Slide Abortus
-
Upload
liza-aulia-putri -
Category
Documents
-
view
46 -
download
2
description
Transcript of Slide Abortus
ABORTUS
Oleh:Liza Aulia Putri
Sri Agustina
Pembimbing:dr. Niken Asri Utami, Sp.OG
Laporan Kasus
Pendahuluan...• Abortus pengeluaran janin,
plasenta dan amnion sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dengan UK ≤ 20 minggu dan BJ < 500 gram
• Insiden abortus spontan secara umum pernah disebutkan sebesar 10% dari seluruh kehamilan, 80% kejadian abortus terjadi pada usia kehamilan sebelum 12 minggu.
• Hal ini banyak disebabkan karena kelainan pada kromosom.
• Dari 1.000 kejadian abortus spontan, setengahnya merupakan blighted ovum dan 50-60 % dikarenakan abnormalitas kromosom.
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. HUmur : 40 tahunAgama: IslamSuku : AcehStatus : MenikahNo CM : 1028855
Masalah: G3P2A0 Hamil 17-18 minggu, air ketuban habis
Tanggal masuk: 22 November 2014
Identitas Pasien
Anamnesis
Keluhan utama:Keluar-keluar air sejak 6 hari yang lalu
Riwayat penyakit sekarang:Pasien datang dengan keluhan keluar-keluar air dari kemaluan sejak ± 6 hari yang lalu, berbau amis, jernih dan tidak bercampur darah. Pasien mengaku hamil, HPHT 08/07/2014, TTP 22/04/2015 ~17/18 minggu. Pasien cek kehamilan di bidan dan terakhir kali periksa kandungan ke dokter Sp.OG dikatakan dari hasil USG air ketuban habis. Pasien mengeluh selama hamil mengalami keputihan yang banyak, berbau dan gatal. Pasien juga mempunyai riwayat gigi berlubang. Riwayat keluar darah bercampur lendir (-) dan mules-mules (-).
Riwayat menarche13 th, 6-8hr, teratur, GP 2-3x/hr, disminorea (-)
Riwayat perkawinanRiwayat Perkawinan 1 x di usia 19
Riwayat Obstetri G3P2A0:Anak I 9 bln/di dukun/pervaginam, Lk2, BBl tidak diketahui, 18 thAnak II 9 bln/di dukun/ pervaginam/ pr/12 thAnak III kehamilan skrg
Anamnesis Obstetri
Riwayat KBRiwayat KB: KB suntik 3 bulan selama 3 tahun setelah lahir anak kedua
Riwayat ANCDi bidan dan Sp.OG, pemeriksaan USG air ketuban habis
Anamnesis Obstetri
Anamnesis
RPD• Hipertens
i(-)• DM (-)• Asma (-)• Alergi(-)
RPK• Disangkal
RPO• Tidak
sedang mengkonsumsi obat2an apapun
• Belum pernah operasi sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
Status present Status internus Status obstetri
Kes: compos mentis
TD: 120/80 mmHg
Nadi : 91x /menit
RR : 18x/menitSuhu : 36,5oC
BB: 55 kgTB : 151 cmBMI : 24,4
Mata: anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)Thorax : simetris, sfka=sfki ves(+/+),
Jantung: BJ I-II murni reg, bising (-)
Abdomen: membesar sesuai usia kehamilan,
peristaltik (+)
TFU setinggi ½ pusat sampai simfisis, Kontraksi:(+), DJJ (+)ASI (-/-) BAB(+) BAK(+)Lochia rubraV/T :fluksus (-) flour (+)Portio :tertutup, licin, nyeri goyang (-)CU :antefleksi, 16/18 APD/S:Massa(-), nyeri (-)
22/11/2014
12:40
Nilai
NormalSatuan
Hemoglobin 11,0 12 - 15 g/dL
Hematokrit 32 37 – 47 %
Eritrosit 3,8 4,2 - 5,4 106/mm3
Leukosit 12,3 4,5 - 10,5 103/mm3
Trombosit 421 150 – 450 103U/L
KGDS 121 <200 gr/dL
CT 7’ 5 – 15 Menit
BT 2’ 1 – 7 Menit
Natrium 142 135 – 145 mmol/L
Kalium 3,7 3,5 - 4,5 mmol/L
Klorida 109 90 – 110 mmol/L
Hasil Laboratorium
BPD : 37 FL: 29,2 ICA: Habis Kesan: hamil 17/18 minggu air ketuban habis
Pemeriksaa USG
Diagnosis sementara
G3P2A0 hamil 17-18 minggu, air ketuban habis.
• Observasi tanda vital dan his
• Pemeriksaan kromosom darah ibu dan darah tali pusat bayi
• Pemeriksaan fungsi ginjal bayi?
• Amniosentesis??
Diagnostik
• Pematangan serviks: Misoprostol 4 x 100 mcg, nilai ulang per 6 jam
• Terminasi Kehamilan
Terapi• Menjelaskan
pada keluarga tentang rencana terminasi yang akan di lakukan.
Edukasi
Penatalaksanaan
Seorang wanita berusia 40 tahun dengan multigravida (G3P2A0) hamil 17-18 minggu datang dengan rujukan dari Sp.OG ke IGD RSUDZA pada pukul 10:02 WIB dengan air ketuban habis. Pasien mengaku hamil, HPHT 08/07/2014, TTP 22/04/2015 ~17/18 minggu. Pasien selama ini cek kehamilan di bidan dan terakhir kali periksa kehamilan di ahli kandungan dari hasil USG dikatakan air ketuban habis. Pasien mengaku keluar-keluar air dari kemaluan sejak 6 hari SMRS, air yang keluar jernih, tidak berbau busuk dan tidak bercampur darah. Selama hamil pasien mengalami keputihan berbau dan gatal, riwayat gigi berlubang.
Analisa Kasus
Analisa Kasus
Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 91x/menit, reguler, RR 20x/menit
Pada pemeriksaan status obstetri didapat janin tunggal hidup intrauterin, DJJ(+).
Pada pemeriksaan inspeksi genitalia didapatkan vagina dan uretra tenang,
Pada pemeriksaan inspekulo, portio licin, ostium tertutup, fluksus tidak ada, flour albus (+), sedangkan pemeriksaan dalam portio kenyal, arah posterior
Analisa Kasus
Pemeriksaan laboratorium menunjukkkan Hb 11,0 gr/dl dengan hematokrit 32 %, leukosit 12.300/uL, Trombosit 421.000/uL.
Pasien ini didiagnosa sebagai G
3
P
2
A
0
hamil 17-18 minggu, janin tunggal hidup intrauterin, air ketuban habis.
Pasien diobservasi tanda –tanda vital dan kontraksi dan akan dilakukan terminasi pervaginam.
Analisa Kasus
Pada tanggal 22 November 2014 pukul 11.00 WIB pasien masuk ke kamar bersalin dan dilakukan pematangan induksi dengan misoprostol
Pada tanggal 25 November 2014 pukul 04.00 WIB lahir spontan abortus intoto dengan jenis kelamin perempuan BBL 100 gram.
VS normal, PF didapatkan TFU setinggi ½ pusat-simfisis, kontraksi uterus baik, genetalia tidak tampak perdarahan aktif dan pemeriksaan USG uterus anteflexi, besar uterus 16/18 minggu, endometrial line normal, sisa jaringan tidak ada.
Analisa Kasus
Lahir spontan abortus intoto dengan jenis kelamin perempuan BBL 100 gram.
KasusPasien ini didiagnosa abortus spontan karena usia kehamilan pasien 17-18 minggu.
TeoriAbortus pengeluaran janin, plasenta dan amnion sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dengan usia kurang dari 20 minggu dan berat janin belum mencapai 500 gram.
Analisa Kasus
KasusPenyebab abortus secara garis besar terbagi menjadi dua berdasarkan faktor maternal dan faktor hasil konsepsi. Dari analisa post partum pada pasien ini tidak didapatkan pilinan tali pusat, kelainan kongenital mayor dan perdarahan retroplasenta.
TeoriAbnormalitas kromosom adalah etiologi yang paling sering abortus. Penyebab yang lain dari aborsi dengan persentasi kecil adalah infeksi, kelainan anatomi, faktor endokrin, immunologi, dan penyakit sistemik pada ibu
Analisa Kasus
KasusPada pasien ini adanya kelainan kromoson pada janinnya yang menjadi penyebab abortus tidak dapat dibuktikan tidak dilakukan pemeriksaan kromosom darah ibu maupun darah tali pusat.
TeoriPenyebab lain bisa berupa kelainan kromosom, dari beberapa penelitian tampak bahwa 50-60% dari abortus dini spontan berhubungan dengan anomali kromosom pada saat konsepsi.
Analisa Kasus
KasusUsia pasien 40 tahun sangat beresiko terjadi abortus,
TeoriKejadian abortus pada usia ibu <20 tahun dan >35 tahun. Risiko ibu terkena aneuploidi adalah 1:80, pada usia diatas 35 tahun karena angka kejadian kelainan kromosom/ trisomi akan meningkat setelah usia 35 tahun.
Analisa Kasus
Pada usia kehamilan <8 minggu, cairan amnion transudatif direabsorbsi secara pasif. Pada usia kehamilan 8 minggu janin mulai melakukan proses menelan.
Suatu keadaan dimana cairan ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc atau indeks cairan pada 4 kuadran dari 5 cm oligohidramnion dapat disebabkan oleh faktor primer dan sekunder.
Faktor primer disebabkan oleh pertumbuhan amnion yang kurang baik. Sementara faktor sekunder disebabkan oleh ketuban pecah dini, kelainan ginjal bawaan, gangguan pertumbuhan janin, kehamilan postterm penurunan fungsi plasenta, dan akibat penyakit yang diderita ibu.
KasusPada pasien ini didapatkan riwayat keputihan yang merupakan salah satu faktor resiko terjadinya ketuban pecah sehingga air ketuban habis terjadi abortus.
TeoriFaktor maternal yang memungkinkan menjadi penyebab abortus adalah infeksi.
Analisa Kasus
TINJAUAN PUSTAKA
Pengakhiran kehamilan dengan pengeluaran janin immature atau nonviable
fetusatau berat badan janin
kurang dari 500 g.
Abortus
EpideminologiInsiden abortus spontan secara umum pernah
disebutkan sebesar 10-15 % dari seluruh
kehamilan, kemungkinan lebih banyak
lagi karena ada banyak kasus
yang tidak dilaporkan
kecuali yang berkomplikasi
80% abortus terjadi pada
usia kehamilan <12 minggu,
banyak disebabkan
oleh kelainan kromosom. Dari 1.000 kejadian
abortus spontan,
setengahnya merupakan
blighted ovum dan 50-60 % dikarenakan abnormalitas kromosom.
Sebagian besar studi kejadian abortus spontan antara 15-20%
dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50%. tingginya angka
chemical pregnancy loss yang tidak bisa
diketahui pada 2-4 minggu setelah
konsepsi. Sebagian besar
kegagalan kehamilan ini dikarenakan
kegagalan gamet
Etiologi
Genetik
Autoimun
Infeksi
Anatomi
Lingkungan
Hematologi
hormonal
Trauma
Perdarahan subdesidua
Kegagalan fungsi plasenta
Terlepasnya sebagian/ seluruh bagian embrio
Kontraksi uterus
abortus
Patofisiologi
Korelasi abortus dg usia kehamilanPada kehamilan < 8 Mg
Hasil konsepsi biasanya
dikeluarkan seluruhnya
, karena villi
koriales belum
menembus desidua secara dalam.
Pada kehamilan 8-14 Mg
Villi koriales
menembus desidua
lebih dalam,
sehingga plasenta
tidak dilepaskan sempurna banyak
perdarahan.
Pada kehamilan > 14 Mg
yang dikeluarkan
setelah ketuban pecah adalah janin,
disusul plasenta,
jika lengkap
perdarahan tidak
banyak.
Klasifikasi abortus
Abortus imminensAbortus insipiens Abortus inkompletAbortus kompletMissed abortion
Abortus habitualisAbortus septikumK. anembrionik (Blighted ovum)
Abortus provokatus medisinalis
Abortus provokatus kriminalis
Abortus spontan Abortus provokatus
Anamnesis
• Perdarahan pervaginam (flek-aktif)
• Dengan atau tanpa nyeri perut
• Perut nyeri dan kaku
• Pengeluaran sebagian produk konsepsi (bersama dengan gumpalan darah)
Pemeriksaan Fisik
• Palpasi abdomen lokasi nyeri
• Periksa dalamnyeri goyang porsio, pembukaan OUI, uterus dan adneksa
• Inspekulo asal perdarahan
Pemeriksaan penunjang
• - HCG• Pemeriksaan
Hb dan Ht• Pemeriksaan
golda dan skrining antibodi
• Pemeriksaan kadar progesteron serum
• USG
Diagnosis
Diagnosis Banding
• KET1• Mola
Hidatidosa
2• Kelaina
n serviks
3
Tatalaksana Umum Nilai keadaan umum ibu (vital sign) Evaluasi tanda-tanda syok (akral dingin, pucat,
takikardi, tekanan sistolik <90 mmHg).– Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok.– Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
Penatalaksanaan
Pertahankan kehamilan. Tidak perlu pengobatan khusus. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan
atau hubungan seksual. Jika perdarahan berhenti: pantau kondisi ibu
selanjutnya pada pemeriksaan antenatal (kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu). Nilai ulang bila perdarahan terjadi lagi.
Jika perdarahan tidak berhenti: nilai kondisi janin dengan USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab lain.
Tatalaksana abortus iminens
kehamilan <16 minggu
• evakuasi isi uterus. Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera:
• Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
• Rencanakan evakuasi segera
kehamilan ≥16 minggu
• Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan evakuasi sisa hasil konsepsi dari dalam uterus.
• Bila perlu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tpm untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi
• Berikan misoprostol
Tatalaksana abortus insipiens
UK <16 mgu dengan
perdarahan berat:
• Evakuasi isi uterus dgn aspirasi vakum manual (AVM). Kuret tajam dapat dilakukan bila AVM tidak tersedia.
• Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
UK<16 mgu dengan
perdarahanringan/sedang
• Keluarkan hasil konsepsi yang tampak muncul dari ostium uteri eksterna dengan jari atau forsep cincin.
• Rekomendasi FIGO: Misoprostol 600μg per oral dosis tunggal atau 400μg sublingual dosis tunggal
UK≥16 minggu
• Berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tpm untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi.
Tatalaksana abortus inkomplit
Tidak diperlukan evakuasi. Lakukan konseling untuk memberikan
dukungan emosional dan menawarkan kontrasepsi pasca keguguran.
Observasi keadaan ibu. Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.
Tatalaksana abortus komplit
UK<12 minggu
• Evakuasi dengan AVM atau sendok kuret
• Rekomendasi FIGO:Misoprostol 800μg pervaginam setiap 3 jam (maksimal x2) atau 600μg sublingual setiap 3 jam (maksimal x2)
UK≥12 minggu namun <16
minggu• Pastikan serviks
terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks sebelum dilakukan dilatasi dan kuretase.
• Evakuasi dengan tang abortus dan sendok kuret
UK 16-22 minggu
• Lakukan pematangan serviks.
• Evakuasi dengan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml NaCl 0,9%/Ringer laktat dengan kecepatan 4o tpm hingga terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
• Bila dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi, evaluasi kembali sebelum merencanakan evakuasi lebih lanjut.
Tatalaksana missed abortion
• Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
• Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
• Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
Kombinasi antibiotika sampai ibu bebas
demam minimal 48 jam
• Infeksi alat genital: demam, nadi cepat, perdarahan, nyeri tekan dan leukositosis
• Panas tinggi, menggigil, TD turun hingga syok
Tanda-tanda abortus septik:
Tatalaksana abortus septic
Lakukan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium.Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl.Anjurkan jenis kontrasepsi yang sesuai untuk pasca keguguran
Tatalaksana pasca evakuasi
Komplikasi• Perdarahan masif• Perforasi uterus• Infeksi dalam
uterus atau sekitarnya
• Syok
Prognosis• Buruk jika:
• kantong kehamilan yang besar dengan dinding tidak beraturan dan tidak adanya kutub janin
• perdarahan retrokorionik yang luas (>25 % ukuran kantung kehamilan)
• DJJ yang perlahan (<85 dpm)
Kesimpulan:Pada kasus ketuban pecah dan air ketuban habis pada masa kehamilan dengan usia kehamilan dibawah 20 minggu harus dilakukan terminasi pervaginam.
Saran: anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang yang adekuat dapat memberikan penatalaksanaan yang tepat sehingga dapat mempengaruhi prognosanya.
1. Wiknjosastro, Hanifa. Prof.dr. DSOG. Ilmu Kebidanan, yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2007 : 302-312
2. Cunningham, Macdonald. William Obstetrics. 21th edition. Appleton and Lange. Stanford Connecticut. 2007:856-877
3. Sastrawinata, Sulaeman, Prof. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung 2008:11-17
4. Safuddin, Abdul bari. Prof. Dr. DSOG. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2004:146-147
5. Mochtar R. Abortus dan kelainan dalam kehamilan. Dalam : Sinopsis Obstetri. Edisi kedua. Editor : Lutan D. EGC, Jakarta, 2007; 209-217
6. Saifuddin AB, dkk. Dalam : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama cetakan kedua. JNPKKR-POG I -Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2002
7. Mansjoer A, dkk. Kelainan Dalam Kehamilan. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2001; 260-265.
8. Hadijanto, Bantuk. 2011. Perdarahan Pada Kehamilan Muda. In: Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka. Hal: 460-74.
Daftar Pustaka
TERIMA KASIH