SMP Negeri 4 Pinrang EDISI 02/JANUARI-MARET 2013 Rawat ... · dan kepala sekolah memberikan...
Transcript of SMP Negeri 4 Pinrang EDISI 02/JANUARI-MARET 2013 Rawat ... · dan kepala sekolah memberikan...
USAID PRIORITASMengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa
“Kepada bupati saya titipkan
program USAID ini untuk mendukung
pembangunan pendidikan kita di Sulsel.
Kita semua sangat mendukung
program ini.” Syahrul Yasin Limpo
(SYL), Gubernur Sulawesi Selatan.
Pesan itu disampaikan langsung
khusus kepada 12 bupati dan
walikota dari daerah mitra saat
meresmikan proyek peningkatan
kualitas pendidkan dasar bantuan
pemerintah Amerika, USAID
PRIORITAS di Sulawesi Selatan, 28
November 2012 di Hotel Mercure
M a k a s s a r . P e m e r i n t a h
kabupaten/kota yang hadir di
antaranya Bupati Pinrang, A. Aslam
Patonangi; Bupati Maros,Hatta
Rahman; Bupati Pangkep, Syamsuddin
Hamid; Bupati Jeneponto, Rajamilo;
Bupati Wajo, Andi Unru, dan Wakil
Bupati Bantaeng, Andi Asli Mustajab.
Gubernur yang menjadikan
pendidikan dan kesehatan sebagai
strong point pembangunan Sulsel itu
menyatakan apresiasinya terhadap
program USAID PRIORITAS sebagai
lanjutan dari DBE-USAID yang telah
selesai di penghujung 2012. Ia sangat
menyambut baik program-program
tersebut. Menurutnya, Sulsel sangat
m e m b u t u h k a n m e t o d o l o g i
Gubernur Syahrul Yasin Limpo
Resmikan Program USAID PRIORITAS Di Sulawesi Selatan
WARTA PRIORITASMedia Diseminasi Praktik Inovasi di Bidang Pendidikan Dasar di Sulawesi Selatan
EDISI 02/JANUARI-MARET 2013
(1) Fose bersama Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Ester Manurung (Perwakilan USAID Indonesia), Stuart
Weston (Direktur USAID Prioritas), Bupati dan Rektor LPTK Mitra; (2), (3); dan (4) Penandatanganan KAK antara
USAID Indonesia dan Gubernur, USAID Prioritas dan Bupati/Walikota serta Rektor UNM dan UIN Alauddin
1
2 3 4
Berbagai praktik inovatif yang
dilaksanakan SMP Negeri 4
Pinrang untuk menjaga kualitas
pembelajarannya. Pada tahun-tahun
sebelumnya, guru-guru bidang studi
dan kepala sekolah memberikan
penghargaan kepada siswa yang
menghasilkan karya terbaik di setiap
akhir kegiatan pembelajaran aktif yang
diterapkan semua guru. Siswa yang
membuat hasil karya pembelajaran
terbaik diberikan pengharagaan setiap
hari Senin, saat upacara bendera,
dalam tajuk Tokoh Siswa Minggu Ini.
Untuk menjadi tokoh siswa berkarya,
mereka jadi fokus dalam pembelajaran
dan menghasilkan karya terbaik.
Saat ini, masih dalam kerangka
peningkatan kualitas pembelajaran,
s e ko l a h y a n g b e r ko m i t m e n
menerapkan pembelajaran berbasis
siswa aktif itu melaksanakan program
pemilihan Guru Favorit dan Guru
Berprestasi. Menurut Drs. H. Abd.
Hadi, kepala sekolah, kedua program
itu pada perinsipnya bertujuan untuk
merefleksi dan memelihara kualitas
pembelajaran. Namun, secara khusus
kegiatan yang sudah berlangsung sejak
tahun 2011 itu memberikan apresiasi
yang tinggi terhadap kinerja guru
berdasarkan penilaian siswa dan
kepala sekolah selaku supervisor, yang
dibantu wakasek dan guru BK. Guru
favorit dipilih siswa sementara guru
berprestasi terpilih berdasarkan
penilaian kinerja guru oleh tim
supervisor.
Guru IPA, Hasbiah, S.Pd, meraih
predikat guru favorit tahun 2012. Ia
dipilih lebih kurang 750 siswa
b e r d a s a r k a n p e r f o r m a
pembelajarannya. Siswa memberikan
penilaian melalui angket yang
dibagikan sekolah. Instrumen itu
mengumpulkan suara siswa seputar
area pembelajaran bermakna dengan
item-item: metode bervariasi dan
menyenangkan, kontekstual, sumber
belajar dan materi variatif, media
relevan, penilaian dan jurnal reflektif.
Pengumuman peraih guru favorit
dilaksanakan setiap tanggal …. saat
memperingati Hari Guru nasional.
Berbeda program Guru Favorit
yang diumumkan setiap tahun, Guru
Berprestrasi
digelar per
s e m e s t e r.
Abd. Hadi
l a n j u t
menjelaskan, pelaksanaannya merujuk
pada Permen PAN RB Nomor 16
Tahun 2009 tentang peningkatan mutu
kinerja guru. Namun, timnya secara
sederhana mengukur tiga indikator,
yakn i : k iner j a pembe l a j a ran ,
ked i s i p l i n an , d an kom i tmen
pengembangan sekolah. Hasi l
penilaian kinerja guru, tentang
penerapan segenap kompetensi guru
u n t u k p e n i n g k a t a n k u a l i t a s
pembela jaran , men jad i dasar
penempatan tingkatan kelas tempat
mengajar. “Jika guru menunjukkan
kompetensi belum maksimal dan
kurang inisiatif belajar, maka kita beri
k e s e m p a t a n m e n g u a t k a n
kompetensinya dan mengajar di
t i n g k a t k e l a s y a n g l e b i h
sesuai.”katanya.
Peraih predikat guru berprestasi
semester I (ganjil) tahun 2012-2013
ada tiga, yakni: A. Sapri Awal, S.Pd, guru
olah raga; Hasbiah, S.Pd, guru IPA, dan
H.M. Jalil , S.PdI, guru Agama.
“Penghargaan yang diberikan sekolah
kepada guru berprestasi tersebut
sangat tidak sebanding dengan cara
dan kerja keras mereka menghormati
profesinya.”ujar sang Kasek yang
selalu menyapa nak (anak) kepada
siswa, guru dan lawan bicara yang
dianggapnya lebih muda.
Rawat Mutu Pembelajaran, Gelar Program Guru Favorit dan Berprestasi
SMP Negeri 4 Pinrang
(1) dan (2) Pembelajaran Aktif siswa; (3) Penyerahan hadiah kepada tokoh siswa berkarya (4) Guru favorit menerima hadiah penghargaan
1 2
3 4
WARTA PRIORITASPenanggung Jawab Jamaruddin (Provincial Coordinator)
Editor Hamsah (Communication Specialist)
Tim Redaksi Nensilianti (TTI Development Specialist), Saiful Jihad, (TTO Secondary), Amir Mallarangeng (TTO Primary), Fadiah Machmud (WHS), M. Ridwan Tikollah (GMS), La Malihu (M/E Specialist), Abdul Rahman Patta (IT Specialist)
ALAMAT Jl. Salemba Raya/Rutan Raya No. 75-77, Gunung Sari Baru, Makassar - Sulawesi SelatanTelp. 0411-885595, 886898, E-mail: [email protected] Informasi lebih lanjut silakan klik: www.prioritaspendidikan.org
USAID PRIORITAS:
Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities
for Reaching Indonesia's Teachers, Administrators, and Students
03UTAMA02 UTAMA EDISI 02, 2013 EDISI 02, 2013
Membagi pengalamannya
s e t e l a h b e r s a m a
program DBE, bupati
Pinrang A. Aslam Patonangi,
menguraikan sejumlah capaian dan
dampak positif program di tingkat
sekolah. Diantaranya sekolah
mampu merobah paradigma
pembelajaran dari pendekatan
teacher centered (guru aktif) ke student centered
(siswa aktif). A. Aslam sangat optimis untuk lebih
meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya. Ia
mengatakan “Yang paling penting ada replikasi di
sekolah non mitra dan mengikuti hasil dan
dampaknya.” Di tahun 2012, dengan dana APBD dan
dana BOS pemerintah kabupaten Pinrang telah
melakukan replikasi pelatihan pembelajaran
inovatif secara mandiri, yang menjangkau 420 guru
di 52 SMP dan MTs.
Dalam konferensi pers, dirinya menegaskan,
dengan program USAID PRIORITAS ini guru harus
belajar meninggalkan metode pembelajaran
konvensional dan menggantinya dengan metode
yang lebih inovatif. “Siswa tidak boleh hanya sekedar
datang ke sekolah, lalu cara berpikirnya tidak kritis
dan tidak menjadi kreatif. Oleh karena itu, sangat
rugi guru dan kepala sekolah jika tidak
memanfaatkan program ini.”ungkapnya.
pendidikan yang baru untuk meningkatkan kualitas
pendidikan seperti yang ditawarkan USAID ini. Karenanya, ia
meminta guru menerapkan metode pembelajaran modern
dan bagi kepala sekolah melakanakan manajemen yang lebih
t e r b u k a s e h i n g g a ke m a j u a n s e ko l a h d ap a t
dipertanggungjawabkan dengan baik.
Usai menyampaikan sambutannya, SYL menandatangani
nota perjanjian kerja sama antara Pemprov Sulsel dan
USAID Indonesia, yang diwakili Ester Manurung. Dan
berturut-turut menyaksikan penandatanganan perjanjian
kerja sama antara USAID PRIORITAS oleh Direktur Proyek,
Stuart Weston, dan sejumlah bupati yang hadir serta
penandatanganan kerja sama dengan Universitas Negeri
Makassar (UNM) dan Universitas Islam Negeri Alauddin,
masing-masing oleh rektornya Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd,
dan Prof. Dr. H.Qadir Gassing, HT, M.S.
Acara peresmian proyek dihadiri lebih kurang 130 tamu
undangan dan 50 orang partisipan pendukung dari unsur
sekolah yang melaksanakan pameran karya siswa hasil
pembelajaran aktif serta penampil live music dan seni tari.
Sejumlah tamu undangan dan pejabat penting lainnya hadir
dalam acara itu antara lain Perwakilan KemenDiknas dan
Kemenag Indonesia, Poppy Dewi Puspitawati dan Roziah
Halisah, Lynn Hill, Advisor Teacher Training EDC, KaDiknas
Provinsi, H. Abdullah Djabbar, KaKemenag, Gazali Suyuti,
Kepala LPMP Sulsel, Prof.Dr. Andi Qasas Rahman, Kepala-
kepala Litbang LPTK mitra, sejumlah perwakilan lembaga
donor dan NGO yang berprogram di sektor pendidikan
seperti UNICEF, JICA Comdev, CIDA SIPs dan USAID-
IUWASH, USAID-EMAS, dan USAID KINERJA serta media
cetak local cetak dan elktronik.
Semarak peresmian program sangat didukung oleh
partisipasi aktif sekolah: SMP YP-PGRI Makassar, SMP
Muhammadiyah 1 Makassar, dan MI YASPI Sambung Jawa,
yang melaksanakan pameran karya siswa hasil pembelajaran
inovatif yang dialami bersama dengan program DBE-USAID
sebelumnya. Guru dan siwa yang menjaga stand pameran
memberikan penjelasan kepada tetamu pengunjung
termasuk gubernur SYL dan bupati tentang sistematika
pembelajaran aktif-bermakna sebelum acara peresmian
dimulai. Bahkan siswa MI YASPI memikat banyak pengunjung
saat memeragakan proses fotosintesis tumbuhan dengan
memanfaatkan APM (alat peraga murah) yang dikreasi
sendiri.
Sementara siswa-siswa SMP Negeri 33 Makassar berhasil
membuat suasana seremoni peresmian lebih hidup dan
meriah dengan sajian musik tradisional gendang, disusul tari
Paddupa yang menjemput tamu undangan, dan tari Empat
Etnis yang tak lama berselang setelah pemukulan gong tanda
peresmian oleh gubernur SYL dengan didampingi oleh
Stuart Weston dan Abdullah Djabbar, kepala Diknas Provinsi.
Yang Paling Penting Ada Replikasi di Sekolah Non Mitra
Bupati Pirnang, A. Aslam Patonangi:
Gubernur Syahrul Yasin Limpo didampingi KaDiknas Provinsi, H. Abdullah Djabbar mengunjungi pameran karya siswa hasil pembelajaran aktif
Mengawali implementasi program khususnya di
kabupaten yang telah bermitra dengan program DBE,
USAID PRIORITAS melaksanakan rapat awal pelaksanaan
program (start up meeting). Subtansi yang dibahas
meliputi: (1) keberlanjutan program peningkatan mutu
pendidikan dasar, sebelumnya dikerjasamakan lewat
USAID-DBE, dan sekarang dilaksanakan bersama dengan
program USAID PRIORITAS, dan (2) strategi diseminasi
praktik yang baik dengan dukungan pendampingan terbatas
oleh program. (3) sasaran program prioritas yang lebih
holistik dan terpadu dalam paket peningkatan kualitas
pembelajaran, manajemen di sekolah dan daerah, serta
kualitas koordinasi di semua level stakeholder pendidikan.
Oleh karena itu, tujuan yang diharapkan adalah segenap
stakeholder kabupaten/kota memahami baik implementasi
program dengan rencana diseminasi yang konkret atas
dasar kebutuhan serta anggaran yang disediakan daerah.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di sembilan
kabupaten/kota sejak 30 Januari dan akan selesai pada akhir
Maret. Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan yakni
Luwu, Palopo, (30 dan 31 Januari), Soppeng dan Pinrang (6
dan 7 Maret) dan akan menyusul Jeneponto, Makassar,
Pangkep, Sidrap dan Enrekang. Hadir dalalam kegiatan
tersebut meliputi pemangku kepentingan utama:
bupati/wakil bupati, Sekda, Kepala Bappeda, DPRD Komisi
Pendidikan, KaDiknas, KaKemenag, Dewan Pendidikan,
Kabid SMP, Kasi Mapenda, Kepala Sekolah mitra, Korwas,
dan Pelatih Daerah.
Pertemuan Perencanaan Daerah Agenda Diseminasi Segera Diejawantahkan
Keg i a t an y ang menggag a s
pelakasanaan diseminasi praktik
yang baik itu berhasil merumuskan
agenda yang akan ditindaklanjuti
dalam semester awal tahun ini.
Pertemuan di Kabupaten Soppeng
yang dihadiri 25 orang dari unsur
stakeholder kunci tersebut,
dilaksanakan di ruang pertemuan
Bupati, dibuka dan ditutup oleh Staf
Ahli Sosbud Bupati, Drs. H.
Kasniadi, M.Pd dan Kepala
Bappeda, Drs. A. Tenri Sessu, M.Si,
menyepakati agenda diseminasi: (1)
Kantor Dikmudora menyediakan
anggaran Rp. Rp 210.156.300
untuk tingkat SD/MI yakni
pelatihan RKS/RKAS, Komite, MBS
dan Presentase Hasil RKS; (2)
Dewan Pendidikan menyediakan
dana Rp. 100.000.000 untuk
pelatihan peningkatan kualitas
guru, khususnya guru yang sudah
berstatus sertifikasi namun masih
perlu peningkatan kompetensi.
P e l a k s a n a a n n y a a k a n
d i k e r j a s a m a k a n d e n g a n
Dikmudora dan program USAID
PRIORITAS; (3) Kantor Kemenag
akan menyediakan dana DIPA
untuk replikasi pelatihan guru.
Agenda diseminasi tersebut
disampaikan secara rinci oleh
Sekretaris Dikmudora, Dra. Hj.
Fatmah, S.Pd, Ketua Dewan
Pendidikan, H.M Jafar Usman, dan
Drs. H. Husaemah Rauf, M.Ag.
D i Kabupa t en P i n r ang ,
r e k o m e n d a s i p e r t e m u a n
perencanaan itu berlangsung di
ruang pertemuan Sekda, dihadiri
30 orang dari unsur stakeholder
sama plus sejumlah kepala UPTD,
merekomendas ikan agenda
diseminasi yang akan dilaksanakan
Kantor Diknas, Kabid Kurikulum,
Drs. H. Muslimin Habe dan Kabid
Pendidikan Dasar, Drs. H. Alimin
dengan dana Rp. 145.000.000.
Menurut H. Alimin, kegiatan
diseminiasi tersebut akan segera
dilaksanakan seusai TOT Fasda.
Drs. Untung Pawettoi, M.Si, Asisten
1 y a n g m e m b u k a a c a r a
mengingatkan kepada audiens,
khususnya pada KaDiknas dan
KaKemenag yang hadir, bahwa
program ini telah diwanti-wanti
Bupati untuk didukung sepenuhnya
dan dimanfaatkan sebaik-baiknya
karena investasi peningkatan
sumber daya manusia.
Agenda Diseminasi yang Dihasilkan
Sesuai urutan (1),(2),(3),dan (4) foto
kegiatan pertemuan perencanaan di
Kab. Luwu, Kab. Soppeng, Kab. Pinrang,
dan Kota Palopo
1
2
3
4
JAWARA NASIONAL KARENA REFORMASI PEMBELAJARAN
ami berjuang menghapus stereotipe sekolah kuno, Kpinggiran dan tertinggal. MTs Binamu dipandang
sekadar sekolah pelarian. Hanya menerima siswa yang
tidak diterima belajar di SMP. Itu tidak benar dan kami tentang.
Lalu kami bekerja keras mengikis citra yang salah itu. Papar
Nuraedah, S.Pd, M.PD kepala sekolah, juga Pelatih Daerah
pembelajaran aktif program DBE-USAID (sekarang program
USAID PRIORITAS).
Berpacu meningkatkan mutu sekolahnya, Nuraedah tak
menyia-nyiakan pengalamannya sebagai pelatih pembelajaran
aktif, terlebih lagi sebagai kepala sekolah dirinya sangat
berperan aktif memfasilitasi guru dan stafnya melakukan
reformasi pembelajaran. Iyap, reformasi pembelajaran! Kenapa
reformasi pembelajaran? Apa inti pembaharuannya? Pelatih
pembelajaran aktif Matematika USAID PRIORITAS itu yakin
betul kalau indikator sekolah maju adalah pembelajaran yang
berkualitas. Dan ini reformasi yang dilakukan: (1) meningkatan
kualitas guru melalui replikasi mandiri pelatihan pembelajaran
aktif program DBE; (2) terbitkan SK kepala sekolah sebagai
dasar penerapan pembelajaran aktif untuk semua mapel; (3)
tim pengembang dan penguatan MGMP sekolah melalui peer
teacher program, di mana ex-fasilitator pembelajaran aktif
DBE menjadi mentor sesama guru; (4) fasilitasi guru terlibat
aktif dalam kegiatan MGMP Diknas; (5) bekerja sama dengan
pengawas bidang studi Diknas untuk memberikan supervisi
pembelajaran bagi guru-gurunya; (6) merawat pembelajaran
aktif berbasis tanggungjawab wali kelas, evaluasi dan seleksi
wali kelas; (7) penyediaan dana yang mencukupi untuk semua
kebutuhan ATK dan pembelajaran.
Reformasi pembelajaran dikelola sebagai lokomotif inovasi
sekolah secara menyeluruh. Karena menurut Nuraedah
reformasi pembelajaran harus secara utuh didukung semua
komponen sekolah. Ia bersama timnya merunut area pokok
yang menjadi konsentrasi peningkatan kualitas yakni: (1)
kegiatan belajar dan mengajar. Capaiannnya: angka kelulusan
91-100%, angka melanjutkan sekolah 91-100%. (2) manajemen
sekolah, meliputi: program pengembangan sekolah dengan
indikator dan evaluasinya; pelibatan masyarakat/orang tua
siswa; realisasi fisik dan keuangan RAPM; adiministrasi KS, guru,
dan staf; pengelolaan kelas yang mendukung pembelajaran
aktif dan kontekstual; (3) tenaga pendidik dan kependidikan,
meliputi antara lain: supervisi metodologi dan perangkat
pembelajaran dan peningkatan jumlah guru berkualitas; (4)
peningkatan kualitas sarana prasarana termasuk ICT dalam
pembelajaran; (5) peningkatan partisipasi masyarakat dan
kemitraan. Capaiannya: minat orang tua menyekolahkan
anaknya meningkat 75% dalam kurung 3 tahun terkahir, dan
sustainabilitas capaian hasil kemitraan dengan USAID DBE;
(6) kegiatan keagamaan, (7) dukungan peningkatan kualitas
perestasi siswa akademik dan extrakurikuler.
Kerja keras KS dan guru MTs Binamu meningkatkan
kualitas sekolah membuahkan hasil yang membanggakan.
Dalam lomba MTs terbaik dan inovatif tahun 2012 provinsi
Sulawesi Selatan, MTs Negeri Binamu meraih Juara I. Pada
tahun yang sama sekolah eks mitra DBE-USAID itu kembali
meraih Juara I Madrasah Berprestasi tingkat nasional dan
mendapatkan penghargaan dari Surya Darma Ali, menteri
Agama RI. Prestasi siswa dalam berbagi kompetisi tak kalah
hebat. Tahun 2012 juara I Tilawah Alquran Provinsi Sulsel, Juara
IV IPA dalam Olimpiade sains dan Matematika tingkat provinsi,
Juara II Pramuka tingkat provinsi. “Namun, saya yakin semua
kemajuan dan raihan prestasi tersebut, karena akibat dari
sebuah perubahan, yakni reformasi pembelajaran.”tandas
Nuraedah.
(1) Usai terima penghargaan: KS MTsNegeri Binamu, Nuraedah (keempat dari kiri) berfoto bersama dengan Menteri Agama RI, Surya Dharma Ali (2) dan (3) Pembelajaran aktif dan kontekstual di MTsBinamu, Jeneponto
MTS NEGERI BINAMU
0504 EDISI 02, 2013 EDISI 02, 2013
Niat dan tekad yang kuat untuk
meningkatkan kualitas mahasiswa calon
guru diutarakan jelas pihak LPTK (Lembaga
P…Tenaga Kependidikan) mitra program,
UNM dan UIN Alauddin Makassar dalam
pertemuan awal di Gedung LaMacca, 21
Februari. Dihadapan 30 orang peserta dari
dosen dan guru besar dari kedua institusi
pencetak guru itu, Rektor UNM, Prof. Dr.
Arismunandar, M.Pd menyatakan
harapannya agar USAID PRIORITAS betul-
betul dapat bersinergi dengan segenap
komponen di UNM yang mempersiapkan
mahasiswa menjadi guru berkualitas dan
profesional.
Per temuan tersebut se ja t inya
b e r t u j u a n u n t u k m e n g u a t k a n
kesepahaman akan konten program yang
akan dikerjasamakan selama lima tahun ke
depan dengan pihak LPTK, termasuk unit
lembaga PGSD, PGMI Fakultas/jurusan
mapel, unit PPL meliputi: (1) melatih dosen
tentang Praktik Pembelajaran yang Baik
(fokus pada pembelajaran aktif) untuk diri
dan mahasiswanya; (2) melibatkan dosen
dalam pelatihan di tingkat kabupaten/kota
dan sekolah; (3) melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas bersama guru; (4) melatih
sekolah lab dan sekolah mitra LPTK; (5)
memfasilitasi mahasiswa dengan sekolah
mitra program PRIORITAS untuk tempat
praktik PPL, pengamatan kelas, praktik yang
b a i k d e n g a n d u k u n g a n g g u r u
berpengalaman; (6) membantu LPTK
melaksanakan kajian/revisi kurikulum
pendidikan guru pra-dan dalam jabatan; dan
(7) mendukung peran LPTK sebagai
service provider pendidikan bagi guru
melalui penyediaan bahan pelatihan dan
program-program tersertifikasi. Di level
penguatan koordinasi antar LPTK, USAID
PRIORITAS memfasilitasi terwujudnya
kolaborasi dalam bentuk Konsorsium
LPTK penghasil guru di tingkat provinsi.
Demikian disajikan Jamaruddin, Provincial
Coordinator USAID PRIORITAS Sulawesi
Selatan dan dijelaskan Lynne Hill, Teacher
and Learning Advisor EDC.
Pertemuan Awal dengan LPTK
USAID PRIORITAS, UNM dan UIN AlauddinKuatkan Kesepahaman Kerja Sama untuk Peningkatan Kualitas Guru
Usai menyimak penjelasan rinci
Lynne Hill tentang item-item yang
akan dikerjasamakan, Prof. Dr.
Aspah Rahman menawarkan 25
jenis model pembelajaran efektif
yang telah diteliti UNM untuk
diakomodasi USAID PRIORITAS
guna menjadi exercise mahasiswa
dan guru selama pelatihan dan
kemudian diterapkan dalam kelas.
Hal tersebut didukung Drs.
Abdullah Pandang, M.Pd, Ketua
P3G, yang menyarankan agar
program dapat berkontribusi
terhadap model pembelajaran
untuk PPG.
Rektor UIN Alauddin, Prof. Dr.
H.A.Kadir Gassing, HT, M.S.,
memberikan apresiasi yang kuat
terhadap program dengan
mengawali paparannya soal guru
yang berkualitas. “Guru yang
berkualitas dan paling tinggi
tingkatannya adalah guru yang
inspring, yang mengispirasi siswa.
lalu di level mana tingkat kualitas
guru kita?”tanya dia ke peserta.
“Expired” jawab salah seorang
peserta. Pak Rektor itu pun
langsung menjawab “Expired. Iya,
betul. Guru kita cara mengajarnya
sudah expired.” Karena itu dia
sangat mendukung program ini
karena sudah menjadi kebutuhan
mahasiswa dan guru untuk
meningkatkan kompetensinya.
Demikian pula disampaikan
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Alauddin, Dr. H. Salehuddin Yasin,
M.Ag. bahwa guru Agama dan PAI
(Pendidikan Agama Islam) di
sekolah membutuhkan pelatihan
pembelajaran inovatif. Kebutuhan
a k a n m o d e l p e l a t i h a n
pembelajaran terkini bagi guru di
PPG UIN juga diungkapkan Dr. Ilyas
Ismail, M.Pdl, M.Si. Menurutnya,
selama ini UIN belum ada model
pelatihan yang diadopsi untuk
mahasiswa dan guru-guru kita di
madrasah. Karena itu, pelatihan
pembelajaran inovatif sangat
dibutuhkan di sekolah-sekolah di
bawah naungan Kemenag.
Kebutuhan Mahasiswa dan Guru
(1) Penyerahan KAK oleh Lynne Hill ke Rektor UNM dan Rektor UIN Alauddin yang diwakili Dekan Fakultas Tarbiyah; (2) Rektor UNM membuka acara; (3) Peserta dalam sesi tanya jawab
Rektor UIN Alauddin, Prof. Dr. H.A.Kadir Gassing, HT,
M.S: Guru kita inspiring?..Iya, betul. Guru kita cara
mengajarnya sudah expired.
1
2
1 2
3
UTAMAUTAMA
07PRAKTIK YANG BAIK06 PRAKTIK YANG BAIK EDISI 02, 2013 EDISI 02, 2013
Fikriyyah, murid kelas IV SD Inpres
Bertingkat Mamajang III Makassar,
sangat terampi l membawakan
presentasi. Tampak ia berbakat menjadi
pembicara di depan umum. Di
tangannya ada LKS yang sudah berisi
jawaban hasil diskusi di kelompoknya.
Tapi tidak dibacanya. Dengan gerak
tubuh yang rileks, Ia lebih banyak
menjelaskan sambil melakukan kontak
mata dengan audiens (teman-temnnya
di kelompok lain). Ia mewakili 4 orang
temannya di kelompok I menjelaskan
hasil percobaannya tentang benda
terapung dan teggelam.
Siang itu Fikriyyah dan teman-
temannya belajar IPA dengan materi
Gaya Apung, sub materi Gaya yang
Ada di Bumi. Sesuai LKS yang dibuat
Handayani Rasli, S.Pd, guru kelas IV,
mereka bekerja dalam 5 kelompok
melakukan percobaan mengidentifikasi
keadaan benda ketika dimasukkan ke
dalam air, terapung atau tenggelam.
Setiap kelompok menggunakan media
belajar murah dan sederhana: kelereng,
paku seng, bola pimpong, potongan
seterefoam, kerikil, dan potongan kayu
kecil kering. Tugas setiap kelompok
yakni: (1) mengamati keadaan setiap
benda-benda uj i tersebut bi la
dimasukkan ke dalam bejana air dari
potongan botol bekas air mineral, (2)
menuliskan hasil pengamatannya dalam
tabel pengamatan, (3) mendeskripsikan
pengamatannya setiap benda: apakah
benda tenggelam selalu berukuran lebih
besar atau berat.
Pada sesi presentasi dan tanya jawab,
semua perwakilan kelompok tampil
memberikan penjelasan kenapa setiap
benda-benda uji itu terapung atau
tenggelam. Segenap murid kelas menjadi
k i a n h i d u p s a a t H a n d ay a n i
memer s i l a k a n me rek a s a l i n g
menyangga alasan. “Teman-teman saya
jelaskan, benda berukuran besar atau
berat tidak selamanya tenggelam, sama
juga dengan benda yang berukuran kecil
a t au r i n g an t i d ak se l amanya
terapung.”papar Fikriyyah. “Kenapa
bisa?” tanya salah seorang temannya.
“Karena meskipun benda itu besar dan
berat, tapi berongga, di dalamnya banyak
udara, maka tidak tenggelam atau
terapung. Dan seperti pendapat
Archimedes, benda itu terapung jika
massa jenis benda itu lebih kecil
dibandingkan massa jenis air. Seperti
kapal laut.”jelas Fikriyyah menirukan
pendapat Archimedes. “Betul kan,
teman-teman? Betul kan, Bu?”tanya dia.
“Anak-anak, betul sekali penjelasan
Fikriyyah.”kata bu guru Handayani.
“Hore… saya tahu kenapa benda
terapung!”sambut Fikriyyah semangat.
Handayan i mengembangkan
K o m p e t e n s i D a s a r : 7 . 1
Menyimpulkan hasil percobaan
bahwa gaya (dorongan dan
tarikan) dapat mengubah gerak
benda. Dan menetapkan Indikator
Pembelajaran: Mengidentifkasi
keadaan benda ketika dimasukkan
ke dalam air. Dirinya mengelola
waktu secara cermat 2x35 menit untuk
pembelajaran kontekstual dengan
metode bervariasi yang membuat
muridnya fokus dan aktif, yakni:
eksperimen, bekerja dan diskusi
kelompok, presentasi, dan tanya jawab.
Di awal ia memberi apersepsi dengan
pertanyaan kontekstual, selama
kegiatan inti ia memfasilitasi sambil
menstimulasi , dan di akhir ia
memberikan penguatan. “Setiap kali
pembelajaran, peran saya sebagai
fasilitator. Tugas saya membuat mereka
mampu ak t i f mengek sp lo r a s i
kemampuannya yang multi kompetensi.
Karena itu, saya selalu menggunakan
metode yang variatif. Dan juga dengan
metode yang variatif saya bisa atasi
banyak kesulitan belajar murid, seperti
malu berbicara, tidak mau bekerja sama,
dan murid yang tidak bisa fokus
belajar.”jelas Handayani.
Hore… Saya Tahu Kenapa Benda Terapung!
“Teman-teman saya jelaskan, benda berukuran besar atau berat tidak selamanya tenggelam, sama juga dengan benda yang berukuran kecil atau ringan tidak selamanya terapung.”
(1),(2), dan (3) Murid
Kelas IV SD Inpres
Bertingkat Mamajang
III tengah melakukan
percobaan yang
difasiitasi guru
Handayani Rasli
1 2 3
“Berpikirlah apa yang bisa diberikan kepada
sekolah, bukan apa yang bisa diambil dari sekolah.
Komite bukan untuk cari nafkah, tapi semata
pengabdian.” La Unga Setti.
Kata-katanya selalu bermakna, bahkan sesekali
terlontar filosofis. Tutur dan langgam bicaranya
menyiratkan dirinya seorang tokoh masyarakat yang
rendah hati tapi kaya pengalaman. Penampilannya pun amat
bersahaya. Namun, idealisme dan jejak baktinya untuk
kemajuan masyarakat dan khususnya sekolah begitu mulia dan
memberikan banyak ibrah (pembelajaran). Dia adalah La Unga
Setti, Ketua Komite SMP Negeri 1 Tellulimpoe, Kab. Sidrap.
Lantas bagaimana dirinya mengabdi pada sekolahnya? Ia
menjadi inisiator dan fasilitator penggalangan dukungan yang
dimulai di lingkungan keluarganya, orang tua siswa dan lewat
berbagai jaringannya, yakni:
1. Dukungan untuk pengembangan sekolah: (1) Terlibat aktif merumuskan
rencana pengembangan program sekolah, (2) Mengadvokasi kebutuhan sekolah
melalui MUSRENBANG desa, kecamatan hingga kabupaten, (3) Memrakarsai
pertemuan orang tua siswa, dewan guru, dan ikatan alumni, (4) Memediasi
hubungan kepentingan masyarakat/orang tua siswa dengan pemerintah.
2. Dukungan untuk peningkatan kualitas pembelajaran: (1) Membantu
sekolah mensosialisasikan kebutuhan pembelajaran aktif kepada orang tua siswa,
(2) Membantu sekolah menambah jumlah tenaga pengajar, khususnya
mendatangkan guru Agama Hindu dari Bali, (3) Aktif memberikan hadiah dan
penghargaan kepada siswa yang berpresetasi.
Selama lebih dari satu dekade ia berperan ketua komite, pihak sekolah tak dapat
merinci buah dukungannya kecuali hasil fasilitasinya yang mewujud perolehan bantuan
sukarela dari orang tua siswa dalam 4 tahun terakhir, yakni: (1) tahun 2009, 20.000.000
untuk pengadaan trails (besi pengaman) ruang kelas; dan membangun 2 ruang kelas
baru hasil usulan MUSREMBANG tahun 2011; (2) tahun tahun 2010, sebanyak Rp.
16.000.500 untuk 3 unit LCD yang dipakai dalam pembelajaran, (2) tahun 2011: Rp.
15.000.000 untuk tanah timbunan halaman parkir sekolah; Rp. 20.000.000 untuk
pengadaan dan pemasangan paving blok di lingkungan sekolah, (3) tahun 2012 Rp.
20.000.000 untuk pembuatan taman belajar di luar kelas.
Sebagai tokoh dan orang tua masyarakat Tolotang, La Unga selalu berpesan arif
kepada warganya “Tidak ada yang dapat menjamin masa depan anak-anak anda di masa
depan kecuali pendidikan yang didapatkannya dari sekolah.”ujarnya. Selaku ketua
komite dirinya selalu menjaga keserasian pandangan antara komite, orang tua, dan
masyarakat dan pemerintah. Selalu saling menghargai, duduk di kursi masing-masing
serta berperan di posisi masing-masing.
Ketua Komite Sang Pangabdi Sekolah
(1) La Unga Setti memberikah hadiah kepada siswa berprestasi; (2)LCD sumbangan orang tua siswa; (3) Taman belajar luar kelas; (4) Pembangunan Ruang Kelas Baru hasil Musrenbang
1
2
3
4
La Unga Setti,Ketua Komite SMPN 1 Tellulimpoe
Fikriyyah, Murid kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang III Makassar
0908 GAGASAN PENDIDIKAN EDISI 02, 2013 EDISI 02, 2013
arya-karya hasil pembe-lajaran Ksiswa dipajang kembali sebelum
kelas dimulai di pagi hari, lalu
dipreteli lagi sesaat menjelang sekolah
bubar di waktu siang. Demikian juga
perabot kelas: bangku, meja, dll kembali
ditata agar suasana mendukung
pembelajaran aktif dan meyenangkan. Itu
adalah rutinitas pra dan pasca
pembelajaran guru dan siswa SMP YP-
PGRI Makassar. Itu sangat berat dan
membosankan! Tapi bagi mereka itu
menempakan karakter sabar dan disiplin.
Memang tak terhindarkan karena gedung
sekolah ini dipakai tiga sekolah. Di pagi
hari milik SMP-YP PGRI, dan di siang hari
ditempati SMP YP-PGRI III dan SMA YP-
PGRI I Makassar. “Itu adalah tantangan
yang membuat kami exist. Karena ketiga
sekolah itu memiliki situasi dan desain
PBM yang berbeda, demikian pula
karakter dan prilaku siswanya.
Sementara kami konsisten menerapkan
suasana kelas dan pembelajaran PAKEM.”
ujar Dra. Nasrah, M.Pd, kasek SMP YP-
PGRI.
Ada tantangan yang lebih berat?
Rasanya tidak rela hati melihat kualitas
pembelajaran mengalami kemunduran.
Banyak hasil yang kami capai lewat
program DBE-USAID, antara lain:
replikasi pelatihan pembelajaran aktif,
module BTL, untuk semua guru bidang
studi . Hasi lnya, mereka mampu
melakukan telaah kurikulum, kaji Standar
Kompetensi serta pemetaan Kompetensi
Dasar sebelum merumuskan RPP yang
kontekstual, mampu merumuskan LKS
dengan pertanyaan kritis (tingkat tinggi),
mampu melakukan penilaian yang baik,
serta membuat Jurnal Refleksi. Itu semua
pengalaman berharga dan mesti
konsisten diterapkan. Konsistensi itulah
menjadi tantangan terberat. Demikian
Pengayaan buku-buku dan sumber belajar siswa tak
kala menantangnya. Di perpustakaan kami masih
terbatas jumlah buku dan ragam referensi populer.
Karena itu kami mengembangkan program kemitraan
dengan Perpustakaan Daerah dan Kota Makassar. Kerja
sama ini kami mulai di pertengahan 2011 dan masih
aktif hingga sekarang. Tujuannya untuk meningkatkan
minat baca siswa. Kelemahan siswa yang paling
mendasar saat ini adalah kurang membaca buku. Dan
sekolah harus terlibat memotivasi siswa membaca.
Jelas Nasrah, juga Fasilitator Nasional MBS program
USAID PRIORITAS.
Program ini dikelola dengan apik oleh tiga orang
guru pendamping dan penanggung jawab: Novianti,
Haisyah, dan Idham. Mereka merencanakan dan
mengatur jadwal layanan membaca 526 siswa dengan
berbasis rombel. 12 Rombel masing-masing punya 2
jam waktu membaca yang disesuaikan dengan jadwal
kedatangan mobil perpustakan keliling ke sekolah.
Tugas utama guru pendamping: (1) menetapkan tema
bacaan, bisa berbasis mapel atau isu terkini; (2)
membimbing siswa menemukan buku dan judul
relevan; (3) memetakan dan menemukan ide pokok; (4)
membuat kesimpulan, serta (5) memfasilitasi diskusi
hasil bacaan saat kembali ke kelas.
Menurut Novianti, dampak program ini telah sangat
memotivasi siswa cinta buku dan gemar membaca.
Hasilnya juga membanggakan sekolah, antara lain:
membuat siswa mampu membuat resensi buku dengan
baik. Terbukti siswa-siswa SMP YP-PGRI telah
mendominasi kejuaraan Gelar Minat Baca pemerintah
Kota Makassar tahun 2012 dengan meraih Juara I, III,
dan Harapan I lomba Membuat Resensi Buku. Dan pada
tahun yang sama juga meraih Juara Harapan I Duta Baca
Kota Makassar.
Bermitra Dengan Perpustakaan Daerahuntuk Tingkatkan Minat Baca Siswa
1 GEDUNG 3 SEKOLAH, TANTANGAN PEMANTIK INOVASI
SMP YP-PGRI MAKASSAR
(1) Pembelajaran aktif siswa SMP YP-PGRI; (2) dan (3) Rombongan
Kepala Sekolah dari Sidoarjo, JATIM tengah menyaksikan hasil karya
siswa dan proses pembelajaran di kelas
(1), (2) dan (3): Siswa-siswa SMP YP-PGRI Makassar tengah mengikuti program membaca reguler, difasilitasi oleh ibu guru Novianti
urai Nasrah.
Karena konsisten merawat hasil-
hasil tersebut, SMP YP-PGRI kini
menjadi tujuan studi visit untuk
beroleh praktik-praktik yang baik
serta pengelolaan pembelajaran.
Dalam dua tahun terakhir, kepala
sekolah dan guru-gurunya menerima
kunjugan anggota forum MGMP,
KKS-KKM dan pengawas dari Banten
(Jabar), Juni 2012; Bangkalan,
November 2012; dan terakhir 5
Februari 2013, 13 orang dari
KKS/KKM NU Ma'arif Sidoarjo, Jawa
Timur.
1
2
3
1 2
3
GAGASAN PENDIDIKAN
Saya menikmati berkreasi di dalam kelas
ini. Ini seperti laboratorium kesenian.
Peralatan kesenian dan karya-karya seni
temanku yang memenuhi ruang kelas ini
terasa menantang untuk terus berkarya, kata
Ewa siswi kelas IX yang hobi mapel kesenian
dan mencipta lagu. Ia dan teman-temanya
seolah enggan berkemas meninggalkan ruang
kelas kesenian itu meski batas waktu dua jam
pelajaran sudah menjelang. Mereka masih
terus menye lesa ikan kar ya -kar ya
kesukaannya. Ewa, peraih posisi ke-7 nasional
lomba cipta lagu siswa SMP se-Indonesia
tahun 2012, masih mencipta lagu sementara
teman-temannya yang lain sibuk dengan
bidang kesenian pilihannya masing-masing
seperti seni lukis, seni musik, seni teater, dan
kriya seni. “Anak-anak kalau sudah dikasi
kebebasan berkarya memang seperti lupa
waktu dan tak mau berhenti.”ujar Drs.
Hasrullah, guru Kesenian SMPN 1
Tellulimpoe, Sidrap.
Suasana bebas berkreasi mengerjakan
tugas saat belajar tidak hanya dirasakan siswa
di kelas kesenian itu, tapi di semua kelas siswa
tampak rileks berkarya dan menikmati
pelajarannya. Situasi kelas Nampak dinamis
laiknya bengkel kerja. Setiap guru
bertanggungjawab merancang ruang
kelasnya sebagai laboratorium pembelajaran.
Kenapa disebut laboratorium pembelajaran?
Karena di dalamnya penuh karya-karya siswa,
media belajar buatan siswa, portofolio karya
siswa, peraga kontekstual kreasi guru dan
siswa, hasil-hasil percobaan, serta refleksi
hasil dan proses pembelajaran siswa.
Menurut Hasrullah, semua yang ada di kelas
bisa memberi contoh dan inspirasi bagi siswa
untuk fokus belajar dan berkarya.
Semua ruang kelas ditata menjadi media
yang mendukung siswa mengeksplorasi
kemampuannya melalui pembelajaran aktif
dan kontekstual. Oleh karena itu, semua
guru dituntut mendesain kegiatan
pembelajaran yang membuat pikiran siswa
berkembang. Pengalaman dari pelatihan
pembelajaran aktif di DBE, membuat mereka
terbiasa merancang Lembar Kerja Siswa
(LKS) dengan pertanyaan tingkat tinggi
(kritis). Mengembangkan media yang relevan
dan kontekstual, baik yang ada di dalam
maupun di lingkungan sekitar sekolah. “Kami
selalu membuat LKS yang merangsang siswa
berpikir kritis dan berorientasi hasil karya
siswa. Nyata sekali dari karya-karya yang
mereka hasilkan dapat dicermati muatan
kognitif, aktualisasi sisi afektif dan
psikomotoriknya.”papar Budiman, guru IPA
juga mentor pembelajaran aktif di
sekolahnya. Karya-karya siswa hasil dari
setiap pembelajaran diseleksi lalu dipajang
secara artistik agar menjadi sumber belajar
baru pada saat mempelajari tema atau materi
yang berkaitan.
Sekolah eks mitra DBE itu memiliki 30
ruang kelas. Setiap kelas berfungsi sebagai
ruang pembelajaran mapel tertentu. Oleh
karena itu, siswa belajar secara berpindah
(moving class). 21 rombongan belajar, terdiri
dari: 7 rombel masing-masing kelas 1,2, dan 3.
Mereka berpindah ruang kelas setiap usai
pergantian jam pelajaran pada jam ke-3 dan
ke - 5 . P e n g e l o l a a n s e t i a p ke l a s
dipertanggungjawabkan setiap guru mapel
masing-masing, terdiri dari: IPA, 4 ruang kelas;
IPS, 4 ruang kelas, Matematika, 4 ruang kelas;
Bahasa Indonesia, 4 ruang kelas; Bahasa
Inggris, 4 ruang kelas; Agama, 2 raung kelas;
PKN, 2 ruang kelas; TIK, 2 ruang kelas; Seni
Budaya, 2 ruang kelas; Mulok, 1 ruang kelas;
dan Penjaskes, 1ruang kelas.
Guru mapel sebagai manager kelas
melibatkan siswa mendesain tata letak
prabot kelas, memelihara keasrian,
karakteristik, dan kekayaan kelasnya sebagai
laboratorium pembelajaran. Guna merawat
kondisi kelas tetap terjaga, management
sekolah, yang dikepalai Drs. Muslimin, M.Pd,
menginisiasi lomba penataan kelas pasca
ujian semester. Dengan rancangan kelas
seperti itu, guru-guru merasakan efektifitas
pembelajaran, siswa tidak jenuh berada di
kelas, serta guru semakin termotivasi untuk
berkarya.
Pembelajaran Berbasis Kelas Laboratorium
SMP Negeri 1 Tellulimpoe
(1), (2), (3), (4): Siswa-siswa
SMPN 1 Tellulimpoe tengah
mengikuti pembelajaran
aktif dalam kelas lab; dan
(5) Media belaja yang ditata
rapih dalam ruang kelas
1
2
3
4
5
1110 EDISI 02, 2013 EDISI 02, 2013
Pendekatan pembelajaran Student
Centered (siswa aktif) telah menjadi
komitmen bersama kami. Karena itu,
guna mendukung pelakskanaannya, kami
sepakat menerapkan sistem kelas
berpindah atau moving class. Kenapa
harus kelas berpindah? Dalam
pembelajaran aktif siswa butuh
lingkungan belajar yang nyaman,
termasuk pergantian ruang kelas yang
menciptakan rileksasi dan suasana lebih
segar. Dan yang lebih penting,
membutuhkan rancangan ke las
berkarakteristik mata pelajaran tertentu. Kata H. Ruttun
Pakonglean, kepala sekolah SMP Negeri 4 Dua Pitue, Sidrap.
Dirinya lanjut menjelaskan, ciri khas pembelajaran aktif
antara lain: siswa difasilitasi berpikir kritis menyelesaikan
masalah lalu menghasilkan karya di setiap akhir kegiatan
belajar, bisa karya individu maupun kelompok. Karya-karya
itu kemudian harus mendapat apresiasi dari guru ataupun
sekolah agar mereka lebih termotivasi belajar. Lantas apa
hubungannya dengan kelas berpindah? Dengan sistem
moving class, guru dan siswa menata ruang kelas sebagai
pusat belajar khusus untuk mata pelajaran tertentu. Karya-
karya itu kami jadikan sebagai elemen utama kelas yang
kami fungsikan sebagai sumber belajar baru dan inspirasi
bagi siswa. Apalagi, secara berkala diperbaharui dengan
karya-karya terbaru. Karya-karya siswa yang dipajang
dapat berupa hasil kerja proyek belajar, hasil experimen dan
penelitian sederhana, media belajar buatan siswa, puisi,
gambar, artikel siswa, poster, gambar, dan lain-lain.
Sekolah dengan 488 siswa ini secara bertahap
menerapkan kelas berpindah. Awalnya, saat bermitra
dengan DBE hanya untuk 5 mapel. Saat ini 17 rombongan
belajar semuanya berpindah setiap usai pergantian jam
pelajaran. Kini, semua 11 mapel plus 1 muatan lokal masing-
masing memiliki ruang kelas tertentu untuk mendukung
pembelajaran aktif. 21 ruang kelas dirancang
berkarakteristik mapel terdiri dari Bahasa Indonesia, 3
ruang kelas; Matematika 3; IPS 4; IPA 2; Bahasa Inggris 2;
PPKn 1; Pendais 1; Orkes 1; Seni Budaya 1; Bahasa Daerah 1,
dan TIK 1ruang kelas.
Penerapan kelas berpindah telah memberikan dampak
yang positif bagi siswa. Hasnawati, guru IPS, menuturkan
antara lain: (1) setiap hari, siswa selalu bergairah belajar
karena merasakan proses belajar yang dinamis di kelas
dalam suasana yang bervariasi. (2) motivasi belajar siswa
terpacu karena melihat hasil-hasil karyanya diapresiasi dan
dipajang, (3) siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi
terhadap kelasnya karena dilibatkan menata perabot kelas,
hasil karya, media dan sumber belajar yang dibutuhkan, (4)
mobilitas siswa pada saat pergantian jam pelajaran
mengurangi kejenuhan siswa berada dalam suasana
monoton kelas. Di pihak guru, kata fasilitator pembelajaran
aktif DBE itu, mudah dan efektif mengelola media dan
sarana pembelajaran karena terpusat di ruang kelas
tertentu.
Pembelajaran aktif di sekolah yang berwawasan
linkungan hijau lestari itu dilaksanakan oleh semua guru
yang telah mengikuti pelatihan Better Teaching and Learning.
Mereka sudah memiliki pengetahuan dan terampil
mendesain perangkat pembelajaran inovatif, seperti: RPP
yang lebih kontekstual, LKS yang mendorong siswa berpikir
kritis, media yang relevan, penilaian yang baik, dan jurnal
r e f l e k t i f . N a mu n , m e nu r u t R u t t u n u n t u k
melanggengkannya perlu pengelolaan secara cermat dan
terencana. Termasuk menciptakan suasana kelas yang
relevan dengan mata pelajaran.
SMP Negeri 4 Dua Pitue
Lestarikan Active Learning dengan Moving Class
(1) Guru tengah memfasilitasi pembelajaran aktif; (2), (3): Pajangan karya siswa hasil pembelajaran aktif, dijadikan sebagai sumber belajar baru; (4) Pembelajaran aktif siswa2 3 4
GAGASAN PENDIDIKAN GAGASAN PENDIDIKAN
H. Ruttun Pakongleang, Kepala SekolahSMP Negeri 4Dua Pitue, Pinrang
1