SOSIOLOGI HUKUM

25
KELOMPOK 2 NAMA KELOMPOK : 1. I.A ARICK CITRA DEWI (0803005029) 2. DIAH MAHA SRI UTAMI (0803005030) 3. LUH WIKE SAPTIA DEWI(0803005031) 4. YUDHISTIRA(0803005033) 5. PUTU HENDRA PRATAMA (0803005038) 6. I GEDE TEGUH SWARNA DWIPA (0803005045) 7. A.A SG. INTEN PERMATASARI (0803005047) 8. I GST AYU APSARI HADI (0803005073) 9. AYU EVY SUDIANTARI D. (0816051026) 10. SATRYA BUDI PRABAWA (0816051043) 11. DW. GEDE KEPAKISAN M. (0816051047) 12. GST NGR. ARYA SANJAYA P. (0816051053)

Transcript of SOSIOLOGI HUKUM

Page 1: SOSIOLOGI HUKUM

KELOMPOK 2

NAMA KELOMPOK :1. I.A ARICK CITRA DEWI (0803005029)2. DIAH MAHA SRI UTAMI (0803005030)3. LUH WIKE SAPTIA DEWI (0803005031)4. YUDHISTIRA (0803005033)5. PUTU HENDRA PRATAMA (0803005038)6. I GEDE TEGUH SWARNA DWIPA (0803005045)7. A.A SG. INTEN PERMATASARI (0803005047)8. I GST AYU APSARI HADI (0803005073)9. AYU EVY SUDIANTARI D. (0816051026)10.SATRYA BUDI PRABAWA (0816051043)11. DW. GEDE KEPAKISAN M. (0816051047)12.GST NGR. ARYA SANJAYA P. (0816051053)

Page 2: SOSIOLOGI HUKUM

PENGERTIAN SOSIOLOGI HUKUM DARI PARA SARJANA Soerjono Soekanto : suatu cabang ilmu pengetahuan yang

secara analitis dan empiris menganalisis / mempelajari hukum timbal balik antara hukum dengan gejala sosial lainnya.

Satjipto Rahardjo : pengetahuan hukum terhadap pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya

Otje Salman : ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala – gejala sosial lainnya secara empiris dan analitis

H.L.A Hart : hukum yang mengandung unsur- unsur kekuasaan yang terpusat pada kewajiban tertentu di dalam gejala hukum yang tampak dari kehidupan bermasyarakat

Page 3: SOSIOLOGI HUKUM

LATAR BELAKANG

Hukum sebagai sosial kontrol dan hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat, yang merupakan sebagai tolak ukur terhadap norma-norma atau kaidah-kaidah yang hidup didalam masyarakat, apakah norma atau kaidah tersebut dipatuhi atau untuk dilanggar, apabila dilanggar bagaimana penerapan sangsi, sebagai yang melakukan pelanggaran tersebut.

Page 4: SOSIOLOGI HUKUM

Norma atau kaidah yang hidup didalam masyarakat tersebut dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal dari masyarakat itu sendiri. Orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi adalah Anzilotti pada tahun 1882 kemudian diperkenalkan ruang lingkup dan obyek kajian sosiologi hukum. Sosiologi hukum dipengaruhi oleh filsafat hukum, ilmu hukum, dan sosiologi yang kajiannya pada hukum.

Page 5: SOSIOLOGI HUKUM

FILSAFAT HUKUM

Dimana pokok bahasannya adalah aliran filsafat hukum, yang menyebabkan lahirnya sosiologi hukum yaitu aliran Positivisme (difinisi Hans Kelsen. “Hukum berhirarkhis”). kajian filsafat hukum adalah aliran- aliran filsafat hukum yang menjadi penyebab lahirnya sosiologi hukum, teorinya Stufenbau des Recht yaitu hukum bersifat hierarki, hukum yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi.

Page 6: SOSIOLOGI HUKUM

STRATIFIKASI DERAJAT HUKUM

Yang paling tinggi Grundnorm : penafsiran yuridis dan menyangkut hal- hal yang bersifat yuridis .

Konstitusi UU dan Kebiasaan Putusan badan pengadilan

Page 7: SOSIOLOGI HUKUM

ALIRAN FILSAFAT HUKUM TUMBUH DAN BERKEMBANG BERDASARKAN :

Mazhab sejarah yang dipelopori oleh Carl Von Savigny yang mengungkapkan bahwa hukum itu dibuat, akan tetapi tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan masyarakat (volksgeisf).

Aliran Utility (Jeremy Bentham) yaitu bahwa hukum harus bermanfaat bagi masyarakat guna mencapai hidup bahagia.

Aliran Sociological Juriprudence (Eugen Ehrlich) yaitu hukum yang dibuat harus sesuai dengan hukum yang hidup didalam masyarakat (living law).

Aliran Pragmatic Legal Realism (Roscoe Pound) yaitu “ law as at tool of social engineering”.

Page 8: SOSIOLOGI HUKUM

ILMU HUKUM

Menganggap bahwa hukum sebagai gejala social, banyak mendorong pertumbuhan sosiologi hukum dan hukum berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh hans kelsen yang menganggap hukum sebagai gejala normatif dan harus dibersihkan dari anasir - anasir sosiologi (non yuridis).

Page 9: SOSIOLOGI HUKUM

SOSIOLOGI YANG BERORIENTASI PADA HUKUM

Bahwa dalam setiap masyarakat selalu ada solideritas, ada yang solidaritas mekanis yaitu terdapat dalam masyarakat sederhana, hukumnya bersifat reprensif. Menurut pakar sebagai berikut :

Page 10: SOSIOLOGI HUKUM

EMILE DURKHEIM Alat mengenai pengintegritas masyarakat sehingga antara individu yang satu dengan lainnya terikat sebagai satu masyarakat. Durkheim memberikan penjelasan dalam masyarakat ada 2 tipe yang saling berbeda tetapi keduanya menunjukan adanya kemampuan sebagai berikut :

Solidaritas mekanis :

Memiliki ciri - ciri yang didasarkan pada kesamaan ( keserupaan ), konsepnya saling dipertukarkan antara individu satu dengan individu lainnya yang beradadalam kelompok itu .Tidak ada kekhususan pada masing - masing individu yang terkait dengan kelompok itu. Terbentuknya berdasarkan persamaan, menunjuk pada hukum pidana.

Page 11: SOSIOLOGI HUKUM

Solidaritas Organis :

Didasarkan pada spesialisasi, perbedaan - perbedaan dan saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya dalam satu kelompok masyarakat. Solidaritas ini didasarkan atas saling ketergantungan secara fungsional. Terbentuknya berdasarkan hukum yang bersesuaian dengan solidaritas sosial organis, menunjuk pada hukum perdata.

Page 12: SOSIOLOGI HUKUM

MAX WEBERKetidaksamaan yang terungkap dengan adanya klas- klas dalam golongan status adalah ketidaksamaan dalam kekuasaan oleh weber, kekuasaan yang didefinisikannya sehingga kemungkinan yang dimiliki orang- orang untuk terus melaksanakan kehendaknya, walaupun bertentangan dengan kehendak orang lain

Kekuasaan dalam arti umum : bukanlah identik dengan kekuasaan ekonomi , martabat sosial, hal ini dapat merupakan dasar akibat dari kekuasaan

Kekuasaan tidak selalu memiliki kekuasaan sosial, kekuasaan tidak selalu mengakibatkan kekayaaan besar

Yang benar kekayaan ekonomi dan sosial menduduki tempat central di dalam analisa klas- klas dan golongan – golongan status masing- masing. Kekuasaan dan milik adalah merupakan komponen yang penting

Page 13: SOSIOLOGI HUKUM

HUBUNGAN STATIFIKASI MASYARAKAT DENGAN HUKUM

Pembentukan hukum Penciptaan hukum Pemahaman hukum Penerapan hukum

Page 14: SOSIOLOGI HUKUM

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI HUKUM

A. PENDEKATAN INSTRUMENTAL

Menurut Adam Podgorecki bahwa sosiologi hukum merupakan suatu disiplin teoritis dan umum yang mempelajari keteraturan dari berfungsinya hukum untuk mendapatkan prinsip-prinsip hukum dan ketertiban yang disadari secara rasionil dan didasarkan pada diagnosis yang mempunyai dasar yang mantap untuk menyajikan sebanyak mungkin kondisi - kondisi yang diperlukan agar hukum dapat berlaku secara efisien. Maka secara studi instrumental bahwa hukum merupakan suatu sarana bagi pembuat keputusan, terutama dalam masyarakat sosialis dimana perubahan-perubahan diatur melalui undang - undang

Page 15: SOSIOLOGI HUKUM

B. PENDEKATAN HUKUM ALAM DAN KRITIK PENDEKATAN POSITIVIS

Lain halnya dengan Philip Selznick, beliau beranggapan bahwa

pendekatan instrumental merupakan titik atau tahap menengah dari

perkembangan atau pertumbuhan sosiologi hukum. Tahap

selanjutnya akan tercapai apabila ada otonomi dan kemandirian

intelektual yang selalu siap untuk menelaah arti dari Legalitas agar

dapat menentukan wibawa moral dan untuk menjelaskan peranan

ilmu sosial dalam menciptakan masyarakat yang didasarkan pada

keadilan. Adanya legalitas menimbulkan dugaan bahwa kekuasaan

yang dilaksanakan oleh pejabat-pejabat umum merupakan

kekuasaan yang sah. Hukum memberikan patokan agar diskresi

dapat dibatasi akan tetapi juga menghendaki kebebasan agar

mencapai keadilan bagi para warga masyarakat.

Page 16: SOSIOLOGI HUKUM

Namun menurut Jerome H. Skolnick bahwa legalitas

bukan suatu faktor yang penting yang harus terpadu

didalam kehidupan berorganisasi, karena sosiolog terlebih

dahulu harus mempelajari kondisi - kondisi yang

menyebabkan warga masyarakat menganggap bahwa

peraturan yang berlaku benar - benar merupakan hukum

serta bagaimana warga masyarakat menafsirkan

peraturan-peraturan tersebut dan mentrasnformasikan

prinsip - prinsinya kedalam lembaga - lembaga sosial.

Page 17: SOSIOLOGI HUKUM

C. PENDEKATAN PARADIGMATIK

Menurut Thomas S.Khun, yang menyebut sebagai paradigma

dominan, mencakup unsur-unsur kepercayaan, nilai-nilai, aturan-

aturan, cara-cara dan dugaan-dugaan yang dipunyai warga masyarakat

tertentu. Oleh karena itu pokok-pokok pendekatan paradigmatik

adalah :

1. Sosiologi hukum bertugas untuk mempelajari dan mengkritik

paradigma-paradigma yang ada yang menjadi pedoman kalangan

profesi hukum dan norma-norma hukum yang menjadi dasar sistem

hukum masyarakat.

2. Mempelajari kenyataan hukum, mengidentifikasikan perbedaan

antara kenyataan dengan paradigma yang berlaku dan mengajukan

rekomendasi untuk mengadakan perubahan pada perilaku atau norma.

3. Mengajukan paradigma-paradigma yang baru.

Page 18: SOSIOLOGI HUKUM

CONTOH KASUS

Mungkin tak pernah terbayang dalam benak seorang nenek Minah

bahwa dirinya akan berurusan dengan polisi bahkan pengadilan

akibat perbuatannya mengambil buah kakao.

Nenek Minah (55 tahun) yang berasal dari Dusun Sidoharjo, Desa

Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas,

Propinsi Jawa Tengah, diputus hukuman 1 bulan 15 hari akibat

perbuatannya mengambil 3 (buah atau kilogram) oleh Majelis hakim

Pengadilan Negeri Purwokerto yang menyidangkan perkaranya,

Kamis (19/11).

Dalam keputusan tersebut dijelaskan bahwa nenek Minah hanya

menjalani tahanan rumah dengan masa percobaan 3 bulan, artinya Si

nenek tidak perlu meringkuk di sel penjara dengan syarat selama 3

bulan tidak boleh tersangkut masalah pidana.

Page 19: SOSIOLOGI HUKUM

Kisah nenek Minah dan buah kakao, beberapa hari terakhir mengundang

banyak perhatian masyarakat. Beberapa LSM dan masyarakat banyak

yang memberikan dukungan kepada Nenek Minah. Kisah ini bermula 2

Agustus lalu. Nenek Minah sedang memanen kedelai di lahan yang dia

garap, kebetulan lahan tersebut sedang dikelola oleh PT Rumpun Sari

Antan (RSA) untuk tanaman kakao ( coklat ).

Ketika sedang memanen kedelai, dia melihat ada tiga buah kakao yang

sudah ranum berwarna kuning kemerah merahan. Melihat buah itu,

Minah tertarik untuk memetiknya dengan niat bijinya akan ditanam

kembali di kebun miliknya.

Maka dipetiknyalah buah itu. Setelah dipetik, diletakkan ketiga buah itu di

bawah pohon kakaonya, dan kemudian ia melanjutkan pekerjaannya

memanen kedelai. Apes baginya, perbuatannya tersebut kepergok oleh

mandor perkebunan PT RSA. Nenek Minah kemudian mengembalikan

buah kakao yang dia ambil sembari meminta maaf atas perbuatannya

tersebut.

Page 20: SOSIOLOGI HUKUM

Rupanya pengembalian kakao dan permintaan maaf belum

cukup bagi PT RSA, seminggu setelah kejadian, Nenek

Minah dipanggil pihak kepolisian. PT RSA melaporkan

perbuatan Nenek Minah kepada polisi. Kasus nenek

Minah kemudian disidangkan, dan hasil persidangan

adalah seperti apa yang sudah kita ketahui bersama. PT

RSA sendiri dalam keterangannya menjelaskan bahwa

sudah sangat sering terjadi pencurian buah kakao oleh

penduduk sekitar, sehingga penyerahan kasus tersebut ke

kepolisian diharapkan bisa memberi efek jerah bagi

pencuri kakao.

Page 21: SOSIOLOGI HUKUM

ANALISA KASUS Menurut banyak pendapat Kisah nenek Minah ini sungguh miris,

hanya dengan mengambil beberapa buah kakao yang bernilai tidak

seberapa, seorang nenek tua harus dihukum atas perbuatan yang

sudah dia sesali. Media banyak membandingkan kisah si nenek

dengan kisah para koruptor kelas kakap yang kasus hukumnya

mandeg atau diputus bebas. Diskriminasi hukum banyak sekali

disorot oleh media terhadap kasus-kasus yang menimpa kaum

rendahan. Seolah-olah hukum yang berlaku bagi masyarakat kecil.

Menurut kami, diskriminasi hukum memang harus segera diberantas.

Hukum harus ditegakkan sama rata, orang kecil salah dihukum pun

berlaku juga untuk orang besar. Tidak boleh ada perbedaan status di

depan hukum. Seperti halnya teori yang dikemukakan oleh Emile

Durkheim, dimana Durkheim menaruh perhatian besar terhadap

kaidah – kaidah hukum yang dihubungkan dengan jenis – jenis

solidaritas yang dijumpai dalam masyarakat.

Page 22: SOSIOLOGI HUKUM

Disini artinya hukum dirumuskan sebagai kaidah yang

bersanksi. Berat ringannya sanksi tergantung dari sifat

pelanggaran anggapan – anggapan serta keyakinan

masyarakat tentang baik buruknya suatu tindakan dan peranan

sanksi – sanksi tersebut dalam masyarakat. Terdapat dua tipe

solidaritas yang dikemukakan oleh Durkheim :

1. Solidaritas mekanis, yaitu memiliki ciri – ciri yang

didasarkan atas kesamaan atau keserupaan konsensus dan

dapat saling dipertukarkan antara yang satu dengan lainnya

yang berada dalam kelompok itu. Tidak ada kekhususan

dalam kelompok itu.

2. Solidaritas organis, didasarkan atas perbedaan – perbedaan

dan saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lain

dalam kelompok masyarakat.

Page 23: SOSIOLOGI HUKUM

Dan terhadap kasus nenek Minah, hendaknya dijadikan sebagai sebuah

pelajaran, bahwa mencuri adalah tetap mencuri  walau sedikit dan itu adalah

sebuah kesalahan yang harus diberikan hukuman sesuai dengan tingkat

kesalahannya. Menjadi miris memang ketika perbuatan tersebut dilakukan

oleh seorang nenek, tapi biarlah itu menjadi pelajaran berharga bagi si nenek

agar tidak berulang dikemudian hari. Dan tentu yang terpenting, kita berharap

semoga saja penerapan hukum di negeri kita menjadi lebih baik. Semua orang

diberlakukan sama didepan hukum.

Dalam penerapan hukum seperti sekarang ini , stratifikasi masyarakat lebih

jelas terlihat. Dalam arti hukum disini diibaratkan seperti jaring laba –laba.

Kasus – kasus yang kecil seperti halnya kasus nenek minah tadi dapat

dikatakan sebagai objek empuk para pencari keadilan. Sedangkan kasus –

kasus besar seperti halnya yang dilakukan oleh pejabat – pejabat negara

dirasakan sangat sulit untuk diselesaikan. Hal ini sudah tidak sesuai lagi

dengan solidaritas mekanis seperti yang diharapkan oleh Durkheim. Karena

disini jelas terlihat adanya perbedaan stratifikasi masyarakat dan diskriminasi

hukum terhadap masyarakat yang berstratifikasi rendah dengan masyarakat

yang berstratifikasi tinggi.

Page 24: SOSIOLOGI HUKUM

Jadi dalam hal stratifikasi mayarakat seperti ini, seharusnya setiap lapisan masyarakat diperlakukan sama dengan tidak membeda – bedakan status sosial di masyarakat. Seperti halnya solidaritas mekanis yang dikemukakan oleh Durkheim tadi. Dan terhadap kasus nenek Minah, hendaknya dijadikan sebagai sebuah pelajaran, bahwa mencuri adalah tetap mencuri  walau sedikit dan itu adalah sebuah kesalahan yang harus diberikan hukuman sesuai dengan tingkat kesalahannya. Menjadi miris memang ketika perbuatan tersebut dilakukan oleh seorang nenek, tapi biarlah itu menjadi pelajaran berharga bagi si nenek agar tidak berulang dikemudian hari. Dan tentu yang terpenting, kita berharap semoga saja penerapan hukum di negeri kita menjadi lebih baik. Semua orang diberlakukan sama didepan hukum.

Page 25: SOSIOLOGI HUKUM

DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, Satjipto, Sosiologi Hukum, Yogyakarta

: Genta Publishing, 2010 Manan, Abdul, Aspek – Aspek Pengubah Hukum,

Jakarta : Prenada Media Group, 2009 Soekanto, Soerjono, Pokok – Pokok Sosiologi

Hukum, Jakarta : Rajawali Pers, 2009