Sosio Antro
Transcript of Sosio Antro
-
8/17/2019 Sosio Antro
1/11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara yang mempunyai wilayah yang cukup luas, ketahanan pangan
merupakan agenda terpenting dalam masalah perekonomian yang ada di Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai berbagai macam mata pencaharian penduduk sehingga
tingkat pendapatanpun berbeda-beda. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
konsumsi pangan dan gii yang ada di Indonesia.
!ingkat kemiskinan yang cukup tinggi menimbulkan adanya berbagai kendala
dalam mendapatkan bahan pangan yang mempunyai nilai gii yang cukup untuk
mereka konsumsi. untuk mengatasi hal tersebut kita diperlukan adanya ketahanan pangan yang diiringi dengan ketersediaan pangan
"iperlukan adanya analisis mengenai data konsumsi panagan dan gii
masyarakat indonesia agar dapat melihat berapa persen masyarakat Indonesia yang
sudah tercukupi konsumsi pangan dan giinya. Sehingga kita dapat dengan mudah
melakukan pemerataan konsumsi pangan dan gii.
B. #umusan masalah
$. bagaimana tingkat konsumsi pangan dan gii yang ada di indonesia%
&. 'enis pangan apa sa(a yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia%
). Bagaimana perkembangan konsumsi pangan dan ii dari tahun ke tahun%*. !u(uan
$. +ntuk mengetahui tingkat konsumsi pangan dan gii penduduk Indonesia.
&. +ntuk mengetahui (enis pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
). +ntuk mengetahui perkembangan konsumsi pangan dan gii dari tahun ke tahun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
-
8/17/2019 Sosio Antro
2/11
angan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu
bangsa. +ntuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam (umlah
dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga ter(angkau dan aman dikonsumsi bagi
setiap warga untuk menopang aktiitasnya sehari-hari sepan(ang waktu Saliem, dkk/ &00&1.
angan sebagai bagian dari hak aasi manusia HA21 mengandung arti bahwa negara
bertanggung (awab memenuhi kebutuhan pangan bagi warganya.
3onsumsi, (umlah dan (enis pangan dipengaruhi oleh banyak 4aktor. 2enurut Harper
et al. $5671, 4aktor-4aktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan adalah (enis, (umlah
produksi dan ketersediaan pangan. +ntuk tingkat konsumsi Sedioetama $5571, lebih banyak
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi. 3ualitas pangan
mencerminkan adanya at gii yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan
pangan, sedangkan kuantitas pangan mencerminkan (umlah setiap gii dalam suatu bahan
pangan. +ntuk mencapai keadaan gii yang baik, maka unsur kualitas dan kuantitas harus
dapat terpenuhi.
2enurut Suryana &0081 pemenuhan kebutuhan pangan dalam konteks ketahanan
pangan merupakan pilar bagi pembentukan sumberdaya manusia berkualitas yang diperlukan
untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tataran global. Beberapa studi terdahulu
menyatakan bahwa ketersediaan pangan per kapita sampai dengan tahun $557 cenderung
berlebih dibandingkan dengan tingkat konsumsi riil penduduk Sawit dan Ariani, $559/
:rwidodo dkk, $555/ Ariani dkk, &0001. !er(adinya krisis ekonomi se(ak pertengahan $559
berdampak pada perubahan pola konsumsi pangan penduduk. Hasil ka(ian Ariani dkk &0001
menun(ukkan bahwa secara nasional krisis ekonomi antara lain berdampak pada peningkatan
pangsa pengeluaran pangan rumahtangga dan peningkatan (umlah rumahtangga de4isit energi
dan protein, perubahan tersebut ter(adi pada semua segmen rumahtangga baik kota;desa
maupun kelompok pendapatan rendah, sedang dan tinggi1.
Hal ini terkait dengan 4ungsi makanan yaitu gastronomik, identitas, budaya, religi dan
magis, komunikasi, lambang status ekonomi serta kekuatan.
-
8/17/2019 Sosio Antro
3/11
dalam (angka waktu tertentu. ola konsumsi pangan di Indonesia masih belum sesuai dengan
pola pangan ideal yang tertuang dalam pola pangan harapan. 3onsumsi dari kelompok padi-
padian beras, (agung, terigu1. 2asih dominan baik di kota maupun di desa namun perlu
diwaspadai bahwa (enis konsumsi pangan yang bersumber lemak, minyak dan gula sudah
berlebihan. 3elebihan dari kedua pangan ini akan membawa dampak negati4 bagi kesehatan
terutama penyakit degenerati4 seperti tekanan darah tinggi, (antung dan diabetes Ariani, 2,
&0081. 7 +niersitas Sumatera +tara angan atau makanan yang dikonsumsi pada dasarnya
ber4ungsi untuk mempertahankan kehidupan manusia yaitu sebagai sumber energi dan
pertumbuhan serta mengganti (aringan atau sel tubuh yang rusak. 2enurut Sediaoetama
$5551, tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan.
3ualitas makanan menun(ukkan adanya at gii yang diperlukan tubuh didalam susunan
hidangan dan perbandingannya terhadap satu dan lainnya. 3uantitas menun(ukkan (umlah
masing-masing at gii terhadap kebutuhan tubuh. tingkat konsumsi indiidu dapat
mempengaruhi status giinya. *ukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh manusia, secara
kuantitati4 dapat diperkirakan dari nilai energi kal1 yang dikandungnya. :nergi diperoleh
dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makan.
3ecukupan gii adalah rata-rata asupan gii harian yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gii bagi hampir semua 59,=>1 orang sehat dalam kelompok umur, (enis kelamindan 4isiologis tertentu. Nilai asupan harian at gii yang diperkirakan dapat memenuhi
kebutuhan gii mencakup =0> orang sehat dalam kelompok umur, (enis kelamin dan
4isiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gii Hardinsyah dan !ampubolon &0081.
BAB III
PEMBAHASAN
3
-
8/17/2019 Sosio Antro
4/11
Badan usat Statistik BS1 mengelompokan pengeluaran men(adi dua kelompok
yaitu pengeluaran pangan dan non pangan. 3omposisi pengeluaran rumah tangga dapat
di(adikan ukuran untuk menilai tingkat kese(ahteraan masyarakat. Semakin tinggi presentase
pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran maka semakin membaik tingkat
perekonomian masyarakat BS, &0071.
ada data Surei :konomi Nasional S+S:NAS1 terdapat &$= (enis makanan yang
dikumpulakan dan dikelompokan pada $8 kelompok untuk pangan dan 7 kelompok untuk
non pangan. 2akanan pokok masyarakat Indonesia adalah beras, hal ini (uga dapat dilihat
dari pangsa pengeluaran kelompok padi-padian yang mencapai sekitar $0 persen. 2enarik
disi,imak dengan memperhatikan pengeluaran kelompok pangan tahunan adalah samapai
tahun &0$& samapi &007. engeluaran padi-padian masih lebih tinggi daripada kelompok.
enurunan daya beli masyarakat berdampak negati4 pada penurunan pembelian
pangan hewani dan sayur dan buah. enurunan yang mencapai hampir setengahnya pada
sayur dan buah perlu mendapat perhatian serius. Apakah penurunan ini karena harga sayur
dan buah yang mahal atau dengan daya beli yang terbatas. 2asyarakat harus
memprioritaskan pada kebutuhan pangan pokok yang umumnya adalah sumber karbohidrat
seperti beras. Sehingga tidak ada anggaran untuk membeli sayur dan buah. ermasalahannya
adalah sayur dan buah adalah makanan yang banyak di an(urkan untuk konsumsi mengingat
peranannya dalam kesehatan manusia sangat penting. Selama lima tahun terakhir yang
konsisten meningkat adalah pangsa pengeluaran makanan dan minuman (adi, yaitu dari $0,8
persen tahun &00= men(adi $&,7 tahun &005.
!ingkat kecukupan konsumsi energi dan protein dapat digunakan sebagai indikator
untuk melihat kondisi gii masyarakat dan (uga keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
pangan, pertanian , kesehatan, dan sosial ekonomi secara terintegrasi. Selama ini acuan yangdi guanakan untuk mengetahui apakah energi dan protein yang di konsumsi oleh masyarakat
4
-
8/17/2019 Sosio Antro
5/11
sudah terpenuhi atau belum adalah hasil dari ?idyakarya Nasional angan dan @ii
?3N@1 yang di selenggarakan oleh LII dengan instansi lainnya.
Hasil ?N3@ 3: I, tahun &06 menetapkan bahwa Angka 3ecukupan rotein
A31 masyarakat Indonesia adalah &000. 3alori;kapita;hari dan =& gram;kapita;hari.
Sampai tahun &006, konsumsi energidan protein mengalami peningkatan di bandingkan &00=.
3onsumsi energi masyarkat Indonesia masih sedikit di bawah an(uran, sekitar 57,8 persen
dari kebutuhan pada tahun &005. Berbeda dengan protein, konsumsi at gii ini sudah
melebihi sekitar $0 persen dari kebutuhan, walaupun kebutuhan pertahunnya sama dengan
pola konsumsi energi. emenuhan kebutuhan protein masyarakat masih bertumpu pada
protein nabati. angsa protein hewani baru sekitar &7,7 persen dari total konsumsi protein.
Idealnya, pangsa protein hewani =0 persen dari total konsumsi protein untuk mencapai
kualitas sumber daya manusia yang baik dan mamapu bersaing pada taran global.
#endahnya konsumsi energi bukan berarti karena tidak adanya pangan di pasaranrti
karena tidak adanya pangan di pasaran, karena ketersediaan energi selama &00=-&006
meningkat sebesar ).0)& 3alori;kapita;hari7. adahal an(uran kecukupan energi tingkat
ketersediaan hanya &.&00 3alori;kapita;hari. "emikian pula untuk protein, tingkat
ketersediaannya tahun &006 sebesar 97,5 gram;kapita;hari dengan la(u peningkatan sebesar
&,) persen;tahun
"alam konsumsi makanan, aspek yang diperhatikan tidak hanya masalah kuantitas
tetapi (uga aspek kualitas pangan. Secara kuantitas pangan telah diuraikan terlebih dahulu
bahwa konsumsi energi masih sedikit dibawah dian(urkansedangkan untuk protein sudah
melebihi dari ketentuan. "iersiikasi konsumsi pangan dilakukan dengan memperhatikan
ola angan Harapan H1. 3ualitas konsumsi pangan di anggap baik dan terdeersiikasi
sempurna apabila skor H mencapai $00 dan dapat dikatakan semakin tinggi skor diersiukasi konsumsi pangan semakin baik.
5
-
8/17/2019 Sosio Antro
6/11
3ualitas konsumsi pangan pada tahun &00= dengan skor h sebesar 95,$ dan terus
membaik sampai tahun &006 dengan skor 6$,5. Namun kualitas konsumsi pangan mengalami
penurunan secara signi4ikan pada tahun &005 yang ditun(ukan den4an penurunan skor H
men(adi 9=,9. 3onsumsi pangan dari kelompok padipadian yang dian(urkan sebesar &9=
gram;kapita;hari. Namun masyarakat menkonsumsi pangan berlebihan, sampai mencapai
lebih dari )00 gram. "alam kelompok padi-padian terdapat komoditas padi, (agung,dan terigu
yang tingkat konsumsinya dapat dilihat di !abel 8. 3onsumsi beras menun(ukan
kecenderungan yang menurun dari tahun ketahun walaupun dengan la(u yang kecil. ?alaupu
menurun, namun tingkat konsumsi beras semakin tinggi yaitu &60,07 gram;kapita;hari atau
$00,6& kg; kapita;tahun. angsa energi dari beras mencapai =$,9 persen daritpotal konsumsi
energi, padahal dalam konsep H, pangsa energi dari kelompok dari padi-padian seharusnya
hanya =0persen.
-
8/17/2019 Sosio Antro
7/11
mudah diperoleh, turut mendorong peningkatan partisipasi konsumsi produk gandum
terutama berupa mi dan roti.
3epala 3onsumsi dan 3eamanan angan, Badan 3etahanan angan yang dituangkan
dalam Sinar !ani Nonor ))=7 &0$01 mengemukakan bahwa pada masyarakat perkotaan
sudah mulai mengurangi konsumsi beras tetapi sayang beralih ke makanan yang bahan
bakunya dari terigu. "ua puluh tahun yang lalu konsumsi terigu per kapita;tahun hanya 7kg,
sekarang sudah mencapai $9kg;kapita;tahun. Impor gandum indonesia sudah mencapai 7 (uta
ton;tahun setara dengan &8 triliun rupiah.
Hanya dari kelompok padi-padian yang konsumsinya sudah melebihi an(uran H,
sedangkan untuk kelompok pangan lainnya masih (auh dari cukup. "engan perubahan pola
pangan pokok kearah beras, maka konsumsi umbi-umbian mengalami penurunan. 3ontribusi
energi dari umbi-umbian seharusnya sekitar $00 gram baru mencapai 80 gram;kapita;perhari.
!ingkat konsumsi ubi kayu, ubi (alar dan ubi lainnya menurun secara signi4ikan. adahal,
Indonesia kaya dengan beragam pangan sumber karbohidrat berbasis pangan lokal dengan
budidaya yang relati4 mudah, tidak memerlukan teknologi yang sulit dan biaya yang murah.
roduksi ubi kayu dan ubi (alar terus meningkat, dengan demikian lagi-lagi penurunan
konsumsi umbi-umbian lebih banyak dikarenakan perubahan gaya hidup yang berdampak
pada gaya makan. 2asih adanya masyarakat termasuk media massa yang menganggap
pangan lokal umbi-umbian adalah makanan in4erior dan dianggap orang miskin bila
mengkonsumsinya maka akan sulit untuk meningkatkan konsumsi umbi-umbian. adahal
makanan umbi-umbian adalah sangat baik untuk kesehatan karena salah satu 4aktornya
adalah indek glikemiknya yang rendah, sehingga mampu mencegah ter(adinya penyakit
diabetes.
3onsumsi pangan hewani dan sayuran;buah menun(ukan kenaikan dari tahun ke
tahun, namun tingkat konsumsinya masih lebih rendah dibandingkan dengan an(uran H.
3edua kelompok pangan ini sangat penting peranannya dalam kesehatan manusia dan
sekaligus pencapaian kualitas sumber daya manusia. Apalagi dengan era globalisasi yang
terbuka, persaingan dalam berbagai hal antar negara sangat berat.
3onsumsi pangan hewani dan sayur serta buah menun(ukan kenaikan dari tahun ke
tahun, walaupun belum sesuai dengan harapan. "ibandingkan dengan negara lain, konsumsi
pangan hewan di Indonesia masih rendah. 3onsumsi daging di negara 2alaysia mencapai 86
kg;kapita;tahun sedangkan di Dilipina mencapai $6 kg;kapita;tahun. 3onsymsi telur ayam per
7
-
8/17/2019 Sosio Antro
8/11
kapita per tahun di Indonesia =$ butir, sementara di 2alaysia mencapai &95 butir. "emikian
pula tingkat konsumsi sayuran dan buah-buahan pada tahun &005 masing-masing sebesar
85,$ kg dan &&,6 kg perkapita pertahun. 3onsumsi ini lebih rendah dibandingkan dengan
rekomendasi Dood Agriculture
-
8/17/2019 Sosio Antro
9/11
"engan demikian dapat diartikan bahwa pola konsumsi masyarakat Indonesia masih
perlu ditingkatkan keragamannya baik mencakup pangan pokok maupun untuk (enis pangan
lainnya. "iersi4ikasi (uga men(adi salah satu pilar utama dalam mewu(udkan ketahanan
pangan.
rogram diersi4ikasi konsumsi pangan telah ada se(ak dahulu, namun dalam per(alanannya
menghadapi berbagai kendala baik dalam konsep maupun pelaksanaannya. Beberapa
kelemahan diersi4ikasi konsumsi pangan masa lalu adalah E
$1 "istori konsep ke aplikasi, diesi4ikasi konsumsi pangan bisa pada aspek
produksi;penyediaan,
&1 enyempitan arti, diersi4ikasi konsumsi pangan bisa pada pangan pokok dan energi
politik untuk komoditas beras sangat dominan,)1 3oordinasi kurang optimum,tidak ada lembaga yang menangani secara khusus dan
berkelan(utan ,
81 3ebi(akan antara satu departemen dengan departemen lainnya kontra produkti4
terhadap perwu(udan diersi4ikasi konsumsi pangan,
=1 3ebi(akan yang sentralistik dan penyeragaman, mengabaikan aspek budaya dan
potensi pangan lokal.
71 #iset diersi4ikasi konsumsi pangan masih lemah, bisa pada beras, terpusat di 'awa-
Bali, 4okus pada on-4arm, dana hanya dari pemerintah pusat.
91 3etiadaan alat ukur keberhasilan program, program bersi4at partial tidak
berkelan(utan dan tidak memiliki target kuantitati4 yang disepakati bersama,
61 3urangnya kemitraan dengan swasta;industri dan LS2,
51 3etidakseimbangan perbandingan antara biaya pengembangan dan harga produk
alternati4 dengan beras.
"alam rangka mendorong mewu(udkan penganekaragaman konsumsi pangan sebagai
dasar pemantapan ketahanan pangan untuk peningkatan sumber daya manusia dan
pelestarian sumber daya alam maka diterbitkan peraturan presiden No.&& tahun &005
tentang kebi(akan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber
daya lokal, dibawah koordinasi dewan ketahanan pangan. Sasaran dari peraturan
tersebut adalah tercapainya pola konsumsi pangan yang beragam, bergii seimbang
dan aman yang dicerminkan oleh tercapainy skor H rata-rata nasional 66,$ pada
tahun &0$$ dan 5= pada tahun &0$=. Sasaran skor pada disetiap proinsi dan
kabupaten;kota mengacu pada sasaran nasional dengan tetap memperhatikan
ekonomi, budaya dan sumber pangan lokal.
9
-
8/17/2019 Sosio Antro
10/11
BAB IV
PENUTUP
3esimpulan
$. "alam konsumsi makanan, aspek yang diperhatikan tidak hanya masalah kuantitas
tetapi (uga aspek kualitas pangan.
&. 3onsumsi beras harus diturunkan, apalagi dengan tantangan kedepan untuk
memproduksi beras.). +ntuk umbi-umbian, pangan hewani sayur dan (uga buah masih perlu ditingkatkan
secara signi4ikan.
8. ola konsumsi protein untuk masyarakat Indonesia sudah cukup bahkan melebihi
akan tetapi protein yang mereka konsumsi masih bertumpu pada protein nabati.
=. ola konsumsi energi masyarakat Indonesia masih terbilang kurang, maka perlu di
tingkatkan lagi.
Saran
10
-
8/17/2019 Sosio Antro
11/11
ola konsumsi masyarakat Indonesia masih perlu ditingkatkan keragamannya baik
mencakup pangan pokok maupun untuk (enis pangan lainnya. "iersi4ikasi (uga men(adi
salah satu pilar utama dalam mewu(udkan ketahanan pangan.
.
11