Smec magazine

12
World Ophthalmology Congress, Japan

description

Klinik Mata SMEC

Transcript of Smec magazine

Page 1: Smec magazine

World Ophthalmology Congress, Japan

Page 2: Smec magazine
Page 3: Smec magazine

begitulah seterusnya, dari tahun ketahun SMEC sudah dapat melayani masyarakat dari lima provinsi yang ada di Pulau Sumatera seperti Su-matera Barat, Riau, Kepulauan Riau, dan sebagian Jambi, sehingga gedung SMEC yang ada sudah tidak mampu lagi menampung pasien yang datang dari berbagai kota dan provinsi.Pada tahun 2010, SMEC meningkatkan fasili-tas layanannya, dengan merubah statusnya menjadi Rumah Sakit Mata, yang merupakan Rumah Sakit Mata pertama dan satu-satunya di Pulau Sumatera. Selain memperluas bangunan fisiknya, SMEC juga meningkatkan sumber daya manusianya dengan merekrut dan mendatangkan dokter – dokter mata sub spesialis untuk berga-bung di dalamnya. Dan pada tahun yang sama, dibukalah layanan Centra Retina dan Centra Glaukoma, yang selama ini menjadi keprihatinan bagi dokter- dokter mata di Sumatera Utara, dikarenakan tidak tersedianya dokter ahli retina dan glaukoma , dan juga tidak lengkapnya peralatan penunjang untuk kasus tersebut, sedangkan menurut data yang didapati, begitu banyak pasien yang memerlukan pelayanan dan penanganan untuk kasus-kasus ini. Kemudian seiring dengan perkembangannya yang cukup pesat, maka di tahun 2012, SMEC juga menghad-irkan layanan Pediatric Ophthalmology ( pelay-

anan mata khusus anak ) sebagai bentuk pelayanan yang terbaik atas kepercayaan masyarakat atas keberadaan SMEC.Untuk menjawab tantangan permasalahan mata selanjutnya SMEC juga sudah berdiri di beberapa kota di Indonesia, seperti SMEC Balikpapan, SMEC Pekan Baru, SMEC Samarinda ,SMEC Kabanjahe dan SMEC Jakarta. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak begitu lama SMEC juga akan hadir di kota-kota lainnya.Sampai saat ini, sebanyak 28 orang dokter mata telah bergabung di RS Mata SMEC, dengan tujuh bidang pelayanan yaitu; bidang pelayanan katarak, glaukoma, retina, laser, rekontrksi,pediatrik oftal-mologi, dan neuro oftalmlogi.Ke 28 dokter mata SMEC tersebar di enam cabang SMEC yang ada, dan dikelompokan kedalam 2 wilayah atau regional.Regional satu, berpusat di Medan, yang mem-bawahi cabang SMEC Pekan Baru dan SMEC Kabanjahe. Sedangkan untuk regional 2 berpusat di Jakarta, dan membawahi cabang SMEC Balikpapan dan SMEC Samarinda.Untuk kedepannya SMEC sedang berencana untuk melakukan ekspansi ke kota-kota lainnya di Indo-nesia, supaya semua lapisan masyarakat bisa men-dapatkan pelayanan kesehatan mata di manapun mereka berada. ( r.u/l )

Sejarah berdirinya SMEC “ Untuk mengembalikan keper-cayaan masyarakat terhadap kemampuan dokter mata di Indonesia harus ada sebuah center mata dengan bangunan yang ny-aman, SDM yang Profesional di bidangnya dan peralatan yang canggih.”

dr. Imsyah Satari, SpM ( Pendiri RS Mata SMEC )

Cikal bakal berdirinya Rumah Sakit Mata SMEC ini sudah terbentuk sebelum tahun 2006 yang lalu. Ide cemerlang ini muncul karena adanya rasa keprihatinan dari beberapa orang dokter mata di kota Medan ( Sumatera Utara ), yang selalu melihat kesulitan yang dirasakan oleh masyarakat kota Medan dan sekitarnya untuk men-dapatkan pelayanan mata yang paripurna. Hal ini juga diperkuat dengan informasi dan data statistik yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Medan, dimana pada tahun 2005, grafik men-unjukan setiap tahunnya lebih dari 600.000 pasien memilh pengobatan keluar negeri, ini dikarenakan oleh keterbatasan SDM, peralatan dan tempat yang memadai untuk sebuah pelayanan kesehatan di kota Medan. Dari jumlah angka tersebut, pasien yang dirujuk oleh dokter atau yang berangkat atas kemauan sendiri didominasi oleh pasien yang mengalami keluhan mata, karena pada saat itu memang belum ada satu center mata yang lengkap dan memadai di

kota Medan. Atas dasar itulah munculnya gaga-san cemerlang dari dr. Imsyah Satari. SpM untuk mendirikan satu Pusat Pelayanan Kesehatan Mata Terpadu yang kita kenal dengan nama SMEC ( Sumatera Eye Center ) sekarang ini.SMEC didirikan pada tanggal 4 Maret 2006 yang di resmikan oleh wali kota Medan yang pada saat itu dijabat oleh, Drs.Abdillah,SE,Ak. MBA. Pada tahun pertama berjalannya, SMEC langsung mendapat antusias yang begitu besar bagi masyarakat kota medan khususnya dan masyarakat Sumatera utara pada umumnya. Ditahun kedua SMEC tidak hanya lagi me-layani masyarakat dari kota Medan dan Sumatera Utara. Keberadaan SMEC sebagai Pusat Pe- layanan Kesehatan Mata sudah mulai di ketahui oleh masyarakat di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.Dan

History

Page 4: Smec magazine

Program Pendidikan Dokter Spesialis, di bidang Oph-thalmology atau ilmu mata di Universitas Brawijaya Malang. Gelar dokter spesialis mata didapatnya pada tahun 2006, dan pada tahun itu juga sampai tahun 2008 beliau langsung ditempatkan di BKMOM ( Balai Kesehatan Mata dan Olahraga Masyarakat ) Balikpa-pan. Selama bertugas menjadi dokter mata , dokter yang sangat menyukai makanan khas Ban-jar ini sangat aktif menjalani kegiatan CSR ( Corporate Social Responsibilty ), yaitu program operasi katarak gratis yang dikelola oleh BKMOM sebagai kegiatan pengabdian kepada

masyarakat. Begitu banyak daerah-daerah terpencil yang beliau datangi, hanya untuk membantu program pemerintah dalam rangka mengurangi angka

kebutaan di propinsi Kalimantan Timur, yang disebabkan oleh penyakit ka-tarak . Kecamatan Melak,Sangkulirang, Tanjung Redeb adalah beberapa contoh daerah tem-pat pengabdiannya. Tapi, Dr.Eka sangat menikmati kegiatan tersebut, walaupun

dilakukan dengan cara yang sederhana, dan fasilitas yang tersedia jauh dari standard kehidupan yang beliau jalani sehari-hari. “Ya, begitulah peng-abdian”, ungkapnya.Dalam berpenampilan kesehari-annya Dr .Eka sangat sederhana, dan sangat suka mengenakan baju batik, yang merupakan ciri khas orang Indonesia. Memang, cita-cita menjadi seorang dokter sudah tumbuh dalam jiwanya, sejak menjalani penddidikan di bagku SMA. Mata pelajaran Biologi adalah pelajaran yang paling disukai, apalagi tentang anatomi tubuh manusia. Bakat dan kegemaran

inilah yang memand-unya untuk memilih fakultas kedokteran pada saat di pergu-ruan tinggi.Dalam menjalani tugas sebagai dok-ter mata umum di RSUKD, rupanya dokter kita ini men-dapatkan banyak kasus-mata yang berhubungan dengan saraf mata, terutama kasus retina. Tidak tersedianya dokter ahli retina di Kalim-

antan Timur, ternyata membuat keprihatinan terhadap dirinya. Karena begitu banyak pasien yang harus di rujuk ke luar pulau Kalimantan bahkan keluar negri, hanya karena keterbatasan instr-ment dan SDM untuk kasus-kasus retina ini.Hal ini jugalah yang mendorong Dr. Eka untuk melanjutkan pen-didikan spesialisnya di bidang retina. Aravin Eye Hospital yang terletak di kota Maduray - India Utara menjadi pilihannya untuk mendalami ilmu tersebut setelah 6 bulan sebelumnya didapat-kanya di RSCM Jakarta. Disana beliau belajar selama dua bulan, sampai akhirnya mendapatkan sertifikat sebagai seorang dokter Medical Retina.Sekembalinya ke Indonesia, beliau diminta untuk bergabung dengan RS mata SMEC pada tahun 2011, dan menjadi dokter penanggung jawab di Kalesta Eye Center sebelum berubah nama menjadi SMEC BalikpapanSelain sebagai seorang dokter medical retina, dokter kita ini juga sangat mahir dalam melaku-kan operasi katarak. Terhitung sampai tahun 2014, dr.Eka sudah menangani sekitar 950 kasus katarak. ( r.u/l )

“ Saya merasa bangga apabila apa yang saya berikan, bisa bermanfaat bagi orang lain. “ ada edisi perdana ini

SMEC realita akan mengupas informasi tentang figur salah satu dari dokter mata SMEC ( Sumatera Eye Center ), yaitu Dr. Eka Falintinawati,SpM. Tidak banyak dokter yang mau berbagi dengan masyarakat di daerah yang jauh dari keramaian, hanya untuk sebuah pengab-dian.

Tapi tidak demikian halnya den-gan Dr. Eka Falintinawati atau yang lebih akrab disapa dengan Dr. Eka. Saat ini Dr .Eka bertugas di SMEC Balikpapan, selain di RSUDKD Balikpapan. Beliau adalah seorang dokter yang sangat ramah, kominikatif dan selalu memberikan motivasi

kepada pasien. Sikap yang demikian sudah tertanam pada diri ibu dari tiga orang anak ini, sejak beliau masih menjalani PTT ( Pegawai Tidak Tetap ) di kecamatan

Barong Tongkok, kabupaten Kutai Barat. Dan hal itu berlan-

jut terus sampai beliau menda-patkan gelar sebagai seoramg dokter spesialis mata.

Dr Eka mengakui bahwa," Saya merasa bangga apa-bila apa yang saya berikan, bisa bermanfaat bagi orang lain.” Pendidikan di bidang medis dimulai pada saat berumur 19 tahun, setalah tamat dari bangku SMA Negeri 1 Sa-

marinda. Di perguruan tinggi beliau me-

masuki Fakultas Kedokteran di Universitas

Hang Tuah Surabaya, dan me-nyelesaikan pendidikannya pada tahun 1997. Kemudian menjalani masa PTT selama tiga tahun di kecamatan Barong Tongkok dengan jarak tempuh selama 24 jam dengan transpotasi sun-gai dari Tenggarong ibu kota kabupaten Kutai Kartanegara. Walaupun perjalanan ke daerah tersebut sangat sulit, karena terbatasnya akses dan prasarana, namun itu tidak menyurutkan niatnya untuk mengabdi pada masyarakat di daerah yang dominan dihuni oleh masyarakat dari suku Dayak. Satu hal yang sangat berkesan selama pengabdian di kecamatan Barong Tongkok adalah, tidak tersedianya fasilitas peneran-gan kecuali selama jam kerja , dan juga pelayanan terhadap masyarakat yang tidak mempun-yai jam kunjungan tertentu ( ka-pan pasien mau berobat mereka datang, meskipun sudah diluar jam kerja. /red ) terkadang be-liau tertawa sendiri apabila mengingat kejadian tersebut.Tidak puas dengan gelar dokter yang sudah didapat, istri dari Dr. Agung Purnama SpAn, ini melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu

Menikmati CSR ( Coorporate Social Responsibility )

di daerah pedalaman KALIMANTAN TIMURbersama Dr. Eka Falintinawati, SpM ( Medical Retina )

Close Up

Page 5: Smec magazine

O perasi ini tidak mengguna-kan injeksi atau suntikan, tidak menggunakan bius, tidak meng-gunakan jahitan dan dapat di-lakukan kapan saja, tanpa harus menunggu kataraknya matang. lebih dari pada itu, pelaksan-aan operasi sangat cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit, selain perawatan yang singkat pasca operasi, serta aman bagi penderita diabetes ( kencing manis ) dan hipertensi. Metode ini adalah metode pembuangan katarak yang paling canggih saat ini baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Sedangkan untuk biaya operasi sendiri,SMEC menawarkan paket operasi sesuai dengan ke-mampuan dan kemauan pasien.Dengan adanya sentra katarak di SMEC, diharapkan SMEC dapat membantu program pemerintah dalam rangka memberantas angka kebutaan karena katarak dan semua permasalahan yang selama ini menjadi kendala, dapat teratasi. (r.u/l)

Banyak diantara penderita ka-tarak yang kami jumpai, masih mempertahankan ketajaman penglitan mereka yang sudah jauh dari penglihatan normal. Kondisi seperti terus berjalan sampai akhirnya mereka men-galami gangguan penglihatan yang sangat ekstrim sehingga sudah mendekati kebutaan. Dan yang paling disayangkan adalah, mereka terkadang masih dalam usia produktif dengan kondisi tersebut, sehingga hal itu dapat menghambat mereka untuk melakukan pekerjaan, bahkan untuk mencari nafkah. Kedua, kurangnya informasi tentang

keberadaan center-center mata di beberapa daerah, sehingga mereka tidak tahu, kemana

harus mendatangi tempat pelayanan keseha-tan untuk menan-gani katarak yang mereka derita.

Ketiga adanya rasa takut bagi masyarakat untuk menjalani operasi katarak, karena sebagian besar masyarakat

menganggap operasi katarak itu adalah operasi besar yang memerlukan banyak persia-pan. Dan yang keempat adalah adanya pemikiran masyarakat akan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalani operasi katarak, sampai akhirnya mereka mencari cara lain dengan menjalani pengobatan alternatif, yang menurut mereka lebih aman dan tidak beresiko.Sadar akan hal itu, makanya SMEC hadir di beberapa kota di Indonesia, untuk mengatasi semua permasalahan tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan SMEC adalah dengan melakukan

sosialisasi tentang keberadaan-nya mulai dari kota sampai pelosok-pelosok daerah dengan cara melakukan penyuluhan dan kegiatan bakti sosial. Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin dari semua cabang SMEC yang ada.Dengan metode fakoemulsikasi maka tindakan operasi katarak bukanlah satu hal yang harus ditakuti. Karena metode ini mempunyai banyak keunggulan.

pusat pelayanan ka-tarak adalah layanan yang sangat penting di sebuah klinik mata atau sebuah RS mata. Di SMEC sendiri, layanan katarak menjadi prioritas utama, selain layanan-layanan lainnya yang tersedia. Standar layanan katarak di SMEC sudah mengacu kepada standar layanan internasional, baik dari segi peralatan, me-todelogi, SDM dan juga dari segi hasil pasca operasi.Setiap bulannya SMEC melayani operasi katarak sekitar 600 mata. Angka ini masih jauh dari target yang seharusnya dilakukan, dimana pertumbuhan katarak di indonesia adalah 1.000 dari sejuta penduduk setiap tahun-nya. Sebagai contoh di Sumatera Utara, kepadatan penduduknya adalah sekitar 12.000.000 ( data statistik dari dinas kependudu-kan tahun 2010 ) .Berarti per-

tumbuhan katarak di Suamatera Utara diperkirakan sebanyak 12.000 orang setiap tahun. Se-dangkan dokter mata yang ada di Sumatera Utara adalah seban-yak 71 orang ( data dari keang-gotaan PERDAMI Sumut tahun 2013 ). Jumlah dokter yang ada tidak sebanding dengan angka pertumbuhan katarak tersebut, sehingga terjadilah dead lock atau pasien yang tidak tertanga-ni, dan angka deadlock ini akan menumpuk terus dari tahun ke tahun. Sedangkan di Kalimantan Timur,dengan jumlah penduduk sekitar 2'9 juta jiwa, Kaltim hanya memiliki 20 orang dokter mata, dan sebagian besar para dokter mata tersebut betugas di Balikpapan dan Samarinda. Dan

begitu juga dengan provinsi Riau dengan kepadatan penduduk 6,5 juta jiwa hanya memiliki 25 dokter mata. Bagaimana dengan masyarakat yang tinggal di kabu-paten lainnya? Atau bagi mereka yang tinggal jauh di pedalaman. Tentu saja akan sangat sulit bagi mereka untuk merasakan pelay-anan operasi katarak yang sudah memenuhi standar.Yang menjadi permasalahan utama adalah kenapa sampai terjadi 'deadlock'. Setelah dilaku-kan survey terhadap pasien di beberapa daerah, jawaban yang didapat dari penyebab terjadinya deadlock adalah sebagai berikut. Pertama karena ketidak tahuan masyarakat tentang dampak dari katarak yang tidak tertangani.

Sentra Kata-

“ Dengan Metode Fekoemulsifikasi, pasien merasa nyaman pada saat men-

jalani operasi katarak karena tidak menimbulkan rasa sakit “

Our Facilites

Page 6: Smec magazine

Hidup sehat merupakan dambaan setiap orang , tetapi tidak banyak orang yang mau menjalani pola hidup sehat tersebut. Penyesalan selalu datang belakangan, karena penyakit sering dirasakan setelah seseorang memasuki masa tua. Atas alasan itulah SMEC Realita memuat rubrik “ better life “ di salah satu halaman majalah ini. Pada kesempatan ini, radaksi ingin mengangkat kiat hidup sehat secara alami dari seorang tokoh masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur. Dia adalah mantan Camat di kecamatan Barong Tong-kok pada periode 1988 s/d 1993. Apa yang menjadi alasan redaksi untuk mengangkat tokoh ini adalah karena aktifitas rutin yang beliau lakukan setelah masa purnakarya. Beliau adalah Bapak Abdullah Sani, yang sekarang sudah menjalani usia yang ke 68. Saat dikunjungi redaksi, Bapak Abdullah sedang seriusnya menga-mati dan merawat ladang beliau yang terletak di km 25 jalan besar Samarinda - Balikpapan, tepatnya di desa Loa Janan.Di lahan tersebut beliau membududayakan bermacam-macam pohon buah-buahan seperti rambutan,mangga, nangka, sampai durian. Lahan ini memang sudah dipersiapkan dan ditanami oleh bapak Abdullah sebelum masa persiapan pensiu-nan beliau sebagai Sekda kabupaten Kutai Kertane-gara. Alasannya sangat tepat kenapa Bapak dari empat orang anak ini mempersiapkan lahan tersebut. Menurut beliau, lahan tersebut bukanlah sekedar investasi, lebih dari itu, tujuan sebenarnya adalah untuk kegiatan atau kesibukan yang akan beliau jalani nantinya pada masa pensiun. Benar saja, begitu masa itu datang ,Bapak Abdullah langsung menekuni, hobinya sebagai petani. selain lahan kebun tersebut, beliau juga memiliki lahan sawah yang cukup luas. Berbeda dengan orang keban-yakan, Bapak Abdullah tidak mau berdiam diri dirumah sebagai seorang purna bakti. Dan beliau

sangat menikmati kegiatan atau rutinitas yang be-liau lakukan. Bapak Abdullah merasa kegiatan ini sangat positif, walaupun dua kali dalam seminggu, harus menempuh perjalan yang cukup jauh untuk sampai ketempat tujuan, tetapi hal itu membuat beliau terasa lebih sehat, baik secara jasmani mau-pun rohani.Disamping itu beliau juga rajin berolah raga, sep-erti melakukan latihan treadmil.Selain menjaga kesahatan fisik, Bapak Abdullah juga tidak pernah lupa memeriksakan kesehatan mata secara rutin, walaupun dalam usia yang sudah lanjut, beliau masih merasakan penglihatan yang bagus dan terang. Kesadaran beliau dalam hal kepedulian terhadap kesehatan mata inilah yang membuat redaksi tertarik untuk mengangkat kisah bapak Abdullah pada edisi ini. Karena kebanyakan dari masyarakat, datang ke dokter mata apabila mereka merasakan ada keluhan pada penglihatan mereka. Bapak Abdullah biasanya datang ke Klinik mata SMEC sekali dalam tiga bulan, dan dari hasil diagnosa, terbukti mata beliau tidak ada men-galami masalah yang serius selain dari Presbiopia ( rabun dekat ) yang pasti dirasakan oleh semua orang pada usia diatas 40 tahun.Sewaktu redaksi memberikan pertanyaan, “ kenapa bapak selalu berobat mata sekali 3 bulan? Apakah ada gangguan yang serius pada mata bapak? Dengan senyum beliau menjawab,” Saya ke SMEC bukan berobat mata, tapi memeriksakan kondisi mata saya, seandainyan ada gangguan, ka-rena mencegah itu lebih baik daripada mengobati”Jawaban yang beliau berikan, membuat tim redaksi sedikit malu, karena redaksi sendiri tidak mengi-kuti pola hidup seperti yang dilakukan bapak Ab-dullah. Maka untuk itu, melalui rubrik ini, redaksi ingin menyampaikan kepada pembaca tercinta un-tuk mengikuti pola seperti yang dilakukan bapak Abdullah. Semoga saja dengan membaca rubrik ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. (r.u/l)

Indahnyahidup di usia senja dengan mata sehat

“karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati”

Better Life

Page 7: Smec magazine

Tanya:

Dokter,Saya seorang ibu rumah tangga berumur 52 tahun. Keluhan yang saya alami adalah, mata saya terasa perih apabila terkena angin atau saat berada di ruangan berAC. Dan di bagian yang putih mata saya, terlihat seperti ada daging tumbuh. Apakah itu berbahaya dokter? Kalau memang berbahaya, bagaimana cara mengatasinya?

Paulina - Samarinda

Jawab:Ibu Paulina, kalau dilihat dari keterangan yang ibu sampaikan, untuk sementara saya bisa mengatakan bahwa ibu mengalami satu penyakit mata yang dinamakan dengan Pterygium. Yaitu tumbuhnya jaringan atau tissue pada selaput bening mata. Keluhan seperti ini biasanya tidak mengganggu ketajaman penglihatan, kecuali jaringan yang tumbuh tersebut sampai menutupi pupil ( manik-manik mata). Tapi secara kosmetik, penyakit ini mengurangi keindahan bola mata, dimana iris ( lingkaran hitam pada mata ) tidak terlihat lagi bulat. Penanganannya yaitu dengan cara extirpasi ( pengangkatan ) Pterygium dan dicangkokan den-gan jaringan yang sehat ( graft ) untuk mengantisi-pasi terjadinya recurrent atau tumbuh kembali.

Tanya:

Dokter SMEC yang terhormat,Saya seorang mahasiswa berusia 22 tahun. Dalam kegiatan sehari-hari saya selalu menggunakan softlens. Belakangan ini saya melihat banyak penjualan softlens melalui media on line. Yang saya tanyakan adalah, apakah produk yang dipasarkan di media on line tersebut aman untuk di gunakan? Apakah ada cara lain yang bisa dilakukan untuk masalah kekaburan yang saya rasakan ini selain dari pada softlens. Teriamakasih atas jawabannya.Nancy - Bekasi Jawab:Dek Nancy, Sebetulnyan dokter mata sendiri tidak pernah menganjurkan untuk mengguna-kan softlens sebagai pengganti kacamata, karena penggunaan softlens yang terus menerus, dapat menyebabkan iritasi permanen pada mata, karena kornea kita kekurangan oksigen dari luar. Kecuali hanya untuk pemakaian sesaat. Mengenai produk softlens yang dipasarkan di media on line, kita tidak dapat menjamin kesterilan dari produk terse-but, sehingga bisa menyebabkan infeksi pada mata. Anjuran saya, pakailah softlens seperlunya dan belilah softlens di tempat yang sudah mendapatkan izin resmi.Untuk pengganti kacamata atau softlens, Dek Nancy bisa menjalani operasi Lasik yang tersedia di SMEC.

Untuk gangguan penglihatan, sampaikan keluhan dan pertanyaan anda pada alamat ini :Facebook : Rumah sakit mata SMECEmail :Twitter :SMS :

Tanya:

Dokter SMEC yang terhormat,Pada tahun 1998 yang lalu saya pernah menjalani operasi katarak di sebuah Rumah Sakit Umum di daerah tempat tinggal saya. Tapi setelah men-jalani operasi, saya dianjurkan memakai kacamata dengan ukuran minus 2.50 untuk bisa melihat lebih terang. Dari informasi yang saya dapatkan, di SMEC ada cara penanganan operasi katarak tanpa menggunakan kaca mata setelah operasi. Saya merasa tidak nyaman dengan kacamata yang saya pakai sekarang ini. Saya berumur 65 tahun. Apakah bisa mata saya yang sudah dioperasi ini di perbaiki di SMEC?Thamrin Amir - Dolok Sanggul

Jawab:

Bapak Thamrin di Dolok Sanggul. Untuk men-jawab pertanyaan Bapak, memang harus kita lihat dulu metode operasi katarak yang bapak jalani dulu. Dan yang paling penting adalah, kita harus melihat dulu kondisi dari pada bagian belakang lensa yang dipasangkan lensa tanam ( posterior capsule ) dan juga tempat menggantungkan lensa tersebut ( sulcus). Jika kedua organ tersebut masih bagus, dan organ mata Bapak yang lainnya juga tidak mengalami kelainan, mudah- mudahan bisa dilakukan tindakan ‘secondary IOL implant’ atau mengganti lensa tanam yang sudah dipasang.

Konsultasi dan Solusi Gangguan Penglihatan

Tanya:SMEC yang terhormat,Saya seorang mahasiswa berusia 21 tahun. Se-waktu saya di bangku SMP, saya pernah jatuh dari sepeda motor, dan mengalami benturan di kepala sebelah kiri. Setelah itu, saya merasa penglihatan mata kiri saya terasa kabur dibandingkan dengan mata kanan. Dan saya coba membantu dengan memakai kacamata, tetapi hasilnya tetap tidak maksimal.Kira-kira permasalahan mata saya apa ya dokter, dan solusinya bagaimana?Arinda - Dumai

Jawab:Arinda di Dumai, dari keterangan yang Arinda sampaikan secara garis besarnya ada beberapa hal yang bisa menyebabkan penglihatan tidak maksi-mal karena benturan.Salah satunya adalah karena katarak traumatika. Yang kedua terjadinya gangguan saraf mata karena benturan atau Traumatic Optic Neuropathy atau bisa juga terjadinya robekan di retina atau Ablasio Retina.Solusinya adalah Arinda harus menjalani pemerik-saan lengkap baik pemeriksaan dasar ataupun pemeriksaan penunjang. Dari data yang diperoleh barulah bisa diambil kesimpulan untuk penanga-nan selanjutnya.

Diasuh Oleh : Dr. Herman, SpM ( SMEC Pekanbaru )

Your Vision We Care

Page 8: Smec magazine

Salah satu event yang terbesar bagi para dokter mata di tahun ini yaitu WOC (World Ophthalmologist Congres) ke 34 atau pertemuan dokter mata seluruh dunia. Event yang diselenggarakan dua tahun sekali ini , mengambil tempat di Negara Matahari Terbit Jepang, tepatnya di Tokyo International Forum dan Imperial Hotel.Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan ilmu mata seperti seminar, presentasi, program pendidikan spesialis mata dan lainnya di sajikan di negeri Sakura ini mulai dari tanggal 2 sampai 6 April 2014.

Pertemuan ini dihadiri oleh sekitar 18.000 dokter mata dari 137 negara di seluruh penjuru dunia. Pada hari pertama tanggal 2 April acara diselenggarakan di Tokyo International Forum dan dihadiri langsung oleh tamu kehormatan Putra Mahkota Naruhito. Penyelenggaraan WOC ini bersamaan dengan pertemuan APAO ( Asia Pasific Academy of Ophthalmology) ke 29 dan JOS ( Japanese Ophthal-mology Society ) yang ke 118. Bebarapa hal yang menarik yang dikupas pada pertemuan akbar ini antara lain adanya kontro-versi pemasangan lensa tanam pada bayi yang mengalami katarak (congenital) atau bawaan dari lahir yang disampaikan oleh Sachiko Nishina MD dari Jepang, dilanjutkan oleh Ken K. Nischal MD dari USA membahas trans-plantasi kornea pada bayi adalah pekerjaan yang sia-sia. Sementara di Imperial Hotel ,seminar difokuskan pada tata-laksana operasi katarak, khu-susnya bagaimana memberikan solusi kepada pasien yang tidak

puas dengan hasil operasi katarak yang memakai lensa tanam mul-tifokal. Topik ini disampaikan oleh, beberapa pakar bedah refraksi seperti Ahmad Elmassry MD dari Mesir, Daijiro Kurosaka MD dari Jepang dan David Chang dari USA. Lebih dari pada itu, mereka juga membahas tentang cara pen-angnanan ‘black cataract’ atau

katarak grade 5 dan ‘white cata-ract’ pada katarak

grade 5 yang sering menjadi pe-nyebab gagalnya operasi katarak.Dari RS SMEC diwakili oleh Dr. Beby Parwis,SpM ( SMEC Med-an) yang mengahdiri seminar dibidang Glaukoma. Sedangkan seminar yang membahas pen-emuan baru di bidang refraksi diwakili oleh Dr. Yulizar,SpM ( SMEC Medan ), Dr. M. Yoserizal, SpM ( SMEC Balikpapan dan Dr. Amir Shidik,SpM ( SMEC Jakarta). Di tempat yang lain Dr. Rizafatmi,SpM ( SMEC Medan ) memilih menghadiri seminar tentang rekontruksi, begitu juga dengan Dr. Syntia,SpM( SMEC Jakarta ) hadir pada seminar Nu-ero ophthalmology. yang terakhir yaitu Dr. Eka Falintina Wati,SpM yang lebih memfokuskan hadir pada acara seminar Retina.Kehadiran dari dokter-dokter SMEC ini adalah salah satu dari bentuk perwujudan bahwa, SMEC akan selalu mengikuti penemuan-penemuan terbaru dan perkembangan teknologi di bidang ilmu mata.

World Ophthalmologist CongressPertemuan ini dihadiri oleh sekitar 18.000 dokter mata dari

137 negara di seluruh penjuru dunia.

Penyakit dibetis yang saya alami selama hampir 30 tahun, akhirnya terasa sangat mengganggu penglihatan saya. Penglihatan saya terasa begitu buram, terkadang juga terasa silau. Hal seperti ini juga sangat mengganggu aktivitas rutin saya sebagai Ketua Perkumpulan Pen-siunan BI Balikpapan. Walaupun saya sudah menjalani masa pensiun, tapi saya tidak mau menghabiskan waktu saya hanya dengan berdiam diri saja. Selagi saya bisa mengabdi dan dan ke-beradaan saya masih bermanfaat bagi orang lain, kenapa tidak?Itulah bebrapa kalimat yang disamapikan oleh Bapak Azhar A Ali , yang lebih sering di sapa dengan bapak Azhar, ketika kami kunjungi di kediaman beliau di Jl. Markoni Atas no. 26 Balik-papan. Memang, belakang ini kegiatan beliau agak terganggu

karena penglihatan beliau yang makin lama-semakin kabur, terutama pada saat meminpin ra-pat dan pada saat menulis atau-pun membaca. Pada saat beliau mengetahui, sudah adanya satu center mata yang lengkap di kota Balikpapan, beliau mencoba un-tuk berkonsultasi dengan salah satu dokter mata disana, dan dari hasil pemeriksaan, ternyata mata beliau di diagnosa menderita katarak dan Retinopati Diabetic. Dan disarankan untuk menjalani tindakan operasi katarak dan laser PRP.Tapi pada saat itu beliau agak takut dan kurang percaya dengan kemampuan dokter yang ada di SMEC, dan bahkan beliau meminta untuk dirujukan ke center mata di Jakarta. Seminggu kemudian, beliau mendapatkan informasi bahwa kakak kandung beliau sudah menjalani tindakan operasi katarak di Kilnik mata

SMEC. Tertarik akan hal itu, akhirnya beliau juga meminta keluhan yang beliau rasakan untuk ditangani di SMEC.Bebera hari setaelah menjalani operasi, beliau berkata,” Apa yang saya takuti selama ini tentang tindakan operasi katarak ternyata tidak terjadi pada saya, dengan metode fakoemulsifikasi yang ada di SMEC, tindakan operasi dilakukan dengan waktu sangat singkat hanya sekitar 15 menit, saya tidak mengalami rasa sakit sedikitpun. Dengan peralata-peralatan canggih yang mereka miliki, ditambah dengan pelayanan yang sangat ramah, membuat sya berani dan membatalkan niat saya untuk berobat ke Jakata. Alhamdulil-lah, sekarang saya sudah dapat beraktifitas kembali seperti biasa, dan dalam waktu dekat saya juga akan meminta supaya mata kiri saya juga dioperasi.

Dunia serasa bersahabat kembali

“Apa yang saya takuti selama ini tentang tindakan operasi katarak ternyata tidak terjadi pada saya, dengan metode fakoemulsifikasi yang ada di SMEC, tindakan operasi dilakukan

dengan waktu sangat singkat hanya sekitar 15 menit, saya tidak mengalami rasa sakit sedikitpun.”

Bapak Azhar A. Ali ( Ketua Perkumpulan Pensiunan Bank Indonesia Balikpapan)

Kata Mereka Event

Page 9: Smec magazine

OCT ( Ophthalmic Coherence Tomography )

OCT atau Ophthal-mic Coherence Tophography adalah alat atau mesin yang digunakan untuk mendapatkan kondisi retina dan papil. Dengan menggunakan gelombang, alat ini dapat menembus sampai kebagian paling belakang bola mata. Dari data dan gambar yang ditampilkan pada layar monitor, akan menjadi mudah

bagi dokter untuk men-egak-kan se-

buah diagnosa,

dan melakukan penanganan selanjutnya.Mesin OCT terutama diguna-kan untuk mengetahui kelainan pada papil dan macula (sentral retina ) pada saat pemeriksaan, layar monitor akan langsung menampilkan kondisi pada setiap lapisan retina, seperti adanya peradangan, kebocoran , robekan,pembengkakan bahkan lapisan retina yang lepas juga akan terlihat.Mesin OCT juga memperlihat-kan bagian saraf-saraf mata yang mengalami kelainan, sehingga dokter bisa memprediksi apa yang mungkin terjadi beberapa tahun kemudian apabila kondisi tersebut tidak cepat diatasi.OCT sudah mulai dipergunakan di SMEC sejak tahun 2010. Di Inonesia sendiri, tidak banyak klinik atau center mata yang menggunakan mesin OCT. Salah satu yang menjadikan SMEC sebagai pusat rujukan dokter-dokter mata adalah karena tersedianya mesin OCT di SMEC.Mesin ini juga sangat membantu dokter mata pada saat akan melakukan tindakan operasi re-

fraksi atau yang berhubun-gan dengan ketajaman penglihatan, sperti operasi

katarak atau lasik. Karena, dari data yang didapat dokter bisa menyimpulkan apakah,

operasi refraksi yang akan di-lakukan tersebut bisa memberi-kan hasil yang maksimal atau tidak, karena adanya gambaran dari kondisi segment posterior atau bagian belakang bola mata. Apabila kelaianan tidak terdapat pada segmen posterior, maka tindakan operasi refraksi dapat dilakukan. Dan apbila terlihat kelainan, dokter akan member-itahukan prognosa atau prediksi dari hasil pasca operasi, sehingga pasien tidak akan merasa kecewa apabila hasil yang didapat sesuai dengan prediksi sebelum tinda-kan operasi dilakukan.Sebagai contoh pada gambar yang di tampilkan pada hala-man ini, mata pasien mengalami katarak. Tapi selain itu pasien juga mengalami pembengkakan pada retina. Apabila dilakukan tindakan operasi katarak, maka hasilnya tidak akan maksimal seperti pada pasien yang tidak mengalami gangguan retina. Setelah pembuangan katarak, memang pasien akan merasa leb-ih terang, tapi tetap tidak mak-simal. hasil yang tidak maksimal tersebut bukan dikarenakan kes-alahan pada operasi kataraknya, tapi karena ada komplikasi yang lainnya.

“ Menampilkan kondisi pada setiap lapisan retina, seperti adanya peradangan, kebocoran , robekan,pembengkakan bahkan lapisan retina yang lepas “

Technology We are a team

Page 10: Smec magazine

stadium dini sering kali tidak memerlukan terapi tetapi cukup dengan pengawasan secara berkala dan kontrol kadar gula darah, tekanan darah dan kadar kolesterol darah. Pengobatan dianjurkan untuk menghentikan proses kerusakan retina dan bila mungkin memperbaiki tajam penglihatan dengan tindakan laser fotokoagulasi. Laser fotoko-agulasi bertujuan untuk menu-tup pembuluh darah baru dan mencegah kerusakan retina lebih lanjut (mempertahankan pengli-hatan, mencegah kebutaan).Dilakukan dalam beberapa kali pertemuan untuk mencapai jumlah tembakan yang cukup. Efek samping terapi laser dalam jumlah banyak antara lain silau, penurunan tajam penglihatan, penyempitan lapang pandang, dan kesulitan dalam melihat pada malam hari. Umumnya efek samping ini akan berkurang setelah beberapa waktu. Retinopati diabetika yang sudah lanjut yang tidak ditangani den-gan laser hampir selalu berakhir dengan kehilangan penglihatan yang berat. Bila terjadi pendara-han vitreus dimana laser tidak dapat dilakukan tembus, maka diperlukan tindakan Operasi Vitrektomi untuk menghilang-kan pendarahan tersebut

Umumnya efek samping ini akan berkurang setelah beberapa waktu. Retinopati diabetika yang sudah lanjut yang tidak ditan-gani dengan laser hampir selalu berakhir dengan kehilangan penglihatan yang berat. Bila terjadi pendarahan vitreus dimana laser tidak dapat dilaku-kan tembus, maka diperlukan tindakan Operasi Vitrektomi untuk menghilangkan pendara-han tersebut

UPAYA MEMPERLAMBAT PERJALANAN PENYAKIT

* Regulasi Kadar Gula DarahMempertahankan kadar gula da-rah senormal mungkin idealnya kadar gula darah puasa diantara 90-120 mg/dl dan kadar gula darah 2 j setelah makan < 180 mg.dl, HbA1C merupakan gam-baran kontrol gula darah dalam 3 bulan terakhir. Obat - obatan, diet( Konsumsi makanan ) ,dan olah raga rutin sesuai anjuran dari dokter penyakit dalam (endokrin ).

* Kontrol Tekanan DarahTekanan darah tinggi akan mempercepat pregresivitas retinopat diabetik.

* Kontrol Kolesterol Kadar lemak darah yang tinggi berhubungan dengan peningka-tan resiko kehilangan pengliha-tan pada retinopati diabetik.

* Hentikan Merokok Rokok menyebabkan penyem-pitan pembuluh darah sehingga akan merangsang pembuntuan

pembuluh darah.

* Waspada Terahadap Perubahan Penglihatan Segera ke dokter spesialis mata bila terdapat pe-rubahan penglihatan mendadak, seperti kabur, bayangan titik-titik hitam, dan nyeri pada mata.

INGAT...

* Kerusakan syaraf mata ( Retina ) pada penderita kenc-ing manis terjadi perlahan - lahan dan sering kali tanpa disertai keluhan kabur atau nyeri. Kerusakan syaraf mata terjadi permanen dan memnyebabkan Kebutaan.

* Pemeriksaan berkala oleh dokter mata untuk pemeriksaan syaraf mata dan pengobatan yang sesuai seperti kontrol gula darah dan laser fotokoagulasi retina dapat mencegah kebutaan.

Diabetes militus ( DM ) atau kencing manis di-derita hampir 170 juta penduduk di seluruh dunia dan diperkira-kan pada tahun 2030 mencapai 366 juta penduduk dengan jum-lah terbanyak di negara - negara berkembang.Diabetes mempengaruhi ham-pir seluruh badan, termasuk mata, Komplikasi pada mata yang tersering dan yang paling mengancam penglihatan adalah Retinopati diabetika, yang dapat menyebabkan penurunan pengli-hatan dan bahkan kebutaan. Lebih dari 75 persen penderita DM selama lebih 20 tahun akan mengalami komplikasi tersebut diatas.

Pada retinopati diabetika pem-buluh darah kecil (kapiler) yang memberi oksigen dan nutrisi pada syaraf mata (retina) rusak sehingga terjadi kebocoran (keluarnyacairan/darah) dan pembuntuan pembuluh darah kapiler terse-but. Retina adalah lapisan sel syaraf-syaraf mata yang melapisi dinding dalam bola mata yang

mengandung jutaan sel fotorese-ptor. Sel ini berfungsi menerima cahaya untuk di proses oleh sel-sel neu-ron dan kemudian diteruskan ke otak untuk diubah menjadi persepsi penglihatan. Ada dua jenis retinopati diabetika, per-tama adalah Retinopati Diabetika Nonproliferatif (NPDR) dimanapembuluh darah kecil retina mengalami kebocoran me-nyebabkan pembengkakan retina, penimbunan lemak dan protein. Penglihatan biasanya tidak terganggu, tetapi pada beberapa kasus, cairan yang bocor mengumpul di makula, yaitu bagian pusat retina yang berfungsi sebagai penglihatan sentral sehingga menyebab-kan keluhan ka-bur. Kedua adalah Retinopati Diabetika Proliferatif (PDR). Keadaan ini timbul seperti retino-pati non proliteratif disertai munculnya pembuluh darah baru.

Pembuluh darah baru yang rapuh ini mudah pecah dan menimbulkan pendarahan dalam mata dan menyebabkan penurunan penglihatan men-dadak. pembuluh darah bahkan bisa muncul di iris dan me-nyebabkan terjadi peningkatan tekanan bola mata ( Glaukoma )sehingga mata terasa nyeri.

Keadaan ini dapat mengaki-batkan penurunan penglihatanberat, bahkan sampai kebutaan

Retinopati yang ditemukan pada

Diabetik Retinopati

Penglihatan Mata Normal Penglihatan Mata dengan Diabetik

Let’s Know

Page 11: Smec magazine

khatam Al-Qur’an yang diadakan sekali satu tahun, untuk murid-murid men-gaji yang telah menamatkan bacaan Al-Qur’an.Sebagian penduduk, teruta-ma para remaja, sudah mulai menghiasi masjid, mendeko-rasi, ‘gaba-gaba’ atau gapura dan sebagian yang lainnya berangkat ke hutan untuk mencari buah nangka muda dan rebung ( tunas mambu ) yang nantinya akan dijadikan sayur .Karena puncak acara akan diselenggarakan pada hari Minggunya, maka team

redaksi menumpang untuk bermalam di rumah Alamos.Suhu udara di desa Pilubang cukup dingin, apalagi pada malam hari pada saat team di ajak Almos untuk minum di kedai kopi. Pada umumnya penduduk memakai kain sarung yang dililitkan di le-her atau ditutupkan kebadan untuk melawan hawa dingin. Disana kedai kopi tersebut team sempat berbincang

bincang dengan kepala dusun Pilubang yaitu Bapak Yondis-man atau yang akrab disapa Mak Yon. Mak Yon men-ceritakan bahwa perayaan khatam Al- Qur’an tahun ini adalah yang 56. Berarti kebi-asaan ini sudah dimulai sejak tahun 1957.Pada keesokan harinya ,pada hari Sabtu, terlihat beberapa penduduk berbondong- bondong datang ke Masjid, lengkap dengan senjata tajam. Ternyata mereka akan me-motong lembu yang akan di masak untuk perayaan tersebut. Ada tiga ekor lembu

dan dua ekor kambing yang di potong pada hari itu. Betul-betul pesta besar,!!. Dan pada sore harinya langsung dima-sak secara bergotong royong dengan satu komando ‘kepala dapur.’ Dua hari sebelum puncak acara penyeleng-garaan, undangan sudah di sebar melalui pengumuman sebelum shalat Jum,at di lima desa tetangga. kelima desa tersebut tergabung dalam satu

‘kenagarian ‘ yaitu kenagar-ian Biaro Gadang. System pemerintahan Kenagarian ini cuma ada di Sumatera Barat. Jadi setelah jabatan Camat, di bawahnya ada yang menjabat sebagai ‘ Wali Nagari’ yang mengepalai beberapa dusun( desa ). Beberapa bulan sebe-lum perayaan, undangan juga di masyarakat yang tinggal diperantauan, sekaligus untuk meminta sumbangan dana perayaan, baik berupa uang maupun benda.

Pada malam hari setelah shalat Isya, suasana semakin

ramai, para remaja desa tersebut berkumpul di masjid. hadiah- hadiah yang sudah terkumpul, baik yang dida-pat dari penduduk desa itu sendiri ataupun yang dari rantau di bagikan kedalam bentuk- bentuk paket, yang nantinya akan dibagikan untuk anak-anak yang ikut dalam perlombaan khatam Al-Qur’an.Yang paling menearik

Perjalanan yang begitu jauh terasa terobati pada saat pertama team SMEC Realita melihat dua bendera ‘marawa’ telah berdiri megah setinggi 15 meter,yang seolah olah menjadi gapura selamat untuk memsuki desa tersebut. Dan juga terlihat bebarapa orang penduduk yang merasa asing melihat kedatangan team. Desa itu adalah Desa Pilubang yang

terletak di Kecamatan IV An-gkat Kabupaten Agam Sumat-era Barat atau sekitar 5 Km dari kota Bukittinggi menuju Payakumbuh atau sekitar 4,5 jam perjalanan darat dari SMEC Pekanbaru. Bend-era marawa adalah bendera kebesaran masyarakat Mi-nang Kabau, yang terdiri dari tiga warna; merah,hitam dan kuning. ketiga warna tersebut mewakili tiga luhak yang ada di daerah Minangkabau yaitu

Luhak Tanah Datar yang memiliki

warna kuning, Luhak Agam dengan warna me-rah dan Lima

puluh Kota dengan warna hitam.Selain dua bendera marawa yang berdiri megah tersebut, bendera marawa lainnya dengan ukuran setinggi 2,5 meter juga didirikan berje-jer sepanjang jalan menuju Masjid. Ya, tandanya akan ada perayaan di desa tersebut. Hari itu Jum’at tanggal 10 Agustus 2013, tiga hari setelah hari Raya Idul Fitri 1433 H. team redaksi memasuki desa Pilubang pada pukl 15.00, dan kebetulan salah satu dari team mempunyai seorang sahabat yang tinggal di desa tersebut yang bernama Almos. Almos mengajak kami jalan- jalan berkeliling kampung Pilubang sambil melihat persiapan penduduk setempat untuk kegiatan suatu perayaan. Perayaan itu ialah perayaan

Semaraknya Perayaan Khatam Al- Qur’an di Kenagarian Biaro Gadang

Multi News

Page 12: Smec magazine

tidak luput dalam kegembiraan.Setelah mendengarkan penga-rahan dari bapak Camat, dan pembacaan do’a, sekitar pukul 08.30 rpmbongan mulai bergerak meninggalkan lokasi. Mereka akan berjalan mengelilingi lima desa tetangga lainnya. SEmentara rombingan barisan sedang dalam perjalanan, para ibu-ibu dikam-pung tersebut sudah mulai be-rangkat ke masjid membawa nasi putih yang ditempatkan didalam panci, kemudian dibungkus den-gan kain, sambil mereka junjung di atas kepala. Sedangkan untuk lauknya sudah dipersiapkan di salah satu ruangan di mesjid, yang cukup untuk memberi makan untuk 2000 orang.Sekitar pukul 11.00 siang, para ibu- ibu yang tinggal di desa Pilubang atau yang datang dari perantauan mendapat antrian pertama untuk menikmati ma-kan siang, sebelum rombongan karvanval, kembali ke lokasi acara.Baru sekitar jam 12.00, begitu

rombongan sudah kembali dari perjalanan mereka, semua penduduk kampung datamg ke lokasi masjid untuk kembali ma-kan bersama. Caranyapun sama seperti cara mereka makan, pada malam sebelumnya, satu hidan-gan untuk empat orang. Waktu makan siang dibatasi sampai pukul 13.00, karena masjid akan dipakai untukefunaikan shalat dzuhur.Khusus untuk anak-anak yang akan mengikuti perlombaan, mereka disediakan tempat khusus di salah satu rumah penduduk. Pada jam 13.00, sebagian penduduk pulang ke rumah dan sebagian lagi masih tinggal di masjid. Karena, pada pukul 15.00 acara perlombaan baca Al-Qur’an akan dimulai. Ada sekitar 23 anak yang ikut pada perlombaan tersebut. Sekitar pukul 17.30, semua perserta sudah mendapatkan gilirannya, untuk tampil dan juri langsung mengumumkan

pemenang pada saat itu juga. pemenangnya dibagi men-jadi, juara III putra dan putri, juara II putra dan putri, juara I putra dan putri dan juara ‘pamuncak’ atau juara umum. Dan menjelang maghrib semua yang hadir kembali kerumah masing-masing.Pada malam harinya, setelah shalat Isya, masyarakat kem-bali berkumpul di masjid, ter-masuk semua perserta lomba. Kehadiran mereka yaitu untuk menunggu pembagian hadiah yang sudah disediakan oleh panitia, setelah menden-garkan ceramah agama.Begitulah acara demi acara yang redaksi ikuti selama berada di desa Pilubang. Ingin rasa nya, kembali ke desa tersebut pada perayaan tahun berikutnya.

disini adalah kehadiran dari masyarakat dari perantauan untuk menghadiri acara ini, bahkan jumlah mereka mel-ebihi daripada tradisi pulang kampung pada waktu lebaran. Dan kebetulan sejak 10 tahun belakangan ini, perayaan khatam Al-Qur’an ini diselenggarakan beriringan dengan hari raya Idul Fitri.Sekitar pukul 22.20, penduduk yang datang dari perantauan bergerak menuju ke masjid, sehingga suasana bertambah

semarak. Mereka menunggu saat makan malam bersama pada pukul 00.00 yang sudah disedia-kan oleh panitia penyelenggara,. Cara mereka makan juga unik. mereka makan di daun pisang yang sudah dipotong-potong sebesar kertas pembungkus nasi untuk ukuran setengah lebar ker-tas koran. kemudian nasi beserta daging lembu yang sudah dima-sak dari siang tadi di tumpahkan ke daun tersebut. Satu hidangan daun di tempati oleh 4 orang, saat itulah yangaling dinanti-

nantikan oleh masyarakat perantau. Meraka yang selama ini berjauhan, tapi pada malam itu mereka berjumpa dalam satu hidangan. Seperti yang dirasakan oleh team yan g ikut pada perhelatan tersebut, waktu itu team SMEC Realita bergabung dengan perantau yang datang dari Pekan Baru, dari Medan, Jakarta dan team redaksi sendiri dari Balikpapan.Pada hari pun-cak pelaksanaan, sekitar pukul 07.30, penduduk sudah berduyun- duyun ke tempat pelak-sanaan kegiatan yang tidak begitu jauh dari masjid. Pagi itu adalah acara pelepasan karnaval yang akan mengarak anak- anak yang akan

mengikuti perlombaan menbaca Al-Qur’an. Semua peserta lomba

baik yang laki-laki maupun perem-puan di dandani dengan busana bernuansa Arab.Iringan-iringan

tersebut terdiri dari, pembawa bendera, barisan pakaian tradi-sional Minangkabau, Marching Band, barisan sepeda ontel, ba-risan pasukan berkuda, pencak silat dan sepeda hias dan banyak lagi barisan-barisan lainnya yang panjangnya mencapai sekitar 400 m. Dan pagi itu hampir semua penduduk yang berjum-lah sekitar 400 KK keluar untuk menghadiri pelepasan karnaval tersebut. Mulai dari anaka-anak, remaja, sampai orang-orang tua,

Multi News

“ Semua peserta lomba baik yang laki-laki maupun perempuan di dandani dengan busana bernuansa Arab.”