SML
-
Upload
afni-eld-allagan -
Category
Documents
-
view
229 -
download
11
description
Transcript of SML
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia memerlukan banyak kebutuhan untuk menunjang hidupnya. Salah
satunya adalah kebutuhan akan pakaian. PT.Apac Sekunder Corpora bergerak
dalam bidang tekstil dalam rangka memenuhi kebutuhan. Berbagai produk
dengan kualitas bersaing pun disediakan. Proses produksi terus digiatkan untuk
memunculkan produk unggulan.
Aktivitas produksi tidak hanya menghasilkan produk yang bisa dijual, juga
menghasilkan produk samping yaitu limbah. Limbah tersebut perlu dikelola
dengan baik agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Untuk mengelola aktivitas
produksi tetap bersih, diperlukan manajemen lingkungan. Sistem manajemen
lingkungan yang baik dibuktikan dengan adanya sertifikasi nasional dan
internasional yang telah didapatkan loleh perusahaan.
Sistem manajemen lingkungan yang baik harus dijalankan dengan komitmen
yang penuh dari perusahaan. Oleh karena itu, struktur dan ruang lingkup
pekerjaan dari masing-masing haru jelas.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui Sistem
Manajemen Lingkungan yang ada di PT.Apac Sekunder Corpora
1.3. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah dapat memberikan gambaran mengenai
sistem manajemen lingkungan PT.Apac Sekunder Corpora
BAB II
ISI
1.1. Sejarah Singkat PT.APAC SEKUNDER CORPORA
PT.Apac Sekunder Corpora (AIC) adalah perusahaan swasta nasional
yang bergerak dalam bidang tekstil yang merupakan salah satu produsen
benang tenun dan tekstil terbesar di Indonesia. PT.Apac Sekunder Corpora
semula bernama PT. KANINDOTEX yang mulai beroperasi pada tanggal 8
Agustus 1990 dengan satu unit pabrik pemintalan yang berkapasitas 60.000
spindle / mata pintal. Investasi modalnya berasal dari perusahaan swasta
nasional yang bekerja sama dengan bank-bank pemerintah yang diantaranya
adalah Bapindo.
PT.Apac Sekunder Corpora didirikan dengan beberapa tujuan,
diantaranya adalah :
Memenuhi kebutuhan sandang nasional
Mendukung program peningkatan ekspor non migas yang dirancang oleh pemerintah
Ikut memecahkan masalah pengangguran karena PT.Apac Sekunder Corpora merupakan perusahaan padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja
Dalam perjalanannya, PT. KANINDOTEX banyak berganti kepemimpinan atau manajemen. Sejak awal berdirinya hingga bulan September 1994 perusahaan masih dikelola oleh pemilik sekaligus pendirinya. Pada bulan Mei 1995 manajemen PT. KANINDOTEX diambil alih oleh Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI), namun beberapa bulan kemudian dipegang oleh suatu Badan Konsorsium Bisnis Eksekutif Nasional yang dipimpin oleh Bapak Bambang Triatmodjo. PT. KANINDOTEX yang semula terdiri atas tiga badan usaha (PT. Kanindotex Succes Textile, PT. Kanindotex Prima Perkasa dan PT. Kanindotex Mulia Utama) olwh Badan
Konsorsium Bisnis Eksekutif Nasional dilakukan akusisi menjadi PT.Apac Sekunder Corpora pada tanggal 2 Oktober 1995. Hingga saat ini, PT.Apac Sekunder Corpora mempunyai 13 unit pabrik dalam satu komplek.
Agar tetap bisa bersaing di pasaran, PT.Apac Sekunder Corpora menawarkan produk benang, kain dan denimyang berkualitas tinggi kepada pasar. Benang tenun dan bahan dasar tekstil produksi perusahaan ini dipasarkan dengan merk “APACINITI” telah memperoleh pengakuan pelanggan dunia, dengan telah mengekspor sekitar 75% produksinya kepada pelanggan dunia. Penerapan teknologi bersih dengan ditunjang peralatan yang modern untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dan ramah lingkungan menjadikan perusahaan ini tetap dipercaya. Hal ini didukung dengan didapatkannya sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 pada tahun 2000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 pada tanggal 28 Agustus 2001 dalam usahanya agar dapat memenuhi standar internasional.
1.2. Lokasi PT.APAC SEKUNDER CORPORA
PT.Apac Sekunder Corpora terletak di Jl. Raya Semarang-Bawen
km.32, tepatnya di desa Harjosari Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
Letak geografis perusahaan ini berada pada ketinggian 547 m di atas
permukaan laut dengan suhu rata-rata 25oC, curah hujan rata-rata 252
cm/tahun dan curah hujan harian rata-rata 156 cm/tahun.
1.3. Strukture Organisasi PT.Apac Sekunder Corpora
President DirectorAmirul Mustofa
Director AdministrationWindi Nofita R
Logistic DivisionKarina Noveandra
Corp. Affair Division
Finance & CA Division
Director OperationalElin Marlina
Excecutive Vice PresidentAfni Sialagan
Yarn Division
Grey Division
Denim Division
Loundry Division
Engineering Division
EHS Division
Departemen MICS
Director QC & ProjectMelvalita P.
Project DivisionRani Fitriani
QC & Inspector Division
Director Finance & CAHilma Muthi'ah
SportElba Putri
Gripac
Managing DirectorDebby Bella S
1. President Director
Adalah direktur utama yang bertanggungjawab atas seluruh kegiatan
operasional perusahaan baik keadaan baik kedalam maupun keluar
perusahaan.
2. Managing Director
Adalah direktur pelaksana yang mengatur dan memberikan tugas kepada
direktur dibawahnya.
3. Administration Director
Adalah direktur administrasi yang membawahi beberapa divisi, yakni :
Logistic Division
Bertugas dalam membantu kelancaran proses pabrik dan semua
kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan material, pergudangan
dan pengiriman.
HRD & CA
Divisi ini berfungsi untuk menangani masalah sumber daya manusia,
legal dan rumah tangga perusahaan. Membawahi Corporate Human
Resources Department yang merupakan departemen pengembangan
sumber daya manusia, Legal dan general Affair Department.
Finance Acc.
Bertugas dalam perencanaan akuntansi dan pembukuan.
4. Operational Director
Adalah direktur operasional yang tugasnya menyangkut seluruh kegiatan
operasional pabrik. Direktur ini membawahi Vice President yang membantu
operasional direktur yang melakukan perancaan terhadap produk. Vice
President membawahi beberapa divisi, yaitu :
a. Yarn Division
Divisi ini memiliki beberapa departemen, yaitu spinning CCR&CWR,
spinning I-VII, yang memproduksi benang dari bahan dasar kapas.
b. Grey Division
Divisi ini memiliki beberapa departemen yaitu departemen weaving grey
I-III, yang memproduksi kain mentah/grey dari bahan dasar benang.
c. Denim Division
Divisi ini terdiri dari departemen weaving denim IV dan V. Meproduksi
kain denim(jeans) dari bahan dasar benang.
d. Laundry Division
Divisi ini menangani jasa laundry.
e. Engineering Division
Divisi ini bertugas membantu kelancaran proses pabrik dan semua
kegiatan yang berhubungan dengan electrical, mechanical, whicle&forklift
dan workshop.
f. Environment, Health, dan Safet Division
Divisi ini membawahi departemen WWT&CWT, Civil Mtc, General
Affairs dan fire&brigade. Divisi ini bertugas menangani masalah
pengolahan air limbah dan air bersih, perawatan bangunan, rumah tangga
perusahaan dan pemadam kebakaran.
g. Internal Audit dan Sekretariat ISO
Bagian ini berfungsi sebagaI control terhadap kegiatan perusahaan, baik
mengenai, ISO 9001, ISO 14001, dan OSHAS 18001.
5. QC & Project Director
Direktur yang menangani proyek perusahaan (pengembangan pabrik) yaitu
berkaitan dengan kualitas produksi baik untuk dalam maupunluar negeri serta
membawahi Quality Control.
6. Finance& CA Director
Bertugas dalam menangani Sport dan Gripac yang merupakan griya pelatihan
PT. xxx
1.4. Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan menurut prosedur SML ISO14001 PT.Apac Sekunder
Corpora bertujuan untuk menjamin bahwa kebijakan lingkungan secara efektif
diterapkan, di dokumentasikan dan setiap perubahan pada kebijakan lingkungan
secara tepat diawasi dan dikendalikan. Kebijakan lingkungan di PT.Apac Sekunder
Corpora Bawen ditetapkan oleh Presiden Direktur PT.Apac Sekunder Corpora pada
tanggal 15 Maret 2006 dan kebijakan ini juga merupakan kebijakan lingkungan
kepada semua unit-unit pengolahanyang terdapat di PT.Apac Sekunder Corpora.
Kebijakan lingkungan tesebut adalah sebagai berikut :
Kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan oleh Presiden Direktur PT. AIC
mencakup :
1. Sifat-sifat aktivitas perusahaan skala dampak lingkungan yang ditimbulkan.
2. Program-program perbaikan, pencegahan, penanggulangan pencemaran
lingkungan yang dilaksanakan konsisten dan berkesinambungan.
3. Pelaksanaan peraturan perundangan lingkungan yang berlaku dan relevan
serta persyaratan yang diminta pelanggan.
4. Sosialisasi, pelaksanaan, dokumentasi yang terpelihara.
5. Informasi yang dapat diketahui oleh masyarakat luas.
PT. Apac Inti Corpora adalah industri tekstil terpadu yang memproduksi benang,
kain mentah, kain denim, dan jasa laundry yang menerapkan prinsip produksi
bersih berwawasan lingkungan pada selurauh aktivitas operasional perusahaan.
Dengan menerapkan prinsip tersebut PT. AIC secara konsisten melakukan
pencegahan terhadap pencemaran lingkungan serta pengendalian terhadap dampak
lingkungan yang mungkin timbul oleh aktivitasnya.
Dengan mematuhi seluruh ketentuan peraturan perundangan mengenai
lingkungan yang berlaku dan persyaratan yang diminta oleh pelanggan, PT. AIC
berusaha dengan bersungguh hati memelihara dan melaksanakan perbaikan secara
berkesinambungan terhadap sistem manajemen lingkungan yang dituangkan dalam
tujuan, sasaran dan program-program lingkungan. Kebijakan lingkungan di PT.
AIC dilaksanaklan oleh seluruh jajaran organisasi dan tersedia untuk masyarakat
luas. Kami membuka diri terhadap masukan daari pihak manapun guna perbaikan
sistem manajemen lingkungan ataupun sebagai bahan kaji ulang terhadap tujuan,
sasaran, dan program-program lingkungan.
Kebijakan lingkungan ini dibuat, dipelihara, dilaksanakan sebagai
kebijakan umum dalam pelaksanaan sistem manajemen lingkungan.
1.5. Dokumentasi Sistem Manajemen Lingkungan
Dokumentasi SML berisi :
1. Keterangan unsur-unsur sistem manajemen informasi dan interaksi.
2. Pengelolaan dokumentasi SML.
Menurut prosedur SML ISO 14001 : 2004 PT.Apac Sekunder Corpora, Dokumen
Sistem Manajemen Lingkungan di PT.Apac Sekunder Corpora tersusun dalam
suatu jenjang yang terdiri atas lima tingkatan :
1. Kebijakan Lingkungan
Kode: KL
Merupakan dokumen tingkat satu yang berisi komitmen manajemen
PT.Apac Sekunder Corpora. Pelaksanaan SML dan semua dokumen yang
ada mengacu kepada kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan karena
dokumen ini merupakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau
tujuan dan sasaran pelaksanaan SML standar ISO 14001, serta memuat
komitmen perusahaan untuk perbaikan berlanjut dan pencegahan
pencemaran serta mematuhi peraturan perundangan yang berlaku yang
diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan.
2. Manual Lingkungan
Kode: ML
Merupakan dokumen tingkat dua yang berisikan tentang pemenuhan
standar tiap klausul pada sistem manajemen lingkungan perusahaan dan
tanggungjawab organisasi perusahaan. Manual lingkungan ini merupakan
pedoman dalam menjalankan dan memantau proses-proses dalam
perusahaan.
3. Prosedur Lingkungan
Kode: PL
Merupakan dokumen tingkat tiga yang menggambarkan tentang tata cara
pelaksanaan sistem manajemen lingkungan. Prosedur lingkungan
merupakan penjabaran dari manual yang digunakan untuk menjalankan
dan memantau proses-proses berkenaan dengan aktivitas dalam
perusahaan yang berkaitan dengan sistem manajemen lingkungan.
Dokumen ini disiapkan oleh Sekretariat ISO dan disahkan oleh MR ISO
14001.
4. Instruksi Kerja Lingkungan
Kode: IKL
Adalah dokumen tingkat empat yang berisikan tentang petunjuk yang
bersifat teknis atas pelaksanaan suatu kegiatan lingkungan untuk tiap
fungsi. Instruksi kerja merupakam penjabaran lebih lanjut dari prosedur
lingkungan sehingga setiap fungsi dapat melaksanaan dengan baik. Karena
merupakan petunjuk teknis, maka IKL sifatnya instruktif dan detail.
5. Dokumen Teknis dan Rekaman
Dokumen teknis merupakan dokumen yang memberikan informasi untuk
pengendalian suatu bahan kimia. Sedangkan rekaman merupakan
dokumen yang berisi catatan hasil pemantauan dan pengukuran dari
efektivitas operasional.
2.6. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan oleh PT.Apac
Sekunder Corpora
1. Penanganan Limbah Cair Padat
Limbah cair di PT.APAC Inti copora berasal dari sub unit sizing di
unit grey, sub unit rop dyeing, sub unit slasher dan sub unit finishing di
unit denim,sub unit washing di unit laundry, Quality controlserta unit
laboratorium sebesar 2.200 m3/hari.
Raw effluent dari unit produksi Rope Dyeing Sizing, Finishing dan unit
laboratorium dialirkan melalui pre screen yang digunakan untu k
memisahkan kotoran,yang biasanya merupakan serat-serat kapas yang
terbawa masuk ke saluran limbah. Saringan awal ini terdiri dari dua
lapisan yaitu coarse screen dan fine screen. Setelah melalui saringan
ini,limbah ditampung dalam collection sump sebagai tempat penampungan
sementara,untuk kemudian dialirkan kedalam equalization tank. Kolam
ekualisasi ini digunakan untuk menjaga homogenitas dan kontinuitas
aliran limbah yang masuk ke proses pengolahan berikutnya.
Dari equalization tank,limbah dialirkan ke flash mixer diman
berlngsung koagulasi awal denagn penambahan koagulan alumunium
sulfat dan kapur. Proses koagulasi awal ini dilanjutkan dengan proses
flokulasi pada primary clarifier , dengan penambahan polimer organik
sebagai flokulan. Effluent dari primary clarifier akan dialirkan menuju
aeration tank , limbah akan mengalami proses biologis dengan
penggunaan lumpur aktif. Untuk menjaga kelangsungan proses
pengolahan secara bilogis,suplai O2 serta nutrien berupa urea TSP dan
tapioka terus dijaga kontinuitsnya. Dari aeration tank limbah dialirkan
menuju secondary clarifier untuk memisahan sludgenya.
Sludge dari clarifier ini dikumpulkan dalam sludge sump untuk
sebagian direcycle ke aeration tank dan sebagian lagi diproses dalam
thickener dan selanjutnya akan mengalami proses dewatering.Cake yang
dihasilkan dari thickener ditimbun dalam tanah dengan menggunakan
geomembran dan direcanakan dikeringkan dalam dryer yang selanjutnya
dibakar lebih lanjut di sludge incenerator dimana abu hasil incenerasi
digunkaan sebagai nahan pembuatan paving blok. Effluent dari clarifier
kemudian dialirkan menuju collection sump sebagai tempat penampungan
sementara untuk selanjutnya dipompakan menuju carbon filter.
Hasil keluaran dari carbon filter yang ditampug sementara dalam
collection sump II ini diharapkan sudah memenuhi baku mutu yang telah
ditetapkan. Sebagian dari hasil keluaran tersebut dignakan kembali pada
unit pencucian di rope dyeing dan sisanya dibuang ke sungai. Limbah cair
B3 yang berua pelumas bekas digunakan kembali untuk campuran bahan
bakar boiler.
2. Penanganan Limbah Padat
Limbah padat di PT.Apac Sekunder Corpora terdiri dari limbah padat
perkantoran yang berupa sisa kawat ,karton , plastik , dan lain-lain serta
limbah padat yang berupa sisa-sisa benang serta limbah padat sludge yang
berasal dari hasil endapan lumpur di thickener dari unit WWT.Limbah
padat tersebut dapat diklasifikasikan menjadi limbah padat B3 dan non B3
, dimana limbah padat non B3 dapat dikategorikan sebagai limbah padat
ekonomis yang berjumlah rata-rat 17 ton/hari dan limbah padat non
ekonomis yang berjumlah rata-rata 5 ton/hari.
Barang non B3 yangg masih mempunyai nilai ekonomis diserahkan
oleh petugas unit ke gudang scrap untuk kemudian dijual ke custumer.
Sedangkan sampah yang sudah tida bernilai ekonomis seperti bekas
emasan makanan dan minuman , ertas , waste sapon (kapas kotor) dibawa
ke TPS PT. Apac Inri Corpora yang berlokasi disebelah selatan Spinning
VII.Untuk selanjutnya dikirimke TPA Bedono milik Pemda di Kabupaten
Semarang.
Limbah padat B3 berupa bekas kemasan bahan kimia ditampung dan
dikemas di TPS PT. AIC baru emudian dikirim ke gugang scrap untuk
selanjutnya dijual. Sedangkan limbah padat B3 yang berupa lap bekas
dicuci dan dikeringkan di Majun Laundry dan setelah bersih diambil lagi
oleh unit kerja .TPS AIC merupakan tempat penampungan sementara
limbah B3 dan non B3 yang berada dibawah kendali Divisi Logistik.
Limbah padat yabg berupa sludge berjumlah kira-kira 8 ton/hari.
Incenerator yang digunakan untuk membakar limbah padat B3 berupa
sludge direncanakan mempunyai kapasitas 3,6 m3 yang dilengkapi stack
dengan ketinggian 10 m dan diameter 70 cm dan scrubber gas
menggunakan air dan NaOH sebagai penyerap. Limbah padat yang berupa
drum untuk oli atau bahan kimia dibersihkan dahulu sebelum diserahkan
ke bagian gudang untuk dijual.
Sistem penimbangan di PT.APAC SEKUNDER CORPORA ada 2
yaitu timbangan untuk menimbang limbah padat non B3 dalam kemasan
karung plastik. Ditempatkan di TPS untuk menimbnag limbah padat Non
B3 hasil pemilahan dan limbah padat Non B3 yang akan dibuang.
Timbangan yang kedua berupa jembatan timbang untuk menimbang
limbah padat Nn B3 hasil pengangkutan mobil pick up dan truk yang
memuat limbah padat Non B3 yang akan dibunag ke TPA Bedono.
Adapun Diagram Alir penanganan Limbah B3 dan Non B3 PT.Apac Sekunder Corpora sebagai berikut:
Gambar 4.15
Pengelolaan Limbah padat Non B3 PT.Apac Sekunder Corpora
Sumber: Pengamatan Lapangan, 2007
Limbah padat
bernilai ekonomis A
Bernilai non ekonomis (B)
Limbah padat bernilai
Non ekonomis
Penghilangan B3)TPA
Kab (TPA Bedono
Kec.Jambu)
B
kimiaDijual ke
custumer atau Gudang Scrap
Bernilai ekonomis (A)
PENYORTIRANPemilahan limbah padat Non B3 yang masih bernilai ekonomis dan non
ekonomis
1. Non B3 padat, contoh kemasan bahan kimia yang dapat dibersihkan2. Non B3 padat bekas kemasan bahan baku produksi3. Non B3 berupa sisa kantin4. Non B3 dari alam berupa penyapuan dikawasan pabrik
3. Penanganan Kebisingan
Kebisingan yang bersumber dari pengoperasian mesin-mesin produksi
(khususnya pada unit ring frame spinning,unit weaving loom, drawing,
looming, tying, finishing, unit blower, kompresor) telah dilakukan upaya
pengelolaan seperti pemberian alat plambing telinga (ear plug) secara rutin
bagi para pekerja tiap enam bulan sekali dimana pekerja akan mendapatkan 1
buah earplug.Pembuatan dinding kedap suara di ruang kerja,pembuatan pagar
yang tinggi di sekiitar lokasi pabrik serta penanaman pohon yang dapat
membaurkan kebisingan di dalam dan di luar pabrik seperti jenis
pringgodani,tanjung dan akasia.Sedangkan dampak kebisingan yang sangat
dominan dan bersifat kontinyu justru berasal dari aktivitas jalan raya Solo-
Semarang yang selalu padat baik siang dan malam.
4. Penanganan Asap dan Debu
Limbah gas yang dihasilkan PT.Apac Sekunder Corpora relatif
kecil.Limbah gas tersebut dikeluarkan lewat cerobong di dying, sizing,
slasher, finishing, boiler, sub unit pengering di unit laundry dan incinerator.
Limbah gas ini juga dihasilkan dari unit genset, namun demikian
pengoperasiannya bersifat insidental dan bahkan jarang digunakan. Debu
biasa berasal dari transportasi dan pengangkutan produk,bahan baku dan
bahan penolong, serta debu kapas yang berasal dari kegiatan operasi pada
Divisi Preparation Weaving, Spinning, Ispecting dan Rebeaming di unit
Denim yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan serta penurunan kualitas
udara di sekitar lokasi pabrik telah dilakukan upaya pengelolaan. Upaya yang
telah dilakukan yaitu pengoperasian peralatan exhauster untuk mengatur
sirkulasi udara, pemakaian masker oleh operator,penyemprotan air pada
proses boiler,pembuatan cerobong asap yang tinggi dan pengoperasian
cyclone serta penanaman pohon dan pembuatan taman di sudut –sudut pabrik
sehingga dapat berfungsi sebagai penyerap debu.
5. Penanganan Bau
Pengoperasian kolam biologis Waste Water Treatment (WWT) merupakan
sumber bau yang paling dominan.Bau yang ditimbulkan oleh aktivitas
pengolah air limbah ini disebabkan adanya degradasi air limbah yang
mengandung bahan organik dan anorganik yang sebagian akan berubah
menjadi NH3 dan H2S yang terdegradasi dalam bentuk gas.
Tempat penampungan sludge serta tempat penampungan sampah
sementara (TPS) juga sumber yang menimbulkan dampak berupa bau yang
menyegat.Hal ini dapat mengakibatkan gangguan kenyamanan dan kesehatan
bagi karyawan serta masyarakat di sekitar lokasi pabrik dan dapat jga
mengakibatkan penurunan produktivitas kerja para karyawan.Upaya
pengelolaan yang telah dilakukan oleh APAC Inti antara lain :
a. Semua limbah padat B3 dibakar di incenerator.
b. Pemakaian masker oleh operator di lingkungan kerja
c. Evaluasi secara rytin terhadap kinerja unit-unit proses di WWT
d. Pemprosesan limbah padat sludge dalam thickener,contrifuge ,dryer dan
pembakaran sludge di incenerator.
e. Pengoptimalan proses-proses di unit WWT.Alternatif pengolahan gas berbau
dilakukan dengan teknologi absorpsi.Gas-gas berbau yang kebanyakan
mengandung H2S dan NH3 ditangkap dalam suatu perangkap gas kemudian
di blower ke bagian umpan absorber.Dengan arah berlwanan atau searah
dialirkan pula cairan penyerap yang berupa senyawa kimia tertentu
(NaOH,MEA,DEA atau air.)Di dalam absorber dapat berupa kolam kosong
atau diisikan packing absorber sebagai media kontak antara gas dab cairan
penyerap.Gas-gas yang sudah diserap kemudian di buang ke udara bebas.
dikirim Gudang Scrap
TPS AICa. Ditampungb. B. dikemas
B. Limbah B3 Eks bungkus
Unit Kerja Pemakai
Majun bersih dari B3
Majun LaundryPencucian dan Pengeringan
C.Majun bekas Eks
MaintenanceMajun KotorTerkontaminasi
Limbah cair Non
B3/campuran (di buang)
WWT
(Proses
Eks
limbah
dijualDi tampung di gudang
scrap
Dikumpulkan dari masing-masing
unit(TPS)
Eks bahan bakar
A.Limbah Cair
B3IDENTIFIKASI
Supplier Eks
sample
TPAGeneral Store
a.sortirb.ditampung
E.B3 kadaluarsa
Barang diserahkan oleh petugas unit
Sampah
Gudang Scrap
TPA BandonoD.Barang/
sampah non B3
sortir oleh unit
Sampel
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. PT Apac Inti Corporta sebelum menerapkan SML ISO 14001 belum melaksanakan
pengelolahan lingkungan secara efektif meskipun telah mempunyai catatan
pengelolaan lingkungan yang cukup lengkap.
2. klausul-klausul yang terdapat didalam standar ISO 14001 sudah dapat dipenuhi
semua ooleh PT.Apac Sekunder Corpora
3. kinerja lingkungan sistem menejemen lingkungan pada periode 2007 sudah cukup
baik.
4. adanya karyawan yang berpendapat bahwa audit ISO 14001 hanya umtuk
mendapatkan sebuah sertifikat, sehingga kurang memperhatikan dampak
lingkungan yang ditimbulkan.
5. adanya program lingkungan yang belum terlaksana dengan baikpada periode 2007
baik karena faktor biaya maupun faktor manusianya.
3.2 Saran
1. Peningkatan kesadaran lingkungan tiap karyawan terhadap pelaksanaan Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT.Apac Sekunder Corpora masih perlu
ditingkatkan dengan internalisasi sistem menejemen lingkungan terhadap seluruh
jajaran perusahaan agar tumbuh kepekaan terhadap Sistem Manajemen
Lingkungan.
2. Program lingkungan untuk periode selanjutnya dalam pelaksanaannya lebih baik
dari periode saat ini dalam hal kedisiplinan dalam pelaksanaannya, sehingga
program tersebut dapat mencapai target yang diinginkan.
3. internalisasi biaya dan kompensasi lingkungan perlu dirapikan atau diperbanyak.
Alternatif lain adalah pelaksanaan proses perbaikan lingkungan secara bertahap
agar dapat terimplikasi dengan mudah.