SOLUTIO PLASENTA

44
Solutio Plasenta Oleh Yusnafrati lova Pembimbing dr. Gunawan Budi Santosa, Sp.OG (K) OS

description

whdjw

Transcript of SOLUTIO PLASENTA

Solutio Plasenta

Oleh Yusnafrati lova

 

Pembimbingdr. Gunawan Budi Santosa, Sp.OG (K) OS

    

 

DefinisiSolusio plasenta adalah terlepasnya

sebagian atau keseluruhan plasenta dari implantasi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir.

Nama lain :Abruptio placentaeAblatio placentaeAccidental haemorrhagePremature separation of the

normally implanted placenta

KlasifikasiTrijatmo Rachimhadhi membagi solusio

plasenta menurut derajat pelepasan plasenta:

1. Solusio plasenta totalis2. Solusio plasenta partialis3. Ruptura sinus marginalis.

Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahan:

1. Solusio plasenta perdarahan keluar2. Solusio plasenta perdarahan

tersembunyi, hematoma retroplacenter3.Solusio plasenta perdarahannya masuk

dalam kantong amnion

Solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya :

1. Ringan : < 100-200 cc, uterus tidak tegang, janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih 150 mg%.

2. Sedang : > 200 cc, uterus tegang, gawat janin/mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.

3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan

Epidemiologi Insidensi solusio plasenta bervariasi antara

0,2-2,4 %, dari seluruh kehamilan terdapat 1 diantara 77-89 persalinan dan solusio plasenta berat terjadi 1 diantara 500-750 persalinan .

Etiologia. primer (Idiopatik):

Faktor presdiposisi

1. Faktor kardio-reno-vaskuler Glomerulonefritis kronik, sindroma

preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland, terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh wanita yang hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.

2. Faktor traumaTrauma yang dapat terjadi antara lain :

- Tarikan pada tali pusat yang pendek- Trauma langsung, seperti jatuh, kena

tendang, dan lain-lain.

3. Faktor paritas ibu Multipara > primipara.

4. Faktor usia ibukejadian solusio plasenta sejalan dengan meningkatnya umur ibu

5. Faktor pengunaan kokain

Kokain = meningkatkan tekanan darah dan meningkatan pelepasan katekolamin menyebabkan vasospasme pembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya plasenta.

6. Faktor kebiasaan merokokPerokok ≤ 1 (satu) bungkus per hari

meningkatkan kejadian sampai dengan 25%. ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya.

7. Riwayat solusio plasentariwayat solusio plasenta meningkatkan

resiko pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi

8. Patogenesis

Solusio plaseta dimulai dengan terjadinya perdarahan ke dalam desidua basalis dan terbentuknya hematom subkhorionik yang dapat berasal dari pembuluh darah miometrium atau plasenta, dengan berkembangnya hematom subkhorionik terjadi penekanan dan perluasan pelepasan plasenta dari dinding uterus .

setelah plasenta lahir, pemeriksaan plasenta didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah lama yang berwarna kehitaman.

Perdarahan terus-menerus/tidak terkontrol otot uterus meregang uterus tidak mampu berkontraksi untuk membantu dalam menghentikan perdarahan yang terjadi.

Akibatnya hematom subkhorionik akan medesak plasenta seluruh plasenta akan terlepas dari implantasinya di dinding uterus.

Sebagian darah akan masuk ke bawah selaput ketuban, dapat juga keluar melalui vagina, darah juga dapat menembus masuk ke dalam kantong amnion, atau mengadakan ekstravasasi di antara otot-otot miometrium.

Ekstravasasi yang berlangsung hebat “Uterus Couvelaire”, secara makroskopis terlihat bercak-bercak berwarna biru atau ungu pada permukaan uterus .

Uterus Couvelaire : mengganggu kontraktilitas uterus yang sangat diperlukan saat setelah bayi dilahirkan sehingga mengakibatkan perdarahan post partum yang hebat.

•Akibat kerusakan miometrium dan bekuan retroplasenter adalah pelepasan tromboplastin yang banyak ke dalam peredaran darah ibu, sehingga berakibat pembekuan intravaskuler dimana-mana yang akan menghabiskan sebagian besar persediaan fibrinogen.

•Akibatnya ibu jatuh pada keadaan hipofibrinogenemia. Pada keadaan hipofibrinogenemia ini terjadi gangguan pembekuan darah yang tidak hanya di uterus, tetapi juga pada alat-alat tubuh lainnya (5).

Gambaran Klinis Solusio plasenta ringan 

ruptura sinus marginalis: pelepasan sebagian kecil plasenta.

- Perdarahan pervaginam - warna kehitam-hitaman - Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang

yang sifatnya terus menerus.

Salah satu tanda yang menimbulkan kecurigaan adanya solusio plasenta ringan ini adalah perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman.

Solusio plasenta sedangPlasenta telah terlepas lebih dari 1/4 bagian,

belum 2/3 luas permukaan. - sakit perut terus menerus,- disusul dengan perdarahan pervaginam ->

Ibu mungkin telah syok, janin bisa dalam keadaan gawat.

- Uterus teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan.

Apabila janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar.

Solusio plasenta beratPlasenta telah terlepas lebih dari 2/3

permukaannnya. - sangat tiba-tiba. - ibu dalam keadaan syok dan janinnya

telah meninggal.- sangat tegang seperti papan dan sangat

nyeri.- terjadi kelainan pada pembekuan darah

dan kelainan/gangguan fungsi ginjal.

KomplikasiTergantung luasnya plasenta yang terlepas, usia kehamilan

dan lamanya solusio plasenta berlangsung.  1. Syok perdarahan solusio plasenta hampir tidak dapat dicegah, kecuali dengan

menyelesaikan persalinan segera.

Jika persalinan telah selesai belum bebas dari perdarahan postpartum, karena kontraksi uterus tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala III persalinan dan adanya kelainan pada pembekuan darah.

Akhir hipotensi yang persisten adalah asfiksia -> pemulihan defisit volume intravaskuler secepat mungkin.

Darah segar adalah pilihan yang ideal = memberikan sel darah merah juga dilengkapi oleh platelet dan faktor pembekuan.

Gagal ginjalkomplikasi yang sering terjadi -> hipovolemia.

Oliguri dan proteinuri akan terjadi akibat nekrosis tubuli atau nekrosis korteks ginjal mendadak.

Pencegahan gagal ginjal meliputi - penggantian darah yang hilang secukupnya,- pemberantasan infeksi, - atasi hipovolemia, - secepat mungkin menyelesaikan persalinan

dan mengatasi kelainan pembekuan darah.

Kelainan pembekuan darahhipofibrinogenemia. Dari penelitian yang dilakukan

oleh Wirjohadiwardojo di RSUPNCM dilaporkan kelainan pembekuan darah terjadi pada 46% dari 134 kasus solusio plasenta yang ditelitinya.

Kadar fibrinogen plasma normal pada wanita hamil cukup bulan ialah 450 mg%, berkisar antara 300-700 mg%.

< 100 mg% maka akan terjadi gangguan

pembekuan darah. 

Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)

perdarahan dalam otot-otot rahim dan di bawah perimetrium -> gangguan kontraktilitas uterus dan warna uterus berubah menjadi biru atau ungu (Uterus couvelaire).

Komplikasi janin  1. Fetal distress2. Gangguan pertumbuhan/perkembangan3. Hipoksia dan anemia4. Kematian

Anamnesis - sakit tiba-tiba di perut, pasien dapat menunjukkan

tempat yang dirasa paling sakit.- Perdarahan pervaginam terdiri dari darah segar dan

bekuan-bekuan darah yang berwarna kehitaman .- Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan

dan akhirnya berhenti (anak tidak bergerak lagi).- Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata

berkunang-kunang. Ibu terlihat anemis yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar pervaginam.

Inspeksi - Pasien gelisah, sering mengerang karena

kesakitan.- Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.- Terlihat darah keluar pervaginam (tidak

selalu).

Palpasi- Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai

dengan tuanya kehamilan.- Uterus tegang dan keras seperti papan

yang disebut uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun di luar his.

- Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.- Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena

perut (uterus) tegang. 

Auskultasi (5)

 Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila denyut

jantung terdengar biasanya di atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari satu per tiga bagian.

 Pemeriksaan dalam - Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.- terbuka->plasenta dapat teraba menonjol dan tegang,

baik sewaktu his maupun di luar his.- plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, -

>turun kebawah dan teraba pada pemeriksaan(prolapsus placenta)

 

Pemeriksaan laboratorium

- Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan leukosit.

- Darah : Hb menurun, hipofibrinogenemia, maka diperiksakan pula COT (Clot Observation test) tiap l jam, tes kualitatif fibrinogen (fiberindex), dan tes kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya 15O mg%).

Pemeriksaan plasenta  Biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta

yang terlepas (kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.

 Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)  Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara

lain:- Terlihat daerah terlepasnya plasenta- Janin- Darah- Tepian plasenta

Terapi Penanganan kasus-kasus solusio plasenta didasarkan kepada

berat atau ringannya gejala klinis, yaitu: a. Solusio plasenta ringan Ekspektatif, bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan

bila ada perbaikan (perdarahan berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup) dengan tirah baring dan observasi ketat, kemudian tunggu persalinan spontan (2).

Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, gejala solusio plasenta makin jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio plasenta bertambah luas), maka kehamilan harus segera diakhiri.

Solusio plasenta sedang dan beratApabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas

ditemukan, penanganan di rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infus oksitosin dan jika perlu seksio sesaria.

 Perdarahan sekurang-kurangnya 1000 ml ->transfusi

darah harus segera diberikan. Amniotomi akan merangsang persalinan dan

mengurangi tekanan intrauterin. Persalinan juga dapat dipercepat dengan memberikan infus oksitosin yang bertujuan untuk memperbaiki kontraksi uterus yang mungkin saja telah mengalami gangguan.

 

• Gagal ginjal, biasanya yang terjadi adalah nekrosis tubuli ginjal mendadak yang umumnya masih dapat tertolong dengan penanganan yang baik. Tetapi bila telah terjadi nekrosis korteks ginjal, prognosisnya buruk sekali.

• Pada tahap oliguria, keadaan umum penderita umumnya masih baik. Oleh karena itu oliguria hanya dapat diketahui dengan pengukuran pengeluaran urin yang teliti yang harus secara rutin dilakukan pada penderita solusio plasenta sedang dan berat

Persalinan diharapkan terjadi dalam 6 jam sejak berlangsungnya solusio plasenta. Tetapi jika itu tidak memungkinkan, walaupun sudah dilakukan amniotomi dan infus oksitosin, maka satu-satunya cara melakukan persalinan adalah seksio sesaria.

•Apoplexi uteroplacenta (uterus couvelaire) tidak merupakan indikasi histerektomi. Akan tetapi, jika perdarahan tidak dapat dikendalikan setelah dilakukan seksio sesaria maka tindakan histerektomi perlu dilakukan.

Prognosis - luasnya plasenta yang terlepas - banyaknya perdarahan, - hipertensi menahun atau preeklamsia, - tersembunyi tidaknya perdarahan Pada kasus-kasus tertentu tindakan seksio

sesaria dapat mengurangi angka kematian janin.

 

Terimakasih