembangan kemampuan

bahasa anak terlambat.

 

C.    MANIFESTASI KLINIS

Kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak pada awal kehidupan bisa dipantau

oleh orang tua dengan menggunakan KMS, selain itu juga bisa dilakukan

pemeriksaan dengan menggunakan table klasifikasi Denver II. Apabila

perkembangan anak jauh terhambat (<70% atau umur perkembangan sesuai

pemeriksaan Denver II mundur 6 bulan-1 tahun) dari umur perkembangan yang

seharusnya telah ia capai, maka anak tersebut mengalami delay development. Delay

development yang sering terjadi merupakan manifestasi klinis dari beberapa penyakit

misalnya Cerebral Palsy maka perlu diperiksa lebih lanjut etiologi penyebabnya.

 

D.    PENCEGAHAN

Pencegahan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan

pemeriksaan bayi dan balita secara teratur dan diperhatikan betul mengenai

perkembangan anak sesuai dengan yang seharusnya telah ia capai. Selain itu,

stimulasi dan melatih anak dalam proses perkembangannya sangat diperlukan juga

21

pemberian gizi yang seimbang. Begitu pula dari segi motivasi psikologis dan kasih

sayang yang cukup untuk anak sangat diperlukan dalam perkembangannya.

 

E.     DIAGNOSIS

Anamnesis

Pasien belum bisa melakukan atau berbicara sesuai dengan kemampuan yang harus

dicapainya berdasarkan umurnya.

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik yang utama berdasarkan pada hasil pemeriksaan Denver II,

untuk anak kurang dari 6 tahun, juga pemeriksaan lingkar kepala serta masih

membuka atau menutupnya UUB sangat menentukan prognosis penatalaksanaan

yang diberikan.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang terutama pemeriksaan kadar hormone tiroksin dan TSH,

fenilalanin dan bila perlu EEG dan scanning kepala.

 

F.     PENATALAKSANAAN

Prinsip penatalaksanaan delay development ialah dengan terapi rehabilitasi medik

sesuai dengan keterlambatan yang terjadi. Apabila keterlambatan terjadi pada

kemampuan motorik kasar maka diberikan fisioterapi, apabila keterlambatannya

berupa kemampuan bicara maka diberikan speech therapy dan apabila terjadi

keterlambatan perkembangan kemampuan motorik halus dan psikososial maka

diberikan okupasi terapi. Dalam kasus ini, keempat aspek perkembangan pasien

mengelami keterlambatan , maka diperlukan ketiga terapi tersebut baik

fisioterapi, speech therapy, maupun okupasi terapi yang dilatih secara bersama-sama.

Kontrol kembali setelah 3 bulan terapi untuk melihat perkembangannya.  Akan tetapi,

di lain pihak karena UUB pasien telah menutup sedangkan ukuran kepala pasien

22

termasuk dalam kategori mikrocephali maka volume otak tidak bisa lagi berkembang

seperti anak normal nantinya walaupun telah diberikan terapi rehabilitasi secara

maksimal, sehingga orang tua pasien perlu diberikan edukasi yang baik tentang hal

tersebut.

23

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Anamnesis

Kasus Teori Menurut pengakuan orang tua anak

masih belum bisa berbicara

Yang bisa dibicarakan oleh anak

adalah hanya menyebut “a” dan “o”

saja

Menurut pengakuan orang tua anak

masih belum dapat membentuk

gambaran yang jelas di kertas

Anak baru saja dapat berjalan pada

usia 2 tahun 9 bulan

Dilakukan anamnesis

berdasarkan kemampuan anak

pada umur tersebut.

Anamnesis prenatal hingga post

natal untuk mengetahui

kelainan kongenital

Fakta dan teori sesuai dengan Developmental Delay

24

3.2. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Kasus Teori

Pasien kesadaran compos mentis,

tampak sakit berat dan sesak.

Nadi: 120 x/menit, reguler, kuat angkat

Frekuensi Napas : 53 x/menit, teratur

Temperatur : 40.5 o C

Tidak ditemukan kelainan

neurologis pada anak ini

Anak dapat membuka mulut

normal tanpa terdapat gangguan

Ditemukan kelainan pada

perkembangan yang diketahui

dari DDST, yaitu

o Gross motoric: ± 2

tahun

o Fine motoric: ± 2 tahun

o Social: ± 2 tahun

o Language: ± 3 bulan

Tidak ditemukan adanya

gangguan pertumbuhan

o TB: 85 cm

o BB: 10 kg

o LK: 49 cm

Dilakukan pemeriksaan

Denver Developmental

Screening Test.

Dilakukan pemeriksaan

pendengaran pada anak (lebih

akurat pada anak berusia

diatas 5 tahun)

Melakukan pemeriksaan

neurologis untuk mengetahui

adanya gangguan gangguan

perkembangan gross motoric

dan fine motoric

Fakta dan teori sesuai dengan Speech Delay

25

3.3. Pemeriksaan Penunjang

Kasus Teori

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui gangguan perkembangan pada anak ini

o Dapat dilakukan pemeriksaan

high resolution binding

karyotype, fragile X testing,

dan microarray comparative

genomic hybridization

o Neuroimaging studies

o CT-Scan

Fakta dan teori tidak sesuai dengan Speech Delay

Karena pemeriksaan tidak dapat dilakukan

26

3.4. Penatalaksanaan

Kasus TeoriTerapi IGD :

Konsul dr. Sp.A :

RL 12 tpm

Amoxicillin 3 x 1 cth

Ambroxol 3 x 1 cth

Diazepam 3 x 2,5 mg

Terapi Developmental delay :

Dirujuk ke poli rehabilitasi

medik

Seharusnya tidak perlu

MRS

Dilakukan terapi wicara

untuk mendapatkan

stimulasi berbicara dan

recreational reading

Pada anak yang

ditemukan dengan

gangguan pendengaran

dapat diajarkan

penggunaan sign

language

Fakta dan teori sesuai dengan Speech Delay

27

Daftar Pustaka

Robert M. Kliegman, Bonita F. Stanton, Language Development and Communication

Disorders Normal Language Development, 2011, Elsevier Inc.

Basil J. Zitelli, Sara C. McIntire, and Andrew J. Nowalk, Developmental–Behavioral

Pediatrics, 2012, Elsevier Inc.

Robert M. Kliegman, Bonita F. Stanton, Joseph W. St. Geme, Hearing Loss, 2011,

Elsevier Inc.

Basil J. Zitelli, Sara C. McIntire, Genetic Disorders and Dysmorphic Conditions,

2012, Elsevier Inc.

28