SML

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia memerlukan banyak kebutuhan untuk menunjang hidupnya. Salah satunya adalah kebutuhan akan pakaian. PT.Apac Sekunder Corpora bergerak dalam bidang tekstil dalam rangka memenuhi kebutuhan. Berbagai produk dengan kualitas bersaing pun disediakan. Proses produksi terus digiatkan untuk memunculkan produk unggulan. Aktivitas produksi tidak hanya menghasilkan produk yang bisa dijual, juga menghasilkan produk samping yaitu limbah. Limbah tersebut perlu dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Untuk mengelola aktivitas produksi tetap bersih, diperlukan manajemen lingkungan. Sistem manajemen lingkungan yang baik dibuktikan dengan adanya sertifikasi nasional dan internasional yang telah didapatkan loleh perusahaan. Sistem manajemen lingkungan yang baik harus dijalankan dengan komitmen yang penuh dari perusahaan. Oleh karena itu, struktur dan ruang lingkup pekerjaan dari masing-masing haru jelas. 1.2. Tujuan

description

SML

Transcript of SML

Page 1: SML

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia memerlukan banyak kebutuhan untuk menunjang hidupnya. Salah

satunya adalah kebutuhan akan pakaian. PT.Apac Sekunder Corpora bergerak

dalam bidang tekstil dalam rangka memenuhi kebutuhan. Berbagai produk

dengan kualitas bersaing pun disediakan. Proses produksi terus digiatkan untuk

memunculkan produk unggulan.

Aktivitas produksi tidak hanya menghasilkan produk yang bisa dijual, juga

menghasilkan produk samping yaitu limbah. Limbah tersebut perlu dikelola

dengan baik agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Untuk mengelola aktivitas

produksi tetap bersih, diperlukan manajemen lingkungan. Sistem manajemen

lingkungan yang baik dibuktikan dengan adanya sertifikasi nasional dan

internasional yang telah didapatkan loleh perusahaan.

Sistem manajemen lingkungan yang baik harus dijalankan dengan komitmen

yang penuh dari perusahaan. Oleh karena itu, struktur dan ruang lingkup

pekerjaan dari masing-masing haru jelas.

1.2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui Sistem

Manajemen Lingkungan yang ada di PT.Apac Sekunder Corpora

1.3. Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah dapat memberikan gambaran mengenai

sistem manajemen lingkungan PT.Apac Sekunder Corpora

Page 2: SML

BAB II

ISI

1.1. Sejarah Singkat PT.APAC SEKUNDER CORPORA

PT.Apac Sekunder Corpora (AIC) adalah perusahaan swasta nasional

yang bergerak dalam bidang tekstil yang merupakan salah satu produsen

benang tenun dan tekstil terbesar di Indonesia. PT.Apac Sekunder Corpora

semula bernama PT. KANINDOTEX yang mulai beroperasi pada tanggal 8

Agustus 1990 dengan satu unit pabrik pemintalan yang berkapasitas 60.000

spindle / mata pintal. Investasi modalnya berasal dari perusahaan swasta

nasional yang bekerja sama dengan bank-bank pemerintah yang diantaranya

adalah Bapindo.

PT.Apac Sekunder Corpora didirikan dengan beberapa tujuan,

diantaranya adalah :

Memenuhi kebutuhan sandang nasional

Mendukung program peningkatan ekspor non migas yang dirancang oleh pemerintah

Ikut memecahkan masalah pengangguran karena PT.Apac Sekunder Corpora merupakan perusahaan padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja

Dalam perjalanannya, PT. KANINDOTEX banyak berganti kepemimpinan atau manajemen. Sejak awal berdirinya hingga bulan September 1994 perusahaan masih dikelola oleh pemilik sekaligus pendirinya. Pada bulan Mei 1995 manajemen PT. KANINDOTEX diambil alih oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI), namun beberapa bulan kemudian dipegang oleh suatu Badan Konsorsium Bisnis Eksekutif Nasional yang dipimpin oleh Bapak Bambang Triatmodjo. PT. KANINDOTEX yang semula terdiri atas tiga badan usaha (PT. Kanindotex Succes Textile, PT. Kanindotex Prima Perkasa dan PT. Kanindotex Mulia Utama) olwh Badan

Page 3: SML

Konsorsium Bisnis Eksekutif Nasional dilakukan akusisi menjadi PT.Apac Sekunder Corpora pada tanggal 2 Oktober 1995. Hingga saat ini, PT.Apac Sekunder Corpora mempunyai 13 unit pabrik dalam satu komplek.

Agar tetap bisa bersaing di pasaran, PT.Apac Sekunder Corpora menawarkan produk benang, kain dan denimyang berkualitas tinggi kepada pasar. Benang tenun dan bahan dasar tekstil produksi perusahaan ini dipasarkan dengan merk “APACINITI” telah memperoleh pengakuan pelanggan dunia, dengan telah mengekspor sekitar 75% produksinya kepada pelanggan dunia. Penerapan teknologi bersih dengan ditunjang peralatan yang modern untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dan ramah lingkungan menjadikan perusahaan ini tetap dipercaya. Hal ini didukung dengan didapatkannya sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 pada tahun 2000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 pada tanggal 28 Agustus 2001 dalam usahanya agar dapat memenuhi standar internasional.

1.2. Lokasi PT.APAC SEKUNDER CORPORA

PT.Apac Sekunder Corpora terletak di Jl. Raya Semarang-Bawen

km.32, tepatnya di desa Harjosari Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

Letak geografis perusahaan ini berada pada ketinggian 547 m di atas

permukaan laut dengan suhu rata-rata 25oC, curah hujan rata-rata 252

cm/tahun dan curah hujan harian rata-rata 156 cm/tahun.

Page 4: SML

1.3. Strukture Organisasi PT.Apac Sekunder Corpora

President DirectorAmirul Mustofa

Director AdministrationWindi Nofita R

Logistic DivisionKarina Noveandra

Corp. Affair Division

Finance & CA Division

Director OperationalElin Marlina

Excecutive Vice PresidentAfni Sialagan

Yarn Division

Grey Division

Denim Division

Loundry Division

Engineering Division

EHS Division

Departemen MICS

Director QC & ProjectMelvalita P.

Project DivisionRani Fitriani

QC & Inspector Division

Director Finance & CAHilma Muthi'ah

SportElba Putri

Gripac

Managing DirectorDebby Bella S

Page 5: SML

1. President Director

Adalah direktur utama yang bertanggungjawab atas seluruh kegiatan

operasional perusahaan baik keadaan baik kedalam maupun keluar

perusahaan.

2. Managing Director

Adalah direktur pelaksana yang mengatur dan memberikan tugas kepada

direktur dibawahnya.

3. Administration Director

Adalah direktur administrasi yang membawahi beberapa divisi, yakni :

Logistic Division

Bertugas dalam membantu kelancaran proses pabrik dan semua

kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan material, pergudangan

dan pengiriman.

HRD & CA

Divisi ini berfungsi untuk menangani masalah sumber daya manusia,

legal dan rumah tangga perusahaan. Membawahi Corporate Human

Resources Department yang merupakan departemen pengembangan

sumber daya manusia, Legal dan general Affair Department.

Finance Acc.

Bertugas dalam perencanaan akuntansi dan pembukuan.

4. Operational Director

Adalah direktur operasional yang tugasnya menyangkut seluruh kegiatan

operasional pabrik. Direktur ini membawahi Vice President yang membantu

operasional direktur yang melakukan perancaan terhadap produk. Vice

President membawahi beberapa divisi, yaitu :

a. Yarn Division

Page 6: SML

Divisi ini memiliki beberapa departemen, yaitu spinning CCR&CWR,

spinning I-VII, yang memproduksi benang dari bahan dasar kapas.

b. Grey Division

Divisi ini memiliki beberapa departemen yaitu departemen weaving grey

I-III, yang memproduksi kain mentah/grey dari bahan dasar benang.

c. Denim Division

Divisi ini terdiri dari departemen weaving denim IV dan V. Meproduksi

kain denim(jeans) dari bahan dasar benang.

d. Laundry Division

Divisi ini menangani jasa laundry.

e. Engineering Division

Divisi ini bertugas membantu kelancaran proses pabrik dan semua

kegiatan yang berhubungan dengan electrical, mechanical, whicle&forklift

dan workshop.

f. Environment, Health, dan Safet Division

Divisi ini membawahi departemen WWT&CWT, Civil Mtc, General

Affairs dan fire&brigade. Divisi ini bertugas menangani masalah

pengolahan air limbah dan air bersih, perawatan bangunan, rumah tangga

perusahaan dan pemadam kebakaran.

g. Internal Audit dan Sekretariat ISO

Bagian ini berfungsi sebagaI control terhadap kegiatan perusahaan, baik

mengenai, ISO 9001, ISO 14001, dan OSHAS 18001.

5. QC & Project Director

Direktur yang menangani proyek perusahaan (pengembangan pabrik) yaitu

berkaitan dengan kualitas produksi baik untuk dalam maupunluar negeri serta

membawahi Quality Control.

6. Finance& CA Director

Page 7: SML

Bertugas dalam menangani Sport dan Gripac yang merupakan griya pelatihan

PT. xxx

1.4. Kebijakan Lingkungan

Kebijakan lingkungan menurut prosedur SML ISO14001 PT.Apac Sekunder

Corpora bertujuan untuk menjamin bahwa kebijakan lingkungan secara efektif

diterapkan, di dokumentasikan dan setiap perubahan pada kebijakan lingkungan

secara tepat diawasi dan dikendalikan. Kebijakan lingkungan di PT.Apac Sekunder

Corpora Bawen ditetapkan oleh Presiden Direktur PT.Apac Sekunder Corpora pada

tanggal 15 Maret 2006 dan kebijakan ini juga merupakan kebijakan lingkungan

kepada semua unit-unit pengolahanyang terdapat di PT.Apac Sekunder Corpora.

Kebijakan lingkungan tesebut adalah sebagai berikut :

Page 8: SML

Kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan oleh Presiden Direktur PT. AIC

mencakup :

1. Sifat-sifat aktivitas perusahaan skala dampak lingkungan yang ditimbulkan.

2. Program-program perbaikan, pencegahan, penanggulangan pencemaran

lingkungan yang dilaksanakan konsisten dan berkesinambungan.

3. Pelaksanaan peraturan perundangan lingkungan yang berlaku dan relevan

serta persyaratan yang diminta pelanggan.

4. Sosialisasi, pelaksanaan, dokumentasi yang terpelihara.

5. Informasi yang dapat diketahui oleh masyarakat luas.

PT. Apac Inti Corpora adalah industri tekstil terpadu yang memproduksi benang,

kain mentah, kain denim, dan jasa laundry yang menerapkan prinsip produksi

bersih berwawasan lingkungan pada selurauh aktivitas operasional perusahaan.

Dengan menerapkan prinsip tersebut PT. AIC secara konsisten melakukan

pencegahan terhadap pencemaran lingkungan serta pengendalian terhadap dampak

lingkungan yang mungkin timbul oleh aktivitasnya.

Dengan mematuhi seluruh ketentuan peraturan perundangan mengenai

lingkungan yang berlaku dan persyaratan yang diminta oleh pelanggan, PT. AIC

berusaha dengan bersungguh hati memelihara dan melaksanakan perbaikan secara

berkesinambungan terhadap sistem manajemen lingkungan yang dituangkan dalam

tujuan, sasaran dan program-program lingkungan. Kebijakan lingkungan di PT.

AIC dilaksanaklan oleh seluruh jajaran organisasi dan tersedia untuk masyarakat

luas. Kami membuka diri terhadap masukan daari pihak manapun guna perbaikan

sistem manajemen lingkungan ataupun sebagai bahan kaji ulang terhadap tujuan,

sasaran, dan program-program lingkungan.

Kebijakan lingkungan ini dibuat, dipelihara, dilaksanakan sebagai

kebijakan umum dalam pelaksanaan sistem manajemen lingkungan.

Page 9: SML

1.5. Dokumentasi Sistem Manajemen Lingkungan

Dokumentasi SML berisi :

1. Keterangan unsur-unsur sistem manajemen informasi dan interaksi.

2. Pengelolaan dokumentasi SML.

Menurut prosedur SML ISO 14001 : 2004 PT.Apac Sekunder Corpora, Dokumen

Sistem Manajemen Lingkungan di PT.Apac Sekunder Corpora tersusun dalam

suatu jenjang yang terdiri atas lima tingkatan :

1. Kebijakan Lingkungan

Kode: KL

Merupakan dokumen tingkat satu yang berisi komitmen manajemen

PT.Apac Sekunder Corpora. Pelaksanaan SML dan semua dokumen yang

ada mengacu kepada kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan karena

dokumen ini merupakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau

tujuan dan sasaran pelaksanaan SML standar ISO 14001, serta memuat

komitmen perusahaan untuk perbaikan berlanjut dan pencegahan

pencemaran serta mematuhi peraturan perundangan yang berlaku yang

diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan.

2. Manual Lingkungan

Kode: ML

Merupakan dokumen tingkat dua yang berisikan tentang pemenuhan

standar tiap klausul pada sistem manajemen lingkungan perusahaan dan

tanggungjawab organisasi perusahaan. Manual lingkungan ini merupakan

pedoman dalam menjalankan dan memantau proses-proses dalam

perusahaan.

Page 10: SML

3. Prosedur Lingkungan

Kode: PL

Merupakan dokumen tingkat tiga yang menggambarkan tentang tata cara

pelaksanaan sistem manajemen lingkungan. Prosedur lingkungan

merupakan penjabaran dari manual yang digunakan untuk menjalankan

dan memantau proses-proses berkenaan dengan aktivitas dalam

perusahaan yang berkaitan dengan sistem manajemen lingkungan.

Dokumen ini disiapkan oleh Sekretariat ISO dan disahkan oleh MR ISO

14001.

4. Instruksi Kerja Lingkungan

Kode: IKL

Adalah dokumen tingkat empat yang berisikan tentang petunjuk yang

bersifat teknis atas pelaksanaan suatu kegiatan lingkungan untuk tiap

fungsi. Instruksi kerja merupakam penjabaran lebih lanjut dari prosedur

lingkungan sehingga setiap fungsi dapat melaksanaan dengan baik. Karena

merupakan petunjuk teknis, maka IKL sifatnya instruktif dan detail.

5. Dokumen Teknis dan Rekaman

Dokumen teknis merupakan dokumen yang memberikan informasi untuk

pengendalian suatu bahan kimia. Sedangkan rekaman merupakan

dokumen yang berisi catatan hasil pemantauan dan pengukuran dari

efektivitas operasional.

2.6. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan oleh PT.Apac

Sekunder Corpora

1. Penanganan Limbah Cair Padat

Limbah cair di PT.APAC Inti copora berasal dari sub unit sizing di

unit grey, sub unit rop dyeing, sub unit slasher dan sub unit finishing di

unit denim,sub unit washing di unit laundry, Quality controlserta unit

laboratorium sebesar 2.200 m3/hari.

Page 11: SML

Raw effluent dari unit produksi Rope Dyeing Sizing, Finishing dan unit

laboratorium dialirkan melalui pre screen yang digunakan untu k

memisahkan kotoran,yang biasanya merupakan serat-serat kapas yang

terbawa masuk ke saluran limbah. Saringan awal ini terdiri dari dua

lapisan yaitu coarse screen dan fine screen. Setelah melalui saringan

ini,limbah ditampung dalam collection sump sebagai tempat penampungan

sementara,untuk kemudian dialirkan kedalam equalization tank. Kolam

ekualisasi ini digunakan untuk menjaga homogenitas dan kontinuitas

aliran limbah yang masuk ke proses pengolahan berikutnya.

Dari equalization tank,limbah dialirkan ke flash mixer diman

berlngsung koagulasi awal denagn penambahan koagulan alumunium

sulfat dan kapur. Proses koagulasi awal ini dilanjutkan dengan proses

flokulasi pada primary clarifier , dengan penambahan polimer organik

sebagai flokulan. Effluent dari primary clarifier akan dialirkan menuju

aeration tank , limbah akan mengalami proses biologis dengan

penggunaan lumpur aktif. Untuk menjaga kelangsungan proses

pengolahan secara bilogis,suplai O2 serta nutrien berupa urea TSP dan

tapioka terus dijaga kontinuitsnya. Dari aeration tank limbah dialirkan

menuju secondary clarifier untuk memisahan sludgenya.

Sludge dari clarifier ini dikumpulkan dalam sludge sump untuk

sebagian direcycle ke aeration tank dan sebagian lagi diproses dalam

thickener dan selanjutnya akan mengalami proses dewatering.Cake yang

dihasilkan dari thickener ditimbun dalam tanah dengan menggunakan

geomembran dan direcanakan dikeringkan dalam dryer yang selanjutnya

dibakar lebih lanjut di sludge incenerator dimana abu hasil incenerasi

digunkaan sebagai nahan pembuatan paving blok. Effluent dari clarifier

kemudian dialirkan menuju collection sump sebagai tempat penampungan

sementara untuk selanjutnya dipompakan menuju carbon filter.

Page 12: SML

Hasil keluaran dari carbon filter yang ditampug sementara dalam

collection sump II ini diharapkan sudah memenuhi baku mutu yang telah

ditetapkan. Sebagian dari hasil keluaran tersebut dignakan kembali pada

unit pencucian di rope dyeing dan sisanya dibuang ke sungai. Limbah cair

B3 yang berua pelumas bekas digunakan kembali untuk campuran bahan

bakar boiler.

2. Penanganan Limbah Padat

Limbah padat di PT.Apac Sekunder Corpora terdiri dari limbah padat

perkantoran yang berupa sisa kawat ,karton , plastik , dan lain-lain serta

limbah padat yang berupa sisa-sisa benang serta limbah padat sludge yang

berasal dari hasil endapan lumpur di thickener dari unit WWT.Limbah

padat tersebut dapat diklasifikasikan menjadi limbah padat B3 dan non B3

, dimana limbah padat non B3 dapat dikategorikan sebagai limbah padat

ekonomis yang berjumlah rata-rat 17 ton/hari dan limbah padat non

ekonomis yang berjumlah rata-rata 5 ton/hari.

Barang non B3 yangg masih mempunyai nilai ekonomis diserahkan

oleh petugas unit ke gudang scrap untuk kemudian dijual ke custumer.

Sedangkan sampah yang sudah tida bernilai ekonomis seperti bekas

emasan makanan dan minuman , ertas , waste sapon (kapas kotor) dibawa

ke TPS PT. Apac Inri Corpora yang berlokasi disebelah selatan Spinning

VII.Untuk selanjutnya dikirimke TPA Bedono milik Pemda di Kabupaten

Semarang.

Limbah padat B3 berupa bekas kemasan bahan kimia ditampung dan

dikemas di TPS PT. AIC baru emudian dikirim ke gugang scrap untuk

selanjutnya dijual. Sedangkan limbah padat B3 yang berupa lap bekas

dicuci dan dikeringkan di Majun Laundry dan setelah bersih diambil lagi

oleh unit kerja .TPS AIC merupakan tempat penampungan sementara

limbah B3 dan non B3 yang berada dibawah kendali Divisi Logistik.

Page 13: SML

Limbah padat yabg berupa sludge berjumlah kira-kira 8 ton/hari.

Incenerator yang digunakan untuk membakar limbah padat B3 berupa

sludge direncanakan mempunyai kapasitas 3,6 m3 yang dilengkapi stack

dengan ketinggian 10 m dan diameter 70 cm dan scrubber gas

menggunakan air dan NaOH sebagai penyerap. Limbah padat yang berupa

drum untuk oli atau bahan kimia dibersihkan dahulu sebelum diserahkan

ke bagian gudang untuk dijual.

Sistem penimbangan di PT.APAC SEKUNDER CORPORA ada 2

yaitu timbangan untuk menimbang limbah padat non B3 dalam kemasan

karung plastik. Ditempatkan di TPS untuk menimbnag limbah padat Non

B3 hasil pemilahan dan limbah padat Non B3 yang akan dibuang.

Timbangan yang kedua berupa jembatan timbang untuk menimbang

limbah padat Nn B3 hasil pengangkutan mobil pick up dan truk yang

memuat limbah padat Non B3 yang akan dibunag ke TPA Bedono.

Page 14: SML

Adapun Diagram Alir penanganan Limbah B3 dan Non B3 PT.Apac Sekunder Corpora sebagai berikut:

Gambar 4.15

Pengelolaan Limbah padat Non B3 PT.Apac Sekunder Corpora

Sumber: Pengamatan Lapangan, 2007

Limbah padat

bernilai ekonomis A

Bernilai non ekonomis (B)

Limbah padat bernilai

Non ekonomis

Penghilangan B3)TPA

Kab (TPA Bedono

Kec.Jambu)

B

kimiaDijual ke

custumer atau Gudang Scrap

Bernilai ekonomis (A)

PENYORTIRANPemilahan limbah padat Non B3 yang masih bernilai ekonomis dan non

ekonomis

1. Non B3 padat, contoh kemasan bahan kimia yang dapat dibersihkan2. Non B3 padat bekas kemasan bahan baku produksi3. Non B3 berupa sisa kantin4. Non B3 dari alam berupa penyapuan dikawasan pabrik

Page 15: SML

3. Penanganan Kebisingan

Kebisingan yang bersumber dari pengoperasian mesin-mesin produksi

(khususnya pada unit ring frame spinning,unit weaving loom, drawing,

looming, tying, finishing, unit blower, kompresor) telah dilakukan upaya

pengelolaan seperti pemberian alat plambing telinga (ear plug) secara rutin

bagi para pekerja tiap enam bulan sekali dimana pekerja akan mendapatkan 1

buah earplug.Pembuatan dinding kedap suara di ruang kerja,pembuatan pagar

yang tinggi di sekiitar lokasi pabrik serta penanaman pohon yang dapat

membaurkan kebisingan di dalam dan di luar pabrik seperti jenis

pringgodani,tanjung dan akasia.Sedangkan dampak kebisingan yang sangat

dominan dan bersifat kontinyu justru berasal dari aktivitas jalan raya Solo-

Semarang yang selalu padat baik siang dan malam.

4. Penanganan Asap dan Debu

Limbah gas yang dihasilkan PT.Apac Sekunder Corpora relatif

kecil.Limbah gas tersebut dikeluarkan lewat cerobong di dying, sizing,

slasher, finishing, boiler, sub unit pengering di unit laundry dan incinerator.

Limbah gas ini juga dihasilkan dari unit genset, namun demikian

pengoperasiannya bersifat insidental dan bahkan jarang digunakan. Debu

biasa berasal dari transportasi dan pengangkutan produk,bahan baku dan

bahan penolong, serta debu kapas yang berasal dari kegiatan operasi pada

Divisi Preparation Weaving, Spinning, Ispecting dan Rebeaming di unit

Denim yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan serta penurunan kualitas

udara di sekitar lokasi pabrik telah dilakukan upaya pengelolaan. Upaya yang

telah dilakukan yaitu pengoperasian peralatan exhauster untuk mengatur

sirkulasi udara, pemakaian masker oleh operator,penyemprotan air pada

proses boiler,pembuatan cerobong asap yang tinggi dan pengoperasian

cyclone serta penanaman pohon dan pembuatan taman di sudut –sudut pabrik

sehingga dapat berfungsi sebagai penyerap debu.

Page 16: SML

5. Penanganan Bau

Pengoperasian kolam biologis Waste Water Treatment (WWT) merupakan

sumber bau yang paling dominan.Bau yang ditimbulkan oleh aktivitas

pengolah air limbah ini disebabkan adanya degradasi air limbah yang

mengandung bahan organik dan anorganik yang sebagian akan berubah

menjadi NH3 dan H2S yang terdegradasi dalam bentuk gas.

Tempat penampungan sludge serta tempat penampungan sampah

sementara (TPS) juga sumber yang menimbulkan dampak berupa bau yang

menyegat.Hal ini dapat mengakibatkan gangguan kenyamanan dan kesehatan

bagi karyawan serta masyarakat di sekitar lokasi pabrik dan dapat jga

mengakibatkan penurunan produktivitas kerja para karyawan.Upaya

pengelolaan yang telah dilakukan oleh APAC Inti antara lain :

a. Semua limbah padat B3 dibakar di incenerator.

b. Pemakaian masker oleh operator di lingkungan kerja

c. Evaluasi secara rytin terhadap kinerja unit-unit proses di WWT

d. Pemprosesan limbah padat sludge dalam thickener,contrifuge ,dryer dan

pembakaran sludge di incenerator.

e. Pengoptimalan proses-proses di unit WWT.Alternatif pengolahan gas berbau

dilakukan dengan teknologi absorpsi.Gas-gas berbau yang kebanyakan

mengandung H2S dan NH3 ditangkap dalam suatu perangkap gas kemudian

di blower ke bagian umpan absorber.Dengan arah berlwanan atau searah

dialirkan pula cairan penyerap yang berupa senyawa kimia tertentu

(NaOH,MEA,DEA atau air.)Di dalam absorber dapat berupa kolam kosong

atau diisikan packing absorber sebagai media kontak antara gas dab cairan

penyerap.Gas-gas yang sudah diserap kemudian di buang ke udara bebas.

Page 17: SML

dikirim Gudang Scrap

TPS AICa. Ditampungb. B. dikemas

B. Limbah B3 Eks bungkus

Unit Kerja Pemakai

Majun bersih dari B3

Majun LaundryPencucian dan Pengeringan

C.Majun bekas Eks

MaintenanceMajun KotorTerkontaminasi

Limbah cair Non

B3/campuran (di buang)

WWT

(Proses

Eks

limbah

dijualDi tampung di gudang

scrap

Dikumpulkan dari masing-masing

unit(TPS)

Eks bahan bakar

A.Limbah Cair

B3IDENTIFIKASI

Page 18: SML

Supplier Eks

sample

TPAGeneral Store

a.sortirb.ditampung

E.B3 kadaluarsa

Barang diserahkan oleh petugas unit

Sampah

Gudang Scrap

TPA BandonoD.Barang/

sampah non B3

sortir oleh unit

Sampel

Page 19: SML

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. PT Apac Inti Corporta sebelum menerapkan SML ISO 14001 belum melaksanakan

pengelolahan lingkungan secara efektif meskipun telah mempunyai catatan

pengelolaan lingkungan yang cukup lengkap.

2. klausul-klausul yang terdapat didalam standar ISO 14001 sudah dapat dipenuhi

semua ooleh PT.Apac Sekunder Corpora

3. kinerja lingkungan sistem menejemen lingkungan pada periode 2007 sudah cukup

baik.

4. adanya karyawan yang berpendapat bahwa audit ISO 14001 hanya umtuk

mendapatkan sebuah sertifikat, sehingga kurang memperhatikan dampak

lingkungan yang ditimbulkan.

5. adanya program lingkungan yang belum terlaksana dengan baikpada periode 2007

baik karena faktor biaya maupun faktor manusianya.

3.2 Saran

1. Peningkatan kesadaran lingkungan tiap karyawan terhadap pelaksanaan Sistem

Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT.Apac Sekunder Corpora masih perlu

ditingkatkan dengan internalisasi sistem menejemen lingkungan terhadap seluruh

jajaran perusahaan agar tumbuh kepekaan terhadap Sistem Manajemen

Lingkungan.

Page 20: SML

2. Program lingkungan untuk periode selanjutnya dalam pelaksanaannya lebih baik

dari periode saat ini dalam hal kedisiplinan dalam pelaksanaannya, sehingga

program tersebut dapat mencapai target yang diinginkan.

3. internalisasi biaya dan kompensasi lingkungan perlu dirapikan atau diperbanyak.

Alternatif lain adalah pelaksanaan proses perbaikan lingkungan secara bertahap

agar dapat terimplikasi dengan mudah.