SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

27
PT. DIAMOND RAYA TIMBER No. Dokumen SOP-1PB-02 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN HUTAN Revisi 1 – 3 Tanggal 1 Desember 2009 Halaman 1 dari 27 Register : 02 Direktur Produksi Tanggal : 1 Desember 2009 DISTRIBUSI SALINAN TERKENDALI 01 Direktur Produksi 08 Manajer Research & Environmental Development 02 Internal Control System 09 Supervisor PPL & Limbah 03 Manajer Perencanaan & Pembinaan Hutan 10 SIM 04 Supervisor P ersemaian, Kebun Benih & K. Pangkas 05 Supervisor PTT/ITT 06 Supervisor Tata Batas & PAK 07 Supervisor Penanaman & Pemeliharaan Prosedur ini merupakan standar Pembinaan Hutan dalam sistem Pengelolaan Hutan Produksi Lestari PT. DIAMOND RAYA TIMBER dan merupakan suatu persyaratan yang diperintahkan standar tersebut. Perubahan tidak diijinkan tanpa persetujuan sebelumnya dari Direktur Produksi dan harus diterapkan dengan menggunakan standar tersebut untuk mengontrol perubahan isi yang terkandung di dalam dokumen ini.

description

Standar Operasional Prosedur Pembinaan Hutan www.diamondraya.com

Transcript of SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

Page 1: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

PT. DIAMOND RAYA TIMBER No. Dokumen SOP-1PB-02

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN HUTAN

Revisi 1 – 3

Tanggal 1 Desember 2009

Halaman 1 dari 27

Register : 02 Direktur Produksi

Tanggal : 1 Desember 2009 √ DISTRIBUSI SALINAN TERKENDALI

01 Direktur Produksi 08 Manajer Research & Environmental Development 02 Internal Control System 09 Supervisor PPL & Limbah 03 Manajer Perencanaan & Pembinaan Hutan 10 SIM 04 Supervisor Persemaian, Kebun Benih & K. Pangkas 05 Supervisor PTT/ITT 06 Supervisor Tata Batas & PAK 07 Supervisor Penanaman & Pemeliharaan

Prosedur ini merupakan standar Pembinaan Hutan dalam sistem Pengelolaan Hutan Produksi Lestari PT. DIAMOND RAYA TIMBER dan merupakan suatu persyaratan yang diperintahkan standar tersebut. Perubahan tidak diijinkan tanpa persetujuan sebelumnya dari Direktur Produksi dan harus diterapkan dengan menggunakan standar tersebut untuk mengontrol perubahan isi yang terkandung di dalam dokumen ini.

Page 2: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 2 / 27 -

DAFTAR ISI

1. Prosedur Kerja Persemaian / Pengadaan Bibit............................................................. 3

2. Instruksi Kerja Perbanyakan Bibit Ramin ..................................................................... 13

3. Intruksi Kerja Penggunaan Dan Penyimpanan Bahan Kimia ( Fungsida dan Insektisida) ...17

4. Prosedur Kerja Penanaman / Pengayaan .................................................................... 18

5. Prosedur Kerja Pemeliharaan Tanaman Pengayaan .................................................... 20

6. Prosedur Kerja Pembebasan Pohon Binaan ................................................................ 22

Page 3: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 3 / 27 -

1. PROSEDUR KERJA

PERSEMAIAN / PENGADAAN BIBIT

4.1 TUJUAN

4.1.1 Untuk memperoleh bibit yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang memadai dan tata

waktu yang tepat.

4.1.2 Untuk meningkatkan produktivitas maupun kualitas hasil hutan berupa pohon/kayu

yang sesuai dengan kondisi tempat tumbuh, dengan menggunakan bibit yang

berkualitas tinggi dari jenis-jenis yang dikehendaki.

4.2 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan pengadaan bibit meliputi persiapan pembuatan persemaian,

pelaksanaan pengadaan bibit, penempatan bibit di persemaian serta pemeliharaan bibit.

4.3 REFERENSI

Sistem Manual Rencana Pengelolaan Hutan Produksi Lestari PT Diamond Raya Timber

Sistem manual teknik persemaian Fakultas Kehutanan UGM

4.4 DEFINISI

4.4.1 Pengadaan bibit adalah suatu upaya/kegiatan untuk menghasilkan bibit yang siap

tanam dilapangan, baik berasal dari biji maupun anakan.

4.4.2 Persemaian adalah suatu lokasi dimana dilakukan kegiatan untuk

menyiapkan/membuat bibit tanaman dalam jumlah dan kualitas yang memadai, baik

berupa bahan tanaman generatip maupun bahan tanaman vegetatif, yang siap ditanam

di lapangan.

4.4.3 Bibit adalah tanaman yang dihasilkan dari benih/biji maupun dari anakan yang akan

dibudidayakan.

4.4.4 Bedeng tabur adalah suatu bedengan yang terisi dengan media/tanah guna menunjang

proses perkecambahan.

4.4.5 Bedeng sapih adalah bedengan tempat diletakkannya kontiner (polybag/potrays) yang

berisi bibit yang berasal dari bedeng tabur maupun anakan yang berasal dari kebun

benih/areal pohon induk guna mempersiapkan pertumbuhan yang lebih memadai pada

penanaman/perkayaan.

4.4.6 Media semai adalah suatu bahan pertumbuhan yang telah dilakukan perlakuan

sedemikian rupa sehingga memungkinkan bibit dapat tumbuh dengan baik/sempurna.

Page 4: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 4 / 27 -

4.4.7 Benih adalah biji atau bakal bibit yang berasal dari sumber benih yang selanjutnya

diperlakukan sedemikian rupa sehingga menjadi bibit siap tanam.

4.5 PENANGGUNG JAWAB

4.5.1 Manager Perencanaan dan Pembinaan Hutan bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan kegiatan pengadaan bibit serta bisa menjamin bahwa kegiatan tersebut

terlaksana dengan baik.

4.5.2 Supervisor Persemaian bertanggung jawab secara operasional di lapangan untuk

pelaksanaan kegiatan pengadaan bibit dan memastikan bahwa kegiatan tersebut

dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

4.5.3 Supervisor Persemaian berkoordinasi dengan Supervisor Penebangan untuk

mengetahui sebaran tegakan pohon yang banyak menghasilkan bibit pohon.

4.6 KETENTUAN UMUM

4.6.1 Kegiatan pengadaan bibit dilaksanakan dalam kaitannya dengan kegiatan

penanaman/pengayaan pada areal – areal penanaman/pengayaan yang telah

ditentukan.

4.6.2 Jumlah bibit yang disediakan di lokasi persemaian harus sebanding dengan luas areal

yang akan dilaksanakan kegiatan penanaman pengayaan serta untuk penyulaman

tanaman (untuk penyulaman ± 20 %).

4.6.3 Setiap RKU harus menyediakan tegakan benih atau areal penghasil bibit seluas 100 ha

untuk HPH yang memiliki luas 50.000 ha dan 200 ha untuk HPH yang memiliki luas

diatas 50.000 ha.

4.6.4 Benih harus bermutu baik yaitu dengan kemampuan viabilitas (lebih besar dari 80%),

vigoritas tinggi dan kemurnian tinggi.

4.6.5 Sebaiknya benih berasal dari sumber benih yang memiliki kualitas morfologi maupun

genetik yang baik, sehingga dapat menjamin diperolehnya benih unggul yang mampu

tumbuh produktif.

4.7 DESKRIPSI KERJA

4.7.1 Persiapan Pembuatan Persemaian

4.7.1.1 Pemilihan tipe persemaian

Tipe persemaian ada 3 macam yaitu:

a. Tipe persemaian sederhana yaitu tipe persemaian yang menggunakan

areal yang tidak terlalu luas.

Page 5: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 5 / 27 -

b. Tipe persemaian semi permanen yaitu tipe persemaian cukup luas

dengan alat penunjang yang baik.

c. Tipe persemaian permanen yaitu tipe persemaian yang menggunakan

areal yang luas dan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang

memadai serta dengan tenaga kerja yang cukup.

4.7.1.2 Pemilihan lokasi persemaian

Dalam memilih lokasi persemaian / pengadaan bibit terdapat beberapa hal

yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Lokasi yang mudah dijangkau yaitu dekat lokasi penanaman, di pinggir

jalan angkutan dan mudah dalam pengawasan.

b. Kondisi lapangan relatif datar.

c. Mudah mendapat air sepanjang tahun.

d. Mudah memperoleh media dengan sifat fisik dan kimia yang baik.

4.7.1.3 Penentuan luas areal dan pemancangan batas persemaian

a. Penentuan luas areal persemaian ini harus disesuaikan dengan jumlah

bibit yang akan dihasilkan dan luas areal penanaman yang ak an

ditanami.

b. Perhitungan luas efektif untuk persemaian (60-70%) termasuk luas

areal yang diperlukan untuk pembuatan sarana dan prasarana (40-

30%) didasarkan pada luas areal persemaian secara keseluruhan.

c. Pembuatan batas petak persemaian dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

- Dapat digunakan kayu antara 1.5 sampai 2 meter.

- Mencatat ujung kayu tersebut dengan cat merah sepanjang kurang

lebih 20 cm.

4.7.1.4 Pemancangan patok persemaian batas di lapangan dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

a. Menentukan batas areal yang akan dijadikan persemaian dengan

perkiraan luas sesuai dengan kebutuhan.

b. Pemancangan patok batas pertama diberi nomor urut 1 dimulai dari

arah barat laut terus mengikuti arah jarum jam dengan kedudukan

patok tegak lurus.

c. Jarak antara patok batas disesuaikan dengan keadaan lapangan,

kurang lebih 25 meter.

Page 6: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 6 / 27 -

4.7.1.5 Pengukuran lapangan

Pengukuran luas persemaian dilakukan dengan sesuai dengan kondisi nyata

lapangan.

4.7.1.6 Sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:

a. Bangunan: kantor, tempat tinggal karyawan, gudang, bengkel kerja, dll.

b. Penyiraman: pompa air, tangki air, pipa, selang air, embrat, solo

sprayer, dll.

c. Pengolah media bibit: pemecah media, penyaring media, alat sterilisasi

media, pencampur media, cangkul garpu, garu, dll.

d. Pertumbuhan bibit: bedeng tabur, bedeng sapih, naungan bibit, alat

penyapihan, dll.

e. Pemupukan: Sprayer (gendong/tangan), pupuk, dll.

f. Pengangkutan bibit: kotak bibit, gerobak dorong, rak bibit, dll.

g. Lain-lain: parang, gunting, cat, tally sheet, sekop, cangkul, dll.

4.7.1.7 Persiapan Pembuatan Persemaian

a. Pembersihan lapangan dari rumput, gulma dan semak belukar yang

menganggu.

b. Pemagaran calon lokasi persemaian, kantor, gudang, gubug kerja,

camp kerja.

c. Pembuatan papan nama persemaian, bedeng tabur, bedeng sapih.

d. Pemasangan jaringan pengairan:

- Pemasangan tangki air

- Pemilihan sumber air dan penyiraman pompa air serta saluran-

salurannya.

e. Pengumpulan tanah lapisan atas guna pengisian bedeng tabur,

bedeng semai, kantong semai dan kantong sapih.

4.7.1.8 Pembuatan Bedengan

a. Pembuatan bedeng tabur

- Bedeng tabur biasanya ditempatkan diatas tanah yang relatif datar.

- Untuk beberapa jenis biji halus / sangat kecil, harus ditabur di

dalam bak-bak penaburan dengan ukuran 0.5 meter x 0.5 meter

atau sesuai dengan kebutuhan, dan ditempatkan diatas rak

berukuran 5 meter x 1 meter atau sesuai dengan kebutuhan.

Page 7: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 7 / 27 -

- Untuk biji / benih yang berukuran besar dapat langsung pada

bedeng tabur dengan ukuran 5 meter x 1 meter atau sesuai

kebutuhan.

- Bedengan tabur dibuat memanjang sesuai dengan arah utara-

selatan.

- Tanah / gambut dicangkul dan dihancurkan sampai menjadi halus

dan ringan.

- Bedeng tabur yang berada dibawah (tidak melayang) dapat

diperkuat dengan batu, kayu atau bamboo dan permukaan

bedengan ditinggikan 10 s/d 15 cm dari permukaan tanah

disekitarnya.

- Jarak antara bedeng diberi jalur antara selebar 0.5 meter, dan

setiap 5-10 bedeng dibuat jalur inspeksi selebar antara 1 sampai

dengan 2 meter.

- Penyiraman dianjurkan dengan memakai sprayer / embrat dan

tidak dibenarkan dengan jalan penggenangan seluruh bedengan.

- Bagi benih yang membutuhkan naungan, bedeng tabur perlu diberi

atap yang dibuat miring dengan tinggi atap timur 75 cm dan bagian

barat 50 cm.

- Apabila tanah kurang gembur dapat dicampur pasir dengan

perbandingan 1 bagian pasir : 3 bagian tanah / gambut.

- Sebelum biji ditabur, sebaiknya 3 hari sebelumnya diadakan

sterilisasi media, yakni dengan menjemur media dan menyemprot

dengan fungisida.

b. Pembuatan bedeng sapih

- Bedeng sapih dapat dibuat pada permukaan tanah atau melayang

sesuai dengan kondisi lokasi.

- Siapkan tanah untuk bedeng sapih dengan ukuran 5 m x 1 m, dan

agar bedengan sedapat mungkin mengarah memanjang arah

utara-selatan.

- Bedeng sapih permukaan tanah dibersihkan dari tanaman dan

akar-akaran serta diratakan sehingga datar

- Pada tepi bedeng sapih permukaan tanah yang sudah disiapkan

dibatasi dengan batu bata atau kayu setinggi 20 cm.

Page 8: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 8 / 27 -

- Pada bedeng sapih melayang, bedeng dibuat agak tinggi sesuai

dengan kemampuan jangkuan tenaga kerja persemaian.

- Isilah kantong plastik dengan tebal ± 0,04 mm ukuran 7 cm atau 10

cm tinggi 15 cm dengan tanah halus dan gembur (top soil). Untuk

tiap bedeng ukuran 5m x 1m dapat menampung ± 500 kantong.

Pada pengisian kantong untuk mempercepat pertumbuhan

tanaman sapihan dapat ditambahkan pupuk dengan ukuran 1 gram

tiap kantong.

- Untuk jenis yang tidak memerlukan penyapihan maka bibitnya

langsung dicabut dari bedeng tabur ke lokasi penanaman.

- Untuk mempermudah dalam transportasi bibit di anjurkan untuk

memakai “Transplanting bed container” yang disusun di atas rak.

Pemakaian transplanting bed contrainer dimaksudkan untuk

menghindarkan kerusakan bibit waktu pengangkutan sebab

contrainer tersebut langsung diangkat tanpa merubah pot-pot bibit

selain itu juga berguna memudahkan penyiangan rumput.

- Setiap bedeng sapih diberi papan keterangan yang memuat nama,

jenis, tanggal penyapihan dan jumlah bibit.

4.7.2 Pelaksanaan Pengadaan Bibit

4.7.2.1 Pengadaan Bibit dari Benih

a. Biji seyogyanya dikumpulkan dari pohon yang berbatang lurus,

percabangan tinggi, bertajuk lebat, sehat dan sudah cukup besar.

b. Biji yang telah terkumpul segera diangkut ke persemaian dan diseleksi

untuk memilih biji yang baik (bersih).

c. Benih adalah biji yang bermutu baik, yaitu dengan daya kecambah

tinggi (lebih besar dari 80%) dengan kemurnian tinggi yang dilihat dari

bentuk biji tidak berlubang/cacat, tenggelam bila dimasukkan ke dalam

air dan besar biji diharapkan seragam.

Persiapan media semai untuk bibit yang berasal dari benih adalah sebagai

berikut:

a. Media semai yang dipakai harus memiliki sifat fisik dan kimia tanah

yang baik dan bebas penyakit serta sesuai untuk pertumbuhan benih.

b. Bila tanah / gambut kurang gembur dapat dilakukan dengan

pencampuran dengan pasir yang perbandingannya 3 : 1, dan

sebaiknya media perlu dicampur dengan tanah lapisan olah yang

diambil dari bawah tegakan induk.

Page 9: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 9 / 27 -

c. Media semai yang sudah siap pakai sesuai dengan jenis biji yang akan

disemaikan dilakukan tindakan sebagai berikut:

- Dapat langsung ditabur pada bedeng tabur yang selanjutnya

diratakan dan dibuat larikan untuk mempermudah penaburan

benih.

- Dimasukkan langsung ke dalam polybag. Setelah plastik diisi

media kemudian disusun pada bedeng semai dengan ukuran

bedeng 5 m x 1 m dan sebaiknya diisi dengan 250 – 500 polybag.

- Apabila diperlukan media dapat disterilisasi dengan jalan

pemberian fungisida.

Apabila media semai sudah siap, maka selanjutnya benih tersebut

disemaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Media semai yang telah tersedia pada bedeng tabur atau pada polybag

perlu disiram air terlebih dahulu sebelum dilakukan

penaburan/penyapihan.

b. Penyemaian benih pada bedeng tabur yang telah diisi media semai:

- Benih ditabur pada bedeng tabur dengan memasukkan benih pada

lubang atau larikan yang telah dibuat.

- Benih yang sudah ditabur ditutup dengan tanah/gambut yang halus

dan gembur setipis mungkin.

- Pada permukaan tanah/gambut diletakkan daun atau serasah yang

berguna untuk menjaga kelembaban dan gangguan dari luar.

- Benih yang telah tumbuh menjadi bibit tanaman dipelihara dengan

baik dan setelah mencapai tinggi 1.5 cm, maka bibit tanaman

tersebut dipindah ke bedeng sapih yaitu ke dalam kontiner yang

telah diisi media semai.

c. Penyemaian langsung pada polybag yang telah diisi media semai:

- Benih dimasukkan ke dalam lubang yang telah disediakan.

- Benih yang telah dimasukkan tersebut ditutup dengan tanah halus

setipis mungkin.

4.7.2.2 Pengadaan Bibit dari Puteran

a. Pengumpulan dilakukan terhadap anakan alam disekitar pohon induk

dengan radius maksimum 10 m dari proyeksi tajuk pohon induk.

Page 10: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 10 / 27 -

b. Anakan alam biasanya sudah memiliki tinggi ± 15 – 20 cm, berdaun 2-

5 lembar, tetapi dalam pengumpulan yang lebih baik digunakan

anakan dengan tinggi kurang dari 15 cm.

c. Sebaiknya dilakukan pada saat musim penghujan.

. Anakan dicabut dengan hati-hati dengan terlebih dahulu dilakukan

dengan puteran (dapat menggunakan sekop) lurus sejajar batangnya

sampai bibit dapat diangkat bersama-sama tanah/gambutnya.

d. Anakan yang telah dipungut hendaknya segera diangkut ke lokasi

bedengan sapih.

e. Anakan yang telah dipungut, diatur/disusun searah dimana akar

dengan akar dan daun dengan daun.

Setelah bibit dari puteran telah terkumpul, selanjutnya perlu disiapkan

pengisian media semai:

a. Media penyapihan harus memiliki sifat fiik dan kimia yang baik.

b. Sebelum anakan hasil putaran disapih, media harus sudah siap di

dalam polybag.

Setelah media semai sudah disiapkan, selanjutnya disapih dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Anakan dari puteran secara perlahan dan hati-hati dimasukan ke

dalam polybag.

b. Anakan setelah disapih, kemudian disiram.

4.7.2.3 Pengadaan bibit dari cabutan

a. Pengumpulan dilakukan terhadap anakan alam disekitar pohon induk

dengan radius maksimum 10 m dari proyeksi tajuk pohon induk.

b. Anakan alam biasanya sudah memiliki tinggi ± 15-20 cm, berdaun 2-5

lembar tetapi dalam pengumpulan yang lebih baik digunakan dengan

tinggi kurang dari 15 cm dan sebaiknya dalam pengadaan bibit

cabutan ini, anakan baru mempunyai daun antara 2-3 lembar dengan

tinggi kurang dari 10 cm.

c. Sebaiknya dilakukan pada saat musim penghujan.

d. Anakan dicabut langsung dengan hati-hati yang dilakukan dengan

pencabutan lurus sejajar batangnya dan diusahakan akarnya tidak ada

yang putus.

Page 11: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 11 / 27 -

e. Anakan yang telah dipungut hendaknya segera diangkut ke lokasi

bedengan sapih.

f. Anakan yang telah dipungut, diatur/disusun searah dimana akar

dengan akar dan daun dengan daun

Setelah bibit dari cabutan terkumpul, selanjutnya perlu disiapkan media

semai:

a. Media penyapihan harus memiliki sifat fisik dan kimia tanah/gambut

yang baik dan sesuai dengan kondisi tanah disekitar pohon induk.

b. Sebelum anakan hasil puteran disemai, media harus sudah siap di

dalam polybag.

Bibit dari cabutan selanjutnya dipindahkan ke media semai yang telah

disiapkan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Anakan yang telah dicabut harus segera ditanam dalam 3 hari.

b. Sebelum anakan ditanam terlebih dahulu dilakukan pemangkasan

daun dengan tujuan untuk menghindari dari penguapan yang

berlebihan.

c. Sebaiknya segera ditanam pada media dalam polybag.

d. Media dilubangi terlebih dahulu sedalam panjang akar dan masukan

dengan hati-hati anakan tersebut dibawah kotiledon.

e. Pemindahan anakan cabutan ke media semai dilakukan secara hati-

hati. Hindari patah atau terlipatnya akar.

f. Anakan setelah disapih, kemudian disiram.

4.7.3 Pemeliharaan bibit di persemaian

Bibit yang sudah diadakan selanjutnya dilakukan pemeliharaan bibit guna

meningkatkan persen tumbuh bibit tersebut.

4.7.3.1 Pemeliharaan bibit dari Benih

a. Pemberian naungan terhadap persemaian perlu diperhatikan

tergantung kepada jenis tegakan toleran atau intoleran.

b. Penyiraman bibit dilakukan pagi dan sore dengan percikan air halus

(dapat digunakan embrat atau sprayer) dan setelah bibit cukup umur

dapat dilakukan sehari sekali pada pagi atau sore hari, penyiraman

dilakukan tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering.

c. Pemupukan dilakukan apabila terjadi kekurangan unsur hara atau

pertumbuhannya terhambat, jenis pupuk yang dipakai tergantung dari

Page 12: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 12 / 27 -

gejala defisiensi yang terjadi, tetapi pada umumnya pupuk yang

digunakan adalah NPK (15 : 15 : 15)

d. Pengendalian gulma seperti jenis rumput yang tumbuh di dalam

kontiner perlu dilakukan setiap saat.

e. Pengendalian hama dan penyakit harus dilihat dari gejala yang ada.

4.7.3.2 Pemeliharaan bibit puteran

a. Penyiraman dilakukan apabila tanah/gambut agak kering.

b. Setelah kelihatan anakan membentuk daun baru maka plastik peneduh

dibuka sedikit demi sedikit.

c. Pengendalian gulma perlu dilakukan terus menerus.

d. Pemupukan dapat dilakukan sewaktu pencampuran media dengan

NPK dengan dosis 22.5 gram yang dilarutkan dalam 4.5 liter air untuk

300 pot/plastik.

4.7.3.3 Pemeliharaan bibit cabutan

a. Penyiraman dilakukan apabila tanah/gambut agak kering.

b. Setelah kelihatan anakan membentuk daun baru maka plastik peneduh

dibuka sedikit demi sedikit.

c. Pengendalian gulma perlu dilakukan terus menerus.

d. Pemupukan dapat dilakukan sewaktu pencampuran media dengan

NPK dengan dosis 22.5 gram yang dilakukan dalam 4,5 liter air untuk

300 pot/plastik.

Page 13: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 13 / 27 -

2. INSTRUKSI KERJA

PERBANYAKAN BIBIT RAMIN

5.1 TUJUAN

Mendapatkan stek bibit ramin yang dapat tersedia setiap saat dan dalam jumlah besar tanpa

menunggu bibit dari alam yang diperlukan untuk penanaman.

5.2 RUANG LINGKUP

Pembuatan stek bibit ramin yang akan ditanam pada areal kurang permudaan akibat aktifitas

pemanenan.

5.3 REFERENSI

SOP-1PB-02 (4)

5.4 DESKRIPSI

5.4.1 Petugas pelaksana mempersiapkan bahan yang dibutuhkan dalam perbanyakan bibit,

yaitu:

5.4.1.1 Top soil gambut (0-15 cm)

5.4.1.2 Pasir sungai

5.4.1.3 Fungisida

5.4.1.4 Insektisida

5.4.1.5 Zat pengatur tumbuh

5.4.1.6 Anakan ramin

5.4.1.7 Air

5.4.2 Petugas pelaksana mempersiapkan alat yang dibutuhkan dalam perbanyakan bibit,

yaitu:

5.4.2.1 Alat pertukangan

5.4.2.2 Karung

5.4.2.3 Hand sprayer

5.4.2.4 Terpal Plybag

5.4.2.5 Caliper

5.4.2.6 Platik transparan

5.4.2.7 Cangkul

Page 14: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 14 / 27 -

5.4.2.8 Ember

5.4.2.9 Botol aqua

5.4.2.10 Meteran

5.4.2.11 Gunting stek

5.4.2.12 Mistar

5.4.2.13 Thermohygrometer

5.4.2.14 Timbangan OHaus

5.4.2.15 Kertas label

5.4.3 Tahapan kegiatan perbanyakan ramin melalui stek yaitu:

5.4.3.1 Pembuatan bedeng (sungkup)

a. Bedeng dibuat dalam bentuk kotak persegi panjang yang terbuat dari

kayu dengan ukuran:

- tinggi alas dari tanah : 0.40 meter

- lebar : 1.10 meter

- tinggi : 0.80 meter

- panjang : 2.50 meter

b. Kerangka bedeng yang telah berdiri ditutup dengan plastik transparan

dan pada salah satu sisinya dibuat pintu.

c. Bagian atas bedeng diberi naungan (dapat berupa daun-daunan atau

paranet) agar cahaya matahari tidak langsung mengenai bedengan.

5.4.3.2 Sterilisasi media

a. Media perakaran stek adalah gambut yang dicampur pasir sungai.

b. Pengambilan gambut dilakukan dengan cangkul pada kedalaman 0-15

cm setelah lebih dulu permukaan tanah dibersihkan dari serasah dan

tumbuhan lain.

c. Gambut dijemur di atas tepal selama 3 hari setebal sekitar 10 cm dimana

selama penjemuran gambut dibolak -balik dan dibersihkan dari serasah

dan akar yag ikut terbawa.

d. Pasir yang digunakan adalah pasir sungai yang telah diayak agar halus

dan homogen.

e. Pasir dijemur di atas terpal selama 2 hari.

5.4.3.3 Pencampuran media dan pengaturan polybag

Page 15: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 15 / 27 -

a. Pencampuran media dilakukan 2 hari sebelum penanaman stek dengan

perbandingan gambut murni : pasir adalah 3 : 2.

b. Pengisian polybag dengan media yang telah disiapkan diletakkan di

dalam sungkup.

c. Selama 2 hari sebelum ditanami, media dalam polybag disemprot

dengan fungisida dan insektisida dengan dosis 1 gr/l.

5.4.3.4 Penyiapan hormon

a. Hormon yang digunakan adalah Rootone-F yang berbentuk bubuk.

b. Dosis hormon yang digunakan adalah 50-150 mg/stek.

c. Hormon disiapkan dengan cara menimbang sesuai berat dosis kemudian

dibungkus plastik sebelum digunakan.

5.4.3.5 Penyiapan stek

a. Stek yang disiapkan berasal dari anakan alam atau bibit alam yang

masih muda dengan ukuran:

- tinggi anakan : < 50 cm

- diameter stek : 1.5 - 2.0 cm

- panjang stek : 15 - 20

b. Anakan terpilih dipotong antara node dan daun terbawah atau 2 dua

daun terbawah dimana pemotongan ini menghasilkan dua bagian

tanaman(bagian bawah dan bagian atas yang masih mengandung

pucuk).

c. Bagian pucuk digunakan untuk bahan stek dengan kemiringan

pemotongan pangkal bawah 45° untuk memperbesar bidang kontak dan

bagian atas dipotong datar sekitar 1 cm di atas buku.

d. Jumlah daun pada stek disisakan 2-4 helai dengan luasan daun

disisakan 1/3 - 1/2 bagian.

e. Stek yang telah siap dibawa ke dalam bedeng dengan tetap terendam air

agar tetap segar.

f. Sebelum ditanam, stek dicelupkan ke dalam larutan fungisida pada

bekas luka pemotongan, kemudian dicuci dengan air bersih agar tidak

menghambat absorbsi hormon.

g. Selanjutnya pangkal stek diolesi hormon dan ditanam dengan kedalaman

lubang tanam 5 cm.

Page 16: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 16 / 27 -

h. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang terlebih dahulu

kemudian dimasukkan ke dalam lubang untuk mengurangi resiko

kerusakan stek akibat gesekan dengan media.

5.4.3.6 Pemeiharaan

a. Stek disiram 2 kali sehari pada pukul 07.00 dan 17.00 dengan volume air

sekitar 25 ml/stek.

b. Penyiraman pada stek bertunas dilakukan hati-hati agar tunas tidak

patah.

c. Suhu diatur sekitar ±30°C dan bila suhu mendekati ±38°C maka pintu

sungkup dibuka.

d. Kelembaban diatur antara 90-98 % dengan menyemprot air ke dalam

sungkup.

e. Penyemprotan fungisida dan insektisida dilakukan 2 minggu sekali

dengan dosis 1,5 mg/l.

Page 17: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 17 / 27 -

3. INSTRUKSI KERJA

INTRUKSI KERJA PENGGUNAAN DAN PENYIMPANAN BAHAN KIMIA

( FUNGISIDA DAN INSEKTISIDA)

8.1 TUJUAN

Menjamin agar penggunaan dan penyimpanan fungisida dan insektisida tepat serta aman.

8.2 RUANG LINGKUP

Penggunaan dan penyimpanan fungisida dan insektisida untuk pemeliharaan bibit di

persemaian.

8.3 REFERENSI

SOP-3LB-07 (7)

8.4 DESKRIPSI

8.4.1 Penggunaan dilakukan apabila bibit memperlihatkan tanda-tanda adanya gangguan

yang disebabkan oleh jamur dan serangga.

8.4.2 Fungisida digunakan untuk bibit yang diserang jamur, dan insektisida apabila bibit

diserang serangga.

8.4.3 Penggunaan fungisida dan insektisida harus dilakukan seminimal mungkin, apabila

bibit sudah terlihat sehat dan tidak ada tanda-tanda gangguan hama dan penyakit lagi

maka penggunaannya harus segera dihentikan (FM-1PB-07).

8.4.4 Pada saat akan membuka, memindahkan, mengencerkan, dan menyemprotkan

fungisida dan insektisida, harus mengenakan pakaian lengan panjang, sarung tangan,

dan masker.

8.4.5 Untuk setiap kali penyemprotan, takaran penggunaan untuk fungisida dan insektisida

yaitu sebanyak 5 gram yang diencerkan dengan 15 liter air.

8.4.6 Penyemprotan dilakukan dengan merata pada semua bagian tanaman di seluruh

bedengan. Hal ini ditujukan agar bibit yang belum terkena bisa terhindar dari serangan

hama dan penyakit.

8.4.7 Peralatan yang telah digunakan tidak boleh dicuci di dekat sumber air bersih.

8.4.8 Fungisida dan insektisida disimpan di tempat yang sejuk, jauh dari bahan makanan dan

api.

8.4.9 Setiap penggunaan fungisida dan insektisida dicatat di form penggunaan bahan kimia.

Page 18: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 18 / 27 -

4. PROSEDUR KERJA

PENANAMAN / PENGAYAAN

7.1 TUJUAN

7.1.1 Memperbaiki komposisi jenis dan penyebaran permudaan jenis komersial.

7.1.2 Mengupayakan peningkatan nilai dan potensi areal hutan bekas tebangan.

7.2 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan penanaman meliputi persiapan pelaksanaan, pelaksanaan penanaman

di lapangan.

7.3 REFERENSI

7.3.1 SOP-1PB-02 (1)

7.3.2 SOP-1PB-02 (4)

7.4 DEFINISI

7.4.1 Pengayaan adalah kegiatan penanaman pada areal bekas tebangan yang kurang

cukup mengandung permudaan jenis komersial.

7.4.2 Jenis pohon toleran adalah jenis pohon yang anakannya mampu tumbuhdibawah

naungan sedangkan pohon jenis intoleran adalah jenis pohon yang anakannya dapat

tumbuh optimal pada tempat terbuka.

7.4.3 Jalur pengayaan adalah jalur-jalur yang dibuat pada petak ukur yang tidak atau kurang

memiliki permudaan alam jenis komersial, sedangkan jalur penanaman adalah jalur-

jalur yang dibuat pada bagian areal bekas tebangan yang terbuka seperti pada bekas

jalan sarad, TPn, TPK dan areal terbuka lainnya.

7.4.4 Ajir adalah patok kayu yang (biasanya bagian ujung diberi tanda warna kuning)

ditancapkan pada jalur penanaman/pengayaan untuk sebagai tanda posisi lubang

tanam yang akan dibuat.

7.4.5 Lubang tanam adalah lubang untuk menanam tanaman yang dibuat pada jalur

penanaman / pengayaan.

7.5 DESKRIPSI KERJA

7.5.1 Mencari lokasi petak ukur dan tanda / ajir yang dipasang.

7.5.2 Bilamana dalam petak ukur yang akan diadakan pengayaan ternyata terdapat minimal

3 tingkat tiang atau 8 tingkat pancang atau 16 tingkat semai atau yang setara

Page 19: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 19 / 27 -

komposisinya (misalnya 2 tiang + 6 semai atau 1 tiang + 2 pancang + 6 semai dll.) tidak

perlu diadakan kegiatan pengayaan.

7.5.3 Setelah obyek -obyek kegiatan dimaksud ditemukan, kemudian membuat jalur

pengayaan dengan cara merentangkan tali dari batas petak ukur yang bersangkutan

sampai batas petak ukur berikutnya. Jarak antara jalur pengayaan ± 5 meter. Jalur

pengayaan tersebut seyogyanya di buat dengan arah Utara - Selatan dan mulai dari

masing-masing batas petak ukur.

7.5.4 Setelah jalur pengayaan dibuat, lalu membuat lubang tanam yang jaraknya masing-

masing ± 5 meter sepanjang jalur pengayaan, dan tepi lubang-lubang tanam tersebut

ditancapkan ajir-ajir yang sudah dipersiapkan.

7.5.5 Lubang-lubang tanam, dibuat dengan lebar ± 2 mata cangkul atau meter ± 30 cm

dengan kedalaman ± 30 cm. Apabila di dekat tempat yang akan dibuat lubang tanam

tersebut terdapat permudaan alam jenis komersial (± 0.50 m - 1 m) maka ditempat

tersebut tidak perlu dibuat lubang tanam tetapi cukup memelihara permudaan alamnya

yang ada dengan pendangiran.

7.5.6 Kegiatan penanaman, sebaiknya mengikuti tata urutan kerja sebagi berikut:

7.5.6.1 Plastik yang dipakai sebagi kontainer/pembungkus akar bibit harus dibuka

secara sempurna agar posisi perakarannya tidak terganggu, artinya

gumpalan tanah yang menyelimuti akar tidak pecah.

7.5.6.2 Setiap lubang tanam yang dipersiapkan, ditanam sebatang bibit.

7.5.6.3 Bibit ditanam tegak berdiri dan tertanam sampai batas leher akar.

7.5.6.4 Hanya bagian tanah yang gembur yang dimasukan kembali pada lubang

tanam.

7.5.6.5 Tanah pengisi lubang tanam tersebut ditekan secara hati-hati sehingga tanah

benar-benar mengikat akar dengan kuat.

7.5.7 Kegiatan penanaman pada areal terbuka sama seperti pada kegiatan pengayaan yaitu

dengan cara membuat jalur penanaman, penentuan dan pembuatan lubang tanam,

pelaksanaan penanaman dan pemasangan ajir.

Page 20: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 20 / 27 -

5. PROSEDUR KERJA

PEMELIHARAAN TANAMAN PENGAYAAN

3.1 TUJUAN

3.1.1 Meningkatkan pertumbuhan dan kualitas batang dan pohon inti dan pertumbuhan

permudaan jenis komersil.

3.1.2 Meningkatkan pertumbuhan dan persen jadi tanaman baru hasil kegiatan penanaman /

pengayaan.

3.2 RUANG LINGKUP

Kegiatan pemeliharaan tanaman

3.3 REFERENSI

Sistem Manual Rencana Pengelolaan Hutan Produksi Lestari PT Diamond Raya Timber

3.4 DEFINISI

3.4.1 Pemeliharaan tananaman pengayaan adalah tindakan silvikultur untuk membantu

pertumbuhan bibit tanaman yang berasal dari permudaan alam maupun buat an jenis

komersial yang ditanam pada tempat terbuka dengan cara melakukan penyiangan,

pendangiran, penyulaman, dan penjarangan.

3.4.2 Pembebasan horizontal adalah kegiatan pembebasan permudaan jenis komersial

tingkat semai dan pancang yang dilakukan dengan cara membabat tumbuhan bawah

atau gulma di sekitar ruang tumbuh jenis terpilih.

3.4.3 Pembebasan vertikal adalah kegiatan pembebasan pohon-pohon dan permudaan jenis

komersial tingkat tiang, pohon inti, dan pohon-pohon jenis komersial lain yang

dilakukan dengan cara meneres tumbuhan dan pohon pengganggu.

3.4.4 Penjarangan adalah tindakan pemeliharaan untuk mengatur ruang tumbuh dengan

cara mengurangi kerapatan tegakan dalam satu area untuk meningkatkan

pertumbuhan dan kualitas tanaman.

3.4.5 Pendangiran adalah termasuk dalam kegiatan pemeliharaan, yaitu dengan mengolah

lahan di sekitar tanaman yang diperlihara, dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisik

tanah. Sifat fisik yang sangat penting adalah memperbaiki drainase dan aerasi tanah di

sekitar tanaman.

3.4.6 Penyiangan adalah suatu tindakan silvikultur dalam rangka pemeliharaan tanaman

muda (tanaman pokok), yaitu berupa pembersihan belukar dan tumbuhan pengganggu

Page 21: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 21 / 27 -

lainnya, agar tanaman pokok dapat memperoleh cahaya yang optimal, juga untuk

mengurangi kompetisi pada sistem perakaran.

3.4.7 Penyulaman adalah salah satu kegiatan yang tujuannya mengganti tanaman yang mati

dengan tanaman baru. Penggantian ini dilakukan agar jumlah tanaman per kesatuan

luas dapat optimal.

3.5 DESKRIPSI

3.5.1 Pemeliharaan

3.5.1.1 Lokasi yang dilakukan kegiatan pemeliharaan tanaman adalah bekas blok

tebangan yang telah dilaksanakan kegiatan penanaman / pengayaan.

3.5.1.2 Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan, pendangiran, penyulaman, dan

penjarangan.

3.5.1.3 Sasaran kegiatan pemeliharaan adalah memelihara permudaan jenis

komersial, pohon-pohon yang dilindungi dan tanaman baru hasil kegiatan

penanaman / pengayaan dari persaingan dengan tumbuhan pengganggu.

Jenis umbuhan yang tidak mengganggu misalnya rotan dapat dibiarkan

tumbuh untuk menutupi dan melindungi tanah dan diharapkan sebagai

penghasil produksi hasil hutan non kayu. Jenis tumbuhan yang dapat

dimatikan adalah jenis liana dan tumbuhan pengganggu lainnya serta jenis

permudaan yang tidak berharga yang mengganggu permudaan jenis

komersial.

Page 22: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 22 / 27 -

6. PROSEDUR KERJA

PEMBEBASAN POHON BINAAN

2.1 TUJUAN

2.1.1 Meningkatkan kualitas dan kuantitas pohon binaan

2.1.2 Meningkatkan riap pohon jenis komersial

2.2 RUANG LINGKUP

Kegiatan pembebasan pohon binaan.

2.3 REFERENSI

2.3.1 Sistem Manual Rencana Pengelolaan Hutan Produksi Lestari PT Diamond Raya

Timber

2.3.2 Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor: P.9/VI/BPHA/2009

tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur Dalam Areal Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi

2.4 DEFINISI

2.4.1 Pembebasan adalah kegiatan pemeliharaan pohon/tegakan tinggal jenis komersil

dengan cara membebaskan dari tumbuhan pengganggu.

2.4.2 Pohon Binaan adalah pohon jenis komersil yang mempunyai penampakan fisik baik

(batang sehat, lurus, bundar dan tidak cacat; tajuk baik dan sehat) yang berasal dari

permudaan alam dan tanaman pengayaan.

2.4.3 Jenis komersil adalahjenis-jenis pohon yang menghasilkan kayu perdagangan.

2.4.4 Penebangan adalah kegiatan pembebasan dengan cara menebang pohon lain yang

bertujuan memberikan ruang tumbuh dan mengurangi kompetisi terhadap pohon

binaan.

2.4.5 Penebasan adalah kegiatan pembebasan dengan menebas belukar, ranting dan

permudaan tingkat pancang yang tidak berguna dengan memakai kampak atau alat

sejenis lainnya.

2.4.6 Peneresan adalah kegiatan pembebasan dengan meneras kulit pohon-pohon dan

permudaan tingkat tiang yang tidak berguna dengan memakai kampak atau alat

sejenisnya.

Page 23: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 23 / 27 -

2.5 DESKRIPSI KERJA

2.5.1 Ketentuan umum

2.5.1.1 Lokasi kegiatan pembebasan ditetapkan pada areal bekas tebangan dan

dilaksanakan dalam tahun pertama setelah penebangan (Et+1) dan / atau

pada areal blok bekas tebangan tahun-tahun sebelumnya.

2.5.1.2 Tumbuhan yang dibebaskan terdiri dari permudaaan tingkat semai, pancang,

tiang dan pohon-pohon jenis komersial dari areal bekas blok tebangan.

2.5.1.3 Yang dimatikan pada pelaksanaan kegiatan pembebasan adalah :

a. Tumbuhan bawah, semak dan belukar.

b. Liana yang melilit batang atau menduduki tajuk jenis komersial kecuali

jenis rotan.

c. Pohon-pohon yang tidak berharga kayunya yang tajuknya menaungi atau

bersaing dengan tajuk pohon jenis komersial atau jaraknya terlalu dekat

dengan pohon jenis komersial.

d. Pohon-pohon jenis komersial yang berbentuk batangnya jelek, cacat

(bengkok-bengkok, berlubang, patah, dan lain-lain)

2.5.1.4 Pada pelaksanaan kegiatan pembebasan tidak diperkenankan mematikan

semua jenis rotan, palm, buah-buahan dan jenis-jenis lain yang berharga.

Pohon yang tidak menaungi / mengganggu jenis komersial tidak perlu

ditebang / ditebas untuk menahan pertumbuhan gulma, liana dan alang-

alang serta untuk perlindungan tanah dari erosi.

a. Termasuk jenis pohon yang dilindungi.

b. Pohon yang tidak bersaing tajuknya dengan tajuk pohon jenis komersial

c. Jaraknya tidak terlalu dekat dengan pohon jenis komersial.

d. Pohon yang tumbuh pada jarak kurang dari 200 meter dari tepi sungai

dan mata air, kurang dari 50 meter dari jalan dan kurang dari 100 meter

dari daerah yang bernilai estetika atau ilmiah.

2.5.1.5 Pembebasan sebaiknya dilaksanakan pada musim kemarau.

2.5.2 Tanggung jawab dan urutan kerja

2.5.2.1 Pelaksana kegiatan

Regu kerja untuk pelaksanaan kegiatan pembebasan terdiri dari 12 orang,

dengan tugas:

d. 1 orang kepala regu

Page 24: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 24 / 27 -

e. 2 orang pengenal pohon

f. 2 orang perintis jalur

g. 2 orang pembabat dan penebas

h. 2 orang peneres

i. 1 orang pembantu umum

2.5.2.2 Pelaksanaan Kegiatan

b. Perencanaan peta

- Menentukan lokasi blok dan petak kerja bekas areal tebangan yang

akan dilaksanakan kegiatan pembebasan pada peta keIja yang telah

disiapkan.

- Menaksir luas areal kerja/kegiatan pembebasan yaitu luas blok

bekas tebangan dan dapat ditambah dengan blok bekas tebangan

tahun- tahun sebelumnya yang belum pemah dilaksanakan kegiata

penebangan.

- Merencanakan anggaran biaya kegiatan penebasan dan jumlah

tenaga kerja yang akan digunakan dalam kegiatan pembebasan,

baik untuk kegiatan persiapan maupun pelaksanaan di lapangan

serta pelaporannya.

c. Pelaksanaan di lapangan

- Cara pembebasan

Berdasarkan sistem dan penerapannya, teknik pembebasan dibagi

menjadi 2 (dua) cara yaitu:

? Pembebasan secara horizontal yaitu pembebasan terhadap

permudaan tingkat semai dan pancang jenis-jenis komersial

dengan cara membabat dan menebas tumbuh-tumbuhan

pengganggu.

? Pembebasan secara vertikal yaitu pembebasan terhadap

permudaan tingkat tiang, pohon inti dan pohon-pohon jenis

komersial dengan cara meneres, menebang tumbuhan dan

pohon-pohon pengganggu.

- Jalur pembebasan

? Dalam pelaksanaan pembebasan baik secara ‘horizontal’

maupun ‘vertikal” digunakan sistem jalur dan dilakukan merata

pada seluruh blok bekas tebangan yang telah ditentukan.

Page 25: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 25 / 27 -

? Lebar jalur penebasan sebaiknya mengikuti lebar jalur yang

digunakan pada waktu inventarisasi sebelum penebangan

(cruising). Dengan lebar jalur 20 meter, regu kerja terdiri dari 12

orang bergerak berbanjar sepanjang jalur untuk melaksanakan

pembebasan.

? Jumlah orang dalam regu kerja dapat disesuaikan dengan lebar

jalur yang digunakan ataupun keperluan lainnya. Pada

pelaksanaan pembebasan dengan sistem jalur, maka regu kerja

khususnya petugas pengenal pohon, pencatat dan penanda

pohon serta petugas pembebas dibagi dalam 2 kelompok

masing-masing di kanan dan di kiri sumbu jalur. Sedang ketua

regu, petugas perintis / kompas, pembawa bekal / tukang masak

berjalan mengikuti sumbu jalur.

- Pembebasan horizontal

? Pembebasan seeara horizontal dilakukan dengan membabat dan

menebas rumput-rumputan, liana, semak, belukar dan tumbuhan

pengganggu lainnya memakai sabit, parang.

? Penebasan dilakukan ± 20-50 cm dari permukaan tanah. Dalam

pelaksanaan pembebasan secara horizontal ini harus betul-betul

diperhatikan agar permudaan tingkat semai dan pancang jenis-

jenis komersial tidak ikut terbabat atau tertebas.

? Pada pembebasan horizontal baik secara pembabatan maupun

penebasan diharapkan permudaan jenis komersial akan terpacu

pertumbuhannya karena persaingan akarnya akan berkurang

dengan dihilangkan tumbuh-tumbuhan pengganggu yang ada

antara lain rumput-rumputan, semak, belukar, liana, dan

tumbuhan bawah lainnya.

- Pembebasan vertikal

Pembebasan vertikal dapat dilakukan dengan:

? Penebangan/pemotongan

Penebangan / pemotongan dapat dilakukan pada permudaan

tingkat tiang dan pohon-pohon muda dari jenis tumbuhan / pohon

pengganggu sepanjang penebangan tersebut tidak akan

merusak permudaan jenis komersial. Pada pemotongan liana

(selain rotan), agar liana tersebut tidak bertunas lagi dapat

dioleskan pada bagian tunggulnya. Penebangan / pemotongan

dapat menggunakan parang atau kapak.

Page 26: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 26 / 27 -

? Peneresan

Penerasan dapat dilakukan setinggi 30-50 cm dari permukaan

tanah atau ±10 cm diatas banir dengan menggunakan kapak

pada pohon-pohon pengganggu. Pohon diteres kulitnya selebar

±10 cm melingkar batang sehingga sampai menembus kayunya,

untuk menghentikan aliran makanan sehingga pohon lama-lama

akan menggugurkan daun dan mati. Dengan penerasan tersebut

diharapkan pembukaan tajuk tidak terlalu cepat, sehingga tidak

terjadi perubahan yang mendadak terhadap

lingkungan/mikroklimat

Pada pembebasan vertikal baik secara penebangan / pemotongan,

penerasan dengan terbukanya diharapkan sinar matahari akan

masuk untuk merangsang turnbuhnya permudahan dan persaingan

akar jenis komersial akan berkurang. Dengan dernikian pertumbuhan

diameter jenis komersial akan lebih cepat.

Pada pelaksanaan pembebasan vertikal ini harus dilaksanakan

secara cermat dan hati-hati yang terutama harus dimatikan adalah

jenis-jenis yang betul tidak berguna antara lain pohon cacat

(bengkok - berlubang besar, patah, berpenyakit), pohon yang tidak

berharga. Karena untuk jenis-jenis tertentu yang saat ini kurang

berharga kemungkinan dikemudian hari menjadi berharga kayunya.

Gambar 1. Pembebasan vertikal

Gambar 2. Pembebasan Horizontal

Page 27: SOP Pembinaan Hutan Diamond Raya Timber

No. Dokumen : SOP-1PB-02 Revisi : 3

SOP Pembinaan Hutan - Hal 27 / 27 -

Kriteria pohon dan tiang yang dijarangi Yang dimatikan POHON dan TIANG yang bengkok, pertumbuhan tertekan

Tajuk tak sempurna, bercabang rendah, rapat, rusak dan terserang penyakit

Gambar 3. Pohon yang bengkok Gambar 4. Pohon yang cacat atau terserang penyakit Gambar 5. Pohon yang bercabang rendah