sokletasi minyak kacang tanah

13

Click here to load reader

description

laporan praktimum

Transcript of sokletasi minyak kacang tanah

Page 1: sokletasi minyak kacang tanah

PROSES EKSTRAKSI SOKLETASI

”ISOLASI MINYAK DARI KACANG TANAH”

I. Tujuan Percobaan

Mempelajari dan mengamati proses isolasi suatu komponen dari suatu bahan

alam dengan metoda sokletasi

Menghitung rendemen

II. Dasar Teori

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan

atau legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini berasal dari

Amerika Selatan namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis

atau subtropis. Republik Rakyat Cina dan India merupakan penghasil kacang tanah

terbesar dunia.

Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya

protein dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya),

digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi

semacam selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan. Produksi

minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun

2003 menurut FAO. Selain dipanen biji atau polongnya, kacang tanah juga dipanen

hijauannya (daun dan batang) untuk makanan ternak atau merupakan pupuk hijau.

Kacang tanah budidaya dibagi menjadi dua tipe: tipe tegak dan tipe menjalar.

Tipe menjalar lebih disukai karena memiliki potensi hasil lebih tinggi.

Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya (yang lainnya adalah

"kacang bogor", Voandziea subterranea) yang buahnya mengalami pemasakan di

1

Page 2: sokletasi minyak kacang tanah

bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda terkena cahaya, proses

pematangan biji terganggu.

Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejennis

ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga

jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati

merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak

jenuh. Minyak nabati umumnya larut dalam pelarut organik, seperti heksan dan

benzen. Untuk mendapatkan minyak nabati dari bahagian tumbuhannya, dapat

dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang sesuai.

Adapun prinsip sokletasi ini adalah

Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan

pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka

pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi

menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa

organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak

diinginkan.

Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi

dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat

digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang

akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk

maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk

pemisahan ini adalah sokletasi

Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,

sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel,

secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa

senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa

kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut

tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat

2

Page 3: sokletasi minyak kacang tanah

ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut

yang diinginkan.

Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :

1. Pelarut yang mudah menguap

Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol

2. Titik didih pelarut rendah.

3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.

4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.

5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.

6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

7. Ekstraksi sinambung dengan menggunakan alat soklet merupakan suatu prosedur

ekstraksi kontituen kimia tumbuhan dari jaringan tumbuhan yang telah

dikeringkan.

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut

organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana,

eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa – senyawa trepenoid

dan lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk

memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini

seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa – senyawa

yang diekstraksi.

Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang

sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus

dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari,

senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau

dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak,

hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari

3

Page 4: sokletasi minyak kacang tanah

pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak

boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.

Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih

efisien, karena:

1. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara

berulang kali.

2. Waktu yang digunakan lebih efisien.

3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.

4. Pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.

Keunggulan sokletasi :

1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.

2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.

3. Proses sokletasi berlangsung cepat.

4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.

5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik dalam bahan berulang kali.

Kelemahan sokletasi :

1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah

rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi

penguraian.

2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi

meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.

3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.

4

Page 5: sokletasi minyak kacang tanah

II. Baham-Bahan yang Digunakan

Kacang tanah

Heksan

KmnO4

Kertas saring

III. Alat-Alat yang Digunakan

Satu set alat soklet

Test tube

Corong

Pipet tetes

Gelas piala 100 ml

Erlenmeyer 100 ml 3 buah

Gelas ukur 50 ml

IV. Prosedur Kerja

1. Timbang berat kosong labu soklet + batu didih beberapa nutor secara

analitik.

2. Pasang rangkaian unit sokletasi dalam keadaan kosong, alirkan air

pendingin, untuk meyakinkan alat siap dan tidak ada kebocoran.

3. Buat selongsong atau thimble dari kertas saring seukuran tabung soklet.

4. Timbang contoh sejumlah yang ditentukan oleh dosen/ass, secara analitik.

5. Ikat thimble dengan benang, agar contoh tidak tumpah.

6. Masukkan kedalam tabung soklet.

7. Masukkan pelarut ( heksan ) dengan jumlah yang sesuai dengan arahan

dosen/ass.

8. Lakukan proses ekstraksi sampai semua lemak dalam contoh terekstsak.

9. Sisa contoh dalam thimble dikeluarkan, peras, dan pelarut dimasukkan

kedalam tabung soklet.

5

Page 6: sokletasi minyak kacang tanah

10. Destilasi, untuk mengambil semaksimal mungkin bagian pelarut, tetap

dengan unit soklet.

11. Bagian pelarut disimpan untuk dapat digunakan lagi.

12. Hasil ekstrak yang dalam labu soklet, dikeringkan dalam oven pada suhu

sedikit di atas titik didih pelarut.

13. Dinginkan dan timbang, sampai berat konstan,

14. Selisih berat dengan berat labu kosong, adalah berat minyak yang

doperoleh, hitung rendemen.

V. Rangakaian Alat

VI. Data Pengamatan

6

Page 7: sokletasi minyak kacang tanah

Judul Percobaan : Proses Ekstraksi Sokletasi “Isolasi Minyak Dari Kacang

Tanah”

Tanggal percobaan : 3 November 2009

Kelompok 6 : 1. Axl Maya Manopo

2. Agus Priyono

3. Andri Mulia

4. Muhammad Iqbal

Berat labu soklet + batu didih = 82,7 gr

Berat selongsong kosong + kapas = 3,397 gr

Berat selongsong + kapas + kacang = 38,931 gr

Berat kacang = 38,931 – 3,397

= 35,534 gr

Berat kacang setelah proses = 15,627 gr

Selisih berat kacang setelah proses dengan sebelumnya

= 35,534 gr – 15,627 gr

= 19,9907 gr

Berat minyak yang didapat

= 105,767 gr – 82,7 gr

= 23,067 g

VII. Hasil-Hasil Reaksi yang Terjadi

7

Page 8: sokletasi minyak kacang tanah

Dalam proses sokletasi tidak ada terjadi reaksi kimia, yang terjadi adalah

pengikatan minyak oleh heksan, pada jaringan biji kacang tanah sehingga proses ini

disebut dengan proses ekstraksi (pengekstakkan) dengan metoda sokletasi, yaitu

menggunakan pelarut secara terus-menerus.

VIII. Hasil Perhitungan

Jumlah rendemen percobaan ini dapat diketahui melalui perhitungan berikut:

Berat minyak hasil ekstraksi (produk) = 23,067 gr

Berat kacang yang diekstraksi (bahan) = 35,534 gr

Rendemen = (23,067 gr ∕ 35,534 gr) x 100%

= 64,91 %

IX. Pembahasan

Untuk mengekstrak minyak dari kacang tanah dapat dilakukan dengan

metoda sokleasi seperti percobaan di atas. Namun sebelum proses sokletnya, perlu

8

Page 9: sokletasi minyak kacang tanah

dilakukan pemecahan kacang tanah guna mempermudah pelepasan minyak dari

kacang. (menurut respati05).

Dari percobaan yang dilakukan rendemen yang didapat adalah 64,91%.

Nilai ini didapat dari perbandingan berat minyak yang didapt dengan berat kacang

yang diekstrak dalam hitungan persen.

Menurut literatur, nilai rendemen minyak kacang tanah adalah sekiar 70-

75% sedangkan yang didapat pada percobaan ini sebesar 64,91%. Perbedaan

rendemen ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti lamanya proses

berlangsung(banyaknya refluk terjadi) karena semakin banyak refluk yang terjadi

semakin banyak pula minyak yang larut oleh pelarut heksan.

X. Kesimpulan

Rendemen yang didapat adalah 64,91% dengan lama proses selama 6 jam.

Hasil yang didapat berupa minyak berwarna kuning.

XI. Daftar Pustaka

1. Ralp J. Fessenden Joan S. Fessenden, 1990, Kimia Organik 3rd Edition, Penerbit

Erlangga:Jakarta.

2. HS, Irdoni & Nirwana HZ. 2009. Modul Praktikum Kimia Organik. Program Studi

Teknik Kimia S-1 Fakultas teknik Unri:Pekanbaru

3. Drs. Ersanghono Kusuma MS, MS. 2003. Sintesis Organik. Jurusan Kimia FMIPA

UNNES:Semarang

9