.SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH...

61
PI/rTf IJ{A I KANDUNGAN NITROGEN DAN FOSFOR PUPUK ORGANIK CAIR DARI SLUDGE INSTALASI GAS BIO DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TULANG AYAM DAN TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANlAN BOGOR 2006

Transcript of .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH...

Page 1: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

..

PI/rTf he~6

IJ{A I KANDUNGAN NITROGEN DAN FOSFOR PUPUK ORGANIK CAIR DARI SLUDGE INSTALASI GAS BIO DENGAN

PENAMBAHAN TEPUNG TULANG A YAM DAN TEPUNG DARAH SAPI

.SKRlPSI

RICHARD L. CAPAH

PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANlAN BOGOR 2006

Page 2: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

RINGKASAN

Richard L. Capah. D01400067. 2006. Kandungan Nitrogen dan Fosfor Pupuk Organik Cair dari Sludge Instalasi Gas Bio dengan Penambahan Tepung Tulang Ayam dan Tepung Darah Sapi. Skripsi. Program Studi Teknologi Produksi Temak, FakuJtas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utrona : Ir. Suhut Simamora, MS Pembimbing Anggota : Ir. Salundik, MSi.

Pengomposan bukan merupakan hal yang barn bagi masyarakat Indonesia, dan sudah banyak metode dalam pengomposan yang telah diterapkan dalam menunjang teknologi pengomposan. Pengomposan clapat didefinisikan sebagai proses biokimiawi oleh mikroorganisme baik secara terpisah atau bersama-sama dalam menguraikan baban organik menjadi bahan semacam humus.

Didorong oleh semakin berkembangnya isu pertaoian berkelanjutan yang rrunah /ingkungan, pencemaran lingkungan, dan penurunan tingkat kesuburan laban akibat pupuk kimiawi, seTta mahalnya harga pupuk buatan, telah meningkatkan kembali minat petani dan masyarakat dalam memanfaatkan pupuk organik sebagai nutrisi tanah dalam sistem budidaya pertaoian. J:Ial ini mempunyai efek positif terhadap penanganan masalah limbah hew~ ataupun tumbuh-tumbuhan yang terbuang dan belum mempunyai nilai ekonomis, yang masih dapat dimanfaatkan dan diolah sebagai pupuk atau untuk pembudidayaan ternak. Limbah tulang dan darah merupakan limbah basil ikutan temak yang dapat dimanfaatkan kembali karena mengandung mineral yang bermanfaat dalam budidaya pertanian.

Penelitian ini telah dilaksanakan dari bUlan April sampai Juli 2006 bertempat di Laboratorium Teknologi Hasil Temak, Departemen llmu Produksi dan Teknologi Petemakan, FakuJtas Petemakan, Institut Pertanian Bogor, di Peternakan Sapi Perah Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, dan di Departemen Tanah, FakuJtas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Parameter yang dirunati pada penelitian ini adalah derajat keasaman (PH) dan kualitas pupuk (nitrogen, fosfor,dan nitra!). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial. Faktol I yaitu tepung tulang ayam dengan taraf2% dan 4%, faktor II yaitu tepung darah sapi dengan taraf 1 % dan 2%. Terdapat empat kombinasi perlakuan dengan empat kali uJangan. Data dianalisa dengan menggnnakan analisis ragam (ANOV A).

Hasil yang diperoleh bahwa faktor tepung tulang ayam nyata (p<O,05) berpengaruh terhadap peningkatan kandungan N-total, sangat nyata (p<O,OI) terbadap peningkatan kandungan P20s, dan tidak nyata terhadap kandungan NDJ-. Faktor tepung darah sapi sangat nyata (p<O,O I) berpengaruh terhadap peniogkatan kandungan N-total, nyata (p<O,05) terhadap peningkatan kandungan P20 S, dan tidak nyata terhadap kandungan NO)-. Interaksi antara faktor tepung tulang ayam dan faktor tepung darah sapi hanya berpengaruh nyata terhadap kandungan P20S. Kesimplilan penelitian secara keseluruhan adalah penambahan tepung darah sapi sebesar 2% dan penambaban tepung tulang ayam sebesar 4% menghasilkan kandungan nitrogen dan fosfor yang lebih baik.

Kata-kata kunci: tepung tulang ayam, tepung darah sapi, effluent Instalasi Gas Bio.

Page 3: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

ABSTRACf

The Contents of Nitrogen and Phosphor in Liquid Organic Fertilizer from Effluents of Bio Gas Digesters with Addition The Chicken Boile Meal

and Cow Blood Meal

Capah, R. L., S. Simamora, and Salundik

Composting is not a new thing in the public and so many methods in composting which implemented to support composting technology. Composting is defined as biochemical process to transform organic material to manure by microorganism integrated or separated. Motivated by expanded of TUmOur continuing farming in safe environment, pollution, and reduction land fertility content consequence of chemical fertilizer, also about the higher of artificial fertilizer price, cause the interest of farmer and society increase to use organic fertilizer as soil nutrition in agriculture development system. This thing have positive effect to handling animal or plants waste problem which is neglected and doesn't have value, which still can useful and process as fertilizer or animal development Bone and blood waste are animal by product which can use again because· contained the mineral which useful in agriculture development This research has been done on April until July 2006 in Livestock Product Technology Laboratory, Department of Production and Animal Science Technology, Faculty of Animal Science, Bogor Agriculture University, Cow Farm Kebon Pedes village, Sub-district Tanah Sareal Bogor and in Department of Soil Science and Field Resources, Bogor Agriculture University. Parameter perceived in this research are acid degree (PH) and fertilizer quality (nitrogen, phosphor, nitrat content), and was design in complete randomized· factorial design (RAL). The first factor is chicken bone meal at level 2% and 4% the second factor is cow blood meal at level I % and 2%. There are four treatment combination with four time replication. The data analyzed with analysis of variance (ANOVA). Obtained result that addition chicken bone meal factor is cleared influential (p<O,OS) to nitrogen content, very cleared influential (p<O,Ol) to phosphor content and not cleared influential to nitrat content which resulted, addition cow blood meal factor is very cleared influential (p<O,OI) to nitrogen content, cleared influential (p<O,OS) to phosphor content, and not cleared influential to nitrat content which resulted. Whole result in this research is addition of 4% chicken bone meal and 2% cow blood meal to produce better nitrogen and phosphor.

Keywords: chicken bone meal, cow blood meal, effluent Bio Gas digester

Page 4: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

KANDUNGAN NITROGEN DAN FOSFOR PUPUK ORGANIK CAIR DARI SLUDGE INSTALASI GAS BIO DENGAN

PENAMBAHAN TEPUNG TULANG A Y AM DAN TEPUNG DARAH SAPI

RICHARD L. CAP AU

D01400067

Skripsi ini merupakan salah sato syarat untok memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

FakuJtas Peternakan Institot Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTI'I'UT PERTANIAN BOGOR 2006

Page 5: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

KANDUNGAN NITROGEN DAN FOSFOR PUPUK ORGANIK CAIR DARI SLUDGE INSTALASI GAS BIO DENGAN

PENAMBAHAN TEPUNG TULANG A Y AM DAN TEPUNG DARAH SAPI

Oleh:

RICHARD L. CAP AH

D01400067

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal13 Desember ~006

Pembimbing Utama

Jr. Sohot Simamora, MS NIP. 130 422 708

Pembimbing Anggota

Page 6: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggaJ 20 Nopember 1980 di kota Medan Provinsi

Sumatera Utara Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, dari orang tua yang

bemama Drs. Hotman Capah dan Dra.. Gustaria Simbolon, AMK.

Pendidikan yang pemah dijaJani yaitu pendidikan di TK Methodist I Medan

pada tahun 1986, laJu ke SO Methodist I Medan pada tahun 1987, kemudian

melanjutkan ke SMP Swasta Kristen lmanuel Medan pada tahun 1993, setelah itu

langsung melanjut ke SMU Swasta Kristen lmanuel Medan pada tahun 1996. Pada

tahun 2000 Penulis diterima sebagai mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB)

Institut Pertanian Bogor melaJui jaJur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(UMPTN) dan terdaftar di Oepartemen Ilmu Produksi dan Teknologi Petemakan,

Fakultas Peternakan., IPB.

Selama masa kuliah, Penulis pernah aktif mengikuti beberapa kegiatan

kemahasiswaan, yaitu Komisi Pelayanan Siswa UKM Persekutuan Mahasiswa

Kristen IPB, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan pernah turut serta

dalam kepanitiaan Jaringan Ketjasama Persekutuan Mahasiswa Kristen se- Jawa-Bali.

Page 7: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

KATAPENGANTAR

Penelitian ini mempunyai latar belakang memanfaatkan limbah organik basil

ikutan temak yaitu limbah tulang ayam dan darnh sapi sebagai bahan tambahan

untuk meningkatkan kandungan N-total dan fosfor sludge instalasi gas bio.

Persiapan penelitian diawali dengan pengambilan sludge instalasi gas bio

sebanyak 6 jerigen yaitu 180 liter yang terletak di Kelurahan Kebon Pedes,

Kecamatan Tanah Sareal, Bogor. Selanjutnya dilakukan penampungan da.rah segar

sapi potong yang bertepatan dengan waktu pemotongan sapi potong di RPH

Dramaga. Kegiatan berikutnya selama kurang lebih satu bulan mengumpulkan

tulang-tulang ayam basil konsumsi- reStoran yang terdapat di daerah Desa Babakan ,

Dramaga, Bogor. Setelah bahan-bahan utama penelitian terkumpul, membeli bahan­

bahan pendukung pengomposan yaitu EMc, gula pasir, dan dedak, yang masirig­

masing dibeli di pasar Anyer dan pasar Dramaga. Kegiatan selanjutnya,

mempersiapkan alat-alat penelitian yaitu ember sebanyak 16 buah. plastik, tali,

sarong tangan, dan masker yang diperoleh dari pasar Anyer, serta alat-alat yang

disediakan Lab. THT yaitu tirobangan merle AND, gelas ukw-, corong, pH meter, dan

sebagainya. Setelah bahan-bahan dan alat-alat penelitian terkumpul, dilakukan proses

pengolahan pada tulang-tulang ayam dan darah sapi segar yaitu dengan

mengubahnya menjadi tepung. Setelah persiapan bahan-bahan dan alat-alat

penelitian maka selanjutnya penelitian dapat-dilakukan.

Penelitian ini diharapkan dapat membuka pemikiran dalam pengembangan

teknologi pengomposan yang memanfaatkan kembali limbah keluaran instalasi gas

bio, dan limbah basil ikutan temak seperti tulang ayam dan darah sapi.

Bogor, 13 Desember 2006

Penulis

Page 8: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

DAFfARISI

Halamat

RINGKASAN 11

ABSTRACT .................................................................................................... '" iii

RlWAYATHIDUP ............................................................................................ Vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFf AR lSI ............................................................................. VIII

DAFTAR TABEL ....................................................................... x

DAFf AR GAMBAR ......................................................................................... Xl

DAFf AR LAMPIRAN ................................................................. Xli

PENDAHULUAN ..................................................................... .

Latar Belakang ................................................................ I Permasalahan .... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 Tujuan ........................................................................... 2 Manfaat ......................................................................... 2

TINJAUAN PUST AKA ............................................................... 3

Pupuk Organik ................................................................. 3 Lumpur Keluaran (Sludge) Instahisi Gas Bio ... ........ .... ...... ... ..... 8

Gas Bio ............................................................... 8 Lumpur Keluaran Instalasi Gas Bio .............................. 9

Pupuk Organik Carr .............. :.......................... ................ ... II Unsur Nitrogen ......... ................ .......... ............ ....... ................. 12 Unsur Fosfor ......................................................... 14 Bahan Tambahan dari Hasil Ikutan Temak ............................ 15

Effective Microorganism 4 (E~) .......................................... 16

METODE PENELITIAN ......................................................... ...... 17

Lokasi dan Waktu .............................................................. 17 Materi ................................................................ ............ 17 Rancangan Penelitian ......................................................... 17 Prosedur Penelitian ......................................................... ... 18

Persiapan Materi Sludge, Tepung Tulang Ayam, dan Tepung Darah Sapi ....... ........ ...... .............. ............. ............. ............. .... 18 Tahap Pelaksanaan Penelitian ..................... ........................... 19

Peubah yang Diamati ........................................................ :. 20 Derajat Keasaman (PH) ...................................... ....... 20 Kualitas Pupuk Organik Carr (N-total, P20 S, dan N~") ...... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 22

Keadaan Umum Penelitian ................................................... 22

Page 9: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Suhu Pengomposan Sludge ........................... ................ 23 Derajat keasaman (PH) ............................................. 24

KuaJitas Pupuk Organik Cair ............................................. ... 26 Kandungan N-total ................................................. 26 Kandungan P20 S ................................................. .... 28 Kandungan N03' ...... ....... .. ... ....... .. ...... ... ...... ...... .... 30 Produksi Pupuk Organik Cair ................ ................................ 32 Endapan Pupuk Organik Cair ................................................. 33 Wama dan Bau ....................................................................... 34

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 35

KesimpuJan ........................................................................................... 35 Saran ..................................................................................................... 35

UeAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. 36

DAITAR PUSTAKA ........................................................................................ 37

LAMPIRAN ....................................................................................................... 41

IX

Page 10: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

DAFfAR TABEL

Nomor Halaman

1. Komposisi Unsur Hara Feses dari Beberapa Jerus Ternak ........ 5

2. Standar Kualitas Pupuk Organik Menurut Bank Dunia, lnternasional, PT. Pusri, dan Pasar .... ..... .... ... ..... ......... .... 6

3. Spesifikasi Mutu Pupuk Organik Padat dan Cair ....................... 7

4. Standar Kualitas Kompos ........................................................... 8

5. Kandungan Mineral EjJluenJ dar! Enam Instalasi Gas Bio di Delta Mekong Vietnam .................................... .......................... 9

6. Kualitas Lumpur (Sludge) lnstaIasi Gas Bio dari InjluenJ Jerami Padi dan Feses Sapi Setelab 35 Hari Fermentasi ... ... ... 10

7. Kandungan Zat Nutrisi dalam Tepung Darab ............................ 15

8. Komposisi Kimia Mineral Tepung Tulang ................................ 15

9. Karakteristik Mutu Kandungan Tepung Tulang Mutu I dan II .. 16

10. Karakteristik Peternakan Sapi Perab .......................................... 22

II. Kandungan N-Total dengan Pemberian Berbagai TarafTepung Tulang Ayam dan Tepung Darab Sapi pada Sludge Instalasi Gas Bio ......................................................................... 26

12. Kandungan P20 S dengan Pemberian Beibagai TarafTepung Tulang Ayam dan Tepung Darab Sapi pada Sludge .Instalasi Gas Bio ................................................................. :...................... 29

13. Kandungan N03· dengan Pemberian Berbagai TarafTepung Tulang Ayam dan Tepung Darab Sapi pada Sludge Instalasi Gas Bio ...................................................................... 31

Page 11: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Nomor

l.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

DAFTARGAMBAR

Skema Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Lumpur Keluaran lnstalasi Gas Bio ..................................................................... .

Rataan Suhu Pengomposan pada Selang Pengamatan Tujuh Hari ......................................................................................... .

Rataan pH Pengomposan pada Selang Pengamatan Tujuh Hari .......................................................................................... .

Rataan kandungan N-Total ..................................................... .

Rataan Kandungan P20 S ..•................•....•••..•••••.•.•..•••...••••...

Rataan Kandungan NO) - ........................................................ .

Grafik Rataan Persentase Produksi Pupuk Organik Cair ....... .

Grafik Rataan Persentase Endapan Pupuk Organik Cair '" .... .

Halaman

19

23

24

27

30

32

33

34

Page 12: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Nomor

I.

2.

3.

4.

5.

6.

DAFfAR LAMPIRAN

Oerajat Keasaman, Suhu, dan Wama Sludge ............. ....... .

Oerajat Keasaman, Suhu, dan Wama Pengomposan Pupuk Organik Cair Hari Ke- 0 ............................................. .

Oerajat Keasaman, Suhu, dan Wama Pengomposan Pupuk Organik Cair Hari Ke- 7 ............................................. .

Oerajat Keasaman, Suhu, dan Wama Pengomposan Pupuk Organik Cair Hari Ke- 14 ........................................... .

Oaftar Sidik Ragam Pengomposan Pup uk Organik Caif dari Sludge lnstalasi Gas Bio .............. : .............................. .

Tabel Kandungan N-TotaJ, P20 S, dan NO)- dengan Pemberian Berbagai TarafTepung Tulang Ayam dan Tepung Darah Sapi pada Sludge lnstaJasi Gas Bio .............................................. .

HaJaman

41

42

43

44

45

47

Page 13: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pergeseran dari sistem betemak ekstensif menjadi sistem betemak intensif

berdampak pada permasaJahan limbah yang semakin kompleks baik limbah padat,

cair, maupun gas yang menimbuJkan pencemaran tanah, air, dan udara Limbah

petemakan adaJah semua buangan dari usaha petemakan yang bersifat padat, cair,

maupun gas. Bennacam-macam limbah yang berasaJ dari beragam makhluk bidup,

seperti manusia, hewan, dan tumbuhan yang terbuang dan belum mempunyai nilai

ekonomis, yang masih dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.

Pengelolaan limbah yang selama ini umum diJakukan adaJah penumpukan,.

penggilingan, pencacahan, pembakaran, dan pengomposan. Limbah yang diolah

dengan baik dapat membantu mempercepat upaya rehabilitasi laban kritis dan dapat

meningkatkan produksi pertanian. Limbah temak dapat digunakan sebagai sumber

pupuk, penambah unsur barn tanah, dan dapat didaur uJang untuk pakan ternak.

Limbah industri petemakan mengandung bahan organik yang tinggi. Penggunaan

pupuk kandang berperan untuk meningkatkan produksi pertanian melalui perbai.kan

strukur tanab dan penyediaan unsur hara, yang walaupun respon penyerapan zat

haranya lebih lama dibandingkan dengan pupuk buatan, tetapi jangka waktu

manfaatnya bagi tanaman lebih lama

Hardjowigeno (1989) menyatakan disamping kandungan unsur barn pupuk

organik tidak terlalu tinggi, pupuk organik memiliki keistimewaan yaitu dapat

memperbaiki sifat-sifat fisik tanah seperti penneabilitas tanah, porn.sitas tanah, daya

menahan air dan kation-kation tanah. Berdasarkan bentuknya pupuk organik

dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cairo Banyak

penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan kandungan unsur hara, baik

pada pupuk organik padat yaitu melalui ekskresi metabolisme cacing tanah, ataupun

pada pupuk organik cair yaitu melalui penambahan kandungan nitrogen dengan

penggunaan urine ternak. Pupuk organik cair yang merupakan keluaran (effluent)

dari instalasi gas bio (penghasil bahan bakar altematif) baik digunakan sebagai

pupuk untuk tanaman darat ataupun tanaman air.

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pupuk organik cair

melalui penambahan tepung darah sapi dan tepung tuJang ayam. Seperti yang

Page 14: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

diketahui bahwa darah merupakan salah satu limbah rumah pemotongan hewan

(RPH) yang belurn banyak dimanfaatkan sehubungan dengan adanya pembatas

religius sehingga menjadi sumber pencemar lingkungan yang berdampak pada

kesehatan. Limbah darah dalam bentuk tepung mengandung protein yang tinggi yaitu

sekitar 80-85%, yang juga terdapat kandungan lemak, kalsiurn, fosfor, magnesium,

chlorida, sodium, potassium, dan zat besi (Divakaran, 1982). Selain tepung darah,

tepung tulang juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan

kualitas pupuk organik cair, karena mengandung unsur Ca dan P. Dilihat dari

kandungannya maka limbah darah dan limbah tulang ini sangat baik digunakan untuk

menambah kandungan unsur hara untuk meningkatkan mutu pupuk organik cair

sebagai bahan yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.

Pennasalahao

Berdasarkan penelitiao bahwa keluaran dari sumur pencernaan instalasi gas

bio dapat digunakao sebagai pupuk organik yang siap pakai, tetapi kanduogao uosur

haranya masih relatifrendah. yaitu:::467 mgll nitrogen dan SI64 mgll fosfor (Suzuki

et aI., 2001). Darah dan tulaog yang.merupakan basil ikutao ternak belum maksimal

pemanfaatannya dan masih sering dibuang sebagai lim bah karena dianggap

pencemar dan tidak memiliki nilai ekonomis. Dengan kandungao uosur barn protein

79,9'lAl uotuk tepuog darah dan fosfor 14,53% uotuk tepuog tulang, diharapkan dapat

meniogkatkao UOSUf-uosur yang terkanduog didalam sludge (lumpur keluarao

iostalasi gas bio). OIeh karena itu diaoggap perJu upaya dalam meniogkatkan

kanduogao uosur barn sludge den gao mengguoakan Iimbah basil ikutao ternak uotuk

menambah nilai gunaoya sebagai pupuk organik cairo

Tujuan

Penelitiao ioi bertujuao meniogkatkan kanduogan N-total, P20 S, dan N~'

dari lumpur keluarao iostalasi gas bio dengan penambahan tepuog tulaog ayam dan

tepuog darah sapi.

Manfaat

Penelitiao ioi bermanfaat sebagai ioformasi uotuk meniogkatkan mutu sludge

iostalasi gas bio melalui penambahan Iimbah organik tulang ayam dan darah sapi.

2

Page 15: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

TINJAUAN PUST AKA

Pupuk Organik

Menurut Hardjowigeno (1989), bahwa dalam pengertian sehari-hari pupuk

adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Menurut

Murbandono (2002), bahwa pupuk adalah bahan-bahan yang diberikan pada tanah

agar dapat menarnbah unsur-unsur atau zat makanan yang diperlukan tanah baik

secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum, pupuk organik adalah pupuk

yang terbuat dari bahan-bahan organik yang didegradasikan secara organik. Bahan

baku organik dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti sisa-sisa tanaman,

hewan, dan manusia Bahan organik merupakan salah satu bahan jJenyusun tanah

mineral, dimana menurut Tisdale el al. (1985) dan Soepardi (1983), bahwa bahan

organik sangat besar peranannya dalam memperbaiki kesuburan tanah walaupun

persentasenya hanya sebesar 5% dari total volume tanah.

Peranan bahan organik dalam memperbaiki kesuburan tanah, yaitu melalui

penambahan unsur-unsur hara N, P, dan K yang secara lambat tersedia, dan

meningkatkan kapasitas tukar kation tanah sebingga kation-kation hara yang penting

tidak mudah mengalami pencucian dan tersedia bagi tanaman, mengurangi fiksasi

fosfor oleh oksida-oksida aluminium dan besi sehingga lebih tersedia bagi tanaman,

memperbaiki agregat tanah sebingga terbentuk struktur tanah yang lebih baik untuk

respirasi dan pertumbuhan akar, meningkatkan kemampuan mengikat air sebingga

ketersediaan air bagi tanaman lebih terjamin, dan meningkatkan aktivitas mikroba

tanah (Hardjowigeno, 1989).

Senyawa organik dapat berpengaruh langsung terbadap tanaman, seperti

beberapa senyawa nitrogen organik yang ~am hal ini beberapa asam amino (alanin

dan glisin) dapat diserap tanaman dengan segera Bahan organik juga mengandung

sejumlah zat tumbuhdan vitamin yang hanya pada waktu tertentu dapat merangsang

perturnbuhan tanaman dan jasad mikro. Sebaliknya beberapa senyawa merupakan

bahan berbahaya bagi tanaman, misalnya asam dihidroksitearal aruiIah racun bagi

tanaman (Soepardi, 1983).

Kemampuan· tanah mengikat air dan air tersedia akan meningkat melalui

penggunaan bahan organik (Tisdale et aJ., 1985). Soepardi (1983) menambahkan

bahwa sejumlah air yang dapat dipertahankan oleh tanah adalah tetap dan tergantimg

Page 16: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

dari kadar bahan organiknya, tekstur, dan karlar liat tanah. Air yang dapat diserap

tanaman tergantung dari jumlah air yang tersedia dalam tanah. OIeh karena itu,

pertumbuhan tanaman dikendalikan oleh banyaknya air yang dapat diserap oleh

tanaman dari tanah.

Berdasarkan dari bahan bakunya pupuk dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk

organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan­

bahan organik seperti daun-daun, batang, ranting yang lapuk, ataupun dari kotoran

temale (lndriani, 2002). Menurut Sutejo (1995), bahwa pupuk organik adalah pupuk

basil perubahan atau peruraian bagian-bagian atau sisa-sisa (serasab) tanaman dan

binatang, misalnya pupuk hijau, pupuk kompos, guano, dan sebagainya, sedangkan

pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan kimia seperti Urea,

ZA, TSP (Triple Superphosphate), SP-36, dan KCI.

Pupuk organik mempunyai fungsi yang penting, yaitu menggemburkan

lapisan tanab permukaan (top soil), meningkatkan populasi jasad renik,

mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang keseluruhannya dapat

meningkatkan kesuburan tanab (Sutejo, 1995). Menurut Lingga dan Marsono (2001),

ada beberapa kelebihan dari pupuk organik, yaitu memperbaiki struktur tanah,

menaikkan daya serap tanab terhadap air, menaikkan kondisi kebidupan didalam

tanah, dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Menurut Sutejo (1995), pupuk

organik yang bail< dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu (1) N harus berada dalam

bentuk persenyawaan organik, (2) tidak meninggalkan sisa asam organik didalam

tanah, dan (3) mempunyai persenyawaan C yang tinggi. Menurut Soepardi (1983)

babwa pupuk kandang merupakan salah satu bahan organik yang dapat memperbaiki

sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Pupuk kandang merupakan sumber unsur hara makro dan mikro bagi

tanaman. Menurut Sutejo (1995), bahwa pupuk kandang dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu pupuk kandang segar berupa kotoran hewan yang barn dikeluarkan

sehingga belum mengalami pembusukan., dan pupuk kandang busuk merupakan

kotoran hewan yang telah mengalami pengomposan. Kotoran sapi dapat

menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman seperti N, P, K dan beberapa

unsur hara mikro berupa Fe dan Zn. Kotoran sapi mempunyai nilai hara yang tinggi

terutama N, P, dan kadar air. Peningkatan pH akibat pemberian' kotoran sapi

4

Page 17: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

disebabkan oleh pembebasan kation-kation pada saat pembusukan atau pelapukan

(Sutejo, 1995).

Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang yang penting bagi tanaman

yaitu N, P dan K. Rataan kandungan unsur bam didalam pupuk kandang adalah 0,3-

0,6% N, 0,1-0,3% P20 S, dan 0,3-0,5% K20 (Jacob dan Uexkull, 1960). Tisdale et af.

(1985), juga menyatakan bahwa pupuk kandang biasanya terdiri dari campuran 0,5%

N, 0,25% P20S, dan 0,5% K20. Menurut Sutedjo (1995), bahwa kadar rata-rata unsur

hara pada ternak di Indonesia cukup rendah, yaitu tidak lebih dari 0,35% N, 0,1% P,

dan 0,3% K.

Menurut Polprasert (1980) bahwa bahan organik yang dapat dijadikan

masukan pada instalasi gas bio, yaitu kotoran manusia, limbah peternakan, dan

limbah tanaman, yang semuanya kaya akan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri

anaerob, dimana komposisi unsur bam feses dari beberapa jenis ternak dapat dilihat

pada Tabel I.

Tabel I. Komposisi Unsur Hara Feses dari Beberapa Jenis Ternak

Mineral Unit Babi Sapi Potong Sapi Perah

Nitrogen (N) %TS 5,6 7,8 4

Phosphor (P) %TS 2,5 1,2 1,1

Kalium (K) %TS 1,4 1,8 1,7

Kalsium (Ca) glkgTS 2,4-3,6 6-35 13-25

Magnesium (Mg) glkgTS 0,3-14 10-13 2,5-9,1

Natrium (Na) glkgTS 6,3-20 1-19 3,1-13

Besi (Fe) glkgTS 0,6-1,8 0,7-1,3 0,4-1,3

Seng (Zn) glkgTS 0,4-1,8 0,1-0,3 0,1-0,2

Mangan (Mn) glkgTS 0,2-0,4 0,1-0,2 0-0,1

Tembaga (Cu) glkgTS 1,4 0-0,1 0-0,1

Boron (8) glkgTS 0,1-0,3 0-0,1 0-0,1

Sumber: Taiganides (\978) Keterangan: TS = Total Solid (Total Berat Kering)

Standar kualitas pupuk organik menurut Bank Dunia, Internasional, PT. Pusri

(Pupuk Sriwijaya), dan permintaan pasar yang di.rekomendasikan Kementerian

Lingkungan Hidup Republik Indonesia, diperlihatkan pada Tabel 2.

5

Page 18: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Tabel 2. Standar Kualitas Pupuk Organik Menurut Bank Dunia, Intemasional, PT. Pusri, dan Pasar

Standar Kualitas

Parameter Kualitas Satuan Bank Inter PT Dunia nasional Pusri

Pasar

Kualitas Fisik

a. Kadar Air % berat kering S45 $25 s20

b. Kadar Humus dimensionless <40

c.pH dimensionless ± 7,5 ±7,5

d. Bau dimensionless Bau tanah Bau tanah

Kadar Unsur Hara

a N (Nitrogen) % berat kering ~ 2,12 ~ 2,30

b. P20S (Fosfor) % berat kering ~6,00 ~ 1,30 ~ 1,60

c. K20 (Kalium) % bera! kering ~2,00 ~2,40

d. Mg (Magnesium) % bera! kering ~ 3,19 ~ 3,25

e. S (Belerang) % berat kering ~ 0,01 ~0,02

f. Mo (Molybdenum) % bera! kering ~ 0,05 ~ 0,10

g. B (Boron) % hera! kering ~0,09 ~O,1O

h. Ca (Kalsium) % bera! kering ~ 0,97 ~ 1,00

i. CIN Ratio dimensionless S20 $20 SIS

Kadar Logam Berat

a As (Arsenic) mglkg bera! kering <10 <10

b. Cd (Cadmium) mglkg berat kering <3 <3

c. Cr (Chromium) mglkg bera! kering <45 <45 <45

d. Cu (Tembaga) mglkg hera! kering < 150 < 150 < 150

e. Hg (Mercury) mglkg berat kering <1 <1

f. Ni (Nikel) mglkg bera! kering <50 <50

g. Pb (Timbal) mglkg hera! kering < 150 < 150 < 150

h. Zn (Seng) mglkg herat kering <400 <400 <400

Kualitas Biologis

a Coliform MPN/g < 1.000

b. Salmonella sp. MPN/g <3

Sumber: Kementerian LingIruogan Hidup RepubLik lndonesia. Jakarta.

6

Page 19: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Pengaruh pemberian pupuk kandang, antara lain memudahkan penyerapan

air, memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air, mengurangi erosi tanah,

memberikan lingkungan tumbuh yang baik untuk perkecambahan biji dan akar, dan

merupakan unsur hara tanaman (Setiawan, 1999). Suplemen bahan organik yang

diberikan pada tanaman dapat mengurangi kebutuhan akan pupuk anorganik, hal ini

karena bahan organik yang tinggi dapat meningkatkan pH tanah, P-tersedia,

kandungan air tanah, dan permeabilitas tanah, sehingga memudahkan tanaman

menyerap unsur hara yang diperlukan (Raihan, 2002), yang juga menyatakan bahwa

suplemen bahan organik (eceng gondok dan kangkung) sebesar 2,4 ton/ha terhadap

25% pup uk NPK anorganik dan pemupukan bahan organik 3,2 tonlha dapat

meningkatkan kaitdungan air dan permeabilitas tanah dibandingkan dengan total

pemupukan anorganik, demikian juga terhadap C-organik, N-total, P-tersedia, K­

dapat diserap, dan pH tanah. Syarat mutu pupuk organik padat dan cair yang

direkomendasikan oleh Direktorat Jendral Bina Sarana Pertanian, Departemen

Pertanian R 1., diperlihatkan pada Tabel 3.

Tabel3. Spesifikasi Mutu Pupuk Organik Padat dan Cair

Kandungan Pupuk Organik No Parameter Satuan

Padat Cair

C-Organik % Min IS ~4.5

2 CIN ratio 12 - 25

3 Bahan ikutan % Maks2 (kerikil, beling plastik)

4 Kadar air % 20 ~x ~35

5 Pb ppm ~ 100 ~ 100 Cd

} kadar logam berat ppm ~20 ~20

Hg ppm ~2 ~2 As ppm ~20 ~20

6 pH ~4-~8 ~4-~8

7 Kadar total (N + P20 S + K2O) % Dicantumkan Dicantumkan

8 Mikroba patogen ceWml Dicantumkan Dicantumkan (E. Coli, Salmonella)

9 Unsur mikro (Zo, Cu, Mn, Co, Fe) ppm Dicantumkan

Sumber: Soekinnan (2005). Direktorat JendraJ BiDa Sarana Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

7

Page 20: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Assosiasi Bark Kompos Jepang (Harada el 01., 1993) dan CV. Lembah Hijau

Multifarm (1999) mengeluarkan standar kualitas kompos dengan kandungan unsur

hara seperti disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Standar Kualitas Kompos

Unsur Hara Harada elol. (1993) CV. Lembah Hijau Multifarm (1999)

Bahan Organik (BO) >70% >80%

N-total > 1,2% > 1,5%

CIN rasio <35 Maks.20

P20S >0,5% > 1,6%

K20 >0,3% > 1,8%

pH 5,5 - 7,5 > 6,5 -7,5

KTK > 70 meqll OOg

Kelembaban 60%

Cao >2,8%

MgO >0,5%

Hasil penelitian Santosa (2000) menunjukkan bahwa pupuk kandang yang

memberikan pertumbuhan terbaik pada tanaman lidah buaya adalah pupuk kandang

kambing daripada pupuk kandang sapi dan pupuk kandang babi, narnun

kelemahannya pada pupuk kandang karnbing apabila digunakan secara terus­

menerus tanpa ukuran akan mengakibatkan kelebihan unsur N dalam tanah yang

akan terakumulasi dan menyebabkan pencemaran tanah serta air.

Lumpur Keluaran (Sludge) lnstalasi Gas Bio

Gas Bio

Menurut Sahidu (1983), bahwa pemanfaatan kotoran temak (sapi, kerbau,

domba, karnbing, kuda, babi, dan itik) sebagai penghasil gas bio bukan saja

menarnbah suplai energi alternatif tetapi juga menghasilkan keluaran (effluent) yang

sangat baik untuk dijadikan pupuk organik. Menurut Fauziah (1998), bahwa

kelebihan fennentasi anaerob dibandingkan fennentasi aerob, kotoran temak atau

bahan buangan yaitu amonia yang terbentuk mudah menguap (± 84,1%). Price dan

Cheremisinoff (1981), menyatakan bahwa komponen gas bio yang dihasilkan terdiri

8

Page 21: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

dari metan (50-70%), karbondioksida (45-25%), hidrogen, nitrogen, dan hidrogen

sulfida dalam jumlah yang sedikit. Proses pelapukan bahan organik secara anaerob

dilakukan oleh mikroorganisme dalam proses fermentasi (polprasert, 1980), yang

terlihat pada reaksi di bawah ini.

Domin2n Scdikit

{ . '{ '\ BO + H20 -----... C~ + C02 + H2 + NH3 + H2S + Sludge (padat dan cair)

onaerob

Menurut Polprasert (1980), bahwa komposisi gas bio terdiri dari metan (55-

65%) dan karbondioksida (45-35%), merupakan komponen gas yang dominan serta

nitrogen (0-3%), hidrogen (0-1 %), hidrogen suJfida (0-1 %), dan unsur NPK, serta

minerallainnya terakumulasi dalam sludge.

Lumpur Keluarao Instalasi Gas Bio

Vesilind el al. (1990), menyatakan bahwa lumpur keluaran (sludge) yang

berasal dari instalasi gas bio sangat bail< untuk. dijadikan sebagai pupuk karena

mengandung berbagai macam mineral yang dibutuhkan oleh tanaman, antara lain: P,

Mg, Ca, K, Cu, dan Zn., sebagaimana juga diutarakan oleh Suzuki el aJ. (2001)

(fabeI5).

Tabel 5. Kaodungan Mineral EjJluenl dari Enam lnstalasi Gas Bio di Delta Mekong Vietnam

lnstalasi Gas Bio Ke-Mineral

2 3 4 5 6

(mgll)

Total P 119 114 33 93 164 69

NHt-N 467 271 37 348 ·324 462

Mg 73 94 63 60 103 177

Ca 72 57 56 62 78. 147

K 271 166 64 215 401 540

Co <2,5 <2,5 <2,5 <2,5 <2,5 <2,5

Zn <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 <1,0

pH 6,9 7,0 6,9 7,2 . 6,8 6,9

Sumber. Suzuki e/ 01. (2001)

9

Page 22: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Hasil penelitian Pujiharti (2000), produksi gas bio dan kualitas lumpur

(sludge) dari jerami pad.i dan feses sapi menunjukkan bahwa makin banyak feses sapi

yang digunakan sebagai bahan isian (influent), maka semakin tinggi kadar N, P, Ca,

Mg, Cu, dan Zn, yang tertinggal di daIam lumpur (sludge) namun kadar K dan Mn

semakin rendah, juga semakin meningkat proporsi pemanfaatan feses sapi sebagai

influenl maka unsur nitrogen yang terakumulasi daIam sludge cenderung semakin

meningkat (N=1,290/o), seperti yang terlihat pada Tabel 6.

Tabel6. Kualitas Lumpur (Sludge) lnstalasi Gas Bio dari Injluenl1erami Padi dan Feses Sapi Setelah 35 Hari Fermentasi

Nilai

Mineral Awal 10 11 12 13 14 15

1erami F. Sapi Setelah Fennentasi Anaerob 35 Hari

C(%) 38,75 46,01 40,87 42,32 43,65 42,61 44,93 42,23

N(%) 1,19 1,86 0,85 0,94 1,10 1,02 1,19 1,29

CIN 32,56 24,74 48,1 45,02 39,8 41,77 37,76 32,74

P(%) 0,19 0,81 0,10 0,36 0,42 0,44 0,59 0,65

K(%) 1,43 0,90 1,30 1,07 0,97 0,93 0,94 0,88

Ca(%) 1,24 1,17 0,38 0,49 0,52 0,56 0,77 0,76

Mg(%) 0,13 0,55 0,26 0,35 0,60 0,52 0,76 0,98

Fe (ppm) 1388,7 1319,7 Il65 1470 1255 II 85 II 12 1684

Mn(ppm) 719,9 353,7 594,8 509,8 504,5 472 484,3 479,5

Cu(ppm) 3,25 24,33 7,51 9,36 13,27 14,15 17,61 20,82

Zn(ppm) 49,48 183,3 40,29 56,54 72,12 86,33 73,55 123,4

Sumber. Pujiharti (2000) Keterangan: JO (IOO"A.jerami), JI (9O"~jerami + 10% feses sapi), 12 (80%jerami + 20% feses sapi),

13 (7~~ jerami + 30% feses sapi), J4 (60% jerami + 40% feses sapi), J5 (50% jerami + 50% feses sapi)

Menurut Fair ef of. (1967), bahwa sludge adalah endapan padat yang secara

a1ami berada didalam air dan air limbah, atau benda yang bukan endapan padat tetapi

secara pengentalan kimia dan jlokulasi biologi dapat mengenclap dan dialirkan dari

tangki pembuangan limbah, sementara menurut Sugiharto (I987), bahwa lumpur

(sludge) yang dihasilkan dari pengoJahan limbah call periu dilakukan pengolahan

10

Page 23: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

secara khusus agar lumpur tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan

kehidupan manusia. Menurut Suzuki et al. (2001), bahwa keluaran (effluent) dari

instalasi gas bio yang berasal dari kotoran babi mengandung konsentrasi P04-P,

NH.t-N, Mg, dan Ca yang tinggi serta berada dalam bentuk yang mudah larut, dan

tingginya konsentrasi NJ-4-N berasal dari campuran urine dan bahan organik

masukan serta hasil proses fennentasi anaerob dalam insta!asi gas bio. Menurut

Polprasert (1980), bahwa didalam sludge gas bio terdapat 50% nitrogen (N) berada

dalam bentuk amonia, dan unsur hara fosfor serta kalium tidak mengalami perubahan

selama dalam digester.

Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair dapat diproduksi dari liinbah industri peternakan yaitu

melalm pengomposan dan aerasi (Haga, 1999). Menurut Sosrosoedirdjo et aI. (1981)

bahwa pemberian pupuk cair dilakukan dengan menyiramkannya kepada tanah dan

ada baiknya segera dicampurkan dengan tanah setelah disiramkan. Buckman dan

Brady (1982), menyatakan bahwa terdapat tiga metode pokok dalam pemberian

pupuk cair, yaitu pemberian langsung pada tanah, pemberian dalam air irigasi, dan

penyemprotan tanaman dengan pupuk larutan yang tepa!.

Pemanfaatan limbah cair industri tapioka sebagai pupuk organik didapat pH

pupuk yang bersifat netral, C/N rasio rendah, dan kandungan NPK-tota!, yang sesuai

dengan kebutuban tanaman pertanian bayam, kangkung, dan sawi (Zaitun, 1999).

Nengsih (2002), menyatakan bahwa kandungan pupuk organik cair dari fermentasi

isi rumen sapi memiliki kandungan unsur hara P dan K -tersedia lebih tinggi daripada

pupuk organik padat, dimana kandungan nitrogen pupuk organik cair sebesar (N­

total) 3,07%, C organik 48,92%, C/N rasio 16,12, K-tersedia 2,27%, P-tersedia

2,29%, KTK 28,57 meqJI 00 g dan kandungan nitrat (NO)') 129,32 ppm.

Pengomposan dapat berlangsung secara aerob dan anaerob. Pengomposan --secara aerob yaitu bahan organik akan menghasiIkan C~, H20, humus dan energi,

sedangkan pengomposan secara anaerob menghasilkan metan, C~, dan senyawa

antara seperti asam-asam organik yang mempunyai berat molekul rendah (aSam

asetat, asam propionat, asam butirat, dan asam laktat) (Sutanto, 2006).

Penambahan kompos sludge pabrik kertas berpengaruh pada peningkatan N­

tersedia tanah (Suntoro, 2001), dan sewage sludge yang telah dikomposkan dapat

II

Page 24: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

memperbaiki sifat fisik tanah dan meningkatkan daya ileat air pada tanah berpasir

(parr, 1981). Reaksi menurut Gaur (1983) dapat digambarkan sebagai berikut:

Bahan Organik _...;;1I..c:.1iboba=;:..: .... =ob_ .. ~ C~ + H20 + Humus + Hara + Energi

Unsur Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial yang sangat dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman. Menurut Manan (2006), bahwa di alam nitrogen ditemukan di

atmosfer bumi (78% volum) sebagai gas diatom dengan rumus molekul N2, tidak

berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak dapat terbakar, sangat sedikit larut dalam

air, dan bersifat tidak reaktif kecuali pada suhu tinggi. Dalarn keadaan cair, nitrogen

tidak berwarna, dan tidak berbau, dan penampakannya roirip air. Nitrogen diperoleh

untuk komersial melaltii distilasi bertingkat udara cairo Kegunaan unsur nitrogen (N2)

untuk pembuatan amoniak (proses Haber), sebagai zat pendingin (pembeku

makanan), dalam wujud cair sebagai insulator, untuk industri minyak, industri

makanan, industri obat-obatan, dan lain-lain.

Unsur N merupakan salah satu unsur penyusuo protein sebagai pembentuk

jaringan dalam makhIuk bidup, dan di dalam tanah unsur N sangat menentukan

pertumbuhan tanaman. Perilaku nitrogen dalam tanah sulit untuk diperkirakan sebab

transformasi N di dalam tanah sangat kompleks. Lebih dari 98% N di dalam tanah

tidak tersedia untuk diiunbil tanaman pada saat tertento karena terakumulasi dalam

bahan organik atau teIjerat dalam mineral liat Nitrogen dalam bentuk bahan organik

dapat mengalami transformasi menjadi pupuk tersedia bagi tanaman (Sutanto, 2006).

Perilaku N dalam tanah mempunyai beberapa implikasi yang penting untuk

manajemen N yang efisien (Evanylo, 1998). Jumlah nitrogen dalam tanah sedikit

sedangkan yang diangkut oleh tanaman tiap tahunnya sangat banyak. Pada saat

tertentu nitrogen sangat larot dan pada saat yang lain mudah bilang dalam penguapan

atau sarna sekali tidak tersedia bagi tanaman (Soepardi, 1983). Suplai unsur N

melalui pemupukan lebih diutamakan untuk tanaman karena N merupakan unsur

yang paling banyak bilang dari laban pertanian melalui pemanenan (Gob dan

Haynes, 1986). Tanaman yang mengalami kekurangan N akan tetap kecil dan secara

cepat berubah menjadi kuning, karena N yang tersedia tidak cukup untuk membentuk

protein dan klorofil, oleb karena ito akibat kekurangan klorofil akan menyebabkan

12

Page 25: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

kemampuan tanaman menjadi berkurang dan produksi karbohidra~ya berkurang

(Jacob dan UexkulJ, 1960). Nitrogen merupakan unsur yang esensial bagi tanaman

dan dibutuhkan dalam jumlah reIatif besar. Unsur ini berpengaruh dalam sintesis

asam amino, protein, asam nukleat, dan koenzim. Protein mempunyai fungsi penting

dalam pertumbuhan seI vegetatif tanaman sebagai katalisator dan pengatur

metaboIisme (Grunes dan Allaway, 1985). Protein merupakan bagian dari

protoplasma sehingga adanya unsur N akan mendorong pertumbuhan tanaman diatas

permukaan tanah.

Menurut Edmond el 01. (1957), pemberian pupuk harus memperbatikan

kandungan unsur ham yang tersedia didalam tanah, tipe pertumbuhan yang

diinginkan, dan faktor ikIim. Kekurangan' unsur nitrogen selama perturnbuhan dapat

menyebabkan tanaman menjadi kerdiI, perakaran terbatas, daun menjadi berwama

kuning dan senescens, tetapi pemberian nitrogen secara berlebihan juga akan

mengakibatkan pertumbuhan vegetatif yang sangat pesat, wama daun menjadi hijau

tua dan tanaman menjadi Iebih sukulen (Prawiranata dan Tjondronegoro, 1992),

sebingga tanaman menjadi mudah terserang hama dan penyakit Kelebihan unsur

nitrogen juga dapat memperpanjang periode tumbuh terutama pada tanaman-tanaman

yang mempunyai periode tumbuh pendek dan juga mendorong produksi jaringan

sukulen yang Iunak sebinggarentan terbadap kerusakan mekanis (Foth, 1988).

Secara umum tanaman mengandung nitrogen sebesar 1-5% bobot dan

menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NOl) dan amonium <NH4l, serta tingkat

pengambilan NOl- biasanya Iebih tinggi dan baik pada pH rendah. Pada umumnya

sumber N tanaman adalah nitrat yang tergantung pada jenis tanaman dan faktor

Iingkungan Iainnya seperti suhu, pH, pengoIahan tanah, dan lain-lain. Pada pH

rendah, nitrat Iebih cepat diserap. Penghambatan serapan nitrat pada pH tinggi

kemungkinan karena pengaruh kompetisi dari ion Oli (Mengel dan Kirkby, 1982).

Menurut Manan (2006), unsur nitrat (NOl) yang terikat sebagai ligan

(substituen senyawa organik) pada senyawa kompleks, yang merupakan garam dari

asam nitrat HN03 yang dipakai dalam campuran pupuk. Menurut Haug (1980),

bahwa kompos yang stabil mengandung N dalam bentuk Nitrat (NOl) dan tidak ada

N dalam bentuk NH/, sedangkan menurut Yang (1997), bahwa kandungan nitrat

kompos dapat menentukan kematangan kompos.

13

Page 26: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Unsor Fosfor

Menurut Manan (2006), unsur P ditemukan dalam urin oleh Brand pada tahun

1669. Fosfor merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan, dapat

menimbulkan entrofikasi di danau, sungai, dan perairan lainnya Unsur P juga

merupakan zat yang penting tetapi selalu berada dalarn keadaan kurang didalam

tanah. Fosfor diserap turnbuhan terutama dalarn bentuk anion monovalen (H2P041

dan anion divalen (HPO/l. Ketersediaan P sangat dipengaruhi pH tanah, pada pH

rendah « 7), P lebih banyak diserap dalarn bentuk H2P04·, sedangkan pada pH > 7

lebih banyak diserap dalarn bentuk HPO/- (Mengel dan Kirkby, 1982; Tisdale e/ a/.,

1985).

Unsur P sangat penting sebagai sumber energi (A TP). Oleh karena ito,

kekurangan P dapat menghambat perturnbuhan maupun reaksi-reaksi metabolisme

tanaman. Fosfor pada tanaman berfungsi dalam pembentukan bunga, buah, dan biji,

serta mempercepat pematangan buah. Kualitas pupuk organik dipengaruhi oleh

metode pengomposan, kualitas bahan organik, suhu, dan aktivitas mikroorganisme

perombak bahan organik. Pemberian unsur P dalam jumlah memadai dapat

meoingkatkan mutu benih yang meliputi potensi perkecambahan dan vigor bibit

(Mugnisjah dan Setiawan, 1995).

Menurut Koswara (I989) bahwa P berperan dalam pembentukan bunga,

buah, biji, kematangan tanaman, dan perkembangan akar. Gejala kekurangan P dapat

diamati pada awal pertumbuhan, dimana perakaran tanaman masih sangat terbatas

sedangkan kebutuhan P relatif sangat tinggi, sebingga menyebabkan daun tanaman

berwarna keunguan. Fosfor juga berperan mempercepat pertumbuhan akar semai,

memperkuat dan mempercepat pertumbuhan tanaman rouda menjadi tanaman

dewasa, dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah serta biji, dapat

meniogkatkan produksi biji-bijian, membantu pembentukan protein, proses transfer

metabolik, sintesis ADP dan A TP, meoingkatkan fotosintesis, dan membantu proses

respirasi (Sutejo, 1995), dan jika kekurangan unsur ini dapat menimbulkan daun dan

batang kecil, daun berwama bijau tua keabu-abuan, mengkilat, dan terlihat pigmen

merah pada daun bagian bawah dan selanjutnya mati. Pembentukan bunga terhambat

dan produksi buah atau bijinya kecil (Jacob dan Uexkull, 1960).

14

Page 27: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Bahan Tambahan dan Hasil lkumn Ternak

Darah kering yang digunakan untuk menambahkan mutu pupuk organik,

mengandung sekitar 12% N, dengan sedikit P, Fe, Co, dan mineral lain (Divakaran,

1982). Darah terdiri dari 80-85% air, \5-20% padatan, dan dari satu ton darah segar

menghasilkan 200 kg tepung darah (fabel 7).

Tabel 7. Kandungan Zat Nutrisi dalam Tepung Darah

Zat Nutrisi Tepung Darah (%)

Bahan Kering 90,5

Protein Kasar 79,9

Serat Kasar 0,8

Abu 5,6

N Bebas 2,6

Ca 0,28

Mg 0,22

Fosfor 0,22

Sumber: Divakaran (1982)

Hasil samping lainnya dari ternak adalah tulang. Tulang dapat diperoleh dari

Rumah Pemotongan Hewan (RPH), rumah malcan, industri daging, atau dari rumah

tangga Menurut Tillman e/ oJ. (1989), bahwa komposisi tulang bervariasi tergantung ~,

pada umur hewan., status, dan kondisi makanannya, dimana tulang yang nonnal

mengandung kadar air (45%), lemak (10%), protein (20%), dan abu (25%). Menurut

Morrison (1959), hampir 85% mineral (abu) adaJah kalsium fosfat., 14% kalsium

karbonat, dan I % magnesium atau fosfat atau karbonat., dengan k~mposisi kimia

sebagaimana tertera pada Tabel 8.

Tabel8. Komposisi Kimia Mmeral Tepung Tulang

Komposisi Morrison (1959)

%

Kalsium 30,14

Fosfor 14,53

Protein 7,5

Lemak 1,2

Rasyaf (1990)

24-30

12 -15

15

Page 28: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Dewan Standarisasi Nasional Indonesia menetapkan beberapa karakteristik

mutu tepung tulang meliputi kadar air, mineral, lemak, dan kotoran pasir tanpa

penentuan kandungan protein ([abel 9).

Tabel 9. Karakteristik Mutu Kandungan Tepung Tulang Mutu I dan II

Karakteristik

Kadar air, % (bobotlbobot) maks.

Kadar lemak, % (bobotlbobot)

Kadar kalsium, % (bobotlbobot kering) min.

Kadar fosfat sebagai P20S, % (bobotlbobot kering) maks.

Kadar pasir/silika, % (bobotlbobot kering) maks.

Kehalusan (mesh 25), % (bobotlbobot kering) maks.

Kadar fosfat (P), % (bobotlbobot kering)

Sumber. SNI 01-3158-1992

Effective Microorganism 4 (E~)

Syarat

Mutu I Mutu II

8

3

20

20

90

8

8

6

30

20

90

8

Teknologi E~ merupakan teknologi fermentasi yang dikembangkan pertama

kaIi oleh·Prof. Dr. Teruo Higa dari University of The Ryukyus, Okinawa, Jepang,

sejak tahun 1980. Effective Microorganism 4 adaIah kultur campuran dari beberapa

milrroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme

a1ami yang terdapat dalam E~ bersifat fermentasi (peragian) dan sintetik, yang

terdiri dari lima kelompok mikroorganisme, yaitu bakteri fotosintetik, jamur

fermentasi, Lactobacillus sp., ActinomYcetes, dan ragi (Indriani, 2002).

Mikroorganisme yang terdapat dalam E~ dapat bekeIja aktif menambah

unsur ham apabila bahan organik dalam keadaan yang cukup, dimana bahan organik

tersebut merupakan bahan makanan dan sumber energi, yang menurut Wididana et

aJ. (1996), bahwa E~ sangat bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian

limbah organik, mempercepat proses pengomposan, menghilangkan bau busuk pada

limbah, serta mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Mikroorganisme baik

yang komersial maupun nonkomersial dapat digunakan sebagai aktivator dalam

proses pengomposan.

16

Page 29: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

METODEPENELITIAN

Lokasi daD Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai luli 2006, bertempat di

Laboratorium Teknologi Hasil Temak, Departemen Iimu Produksi dan Teknologi

Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, di Peternakan Sapi Perah

Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor, dan di Departemen Tanah, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Materi

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sludge lumpur keluaran

(effluent) dari instalasi gas bio, EMt, tepung tulang ayam, dedak, gula pasir, dan

tepung darah sapi. Alat-aIat yang digunakan adalah jerigen, wadah penampungan

(ember), plastik; saringan, karet, tali, kain saring, pH meter, gayung, corong,

timbangan merk AND kapasitas 20 kg, masker, sarong tangan, dan gelas ukur.

Rancangan PeneIitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL pola

faktoriaI 2 x 2 dengan 4 ulangaa Menurut Steel dan Tonie (1995), model

matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Yjjl;: = Jl + aj + ~j + (a~)jj + £jjk

Keterangan:

Yjjl;: = Nilai pengamatan pada faktor I (tepung tulang ayam) tarafke-i (2%, 4%)

faktor II (tepung darah sapi) taraf ke-j (I %, 2%) dan ulangan

ke-k (I, 2, 3, 4)

Jl = Rataan

a; = Pengaruh utama faktor I (tepung tulang ayam) dengan tarafke-i (2%, 4%)

~j = Pengaruh utama faktor II (tepung darah sapi) dengan tarafke-j (1%,2%)

(al3)ij = Komponen interaksi dari faktor I (tepung tulang ayam) dan

faktor II (tepung darah sapi)

£;jI;: = Pengaruh acak yang menyebar normal (0,1)

Page 30: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Data diolah dengan menggunakan Minitab 13 for Windows., selanjutnya hasil

analisa sidik ragam yang menunjukkan pengaruh perlakuan yang nyata diuji lanjut

dengan menggunakan uji Tukey'S (Mattjik dan Surnertajaya, 2000).

Prosedur Penelitian

Persiapan Materi Sludge, Tepung Tulang Ayam, dan Tepung Darah Sapi

Pengambilan sludge yang merupakan bahan dasar dalam pembuatan pupuk

organik cair, dikurnpulkan dari instalasi gas bio di petemakan sapi perah Kelurahan

Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor.

Proses pembuatan Tepung Tulang Ayam (ITA). Menurut penelitian Nababan

(2002), bahwa kondisi terbaik dalam proses pembuatan tepung tuIang yaitu melalui

tahap perendaman HCI 0,8% selama enam jam, dimana proses pembuatannya

melalui beberapa tahap pengeIjaan. Diawali dengan pengurnpulan tuIang-tuIang yang

akan diproses, kemudian membersihkan dan meneuei tuIang-tuIang tersebut dari

sisa-sisa daging yang masih melekat Pemotongan tuIang-tuIang menjadi ukuran 3-S

em dilakukan dengan menggunakan gergaji besi yang tujuannya memperluas

permukaan tuIang dan mempermudah dalam proses berikutnya Tulang-tulang

tersebut direbus pada temperatur 98,SoC ~lama IS menit dengan maksud untuk

mengeluarkan kaldu dan lemak yang masih ada didalam tuIang. Proses selanjutnya

yaitu perendaman dengan menggunakan asam klorida (HCI) pada wadah plastik

dengan konsentrasi 0,8% selama enam jam yang bertujuan untuk memperlunak

tulang. Setelah perendaman, ~ang-tuIang tersebut dieuei kembali dengan

menggunakan air yang telah diendapkan terlebih dahulu untuk menghindari

kemungkinan kontaminasi dari bahan residu lain yang ada didalam air. Peneueian ini

dilakukan sebanyak lima kali yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan asam

pada tuIang. Tahap berikutnya dilanjutkan dengan steam menggunakan "Household

Pressure Cooker" pada tekanan IS psi selama IS menit Steam ini bertujuan untuk

melunakkan tuIang, selanjutnya tuIang dikeringkan melalui pengeringan oven dengan

suhu 10SoC selama lima jam. Setelah pengeringan, tulang digiling dengan

menggunakan mesin penggiling dan dilanjutkan dengan blender rumah tangga untuk

memperoleh basil tepung tulang dengan ulruran yang lebih halus. Tepung tulang

18

Page 31: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

ayam inilah yang akan digunakan sebagai bahan campuran pelengkap pupuk cair

pada fennentasi lanjutan.

Proses pembuatan Tepung Darah Sapi (IUS). Darah sapi diambil langsung

dari limbah hasil ikutan pada penyembelihan sapi di Rumah Pemotongan Hewan

(RPH) PT CeImor, Dramaga. Proses pembuatan diawaIi dengan darah sapi segar

ditambah sedikit garam yang dimasak hingga mengentai, laIu dikeringkan didaIam

oven pada suhu tetap 65°C ataupun kering matahari, selanjutnya digiling dengan

menggunakan mesin penggiling, dan mekanisme terakhir tepung darah tersebut

disaring atau diayak secara manual dengan menggunakan saringan haIus sehiogga

diperoleh tepung darah sapi yang halus.

Tepung tulang ayam dan tepung darah sapi inilah sebagai bahan yang akan

dicampurkan menjadi faktor perlakuan, yang bertujuan meoingkatkan mutu pupuk

organik cair berbahan baku sludge pada fennentasi lanjutan dengan menggunakan

EMt.

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penempatan sebanyak 10 liter, dedak 5% volume sludge, gula 5% volume

sludge, dan EMt 10 mI ke daIam tiap-tiap wadah penampungan (ember). Pertama

penambahan tepung tulang ayam dengan dua taraf (2% volume sludge dan 4%

volume sludge) sebagai faktor I, dan penambahan tepung darah sapi dengan dua taraf

(1% volume sludge dan 2% volume sludge) sebagai faktor n, dengan demikian

jumlah perIakuan yang dicobakan ada sebanyak 2 x 2 = 4 kombinasi perIakuan.

Setiap kombinasi perlakuan diuIang sebanyak empat kali, maka banyaknya unit

pengamatan yang digunakan adaIah 4 x 4 = 16 unit Setiap kombinasi perIakuan

dicampurkan dengan cara mengaduknya bingga homogen dan pada masing-masing

perlakuan ditambahkan aktivator EMt dengan perbandingan 1 liter EMt : 1 ton

pupuk cair, yang tujuannya untuk mempercepat proses pengomposan lanjutan.

Pengomposan berlangsung selama 14 hari, dimana selama proses

pengomposan berIangsung tjdak dilakukan pengadukan atau pengocokan, tetapi

homogenisasi cairan dilakukan hanya pada saat pengukuran pH cairan yaitu hari ke-

0, ke-7, dan ke-14. Pemasangan aerator dilakukan pada pUpuk organik cair yang

telab jadi dan dilakukan pada setiap unit pengamatao terkecil, yang bertujuan untuk

19

Page 32: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

stabiI isasi dan meningkatkan karlar oksigen di dalam larutan. Proses pembuatan

pupuk organik cair diperIihatkan pada skema yang tertera pada Gambar I.

I Lumpur Cair (Liquid Sludge) Keluaran Instalasi Gas Bio I ~

Lumpur Cair + Tepung Tulang Ayam + Tepung Darah Sapi

+ Dedak + Gula + E~

Pengomposan Anaerob dengan Pengadukan BerkaJa (14 Hari)

I Pupuk Organik Cair I l

I AnaJisa Laboratorium I l

I Pengemasan I Gambar I. Skema Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Lumpur

Keluaran InstaJasi Gas Bio

Peubab yang Diamati

Derajat Keasaman (PH)

Derajat keasaman (PH) merupakan ukuran derajat keasaman atau kebasaan

suatu larutan atau bahan, didefinisikan sebagai pH = - log [Hj dimana tanda [ ]

menyatakan konsentrasi larutanIbahan dalam mollL. Dalam pelarut air pada suhu

25°C berlaku hubungan: pH + pOH = 14, dimana pH < 7 (bersifat asam), pH = 7

(bersifat netraJ), dan pH > 7 (bersifat basal (Manan, 2006). Pengukuran derajat

20

Page 33: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

keasaman pada penelitian ini menggunakan pH meter, yang akan dilakukan pada hari

ke-O, ke-7, dan ke-14.

KuaHtas Pupuk Organik Cair

Pengukuran kuaIitas pupuk cair meliputi beberapa hal, yaitu persentase

kandungan N-total, P20 S, dan NOl ', dari masing-masing perlakuan berdasarkan

prosedur analisa Sudarrnadji e/ al. (1984).

Nitrogen (N-total). DianaJisis dengan cara Semi-Mikro Kjeldahl. Ambil 10 mI

larutan pupuk organik cair dan dimasukkan kedaJam labu takar I 00 mI dan

diencerkan dengan aquades sampai tanda. Diambil 10 mI dari larutan ini dan

dimasukkan kedaJam labu KjeldahJ 500 mI dan tambahkan 10 mI H2S04 (93-98%

bebas N) dan 5g campuran Na2S04-HgO (20:1) untuk kataJisator. Larutan didihkan

sampai jemih dan dilanjutkan pendidihan 30 memt lagi. Setelah dingin, dinding

dalam labu KjeldahJ dicuci dengan aquades dan dididihkan lagi selama 30 memt

Setelah dingin ditambahkan 140 mI aquades dan 35 m1larutan NaOH-Na2S2~ dan

beberapa butiran zink. Kemudian lakukan distilasi, distilat ditampung sebanyak 100

mI dalam Erlenmeyer yang berisi 25 mI larutan jenuh asam borat dan beberapa tetes

indikator metil merahlmetilen biro. Larutan yang diperoleb dititrasi dengan 0,02 N

He!. Hitung total N atau % protein dalam contob.

m1HOxNHO

JumIah N-Total =----- x 14,008 x f mglml (f= faktor pengenceran = 10)

Fosfor (P20S). Diperbitungkan dari berat M~P2~'

Berat P20S (g, dalam 100 m1larutan) = 0,6377 x berat M~P207 (g).

Nitrat (NOl). MenganaJisanya dengan cara, sebanyak 109 sampel dilarutkan sampai

100 m1, kemudian dipipet sebanyak 2 mI dan dilarutkan kembali sampai 50 mi.

Larutan tersebut diambil sebanyak 5 atau 10 m1, kemudian ditambahkan dengan 0,5

ml Brucine 5% dan 2,5% mI H2S04 kemudian didinginkrui. Sampel tersebut

kemudian diukur dengan Spectrofotometer dengan panjang gelombang 410 nm.,

21

Page 34: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Penelitian

PeneIitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Temak, Fakultas

Petemakan, Institut Pertanian Bogor. Pengukuran suhu dilakukan setiap hari yaitu

pada pagi hari dan siang hari. SeIama penelitian berlangsung, suhu ruangan berkisar

antara 26,3-27,7 °C. Temperatur ruangan penelitian yang sarna dengan suhu ruang

ini disebabkan letak ruangan yang terlindungi dari sinar matahari dimana dinding

ruangan penelitian yang cukup tebal sehingga menahan udara panas yang berada

diluar ruangan.

Callan sludge (lumpur keIuaran instalasi gas bio) yang digunakan diperoleb

dari sebuah petemakan sapi perah skala kecil atau skala rumah tangga, dengan

karakteristik petemakan tertera pada Tabel 10.

Tabel 10. Karakteristik Petemakan Sapi Perah

Hal Keterangan

Lokasi

Tanggal Pengambilan Data

Tipe InstaIasi Gas Bio

Penggunaan Gas

Sumber Air Untuk. Sapi

Kedalaman Sumur

Tabun Penggaliannya

Jenis Keturunan Sapi

Jumlab Sapi (Total)

Jumlab lnduk Sapi

Jumlab Jantan Dewasa

PenggemukanlRemaja

Anak Sapi

Pakan Sapi

Pemberian Pakan

Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah SareaI, Gang Pacilong, No. 102. Bogor

II Juli 2006

Digester Sistem Tetap (Bahan Beton)

Dapur Masak Kebutuhan Keluarga

Air Sumur Bor

± 20 meter

Tabun 1979

Sapi Perah FH

13 ekor

6 ekor

5 ekor

1 ekor

1 ekor

Ampas Tabu, Ampas Tempe, Kulit Jagung, Pakan Komersial (Koperasi), dan Rumput Lapang

Konsentrat yaitu pada pukul 07.00 WIB dan pukul 14.00 WIB

Page 35: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Kandungan N-Total, P20 S, dan NO)- sludge yang digunakan dalam penelitian

ini masing-masing adalah 152,21 mg/l, 1,38 mg/l, dan ID.I ;>0,80 ppm, yang dianalisa

di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian

IPB (2006).

Suhu Pengomposan Sludge

Rataan suhu yang terjadi pada sludge selama proses pengomposan yaitu

antara 27,0-31,4oC. Jika hal ini dikaitkan dengan pendapat Indriani (2002), hanya

tercapai pada penambahan tepung tuJang ayam taraf 2% dan tepung darah sapi taraf

2%, dimana suhu yang optimum selama proses pengomposan adalah sekitar 30-50oC.

Selama proses pengomposan bahan organik cair, derajat suhu ruangan

berkisar antara 26,3-27,7 °c dan derajat suhu sludge selama proses pengomposan

anaerob ini berkisar antara 27,0-31,4 °C. Dilihat dari selang suhu pengomposan ini

maka rataan suhu sludge selama proses pengomposan yaitu 29,2°C, dan lebih tinggi

daripada rataan suhu ruangan selama pengomposan yaitu 2~C, ini mengindikasikan

kemungkinan terjadi proses biologik mikroorganisme, yaitu adanya penguraian

bahan organik atau terjadi proses dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh

mikroorganisme, yang mengakibatkan peningkatan suhu pada media pengomposan

pupuk organik cairo Rataan fluktuasi suhu pengomposan pupuk organik cair yang

terjadi selama penelitian dapat Iebih jelas dilihat melalui Gambar 2.

32-

31

30

---(ITA 2%. 100 1%),

27 -- (ITA 2%. 100 2%

.......-(ITA 4%. 100 1%).

: -I-I ____ ~~----~----~-(ITA 4%. 1002%)1

Harike-O HariKe-7 Hari Ke-14

Gambar 2. Rataan Suhu Pengomposan pada Selang Pengamatan Tujuh Hari

Perubahan suhu selama proses pengomposan ini merupakan salah satu

penentu proses dekomposisi bahan organik carr yang dikomposkan. Suhu yang

23

Page 36: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

tertinggi terjadi pada campuran ITA 2% IDS 2%, kemudian suhu yang terendah

terjadi pada campuran ITA 4% IDS 2%. Peningkatan suhu pada proses

pengomposan ini dapat disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme yang merombak

bahan organik untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Perombakan bahan

organik melalui aktivitas mikroorganisme iill diiringi dengan pelepasan sejumlah

energi yang terdeteksi dalam bentuk panas, tetapi energi yang dicapai hanya I :20

dari energi yang dicapai pada saat pengomposan aerob, sehingga pelepasan energi ini

mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu pada saat proses perombakan tersebut

Dengan dernikian maka dapat diindikasikan bahwa aktivitas mikroorganisme

tertinggi terdapat pada campuran ITA 2% IDS 2%, dan terendah pada ITA 4%

IDS 4%. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa perubahan suhu dalam proses

pengomposan ini sebagai akibat dari aktivitas mikroorganisme dan hubungannya

dengan kadar air bahan serta kadar oksigen.

Derajat Keasaman (PH)

Derajat keasaman suatu media pengomposan merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi aktivitas rnikroorganisme pada saat proses pengomposan.

Derajat keasaman yang terjadi selama proses pengomposan bahan organik cair ini

yaitu antara 3,6-4,29 dengan rataan sebesar 3,95 (Gambar 3). Hal ini sarna sekali

tidak mencapai pH yang optimum pada proses pengomposan bahan organik cair

secara anaerob, yang jika dikaitkan dengan pendapat Yang (1997), bahwa pada

proses pengomposan pH yang· optimum yaitu antara 5,5-8,0, atau dengan Asosiasi

Kompos Bark Jepang yaitu antara 5,5-7,5.

4.3 ]

4.21 4.: 1 3.9 I

~ 3.8] 3.7 1 3.5

3.4

- __ (ITA 2'11.. TDS 1 %)

__ (ITA 2'11.. TDS 2'11.

__ (ITA 4%. TDS 1%

__ (ITA 4%. TDS 2'11.

3.6 j 3.3 !.. ----~--~~---~~------'

Hart ke-O HartKe-7 HartKe-14

Gambar 3. Rataan pH Pengomposan pada Selang Pengamatan Tujuh Hari

24

Page 37: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Derajat keasaman pupuk organik cair yang dihasilkan pada penelitian ini

hampir sarna dengan derajat keasaman EMt yaitu sebesar 3,62, dirnana dalam

pengaplikasiannya EMt dapat digunakan langsung ke tanaman. Sutanto (2006),

menyatakan bahwa kondisi yang asam pada awal proses dekomposisi menunjukkan

bahwa proses dekomposisi berJangsung tanpa terjadi peningkatan suhu, dan pH yang

semakin turun selama proses pengomposan disebabkan oleh aktivitas bakteri yang

menghasilkan asam. Kondisi tersebut terlihat pada Gambar 3 dimana derajat

keasaman yang semakin menurun, terlihat pada hari ke-14 kondisi media

pengomposan lebih asam daripada hari ke-7 yang juga lebih asam daripada hari ke-O

pengomposan. Derajat keasaman media pengomposan lebih tinggi nilainya seiring

dengan kandungan tepung tulang ayam yang ditambahkan lebih tioggi jumlahnya,

dimana terlihat pada penambahan ITA 4% (4,17) derajat keasamannya lebih tinggi

daripada penambahan ITA 2% (3,91). lni kemungkinan dapat disebabkan oleh

karena tepung tulang mengandung kapur yang dapat mempengaruhi pH media

pengomposan. Nilai derajat kea.'Vlman bahan organik yang didekomposisikan akan

kembali naik setelah lewat masa dari aktivitas bakteri penghasil asam, dan akan

dilanjutkan dengan munculnya aktivitas mikroorganisme lain dari bahan organik:

yang didekomposisikan, sehingga pada akhirnya nilai yang didapat akan meningkat

disebabkan oleh aktivitas biologik mikroorganisme dalam reaksi biologisnya seperti

pemecahan nitrogen organik dan reduksi sulfat

Metode pengomposan yang dilakukan secara anaerob ini berarti terjadi

penguraian bahan organik pada kondisi tanpa oksigen., dimana penguraian bahan

organik: pertama kali dilakukan o!eh bakteri fakultatif yang menghasilkan asam

menjadi asam lemak., aldehida, dan lain-lain., kemudian bakteri ke1ompok lain

bekerja yang mengubah asam lemak menjadi metana, amoniak., C~, hidrogen., dan

energi, dan terbentuknya asam-asam organik: pada proses pengomposan secara

anaerob merupakan basil dari penguraian bahan organik oleh mikroorganisme seperti

laclobacillus sp. yang menguraikan bahan organik (karbohidrat) menjadi asam

(Sutanto, 2006).

25

Page 38: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Kualitas Pupuk Organik Cair

Kandungan N-Total

Berdasarkan hasil anaIisa laboratorium didapat bahwa rataan kandungan N­

total pupuk organik cair hasil pengomposan yaitu 74,89 mgll; lebih rendah nilainya

daripada kandungan N-total sludge awal yaitu 152,21 mgll. Kandungan N-total basil

pengomposan yang terendah terdapat pada campuran ITA 2% IDS 1% yaitu sebesar

59,68 mgll, dan kandungan N-total yang tertinggi terdapat pada campuran ITA 4%

IDS 2% yaitu sebesar 84,48 mgll ([abel II). Terlihat kandungan N-total hasil

pengomposan pupuk organik cair kira-kira hanya setengah dari kandungan N-total

sludge awal yang tanpa perlakuan. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh

beberapa hal, antara lain penambahan material pengomposan yang mengandung

protein terlalu tinggi, dan metode pengomposan yang digunakan.

Tabel II. Kandungan N-Total dengan Pemberian Berbagai TarafTepung Tulang Ayam dan Tepung Darah Sapi pada Sludge lnstalasi Gas Bio

Tepung Tulang Ayam Tepung Darah Sapi (fDS)

(ITA) 1% 2%

Rataan N-Total Sludge Awal

(mgll)

2% 59,68A 80,86B 70,2r

4% 74,52B 84,48B 79,50b

Rataan 671 A , 82,67B 74,89 152,21

Hasil Analisa Laboralonum Departemen IImu Tanah dan Sumberdaya Laban Fakuttas Pertanian IPB (2006). Keterangan : Superskrip hurufkecil dan besar yang berbeda pada kolom dan baris yang sarna masing-masing menuojukkan berbeda nyata (p<o,05) dan sangat berbeda nyata (p<O.OI).

Hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa faktor tepung tulang ayam nyata

(p<O,05) berpengaruh terbadap kandungan N-total yang dihasilkan dengan selisih

9,23 mgll, yang terlihat pada saat tepung tulang ayam taraf 2% yaitu sebesar 70,27

mgll, yang semakin meningkat pada tepung tulang ayam taraf 4% yaitu sebesar 79,5

mgll. Maka faktor tepung tulang ayam pada taraf 4% nyata berpengaruh lebih baik

terbadap kandungan N-total yang dihasilkan. Hasil analisis ragam juga

memperlihatkan bahwa faktor tepung darah sapi sangat nyata (p<O,OI) berpengaruh

terbadap kandungan N-total yang dihasilkan dengan selisih sebesar 15,57 mgll,

26

Page 39: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

terlihat saat tepung darah sapi pada taraf 1 % yaitu sebesar 67,1 mgfl yang nilainya

semakin meningkat saat tepung darah sapi pada tara[ 2% yaitu sebesar 82,67 mgfl.

Maka faktor tepung darah sapi pada taraf 2% nyata sangat berpengaruh lebih baik

terbadap peningkatan kandungan N-total yang dihasilkan.

Peningkatan kandungan N-total ini kemungkinan dapat disebabkan oleh

tepung darah sapi mengandung kadar protein yang tioggi, juga didukung oleh tepung ,

tulang ayam yang mengandung protein sebesar 200/0 (Tillman e/ oJ., 1989), yang

dapat mempengaruhi basil akhir jumlah N-total yang dikandung media basil

pengomposan. Hasil analisis ragam juga memperlihatkan bahwa penambahan ITA

2% IDS 1% sebesar 59.68 mgfI sangat berbeda nyata dengan ketiga perlakuan yang

lainnya, yaitu penambahan ITA 2% IDS 2% sebesar 80,86 mgIl, penambahan ITA

4% IDS 1% sebesar 74,52 mg/l, serta penambahan ITA 4% IDS 2% sebesar 84,48

mgfl. Hasil anaIisis ragam memperlihatkan bahwa ada interaksi antara faktor tepung

tulang ayam dan faktor tepung darah sapi terbadap N-total yang dihasilkan. Dapat

disimpulkan bahwa faktor tepung tulang ayam taraf 4% dan faktor tepung darah sapi

taraf2% merupakan perlakuan terbaik untuk meningkatkan kandungan N-total dalam

peningkatan kualitas pupuk organik cairo

90

80

70

60

_so a. E40

30

20

10

o+---

Gambar 4. Rat.aan Kandungan N-Total

9 (ITA 2%, 1LS 1'1(,

• (ITA 2%, 1LS 2%

o (ITA 4'1(" 1LS 1'1(,

o (ITA 4'1(" 1LS 2%

Rataan kandungan nitrogen pada setiap perlalruan (Gambar 4) mengalami

kenaikan yang signifikan, walaupun pada saat tepung tulang ayam pada taraf 4% dan

tepung darah sapi pada taraf 1 % terjadi sedikit penurunan, dan kancbmgan nitrogen

pupuk organik cair yang dihasilkan pada setiap perlalruan yang antara laiQ 59,68 mgfI

27

Page 40: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

atau 0,0059% untuk ITA 2% IDS 1 %, .80,86 mg/l atau 0,0080% untuk ITA 2%

IDS 2%, 74,52 mg/l atau 0,0074% untuk ITA 4% IDS 1 %, dan 84,48 mg/l atau

0,0084% untuk ITA 4% IDS 2%, memperiihatkan bahwa kandungan N-total masih

berada dibawah standar kuaJitas kompos Asosiasi Kompos Bark Jepang yaitu N-total

> I ,2% (Harada el aI., 1993) dan standar Fine Compost CV. Lembah Hijau Multifarm

yaitu N-total > I ,5%, dan jika dikaitkan dengan penelitian Oman (2003), bahwa.

fermentasi lanjutan terhadap sludge saja sudah menghasilkan kandungan N-total

diatas 1,2% yaitu sebesar 2,26%, dan penambahan urin sebesar 2, 4, dan 6 liter

semakin meningkatkan kandungan N-total pada sludge, masing-masing sebesar

3,52%, 4,45%, dan 5,93%, juga jika dikaitkan penelitian Nengsih (2002) bahwa

pengomposan menggunakan isi rumen secara anaerob dapat menghasilkan

kandungan N-total mencapai 3,39<'/0. Perbedaan kandungan N-total ini disebabkan

material yang digunakan dalam pengomposan dan pelaksanaan metode pengomposan

yang berbeda, oleh karena itu rendahnya kandungan N-total pada penelitian ini dapat

disebabkan terangkatnya zat nitrogen dalam bentuk gas nitrogen atau dalam bentuk

gas amoniak, yang terbentuk selama proses pengomposan dan selama pengemasan

menjelang penganalisaan kandungan unsur hara Penambahan nitrogen yang

berlebihan dalam peoingkatan mutu pupuk organik cair dapat meningkatkan

kehilangan nitrogen melalui proses volatilisasi dalam bentuk gas amoniak (NH3)

karena proses denitrifikasi betjalan dengan lebih cepat dimana terjadi kehilangan

nitrogen dalam bentuk gas N2 dan N20 (Sutanto, 2006).

Kandungan P20S

Hasil anaIisa laboratorium memperlihatkan bahwa rataan kandungan P20 S

yang terendah terdapat pada perlakuan ITA 2% IDS 2% yaitu I, I I mg/I, dan

tertinggi terdapat pada perlakuan tepung tulang ayam taraf 4% dan tepung darah sapi

taraf 2% yaitu 1,88 mg/l yang lebih tinggi niIainya daripada kandungan P20 S sludge

awal yaitu 1.38 mg/l.

Hasil analisis ragam memperlibatkan bahwa faktor tepung tulang ayam

sangat nyata (p<o,OI) berpengaruh terhadap peningkatan kandungan P20 S yang

dihasilkan, terlihat pada penambahan tepung tulang ayam level 2% yaitu sebesar 1.12

mg/l yang semakin meoingkat sebesar 0.46 mg/l melalui penambahan tepung tulang

ayam ke level 4% yaitu sebesar 158 mg/I. Maka faktor tepung tulang ayam pada

28

Page 41: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

taraf 4% sangat nyata lebih baik yang berpengaruh terhadap kandungan P20S yang

dihasilkan. Hasil analisis ragam juga memperlihatkan bahwa faktor tepung darah sapi

nyata berpengaruh terhadap kandungan fosfor yang dihasiI kan, terIihat pada

penambahan tepung darah sapi level 1% yaitu sebesar 1.21 mgll yang semakin

meningkat sebesar 0.29 mgll ke penambahan tepung darah sapi level 2% yaitu 1.50

mgll. Hasil anal isis ragam juga memperlihatkan bahwa oyata terjadi interaksi antara

faktor tepung darah sapi dan faktor tepung tulang ayam. Maka faktor tepung darah

sapi pada level 2% oyata berpengaruh lebih baik terhadap kandungan P20s yang

dihasiIkan.

Tabel 12. Kandungan P20 S deogan Pemberian Berbagai TarafTepung Tulang Ayam dan Tepung Darah Sapi pada Sludge lnstalasi Gas Bio

Tepung Tulang Tepung Darah Sapi (IDS) Rataan P20 S

Ayam(ITA) 1% 2% Sludge Awal

(mgll)

2% 1,138 1,11 8 1 12A ,

4% 1,288 I 88b , 158B ,

Rataan 1,21 8 1506 , 1,35 1,38

Hasil Analisa Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Laban Fakultas Pertanian IPB (2006). Keterangan : Superskrip hurufkecil dan besar yang berbeda pada kolom dan baris yang sarna masiog-masiog menunjukkan berbeda Dyata (p<O,05) dan sangat Dyata (p<O,OI).

Hasil yang dicapai seperti terlihat pada Tabel 11 adalah 1,13 mgll atau

0,000113% untuk ITA 2% IDS 1%, I,ll mgll atau 0,000111% untuk ITA 2% IDS

2%, 1,28 mgll atau 0,000128% untuk ITA 4% iDs 1%, dan 1,88 mgII atau

0,000188% untuk ITA 4% IDS 2%, belurn memenuhi standar kualitas kandungan

P20S yang ditetapkan oleh Asosiasi Kompos Bark Jepang yaitu >0,5% dan standar

Fine Compost CV. Lembah Hijau Multifarm yaitu P20S > 1 ,6%, dan jika dikaitkan

penelitian Nengsih (2002) bahwa pengomposan dengan menggunakan material isi

rumen menghasilkan P20 S sebesar 2,55%, dan penambahan 4 liter urin pada

pengomposan sludge dapat menghasilkan P20 S sebesar 0,51 % (Oman, 2003).

29

Page 42: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

2

1.8

1.6

1.4

1.2 .

C. 1 E

0.8

0.6

0.4 .

0.2

o·!--

-.-=!.~.--.

[] (TTA 2'1(,. TDS 1 %)

• (TTA 2'1(,. TDS 2'1(,)

O(TTA 4%. TDS 1%)

o (TTA 4%. TDS 2'1(,)

Rata-rata kandungan fosfor (P20S) pada setiap perlakuan dapat dilihat pada

Gambar 5. Melihat kandungan P20S basil penelitian yang belurn memenuhi standar,

maka daJam pengaplikasiannya ke tanaman dapat diatur dengan jangka waktu

pemberian pupuk yang lebih singkat dari satu waktu pemberian pupuk ke waktu

pemberian pupuk berikutnya, agar kebutuhan tanaman akan unsur P20 S dapat

terpenuhi, karena unsur P20S penting bagi pertwnbuhan dan perkembangan akar.

Kandungan P20 S yang rendah dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara

lain waktu pengomposan yang pendek sehingga bahan organik yang tersedia tidak

terurai sepenuhnya oleh mikroorganisme, dan juga karena unsur P20S masih teJjerat

pada endapan bahan organik tepung tuIang yang behIID terurai. Hal lain yang dapat

mempengaruhi tersedianya unsur P20S adaJah jumlah zat yang terlarut yang

dipengaruhi oleh karakteristik bahan organik media pengomposan.

Kandungan N~'

Hasil analisa laboratoriurn (fabel 13) memperlihatkan bahwa rataan

kandungan N~' yang tertinggi terdapat pada saat tepung tuIang ayam taraf 2%

dengan tepung darah sapi taraf 1% yaitu sebesar 28.788,15 ppm, dan rataan

kandungan N~' yang terkecil terdapat pada saat tepung tuIang ayam taraf 2%

dengan tepung darah sapi taraf2% yaitu 12.794,78 ppm, danjika rataan kandungan

N~' tersebut diubah kedalam persentase, maka rataan kandungan N~' yang

tertinggi yaitu sebesar 2,880/0 dan rataan kandungan N~' yang terendah yaitu 1.280/0.

Bila dibandingkan· dengan kandungan nitrat N~- sludge yang tidak diberikan

30

Page 43: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

perlakuan yaitu 10.150,80 ppm atau 1,02%, maka semua basil perlakuan

menunjukkan peniogkatan kandungan NO)· yang berarti, dirnana peniogkatan yang

tertinggi sudah dapat dicapai pada carnpuran tepung tulang ayarn 2% dengan tepung

darah sapi 1%.

Tabel 13. Kandungan NO)· dengan Pemberian Berbagai TarafTepung Tulang Ayarn dan Tepung Darah Sapi pada Sludge Instalasi Gas Bio

Tepung Darah Sapi (IDS) Rataan Tepung Tulang Ayarn NO)·

(ITA) 1% 2% Sludge Awal

(ppm)

2% 28.788,15 12.794,78 20.791,47

4% 27.165,30 19.660,20 23.412,75

Rataan 27.976,73 16.227,49 22.1 02,11 10.150,80

Hasil Analisa Laboratorium Departemen I1mu Tanah dan Sumberdaya Laban Fakultas Pertanian IPB (2006).

Rataan kandungan N~· yang paling tinggi dihasilkan (28.788,15 ppm),

dimana faktor tepung tulang ayam yang digunakan yaitu pada taraf 2% dan faktor

tepung darah sapi yang pada taraf I %. HasH analisis ragam memperlihatkan bahwa

faktor tepung tulang ayam dan faktor tepung darah sapi seTta interaksi keduanya

tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan NO)- yang dihasilkan, tetapi N~­

meningkat lebih tinggi daripada kandungan NO)- sludge awal yang hanya 10.150,80

ppm.

Kandugan NO) - yang dihasilkan setiap perIakuan pada penelitian ini lebih

tinggi nilainya daripada kandungan N~ - yang dihasilkan pada penelitian Oman

(2003) dimana nilai tertinggi yang dihasilkan hanya 464,75 ppm. Pada penelitian

Nengsih (2002) yang menetapkan kandungan NO) - tertinggi yang dapat dihasilkan

adalah sebesar 137_88 ppm, masih lebih rendah dari kandungan nitrat tertinggi yang

dihasilkan pada penelitian ini yaitu saat campuran ITA 2% IDS 1% yaitu sebesar

28.788,15 ppm, dan lebih rendah nilainya dari rataan urnurn yang dicapai pada

penelitian ini yaitu sebesar 12.1 02, II ppm.

31

Page 44: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

35,000.00

30,000.00

25,000.00

20,000.00 E a. a. 15,000.00

10,000.00

5,000.00

0.00

Gambar 6. Rataan Kandungan N0)-

!!I (TTA 2'1(" IDS 1'11.)

• (TTA 2'1(" IDS 2'1(,)

O(TTA 4'11., IDS 1'11.)

O(TTA 4'11., IDS 2'1(,)

Rataan kandungan N0)- dapat disebabkan oleh perbedaan aktivitas

mikroorganisme pengurai yang terdapat didaJam media pengomposan pupuk organilc

cair, dan oleh perbedaan bahan organik yang tersedia sebagai bahan organik yang

akan diuraikan oleh bakteri pengurai.

Kandungan N0) - yang dihasilkan dapat disebabkan oleh pengaruh jenis

pengomposan, dirnana terbentuk gas-gas yang dihasilkan dari proses pengomposan

yang salah satunya gas nitrogen, dan juga dapat disebabkan oleh jumlah bahan

organik tersedia, suhu, pH, yang semuanya itu sangat menunjang aktivitas

mikroorganisme pengurai.

Prodoksi Pupuk Organik eair Produksi pupuk organik cair dari berbagai perlakuan dapat dipengaruhi oleh

empat hal, yaitu kandungan air bahan organik, penurunan bobot bahan melaIui

kebilangan C(h, dan kemudahan perombakan serat kasar dari bahan organik

tersebut, serta dipengaruhi oleh aktivitas mikroba yang ditambahkan kedaJam bahan

organik.

Rataan persentase produksi pupuk organik cair yang dihasilkan yaitu antam

77,41-84,27%, dirnana rataan yang terkecil terdapat pada penambahan ITA 4% IDS

2%, dan yang terbesar adaIah ITA 2% IDS 1 % (Gambar 7).

32

Page 45: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

86

84

82 III (ITA 2'1(" 1m 1%

80 • (ITA 2'1(" 1m 2'1(,

<f!. o (ITA 4%, 1m 1%~ 78

76 o (ITA 4%, 1m ~

74

n

Gambar 1, Grafik Rataan Persentase Produksi Pupuk Organik Cair

Selama proses dekomposisi bahan organik, produksi akhir pupuk organik cair

mengalami penyusutan bobot, yang dapat disebabkan oleh k:adar air bahan organik

berkurang karena teljadi penguapan. Penguapan yang teIjadi mengakibatkan bobot

akhir pupuk organik yang dihasilkan menurun yang berpengaruh pada total produksi.

Produksi pupuk organik cair yang dihasilkan pada setiap perlakuan berbeda-beda

persentasenya yang disebabkan banyak faktor. Hal-hal yang mempengaruhi basil

akhir produksi adaJah ikJim lingkungan, waktu pengomposan, aktivitas dari

mikroorganisme, dan metode pemisahan cairan dari endapan.

Perubahan tekstur bahan dari kasar menjadi halus juga mempengaruhi proses

pengomposan, dimana semakin halus bahan pengomposan maka luasan kontaminasi

oleh mikroba akan semakin besar. Proses pelapukan membutuhkan waktu tetapi

dengan semakin halusnya tekstur bahan diharapkan teIjadi homogenisasi dengan.

perlciraan matang dalam waktu bersamaan dan menambah jumJah zat-zat terlarut

yang dibutuhkan. Aerasi pada proses pengomposan juga memegang peran dalam

pematangan bahan, yang dapat teljadi pada saat penghomogenisasian bahan, yang

dimaksudkan untuk pemerataan nutrisi pada setiap tingkatan bahan, yang menunjang

pemerataan perkembangan mikroorganisme perombak, dimana mikroorganisme

terdapat merata disemua lapisan bahan, dan pemakaian mikroorganisme sangat

mempengaruhi proses pengomposan.

Endapan Pupuk Organik Cair

Rataan persentase endapan pupuk organik cair yang dihasilkan yaitu antara

15,13-19,11 %, dimana endapan yang terendah terdapat pada perlakuan tepung tulang

33

Page 46: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

ayam taraf 2% dengan tepung darah sapi taraf I % dan endapan yang terbanyak pada

penambahan ITA 4% IDS 2%, yang terlihat jelas pada Gambar 8. Endapan yang

terbentuk dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya aktivitas

mikroorganisme yang berbeda-beda pada tiap perlakuan, dan juga dapat disebabkan

oleh jurnlah bahan organik atau material yang diurai.

25

20

15 9 (ITA 2'11.. 1m 1%)

• (ITA 2'11.. 1m 2'11.)

* o (ITA 4%. 1m 1%) 10 o (ITA 4%. 1m 2'11.)

5

0

Gambar 8. Grafik Rataan Persentase Endapan Pupuk Organik Cair

Selain meI!:lproduksi pupuk organik cair, endapan basil penyaringan juga

memiliki nilai ekonomis dan manfaat, karena endapan sisa penyaringan pupuk

organik cair kemungkinan juga masih mengandung unsur hara yang bernilai guna,

yang berasal dari residu bahan organik yang belurn terurai penuh oleh

mikroorganisme perombak, maupun yang tertinggaI saat penyaringan cairan.

Wamadan Bau

Kualitas pupuk organik basil pengomposan dapat ditentukan melalui

.wamanya, dimana perubahan warDa yang teIjadi dimulai dari warna coklat

kekuningan sampai berwarna coklat teb. Adanya perubahan warna dapat

menandakan kematangan kompos yang dihasilkan. Disamping wama, bau media

juga dapat menandakan kemataIigan media pengomposan. Terdapat bau yang masih

menyengat pada pupuk organik cair yang dihasilkan tetapi baunya hampir sarna

dengan bau aktivator EM4• Bau media pengomposan yang menyengat dapat

disebabkan oleh metode pengomposan, dimana dalam hal ini metode yang digImakan

adaJah metode pengomposan secara anaerob yang menghasilkan gas-gas berbau

menyengat.

34

Page 47: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

UeAPAN TERIMA KASIH

Rasa syukur kepada Tuhan Allah didaJam Yesus Kristus yang teIah

memberikan penyertaan-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Ucapan terima kasih pertama kaJi saya tujukan kepada keluarga yaitu Ayah,

Mama, Dona, Andry, dan Rijoice yang selaIu memberikan semangat dan doa

sehingga saya tetap sabar mengeIjakan tugas akhir pada pendidikan saIjana ini.

Saya juga berterima kasih kepada Bapak lr. Suhut Simamora, MS. sebagai

dosen pembimbing utama skripsi dan Bapak Ir. SaIundik, MSi. sebagai dosen

pembimbing anggota skripsi sekaIigus dosen pembimbing akademik, yang dengan

sabar membimbing serta mengarahkan saya daJam penyeIesaian pendidikan dan

tugas akhir ini, kepada Bapak Dr. Ir. PoUung H. Siagian, MS. dan Ibu Dr. lr. Panca

Oewi MHKS., MS. sebagai dosen penguji ujian saIjana, yang memberikan kritikan .

membangun te$idap penelitian yang saya lakukan.

Ucapan terima kasih juga tidak lupa saya tujukan kepada teman-teman

sepeIjuangan Komisi Pelayanan Siswa (KPS) PMK IPB yang menjadi sahabat setia

daJam suka maupun duka Penghuni Sekretariat (baik yang tetap maupun penghuni

gelap) dengan segaIa keunikannya yaitu Paul, Ardi, Odhe, Acun, loko, Cornel, dan

Samy, serta tak lupa kepada sesepuh KPS yang sering berkunjung ke sekretariat KPS

yaitu Kristianto, Sony L. M. S.Hut, Bayu, dan Dedi S.Hut, serta pada akhirnya

ucapan terima kasih kepada semua teman KPS yang tidak saya sebutkan namanya

satu-persatu.

Bogor, I3 Desember 2006

Penulis

Page 48: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penambahan tepung tolang ayam nyata berpengaruh terhadap peningkatan

kandungan nitrogen, sangat nyata berpengaruh terhadap peningkatan kandungan

fosfor, dan lidak nyata berpengaruh terhadap peningkatan kandungan nitrat yang

dihasilkan.

Penambahan tepung darah sapi sangat nyata meningkatkan kandungan

nitrogen, nyata berpengaruh terhadap peningkatan kandungan fosfor, dan lidak nyata

berpengaruh terhadap peningkatan kandungan nitrat yang dihasilkan.

Hasil pene/ilian secara keseluruhan yaito dengan penambahan tepung darah

sapi pada taraf 2% dan penambahan tepung tulang ayam pada taraf 4% dapat

menghasilkan peningkatan kandungan nitrogen dan fosfor yang lebih bailc

Saran

Perlu dilakukan pene/ilian lebih lanjut yang menggunakan material dan

metode pengomposan yang sarna, tetapi waktu pengomposan yang lebih lama dari 14

hari, dan diperJukan penambahan kapur untuk menaikkan derajat keasaman, yang

pada akhirnya diharapkan pengomposan menghasilkan unsur-unsur ham dan pH

yang sesuai dengan kebutuhan.

Page 49: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

DAFf AR PUSTAKA -..,

Buckmafl;-H. O. dan N. C. Brady. 1982. I1mu Tanah. Bhratara Karya Aksara, Jakarta. "

Centre for Policy dan Implementation Studies (CPIS). 1992. Teknik Pembuatan Kompos dari Sampah Rumah Tangga. Pusat Percobaan dan Pelatihan Pengomposan. Ragunan. Jakarta.

Dewan Standarisasi NasionaiIndonesia (SNI). SNI 01-3158. 1992. Tepung Tulang. Jakarta.

Divakaran, S. 1982. Animal Blood Processing and Utilization. Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome.

'~ond> J. 8., A. M. Musser, and F. S. Andrews. 1957. Fundamentals of Horticulture. Mc Graw Hill Book Co. Inc. New York. 456 p.

Evanylo, G. K. 1998. Nitrogen soil testing for com in Virginia Virginia Cooperative Extension. Virginia Polytechnic Institute and State University. hltp://www.exl. vI. edu

Fair, G. M., J. C. Geyer and 1. C. Moris. 1967. Water Supply and Waste Water Disposal. Jbon Wiley & Sons Inc., New York.

Fauziah, A. N. 1998. Pemanfaatan limbah industri kertas untuk pembuatan gas bio. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.

Foth, H. D. 1988. Dasar-dasar llmu Tanah. Endang, D. P., Dwi, R.. L., Rahayuning, T. PeneIjemah; Sri, A. 8. H., ed .. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. TeIjemahan dari: Fundamentals of Soil Science.

Gaur, A. C. 1983. A Manual of Rural Composting. Food and Agriculture Organization of The United Nation. Rome.

Gob., K. M. and R.. J. Haynes. 1986. Nitrogen and Agronomics Practices. p: 379-468. In R.. J. Haynes. Minerai Nitrogen in Plant Soil System. Academic Press. Florida

Grunes, D. L. and W. H. Allaway. 1985. Nutritional Quality of Plants in Relation to Fertilizer Use. p: 589-616. In Engelstad O. P. (ed) Fertilizer Technology and Use Soil Science Society of America Inc., Madison Wiscounsin.

Haga, K. 1999. Development of composting technology in animal waste treatment J. Anim. Sci. Nationallnstitute of Animal Industry, Tsukuba, Ibaraki. 12: 604-606.

Harada, Y. K., Tosada and M. KOSIDno 1993. Quality of compost produced from animal waste. Japan Agriculture Research Quarterly. 26: 238-246.

Page 50: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta

Haug; R. T. 1980. Compost Principles Engineering and Practices. Ann Arbor Science, Michigan.

Indrianl, Y. H. 2002. Membuat Kompos Secara Kilat. PT Penebar Swadaya Jakarta

Jacob, A. and H. V. UexkuJl. 1960. Fertilizer Use: Nutrition and Manuring of Tropical Crops. Translated by C. L. Whittles. Hannover. 593 p.

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2006. KuaIitas Kompos. Jakarta.

Koswara, J. 1989. MakaIah Kursus Singkat Hortikultura Bks Barat-UNSAID. Departemen Agronomi. IPB. Bogor.

Lembah Hijau Multifarm, C. V. 1999. Aplikasi Bioteknologi Star Bio. Brosur. Solo.

Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk (edisi revisi). PT Penebar Swadaya Depok.

Manari, M. H. A. 2006. Kamus Kimia PT Bumi Aksara. Jakarta.

Mattjik, A. A, dan M. Sumertajaya 2000. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press, Bogor.

Mengel, K. and E. A. Kirkby. 1982. Principles of Plant Nutrition. 3rd Edit International Potash Institute. Switzerland.

Morrison, F. B. 1959. Feed and Feeding 91h Edit. The Morrison Publishing Company. New York.

Mugnisjah, W. Q. dan A. Setiawan. 1995. Pengantar Produksi Benih. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Murbandono, L. H. 2002. Membuat Kompos. PT Penebar Swadaya Jakarta

Nababan, B. E. 2002. Rendemen dan kualitas tepung tulang kambing sisa industri rumah makan yangdiproses melaIui perendaman dalam asarn klorida pada konsentrasi dan lama rendam. Skripsi. Fakultas Peternakan IPB. Bogor.

Nengsih. 2002. Penggunaan EMt dan GT -100-WT A dalam pembuatan pupuk organik cair dan padat dari lSI rumen limbah RPH. Skripsi. Fakultas Peternakan IPB. Bogor.

Oman. 2003. Kandungan nitrogen pupuk organik cair dari basil penambahan urine pada limbah (sludge) keluaran instaIasi gas bio dengan masukan feces sapi. Skripsi. Fakultas Peternakan IPB. Bogor.

38

Page 51: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Parr, J. P. 1981. Management of Organic Recycling. Food and Agriculture Organization of The United Nation. Rome.

Polprasert, C. 1980. Organic Waste Recycling. Jhon Wiley and Sons, Chicester.

Prawiranata, W. S. H. dan P. Tjondronegoro. 1992. Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan I1mu Pengetahuan Alam. IPS. Bogor.

Price, E. C. and P. N. Cheremisinoff. 1981. Biogas Production and Utilization. Ann Arbour Science Publisher, Inc. Ann Arbour Michigan.

Puj iharti , Y. 2000. Produksi gas-bio dan kualitas lumpur dari jerami padi. Tesis. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Raihan, S. 2002. Suplemen bahan organik terhadap pupuk anorganik dalam meningkatkan basil jagung di laban Lebak. Prosedur NasionaI Pertanian Organik. Jakarta. Juli 2002.

Rasyaf, M. 1990. Bahan Makaoao Unggas di Indonesia Penerbit Kanisius. Jakarta

Sahidu, S. 1983. Kotoran Ternak Sebagai Sumber Gas Bio. Dewa Ruci, Jakarta

Santosa, E. 2000. Pengaruh Jenis Pupuk Organik dan Mulsa Terhadap Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera spp. L.). Laporan PeneIitian. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Setiawan, A. I. 1999. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya Jakarta

Soekirman, S. 2005. Peluang Pasar Pemanfaatan Kompos Hasil Pengomposan Sampah Pasar DKl Jakarta Direktorat Jendral Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan llmu Tanah, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Sosrosoedirdjo, R. S., B. Rivai dan S. S. Iskandar. 1981. llmu Memupuk 2. CV. Yasaguna Jakarta

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Geometrik. TeIjemahan: B. Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. UI-PRESS. Jakarta

Suntoro. 2001. Pemanfaatan Iimbah padat industri kertas (sludge) sebagai bahan kompos dalam meningkatkan kesuburan tanah entisol. J. Pen. llmu Tanah dan Agroklimat 1: 1-5.

39

Page 52: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Sutmto, R. 2006. Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.

Sutejo, M. M. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Suzuki, K., W. Takeshi, and Vo Lam. 2001. Consentration and cristallization of phosphate, ammonium and minerals in the effluent of bio-gas digesters in the Mekong Delta, Vietnam. Jircan and Cantho University, Cantho Vietnam. 16: 271-276.

Taiganides, E. P. 1978. Animal Waste Management and Waste Water Treatment In. Strauch, D. (Ed.). Animal Production and Environmental Health. Elsevier Science Publisher B. V. Amsterdam.

Tisdale, S. L., W. L. Nelson dan J. P. Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizer. 4111

Ed. Mac Millan Pub I. Co. Inc., New York. 695 p.

Vesilind, P. A., J. J. Pierce and R. F. Weiner. 1990. Environmental Pollution and Control. Butterworth-Heinemen. Boston.

Wididana, B. N., S. K. Riyatmo, dan T. Higa 1996. Tanya-Jawab Teknologi Effective Microorganisms. Penerbit Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan. Jakarta.

Yang, S. S. 1997. Preparation of compost and evaluating its maturity. Agriculture and Horticulture Extension Bulletin No. 445

Zaitun, 1999. Efectivitas limbah industri tapioka sebagai pupuk cairo Tesis. Program Pasca Srujana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

40

Page 53: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Lampiran I. Derajat Keasaman, Suhu, dan Wama Sludge

Nama pH Suhu Wama

Sludge 7,01 27,90C CokJat Teh

41

Page 54: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Lampiran 2. Derajat Keasaman, Suhu, dan Wama Pengomposan Pupuk Organik Carr Hari Ke- 0

Perlakuan Ulangan pH Suhu 'Wama

3,86 27,50C Coklat Teh

2 3,84 27,50C Coklat Teh

3 3,76 27,50C Coklat Teh

4 3,82 27,40C Coklat Teh

3,90 27,50C Coklat Teh

2 3,88 27,40C Coklat Teh 2

3 3,94 27,40C Coklat Teh

4 3,93 27,50C Coklat Teh

4,10 27,60C CoklatTeh

2 4,05 27,50C Coklat Teh 3

3 3,95 27,50C Coklat Teh

4 3,97 27,50C Coklat Teh

4,12 27,50C Coklat Teh

2 4,26 27,50C CoklatTeh 4

3 4,29 27,50C Coklat Teh

4 4,02 27,50C CoklatTeh

42

Page 55: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Lampiran 3. Derajat Keasaman, Suhu, dan Warna Pengomposan Pupuk Organik Carr Hari Ke-7

Perlakuan Ulangan pH Suhu Warna

3,72 29,00C Coklat Teh

2 3,72 28,70C Coklat Teh

3 3,68 28,1 OC Coklat Teh

4 3,76 27,40C Coklat Teh

3,85 28,IOC Coklat Teh

2 3,81 28,IOC Coklat Teh 2

3 3,85 28,30C Coklat Teh

4 3,86 28,50C Coklat Teh

3,96 27,80C Coklat Teh

2 3,95 27,50C Coklat Teh 3

3 3,88 27,1 OC Coklat Teh

4 3,90 26,50C Coklat Teh

4,04 27,00C Coklat Teh

2 4,10 27,10C Coklat Teh 4

3 4,14 27,30C Coklat Teh

4 3,89 27,30C CoklatTeh

43

Page 56: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Lampiran 4. Derajat Keasaman, Suhu, dan Warna Pengomposan Pupuk Organik Cair Hari Ke- 14

PerIakuan Ulangan pH Suhu Warna

3,60 29,00C Coklat Teh

2 3,62 29,50C Coklat Teh

3 3,61 30,00C Coklat Teh

4 3,72 30,50C Coklat Teh

3,82 30,90C Coklat Teh

2 3,76 31,2 OC Coklat Teh 2

3 3,78 31,40C Coklat Teh

4 3,81 31,40C Coklat Teh

3,84 28,70C Coklat Teh

2 3,87 28,90C Coklat Teh 3

3 3,83 28,90C Coklat Teh

4 3,85 29,00C CoklatTeh

1 3,98 28,60C Coklat Teh

2 3,96 28,60C CoklatTeh 4

3 3,98 28,60C Coklat Teh

4 3,77 28,60C CoklatTeh

44

Page 57: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Larnpiran 5. Daftar Sidik Ragam Pengomposan Pupuk Organik Cair dari Sludge Instalasi Gas Bio

Tabel Analisis Ragam Kandungan N-total

Sumber Keragaman DB JK KT

Perlakuan 3 1436,23 478,74

Tepung Tulang Ayam (ITA) 340,86 340,86

Tepung Darah Sapi ([OS) 969,54 969,54

TTA*TDS 125,83 125,83

Error 12 469,78 39,15

Total 15 1906;02

Keterangan: .. = berbeda sangat nyata (p<O,OJ) • = berbeda nyata (p<O,05) In = tidak nyata interaksi

Hasil Uji Tukey Kandungan N-total Pupuk Organik Cair

(ITA 2%, IDS 1%) (ITA 2%, IDS 2%) (ITA 4%, IDS 1%)

59,68A 80,868 74,528

Tabel Analisis Ragam Kandungan P20 S

Sumber Keragaman DB JK KT

Perlakuan 3 1,55225 0,51742

Tepung Tulang Ayam (ITA) 0,83723 0,83723

Tepung Darah Sapi ([OS) 0,33063 0,33063

TTA*IDS 0,38440 0,38440

Error 12 0,66315 0,05526

Total 15 2,21540

Keterangan: •• - berbeda sangat nyata (p<O,O J) • = berbeda nyata (p<O,05) n = nyata interaksi

Hasil Uji Tukey Kandungan P20 S Pupuk Organik Cair

(ITA 2%, IDS 1%) (ITA 2%, IDS 2%) (ITA 4%, IDS 1%)

I \3A , I I A , 1,28A

F-hitung F 0.05 1 F 0.01

12,23" 3,4915,95

871' , 4,75/9,33

2477" ,

3,21'"

(ITA 4%, IDS 2%)

84488 ,

F-hitung FO.051 Fo.ol

936" , 3,4915,95

15 15" , 4,7519,33

598' ,

6,96°

(ITA 4%, IDS 2%)

1888 ,

45

Page 58: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Tabel Analisis Ragam Kandungan NO)-

Sumber Keragaman DB JK KT F-hitung Fo_os / Fo_ol

Perlakuan 3 651713732 217237911 0,60111 3,49/5,95

Tepung Tulang Ayam (ITA) 27484593 27484593 0,08111 4,75/9,33

Tepung Darah Sapi (TDS) 552178327 552178327 1,53111

TTA*TDS 72050812 72050812 0,20111

Error 12 4319406278 359950523

Total 15 4971120011

Keterangan: tn = tidak berbeda nyam atau tidak berpengaruh nyam terhadap kandungan nitrat dan tidak ada interaksi antara tepung tulang ayam dan tepung darah sapi

46

Page 59: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Larnpiran 6. Tabel Kandungan N-Total, P20s, dan N~- dengan Pemberian Berbagai Taraf Tepung TuJang Ayam dan Tepung Darah Sapi Pada Sludge lnstalasi Gas Bio

-Tabel Kandungan N-total dengan Pemberian Berbagai Taraf Tepung TuJang Ayam dan Tepung Darah Sapi pada Sludge lnstalasi Gas Bio.

Tepung TuJang Tepung Darah Sapi (TDS) Rataan

Ulangan Ayam(ITA) 1% 2%

(mg/l) 1 (%)

62,06 1 0,0062 76,1 10,0076

2 59,34/0,0059 80,63 1 0,0081 (2%)

3 59,34/0,0059 89,24/0,0089

4 57,98/0,0058 77,46/0,0077

Rataan 59,68/0,0060 80,861 0,0081 70)7 1 0,0070

74,7510,0075 99,66/0,0100

2 79)8/0,0079 80,63 1 0,0081

(4%) 3 74)9/0,0074 77,91/0,0078

4· 69,76/0,0070 79,72/0,0080 L

Rataan 74,52/0,0075 84,48/0,0084 79,50/0,0080

Rataan 67,1/0,0067 82,67 1 0,0083 74,89/0,0075

Sumber: Hasil Analisa Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Laban Fakultas Pertanian IPS (2006)

47

Page 60: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Tabel Kandungan P20 S dengan Pemberian Berbagai Level Tepung Tulang Ayam dan Tepung Darah Sapi pada Sludge Instalasi Gas Bio.

Tepung Tulang Tepung Darah Sapi (TDS)

Ayam(ITA) Ulangan (1%) (2%) Rataan

(mg/l) I (%)

1,19/0,0002 1,21/0,0001

2 1,17/0,0001 1,02/0,0001 (2%)

3 1,04 / 0,0001 1,09 / 0,0001

4 1,13 I 0,0001 1,12/0,0001

Rataan 1,13/0,0001 1,11/0,0001 1,12/0,0001

1,19 / 0,000 I 1,35/0,0001

2 1,59 / 0,0002 2,12/0,0002

(4%) 3 1,18/0,0001 1,77/0,0002

4 1,16/0,0001 2,27 / 0,0002

Rataan 1,28/0,0001 1,88 I 0,0002 1,58 / 0,0002

Rataan 1,21/0,0001 1,50/0,0002 1,35/0,0001

Sumber. Hasil Analisa Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Laban Fakultas Pertanian IPS (2006)

48

Page 61: .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH - repository.ipb.ac.id · TEPUNG DARAH SAPI .SKRlPSI RICHARD L. CAPAH PROGRAMSTUDlTEKNOLO~IPRODUKSITERNAK ... Parameter yang dirunati pada penelitian ini

Tabel Kandungan NO)- dengan Pemberian Berbagai Level Tepung Tulang Ayam dan Tepung Darah Sapi pada Sludge Instalasi Gas Bio

Tepung Tulang Tepung Darah Sapi (IDS)

Ayam (ITA) Ulangan (1%) (2%) Rataan

(ppm) I (%)

8.425,80 I 0,84 11.243,40 11,12

2 14.043,00/1,40 11.234,60/1,12 (2%)

3 70.215,00/7,02 16.520,80 I 1,65

4 22.468,80/2,25 12.180,30/1,22

Rataan 28.788,15 12,88 12.794,78/1,28 20.791,47/2,08

I 11.244,00/1,12 14.043,00 11,40

2 10.350,60/1,04 8.425,80 I 0,84

(4%) 3 58.980,60/5,90 33.703,20/3,37

4 28.086,00 12,81 22.468,80/2,25

Rataan 27.165,30/2,72 19.660,20 11,97 23.412,7512,34

Rataan 27.976,73/2,80 16.227,49 11,62 22.102,1l/2,21

Sumber. Hasil AnaJisa Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Laban Fakultas Pertanian IPB (2006)

49