s.pdf

11
Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 24 SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI KERUSAKAN HARDWARE KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENELUSURAN BACKWARD CHAINING ==================Toto Sudiyanto, Nana Suarna================== ABSTRAK Di dalam penggunaannya, komputer tidak dapat luput dari kerusakan atau masalah meskipun kerusakan itu mungkin hanya kerusakan kecil, oleh karena itu komputer harus dirawat secara baik. Dan peranan seorang teknisi pun sangat dibutuhkan terutama bagi para pengguna atau pemilik komputer yang tidak mengetahui penyebab-penyebab kerusakan dan cara memperbaiki disaat komputer mengalami kerusakan. Sangat disayangkan jika kerusakan yang terjadi hanyalah kerusakan kecil yang semestinya dapat diperbaiki sendiri. Sementara waktu untuk menunggu perbaikan sudah cukup lama dan biaya yang dikeluarkan cukup besar. Pada tugas akhir ini akan dirancang suatu perangkat lunak yang dapat membantu orang awam (user) yang memiliki pengetahuan tentang komputer, toko komputer atau tempat pelatihan bagi para teknisi untuk mengidentifikasi kerusakan yang ada pada umumnya sering terjadi pada komputer. Perangkat lunak ini akan menuntun user atau pemakai untuk mengidentifikasi kerusakan dengan cara memilih jenis kerusakan, mengikuti langkah-langkah pemeriksaan dan akhirnya menemukan kemungkinan penyebab kerusakan beserta solusi dan pemeriksaannya. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Borland Delphi 7.0 Kata Kunci : Sistem pakar kerusakan hardware, metode penelusuran backward chaining

Transcript of s.pdf

Page 1: s.pdf

Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 24

SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI KERUSAKAN HARDWARE

KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN

METODE PENELUSURAN BACKWARD CHAINING

==================Toto Sudiyanto, Nana Suarna==================

ABSTRAK

Di dalam penggunaannya, komputer tidak dapat luput dari kerusakan atau masalah

meskipun kerusakan itu mungkin hanya kerusakan kecil, oleh karena itu komputer harus dirawat

secara baik. Dan peranan seorang teknisi pun sangat dibutuhkan terutama bagi para pengguna atau

pemilik komputer yang tidak mengetahui penyebab-penyebab kerusakan dan cara memperbaiki

disaat komputer mengalami kerusakan. Sangat disayangkan jika kerusakan yang terjadi hanyalah

kerusakan kecil yang semestinya dapat diperbaiki sendiri. Sementara waktu untuk menunggu

perbaikan sudah cukup lama dan biaya yang dikeluarkan cukup besar.

Pada tugas akhir ini akan dirancang suatu perangkat lunak yang dapat membantu orang

awam (user) yang memiliki pengetahuan tentang komputer, toko komputer atau tempat pelatihan

bagi para teknisi untuk mengidentifikasi kerusakan yang ada pada umumnya sering terjadi pada

komputer. Perangkat lunak ini akan menuntun user atau pemakai untuk mengidentifikasi

kerusakan dengan cara memilih jenis kerusakan, mengikuti langkah-langkah pemeriksaan dan

akhirnya menemukan kemungkinan penyebab kerusakan beserta solusi dan pemeriksaannya.

Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Borland Delphi 7.0

Kata Kunci :

Sistem pakar kerusakan hardware, metode penelusuran backward chaining

Page 2: s.pdf

Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 25

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan berkembangnya

teknologi, khususnya di bidang sistem

informasi, permasalahan kerusakan

komputer juga menjadi masalah yang cukup

pelik. Ini dapat dimaklumi mengingat

banyaknya user yang kurang memiliki

pengetahuan dalam komputer, khususnya

dalam menangani komputer yang

mengalami kerusakan yang terjadi belum

tentu rumit dan tidak dapat diperbaiki

sendiri. Untuk itulah dirasakan perlu dibuat

software yang dapat membantu

memecahkan permasalahan kerusakan

komputer.

Sistem pakar timbul karena adanya

permasalahan pada suatu bidang khusus

yang spesifik dan khusus dimana user

menginginkan suatu solusi dari

permasalahan tersebut diselesaikan

mendekati cara-cara pakar dalam

menyelesaikan masalah. Sampai saat ini

permasalahan waktu dan biaya merupakan

permasalahan utama dalam bentuknya

sistem pakar ini. Sehingga sistem pakar ini

diharapkan dapat menekan waktu dan biaya

untuk mengatasi masalah-masalah

kerusakan komputer. Dengan pembuatan

program sistem pakar ini diharapkan dapat

membantu penggunaan komputer dalam

mengatasi masalahnya. Masalah yang

sering terjadi ialah :

Pemakai komputer menyadari bahwa

komputernya tidak hanya sekedar

dipakai saja setiap saat, tetapi pemakai

juga perlu menyadari bahwa pada

suatu saat juga akan mengalami

masalah.

Memang komputer tidak selamanya

akan mengalami masalah atau

mungkin ada masalah yang relatif

kecil yang tidak berpengaruh besar

dalam cara kerja komputer tersebut.

Akan tetapi hal ini seharusnya

ditangani dengan segera karena

mencegah adanya kerusakan yang

lebih parah.

Ada baiknya bila masalah komputer

ini diselesaikan sendiri apabila masih

mungkin sebelum dibawa ke toko

servis komputer. Hal ini dimaksudkan

untuk menghemat waktu dan biaya.

Sistem pakar yang dibuat akan

menggunakan metode backward chaining

yang dipadukan dengan menggunakan

Borland Delphi 7.0 sebagai interface

system.

B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam

pembuatan sistem pakar ini ialah :

Keterbatasan teknisi.

Tidak semua user mengerti tentang

troubleshooting hardware komputer

Biaya konsultasi ke pakar yang relatif

mahal dan keterbatasan waktu

C. TUJUAN PENELITIAN

a. Memberikan alternatif solusi

pemecahan kepada user mengenai

permasalahan kerusakan komponen

tanpa harus menyewa jasa konsultan.

b. Menunjukan bahwa sistem pakar

sangat membantu user dalam

mengatasi permasalahan, dalam hal ini

permasalahan kerusakan komputer

c. Mengaplikasikan metode backward

chaining dalam pembuatan program.

d. Mengaplikasikan bahasa pemrograman

Borland Delphi 7.0 untuk mendukung

pembuatan sistem pakar menghasilkan

interface yang user friendly

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah

a. Untuk meningkatkan pemahaman

tentang pendeteksian dan

pemahaman mengenai kerusakan

pada hardware

Page 3: s.pdf

Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 26

b. Untuk dapat menyajikan solusi

yang tepat, masuk akal dan efisien.

c. Dapat menghemat biaya yang

seharusnya dikeluarkan untuk

membayar jasa konsultan.

E. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Sistem Pakar Sistem pakar dapat didefinisikan

sebagai sebuah program komputer berbasis

pengetahuan yang dapat memberikan

pemecahan setingkat pakar dalam bidang

tertentu yang hasil pemecahannya mirip

dengan pemecahan yang diberikan oleh

pakar sesungguhnya.1 Basis pengetahuan

yang diperoleh diambil dari pengalaman

seorang pakar maupun teori-teori yang ada

pada bidang yang spesifik saja, oleh karena

itu sistem pakar memiliki keterbatasan.

Konsep Sistem Pakar Konsep Dasar Sistem Pakar

Ada enam hal yang menjadi konsep dasar

dari sebuah Sistem Pakar,2 yaitu :

a. Keahlian (Exercise)

Keahlian dapat diperoleh dari pelatihan /

training, membaca atau dari

pengalaman. Keahlian itu meliputi :

Fakta-fakta tentang area

permasalahan.

Teori-teori tentang area

permasalahan.

Aturan-aturan tentang apa yang

harus dilakukan dalam situasi

permasalahan yang diberikan.

Strategi global untuk memecahkan

masalah.

b. Pakar (Expert)

Sulit untuk mendefinisikan apakah yang

dimaksud pakar itu. Masalahnya adalah

berapa banyak keahlian yang harus

dimiliki seseorang agar dapat

diklasifikasikan sebagai pakar. Namun

berikut dibawah ini, dijelaskan beberapa

kualifikasi yang harus dimiliki seorang

pakar :

Dapat mengenal dan merumuskan

masalah.

Dapat memecahkan masalah dengan

cepat dan semestinya.

Dapat menjelaskan suatu solusi.

Dapat menentukan hubungan.

Belajar dari pengalaman.

c. Pemindahan Keahlian (Transferring

Expertise)

Tujuan dari sistem pakar adalah

memindahkan keahlian dari seorang

pakar ke komputer dan kemudian ke

manusia yang bukan pakar. Proses ini

meliputi empat kegiatan, yaitu :

Memperoleh pengetahuan dari pakar.

Mempresentasikan pengetahuan ke

dalam komputer.

Mengolah pengetahuan sehingga

dapat menghasilkan kesimpulan.

Memindahkan pengetahuan ke user.

d. Menarik kesimpulan (Inferencing)

Keistimewaan dari sistem pakar adalah

kemampuan nalarnya. Komputer

diprogram sehingga dapat membuat

kesimpulan. Pengambilan kesimpulan

ini dilaksanakan dalam komponen yang

disebut inference engine.

e. Aturan (Rule)

Kebanyakan sistem pakar adalah

berbasis rule, pengetahuan disimpan

dalam bentuk rule-rule sebagai prosedur

pemecahan masalah.

f. Kemampuan menjelaskan (Explanation

Capability)

Keistimewaan lain dari sistem pakar

adalah kemampuan menjelaskan

darimana asal sebuah

solusi/rekomendasi diperoleh.

Arsitektur Sistem Pakar

Komponen utama yang harus ada

dalam sebuah sistem pakar adalah

knowledge base (basis pengetahuan),

inference engine (mesin penarik

Page 4: s.pdf

Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 27

kesimpulan), explanation subsystem

(subsistem penjelas output) dan user

interface. Secara umum arsitektur sistem

pakar 3 dapat dilihat pada gambar 2.1.

KNOWLEDGE BASE

EDITOR

INFERENCE ENGINE

EXPLANATION SUBSISTEM CERTAINITY FACTOR

USER INTERFACEKNOWLEDGE BASE

UTAMA

LEARNING

USER

Gambar 1: Arsitektur Sistem

Pakar

Page 5: s.pdf

Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 28

F. METODE PENGEBANGAN

a. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan bagian

yang paling penting pada sistem pakar

karena keahlian dari pakar disimpan

didalamnya. Basis pengetahuan tersebut

berisi fakta-fakta yang didapat dari seorang

ahli dan diimplementasikan ke dalam

sistem komputer dengan menggunakan

metode representasi pengetahuan tertentu.

Metode representasi pengetahuan adalah

cara untuk menstrukturkan pengetahuan

yang dimiliki oleh pakar agar mudah

diolah oleh komputer.

Representasi sistem pakar berbasis

rule adalah kumpulan pengetahuan yang

disusun sedemikian rupa dengan struktur

IF.. THEN.. dengan relasi AND, OR atau

kombinasi AND dan OR 4. Jadi basis

pengetahuan merupakan jantung sistem

pakar, dimana bagian ini berisi

pengetahuan penting untuk mengerti,

merumuskan dan memecahkan

permasalahan, yang mempunyai dua

elemen dasar, yaitu fakta tentang keadaan

dan teori tentang area masalah 6.

b. Inference Engine

Inference Engine merupakan bagian

dari sistem pakar yang bertugas untuk

menemukan solusi yang tepat dari

banyaknya solusi yang ada. Proses

dilakukan dalam inference engine adalah

bagaimana pengambilan keputusan

terhadap konsultasi yang terjadi dan proses

penalaran pada basis pengetahuan yang

dimilikinya.

Penentuan sistem pendukung dan metode

pelacakan sangat penting dalam rangka untuk

menyelesaikan masalah. Inference Engine

merupakan otak dari sistem pakar7, juga

dikenal sebagai struktur control/interpreter.

Komponen ini ada dasarnya berupa suatu

program komputer yang menyediakan suatu

metodologi untuk mempertimbangkan

informasi dalam knowledge base dan

merumuskan kesimpulan.

Adapun untuk mendapatkan sebuah

kesimpulan terdapat dua metode penalaran,

yaitu metode backward chaining dan metode

forward chaining. Penjelasan mengenai dua

metode tersebut dapat dilihat pada sub bab 2.3,

c. Explanation Subsystem

Explanation Subsystem merupakan

kemampuan untuk memberikan penjelasan

atas sebuah kesimpulan yang diberikan.

d. User Interface

User Interface merupakan bagian dari

sistem pakar yang berfungsi sebagai

pengendali input output. User interface

melayani user selama proses konsultasi

mulai dari tanya jawab untuk mendapatkan

fakta-fakta yang dibutuhkan interference

engine sampai menampilkan output yang

merupakan kesimpulan/rekomendasi yang

dihasilkan oleh interference engine.

e. Knowledge Base Editor

Knowledge Base Editor merupakan bagian

yang digunakan untuk menambah,

menghapus dan memperbaiki basis

pengetahuan.

f. Learning

Learning adalah suatu proses belajar dari

suatu sistem pakar apabila sistem tidak

menemukan solusi masalah.

g. Certainty Factor

Certainty Factor merupakan faktor

keyakinan atas fakta-fakta yang ada.

Kategori Sistem Pakar

Banyak sekali bidang yang menggunakan

sistem pakar sebagai bantuan sehingga sistem

pakar itu sendiri dapat dikelompokan

menjadi5:

a. Interpretasi

Memberikan gambaran tentang

sekumpulan data mentah yang biasanya

diperoleh melalui sensor. Contoh:

pengenalan kata/ucapan, pembuatan peta.

b. Prediksi

Memberikan kesimpulan mengenai akibat

yang mungkin ditimbulkan dari sejumlah

situasi yang diberikan. Contoh: perkiraan

cuaca, ramalan panen.

c. Diagnosa

Menentukan penyebab gagalnya suatu

sistem dalam situasi yang kompleks yang

didasarkan pada observasi terhadap gejala-

gejala yang dapat diamati. Contoh:

diagnosa penyakit pada bidang kedokteran.

d. Desain

Page 6: s.pdf

Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 29

Menentukan konfigurasi yang cocok dari

komponen-komponen yang ada dalam

sebuah sistem sehingga unjuk kerja yang

memuaskan dapat diperoleh walaupun di

dalamnya terdapat sejumlha keterbatasan.

Contoh: penyusunan anggaran belanja,

desain arsitektur rumah.

e. Perencanaan

Mendapatkan urutan tindakan yang harus

dilakukan untuk mencapai sasaran yang

ditentukan sebelumnya dari suatu kondisi

awal tertentu. Contoh: perencanaan strategi

manajemen.

f. Pengawasan (Monitoring)

Membandingkan perilaku yang diamati

pada suatu sistem denga perilaku yang

diharapkan untuk mengenali lebih banyak

variasi perilaku di dalamnya. Contoh:

manajemen pengawasan, pengedalian

instalasi nuklir.

g. Pelacakan dan Perbaikan (Debugging and

Repair)

Penentuan dan implementasi

perbaikan/pertolongan pada kegagalan

suatu sistem. Contoh: uji coba software

computer, reparasi mesin, pelacakan

kerusakan hardware computer.

h. Instuksi

Mendeteksi dan memperbaiki kekurangan

perilaku siswa dalam memahami suatu

bidang tertentu. Contoh: program untuk

tutorial.

i. Klasifikasi

Menentukan kategori dari sejumlah kriteria

yang diberikan. Contoh: penetuan jabatan

seorang pegawai.

j. Kontrol

Pengaturan perilaku kerja dalam suatu

lingkungan yang kompleks, termasuk di

dalamnya penafsiran, pekiraan dan

perbaikan perilaku kerja sistem tersebut.

Contoh: pengawasan jadwal penerbangan.

Keuntungan-Keuntungan Dari Sistem

Pakar

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari

penggunaan sistem pakar adalah:

1. Membuat seseorang yang awam dapat

bekerja layaknya seorang pakar.

2. Dapat bekerja denga informasi yang tidak

lengkap atau pasti.

3. Meningkatkan output dan produktivitas.

Sistem pakar dapat bekerja lebih cepat

dari manusia. Meningkatkan output

berarti mengurangi jumlah pekerja yang

dibutuhkan serta mereduksi biaya.

4. Meningkatkan kualitas. Sistem pakar

menyediakan nasehat yang konsisten dan

dapat mengurangi tingkat kesalahan.

5. Membuat peralatan yang kompleks lebih

mudah dioperasikan karena sistem pakar

dapat melatih pekerja yang tidak

berpengalaman.

6. Handal (Reability), sistem pakar tidak

dapat lelah/bosan, juga konsisten dalam

memberi jawaban.

7. Kemampuan memecahkan masalah yang

kompleks.

8. Pemindahan pengetahuan ke lokasi yang

jauh serta memperluas jangkauan. Sistem

pakar dapat diperoleh dan dipakai dimana

saja.

Konsep Backward Chaining Berikut akan dijelaskan mengenai konsep

penalaran yang terdapat dalam inference

engine.

Backward Chaining

Konsep backward chaining ini diterapkan

pada bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0.

Proses ini dimulai dari pencarian solusi dari

kesimpulan kemudian menelusuri fakta-fakta

yang ada hingga menemukan solusi yang

sesuai dengan fakta-fakta yang diberikan oleh

user. Backward chaining merupakan proses

penalaran dengan pendekatan goal-driven.

Pendekatan goal-driven memulai titik

pendekatannya dari goal yang dicari nilainya

kemudian bergerak untuk mencari informasi

yang mendukung goal tersebut.

Keuntungan metode Backward Chaining

Keuntungan dengan menggunakan

metode backward chaining ialah:

1. Backward chaining terfocus pada goal

yang diberikan. Prosedur ini akan

menanyakan hala-hal yang perlu saja dan

ini merupakan kenyamanan bagi user.

2. Bila forward chaining mencoba semua

kemungkinan dari informasi yang ada,

Page 7: s.pdf

Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 30

backward chaining mencoba

menyelesaikan masalah dengan mencari

basis pengetahuan yang relevan dengan

masalah sekarang.

3. Backward chaining merupakan

pendekatan yang baik untuk

menyelesaikan suatu diagnostic,

preskripsi, dan debugging.

Knowledge Acquisition Knowledge acquisition adalah proses

mendapatkan pengetahuan dari seorang pakar

dan biasanya ditampilkan oleh pengetahuan

(knowledge engineer)8. Pengolah pengetahuan

mewancarai pakar-pakar dan mengumpulkan

pengetahuan yang ada dari manusia.

Pengetahuan atau data-data yang dikumpulkan

disebut sebagai knowledge base.

Tahap-tahap dalam knowledge acquisition

Proses Knowledge Acquisition dibagi menjadi

lima tahapan9, yaitu:

1. Identifikasi

Merupakan tahap mengidentifikasi

permasalahan dan karateristik utamanya.

2. Konseptualisasi tahap penentuan konsep,

informasi dan relasi yang digunakan serta

menentukan bagaimana representasi yang

akan digunakan.

3. Formalisasi

Merupakan tahap perancangan struktur

untuk mengorganisasikan pengetahuan

dan merepresentasikannya ke knowledge

base.

4. Implementasi

Merupakan tahap pengkodean

pengetahuan yang telah diolah ke dalam

komputer.

5. Pengujian

Merupakan tahap pengujian kebenaran

dari pengetahuan yang telah dibentuk.

G. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem ini dirancang agar

mempermudah bagi orang awam dalam

memperbaiki kerusakan komputer. Adapun

alat bantu perancangan yang akan dipakai

dalam sistem ini adalah :

Bagan Alir Sistem (System Flowchart)

Bagan alair sistem (system flowchart)

merupakan bagan yang menunjukan arus

pekerjaan secara keseluruhan dari sistem.

Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari

prosedur-prosedur yang ada dalam di dalam

sistem, bagan alir sistem menunjukan apa yang

dikerjakan di sistem

Mulai

Pilih macam

kerusakan

Data

Macam

kerusakan

terpilih

Pilih jenis

kerusakan

Data

Jenis kerusakan

terpilih

database Proses sistem pakar

Tampilkan

solusi

permasalahan

Selesai

Show

save

Show

save

Gambar 3 :Sistem Flowchart

DFD (Data Flow Diagram) untuk

memperlihatkan alur sistem yag dibuat oleh

penulis secara spesifik (perluasan dari

DCD).

Diagram alir data merupakan diagram yang

menggambarkan alir data dalam sistem yang

akan dibangun, secara paralel dan terstruktur,

dengan mengikutsertakan komponen-

komponen entitas-entitas yang terkait baik

entitas luar maupun dalam, media

penyimpanan (storage), proses-proses sistem

maupun simbol panah yang menujukkan

Page 8: s.pdf

Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 31

hubungan alir data dari proses ke entitas yang terkait.

Pemakai

Pakar

Sistem pakar

troubleshooting PC dengan

metode backward chaining

Monitor

Data kerusakan

Nama

Password

Basis pengetahuan

Informasi display

Gambar 4: Diagram Konteks

Pakar

1.

Informasi Pilihan

Permasalahan

Pemakai

2.

Konsultasi

Pemakai

Data

Komponen PC

Data Solusi

Data

Permasalahan

Gambar 5 : Data Flow of Diagram Zero

Pakar1.1

Hak Akses

Pemakai

1.3

Konsultasi

Pemakai

Nama

Password

Basis Pengetahuan

Informasi display

Monitor

1.2

Modifikasi

Pakar

Database

Infomasi display

Nama User

Password

Data Komponen PC

Data permasalahan

Data Solusi

Data kerusakan

Data TerpilihData kerusakan terpilih

Data Kerusakan

Informasi Display

Gambar 6 : Data Flow of Diagram (DFD)

Detail

Algoritma pada kerusakan komputer dan

periferal Untuk lebih jelasnya penulis akan memberikan

proses pencarian solusi sebagai perbandingan

pada tabel kerusakan komputer sesuai dengan

jenis kerusakan masing-masing dengan

menggunakan algoritma sebagai berikut :

Algoritma Name Menu Utama Start

Var

Pilih = chart

Repeat

Read (Pilih)

Case Pilih Of

1: Komputer tidak mau hidup

2: Komputer tidak mau booting

3: Motherboard bermasalah

4: Keyboard bermasalah

5: Mouse bermasalah

6: Monitor bermasalah

7: Printer bermasalah

8: Harddisk bermasalah

9: Keluar

End Case

Until pilih = 9

Stop

Algoritma Name Komputer tidak mau

hidup

Repeat

Read (Pilih)

Case Pilih Of

1: Tombol power tidak terpasang

sempurna

2: Power supply rusak

3: Stabilizer rusak

0: Kembali

End Case

Until pilih=0

IF Tombol power tidak terpasang sempurna =

True THEN

Write(‘Pasang kembali dengan

benar’)

ELSE Kabel power rusak = True THEN

Write(‘Ganti kabel power’)

ELSE

IF Power supply rusak = True THEN

Write(‘Ganti power supply’)

ELSE

IF Stabilizer rusak = True THEN

Write(‘Ganti Stabilizer’)

END IF

Page 9: s.pdf

Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 32

Algoritma Name Komputer tidak mau

booting

Repeat

Read (Pilih)

Case Pilih Of

1: Kabel harddisk rusak

2: RAM bermasalah

3: VGA bermasalah

0: Kembali

End Case

Until pilih=0

IF Kabel harddisk rusak = True THEN

Write(‘Ganti’)

ELSE

IF RAM tidak terpasang sempurna = True

THEN

Write(‘Pasang kembali dengan

benar’)

ELSE

IF Slot RAM tergores atau cacat = True THEN

Write(‘Ganti RAM’)

ELSE

IF VGA rusak = True THEN

Write(‘Ganti’)

END IF

Algoritma Name Komputer sering hang IF Jenis memori tidak cocok = True THEN

Write(‘Ganti jenis memori’)

ELSE

IF Harddisk pada harddisk = True THEN

Write(‘Lakukan low level pada

harddisk’)

ELSE

IF Pengaruh overclocking = True THEN

Write(‘Kembalikan setting komputer

menjadi normal kembali’)

END IF

Algoritma Name Proses komputer lambat IF Memori kurang cukup besar = True THEN

Write(‘Lakukan penambahan memori

dan uninstall program yang tidak perlu’)

ELSE

IF Prosesor terlalu panas = True THEN

Write(‘Cek kembali kipas dan

pendingin prosesor’)

ELSE

IF Harddisk telah terinfeksi virus = True

THEN

Write(‘Scan harddisk dengan

antivirus yang telah di-update’)

END IF

Algoritma Name Komputer restart sendiri IF Power supply tidak normal = True THEN

Write(‘Ganti dengan yang baru atau

dengan daya yang besar’)

ELSE

IF Motherboard berdebu = True THEN

Write(‘Bersihkan motherboard

dengan kuas’)

END IF

Algoritma Name Keyboard tidak terdeteksi

BIOS IF Konektor keyboard longgar = True THEN

Write(‘Matikan komputer copot

keyboard dan pasang kembali dengan benar’)

ELSE

IF Keyboard rusak = True THEN

Write(‘Ganti keyboard yang baru’)

ELSE

IF I/O Port rusak = True THEN

Write(‘Ganti’)

END IF

Algoritma Name Tombol Keyboard tidak

berfungsi IF PCB kotor = True THEN

Write(‘Bersihkan dengan cairan

alkohol’)

ELSE

IF IC Keyboard tidak berfungsi = True THEN

Write(‘Ganti IC’)

END IF

Algoritma Name Mouse tidak terdeteksi

BIOS IF Konektor mouse longgar = True THEN

Write(‘Matikan mouse, copot

keyboard dan pasang kembali dengan baik’)

ELSE

IF Mouse rusak = True THEN

Write(‘Ganti mouse’)

ELSE

IF I/O Port mouse rusak = True THEN

Write(‘Ganti’)

END IF

Page 10: s.pdf

Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 33

Algoritma Name Monitor tidak

menampilkan gambar IF Kabel power bermasalah = True THEN

Write(‘Cek arus kabel power’)

ELSE

IF Kabel power rusak = True THEN

Write(‘Ganti kabel power’)

ELSE

IF Kabel monitor ke CPU kendor = True

THEN

Write(‘Kencangkan dan baud

konektor ke CPU’)

ELSE

IF VGA Rusak = True THEN

Write(‘Ganti VGA’)

ELSE

IF Indikator On layar gelap = True THEN

Write(‘Ganti Flayback’)

ELSE

IF Hanya ada garis pada monitor = True

THEN

Write(‘Atur vertical loop dan

horizontal loop’)

ELSE

IF Tampilan tidak sesuai = True THEN

Write(‘Setting ulang resolusi

monitor’)

END IF

Algoritma Name Printer tidak mau

beroperasi IF Kabel power bermasalah = True THEN

Write(‘Cek arus AC yang memasuki

printer’)

ELSE

IF Power supply printer rusak = True THEN

Write(‘Ganti power supply printer’)

END IF

Algoritma Name Printer tidak mau

mencetak IF Driver printer belum terinstall = True

THEN

Write(‘Install driver printer’)

ELSE

IF Head printer rusak = True THEN

Write(‘Ganti head printer’)

ELSE

IF Motor printer rusak = True THEN

Write(‘Ganti motor printer’)

END IF

Algoritma Name Hasil print tidak normal

IF Tinta habis = True THEN

Write(‘Isi ulang tinta printer’)

ELSE

IF Head printer kotor = True THEN

Write(‘Cleaning catridge’)

ELSE

IF Catridge atau head printer rusak = True

THEN

Write(‘Ganti catridge printer’)

END IF

Algoritma Name Harddisk tidak dikenali

BIOS IF Kabel tidak terpasang dengan benar = True

THEN

Write(‘Cek kabel data dan power

pastikan terpasang dengan baik’)

ELSE

IF Kabel data atau power rusak = True THEN

Write(‘Ganti Kabel data atau power’)

ELSE

IF Jumper setting salah = True THEN

Write(‘Lakukan setting jumper

dengan benar’)

ELSE

IF Setting BIOS tidak benar = True THEN

Write(‘Lakukan setting BIOS dengan

benar’)

ELSE

IF Harddisk rusak = True THEN

Write(‘Ganti harddisk’)

END IF

H. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari berbagai macam percobaan yang

telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

bahwa dengan teknik backward chaining

(pelacakan kebelakang) dapat memecahkan

masalah dengan pernyataan objek yang cukup

banyak dan ini memberi kemudahan bagi

orang awam yang sekalipun dalam

penggunaan sistem pakar tersebut tidak

menghadirkan langsung pakar yang

Page 11: s.pdf

Jurnal Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 34

bersangkutan, dan yang menjadi dasar dari

pembuatan sistem ini yaitu :

Keterbatasan teknisi.

Tidak semua user mengerti tentang

troubleshooting hardware komputer.

Biaya konsultasi ke pakar yang relatif

mahal dan keterbatasan waktu.

Adapun harapan dari tujuan penerapan

sistem pakar adalah sebagai berikut :

1. Memberikan alternatif solusi pemecahan

kepada user mengenai permasalahan

kerusakan komputer tanpa harus

menyewa jasa konsultan.

2. Menunjukan bahwa sistem pakar sangat

membantu user dalam mengatasi

permasalahan, dalam hal ini

permasalahan kerusakan komputer.

3. Mengaplikasikan metode backward

chaining dalam pembuatan program.

4. Mengaplikasikan bahasa pemrograman

Borland Delphi 7.0 untuk mendukung

pembuatan sistem pakar dalam

menghasilkan interface yang user

friendly.

Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis

berikan adalah sebagai berikut :

1. Sistem pakar yang telah dibuat masihn

mempunyai kelemahan dibagian solusi

belum memunculkan indikator setiap

permasalahan untuk itu agar dapat

dikembangkan lagi menjadi sistem pakar

yang lebih baik lagi pada penelitian

berikutnya.

2. Dengan adanya sistem pakar ini

diharapkan agar penggunanya dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya ilmu komputer.

3. Penggunaan sistem pakar sangat

membantu mempermudah pekerjaan

manusia dalam memecahkan masalah

yang sulit walaupun dengan tidak

menghadirkan seorang pakar secara

langsung.

I. DAFTAR PUSTAKA

1. Anton Mulyono, Pengantar Kecerdasan

Buatan, Dinastindo, Jakarta, 1990.

2. Deni Arifiyanto & Ari Funatik,

Antigaptek Hardware Komputer, Kawan

Pustaka, Jakarta, 2009.

3. Euis Marlina, 10 Jenis Koneksi Delphi

Ke Database, Gava Media, Yogyakarta,

2009.

4. Farid Azin, Belajar Sendiri Pemrograman

Sistem Pakar, PT. Elekmedia

Komputindo – Kelompok Gramedia,

Jakarta.

5. Kusnassriyanto Saiful Bahri dan Wawan

Sjachriyanto, Teknik Pemrograman

Delphi, Informatika, Bandung, 2008.

6. Raymond Mc Leoid, Jr, Sistem Informasi

Manajemen, Prenhalindo, Jakarta, 2001.

7. Rinaldi Munir, Algoritma Dan

Pemrograman Dalam Bahasa Pascal Dan

C, Inforamtika, Bandung, 2007.

8. Suparman, Mengenal Artificial

Intelligence, Andi Offset, Yogyakarta,

1991.

9. Teguh Wahyono, Pc Troubleshooting

Plus, Gava Media, Yogyakarta, 2005.

10. Yogianto. HM, Analisa Dan Desain

Sistem, Andi Offset, Yogyakarta, 1990.

11. Wawan Kusdiawan, M.Kom, Cara

Mudah Dan Cepat Membuat Program

Aplikasi Database