Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

20

Transcript of Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Page 1: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Page 2: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

• DIDI JUHDI SUTISNA

• TITIN AGUSTINA

• WULAN RAHMAWATI

• VINA AUDINA

Page 3: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Page 4: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Proses membimbing individu ke dalam dunia sosial

Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu

tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya,

agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan

dalam berbagai kelompok khusus. Sosialisasi dapat

dianggap sama dengan pendidikan.

Proses sosialisasi berlangsung dalam interaksi individu

dengan lingkungan.

Page 5: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Sosialisasi terjadi melalui “conditioning” olehlingkungan yang menyebabkan individu mempelajaripola kebudayaan yang fundamental seperti berbahasa,cara berjalan, duduk, makan, apa yang di makan,berkelakuan sopan, mengembangkan sikap yangdianut dalam masyarakat seperti sikap terhadapagama, seks, orang yang lebih tua, pekerjaan, rekreasidan segala sesuatu yang perlu bagi warga masyarakatyang baik.

Sosialisasi tercapai melalui komunikasi dengananggota masyarakat lainnya.

Page 6: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

1. Kesulitan komunikasi

2. Pola kelakuan yang berbeda-beda atau yang bertentangan

Kesulitan lain dalam proses

sosialisasi ialah perubahan-

perubahan yang terjadi dalam

masyarakat sebagai akibat

modernisasi, industrialisasi, dan

urbanisasi

Page 7: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah

ia masuk ke sekolah.

Sekolah merupakan lembaga tempat anak terutama diberipendidikan inetelektual, yakni mempersiapkan anak untuksekolah yang lebih lanjut. Selain aspek intelektual, aspek lainseperti pendidikan moral melalui pendidikan agama dan moralPancasila juga diperhatikan, namun dapat kita katakan bahwapendidikan sosial masih belum mendapat tempat yangmenonjol.

Untuk mengetahui hingga manakah pendidikan sosial di

sekolah dilakukan, kita perlu mempelajari hal-hal berikut:

1) Nilai-nilai yang dianut sekolah.

2) Corak kepemimpinan, apakah otokratis atau demokratis.

3) Hubungan antar-murid, apakah misalnya terutama

dipengaruhi oleh suasana persaingan atau kerja sama.

Page 8: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Pada umumnya nilai-nilai yang dianut di sekolah

sejalan dengan yang berlaku dalam masyarakat

sekitarnya. Ada pula norma-norma yang dianut oleh

masyarakat tempat sekolah itu berada yang perlu

diperhatikan oleh sekolah. Norma-norma yang

diajarkan di sekolah tidak boleh bertentangan

dengan adat istiadat masyarakat sekitar. Antara

sekolah dan masyarakat harus ada hubungan dan

kesesuaian mengenai norma-norma dan nilai-nilai.

Nilai-nilai di sekolah juga ditentukan oleh guru-guru. Norma-

norma kelakuan yang diajarkan oleh guru tak dapat tiada

menurut apa yang dianggapnya baik.

Page 9: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Iklim sosial

• Iklim demokratis

Dalam iklim demokratis anak-anak mendapat lebih

banyak kebebasan untuk berkelakuan menurut

kepribadian masing-masing.

• Iklim Otokratis

Kelakuan anak dikontrol ketat oleh guru.

Page 10: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

• Dalam iklim otokratis lebih banyak dikeluarkan kecaman tajam yang

bersifat pribadi,sedangkan dalam iklim demokratis terdapat suasana

kerja sama, pujian terhadap sesama teman, saran-saran konstruktif dan

kesediaan menerima buah pikiran orang lain.

• Dalam iklim otokratis lebih ditonjolkan diri sendiri, soal “aku”,

sedangkan dalam suasana demokratis terasa ke- “kita”-an.

• Dalam suasana otokratis, adanya pimpinan yang kuat menghalangi

orang lain untuk memegang pimpinan, sedangkan dalam iklim

demokratis beda status sosial pimpinan dan yang dipimpin kecil

sekali, sehingga pada suatu saat setiap orang mudah memegang

kepemimpinan dalam hal ia memiliki kelebihan.

Pengaruh iklim otokratis atau demokratis

terhadap anak menurut Kurt Lewin dan Ronald

Lippitt

Page 11: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

• Individualisme dapat berkembang dalam iklim

demokrasi, sedangkan perkembangannya teretekan

dalam suasana otokratis karena setiap murid

mempunyai status yang rendah tanpa dapat

mengembangkan individualitasnya.

• Dalam iklim otokratis tindakan kelompok bukan tertuju

kepada pemimpin melainkan terhadap salah seorang

murid sebab murid mudah dijadikan kambing hitam;

secara potensial setiap murid dapat menjadi saingan

atau lawan murid lainnya

Lanjutan pengaruh iklim >>>

Page 12: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Dalam banyak hal murid harus bersaing dengan murid-

murid lain. Persaingan itu paling menonjol dalam hal

angka-angka. Angka-angka sering ditentukan atau dasar

perbandingan jadi persaingan.

Dalam masyarakat sendiri persaingan senantiasa timbul

dalam usaha untuk meningkatkan mutu serta melebihi

lawan.

Kerjasama atau gotong-royong sangat dihargai dalam

masyarakat kita dan karena itu sudah selayaknya dipupuk

pula di sekolah. Dapat kita lihat bahwa kesempatan kerja

sama ini di sekolah kurang mendapat perhatian. Kerja

kelompok sebagai metode mengajar jarang dilakukan.

Page 13: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Dalam masyarakat tradisional orang tua menjadi teladanatau model bagi generasi muda. Sedangkan modeldalam masyaraskat kota sangat kompleks. Komunikasimassa melalui radio, TV, film, menyodorkanbermacam-macam tokoh yang menjadi idamanpemuda-pemudi

Dalam dunia yang kian kompleks ini anak harus

sanggup memainkan aneka-ragam peranan dalam

bermacam-macam segmen kehidupan. Untuk itu ia

memerlukan berbagai model kelakuan di luar orang

tua dan guru

Page 14: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Anak-anak diperkenalkan dengan model-model dari

berbagai segmen masyarakat di luar sekolah dan

mendapatkan interaksi sosial dengan kelompok-kelompok

lain. Mobilitas zaman modern, dari daerah pedesaan ke

perkotaan, dari daerah yang satu ke daerah lain, bahkan ke

negara-negara lain, menuntut perlunya murid-murid

memahami macam-macam kelakuan manusia. Kesempatan

berinteraksi sosial yang luas dan aneka-ragam jarang

diberikan oleh sekolah

Page 15: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Dapat kita katakan bahwa guru-guru menunjukanheterogenitas, dan mereka semuanya diharapkanmenjadi guru “baik” di mana pun mereka mengajardan dapat menjadi model atau teladan bagi anak-didiknya.

Adanya kecenderungan kedudukan guru makin banyakditempati oleh kaum wanita dapat timbul masalahtentang model khususnya bagi anak pria jika seluruhstaf guru terdiri atas wanita. Bila kelakuan guruberbeda sekali dengan cita-cita murid maka ia akanmencari model yang lain di luar sekolah.

Page 16: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Sosialisasi murid di sekolah dipengaruhi oleh:

1. Iklim sosial di sekolah

2. Adanya model bagi murid

3. Peranan murid seperti yang diharapkan.

Peranan anak yang diharapkan

Peranan yang diharapkan dari murid dapat dilihat dari tiga segi, yakni menurut harapan guru, orang tua

dan murid-murid lainnya.

Page 17: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Guru-guru pada umumnya mengharapkan agar murid-murid mempelajari yang diajarkan dan ditugaskan.Tiap murid harus menguasai keterampilan membaca,menulis, dan berhitung serta bidang studi lainnya.

Guru yang baik adalah guru yang dapat memeliharadisiplin dalam kelasnya. Bagi guru pelanggaran disiplinkelas dan sekolah dianggap serius. Disiplin yang ketat,melarang anak-anak bicara atau kerja sama dalampelajaran sebenarnya menghalangi sosialisasi anak danperkembangan pribadinya.

Page 18: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

• Orang tua mengirimkan anaknya ke sekolah agar menjadi

“pandai” artinya menguasai apa yang diajarkan di sekolah.

• Mengharapkan agar anaknya mematuhi perintah gurunya serta

berkelakuan baik.

• Mengharapkan pula agar anaknya mendapat raport yang baik agar

dapat melanjutkan pelajarannya ke sekolah yang lebih tinggi.

Harapan atau aspirasi orang tua tentang anaknya juga bergantung pada

tingkat sosial orang tua.

Orang tua mengutamakan prestasi akademis dan perkembangan intelektual,

karena itu mereka tidak terlampau mementingkan perkembangan pribadi dan

sosialisasi anak. Bahkan mereka melihat bahaya dan kerugian bila anaknya

terlampau banyak berteman karena menyimpangkan perhatian anak dari

pelajaran sekolah.

Page 19: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah

Di sekolah anak-anak harus menyediakan diri dengan

teman-temannya. Harapan teman-teman faktor

utama dalam proses sosialisasi di sekolah. Anak

kelas rendah SD masih mengikuti norma-norma

yang ditentukan oleh guru dan orang tua. Tetapi

murid Sekolah Menengah lebih cenderung

mengikuti harapan teman-temannya daripada

orang tua. Apa yang diharapkan oleh teman-

temannya sering berbeda dengan harapan orang

tua.

Page 20: Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah