Sosialisasi Pedoman PZ

73
Ditjen Penataan Ruang PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI Tata Ruang

description

dokumen sosialisasi pedoman pz

Transcript of Sosialisasi Pedoman PZ

Page 1: Sosialisasi Pedoman PZ

Ditjen Penataan Ruang

PEDOMAN PENYUSUNAN

PERATURAN ZONASI

Tata Ruang

Page 2: Sosialisasi Pedoman PZ

A. PendahuluanB. Ketentuan Teknis Muatan

Peraturan ZonasiC. Proses dan Prosedur

Penyusunan Peraturan Zonasi

OUTLINE

Page 3: Sosialisasi Pedoman PZ

● Latar Belakang● Maksud dan Tujuan● Definisi● Kedudukan Peraturan Zonasi● RDTR vs Peraturan Zonasi vs

RTBL● Sistematika Pedoman

A. PENDAHULUAN

Page 4: Sosialisasi Pedoman PZ

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

PERATURAN ZONASI PERIZINAN

PEMBERIAN INSENTIF

DAN DISINSENTIF

PENGENAAN SANKSI

UUPR Psl 35

Disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang

Disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang

UUPR Psl 36

LATAR BELAKANG

Page 5: Sosialisasi Pedoman PZ

PERATURAN ZONASI

PP 15/2010 Psl 149

INDIKASI ARAHANPERATURAN ZONASISISTEM NASIONAL(dalam RTRWN)

INDIKASI ARAHANPERATURAN ZONASI

SISTEM PROVINSI(dalam RTRWP)

RENCANA RINCI TR

KETENTUAN UMUMPERATURAN ZONASI

KABUPATEN/KOTA(dalam RTRWK/K)

Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota

Dasar dalam pemberian insentif, dan disinsentif, izin, dan pengenaan sanksi di tingkat kabupaten/kota

Arahan Peraturan ZonasiSistem Nasional

Ketentuan Zonasi Sektoral Pada Sistem Nasional

Ketentuan Zonasi Sektoral Pada Sistem Provinsi

Arahan Peraturan ZonasiSistem Provinsi

... lanjutan

Page 6: Sosialisasi Pedoman PZ

● Latar Belakang● Maksud dan Tujuan● Definisi● Kedudukan Peraturan Zonasi● RDTR vs Peraturan Zonasi vs

RTBL● Sistematika Pedoman

A. PENDAHULUAN

Page 7: Sosialisasi Pedoman PZ

MAKSUD Sebagai acuan bagi pemerintah daerah kabupaten/kota dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun peraturan zonasi kabupaten/kota.

Mewujudkan peraturan zonasi kabupaten/kota sebagai perangkat pengendalian pemanfaatan ruang yang sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku .

TUJUAN

Dalam rangka untuk memandu penyusunan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, perlu disusun Pedoman Penyusunan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota sebagai acuan bagi semua pihak terkait, baik kalangan pemerintah, swasta, maupun masyarakat pada umumnya.

MAKSUD DAN TUJUAN

Page 8: Sosialisasi Pedoman PZ

● Latar Belakang● Maksud dan Tujuan● Definisi● Kedudukan Peraturan Zonasi● RDTR vs Peraturan Zonasi vs

RTBL● Sistematika Pedoman

A. PENDAHULUAN

Page 9: Sosialisasi Pedoman PZ

Zona Sub kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik yang spesifik

Pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain

Ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang (PP 15/2010)

Zonasi

Peraturan Zonasi

DEFINISI

Page 10: Sosialisasi Pedoman PZ

● Latar Belakang● Maksud dan Tujuan● Definisi● Kedudukan Peraturan Zonasi● RDTR vs Peraturan Zonasi vs

RTBL● Sistematika Pedoman

A. PENDAHULUAN

Page 11: Sosialisasi Pedoman PZ

KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI DALAM SISTEM PENATAAN RUANGUU 26/2007 Psl 14

• Melengkapi RTRWK/RDTRK agar lebih operasional

• Perangkat pengendalian

RPJP Nasional

RPJM Nasional

RPJP Provinsi

RPJM Provinsi

RPJP Kab/Kota

RPJM Kab/Kota

RTRW Nasional

RTRW Provinsi

RTRW Kabupaten

RTRW Kota

RTR Pulau

RTR Kawasan Strategis Nasional

RTR Kawasan Strategis Provinsi

RDTR Kabupaten

RTR Kawasan Strategis Kabupaten

RDTR Kota

RTR Kawasan Strategis Kota

Peraturan Zonasi

Page 12: Sosialisasi Pedoman PZ

● Latar Belakang● Maksud dan Tujuan● Definisi● Kedudukan Peraturan Zonasi● RDTR vs Peraturan Zonasi vs

RTBL● Sistematika Pedoman

A. PENDAHULUAN

Page 13: Sosialisasi Pedoman PZ

• Struktur ruang • Pola ruang • Transportasi• Prasarana• Tahapan

pelaksanaan• Penanganan

Lingkungan

AturanPemanfaatan

Ruang

RDTRK

Peraturan Zonasi

Tidak diatur dalam Peraturan Zonasi

Tidak diatur dalam RDTRK

Tata MassaBangunan

• Rencana Rancangan• Panduan Rancang Kota• Panduan Administrasi• Panduan Investasi

RTBL

(= program ruang RTBL)

Pola Ruang/Guna Lahan

(=zoning map)

Intensitas

13

Aturan wajib meliputi :a. Peruntukan ruangb. Intensitas ruangc. Kepadatan pendudukd. Pemecahan blok dan sub bloke. Kebutuhan sarana dan

prasarana kawasanf. Kualitas lingkungan

a. Visi Pembangunanb. Konsep Perancangan Struktur

Tata Bangunan dan Lingkungan

c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan

d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya,

RDTRK VS PERATURAN ZONASI VS RTBL

Sumber: Denny Zulkaidi, Ir., MUP dan Petrus Natalivan, ST, MT. Tanggapan terhadap pedoman penyusunan peraturan zonasi. Diskusi Eksternal 1 di Jakarta, 18 November 2010

Page 14: Sosialisasi Pedoman PZ

● Latar Belakang● Maksud dan Tujuan● Definisi● Kedudukan Peraturan Zonasi● RDTR vs Peraturan Zonasi vs

RTBL● Sistematika Pedoman

A. PENDAHULUAN

Page 15: Sosialisasi Pedoman PZ

SISTEMATIKA PEDOMANBAB 1PENDAHULUAN

1. Latar Belakang2. Maksud dan Tujuan 3. Ruang Lingkup4. Istilah dan Definisi5. Acuan Normatif6. Kedudukan Pedoman Peraturan Zonasi7. Fungsi dan manfaat

BAB 2KETENTUAN TEKNIS MUATAN PERATURAN ZONASI

1. Muatan Peraturan Zonasi2. Lingkup Wilayah3. Format Penyajian Peraturan Zonasi4. Masa Berlaku5. Jangka Waktu Penyusunan Peraturan Zonasi

BAB 3PROSES & PROSEDUR PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

1. Proses Penyusunan Peraturan Zonasi2. Prosedur Penyusunan Peraturan Zonasi3. Proses dan Prosedur Penetapan Peraturan

Zonasi

Page 16: Sosialisasi Pedoman PZ

● Muatan Peraturan Zonasi● Lingkup Wilayah● Format Penyajian● Masa Berlaku● Jangka Waktu Penyusunan

B.KETENTUAN TEKNIS MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 17: Sosialisasi Pedoman PZ

Muatan Peraturan Zonasi

(Sesuai PP 15/2010 Psl. 154 ayat 3)

Muatan Peraturan Zonasi(Konsep Pedoman Penyusunan

Peraturan Zonasi Kab/Kota)

Tujuan Klasifikasi zona Daftar kegiatan

Ketentuan Teknis/Aturan

dasar

Ketentuan kegiatan dan penggunaan ruang (I, T, B, X)

Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang (KDB, KLB, ketinggian bangunan, KDH)

Ketentuan prasarana dan sarana minimum

Ketentuan khusus

Ketentuan kegiatan dan penggunaan ruang (I, T, B, X)

Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang (KDB, KLB, ketinggian bangunan, KDH)

Ketentuan tata massa bangunan Ketentuan prasarana dan sarana

minimum Ketentuan lain/tambahan Ketentuan khusus

Ketentuan standar teknis

dan teknik pengaturan

zonasi

Standart teknis Teknik pengaturan zonasi

Ketentuan pelaksanaan

Ketentuan pelaksanaan Ketentuan dampak pemanfaatan

ruang Ketentuan kelembagaan Perubahan peraturan zonasi

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 18: Sosialisasi Pedoman PZ

1. Tujuan Peraturan Zonasi2. Klasifikasi Zonasi3. Daftar Kegiatan4. Deliniasi Blok Peruntukan5. Ketentuan Teknis Zonasi

a. Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan

b. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang

c. Ketentuan Tata Masa Bangunand. Ketentuan Prasarana Minimume. Ketentuan Tambahanf. Ketentuan Khusus

6. Penentuan Standar Teknis7. Teknik Pengaturan Zonasi8. Ketentuan Pelaksanaan Peraturan

Zonasia. Ketentuan Variansi Pemanfaatan

Ruangb. Ketentuan Insentif dan Disinsentifc. Ketentuan Penggunaan Lahan yang

Tidak Sesuai dengan Peraturan Zonasi

9. Ketentuan Dampak Pembangunan10.Ketentuan Kelembagaan11.Perubahan Peraturan Zonasi

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 19: Sosialisasi Pedoman PZ

MUATAN PERATURAN ZONASI

1. Tujuan TUJUAN peraturan zonasi adalah: Menjamin hak masyarakat secara berkualitas dan

bermukim secara sehat, aman, nyaman dan mendorong masyarakat sejahtera.

Mengembalikan fungsi utama zona secara berangsur-angsur sesuai dengan arah pola ruang Rencana Tata Ruang Wilayah.

Mencegah terjadinya penyimpangan terhadap RTRW. Menjamin dan menjaga kualitas lokal minimum yang

ditetapkan. Menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan

meminimalkan kegiatan/penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona.

Mengatur kepadatan penduduk dan intensitas kegiatan, mengatur keseimbangan keserasian peruntukan tanah dan menentukan tindak atas suatu satuan ruang

Menjamin tersedianya pelayanan umum yang memadai dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup

Meminimumkan dampak pembangunan yang merugikan masyarakat.

Memudahkan pengambilan keputusan secara tidak memihak dan berhasil guna serta mendorong partisipasi masyarakat

Page 20: Sosialisasi Pedoman PZ

2.Klasifikasi Zonasi

KLASIFIKASI ZONASI adalah jenis dan hirarki zona penggunaan lahan yang dominan dan memiliki karakter dan/atau dampak yang sejenis atau yang relatif sama, yang disajikan dalam bentuk kode zonasi.Tujuan klasifikasi zonasi adalah menetapkan zonasi yang akan dikembangkan pada suatu wilayah.

Dasar klasifikasi zonasi adalah:1. Jenis pola ruang eksisting2. Kesepakatan pemangku kepentingan

Klasifikasi zonasi dirumuskan berdasarkan:1. Pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW

dan/atau RDTR kabupaten/kota2. Fungsi utama zonasi yang ditetapkan dalam

RTRW dan/atau RDTR kabupaten/kota3. Kode zonasi yang mencerminkan fungsi zonasi

yang dimaksud (sesuai yang digunakan dalam RTRW/RDTR)

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 21: Sosialisasi Pedoman PZ

2.Klasifikasi Zonasi (… lanjutan)

Komponen klasifikasi zonasi minimum:

Wilayah Kabupaten Wilayah Kota

1. Zona pertanian 1. Zona perumahan

2. Zona hutan 2. Zona perdagangan dan jasa

3. Zona perkebunan 3. Zona perkantoran

4. Zona pertambangan

4. Zona industri

5. Zona industri 5. Zona pariwisata

6. Zona pariwisata 6. Zona ruang terbuka hijau dan non hijau7. Zona permikiman

Klasifikasi zonasi dirumuskan dengan kriteria:1. Harus sesuai dengan pola ruang yang

ditetapkan dalam RTRW dan/atau RDTR kabupaten/kota yang bersangkutan

2. Kode zonasi harus sesuai dengan kode zonasi yang ada di RTRW dan/atau RDTR kabupaten/kota yang bersangkutan

3. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 22: Sosialisasi Pedoman PZ

3. Daftar Kegiatan

DAFTAR KEGIATAN adalah suatu daftar yang berisi rincian kegiatan yang ada, mungkin ada, atau prospektif dikembangkan pada suatu zona yang ditetapkan.Tujuan daftar kegiatan adalah menetapkan kegiatan-kegiatan yang seharusnya ada di zonasi berdasarkan dampak yang dihasilkan.

Daftar kegiatan dirumuskan berdasarkan:1. Karakter kegiatan di kabupaten/kota yang

bersangkutan2. Kondisi obyektif kegiatan yang ada di

kabupaten/kota yang bersangkutan3. Literatur studi-studi yang telah dilakukan4. Kajian dari berbagai contoh5. Skala/tingkat pelayanan kegiatan berdasarkan

standar pelayanan yang berlaku

Dasar daftar kegiatan adalah:1. Jenis kegiatan eksisting2. Kegiatan yang potensial/prospektif3. Kesepakatan pemangku kepentingan

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 23: Sosialisasi Pedoman PZ

3.Daftar Kegiatan(… lanjutan)

Daftar kegiatan dirumuskan dengan kriteria :1. Sesuai dengan kondisi objektif kegiatan yang ada

di kabupaten/ kota yang bersangkutan2. Tidak bertentangan dengan peraturan dan

perundang-undanganKomponen daftar kegiatan minimum:1. Fungsi bangunan eksisting2. Lokasi kegiatan

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 24: Sosialisasi Pedoman PZ

4. Deliniasi Blok Peruntukkan

DELINIASI BLOK PERUNTUKAN adalah pembagian blok berdasarkan peruntukan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik yang nyata maupun yang belum nyata.Tujuan deliniasi blok peruntukan adalah membatasi wilayah untuk menyusun peraturan zonasi di kabupaten/kota yang bersangkutan.

Deliniasi blok peruntukan dirumuskan berdasarkan:1. Batasan fisik yang nyata, antara lain jaringan

jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan (ektra) tinggi, pantai, gang, danau/situ, jalur gas, jaringan kereta api, kavling bangunan

2. Batasan yang belum nyata, antara lain rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota

Dasar deliniasi blok peruntukkan adalah:1. Rencana pola ruang2. Kapling bangunan3. Kepemilikan lahan4. Fungsi Zona

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 25: Sosialisasi Pedoman PZ

4.Deliniasi Blok

Peruntukkan(… lanjutan)

Deliniasi blok peruntukan dirumuskan dengan kriteria:

1. Jelas , realistis dan dapat diimplementasikan pada kondisi nyata

2. Mengikuti ketentuan pemetaan system informasi geografis yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang

3. Dapat digambarkan dalam beberapa lembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta rupa bumi Indonesia (RBI) atau mengikuti ketentuan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).

4. Ketelitian peta dengan skala minimal 1 : 5.0005. Tidak bertentangan dengan kondisi di lapangan6. Harus mengikuti peraturan perundang-undangan

terkait

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 26: Sosialisasi Pedoman PZ

5. Ketentuan Teknis Zonasi

KETENTUAN TEKNIS ZONASI adalah aturan dasar yang berlaku sama untuk jenis zona yang sama di wilayah administrasi kabupaten/kota yang bersangkutan.Tujuan ketentuan teknis zonasi adalah menetapkan aturan dasar yang disesuaikan dengan karakteristik, tujuan pengembangan dan permasalahn yang dihadapi pada zona tertentu.

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan:1. Peraturan yang berlaku dan kualitas lokal

minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku di kabupaten/kota yang bersangkutan.

2. Ketentuan umum peraturan zonasi yang tercantum dalam RTRW dan/atau RDTR kabupaten/kota

Dasar ketentuan teknis zonasi adalah:1. Klasifikasi zonasi2. Daftar kegiatan3. Blok peruntukan

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 27: Sosialisasi Pedoman PZ

Ketentuan teknis zonasi dirumuskan dengan kriteria:1. Mengakomodasi klasifikasi zona dan kegiatan

yang sudah tersusun2. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan pada

kegiatan perijinan3. Mengacu pada ketentuan pemanfaatan ruang,

yang terdiri atas: ketentuan kegiatan dan penggunaan ruang, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata massa bangunan, ketentuan prasarana minimum, ketentuan tambahan, dan ketentuan khusus

Komponen ketentuan teknis zonasi:1. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan2. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang3. Ketentuan tata massa bangunan4. Ketentuan prasarana minimum5. Ketentuan tambahan6. Ketentuan khusus

5. Ketentuan Teknis Zonasi(… lanjutan)

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 28: Sosialisasi Pedoman PZ

1. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHANKetentuan kegiatan dan penggunaan ruang adalah ketentuan yang berisi kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan bersyarat, dan yang tidak diperbolehkan pada suatu zona.Komponen ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan:

a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahanKlasifikasi ”I” = Pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan Sifatnya sesuai dengan peruntukan tanah yang direncanakan. Hal ini berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari pemerintah kabupaten/kota terhadap pemanfaatan tersebut).

b. Klasifikasi ”T”= Pemanfaatan diperbolehkan secara terbatas Pembatasan dilakukan melalui penentuan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian, atau peraturan tambahan lainnya yang berlaku di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.

5. Ketentuan Teknis Zonasi(… lanjutan)

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 29: Sosialisasi Pedoman PZ

c. Klasifikasi ”B” = Pemanfaatan diperbolehkan secara bersyarat. Pengenaan persyaratan dilakukan sehubungan dengan usaha menanggulangi dampak pembangunan di sekitarnya (menginternalisasi dampak); dapat berupa AMDAL, RKL dan RPL.

d. Klasifikasi ”X” = Pemanfaatan yang tidak diperbolehkan Karena sifatnya tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.

5. Ketentuan Teknis Zonasi(… lanjutan)

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 30: Sosialisasi Pedoman PZ

2. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANGKetentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang adalah ketentuan mengenai besaran pembangunan yang diperbolehkan berdasarkan batasan KDB, KLB, KDH atau kepadatan penduduk.Komponen ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, terdiri dari:a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum c. Ketinggian bangunan maksimum d. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum.e. Intensitas pemanfaatan ruang lain yang dapat

menjadi kelengkapan peraturan zonasi, adalah: Koefisien Tapak Basemen (KTB) maksimum, Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) maksimum, kepadatan bangunan atau unit maksimum (jumlah bangunan/Ha), kepadatan penduduk minimum

5. Ketentuan Teknis Zonasi(… lanjutan)

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 31: Sosialisasi Pedoman PZ

3. KETENTUAN TATA MASA BANGUNANKetentuan tata massa bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk, besaran, peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu persil/tapak yang dikuasai.Komponen ketentuan tata massa bangunan minimum, terdiri atas:a. Garis Sempadan Bangunan (GSB) minimum b. tinggi bangunanc. jarak bebas antar bangunan

5. Ketentuan Teknis Zonasi(… lanjutan)

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 32: Sosialisasi Pedoman PZ

4. KETENTUAN PRASARANA MINIMUMKetentuan prasarana minimum adalah ketentuan mengenai prasarana yang harus disediakan terkait kegiatan yang telah ditetapkan pada zonasi tertentu.Prasarana yang diatur dalam peraturan zonasi, dapat berupa:a. prasarana parkir, b. bongkar muat, c. dimensi jaringan jalan dan kelengkapan jalan,

sertad. kelengkapan prasarana lainnya yang dianggap

perlu yang mendukung berfungsinya zona secara optimal.

5. Ketentuan Teknis Zonasi(… lanjutan)

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 33: Sosialisasi Pedoman PZ

5. Ketentuan Teknis Zonasi(… lanjutan)

5. KETENTUAN TAMBAHANKetentuan tambahan adalah ketentuan lain yang dapat ditambahkan pada suatu zonasi dan belum terakomodasi dalam aturan dasar.

6. KETENTUAN KHUSUSKetentuan khusus adalah ketentuan yang mengatur pemanfaatan zona yang memiliki fungsi khusus dan diberlakukan ketentuan khusus sesuai dengan karateristik zona dan kegiatannya.Komponen ketentuan khusus, berupa:a. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan

(KKOP) b. Kawasan cagar budaya/adat c. Kawasan rawan bencana d. Kawasan militere. Kawasan pusat penelitianf. Kawasan pengembangan nuklirg. Kawasan PLTA/PLTU/gardu induk listrikh. Kawasan sumber air bakui. Kawasan BTS

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 34: Sosialisasi Pedoman PZ

6. PENENTUAN STANDAR TEKNIS

STANDAR TEKNIS adalah aturan-aturan teknis pembangunan yang ditetapkan berdasarkan peraturan/standar/ketentuan teknis yang berlaku yang berisi panduan yang terukur dan ukuran yang sesuai denga kebutuhan.Standar teknis dirumuskan berdasarkan :1. Standar Nasional Indonesia (SNI) atau ketentuan

– ketentuan lain yang bersifat sektoral dan lokal. 2. Penelitian untuk aspek yang belum diatur dalam

standar.

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 35: Sosialisasi Pedoman PZ

7. TEKNIK

PENGATURAN ZONASI

TEKNIK PENGATURAN ZONASI adalah berbagai varian dari zonasi konvensional yang dikembangkan untuk memberikan keluwesan penerapan aturan zonasi.

Teknik pengaturan zonasi berfungsi;

a. Memberikan keluwesan pada penerapan peraturan dasar yang disesuaikan dengan karakteristik, tujuan pengembangan dan permasalahan yang dihadapi pada zona tertentu; dan

b. Memberikan pilihan penanganan zona pada lokasi tertentu sesuai dengan karakteristik dan tujuan pengembangan zona.

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 36: Sosialisasi Pedoman PZ

8. KETENTUAN

PELAKSANAAN

Ketentuan teknis peraturan zonasi dilengkapi dengan ketentuan pelaksanaannya. KETENTUAN PELAKSANAAN peraturan zonasi terdiri dari:1. Ketentuan variansi pemanfaatan ruang yang

berkaitan dengan keluwesan/kelonggaran aturan 2. Ketentuan insenstif/disinsentif 3. Ketentuan untuk penggunaan lahan yang tidak

sesuai karena dibelakukannya peraturan zonasi.

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 37: Sosialisasi Pedoman PZ

8. KETENTUAN

PELAKSANAAN(… lanjutan)

MUATAN PERATURAN ZONASI

PERATURAN ZONASI

Ketentuan diberlakukan

secara langsung

Sudah Terbangun?

Akan direhabilitasi/pembangunan kembali

oleh pemilik?

Ketentuan diberlakukan

Pemberian tenggang waktu untuk menyesuaikan dengan ketentuan yang

ditetapkan (mis. 5 tahun)Do Nothing

Sudah mengikuti

ketentuan?

Berhenti

Penertiban

Pengenaan denda progresif/

disinsentif

Pembongkaran

T

Y

Y

Y

T

T

Pencabutan ijin

Sesuai Ketentuan ?

Berhenti Y

T

PROSES PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI

Page 38: Sosialisasi Pedoman PZ

1. KETENTUAN VARIANSI PEMANFAATAN RUANGKetentuan variansi pemanfaatan ruang adalah ketentuan yang mengatur kelonggaran/keluwesan yang diberikan untuk tidak mengikuti aturan zonasi yang ditetapkan pada suatu persil tanpa perubahan berarti (signifikan) dari peraturan zonasi yang ditetapkan.Ketentuan variansi pemanfaatan ruang, dirumuskan dengan kriteria:a. Keluwesan yang diberikan tetap tidak

bertentangan dengan aturan dasar yang berlaku

b. Keluwesan diberikan apabila aturan dasar zonasi tidak dapat diterapkan pada suatu persil

c. Kelonggaran diberikan tidak mengubah secara signifikan karakteristik pemanfaatan yang ditetapkan dalam peraturan zonasi

8. KETENTUAN

PELAKSANAAN(… lanjutan)

Komponen ketentuan variansi pemanfaatan ruang terdiri dari:a. Penilaian dampak penyimpanganb. Pertimbangan penanganan penyimpangan

persilc. Prosedur pemberian ijin perubahan

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 39: Sosialisasi Pedoman PZ

2. KETENTUAN INSENTIF/DISINSENTIFKetentuan insentif adalah ketentuan yang memberikan insentif bagi pembangunan yang sejalan dengan tata ruang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Sedangkan ketentuan disinsentif adalah ketentuan yang memberikan disinsentif bagi pembangunan yang menyimpang atau yang memberikan dampak negatif bagi masyarakat.Komponen ketentuan insentif/disinsentif

mencakup:a. Perangkat/mekanismenya (regulasi, keuangan,

kepemilikan)b. Obyek pengenaannya (guna lahan, pelayanan

umum. prasarana)c. Prosedur penerapan insentif/disinsentif

8. KETENTUAN

PELAKSANAAN(… lanjutan)

Alternatif bentuk insentif antara lain: kemudahan izin, penghargaan, keringanan pajak, kompensasi, imbalan, pola pengelolaan, subsidi prasarana, bonus/insentif, pengalihan hak membangun, dan ketentuan teknis lainnya. Alternatif bentuk disinsentif antara lain perpanjang prosedur, perketat/tambah syarat, pajak tinggi, retribusi tinggi, denda, pembatasan prasarana, dan lain-lain.

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 40: Sosialisasi Pedoman PZ

a. Hanya pemerintah daerah yang berhak memberikan insentif dan disinsentif

b. Pemerintah daerah menetapkan kegiatan/pemanfaatan ruang yang akan diberikan insentif atau disinsetif pada suatu kawasan/wilayah tertentu, sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan dan berdasarkan kriteria pengenaan insentif dan disinsentif yang ditetapkan.

c. Pemerintah daerah menetapkan jenis insentif dan disinsentif pada jenis kegiatan/pemanfaatan ruang pada kawasan/wilayah tersebut di atas.

d. Pemerintah memberlakukan/menerapkan insentif dan disinsentif tersebut pada saat permohonan pembangunan diajukan, baik oleh perorangan, kelompok masyarakat, maupun badan hukum.

8. KETENTUAN

PELAKSANAAN(… lanjutan)

MUATAN PERATURAN ZONASI

PROSEDUR PENERAPAN INSENTIF/DISINSENTIF

Page 41: Sosialisasi Pedoman PZ

3. KETENTUAN PENGGUNAAN LAHAN YANGTIDAK SESUAI DENGAN

PERATURAN ZONASIKetentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai adalah ketentuan yang mengatur penggunaan lahan yang berbeda dari peraturan yang ditetapkan dalam peraturan zonasi dan peta zonasi, dimana penggunaan lahan tersebut sudah ada sebelum ketetapan diberlakukan.Ketentuan ini dirumuskan dengan kriteria:a. Mempertimbangkan kondisi nyata di lapangan

dan arah kebijakan penataan ruang dalam dokumen rencana tata ruang

b. Tidak mengurangi hak masyarakatc. Tetap memperhatikan partisipasi masyarakat di

dalam proses penerapan ketentuan

8. KETENTUAN

PELAKSANAAN(… lanjutan)

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 42: Sosialisasi Pedoman PZ

8. KETENTUAN

PELAKSANAAN(… lanjutan)

Ketentuan yang dapat diberlakukan untuk penggunaan lahan yang tidak sesuai akibat diberlakukannya peraturan zonasi antara lain:

a. Apabila penggunaan lahan yang tidak sesuai tersebut terbukti memiliki izin yang sah:

i. Diperbolehkan untuk tidak sesuai dengan ketentuan penggunaan lahan yang ditetapkan (sejak peraturan zonasi diberlakukan), sebelum harus mengikuti peraturan zonasi yang ditetapkan dengan dibatasi perkembangan dan pembangunan penggunaan lahan selama jangka waktu peralihan sampai kemudian mengikuti ketetapan yang ada

ii. Ditarik ijinnya dengan memberikan ganti rugi sesuai peraturan perundangan yang berlaku

b. Apabila penggunaan lahan yang tidak sesuai tersebut tidak memiliki izin yang sah, maka penggunaan lahan yang tidak sesuai tersebut harus menyesuaikan dengan peraturan zonasi yang telah ditetapkan

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 43: Sosialisasi Pedoman PZ

8. KETENTUAN

PELAKSANAAN(… lanjutan)

Komponen ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi, terdiri atas:

a. Ketentuan terkait penyimpangan penggunaan lahan

b. Ketentuan terkait penyimpangan intensitas pemanfaatan lahan

c. Ketentuan terkait penyimpangan ketentuan tata massa bangunan

d. Ketentuan terkait penyimpangan ketentuan prasarana minimum

e. Ketentuan terkait penyimpangan lainnya yang masih ditoleransi tanpa menyebabkan perubahan keseluruhan blok/subblok peruntukan

f. Ketentuan terkait pertimbangan penanganan penyimpangan

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 44: Sosialisasi Pedoman PZ

9. KETENTUAN DAMPAK

PEMBANGUNAN

DAMPAK PEMBANGUNAN adalah perbedaan antara kondisi lingkungan yang diperkirakan akan ada sebelum adanya pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah adanya pembangunan.Ketentuan dampak pembangunan dirumuskan dengan kriteria:1. Dampak ekonomi

a. Analisis biaya dampak pembangunanb. Analisis peningkatan kesempatan kerjac. Analisispersaingan kegiatan

2. Dampak Sosial a. Tingkat pemanfaatan air tanah dan

menggunakan analisis infiltrasi air tanahb. Dampak akibat buanganc. Penyimpangan pengaturan pencahayaan

kawasan sekitar, pertimbangan keselamatan penerbangan, pertimbangan keselamatan dari bahaya kebakaran

d. Analisis dukungan listrik PLN dan analisis dukungan penyediaan air bersih

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 45: Sosialisasi Pedoman PZ

9. KETENTUAN DAMPAK

PEMBANGUNAN(… lanjutan)

e. Analisis dampak lalulintas, analisis dampak terhadap penyediaan parkir, analisis dampak terhadap keamanan pengguna lalu lintas

3. Dampak Lingkungan yaitu dampak terhadap kegiatan sekitar melalui analisis dampak lingkungan

Komponen ketentuan dampak pembangunan terdiri atas:

1. Obyek perkiraan dampak ekonomi, sosial, lingkungan dan lalu lintas

2. Biaya pengenaan dampak

3. Prosedur penilaian, penanganan dan pengenaan biaya dampak

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 46: Sosialisasi Pedoman PZ

Proses penilaian/penetapan dampak pembangunan mempertimbangkan:a. Rencana kegiatan yang tergolong berdampak

besar dan penting diatur dengan Peraturan Walikota/Bupati atau berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting serta peraturan perundangan lainnya yang berlaku.

b. Fakta empiris bahwa kegiatan tersebut menimbulkan dampak merugikan dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan.

Dilakukan perhitungan untuk penilaian dampak pembangunan, dengan didasarkan pada:a. Perhitungan biaya dan manfaat dari suatu

pembangunan atau pemanfaatan ruang. b. Kriteria dampak yang terkait dan yang telah

ditetapkan

MUATAN PERATURAN ZONASI

9. KETENTUAN DAMPAK

PEMBANGUNAN(… lanjutan)

Page 47: Sosialisasi Pedoman PZ

10.KETENTUAN

KELEMBAGAAN

KETENTUAN KELEMBAGAAN adalah ketentuan lembaga serta badan yang terlibat dalam penyelenggaraan peraturan zonasi.Kelembagaan berfungsi:

1. Mengatur tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan peraturan zonasi di kabupaten/kota

2. Menentukan lembaga/badan yang terkait dalam peyelenggaraan peraturan zonasi.

Kelembagaan dirumuskan dengan kriteria:

1. Prosedur penyelenggaraan peraturan zonasi yang berlaku

2. Tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) setiap lembaga terkait di kabupaten/kota.

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 48: Sosialisasi Pedoman PZ

11. PERUBAHAN PERATURAN

ZONASI

PERUBAHAN PERATURAN ZONASI merupakan tambahan dan/atau perubahan peraturan zonasi yang dimungkinkan.

Tujuan dari perubahan peraturan zonasi untuk mengakomodasi dinamika perkembangan dikarenakan peraturan zonasi yang ada sudah tidak dapat lagi mengakomodasi dinamika perkembangan tersebut

Perubahan peraturan zonasi dirumuskan dengan kriteria:1. Mengutamakan kepentingan publik yang lebih

luas2. Mencerminkan pertumbuhan ekonomi dan

merupakan antisipasi pertumbuhan kegiatan ekonomi yang cepat

3. Tidak mengurangi kualitas lingkungan, tidak mengganggu ketertiban dan keamanan, tidak menimbulkan dampak yang mempengaruhi derajat kesehatan

4. Cukup beralasan, karena:a. Terdapat kesalahan peta dan informasib. Peraturan yang dibuat berpotensi

menimbulkan kerugian skala besarc. Peraturan menyebabkan kerugian pada

masyarakatd. Memberikan manfaat yang besar bagi

masyarakat

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 49: Sosialisasi Pedoman PZ

11. PERUBAHAN PERATURAN

ZONASI(… lanjutan)

Komponen Perubahan peraturan zonasi, terdiri atas:

1. Syarat Perubahan

2. Obyek Perubahan

3. Prakarsa Perubahan

4. Prosedur Perubahan

MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 50: Sosialisasi Pedoman PZ

● Muatan Peraturan Zonasi● Lingkup Wilayah● Format Penyajian● Masa Berlaku● Jangka Waktu Penyusunan

B.KETENTUAN TEKNIS MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 51: Sosialisasi Pedoman PZ

LINGKUP WILAYAH

Peraturan zonasi dapat disusun untuk seluruh wilayah kabupaten/kota atau bagian wilayah kota sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya.

Page 52: Sosialisasi Pedoman PZ

● Muatan Peraturan Zonasi● Lingkup Wilayah● Format Penyajian● Masa Berlaku● Jangka Waktu Penyusunan

B.KETENTUAN TEKNIS MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 53: Sosialisasi Pedoman PZ

FORMAT PENYAJIAN

Format penyajian peraturan zonasi disajikan dalam bentuk dokumen dan peta, yang terdiri dari:

1. Materi peraturan zonasi

a. Buku peraturan zonasi yang disajikan dalam format A4

b. Peta zonasi merupakan peta yang menggambarkan pengaturan pemanfaatan ruang, minimal mencakup peta blok berisi ketentuan teknis zona. Peta zonasi disajikan dalam format A1 dengan skala peta minimal 1:5.000

2. Naskah Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) peraturan zonasi

a. Raperda, merupakan rumusan pasal per pasal dari buku peraturan zonasi sebagaimana dimaksud angka 1) di atas dan disajikan dalam format A4

b. Lampiran yang terdiri atas dokumen peta zonasi.

Page 54: Sosialisasi Pedoman PZ

CONTOH PETA RDTR YANG MENJADI DASAR PETA ZONASI

Page 55: Sosialisasi Pedoman PZ

CONTOH BAGIAN KAWASAN DI DALAM RDTR YANG AKAN DISUSUN PERATURAN ZONASINYA

Page 56: Sosialisasi Pedoman PZ

CONTOH ILUSTRASI PETA ZONASI

Page 57: Sosialisasi Pedoman PZ

● Muatan Peraturan Zonasi● Lingkup Wilayah● Format Penyajian● Masa Berlaku● Jangka Waktu Penyusunan

B.KETENTUAN TEKNIS MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 58: Sosialisasi Pedoman PZ

MASA BERLAKU

Masa berlaku peraturan zonasi tidak dibatasi waktu.

Amandemen dapat dilakukan apabila:

1. Terjadi perubahan dalam RTRW dan/atau RDTR Kabupaten/Kota. Peninjauan peraturan zonasi dilakukan dengan tetap mempertimbangkan karakter dasar zona

2. Terjadi perubahan lingkungan strategis seperti bencana alam skala besar dan pemekaran wilayah. Peninjauan kembali ini harus tetap memperhatikan RTRW dan/atau RDTR Kabupaten/Kota

Page 59: Sosialisasi Pedoman PZ

● Muatan Peraturan Zonasi● Lingkup Wilayah● Format Penyajian● Masa Berlaku● Jangka Waktu Penyusunan

B.KETENTUAN TEKNIS MUATAN PERATURAN ZONASI

Page 60: Sosialisasi Pedoman PZ

JANGKA WAKTU PENYUSUNAN

Peraturan zonasi disusun selama jangka waktu maksimal12 bulan untuk proses teknis penyusunan peraturan zonasi, yang meliputi kegiatan pra persiapan, persiapan, pengumpulan data/informasi, pengolahan data dan analisis data dan perumusan rancangan peraturan zonasi.

Page 61: Sosialisasi Pedoman PZ

● Proses Penyusunan Peraturan Zonasi

● Prosedur Penyusunan Peraturan Zonasi

● Proses dan Prosedur Penetapan Peraturan Zonasi

C.PROSES & PROSEDUR PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

Page 62: Sosialisasi Pedoman PZ

PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

Proses penyusunan peraturan zonasi, terdiri atas:

1. Pra Persiapan

2. Persiapan

3. Pengumpulan Data/Informasi

4. Analisis dan Perumusan Ketentuan Teknis

5. Penyusunan Raperda tentang Peraturan Zonasi

Page 63: Sosialisasi Pedoman PZ

PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

1.PRA PERSIAPAN

Kegiatan dalam tahap pra persiapan yang dilakukan Pemda, meliputi:1. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)2. Penganggaran kegiatan penyusunan peraturan

zonasi3. Penetapan Tim Penyusun4. Persyaratan dokumen tender, terutama

penetapan tenaga ahli sebagai berikut : Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, Ahli Arsitek , Ahli Sipil , Ahli Lingkungan, Ahli Hukum, Ahli Sosial, dan Ahli dengan keahlian khusus lainnya yang sesuai dengan karateristik kawasan.

Kegiatan dalam tahap pra persiapan yang dilakukan tim teknis, meliputi:1. Penyusunan usulan teknis2. Penyusunan anggaran biaya3. Metodologi4. Penyusunan rencana kerja5. Persiapan tim pelaksana sesuai dengan

persyaratan tender

Page 64: Sosialisasi Pedoman PZ

PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

2. PERSIAPAN

1. Persiapan awal pelaksanaan, mencakup pemahaman Kerangka Acuan Kerja (KAK)

2. Kajian awal data sekunder, mencakup peninjauan kembalia. RTRW kabupaten/kotab. RDTR (apabila ada)c. RTBL (apabila ada)

3. Persiapan teknis pelaksanaan, yang meliputi:1. Penyimpulan data awal2. Penyiapan metodologi pendekatan

pelaksanaan pekerjaan3. Penyiapan rencana kerja rinci4. Penyiapan perangkat survei (checklist data

yang dibutuhkan, panduan wawancara, kuesioner, panduan observasi, dokumentasi, dsb.) dan mobilisasi peralatan serta personil yang dibutuhkan.

4. Pemberitaan kepada publik perihal akan dilakukan penyusunan peraturan zonasi

Page 65: Sosialisasi Pedoman PZ

PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

3.PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI

Pengumpulan data primer meliputi :1. Wawancara atau temu wicara terhadap

masyarakat2. Peninjauan ke lapangan untuk pengenalan

kondisi fisik wilayah kabupaten/kota secara langsung

Data sekunder yang harus dikumpulkan untuk penyusunan peraturan zonasi sekurang-kurangnya meliputi :1. Peta-peta rencana kawasan dari

RTRW/RDTR/RTBL2. Data dan informasi, meliputi:

a. Jenis penggunaan lahan yang adab. Jenis dan intensitas kegiatan yang adac. Identifikasi masalah untuk setiap kegiatan dan

kondisi fisik d. Kajian dampak terhadap kegiatan yang

ada/akan adae. Standar teknis dan administratif f. Peraturan Pemerintah dan pemerintah daerah

yang sudah diterbitkan mengenai pemanfaatan lahan

g. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penggunaan lahan yang ada di kabupaten/kota

Page 66: Sosialisasi Pedoman PZ

PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

4.ANALISIS DAN

PERUMUSANKETENTUAN TEKNIS

Kegiatan analisis dan perumusan ketentuan teknis:1. Tujuan peraturan zonasi 2. Klasifikasi zonasi 3. Daftar kegiatan4. Delineasi blok peruntukan5. Ketentuan teknis zonasi, meliputi:

a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahanb. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruangc. Ketentuan tata massa bangunan d. Ketentuan prasarana minimum e. Ketentuan tambahanf. Ketentuan khusus

6. Standar teknis7. Teknik pengaturan zonasi8. Ketentuan Pelaksanaan9. Ketentuan dampak pemanfaatan ruang 10. Ketentuan Kelembagaan11. Perubahan Peraturan Zonasi

Page 67: Sosialisasi Pedoman PZ

PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

5.PENYUSUNANRAPERDATENTANG PERATURAN ZONASI

Kegiatan penyusunan naskah Raperda tentang peraturan zonasi merupakan proses penuangan materi teknis peraturan zonasi ke dalam bentuk pasal-pasal dengan mengikuti kaidah penyusunan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 68: Sosialisasi Pedoman PZ

TahapPra Persiapan

TahapPersiapan

TahapPengumpulan Data/Informasi

TahapAnalisa & Perumusan

Ketentuan TeknisPenyusunan

RaperdaPembahasan dan

Penetapan Raperda

PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PENETAPAN

Keterlibatan masyarakat dalam menerima informasi

Peran Masyarakat 1. Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan wilayah kabupaten/kota;

2. Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan, baik itu pelaksanaan maupun pengendaliannya;3. Bantuan untuk merumuskan klasifikasi penggunaan lahan yang akan atau telah dikembangkan di wilayah kabupaten/kota yang

bersangkutan;4. Bantuan untuk merumuskan zonasi pembagian wilayah kabupaten/kota, misalnya mengusulkan pembatasan lingkungan

peruntukan;5. Bantuan untuk merumuskan pengaturan tambahan, yang berhubungan dengan pemanfaatan terbatas dan pemanfaatan bersyarat;6. Pengajuan keberatan terhadap peraturan-peraturan yang akan dirumuskan (rancangan);7. Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan dan atau bantuan tenaga ahli;8. Ketentuan lain yang sesuai dengan kebijakan pemerintah kabupaten/kota.

• Penyusunan KAK

• Metodologi yang digunakan

• Penganggaran kegiatan peraturan zonasi

Persiapan awal• Pemahaman KAK• Penyiapan RAB

a. Kajian awal data sekunder:

• Review RTRW• Review RDTR• Review RTBL• Review studi/

peraturan terkait

b. Persiapan teknis:

• Penyimpulan data awal

• Penyiapan metodologi

• Penyiapan rencana kerja rinci

• Penyiapan perangkat survei

Data primer:• Wawancara

menjaring aspirasi masyarakat

• Peninjauan lapangan

Data sekunder:• Peta rencana

kawasan (RTRW/RDTR/RTBL)

• Jenis penggunaan lahan dan bangunan

• Jenis kegiatan• Standar teknis dan

administratif• Peraturan2 terkait

pemanfaatan lahan dan bangunan , dan prasarana lingkungan

• Peraturan perundang-undangan lainnya.

a. Tujuan peraturan zonasib. Klasifikasi zonac. Daftar kegiatand. Deliniasi blok

peruntukane. Ketentuan teknis zonasi

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan

Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang

Ketentuan tata massa bangunan

Ketentuan prasarana minimum

Ketentuan tambahan Ketentuan khusus

f. Standar teknisg. Teknik pengaturan

zonasih. Ketentuan pelaksanaani. Ketentuan dampak

pembangunanj. Ketentuan kelembagaank. Perubahan peraturan

zonasi

Penyusunan rancangan Perda tentang peraturan zonasi mengikuti kaidan penyusunan peraturan perundangan yang berlaku

a. Pembahasan Raperda

b. Penetapan peraturan zonasi

PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

Page 69: Sosialisasi Pedoman PZ

● Proses Penyusunan Peraturan Zonasi

● Prosedur Penyusunan Peraturan Zonasi

● Proses dan Prosedur Penetapan Peraturan Zonasi

C.PROSES & PROSEDUR PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

Page 70: Sosialisasi Pedoman PZ

PROSEDUR PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

Prosedur penyusunan peraturan zonasi merupakan pentahapan yang harus dilalui dalam proses penyusunan peraturan zonasi sampai dengan proses legalisasi peraturan zonasi yang melibatkan instansi terkait pemerintah daerah kabupaten/kota, dewan perwakilan rakyat daerah, dan masyarakat.Prosedur penyusunan peraturan zonasi kota, meliputi:1. Pembentukan tim penyusun peraturan zonasi

yang beranggotakan unsur-unsur dari instansi penyusun peraturan zonasi kabupaten/kota, instansi pemberi izin terkait pemanfaatan ruang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD), dan Komisi Pembuat Rekomendasi

2. Pelaksanaan penyusunan peraturan zonasi3. Pelibatan peran mayarakat di tingkat

kabupaten/kota dalam penyusunan peraturan zonasi meliputi hak, kewajiban dan perannya

Page 71: Sosialisasi Pedoman PZ

● Proses Penyusunan Peraturan Zonasi

● Prosedur Penyusunan Peraturan Zonasi

● Proses dan Prosedur Penetapan Peraturan Zonasi

C.PROSES & PROSEDUR PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

Page 72: Sosialisasi Pedoman PZ

PROSES DAN PROSEDUR PENETAPAN PERATURAN ZONASI

Proses dan prosedur penetapan peraturan zonasi merupakan tindak lanjut dari proses dan prosedur penyusunan peraturan zonasi.

Proses dan prosedur penetapannya diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Secara garis besar proses dan prosedur penetapan peraturan zonasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Disesuaikan dengan tingkatan rencana tata ruang

2. Peraturan zonasi yang telah ditetapkan merupakan dokumen peraturan perundangan yang mengikat secara hukum bagi masyarakat dan menjadi acuan bagi pembangunan

3. Untuk mengoperasionalisasikan peraturan zonasi, perlu adanya suatu penetapan dalam bentuk Peraturan Daerah

4. Dalam hal terjadi perubahan bentuk lingkungan sebagai akibat dari dinamika perkembangan wilayah yang cukup tinggi, maka substansi perubahan dilakukan melalui amandemen

Page 73: Sosialisasi Pedoman PZ

TERIMA KASIH

Tata Ruang