SKRIPSI - UNIRA
Transcript of SKRIPSI - UNIRA
i
EFEKTIVITAS ORGANISASI DALAM PELAYANAN E-KTP DIKECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG
SKRIPSIDiajukan untuk memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Madura
Disusun Oleh :
Sri Wahyuni
2013310031
UNIVERSITAS MADURA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRAS
PAMEKASAN
2017
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL : EFEKTIVITAS ORGANISASI DALAM PELAYANAN e-
KTP DI KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN
SAMPANG
DISUSUN OLEH : SRI WAHYUNI
NPM : 2013310031
UNIVERSITAS : MADURA
FAKULTAS : ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN : ADMINISTRASI NEGARA
PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
JENJANG : STRATA SATU (S-1)
Pamekasan, 15 Juli 2017
Pembimbing Skripsi Penulis
Dra. HJ. TITIEN SULISTIAWATY,Msi SRI WAHYUNI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Madura
Pada Hari : Rabu
Tanggal : 26 Juli 2017
Ketua,
Dra. TITIEN SULISTIAWATY, M,Si
Anggota I Anggota II
Drs. ABUBAKAR BASYARAHIL, M.Si RINI ARISTIN, S.Pd, M.M
Mengetahuai;
Ketua prodi. Ilmu Administrasi Negara
ACHMAD IMAM, S.Sos., M.Si
iv
MOTO DAN PERSEMBAHKAN
MOTO:
“Jika hari ini mampu berbuat baik, segeralah bersyukur, karena kita tidak
tau kesempatan yang sama akan terulang lagi”
PERSEMBAHAN :
“Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku dan keluargaku
yang telah mengalirkan keringat dan do’a atas kesuksesanku. Juga untuk
teman-temanku angkatan 2013 khususnya “sore” serta almamaterku
tercinta. Ku persembahkan kado kecil ini sebagai wujud bukti dan terima
kasihku yang tak terbatas atas segala yang telah diberikan”
v
SURAT PERNYATAAN
KEABSAHAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sri Wahyuni
NPM : 2013310031
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Administrasi
Judul Skripsi : Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kecamatan
Sampang Kabupaten Sampang
Dengan ini menyatakan karya ilmiah ini :
1. Adalah benar karya saya sendiri atau bukan plagiat hasil karya orang lain dan saya
ajukan sebagai skripsi untuk memperoleh gelar sarjana.
2. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah ini bukan karya saya sendiri
atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pamekasan 15 Juli 2017
Yang membuat pernyataan
Sri Wahyuni
vi
Abstrak
Sri Wahyuni.2017.Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di KecamatanSampang.Skripsi.FIA.Ilmu Administrasi Negara.Universitas MaduraPamekasan.Pembingbing: Dra. HJ. TITIEN SULISTIAWATY, Msi
Kata Kunci: Efektivitas Organisasi, Pelayanan Publik, Kecamatan Sampang
Pelayanan publik dapat dikatakan efektif apabila masyarakat mendapatkankemudahan pelayanan dengan prosedur yang singkat, cepat dan tepat waktu. Keberhasilandalam meningkatkan efektivitas pelayanan publik yang ditentukan oleh faktor kemampuanpemerintah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur pelayanan. dalam hal iniPemerintah Kecamatan Sampang dalam mewujudkan displin kerja dalam upayameningkatkan Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP. Permasalahan yangditemukan bahwa di Kecamatan Sampang banyak masyarakat mengalami kekecewaanmengenai kecepatan dan kurang keadilan dalam memberikan pelayanan kepadamasyarakat sehingga permasalahan yang menjadi Kajian Teori dari penelitianini”Bagaimana Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang”?tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Organisasi dalam Pelayanane-KTP di Kecamatan Sampang.
Landasan teori yang menggunakan Edy Sutrisno Efektivitas merupakan keberhasilanorganisasi pada umumnya di ukur dengan konsep efektivitas. Dalam penelitianmenggunakan indikator pendapat Richard M. Steers yang terdiri dari pencapaian tujuanadalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus di pandang sebagai suatu proses,Integrasi adalah pengukuran tingkat kemampuan suatu organisasi, dan Adaptasi adalahkemampuan organisasi untuk menyesuaian diri dengan lingkungan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif penelitianmenggunakan purposive sampling dalam menentukan informan. Teknik pengumpulan datamenggunakan teknik wawancara, dokumentasi. Data kualitatif terdapat 3 alur kegiatanyang digunakan oleh peneliti, yaitu proses reduksi, penyajian data, dan penarikankesimpulan/verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektiviatas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakatpada indikator pencapaian tujuan, Integrasi dan Adaptasi. Namun ada indikator padapelayanan yang diberikan petugas pelayan e-KTP di Kecamatan Sampang yang belumsesuai dengan keinginan dan kebutuhan dan masyarakat yaitu indikator adaptasi padasarana dan prasarana yang belum lengkap yang perlu ditingkatkan. Kesimpulan daripenelitian ini Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang padatahun 2017 cukup efektif. Saran dari penelitian untuk meningkatkan dan memberikanpelayanan yang efektif terhadap masyarakat tanpa membeda-bedakan satu dengan yanglain serta selalu bersikap sopan santun dalam melayani, dan memberikan himbauan ataupenyuluhan kepada masyarakat agar mengerti akan pentingnya kepemilikan e-KTP sertamenjelaskan prosedur dan syarat-syarat pengurusan surat-surat agar masyarakat yangkurang mengerti tidak kebingungan.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya Skripsi
dengan judul “Efektivitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang”
dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk meneyelesaikan studi stara 1
(satu) guna meraih gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Adminstrasi Jurusan Administrasi
Negara Universitas Madura.
Dalam penyusunan skripsis ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan
tanpa bantuan dari beberapa pihak, oleh sebab itu pada kesmpatan kali ini penulis
mengucapakan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu
terselesainya skripsi ini terutama kepada :
1. Dra. Hj. Titien Sulistiawaty, M.Si selaku Dekan Fakultas Adminsitrasi.
2. Dra. Hj. Titien Sulistiawaty., M.Si Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
saran dan bimbinganya kepada penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian.
3. Kepada Camat Sampang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa skripsi
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
para pembaca.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI.....................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................1V
SURAT PERNYATAN KEABSAHAN KARYA ILMIAH...............................V
ABSTRAK.............................................................................................................V1
KATA PENGANTAR.........................................................................................VI1
DAFTAR ISI......................................................................................................VII1
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................6
C. Tujuan Peneliti...............................................................................6
D. Kegunaan Peneliti..........................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................8
1. Definisi Efektivitas Organisasi.....................................................8
2. Indikator Pengukuran Efektivitas................................................11
3. Definisi Pelayanan Publik............................................................14
a. Faktor Pendukung Pelayanan Umum....................................16
b. Azaz Prinsip dan Standar Pelayanan Publik..........................18
c. Manajemen Pelayanan Publik................................................19
4. Pengertian e-KTP/KTP Elektronik ............................................23
1. Manfaat Kegunaan e-KTP/KTP Elektronik..........................25
2. Keunggulan e-KTP...............................................................26
3. Syarat-syarat Membuat e-KTP/KTP Elektronik...................26
4. Prosedur Pembuatan..............................................................27
ix
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................28
A. A. Jenis Penelitian.............................................................................28
B. B. Lokasi Penelitian...........................................................................29
C. C. Sumber Data..................................................................................29
D. D. Teknik Pengumpulan Data............................................................31
E. E. Analsis Data...................................................................................31
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................35
A. Hasil Penelitian.............................................................................35
a. Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Sampang.........35
b. Visi Misi Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang.................36
c. Tugas Pokok dan Fungsi.............................................................37
d. Struktur Organisasi.................................................... ................38
e. Kondisi Personalia......................................................................41
f. Persyaratan Pembuatan e-KTP di Kecamatan Sampang.............42
B. Data Hasil Penelitian.....................................................................43
C. Pembahasan...................................................................................50
BAB V PENUTUP.........................................................................................53
a. Kesimpulan....................................................................................53
b. Saran ............................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................57
PEDOMAN WAWANCARA...............................................................................58
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan
yang bersifat jasa. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia berusaha,
baik melalui aktivitas sendiri, maupun secara tidak langsung melalui aktivitas
orang lain, aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, pancaindra
dan anggota badan dengan tanpa alat bantu yang di lakukan oleh seseorang
untuk mendapatkan suatu yang diinginkan baik dalam bentuk barang maupun
jasa. “Proses pemenuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah
yang di namakan pelayanan”. (Monier 2002)
Pelayanan publik yang menjadi fokus studi displin ilmu adaministrasi
publik, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan
penyelesaian yang komprehensif. Bahwa pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah kepada rakyat terus mengalami meningkatnya tuntutan masyarakat
dan perubahan di dalam pemeritah itu sendiri. “Pada dasarnya setiap manusia
membutuhkan pelayanan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia”. ( Sinambela 2006)
Salah satu buah reformasi yang telah di lengkapi pada tahun 1998 adalah
dengan di berlakukannya Otonomi Daerah. Dengan otonomi daerah, maka
harapannya akan berubahnya bentuk pelayanan kearah yang lebih baik menjadi
terbuka. Karena salah satu dari tujuan yang di berlakukannya Otonomi Daerah
(Menurut UU No.22 Tahun 1999 dan sekarang di ubah dengan UU No.32
2
Tahun 2004) adalah peningkatan kualitas pelayanan publik. Hal ini akan di
tandai dengan berubahnya bentuk pelayanan, dari pelayanan sulit menjadi
mudah dan mahal menjadi murah, yang tadinya memakan waktu yang lama
menjadi cepat,dan yang jauh menjadi lebih dekat. Pemberian otonomi luas
kepada mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaandan peran masyarakat.
(https://id.m.wikipedia.org.wiki.otonomi daerah)
Berlakunya Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
bahwa efektivitas penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan daerah perlu di
tingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan
pemerintah dan antar pemerintahan, daerah, potensi dan keanegaragaman
daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan
kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak
dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara.
(www.kpu.go.id.dmdocuments.UU_32_2004_pemerintahan)
Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat
oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik masyarakat tentu saja
dengan tujuan agar dapat meninggalkan kesejahteraan masyarakat. Pada
hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah birokrast haruslah dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. “Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara
individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh
masyarakat”. (Monier 2002)
3
Pelayanan kepada masyarakat adalah tujuan utama yang tidak mungkin
dapat dihindari karena sudah merupakan kewajiban penyelenggara pelayanan
dengan menciptakan pelayanan yang baik kepada masyarakat, karena telah
menjadi sebuah kewajiban maka sepatutnya pemerintah mencari solusi terbaik
terhadap masalah-masalah yang sering dihadapi, termasuk kendala ekstern
yakni kendala yang datangnya dari masyarakat pemakai jas dalam kaitannya
dengan pelayanan umum yang ditanganinya, selain itu pula pegawai harus
senantiasa memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat
secara keseluruhan. Tingkat kepuasan masyarakat merupakan salah satu
indikator yang penting bagi keberhasilan pelayanan publik diman semakin
besar manfaat yang dirasakan publik, semakin bagus pula kualitas layanan
yang dilaksanakan oleh aparat sebaliknya tingkat kepuasan yang rendah
mengindikasikan buruknya sistem pelayanan aparat publik.
(http://silahudin66.blogspot.com/2010/05/standart-pelayanan-publik.html).
Kartu Tanda Penduduk elekronik atau electronic-KTP (e-KTP) adalah
Dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik
dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada
database kependudukan nasional. Penduduk hanya di perboleh memilik satu
KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK) merupakan identitas
tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup
e-KTP merupakan syarat sebagai identitas diri Warga Negara Indonesia
yang sah. Dalam pembuatan e-KTP tidaklah sulit dan tidak di pungut
biaya,cara pembuatannya pun sebagai berikut: minta surat pengantar dari
4
RT/RW dan menyerahkan fotocopy KK, setelah itu bawalah kekeluraha
untuk mendapatkan tanda tangan lurah setempat, kemudian ke Kecamatan
Sampang berlaku untuk proses pembuatan e-KTP.
(http://silahudin66.blogspot.com/2010/05/standart-pelayanan-publik.html
Dasar hukum berlakunya e-KTP kartu tanda penduduk elektronik
sekarang ini berlaku untuk masa rentang waktu seumur hidup pemiliknya
adalah berdasarkan pada pasal 64 ayat 7 huruf a UU No 24 Tahun 2013
mengamanatkan bahwa KTP elektronik untuk warga negara indonesia masa
berlakunya seumur hidup. Selanjutnya dalam pasal 101 huruf c UU No 24
Tahun 2013, di amanatkan bahwa e-KTP yang sudah di terbitkan sebelum UU
No 24 Tahun 2013 di tetapkan berlaku seumur hidup. Karena terjadinya
dokumen kependudukan perubahan undang-undang UU Nomor 23 tahun 2006
menjadi nomor 24 tahun 2013 tentang adminitrasi kepndudukan, maka
peraturan daerah kota Bandung nomor 8 tahun 2012 pun direvisi. Dengan
adanya revisi ini, selain semua dokumen kependudukan gratis, masa berlaku e-
KTP yang semula 5 tahun pun nantinya akan menjadi seumur hidup.
(www,galamedia.com.bandung,raya)
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Muhammad
Ehsan pada Tahun 2006 dengan judul Efektivitas Pelayanan e-KTP di
Kecamatan Banjar Baru. Di simpulkan bahwa efektivitas pelayanan e-KTP di
Kecamatan Banjar Baru. Sudah baik di mana hal ini di tunjukkan oleh
penerapan output di lihat dari indikator namun perlu meningkatkan akses
masyarakat pengguna jasa akan pelayanan yang berkualitas murah dan cepat,
5
dan dan efektif juga memberikan perlakuan yang sama atas siapa yang
bertindak sebagai perantara, serta pembinaan pengawai harus tetap dan terus
menerus dilakukan sehingga pola pikir pegawai semakin beriorientasi pada
kebutuhan dan kepuasan penerima pelayanan.(etd.repositoring.ugm.ac.id)
Pemerintah Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang yang bekerja
dalam pelayanan masyarakat untuk memberikan pelayanan masyarakat. Dalam
mendapatkan pelayanan yang demikian, pemerintah Kecamatan Sampang
kurang efektif dalam menjalankan pekerjaanya. Sebagaimana informasi yang
di dapatkan dari sebagian besar masyarakat yang berpendapat pada prakteknya.
Terkadamg pengawainya terlambat masuk dari jam yang telah di tentukan.
Berikut hasil wawancara Bapak Muhlis salah satu warga Sampang.
“ Masih banyak masyarakat mengalami kekecewaan mengenai kecepatandan ketepatan dalam memberikan layanan dan kurangnya keadilan dalammemberi layanan kepada masyarakat”. Wawancara( tanggal 1April 2017).
Berdasarkan hasil pengalaman pribadi peneliti pada waktu mengurus e-
KTP pada tanggal 12 Agustus 2016 untuk keperluan mengurus SIM, maka
pada saat di butuhkan dengan harapan cepat ternyata tidak sesuai dengan yang
di harapkan. Menurut petugasnya di minta untuk kembali satu bulan lagi,
karena jaringan server mengalami gangguan. Selanjutnya hasil wawancara Ibu
Mufdalifah salah satu warga Sampang bahwa:
“Kecamatan Sampang kurang mampu mengorganisasi dan memanfaatkansumber daya yang tersedia dalam tugas sehingga berakhir pemberian pelayananyang lamban”. Wawancara (tanggal 5 April 2017).
Lebih lanjut Bapak safi sebagai warga Sampang menuturkan bahwa:
“Tenaga kepegawaian masih kurang mampu dalam memberikan pelayananyang efektif, sehingga pelayanannya menjadi lama dan berbelit-belit”.wawancara (tanggal 10 April).
6
Dari hasil wawancara tersebut dapat di katakan bahwa ternyata dalam
pelayanan e-KTP masih terdapat banyak permasalahan dalam pelayanannya
yang lamban dan berbelit belit.
Berdasarkan temuan masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan berjudul”Efektivitas Organisasi dalam
Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang”
B. Rumusan Masalah
Masalah merupakan “penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apayang terjadi, penyimpangan antara teori dengan praktik, penyimpangan antaraaturan dengan pelaksanaan, penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan,dan penyimpangan antara pengalaman masa lampau dengan yang terjadisekarang “menurut (Sugiyono 2015 : 29).
Dari pengertian masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah
merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.
Berdasarkan pengertian masalah dan latar belakang masalah diatas, maka dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di
Kacamatan Sampang Kabupaten Sampang.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP di
Kacamatan Sampang Kabupaten Sampang.
7
D. Kegunaan Penelitian
Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan penelitia yang telah
diuraikan diatas, manfaat yang ingin diperoleh melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut:.
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini di harapakan sebagai bahan kajian pustaka dalam
pengembangab ilmu pengetahuan efektivitas pelayanan. selain itu hasil
penelitian ini di harapakan dapat menjadi suatu pembelajaran riil mengenai
efektivitas pelayanan.
2. Kegunaan Praktis
Bagi pihak penyelenggara kebijakan hasil penelitian ini di harapakan
sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak pemerintahan dan dapat
bermanfaat sebagai sumbangan saran di masa mendatang mengenai pelayanan.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Definisi Efektivitas Organisasi
Menurut Edy Sutrisno (2010 : 123) “efektivitas merupakan keberhasilan
organisasi pada umumnya di ukur dengan konsep efektivitas”.
Selanjutnya Steers (1985:87) mengemukakan bahwa: “Efektivitas
adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber
daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa
melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang
tidak wajar terhadap pelaksanaannya”.
Schein 1980 “efektivitas adalah kemampuan untuk bertahan,
menyesuaikan diri memelihara diri dan tumbuh lepas dari fungsi tertentu yang
dimilikinya”.
Selain itu Steers 1977 (dalam Edy Sutrisno 2010 : 123). “ Pada umumnyaefektivitas hanya dikaitkan dengan tujuan organisasi, yaitu laba, yangcenderung mengabaikan aspek terpenting dari keseluruhan prosesnya, yaitusumber daya manusia. Dalam penelitian mengenai efektivitas organisasi ,sumber daya manusia dan perilaku manusia seharusnya selalu muncul menjadifokus primer, dan usaha-usaha untuk meningkatkan efektivitas seharusnyaselalu dimulai dengan meneliti perilaku manusia di tempat kerja”.
Efektivitas pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau
pencapaian tujuan. Efektivitas adalah salah satu dimensi dari produktivitas
yaitu mengarah pada pencapaian untuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian
9
target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.
Teoriefektivitas.blogspot.com/2016
Efektivitas adalah sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untukpencapaian sesuatu hal. Efektivitas merupakan rangkaian input, proses danoutput dalam memandang suatu hal tertentu. efektivitas merupakan tolok ukurkeberhasilan dari tujuan akhir yang hendak dicapai. Adanya efektivitasdiharapkan dapat melihat pembenahan sign system yang telah ada untukmenarik minat pengunjung. (Menurut Steers 1985:55)
Menurut Edy Sutrisno ( 2010:133). “Efektivitas organisasi lebih daripenjumlahan efektivitas individu dan efektivitas kelompok, melalui efektiviatassinergis, organisatoris bisa memperoleh untuk tingkat yang lebih tinggikinerjanya dibandingkan penjumlahan tentang persamaan mereka.Sesungguhnya dasar pemikiran ini menekankan bahwa bekerja secarakelompok akan lebih baik dari pada bekerja secara individu”. (Gibson,Ivancevich, dan Donnelly.)
Sondang P. Siagian (2000:24). “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber
daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yng secara sadar di terapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa kegiatan yang di
jalankan”.
Selanjutnya munurut Steers 1977 (Edy Sutrisno 2010) . Mengatakan
bahwa yang terbaik dalam meneliti efektivitas ialah memerhatikan secara
serempak tiga buah konsep yang saling berkaitan. 1. Optimalisasi tujuan 2.
Perspektif sistem 3. Tekanan pada segi prilaku manusia dalam susunan
organisasi.
Faktor –faktor yang berpengaruh terhadap efektivitasAda empat kelompok variabel yng mempengaruh terhadap efektivitas ialah:
1. Karakteristik organisasi, termasuk struktur dan teknologiTeknologi ialah perbuatan, pengetahuan, teknik dan peralatan fisikalyang di gunakan untuk mengubah input menjadi output. Denganteknologi yang ada tanpa di bandingkan dengan teknologi lainnya yangsudah di gunakan itu berpengaruh terhadap efektivitas. Teknologi,struktur, dan efektivitas selain berpengaruh terhadap efektivitas, jugasangat dominan pengaruh terhadap struktur organisasi. Struktur ialah
10
pembagian pekerjaan, penflompokan, spesialisasi, koordinasi, koordinasi,dan sebagainya yang bertalian dengan pelaksanaan pekerjaan.
2. Karakteristik lingkungan, termasuk lingkungan interen dan eksternBahwa perubahan lingkungan berpengaruh terhadap strategi, selanjutnyastrategi berpengaruh terhapap struktur, dan akhirnya strukturberpengaruh terhadap prilaku. Dikatakan bahwa tanpa penyesuaianstruktur terhadap lingkungan hanya akan menjurus pada turunnyaefisiensi ekonomi. Dapat di simpulkan bahwa, efesiensi tergantung padakemampuan organisasi untuk berinteraksi dan berhubungan denganlingkungannya secara erat yang saling menguntungkan.
3. Karakteristik karyawanMotivasi adalah suatu proses yang membangkitkan, mengarahkan danmeperhatankan prilaku selama jangka waktu trtentu untuk mencapaitujuan. Banyak teori mengenai motivasi yang dikaitkan dengan prilakudangan pekerjaan.
4. Kebijakan praktik manajemen.Dalam kelompok faktor individu yang paling berpengaruh ialahkebutuhan sedangkan faktor organisasi yang paling berpengaruh ialahimbalan. Namun, keefektifannya msih tergantung pada faktor-faktorlainnya, seperti struktur, teknologi, gaya kepemimpinan, persepsi peran,dan budaya organisasi.
Selanjutnya menurut Solichin Abdul Wahab (1997:123). Menyatakan
dalam komponen studi evaluasi efektivitas data di kumpulakan untuk
memgetahui apakah proyek telah mewujudkan tujuannya, atau akan
mewujudkan tujuan yaitu:
1. Tujuan –tujuan proyek dirumuskan dengan jelas dan dalam bentukpernyataan-pernyataan yang terukur (measureble). Jika misalnya karenasatu dan hal pengukuran tersebut tidak mungkin dilakukan secaralansung, maka rencana proyek harus bisa menunjukkan dengan tepatlewat indikator-indikator yang manakah pengukuran itu dapat dilakukan.
2. Pengukuran terhadap perbaikan kinerja organisasi dalam sebuah proyekyang dimaksud untuk pengembangkan kelembagaan bukan hanyamerupakan persoalan yang ilusif, tetapi juga sensitif.
3. Persoalan serius yang seringkali muncul ialah bahwa hasil akhir proyekmerupakan proses negosiasi dan perumusan tujuan dikompromikan.
4. Evaluator kemungkinan juga menghadapi masalah bahwa atasannyamempunyai penafsiran berbeda terhadap tujuan proyek, sebagaimanahalnya perbedaan penafsiran antara pelaksana proyek dengan evaluatorsendiri.
11
Dengan demikian, efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana
dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya
untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Penelitian
kepustakaan yang ada mengenai teori efektivitas memperlihatkan
keanekaragaman dalam hal indikator penilaian tingkat efektivitas suatu hal. Hal
ini terkadang mempersulit penelaahan terhadap suatu penelitian yang
melibatkan teori efektivitas, namun secara umum, efektivitas suatu hal
diartikan sebagai keberhasilan dalam pencapaian target atau tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Indikator Pengukuran Efektivitas
Selain itu , Campbell ( Edy Sutrisno, 2010 : 130-133) mengatakan bahwa
ada bermacam-macam indiktor atau kriteria yang dapat di gunakan untuk
mengukur efektifitas organisasi. Campbell, mengatakan bahwa ada 21 butir
untuk mengukur efektivitas yaitu:
1. Efektivitas keseluruhan. Sejauh mana organisasi melaksanakantugasnya untuk mencapai tujuan-tujuannya. Ini merupakan penilaianumum dengan sebanyak mungkin kriteria dan menghasilkan penilaianumum tentang efektivitas organisasi.
2. Kualitas. Kualitas jasa atau produk utama yang di hasilkan olehorganisasi.
3. Produktivitas. Kuantitas atau volume produk atau jasa utama yangdi hasilkan oleh organisasi.
4. Kesiapsiagaan. Penilaian menyeluruh mengenai kemungkinanbahwa organisasi mampu menyelesaikan sesuatu tugas khususdengan baik jika diminta.
5. Efisiensi. Suatu rasio yang mencerminkan perbandinganya beberapaaspek satuan prestasi terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi.
6. Laba. Penghasilan atas penanaman modal yang digunakanuntukmenjalankan organisasi dilihat dari segi pemilik.
12
7. Pertumbuhan. Penambahan hal-hal seperti tenaga kerja, fasilitaspabrik, laba, dan penemuan baru. Suatu perbandingan antara keadaanorganisasi masa sekarang dengan keadaan masa lampau.
8. Pemanfaatan lingkungan. Sejauh mana organisasi dengan suksesberinteraksi dengan lingkungannya, yaitu dapat meperolehsumberdaya yang langkah yang diperlukan untuk operasi secaraefektif.
9. Stabilitas. Pemeliharaan struktur, fungs, dan sumber daya sepanjangwaktu, khususnya dalam periode-periode sulit.
10. Peputaran atau kluar masuknya karyawan. Frekuensi ataubanyaknya pemberhentian secara sukarela.
11. Absenteisme. banyaknya kemangkiran kerja.12. Kecelakaan. banyaknya kecelakaan dalam pekerjaan yang
mengakibatkan kerugian waktu untuk turun mesin atau waktuperbaikan.
13. Semangat kerja. kecenderungan anggota organisasi untuk berusahalebih keras lagi dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
14. Motivasi. kekuatan kecenderungan seseorang untuk melibatkandirinya dalam kegiatan yang diarahkan pada sasaran dalam pekerjaan,merupakan perasaan dorongan bekerja untuk mencapai tujuanpekerjaan
15. Kepuasan. tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atasperanan atau pekerjaannya dalam organisasi.
16. Internalisasi. tujuan organisasi di terimanya tujuan-tujuan organisasioleh setiap orang dan unit-unit dalam organisasi.
17. Konflik kohesi. Dimensi kutub kohesi, yang menunjukkan satu samalain saling suka, kerja sama, berkomunikasi penuh dan terbuka, danterkoordinasikan dalam kegiatan.
18. Fleksibilitas adaptasi. Kemampuan suatu organisasi mengubahstandar prosedur operasi dalam menanggapi tantangan lingkunganuntuk mencegah terjadinya kebekuan dalam menghadapi rangsanganlingkungan.
19. Penilaian pihak luar. Penilaian terhadap organisasi atau unit-unitorganisasi dari seseorang atau lembaga dalam lingkungannya yangmenaruh kepentingan.
20. Iklim. Kesadaran lingkungan di dalam organisasi21. Kualitas kehidupan kehidupan kerja. Kualitas perhubungan
karyawan dengan lingkungan kerjanya.
Indikator pengukuran dari Duncan yang di dikutip Richard M Steers
dalam bukunya “efektivitas organisasi” (1985:53) mengatakan mengenai
ukuran efektivitas sebagai berikut:
13
1. Pencapaian tujuanPencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harusdipandangsebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhirsemakin terjamin., diperlukan pentahapan. Baik dalam arti pentahapanpencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam artiperiodisasinya.
2. IntegrasiIntegrasi yaitupengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasiuntuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus, dan komunikasidengan berbagai macam organisasi lainnya integrasi menyangkut prosessosilisasi
3. AdaptasiAdaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri denganlingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pemgadaan sasarandan prasarana dan pengisian tenaga kerja.
Pengukuran tersebut penulis menggunakan penulis indikator pengukuran
yang di kemukakan oleh Steers mengatakan mengenai indikator yang
pertama pencapaian tujuan merupakan keseluruhan upaya pencapaian tujuan
harus dipandang sebagai suatu proses, seperti halnya apabila suatu program
mencapai sasaran maka program tersebut dapat di katakan efektif yaitu
meliputi target pelayanan e-KTP, tahap sasaran. Indikator yang kedua
menjelaskan Integrasi merupakan pengukuran terhadap tingkat kemampuan
suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, seperti halnya tingkat
kemampuan terhadap aparatur untuk pengadakan sosialisasi, meliputi,
sosialisasi, pengembangan konsensus, komunikasi. Indikator yang ketiga
menjelaskan Adaptasi kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan sasaran dan
prasarana dan pengisian tenaga kerja. Seperti halnya proses penyesuaian diri
dilakukan dengan melakukan pengadaian dan pengisian tenaga kerja, meliputi
sarana dan prasarana, fasilitas.
14
3. Definisi Pelayanan Publik
Menurut Monier (1992:16). “Pelayanan adalah proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung”.
Menurut Sampara Lukman 2000 dalam buku (Sinambela 2006:5).
“Pealayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antar seseorang dengan orang dengan orang lain atau mesin
secara fisik , dan menyediakan kepuasan pelanggan”.
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir
(2002:26-27) mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani,
tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan
pengguna.”
Selanjutnya Menurut Sinambela (2006 : 5). “Pelayanan publik diartikan
pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang telah di tetapkan. Selanjutkan menurut Kepmenpan No.63
/KEP/M.PAN/7/2003.publik adalah segala kegiatan pelayanan yang di
laksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanan ketentuan peraturan
perundang-undangan”.
15
Pengertian lain berasal dari pendapat A.S. Moenir (1995:7) menyatakan
bahwa : “Pelayanan umum adalah suatu usaha yang dilakukan kelompok atau
seseorang atau birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam
rangka mencapai suatu tujuan tertentu”. Pelayanan merupakan kegiatan utama
pada orang yang bergerak di bidang jasa, baik itu orang yang bersifat komersial
ataupun yang bersifat non komersial. Namun dalam pelaksanaannya terdapat
perbedaan antara pelayanan yang dilakukan oleh orang yang bersifat komersial
yang biasanya dikelola oleh pihak swasta dengan pelayanan yang dilaksanakan
oleh organisasi non komersial yang biasanya adalah pemerintah.
Sedangkan menurut Kotler dalam buku (Sinambela 2006:4). “Pelayanan
adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada
suatu produk secara fisik”.
Menurut (Sinambela 2006:5). “Pelayanan publik adalah pemenuhankeinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara ne.gara. Negaradidirikan oleh publik masyarakat tentu saja dengan tujuan agar dapatmeninggalkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal inipemerintah birokrast haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapiberbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lainsecara langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual dalm berbagaiaspek kelembagaan. Bukan hanya pada organisasi bisnis, tetapi telahberkembang lebih luas pada tatanan organisasi pemerintahan. Hal inidisebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakinmaju dan kompetisi global yang sangat ketat”.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun
1993 yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 mendefinisikan
16
pelayanan umum sebagai segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh
Intansi Pemerintah di Pusat , di daerah , dan di lingkungan Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Daerahdalm bentuk barang dan jasa baik
dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan tertentu peraturan perundang-undangan.
(www,galamedia.com.bandung,raya)
Selain itu, menurut (Yogi Suprayogi Sugandi 2011:123). “Birokrasi padasektor publik, pada dasarnya dihadirkan untuk memberikan pelayanan kepadamasyarakat. Responsivitas sebagai salah satu indikator pelayanan berkaitandenga daya tanggap aparatur terhadap kebutuhan masyarakat yangmembutuhkana pelayanan sebagaimana diatur dalam perundangan. Sementaraitu dalam pembahasan nya mengenai teori pengembangan organisasimengindikasi bahwa responsivitas menyangkut kemampuan aparatur dalammengahadapi dan mengantisipasi aspirasi baru, perkembangan batu, tuntutanbaru, dan pengetahuan baru. Birokrasi harus merespon secara cepat agar tidaktertinggal dalam menjalankan tugas dan fungsinya”.
a. Faktor Pendukung Pelayanan Umum
Menurut Monier (1992 : 88-119) Dalam pelayanan umum terdapat
beberapa faktor pendukung yang penting di antaranya. Berikut faktor
pendukung pelayanan publik yaitu:
1. Faktor Kesadarankesadaran menunjukkan suatu keadaan pada jiwa seseorang, yaitu
merupakan titik temu atau eguilibrium dari berbagai pertimbangansehingga memperoleh suatu kenyakinan, kenangan, ketetapan hati dankeseimbangan dalam jiwa yang bersangkutan. Pengertian kesadaran adalahhasil dari suatu proses yang kadang-kadang memerlukan waktu cukuplama dan dalam keadaan emosi. Orang ynag dalam keadaan emosionaltidak mungkin memperoleh kesadaran. Dengan kesadaran dapat di perolehatau di temukan kebenaran hakiki sehingga dapat melihat mata hati suatukebatilan.
2. Faktor AturanAturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan
orang. Makin maju dan majemuk suatu masyarakat makin besar perananaturan dapat dikatakan orang tidak dapat hidup layak dan tenang tanpa
17
aturan. Oleh karena peranan aturan demikian besar dalam hidupbermasyarakat maka dengan sendirinya aturan harus dibuat, dipatuhi dandiawasi sehingga dapat mencapai sasaran sesuai dengan maksudnya.Dalam organisasi kerja aturan dibuat oleh manajemen sebagai pihak yangberwenang mengatur segala sesuatu yang ada di organisasi tersebut. Olehkarena setiap aturan pada akhirnya menyangkut langsung ataupun tidaklangsung kepada orang lain, maka masalah manusia serta sifatkemanusiaannya harus menjadi pertimbangan utama.
3. Faktor OrganisasiOrganisasi pelayanan yang di maksud di sini ialah mengorganisir fungsi
pelayanan baik dalam bentuk struktur maupun mekanismenya yang akanberperan dalm mutu dan kelancaran pelayanan. seper ti dikemukakan bahwasecara pendukung mekanisme kerja di dalam organisasi ialah sistem,prosedur dan metode yang berfungsi sebagai tata cara atau tata kerja agarpelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil denganbaik.
4. Faktor PendapatanPendapatan ialah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas
tenaga dan pikiran yang telah di curahkan untuk orang lain atau badanorganisasi , baik dalam bentuk uang, natura maupun fasilitas, dalam jangkawaktu tertentu. Pada dasarnya pendapatan harus memenuhi kebutuhan hidupbaik untuk dirinya maupun keluarga. Namun hal itu dalam masyarakat yangberteknologi maju, di mna kebutuhan hidup makin meningkat tidak hanyadalam jenis tetapi juga dalam kegunaa, pendapatan seseorang tidak lagidapat menjangkau kebutuhan bersama keluarga.
5. Faktor Kemampuan KeterampilanKemampuan berasal dari kata dasar mampu yang mendalam hubungan
dengan tugas pekerjaan berarti dapat melakukan tugas pekerjaan sehinggamenghasilakan barang atau jas sesuai dengan yang diharapakan.Keterampilan ialah kemampuan melaksanakan tugas pekerjaan denganmenggunakan anggota badan dan peralatan kerja yang tersedia
6. Faktor Sarana PelayananSarana pelayanan yang di maksud di sini ialah segala jenis
peralatan,perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alatutama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsisosial dalm rangka kepentingan orang-orang yang sedang berhubungandengan organisasi kerja itu. Fungsi sarana pelayanan tersebut antara lain:a. Mempercepat proes pelakasanaan pekerjaan, sehingga dapat
menghemat waktu.b. Meningkatkan produktivitas, baik barang atau jasac. Kualitas produk yang lebih baik terjamind. Ketepatan susuna dan stabilitas ukuran terjamine. Lebih mudah atau sederhana dalam gerak para pelakunyaf. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang –orang yang
berkepentingan
18
b. Azas, Prinsip dan Standar Pelayanan Publik
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah
memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas
pelayanan publik yang profesional, kemudian Lijan Poltak Sinambela(2008:6)
mengemukakan azas-azas dalam pelayanan public tercermin dari:
a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan
efektivitas.
d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan
masyarakat.
e. Keamanan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras,
golongan, gender dan status ekonomi.
19
c. Manajemen Pelayanan Publik
Berkaitan dengan upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan
pelayanan publik, maka diperlukan suatu aktivitas manajemen. Aktivitas
manajemen adalah aktivitas yang dilakukan oleh manajemen yang mampu
mengubah rencana menjadi kenyataan, apakah rencana itu berupa rencana
produksi atau rencana dalam bentuk sikap dan perbuatan (A.S. Moenir, 1995:
164). Aktivitas manajemen memang subyek, karena manajemen berhadapan
dengan unsur organisasi yang terdiri dari manusia, dana, peralatan, bahan,
metode dan pasar (bagi orang bisnis).
Namun dalam hal manajemen pelayanan yang dihadapi oleh manajemen
yang utama antar lain adalah manusia (pegawai) dengan segala tingkah
lakunya. Manajemen pelayanan umum oleh A.S. Moenir (1995: 204)
didefinisikan sebagai “manajemen yang proses kegiatan diarahkan secara
khusus pada terselenggaranya pelayanan guna memenuhi kepentingan umum
atau kepentingan perseorangan, melalui cara- cara yang tepat dan memuaskan
pihak yang dilayani.” Selain dapat berjalan dengan baik, manajemen pelayanan
umum/publik harus dapat mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.
Sasaran manajemen pelayanan umum sederhana saja yaitu kepuasan. Meskipun
sasaran itu sederhana tapi untuk mencapainya diperlukan kesungguhan dan
syarat- syarat yang seringkali tidak mudah dilakukan.
Hal ini berkaitan dengan masalah kepuasan yang tidak dapat diukur
secara pasti tetapi relatif. Mengenai sasaran dari kegiatan pelayanan umum,
20
A.S. Moenir (1995: 165) mengemukakan sasaran utama pelayanan umum,
yaitu:
a. Layanan
Agar layanan dapat memuaskan orang atau sekelompok orang yang
dilayani, maka petugas harus dapat memenuhi empat syarat pokok
yakni : (a) tingkah laku yang sopan, (b) cara menyampaikan sesuatu
berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang yang
bersangkutan, (c) waktu penyampaian yang tepat dan, (d) keramah
tamahan.
b. Produk
Yang dimaksud dengan produk dalam hubungan dengan sasaran
pelayanan umum yaitu kepuasan dapat berbentuk :
1. Barang
Yaitu sesuatu yang dapat diperoleh melalui layanan pihak lain,
misalnya barang elektronik dan kendaraan.
2. Jasa
Produk jasa yang dimaksud adalah suatu hasil yang tidak harus
dalam bentuk fisik tetapi dapat dinikmati oleh panca indera dan
atau perasaan (gerak, suatu, keindahan, kenyamanan, rupa)
disamping memang ada yang bentuk fisiknya dituju.
21
3. Surat- surat berharga
Kepuasan berikut ini menyangkut keabsahan atas surat- surat yang
diterima oleh yang bersangkutan. Keabsahan surat sangat
ditentukan oleh proses pembuatannya berdasarkan prosedur yang
berlaku dalam tata laksana surat pada instansi yang bersangkutan.
Ditinjau dari segi aktivitasnya dalam kaitan dengan fungsi
pelayanan, aktivitas manajemen yang menonjol diantara aktivitas-
aktivitas yang dilakukan menurut A. S. Moenir (1995: 164- 185)
antara lain ialah :
a. Aktivitas menetapkan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan
Aktivitas yang menonjol dalam manajemen pelayanan umum adalah
menetapkan sasaran untuk mencapai tujuan organisasi serta
menetapkan cara yang tepat serta melaksanakan pekerjaan dan
menyelesaikan masalah.
b. Menetapkan cara yang tepat
Aktivitasnya manajemen yang kedua adalah menetapkan cara
bagaimana yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini
termasuk menetapkan teknik pencapaian, prosedur dan metode.
Khusus dalam tugas- tugas pelayanan soal prosedur dan metode harus
benar- benar menjadi perhatian manajemen, karena hal ini akan
menentukan kualits dan kecepatan dalam pelayanan, baik pelayanan
manual maupun pelayanan dengan menggunakan peralatan. Mengenai
22
teknik tercapainya tujuan, A. S. Moenir (1995: 170: 173) juga
menuliskan beberapa teknik manajemen yang perlu diketahui, antara
lain :
1. Manajemen dengan sasaran ( Management by Objective= MBO)
Teknik ini menggunakan pendekatan pada sasaran orang yang
dijabarkan lebih lanjut menjadi sasaran unit kerja yang paling kecil.
Unit- unit kerja tersebut setelah mengetahui sasaran yang akan dituju,
lalu membuat rencana pencapaian dan pengendaliannya bersama
dengan unit tingkah atasnya.
2. Manajemen hasil (Management by Result= MBR)
Dalam teknik MBR ini masalah kewenangan dalam pengambilan
keputusan, dilakukan melalui system delegasi karena di situlah letak
kelangsungan proses kegiatan hingga tercapai hasil di Negara (result).
3. Manajemen dengan system (Management by system= MBS)
Mbs mencapai sasaran melalui mekanisme system, karena itu system
dengan prosedur dan metodenya menjadi perhatian utama untuk ditata.
Teknik MBS ini lebih tepat penerapannya di bidang kegiatan yang
sifatnya pelayanan, karena faktor utama tertuju pada proses,
(pelayanan adalah proses)
23
4. Manajemen dengan motivasi (Management by Motivation)
Teknik MBM mendasarkan pendekatan utama pada pencapaian
sasaran melalui system motivasi. Berbagai macam motivasi
dikembangkan baik yang bersifat material maupun non material
sehingga mampu menjadi alat perangsang aktivitas yang bersifat tetap.
5. Manajemen dengan pengecualian (Management by Exception=MBE)
Penekanan yang dipakai teknik MBE ini ialah bahwa dalam
pengelolaan organisasi selalu ada hal- hal yang secara strategis tidak
dapat dilimpahkan pada orang lain dan tetap berada ditangan pimpinan
organisasi, meskipun secara teori dilimpahkan wewenang itu
dimungkinkan karena dalam susunan organisasi ada pejabat yang
mengurusnya dan bertanggungjawab. Wewenang atau tugas yang tidak
dilimpahkan itulah yang disebut pengecualian dalam teknik MBE ini.
4. Pengertian e-KTP / KTP Elektronik
Dasar hukum berlakunya e-KTP kartu tanda penduduk elektronik
sekarang ini berlaku untuk masa rentang waktu seumur hidup pemiliknya
adalah berdasarkan pada pasal 64 ayat 7 huruf a UU No 24 Tahun 2013
mengamanatkan bahwa KTP elektronik untuk warga negara indonesia masa
berlakunya seumur hidup. Selanjutnya dalam pasal 101 huruf c UU No 24
Tahun 2013, di amanatkan bahwa e-KTP yang sudah di terbitkan sebelum UU
No 24 Tahun 2013 di tetapkan berlaku seumur hidup. Karena terjadinya
dokumen kependudukan perubahan undang-undang UU Nomor 23 tahun 2006
24
menjadi nomor 24 tahun 2013 tentang adminitrasi kepndudukan, maka
peraturan daerah kota Bandung nomor 8 tahun 2012 pun direvisi. Dengan
adanya revisi ini, selain semua dokumen kependudukan gratis, masa berlaku e-
KTP yang semula 5 tahun pun nantinya akan menjadi seumur hidup.
(www,galamedia.com.bandung,raya)
Berlakunya Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
bahwa efektivitas penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan daerah perlu di
tingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan
pemerintah dan antar pemerintahan, daerah, potensi dan keanegaragaman
daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan
kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak
dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara.
(www.kpu.go.id.dmdocuments.UU_32_2004_pemerintahan)
Selain kepada masyarakat, pemerintah juga harus aktif dalam
meluncurkan pemahaman mengenai e-KTP kepada masyarakat, yaitu dengan
cara mensosialisasikan melalui media cetak, media masa, ataupun secara
langsung datang ditengah-tengah masyarakat. Sehingga, bagi masyarakat yang
memang belum paham bahkan tidak paham sama sekali mengenai e-KTP bisa
mengekuti sosialisasi tersebut. Oleh karena itu, hal ini juga kembali ditekankan
kepada masyarakat untuk memiliki kesadaran dalam berpartisipasi membangun
sebuah partisipasi kalau bukan Warga Negara Indonesia yang membangun
perubahan di Negara itu? Pemerintah telah memberikan sebuah perubahan,
25
maka harus mengikuti arus perubahan tersebut supaya semua yang telah
direncanakan dapat berjalan maksimal.(analisiskebijakan.ektp.blogspot.com)
Kartu tanda penduduk elekronik atau electronic-KTP atau e-KTP adalah
kartu tanda penduduk KTP yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik
dari segi fisik maupun penggunaanya berfungsi secara komputerisasi e-KTP
atau KTP elekronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem
keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi maupun teknologi
informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. E-KTP atau
KTP elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan
/ pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan
berbasis pada data database kependudukan nasional.
1. Manfaat kegunaan e-KTP / KTP Elekteronik
Manfaat dan kegunaan e-KTP adalah sebagai berikut:
1. E-KTP merupakan dokumen kependudukan utama yang menjadi bukti
resmi identitas diri yang data di gunakan sebagai syarat kelengkapan
administrasi dalam mengurus berbagai kepentingan dan hak-hak
seseorang sebagi penduduk warga negara.
2. Sebagai akses layanan dasar, misalnya dalam laporan komisi
pemberdayaan hukum untuk masyarakat untuk menjamin kepastian
hukum dan keadilan, dengan adanya e-KTP masyarakat miskin
mempunyai peluang untuk mengakses berbagai layanan dasar yang
tersediakan pemerintah, antara lain BLT, Jaminan Kesehatan
Masyarakat (JAMKESMAS), Beras Untuk Rakyat Miskin (RASKIN),
26
dan masih banyak lagi hal- hal yang bisa di akses dengan syarat harus
memiliki e-KTP.
2. Keunggulan e-KTP
e-KTP juga mempunyai keunggulan dibandingkan KTP biasa / KTP
nasional, keunggulan- keunggulan tersebut diantaranya:
1. Identitas jati diri tunggal
2. Tidak dapat dipalsukan
3. Tidak dapat digandakan
4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada (E-
voting) selain itu, sidik jari yang direkam dari setiap wajib e-KTP
adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukan
datanya dala chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan.
Sidik jari di pilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena memiliki
kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
1. Biaya paling murah, lebih ekonomis dari pada biometrik yang
lain.
2. Bentuk dapat di jaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari
akan kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores.
3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar.
3. Syarat –syarat membuat e-KTP / KTP Elektronik
1. Berusia 17 tahun
2. Menunjukkan surat pengantar dari kepala desa / kelurahan.
27
3. Mengisi formulir F1.01 ( bagi penduduk yang belum pernah mengisi /
belum ada data di sistem informasi administarasi kependudukan)
ditanda tangani oleh kepala desa / kelurahan.
4. Foto kopi kartu keluarga (KK)
4. Prosedur pembuatan e-KTP
1. Pemohon datang ketempat pelayanan membawa surat panggilan
2. Pemohon menunggu pemanggilan nomor antrean
3. Pemohon menuju keloket yang telah ditentukan
4. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan berbasis data.
5. Petugas mengambil foto pemohon secara langsung
6. Pemohon membubuhkan tanda tangan pada alat perekam tanda tangan
7. Selanjutnya membubuhkan tanda tangan dan stempel pada panggilan
yang sekaligus sebagai bukti bahwa penduduk telah melakukan
perekaman foto, tanda tangan dan sidik jari.
(https://id.m.wikipedia.org.wiki.kartu.tanda.penduduk)
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena
metode kualitatif di gunakan untuk memdapatkan data yang mendalam, suatu
data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang
pasti merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalm
penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih
menekankan pada makna. Menurut (Sugiono 2015:3). Sedangkan menurut
(Arikunto 2006:14) metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat
yang dipersiapkan dengan baik untuk mencapaikan suatu tujuan. Penelitian
adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk
mencapai tujuan.
Berdasarkan batasan metode penelitian dari tiga pakar di atas, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang dilakukan
secara sistematis untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan sekaligus sebagai
teori untuk memecahkan masalah.
Dengan demikian suatu penelitian dapat di pecahkan masalahnya
tergantung pada ketepatan dan keakuran dalam menentukan metode
penelitiannya.
Penelitian ini merupakan Deskriptif Kualitatif . Penelitian Kualitatif
adalah memberikan predikat kapada variabel yang di teliti sesuai dengan
29
kondisi sebenarnya. Metode deskriptif dapat di katakan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang di selidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan
keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak
atau sebagaimana adanya. Metode Deskriptif memusatkan perhatianya pada
penemuan fakta sebagaiman keadaan yang sebenarnya. (Dalam Arikunto
2003:353)
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang,
salah satu hal yang menjadi pertimbangan bagi penelitian karena sesuai
dengan permasalahan yang menjadi fokus penelitian efektivitas pelayanan e-
KTP, selain di lakukan penelitian di tempat ini dikarenakan peneliti memiliki
informasi yang nantinya akan memudahkan penelitian untuk mencari informasi
dan memperoleh data terkait dengan penyusunan proposal ini, sehingga penulis
dapat melakukan penelitian di lokasi tersebut dalam jangka waktu yang cukup
lama sesuai kebutuhan.
C. Sumber Data
Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data
primer . data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau
sumber data pertama dilapangaan. Data primer dapat berupa opini subjek
secara individual atau kelompok hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian
atau kegiatan dan hasil penguji.
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak
dari datum, berasal dari bahasa lain yang berarti sesuatu yang di berikan.
30
Dalam keilmuan, fakta di kumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian
diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat
dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini
dinamakan deskripsi.
1. Sumber Data Primer
Menurut (Sugiono 2015:62). “Sumber primer adalah sumber datayang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Datayang di peroleh langsung dari sumber pertama. Sumber data utamaini di catat melalui catata tertulis yang di lakukan melalui wawancaraterhadap pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang di teliti, baikinforman maupun responden”.Adapun sumber data primer menggunakan teknik proposive sampling
yang menjadi sumber data primer yaitu :
a. Sekertaris Kecamatan Sampang
b. Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Sampang
c. Masyarakat Penerima Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang
berjumlah 6 orang yaitu:
1. Mufdalifah Pekerjaan Pedagang
2. Hananah Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
3. Slamin Pekerjaan Swasta
4. Rizal Sebagai Siswa
5. Romlah Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
6. Hj Sumrati Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
“Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber datadengan mempertimbangkan tertentu, pertimbangan tertentu ini,misalnya orang tersebut yang di anggap paling tahu tentang apa yangdi harapakan, atau mungkin selaku penguasa sehingga akanmemudahkan peneliti menjelajah objek/situasi sosial yang diteliti”.Menurut (Sugiono 2015:53-54)
2. Sumber Data Sekunder
“Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsungmemberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat oranglain atau lewat dokumen. Yaitu mencakup dokumen-dokumen resmi,
31
buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya.Dalam hal ini yang menjadi data sekunder yaitu buku-buku yangberhubungan dengan masalah yang diteliti, dokumen-dokumen yangberisi informasi penting”. Dalam (Sugiyono 2015:62)
D. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah langkah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang di terapkan. Menurut
(Sugiono 2015:62).
a. Wawancara
Esterberg 2002 (Sugiono 2015:72 ). “Wawancara adalah pertemuan duaorang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab , sehinggadapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancaradigunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti melakukanstudi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti ,tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yanglebih mendalam”.
b. Dokumen
“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumenbisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dariseseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalanya catatan harian,sejarah sehidupan, ceritera, biografi, peraturan bijaksana. Dokumenyang berbentuk gambar, misalanya foto, gambar hidup, sketsa.Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupagambar, patung, film”. Menurut (Sugiono 2015:82)
E. Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam- macam, dan
dilakukakn secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan
32
yang terus menerus tersebut menagkibatkan variasi data tinggi sekali. Menurut
(Sugiono 2015:87).
Bogdan (Sugiono 2015:88) mengemukan analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah difahami,
dan temuannya dapat diinformasikan kepada oran lain.
Miles and Huberman 1984 ( Sugiono 2015:91) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,(reduksi data atau
merangkum), data display (penyajian data),data conclusion drawing
/verification (kesimpulan).
Miles and Huberman menggambarkan proses analisis kualitatif sebagai
berikut :
Gambar 3.1
Proses Analisis Kualitatif
Datadisplay
Datacollection
Datareduction
Conclusion:Drawing/verifying
33
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat di kemukakan disini bahwa,
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. (Sugiono
2015:244).
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki
lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini
nasution (1988) menyatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus sampai
penulisan hasil penelitian. (Sugiono2015:245)
Dari pendapat di atas dapat di jelaskan bahwa Setelah peneliti
melakukan pencatatan secara teliti dan rinci dari hasil di lapangan maka
peneliti perlu melakukan analisi data melalui reduksi data. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal–hal yang pokok, menfokuskan pada hal–hal
yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data. (Sugiono 2015:247).
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Penyajian data bisa dilakukan dalaam bentuk uraian singkat, bagan,
hungan antar katagori. Yang paling sering digunakan dalam menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami
tersebut. (Sugiono 2015:247).
34
Miles and Huberman (1948) “dalam melakukan display data, selain
dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring
kerja) dan chart”. (Sugiono 2015:249).
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah “penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya”. (Sugiono 2015:252).
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumulkan data, maka kesimpulkan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitin kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin
juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dana akan
berembag setelah penelitian berada dilapangan. (Sugiono 2015:252)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
obyek yang sebelumnya masih remang – remang atau gelap setelah di teliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kuasal atau interaktif, hipotesis atau
teori.(Sugiono 2015:252).
35
BAB lV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pembahasan pada penelitian ditekankan pada variabel yaitu Efektivitas
Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Pembahasan
ini akan diurai sesuai dengan informasi yang peneliti temukan di lapangan
setelah melakukan wawancara dan observasi langsung yaitu sebagai berikut:
a. Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Sampang
Secara geografis Kabupaten Sampang merupakan salah satu
kabupaten yang terletak di Pulau Madura selain Kabupaten Bangkalan,
Pamekasan dan Sumenep. Kabupaten ini terletak diantara 113O 08’ hingga
113O 39’ Bujur Timur dan 6O 05’ hingga 7O 13’ Lintang Selatan dengan
batas-batas daerah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Laut Jawa
b. Sebelah Timur : Kabupaten Pamekasan
c. Sebelah Selatan : Selat Madura
d. Sebelah Barat : Kabupaten Bangkalan
Luas wilayah Kabupaten Sampang adalah 1233,33 km2 atau
sekitar 23 persen dari luas Pulau Madura dan Kabupaten Sampang
memiliki 1 (satu) Pulau yang dari daratan bernama Pulau
Mandangin/Pulau Kambing. Dan Kabupaten Sampang terbagi menajadi 14
Kecamatan, 180 Desa, dan 6 Kelurahan.
36
Karena lokasi Kabupaten Sampang berada di sekitar garis
khatulistiwa, maka seperti kabupaten lainya di Madura, wilayah ini
mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 jenis setiap tahun, musim
kemarau dan musim penghujan. Bulan Oktober sampai Maret merupakan
musim penghujan sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April
sampai September.
Kabupaten Sampang terletak di sekitar garis khatulistiwa dengan
iklim tropis, musim penghujan biasanya terjadi pada Oktober sampai
Maret, musim kemarau biasanya terjadi pada April sampai September.
Rata-rata hari hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Omben dan
Ketapang, sedang yang terendah terdapat di Kecamatan Sokobanah dan
Kedungdung. Rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terdapat di
Kecamatan Omben dan Banyuates, sedang yang terendah terdapat di
Kecamatan Camplong dan Pangarengan. Bulan-bulan dengan curah hujan
tinggi terjadi pada Juli dan Desember, sedang bulan dengan curah hujan
paling rendah terjadi pada Juni dan Agustus.
b. Visi Misi Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang
a. Visi
Visi adalah cara pandang jauh kedepan kemana suatu organisasi
dalam hal instansi harus dibawa agar tetap eksis, antipatif dan
inovatif sehingga memiliki pandangan tentang masa depan yang
37
ingin di capai. Sehingga Visi Kecamatan Sampang Kabupaten
Sampang yaitu “Terwujudnya Pelayanan Prima”
b. Misi
Misi merupakan identifikasi tujuan, sesuatu yang harus di emban
atau dilaksankan oleh Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan misi Kecamatan Sampang
Kabupaten Sampang yaitui :
1. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparatur kecamatan
sampang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan meningkatkan
kinerja Kecamatan Sampang dalam pelayanan publik.
3. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung yang memadai.
4. Mendorong partisipasi masyarakat.
c. Tugas Pokok dan Fungsi
Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Sampang
(Lembaran Daerah Sampang Tahun 2016 Nomor 7). Sebagai unsur
pelaksana Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan dalam Surat
Keputusan Bupati Nomor 58 Tahun 2016. Kecamtan Sampang
Kabupaten Sampang mempunyai tugas pokok : “Membantu Bupati
38
dalam melaksanakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
daerah di bidang administratif dan tugas pembantuan” .
Menurut Perbub Nomor 58 Tahun 2016, Kecamatan Sampang
Kabupaten Sampang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
1) Kecamatan Sampang merupakan unsur pelaksana urusan
Pemerintah bidang administrasi.
2) Kecamatan Sampang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalu Sekretaris Daerah
Kabupaten.
3) Kecamatan Sampang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah bidang
administrasi dan tugas pembantuan.
4) Kecamatan Sampang dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsinya
d. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan uraian yang jelas tentang
susunan dan tugas serta tanggungjawab dari masing-masing
anggota dalam suatu organisasi, disamping itu dalam struktur
organisasi ditentukan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh
tiap-tiap bagian dengan jelas. Sehingga dengan adanya penetapan
struktur organisasi ini sangat jelas tugas-tugas yang harus
39
dikerjakan oleh setiap pegawai guna mencapai tujuan yang telah
tetapkan sebelumnya.
Kecamatan Sampang merupakan yang telah ditetapkan
melalui Peraturan Daerah Kabupaten Sampang No 12 Tahun 2008
tanggal 4 Juli 2008. Pada saat ini dipimpin oleh Camat Drs.
SURYANTO,MM. Serta didukung oleh pegawai yang telah siap
untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan pemerintahan dan
pembangunan di semua sektor serta siap memberikan pelayanan
terbaik kepada masyarakat.. Adapun susunan organisasi Kecamatan
Sampang Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut:
a. Camat Sampang
b. Sekretariat terdiri dari:
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Keuangan
Kasi Pemerintahan
Kasi Ketentraman, Ketertiban
Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kasi Kesejahteraan Sosial
Kasi Pelayanan Umun dan Informasi
40
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG
PERDA KABUPATEN SAMPANG
Nomor 7 Tahun 2016
Tanggal 24 Oktober 2016
Sumber data : Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang 2017
KEPALA CAMAT
Drs. SURYANTO, MM
SEKRETARIS
TANDA SULISTIANA,S.Sos Msi
SUBAG. UMUM & KEPEG
AGUSTIN HASANAH. SE
SUBAG KEUANGAN
NUR AIZEH, SE
KASI PEMERINTAHAN
M. QUSHAY, SE
KASI TRANTIB
MOH.HANAFI.S.Sos.MM
KASI KESOS
AMINULLAH, S.Pd.M.si
KASI PMD
MUH.AMINUDDIN, SE
KASI YAN UM & INFORMASI
ABD, RAHMAN
41
e. Kondisi Personalia
Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat,
Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang mempunyai pegawai sebanyak
28 orang. Jumlah pegawai Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang
terdiri dari sejumlah personil yang masing-masing mengisi jabatan
struktural dan kasi sebagai pelaksana sesuai dengan struktur yang telah
ditetapkan. Secara terperinci, komposisi pegawai Kecamatan Sampang
Kabupaten Sampang ditunujukkan dengan data sebagai berikut :
Tabel 1
Jumlah Pegawai Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 19
2 Perempuan 9
Jumlah 28
Sumber data : Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang 2017
Ditinjau dari tabel jumlah pegawai Kecamatan Sampang
Kabupaten Sampang berjenis kelamin laki-laki 19 orang sedangkan
perempuan 9 orang. Dari sekian jumlah pegawai Kecamatan Sampang
Kabupaten Sampang lebih banayak jumlah pegawai laki-laki
42
dibandingkan pegwai perempuan. Namun semua itu tidak terpengaruh
terhadap kualitas pelayanan yang mereka berikan kepada masyarakat.
Tabel 2
Jumlah Pengawai berdasarkan Pendidikan
Di Kecamatan Sampang Kab. Sampang
No Tingkat Pendidikan Klasifikasi Jumlah
PNS Kontrak
1 S2 4 - 4
2 S1 6 - 6
3 SMA/ Aliyah 14 - 14
6 SMP 2 - 2
Jumlah 28 0 28
Sumber: Bagian Umum Dan Kepegawaian, 2017
f. Persyaratan pembuatan e-KTP di Kecamatan Sampang
Dalam proses pembuatan e-KTP di Kecamatan Sampang mempunyai
beberapa persyaratan yaitu:
1. Baru melampirkan:
Foto copy kartu keluarga/KK 1lembar
Pas foto berwarna (3x4) 1 lembar
Surat keterangan dari desa atau kelurahan
43
2. Hilang atau Perubahan( Pindahan, tanggal lahir, status dll)
Surat keterangan hilang dari (polsek atau polres)
e-KTP lama disetorkan
Foto copy KK 1 lembar
Fas foto berwarna (3x4) 1lembar
Bermaterai 6000 (untuk yang perubahan/e-KTP cetak 2 kali)
B. Data Hasil penelitian.
Di bab ini peneliti memberikan penjelasan mengenai hasil penelitian di
lapangan. Salah satu Indikator pengukuran yang digunakan penulis adalah teori
dari Duncan yang dikutip Richard M. Steers (1985:53) dalam bukunya
“Efektivitas Organisasi” mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai
berikut:
1. Pencapaian Tujuan
Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus
dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan
akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti
pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti
periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu:
Kurun waktu yang merupakan waktu yang di janjikan dalam
menyelesaikan pekerjaan dan sasaran yang merupakan target kongrit
seperti hasil pekerjaan yang sudah mencapai target yang telah di tentukan.
Peneliti mewawancarai salah satu Pengawai Kecamatan sebagai berikut:
44
1. Apakah menurut pendapat Saudara Kecamatan Sampang telah
memberikan pelayanan yang Prima?
a. Menurut Abd Rahman Kasi Pelayanan Umum beliau mengatakan
bahwa:
“Sejauh ini para pegawai disini selalu berusaha melayanimasyarakat dengan sebaik baiknya dengan tepat dan sesuai denganprosedur yang ada, dan yang pasti kami disini tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya” (wawancara, di ruangan KasiPelayanan Umum&Informasi 12/06/2017)
b. Menurut Ibu Mufdalifah Umur 32 Tahun, Pekerjaan Pedagang, Jl
Puri Matahari blok B mengatakan bahwa:
“ pelayanan disini cukup baik, dan selama saya mengurus surat-surat disini, saya selalu dilayani dengan baik dan selesainya tepatwaktu meskipun kalau mengurus e-KTP sangat lama, tapi bisa sayamaklumi karena jaringannya mengalami eror, apalagi pengurusane-KTP kadang antriannya panjang”.(wawancara, di ruang tunggudi kecamatan Sampang, 12/06/2017)
Dari wawancara di atas terkait pencapai tujuan mengenai Kurun
waktu yang merupakan waktu yang di janjikan dalam menyelesaikan
pekerjaan dan sasaran. Bahwa pengawai Kecamatan selalu berusaha
melakukan pelayanan prima kepada masayarakat dengan sebaik
mungkin sesuai dengan prosedur yang ada, tanpa membeda-bedakan.
Wawancara selanjutnya kepada masyarakat dapat di simpulkan
pelayanan di Kecamatan Sampang cukup baik meskipun masih
membutuhkan waktu yang lama karena jaringannya mengalami eror
dan terkadang di sebabkan antrian panjang tetapi saya sudah maklumi.
45
2) Berdasarkan pengalaman Saudara dalam mengurus e-KTP, apakah
Saudara mendapatkan pelayanan yang selesai tepat waktu?
a. Menurut Hananah, Usia 28 Tahun Warga JL. Rajawali, Pekerjaan
ibu rumah tangga mengatakan:
” Pengurusan e-KTP, banyak prosedur yang bersangkut paut,sehingga memakan waktu yang lama dalam penyelesaiannya,tapipegawai disini selalu berusaha memberikan pelayanan yang baik,saya tau jaringannya eror memang penyelesaian e-KTP sedikitterlambat, dan itu tidak masalah selama alasan keterlambatanmasih bisa diterima”.(wawancara, di ruang tunggu KecamatanSampang, 12/06/2017)
b. Menurut Bapak Slamin usia 40 Tahun, Warga Desa Kasenih,
Pekerjaan Swasta mengatakan bahwa:
” Saya baru pertama kali mengurus e-KTP , ternyata prosedurnyacukup banyak, dan katanya selesainya lama bisa sampai 1bulan,alasannya jaringan server nya eror. Tapi itu tidak masalah buatsaya, yang penting selesainya tepat waktu”.(wawancara, Diruangtunggu Kecamatan Sampang, 12/06/2017)
Dari hasil wawancara mengenai sasaran yang merupakan target
kongktit seperti hasil pekerjaan yang sudah mencapai target yang
telah di tentukan. Bahwa Pengurusan e-KTP, banyak prosedur
yang bersangkut paut, sehingga memakan waktu yang lama dalam
penyelesaiannya,tapi pegawai disini selalu berusaha memberikan
pelayanan yang baik, meskipun jaringannya eror memang
penyelesaian e-KTP sedikit terlambat, dan itu tidak masalah
selama alasan keterlambatan masih bisa diterima. Wawancara
46
selanjutnya pengurusan e-KTP , ternyata prosedurnya cukup
banyak, meskipun selesainya lama tetapi selesainya tepat waktu.
2. Integrasi
Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi
untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi
dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses
sosialisasi.
1) Bagaimana proses sosialisasi yang di lakukan oleh kecamatan
sampang?
a. Menurut Ibu Tanda Sulistiana, S.sos M.Si Selaku Sekertaris
Kecamatan Sampang beliau mengatakan bahwa:
”Sosialisasi yang kami lakukan sudah sangat maksimal danberjalan baik sesuai dengan tujuan dari kebijakan e-KTP mudah dipahami oleh masyarakat Sampang terutama masyarakat pedesaan.”(wawancara, di ruang Sekcam, 12/06/2017)
b. Menurut Moh Rizal Umur 18 Tahun siswa kelas 3 SMA Desa
Karang Jujur selaku masyarakat menanggapi:
“ Sosialisasi yang di berikan pengawai kecamatan mengenaipembuatan e-KTP kepada masyarakat cukup baik baik sehinggamudah di pahami penjelasannya oleh masyarakat”.(wawancara, diruang tunggu Kecamatan Sampang, 12/06/2017).
Dari wawancara di atas mengenai sosialisasi yang ada di
kecamatan sampang sudah berjalan baik mudah dipahami oleh
masyarakat terutama masyarakat pedesaan. Wawancara selanjutnya
47
sosialisasi kepada masyarakat cukup baik sehingga mudah di
pahami penjelasannya oleh masyarakat.
2). Faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan e-KTP di
Kecamatan Sampang?
a. Menurut Bapak Abd Rahman Kasi Pelayanan Umum
“faktor pendukung adanya kerja sama semua komponen sumberdayamanusia yang terlibat di dalam proses pelayanan e-KTP, sertaadanya perhatian Pemerintah di Kecamatan Sampang demikesuksesan program e-KTP. sedangkan faktor penghambat yaitusebagian besar masyarakat kurang sadar akan pentingnya e-KTP,serta adanya kesalahan data base kependudukan membuat petugasmengalami kesulitan dalam memverifikasi data penduduk”.(wawancara di ruang pelayanan umum& informasi, 12/06/2017)
a. Menurut Ibu Mufdalifah Umur 32 Tahun, Pekerjaan Pedagang, Jl
Puri Matahari blok B mengatakan bahwa:
”faktor utamanya dalam pembuatan e-KTP harus ada kerja samaantara pihak, faktor penghambatnya dari segi fasilitas yang kurangmemadai.” (wawancara, di rumah warga , 11/06/2017)
Dari wawancara di atas terkait Integrasi mengenai faktor
pendukung dan penghambat yaitu faktor pendukungnya kerja sama
semua komponen sumberdaya manusia yang terlibat di dalam
proses pelayanan e-KTP, serta adanya perhatian Pemerintah di
Kecamatan Sampang demi kesuksesan program e-KTP. wawancara
selanjutnya faktor penghambat yaitu sebagian besar masyarakat
kurang sadar akan pentingnya e-KTP, serta adanya kesalahan data
48
base kependudukan membuat petugas mengalami kesulitan dalam
memverifikasi data penduduk.
3). Bagaimana menurut Saudara tentang keramahan dan kesopanan
pegawai dalam memberikan pelayanan?
a. Menurut Bapak Slamin usia 40 Tahun, Warga Desa Kasenih,
Pekerjaan Swasta mengatakan bahwa:
” pegawai disini ramah dan bersahabat, mereka melayani kamidengan senyuman dan bahasa yang sopan, jadi saya juga tidaksungkan menyampaikan sesuatu yang saya perlukan”(wawancara,di ruang tunggu Kecamatan Sampang, 12/06/2017)
b. Menurut Ibu Romlah Usia 34 Tahun Warga JL. Rajawali 3,
Pekerjaan Ibu Rumah tangga mengatakan:
” Semua pegawai disini ramah dan sopan, saya dilayani denganbaik dan penjelasan tentang persyaratan di jelaskan dengan sangatjelas, apalagi untuk pengurusan e-KTP”(wawancara, di ruangtunggu Kecamatan Sampang, 12/06/2017)
Berdasarkan hasil wawancara di atas mengenai Komunikasi
mengenai pelayanan. bahwa pegawai Kecamatan Sampang
melayani dengan senyuman dan bahasa yang sopan jadi sungkan
menyampaikan sesuatu yang perlukan. Wawancara selanjutnya
Semua pegawai Kecamatan Sampang ramah dan sopan, semua
masyarakat dilayani dengan baik dan penjelasan tentang
persyaratan di jelaskan dengan sangat jelas, apalagi untuk
pengurusan e-KTP.
49
3. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan sarana
dan prasarana dan pengisian tenaga kerja.
1). Apakah sarana dan prasarana di Kantor Kecamatan Sampang yang
mendukung aparatur dalam pelayanan e-KTP?
a. Menurut Ibu Tanda Sulistiana, S.sos M.Si Selaku Sekertaris beliau
mengatakan:
”Sarana dan prasarana dalam upaya memberikan pelayanan e-KTPmasih belum lengkap, terutama sarana komputer, printer, selain itujuga jaringan nya sangat kecil. Sehingga begitu di pakaikecepatannya sangat rendah atau lelet.”.(wawancara, di ruanganSEKCAM. 12/06/2017)
b. Menurut Abd Rahman Kasi Pelayanan umum beliau mengatakanbahwa:
” Pemerintah Kecamatan Sampang sudah memberikan sarana yangmemadai kepada masyarakat, seperti televisi, dan tersedia airminum juga bagi masyarakat. Hal ini demi kenyamananmasyarakat di saat menunggu dalam proses percetakan e-KTP(wawancara, di ruangan Kasi Pelayanan Umum, 12/06/2017).
c. Menurut Ibu Hj Sumrati Jl Aeng Sareh Pekerjaan ibu rumah tangga
“Fasilitas pelayanan e-KTP cukup baik. akan tetapi apabilajaringan dalam pembuatan e-KTP eror maka itu sangatmengganggu”.(wawancara di ruang tunggu Kecamatan Sampang12/06/2017)
d. Menurut Moh Rizal umur 18 Tahun Siswa kelas 3 SMA DesaKarang Jujur selaku masyarakat menanggapi:
50
“Ruang tunggu lumayan nyaman bila sepi, tapi bila saat ramairuangan terasa sesak karena kursi yang terdapat pada pelayanan e-KTP kurang sehingga banyak masyarakat menunggu di luar atauberdiri”.(wawancara di ruang tunggu Kecamatan Sampang12/06/2017)
Dari hasil wawancara di atas bahwa Pendukung sarana dan prasarana
masih belum lengkap dalam hal jaringan yang masih lelet tetapi
Kecamatan Sampang sudah memberikan sarana yang memadai kepada
masyarakat, Meskipun tempat tunggu nyaman bila sepi, tapi bila saat
ramai ruangan terasa sesak karena kursi kurang sehingga banyak
masyarakat menunggu di luar atau berdiri. Untuk itu perlu di
perhatikan dalam pelengkapan fasilitas terutama dalam ruang tunggu.
C. Pembahasan
Indikator pengukuran dari Duncan yang dikutip Richard M.
Steers (1985:53) dalam bukunya “Efektivitas Organisasi” mengatakan
mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut:
1. Pencapaian Tujuan
Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harusdipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaiantujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam artipentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalamarti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor,yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongktit.
Dari hasil wawancara dapat di katakan bahwa pegawai Kecamatan
Sampang Kabupaten Sampang bisa menyelesaikan tugas dan
kewajibannya sesuai dengan kurun waktu yang telah di tentukan serta
51
selalu berusaha memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat
contohnya, dalam pelayanan e-KTP, semaksimal mungkin para
pegawai berusaha melayani masyarakat dan menyelesaikannya sesuai
dengan tepat waktu telah di janjikan dengan sebaik baiknya dengan
sesuai prosedur yang ada, tidak membeda-bedakan satu dengan yang
lainnya. meskipun kalau mengurus e-KTP sangat lama, tapi
masyarakat maklumi karena jaringannya mengalami eror, apalagi
pengurusan e-KTP kadang antriannya panjang..
2. Integrasi
Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatuorganisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensusdan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasimenyangkut proses sosialisasi.
Dari hasil wawancara dapat dikatakan bahwa pegawai Kecamatan
Sampang Kabupaten Sampang yaitu Proses Sosialisasi sudah di
lakukan dengan baik sesuai dengan tujuan dari kebijakan e-KTP dan
mudah di pahami oleh masyarakat Sampang terutama masyarakat
pedesaan.. Faktor pendukung dalam pelayanan e-KTP adanya kerja
sama semua komponen yang terlibat di dalam proses pelayanan e-
KTP, sedangkan penghambat yaitu bagian besar masyarakat kurang
sadar program e- KTP serta jaringan yang menghambat proses
pelayanan e-KTP. Meskipun mengalami kesulitan para pegawai di
sana ramah dan sopan melayani masyarakat dengan senyuman dan
52
bahasa yang sopan, masyarakat tidak sungkan menyampaikan sesuatu
yang perlukan meskipun.
3. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diridengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur prosespengadaan sarana dan prasarana dan pengisian tenaga kerja.
Dari hasil wawancara dapat dikatakan Sarana dan prasarana
dalam upaya memberikan pelayanan e-KTP masih belum
lengkap, terutama sarana komputer, printer, selain itu juga
jaringan nya sangat kecil. Sehingga begitu di pakai kecepatannya
sangat rendah atau lelet. Tetapi Pemerintah Kecamatan Sampang
sudah memberikan sarana yang memadai kepada masyarakat,
seperti televisi, koran atau majalah dan tersedia air minum juga
bagi masyarakat. Hal ini demi kenyamanan masyarakat di saat
menunggu dalam proses percetakan e-KTP. dari segi Fasilitas
cukup baik. akan tetapi apabila jaringan dalam pembuatan e-KTP
eror maka itu sangat mengganggu. Dan Ruang tunggu lumayan
nyaman bila sepi, tapi bila saat ramai ruangan terasa sesak karena
kursi yang terdapat pada pelayanan e-KTP kurang sehingga
banyak masyarakat menunggu di luar atau berdiri. Untuk itu
Pemerintah Kecamtan Sampang peelu ditingkat dari segi sarana
dan prasarana.
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitia dari pembahasan tentang efektivitas organisasi dalam
pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang bahwa pelayanan publik yang telah
di berikan oeleh aparatur pemerintah telah berjalan dengan baik dimana di
dapatkan hasil efektivitas pelayanan di lihat dari indikator sesuai dengan
pendapat Duncan yang dikutip Richard M. Steers (1985:53) dalam bukunya
“Efektivitas Organisasi” mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai
berikut:
1. Pencapai tujuan
Dalam mewujudkan Efektivitas Organisasi dalam Pelayanan e-KTP
di Kecamatan Sampang sudah jelas, sesuai dengan mekanisme
Pelayanan yang dtentukan oleh para administrtor di kantor tersebut.
2. Integrasi
Dalam mewujudkan Efektivitas Organisasi Pelayanan e-KTP d
Kecamatan Sampang di gunakan proses sosialisasi yang di lakukan
oleh pihak kecamatan sesuai dengan petunjuk teknis operasional
Kecamatan Sampang yaitu dilakukan melalui sosialisasi dan
terlaksana dengan cukup baik.
3. Adaptasi
54
Aparatur Kecamatan Sampang menpunyai sarana dan prasarana yang
maksimal dimana terdapat perlengkapan fasilitassdan alat-alat
lainya, tetapi jaringan internet kapasitasnya harus lebih baik dan
kecepatan tinggi sehingga dalam pembuatan e-KTP semaksimal
mungkin.
Di Kabupaten Sampang salah satu permasalahan kualitas pelayanan
publik yang banyak mendapatkan sorotan dari masyarakat adalah kualitas
publik dari penyedian pelayanan e-KTP. Seperti yang kita ketahui
kepemilikian e-KTP sangat penting. Dasar hukum berlakunya e-KTP kartu
tanda penduduk elektronik sekarang ini berlaku untuk masa rentang waktu
seumur hidup pemiliknya adalah berdasarkan pada pasal 64 ayat 7 huruf a UU
No 24 Tahun 2013 mengamanatkan bahwa KTP elektronik untuk warga
negara indonesia masa berlakunya seumur hidup. Selanjutnya dalam pasal 101
huruf c UU No 24 Tahun 2013, di amanatkan bahwa e-KTP yang sudah di
terbitkan sebelum UU No 24 Tahun 2013 di tetapkan berlaku seumur hidup.
Masalah yang datang dari masyarakat Sampang dalam hal pelayanannya
khususnya pelayanan e-KTP yaitu pelayanan yang berbelit- belit, tidak tepat
waktu dan prosedur yang sulit dipahami oleh sebagian masyarakat. Selain itu
kesadararan masyarakat akan pentingnya kepemilikan KTP. Kecamatan
Sampang harus lebih mengutamakan kualitas pelayanannya agar masyarakat
bisa merasa puas dalam melakukan pengurusan e-KTP Berdasarkan hasil
penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti, bisa di simpulkan bahwa
“EFEKTIFITAS ORGANISASI DALAM PELAYANAN e-KTP DI
55
KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG berjalan baik. Di
buktikan dengan hasil wawancara dengan para informan, mereka lebih banyak
tanggapan yang positif mengenai pelayanan e-KTP di kecamatan Sampang
Kabupaten Sampang yaitu:
1. Pengurusan e-KTP bisa diselesaikan tepat waktu, serta penjelasan tentang
prosedur dan syarat-syarat pengurusan bisa di jelaskan dengan baik oleh
para pegawai dan di mudah dimengerti oleh masyarakat.
2. para pegawai selalu bersikap baik dan sopan dalam melayani masyarakat
tanpa membedakan satu dengan yang lain
3. sarana dan prasarana yang tersedia cukup baik untuk di gunakan.
A. Saran
Berkenaan dengan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka penulis
juga akan memberikan beberapa saran yang di harapkan dapat memberikan
manfaat kepada pemerintah pada kantor Kecamatan Sampang Kabupaten
Sampang dapat meningkatkan kinerja aparatur dalam memberikan pelayanan
adapun saran yaitu:
Bagi para pegawai Kecamatan Sampang di harapkan dapat
meningkatkan dan memberikan pelayanan yang efektif terhadap masyarakat
tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain serta selalu bersikap sopan
santun dalam melayani, dan memberikan himbauan atau penyuluhan kepada
masyarakat agar mengerti akan pentingnya kepemilikan e-KTP serta
menjelaskan prosedur dan syarat-syarat pengurusan surat-surat agar
masyarakat yang kurang mengerti tidak kebingungan.
56
Untuk sarana fasilitas di harapkan pemerintah dapat memperbaiki
ruangan-ruangan bila ada yang rusak dan dapat menambah fasilitas yang
belum ada agar lebih memadai. Untuk pengawai Kecamatan Sampang perlu
mengikutsertakan para pengawai dalam latihan atau diklat sehingga fasilitas
yang digunakan berjalan dengan lancar. Demi menciptakan kinerja aparatur
yang handal.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikuno, Suharsimi.2003. Manajemen Penelitian: PT Rineka Cipta. Jakarta
Moleong ,Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Remaja Rosdakarya.
Bandung
Sinambela. 2006. Reformasi Pelayanan Publik . PT Bumi Akstara . Jakarta
Steers,M Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta. Erlangga
Sugiyono. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . PTRemaja Rosda Karya. Bandung.
Sutrisno, Edi. 2010. Budaya Organisasi. Kencana . Jakarta
Suprayogi,Yogi Sugandi . 2011. Admiistrasi Publik .Graha Ilmu .Yogyakarta
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik: Sekolah Tinggi IlmuManajemen YKPN.Yogjakarta
Moenir. 2002. Manajemen Pelayanan Umum Indonesia. PT Bumi Aksara. Jakarta
Wahad, Solichin Abdul. 1997. Evaluasi Kebijakan Publik.. Universitas Ilmu
Administrasi Brawijaya. Malang
https://id.m.wikipedia.org.wiki.otonomi daerah
http://silahudin66.blogspot.com/2010/05/standart-pelayanan-publik.html
http: (www,galamedia.com.bandung,raya)
http//silahudin66.blogspot.com/2010/05/standart-pelayanan-publik.html
www. Kpu.go.id. dm document.UU 32 2004 pemerintahan
teoriefektivitas.blogspot.com.2016
58
Pedoman Wawancara
Efektivitas Pelayanan e-KTP di Kecamatan Sampang
No INDIKATOR PERTANYAAN
1 Pencapaian Tujuan 1. Apakah menurut saudara kecamatan
sampang telah memberikan pelayanan
prima?
2. Berdasarkan pengalaman saudara dalam
mengurus e-KTP, apakah saudara
mendapatkan pelayanan yang selesai
tepat waktu?
2 Integrasi 1. bagaimana proses sosialisasi yang di
lakukan oleh Kecamatan Sampang?
2. faktor pendukung dan penghambat dala
pelayanan e-KTP di Kecamatan
Sampang?
3. Bagimana menurut saudara tentang
keramahan dan kesopanan pegawai
dalam memberikan pelayanan?
3 Adaptasi 1. Apakah sarana dan prasarana di
Kecamatan Sampang yang mendukung
apratur dalam pelayanan e-KTP?
59