(smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

13

Transcript of (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

Page 1: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)
Page 2: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)
Page 3: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)
Page 4: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

Dampak Penerapan Sistem Manajemen Mutu / SMM (Moh Azus Shony Azar) 15

DAMPAK PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) TERHADAPPERFORMA USAHA KECIL, DAN MENENGAH (UKM)

(STUDI KASUS PADA UKM YANG TELAH MENERAPKAN SMM DILAMONGAN)

Moh Azus Shony AzarSaifuddin Zuhri

Universitas Islam Darul Ulum LamonganPos el: [email protected]

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui karakteristik UKM yangtelah menerapkan SMM, serta mengetahui pengaruh penerapan SMM terhadapperforma UKM dan (2) memberikan rekomendasi berdasarkan penerapan sitemmanajemen mutu (SMM). Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif yaitu penelitiandilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka. Data penelitian ini merupakandata tentang karakteristik UKM, dan penerapan SMM UKM, rata-rata tingkatkecacatan produk (produk cacat) atau rata-rata peningkatan penjualan sebagai ukurandalam menilai performa UKM. Data dikumpulkan dengan teknik angket. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa jenis industri yang digeluti oleh UKM yang telahmenerapkan SMM adalah Sarung tenun, Batik, Acesories dan kerajinan, UKM yangtelah menerapkan SMM rata-rata memiliki total penjualan per tahun 100 juta rupiahsampai 1 milyar rupiah, jumlah karyawan tetap yang dimiliki tiap UKM berkisar antara20 sampai 100 orang, dan karyawan honorer mencapai paling banyak 50 orang, lamapenerapan SMM yang telah dilakukan berkisar antara 2 sampai 5 tahun, dan hubunganantara penerapan SMM dengan peningkatan rata-rata penjualan total per tahun positifdan sangat kuat (R = 0.924) , dan hubungan antara penerapan SMM denganpenurunan rata-rata tingkat defect per tahun negatif kuat ( R = - 0.880).

Kata kunci: UKM, implementasi SMM

Abstract: The purpose of this study were aimed to (1) determine the characteristics ofUKM which have implemented SMM, SMM and know the effect of the application ofSMM to the performance of UKM and (2) provide recommendations based on theapplication of the quality management system (QMS). This study was classified as aquantitative research study which was conducted by collecting data in the numbersform. This study was the data about the characteristics of UKM, and the implementationof the UKM SMM, the average level of product defects (defects), or an average increasein sales as a measure in evaluating the performance of UKM. Data were collected byquestionnaire technique. The results showed that the type of industry that is cultivatedby UKM that have implemented QMS is woven sarongs, batik, accesories, and crafts,UKM which have implemented an average SMM has total annual sales of 100 milliondollars to 1 billion dollars, number of employees and equipment held each SME rangedfrom 20 to 100 people, and honorary employees reached more than 50 people, the oldapplication SMM has done ranged from 2 to 5 years, and the relationship between theapplication of SMM with an average increase in total sales per year and very strong

Page 5: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

HUMANIS, Vol. 7, No. 1, Januari 2015:15—2616

positive (R = 0924), and the relationship between the application of SMM with adecrease in the average rate of defects per year strong negative (R = - 0.880).

Keywords: UKM, implementation SMM

PENDAHULUANSistem manajemen mutu ISO 9000

merupakan sekumpulan prosedurterdokumentasi dan praktek-praktekstandar untuk manajemen sistem yangbertujuan menjamin kesesuaian dari suatuproses dan produk (barang dan/ atau jasa)terhadap kebutuhan atau persyaratantertentu. Kebutuhan atau persyaratan ituditentukan atau dispesifikasikan olehpelanggan dan organisasi.

Sistem manajemen mutuberlandaskan pada pencegahan kesalahansehingga bersifat proaktif, bukan padadeteksi kesalahan yang bersifat reaktif.Patut diakui pula bahwa banyak sistemmanajemen mutu tidak akan efektif 100%pada pencegahan semata, sehingga sistemmanajemen mutu berlandaskan padatindakan korektif terhadap masalah-masalah yang ditemukan.

Ekonomi rakyat merupakankelompok pelaku ekonomi terbesar dalamperekonomian Indonesia dan terbuktimenjadi katup pengaman perekonomiannasional dalam masa krisis ekonomi,serta menjadi dinamisator pertumbuhanekonomi pasca krisis ekonomi. Perananusaha mikro, kecil dan menengah dalampenciptaan nilai tambah terus meningkatdari 54,51% pada tahun 2009 menjadi56,72% pada tahun 2012. Sebaliknyaperanan usaha besar semakin berkurangdari 45,49% pada tahun 2009 menjadi43,28% pada tahun 2012. Usaha mikro,kecil dan menengah menyediakan 43,8%kebutuhan barang dan jasa nasional,sementara usaha besar 42,1% dan impor14,1%.

Pada tahun 2012 pertumbuhanekonomi Usaha mikro dan kecil sebesar

4,1% usaha menengah tumbuh sebesar5,1%, sedang usaha besar hanya tumbuh3,5%. Pertumbuhan usaha midro, kecildan menengah telah meningkatkankontribusi usaha mikro, kecil, danmenengah untuk pertumbuhan ekonominasional sebesar 2,37% dari totalpertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar4,1%. Usaha mikro, kecil dan menengahmemiliki keunggulan pertumbuhan PDByang tumbuh masing-masing 5,6%,4,65%, dan 5,36% pada periode yangsama. Usaha mikro, kecil dan menengahberpotensi besar mensuplai input padaindustri sekunder dan tersier. Sehinggapotensial dikembangkan pada masamendatang mengingat memilikipertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Usaha mikro, kecil dan menengahmemberikan lapangan kerja bagi 99,45%tenaga kerja di Indonesia, dan masih akanmenjadi tumpuan utama penyerapantenaga kerja pada masa mendatang.Selama periode 2009-2012, usaha mikrodan kecil telah mampu memberikanlapangan kerja baru bagi 7,4 juta orangdan usaha menengah mampumemberikan lapangan kerja barusebanyak 1,2 juta orang. Pada sisi lain,usaha besar hanya mampu memberikanlapangan kerja baru sebanyak 55.760orang selama periode 2009-2012. Hal inimerupakan bukti bahwa UMKMmerupakan katup pengaman dinamisatordan stabilisator perekonomian Indonesia.

Mempertimbangkan ekonomirakyat umumnya berbasis padasumberdaya ekonomi lokal dan tidakbergantung pada impor, serta hasilnyamampu diekspor karena keunikannya,maka pembangunan ekonomi rakyat

Page 6: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

Dampak Penerapan Sistem Manajemen Mutu / SMM (Moh Azus Shony Azar) 17

diyakini akan memperkuat fondasi perekonomian nasional.

Tabel .1Rata-rata Struktur PDB Menurut Skala Usaha Tahun 2009-2012LAPANGAN USAHA Rata-rata 2009-2012

UK UM UB StrukturPertanian, perikanan, peternakan,kehutanan

85,74 9,09 5,17 16,89

Pertambangan dan Penggalian 6,73 2,96 90,3 12,20Industri Pengolahan 15,14 12,98 71,89 25,10Listrik, gas, dan air bersih 0,52 6,80 92,68 1,73Bangunan 43,88 22,57 33,55 5,93Perdagangan, hotel dan restoran 76,60 20,81 3,59 16,15Pengangkutan dan komunikasi 36,69 26,64 36,67 5,50Keuangan, persewaan dan jasaperusahaan

16,80 46,47 36,73 6,64

Jasa-jasa 35,59 7,16 57,25 9,86PDB 40,55 15,22 44,24 100,00PDB Non Migas 46,22 17,19 36,60 87,74

Sumber : BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM

Perekonomian Indonesia masihdidominasi oleh perusahaan denganproduktivitas yang rendah, dimanaperusahaan dengan produktivitas yangrendah inilah jumlah usaha mikro dankecil terkonsentarasi (84,7%). Hal inimengindikasikan masing rendahnyaproduktivitas dan daya saing usahamikro, kecil dan menengah.

Salah satu jalan untuk dapatmeningkatkan persaingan adalah melaluiadopsi prinsip-prinsip Sistem ManajemenMutu (SMM). Namun penerapan SistemManajemen Mutu memang masihdidominasi oleh perusahaan-perusahaanbesar dan masih sangat sedikit UKMyang paham bahkan menerapkan SMM.Hal ini disebabkan karena sebagian besarUKM belum mengetahui keuntunganatau manfaat bila menerapkan SMM padaperusahaannya, Sehngga masalah yangmuncul adalah bagaimana pengaruh

penerapan SMM terhadap performaUKM.

Berdasarkan latar belakang yangtelah diuraikan sebelumnya, maka dalampenelitian dapat dirumuskan sebagaiberikut: “Adakah dampak penerapansistem manajemen mutu (SMM)terhadap performa usaha kecil danmenengah /UKM (Studi Kasus padaUKM yang telah menerapkan SMM diLamongan)”?

KAJIAN PUSTAKAUsaha Kecil Menengah (UKM)

Untuk keperluan penelitian inimaka definisi UKM yang dipakai adalahdefinisi yang dikeluarkan olehKementrian Koperasi dan UKM, dimanadisebtukan bahwa UK (usaha kecil)adalah kegiatan ekonomi rakyat yangberskala kecil dengan criteria:1. kekayaan bersih maksimal Rp 200

juta tidak termasuk tanah, atau

Page 7: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

HUMANIS, Vol. 7, No. 1, Januari 2015:15—2618

2. penjualan tahunan maksimal Rp 1milyar,

3. Milik warga Negara Indonesia,4. berdiri sendiri bukan anak perusahaan

atau cabang perusahaan yangdimiliki, dikuasai, atau berafiliasibaik langsung maupun tidak langsungdengan usaha menengah maupunbesar.

Sedang UM (usaha menengah)adalah kegiatan ekonomi rakyat yangmemiliki criteria sebagai berikut 1.kekayaan bersih lebih dari Rp 200 jutasampai Rp 10 milyar tidak termasuktanah atau cabang perusahaan yangdimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baiklangsung maupun tidak dengan usahabesar, berbentuk usaha orangperseorangan, badan usaha tidakberbadan hukum dan atau yang berbadanhukum.Sistem Manajemen Mutu (SMM)

SMM didefinisikan oleh Juran(1993) sebagai filosofi yang bertujuanuntuk mencapai “business excellence”melalui penggunaan aplikasi dari tool danteknik sebaik penggunaan “soft aspect’dalam manajemen seperti motivasi dalambekerja. Ide utamanya adalah mutu terdiridari 3 proses manajerial yaitu planning,control, dan improvement.

Crosby (1986) mendefinisikanSMM sebagai cara yang sistematik dalammemastikan bahwa aktifitas organisasiberjalan sesuai rencana. Filosofi SMMmenurutya ada 5, yaitu1. Mutu didefisinisikan sebaga

kesesuaian dengan kebutuhanpelanggan bukan sebagai goodnessatau elegance dari suatu produk.

2. Tidak ditemuai masalah pada mutu.3. Selalu lebih murah.4. Ukuran performa utama adalah biaya

mutu.5. Standar performa utama adalah zero

defects.

Feigenbaum (1988)menggambarkan SMM dengankarakteristik sebagai berikut : Mutuadalah proses yang sistematik danterintegrasi yang mencakup aspek yanglebih besar bukan hanya tanggung jawabfungsi/departemen teknik.

Lima kunci sukses dalamimplementasi SMM adalah :1. Fokus pada kepuasan konsumen2. Komitmen dari top manajemen dan

pimpinan3. Paham tentang SMM4. Diimplementasikan secara terus

menerus5. Keterlibatan semua sdm dan

perbaikan berkelanjutan6. Pelatihan dan pendidikan.Implementasi SMM pada UKM

Implementasi SMM masihdidominasi oleh perusahaan-perusahaanbesar. Masih sangat sedikit UKM yangmengimplementasikan SMM, padahalkenyataannya adalah perusahaan besarmemerlukan keterlibatan pemasokmereka untuk mensupport implementasiSMM mereka. Sebagian besar pemasokadalah merupakan industri kecil danmenengah (UKM), sehingga UKM harusproaktif dalam menghadapi kompetisiglobal dan harus lebih efisien dan efektifuntuk dapat survive dalam lingkunganbisnis.

Salah satu jalan menuju itu adalahdengan mengadopsi prinsip-prinsipSMM. Implementasi SMM dapatmembantu UKM untuk memanfaatkansumberdaya mereka secara efektif danefisien, sehingg lebih fokus padakebutuhan dan harapan pasar.Implementasi pada UKM berbeda-bedatergantung dari ukuran, sumberdaya, danpengalaman mutu. Tetapi paling tidakada 2 problem utama yaitu keterbatasanfinancial dan sumberdaya teknik. (Leeand Oakes, 1995).

Page 8: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

Dampak Penerapan Sistem Manajemen Mutu / SMM (Moh Azus Shony Azar) 19

METODE PENELITIANRancangan Penelitian

Berdasarkan teknik pengumpulandata, jenis penelitian yang digunakanadalah dengan metode penelitiankuantitatif yaitu penelitian dilakukandengan mengumpulkan data berupaangka. Data yang berupa angka kemudiandiolah dan dianalisis untuk mendapatkansuatu informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut (Martono,2010; 19).

Data dan Sumber DataDilihat dari sumber perolehan data,

atau dari mana data tersebut berasalsecara umum dalam penelitian dikenaldengan data primer dan data skunder.

Data PrimerData primer merupakan jenis data

yang diperolah dan digali dari sumberutamanya, baik berupa data kualitatifmaupun data kunatitatif (Teguh, 2005:122). Dengan kata lain data primermerupakan data murni yang diperolehdari hasil penelitian secara langsungdilapangan, yang masih memerlukanpengelolahan lebih lanjut.Dalam penelitian ini data primermerupakan data tentang karakteristikUKM, dan penerapan SMM UKM, rata-rata tingkat kecacatan produk (produkcacat) atau rata-rata peningkatanpenjualan sebagai ukuran dalam menilaiperforma UKM.Data Skunder

Data sekunder adalah jenis datayang diperoleh dan di gali melaui hasilpengolahan pihak kedua dari hasilpenelitian lapanganya baik berupa datakualitatif maupun data kuantitatifmaupun data kuantitatif (Teguh,2005:121). Data sekunder yang diperlukan

merupakan data-data yang bergunamenunjang hasil penelitian ini.

Tehnik Pengumpulan DataDalam penelitian ilmiah seorang

peneliti harus mendaptkan data yangterperinci dan baik. untuk mendapatkandata tersebut teknik yang digunakandalam penlitian ini adalah sebagaiberikut:Angket (Kuisioner)

Menurut Hasan (2008:83), angketadalah teknik pengumpulan data denganmenyerahkan atau mengirimkan daftarpertanyaan untuk diisi oleh responden.Berdasarkan bentuk pertanyaan yang adadalam angket, golongan angket yangdigunakan dalam penelitian ini adalahdengan angket tertutup (closedquestionere). Menurut Hasan (2008),angket tertutup merupakan anket yangpertanyaan atau pernyataannya tidakmemberikan kebebasan kepadaresponden, untuk memberikan jawabandan pendapatnya sesuai dengan keinginanmereka.Adapun Pengukuran tingkat penerapanSMM di perusahaan adalah sebagaiberikut :1 = telah menerapkan inspection/selfassessment, 2 = telah menerapkan, SPC ,3 = telah menerapkan 5 S dan 3 M, 4 =telah menerapkan TQC, TQM, 7 tools ofQuality, Kaizen atau Cost of Quality, 5 =telah menerapkan ISO 9000-1994/98,ISO 9001-2000, 6 = telah menerapkanSix Sigma

Analisa DataUntuk melihat ada tidaknya

korelasi antara tingkat penerapan SMMtingkat penurunan cacat produk ataupeningkatan penjualan tiap tahundigunakan uji korelasi sederhana, yaitudengan rumus :

Page 9: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

HUMANIS, Vol. 7, No. 1, Januari 2015:15—2620

n∑XY - ∑X∑YR = √{n∑X2 – (∑X)2} {n∑Y2-(∑Y)2}

Arti dari koefisien korelasi r :1. Bila r => 0,90 < r < 1,00 atau -0,90

< r < -1,00, artinya hubungan sangatkuat.

2. Bila r => 0,70 < r < 0,90 atau -0,70< r < -0,90, artinya hubungan yangkuat.

3. Bila r => 0,50 < r < 0,70 atau -0,50< r < -0,70, artinya hubungan yangmoderat.

4. Bila r => 0,30 < r < 0,50 atau -0,30< r < -0,50, artinya hubungan yanglemah.

5. Bila r => 0,00 < r < 0,30 atau -0,00< r < -0,30, artinya hubungan sangatlemah

HASIL DAN PEMBAHASANKarakteristik UKM

Gambaran umum UKM dapatdiamati melalui table berikut.

Tabel .2Karakteristik UKM yang Telah Menerapkan SMM

Karakteristik SatuanJenis Industri Sarung tenun, Batik, Acesories dan

kerajinanTotal Penjualan rata-rata/tahun 100 juta – 1 milyarJumlah Karyawan Tetap 20 – 100 orangJumlah Karyawan Honorer 0 – 50 orangWilayah Pasar Tuban,Bojonegoro – ekspor Arab SaudiLama Penerapan SMM 2 – 5 tahun

Tingkat Penerapan SMMJenis SMM yang diterapkan terdiri

dari self assessment, inspection, SPC, 5S,3M, Kaizen, Cost of Quality, 7 Tools ofQuality, TQC, TQM, ISO 9000, dan SixSigma. Berdasarkan evolusi daripendekatan mutu yang dipakai (berkaitandengan metode, waktu ditemukan danditerapkannya) maka SMM di atasdikelompokkan dan diurutkan sebagaiberikut:1. Inspection era adalah pendekatan

mutu yang hanya mengandalkanpenilaian subjektif dari pembuatnya,dimana penekanannya hanya padapengukuran, pengecekan, penyortirantanpa mencari penyebab dariburuknya mutu produk. Bentukaktivitasnya adalah self assessmentdan inspection.

2. Statistical Quality Control / StatisticalProcess Control (SPC) era. Metodeini ditandai dengan terbitnya bukuEconomic Control of Quality ofManufactured Product oleh W.ASheward pada tahun 1931. Metodeini menganggap bahwa variasi adalahsesuatu yang tidak bisa dihindarkandalam proses produksi dan masihdianggap wajar selama berada padarentang kendali. (SQC/SPC era1931). Aktivitasnya adalah SPCdalam bentuk chek sheet dan bagankendali mutu.

3. Quality Management era (tahun1980an). Sebuah era baru dalammanajemen mutu, dimana mutuproduk sudah dipandang sebagaikeunggulan kompetitif perusahaansehingga perlu perencanaan strategis

Page 10: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

Dampak Penerapan Sistem Manajemen Mutu / SMM (Moh Azus Shony Azar) 23

terhadapnya. Perencanaan mutuproduk yang dibuat sudahberorientasi pada konsumen. Metodeyang digunakan adalah TQCtermasuk Kaizen, Cost of Quality, 5S,3M, 7 tools of quality dan TQM.

4. Era Standarisasi Mutu (ISO 9000series 1994/1998, 9001-2000, ISO12000, 14000,JIS, ). Ditandai dengansemakin meluasnya persyaratansertifikat ISO pada sebuah produkuntuk memasuki pasar global.Sertifikasi ISO semakin meluas padatahun 1990an sampai saat ini.

5. Metode terbaru dalam manajemenmutu yaitu Six Sigma. (Mulai tahun2000)

Bila dilihat berdasarkan tingkatpenerapannya, maka jenis SMM yangpaling banyak digunakan oleh UKMadalah tingkatan ke 4 yang terdiri dariISO series. Namun bila dilihat dari lamapenerapannya, tingkatan ke 4 ini adalahyang paling baru artinya jenis SMM inipaling lama baru diterapkan 4 tahunterakhir. Kondisi ini dapat dimengertimengingat semakin ketatnya persaingandi pasar dimana sistem manajemen mutudapat menjadi salah satu keunggulankompetitif untuk memasuki/memenangkan pasar Tingkatan SMMpaling banyak digunakan berikutnyaadalah tingkat ke 2 yaitu SPC. Biladilihat dari lama penerapannya, tingkatanini merupakan tingkatan SMM yangpaling lama digunakan, artinya jenisSMM ini telah diterapkan selama 4 tahun.Hal ini dapat dijelaskan karena metodeini dari sisi penerapan adalah palingsederhana namun cukup akurat sebagaialat pengendali mutu dibanding selfassessment.

Jenis SMM yang paling sedikitdigunakan adalah cost of quality, TQM,

TQC, 7 tools of quality, dan Keizen.Sedikitnya UKM yang menggunakanjenis SMM ini dikarenakan tidakmudahnya perusahaan (UKM) memilah-milah dan melakukan penelusuran biayamutu. Sedangkan jenis SMM yang belumdigunakan oleh UKM adalah six sigma,hal ini dikarenakan UKM belummemiliki pemahaman yang memadai danjuga karena metode ini masih relatif baru.

Tabel. 3Tingkat Penerapan SMM oleh UKM

TingkatPenerapan SMM

%UKMyang

menerapkan

LamaPenerapan

SelfAssessment,Inspection

23,2 1 – 4 tahun

SPC 15,4 3 – 5 tahun5 S, 3 M,Cost ofQuality,TQC,TQM,7tools ofQuality,Keizen

23,0 2 – 4 tahun

ISO 9000series1994/1998, 9001-2000, ISO12000,14000,JIS.

38,5 1 – 4 tahun

Six Sigma 0,0

Bila dilihat dari banyaknya jenisSMM yang diterapkan oleh setiap UKM,ternyata tidak selalu satu UKMmenerapkan hanya satu jenis SMM.Sebagian besar (66%) UKM menerapkan

Page 11: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

HUMANIS, Vol. 7, No. 1, Januari 2015:15—2624

lebih dari satu jenis SMM. Hal inidikarenakan SMM merupakan sebuahevoluasi (berkembang secara bertahap),dimana metode SMM yang satu (lama)berkaitan dengan yang lain (baru) dansaling menyempurnakan.

Tabel .4Banyaknya Tingkatan SMM yang

Diterapkan oleh UKMJumlah SMM

yangditerapkan/UKM

UKM yangmenerapkan

(%)1 332 343 334 05 0

Hubungan Penerapan SMM denganPerforma UKM

Telah dijelaskan bahwa setiapUKM tidak selalu menerapkan satumacam SMM. Satu UKM dapatmenerapkan lebih dari satu jenis SMM,UKM lain hanya menerapkan satu jenisSMM dalam kurun waktu beberapatahun. Untuk melihat pengaruh penerapanSMM terhadap performa UKM makapenerapan SMM dilihat dari dua sisi. Sisipertama bagi perusahaan yangmenerapkan lebih dari satu SMM adalahdengan melihat perbedaan performamenurut perbedaan tingkat penerapanSMM. Sisi kedua bagi perusahaan yanghanya menerapkan satu jenis SMMadalah dengan melihat perbedaanperforma setiap tahunnya. Disamping itu,karena adanya keterbatasan data yangdiperoleh maka performa perusahaanhanya dilihat dari tingkat penjualan pertahun dan tingkat defect produk tiaptahun.

Tabel. 5

Hubungan Antara Penerapan SMMdengan Penjualan/Tahun

Responden R R2 (%)UKM 1 0.923 85.2UKM 2 0.999 99.0UKM 3 0.996 99.2UKM 4 0.900 79.6UKM 5 0.975 95.0UKM 6 0.973 94.0UKM 7 0.984 96.9

Rata-rata 0,964 92.4

Nilai R menunjukkan hubunganantara penerapan SMM dengan penjualanyang diperoleh UKM per tahun.Hubungan antara penerapan SMMdengan besarnya penjualan per tahunpositif sangat kuat, artinya makin tinggitingkat penerapan SMM atau makin lamapenerapan SMM yang dilakukan UKMakan semakin meningkatkan totalpenjualan rata-rata per tahun. Hal iniditunjukkan dengan nilai R sebesar 0,964(lihat tabel 5). Artinya makin tinggitingkat atau makin lama penerapan SMMyang dilakukan UKM akan semakinmeningkatkan total penjualan rata-rataper tahun. Variasi performa UKM yangditunjukkan dengan variasi naik turunnyapenjualan rata-rata per tahun 92,4% dapatdijelaskan oleh variasi penerapan SMM.Hal ini ditunjukkan dengan nilai R2sebesar 92,4%.

Sedangkan hubungan antarapenerapan SMM dengan besarnya angkadefect rata-rata per tahun ditunjukkanoleh tabel 6 berikut. Pada tabel tersebutterlihat nilai R sebesar -0,880 yangmenunjukkan adanya hubungan yangnegatif kuat antara tingkat penerapanSMM dengan penurunan angka defect.Artinya makin tinggi tingkat atau makinlama penerapan SMM yang dilakukanUKM akan semakin menurunkan defectrata-rata per tahun. Sedangkan variasi

Page 12: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

Dampak Penerapan Sistem Manajemen Mutu / SMM (Moh Azus Shony Azar) 25

tingkat defect per tahun 78,16% dapatdijelaskan oleh variasi penerapan SMM,yang ditunjukkan dengan nilai R2sebesar78,16%.

Tabel. 6Hubungan Antara Penerapan SMM

dengan Defect/TahunResponden R R2 (%)

UKM 8 -0,813 66,1UKM 9 -0,929 86,3UKM 10 -0,906 82.1

Rata-rata -0,880 78,16

Bila dilihat lebih jauh yaitu denganmembandingkan dua nilai R di atas,terlihat bahwa penerapan SMM lebihkuat pengaruhnya pada peningkatanpenjualan dibandingkan denganpenurunan defect. Hal ini dimungkinkankarena penerapan SMM lebihberpengaruh pada pasar dibandingperbaikan proses manajemen di dalamUKM sendiri. Artinya produk yangdihasilkan oleh UKM yang telahmenerapkan SMM menjadi pertimbanganyang sangat kuat bagi konsumen,meskipun penerapan SMM ini jugaberpengaruh pada peningkatan efektifitasdan efisiensi UKM itu sendiri.

Dari pembahasan di atas jelasterdapat hubungan yang kuat antarapenerapan SMM dengan peningkatanrata-rata penjualan per tahun ataupenurunan rata-rata defect per tahun padaUKM yang menerapkan SMM. Hal inimembuktikan bahwa penerapan SMMsangat membantu UKM dalammemanfaatkan kelangkaan sumberdayasecara efektif dan efisien untuk lebihfokus pada pemenuhan kepuasan danharapan pelanggan, dan pada akhirnyadapat menjalankan proses bisnis yanglebih efisien dan efektif denganmenghasilkan produk atau jasa bermututinggi dengan biaya murah.

PENUTUPSimpulan

Hasil pembahasan dari penelitiankemudian disimpulkan sebagai berikut :1. Jenis industri yang digeluti oleh

UKM yang telah menerapkan SMMadalah Sarung tenun, Batik, Acesoriesdan kerajinan.

2. UKM yang telah menerapkan SMMrata-rata memiliki total penjualan pertahun 100 juta rupiah sampai 1 milyarrupiah, dengan jangkauan pasar yangdikuasai paling kecil adalah wilayahTuban dan bojonegoro . terluas telahmelakukan ekspor sampai ke ArabSaudi.

3. Jumlah karyawan tetap yang dimilikitiap UKM berkisar antara 20 sampai100 orang, dan karyawan honorermencapai paling banyak 50 orang.

4. Lama penerapan SMM yang telahdilakukan berkisar antara 2 sampai 5tahun.

5. Hubungan antara penerapan SMMdengan peningkatan rata-ratapenjualan total per tahun positif dansangat kuat ( R rata-rata = 0.924) ,dan hubungan antara penerapan SMMdengan penurunan rata-rata tingkatdefect per tahun negatif kuat ( R rata-rata = - 0.880).

Saran1. Dari Kesimpulan di atas, terlihat

adanya hubungan yang kuat antarapenerpan SMM dengan peningkatanperforma UKM sehingga programpemberdayaan UKM agar memilikikeunggulan kompetitif elaluipenerapn SMM, dapatdipertimbangkan untuk diterapkanpada UKM yang lain secara selektif.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutandengan membagi UKM berdasar jenis

Page 13: (smm) terhadap performa usaha kecil, dan menengah (ukm)

HUMANIS, Vol. 7, No. 1, Januari 2015:15—2626

industri untuk melihat ada tidaknyaperbedaan efektifitas penerapan SMMpada jenis industri yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKABoediono, Koetoer., Wayan..Statistika

dan Probabilitas, PT Remaja RosdaKarya Bandung, (2004)

Crosby, P.B., (1980), Quality is Free –The Art of Making Quality Certain,MacGraw Hill Book Company,New York

Deming, W.E., (1986), Quality,Productivity, and CompetitivePosition, MIT Press.

Feigenbaum, AV (1988), Total QualityDevelopment in the 1990s – Aninternational perspective in Chase,R.I(ed), Total Quality Management: An IFS Briefing, IFS Publication,pp 3-9

Ghobadian,A., Gallear, D.N., (1997),TQM and Organizational Size,

International Journal of Operationand Production Management,vol.17 No.2., pp 121-163

Heizer, and Render, (2003) OperationManagement, Prentice Hall, NewYork.

Juran, J.M., Gyrna, F.M., (1993), QualityPlanning and Analysis, (3rd ed)MacGraw Hill Book Company,Singapore.

Lee, G.L., Oakes, L, (1995), The ‘pros’and ‘cons’ of total qualitymanagement for small firms inmanufacturing: some experiencedown the supply chain, total qualityManagement, Vol. 6 No 4, pp. 413-426.

Supranto, J., Pengukuran TingkatKepuasan Pelanggan uhtukMenaikkan Pangsa Pasar, RinekaCipta.