Social penetration theory

4
SOCIAL PENETRATION THEORY Atmi Ahsani Yusron, 0906492000 SPT ini dikonseptualisasikan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor pada tahun 1973. Studi yang dilakukan oleh keduanya ekstensif pada area ikatan sosial pada berbagai tipe pasangan. Teori mereka juga menggambarkan pola perkembangan suatu hubungan, sebuah proses yang diidentifikasikan oleh mereka sebagai penetrasi sosial. Penetrasi sosial merujuk pada sebuah proses ikatan hubungan dimana individu-individu berbedak dari komunikasi superfisial menuju ke komunikasi yang lebih intim. Keintiman yang dimaksud lebih dari sekedar keintiman fisik, tetapi termasuk juga intelektual dan emosional, hingga batasan di mana pasangan melakukan aktivitas bersama. Proses penetrasi mencakup perilaku verbal, nonverbal dan perilaku yang berorientasi pada lingkungan. Ciri utama dari SPT adalah memahami satu sama lain dengan mulai melakukan pembicaraan secara pribadi. ASUMSI SPT 1. Relationship progress from nonintimate to intimate. Hubungan komunikasi seseorang dengan orang lain biasanya berawal dari tahap superfisial dan bergerak pada sebuah tahapan yang lebih intim. 2. Relational development is generally systematic and predictable . SPT berhubungan dengan prediktabilitas. Para teoritikus berpendapat bahwa hubungan-hubungan berkembang secara sistematis dan dapat diprediksi. Selain itu, hubungan juga bersifat dinamis dan terus berubah. 3. Relational development includes depenetration and dissolution. Sebuah hubungan dapat menjadi berantakan dengan ditandai oleh depenetrate atau penarikan diri. Kemunduran hubungan ini juga dapat menyebabkan terjadinya disolusi hubungan. Tetapi, tidak berarti hubungan yang telah mengalami disolusi secara otomatis hilang atau berakhir. Sebuah hubungan seringkali mengalami transgresi (pelanggaran aturan, pelaksaan dan harapan dalam berhubungan) 4. Self-disclosure is at the core of relationship development. Self-disclosure (pembukaan diri) yaitu suatu proses pembukaan informasi

Transcript of Social penetration theory

Page 1: Social penetration theory

SOCIAL PENETRATION THEORYAtmi Ahsani Yusron, 0906492000

SPT ini dikonseptualisasikan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor pada tahun 1973. Studi yang dilakukan oleh keduanya ekstensif pada area ikatan sosial pada berbagai tipe pasangan. Teori mereka juga menggambarkan pola perkembangan suatu hubungan, sebuah proses yang diidentifikasikan oleh mereka sebagai penetrasi sosial. Penetrasi sosial merujuk pada sebuah proses ikatan hubungan dimana individu-individu berbedak dari komunikasi superfisial menuju ke komunikasi yang lebih intim. Keintiman yang dimaksud lebih dari sekedar keintiman fisik, tetapi termasuk juga intelektual dan emosional, hingga batasan di mana pasangan melakukan aktivitas bersama. Proses penetrasi mencakup perilaku verbal, nonverbal dan perilaku yang berorientasi pada lingkungan. Ciri utama dari SPT adalah memahami satu sama lain dengan mulai melakukan pembicaraan secara pribadi.ASUMSI SPT1. Relationship progress from nonintimate to intimate. Hubungan komunikasi seseorang

dengan orang lain biasanya berawal dari tahap superfisial dan bergerak pada sebuah tahapan yang lebih intim.

2. Relational development is generally systematic and predictable. SPT berhubungan dengan prediktabilitas. Para teoritikus berpendapat bahwa hubungan-hubungan berkembang secara sistematis dan dapat diprediksi. Selain itu, hubungan juga bersifat dinamis dan terus berubah.

3. Relational development includes depenetration and dissolution. Sebuah hubungan dapat menjadi berantakan dengan ditandai oleh depenetrate atau penarikan diri. Kemunduran hubungan ini juga dapat menyebabkan terjadinya disolusi hubungan. Tetapi, tidak berarti hubungan yang telah mengalami disolusi secara otomatis hilang atau berakhir. Sebuah hubungan seringkali mengalami transgresi (pelanggaran aturan, pelaksaan dan harapan dalam berhubungan)

4. Self-disclosure is at the core of relationship development. Self-disclosure (pembukaan diri) yaitu suatu proses pembukaan informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain yang memiliki tujuan tertentu. Informasi yang dibuka biasanya adalah informasi yang signifikan. Keterbukaan diri dapat membuat hubungan yang awalnya tidak intim menjadi intim.

“MENGUPAS” LAPISAN HUBUNGAN: ANALOGI BAWANGMenurut Altman dan Taylor, aspek kepribadian seseorang dapat dianalogikan seperti

lapisan-lapisan bawang. Lapisan terluar adalah public image dimana seseorang terlihat langsung dari luarnya seperti apa. Kemudian, jika seseorang berinteraksi dan membuka diri, maka orang tersebut akan mengharapkan reciprocity dari orang lain, yaitu keterbukaan balik dari orang yang diajak berinteraksi tersebut. Tanpa adanya reprocity ini, keintiman dalam suatu hubunga tidak akan dapat diperoleh.

Berkaitan dengan keterbukaan diri, penetrasi dapat dilihat dari dua dimensi: breadht merujuk kepada berbagai topik yang didiskusikan dalam suatu hubungan. Breadht time berhubungan dengan jumlah waktu yang dihabiskan oleh pasangan dalam berkomunikasi satu sama lainnya mengenai berbagai macam topik tersebut. Depth merujuk pada tingkat keintiman yang mengarahkan diskusi mengenai suatu topik. Kesimpulan penting mengenai breadht dan depht ini adalah bahwa pergeseran dan perubahan dalam pusat lapisan

Page 2: Social penetration theory

mempunyai banyak pengaruh dibandingkan pergeseran di luar lapisan. Kemudian, semakin besar kedalamannya, maka makin banyak kesempatan bagi seseorang untuk merasa rentan.PERTUKARAN SOSIAL: RELATIONAL COST AND REWARDS

SPT didasarkan pada beberapa prinsip Social Exchange Theory yang menyatakan bahwa pertukaran sosial melibatkan bantuan-bantuan yang menciptakan kewajiban di masa datang dan oleh karenanya membawa sebuah pengaruh mendasar dalam sebuah hubungan sosial.

Menurut Altman dan Taylor, hubungan dapat dikonseptualisasikan dalam bentuk penghargaan dan pengorbanan. Penghargaan adalah segala bentuk peristiwa yang mendorong kepuasan, kesenangan dan kebahagiaan dalam pasangan. Pengorbanan adalah segala peristiwa hubungan yang mendorong munculnya perasaa negatif. Jika dalam sebuah hubungan lebih banyak penghargaan daripada pengorbanan, maka individu akan bertahan dalam hubungan mereka. Sebaliknya, jika dalam sebuah hubungan lebih banyak pengorbanan daripada penghargaan, maka disolusi dalam hubungan akan sangat mungkin terjadi.

Penghargaan dan pengorbanan memiliki pengaruh yang besar pada awal sebuah hubungan daripada setelah hubungan berjalan lama. Dalam hal ini, terdapat pengalaman interpersonal yang relatif sedikit dalam tahap awal, yang menyebabkan individu lebih berfokus pada sebuah penghargaan atau pengorbanan.

Hubungan dengan sumber pengalaman penghargaan atau pengorbanan yang positif lebih mampu untuk mengatasi konflik secara efektif. Dalam beberapa hubungan, pasangan mungkin mengalami sejumlah ketidaksepakatan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, pasangan akan menjadi terbiasa untuk mengelola konflik dengan berbagai cara, menciptakan suatu budaya hubungan yang unik yang memungkinkan mereka untuk mengatur konflik di masa datang.TAHAPAN PROSES PENETRASI SOSIAL

1. Orientasi: terjadi pada tingkat publik. Dalam tahap ini, hanya sedikit mengenai diri kita yang terbuka untuk orang lain.

2. Exploratory Affective Exchange. Perluasan dari area publik dari diri kita dan terjadi ketika aspek-aspek dari kepribadian seseorang individu mulai muncul. Dalam tahap ini, apa yang tadinya privat menjadi publik. Tahap ini melibatkan perilaku verbal dan non verbal. Orang juga mulai menggunakan beberapa frase yang hanya dapat dimengerti oleh orang yang terlibat dalam hubungan.

3. Affective Exchange. Ditandai oleh persahabatan yang dekat dan pasangan yang lebih intim. Tahap ini termasuk interaksi yang lebih tanpa beban dan santai. Komunikasi yang terjadi juga sering kali spontan dan individu membuat keputusan yang cepat dan individu memberikan perhatian untuk hubungan secara keseluruhan. Tahap ini mencakup semua nuansa yang membuat hubungan menjadi unik.

4. Stabile Exchange. Ditandai dengan pengungkapan pemikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka yang mengakibatkan munculnya spontanitas dan keunikan hubungan yang tinggi.

ORIENTASI EXPLORATORY

AFFECTIVE

EXCHANGE

AFFECTIVE

EXCHANGE

STABLE

EXCHANGE