Sosialisasi PP Peredaran Bruto Tertentu PP No 46 Tahun 2013

download Sosialisasi PP Peredaran Bruto Tertentu PP No 46 Tahun 2013

of 17

Transcript of Sosialisasi PP Peredaran Bruto Tertentu PP No 46 Tahun 2013

Kementerian Keuangan Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Pajak2013Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu

LATAR BELAKANGDASAR HUKUM

POKOK-POKOK KETENTUAN PP

Tujuan Kebijakan Pajak Penghasilan Atas Wajib Pajak

Yang Memiliki Peredaran Bruto TertentuMaksud PP No 46 /2013 Tujuan PP No 46 /2013

Hasil yang diharapkan Kemudahan dan penyederhanaan aturan perpajakan; Mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi; Mengedukasi masyarakat untuk transparansi; Memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan negara

Kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan Meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat Terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban perpajakan

Penerimaan pajak meningkat sehingga kesempatan untuk mensejahterakan masyarakat meningkat

Dasar Hukum

Pasal 4 ayat (2) huruf e UU PPh :Dengan menggunakan Peraturan Pemerintah (PP) dapat ditetapkan caramenghitungPajakPenghasilanyanglebihsederhana dibandingkan dengan menggunakan UU PPh secara umum.

PenyederhanaannyayakniWP hanya menghitung danmembayar pajak berdasarkan peredaran bruto (omzet ).

Pasal 17 ayat (7) UU PPh :Pada intinya penerbitan PP 46 Tahun 2013 ditujukan terutama untuk kesederhanaandanpemerataandalammelaksanakankewajiban perpajakan.

Apa yang dikenai pajak berdasarkanPP 46 Tahun 2013?(Objek Pajak)Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajakdengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun pajak.

peredaran bruto (omzet) merupakanjumlahperedaran bruto (omzet)semuagerai/counter/outletatausejenisnyabaikpusat maupun cabangnya.

Pajakyangterutangdanharusdibayaradalah1%darijumlah peredaran bruto (omzet)

Catatan:Usaha meliputi usaha dagang dan jasa, seperti misalnya toko/kios/los kelontong,pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, warung/rumah makan, salon, dan usahalainnya.Apa yang tidak dikenai pajak berdasarkanPP 46 Tahun 2013?(Non Objek Pajak)PenghasilandarijasasehubungandenganPekerjaan Bebas, seperti misalnya: dokter, advokat/pengacara, akuntan, notaris,PPAT,

arsitek,pemainmusik,pembawaacara,dansebagaimanadalam penjelasan Pasal 2 ayat (2) PP 46 Tahun 2013.

PenghasilandariusahadagangdanjasayangdikenaiPPhFinal (Pasal 4 ayat (2)), seperti misalnya sewa kamar kos, sewa rumah, jasa konstruksi (perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan), PPh usahamigas,danlainsebagainyayangdiaturberdasarkan Peraturan Pemerintah.

Siapa yang dikenai pajak berdasarkanPP 46 Tahun 2013?(Subjek Pajak) Orang pribadi Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT),yangmenerimapenghasilandariusahadenganperedaran bruto (omzet)yangtidakmelebihiRp4,8

miliar dalam 1 (satu) TahunPajak.

Catatan:Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajakmenggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.Siapa yang tidak dikenai pajak berdasarkan

PP 46 Tahun 2013?

(Non Subjek Pajak) OrangPribadiyang melakukankegiatan usahaperdagangan dan/atau jasa yang menggunakan sarana yang dapat dibongkar pasang dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentinganumum.misalnya pedagang

keliling, pedagang asongan, warung tenda di area kaki-lima, dan sejenisnya.

Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi Rp4,8 miliar.

Catatan:

Orang Pribadi atau Badan yang diterangkan di atas wajib melaksanakan ketentuanPerpajakan sesuai dengan UU KUP maupun UU PPh secara umum.Angsuran Masa SetoranbulananmerupakanPPhPasal4ayat(2), bukan PPh Pasal 25.

Jika penghasilan semata-mata dikenai PPh final, tidak wajib PPh Pasal 25.

Penyetoran dan Pelaporan Penyetoran paling lama tanggal 15 bulan berikutnya SSP berfungsi sekaligus sebagai SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2).

Jika SSP sudah validasi NTPN tidak perlu lapor SPT Masa PPh Pasal

4 ayat (2).

Penghasilanyang

dibayarberdasarkanPP

No.46Tahun2013 dilaporkandalamSPTTahunanPPhpadakelompok penghasilan

yang dikenai pajak final dan/atau bersifat final