SOP Sistostomi

3
SOP SISTOSTOMI TROKAR 1. Sebaik nya operat or berdi ri di se belah ki ri pender ita. Cek uang semua aat dan s iap pakai . Serta kecocokan antara kateter dengan trokar. 2. Semua ala t ya ng diperl uka n dia tur di tempat khusu s dan dile takan seh ingga terja ngkau oleh operator. 3. Oper asi dikerjkan denga n te kni k as ept ic. Cukur ra mbut pubis apabil a me ngh al angi tempat insisi. 4. Daerah operasi desi nfe ksi dengan poidi ne iodine dan ditut up dengan !doek" lubang steril. #. Di daera h yang akan dii nsi si $2%3 jari& di atas simpisi s' dil akuk an infil tra si anestesi dengan larutan (ylocain di linea alba. )emudian lakukan insisi dengan pisau sepanjang * 1'# cm. +. ,rokar set' dima na canu ll a dal am keadaa n ter kunci pada !sheat h" ditus ukka n mel alu i insisi tadi ke arah buli%buli dengan posisi telentang miring ke ba-ah. . Sebagai p edoman ar ah troca r adalah t egak mi ring ke ara h kaudal seb esar t egak luru s. /. Setel ah masukny a tr ocar ke d alam buli% buli akan ditand ai d engan 0 hilan gnya hambat an  pada trocar' keluarnya urin melalui lubang pada canulla. . ,rocar t erus di mas ukkan sediki t la gi. 1. Secepat nya trocar dilepask an dari !sheat h"nya dan secepatnya pula foley kateter' sesuai ukur an trocar' dimasukkan dalam bul i%buli melalui kanal dar i !sheath" yan g ma sih terpasang' kembangkan balon kateter 1%1# cc' tari k katet er untuk menil ai apakah balon sudah berfungsi. 11. angkal ka teter se gera dihu bungkan deg an !urine bag " sekara ng !sheat h" dapat dil epas dan kateter ditarik keluar sampai balon menempel pada dinding buli%buli. 12. nsisi ditutup dengan kassa s teril dan difiksasi ke kulit dengan plester5hypafi(.

description

nnn

Transcript of SOP Sistostomi

SOPSISTOSTOMI TROKAR

1. Sebaiknya operator berdiri di sebelah kiri penderita. Cek uang semua aat dan siap pakai. Serta kecocokan antara kateter dengan trokar.

2. Semua alat yang diperlukan diatur di tempat khusus dan diletakan sehingga terjangkau oleh operator.

3. Operasi dikerjkan dengan teknik aseptic. Cukur rambut pubis apabila menghalangi tempat insisi.

4. Daerah operasi desinfeksi dengan povidine iodine dan ditutup dengan doek lubang steril.

5. Di daerah yang akan diinsisi (2-3 jari) di atas simpisis, dilakukan infiltrasi anestesi dengan larutan xylocain di linea alba. Kemudian lakukan insisi dengan pisau sepanjang 1,5 cm.

6. Trokar set, dimana canulla dalam keadaan terkunci pada sheath ditusukkan melalui insisi tadi ke arah buli-buli dengan posisi telentang miring ke bawah.

7. Sebagai pedoman arah trocar adalah tegak miring ke arah kaudal sebesar tegak lurus.

8. Setelah masuknya trocar ke dalam buli-buli akan ditandai dengan : hilangnya hambatan pada trocar, keluarnya urin melalui lubang pada canulla.

9. Trocar terus dimasukkan sedikit lagi.

10. Secepatnya trocar dilepaskan dari sheathnya dan secepatnya pula foley kateter, sesuai ukuran trocar, dimasukkan dalam buli-buli melalui kanal dari sheath yang masih terpasang, kembangkan balon kateter 10-15 cc, tarik kateter untuk menilai apakah balon sudah berfungsi.

11. Pangkal kateter segera dihubungkan degan urine bag sekarang sheath dapat dilepas dan kateter ditarik keluar sampai balon menempel pada dinding buli-buli.12. Insisi ditutup dengan kassa steril dan difiksasi ke kulit dengan plester/hypafix.

SOP

PYELOLITHOTOMI

1. Pasang foto-foto (BNO/IVP) di light box untuk kasus batu opak.

2. Setelah dibius, pasang kateter 16 fr dan urobag, perhatikan kesesuaian marker/ lokasi yang akan dilakukan tindakan operasi.

3. Letakkan pasien, pada posisi lumbotomi, tidur miring sesuai dengan letak batu pada sisi atas.

4. Desinfeksi lapangan operasi denggan Povidine Iodine 10% (mulai pada lapangan operasi sampai umbilicus di bagian depan, linea skapularis belakang dan papilla mamae).

5. Persempit lapangan operasi dengan doek steril.

6. Insisi kuli dimulai dari antara costae X dan costae XII sampai kea rah umbilicus sepanjang 15 cm. Insisi diperdalam lapis demi lapis dengan memotong fascia eksterna, musculus intercostalis di belakang dan musculus oblikus abdominis di depan sampai didapatkan fascia abdominis internus.

7. Fascia abdominis dibua sedikit, kemudian peritoneum dilepaskan dan disisihkan penemelanna pada fascia seperlunya (sampai ke tepi luka insisi kulit).

8. Dicari fascia gerota dan dibuka dengan dilakukan kauterisasi terlebih dahulu. Fascia gerota dibuka sepanjang tepi ginjal.9. Dicari terlebih dahulu ureter pada kutub bawah ginjal dan diteugel dengan kateter Nelaton. Lemak perirenal dibersihkan dengan menggunakan pinset anatomis dan gunting Metzembaum bila perlu dilakukan kauterisasi terlebih dahulu.

10. Setelah ginjal telah bebas dari lemak dilakukan fiksasi ginjal pada kedua kutubnya degan kasa dan diidentifikasikan pielum dengan mencari hubungannya pada ureter.

11. Pielum dibuka dengan insisi berbentuk huruf V atau tergantung pada posisi dan bentuk batu, kemudian batu diluksir keluar dengan menggunakan stein tang. Batu sekunder yang kemungkinan ada juga dicari dan diluksir keluar.

12. Dilakukan sondage ureter ke bawah dengan menggunakan NGT no 6 dan dimasukkan NaCl 0,9% yang telah dicampur povidine iodine 10% sampai dengan pada selang urobag tampak cairan bercampur dengan povidine iodine. Jika diperlukan dapat dilakukan pemasangan DJ Stent.

13. Dilakukan pula spooling ginjal dengan NaCl 0,9% hangat.

14. Penutupan pielum dijahit dengan polyglantin 3.0, jahitan simpul terputus semua lapisan sekaligus.

15. Cuci lapangan operasi dengan NaCl 0,9% hangat.

16. Pasang 1 vakum drain pada fosa renalis dan hitung jumlah kassa yang terpakai sebelum menutup luka operasi.

17. Luka operasi ditutup lapis demi lapis, muskulus oblikus abdominis internus dan muskulus oblikus abdominis transversus jahit satu lapis, muskulus obliks abdominis eksternus satu lapis dengan menggunakan benang polyglactin 1.0 secara jelujur. Lumak subkutan dengan plain catgut 3.0 dan kulit dengan silk 1.0

18. Tutup luka operasi dengan tulle dan kassa steril