Spam Masteran Fix

95
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, keperluan sanitasi, dan untuk kebutuhan yang menunjang proses produksi. Ketersediaan air bersih yang memenuhi syarat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut sering menjadi masalah, terutama pada daerah yang sumber air permukaannya sangat terbatas, atau air bawah tanahnya sangat dalam. Oleh karena itu, sarana penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat. Bertambahnya jumlah penduduk dan semakin banyaknya aktivitas manusia menyebabkan kebutuhan air yang semakin meningkat. Padahal kuantitas air di suatu daerah pada umumnya relatif tetap dan kualitasnya semakin lama semakin menurun. Hal ini mengakibatkan berbagai macam masalah bagi penduduk yang sangat membutuhkan air, terutama untuk daerah yang penduduknya padat tetapi persediaan airnya sedikit. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu perencanaan sistem yang dapat mengelola, mensuplai dan mendisribusikan air kepada masyarakat Kabupaten Semarang khususnya Kecamatan Sumowono secara merata dan mencukupi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sistem yang dibuat tersebut bertujuan agar masyarakat dapat mendapatkan pasokan kebutuhan air bersih secara proporsional dan merata.

Transcript of Spam Masteran Fix

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Air adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, keperluan sanitasi, dan untuk kebutuhan yang menunjang proses produksi. Ketersediaan air bersih yang memenuhi syarat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut sering menjadi masalah, terutama pada daerah yang sumber air permukaannya sangat terbatas, atau air bawah tanahnya sangat dalam. Oleh karena itu, sarana penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat.Bertambahnya jumlah penduduk dan semakin banyaknya aktivitas manusia menyebabkan kebutuhan air yang semakin meningkat. Padahal kuantitas air di suatu daerah pada umumnya relatif tetap dan kualitasnya semakin lama semakin menurun. Hal ini mengakibatkan berbagai macam masalah bagi penduduk yang sangat membutuhkan air, terutama untuk daerah yang penduduknya padat tetapi persediaan airnya sedikit. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu perencanaan sistem yang dapat mengelola, mensuplai dan mendisribusikan air kepada masyarakat Kabupaten Semarang khususnya Kecamatan Sumowono secara merata dan mencukupi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sistem yang dibuat tersebut bertujuan agar masyarakat dapat mendapatkan pasokan kebutuhan air bersih secara proporsional dan merata. Sistem perencanaan penyediaan air minum merupakan usaha untuk membuat suatu jaringan pipa transmisi air yang mengalirkan air baku ke tempat pengolahan air bersih yang kemudian menyalurkan air bersih kepada masyarakat agar dapat menerima pasokan air dalam jumlah yang merata melalui jaringan pipa distribusi. Sistem Penyediaan Air Minum ini harus didesain sesuai dengan kriteria dan syarat-syarat yang berlaku, begitu pula dengan pengoperasian dan pemliharaannya harus benar-benar diperhatikan.

1.2. Rumusan MasalahAda beberapa permasalahan dalam distribusi air bersih di Kecamatan Sumowono, antara lain :1. Bagaimana menyusun RISPAM Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang ?2. Bagaimana menyusun desain DED spam Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang ?

1.3 Rumusan Tujuan Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah :1. Untuk menyusun RISPAM Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.2. Untuk menyusun DED SPAM Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.

1.4 Rumusan Manfaat Manfaat dari perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum pada Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang adalah :1. Untuk masyarakata. Membantu masyarakat mendapatkan pasokan air minum yang merata dan berkelanjutan.b. Meminimalisasi kelangkaan air pada musim kemarau dan menyimpan air berlebih pada musim penghujan.c. Memenuhi kebutuhan air masyarakat pada waktu tertentu.2. Untuk pemerintahMemberikan alternatif rencana pelayanan air bersih bagi masyarakat.3. Untuk pendesainMemperkirakan rencana induk sistem penyediaan air minum.4. Untuk pembacaMenjadi referensi untuk merencanakan sistem penyediaan air minum selanjutnya.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1 Landasan TeoriA. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air MinumBerdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/Prt/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Rencana induk pengembangan SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/Prt/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Rencana induk pengembangan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi Kabupaten atau Kota; b. Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupatendan/atau Kota; c. Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Provinsi.

2.1.1. Air MinumMenurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Dimana jenis air tersebut meliputi :a. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tanggab. Air yang didistribusikan melalui tangki airc. Air kemasand. Air yang digunakan untuk keperluan produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat.Keempat jenis air minum tersebut harus memenuhi syarat kualitas air minum yang meliputi persyaratan fisik, kimiawi, bakteriologis dan radioaktif.Aktivitas pengolahan air sangat dibutuhkan ketika kualitas dari air yang disadap tidak memenuhi standar kualitas air minum, sehingga tujuan dari pelayanan air minum masih dapat terpenuhi. Aktifitas sistem transmisi adalah mengumpulkan dan menyalurkan air dari sumber atau dari pengolahan air ke daerah pelayanan. Sedangkan aktivitas distribusi adalah menyalurkan air tersebut kepada pelanggan yang membutuhkan dengan volume dan tekanan yang memenuhi. Sistem penyediaan air bersih harus dapat menyediakan jumlah air yang cukup untuk kebutuhan suatu kota. Unsur-unsur sistem yang modern terdiri atas : sumber air baku, fasilitas penyimpanan, fasilitas transmisi ke unit pengolahan, fasilitas pengolahan, fasilitas transmisi dan penyimpanan, dan fasilitas distribusi.2.1.2. Penyediaan Air MinumMenurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.

2.1.3. Sistem Penyediaan Air MinumPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem penyediaan Air1. Pasal 1 butir 7Pengembangan SPAM :a) Sitem Fisik : Teknikb) Sistem Non Fisik : Kelembagaan,manajemen, keuangan,peran masyrakat,hokum2. Pasal 5a. SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan b. SPAM dengan jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat meliputi air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan c. SPAM bukan jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan atau bangunan perlindungan mata aird. SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dikelola secara baik dan berkelanjutan e. Ketentuan teknis mengenai SPAM bukan jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

2.1.3.1 Non Perpipaan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan menyatakan bahwa , SPAM bukan jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.Untuk menentukan sistem penyediaan air bersih pada masyarakat, maka perlu dilakukan klasifikasi sistem pelayanan air bersih yang meliputi sistem individual dan sistem komunal. Sistem individual dan sistem komunal dalam penyediaan air bersih dan dapat dijumpai pada masyarakat perdesaan maupun masyarakat perkotaan. Sistem individual dititikberatkan pada pengusahaan pemenuhan kebutuhan air bersih secara individu atau perorangan sedangkan, sistem komunal pemenuhannya dilakukan secara teroganisasi melalui sistem pipanisasi. Beberapa sarana penyediaan air bersih secara individual adalah sebagai berikut (Ibnu, 1997) : a. Sumur galiSumur ini dibuat dengan penggalian tanah sampai kedalaman tertentu maksimal 20 meter, umumnya tidak terlalu dalam sehingga hanya mencapai air tanah di lapisan atas. Oleh karena itu yang diperoleh sering berkurang airnya pada musim kemarau, sehingga secara kuantitatif sulit untuk menjamin kontinuitas. b. Sumur pompa tangan dangkal. Adalah sumur yang dibuat dengan kedalaman pipa maksimum 18 meter dan sesuai untuk kedalaman muka air lebih kecil dari 7 meter.

c. Bak penampung air hujan Pada daerah-daerah tertentu yang tidak atau sedikit memiliki sumber air, air hujan dimanfaatkan untuk persediaan air bersih untuk keperluan air minum dan keperluan sehari-hari yang lain terutama pada musim hujan, disamping juga untuk persediaan air pada waktu musim kemarau. Untuk menyimpannya air hujan ditampung dalam suatu bencana atau bak penampung air hujan (PAH). Bak penampung air hujan ini juga dapat digunakan untuk penyediaan air bersih komunal. d. Pembangunan hidran umum, kran umum dan terminal air Program pembangunan ini terutama ditujukan untuk mengantisipasi semakin mahalnya harga air relatif terhadap tingkat penghasil masyarakat dan juga untuk daerah-daerah kumuh dan terpecil yang rawan air. e. Perlindungan mata air (PMA)Perlindungan mata air merupakan sistem penyediaan air bersih dengan memanfaatkan sumber mata air. Cakupan pelayanan maksimum PMA adalah 500 jiwa. Umumnya PMA digunakan untuk wilayah atau daerah perdesaan dimana masih dijumpai adanya sumber mata air. 2.1.3.2. PerpipaanBerdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan menyatakan bahwa, SPAM dengan jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. ayat (1) harus dikelola secara baik dan berkelanjutan.2.1.3.2.1. Unit Air BakuUnit air baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), dapat terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/ penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya. Menurut peraturan pemerintah no. 16 tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum pasal 8 ayat (1), air baku wajib memenuhi baku mutu yang ditetapkan untuk penyediaan air minum sesuai dengan peraturan perundang undangan. Selain itu penggunaan air baku juga diatur dalam perundang-undangan.

2.1.3.2.2. Unit ProduksiBerdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air menyatakan bahwa, Unit produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri dari bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air minum. Unit produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau biologi. Yang dimaksud dengan proses adalah proses-proses yang terjadi pada IPA (Instalasi Pengelolahan Air), yaitu proses : koagulasi; flokulasi; filtrasi; dan desinfektan (Asmadi, 2011). Proses pengolahan air secara fisik kimiaa. Koagulasi flokulasi Partikel-partikel koloid dibedakan berdasarkan ukuran, jarak ukurannya antara 0,001 mikron (10-6 mm) sampai 1 mikron (10-3 mm). partikel yang ditemukan dalam kisaran meliputi partikel organic, presipitat koagulan, partikel organic. Dispersi koloid mempunyai sifat memendarkan cahaya. Sifat pemendaran cahaya ini terukur sebagai satuan kekeruhan. Kestabilan koloid dapat dikurangi dengan proses koagulasi (proses destabilisasi) melalui penambahan bahan kimia dengan muatan berlawanan. Terjadinya muatan pada partikel menyebabkan antar partikel berlawanan cenderung bergabung membentuk inti flok. Proses koagulasi selalu diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti flok atau flok kecil menjadi flok yang berukuran besar. Proses koagulasi flokulasi terjadi pada unit pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Faktor utama yang mempengaruhi koagulasi flokulasi air adalah kekeruhan, padatan tersuspensi, temperature, pH, komposisi, dan konsentrasi kationdan anion, dosis koagulan.

a. Presipitasi kimia Prinsip presipitasi kimia adalah reaksi oksidasi-reduksi yang membutuhkan kondisi lingkungan (pH, waktu, temperature, konsentrasi) tertentu. reaksi yang terjadi antar kontituen dalam air dengan bahan kimia yang ditambahkan menghasilkan presipitasi yang mudah diendapkan. Presipitasi kimiawi dalam pengelolaan air minum adalah pengendapan bahan-bahan terlarut dan tersuspensi dalam air dengan penambahan bahan kimia untuk membentuk presipitat. b. Oksidasi dengan oksigen Oksidasi besi berlangsung dengan baik pada pH 7,5 hingga 8 dalam waktu 15 menit. Oksidasi mangan sangat lambat 1 jam dan tidak efektif pada pH dibawah 9,5. Proses sedimentasiSecara umum proses sedimentasi diartikan sebagai proses pengendapan, dimana akibat gaya gravitasi, partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis air akan mengendap kebawah dan yang lebih kecil akan mengapung atau melayang. Tujuan proses sedimentasi adalah pemisahan air dan suspense dimana air menjadi bentuk yang lebih jernih dan suspense menjadi larutan yang lebih pekat. Pada proses sedimentasi, ukuran partikel dapat diperbesar dengan proses flokulasi, menerapkan kecepatan gradient partikel untuk kontak satu dengan yang lainnya, sehingga dapat melekat atau bergabung membentuk partikel yang lebih besar. Proses filtrasi Filtrasi dalam sistem pengelolaan air minum adalah proses penghilangan partikel-partikel halus yang lolos dari unit sedimentasi, dimana partikel-partikel tersebut akan tertahan pada media penyaringan selama air melewati media tersebut. Filtrasi diperlukan untuk menyempurnakan penurunan kadar kontaminan.

Proses desinfektan Desinfektan ialah proses untuk membunuh bakteri-bakteri pathogen dalam air sehingga diperoleh air yang sehat. Metode desinfektan, secara umum ada dua, yaitu secara fisik dan kimiawi. Desinfektan secara fisisk adalah perlakuan fisik terhadap mikroorganisme, yaitu panas dan cahaya yang mengakibatkan matinya mikroorganisme akibat perlakuan fisik tersebut. Desinfektan secara kimiawi adalah memberikan bahan kimia ke dalam air sehingga terjadi kontak antara bahan tersebut dengan mikroorganisme yang berakibat matinya mikroorganisme.

2.1.3.2.3. Unit DistribusiUnit distribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan. Unit distribusi wajib memberikan kepastian kuantitas, kualitas air, dan kontinuitas pengaliran. Ditinjau dari segi kuantitas Air adalah salah satu diantar kebutuhan hidup yang paling penting. Air termasuk dalam sumber alam yang dapat diperbarui, karena secara terus menerus dipulihkan melalui siklus hidrologi yang berlangsung menurut kodrat. Namun air merupakan sumber alam yang lain dari pada yang lain dalam arti bahwa jumlah keseluruhan air yang bias didapat di seluruh dunia adalah tetap, persediaan totalnya tidak dapat ditingkatkan atau dikurangi melalui upaya-upaya pengolahan untuk mengubahnya. Disepakati bahwa volume total air di bumi adalah sekitar 1,4 milyard Km yang 97% adalah air laut. Sisanya 2.7% adalah air tawar yang terdapat di daratan dan berjumlah 37,8 juta Km berupa lapisan es dipuncak-puncak gunung gletser (77,3%), air tanah resapan (22,4%), air danau dan rawa-rawa (0,35%), uap air di atmosfer (0,04%), dan air sungai (0,01%) (Salim, 1986). Ditinjau dari segi kuntitasnya, kebutuhan air rumah tangga sebagia berikut (Sunjaya, 1999) : a. Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.b. Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25-30 liter / orang perhari c. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25-30 liter / orang perharid. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi atau pembuangan kotoran 4-6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian perorang adalah 60-70 liter / hari di kota. e. Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga barlainan, selain pemakaian air harian yang tidak tetap, banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor, diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin. Ditinjau dari segi kualitas Secara langsung atau tidak langsung pemcemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produksi air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sisten dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air (saiful, 2001). Ditinjau dari segi kontinuitasBerdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan menyatakan bahwa, Kontinuitas pengaliran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memberikan jaminan pengaliran 24 jam per hari. Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada di alam. Arti kontinuitas disini adalah bahwa air baku tersebut dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan (Ibnu, 1997).2.1.3.2.4. Unit PelayananUnit pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran. Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan hidran umum harus dipasang alat ukur berupa meter air.2.1.3.2.5. Unit PengelolaanUnit pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) terdiri dari pengelolaan teknis dan pengelolaan nonteknis. Pengelolaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari kegiatan operasional, pemeliharaan dan pemantauan dari unit air baku, unit produksi dan unit distribusi. (3) Pengelolaan nonteknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari administrasi dan pelayanan.

2.1.4. Sumber Air BakuSumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000). Macam-macam sumber air baku yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut (Asmadi, 2011): 1. Air laut2. Air hujan 3. Air permukaan 4. Air tanah 5. Mata airTabel 2.1. Sumber-sumber air baku untuk penggunaan rumah tanggaNo. Sumber karakteristik

1.

1.1

1.2 Air tanah

Sumur bor

Mata air Dapat dipercaya, suhu konstan, polusi rendah, terbatas, kesadahan sering tinggi. Lebih dalam, lebih dapat diharapkan, kurang terkontaminasi, tidak terlalu mahal. Murah, jarang tersedia, seringkali sadah.

2.

2.12.22.3Air permukaan

Sungai Danau reservoir Seringkali tak dapat dipercaya, suhu bervariasi, sering terpolusi. Seringkali keruh, dan terpolusi. Kekeruhan rendah, jarang tersedia. Mahal, kualitasnya bervariasi, pertumbuhan ganggang menjadi masalah.

3.

3.1 Air hujan

Penampungan air hujan Airnya lunak, tidak terkontaminasi, tidak dapat dipercaya, sulit menyimpannya. Penyimpanan air hujan dapat terpolusi oleh aliran air permukaan tanah

Sumber : Al-Layla, 1978

2.1.4.1. Siklus HidrologiDi bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km3 air: 97,5 % adalah air laut 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap di udara. Air di bumi ini mengulangi terus menerus sirkulasi berupa penguapan, presipitasi dan pengaliran keluar (outflow). Air menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan. Sebelum tiba ke permukaan bumi sebagian langsung menguap ke udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi. Tidak semua hujan yang jatuh ke permukaan bumi mencapai ke permukaan tanah. Sebagian akan tertahan oleh tumbuhan dimana sebagian akan menguap dan sebagian lagi akan jatuh atau mengalir melalui dahan-dahan ke permukaan tanah. Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi). Bagian lain yang merupakan akan mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah, kemudian mengalir ke daerah-daerah yang rendah, masuk ke sungai-sungai dan akhirnya ke laut. Tidak semua butir air yang mengalir akan tiba ke laut. Dalam perjalanan ke laut sebagian akan menguap dan kembali ke udara. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah keluar kembali segera ke sungai-sungai (disebut aliran intra = interflow). Tetapi sebagian besar akan tersimpan sebagai air tanah (groundwater) yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke permukaan tanah di daerah-daerah yang rendah (disebut groundwater runnof = limpasan air tanah). Jadi sungai itu mengumpulkan 3 jenis limpasan, yakni limpasan permukaan (surface runnoff), aliran intra (interflow) dan limpasan air tanah (groundwater runoff) yang akhirnya akan mengalir ke laut. Singkatnya ialah uap dari laut berembus ke daratan (kecuali bagian yang telah jatuh sebagai presipitasi ke laut), jatuh ke daratan sebagai presipitasi (sebagian jatuh langsung ke ke sungai-sungai dan mengalir langsung ke laut). Sebagian dari hujan atau salju yang jatuh di daratan menguap dan meningkatkan kadar uap di atas daratan. Bagian yang lain mengalir ke sungai dan akhirnya ke laut. Sirkulasi yang kontinu antara air laut dan air daratan berlangsung terus. Sirkulasi air ini disebut siklus hidrologi (hydrological cycle). (Sasrodarsono, 1983)2.1.4.2. Mata AirAdalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kuantitas/ kualitasnya sama dengan keadaan air dalam. Menurut direktorat penyehatan air Ditjen PPM dan PLP departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997:6) mata air/ air tanah adalah air yang berada di dalam tanah untuk memperolehnya dengan cara menggali/ dibor atau secara alamiah keluar ke permukaan tanah (mata air).2.1.4.3. Air PermukaanAir permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, dan sebagainya. Air permukaan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu : (1). Perairan tergenang, dan (2). Badan air mengalir. ( Totok Sutrisno, 2000)2.1.4.4. Air TanahAir tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan air tanah. Air tanah merupakan sumber utama, tapi bukan satu-satunya sumber air minum. Maka kelayakan air tanah tersebut menjadi persoalan utama. Air tanah adalah air yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kuantitas/ kualitasnya sama dengan keadaan air dalam (Totok Sutrisno, 2000).Menurut direktorat penyehatan air Ditjen PPM dan PLP departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997), mata air/ air tanah adalah air yang berada di dalam tanah untuk memperolehnya dengan cara menggali/ dibor atau secara alamiah keluar ke permukaan tanah (mata air).Menurut Totok Sutrisno (2000) air tanah terbagi atas :1. Air tanah dangkalTerjadi karena daya proses peresapan air tanah. Lumpur akan tertahan , demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih, tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah disini berfungsi sebagai penyaring. Air tanah dangkal ini terdapat pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumur air minum, air tanah ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim.

2. Air tanah dalamAir tanah dalam terdapat setelah lapis rapat yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Kualitas dari air tanah dalam lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.2.1.5. Sistem Pengaliran Air Untuk mendistribusikan air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada.2.1.5.1. GravitasiPrinsip dasar sistem gravitasi adalah mendesain sistem penyediaan air minum berdasarkan kontur topografi sehingga pada sistem ini distribusi air dilakukan tanpa pompa. Beberapa keuntungan dan kerugian dari sistem ini adalah sebagai berikut :a. Keuntungan 1. Tidak ada energi yang hilang2. Masalah pengoprasian sedikit (sedikit bagian mekanik, tidak tergantung persediaan listrik) dan biaya pemeliharaan rendah 3. Tidak ada perubahan tekanan tiba-tiba. b. Kerugian 1. Kurang fleksibel untuk ekstensi yang akan datang2. Gradien kereaktifannya rendah. (Zwan, 1989)2.1.5.2. PerpompaanSistem penyediaan air dengan pompa dapat dilakukan dengan reservoir additional pada sistem distribusi. Penyimpanan air di tangki layanan digunakan sebagai cadangan untuk kebakaran, kebocoran atau jika terjadi kekuatan pada pipa. Reservoirnya juga digunakan untuk mengontrol tekanan pada sistem distribusi. (Zwan, 1989)

2.1.5.3. Gabungan Gravitasi dan PerpompaanPada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.Total energyReservoirCity(a)WTPTotal energyUCDCityWTPPumpWatertower(b)

Total energyCityWTPPumpReservoir

(c)

Model pendistribusian yang digunakan untuk menyalurkan air dari reservoir ke konsumen dapat dibedakan menjadi :1. Sistem cabang

Gambar 2.1 Sistem ini bekerja dengan baik jika memiliki tekanan yang cukup untuk sampai ke konsumen terakhir. Dibutuhkan tekanan yang besar. Kerugian dari sistem ini adalah besarnya headloss yang terjadi. cocok digunakan untuk daerah yang berpenduduk sedikit dan di kota linier (kota yang keramaiannya disepanjang jalur utama). Untuk menambah jaringan dapat langsung menyambung dari pipa primer dan sekunder selama tinggi tekan masih memenuhi kriteria. Jika tinggi tekan kurang dapat di gunakan pompa untuk menaikkan tekanannya.

2. Sistem Grid (Loop)

Gambar 2.2Dalam sistem ini terdapat titik-titik pengambilan air (node) yang melayani daerah per blok yang kebutuhan airnya sudah diketahui. Aliran bersifat tertutup. Cocok digunakan untuk daerah yang pembangunannya sudah direncanakan dan untuk kota yang keramaiannya konsentris. Jika menggunakan sistem ini dapat dideteksi titik yang mengalami kebocoran. Terdiri dari jaringan pipa primer dan sekunder. Tiap titik pengambilan (node) melayani kebutuhan per blok. Jika tekanan kurang maka digunakan pompa untuk menaikkannya.

3. Sistem Gabungan Merupakan gabungan dari keduanya untuk menyempurnakan pelayanan sehingga konsumen dapat menikmati pelayanan secara kontinu dan mendapatkan kuantitas air serta kualitas air yang memenuhi kriteria.

2.1.6 Rencana induk sistem penyediaan air minum. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/Prt/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Rencana induk pengembangan SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/Prt/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Rencana induk pengembangan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi Kabupaten atau Kota; b. Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupatendan/atau Kota;c. Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Provinsi.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/Prt/M/2007 Tentang Muatan dan Pelaksana Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM. Rencana induk pengembangan SPAM paling sedikit memuat : a. Rencana umum, meliputi : 1. Evaluasi kondisi kota atau kawasan, yang bertujuan untuk mengetahui karaktek, fungsi strategis dan konteks regional nasional kota atau kawasan yang bersangkutan. 2. Evaluasi kondisi eksisting SPAM, yang dilakukan dengan menginventarisasi peralatan dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting. b. Rencana jaringan, meliputi perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi. Sistem distribusi meliputi reservoir, jaringan pipa distribusi, dan tata letak, baik untuk SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan jaringan perpipaan. c. Progam dan kegiatan pengembangan, dalam penyusunan rencana induk meliputi identifikasi permasalahandan kebutuhan pengembangan, perkiraan kebutuhan air dan identifikasi air baku. d. Kriteria dan standar pelayanan, mencakup kriteria teknis yang dapat displikasikan dalam perencanaan yang sudah umum digunakan, namun jika ada data hasil survey maka kriteria teknis menjadi bahan acuan. Standar pelayanan ditentukan sejak awal seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasiakn. e. Rencana sumber dan alokasi air baku. Dari sekian banyak sumber air baku yang ada, dibuat skala prioritas penggunaan sumber air tersebut, dan harus sudah mendapat izin tertulis (SIPA/surat izin pemakaian air) dari instansi terkait. Kebutuhan kapasitas air baku disusun untuk menentukan rencana alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan. Kebutuhan kapasitas sumber air baku ditentukan berdasarkan kebutuhan air.f. Rencana keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi, meliputi : 1. Identifikasi potensi pencemaran air baku;2. Identifikasi area perlindungan air baku; 3. Proses pengolahan buangan dari IPA. Keterpaduan dengan PS sanitasi adalah bahwa penyelenggaraan pengembangan SPAM dan PS sanitasi memperhatikan keterkaitan satu dengan yang lainnya dalam setiap tahapan penyelenggaraan, terutama dalam upaya perlindungan terhadap baku mutu sumber air baku. Keterpaduan SPAM dengan PS sanitasi dilaksanakan berdasarkan prioritas adanya sumber air baku. Misalnya bila pada suatu daerah terdapat air tanah dangkal dengan kualitas yang baik, maka sistem sanitasi harus menggunakan sistem terpusat (off site system), atau contoh lainnya adalah peletakan lokasi pengambilan air minum di hulu dari outlet Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Lumpur Terpadu, dan tempat pembuangan akhir sampah.g. Rencana pembiayaan dan pola investasi, berupa indikasi besar biaya tingkat awal, sumber dan pola pembiayaan. Perhitungan biaya tingkat awal mencakup seluruh komponen pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak, pembebasan tanah, dan perizinan.h. Rencana pengembangan kelembagaan, Kelembagaan penyelenggara meliputi struktur organisasi dan penempatan tenaga ahli sesuai dengan latar belakang pendidikannya mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.2.2. Kriteria dan Standar Pelayanan RISPAMKriteria teknis meliputi:a. Periode perencanaan (1520 tahun)b. Sasaran dan prioritas penangananSasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah yang belum mendapat pelayanan air minum dan berkepadatan tinggi serta kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan induk kota.c. Strategi penangananUntuk mendapatkan suatu perencanaan yang optimum, maka strategi pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum di suatu kota diatur sebagai berikut:Pemanfaatan air tanah dangkal yang baik_ Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau idle capacity_ Pengurangan jumlah air tak berekening (ATR)_ Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem)d. Kebutuhan airKebutuhan air ditentukan berdasarkan:_ Proyeksi pendudukProyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5 tahun selamaperiode perencanaan_ Pemakaian air (L/o/h)Laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5 tahun._ Ketersediaan aire. Kapasitas sistemKomponen utama sistem air minum harus mampu untuk mengalirkan air pada kebutuhan air maksimum, dan untuk jaringan distribusi harus disesuaikan dengan kebutuhan jam puncak._ Unit air baku direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya berkisar 130% dari kebutuhan rata-rata._ Unit produksi direncanakan, berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya berkisar 120% dari kebutuhan rata-rata._ Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang besarnya berkisar 115%-300% dari kebutuhan rata-rata.

2.1.7 Skema tata cara penyusunan. A. Rencana umum 1. Pengumpulan data sekunder, meliputi : a. Fungsi strategis kota atau wilayah RTRW. b. Peta topografi. c. Data dan gambaran umum hidrologi. d. Data curah hujan dan tangkapan air. e. Penggunaan lahan dan rencana tata guna lahan. f. Data demografi. g. Data sosial ekonomi-karakteristik wilayah dan kependudukan : i. Perkembangan produk domestic regional bruto (PDRB). ii. Mata pencaharian dan pendapatan. iii. Adat istiadat, tradisi, dan budaya. iv. Perpindahan penduduk dan pengaruhnya terhadap urbanisasi dan kondisi ekonomi masyarakat. h. Data kesehatan-kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan : i. Statistik kesehatan atau kasus penyakit ii. Angka kelahiran, kematian dan migrasi.iii. Data penyakit akibat yang buruk. iv. Sarana pelayanan kesehatan. i. Sarana dan prasaran kota (infrastruktur) : i. Air minum. ii. Drainase.iii. Pembuangan limbah dan sampah .iv. Listrik.v. Telepon.vi. Jalan dan sarana transportasi.vii. Kawasan strategis (pariwisata dan industri).

2. Data eksisting : a. Teknis. b. Kinerja pelayanan.c. Tingkat pelayanan. d. Periode pelayanan. e. Jangkauan pelayanan. f. Kinerja instalsi. g. Jumlah dan kinerja peralatan atau pelangkapan h. Prosedur dan kondisi operasi dan perawatan. i. Tingkat kebocoran. j. Non teknis. k. Kondisi dan kinerja keuangan. l. Kondisi dan kinerja karyawan.

3. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan SPAM : a. Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada. b. Kinerja pelayanan.c. Tingkat kebocoran. d. Jumlah pelanggan tunggu atau potensial.e. Terhadap kapasitas belum dimanfaatkan (ide capacity). f. Kebutuhan penyambung jaringan distribusi dan/ atau kapasitas pengolahan.g. Kinerja kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan.

4. Perkiraan kebutuhan air a. Domestik, rumah tangga dan sosial. b. Non domestik, komersial, perkotaan, fasilitas umum, industri, pelabuhan, dll.

Identifikasi air baku. a. Jarak dan beda tinggi sumber-sumber air.b. Debit optimum (safe yield) sumber air. c. Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini.

5. Kembangkan alternatif, meliputi : a. Prakiraan biaya investasi.b. Prakelayakan teknis.

6. Kembangkan kelembagaan dan sumber daya manusia.

7. Pilih alternatif sistem, kajian kelayakan antara lain : a. Teknis.b. Ekonomi. c. Lingkungan.d. Angka pravalensi penyakit.

8. Rencana pengembangan, antara lain : a. Rencana kegiatan utama pentahapan.b. Rencana pengembangan sumber daya manusia.c. Dimensi-dimensi pokok dari sistem.d. Rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air baku.e. Rencana pentahapan 5 tahun.f. Rencana tingkat lanjut.

B. Rencana jaringan.1. Tentukan daerah pelayanan.

2. Kumpulkan data untuk daerah pelayanan, meliputi : a. Jumlah penduduk.b. Peta toporgafi.c. Asumsi konsumen pemakaian air domestik. d. Asumsi konsumen pemakaian air non domestik.e. Daya dukung tanah.f. Hasil pengukuran lapangan.

3. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama, antara lain : a. Bentuk melingkar.b. Bentuk bercabang.

4. Tentukan kebutuhan air di setiap titik sampul jaringan distribusi utama melingkar.

5. Tentukan diameter pipa dan perhitungan hidrolis, sebagai berikut :a. Kecepatan aliran dalam, pipa sesuai dengan kriteria perencanaan antara dua titiksampul. b. Hitung diameter pipa berdasarkan rumus : Q = A.V

6. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama yang memuat data sebagai berikut : a. Nomor simpul.b. Konsumsi setiap simpul. c. Elevasi setiap simpul.

C. Program dan kegiatan pengembangan. 1. Pengembangan cakupan atau pelayanan SPAM dengan jaringan perpipaan eksisting.

2. Pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan terlindungi menjadi SPAM dengan jaringan perpipaan.

3. Pengembangan SPAM bukan jaringan perpipaan tidak terlindungi menjadi terlindungi

D. Kriteria dan standar pelayanan1. Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau idle capacity

2. Pengurangan air tak berekening (ATR).

3. Pembangunan baru ( peningkatan produksi dan perluasan sistem).

E. Rencana sumber dan alokasi air baku. 1. Tentukan kebutuhan air berdasarkan : a. Proyeksi penduduk, harus dilakukan untuk interval 5 tahun untuk perhitungan kubutuhan domesticb. Identifikasi jenis penggunaan non domestik.c. Pemakaian air untuk setiap jenis penggunaan. d. Perhitungan kebutuhan air domestik dan non domestik. e. Kehilangan air fisik atau teknis maksimal 15%, dengan komponen utama penyebab kehilangan atau kebocoran air, sebagai berikut : i. Kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk.ii. Kebocoran dan luapan pada tangki reservoir.iii. Kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan.

2. Tentukan sumber air baku yang akan dipilih sesuai hasil investigasi atau identifikasi awal.

F. Rencana keterpaduan dengan Prasarana dan SaranaPertimbangan untuk melakukan keterpaduan antara air minum dan sanitasi:_ Penggunaan Air Minum diperkirakan menghasilkan sekitar 80% Air Limbah yang berpotensi untuk mencemari Air Baku (Air Permukaan dan Air Tanah)._ Pengelolaan Persampahan, menghasilkan lindi (leacheate) dan limbah padat yang berpotensi mencemari air baku air minum._ Penurunan kualitas air baku untuk air minum, meningkatkan biaya pengolahan air minum yang menjadi beban masyarakat (Peningkatan 1 mg/liter BOD meningkatan biaya pengolahan sebesar Rp 970/m3)._ Pengolahan air limbah diperlukan untuk mengatasi kelangkaan air baku bagi air minum.Keterpaduan selayaknya dilakukan sejak pada tahap Perencanaan, Pembiayaan Pelaksanaan, Pengelolaan, Peran Serta Masyarakat, dan Pengaturan Bidang Air Minum dan Sanitasi, untuk menghindari Pencemaran Air Baku oleh Air Limbah Permukiman dan Sampah (Integrated Concept). Keterpaduan pengembangan SPAM dengan PS sanitasi terkait dengan perlindungan air baku terhadap pencemaran.a. identifikasi potensi pencemar air baku dilakukan terhadap limbah cair dan padat yang dihasilkan dari kegiatan domestik dan industrib. identifikasi pencemaran di sekitar air baku dilakukan dengan pengamatan visual dan uji laboratoriumc. identifikasi potensi pencemar daerah sekitar air baku paling sedikit memiliki jarak sejauh radius 10 meter dari sumber air bakud. identifikasi karakteristik buangan dari IPAe. lakukan upaya penanganan terhadap seluruh potensi pencemar air baku

G. Rencana pembiayaan dan pola investasi.Indikasi biaya dan pola investasi dihitung dalam bentuk nilai sekarang (present value) dan harus dikonversikan menjadi nilai masa datang (future value) berdasarkan metode analisis finansial, serta sudah menghitung kebutuhan biaya untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.Hal yang perlu diperhatikan dalam rencana keuangan atau pendanaan:_ Sumber dana_ Kemampuan dan kemauan masyarakat_ Kemampuan keuangan daerah

H. Rencana pengembangan kelembagaan.Rencana pengembangan kelembagaan sistem penyediaan air minum dilakukan melalui:a. pengkajian kembali terhadap perundang-undangan terkait terhadap kelembagaan.b.lakukan kajian terhadap batas wilayah administrasi pemerintahan,tugas dan kewenangan instansi tertentu, mekanisme pendanaan,kebiasaan atau adat masyarakat.c. lakukan kajian terhadap struktur organisasi yang ada.d. buat rencana pengembangan kelembagaan yang mampu untuk mengelola SPAM yang direncanakan.Dalam pengolahan sistem penyediaan air minum yang perlu diperhatikan adalah:_ Sumber daya manusia (SDM)_ Struktur organisasi penyelenggara

2.1.8 Survei penyususnan rencana induk SPAM. 1. Survei dan pengkajian wilayah studi.

2. Survei dan pengkajian sumber daya air baku.

3. Survei dan pengkajian geoklimatologi dan topografi.

4. Survei dan pengkajian demografi dan ketatakotaan.

BAB IIIMETODOLOGI PERENCANAAN

3.1 Tujuan Operasional (Perencanaan)Tujuan perencanaan:1. Menyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kecamatan Sumowono2. Menyusun Rencana (Rancangan) Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Kecamatan SumowonoNoTujuan PerencanaanTujuan Operasional PerencanaanKebutuhan Data

1Menyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kecamatan KartasuraMembuat rencana meliputi:1. Rencana Umum, berisi kajian wilayah pelayanan saat ini dan rencana wilayah pelayanan 20 tahun yang akan datang. Kajian wilayah pelayanan memerlukan data peta administrasi, RT RW Kota X, tata guna lahan, kependudukan, peta geologi, peta hidrologi dan geohidrologi, data kesehatan, data prasarana, sarana, utilitas.Kajian kondisi eksisting SPAM

1. Peta Administrasi1. Peta Hidrologi dan geohidrologi1. Peta Topografi1. Peta Geologi1. Dokumen RT RW1. Dokumen Kependudukan 1. Data Kesehatan1. Data SPAM :- Unit air baku- Produksi- Distribusi- Pelayanan

1. Rencana Jaringan, meliputi jalur transmisi, jaringan distribusi.Sistem transmisi berarti harus diketahui lokasi sumber air baku (elevasi sumber air, debit potensial), jalur yang dapat dilalui1. Jaringan distribusi1. Jumlah penduduk1. Peta topografi, situasi lokasi, peta jaringan yang sudah ada di daerah pelayanan1. Asumsi konsumsi pemkaian air domestik1. Asumsi konsumsi pemakaian air non domestik1. Daya dukung tanah1. Hasil pengukuran lapangan1. Program dan Kegiatan Pengembangan1. Kriteria dan Standar Pelayanan1. Rencana Alokasi Air BakuTentukan kebutuhan air berdasarkan:1. Proyeksi penduduk1. Keterpaduan dengan PS Sanitasi1. Indikasi Pembiayaan dan Pola Investasi1. Rencana Pengembangan Kelembagaan

1. Peta jalur1. Peta transmisi

1. Penduduk tiap kelurahan satu kecamatan1. Peta topografi kecamatan1. Konsumsi air domestik1. Konsumsi air non domestik1. Peta wilayah pelayanan lengkap dengan peta jalan

1. Proyeksi kebutuhan air rata1. Proyeksi kebutuhan air hari maksimum1. Sumber air baku potensial

3.2. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penyusunan Sistem Penyediaan Air ini adalah dengan propotionate stratified random sampling yaitu penentuan sampling dilakukan secara proporsional ditiap-tiap strata / tingkatan. Teknik sampling ini digunakan karena populasi penduduk terdiri dari beberapa jalan perumahan yang mempunyai luas wilayah yang berbeda-beda, dan jumlah penduduk yang berbeda pada setiap lokasi mengenai kemauan, kemampuan dan konsumsi air per harinya. 3.3. Teknik Pengumpulan Data

NoData yang Diperlukan Sumber DataMetode PengumpulanAlat Pengumpulan Data

1Data administratif Kabupaten SemarangBAPPEDAMencatat/menyalin dokumen/data

Alat tulis/foto copy/flash disk

2Data wilayah studi, meliputi :1. Peta topografi2. Peta administratif3. Peta tata guna lahan eksisting4. Peta kontur5. Peta tata guna lahan rencanaBAPPEDAMencatat/menyalin dokumen/data

Alat tulis/foto copy/flash disk

3Jumlah penduduk Kabupaten SemarangBPSMencatat/menyalin dokumen/data

Alat tulis/foto copy/flash disk

4Data sumber air bakuPDAMMencatat/menyalin dokumen/data

Alat tulis/foto copy/flash disk

5Data sarana dan prasaranaBAPPEDAMencatat/menyalin dokumen/data

Alat tulis/foto copy/flash disk

6Data eksisting Mencatat/menyalin dokumen/data

Alat tulis/foto copy/flash disk

7.Kondisi geografis, topografi, hidrologi, klimatologi, tata guna lahan, geologiBAPPEDAMencatat/menyalin dokumen/data

Alat tulis/foto copy/flash disk

8.RUTRK Kabupaten SemarangBAPPEDAMencatat/menyalin dokumen/data

Alat tulis/foto copy/flash disk

9.RAB dan BOQPUMencatat/menyalin dokumen/data

Alat tulis/foto copy/flash disk

3.4. Teknik Analisis DataUntuk merencanakan sistem penyediaan air bersih atau air minum suatu daerah haruslah memenuhi syarat yaitu air yang ada harus tersedia setiap saat dengan debit dan tekanan yang mencukupi serta keamanan dan kualitas air sampai ke konsumen. Secara umum kriteria perencanaan yang digunakan dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih meliputi hal-hal sebagai berikut :1. Penentuan service area atau daerah pelayanan disesuaikan dengan kondisi setempat berdasarkan kepadatan penduduk.2. Service label atau penyampaian air ke konsumenUsaha pelayanan air bersih dilakukan dengan dua cara yaitu sambungan rumah dan hidran umum. Ketentuan perbandingan antara SR dan HU dipertimbangkan sedemikian rupa, dimana faktor recovery cost merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan.3. Consumplan rateConsumplan atau besarnya pemakaian perhari, tergantung jenis sambungan seperti hidran umum dan sambungan rumah dari kalangan kota, seperti kota kecil, kota sedang, dan kota metropolitan.4. Pelayanan fasilitas non domestikPelayanan air bersih untuk fasilitas non domestik diperhitungkan besarnya kebutuhan air untuk fasilitas pendidikan, perkantoran, niaga, maupun fasilitas sosial. 5. Kebocoran atau kehilangan airDalam perencanaan kebocoran ditekankan seminimal mungkin dan untuk standar kebocoran air diperhitungkan sebesar 20% dari kebutuhan rata-rata.6. Fluktuasi pemakaian aira. Pemakaian pada hari maksimum totalb. Pemakaian pada jam puncak7. Pipa distribusiPengaliran air bersih kepada penduduk dilakukan dengan jaringan perpipaan sistem loop, diperhitungkan dapat mengalirkan debit dengan waktu pengaliran 24 jam/hari untuk memenuhi kebutuhan air.8. Sistem tekanan dan kecepatan aliran dalam pipaa. Tekanan statis maksimumb. Tekanan hidrolis9. Koefisien kekasaran pipaUntuk memperhitungkan hidrolis, baik pipa transmisi air baku, pipa transmisi atau distribusi, koefisien kekasaran (koefisien Hazen-william) untuk pipa sebesar 130.

BAB IVGAMBARAN DAERAH PERENCANAAN (Perolehan Data)4.1. UmumDalam merencanakan jaringan distribusi air bersih, kita harus mengetahui terlebih dahulu gambaran umum daerah perencanaan yaitu Kecamatan Sumowono yang di tinjau dari aspek fisik meliputi posisi geografi, batas-batas administrasi, kondisi iklim, topografi, hidrologi dan geohidrologi serta tata guna lahan, keberadaan sumber mata air yang ada saat ini. Disamping itu juga ditinjau dari aspek sosial ekonomi yang kesemuanya akan diperlukan untuk mendukung perencanaan penyediaan air bersih pada daerah pelayanan.

4.2. Hasil Survai dan Pengkajian Wilayah Studi dan Wilayah Pelayanan4.2.1. Kondisi Fisik Wilayah PerencanaanIdentifikasi potensi dan masalah fisik merupakan penilaian terhadap kemampuan atau daya dukung lahan kota terhadap pengembangan kegiatan perkotaan. Dalam menentukan kesesuain lahan fisik tersebut, faktor-faktor ruang fisik harus diperhitungkan secara komprehensif.4.2.1.1. GeografiWilayah kabupaten Semarang merupakan wilayah daratan rendah dengan perbukitan dan pegunungan berada pada ketinggian rata-rata 636 m di atas permukaan air laut, dengan suhu berkisar antara 23o C 26o C dan luas wilayah mencapai 95.020.675 Ha, berbatasan dengan Kota Semarang di sebelah utara, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Demak di sebelah barat, kabupaten Demak disebelah Timur, kabupaten Boyolali di sebelah selatan. Secara astronomis berada pada garis 54,75o 110,14o Bujur Timur 57o 70,30o Lintang Selatan.Posisi Kabupaten Semarang sangat strategis sebagai daerah penyangga ibukota Provinsi Jawa Tengah yang memberikan peluang dan kesempatan untuk mengembangkan segala potensi yang di miliki khususnya bidang pariwisata. Kota ungaran merupakan ibukota Kabupaten Semarang yang berdampingan dengan Kota Semarang, berada pada jalur lintas pariwisata Joglosemar.Sumowono adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Terletak di lereng selatan Gunung Ungaran dengan ketinggian 850 meter di atas permukaan laut. Bisa dicapai dari arah timur melalui desa wisata Bandungan. Dari arah barat melalui desa Boja dan Limbangan. Dari arah selatan melalui desa Kaloran, Temanggung. Kecamatan Sumowono berbatasan dengan :1. Utara: Kota Semarang, Kabupaten Kendal2. Timur: Kecamatan Bandungan, Kecamatan Jambu3. Selatan: Kecamatan Jambu, Kabupaten Temanggung4. Barat: Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung

4.2.1.2. Wilayah administrasi ( peta administrasi )

Daftar desa atau kelurahan yang ada di Kecamatan Sumowono :1. 2. Kebonagung3. Ngadikerso4. Lanjan5. Candigaron6. Kemitir7. Trayu8. Sumowono9. Jubelan10. Bumen11. Mendongan12. Losari13. Kemawi14. Piyanggang15. Pledokan16. Duren17. Keseneng

4.2.1.2. Topografi ( peta topografi )

Keadaan Topografi wilayah Kabupaten Semarang dapat diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) kelompok, yaitu ; wilayah datar dengan tingkat kemiringan kisaran 0 - 2% seluas 6.169 Ha. wilayah bergelombang dengan tingkat kemiringan kisaran 2 - 15% seluas 57.659 Ha. wilayah curam dengan tingkat kemiringan kisaran 15 - 40% seluas 21.725 Ha. wilayah sangat curam dengan tingkat kemiringan >40% seluas 9.467,674 Ha.

4.2.1.3. Geologi ( peta geologi)Kemiringan daerah Kabupaten Semarang : Zona I : Kemiringan > 40%, dengan fisiografi bergunung dan lereng sangat curam. Zona II : Kemiringan 16-40%, dengan fisiografi berbukit dan lereng curam. Zona III : Kemiringan 8-15%, dengan fisografi berombak dan lereng agak curam. Zona IV : Kemiringan < 8%, dengan fisiografi datar hingga agak datar.

4.2.1.4. IklimSedangkan atas dasar rejim suhu udara maka wilayah terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: Panas (simbol A) yaitu daerah pada ketinggian 500 mdpl atau memiliki rataan suhu udara tahunan > 26oC. Sejuk (simbol B) yaitu daerah pada ketinggian 500 1000 mdpl atau memiliki rataan suhu udara tahunan 26oC 23oC. Dingin (simbol C) yaitu daerah pada ketinggian >1000 mdpl atau memiliki rataan suhu udara tahunan < 23oC

4.2.1.6. Hidrogeologi ( peta hidrogeologi )Secara Hidrologi, kekayaan sumber daya air yang tersedia di Kab. Semarang meliputi : Sumber Air Dangkal / Mata Air dengan kapasitas air sebesar 7.331,2 l/dt, tersebar di 15 Kecamatan. Sumber Air Permukaan / Sungai, dengan jumlah aliran sungai sebanyak 51 sungai, dengan panjang keseluruhan 350 KM dan memiliki debit total sebesar 2.668.480 l/dt. Cekungan Air, merupakan aquaifer dengan produktifitas air sedang dan tinggi. Cekungan-cekungan air tersebut banyak dimanfaatkan untuk obyek wisata kolam pancing dan rumah makan. Waduk, satu-satunya waduk yang dimiliki Kabupaten Semarang adalah Waduk Rawa Pening yang memiliki volume air + 65 juta m3 dengan luas genangan 2.770 Ha pada ketinggian muka air maksimal, sedangkan dengan ketinggian permukaan air minimal memiliki volume + 25 juta m3 dengan luas genangan 1.760Ha.

Rejim kelembaban dibedakan berdasarkan besarnya curah hujan.Berdasarkan data rejim kelembaban yang didasarkan pada data curah hujan maka wilayah dibagi berdasarkan menjadi 3 kelompok yaitu: Basah (X) yaitu bulan kering < 3 bln dalam setahun atau curah hujan tahunan >3000 mm Lembab (Y) yaitu jika bulan kering antara 4 -7 bulan dalam setahun atau curah hujan tahunan antara 3000 - 1500 mm Kering (Z) yaitu jika bulan kering > 7 bulan dalam satu tahun atau curah hujan tahunan 2 hari yang laluPermulaan musim kemarauAkhir musim kemarau

Tabel 4.3.1.b.: Evaluasi Lokasi Sumber AirNoBeda tinggi Sumber Air-Daerah PelayananJarakKondisi Penilaian

1> 30 m< 2 kmBaik, system gravitasi

2>10-30 m< 1 kmBerpotensi, tapi detail disain rinci diperlukan untuk system gravitasi, pipa berdiameter besar mungkin diperlukan.

33 -10 m< 0,2 kmKemungkinan diperlukan pompa kecuali untuk system yang sangat kecil

4< 3 mDiperlukan pompa

Tabel 4.3.1.c. : Evaluasi Kualitas AirParameterMasalah KualitasPengolahan KesimpulanKondisiHasil evaluasi

BauBau tanahKemungkinan dengan saringan karbon aktif

Bau besiAerasi + Saringan pasir lambat, atau aerasi + saringan karbon aktif

Bau sulfurKemungkinan aerasi

Bau lainTergantung jenis bau

RasaRasa asin/payauAerasi + saringan karbon aktif

Rasa besiAerasi + saringan pasir lamba, atau aerasi + saringan karbon aktif

Rasa tanah tanpa kekeruhanSaringan karbon aktif

Rasa lainTergantung jenis rasa

KekeruhanKekeruhan sedang coklat dari lumpurSaringan pasir lambat

Kekeruhan tinggi, coklat dari lumpurPembubuhan PAC + saringan pasir lambat

Putih

Agak kuning sesudah air sebentar di ember

WarnaCoklat tanpa kekeruhan

Coklat bersama dengan kekeruhan

Putih

Lain-lain

4.3.5. Hasil Survai dan Pengkajian Air Tanah DangkalTabel 4.3.2.a. Evaluasi Debit Air Tanah DangkalFluktuasi MusimanMusim basah sesaat setelah hujanMusim basah> 2 hari yang laluPermulaan musim kemarauAkhir musim kemarau

Tabel 4.3.2.b. : Evaluasi Lokasi Sumber AirNoBeda tinggi Sumber Air-Daerah PelayananJarakKondisi Penilaian

1> 30 m< 2 kmBaik, system gravitasi

2>10-30 m< 1 kmBerpotensi, tapi detail disain rinci diperlukan untuk system gravitasi, pipa berdiameter besar mungkin diperlukan.

33 -10 m< 0,2 kmKemungkinan diperlukan pompa kecuali untuk system yang sangat kecil

4< 3 mDiperlukan pompa

Tabel 4.3.2.c. : Evaluasi Kualitas Air Sumber Air Tanah DangkalParameterMasalah KualitasPengolahan KesimpulanKondisiHasil evaluasi

BauBau tanahKemungkinan dengan saringan karbon aktif

Bau besiAerasi + Saringan pasir lambat, atau aerasi + saringan karbon aktif

Bau sulfurKemungkinan aerasi

Bau lainTergantung jenis bau

RasaRasa asin/payauAerasi + saringan karbon aktif

Rasa besiAerasi + saringan pasir lamba, atau aerasi + saringan karbon aktif

Rasa tanah tanpa kekeruhanSaringan karbon aktif

Rasa lainTergantung jenis rasa

KekeruhanKekeruhan sedang coklat dari lumpurSaringan pasir lambat

Kekeruhan tinggi, coklat dari lumpurPembubuhan PAC + saringan pasir lambat

Putih

Agak kuning sesudah air sebentar di ember

WarnaCoklat tanpa kekeruhan

Coklat bersama dengan kekeruhan

Putih

Lain-lain

4.3.6. Hasil Survai dan Pengkajian Air Tanah Dalam

Tabel 4.3.3.a. : Evaluasi Debit Air Tanah DalamFluktuasi MusimanMusim basah sesaat setelah hujanMusim basah> 2 hari yang laluPermulaan musim kemarauAkhir musim kemarau

Tabel 4.3.3.b. : Evaluasi Lokasi Sumber Air Tanah DalamNoBeda tinggi Sumber Air-Daerah PelayananJarakKondisi Penilaian

1> 30 m< 2 kmBaik, system gravitasi

2>10-30 m< 1 kmBerpotensi, tapi detail disain rinci diperlukan untuk system gravitasi, pipa berdiameter besar mungkin diperlukan.

33 -10 m< 0,2 kmKemungkinan diperlukan pompa kecuali untuk system yang sangat kecil

4< 3 mDiperlukan pompa

Tabel 4.3.3.c.: Evaluasi Kualitas Air Sumber Air Tanah DalamParameterMasalah KualitasPengolahan KesimpulanKondisiHasil evaluasi

BauBau tanahKemungkinan dengan saringan karbon aktif

Bau besiAerasi + Saringan pasir lambat, atau aerasi + saringan karbon aktif

Bau sulfurKemungkinan aerasi

Bau lainTergantung jenis bau

RasaRasa asin/payauAerasi + saringan karbon aktif

Rasa besiAerasi + saringan pasir lamba, atau aerasi + saringan karbon aktif

Rasa tanah tanpa kekeruhanSaringan karbon aktif

Rasa lainTergantung jenis rasa

KekeruhanKekeruhan sedang coklat dari lumpurSaringan pasir lambat

Kekeruhan tinggi, coklat dari lumpurPembubuhan PAC + saringan pasir lambat

Putih

Agak kuning sesudah air sebentar di ember

WarnaCoklat tanpa kekeruhan

Coklat bersama dengan kekeruhan

Putih

Lain-lain

4.3.4.Hasil Survai dan Pengkajian Air Permukaan4.3.4.1. Air SungaiTabel 4.3.4.1.a : Evaluasi Debit Air SungaiFluktuasi MusimanMusim basah sesaat setelah hujanMusim basah> 2 hari yang laluPermulaan musim kemarauAkhir musim kemarau

Tabel 4.3.4.1.b. : Evaluasi Lokasi Sumber Air SungaiNoBeda tinggi Sumber Air-Daerah PelayananJarakKondisi Penilaian

1> 30 m< 2 kmBaik, system gravitasi

2>10-30 m< 1 kmBerpotensi, tapi detail disain rinci diperlukan untuk system gravitasi, pipa berdiameter besar mungkin diperlukan.

33 -10 m< 0,2 kmKemungkinan diperlukan pompa kecuali untuk system yang sangat kecil

4< 3 mDiperlukan pompa

Tabel 4.3.4.1.c.: Evaluasi Kualitas Air Sumber Air SungaiParameterMasalah KualitasPengolahan KesimpulanKondisiHasil evaluasi

BauBau tanahKemungkinan dengan saringan karbon aktif

Bau besiAerasi + Saringan pasir lambat, atau aerasi + saringan karbon aktif

Bau sulfurKemungkinan aerasi

Bau lainTergantung jenis bau

RasaRasa asin/payauAerasi + saringan karbon aktif

Rasa besiAerasi + saringan pasir lamba, atau aerasi + saringan karbon aktif

Rasa tanah tanpa kekeruhanSaringan karbon aktif

Rasa lainTergantung jenis rasa

KekeruhanKekeruhan sedang coklat dari lumpurSaringan pasir lambat

Kekeruhan tinggi, coklat dari lumpurPembubuhan PAC + saringan pasir lambat

Putih

Agak kuning sesudah air sebentar di ember

WarnaCoklat tanpa kekeruhan

Coklat bersama dengan kekeruhan

Putih

Lain-lain

4.3.4.2. Air Danau dan EmbungTabel 4.3.4.2.a. Evaluasi Debit Air Danau dan EmbungFluktuasi MusimanMusim basah sesaat setelah hujanMusim basah> 2 hari yang laluPermulaan musim kemarauAkhir musim kemarau

Tabel 4.3.4.2. b.: Evaluasi Lokasi Sumber Air Danau dan EmbungNoBeda tinggi Sumber Air-Daerah PelayananJarakKondisi Penilaian

1> 30 m< 2 kmBaik, system gravitasi

2>10-30 m< 1 kmBerpotensi, tapi detail disain rinci diperlukan untuk system gravitasi, pipa berdiameter besar mungkin diperlukan.

33 -10 m< 0,2 kmKemungkinan diperlukan pompa kecuali untuk system yang sangat kecil

4< 3 mDiperlukan pompa

Tabel 4.3.4.2.c. : Evaluasi Kualitas Air Sumber Air Danau dan EmbungParameterMasalah KualitasPengolahan KesimpulanKondisiHasil evaluasi

BauBau tanahKemungkinan dengan saringan karbon aktif

Bau besiAerasi + Saringan pasir lambat, atau aerasi + saringan karbon aktif

Bau sulfurKemungkinan aerasi

Bau lainTergantung jenis bau

RasaRasa asin/payauAerasi + saringan karbon aktif

Rasa besiAerasi + saringan pasir lamba, atau aerasi + saringan karbon aktif

Rasa tanah tanpa kekeruhanSaringan karbon aktif

Rasa lainTergantung jenis rasa

KekeruhanKekeruhan sedang coklat dari lumpurSaringan pasir lambat

Kekeruhan tinggi, coklat dari lumpurPembubuhan PAC + saringan pasir lambat

Putih

Agak kuning sesudah air sebentar di ember

WarnaCoklat tanpa kekeruhan

Coklat bersama dengan kekeruhan

Putih

Lain-lain

4.3.4.3. Air WadukTabel 4.3.4.3.a. : Evaluasi Debit Air WadukFluktuasi MusimanMusim basah sesaat setelah hujanMusim basah> 2 hari yang laluPermulaan musim kemarauAkhir musim kemarau

Tabel 4.3.4.3.b.: Evaluasi Lokasi Sumber Air WadukNoBeda tinggi Sumber Air-Daerah PelayananJarakKondisi Penilaian

1> 30 m< 2 kmBaik, system gravitasi

2>10-30 m< 1 kmBerpotensi, tapi detail disain rinci diperlukan untuk system gravitasi, pipa berdiameter besar mungkin diperlukan.

33 -10 m< 0,2 kmKemungkinan diperlukan pompa kecuali untuk system yang sangat kecil

4< 3 mDiperlukan pompa

Tabel 4.3.4.3.c. : Evaluasi Kualitas Air Sumber Air WadukParameterMasalah KualitasPengolahan KesimpulanKondisiHasil evaluasi

BauBau tanahKemungkinan dengan saringan karbon aktif

Bau besiAerasi + Saringan pasir lambat, atau aerasi + saringan karbon aktif

Bau sulfurKemungkinan aerasi

Bau lainTergantung jenis bau

RasaRasa asin/payauAerasi + saringan karbon aktif

Rasa besiAerasi + saringan pasir lamba, atau aerasi + saringan karbon aktif

Rasa tanah tanpa kekeruhanSaringan karbon aktif

Rasa lainTergantung jenis rasa

KekeruhanKekeruhan sedang coklat dari lumpurSaringan pasir lambat

Kekeruhan tinggi, coklat dari lumpurPembubuhan PAC + saringan pasir lambat

Putih

Agak kuning sesudah air sebentar di ember

WarnaCoklat tanpa kekeruhan

Coklat bersama dengan kekeruhan

Putih

Lain-lain

4.4. Hasil Survai dan Pengkajian Geoklimatografi dan Topografia. Tentukan kondisi iklim rata-rata di lokasi survaib.Hitung ketinggian rata-rata antara lokasi sumber air baku dan daerah pelayananc. Tentukan jarak antara sumber air baku dengan daerah pelayanand. Hitung luas daerah studi dan daerah pelayanan berdasarkan peta topografie. Tentukan hubungan antara ketinggian dengan suhu dan tekanan udara.

4.5. Hasil Survai dan Pengkajian Demografi dan Ketatakotaan4.5.1. Demografi Jumlah penduduk dan rata-rata anggota per KK Perkembangan penduduk Kepadatan penduduk Proyeksi Penduduk4.5.2. Ketatakotaan Pelajari rencana induk kota dan rencana tata ruang wilayah Evaluasi rencana tata ruang wilayah dengan membandingkan peta tata guna tanah dari Dinas Tata Kota dengan peta yang dibuat berdasarkan peninjauan lapangan Lakukan peninjauan kembali :a. peruntukan tanah dan luasnyab. kepemilikan tanahc. jenis bangunnand. konsentrasi daerah niagae. penyebaran daerah permukimanf. peruntukan daerah industryg. peruntukan daerah perkantoran Buat kesimpulan dan saran.4.7. Hasil Survai dan Pengkajian Biaya, Sumber Pendanaan dan Keuangan ( tidak dikerjakan dalam Tugas)4.8. Hasil Survai dan Pengkajian Kelembagaan Sistem Penyediaan Air Minum ( tidak dikerjakan )

BAB VRENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM5.1. Kriteria dan Standar PelayananKriteria dan standar pelayanan diperlukan dalam perencanaan dan pembangunan SPAM untuk dapat memenuhi tujuan tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air minum, tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan,tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.Kriteria dan standar pelayanan, mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan dalam perencanaan yang sudah umum digunakan, namun jika ada data hasil survei maka kriteria teknis menjadi bahan acuan. Standar pelayanan ditentukan sejak awal seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan. Kriteria dan standar pelayanan diantaranya adalah : 1. Tersedianya air dalam jumlah cukup dan kualitas memenuhi standar2. Tersedianya air berkesinambungan dengan harga terjangkauStrategi : 9. Pemanfaatan idle capacity9. Pengurangan air tak berekening9. Pengembangan baru (peningkatan produksi atau perluasan sistem)

5.1.1. Kriteria Pelayanan dalam RISPAMRencana induk pengembangan SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15 20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum.

5.1.2. Standar PelayananPelayanan air bersih pada 16 Kelurahan di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang meliputi kebutuhan domestik dan kebutuhan non domestik. Jumlah kebutuhan domestik ditentukan berdasarkan proyeksi penduduk dari tahun 2008 sampai 2030. Sedangkan kebutuhan nondomestik ditentukan berdasarkan tingkat perkiraan jumlah fasilitas umum dan perdagangan yang menunjang di kedua wilayah perencanaan tersebut hingga tahun 2030. Untuk proyeksi kebutuhan air nondomestik menggunakan perkiraan jumlah kebutuhan air per unit fasilitas. Dalam pelayanan kebutuhan air minum tersebut diperkirakan bahwa kehilangan atau kebocoran air yang terjadi pada sistem penyediaan air bersih dapat terjadi pada :a. Transmisi, kemungkinan adanya kebocoran pipa atau pencurian oleh pendudukb. Distribusi, kebocoran pipa ataupun pencurian oleh penduduk.Untuk mengatasi kehilangan air oleh faktor-faktor tersebut, maka perlu koreksi dengan kapasitas produksi sebesar beberapa persen dari kebutuhan air untuk domestik dan non domestik. Kehilangan air di Indonesia umumnya adalah berkisar 10 - 60% dari total kebutuhan air. Sedangkan di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang sebesar 20%.Sistem penyediaan air bersih Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dilakukan sampai dengan tahun 2030. perencanaan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:a. Proyeksi pendudukb. Kebutuhan air untuk kepentingan domestik dan non domestik berdasarkan kriteria dari DPU Dirjen Cipta Karyac. Kehilangan air yang di produksi, di instalasi, dan di distribusid. Fluktuasi pemakaian air e. Data pendukung lain, seperti daerah pelayanan dan tata guna lahan.

5.2. Rencana Umum5.2.1. (Evaluasi) kondisi kota/kawasanKondisi kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang adalah daerah perbukitan dengan iklim dingin dan banyak terdapat sumber mata air. Kecamatan Sumowono dikenal luas di kalangan penduduk Jawa Tengah karena merupakan kawasan penghasil sayur mayur, bunga-bungaan, buah-buahan, dan aneka hasil perkebunan seperti kopi, vanili, dan pala. Di bagian selatan tanahnya bukan hanya cocok untuk tanaman perkebunan, tetapi juga cocok untuk tanaman singkong (cassave).5.2.1.1. Wilayah Pelayanan5.2.1.1. Wilayah Studi5.2.2. Evaluasi sistem eksisting ( tidak dikerjakan )5.2.3. (Identifikasi )permasalahan SPAM dan kebutuhan pengembangan SPAM5.2.4. (Perkirakan) Kebutuhan Air Kota5.2.4.1. Proyeksi Kebutuhan Air DomestikSetelah mendapatkan jumlah penduduk tahun 2030 dari hasil proyeksi penduduk, maka langkah selanjutnya adalah menghitung kebutuhan air total pada masing-masing kelurahan/desa. Berikut ini adalah contoh perhitungan kebutuhan air di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada tahun 2030. 1. PendudukDiketahui jumlah penduduk di Kelurahan Kebonagung berdasarkan proyeksi penduduk di kecamatan Sumowono kabupaten Semarang adalah 2523 jiwa. Tingkat pelayanan dari sistem penyediaan air minum pada tahun 2030 adalah 80%. Maka jumlah penduduk yang terlayani adalah = 80% x 2523 jiwa= 2018 jiwaAsumsi satu keluarga terdiri dari 5 jiwa, maka jumlah keluarga terlayani = 2018 jiwa : 5= 403 KK3. Tingkat Pelayanan3. Konsumsi Air Perkapita4. Rasio SR HU5. Proyeksi kebutuhan air Domestik5.2.4.2. Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik1. Proyeksi Sarana ( Non Domestik) Kota2. Konsumsi Air Non Domestik3. Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik5.2.4.3. Kehilangan Air Tercatat5.2.4.4. Kapasitas SPAM5.2.4.4.1. Kapasitas Unit Air Baku5.2.4.4.2. Kapasitas Unit Produksi5.2.4.4.3. Kapasitas Unit Distribusi 5.2.5. Identifikasi air baku ( berdasarkan hasil kajian air baku di bab 4, dipilih sumber yang memenuhi syarat )5.2.5.1. Alternatif Sumber air untuk memenuhi kebutuhan air5.2.5.2. Analisis Kualitas air baku (lihat bab iv )5.2.6. Usulan Alternatif Pengembangan SPAM1. Alternatif sumber air baku2. Alternatif lokasi IPA3. Alternatif lokasi Reservoir Distribusi5.2.7. Pemilihan Alternatif Pengembangan SPAM5.2.7.1. Kriteria Pemilihan1. Kelayakan Teknis2. Kelayakan Ekonomi3.Kelayakan Lingkungan4. Angka Prevalensi penyakit5.2.7.2. Proses Pemilihan Alternatif5.2.7.2.1. Bobot dan Nilai Parameter5.2.7.2.2. Score Alternatif5.2.8. Rencana Pengembangan5.2.8.1. Rencana pentahapan kegiatan utama ( maksudnya apa )5.2.8.2. Rencana pengembangan sumber daya manusia ( maksudnya apa )5.2.8.3. Dimensi-dimensi Pokok SPAM ( debit air baku, pipa transmisi d,L), kapasitas IPA, Kapasitas Reseroir, Panjang Pipa Distribusi utam, diameternya )Di dalam dasar perencanaan sistem transmisi, ada beberapa hal yang harus diketahui sebelum menentukan dimensi pipa, antara lain :a. DebitDesain penyediaan air bersih menggunakan Qmax day, yaitu debit kebutuhan yang tertinggi pada satu hari dalam satu tahun.b. Kecepatan aliranKecepatan aliran yang terlalu tinggi akan merusak pipa karena gesekan antara padatan (pasir) yang terbawa aliran dengan dinding pipa. Sebaliknya, aliran yang terlalu pelan akan menimbulkan masalah pada endapan yang mungkin terjadi di dalam pipa. Aliran yang terlalu pelan memerlukan diameter pipa yang lebih besar (investasi lebih mahal).

c. Perlengkapan pipa.Yang dimaksud di sini adalah bangunan dan perlengkapan pipa yang diperlukan dalam sistem, antara lain : Gate ValveFungsinya untuk mengatur debit aliran dan memungkinkan untuk pemeriksaan, pemeliharaan serta perbaikan. Dipasang pada percabangan pipa, awal atau akhir. Blow OffBerfungsi untuk menguras kotoran dan endapan dalam pipa, juga sangat diperlukan dalam keadaan darurat, misalnya saat pipa akan terputus. Pemasangannya pada bagian terendah / tekanan terendah dari jalur pipa. Air ValveBerfungsi untuk mengeluarkan udara yang terakumulasi dalam pipa. Pemasangannya umumnya pada pipa elevasi tertinggi atau pada lokasi dimana kemiringan lintasan berubah menjadi lebih curam. BendSambungan pipa untuk belokan. Jembatan PipaApabila sistem perpipaan melewati medan berupa lembah atau sungai maka harus dibangun jembatan khusus untuk pipa atau dapat juga dengan pemanfaatan jembatan yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan konstruksi pondasi.5.2.8.4. Rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air baku5.2.8.5. Rencana pentahapan 5 tahun ( maksudnya apa )5.3. Rencana Jaringan5.3.1. Pembagian Blok Pelayanan5.4. Rencana Sumber dan Alokasi Air Baku