SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan...

214
86 UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII SMA BUNG KARNO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008-2009 SKRIPSI Oleh : Nyiastuti Dwi Agustina K 1203060 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan...

Page 1: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

86

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE

DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII

SMA BUNG KARNO KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2008-2009

SKRIPSI

Oleh :

Nyiastuti Dwi Agustina

K 1203060

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

87

DATA DIRI

1. NAMA : NYIASTUTI DWI AGUSTINA

2. NIM : K1203060

3. JURUSAN/PROGRAM STUDI : P.BAHASA DAN SENI / BAHASA DAN

SASTRA INDONESIA

4. MASUK UNS LEWAT JALUR : SWADANA

5. TEMPAT/TANGGAL LAHIR : PACITAN/09 Agustus 1984

6. ALAMAT : DS. GONDANG RT 003/ RW IX,

NAWANGAN, PACITAN

7. KODE POS : -

8. TINGGI/BERAT BADAN : 150/50

9. AGAMA : ISLAM

10. JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

11. TANGGAL LULUS : 09 JUNI 2009

12. LAMA STUDI : 5 TAHUN

15. LAMA MENYUSUN SKRIPSI : 10 BULAN

17. PEMBIMBING AKADEMIK : Dra. Ani Rakhmawati, M.A.

18. NAMA ORANG TUA

AYAH : JASMAN, S.Pd

PEKERJAAN : PNS

IBU : ISTYARINI

PEKERJAAN : WIRASWASTA

19. RIWAYAT PENDIDIKAN

16. JUDUL SKRIPSI : UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII SMA BUNG KARNO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008-2009

(Penelitian Tindakan Kelas)

Page 3: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

88

1. SD : SD NEGERI PACITAN I

2. SMP : SMP NEGERI I PACITAN

3. SMA : SMA NEGERI II PACITAN

4. PT : UNIVERSITAS SEBELAS MARET

20. ALAMAT : DS. GONDANG RT 003/ RW IX,

NAWANGAN, PACITAN

22. KEGIATAN AKADEMIS :

a. Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 3 Surakarta

Indonesia (2007)

b. Magang Kepenyiaran di Radio RIA FM Surakarta (2007)

c. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Universitas Ghanesa Bali dan Balai

Bahasa Bali (2006)

25. TRAINING YANG DIIKUTI :

a. TRAINING PERPUSTAKAAN MENGENAL MANAJEMEN

PERPUSTAKAAN (2006)

Surakarta, September 2009

Nyiastuti Dwi Agustina NIM K1203060

Page 4: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

89

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DISKUSI

KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII SMA BUNG KARNO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008-2009

(Penelitian Tindakan Kelas)1

(Effort to Improve the Quality of Skill Talks Study Passing Group Discussion Method to the Second Year Student of SMA Bung Karno Karanganyar 2008/2009)

(Classroom Actions Research)

Oleh: Nyiastuti D. Agustina Dra. Suharyanti M. Hum Drs. Slamet Mulyono, M.Pd.

ABSTRAK

Nyiastuti Dwi Agustina. K 1203060. Effort to improve the quality of skill talks study passing group discussion method to The Second Year Student of SMA Bung Karno Karanganyar 2008/2009. Research Paper, Surakarta, School of teacher training and education, Sebelas Maret University of Surakarta, June 2009.

Purpose of this research is to: (1) improving the quality of process study skill talks with to apply group discussion method to the second year student of SMA Bung Karno Karangpandan, Karanganyar; (2) improving the quality of result of study skill talk with to apply group discussion method to the second year student of SMA Bung Karno Karangpandan, Karanganyar.

This research using cycle class research approach, which is collaborative research, among teacher and the researcher to overcome existing problems in study. Data source of this research for example: event process study converse, informant (Language subject curator teacher and Indonesia art, the second year student of SMA Bung Karno), document (Plan Execution Study, photograph activity [of] study, result of student test, result of interview). Technique data collecting that used is observation, interview, document analysis, and test. To test researcher data validity use technique triangulates the source of informant review and data. Gathered to be data to be analyzed with technique analyze interactive pursuant to efficacy indicator which have been specified. Research process executed in three cycles with four phases at every It’s cycle, that is planning phase, execution phase, observation phase, and also analyze and reflex phase.

Result of this research inferential that: (1) applying group discussion can improve the quality of study process converse. This matter [is] marked at the height of motivation and enthusiasm learn student which mounting become 85% 1 Hasil penelitian sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, PBS, FKIP Universitas Sebelas

Maret

Page 5: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

90

(41 student from 48 student) and active student amount in activity [of] study mount equal to 75% (36 student from overall of student amounting to 48 student), (2) applying group discussion can improve the quality of result of study converse. This matter marked at the height of amount of tired student complete boundary. That is I cycle 26 students from 48 students (54%) with average value 66, 4. At II cycle become 37 students (77%) with average value 71 and mount again at III cycle. That is 48 students (98%) with average value 77, 3.

PENDAHULUAN

Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa

lisan yang penting untuk dikuasai oleh siswa SMA. Pentingnya keterampilan

berbicara dalam komunikasi diungkapkan oleh Ellis, dkk. (dalam Supriyadi,

2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik,

dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun professional. Keuntungan sosial

berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antar individu. Adapun keuntungan

professional akan diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat

pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan

serta mendiskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut akan memudahkan

siswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain

(Nurhadi, 1995: 342).

Akan tetapi, pada kenyataannya keterampilan berbicara siswa SMA

termasuk siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan, Karanganyar belum

memadai. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas XII SMA Bung Karno

Karangpandan, Karanganyar dapat dinyatakan bahwa siswa belum mampu

berbicara dalam bahasa Indonesia yang runtut, baik dan benar. Keterampilan

berbicara yang belum memadai tersebut disebabkan pembelajaran berbicara yang

selama ini dilakukan oleh guru masih kurang optimal. Hal ini diindikasikan oleh

beberapa fakta berikut.

Pertama, waktu pertemuan dalam proses pembelajaran berbicara yang

hanya 90 menit dalam satu kali pertemuan, masih kurang cukup untuk

dilaksanakannya pembelajaran berbicara, sedangkan jumlah siswa cukup banyak,

yaitu 48 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas XII dapat

disimpulkan bahwa jumlah siswa yang cukup banyak tersebut menyebabkan

Page 6: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

91

waktu pembelajaran berbicara cukup lama karena siswa berbicara, dalam

mengungkapkan pendapatnya secara individu. Padahal, guru masih harus

menyelesaikan materi lain yang tentunya juga akan menyita perhatian guru dan

waktu pembelajaran. Oleh karena itu, tidak semua siswa mendapat kesempatan

mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Kurangnya waktu pembelajaran

tersebut menyebabkan guru kurang memberikan perhatian terhadap pembelajaran

berbicara. Pembelajaran berbicara yang kurang mendapat perhatian tersebut dapat

dilihat dari metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Metode

yang digunakan adalah siswa berbicara, dalam mengungkapkan pendapatnya

secara individu sehingga menyita waktu pembelajaran Bahasa Indonesia yang

hanya 90 menit tiap pertemuan.

Kedua, guru sulit menugasi siswa untuk mengapresiasikan pendapat di

depan kelas. Bertolak dari hasil wawancara dengan guru, kendala yang dialami

guru yaitu sewaktu menghadapi siswa yang merasa takut atau kurang percaya diri

apabila diberi tugas menanggapi atau mengutarakan pendapat mengenai satu

masalah yang sedang dibahas di depan kelas. Hal ini seperti yang disampaikan

oleh Lilies Gartika (2007: 1) bahwa guru masih kesulitan dalam mengajarkan

keterampilan berbicara. Mereka mengemukakan kesulitan tersebut terutama

sewaktu memberi tugas kepada siswa tampil berbicara. Pada umumnya, siswa

yang tidak berani tampil tersebut adalah siswa yang mengalami beberapa masalah

sewaktu tampil berbicara, seperti takut, lupa, dan grogi sewaktu berbicara di

depan teman-temannya. Akibatnya keterampilan berbicara siswa tidak

dikembangkan secara optimal.

Ketiga dari hasil nilai tes survei awal keterampilan berbicara siswa di atas

dapat dikatakan bahwa keterampilan siswa berbicara sangat memprihatinkan. Dari

48 siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal belajar hanya satu (1)

atau 1% dari jumlah keseluruhan siswa (48). Sedangkan 98% (47) siswa yang lain

belum mencapai ketuntasan belajar. Rentangan nilai 45-70, dan nilai rata-rata

kelas adalah 54, 67. Nilai rata-rata kelas ini jauh dari nilai ketuntasan rata-rata

kelas yaitu 70. Selain itu pada proses pembelajaran pun menunjukkan kualitas

yang kurang memadai. Hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat survei

Page 7: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

92

awal terungkap dengan jelas bahwa siswa menunjukkan sikap kurang peduli pada

saat berlangsungnya pembelajaran berbicara. Saat proses pembelajaran

berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa siswa memang tampak memperhatikan

keterangan guru namun tidak sedikit pula siswa yang sibuk beraktivitas sendiri.

Dari hasil pantauan peneliti dengan lembar observasi, diketahui 24 siswa

atau 50% dari keseluruhan siswa di kelas tersebut kurang memiliki minat dan

motivasi mengikuti pembelajaran. Sementara itu, keaktifan siswa hanya 29 % dari

jumlah keseluruhan siswa atau 14 siswa.

Dari fakta hasil survei awal membuktikan bahwa proses maupun hasil

pembelajaran berbicara pada siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

masih jauh dari harapan. Dilihat dari segi proses pembelajaran meunjukkan bahwa

pembelajaran berbicara yang selama ini berjalan kurang kondusif. Hal ini dapat

dilihat dari kurangnya minat dan motivasi serta keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran berbicara. Tentu saja masalah pertama tersebut memunculkan

masalah kedua, yaitu hasil atau nilai keterampilan berbicara siswa yang turut

memprihatinkan. Oleh karena itu perlu adanya terapi untuk mengatasi penyakit

pembelajaran tersebut

Ketiga fakta di atas menunjukkan kualitas proses dan hasil pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru masih kurang optimal. Oleh karena itu, dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran keterampilan berbicara

di SMA Bung Karno Karangpandan, Karanganyar dibutuhkan perbaikan yang

dapat mendorong siswa secara keseluruhan agar aktif dalam menanggapi ataupun

mengemukakan pendapat di depan kelas. Adapun upaya yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar berbicara adalah dengan

menggunakan metode diskusi kelompok yang memberi kesempatan kepada siswa

untuk dapat mengungkapkan pendapat di hadapan teman-temannya secara

berkelompok dan menjadikan kelompok sebagai sarana yang efektif untuk belajar.

Dengan metode diskusi ini, guru dapat mengefektifkan waktu

pembelajaran karena siswa dapat belajar dengan efektif dengan mendapatkan

feedback dari teman-teman pada kelompoknya masing-masing. Selain itu siswa

juga akan dapat mengembangkan pendapat atau idenya masing-masing.

Page 8: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

93

Sebagaimana pendapat M.Peer Mohamed Sardhar (2008: 3) bahwa “Pause to

allow quieter students a chance to contribute”. Guru sebaiknya mencoba untuk

tidak mendominasi diskusi,agar siswa mendapat kesempatan untuk berkontribusi.

Pendapat lain mengenai diskusi kelompok diungkapkan oleh De Vita

(dalam Curt Reese dan Terri Wells, 2007: 2), yaitu “the difficulty that their

students may encounter in university classrooms and help to prepare them to be

able to participate in classroom discussions”. Dia menjelaskan bahwa guru harus

menyadari jika siswa mereka mungkin kesulitan dalam menghadapi pelajaran,

oleh karena itu guru harus membantu menyiapkan mereka untuk dapat

berpartisipasi dalam diskusi kelas.

Salah satu keterampilan berbicara yang harus dikuasai oleh siswa kelas

XII SMA adalah keterampilan berpidato dengan kompetensi dasar Berpidato

tanpa teks dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat. Indikator yang

harus dikuasai siswa antara lain: (1) menulis teks pidato dengan tema tertentu; (2)

membawakan pidato dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat; (3)

mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki dari pidato yang disampaikan teman; (4)

memperbaiki cara berpidato dan isi pidato berdasarkan catatan atau masukan

teman. Dari uraian di atas, peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian

tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran

berbicara khususnya pada kompetensi berpidato pada siswa di SMA Bung Karno

Karangpandan, Karanganyar dengan menerapkan metode diskusi kelompok.

LANDASAN TEORI

Pada prinsipnya bahasa Indonesia merupakan sebuah fakta sosial, sarana

komunikasi, dan pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra yang dipergunakan

sehingga keduanya saling terkait. Pada satu sisi bahasa Indonesia merupakan

sarana komunikasi, dan sastra merupakan salah satu hasil budaya yang

menggunakan bahasa sebagai alat kreativitasnya, sedangkan pada sisi lain bahasa

dan sastra Indonesia sebaiknya diajarkan kepada siswa melalui pendekatan

tertentu sesuai dengan hakikat dan fungsinya. Pendekatan pembelajaran bahasa

lebih menitikberatkan aspek performansi atau kinerja bahasa dan fungsi bahasa

Page 9: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

94

sehingga pendekatan yang tepat digunakan adalah pendekatan komunikatif

(Depdiknas, 2003: 2-3).

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan usaha sadar guru untuk

membuat siswa terampil berbahasa dan memiliki sikap positif terhadap bahasa

Indonesia. Sabarti Akhadiah M.K dkk. (1992: 1-2) menyebutnya sebagai proses

pengubahan perilaku berbahasa siswa sehingga guru harus memahami berbagai

faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran tersebut. Dia menyebutkan

ada lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia,

antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi pembelajaran, kondisi

siswa, sarana, dan lingkungan sosial.

Istilah pembelajaran tidak bisa terlepas dengan kegiatan belajar dan

mengajar. Belajar dan mengajar mengacu kepada proses yang terjadi dalam suatu

rangkaian unsur-unsur yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Erizal

Gani (2000: 1) berpendapat bahwa belajar berarti berusaha agar memperoleh

kepandaian atau ilmu. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Bruner (dalam

Hidayat, 2000: 3) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi

secara bertahap (episode). Episode tersebut terdiri dari informasi, transformasi,

dan evaluasi. Informasi menyangkut materi yang diajarkan, transformasi

berkenaan dengan proses memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah

dilakukan oleh pembelajar dan pengajar. Sejalan dengan itu, Gagne (dalam

Hidayat, 2000: 3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang

dilakukan untuk menimbulkan perubahan pada anak didik.

Diskusi kelompok merupakan satu pengalaman belajar yang dapat

diterapkan hampir dalam semua bidang studi, tentu saja disesuaikan dengan tujuan

instruksional yang akan dicapai serta bahan pelajaran yang akan diajarkan.

Sebagaimana pendapat Hassibuan. dkk. (1994: 98) bahwa diskusi adalah suatu

percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih. Ditambahkannya, akan

tetapi tidak semua percakapan atau pembicaraan dapat disebut diskusi. Ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi, dengan maksud agar pembicaraan itu benar-

benar bermanfaat dan berlangsung secara efektif.

Page 10: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

95

Pembelajaran berbicara yang selama ini dilakukan oleh guru adalah siswa

diminta menganalisis teks pidato di depan kelas setelah itu siswa diminta

membacakan teks pidato tersebut di depan kelas secara individu. Adapun dalam

pelaksanaannya guru hanya meminta beberapa siswa yang tampil berbicara di

depan kelas karena alokasi waktu yang terbatas.

Metode di atas ternyata masih kurang optimal untuk meningkatkan

keterampilan berbicara di depan kelas. Hal ini terbukti dengan masih sedikitnya

siswa yang berani maju ke depan kelas untuk mengungkapkan pendapatnya.

Mereka sering lupa dan bingung dengan apa yang akan dikatakan setelah mereka

di depan kelas. Selain itu, rasa takut dan grogi sewaktu tampil di depan kelas

masih sangat jelas. Mayoritas siswa menjadi malu dan takut apabila diminta oleh

guru untuk berbicara di depan kelas. Akibatnya, prestasi keterampilan berbicara

siswa dalam mengungkapkan pendapat atau gagasan masih rendah.

Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan sebuah metode yang dapat

memotivasi mereka untuk aktif berbicara di depan kelas. Salah satu metode yang

dapat dilakukan adalah dengan metode diskusi kelompok. Metode ini memberi

kesempatan kepada siswa untuk menggali keterampilan berbicara salah satunya

adalah keterampilan berpidato. Kemudian, pengalaman belajar tersebut

ditanggapi/ siswa mengemukakan pendapatnya di depan kelas secara

berkelompok. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara di

depan kelas. Selain itu, mereka juga mengungkapkan pendapatnya secara

berkelompok sehingga mereka tidak malu dan grogi, serta waktu pembelajaran

berbicara akan lebih efektif.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Bung Karno yang beralamat di

Wanukembang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa

Tengah. Kelas yang menjadi objek penelitian ini adalah Kelas XII. Waktu

penelitian berlangsung dari bulan Juni sampai dengan November 2008.

Page 11: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

96

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas. Suharsimi Arikunto

dkk.. (2006: 3) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah pencermatan

terhadap pembelajaran berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi secara bersama. Burns (dalam Suwarsih Madya, 2006: 8), menyatakan

penelitian tindakan adalah penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah

dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan

yang dilakukan didalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para

peneliti, praktis dan orang awam. Jadi, penelitian ini merupakan kerjasama antara

peneliti, guru, siswa, dan pihak sekolah untuk menciptakan kinerja sekolah yang

lebih baik.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Deskriptif kualitas yang digunakan dalam prosedur penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif lisan maupun tertulis, dan bukan data yang berupa angka-

angka. Data-data yang sudah diperoleh didiskripsikan dan dianalisis kemudian

disimpulkan.

Prosedur penelitian ini didasarkan pada prosedur penelitian tindakan

kelas menurut Suwarsih Madya (2006: 59), yaitu;(!) kegiatan menyusun rencana

tindakan bersama, (2) melakukan tindakan dan mengamati secara individual

maupun bersama-sama, kemudian (3) melakukan refleksi terhadap tindakan yang

akan dilakukan. Rangkaian kegiatan tersebut terhimpun dalam sebuah siklus.

Senada dengan pendapat tersebut Suharsini Arikunto dkk.. (2006: 16)

mengemukakan model penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian tindakan

kelas. Tahap-tahap dalam model tersebut adalah: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi

Page 12: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

97

Gambar 2: Alur Penelitian Tindakan

Keterangan:

1. Rencana (perencanaan tindakan): menerapkan metode diskusi kelompok

dalam pembelajaran berbicara untuk meningkatkan keterampilan berbicara

dalam menanggapi isi wacana.

2. Tindakan (pelaksanaan tindakan): pelaksanaan metode diskusi kelompok

dalam pembelajaran berbicara

3. Observasi (observasi dan interpretasi): mengamati proses penerapan metode

diskusi kelompok.

4. Refleksi (analisis dan refleksi): mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan

penerapan metode diskusi kelompok yang telah dilakukan pada siklus II, dan

seterusnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dengan harapan dapat

memberikan jawaban yang memuaskan terhadap masalah yang telah dirumuskan.

Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan (2)

pelaksanaan siklus (3) observasi dan interpretasi (4) analisis dan refleksi.

Adapun pembahasan peningkatan kualitas pembelajaran apresiasi teks

pidato adalah sebagai berikut.

1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran berbicara

Indikator sudah/belum tercapai?

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi SIKLUS II

Page 13: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

98

Keberhasilan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan kualitas

proses pembelajaran berbicara ini dapat dilihat dari indikator-indikator

sebagai berikut:

a) Siswa lebih berminat dan termotivasi saat pembelajaran berlangsung

Selama pelaksanaan penelitian sejak Siklus I hingga 3, terjadi

peningkatan dalam hal antusias siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hal ini terbukti bahwa dalam Siklus I sebanyak 65% (31 siswa dari 48

siswa) berminat mengkuti pembelajaran. Pada Siklus II sebanyak 75% (36

siswa dari 48 siswa). Minat dan motivasi tersebut semakin meningkat

dalam pelaksanaan Siklus III sebanyak 85% (41 siswa dari 48 siswa).

b) Siswa terlihat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran

Metode diskusi kelompok dalam pembelajran berbicara (berpidato)

merupakan hal yang baru bagi siswa di SMA Bung Karno Karangpandan.

Oleh karena itulah, inovasi dalam pembelajaran berbicara tersebut

disambut dengan antusias tinggi oleh siswa. Parameter yang menyatakan

tingginya antusias siswa tersebut adalah hasil observasi selama kegiatan

belajar-mengajar berlangsung yang menunjukkan peningkatan pada tiap

siklus. Pada Siklus I keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan belajar-

mengajar hanya hanya sebesar 35% (19 siswa dari keseluruhan siswa yang

berjumlah 48 orang). Pada Siklus II persentase keaktifan siswa tersebut

meningkat menjadi 55% (26 siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah

48 orang). Peningkatan keaktifan siswa tersebut meningkat kembali pada

Siklus III menjadi 75% (36 siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah

48 orang).

c) Siswa tidak merasa malu, tegang dan grogi saat tampil berpidato di depan

kelas dan menyampaikan pendapatnya dalam forum diskusi kelompok.

Selama pembelajaran berbicara dengan metode diskusi kelompok,

siswa merasa terpacu untuk berkompetisi dengan siswa lain. Kondisi ini

membuat siswa tidak lagi enggan untuk menyampaikan kreasi ide mereka

(dengan mengubah teks pidato menjadi naskah metode diskusi kelompok

dan mementaskannya) dan sangat antusias pada saat diskusi kelompok dan

Page 14: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

99

penyampaian pendapat tentang metode diskusi kelompok yang telah

dipentaskan. Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya keberanian

siswa beraktualisasi dalam mengikuti diskusi kelompok.

Penentuan persentase kualitas proses dihitung dari jumlah siswa yang

aktif selama pembelajaran berlangsung per seratus dikalikan jumlah siswa

dalam kelas tersebut (24 siswa). Adapun bentuk keaktifan yang diamati

adalah sikap selama pembelajaran berlangsung, ketepatan waktu dalam

pengerjaan tugas, dan kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran.

Penilaian proses yang diamati dalam berbicara (berpidato) adalah

keberanian dan kesungguhan siswa dalam mementaskan metode diskusi

kelompok dan keberanian dalam mengomentari pekerjaan temannya.

Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu

penentu keberhasilan proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan

guru kolaborator berupa siklus memotivasi siswa, memberikan perhatian,

memberikan reward pada siswa, memilih teknik serta metode yang tepat

untuk menyampaikan materi serta mengaktifkan siswa. Setelah siklus

dilaksanakan, sedikit demi sedikit kelemahan guru mulai berkurang. Guru

tidak lagi menguasai kelas sepenuhnya akan tetapi lebih berperan sebagai

fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Menurut pengamatan

peneliti, siklus yang dilakukan guru dengan memanfaatkan metode diskusi

kelompok dalam pembelajaran dapat mempengaruhi suasana kelas.

Pembelajaran menjadi lebih menarik menyenangkan. Minat dan motivasi serta

keaktifan siswa terhadap pembelajaran meningkat. Hal ini berimplikasi pada

meningkat pula keterampilan berbicara (berpidato) siswa.

2. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran berbicara

Siklus-siklus berupa penerapan metode diskusi kelompok yang

dilaksanakan dalam tiap siklus mampu meningkatkan keterampilan berbicara

(berpidato) siswa. selain itu penerapan metode diskusi kelompok juga mampu

meningkatkan minat dan motivasi serta keaktifan siswa pada pembelajaran

berbicara siswa kelas XI SMA Bung Karno Karangpandan. Dapat dikatakan

bahwa melalui penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan

Page 15: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

100

kualitas proses pembelajaran yang ditandai dengan meningkatnya minat dan

motivasi siswa mengikuti pembelajaran, dan dapat meningkatkan

keterampilan berbicara (berpidato) siswa.

Peningkatan kualitas pembelajaran berbicara dengan menerapkan

metode diskusi kelompok juga berimplikasi pada peningkatan keterampilan

berpidato siswa. Keterampilan berbicara (berpidato) siswa mengalami

peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Hal ini terlihat dari hasil tes

berpidato di masing-masing siklus. Keterampilan berbicara (berpidato) siswa

sudah mengalami peningkatan meskipun tidak semua siswa mengalami

peningkatan dalam tiap teknik berpidato. Peningkatan keterampilan berpidato

yang mengacu pada aspek-aspek penilaian berpidato dapat dilihat pada nilai

tiap-tiap siklus. Peningkatan tersebut diindikatori oleh:

a) Lafal

Setelah siklus dilakukan, kemampuan pelafalan siswa saat

menuturkan kalimat pidato mengalami peningkatan. Pada survei awal

sebagian besar siswa kesulitan melafalkan kata-kata dengan tepat sehingga

memaksa pendengar harus mendengarkan dengan teliti ucapannya dan

sekali-kali timbul salah pengertian. Namun setelah diterapkanya metode

diskusi kelompok, kemampuan pelafalan siswa meningkat, sebagian besar

siswa hanya sedikit melakukan kesalahan pelafalan.

b) Intonasi

Dari hasil tes berpidato siswa, dalam tiap siklus diketahui bahwa

kemampaun intonasi siswa saat menuturkan kalimat pidato mengalami

peningkatan. Sebagian besar siswa membuat sedikit sekali kesalahan

intonasi saat menuturkan kalimat pidato sehingga makna kalimat pidato

yang dituturkan siswa saat berpidato mudah dipahami oleh pendengar.

Peningkatan kemampuan aspek intonasi tersebut tampak dalam skor

capaian siswa pada tabel nilai Siklus III di atas. Siswa dalam menuturkan

kalimat pidato sering membuat kesalahan intonasi sehingga sewaktu-

waktu mengaburkan arti. Setelah siklus berlangsung banyak siswa yang

membuat sedikit sekali kesalahan intonasi saat menuturkan kalimat pidato.

Page 16: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

101

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

kemampuan intonasi pada sebagian besar siswa.

c) Nada

Aspek nada yang ditunjukkan sebagian besar siswa mengalami

peningkatan dari siklus ke siklus. Siswa sudah mampu membawakan nada

(lagu kalimat) dengan variatif dan tidak monoton. Hal ini tentu berbeda

dibandingkan dengan kemampuan nada siswa sebelum siklus. Sebagian

nada siswa saat berpidato masih terdengar monoton.

d) Sikap

Siswa sudah mampu memperlihatkan dengan baik gerak anggota

tubuh saat berpidato. Sebelum siklus, sikap yang diperlihatkan sejumlah

siswa menunjukkan ketidaksesuaian antara gerak-gerik yang dilakukan

dengan ekspresi yang sedang dibawakan. Kemampuan aspek sikap

sejumlah siswa mengalami peningkatan. Hal ini diindikatori oleh

meningkatnya nilai sebagian besar siswa pada aspek ini.

e) Kelancaran/kefasihan

Aspek kelancaran dan kefasihan yang ditunjukkan oleh siswa

termasuk salah satu aspek penilaian yang meningkat. Sebelum tindakan

siswa masih terhenti saat berpidato di depan kelas, pembicaraan sering

tersendat-sendat yang menyebabkan kelancaran berpidato terganggu.

Setelah dilakukan tindakan dari siklus ke siklus siswa semakin lancar

dalam berpidato. Siswa sudah jarang melakukan penghentian-penghentian

di tengah-tengah pidato yang ditampilkan.

3. Perolehan Nilai Keterampilan berbicara (berpidato) Siswa Meningkat

Dari nilai survei awal, diketahui bahwa keterampilan berbicara

(berpidato) siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari capaian nilai

tes berpidato siswa. Pada kegiatan survei awal diketahui bahwa hanya 1

siswa atau 2% dari jumlah siswa (48) yang mencapai batas minimal

ketuntasan belajar (65). 47 siswa yang lain belum mampu mencapai batas

minimal ketuntasan belajar tersebut atau 98% dari jumlah siswa. Kisaran

nilai yang dicapai siswa yaitu antara 45 – 70, dengan nilai rata-rata 54,67.

Page 17: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

102

Pada tes berpidato Siklus I, 26 siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) atau 54 % daru jumlah siswa, dan sisanya 22 siswa atau

46% dari jumlah siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal.

Kisaran nilai yang dicapai antara 52-72, dengan nilai rata-rata 66,40. Pada

nilai keterampilan berpidato Siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat

sebesar 4,6 poin dari 66,4 menjadi 71,00. Nilai tertinggi yang diraih siswa

adalah 80. Adapun nilai terendah siswa adalah 64. Siswa yang tuntas

meningkat menjadi 37 siswa. Di sisi lain siswa yang belum tuntas turun

menjadi 11 siswa. Pada Siklus III, nilai rata-rata kelas meningkat

dibandingkan dengan nilai keterampilan berpidato Siklus II yaitu menjadi

77,30. Nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 92. Adapun nilai terendah

siswa adalah 64. Siswa yang tuntas meningkat menjadi 47 siswa. hanya 1

siswa yang belum mengalami katuntasan belajar. Peningkatan

keterampilan berpidato siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

tercermin dari perolehan nilai berpidato pada Siklus II berikut ini.

Berikut ini peningkatan skor siswa dari siklus ke siklus.

Peningkatan nilai keterampilan berpidato siswa

No

Nama

NILAI

Keterangan

Survei Awal Siklus I

Siklus II

Siklus III

1 Agus Mulyono 55 64 68 76 Meningkat 2 Ari Ruliyanto 50 68 76 84 Meningkat 3 Diah Rahayu 52 64 64 72 Meningkat 4 Dwi Setia N 70 72 76 84 Meningkat 5 Ernawati 50 68 72 80 Meningkat 6 Etriana Dewi 45 60 64 72 Meningkat 7 Heri Supriyanto 52 64 68 76 Meningkat 8 Indarti 52 72 80 88 Meningkat 9 Jayanti 48 72 80 88 Meningkat

10 Jiwo Surahno 52 68 84 92 Meningkat 11 Novi Wulandari 50 64 68 76 Meningkat 12 Praptiwi 50 64 68 72 Meningkat 13 Presdiyan AP 50 68 72 76 Meningkat

Page 18: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

103

14 Risky Ichwan Z 55 68 76 80 Meningkat 15 Sabekti 60 64 68 72 Meningkat 16 Saras Triwardi 52 68 72 76 Meningkat 17 Sari Haryanti 55 72 80 88 Meningkat 18 Sri Wartini 50 64 72 80 Meningkat 19 Sujiyani 55 60 64 68 Meningkat 20 Suparti 57 68 72 80 Meningkat 21 R. Aprianingsih 52 64 64 68 Meningkat 22 Sri Sugiyatmi 55 68 72 80 Meningkat 23 Sugiyarti 65 72 80 88 Meningkat 24 Rake Devi M 60 72 76 84 Meningkat 25 Alpenikus 58 68 72 80 Meningkat 26 Sadiyah 50 64 68 76 Meningkat 27 Budiyono 62 72 80 84 Meningkat 28 Candra W. 55 68 72 80 Meningkat 29 Pita Nur I. 60 72 80 84 Meningkat 30 Wahyu P. 65 76 76 80 Meningkat 31 Suharsono 50 64 64 68 Meningkat 32 Bagus Prasetyo 60 72 80 84 Meningkat 33 Hartoto 60 72 76 84 Meningkat 34 Amir Yulianto 62 72 76 84 Meningkat 35 Anggun W.P. 52 64 68 72 Meningkat 36 Sutarso 58 60 64 68 Meningkat 37 Subianto 50 64 68 72 Meningkat 38 Yesi Lina Ningsih 50 68 68 72 Meningkat 39 Sri Wahyuni 45 52 56 64 Meningkat 40 Moh. Saifudin 48 56 60 68 Meningkat 41 Novi Eko S. 60 68 68 76 Meningkat 42 Hary Setiawan 52 60 64 68 Meningkat 43 Yoga Rolado 65 72 76 84 Meningkat 44 Muklas U. 55 64 68 76 Meningkat 45 Nur Sa'ad A. 50 60 64 68 Meningkat 46 Dedi Susanto 55 68 72 76 Meningkat 47 Trisno Suparjo 58 64 68 72 Meningkat 48 Diyah Ayu P. 52 60 64 68 Meningkat 54,67 66,4 71,00 77,30

Berdasarkan hasil tes berpidato yang terdapat pada tabel tersebut, mulai

dari survei awal sampai Siklus III2, dapat dikatakan bahwa keterampilan berbicara

Page 19: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

104

(berpidato) siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan mengalami

peningkatan. Teknik-teknik berpidato seperti lafal, nada, intonasi, sikap, dan

kelancaran/kefasihan sudah dapat diterapkan dengan baik oleh sebagian besar

siswa. Hal tersebut berimbas pada meningkatnya nilai berpidato siswa. Mengacu

pada hasil tes berpidato Siklus III dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan

keterampilan berbicara (berpidato) melalui penerapan metode diskusi kelompok

pada siswa kelas VII SMA Bung Karno Karangpandan tahun ajaran 2007/2008.

Persentase Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran berbicara

(berpidato).

No. Kegiatan Siswa Persentase

Siklus I Siklus II Siklus

III

1.

KEAKTIFAN

Keakaktifan siswa selama apersepsi

Keaktifan siswa selama mengikuti

pembelajaran

35%

55%

75%

2. MINAT DAN MOTIVASI

Keberanian siswa berpidato di depan

kelas, perhatian terhadap proses

pembelajaran.

65% 75% 85%

4. NILAI KETERAMPILAN

BERPIDATO

Mendapatkan nilai ketuntasan belajar

(mendapat nilai ≥ 65)

54%

77% 98%

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan hasil penelitian ini secara singkat yakni terdapat peningkatan

kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil berbicara pada siswa kelas XII

SMA Bung Karno Karangpandan Karanganyar sebagai berikut ini.

1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran

Page 20: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

105

Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut, antara lain dengan

meningkatnya:

a. jumlah siswa yang berani tampil berbicara karena siswa tidak malu, takut, dan

grogi sewaktu diminta tampil berbicara di depan kelas meningkat. Oleh karena

itu, waktu pembelajaran berbicara menjadi lebih efektif. Hal ini merupakan

indikasi meningkatnya minat dan motivasi belajar siswa yang meningkat

menjadi 85% (41 siswa dari 48 siswa).;

b. jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran meningkat sebesar 75%

(36 siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 48 siswa).

2. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran

Peningkatan kualitas hasil pembelajaran ditandai dengan meningkatnya

jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan, yaitu pada siklus I adalah 26 siswa

dari 48 siswa (54%). Pada siklus II menjadi 37 siswa (77%) dan meningkat lagi

pada siklus III, yaitu 48 siswa (98%).

Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka dapat diajukan saran sebagai

berikut.

1. Bagi Siswa

a. Siswa diharapkan dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan

dapat memanfaatkan kelompoknya sebagai mitra belajar.

b. Siswa diharapkan mengasah keterampilan berbicara yang dimiliki karena

keterampilan berbicara sangat penting untuk mengembangkan keterampilan

berbahasa lain.

c. Siswa yang harus dapat secara intens terlibat dalam kelompoknya.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan

sewaktu berdiskusi dengan mendekati tiap-tiap kelompok secara personal agar

tercipta komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga membangun

kedekatan emosional .

b. Guru hendaknya memotivasi siswa agar aktif selama proses pembelajaran.

Page 21: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

106

c. Guru hendaknya membangun paradigma pembelajaran yang berpusat pada

siswa dengan menerapkan metode diskusi kelompok.

3. Bagi Sekolah

a. Hendaknya pihak sekolah selalu memberi motivasi kepada guru dengan jalan

antara lain memberi penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerjanya

dengan baik.

b. Hendaknya sekolah berupaya untuk selalu menciptakan iklim kerja yang

kondusif melalui suasana yang harmonis dan komunikasi yang terbuka.

4. Bagi Peneliti

a. Metode diskusi kelompok dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah

lain, terutama di kelas dengan jumlah siswa yang banyak.

b. Bagi peneliti yang ingin menerapkan metode diskusi kelompok dapat bekerja

sama dan berkolaborasi dengan guru yang mengalami permasalahan dalam

pembelajaran berbicara.

DAFTAR PUSTAKA Burhan Nurgiyantoro. 2001. Kajian Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. Curt Reese dan Terri Wells. 2007. Teaching Academic Discussion Skills with a

Card Game Journal. Dalam http://sag.sagepub.com. Diakses 18 Agustus 2009.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Mengelola Kelas Inklusif dengan Pembelajaran yang Ramah. Dalam http://www.idp-europe.org/toolkit/ Buku-5.pdf, diakses pada 28 April 2007.

___________. 2003. Buku Panduan Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Media Pusaka.

__________ . 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 Standar Isi Kerangka Dasar & Struktur Kurikulum. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiyono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 22: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

107

Djago Tarigan. 1992. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I Buku II.4 Modul 1-6. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Enco Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Erizal Gani. 2000. Efektivitas Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi

Penutur Asing. Studi Kasus pada Seorang Pelajar dari Belanda, Dalam www.iaif.edu/bipa/april 2000/perananguru/html, diakses 7 Juni 2007.

Gorys Keraf. 2001. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, cet.

XII. Ende: Nusa Indah.

Hassibuan, J.J.Ibrahim, Toenlioe,A.J.E..1994. Proses Belajar Mengajar: Keterampilan Dasar Mengajar Mikro. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Henry Guntur Tarigan. 1985. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa. __________________.1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung:CV Angkasa

. 1989. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa

Hidayat, 2000. Efektifitas Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Studi Kasus pada Seorang Pelajar dari Belanda, Dalam www.ialf.edu/bipa/april2000/perananguru/html, diakses 7 Juli 2008.

Lilies Gartika. 2007. Diskusi, Terbaik Tingkatan Kemampuan Berbicara, dalam

www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/042007/92/99forumguru.htm, diakses 7 Juli 2008.

Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

__________.1991. Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit

Erlangga. M.Peer Mohamed Sardhar . 2008. Strategies for Improving Your Discussion Skills

Journal, dalam http://www.citehr.com/130367-group-discussion-skills-strategies-improving-your-discussion-skills.html. Diakses 9 Desember 2008.

Page 23: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

108

Muhajir dan A.Latief. 1995.”Berbicara” dalam Majalah Pengajaran Bahasa dan

Sastra Volume I, Nomor 3 Tahun 1975. Depdikbud: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan: Landasan Penyusunan Buku Pelajaran

Bahasa. Semarang: IKIP Semarang Press. Sabarti Akhadiah M.K., Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan, Zulfahnur Z.F.,

dan Mukti U.S. 1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sirait, Bistok. 1997. Pengujian Bahasa Lisan: Sebuah Buku Pegangan untuk

Teknik Pengujian Lisan. Medan: FPBS-IKIP Medan. Siti Syoviyah. 2000. “Peningkatan Kualitas Keterampilan Berbicara Siswa Kelas I

SLTP Muhammadiyah 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 1999/2000.” Tugas Akhir. Surakarta (Tidak Dipublikasikan) FKIP UNS.

Slavin, Robert E.. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice.

Boston: Allyn and Bacon.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharyanti. 1996. Berbicara (IND. 202) BPK FKIP-PBS-Indonesia. Surakarta:

UNS Press.

Supriyadi. 2005. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar.“ Lingua: Jurnal Bahasa dan Sastra. No. 2 (6): 178-195. Palembang: PSPB-Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Suwarsih Madya. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research).

Bandung: Alfabeta Vallete, Rebecca M. 1997. Modern Language Testing. New York : Harcourt

Brace Javanovic.

Page 24: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

109

Judul :UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII SMA BUNG KARNO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008-2009 (Penelitian Tindakan Kelas) (Effort to Improve the Quality of Skill Talks Study Passing Group Discussion Method to the Second Year Student of SMA Bung Karno Karanganyar 2008/2009)

Page 25: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

110

(Classroom Actions Research)

Nama penulis : Nyiastuti Dwi Agustina

Alamat : Gondang 003/009 Nawangan Pacitan

Email : [email protected]

BAB I

PENDAHULUAN

Page 26: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

111

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan dasar, yaitu:

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut

memiliki hubungan satu dengan yang lainnya, dan saling mendukung. Henry

Guntur Tarigan (1986: 2) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa biasanya

diperoleh manusia secara berurutan. Keterampilan berbahasa yang pertama kali

dikuasai manusia adalah menyimak dan berbicara baru kemudian membaca dan

menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki

jenjang sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari saat memasuki

jenjang sekolah.

Pembelajaran bahasa Indonesia lebih diarahkan agar siswa mampu dan

terampil menggunakan bahasa Indonesia secara komunikatif. Sementara itu,

keterampilan berbahasa meliputi keterampilan mendengarkan (menyimak),

berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa untuk

pembelajaran bahasa lebih ke performansi berbahasa secara konkret atau berupa

unjuk kerja mempergunakan bahasa dalam konteks tertentu sesuai dengan fungsi

komunikatif bahasa daripada sekedar memiliki pengetahuan tentang kebahasaan.

Konteks performansi berbahasa dapat bersifat formal dan non formal, dan dari

segi bentuk bahasa yang dipergunakan akan berupa bahasa ragam formal dan non

formal. Berkaitan dengan masalah di atas, jelas bahwa untuk keperluan

pembelajaran dan pengembangan soal-soal ujian bahasa Indonesia lebih

ditekankan pada bahasa ragam formal (Depdiknas, 2003: 4).

Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa

lisan yang penting untuk dikuasai oleh siswa SMA. Pentingnya keterampilan

berbicara dalam komunikasi diungkapkan oleh Ellis, dkk. (dalam Supriyadi,

2005:178) bahwa apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik,

dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun professional. Keuntungan sosial

berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antar individu. Adapun keuntungan

professional akan diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat

pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan

pengetahuan, menjelaskan serta mendiskripsikan. Keterampilan 1

Page 27: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

112

berbahasa lisan tersebut akan memudahkan siswa berkomunikasi dan

mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain (Nurhadi, 1995: 342).

Senada dengan pendapat di atas, Faris (dalam Supriyadi, 2005: 178)

berpendapat bahwa pembelajaran keterampilan berbicara penting diajarkan karena

dengan keterampilan berbicara seorang siswa akan mampu mengembangkan

kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak. Kemampuan berpikir

tersebut akan terlatih ketika mereka mengorganisasikan, mengonsepkan,

mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada

orang lain secara lisan. Dengan kata lain, melalui praktik berbicara, siswa akan

dilatih keberaniannya untuk berbicara di depan umum dan dituntut terampil

berbicara guna mengekspresikan pengetahuan serta pengalamannya secara lisan,

menyalurkan daya emosional dan imajinasi siswa, serta mengembangkan daya

apresiasi siswa terhadap segala informasi yang diperoleh sesuai dengan

perkembangan jiwanya.

Akan tetapi, pada kenyataannya keterampilan berbicara siswa SMA

termasuk siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan, Karanganyar belum

memadai. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas XII SMA Bung Karno

Karangpandan, Karanganyar dapat dinyatakan bahwa siswa belum mampu

berbicara dalam bahasa Indonesia yang runtut, baik dan benar. Keterampilan

berbicara yang belum memadai tersebut disebabkan pembelajaran berbicara yang

selama ini dilakukan oleh guru masih kurang optimal. Hal ini diindikasikan oleh

beberapa fakta berikut.

Pertama, waktu pertemuan dalam proses pembelajaran berbicara yang

hanya 90 menit dalam satu kali pertemuan, masih kurang cukup untuk

dilaksanakannya pembelajaran berbicara, sedangkan jumlah siswa cukup banyak,

yaitu 48 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas XII dapat

disimpulkan bahwa jumlah siswa yang cukup banyak tersebut menyebabkan

waktu pembelajaran berbicara cukup lama karena siswa berbicara, dalam

mengungkapkan pendapatnya secara individu. Padahal, guru masih harus

menyelesaikan materi lain yang tentunya juga akan menyita perhatian guru dan

waktu pembelajaran. Oleh karena itu, tidak semua siswa mendapat kesempatan

Page 28: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

113

mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Kurangnya waktu pembelajaran

tersebut menyebabkan guru kurang memberikan perhatian terhadap pembelajaran

berbicara. Pembelajaran berbicara yang kurang mendapat perhatian tersebut dapat

dilihat dari metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Metode

yang digunakan adalah siswa berbicara, dalam mengungkapkan pendapatnya

secara individu sehingga menyita waktu pembelajaran Bahasa Indonesia yang

hanya 90 menit tiap pertemuan.

Kedua, guru sulit menugasi siswa untuk mengapresiasikan pendapat di

depan kelas. Bertolak dari hasil wawancara dengan guru, kendala yang dialami

guru yaitu sewaktu menghadapi siswa yang merasa takut atau kurang percaya diri

apabila diberi tugas menanggapi atau mengutarakan pendapat mengenai satu

masalah yang sedang dibahas di depan kelas. Hal ini seperti yang disampaikan

oleh Lilies Gartika (2007: 1) bahwa guru masih kesulitan dalam mengajarkan

keterampilan berbicara. Mereka mengemukakan kesulitan tersebut terutama

sewaktu memberi tugas kepada siswa tampil berbicara. Pada umumnya, siswa

yang tidak berani tampil tersebut adalah siswa yang mengalami beberapa masalah

sewaktu tampil berbicara, seperti takut, lupa, dan grogi sewaktu berbicara di

depan teman-temannya. Akibatnya keterampilan berbicara siswa tidak

dikembangkan secara optimal.

Pada umumnya, siswa yang aktif berpendapat adalah siswa yang

mempunyai keberanian lebih dibandingkan dengan siswa yang lain. Keberanian

dalam mengemukakan pendapat yang berbeda-beda tersebut disebabkan oleh

potensi keterampilan berbicara mereka relatif bervariasi. Ada sejumlah siswa yang

sudah mampu menyatakan keinginan, menanggapi dan mengungkapkan

pendapatnya pada satu masalah yang sedang dibahas secara lancar. Pada sebagian

siswa yang lain, ada yang belum mampu menyatakan pendapatnya secara runtut

dan beberapa aspek yang harus dikuasai oleh seorang pembicara yang baik belum

ditampakkan oleh siswa, seperti lafal, nada, intonasi, kelancaran dan kefasihan,

tata bahasa, diksi, dan lain-lain., bahkan di antaranya ada yang gagap dalam

menyampaikan pendapatnya. Sebagaimana disebutkan oleh Djago Tarigan (1992:

143), ada sejumlah siswa masih merasa takut berdiri di hadapan teman sekelasnya.

Page 29: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

114

Bahkan tidak jarang terlihat beberapa siswa berkeringat dingin, berdiri kaku, lupa

yang akan dikatakan apabila ia berhadapan dengan sejumlah siswa lainnya.

Ketiga dari hasil nilai tes survei awal keterampilan berbicara siswa di atas

dapat dikatakan bahwa keterampilan siswa berbicara sangat memprihatinkan. Dari

48 siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal belajar hanya satu (1)

atau 1% dari jumlah keseluruhan siswa (48). Sedangkan 98% (47) siswa yang lain

belum mencapai ketuntasan belajar. Rentangan nilai 45-70, dan nilai rata-rata

kelas adalah 54, 67. Nilai rata-rata kelas ini jauh dari nilai ketuntasan rata-rata

kelas yaitu 70. Selain itu pada proses pembelajaran pun menunjukkan kualitas

yang kurang memadai. Hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat survei

awal terungkap dengan jelas bahwa siswa menunjukkan sikap kurang peduli pada

saat berlangsungnya pembelajaran berbicara. Saat proses pembelajaran

berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa siswa memang tampak memperhatikan

keterangan guru namun tidak sedikit pula siswa yang sibuk beraktivitas sendiri.

Dari hasil pantauan peneliti dengan lembar observasi, diketahui 24 siswa

atau 50% dari keseluruhan siswa di kelas tersebut kurang memiliki minat dan

motivasi mengikuti pembelajaran. Sementara itu, keaktifan siswa hanya 29 % dari

jumlah keseluruhan siswa atau 14 siswa.

Dari fakta hasil survei awal membuktikan bahwa proses maupun hasil

pembelajaran berbicara pada siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

masih jauh dari harapan. Dilihat dari segi proses pembelajaran meunjukkan bahwa

pembelajaran berbicara yang selama ini berjalan kurang kondusif. Hal ini dapat

dilihat dari kurangnya minat dan motivasi serta keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran berbicara. Tentu saja masalah pertama tersebut memunculkan

masalah kedua, yaitu hasil atau nilai keterampilan berbicara siswa yang turut

memprihatinkan. Oleh karena itu perlu adanya terapi untuk mengatasi penyakit

pembelajaran tersebut

Selain dari nilai tersebut, indikator yang lain yang menunjukkan bahwa

keterampilan berbicara siswa masih rendah adalah sebagian besar sikap siswa

masih kurang tepat waktu berbicara, kelancaran berbicara siswa masih kurang,

bahasa yang digunakan masih kurang baik dan benar, serta dalam menanggapi

Page 30: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

115

atau mengungkapkan pendapat yang disampaikan masih kurang runtut. Berkaitan

dengan kegiatan pembelajaran berbicara di SMA, Supriyadi (2005: 179)

mengungkapkan bahwa banyak siswa kelas tinggi belum lancar berbicara dalam

bahasa Indonesia. Siswa yang belum lancer berbicara tersebut dapat disertai

dengan sikap siswa yang pasif, malas berbicara sehingga siswa merasa takut salah

dan malu, atau bahkan kurang berminat untuk berlatih berbicara di depan kelas.

Ketiga fakta di atas menunjukkan kualitas proses dan hasil pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru masih kurang optimal. Oleh karena itu, dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran keterampilan berbicara

di SMA Bung Karno Karangpandan, Karanganyar dibutuhkan perbaikan yang

dapat mendorong siswa secara keseluruhan agar aktif dalam menanggapi ataupun

mengemukakan pendapat di depan kelas. Adapun upaya yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar berbicara adalah dengan

menggunakan metode diskusi kelompok yang memberi kesempatan kepada siswa

untuk dapat mengungkapkan pendapat di hadapan teman-temannya secara

berkelompok dan menjadikan kelompok sebagai sarana yang efektif untuk belajar.

Dengan metode diskusi ini, guru dapat mengefektifkan waktu

pembelajaran karena siswa dapat belajar dengan efektif dengan mendapatkan

feedback dari teman-teman pada kelompoknya masing-masing. Selain itu siswa

juga akan dapat mengembangkan pendapat atau idenya masing-masing.

Sebagaimana pendapat M.Peer Mohamed Sardhar (2008: 3) bahwa “Pause to

allow quieter students a chance to contribute”. Guru sebaiknya mencoba untuk

tidak mendominasi diskusi,agar siswa mendapat kesempatan untuk berkontribusi.

Pendapat lain mengenai diskusi kelompok diungkapkan oleh De Vita

(dalam Curt Reese dan Terri Wells, 2007: 2), yaitu “the difficulty that their

students may encounter in university classrooms and help to prepare them to be

able to participate in classroom discussions”. Dia menjelaskan bahwa guru harus

menyadari jika siswa mereka mungkin kesulitan dalam menghadapi pelajaran,

oleh karena itu guru harus membantu menyiapkan mereka untuk dapat

berpartisipasi dalam diskusi kelas.

Page 31: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

116

Keunggulan lain dari metode diskusi dalam proses pembelajaran

berbicara adalah siswa menganalisis bahan pembelajaran secara berkelompok

sehingga diharapkan siswa tidak merasa takut, malu, ataupun lupa dengan apa

yang akan disampaikan. Dengan demikian, mereka dapat saling memotivasi dan

menumbuhkembangkan kerjasama dan kekompakan pada diri siswa. Berkaitan

dengan hal ini Hassibuan, dkk. (1994: 101) menyatakan bahwa tujuan penggunaan

diskusi kelompok dalam proses belajar-mengajar di kelas, disamping sebagai alat

untuk mencapai tujuan instruksional, juga dimaksudkan untuk memperoleh

berbagai keuntungan yang lain. Keuntungan-keuntungan itu antara lain siswa

dapat saling urun informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau

masalah yang harus dipecahkan oleh mereka, dapat mengembangkan kemampuan

untuk berpikir dan berkomunikasi, serta keterlibatannya dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan dapat meningkat.

Salah satu keterampilan berbicara yang harus dikuasai oleh siswa kelas

XII SMA adalah keterampilan berpidato dengan kompetensi dasar Berpidato

tanpa teks dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat. Indikator yang

harus dikuasai siswa antara lain: (1) menulis teks pidato dengan tema tertentu; (2)

membawakan pidato dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat; (3)

mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki dari pidato yang disampaikan teman; (4)

memperbaiki cara berpidato dan isi pidato berdasarkan catatan atau masukan

teman. Dari uraian di atas, peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian

tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran

berbicara khususnya pada kompetensi berpidato pada siswa di SMA Bung Karno

Karangpandan, Karanganyar dengan menerapkan metode diskusi kelompok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut ini.

Page 32: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

117

1. Apakah dengan menerapkan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas XII

SMA Bung Karno Karangpandan, Karanganyar?

2. Apakah dengan menerapkan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan

kualitas hasil pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas XII SMA

Bung Karno Karangpandan, Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

meningkatkan:

1. Kualitas proses pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan

metode diskusi kelompok pada siswa kelas XII SMA Bung Karno

Karangpandan, Karanganyar;

2. Kualitas proses pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan

metode diskusi kelompok pada siswa kelas XII SMA Bung Karno

Karangpandan, Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat peneliti sampaikan terbagi dalam manfaat

praktis dan teoretis.

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk:

a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan keterampilan berbicara.

b. Sebagai pengembangan bahan ajar berbicara dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

c. Memberikan inovasi dalam pembelajaran berbicara dengan metode

diskusi kelompok.

d. Sebagai fakta pembelajaran berbicara dengan metode diskusi kelompok.

2. Manfaat Praktis

Page 33: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

118

a. Bagi Guru

1) Meningkatkan kinerja guru karena dengan metode diskusi kelompok dapat

mengefektifkan waktu pembelajaran berbicara.

2) Metode diskusi kelompok sebagai sarana bagi untuk memotivasi siswa agar

lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran berbicara.

3) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga dapat

menarik perhatian siswa.

b. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran berbicara siswa.

2) Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan pada siswa

sehingga siswa mampu mengonstruksi berbagai keterampilan berbicara

dengan baik.

BAB II

LANDASAN TEORI

Page 34: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

119

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Keterampilan Berbahasa Indonesia

a. Pengertian Keterampilan Berbahasa Indonesia

Pada prinsipnya bahasa Indonesia merupakan sebuah fakta sosial, sarana

komunikasi, dan pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra yang dipergunakan

sehingga keduanya saling terkait. Pada satu sisi bahasa Indonesia merupakan

sarana komunikasi, dan sastra merupakan salah satu hasil budaya yang

menggunakan bahasa sebagai alat kreativitasnya, sedangkan pada sisi lain bahasa

dan sastra Indonesia sebaiknya diajarkan kepada siswa melalui pendekatan

tertentu sesuai dengan hakikat dan fungsinya. Pendekatan pembelajaran bahasa

lebih menitikberatkan aspek performansi atau kinerja bahasa dan fungsi bahasa

sehingga pendekatan yang tepat digunakan adalah pendekatan komunikatif

(Depdiknas, 2003: 2-3).

Selanjutnya Depdiknas (2006: 4) menjelaskan bahwa secara garis besar

keterampilan berbahasa yang terealisasikan kedalam wujud performansi bahasa

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keterampilan berbahasa bersifat: (1) reseptif,

yaitu penggunaan bahasa untuk memahami pesan, pendapat, perasaan dan

sebagainya yang disampaikan oleh orang lain, yang dapat berupa kegiatan

mendengarkan dan membaca, dan (2) produktif, adalah penggunaan bahasa untuk

mengomunikasikan pesan, gagasan, perasaan, dan sebagainya kepada orang lain,

yang dapat berupa kegiatan berbicara dan menulis. Keempat kegiatan berbahasa

tersebut dikenal dengan sebutan empat keterampilan berbahasa (language skill),

dan karakteristik keempat keterampilan tersebut diuraikan secara singkat satu per

satu di bawah ini.

1. Kemampuan Mendengarkan (menyimak)

Kemampuan mendengarkan atau keterampilan mendengarkan sering

dikatakan sebagai keterampilan menyimak, yaitu kemampuan memahami

gagasan, pendapat, perasaan, dan sebagainya dari pihak lain yang disampaikan

lewat suara, baik langsung lewat media tertentu. Sesuai dengan fungsi

komunikatif bahasa, kegiatan pembelajaran dan pengembangan soal ujian 9

Page 35: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

120

keterampilan mendengarkan sebaiknya ditekankan pada pengungkapan

keterampilan siswa memahami bahasa lisan.

2. Kemampuan Berbicara

Kemampuan berbicara atau keterampilan berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain secara lisan.

Ketepatan pengungkapan gagasan, pendapat, perasaan sebaiknya didukung oleh

penggunaan bahasa yang secara tepat, dalam arti sesuai dengan kaidah bahasa

yang berlaku.

3. Kemampuan Membaca

Kemampuan atau keterampilan membaca adalah kemampuan memahami

gagasan, pendapat, perasaan, dan sebagainya dari pihak lain yang disampaikan

lewat tulisan. Pengukuran atau pengembangan soal-soal keterampilan menyimak

sebaiknya menunjang fungsi komunikatif bahasa, khususnya bahasa tulis.

4. Kemampuan Menulis

Kemampuan atau keterampilan menulis adalah kemampuan

mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan

melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung oleh

ketepatan bahasa yang digunakan. Selain komponen kosakata dan gramatikal,

ketepatan kebahasaan juga sebaiknya didukung oleh konteks dan penggunaan

ejaan.

Sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang

kebanggaan kebangsaan, lambang identitas nasional, alat pemersatu, dan alat

komunikasi antar daerah dan kebudayaan. Sebagai lambang kebangsaanbahasa

Indonesia mampu mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa

kebanggaan kita.

Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya dapat dikatakan bahwa sesuai

dengan karakteristiknya pembelajaran bahasa Indonesia sebaiknya meliputi tiga

komponen, yaitu: (1) bahasa sebagai alat komunikasi atau merupakan komponen

performansi (kinerja, untuk kerja) kebahasaan, (2) bahasa sebagai sebuah sistem

keilmuan atau berupa komponen kompetensi kebahasaan, dan (3) apresiasi sastra

Page 36: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

121

sebagai suatu bentuk karya seni. Dengan demikian, pengujian bahasa dan sastra

Indonesia juga berorientasi kepada ketiga hal di atas (Depdiknas, 2003: 3).

Dalam proses belajar-mengajar terjadi komunikasi timbal-balik atau

komunikasi dua arah antara guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa.

Semua kegiatan yang terjadi ini merupakan kegiatan berbahasa, maksudnya guru

bukan hanya sekedar menguasai materi yang diajarkannya, tetapi guru tersebut

juga berperan sebagai guru bahasa. Melalui bahasa seorang pengajar berusaha

melatih anak didiknya memakai istilah-istilah dalam bidang disiplin tertentu,

membentuk pemikiran yang logis, dan melatih memahami buku yang digunakan.

Proses belajar-mengajar akan berjalan dengan efektif kalau bahasa yang

digunakan betul-betul berfungsi dalam proses interaksi antara guru dan siswa.

Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. (1988: 12), menyatakan kalau peranan

guru lebih dominan, anak didik menjadi pasif, sehingga tidak akan menumbuhkan

motivasi. Siswa hendaknya selalu dirangsang untuk selalu bertanya, berpikir

kritis, dan mengemukakan argumentasi-argumentasi yang meyakinkan dalam

mempertahankan pendapatnya. Dengan kata lain mendorong siswa berpikir dan

bertindak kreatif.

Gorys Keraf (2001: 7), menjelaskan bahwa latihan kemampuan atau

kemahiran pertama-tama bermaksud untuk menggelar dan mengembangkan

potensi-potensi pribadi. Dengan latihan-latihan yang intensif, kita akan

memperoleh keahlian bagaimana menggunakan daya pikir secara efektif,

menguasai struktur bahasa dan kosakata secara meyakinkan, menggunakan suara

dan artikulasi bahasa yang tepat, bagaimana menggunakan gerak-gerik, isyarat

dan air muka sesuai dengan suasana dan isi pembicaraan. Latihan-latihan ini

perlahan-lahan akan memungkinkan kita melahirkan ide, pengetahuan, perasaan

dan lain-lainnya dalam bentuk bahasa yang baik dan lancar, dengan cara yang

teratur dan logis.

Dengan demikian, kemahiran berbahasa akan mendatangkan keuntungan

bagi masyarakat, bila ia dipergunakan sebagai alat komunikasi yang baik terhadap

sesama warga masyarakat, bila ia memungkinkan kita mengembangkan

kesanggupan kita untuk dapat mempengaruhi orang lain dalam mengembangkan

Page 37: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

122

kepribadian dan nilai-nilai sosial kepada tingkat yang lebih tinggi dari apa yang

biasa dipakai oleh masyarakat umum.

b. Faktor-faktor Keberhasilan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan usaha sadar guru untuk

membuat siswa terampil berbahasa dan memiliki sikap positif terhadap bahasa

Indonesia. Sabarti Akhadiah M.K dkk. (1992: 1-2) menyebutnya sebagai proses

pengubahan perilaku berbahasa siswa sehingga guru harus memahami berbagai

faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran tersebut. Dia menyebutkan

ada lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia,

antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi pembelajaran, kondisi

siswa, sarana, dan lingkungan sosial. Berikut penjabaran dari kelima faktor di

atas.

1) Tujuan Pembelajaran yang Ingin Dicapai.

Setiap proses pembelajaran yang dilakukan akan selalu memiliki tujuan

yang hendak dicapai. Tujuan tersebut merupakan faktor penentu dalam memilih

materi pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran, serta melakukan evaluasi

pembelajaran. Tujuan tersebut mengarah kepada kemampuan yang ditujukan oleh

sejumlah perilaku yang diharapkan, dapat diperlihatkan siswa setelah mengikuti

pelajaran. Secara garis besar, kemampuan tersebut dikelompokkan ke dalam tiga

ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang diberikan akan mempengaruhi pemilihan

kegiatan belajar yang direncanakan. Hal ini disebabkan oleh metode maupun

strategi dalam pembelajaran setiap pokok bahasan mempunyai karakteristik yang

berbeda. Sebagai contoh pokok bahasan berbicara akan berbeda dalam

penggunaan metode dan strategi pengajarannya dengan pokok bahasan penulis.

3) Kondisi Siswa

Faktor ini turut serta mempengaruhi dan menentukan jenis kegiatan

belajar serta bahan belajar yang dipilih. Kondisi siswa ini merupakan faktor

internal siswa yang turut menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar.

Page 38: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

123

Dimyati dan Mudjiyono (1999: 236) menyebutkan beberapa faktor internal

tersebut, antara lain: sikap siswa terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi

belajar, kemampuan siswa dalam mengolah bahan ajar, kemampuan siswa

menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan siswa menggali hasil belajar

yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri

siswa, serta tingkat intelejensi. Tentunya siswa memiliki perbedaan dari hal-hal di

atas sehingga mempengaruhi keberhasilan pembelajarannya. Dalam hal ini, guru

perlu memperhatikan perbedaan karakteristik setiap siswa dengan menciptakan

pembelajaran yang bervariasi.

4) Sarana

Sarana merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan

pembelajaran. Sarana pembelajaran tersebut meliputi buku pelajaran, buku

bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran

lainnya. Keterbatasan sarana yang ada akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar

yang diselenggarakan.

5) Lingkungan Sosial

Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh

faktor intern siswa saja, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekstern siswa,

yaitu lingkungan sekitar siswa. Faktor lingkungan yang mempengaruhi

keberhasilan pembelajaran mereka, antara lain: keadaan rumah, taraf pendidikan

serta sikap orang tua, jumlah anggota keluarga, perlengkapan belajar di rumah,

dan sebagainya. Agar pembelajaran siswa berhasil dengan baik, perlu adanya

kerjasama antara lingkungan sekolah dengan lingkungan keluarga. Lingkungan

sekolah sebagai pusat pembelajaran dapat menyediakan lingkungan yang

diperlukan, sedangkan lingkungan keluarga dapat membantu terlaksananya

program yang diadakan disekolah.

2. Hakikat Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Page 39: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

124

a. Pembelajaran Berbicara

Istilah pembelajaran tidak bisa terlepas dengan kegiatan belajar dan

mengajar. Belajar dan mengajar mengacu kepada proses yang terjadi dalam suatu

rangkaian unsur-unsur yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Erizal

Gani (2000: 1) berpendapat bahwa belajar berarti berusaha agar memperoleh

kepandaian atau ilmu. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Bruner (dalam

Hidayat, 2000: 3) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi

secara bertahap (episode). Episode tersebut terdiri dari informasi, transformasi,

dan evaluasi. Informasi menyangkut materi yang diajarkan, transformasi

berkenaan dengan proses memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah

dilakukan oleh pembelajar dan pengajar. Sejalan dengan itu, Gagne (dalam

Hidayat, 2000: 3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang

dilakukan untuk menimbulkan perubahan pada anak didik.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses yang dilakukan melalui tahapan-tahapan untuk menambah

ilmu pengetahuan pada peserta didik. Dengan belajar diharapkan peserta didik

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat. Proses belajar-

mengajar selalu diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan

keterampilan berbicara adalah siswa mampu memberikan informasi lisan tentang

berbagai hal. Kegiatan berbicara yang dapat dikembangkan di kelas adalah bentuk

kegiatan berbicara yang dibuat bersuasana formal maupun nonformal dalam

bentuk berdiskusi kelompok, berpendapat, menceritakan suatu hal, berpidato dan

lain-lain.

Hal yang dapat ditempuh agar siswa dapat mengembangkan keterampilan

berbicaranya adalah:

1) Memberikan kesempatan berbicara sebanyak-banyaknya. Hal ini perlu latihan

praktik yang dilaksanakan secara teratur dan terarah. Jadi, siswa bukan hanya

mengetahui teori berbicara, melainkan mereka berlatih menerapkan teori

tersebut ke dalam kondisi sealamiah mungkin.

Page 40: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

125

2) Latihan berbicara dijadikan bagian yang integral dari program pembelajaran

sehari-hari. Karena itu perlu adanya koordinasi antara guru bahasa Indonesia

dengan guru mata pelajaran yang lain dalam hal memberi kesempatan berlatih

berbicara kepada siswa secara aktif berbicara dalam suatu komunikasi

sewajarnya.

3) Menumbuhkan kepercayaan diri. Salah satu hambatan yang dihadapi seorang

siswa adalah kurangnya rasa percaya diri. Latihan berbicara yang

dilaksanakan secara teratur sangat berguna bagi pembinaan rasa percaya diri

kepada siswa (Depdiknas, 2003: 81-82).

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran berbicara harus dilaksanakan

dengan menciptakan situasi belajar yang memungkinkan siswa dapat

mengembangkan keterampilan berbicara semaksimal mungkin. Kegiatan belajar-

mengajar yang dilaksanakan harus senantiasa memberikan kesempatan siswa

untuk berlatih berbicara. Keterampilan berbicara hanya dapat dikuasai dengan

baik apabila pembicara diberi kesempatan berlatih sebanyak-banyaknya.

b. Pengertian Keterampilan Berbicara

Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang

bersifat produktif. Menurut Suharyanti (1996: 5), berbicara merupakan

pemanfaatan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk memberi tanda-

tanda yang dapat didengar (audible) dan yang dapat dilihat (visible) agar maksud

dan tujuan dari gagasan-gagasannya dapat tersampaikan. Ini berarti bahwa

berbicara merupakan pengucapan bunyi-bunyi yang dipandang dari faktor fisik

untuk mengomunikasikan gagasan-gagasannya. Hal senada juga diungkapkan

oleh Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. (1991: 17), keterampilan berbicara adalah

keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata

untuk mengapresiasikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan dan

penempatan persendian (juncture). Jika komunikasi berlangsung secara tatap

muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.

Kemampuan atau keterampilan berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain secara lisan.

Page 41: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

126

Ketepatan pengungkapan gagasan, pendapat, perasaan sebaiknya didukung oleh

penggunaan bahasa yang secara tepat, dalam arti sesuai dengan kaidah bahasa

yang berlaku. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran dan pengujian keterampilan

berbicara sebaiknya mempertimbangkan komponen gagasan, pendapat, dan

perasaan yang diungkapkan dan komponen kebahasaan yang digunakan

(Depdiknas, 2003:5)

Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri, tetapi

saling berkaitan dengan kemampuan yang lain. Kegiatan berbicara berhubungan

erat dengan kegiatan mendengarkan. Berbicara dan mendengarkan merupakan

kegiatan kegiatan komunikasi dua arah. Keefektifan berbicara tidak hanya

ditentukan oleh si pembicara, tetapi juga oleh para pendengar.

Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. (1988: 25), menjelaskan bahwa kita

dapat melihat faktor-faktor yang menentukan keefektifan berbicara, yaitu

pembicara, pendengar, dan pokok pembicaraan yang dipilih. Ketiga faktor ini

sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan berbicara. Selain itu, faktor bahasa

tentu juga sangat menentukan. Pembicara harus memperhitungkan siapa

pendengarnya dan menyesuaikan bahasanya dengan pendengarnya, baik diksi

maupun struktur kalimatnya.

Kegiatan pembelajaran dan pengembangan soal ujian pada umumnya

berangkat dari kegiatan tulis-menulis. Pada prinsipnya ujian keterampilan

berbicara sebaiknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara, dan

bukannya menulis. Oleh karena itu, ujian kemampuan ini lebih praktis dilakukan

ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, yang hal ini dapat dilakukan dengan

cara: (1) mengungkapkan atau menceritakan kembali secara lisan isi wacana yang

diperdengarkan; (2) mengungkapkan atau menceritakan kembali secara lisan isi

wacana yang dibaca; (3) mengungkapkan atau menceritakan kembali secara lisan

isi wacana yang berupa gambar; (4) mengungkapkan atau menceritakan kembali

secara lisan berbagai pengalaman; (5) melakukan kegiatan diskusi mengenai tema

tertentu; (6) melakukan kegiatan tugas bercerita, berpidato, dan lain-lain.

Page 42: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

127

c. Tujuan Berbicara

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi (Maidar G.

Arsjad dan Mukti U.S. 1988: 17). Agar dapat menyampaikan informasi dengan

efektif, sebaiknya pembicara betul-betul memahami isi pembicaraannya,

disamping juga harus dapat mengevaluasi efek komunikasinya terhadap

pendengar. Jadi, bukan hanya apa yang akan dibicarakan, tetapi bagaimana

mengemukakannya. Bagaimana mengemukakannya, hal ini menyangkut masalah

bahasa dan pengucapan bunyi-bunyi bahasa tersebut. Yang dimaksud ucapan

adalah seluruh kegiatan yang kita lakukan dalam memproduksi bunyi bahasa,

yang meliputi artikulasi, yaitu bagaiman posisi alat bicara, seperti lidah, gigi, bibir

dan langit-langit pada waktu kita membentuk bunyi, baik vokal maupun

konsonan.

Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. (1988: 17) mengemukakan bahwa

seorang pembicara berbicara karena ingin pikirannya dimiliki oleh orang lain.

Karena itu pembicara ingin disimak, ingin didengar. Kita dapat melihat faktor-

faktor yang menentukan keefektifan berbicara, yaitu pembicara, pendengar, dan

pokok pembicaraan yang dipilih. Ketiga faktor ini sangat menentukan berhasil

tidaknya kegiatan berbicara. Selain itu, faktor bahasa juga sangat menentukan.

Pembicara harus memperhitungkan siapa pendengarnya dan menyesuaikan

bahasanya dengan pendengarnya, baik diksi maupun struktur kalimatnya.

Menurut Gorys Keraf (2001: 7), tingkat kemungkinan integrasi yang

dilakukan terhadap lingkungan sosial, serta tingkat berhasilnya seseorang dalam

menghendaki orang-orang lain berpikir, merasa dan bertindak seperti pembicara,

ditentukan oleh kesanggupan pembicara untuk menyampaikan kepada orang lain

apa yang dipikirkan atau dirasakan dengan jelas dan teratur. Sikap pembicara

yang menentukan berhasil tidaknya komunikasi atau kontrol sosial itu tergantung

pula dari faktor: ketepatan dan ketelitian maksud pembicara, dorongan untuk

mengadakan kontrak dengan orang lain, makna dan arti yang jelas dari rangkaian

kata-kata yang digunakannya. dan pada intinya, keterampilan berbicara bertujuan

untuk melancarkan komunikasi yang jelas dan teratur dengan semua anggota

Page 43: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

128

masyarakat, dan memungkinkan terpeliharanya tata sosial, adat-istiadat, kebiasaan

dan sebagainya, melalui pengkhususan dari fungsi komunikatif tadi.

d. Bentuk-bentuk Pembelajaran Keterampilan Berbicara di SMA

Bentuk pembelajaran keterampilan berbicara di SMA dijabarkan dalam

bentuk standar kompetensi dasar yang tercantum dalam KTSP (Depdiknas , 2006:

269-271). Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra

Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk

memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Standar

kompetensi tersebut mencantumkan bentuk-bentuk keterampilan berbicara, yaitu

mengungkapkan gagasan, tanggapan, dan informasi dalam diskusi,

mengungkapkan pendapat tentang pembacaan puisi, mengungkapkan informasi

melalui presentasi program/ proposal dan pidato tanpa teks, mengungkapkan

tanggapan terhadap pembacaan puisi lama.

e. Berpidato sebagai salah satu keterampilan berbicara

Salah satu keterampilan berbicara yang harus dikuasai oleh siswa kelas

XII SMA adalah keterampilan berpidato dengan kompetensi dasar Berpidato

tanpa teks dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat. Indikator yang

harus dikuasai siswa antara lain: (1) menulis teks pidato dengan tema tertentu; (2)

membawakan pidato dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat; (3)

mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki dari pidato yang disampaikan teman; (4)

memperbaiki cara berpidato dan isi pidato berdasarkan catatan atau masukan

teman.

Pada kesempatan ini peneliti memilih salah satu bentuk kegiatan

berbicara yaitu berpidato. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih dan

meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Kegiatan pidato yang dilaksanakan

adalah kegiatan berpidato dalam bentuk yang sangat sederhana.

Kegiatan berpidato yang baik diperlukan persiapan-persiapan yang matang dan

latihan yang teratur. Sebelum siswa berpidato di depan kelas mereka membuat

Page 44: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

129

karangan berpidato sebagai acuan berpidato. Kerangka sering dididentikkan

dengan sistematika. Sistematika berpidato meliputi:

a. Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin

b. Menyampaikan pendahuluan

c. Menyampaikan isi pidato

d. Menyampaikan kesimpulan isi pidato

e. Mengucapkan salam penutup

Dalam proses pembelajaran guru perlu memperhatikan pemakaian azas-

azas keefektifan berbicara. Sebagaimana pendapat Muhadjir dan A. Latief (1995:

47) bahwa azas-azas kekefektifan berbicara mencakup unsur-unsur kebahasaan

dan nonkebahasaan. Unsur-unsur kebahsaan yang dimaksud adalah segala hal

yang ada kaitannya dengan unsur bahasa misalnya, ketepatan intonasi,

bervariasinnya bahasa yang digunakan, diksi yang tepat, keruntutan penuturan,

penuturan dengan vokal yang jelas, dan sebagainya. Unsur-unsur nonkebahasaan

dalam kegiatan berbicara lebih mengacu ke pribadi pembicara misalnya sikap

dalam berbicara. Pembicara harus bersikap wajar, terbuka, tenang, mampu

berinstropeksi diri, ammpu melibatkan pendengar dalam kegiatan berbicara dan

sebagainya.

3. Hakikat Metode Pembelajaran

Menurut Winarno Surachmad (dalam Suwarna 2005: 106), metode

mengajar secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu

metode mengajar secara individual dan kelompok. Yang termasuk dalam metode

mengajar secara individual adalah metode ceramah, tanya-jawab, diskusi, drill,

demonstrasi/peragaan, pemberian tugas, simulasi, pemecahan masalah, bermain

peran, dan karya wisata. Sedangkan metode mengajar secara kelompok antara lain

meliputi seminar, simposium, forum, panel.

Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar

bagi peserta didik. Dalam mengajar, guru tidak hanya sekedar menerangkan dan

menyampaikan sejumlah materi pelajaran kepada peserta didik, namun guru

Page 45: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

130

hendaknya selalu memberikan rangsangan dan dorongan agar pada diri siswa

terjadi proses belajar. Oleh sebab itu, setiap guru perlu menguasai berbagai

metode mengajar dan dapat mengelola kelas secara baik sehingga mampu

menciptakan iklim yang kondusif.

Dalam setiap kegiatan mengajar, pada dasarnya meliputi tiga kegiatan,

yaitu kegiatan sebelum pembelajaran, kegiatan pelaksanaan pembelajaran, dan

kegiatan sesudah pembelajaran. Berkaitan dengan hal ini Suwarna (2005: 105)

berpendapat bahwa agar kegiatan mengajar dapat berjalan efektif, maka guru

harus mampu memilih metode mengajar yang paling sesuai. Proses pembelajaran

akan efektif jika berlangsung dalam situasi dan kondisi yang kondusif, hangat,

menarik, menyenangkan, dan wajar. Oleh karena itu guru perlu memahami

berbagai metode mengajar dengan berbagai karakteristiknya, sehingga mampu

memilih metode yang tepat dan mampu menggunakan metode mengajar yang

bervariasi sesuai dengan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan.

4. Hakikat Metode Diskusi Kelompok

a. Pengertian Metode Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok merupakan satu pengalaman belajar yang dapat

diterapkan hampir dalam semua bidang studi, tentu saja disesuaikan dengan tujuan

instruksional yang akan dicapai serta bahan pelajaran yang akan diajarkan.

Sebagaimana pendapat Hassibuan. dkk. (1994: 98) bahwa diskusi adalah suatu

percakapan atau pembicaraan antara dua orang atau lebih. Ditambahkannya, akan

tetapi tidak semua percakapan atau pembicaraan dapat disebut diskusi. Ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi, dengan maksud agar pembicaraan itu benar-

benar bermanfaat dan berlangsung secara efektif.

Senada dengan pendapat di atas, Suwarna (2005: 110) metode diskusi

merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang mana guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah,

mengemukakan pendapat, dan menyusun kesimpulan atau menemukan berbagai

alternatif pemecahan masalah. Dalam metode diskusi, para siswa berinteraksi

secara verbal, melakukan tukar-menukar informasi, saling mempertahankan

Page 46: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

131

pendapat, maupun mengjukan alternatif pemecahan masalah. Dengan metode

diskusi, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan

memecahkan masalah, melatih dan membiasakan untuk bermusyawarah,

berdemokrasi, serta menentukan keputusan atas dasar persetujuan atau

kesepakatan bersama.

Keunggulan lain dari metode diskusi dalam proses pembelajaran

berbicara adalah siswa menganalisis bahan pembelajaran secara berkelompok

sehingga diharapkan siswa tidak merasa takut, malu, ataupun lupa dengan apa

yang akan disampaikan. Dengan demikian, mereka dapat saling memotivasi dan

menumbuhkembangkan kerjasama dan kekompakan pada diri siswa. seperti yang

diungkapkan oleh Slavin (1995: 4) bahwa ”The idea of cooperative learning is

that if students want to succeed as a team, they will encourage their teammates to

excel and will help them to do so”. Dari pendapatnya ini jelas bahwa siswa harus

bekerja sama dan saling memotivasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Berkaitan dengan hal ini Hassibuan, dkk. (1994: 101) menyatakan bahwa tujuan

penggunaan diskusi kelompok dalam proses belajar-mengajar di kelas, disamping

sebagai alat untuk mencapai tujuan instruksional, juga dimaksudkan untuk

memperoleh berbagai keuntungan yang lain. Keuntungan-keuntungan itu antara

lain siswa dapat saling urun informasi atau pengalaman dalam menjelajahi

gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka, dapat

mengembangkan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi, serta

keterlibatannya dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dapat meningkat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan persiapan dalam

pembelajaran menggunakan metode diskusi menurut Hassibuan. dkk. (1994: 103)

antara lain:

1) Pemilihan topik

Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicakup, dan minat

serta kemampuan siswa juga bermakna bagi peningkatan kemampuan berpikir

siswa. Pemilihan topik dapat dilakukan oleh guru sendiri, oleh guru bersama

siswa, atau oleh siswa sendiri.

Page 47: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

132

2) Perumusan Masalah

Masalah hendaknya yang mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban

tunggal. Artinya masalah itu mengandung berbagai macam jawaban yang benar.

Perbedaannya hanya pada kadar atau tingkat kebenarannya, atau berbeda sudut

pandang serta arah peninjauannya.

3) Penyiapan informasi pendahuluan

Sediakan informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar

para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama. Kegiatan

pendahuluan ini dapat berupa membaca artikel, mengadakan wawancara,

melakukan observasi, menyaksikan film, dan lain-lainnya.

4) Penyiapan diri sebaik-baiknya sebagai pemimpin diskusi

Guru harus benar-benar siap sebagai sumber informasi, sebagai motivator hingga

kemudian mampu memberikan penjelasan, mengerjakan pertanyaan-pertanyaan

yang dapat memotivasi siswa, memahami kesulitan yang dialami siswa, dan

sebagainya.

5) Penetapan besar kelompok siswa

Yang ideal, besar kelompok yang efektif berkisar antara 5-9 orang. Perlu disadari

bahwa besar kelompok mempunyai kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri.

Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan besar kelompok antara lain:

pengalaman, kematangan dan keterampilan siswa, tingkat kekompakan siswa,

intensitas minat, latar belakang pengetahuan, dan keterampilan guru memimpin

diskusi.

6) Pengaturan tempat duduk

Tempat duduk harus diatur agar antara anggota kelompok dapat saling beradu

pandang (tatap muka), serta pemimpin diskusi berada dalam posisi yang

memungkinkan dia berhadapan muka dengan semua anggota kelompok, hingga

benar-benar ia sebagai anggota/bagian dari kelompok tersebut. Hal ini sangat

penting untuk memupuk iklim persahabatan serta kekohensivan di antara peserta

diskusi.

Page 48: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

133

Diskusi kelompok di atas memiliki kelebihan dan kekurangan.

Hassibuan (1994: 104) menjelaskan kelebihan dan kekurangannya sebagai

berikut.

1) Kelebihan Diskusi Kelompok

a) Hasil keputusan kelompok lebih kaya (berasal dari berbagai sumber), daripada

hasil pemikiran individu.

b) Anggota kelompok sering dimotivasi oleh kehadiran anggota kelompok lain.

c) Anggota-anggota yang pemalu lebih bebas mengemukakan pendapat/

pikirannya dalam kelompok kecil

d) Anggota kelompok lebih merasa terikat dalam melaksanakan keputusan

kelompok, karena mereka terlibat di dalam proses pengambilan keputusan.

e) Diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri,

maupun pemahaman terhadap orang lain (meningkatkan kemampuan individu

untuk berinteraksi).

2) Kekurangan Diskusi Kelompok

a) Banyak anggota kelompok yang kurang memahami tugasnya dalam kelompok

sehingga banyak siswa yang melapor. Oleh karena itu, guru perlu memonitor

mereka.

b) Dapat memboroskan waktu, terutama jika terjadi hal-hal negatif seperti

pengarahan yang kurang tepat, pembicaraan yang berlarut-larut,

penyimpangan yang tidak ditegur, penampilan yang kurang baik.

c) Apabila dalam kelompok ada perbedaan pendapat dan terjadi perselisihan

maka tidak ada penengahnya.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Berbicara dengan Metode Diskusi

Kelompok

Langkah-langkah dalam menggunakan metode diskusi kelompok dalam

proses pembelajaran dijabarkan oleh Suwarna, (2005: 110) secara terperinci

sebagai berikut.

Page 49: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

134

a) Guru menyampaikan judul atau masalah yang akan didiskusikan, dan

memberikan pengarahan cara pemecahannya (judul atau masalah dapat

ditentukan bersama oleh murid dan guru).

b) Guru mengarahkan agar membentuk kelompok-kelompok diskusi serta

memimpin menentukan ketua maupun sekretaris kelompok.

c) Guru mengamati pelaksanaan diskusi, memberikan dorongan atau bantuan

agar setiap anggota berpartisipasi aktif, serta menjaga ketertiban.

d) Guru berusaha agar diskusi berjalan dalam suasana bebas yang mana setiap

anggota mempunyai hak untuk berbicara atau menyampaikan pendapat.

e) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya, kemudian dibahas atau

dimintakan pendapat dari kelompok lainnya.

Tentunya penerapan langkah-langkah pembelajaran di atas harus

disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan berbahasa siswa SMA.

Penyesuaian tersebut dapat dilakukan pada kegiatan menganalisis wacana

berdasarkan tema yang telah disepakati antara guru dan murid. Pada pembelajaran

yang akan dilakuakan yaitu siswa akan menganalisis wacana yang disajikan pada

masing-masing kelompok, serta menanggapi hasil analisis dari kelompok lain.

Berikut langkah-langkah pembelajaran berbicara dengan metode diskusi

kelompok pada siswa SMA.

1) Guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan

pelajaran untuk satu hari. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan

skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pembelajaran yang baru.

Dalam kegiatan ini, guru perlu menekankan bahwa kesiapan mereka dalam

mengantisipasi bahan pelajaran yang akan diberikan pada hari itu dan

keharusan bekerja sama dalam kelompok.

2) Siswa dibagi secara berkelompok.

3) Guru membagi bahan pembelajaran yang akan diberikan pada masing-masing

kelompok.

4) Siswa diminta melakukan kegiatan (pengamatan, wawancara, atau membaca)

secara bersama-sama.

Page 50: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

135

5) Guru mengamati pelaksanaan diskusi, memberikan dorongan atau bantuan

agar setiap anggota berpartisipasi aktif, serta menjaga ketertiban.

6) Sambil melakukan pengamatan atau wawancara atau membaca, siswa diminta

mencatat mengenai topik pembahasan, gagasan yang dikembangkan dan

bahasa yang digunakan. Jumlah analisa pada tahap ini disesuaikan dengan

kelompok masing-masing.

7) Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas untuk

mendapat tanggapan dari kelompok lain. Tujuan kegiatan ini bukan untuk

mendapatkan jawaban yang benar, melainkan untuk meningkatkan partisipasi

siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar.

8) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam pelajaran hari

itu.

Penerapan metode diskusi kelompok di kelas dilakukan dengan

perencanaan yang menekankan pada pembelajaran yang kooperatif. Selama proses

pembelajaran siswa diharuskan bekerja sama untuk melengkapi tugas yang

diberikan oleh guru. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam batas waktu singkat

maupun lama. Hal ini mengandung pengertian bahwa guru menerapkan

pembelajaran secara kerja sama dalam satu waktu tertentu dan seiring dengan

perkembangannya guru bisa melakukan improvisasi dan memadukannya dengan

beberapa teknik yang lain. Masing-masing guru harus menyesuaikan dengan

kondisi dan situasi kelas agar penerapan metode diskusi kelompok dapat lebih

diefektifkan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah

penelitian yang berjudul “Peningkatan Kualitas Keterampilan Berbicara Siswa

Kelas I SLTP Muhammadiyah II Karanganyar Tahun Pelajaran 1999/2000” oleh

Siti Shoviyah. Jenis penelitian ini adalah PTK dengan tujuan penelitian untuk

menemukan faktor-faktor penyebab rendahnya kualitas keterampilan berbicara

siswa dan strategi mengajar berbicara yangsesuai dengan kondisi siswa agar dapat

meningkatkan kualitas keterampilan berbicara. Hasil penelitiannya, yaitu: 1)

Page 51: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

136

faktor penyebab rendahnya kualitas keterampilan berbicara siswa antara lain :

malu, grogi, tidak mampu mengungkapkan ide atau gagasan, kurang percaya diri,

dan guru kurang memotivasi siswa. 2) strategi mengajar berbicara yang sesuai

dengan situasi dan kondisi kelas agar dapat meningkatkan kualitas keterampilan

berbicara, seperti menemukan hambatan yang dialami siswa, membekali siswa

dengan teori berbicara, memotivasi siswa dan memberi latihan secara intensif

kepada siswa untuk berpidato. Kesamaan penelitian di atas dengan penelitian ini

adalah obyek kajian penelitian, yaitu keterampilan berbicara dan cara evaluasinya.

Namun, ada sedikit perbedaan dalam objek kajian, yaitu penelitian Siti Soviyah

difokuskan pada keterampilan berpidato sedangkan dalam penelitian ini

difokuskan pada keterampilan menganalisis wacana. Meskipun demikian, cara

evaluasi keterampilan berpidato dan menganalisis adalah sama, yaitu dengan

penilaian unjuk kerja siswa yang dilengkapi rubrik pengamatan.

Ada beberapa kelemahan dalam penelitian Siti Soviyah, yaitu pertama,

faktor penghambat pembelajaran berbicara seharusnya sudah ditemukan pada

waktu survei awal sebagai dasar menentukan tindakan yang akan diterapkan

dalam penelitian. Namun penelitian di atas mengidentifikasi faktor penghambat

keterampilan berbicara menjadi tujuan penelitiannya. Yang kedua adalah tindakan

yang akan dilakukan untuk mengatasi hambatan berbicara siswa tidak spesifik,

bahkan berubah-ubah setiap siklusnya. Padahal dalam penelitian yang berjenis

PTK tindakan yang dilakukan setiap siklus yang ia sebutkan sebagai strategi

pembelajaran berbicara kedalam bagian refleksi dari tiap siklusnya, sehingga

dalam penelitiannya itu tidak terdapat tindakan yang jelas untuk meningkatkan

keterampilan berbicara siswa.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

Supriyadi (2005) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas Rendah Sekolah Rendah”. Tujuan penulisannya adalah

menginformasikan, mengidentifikasi, dan menguraikan teori dalam

menumbuhkembangkan serta mengoptimalkan keterampilan berbicara siswa kelas

rendah sekolah dasar. Berdasarkan tujuannya tersebut, tulisannya merupakan

penelitian studi pustaka yang menjabarkan beberapa upaya untuk meningkatkan

Page 52: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

137

keterampilan berbicara, antara lain dengan cara: 1) penciptaan suasana belajar

yang kondusif, 2) penelitian lingkungan fisik yang kondusif, 3) penciptaan

lingkungan interaktif yang kondusif, 4) penelitian lingkungan sosial yang

kondusif,dan 5) peningkatan peran guru dan orang tua. Kesimpulan dari

tulisannya adalah kelima upaya yang ditawarkan di atas dapat dipraktikkan di

kelas rendah sekolah dasar dengan penyesuaian situasi dan kondisi, misalnya dana

yang tersedia, sikap mental guru, kualifikasi guru, dan kondisi siswa. Penelitian di

atas memiliki persamaan dengan penelitian ini, yaitu dalam hal objek kajian

penelitian (pembelajaran berbicara pada siswa). Adapun perbedaannya adalah

bentuk dan strategi penelitian serta subjek penelitiannya.

Dari penelitian di atas, Supriyadi tidak menjabarkan secara rinci tindakan

perbaikan yang nyata untuk meningkatkan keterampilan berbicara karena solusi

yang ditawarkan kurang fokus pada satu tindakan yang tepat. Meskipun demikian,

salah satu solusi yang ditawarkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara

adalah dengan bercerita yang dilakukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan objek

kajian peneliti yang memfokuskan pada pembelajaran berpidato.

Bertolak dari beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa

pembelajaran berbicara sangat diperlukan dalam pendidikan saat ini baik tingkat

dasar sampai tingkat tinggi sehingga seringkali dilakukan penelitian yang

membahas keterampilan berbicara. Namun demikian, penelitian keterampilan

berbicara menggunakan metode diskusi kelompok belum ada yang meneliti,

meskipun diskusi kelompok tersebut telah dilakukan oleh guru-guru sekolah dasar

hingga atas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan

pioner bagi penelitian berikutnya yang akan menerapkan metode tersebut dalam

pembelajaran berbicara.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran berbicara yang selama ini dilakukan oleh guru adalah siswa

diminta menganalisis teks pidato di depan kelas setelah itu siswa diminta

membacakan teks pidato tersebut di depan kelas secara individu. Adapun dalam

Page 53: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

138

pelaksanaannya guru hanya meminta beberapa siswa yang tampil berbicara di

depan kelas karena alokasi waktu yang terbatas.

Metode di atas ternyata masih kurang optimal untuk meningkatkan

keterampilan berbicara di depan kelas. Hal ini terbukti dengan masih sedikitnya

siswa yang berani maju ke depan kelas untuk mengungkapkan pendapatnya.

Mereka sering lupa dan bingung dengan apa yang akan dikatakan setelah mereka

di depan kelas. Selain itu, rasa takut dan grogi sewaktu tampil di depan kelas

masih sangat jelas. Mayoritas siswa menjadi malu dan takut apabila diminta oleh

guru untuk berbicara di depan kelas. Akibatnya, prestasi keterampilan berbicara

siswa dalam mengungkapkan pendapat atau gagasan masih rendah.

Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan sebuah metode yang dapat

memotivasi mereka untuk aktif berbicara di depan kelas. Salah satu metode yang

dapat dilakukan adalah dengan metode diskusi kelompok. Metode ini memberi

kesempatan kepada siswa untuk menggali keterampilan berbicara salah satunya

adalah keterampilan berpidato. Kemudian, pengalaman belajar tersebut

ditanggapi/ siswa mengemukakan pendapatnya di depan kelas secara

berkelompok. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara di

depan kelas. Selain itu, mereka juga mengungkapkan pendapatnya secara

berkelompok sehingga mereka tidak malu dan grogi, serta waktu pembelajaran

berbicara akan lebih efektif.

Page 54: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

139

Keterampilan berbicara (berpidato) siswa

rendah

Bertolak dari uraian di atas dapat disusun kerangka berpikir dalam

penelitian ini sebagai berikut.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan metode diskusi kelompok akan membantu

mengembangkan keterampilan berbicara siswa dalam menanggapi isi wacana,

sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran berbicara pada siswa SMA.

Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penerapan metode diskusi

kelompok dapat:

1. meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara siswa SMA;

2. meningkatkan kualitas hasil pembelajaran berbicara siswa SMA

Rendahnya keterampilan berbicara (berpidato) Siswa SMA Bung Karno Karangpandan,

Karanganyar

Penerapan Metode Diskusi Kelompok dalam pembelajaran berbicara

Keterampilan siswa berbicara (berpidato) meningkat

Siswa malu, takut, kurang percaya diri berbicara di depan teman-temannya,

dan lupa materi yang akan disampaikan

Siswa menyampaikan pendapat secara individu,

waktu pembelajaran kurang efektif

Siswa berani mengungkapkan pendapat dan belajar bekerja sama

Mengefektifkan waktu

pembelajaran

Prestasi keterampilan berbicara (berpidato)

siswa tinggi

Page 55: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

140

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Bung Karno yang beralamat di

Wanukembang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa

Tengah. Kelas yang menjadi objek penelitian ini adalah Kelas XII. Waktu

penelitian berlangsung dari bulan Juni sampai dengan November 2008.

Tabel 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Bulan Juni Juli Agust Sept. Okt. Nov

1 Persiapan survei awal

sampai penyusunan

proposal

--xx xxx-

2 Seleksi informan,

penyiapan instrumen

dan alat

---x xx---

3 Pengumpulan data --xx xx xxxx xxxx xx

4 Analisis data -xxx xxx xx

5 Penyusunan laporan xxx xx

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas. Suharsimi Arikunto

dkk.. (2006: 3) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah pencermatan

terhadap pembelajaran berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi secara bersama. Burns (dalam Suwarsih Madya, 2006: 8), menyatakan

penelitian tindakan adalah penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah

dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan

30

Page 56: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

141

yang dilakukan didalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para

peneliti, praktis dan orang awam. Jadi, penelitian ini merupakan kerjasama antara

peneliti, guru, siswa, dan pihak sekolah untuk menciptakan kinerja sekolah yang

lebih baik.

Menurut Suwarsih Madya (2006: 59), proses dasar penelitian tindakan

didasarkan atas menyusun rencana bersama, bertindak dan mengamati, kemudian

mengadakan refleksi atau kegiatan yang sudah dilakukan. Peneliti melakukan

kerjasama dengan guru bidang studi bahasa Indonesia kelas XII, sebagai guru

mitra dalam melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun rancangan tindakan

bersama. Setelah rancangan tersebut selesai, dilakukan pula pengamatan segala

kejadian yang terjadi di kelas. Setelah itu, dilaksanakan, diadakan refleksi

terhadap tindakan yang dilakukan.

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memecahkan masalah yang

dihadapi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini tidak cukup

hanya dilakukan satu kali tindakan saja. Penelitian ini dilakukan lebih dari satu

siklus agar ada perbaikan dari siklus sebelumnya.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Deskriptif kualitas yang digunakan dalam prosedur penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif lisan maupun tertulis, dan bukan data yang berupa angka-

angka. Data-data yang sudah diperoleh didiskripsikan dan dianalisis kemudian

disimpulkan.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Bung Karno

Karangpandan, Karanganyar tahun ajaran 2008/2009 serta guru bahasa Indonesia

yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas tersebut. Adapun yang

menjadi objek penelitian adalah pembelajaran berbicara (berpidato) pelajaran

Bahasa Indonesia.

Page 57: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

142

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Tempat dan peristiwa, yaitu ruang kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

Karanganyar dan proses pembelajaran didalamnya.

2. Informan, dalam penelitian ini menggunakan informan guru dan siswa.

3. Dokumen yang berupa materi pembelajaran berbicara, terampil berbahasa

Indonesia(berbicara), hasil tes siswa, hasil wawancara, rencana pembelajaran

yang telah dibuat oleh guru, kurikulum yang berlaku di SMA Bung Karno,

dan daftar nilai siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diterapkan sebagai alat mengumpulkan data

secara lengkap dan akurat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Menurut Sutopo (2002: 64), teknik observasi digunakan untuk

menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat, benda, serta

rekaman gambar. Teknik ini dilaksanakan dengan cara mengamati sendiri

kemudian dicatat sesuai dengan keadaan sebenarnya. Dalam penelitian ini,

observasi dilaksanakan pada saat proses penelitian berlangsung, yaitu pada

saat sebelum tindakan dan saat tindakan. Observasi dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pembelajaran berbicara yang berlangsung di

SMA Bung Karno Karangpandan serta perkembangannya.

Penulis melakukan observasi pembelajaran keterampilan berbicara di

kelas pada jam-jam guru bidang studi Bahasa Indonesia mengajarkan pokok

bahasa berbicara. Dalam melakukan observasi, penulis mencatat hal-hal pokok

yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara,

dalam menanggapi atau mengungkapkan gagasan dan tanggapan terhadap

wacana di kelas, yaitu: (1) bahan/materi yang diajarkan, (2) metode,

Page 58: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

143

pendekatan yang digunakan, (3) media yang digunakan, (4) langkah-langkah

pembelajaran berbicara (5) evaluasi pembelajaran berbicara.

Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif, artinya peneliti

mengamati jalannya pembelajaran di kelas, bukan memimpin jalannya

pembelajaran. Pembelajaran dipimpin oleh guru sebagai mitra peneliti.

Peneliti mengambil tempat duduk yang strategis agar dapat mengamati

jalannya proses pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi.

Meskipun peneliti mencari tempat yang strategis, namun tidak mengganggu

proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada siswa, guru, kepala sekolah dan

informan lain untuk menggali tentang proses pembelajaran keterampilan

berbicara dan metode yang digunakan dalam pembelajaran berbicara.

3. Analisis Dokumen

Analisis dokumen dilakukan untuk mengetahui peningkatan

keterampilan berbicara (berpidato) selama dilaksanakannya tindakan.

Dokumen yang dimaksud berupa catatan lapangan untuk mengetahui kualitas

proses pembelajaran dan nilai keterampilan berbicara (berpidato siswa) untuk

mengetahui kualitas hasil pembelajaran.

4. Tes atau tugas

Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan yang sudah dicapai

oleh siswa. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pengambilan data

dengan menggunakan tes adalah dengan menyiapkan perangkat bahan tes,

menyiapkan indikator keberhasilan, melakukan tes, dan kemudian menilai

serta mengolah data.

F. Uji Validitas Data

Agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

diperlukan adanya validitas data yang digunakan untuk menjaga keabsahan data

yang dikumpulkan. Oleh karena itu, dalam suatu penelitian harus menentukan

Page 59: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

144

suatu cara untuk meningkatkan validitas data yang diperolehnya. Adapun uji

validitas data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut.

1. Triangulasi sumber data

Teknik ini digunakan dengan cara membandingkan dan mengecek

kembali derajad kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda. Dalam hal ini, peneliti menguji kebenaran data

yang diperoleh dari suatu informasi dengan informasi yang lain. Dalam hal ini

peneliti melakukan wawancara dengan dengan dua siswa dan guru untuk

memperoleh data mengenai masalah pembelajaran berbicara. Setelah itu

peneliti melakukan kroscek dengan observasi survei awal apakah sesuai

dengan penuturan para informan.

2. Review Informan

Teknik ini dilakukan untuk mengecek kevalidan dan informasi dari

sumber yang sama. Teknik ini dilakukan dengan cara menanyakan kembali

informasi yang sudah diperoleh kepada sumber yang bersangkutan agar

sesuai. Dalam hal ini peneliti mencoba mewawancarai dua siswa untuk

mencari kesamaan informasi tentang masalah pembelajaran berbicara

(berpidato) yang tengah dihadapi oleh siswa. selain itu juga dicocokkan

hasilnya dengan wawancara terhadap guru.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tentang pembelajaran berbicara siswa ini, peneliti

menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman

(dalam Suwarsih Madya, 2006: 76-78) yaitu teknik analisis interaktif (interactive

model of analysis), dalam teknik ini ketiga komponen dianalisis (reduksi data,

sajian data, penarikan kesimpulan) aktivitasnya saling berinteraksi dengan proses

pengumpulan data sebagai siklus. Ada tiga tahap yang digunakan dalam

menganalisis data, yaitu :

Page 60: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

145

1. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data, berlangsung

terus menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung. Reduksi

data dalam penelitian ini sudah dimulai sejak peneliti mengambil keputusan

tentang kerangka kerja konseptual, tentang pemilihan kasus yaitu tentang

pembelajaran berbicara, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seputar

pengajuan berbicara di SMA Bung Karno Karangpandan dan tentang cara

pengumpulan data yang akan dipakai.

2. Penyajian Data (data display)

Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data,

sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data penelitian mengenai pelaksanaan pembelajaran

berbicara baik yang diperoleh melalui observasi pada waktu proses belajar

mengajar berlangsung di kelas, maupun yang diperoleh melalui wawancara

guru Bahasa Indonesia, yaitu:

a. Pelaksanaan pembelajaran berbicara di SMA Bung Karno

Karangpandan, meliputi kompetensi dasar, bahan/materi pengajaran

berbicara, pendekatan ataupun metode pengajaran berbicara, media

pengajaran berbicara, dan evaluasi pengajaran berbicara.

b. Penerapan berbicara siswa dalam pembelajaran berbicara, meliputi

faktor pendukung dalam pembelajaran berbicara, kendala-kendala

yang dihadapi dan cara mengatasinya.

c. Penarikan simpulan (Conclusing Drawing)

3. Verifikasi

Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap pada akhirnya tiap

siklus. Dalam penarikan kesimpulan, perlu verifikasi untuk memantapkan

simpulan dan tampilan data agar dapat dipertanggungjawabkan.

Page 61: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

146

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini didasarkan pada prosedur penelitian tindakan

kelas menurut Suwarsih Madya (2006: 59), yaitu;(!) kegiatan menyusun rencana

tindakan bersama, (2) melakukan tindakan dan mengamati secara individual

maupun bersama-sama, kemudian (3) melakukan refleksi terhadap tindakan yang

akan dilakukan. Rangkaian kegiatan tersebut terhimpun dalam sebuah siklus.

Senada dengan pendapat tersebut Suharsini Arikunto dkk.. (2006: 16)

mengemukakan model penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian tindakan

kelas. Tahap-tahap dalam model tersebut adalah: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Gambar 2: Alur Penelitian Tindakan

Perencanaan

Indikator sudah/belum tercapai?

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi

Refleksi

SIKLUS II

Penetapan Fokus Masalah

Page 62: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

147

Keterangan:

5. Rencana (perencanaan tindakan): menerapkan metode diskusi kelompok

dalam pembelajaran berbicara untuk meningkatkan keterampilan berbicara

dalam menanggapi isi wacana.

6. Tindakan (pelaksanaan tindakan): pelaksanaan metode diskusi kelompok

dalam pembelajaran berbicara

7. Observasi (observasi dan interpretasi): mengamati proses penerapan metode

diskusi kelompok.

8. Refleksi (analisis dan refleksi): mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan

penerapan metode diskusi kelompok yang telah dilakukan pada siklus II, dan

seterusnya.

I. Indikator Keberhasilan

Enco Mulyasa (2006: 209) berpendapat bahwa kualitas pembelajaran

dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil

bila setidaknya 70% peserta didik terlibat secara aktif, baik secara fisik, mental,

ataupun sosial selama proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga harus

menunjukkan kegairahan tinggi terhadap pembelajaran. Dari segi hasil, proses

pembelajaran dikatakan berhasil jika setidaknya terdapat 70% siswa yang

mengalami perubahan positif dan output yang bermutu tinggi.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator

keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan proses dan hasil

belajar sampai setidaknya 70%. Dalam proses pembelajaran, persentase ini

dipeoleh dengan cara menghitung jumlah siswa yang fokus dan aktif dalam

pembelajaran, selain itu juga melanjutkan minat yang besar terhadap

pembelajaran. Dari segi hasil, terdapat setidaknya 70% siswa memperoleh nilai

tes keterampilan berbicara dalam mengungkapkan pendapat sesuai batas

ketuntasan belajar minimal 60 yang sudah ditentukan dalam KTSP SMA Bung

Karno Karangpandan, Karanganyar.

Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian, dapat dilihat dari

indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut ini.

Page 63: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

148

Tabel . Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian

Aspek

yang Diukur

Persentase

Target Capaian

Cara mengukur Siklus

1

Siklus

2

Siklus

3

Keaktifan siswa

selama apersepsi

dan mengikuti

pembelajaran

50%

60%

70%

Diamati saat guru

memberikan apersepsi

kepada siswa pada awal

pembelajaran dan diamati

saat pembelajaran dengan

menggunakan lembar

observasi oleh peneliti dan

dihitung dari jumlah siswa

yang menunjukkan kesung-

guhan dalam kegiatan belajar

mengajar.

Keberanian

berpidato di

depan kelas

40% 55% 70% Diamati saat pembelajaran

dengan menggunakan lembar

observasi oleh peneliti dan

dihitung dari jumlah siswa

yang berani (mau) membaca

puisi di depan kelas.

Ketuntasan hasil

belajar

(keterampilan

siswa berpidati

mendapat nilai 65

ke atas)

50% 60% 70% Dihitung dari jumlah siswa

yang memperoleh nilai 65

ke atas untuk berpidato di

depan kelas.

Page 64: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

149

Adapun untuk mengukur kualitas hasil pembelajaran berbicara (berpidato)

menggunakan indikator penilaian berupa lafal, nada, intonasi, sikap, dan kefasihan

dapat dilihat melalui indikator penilaian keterampilan berbicara (berpidato)

berikut ini:

Tabel 2. Indikator Penilaian Berbicara (berpidato)

Dilihat dari segi kebahasaan siswa untuk memilih bahasa untuk

mengungkapkan gagasan, berpidato mempunyai persamaan dengan tugas

bercerita (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 264). Ada beberapa cara untuk menilai

tugas berpidato, Jakobvits dan Gordon (dalam Valette, 1997: 149)

mengembangkan teknik penilaian untuk tugas-tugas laporan lisan untuk tugas

bercerita dan berpidato yang memiliki kesamaan. Penilaian dilakukan dengan

skala 0 sampai dengan 10. Aspek yang dinilai dapat dimodifikasi sendiri sesuai

dengan kebutuhan dan karakteristik siswa oleh guru. Berikut ini indikator

penilaian berpidato:

1. Jenis tagihan : Nontes 2. Teknik : Unjuk Kerja 3. Bentuk instrumen : Rubrik Pengamatan

No. Aspek yang

Dinilai

Rentangan Skala Perolehan

Skor 5 4 3 2 1

1 Lafal

2 Nada

3 Intonasi

4 Sikap

5 Kelancaran

Total

Nilai

Tabel. Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara

Page 65: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

150

Pedoman Penilaian dan Teknik Penilaian

1. Lafal Kemampuan melafalkan bunyi secara tepat dapat dinilai dengan indikator:

5 Siswa mampu memberi penekanan yang sudah sesuai, dengan

mengucapkan pelafalan sesuai dengan kalimat yang dituturkan sehingga

jelas untuk dipahami.

4 Siswa terkadang mengucapkan pelafalan yang kurang dipahami.

3 Siswa kesulitan melafalkan kata-kata dengan tepat sehingga memaksa

pendengar harus mendengarkan dengan teliti ucapannya dan sekali-kali

timbul salah pengertian.

2 Siswa melafalkan kata-kata yang susah sekali dipahami karena masalah

pengucapan. Sering siswa harus mengulangi apa yang diucapkannya.

1 Siswa kesukaran melafalkan kata-kata dan kesalahan dalam pelafalannya

terlalu banyak sehingga kalimatnya tidak dapat dipahami.

2. Nada 5 Nada sesuai dengan kalimat yang diucapkan dan tidak monoton

4 Nada sudah variatif namun kadang-kadang monoton

3 Nada sering kali monoton hanya sesekali terdengar lagu kalimat yang

sesuai

2 Nada sering monoton

1 Nada monoton

3. Intonasi

Kemampuan menerapkan intonasi dengan benar dapat dinilai dengan

indikator di bawah ini.

5 Siswa dalam menuturkan kalimat hampir tidak ada kesalahan intonasi.

4 Siswa membuat sedikit sekali kesalahan intonasi saat menuturkan kalimat,

tetapi tidak mengaburkan arti.

3 Siswa sering membuat kesalahan intonasi sehingga sewaktu-waktu

mengaburkan arti.

2 Siswa membuat kesalahan intonasi saat menuturkan kalimat yang

menyebabkan kalimatnya sukar untuk dipahami.

Page 66: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

151

1 Siswa membuat kesalahan intonasi dan susunan kata demikian banyaknya

sehingga kalimatnya benar-benar sulit dipahami.

4. Sikap

5 Siswa mampu menuturkan kalimat disertai dengan gerak anggota tubuh

sesuai dengan ekpresi.

4 Siswa terkadang melakukan gerak anggota tubuh yang tidak sesuai dengan

ekspresi.

3 Siswa sering menunjukkan ketidaksesuaian antara gerak-gerik yang

dilakukan dengan ekspresi.

2 Siswa terlihat ragu-ragu saat melakukan gerak anggota tubuh lain,

sehingga tidak sesuai dengan ekpresi.

1 Siswa tidak sama sekali tidak menunjukkan gerak anggota tubuh lain

sesuai dengan ekspresi saat menuturkan kalimat.

5. Kelancaran/kefasihan

Kemampuan untuk menempatkan posisi saat memerankan tokoh berbicara

dapat dinilai dengan indikator di bawah ini.

5 Pembicaraan lancar sekali.

4 Pembicaraan kurang lancar.

3 Kesulitan berbahasa, menyebabkan kecepatan dan kelancaran terganggu.

2 Pembicaraan tersendat-sendat.

1 Pembicaraan sering terhenti dan pendek-pendek.

Untuk mencari nilai dari setiap siswa dapat menggunakan teknik penilaian

sebagai berikut:

1. Nilai setiap unsur yang dinilai dalam cerita berkisar antara 1 sampai dengan

5. Nilai 5 berarti baik sekali, nilai 4 berarti baik, nilai 3 berarti sedang, nilai 2

berarti kurang, dan nilai 1 berarti kurang sekali.

2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur

penilaian yang diperoleh siswa.

3. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Total nilai X 100 = nilai 25

Page 67: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

152

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Awal (Pratindakan)

Untuk mendapatkan gambaran awal pelaksanaan pembelajaran berbicara,

peneliti melakukan kegiatan survei awal sebelum diadakan serangkaian siklus

penelitian. Kegiatan survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal

pembelajaran berbicara, serta mengetahui kemampuan awal keterampilan

berbicara siswa. pemahaman akan kondisi awal dari kegiatan survei awal ini

menjadi dasar untuk menentukan siklus yang akan dilakukan untuk mengatasi

permasalahan pembelajaran yang dialami guru maupun siswa, khususnya

pembelajaran berbicara. Peneliti melakukan kegiatan pengamatan selama proses

belajar-mengajar berlangsung. Segala kejadian yang berlangsung pada

pembelajaran berbicara kondisi awal, peneliti amati dalam lembar observasi.

Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara terhadap guru bidang studi serta

kepada beberapa siswa dan pembagian angket untuk mengetahui sejauh mana

respons siswa terhadap pembelajaran berbicara yang telah berlangsung. Adapun

hasil kegiatan survei awal yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut.

1. Siswa tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran berbicara.

Hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat survei awal terungkap

dengan jelas bahwa siswa menunjukkan sikap kurang peduli pada saat

berlangsungnya pembelajaran berbicara. Saat proses pembelajaran

berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa siswa memang tampak

memperhatikan keterangan guru namun tidak sedikit pula siswa yang sibuk

beraktivitas sendiri. Dari hasil pantauan peneliti dengan lembar observasi,

diketahui 24 siswa atau 50% dari keseluruhan siswa di kelas tersebut kurang

memiliki minat dan motivasi mengikuti pembelajaran. Sementara itu,

keaktifan siswa hanya 29 % dari jumlah keseluruhan siswa atau 14 siswa.

42

Page 68: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

153

Selain obeservasi yang peneliti lakukan, hasil angket yang peneliti

berikan kepada siswa menyatakan bahwa 50% siswa (24 siswa dari

keseluruhan siswa yang berjumlah 48 orang) menyatakan tidak begitu suka

terhadap pembelajaran berbicara bahasa Indonesia yang diterapkan oleh guru.

Selain itu, hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi bahasa

Indonesia menyatakan bahwa selama ini materi berbicara (berpidato) sulit

untuk diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di kelas

XII, karena siswa di kelas ini kurang memiliki respons yang baik terhadap

pembelajaran berbicara itu sendiri. Menurut guru kolaboran, para siswa

memang kurang dalam kompetensi berbicara. Hal ini dikarenakan siswa

merasa malu dan grogi saat diminta untuk berbicara di depan kelas.

2. Siswa merasa malu dan grogi saat tampil ke depan kelas untuk berbicara.

Pada survei awal yang peneliti lakukan, guru memberikan materi

berbicara (berpidato) dengan pembacaan teks pidato secara langsung.

Kegiatan yang dilakukan adalah beberapa orang siswa membacakan teks

pidato di depan kelas. Pada awalnya, guru menawarkan kepada siswa yang

ingin membacakan teks pidato, tidak ada siswa yang mau menunjukkan jari.

Guru kemudian menunjuk siswa untuk membacakan teks pidato yang telah

ditentukan, siswa yang telah ditunjuk pun terlihat enggan untuk membacakan

teks pidato yang telah ditentukan oleh guru tersebut. Kejadian tersebut

berlangsung selama pembelajaran berbicara (berpidato) dilakukan. Siswa mau

tidak mau harus maju ke depan kelas untuk membacakan teks pidato, karena

sudah merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus

dikuasai. Siswa merasa terpaksa saat mereka diminta untuk maju ke depan

kelas. Siswa tampak grogi dan malu saat mereka tampil di depan kelas

membacakan teks pidato yang diberikan oleh guru. Akibat dari perasaan

tersebut, membuat penampilan siswa kurang maksimal. Lafal, intonasi, dan

nada, sikap, serta ekspresi siswa tidak tampak saat mereka berpidato.

Akhirnya peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa masih kurang tertarik

dengan cara pembelajaran yang guru berikan dan keterampilan berbicara

(berpidato) siswa kelas XII rendah.

Page 69: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

154

2. Guru kurang kooperatif terhadap siswa sehingga kesulitan dalam

membangkitkan minat siswa.

Guru belum bisa menunjukkan komunikasi aktif dengan siswa. Hal itu

ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang mengalihkan perhatiannya

pada saat pembelajaran berlangsung. Guru juga terkesan kaku dalam

memberikan materi pelajaran. Guru sudah mencoba membangkitkan minat

siswa dengan memberi pendekatan secara langsung dan menegur siswa yang

tidak memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini belum mampu

membangkitkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa merasa

bosan dengan metode mengajar guru. Hal ini dibuktikan dalam angket siswa

yang menyatakan bahwa 50% (24 siswa dari keseluruhan siswa yang

berjumlah 48 orang) menyatakan bosan dengan metode mengajar guru.

3. Guru kesulitan dalam mengembangkan metode yang tepat untuk mengajarkan

materi berbicara (berpidato).

Selama ini dalam mengajarkan berbicara (berpidato), guru

menggunakan metode ceramah dan hanya menugasi beberapa siswa saja yang

membacakan teks pidato. Guru terlihat mendominasi pembelajaran yang

berlangsung. Disamping itu, guru merasa kesulitan menemukan cara yang

tepat agar pembelajaran berbicara berlangsung menyenangkan dan membuat

siswa merasa tertarik.

4. Guru kesulitan dalam mengelola kelas pada saat materi pembelajaran

berbicara.

Selama pembelajaran berlangsung, guru menggunakan metode

konvensional dengan memperbanyak memberikan ceramah. Akhirnya

interaksi antara guru dengan murid menjadi pasif karena hanya terjalin

komunikasi satu arah. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru

bidang studi bahasa Indonesia menyatakan bahwa guru masih kesulitan dalam

mengajarkan materi berbicara (berpidato). Lebih lanjut, guru juga

menyatakan bahwa pembelajaran berbicara saat ini kurang optimal karena

siswa kurang tetarik dan akhirnya siswa tidak mempedulikan pembelajaran.

Page 70: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

155

5. Sebagian besar siswa belum mencapai batas ketuntasan minimal keterampilan

berbicara (berpidato) yaitu 65.

Tabel 3. Nilai Keterampilan Berbicara Survei Awal

No Nama Nilai

KETERANGAN

1 Agus Mulyono 55 BELUM TUNTAS 2 Ari Ruliyanto 50 BELUM TUNTAS 3 Diah Rahayu 52 BELUM TUNTAS 4 Dwi Setia N 70 TUNTAS 5 Ernawati 50 BELUM TUNTAS 6 Etriana Dewi 45 BELUM TUNTAS 7 Heri Supriyanto 52 BELUM TUNTAS 8 Indarti 52 BELUM TUNTAS 9 Jayanti 48 BELUM TUNTAS

10 Jiwo Surahno 52 BELUM TUNTAS 11 Novi Wulandari 50 BELUM TUNTAS 12 Praptiwi 50 BELUM TUNTAS 13 Presdiyan AP 50 BELUM TUNTAS 14 Risky Ichwan Z 55 BELUM TUNTAS 15 Sabekti 60 BELUM TUNTAS 16 Saras Triwardi 52 BELUM TUNTAS 17 Sari Haryanti 55 BELUM TUNTAS 18 Sri Wartini 50 BELUM TUNTAS 19 Sujiyani 55 BELUM TUNTAS 20 Suparti 57 BELUM TUNTAS 21 R. Aprianingsih 52 BELUM TUNTAS 22 Sri Sugiyatmi 55 BELUM TUNTAS 23 Sugiyarti 65 BELUM TUNTAS 24 Rake Devi M 60 BELUM TUNTAS 25 Alpenikus 58 BELUM TUNTAS 26 Sadiyah 50 BELUM TUNTAS 27 Budiyono 62 BELUM TUNTAS 28 Candra W. 55 BELUM TUNTAS 29 Pita Nur I. 60 BELUM TUNTAS 30 Wahyu P. 65 BELUM TUNTAS 31 Suharsono 50 BELUM TUNTAS 32 Bagus Prasetyo 60 BELUM TUNTAS

Page 71: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

156

33 Hartoto 60 BELUM TUNTAS 34 Amir Yulianto 62 BELUM TUNTAS 35 Anggun W.P. 52 BELUM TUNTAS 36 Sutarso 58 BELUM TUNTAS 37 Subianto 50 BELUM TUNTAS 38 Yesi Lina Ningsih 50 BELUM TUNTAS 39 Sri Wahyuni 45 BELUM TUNTAS 40 Moh. Saifudin 48 BELUM TUNTAS 41 Novi Eko S. 60 BELUM TUNTAS 42 Hary Setiawan 52 BELUM TUNTAS 43 Yoga Rolado 65 BELUM TUNTAS 44 Muklas U. 55 BELUM TUNTAS 45 Nur Sa'ad A. 50 BELUM TUNTAS 46 Dedi Susanto 55 BELUM TUNTAS 47 Trisno Suparjo 58 BELUM TUNTAS 48 Diyah Ayu P. 52 BELUM TUNTAS

Rata-rata kelas 54,67

Siswa yang tuntas (1) Siswa yang belum tuntas (47)

Dari hasil nilai tes survei awal keterampilan berbicara siswa di atas dapat

dikatakan bahwa keterampilan siswa berbicara sangat memprihatinkan. dari 48

siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal belajar hanya satu (1) atau

1% dari jumlah keseluruhan siswa (48). Berarti 98% (47) siswa yang lain belum

mencapai ketuntasan belajar. Rentangan nilai 45-70, dan nilai rata-rata kelas

adalah 54, 67. Nilai rata-rata kelas ini jauh dari nilai ketuntasan rata-rata kelas

yaitu 70.

Dari fakta hasil survei awal membuktikan bahwa proses maupun hasil

pembelajaran berbicara pada siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

masih jauh dari harapan. Dilihat dari segi proses pembelajaran meunjukkan bahwa

pembelajaran berbicara yang selama ini berjalan kurang kondusif. Hal ini dapat

dilihat dari kurangnya minat dan motivasi serta keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran berbicara. Tentu saja masalah pertama tersebut memunculkan

masalah kedua, yaitu hasil atau nilai keterampilan berbicara siswa yang turut

memprihatinkan. Oleh karena itu perlu adanya terapi untuk mengatasi penyakit

Page 72: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

157

pembelajaran tersebut. Terapi yang cocok untuk mengobati penyakit tersebut ialah

dengan penerapan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran berbicara.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dengan harapan dapat

memberikan jawaban yang memuaskan terhadap masalah yang telah dirumuskan.

Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan (2)

pelaksanaan siklus (3) observasi dan interpretasi (4) analisis dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan Siklus

Pada tahap ini peneliti dan guru kolaboran mendiskusi kan

rancangan skenario pembelajaran yang akan diterapkan pada siklus yang

akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran berbicara

yang dialami dengan metode diskusi kelompok. Kegiatan perencanaan

siklus ini dilaksanakan pada hari Sabtu 11 Oktober 2008 di ruang guru

setelah kegiatan belajar mengajar selesai.

Hal-hal yang menjadi bahan diskusi antara peneliti dan guru

kolaboran adalah sebagai berikut : (1) peneliti menyamakan persepsi

dengan guru mengenai penelitian yang dilakukan; (2) peneliti

mengusulkan diterapkannya metode diskusi kelompok dalam

pembelajaran Siklus I, serta menjelaskan cara penerapannya; (3) peneliti

dan guru bersama-sama menyusun RPP untuk siklus I; (4) peneliti dan

guru bersama-sama merumuskan indikator pencapaian tujuan; (5) peneliti

dan guru bersama-sama membuat lembar penilaian siswa, yaitu instrumen

penelitian berupa tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk menilai

keterampilan berbicara siswa. Instrumen nontes digunakan untuk

menghitung persentase minat dan motivasi serta keaktifan siswa dalam

pembelajaran siklus I. Instrumen nontes ini berbentuk pedoman observasi;

dan (6) peneliti dan guru menentukan jadwal pelaksanaan siklus.

Berkaitan dengan penerapan metode diskusi kelompok dalam

pembelajaran berbicara, disiapkan tiga panduan. Ketiga panduan tersebut

antara lain: (1) pemahaman PTK (Penelitian Tindakan Kelas); (2)

Page 73: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

158

penerapan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran berbicara; (3)

pelaksanaan pembelajaran yang kondusif. Ketiga panduan tersebut untuk

menyamakan persepsi antara peneliti dan guru kolaboran tentang prosedur

penelitian tindakan kelas.

Pemahaman konsep PTK berdasarkan kesepakatan dilaksanakan

pada hari kamis, 12 Oktober 2008 di kantor guru SMA Bung Karno

Karangpandan. Dalam pertemuan ini peneliti memberikan wawasan

tentang PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Pemberian wawasan ini

dilakukan dengan metode diskusi antara peneliti dan guru kolaboran.

Selain pemahaman konsep PTK, peneliti dan guru kolaboran sekaligus

mendiskusi kelompokkan tentang penerapan metode diskusi dalam siklus

nanti.

Pembekalan pembelajaran berbicara yang kondusif berupa

pemberian motivasi kepada siswa akan pentingnya keterampilan berbicara

yang dimiliki siswa. Selain itu peneliti memberikan pembekalan mengenai

keterampilan dasar mengajar, terutama keterampilan menjelaskan,

keterampilan memotivasi siswa dan keterampilan menerapkan metode

mengajar, dalam hal ini metode diskusi kelompok yang akan diterapkan

pada Siklus I.

Setelah sharing ideas tentang ketiga pembekalan tersebut selesai,

peneliti dan guru kolaboran menyepakati bahwa pelaksanaan Siklus I

akan dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Oktober 2008 (dua jam pelajaran)

dan Sabtu, 18 Oktober 2008 (dua jam pelajaran).

Adapun tahap perencanaan siklus I secara ringkas meliputi

kegiatan sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran berbicara

dengan metode diskusi kelompok;

2) Peneliti dan guru menyamakan persepsi dengan pemahaman konsep

PTK, pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan metode diskusi

kelompok, dan pelaksanaan pembelajaran yang kondusif;

Page 74: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

159

3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan

nontes. Instrumen tes dinilai dari unjuk kerja/penampilan siswa

berbicara (berpidato). Aspek yang dinilai berdasarkan lafal, intonasi,

nada, sikap, kelancaran/kefasihan atau kefasihan. Adapun instrumen

nontes digunakan untuk mengamati minat dan motivasi serta keaktifan

siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung berdasarkan

pedoman observasi yang telah disusun;

4) Pelaksanan Siklus I direncanakan berlangsung selama dua kali

pertemuan sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru

kolaboran, yakni dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Oktober 2008 dan

Sabtu 18 Oktober 2008.

b. Pelaksanaan Siklus

Pelaksanaan Siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan, yakni pada

hari Rabu, 15 Oktober dan Sabtu, 18 Oktober 2008 di ruang kelas XII

SMA Bung Karno Karangpandan. Masing-masing pertemuan

dilaksanakan selama 2x45 menit. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan

skenario dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah

disepakati antara peneliti dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia

pada tahap perencanaan. Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti

mengambil posisi di kursi paling belakang untuk melakukan observasi

terhadap jalannya pembelajaran serta melakukan pengambilan data melalui

wawancara tidak berstruktur setelah pembelajaran usai.

Materi pada pelaksanaan Siklus I adalah pengertian berpidato dan

langkah-langkahnya dan teks pidato memperingati HUT RI ke-64. Materi

ini dibahas dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama siswa

menganalisis materi pidato sambutan acara ulang tahun kemerdekaan

Republik Indonesia ke 64 dengan menggunakan metode diskusi kelompok.

Pertemuan kedua siswa ditugasi tampil ke depan kelas untuk berpidato

memberikan sambutan pada acara HUT RI ke-64 satu per satu, kemudian

guru membimbing dan memberikan komentar atas penampilan siswa saat

berpidato.

Page 75: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

160

Urutan pelaksanaan Siklus I adalah sebagai berikut:

1) Guru memberikan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab dengan

siswa tentang kegiatan memberi sambutan atau berpidato pada suatu

acara tertentu yang pernah dilihat atau dialami siswa;

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;

3) Guru menyajikan materi yang telah direncanakan dengan melibatkan

siswa secara aktif serta memberikan contoh cara membaca teks

sambutan dan memberi sambutan tanpa teks;

4) Guru meminta siswa membaca contoh teks sambutan yang terdapat di

dalam buku paket;

5) Guru meminta siswa untuk membuat teks sambutan dengan memilih

sendiri topik HUT RI ke-64;

6) Guru meminta siswa untuk berdiskusi kelompok dan bertukar pikiran

untuk mencoba menampilkan sambutan di dalam kelompok masing-

masing;

7) Guru meminta siswa ke depan kelas berpidato sesuai teks pidato yang

telah disusun;

8) Guru memberikan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan dengan bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang

dialami berkenaan dengan berbicara khususnya berpidato;

9) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat teks sambutan

dan meperbanyak latihan berdasarkan teori yang telah dipelajari.

c. Observasi dan Interpretasi

Dari pelaksanaan Siklus I peneliti berpendapat bahwa tujuan

pembelajaran belum tercapai. Hal ini ditunjukkan dengan kualitas

keterampilan berbicara siswa yang masih rendah. Selain itu tidak tercipta

pembelajaran yang komunkatif yang menunjukkan terjadinya interaksi dua

arah. Interaksi yang terjadi hanya satu arah yaitu guru masih mendominasi

kegiatan belajar mengajar, kurang adanya tanggapan positif dari siswa.

Berdasarkan observasi dan evaluasi dari hasil jawaban siswa,

peneliti menemukan faktor-faktor rendahnya kualitas keterampilan

Page 76: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

161

berbicara siswa yaitu: malu, grogi, cara pengungkapan ide atau gagasan

cara penyampaian pidato, gemetar, takut atau tegang, kurang percaya diri,

dan guru kurang memberi motivasi kepada siswa. Teknik-teknik berpidato

yang menjadi aspek penilaian seperti lafal, intonasi, nada, sikap dan

kelancaran/kefasihan siswa masih jauh dari sempurna.

Peneliti mengamati guru kolaboran yang sedang mengajar di kelas

dengan materi berpidato. Pengamatan ini dilaksanakan pada Rabu, 15

Oktober 2008 (dua jam pelajaran) dan Sabtu, 18 Oktober 2008 (dua jam

pelajaran). Peneliti mengambil posisi paling belakang ketika mengamati

proses pembelajaran. Sementara itu, peneliti mengadakan observasi

sebagai partisipan pasif terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin

oleh guru. Peneliti mengambil posisi di kursi paling belakang agar bisa

mengamati jalannya pembelajaran. Berdasarkan kegiatan tersebut, secara

garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya pembelajaran berpidato

dengan menerapkan diskusi kelompok pada Siklus I sebagai berikut:

1) Guru sudah menerapkan metode diskusi kelompok pada pelaksanaan

Siklus I. Guru membagi 5 siswa untuk satu kelompok.

2) Guru kolaboran sudah memberikan pemahaman kepada siswa akan

teknik-teknik berpidato seperti lafal, intonas, nada, sikap, dan

kelancaran/kefasihan.

3) Untuk melatih keterampilan berpidato, siswa diminta oleh guru untuk

berdiskusi kelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing;

4) Guru masih mendominasi jalannya pembelajaran dengan selalu

menceramahi siswa. Siswa jarang diberi kesempatan untuk

memberikan argumen dalam sesi tanya jawab di awal pembelajaran;

5) Guru kurang memberikan bimbingan pada setiap kelompok. Guru

hanya memberikan pengarahan dan bimbingan di depan kelas tanpa

mendekati tiap-tiap kelompok;

6) Dari penerapan metode diskusi, masih terdapat kelemahan. Kelemahan

tersebut adalah siswa belum mampu benar-benar memanfaatkan teman

Page 77: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

162

sekelompoknya sebagai teman (partner) belajar. Siswa dalam

berdiskusi masih terlihat berurusan dengan kepentingannya sendiri.

7) Dilihat dari hasil berpidato siswa masih terdapat beberapa kekurangan.

Sebagian besar teknik-teknik berpidato mulai dari lafal, nada, intonasi,

sikap serta kelancaran/kefasihan siswa sebagian besar masih kurang.

Intonasi sebagian besar siswa masih terdengar datar seperti orang yang

sedang membaca. Sikap siswa masih terlihat kaku. Nada siswa masih

terlihat monoton.

8) Dari pantauan peneliti, minat dan motivasi serta keaktifan siswa

mengalami peningkatan dibandingkan pada pembelajaran prasiklus

survei awal. Dari pantauan peneliti dengan menggunakan pedoman

observasi diketahui bahwa siswa yang berminat/perhatian terhadap

pembelajaran sebanyak 31 siswa (65%). Siswa yang aktif dalam

pembelajaran sebanyak 17 orang (35%);

9) Dibandingkan dengan nilai tes survei awal berbicara (berpidato), nilai

rata-rata kelas meningkat sebesar 11,73 poin dari 54,67 menjadi

66,40. Nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 72. Adapun nilai

terendah siswa adalah 52. Siswa yang tuntas atau mencapai batas

ketuntasan minimal belajar meningkat tajam sebanyak 26 siswa atau

54% dari jumlah keseluruhan siswa (48). Di sisi lain siswa yang belum

mencapai batas ketuntasan minimal sebanyak 22 siswa atau 46% dari

jumlah keseluruhan siswa.

10) Peningkatan keterampilan berpidato siswa kelas XII SMA Bung Karno

Karangpandan tercermin dari perolehan nilai berpidato pada Siklus I

berikut ini.

Page 78: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

163

Tabel 4. Perolehan Nilai Berpidato pada Siklus I

No

Nama

Aspek Penilaian Nilai

Keterangan I II III IV V

1 Agus Mulyono 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS

2 Ari Ruliyanto 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 3 Diah Rahayu 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS

4 Dwi Setia N 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

5 Ernawati 4 3 3 3 4 68 TUNTAS 6 Etriana Dewi 4 3 3 3 2 60 BELUM TUNTAS

7 Heri Supriyanto 3 3 4 3 3 64 BELUM TUNTAS

8 Indarti 4 4 3 4 3 72 TUNTAS 9 Jayanti 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

10 Jiwo Surahno 4 3 4 4 2 68 TUNTAS 11 Novi Wulandari 4 3 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

12 Praptiwi 3 4 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

13 Presdiyan AP 3 4 3 4 3 68 TUNTAS 14 Risky Ichwan Z 4 4 3 3 3 68 TUNTAS

15 Sabekti 4 3 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

16 Saras Triwardi 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 17 Sari Haryanti 3 3 5 4 3 72 TUNTAS

18 Sri Wartini 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS

19 Sujiyani 4 3 3 3 2 60 BELUM TUNTAS

20 Suparti 3 3 4 4 3 68 TUNTAS

21 R. Aprianingsih 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

22 Sri Sugiyatmi 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

23 Sugiyarti 4 4 3 4 3 72 TUNTAS

24 Rake Devi M 4 3 4 4 3 72 TUNTAS 25 Alpenikus 3 4 4 3 3 68 TUNTAS

26 Sadiyah 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

27 Budiyono 4 3 4 4 3 72 TUNTAS 28 Candra W. 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

29 Pita Nur I. 4 3 4 4 3 72 TUNTAS 30 Wahyu P. 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

31 Suharsono 3 3 3 4 3 64 BELUM TUNTAS

32 Bagus Prasetyo 3 4 4 4 3 72 TUNTAS 33 Hartoto 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

Page 79: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

164

34 Amir Yulianto 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

35 Anggun W.P. 3 4 3 4 2 64 BELUM TUNTAS

36 Sutarso 3 3 4 3 2 60 BELUM TUNTAS

37 Subianto 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

38 Yesi Lina Ningsih 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 39 Sri Wahyuni 3 3 2 3 2 52 BELUM TUNTAS

40 Moh. Saifudin 4 3 2 3 2 56 BELUM TUNTAS

41 Novi Eko S. 4 4 3 3 3 68 TUNTAS

42 Hary Setiawan 3 3 3 3 3 60 BELUM TUNTAS

43 Yoga Rolado 4 3 4 4 3 72 TUNTAS 44 Muklas U. 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

45 Nur Sa'ad A. 3 4 3 3 2 60 BELUM TUNTAS

46 Dedi Susanto 3 4 4 3 3 68 TUNTAS 47 Trisno Suparjo 4 3 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

48 Diyah Ayu P. 3 3 4 3 2 60 BELUM TUNTAS

Ket: I : Lafal II : Nada III : Intonasi Rata-rata kelas IV : Sikap V : Kelancaran/kefasihan

66,4

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan observasi dan evaluasi pelaksanaan Siklus I, peneliti perlu

mengadakan perbaikan dengan melaksanakan Siklus II. Pelaksanaan siklus II

merupakan perbaikan-perbaikan kelemahan-kelemahan yang teridentifikasi

pada pelaksanaan Siklus I.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan

analisis dan refleksi sebagai berikut:

1) Guru perlu memberikan penjelasan tantang teori-teori pidato dan teknik

teknik berpidato secara mendalam kepada siswa.

2) Guru harus dapat memanfaatkan metode diskusi kelompok yang

diterapkan sebagiai metode yang benar-benar membuat siswa belajar

dengan efektif dengan memanfaatkan teman sekelompok sebagai partner

belajar. Guru perlu mendorong keaktifan siswa dalam kelompoknya.

Page 80: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

165

3) Guru juga harus berupaya untuk bersikap komunikatif kepada siswa yaitu

dengan membimbing tiap-tiap kelompok dengan mendekati tiap-tiap

kelompok tersebut agar tercipta komunikasi dua arah antara guru dan

siswa;

4) Guru perlu menganalisis apakah kelompok yang dibentuk efektif membuat

siswa belajar khususnya dapat menunjang pembelajaran berbicara dalam

hal ini adalah keterampilan berpidato siswa;

5) Guru perlu membenahi beberapa teknik berpidato yang masih kurang

pada pelaksanaan Siklus I seperti sikap dan kelancaran/kefasihan, tidak

terkecuali teknik-teknik yang lain;

6) Guru perlu mendorong keberanian siswa untuk tampil percaya diri ketika

berpidato di depan kelas dengan meningkatkan minat dan motivasi siswa

mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Siklus II

a. Perencanaan Siklus

Pada pelaksanaan Siklus I, peneliti menemukan beberapa masalah

dalam pembelajaran, yaitu kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan

berbicara (berpidato) dan kurangnya motivasi guru dalam proses belajar

mengajar.

Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti melaksanakan

penelitian Siklus II dengan perencanaan sebagai berikut:

1) Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan berpidato.

2) Memotivasi siswa agar mereka mampu melaksanakan kegiatan

berbicara dengan baik, benar, dan wajar tidak malu dan grogi.

3) Menerapkan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran secara

efektif.

4) Mendorong siswa untuk aktif dalam kelompok masing-masing.

5) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan berbicara secara keseluruhan pada

Siklus II.

Page 81: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

166

Sejalan dengan hasil analisis dan refleksi pada Siklus I, pada hari

Jumat, Rabu 22 Oktober 2008 di ruang guru SMA Bung Karno

Karangpandan, peneliti dan guru kolaboran mengadakan sharing idea.

Peneliti menyampaikan analisis hasil pengamatan proses pembelajaran

pada Siklus I di kelas XII yang telah dilaksanakan. Peneliti

mengungkapkan kelebihan dan kelemahan yang terjadi selama proses

pembelajaran berbicara (berpidato) dengan menerapkan metode diskusi

kelompok yang telah dilakukan, terkait dengan hasil keterampilan

berpidato siswa dan minat dan motivasi serta keaktifan siswa pada Siklus

I.

Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada Siklus

I, maka peneliti dan guru kolaboran menyepakati beberapa hal untuk

diterapkan pada siklus berikutnya. Untuk mengatasi berbagai kekurangan

yang ada, akhirnya peneliti dan guru mengambil keputusan sebagai

berikut.

1) Guru mengubah posisi mengajar, yaitu tidak hanya berada di depan

kelas saat memberikan penjelasan kepada siswa, namun juga guru

sesekali memonitor siswa yang berada di kursi bagian belakang agar

mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru juga

harus membimbing kinerja kelompok dengan mendekati tiap-tiap

kelompok agar tercipta komunikasi dua arah antara guru dan siswa,

juga tercipta kedekatan emosional yang serasi antara guru dans siswa.

2) Guru akan menambah teori tentang teknik-teknik berpidato.

3) Dalam penerapan metode diskusi kelompok pada pembelajaran,

seluruh siswa dari tiap kelompok diminta untuk tampil di depan

kelompoknya masing-masing dan menilai kelebihan dan kekurangan

teman lain dalam satu kelompok yang mencoba telah tampil.

4) Tiap-tiap kelompok diminta untuk memberikan catatan hasil penilaian

uji coba penampilan berpidato di depan kelompoknya masing-masing

kepada guru untuk di analisis.

Page 82: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

167

5) Masalah kekompakan dalam kelompok, dapat diatasi dengan guru

memberikan penjelasan kepada siswa tujuan dan keharusan bekerja

sama dalam sebuah kelompok.

6) Untuk masalah kelancaran/kefasihan, dapat diatasi dengan guru

memberi penjelasan kepada siswa bahwa pengulangan kata yang tidak

perlu sebaiknya ditinggalkan. Untuk itu, siswa harus memahami

dengan baik sambutan pidato yang akan ditampilkan , agar sewaktu

tampil tidak lupa dan tidak mengulang kata.

7) Guru lebih membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran.

Tahap perencanaan siklus II secara singkat meliputi kegiatan

sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran berbicara dan

persiapan penerapan diskusi kelompok pada pembelajaran Siklus II.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

pelaksanaan siklus kedua;

3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan

nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil unjuk kerja siswa berpidato dan

instrumen nontes diguakan untuk menghitung persentase minat dan

motivasi serta keaktifan siswa mengikuti pembelajaran.

Peneliti dan guru kolaboran sepakat bahwa pelaksanaan siklus II akan

dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Oktober 2008 (pertemuan pertama) dan

Sabtu, 1 November 2008 (pertemuan kedua).

b. Pelaksanaan Siklus

Siklus II pertemuan pertama yang telah direncanakan sebelumnya

oleh peneliti dan guru kolaboran dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Oktober

2008 selama dua jam pelajaran (2x45 menit) dalam satu kali pertemuan

yaitu pukul 07.00-08.20 WIB di ruang kelas XII SMA Bung Karno

Karangpandan, sedangkan Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Sabtu, 1 November 2008 dalam 2 jam pelajaran (2x45 menit) yaitu

Page 83: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

168

pukul Pukul 08.20-09.40 WIB. Dalam pelaksanaan siklus II ini, guru

mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk

mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran drama dalam Siklus I,

sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran

dengan menempatkan diri di kursi paling belakang, seperti.

Materi pada pelaksanaan Siklus II ini adalah berpidato tanpa teks

dengan lafal, nada, intonasi, dan sikap yang tepat sesuai dengan kompetensi

dasar yang ingin dicapai. Urutan pelaksanaan siklus tersebut adalah berikut

ini.

1) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa tentang

kesulitan yang dihadapi saat tampil berpidato pada pertemuan yang lalu.

2) Guru menjelaskan solusi yang dihadapi siswa sambil memberikan contoh

di depan kelas.

3) Guru menugasi siswa untuk mempelajari teks sambutan pidato yang

terdapat di dalam buku materi dan mendiskusikannya sesuai dengan

kelompoknya masing-masing.

4) Guru meminta tiap-tiap siswa dalam kelompoknya masing-masing untuk

mencoba berpidato (memberikan sambutan), sementara siswa yang lain

menilai kelemahan-dan kelebihannya sesuai dengan format penilaian yang

diberika oleh guru.

5) Guru menugasi beberapa kelompok sebagai perwakilan untuk melaporkan

hasil diskusinya.

6) Guru mengomentari hasil diskusi (penilaian) dari tiap-tiap siswa dalam

tiap-tiap kelompok.

7) Guru meminta siswa satu per satu ke depan kelas berpidato (pidato

sambutan) di sesuai dengan materi yang telah ditetapkan oleh guru dalam

buku teks.

8) Guru memberi refleksi terhadap penampilan siswa secara umum.

Page 84: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

169

c. Observasi dan Interpretasi

Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada

Siklus II yang telah dilaksanakan dengan lancar pada hari Rabu,

29 Oktober 2008 dan Sabtu 1 November 2008. Peneliti mengamati guru

yang sedang mengajar di kelas XII dengan menerapkan metode diskusi

kelompok. Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar siswa kelas XII

SMA Bung Karno Karang Pandan dengan memosisikan diri di kursi

belakang. Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk mengamati

pelaksanan pembelajaran berbicara (berpidato) dengan menerapkan

metode diskusi kelompok dengan mengidentifikasikan kelebihan maupun

kelemahan yang ditunjukkan, baik oleh guru, siswa, maupun metode yang

diterapkan pada pelaksanaan pembelajaran berbicara Siklus II.

Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh

gambaran tentang jalannya pembelajaran berpidato dengan menerapkan

metode diskusi klelompok pada Siklus II adalah sebagai berikut:

1) Guru kolaboran semakin mahir memberikan pemahaman kepada siswa

akan teknik-teknik berpidato seperti lafal, nada, intonasi, sikap, serta

kelancaran/kefasihan. Guru sendiri terlihat dapat memberikan contoh

penerapan dari teknik-teknik berpidato tersebut di depan kelas.

2) Metode diskusi kelompok yang diterapkan oleh guru lebih inovatif

dibandingkan pada Siklus I. Dengan pemberian feedback dari teman

sekelompok dan juga oleh guru, siswa dapat memahami

kekurangannya dalam berpidato dan mendapatkan solusi untuk

menutupi kekurangan-kekurangan dalam berpidato yang sudah

ditampilkan .

3) Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran secara konseptual.

Artinya, guru mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan

terencana. Guru sebelumnya memberikan teori terlebih dahulu,

kemudian siswa diminta untuk menerapkan teori berpidato untuk

diujicobakan dalam masing-masing kelompok.

Page 85: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

170

4) Dilihat dari hasil berpidato siswa, terlihat bahwa sebagian besar siswa

sudah dapat berpidato dengan baik dengan menerapkan teknik-teknik

berpidato. Lafal, nada, intonasi, sikap, dan kelancaran/kefasihan dan

sudah diterapkan dengan cukup baik oleh siswa, namun masih terdapat

beberapa siswa yang kurang;

5) Kualitas pembelajaran drama pada Siklus II mengalami peningkatan.

Hal ini terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah

ditetapkan, seperti meningkatnya minat dan motivasi serta keaktifan

siswa. Di samping itu, kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam

Siklus I telah dapat diatasi dengan baik oleh guru pada Siklus II.

Teknik-teknik yang diterapkan guru terbukti dapat meningkatkan

minat dan motivasi serta keaktifan siswa terhadap pembelajaran;

6) Siswa secara umum sudah berani tampil di depan kelas tanpa rasa takut

dan grogi, seperti yang ditunjukkan pada survei awal dan Siklus I.

Selain itu kerja sama setiap kelompok semakin kompak;

7) Guru dapat memberikan motivasi dan kepercayaan diri kepada siswa

untuk berpidato dengan memberikan penjelasan bahwa aktivitas

berbicara (berpidato) dapat melatih kemampuan berkomunikasi,

kemampuan menghafal, dan dapat mengembangkan berbagai

keterampilan berbahasa;

8) Minat dan motivasi siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat pada siswa

yang berkonsentrasi pada pembelajaran (tidak mengantuk, menopang

dagu dengan tidak konsentrasi terhadap pembelajaran, atau asyik

dengan kesibukanya sendiri) siswa selama mengikuti pembelajaran

Siklus II. Sejumlah 36 siswa atau 75% dari jumlah siswa memiliki

minat dan motivasi mengikuti pembelajaran drama Siklus II

dibandingkan pada Siklus I, meningkat 10%.

9) Keaktifan siswa mengalami peningkatan yang cukup tajam yaitu

sebesar 20 % dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Siswa yang

aktif pada Siklus II ini mencapai 26 orang atau sebesar 55% dari

Page 86: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

171

jumlah siswa. Siswa sudah berani bertanya serta merespon pertanyaan

yang diajukan guru;

10) Dibandingkan dengan nilai keterampilan berpidato Siklus I, nilai rata-

rata kelas meningkat sebesar 4,6 poin dari 66,4 menjadi 71,00. Nilai

tertinggi yang diraih siswa adalah 80. Adapun nilai terendah siswa

adalah 64. Siswa yang tuntas meningkat menjadi 37 siswa (77%). Di

sisi lain siswa yang belum tuntas turun menjadi 11 siswa. Peningkatan

keterampilan berpidato siswa kelas XII SMA Bung Karno

Karangpandan tercermin dari perolehan nilai berpidato pada Siklus II

berikut ini.

Tabel 5. Perolehan Nilai Berpidato pada Siklus II

No

Nama

Aspek Penilaian Nilai

Keterangan I II III IV V

1 Agus Mulyono 3 3 4 4 3 68 TUNTAS 2 Ari Ruliyanto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 3 Diah Rahayu 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS 4 Dwi Setia N 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 5 Ernawati 4 3 4 3 4 72 TUNTAS 6 Etriana Dewi 4 4 3 3 2 64 BELUM TUNTAS 7 Heri Supriyanto 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 8 Indarti 5 4 4 4 3 80 TUNTAS 9 Jayanti 5 4 4 4 3 80 TUNTAS 10 Jiwo Surahno 4 4 5 5 3 84 TUNTAS 11 Novi Wulandari 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 12 Praptiwi 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 13 Presdiyan AP 4 4 3 4 3 72 TUNTAS 14 Risky Ichwan Z 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 15 Sabekti 4 4 4 3 2 68 TUNTAS 16 Saras Triwardi 4 4 4 3 3 72 TUNTAS 17 Sari Haryanti 4 4 5 4 3 80 TUNTAS 18 Sri Wartini 3 4 4 4 3 72 TUNTAS 19 Sujiyani 4 4 3 3 2 64 BELUM TUNTAS 20 Suparti 3 3 4 5 3 72 TUNTAS 21 R. Aprianingsih 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS 22 Sri Sugiyatmi 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

Page 87: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

172

23 Sugiyarti 5 4 4 4 3 80 TUNTAS 24 Rake Devi M 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 25 Alpenikus 3 4 4 4 3 72 TUNTAS 26 Sadiyah 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 27 Budiyono 4 4 5 4 3 80 TUNTAS 28 Candra W. 4 3 4 3 4 72 TUNTAS 29 Pita Nur I. 5 3 5 4 3 80 TUNTAS 30 Wahyu P. 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 31 Suharsono 3 3 3 4 3 64 BELUM TUNTAS 32 Bagus Prasetyo 4 4 5 4 3 80 TUNTAS 33 Hartoto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 34 Amir Yulianto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 35 Anggun W.P. 3 4 4 4 2 68 TUNTAS 36 Sutarso 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS 37 Subianto 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 38 Yesi Lina Ningsih 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 39 Sri Wahyuni 3 3 3 3 2 56 BELUM TUNTAS 40 Moh. Saifudin 4 3 3 3 2 60 BELUM TUNTAS 41 Novi Eko S. 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 42 Hary Setiawan 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS 43 Yoga Rolado 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 44 Muklas U. 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 45 Nur Sa'ad A. 3 4 4 3 2 64 BELUM TUNTAS 46 Dedi Susanto 4 4 4 3 3 72 TUNTAS 47 Trisno Suparjo 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 48 Diyah Ayu P. 3 4 4 3 2 64 BELUM TUNTAS Ket: I : Lafal II : Nada III : Intonasi IV : Sikap V : Kelancaran/kefasihan

Rata-rata kelas 71

d. Analisis dan refleksi

Proses pembelajaran berbicara (berpidato) dengan menerapkan

metode diskusi kelompok pada Siklus II yang dilaksanakan pada Rabu,

29 Oktober 2008 dan Sabtu, 1 November 2008 berjalan lancar. Siswa

mengikuti pembelajaran dengan minat dan motivasi lebih tinggi

Page 88: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

173

dibandingkan pada pelaksanaan pembelajaran Siklus I. Selain itu keaktifan

siswa meningkat pada pembelajaran Siklus II ini. Perasaan grogi takut, dan

malu saat tampil berpidato di depan kelas mulai berkurang. Keterampilan

berbicara (berpidato) siswa juga meningkat dengan menerapkan teknik-

teknik yang sudah dijelaskan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan

analisis dan refleksi sebagai berikut:

1) Guru dalam menerapkan metode diskusi sudah cukup baik. Siswa

sudah mampu memanfaatkan diskusi kelompok yang diterapkan oleh

guru untuk belajar dengan sebaik-baiknya.

2) Guru perlu meningkatkan metode diskusi kelompok yang lebih variatif

dan inovatif. Semua siswa harus mendapatkan “keuntungan” dengan

diskusi kelompok yang diterapkan.

3) Pengujicobaan berpidato dalam kelompoknya sendiri dengan

melibatkan teman sekelompok untuk menilai kelebihan dan

kekurangan perlu dipertahankan, karena dapat membantu rasa

kepercayaan diri siswa saat tampil di depan kelas. Selain itu teman

sekelompok dapat memberikan masukan-masukan atas kekurangan-

kekurangan yang ditampilkan. Dapat disimpulkan bahwa teman

sekelompok dapat dijadikan partner sharing ideas.

4) Guru perlu memberikan keleluasaan kepada siswa untuk memilih tema

pidato yang mereka sukai, agar siswa lebih siap untuk tampil dan

menambah kepercayan diri;

5) Guru perlu memberikan model berpidato oleh salah satu siswa untuk

ditunjukkan kepada seluruh siswa yang lain. Kemudian menganalisis

kelebihan dan kekurangannya secara bersama-sama. Hal ini dapat

membantu siswa merefleksi diri atas kelebihan dan kekurangan yang

dimilinnya.

6) Guru perlu membenahi teknik berpidato siswa yang masih rendah pada

pelaksanaan siklus II, terutama pada aspek sikap dan

kelancaran/kefasihan.

Page 89: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

174

3. Siklus III

a. Perencanaan Siklus

Bertolak dari hasil analisis dan refleksi siklus Siklus II, maka pada

Siklus III ini, peneliti bersama dengan guru kolaboran yang besangkutan

mengadakan diskusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus

sebelumnya. Kegiatan diskusi kelompok dilaksanakan pada hari Rabu 5

November 2008 di kantor guru. Peneliti dan guru kolaboran sepakat bahwa

pelaksanaan Siklus III akan dilaksanakan pada hari Rabu, 12 November

2008 (pertemuan pertama) dan Sabtu, 15 November 2008 (pertemuan

kedua).

Untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang telah

teridentifikasi yang terjadi pada Siklus II, maka peneliti dan guru

kolaboran menyepakati beberapa hal untuk diterapkan pada siklus

berikutnya. Untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada, akhirnya

peneliti dan guru mengambil keputusan sebagai berikut.

1) Guru lebih memberikan porsi lebih besar kepada siswa untuk

berdiskusi dengan kelompoknya.

2) Guru akan memberikan pengarahan dan refleksi hasil diskusi secara

personal kepada siswa dengan mendekati tiap-tiap kelompok.

3) Pengujicobaan berpidato dalam kelompoknya sendiri dengan

melibatkan teman sekelompok untuk menilai kelebihan dan

kekurangan akan diterapkan kembali karena dinilai efektif

membangun kepercayaan diri siswa.

4) Guru akan memberikan keleluasaan kepada siswa untuk memilih tema

pidato yang mereka sukai, agar siswa lebih siap untuk tampil dan

menambah kepercayan diri;

5) Guru akan memberikan model berpidato oleh salah satu siswa untuk

ditunjukkan kepada seluruh siswa yang lain. Kemudian menganalisis

kelebihan dan kekurangannya secara bersama-sama.

Page 90: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

175

6) Guru perlu membenahi teknik berpidato siswa yang masih rendah pada

pelaksanaan Siklus II, terutama pada aspek sikapo dan

kelancaran/kefasihan.

Tahap perencanaan siklus II secara singkat meliputi kegiatan

sebagai berikut:

4) Peneliti bersama guru kolaboran menganalisis kelebihan dan

kekurangan pelaksanaan Siklus I dan Siklus II baik dari segi proses

maupun hasil yang dicapai;

5) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

pelaksanaan siklus ketiga;

6) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan

nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil unjuk kerja siswa berpidato dan

instrumen nontes digunakan untuk menghitung persentase minat dan

motivasi serta keaktifan siswa mengikuti pembelajaran.

b. Pelaksanaan Siklus

Seperti dua siklus sebelumnya, Siklus III dilaksanakan dalam dua

kali pertemuan, yakni pada hari Rabu, 12 November 2008 (pertemuan

pertama) dan hari Sabtu, 15 November 2008 (pertemuan kedua). Dalam

kegiatan ini guru mengaplikasikan solusi yang pernah disepakati dengan

peneliti untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran berbicara

dalam Siklus I dan Siklus II. Adapun garis besar pelaksanaan

pembelajaran pada Siklus III adalah sebagai berikut:

1) Siswa ditanya pemahamannya tentang manfaat berpidato.

2) Siswa mendengarkan penjelasan metode-metode berpidato dan teknik-

teknik berpidato.

3) Siswa berdiskusi untuk menentukan tema pidato sendiri dan mencoba

menampilkan pidato sambutan pada kelompoknya sendiri, sementara

siswa lain mencatat kelemahan dan kelebihannya dengan lembar

penilaian yang telah diberikan guru.

Page 91: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

176

4) Guru membimbing tiap-tiap kelompok dengan mendekati secara

personal tiap-tiap kelompok.

5) Guru memberikan refleksi penilaian secara umum dari siswa atas

penampilan siswa pada kelompoknya sendiri-sendiri.

6) Beberapa perwakilan siswa diminta maju ke depan kelas mencoba

berpidato.

7) Guru memberikan refleksi atas penampilan dari perwakilan siswa

8) Siswa melaksanakan kegiatan berpidato di depan kelas

9) Siswa merefleksikan kesalahan berpidato pada umumnya.

c. Observasi dan Interpretasi

Seperti pada siklus sebelumnya, kegiatan observasi ini

dimaksudkan untuk mendeskripsikan apakah kekurangan yang terdapat

dalam Siklus II sudah dapat diatasi atau belum. Pelaksanaan Siklus III

dilaksanakan dua kali pertemuan, hari Rabu, 12 November 2008

(pertemuan pertama) dan hari Sabtu, 15 November 2008 (pertemuan

kedua). Pertemuan berlangsung selama 2x45 menit. Pada siklus ketiga ini

dilaksanakan di kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan. Peneliti

mengambil posisi pada bangku paling belakang sepagai partisipan pasif

untuk mengamati proses pembelajaran.

Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh

gambaran tentang jalannya pembelajaran berpidato dengan menerapkan

metode diskusi klelompok pada Siklus II adalah sebagai berikut:

1) Guru menerapkan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya

dengan baik. Selain itu guru kolaboran sudah dikatakan dapat

memberikan pemahaman kepada siswa akan teknik-teknik berpidato

seperti lafal, nada, intonasi, sikap, serta kelancaran/kefasihan

2) Metode diskusi kelompok yang diterapkan oleh guru lebih inovatif

dibandingkan pada Siklus II. Selain pemberian feedback dari teman

sekelompok dan juga oleh guru, siswa mendapatkan masukan dari guru

Page 92: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

177

secara personal di dalam kelomponya masing-masing. Hal ini

membantu kedekatan emosiaonal antara guru dan siswa.

3) Dari hasil berpidato siswa, terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah

dapat berpidato dengan baik dengan menerapkan teknik-teknik

berpidato. Lafal, nada, intonasi, sikap, dan kelancaran/kefasihan dan

sudah diterapkan dengan cukup baik oleh siswa. Nilai tiap-tiap teknik

berpidato mengalami peningkatan.

4) Kualitas pembelajaran drama pada Siklus III mengalami peningkatan.

Minat dan motivasi serta keaktifan siswa mengalami peningkatan

dibandingkan pada Siklus II. Siswa semakin menikmati pembelajaran

yang diterapkan oleh guru. Siswa merasa tidak terbebani seperti yang

ditunjukkan pada siklus-siklus sebelumnya

5) Siswa dapat dikatakan sudah berani untuk tampil berpidato di depan

kelas, karena sifat malu dan grogi hampir sudah hilang pada benak

setiap siswa. Kerja sama setiap kelompok semakin padu dan serasi.

Siswa dapat benar-benar memanfaatkan kelompoknya untuk belajar;

6) Minat dan motivasi siswa meningkat 10% dibandingkan pada Siklus II.

Sejumlah 41 siswa atau 85% dari jumlah siswa memiliki minat dan

motivasi mengikuti pembelajaran.

7) Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 20 %

dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Siswa yang aktif pada Siklus

III ini mencapai 36 orang atau sebesar 75% dari jumlah keseluruhan

siswa (48).

8) Nilai rata-rata kelas meningkat dibandingkan dengan nilai

keterampilan berpidato Siklus II yaitu menjadi 77,30. Nilai tertinggi

yang diraih siswa adalah 92. Adapun nilai terendah siswa adalah 64.

Siswa yang tuntas meningkat menjadi 47 siswa. hanya 1 siswa yang

belum mengalami katuntasan belajar. Peningkatan keterampilan

berpidato siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan tercermin

dari perolehan nilai berpidato pada Siklus II berikut ini.

Page 93: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

178

Tabel 6. Perolehan Nilai Berpidato pada Siklus III

No

Nama

Aspek Penilaian Nilai

KETERANGAN I II III IV V

1 Agus Mulyono 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

2 Ari Ruliyanto 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

3 Diah Rahayu 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

4 Dwi Setia N 4 5 4 4 4 84 TUNTAS

5 Ernawati 4 4 4 4 4 80 TUNTAS

6 Etriana Dewi 4 5 4 3 2 72 TUNTAS

7 Heri Supriyanto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

8 Indarti 5 5 4 4 4 88 TUNTAS

9 Jayanti 5 4 4 5 4 88 TUNTAS

10 Jiwo Surahno 4 5 5 5 4 92 TUNTAS

11 Novi Wulandari 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

12 Praptiwi 4 4 3 4 3 72 TUNTAS

13 Presdiyan AP 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

14 Risky Ichwan Z 5 4 4 4 3 80 TUNTAS

15 Sabekti 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

16 Saras Triwardi 4 4 5 3 3 76 TUNTAS

17 Sari Haryanti 4 5 5 4 4 88 TUNTAS

18 Sri Wartini 4 4 4 5 3 80 TUNTAS

19 Sujiyani 4 4 4 3 2 68 TUNTAS

20 Suparti 4 4 4 5 3 80 TUNTAS

21 R. Aprianingsih 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

22 Sri Sugiyatmi 4 4 5 4 3 80 TUNTAS

23 Sugiyarti 5 5 4 5 3 88 TUNTAS

24 Rake Devi M 4 5 4 5 3 84 TUNTAS

25 Alpenikus 4 4 5 4 3 80 TUNTAS

26 Sadiyah 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

27 Budiyono 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

28 Candra W. 4 4 4 4 4 80 TUNTAS

29 Pita Nur I. 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

30 Wahyu P. 4 5 4 4 3 80 TUNTAS

31 Suharsono 3 3 4 4 3 68 TUNTAS

32 Bagus Prasetyo 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

33 Hartoto 4 5 5 4 3 84 TUNTAS

Page 94: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

179

34 Amir Yulianto 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

35 Anggun W.P. 3 4 4 4 3 72 TUNTAS

36 Sutarso 3 4 4 4 2 68 TUNTAS

37 Subianto 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

38 Yesi Lina Ningsih 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

39 Sri Wahyuni 3 4 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

40 Moh. Saifudin 4 4 3 4 2 68 TUNTAS

41 Novi Eko S. 5 4 3 4 3 76 TUNTAS

42 Hary Setiawan 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

43 Yoga Rolado 4 5 4 4 4 84 TUNTAS

44 Muklas U. 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

45 Nur Sa'ad A. 3 4 4 4 2 68 TUNTAS

46 Dedi Susanto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

47 Trisno Suparjo 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

48 Diyah Ayu P. 3 4 4 4 2 68 TUNTAS Ket: I : Lafal II : Nada III : Intonasi IV : Sikap V : Kelancaran/kefasihan

Rata-rata kelas

77,3

d. Analisis dan Refleksi

Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses

pembelajaran berbicara (berpidato) pada siklus-siklus sebelumnya telah

dapat diatasi. Guru telah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk

mengikuti kegiatan kegiatan belajar-mengajar dengan tertib. Guru telah

mampu memancing siswa dengan stimulus yang diberikannya. Siswa

terlihat sangat antusias mengikuti pembelajaran berbicara dengan

menerapkan metode diskusi kelompok yang dapat dimanfaatkan oleh

siswa secara maksimal. Sebelum tampil berpidato di depan kelas siswa

mencoba terlebih dahulu tampil di dalam kelompok mereka sendiri dengan

mendapat feedback dari teman sekelompok, hal ini dapat membantu

Page 95: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

180

meningkatkan motivasi, keberanian, dan mengurangi rasa grogi dan malu

di depan kelas saat tampil berpidato.

Guru juga telah mampu mengubah performansinya dihadapan

siswa yang semula kaku dan tegang menjadi lebih akrab dan fleksibel

terhadap siswa. Guru dapat berkomunikasi secara maksimal dengan para

siswa dengan mendekati secara personal tiap-tiap kelompok. Hal ini dapat

membangun kedekatan emosional antara siswa dan guru yang sebelum-

sebelumnya belum terbentuk.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Melihat hasil kegiatan berpidato pada siswa dapatlah dikatakan bahwa

berbicara merupakan suaru keterampilan yang kompleks. Di dalmnya terdapat

beberapa komponen yang harus dikuasai sebelum seseorang melaksanakan

kegiatan berbicara. Berbicara tidak hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau

kata-kata. Berbicara merupakan alat untuk berkomunikasi, dala arti untuk

menyampaikan gagasan tau ide. Hal ini dapat dilihat dari penampilan siswa saat

mereka berpidato di depan kelas. Pada mulanya siswa kurang bisa berpidato

dengan baik, seperti pada siklus I. Mereka pada umumya masih bingung. Apa

yang harus dikerjakan? Apa yang harus disampaikan? Bagaimana cara

menyampaikanya? Dan sebagainya. Setelah berhasil mengidentifikasi beberapa

kesulitan yang dihadapi siswa, peneliti dapat menentukan langkah lebih lanjut,

yaitu dengan memberikan teori-teori berkaitan dengan dengan kegiatan berbicara

dengan motode diskusi kelompok. Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti

dapat menarik suatu simpulan bahwa kegiatan berbicara tidak hanya sekedar

mengeluarkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja tetapi perlu disadari dengan teori

atau ilmu yang berkaitan dengan berbicara seperti yangh tersurat pada bab II

tentang pengertian berbicara.

Melalui kegiatan berbicara, seseorang bisa berkomunikasi dengan orang

lain, menyampaikan ide atau gagasan dengan oerang lain. Dari beberapa tujuan

berbicara dapat dicapai sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dan

diharapkan oleh pembicara dan pendengar. Pada kesempatan ini, karena

Page 96: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

181

terbatasnya waktu, tujuan kegiatan berbicara yang dapat dicapai oleh siswa tyidak

dapat menyeluruh. Tujuan berbicara yang dapat dicapai di antaranya: melaporkan,

memberitahukan, mengajak, meyakinkan. Pada pelaksanaan kegiatan berbicara,

gabungan dari beberapa tujuan ini dilakukan oleh siswa, misalnya pada saat siswa

berpidato dalam rangka memberi sambutan pada acara HUT RI, tujuan yang ingin

dicapai adalah elaporkan dan memberitahukan juga. Juga ada yang

menggabungkan antara mengajak dan meyakinkan, dan sebagainya.

Kegiatan berbicara dapat terlaksana dengan baik jika si pembicara

mempunyai keterampilan dasar berbicara yang meliputi: cara merencanakan

pembicaraan, cara berbicara yang tepat, metode berbicara dan sistematika

berbicara. Bagi pemula khususnya, pengetahuan seperti tersebut di atas

merupakan hal yang wajib diketahui dan dipelajari. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa para siswa termasuk pada pembicara pemula, yang belum

pernah belajar tentang seluk beluk keterampillan berbicara. Guru perlu membekali

siswa dengan ilmu atau teori yang berkaitan dengan keterampilan berbicara.

Pembekalan teori ini seperti terdapat pada bab II tentang hakikat keterampilan

berbicara. Dengan diajarkannya keterampilan berbicara yang dalam hal ini

berpidati di depan kelas, siswa mendapatkan pengetahuan baru dan diharapkan

siswa lebih mampu berbicara atau berpidato.

Pengetahuan dasar keterampilan berbicara bukan satu-satunya patokan

keberhasilan siswa dalam berpidato. Ada beberapa faktor yang berpengaruh

terhadap keberhasilan siswa dalam kegiatan berpidato, diantaranya berasal dari

siswa itu sendiri dan dari faktor guru. Bagaimana guru dalam mengajar, apakah

metode yang digunakan sudah tepat atau belum, dan sebagainya. Seorang guru

harus mampu menguasai dan memperhatikan beberapa aspek yang ada kaitannya

dengan cara mengajar berbicara serta hasil yang seharusnya dicapai dalam

kegiatan pembelajaran berbicara.

Sebelum melaksanakan Siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk

mengetahui kondisi nyata yang ada di lapangan. Hasil kegiatan survei ini, peneliti

menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran berbicara di kelas XII

SMA Bung Karno masih tergolong rendah. Kemudian peneliti melakukan

Page 97: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

182

kolaborasi bersama guru bahasa Indonesia yang bersangkutan untuk mengatasi

permasalahan tersebut dengan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran

berbicara. Kemudian peneliti bersama guru bahasa Indonesia yang bersangkutan

menyusun rencana pembelajaran guna melaksanakan Siklus I. Siklus pertama

mendeskripsikan pembelajaran berbicara dengan memanfaatkan metode diskusi

kelompok. Pelaksanaan Siklus I masih banyak dijumpai beberapa kekurangan/

kelemahan. Siklus II merupakan siklus perbaikan untuk menyempurnakan segala

kekurangan/ kelemahan yang terjadi selama pelaksanaan Siklus I. Pada Siklus II

ini peneliti bersama guru berdiskusi kelompok agar siswa sendiri yang

mementaskan metode diskusi kelompok agar siswa lebih aktif dan kreatif daam

proses pembelajaran. Pada Siklus II ini masih juga ditemui berbagai kekurangan/

kelemahan. Pada Siklus III, guru dan peneliti berusaha memperbaiki kekurangan

dan kelemahan pada Siklus II dengan mengubah materi teks pidato yang lebih

mudah dipahami siswa. Pada pertemuan dalam Siklus III berbagai indikator

keberhasilkan siswa mulai menunjukkan arah perbaikan yang signifikan. siswa

dalam mengikuti pembelajaran berbicara dari awal hingga akhir. Tes akhir

berbicara (berpidato) adalah dengan memparafrasekan sebuah teks pidato. Tes

tersebut merupakan rangkaian akhir dalam pelaksanaan penelitian siklus kelas.

Berdasarkan peningkatan pembelajaran (baik proses ataupun hasil) yang terjadi

pada Siklus III ini, menguatkan hasil bahwa berbicara (berpidato) dengan

teatriakalisasi teks pidato dapat meningkatkan kualitas (baik proses ataupun hasil)

siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan. Adapun pembahasan

peningkatan kualitas pembelajaran apresiasi teks pidato adalah sebagai berikut.

3. Peningkatan kualitas proses pembelajaran berbicara

Keberhasilan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan kualitas

proses pembelajaran berbicara ini dapat dilihat dari indikator-indikator

sebagai berikut:

c) Siswa lebih berminat dan termotivasi saat pembelajaran berlangsung

Selama pelaksanaan penelitian sejak Siklus I hingga 3, terjadi

peningkatan dalam hal antusias siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hal ini terbukti bahwa dalam Siklus I sebanyak 65% (31 siswa dari 48

Page 98: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

183

siswa) berminat mengkuti pembelajaran. Pada Siklus II sebanyak 75% (36

siswa dari 48 siswa). Minat dan motivasi tersebut semakin meningkat

dalam pelaksanaan Siklus III sebanyak 85% (41 siswa dari 48 siswa).

d) Siswa terlihat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran

Metode diskusi kelompok dalam pembelajran berbicara (berpidato)

merupakan hal yang baru bagi siswa di SMA Bung Karno Karangpandan.

Oleh karena itulah, inovasi dalam pembelajaran berbicara tersebut

disambut dengan antusias tinggi oleh siswa. Parameter yang menyatakan

tingginya antusias siswa tersebut adalah hasil observasi selama kegiatan

belajar-mengajar berlangsung yang menunjukkan peningkatan pada tiap

siklus. Pada Siklus I keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan belajar-

mengajar hanya hanya sebesar 35% (19 siswa dari keseluruhan siswa yang

berjumlah 48 orang). Pada Siklus II persentase keaktifan siswa tersebut

meningkat menjadi 55% (26 siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah

48 orang). Peningkatan keaktifan siswa tersebut meningkat kembali pada

Siklus III menjadi 75% (36 siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah

48 orang).

c) Siswa tidak merasa malu, tegang dan grogi saat tampil berpidato di depan

kelas dan menyampaikan pendapatnya dalam forum diskusi kelompok.

Selama pembelajaran berbicara dengan metode diskusi kelompok,

siswa merasa terpacu untuk berkompetisi dengan siswa lain. Kondisi ini

membuat siswa tidak lagi enggan untuk menyampaikan kreasi ide mereka

(dengan mengubah teks pidato menjadi naskah metode diskusi kelompok

dan mementaskannya) dan sangat antusias pada saat diskusi kelompok dan

penyampaian pendapat tentang metode diskusi kelompok yang telah

dipentaskan. Pernyataan di atas terbukti dengan meningkatnya keberanian

siswa beraktualisasi dalam mengikuti diskusi kelompok.

Penentuan persentase kualitas proses dihitung dari jumlah siswa yang

aktif selama pembelajaran berlangsung per seratus dikalikan jumlah siswa

dalam kelas tersebut (24 siswa). Adapun bentuk keaktifan yang diamati

adalah sikap selama pembelajaran berlangsung, ketepatan waktu dalam

Page 99: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

184

pengerjaan tugas, dan kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran.

Penilaian proses yang diamati dalam berbicara (berpidato) adalah

keberanian dan kesungguhan siswa dalam mementaskan metode diskusi

kelompok dan keberanian dalam mengomentari pekerjaan temannya.

Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu

penentu keberhasilan proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan

guru kolaborator berupa siklus memotivasi siswa, memberikan perhatian,

memberikan reward pada siswa, memilih teknik serta metode yang tepat

untuk menyampaikan materi serta mengaktifkan siswa. Setelah siklus

dilaksanakan, sedikit demi sedikit kelemahan guru mulai berkurang. Guru

tidak lagi menguasai kelas sepenuhnya akan tetapi lebih berperan sebagai

fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Menurut pengamatan

peneliti, siklus yang dilakukan guru dengan memanfaatkan metode diskusi

kelompok dalam pembelajaran dapat mempengaruhi suasana kelas.

Pembelajaran menjadi lebih menarik menyenangkan. Minat dan motivasi serta

keaktifan siswa terhadap pembelajaran meningkat. Hal ini berimplikasi pada

meningkat pula keterampilan berbicara (berpidato) siswa.

4. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran berbicara

Siklus-siklus berupa penerapan metode diskusi kelompok yang

dilaksanakan dalam tiap siklus mampu meningkatkan keterampilan berbicara

(berpidato) siswa. selain itu penerapan metode diskusi kelompok juga mampu

meningkatkan minat dan motivasi serta keaktifan siswa pada pembelajaran

berbicara siswa kelas XI SMA Bung Karno Karangpandan. Dapat dikatakan

bahwa melalui penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran yang ditandai dengan meningkatnya minat dan

motivasi siswa mengikuti pembelajaran, dan dapat meningkatkan

keterampilan berbicara (berpidato) siswa.

Peningkatan kualitas pembelajaran berbicara dengan menerapkan

metode diskusi kelompok juga berimplikasi pada peningkatan keterampilan

berpidato siswa. Keterampilan berbicara (berpidato) siswa mengalami

Page 100: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

185

peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Hal ini terlihat dari hasil tes

berpidato di masing-masing siklus. Keterampilan berbicara (berpidato) siswa

sudah mengalami peningkatan meskipun tidak semua siswa mengalami

peningkatan dalam tiap teknik berpidato. Peningkatan keterampilan berpidato

yang mengacu pada aspek-aspek penilaian berpidato dapat dilihat pada nilai

tiap-tiap siklus. Peningkatan tersebut diindikatori oleh:

f) Lafal

Setelah siklus dilakukan, kemampuan pelafalan siswa saat

menuturkan kalimat pidato mengalami peningkatan. Pada survei awal

sebagian besar siswa kesulitan melafalkan kata-kata dengan tepat sehingga

memaksa pendengar harus mendengarkan dengan teliti ucapannya dan

sekali-kali timbul salah pengertian. Namun setelah diterapkanya metode

diskusi kelompok, kemampuan pelafalan siswa meningkat, sebagian besar

siswa hanya sedikit melakukan kesalahan pelafalan.

g) Intonasi

Dari hasil tes berpidato siswa, dalam tiap siklus diketahui bahwa

kemampaun intonasi siswa saat menuturkan kalimat pidato mengalami

peningkatan. Sebagian besar siswa membuat sedikit sekali kesalahan

intonasi saat menuturkan kalimat pidato sehingga makna kalimat pidato

yang dituturkan siswa saat berpidato mudah dipahami oleh pendengar.

Peningkatan kemampuan aspek intonasi tersebut tampak dalam skor

capaian siswa pada tabel nilai Siklus III di atas. Siswa dalam menuturkan

kalimat pidato sering membuat kesalahan intonasi sehingga sewaktu-

waktu mengaburkan arti. Setelah siklus berlangsung banyak siswa yang

membuat sedikit sekali kesalahan intonasi saat menuturkan kalimat pidato.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

kemampuan intonasi pada sebagian besar siswa.

Page 101: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

186

h) Nada

Aspek nada yang ditunjukkan sebagian besar siswa mengalami

peningkatan dari siklus ke siklus. Siswa sudah mampu membawakan nada

(lagu kalimat) dengan variatif dan tidak monoton. Hal ini tentu berbeda

dibandingkan dengan kemampuan nada siswa sebelum siklus. Sebagian

nada siswa saat berpidato masih terdengar monoton.

i) Sikap

Siswa sudah mampu memperlihatkan dengan baik gerak anggota

tubuh saat berpidato. Sebelum siklus, sikap yang diperlihatkan sejumlah

siswa menunjukkan ketidaksesuaian antara gerak-gerik yang dilakukan

dengan ekspresi yang sedang dibawakan. Kemampuan aspek sikap

sejumlah siswa mengalami peningkatan. Hal ini diindikatori oleh

meningkatnya nilai sebagian besar siswa pada aspek ini.

j) Kelancaran/kefasihan

Aspek kelancaran dan kefasihan yang ditunjukkan oleh siswa

termasuk salah satu aspek penilaian yang meningkat. Sebelum tindakan

siswa masih terhenti saat berpidato di depan kelas, pembicaraan sering

tersendat-sendat yang menyebabkan kelancaran berpidato terganggu.

Setelah dilakukan tindakan dari siklus ke siklus siswa semakin lancar

dalam berpidato. Siswa sudah jarang melakukan penghentian-penghentian

di tengah-tengah pidato yang ditampilkan.

3. Perolehan Nilai Keterampilan berbicara (berpidato) Siswa Meningkat

Dari nilai survei awal, diketahui bahwa keterampilan berbicara

(berpidato) siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari capaian nilai

tes berpidato siswa. Pada kegiatan survei awal diketahui bahwa hanya 1

siswa atau 2% dari jumlah siswa (48) yang mencapai batas minimal

ketuntasan belajar (65). 47 siswa yang lain belum mampu mencapai batas

minimal ketuntasan belajar tersebut atau 98% dari jumlah siswa. Kisaran

nilai yang dicapai siswa yaitu antara 45 – 70, dengan nilai rata-rata 54,67.

Pada tes berpidato Siklus I, 26 siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) atau 54 % daru jumlah siswa, dan sisanya 22 siswa atau

Page 102: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

187

46% dari jumlah siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal.

Kisaran nilai yang dicapai antara 52-72, dengan nilai rata-rata 66,40. Pada

nilai keterampilan berpidato Siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat

sebesar 4,6 poin dari 66,4 menjadi 71,00. Nilai tertinggi yang diraih siswa

adalah 80. Adapun nilai terendah siswa adalah 64. Siswa yang tuntas

meningkat menjadi 37 siswa. Di sisi lain siswa yang belum tuntas turun

menjadi 11 siswa. Pada Siklus III, nilai rata-rata kelas meningkat

dibandingkan dengan nilai keterampilan berpidato Siklus II yaitu menjadi

77,30. Nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 92. Adapun nilai terendah

siswa adalah 64. Siswa yang tuntas meningkat menjadi 47 siswa. hanya 1

siswa yang belum mengalami katuntasan belajar. Peningkatan

keterampilan berpidato siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

tercermin dari perolehan nilai berpidato pada Siklus II berikut ini.

Berikut ini peningkatan skor siswa dari siklus ke siklus.

Tabel 7. Peningkatan nilai keterampilan berpidato siswa

No

Nama

NILAI

Keterangan

Survei Awal Siklus I

Siklus II

Siklus III

1 Agus Mulyono 55 64 68 76 Meningkat 2 Ari Ruliyanto 50 68 76 84 Meningkat 3 Diah Rahayu 52 64 64 72 Meningkat 4 Dwi Setia N 70 72 76 84 Meningkat 5 Ernawati 50 68 72 80 Meningkat 6 Etriana Dewi 45 60 64 72 Meningkat 7 Heri Supriyanto 52 64 68 76 Meningkat 8 Indarti 52 72 80 88 Meningkat 9 Jayanti 48 72 80 88 Meningkat

10 Jiwo Surahno 52 68 84 92 Meningkat 11 Novi Wulandari 50 64 68 76 Meningkat 12 Praptiwi 50 64 68 72 Meningkat 13 Presdiyan AP 50 68 72 76 Meningkat 14 Risky Ichwan Z 55 68 76 80 Meningkat 15 Sabekti 60 64 68 72 Meningkat 16 Saras Triwardi 52 68 72 76 Meningkat

Page 103: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

188

17 Sari Haryanti 55 72 80 88 Meningkat 18 Sri Wartini 50 64 72 80 Meningkat 19 Sujiyani 55 60 64 68 Meningkat 20 Suparti 57 68 72 80 Meningkat 21 R. Aprianingsih 52 64 64 68 Meningkat 22 Sri Sugiyatmi 55 68 72 80 Meningkat 23 Sugiyarti 65 72 80 88 Meningkat 24 Rake Devi M 60 72 76 84 Meningkat 25 Alpenikus 58 68 72 80 Meningkat 26 Sadiyah 50 64 68 76 Meningkat 27 Budiyono 62 72 80 84 Meningkat 28 Candra W. 55 68 72 80 Meningkat 29 Pita Nur I. 60 72 80 84 Meningkat 30 Wahyu P. 65 76 76 80 Meningkat 31 Suharsono 50 64 64 68 Meningkat 32 Bagus Prasetyo 60 72 80 84 Meningkat 33 Hartoto 60 72 76 84 Meningkat 34 Amir Yulianto 62 72 76 84 Meningkat 35 Anggun W.P. 52 64 68 72 Meningkat 36 Sutarso 58 60 64 68 Meningkat 37 Subianto 50 64 68 72 Meningkat 38 Yesi Lina Ningsih 50 68 68 72 Meningkat 39 Sri Wahyuni 45 52 56 64 Meningkat 40 Moh. Saifudin 48 56 60 68 Meningkat 41 Novi Eko S. 60 68 68 76 Meningkat 42 Hary Setiawan 52 60 64 68 Meningkat 43 Yoga Rolado 65 72 76 84 Meningkat 44 Muklas U. 55 64 68 76 Meningkat 45 Nur Sa'ad A. 50 60 64 68 Meningkat 46 Dedi Susanto 55 68 72 76 Meningkat 47 Trisno Suparjo 58 64 68 72 Meningkat 48 Diyah Ayu P. 52 60 64 68 Meningkat 54,67 66,4 71,00 77,30

Berdasarkan hasil tes berpidato yang terdapat pada tabel tersebut, mulai

dari survei awal sampai Siklus III2, dapat dikatakan bahwa keterampilan berbicara

(berpidato) siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan mengalami

peningkatan. Teknik-teknik berpidato seperti lafal, nada, intonasi, sikap, dan

Page 104: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

189

kelancaran/kefasihan sudah dapat diterapkan dengan baik oleh sebagian besar

siswa. Hal tersebut berimbas pada meningkatnya nilai berpidato siswa. Mengacu

pada hasil tes berpidato Siklus III dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan

keterampilan berbicara (berpidato) melalui penerapan metode diskusi kelompok

pada siswa kelas VII SMA Bung Karno Karangpandan tahun ajaran 2007/2008.

Tabel 8. Persentase Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran

berbicara (berpidato).

No. Kegiatan Siswa Persentase

Siklus I Siklus II Siklus

III

1.

KEAKTIFAN

Keakaktifan siswa selama apersepsi

Keaktifan siswa selama mengikuti

pembelajaran

35%

55%

75%

2. MINAT DAN MOTIVASI

Keberanian siswa berpidato di depan

kelas, perhatian terhadap proses

pembelajaran.

65% 75% 85%

4. NILAI KETERAMPILAN

BERPIDATO

Mendapatkan nilai ketuntasan belajar

(mendapat nilai ≥ 65)

54%

77% 98%

Page 105: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

190

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini secara singkat yakni terdapat peningkatan

kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil berbicara pada siswa kelas XII

SMA Bung Karno Karangpandan Karanganyar sebagai berikut ini.

1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran

Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut, antara lain dengan

meningkatnya:

c. jumlah siswa yang berani tampil berbicara karena siswa tidak malu, takut, dan

grogi sewaktu diminta tampil berbicara di depan kelas meningkat. Oleh karena

itu, waktu pembelajaran berbicara menjadi lebih efektif. Hal ini merupakan

indikasi meningkatnya minat dan motivasi belajar siswa yang meningkat

menjadi 85% (41 siswa dari 48 siswa).;

d. jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran meningkat sebesar 75%

(36 siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 48 siswa).

2. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran

Peningkatan kualitas hasil pembelajaran ditandai dengan meningkatnya

jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan, yaitu pada siklus I adalah 26 siswa

dari 48 siswa (54%). Pada siklus II menjadi 37 siswa (77%) dan meningkat lagi

pada siklus III, yaitu 48 siswa (98%).

B. Implikasi

Setelah keseluruhan pelaksanaan penelittian selesai (siklus I, II, dan III)

maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya

kualitas keterampilan berbicara siswa yaitu malu, grogi, tidak mampu

mengungkapkan ide atau gagasan, gemetar, takut dan tegang, kurang percaya diri

dan guru kurang meberikan kesempatan dan motivasi kepada siswa untuk

berbicara dalam kegiatan belajar mengajar.

80

Page 106: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

191

Untuk mengatasi dan memecahkan masalah tersebut maka peneliti

menggunakan strategi mengajar bericara yang sesuai dengan situasi dan kondisi

kelas. Strategi mengajar yang digunakan oleh peneliti adalah mencari dan

menemukan kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran keterampilan

berbicara. Setelah ditemukan kesulitan yang dialami oleh siswa, peneliti

menentukan tindak lanjutnya yaitu: membekali siswa dengan teori atau materi

yang berkaitan dengan keterampilan berbicara disertai dengan contoh teks

sambutan, siswa membuat teks sambutan dan membacakannya di depan kelas,

siswa praktik berpidato dan dilakukannya lebih dari satu kali dan berulang-ulang,

siswa mengungkapkan pendapatnya tentang pelaksanaan pembelajaran

keterampilan berbicara, guru memberi kesempatan dan motivasi kepada siswa

untuk berbicara dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

proses dan hasil pembelajaran bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor

tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu

kemampuan dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam

menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, memilih metode

yang digunakan dalam pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai

sarana untuk menyampaikan materi. Kemudian faktor dari siswa yaitu minat dan

motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung sehingga harus diupayakan agar

semua faktor tersebut dapat terpenuhi. Apabila guru memiliki kemampuan yang

baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh

teknik dan sarana yang memadai, pembelajaran akan berlangsung dengan baik.

Selain faktor tersebut, pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan sangat

mengefektifkan pembelajaran. Penyampaian materi dan penggunaan metode yang

tepat akan dapat diterima siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi

yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan

pembelajaran akan berjalan lancar, kondusif, efektif, dan efesien.

Penelitian ini membuktikan bahwa dengan menerapkan metode diskusi

kelompok dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan kualitas proses dan

Page 107: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

192

hasilnya. Oleh karena itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu

pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan metode diskusi kelompok sebagai

metode dalam pembelajaran berbicara. Bagi guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam

melaksanakan pembelajaran berbicara yang efektif dan menarik minat siswa untuk

tampil berbicara di depan kelas. Siswa dapat memanfaatkan kelompoknya untuk

saling belajar dan memberikan feedback atas kelebihan dan kelemahan yang

terisentifikasi oleh teman sekelompok. Dengan metode ini, rasa takut, malu, dan

grogi yang ada pada diri siswa saat tampil berbicara di depan kelas dapat teratasi.

Penerapan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran berbicara di

depan kelas, kemampuan berbicara siswa dapat dikembangkan. Guru dapat

membagi siswa secara berkelompok 3-5 siswa. Kemudian siswa mendiskusikan

materi pidato yang mereka kembangkan sendiri. Siswa kemudian mencoba

berlatih berpidato di depan kelompoknya masing-masing, sedangkan teman yang

lain memberikan penilaian kelebihan dan kelemahan. Setelah itu guru mengajak

siswa yang tidak tampil berbicara (berpidato) di depan kelas untuk mengetahui

perkembanganya.

Pemberian tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III memberikan

deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama

proses pembelajaran berbicara berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan

tersebut dapat teratasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Dari

pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas

pembelajaran berbicara baik proses maupun hasilnya. Dari segi proses,

pembelajaran berbicara dengan metode diskusi kelompok dapat mengefektifkan

waktu pembelajaran, memupuk kerja sama siswa, dan memotivasi siswa untuk

tampil berbicara sehingga mereka tidak lagi takut, malu, dan grogi saat diminta

tampil berbicara di depan kelas. Adapun dari segi hasil, terdapat peningkatan nilai

unjuk kerja siswa dari siklus I sampai siklus III. Dengan menerapkan metode

diskusi kelompok tersebut terbukti meningkatkan keterampilan berbicara siswa

kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan Karanganyar tahun ajaran 2008/2009.

Page 108: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

193

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka dapat diajukan

saran sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

d. Siswa diharapkan dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan

dapat memanfaatkan kelompoknya sebagai mitra belajar.

e. Siswa diharapkan mengasah keterampilan berbicara yang dimiliki karena

keterampilan berbicara sangat penting untuk mengembangkan keterampilan

berbahasa lain.

f. Siswa yang harus dapat secara intens terlibat dalam kelompoknya.

2. Bagi Guru

d. Guru hendaknya membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan

sewaktu berdiskusi dengan mendekati tiap-tiap kelompok secara personal agar

tercipta komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga membangun

kedekatan emosional .

e. Guru hendaknya memotivasi siswa agar aktif selama proses pembelajaran.

f. Guru hendaknya membangun paradigma pembelajaran yang berpusat pada

siswa dengan menerapkan metode diskusi kelompok.

4. Bagi Sekolah

a. Hendaknya pihak sekolah selalu memberi motivasi kepada guru dengan jalan

antara lain memberi penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerjanya

dengan baik.

b. Hendaknya sekolah berupaya untuk selalu menciptakan iklim kerja yang

kondusif melalui suasana yang harmonis dan komunikasi yang terbuka.

4. Bagi Peneliti

c. Metode diskusi kelompok dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah

lain, terutama di kelas dengan jumlah siswa yang banyak.

d. Bagi peneliti yang ingin menerapkan metode diskusi kelompok dapat bekerja

sama dan berkolaborasi dengan guru yang mengalami permasalahan dalam

pembelajaran berbicara.

Page 109: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

194

84

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Kajian Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Curt Reese dan Terri Wells. 2007. Teaching Academic Discussion Skills with a

Card Game Journal. Dalam http://sag.sagepub.com. Diakses 18 Agustus 2009.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Mengelola Kelas Inklusif dengan Pembelajaran yang Ramah. Dalam http://www.idp-europe.org/toolkit/ Buku-5.pdf, diakses pada 28 April 2007.

___________. 2003. Buku Panduan Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Media Pusaka.

__________ . 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 Standar Isi Kerangka Dasar & Struktur Kurikulum. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiyono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djago Tarigan. 1992. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I Buku II.4 Modul 1-6. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Enco Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Erizal Gani. 2000. Efektivitas Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi

Penutur Asing. Studi Kasus pada Seorang Pelajar dari Belanda, Dalam www.iaif.edu/bipa/april 2000/perananguru/html, diakses 7 Juni 2007.

Gorys Keraf. 2001. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, cet.

XII. Ende: Nusa Indah.

Hassibuan, J.J.Ibrahim, Toenlioe,A.J.E..1994. Proses Belajar Mengajar: Keterampilan Dasar Mengajar Mikro. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Henry Guntur Tarigan. 1985. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa.

Page 110: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

195

__________________.1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:CV Angkasa

. 1989. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa

Hidayat, 2000. Efektifitas Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Studi Kasus pada Seorang Pelajar dari Belanda, Dalam www.ialf.edu/bipa/april2000/perananguru/html, diakses 7 Juli 2008.

Lilies Gartika. 2007. Diskusi, Terbaik Tingkatan Kemampuan Berbicara, dalam

www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/042007/92/99forumguru.htm, diakses 7 Juli 2008.

Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

__________.1991. Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

M.Peer Mohamed Sardhar . 2008. Strategies for Improving Your Discussion Skills Journal, dalam http://www.citehr.com/130367-group-discussion-skills-strategies-improving-your-discussion-skills.html. Diakses 9 Desember 2008.

Muhajir dan A.Latief. 1995.”Berbicara” dalam Majalah Pengajaran Bahasa dan

Sastra Volume I, Nomor 3 Tahun 1975. Depdikbud: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan: Landasan Penyusunan Buku Pelajaran

Bahasa. Semarang: IKIP Semarang Press. Sabarti Akhadiah M.K., Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan, Zulfahnur Z.F.,

dan Mukti U.S. 1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sirait, Bistok. 1997. Pengujian Bahasa Lisan: Sebuah Buku Pegangan untuk

Teknik Pengujian Lisan. Medan: FPBS-IKIP Medan. Siti Syoviyah. 2000. “Peningkatan Kualitas Keterampilan Berbicara Siswa Kelas I

SLTP Muhammadiyah 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 1999/2000.” Tugas Akhir. Surakarta (Tidak Dipublikasikan) FKIP UNS.

Slavin, Robert E.. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice.

Boston: Allyn and Bacon.

Page 111: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

196

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharyanti. 1996. Berbicara (IND. 202) BPK FKIP-PBS-Indonesia. Surakarta:

UNS Press.

Supriyadi. 2005. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar.“ Lingua: Jurnal Bahasa dan Sastra. No. 2 (6): 178-195. Palembang: PSPB-Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Suwarsih Madya. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research).

Bandung: Alfabeta

Vallete, Rebecca M. 1997. Modern Language Testing. New York : Harcourt

Brace Javanovic.

Page 112: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

197

LAMPIRAN 1. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA SISWA

Waktu Pengamatan/survei : Rabu, 3 September 2008

Tempat Pengamatan/survei : SMA Bung Karno Karangpandan

Objek Pengamatan/survei : Tanggapan siswa tentang pembelajaran berpidato.

Peneliti : Nyiastuti Dwi Agustina

Informan : Jiwo Surahno

Situasi Latar penelitian

Tempat penelitian adalah ruang kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan yang

berukuran 4 meter x 10 meter dan tinggi dinding 3 meter. Di rungan tersedia 24

meja dan 48 kursi.

Deskripsi:

Peneliti mewawancarai salah satu siswa Kelas XII bernama Jiwo Surahno.

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa

tentang pembelajaran berpidato.

P : Apakah kamu pernah menerima pelajaran berpidato di sekolah?

M : Pernah Mbak.

P : Menurut kamu bagaimana cara mengajar yang digunakan oleh guru

kamu waktu itu dalam mengajarkan berpidato?

M : anu Mbak apa, pak guru minta kita ke depan kelas untuk membacakan

berpidato yang ada di buku, tapi sebelumnya pak guru menceritakan

dulu berpidato tadi.

P : Kamu suka atau tidak dengan cara mengajar guru seperti itu?

M : nggak suka Mbak, la saya dan teman-teman itu malu kalau disuruh ke

depan kelas.

P : Sebenarnya cara mengajar yang bagaimana yang kamu inginkan agar

digunakan oleh gurumu dalam mengajarkan berpidato?

M : ya seharusnya kan seperti orang berpidato itu lho Mbak, tampil berani

dan tidak grogi.

Page 113: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

198

P : apakah gurumu mengajarkan teknik-teknik berpidato seperti lafal,

intonasi, nada, sikap, kelancaran, dan sebagainya dik?

M : nggak itu Mbak, yaa itu, pak guru cuma membacakan teks pidato dulu,

terus kita disuruh untuk maju ke depan kelas.

P : Apa bapak guru dalam mengajar pernah menggunakan metode diskusi

kelompok?

M : jarang Mbak, pernah sekali itupun kayaknya tidak begitu berfungsi itu

Mbak. Ada temen yang hanya dompleng ja gak ikut kerjasama

P : Kamu sendiri menyukai diskusi kelompok?

M : ya, suka Mbak, biar gak jenuh, cuma dengerin ceramah dari guru aja.

P : Bagaimana kalau diterapkan metode diskudi kelompok di kelsamu?

M : wah ya bagus Mbak.

P : Terima kasih ya dik, atas waktunya.

M : Sama-sama Mbak.

Keterangan:

P : Peneliti

M : Murid

Komentar Peneliti 1. Informan menggungkapkan ketidaksukaannya dengan cara yang digunakan oleh gurunya dalam mengajarkan

materi berpidato, sebab menurutnya cara guru dalam mengerjakan kurang menarik.

2. Siswa terlihat antusias mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi kelompok.

3. Guru hanya mengandalkan teks berpidato saat mengajar.

4. Guru pernah metode diskusi kelompok saat mengajar, nsmun menurut siswa tidak efektif.

LAMPIRAN 2. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA SISWA 2

Waktu Pengamatan/survei : Rabu, 3 September 2008

Page 114: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

199

Tempat Pengamatan/survei : SMA Bung Karno Karangpandan

Objek Pengamatan/survei : Tanggapan Siswa tentang Pembelajaran Berpidato

Peneliti : Nyiastuti Dwi Agustina

Informan : Pita Nur

Situasi Latar penelitian

Tempat penelitian adalah ruang kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan yang

berukuran 6 meter x 15 meter dan tinggi dinding 3 meter. Di rungan tersedia 24

meja dan 48 kursi.

Deskripsi:

Peneliti mewawancarai salah satu siswa Kelas XII bernama Pita Nur.

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa

tentang pembelajaran berpidato.

P : Apakah kamu pernah menerima pelajaran berpidato di sekolah?

M : Pernah Mbak.

P : Menurut kamu bagaimana cara mengajar yang digunakan oleh guru

kamu waktu itu dalam mengajarkan berpidato?

M : yaa pak guru minta kita ke depan kelas untuk berpidato yang ada di

buku, tapi sebelumnya pak guru menjelaskan tentang pidato tadi.

P : Kamu suka atau tidak dengan cara mengajar guru seperti itu?

M : nggak itu Mbak.

P : Sebenarnya cara mengajar yang bagaimana yang kamu inginkan agar

digunakan oleh gurumu dalam mengajarkan berpidato?

M : ya, tidak mbosenin lah Mbak. Kan gurunya itu ceramah terus kalau

ngajar, jadi ya dibuat agak berbeda gitu supaya nggak ngantuk.

P : apakah gurumu mengajarkan teknik-teknik berpidato seperti lafal,

intonasi, nada, sikap, dan kelancaran?

M : pernah, tapi yang itu lho mbak, jadi siswa diminta agar tidak grogi

kalau tampil, yang berani.

P : Apa bapak guru dalam mengajar pernah menerapkan metode diskusi

kelompok?

Page 115: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

200

M : pernah, tapi ketika diberi tugas mengerjakan soal Mbak.

P : Kamu sendiri suka atau tidak kalau belajar dengan metode diskusi

kelompok.

M : ya suka Mbak, daripada ngantuk di kelas. tapi kelompoknya harus jalan

Mbak, maksudnya semua yang terlibat dalam kelompok tertentu harus

ikut berpartisipasi, jangan ada siswa yang kerjanya nunut saja.

P : Bagaimana kalau metode ini diterapkan di kelasmu?

M : Bagus Mbak.

P : Terima dik atas waktunya.

M : Ya Mbak. Sama-sama.

Komentar Peneliti 1. Informan menggungkapkan ketidaksukaannya dengan cara yang digunakan oleh gurunya dalam mengajarkan

materi berpidato. Menurutnya cara guru dalam mengajar kurang menarik dan membosankan siswa.

2. Siswa merasa jenuh dengan model pembelajaran seperti itu.

LAMPIRAN 3. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA GURU

Waktu Pengamatan/survei : Sabtu, 6 September 2008

Tampat Pengamatan/survei : SMA Bung Karno Karangpandan

Objek Pengamatan/survei : Survei hambatan pembelajaran berpidato

Peneliti : Nyiastuti Dwi Agustina

Informan : Bapak C.H. Salim, S.Pd., A.Ma.Pd.

Page 116: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

201

Situasi latar penelitian

Tempat penelitian adalah ruang tamu guru yang bersebelahan dengan ruang tamu

kepala sekolah berukuran 6 meter x 15 meter dan tinggi dinding 3 meter. Di

rungan tersedia 6 meja untuk guru dan 1 meja untuk kepala sekolah serta satu set

meja kursi untuk tamu yang terletak di depan meja kepala sekolah. Berhimpitan

dengan dinding utara terdapat seperangkat komputer, disinilah ruang tata usaha

berada. Pintu Mbakuk ruang guru dan kepala sekolah ini terdapat di bagian pojok

utara sebelah timur menghadap utara.

Peneliti menghadap ke selatan dengan membawa alat perekam dan buku catatan,

sedangkan guru kolaboran menghadap ke arah timur.

Catatan pengamatan/survei (wawancara)

Peneliti mewawancarai guru kolaboran bernama C.H. Salim, S.Pd., guru yang

mengampu Kelas XII. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data tentang

hambatan pembelajaran berpidato khusunya keterampilan berpidato pada Kelas

XII.

Peneliti (P) : Maaf Pak, bagaimana pembelajaran berpidato khusunya

Berpidato yang Bapak laksanakan?

C.H. Salim, S.Pd. (S) : Yaa, saya meminta anak-anak untuk membaca teks pidato

Terus saya minta mempelajari dulu, kemudian saya minta

anak-anak maju berpidato ke depan kelas.

P : lalu hambatanya apa Pak selama Bapak mengajar?

S : yaa.hambatanya mungkin terletak pada siswanya sendiri ya Mbak

Anak-anak itu sering ramai sendiri saat saya ajar, mereka

yaa..boleh dikatakan kurang memperhatikan penjelasan guru lah

Mbak. Motivasi mereka saya lihat kurang Mbak.

P : Untuk keterampilan berpidato siswa sendiri bagaimana Pak?

S : Ohhh berpidato tadi? Yaa..saya kira maih perlu belajar lagi dan

Ditingkatkan Mbak, karena anak-anak itu boleh dikatakan belum

bisa berpidato dengan sempurna. Anak-anak itu kesulitan

menghafalkan teks berpidatonya Mbak, jadi kalau mereka

Page 117: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

202

memeragakan ya membaca teks berpidato tersebut di depan kelas

secara bergantian.

P : jadi teknik-teknik berpidato seperti lafal, nada, intonasi, sikap,

kelancaran, dan sebagainya, tidak terlihat saat mereka

memerankan ya pak?

S : yaa...memang terkadang saya beri pemahaman kepada anak-anak

tentang-teknik itu Mbak. Jadi saya bacakan teks berpidatonya

lalu sedikit saya beri contoh bagaimana teknik-teknik itu

diterapkan. Yaa boleh dikatakan ada anak yang belum

menerapkan teknik-teknik itu Mbak, la wong memahami

pidatonya saja sebagian besar anak belum bisa. Dilihat dari

nilainya saja belum memuaskan Mbak. Kriteria ketuntasan

minimal kan di sini 60 Mbak, untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia, itu saja ada anak yang belum bisa mencapainya.

P : khusus untuk mengatasi hambatan itu, solusi apa yang

Bapak lakukan?

T : yaa saya minta kepada anak-anak untuk sering-sering berlatih

di rumah Mbak. Kemudian sebelum saya mengajar yaa saya

selalu berpikir dahulu sebelum mengajar untuk mengupayakan

bagaimana mengatasi hambatan-hambatn tersebut.

P : Bagaimana kalau saya tawari sebuah solusi untuk mengatasi

hambatan tersebut Pak, khususnya mengenai kurangnya minat

dan motivasi serta keaktifan siswa saat pembelajaran

berlangsung, serta untuk menungkatkan keterampilan berpidato

siswa?

S : ya kalau memang Mbak mempunyai solusi, yaa kami tentu

senang Mbak. Solusinya apa Mbak?

P : Begini Pak,saya mempunyai program penelitian berupa penelitian

siklus kelas atau disebut PTK, untuk meningkatkan keterampilan

berpidato siswa yang tengah menghadapi Mbakalah tadi, yaitu

dengan menerapkan metode diskusi kelompok, bagaimana Pak?

Page 118: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

203

S : yaa boleh-boleh saja. Nanti Mbak yang mengajar?

P : Tidak Pak, jadi nanti yang mengajar tetap Bapak dengan

menerapkan metode diskusi kelompok .Untuk lebih jelasnya

nanti kita dapat berdiskusi Pak tentang prosedur penerapannya.

S : oh yaa.., boleh, boleh. Gini Mbak untuk bagaimana

Prosedur penerapanya nanti tentu saya minta Mbak untuk lebih

memberikan penjelasan lagi pada saya Mbak, supaya nanti dalam

menjalankanya lebih mudah.

P : Ohh..tentu Pak nanti sebelum siklus berlangsung tentunya saya

Dan Bapak mempersiapkan rancangan pelaksanaan

pembelajaranya dulu secara matang dan tentunya mengupayakan

penerapan metode diskusi kelompok yang efektif.

Komentar Peneliti

1. Dari pernyataan guru S, peneliti mendapatkan persoalan yang merupakan

penghambat pembelajaran berpidato, khususnya rendahnya keterampilan

berpidato siswa. Selain itu rendahnya minat dan motivasi siswa saat

mengikuti pembelajaran yang menjadi salah satu penyebab rendahnya

keterampilan berpidato siswa.

2. Guru T dapat dikatakan juga menjadi salah satu penyebab rendahnya

keterampilan berpidato siswa. Guru kurang memahamkan kepada siswa

teknik-teknik berpidato seperti lafal, intonasi, nada, sikap, dan

kelancaran.

3. Sebagai akibat rendahnya keterampilan berpidato siswa khususnya minat

dan motivasi siswa pada umumnya, kriteria ketuntasan minimal pada

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pembelajaran sastra menjadi

rendah, yakni 60.

4. Peneliti melihat Guru S sedang berusaha mengatasi hambatan yang

dijumpai dalam pembelajaran berpidato, khususnya keterampilan

berpidato siswa.

Page 119: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

204

5. Guru S menyambut baik tawaran peneliti untuk mengatasi hambatan yang

dijumpainya.

(kemudian peneliti menunjukkan surat izin penelitian serta foto kopi proposal

penelitian yang dibuat oleh peneliti. Pada akhir pertemuan kami membuat janji

untuk bertemu kembali, dengan membuat perencanaan-perencanaan yang lebih

matang)

LAMPIRAN 4. CATATAN LAPANGAN SURVEI AWAL

Tujuan : Mengamati Pelaksanaan Survei Awal pembelajaran berbicara

Lokasi : Ruang kelas XII SMA Bung Karno, Karanganyar

Hari : Rabu

Tanggal : 10 September 2008

Waktu : Pukul 07.00-08.20

Page 120: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

205

Pertemuan : I

Guru : C.H. Salim, S.Pd.

Jumlah Siswa : 48 siswa (25 laki-laki + 23 perempuan)

Latar

Observasi ini dilaksanakan di ruang kelas XII yang berukuran kurang

lebih 6x15 m. Di dalam ruangan kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi

untuk guru, 24 buah meja dan 48 buah kursi untuk siswa, di dinding kelas

tertempel gambar presiden dan wakil presiden Republik Indonesia, gambar

burung garuda, gambar pahlawan, jam dinding, daftar pengurus kelas, jadwal

piket dan pengumuman. Pada saat observasi ini dilakukan tidak ada siswa izin

mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM).

Deskripsi:

Sebelum pelaksanaan siklus dilakukan, peneliti terlebih dahulu

melakukan survei awal untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan. Peneliti

mengamati jalannya proses pembelajaran berbicara di kelas XII dengan

mengambil posisi di bangku paling belakang sebagai partisipan pasif.

Sesuai dengan jadwal pada hari itu, pelajaran bahasa Indonesia di

kelas XII dilaksanakan pada jam keempat dan kelima, atau pukul 07.00 sampai

08.20 wib. Situasi di kelas XII saat itu sangat ramai dengan kedatangan guru dan

peneliti. Kemudian guru membuka pembelajaran dengan tanya jawab mengenai

pelajaran pada pertemuan sebelumnya yaitu. Siswa terlihat pasif dan mengabaikan

tanya jawab tersebut. Kemudian guru melanjutkan dengan memberikan tambahan

materi berbicara (berpidato).

Guru pada awal inti pembelajaran menerangkan tentang teori

berpidato dengan metode ceramah. Terlihat siswa hanya pasif mendengarkan

penjelasan yang disampaikan guru. Mereka menunjukkan sikap semaunya sendiri,

seperti berbicara dengan teman, melamun, mengantuk, menyandarkan dagu di

meja. Menyadari keadaan siswanya, guru mencoba menggugah siswa untuk aktif

dalam kegiatan pembelajaran dengan melakukan metode tanya jawab. Guru

Page 121: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

206

menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Namun terlihat siswa hanya diam tanpa menggubris pertanyaan guru.

Siswa kemudian diminta untuk mempelajari teks pidato yang terdapat

dalam buku. Siswa diberi waktu guru 10 menit untuk mempelajarinya. Kemudian

satu per satu siswa diminta untuk berpidato do depan kelas sesuai dengn teks

pidsto yang telah dipelajari tadi. Setelah semua siswa selesai berpidato, guru

memberikan refleksi tentang penampilan berpidato siswa. Guru kemudian

menutup pembelajaran dengan salam.

Refleksi:

Hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat survei awal terungkap

dengan jelas bahwa siswa menunjukkan sikap kurang peduli pada saat

berlangsungnya pembelajaran berbicara. Saat proses pembelajaran

berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa siswa memang tampak

memperhatikan keterangan guru namun tidak sedikit pula siswa yang sibuk

beraktivitas sendiri. Dari hasil pantauan peneliti dengan lembar observasi,

diketahui 24 siswa atau 50% dari keseluruhan siswa di kelas tersebut kurang

memiliki minat dan motivasi mengikuti pembelajaran. Sementara itu,

keaktifan siswa hanya 29 % dari jumlah keseluruhan siswa atau 14 siswa.

Selain obeservasi yang peneliti lakukan, hasil angket yang peneliti

berikan kepada siswa menyatakan bahwa 50% siswa (24 siswa dari

keseluruhan siswa yang berjumlah 48 orang) menyatakan tidak begitu suka

terhadap pembelajaran berbicara bahasa Indonesia yang diterapkan oleh guru.

Selain itu, hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi bahasa

Indonesia menyatakan bahwa selama ini materi berbicara (berpidato) sulit

untuk diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di kelas

XII, karena siswa di kelas ini kurang memiliki respons yang baik terhadap

pembelajaran berbicara itu sendiri. Menurut guru kolaboran, para siswa

memang kurang dalam kompetensi berbicara. Hal ini dikarenakan siswa

merasa malu dan grogi saat diminta untuk berbicara di depan kelas.

Page 122: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

207

Pada survei awal yang peneliti lakukan, guru memberikan materi

berbicara (berpidato) dengan pembacaan teks pidato secara langsung.

Kegiatan yang dilakukan adalah beberapa orang siswa membacakan teks

pidato di depan kelas. Pada awalnya, guru menawarkan kepada siswa yang

ingin membacakan teks pidato, tidak ada siswa yang mau menunjukkan jari.

Guru kemudian menunjuk siswa untuk membacakan teks pidato yang telah

ditentukan, siswa yang telah ditunjuk pun terlihat enggan untuk membacakan

teks pidato yang telah ditentukan oleh guru tersebut. Kejadian tersebut

berlangsung selama pembelajaran berbicara (berpidato) dilakukan. Siswa mau

tidak mau harus maju ke depan kelas untuk membacakan teks pidato, karena

sudah merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus

dikuasai. Siswa merasa terpaksa saat mereka diminta untuk maju ke depan

kelas. Siswa tampak grogi dan malu saat mereka tampil di depan kelas

membacakan teks pidato yang diberikan oleh guru. Akibat dari perasaan

tersebut, membuat penampilan siswa kurang maksimal. Lafal, intonasi, dan

nada, sikap, serta ekspresi siswa tidak tampak saat mereka berpidato.

Akhirnya peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa masih kurang tertarik

dengan cara pembelajaran yang guru berikan dan keterampilan berbicara

(berpidato) siswa kelas XII rendah.

Guru belum bisa menunjukkan komunikasi aktif dengan siswa. Hal itu

ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang mengalihkan perhatiannya

pada saat pembelajaran berlangsung. Guru juga terkesan kaku dalam

memberikan materi pelajaran. Guru sudah mencoba membangkitkan minat

siswa dengan memberi pendekatan secara langsung dan menegur siswa yang

tidak memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini belum mampu

membangkitkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa merasa

bosan dengan metode mengajar guru. Hal ini dibuktikan dalam angket siswa

yang menyatakan bahwa 50% (24 siswa dari keseluruhan siswa yang

berjumlah 48 orang) menyatakan bosan dengan metode mengajar guru.

Page 123: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

208

LAMPIRAN 5. CATATAN LAPANGAN RPP SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor 32

MATA PELAJARAN Bahasa dan Sastra Indonesia KELAS /SEMESTER XII (dua belas) / 2 (dua) PROGRAM Umum ALOKASI WAKTU 4 x 40 menit

TEMA STANDAR KOMPETENSI

Mengungkapkan informasi melalui presentasi program/proposal dan pidato tanpa teks

KOMPETENSI DASAR Berpidato tanpa teks dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat

ASPEK PEMBELAJARAN

Berbicara

INDIKATOR 1. Mampu menjelaskan macam-macam metode berpidato

2. Mampu menyiapkan pidato tanpa teks dengan tema tertentu

3. Mampu membawakan pidato dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat

4. Mampu mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki dari pidato yang disampaikan teman

5. Mampu memperbaiki cara berpidato dan isi pidato berdasarkan catatan atau Mbakukan teman

MATERI POKOK PEMBELAJARAN

1. Pengertian dan macam-macam metode berpidato 2. Ide pidato dengan tema-tema tertentu 3. Cara menyiapkan pidato tanpa teks 4. Cara berpidato dengan lafal, intonasi, nada, dan

sikap yang tepat 5. Cara mencatat kekurangan pidato yang

disampaikan teman 6. Cara memperbaiki kekurangan pidato teman

Page 124: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

209

KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

PEMBUKA (Apersepsi)

1. Siswa ditanya pemahamannya tentang manfaat berpidato

2. Siswa diajak untuk mengemukakan pendapatnya tentang forum-forum yang sering menampilkan kegiatan berpidato

INTI 1. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa sesuai dengan indikator pembelajaran.

2. Siswa menyaksikan contoh memberikan sambutan pidato dengan membaca teks maupun tanpa teks yang diperagakan oleh guru.

3. Siswa diminta untuk membaca contoh teks sambutan berpidato yang ada pada buku teks (buku paket).

4. Siswa diminta untuk membuat teks sambutan pidato dengan topik HUT RI Ke-64.

5. Siswa diminta untuk berdiskusi kelompok dan bertukar pikiran untuk mencoba menampilkan sambutan di dalam kelompok Masing-masing.

6. Guru meminta setiap siswa ke depan kelas

membacakan teks yang telah dibuat;

PENUTUP (Internalisasi & persepsi)

1. Siswa merefleksikan kesalahan berpidato pada umumnya.

2. Siswa diberikan tugas untuk membuat pidato dengan tema bebas.

METODE DAN SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar

v Pustaka rujukan Alex Suryanto dan Agus Haryanta. 2008. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas XII. Jakarta : ESIS-Erlangga halaman 164-169 Maidar G. Arsjad, Mukti

Page 125: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

210

U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

v Material: VCD, kaset, poster

Media cetak dan elektronik

Website internet

v Narasumber Orator

V Model peraga Siswa yang mempunyai pengalaman banyak berpidato

v Lingkungan Kejadian di Masyarakat yang banyak menampilkan kegiatan berpidato

Metode

v Presentasi

v Diskusi Kelompok

v Inquari

v Demontrasi /Pemeragaan Model

PENILAIAN

TEKNIK DAN BENTUK

v Tes Lisan

v Tes Tertulis

v Observasi Kinerja/Demontrasi

v Tagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio

v Pengukuran Sikap

Penilaian diri

INSTRUMEN SOAL: berpidatolah di depan kelas dengan tema HUT RI Ke-64 yang telah kalian pelajari tanpa menggunakan teks pidato!

Indikator Penilaian Berpidato

Page 126: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

211

1. Jenis tagihan : Nontes 2. Teknik : Unjuk Kerja 3. Bentuk instrumen : Rubrik Pengamatan

No. Aspek yang

Dinilai

Rentangan Skala Perolehan

Skor 5 4 3 2 1

1 Lafal

2 Nada

3 Intonasi

4 Sikap

5 Kelancaran

Total

Nilai

Pedoman Penilaian Dan Teknik Penilaian

3. Lafal

Kemampuan melafalkan bunyi secara tepat dapat dinilai dengan indikator:

5 Siswa mampu memberi penekanan yang sudah sesuai, dengan mengucapkan

pelafalan sesuai dengan kalimat yang dituturkan sehingga jelas untuk dipahami.

4 Siswa terkadang mengucapkan pelafalan yang kurang dipahami.

3 Siswa kesulitan melafalkan kata-kata dengan tepat sehingga memaksa pendengar

harus mendengarkan dengan teliti ucapannya dan sekali-kali timbul salah

pengertian.

2 Siswa melafalkan kata-kata yang susah sekali dipahami karena Mbakalah

pengucapan. Sering siswa harus mengulangi apa yang diucapkannya.

1 Siswa kesukaran melafalkan kata-kata dan kesalahan dalam pelafalannya terlalu

banyak sehingga kalimatnya tidak dapat dipahami.

4. Nada 5 Nada sesuai dengan kalimat yang diucapkan dan tidak monoton

4 Nada sudah variatif namun kadang-kadang monoton

3 Nada sering kali monoton hanya sesekali terdengar lagu kalimat yang sesuai

2 Nada sering monoton

1 Nada monoton

Page 127: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

212

3. Intonasi

Kemampuan menerapkan intonasi dengan benar dapat dinilai dengan indikator di

bawah ini.

5 Siswa dalam menuturkan kalimat hampir tidak ada kesalahan intonasi.

4 Siswa membuat sedikit sekali kesalahan intonasi saat menuturkan kalimat, tetapi

tidak mengaburkan arti.

3 Siswa sering membuat kesalahan intonasi sehingga sewaktu-waktu mengaburkan

arti.

2 Siswa membuat kesalahan intonasi saat menuturkan kalimat yang menyebabkan

kalimatnya sukar untuk dipahami.

1 Siswa membuat kesalahan intonasi dan susunan kata demikian banyaknya

sehingga kalimatnya benar-benar sulit dipahami.

4. Sikap

5 Siswa mampu menuturkan kalimat disertai dengan gerak anggota tubuh sesuai

dengan ekpresi.

4 Siswa terkadang melakukan gerak anggota tubuh yang tidak sesuai dengan

ekspresi.

3 Siswa sering menunjukkan ketidaksesuaian antara gerak-gerik yang dilakukan

dengan ekspresi.

2 Siswa terlihat ragu-ragu saat melakukan gerak angota tubuh lain, sehingga tidak

sesuai dengan ekpresi.

1 Siswa tidak sama sekali tidak menunjukkan gerak anggota tubuh lain sesuai

dengan ekspresi saat menuturkan kalimat.

5. Kelancaran/kefasihan

Kemampuan untuk menempatkan posisi saat memerankan tokoh berbicara dapat

dinilai dengan indikator di bawah ini.

5 Pembicaraan lancar sekali.

4 Pembicaraan kurang lancar.

3 Kesulitan berbahasa, menyebabkan kecepatan dan kelancaran terganggu.

2 Pembicaraan tersendat-sendat.

1 Pembicaraan sering terhenti dan pendek-pendek.

Page 128: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

213

Untuk mencari nilai dari setiap siswa dapat menggunakan teknik penilaian sebagai

berikut:

4. Nilai setiap unsur yang dinilai dalam cerita berkisar antara 1 sampai dengan 5. Nilai

5 berarti baik sekali, nilai 4 berarti baik, nilai 3 berarti sedang, nilai 2 berarti kurang,

dan nilai 1 berarti kurang sekali.

5. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur penilaian

yang diperoleh siswa.

6. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Total nilai X 100 = nilai

LAMPIRAN 6. CATATAN LAPANGAN SIKLUS I

Catatan Lapangan Siklus 1 Pertemuan 1

Tujuan : Mengamati Pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1

Page 129: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

214

Lokasi : Ruang kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

Hari : Rabu

Tanggal : 15 Oktober 2008

Waktu : Pukul 07.00-08.20

Pertemuan : I

Guru : C.H. Salim, S.Pd.

Jumlah Siswa : 48 siswa (25 laki-laki + 23 perempuan)

Latar:

Observasi ini dilaksanakan di ruang Kelas XII yang berukuran kurang lebih

6x15 m. Di dalam ruangan kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,

24 buah meja dan 48 buah kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden

dan wakil presiden Republik Indonesia, gambar burung garuda, gambar pahlawan, jam

dinding, daftar pengurus kelas, jadwal piket dan pengumuman. Tidak ada siswa yang

absen pada pertemuan ini.

Deskripsi:

Guru memulai KBM dengan membuka pelajaran dan mengecek berapa siswa

yang tidak mengikuti pelajaran bahasa, sastra Indonesia pagi itu dengan melihat presensi

kelas tersebut. Peneliti menempatkan diri sebagai partisipan pasif dengan berada di

tempat duduk bagian belakang, sehingga peneliti dapat mengamati jalannya kegiatan

belajar-mengajar dengan leluasa tanpa menggangu pelajaran yang sedang berlangsung.

Sebelum menuju untuk pembelajaran guru menjelaskan kepada para siswa

mengenai tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut (siswa terlihat begitu serius

memperhatikan penjelasan guru, beberapa siswa tampak menoleh ke belakang, sesekali

melihat peneliti). Guru menjelaskan bahwa siswa akan diajak untuk berpidato (di dalam

skenario pembelajaran tujuan pembelajaran disampaikan kepada siswa sesudah

apersepsi). Guru kemudian menggali pengalaman siswa akan pemahaman tentang seluk-

beluk berpidato dengan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang pengalaman

mereka berpidato. Setelah itu guru mencoba memberikan contoh memberikan sambutan

pidato dengan menggunakan teks yang sudah dipersiapkan oleh guru. Siswa menyaksikan

degan seksama peragaan yang ditampilkan oleh guru (beberapa siswa tersenyum melihat

Page 130: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

215

penampilan guru). Setelah selesai, guru mencoba memberikan kesempatan kepada siswa

untuk memberikan komentar terhadap penampilannya, namun tidak ada satupun siswa

yang berani mengacungkan jari dan memberikan komentar (terdengar salah satu siswa

menjawab “bagus...bagus”, dengan nada tidak serius, sehingga membuat siswa lain

tertawa). Setelah memberikan contoh dengan membaca teks, guru mencoba memberikan

contoh sambutan pidato tanpa menggunakan teks pidato. Siswa dengan seksama

memperhatikan penampilan guru. Setelah selesai tampil, kembali guru meminta siswa

untuk memberikan tanggapan, namun lagi-lagi tidak ada satupun siswa yang berani

menanggapi (siswa tampak mengulas senyum dan saling berpandangan saat diminta

memberikan tanggapan). Terpaksa guru menunjuk beberapa siswa untuk memberikan

tanggapan. Salah satu siswa yang ditunjuk guru (siswa bernama Saras Triwardi)

menanggapi ,“kalau menurut saya lebih baik yang tanpa teks tadi lho Pak lebih nyantai,

lebih luwes gitu lho Pak,” (beberapa siswa tertawa mendengar komentar tersebut). Guru

memberikan komentar yang sama dengan siswa tersebut bahwa pidato tanpa teks lebih

baik dalam hal penampilan, karena lebih luwes dan tidak monoton, karena tidak terpaku

pada teks pidato seperti pada saat membaca tekas pidato.

Guru kemudian meminta siswa untuk mengelompok pada kelompoknya

Masing-masing (suasana tampak gaduh, guru berusaha meminta semua siswa untuk

tetap bersikap tenang). Setelah semua siswa berada pada kelompoknya Masing-masing,

guru memberikan penjelasan kepada semua kelompok (sesekali guru meminta siswa

untuk tenang, karena siswa Mbakih terlihat gaduh walaupun sudah berada pada

kelomponya Masing-masing). Tiap siswa dalam kelompoknya diminta untuk membuat

teks sambutan pidato dengan topik HUT RI ke-64 dalam buku tugas sebanyak setengah

sampai satu lembar kertas. Siswa kemudian mengerjakan apa yang telah ditugaskan oleh

guru (beberapa siswa Mbakih terlihat bingung dan bertanya kepada teman

sekelompoknya). Bel akhir pembelajaran berbunyi, tampak suasana gaduh kembali,

beberapa siswa mengaku belum selesai mengerjakan. Guru tampak berusaha

menenangkan siswa. di akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk melanjutkan di

rumah (tampak seluruh siswa kembali duduk di tempatnya semula). Guru menutup

pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa.

Page 131: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

216

Catatan Lapangan Siklus 1 Pertemuan 2

Tujuan : Mengamati Pelaksanaan siklus 1 Pertemuan 2

Lokasi : Ruang kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

Hari : Sabtu

Tanggal : 12 Oktober 2008

Waktu : Pukul 08.20-09.40

Pertemuan : II

Guru : C.H. Salim, S.Pd.

Jumlah Siswa : 48 siswa (25 laki-laki + 23 perempuan

Latar:

Observasi ini dilaksanakan di ruang Kelas XII yang berukuran kurang lebih

6x15 m. Di dalam ruangan kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,

24 buah meja dan 48 buah kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden

dan wakil presiden Republik Indonesia, gambar burung garuda, gambar pahlawan, jam

dinding, daftar pengurus kelas, jadwal piket dan pengumuman. Pada saat observasi ini

dilakukan tidak ada siswa izin mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM).

Deskripsi:

Guru memulai KBM dengan mengucapkan salam (tampak serentak siswa

membalas salam dari guru) dan mengecek berapa siswa yang tidak mengikuti pelajaran

bahasa dan sastra Indonesia pagi itu dengan melihat presensi kelas tersebut (semua siswa

hadir pada pembelajaran kali ini). Peneliti menempatkan diri sebagai partisipan pasif

dengan berada di tempat duduk bagian belakang (ada beberapa siswa yang menyalami

peneliti saat melangkah menuju tempat duduk di belakang) sehingga peneliti dapat

mengamati jalannya kegiatan belajar-mengajar dengan leluasa tanpa menggangu

pelajaran yang sedang berlangsung.

Guru melanjutkan materi pertemuan yang lalu dengan mengadakan refleksi

terhadap pembelajaran yang lalu. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai

Page 132: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

217

kesulitan yang dialami siswa dalam menyusun pidato (guru menjelaskan bahwa

sistematika pidato terdiri dari salam pembuka, pembukaan, inti, kesimpulan, penutup,

dan salam penutup). Salah satu siswa (siswa bernama Sari Hariyanti) meminta kepada

guru untuk menjelaskan dengan contoh tiap bagian dari sistematika pidato tersebut. Guru

kemudian menjelaskan dengan seksama.

Guru kemudian meminta siswa untuk mengelompok sesuai dengan

kelompoknya. (suasana terlihat tidak segaduh pada pertemuan sebelumnya saat semua

siswa mencoba berkumpul sesuai dengan kelompoknya). Guru kemudian meminta siswa

untuk mempelajari teks pidato yang telah disusun, dan meminta siswa untuk mencoba

tampil di depan kelompoknya Masing-masing dengan penilaian dari teman sekelompok

sebelum tes berpidato di depan kelas. Tampak beberapa siswa sibuk menghafal teks

pidato yang telah disusun tanpa memanfaatkan kelompoknya untuk berdiskusi. Ada juga

siswa yang marasa Mbaka bodoh atas perintah dari guru, sedikit siswa yang mencoba

tampil berpidato di depan kelompoknya dan memanfaatkan teman sekelompok untuk

memberikan penilaian. Sementara itu guru memantau diskusi tiap-tiap kelompok di

depan kelas.

Setelah diskusi dianggap selesai oleh guru. Siswa diminta satu per satu tampil di

depan kelas berpidato. Sebelum tiap-tiap siswa tampil di depan kelas, guru meminta

siswa untuk tampil secara maksimal, guru memberikan waktu hanya 3 menit untuk

berpidato mengingat terbatasnya waktu dan banyaknya jumlah siswa. Guru kemudian

menunjuk siswa bernama Jiwo Surahno (nomor presensi sepuluh) untuk tampil perdana.

Jiwo tampak kaget dan tegang, (beberapa siswa tampak tertawa dan menyoraki Jiwo,

guru berusaha uuntuk menenangkan siswa) namun isa tetap maju ke depan kelas

walaupun dengan langkah yang berat.

Satu per satu siswa maju ke depan kelas. guru mengacak urutan siswa yang

maju ke depan kelas, dengan maksud agar semua siswa siap. Dari pantauan peneliti

tampak teknik-teknik berpidato siswa sebagian besar Mbakih kurang. Setelah semua

siswa selesai maju berpidato ke depan kelas, guru sedikit memberikan refleksi atas

penampilan siswa. sebagai penutup guru memberikan tugas kepada siswa untuk berlatih

berpidato sendiri di rumah. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan salam.

Page 133: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

218

Refleksi:

Guru sudah menerapkan metode diskusi kelompok pada pelaksanaan

siklus 1. Guru membagi 4 siswa untuk satu kelompok. Guru kolaboran sudah

memberikan pemahaman kepada siswa akan teknik-teknik berpidato seperti lafal, intonas,

nada, sikap, dan kelancaran/kefasihan. Untuk melatih keterampilan berpidato, siswa

diminta oleh guru untuk berdiskusi kelompok sesuai dengan kelompoknya Masing-

masing. Guru Mbakih mendominasi jalannya pembelajaran dengan selalu menceramahi

siswa. Siswa jarang diberi kesempatan untuk memberikan argumen dalam sesi tanya

jawab di awal pembelajaran; Guru kurang memberikan bimbingan pada setiap kelompok.

Guru hanya memberikan pengarahan dan bimbingan di depan kelas tanpa mendekati tiap-

tiap kelompok. Dari penerapan metode diskusi, Mbakih terdapat kelemahan. Kelemahan

tersebut adalah siswa belum mampu benar-benar memanfaatkan teman sekelompoknya

sebagai teman (partner) belajar. Siswa dalam berdiskusi Mbakih terlihat berurusan

dengan kepentingannya sendiri. Dilihat dari hasil berpidato siswa Mbakih terdapat

beberapa kekurangan. Sebagian besar teknik-teknik berpidato mulai dari lafal, nada,

intonasi, sikap serta kelancaran/kefasihan siswa sebagian besar Mbakih kurang. Intonasi

sebagian besar siswa Mbakih terdengar datar seperti orang yang sedang membaca. Sikap

siswa Mbakih terlihat kaku. Nada siswa Mbakih terlihat monoton. Dari pantauan peneliti,

minat dan motivasi serta keaktifan siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada

pembelajaran prasiklus survei awal. Dari pantauan peneliti dengan menggunakan

pedoman observasi diketahui bahwa siswa yang berminat/perhatian terhadap

pembelajaran sebanyak 31 siswa (65%). Siswa yang aktif dalam pembelajaran sebanyak

17 orang (35%).

Page 134: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

219

LAMPIRAN 7. RPP SIKLUS 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor 32

MATA PELAJARAN Bahasa dan Sastra Indonesia KELAS /SEMESTER XII (dua belas) / 2 (dua) PROGRAM Umum ALOKASI WAKTU 4 x 45 menit TEMA STANDAR KOMPETENSI

Mengungkapkan inforMbaki melalui presentasi program/proposal dan pidato tanpa teks

KOMPETENSI DASAR Berpidato tanpa teks dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat

ASPEK PEMBELAJARAN

Berbicara

INDIKATOR 1. Mampu menjelaskan macam-macam metode berpidato

2. Mampu menyiapkan pidato tanpa teks dengan tema tertentu

3. Mampu membawakan pidato dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat

4. Mampu mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki dari pidato yang disampaikan teman

Page 135: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

220

5. Mampu memperbaiki cara berpidato dan isi pidato berdasarkan catatan atau Mbakukan teman

MATERI POKOK PEMBELAJARAN

Pengertian dan macam-macam metode berpidato Ide pidato dengan tema-tema tertentu Cara menyiapkan pidato tanpa teks Cara berpidato dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat Cara mencatat kekurangan pidato yang disampaikan teman Cara memperbaiki kekurangan pidato teman

KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

PEMBUKA (Apersepsi)

Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab

kepada siswa tentang kesulitan yang dihadapi saat

tampil berpidato pada pertemuan yang lalu.

INTI 1. Siswa mendengar solusi dari guru atas

kesulitan yang dihadapi siswa .

2. Siswa diminta mempelajari teks sambutan

pidato yang terdapat di dalam buku materi dan

mendiskusikannya sesuai dengan kelompoknya

masing-masing.

3. Siswa dalam kelompoknya masing-msing

mencoba berpidato (memberikan sambutan),

4. Siswa yang lain menilai kelemahan dan

kelebihan teman sesuai dengan format penilaian

yang diberika oleh guru.

Page 136: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

221

5. Siswa melaporkan hasil diskusinya berdasarkan

format penilaian.

6. Guru mengomentari hasil diskusi (penilaian)

dari tiap-tiap siswa dalam tiap-tiap kelompok.

7. Guru meminta siswa satu per satu ke depan

kelas berpidato sesuai dengan materi yang telah

ditetapkan oleh guru dalam buku teks.

PENUTUP (Internalisasi & persepsi)

Siswa merefleksikan kesalahan berpidato pada umumnya.

METODE DAN SUMBER BELAJAR

Sumber Belajar

v Pustaka rujukan Alex Suryanto dan Agus Haryanta. 2008. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas XII. Jakarta : ESIS-Erlangga halaman 164-169 Maidar G. Arsjad, Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

v Material: VCD, kaset, poster

Media cetak dan elektronik

Website internet

v Narasumber Orator

V Model peraga Siswa yang mempunyai pengalaman banyak berpidato

v Lingkungan Kejadian di Mbakyarakat yang banyak menampilkan kegiatan berpidato

Page 137: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

222

Metode

v Presentasi

v Diskusi Kelompok

v Inquari

v Demontrasi /Pemeragaan Model

PENILAIAN

TEKNIK DAN BENTUK

v Tes Lisan

v Tes Tertulis

v Observasi Kinerja/Demontrasi

v Tagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio

v Pengukuran Sikap

Penilaian diri

INSTRUMEN /SOAL: Berpidatolah di depan kelas dengan nada, intonasi, lafal, sikap, dan kelancaran yang tepat!

Indikator Penilaian Berpidato

1. Jenis tagihan : Nontes 2. Teknik : Unjuk Kerja 3. Bentuk instrumen : Rubrik Pengamatan

No. Aspek yang

Dinilai

Rentangan Skala Perolehan

Skor 5 4 3 2 1

1 Lafal

2 Nada

3 Intonasi

4 Sikap

5 Kelancaran

Total

Nilai

Pedoman Penilaian Dan Teknik Penilaian

5. Lafal

Kemampuan melafalkan bunyi secara tepat dapat dinilai dengan indikator:

Page 138: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

223

5 Siswa mampu memberi penekanan yang sudah sesuai, dengan mengucapkan

pelafalan sesuai dengan kalimat yang dituturkan sehingga jelas untuk dipahami.

4 Siswa terkadang mengucapkan pelafalan yang kurang dipahami.

3 Siswa kesulitan melafalkan kata-kata dengan tepat sehingga memaksa pendengar

harus mendengarkan dengan teliti ucapannya dan sekali-kali timbul salah

pengertian.

2 Siswa melafalkan kata-kata yang susah sekali dipahami karena Mbakalah

pengucapan. Sering siswa harus mengulangi apa yang diucapkannya.

1 Siswa kesukaran melafalkan kata-kata dan kesalahan dalam pelafalannya terlalu

banyak sehingga kalimatnya tidak dapat dipahami.

6. Nada 5 Nada sesuai dengan kalimat yang diucapkan dan tidak monoton

4 Nada sudah variatif namun kadang-kadang monoton

3 Nada sering kali monoton hanya sesekali terdengar lagu kalimat yang sesuai

2 Nada sering monoton

1 Nada monoton

3. Intonasi

Kemampuan menerapkan intonasi dengan benar dapat dinilai dengan indikator di

bawah ini.

5 Siswa dalam menuturkan kalimat hampir tidak ada kesalahan intonasi.

4 Siswa membuat sedikit sekali kesalahan intonasi saat menuturkan kalimat, tetapi

tidak mengaburkan arti.

3 Siswa sering membuat kesalahan intonasi sehingga sewaktu-waktu mengaburkan

arti.

2 Siswa membuat kesalahan intonasi saat menuturkan kalimat yang menyebabkan

kalimatnya sukar untuk dipahami.

1 Siswa membuat kesalahan intonasi dan susunan kata demikian banyaknya

sehingga kalimatnya benar-benar sulit dipahami.

4. Sikap

Page 139: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

224

5 Siswa mampu menuturkan kalimat disertai dengan gerak anggota tubuh sesuai

dengan ekpresi.

4 Siswa terkadang melakukan gerak anggota tubuh yang tidak sesuai dengan

ekspresi.

3 Siswa sering menunjukkan ketidaksesuaian antara gerak-gerik yang dilakukan

dengan ekspresi.

2 Siswa terlihat ragu-ragu saat melakukan gerak angota tubuh lain, sehingga tidak

sesuai dengan ekpresi.

1 Siswa tidak sama sekali tidak menunjukkan gerak anggota tubuh lain sesuai

dengan ekspresi saat menuturkan kalimat.

5. Kelancaran/kefasihan

Kemampuan untuk menempatkan posisi saat memerankan tokoh berbicara dapat

dinilai dengan indikator di bawah ini.

5 Pembicaraan lancar sekali.

4 Pembicaraan kurang lancar.

3 Kesulitan berbahasa, menyebabkan kecepatan dan kelancaran terganggu.

2 Pembicaraan tersendat-sendat.

1 Pembicaraan sering terhenti dan pendek-pendek.

Untuk mencari nilai dari setiap siswa dapat menggunakan teknik penilaian sebagai

berikut:

7. Nilai setiap unsur yang dinilai dalam cerita berkisar antara 1 sampai dengan 5. Nilai

5 berarti baik sekali, nilai 4 berarti baik, nilai 3 berarti sedang, nilai 2 berarti kurang,

dan nilai 1 berarti kurang sekali.

8. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur penilaian

yang diperoleh siswa.

9. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Total nilai X 100 = nilai

Page 140: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

225

Guru kolaboran, Peneliti,

C.H. Salim, S.Pd. Nyiastuti Dwi Agustina

LAMPIRAN 8. CATATAN LAPANGAN SIKLUS 2

Catatan Lapangan Siklus 2 Pertemuan 1

Tujuan : Mengamati Pelaksanaan siklus 2 Pertemuan 1

Lokasi : Ruang kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

Hari : Rabu

Tanggal : 29 Oktober 2008

Waktu : Pukul 07.00-08.20

Pertemuan : I

Guru : C.H. Salim, S.Pd.

Jumlah Siswa : 48 siswa (25 laki-laki + 23 perempuan)

Latar:

Observasi ini dilaksanakan di ruang Kelas XII yang berukuran kurang lebih

6x10 m. Di dalam ruangan kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,

24 buah meja dan 48 buah kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden

dan wakil presiden Republik Indonesia, gambar burung garuda, gambar pahlawan, jam

dinding, daftar pengurus kelas, jadwal piket dan pengumuman. Pada saat observasi ini

dilakukan tidak ada siswa izin mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM).

Deskripsi:

Page 141: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

226

Guru memulai KBM dengan membuka pelajaran dengan memberikan salam

(semua siswa membalas salam guru) dan mengecek berapa siswa yang tidak mengikuti

pelajaran bahasa, sastra Indonesia siang itu dengan melihat presensi kelas tersebut (semua

siswa hadir dalam pembeljaran tersebut). Peneliti menempatkan diri sebagai partisipan

pasif dengan berada di tempat duduk bagian belakang, sehingga peneliti dapat mengamati

jalannya kegiatan belajar-mengajar dengan leluasa tanpa menggangu pelajaran yang

sedang berlangsung.

Guru kemudian bertanya kepada siswa tentang kesulitan-kesulitan yang dialami

siswa saat tampil berpidato pada pertemuan sebelumnya. Ada siswa yang menjawab

kelemahan yang dihadapinya adalah perasaan grogi dan malu. Guru kemudian

menjelaskan sambil memberikan sedikit contoh peragaan berpidato (menurut guru kalau

kita sering tampil di depan umum dan sering berlatih, perasaan grogi semakin lama akan

semakin berkurang). Ada siswa yang mengeluh tidak hafal dengan pidato yang telah

disusun. Guru memberikan solusi agar siswa jangan menghafal teks pidato yang telah

dibuat, namun memahami garis besar teks pidato tersebut, dan saat tampil berpidato dapat

mengungkapkan dengan mengembangkan kata-kata sendiri tanpa mengurangi isi dari

teks pidato. Siswa terihat seksama mendengarkan penjelasan dari guru (keaktifan siswa

mulai terdapat peningkatan dengan bertanya kepada guru).

Semua siswa diminta untuk berkumpul sesuai dengan kelompoknya sesuai

pertemuan sebelumnya (guru sebelumnya meminta siswa agar tidak gaduh saat

berkumpul dengan kelompoknya Masing-masing). Guru meminta siswa untuk

mempelajari dan memahami teks pidato yang ada dalam buku teks dan mendiskusikan

dengan teman sekelompok (guru menjelaskan bahwa teks pidato tersebut sebagai acuan

untuk tes pidato di depan kelas, siswa diminta untuk memahami garis besar pidato dan

diimbau untuk tidak menghafalkan). Masing-masing kelompok diberi guru format

penilaian berpidato. Guru kemudian memberikan cara mengisi format penilaian tersebut.

Format penilaian ini diisi oleh siswa atas penampilan teman sekelompok dalam uji coba

berpidato di dalam kelompok. Satu siswa mendapat satu format penilaian. Guru

memberikan waktu 25 menit kepada semua kelompok untuk beruji coba berpidato di

dalam kelompoknya Masing-masing. Semua siswa tampak antusias dalam model diskusi

Page 142: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

227

ini. Tampak beberapa siswa dalam kelompok beruji coba berpidato secara bergantian,

sedangkan siswa yang tidak tampil memberikan penilaian.

Setelah waktu yang ditetapkan oleh guru telah selesai, tiap-tiap kelompok

diminta untuk mengumpulkan format penilaian yang telah diisi oleh Masing-masing

kelompok (tampak perwakilan kelompok maju ke depan kelas mengumpulkan format

penilaian kepada guru). Guru kemudian merefleksi pembelajaran yang telah

berlangsung. Sebelum pembelajaran ditutup, pada pertemuan selanjutnya siswa diminta

untuk langsung berkumpul pada kelompoknya Masing-masing dan mengimbau siswa

untuk mempelajari teks pidato yang terdapat di dalam buku teks serta berlatih di rumah.

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam (seluruh siswa serentak

membalas salam dari guru)

Catatan Lapangan Siklus 2 Pertemuan 2

Tujuan : Mengamati Pelaksanaan siklus 2

Lokasi : Ruang kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

Hari : Sabtu

Tanggal : 1 November 2008

Waktu : Pukul 08.20-09.40

Pertemuan : II

Guru : C.H. Salim, S.Pd.

Jumlah Siswa : 48 siswa (25 laki-laki + 23 perempuan)

Latar:

Observasi ini dilaksanakan di ruang Kelas XII yang berukuran kurang lebih

6x10 m. Di dalam ruangan kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,

24 buah meja dan 48 buah kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden

dan wakil presiden Republik Indonesia, gambar burung garuda, gambar pahlawan, jam

dinding, daftar pengurus kelas, jadwal piket dan pengumuman. Pada saat observasi ini

dilakukan tidak ada siswa izin mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM).

Deskripsi:

Page 143: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

228

Seperti pertemuan sebelumya guru memulai KBM dengan membuka pelajaran

dengan mengucapkan salam dan mengecek berapa siswa yang tidak mengikuti pelajaran

bahasa, sastra Indonesia siang itu dengan melihat presensi kelas tersebut. Peneliti

menempatkan diri sebagai partisipan pasif dengan berada di tempat duduk bagian

belakang, sehingga peneliti dapat mengamati jalannya kegiatan belajar-mengajar dengan

leluasa tanpa menggangu pelajaran yang sedang berlangsung.

Guru kemudian merefleksi format penilaian yang telah diisi oleh semua siswa

dari hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. Dari hasil analisis guru, sebagian besar

siswa Mbakih kurang dalam hal kelancaran berpidato dan gaya pengucapan. Mbakih

banyak siswa yang Mbakih terbata-bata dan kaku dalam gaya pengucapan seperti yang

tampak pada tes berpidato pada siklus 1. Guru kemudian memberikan penjelasan kepada

siswa untuk lebih menguasai isi pidato yang telah dipelajari. Siswa diminta untuk rileks

saat tampil berpidato di depan kelas. Selain itu guru juga memberikan motivasi kepada

siswa dengan memberikan penjelasan besarnya manfaat berani tampil di depan umum

(menurut guru dengan tampil berani di depan umum akan menambah rasa percaya diri

dalam mengatasi setiap perMbakalahan, semakin banyak berlatih berpidato di depan

umum akan mengasah keterampilan berbicara siswa yang nantinya akan sangat penting

ketika meMbakuki bangku perkualiahan). Siswa tampak tenang memperhatikan

penjelasan guru tersebut.

Siswa kemudian diminta untuk mempelajari kembali teks pidato yang terdapat

dalam buku teks dan mendiskusikannya dengan teman sekelompok (terlihat beberapa

siswa dengan seksama mempelajari teks pidato tersebut, ada juga yang berdiskusi

dengan teman yang lain). Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta untuk maju ke depan

kelas untuk berpidato. Siswa pertama yang diminta guru untuk tampil bernama Sari

Haryanti (presensi nomor 17). Sari tampak tidak begitu tegang saat diminta pertama maju

berpidato di depan kelas (“Ayo Sar kamu bisa” celoteh salah satu teman). Dengan cukup

lancar Sari menyelesaikan pidatonya. Setelah selesai berpidato seluruh siswa tampak

memberikan tepuk tangan atas penampilan Sari. Setelah Sari, dengan nomor presensi 47

bernama Trisno Suparjo mendapat giliran selanjutnya. Saat nama Trisno Suparjo disebut

oleh guru tampak seluruh siswa memberikan tepuk tangan canda kepada Trisno, dan

Trisno pun terlihat malu. Setelah keseluruhan siswa selesai maju berpidato ke depan

Page 144: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

229

kelas, guru kemudian memberikan refleksi. Kemusian guru menutup pembelajaran

dengan mengucapkan salam (semua siswa serentak membalas salam dari guru).

Refleksi:

Guru kolaboran semakin mahir memberikan pemahaman kepada siswa akan teknik-

teknik berpidato seperti lafal, nada, intonasi, sikap, serta kelancaran/kefasihan. Guru

sendiri terlihat dapat memberikan contoh penerapan dari teknik-teknik berpidato tersebut

di depan kelas. Metode diskusi kelompok yang diterapkan oleh guru lebih inovatif

dibandingkan pada siklus 1. Dengan pemberian feedback dari teman sekelompok dan

juga oleh guru, siswa dapat memahami kekurangannya dalam berpidato dan mendapatkan

solusi untuk menutupi kekurangan-kekurangan dalam berpidato yang sudah ditampilkan

.Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran secara konseptual. Artinya, guru

mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Guru sebelumnya

memberikan teori terlebih dahulu, kemudian siswa diminta untuk menerapkan teori

berpidato untuk diujicobakan dalam Masing-masing kelompok. Dilihat dari hasil

berpidato siswa, terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah dapat berpidato dengan baik

dengan menerapkan teknik-teknik berpidato. Lafal, nada, intonasi, sikap, dan

kelancaran/kefasihan dan sudah diterapkan dengan cukup baik oleh siswa, namun

Mbakih terdapat beberapa siswa yang kurang. Kualitas pembelajaran berbicara pada

siklus 2 mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari tercapainya sejumlah indikator

yang telah ditetapkan, seperti meningkatnya minat dan motivasi serta keaktifan siswa. Di

samping itu, kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam siklus 1 telah dapat diatasi

dengan baik oleh guru pada siklus 2. Teknik-teknik yang diterapkan guru terbukti dapat

meningkatkan minat dan motivasi serta keaktifan siswa terhadap pembelajaran. Siswa

secara umum sudah berani tampil di depan kelas tanpa rasa takut dan grogi, seperti yang

ditunjukkan pada survei awal dan siklus 1. Selain itu kerja sama setiap kelompok

semakin kompak. Guru dapat memberikan motivasi dan kepercayaan diri kepada siswa

untuk berpidato dengan memberikan penjelasan bahwa aktivitas berbicara (berpidato)

dapat melatih kemampuan berkomunikasi, kemampuan menghafal, dan dapat

mengembangkan berbagai keterampilan berbahasa. Minat dan motivasi siswa meningkat.

Page 145: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

230

Hal ini dapat dilihat pada siswa yang berkonsentrasi pada pembelajaran (tidak

mengantuk, menopang dagu dengan tidak konsentrasi terhadap pembelajaran, atau asyik

dengan kesibukanya sendiri) siswa selama mengikuti pembelajaran siklus 2. Sejumlah 36

siswa atau 75% dari jumlah siswa memiliki minat dan motivasi mengikuti pembelajaran

berbicara siklus 2 dibandingkan pada siklus 1, meningkat 10%. Keaktifan siswa

mengalami peningkatan yang cukup tajam yaitu sebesar 20 % dibandingkan dengan

siklus sebelumnya. Siswa yang aktif pada siklus 2 ini mencapai 26 orang atau sebesar

55% dari jumlah siswa. Siswa sudah berani bertanya serta merespon pertanyaan yang

diajukan guru.

Page 146: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

231

LAMPIRAN 9. RPP SIKLUS 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor 32

MATA PELAJARAN Bahasa dan Sastra Indonesia KELAS /SEMESTER XII (dua belas) / 2 (dua) PROGRAM Umum ALOKASI WAKTU 4 x 40 menit TEMA STANDAR KOMPETENSI

Mengungkapkan inforMbaki melalui presentasi program/proposal dan pidato tanpa teks

KOMPETENSI DASAR Berpidato tanpa teks dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat

ASPEK PEMBELAJARAN

Berbicara

INDIKATOR 6. Mampu menjelaskan macam-macam metode berpidato

7. Mampu menyiapkan pidato tanpa teks dengan tema tertentu

8. Mampu membawakan pidato dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat

9. Mampu mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki dari pidato yang disampaikan teman

10. Mampu memperbaiki cara berpidato dan isi pidato berdasarkan catatan atau Mbakukan teman

MATERI POKOK PEMBELAJARAN

Pengertian dan macam-macam metode berpidato Ide pidato dengan tema-tema tertentu Cara menyiapkan pidato tanpa teks Cara berpidato dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat Cara mencatat kekurangan pidato yang disampaikan teman Cara memperbaiki kekurangan pidato teman

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Page 147: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

232

TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN

PEMBUKA (Apersepsi)

Siswa ditanya pemahamannya tentang manfaat

berpidato.

INTI 1. Siswa mendengarkan penjelasan metode-

metode brpidato dan teknik-teknik berpidato.

2. Siswa berdiskusi untuk menentukan tema pidato

sendiri dan mencoba menampilkan pidato

sambutan pada kelompoknya sendiri, sementara

siswa lain mencatat kelemahan dan

kelebihannya dengan lembar penilaian yang

telah diberikan guru.

3. Guru membimbing tiap-tiap kelompok dengan

mendekati secara personal tiap-tiap kelompok.

4. Guru memberikan refleksi penilaian secara

umum dari siswa atas penampilan siswa pada

kelompoknya sendiri-sendiri.

5. Beberapa perwakilan siswa diminta maju ke

depan kelas mencoba memberian sambuitan

pidato.

6. Guru memberikan refleksi atas penampilan dari

perwakilan siswa

7. Siswa menyiapkan pidato sambutan tanpa

naskah

8. Siswa melaksanakan kegiatan berpidato di

depan kelas

PENUTUP (Internalisasi & persepsi)

Siswa merefleksikan kesalahan berpidato pada

umumnya.

METODE DAN SUMBER BELAJAR

Page 148: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

233

Sumber Belajar

v Pustaka rujukan Alex Suryanto dan Agus Haryanta. 2008. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas XII. Jakarta : ESIS-Erlangga halaman 164-169 Maidar G. Arsjad, Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

v Material: VCD, kaset, poster

Media cetak dan elektronik

Website internet

v Narasumber Orator

V Model peraga Siswa yang mempunyai pengalaman banyak berpidato

v Lingkungan Kejadian di Mbakyarakat yang banyak menampilkan kegiatan berpidato

Metode

v Presentasi

v Diskusi Kelompok

v Inquari

v Demontrasi /Pemeragaan Model

PENILAIAN

TEKNIK DAN BENTUK

v Tes Lisan

v Tes Tertulis

v Observasi Kinerja/Demontrasi

v Tagihan Hasil Karya/Produk: tugas, projek, portofolio

v Pengukuran Sikap

Penilaian diri

Page 149: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

234

INSTRUMEN /SOAL: berpidatolah di depan kelas dengan nada, intonasi, lafal, sikap, dan kelancaran yang tepat!

Indikator Penilaian Berpidato

1. Jenis tagihan : Nontes 2. Teknik : Unjuk Kerja 3. Bentuk instrumen : Rubrik Pengamatan

No. Aspek yang

Dinilai

Rentangan Skala Perolehan

Skor 5 4 3 2 1

1 Lafal

2 Nada

3 Intonasi

4 Sikap

5 Kelancaran

Total

Nilai

Pedoman Penilaian Dan Teknik Penilaian

7. Lafal

Kemampuan melafalkan bunyi secara tepat dapat dinilai dengan indikator:

5 Siswa mampu memberi penekanan yang sudah sesuai, dengan mengucapkan

pelafalan sesuai dengan kalimat yang dituturkan sehingga jelas untuk dipahami.

4 Siswa terkadang mengucapkan pelafalan yang kurang dipahami.

3 Siswa kesulitan melafalkan kata-kata dengan tepat sehingga memaksa pendengar

harus mendengarkan dengan teliti ucapannya dan sekali-kali timbul salah

pengertian.

2 Siswa melafalkan kata-kata yang susah sekali dipahami karena Mbakalah

pengucapan. Sering siswa harus mengulangi apa yang diucapkannya.

1 Siswa kesukaran melafalkan kata-kata dan kesalahan dalam pelafalannya terlalu

banyak sehingga kalimatnya tidak dapat dipahami.

8. Nada 5 Nada sesuai dengan kalimat yang diucapkan dan tidak monoton

Page 150: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

235

4 Nada sudah variatif namun kadang-kadang monoton

3 Nada sering kali monoton hanya sesekali terdengar lagu kalimat yang sesuai

2 Nada sering monoton

1 Nada monoton

3. Intonasi

Kemampuan menerapkan intonasi dengan benar dapat dinilai dengan indikator di

bawah ini.

5 Siswa dalam menuturkan kalimat hampir tidak ada kesalahan intonasi.

4 Siswa membuat sedikit sekali kesalahan intonasi saat menuturkan kalimat, tetapi

tidak mengaburkan arti.

3 Siswa sering membuat kesalahan intonasi sehingga sewaktu-waktu mengaburkan

arti.

2 Siswa membuat kesalahan intonasi saat menuturkan kalimat yang menyebabkan

kalimatnya sukar untuk dipahami.

1 Siswa membuat kesalahan intonasi dan susunan kata demikian banyaknya

sehingga kalimatnya benar-benar sulit dipahami.

4. Sikap

5 Siswa mampu menuturkan kalimat disertai dengan gerak anggota tubuh sesuai

dengan ekpresi.

4 Siswa terkadang melakukan gerak anggota tubuh yang tidak sesuai dengan

ekspresi.

3 Siswa sering menunjukkan ketidaksesuaian antara gerak-gerik yang dilakukan

dengan ekspresi.

2 Siswa terlihat ragu-ragu saat melakukan gerak angota tubuh lain, sehingga tidak

sesuai dengan ekpresi.

1 Siswa tidak sama sekali tidak menunjukkan gerak anggota tubuh lain sesuai

dengan ekspresi saat menuturkan kalimat.

5. Kelancaran/kefasihan

Kemampuan untuk menempatkan posisi saat memerankan tokoh berbicara dapat

dinilai dengan indikator di bawah ini.

Page 151: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

236

5 Pembicaraan lancar sekali.

4 Pembicaraan kurang lancar.

3 Kesulitan berbahasa, menyebabkan kecepatan dan kelancaran terganggu.

2 Pembicaraan tersendat-sendat.

1 Pembicaraan sering terhenti dan pendek-pendek.

Untuk mencari nilai dari setiap siswa dapat menggunakan teknik penilaian sebagai

berikut:

10. Nilai setiap unsur yang dinilai dalam cerita berkisar antara 1 sampai dengan 5. Nilai

5 berarti baik sekali, nilai 4 berarti baik, nilai 3 berarti sedang, nilai 2 berarti kurang,

dan nilai 1 berarti kurang sekali.

11. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur penilaian

yang diperoleh siswa.

12. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Total nilai X 100 = nilai

Guru kolaboran, Peneliti,

C.H. Salim, S.Pd. Nyiastuti Dwi Agustina

LAMPIRAN 10. CATATAN LAPANGAN SIKLUS 3

Catatan Lapangan Siklus 3 Pertemuan 1

Page 152: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

237

Tujuan : Mengamati Pelaksanaan siklus 3 Pertemuan 1

Lokasi : Ruang kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

Hari : Rabu

Tanggal : 12 November 2008

Waktu : Pukul 07.00-08.20

Pertemuan : I

Guru : C.H. Salim, S.Pd.

Jumlah Siswa : 48 siswa (25 laki-laki + 23 perempuan)

Latar:

Observasi ini dilaksanakan di ruang Kelas XII yang berukuran kurang lebih

6x10 m. Di dalam ruangan kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,

24 buah meja dan 48 buah kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden

dan wakil presiden Republik Indonesia, gambar burung garuda, gambar pahlawan, jam

dinding, daftar pengurus kelas, jadwal piket dan pengumuman. Pada saat observasi ini

dilakukan tidak ada siswa izin mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM).

Deskripsi:

Guru memulai KBM dengan membuka pelajaran dengan memberikan salam

(semua siswa membalas salam guru) dan mengecek berapa siswa yang tidak mengikuti

pelajaran bahasa, sastra Indonesia siang itu dengan melihat presensi kelas tersebut (semua

siswa hadir dalam pembeljaran tersebut). Peneliti menempatkan diri sebagai partisipan

pasif dengan berada di tempat duduk bagian belakang, sehingga peneliti dapat mengamati

jalannya kegiatan belajar-mengajar dengan leluasa tanpa menggangu pelajaran yang

sedang berlangsung.

Guru memuali memulai apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang manfaat

berpidato. Seorang siswa bernama Novi Wulandari mengacungkan jari dan menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru (Novi menjawab kalau berpidato dapat menambah

rasa percaya diri saat tampil di depan umum). Selanjutnya guru memberikan kesempatan

kepada siswa lain untuk ikut menjawab. Seorang siswa langsung menjawab pertanyaan

guru tanpa tunjuk jari terlebih dulu. Siswa itu bernama Rizki Ichwan Z (menurut Rizki,

Page 153: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

238

kegiatan berpidato dapat mengasah kemampuan berbicara seseorang). Beberapa siswa

juga ikut menjawab pertanayan yang diajukan oleh guru tersebut.

Guru kemudian menjelaskan kepada siswa metode-metode berpidato (guru

menjelaskan ada empat metode berpidato, yaitu: metode naskah, metode menghafal,

metode ekstemporan, dan metode improptu). Selain itu siswa juga mendengar penjelasan

siswa tentang teknik-teknik yang harus dikuasai saat berpidato, yaitu lafal, nada, intonasi,

sikap, dan kelancaran/kefasihan. Guru menjelaskan satu per satu teknik-teknik berpidato

tersebut dengan sedikit memberikan peragaan berpidato sesuai teknik yang dijelaskan.

Semua siswa tampak seksama mendengarkan penjelasan guru.

Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa diminta untuk mempelajari teks

pidato yang telah dibuat dengan tema bebas sesuai dengan kelompok Masing-masing.

Seperti pada siklus 2, siswa diminta untuk memeragakan berpidato di depan

kelompoknya sendiri-sendiri secara bergantian dan siswa lain memberikan penilaian pada

format penilaian yang telah disediakan guru (tampak siswa mulai memergakan berpidato

di depan kelompoknya Masing-masing). Guru kemudian bergerak mendekati tiap-tiap

kelompok untuk memberikan Mbakukan dan keluhan-keluhan siswa, sambil melihat

format penilaian yang telah diisi oleh siswa (siswa tampak senang dengan kehadiran

guru di tengah-tengah mereka).

Setelah waktu yang diberikan oleh guru selesai. Perwakilan dari tiap kelompok

diminta untuk mengumpulkan format penilaian. (guru kemudian mempelajari format

penilaian yang dibuat oleh siswa). Guru kemudian memberikan refleksi atas format

penilaian yang telah dipelajari (guru mengatakan terdapat perkembangan kemampuan

siswa dalam berpidato). Siswa tampak senang mendengar penjelasan dari guru tersebut.

Di akhir pembelajaran, siswa diminta untuk berlatih berpidato di rumah. Guru menutup

pembelajaran dengan mengucapkan salam (semua siswa serentak menjawab salam dari

guru).

Catatan Lapangan Siklus 3 Pertemuan 2

Tujuan : Mengamati Pelaksanaan siklus 3 Pertemuan 2

Lokasi : Ruang kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

Page 154: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

239

Hari : Sabtu

Tanggal : 15 November 2008

Waktu : Pukul 08.20-09.40

Pertemuan : II

Guru : C.H. Salim, S.Pd.

Jumlah Siswa : 48 siswa (25 laki-laki + 23 perempuan)

Latar:

Observasi ini dilaksanakan di ruang Kelas XII yang berukuran kurang lebih

6x10 m. Di dalam ruangan kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,

24 buah meja dan 48 buah kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden

dan wakil presiden Republik Indonesia, gambar burung garuda, gambar pahlawan, jam

dinding, daftar pengurus kelas, jadwal piket dan pengumuman. Pada saat observasi ini

dilakukan tidak ada siswa izin mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM).

Deskripsi:

Seperti pertemuan sebelumya guru memulai KBM dengan membuka pelajaran

dengan mengucapkan salam dan mengecek berapa siswa yang tidak mengikuti pelajaran

bahasa, sastra Indonesia siang itu dengan melihat presensi kelas tersebut. Peneliti

menempatkan diri sebagai partisipan pasif dengan berada di tempat duduk bagian

belakang, sehingga peneliti dapat mengamati jalannya kegiatan belajar-mengajar dengan

leluasa tanpa menggangu pelajaran yang sedang berlangsung.

Guru kemudian meminta salah satu siswa bernama Jiwo Surahno untuk tampil

ke depan kelas berpidato memberikan model berpidato (tepuk tangan bergemuruh saat

Jiwo melangkah ke depan kelas, Jiwo pun tersipu malu, namun terlihat tetap percaya

diri). Setelah Jiwo menyelesaikan pidatonya, guru memberikan refleksi atas penampilan

dari Jiwo, baik dari segi kekurangan dan kelebihan. Semua siswa memperhatikan

penjelasan dari guru.

Setelah mendengarkan penjelasan dari guru. Satu per satu siswa diminta untuk

maju ke depan kelas berpidato. Siswa memanggil Sadiyah (presensi nomor 26) untuk

tampil perdana berpidato. Kemudian diikuti siswa yang lain sampai selesai. Terlihat

Page 155: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

240

penampilan siswa mengalami kemajuan dibandingkan pada tindakan siklus ke 2. Setelah

semua siswa tampil berpidato, guru kemudian memberikan sedikit refleksi atas kemajuan

penampilan berpidato siswa. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam

(semua siswa membalas salam dari guru).

Refleksi :

Guru menerapkan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dengan baik.

Selain itu guru kolaboran sudah dikatakan dapat memberikan pemahaman kepada siswa

akan teknik-teknik berpidato seperti lafal, nada, intonasi, sikap, serta

kelancaran/kefasihan. Metode diskusi kelompok yang diterapkan oleh guru lebih inovatif

dibandingkan pada siklus 2. Selain pemberian feedback dari teman sekelompok dan juga

oleh guru, siswa mendapatkan Mbakukan dari guru secara personal di dalam kelomponya

Masing-masing. Hal ini membantu kedekatan emosiaonal antara guru dan siswa. Dari

hasil berpidato siswa, terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah dapat berpidato dengan

baik dengan menerapkan teknik-teknik berpidato. Lafal, nada, intonasi, sikap, dan

kelancaran/kefasihan dan sudah diterapkan dengan cukup baik oleh siswa. Nilai tiap-tiap

teknik berpidato mengalami peningkatan. Kualitas pembelajaran berbicara pada siklus 3

mengalami peningkatan. Minat dan motivasi serta keaktifan siswa mengalami

peningkatan dibandingkan pada siklus 2. Siswa semakin menikmati pembelajaran yang

diterapkan oleh guru. Siswa merasa tidak terbebani seperti yang ditunjukkan pada siklus-

siklus sebelumnya. Siswa dapat dikatakan sudah berani untuk tampil berpidato di depan

kelas, karena sifat malu dan grogi hampir sudah hilang pada benak setiap siswa. Kerja

sama setiap kelompok semakin padu dan serasi. Siswa dapat benar-benar memanfaatkan

kelompoknya untuk belajar. Minat dan motivasi siswa meningkat 10% dibandingkan

pada siklus 2. Sejumlah 41 siswa atau 85% dari jumlah siswa memiliki minat dan

motivasi mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan yaitu

sebesar 20 % dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Siswa yang aktif pada siklus 3 ini

mencapai 36 orang atau sebesar 75% dari jumlah keseluruhan siswa (48).

Page 156: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

241

LAMPIRAN 11. ANGKET MINAT DAN MOTIVASI SISWA INSTRUMEN PENELITIAN

ANGKET 1

(PraSiklus)

Petunjuk Umum Mengisi Angket

1. Tes ini bertujuan untuk mengetahui minat dan sikap Anda terhadap berpidato, serta pembelajaran berpidato. Di samping itu, tes ini juga bertujuan untuk mengungkap pembelajaran berpidato yang terjadi di kelas kalian.

Nama :

No. Presensi :

Kelas :

Page 157: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

242

2. Bentuk tes ini berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda. 3. Jumlah butir tes sebanyak lima sepuluh. Kalian diminta untuk mengisi tes tersebut

sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. 4. Pengisian dilakukan dengan memberi tanda silang (x) di depan jawaban yang sesuai

dengan kondisi Anda. 5. Anda diminta untuk mengisi setiap soal tersedia.

Selamat mengerjakan! 1. Apakah kalian suka berpidato?

a Suka b Tidak suka c Tidak begitu suka d Tidak tahu

2. Apakah kalian pernah menerima pembelajaran berpidato? a Pernah b Tidak pernah c Sering d Lupa

3. Apakah di kelas ini kalian pernah menerima pelajaran berpidato? a Pernah b Belum pernah c Sering d Lupa

4. Apakah kalian menyukai pelajaran berpidato? a Suka b Tidak suka c Tidak begitu suka d Tidak tahu

5. Bagaimana pendapat kalian mengenai cara mengajar yang digunakan oleh guru dalam pelajaran berpidato?

a Saya suka b Saya tidak suka c Saya tidak tahu d Saya tidak ingat

6. Cara apa yang digunakan guru dalam pembelajaran berpidato? a Ceramah b Diskusi c Latihan d Langsung berpidato

7. Apakah kalian memahami penjelasan yang diberikan guru?

Page 158: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

243

a Sangat paham b Kurang paham c Tidak paham d Kurang tahu

8. Apakah kegiatan berpidato menurut kalian mudah? a Mudah b Sulit c Sangat sulit d Tidak tahu

9. Cara mengajar seperti apakah yang kalian inginkan dalam pembelajaran Berpidato? a Ceramah b Diskusi c PR d Berpidato di depan kelas

10. Apakah Anda menyukai diskusi kelompok ? a Saya suka b Saya tidak suka c Saya tidak tahu d Saya tidak ingat

LAMPIRAN 12. Lembar Observasi Minat, Motivasi, dan Keaktifan Siswa

Perilaku Amatan

Jumlah Siswa Persentase

Survei Awal Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

Keaktifan (aktif

bertanya, aktif

memberikan

tanggapan, aktif

menjawab pertanyaan,

)

Page 159: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

244

LAMPIRAN 13. NILAI KETERAMPILAN BERPIDATO SISWA

Tabel 1. Nilai Keterampilan Berbicara Survei Awal

No Nama Nilai

KETERANGAN

1 Agus Mulyono 55 BELUM TUNTAS 2 Ari Ruliyanto 50 BELUM TUNTAS 3 Diah Rahayu 52 BELUM TUNTAS 4 Dwi Setia N 70 TUNTAS 5 Ernawati 50 BELUM TUNTAS 6 Etriana Dewi 45 BELUM TUNTAS 7 Heri Supriyanto 52 BELUM TUNTAS 8 Indarti 52 BELUM TUNTAS 9 Jayanti 48 BELUM TUNTAS

10 Jiwo Surahno 52 BELUM TUNTAS 11 Novi Wulandari 50 BELUM TUNTAS 12 Praptiwi 50 BELUM TUNTAS 13 Presdiyan AP 50 BELUM TUNTAS 14 Risky Ichwan Z 55 BELUM TUNTAS 15 Sabekti 60 BELUM TUNTAS 16 Saras Triwardi 52 BELUM TUNTAS 17 Sari Haryanti 55 BELUM TUNTAS

Minat dan Motivasi

(bersemangat, antusias, menunjukka

n kesungguha

n

Page 160: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

245

18 Sri Wartini 50 BELUM TUNTAS 19 Sujiyani 55 BELUM TUNTAS 20 Suparti 57 BELUM TUNTAS 21 R. Aprianingsih 52 BELUM TUNTAS 22 Sri Sugiyatmi 55 BELUM TUNTAS 23 Sugiyarti 65 BELUM TUNTAS 24 Rake Devi M 60 BELUM TUNTAS 25 Alpenikus 58 BELUM TUNTAS 26 Sadiyah 50 BELUM TUNTAS 27 Budiyono 62 BELUM TUNTAS 28 Candra W. 55 BELUM TUNTAS 29 Pita Nur I. 60 BELUM TUNTAS 30 Wahyu P. 65 BELUM TUNTAS 31 Suharsono 50 BELUM TUNTAS 32 Bagus Prasetyo 60 BELUM TUNTAS 33 Hartoto 60 BELUM TUNTAS 34 Amir Yulianto 62 BELUM TUNTAS 35 Anggun W.P. 52 BELUM TUNTAS 36 Sutarso 58 BELUM TUNTAS 37 Subianto 50 BELUM TUNTAS 38 Yesi Lina Ningsih 50 BELUM TUNTAS 39 Sri Wahyuni 45 BELUM TUNTAS 40 Moh. Saifudin 48 BELUM TUNTAS 41 Novi Eko S. 60 BELUM TUNTAS 42 Hary Setiawan 52 BELUM TUNTAS 43 Yoga Rolado 65 BELUM TUNTAS 44 Muklas U. 55 BELUM TUNTAS 45 Nur Sa'ad A. 50 BELUM TUNTAS 46 Dedi Susanto 55 BELUM TUNTAS 47 Trisno Suparjo 58 BELUM TUNTAS 48 Diyah Ayu P. 52 BELUM TUNTAS

Rata-rata kelas 54,67

Siswa yang tuntas (1) Siswa yang belum tuntas (47)

Page 161: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

246

Tabel 2. Perolehan Nilai Berpidato pada Siklus 1

No

Nama

Aspek Penilaian Nilai

Keterangan I II III IV V

1 Agus Mulyono 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS

2 Ari Ruliyanto 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 3 Diah Rahayu 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS

4 Dwi Setia N 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

5 Ernawati 4 3 3 3 4 68 TUNTAS

6 Etriana Dewi 4 3 3 3 2 60 BELUM TUNTAS

7 Heri Supriyanto 3 3 4 3 3 64 BELUM TUNTAS

8 Indarti 4 4 3 4 3 72 TUNTAS

9 Jayanti 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

10 Jiwo Surahno 4 3 4 4 2 68 TUNTAS

11 Novi Wulandari 4 3 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

12 Praptiwi 3 4 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

13 Presdiyan AP 3 4 3 4 3 68 TUNTAS

14 Risky Ichwan Z 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 15 Sabekti 4 3 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

16 Saras Triwardi 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

17 Sari Haryanti 3 3 5 4 3 72 TUNTAS

18 Sri Wartini 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS

Page 162: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

247

19 Sujiyani 4 3 3 3 2 60 BELUM TUNTAS

20 Suparti 3 3 4 4 3 68 TUNTAS

21 R. Aprianingsih 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

22 Sri Sugiyatmi 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

23 Sugiyarti 4 4 3 4 3 72 TUNTAS 24 Rake Devi M 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

25 Alpenikus 3 4 4 3 3 68 TUNTAS

26 Sadiyah 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

27 Budiyono 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

28 Candra W. 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

29 Pita Nur I. 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

30 Wahyu P. 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

31 Suharsono 3 3 3 4 3 64 BELUM TUNTAS

32 Bagus Prasetyo 3 4 4 4 3 72 TUNTAS

33 Hartoto 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

34 Amir Yulianto 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

35 Anggun W.P. 3 4 3 4 2 64 BELUM TUNTAS

36 Sutarso 3 3 4 3 2 60 BELUM TUNTAS

37 Subianto 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

38 Yesi Lina Ningsih 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

39 Sri Wahyuni 3 3 2 3 2 52 BELUM TUNTAS

40 Moh. Saifudin 4 3 2 3 2 56 BELUM TUNTAS

41 Novi Eko S. 4 4 3 3 3 68 TUNTAS

42 Hary Setiawan 3 3 3 3 3 60 BELUM TUNTAS

43 Yoga Rolado 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

44 Muklas U. 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

45 Nur Sa'ad A. 3 4 3 3 2 60 BELUM TUNTAS

46 Dedi Susanto 3 4 4 3 3 68 TUNTAS

47 Trisno Suparjo 4 3 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

48 Diyah Ayu P. 3 3 4 3 2 60 BELUM TUNTAS

Ket: I : Lafal II : Nada III : Intonasi Rata-rata kelas IV : Sikap V : Kelancaran/kefasihan

66,4

Page 163: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

248

Tabel 3. Perolehan Nilai Berpidato pada Siklus 2

No

Nama

Aspek Penilaian Nilai

Keterangan I II III IV V

1 Agus Mulyono 3 3 4 4 3 68 TUNTAS 2 Ari Ruliyanto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 3 Diah Rahayu 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS 4 Dwi Setia N 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 5 Ernawati 4 3 4 3 4 72 TUNTAS 6 Etriana Dewi 4 4 3 3 2 64 BELUM TUNTAS 7 Heri Supriyanto 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 8 Indarti 5 4 4 4 3 80 TUNTAS 9 Jayanti 5 4 4 4 3 80 TUNTAS 10 Jiwo Surahno 4 4 5 5 3 84 TUNTAS 11 Novi Wulandari 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 12 Praptiwi 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 13 Presdiyan AP 4 4 3 4 3 72 TUNTAS 14 Risky Ichwan Z 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 15 Sabekti 4 4 4 3 2 68 TUNTAS 16 Saras Triwardi 4 4 4 3 3 72 TUNTAS 17 Sari Haryanti 4 4 5 4 3 80 TUNTAS 18 Sri Wartini 3 4 4 4 3 72 TUNTAS 19 Sujiyani 4 4 3 3 2 64 BELUM TUNTAS 20 Suparti 3 3 4 5 3 72 TUNTAS 21 R. Aprianingsih 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

Page 164: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

249

22 Sri Sugiyatmi 4 3 4 4 3 72 TUNTAS 23 Sugiyarti 5 4 4 4 3 80 TUNTAS 24 Rake Devi M 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 25 Alpenikus 3 4 4 4 3 72 TUNTAS 26 Sadiyah 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 27 Budiyono 4 4 5 4 3 80 TUNTAS 28 Candra W. 4 3 4 3 4 72 TUNTAS 29 Pita Nur I. 5 3 5 4 3 80 TUNTAS 30 Wahyu P. 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 31 Suharsono 3 3 3 4 3 64 BELUM TUNTAS 32 Bagus Prasetyo 4 4 5 4 3 80 TUNTAS 33 Hartoto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 34 Amir Yulianto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 35 Anggun W.P. 3 4 4 4 2 68 TUNTAS 36 Sutarso 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS 37 Subianto 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 38 Yesi Lina Ningsih 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 39 Sri Wahyuni 3 3 3 3 2 56 BELUM TUNTAS 40 Moh. Saifudin 4 3 3 3 2 60 BELUM TUNTAS 41 Novi Eko S. 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 42 Hary Setiawan 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS 43 Yoga Rolado 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 44 Muklas U. 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 45 Nur Sa'ad A. 3 4 4 3 2 64 BELUM TUNTAS 46 Dedi Susanto 4 4 4 3 3 72 TUNTAS 47 Trisno Suparjo 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 48 Diyah Ayu P. 3 4 4 3 2 64 BELUM TUNTAS Ket: I : Lafal II : Nada III : Intonasi IV : Sikap V : Kelancaran/kefasihan

Rata-rata kelas 71

Page 165: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

250

Tabel 4. Perolehan Nilai Berpidato pada Siklus 3

No

Nama

Aspek Penilaian Nilai

KETERANGAN I II III IV V

1 Agus Mulyono 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

2 Ari Ruliyanto 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

3 Diah Rahayu 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

4 Dwi Setia N 4 5 4 4 4 84 TUNTAS

5 Ernawati 4 4 4 4 4 80 TUNTAS

6 Etriana Dewi 4 5 4 3 2 72 TUNTAS

7 Heri Supriyanto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

8 Indarti 5 5 4 4 4 88 TUNTAS

9 Jayanti 5 4 4 5 4 88 TUNTAS

10 Jiwo Surahno 4 5 5 5 4 92 TUNTAS

11 Novi Wulandari 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

12 Praptiwi 4 4 3 4 3 72 TUNTAS

13 Presdiyan AP 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

14 Risky Ichwan Z 5 4 4 4 3 80 TUNTAS

15 Sabekti 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

16 Saras Triwardi 4 4 5 3 3 76 TUNTAS

17 Sari Haryanti 4 5 5 4 4 88 TUNTAS

18 Sri Wartini 4 4 4 5 3 80 TUNTAS

19 Sujiyani 4 4 4 3 2 68 TUNTAS

20 Suparti 4 4 4 5 3 80 TUNTAS

Page 166: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

251

21 R. Aprianingsih 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

22 Sri Sugiyatmi 4 4 5 4 3 80 TUNTAS

23 Sugiyarti 5 5 4 5 3 88 TUNTAS

24 Rake Devi M 4 5 4 5 3 84 TUNTAS

25 Alpenikus 4 4 5 4 3 80 TUNTAS

26 Sadiyah 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

27 Budiyono 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

28 Candra W. 4 4 4 4 4 80 TUNTAS

29 Pita Nur I. 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

30 Wahyu P. 4 5 4 4 3 80 TUNTAS

31 Suharsono 3 3 4 4 3 68 TUNTAS

32 Bagus Prasetyo 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

33 Hartoto 4 5 5 4 3 84 TUNTAS

34 Amir Yulianto 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

35 Anggun W.P. 3 4 4 4 3 72 TUNTAS

36 Sutarso 3 4 4 4 2 68 TUNTAS

37 Subianto 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

38 Yesi Lina Ningsih 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

39 Sri Wahyuni 3 4 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

40 Moh. Saifudin 4 4 3 4 2 68 TUNTAS

41 Novi Eko S. 5 4 3 4 3 76 TUNTAS

42 Hary Setiawan 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

43 Yoga Rolado 4 5 4 4 4 84 TUNTAS

44 Muklas U. 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

45 Nur Sa'ad A. 3 4 4 4 2 68 TUNTAS

46 Dedi Susanto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

47 Trisno Suparjo 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

48 Diyah Ayu P. 3 4 4 4 2 68 TUNTAS Ket: I : Lafal II : Nada III : Intonasi IV : Sikap V : Kelancaran/kefasihan

Rata-rata kelas

77,3

Page 167: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

252

Tabel 5. Peningkatan nilai keterampilan berpidato siswa

No

Nama

NILAI

Keterangan

Survei Awal

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

1 Agus Mulyono 55 64 68 76 Meningkat 2 Ari Ruliyanto 50 68 76 84 Meningkat 3 Diah Rahayu 52 64 64 72 Meningkat 4 Dwi Setia N 70 72 76 84 Meningkat 5 Ernawati 50 68 72 80 Meningkat 6 Etriana Dewi 45 60 64 72 Meningkat 7 Heri Supriyanto 52 64 68 76 Meningkat 8 Indarti 52 72 80 88 Meningkat 9 Jayanti 48 72 80 88 Meningkat

10 Jiwo Surahno 52 68 84 92 Meningkat 11 Novi Wulandari 50 64 68 76 Meningkat 12 Praptiwi 50 64 68 72 Meningkat 13 Presdiyan AP 50 68 72 76 Meningkat 14 Risky Ichwan Z 55 68 76 80 Meningkat 15 Sabekti 60 64 68 72 Meningkat 16 Saras Triwardi 52 68 72 76 Meningkat 17 Sari Haryanti 55 72 80 88 Meningkat 18 Sri Wartini 50 64 72 80 Meningkat 19 Sujiyani 55 60 64 68 Meningkat 20 Suparti 57 68 72 80 Meningkat 21 R. Aprianingsih 52 64 64 68 Meningkat 22 Sri Sugiyatmi 55 68 72 80 Meningkat 23 Sugiyarti 65 72 80 88 Meningkat

Page 168: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

253

24 Rake Devi M 60 72 76 84 Meningkat 25 Alpenikus 58 68 72 80 Meningkat 26 Sadiyah 50 64 68 76 Meningkat 27 Budiyono 62 72 80 84 Meningkat 28 Candra W. 55 68 72 80 Meningkat 29 Pita Nur I. 60 72 80 84 Meningkat 30 Wahyu P. 65 76 76 80 Meningkat 31 Suharsono 50 64 64 68 Meningkat 32 Bagus Prasetyo 60 72 80 84 Meningkat 33 Hartoto 60 72 76 84 Meningkat 34 Amir Yulianto 62 72 76 84 Meningkat 35 Anggun W.P. 52 64 68 72 Meningkat 36 Sutarso 58 60 64 68 Meningkat 37 Subianto 50 64 68 72 Meningkat 38 Yesi Lina Ningsih 50 68 68 72 Meningkat 39 Sri Wahyuni 45 52 56 64 Meningkat 40 Moh. Saifudin 48 56 60 68 Meningkat 41 Novi Eko S. 60 68 68 76 Meningkat 42 Hary Setiawan 52 60 64 68 Meningkat 43 Yoga Rolado 65 72 76 84 Meningkat 44 Muklas U. 55 64 68 76 Meningkat 45 Nur Sa'ad A. 50 60 64 68 Meningkat 46 Dedi Susanto 55 68 72 76 Meningkat 47 Trisno Suparjo 58 64 68 72 Meningkat 48 Diyah Ayu P. 52 60 64 68 Meningkat 54,67 66,4 71,00 77,30

Page 169: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

254

LAMPIRAN 14. FOTO-FOTO PENELITIAN

Gb. Survei Awal. Guru hanya mengandalkan metode ceramah dan siswa terlihat tidak antusias

Gb. Siklus 2 Guru hanya memantau kerja kelompok dari belakang kelas tanpa mendekati tiap-tiap kelompok

Gb. Siklus 1 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi materi berpidato.

Gb. Siklus 2 Salah satu kelompok yang sedang mendiskusikan hasil penilaian penampilan siswa berpidato dalam kelompok

Gb. Siklus 3 Guru memantau kerja siswa dalam kelompok

Page 170: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

255

LAMPIRAN 15. SILABUS DAN KOMPETENSI DASAR BERPIDATO

Gb. Siklus 3 Guru mendekati tiap-tiap kelompok untuk memberikan masukan kepada siswa. Terlihat siswa lebih antusiasias

Page 171: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

256

Page 172: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

257

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Kondisi Awal (Pratindakan)

Untuk mendapatkan gambaran awal pelaksanaan pembelajaran berbicara, peneliti

melakukan kegiatan survei awal sebelum diadakan serangkaian siklus penelitian.

Kegiatan survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran

berbicara, serta mengetahui kemampuan awal keterampilan berbicara siswa. pemahaman

akan kondisi awal dari kegiatan survei awal ini menjadi dasar untuk menentukan siklus

yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang dialami guru

maupun siswa, khususnya pembelajaran berbicara. Peneliti melakukan kegiatan

pengamatan selama proses belajar-mengajar berlangsung. Segala kejadian yang

berlangsung pada pembelajaran berbicara kondisi awal, peneliti amati dalam lembar

observasi. Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara terhadap guru bidang studi serta

kepada beberapa siswa dan pembagian angket untuk mengetahui sejauh mana respons

siswa terhadap pembelajaran berbicara yang telah berlangsung. Adapun hasil kegiatan

survei awal yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut.

6. Siswa tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran berbicara.

Hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat survei awal terungkap dengan

jelas bahwa siswa menunjukkan sikap kurang peduli pada saat berlangsungnya

pembelajaran berbicara. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif.

Beberapa siswa memang tampak memperhatikan keterangan guru namun tidak

sedikit pula siswa yang sibuk beraktivitas sendiri. Dari hasil pantauan peneliti

dengan lembar observasi, diketahui 24 siswa atau 50% dari keseluruhan siswa di

kelas tersebut kurang memiliki minat dan motivasi mengikuti pembelajaran.

Sementara itu, keaktifan siswa hanya 29 % dari jumlah keseluruhan siswa atau 14

siswa.

Selain obeservasi yang peneliti lakukan, hasil angket yang peneliti berikan

kepada siswa menyatakan bahwa 50% siswa (24 siswa dari 42

Page 173: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

258

keseluruhan siswa yang berjumlah 48 orang) menyatakan tidak begitu suka terhadap

pembelajaran berbicara bahasa Indonesia yang diterapkan oleh guru. Selain itu, hasil

wawancara peneliti dengan guru bidang studi bahasa Indonesia menyatakan bahwa

selama ini materi berbicara (berpidato) sulit untuk diaplikasikan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya di kelas XII, karena siswa di kelas ini kurang memiliki

respons yang baik terhadap pembelajaran berbicara itu sendiri. Menurut guru

kolaboran, para siswa memang kurang dalam kompetensi berbicara. Hal ini

dikarenakan siswa merasa malu dan grogi saat diminta untuk berbicara di depan

kelas.

2. Siswa merasa malu dan grogi saat tampil ke depan kelas untuk berbicara.

Pada survei awal yang peneliti lakukan, guru memberikan materi berbicara

(berpidato) dengan pembacaan teks pidato secara langsung. Kegiatan yang dilakukan

adalah beberapa orang siswa membacakan teks pidato di depan kelas. Pada awalnya,

guru menawarkan kepada siswa yang ingin membacakan teks pidato, tidak ada siswa

yang mau menunjukkan jari. Guru kemudian menunjuk siswa untuk membacakan

teks pidato yang telah ditentukan, siswa yang telah ditunjuk pun terlihat enggan

untuk membacakan teks pidato yang telah ditentukan oleh guru tersebut. Kejadian

tersebut berlangsung selama pembelajaran berbicara (berpidato) dilakukan. Siswa

mau tidak mau harus maju ke depan kelas untuk membacakan teks pidato, karena

sudah merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai.

Siswa merasa terpaksa saat mereka diminta untuk maju ke depan kelas. Siswa

tampak grogi dan malu saat mereka tampil di depan kelas membacakan teks pidato

yang diberikan oleh guru. Akibat dari perasaan tersebut, membuat penampilan siswa

kurang maksimal. Lafal, intonasi, dan nada, sikap, serta ekspresi siswa tidak tampak

saat mereka berpidato. Akhirnya peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa masih

kurang tertarik dengan cara pembelajaran yang guru berikan dan keterampilan

berbicara (berpidato) siswa kelas XII rendah.

7. Guru kurang kooperatif terhadap siswa sehingga kesulitan dalam membangkitkan

minat siswa.

Guru belum bisa menunjukkan komunikasi aktif dengan siswa. Hal itu

ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang mengalihkan perhatiannya pada

Page 174: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

259

saat pembelajaran berlangsung. Guru juga terkesan kaku dalam memberikan materi

pelajaran. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberi

pendekatan secara langsung dan menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran.

Namun, cara ini belum mampu membangkitkan minat siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Siswa merasa bosan dengan metode mengajar guru. Hal ini

dibuktikan dalam angket siswa yang menyatakan bahwa 50% (24 siswa dari

keseluruhan siswa yang berjumlah 48 orang) menyatakan bosan dengan metode

mengajar guru.

8. Guru kesulitan dalam mengembangkan metode yang tepat untuk mengajarkan materi

berbicara (berpidato).

Selama ini dalam mengajarkan berbicara (berpidato), guru menggunakan

metode ceramah dan hanya menugasi beberapa siswa saja yang membacakan teks

pidato. Guru terlihat mendominasi pembelajaran yang berlangsung. Disamping itu,

guru merasa kesulitan menemukan cara yang tepat agar pembelajaran berbicara

berlangsung menyenangkan dan membuat siswa merasa tertarik.

9. Guru kesulitan dalam mengelola kelas pada saat materi pembelajaran berbicara.

Selama pembelajaran berlangsung, guru menggunakan metode konvensional

dengan memperbanyak memberikan ceramah. Akhirnya interaksi antara guru dengan

murid menjadi pasif karena hanya terjalin komunikasi satu arah. Berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan guru bidang studi bahasa Indonesia menyatakan bahwa

guru masih kesulitan dalam mengajarkan materi berbicara (berpidato). Lebih lanjut,

guru juga menyatakan bahwa pembelajaran berbicara saat ini kurang optimal karena

siswa kurang tetarik dan akhirnya siswa tidak mempedulikan pembelajaran.

10. Sebagian besar siswa belum mencapai batas ketuntasan minimal keterampilan

berbicara (berpidato) yaitu 65.

Tabel 3. Nilai Keterampilan Berbicara Survei Awal

No Nama Nilai

KETERANGAN

1 Agus Mulyono 55 BELUM TUNTAS 2 Ari Ruliyanto 50 BELUM TUNTAS

Page 175: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

260

3 Diah Rahayu 52 BELUM TUNTAS 4 Dwi Setia N 70 TUNTAS 5 Ernawati 50 BELUM TUNTAS 6 Etriana Dewi 45 BELUM TUNTAS 7 Heri Supriyanto 52 BELUM TUNTAS 8 Indarti 52 BELUM TUNTAS 9 Jayanti 48 BELUM TUNTAS

10 Jiwo Surahno 52 BELUM TUNTAS 11 Novi Wulandari 50 BELUM TUNTAS 12 Praptiwi 50 BELUM TUNTAS 13 Presdiyan AP 50 BELUM TUNTAS 14 Risky Ichwan Z 55 BELUM TUNTAS 15 Sabekti 60 BELUM TUNTAS 16 Saras Triwardi 52 BELUM TUNTAS 17 Sari Haryanti 55 BELUM TUNTAS 18 Sri Wartini 50 BELUM TUNTAS 19 Sujiyani 55 BELUM TUNTAS 20 Suparti 57 BELUM TUNTAS 21 R. Aprianingsih 52 BELUM TUNTAS 22 Sri Sugiyatmi 55 BELUM TUNTAS 23 Sugiyarti 65 BELUM TUNTAS 24 Rake Devi M 60 BELUM TUNTAS 25 Alpenikus 58 BELUM TUNTAS 26 Sadiyah 50 BELUM TUNTAS 27 Budiyono 62 BELUM TUNTAS 28 Candra W. 55 BELUM TUNTAS 29 Pita Nur I. 60 BELUM TUNTAS 30 Wahyu P. 65 BELUM TUNTAS 31 Suharsono 50 BELUM TUNTAS 32 Bagus Prasetyo 60 BELUM TUNTAS 33 Hartoto 60 BELUM TUNTAS 34 Amir Yulianto 62 BELUM TUNTAS 35 Anggun W.P. 52 BELUM TUNTAS 36 Sutarso 58 BELUM TUNTAS 37 Subianto 50 BELUM TUNTAS 38 Yesi Lina Ningsih 50 BELUM TUNTAS 39 Sri Wahyuni 45 BELUM TUNTAS 40 Moh. Saifudin 48 BELUM TUNTAS 41 Novi Eko S. 60 BELUM TUNTAS

Page 176: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

261

42 Hary Setiawan 52 BELUM TUNTAS 43 Yoga Rolado 65 BELUM TUNTAS 44 Muklas U. 55 BELUM TUNTAS 45 Nur Sa'ad A. 50 BELUM TUNTAS 46 Dedi Susanto 55 BELUM TUNTAS 47 Trisno Suparjo 58 BELUM TUNTAS 48 Diyah Ayu P. 52 BELUM TUNTAS

Rata-rata kelas 54,67

Siswa yang tuntas (1) Siswa yang belum tuntas (47)

Dari hasil nilai tes survei awal keterampilan berbicara siswa di atas dapat dikatakan

bahwa keterampilan siswa berbicara sangat memprihatinkan. dari 48 siswa yang sudah

mencapai batas ketuntasan minimal belajar hanya satu (1) atau 1% dari jumlah

keseluruhan siswa (48). Berarti 98% (47) siswa yang lain belum mencapai ketuntasan

belajar. Rentangan nilai 45-70, dan nilai rata-rata kelas adalah 54, 67. Nilai rata-rata kelas

ini jauh dari nilai ketuntasan rata-rata kelas yaitu 70.

Dari fakta hasil survei awal membuktikan bahwa proses maupun hasil pembelajaran

berbicara pada siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan masih jauh dari

harapan. Dilihat dari segi proses pembelajaran meunjukkan bahwa pembelajaran

berbicara yang selama ini berjalan kurang kondusif. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya

minat dan motivasi serta keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran berbicara. Tentu

saja masalah pertama tersebut memunculkan masalah kedua, yaitu hasil atau nilai

keterampilan berbicara siswa yang turut memprihatinkan. Oleh karena itu perlu adanya

terapi untuk mengatasi penyakit pembelajaran tersebut. Terapi yang cocok untuk

mengobati penyakit tersebut ialah dengan penerapan metode diskusi kelompok dalam

pembelajaran berbicara.

E. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dengan harapan dapat

memberikan jawaban yang memuaskan terhadap masalah yang telah dirumuskan.

Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan (2) pelaksanaan

siklus (3) observasi dan interpretasi (4) analisis dan refleksi.

2. Siklus I

Page 177: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

262

e. Perencanaan Siklus

Pada tahap ini peneliti dan guru kolaboran mendiskusi kan rancangan

skenario pembelajaran yang akan diterapkan pada siklus yang akan dilakukan

untuk mengatasi permasalahan pembelajaran berbicara yang dialami dengan

metode diskusi kelompok. Kegiatan perencanaan siklus ini dilaksanakan pada

hari Sabtu 11 Oktober 2008 di ruang guru setelah kegiatan belajar mengajar

selesai.

Hal-hal yang menjadi bahan diskusi antara peneliti dan guru kolaboran

adalah sebagai berikut : (1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai

penelitian yang dilakukan; (2) peneliti mengusulkan diterapkannya metode

diskusi kelompok dalam pembelajaran Siklus I, serta menjelaskan cara

penerapannya; (3) peneliti dan guru bersama-sama menyusun RPP untuk siklus I;

(4) peneliti dan guru bersama-sama merumuskan indikator pencapaian tujuan; (5)

peneliti dan guru bersama-sama membuat lembar penilaian siswa, yaitu instrumen

penelitian berupa tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk menilai

keterampilan berbicara siswa. Instrumen nontes digunakan untuk menghitung

persentase minat dan motivasi serta keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I.

Instrumen nontes ini berbentuk pedoman observasi; dan (6) peneliti dan guru

menentukan jadwal pelaksanaan siklus.

Berkaitan dengan penerapan metode diskusi kelompok dalam

pembelajaran berbicara, disiapkan tiga panduan. Ketiga panduan tersebut antara

lain: (1) pemahaman PTK (Penelitian Tindakan Kelas); (2) penerapan metode

diskusi kelompok dalam pembelajaran berbicara; (3) pelaksanaan pembelajaran

yang kondusif. Ketiga panduan tersebut untuk menyamakan persepsi antara

peneliti dan guru kolaboran tentang prosedur penelitian tindakan kelas.

Pemahaman konsep PTK berdasarkan kesepakatan dilaksanakan pada hari

kamis, 12 Oktober 2008 di kantor guru SMA Bung Karno Karangpandan. Dalam

pertemuan ini peneliti memberikan wawasan tentang PTK (Penelitian Tindakan

Kelas). Pemberian wawasan ini dilakukan dengan metode diskusi antara peneliti

dan guru kolaboran. Selain pemahaman konsep PTK, peneliti dan guru kolaboran

Page 178: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

263

sekaligus mendiskusi kelompokkan tentang penerapan metode diskusi dalam

siklus nanti.

Pembekalan pembelajaran berbicara yang kondusif berupa pemberian

motivasi kepada siswa akan pentingnya keterampilan berbicara yang dimiliki

siswa. Selain itu peneliti memberikan pembekalan mengenai keterampilan dasar

mengajar, terutama keterampilan menjelaskan, keterampilan memotivasi siswa

dan keterampilan menerapkan metode mengajar, dalam hal ini metode diskusi

kelompok yang akan diterapkan pada Siklus I.

Setelah sharing ideas tentang ketiga pembekalan tersebut selesai, peneliti

dan guru kolaboran menyepakati bahwa pelaksanaan Siklus I akan dilaksanakan

pada hari Rabu, 15 Oktober 2008 (dua jam pelajaran) dan Sabtu, 18 Oktober 2008

(dua jam pelajaran).

Adapun tahap perencanaan siklus I secara ringkas meliputi kegiatan

sebagai berikut:

5) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran berbicara dengan

metode diskusi kelompok;

6) Peneliti dan guru menyamakan persepsi dengan pemahaman konsep PTK,

pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan metode diskusi kelompok, dan

pelaksanaan pembelajaran yang kondusif;

7) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan nontes.

Instrumen tes dinilai dari unjuk kerja/penampilan siswa berbicara (berpidato).

Aspek yang dinilai berdasarkan lafal, intonasi, nada, sikap,

kelancaran/kefasihan atau kefasihan. Adapun instrumen nontes digunakan

untuk mengamati minat dan motivasi serta keaktifan siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung berdasarkan pedoman observasi yang telah

disusun;

8) Pelaksanan Siklus I direncanakan berlangsung selama dua kali pertemuan

sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru kolaboran, yakni

dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Oktober 2008 dan Sabtu 18 Oktober 2008.

f. Pelaksanaan Siklus

Page 179: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

264

Pelaksanaan Siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan, yakni pada hari

Rabu, 15 Oktober dan Sabtu, 18 Oktober 2008 di ruang kelas XII SMA Bung

Karno Karangpandan. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2x45

menit. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan skenario dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang telah disepakati antara peneliti dengan guru mata

pelajaran bahasa Indonesia pada tahap perencanaan. Pada saat pembelajaran

berlangsung peneliti mengambil posisi di kursi paling belakang untuk melakukan

observasi terhadap jalannya pembelajaran serta melakukan pengambilan data

melalui wawancara tidak berstruktur setelah pembelajaran usai.

Materi pada pelaksanaan Siklus I adalah pengertian berpidato dan

langkah-langkahnya dan teks pidato memperingati HUT RI ke-64. Materi ini

dibahas dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama siswa menganalisis materi

pidato sambutan acara ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke 64

dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Pertemuan kedua siswa ditugasi

tampil ke depan kelas untuk berpidato memberikan sambutan pada acara HUT RI

ke-64 satu per satu, kemudian guru membimbing dan memberikan komentar atas

penampilan siswa saat berpidato.

Urutan pelaksanaan Siklus I adalah sebagai berikut:

10) Guru memberikan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab dengan siswa

tentang kegiatan memberi sambutan atau berpidato pada suatu acara tertentu

yang pernah dilihat atau dialami siswa;

11) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;

12) Guru menyajikan materi yang telah direncanakan dengan melibatkan siswa

secara aktif serta memberikan contoh cara membaca teks sambutan dan

memberi sambutan tanpa teks;

13) Guru meminta siswa membaca contoh teks sambutan yang terdapat di dalam

buku paket;

14) Guru meminta siswa untuk membuat teks sambutan dengan memilih sendiri

topik HUT RI ke-64;

15) Guru meminta siswa untuk berdiskusi kelompok dan bertukar pikiran untuk

mencoba menampilkan sambutan di dalam kelompok masing-masing;

Page 180: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

265

16) Guru meminta siswa ke depan kelas berpidato sesuai teks pidato yang telah

disusun;

17) Guru memberikan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan

dengan bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dialami berkenaan

dengan berbicara khususnya berpidato;

18) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat teks sambutan dan

meperbanyak latihan berdasarkan teori yang telah dipelajari.

g. Observasi dan Interpretasi

Dari pelaksanaan Siklus I peneliti berpendapat bahwa tujuan pembelajaran

belum tercapai. Hal ini ditunjukkan dengan kualitas keterampilan berbicara siswa

yang masih rendah. Selain itu tidak tercipta pembelajaran yang komunkatif yang

menunjukkan terjadinya interaksi dua arah. Interaksi yang terjadi hanya satu arah

yaitu guru masih mendominasi kegiatan belajar mengajar, kurang adanya

tanggapan positif dari siswa.

Berdasarkan observasi dan evaluasi dari hasil jawaban siswa, peneliti

menemukan faktor-faktor rendahnya kualitas keterampilan berbicara siswa yaitu:

malu, grogi, cara pengungkapan ide atau gagasan cara penyampaian pidato,

gemetar, takut atau tegang, kurang percaya diri, dan guru kurang memberi

motivasi kepada siswa. Teknik-teknik berpidato yang menjadi aspek penilaian

seperti lafal, intonasi, nada, sikap dan kelancaran/kefasihan siswa masih jauh dari

sempurna.

Peneliti mengamati guru kolaboran yang sedang mengajar di kelas dengan

materi berpidato. Pengamatan ini dilaksanakan pada Rabu, 15 Oktober 2008 (dua

jam pelajaran) dan Sabtu, 18 Oktober 2008 (dua jam pelajaran). Peneliti

mengambil posisi paling belakang ketika mengamati proses pembelajaran.

Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif terhadap

kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di

kursi paling belakang agar bisa mengamati jalannya pembelajaran. Berdasarkan

kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya

pembelajaran berpidato dengan menerapkan diskusi kelompok pada Siklus I

sebagai berikut:

Page 181: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

266

11) Guru sudah menerapkan metode diskusi kelompok pada pelaksanaan Siklus I.

Guru membagi 5 siswa untuk satu kelompok.

12) Guru kolaboran sudah memberikan pemahaman kepada siswa akan teknik-

teknik berpidato seperti lafal, intonas, nada, sikap, dan kelancaran/kefasihan.

13) Untuk melatih keterampilan berpidato, siswa diminta oleh guru untuk

berdiskusi kelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing;

14) Guru masih mendominasi jalannya pembelajaran dengan selalu menceramahi

siswa. Siswa jarang diberi kesempatan untuk memberikan argumen dalam sesi

tanya jawab di awal pembelajaran;

15) Guru kurang memberikan bimbingan pada setiap kelompok. Guru hanya

memberikan pengarahan dan bimbingan di depan kelas tanpa mendekati tiap-

tiap kelompok;

16) Dari penerapan metode diskusi, masih terdapat kelemahan. Kelemahan

tersebut adalah siswa belum mampu benar-benar memanfaatkan teman

sekelompoknya sebagai teman (partner) belajar. Siswa dalam berdiskusi

masih terlihat berurusan dengan kepentingannya sendiri.

17) Dilihat dari hasil berpidato siswa masih terdapat beberapa kekurangan.

Sebagian besar teknik-teknik berpidato mulai dari lafal, nada, intonasi, sikap

serta kelancaran/kefasihan siswa sebagian besar masih kurang. Intonasi

sebagian besar siswa masih terdengar datar seperti orang yang sedang

membaca. Sikap siswa masih terlihat kaku. Nada siswa masih terlihat

monoton.

18) Dari pantauan peneliti, minat dan motivasi serta keaktifan siswa mengalami

peningkatan dibandingkan pada pembelajaran prasiklus survei awal. Dari

pantauan peneliti dengan menggunakan pedoman observasi diketahui bahwa

siswa yang berminat/perhatian terhadap pembelajaran sebanyak 31 siswa

(65%). Siswa yang aktif dalam pembelajaran sebanyak 17 orang (35%);

19) Dibandingkan dengan nilai tes survei awal berbicara (berpidato), nilai rata-

rata kelas meningkat sebesar 11,73 poin dari 54,67 menjadi 66,40. Nilai

tertinggi yang diraih siswa adalah 72. Adapun nilai terendah siswa adalah 52.

Siswa yang tuntas atau mencapai batas ketuntasan minimal belajar meningkat

Page 182: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

267

tajam sebanyak 26 siswa atau 54% dari jumlah keseluruhan siswa (48). Di

sisi lain siswa yang belum mencapai batas ketuntasan minimal sebanyak 22

siswa atau 46% dari jumlah keseluruhan siswa.

20) Peningkatan keterampilan berpidato siswa kelas XII SMA Bung Karno

Karangpandan tercermin dari perolehan nilai berpidato pada Siklus I berikut

ini.

Tabel 4. Perolehan Nilai Berpidato pada Siklus I

No

Nama

Aspek Penilaian Nilai

Keterangan I II III IV V

1 Agus Mulyono 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS

2 Ari Ruliyanto 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

3 Diah Rahayu 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS

4 Dwi Setia N 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

5 Ernawati 4 3 3 3 4 68 TUNTAS

6 Etriana Dewi 4 3 3 3 2 60 BELUM TUNTAS

7 Heri Supriyanto 3 3 4 3 3 64 BELUM TUNTAS

8 Indarti 4 4 3 4 3 72 TUNTAS 9 Jayanti 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

10 Jiwo Surahno 4 3 4 4 2 68 TUNTAS

11 Novi Wulandari 4 3 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

12 Praptiwi 3 4 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

13 Presdiyan AP 3 4 3 4 3 68 TUNTAS

14 Risky Ichwan Z 4 4 3 3 3 68 TUNTAS

15 Sabekti 4 3 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

16 Saras Triwardi 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

17 Sari Haryanti 3 3 5 4 3 72 TUNTAS

18 Sri Wartini 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS

19 Sujiyani 4 3 3 3 2 60 BELUM TUNTAS

Page 183: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

268

20 Suparti 3 3 4 4 3 68 TUNTAS

21 R. Aprianingsih 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

22 Sri Sugiyatmi 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

23 Sugiyarti 4 4 3 4 3 72 TUNTAS

24 Rake Devi M 4 3 4 4 3 72 TUNTAS 25 Alpenikus 3 4 4 3 3 68 TUNTAS

26 Sadiyah 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

27 Budiyono 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

28 Candra W. 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

29 Pita Nur I. 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

30 Wahyu P. 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

31 Suharsono 3 3 3 4 3 64 BELUM TUNTAS

32 Bagus Prasetyo 3 4 4 4 3 72 TUNTAS

33 Hartoto 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

34 Amir Yulianto 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

35 Anggun W.P. 3 4 3 4 2 64 BELUM TUNTAS

36 Sutarso 3 3 4 3 2 60 BELUM TUNTAS

37 Subianto 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

38 Yesi Lina Ningsih 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

39 Sri Wahyuni 3 3 2 3 2 52 BELUM TUNTAS

40 Moh. Saifudin 4 3 2 3 2 56 BELUM TUNTAS

41 Novi Eko S. 4 4 3 3 3 68 TUNTAS

42 Hary Setiawan 3 3 3 3 3 60 BELUM TUNTAS

43 Yoga Rolado 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

44 Muklas U. 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS

45 Nur Sa'ad A. 3 4 3 3 2 60 BELUM TUNTAS

46 Dedi Susanto 3 4 4 3 3 68 TUNTAS

47 Trisno Suparjo 4 3 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

48 Diyah Ayu P. 3 3 4 3 2 60 BELUM TUNTAS

Ket: I : Lafal II : Nada III : Intonasi Rata-rata kelas IV : Sikap V : Kelancaran/kefasihan

66,4

h. Analisis dan Refleksi

Page 184: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

269

Berdasarkan observasi dan evaluasi pelaksanaan Siklus I, peneliti perlu

mengadakan perbaikan dengan melaksanakan Siklus II. Pelaksanaan siklus II

merupakan perbaikan-perbaikan kelemahan-kelemahan yang teridentifikasi pada

pelaksanaan Siklus I.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan analisis

dan refleksi sebagai berikut:

7) Guru perlu memberikan penjelasan tantang teori-teori pidato dan teknik teknik

berpidato secara mendalam kepada siswa.

8) Guru harus dapat memanfaatkan metode diskusi kelompok yang diterapkan

sebagiai metode yang benar-benar membuat siswa belajar dengan efektif dengan

memanfaatkan teman sekelompok sebagai partner belajar. Guru perlu mendorong

keaktifan siswa dalam kelompoknya.

9) Guru juga harus berupaya untuk bersikap komunikatif kepada siswa yaitu dengan

membimbing tiap-tiap kelompok dengan mendekati tiap-tiap kelompok tersebut

agar tercipta komunikasi dua arah antara guru dan siswa;

10) Guru perlu menganalisis apakah kelompok yang dibentuk efektif membuat siswa

belajar khususnya dapat menunjang pembelajaran berbicara dalam hal ini adalah

keterampilan berpidato siswa;

11) Guru perlu membenahi beberapa teknik berpidato yang masih kurang pada

pelaksanaan Siklus I seperti sikap dan kelancaran/kefasihan, tidak terkecuali

teknik-teknik yang lain;

12) Guru perlu mendorong keberanian siswa untuk tampil percaya diri ketika

berpidato di depan kelas dengan meningkatkan minat dan motivasi siswa

mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Siklus II

a. Perencanaan Siklus

Pada pelaksanaan Siklus I, peneliti menemukan beberapa masalah dalam

pembelajaran, yaitu kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan berbicara

(berpidato) dan kurangnya motivasi guru dalam proses belajar mengajar.

Page 185: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

270

Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti melaksanakan penelitian

Siklus II dengan perencanaan sebagai berikut:

6) Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan berpidato.

7) Memotivasi siswa agar mereka mampu melaksanakan kegiatan berbicara

dengan baik, benar, dan wajar tidak malu dan grogi.

8) Menerapkan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran secara efektif.

9) Mendorong siswa untuk aktif dalam kelompok masing-masing.

10) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan berbicara secara keseluruhan pada Siklus

II.

Sejalan dengan hasil analisis dan refleksi pada Siklus I, pada hari Jumat,

Rabu 22 Oktober 2008 di ruang guru SMA Bung Karno Karangpandan, peneliti

dan guru kolaboran mengadakan sharing idea. Peneliti menyampaikan analisis

hasil pengamatan proses pembelajaran pada Siklus I di kelas XII yang telah

dilaksanakan. Peneliti mengungkapkan kelebihan dan kelemahan yang terjadi

selama proses pembelajaran berbicara (berpidato) dengan menerapkan metode

diskusi kelompok yang telah dilakukan, terkait dengan hasil keterampilan

berpidato siswa dan minat dan motivasi serta keaktifan siswa pada Siklus I.

Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada Siklus I, maka

peneliti dan guru kolaboran menyepakati beberapa hal untuk diterapkan pada

siklus berikutnya. Untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada, akhirnya

peneliti dan guru mengambil keputusan sebagai berikut.

8) Guru mengubah posisi mengajar, yaitu tidak hanya berada di depan kelas saat

memberikan penjelasan kepada siswa, namun juga guru sesekali memonitor

siswa yang berada di kursi bagian belakang agar mereka juga ikut aktif dalam

kegiatan belajar mengajar. Guru juga harus membimbing kinerja kelompok

dengan mendekati tiap-tiap kelompok agar tercipta komunikasi dua arah

antara guru dan siswa, juga tercipta kedekatan emosional yang serasi antara

guru dans siswa.

9) Guru akan menambah teori tentang teknik-teknik berpidato.

10) Dalam penerapan metode diskusi kelompok pada pembelajaran, seluruh siswa

dari tiap kelompok diminta untuk tampil di depan kelompoknya masing-

Page 186: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

271

masing dan menilai kelebihan dan kekurangan teman lain dalam satu

kelompok yang mencoba telah tampil.

11) Tiap-tiap kelompok diminta untuk memberikan catatan hasil penilaian uji

coba penampilan berpidato di depan kelompoknya masing-masing kepada

guru untuk di analisis.

12) Masalah kekompakan dalam kelompok, dapat diatasi dengan guru

memberikan penjelasan kepada siswa tujuan dan keharusan bekerja sama

dalam sebuah kelompok.

13) Untuk masalah kelancaran/kefasihan, dapat diatasi dengan guru memberi

penjelasan kepada siswa bahwa pengulangan kata yang tidak perlu sebaiknya

ditinggalkan. Untuk itu, siswa harus memahami dengan baik sambutan pidato

yang akan ditampilkan , agar sewaktu tampil tidak lupa dan tidak mengulang

kata.

14) Guru lebih membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran.

Tahap perencanaan siklus II secara singkat meliputi kegiatan sebagai

berikut:

7) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran berbicara dan

persiapan penerapan diskusi kelompok pada pembelajaran Siklus II.

8) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pelaksanaan

siklus kedua;

9) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan nontes.

Instrumen tes dinilai dari hasil unjuk kerja siswa berpidato dan instrumen

nontes diguakan untuk menghitung persentase minat dan motivasi serta

keaktifan siswa mengikuti pembelajaran.

Peneliti dan guru kolaboran sepakat bahwa pelaksanaan siklus II akan

dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Oktober 2008 (pertemuan pertama) dan Sabtu, 1

November 2008 (pertemuan kedua).

b. Pelaksanaan Siklus

Page 187: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

272

Siklus II pertemuan pertama yang telah direncanakan sebelumnya oleh

peneliti dan guru kolaboran dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Oktober 2008

selama dua jam pelajaran (2x45 menit) dalam satu kali pertemuan yaitu pukul

07.00-08.20 WIB di ruang kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan, sedangkan

Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 November 2008 dalam

2 jam pelajaran (2x45 menit) yaitu pukul Pukul 08.20-09.40 WIB. Dalam

pelaksanaan siklus II ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah disepakati

dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran drama

dalam Siklus I, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses

pembelajaran dengan menempatkan diri di kursi paling belakang, seperti.

Materi pada pelaksanaan Siklus II ini adalah berpidato tanpa teks dengan

lafal, nada, intonasi, dan sikap yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin

dicapai. Urutan pelaksanaan siklus tersebut adalah berikut ini.

9) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa tentang kesulitan

yang dihadapi saat tampil berpidato pada pertemuan yang lalu.

10) Guru menjelaskan solusi yang dihadapi siswa sambil memberikan contoh di

depan kelas.

11) Guru menugasi siswa untuk mempelajari teks sambutan pidato yang terdapat di

dalam buku materi dan mendiskusikannya sesuai dengan kelompoknya masing-

masing.

12) Guru meminta tiap-tiap siswa dalam kelompoknya masing-masing untuk

mencoba berpidato (memberikan sambutan), sementara siswa yang lain menilai

kelemahan-dan kelebihannya sesuai dengan format penilaian yang diberika oleh

guru.

13) Guru menugasi beberapa kelompok sebagai perwakilan untuk melaporkan hasil

diskusinya.

14) Guru mengomentari hasil diskusi (penilaian) dari tiap-tiap siswa dalam tiap-tiap

kelompok.

15) Guru meminta siswa satu per satu ke depan kelas berpidato (pidato sambutan) di

sesuai dengan materi yang telah ditetapkan oleh guru dalam buku teks.

16) Guru memberi refleksi terhadap penampilan siswa secara umum.

Page 188: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

273

c. Observasi dan Interpretasi

Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II

yang telah dilaksanakan dengan lancar pada hari Rabu, 29 Oktober 2008

dan Sabtu 1 November 2008. Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di

kelas XII dengan menerapkan metode diskusi kelompok. Peneliti mengamati guru

yang sedang mengajar siswa kelas XII SMA Bung Karno Karang Pandan dengan

memosisikan diri di kursi belakang. Kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk

mengamati pelaksanan pembelajaran berbicara (berpidato) dengan menerapkan

metode diskusi kelompok dengan mengidentifikasikan kelebihan maupun

kelemahan yang ditunjukkan, baik oleh guru, siswa, maupun metode yang

diterapkan pada pelaksanaan pembelajaran berbicara Siklus II.

Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran

tentang jalannya pembelajaran berpidato dengan menerapkan metode diskusi

klelompok pada Siklus II adalah sebagai berikut:

11) Guru kolaboran semakin mahir memberikan pemahaman kepada siswa akan

teknik-teknik berpidato seperti lafal, nada, intonasi, sikap, serta

kelancaran/kefasihan. Guru sendiri terlihat dapat memberikan contoh

penerapan dari teknik-teknik berpidato tersebut di depan kelas.

12) Metode diskusi kelompok yang diterapkan oleh guru lebih inovatif

dibandingkan pada Siklus I. Dengan pemberian feedback dari teman

sekelompok dan juga oleh guru, siswa dapat memahami kekurangannya dalam

berpidato dan mendapatkan solusi untuk menutupi kekurangan-kekurangan

dalam berpidato yang sudah ditampilkan .

13) Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran secara konseptual. Artinya,

guru mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Guru

sebelumnya memberikan teori terlebih dahulu, kemudian siswa diminta untuk

menerapkan teori berpidato untuk diujicobakan dalam masing-masing

kelompok.

Page 189: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

274

14) Dilihat dari hasil berpidato siswa, terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah

dapat berpidato dengan baik dengan menerapkan teknik-teknik berpidato.

Lafal, nada, intonasi, sikap, dan kelancaran/kefasihan dan sudah diterapkan

dengan cukup baik oleh siswa, namun masih terdapat beberapa siswa yang

kurang;

15) Kualitas pembelajaran drama pada Siklus II mengalami peningkatan. Hal ini

terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah ditetapkan, seperti

meningkatnya minat dan motivasi serta keaktifan siswa. Di samping itu,

kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam Siklus I telah dapat diatasi

dengan baik oleh guru pada Siklus II. Teknik-teknik yang diterapkan guru

terbukti dapat meningkatkan minat dan motivasi serta keaktifan siswa

terhadap pembelajaran;

16) Siswa secara umum sudah berani tampil di depan kelas tanpa rasa takut dan

grogi, seperti yang ditunjukkan pada survei awal dan Siklus I. Selain itu kerja

sama setiap kelompok semakin kompak;

17) Guru dapat memberikan motivasi dan kepercayaan diri kepada siswa untuk

berpidato dengan memberikan penjelasan bahwa aktivitas berbicara

(berpidato) dapat melatih kemampuan berkomunikasi, kemampuan

menghafal, dan dapat mengembangkan berbagai keterampilan berbahasa;

18) Minat dan motivasi siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat pada siswa yang

berkonsentrasi pada pembelajaran (tidak mengantuk, menopang dagu dengan

tidak konsentrasi terhadap pembelajaran, atau asyik dengan kesibukanya

sendiri) siswa selama mengikuti pembelajaran Siklus II. Sejumlah 36 siswa

atau 75% dari jumlah siswa memiliki minat dan motivasi mengikuti

pembelajaran drama Siklus II dibandingkan pada Siklus I, meningkat 10%.

19) Keaktifan siswa mengalami peningkatan yang cukup tajam yaitu sebesar 20 %

dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Siswa yang aktif pada Siklus II ini

mencapai 26 orang atau sebesar 55% dari jumlah siswa. Siswa sudah berani

bertanya serta merespon pertanyaan yang diajukan guru;

20) Dibandingkan dengan nilai keterampilan berpidato Siklus I, nilai rata-rata

kelas meningkat sebesar 4,6 poin dari 66,4 menjadi 71,00. Nilai tertinggi yang

Page 190: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

275

diraih siswa adalah 80. Adapun nilai terendah siswa adalah 64. Siswa yang

tuntas meningkat menjadi 37 siswa (77%). Di sisi lain siswa yang belum

tuntas turun menjadi 11 siswa. Peningkatan keterampilan berpidato siswa

kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan tercermin dari perolehan nilai

berpidato pada Siklus II berikut ini.

Tabel 5. Perolehan Nilai Berpidato pada Siklus II

No

Nama

Aspek Penilaian Nilai

Keterangan I II III IV V

1 Agus Mulyono 3 3 4 4 3 68 TUNTAS 2 Ari Ruliyanto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 3 Diah Rahayu 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS 4 Dwi Setia N 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 5 Ernawati 4 3 4 3 4 72 TUNTAS 6 Etriana Dewi 4 4 3 3 2 64 BELUM TUNTAS 7 Heri Supriyanto 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 8 Indarti 5 4 4 4 3 80 TUNTAS 9 Jayanti 5 4 4 4 3 80 TUNTAS 10 Jiwo Surahno 4 4 5 5 3 84 TUNTAS 11 Novi Wulandari 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 12 Praptiwi 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 13 Presdiyan AP 4 4 3 4 3 72 TUNTAS 14 Risky Ichwan Z 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 15 Sabekti 4 4 4 3 2 68 TUNTAS 16 Saras Triwardi 4 4 4 3 3 72 TUNTAS 17 Sari Haryanti 4 4 5 4 3 80 TUNTAS 18 Sri Wartini 3 4 4 4 3 72 TUNTAS 19 Sujiyani 4 4 3 3 2 64 BELUM TUNTAS 20 Suparti 3 3 4 5 3 72 TUNTAS 21 R. Aprianingsih 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS 22 Sri Sugiyatmi 4 3 4 4 3 72 TUNTAS 23 Sugiyarti 5 4 4 4 3 80 TUNTAS 24 Rake Devi M 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 25 Alpenikus 3 4 4 4 3 72 TUNTAS 26 Sadiyah 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 27 Budiyono 4 4 5 4 3 80 TUNTAS 28 Candra W. 4 3 4 3 4 72 TUNTAS

Page 191: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

276

29 Pita Nur I. 5 3 5 4 3 80 TUNTAS 30 Wahyu P. 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 31 Suharsono 3 3 3 4 3 64 BELUM TUNTAS 32 Bagus Prasetyo 4 4 5 4 3 80 TUNTAS 33 Hartoto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 34 Amir Yulianto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 35 Anggun W.P. 3 4 4 4 2 68 TUNTAS 36 Sutarso 3 3 4 4 2 64 BELUM TUNTAS 37 Subianto 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 38 Yesi Lina Ningsih 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 39 Sri Wahyuni 3 3 3 3 2 56 BELUM TUNTAS 40 Moh. Saifudin 4 3 3 3 2 60 BELUM TUNTAS 41 Novi Eko S. 4 4 3 3 3 68 TUNTAS 42 Hary Setiawan 4 3 3 3 3 64 BELUM TUNTAS 43 Yoga Rolado 4 4 4 4 3 76 TUNTAS 44 Muklas U. 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 45 Nur Sa'ad A. 3 4 4 3 2 64 BELUM TUNTAS 46 Dedi Susanto 4 4 4 3 3 72 TUNTAS 47 Trisno Suparjo 4 3 4 3 3 68 TUNTAS 48 Diyah Ayu P. 3 4 4 3 2 64 BELUM TUNTAS Ket: I : Lafal II : Nada III : Intonasi IV : Sikap V : Kelancaran/kefasihan

Rata-rata kelas 71

d. Analisis dan refleksi

Proses pembelajaran berbicara (berpidato) dengan menerapkan metode

diskusi kelompok pada Siklus II yang dilaksanakan pada Rabu, 29 Oktober

2008 dan Sabtu, 1 November 2008 berjalan lancar. Siswa mengikuti pembelajaran

dengan minat dan motivasi lebih tinggi dibandingkan pada pelaksanaan

pembelajaran Siklus I. Selain itu keaktifan siswa meningkat pada pembelajaran

Siklus II ini. Perasaan grogi takut, dan malu saat tampil berpidato di depan kelas

mulai berkurang. Keterampilan berbicara (berpidato) siswa juga meningkat

dengan menerapkan teknik-teknik yang sudah dijelaskan oleh guru.

Page 192: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

277

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan

analisis dan refleksi sebagai berikut:

7) Guru dalam menerapkan metode diskusi sudah cukup baik. Siswa sudah

mampu memanfaatkan diskusi kelompok yang diterapkan oleh guru untuk

belajar dengan sebaik-baiknya.

8) Guru perlu meningkatkan metode diskusi kelompok yang lebih variatif dan

inovatif. Semua siswa harus mendapatkan “keuntungan” dengan diskusi

kelompok yang diterapkan.

9) Pengujicobaan berpidato dalam kelompoknya sendiri dengan melibatkan

teman sekelompok untuk menilai kelebihan dan kekurangan perlu

dipertahankan, karena dapat membantu rasa kepercayaan diri siswa saat

tampil di depan kelas. Selain itu teman sekelompok dapat memberikan

masukan-masukan atas kekurangan-kekurangan yang ditampilkan. Dapat

disimpulkan bahwa teman sekelompok dapat dijadikan partner sharing ideas.

10) Guru perlu memberikan keleluasaan kepada siswa untuk memilih tema pidato

yang mereka sukai, agar siswa lebih siap untuk tampil dan menambah

kepercayan diri;

11) Guru perlu memberikan model berpidato oleh salah satu siswa untuk

ditunjukkan kepada seluruh siswa yang lain. Kemudian menganalisis

kelebihan dan kekurangannya secara bersama-sama. Hal ini dapat membantu

siswa merefleksi diri atas kelebihan dan kekurangan yang dimilinnya.

12) Guru perlu membenahi teknik berpidato siswa yang masih rendah pada

pelaksanaan siklus II, terutama pada aspek sikap dan kelancaran/kefasihan.

4. Siklus III

e. Perencanaan Siklus

Bertolak dari hasil analisis dan refleksi siklus Siklus II, maka pada Siklus

III ini, peneliti bersama dengan guru kolaboran yang besangkutan mengadakan

diskusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya. Kegiatan

diskusi kelompok dilaksanakan pada hari Rabu 5 November 2008 di kantor guru.

Peneliti dan guru kolaboran sepakat bahwa pelaksanaan Siklus III akan

Page 193: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

278

dilaksanakan pada hari Rabu, 12 November 2008 (pertemuan pertama) dan Sabtu,

15 November 2008 (pertemuan kedua).

Untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang telah teridentifikasi yang

terjadi pada Siklus II, maka peneliti dan guru kolaboran menyepakati beberapa hal

untuk diterapkan pada siklus berikutnya. Untuk mengatasi berbagai kekurangan

yang ada, akhirnya peneliti dan guru mengambil keputusan sebagai berikut.

7) Guru lebih memberikan porsi lebih besar kepada siswa untuk berdiskusi

dengan kelompoknya.

8) Guru akan memberikan pengarahan dan refleksi hasil diskusi secara personal

kepada siswa dengan mendekati tiap-tiap kelompok.

9) Pengujicobaan berpidato dalam kelompoknya sendiri dengan melibatkan

teman sekelompok untuk menilai kelebihan dan kekurangan akan diterapkan

kembali karena dinilai efektif membangun kepercayaan diri siswa.

10) Guru akan memberikan keleluasaan kepada siswa untuk memilih tema pidato

yang mereka sukai, agar siswa lebih siap untuk tampil dan menambah

kepercayan diri;

11) Guru akan memberikan model berpidato oleh salah satu siswa untuk

ditunjukkan kepada seluruh siswa yang lain. Kemudian menganalisis

kelebihan dan kekurangannya secara bersama-sama.

12) Guru perlu membenahi teknik berpidato siswa yang masih rendah pada

pelaksanaan Siklus II, terutama pada aspek sikapo dan kelancaran/kefasihan.

Tahap perencanaan siklus II secara singkat meliputi kegiatan sebagai

berikut:

10) Peneliti bersama guru kolaboran menganalisis kelebihan dan kekurangan

pelaksanaan Siklus I dan Siklus II baik dari segi proses maupun hasil yang

dicapai;

11) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pelaksanaan

siklus ketiga;

12) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes dan nontes.

Instrumen tes dinilai dari hasil unjuk kerja siswa berpidato dan instrumen

Page 194: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

279

nontes digunakan untuk menghitung persentase minat dan motivasi serta

keaktifan siswa mengikuti pembelajaran.

f. Pelaksanaan Siklus

Seperti dua siklus sebelumnya, Siklus III dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan, yakni pada hari Rabu, 12 November 2008 (pertemuan pertama) dan

hari Sabtu, 15 November 2008 (pertemuan kedua). Dalam kegiatan ini guru

mengaplikasikan solusi yang pernah disepakati dengan peneliti untuk mengatasi

kekurangan pada proses pembelajaran berbicara dalam Siklus I dan Siklus II.

Adapun garis besar pelaksanaan pembelajaran pada Siklus III adalah sebagai

berikut:

1) Siswa ditanya pemahamannya tentang manfaat berpidato.

2) Siswa mendengarkan penjelasan metode-metode berpidato dan teknik-teknik

berpidato.

3) Siswa berdiskusi untuk menentukan tema pidato sendiri dan mencoba

menampilkan pidato sambutan pada kelompoknya sendiri, sementara siswa

lain mencatat kelemahan dan kelebihannya dengan lembar penilaian yang

telah diberikan guru.

4) Guru membimbing tiap-tiap kelompok dengan mendekati secara personal tiap-

tiap kelompok.

5) Guru memberikan refleksi penilaian secara umum dari siswa atas penampilan

siswa pada kelompoknya sendiri-sendiri.

6) Beberapa perwakilan siswa diminta maju ke depan kelas mencoba berpidato.

7) Guru memberikan refleksi atas penampilan dari perwakilan siswa

8) Siswa melaksanakan kegiatan berpidato di depan kelas

9) Siswa merefleksikan kesalahan berpidato pada umumnya.

g. Observasi dan Interpretasi

Seperti pada siklus sebelumnya, kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk

mendeskripsikan apakah kekurangan yang terdapat dalam Siklus II sudah dapat

diatasi atau belum. Pelaksanaan Siklus III dilaksanakan dua kali pertemuan, hari

Page 195: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

280

Rabu, 12 November 2008 (pertemuan pertama) dan hari Sabtu, 15 November

2008 (pertemuan kedua). Pertemuan berlangsung selama 2x45 menit. Pada siklus

ketiga ini dilaksanakan di kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan. Peneliti

mengambil posisi pada bangku paling belakang sepagai partisipan pasif untuk

mengamati proses pembelajaran.

Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran

tentang jalannya pembelajaran berpidato dengan menerapkan metode diskusi

klelompok pada Siklus II adalah sebagai berikut:

9) Guru menerapkan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dengan

baik. Selain itu guru kolaboran sudah dikatakan dapat memberikan

pemahaman kepada siswa akan teknik-teknik berpidato seperti lafal, nada,

intonasi, sikap, serta kelancaran/kefasihan

10) Metode diskusi kelompok yang diterapkan oleh guru lebih inovatif

dibandingkan pada Siklus II. Selain pemberian feedback dari teman

sekelompok dan juga oleh guru, siswa mendapatkan masukan dari guru secara

personal di dalam kelomponya masing-masing. Hal ini membantu kedekatan

emosiaonal antara guru dan siswa.

11) Dari hasil berpidato siswa, terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah dapat

berpidato dengan baik dengan menerapkan teknik-teknik berpidato. Lafal,

nada, intonasi, sikap, dan kelancaran/kefasihan dan sudah diterapkan dengan

cukup baik oleh siswa. Nilai tiap-tiap teknik berpidato mengalami

peningkatan.

12) Kualitas pembelajaran drama pada Siklus III mengalami peningkatan. Minat

dan motivasi serta keaktifan siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada

Siklus II. Siswa semakin menikmati pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

Siswa merasa tidak terbebani seperti yang ditunjukkan pada siklus-siklus

sebelumnya

13) Siswa dapat dikatakan sudah berani untuk tampil berpidato di depan kelas,

karena sifat malu dan grogi hampir sudah hilang pada benak setiap siswa.

Kerja sama setiap kelompok semakin padu dan serasi. Siswa dapat benar-

benar memanfaatkan kelompoknya untuk belajar;

Page 196: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

281

14) Minat dan motivasi siswa meningkat 10% dibandingkan pada Siklus II.

Sejumlah 41 siswa atau 85% dari jumlah siswa memiliki minat dan motivasi

mengikuti pembelajaran.

15) Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 20 %

dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Siswa yang aktif pada Siklus III ini

mencapai 36 orang atau sebesar 75% dari jumlah keseluruhan siswa (48).

16) Nilai rata-rata kelas meningkat dibandingkan dengan nilai keterampilan

berpidato Siklus II yaitu menjadi 77,30. Nilai tertinggi yang diraih siswa

adalah 92. Adapun nilai terendah siswa adalah 64. Siswa yang tuntas

meningkat menjadi 47 siswa. hanya 1 siswa yang belum mengalami

katuntasan belajar. Peningkatan keterampilan berpidato siswa kelas XII SMA

Bung Karno Karangpandan tercermin dari perolehan nilai berpidato pada

Siklus II berikut ini.

Tabel 6. Perolehan Nilai Berpidato pada Siklus III

No

Nama

Aspek Penilaian Nilai

KETERANGAN I II III IV V

1 Agus Mulyono 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

2 Ari Ruliyanto 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

3 Diah Rahayu 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

4 Dwi Setia N 4 5 4 4 4 84 TUNTAS

5 Ernawati 4 4 4 4 4 80 TUNTAS

6 Etriana Dewi 4 5 4 3 2 72 TUNTAS

7 Heri Supriyanto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

8 Indarti 5 5 4 4 4 88 TUNTAS

9 Jayanti 5 4 4 5 4 88 TUNTAS

10 Jiwo Surahno 4 5 5 5 4 92 TUNTAS

11 Novi Wulandari 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

12 Praptiwi 4 4 3 4 3 72 TUNTAS

13 Presdiyan AP 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

14 Risky Ichwan Z 5 4 4 4 3 80 TUNTAS

15 Sabekti 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

16 Saras Triwardi 4 4 5 3 3 76 TUNTAS

17 Sari Haryanti 4 5 5 4 4 88 TUNTAS

Page 197: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

282

18 Sri Wartini 4 4 4 5 3 80 TUNTAS

19 Sujiyani 4 4 4 3 2 68 TUNTAS

20 Suparti 4 4 4 5 3 80 TUNTAS

21 R. Aprianingsih 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

22 Sri Sugiyatmi 4 4 5 4 3 80 TUNTAS

23 Sugiyarti 5 5 4 5 3 88 TUNTAS

24 Rake Devi M 4 5 4 5 3 84 TUNTAS

25 Alpenikus 4 4 5 4 3 80 TUNTAS

26 Sadiyah 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

27 Budiyono 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

28 Candra W. 4 4 4 4 4 80 TUNTAS

29 Pita Nur I. 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

30 Wahyu P. 4 5 4 4 3 80 TUNTAS

31 Suharsono 3 3 4 4 3 68 TUNTAS

32 Bagus Prasetyo 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

33 Hartoto 4 5 5 4 3 84 TUNTAS

34 Amir Yulianto 5 4 5 4 3 84 TUNTAS

35 Anggun W.P. 3 4 4 4 3 72 TUNTAS

36 Sutarso 3 4 4 4 2 68 TUNTAS

37 Subianto 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

38 Yesi Lina Ningsih 4 4 4 3 3 72 TUNTAS

39 Sri Wahyuni 3 4 4 3 2 64 BELUM TUNTAS

40 Moh. Saifudin 4 4 3 4 2 68 TUNTAS

41 Novi Eko S. 5 4 3 4 3 76 TUNTAS

42 Hary Setiawan 4 3 4 3 3 68 TUNTAS

43 Yoga Rolado 4 5 4 4 4 84 TUNTAS

44 Muklas U. 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

45 Nur Sa'ad A. 3 4 4 4 2 68 TUNTAS

46 Dedi Susanto 4 4 4 4 3 76 TUNTAS

47 Trisno Suparjo 4 3 4 4 3 72 TUNTAS

48 Diyah Ayu P. 3 4 4 4 2 68 TUNTAS Ket: I : Lafal II : Nada III : Intonasi IV : Sikap V : Kelancaran/kefasihan

Rata-rata kelas

77,3

Page 198: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

283

h. Analisis dan Refleksi

Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran

berbicara (berpidato) pada siklus-siklus sebelumnya telah dapat diatasi. Guru

telah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan kegiatan

belajar-mengajar dengan tertib. Guru telah mampu memancing siswa dengan

stimulus yang diberikannya. Siswa terlihat sangat antusias mengikuti

pembelajaran berbicara dengan menerapkan metode diskusi kelompok yang dapat

dimanfaatkan oleh siswa secara maksimal. Sebelum tampil berpidato di depan

kelas siswa mencoba terlebih dahulu tampil di dalam kelompok mereka sendiri

dengan mendapat feedback dari teman sekelompok, hal ini dapat membantu

meningkatkan motivasi, keberanian, dan mengurangi rasa grogi dan malu di

depan kelas saat tampil berpidato.

Guru juga telah mampu mengubah performansinya dihadapan siswa yang

semula kaku dan tegang menjadi lebih akrab dan fleksibel terhadap siswa. Guru

dapat berkomunikasi secara maksimal dengan para siswa dengan mendekati

secara personal tiap-tiap kelompok. Hal ini dapat membangun kedekatan

emosional antara siswa dan guru yang sebelum-sebelumnya belum terbentuk.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Melihat hasil kegiatan berpidato pada siswa dapatlah dikatakan bahwa berbicara

merupakan suaru keterampilan yang kompleks. Di dalmnya terdapat beberapa komponen

yang harus dikuasai sebelum seseorang melaksanakan kegiatan berbicara. Berbicara tidak

hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara merupakan alat untuk

berkomunikasi, dala arti untuk menyampaikan gagasan tau ide. Hal ini dapat dilihat dari

penampilan siswa saat mereka berpidato di depan kelas. Pada mulanya siswa kurang bisa

berpidato dengan baik, seperti pada siklus I. Mereka pada umumya masih bingung. Apa

yang harus dikerjakan? Apa yang harus disampaikan? Bagaimana cara menyampaikanya?

Dan sebagainya. Setelah berhasil mengidentifikasi beberapa kesulitan yang dihadapi

siswa, peneliti dapat menentukan langkah lebih lanjut, yaitu dengan memberikan teori-

teori berkaitan dengan dengan kegiatan berbicara dengan motode diskusi kelompok.

Page 199: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

284

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti dapat menarik suatu simpulan bahwa

kegiatan berbicara tidak hanya sekedar mengeluarkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja

tetapi perlu disadari dengan teori atau ilmu yang berkaitan dengan berbicara seperti

yangh tersurat pada bab II tentang pengertian berbicara.

Melalui kegiatan berbicara, seseorang bisa berkomunikasi dengan orang lain,

menyampaikan ide atau gagasan dengan oerang lain. Dari beberapa tujuan berbicara

dapat dicapai sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dan diharapkan oleh

pembicara dan pendengar. Pada kesempatan ini, karena terbatasnya waktu, tujuan

kegiatan berbicara yang dapat dicapai oleh siswa tyidak dapat menyeluruh. Tujuan

berbicara yang dapat dicapai di antaranya: melaporkan, memberitahukan, mengajak,

meyakinkan. Pada pelaksanaan kegiatan berbicara, gabungan dari beberapa tujuan ini

dilakukan oleh siswa, misalnya pada saat siswa berpidato dalam rangka memberi

sambutan pada acara HUT RI, tujuan yang ingin dicapai adalah elaporkan dan

memberitahukan juga. Juga ada yang menggabungkan antara mengajak dan meyakinkan,

dan sebagainya.

Kegiatan berbicara dapat terlaksana dengan baik jika si pembicara mempunyai

keterampilan dasar berbicara yang meliputi: cara merencanakan pembicaraan, cara

berbicara yang tepat, metode berbicara dan sistematika berbicara. Bagi pemula

khususnya, pengetahuan seperti tersebut di atas merupakan hal yang wajib diketahui dan

dipelajari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para siswa termasuk pada pembicara

pemula, yang belum pernah belajar tentang seluk beluk keterampillan berbicara. Guru

perlu membekali siswa dengan ilmu atau teori yang berkaitan dengan keterampilan

berbicara. Pembekalan teori ini seperti terdapat pada bab II tentang hakikat keterampilan

berbicara. Dengan diajarkannya keterampilan berbicara yang dalam hal ini berpidati di

depan kelas, siswa mendapatkan pengetahuan baru dan diharapkan siswa lebih mampu

berbicara atau berpidato.

Pengetahuan dasar keterampilan berbicara bukan satu-satunya patokan

keberhasilan siswa dalam berpidato. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap

keberhasilan siswa dalam kegiatan berpidato, diantaranya berasal dari siswa itu sendiri

dan dari faktor guru. Bagaimana guru dalam mengajar, apakah metode yang digunakan

sudah tepat atau belum, dan sebagainya. Seorang guru harus mampu menguasai dan

Page 200: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

285

memperhatikan beberapa aspek yang ada kaitannya dengan cara mengajar berbicara serta

hasil yang seharusnya dicapai dalam kegiatan pembelajaran berbicara.

Sebelum melaksanakan Siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk

mengetahui kondisi nyata yang ada di lapangan. Hasil kegiatan survei ini, peneliti

menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran berbicara di kelas XII SMA

Bung Karno masih tergolong rendah. Kemudian peneliti melakukan kolaborasi bersama

guru bahasa Indonesia yang bersangkutan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan

metode diskusi kelompok dalam pembelajaran berbicara. Kemudian peneliti bersama

guru bahasa Indonesia yang bersangkutan menyusun rencana pembelajaran guna

melaksanakan Siklus I. Siklus pertama mendeskripsikan pembelajaran berbicara dengan

memanfaatkan metode diskusi kelompok. Pelaksanaan Siklus I masih banyak dijumpai

beberapa kekurangan/ kelemahan. Siklus II merupakan siklus perbaikan untuk

menyempurnakan segala kekurangan/ kelemahan yang terjadi selama pelaksanaan Siklus

I. Pada Siklus II ini peneliti bersama guru berdiskusi kelompok agar siswa sendiri yang

mementaskan metode diskusi kelompok agar siswa lebih aktif dan kreatif daam proses

pembelajaran. Pada Siklus II ini masih juga ditemui berbagai kekurangan/ kelemahan.

Pada Siklus III, guru dan peneliti berusaha memperbaiki kekurangan dan kelemahan pada

Siklus II dengan mengubah materi teks pidato yang lebih mudah dipahami siswa. Pada

pertemuan dalam Siklus III berbagai indikator keberhasilkan siswa mulai menunjukkan

arah perbaikan yang signifikan. siswa dalam mengikuti pembelajaran berbicara dari awal

hingga akhir. Tes akhir berbicara (berpidato) adalah dengan memparafrasekan sebuah

teks pidato. Tes tersebut merupakan rangkaian akhir dalam pelaksanaan penelitian siklus

kelas. Berdasarkan peningkatan pembelajaran (baik proses ataupun hasil) yang terjadi

pada Siklus III ini, menguatkan hasil bahwa berbicara (berpidato) dengan teatriakalisasi

teks pidato dapat meningkatkan kualitas (baik proses ataupun hasil) siswa kelas XII SMA

Bung Karno Karangpandan. Adapun pembahasan peningkatan kualitas pembelajaran

apresiasi teks pidato adalah sebagai berikut.

5. Peningkatan kualitas proses pembelajaran berbicara

Keberhasilan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan kualitas proses

pembelajaran berbicara ini dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:

e) Siswa lebih berminat dan termotivasi saat pembelajaran berlangsung

Page 201: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

286

Selama pelaksanaan penelitian sejak Siklus I hingga 3, terjadi peningkatan

dalam hal antusias siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini terbukti bahwa

dalam Siklus I sebanyak 65% (31 siswa dari 48 siswa) berminat mengkuti

pembelajaran. Pada Siklus II sebanyak 75% (36 siswa dari 48 siswa). Minat dan

motivasi tersebut semakin meningkat dalam pelaksanaan Siklus III sebanyak 85%

(41 siswa dari 48 siswa).

f) Siswa terlihat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran

Metode diskusi kelompok dalam pembelajran berbicara (berpidato)

merupakan hal yang baru bagi siswa di SMA Bung Karno Karangpandan. Oleh

karena itulah, inovasi dalam pembelajaran berbicara tersebut disambut dengan

antusias tinggi oleh siswa. Parameter yang menyatakan tingginya antusias siswa

tersebut adalah hasil observasi selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung

yang menunjukkan peningkatan pada tiap siklus. Pada Siklus I keaktifan siswa

selama mengikuti kegiatan belajar-mengajar hanya hanya sebesar 35% (19 siswa

dari keseluruhan siswa yang berjumlah 48 orang). Pada Siklus II persentase

keaktifan siswa tersebut meningkat menjadi 55% (26 siswa dari keseluruhan

siswa yang berjumlah 48 orang). Peningkatan keaktifan siswa tersebut meningkat

kembali pada Siklus III menjadi 75% (36 siswa dari keseluruhan siswa yang

berjumlah 48 orang).

c) Siswa tidak merasa malu, tegang dan grogi saat tampil berpidato di depan kelas

dan menyampaikan pendapatnya dalam forum diskusi kelompok.

Selama pembelajaran berbicara dengan metode diskusi kelompok, siswa

merasa terpacu untuk berkompetisi dengan siswa lain. Kondisi ini membuat siswa

tidak lagi enggan untuk menyampaikan kreasi ide mereka (dengan mengubah teks

pidato menjadi naskah metode diskusi kelompok dan mementaskannya) dan

sangat antusias pada saat diskusi kelompok dan penyampaian pendapat tentang

metode diskusi kelompok yang telah dipentaskan. Pernyataan di atas terbukti

dengan meningkatnya keberanian siswa beraktualisasi dalam mengikuti diskusi

kelompok.

Penentuan persentase kualitas proses dihitung dari jumlah siswa yang aktif

selama pembelajaran berlangsung per seratus dikalikan jumlah siswa dalam kelas

Page 202: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

287

tersebut (24 siswa). Adapun bentuk keaktifan yang diamati adalah sikap selama

pembelajaran berlangsung, ketepatan waktu dalam pengerjaan tugas, dan

kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran. Penilaian proses yang diamati

dalam berbicara (berpidato) adalah keberanian dan kesungguhan siswa dalam

mementaskan metode diskusi kelompok dan keberanian dalam mengomentari

pekerjaan temannya.

Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu penentu

keberhasilan proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru

kolaborator berupa siklus memotivasi siswa, memberikan perhatian, memberikan

reward pada siswa, memilih teknik serta metode yang tepat untuk menyampaikan

materi serta mengaktifkan siswa. Setelah siklus dilaksanakan, sedikit demi sedikit

kelemahan guru mulai berkurang. Guru tidak lagi menguasai kelas sepenuhnya akan

tetapi lebih berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran.

Menurut pengamatan peneliti, siklus yang dilakukan guru dengan memanfaatkan

metode diskusi kelompok dalam pembelajaran dapat mempengaruhi suasana kelas.

Pembelajaran menjadi lebih menarik menyenangkan. Minat dan motivasi serta

keaktifan siswa terhadap pembelajaran meningkat. Hal ini berimplikasi pada

meningkat pula keterampilan berbicara (berpidato) siswa.

6. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran berbicara

Siklus-siklus berupa penerapan metode diskusi kelompok yang dilaksanakan

dalam tiap siklus mampu meningkatkan keterampilan berbicara (berpidato) siswa.

selain itu penerapan metode diskusi kelompok juga mampu meningkatkan minat dan

motivasi serta keaktifan siswa pada pembelajaran berbicara siswa kelas XI SMA

Bung Karno Karangpandan. Dapat dikatakan bahwa melalui penerapan metode

diskusi kelompok dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang ditandai

dengan meningkatnya minat dan motivasi siswa mengikuti pembelajaran, dan dapat

meningkatkan keterampilan berbicara (berpidato) siswa.

Peningkatan kualitas pembelajaran berbicara dengan menerapkan metode

diskusi kelompok juga berimplikasi pada peningkatan keterampilan berpidato siswa.

Keterampilan berbicara (berpidato) siswa mengalami peningkatan dibandingkan

Page 203: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

288

dengan kondisi awal. Hal ini terlihat dari hasil tes berpidato di masing-masing siklus.

Keterampilan berbicara (berpidato) siswa sudah mengalami peningkatan meskipun

tidak semua siswa mengalami peningkatan dalam tiap teknik berpidato. Peningkatan

keterampilan berpidato yang mengacu pada aspek-aspek penilaian berpidato dapat

dilihat pada nilai tiap-tiap siklus. Peningkatan tersebut diindikatori oleh:

k) Lafal

Setelah siklus dilakukan, kemampuan pelafalan siswa saat menuturkan

kalimat pidato mengalami peningkatan. Pada survei awal sebagian besar siswa

kesulitan melafalkan kata-kata dengan tepat sehingga memaksa pendengar harus

mendengarkan dengan teliti ucapannya dan sekali-kali timbul salah pengertian.

Namun setelah diterapkanya metode diskusi kelompok, kemampuan pelafalan

siswa meningkat, sebagian besar siswa hanya sedikit melakukan kesalahan

pelafalan.

l) Intonasi

Dari hasil tes berpidato siswa, dalam tiap siklus diketahui bahwa

kemampaun intonasi siswa saat menuturkan kalimat pidato mengalami

peningkatan. Sebagian besar siswa membuat sedikit sekali kesalahan intonasi saat

menuturkan kalimat pidato sehingga makna kalimat pidato yang dituturkan siswa

saat berpidato mudah dipahami oleh pendengar. Peningkatan kemampuan aspek

intonasi tersebut tampak dalam skor capaian siswa pada tabel nilai Siklus III di

atas. Siswa dalam menuturkan kalimat pidato sering membuat kesalahan intonasi

sehingga sewaktu-waktu mengaburkan arti. Setelah siklus berlangsung banyak

siswa yang membuat sedikit sekali kesalahan intonasi saat menuturkan kalimat

pidato. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

kemampuan intonasi pada sebagian besar siswa.

m) Nada

Page 204: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

289

Aspek nada yang ditunjukkan sebagian besar siswa mengalami

peningkatan dari siklus ke siklus. Siswa sudah mampu membawakan nada (lagu

kalimat) dengan variatif dan tidak monoton. Hal ini tentu berbeda dibandingkan

dengan kemampuan nada siswa sebelum siklus. Sebagian nada siswa saat

berpidato masih terdengar monoton.

n) Sikap

Siswa sudah mampu memperlihatkan dengan baik gerak anggota tubuh

saat berpidato. Sebelum siklus, sikap yang diperlihatkan sejumlah siswa

menunjukkan ketidaksesuaian antara gerak-gerik yang dilakukan dengan ekspresi

yang sedang dibawakan. Kemampuan aspek sikap sejumlah siswa mengalami

peningkatan. Hal ini diindikatori oleh meningkatnya nilai sebagian besar siswa

pada aspek ini.

o) Kelancaran/kefasihan

Aspek kelancaran dan kefasihan yang ditunjukkan oleh siswa termasuk

salah satu aspek penilaian yang meningkat. Sebelum tindakan siswa masih

terhenti saat berpidato di depan kelas, pembicaraan sering tersendat-sendat yang

menyebabkan kelancaran berpidato terganggu. Setelah dilakukan tindakan dari

siklus ke siklus siswa semakin lancar dalam berpidato. Siswa sudah jarang

melakukan penghentian-penghentian di tengah-tengah pidato yang ditampilkan.

3. Perolehan Nilai Keterampilan berbicara (berpidato) Siswa Meningkat

Dari nilai survei awal, diketahui bahwa keterampilan berbicara (berpidato)

siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari capaian nilai tes berpidato

siswa. Pada kegiatan survei awal diketahui bahwa hanya 1 siswa atau 2% dari

jumlah siswa (48) yang mencapai batas minimal ketuntasan belajar (65). 47 siswa

yang lain belum mampu mencapai batas minimal ketuntasan belajar tersebut atau

98% dari jumlah siswa. Kisaran nilai yang dicapai siswa yaitu antara 45 – 70,

dengan nilai rata-rata 54,67. Pada tes berpidato Siklus I, 26 siswa sudah mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau 54 % daru jumlah siswa, dan sisanya 22

siswa atau 46% dari jumlah siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal.

Kisaran nilai yang dicapai antara 52-72, dengan nilai rata-rata 66,40. Pada nilai

keterampilan berpidato Siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 4,6 poin

Page 205: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

290

dari 66,4 menjadi 71,00. Nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 80. Adapun nilai

terendah siswa adalah 64. Siswa yang tuntas meningkat menjadi 37 siswa. Di sisi

lain siswa yang belum tuntas turun menjadi 11 siswa. Pada Siklus III, nilai rata-

rata kelas meningkat dibandingkan dengan nilai keterampilan berpidato Siklus II

yaitu menjadi 77,30. Nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 92. Adapun nilai

terendah siswa adalah 64. Siswa yang tuntas meningkat menjadi 47 siswa. hanya

1 siswa yang belum mengalami katuntasan belajar. Peningkatan keterampilan

berpidato siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan tercermin dari

perolehan nilai berpidato pada Siklus II berikut ini.

Berikut ini peningkatan skor siswa dari siklus ke siklus.

Tabel 7. Peningkatan nilai keterampilan berpidato siswa

No

Nama

NILAI

Keterangan

Survei Awal Siklus I

Siklus II

Siklus III

1 Agus Mulyono 55 64 68 76 Meningkat 2 Ari Ruliyanto 50 68 76 84 Meningkat 3 Diah Rahayu 52 64 64 72 Meningkat 4 Dwi Setia N 70 72 76 84 Meningkat 5 Ernawati 50 68 72 80 Meningkat 6 Etriana Dewi 45 60 64 72 Meningkat 7 Heri Supriyanto 52 64 68 76 Meningkat 8 Indarti 52 72 80 88 Meningkat 9 Jayanti 48 72 80 88 Meningkat

10 Jiwo Surahno 52 68 84 92 Meningkat 11 Novi Wulandari 50 64 68 76 Meningkat 12 Praptiwi 50 64 68 72 Meningkat 13 Presdiyan AP 50 68 72 76 Meningkat 14 Risky Ichwan Z 55 68 76 80 Meningkat 15 Sabekti 60 64 68 72 Meningkat 16 Saras Triwardi 52 68 72 76 Meningkat 17 Sari Haryanti 55 72 80 88 Meningkat 18 Sri Wartini 50 64 72 80 Meningkat 19 Sujiyani 55 60 64 68 Meningkat 20 Suparti 57 68 72 80 Meningkat 21 R. Aprianingsih 52 64 64 68 Meningkat

Page 206: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

291

22 Sri Sugiyatmi 55 68 72 80 Meningkat 23 Sugiyarti 65 72 80 88 Meningkat 24 Rake Devi M 60 72 76 84 Meningkat 25 Alpenikus 58 68 72 80 Meningkat 26 Sadiyah 50 64 68 76 Meningkat 27 Budiyono 62 72 80 84 Meningkat 28 Candra W. 55 68 72 80 Meningkat 29 Pita Nur I. 60 72 80 84 Meningkat 30 Wahyu P. 65 76 76 80 Meningkat 31 Suharsono 50 64 64 68 Meningkat 32 Bagus Prasetyo 60 72 80 84 Meningkat 33 Hartoto 60 72 76 84 Meningkat 34 Amir Yulianto 62 72 76 84 Meningkat 35 Anggun W.P. 52 64 68 72 Meningkat 36 Sutarso 58 60 64 68 Meningkat 37 Subianto 50 64 68 72 Meningkat 38 Yesi Lina Ningsih 50 68 68 72 Meningkat 39 Sri Wahyuni 45 52 56 64 Meningkat 40 Moh. Saifudin 48 56 60 68 Meningkat 41 Novi Eko S. 60 68 68 76 Meningkat 42 Hary Setiawan 52 60 64 68 Meningkat 43 Yoga Rolado 65 72 76 84 Meningkat 44 Muklas U. 55 64 68 76 Meningkat 45 Nur Sa'ad A. 50 60 64 68 Meningkat 46 Dedi Susanto 55 68 72 76 Meningkat 47 Trisno Suparjo 58 64 68 72 Meningkat 48 Diyah Ayu P. 52 60 64 68 Meningkat 54,67 66,4 71,00 77,30

Berdasarkan hasil tes berpidato yang terdapat pada tabel tersebut, mulai dari

survei awal sampai Siklus III2, dapat dikatakan bahwa keterampilan berbicara (berpidato)

siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan mengalami peningkatan. Teknik-teknik

berpidato seperti lafal, nada, intonasi, sikap, dan kelancaran/kefasihan sudah dapat

diterapkan dengan baik oleh sebagian besar siswa. Hal tersebut berimbas pada

meningkatnya nilai berpidato siswa. Mengacu pada hasil tes berpidato Siklus III dapat

dikatakan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara (berpidato) melalui

Page 207: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

292

penerapan metode diskusi kelompok pada siswa kelas VII SMA Bung Karno

Karangpandan tahun ajaran 2007/2008.

Tabel 8. Persentase Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran

berbicara (berpidato).

No. Kegiatan Siswa Persentase

Siklus I Siklus II Siklus

III

1.

KEAKTIFAN

Keakaktifan siswa selama apersepsi

Keaktifan siswa selama mengikuti

pembelajaran

35%

55%

75%

2. MINAT DAN MOTIVASI

Keberanian siswa berpidato di depan

kelas, perhatian terhadap proses

pembelajaran.

65% 75% 85%

4. NILAI KETERAMPILAN

BERPIDATO

Mendapatkan nilai ketuntasan belajar

(mendapat nilai ≥ 65)

54%

77% 98%

Page 208: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

293

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

D. Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini secara singkat yakni terdapat peningkatan kualitas

pembelajaran baik proses maupun hasil berbicara pada siswa kelas XII SMA Bung Karno

Karangpandan Karanganyar sebagai berikut ini.

1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran

Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut, antara lain dengan

meningkatnya:

e. jumlah siswa yang berani tampil berbicara karena siswa tidak malu, takut, dan grogi

sewaktu diminta tampil berbicara di depan kelas meningkat. Oleh karena itu, waktu

pembelajaran berbicara menjadi lebih efektif. Hal ini merupakan indikasi

meningkatnya minat dan motivasi belajar siswa yang meningkat menjadi 85% (41

siswa dari 48 siswa).;

f. jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran meningkat sebesar 75% (36

siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 48 siswa).

2. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran

Peningkatan kualitas hasil pembelajaran ditandai dengan meningkatnya jumlah

siswa yang mencapai batas ketuntasan, yaitu pada siklus I adalah 26 siswa dari 48 siswa

(54%). Pada siklus II menjadi 37 siswa (77%) dan meningkat lagi pada siklus III, yaitu

48 siswa (98%).

E. Implikasi

Setelah keseluruhan pelaksanaan penelittian selesai (siklus I, II, dan III) maka

dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas

keterampilan berbicara siswa yaitu malu, grogi, tidak mampu mengungkapkan ide atau

gagasan, gemetar, takut dan tegang, kurang percaya diri dan guru kurang meberikan

kesempatan dan motivasi kepada siswa untuk berbicara dalam kegiatan belajar mengajar.

Untuk mengatasi dan memecahkan masalah tersebut maka peneliti menggunakan

strategi mengajar bericara yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Strategi mengajar

80

Page 209: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

294

yang digunakan oleh peneliti adalah mencari dan menemukan kesulitan yang dihadapi

oleh siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Setelah ditemukan kesulitan yang

dialami oleh siswa, peneliti menentukan tindak lanjutnya yaitu: membekali siswa dengan

teori atau materi yang berkaitan dengan keterampilan berbicara disertai dengan contoh

teks sambutan, siswa membuat teks sambutan dan membacakannya di depan kelas, siswa

praktik berpidato dan dilakukannya lebih dari satu kali dan berulang-ulang, siswa

mengungkapkan pendapatnya tentang pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara,

guru memberi kesempatan dan motivasi kepada siswa untuk berbicara dalam proses

pembelajaran.

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses

dan hasil pembelajaran bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal

dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan dalam

mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan

guru dalam mengelola kelas, memilih metode yang digunakan dalam pembelajaran, serta

teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Kemudian

faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung sehingga harus diupayakan agar semua

faktor tersebut dapat terpenuhi. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam

menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana

yang memadai, pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Selain faktor tersebut,

pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan sangat mengefektifkan pembelajaran.

Penyampaian materi dan penggunaan metode yang tepat akan dapat diterima siswa

apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses

pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran akan berjalan lancar, kondusif,

efektif, dan efesien.

Penelitian ini membuktikan bahwa dengan menerapkan metode diskusi kelompok

dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan kualitas proses dan hasilnya. Oleh

karena itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang

ingin menerapkan metode diskusi kelompok sebagai metode dalam pembelajaran

berbicara. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai metode alternatif dalam melaksanakan pembelajaran berbicara yang

Page 210: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

295

efektif dan menarik minat siswa untuk tampil berbicara di depan kelas. Siswa dapat

memanfaatkan kelompoknya untuk saling belajar dan memberikan feedback atas

kelebihan dan kelemahan yang terisentifikasi oleh teman sekelompok. Dengan metode

ini, rasa takut, malu, dan grogi yang ada pada diri siswa saat tampil berbicara di depan

kelas dapat teratasi.

Penerapan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran berbicara di depan

kelas, kemampuan berbicara siswa dapat dikembangkan. Guru dapat membagi siswa

secara berkelompok 3-5 siswa. Kemudian siswa mendiskusikan materi pidato yang

mereka kembangkan sendiri. Siswa kemudian mencoba berlatih berpidato di depan

kelompoknya masing-masing, sedangkan teman yang lain memberikan penilaian

kelebihan dan kelemahan. Setelah itu guru mengajak siswa yang tidak tampil berbicara

(berpidato) di depan kelas untuk mengetahui perkembanganya.

Pemberian tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III memberikan deskripsi

bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran

berbicara berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat teratasi pada

pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian

dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya

peningkatan kualitas pembelajaran berbicara baik proses maupun hasilnya. Dari segi

proses, pembelajaran berbicara dengan metode diskusi kelompok dapat mengefektifkan

waktu pembelajaran, memupuk kerja sama siswa, dan memotivasi siswa untuk tampil

berbicara sehingga mereka tidak lagi takut, malu, dan grogi saat diminta tampil berbicara

di depan kelas. Adapun dari segi hasil, terdapat peningkatan nilai unjuk kerja siswa dari

siklus I sampai siklus III. Dengan menerapkan metode diskusi kelompok tersebut terbukti

meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas XII SMA Bung Karno Karangpandan

Karanganyar tahun ajaran 2008/2009.

F. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka dapat diajukan saran

sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

g. Siswa diharapkan dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan dapat

memanfaatkan kelompoknya sebagai mitra belajar.

Page 211: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

296

h. Siswa diharapkan mengasah keterampilan berbicara yang dimiliki karena

keterampilan berbicara sangat penting untuk mengembangkan keterampilan

berbahasa lain.

i. Siswa yang harus dapat secara intens terlibat dalam kelompoknya.

2. Bagi Guru

g. Guru hendaknya membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan sewaktu

berdiskusi dengan mendekati tiap-tiap kelompok secara personal agar tercipta

komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga membangun kedekatan

emosional .

h. Guru hendaknya memotivasi siswa agar aktif selama proses pembelajaran.

i. Guru hendaknya membangun paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa

dengan menerapkan metode diskusi kelompok.

5. Bagi Sekolah

a. Hendaknya pihak sekolah selalu memberi motivasi kepada guru dengan jalan antara

lain memberi penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerjanya dengan baik.

b. Hendaknya sekolah berupaya untuk selalu menciptakan iklim kerja yang kondusif

melalui suasana yang harmonis dan komunikasi yang terbuka.

4. Bagi Peneliti

e. Metode diskusi kelompok dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain,

terutama di kelas dengan jumlah siswa yang banyak.

f. Bagi peneliti yang ingin menerapkan metode diskusi kelompok dapat bekerja sama

dan berkolaborasi dengan guru yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran

berbicara.

Page 212: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

297

84

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Kajian Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Curt Reese dan Terri Wells. 2007. Teaching Academic Discussion Skills with a Card

Game Journal. Dalam http://sag.sagepub.com. Diakses 18 Agustus 2009.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Mengelola Kelas Inklusif dengan Pembelajaran yang Ramah. Dalam http://www.idp-europe.org/toolkit/ Buku-5.pdf, diakses pada 28 April 2007.

___________. 2003. Buku Panduan Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Media Pusaka.

__________ . 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 Standar Isi Kerangka Dasar & Struktur Kurikulum. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiyono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djago Tarigan. 1992. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I Buku II.4 Modul 1-6. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Enco Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Erizal Gani. 2000. Efektivitas Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.

Studi Kasus pada Seorang Pelajar dari Belanda, Dalam www.iaif.edu/bipa/april 2000/perananguru/html, diakses 7 Juni 2007.

Gorys Keraf. 2001. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, cet. XII. Ende:

Nusa Indah.

Hassibuan, J.J.Ibrahim, Toenlioe,A.J.E..1994. Proses Belajar Mengajar: Keterampilan Dasar Mengajar Mikro. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Henry Guntur Tarigan. 1985. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa.

Page 213: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

298

__________________.1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:CV Angkasa

. 1989. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa

Hidayat, 2000. Efektifitas Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Studi Kasus pada Seorang Pelajar dari Belanda, Dalam www.ialf.edu/bipa/april2000/perananguru/html, diakses 7 Juli 2008.

Lilies Gartika. 2007. Diskusi, Terbaik Tingkatan Kemampuan Berbicara, dalam

www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/042007/92/99forumguru.htm, diakses 7 Juli 2008.

Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

__________.1991. Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

M.Peer Mohamed Sardhar . 2008. Strategies for Improving Your Discussion Skills Journal, dalam http://www.citehr.com/130367-group-discussion-skills-strategies-improving-your-discussion-skills.html. Diakses 9 Desember 2008.

Muhajir dan A.Latief. 1995.”Berbicara” dalam Majalah Pengajaran Bahasa dan Sastra

Volume I, Nomor 3 Tahun 1975. Depdikbud: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan: Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa.

Semarang: IKIP Semarang Press. Sabarti Akhadiah M.K., Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan, Zulfahnur Z.F., dan Mukti

U.S. 1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sirait, Bistok. 1997. Pengujian Bahasa Lisan: Sebuah Buku Pegangan untuk Teknik

Pengujian Lisan. Medan: FPBS-IKIP Medan. Siti Syoviyah. 2000. “Peningkatan Kualitas Keterampilan Berbicara Siswa Kelas I SLTP

Muhammadiyah 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 1999/2000.” Tugas Akhir. Surakarta (Tidak Dipublikasikan) FKIP UNS.

Slavin, Robert E.. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Boston:

Allyn and Bacon.

Page 214: SKRIPSI - digilib.uns.ac.id/Upaya... · upaya meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas xii sma bung karno karanganyar

299

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharyanti. 1996. Berbicara (IND. 202) BPK FKIP-PBS-Indonesia. Surakarta: UNS

Press.

Supriyadi. 2005. “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar.“ Lingua: Jurnal Bahasa dan Sastra. No. 2 (6): 178-195. Palembang: PSPB-Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Suwarsih Madya. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research).

Bandung: Alfabeta

Vallete, Rebecca M. 1997. Modern Language Testing. New York : Harcourt Brace

Javanovic.