Soal dan jawaban

21
Soal dan jawaban 1. Bagaimana sejarah perkembangan sitilah tindak pidana korupsi? Jawab : Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau menurut Webster Student Dictionary adalah corruptus. Selanjutnya disebutkan bahwa corruptio itu berasal dari kata asal corrumpere, suatu kata Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa di Eropa seperti Inggris: corruption, corrupt; Perancis corruption, dan Belanda corruptie (korruptie). Dapat diduga istlah korupsi berasal dari bahasa Belanda ini yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia “korupsi”. Arti harfiah dari kata itu ialah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah. Sekarang berkembang ke pengertian tindak pidana korupsi menurut Undang-undang no 31 tahun 1999 jo Undang-undang no 20 tahun 2001 meliputi pasal 2 sampai dengan pasal 20. 2. Sumber hukum pengaturan tindak pidana korupsi di Indonesia? Jawab : - Undang-undang no. 3 tahun 1971 tentang pembarantasan Tindak Pidana Korupsi

Transcript of Soal dan jawaban

Page 1: Soal dan jawaban

Soal dan jawaban

1. Bagaimana sejarah perkembangan sitilah tindak pidana korupsi?

Jawab :

Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau menurut Webster Student

Dictionary adalah corruptus. Selanjutnya disebutkan bahwa corruptio itu berasal dari

kata asal corrumpere, suatu kata Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin itulah turun ke

banyak bahasa di Eropa seperti Inggris: corruption, corrupt; Perancis corruption, dan

Belanda corruptie (korruptie). Dapat diduga istlah korupsi berasal dari bahasa Belanda

ini yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia “korupsi”.

Arti harfiah dari kata itu ialah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat

disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang

menghina atau memfitnah. Sekarang berkembang ke pengertian tindak pidana korupsi

menurut Undang-undang no 31 tahun 1999 jo Undang-undang no 20 tahun 2001

meliputi pasal 2 sampai dengan pasal 20.

2. Sumber hukum pengaturan tindak pidana korupsi di Indonesia?

Jawab :

- Undang-undang no. 3 tahun 1971 tentang pembarantasan Tindak Pidana Korupsi

- Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Negara Yang Bersih Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

- Undang-undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi

- Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas

Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

3. Apa yang dimaksud dengan tindak pidana korupsi menurut Undang-Undang 20 tahun

2001?

Jawab :

Pasal 2

Page 2: Soal dan jawaban

Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri

sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara

atau perekonomian Negara

Unsur-unsurnya adalah:

a. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi

b. Perbuatan dilakukan “secara melawan hukum”

c. Yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara.

Ayat (2)

Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan

dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.

Pasal 3

Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu

korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya

karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau

perekonomian Negara

Unsur-unsurnya adalah:

a. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena

jabatan atau kedudukan.

b. Dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi.

Pasal 5

(1) Subyek: setiap orang

Perbuatan yang dilarang:

a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan kewajibannya; atau

Page 3: Soal dan jawaban

b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena

atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban,

dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.

(2) Subyek: pagawai negeri atau penyelenggara negara

Perbuatan yang dilarang: menerima memberi atau janji seperti pada ayat (1) huruf a

atau huruf b

Pasal 6

(1) Subyek: setiap orang

Perbuatan yang dilarang:

a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk

mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili; atau

b. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri

sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat

yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada

pengadilan untuk diadili.

(2) Subyek : hakim atau advokat

Perbuatan yang dilarang: menerima atau memberi janji seperti pada ayat 1 huruf a

dan huruf b

Pasal 7

(1) A. Subyek : pemborong, ahli bangunan atau penjual bahan bangunan

Perbuatan yang dilarang:

yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan, melakukan perbuatan curang

yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan

negara dalam keadaan perang;

B. Subyek : setiap orang

Perbuatan yang dilarang:

Page 4: Soal dan jawaban

yang bertugas mengawasi pembangunan atau penyerahan bahan bangunan,

sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

C. Subyek : setiap orang

Perbuatan yang dilarang:

yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia

dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan perbuatan curang

yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang; atau

D. Subyek : orang

Perbuatan yang dilarang:

Yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan Tentara Nasional

Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan sengaja

membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam huruf c.

(2) Subyek : orang

Perbuatan yang dilarang :

yang menerima penyerahan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau

Kepolisian Negara Republik Indonesia dan membiarkan perbuatan curang

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf c, dipidana dengan pidana

yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 8

Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri

Perbuatan yang dilarang :

yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk

sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang

disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut

diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan

perbuatan tersebut.

Page 5: Soal dan jawaban

Pasal 9

Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri

Perbuatan yang dilarang :

Yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau

untuk sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftardaftar yang

khusus untuk pemeriksaan administrasi.

Pasal 10

Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri

Perbuatan yang dilarang :

yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau

untuk sementara waktu, dengan sengaja:

a. menggelapkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat

dipakai barang, akta, surat, atau daftar yang digunakan untuk meyakinkan

atau membuktikan di muka pejabat yang berwenang, yang dikuasai karena

jabatannya; atau

b. membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau

membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut; atau

c. membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau

membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut.

Pasal 11

Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri

Perbuatan yang dilarang :

yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah

atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan

dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau

janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.

Page 6: Soal dan jawaban

Pasal 12

a. Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri

Perbuatan yang dilarang :

yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah

atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak

melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;

b. Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri

Perbuatan yang dilarang :

yang menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut

diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak

melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;

c. Subyek : hakim

Perbuatan yang dilarang :

yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah

atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan

kepadanya untuk diadili;

d. Subyek : seseorang

Perbuatan yang dilarang :

menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau

janji tersebut untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan,

berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili;

e. Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri

Perbuatan yang dilarang :

Page 7: Soal dan jawaban

yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan

hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang

memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan,

atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;

f. Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri

Perbuatan yang dilarang :

yang pada waktu menjalankan tugas, meminta, menerima, atau memotong

pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau

kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain

atau kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui bahwa hal

tersebut bukan merupakan utang;

g. Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri

Perbuatan yang dilarang :

yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan, atau

penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui

bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;

h. Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri

Perbuatan yang dilarang :

yang pada waktu menjalankan tugas, telah menggunakan tanah negara yang di

atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan

perundangundangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal diketahuinya

bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan peraturan perundangundangan;

atau

i. Subyek : pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri

Page 8: Soal dan jawaban

Perbuatan yang dilarang :

baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam

pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan,

untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.

Pasal 12 A

4. Apa yang dimaksud tindak pidana suap menurut Undang-undang 20 tahun 2001?

Jawab :

5. Hal apa yang membedakan tindak pidana korupsi dengan suap?

Jawab :

Dalam tindak pidana korupsi harus ada kerugian keuangan negara atau gangguan

stabilitas perekonomian dan keuangan negara, sedangkan dalam tindak pidana suap itu

belum tentu terjadi kerugian keuangan negara (karena berupa janji atau harapan).

6. Apa yang dimaksud dengan subyek dalam tindak pidana korupsi?

Jawab :

1. Orang: pegawai negeri maupun bukan pegawai negeri

Pegawai Negeri menurut UU no 43 taun 1999 tentang perubahan atas UU no 8

tahun 1974 adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi

syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas

dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Korporasi

1. Korporasi berbentuk badan hukum

2. Korporasi berbentuk bukan badan hukum

7. Apa yang dimaksud dengan obyek dalam tindak pidana korupsi?

Jawab :

Page 9: Soal dan jawaban

Adalah kerugian negara ataupun hal-hal yang dapat merugikan keuangan negara

ataupun stabilitas ekonomi negara sifatnya lebih luas dikarenakan dalam tindak pidana

suap secara faktuan tidak ada kerugian keuangan negara tetapi perbuatan tersebut

dapat menimbulkan kerugian stabilitas perekonomian dan politik negara.

8. Mengapa tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana khusus?

Jawab:

Alasan:

1. Adanya penyatuan antara hukum pidana materil dan hukum pidana formil dalam

satu perundang-undangan.

2. Adanya penyimpangan dari asas-asas yang berlaku umum yakni penyimpangan

terhadap ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam buku I KUHP bab I-VIII

3. Adanya lembaga-lembaga extraordinari (lembaga khusus yang bersifat ad hoc) yang

secara khusus menangani tindak pidana korupsi

4. Adanya penyimpangan dari asas-asas yang terdapat dalam KUHAP.

9. Apa beda tindak pidana khusus dengan tindak pidana tertentu?

Jawab :

Ciri-ciri tindak pidana khusus:

- Adanya penyatuan antara hukum pidana materil dan hukum pidana formil dalam

satu perundang-undangan

- Adanya penyimpangan dari asas-asas yang berlaku umum yakni penyimpangan

terhadap ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam buku I KUHP bab I-VIII

- Adanya penyimpangan dari asas-asas yang terdapat dalam KUHAP

- Adanya lembaga-lembaga extraordinari (lembaga khusus yang bersifat ad hoc) yang

secara khusus menangani tindak pidana korupsi

Tindak pidana tertentu dibagi menjadi 2:

(1) Didalam KUHP: adalah tindak pidana yang terdapat dalam buku II dan III, dipilih

hal-hal/tindak pidana kunci, sering dilakukan atau sering dihadapi oleh pihak

kepolisian dilapangan.

Page 10: Soal dan jawaban

(2) Diluar KUHP : tindak pidana tertentu dalam undang-undang tertentu diluar

KUHP, misal tindak pidana pertambangan dalam UU pertambangan

10. Mengapa tindak pidana korupsi dan tindak pidana ekonomi masuk dalam kategori

tindak pidana khusus?

Jawab :

Karena berdasarkan alasan:

- Adanya penyatuan antara hukum pidana materil dan hukum pidana formil dalam

satu perundang-undangan

- Adanya penyimpangan dari asas-asas yang berlaku umum yakni penyimpangan

terhadap ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam buku I KUHP bab I-VIII

- Adanya penyimpangan dari asas-asas yang terdapat dalam KUHAP

- Adanya lembaga-lembaga extraordinari (lembaga khusus yang bersifat ad hoc) yang

secara khusus menangani tindak pidana korupsi maupun tindak pidana ekonomi

11. Dasar filosofi pembentukan pengadilan TIPIKOR?

Jawab :

Alasan

1. Tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana ekstraordinari maka perlu dibentuk

peradilan khusus

2. Agar fokus, ada hakim khusus yang menangani perkara-perkara tipikor, dan

diharapkan penjatuhan pidananya tidak ringan.

3. Agar lembaga peradilan ini disegani dan dihormati.

12. Apasaja yang menjadi kriteria tindak pidana korupsi yang dapat ditangani KPK?

Jawab :

- Dilakukan oleh aparat penegak hukum, penyelenggara negara atau orang lain yang

berkaitan dengan diatas

- Tindak pidana korupsi yang mendapat perhatian dan meresahkan masyarakat

- Menyangkut kerugian negara paling sedikit 1 miliar rupiah

13. Apa yang menjadi tugas KPK?

Jawab :

Page 11: Soal dan jawaban

a. koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidana korupsi;

b. supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidana korupsi;

c. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana

korupsi;

d. melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan

e. melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

14. Apa yang menjadi wewenang KPK?

Jawab :

a. mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana

korupsi;

b. menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana

korupsi;

c. meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada

instansi yang terkait;

d. melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang

melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan

e. meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

15. Apa yang menjadi wewenang KPK dalam hal melakukan penyelidikan, penyidikan, dan

penuntutan.

Jawab :

a. melakukan penyadapan dan merekam pembicaraan;

b. memerintahkan kepada instansi yang terkait untuk melarang seseorang bepergian

ke luar negeri;

c. meminta keterangan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya tentang keadaan

keuangan tersangka atau terdakwa yang sedang diperiksa;

Page 12: Soal dan jawaban

d. memerintahkan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk memblokir

rekening yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka, terdakwa, atau pihak lain

yang terkait;

e. memerintahkan kepada pimpinan atau atasan tersangka untuk memberhentikan

sementara tersangka dari jabatannya;

f. meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau terdakwa kepada

instansi yang terkait;

g. menghentikan sementara suatu transaksi keuangan, transaksi perdagangan, dan

perjanjian lainnya atau pencabutan sementara perizinan, lisensi serta konsesi yang

dilakukan atau dimiliki oleh tersangka atau terdakwa yang diduga berdasarkan bukti

awal yang cukup ada hubungannya dengan tindak pidana korupsi yang sedang

diperiksa;

h. meminta bantuan Interpol Indonesia atau instansi penegak hukum negara lain untuk

melakukan pencarian, penangkapan, dan penyitaan barang bukti di luar negeri;

i. meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk melakukan

penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dalam perkara tindak

pidana korupsi yang sedang ditangani.

16. Apa kewajiban PPATK?

Jawab :

Merahasiakan rekening nasabah terhadap pihak-pihak lain yang tidak ada kaitannya

dengan tindak pidana, juga terhadap saksi pelapor.

17. Sebutkan tugas dan kewenangan PPATK?

Jawab :

a. mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengevaluasi informasi yang diperoleh

oleh PPATK sesuai dengan Undang-Undang ini;

b. memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat oleh Penyedia Jasa

Keuangan;

c. membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan Transaksi Keuangan

Mencurigakan;

Page 13: Soal dan jawaban

d. memberikan nasihat dan bantuan kepada instansi yang berwenang tentang

informasi yang diperoleh oleh PPATK sesuai dengan ketentuan dalam Undang-

Undang ini;

e. membuat pedoman dan publikasi kepada Penyedia Jasa Keuangan tentang

kewajibannya yang ditentukannya dalam Undang-Undang ini atau dengan peraturan

perundang-undangan lain, dan membantu dalam mendeteksi perilaku nasabah yang

mencurigakan;

f. memberikan rekomendasi kepada Pemerintah mengenai upaya-upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang;

g. melaporkan hasil analisis transaksi Keuangan yang berindikasi tindak pidana

pencucian uang kepada Kepolisian dan Kejaksaan;

h. membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisis transaksi Keuangan dan

kegiatan lainnya secara berkala 6 (enam) bulan sekali kepada Presiden, Dewan

Perwakilan Rakyat, dan lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap

Penyedia Jasa Keuangan;

i. memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan sepanjang

pemberian informasi tersebut tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini."

18. Sebutkan tindak pidana asal dari tindak pidana pencucian uang?

Jawab :

a. Korupsi

b. Penyuapan

c. Penyelundupan barang

d. Penyelundupan tenaga kerja

e. Penyelundupan imigran

f. Dibidang perbankan

g. Dibidang pasar modal

h. Dibidang assuransi

i. Narkotika

j. Psikotropika

Page 14: Soal dan jawaban

k. Perdagangan manusia

l. Perdagangan senjata gelap

m. Penculikan

n. Terorisme

o. Pencurian

p. Penggelapan

q. Penipuan

r. Pemalsuan uang

s. Perjudian

t. Prostitusi

u. Dibidang perpajakan

v. Dibidang kehutanan

w. Dibidang lingkungan hidup

x. Dibidang kelautan, atau

y. Tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebih,

yang dilakukan di wilayah negara Republik Indonesia atau diluar wilayah Negara

Republik Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak pidana

menurut hukum Indonesia

Page 15: Soal dan jawaban

KUMPULAN SOAL DAN JAWABAN

HUKUM PIDANA KHUSUS

Disususn Oleh :

Nama : Ahsin Fuadi

NIM : B2A007022

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010