smd - dr.ipik

7
TUGAS GINEKOLOGI DOSEN: dr. Darmakusuma Ipik, SpOG OLEH : Sylviana Milla Dewi AKKB.013.1348

description

test

Transcript of smd - dr.ipik

TUGAS GINEKOLOGIDOSEN: dr. Darmakusuma Ipik, SpOG

OLEH :Sylviana Milla DewiAKKB.013.1348

AKADEMI KEBIDANAN KARTINI BALI2014Peran Bidan Pada Deteksi Dini Kanker Khusunya Kanker Mulut Rahim

Kanker mulut rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam bagian terandah dari rahin yang menempel pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 55 tahun.Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini dimasa mendatang.Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatuepithelium yang normal sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala danmerupakan proses yang perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun.Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawahrahim yang menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembangsecara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan selyang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadikelainan epitel yang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasiasedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi karsinoma in-situ (KIS), kemudianberkembang lagi menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi karsinoma in-situdiperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ menjadi karsinomainvasif berkisar 3-20 tahun. Kanker ini 99,7% disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim,apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organlain di seluruh tubuh penderita.Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruhdunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.Skrining (screening) adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesunguhnya menderita suatu kelainan.Test skrining dapat dilakukan dengan : Pertanyaan (anamnesa) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratoriumNama TesTujuanProsedurKelebihan/KekuranganCocok untukSensitivitas

Pap Smear KonvensionalPemeriksaan sitologi dengan mengambil lendir leher rahim dan disapukan di kaca obyekDeteksi lesi prakankerPeriksa dalam untuk dapatkan sample lendir leher rahim, tidak sakit dan tidak membuat perlukaanSensitivitas rendah, sel banyak terbuang, lendir dan darah dapat mengganggu penilaian oleh patologWanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual maksimal 3 tahun sejak hubungan seksual yang pertama58%

LBC (Liquid-based cytology)Pap smear berbasis cairanSel tidak ada yang terbuang, lendir & darah tak mengganggu pandangan sehingga sensitivitas lebih tinggi, sample yang sama dapat sekaligus digunakan utk tes HPV84%

HPV (Human Papiloma Virus) GenotypingPemeriksaan adanya infeksi virus hingga mendeteksi subtipe virusnyaDeteksi virus penyebab kankerSensitivitas 100% tapi tidak dapat melihat kondisi sel serviks lainnya misalnya infeksiWanita usia 30 tahun ke atas yang sudah pernah melakukan hubungan seksual100%

LBC + HPV GenotypingPemeriksaan gabungan dengan akurasi maksimalDeteksi lesi prakanker & virus penyebab kankerSkrining ideal karena akurasi 100%, praktis karena sekali sambil sample utk 2 tes sekaligus & efisiensi biaya karena bila hasil keduanya negatif maka baru perlu periksa lagi 3 tahun lagi100

Bidan sebagai tenaga kesehatan juga memiliki peran dalam menangani penyakit kanker mulut rahim ini, dimana langkah langkah yang dapat dilakukan oleh bidan berdasarkan fatofisiologi penyakit kanker mulut rahim ini diantaranya :a. Bidan mengetahui apa itu kanker mulut rahim dan harus dapat mengenal secara dini (deteksi dini) penyakit kanker mulut rahim tersebut.b. Bidan harus dapat mengenal sifat sifat dari penyakit kanker mulut rahim.c. Bidan harus dapat mengetahui cara pengobatan dari penyakit kanker mulut rahim.d. Jika kita sudah mengetahui ketiga point diatas, maka kita dapat memberikan KIE kepada pasien mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pasien seperti bahaya kanker tersebut, langkah langkah yang harus diambil, motivasi untuk segera berobat, dan mungkin kita juga dapat memberikan gambaran garis besar tentang pengobatan modern yang dapat diambil.e. Karena bidan tidak berwenang penuh dalam mengtasi penyakit kanker mulut rahim ini, tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah merujuk pasien ke rumah sakit ataupun dokter ahli yang lebih berwenang dan bidan tetap mengawasi dan memotivasi pasien.

Dalam penanganan penyakit ini tentunya terdapat kendala kendala yang terjadi, seperti :a. Masyarakat menganggap penyakit kanker mulut rahim adalah sesuatu yang tabu, mengerikan dan mungkin bisa menjadi aib bagi si penderita. Hal ini menyebabkan masyarakat khususnya wanita enggan memeriksakan kondisi kesehatannya, khususnya kondisi organ genetalia/reproduksinya ke dokter ahli atau rumah sakit.b. Kurang kesadaran dan pemahaman masyakarat terhadap kesehatan reproduksinya contohnya saja masih banyak yang melakukan hubungan seksual terlalu dini, seks bebas dan banyak masyarakat khususnya wanita yang enggan melakukan imunisasi yang berhubungan dengan kesehatan reproduksinya seperti ca serviks dengan alasan biayanya terlalu mahal dan sulit didapat.c. Kurang digencarkannya penyuluhan di masyarakat mengenai kanker mulut rahim tersebut.d. Program skrining dan pelayanan masyarakat masih kurang aktif.e. Banyak ditemui pasien yang kontrolnya tidak rutin dalam tahap pengobatan, sehingga ini merupakan kewajiban kita sebagai tenaga kesehatan untuk melakukan pengawasan bagi pasien hingga pasien itu pulih atau sembuh.