SKRIPSI UNNES 11

64
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN PENGERJAAN HITUNG CAMPURAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN DI KELAS III SEMESTER 1 SD NEGERI PERUMNAS KRAPYAK 01 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan DISUSUN OLEH : Nama : Siti Nurjanah N I M : 4102905005 Progdi : S-1 Pendidikan Matematika Pendidikan Dasar Jurusan : Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

description

grg

Transcript of SKRIPSI UNNES 11

Page 1: SKRIPSI UNNES 11

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIFITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN

PENGERJAAN HITUNG CAMPURAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN MEDIA PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN DI KELAS III SEMESTER 1

SD NEGERI PERUMNAS KRAPYAK 01

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

DISUSUN OLEH : Nama : Siti Nurjanah N I M : 4102905005 Progdi : S-1 Pendidikan Matematika Pendidikan Dasar Jurusan : Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: SKRIPSI UNNES 11

ABSTRAK

Keberhasilan suatu proses belajar mengajar dapat diketahui dari tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Apabila sebagian besar dari siswa telah menguasai materi maka dapat diketahui bahwa proses belajar mengajar telah berhasil. Berkaitan dengan tujuan dari proses belajar mengajar itu sendiri, peneliti melihat kenyataan, banyak siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika, khususnya pada pokok bahasan pengerjaan hitung campuran di kelas III, karena kurangnya guru SD mengajar dengan menggunakan media pengajaran dan pemilihan model pembelajaran yang sesuai. Padahal betapa pentingnya pemilihan model pembelajaran dan penggunaan media pengajaran tersebut dalam pembelajaran matematika di SD.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memberi contoh penerapan model pembelajaran matamatika dengan menggunakan media yang dapat digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika SD. Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti tindakan kelas ini peneliti mengambil judul “Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktifitas Siswa Pada Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Campuran Melalui Model Pembelajaran Kooperatif dengan Media Permainan Mencari Harta Karun Di Kelas III Semester 1 SD Negeri Perumnas Krapyak 01”.

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini secara umum adalah menciptakan pembelajaran matematika yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Tujuan ini lebih dikhususkan untuk meningkatkan aktifitas dan minat dalam proses belajar dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dua pertemuan, Siklus II satu pertemuan. Setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi tindakan. Tindakan penelitian dalam setiap siklus dilakukan dengan cara memberikan materi pelajaran pananaman konsep hitung campuran dengan menggunakan media permainan mencari harta karun. Dalam akhir pembelajaran siswa diberi tugas rumah sehingga memiliki kesiapan belajar untuk esok harinya. Selanjutnya pada akhir siklus, siswa diberi tes untuk melihat kemampuan belajarnya.

Simpulan yang diperoleh setelah dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut.(1) Aktifitas dan minat belajar siswa, tampak semakin meningkat. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan siklus I pertemuan I, hasil pengamatan menunjukkan ≥ 65%. Hal ini belum memuaskan, sehingga perlu diulang pada pertemuan 2 menjadi ≥ 71,8% dan siklus II menjadi 79,3%. (2) Hasil prestasi siswa telah mencapai rata-rata kelas ≥ 7,05, yang mendapat nilai ≥ 6 adalah 85,7% dari jumlah siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti telah berhasil, dan tidak perlu tindakan siklus III.

Adapun saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut. (1) Perlunya media dan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dalam setiap pembelajaran matematika di SD dalam penanaman konsep, meningkatkan pemahaman materi

Page 3: SKRIPSI UNNES 11

dan hasil belajar. (2) Harus berani mengkaji dan menilai terhadap tindakan-tindakan dan permasalahan-permasalahan yang baru demi perbaikan serta peningkatan prestasi belajar para siswa. (3) Tidak selalu menumpukan kesalahan pada para siswa, lingkungan, dan sarana prasarana yang ada. (4) Dalam pembelajaran matematika guru harus menghilangkan kesan angker dengan pemilihan model pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan.

Page 4: SKRIPSI UNNES 11

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK

BAHASAN PENGERJAAN HITUNG CAMPURAN MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA

PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN DI KELAS III

SEMESTER I SD NEGERI PERUMNAS KRAPYAK O1

Telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang

Hari : Tanggal :

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S, M.S Drs. Supriyono, M.Si NIP. 130781011 NIP. 130815345 Pembimbing Utama Ketua Penguji

Drs. M Fajar S.Si, M.Si Dra. Kusni, M.Si NIP. 132231408 NIP. 130515784 Pembimbing Pendamping Anggota

Dra. Emi P, M.Pd Drs. M. Fajar S.Si, M.Si NIP. 131862201 NIP. 132231408 Anggota

Dra.Emi P, M.Pd NIP. 131862201

Page 5: SKRIPSI UNNES 11

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Kalau kaki kanan ingin melangkah kapan saja sesuai dengan kemauan pribadinya. Kalau kaki kiri merebut hak egoistiknya untuk melangkah sesuai dengan seleranya. Maka aku persilahkan kepada kedua pemilik dua kaki itu untuk siap-siap terjatuh setiap kali berjalan. (Emha Ainun Najib)

Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Ayah dan Ibu tersayang dan yang

kubanggakan, anakku yang telah memberikan kesempatan serta kakak dan adikku tercinta.

2. Sahabat-sahabatku yang senantiasa turut serta membantuku.

Page 6: SKRIPSI UNNES 11

KATA PENGANTAR Bismillahirohmannirrohim

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmad, hidayah, dan inayah-

Nya. Dan karena atas limpahan karunia-Nya itu pula maka penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Terselesainya

penyusunan skripsi ini tidak lepas karena adanya partisipasi dan bantuan, serta

peran dari semua pihak. Untuk itu tidaklah berlebihan jika penghargaan yang

setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudjono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor UNNES.

2. Drs. Kasmadi Imam S, MS, Dekan FMIPA UNNES.

3. Drs. Supriyono, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA

UNNES.

4. Drs. M Fajar S, Si, M.Si, Pembimbing Utama pada penulisan skripsi ini.

5. Dra Emi Puji A, M.Pd, Pembimbing Pendamping pada penulisan skripsi ini.

6. Ratno, Ama, Kepala Sekolah SD Perumnas Krapyak 01.

7. Para Dosen pada Jurusan Pendidikan Matematika UNNES.

8. Rekan-rekan dan semua pihak yang belum penulis sebut dalam kesempatan

ini, yang telah memberikan bantuan dan dorongan.

Penulis menyadari di dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kelemahan dan

kekurangannya, karena memang keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu

saran dan kritik senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini

sehingga dapat digunakan untuk pijakan penulisan berikutnya. Walau demikian

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Agustus 2007 Penulis

Page 7: SKRIPSI UNNES 11

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................. i ABSTRAK ................................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ v KATA PENGANTAR .............................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii

BAB I : PENDAHULUN A. Alasan Pemilihan Judul ........................................................................ 1 B. Permasalahan ........................................................................................ 3 C. Cara Pemecahan Masalah ..................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5 F. Penegasan Istilah ................................................................................... 6 G. Sistimatika ............................................................................................ 7

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar Mengajar ................................................................ 9 B. Hasil Belajar ......................................................................................... 13 C. Pembelajaran Kooperatif ...................................................................... 18 D. Penggunaan Media Pengajaran ............................................................ 22 E. Media Permainan Mencari Harta Karun .............................................. 26 F. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 28

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Penelitian ............................................................................................. 29 B. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 30 C. Rencana Tindakan ............................................................................... 31

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................... 41 B. Pembahasan ......................................................................................... 46

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................... 52 B. Saran ................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 55 DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... 56

Page 8: SKRIPSI UNNES 11

DAFTAR PUSTAKA Amin Suyitno, 1997. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika.

Semarang: UNNES Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994, Kurikulum Pendidikan Dasar,

Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK dan SLB Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996, Petunjuk Guru Sekolah Dasar

Kelas III, Jakarta: Proyek Penyediaan Buku Pelajaran Pokok SD Jakarta Dimyati, 1994, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Proyek Pembinaan dan

Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal/Pendidikan Tinggi

Herman Hudojo, 1998. Mengajar Belajar Matematika, Jakarta:Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Muslimin Ibrahim, 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:UNESA Nana Sudjana, 1989, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung Sinar Baru Nasution, 1982, Didaktik Azas-Azas Mengajar. Bandung:Jemmar Nasution, 2003, Didaktik Azas-Azas Mengajar. Bumi, Aksara Oemar Hamalik, 1989, Media Pengajaran. Citra Aditya Bakti

Page 9: SKRIPSI UNNES 11

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v KATA PENGANTAR ................................................................................ vi DAFTAR ISI............................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... viii BAB I : PENDAHULAN A. Alasan Pemilihan Judul......................................................................... 1 B. Permasalahan ........................................................................................ 3 C. Cara Pemecahan Masalah ..................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5 F. Penegasan Istilah................................................................................... 6 G. Sistematika ............................................................................................ 7 BAB II : LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar Mengajar................................................................. 9 B. Hasil Belajar.......................................................................................... 13 C. Pembelajaran Kooperatif....................................................................... 18 D. Penggunaan Media Pengajaran ............................................................. 22 E. Media Permainan Mencari Harta Karun .............................................. 26 F. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 28 BAB III : METODE PENELITIAN A. Penelitian............................................................................................... 29 B. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 30 C. Rencana Tindakan................................................................................. 31 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 41 B. Pembahasan........................................................................................... 46 BAB V : KESIMPULAN A. Kesimpulan ........................................................................................... 52 B. Saran...................................................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 54 LAMPIRAN – LAMPIRAN....................................................................... 56

Page 10: SKRIPSI UNNES 11

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Matematika di SD / MI Kurikulum 2004.............................................. 57

2. Rencana Pembelajaran Siklus I............................................................. 63

3. Lembar Pengamatan terhadap Siswa Siklus I / 1 .................................. 65

4. Petunjuk Penilaian Lembar Pengamatan Siswa .................................... 66

5. Lembar Pengamatan terhadap Guru Siklus I / 1 ................................... 67

6. Lembar Pengamatan terhadap Siswa Siklus I / 2 .................................. 70

7. Lembar Pengamatan terhadap Guru Siklus I / 2 ................................... 71

8. Lembar Angket Siswa Siklus I.............................................................. 74

9. Lembar Pengamatan terhadap Siswa

Melalui Angket Siklus I ........................................................................ 75

10. Komposisi dan Perincian Kisi – Kisi Tes Formatif Matematika

Semester 1 Tahun Pelajaran 2006 / 2007 Siklus I ................................ 76

11. Kisi – Kisi Formatif Matematika

Semester 1 Tahun Pelajaran 2006 / 2007.............................................. 77

12. Tes Formatif Matematika Siklus I ........................................................ 78

13. Kunci Jawaban dan Penilaian Tes Formatif

Matematika Siklus I .............................................................................. 80

14. Rencana Pembelajaran Siklus II............................................................ 81

15. Lembar Pengamatan terhadap Siswa Siklus II / 1................................. 83

16. Lembar Pengamatan terhadap Guru Siklus II / 1 .................................. 84

17. Tes Formatif Matematika Siklus II ....................................................... 87

18. Kunci Jawaban Tes Formatif Matematika Siklus II.............................. 89

19. Subyek Penelitian.................................................................................. 90

20. Data Nilai Tes Siklus I dan Siklus II

Kelas III SDN Perumnas Krapyak 01 ................................................... 92

21. Foto Pelaksanaan PTK .......................................................................... 94

Page 11: SKRIPSI UNNES 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di SD Perumnas

Krapayak 01, hasil ulangan harian siswa kelas III tahun 2006/2007 belum seperti

yang diharapkan. Hasil ulangan harian pada pokok bahasan hitung campuran pada

tahun sebelumnya diperoleh rata-rata 6,0 dengan ketuntasan 60%. Kenyataan ini

menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi

matematika yang ada. Akibatnya dalam suatu proses pembelajaran yang

kompenen utamanya adalah guru dan siswa, banyak siswa yang mengalami

kesulitan belajar dan siswa belum berperan aktif miskipun guru telah

menyampaikan materi sesuai dengan ketentuan. Hal ini disebabkan oleh karena

siswa kurang tertarik terhadap pengajaran yang disampaikan.

Pengajaran matematika perlu adanya variasi dan upaya berupa

pengembangan pembelajaran yang inovatif dan kreatif dalam penyampaian materi

pengajaran. Berdasarkan pengalaman peneliti, dapat disimpulkan bahwa motivasi

siswa pada pelajaran matematika masih rendah, hal ini terlihat pada rendahnya

perhatian mereka pada saat pembelajaran berlangsung bahkan ada yang antipati

terhadap pelajaran matematika sehingga mengakibatkan komunikasi yang terjadi

hanya searah. Dalam komunikasi guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa

sebagai penerima aksi, guru lebih berperan aktif tetapi siswanya pasif.

Keberhasilan suatu pembelajaran selain menguasai materi, juga harus

menggunakan pendekatan pembelajaran dan media yang tepat yang diharapkan

1

Page 12: SKRIPSI UNNES 11

2

dapat membentuk siswa dalam pengembangan pengetahuan secara efektif. Media

pengajaran merupakan suatu bagian dari proses pendidikan di sekolah karena itu

menjadi suatu alat yang harus dikuasai oleh setiap guru. Guru tidak hanya bisa

merumuskan tujuan pembelajaran, mengelola kelas ataupun melaksanakan

pembelajaran akan tetapi juga dituntut untuk menguasai model pembelajaran

termasuk medianya.

Namun masih ada guru yang belum menyadari manfaat dari media,

sehingga seringkali siswa sebagai penerima materi pelajaran hanya tahu menerima

tanpa tahu makna dan arti dari materi (Oemar Hamalik, 1989:4). Hal ini juga

terjadi pada pengajaran matermatika, sehingga banyak yang beranggapan bahwa

pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dipelajari.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam pembelajaran matematika

adalah melalui pendekatan kooperatif dengan memanfaatkan media permainan.

Dengan pendekatan kooperatif yang memanfaatkan media permainan mencari

harta karun, maka siswa mempunyai peluang yang cukup untuk mengoptimalkan

kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah, dapat memotivasi siswa agar

berperan aktif dalam pembelajaran di kelas sehingga tujuan dari pembelajaran

dapat tercapai, serta dapat memotivasi dan melatih kemampuan siswa dalam

belajar mandiri, sekaligus menjelaskan hasil belajar mandirinya kepada pihak lain.

Model pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran dimana siswa

dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Metode ini menuntut siswa supaya aktif

dan bersama-sama anggota lainnya untuk menyelesaikan masalah, dan guru

dituntut untuk menjadi pembimbing yang baik yaitu mengarahkan siswa agar

Page 13: SKRIPSI UNNES 11

3

dapat mengalami sendiri atau mendapat pengalaman belajar. Di samping itu siswa

merasa gembira sehingga minatnya dalam pelajaran matematika akan lebih besar

sehingga diharapkan terjadi perubahan akan pandangan dan persepsi yang keliru

dengan jalan:

Menunjukkan bahwa matematika berkaitan dengan obyek-obyek yang

konkrit.

Memberi situasi yang lain pada pengajaran matematika.

Merangsang aktivitas dan minat siswa dalam belajar matematika.

Mengurangi kesan angker terhadap pelajaran matematika.

Mendorong siswa untuk menggunakan pengetahuan matematika dalam

menghadapi persoalan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “ MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK

BAHASAN PENGERJAAN HITUNG CAMPURAN MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA PERMAINAN

MENCARI HARTA KARUN DI KELAS III SEMESTER I SD NEGERI

PERUMNAS KRAPYAK O1”.

B. Permasalahan

Berdasarkan alasan pemilihan judul di atas maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah “ apakah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif

dengan media mencari harta karun dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas

siswa dalam menyelesaikan soal hitung campuran di kelas III SDN Perumnas

Krapayak 01 Semarang ?

Page 14: SKRIPSI UNNES 11

4

C. Cara Pemecahan Masalah

Penerapan model pembelajaran kooperatif (untuk meningkatkan hasil

belajar matematika pada pokok bahasan hitung campuran pada siswa kelas III

SDN Perumnas Krapyak 01 tahun 2006/2007) adalah dengan mambagi siswa

menjadi kelompok-kelompok kecil, dengan maksud agar komunikasi akan

semakin dekat dan setiap individu juga akan bertanggungjawab pada

kelompoknya masing-masing di samping ada pengendali untuk kelancaran

kelompoknya. Dalam metode ini dikembangkan tiga tujuan pembelajaran penting,

yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

ketrampilan sosial.

Guru memainkan peranan yang menentukan dalam menerapkan

pembelajaran kooperatif yang efektif. Guru harus dapat mengontrol siswanya

yang kurang memahami ataupun tidak. Materi dan pengajarannya harus disusun

sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat bekerja untuk memberikan

sumbangan pemikiran pada kelompoknya. Masalah yang dapat disiapkan guru

harus dibuat sedemikian rupa sehingga akan menimbulkan saling membutuhkan

antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam menyelesaikan masalah.

Di dalam kelompok tersebut semua bekerja dan berpikir bersama-sama, tidak ada

siswa yang saling menggantungkan dengan lainnya atau kelompok lain.

Alat peraga yang disajikan dalam bentuk permainan mempunyai nilai yang

sangat dominan dalam meyampaikan pemahaman konsep, menuju ke arah

kemampuan dalam menyelesaikan soal hitung campuran, juga untuk

Page 15: SKRIPSI UNNES 11

5

meminimalkan verbalisme serta dapat membuat siswa aktif dan senang melakukan

kegiatan pembelajaran matematika.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian tindakan kelas

ini adalah pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan media permainan

mencari harta karun dapat meningkatkan kemampuan dan aktivitas siswa serta

meningkatkan daya serap siswa kelas III semester I tahun pelajaran 2006/2007

SDN Perumnas Krapyak 01 Semarang.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dan tindakan kelas ini diharapkan memberi manfaat bagi

siswa dan guru.

1. Untuk Siswa : Dengan metode pembelajaran kooperatif melalui media

permainan mencari harta karun diharapkan siswa dapat

mengembangkan daya kreativitas dan inovasinya, dapat

berpikir kritis dalam pemecahan masalah serta senang karena

mereka banyak dilibatkan dalam bermain sambil belajar dan

belajar sambil bermain.

2. Untuk Guru : Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

guru dalam mengidentifikasi masalah yang ada di dalam

kelas, sehingga guru akan menentukan metode dan media

yang tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut serta

memberi motivasi guru dalam mengajar.

Page 16: SKRIPSI UNNES 11

6

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda dalam pembahasan

selanjutnya, maka peneliti perlu memberikan penjelasan tentang arti beberapa

istilah penting yang dipandang perlu mendapat penjelasan.

Beberapa istilah yang perlu ditegaskan adalah:

1. Meningkatkan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1995:1060), meningkatkan diartikan

sebagai menaikkan, mempertinggi, memperhebat. Dalam penelitian ini yang

dinaikkan adalah hasil belajar dan aktivitas siswa kelas III SDN Perumnas

Krapyak 01 tahun pelajaran 2006/2007 pada pokok bahasan hitung campuran

dengan model pembelajaran kooperatif.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar berarti meningkatkan kemampuan seorang siswa meliputi aspek

pembentukan watak seorang siswa.

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah usaha penataan kondisi eksternal yang bertujuan agar

program belajar berhasil secara optimal (Dr. Dimyati, 1994:23).

4. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam

kelompok kecil yang terdiri dari 3 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan

dan karakteristik yang berbeda untuk menyelesaikan suatu masalah secara

bersama-sama.

Page 17: SKRIPSI UNNES 11

7

5. Media

Menurut kamus besar bahasa Indonesia media mempunyai pengertian suatu

alat, sarana. Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses

pembelajaran yang berfungsi memperjelas makna dan pesan yang

disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan lebih baik,

lebih sempurna.

6. Permainan Mencari Harta Karun

Permainan mencari harta karun merupakan suatu permainan yang menyerupai

permainan monopoli yang biasa dimainkan oleh anak-anak, terbuat dari karton

atau papan triplek berisi soal hitung campuran dan kartu bintang yang berisi

soal cerita. Cara memainkannya dengan melemparkan dadu benoktah.

G. Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi memegang peranan penting dalam laporan penelitian.

Laporan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian

awal, bagian isi, dan bagian akhir skripsi.

Bagian awal skripsi secara urut terdiri atas halaman judul, abstrak,

halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan

daftar lampiran.

Bagian isi skripsi dibagi manjadi lima bab yaitu pendahuluan, landasan

teori dan hipotesis, metode penelitian, kesimpulan dan saran.

1. BAB I PENDAHULUAN berisi tentang alasan pemilihan judul,

permasalahan, cara pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penegasan istilah, dan sistematika skripsi.

Page 18: SKRIPSI UNNES 11

8

2. BAB II LANDASAN TEORI berisi tentang teori-teori yang merupakan

pedoman bagi pemecahan masalah dalam skripsi ini dan pokok bahasan yang

berkaitan dengan penelitian serta kerangka berpikir dan hipotesis.

3. BAB III METODE PENELITIAN berisi tentang lokasi penelitian, metode

pengumpulan data dan prosedur penelitian.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang analisis

hasil penelitian dan pembahasan dari siklus pertama sampai siklus kedua.

5. BAB V PENUTUP berisi tentang kesimpulan dan saran.

Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang

mendukung tersusunnya skripsi.

Page 19: SKRIPSI UNNES 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian belajar mengajar

a. Pengertian belajar

Pengertian belajar mengajar menurut Oemar Hamalik (1983 : 12) adalah

“suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam arti seseorang yang dinyatakan

dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.

Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai tingkah laku

seperti dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru,

perubahan dalam sikap, kebiasaan-kebiasaan, ketrampilan, sifat menghargai,

perkembangan sifat-sifat sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmaniah.

Dengan demikian belajar mengajar pada dasarnya adalah proses perubahan

tingkah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan tingkah laku itu meliputi

perubahan ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi.

Sedangkan yang dimaksud dengan pengalaman dalam proses belajar adalah

interaksi antara individu dengan lingkungan.

J. Piaget (dalam Dimyati, 1994 : 13), menyebutkan bahwa ”belajar adalah

pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus

menerus dengan lingkungan maka fungsi intelek semakain berkembang”.

Sedangkan Holgard (dalam Nasution, 1995 : 15) berpendapat bahwa ”belajar

adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan

latihan”.

9

Page 20: SKRIPSI UNNES 11

10

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dapat

diartikan sebagai perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan.

Adapun beberapa hal pokok dalam belajar antara lain sebagai berikut.

1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam lingkah laku.

2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman.

3) Belajar merupakan perubahan yang relatif mantap.

4) Tingkah laku yang alami karena belajar menyangkut berbagai aspek

kepribadian baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian

pemecahan suatu masalah, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, atau sikap.

b. Pengertian mengajar

Mengajar dirumuskan dalam beberapa batasan yang intinya memberi

tekanan kegiatan yang mengoptimalkan siswa belajar. Menurut Herman Hudodjo

(1988 : 5), ”mengajar adalah suatu kegiatan dimana mengajar menyampaikan

pengetahuan/pengalaman yang dimiliki kepada peserta didik”. Menurut Nana

Sudjana (1989 : 7) ”mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar,

mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar

siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan

belajar”.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat didefinisikan bahwa:

1) Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak.

2) Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan pada anak.

Page 21: SKRIPSI UNNES 11

11

3) Mengajar adalah suatu aktivitas mengorgansasi atau mengatur lingkungan

sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses

belajar.

Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sukar menentukan

bagaimana sebenarnya mengajar yang baik.

c. Kesulitan belajar matematika

Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan-hubungan

antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian

persoalan mengenai bilangan. Dengan demikian pelajaran matematika adalah

suatu ilmu yang dipelajari atau diajarkan yang berhubungan dengan bilangan-

bilangan, hubungan-hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang

digunakan dalam penyelesaian masalah tentang bilangan. Matematika adalah

suatu yang berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara

hirarkis dan penalarannya deduktif.

Kedudukan matematika sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari,

karena itu guru harus bisa memberi materi penjelasan kepada siswa mengenai

pentingnya kedudukan matematika dan betapa perlunya seseorang mempelajari

matematika. Misalnya melalui contoh-contoh penggunaan matematika dalam

kehidupan sehari-hari sangat erat hubungannya dengan matematika.

Belajar matematika tidak senantiasa berhasil, tetapi seringkali ada hal-hal

yang bisa mengakibatkan kegagalan atau setidak-tidaknya menjadikan gangguan

yang bisa menghambat kemajuan belajar matematika. Kegagalan atau

keterlambatan kemajuan biasanya ada hal-hal yang menyebabkannya. Faktor-

Page 22: SKRIPSI UNNES 11

12

faktor yang bisa menimbulkan kesulitan belajar matematika menurut Oemar

Hamalik yaitu:

1) Faktor yang bersumber dari diri sendiri

Yang dimaksud dengan faktor ini ialah faktor yang timbul dari diri siswa itu

sendiri. Faktor ini disebut faktor intern. Faktor ini sangat besar pengaruhnya

terhadap kemajuan belajar matematika seorang siswa. Faktor seperti ini seringkali

tidak disadari atau bahkan dianggap remeh oleh siswa.

Hal tersebut disebabkan karena:

a) Siswa tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas.

b) Kurangnya minat terhadap pelajaran matematika.

c) Kesehatan yang sering menganggu.

d) Kurang cakap dalam mengikuti pelajaran matematika.

e) Kebiasaan belajar matematika yang kurang baik.

2) Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah

Hambatan terhadap kemajuan belajar matematika tidak hanya bersumber dari diri

siswa sendiri, akan tetapi kemungkinan juga bersumber dari sekolah itu sendiri.

Sebab-sebab yang bisa menimbulkan hambatan belajar matematika adalah sebagai

berikut.

a) Cara memberikan pelajaran matematika kurang menarik.

b) Kurangnya buku standar.

c) Kurangnya alat-alat yang menunjang belajar matematika.

d) Materi pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan siswa.

3) Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga

Page 23: SKRIPSI UNNES 11

13

Sebagian besar waktu belajar siswa dilaksanakan di rumah, karena itu aspek-aspek

kehidupan dalam keluarga turut mempengaruhi kemajuan belajarnya, bahkan

mungkin juga dapat dikatakan menjadi faktor dominan untuk mencapai

keberhasilan belajar di sekolah.

Sebab yang timbul dari lingkungan keluarga adalah :

a) Masalah kemampuan ekonomi.

b) Masalah broken home.

c) Kurangnya perhatian orang tua.

4) Faktor yang bersumber dari masyarakat

Pada umumnya masyarakat tidak akan menghalangi kemajuan belajar siswa akan

tetapi ada beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat yang bisa mengganggu

kelancaran belajar siswa, dan tentunya yang berhubungan erat dengan diri siswa

itu sendiri yaitu:

a) Gangguan dari jenis kelamin lain.

b) Sekolah sambil kerja.

c) Aktif mengikuti organisasi secara berlebihan.

d) Tidak dapat mengatur waktu.

e) Tidak mempunyai teman belajar bersama.

(Oemar Hamalik, 1989 : 112-120)

2. Hasil belajar

Hasil yang dapat dicapai dapat menunjukkan tingkat pemahaman siswa

terhadap hal-hal yang dipelajari. Hasil belajar yang tinggi dapat menggambarkan

Page 24: SKRIPSI UNNES 11

14

keberhasilan siswa dalam memahami hal-hal yang ia pelajari. Hal ini sesuai

dengan pendapat Nana Sudjana (1989 : 50) yang menyebutkan bahwa ”belajar

adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah menempuh proses

belajar”. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif (intelektual), afektif

(sikap), dan kemampuan psikomotorik (bertindak).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1995 : 787) bahwa, ”hasil belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh

guru’. Hasil belajar sangat penting karena dapat memberikan kepuasan kepada

individu yang belajar. Oleh karena itu permasalahan hasil belajar merupakan hal

yang penting bagi seseorang yang sedang belajar terutama bagi siswa yang ada di

bangku sekolah.

Kemampuan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran tercermin dari hasil

belajarnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai

berikut.

a. Faktor internal

Faktor internal ini bersumber dari dalam diri seseorang yang sedang belajar, yang

meliputi:

1) Kecerdasan

Faktor ini memegang peranan sangat penting dalam keberhasilan seseorang.

Seseorang yang pandai akan lebih cepat menyelesaikan atau memecahkan

masalahnya.

Page 25: SKRIPSI UNNES 11

15

2) Bakat

Bakat adalah keadaan atau sifat-sifat seseorang. Dengan melalui latihan,

seseorang yang mempunyai bakat tertentu akan lebih cakap menyelesaikan atau

memecahkan masalahnya dibandingkan dengan orang yang tidak berbakat.

3) Minat

Minat sangat erat kaitannya dengan rasa. Apabila seorang siswa berminat pada

pelajaran matematika, maka siswa tersebut akan merasa senang dalam

mempelajari matematika.

4) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan bagi diri seseorang untuk melakukan suatu

kegiatan tertentu. Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi untuk

mempelajari pelajaran matematika, maka tentu saja orang tersebut akan berusaha

melaksanakan keinginannya secara maksimal.

5) Perasaan

Perasaan adalah keadaan kejiwaan seseorang dalam menghadapi sesuatu.

Seseorang cenderung lebih berhasil melaksanakan suatu kegiatan apabila orang

tersebut didasari perasaan tenang dan senang.

6) Sikap

Sikap adalah berhubungan dengan keadaan seorang dalam melaksanakan suatu

kegiatan. Seorang yang bersikap bersungguh-sungguh dalam mempelajari materi

pelajaran maka besar kemungkinan siswa tersebut akan mendapatkan prestasi

belajar yang baik.

Page 26: SKRIPSI UNNES 11

16

7) Kematangan

Penyajian materi pelajaran yang sesuai dengan tingkat kematangan siswa akan

berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Dengan demikian materi yang diajarkan

akan lebih mudah dipahami oleh siswa bila disesuaikan dengan tingkat

kematangan siswa.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, yang meliputi:

1) Faktor lingkungan

a) Faktor alam

b) Faktor sosial

1) Faktor instrumen

a) Kurikulum

b) Program pengajaran

c) Sarana dan prasarana

d) Guru/tenaga pengajar

Dari faktor-faktor tersebut kiranya yang dapat dimanipulasi adalah faktor

instrumental. Artinya keberadaan faktor tersebut dapat ditingkatkan sedemikian

rupa hingga optimal oleh guru atau tenaga pengajar. Peningkatan keberadaan

faktor instrumental ini khususnya dapat dilakukan oleh tenaga pengajar dengan

upaya peningkatan sarana dan prasarana yaitu dengan suatu usaha pemberitahuan

atau pembuatan alat-alat pendidikan yang kiranya mampu meningkatkan prestasi

belajar siswa dan memperhatikan hal-hal lain yang sekiranya mempengaruhi

prestasi belajar, yaitu dengan menggunakan media permainan. Dengan

Page 27: SKRIPSI UNNES 11

17

menggunakan media permainan tersebut di dalam proses pembelajaran jelas

sangat mendukung keberhasilan dalam mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan

metode mengajar yang tepat juga menentukan berhasil tidaknya suatu proses

pembelajaran.

Kreativitas, minat, dan prestasi yang dicapai seseorang ditentukan oleh

kemampuan yang dimilikinya dan lingkungan yang menunjangnya. Dalam teori

belajar kognitif yang menyatakan bahwa perilaku manusia merupakan fungsi dari

organisme dan lingkungannya.

Benyamin Bloom mengemukakan adanya tiga variabel utama dalam teori

belajar di sekolah yaitu karakteristik individu, kualitas pengajaran, dan hasil

belajar. Sedangkan Caroll dalam teorinya tentang belajar tuntas mengemukakan

lima faktor yang menentukan keberhasilan belajar, yakni:

1) Bakat belajar.

2) Waktu yang tersedia untuk belajar.

3) Waktu yang diperlukan siswa untuk menyelesaikan dan menguasai bahan

pengajaran.

4) Kualitas pengajaran.

5) Kemampuan individu.

Bakat belajar pada hakekatnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas

dan kreativitas siswa dalam memanfaatkan media yang tersedia.

Agar dapat dicapai hasil belajar yang baik atau maksimal, maka harus

diupayakan agar faktor-faktor yang mempengaruhi diri siswa seperti di atas harus

dimaksimalkan. Artinya supaya diperoleh hasil belajar maksimal, seorang guru

Page 28: SKRIPSI UNNES 11

18

harus mampu menciptakan dan merangsang faktor-faktor seperti di atas dan

bekerja secara maksimal pula.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh guru selaku pengajar yaitu

memanfaatkan fasilitas-fasilitas serta kelebihan-kelebihan yang ada baik di

lingkungan sekolah maupun dari pihak guru dan siswa, diantaranya:

1) Ketrampilan guru atau siswa dalam menggunakan alat bantu pengajaran.

2) Ketrampilan guru dalam menggunakan metode yang tepat.

3) Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

4) Pemanfaatan alat atau bahan yang tersedia serta mudah didapat sebagai sumber

belajar.

5) Kemampuan guru dalam meningkatkan keaktifan siswa.

3. Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran siswa dalam

kelompok kecil untuk saling membantu mempelajari suatu materi. Pada

pembelajaran ini, siswa diharapkan saling bekerja sama, membahas dan

mendiskusikan materi, menerima pendapat dan mengisi kekurangan siswa lain

(Robert E. Slavin dalam Muslimin Ibrahim, 2000 : 8).

Model pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mendengarkan

pendapat-pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuan-temuan

dalam bentuk tulisan. Tugas-tugas kelompok akan memacu siswa untuk bekerja

sama saling membantu satu sama lain dalam mengintegrasikan pengetahuan baru

dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

Page 29: SKRIPSI UNNES 11

19

Pada awal pembelajaran guru mengenalkan topik akan dibahas pada

pembelajaran kemudian membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang

beranggotakan tiga sampai lima orang. Setelah guru menyampaikan materi

pelajaran, siswa dengan kelompoknya berdiskusi dan menyelesaikan soal latihan,

kemudian menyerahkan hasil kerja kelompok pada guru. Jika diperlukan,

selanjutnya guru memimpin kerja diskusi tentang pekerjaan kelompok itu yang

membutuhkan penjelasan atau klarifikasi.

Keanggotaan suatu kelompok sebaiknya heterogen. Jika siswa yang

mempunyai kemampuan berbeda dimasukkan dalam satu kelompok maka akan

memberikan keuntungan bagi siswa yang berkemampuan rendah dan sedang.

Sedang siswa yang berkemampuan tinggi, ia akan mendapatkan kemampuan

komunikasi verbal yang semakin meningkat. Untuk itu seseorang harus

memahami materi lebih dalam dari pada sekedar kemampuan yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan sebuah jawaban pada lembar kerja.

Di dalam pembelajaran kooperatif siswa terlibat konflik-konflik verbal

yang berkenaan dengan perbedaan pendapat-pendapat anggota-anggota

kelompoknya. Para siswa akan terbiasa merasa enak meski ada konflik-konflik

verbal itu. Mereka menyadari konflik semacam itu akan dapat meningkatkan

pemahaman terhadap materi yang dihadapi atau didiskusikan.

Perbedaan cara belajar sendiri (individu) dengan cara belajar kelompok:

a. Cara belajar sendiri (individu)

Cara belajar sendiri adalah cara belajar yang dilakukan siswa secara sendiri-

sendiri. Dengan cara belajar ini, siswa dapat mengembangkan kemampuan

Page 30: SKRIPSI UNNES 11

20

seoptimal mungkin tanpa tertanggu oleh temannya. Sedangkan kelemahan dari

cara belajar ini menjadi kurang efektif, apabila materi yang dipelajari adalah

materi sulit, contohnya saja pelajaran matematika.

Permasalah yang timbul dalam pemakaian cara belajar ini adalah:

1) Adanya perbedaan individu siswa

Adanya perbedaan invidu siswa menyebabkan terjadinya perbedaan hasil belajar

siswa. Siswa pandai akan berhasil baik dalam belajarnya, sedangkan siswa kurang

pandai akan mengalami kesulitan dalam belajarnya.

2) Kurangnya kegiatan evaluasi hasil belajar

Setelah kegiatan belajar siswa selesai, dilaksanakan evaluasi. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang dipelajari. Kegiatan

evaluasi yang dilakukan siswa bersifat subyektif. Untuk kegiatan evaluasi yang

baik perlu adanya teman belajar, agar dapat berdiskusi ataupun bertanya.

b. Cara belajar kelompok (metode pembelajaran kooperatif)

Cara belajar kelompok adalah cara belajar yang melibatkan adanya kelompok

belajar, kerja kelompok, dan diskusi kelompok. Menurut Ivon K. Davies ada

keuntungan dari pemakaian diskusi kelompok dan kerja kelompok. Selanjutnya ia

mengemukakan sebuah analisis penelitian yang menunjukkan bahwa kelompok

siswa-siswa belajar lebih cepat, dan bahwa pengalaman kelompok sering beralih

ke anggota-anggota kelompok, sehingga mereka bekerja lebih efektif sekembali

ke pekerjaan masing-masing.

Kelebihan-kelebihan pembelajaran kooperatif adalah:

1) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.

Page 31: SKRIPSI UNNES 11

21

2) Rasa harga diri lebih tinggi.

3) Konflik antar pribadi berkurang.

4) Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar.

5) Motivasi yang lebih besar.

6) Sikap apatis berkurang.

7) Perilaku menganggu yang lebih kecil.

8) Hasil belajar yang lebih tinggi

9) Pemahaman yang lebih mendalam.

10) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

11) Retensi atau penyimpanan lebih tinggi.

Kelemahan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.

1) Waktu pembelajaran yang relatif lama.

2) Adanya siswa yang bingung dengan tugasnya.

3) Adanya siswa yang menjadi free rider (penumpang bebas).

Guru harus bisa memberikan materi atau pengajaran atau permasalahan

yang bisa menimbulkan saling membutuhkan antara anggota satu dengan yang

lainnya. Guru juga sebaiknya mengatur ruang kelas sehingga setiap anggota dalam

satu kelompok dapat saling duduk berdekatan, dapat bekerja dengan cukup

nyaman, dan tidak perlu berbicara keras-keras. Sedangkan jarak antara kelompok

yang satu dengan kelompok yang lain diusahakan sedemikian rupa sehingga

mereka saling tidak terganggu satu dengan yang lainnya.

Amin Suyitno (1997:3) menyatakan bahwa ”salah satu tujuan

diberikannya matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan yang dapat

Page 32: SKRIPSI UNNES 11

22

dialihgunakan melalui kegiatan matematika”. Dari kalimat tersebut tersirat bahwa

yang penting dalam proses pembelajaran adalah siswa melakukan kegiatan

matematika.

Dari pernyataan tersebut berarti dalam belajar matematika siswa dituntut

untuk aktif bermatematika sebagai interaksi dari guru yang mengajar. Dalam

menciptakan pembelajaran siswa aktif dapat digunakan berbagai metode

pengajaran, antara lain metode tanya jawab, diskusi eksperimen, penemuan, drill

atau latihan, dan metode pemberian tugas.

Amin Suyitno (1997 : 36) menuliskan sebagai berikut ”teknik pemberian

tugas dilaksanakan lewat 3 tahap: tahap I yaitu tahap pemberian tugas. Dalam

tahap ini harus diingat adanya kejelasan tugas yang diberikan, adanya kejelasan

bagaimana cara mengerjakan tugas tersebut. Tahap II yaitu tahap melaksanakan

tugas-tugas. Untuk tugas sekolah baik di kelas maupun di luar sekolah hendaknya

selalu dipantau oleh guru untuk mengetahui perkembangan atau bahkan kesulitan

siswa. Tahap III yaitu tahap melaporkan hasil tugas. Pada tahap ini siswa

melaporkan hasil kerjanya.

4. Penggunaan media pengajaran

Media pengajaran merupakan salah satu komponen dalam proses belajar

mengajar. Alat ini dibuat sedemikian sehingga menjadi evaluasi dari konsep

abstrak yang sedang dikerjakan. Dengan adanya media maka diharapkan siswa

dapat menggunakan sebanyak mungkin alat indera yang dimilikinya. Dengan

demikian alat peraga memungkinkan adanya transfer belajar yang baik, sehingga

peningkatan prestasi siswa terwujud sebagaimana yang kita harapkan.

Page 33: SKRIPSI UNNES 11

23

Media dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi dan

minat belajar siswa. Hal ini disebabkan adanya unsur permainan dan unsur

keterlibatan bersaing siswa dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media ini

dalam mengajar matematika merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan daya

serap siswa. Hal ini disebabkan karena media dapat menuntun siswa dari berpikir

secara induktif ke berpikir secara deduktif.

Menurut Piaget (dalam Herman Hudodjo, 1988 : 45) bahwa siswa yang

berpikir masih ada pada tahap operasi konkret (sebaran umur 7 tahun sampai

dengan 13 tahun) yaitu umur pada usia anak sekolah dasar tidak akan dapat

memahami operasi (logis) dalam konsep matematika tanpa dibantu oleh benda

konkret. Diperjelas lagi dalam Dalil Construction Theorem dari Bruner ( dalam

Herman Hudodjo, 1988 : 57), bahwa siswa selalu ingin mempunyai kemampuan

dalam hal menguasai konsep, theorema, definisi dan semacamnya. Untuk itu

siswa harus dilatih melakukan penyusunan representasinya untuk melekatkan ide

atau definisi tertentu dalam pikiran siwa. Hal ini dapat ditempuh siswa harus

menguasai konsep dengan mencoba dan melakukan sendiri dengan menggunakan

bantuan media yang disajikan dalam bentuk permaianan, maka siswa akan lebih

memahami dan berlanjut meningkatkan ketrampilannya. Juga pendapat Dienis

(dalam Herman Hudodjo, 1988 : 59) bahwa pada dasarnya tiap-tiap konsep atau

prinsip dalam matematika yang disajikan dengan bentuk konkret akan mudah

dipahami. Artinya jika benda-benda atau obyek-obyek dalam bentuk permainan

akan sangat dominan bila dimanipulir dengan baik dalam pengajaran matematika.

Page 34: SKRIPSI UNNES 11

24

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu pengertian media yang

disajikan dalam bentuk permainan mempunyai peranan yang sangat dominan

dalam pembelajaran matematika pada jenjang Sekolah Dasar (usia 7 tahun sampai

13 tahun), guna meminimalkan verbalisme, mewujudkan konsep, memahami

konsep, menguasai theorema dan definisi, sehingga semua siswa akan memiliki

penguatan yang tahan lama. Juga dengan media, siswa dilibatkan langsung

sebagai subyek dalam pembelajaran matematika, untuk menciptakan proses

belajar mengajar yang lebih efektif dan efisisn.

a. Fungsi media pengajaran

Menurut Nana Sudjana (1989 : 99-100) ada 6 (enam) fungsi pokok dari media

pengajaran dalam proses belajar mengajar. Keenam fungsi tersebut adalah:

1) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi

tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk

mewujudkan belajar mengajar yang efektif.

2) Penggunaan media merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi

mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan unsur yang harus

dikembangkan guru.

3) Media dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi

pelajaran. Fungsi ini mendukung pengertian bahwa penggunaan media harus

melihat kepada tujuan bahan pelajaran.

4) Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam

arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik

perhatian siswa.

Page 35: SKRIPSI UNNES 11

25

5) Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat

proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian

yang diberikan guru.

6) Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu

belajar mengajar. Dengan perkataan lain menggunakan alat peraga, hasil

belajar yang dicapai akan tahan lama diingat siswa, sehingga pelajaran

mempunyai nilai tinggi.

b. Tujuan penggunaan media pengajaran

Pembelajaran matematika yang disajikan menggunakan media dalam

bentuk permainan mempunyai salah satu tujuan dari beberapa tujuan penggunaan

media.

Berbagai tujuan meliputi, antara lain media sebagai:

1) Permainan bebas tetapi terikat aturan.

2) Penanaman konsep.

3) Pemahaman konsep.

4) Latihan dan penguatan.

5) Sebagai alat ukur.

6) Oyek penelitian.

7) Alat penelitian.

8) Pemecahan masalah.

9) Merangsang untuk berpikir.

10) Merangsang untuk berdiskusi.

11) Menimbulkan partisipasi aktif.

Page 36: SKRIPSI UNNES 11

26

Pembelajaran hitung campuran di kelas III Sekolah Dasar perlu

menggunakan alat peraga, karena alasan sebagai berikut.

1) Mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi siswa.

2) Mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi siswa.

3) Mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa.

4) Mampu mempengaruhi daya abstrak siswa.

5) Memungkinkan pembelajaran yang lebih bervariasi dan menyenangkan.

5. Media permainan mencari harta karun

Media permainan mencari harta karun dipilih sebagai peraga untuk

menyelesaikan operasi hitung campuran. Pertimbangan penulis di sini karena

ingin menyampaikan pembelajaran yang menyenangkan, agar siswa tertarik dan

tidak jenuh pada pembelajaran tersebut maka penyampaiannya perlu dibungkus

dengan permainan.

Alat permainan mencari harta karun ini terbuat dari karton manila atau

papan tripleks. Papan permainan berisi soal-soal hitung campuran dan tanda

bintang, dilengkapi dengan kartu bidang yang berisi soal cerita yang mengandung

pengerjaan hitung campuran serta kubus bernoktah. Cara memainkannya hampir

seperti permainan monopoli, yaitu dengan melemparkan kubus bernoktah dan

menjalankannya sesuai dengan angka yang tertera dari kotak mulai jika biji

permainan jatuh pada kotak yang bertanda bintang, maka pemain harus

mengambil kartu bintang dan mengerjakannya mulai maju 1 langkah. Jika

jawabannya salah maka biji permainannya harus mundur 1 langkah. Pemenangnya

adalah pemain yang biji permainannya sampai pada tempat harta karun lebih

Page 37: SKRIPSI UNNES 11

27

cepat. Permainan ini dapat dikembangkan sampai di rumah bersama teman atau

keluarga sehingga penulis berharap agar anak-anak dapat melakukan permainan

yang lebih bermakna serta dapat meningkatkan penguasaan mata pelajaran

matematika khususnya pengerjaan hitung campuran.

6. Pokok bahasan yang terkait dengan pelaksanaan penelitian

a. Mengingat kembali operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat.

Contoh : 3 + 7 – 4 = n

dapat dijelaskan sebagai berikut. Bilangan 3 ditambahkan 7 dan dikurangi 4

hasilnya adalah 6 (yang dikerjakan yang ditulis lebih dahulu).

b. Mengingat kembali operasi perkalian dan pembagian sama kuat.

Contoh : 5 x 4 : 2 = n

dapat diartikan bilangan 5 dikalikan 4 dan dibagi 2 hasilnya adalah 10 (yang

dikerjakan yang ditulis lebih dahulu).

c. Mengingat kembali operasi perkalian dan pembagian lebih kuat dari pada

operasi penjumlahan dan pengurangan.

Contoh : 4 x 3 : 2 + 7 = n

Cara mengerjakannya bilangan 4 dikalikan 3 hasilnya dibagi bilangan 2 kemudian

ditambahkan dengan bilangan 7 dan hasil akhirnya adalah 13 (4 x 3) = 12,

12 : 2 = 6, 6 + 7 = 13.

d. Mengingat kembali operasi yang terdapat di dalam tanda kurung harus

dikerjakan lebih dahulu.

Contoh : 3 x (5-2) = n

(5x4) : 2 = n

Page 38: SKRIPSI UNNES 11

28

Cara mengerjakannya

3 x (5-2) = n

3 x 3 = 9

(5x4) : 2 = n

20 : 2 = 10

B. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah

penggunaan media permainan mencari harta karun dan pendekatan pembelajaran

kooperatif, akan meningkatkan aktivitas siswa dalam pengerjaan hitung

campuran, sehingga berdampak meningkatnya hasil belajar matematika pada kelas

III SD Negeri Perumnas Krapayak 01.

Page 39: SKRIPSI UNNES 11

BAB III METODE PENELITIAN

Pemilihan dan penggunaan metode ilmiah harus sesuai dengan

permasalahan penelitian sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannnya.

Penggunaan metode yang tepat berarti akan menemukan suatu kebenaran yang

tidak spekulatif. Hal ini dimaksudkan agar penelitian yang diperoleh benar-benar

obyektif, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan

data pengamatan langsung terhadap jalannnya proses belajar mengajar di kelas.

Dari data tersebut kemudian dianalisis melalui beberapa tahapan dalam siklus-

siklus tindakan.

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam semester 1 di kelas III SD Negeri

Perumnas Krapyak 01 Kecamatan Semarang Barat. Jumlah kelas III adalah 35

siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Sedangkan jumlah

siswa satu sekolah adalah 220 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki 107 dan

siswa perempuan 113. Hampir semua siswa kelas III SD Perumnas Krapayak 01

kurang memahami pengertian dan konsep pengerjaan hitung campuran.

Hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kurangnya kesiapan siswa dalam

belajar matematika tersebut antara lain :

1. Masih rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi matematika

sehingga siswa mengalami kesulitan belajar atau belum berperan aktif

meskipun guru telah menyampaikan materi sesuai ketentuan.

Page 40: SKRIPSI UNNES 11

30

2. Motivasi siswa pada pelajaran matematika masih rendah yang terlihat pada

rendahnya perhatian mereka saat pembelajaran bahkan ada antipati terhadap

pelajaran matematika sehingga nilai yang dicapai masih kurang memuaskan.

3. Dalam kegiatan pembelajaran, guru masih bersifat konvensional dengan

menggunakan metode ceramah dan hafalan juga kurang adanya variasi dan

upaya dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang

melibatkan siswa langsung pada proses pembelajaran.

4. Guru belum menyadari manfaat media dan pendekatan pembelajaran yang

tepat yang diharapkan dapat membentuk siswa dalam pengembangan

pengetahuan secara efektif.

B. Faktor Yang Diselidiki

Untuk mengetahui penyelesaian masalah diatas, maka ada beberapa faktor

yang akan diselidiki adalah sebagai berikut.

1. Faktor siswa

Kurangnya pemahaman dan motivasi siswa mempelajari matematika. Siswa jika

menghapi pelajaran matematika masih enggan dan bosan bahkan antipati,

sehingga nilai mata pelajaran matematika sangat rendah (nil;ai 7 ke atas untuk

kelas III kurang dari 60%).

2. Faktor Guru

a. Guru mengajar, terutama dalam menjelaskan konsep, selalu menggunakan alat

bantu berupa media yang relevan dengan topik pembelajaran yaitu media

Page 41: SKRIPSI UNNES 11

31

permainan mencari harta karun sehingga siswa benar-benar memahami dan

tidak hanya menghapal konsep.

b. Guru dapat menciptakan pembelajaran yang interaktif dan kooperatif saling

bertanya jawab antara guru dan siswa juga terjalin kerjasama antara siswa

dengan siswa.

c. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bahkan

mengasyikkan (Joyful, fun) sehingga siswa akan mengaktualisasikan dan

mendayagunakan seluruh potensi yang dimilikinya semaksimal mungkin

untuk mempelajari materi pelajaran.

d. Guru dapat memilih model pembelajaran matematika yang menyenangkan

yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di kelas.

e. Secara rutin guru memberikan tugas rumah kepada siswa kurang lebih 3 atau 5

butir soal, dan esok paginya dievaluasi dan dibahas bersama tentang kesulitan-

kesulitan dalam penyelesaian soal.

C. Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini dirancang ada 2 (dua) siklus untuk mengetahui

efektivitas pembelajaran kooperatif dengan permainan mencari harta karun. Siklus

I dilaksanakan dalam dua pertemuan yang masing-masing pertemuan meliputi

tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, analisis serta refleksi.

Pertemuan I berisi tentang penyampaian materi penanaman konsep pengerjaan

hitung campuran. Pertemuan II berisi tentang materi pengerjaan hitung campuran.

Siklus II dilaksanakan satu pertemuan, berisi tentang pengembangan soal-soal

hitung campuran dengan bilangan yang lebih besar. Adapun tahapan pada siklus II

29

Page 42: SKRIPSI UNNES 11

32

sama dengan siklus I. Kegiatan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.

Diharapkan siklus II merupakan hasil maksimal pembelajaran peningkatan

ketrampilan operasi pengerjaan hitung campuran melalui metode pembelajaran

kooperatif dengan memanfaatkan media permainan mencari harta karun.

1. Siklus I

Siklus pertama direncanakan dalam dua kali pertemuan yang masing-

masing pertemuan dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran. Adapun tahpan pada

siklus pertama adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Membuat rencana pembelajaran untuk dua pertemuan dengan menggunakan

media permainan mencari harta karun dan model pembelajaran kooperatif.

Metode yang digunakan diantaranya, bermain dan latihan, ceramah disertai

peragaan, bertanya jawab singkat dan pemberian tugas kelompok yang

dilanjutkan dengan diskusi.

2) Membentuk kelompok-kelompok siswa (direncanakan dalam satu kelompok

terdiri dari 5 siswa) dengan menunjuk seorang siswa sebagai ketuanya.

3) Membuat dan menyiapkan alat permainan mencari harta karun yang berisi soal

hitung campuran dan kartu bintang yang terbuat dari karton, kubus bernoktah.

Membuat dan menyiapkan kartu bintang yang berisi soal cerita pengerjaan

hitung campuran.

4) Membuat dan menyiapkan penghargaan yang akan diberikan kepada kelompok

yang menjadi pemenang

Page 43: SKRIPSI UNNES 11

33

5) Menyiapkan kertas untuk tempat mengerjakan soal-soal yang terdapat pada

papan permainan atau kartu bintang.

6) Membuat lembar pengamatan terhadap guru dan siswa. Lembar pengamatan

yang dibuat adalah sebagi berikut.

a) Lembar pengamatan siswa, meliputi

- Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar

- Respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif dengan menggunakan

media permainan mencari harta karun

- Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas

- Kerjasama siswa dalam kelompok

b) Lembar angket siswa, meliputi:

- kesiapan siswa dalam pembelajaran matematika

- Ketersediaan waktu orang tua untuk membantu anak dalam belajar

c) Lembar pengamatan guru, meliputi:

- Kegiatan pembelajaran

- Metode dan media yang digunakan

- Cara menyampaikan konsep

- Cara menggunakan media pembelajaran

7) Menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes tulis atau lesan

a) Apakah pembelajaran kooperatif dengan menggunakan media permainan

mencari arta karun, siswa tertarik dengan topik pembelajaran

b) Apakah siswa aktif memperhatikan topik pembelajaran

c) Apakah siswa mengerjakan tugas dengan baik

Page 44: SKRIPSI UNNES 11

34

b. Pelaksanaan Tindakan

Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran kooperatif dengan media

permainan mencari harta karun diperlukan 2 (dua) siklus. Siklus I dilaksanakan 2

kali pertemuan. Satu pertemuan alokasi waktunya 2 (dua) jam pembelajaran

yaitu, 2 X 40 menit. Jadi pelaksanaan tindakan dilaksanakan, alokasinya 4 jam

pelajaran yaitu, 2 X 2 X 40= 160

Siklus I dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, siklus II sesuai dengan

perencanaan tindakan siklus I dan merupakan perbaikan siklus I.

Setiap akhir pertemuan, baik pertemuan I, II, maupun pertemuan III,

peneliti selalu memberi tugas rumah agar siswa lebih terampil dalam

menyelesaikan soal-soal hitung campuran. Dan esok harinya dievaluasi tentang

kesulitannya dalam pengerjaan soal hitung campuran.

c. Pengamatan dan Evaluasi

1) Pengamatan

Untuk mengetahui tahap-tahap kegiatan yang terjadi dalam proses belajar

mengajar, diperlukan lembar pengamatan terhadap siswa dan lembar pengamatan

terhadap guru.

Pengamatan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan

menggunakan yang pertama, lembar pengamatan terhadap siswa dapat dilakukan

oleh guru peneliti sendiri. Karena hanya guru peneliti yang melaksanakan

kegiatan belajar mengajar tersebut yang mengerti dan mengetahui tentang seluk

beluk pembelajaran yang terjadi di kelasnya. Kedua, lembar angket siswa yang

Page 45: SKRIPSI UNNES 11

35

dilakukan oleh siswa sendiri untuk mengetahui kesiapan dan ketersediaan waktu

orang tua dalam pembelajaran matematika.

Sedangkan lembar pengamatan terhadap guru dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh rekan guru peneliti, sehingga semua

kegiatan guru peneliti dapat terekam oleh pengamat secara optimal.

2) Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan yaitu berupa

penggunaan media permainan mencari harta karun dan model pembelajaran

kooperatif dalam pembelajaran pengerjaan hitung campuran secara rutin dalam

setiap pertemuan, maka dilakukan tes yang dilaksanakan oleh guru peneliti

tentang materi yang telah diberikan. Tes yang diberikan dapat berupa tes lisan

maupun tertulis dan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan

guru peneliti untuk mengetahui sejauh mana daya serap siswa tercapai.

Selanjutnya diambil nilai rata-rata kelas dari tes-tes yang diberikan untuk

mengetahui peningkatan aktifitas dan prestasi belajar siswa.

d. Analisis dan Refleksi Data

1) Analisis Data

a) Reduksi Data

Dari pengamatan melalui lembar pengamatan terhadap guru dan siswa,

hasilnya diseleksi dan difokuskan ke arah tujuan penelitian. Data yang masuk

direduksi dan diklarifikasi dalam kelompok data siswa dan data guru.

Page 46: SKRIPSI UNNES 11

36

(1) Data Siswa

Data yang berkenaan dengan siswa dikelompokkan dalam satu data pendukung

penelitian tindakan kelas. Data tersebut meliputi:

(a) keaktifan siswa dalam pembelajaran

(b) respon siswa terhadap media permainan mencari harta karun

(c) keaktifan siswa mengerjakan tugas, dan

(d) pemahaman siswa terhadap konsep

Data di atas dinalisa dan diperbaiki pada tindakan siklus kedua.

(2) Data Guru

Data guru meliputi:

(a) kegiatan pembelajaran

(b) ketepatan metode yang digunakan

(c) cara menyampaikan konsep

(d) cara menggunkan media permainan mencari harta karun

(e) cara membuat alat evaluasi

Data guru tersebut dianalisis untuk melakukan perbaikan pada tindakan siklus

kedua.

b) Paparan Data

Data yang telah dikelompokkan dalam data pendukung dan bukan pendukung

tindakan kelas, kemudian disajikan dalam bentuk narasi dan tabel.

c) Penyimpulan

Dari sajian data diambil suatu kesimpulan, apakah dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif dengan media permainan mencari harta karun dapat

Page 47: SKRIPSI UNNES 11

37

meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa dalam menyelesaikan soal hitung

campuran di kelas III SDN Perumnas Krapyak Semarang, sehingga berdampak

pada meningkatnya nilai matematika siswa kelas III.

2) Refleksi Data

Hasil analisa data dikaji keberhasilan dan kegagalannya untuk mencapai

tujuan sementara penelitian nilai rata-rata siswa 7,00 dengan ketuntasan 70% serta

direfleksi untuk menentukan tindakan pada siklus kedua dalam rangka mencapai

tujuan akhir penelitian

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

1) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif melalui penggunaan media permainan mencari harta karun serta

memperhatikan refleksi siklus I untuk kegiatan perbaikan tanpa mengabaikan

keberhasilan yang dicapai pada siklus I.

2) Memperbaiki bentuk kelompok-kelompok siswa

3) Memperbaiki alat permainan yang berisi soal hitung campuran dan kartu

bintang yang terbuat dari karton, kubus bernoktah.

Memperbaiki kartu bintang yang berisi soal cerita pengerjaan hitung campuran

4) Menyiapkan penghargaan yang akan diberikan kepada masing-masing

kelompok yang menjadi pemenang.

5) Menyiapkan kertas untuk tempat mengerjakan soal-soal yang terdapat pada

papan permainan

Page 48: SKRIPSI UNNES 11

38

6) Membuat lembar pengamatan terhadap guru dan siswa dalam PBM dan

kegiatan guru seperti pada perencanaan siklus I

7) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui indikator yang akan diukur menurut

refleksi siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tindakan siklus kedua ini dilaksanakan sebagai kegiatan hasil refleksi

pada siklus pertama. Diarahkan pada tindakan proses perbaikan untuk mencapai

tujuan penelitian. Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan. Satu pertemuan

alokasi waktunya 2 (dua) jam pembelajaran yaitu 2 X 40 menit. Jadi pelaksanaan

tindakan dilaksanakan alokasinya 4 jam pelajaran yaitu 2 X 2 X 40 menit= 160

menit.

c. Pengamatan dan Evaluasi

1) Pengamatan

Dari hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus kedua,

dilakukan kembali kegiatan pengamatan seperti dalam siklus pertama. Kegiatan

yang dilakukan adalah pengamatan terhadap tindakan-tindakan perbaikan dengan

tetap mempehatikan hasil analisa data dari refleksi data pada siklus pertama.

2) Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan maka pada siklus II

dilakukan tes ang dilaksanakan oleh guru peneliti tentang materi yang telah

diberikan. Tes yang diberikan dapat berupa tes lisan maupun tertulis, selanjutnya

diambil nilai rata-rata kelas dari tes-tes yang diberikan.

Page 49: SKRIPSI UNNES 11

39

d. Analisis dan Refleksi Data

1) Analisis Data

Dalam siklus kedua ini analisis data dilakukan seperti halnya analisis data

dalam siklus pertama yaitu meliputi reduksi data, paparan data dan penyimpulan

data. Adapun data yang dianalisis adalah data dari hasil tindakan perbaikan pada

siklus kedua dengan tetap memperhatikan analisis data dan refleksi data dari

siklus pertama.

2) Refleksi Data

Diharapkan data hasil analisis pada siklus kedua ini setelah direfleksikan

pada tindakan siklus II yang pelaksanaannya seperti pada siklus pertama akan

mencapai hasil maksimal dengan nilai rata-rata siswa tidak kurang dari 7,00 dan

ketuntasan 70% sehingga tercapai tujuan akhir penelitian yaitu meningkatkan

hasil belajar dan aktifitas siswa pada pengerjaan hitung campuran.

D. Data dan Cara Pengambilan Data

1. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah siswa SD Negeri Perumnas Krapyak 01,

khususnya kelas III dan guru-guru serta lingkungan yang mendukung pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar.

2. Jenis Data

Data yang diperoleh adalah data kualitati dan data kuantitatif yang terdiri

dari:

a. Hasil belajar siswa

Page 50: SKRIPSI UNNES 11

40

b. Situasi belajar mengajar

c. Kesulitan belajar siswa

d. Evaluasi belajar mengajar

e. Keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan tindakan

3. Cara Pengambilan Data

a. Hasil belajar diperoleh dari pemberian tes

b. Situasi belajar mengajar diambil dari pengamatan

c. Kesulitan belajar diambil dari pengamatan dan tes

d. Evalusi belajar diambil dari tes dan pengamatan

e. Keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan tindakan dari rencana

pembelajaran dan lembar pengamatan.

E. Indikator Keberhasilan Tindakan Kelas

Sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini

dapat dilihat dari:

1. Meningkatnya aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan

media permainan mencari harta karun dan pendekatan kooperatif mencapai

skala penilaian > = 70,00%, dan meningkatnya minat belajar (dapat dilihat

dari angket siswa)

2. Meningkatnya rata-rat hasil belajar siswa, mencapai skala 7,00

3. Meningkatnya daya serap siswa dalam pembelajaran pengerjaan hitung

campuran hingga mencapai nilai rata-rata kelas >= 7,50

Page 51: SKRIPSI UNNES 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Siklus I ada dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada

tanggal 8 November 2006 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 9

November 2006. Materi yang diajarkan adalah Pengerjaan hitung campuran.

1. Siklus I

a. Pertemuan I

Pada pertemuan I ini guru peneliti melakukan proses belajar mengajar

dengan pokok bahasan pengerjaan hitung campuran melalui pembelajaran

kooperatif dengan media permainan mencari harta karun. Tindakan guru peneliti

meliputi serangkaian kegiatan belajar mengajar yang pada umumnya dilakukan

oleh guru dan membimbing masing-masing kelompok yang mengalami kesulitan

untuk menyelesaikan soal-soal, juga melakukan pengamatan terhadap aktifitas

siswa bersama rekan guru pengamat. Adapun hasil pengamatan tersebut adalah:

1) Hasil lembar pengamatan terhadap siswa dalam KBM

Setelah diamati dan dicatat bagaimana tingkat partisipasi dan keaktifan

setiap siswa dalam kelompoknya, maka diperoleh data sebagai berikut.

a) Siswa yang bertanya 4 siswa (10%), yang diharapkan ≥ 20%

b) Siswa yang menjawab pertanyaan guru 12 siswa (30%) yang diharapkan

≥50%

Page 52: SKRIPSI UNNES 11

42

c) Siswa yang aktif dalam kelompoknya 25 siswa (70%), yang diharapkan

≥70%.

d) Siswa yang sudah memahami konsep pengerjaan hitung campuran 22

siswa (60%), yang diharapkan ≥ 75%. Data-data di atas ditunjukkan pada

lampiran.

2) Hasil lembar pengamatan terhadap guru dalam KBM

Setelah diamati dan dicatat oleh rekan guru pengamat bagaimana tingkat

kemampuan dan ketrampilan peneliti dalam kegiatan belajar mengajar, maka

diperoleh data sebagai berikut.

a) Peneliti dalam membuka pelajaran kurang memberikan motivasi kepada siswa.

b) Peneliti kurang mengembangkan tanya jawab

c) Dalam menjelaskan materi dengan menggunakan permainan mencari harta

karun masih kurang.

d) Perhatian peneliti belum merata masih terfokus pada salah satu kelompok

e) Pembagian anggota kelompok kurang merata

f) Ketrampilan peneliti yang lain sudah cukup baik

g) Hasil pengamatan guru peneliti dengan skor penilaian A = 67%

3) Hasil post tes pertemuan 1

Setelah pertemuan 1 selesai maka diberikan post tes sebagai penjajagan

apakah materi telah terserap, diperoleh data sebagai berikut.

a) Siswa yang mendapat nilai 7, 6,5 ada 22 siswa (62,8%) dengan nilai rata-

rata kelas 6,25

Page 53: SKRIPSI UNNES 11

43

b) Siswa yang tidak tuntas ada 13 siswa (37,1%). Data-data tersebut

ditunjukkan pada lampiran.

Pada siklus I pertemuan 1 siswa masih kesulitan menerima materi karena

belum menguasai konsep operasi hitung campuran. Untuk itu peneliti

peneliti mengingatkan kembali tentang operasi bilangan yaitu :

a. mengingat kembali operasi penjumlahan dan pengurangan sma kuat,

b. mengingat kembali operasi perkalian dan penjumlahan sama kuat,

c. mengingat kembali operasi perkalian dan penjumlahan lebih kuat

d. mengingat kembali operasi yang terdapat di dalam tanda kurung harus

dikerjakan lebih dulu.

Dengan melihat hasil tarap serap siswa yang masih rendah (62,5%) maka guru

peneliti juga perlu mengadakan perbaikan cara mengajar pada pertemuan

kedua, antara lain pada pemberian motivasi, metode, dan bimbingan individu.

b. Pertemuan 2

Pada pertemuan 2 ini guru peneliti mengadakan revisi-revisi mengenai

langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian, terutama menentukan

perbaikan dalam mengoptimalkan metode yang dipakai, sehingga diperoleh hasil

sebagai berikut.

1) Hasil lembar pengamatan terhadap siswa dalam KBM

Setelah diamati dan dicatat bagaimana tingkat partisipasi dan keaktifan

siswa maka peneliti mendapatkan data sebagai berikut.

a) Siswa yang aktif bertanya, 7 siswa (20%)

b) Siswa yang menjawab pertanyaan guru 16 siswa (45%)

Page 54: SKRIPSI UNNES 11

44

c) Siswa yang aktif dalam kelompoknya 30 siswa (85%)

d) Siswa y ang sudah memahami konsep pengerjaan hitung campuran 30

siswa (80%)

Data-data di atas ditunjukkan pada lampiran.

2) Hasil lembar pengamatan terhadap guru dalam KBM

Setelah diamati dan dicatat oleh rekan guru pengamat bagaimana tingkat

kemampuan dan ketrampilan peneliti dalam melaksanakan proses belajar

mengajar, maka diperoleh data sebagai berikut.

a) Guru telah memberikan motivasi kepada siswa yang tidak aktif bertanya

maupun siswa yang tidak aktif dalam kelompoknya.

b) Guru telah lebih jelas dalam menyampaikan materi pelajaran tahap demi

tahap (tidak terlalu cepat)

c) Guru cukup optimal dalam memberikan kesempatan bertanya siswa

d) Guru telah memberikan bimbingan di sela-sela aktifitas belajar kepada

siswa yang kesulitan dalam pemahaman materi maupun cara mengerjakan

soal.

e) Hasil pengamatan guru peneliti mendapat skor penilaian A = 75%

(28/37x100%).

Data-dta diatas ditunjukkan pada lampiran.

3) Hasil tes formati siklus 1

Dari hasil tes formatif siklus I diperoleh data sebagai berikut.

a) Siswa yang tuntas belajar 23 siswa (65,7%) dengan rata-rata 6,37

b) Siswa yang belum tuntas belajar 12 siswa (34,2%)

Data-data di atas ditunjukkan pada lampiran.

4) Hasil Angket Siswa

Page 55: SKRIPSI UNNES 11

45

Angket siswa diberikan setelah pembelajaran siklus pertama pertemuan

kedua berakhir dan menunjukkan skor yang memadai, motivasi dan minat siswa

untuk belajar sudah menjawab baik dengan rata-rata 89,8% dari data kualitatif dan

100% dari data kuantitatif, sehingga pada siklus kedua angket siswa tidak

digunakan lagi. Data tersebut ditunjukkan pada lampiran.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2006 dengan pokok

bahasan pengerjaan hitung campuran, dengan alokasi waktu satu kali pertemuan 2

jam pelajaran (2 X 40) menit. Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus II ini

peneliti melakukan revisi-revisi tindakan untuk peningkatan perbaikan dengan

melihat hasil pengamatan pada siklus I, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

a. Hasil lembar pengamatan terhadap siswa dalam KBM

Setelah diamati dan dicatat bagaimana tingkat partisipasi dan keaktifan

setiap siswa, maka peneliti mendapatkan data sebagai berikut.

1) Siswa yang mengerjakan tugas rumah 35 siswa (100%), telah sesuai harapan

2) Siswa yang aktif bertanya 9 siswa (25%), melebihi harapan 5%

3) Siswa yang menjawab pertanyaan guru 17 siswa (50%), telah sesuai harapan

4) Siswa yang aktif dalam kelompoknya 33 siswa (90%), melebihi harapan 20%

5) Siswa yang sudah memahami konsep 30 siswa (85%), melebihi harapan 10%

Data-data tersebut ditunjukkan pada lampiran.

Jadi indikator keaktifan siswa mencapai skor penilaian 79,3% pada lampiran.

Hasil lembar pengamatan terhdap guru dalam KBM

Setelah diamati dan dicatat bagaimana tingkat kemampuan ketrampilan

turu peneliti dalam melaksanakan proses belajar mengajar, maka diperoleh data

Page 56: SKRIPSI UNNES 11

46

bahwa semua indikator (37) ketrampilan/kemampuan guru peneliti mencapai skor

penilaian A, ini berarti telah sesuai dengan harapan peneliti. Data tersebut dapat

dilihat pada lampiran.

c. Hasil tes formatif siklus II

Dari hasil tes formatif siklus II diperoleh data sebagai berikut.

1) Siswa yang mendapat nilai 7,65 ada 30 siswa, ketuntasan belajar 85,7%

dengan nilai rata-rata 7,0

2) Siswa yang tidak tuntas belajar 5 siswa (14,2%).

Data-data tersebut ditunjukkan pada lampiran. Setelah diperoleh data hasil tes

formaif siklus II telah mencapai nilai rata-rata 7,0 dengan ketuntasan belajar siswa

85%, berarti telah melebihi 10% dari harapan peneliti yang mentargetkan 75%.

Maka tindakan penelitian kelas cukup dilaksanakan dua siklus.

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian didasarkan atas hasil pengamatan yang

dilanjutkan dengan refleksi tindakan pada setiap siklus tindakan. Dari refleksi

pengamatan diperoleh hasil temuan sebagai berikut.

1. Pada pembelajaran pengerjaan hitung campuran dengan model pembelajaran

kooperatif melalui media permainan mencari harta karun ada keuntungan dan

kerugiannya.

a. Keuntungan

1) Meningkatkan hasil belajar siswa

Melalui Model pembelajaran kooperatif dengan media permainan mencari

Harta Karun ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang mencakup

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

2) Meningkatkan aktifitas siswa dan guru (menciptakan interaksi optimal)

Page 57: SKRIPSI UNNES 11

47

Dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif menyelesaikan soal hitung

campuran yang terdapat pada papan permainan atau kartu bintang. Masing-

masing kelompok saling bersaing untuk mencapai tempat harta karun terlebih

dahulu dan mendapatkan kartu bintang sebagai penghargaan atas kemenangannya.

Siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosionalnya dan tugas guru

sebagai fasilitator, memberikan bimbingan secara individu maupun kelompok.

Guru juga aktif mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam

pemecahan suatu masalah, serta menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif

dan interaktif, yaitu mengajukan pertanyaan yang menantang, memberi umpan

balik, mempertanyakan gagasan siswa serta memantau kegiatan belajar siswa.

3) Merangsang motivasi belajar siswa

Dengan digunakannya alat permainan mencari harta karun sebagai media

pembelajaran pengerjaan hitung campuran, menciptakan suasana belajar mengajar

yang menyenangkan (joyful, fun) sehinggaf siswa memusatkan perhatiannya

secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi dapat

meningkatkan minat belajar siswa.

4) Pembelajaran lebih efektif

Dalam pembahasan pengerjaan hitung campuran secara klasikal siswa

lebih cepat memahami konsep. Siswa menguasai ketrampilan yang diperlukan.

Guru lebih efektif mencapai tujuan pembelajaran, karena siswa belajar dalam

suasana yang menyenangkan.

5) Pembelajaran yang menyenangkan

Page 58: SKRIPSI UNNES 11

48

Dengan pembelajaran ini siswa berani mencoba/berbuat, serta membuat

siswa tidak takut salah, ditertawakan, atau disepelekan oleh temannya, tumbuh

sikap saling mengargai pendapat dan kelebihan teman atau lawan

6) Menanamkan kejujuran dan keadilan

Dalam penyelesaian soal pada papan permainan atau kartu bintang dengan

melempar kubus bernoktah, siswa dituntut jujur. Jujur dalam arti harus pas tidak

boleh lebih atau kurang dalam menghitung langkah serta adil dalam membagi

tugas dalam kelompok.

7) Mengurangi rasa jenuh dan keletihan siswa

Dalam pembelajaran ini siswa tidak hanya mendengar ceramah dari guru.

Pengajaran tidak berpusat pada guru tetapi siswa terlibat aktif sehingga tidak

menimbulkan rasa jenuh dan letih. Siswa belajar dalam keadaan senang dan asyik

sehingga dapat mengatualisasikan dan mendayagunakan seluruh potensi yang

dimilikinya semaksimal mungkin untuk mempelajari materi pelajaran/permainan.

Proses pembelajaran menjadi bermakna siswa aktif baik fisik, mental maupun

emosionalnya.

8) Menghindari terjadinya verbalisme (pengajaran dengan kata-kata saja tanpa

visualisasi)

Semua guru bisa membuat media permainan karena biaya relatif murah

dan dapat digunakan berulang kali

b. Kekurangan

1) Menganggu konsentrasi siswa

Kekurangan guru pada siklus I pertemuan pertama terjadi karena guru

kurang mengenalkan terlebih dahulu kepada siswa tentang alat permainan mencari

Page 59: SKRIPSI UNNES 11

49

harta karun sebagai media untuk pengerjaan hitung campuran, sehingga

konsentrasi siswa pada awal pembelajaran terganggu dengan adanya alat tersebut.

Hal ini dapat diatasi dengan penjelasan guru tentang kegunaan alat permainan

mencari harta karun dalam pembelajaran pengerjaan hitung campuran dengan

peragaan oleh guru dan siswa.

2) Membutuhkan waktu lama

Dalam pembelajaran kooperatif dengan media permainan mencari harta

karun membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menyelesaikan permainan

sampai pada tempat harta karun, karena jika jawaban yang dikerjakan salah harus

melangkah mundur. Tidak menutup kemungkinan pemain bisa sampai pada

tempat harta karun dengan waktu yang cepat dan hanya menyelesaikan beberapa

soal karena lemparan kubus bernoktah jatuh pada titik yang banyak, misal 6.

3) Adanya penumpang bebas (free rider)

Dalam pembelajaran ini siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil

yang beranggota 5 orang dan bersifat heterogen. Dalam pembelajaran ini guru

harus berkeliling dari satu kelompok yang tidak mau ikut kerja sama dalam

kelompoknya (penumpang bebas) juga untuk membantu kelompok yang

mengalami kesulitan.

Dalam pelaksanaan penelitian ada dua orang siswa yang selalu menjadi

penumpang bebas, yaitu Soni setiawan dan Wahyu Andika. Dalam pembelajaran

sehari-hari dua siswa ini selalu menganggu teman-temannya dan sering kali tidak

menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Kedua siswa ini diberikan bimbingan

individu agar mau bekerjasama dengan kelompknya. Pada pertemuan pertama

yang menjadi pemenang adalah kelompok-klompok yangg diketuai oleh Alfian

dengan anggotanya Bertha, Irly, Aditya, dan Eka.

Page 60: SKRIPSI UNNES 11

50

4) Papan permainan mencari harta karun dan kartu bintang memerlukan

perawatan yang baik karena mudah rusak.

5) Untuk membuat media permainan membutuhkan dana, waktu, tenaga, dan

ketrampilan

6) Kelompok yang sudah selesai terlebih dahulu sering membuat kegaduhan dan

mengganggu kelompok yang belum selesai.

2. Pada angket siswa yang diberikan setelah pembelajaran siklus I menunjukkan

skor yang memadai, motivasi dan minat siswa untuk belajar sudah menjawab

baik dengan rata-rata 60% dari data kualitatif dan 100% dari data kuantitatif

pada lampiran.

3. Pada lembar pengamatan siswa siklus I pertemuan pertama dan kedua

menunjukkan aktifitas belajar siswa masih kurang memadai yaitu 65% pada

lampiran dan 71,8% pada lampiran, kemudian diperbaiki pada pembelajaran

siklus II telah menunjukkan peningkatan aktifitas siswa baik yakni mencapai

79,3% pada lampiran, berarti lebih 10% dari yang diharapkan.

4. Dalam post tes siklus I pertemuan pertama nilai rata-rata kelas 6,25, tes

formatif siklus I pertemuan kedua, nilai rata-rata 6,37 dan pada tes akhir siklus

II, nilai rata-rata kelas 7,0 berarti ada peningkatan nilai sebesar 1,2 pada siklus

I pertemuan kedua dan 0,63 pada akhir siklus II.

5. Daya serap siswa pada siklus I pertemuan pertama yang mencapai nilai ≥ 6,5

ada 19 dan ≤ 6 ada 12 siswa, mencapai ketuntasan belajar 62,5% secara

klasikal. Dilanjutkan pada siklus I pertemuan kedua, daya serap siswa

mencapai nilai ≥ 6 ada 23 siswa dan ≤ 6 ada 12 siswa, mencapai ketuntasan

belajar 62,8% secara klasikal. Maka dilanjutkan pada siklus II, daya serap

Page 61: SKRIPSI UNNES 11

51

siswa mencapai ketuntasan 85,7%, dengan nilai ≥ 6 ada 30.siswa dan < 6 ada

5 siswa, berarti ada peningkatan 0,74% pada lampiran.

Dari hasil refleksi proses tindakan siklus II, serta berdasarkan hasil tes ulangan

akhir siklus II telah mencapai nilai rata-rata kelas tuntas (……) hal tersebut dapat

diartikan bahwa pemilihan model pembelajaran kooperatif dengan media

permainan mencari harta karun pada pembelajaran matematika pokok bahasan

pengerjaan hitung campuran di kelas III semester I SDN Perumnas Krapyak 01

Tahun Pelajaran 2006/2007 dipandang telah berhasil, dengan demikian hipotesis

tindakan dapat dicapai.

Page 62: SKRIPSI UNNES 11

52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari seluruh pelaksanaan penelitian tindakan di kelas III SD Negeri

Perumnas Krapyak 01 Kecamatan Semarang Barat ini dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif dan media permainan

mencari harta karun dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa.

2. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif dan media permainan

mencari harta karun diperoleh hasil tes yang baik.

Secara umum ada peningkatan aktifitas serta hasil belajar siswa dalam

penggunaan model pembelajaran kooperatif dan media permainan mencari

harta karun dalam pembelajaran matematika pokok bahasan pengerjaan

hitung campuran di kelas III SD Negeri Perumnas Krapyak 01 Kecamatan

Semarang Barat Tahun Pelajaran 2006/2007.

B. Saran

Dari pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas

III SD Negeri Perumnas Krapyak 01 ini ada beberapa saran untuk pembaca atau

khususnya kepada rekan guru sebagai berikut.

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan media permainan mencari

harta karun bagi kelompok yang sudah lebih dulu sampai pada tempat harta

karun boleh membantu kelompok yang belum selesai dengan maksud agar

tidak mengganggu proses pembelajaran.

2. Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar

siswa pada pembelajaran matematika khususnya di kelas rendah (kelas I s.d.

Page 63: SKRIPSI UNNES 11

53

kelas III) guru hendaknya dalam menyampaikan materi pelajaran jangan

hanya dnegan menggunkan metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal

tetapi juga perlu menggunakan media.

3. Guru hendaknya dapat menghilangkan kesan angker yang dirasakan siswa

pada waktu pembelajaran matematika dengan menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan bahkan mengasyikkan.

4. Guru hendaknya memilih model pembelajran yang sesuai dengan kebutuhan

pembeljaran di kelas, dan tidak perlu mendewakan salah satu model

pembelajaran karena setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan

kekuatan.

5. Model apapun yang kita terapkan, jika kurang menguasai materi dan tidak

disenangi siswa maka hasil pembelajaran menjadi tidak efektif.

6. Bimbingan secara terfokus perlu diberikan kepada siswa yang tidak aktif

dalam pembelajaran. Bimbingan ini hendaknya diberikan di sela-sela siswa

yang sedang mengerjakan soal.

7. Meskipun penelitian ini cukup dilakukan dalam dua siklus, namun perlu terus

dikembangkan tindakan-tindakan baru untuk menghadapi masalah-masalah

lain yang muncul. Pengkajian-pengkajian teradap tindakan dan permasalahan

yang baru sementara perlu dilakukan demi perbaikan serta peningkatan hasil

belajar siswa.

Page 64: SKRIPSI UNNES 11

54

DAFTAR PUSTAKA

Amin Suyitno, 1997, Dasar – Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika,

Semarang : UNNES Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994, Kurikulum Pendidikan Dasar,

Jakarta : Proyek Peningkatan Nutu SD / TK dan SLB Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996, Petunjuk Guru Sekolah Dasar

Kelas III, Jakarta : Proyek Penyediaan Buku Pelajaran Pokok SD Jakarta

Dimyati, 1994, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Proyek Pembinaan dan

Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Herman Hudojo, 1988, Mengajar Belajar Matematika, Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Muslimin Ibrahim, 2000, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya : UNESA Nana Sudjana, 1989, Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar

Baru Nasution, 1982, Didaktik Azas – Azas Mengajar, Bandung : Jemmar Nasution, 2001, Didaktik Azas – Azas Mengajar, Bumi, Aksara Oemar Hamalik, 1989, Madia Pengajaran, Citra Aditya Bakti Poerwadarminta, 1999. Kamus Besar Behasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.