SNH Presus RM Aiiii

34
PRESENTASI KASUS STROKE NON HEMORAGIK (Revisi 15 Oktober 2010) Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program Pendidikan Profesi Bagian Rehabilitasi Medik Diajukan Kepada Yth. : Dr. HARTINI SRI REJEKI, Sp. RM Disusun oleh: PUSPO EDI HAPSARI 20050310172 FAKULTAS KEDOKTERAN

Transcript of SNH Presus RM Aiiii

Page 1: SNH Presus RM Aiiii

PRESENTASI KASUS

STROKE NON HEMORAGIK

(Revisi 15 Oktober 2010)

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program Pendidikan

Profesi Bagian Rehabilitasi Medik

Diajukan Kepada Yth. :

Dr. HARTINI SRI REJEKI, Sp. RM

Disusun oleh:

PUSPO EDI HAPSARI

20050310172

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAGIAN REHABILITASI MEDIK

RSUD SALATIGA

2010

Page 2: SNH Presus RM Aiiii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipresentasikan presentasi kasus dengan judul

STROKE NON HEMORAGIK

Hari / Tanggal : 16 Oktober 2010

Menyetujui:

Dokter Pembimbing / Penguji

Dr. Hartini Sri Rejeki, Sp. RM

Page 3: SNH Presus RM Aiiii

STROKE NON HEMORAGIK

A. Definisi

Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa

defisit neurologis fokal dan/atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung

menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan gangguan peredaran darah otak non

traumatik.

Stroke adalah penurunan fungsi otak yang terjadi dengan cepat akibat gangguan

peredaran darah otak (GPDO) yang dapat berupa penyumbatan atau kebocoran pembuluh

darah. GPDO dapat terjadi akibat iskemia oleh trombosis atau emboli atau akibat pendarahan.

B. Epidemiologi

Di dunia barat, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah

penyakit jantung dan kanker, serta merupakan 10% kematian di dunia. Sama halnya dengan

di Indonesia, stroke terdapat di urutan ke tiga setelah penyakit jantung dan kanker. Pada

tahun 2004, stroke merupakan penyebab kematian terbanyak di rumah sakit pemerintah di

seluruh penjuru Indonesia.

Di Indonesia diperkirakan 500.000 penduduk terkena stroke. Dari jumlah tersebut

sepertiga dapat pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan

sampai sedang, dan sepertiga sisanya mengalami gangguan berat hingga mengharuskan

penderita terus menerus di tempat tidur.

Insidensi stroke cenderung meningkat ketika melewati umur 30 tahun. 95% penderita

stroke di atas umur 45 tahun, dan dua per tiga penderita stroke berumur di atas 65 tahun.

Stroke terjadi lebih banyak pada pria daripada wanita, namun 60% kematian terjadi pada

wanita. Hal ini terjadi karena wanita hidup lebih lama daripada pria, sehingga kejadian stroke

Page 4: SNH Presus RM Aiiii

terjadi pada usia yang sudah tua dan banyak menyebabkan kematian pada wanita.

C. Anatomi Vaskularisasi Otak

Otak memperoleh darah melalui dua sistem, yakni sistem karotis dan sistem vertebral.

1. Sistem karotis

Arteri karotis interna merupakan hasil percabangan dari a. Karotis komunis

dextra dan A. Karotis komunis sinistra. A. Karotis komunis dextra berasal dari

percabangan A. Subklavia dextra, sedangkan A. Karotis komunis sinistra berasal dari

arkus aorta.

Arteri komunis interna setelah memisahkan diri dari a.carotis komunis, naik

dan masuk ke rongga tengkorak melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus

kavernosus, mempercabangkan A. opthalmika untuk nervus opticus dan retina,

akhirnya bercabang dua : A. serebri anterior dan A. serebri media. Untuk otak sistem

ini memberi aliran darah ke lobus frontalis, parietalis dan beberapa bagian lobus

temporalis.

2. Sistem vertebralis

Sistem vertebral dibentuk oleh A. Vertebralis kanan dan kiri yang berpangkal

di A. Subklavia, menuju dasar tengkorak melalui kanalis transversalis di kolumna

vertebralis servikalis, masuk rongga kranium melalui foramen magnum, lalu

mempercabangkan masing-masing sepasang A. serebelli inferior. Pada batas medula

oblongata dan pons, keduanya bersatu menjadi A. basilaris, dan setelah mengeluarkan

3 kelompok cabang arteri, pada tingkat mesensefalon, A. basilaris berakhir sebagai

sepasang cabang A. serebri posterior, yang melayani daerah lobus oksipital dan

bagian medial lobus temporalis.

Page 5: SNH Presus RM Aiiii

Ke 3 pasang arteri cerebri ini (A. serebri anterior, A. serebri media, dan A.

serebri posterior) bercabang-cabang menelusuri permukaan otak, dan beranastomosis

satu dengan yang lainnya. Cabang-cabangnya yang lebih kecil menembus ke dalam

jaringan otak dan juga saling berhubungan dengan cabang-cabang a.serebri lainnya.

Untuk menjamin pemberian darah ke otak, ada sekurang-kurangnya 3 sistem kolateral

antara sistem karotis dan vetebral, yaitu:

1. Sirkulus Willlisi, yakni lingkungan pembuluh darah yang tersusun oleh a.serebri

media kanan dan kiri, a. komunikans anterior (yang menghubungkan kedua a.

serebri anterior), sepasang a. serebri posterior, dan a. komunikans posterior (yang

menghubungkan a. serebri media dan posterior) kanan dan kiri.

2. Anastomosis antara a. serebri interna dan a. karotis eksterna di daerah orbita,

masing-masing melaui a.optalmika dan a. fasialis ke a. maksilaris eksterna.

3. Hubungan antara sistem vetebral dengan a. karotis eksterna.

Darah vena dialirkan dari otak melalui 2 sistem: kelompok vena interna, yang

mengumpulkan darah ke vena Galen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna yang

Page 6: SNH Presus RM Aiiii

yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah ke sinus sagitalis superior

dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya melalui vena-vena jugularis, dicurahkan

menuju jantung.

D. Klasifikasi

Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Stroke Hemoragik

2. Stroke Non Hemoragik

Stroke Hemoragik

Merupakan stroke karena perdarahan. Dapat dibagi :

a. Perdarahan intraserebral ( PIS )

Perdarahan intraserebral disebut juga perdarahan intraparenkim atau

hematoma intrakranial yang bukan disebabkan oleh trauma. Stroke jenis ini terjadi

karena pecahnya arteri otak. Hal ini menyebabkan darah bocor ke otak dan menekan

bangunan-bangunan di otak. Peningkatan tekanan secara tiba-tiba menyebabkan

kerusakan sel-sel otak di sekitar genangan darah. Jika jumlah darah yang bocor

meningkat dengan cepat, maka tekanan otak meningkat drastis. Hal ini menyebabkan

hilangnya kesadaran bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyebab perdarahan

intraserebral yang paling sering adalah hipertensi dan aterosklerosis serebral karena

perubahan degeneratif yang disebabkan oleh penyakit ini biasanya dapat

menyebabkan ruptur pembuluh darah.

b. Perdarahan subarakhnoid (PSA)

Perdarahan subarakhnoid terjadi ketika pembuluh darah di luar otak

mengalami ruptur dan masuk ke dalam ruangan subarachoid. Hal ini menyebabkan

daerah di antara tulang tengkorak dan otak dengan cepat terisi darah. Seorang dengan

Page 7: SNH Presus RM Aiiii

perdarahan dapat mengalami nyeri kepala yang muncul secara tiba-tiba dan berat,

sakit pada leher, serta mual dan muntah. Peningkatan tekanan yang mendadak di luar

otak dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dengan cepat bahkan kematian.

Stroke Non Hemoragik

Stroke karena penyumbatan, dapat disebabkan karena :

a. Trombosis serebri

Biasanya ada kerusakan lokal pembuluh darah akibat aterosklerosis. Proses

aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada tunika intima arteri besar. Plak

cenderung terbentuk pada percabangan dan tempat yang melengkung. Pembuluh

darah yang mempunyai resiko adalah arteri karotis interna dan arteri vertebralis

bagian atas. Hilangnya tunika intima membuat jaringan ikat terpapar. Trombosit

akan menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan dinding menjadi

kasar. Trombosit akan melepaskan enzim adenosin difosfat yang mengawali proses

koagulasi.

Adesi trombosit (platelet) dapat dipicu oleh produk toksik yang dilepaskan

makrofag dan kerusakan moderat pada permukaan intima. Trombosit juga melepaskan

growth factors yang menstimulasi migrasi dan proliferasi sel otot polos dan juga

berperan pada pembentukan lesi fibrointimal pada subendotelial.

Page 8: SNH Presus RM Aiiii

b. Emboli serebri

Embolisme serebri biasanya terjadi pada orang yang lebih muda, kebanyakan

emboli serebri berasal dari suatu trombus di jantung sehingga masalah yang dihadapi

sesungguhnya adalah perwujudan penyakit jantung. Selain itu, emboli juga dapat

berasal dari plak ateroma karotikus atau arteri karotis interna. Setiap bagian otak

dapat mengalami emboli, tempat yang paling sering adalah arteri serebri media bagian

atas.

Berdasarkan gejala klinis yang tampak stroke non hemoragik terbagi menjadi :

1. Transient Ischemic Attack (TIA)

Defisit neurologi yang bersifat akut yang terjadi kurang dari 24 jam, dapat

hanya beberapa menit saja. Terjadi perbaikan yang reversibel dan penderita pulih

seperti semula dalam waktu kurang dari 24 jam. Etiologi TIA adalah emboli atau

trombosis dan plak pada arteria karotis interna dan arteria vertebrabasalis.

2. Stroke In Evolution (SIE)

Stroke dimana defisit neurologinya terus bertambah berat.

3. Reversibel Ischemic Neurology Deficit (RIND)

Gejala yang muncul bertahap, akan hilang dalam waktu lebih dari 24 jam

tetapi tidak lebih dari 3 minggu, tetapi pasien dapat mengalami pemulihan sempurna.

4. Complete Stroke Ischemic

Stroke yang defisit neurologinya sudah menetap.

Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak :

- Keadaan pembuluh darah, bila menyempit akibat stenosis atau ateroma atau tersumbat

oleh trombus/ embolus.

Page 9: SNH Presus RM Aiiii

- Keadaan darah : viskositas darah yang meningkat, hematokrit yang meningkat

(polisitemia) menyebabkan aliran darah ke otak lebih lambat; anemia yang berat

menyebabkan oksigenasi otak menurun.

- Tekanan darah yang sistemik memegang tekanan perfusi otak. Otoregulasi otak yaitu

kemampuan intrinsik dari pembuluh darah otak agar aliran darah otak tetap konstan

walaupun ada perubahan dari tekanan perfusi.

- Kelainan jantung; menyebabkan menurunnya curah jantung antara lain fibrilasi dan

lepasnya embolus menimbulkan iskemia di otak.

E. Faktor Resiko

1. Faktor resiko mayor

a. Hipertensi

Hipertensi merupakan faktor risiko baik untuk orang tua atau dewasa muda.

b. Diabetes Mellitus

Orang yang diobati dengan insulin mempunyai resiko mengidap stroke.

c. Penyakit Jantung.

2. Faktor resiko minor

a. TIA

b. Usia

c. Jenis kelamin

d. Peningkatan hematokrit

e. Hiperlipidemia

f. Hiperuricemia

g. Kenaikan fibrinogen

h. Obesitas

Page 10: SNH Presus RM Aiiii

i. Merokok

j. Kontrasepsi

k. Stress

l. Faktor genetik

F. Gambaran Klinis

Gejala neurologi yang timbul tergantung berat ringannya gangguan pembuluh darah

dan lokasinya. Hal ini dapat terjadi pada :

1. Sistem karotis

Gangguan penglihatan (Amaurosis fugaks / buta mendadak)

Gangguan bicara (afasia atau disfasia)

Gangguan motorik (hemiparese / hemiplegi kontralateral)

Gangguan sensorik pada tungkai yang lumpuh

2. Sistem vertebrobasiler

Gangguan penglihatan (hemianopsia / pandangan kabur)

Gangguan nervi kraniales

Gangguan motorik

Gangguan sensorik

Koordinasi

Gangguan kesadaran

G. Diagnosis

1. Anamnesa, dapat memberikan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal

2. Melakukan pemeriksaan fisik neurologik

3. Skoring untuk membedakan jenis stroke :

Page 11: SNH Presus RM Aiiii

- Skor Siriraj :

( 2,5 x derajat kesadaran ) + ( 2 x vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) + ( 0,1 x tekanan

diastolik ) – ( 3 x petanda ateroma ) – 12 =

Hasil : SS > 1 = Stroke Hemoragik

-1 > SS > 1 = perlu pemeriksaan penunjang ( Ct- Scan )

SS < -1 = Stroke Non Hemoragik

Keterangan : - Derajat kesadaran : sadar penuh (0), somnolen (1), koma (2)

- Nyeri kepala : tidak ada (0), ada (1)

- Vomitus : tidak ada (0), ada(1)

- Ateroma : tidak ada penyakit jantung, DM (0), ada (1)

- Algoritma Gadjah Mada

Dengan

Penurunan kesadaran +, sakit kepala +, refleks Babinski + YA stroke perdarahan

TIDAK

Penurunan kesadaran +, sakit kepala +, refleks Babinski - YA stroke perdarahan

TIDAK

Penurunan kesadaran +, sakit kepala -, refleks Babinski - YA stroke perdarahan

TIDAK

Penurunan kesadaran +, sakit kepala -, refleks Babinski + YA stroke perdarahan

TIDAK

Penurunan kesadaran -, sakit kepala +, refleks Babinski + YA stroke perdarahan

TIDAK

Penurunan kesadaran -, sakit kepala +, refleks Babinski - YA stroke perdarahan

TIDAK

Page 12: SNH Presus RM Aiiii

Penurunan kesadaran -, sakit kepala -, refleks Babinski + YA stroke iskemik

TIDAK

Penurunan kesadaran -, sakit kepala -, refleks Babinski - YA stroke iskemik

Diagnosis banding PIS, PSA, dan SNH

Gejala KlinisSH

SNHPIS PSA

1. Gejala defisit fokal2. Permulaan (onset)3. Nyeri Kepala4. Muntah pada awalnya

5. Hipertensi 6. Kesadaran7. Hemiparesis

BeratMenit/jamHebatSering

Hampir selaluBisa hilangSering sejak awal

Ringan1-2 menitSangat hebatSering

Biasanya tidakBisa hilang sebentarPermulaan tidak ada

Berat/ringanPelan (jam/hari)Ringan/tidak adaTidak,kecuali lesi di batang otakSelaluBisa hilang/ tidak Sering dari awal

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Scan tomografik, sangat membantu diagnosis dan membedakannya dengan

perdarahan terutama pada fase akut.

2. Angiografi serebral ( karotis atau vertebral ) untuk membantu membedakan

gambaran yang jelas tentang pembuluh darah yang terganggu, atau bila scan tidak

jelas.

3. Laboratorium : Bila curiga perdarahan tes koagulasi ( HT, HB, PTT, Protrombin

Time), Trombosit, Fibrinogen, GDS, Cholesterol, Ureum dan Kreatinin.

4. EKG (Elektrokardiogram ) : Untuk menegakkan adanya miokard infark, disritmia

(terutama atrium fibrilasi) yang berpotensi menimbulkan stroke iskemik atau

TIA.

Page 13: SNH Presus RM Aiiii

5. Foto Rongten Thorax

I. Prognosis

Sebanyak 75% penderita stroke tidak dapat bekerja kembali akibat ketidakmampuan

tubuhnya. 30-50% penderita stoke mengalami depresi post-stroke yang ditandai oleh letargi,

sulit tidur, rendah diri, dan menarik diri dari masyarakat.

Emosi yang labil dapat terjadi sebanyak 20% pada penderita stroke.

J. Penatalaksanaan

a) Terapi Umum

Dengan 5 B

Breath : Oksigenasi, pemberian oksigen dari luar

Blood : Usahakan aliran darah ke otak semaksimal mungkin dan

pengontrolan tekanan darah pasien.

Brain : Menurunkan tekanan intra kranial dan menurunkan udema

serebri.

Bladder : Dengan pemasangan DC

Bowel : Saluran pencernaan dan pembuangan

b) Terapi Khusus

- Stroke Non Hemoragik

Memperbaiki perfusi jaringan : Pentoxyfilin : Reotal

Sebagai anti koagulansia : Heparin, Warfarin

Melindungi jaringan otak iskemik : Nimodipin

Anti udema otak : Deksametason, Manitol

Page 14: SNH Presus RM Aiiii

Anti agregasi platelet : golongan asam asetil salisilat (aspirin).

- Stroke Hemoragik

Anti udema otak : Deksametason, Manitol

Melindungi jaringan otak : Neuroprotektan : piracetam

Obat hemostatikum : Kalnex

Neurotropik : Neurodex

Page 15: SNH Presus RM Aiiii

Presentasi Kasus

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M

Umur : 78 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Genikan, Ngablak, Magelang.

Pekerjaan : Tani

Pendidikan : Tamat SD

No.CM : 167694

Tanggal Masuk : 18 Mei 2010

Konsultasi Rehabilitasi Medik : 20 Mei 2010

ANAMNESA (autoanamnesa)

Keluhan Utama

Anggota gerak kiri susah digerakkan.

Keluhan Tambahan :

Bicara sulit, kaki dan tangan kiri sedikit bengkak.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tanggal 18 Mei 2010, pasien merasa anggota gerak kiri susah digerakkan. Keluhan ini

terjadi saat pasien hendak memanaskan lauk kira-kira satu bulan yang lalu. Tiba-tiba pasien

jatuh, namun masih bisa berpegangan pada pagar. Setelah itu, pasien merasa anggota gerak

kirinya susah untuk digerakkan. Pasien tidak pusing, tidak muntah, tidak hilang kesadaran

dan tidak perot. Namun sulit untuk bicara. Pasien pernah berobat ke mantri selama 10 hari.

Page 16: SNH Presus RM Aiiii

Karena tidak kunjung sembuh, maka pasien berhenti berobat.

Pasien tidak mengeluh sesak, BAK dan BAB (+) normal. Pasien sering mengkonsumsi

makanan asin. Pasien merokok 6 batang sehari. Setelah diberitahu mantri bahwa pasien darah

tinggi, pasien langsung berhenti merokok. Bagi pasien ini merupakan serangan yang pertama

kali.

Menurut keluarganya, setelah jatuh pasien lebih sering emosi daripada sebelumnya. Pasien

pun jadi tidak ingat arah mata angin.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat HT (+), riwayat DM (-), riwayat penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-), liver(-),

riwayat trauma kepala disangkal, riwayat stroke sebelumnya (-).

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat HT (+), riwayat DM (-), riwayat penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-), liver(-),

riwayat stroke sebelumnya (-).

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan seorang petani sayuran di daerah Kopeng. Pasien hidup bersama istri, cucu

angkat beserta suaminya. Pasien pernah memiliki 4 anak, namun meninggal semua.

Faktor Resiko

Merokok (+), Obesitas (-), penyakit darah tinggi (+), kencing manis (-), riwayat stroke (-)

Suka makan berlemak (-), suka makan tinggi garam (+).

Anamnesis Sistem

Sistem Serebrospinal : Compos mentis, GCS : E4V5M6

Sistem Kardiovaskular : Hipertensi (186/128 mmHg saat di UGD)

Sistem Respirasi : Tidak ada keluhan.

Sistem Gastrointestinal : Tidak ada keluhan.

Sistem Urinaria : Tidak ada keluhan.

Sistem Muskuloskeletal : Tangan dan kaki sebelah kiri sulit digerakkan, sedikit bengkak.

Sistem Hormonal : Tidak ada keluhan

Page 17: SNH Presus RM Aiiii

Sistem Integumentum : Tidak ada keluhan

DATA OBJEKTIF

Status pasien

Tanggal : 19 Mei 2010

KU : Baik, Composmentis, GCS E4 V5M6

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 56x /menit

Respirasi : 19x /menit

Suhu : 36,2 °C

STATUS INTERNUS

Kepala : Mesocepal, simetris, nyeri tekan (-)

Mata, conjunctiva tidak anemis, sklera terdapat pterigium, pupil isokor

2mm.

Hidung, simetris, sekret (-).

Telinga , simetris, nyeri tekan (-), sekret (-).

Leher : simetris, limfonodi tidak teraba, kaku kuduk (-), range of motion (+);

Kaku kuduk (-).

Thorax :

Paru : Inspeksi : tidak ketinggalan gerak, simetris, retraksi (-)

Palpasi : ketinggalan gerak (-), nyeri tekan(-), vokal fremitus(+/+) N

Perkusi : sonor pada seluruh lapang pandang paru

Auskultasi : SD: vesikular, ST (-), ronkhi basah (-), wheezing (-).

Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak kuat angkat

Palpasi : ictus cordis teraba di SIC 5 kaudolateral dari LMC sinistra

Perkusi : suara redup

Auskultasi : irama jantung teratur, suara tambahan (-)

Abdomen : Inspeksi : simetris, perut lebih rendah dari dada, jejas(-), sikatrik(-),

caput medusa (-).

Page 18: SNH Presus RM Aiiii

Auskultasi : peristaltik normal

perkusi : hipertimpani, pekak beralih (-).

palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.

Pemeriksaan ekstremitas:

Anggota Gerak

PemeriksaanEkstremitas

Superior (D/S)Ekstremitas

Inferior (D/S)Gerakan Bebas/Sulit Bebas/ BebasSensibilitas + N / +N +N / +NKekuatan 5/4 5/4Tonus N/↑ N/ ↑Klonus -/- -/-Trofi Atrofi Eutrofi

Reflek fisiologis

Refleks Dextra/SinistraBiseps + N / +NTriseps + N / +N

Brachioradialis + N / +NPatella + N / +NAchiles + N / +N

Reflek Patologis

Refleks Ekstremitas Dextra Ekstremitas SinistraBabinski - -Chaddock - -Openheim - -Gordon - -Schaeffer - -Gonda - -

STATUS NEUROLOGIS

Kesadaran : compos mentis GCS E4 V5 M6

Page 19: SNH Presus RM Aiiii

Orientasi : Tempat: baik; Waktu: baik; Orang: baik

Jalan pikiran : cerita sistematis

Daya ingat : baik

Kemampuan bicara : baik

Gerakan abnormal : tidak ada

Syaraf Kranialis

N. cranialis Kanan KiriN. I (Olfaktorius)Daya penghidu N NN. II ( Optikus )Daya PenglihatanPengenalan warnaMedan Penglihatan

NNN

NNN

N. III ( Okulomotorius )PtosisGerak bola mata ke superiorGerak bola mata ke medialGerak bola mata ke inferiorReflek cahaya direct

(-)NNN

N, 2mm

(-)NNN

N, 2mm

N. IV ( Troklearis )Gerak bola mata ke lateral bawahDiplopia

N(-)

N(-)

N. V ( Trigeminus )MenggigitMembuka mulutSensibilitas wajah atasSensibilitas wajah tengahSensibilitas wajah bawahReflek zigomatikReflek masseterTrismus

NNNNN

+N+N-

NNNNN

+N+N-

N. VI ( Abdusens )Gerak mata ke lateralDiplopia

N-

N-

N. VII ( Facialis )Kerutan kulit dahiKedipan mataLipatan nasolabialSudut mulutMengerutkan dahi

NNNNNN

NNNNNN

Page 20: SNH Presus RM Aiiii

Mengangkat alisMenutup mataMeringisMenggembungkan pipi

NNN

NNN

N. VIII ( Akustikus )Tes bisikDengan detik arloji

NN

NN

N. IX ( Glosofaringeus )SengauTersedak

(-)(-)

(-)(-)

N. X ( Vagus )Denyut NadiBersuaraMenelan

56x/menitNN

N. XI ( Assesorius )Memalingkan mukaSikap BahuMengangkat BahuTrofi otot bahu

NNN(-)

NNN(-)

N. XII ( Hipoglossus )ArtikulasioSikap LidahTremor LidahMenjulurkan LidahTrofi otot lidah

NN(-)N

Eutrofi

NN(-)N

Eutrofi

Page 21: SNH Presus RM Aiiii

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Tanggal 19-05-2010

AL : 6,1. 103/ µL

AE : 4,4 . 106 / µL

HB : 13,1 g/dl

HT : 39,0 %

AT : 292.103/ µL

GDS : 93 mg/dL

Golongan darah : B

DIAGNOSIS

Skor Siriraj ={ (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala)

+ (0,1 x tekanan diastolik) }– (3 x petanda ateroma) – 12

= {(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0 ) + (0,1 x 70)}- (3 x 1) –12

= -8 Strok Non Hemoragik

Algoritma Gajah Mada :

Penurunan kesadaran (-), Nyeri Kepala (-), Refleks Babinski (-) = Stroke Iskemik

CT- SCAN :

Tidak dilakukan oleh karena kerusakan alat CT-Scan.

DIAGNOSIS

Diagnosis klinis : Hemiparesis sinistra et causa SNH dengan hipertensi.

Diagnosis topik : Lesi pada hemisferium cerebri dextra.

Diagnosis etiologi : Stroke Non Hemoragik

Page 22: SNH Presus RM Aiiii

PENATALAKSANAAN

a. Farmakologi

1. Terapi Umum

- Monitor keadaan umum

- Dengan 5 B

a. Breath : oksigenasi, pemberian oksigen dari luar

b. Blood : usahakan aliran darah ke otak semaksimal mungkin dan

pengontrolan tekanan darah pasien.

c. Brain : menurunkan tekanan intrakranial dan menurunkan edema serebri

d. Bladder : dengan pemasangan kateter kontrol keseimbangan cairan.

e. Bowel : kontrol defekasi, beri asupan nutrisi yang memadai

2. Terapi Khusus

a. Infuse Asering 20 tpm : menjaga keseimbangan cairan tubuh

b. Neurosanbe® 2x1 ampul; drip : vitamin B1 100mg, B6 200mg, dan B12

200mcg

c. ATP 2x1 ampul : untuk menambah energi.

d. Manitol 6 x 50 cc : sebagai anti edema

e. Neurotam® : agen neurotropik, sebagai pengobatan infark

serebri untuk melindungi jaringan otak dan melancarkan peredaran darah

mikrosirkular otak. Dosis awal 1200mg. Dosis selanjutnya 2 x 3gr.

f. Brainact® : untuk gangguan kesadaran akibat infark serebri

g. Mecola® : sebagai antioksidan untuk membantu

mencegah dan memperbaiki kerusakan sel akibat radikal bebas

Page 23: SNH Presus RM Aiiii

b. Non Farmakologi

Problem :

- Kelemahan anggota gerak kiri

- Kesulitan AKS/ADL

- Psikologis : pasien merasa cemas dengan penyakitnya.

Assessment :

- Hemiparesis sinistra

Program Rehabilitasi Medik :

Fisioterapi :

Problem : kelemahan sistem muskuloskeletal pada ekstremitas atas dan bawah tubuh

bagian kiri.

Assesment: kekuatan otot extremitas superio 5/4 ; extremitas inferior 5/4, tonus

meningkat, ada atrofi otot, terdapat kontraktur.

Program : Infra Red, ROM (range of motion) dan meningkatkan kekuatan otot

ekstremitas atas dan bawah tubuh bagian kiri.

Terapi Okupasi

Problem : Agak kesulitan melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan sendiri

karena terlalu lama berbaring.

Assesment: Pasien mengalami deconditioning syndrome.

Program :

a. Melatih pasien untuk latihan bekerja, seperti apa yang biasanya dilakukan

sendiri, melatih kekuatan duduk, berdiri dan berjalan.

Page 24: SNH Presus RM Aiiii

b. Melakukan kegiatan sehari-hari sendiri, dan tanpa bantuan orang lain,

misalnya berpakaian, makan, dan rawat diri.

c. AKS/ADL secara luas berkaitan dengan aspek psikologis, komunikasi, sosial.

Social Worker

Problem : Pasien sebagai petani sayur-sayuran. Pasien tinggal dengan istri dan

cucu angkat beserta suaminya. Pasien memiliki 4 anak kandung namun sudah

meninggal semua.

Assesment : Pasien merasa kebutuhan ekonominya pas-pasan

Program :

a. Motivasi penderita untuk tetap rajin krontrol hipertensi dan DM serta latihan

rutin agar dapat beraktivitas sehari-hari seperti biasanya.

b. Motivasi menjaga asupan makanan agar hipertensi terkontrol.

c. Motivasi keluarga pasien agar selalu memberi dukungan dan semangat kepada

pasien serta membantu program latihan pasien bila sudah dirumah nanti.

Psikologi

Problem : pasien merasa cemas tentang penyakitnya.

Assessment : pasien merasa khawatir dengan masa depan kesehatannya.

Program : kontrol psikoterapi, motivasi untuk rajin latihan, penjelasan pada

penderita dan keluarga tentang penyakitnya dan hal yang boleh atau tidak boleh

dilakukan.

PROGNOSIS

Dubia ad bonam

Page 25: SNH Presus RM Aiiii