SNH.lapsus Maulida Hayati

download SNH.lapsus Maulida Hayati

of 26

Transcript of SNH.lapsus Maulida Hayati

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    1/26

    Laporan Kasus

    STROKE NON HEMORAGIK

    Oleh

    Maulida Hayati

    NIM. I1A007030

    Pembimbing

    dr. Oscar Nurhadi, Sp.S

    BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF

    FKUNLAM-RSUD PENDIDIKAN ULIN

    BANJARMASIN

    Juli, 2011

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    2/26

    STATUS PENDERITA

    I. DATA PRIBADI

    Nama : Ny. KLN

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Umur : 68 tahun

    Bangsa : Indonesia

    Suku : Cina

    Agama : Kristen

    Pendidikan : Sekolah Dasar

    Pekerjaan : -

    Status : tidak menikah

    Alamat : Jln. RK Ilir No. 220 RT 9 Banjarmasin

    MRS : 27 Juli 2011 Pukul 08.00 WITA

    No RMK : 94 74 49

    II. ANAMNESIS

    Heteroanamnesis dengan anak pasien tanggal 27 Juli 2011 pukul 17.00

    WITA

    Keluhan Utama : susah menelan

    Keluhan yang berhubungan dengan keluhan utama : tidak bisa bangun.

    Perjalanan Penyakit :

    2

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    3/26

    Satu hari sebelum masuk rumah sakit (26 Juli 2011), saat makan,

    os tidak bisa menelan, os juga seperti ingin tidur sepanjang hari. 1 bulan

    sebelumnya (awal Juni 2011) os saat bangun tidur tidak dapat bangun dan

    tidak dapat bicara. Oleh keluarga, os dibawa ke RSUD Anshari Saleh dan

    dirawat selama 2 minggu, kemudian os sudah boleh pulang karena sudah

    bisa makan namun masih belum bisa bergerak. Saat ini os makan masih bisa

    sedikit-sedikit, BAB (+) BAK (+) dan mau tidur.

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    Pasien ada riwayat hipertensi sejak kurang lebih dua tahun ini, dan

    oleh dokter umu rawat jalan dengan terapi nifedipin 6 bulan yang lalu, kaki

    kiri os mengalami kelemahan, sehingga os jalan harus ngesot. Pasien tidak

    memiliki riwayat asma, dan diabetes mellitus.

    Intoksikasi :

    Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan

    minuman.

    Riwayat Penyakit Keluarga :

    Terdapat riwayat penyakit hipertensi pada keluarga pasien, yaitu

    ayah kandung pasien.

    Keadaan Psikososial :

    Pasien tinggal bersama kakak kandung pasien beserta suami

    adiknya dan 1 cucu mereka, tinggal di rumah yang terbuat dari beton, terdiri

    dari tiga kamar, penerangan dan ventilasi cukup.

    3

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    4/26

    III. STATUS INTERNE SINGKAT

    Tensi : 130/90 mmHg

    Nadi : 80 kali /menit

    Respirasi : 18 kali/menit

    Suhu : 37,8 oC

    Kepala/Leher :

    -Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, katarak

    (-/-)

    - Mulut : Mukosa bibir kering

    - Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar

    Thoraks

    - Pulmo : Bentuk dan pergerakan simetris, suara napas vesikuler,

    wheezing tidak ada, ronkhi tidak ada.

    - Cor : BJ I/II tunggal, tidak ada bising

    Abdomen : Tampak cembung, hepar dan lien tidak teraba, perkusi redup,

    tes undulasi (+), asites (+), bising usus sulit dievaluasi

    Ekstremitas : Atrofi kaki sinistra, edem tidak ada, akral hangat di semua

    ekstremitas, parese kaki dextra.

    IV. STATUS PSIKIATRI SINGKAT

    Emosi dan Afek : Euthym

    Proses Berfikir : sde

    4

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    5/26

    Kecerdasan : sde

    Penyerapan : sde

    Kemauan : sde

    Psikomotor : Menurun

    V. NEUROLOGIS

    A. Kesan Umum:

    Kesadaran : GCS 4-1-6 (kompos mentis)

    Pembicaraan : Disartri : tidak ada

    Monoton : Tidak ada

    Scanning : Tidak ada

    Afasia Motorik : ada

    Sensorik : Tidak ada

    Amnesik : Tidak ada

    Kepala:

    Besar : Normal

    Asimetri : Negatif

    Sikap paksa : Negatif

    Tortikolis : Negatif

    Muka:

    Mask/topeng : Negatif

    Miophatik : Negatif

    Fullmoon : Negatif

    Lain-lain : Negatif

    5

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    6/26

    B. Pemeriksaan Khusus

    1. Rangsangan Selaput Otak

    Kaku Tengkuk : Negatif

    Kernig : Negatif/Negatif

    Laseque : Negatif/Negatif

    Bruzinski I : Negatif

    Bruzinski II : Negatif/Negatif

    2. Saraf Otak

    N. Olfaktorius

    Hyposmia : Negatif

    Parosmia : Negatif

    Halusinasi : Negatif

    N. Optikus

    Visus : Normal

    Yojana Penglihatan : Normal

    Melihat warna : Normal

    Funduskopi : Tidak dilakukan

    N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens

    Kanan Kiri

    Kedudukan bola mata sde tengah

    Pergerakan bola mata ke

    6

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    7/26

    Nasal : sde normal

    Temporal : sde normal

    Atas : sde Normal

    Bawah : sde Normal

    Temporal bawah : sde Normal

    Eksopthalmus : Negatif Negatif

    Celah mata (Ptosis) : positif Negatif

    Pupil sde Kiri

    Bentuk sde bulat

    Lebar sde 3 mm

    Perbedaan lebar sde isokor

    Reaksi cahaya langsung sde Positif

    Reaksi cahaya konsensuil sde Positif

    Reaksi akomodasi sde Positif

    Reaksi konvergensi sde Positif

    N. Trigeminus

    Cabang Motorik

    Otot Maseter Normal

    Otot Temporal Normal

    Otot Pterygoideus Int/Ext Normal

    Cabang Sensorik

    I. N. Oftalmicus Normal

    7

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    8/26

    II. N. Maxillaris Normal

    III. N. Mandibularis Normal

    Refleks kornea langsung sde Normal

    Refleks kornea konsensuil sde Normal

    N. Facialis

    Kanan Kiri

    Waktu Diam

    Kerutan dahi Normal Normal

    Tinggi alis Normal Normal

    Sudut mata Normal Normal

    Lipatan nasolabial Normal Normal

    Waktu Gerak

    Mengerutkan dahi tidak bisa Normal

    Menutup mata tidak bisa Normal

    Bersiul sde

    Memperlihatkan gigi Sama Tinggi

    Pengecapan 2/3 depan lidah sde

    Sekresi air mata Normal

    Hyperakusis Negatif Negatif

    N. Vestibulocochlearis

    Vestibuler

    Vertigo : Negatif

    8

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    9/26

    Nystagmus : Negatif

    Tinitus aureum : Kanan: Negatif Kiri : Negatif

    Cochlearis : tidak dilakukan

    N. Glossopharyngeus dan N. Vagus

    Bagian Motorik:

    Suara : sde

    Menelan : tidak bisa

    Kedudukan arcus pharynx : normal/normal

    Kedudukan uvula : ditengah

    Pergerakan arcus pharynx : normal

    Detak jantung : normal

    Bising usus : sulit dievaluasi, asites (+)

    Bagian Sensorik:

    Pengecapan 1/3 belakang lidah : sde

    Refleks Oculo-Cardiac : tidak dilakukan

    Refleks Oculo-Cardiac : tidak dilakukan

    Refleks muntah : tidak dilakukan

    Refleks palatum mole : tidak dilakukan

    N. Accesorius

    Mengangkat bahu : sde

    Memalingkan kepala : normal

    N. Hypoglossus

    9

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    10/26

    Kedudukan lidah waktu istirahat : ke arah kanan

    Kedudukan lidah waktu bergerak : ke arah kanan

    Atrofi : tidak ada

    Kekuatan lidah menekan pada bagian

    dalam pipi : sde

    Fasikulasi/Tremor (kanan/kiri) : negatif/negatif

    3.Sistem Motorik

    Kekuatan Otot

    Tubuh : Otot perut : normal

    Otot pinggang : normal

    Kedudukan diafragma : Gerak : normal

    Istirahat : normal

    Lengan (Kanan/Kiri)

    M. Deltoid : 1/5

    M. Biceps : 1/5

    M. Triceps : 1/5

    Fleksi sendi pergelangan tangan : 1/5

    Ekstensi sendi pergelangan tangan : 1/5

    Membuka jari-jari tangan : tidak bisa/normal

    Menutup jari-jari tangan : tidak bisa/normal

    Tungkai (Kanan/Kiri)

    Fleksi artikulasio coxae : 1/4

    Ekstensi artikulatio coxae : 1/4

    10

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    11/26

    Fleksi sendi lutut : 1/4

    Ekstensi sendi lutut : 1/4

    Fleksi plantar kaki : 1/4

    Ekstensi dorsal kaki : 1/4

    Gerakan jari-jari kaki : normal/normal

    Besar Otot:

    Atrofi : positif

    Pseudohypertrofi : Negatif

    Respon terhadap perkusi : Normal

    Palpasi Otot:

    Nyeri : Negatif

    Kontraktur : Negatif

    Konsistensi : hipotonus

    Tonus Otot:

    Lengan Tungkai

    Kanan Kiri Kanan Kiri

    Hipotoni positif Negatif positif Negatif

    Spastik Negatif Negatif Negatif Negatif

    11

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    12/26

    Rigid Negatif Negatif Negatif Negatif

    Rebound Negatif Negatif Negatif Negatif

    phenomen

    Gerakan Involunter

    Tremor : Waktu Istirahat : Negatif/Negatif

    Waktu bergerak : Negatif/Negatif

    Chorea : Negatif/Negatif

    Athetose : Negatif/Negatif

    Balismus : Negatif/Negatif

    Torsion spasme : Negatif/Negatif

    Fasikulasi : Negatif/Negatif

    Myokimia : Negatif/Negatif

    Koordinasi : tidak dilakukan

    Gait dan station : tidak dilakukan

    4.Sistem Sensorik

    Kanan/kiri

    Rasa Eksteroseptik

    Rasa nyeri superfisial : negatif/normal

    Rasa suhu : tidak dilakukan

    12

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    13/26

    Rasa raba ringan : normal/normal

    Rasa Proprioseptik

    Rasa getar : tidak dilakukan

    Rasa tekan : normal/normal

    Rasa nyeri tekan : normal/normal

    Rasa gerak posisi : normal/normal

    Rasa Enteroseptik

    Refered pain : tidak ada

    Rasa Kombinasi

    Streognosis : Tidak dilakukan

    Barognosis : Tidak dilakukan

    Grapestesia : Tidak dilakukan

    Two point tactil discrimination : Tidak dilakukan

    Sensory extinction : Tidak dilakukan

    Loose of Body Image : Tidak dilakukan

    Fungsi luhur

    Apraxia : Negatif

    Alexia : Negatif

    Agraphia : Negatif

    Fingeragnosia : Negatif

    Membedakan kanan-kiri : Dapat

    Acalculia : Negatif

    13

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    14/26

    5. Refleks-refleks

    Reflek kulit

    Refleks kulit dinding perut : normal

    Refleks cremaster :Tidak dilakukan

    Refleks interscapular : Tidak dilakukan

    Refleks gluteal : Tidak dilakukan

    Refleks anal : Tidak dilakukan

    Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):

    Refleks Biceps : Normal/normal

    Refleks Triceps : Normal/normal

    Refleks Patella : Normal/normal

    Refleks Achiles : Normal/normal

    R efleks Patologis :

    Tungkai

    Babinski : Negatif/negatif

    Chaddock : Negatif/negatif

    Oppenheim : Negatif /negatif

    Rossolimo : Negatif/negatif

    Gordon : Negatif /negatif

    Schaeffer : Negatif/negatif

    Mendel-Bechterew : Negatif/negatif

    Stransky : Negatif/negatif

    Gonda : Negatif/negatif

    14

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    15/26

    Lengan

    Hoffmann-Tromner : Negatif/negatif

    Leri : Negatif/negatif

    Meyer : Negatif/negatif

    Reflek Primitif: Grasp : Negatif

    Snout : Negatif

    Sucking : Negatif

    Palmomental : Negatif

    6. Susunan Saraf Otonom

    Miksi : positif

    Defekasi : positif

    Sekresi keringat : positif

    Salivasi : positif

    Ggn tropik : Kulit, rambut, kuku : (negatif)

    Orthostatik hypotensi : negatif

    7. Columna Vertebralis

    Kelainan Lokal

    Skoliosis : tidak ada

    Khypose : tidak ada

    Khyposkloliosis : tidak ada

    Gibbus : tidak ada

    Nyeri tekan/ketuk : tidak ada

    15

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    16/26

    Gerakan Servikal Vertebra

    Fleksi : normal

    Ekstensi : normal

    Lateral deviation : normal

    Rotasi : normal

    Gerak Tubuh : tidak dilakukan

    8. Pemeriksaan Tambahan

    Hasil laboratorium

    Hasil Pemeriksaan NormalHb : 11,6 gr %

    Leukosit: 23.500 ribu/l

    Eritrosit : 4,18 juta/ l

    Hematokrit : 32 vol%

    Trombosit : 735.000 ribu/l

    RDW-CV : 11,2 %MCV : 77,4 fl

    MCH : 27,8 pg

    MCHC : 35,8 %

    Neutrofil % : 90,3

    Limfosit % : 7,3

    MID % : 2,4

    GDS : 127 mg/dl

    Albumin : 3,0 g/dl

    SGOT : 58 U/L

    SGPT : 118 U/L

    Ureum : 70 mg/dl

    Kreatin : 0.8 mg/dlNatrium : 127 mmol/l

    Clorida : 101 mmol/l

    14 18 gr/dl

    4.0-10.5 ribu/l

    4.5 6.0 juta/ l

    40 50 vol%

    150 450 ribu/l

    11.5 14.7 %80.0 -97.0 fl

    27.0 32.0 pg

    32.0 38.0 %

    50.0 70.0 %

    25.0 40.0 %

    4.0 11.0 %

    < 200 mg/dl

    3.9 4.4 g/dl

    16 40 U/L

    8 45 U/L

    10-45 mg/dl

    0.4 1.4 mg/dl135 146 mmol/l

    95-100 mmol/l

    RESUME

    1. ANAMNESIS

    disfagia (+), muntah (-), kejang (-), nyeri kepala (-), pingsan (-), disartria (+),

    riwayat jantung (+), riwayat TIA (+).

    16

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    17/26

    2. PEMERIKSAAN

    Interna

    Kesadaran : GCS 4-1-6

    Tekanan darah : 130/90 mmHg

    Nadi : 80 kali/menit

    Respirasi : 18 kali/menit

    Suhu : 37,8 oC

    Kepala/Leher : tidak ada kelainan

    Thorax : tidak ada kelainan

    Abdomen : asites (+)

    Ekstremitas : atrofi kaki kiri

    Status psikiatri : tidak ada kelainan

    Status Neurologis

    Kesadaran : GCS 4-1-6

    Pupil isokor, diameter sde/3mm, refleks cahaya sde/+, gerak mata normal

    Rangsang selaput otak: KK (-), kernig (-/-),Br I (-/-), Br II (-/-)

    Motorik : kaki dan tangan kanan tidak bisa digerakkan,

    Tonus : Lengan : menurun /normal, Tungkai : menurun /normal

    Sensorik : Lengan : menurun/normal, Tungkai : menurun/normal

    Reflek fisiologis : BPR : normal/normal, TPR: normal/normal, KPR :

    normal/normal, APR : normal/normal

    Refleks patologis : tidak ada

    17

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    18/26

    Susunan saraf cranialis : parese ada

    Columna Vertebralis : tidak ada kelainan

    3. DIAGNOSIS

    Dx klinis : hipertensi, afasia motorik, hemiparese dextra tipe plaksit,

    parese N VII tipe perifer dextra, disfagia, ulkus dikubitas,

    parese N12 tipe sentral dextra, kardiomegali.

    Dx Etiologis : Stroke non hemoragik TIA berulang

    Dx Topis : hemisfer sinistra

    4. PENATALAKSANAAN

    1. Pengobatan Umum : 5 B (Brain, Breath, Blood, Bowel, Bladder)

    2. Pengobatan Medikamentosa :

    IVFD RL 3 fls/ 24 jam

    Inj brain act 3 x 1 amp

    Inj septriason 1 x 1 amp

    Po. Aspilet 2 x I tab

    Captopril 2 x 12,5 mg

    Pasang NGT

    18

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    19/26

    DISKUSI

    Pasien Ny.KLN berusia 68 tahun, dari anamnesis didapatkan keluhan

    utama pasien adalah susah menelan Satu hari sebelum masuk rumah sakit (26 Juli

    2011), saat makan, os tidak bisa menelan, os juga seperti ingin tidur sepanjang

    hari. 1 bulan sebelumnya (awal Juni 2011) os saat bangun tidur tidak dapat

    bangun dan tidak dapat bicara. Oleh keluarga, os dibawa ke RSUD Anshari Saleh

    dan dirawat selama 2 minggu, kemudian os sudah boleh pulang karena sudah bisa

    makan namun masih belum bisa bergerak. Saat ini os makan masih bisa sedikit-

    sedikit, BAB (+) BAK (+) dan mau tidur.

    Stroke adalah suatu sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,

    progresi cepat, dapat defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24

    jam atau lebih langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan

    oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.1 Definisi WHO : Stroke

    adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun

    menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih 24 jam

    atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada

    gangguan vaskular.2 Berdasarkan onsetnya yang mendadak, kecurigaan pertama

    kali adalah bahwa pasien ini mengalami gangguan peredaran darah otak

    (GPDO)/stroke.

    Dari segi klinis, GPDO (Gangguan Peredaran Darah Otak) dibagi atas:2

    a. Serangan Iskemia Sepintas (Transient Ischaemic Attack/TIA)

    19

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    20/26

    b. Stroke Iskemik (Stroke Non Hemoragik)

    c. Stroke Hemoragik

    d. GPDO lainnya

    Berdasarkan gejala klinis pada kasus, penderita dalam kasus ini digolongkan

    sebagi stroke iskemik (stroke non hemoragik).

    Stroke iskemik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis :2

    1. Serangan Iskemia Sepintas/Transient Ischemic Attack/TIA

    2. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurological

    Deficit/RIND

    3. Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke in evolution)

    4. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)

    Berdasarkan temuan klinis stroke iskemik yang terjadi pada pasien termasuk

    dalam stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke).

    Secara patologik suatu infark dapat dibagi dalam : 2

    1. Trombosis pembuluh darah (trombosis serebri)

    2. Emboli antara lain dari jantung (emboli serebri)

    3. Arteritis sebagai akibat dari lues/arteritis temporalis

    Batasan gangguan pembuluh darah otak (GPDO) non hemoragik baik yang

    trombotik maupun yang embolik adalah disfungsi otak fokal yang didapatkan

    pada penderita dengan gangguan pembuluh darah otak dengan sifat-sifat

    permulaan cepat/akut dan sub akut, lamanya lebih dari 2 minggu, dengan defisit

    neurologik yang menetap/sembuh dengan gejala sisa, bila dibuat CT Scan terbukti

    ada daerah infark setelah 3 hari,dengan MRI 100% dapat terlihat pada hari

    20

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    21/26

    pertama. Perbedaan gejala klinik antara GPDO non hemoragik tipe trombotik dan

    tipe embolik dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 3

    Tabel 1. Perbedaan Gejala Klinik GPDO

    Gejala Klinik GPDO non hemoragik yang

    trombotik

    GPDO non hemoragik

    yang embolik

    Permulaan Aku/sub akut Akut

    Saat Kejadian Bangun tidur Tergantung dari asal

    emboli

    Peringatan ++ ++

    Kejang - +

    Nyeri Kepala - +, biasanya unilateral di

    tempat penyumbatan

    Kesadaran Baik/sedikit menurun Baik/sedikit menurun

    Bradikadi Terjadi pada hari ke 4 Terjadi

    Kaku Kuduk - -

    Kernik - -

    Brudzinski - -

    Ptosis - -

    Lokalisasi Kortikal/subkortikal Kortikal/subkortikal

    Fundus Okuli Nomal Cari adanya emboli di

    pembuluh darah retinaGejala organ lain :

    Nyeri abdomen

    mendadak, detik nadi

    yang berbeda

    (tidak ada penjelasan) +

    Oftalmodinamometer Menurun Menurun pada sistem

    carotis

    Eko-ensefalografi Shift dapat terjadi pada hari

    ke 4

    Shift dapat terjadi pada

    hari ke 4

    Dopler Menurun (tidak ada penjelasan)

    CT Scan Dapat terlihat edema Dapat terlihat edema

    Pungsi Lumbal Tekanan normal, warna

    jernih, jumlah sel eritrosit

    sedang, terdapat infark

    hemoragik

    Tekanan normal, warna

    jernih, jumlah sel

    eritrosit sedang

    MRI (tidak ada penjelasan) Dapat terlihat edema

    Gejala-gejala pada penyumbatan pembuluh darah berbeda-beda tergantung

    pembuluh darah mana yang tersumbat. Pada oklusi arteri serebri media biasanya

    bersifat embolisasi. Jika seluruh kawasan arteri tersebut terkena maka gambaran

    21

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    22/26

    klinisnya hemiparalsis dan hemihipestesia kontralateral, hemianopia homonim

    kontralateral dengan deviation cojugee ke arah lesi, afasia jika hemisferium

    dominan yang terkena.4

    Dari data anamnesis, penderita kemungkinan mengalami stroke iskemik

    (stroke non hemoragik) karena onset penyakit penderita yang cepat (akut).

    Berdasarkan usia, pasien berumur 90 tahun, memiliki riwayat hipertensi.

    Menurut literatur disebutkan bahwa faktor risiko GPDO adalah hipertensi arterial,

    diabetes mellitus, penyakit jantung, TIA (Transient Ischemic Attack) dan

    completed stroke, merokok, usia tua , hiperkoleserol, hiperurisemia, alkoholisme,

    infeksi genetik, pil kontrasepsi estrogen tinggi, anemia berat, obesitas, dan

    hiperagregasi platelet, hiperlipidemia dan kurang gerak 2 . Dari sini diketahui

    bahwa penderita termasuk golongan beresiko tinggi untuk mengalami GPDO.

    Semakin banyak faktor risiko dipunyai seseorang semakin besar kemungkinannya

    mendapat serangan stroke dikemudian hari 2-4.

    Beberapa hasil pemeriksaan penunjang yaitu pada EKG serta foto thorax

    dinyatakan normal.

    Terapi pada Stroke Non Hemoragik dibedakan atas fase akut dan pasca

    fase akut.2

    * Fase akut (hari ke 0-14 sesudah onset penyakit)2

    - Sasaran pengobatan : menyelamatkan neuron yang menderita jangan samapi

    mati; dan agar proses patologik lainnya yang menyertai tak

    mengganggu/mengancam fungsi otak.

    - Respirasi : jalan nafas harus bersih dan longgar.

    22

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    23/26

    - Janntung : harus berfungsi baik, bila perlu pantau EKG.

    -Tekanan Darah : dipertahankan pada tingkat optimal, dipantau jangan

    sampai menurunkan perfusi otak.

    - Kadar gula yang tinggi pada fase akut, tidak diturunkan dengan drastis,

    lebih-lebih pada penderita dengan diabetes melitus lama.

    - Bila gawat atau koma, balans cairan, elektrolit, dan asam basa darah harus

    dipantau.

    - Penggunaan obat untuk memulihkan aliran darah dan metabolisme otak

    yang menderita, di daerah iskemik (ischemic penumbra) masih

    menimbulkan perbedaan pendapat. Obat-obat itu antara lain :

    1. Anti-edema otak :

    - gliserol 10 % per infus, 1 gr/kgBB/hari dalam 6 jam

    - Kortikosteroid : yang banyak digunakan, deksamethason dengan bolus

    10-20 mg i.v, diikuti 4-5 mg/6 jam selama beberapa hari, lalu

    diturunkan pelan-pelan (tapering off), dan dihentikan setelah fase akut

    berlalu.

    2. Anti-agregasi trombosit

    Yang umum dipakai : asam asetil salisilat (ASA), seperti aspirin,

    aspilet dll dengan dosis rendah : 80-300 mh/hari.

    3. Anti-koagulansia : misalnya heparin.

    4. Lain-lain : sebagai metebolik agent :

    - trombolisin (trombokinase) masih dalam uji coba.

    23

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    24/26

    - obat-obat seperti pentoksifilin, sitikolin, kodergokrin-mesilat,

    pirasetam, dan akhir-akhir ini calcium-entry-blocker selektif.

    * Fase Pasca Akut2

    Setelah fase akut berlalu, sasaran pengobatan dititikberatkan pada tindakan

    rehabilitasi penderita, dan pencegahan terulangnya stroke.

    - Rehabilitasi

    GPDO merupakan penyebab utama kecacatan pada usia di atas 45

    tahun, maka yang penting pada masa ini ialah upaya membatasi sejauh

    mungkin kecacatan penderita, fisik dan mental dengan fisioterapi, terapi

    wicara, dan psikoterapi.

    Prinsip dasar Rehabilitasi :1

    - Terapi Preventif

    Tujuannya untuk mencegah terulangnya atau serangan baru GPDO, dengan

    jalan antara lain : mengobat dan menghindari faktor resiko stroke (pengobatan

    hipertensi, mengobati diabetes melitus, menghindari rokok, obsitas, stress dll,

    berolahraga teratur).

    Pada pasien ini diharuskan bed rest total sampai perbaikan keadaan umum

    dapat dicapai. Untuk pengobatan diberikan IVFD RL: D5% (1:1) 3 fls/ 24 jam

    untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh selama perawatan6, Inj. Brain act

    bekerja dengan meningkatkan kerja formatio retikularis, memperbaiki aliran darah

    serebral termasuk stroke iskemik, mengaktifkan sistem pyramidal, memperbaiki

    kelumpuhan sistem motoris, dan meningkatkan metabolisme O2 di otak.

    Septriakson untuk antibiotik, karena pada pasien ini ada ulkus dukibutus grade III.

    24

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    25/26

    Untuk fase pasca akut, penderita disarankan juga untuk menjalani Rehabilitasi

    Medik sebagai upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita baik fisik

    maupun mental dengan fisioterapi, terapi wicara dan psikoterapi.2

    25

  • 7/28/2019 SNH.lapsus Maulida Hayati

    26/26

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Mansjoer A, Suprahaita, Wardhani WI, Setiowulan W eds. Strok. Dalam :

    Kapita selekta kedokteran jilid 2. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius,

    2002; 17-26

    2. Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. Gangguan pembuluh

    darah otak. Dalam : Harsono ed. Kapita selekta neurologi. Yogyakarta:

    Gadjah mada University Press, 2003; 70-115

    3. Widjaya D, Budiarto G, Baoezir F, Purwadi T, Angraeni R. Seksi

    Gangguan pembuluh darah otak. Dalam : Pedoman diagnosis dan terapilab/UPF ilmu penyakit saraf. Surabaya : FK Unair/RSUD dr. Sutomo,

    1994; 19-41

    4. Sidharta P. Stroke. Dalam : Neurologi klinis dalam praktek umum. Jakarta

    : Dian Rakyat; 2004, 261-294

    5. ISFI. ISO Indonesia. Volume 39. Jakarta : PT Anem Kosong Anem,

    2004; 128-129, 136-137, 214-215, 350-351

    6. Almatsier M ed. MIMS Edisi bahasa Indonesia. Volume 6. Jakarta : PT

    Info Master, 2005; 170-171, 300-301