SKRIPSI UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN … › id › eprint › 1581 › 1...UPAYA GURU...

116
SKRIPSI UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI MTs MUHAMMADIYAH METRO Oleh: MIFTAHUL NAIM NPM. 1501010197 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1441 H/2019 M

Transcript of SKRIPSI UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN … › id › eprint › 1581 › 1...UPAYA GURU...

  • SKRIPSI

    UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM

    PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI MTs

    MUHAMMADIYAH METRO

    Oleh:

    MIFTAHUL NAIM

    NPM. 1501010197

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    METRO

    1441 H/2019 M

  • ii

    UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN AKHLAK

    SISWA DI MTs MUHAMMADIYAH

    METRO

    Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    MIFTAHUL NAIM

    NPM. 1501010197

    \

    Pembimbing I : Dr. Mukhtar Hadi, M.Si

    Pembimbing II : Ahmad Zumaro, MA.

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    METRO

    1441 H/2019 M

  • iii

    KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    Jln. Ki. Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Kota Metro Lampung 34111

    Telp. (0725) 41507, Fax. (0725) 47296 Website: www.metrouniv.ac.id Email: [email protected]

    NOTA DINAS

    Nomor :

    Lampiran : 1 (Satu) Berkas

    Perihal : Pengajuan Proposal Penelitian

    Kepada Yth.

    Dekan Fakultas Tarbiyah dan

    Ilmu Keguruan

    IAIN Metro

    Di Tempat

    Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

    Setelah kami adakan pemeriksaan dan pertimbangkan seperlunya, maka

    proposal yang disusun oleh :

    NAMA : MIFTAHUL NAIM

    NPM : 1501010197

    FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    JUDUL : UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI MTs

    MUHAMMADIYAH METRO

    Sudah kami setujui dan dapat diajukan ke Institut Agama Islam (IAIN)

    Metro untuk diseminarkan. Demikian harapan kami dan atas penerimaannya,

    kami ucapkan terima kasih.

    Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

    Pembimbing I

    Dr. Mukhtar Hadi, S.Ag, M.Si

    NIP. 19730710 199803 1 003

    Metro, September 2019

    Pembimbing II

    Ahmad Zumaro, MA

    NIP. 19750221 200901 1 003

  • iv

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    Jln. Ki. Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Kota Metro Lampung 34111

    Telp. (0725) 41507, Fax. (0725) 47296 Website: www.metrouniv.ac.id Email: [email protected]

    HALAMAN PERSETUJUAN

    Judul Skripsi : UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI MTs

    MUHAMMADIYAH METRO

    NAMA : MIFTAHUL NAIM

    NPM : 1501010197

    FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    MENYETUJUI

    Untuk diseminarkan dalam seminar proposal Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan IAIN Metro.

    Pembimbing I

    Dr. Mukhtar Hadi, S.Ag, M.Si

    NIP. 19730710 199803 1 003

    Metro, September 2019

    Pembimbing II

    Ahmad Zumaro, MA

    NIP. 19750221 200901 1 003

  • v

  • vi

  • vii

    ABSTRAK

    UPAYA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN AKHLAK

    SISWA DI MTs MUHAMMADIYAH METRO

    Oleh:

    MIFTAHUL NAIM

    Dalam lingkungan keluarga, orang tua mempunyai peranan yang sangat

    penting dalam membina kepribadian dan membentuk akhlak, khususnya anak-

    anak mereka, dalam lingkungan sosial masyarakat juga mempunyai andil dalam

    membina kepribadian dan membentuk akhlak, sedangkan dalam lingkungan

    sekolah, guru yang mempunyai tugas dan wewenang dalam membina dan

    membentuk akhlk siswa, yaitu akhlak yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik

    tingkah laku luarnyanya, kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan

    kepercayaanya menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT. Kenyataan tersebut

    memberikan peluang bagi seorang guru untuk memberikan peranannya dalam

    usaha membentuk akhlak siswa siswa. Guru adalah orang dewasa yang

    bertanggung jawab untuk memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam

    perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaannya,

    mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai seorang hamba dan khalifah

    Allah SWT, serta mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk sosial dan

    sebagai makhluk individu yang mandiri.

    Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Upaya Guru Akidah Akhlak

    Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di MTs Muhammadiyah Metro”. Adapun tujuan

    penelitian ini adalah untuk mengetahui. Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam

    Pembinaan Akhlak Siswa, Penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian

    deskriptif kualitatif, dengan mengambil latar MTs Muhammadiyah Metro,

    pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

    Sedangkan teknik analisis datanya menggunkan analisis deskriptif kualitatif.

    Berdasarkan analisis, data yang diperoleh menggunakan analisis

    deskkriptif kualitatif peran guru aqidah akhlaq di MTs Muhammadiyah Metro

    dalam Pembinaan Akhlak sangat banyak sekali namun yang menonjol antara lain

    adalah, memberi motivasi, memberi bimbingan, memberi latihan pembiasaan.

    Cara guru aqidah akhlak dalam membentuk Akhlak Siswa di MTs

    Muhammadiyah Metro adalah dengan cara penanaman nilai-nilai karakter secara

    umum, nilai yang dimaksud yaitu, nilai religius, nilai kejujuran, nilai tnggung

    jawab, nilai kedisiplinan, nilai ke, nilai kreatif, nilai kemandirian, nilai rasa ingin

    tahu, nilai semangat kebangsaan, nilai menghargai prestasi, nilai

    bersahabat/komunikatif, nilai cinta damai, nilai gemar membaca, nilai peduli

    lingkungan, nilai peduli sosial dan nilai tanggung jawab. Di MTs Muhammadiyah

    Metro, Penanaman Akhlak secara Umum Tersebut sudah terpenuhi semua

    walaupun belum sempurna prosesnya baik dalam proses KBM di kelas maupun

    dalam lingkungan sekolah.

  • viii

    ORISINALITAS PENELITIAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini

    Nama : Miftahul Naim

    NPM : 1501010197

    Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah asli penelitian saya

    kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam

    daftar pustaka.

    Metro, Agustus 2019

    Yang menyatakan

    Miftahul Naim

    NPM. 1501010197

  • ix

    HALAMAN MOTTO

    ُ يُِحةُّ ْنيَا َوُحْسَن ثََواِب اْْلِخَرِةِۗ َوَّللاه ُ ثََواَب الدُّ فَآتَاهُُم َّللاه

    اْلُمْحِسنِيَن Artinya: Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala

    yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.

    (QS. Ali Imran: 148)1

    1 QS. Ali Imran (3).148.

  • x

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Dengan rendah hati dan rasa syukur atas kehadirat Allah Swt, penulis

    mempersembahkan keberhasilan studi ini kepada:

    1. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda M Khoerudin dan Ibunda Nur Baiti yang

    telah senantiasa memberikan kasih sayang, pengorbanan dan dengan tulus

    ikhlas memberikan do’a serta motivasi sehingga peneliti mampu

    menyelesaikan studi.

    2. Adik-Adik tercinta Lu’Lu Masfufah, Ahmad Husni Mubarok, Alfa Khimatun

    Khoiria Dan Indi Salwa Kamalia, merekalah yang menjadikan penyemangat

    peneliti untuk menyelesaikan studi.

    3. Bpk Dr. Mukhtar Hadi, M.Si, selaku pembimbing I dan Bapak Ahmad

    Zumaro, MA. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta

    mengarahkan dengan penuh kesabaran untuk menyelesaikan penyusunan

    skripsi ini.

    4. Segenap Bapak dan Ibu dosen IAIN Metro yang telah memberikan ilmunya.

    5. Segenap guru dan karyawan MTs Muhammadiyah Metro yang telah

    memfasilitasi selama melakukan penelitian.

    6. Keluarga Besar Racan Radin Inten II & Puteri Kandang Rarang IAIN Metro

    Lampung dan Sahabat-sahabat PMII Kota Metro, yang selalu memberikan

    semangat.

    7. Almamater tercinta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung.

  • xi

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas taufik

    dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini.

    Penulisan proposal ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk

    menyelesaikan pendidikan program Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah IAIN

    Metro guna memperoleh gelar S.Pd.

    Upaya penyelesaian proposal ini, penulis telah menerima banyak bantuan

    dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima

    kasih yang tak terhingga kepada Prof. Dr. Enizar, M.Ag. Selaku Rektor IAIN

    Metro. Dr. Akla, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Metro.

    Muhammad Ali, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. Dr.

    Mukhtar Hadi, M.Si, Selaku Pembimbing I dan Ahmad Zumaro, MA Selaku

    Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan, mengarahkan dan

    memberi bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberi

    motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu

    Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah menyediakan waktu dan membekali

    ilmu pengetahuan kepada penulis.

    Kritik dan saran demi perbaikan Proposal ini sangat diharapkan dan akan

    diterima dengan kelapangan dada. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran

    untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga Proposal ini bermanfaat dan memberikan

    arti yang berguna bagi kita semua.

    Metro, 17 September 2019

    Penulis

    MIFTAHUL NAIM

    NPM. 1501010197

  • xii

    DAFTAR ISI

    Hal

    HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i

    HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

    PERSTUJUAN .......................................................................................... iii

    ..................................................................................................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v

    HALAMAN KATA PENGANTAR ......................................................... vi

    DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

    DAFTAR TABEL...................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

    B. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 5

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5

    D. Penelitian Relevan .................................................................... 6

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Guru Aqidah Akhlaq ................................................................ 8

    1. Pengertian Peran Guru Aqidah Akhlaq .............................. 8

    2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Aqidah Akhlaq ............ 9

  • xiii

    3. Peran Guru Aqidah Akhlaq ................................................ 11

    B. Pembinaan Akhlak ................................................................... 14

    1. Pengertian Pembinaan Akhlak ............................................ 14

    2. Tujuan Pembinaan Akhlak .................................................. 16

    3. Sumber Pembinaan Akhlak ................................................. 17

    C. Bentuk-bentuk Pembinaan Akhlaks ......................................... 20

    1. Metode Pembinaan Akhlak ................................................. 21

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak ...... 22

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Sifat Penelitian ....................................................... 26

    B. Sumber Data .......................................................................... 27

    C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 29

    D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ......................................... 31

    E. Teknik Analisis Data ............................................................. 33

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 38

    1. Sejarah Berdirinya MTs Muhammadiyah Metro ............ 40

    2. Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Metro .................... 40

    3. Letak Geografis MTs Muhammadiyah Metro ................ 41

    4. Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah Metro ........ 42

    5. Keadaan Siswa MTs Muhammadiyah Metro ................. 43

    6. Keadaan Guru MTs Muhammadiyah Metro ................... 43

  • xiv

    B. Data Upaya Guru Aqidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa

    Di MTs Muhammadiyah Metro .......................................... 45

    C. Analisis Data Tentang Upaya Guru Aqidah Akhlak Dalam

    Pembinaan Akhlak Siswa Di Muhammadiyah Metro ......... 65

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan ............................................................................. 73

    B. Saran .................................................................................... 76

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAR HIDUP

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    4.1 Profil Umum MTs Muhammadiyah Metro ............................................ 39

    4.2 Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah Metro ............................... 42

    4.3 Jumlah Peserta Didik MTs Muhammadiyah Metro ............................... 43

    4.4 Daftar Guru MTs Muhammadiyah Metro .............................................. 44

    4.5 Daftar Pengelola Tata Usaha MTs Muhammadiyah Metro .................... 45

    4.6 Data Observasi Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak

    Siswa di MTs Muhammadiyah Metro .................................................... 49

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Lampiran ................................................................ Halaman

    1. Denah Lokasi ............................................................................................ 41

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran ................................................................ Halaman

    1. SK Bimbingan ..........................................................................................

    2. Surat Pra Survey .......................................................................................

    3. Surat Pemberian Izin Pra Survey ..............................................................

    4. Surat Tugas ...............................................................................................

    5. Izin Research .............................................................................................

    6. Pemberian Izin Research ...........................................................................

    7. Surat Keterangan Bebas Jurusan PAI .......................................................

    8. Surat Keterangan Bebas Pustaka...............................................................

    9. Lembar Konsultasi ....................................................................................

    10. Outline .......................................................................................................

    11. Alat Pengumpul Data ................................................................................

    12. Foto-Foto Kegia ........................................................................................

    13. Daftar Riwayat Hidup ...............................................................................

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan dan pengajaran di sekolah, pendidikan agama Islam

    merupakan hal yang paling penting di dalam pembinaan akhlak peserta didik

    agar tumbuh dan berkembang menjadi insan kamil cerdas dan terampil

    sekaligus bertaqwa kepada Allah SWT. dengan semikian makan tercipta

    masyarakat adil dan makmur. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 20 tahun

    2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menyebutkan bahwa,

    Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan peserta didik agar

    menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

    berakhlak mulia, sehat, berilmu cukup, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

    negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

    Demikian untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut

    makka harus ditempuh melalui proses pendidikan yang menyelenggarakannya

    benar-benar memikirkan tentang perkembangan peserta didik terutama dalam

    perkembangan akhlaknya, sehingga tujuan yang diinginkan oleh guru dalam

    menanamkan pengetahuan tentang akhlak kepada peserta didik untuk dapat

    mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam sebuah lembaga pendidikan para

    guru harus memperhatikan akhlak peserta didiknya terutama bagi guru mata

    pelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena guru agama memiliki tanggung

    jawab yang penuh untuk memperbaiki akhlak peserta didik. Guru memilik

    peran yang sangat penting dan sangat efektif dalam upaya pembinaan akhlak

  • 2

    peserta didiknya, karena guru merupakan satu komponen bagian dari lembaga

    pendidikan yang berinteraksi langsung dengan peserta didik, sehingga guru

    lebih memahami situasi dan kondisi yang dialami oleh peserta didiknya.

    Menanamkan nilai-nilai ke-Islaman, guru Aqidah Akhlak mempunyai

    tugas dan tanggung jawab dalam mengatasi masalah sikap dan keterampilan

    peserta didik. Sesuai dengan tujuan pembinaan akhlak yaitu “pembinaan

    taqwa yang mengandung arti melaksanakan segala perintah dan

    meninggalkan segala larangan agama artinya menjauhi perbuatan-perbuatan

    jahat dan melakukan perbuatan baik. Tugas seorang guru dalam proses

    pendidikan Islam mengajak manusia untuk tunduk danpatuh pada hukum-

    hukum Allah SWT. guna memperoleh keselamatan dunia dan akhirat,

    kemudian misi ini dikembangkan kepada pembentukan kepribadian yang

    berjiwa tauhid, kreatif, beramal shaleh dan bermoral tinggi. Guru juga

    mengemban tugas kerasulan yaitu menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada

    umat manusia secara lebih khusus tugas Nabi dalam kaitannya dengan

    pendidikan.

    Hasil Pra-survey pada tanggal 26 Agustus 2019 hasil wawancara yang

    diperoleh dari guru Aqidah Akhlak bahwa mengenai peran mereka dalam

    pembinaan akhlak kepada peserta didik dilingkungan sekolah beliau

    menyatakan bahwa, pendidikan dan pembinaan agama akan sukses apabila

    ajaran agama itu hidup dan tercermin dalam pribadi remaja, upaya yang

    dilakukan dalam pembinaan akhlak yaitu dengan cara memberikan contoh

  • 3

    seperti halnya, dalam sikap, tingkah laku, cara berpakaian, berbicara

    menghadapi persoalan dan keseluruhan pribadinya.1

    Wawancara penulis dengan kepala sekolah MTs Muhammadiyah

    Metro yang menyatakan bahwa, betapa pentingnya menerapkan contoh

    dikalangan peserta ddidik karena guru merupakan seorang yang “digugu”

    atau yang diikuti segala sifat dan perilakunya. Peran guru Aqidah Akhlak

    sudah cukup maksimal, guru merupakan keteladanan yaitu peserta didik

    berjabat tangan dengan guru sebelum dan sesudah pelaksanaan proses belajar,

    menggunakan bahasa yang baik dan sopan, tidak bosan memberikan nasehat

    agar peserta didik menghormati yang lebih tua.2

    Guru Aqidah Akhlak telah mencerminkan tingkah laku yang baik dan

    dapat dijadikan sebagai panutan dan contoh tauladan bagi peserta didik MTs

    Muhammadiyah Metro, akan tetapi masih ada sebagian peserta didik yang

    tidak dapat diberikan arahan secara langsung. Dari 10 peserta didik yang

    dijadikan sampel ternyata hanya ada 3 peserta didik yang akhlaknya

    tergolong baik, 2 peserta didik berakhlak cukup baik, sementara 5 peserta

    didik tergolong kurang memiliki akhlak yang kurang baik. Rata-rata akhlak

    peserta didik yang kurang baik ditujukan dengan sikap dan perilaku yang

    suka kurang rapi dalam berpakaian, berbicara kotor, menyalahgunakan alat

    elektronik, narkotika berkelahi, keluar kelas saat jam pelajaran, ribut, dll.

    1 Wawancara dengan Guru Aqidah Akhlak Ibu Fitriyani, S.Pd.I dengan Guru BK Bapak

    Agus Supriyadi, S.Pd, pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 09.30 2 Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Metro Bapak Pitoyo, A. Ma

    pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 11.30

  • 4

    Perubahan zaman telah merubah gaya hidup seseorang terutama

    dikalangan remaja kebanyakan remaja sangat aktif dalam memanfaatkan

    teknologi yang ditawarkan diera globalisasi saat ini. Kehidupan remaja saat

    ini sering dihadapkan apda permasalahan yang begitu kompleks dan hal ini

    perlu mendapat perhatian.

    Salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah semakin menurunnya

    tata krama kehidupan sosial dan etika moral remaja dalam praktik kehidupan

    baik itu dalam sekolah, rumah, maupun lingkungan masyarakat. Seperti yang

    kita temui terjadi banyak kasus penyimpangan norma, baik itu norma agama

    maupun sosial, berupa tawuran, pembunuhan, penyalahgunaan narkotika serta

    perilaku negatif lainnya. Pembinaan akhlak menjadi sangat penting dalam

    usaha mencegah efek negatif dari perkembangan zaman. Sehingga dari

    masalah-masalah tersbut di atas perlu adanya suatu upaya yang harus

    dilakukan oleh guru khususnya guru Aqidah Akhlak dalam meningkatkan

    akhlak peserta didik khususnya tingkah laku, agar peserta didik memiliki

    Akhlakul Karimah yang sesuia dengan ajaran Islam, dengan tujuan agar tidak

    terjadi perilaku menyimpang baik di sekolah, keluarga, maupun tempat

    mereka tinggal.

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, nampak adanya

    kesenjangan antara pelaksanaan peran Guru Aqidah Akhlak dalam

    Pembinaan Akhlak siswa dengan keadaan akhlak siswa. Adanya kesenjangan

    inilah Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran Guru Aqidah

    Akhlak dalam Pembinaan Akhlak siswa, agar siswa memiliki akhlak yang

  • 5

    baik yaitu memiliki sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan harapan guru,

    orang tua, dan masyarakat. Untuk itu peneliti memberi judul dalam penelitian

    ini adalah “Upaya guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa di

    MTs Muhammadiyah Metro”.

    B. Pertanyaan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan tersebut di atas rumusan masalah yang

    dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah Upaya guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa

    di MTs Muhammadiyah Metro?

    2. Apakah Faktor pendukung dan penghambat yang dialami guru Aqidah

    Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa MTs Muhammadiyah Metro?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Untuk mengetahui bagaimana Upaya guru Aqidah Akhlak dalam

    pembinaan akhlak siswa di MTs Muhammadiyah Metro.

    b. Untuk mengetahui Apakah Faktor pendukung dan penghambat yang

    dialami guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa MTs

    Muhammadiyah Metro.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

    pengetahuan khusunya peranan Guru Aqidah Akhlak dalam mendidik

    agama Islam siswa.

  • 6

    b. Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menjadi pegangan

    bagi pembaca khusunya guru yang akan menjadi calon Orangtua di

    masa depan agar dapat menjadi Orangtua yang mampu menjadi

    pendidik agama Islam yang baik dalam pendidikan khususnya bagi

    siswa kelak. Dan juga penelitian ini diharapkan dapat digunakan

    sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

    D. Penelitian Relevan

    Penelitian relevan merupakan uraian secara sistematis mengenai hasil

    penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji.

    Peneliti mengemukakan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah

    yang akan dibahas berbeda dengan penelitian sebelumnya.

    Berdasarkan hal tersebut akan disajikan kutipan hasil penelitian

    tentang “Pengaruh peran Guru Pendidikan Agama Islam terhadap

    Pelaksanaan Ibadah Shalat Peserta didik Kelas XI MA Ma‟arif NU 5

    Sekampung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2008/2009”. Berdasarkan

    penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa: Jika pengaruh peran guru

    pendidikan agama Islam terhadap pelaksanaan ibadah shalat sudah baik,

    maka dapat dipastikan peran guru agama tersebut sudah berhasil dalam

    pengajarannya.3

    Selanjutnya dari penelitian yang berjudul tentang “Pengaruh peran

    Guru Agama Islam terhadap Pembinaan Akhlak Peserta didik SLTP PGRI

    3 Ari Zatu Soleha, Pengaruh Peran Guru Agama Islam terhadap Pelaksanaan Ibadah

    Shalat Peserta didik Kelas XI MA Ma‟arif NU 5 Sekampung Lampung Timur Tahun Pelajaran

    2008/2009, Skripsi, (Metro: Perpustakaan STAIN, 2008)

  • 7

    Gumang Belitang Oku Sumatra Selatan Tahun Pelajaran 2002/2003”.4

    menyimpulkan bahwa: apabila pengaruh peran guru akidah akhlak dalam

    pembinaan akhlak peserta didik sudah baik, maka dapat dikatakan guru

    agama Islam sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

    seorang guru.

    Berdasarkan kedua skripsi tersebut ada persamaan dengan penelitian

    yang penulis lakukan. Dimana dalam ketiga penelitian ini masing-masing

    peneliti ingin meneliti seputar dunia pendidikan, yang disoroti adalah peran

    guru agama Islam. Disamping persamaan ada juga perbedaan antara

    penelitian penulis dengan penulis sebelumnya, yaitu Ari Zatu Soleha

    memfokuskan penelitiannya pada peran guru pendidikan agama Islam

    terhadap pelaksanaan ibadah shalat peserta didiknya dan menggunakan

    metode Observasi, Angket dengan menggunakan Rumus Chi Cuadrat. Begitu

    juga skripsi dari saudara Eko Budi Santoso memfokuskan penelitiannya pada

    peran guru agama Islam terhadap pembinaan akhlak peserta didik dan

    menggunakan metode pengumpulan data dengan observasi dan angket

    dengan menggunakan Rumus C hi Cuadrat.

    4 Eko Budi Santoso, Pengaruh Peran Guru Agama Islam terhadap Pembinaan Akhlak

    Peserta didik SLTP PGRI Gumang Belitang Oku Sumatra Selatan Tahun Pelajaran 2002/2003,

    Skripsi, (Metro: Perpustakaan STAIN, 2004)

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Guru Aqidah Akhlaq

    1. Pengertian Guru Aqidah Akhlaq

    Guru adalah “figur seorang pemimpin, dia juga sebagai sosok

    arsitek yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik”,1 Dengan cara

    “membantu anak didik mengubah prilakunya sesuai dengan tujuan yang

    telah direncanakan” .2

    Guru adalah seorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman

    yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya membimbing

    muridnya. Ia harus sanggup berkomunikasi dan bekerja bersama dengan

    orang lain. Selain itu, perlu diperhatikan pula

    Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab yang sudah meng-

    Indonesia, dan merupakan jamak taksir dari kata khuluq, yang berarti

    tingkah laku, budi pekerti, tingkah laku atau tabiat.24

    juga diartikan lebih

    dekat dengan personality (kepribadian). Kepribadian merupakan ciri atau

    karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber

    dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga

    pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir dalam hal mana ia

    memiliki kemampuan dan kelemahan.3

    Akhlak sendiri terbagi menjadi dua bagian diantarana, yaitu :

    1Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:

    Rineka Cipta, 2000), h. 36 2Endang Poerwati, dkk., Perkembangan Peserta Didik, (Malang: UMM Press, 2002), h. 7

    3 Zakiah Drajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),

    h.266

  • 9

    a. Akhlak Mahmudah atau Akhlak Karimah adalah Akhlak terpuji

    yang ada pada diri manusia contoh dari akhlak mahmudah

    1) Amanah (dapat dipercaya)

    2) Shidiq (benar atau jujur)

    3) Tolong menolong

    4) Menghormati dengan yang lebih tua

    5) Pemaaf

    b. Akhlak Mazhmumah atau akhlak tercel (akhlak yang jelek)

    yaitu sebagian bentuk perbuatan manusia baik itu

    keyakinan, uapan yang dapat menimbulkan kemudhorotan

    bagi diri sendiri dan orang , yang terasuk akhlak terela

    adalah

    1) Tidak menghorati dengan yang lebih tua

    2) Suka berkelahi

    3) Suka mencuri

    4) Ghibah

    5) Berbohong

    2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Aqidah Akhlaq

    a. Tugas Guru Aqidah Akhlaq

    Untuk mencapai tujuan pendidikan guru harus mempunyai tugas

    yang dilakukan agar tercapai tujuannya dengan baik, maka tugas guru

    Aqidah Akhlaq adalah:

    1. Tugas pengajaran atau guru sebagai pengajar 2. Tugas bimbingan atau guru sebagai pembimbing dan pemberi

    bimbingan

  • 10

    3. Tugas administrasi4.

    Adapun tugas pendidikan agama pada umumnya adalah:

    1. Menanamkan keimanan pada anak 2. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam 3. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia 4. Mendidik anak agar taat menjalankan agama.

    Berdasarkan pendapat di atas bahwa, tugas guru yakni sebagai

    pengajar, pembimbing, dan administrasi atau pengelola kelas. Dapat

    memberi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman sesuai dengan

    perkembangan anak didiknya, sehingga akan tercapai tujuannya.

    Guru Aqidah Akhlaq dalam menunaikan tugasnya harus dapat

    mengambil simpati muridnya, sehingga dapat dengan mudah

    menanamkan ajaran Islam.

    b. Tanggung Jawab Guru Aqidah Akhlaq

    Guru adalah orang yang beranggung jawab mencerdaskan

    kehidupan anak didik, untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan

    loyalitas berusaha membimbing dan pembinaan anak didik agar di masa

    mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Karena

    besarnya tanggung jawab guru terhadap anak didiknya yang berbuat

    kurang sopan kepada orang lain, bahkan dengan sabar dan bijaksana

    guru memberikan nasihat bagaiman cara bertingkah laku yang sopan

    pada orang lain.

    Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik adalah

    sesuatu perbuatan yang mudah, tetapi untuk membentuk jiwa dan watak

    4Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

    1995), h. 265

  • 11

    anak didik itulah yang sukar, sebab anak didik yang dihadapi adalah

    makhluk hidup yang mempunyai otak dan potensi yang perludi

    pengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai ideologi, falsafah dan

    agama.

    Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah

    norma itu kepada anak didik agar tahu mana perubuatan yang susila dan

    asusila, mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Jadi guru harus

    bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatannya

    dalam rangka pembinaan jiwa watak anak didik. Dengan demikian,

    tanggung jawab guru untuk membentuk anak didik agar menjadi orang

    yang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa dan bangsa di

    masa yang akan datang.

    c. Peran Guru Aqidah Akhlaq

    Peran (role) guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus

    dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.5 Guru

    mempunyai peranan yang amatluas, baik di sekolah, keluarga, dan di

    dalam masyarakat. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru, ia harus

    menunjukkan perilaku yang layak (bisa dijadikan teladan oleh siswanya).

    Guru dalam melaksanakan perannya, yaitu sebagai pendidik,

    pengajar, administrator, harus mampu melayani peserta didik yang

    dilandasi dengan kesadaran (awarreness), keyakinan (belief), kedisiplinan

    (discipline), dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal sehingga

    5Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

    (Jakarta:PT.RajaGrafindoPersada, 2011) h.165

  • 12

    memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siawa-siswa

    optilmal, baik fisik maupun psikhis.6

    Guru adalah digugu dan ditiru. Guru selalu dijadikan teladan kapan

    pun dan dimana pun ia berada. Oleh sebab itu, guru harus memainkan

    peranan-peranannya secara efektif dan efisien.

    Adapun beberapa peran guru yang perlu kita pahami, karena hal itu

    berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan disekolah. Diantara peran

    guru tersebut adalah Sebagai pendidik dan pengajar, sebagai anggota

    masyarakat, sebagai administrator, dan sebagai pengelola pembelajaran :7

    a. Sebagai pendidik dan pengajar.

    Bahwasanya setiap guru berperan melakukan transfer ilmu

    pengetahuan, mengajarkan, dan membimbing anak didiknya serta

    mengajarkan, dan membimbing anak didiknya serta mengajarkan

    tentang segala sesuatu yang berguna bagi mereka di masa depan.

    Pendapat lain mengatakan “guru sebagai Demonstrator, yang

    hendakanya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang

    akan mengajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti

    meingkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal

    ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh peserta

    didik.8

    6Hanifah & Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika

    Aditama, 2010) h.106 7Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012)

    h.45-46. 8Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h.9

  • 13

    b. Sebagai anggota masyarakat

    Guru berperan dalam membangun interaksi dan hubungan sosial

    masyarakat, dan menjadi bagian dari masyarakat. Guru dalam

    manjalankan tugasnya harus dapat mengayomi sebagai wujud

    kepedulian kepada peserta didik, yang dilakukan secara kooperatif

    dengan sesama guru, kepala sekolah, peserta didik, atau dengan stake

    holder lainnya, serta berupaya membangun prilaku peserta didik sesuai

    dengan standar norma yang berlaku dalam lingkungannya serta mampu

    hidup berselancar dalam kesemrawutan (surving on chaos) atau lebih

    jauh mampu menyelam dalam kesemrawutan (diving on chaos).9

    c. Sebagai administrator

    Seorang guru berperan melaksanakan semua administrasi

    sekolah yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran. Pendapat

    lain mengatakan “seorang guru yang administrator dalam

    melaksanakan tugasnya harus ditujukan kepada pencapaian tujuan

    pembelajaran, baik yang tertuang dalam kompetensi dasar, standar

    kompetensi, indikator belajar, kriteria ketuntasan minimal (KKM),

    maupun dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).10

    d. Sebagai pengelola pembelajaran

    Bahwasanya seorang guru berperan aktif dalam menguasai

    berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar mengajar

    di dalam maupun di luar sekolah. Sekurang-kurangnya yang harus

    9Nanang Hanifah dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2010),

    h. 107 10

    Ibid, h. 108.

  • 14

    dipelihara oleh guru secara terus-menerus ialah: “suasana keagamaan,

    kerjasama, rasa persatuan dan perasaan puas pada murid, terhadap

    pekerjaan dalam kelasnya”.11

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa, guru

    yang baik dan efektif adalah guru yang dapat memainkan peranan-

    peranan secara baik, di mana dan kapan saja berada.

    B. Pembinaan Akhlak

    1. Pengertian Pembinaan Akhlak

    Pembinaan adalah kegiatan untuk memelihara agar sumber daya

    manusia dan organisasi taat asas dan konsisten melakukan rangkaian

    kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.12

    Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembinaan ialah

    Pembaharuan atau penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiattan yang

    dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih

    baik.13

    “Selanjutnya pendapat yang menyatakan bahwa, Pembinaan bisa

    diartikan sebagai suatu bantuan dari seseorang atau sekelompok

    orang yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain

    melalui materi Pembinaan dengan tujuan dapat mengembangkan

    kemampuan, sehingga tercapai apa yang diharapkan.”14

    Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, Pembinaan

    merupakan usaha, materi, proses, cara, pembaharuan atau tujuan

    11

    Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, h.267 12

    Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2011), h. 9 13

    Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

    Pustaka, 2010), h. 152 14

    Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 144

  • 15

    memelihara suatu sikap dengan cara pembimbingan, pengarahan serta

    pendampingan terhadap objek sehingga tercapai apa yang diinginkan.

    a. Pengertian Akhlak

    Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq (yang berarti tabi’at,

    perangai, dan kebiasaan) banyak ditemukan dalam hadits Nabi SAW.

    dalam salah satu haditsnya Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya

    aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR.

    Ahmad).15

    “Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari kata khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, pada hakikatnya khuluq ( budi pekerti ) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan memerlukan pemikiran.”

    16

    Dari sudut terminologi pengertian akhlak menurut ulama ilmu

    akhlak adalah sebagai berikut:

    1) Al-Qutuby akhlak adalah suatu perbuatan yang bersumber dari adab kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya;

    2) Muhammad Bin „Ilan Ash-Shadieqy akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain);

    3) Ibnu Maskawaih mengatakan bahwa, akhlak adalah keadaan jiwa yang selalu mendorong manusia berbuat, tanpa memikirkannya lebih lama;

    4) Abu Bakar Jabir Al-Zairy akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja;

    5) Imam Al-Ghazaly mengatakan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui maksud untuk memikirkan lebih lama;

    17

    15

    Marzuki, Jurnal Penelitian (Membina Akhlak Mulia dalam Berhubungan Antar Sesama

    Manusia dalam Prespektif Islam), (Yogyakarta: P3M Universitas Negeri Yogyakarta, 2007), h. 3 16

    Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 3 17

    Mahjudin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h. 2

  • 16

    Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, akhlak

    adalah perbuatan atau sifat yang tertanam kuat dalam batin seseorang,

    yang mana perbuatan tersebut dilakukan secara terus-menerus di

    manapun ia berada, sehingga pada waktu mengerjakan sudah tidak

    memerlukan pertimbangan dan pemikiran lagi.

    b. Pengertian Pembinaan Akhlak

    Pembinaan akhlak remaja merupakan Pembinaan yang

    dilakukan oleh ornagtua dalam hal ini orangtua memberikan

    pendidikan agama Islam di tempat-tempat khusus. Pembinaan tersebut

    melalui berbagai macam cara, antara lain: melalui mata pelajaran

    tertentu atau pokok bahasan atau sub pokok bahasan khusus dan

    melalui program-program lainnya.

    Berdasarkan beberapa pengertian Pembinaan dan akhlak di

    atas, baik dari segi etimologi maupun terminologi, maka Pembinaan

    akhlak adalah proses, perbuatan, tindakan, penanaman nilai-nilai

    perilaku budi pekerti, perangai dan tingkah laku dan juga sebagai

    upaya untuk memelihara serta menjaga akhlak remaja, untuk

    menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan maksud,

    Pembinaan yang dilakukan selalu sesuai dengan rencana yang telah

    direncanakan, yaitu untuk menjadikan remaja agar memiliki akhlak

    yang baik dan berbudi pekerti luhur.

  • 17

    2. Tujuan Pembinaan Akhlak

    Tujuan merupakan salah satu yang diharapkan setiap manusia baik

    yang dalam setiap usahanya, kegiatan, ataupun perbuatan, yang pastinya

    mempunyai tujuan tertentu dan dapat diukur sejauh mana kegiatan tersebut

    dapat mencapai tujuan.

    Tujuan Pembinaan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk

    pribadi muslim yang bermoral baik, jujur, beradab, suci, sopan dan juga

    beriman serta bertaqwa kepada Allah SWT. tujuan yang hendak dicapai

    dalam Pembinaan akhlak adalah:

    a. Perwujudan takwa kepada Allah SWT;

    b. Kesucian jiwa;

    c. Cinta kebenaran dan keadilan secara teguh dalam tiap pribadi

    individu.18

    “Selain itu Pembinaan akhlak dalam pendidikan Islam hendaknya

    menjadikan manusia bertindak baik terhadap sesama manusia,

    sesama makhluk dan kepada Allah SWT. yang telah

    menciptakannya. Sebab tujuan Pembinaan akhlak yang diharapkan

    ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi pelakunya sesuai

    ajaran Al-Qur’an dan Hadits, dimana ketinggian akhlak seorang

    terletak pada hati yang sejahtera dan pada ketentraman hati.”19

    Berdasarkan kutipan di atas dapat difahami bahwa, tujuan

    Pembinaan akhlak adalah agar remaja dapat membiasakan sifat dan sikap

    yang baik dan menjauhkan sikap yang tidak baik kepada Allah SWT. dan

    18

    Amin Syukur, Studi Akhlak, (Semarang: Walisongo Pers, 2010), h. 181 19

    Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2009),

    h. 11

  • 18

    dengan sesama agar dapat terjalin keharmonisan hubungan antara Allah

    SWT. dan dengan manusia.

    3. Sumber Pembinaan Akhlak

    Dalam konsep akhlak segala sesuatu itu dinilai baik dan buruk,

    terpuji dan tercela, semata-mata berdasar kepada Al-Qur’an dan Hadits.

    Oleh karena itu, dasar Pembinaan akhlak adalah Al-Qur’an dan Hadits.

    Bertitik tolah dari pengertian akhlak yang mengandung arti kelakukan,

    maka dapat dikatakan bahwa, kelakukan manusia itu beraneka ragam

    sesuai dengan firman Allah SWT. QS. Al-Lail (92): 4 yang berbunyi:

    Artinya: “Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. (QS. Al-

    Lail: 4)20

    Keanekaragaman tersebut dapat ditinjau dari berbagai antara lain

    kelakuan yang berkaitan dengan baik dan buruk serta objeknya yakni

    kepada siapa kelakuan itu ditujukan. Tidak dapat dipungkiri pada diri

    manusia terdapat dua potensi yaitu potensi kebaikan dan keburukan sesuai

    dengan firman Allah SWT. QS. Al-Balad:10 yang berbunyi:

    Artinya: “Dan kami Telah menunjukkan kepadanya dua jalan. (QS. Al-

    Balad: 10)21

    20

    QS. Al-Lail (92): 4 21

    QS. Al-Balad (90): 10

  • 19

    Pada dasarnya manusia terdiri dari dua potensi yaitu kebaikan dan

    keburukan, namun pada diri manusia ditemukan isyarat-isyarat dalam Al-

    Qur’an bahwa kebajikan lebih dahulu menghiasi diri manusia dari pada

    kejahatan, dan bahwa manusia pada dasarnya cenderung kepada kebajikan.

    Kecenderungan manusia kepada kebaikan lebih dominan disebabkan

    karena pada diri manusia ada potensi fitrah (kesucian) yang dibawa sejak

    lahir. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi SAW yaitu: Semua anak dilahirkan

    dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan sebagai

    Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

    Prinsip akhlak yang paling menonjol ialah bahwa manusia bebas

    melakukan tindakan-tindakannya, manusia punya kehendak untuk berbuat

    dan tidak berbuat sesuatu. Ia merasa bertanggung jawab terhadap semua

    yang dilakukannya dan harus menjaga apa yang dihalalkan dan

    diharamkan. Maka tanggung jawab pribadi ini merupakan prinsip akhlak

    yang paling menonjol dalam Islam dan semua urusan keagamaan

    seseorang selalu disandarkan pada tanggung jawab pribadi. Allah SWT

    berfirman dalam QS. Al-An’am ayat 164 yang berbunyi:

    Artinya: “Katakanlah: "Apakah Aku akan mencari Tuhan selain Allah,

    padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah

    seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali

    kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan

  • 20

    memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu

    kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu

    perselisihkan."(QS. Al-An’am: 164).22

    Berdasarkan ayat dan hadis di atas jelas bahwa, Al-Qur’an dan

    Hadits Rasulullah SAW. merupakan sumber akhlaqul karimah dalam

    ajaran Islam.

    C. Bentuk-bentuk Pembinaan Akhlak

    Setiap orangtua akan mempunyai pengaruh terhadap remaja.

    Pengaruh tersebut ada yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran

    yang dilakukan dengan sengaja dan ada pula yang terjadi secara tidak

    sengaja, bahkan tidak disadari oleh orangtua. Tujuan pendidikan agama

    Islam akan dapat dicapai, jika semua orangtua yang tersebut mempunyai

    kepribadian yang sejalan dengan tujuan pendidikan agama Islam itu.

    Apabila remaja yang tidak bisa mempunyai kepribadian yang baik, tujuan

    pendidikan akhlak tidak akan tercapai. Dan setiap penghuni yang ada di

    dalam keluarga baik itu orangtua beserta remaja yang ada disana

    hendaknya mempunyai kepribadian dan kode etik guna mewujudkan

    tujuan pendidikan akhlak yang sudah terencana.23

    Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa, bentuk-bentuk

    Pembinaan akhlak yang dilakukan guru antara lain:

    a. Pemberian motivasi, motivasi merupakan salah satu faktor penentu dalam Pembinaan akhlak peserta didik. Karena

    motivasi merupakan suatu daya upaya membangkitkan dan

    mengarahkan semangat individu utuk melakukan perbuatan

    22

    QS. Al-An’am (6): 164 23

    Dzakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2009), h. 25

  • 21

    belajar, sehingga dengan adanya semangat tersebut, maka

    individu akan terus belajar hingga terjadi perubahan tingkah

    laku pada dirinya;

    b. Pemberian Bimbingan, pemberian bimbingan harus dilakukan secara maksimal. Karena bimbingan yang akan diberikan oleh

    seorang guru akan membantu peserta didik dalam menemukan

    kemampuannya bertanggung jawab dengan dirinya;

    c. Latihan Pembiasaan, pembiasaan dilakukan sejak dini termasuk masa remaja akan berdampak besar terhadap

    kepribadian atau akhlak mereka ketika dewasa.24

    Berdasarkan beberapa hal di atas dapat difahami bahwa, dengan

    memberikan Pembinaan akhlak di dalam suatu lembaga pendidikan, maka

    remaja pun akan memiliki sifat ataupun sikap yang diberikan oleh

    orangtua, menerapkan sikap disiplin waktu dalam belajar, serta

    memberikan tugas dan pengawasan akan membuat remaja terpantau

    kegiatannya, maka akan terbentuk akhlak yang baik.

    1. Metode Guru Aqidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak

    Kegiatan pembinaan atau membentuk akhlak pasti di dalamnya

    memiliki suatu cara atau metode yang dipergunakan, metode yang paling

    tepat untuk menanamkan akhlak kepada remaja, ada tiga macam, yaitu:

    a. Pendidikan secara langsung, yaitu dengan cara mempergunakan petunjuk, tuntunan, nasihat, menyebutkan manfaat dan bahayanya

    sesuatu, dimana kepada murid dijelaskan hal-hal yang bermanfaat

    dan tidak, menentukan kepada amal-amal baik mendorong

    mereka kepada budi pekerti yang tinggi dan menghindari hal-hal

    yang tercela;

    b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmah

    kepada anak-anak, memberikan nasihat-nasihat dan beritaberita

    berharga, mencegah mereka membaca sajak-sajak yang kosong

    termasuk menggunakan soal-soal cinta dan pelakon-pelakonnya;

    24

    Amirullah Syarbini dan Akhmad Husaeri, Kiat-kiat Mendidik Akhlak Remaja, (Jakarta:

    PT. Elex Media Komputido, 2012), h. 43

  • 22

    c. Mengambil manfaat, dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka mendidik akhlak.

    25

    Sedangkan metode Pembinaan akhlak yaitu ada 3 macam, sebagai

    berikut:

    a. Dengan pembiasaan, Tujuannya adalah agar cara-cara yang dilakukan dengan tepat, terutama membentuk aspek

    kejasmanian dari kepribadian atau memberi kecakapan berbuat

    dan mengucapkan sesuatu;

    b. Dengan pembentukan pengertian, minat dan sikap. Dengan diberikan pengetahuan dan pengertian;

    c. Pembentukan kerohanian yang luhur.26

    Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa, metode

    Pembinaan akhlak remaja yaitu dengan melalui pembiasaan, pembentukan

    sikap toleransi antar sesama, dengan melalui nasehat, dan memberikan

    suatu pemahaman melalui kejadian-kejadian atau fenomena yang terjadi di

    dalam kehidupan. Karena akhlak yang baik dapat pula diperoleh dengan

    memperhatikan orang-orang baik dan bergaul dengan mereka, secara

    alamiah manusia itu meniru tabiat seseorang tanpa dasar bisa mendapat

    kebaikan dan keburukan dari tabiat orang lain.

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi upaya guru akidah akhlak Pembinaan

    Akhlak

    Setiap ingin melakukan sesuatu perubahan pasti memiliki beberapa

    faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi objek Pembinaan yang

    25

    Musli, Metode Pendidikan Akhlak bagi Anak, (Jurnal Penelitian Media Akademika,

    Vol. 26, No. 2, April 2011), h. 224 lihat juga M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok

    Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 153. 26

    Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, h. 76-81

  • 23

    diharapkan akan menghasilkan suatu perubahan, faktor-faktornya sebagai

    berikut:

    a. Agama, agama dalam pembinaan akhlak manusia dikaitkan dengan ketentuan hukum agama yang sifatnya pasti dan jelas;

    b. Tingkah Laku, tingkah laku manusia ialah sikap seseorang yang dimanifestasikan dalam perbuatan;

    c. Insting dan Naluri, keadaan manusia bergantung pada jawaban asalnya terhadap naluri. Akal dapat menerima naluri tertentu, sehingga terbentuk kemauan yang melahirkan tindakan;

    d. Hafsu, nafsu dapat menyingkirkan semua pertimbangan akal, memengaruhi peringatan hati nurani dan menyingkirkan hasrat baik yang lainnya;

    e. Adat Istiadat, kebiasaan terjadi sejak lahir. Lingkungan yang baik sangat mendukung kebiasaan yang baik pula. Lingkungan dapat merubah kepribadian seseorang;

    f. Lingkungan, terdapat dua macam lingkungan, yaitu lingkungan alam dan pergaulan. Keduanya mampu mempengaruhi akhlak manusia. Lingkungan dapat memainkan peran dan pendorong terhadap perkembangan kecerdasan, sehingga manusia dapat mencapai taraf yang setinggi-tingginya dan sebaliknya juga dapat menjadi penghambat yang menyekat perkembangan, sehingga seorang tidak dapat mengambil manfaat dari kecerdasan yang diwarisi.

    27

    Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa, faktor-faktor yang

    mempengaruhi Pembinaan akhlak antara lain;

    1. Faktor Penunjang

    a. Orang tua, orang tua adalah pembina pribadi yang utama dalam

    hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka

    merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang

    dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang

    tumbuh.28

    b. Lingkungan, lingkungan adalah kondisi di luar individu yang

    mempengaruhi perkembangan sosial anak. Lingkungan dapat

    dibedakan menjadi 3 yaitu: Lingkungan alam kebudayaan dan

    27

    Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur‟an, h. 75 28

    Zakiyah darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010), h. 67

  • 24

    masyarakat.29

    Masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan.

    Dalam arti yang terperinci, masyarakat adalah salah satu lembaga

    pendidikan yang menjadikan warga yang baik dan baik dalam

    masyarakat.30

    Tugas masyarakat terlihat dalam kebiasaan, tradisi, pemikiran

    berbagai peristiwa, kebudayaan secara umum serta dalam pengarahan

    spiritual dan sebagainya. Lingkungan masyarakat yang baik

    kemungkinan besar dapat menghasilkan anak yang baik pula.

    2. Faktor Penghambat

    a. Kelompok Teman Sebaya (Peer Group), kelompok teman sebaya merupakan suatu kelompok dari prang-orang yang

    seusia dan memiliki status yang sama dengan siapa seseorang

    umumnya berhubungan atau bergaul;31

    b. Media Massa, media massa merupakan agen sosialisasi yang semakin menguat perannya. Media massa baik media cetak

    maupun media elektronik seperti radio, televisi, dan internet

    semakin memegang peranan penting dalam mempengaruhi

    cara pandang, fikir, tindak dan sikap seseorang.

    Munculnya media massa khususnya media elektronik sebagai

    sumber ilmu dan pusat pengetahuan ternyata dapat disalahgunakan oleh

    anak, yang pada akhirnya dapat menimbulkan adanya berbagai perilaku

    yang menyimpang yang dapat terjadi. Seperti adanya anak yang sering

    menghabiskan waktunya untuk bermain games, dan facebook sehingga

    waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar menjadi habis dengan

    sia-sia.

    29

    Moh. Padil Triyo Suprayitno, Sosiologi Pendidikan, (Malang: UIN-Maliki Pers, 2010),

    h. 82 30

    Ibid., h. 193 31

    Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 74-76

  • 25

    Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa, faktor yang

    mempengaruhi seseorang dalam pembinaan akhlak adalah agama dari

    remaja, tingkah laku remaja, insting dan naluri remaja, nafsu, adat

    istiadat keluarga remaja atau kebiasaan remaja, orang tua, taman

    sebaya, media masa dan yang terakhir lingkungan sekitar remaja dalam

    kesehariaannya bagaimana.

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Dan Sifat Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang Penulis gunakan adalah penelitian lapangan

    (field research) yaitu suatu penelitian yang bertujuan mempelajari secara

    intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial

    individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.

    “Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif yaitu

    penelitian yang mengedepankan penelitian data dengan berlandaskan

    pada pengungkapan apa-apa yang diungkapkan oleh responden dari

    data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran dan bukan

    angka-angka, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan.1

    Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk

    memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

    perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.2

    Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang digunakan sebagai

    suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari

    pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang dialami.3

    Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, penelitian

    kualitatif ialah penelitian untuk membahas gambaran yang lebih jelas

    mengenai situasi-situasi sosial atau kejadian sosial dengan menganalisa

    1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta,

    2009), h. 9 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

    2015), h. 6. 3 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

    2011), h. 34

  • 27

    dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat dengan mudah

    difahami dan disamAqidah Akhlaqkan tanpa melakukan perhitungan

    statistik.

    2. Sifat Penelitian

    Sifat penelitian ini adalah bersifat deskriptif, penelitian deskriptif

    adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan sikan suatu gejala,

    peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.4

    “Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa, penelitian deskriptif

    yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan

    angka-angka. Laporan ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi

    gambaran penyajian laporan. Data diperoleh dari naskah wawancara,

    catatan lapangan, foto, videotepe, dokumen pribadi, catatan atau

    memo, dan dokumen resmi lainnya.5

    Selanjutnya pengertian penelitian deskriptif ialah penelitian yang

    dirancang untuk memperoleh informasi tentang fakta-fakta di lapangan.6

    Berdasarkan pengertian di atas dapat difahami bahwa, penelitian

    yang Penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research) dengan

    menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian lapangan

    yang digunakan oleh penulis ini adalah untuk mengamati atau mencari

    informasi, fakta-fakta, keadaan, fenomena dan peristiwa yang terjadi

    mengenai bagaimana Upaya guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan akhlak

    siswa di MTs Muhammadiyah Metro.

    4 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, h. 34

    5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 11

    6 Fadil Yudia Fauzi, Ismail Arianto, Etin Solihatin, Jurnal PPKN UNJ Online (Peran

    Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta

    Didik), h. 11

  • 28

    B. Sumber Data

    Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang

    peneliti mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan

    dalam sebuah penelitian.7 Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam

    menyusun karya ilmiah ini dikelompokkan menjadi dua, yakni data primer

    dan data sekunder.

    1. Sumber Data Primer

    Sumber data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

    peneliti dari sumber pertamanya.8 Sumber primer adalah sumber data yang

    langsung memberikan data kepada pengumpul data.9

    Sumber-sumber data primer dalam penelitian ini yaitu Guru

    Aqidah Akhlaq, dan siswa yaitu sebagai informan utama untuk mengetahui

    tentang bagaimana Upaya guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan akhlak

    siswa di MTs Muhammadiyah Metro, juga berkaitan dengan bagaimana

    Guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan akhlak siswa.

    2. Sumber Data Sekunder

    Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

    langsung oleh Peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua

    dan ketiga.10

    7 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta : Referensi, 2013), h.

    107 8 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 39

    9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung : Alfabeta,

    2013), h. 225 10

    Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif., h. 100

  • 29

    Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, sumber data

    sekunder dikenal sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama

    yang digunakan oleh peneliti. Jenis data sekunder misalnya dapat berupa

    gambar-gambar, dokumentasi, grafik, manuscrip, tulisan-tulisan tangan,

    dan berbagai dokumentasi lainnya.

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

    dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

    data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

    mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

    Dalam rangka untuk memperoleh data yang alami dan obyektif

    dilokasi penelitian, mutlak kiranya seorang peneliti menggunakan bermacam-

    macam metode pengumpulan data untuk mencaAqidah Akhlaq tujuan

    penelitian tersebut. Adapun peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan

    metode sebagai berikut :11

    1. Metode Wawancara

    Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam

    percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.12

    Sedangkan

    wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu

    11

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 224 12

    Nasution, Metode Research, h. 113. Lihat juga, S. Eko Putro Widoyoko, Teknik

    Penyusunan Instrumen Penelitian, h. 40

  • 30

    wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyeru Aqidah

    Akhlaq check-list.13

    Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa, metode

    wawancara adalah metode pengumpulan data melalui proses tanya jawab

    lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak

    yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai.

    Sedangkan metode wawancara ini penulis gunakan untuk mendapatkan

    data mengenai Bagaimanakah Upaya guru Aqidah Akhlak dalam

    pembinaan akhlak siswa di MTs Muhammadiyah Metro dari responden

    yaitu wawancara ditujukan kepada Guru Aqidah Akhlaq dan Siswa.

    2. Metode Observasi

    Metode observasi adalah salah satu metode pengumpulan data

    dimana pengumpul data mengamati secara visual gejala yang diamati serta

    menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk catatan.14

    Sedangkan metode observasi yang peneliti gunakan adalah observasi

    partisipan, yaitu peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan, aktivitas,

    apa yang dikerjakan oleh subyek penelitian.

    Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, metode

    observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan Guru Aqidah Akhlaq

    dan siswa dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan

    akhlak yang dilakukan dan mengumpulkan data antara lain, mengamati

    lokasi penelitian dan lingkungan sekitar, serta kegiatan-kegiatan yang

    13

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka

    Cipta, 2013), Cet. 15, h. 270 14

    S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian., h. 46

  • 31

    dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq dan siswa serta apakah Faktor

    pendukung dan penghambat yang dialami guru Aqidah Akhlak dalam

    pembinaan akhlak siswa MTs Muhammadiyah Metro.

    3. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau

    variabel yang berupa buku-buku, majalah, transkip, surat kabar, prasasti,

    notulen rapat, catatan harian.15

    Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, metode

    dokumentasi ini penulis gunakan untuk pembuatan dan penyimpanan

    bukti-bukti (gambar, tulisan, dan suara) terhadap segala hal baik objek atau

    peristiwa yang terjadi di desa.

    Berdasarkan penjelasan tesebut metode dokumentasi ini Penulis

    gunakan untuk memperoleh data tentang :

    a. Sejarah singkat berdirinya MTs Muhammadiyah Metro

    b. Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Metro

    c. Keadaan peserta didik MTs Muhammadiyah Metro

    d. Denah Lokasi MTs Muhammadiyah Metro

    e. Keadaan Guru MTs Muhammadiyah Metro

    f. Keadaan Sarana dan Prasarana dan lainnya yang dapat mendukung

    kelengkapan data yang dibutuhkan dalam Penelitian skripsi.

    15

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka

    Cipta, 2006), Edisi Revisi VI, Cet. XI, h. 156

  • 32

    D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

    Setelah penulis selesai mengumpulkan data, maka tahap selanjutnya

    adalah menguji keterpercayaan data atau menggabungkan data (triangulasi

    data), dengan kata lain triangulasi adalah proses melakukan pengujian

    kebenaran data dan cara yang paling umum digunakan dalam penjaminan

    validitas data dalam penelitian kualitatif.16

    Berdasarkan definisi di atas dapat difahami bahwa, triangulasi

    merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data dengan memanfaatkan

    sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecakan data atau

    sebagai pembanding terhadap data. Adapun teknik triangulasi yang penulis

    gunakan dalam penelitian ini adalah :

    1. Triangulasi Sumber

    Triangulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data yang

    dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa

    sumber.

    Penulis menggunakan triangulasi sumber dengan membandingkan

    apa yang dikatakan Guru Aqidah Akhlaq dan siswa mengenai kegiatan-

    kegiatan pembinaan yang diberikan Guru Aqidah Akhlaq kepada siswa

    sudah membentuk akhlak.

    16

    Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif., h. 137

  • 33

    2. Triangulasi Teknik

    Triangulasi teknik atau metode berarti untuk menguji kredibilitas

    data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

    dengan teknik yang berbeda.

    Penulis menggunakan triangulasi teknik ini untuk membandingkan

    dan mengecek apakah hasil data yang diperoleh dari ketiga teknik

    pengumpulan data tersebut di atas sama atau berbeda-beda, jika sama

    maka data tersebut sudah kredibel, jika berbeda-beda maka peneliti

    melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data. Seperti halnya hasil

    wawancara dibandingkan atau dicek dengan hasil observasi dan

    dokumentasi.

    3. Triangulasi Waktu

    Triangulasi waktu adalah digunakan untuk menguji kredibilitas

    suatu data dengan cara menguji dan mengecek data dapat dilakukan

    dengan menggunakan waktu tertentu melalui wawancara, observasi atau

    teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji

    menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang

    sehingga sama Aqidah Akhlaq ditemukan kepastian datanya.17

    E. Teknik Analisis Data

    Setelah data yang diteliti terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah

    menganalisa data.

    17

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 274

  • 34

    “Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

    18

    Adapun analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu

    analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi

    hipotesis.19

    Secara umum terdiri dari tiga jalur kegiatan yang terjadi secara

    bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data (penarikan

    kesimpulan).

    1. Reduksi Data (Data Reduction)

    Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan

    keremajaan, memfokuskan dan suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas,

    terfokus, membuang data yang tidak penting, dan mengorganisasikan data

    sebagai cara untuk menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan

    akhir.20

    Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, reduksi data

    merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, mengarahkan,

    membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara

    sedemikian rupa sehingga kesimpulan final dapat ditarik.

    2. Penyajian Data (Display Data)

    “Penyajian data atau display data adalah usaha merangkai informasi yang terorganisir dan tersusun dalam upaya menggambarkan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Sedangkan penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk

    18

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D., h. 244 19

    Ibid., h. 225 20

    Mukhtar, Ibid., h. 135

  • 35

    memahami apa yang terjadi, merencsiswaan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang difahami.

    21

    Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, penyajian data

    merupakan suatu cara memberikan kemudahan kepada setiap peneliti

    dengan cara menyajikan data secara utuh, setelah itu mengkategorisasikan

    data yang telah terkumpul dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

    antar kategori, dan sejenisnya agar mudah difahami dalam menganalisis.

    3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

    “Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan menggambarkan yang utuh dari objek yang diteliti atau konfigurasi yang utuh dari obyek

    penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

    sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti

    yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

    Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

    didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

    kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

    dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.”22

    Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, kesimpulan

    adalah suatu tahap pemikiran atau proses menganalisis suatu penelitian,

    yang sebelumnya data di lapangan belum jelas kemudian data menjadi

    rinci dan jelas. Tahap analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

    21

    Ibid 22

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., h. 252

  • 36

    Gambar

    Model Analisis Interaktif23

    23

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h. 247

    Penyajian

    Data

    Penarikan

    Kesimpulan/Verifikasi

    Reduksi

    Data

    Pengumpulan

    Data

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian

    1. Sejarah Berdirinya MTs Muhammadiyah Metro

    Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di MTs

    Muhammadiyah Metro pada Tanggal 29 November 2019 dengan metode

    dokumentasi yang ditujukan pada Kepala Tata Usaha MTs

    Muhammadiyah Metro didapatkan keterangan bahwa MTs

    Muhammadiyah Metro ini didirikan pada tahun 1968.

    Awal berdiri yakni pada tahun 1968 hingga sekarang, MTs

    Muhammadiyah Metro sudah beberapa kali melakukan pergantian Kepala

    Madrasah. Pada tahun 1968 hingga 1975 Dipimpin oleh Sudadin, BA., lalu

    pada tahun 1975 digantikan oleh bapak Slamet Efendi, BA. sampai 1984,

    kemudian digantikan bapak Bisri, BA. hingga tahun 1996 dan digantikan

    bapak Drs. Yahya Sulaiman sampai 2001 selanjutnya diganti bapak Drs.

    Djumari hingga 2005, lalu diganti Ibu Lenny Darnisah, S.Pd.,MM hingga

    2015, selanjutnya diganti dengan bapak Rubangi, S.Pd. hingga tahun 2016

    dan digantikan Bapak Busro,S.Ag. hingga sekarang.

    Melihat sejarah berdirinya, MTs Muhammadiyah Metro telah

    mengalami pergantian Kepala Madrasah sebanyak delapan kali dan MTs

    Muhammadiyah Metro beralamatkan di. Jl. KH Ahmad Dahlan Imopuro

    Kota Metro. Lampung. Selanjutnya untuk profil umum MTs

    Muhammadiyah Metro dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 38

    Tabel 4.1

    Profil Umum MTs Negeri 2 Lampung Timur

    1. Nama Sekolah MTs Muhammadiyah Metro

    2. Nama Kepala Sekolah Busro S,Ag.

    3. Status Suasta

    4. Jenjang Akreditasi B

    5 Berdiri 1968

    6 Alamat Sekolah Jl. KH Ahmad Dahlan Imopuro Kota

    Metro. Lampung

    7. Luas Tanah 242 m2

    8. Status Kepemilikan Suawsta

    9. Kode Pos 34111

    10. Email [email protected]

    Sumber: Dokumentasi profil umum MTs Muhammadiyah Metro.

    mailto:[email protected]

  • 39

    2. Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Metro

    a) Visi MTs Muhammadiyah Metro

    Unggul, Kreatif yang Berakhlak Mulia.

    b) Misi MTs Muhammadiyah Metro

    1) Mengoptimalkan kemampuan memahami, menghayati, serta

    mengamalkan ajaran islam

    2) Meningkatkan penguasaan IPTEK, baik secara kognitif, afektif dan

    motorik.

    3) Meningkatkan keterampilan siswa dibidang.

    3. Letak Geografis MTs Muhammadiyah Metro

    Hasil observasi dan dokumentasi yang peneliti peroleh, MTs

    Muhammadiyah Metro terletak di tempat yang sangat strategis. Berada di

    pusat kota metro jadi sangat mudah dijangkau dari berbagai daerah sekitar.

    MTs Muhammadiyah Metro terletak tidak jauh dari kantor kelurahan,

    puskesmas, dan sekolah dasar, MTs Muhammadiyah Metro menempati

    gedung permanen di atas tanah wakaf yang berlokasi di Jl. KH Ahmad

    Dahlan Imopuro Kecamatan Metro Pusat Kota metro. Mengenai tata ruang

    atau denah lokasi dapat dilihat dalam gambar berikut:

  • 40

    DENAH LOKASI

    Sumber: Dokumentasi Denah Lokasi MTs Muhammadiyah Metro.

    4. Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah Metro

    Sarana dan prasarana yang ada di MTs Muhammadiyah Metro

    sudah memadai, baik yang utama maupun hanya penunjang. Lebih

    detailnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

    MA

    MUHA

    MMADI

    YAH

    KANTOR IPM METRO

    LAPANGAN

    UTAMA KELAS

    VII C

    KELAS

    VII B

    KELAS

    VII A

    KELAS

    VIII A

    KANTO

    R MA

    KANTO

    R MTS

    KANTI

    N

    KELAS

    VIII B

    KELAS

    KELAS

    VIII C

    KELAS

    IX A

    KELAS

    IX B

    SMA

    MUHAMMADIYAH

    SD

    MUHA

    MMADI

    YAH

    GERBANG UTAMA

    LT 1 LT 2 LT 3

    B

    U

    T

    S

  • 41

    Tabel 4.2

    Data Sarana dan Prasarana

    MTs Negeri 2 Lampung Timur

    NO NAMA GEDUNG / FASILITAS JUMLAH KET.

    1 RUANG KELAS 7 ADA/BAIK

    2 RUANG KEPALA MADRASAH 1 ADA/BAIK

    3 RUANG GURU 2 ADA/BAIK

    4 RUANG TATA USAHA 1 ADA/BAIK

    5 LABORATORIUM IPA 1 ADA/BAIK

    6 LABORATORIUM KOMPUTER 1 ADA/BAIK

    7 RUANG PERPUSTAKAAN 1 ADA/BAIK

    8 RUANG BP/BK 1 ADA/BAIK

    9 RUANG UKS 1 ADA/BAIK

    10 RUANG KOPERASI SISWA 1 ADA/BAIK

    11 RUMAH PENJAGA 1 ADA/BAIK

    12 GUDANG 1 ADA/BAIK

    13 AULA / MASJID 1 ADA/BAIK

    14 KANTIN 2 ADA/BAIK

    15 POS SATPAM 1 ADA/BAIK

    16 WC GURU 2 ADA/BAIK

    17 WC SISWA 3 ADA/BAIK

    18 WC TU 1 ADA/BAIK

    19 LAPANGAN BASKET 1 ADA/KURAN

    G BAIK

    20 LAPANGAN VOLI 1 ADA/BAIK

    21 LAPANGAN TENIS MEJA 1 ADA/BAIK

    22 KOMPUTER 20 ADA/BAIK

    23 TELEVISI 2 ADA/BAIK

    24 KAMERA CCTV 3 ADA/BAIK

    25 MEJA KURSI BELAJAR 205 ADA/BAIK

    26 MESIN PRINTER 2 ADA/BAIK

    27 LCD PROYEKTOR 1 ADA/BAIK

    28 LAYAR SCREENVIEW 1 ADA/BAIK

    28 MATRAS 2 ADA/BAIK

    29 KIPAS ANGIN 6 ADA/BAIK

    Sumber: Dokumentasi sarana dan prasarana MTs Muhammadiyah

    Metro.

  • 42

    5. Keadaan Siswa MTs Muhammadiyah Metro

    Keadaan siswa MTs Muhammadiyah Metro tahun demi tahun

    mengalami kemajuan, mulai dari penjaringan calon siswa baru hingga

    penempatan kelas, sekolah berusaha memberikan yang terbaik.

    Penjaringan calon siswa diambil mulai dari Sekolah Dasar-Sekolah

    Dasar dengan kriteria tertentu setelah diseleksi kembali dan dinyatakan

    lulus seleksi, pihak sekolahpun menyiapkan kelas dengan pola kelas

    sedang sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih

    efektif dan efisien. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.3

    Data Jumlah Siswa MTs Muhammadiyah Metro

    No Nama

    Rombel Kelas

    Jumlah Siswa

    L P Jumlah

    1 Kelas VII.A Kelas VII 8 12 20

    2 Kelas VII.B Kelas VII 13 9 22

    3 Kelas VII.C Kelas VII 10 7 17

    7 Kelas VIII.A Kelas VIII 10 9 19

    8 Kelas VIII.B Kelas VIII 8 12 20

    9 Kelas VIII.C Kelas VIII 9 11 20

    13 Kelas IX.A Kelas IX 6 14 20

    14 Kelas IX.B Kelas IX 9 10 19

    Total 73 84 154

    Sumber: Dokumentasi Data Siswa MTs Muhammadiyah Metro.

    6. Keadaan Guru MTs Muhammadiyah Metro

    Tenaga pengajar di MTs Muhammadiyah Metro merupakan

    tenaga profesional yang berjumlah 25 orang yang meliputi berbagai

    bidang keahlian, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 43

    Tabel 4.4

    Daftar Guru MTs Muhammadiyah Metro

    No Nama Guru/

    Karyawan L/P Status Jabatan

    Pendidikan

    1. BUSRO, S.Ag L PNS Kepala Sekolah S1

    2. ANDI

    KURNIAWAN, S.Pd

    L HONOR Guru B. Indonesia S1

    3. SAIFUDIN, S.Pd L HONOR Guru B.Arab S1

    4. SAHRIZA.S.Pd L PNS Gur Penjas S2

    5 . HANIF

    YULIANTO, SE

    L PNS Guru Fiqh S1

    6. SUKARDI, S.Sos.I L PNS S1

    7. Dra. RAHMAH

    MUSTIKAWATI

    P PNS Guru Qur’an

    Hadits

    S2

    8. EKO SUMANTO,

    Kom.I

    P PNS Guru IPS S1

    9. SRI HARTATI, Pg

    SLTP

    L PNS Guru Fiqh S2

    10. HOLMAN L PNS Guru B.indonesia S1

    11. ISAMUDIN, S.Sos.I,

    M. M. Pd

    L PNS Guru Akidah

    Akhlak

    S1

    12. MAHARANI

    PATAMA Mr, S.Pd

    P PNS Guru B.Arab S1

    13. NINA DESI

    ISTIANA, S.Pd

    P PNS Guru

    Kewarganegaraan

    S1

    14. MUNIROH, ,S.Pd.I P PNS Guru IPS S1

    15. RAHMAYANI,

    S.Pd.I

    L PNS Guru Prakarya S1

    16. FARIDA TRISATI,

    S.Pd

    L PNS Guru B.Indonesia S1

    17. HANIF

    YULIANTO, SE

    P PNS Guru IPA S1

    18. SAIFUDIN, S. Pd L PNS Guru Fiqh S1

    19. DWI YANTI, S.Pd P PNS Guru MTK D3

    20. ARFI ADI

    SUKMAWAN, S.Pd

    L PNS Guru MTK D3

    21. ARFI ADI L PNS Guru BP S1

  • 44

    SUKMAWAN, S.Pd

    22. BADAR AZIZ,

    S.Kom

    L PNS Guru B.Inggris S1

    23 ARIEF PERMANA,

    S.Pd

    L PNS Guru MTK S1

    24 PARMIATI, S.Pd P PNS Guru B.Indonesia S1

    25 HERY POLSEN,

    S.Pd

    L PNS Guru B.Inggris S1

    Sumber: Dokumentasi jumlah guru di MTs Muhammadiyah Metro

    Tabel 4.5

    Daftar Pengelola Tata Usaha MTs Muhammadiyah Metro

    No. Nama Keterangan

    1. Tajudin Muslih, SE Ka.TU

    2. Katiman, S.pd TU

    3. Sulaiman, S.sos.I TU

    Sumber: Dokumentasi Data Tata Usaha .

    B. Data Upaya Guru Aqidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di

    MTs Muhammadiyah Metro

    Upaya guru aqidah akhlaq dalam pembinaan Akhlak siswa di MTs

    Muhammadiyah Metro. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan

    dokumentasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

    1. Pemberian Motivasi

    Motivasi dalam pendidikan islam sangat berpengaruh terhadap

    kelangsungan siswa baik disaat ketika belajar mengajar maupun di luar

    kelas. Pemberian motivasi ini sangat membantu sekali, karena

    pembinaan Akhlak siswa melalu pemberian motivasi bertujuan dalam

    menumbuhkan semangat siswa dan menjadikan siswa senang

    mempelajari, memahami ataupun menjalankan setiap perbuatannya

    yang sesuai ajaran islam.

  • 45

    Berdasarkan hasil wawancara dengan guru aqidah akhlaq, Ibu

    Muniroh,S.Pd.I . mengungkapkan. “Dalam peran Pembinan Akhlak

    siswa melalui motivasi yang sering saya gunakan yaitu melalui

    ganjaran, bercerita,, menumbuhkan minat siswa, karena menurut saya

    tiga cara itulah yang dapat memotivasi siswa”.1

    Hal ini dikuatkan oleh pernyataan kepala sekolah bapak

    Busro,S.Ag. menyatakan bahwa: “untuk memberi motivasi pada anak

    sebagai kepala sekolah saya selalu memberikan dorongan terutama

    kepada guru agama untuk selalu memberi motivasi kepada siswa agar

    menanamkan nilai-nilai keagamaan pada setiap individu anak”.2

    “Motivasi yang saya berikan kepada anak-anak biasanya berupa

    dorongan dan pujian terhadap anak, apabila siswa baik dalam belajar,

    sebab, sebelum belajar biasanya anak-anak saya suruh untuk membaca

    terlebih dahulu tentang materi yang akan dibahas.”3

    Adapun Upaya guru akida akhlak dalam pembinaan akhlak siswa

    adalah sebagai berikut:

    1) Memberikan ganjaran

    Dalam islam, ganjaran sangat dianjurkan dalam mendidik

    anak, terutama dalam membentuk karakter siswa. Ganjaran atau

    imbalan dapat dijadikan sebagai pendorong atau semangat bagi

    1 Hasil Wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq Ibu Muniroh,S.Pd.I. pada

    tanggal 29 November 2019 pukul 10.30 WIB 2 Hasil wawancara dengan kepala sekolah yaitu bapak Busro,S.Ag. pada tanggal

    29 November 2019, pukul 10.00 WIB 3 Hasil Wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq Ibu Muniroh,S.Pd,I. pada

    tanggal 29 November 2019 pukul 10.30 WIB

  • 46

    siswa. Ganjaran merupakan alat pendidikan yang menyenangkan ,

    memberikan ganjaran kepada siswa atas prestasi atau kemajuan

    yang diperoleh dapat menumbuhkan motivasi siawa untuk lebih

    giat dalam melakukan sesuatu yang lebih baik lagi.

    Secara psikologis pemberian ganjaran dapat menumbuhkan

    semangat baru bagi siswa sehingga siswa akan berlomba-lomba

    untuk mendapatkan ganjaran tersebut. Selain itu, siswa yang

    menerima ganjaran akanmerasa dirinya diperhatikan oleh gurunya.

    Memberi pujian kepada siswa dapat diterapkan dalam

    kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk memotivasi siswa

    untuk melakukan perbuatan yang sama atau bahkan lebih baik lagi.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan guru aqidah akhlaq, Ibu

    Muniroh,S.Pd.I . yang menyatakan bahwa:

    “Cara memotivasi siswa dengan melalui ganjaran, biasanya

    saya memberikan pujian, jika saya melihat siswa melakukan

    perbuatan atau sikap yang baik terhadap guru maupun teman maka

    saya memberikan sebuah reward atau pujian. Karena Rasulullah

    SAW pun sering sekali memberi pujian pada para sahabat-sahabat

    Nya bahkan pada cucunya hasan dan husein ketika menunggangi

    punggung Rasulullah SAW”.4

    Peran guru aqidah akhlaq dalam menanggulangi tingkah laku

    siswa yang melakukan perbuatan atau tingkah laku yang kurang

    4 Hasil Wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq Ibu Muniroh,S.Pd,I. pada

    tanggal 29 November 2019 pukul 10.30 WIB

  • 47

    sesuai dengan norma social, dalam hal ini ganjaran yang diberikan

    yaitu berupa nasehat, teguran, dan peringatan. Berdasarkan hasil

    wawancara dengan guru aqidah akhlaq, Ibu Muniroh,S.Pd.I

    “Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa disekolah adalah

    biasanya, datang terlambat, dan tidak masuk atau membolos

    sekolah.5

    Hal ini dikuatkan dengan pendapat kepala sekolah, bapak

    Busro,S.Ag yang menyatakan bahwa:

    “Ketika anak kami melanggar tata tertib sekolah salah satunya

    membolos maka ganjaran pertama yang saya berikan berupa

    nasehat dan teguran. Jika tidak bias dengan cara itu maka kami

    menggunakan cara lain yaitu dengan memanggil orang tuanya. Hal

    ini bertujuan agar mereka memiliki efek jera”.6

    Jawaban lain diungkapkan oleh Bpk Andi Kurniawan, S.Pd.:

    “ Ganjaran yang saya berikan buat siswa yang melakukan hal

    yang baik adalah pujian, dan nasehat bagi yang melakukan

    kesalahan, hal ini saya lakukan agar siswa nyaman dengan saya”.7

    Sebagaimana hasil wawancara yang disampaikan oleh

    Fernanda akbar siswa kelas VIII yang menyatakan bahwa:

    5 Hasil Wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq Ibu Muniroh,S.Pd,I.. pada

    tanggal 29 November 2019 pukul 10.30 WIB 6 Hasil wawancara dengan kepala sekolah yaitu bapak Busro,S.Ag. pada tanggal

    29 November 2019, pukul 10.00 WIB 7 Hasil Wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq Ibu Muniroh,S.Pd,I.. pada

    tanggal 29 November 2019 pukul 10.30 WIB

  • 48

    “Kami di sekolah pernah melakukan perbuatan yang sesuai

    dengan peraturan sekolah salah satunya membolos. Tapi dengan

    mendapat nasehat dan teguran yang diberikan kami menjadi sadar

    bahwa guru kami perhatian dengan kami, serta kami sadar bahwa

    yang kami lakukan itu salah.”8

    Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan,

    menunjukkan bahwa rata-rata siswa sudah bisa menaat