sosbud 6

download sosbud 6

of 26

description

sosbud

Transcript of sosbud 6

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasyarakat adalah kseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.Masyarakat perkotaan sering juga disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

Sedangkan masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat. Oleh karena itu, kami akan membahas mengenai ciri-ciri dan masalah pedesaan dan perkotaan. 1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengertian masyarakat ?2. Bagaimana pengertian masyarakat perkotaan?3. Bagaimana pengertian masyarakat pedesaan ?4. Bagaimana ciri-ciri masyarakat perkotaan dan pedesaan ?5. Bagaimana masalah masyarakat pedesaan dan perkotaan ?1.3 Tujuan

1. Mampu mengetahui dan menjelaskan bagaimanakah pengertian masyarakat.

2. Mampu mengetahui dan menjelaskan bagaimana pengertian masyarakat perkotaan.

3. Mampu mengetahui dan menjelaskan bagaimana pengertian masyarakat pedesaan.

4. Mampu mengetahui dan menjelaskan bagaimana ciri-ciri masyarakat perkotaan dan pedesaan.

5. Mampu mengetahui dan menjelaskan bagaimana masalah masyarakat pedesaan dan perkotaan.

BAB 2KONSEP TEORI

2.1 Pengertian MasyarakatMasyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama. Alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentuk kehidupan bersama itu sendiri terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, terbentuk apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya, antara lain masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, industri, dan lain sebagainya. Masyarakat ialah suatu kumpulan manusia yang berinteraksi dalam kawasan atau sepadan yang telah ditetapkan dan dibimbing oleh satu budaya yang di komsi bersama (Rahima Abd. Azis dan Mohammad Yusoff Ismail, 2000:7).Dalam bahasa Inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Istilah masyarakat disebut pula sistem sosial. Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat sebaiknya kita kemukakan beberapa definisi masyarakat sebagai berikut:a. Selo Soemardjan, Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

b. Menurut J.L. Gilin dan J.P. Gilin, Masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.

c. Max Weber menjelaskan pengertian masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.

d. Menurut sosiolog Emile Durkheim, masyarakat adalah suatu kenyataan objektifindividu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

e. Karl Marx berpendapat bahwa Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antarakelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

f. Masyarakat menurut M.J. Herskovits adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu

g. Koentjaraningrat (1994) menjabarkan definisi masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.h. Ralph Linton (1968), masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.

2.2 Pengertian Masyarakat PedesaanMasyarakat pedesaan menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.Sedang menurut Paul H. Landis desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.

b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan

c. Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanyaadat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.2.3 Pengertian Masyarakat PerkotaanSeperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.a. Wirth. Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

b. Max Weber. Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.

c. Dwigth Sanderson. Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.

2.4 Ciri-Ciri Masyarakat Pedesaan Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi Talcot Parsons menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :1. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.

2. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.

3. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)

4. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).

5. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

2.5 Ciri-Ciri Masyarakat PerkotaanTalcott Parsons mengemukaan mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai ciri-ciri :1. Netral Afektif. Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.2. Orientasi Diri. Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.3. Universalisme. Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme4. Prestasi. Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.5. Heterogenitas. Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :a) Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.

b) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).

c) Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.

d) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.

e) Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

f) Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

2.6 Perbedaan Antara Masyarakat Pedesaan dan PerkotaanDalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kotayang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan berlawanan pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin sebagai berikut:Masyarakat PedesaanMasyarakat Perkotaan

1. Perilaku homogen2. Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan3. Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status4. Isolasi sosial, sehingga static5. Banyak ritual dan nilai-nilai sakral6. Tidak individualisme, saling membaur dengan anggota masyarakat lainnya.1. Perilaku heterogen2. Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan3. Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi4. Mobilitas sosial, sehingga dinamik5. Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular 6. Individualisme

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto). Selanjutnya Pudjiwati menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan sebagainya.Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.Ciri ciri tersebut antara lain :1. Jumlah dan kepadatan penduduk2. Lingkungan hidup3. Mata pencaharian

4. Corak kehidupan social

5. Stratifiksi social

6. Mobilitas social

7. Pola interaksi social

8. Solidaritas social

9. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional2.7 Hubungan Antara Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat PerkotaanMasyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota.Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.Interface, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa seperti:1. Ekspansikota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam

2. Invasi kota, pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan

3. Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi

4. ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.

Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :a) Urbanisasi dan UrbanismeDengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.

b) Sebab-sebab Urbanisasi

1. Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)2. Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors), yaitu :a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,

b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.

c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.Hal hal yang termasuk pull factor antara lain :

a) Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilanb) Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.c) Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.d) Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.e) Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah

2.8 Masalah Masyarakat PedesaanMasyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. a. PendidikanKualitas Pendidikian di pedesaan menajadi masalah yang sangat penting. Karena kualitas pendidikan masih di bawah kualitas pendidikan di perkotaan. Ini karena sarana pendidikana yang kurang dan juga tenaga pengajar yang kurang juga menjadi sebab kurang bagusnya pendidikan di pedesaan. Dan ini juga menyebabkan kurang terserapnya Tenaga kerja masyarakat pedesaan untuk lapangn pekerjaan yang formal.Pada dasarnya, pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan bermanfaat serta menjadikan masyarakat pedesaan lebih terbuka dan akses terhadap pendidikan. Seiring perkembangan zaman, pengertian pendidikan pun mengalami perkembangan.Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli berbeda, tetapi secara esenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya.Umumnya masyarakat pedesaan kurang begitu sadar akan pentingnya pendidikan, Mereka lebih memilih mengajak anak-anak mereka berkebun atau bertani, ketimbang menyekolahkan mereka. Alhasil banyak dari masyarakat pedesaan yang buta tulis dan hitung. Oleh karena itu taraf hidup masyarakat pedesaan relative.

Salah satu kendala yang telah disadari oleh pemerintah dalam bidang pendidikan di tanah air adalah kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses terutama pendidikan. Hal ini yang menyebabkan kesadaran masyarakat di desa sangat kurang dan tidak antusias serta memahami akan pentingnya pendidikan.Selain itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu:

1) Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat rendah.2) Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya.3) Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya.4) Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak efisien.Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah.Manfaat pendidikan bagi masyarakat pedesaan sebagai instrumen pembebas, yakni membebaskan masyarakat pedesaan dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan penindasan. Selain itu, pendidikan yang baik seharusnya berfungsi pula sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat desa khususnya guna menghadapi masa depan. Pendidikan difokuskan melalui sekolah, pesantren, kursus-kursus yang didirikan di pedesaan yang masyarakatnya masih buta akan ilmu.Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesajahteraan hidup yang berkelanjutan.

b. Tingginya angka kemiskinanDalam upaya percepatan pembangunan di segala bidang masih terdapat beberapa kendala,antara lain masih tingginya angka penduduk miskin, walaupun selama empat tahunterakhir jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sekitar 19,51% dari jumlahpenduduk miskin tahun 2001 yaitu sebanyak 164.125 jiwa. Dari penurunan jumlahpenduduk miskin tersebut sampai pada tahun 2005 jumlah penduduk miskinmasih sebanyak 132.125 jiwa atau 24,28 %.

c. Rendahnya kualitas Sumber Daya ManusiaPeningkatan layanan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kompetensi anak didik. Output layanan pendidikan dengan pendekatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) masih menunjukkan kondisi yang jauh dari harapan. Indek Pembangunan Manusia komponen pendidikan tahun 2004 menunjukkan angka 6,18 tahun atau masih lebih rendah dari rata-rata IPM Jawa Timur dengan capai 6,55. Namun bila dibandingkandengan IPM tahun 2003 terdapat kenaikan 0,13.Demikian pula segi kesehatanmasih banyak yang perlu mendapatkan perhatian, khususnya angka kematian ibu dananak dan kesakitan malaria masih relatif tingginya.

d. EkonomiMasalah Ekonomi adalah salah satu Masalah Terbesar yang terjadi di pedesaan. Laju Ekonomi yang tergolong lambat karena lapangan kerja di sektor Formal yang sangat sulit. Banyak dari mereka yang hanya bekerja sebagai petani, nelayan ataupun sebagai peternak dan tidak sedikit pula dari mereka yang menganggur. Tentu ini juga menjadi masalah yang harus diperhatikan oleh pemerintah karena wilayah negara tersebut tidak hanya sebatas daerah Perkotaan. Tetapi juga ada daerah Pedesaan yang justru membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah.

e. Sarana dan Prasarana

Ini adalah Masalah yang paling utama di pedesaan . minimnya sarana dan prasaran sudah memunculkan banyak masalah besar lainya. Sarana dan prasarana seperti jalan yang memdai,sekolah, fasilitas kesehatan dan ada juga fasilitas listrik yang masih belum bisa diikmati masyarakat pedesaan.Namun dari semua kekurangan yang dimiliki pedesaan masih banyak sisi positif yang dimiliki masyarakat pedesaan, seperti hubungan kekeluargaan antar masyarakat, Masyarakat pedesan cenderung lebih taat kepada agama, Mereka juga masih memegang teguh adat istiadat yang ada di daerah mereka masing-masing, mereka juga lebih kreatif dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada di sekitar mereka dengan cara yang wajar dan Merek juga sangat ramah kepada pendatang yang berkunjug ke wilayah mereka.Di setiap wilayah yaitu Pedesaan dan Perkotaan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun dengan adanya persepsi dua wilayah, perkotaan dan pedesaan seharusnya bukan menjadi perbedaan prioritas pemerintah untuk menjalankan kewajibanya untuk membangun wilayah negara menjad lebih maju. Begitu juga seluruh masyarakat yang ada diwilayah itu. Mereka seharusnya tidah membeda-bedakan berasal darimanakah orang itu. Karena darimanapun orang tersebut mereka masih bagian dari wilayah tersebut

2.8 Masalah Masyarakat PerkotaanMasyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Adapun masalaha-masalah yang sering dihadapi masyarakat perkotaan antara lain :1. BanjirPenyebab banjir di DKI Jakarta, secara umum terjadi karena dua faktor utama yakni faktor alam dan faktor manusia. Penyebab banjir dari faktor alam antara lain karena lebih dari 40% kawasan di DKI Jakarta berada di bawah muka air laut pasang. Sehingga Jakarta Utara akan menjadi sangat rentan terhadap banjir saat ini. Berbagai faktor penyebab memburuknya kondisi banjir Jakarta saat itu ialah pertumbuhan permukiman yang tak terkendali disepanjang bantaran sungai, sedimentasi berat serta tidak berfungsinya kanal-kanal dan sistem drainase yang memadai. Kondisi ini diperparah oleh kecilnya kapasitas tampung sungai saat ini dibanding limpasan (debit) air yang masuk ke Jakarta. Kapasitas sungai dan saluran makro ini disebabkan karena konversi badan air untuk perumahan, sedimentasi dan pembuangan sampah secara sembarangan

2. UrbanisasiBerdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 1995, tingkat urbanisasi di Indonesia padatahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti bahwa 35,91 persen penduduk Indonesia tinggal didaerah perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari sekitar 22,4 persen pada tahun 1980 yanglalu. Sebaliknya proporsi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan menurun dari 77,6 persenpada tahun 1980 menjadi 64,09 persen pada tahun 1995.Meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan membawa dampak yang sangat besar kepadatingkat kenyamanan yang tinggi. Kota seperti Jakarta misalnya tidak dirancang untuk melayanimobilitas penduduk lebih dari 10 juta orang. Dengan jumlah penduduk lebih dari 8 jutapenduduk saat ini, ditambah dengan 4-6 juta penduduk yang melaju dari berbagai kota sekitarJakarta, menjadikan Jakarta sangatlah sesak.

3. KriminalitasKejahatan atau kriminalitas di kota-kota besar sudah menjadi permasalahan sosial yang membuat semua warga yang tinggal atau menetap menjadi resah, karena tingkat kriminalitas yang terus meningkat setiap tahunnya. Faktor penyebab Tingkat pengangguran yang tinggi, kurangnya lapangan pekerjaan membuat tingkat kriminal juga meningkat karena kurangnya lapangan pekerjaan dan kemiskinan yang dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir untuk melakukan tindakan kriminalitas.

4. Masalah Kemacetan

Masalah kemacetan ini adalah sebuah masalah besar yang dialami berbagai kota besar di dunia tidak hanya di Indonesia yaitu di Jakarta. Banyakanya jumlah kendaraan pribadi menjadi penyebab utama kemacetan di kota-kota besar. Selain itu juga faktor kurang tertibnya pengendara menambah parah kemacetan dan kurangnya minat masyarakat terhada transportasi umum yang telah disediakan yang menjadi masalah utama kurangnya minat masyarakat terhadap transportasi umum adalah kenyamanan. Banyak yang menganggap bahwa transportasi umum tidak aman dan juga tidak nyaman. Ini juga karena faktor pemerintah yang seolah cuek dengan masalah transportasi.

5. KemiskinanStatus kota yang dapat diartikan sebagai wilayah yang laju ekonominya sudah berkembang dengan cepat, namun bukan menjadi jaminan bahwa masyarakat yang tinggal disana adalah masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi rendah.Masalah ini bisa terjadi karena lapangan kerja yang terbatas sudah tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang tinggal disana.

6. EmosiEntah mengapa masyarakat kota terutama remajanya banyak dari mereka yang tempramental dan mudah di provokasi. Itu juga menyebabkan banyaknya kasus Tawuran antar pelajar ataupun kelompok masyarakat yang belakangan ini sangat sering terjadi dan sudah memakan banyak korban.

7. Kepadatan PendudukKepadatan penduduk juga menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi setiap pemimpin daerah tersebut. Kepadatan penduduk bisa disebabkan karena tingkat kelahiran yang tinggi dan juga. Arus Urbanisasi yang sangat tinggi. banyak dari masyarakat di desa yang menganggap bahwa dengan mereka pergi kekota mereka akan mendapatkan pekerjaan. Namun kenyataanya? mereka harus bersusah payah mencari uang hanya untuk makan dan kotapun semakin sesak. Permasalahan ini juga cukup sulit di selesaikan karena persepsi yang sudah melekat di masyarak di desa bahwa mencari kerja di kota mudah.

8. Gaya HidupMasyarakat perkotaan cenderung memiliki gaya hidup yang glamour dan menengah keatas. Ini bisa terjadi karena tuntuan hidup yang ada diperkotaan menuntut mereka bergaya hidup glamour. Tetapi tidak semua masyarakat kota yang memiliki penghasilan tinggi ini juga yang membuat tingkat kriminal di perkotaan tinggi karena kesenjangan sosial yang terlampau jauh.BAB 3KERANGKA TEORI

BAB 4PEMBAHASAN4.1 Pengertian MasyarakatMasyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama. Alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentuk kehidupan bersama itu sendiri terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, terbentuk apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya, antara lain masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, industri, dan lain sebagainya.

Masyarakat ialah suatu kumpulan manusia yang berinteraksi dalam kawasan atau sepadan yang telah ditetapkan dan dibimbing oleh satu budaya yang di komsi bersama (Rahima Abd. Azis dan Mohammad Yusoff Ismail, 2000:7).Menurut pendapat kami masyarakat adalah sekumpulan individu, keluarga yang bertempat tinggal dalam lingkungan bersama dan saling berinteraksi serta mengikuti kebudayaan yang sama. Masyarakat tidak dapat dipisahkan dari budaya dan setiap masyarakat mempunyai budaya tersendiri. 4.2 Pengertian Masyarakat Pedesaan

Masyarakat pedesaan menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

Menurut pendapat kelompok kami, masyarakat pedesaan adalah kesatuan dari seperangkat RT (Rukun Tetangga) dan RW (Rukun Warga) yang menempati dalam suatu wilayah yang sama, sehingga saling bersosialisasi dalam hubungan timbal balik antar warganya. Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanyaadat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.4.3 Pengertian Masyarakat PerkotaanKota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal. Dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan. Masyarakat Perkotaan adalah masyarakat yang tinggal di wilayah yang permukimannya padat, dan penduduknya cenderung bersikap individualisme serta mementingkan kepentingannya sendiri. Kebutuhan ekonomi masyarakat kota juga cenderung besar.

4.4 Ciri-Ciri Masyarakat PedesaanTalcot Parsons menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :a. Afektifitas. Ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih. Menurut pendapat kami ciri masyarakat afektifitas cenderung pada hakikat manusia yang berkasih sayang yang diwujudkan dengan berbagai tindakan seperti saling tolong menolong dan bersikap tidak individualisme.b. Orientasi kolektif. Sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan. Menurut pendapat kami ciri masyarakat ini cenderung mengharapkan kebersamaan dalam hubungannya dengan lingkungan sosial. Tetapi, jika hanya mementingkan keseragaman tanpa menginginkan perbedaan pendapat, maka masyarakat pedesaan tidak akan pernah tergerak untuk maju karena tidak ingin adanya sesuatu yang berbeda dari kebiasaan mereka.c. Partikularisme. Semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja. Menurut pendapat kelompok kami, ada masyarakat pedesaan yang menganggap perasaan kebersamaan hanya untuk kelompok tertentu saja, tetapi semangat kebersamaan di masyarakat pedesaan sangat tinggi. Sehingga perasaan kebersamaan sangat kuat.d. Askripsi Berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan. Menurut pendapat kelompok kami, ciri masyarakat pedesaan inilah yang membuat semakin tidak berkembangnya masyarakat desa karena mereka hanya ingin kebisaan-kebiasaan yang sering dilakukan menjadi paten untuk dilakukan. Kebisaan harus selalun dilakukan tanpa menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik.

e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar. Menurut pendapat kelompok kami, masyarakat desa yang seperti ini masih sangat kental dengan tradisi-tradisi lama mereka tanpa campur tangan pihak lain. Disini semua masih sangat murni. Bahkan bisa dikatakan pemikiran masyarakat pedesaan dengan ciri ini masih primitif dan tidak berpikir maju.

4.5 Ciri-Ciri Masyarakat PerkotaanTalcott Parsons mengemukaan mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai ciri-ciri :1. Netral AfektifMasyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya. Menurut pendapat kami, masyarakat kota dengan ciri-ciri seperti ini menandakan bahwa mereka sangat egois, tidak mementingkan perasaan orang lain. Dan apa yang menurut mereka benar dan rasional, maka mereka tidak akan mudah untuk berubah pendapatnya.2. Orientasi DiriManusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik. Menurut pendapat kelompok kami, ciri masyarakat perkotaan yang seperti ini cenderung bersikap mementingkan diri sendiri, tidak ingin membantu orang yang membutuhkan serta cenderung tidak mementingkan masalah yang dihadapi orang lain.

3. Universalisme

Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme. Disini masyarakat kota bertindak dan berpikir secara rasional dan tidak peduli dengan pemikiran dan tindakan yang tidak rasional.

4. PrestasiMutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya. Ciri masyaraat kota yang seperti inilah yang membuat masyarakat kota semakin maju karena semakin berprestasi, maka mereka akan semakin diakui.

5. HeterogenitasMasyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya. Masyarakat perkotaan tidak menginginkan sesuatu hal yang selau tampak sama, mereka lebih memperlihatkan heterogen yang bermacam-macam sifat, karakter dan keahlian penduduknya.

4.6 Hubungan Antara Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat PerkotaanHubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa seperti:Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Kemudian juga invasi kota, pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan. Bisa disebabkan juga karena penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa.

4.7 Masalah Masyarakat PedesaanMasyarakat pedesaan juga mempunyai permasalahan-permasalahan yang semaksimal mungkin ditangani karena akan berdampak pada kesejahteraan penduduk desa tersebut. Misalnya masalah pendidikan yang kualitas pendidikian di pedesaan menajadi masalah yang sangat penting. Karena kualitas pendidikan masih di bawah kualitas pendidikan di perkotaan. Ini karena sarana pendidikana yang kurang dan juga tenaga pengajar yang kurang juga menjadi sebab kurang bagusnya pendidikan di pedesaan. Dan ini juga menyebabkan kurang terserapnya Tenaga kerja masyarakat pedesaan untuk lapangn pekerjaan yang formal.Masalah lainnya juga terjadi diakibatkan karena tingginya angka kemiskinan dan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang menjadikan perekonomian masyarakat desa sangat jauh tertinggal dari masyarakat kota. Kurangnya sarana dan prasaranayang menimbulkan masalah besar lainya. Sarana dan prasarana seperti jalan yang memadai, sekolah, fasilitas kesehatan dan ada juga fasilitas listrik yang masih belum bisa diikmati masyarakat pedesaan.Namun dari semua kekurangan yang dimiliki pedesaan masih banyak sisi positif yang dimiliki masyarakat pedesaan seperti hubungan kekeluargaan antar masyarakat, Masyarakat pedesan cenderung lebih taat kepada agama, Mereka juga masih memegang teguh adat istiadat yang ada di daerah mereka masing-masing, mereka juga lebih kreatif dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada di sekitar mereka dengan cara yang wajar.4.8 Masalah Masyarakat PerkotaanMasyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Adapun masalaha-masalah yang sering dihadapi masyarakat perkotaan antara lain : Banjir yang diperparah oleh kecilnya kapasitas tampung sungai saat ini dibanding limpasan (debit) air yang masuk serta disebabkan juga karena pembuangan sampah secara sembarangan. Urbanisasi juga menyebabkan masyarakat kota memiliki jumlam penduduk yang banyak, sehingga persainganpun menjadi semakin meningkat yang menimbulkan masalah lain seperti kriminalitas. BAB 5PENUTUP

5.1 KesimpulanMasyarakat Pedesaan adalah sekelompok orang yang hidup bersama dan bekerjasama yang berhubungan secara erat tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama (Homogen) disuatu daerah atau wilayah tertentu dengan bermata pencaharian dari sektor pertanian (Agraris). Sedangkan masyarakat kota ialah masyarakat yang tinggal di tengah-tengah kota, gaya hidup induvidual, jalan pikiran yang rasional dan tidak terikatpadanorma tertentu.

Meskipun banyak sekali perbedaan antara masyarakat desa dan kota, namun diantara kedua komponen tersebut memiliki hubungan yang signifikan, artinya kehidupan perekonomian di kota tidak akan berjalan dengan baik bila tidak ada pasokan tenaga atau barang dari desa, begitu juga sebaliknya.5.2 SaranDiharapkan mahasiswa dapat mengetahui atau menguasai tentang ciri dan masalah masyarakat perdesaan dan perkotaandan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.DAFTAR PUSTAKA

Elly M Setiadi dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada MediaHerimanto dan Winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta Timur: Bumi aksaraJuliardi, Budi. 2014. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Suratman, dkk. 2013. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Malang: Intimedia.Tumanggor, Rusmin, dkk. 2014. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: KencanaPrenadamedia Group. Pengertian Masyarakat

Pengertian Masyarakat Perkotaan

Pengertian Masyarakat Pedesaan

Ciri-Ciri Masyarakat Pedesaan

Ciri-Ciri Masyarakat Perkotaan

Perbedaan Antara Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

Hubungan Antara Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Masalah Masyarakat Perkotaan

Masalah Masyarakat Pedesaan

1