Slide Pbb-slide 7

45
DASAR HUKUM UU No. 12 Tahun 1985 jo UU No. 12 Tahun 1994 PP No. 46 Tahun 2000 KMK No. 201/KMK.04/2000 KEP-251/PJ.6/2000 811

description

PBB Pajak dasar hukum

Transcript of Slide Pbb-slide 7

DASAR HUKUM

UU No. 12 Tahun 1985 joUU No. 12 Tahun 1994

PP No. 46 Tahun 2000

KMK No. 201/KMK.04/2000

KEP-251/PJ.6/2000

811

PAJAKBUMI DAN BANGUNAN

(PBB)

ADALAH

PAJAK KEBENDAAN ATASBUMI DAN/ATAU BANGUNAN

DIKENAKAN TERHADAPSUBJEK PAJAK

ORANG PRIBADI ATAU BADAN SECARA NYATA:

• MEMPUNYAI HAK DAN/ATAU MEMPEROLEH MANFAAT ATAS BUMI, DAN/ATAU

• MEMILIKI, MENGUASAI, DAN/ATAU MEMPEROLEH MANFAAT ATAS BANGUNAN

812

Objek PAJAKPasal 2 ayat (1)

BUMI BANGUNAN

ADALAH :

PERMUKAAN BUMI YGMELIPUTI TANAH DAN

PERAIRAN PEDALAMANSERTA LAUT WILAYAH

INDONESIA,DAN TUBUH BUMI YG

ADA DIBAWAHNYAPasal 1 angka 1

ADALAH :

KONSTRUKSI TEKNIKYG DITANAM ATAU

DILEKATKAN SECARA TETAP PADA TANAH DAN/ATAU PERAIRAN

Pasal 1 angka 2

813

Objek PAJAKPasal 2 ayat (1)

BANGUNANBANGUNAN

TERMASUK DALAM PENGERTIAN BANGUNAN ADALAH (Penjelasan Pasal 1 angka 2) :

Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, dan lain-lain yangmerupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut;Jalan tol;Kolam renang;Pagar mewah;Tempat olah raga;Galangan kapal, dermaga;Taman mewah;Tempat penampungan/kilang minyak, air dangas, pipa minyak;Fasilitas lain yang memberikan manfaat.

814

FAKTOR YANG MENENTUKAN KLASIFIKASI Objek PAJAK

Pasal 2 ayat (2)

BUMI/TANAH- Letak- Peruntukan- Pemanfaatan- Kondisi lingkungan- Dan lain-lain

BANGUNAN- Bahan bangunan- Rekayasa- Letak- Kondisi lingkungan- Dan lain-lain

815

Objek PAJAKYANG TIDAK DIKENAKAN PBB

Pasal 3 ayat (1)

ADALAH Objek PAJAK YANG :

§ Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial,kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang nyata-nyata tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;

§ Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala,atau yang sejenis dengan itu;

§ Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yangdikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak;

§ Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;

§ Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi Internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.

816

OBJEK PAJAKYANG DIGUNAKAN UNTUK

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHANPasal 3 Ayat (2)

PENGENAAN PAJAKNYA DIATURLEBIH LANJUT DENGAN

PERATURAN PEMERINTAH

817

SUBJEK PAJAKPasal 4 ayat (1)

ORANG ATAU BADANORANG ATAU BADAN

Memperolehmanfaat

atas bangunan

Memperolehmanfaat

atas bumi

Memiliki,menguasaibangunan

Mempunyaisuatu hakatas bumi

Pasal 4 ayat (2)

WAJIBPAJAK

Dikenakankewajibanmembayar

pajak

SUBJEKPAJAK

818

SUBJEK PAJAKPasal 4 ayat (3)

Dirjen Pajak menetapkan Subjek Pajak

Dirjen Pajak menetapkan Subjek Pajak

Objek Pajak yang belum jelas Wajib Pajaknya

Objek Pajak yang belum jelas Wajib Pajaknya

819

NILAI JUAL Objek PAJAKTIDAK KENA PAJAK

(NJOPTKP)Pasal 3 Ayat (3)

NJOPTKPNJOPTKPNJOPTKP

Setinggi-tingginya Rp. 12.000.000,00

Setinggi-tingginya Rp. 12.000.000,00

Per Wajib Pajak;Diberikan untuk bumi dan/atau bangunan;Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek pajak, yang diberikanNJOPTKP hanya salah satu Objek pajakyang nilainya terbesar.

820

N J O P(Nilai Jual Objek Pajak)

DASAR PENGENAANPasal 6 Ayat (1), (2)

Adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli

yang terjadi secara wajar

Bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual

Objek Pajak ditentukan melalui :

- perbandingan harga dengan Objek lain yang sejenis;atau

- nilai perolehan baru; atau

- Nilai Jual Objek Pajak pengganti.

NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan,kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai

perkembangan daerahnya

821

PENENTUAN NJOP

PENILAIAN Objek PBBPENILAIAN Objek PBB

PENDEKATAN PENILAIANPENDEKATAN PENILAIAN

Pendekatan Data Pasar(Market Data Approach)

Pendekatan Biaya(Cost Approach)

Pendekatan Pendapatan(Income Approach)

CARA PENILAIANCARA PENILAIAN

Penilaian MassalPenilaian Individual

822

PENDEKATAN PENILAIAN

PendekatanPendekatan DataData PasarPasar ((Market Data ApproachMarket Data Approach))NJOP dihitung dengan cara membandingkan Objek pajak yang sejenis dengan Objek lain yang telah diketahui harga pasarnya.Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk menentukan NJOP tanah, namun dapat juga dipakai untuk menentukan NJOP bangunan.

Pendekatan BiayaPendekatan Biaya ((Cost ApproachCost Approach))Pendekatan ini digunakan untuk menentukan nilai tanah atau bangunan terutama untuk menentukanNJOP bangunan dengan menghitung seluruh biayayang dikeluarkan untuk membuat bangunan baru yangsejenis dikurangi dengan penyusutan phisiknya.

Pendekatan PendapatanPendekatan Pendapatan ((Income ApproachIncome Approach))Pendekatan ini digunakan untuk menentukan NJOP yang tidak dapat dilakukan berdasarkan pendekatan data pasar atau pendekatan biaya, tetapi ditentukan berdasarkan hasil bersih objek pajak tersebutPendekatan ini terutama digunakan untuk menentukan NJOP galian tambang atau objek perairan

823

Penilaian MassalPenilaian Massal ((MassMass AppraissalAppraissal))NJOP bumi dihitung berdasarkan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) yang terdapat pada setiap Zona Nilai Tanah(ZNT).NJOP bangunan dihitung berdasarkan Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) dikurangi penyusutanphisik.Perhitungan penilaian massal dilakukan dengan menggunakan program komputer (Computer Assisted Valuation / CAV).

PenilaianPenilaian Individual (Individual (IndividualIndividual AppraissalAppraissal))Diterapkan untuk Objek tertentu yang bernilai tinggi atau keberadaannya mempunyai sifat khusus, antara lain :

Jalan tolPelabuhan laut/sungai/udaraLapangan golfIndustri semen/pupukPLTA, PLTU, PLTGPertambanganTempat rekreasiDan lain-lain sejenisnyaObjek pajak tertentu, seperti rumah mewah, pompa bensin, jalan tol, lap. golf, Objek rekreasi, usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

CARA PENILAIAN

824

DASAR PENGHITUNGANPasal 6 ayat (3) dan (4)

NILAI JUAL KENA PAJAKNILAI JUAL KENA PAJAKNILAI JUAL KENA PAJAK

SERENDAH-RENDAHNYA 20 % DAN

SETINGGI-TINGGINYA 100 %

PERSENTASE NJKPDITETAPKAN DENGAN

PERATURAN PEMERINTAH

825

PENETAPAN BESARNYANILAI JUAL KENA PAJAK

(PP No. 46 TAHUN 2000)

NILAI JUAL KENA PAJAKNILAI JUAL KENA PAJAKNILAI JUAL KENA PAJAK

1. OBJEK PAJAK PERKEBUNAN 2. OBJEK PAJAK KEHUTANAN3. OBJEK PAJAK LAINNYA YANG

NJOP-NYA LEBIH DARI Rp.1.000.000.000,00 (satu milliar rupiah).

1. OBJEK PAJAK PERKEBUNAN 2. OBJEK PAJAK KEHUTANAN3. OBJEK PAJAK LAINNYA YANG

NJOP-NYA LEBIH DARI Rp.1.000.000.000,00 (satu milliar rupiah).

1. OBJEK PAJAK PERTAMBANGAN

2. OBJEK PAJAK LAINNYA YANG NJOP-NYA KURANG DARI Rp.1.000.000.000,00 (satu milliar rupiah).

1. OBJEK PAJAK PERTAMBANGAN

2. OBJEK PAJAK LAINNYA YANG NJOP-NYA KURANG DARI Rp.1.000.000.000,00 (satu milliar rupiah).

40% X NJOP40% X NJOP 20% X NJOP20% X NJOP

826

TARIFPasal 5

TARIF TUNGGALTARIF TUNGGALTARIF TUNGGAL

0,5 %

827

CARA MENGHITUNG

0,5%

TARIF

20% x NJOP40% x NJOP0,5%

N J K P

xx

PBB = x

==

NJOP = (NJOP BUMI + NJOP BANGUNAN) ⎯NJOPTKP

828

TAHUN PAJAK, SAAT, DANTEMPAT YANG MENENTUKAN

PAJAK TERUTANGPasal 8 ayat (1), (2), (3)

Tahun PajakAdalah jangka waktu satu tahun takwim,yaitu dari tanggal 1 Januari s/d 31Desember.

Saat yang menentukan pajak terutangAdalah menurut keadaan Objek pajak pada tanggal 1 Januari.

Tempat Pajak Terutang :untuk daerah Jakarta, di wilayah DKI Jakarta;

untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten atau Kota;

yang meliputi letak Objek pajak.

829

PENDATAANPasal 9 ayat (1), (2), (3)

WAJIB PAJAK MENGISI SPOP

• JELAS

• BENAR

• LENGKAP

• DITANDATANGANI

830

PENERBITAN KETETAPANPasal 10

SPOP

disampaikan dalam waktu 30 hari

tidak disampaikan dalam waktu 30 hari

Setelah ditegor secara tertulis

Setelah ditegor secara tertulis SPPTSPPT

SKPSKPBERDASARKAN

PEMERIKSAAN/ DATA LAIN SPOP TIDAK BENAR

BERDASARKAN PEMERIKSAAN/ DATA LAIN

SPOP TIDAK BENAR

831

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN

Pasal 11, 12, 13, dan 14

TEMPATPEMBAYARAN- Bank, - Kantor Pos , - Tempat lain

yg ditunjuk

SPPT

S T P

S K P

6 bulan

1 bulan

1 bulan

DASAR PENAGIHAN

SEJAK

DITERIMA

MENTERI KEUANGAN DAPAT MELIMPAHKAN KEWENANGAN PENAGIHAN PAJAK KEPADA :

- GUBERNUR DAN/ATAU- BUPATI/WALIKOTA

832

PENDAFTARAN, PENAGIHAN, DAN SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 9 dan 10

SKP

SKPDIKEM-BALIKANSPOP

30 hr TIDAK

YA

SPPT

JATUHTEMPO

STP JATUHTEMPO

1 blnSegera

stlh.

7 hrTEGORAN SURAT

PAKSA

SURAT PERINTAHMELAKUKAN PE-NYITAAN

Ternyata SPOPtdk benar

(Ketetapankurang)

21 hr

PERMINTAAN JADWALWAKTU & TEMPAT PELELANGAN

Palingcepat10 hr

KLN

+ denda 25%dari pokok pajak

+ denda 25%dari selisih pajak terutang

+ bunga 2%sebulan(maks 24 bulan)

1 bulan

6 bulan

2 X 24 JAM

833

KEBERATAN DAN BANDINGPasal 15 dan 16

Keberatan diajukan atas :Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT);Surat Ketetapan Pajak (SKP).

Jangka waktu pengajuan keberatan adalah 3 (tiga) bulan setelah SPPT atau SKP diterima oleh WP kecuali WP dalam keadaan di luar kekuasaannya.Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan atas keberatan WP paling lama 12 bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima.Atas keberatan yang diajukan, Direktur Jenderal Pajak dapat menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah jumlah pajak terutang.Keberatan dapat diajukan dalam hal terjadi perbedaan persepsi antara Wajib Pajak dan FiskusWajib Pajak dapat mengajukan banding atas keberatan terhadap keputusan Direktur Jenderal Pajak kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak.Ketentuan banding PBB mengikuti ketentuan Pasal 27 UU No. 6 Tahun 1983 tentang KUP sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994.Pengajuan keberatan atau banding tidak menunda pembayaran pajak.

834

PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PBB

Pasal 18

- Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor83/KMK.04/1994 tanggal 19 Maret 1994, 10% bagian pemerintah pusat dibagikan kepada seluruh Daerah Tingkat II

- SKB DJA-DJPKEP. 56/A/44/1996KEP. 50/PJ.6/1996

DATI I IDATI I I64,8 %64,8 %DATI IDATI I

16,2 %16,2 %

PEM. PUSATPEM. PUSAT10 %10 %

BIAYA PEMUNGUTANBIAYA PEMUNGUTAN9 %9 %

835

ALUR PENERIMAAN PBB

WAJIBPAJAK

PETUGASPEMUNGUT

BANKPERSEPSI/

KANTOR POS

BANK/OPERASIONAL V

TEMPATPEMBAYARAN

Pelimpahan

10% 9% 16,2% 64,8%

Pembayaran

Pembayaran

Pelimpahan

Pembagian

PEM.PUSAT

DATI IBIAYAPEMUNGUTAN

DATI II

836

PENGURANGANPasal 19 dan 20

Menteri KeuanganMenteri Keuangandalam hal :

- Kondisi tertentu Objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak/sebab -sebab tertentu lainnya

- Objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa

Dirjen Pajak atas permintaanWAJIB PAJAK

karena hal-hal tertentu

PAJAKTERUTANG

DENDAADMINISTRASI

837

KEWAJIBAN PEJABAT YANG DALAMJABATAN/TUGAS PEKERJAANNYA

BERKAITAN LANGSUNG DENGAN Objek PAJAKPasal 21 dan 22

1. MENYAMPAIKAN LAPORAN BULANANMENGENAI SEMUA MUTASI DAN PERUBAHAN Objek PAJAK KEPADA DJP;

2. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG DIPERLUKAN ATAS PERMINTAAN DJP

KEWAJIBAN TERSEBUT BERLAKUJUGA BAGI PEJABAT LAIN YANG ADAHUBUNGANNYA DENGAN Objek PAJAK

KEWAJIBAN UNTUK MERAHASIAKANDITIADAKAN SEPANJANG MENYANGKUT

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PBB

TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN DIKENAKAN SANKSI MENURUT PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU

838

HAL-HAL YANG TIDAK DIATUR SECARA KHUSUS DALAM UU PBB

Pasal 23

TIDAK DIATUR DALAM

UU PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

BERLAKU KETENTUAN :

- UU KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

- PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA

839

TIDAK MENGEMBALIKAN SPOP KEPADA DITJEN

PAJAK

TIDAK MENGEMBALIKAN SPOP KEPADA DITJEN

PAJAK

SPOP TIDAK BENAR/ TIDAK LENGKAP

DAN/ATAU MELAMPIRKAN KETERANGAN YANG

TIDAK BENAR

SPOP TIDAK BENAR/ TIDAK LENGKAP

DAN/ATAU MELAMPIRKAN KETERANGAN YANG

TIDAK BENAR

KARENA ALPAKARENA ALPA

KETENTUAN PIDANAPasal 24

MENIMBULKAN KERUGIAN PADA NEGARA

- PIDANA KURUNGAN SELAMA-LAMANYA6 (ENAM) BULAN, ATAU

- DENDA SETINGGI-TINGGINYA 2 (DUA)KALI PAJAK TERUTANG

- PIDANA KURUNGAN SELAMA-LAMANYA6 (ENAM) BULAN, ATAU

- DENDA SETINGGI-TINGGINYA 2 (DUA)KALI PAJAK TERUTANG

840

KETENTUAN PIDANAPasal 25 ayat (1)

D E N G A N S E N G A J A

TIDAK MENGEMBALIKAN/ MENYAMPAIKANSPOP

KEPADA DITJEN PAJAK

SPOP TIDAK

BENAR/TIDAK

LENGKAPDAN/ATAU MELAMPIR

KANKETERA

NGAN YANGTIDAK BENAR

MEMPERLIHATKAN

SURAT/DOKU-MEN

PALSU ATAU

DIPALSUKAN

TIDAK MEMPERLIHATKAN/

MEMINJAMKANSURAT/

DOKUMEN LAINNYA

TIDAK MENUN

JUKKAN/MENYAMPAIKAN DATA/

KETERANGAN YANG

DIPERLUKAN

MENIMBULKAN KERUGIAN PADA NEGARA

- PIDANA PENJARA SELAMA-LAMANYA 2 (DUA) TAHUN, ATAU

- DENDA SETINGGI- TINGGINYA 5 (LIMA) KALI PAJAK TERUTANG

841

KETENTUAN PIDANAPasal 25 ayat (2), (3) dan Pasal 26

Terhadap bukan wajib pajak yang bersangkutan, yang dengan sengaja melakukan tindakan :

tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau dokumen lainnya;tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan;

dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya1 (satu) tahun atau denda setinggi-tingginya Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah).

Ancaman pidana dilipatkan dua, apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun terhitung sejak selesai menjalani pidana penjara/sejak dibayarnya denda.

Tindak pidana tidak dapat dituntut setelah lampau waktu 10 (sepuluh) tahun sejak berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.

842

PENGENAAN PBB TERHADAP Objek PAJAK YANG DINILAI SECARA INDIVIDUAL

KMK No. 523/KMK.04/1998

OBJEK PAJAK YANG BERSIFAT KHUSUS DAPAT DITENTUKAN

BERDASARKAN PENILAIAN SECARA INDIVIDUAL

KEP. DIRJEN PAJAK NO. KEP. 16/PJ.6/1998

Objek Pajak yang bersifat khusus adalah sebagai berikut :

Jalan tolPelabuhan laut/sungai/udaraLapangan golfIndustri semen/pupukPLTA, PLTU, PLTGPertambanganTempat rekreasiDan lain-lain sejenisnya

843

STANDAR INVESTASI TANAMAN (SIT) PERKEBUNAN

KEP DJP NO.16/PJ.6/1998

Standar Investasi adalah jumlah biaya yang diinvestasikan untuk suatu pembangunan dan/atau penanaman dan/atau penggalian jenis sumber daya alam atau budidaya tertentu, yang dihitung berdasarkan komponen tenaga kerja, bahan dan alat, mulai dari awal pelaksanaan pekerjaan hingga tahap produksi atau menghasilkan

SIT adalah jumlah biaya yang diinvestasikan untuk satu jenis tanaman budidaya perkebunan per hektar yang dihitung berdasarkan :- koomponen tenaga kerja;- bahan dan alat;mulai dari pengolahan tanah hingga tanaman menghasilkan

Catatan :Penentuan SIT perkebunan diatur sebagai berikut :a. Besarnya SIT perkebunan dihitung berdasarkan jumlah biaya yang

diinvestasikan untuk suatu jenis tanaman budidaya perkebunan per hektar dalam satu tahun.

b. Apabila suatu jenis tanaman budidaya perkebunan dalam satu tahun mengalami lebih dari satu kali periode tanam, maka besarnya SIT perkebunan dalam satu tahun dihitung sebesar standar investasi untuk sekali periode tanam dikalikan jumlah periode tanam dalam satu tahun.

844

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR PERKEBUNAN

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

Areal kebun :

Areal emplasemen dan areal lainnya dalam kawasan perkebunan

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = NJOP tanah + Jumlah Investasi Tanaman Perkebunan sesuai dengan SIT menurut umur tanaman

NJOP = NJOP tanah + Jumlah Investasi Tanaman Perkebunan sesuai dengan SIT menurut umur tanaman

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

Pasal 3

845

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR KEHUTANAN

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

Pasal 4A.Untuk HPH, HPHH, IPK, serta ijin sah lain selain HPHTI

Areal produktif :

Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = 8,5 x Hasil bersih setahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 8,5 x Hasil bersih setahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

846

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR KEHUTANAN

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

Pasal 5B.Untuk HPHTI

Areal hutan :

Areal emplasemen dan areal lainnya dalam kawasan hutan tanaman industri

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = NJOP tanah + jumlah biaya pembangunan hutan tanaman industri menurut umur tanaman

NJOP = NJOP tanah + jumlah biaya pembangunan hutan tanaman industri menurut umur tanaman

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

847

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR PERTAMBANGAN MINYAK

DAN GAS BUMIKMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

Areal produktif :

Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya didalam atau diluar wilayah kuasa pertambangan

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = 9,5 x Hasil penjualan minyak dan gas bumi dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 9,5 x Hasil penjualan minyak dan gas bumi dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

Pasal 6

848

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR PERTAMBANGAN ENERGI

PANAS BUMIKMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

Pasal 7

Areal produktif :

Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya didalam atau diluar wilayah kuasa pertambangan

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = 9,5 x Hasil penjualan energi panas bumi/ listrik dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 9,5 x Hasil penjualan energi panas bumi/ listrik dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

849

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS SELAIN

PERTAMBANGAN ENERGI PANAS BUMI DAN GALIAN CKMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

Pasal 8

Areal produktif :

Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya didalam atau diluar wilayah kuasa pertambangan

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = 9,5 x Hasil bersih galian tambang dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 9,5 x Hasil bersih galian tambang dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

850

PENENTUAN BESARNYA NJOPSEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS GALIAN C

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

Pasal 9

Areal produktif :

Areal belum/tidak produktif, emplasemen dan areal lainnya didalam atau diluar wilayah kuasa pertambangan

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = Angka kapitalisasi tertentu X hasil bersih galian tambang dalam setahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = Angka kapitalisasi tertentu X hasil bersih galian tambang dalam setahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

Catatan : NJOP atas Objek Pajak sektor pertambangan yang dikelola berdasarkan Kontrak Karya atau Kontrak

Kerjasama ditetapkan sesuai dengan yang diatur dalam kontrak yang berlaku

(Pasal 10)851

PENENTUAN BESARNYA NJOPUSAHA BIDANG PERIKANAN LAUT

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

Pasal 11

Areal penangkapan ikan :

Areal pembudidayaan ikan

Areal emplasemen dan areal lainnya

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = 10 x Hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 10 x Hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = 8 x Hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = 8 x Hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

852

PENENTUAN BESARNYA NJOPUSAHA BIDANG PERIKANAN DARATKMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

Pasal 12

Areal pembudidayaan ikan darat :

Areal emplasemen dan areal lainnya

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya + Standar biaya investasi tambak menurut jenisnya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya + Standar biaya investasi tambak menurut jenisnya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

853

Areal tanah :

Areal perairan untuk kepentingan pelabuhan, industri, lapangan golf serta tempat rekreasi

Areal perairan untuk kepentingan pembangkit listrik tenaga air (PLTA)

Objek Pajak berupa bangunan

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

NJOP = NJOP tanah sekitar dengan penyesuaian seperlunya

PENENTUAN BESARNYA NJOPOBJEK PAJAK YANG BERSIFAT KHUSUS

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

NJOP = 10 X (10 % dari hasil bersihdalam satu tahun sebelum tahunpajak berjalan)

NJOP = 10 X (10 % dari hasil bersihdalam satu tahun sebelum tahunpajak berjalan)

Pasal 13

NJOP = Nilai jual yang ditentukan berdasarkan korelasi garis lurus kesamping dengan klasifikasi NJOP permukaan bumi berupa tanah sekitarnya

NJOP = Nilai jual yang ditentukan berdasarkan korelasi garis lurus kesamping dengan klasifikasi NJOP permukaan bumi berupa tanah sekitarnya

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

NJOP = Nilai konversi biaya pembangunan baru setiap jenis bangunan - penyusutan fisik

854

PENENTUAN BESARNYA NJOPOBJEK PAJAK YANG BERSIFAT KHUSUS

KMK 523/KMK.04/1998 jo KEP DJP 16/PJ.6/1998

Pasal 14

Besarnya NJOP atas Objek Pajak yang bersifat khusus atau objek lainnya dapat ditentukan berdasarkan penilaian

individual yang dilaksanakan oleh pejabat fungsional penilai dan dibuatkan laporan penilaian kemudian ditetapkan oleh

Kakanwil DJP atas nama Menteri Keuangan

Objek Pajak Khusus adalah Objek Pajak yang memiliki jenis konstruksi khusus baik ditinjau dari segi bentuk, material pembentuk maupun keberadaannya memiliki arti khusus seperti : a. jalan tolb. pelabuhan laut/sungai/udarac. lapangan golfd. industri semen/pupuke. PLTA, PLTU dan PLTGf. pertambangang. tempat rekreasih. dan lain-lain yang sejenis

855