Solar Cell Perc 4
-
Upload
muhammad-normansyah-kaban-ii -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
description
Transcript of Solar Cell Perc 4
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel surya pada dasarnya adalah suatu elemen aktif yang mengubah cahaya matahari menjadi
energi listrik. Indonesia sendiri merupakan negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa dan
menerima panas matahari yang lebih banyak daripada negara lain, sehingga mempunyai potensial
yang sangat besar untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya. Berbagai instalasi sel
surya telah banyak dipakai walaupun hanya pada beberapa golongan masyarakat mampu.
Aplikasi Solar Sell, sebelum mendesain sistem energi alternatif yang memanfaatkan sel surya,
beberapa hal yang dipertimbangkan sebagai berikut :
Pemakaian daya rata-rata selama 24 jam.
Pemakaian daya rata-rata pada malam hari (terhitung dari hilangnya sinar matahari sampai
munculnya sinar matahari yang mengenai sel surya)
Pemakaian daya puncak
Berdasarkan perhitungan penulis, untuk saat ini jangan berharap biaya
operasional/pemeliharan sistem sel surya ini lebih murah dari listrik PLN.
S olar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction
semiconductor) yang jika terkena sinar matahari maka akan terjadi aliran electron, aliran electron
inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik.
2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan antara jarak dengan tegangan dan arus pada percobaan
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari solar cell sebagai penggerak motor
3. Untuk mengetahui aplikasi dari solar cell
4. Untuk mengetahui hubungan antar intensitas dengan daya
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sistem Solar cell
Ketika cahaya mengenai lapisan permukaan pelindung kaca, maka sinar diteruskan ke
lapisan silikon. Lapisan silikon yang terkena cahaya matahari, elektron-elektron dipaksa untuk
keluar. dengan adanya medan magnet antara silikon tipe-P dan tipe-N elektron tidak`kembali ke
tempatnya, sehingga bisa mengalir dan timbul energi listrik.
1. Rancangan Sistem Solar cell
Sel-sel surya dirangkai membentuk kumpulan sel surya secara pararel. Hal ini disebut panel surya.
Untuk mendapatkan intensitas cahaya yang lebih tinggi, maka tiap sel surya dibuat berbentuk
segienam. Bentuk segienam mampu menerima intensitas cahaya lebih tinggi dibandingkan bentuk
lain seperti persegi, dikarenakan memiliki luas yang paling besar untuk ukuran sisi-sisi yang sama.
Selain itu sel-sel surya berbentuk segienam bisa disusun rapat sehingga ruang kosong pada panel
surya bisa diminimalisir.
Gambar 2.1. Susunan sel surya berbentuk segienam
Ada 2 alternatif untuk permukaan sel surya, yaitu permukaan datar dan permukaan cembung. Panel
surya dengan permukaan cembung memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Pada permukaan
datar, cahaya yang diterima oleh permukaan panel surya sebagian akan dipantulkan langsung
kembali ke arah matahari. Sedangkan bagi yang permukaannya cembung, sebagian sinar yang
dipantulkan memantul ke sisi lain permukaan panel surya tersebut, sehingga akan meningkatkan
intensitas cahaya yang diterima sel surya dan mengurangi cahaya yang terbuang dari proses
pemantulan.Intensitas cahaya yang paling besar akan diterima sel surya ketika permukaan sel 90
derajat terhadap arah datang sinar matahari. Panel surya harus bisa bergerak menyesuaikan dengan
pergerakan matahari. Untuk mendeteksi pergerakan matahari diperlukan suatu sensor yang bisa
mendeteksi arah datang sinar matahari. Ketika sistem mengetahui arah datang sinar matahari, maka
motor akan menggerakkan panel surya mengikuti pergerakan matahari.
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
Gambar 2.2 Modifikasi sel surya yang dapat berubah sudut sesuai arah matahari
Gambar 2.3 Rangkaian listrik untuk menyimpan energi listrik
Alternatif lain yang bisa digunakan agar panel surya bisa menyesuaikan dengan pergerakan
matahari adalah dengan menggunakan timer. Timer diatur sehingga gerakan panel surya kurang
lebih bisa mendekati arah datang sinar matahari.
2.2 Penggerak
Penggerak dalam Industri kimia dimanfaatkan terutama untuk menghasilkan gerak putar pada
mesin-mesin(pompa,penggeraj,sentrifugasi,dll)
Tenaga penggerak dapat dihasilkan dengan menggunakan:
Tenaga engkol roda tangan
Gas,motor udara tekan,turbin uap,motor turbo,gas bakar,tekanan,(aliran air),motor
bakar,gas,bakar,tekanan)
Cairan,turbin hidrolik
Listrik,motor listrik
Dari berbagai jenis penggerak di atas,hanya yang penting untuk industry kimia,yakni motor listrik
yang akan dibahas lebih lanjut.
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
2.2.1 Motor Listrik
Prinsip motor listrik:
Pada suatu rotor dan standar dibangkitkan medan magnet bolak-balik.Rotor dan stator saling
mempengaruhi sehinggamenyebabkan rotor berputar.
Motor listrik bentuknya sederhana,begitu pula pengalihan energy dan pengoperasinnya.Alat ini
dapat bekerja dengan aman dan pasti,serta dapat menyesuaikan diri dengan keadaan beban.(operator
tidak perlu melakukan sesuatu).Alat ini tidak menimbulkan polusi,kebisingan relatif sedikit dan
dapat dikendalikan dari jauh.
Spesikasi motor listrik dan juga data tentang kerjanya disusun menurut standar Internasional.Hal ini
memungkinkan penggantian motor listrik yang berasal dari berbagai produsen dan Negara tanpa
adanya kesulitan.
Motor Listrik mempunyai frekuensi yang tinggi(frekuensi putaran 3000,1500,1000, 750rpm)
Dan memilki momen putar rendah.
Bila motor listrik mendapat beban terlalu besar,frekuensi putaran akan menurun dan arus listrik
mengalir bertambah besar.Hal ini dapat menyebabkan motor listrik menjadi terlalu panas.Untuk
menghindari hal tersebut,maka pada bagian pemasukan arus perlu dipasang kontak(saklar).atau
biasa juga dipasang saklar otomati sesaat setelah arus mengalir,terlalu besar.Ada motor untuk arus
searah,arus,bolak-balik dan 3 fasa.
2.2.2 Motor Arus searah
Motor searah dapat diatur frekuensi putaran dengan menggunakan tahanan.pengatura ini dapat
dilakukan secara kontinu,mulai dari frekuensi putaran nol sampai dengan maksimum.Motor jenis
Ini hanya dipakai bila motor 3 fasa tidak memenuhi persyaratan yang diinginkan.
2.2.3 Motor Arus bolak-balik
Motor ini hanya digunakan sebagai penggerak berdaya kecil(penggerak alat pengukur dan alat
laboratorium 220Volt) atau sebagai motor sinkron waktu untuk saklar.
2.2.4 Motor 3 fasa(motor arus bolak-balik 3 fasa)
Diindustri kimia,penggerak yang paling banyak digunakan adalah motor 3 fasa.Jenis yang
paling penting ialah motor dengan rotor hubung singkat(motor sangkar)
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Bahan
1. Lampu pijar 200 watt
Fungsi : sebagai sumber cahaya
2. Motor unit
Fungsi : untuk mengubah energi listrik DC menjadi energi gerak
3. Penggaris 50 cm
Fungsi : untuk mengukur jarak antara lampu ke solar cell
4. Multimeter digital (Ammeter)
Fungsi : untuk mengukur kuat arus yang dihasilkan
5. Multimeter digital (voltmeter)
Fungsi : untuk mengukur tegangan yang dihasilkan
6. Pipa paralon
Fungsi : untuk memfokuskan cahaya
7. Statif
Fungsi : untuk menyanggah lampu dan pipa paralon
8. Solar cell
Fungsi : untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik
9. Wayar
Fungsi : untuk menghubungkan PLN dengan lampu
10. Cok sambung
Fungsi : untuk sumber tegangan
11. Kacamata hitam
Fungsi : untuk melindungi mata saat mengamati percobaan
12. Serbet
Fungsi : untuk membersihkan peralatan, untuk melindungi dalam memegang pipa paralon
13. Penjepit buaya
Fungsi : untuk menghubungkan peralatan dalam rangkaian
14. Stopwatch
Fungsi : untuk mengukur waktu pencahayaan
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
3.2 Prosedur Percobaan
a) Tanpa pipa paralon
1. Disiapkan peralatan yang akan digunakan
2. Disusun rangkaian sesuai gambar dibawah ini :
3. Diukur jarak antara bola lampu ke solar cell dari filamen ke dasar solar cell sebesar 5 cm.
4. Dihidupkan lampu dan stopwatch secara bersamaan selama 1 menit.
5. Dicatat hasil perubahan besar arus dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh solar cell.
6. Diulangi langkah 3 sampai 5 dengan variasi jarak 10 sampai 25 cm dengan interval 5 cm.
b) Dengan pipa paralon
1. Disiapkan peralatan yang akan digunakan
2. Disusun rangkaian sesuai gambar dibawah ini :
3. Diukur jarak anatara bola lampu ke solar cell dari filamen ke dasar solar cell sebesar 5 cm.
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
4. Dipasang pipa paralon untuk memfokuskan cahaya lampu.
5. Dihidupkan lampu dan stopwatch secara bersamaan selama 1 menit.
6. Dicatat hasil perubahan besar arus dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh solar cell.
7. Diulangi langkah 3 sampai 5 dengan variasi jarak 10 sampai 25 cm dengan interval 5 cm
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Data Percobaan
A = PxL = 6cm x 6cm = 36 cm2 = 36 . 10-4 m2
a) Tanpa Paralon
Jarak (cm) Arus (mA) Tegangan (V)
5
10
15
20
25
32,1
13,8
10,2
6,5
4,3
5,59
2,30
0,09
0,05
0,03
b) Dengan Pipa Paralon
Jarak (cm) Arus (mA) Tegangan (V)
5
10
15
20
25
34,5
31,5
29,8
26,8
22,7
6,02
5,64
5,29
4,79
4,20
Medan, 14 Mei 2013
Asisten Pratikan
(Indra Tarigan) (Mestika Indah Ali Manalu)
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
4.2 Analisa Data
1. Menghitung intensitas cahaya solar cell untuk masing-masing data tanpa pipa dan dengan
pipa
Penyelesaian :
a) Tanpa pipa paralon
Jarak 5 cm
Jarak 10 cm
Jarak 15 cm
Jarak 20 cm
Jarak 25 cm
b) Dengan pipa paralon
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
Jarak 5 cm
Jarak 10 cm
Jarak 15 cm
Jarak 20 cm
Jarak 25 m
2. Membuat grafik intensitas cahaya (I) vs Daya (P)
Penyelesaian
a) Tanpa Pipa Paralon
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
b) Dengan Pipa Paralon
Laboratorium Sistem Pengukuran Besaran FisikaDepartemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1
DAFTAR PUSTAKA
Bernasconi.G.Dkk.1996.Teknologi Kimia.Cetakan I Jakarta : PT. Pradnya Paramita
Hill-McGraw.1999.Electrical Engineering. Jakarta: Erlangga.
http://angahazhari.blogspot.com/2011/10/sistem-solar-cell.html
pada 12 mei 2013 pukul 22.15 WIB