s.pdf
-
Upload
riky-ramlis -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of s.pdf
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 24
SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI KERUSAKAN HARDWARE
KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PENELUSURAN BACKWARD CHAINING
==================Toto Sudiyanto, Nana Suarna==================
ABSTRAK
Di dalam penggunaannya, komputer tidak dapat luput dari kerusakan atau masalah
meskipun kerusakan itu mungkin hanya kerusakan kecil, oleh karena itu komputer harus dirawat
secara baik. Dan peranan seorang teknisi pun sangat dibutuhkan terutama bagi para pengguna atau
pemilik komputer yang tidak mengetahui penyebab-penyebab kerusakan dan cara memperbaiki
disaat komputer mengalami kerusakan. Sangat disayangkan jika kerusakan yang terjadi hanyalah
kerusakan kecil yang semestinya dapat diperbaiki sendiri. Sementara waktu untuk menunggu
perbaikan sudah cukup lama dan biaya yang dikeluarkan cukup besar.
Pada tugas akhir ini akan dirancang suatu perangkat lunak yang dapat membantu orang
awam (user) yang memiliki pengetahuan tentang komputer, toko komputer atau tempat pelatihan
bagi para teknisi untuk mengidentifikasi kerusakan yang ada pada umumnya sering terjadi pada
komputer. Perangkat lunak ini akan menuntun user atau pemakai untuk mengidentifikasi
kerusakan dengan cara memilih jenis kerusakan, mengikuti langkah-langkah pemeriksaan dan
akhirnya menemukan kemungkinan penyebab kerusakan beserta solusi dan pemeriksaannya.
Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Borland Delphi 7.0
Kata Kunci :
Sistem pakar kerusakan hardware, metode penelusuran backward chaining
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 25
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan berkembangnya
teknologi, khususnya di bidang sistem
informasi, permasalahan kerusakan
komputer juga menjadi masalah yang cukup
pelik. Ini dapat dimaklumi mengingat
banyaknya user yang kurang memiliki
pengetahuan dalam komputer, khususnya
dalam menangani komputer yang
mengalami kerusakan yang terjadi belum
tentu rumit dan tidak dapat diperbaiki
sendiri. Untuk itulah dirasakan perlu dibuat
software yang dapat membantu
memecahkan permasalahan kerusakan
komputer.
Sistem pakar timbul karena adanya
permasalahan pada suatu bidang khusus
yang spesifik dan khusus dimana user
menginginkan suatu solusi dari
permasalahan tersebut diselesaikan
mendekati cara-cara pakar dalam
menyelesaikan masalah. Sampai saat ini
permasalahan waktu dan biaya merupakan
permasalahan utama dalam bentuknya
sistem pakar ini. Sehingga sistem pakar ini
diharapkan dapat menekan waktu dan biaya
untuk mengatasi masalah-masalah
kerusakan komputer. Dengan pembuatan
program sistem pakar ini diharapkan dapat
membantu penggunaan komputer dalam
mengatasi masalahnya. Masalah yang
sering terjadi ialah :
Pemakai komputer menyadari bahwa
komputernya tidak hanya sekedar
dipakai saja setiap saat, tetapi pemakai
juga perlu menyadari bahwa pada
suatu saat juga akan mengalami
masalah.
Memang komputer tidak selamanya
akan mengalami masalah atau
mungkin ada masalah yang relatif
kecil yang tidak berpengaruh besar
dalam cara kerja komputer tersebut.
Akan tetapi hal ini seharusnya
ditangani dengan segera karena
mencegah adanya kerusakan yang
lebih parah.
Ada baiknya bila masalah komputer
ini diselesaikan sendiri apabila masih
mungkin sebelum dibawa ke toko
servis komputer. Hal ini dimaksudkan
untuk menghemat waktu dan biaya.
Sistem pakar yang dibuat akan
menggunakan metode backward chaining
yang dipadukan dengan menggunakan
Borland Delphi 7.0 sebagai interface
system.
B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam
pembuatan sistem pakar ini ialah :
Keterbatasan teknisi.
Tidak semua user mengerti tentang
troubleshooting hardware komputer
Biaya konsultasi ke pakar yang relatif
mahal dan keterbatasan waktu
C. TUJUAN PENELITIAN
a. Memberikan alternatif solusi
pemecahan kepada user mengenai
permasalahan kerusakan komponen
tanpa harus menyewa jasa konsultan.
b. Menunjukan bahwa sistem pakar
sangat membantu user dalam
mengatasi permasalahan, dalam hal ini
permasalahan kerusakan komputer
c. Mengaplikasikan metode backward
chaining dalam pembuatan program.
d. Mengaplikasikan bahasa pemrograman
Borland Delphi 7.0 untuk mendukung
pembuatan sistem pakar menghasilkan
interface yang user friendly
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah
a. Untuk meningkatkan pemahaman
tentang pendeteksian dan
pemahaman mengenai kerusakan
pada hardware
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 26
b. Untuk dapat menyajikan solusi
yang tepat, masuk akal dan efisien.
c. Dapat menghemat biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk
membayar jasa konsultan.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sistem Pakar Sistem pakar dapat didefinisikan
sebagai sebuah program komputer berbasis
pengetahuan yang dapat memberikan
pemecahan setingkat pakar dalam bidang
tertentu yang hasil pemecahannya mirip
dengan pemecahan yang diberikan oleh
pakar sesungguhnya.1 Basis pengetahuan
yang diperoleh diambil dari pengalaman
seorang pakar maupun teori-teori yang ada
pada bidang yang spesifik saja, oleh karena
itu sistem pakar memiliki keterbatasan.
Konsep Sistem Pakar Konsep Dasar Sistem Pakar
Ada enam hal yang menjadi konsep dasar
dari sebuah Sistem Pakar,2 yaitu :
a. Keahlian (Exercise)
Keahlian dapat diperoleh dari pelatihan /
training, membaca atau dari
pengalaman. Keahlian itu meliputi :
Fakta-fakta tentang area
permasalahan.
Teori-teori tentang area
permasalahan.
Aturan-aturan tentang apa yang
harus dilakukan dalam situasi
permasalahan yang diberikan.
Strategi global untuk memecahkan
masalah.
b. Pakar (Expert)
Sulit untuk mendefinisikan apakah yang
dimaksud pakar itu. Masalahnya adalah
berapa banyak keahlian yang harus
dimiliki seseorang agar dapat
diklasifikasikan sebagai pakar. Namun
berikut dibawah ini, dijelaskan beberapa
kualifikasi yang harus dimiliki seorang
pakar :
Dapat mengenal dan merumuskan
masalah.
Dapat memecahkan masalah dengan
cepat dan semestinya.
Dapat menjelaskan suatu solusi.
Dapat menentukan hubungan.
Belajar dari pengalaman.
c. Pemindahan Keahlian (Transferring
Expertise)
Tujuan dari sistem pakar adalah
memindahkan keahlian dari seorang
pakar ke komputer dan kemudian ke
manusia yang bukan pakar. Proses ini
meliputi empat kegiatan, yaitu :
Memperoleh pengetahuan dari pakar.
Mempresentasikan pengetahuan ke
dalam komputer.
Mengolah pengetahuan sehingga
dapat menghasilkan kesimpulan.
Memindahkan pengetahuan ke user.
d. Menarik kesimpulan (Inferencing)
Keistimewaan dari sistem pakar adalah
kemampuan nalarnya. Komputer
diprogram sehingga dapat membuat
kesimpulan. Pengambilan kesimpulan
ini dilaksanakan dalam komponen yang
disebut inference engine.
e. Aturan (Rule)
Kebanyakan sistem pakar adalah
berbasis rule, pengetahuan disimpan
dalam bentuk rule-rule sebagai prosedur
pemecahan masalah.
f. Kemampuan menjelaskan (Explanation
Capability)
Keistimewaan lain dari sistem pakar
adalah kemampuan menjelaskan
darimana asal sebuah
solusi/rekomendasi diperoleh.
Arsitektur Sistem Pakar
Komponen utama yang harus ada
dalam sebuah sistem pakar adalah
knowledge base (basis pengetahuan),
inference engine (mesin penarik
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 27
kesimpulan), explanation subsystem
(subsistem penjelas output) dan user
interface. Secara umum arsitektur sistem
pakar 3 dapat dilihat pada gambar 2.1.
KNOWLEDGE BASE
EDITOR
INFERENCE ENGINE
EXPLANATION SUBSISTEM CERTAINITY FACTOR
USER INTERFACEKNOWLEDGE BASE
UTAMA
LEARNING
USER
Gambar 1: Arsitektur Sistem
Pakar
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 28
F. METODE PENGEBANGAN
a. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan merupakan bagian
yang paling penting pada sistem pakar
karena keahlian dari pakar disimpan
didalamnya. Basis pengetahuan tersebut
berisi fakta-fakta yang didapat dari seorang
ahli dan diimplementasikan ke dalam
sistem komputer dengan menggunakan
metode representasi pengetahuan tertentu.
Metode representasi pengetahuan adalah
cara untuk menstrukturkan pengetahuan
yang dimiliki oleh pakar agar mudah
diolah oleh komputer.
Representasi sistem pakar berbasis
rule adalah kumpulan pengetahuan yang
disusun sedemikian rupa dengan struktur
IF.. THEN.. dengan relasi AND, OR atau
kombinasi AND dan OR 4. Jadi basis
pengetahuan merupakan jantung sistem
pakar, dimana bagian ini berisi
pengetahuan penting untuk mengerti,
merumuskan dan memecahkan
permasalahan, yang mempunyai dua
elemen dasar, yaitu fakta tentang keadaan
dan teori tentang area masalah 6.
b. Inference Engine
Inference Engine merupakan bagian
dari sistem pakar yang bertugas untuk
menemukan solusi yang tepat dari
banyaknya solusi yang ada. Proses
dilakukan dalam inference engine adalah
bagaimana pengambilan keputusan
terhadap konsultasi yang terjadi dan proses
penalaran pada basis pengetahuan yang
dimilikinya.
Penentuan sistem pendukung dan metode
pelacakan sangat penting dalam rangka untuk
menyelesaikan masalah. Inference Engine
merupakan otak dari sistem pakar7, juga
dikenal sebagai struktur control/interpreter.
Komponen ini ada dasarnya berupa suatu
program komputer yang menyediakan suatu
metodologi untuk mempertimbangkan
informasi dalam knowledge base dan
merumuskan kesimpulan.
Adapun untuk mendapatkan sebuah
kesimpulan terdapat dua metode penalaran,
yaitu metode backward chaining dan metode
forward chaining. Penjelasan mengenai dua
metode tersebut dapat dilihat pada sub bab 2.3,
c. Explanation Subsystem
Explanation Subsystem merupakan
kemampuan untuk memberikan penjelasan
atas sebuah kesimpulan yang diberikan.
d. User Interface
User Interface merupakan bagian dari
sistem pakar yang berfungsi sebagai
pengendali input output. User interface
melayani user selama proses konsultasi
mulai dari tanya jawab untuk mendapatkan
fakta-fakta yang dibutuhkan interference
engine sampai menampilkan output yang
merupakan kesimpulan/rekomendasi yang
dihasilkan oleh interference engine.
e. Knowledge Base Editor
Knowledge Base Editor merupakan bagian
yang digunakan untuk menambah,
menghapus dan memperbaiki basis
pengetahuan.
f. Learning
Learning adalah suatu proses belajar dari
suatu sistem pakar apabila sistem tidak
menemukan solusi masalah.
g. Certainty Factor
Certainty Factor merupakan faktor
keyakinan atas fakta-fakta yang ada.
Kategori Sistem Pakar
Banyak sekali bidang yang menggunakan
sistem pakar sebagai bantuan sehingga sistem
pakar itu sendiri dapat dikelompokan
menjadi5:
a. Interpretasi
Memberikan gambaran tentang
sekumpulan data mentah yang biasanya
diperoleh melalui sensor. Contoh:
pengenalan kata/ucapan, pembuatan peta.
b. Prediksi
Memberikan kesimpulan mengenai akibat
yang mungkin ditimbulkan dari sejumlah
situasi yang diberikan. Contoh: perkiraan
cuaca, ramalan panen.
c. Diagnosa
Menentukan penyebab gagalnya suatu
sistem dalam situasi yang kompleks yang
didasarkan pada observasi terhadap gejala-
gejala yang dapat diamati. Contoh:
diagnosa penyakit pada bidang kedokteran.
d. Desain
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 29
Menentukan konfigurasi yang cocok dari
komponen-komponen yang ada dalam
sebuah sistem sehingga unjuk kerja yang
memuaskan dapat diperoleh walaupun di
dalamnya terdapat sejumlha keterbatasan.
Contoh: penyusunan anggaran belanja,
desain arsitektur rumah.
e. Perencanaan
Mendapatkan urutan tindakan yang harus
dilakukan untuk mencapai sasaran yang
ditentukan sebelumnya dari suatu kondisi
awal tertentu. Contoh: perencanaan strategi
manajemen.
f. Pengawasan (Monitoring)
Membandingkan perilaku yang diamati
pada suatu sistem denga perilaku yang
diharapkan untuk mengenali lebih banyak
variasi perilaku di dalamnya. Contoh:
manajemen pengawasan, pengedalian
instalasi nuklir.
g. Pelacakan dan Perbaikan (Debugging and
Repair)
Penentuan dan implementasi
perbaikan/pertolongan pada kegagalan
suatu sistem. Contoh: uji coba software
computer, reparasi mesin, pelacakan
kerusakan hardware computer.
h. Instuksi
Mendeteksi dan memperbaiki kekurangan
perilaku siswa dalam memahami suatu
bidang tertentu. Contoh: program untuk
tutorial.
i. Klasifikasi
Menentukan kategori dari sejumlah kriteria
yang diberikan. Contoh: penetuan jabatan
seorang pegawai.
j. Kontrol
Pengaturan perilaku kerja dalam suatu
lingkungan yang kompleks, termasuk di
dalamnya penafsiran, pekiraan dan
perbaikan perilaku kerja sistem tersebut.
Contoh: pengawasan jadwal penerbangan.
Keuntungan-Keuntungan Dari Sistem
Pakar
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan sistem pakar adalah:
1. Membuat seseorang yang awam dapat
bekerja layaknya seorang pakar.
2. Dapat bekerja denga informasi yang tidak
lengkap atau pasti.
3. Meningkatkan output dan produktivitas.
Sistem pakar dapat bekerja lebih cepat
dari manusia. Meningkatkan output
berarti mengurangi jumlah pekerja yang
dibutuhkan serta mereduksi biaya.
4. Meningkatkan kualitas. Sistem pakar
menyediakan nasehat yang konsisten dan
dapat mengurangi tingkat kesalahan.
5. Membuat peralatan yang kompleks lebih
mudah dioperasikan karena sistem pakar
dapat melatih pekerja yang tidak
berpengalaman.
6. Handal (Reability), sistem pakar tidak
dapat lelah/bosan, juga konsisten dalam
memberi jawaban.
7. Kemampuan memecahkan masalah yang
kompleks.
8. Pemindahan pengetahuan ke lokasi yang
jauh serta memperluas jangkauan. Sistem
pakar dapat diperoleh dan dipakai dimana
saja.
Konsep Backward Chaining Berikut akan dijelaskan mengenai konsep
penalaran yang terdapat dalam inference
engine.
Backward Chaining
Konsep backward chaining ini diterapkan
pada bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0.
Proses ini dimulai dari pencarian solusi dari
kesimpulan kemudian menelusuri fakta-fakta
yang ada hingga menemukan solusi yang
sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan oleh
user. Backward chaining merupakan proses
penalaran dengan pendekatan goal-driven.
Pendekatan goal-driven memulai titik
pendekatannya dari goal yang dicari nilainya
kemudian bergerak untuk mencari informasi
yang mendukung goal tersebut.
Keuntungan metode Backward Chaining
Keuntungan dengan menggunakan
metode backward chaining ialah:
1. Backward chaining terfocus pada goal
yang diberikan. Prosedur ini akan
menanyakan hala-hal yang perlu saja dan
ini merupakan kenyamanan bagi user.
2. Bila forward chaining mencoba semua
kemungkinan dari informasi yang ada,
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 30
backward chaining mencoba
menyelesaikan masalah dengan mencari
basis pengetahuan yang relevan dengan
masalah sekarang.
3. Backward chaining merupakan
pendekatan yang baik untuk
menyelesaikan suatu diagnostic,
preskripsi, dan debugging.
Knowledge Acquisition Knowledge acquisition adalah proses
mendapatkan pengetahuan dari seorang pakar
dan biasanya ditampilkan oleh pengetahuan
(knowledge engineer)8. Pengolah pengetahuan
mewancarai pakar-pakar dan mengumpulkan
pengetahuan yang ada dari manusia.
Pengetahuan atau data-data yang dikumpulkan
disebut sebagai knowledge base.
Tahap-tahap dalam knowledge acquisition
Proses Knowledge Acquisition dibagi menjadi
lima tahapan9, yaitu:
1. Identifikasi
Merupakan tahap mengidentifikasi
permasalahan dan karateristik utamanya.
2. Konseptualisasi tahap penentuan konsep,
informasi dan relasi yang digunakan serta
menentukan bagaimana representasi yang
akan digunakan.
3. Formalisasi
Merupakan tahap perancangan struktur
untuk mengorganisasikan pengetahuan
dan merepresentasikannya ke knowledge
base.
4. Implementasi
Merupakan tahap pengkodean
pengetahuan yang telah diolah ke dalam
komputer.
5. Pengujian
Merupakan tahap pengujian kebenaran
dari pengetahuan yang telah dibentuk.
G. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem ini dirancang agar
mempermudah bagi orang awam dalam
memperbaiki kerusakan komputer. Adapun
alat bantu perancangan yang akan dipakai
dalam sistem ini adalah :
Bagan Alir Sistem (System Flowchart)
Bagan alair sistem (system flowchart)
merupakan bagan yang menunjukan arus
pekerjaan secara keseluruhan dari sistem.
Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari
prosedur-prosedur yang ada dalam di dalam
sistem, bagan alir sistem menunjukan apa yang
dikerjakan di sistem
Mulai
Pilih macam
kerusakan
Data
Macam
kerusakan
terpilih
Pilih jenis
kerusakan
Data
Jenis kerusakan
terpilih
database Proses sistem pakar
Tampilkan
solusi
permasalahan
Selesai
Show
save
Show
save
Gambar 3 :Sistem Flowchart
DFD (Data Flow Diagram) untuk
memperlihatkan alur sistem yag dibuat oleh
penulis secara spesifik (perluasan dari
DCD).
Diagram alir data merupakan diagram yang
menggambarkan alir data dalam sistem yang
akan dibangun, secara paralel dan terstruktur,
dengan mengikutsertakan komponen-
komponen entitas-entitas yang terkait baik
entitas luar maupun dalam, media
penyimpanan (storage), proses-proses sistem
maupun simbol panah yang menujukkan
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 31
hubungan alir data dari proses ke entitas yang terkait.
Pemakai
Pakar
Sistem pakar
troubleshooting PC dengan
metode backward chaining
Monitor
Data kerusakan
Nama
Password
Basis pengetahuan
Informasi display
Gambar 4: Diagram Konteks
Pakar
1.
Informasi Pilihan
Permasalahan
Pemakai
2.
Konsultasi
Pemakai
Data
Komponen PC
Data Solusi
Data
Permasalahan
Gambar 5 : Data Flow of Diagram Zero
Pakar1.1
Hak Akses
Pemakai
1.3
Konsultasi
Pemakai
Nama
Password
Basis Pengetahuan
Informasi display
Monitor
1.2
Modifikasi
Pakar
Database
Infomasi display
Nama User
Password
Data Komponen PC
Data permasalahan
Data Solusi
Data kerusakan
Data TerpilihData kerusakan terpilih
Data Kerusakan
Informasi Display
Gambar 6 : Data Flow of Diagram (DFD)
Detail
Algoritma pada kerusakan komputer dan
periferal Untuk lebih jelasnya penulis akan memberikan
proses pencarian solusi sebagai perbandingan
pada tabel kerusakan komputer sesuai dengan
jenis kerusakan masing-masing dengan
menggunakan algoritma sebagai berikut :
Algoritma Name Menu Utama Start
Var
Pilih = chart
Repeat
Read (Pilih)
Case Pilih Of
1: Komputer tidak mau hidup
2: Komputer tidak mau booting
3: Motherboard bermasalah
4: Keyboard bermasalah
5: Mouse bermasalah
6: Monitor bermasalah
7: Printer bermasalah
8: Harddisk bermasalah
9: Keluar
End Case
Until pilih = 9
Stop
Algoritma Name Komputer tidak mau
hidup
Repeat
Read (Pilih)
Case Pilih Of
1: Tombol power tidak terpasang
sempurna
2: Power supply rusak
3: Stabilizer rusak
0: Kembali
End Case
Until pilih=0
IF Tombol power tidak terpasang sempurna =
True THEN
Write(‘Pasang kembali dengan
benar’)
ELSE Kabel power rusak = True THEN
Write(‘Ganti kabel power’)
ELSE
IF Power supply rusak = True THEN
Write(‘Ganti power supply’)
ELSE
IF Stabilizer rusak = True THEN
Write(‘Ganti Stabilizer’)
END IF
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 32
Algoritma Name Komputer tidak mau
booting
Repeat
Read (Pilih)
Case Pilih Of
1: Kabel harddisk rusak
2: RAM bermasalah
3: VGA bermasalah
0: Kembali
End Case
Until pilih=0
IF Kabel harddisk rusak = True THEN
Write(‘Ganti’)
ELSE
IF RAM tidak terpasang sempurna = True
THEN
Write(‘Pasang kembali dengan
benar’)
ELSE
IF Slot RAM tergores atau cacat = True THEN
Write(‘Ganti RAM’)
ELSE
IF VGA rusak = True THEN
Write(‘Ganti’)
END IF
Algoritma Name Komputer sering hang IF Jenis memori tidak cocok = True THEN
Write(‘Ganti jenis memori’)
ELSE
IF Harddisk pada harddisk = True THEN
Write(‘Lakukan low level pada
harddisk’)
ELSE
IF Pengaruh overclocking = True THEN
Write(‘Kembalikan setting komputer
menjadi normal kembali’)
END IF
Algoritma Name Proses komputer lambat IF Memori kurang cukup besar = True THEN
Write(‘Lakukan penambahan memori
dan uninstall program yang tidak perlu’)
ELSE
IF Prosesor terlalu panas = True THEN
Write(‘Cek kembali kipas dan
pendingin prosesor’)
ELSE
IF Harddisk telah terinfeksi virus = True
THEN
Write(‘Scan harddisk dengan
antivirus yang telah di-update’)
END IF
Algoritma Name Komputer restart sendiri IF Power supply tidak normal = True THEN
Write(‘Ganti dengan yang baru atau
dengan daya yang besar’)
ELSE
IF Motherboard berdebu = True THEN
Write(‘Bersihkan motherboard
dengan kuas’)
END IF
Algoritma Name Keyboard tidak terdeteksi
BIOS IF Konektor keyboard longgar = True THEN
Write(‘Matikan komputer copot
keyboard dan pasang kembali dengan benar’)
ELSE
IF Keyboard rusak = True THEN
Write(‘Ganti keyboard yang baru’)
ELSE
IF I/O Port rusak = True THEN
Write(‘Ganti’)
END IF
Algoritma Name Tombol Keyboard tidak
berfungsi IF PCB kotor = True THEN
Write(‘Bersihkan dengan cairan
alkohol’)
ELSE
IF IC Keyboard tidak berfungsi = True THEN
Write(‘Ganti IC’)
END IF
Algoritma Name Mouse tidak terdeteksi
BIOS IF Konektor mouse longgar = True THEN
Write(‘Matikan mouse, copot
keyboard dan pasang kembali dengan baik’)
ELSE
IF Mouse rusak = True THEN
Write(‘Ganti mouse’)
ELSE
IF I/O Port mouse rusak = True THEN
Write(‘Ganti’)
END IF
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 33
Algoritma Name Monitor tidak
menampilkan gambar IF Kabel power bermasalah = True THEN
Write(‘Cek arus kabel power’)
ELSE
IF Kabel power rusak = True THEN
Write(‘Ganti kabel power’)
ELSE
IF Kabel monitor ke CPU kendor = True
THEN
Write(‘Kencangkan dan baud
konektor ke CPU’)
ELSE
IF VGA Rusak = True THEN
Write(‘Ganti VGA’)
ELSE
IF Indikator On layar gelap = True THEN
Write(‘Ganti Flayback’)
ELSE
IF Hanya ada garis pada monitor = True
THEN
Write(‘Atur vertical loop dan
horizontal loop’)
ELSE
IF Tampilan tidak sesuai = True THEN
Write(‘Setting ulang resolusi
monitor’)
END IF
Algoritma Name Printer tidak mau
beroperasi IF Kabel power bermasalah = True THEN
Write(‘Cek arus AC yang memasuki
printer’)
ELSE
IF Power supply printer rusak = True THEN
Write(‘Ganti power supply printer’)
END IF
Algoritma Name Printer tidak mau
mencetak IF Driver printer belum terinstall = True
THEN
Write(‘Install driver printer’)
ELSE
IF Head printer rusak = True THEN
Write(‘Ganti head printer’)
ELSE
IF Motor printer rusak = True THEN
Write(‘Ganti motor printer’)
END IF
Algoritma Name Hasil print tidak normal
IF Tinta habis = True THEN
Write(‘Isi ulang tinta printer’)
ELSE
IF Head printer kotor = True THEN
Write(‘Cleaning catridge’)
ELSE
IF Catridge atau head printer rusak = True
THEN
Write(‘Ganti catridge printer’)
END IF
Algoritma Name Harddisk tidak dikenali
BIOS IF Kabel tidak terpasang dengan benar = True
THEN
Write(‘Cek kabel data dan power
pastikan terpasang dengan baik’)
ELSE
IF Kabel data atau power rusak = True THEN
Write(‘Ganti Kabel data atau power’)
ELSE
IF Jumper setting salah = True THEN
Write(‘Lakukan setting jumper
dengan benar’)
ELSE
IF Setting BIOS tidak benar = True THEN
Write(‘Lakukan setting BIOS dengan
benar’)
ELSE
IF Harddisk rusak = True THEN
Write(‘Ganti harddisk’)
END IF
H. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari berbagai macam percobaan yang
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa dengan teknik backward chaining
(pelacakan kebelakang) dapat memecahkan
masalah dengan pernyataan objek yang cukup
banyak dan ini memberi kemudahan bagi
orang awam yang sekalipun dalam
penggunaan sistem pakar tersebut tidak
menghadirkan langsung pakar yang
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 34
bersangkutan, dan yang menjadi dasar dari
pembuatan sistem ini yaitu :
Keterbatasan teknisi.
Tidak semua user mengerti tentang
troubleshooting hardware komputer.
Biaya konsultasi ke pakar yang relatif
mahal dan keterbatasan waktu.
Adapun harapan dari tujuan penerapan
sistem pakar adalah sebagai berikut :
1. Memberikan alternatif solusi pemecahan
kepada user mengenai permasalahan
kerusakan komputer tanpa harus
menyewa jasa konsultan.
2. Menunjukan bahwa sistem pakar sangat
membantu user dalam mengatasi
permasalahan, dalam hal ini
permasalahan kerusakan komputer.
3. Mengaplikasikan metode backward
chaining dalam pembuatan program.
4. Mengaplikasikan bahasa pemrograman
Borland Delphi 7.0 untuk mendukung
pembuatan sistem pakar dalam
menghasilkan interface yang user
friendly.
Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis
berikan adalah sebagai berikut :
1. Sistem pakar yang telah dibuat masihn
mempunyai kelemahan dibagian solusi
belum memunculkan indikator setiap
permasalahan untuk itu agar dapat
dikembangkan lagi menjadi sistem pakar
yang lebih baik lagi pada penelitian
berikutnya.
2. Dengan adanya sistem pakar ini
diharapkan agar penggunanya dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu komputer.
3. Penggunaan sistem pakar sangat
membantu mempermudah pekerjaan
manusia dalam memecahkan masalah
yang sulit walaupun dengan tidak
menghadirkan seorang pakar secara
langsung.
I. DAFTAR PUSTAKA
1. Anton Mulyono, Pengantar Kecerdasan
Buatan, Dinastindo, Jakarta, 1990.
2. Deni Arifiyanto & Ari Funatik,
Antigaptek Hardware Komputer, Kawan
Pustaka, Jakarta, 2009.
3. Euis Marlina, 10 Jenis Koneksi Delphi
Ke Database, Gava Media, Yogyakarta,
2009.
4. Farid Azin, Belajar Sendiri Pemrograman
Sistem Pakar, PT. Elekmedia
Komputindo – Kelompok Gramedia,
Jakarta.
5. Kusnassriyanto Saiful Bahri dan Wawan
Sjachriyanto, Teknik Pemrograman
Delphi, Informatika, Bandung, 2008.
6. Raymond Mc Leoid, Jr, Sistem Informasi
Manajemen, Prenhalindo, Jakarta, 2001.
7. Rinaldi Munir, Algoritma Dan
Pemrograman Dalam Bahasa Pascal Dan
C, Inforamtika, Bandung, 2007.
8. Suparman, Mengenal Artificial
Intelligence, Andi Offset, Yogyakarta,
1991.
9. Teguh Wahyono, Pc Troubleshooting
Plus, Gava Media, Yogyakarta, 2005.
10. Yogianto. HM, Analisa Dan Desain
Sistem, Andi Offset, Yogyakarta, 1990.
11. Wawan Kusdiawan, M.Kom, Cara
Mudah Dan Cepat Membuat Program
Aplikasi Database