SKRIPSI UNNES 22
-
Upload
ary-rizqi-rachman -
Category
Documents
-
view
399 -
download
2
Embed Size (px)
description
Transcript of SKRIPSI UNNES 22

PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI BANGUN RUANG
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SEMARANG
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Duri Dyah Purwaningsih
NIM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007

ii
ABSTRAK
Duri Dyah Purwaningsih. Pengaruh Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang . Skripsi. Program Pendidikan Matematika Transfer, Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang.
Matematika merupakan dasar pelajaran yang lain, tetapi justru matematika merupakan pelajaran yang kurang diminati oleh siswa, dalam belajar pun siswa lebih banyak pasif, sehingga sikap ilmiah siswa kurang bisa berkembang, yang berakibat pada hasil belajar siswa yang cenderung menurun. Begitu pula di SMP Negeri 16 Semarang terkadang sikap ilmiah siswa menunjukkan kurang kearah positif, sehingga guru matematika selalu berusaha untuk mengembangkan metode pembelajaran guna meningkatkan sikap ilmiah siswa, yang berdampak kepada hasil belajar siswa. Pernyataan tersebut menarik peneliti untuk mengambil permasalahan adakah pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang materi bangun ruang sisi lengkung. Tujuan penelitian ingin mengetahui adakah pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Mafaat penelitian bagi peneliti menambah pengetahuan dalam pembelajaran matematika khususnya mengembangkan sikap ilmiah, melatih peneliti untuk berfikir kritis, dan sebagai bahan pertimbangani guru agar lebih memperhatikan sikap ilmiah siswa. Populasi yang diambil adalaha kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang, dengan sampel penelitian sebanyak 42 siswa kelas VIII D. Varibel penelitian variabel bebas (X) sikap Ilmiah dan variabel terikat (Y) hasil belajar. Teknik pengumpulan data sikap ilmiah dengan menggunakan angket dan lembar observasi. Data hasil belajar menggunakan tes. Analisis datanya menggunakan regresi linier sederhana, yang dihitung dengan menggunakan SPSS. Setelah diuji keberartian koefisien regresi dan kelinieran model regresi di dapat pengaruh sikap ilmiah (X) terhadap hasil belajar (Y), sesuai dengan persamaan regresi XY 138,0109,0ˆ += . Untuk pengujian koefisien keberartian regresi diperoleh t hitung 5,177 diatas t tabel yaitu 2,02, maka Ho ditolak yang artinya koefisien regresi signifikan. Uji kelinieran diperoleh F hit 26,801 diatas Ftabel 4,08, dan signifikan 0,00 <0,05, maka Ho ditolak yang artinya ada hubungan secara linier sikap iliah dan hasil belajar. Jadi dapat dismpulkan ada pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 semarang. Kesimpulan ada perngaruh sikap imiah siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Sikap ilmiah merupakan salah satu faktor dari dalam diri individu yang mempengaruhi hasil belajar.Saran-saran yang disampaikan peneliti agar guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap ilmiah, guru dapat memilih pembelajaran yang lebih baik, serta siswa lebih berusaha mengembangkan sikap ilmiah yang dimiliki, sehingga hasil belajar lebih baik.

iii
MOTTO
Sesungguhnya Sesudah Kesukaran Ada Kemudahan (Q. S Al Insyirah; 7).
Jika kau melangkah ingin raih permatamu dan dalam langkahmu berhadapan
dengan jurang, maka terjanglah jurang itu sebenarnya jurang adalah bukan
penghalang melainkan ketakutan diri sendiri. ( John Chammbell).
Jika ingin Sukses maka langgarlah rasa ketakutanmu. (Albert Einsten).
Kekuasaan dimasa depan adalah kekuatan pikiran. ( Sir Winston Chruchill).
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan tugas akhir ini sebagai hadiah kasih sayangku kepada :
Bapak, ibu, dan adikku ( Sari dan Yusuf), alm ( mbah kung, mbah uti, mbah Raswat, mbah Sus kakung), mbah Kusni dan mbah Sus putri
tercinta. Sahabatku ( Nina, Yuli, Thia, Tuti, Ariani, Yani, Peni, teman‐teman Batari, teman‐teman PPL SMP 16 Semarang, Diah, Adisti ( alm ), dan Aan,).
Sandi Zagianata Almamaterku.

iv
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr. wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karenaNya penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulis
adalah sebagai prasarat dalam mendapatkan gelar strata satu pada program studi
Pendidikan Matematika Transfer Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang.
Dalam penyelesaian laporan ini penulis tak lepas dari bantuan berbagai
pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. DR. H. Sudijono Sastroadmojo, M,Si Rektor Universitas Negeri
Semarang
2. Drs. Kasmadi Imam S.,M.S Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Supriyono, M.Si Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Negeri Semarang.
4. Drs.Wardono, M.Si . Dosen Pembimbing I.
5. Dra. Endang Retno Winarti, M.Pd Dosen Pembimbing II.
6. Drs. Sutrisno, S.Pd, M.M Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Semarang.
7. Sudarno S. Pd Guru pengampu pelajaran matematika .
8. Siswa kelas VIII ( D dan F) SMP Negeri 16 Semarang.
9. Bapak dan ibu, serta adikku tersayang yang mencurahkan kasih sayang.
10. Teman-teman Pendidikan Matematika Transfer.

v
11. Dan berbagai pihak yang tak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga semua pihak mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahunan dan semua pihak.
Wassalamu alaikum wr. wb.
Semarang, Januari 2007
Penulis

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
ABSTRAK .........................................................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................ix
DAFTAR TABEL ..............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................3
E. Penegasan Istilah ..........................................................................4
F. Sistematika Penulisan ..................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTEIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar ................................................................. 6
2. Hasil Belajar..........................................................................10
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...................10
4. Pengertian Sikap Ilmiah ........................................................14
5. Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

vii
a. Tabung ............................................................... 18
b. Kerucut .............................................................. 21
B. Kerangka Berfikir ....................................................................... 24
C. Hipotesis ..................................................................................... 25
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Populasi dan sampel ..................................................................... 26
B. Variabel penelitian........................................................................ 27
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 27
D. Metode penyusunan perangkat ..................................................... 28
E. Penskoran instrumen untuk pengambilan data
a. Penskoran angket dan lembar observasi........................ 28
b. Penskoran Hasil belajar ................................................. 29
F. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
1. Reliabilitas .................................................................. 29
2. Validitas...................................................................... 30
3. Taraf Kesukaran ......................................................... 31
4. Daya Beda................................................................... 31
G. Analisis Data
1. Uji Normalitas.............................................................. 34
2. Regresi ......................................................................... 34
BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................................. 41
B. Pembahasan .................................................................................. 47

viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 50
B. Saran ............................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 53

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji Normalitas ................................................................................ 53
Lampiran 2. Kisi-kisi ......................................................................................... 54
Lampiran 3. Soal Tes .......................................................................................... 60
Lampiran 4. Angket ............................................................................................ 63
Lampiran 5. Lembar Observasi........................................................................... 68
Lampiran 6. Hasil Uji Coba ................................................................................ 72
Lampiran 7. Keterangan Hasil Uji Coba Yang Dipakai ..................................... 75
Lampiran 8. Hasil Eksperimen ........................................................................... 77
Lampiran 9. Kunci tes ......................................................................................... 81
Lampiran 10 Rata-rata Sikap Ilmiah ................................................................... 88
Lampiran 11 Nilai Hasil tes ................................................................................ 89
Lampiran 12. Perhitungan Regresi...................................................................... 90
Lampiran 13. Nama siswa................................................................................... 92
Lampiran 14. Surat Penelitian ............................................................................ 93

x
DAFTAR TABEL
1. Tabel Chi Kuadrat ......................................................................................... 98
2. Tabel t ........................................................................................................... 99
3. Tabel F .......................................................................................................... 100

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Pelajaran matematika merupakan dasar dari pelajaran-pelajaran yang lain,
seperti ekonomi, bahasa Indonesia, sejarah, olahraga dan lain-lain. Hal ini
dikarenakan dalam penerapannya, pelajaran-pelajaran tersebut sering
menggunakan unsur matematika, seperti bilangan, nilai hitung dan sebagainya.
C. F. Gauss juga menyatakan demikan bahwa matematika adalah ratu dari
ilmu dan aritmatika adalah ratu dari matematika (Husein Tampomas, 2002:
209). Bahkan sejak usia dini pun orang tua sudah mengenalkan bilangan
kepada anaknya. Misalnya belajar menghafalkan bilangan satu sampai dengan
sepuluh. Menurut pakar psikologi anak J. Champbell (2004) menyatakan
bahwa pelajaran matematika dapat menggali potensi anak.
Menurut Sapari (2005), pandangan siswa secara umum mengenai pelajaran
matematika, bahwa matematika merupakan pelajaran yang susah dimengerti
dan kurang diminati.
Hal inilah yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa, walaupun
disisi lain ada sebagian siswa menganggap bahwa matematika merupakan
pelajaran yang mudah dimengerti dan mengasyikkan, sehingga hasil belajar
siswa menjadi meningkat.
Perasaan kurang minat dan susah mengerti akan pelajaran matematika
yang dialami oleh siswa, dikarenakan anggapan siswa terhadap pelajaran

2
matematika dengan rumus yang cukup beragam dan rumit, serta kurangnya
rasa keingintahuan dan kurang kritisnya siswa dalam mempelajari matematika.
Ini mengakibatkan siswa pasif dalam belajar matematika. Kurangnya rasa
ingin tahu dan krekritisan yang terdapat dalam diri siswa, dan kecenderungan
siswa belajar hanya dengan menghafal rumus saja tanpa mengetahui darimana
rumus tersebut diperoleh, serta sikap siswa yang terkadang kurang jujur dalam
belajar, ini kurang bisa mendorong sikap ilmiah siswa kearah positif.
Menurut Ardhana dan Willis yang dikutib oleh Rica Rahim (2006), hasil
belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor. Diantaranya faktor yang
dimaksud adalah faktor dari dalam individu (sikap ilmiah) dan faktor dari luar
individu ( yang berupa tersedianya bahan ajar yang memberi kemudahan bagi
individu untuk mempelajari, serta serta gaya belajar).
SMP Negeri 16 Semarang merupakan Sekolah Menengah Pertama yang
beralamat di Jalan Raya Ngaliyan. Di SMP Negeri 16 Semarang Berdasarkan
cerita guru matematika kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang permasalahan
diatas masih sering terjadi. Sikap ilmiah siswa masih menunjukkan kurang
kearah positif seperti siswa terkadang masih menunggu perintah dari guru,
kurang disertai rasa keingintahuan, dan kekritisan siswa dalam belajar
matematika. Siswapun terkadang kurang jujur kepada guru, sehingga kurang
adanya keluwesan dalam kegiatan belajar. Hasil belajar yang diperoleh oleh
siswa masih kurang dengan nilai rata-ratanya adalah 64. Guru pun setelah
diadakannya penelitian pada pembelajaran matematika materi bangun ruang
sisi lengkung mencoba menggunakan alat peraga untuk mengembangkan

3
sikap ilmiah siswa, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan
meningkat.
Dari latar belakang inilah penulis merasa perlukan mengadakan sebuah
penelitian di SMP Negeri 16 Semarang dan mengambil judul “ Apakah ada
pengaruh sikap Ilmiah siswa terhadap hasil belajar pada materi bangun ruang
siswa SMP Negeri 16 Semarang Kelas VIII?”.
B. Rumusan Masalah
Bardasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh sikap Ilmiah siswa
terhadap hasil belajar pada materi bangun ruang siswa SMP Negeri 16
Semarang Kelas VIII?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh sikap ilmiah
siswa terhadap hasil belajar matematika pada materi bangun ruang siswa SMP
Negeri 16 Semarang kelas VIII .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan khususnya dalam pembelajaran
Matematika, guna meningkatkan sikap ilmiah

4
b. Melatih peneliti guna berfikir kritis dalam belajar matematika
dan pada KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ).
2. Bagi guru
Guru dapat menjadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan
sikap ilmiah khususnya dalam belajar matematika.
3. Bagi Siswa
Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiahnya terutama dalam
belajar matematika.
E. Penegasan Istilah
1) Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan perbuatan yang berdasarkan pada
pendirian/pendapat/ keyakinan . Dalam penelitian ini sikap ilmiah yang
dimaksud adalah sikap atau perbuatan siswa berdasarkan keyakinan,
pendapat dalam pelajaran matematika yang diditunjukkan dalam angket
dan lembar observasi.
2) Hasil belajar
Hasil belajar matematika merupakan kemampuan seseorang untuk
mempelajari matematika yang diperoleh secara maksimal, ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru. Hasil belajar yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah
mengikuti tes materi bangun ruang sisi lengkung.

5
F. Sistematika Skirpsi
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal,
bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal berisi halaman judul, abstrak,
halaman pengesahan, halaman motto, dan persembahan, kata pengantar, daftar
isi dan daftar lampiran. Bagian isi terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan,
landasan teori dan hipotesis, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan
dan penutup.
Bab I pendahuluan. Pendahuluan ini berisi alasan pemilihan judul,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, penegasan istilah , dan
sistematika skipsi.
Bab II landasan teori dan hipotesis, dalam bab ini berisi mengenai kajian
untuk menjawab permasalahan secara teoritis seperti pengertian belajar, hasil
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, pengertian sikap dan
sikap ilmiah, kerangka berfikir, dan perumusan hipotesis yang akan diuji.
Bab III metode penelitian, dalam metode penelitian ini berisi mengenai
populasi dan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, metode
penyusunan perangkat, penskoran instrumen untuk pengambilan data, analisis
hasil uji coba dan analisis data.
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini meliputi hasil penelitian
yang telah dianalisis beserta pembahasan yang dilakukan.
Bab V penutup. Penutup yang berisi mengenai kesimpulan apa yang
diperoleh selama penelitian dan saran-saran.

6
Bagian akhir, pada bagian akhir penulisan skripsi ini adalah daftar pustaka
dan lampiran-lampiran berupa instrumen-instrumen, perhitungan statistik, dan
surat ijin penelitian.

7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian, atau ilmu, berlatih
dan berubah tingkah laku ( KBBI, 2002 : 35). Menurut Anni, Catharina Tri
( 2004: 24), disebutkan bahwa pengertian dari belajar adalah proses
tingkah laku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dikerjakan.
Menurut Sugandi, Achmad ( 2004: 10), dalam teori humanistik, belajar
merupakan kebebasan untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Sehingga belajar bertujuan memanusiakan manusia,
sehingga dalam teori ini menyebutkan bahwa anak yang berhasil dalam
belajar adalah anak yang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan
lingkungan dan pengalaman .
Menurut Edmund ( 2005: 1-2), berpendapat bahwa belajar merupakan
bagian dari proses untuk memaksimalkan bakat yang dimiliki oleh
seseorang. Bagian dari proses yang dimaksud Edmund disini adalah
perolehan pengetahuan dan pengalaman. Jadi belajar yang dimaksudkan
oleh Edmund tersebut merupakan proses perolehan pengetahuan dan
pengalaman guna mengembangkan bakat yang dimiliki oleh seseorang.
Proses perolehan ini pun tidak dapat secara langsung melainkan secara
bertahap.

8
Menurut Natawijaja (1979 : 9), belajar merupakan proses perubahan
yang terjadi pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat terjadi dalam
bidang, keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan atau appresiasi.
Belajar juga merupakan perubahan tingkah laku manusia (individu) yang
terjadi secara sadar dan disengaja. Perubahan tingkah laku ini bersifat
permanen, dan bukan hasil dari kematangan, keadaan sementera, atau
kelelahan.
Jadi belajar merupakan proses perubahan tingkah laku untuk
memperoleh kepandaian dari sesuatu yang telah dikerjakan.
Prinsip-prinsip belajar menurut Dimyati dan Mudjiono ( 1994) adalah:
a. Perhatian Dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Bahkan menurut Gagne dan Berliner (1984), tanpa
adanya perhatian tidak ada belajar. Perhatian akan timbul pada
siswa jika bahan ajar sesuai dengan kebutuhannya. Motivasi
merupakan tenaga penggerak untuk mengarahkan ke aktivitas
sesorang. Motivasi dapat bersifat internal ( yang datang dari diri
sendiri) dan bersifat eksternal ( datang dari orang lain: guru,
orangtua dan sebagainya). Motivasi juga dibedakan motif
intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan
yang dilakukan. Sedang motif ekstrinsik adalah tenaga
pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukan, akan
tetapi hanya sebagai penyerta saja.

9
b. Keaktifan Siswa
Menurut teori kognitif belajar menunjukkan adanya jiwa yang
sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang diterimadan tidak
sekedar menyimpannya saja. Dalam teori ini anak yang memilki
sifat aktif, konstruktif, mampu merencanakan sesuatu. Anak
mampu mencari dan menemukan fakta dan menggunakan
pengetahuannya yang diperoleh.
Dalam setiap kegiatan belajar selalu menampakkan keaktifan
siswa. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari
bentuk fisik sampai kegiatan psikis yang diamati.
c. Keterlibatan langsung/ berpengalaman
Sesuatu hal apabila siswa melakukan sendiri akan memberi
hasil belajar yang lebih mendalam, karena dalam belajar melalui
pengalaman langsung siswa tidak sekadar mengamati tetapi harus
menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung
jawab terhadap hasilnya.
Keterlibatan siswa didalam belajar tidak diartikan dengan
keterlibatan fisik semata melainkan adalah keterlibatan mental
emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif dalam
pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan
internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai saat
mengadakan latihan dalam pembentukan keterampilan.

10
d. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan
dikemukakan oleh teori psikologi Daya, dimana belajar melatih
daya-daya yang ada pada manusia, yang terdiri atas daya
mengamat, menganggap, mengingat, menghayal, merasakan,
berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka
daya-daya tersebut akan berkembang.
Teori yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori
Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme. Berangakat dari salah
satu hukum belajar ”law of exercise” oleh Thorndike,
mengemukakan bahwa belajar merupakan pembentukan
hubungan antara stimulus dan respon, dengan pengulangan
terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang
timbulnya respon benar. Psikologi Conditioning yang merupakan
perkembangan lebih lanjut dari koneksionisme juga menekankan
pentingnya pengulangan dalam belajar. Pada koneksionisme
belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons,
maka pada psikologi conditioning respons akan timbul bukan
saja oleh stimulus , tetapi stimulus yang dikondisikan
Pengulangan dalam belajar dari ketiga teori tersebut tujuannya
dilakukan untuk melatih daya-daya tujuan yang berbeda, seperti
melatih daya jiwa, membentuk respon yang benar, serta
membentuk kebiasaan–kebiasaan. Walau kita tidak dapat

11
menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang
dikemukakan ketiga teori tersebut, karena tidak dapat dipakai
untuk menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip
pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran. Dalam
belajar masih diperlukan pengulangan/latihan. Metode drill dan
stereotyping adalah bentuk belajar yang menerapkan prinsip
pengulangan.
e. Tantangan
Tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar membuat
siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru,
yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan
membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa turut menemukan konsep-
konsep, prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan siswa
berusaha mencari dan menemukan suatu konsep-konsep dari
prinsip dan generalisasi tersebut.
f. Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan
ditekankan pada teori belajar Operant Condition , bahwa kondisi
adalah stimulusnya, maka kondisi diperkuat dengan responnya.
Kunci dari teori ini adalah ” law of effect”. Siswa akan belajar
lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil

12
yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan yang
menyenagkan dan berpengaruh baik.
g. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua
orang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan
yang lain. Perbedan itu terdapat pada karateristiknya psikis,
kepribadian sifat-sifatnya. Perbedaan individu berpengaruh
terhadap cara dan hasil belajar. Karena adanya perbedaan
individu perlu diperhatikan guru dalam upaya pembelajaran.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari dua kata hasil dan belajar. Untuk hasil sendiri
artinya sesuatu yang diadakan, atau juga akibat dari sesuatu, sedangkan
belajar adalah perubahan tingkah laku, atau berusaha memperoleh
kepandaian ( KBBI, 2002).
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai
proses belajar, ataupun merupakan penguasaan pengetahuan keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan
dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru. Jadi yang dimaksudkan
adalah nilai tes matematika yang diberikan guru sebagai hasil penguasaan
pengetahuan dan keterampilan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut psikologi pendidikan yaitu Gagne dalam bukunya Condition Of Learning yang dikutip Natawidjaja, Rochman ( 1979), bahwa kondisi belajar sangat mempengaruhi perbuatan belajar, diantaranya :
a. Kondisi belajar intern

13
1. Kematangan Belajar
Kematangan belajar ini sangat berhubungan dengan
kondisi biologis anak, misalnya anak yang ada dalam masa
pertumbuhan belum tiba pada suatu tahap untuk belajar
sesuatu, jangan dipaksakan untuk mempelajarinya, karena
ini akan sukar untuk anak dalam menerimanya.
2. Belajar untuk belajar,
Belajar untuk belajar merupakan suatu kegiatan untuk
mempelajari sesuatu, dimana sebelumnya telah menguasai
dasar-dasar kemampuan maka daya yang ada didalam diri
kita akan lebih mendorong untuk lebih cepat belajar. Jadi
nampak jelas suatu kegiatan yang diperhadapkan kepada
siswa, dikarenakan adanya daya belajar-untuk-belajar maka
kecepatan mengerjakan soal lain yang sejenis akan
meningkat.
3. Kemampuan belajar
Kemampuan belajar ini dapat mengetahui adanya anak
yang belajarnya cepat, belajarnya sedang maupun lambat
dengan adanya abilitas belajar maka anak dapat
memecahkan masalah.
4. Kumpulan presepsi dan pengertian dasar,
Kumpulan presepsi dalam belajar berasal dari kumpulan
pengalaman anak dalam belajar yang tidak hilang,

14
kumpulan presepsi ini sering disebut pra-kemampuan. Pra-
kemampuan ini adalah dasar anak untuk mempelajar
sesuatu pengalaman yang baru.
b. Kondisi belajar ekstern
1. Kontiguitas,
Kontiguitas merupakan unsur yang mempengaruhi
belajar, dengan peristiwa yang terjadi hampir serentak
antara rangsangan ( stimuli) dan respon. Prinsip kontiguitas
ini didasarkan apada alat peraga, misalnya peta, gambar,
model, dan sebagainya. Prinsip kontiguitas ini
menunjukkan bahwa belajar dengan alat akan jauh lebih
berhasil dibandingkan belajar tanpa alat.
2. Latihan
Latihan merupakan pengulangan respon sewaktu adanya
stimuli. Mengulang hubungan stimuli–respon maksudnya
membuat apa yang dipelajari akan bertahan lama,
sebaliknya latihan mengulang secara lama akan
menimbulkan kebosanan.
3. Penguatan,
Penguatan merupakan unsur yang penting dalam belajar,
misalnya dengan pujian, dan pemberian hadiah. Respon
yang dihargai cenderung diulang pada situasi tertentu,
sedang respon yang tidak diberi penghargaan cenderung

15
untuk tidak diulang. Jadi pemberian penghargaan dalam
proses belajar sangat penting guna keberhasilan belajar.
Menurut Ardhana dan Willis yang dikutip oleh Rica Rahim(2006),
bahwa hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor yang mempengaruhinya,
diantaranya faktor dari dalam individu yang berupa sikap ilmiah, dan
faktor dari luar individu yang berupa bahan ajar dan gaya belajar siswa.
Proses belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 228), yaitu
kegiatan yang dialami siswa dan dihayati oleh siswa sendiri. Kegiatan atau
proses belajar ini terpengaruh oleh sikap, motivasi, konsentrasi, mengolah,
menyimpan, menggali, dan unjuk berprestasi. Sesudah belajar merupakan
tahap unjuk prestasi hasil belajar. Proses belajar merupakan kegiatan
mental mengolah bahan belajar atau pengalaman belajar yang lain.
Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno (1996), Agar memperoleh hasil
yang diingikan secara baik dalam proses belajar, perlu menerapkan prinsip
psikologi, dengan mengakui adanya perbedaan-perbedaan individual yang
dimiliki setiap individu. Perbedaan-perbedaan itu meliputi kecerdasan,
bakat, minat, sikap, harapan dan aspek kepribadian lainnya, sehingga
perbedaan ini memberi pengaruh bagi hasil belajar.
Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno (1996: 155), berpendapat
mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar digolongkan menjadi
dua, yaitu

16
a. Faktor Intern ( faktor dari diri manusia), meliputi :
1. Faktor fisiologi
2. Faktor psikologi
b. Faktor Ekstern (faktor dari luar manusia), meliputi :
1. Faktor-faktor non sosial
2. Faktor- faktor sosial
Menurut Anonim (1989 :155), hasil belajar yang akan dicapai siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Faktor Internal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar
yang berasal dari dalam diri siswa yang sedang belajar. Faktor-
faktor tersebut adalah :
a. Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis merupakan kondisi fisik seseorang yang
meliputi panca indra terutama pengelihatan dan
pendengarann, keutuhan tubuh serta keadaan jasmani.
b. Kondisi psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang utama, yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu :
1. Kecerdasan
Kecerdasan berperan bersar dalam keberhasilan
belajar. Orang cerdas akan cepat menguasai
pelajaran dibanding dengan orang yang kurang

17
cerdas meskipun fasilitas dan waktu yang
digunakan untuk mempelajari materi sama.
2. Bakat
Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat
yang dimiliki akan memperbesar kemungkinan
berhasilnya belajar.
3. Minat
Minat seseorang terhadap sesuatu akan
berpengaruh terhadap kesungguhan untuk
menggelutinya.
4. Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak
didalam diri seseorang demi mencapai tujuan
tertentu yang sudah menjadi aktif pada saat
melaksanakan suatu perbuatan. Motivasi ada dua
macam, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi ini merupakan motivasi yang
timbul dan dalam diri sendiri yang tidak
dipengaruhi oleh sesuatu diluar dirinya.
b. Motivi Ekstrinsik

18
Motivasi ini merupakan motivasi yang
timbul dalam dari seseorang, karena
pengaruh rangsangan luar.
5. Emosi
Keadaan emosi yang labil, seperti mudah marah,
mudah tersinggung, tertekan, merasa tidak aman,
dapat mengganggu keberhasilan belajar.
6. Kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif adalah kemampuan
penalaran yang dimiliki oleh seseorang
kemampuan penalaran yang tinggi memungkinkan
seseorang dapat belajar lebih baik. Kemampuan
kognitif akan berkembang baik jika seseorang
melakukan tindak belajar.
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang
dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar, faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Faktor lingkungan
1. Lingkungan alami yaitu kondisi alam yang dapat
berpengaruh terhadap proses hasil belajar. Lingkungan
alami antara lain: suhu udara, kelembapan, musim, serta
kejadian alam yang ada.

19
2. Lingkungan sosial, baik yang berupa manusia maupun
yang lainnya yang langsung berpengaruh terhadap
proses pembelajaran. Lingkungan sosial yang
dimaksud adalah tempat tinggal siswa yakni rumah
orang tua atau dipondok pesantren.
b. Faktor instrumental
Faktor instrumental merupakan faktor yang adanya dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan sehingga dapat dimanipulasi.
Faktor instrumental antara lain :
1. Kurikulum yang mantap.
2. Program pendidikan yang telah dimiliki dalam suatu
kegiatan yang jelas, akan memudahkan siswa dalam
merencanakan dan mempersiapkan untuk program
tersebut.
3. Guru/tenaga pengajar. Jumlah dan kualitas guru dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
4. Sarana dan prasarana. Keadaan gedung atau tempat
belajar siswa yang nyaman akan memperlancar kegiatan
pembelajaran, sehingga akan menghasilkan proses dan
hasil belajar yang diharapkan.
4. Pengertian Sikap Ilmiah

20
Menurut Gagne dan Briggs, yang dikutip Annie, Catharina Tri (2004 :
25) mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam lima kategori adalah
: kemahiran intelektual ( intelectual skill ), strategi kognitif ( cognitif
strategies ), informasi verbal ( verbal information ), kemahiran motorik (
motor sklills), dan sikap ( attitudes).
Sikap menurut Gagne ini adalah suatu kondisi yang internal. Sikap
mempengaruhi pilihan untuk bertindak. Kecenderungan untuk memilih
obyek terdapat pada diri pembelajar , bukan kinerja yang spesifik.
Sikap juga merupakan kemampuan internal yang berperan dalam
mengambil tindakan. Dimana tindakan yang akan dipilih, tergantung pada
sikapnya terhadap penilaian akan untung atau rugi, baik atau buruk,
memuaskan atau tidak, dari suatu tindakan yang dilakukannya.
Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih
sesuatu. Efek sikap ini dapat diamati dalam reaksi pembelajar ( positif
atau negatif). Sikap juga merupakan salah satu dari enam faktor yang
memotivasi belajar.
Sikap dalam hal ini adalah suatu kombinasi, informasi, dan emosi
yang dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok,
gagasan, peristiwa, atau obyek tertentu secara menyenangkan atau tidak
menyenangkan.
Sikap mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku dan belajar
siswa, karena sikap itu membantu siswa dalam merasakan dunianya dan
memberikan pedoman kepada prilaku yang dapat membantu dalam

21
menjelaskan dunianya. Sikap juga membantu seseorang merasa aman di
suatu lingkungannya yang pada mulanya tampak asing.
Sikap akan memberikan pedoman dan peluang kepada seseorang
untuk mereaksikan secara lebih otomatis. Sikap akan membuat kehidupan
lebih sederhana dan membebaskan seseorang dalam mengatasi unsur-
unsur kepada kehidupannya sehari-hari yang bersifat unik.
Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh
melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku
peran ( guru-murid, orang tua-anak). Karena sikap itu dipelajari, sikap
juga dapat dimodivikasi dan diubah. Pengalaman baru secara konstan
mempengaruhi sikap, membuat sikap berubah, intensif, lemah, ataupun
sebaliknya.
Sikap merupakan proses yang dinamik, sehingga media, dan
kehidupan seseorang akan mempengaruhinya. Sikap dapat membantu
personal karena berkaitan dengan harga diri yang positif, atau dapat juga
merusak personal karena adanya intensitas perasaan gagal. Sikap berada
disetiap orang sepanjang waktu dan secara konstan sikap memepengaruhi
prilaku dan belajar.
Biasanya pengalaman belajar baru merupakan kegiatan yang banyak
mengandung resiko karena kadang-kadang tidak menentu. Dan dari
sikap tersebut siswa dapat membuat penilaian mengenai guru, mata
pelajaran, situasi pembelajaran, dan harapan personalnya untuk sukses.

22
S. Karim A. Karhami ( 2005), berpendapat bahwa sikap juga
merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak (tendency to behave).
Menurut R. T White (1988), wilayah attitude mencakup juga wilayah
kognitif, anak dapat membatasi atau mempermudah untuk menerapkan
suatu keterampilan dan pengetahuan yang dikuasainya. Anak juga
berusaha untuk memahami suatu konsep, jika dia tidak memiliki
kemauan untuk itu.
Menurut Yul, Iskandar ( 2004 : 9) Sikap adalah sebuah trait yang
selain aktif mempelajarinya, tetapi telah ditampilkan dengan perubahan
tingkah laku yang sesuai. Biasanya sikap memerlukan bakat, minat, dan
aktif yang merubah perilaku. Sikap pada umumnya merupakan hasil dari
learning dan praktis dan pula hasil dari perpaduan berbagai trait dan
ability.
Sikap Ilmiah menurut Mulyono, Anton yang dikutip oleh Suyitno,
Amin (1997: 2), sikap yang disiapkan bertindak untuk perbuatan yang
berdasarkan pada pendirian/ pendapat/keyakinan. Sedangkan Menurut
Allen Ledward yang dikutip Suyitno, Amin adalah “An attitude as degree
of positive or negatif affect associated with some pychological objects”.
Dimana Sikap berkaitan dengan obyek yang disertai dengan perasaan
posititif ( favourable) atau perasaan negatif ( unfavorable). Jadi sikap
ilmiah adalah “ Scientific attitude” ( Sikap keilmuan).

23
Kurniadi (1988) dikutip dari pendapat M. O. Edward yang
merumuskan perilaku kreatif sikap ilmiah dari kata-kata ide ( gagasan )
berikut :
I : Imagination ( imajinasi ).
D : Data ( Fakta ).
E : Evaluation ( evaliuasi ).
A : Action ( tindakan ).
Seorang yang kreatif adalah seseorang yang mampu mengumpulkan
data, berimajinasi dalam aksinya juga membuat evaluasi.
Didalam jurnal yang ditulis oleh S. Karim A. Karhami (2005), sikap
ilmiah yang cenderung dikembangkan di berbagai sekolah adalah :
a. Curiosity ( Sikap ingin tahu)
Ditandai dengan tingginya minat siswa. Di sini anak juga
sering mencoba pengalaman-pengalaman baru. Curiosity
sering diawali dengan pengajuan pertanyaan .
b. Flekxibility ( Sikap luwes)
Sikap anak dalam memahami konsep baru, pengalaman
baru, sesuai dengan kemampuannya tanpa ada kesulitan. Dan
biasanya pemahaman ini berlangsung secara bertahap.
c. Critical reflektion (sikap kritis)
Kebiasaan anak untuk merenung dan mengkaji kembali
kegiatan yang sudah dilakukan.
d. Sikap Jujur
Kejujuran siswa kepada diri sendiri dan orang lain dalam

24
r
2πr
menyelesaikan atau mencoba pengalaman yang baru.
Menurut Renzuli yang dikutip oleh Supriyadi, (1994: 224), siswa
yang mempunyai sikap ilmiah yang tinggi akan memiliki kelancaran
dalam berfikir sehingga siswa akan termotivasi untuk selalu
berprestasi dan memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai
keberhasilan dan keunggulan.
5. Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung ( Luas Permukaan Kerucut dan
Tabung)
a. Tabung
Nugroho ( 2004: 55) menyatakan bahwa tabung adalah bangun
ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran kongruen yang berhadapan
sejajar, dan titik pada kedua lingkaran yang bersesuaian saling
dihubungkan dengan garis lurus. Terdiri dari sisi bawah ( alas), sisi
atas ( tutup), selimut. Alas dan tutup berbentuk lingkaran yang
kongruen, sedangkan selimut berbentuk persegi panjang.
Gambar tabung beserta jaring-jaringnya
A B
t C O D
OD = Jari-jari alas tabung
CD = Diameter alas tabung
AC = BD = Tinggi

25
r = jari-jari lingkaran pada tabung
Tampomas ( 2002 :17) menyatakan bahwa selimut tabung
adalah bidang lengkung yang terdapat pada tabung.
Sugiyono Cholik (2004: 101-107), untuk mencari rumus
luas permukaan tabung adalah sebagai berikut
panjang selimut tabung = keliling lingkaran
= rπ2
Lebar selimut tabung = tinggi tabung
Luas selimut tabung = luas persegi panjang
= p x l
= ( ) tr ×π2
= rtπ2
Luas lingkaran = 2rπ
Jadi Luas seluruh permukaan tabung dapat di peroleh
= Luas sisi alas + luas sisi atas + luas selimut
)(22)(2
22
22
trrrtr
rtrr
+=+=
++=
πππ
πππ
Contoh Soal
1. Sebuah tabung, alasnya yang berbentuk lingkaran mempunyai diameter 42
satuan dan tinggi 20 satuan
Hitunglah : a) luas lingkaran
b) luas selimut tabung
c) luas permukaan tabung
Penyelesaian:

26
Diketahui : d = 42 satuan, jadi r = 21 satuan
t = 20 satuan
a) Luas lingkaran = rr ××π
= 221722
×
= 1386 satuan luas
Jadi luas lingkaran adalah 1386 satuan luas
b) Luas selimut = tr ×××π2
= 20217222 ×××
= 2640 satuan luas
Jadi luas selimut tabungnya adalah 2640 satuan luas
c) Luas permukaan tabung = luas selimut + luas atap + luas alas
= luas selimut + 2 ( luas lingkaran) ,
( karena atap dan alas berbentuk lingkaran, )
= 2640 + 2 (1386)
= 5412 satuan luas
Jadi luas permukaan tabungnya adalah 5412 satuan luas
2. Suatu tabung yang mempunyai tinggi 24 cm dan jari-jari alasnya adalah 11
cm hitunglah luas permukaan tabung?
Penyelesaian:
Diketahui:
cmrcmt
11,24
==
Ditanya luas permukaan tabung?
Jawab:
Luas permukaan = 222 rrrt πππ ++
= 222 rrt ππ +
= )(2 trr +π
= )2411(1114,32 +××

27
= 2417, 8 cm2
Jadi luas permukaan tabungnya adalah 2417, 8 cm2
3. Jika sebuah drum minyak tanah yang mempunyai tinggi 250 cm dan jari-
jari alasnya 49 cm ( drum tersebut tanpa tutup ). Tentukan luas permukaan
tabung?
Penyelesaian:
Diketahui :
cmrcmt
49,250
==
Ditanya Luas permukaan?
Jawab :
Luas permukaan drum = 22 rrt ππ +
= )2( trr +π
= )250249(49722
×+×
= 84546 cm2
Jadi luas permukaan drum adalah 84546 cm2
b. Kerucut
T A
T
A B
B
Gambar Kerucut beserta jaring-jaringnya

28
Husein Tampomas (2002:18), kerucut adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh bidang lengkung dan bidang dasar yang berbentuk
lingkaran.
Kerucut terdiri atas selimut yang merupakan sebuah juring lingkaran
dan lingkaran sebagai alas.

29
TB = TA = s pada gambar merupakan garis pelukis (jari-jari pada
juring lingkaran). Sedangkan jari-jari pada alas adalah r.
Tampomas (2002: 41), untuk mencari rumus luas permukaan Kerucut
adalah sebagai berikut:
1. Mencari Selimut kerucut
Selimut kerucut ditentukan dengan perbandingan luas
juring dan perbandingan panjang busur.
0
0
0
0
0
360
360
360
r2 2360
r2 alas padalingkaran kelilingAA'busur panjang)TAA' juring pada jari-jarimerupakan (s
2360
gambar pada AA'busur panjang
×=⇔
=⇔
=×⇔
=×⇔
==
×=
sr
sr
rs
s
s
γ
γ
γ
ππγπ
πγ

30
Maka untuk luas selimut dapat diperoleh :
2. Luas Permukaan Kerucut
Luas sisi kerucut = Luas Selimut + Luas Alas
= rsr ππ +2
= )( srr +π
Jadi rumus luas permukaan kerucut adalah )( srr +π
Contoh Soal :
1. Sebuah kerucut mempunyai panjang jari-jari alasnya adalah 7 cm dan
tingginya 24 cm. Hitunglah : Luas permukaan kerucut !
Penyelesaian :
Diketahui :
cmrcmt
7,24
==
Untuk mencari garis pelukisnya dapat dilakukan dengan cara
25247 2222 =+=+= trs cm
Ditanya Luas permukaan kerucut?
Jawab :
rs sr
360
360sr
360
TAA'JuringLuaskerucut selimut Luas
2
20
0
20
π
π
π
πγ
=
×=
××
=
×=
=
s
s
s

31
Luas permukaan kerucut = rsr ππ +2
= )( srr +π
= )257(7722
+×
= 704 cm2
Jadi luas permukaan kerucut adalah 704 cm2
B. Kerangka Berfikir
Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil
tindakan. Tindakan dalam hal ini adalah mengekspresikan sesuatu
keterampilan yang berupa kreativitas. Sikap yang terjadi pada siswa adalah
merupakan penilaian terhadap pada guru, mata pelajaran maupun kondisi
belajar, sikap yang terjadi pada mata pelajaran ini dapat mengevaluasi untuk
menguangkan ide, ataupun kekritisan dalam bentuk sikap ilmiah. Sikap ilmiah
dalam belajar ini dapat mempengaruhi siswa ataupun sebaliknya.
Jadi sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa dalam belajar matematika, baik berupa positif maupun
berupa negatif.
Minat Curiosity Luwes Kritis
Sikap Ilmiah siswa
Hasil Belajar Siswa

32
C. Hipotesis
Dari kerangka berfikir diatas dapat dibuat hipotesis penelitian yaitu, “Ada
pengaruh sikap Ilmiah siswa terhadap hasil belajar pada materi bangun
ruang siswa SMP Negeri 16 Semarang Kelas VIII”

33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 16
Semarang, sebanyak 252 orang siswa, yang terbagi menjadi 6 kelas,
dengan perincian sebagai berikut:
Kelas A sebanyak 42 siswa
Kelas B sebanyak 42 siswa
Kelas C sebanyak 42 siswa
Kelas D sebanyak 42 siswa
Kelas E sebanyak 42 siswa
Kelas F sebanyak 42 siswa
2) Sampel
Sampel diambil dari populasi dengan teknik random sampling,
dengan mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel bukan siswa
secara individual melainkan siswa yang terhimpun dalam kelas. Hal ini
dilakukan karena di dalam SMP Negeri 16 Semarang tidak mengenal
kelas unggulan atau favorit, maka setiap unit populasi berpeluang sama
untuk dipilih. Data diasumsikan homogen. Asumsi ini didasarkan pada
ciri relatif sama yang dimiliki populasi antara lain:

34
a. Siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang
sama.
b.Mendapatkan waktu pembelajaran yang sama.
c. Guru yang mengajarnya pun sama.
Peneliti mengambil sampel untuk kelas ujicoba satu kelas,
sebanyak 42 siswa, yaitu kelas F. Untuk kelas eksperimen peneliti
menggunakan satu kelas yaitu kelas D, dengan banyaknya siswa 42
siswa.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu konsep yang memiliki nilai ganda atau dengan
perkataan lain suatu faktor yang diukur akan menghasilkan skor yang
bervariasi. Adapun jenis variabel dilihat peranannya adalah variabel bebas
dan variabel terikat.( Riyanto, Yatim, 1996: 9-11)
Dalam hal ini variabel bebas (X) adalah sikap ilmiah siswa SMP kelas
VIII, sedangkan variabel terikat (Y) adalah Hasil belajar SMP kelas VIII
pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam hal ini ada beberapa metode yang digunakan peneliti guna
memperoleh data antara lain :
1) Sikap ilmiah
Untuk memperoleh data mengenai sikap ilmiah siswa peneliti
mengambil data melalui observasi dan angket. Peneliti
menggunakan dua cara tersebut agar kelemahan antara angket dan

35
observasi saling menutupi, untuk memperoleh data yang lebih baik.
Pengukurannya menggunakan skala rating dalam bentuk kuantitas .
Adapun lembar angket dan lembar observasi dapat dilihat di
lampiran 4 halaman 62 untuk angket, dan lampiran 5 halaman 68
untuk lembar observasi.
2) Hasil belajar
Hasil belajar matematika tentang materi bangun ruang yang
diukur dengan menggunakan tes. Adapun lembar soal tesnya
terdapat pada lampiran 3 halaman 60
D. Metode Penyusunan Perangkat Penelitian
Ada beberapa penyusunan instrumen yang baik :
a. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, penentuan variabel.
b. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala.
c. Penyuntingan, melengkapi dengan pedoman mengerjakan, surat
pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang perlu.
d. Uji Coba
e. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban,
peninjauan saran-saran.
f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik
dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu
ujicoba.
E. Penskoran Instrumen Untuk Pengambilan Data
1. Penskoran Angket dan Lembar Observasi

36
Dalam penskoran angket dan observasi peneliti menggunakan
interval 1-5. Khusus untuk angket didalam penskorannya antara positif
dan negatif berbeda, untuk aturan yang positif penskoran
multiplecoicenya adalah : a (1 ), b(2), c(3), d(4), e(5), sedangkan untuk
aturan yang negatif penskoran multiplecoicenya adalah : a (5 ), b(4),
c(3), d(2), e(1).
Lembar observasi didalam penskorannya berbeda dengan angket,
sesuai dengan item penilaiannya. Untuk item penilaian a (5), b (4), c (3),
d (2), e (1).
Skor sikap ilmiah siswa dapat diperoleh dengan jumlah skor
angket ditambah dengan skor angket dibagi dua.
2. Penskoran hasil belajar
Dalam mencari data hasil belajar peneliti menggunakan tes.
Penskoran yang digunakan didalam tes adalah untuk jawaban yang salah
maka akan mendapat skor 0, sedangkan jawaban yang benar mendapat
skor 1, dan dalam pengolahan nilai yang diperoleh siswa dari tes hasil
belajar matematika materi tentang bangun ruang, dapat diperoleh dengan
:
23
xbN =
Keterangan :
b : jumlah jawaban betul.
Untuk hasil belajar siswa ini nilai tertinggi siswa menunjukan nilai 10
dan nilai terendah 0.

37
F. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
1. Reliabilitas
Sebelum mengadakan penelitian peneliti terlebih dahulu
mengadakan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui reliabilitas dan
validitas soal.
Untuk mengukur reliabilitas angket dan observasi menurut
Arikunto (1996 :180-196) yang menggunakan skala rating, dalam
pengujiannya menggunakan rumus alpha.
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
−= ∑
2
22
11 1 STSST
nnr i
Sedangkan untuk tes yang digunakan adalah rumus KR-20,
karena dalam tes ini skornya berupa dikotomi (0-1).
))(1
(11 2
2
STpqST
nnr
∑−−
=
Menurut Triton (2006) kreteria yang dipakai dalam menentukan
ada tidaknya reliabel pada soal dapat dianalisis dengan cara
mengkonsultasikan r11 (r hitung) nilai alpha. Dengan ketentuan tingkat
Reliabiltas nilai Alpha adalah :
ReliabelSangat : 1,00 r 0,80Reliabel : 0,80r0,60
Reliabel Cukup : 0,60 r 0,40ReliabelAgak : 0,40 r 0,20
Reliabel Kurang : 0,20 r 0,00
≤<≤<≤<≤<≤≤
2. Validitas Butir

38
Arikunto (2003 :158-174), dalam perhitungan untuk
menentukan validitas butir menggunakan dengan rumus product
moment.
2222 )(}{)({))((
YYNXXNYXXYNrXY
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
dengan kreteria yang dipakai untuk mengetahui validitas adalah:
tabelxy rr > , maka akan valid
3. Taraf Kesukaran
Dalam menguji coba selain untuk mengetahui reliabilitas dan
validitas instrumen, khusus untuk tes dilakukan analisis soal terlebih
dahulu untuk mengetahui taraf kesukaran dan daya pembeda.
Menurut Arikunto (2002 : 210), taraf kesukaran ini digunakan
untuk mengetahui apakah soal tersebut terlalu mudah ataupun sukar ,
dengan rumus:
JSBP =
Keterangan :
P = Indeks kesukaran.
B = Banyakanya siswa yang menjawab dengan betul.
JS = Jumlah seluruh Siswa peserta tes.
Dengan ketentuan indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai
berikut :
Soal dengan 3,00,0 ≤≤ P adalah Sukar

39
Soal dengan 7,03,0 ≤< P adalah Sedang.
Soal dengan 17,0 ≤< P adalah Mudah
4. Daya Beda
Daya beda menurut Arikunto (2002 :218), untuk mengetahui
apakah siswa tersebut pandai ataupun tidak. Cara menentukan daya
pembeda ini terlebih dahulu membagi kelompok kecil dan kelompok
kurang. kemudian ditentukan dengan rumus :
B
B
A
A
JB
JBD −=
Keterangan :
D = Indeks Daya Pembeda.
JA = Banyaknya peserta kelompok atas.
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.
BA = Banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar.
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar.
Klasifikasi daya pembedanya adalah :
SekaliBaikDBaikDCukupDJelekD
:00,170,0:70,040,0:40,020,0:20,000,0
≤<≤<≤<≤≤
I. Hasil uji coba tes
Dari tes yang di ujicobakan dengan 20 soal, diperoleh:
a) Daya Pembeda .

40
Dari daya beda diperoleh soal yang mempunyai
kualitas jelek adalah no 3, 5, 10, 14, 16, 18,
sedangkan yang mempunyai kualitas baik adalah 1, 2,
4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 17, 19, dan 20.
b) Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran ini diperoleh soal yang
mudah no 1, 2, 9, 15, soal yang mempunyai
tingkatan sedang adalah no 3, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 13,
17, 19, dan 20, sedangkan yang tingkatan sukar
adalah 3, 5, 10, 14, 16, dan 18.
c) Reliabilitas
Reliabilitas yang diperoleh 0,8 yang
dibandingkan dengan r tabel product moment 0,308,
dimana 0,8 > 0,308 jadi soal ini reliabel.
d) Validitas
Dalam perhitungan validitas ini diperoleh
bahwa soal yang tidak valid adalah 3, 5, 10, 14, 16,
18, sedang yang valid adalah 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12,
13, 15, 17, 19, dan 20.
Jadi dapat diperoleh kesimpulan soal yang tidak dipakai
adalah 3, 5, 10, 16, 18, dan yang dipakai 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12,
13, 15, 17, 19, dan 20, dan untuk no 14 direvisi dan soalnya untuk
digunakan dalam penelitian.

41
Instrument tes yang dipakai pada penelitian terdapat pada
lampiran 7 halaman 75
II. Hasil uji coba angket.
Angket yang diujikan ada 30 soal, dari angket ini koefisien
reliabilitasnya 0,9336 dan dibandingkan dengan r tabel adalah 0,308,
maka reliabel sedangakan untuk yang tidak valid hanya ada 1 yaitu no
26. dan yang lain valid. Jadi yang terpakai hanya no 26. Perhitungan
hasil uji coba angket halaman 73-74. Keterangan Angket terdapat pada
lampiran 7 halaman 75.
G. Analisis Data
1. Uji Normalitas
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menguji
Normalitas. Uji Normalitas ini dilakukan agar pengujian hipotesis dan
pembuatan selang kepercayaan dapat dilakukan.
Untuk Normalitas peneliti menggunakan chi-kuadrat, dengan
rumus sebagai berikut:
∑=
−=
k
i i
ii
EEO
1
22 )(
χ
Untuk keterangan :

42
2χ = harga Chi-kuadrat
iO = Frekuensi hasil pengamatan
iE = Frekuensi yang diharapkan.
Perhitungan ini dikonsultasikan dengan tabel2 χ , jika
harga tabelhitung 22 χχ ≤ dengan taraf signifikansi 5% berarti berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. (Sudjana 1992 : 273).
2. Analisis Regresi.
Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X)., maka untuk mengetahui
adakah pengaruh antara sikap ilmiah terhadap hasil belajar, didalam hal
ini peneliti menggunakan regresi linier sederhana. Pengolahan data di
atas menggunakan program SPSS.
Menurut Sudjana (1996 : 312), model persamaan regresi linier
sederhana adalah :
bXaY +=ˆ
Keterangan :
Y = Hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.
X = Sikap ilmiah siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.
Menurut R.K. Sembiring (1989: 40-51), dari model persamaan
regresinya dapat diperoleh dengan :
( )( )
( )nx
x
nxy
xyb
ii
iiii
22 ∑−∑
∑∑−∑
= , dan

43
nx
bny
a ii ∑−
∑=
a. Uji Korelasi
Uji korelasi ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua
variabel ( sikap ilmiah dengan hasil belajar) ada hubungan atau
tidak..
Hipotesis:
Ho : Tidak ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.
Ha : Ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.
Menurut Sudjana (1996:379-380), untuk mengetahui apakah antara
dua variabel ada hubungan yang independen atau tidak, maka
diperlukan pengujian independen, dan hipotesis yang harus diuji
adalah:
0:0:
1 ≠≡
ρρ
HHo
Taraf kepercayaan yang dipakai adalah %5=α .
Untuk pengujian diatas, jika sampel acak berdistribusi normal
bervariabel dua itu berkuran n dan memiliki koefisien korelasi r,
maka mengunakan statistik t.

44
Untuk kreteria yang dipakai, hipotesis akan diterima jika
)211()
211( αα −−
<<− ttt , dimana distribusi t mempunyai dk = (n – 2).
Atau menurut Sudjana (1996 :368-369), garis linier yang terbaik
untuk sekumpulan data berbentuk linier, derajat hubungannya akan
dinyatakan dengan r dan sering disebut koefisien korelasi. Dengan
rumus r adalah:
2222 )(}{)({))((
YYNXXNYXXYNrXY
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Dan rumus t adalah:
211
rnrt−
−=
b. Uji Keberartian koefisien regresi
Ho : Koefisien regresi tidak berarti
H1 : Koefisien regresi berarti
Dengan pengambilan kepercayaan adalah 5 %
Menurut Sudjana (2003 :18) dalam penelitian ingin mengetahui
apakah koefisien regresi berarti ataukah tidak, maka pengujiannya
menggunakan statistik F yang dibentuk oleh perbandingan dua KT.
Dalam pengujiannya kreteria yang dipakai untuk menolak
hipotesis adalah )2,1)(1( −−≥ nhit FF α .

45
Untuk perhitungan statistik 2
2
sis
reghit S
SF = , dan selanjutnya dengan
distribusi F beserta tabelnya dengan dk pembilang satu dan
penyebut (n – 2).
c. Uji kelinieran model regresi
Menurut Sudjana (2003 : 18) uji kelinieran regresi ini
dilakukan untuk mengetahui apakah model linier yang dipakai cocok
ataukah tidak Dalam hal ini hipotesis yang dipakai adalah:
Ho : Koefisien regresi tidak linier
H1 : Koefisien regresi linier.
Untuk tingkat kepercayaan yang dipakai adalah 5%.
Pengujian ini membandingkan pula dua KT dengan statistik
yang dipakai adalah staistik F.
Untuk kreterianya adalah tolak hipotesis model regresi linier
jika ),2)(1( knkhit FF −−−≥ α .
Perhitungan statististiknya adalah 2
2
G
TChit S
SF = , yang selanjutnya
digunakan distribusi F beserta tabelnya dengan dk
pembilangnya adalah (k-2) dan dk penyebutnya adalah ( n-k ).

46
Dengan tabel analisis varian adalah
Sumber
Variasi
JK (Jumlah
Kuadrat)
Dk (derajat
kebebasan)
KT F hitung
Total 2
iY∑ N 2iY∑ -
Regresi(a)
Regresi(b/a)
Residu
( )nYi
2∑
)/( abJKJKreg =
( )2YYJK ires −=
( )nYi
2∑
)/(2 abJKS reg =
( )2
ˆ 22
−−∑
=n
YYS i
res
1
1
n-2
2
2
res
reg
SS
Tuna cocok
kekeliruan
JK(TC)
JK(E)
( )2
2
−=
kTCJKSTC
( )knEJKSe −
=2
k-2
n-k 2
2
e
TC
SS
Tingkat kepercayaan yang dipakai dalam pengujian regresi ini
peneliti menggunakan %5=α .
Untuk pengolahannya peneliti menggunakan SPSS 10. Menurut Triton
( 2005:117-132) dalam pengolahan yang menggunakan SPSS dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
(1.) Ketik data dalam data editor SPSS
(2.) Untuk menlakukan analisis klik Analyze
(3.) Klik Regression
(4.) Klik Linier

47
(5.) Pindahkan variabel yang akan dianalisis, seperti variabel Y untuk
Dependent dalam hal ini adalah hasil belajar, dan variabel X
untuk Independent adalah sikap ilmiah siswa.
(6.) Untuk Case Label diabaikan, karena tidak variabel diluar hasil
belajar dan sikap ilmiah.
(7.) Method atau cara memasukkan seleksi variabel. Untuk
keseragaman, pilih dfault yang ada, Enter, yaitu prosedur
pemilihan variabel yang mana semua variabel dalam blok
dimasukkan dalam perhitungan.
(8.) Option, pada Stepping Method Creteria gunakan uji F yang
mengambil standar probabilitas 5 % yang terdapat pada kotak entry
.05, Include Constant In equation tetap dipilih. Missing Values
gunakan Exclude cases listwise. Lalu klik continue.
(9.) Klik Statistic, klik Descriptive serta aktifkan Model Fit. Residual
klik pada Casewise diagnostics dan selanjutnya pilih all cases.
Kemudian klik Continue
(10.) Klik OK.
Untuk keterangan hasil dari pengolahan SPSS adalah:
Persamaan regresi yang diperoleh bXaY +=ˆ , didalam SPSS terdapat
dalam tabel coefficient, kolom B.
1. Uji Korelasi
Hipotesisnya:

48
Ho : Tidak ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.
Ha : Ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.
Uji korelasi ini menggunakan Korelasi Pearson dengan ketentuan
kreterianya adalah :
Perhitungan signifikansi > 0,05. Maka Ho diterima
2. Uji Keberartian Regresi
Hipotesis:
Ho : Koefisien regresi tidak berarti
H1 : Koefisien regresi berarti
Uji keberartian dalam output terdapat pada tabel coefficient, untuk
pengujian kreterianya membandingkan thitung dengan ttabel, serta
membandinkan signifikansi dengan 0,05. Dengan ketentuan :
ditolak Ho maka ,tabelhitung tt >
atau
berdasarkan probabilitas menurut Triton (2005: 131) :
Jika probabilitas/ signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak.
3. Uji Kelinieran
Hipotesis :
Ho : Koefisien regresi tidak linier
H1 : Koefisien regresi linier.

49
Untuk uji kelinieran terdapat pada tabel Anova dengan
membandingkan F hitung dan Ftabel, serta membandingkan probabilitas
signifikansi dengan signifikansi α yang diambil dan dalam hal ini adalah
0,05. Untuk ketentuan statistiknya adalah
0,05 siSignifikanatau , <> tabelhitung FF
Maka Ho ditolak.

50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan uji persyaratan analisis dengan menguji normalitas.
Uji yang dipakai peneliti dengan rumus chi square menggunakan SPSS, dari
perhitungan uji normalitas dengan jumlah sampel sebanyak 42 siswa, dengan
hipotesis yang digunakan adalah
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi Normal.
H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Dengan taraf kepercayaan 5 %, diuji dengan menggunakan perbandingan
statistik 22 dengan tabelhitung χχ . Dari perhitungan melalui SPSS diperoleh
bahwa 10,476 2 =hitungχ dan 41,3372 =tabelχ . Berdasarkan kreteria jika
22tabelhitung χχ < , maka Ho diterima, dikarenakan dari perhitungan dengan
menggunakan SPSS diperoleh bahwa 22tabelhitung χχ < maka Ho diterima, jadi
dapat diperoleh kesimpulan bahwa data berasal dari distribusi normal, hal
tersebut juga ditunjukkan dalam signifikansinya yang menunjukkan 0,999,
yang mana lebih dari 0,05. Untuk perhitungan lebih lanjut dapat dilihat dalam
lampiran 1 halaman 53.
Setelah data diuji normalitas, maka akan di analisis menggunakan regresi
linier sederhana, dalam mengalisis data adakah pengaruh sikap ilmah siswa

51
terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran matematika materi
bangun ruang SMP Negeri 16 Semarang.
a. Regresi linier sederhana
Variabel X merupakan variabel bebas dan variabel Y merupakan
variabel terikat. Variabel-variabelnya sebagai berikut:
X: Sikap ilmiah siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang
Y: Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP 16 Semarang
Besarnya koefisien a = 0,138, dan koefisien b = 0,109, sehingga dari
persamaan Y = a + bX, diperoleh hasil persamaan sebagai berikut :
Y = 0,138 + 0,109X
Nilai X diperoleh dari rata-rata dari observasi dan angket.
b. Statistik Diskriptif
Didalam analisis regresi perhitungannya menggunakan SPSS,
dengan sampel sebanyak 42 siswa, diperoleh rata-rata skor sikap
ilmiah siswa 7,095 dengan simpangan baku untuk sikap ilmiah
siswa1,13888. Rata-rata hasil belajar adalah 64, sedangkan simpangan
baku hasil belajar adalah 6,63601.
Nilai R 0,633 dan R square = 0,401(diperoleh dari 0,633 x 0,633).R
square ini bisa bisa disebut sebagai koefisien determinasi, dalam hal
ini menunjukkan bahwa 40,1 % hasil belajar siswa dipengaruhi sikap
ilmiah, dan sisanya 59,9% dipengaruhi oleh sebab-sebab yang lain.

52
Standar eror estimasinya 0.89223 lebih kecil dari standar deviasinya,
yaitu 1,13888. Karena standar eror estimasinya lebih kecil dari standar
deviasinya, maka model regresi layak digunakan
c. Uji Koefisien korelasi
Korelasi ini untuk menentukan apakah kedua variabel saling
berhubungan atau tidak, dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho: Tidak ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.
H1: Ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar siswa
kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.
Taraf kepercayaan yang digunakan untuk mengetahui adakah
hubungan tersebut adalah 5 %, dimana dalam pengujian korelasinya
sambel sebanyak 42 siswa, dengan membandingkan statistik t, dari
koefisien korelasi r.
Kreteria yang dipakai adalah hipotesis akan diterima apabila
)211()
211( αα −−
<<− ttt , dimana distribusi t mempunyai dk = (n – 2).
Perhitungan korelasi antara sikap ilmiah dengan hasil belajar
diperoleh hasil koefisien korelasinya adalah 0,633-1,00. Hal ini
menunjukkan hubungan cukup kuat diantara sikap ilmiah siswa dan
hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Arah
hubungan yang diperoleh adalah positif ( tidak ada tanda negatif
pada angka 0,633) yang menunjukkan semakin besar sikap ilmiah

53
yang dimiliki siswa semakin meningkat pula hasil belajar siswa yang
diperoleh. Demikian untuk sebaliknya.
Pengujian statistik yang menggunakan koefisien korelasi dalam
menentukan ada atau tidaknya hubungan antara sikap ilmiah dan
hasil belajar siswa untuk t hitungnya diperoleh 5,177 , sedangkan t
tabelnya 2,02. Disini terlihat jelas bahwa t tabel nilainya kurang dari
t hitungnya, begitu pula tingkat signifikansi koefisien korelasi
adalah 0,00 jauh dibawah taraf kepercayaan yaitu 0,05.
Dari perhitungan perbandingan statistik hitungnya dan tingkat
signifikansi koefisien korelasinya menunjukan bahwa Hipotesis
diterima , yang artinya ada hubungannya antara sikap ilmiah siswa
dengan hasil belajar kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.
d. Uji Keberartian Koefisien Regresi
Dari hasil perhitungan SPSS ini dapat di lihat koefisiennya
menyatakan bahwa nilai B konstanta 0,138 yang menyatakan bahwa
jika sikap ilmiah siswa diabaikan, maka rata-rata hasil belajar siswa
adalah 0,138.
Nilai B Sikap ilmiah siswa menunjukkan 0,109, dimana
menyatakan bahwa setiap skor sikap ilmiah siswa meningkat 1, maka
rata-rata hasil belajar siswa akan meningkat 0,109.
Untuk menguji keberatian koefisien regresi dalam perhitungan
SPSS menggunakan statistik t. Hipotesis pengujian sebagai berikut:
Ho : Koefisien regresi tidak berarti (signifikan)

54
H1 : Koefisien regresi berarti ( signifikan).
Taraf pengambilan kepercayaan adalah 5%, dengan pengambilan
keputusannya membandingkan statistik t hitung dengan statistik t
tabel.
Dasar pengambilan keputusanya jika statistik t hitung < statistik t
tabel, maka Ho diterima, atau apabila Ho ditolak akan sebaliknya.
Berdasarkan probabilitasnya juga dapat diambil keputusan jika
signifikansinya > 0,05, maka Ho diterima.
Perhitungan koefisien konstanta, diperoleh t hitung 5,177. Pada
derajat kebebasan N-2 = 42 – 2 = 40, dengan tingkat signifikansi
kepercayaannya adalah 5%, sehingga diperoleh t tabelnya adalah 2,02.
Sedangkan berdasarkan probabilitasnya diperoleh bahwa perhitungan
signifikansinya adalah 0,000.
Oleh dikarenakan t hitung konstanta lebih dari t tabel, dan
probabilitasnya jauh dibawah 0,05, maka Ho diterima yang artinya
koefisien regresi signifikan untuk konstantanya.
e. Uji kelinieran model regresi
Melalui perhitungan dengan SPSS diperoleh hasil jumlah kuadrat
regresinya adalah 21,336, sedangkan Jumlah kuadrat sisanya adalah
31,843. Jumlah kuadrat regresinya 21,336, dan jumlah kuadrat sisanya
31,843, sehingga jumlah kuadrat totalnya adalah 53,179, Rataan
kuadrat regresinya adalah 21,336, dan rataan kuadrat residunya adalah
0,796.

55
Berdasarkan perhitungan maka langkah selanjutnya adalah
melakukan uji nyata tidaknya model regresi linier dengan mengambil
hipotesis :
Ho : Sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar tidak ada hubungan
secara linier
H1 : Sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar ada hubungan secara
linier.
Dalam perhitungan ini untuk mencari uji kelinieran regresi
menggunakan tingkat kepercayaan 5%, dengan menggunakan statistik
F.
Kreteria penolakan, )2.1)(1( −−> nhit FF α , atau jika menggunakan
probalitasnya jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
Pada Anova akan diperoleh F hitungnya 796,0336,21 sejumlah 26,801,
dan F tabelnya 4,08. Atau pada probabilitasnya dengan tingkat
signifikansinya 0,00.
Dari perhitungan ini terlihat bahwa F hitung nilainya lebih dari F
tabel (26.801 > 4,08), serta signifikansi dibawah 0,05 ( 0,00 < 0,05),
maka Hipotesis ditolak, yang artinya terdapat hubungan secara linier
antara sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar.
f. Kesimpulan
Penelitian yang mempunyai hipotesis adakah pengaruh antara sikap
ilmiah siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16

56
Semarang”. Setelah diadakan beberapa pengujian yang menggunakan
regresi linier sederhana, dengan hasil sebagai berikut:
1. Pengujian Keberartian koefisien regresi
Hasil dari uji keberartian regresi menunjukkan regresi
signifikan ( berarti)
2. Pengujian Koefisien korelasi.
Hasil dari uji koefisien korelasi ini menyatakan ada hubungan
antara sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar.
3. Pengujian kelinieran regresi
Hasil dari uji kelinieran ini menunjukkan bahwa regresinya
dapat dipakai untuk meprediksi sikap ilmiah siswa terhadap hasil
belajar, yang artinya regresinya adalah linier.
Maka dari ketiga hasil tersebut dapat diperoleh kesimpulan
bahwa sikap ilmiah siswa berpengaruh terhadap hasil belajar pada
siswa kelas VIII, dengan taraf kepercayaan 95 %.
Untuk perhitungan regresi dengan SPSS terdapat pada lampiran 12
halaman 90.
B. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan peneliti untuk mengetahui adakah pengaruh
sikap ilmiah siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16
Semarang yang telah diuji keberartian, model regresinya dan korelasinya
menunjukkan bahwa ada hubungan sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar
dari siswa kelas VIII. Hubungan yang terjadi antara sikap ilmiah dengan hasil

57
belajar ini menunjukkan hubungan yang cukup kuat dengan saling
mempengaruhi, dimana sikap ilmiah siswa mempengaruhi hasil belajar siswa,
ataupun sebaliknya. Jadi semakin tinggi sikap ilmiah siswa semakin
meningkat pula hasil belajar siswa, begitu pula sebaliknya semakin rendah
sikap ilmiah yang terdapat pada diri siswa hasil belajar siswa semakin
menurun pula. Besarnya pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar dapat
dilihat dari koefisien korelasinya dan R2 sebesar 40% sikap ilmiah
mempengaruhi hasil belajar, sedang 60% lainnya adalah komponen
pendukung lainnya, khususnya dalam pelajaran matematika. Hal tersebut
dapat terjadi, dikarenakan sikap ilmiah yang terdapat pada diri siswa
merupakan sikap yang tidak dipaksakan seseorang untuk bertindak dalam
mempelajari sesuatu melainkan muncul dari diri siswa itu sendiri, sehingga
mendorong siswa untuk mencapai tujuan belajar yaitu hasil yang tinggi dan
maksimal.
Sikap ilmiah yang dimiliki siswa akan memungkinkan kondisi siswa dalam
menyikapi berbagai macam ilmu, khususnya dalam belajar matematika,
karena membentuk pandangan siswa dalam belajar matematika harus dapat
dipelajari dan dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam
pelajaran matematika, sikap ilmiah ini tercermin dengan keingintahuan siswa
untuk mengetahui darimana suatu rumus itu diperoleh, dan bagaimana rumus
tersebut dapat diterapkan. Selain keingintahuan siswa mempelajari sesuatu,
sikap ilmiah siswa juga tercermin dari tindakan kejujuran siswa dalam dalam
belajar. Misalnya dalam mengerjakan suatu soal siswa selalu berusaha

58
menyelesaikan sendiri, tanpa harus menyontek pekerjaan milik temannya.
Kekritisan siswa dalam mempelajari sesuatu, juga merupakan bagian sikap
ilmiah siswa. Siswa dalam hal ini akan berusaha mengevaluasi pekerjaan.
Siswa juga berusaha untuk mengkritisi jawaban yang dikerjakannya maupun
yang dikerjakan temannya.
Sikap ilmiah siswa yang berasal dari keingintahuan siswa, kejujuran siswa,
serta sikap kekritisan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran, khususnya
pelajaran matematika menjadikan siswa dalam belajar matematika akan
bersungguh-sungguh tanpa ada paksaan dari pihak lain. Sikap ilimiah siswa
inilah siswa akan menyenangi pelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh
siswa akan baik.
Jadi dalam hal ini belajar matematika guru tidak boleh memaksakan
kehendaknya kepada siswa, tetapi guru membantu siswa untuk menemukan
sikap ilmiah yang terdapat dalam diri siswa, serta mengembangkan sikap
ilmiah yang dimiliki oleh siswa. Dengan demikian siswa akan leluasa belajar
khususnya belajar matematika.
SMP Negeri 16 dalam belajar matematika guru selalu memberikan
kepercayaan kepada siswa untuk mengembangkan idenya dalam menemukan
sebuah rumus, guru juga mengajak siswa untuk selalu bersikap jujur kepada
siswa dalam mengerjakan ulangan ataupun ujian, serta mengajarkan siswa
untuk selalu mengevaluasi hasil pekerjaannya. Dengan demikian siswa selalu
diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ilmiahnya. Hal tersebut

59
sangat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal khususnya
materi bangun ruang yang cukup signifikan.
Jadi semakin tinggi sikap ilmiah siswa dalam belajar matematika, maka
hasil belajar matematika semakin baik pula. Sebaliknya semakin rendah sikap
ilmiah siswa dalam belajar, maka hasil belajar siswa semakin menurun.

60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah ada pengaruh yang
positif sikap ilmiah terhadap hasil belajar dalam materi bangun ruang pada
siswa SMP Negeri 16 Semarang kelas VIII.
B. Saran-saran
Berdasarkan dari kesimpulan yang ada diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan sikap
ilmiah siswa dalam belajar, agar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Guru dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih baik, agar
siswa luwes dalam menghadapi pelajaran, khususnya matematika.
3. Dalam belajar matematika siswa harus berusaha lebih
mengembangkan sikap ilmiah yang dimilikinya sehingga hasil
belajar yang diperoleh siswa lebih baik.

61
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2005.Psikologi Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES. Anom, 1989. Psikologi belajar. Semarang : IKIP Semarang Press. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta : RINEKA CIPTA -----------------------.2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Cholik, Sugiyono. 2004. Matematika Kelas VIII. Jakarta : Erlangga. Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mudzakar, Ahmad dan Joko Sutrisno. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Pustaka Setia. Natawidjaja, Rochman. 1979. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Arief Jaya. Riyanto, Yatim. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC Santoso, Singgih. 2002. SPSS Versi 10. Jakarta: Gramedia. Sembiring,RK. 1989. Analisis Regresi. Bandung: ITB. Singarimbun, Masri dan Sofien Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES. Soejati, Zanzawi. 1996. Metode Statistika. Jakarta : UT. Subagyo, Pangestu. 1986. Forecasting Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : TARSITO. ---------. 2003. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung
: TARSITO. Supranto, J.1997. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta Suyitno, Amin. 1997. Pengukuran Skala Sikap Seseorang Terhadap Mata
Pelajaran Matematika. Semarang: FMIPA IKIP Semarang.

62
-----------------.2004. Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajran Matematika 1. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES
Tampomas, Husein. Matematika SMP kelas 3 . Jakarta : Yudistira -----------------.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Triton, PB. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta :
Andi Yogyakarta Yul, Iskandar. 2004. Tes, Bakat, Minat, Sikap dan Personality MMPI-DG, Jakarta
: Yayasan Darma Graha. www.digmenum.co.id www.kompas.com www.depdiknas.go.id/jurnal/27/Sikap_ilmiah_sebagai wahana_peng.htm www.depdiknas.go.id/jurnal/32/pemberdayaan_mata_pembelajaran_ipa.htm

63
Lampiran 1
NPar Tess
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
42 42 4276.50 76.14 75.903.678 3.167 3.214
.197 .161 .158
.197 .161 .158-.111 -.095 -.0881.276 1.042 1.027
.077 .227 .242
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
D E F
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
NPar Tess
Friedman Tes
Ranks
2.002.141.86
DEF
Mean Rank
Test Statisticsa
421.895
2.388
NChi-SquaredfAsymp. Sig.
Friedman Testa.

64
lampiran 3