Sop Kateter

9
PENILAIAN PEMASANGAN KATETER No . ASPEK YANG DINILAI Bobot 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 A Persiapan Alat 1.Bak instrumen steril berisi : Pinset anatomis, Kassa, Kapas 2.Kateter sesuai ukuran 3.Sarung tangan steril 2 pasang 4.Spuit 10 cc dan Aquades 5.Jelly Pelumas 6.Urine Bag 7.Plaster dan gunting 8.Perlak dan pengalas/selimut mandi 9.Bak berisi air hangat 10. Bengkok 5 B Tahap Pra Interaksi 1.Melakukan verifikasi data 2.Mencuci tangan 3.Mempersiapkan alat 1 1 1 C Tahap Orientasi 1.Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 2.Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien 3.Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 1 1 1

description

standar operasional prosedur pemasangan kateter

Transcript of Sop Kateter

Page 1: Sop Kateter

PENILAIAN PEMASANGAN KATETER

No. ASPEK YANG DINILAI Bobot 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

A Persiapan Alat1.Bak instrumen steril berisi : Pinset anatomis, Kassa, Kapas2.Kateter sesuai ukuran3.Sarung tangan steril 2 pasang4.Spuit 10 cc dan Aquades5.Jelly Pelumas6.Urine Bag7.Plaster dan gunting8.Perlak dan pengalas/selimut mandi9.Bak berisi air hangat10.Bengkok

5

B Tahap Pra Interaksi1.Melakukan verifikasi data2.Mencuci tangan3.Mempersiapkan alat

111

C Tahap Orientasi1.Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik2.Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada

keluarga/klien3.Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

1

1

1

Page 2: Sop Kateter

No. ASPEK YANG DINILAI Bobot 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

D Tahap Kerja1.Menjaga privacy2.Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent

(wanita), supinasi (laki-laki) dan melepaskan pakaian bawah

3.Memasang perlak, pengalas dan selimut mandi4.Memakai sarung tangan5.Membersihkan genetalia (vulva hygine pada wanita, penis

hygine pada laki-laki) dengan air hangat6.Mengganti sarung tangan steril7.Memberi pelumas pada ujung kateter8.Memasukan kateter pada uretra dengan cara:

Pada laki-laki pegang penis dengan tangan non dominan ke atas dengan sudut 900 lalu masukkan kateter perlahan-lahan sepanjang 15-23 cm atau sampai urin keluarPada wanita buka labiya mayora dan minora dengan tangan non dominan lalu masukkan ujung kateter ke meatus uretra sepanjang 5-7,5 cm atau sampai urin keluar

9.Menyambungkan kateter dengan urin bag10.Mengisi balon dengan aquadest sesuai ukuran11.Memfixasi kateter ke arah perut/paha12.Menggantung urin bag13.Membereskan alat, melepas pengalas dan sarung tangan

23

233

435

22222

E Tahap Terminasi1.Merapikan pasien2.Berpamitan dengan klien3.Mencuci tangan4.Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

1111

Total 50Keterangan: 0: Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan1: Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutan2: Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar

Page 3: Sop Kateter

Tabel 1. Kategori Penentuan Keparahan cedera Kepala berdasarkan Nilai Skala

Koma Glasgow (SKG)

Penentuankeparahan

Deskripsi

Minor/ Ringan SKG 13 – 15Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit. Tidak ada fraktur tengkorak, tidak ada kontusia cerebral, hematoma

Sedang SKG 9 – 12Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam. Dapat mengalami fraktur tengkorak.

Berat SKG 3 – 8Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam. Juga meliputi kontusia serebral, laserasi atau hematoma intrakranial

sumber :keperawatan kritis, pendekatan holostik vol, II tahun 1995, hal:226

Tabel 2. Skala Koma Glasgow (Blak, 1997)

Parameter Score

1. Membuka Mata SpontanTerhadap rangsang suaraTerhadap nyeriTidak ada

4321

2. Respon Verbal Orientasi baikOrientasi tergangguKata-kata tidak jelasSuara Tidak jelas

Tidak ada respon

54321

3. Respon Motorik Mampu bergerakMelokalisasi nyeriFleksi menarikFleksi abnormalEkstensiTidak ada respon

654321

Total 3 - 15

Page 4: Sop Kateter

Kasus 1CKR 13-15

Parameter Score

1. Membuka Mata SpontanTerhadap rangsang suaraTerhadap nyeriTidak ada

4321

2. Respon Verbal Orientasi baikOrientasi tergangguKata-kata tidak jelasSuara Tidak jelas

Tidak ada respon

54321

3. Respon Motorik Mampu bergerakMelokalisasi nyeriFleksi menarikFleksi abnormalEkstensiTidak ada respon

654321

Total 14

Kasus 2CKS 9-12

Parameter Score

1. Membuka Mata SpontanTerhadap rangsang suaraTerhadap nyeriTidak ada

4321

2. Respon Verbal Orientasi baikOrientasi tergangguKata-kata tidak jelasSuara Tidak jelas

Tidak ada respon

54321

3. Respon Motorik Mampu bergerakMelokalisasi nyeriFleksi menarikFleksi abnormalEkstensiTidak ada respon

654321

Total 11

Page 5: Sop Kateter

Kasus 3CKB 3-8

Parameter Score

1. Membuka Mata SpontanTerhadap rangsang suaraTerhadap nyeriTidak ada

4321

2. Respon Verbal Orientasi baikOrientasi tergangguKata-kata tidak jelasSuara Tidak jelas

Tidak ada respon

54321

3. Respon Motorik Mampu bergerakMelokalisasi nyeriFleksi menarikFleksi abnormalEkstensiTidak ada respon

654321

Total 5

Page 6: Sop Kateter

Kasus 1SOAL:Dihadapan Anda adalah Tn. Anton, 29 tahun dibawa ke IGD RSU Margono karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Hasil anamesa pasien pingsang ± 15 menit, pemeriksaan fisik didapatkan data tidak ada fraktur tengkorak, hematom dan kontusio cerebri

PERINTAH:Lakukan pemeriksaan GCS (dengan margin of eror ±1)

Kasus 2SOAL:Dihadapan Anda adalah Tn. Anton, 29 tahun dibawa ke IGD RSU Margono karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Hasil anamesa pasien pingsang ± 40 menit, pemeriksaan fisik didapatkan data terdapat hematom, tidak ada fraktur tengkorak

PERINTAH:Lakukan pemeriksaan GCS (dengan margin of eror ±1)

Kasus 3SOAL:Dihadapan Anda adalah Tn. Anton, 29 tahun dirawat di ICU RSU Margono karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Fraktur tengkorak (+), hematom (+), kehilangan kesadaran sejak masuk RS yaitu sehari yang lalu

PERINTAH:Lakukan pemeriksaan GCS (dengan margin of eror ±1)

Page 7: Sop Kateter

Tingkat kesadaran dibagi 6    :

1. Compos Mentis.

Kesadaran penuh.

2. Apatis.

Kesadaran dimana pasien terlihat mengantuk tetapi mudah di bangunkan dan reaksi penglihatan, pendengaran, serta perabaan normal.

3. Somnolent.

Kesadaran dapat dibangunkan bila dirangsang, dapat disuruh dan menjawab pertanyaan. Bila rangsangan berhenti pasien tidur lagi.

4. Sopor.

Kesadaran yang dapat dibangunkan dengan rangsangan kasar dan terus menerus.

5. Sopora Coma.

Reflek motoris terjadi hanya bila dirangsang nyeri.

6. Coma.

Tidak ada reflek motoris sekalipun dengan rangsangan nyeri.

Kriteria: kesadaran baik/ normal –> GCS 13-15kesadaran turun –> GCS 9-12koma –> GCS <8Bagian neurologi tidak menjumlahkan hasil GCS melainkan misal: GCS E3V3M2.