skripsi strategi dakwah

92
i STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM MEMBANGUN WIRAUSAHA MUSLIM DI WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I ) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) ARIPIN 051311049 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG 2011

description

manajemen dakwah

Transcript of skripsi strategi dakwah

i

STRATEGI DAKWAH H. DASUKI

DALAM MEMBANGUN WIRAUSAHA MUSLIM

DI WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I )

Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

ARIPIN

051311049

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 5 (lima) eksemplar

Hal : Persetujuan Naskah Skripsi

Semarang, 23 Juni 2011‏

Kepada.

Yth. Bapak Dekan Fakultas Da’wah

IAIN Walisongo Semarang

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya,

maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara:

Nama : Aripin

NIM : 051311049

Jurusan : MD (Manajemen Dakwah)

Judul Skripsi : STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM

MEMBANGUN WIRAUSAHA MUSLIM DI

WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR

Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut dapat dimunaqasyahkan. Atas

perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Semarang, 23 Juni 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. M Zaen Yusuf ,M,M Drs. H. M. Mudhofi, M. Ag.

NIP 19530909 198203 1 003 NIP 19690830 199803 1 001

iii

SKRIPSI

STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM MEMBANGUN WIRAUSAHA

MUSLIM DI WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR

Disusun oleh

ARIPIN

051311049

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal Juli 2011

dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat.

Susunan Dewan Penguji

Ketua Dewan Penguji/ Sekretaris

Dekan / Pembantu Dekan Dewan Penguji

Drs. H. Ahmad Anas, M. Ag Drs. H. M. Mudhofi, M. Ag

NIP : 150 274 618 NIP : 19690830 199803 1 001

Penguji I Penguji II

H. Adib, S. Ag., M.Si Suprihatiningsih, S. Ag., M. Si

NIP : 150 261 768 NIP : 150 289 732

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. M Zaen Yusuf ,M. M Drs. H. M. Mudhofi, M. Ag.

NIP 19530909 198203 1 003 NIP 19690830 199803 1 001

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan

di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan

yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum / tidak diterbitkan, sumbernya

dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, 23 Juni 2011

(Aripin)

NIM. 051311049

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Penulis Persembahkan:

Bapakku (Nur ali) yang telah mendidikku menjadi “laut”, yang tidak harus

kotor karena menerima air dari berbagai saluran.

Ibuku (Mahfuzah) yang telah memberi pelajaran keadilan dengan kasih

sayang dan yang membuatku tetap berdiri tegar di tengah-tengah badai

kehidupan.

Kakakku ( Abdullah dan Abdulloh ), Adikku (Nurlailia dan Nurlailina)

yang telah memberikan dukungan, semoga menjadi anak – anak yang

membanggakan keluarganya.

vi

MOTTO

‏‏ ‏ ‏‏‏‏ ‏ ‏ ‏‏‏‏ ‏ ‏ ‏‏‏‏‏

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. Alam

Nasyrah :6-8)

‏ ‏ ‏‏ ‏‏ ‏ ‏ ‏ ‏ ‏‏‏ ‏

‏ ‏‏‏ ‏‏‏‏‏

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan

dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya

kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka

dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan. (QS. An-

Nahl: 97)

vii

ABSTRAKS

Penelitian ini berjudul “ Strategi Dakwah H. Dasuki Dalam Membangun

Wirausaha Muslim Di Wilayah Cakung Jakarta Timur” dengan tujuan untuk

mengetahui strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim pada

era globalisasi seperti sekarang ini. Dalam situasi dan kondisi masyarakat yang masih

dilanda krisis dalam berbagai bidang, seperti ekonomi secara faktual semakin

menambah jumlah angka kemiskinan. Untuk mengatasi kemiskinan, dakwah

setidaknya bisa ditempuh melalui berbagai jalan. Pertama, memberi motivasi kepada

kaum muslimin yang mampu untuk menumbuhkan solidaritas sosial. Kedua, yang

paling mendasar dan mendesak adalah dakwah dalam bentuk aksi-aksi nyata dan

program-program yang langsung menyentuh kebutuhan.

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim

di wilayah Cakung Jakarta Timur.

2. Bagaimana strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di

wilayah Cakung Jakarta Timur.

Penelitian ini mendiskripsikan tentang Strategi dakwah H. Dasuki di wilayah

cakung Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sebagai teknis

analisis datanya, adapun pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian

kualitatif, karena data yang dihasilkan tidak berupa data numerik atau menggunakan

perhitungan atau angka. Akan tetapi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan

objek yang diamati. Adapun Kesimpulan atau hasil penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah Dalam pelaksanaan dakwahnya H. Dasuki berupaya mengurangi

pengangguran di wilayah Cakung dengan jalan membangun perusahaan atau tempat-

tempat wirausaha yang berwawasan Islam di berbagai daerah di Wilayah Cakung

Jakarta Timur. Lewat dasar berwirausaha itulah beliau menyontohkan pribadi yang

baik berdasarkan Islam, baik ketika menjadi pimpinan, menjadi tokoh masyarakat,

menjadi kepala keluarga, maupun menjadi seorang anak yang berbakti kepada kedua

orang tuanya.

Dalam membangun wirausaha muslim di wilayah cakung, H. Dasuki

menggunakan strategi yuzakkihiim (strategi pembersihan sikap dan perilaku). Strategi

dakwah yang dilakukan melalui proses pembersihan sikap dan perilaku pada

karyawannya melalui Suri tauladan, Membimbing, Etika berwirausaha, Motivasi,

Sosial kemasyarakatan, Istiqomah, hubungan dan kerjasama. Sehingga dalam

pembersihan sikap dan perilaku seorang individu atau kelompok masyarakat itu bisa

berjalan dengan baik.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam yang selalu

memberikan rahmat dan hidayahnya kepada hambanya.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada pimpinan dunia nabi

akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW. Yang menjadikan dunia ini penuh dengan

pengetahuan dan keilmuan.

Hanya nikmat dan rahmat Allah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sebagai luapan semua rasa gembira dengan terselesainya penyusunan skripsi yang

berjudul “Strategi Dakwah H. Dasuki Dalam Membangun Wirausaha Muslim Di

Wilayah Cakung Jakarta Timur”, yang disusun untuk memenuhi syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam Program studi Strata Satu ( S.1 ) dalam Ilmu

Dakwah di Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

Jurusan Manejemen Dakwah.

Penulis merasa yakin skripsi ini tidak dapat diselesaikan secara baik tanpa

pertolongan dan hidayah dari Allah SWT. terselesainya penyusunan skripsi ini,

penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran-saran serta motivasi dari

berbagai pihak. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk menyampaikan terima

kasih yang tiada terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dr. M. Sulthon, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Semarang yang telah merestui dan memberikan izin dalam pembahasan skripsi

ini.

3. Drs. H. M Zaen Yusuf ,M. M dan Drs. H. M Mudhofi, M. Ag., selaku dosen

pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

ix

4. Keluarga besar Civitas Akademika Fakultas Dakwah IAIN Walisongo,

khususnya para Dosen Pengajar yang telah membekali ilmu kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ayahanda Nur Ali dan Ibu Mahfuzah tercinta yang selalu memberikan

dukungan, baik moril maupun spirituil, dan materiil dengan tulus ikhlas, dan

kakak-ku serta adik-ku tersayang yang selalu berdo’a untuk terselesaikannya

skripsi ini.

6. Segenap sahabat / i dan teman-temanku yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu yang telah membantu dan mendorong saya sehingga karya skripsi ini

selesai.

Akhirnya Penulis berdo’a semoga Allah SWT menerima amal shalehnya dan

membalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tentulah masih jauh dari

sempurna, baik dari segi bahasa, analisa, maupun meteri kajiannya, maka dari itu

penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi sempurnanya

karya skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua,

amiin ya robbal alamiin.

Semarang, 23 Juni 2011

Penulis

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. v

HALAMAN MOTTO ................................................................................................. vi

ABSTRAKS ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTA ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 6

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 6

1.4.Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 7

1.5. Kerangka Teoritik ..................................................................................... 8

1.6. Metodologi Penelitian ............................................................................ 11

1.6.1. Jenis Penelitian. ............................................................................ 11

1.6.2. Sumber dan Jenis Data ................................................................. 12

1.6.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 13

1.6.4. Teknik Analisis Data .................................................................... 15

1.7. Sistematika Penulisan Skripsi. ................................................................ 16

BAB II. DAKWAH, STRATEGI DAKWAH DAN WIRAUSAHA MUSLIM

2.1. Tinjauan Tentang Dakwah ................................................................ 18

2.1.1.Pengertian Dakwah ................................................................... 18

2.1.2.Tujuan Dakwah ......................................................................... 20

2.1.3.Unsur-unsur Dakwah ................................................................ 21

xi

2.2. Strategi Dakwah ................................................................................. 26

2.2.1.Pengertian Strategi .................................................................... 26

2.2.2.Pengertian Strategi Dakwah ...................................................... 27

2.2.3.Macam-macam Strategi Dakwah .............................................. 29

2.3. Wirausaha Muslim ............................................................................. 31

2.3.1.Pengertian Wirausaha................................................................ 31

2.3.2. Wirausaha Muslim ................................................................... 33

BAB III. STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM MEMBANGUN

WIRAUSAHA MUSLIM DI WILAYAH CAKUNG

JAKARTA TIMUR

3.1. Biografi H. Dasuki .......................................................................... 40

3.2. Gambaran Umum Perusahaan Yang Dibangun H. Dasuki ............. 43

3.2.1.Lokasi Perusahaan .................................................................. 43

3.2.2.Penerapan Sistem Produktifitas ............................................. 45

3.2.3.Personalia ............................................................................... 48

3.2.4.Tujuan Perusahaan ................................................................. 52

3.3. Strategi Dakwah H. Dasuki Dalam Membangun

Wirausaha Muslim Di Wilayah Cakung Jakarta Timur ................... 54

3.3.1.Suri Tauladan .......................................................................... 55

3.3.2.Membimbing ........................................................................... 56

3.3.3.Etika Berwirausaha ................................................................. 56

3.3.4.Motivasi .................................................................................. 59

3.3.5.Sosial Kemasyarakatan ........................................................... 61

3.3.6.Istiqomah ................................................................................. 61

3.3.7.Hubungan Dan Kerjasama ...................................................... 63

BAB IV. ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH H. DASUKI

DALAM MEMBANGUN WIRAUASAHA MUSLIM DI

WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR

4.1. Pandangan Tokoh Tentang Dakwah .................................................. 68

xii

4.2. Konsep Dakwah H. Dasuki Dalam Membangun Wirausaha Muslim 69

4.3. Strategi Dakwah H. Dasuki Dalam Membangun Wirausaha Muslim 72

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 81

5.2. Saran-Saran ....................................................................................... 82

5.3. Penutup ............................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam situasi dan kondisi masyarakat yang masih dilanda krisis dalam

berbagai bidang, seperti ekonomi secara faktual semakin menambah jumlah

angka kemiskinan. Untuk mengatasi kemiskinan, dakwah setidaknya bisa

ditempuh melalui berbagai jalan. Pertama, memberi motivasi kepada kaum

muslimin yang mampu untuk menumbuhkan solidaritas sosial. Kedua, yang

paling mendasar dan mendesak adalah dakwah dalam bentuk aksi-aksi nyata

dan program-program yang langsung menyentuh kebutuhan.

Usaha menyebarluaskan Islam di tengah-tengah kehidupan umat

manusia merupakan usaha dakwah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam,

baik secara individu maupun kelompok. Landasan perintah itu telah

ditegaskan dalam Q.S Ali Imron ayat 104 :

المفلحىن هم وأولـئك المىكر عه ويىهىن ببلمعروف ويأمرون الخير إلى يدعىن أمة مىكم ولتكه

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah

dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung”

(Depag R.I, 1993: 93).

Berpijak dari landasan di atas, serta mengingat kondisi masyarakat

yang semakin maju dan plural, maka upaya penyebaran Islam membutuhkan

inovasi-inovasi dan strategi baru dalam berdakwah. Strategi penyebarluasan

2

Islam telah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW, sehingga Islam dapat

diterima dan tersebar di belahan dunia. Dakwah dapat berjalan secara efektif,

apabila para penyelenggara dakwah terlebih dahulu mengidentifikasi,

mengantisipasi masalah-masalah yang muncul dan akan muncul serta

dilengkapi dengan pengenalan obyek secara tepat. Dengan dasar tersebut

disusunlah suatu rancangan ke depan yang ditunjang oleh pelaksana dakwah

yang berkemampuan tinggi, teratur dalam satuan organisasi, digerakkan dan

diarahkan pada sasaran dakwah (Mahmudin, 2004: 7).

Perkembangan dakwah dari waktu ke waktu mengalami perubahan

yang signifikan. Karena permasalahan yang kompleks dan karakteristik

masyarakat yang berbeda, apalagi pada era globalisasi yang ditandai dengan

revolusi dibidang kewirausahaan teknologi dan industri. Maka jika saja itu

bisa di kembangkan dengan baik kesadaran historik yang di miliki, maka akan

bertemu dengan kenyataan bahwa Nabi Muhammad SAW menekuni aktifitas

hidupnya secara serius sebagai pedagang yang ulet, baik bersama pamannya

Abu Thalib, maupun bersama Siti Khadijah, yang kemudian menjadi istrinya.

Kenyataan ini tentulah bukan tanpa makna, melainkan memiliki makna yang

sangat dalam untuk ditauladani oleh segenap umat manusia, terutama umat

Islam.

Bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha boleh dikatakan

merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena

3

keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh dimaksudkan untuk memakmurkan

bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik seperti yang terdapat dalam

Al-Qur’an Surat As-Saff ayat 10-11:

Artinya: wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu aku tunjukkan

suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab

yang pedih?

Artinya: (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-nya dan berjihad di

jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi

kamu jika kamu mengetahui (QS. As-Saff : 10-11).

Dalam kamus Bahasa Indonesia, wirausaha diidentikkan dengan

wiraswasta, sehingga wirausahawan dapat disebutkan sebagai orang yang

pandai atau berbakat mengenal produk baru, menentukan cara produksi baru,

dan menyusun pedoman operasi untuk pengadaan produk baru,

memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya (Suryanto, 1977:

601) Akan tetapi adalah suatu kenyataan bahwa aktifitas berwirausaha

merupakan bidang kehidupan yang kurang berkembang secara memuaskan di

kalangan masyarakat pribumi atau masyarakat muslim Indonesia.

4

H. Dasuki adalah seorang tokoh masyarakat yang rajin dan ulet dalam

menekuni pekerjaannya, beliau merupakan seorang tokoh masyarakat yang

sukses di wilayah Cakung Jakarta Timur. Bagi H. Dasuki suasana sulit tidak

menghambatnya untuk terus bersungguh-sungguh dalam mencari rezeki untuk

meningkatkan kualitas hidupnya, keluarga dan masyarakat disekitarnya. Sejak

kecil beliau dan saudara sekandungnya yang lain sudah di didik untuk mandiri

dan bekerja keras oleh orang tuanya, bahkan beliau pernah di didik dalam

lingkungan pondok pesantren di Jawa Timur. Bekerja dan terus berusaha

sudah beliau tekuni sejak kecil, dari mulai berdagang kecil-kecilan bersama

orang tuanya maupun ketika beliau mempunyai keluarga sendiri yang sukses

dan berhasil seperti sekarang.

Dakwah merupakan kewajiban yang tidak bisa di tawar-tawar lagi,

kewajiban dakwah merupakan suatu keharusan yang tidak mungkin

dihindarkan dari kehidupannya, karena melekat erat kebersamaan dengan

pengakuan diri sebagai penganut Islam (muslim). Sebagaimana yang beliau

ketahui, senjata untuk menjatuhkan ummat Islam salah satunya adalah faktor

ekonomi. Pasalnya, jika dilihat secara umum, yang menguasai perekonomian

di Indonesia bukan orang pribumi, dan bahkasn mereka non muslim.

Akibatnya hal itu menjadi bumerang bagi ummat Islam sendiri, sebagai

mayoritas penduduk di Indonesia.

5

Untuk itu, perlu adanya perbaikan ekonomi dan saling kepedulian

sesama muslim untuk meningkatkan ukhuwah, salah satu faktor yang

menyebabkan jebloknya ekonomi ummat. Berangkat dari situlah H. Dasuki

sebagai seorang tokoh wirausaha muslim menyadari bahwa dalam setiap

usaha kita terdapat campur tangan Sang Kholiq. Untuk itu perlu menjunjung

nilai-nilai agama dan mengimplementasikan kedalam sebuah kehidupan

seorang wirausaha.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk lebih jauh

meneliti tentang strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha

muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur. Sehingga diharapkan nantinya akan

menjadi strategi dakwah alternatif di Indonesia.

Paling tidak ada dua alasan mengapa kewirausahaan perlu

dikembangkan di Indonesia, dengan penduduk yang mayoritas muslim ini.

Pertama, kenyataan dari sejumlah angkatan kerja yang ada, masih sangat

sedikit yang tertampung dalam lapangan kerja, sehingga pembukaan lapangan

kerja baru menjadi suatu keniscayaan dalam pemberdayaan masyarakat

Indonesia. Kedua, Nabi Muhammad SAW yang merupakan ikutan dan

teladan bagi ummat Islam, komunitas terbanyak negeri ini, adalah seorang

pedagang yang sangat ulet dan profesional, jujur, memegang amanah, dan

terpecaya. Bahkan kredibilitas dan integritas pribadinya sebagai pedagang

mendapat pengakuan, bukan hannya dari kaum muslimin, tetapi juga orang

6

Yahudi dan Nasrani, dikarenakan Nabi menjalankan usahanya dengan sangat

prefesional, Semua sejarah Nabi Muhammad membuktikan hal ini (Giri,

2003: 11).

Kitab suci Al-qur’an memberi isyarat mengenai kaitan antara

kehidupan dengan bekerja keras, termasuk berwirausaha misalnya:

فإذا قضيت الصالة فبوتشروا في األرض وابتغىا مه فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحىن

Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi.

Dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak

supaya kamu beruntung” (Q.S. Al-Jumuah: 10).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha

muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur ?

2. Bagaimana strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha

muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan

dan manfaat yang hendak dicapai yakni sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dakwah H. Dasuki dalam

membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur.

7

2) Untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah H. Dasuki dalam

membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur.

b. Manfaat Penelitian

1) Secara Teoritis

Diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan Dakwah

khususnya dalam aspek Ilmu Dakwah dan Strategi Dakwah dalam

membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur.

2) Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan

dan masukan pemikiran bagi para pemimpin organisasi dakwah dalam

membentuk program-program yang langsung menyentuh kebutuhan,

dan setidaknya menjadi salah satu alternatif dan memotifasi

masyarakat dalam memulihkan krisis ekonomi dan lapangan kerja

yang masih melilit bangsa ini.

1.4. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan, ada beberapa karya

tulis yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini pertama, skripsi

yang di tulis oleh Luluk Farida (2007), Strategi dan metode dakwah KH.

Maemun Zubair dalam mengembangkan agama Islam di Sarang Rembang.

Bahwa dalam skripsi tersebut penulis menekankan pencapaian dakwah

menggunakan, aksi, perbuatan pemberian contoh, yang lebih tepatnya biasa

8

disebut dakwah bilhal. Maksudnya adalah memberikan contoh atau tauladan

yang patut ditiru, hingga akhirnya masyarakat dapat tertarik untuk mengikuti

kelakuan yang di tunjukkan sehingga masyarakat akan berfikir untuk berbuat

hal-hal yang sama di masa nanti. Menurut KH. Maemun Zubair dakwah

semacam ini merupakan dakwah Islamiyah yang dapat di lakukan oleh

semua umat Islam.

Kedua, skripsi yang di tulis oleh Teguh Siswanto (2006), Strategi

dakwah Islam pada masyarakat desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo

Kabupaten Blora. Bahwa dalam skripsi tersebut penulis menekunkan

keberhasilan dakwah menggunakan strategi pendekatan sosial dan budaya.

Ketiga, skripsi yang di tulis oleh Lutfi Yarohmi (2003) “Aktifitas

dakwah dan pemikiran dakwah KH. Dzikron Abdullah” dalam skripsi ini

KH. Dzikron Abdullah dalam pengembangan dakwahnya menggunakan

sarana atau media seperti lembaga pendidikan (formal dan non formal),

lingkungan keluarga, masyarakat, organisasi-organisasi Islam, peringatan

hari besar Islam, media massa (baik elektronik maupun cetak) dan instansi-

instansi pemerintah, lisan, tulisan, perbuatan dan akhlak. Materi yang

disampaikan dalam aktifitas dakwahnya bersumber dari Al-Qur’an, Hadist,

dan kitab-kitab kuning yang di sesuaikan dengan event atau waktu, mad’u,

media, dan metode yang akan dipakai.

9

Dari berbagai penelitian di atas dapat dipahami bahwa penelitian ini

memiliki sudut pandang dan fokus yang berbeda, sehingga orisinilitasnya

dapat dipertanggungjawabkan.

1.5. Metodologi Penelitian

1.5.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan berupa penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati ( Moloeng, 2002: 3).

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

fenomenalogis, artinya bahwa pendekatan ini mengkonsentrasikan

pada fenomena-fenomena di lapangan untuk kemudian dijadikan

sebagai obyek penelitian yang diamati. Fenomenalogis merupakan

salah satu dasar filosofis dari penelitian kualitatif yang berpendapat

bahwa dalam mencari kebenaran sesuatu dapat diperoleh dengan cara

menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari obyek yang

akan diteliti (Arikunto, 2002: 12). Dalam hal ini peneliti ingin

mengungkap strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha

muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur.

Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif. Dimana dalam

penelitian deskriptif, peneliti akan melakukan analisis hanya sampai

10

pada taraf deskripsi, yaitu mengumpulkan data atau informasi untuk

disusun, dijelaskan, dan dianalisis secara sistematik sehingga dapat

lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.

1.5.2. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah subyek utama dalam meneliti masalah di

atas untuk memperoleh data-data konkrit dari mana data dapat

diperoleh (Arikunto, 1989: 102).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data

primer dan sekunder, sumber data primer, ialah sumber data yang

diperoleh melalui wawancara pada H. Dasuki yang kemudian

dijadikan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui

catatan tertulis atau melalui perekaman vidio atau audio tapes,

pengambilan foto, atau film yang datanya merupakan sumber yang

sangat berharga bagi para pembaca dan masyarakat sekitar.

Sedangkan sumber data sekunder, ialah sumber data yang di

peroleh dari sumber-sumber bacaan lainnya, berupa tulisan orang atau

data-data tentang H. Dasuki, yang dapat mendukung sumber primer

yang di anggap relevan, hal tersebut sebagai penyempurnaan bahan

penelitian terhadap bahasan dan pemahaman peneliti.

11

1.5.3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa

metode yaitu :

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan jalan

melakukan tanya jawab. Wawancara ini dilakukan sebagai metode

untuk mendapatkan informasi langsung dari seorang tokoh yang

hendak diteliti, agar mendapatkan data yang valid atau dengan kata

lain wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan

tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan

berdasarkan tujuan penyelidikan, pada umumnya dua orang atau

lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab (Moleong, 2002:

186).

Dalam pelaksanaanya penulis sebagai pencari data tentang

gagasan, ide, strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun

wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur, berhadapan

langsung dengan sumber data dan proses komunikasinya secara

verbal sehingga keorisinilan dapat dipertanggung jawabkan,

karena penelitian ini adalah penelitian tokoh, yang dalam hal ini

tokoh yang penulis wawancarai adalah H. Dasuki.

b. Observasi

12

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diselidiki (Usman, 2003: 54).

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara

mengadakan pengamatan langsung tentang keadaan atau situasi

umum strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha

muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu cara mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, lennger, agenda, dan sebagainya

yang berhubungan dengan masalah penelitian (Arikunto, 2006:

231). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data yang

berupa dokumen-dokumen dan arsip-arsip tentang aktivitas

dakwah H. Dasuki.

Dalam penelitian ini penulis memanfaatkan dokumentasi

yang telah dibuat oleh H. Dasuki dalam bentuk sebuah data yang

tertulis, yang kemudian di rancang dan dikumpulkan menjadi

sebuah data yang akurat dan terpercaya.

1.5.4. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil wawancara dan dokumentasi untuk

13

meningkatkan pemahaman peneliti tentang masalah yang diteliti dan

menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain (Muhadjir, 2002: 142).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

deskriptif. Deskriptif artinya menggambarkan data yang didapat dari

lapangan seperti hasil wawancara dan dokumentasi (Usman dan

Setiady Akbar, 2003: 4). Dalam penelitian ini peneliti mencoba

mendeskripsikan hasil penelitian dari strategi dakwah H. Dasuki

dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta

Timur.

1.6. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan dalam memahami gambaran secara menyeluruh

tentang penelitian ini maka penulis memberikan sistematika penulisan skripsi

yang terdiri dari :

Bab pertama, dalam bab ini penulis akan membahas mengenai isi

Pendahuluan yang meliputi beberapa sub-bab yaitu, latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Kemudian bab kedua, dalam hal ini akan menguraikan secara umum

landasan teori yang berisi tinjauan umum tentang dakwah (meliputi:

pengertian dakwah, tujuan dan unsur-unsur dakwah), strategi dakwah

(meliputi: pengertian strategi, strategi dakwah dan macam-macam strategi

14

dakwah), wirausaha muslim(meliputi: pengertian wirausaha dan wirausaha

muslim).

Kemudian bab ketiga, akan membahas mengenai strategi dakwah H.

Dasuki dalam membangun wirausaha muslim. Bab ini memuat sub-sub bab

yang terdiri dari biografi H. Dasuki, gambaran umum perusahaan yang

dibangun H. Dasuki (meliputi: lokasi perusahaan, penerapan sistem

produktifitas, personalia, dan tujuan perusahaan), dan strategi dakwah H.

Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta

Timur.

Kemudian bab empat, akan membahas analisis mengenai pelaksanaan

dakwah H. Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung

Jakarta Timur, dan analisis strategi dakwah H. Dasuki dalam membangun

wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur.

Kemudian bab kelima atau bab terakhir, akan membahas mengenai

Penutup. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.

Bagian akhir, memuat Daftar Pustaka, Biodata Penulis, dan lampiran-

lampiran.

15

BAB II

STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM MEMBANGUN

WIRAUSAHA MUSLIM DI WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR

2.1. Strategi Dakwah

2.1.1 Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari kata Yunani "strategos", yaitu

jendral dalam militer. Satu definisi umum dalam kamus adalah suatu

“prosedur untuk mencapai tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, strategi didefinisikan sebagai ilmu dan seni menggunakan

semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan

tertentu dalam perang dan damai. Dalam Oxford Pocket Dictionary,

strategi didefinisikan sebagai rencana tindakan atau kebijakan dalam

bisnis atau politik dan sebagainya. Menurut Djoko Luknantos trategi

adalah “The science and art” untuk memanfaatkan faktor-faktor

lingkungan eksternal secara terpadu dengan faktor-faktor lingkungan

internal untuk mencapai tujuan lembaga.

Ada empat faktor yang mempunyai pengaruh penting pada

strategi yaitu: lingkungan eksternal, sumberdaya dan kemampuan

internal serta tujuan yang akan dicapai. Intinya, suatu strategi

16

organisasi memberikan dasar-dasar pemahaman tentang bagaimana

organisasi itu akan berkembang dan survive.

Menurut H. Igor Anshoff, strategi adalah sebuah rangkaian

aturan kompleks yang difokuskan pada analisis lingkungan detail

diperlukan proses dan keputusan yang tidak bias dihitung. Dalam

Implanting strategic management, Anshoff memperluas konsepnya

dengan mengajukan strategic success. Paradigma di mana tidak ada

formula kesuksesan universal untuk seluruh organisasi atau lembaga.

Sedangkan menurut Michael Porter, peran strategi adalah

untuk memastikan kekuatan-kekuatan positif menghadapi organisasi

kembali kepada keuntungannya dengan sebuah proses diferensiasi dari

persaingan.

Dari berbagai definisi diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa strategi adalah cara atau metode terbaik untuk mencapai tujuan

atau beberapa sasaran dengan memanfaatkan faktor-faktor lingkungan

eksternal secara terpadu dengan faktor-faktor internal.

Strategi merupakan istilah yang sering diidentikkan dengan “taktik”

yang secara bahasa dapat diartikan sebagai suatu garis besar haluan

dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Strategi juga bisa dipahami sebagai segala cara dan daya untuk

17

menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh

hasil yang diharapkan secara maksimal.

2.1.2 Strategi Dakwah

Kata strategi bermakna rencana yang cermat mengenai

kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, baik rencana jangka pendek

maupun rencana jangka panjang yang didasarkan pada analisis dan

diagnosis lingkungan internal dan eksternal yang selanjutnya

memfomulasikan hasil analisis tersebut menjadi sebuah keputusan

yang strategis yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir

(Purwanto, 2007: 74).

Sedangkan kata dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu: دعا ,

دعوة, يدعو yang diartikan sebagai mengajak atau memanggil, menyeru,

permohonan dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama

dengan istilah-istilah tabligh, amr ma‟ruf dan nahi munkar, mau‟idhoh

hasanah, tabsyir, washiyah, ta‟lim dan khotbah. Istilah dakwah dapat

diartikan aktivitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau mengajak

kepada orang lain untuk mengamalkan ajaran Islam.

Dakwah pada dasarnya adalah suatu proses yang

berkesinambungan yang merupakan aktivitas dinamis yang mengarah

kepada kebaikan, pembinaan dan pembentukan masyarakat yang

bahagia dunia dan akhirat melalui ajakan yang kontinyu kepada

18

kebaikan serta mencegah mereka dari hal-hal yang mungkar. Oleh

sebab itulah, maka kegiatan dakwah merupakan kewajiban bagi umat

Islam secara keseluruhan, baik secara individu sesuai dengan kapasitas

dan kemampuannya masing-masing maupun secara berkelompok atau

kelembagaan yang diorganisir secara rapi, modern dan profesional

serta dikembangkan secara terus menerus mengikuti perubahan zaman

dan masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dan untuk mencapai

keberhasilan dakwah, maka efektifitas dan efisiensi dalam

menyelenggarakan dakwah merupakan suatu hal yang harus mendapat

perhatian dengan diproses melalui strategi dakwah yang mapan.

Dengan demikian, strategi dakwah dapat diartikan sebagai

proses menentukan cara dan daya upaya untuk menghadapi sasaran

dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu guna mencapai tujuan

dakwah secara optimal. Dengan kata lain strategi dakwah adalah

siasat, taktik atau manuver yang ditempuh dalam rangka mencapai

tujuan dakwah (Pimay, 2005: 50-55). Jadi, strategi dakwah adalah cara

atau metode yang efektif mengajak manusia kepada (ajaran) Allah

sehingga terealisasilah kehendak-kehendak Allah SWT di muka bumi.

Strategi dakwah di kalangan masyarakat dapat di

kembangkan dalam bentuk dakwah bil hal, dengan wujud pengolahan

19

hasil bumi ke arah hasil yang memadai dan peningkatan kemandirian

melalui pelatihan kerja dengan sumber daya yang ada. Strategi yang

lain dapat berbentuk strategi dakwah bil lisan yang mengarah kepada

timbulnya semangat kerja yang tinggi. Aplikasinya adalah melalui

penyampaian ajaran agama yang bernadakan kerja keras.

إن اهلل ال يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسه

Artinya: sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri

mereka sendiri (Qs. Al-ra’du: 11).

Kedua strategi dakwah diatas membawa dampak positif

terhadap masyarakat, baik dalam arti kata pemahaman keagamaanya

sekaligus juga peningkatan tarap hidupnya. Dengan demikian dakwah

memiliki wawasan yang luas baik materi maupun non materi (Ghazali,

1997: 23).

2.1.3 Macam-macam Strategi Dakwah

Adapun macam-macam strategi dakwah menurut jumhur

ulama adalah:

1) Strategi yatluu „alaihim aayaatih (Strategi Komunikasi)

Strategi penyampaian pesan-pesan Al-Qur’an kepada

ummat memiliki konsekuensi terpeliharanya hubungan insani

secara sehat dan bersahaja, sehingga dakwah dapat tetap

20

memberikan fungsi maksimal bagi kepentingan hidup dalam

kehidupan. Disanalah proses dakwah perlu mempertimbangkan

dimensi sosiologis agar komunikasi yang dilaluinya dapat

berimplikasi pada peningkatan kesadaran iman. Dalam istilah lain,

strategi ini diartikan sebagai proses komunikasi.

2) Strategi yuzakkihiim (Strategi Pembersihan Sikap dan Perilaku)

Strategi pembersiahan sikap dan perilaku yaitu strategi

dakwah yang dilakukan melalui proses pembersihan sikap dan

perilaku. Proses pembersihan ini dimaksudkan agar tejadi

perubahan individu dan masyarakat sesuai dengan watak islam

sebagai agama mengemban misi kemanusiaan, sekaligus

memelihara keutuhan Islam sebagai agama rahmatal lil alamin.

3) Strategi yu‟allimu humul kitaba wal hikmah (Strategi Pendidikan)

Strategi ini dapat dilakukan melalui proses pendidikan,

yakni proses pembebasan manusia dari berbagai penjara

kebodohan yang seringkali melilit kemerdekaan dan kreativitas.

Pendidikan adalah proses pencerahan untuk menghindari

keterjebakan hidup dalam pola jahiliyah yang sangat tidak

menguntungkan, khususnya bagi masa depan umat manusia.

21

2.2. H. Dasuki

H. Dasuki adalah seorang tokoh masyarakat yang rajin dan ulet

dalam menekuni pekerjaannya, beliau merupakan seorang tokoh masyarakat

yang sukses di wilayah Cakung Jakarta Timur. Bagi H. Dasuki suasana sulit

tidak menghambatnya untuk terus bersungguh-sungguh dalam mencari rezeki

untuk meningkatkan kualitas hidupnya, keluarga dan masyarakat disekitarnya.

Sejak kecil beliau dan saudara sekandungnya yang lain sudah di didik untuk

mandiri dan bekerja keras oleh orang tuanya, bahkan beliau pernah di didik

dalam lingkungan pondok pesantren di Jawa Timur. Bekerja dan terus

berusaha sudah beliau tekuni sejak kecil, dari mulai berdagang kecil-kecilan

bersama orang tuanya maupun ketika beliau mempunyai keluarga sendiri yang

sukses dan berhasil seperti sekarang.

2.3. Wirausaha Muslim

2.3.1 Pengertian Wirausaha

Kata wirausaha atau kewirausahaan dalam kehidupan, masih

banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa

kewirausahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan

oleh usahawan atau wiraswasta. (Suryana, 2006: 2). Wirausaha bila

ditinjau dari etimologi berasal dari kata ”wira” dan ”usaha” yang

berarti berkemauan keras. Jadi seorang wirausaha dapat diartikan

22

sebagai berikut: seorang yang berkemauan keras dalam melakukan

tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup.

Wirausaha adalah kemampuan kreatif, dan inovatif yang

dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju

sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru ada dan berbeda melalui kreatif dan bertindak

inovatif untuk menciptakan peluang menuju sukses. Kreatifitas adalah

kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru

dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Sedangkan

inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam

rangkap, memecahkan masalah, dan menemukan peluang.

Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan

untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan

sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja

yang disenangi masyarakat. Sedangkan menurut Scarboough dan

Zimmerer wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru

dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk

memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali

peluang dan mengombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan

untuk memanfaatkan peluang tersebut. Wirausaha juga bias dikatakan

seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi

23

motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan

kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

Dari berbagai definisi diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa wirausaha adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang

dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju

sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan

inovatif demi terciptanya peluang.

Adapun fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui

dua pendekatan, yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro.

Wirausaha memiliki dua peran. Yaitu sebagai penemu (innovator) dan

perencanaan (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan

menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide,

organisasi, dan sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan

merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha yang

baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam meraih sukses,

menciptakan organisasi perusahaan yang baru, dan lain-lain. Secara

makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan

kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin

pertumbuhan perekonomian suatu negara.

24

Dengan demikian seorang wirausaha dapat di deskripsikan

seorang yang mempunyai latar atribut:

a) Wawasan komersial dan kesadaran akan pasar.

b) Kemampuan untuk bekerja secara tekun dan mandiri.

c) Pikiran yang inovatif dan kreatif.

d) Kemampuan untuk memanajemen dan mengarahkan perubahan.

e) Kapasitas mengorganisasi dan keterampilan analitik.

f) Stamina daya tahan.

g) Kemampuan untuk bergaul yang baik dengan orang dari segala

tingkatan.

2.3.2 Wirausaha Muslim

Sebagai agama yang menekankan dengan kuat sekali

tentang pentingnya keberdayaan umatnya, maka Islam memandang

bahwa berusaha atau berwirausaha merupakan bagian integral dari

ajaran Islam. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda melalui pemikiran yang kreatif dan tindakan inovatif demi

terciptanya peluang untuk meraih kesuksesan yang diawali dengan

munculnya ide-ide dan pemikiran-pemikiran baru yang dijalankan

sesuai ajaran-ajaran Islam untuk merubah perilaku secara Islamiyah,

sehingga tidak hanya sukses di dunia saja yang diraih, tetapi ibadah

25

kepada Allah SWT pun dapat digapai untuk menjadi bekal di akhirat

kelak.

Dalam prinsip Islam pengusaha yang sukses adalah

pengusaha yang sukses dunia dan akhirat. Ada keseimbangan antara

kebutuhan jasmani dan rohani, yaitu materi dalam kesejahteraan hidup

dan materi rohaniah yang bermakna untuk mencapai kesejahteraan

hidup itu haruslah dengan cara-cara yang disukai sang pencipta.

Pendapatan riil dalam suatu perusahaan tidak bisa

ditentukan kalaupun sebagian dalam berwirausaha mengalami

peningkatan, percepatannya tidak seimbang atau kalah dengan

tuntutan-tuntutan kebutuhan. Kalau kita memasuki alam teori strategi

dalam berwirausaha perlu adanya kesungguhan bagi seorang

pengusaha tersebut mulai dari straregi yang sangat simpel namun sulit

untuk dilaksanakan yaitu kejujuran, tanggap, cerdas, tawakkal.

Landasan ideal untuk penyemangat bagi wirausaha yang selalu

berpedoman pada norma-norma agama.

Seperti yang terdapat dalam Al- qur’an Surat Ath-thalaaq ayat 3:

Artinya: Dan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-

sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal pada Allah

niscaya allah akan mencukupkan (keperluannya).

26

Sesungguhnya allah melaksanakan urusan yang

dikehendakinya. Dan sesungguhnya Allah telah

mengadakan ketentuan-ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu

(Q.S Ath-thalaaq ayat 3).

Dari terjemahan ayat diatas dapat disimpulkan bahwasannya

rizki datangnya tidak disangka-sangka dan barang siapa yang

bersungguh-sungguh maka Allah SWT akan mencukupi apa yang

hambanya butuhkan. Kalaupun kita masuk dalam teori strategi, pada

saat ini strategi dalam bidang ekonomi banyak memiliki konsep yang

berbeda-beda. Dengan berkembangnya masyarakat kita yang semakin

banyak, strategi menyadari bahwa tujuan utama pemasaran bukan lagi

sebatas strategi yang berlandaskan norma-norma hukum dan agama

tetapi sudah banyak strategi-strategi jitu yang lebih banyak

menguntungkan diri sendiri tanpa memikirkan timbal baliknya. Islam

adalah agama yang komprehensif, termasuk aspek bisnis mendapatkan

perhatian dalam Al-Qur’an. Agar kita termasuk orang yang “menang”

umatnya diperintahkan untuk giat bekerja.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat Ash-

Shaffat ayat 61 :

Artinya: Untuk kemenangan serupa ini hendaknya berusaha orang-

orang yang bekerja (Q.S Al-shaffat, :61 ).

27

Ayat di atas menggambarkan bahwa bekerja tidak saja untuk

orientasi jangka pendek, tetapi juga untuk orientasi masa depan. Oleh

karena itu, bekerja keras saja tidak cukup tetapi harus juga bekerja

secara cerdas dan strategis “menang” hal ini berkaitan dengan strategis

menumbuhkan usahanya dari posisi dasar hingga posisi puncak. Posisi

yang disebut terakhir ini merupakan posisi dalam bisnis yang mampu

mmberikan arus kas atau laba yang positif bagi perusahaan. Ayat

berikut ini juga menandaskan betapa pentingnya suatu pekerjaan.

Allah berfirman dalam Qur’an surat Al- Qashas ayat 26 :

Artinya: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata : ya bapakku

ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

sesungguhnya orang kuat lagi dapat dipercaya (Q.S Al-

Qashas: 26).

Sebagai wirausaha (pelaku bisnis) suatu perusahaan apapun,

ia dituntut memiliki kekuatan dan nilai-nilai yang mampu menjunjung

tinggi bisnisnya (superior) dapat dipercaya atau jujur, adalah sebagian

dari nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi oleh wirausaha muslim.

Akuntabilitas suatu perusahaan, akan dapat terjaga apabila didukung

oleh karyawan yang gigih, jujur dan amanah.

Pada hakikatnya Islam adalah agama yang mengajarkan

nilai-nilai etik, moral dan spiritual yang berfungsi sebagai pedoman

hidup sebagai bidang bagi pemeluknya, tidak terkecuali bidang

28

ekonomi. Banyak sekali ajaran Islam yang agar umatnya mau bekerja

keras untuk diri sendiri, berlaku jujur dalam berbisnis, dan mencari

usaha dari tangan sendiri untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.

Secara normatif, ajaran Islam mendorong umatnya bekerja keras.

Beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits yang berubungan

dengan etos kerja dapat dijadikan dasar bahwa Islam sangat

memperhatikan berwirausaha. Dalam ensiklopedi Al-Qur’an di

kemukakan bahwa istilah yang sangat relevan dengan wirausaha istilah

itu dalam Al-Qur’an QS An-Nur ayat 37 :

Artinya: Allah memuji orang yang rajin berniaga tetapi tidak lupa

mengigat allah, sholat, zakat, dan yakin terhadap hari akhir

(Q.S An-Nur: 37).

Ada dua faktor utama dalam ekonomi umat dalam

mengalami perubahan secara mendasar yaitu :

1) Faktor kultural

Bahwa budaya kita yang masih tergolong soft culture.

Sifat-sifat kelemahan dan mentalitas mayoritas orang Indonesia

masih sulit untuk dihilangkan. Seperti tidak percaya pada diri

sendiri, kurang disiplin dan suka mengabaikan tanggung jawab.

2) Faktor struktural

29

Bahwa perekonomian Indonesia hingga saat ini belum

mencerminkan struktur ekonomi yang berkeadilan, sebagaimana

yang telah di amanatkan dalam UUD 1945. Memahami karakter

wirausaha dapat juga di lakukan dengan cara memahami makna-

makna simbolik yang tersembunyi di balik berbagai tanda dan

simbol dalam Al-Qur’an. Simbol-simbol itu di antara lain

tercemin dalam juz, halaman, tanda „ain dan simbol-simbol

lainnya.

Dalam Islam sendiri sudah menjadi kewajiban manusia

untuk selalu berusaha dan berdoa dalam menjalankan kewajiban

mencari nafkah (wirausaha) pada jalan agama, mencari nafkah

atau berwirausaha dalam jalan agama disini karena berwirausaha

itu termasuk dalam kategori orang-orang yang mau bersungguh-

sungguh dalam menjalankan hidup. Wirausaha dapat di katakana

sebagai orang yang perang melawan persaingan dalam bidang

ekonomi dan barang siapa yang yang perang berwirausaha sesuai

dengan norma-norma hukum, agama, dan ekonomi maka dia

termasuk sebagai wirausaha yang handal dalam menjalankan

strategi-strategi dan kebijakan yang telah dilaksanakan dalam

bidang ekonomi.

30

Dapat disimpulkan bahwa wirausaha muslim adalah orang

yang mengombinasikan faktor-faktor sumberdaya alam, tenaga

kerja dan material yang dibangun atas dasar hukum tuhan dan

kepercayaannya dalam bekerjasama.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjadi

pengusaha muslim yang berhasil, diantaranya:

1) Motivasi yang kuat dalam diri sendiri.

2) Ketika sudah bertekat kuat ingin mewujudkan sesuatu maka

sisinya adalah tawakal kepada Allah SWT.

3) Tentukan diferensiasi produk sehingga akan berbeda dengan

produk yang sudah ada lebih dulu.

2.4. Wilayah Cakung Jakarta Timur

Cakung merupakan kecamatan terluas di Jakarta Timur dengan luas

mencapai 4.248,08 ha, kecamatan cakung terdiri dari 7 kelurahan, yaitu

Jatinegara, Rawaterate, Penggilingan, Cakung Barat, Cakung Timur, Ujung

Menteng dan Pulo Gebang. Mulai tahun 1976 cakung memisahkan dari

Bekasi Jawa Barat, dengan harapan dapat lebih maju dalam segala sektor

kehidupan. Dahulu Cakung terkenal sebagai lumbung padinya Jakarta dengan

lahan persawahan mencapai 750 ha. Tercatat jumlah penduduk pada Agustus

2003 sekitar 212.044 jiwa, namun itu belum termasuk penduduk musiman dan

ilegal, dengan adanya industri padat karya di sekitar Cakung antara lain di

31

kawasan industri Pulo Gadung dan kawasan berikat nusantara (Kbn Cakung)

dan kawasan berikat nusantara (Marunda) maka sudah tidak syak lagi

menggoda warga dari desa untuk hijrah dan mencicipi gemerlapnya ibukota

meskipun hanya tinggal di pinggiran Jakarta.

32

BAB III

BIOGRAFI DAN GAMBARAN UMUM WILAYAH CAKUNG JAKARTA

TIMUR

3.1 Biografi H. Dasuki

H. Dasuki, lahir di Kampung Kandang Besar Cakung Jakarta

Timur, pada hari Selasa, 3 Maret 1954, dari pasangan H. Tolo dan Hj. Saodah.

Anak ke5 dari 9 bersaudara, anak 1. (Alm) H. Mardani 2. (Alm) H. Mudatsir

3. Hj. Siti Imran 4. (Alm) H. Daseri 5. H. Dasuki 6. H. Darip 7. (Alm) H.

Damri 8. (Almh) Hj. Suci 9. H. Madaris. H. Dasuki menamatkan pendidikan

formalnya di SD dan pondok pesantren tebuireng Jombang Jawa Timur, dan

mempunyai istri (Hj. Itcoh Salafiah), dan dikaruniai 3 anak laki-laki Uki Ifan,

Uki firmansyah, dan Uki Tri Lesmana.

Sejak kecil beliau dan saudara sekandungnya (Alm) H. Daseri

sudah di didik untuk mandiri dan bekerja keras oleh orang tuanya, bekerja dan

terus berusaha sudah beliau tekuni sejak kecil, dari mulai dagang kecil-kecilan

bersama orang tuanya sampai beliau berhasil seperti sekarang ini.

(Alm) H. Tolo orang tua H. Dasuki dulu mempunyai profesi

sebagai petani dan pedagang daging di pasar, sedangkan ibunya siang sampai

malam membuka warung makan, dengan menjual menu siap saji. Dari hasil

kerja keras tersebut alhamdulillah H. Dasuki dan 8 saudaranya yang lain dapat

33

sekolah dan menjalani kehidupan. Orang tua H. Dasuki bercita-cita tidak lain

agar anak-anaknya menjadi orang yang berhasil dan sukses.

Berawal dari keinginannya yang keras serta bekal kemandirian dari

orang tuanya, H. Dasuki mencoba untuk berwirausaha. Segala macam usaha

pernah dia coba, dari berdagang sayur keliling, ikut dagang ikan dipasar,

sampai jual kaset kelilingpun pernah beliau jalani. Tetapi Allah masih

berkehendak lain, dari semua usaha yang dijalankan beliau tidak pernah

mendapatkan untung, bahkan bisa buat makan istri dan anaknya saja sudah

bagus, belum lagi buat bayar listrik, selalu gali lobang tutup lobang. Tetapi

beliau tidak pernah putus asa, karna anak dan istrinya mendukungnya, oleh

sebab itu beliau harus tetap semangat dalam menjalankan usahanya, bahkan

pada suatu ketika itu beliau pernah dibantu sang istri untuk memasarkan

produk yang dibuatnya pada warung-warung di dekat rumahnya.

Pernah pada suatu hari ketika H. Dasuki dan sang istri tidak punya

uang sama sekali, sedangkan kebutuhan untuk keluarganyapun harus

dipenuhi, akhirnya cincin pernikahan yang menjadi lambang ikatan cinta

mereka berduapun beliau jualnya demi menyambung hidup keluarganya. Doa

dan kerja keras H. Dasuki akhirnya dijawab juga oleh Allah SWT, suatu

ketika beliau bertemu dengan sahabat lamanya secara tidak sengaja, beliau

ngobrol panjang lebar dan sahabatnya tadi menawari untuk usaha bersama

dengan cara bagi hasil, lalu beliau membicarakan tawaran tadi kepada istrinya,

34

setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya sang istripun menyetujuinya (

wawancara dengan H. Dasuki tanggal 17 Juli 2010).

Setelah beberapa bulan berjalan usahanya mulai menampakkan

hasil, sedikit demi sedikit beliau mulai merekrut pemuda pemudi

dikampungnya untuk membantu pekerjaannya, setelah itu beliau mulai

membuka cabang di kampung-kampung wilayah Cakung Jakarta Timur

lainnya. Disamping itu H. Dasuki juga mengamplikasikan ilmu yang dulu

beliau dapat di pondok pesantren, dan ada pesan yang selalu beliau ingat dari

guru ngajinya di Jawa Timur dulu, dalam bahasa jawa “duwe amben mesti

duwe longan” yang artinya kejarlah akhirat insya Allah urusan dunia ikut

mudah. H. Dasuki sebagai seorang pemimpin perusahaan berusaha berfikir

cara-cara agar perusahaan yang dipimpinnya maju, karyawan sejahtera serta

masyarakat dan lingkungan menikmati kehadiran perusahaan.

Dalam kepemimpinannya H. Dasuki merupakan pemimpin yang

dicintai oleh karyawan atau bawahannya. Seorang pemimpin dalam hubungan

dengan yang dipimpinnya hendaknya berjalan dengan rasa cinta. Sebab setiap

orang bisa saja mencintai orang lain tanpa mencintainya. Kemudian H. Dasuki

juga merupakan pemimpin yang dipercaya, pemimpin pembimbing, dan

pemimpin yang membimbing untuk kebenaran dan ketakwaan baik di

tempatnya bekerja, di rumah, maupun di masyarakat. Beliau juga dapat

dijadikan contoh atau suri tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya.

35

Sehingga keteladanannya akan hidup secara abadi meskipun dia sudah

berpulang ke hadirat Tuhan.

Dalam berwirausaha H. Dasuki dikatakan sukses sebagai

pemimpin dalam usahanya, karena beliau memiliki karakter sebagai berikut:

1) Sebagai pemimpin perusahaan yang dicintai oleh karyawan.

Perusahaan berjalan dengan baik karena kepemimpinanya dipimpin

oleh pemimpin yang dicintai bawahannya. H. Dasuki selain

memiliki kemampuan melakukan tugas-tugas kepemimpinan, juga

memiliki kemampuan untuk mengolah hati. Persoalan hati

merupakan hal yang penting karena pekerjaan yang baik adalah

pekerjaan yang disertai dengan hati.

2) Pemimpin yang mampu menampung aspirasi karyawannya. Karena

seorang pemimpin yang baik dapat menerima kritikan dari

bawahannya.

3) Pemimpin yang selalu bermusyawarah. H. Dasuki melakukan

musyawarah dengan orang-orang tertentu untuk membahas

persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kebijakan publik atau

berkaitan dengan kepentingan umum perusahaan. Jika musyawarah

berjalan dengan baik, maka karyawan akan termotivasi, karena

mereka merasa dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan perusahaan dan penghidupan mereka.

36

4) Memiliki sikap tegas. Pemimpin dalam Islam pemimpin yang tidak

otoriter tetapi tegas dan selalu bermusyawarah.

Karena H. Dasuki sebagai wirausaha muslim yang memiliki

karakter seperti di atas, maka tercipta budaya kerja yang indah. Konsumen

yang kritis akan melihat seperti apa perusahaan memperlakukan para

karyawannya, jika baik maka mereka akan percaya bahwa perilaku

perusahaan terhadap mereka akan jauh lebih baik, sehingga konsumen loyal

tidak akan sulit diperoleh.

Karyawan merupakan pemegang peranan penting dalam segala

kegiatan produksi, sebab faktor tenaga kerja merupakan hal yang sangat

menentukan sukses tidaknya suatu usaha. Dalam kepemimpinannya H. Dasuki

menumbuhkan sikap kepada karyawannya supaya memiliki: Prinsip

perubahan, karena setiap karyawan harus mengimani bahwa qadha dan qadar

sepenuhnya merupakan keputusan Allah. Namun Allah juga memerintahkan

agar manusia mengubah nasibnya sendiri, atau bila tidak Tuhan akan

membiarkan keadaan yang buruk tetap menjadi nasibnya. Prinsip berlomba,

karena pribadi yang memiliki gairah bersaing untuk mencapai sesuatu yang

lebih baik atau optimal dalam semua kegiatan merupakan kunci kemajuan dan

keberhasilan, serta bermanfaat bagi diri sendiri dan orang banyak. Prinsip

kreatifitas, karena lahir dan mati merupakan dua ujung dalam satu tabung

hidup yang memberikan kesempatan kepada manusia untuk mengisinya

37

dengan amal yang baik, hal ini baru bisa dicapai dengan kreatifitas yang

tinggi. Prinsip kerja tim, karena kerja sama dapat memunculkan suasana

saling membantu dalam menangani pekerjaan. Prinsip tanggung jawab,

karena setiap karyawan wajib memiliki rasa tanggung jawab untuk

memberhasilkan tugas-tugas yang diamanahkan baik secara pribadi maupun

kelompok. Prinsip manfaat dan maslahat, karena setiap karyawan harus

meyakini bahwa apa yang dilakukannya sangat bermanfaat bagi masyarakat,

dan bahkan merupkan kebutuhannya. Prinsip sabar, karena dalam

melaksanakan tugas-tugas yang ditentukan, ditangani secara optimal tangguh

dan tidak putus asa, jikalau berhasil tidak menjadi lupa diri dan tetap

bersyukur, apabila mendapat hambatan terbuka untuk dikritik bahkan berani

mengoreksi diri dan berupaya untuk berubah mnjadi lebih baik. Prinsip islah,

karena setiap karyawan muslim hendaknya selalu menerima perbaikan dan

perubahan agar hasil yang dicapai optimal, bersedia meningkatkan

pengetahuan dan kemampuannya agar sistem baru dapat dijalankannya secara

efektif.

Dengan adanya pengajian tiap dua minggunya dan Prinsip kerja

tim, kerja sama dapat memunculkan suasana saling membantu dalam

menangani pekerjaan ini akan melahirkan gelombang produktifitas yang luar

biasa, sehingga peningkatan hubungan karyawan satu dengan yang lainnya

serta karyawan dengan pimpinan akan terjalin dengan baik.

38

Dalam bermasyarakat H. Dasuki memberi contoh kepada

masyarakat supaya menegakkan sikap istiqamah dalam aktifitas sehari-hari,

sesuai dengan karakter ajaran Islam yang sederhana dan universal (rahmatal lil

alamin), maka banyak ibadah didalamnya mengantarkan penganutnya kepada

tingkat kesucian, sebab kesucian itu adalah fitrahnya. Kondisi fitrah tersebut

kemudian memungkinkan memperoleh keselamatan, kebahagiaan, kesuksesan

dan kedekatan pada tuhan. Akan tetapi meskipun perolehan kemampuan itu

cenderung mudah didapatkan namun penegakan sikap istiqamah dalam

kesucian dan kebenaran merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan

manusia. Seseorang dapat menganut Islam dengan mudah, tetapi menegakkan

sikap istiqomah dalam keIslamannya merupakan hal yang sulit untuk

dilakukan. Seseorang dapat memperoleh kesucian dan ampunan melalui

ibadah puasa dan hajinya, tetapi ia merasa sulit untuk bersikap istiqamah

dalam kondisi kesucian yang diperolehnya.

Apabila sikap istiqamah ingin dibaratkan dalam kehidupan seorang

karyawan muslim, maka hal yang fundamental mendasari sikap ini adalah;

pertama, senantiasa konsisten dengan keimanannya dalam menjalankan tugas.

Artinya, selain tetap menuruti petunjuk ajaran agama Allah, juga memiliki

semangat yang kuat untuk menangani pekerjaan secara sempurna. Kedua,

senantiasa konsisten dengan cita-citanya sejak semula, saat ia mendambakan

suatu pekerjaan: dia berdo’a kepada Tuhan dan memberi pernyataan kesetiaan

39

kepada perusahaan tempatnya bekerja. Ketiga, sebagai seorang muslim yang

telah memperoleh kesucian diri melalui ibadah-ibadah yang dia lakukan

hendaknya konsisten dalam berperilaku. Keempat, sebagai seorang muslim

hendaknya ia menetapi keimanan dan jati dirinya sebagai seorang muslim

sejati.

Pelaksanaan pengajian yang dilaksanakan oleh H. Dasuki disambut

baik oleh masyarakat sekitar. Hal ini sebagai implikasi dengan adanya ini

sehingga hubungan dengan sendirinya terjalin dengan baik. Oleh karena itu

pelaksanaan berwirausaha berjalan dengan baik berkat adanya peningkatan

hubungan H. Dasuki dengan masyarakat dari tahun ke tahun. Hubungan yang

baik tersebut dijadikan sebagai salah satu modal beliau dalam melakukan

dakwah di tengah-tengah masyarakat.

Sifat istiqomah dan tekun dalam beribadah secara terus menerus

berdasarkan rasa keimanan beliau ketika beliau belajar di pondok pesantren

hingga dirinya menjadi tokoh Islam yang sukses dan berhasil seperti sekarang.

Atas rasa syukur beliau kepada sang pencipta, beliau selalu

memberi sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim, memberikan bantuan

pembangunan masjid di daerahnya, memberikan zakat dan menyembelih

hewan qurban tiap tahunnya untuk orang-orang yang membutuhkannya.

Lewat dasar berwirausaha itulah beliau bisa dikatakan berdakwah, dengan

menyontohkan pribadi yang baik berdasarkan Islam. Ketika menjadi

40

pimpinan, menjadi tokoh masyarakat, menjadi kepala keluarga, maupun

ketika beliau berbakti kepada kedua orang tuanya.

3.2 Gambaran Umum Wilayah Cakung Jakarta Timur

Cakung merupakan kecamatan terluas di Jakarta Timur dengan

luas mencapai 4.248,08 ha, Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan

Cilincing di sebelah utara, Kecamatan Pulo Gadung di sebelah barat,

Kecamatan Medan Satria dan Bekasi Barat di sebelah timur, dan Kecamatan

Duren Sawit di sebelah selatan. Kecamatan Cakung terdiri dari 7 kelurahan,

yaitu Jatinegara, Rawaterate, Penggilingan, Cakung Barat, Cakung Timur,

Ujung Menteng dan Pulo Gebang. Di Cakung terdapat Kantor Walikota

Jakarta Timur. Letaknya di kelurahan Penggilingan. Juga terdapat Kawasan

Industri Pulo Gadung, salah satu kawasan industri tertua di Indonesia yang

berada di kelurahan Rawa Terate, dan Perkampungan Industri Kecil (PIK) di

kelurahan Penggilingan.

Kecamatan Cakung termasuk strategis karena memiliki berbagai

jalan utama. Misalnya Jalan Raya Bekasi yang menghubungkan Pulo Gadung,

Cempaka Putih, Kelapa Gading, dan Sumur Batu dengan Bekasi. Ada juga

Jalan I Gusti Ngurah Rai yang menghubungkan Duren Sawit, Jatinegara, Pulo

Gadung, Cakung, dan Matraman dengan Bekasi. Juga Jalan Tol Lingkar

Luar Jakarta Timur yang saat ini baru menghubungkan Cakung - Pondok

41

Pinang (dan selanjutnya Serpong), dari rencana sampai ke pelabuhan Tanjung

Priok.

Mulai tahun 1976 Cakung memisahkan dari Bekasi Jawa Barat,

dengan harapan dapat lebih maju dalam segala sektor kehidupan. Dahulu

cakung terkenal sebagai lumbung padinya Jakarta dengan lahan persawahan

mencapai 750 ha. Tercatat jumlah penduduk pada agustus 2003 sekitar

212.044 jiwa, namun itu belum termasuk penduduk musiman dan illegal,

dengan adanya industri padat karya di sekitar Cakung antara lain di kawasan

industri Pulo Gadung dan kawasan berikat nusantara (Kbn Cakung ) dan

kawasan berikat nusantara (Marunda) maka sudah tidak syak lagi menggoda

warga dari desa untuk hijrah dan mencicipi gemerlapnya ibukota meskipun

hanya tinggal di pinggiran Jakarta.

Dahulu wilayah Cakung Jakarta Timur masih kavling-kavling

yang di kepung oleh tanah persawahan, hingga jika hujan turun sangat becek

dan berlumpur. Sampai pada akhirnya wilayah Cakung berkembang cukup

baik dengan dilapisi aspal. Jika dahulu lapangan sepak bola banyak tersedia

dimana-mana yang digunakan anak-anak sebaya saya berpesta pora terlelap

dalam serunya permainan-permainan, mulai dari main layangan, gasing,

gundu ( kelereng ), bite gunung, dampu, tak kadal dan tentunya masih banyak

lagi untuk disebutkan. Terkadang jika weekend sepulang sekolah saya dan

42

teman-teman langsung merencanakan untuk turun ke sawah, memancing ikan,

mengilik belut, meracuni ikan dengan portas, dan mencari siput.

Jika diperhatikan secara mendalam atas perkembangan zaman,

wilayah Cakung yang “pinggiran” menjadi kota mandiri seluas 270 ha yang

modern dan terpadu untuk tempat tinggal, pusat bisnis serta rekreasi. Seiring

pesatnya pertumbuhan di Cakung, mobil angkutan yang zaman dahulu naik

dari belakang ( omprengan ) diganti dengan armada KWK dan puluhan ojek

yang bersitegang mencari penumpang. Tanah lapang di bangun petakan-

petakan kontrakan, hamparan sawah berubah jadi perumahan, hingga anak

kecil kehilangan lahan bermain yang di gantikan oleh rental-rental playstation

yang membuat anak cenderung tidak aktif dan kreatif.

Sedangkan zaman akan terus maju dan berkembang, membutuhkan

manusia yang berkemampuan profesional dibidangnya masing-masing dalam

berbagai aspek kehidupan. Hal ini tentunya akan menimbulkan persaingan

ketat terhadap dunia kerja. Salah satu upaya untuk menghadapi perkembangan

zaman adalah dengan cara memberikan peluang kerja bagi penduduk pribumi,

lingkungan dan masyarakat. Lapangan pekerjaan yang dewasa ini semakin

sulit menyebabkan anak-anak lulusan SMK yang tidak melanjutkan ke

perguruan tinggi sulit untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga semakin

menambah jumlah pengangguran. Kesempatan kerja dengan orang yang

mencari kerja lebih banyak orang yang ingin mencari kerja, sehingga banyak

43

orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Belakangan ini

juga semakin banyak perusahaan-perusahaan yang mengurangi jumlah

pekerjanya sehingga pengangguranpun semakin bertambah.

Bagaimana nasib penduduk Cakung sekarang, dengan adanya

industri-industri, perumahan-perumahan, semakin banyaknya penduduk

pendatang serta semakin banyaknya tempat perbelanjaan yang modern, maka

sudah di pastikan pedagang di pasar kayu tinggi, pasar kandang sapi, pasar

sulthon, pasar bintara, pasar kelapa satu akan gulung tikar. Para tukang parkir

kehilangan lahan kekuasaannya dan oknum-oknum kehilangan upeti dari para

pedagang yang di palak secara berkala.

Selain itu kebudayaan akan berubah dengan cepat seiring teknologi

informasi dan komunikasi serta entertainment akan jauh semakin canggih,

satu persatu akan ada eksodus warga yang mengungsi ke daerah di luar

Cakung atau pulang kampung karena akan mendapat uang gusuran, dan masih

banyak lagi dampak yang akan ditanggung oleh warga Cakung dan

keturunannya.

Hal ini akan teratasi apabila orang tersebut mempunyai minat

untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri yaitu dengan bekerja sesuai

keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki tidak usah mengandalkan untuk

mendapatkan pekerjaan dari orang lain atau bekerja pada instansi pemerintah.

44

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang juga

memegang peran penting dalam prestasi anak. Ditinjau dari segi lingkungan

maka pembentukan watak, kecerdasan, keterampilan, kepribadian, idiologi,

keluarga merupakan lingkungan pertama yang paling dominan. Keluarga

adalah merupakan lingkungan pertama bagi anak. Setiap orang tua menjadi

teladan bagi anak-anaknya. Dengan bimbingan dan pengawasan dari orang tua

maka unsur-unsur psikologis anak dapat didayagunakan secara optimal.

Unsur-unsur psikologi tersebut adalah perhatian, pengawasan,

tanggapan, fantasi, ingatan, pikiran, intelegensi dan bakat. Karena dengan

alasan apapun anak tetap masih bergantung pada orang tua, begitupula minat

untuk bekerja pada anak. Anak yang mempunyai minat bekerja yang tinggi

tetapi bila tidak mendapatkan dukungan spiritual dan material dari orang

tuanya kemungkinan untuk meraih kesuksesan juga kecil. Dukungan spiritual

seperti halnya cara orang tua memotivasi, mengawasi dan perhatian,

sedangkan dukungan material yaitu berupa modal.

3.3 Gambaran Umum Perusahaan yang dibangun H. Dasuki di wilayah

Cakung Jakarta Timur

3.3.1. Lokasi Perusahaan

H. Dasuki berupaya membangun kembali moral manusia

melalui wirausaha yang beliau tekuni. Salah satunya berusaha

mengurangi pengangguran di wilayah Cakung khususnya, dengan

jalan membangun perusahaan atau tempat-tempat wirausaha yang

45

berwawasan Islami di berbagai daerah di Wilayah Cakung Jakarta

Timur.

Adapun perusahaan atau bentuk wirausaha yang beliau bangun adalah:

Industri tahu sebagai bahan dasar produk pangan fungsional yang

sehat dan ekonomis. Yang didirikan di Jl. Kandang Besar kel.

Ujung Menteng kec. Cakung Rt 04 Rw 004 Jakarta Timur.

“Itcoh Collection” adalah suatu Industri yang bergerak di bidang

industri pengrajin yang mengelola bordir. Yang didirikan di Jl.

Kayu Tinggi kel. Cakung Timur kec. Cakung Rt 01 Rw 05 Jakarta

Timur.

Industri OTTO closed keramik. Yang didirikan di Jl. Swadaya kel.

Pulo Gebang kec. Cakung Rt 02 Rw 07 Jakarta Timur.

Pengembangan martabak buah kombinasi berbahan baku tepung

berbasis potensial lokal: tepung ubi jalar dan tepung biji nangka.

Yang didirikan di Jl. Tipar kel. Cakung Barat kec. Cakung Rt 02

Rw 03 Jakarta Timur.

Usaha sandal kreatif berkarakter pakaian adat daerah sebagai

produk inovatif dan alternatif pengenalan budaya di Indonesia.

Yang didirikan di Jl. Pupar kel. Rawarate kec. Cakung Rt 02 Rw

04 Jakarta Timur.

46

Kemudian ditangani secara bersungguh-sungguh sebagai

aplikasi dari tugas dan kewajibannya kepada Allah. Kemudian H.

Dasuki memperbaiki akhlak para pekerjanya melalui pengajian oleh

guru besar di wilayah Cakung KH. Muhammad Anwar tiap dua

minggu sekali, dan didaerahnya beliau juga membangun pengajian

ibu-ibu di setiap kampungnya. Lewat dasar berwirausaha itulah beliau

membangun karakter muslim di Cakung. Dengan menyontohkan

pribadi yang baik berdasarkan Islam, baik ketika menjadi pimpinan,

menjadi tokoh masyarakat, menjadi kepala keluarga, maupun menjadi

seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya (wawancara

dengan H. Asyari Sabenih Tanggal 18 Juli 2010).

Adapun Visi dan Misi H. Dasuki dalam berwirausaha adalah:

Visi: mencari kebahagiaan di dunia dan keselamatan akhirat, serta

terhindar dari api neraka.

Misi: mencari kebahagiaan melalui usaha dan aktifitas yang baik

menjadikan segala aktifitasnya sebagai jihad dan pengabdian

kepada Tuhan. Mencari keridhaan Allah SWT dengan

melakukan pekerjaan secara profesional dan shaleh.

3.3.2. Penerapan Sistem Produktifitas

Penerapan sistem produktifitas yang menjadi pertimbangan

H. Dasuki dalam lokasi, antara lain adalah :

47

1) Sistem Pasar

Pemasaran hasil produksi sangat penting bagi kemajuan

suatu perusahaan. Oleh karena itu sistem pemasaran ini sangat di

perlukan dalam upaya peningkatan industri. System pasar sendiri

yang di lakukan oleh industri adalah pasar sederhana, yang biasa

dilakukan oleh masyarakat dalam pelaksanaan jual beli dengan

adanya penjual, perantara dan pembeli (konsumen terakhir). Oleh

sebab itu industri perlu adanya peningkatan dalam pemasaran

karena dengan banyaknya produk yang terjual maka penjualanpun

akan meningkat.

”dalam sistem pasar industri ini sering menggunakan pasar

sederhana sebab dengan pasar sederhana sangat mudah dan perlu

adanya kesabaran tersendiri. Saya sering diajak dengan

menggunakan sistem yang modern atau minimnya dengan

pembayaran melalui bank, tetapi saya tidak mau mas. Untuk

menjaga kesetabilan modal saya jadi dengan cara langsung saja”

(wawancara dengan H. Dasuki Tanggal 10 Juli 2010).

2) Sistem Tenaga Kerja

Masalah tenaga kerja di sini sangat penting artinya, di

mana masih menggunakan tenaga kerja manusia. Sedangkan dalam

perkembangan zaman, banyak tenaga kerja yang sudah tidak lagi

48

di persulitkan alat karena alatnya lebih canggih. Maka pemilik

usaha juga menunjukkan dalam strategi wirausaha yang

melakukan berbagai cara untuk meningkatkan sumber daya

manusia, yaitu dengan cara peningkatan sumber daya manusia

melalui berbagai bentuk kegiatan yang bisa meningkatkan sumber

daya manusia yaitu kebijakan rekrutment, jaminan sosial, dan

hubungan ketenagakerjaan antara pimpinan perusahaan dengan

karyawan perusahaan.

“Dalam system karyawannya disini masih banyak

menggunakan tenaga kerja manusia, jadi sedikit banyak produksi

dilihat dari intensitas tenaga kerjanya, dalam peningkatan ketenaga

kerjaan disini menggunakan strategi dalam menjaga kesetabilan

karyawan dengan cara menjaga hubungan ketenaga kerjaan,

memberikan jaminan sosial, dan kebijakan rekrutment yang masih

jarang dilakukan kecuali ada karyawan yang berhenti atau

berkurang” ( wawancara dengan karyawan Mudrikah Tanggal 13

Juli 2010).

3) Sistem Trasportasi

Masalah transportasi perlu adanya peningkatan sebab

transportasi merupakan alat dalam melaksanakan segala kegiatan

baik dalam penjualan, maupun dalam pencarian segala bentuk

49

bahan baku yang sangat mendukung industri. Transportasi disini

perlu peningkatan karena pemasaran, penjualan, dan pembelian

bahan baku perlu adanya transportasi yang memadai dan perlu

adanya perhatian khusus bagi pemilik perusahaan. Dekatnya lokasi

dengan jalan raya juga termasuk peningkatan transportasi untuk

para pembeli yang akan mengkonsumsi barang dan jasa.

“Trasportasi yang digunakan disini dengan menggunakan

kendaraan pribadi, jadi dalam pencarian bahan baku disini juga

tidak jauh sebab didaerah-daerah yang saya tempati usaha untuk

menuju bahan baku tidak diperlukan waktu yang sangat menguras

tenaga, untuk lokasi industri dekat dengan jalan raya dan dalam

penggunaan trasportasinya sangat mudah dan baik” (wawancara

dengan H. Dasuki Tanggal 10 Juli 2010).

4) Sistem Bahan Baku

Bahan baku adalah proses utama yang harus dilakukan oleh

perusahaan dalam mengelola suatu produk, karena merupakan

kunci utama dalam suatu perusahaan ini, dilihat dari tahun ke

tahun bahan baku harganya lebih meningkat karena inflasi tiap

tahunnya yang tidak dapat diganggu gugat dan untuk

mengembangkan suatu perusahaan ini harus diimbangi dengan

modal dan bahan baku yang seimbang. Bahan baku disini lumayan

50

mudah untuk dicari. Sehingga masih tidak ada kesulitan bagi

perusahaan dalam mencari bahan baku tersebut.

“dalam pencarian bahan baku disini sangat mudah, karena

contoh saja seperti kawasan kayu tinggi sendiri adalah kawasan

pasar-pasar induk untuk bahan baku yang terkenal di wilayah

cakung yang sudah dapat memadai” (wawancara dengan karyawan

Mudrikah Tanggal 13 Juli 2010).

3.3.3. Personalia

a) Jumlah karyawan dan Tugas pemimpin dan karyawan

Tenaga kerja memiliki peran yang sangat penting

terhadap suatu kinerja perusahaan, berhasil atau tidaknya suatu

usaha juga tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang

mengerjakan jalannya usaha, kualitas dan kuantitas tenaga kerja

yang digunakan dalam proses produksi sangat berpengaruhi

produk, tenaga kerja diambil dari warga yang ada di sekitar.

Dengan membentuk dua regu karyawan yaitu:

1) Karyawan tetap yaitu karyawan yang kerja sepenuhnya dan

telah bekerja memproduksi barang setiap harinya. Mayoritas

terdapat dalam bagian pengemasan dan pemasaran.

51

2) Karyawan tidak tetap yaitu karyawan yang telah bekerja

dengan memproduksi dirumah, pengerjaannya dari barang

setengan jadi menjadi barang jadi.

“Adapun usaha yang saya bangun karyawannya dibagi

menjadi 2 ada karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Dan

hampir seluruh produksi dihandel dengan keseluruhan oleh

karyawan tetap mulai dengan memproduksi, pengemasan dan

pemasarannya. Sedangkan karyawan tidak tetap itu tergantung

dengan banyaknya karyawan yang mau mengerjakan sebab

karyawan tidak tetap ini tergantung dengan permintaan”

(wawancara dengan H. Dasuki tanggal 10 Juli 2010).

b) Jam Kerja Karyawan

Setiap tenaga kerja di perusahaan mulai masuk kerja dari

jam 06.30 sampai 16.00 WIB, dengan jam istirahat pada pukul

11.30 sampai 13.00 WIB. Hari kerja di perusahaan adalah 6 hari

mulai hari Senin sampai Sabtu untuk hari Minggu libur dan untuk

2 minggu sekali ada pencerahan agama oleh KH. Muhammad

Anwar.

c) Sistem Upah Dan Penggajian

Sistem upah atau penggajian yang dikakukan oleh

perusahaan menggunakan kebijakan gaji yang telah ditetapkan

52

oleh pemilik perusahaan. Upah tenaga kerja dibayar tiap 1 bulan

sekali bagi karyawan tetapnya namun untuk karyawan tidak

tetapnya tergantung dengan banyaknya barang yang dibutuhkan

dan pengambilannya tergantung dengan yang di berikan oleh

pemilik perusahaan.

“sistem upah atau penggajian yang dilakukan dalam

industri dengan cara diberikan dalam satu bulan sekali yang

biasanya dikasihkan pada tanggal yang di tentukan bagi karyawan

tetap namun bagi karyawan tidak tetap biasanya system upahnya

dengan cara berapa banyak yang sudah dikerjakan dan sesuai

dengan penghitungannya” (wawancara dengan H. Dasuki tanggal

10 Juli 2010).

d) Tugas pimpinan atau karyawan

Tugas wewenang dan tanggung jawab masing-masing

bagian pada setiap orang sebagai berikut:

1. Pimpinan

Merupakan pejabat utama yang bertanggung jawab

terhadap perusahaan sebagai pengelola perusahaan, karyawan,

pelaksana dan merangkap coordinator bagian pemasaran,

sedangkan wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai

berikut:

53

a. Pengawas dan mengkoordinasi.

b. Pengawas segala rencana kerja.

c. Pengatur pembiayaan perusahaan.

d. Mengadakan hubungan baik dengan karyawan maupun

masyarakat sekitar.

2. Bagian Produksi

a. Mengawasi dan menyediakan bahan baku dan alat-alatnya.

b. Memproduksi barang dan mengawasi mutu barang.

c. Meningkatkan mutu kerja serta mendata produk yang tela

diproduksi.

3. Bagian Pengemasan

a. Mengawasi pengemasan.

b. Mengontrol mutu produk.

c. Mengawasi kerapian dan isi.

d. Tugas khusus yang diberikan adalah mengawasi seluruh

pekerja yang ada di perusahaan mengenai keaktifan,

ketelitian, disiplin, waktu, dan laporan.

4. Bagian Pemasaran

Pemasaran memiliki fungsi distribusi produk keluar

dan mencari pasar yang seluas-luasnya, adapun tugas bagian

pemasaran antara lain adalah:

54

a. Mengeluarkan dan memasarkan.

b. Melaksanakan berbagai kegiatan promosi.

c. Melakukan manajemen dan strategi pemasaran

3.3.4. Hubungan dan Kerjasama

Hubungan kerja adalah suatu kesepakatan antara pekerja

dengan pimpinan dimana pekerja bersedia dan menyanggupi

melakukan pekerjaan yang ditentukan pihak pimpinan dan selanjutnya

berhak menerima kompensasi berupa upah dan gaji yang harus dibayar

oleh pihak pimpinan. Setiap kurung waktu yang ditentukan, hubungan

kerja ini biasanya dibuat secara tertulis dengan surat pengangkatan

ataupun surat persetujuan kesepakatan yang didalamnya tercantum

hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak yang melakukan

kesepakatan perjanjian tersebut.

Kerja sama merupakan salah satu syarat bagi kesuksesan

seseorang lembaga atau perusahaan dalam kehidupan yang lebih

konpetitif dan plural. Sementara kerja sama baru bisa terwujud dengan

baik, jika setiap anggota lembaga atau personil perusahaan tersebut

dapat mengembangkan kecerdasan hubungan. Dalam Islam dikenal

adanya kerja sama (ta’awun) untuk mengerjakan kebaikan. Hal ini

sebagai implikasi dengan adanya hubungan kerja sama secara luas

dengan sendirinya dapat membangun hubungan dengan baik dalam

55

mewujudkan jaringan kerja Islami, sehingga hubungan yang baik

tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu modal H. Dasuki dalam

melakukan dakwah antar jaringan.

Perusahaan yang dibangun H. Dasuki dalam hubungan

ketenaga kerjaan perusahaan dengan memperlakukan karyawan sesuai

dengan hak dan kewajiban yang seharusnya diterima oleh karyawan

serta harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Karyawan berhak mendapatkan upah atau gaji atas pekerjaaan yang di

lakukan, perusahaan dan buruh harus menjunjung tinggi rasa persatuan

karena buruh dan pimpinan merupakan teman seperjuangan di dalam

proses produksi, karyawan dan pimpinan wajib bekerja sama bahu

membahu dalam kelancaran usaha dan meningkatkan kesejahteraan,

apabila terjadi suatu masalah pimpinan tidak segan-segan untuk

mengadakan musyawarah kepada bawahannya, perusahaan harus

mampu meningkatkan kesejahteraan hidup baik bagi pimpinan sendiri

maupun bagi para tenaga kerja beserta keluarga dengan begitu azas

keadilan terwujudkan serta mereka bagi perusahaan dapat terwujud.

Kelebihan pimpinan terhadap tenaga kerja dan pelanggan baik yang

baru maupun yang lama yaitu pemimpin memiliki jiwa bersosial dan

berwirausaha dan juga termasuk strategi wirausaha yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut adalah :

56

1) Mengenal potensi diri.

2) Berani menghadapi tantangan.

3) Mental yang tangguh dan berkemauan keras.

4) Disiplin diri.

5) Hemat dan cermat.

6) Keterbukaan.

7) Wibawa dan jujur.

8) Percaya diri.

9) Berpegang pada program.

10) Modal kecil hasil besar.

11) Memperhatikan kebutuhan konsumen.

12) Tepat waktu.

13) Memperhatikan keadaan pasar.

14) Teliti.

15) Mandiri.

16) Berpedoman pada pengalaman.

17) Manajemen yang baik.

18) Kreatif.

19) Bijaksana.

Selama ini wirausaha yang dibangun oleh H. Dasuki tidak

menggunakan jasa pengganti modal atau bank-bank umum yang

57

memberikan modal, melainkan lebih pada menggunakan modal

dengan modal sendiri yaitu perolehan laba dari penjualannya maupun

penggunaan uang pribadinya. Sebab dia memiliki prinsip dia tidak

mau meminjam uang buat modal sebab dengan uang pimjaman maka

laba yang diperoleh dan kebarokahan uang yang di dapat akan

musnah. Partner kerja yang banyak bergabung dengan perusahaan H.

Dasuki banyak dengan orang-orang yang lebih berpegang teguh

dengan janji tepatnya dan kejujurannya dalam bekerja.

3.3.5. Tujuan Perusahaan

Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai tujuan yang

hendak dicapai sejak perusahaan didirikan, dan setiap perusahaan

tentunya akan berusaha sekeras mungkin untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Tujuan perusahaan merupakan hal yang sangat

penting karena tujuan perusahaan merupakan pedoman yang diberikan

petunjuk perusahaan tersebut diarahkan sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan dan sekaligus tujuan ini berupa landasan masalah

yang timbul dalam perusahaan tersebut. Tujuan dibagi menjadi dua

yaitu:

A. Tujuan Jangka Pendek

1) Untuk menambah income atau pendapatan keluarga.

58

2) Meningkatkan penjualan karena penjualan merupakan elemen

yang menunjang keberhasilan perusahaan, hasil penjualan

berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan.

3) Untuk menciptakan lapangan pekerjaan terutama bagi

penduduk yang ada disekitar. Sehinggaa dapat mengurangi

tingkat pengangguran yang ada di wilayah Cakung Jakarta

Timur khususnya. Sebagai aplikasi dan kewajiban kepada

Allah untuk saling menolong kepada sesama muslim.

4) Untuk membangun kembali akhlak dan moral manusia melalui

wirausaha yang telah di bangun, sehingga terbentuklah

karakter muslim yang berwawaskan Islam (wawancara dengan

H. Dasuki tanggal 10 Juli 2010).

B. Tujuan Jangka Panjang

Setelah tujuan jangka pendek tercapai perusahaan

melangkah ke tujuan jangka panjang yaitu:

1) Berusaha mencapai target produksi yang telah ditetapkan

perusahaan baik dalam jumlah maupun kualitas.

2) Mencapai tingkat keunggulan maksimum.

3) Adanya peningkatan hubungan dengan masyarakat

4) Berkembangnya kualitas hubungan dalam mewujudkan

jaringan kerja Islami.

59

Dari sinilah perusahaan dapat mengembangkan usaha

sesuai dengan apa yang telah di buat dan di cita-citakannya sejak

pertama kali didirikan hingga mencapai titik kesuksesan dari

berbagai macam dukungan yang ada.

60

BAB IV

ANALISIS STRATEGI DAKWAH H. DASUKI DALAM MEMBANGUN

WIRAUASAHA MUSLIM DI WILAYAH CAKUNG JAKARTA TIMUR

Dewasa ini umat Islam hidup pada masa yang sangat penting sekali dalam

menghimpun dakwah Islamiyah di tengah perubahan tingkat pemahaman

(pengetahuan), sikap, dan tindakan manusia yang semakin kompleks mencakup

berbagai aspek. Oleh karena itu dalam menghadapi masalah-masalah dakwah yang

semakin rumit dan kompleks tersebut, umat Islam perlu merumuskan langkah-

langkah strategis dalam berdakwah dengan “membaca” situasi umat manusia

dengan segala problematikanya (Saleh, 1986: 3).

Penyusunan langkah-langkah dalam berdakwah ini diharapkan dapat

menawarkan suatu model ideal dari kehidupan yang dicita-citakan, sekaligus

sebagai jawaban atas perubahan yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara

kehidupan umat manusia di satu pihak dan tuntutan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi di pihak lain. Namun demikian, yang perlu menjadi

catatan adalah bahwa secara empirik para juru dakwah (da’i) tetap sebagai

komunitas manusia yang erat dengan segala kelebihan, keterbatasan, dan ketidak

berdayaannya, sehingga perumusan langkah-langkah dakwah harus terus

diupayakan sejalan dengan perubahan itu sendiri (Kaelany, 2000: 63).

61

4.1 Pandangan Tokoh Tentang Dakwah

Dakwah pada dasarnya adalah suatu proses yang

berkesinambungan yang merupakan aktivitas dinamis yang mengarah kepada

kebaikan, pembinaan dan pembentukan masyarakat yang bahagia dunia dan

akhirat melalui ajakan yang kontinyu kepada kebaikan serta mencegah

mereka dari hal-hal yang mungkar. Oleh sebab itulah, maka kegiatan dakwah

merupakan kewajiban bagi umat Islam secara keseluruhan, baik secara

individu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing maupun

secara berkelompok atau kelembagaan yang diorganisir secara rapi dan

modern, dikemas secara apik dan profesional serta dikembangkan secara terus

menerus mengikuti irama dan dinamika perubahan zaman dan masyarakat.

Menurut H. Dasuki sebagai salah seorang wirausaha muslim yang

ada di wilayah Cakung Jakarta Timur memberi pengertian tentang dakwah,

menurut beliau dakwah pada dasarnya adalah mengajak berbuat kebaikan dan

mencegah dari perbuatan yang mungkar, membuat orang menjadi baik,

membuat orang yang baik menjadi lebih baik lagi. Sebagai usaha-usaha

menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan, manusia dan seluruh

ummat khususnya yang berada di Wilayah Cakung. Konsepsi tentang

pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini yang meliputi amar ma’ruf

nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan

akhlak dan membimbing pengalamannya dalam peri kehidupan perseorangan,

62

peri kehidupan berumah tangga, peri kehidupan bermasyarakat, dan peri

kehidupan bernegara.

Dakwah menurut H. Dasuki pada dasarnya adalah mengajak,

memanggil atau berdo’a mengajak kejalan Allah untuk berbuat baik dan

mencegah perbuatan yang munkar. Setiap amar makruf nahi munkar adalah

dakwah, tetapi tidak setiap dakwah itu amar makruf nahi munkar. Dakwah

merupakan sebuah aktifitas serius yang berisi ajakan dan himbauan untuk

melakukan pengabdian total kepada Allah, untuk melaksanakan segala

kebajikan dan menghindari segala keburukan. Begitu juga dalam bekerja,

termasuk dalam berwirausaha bisa dikatakan dakwah apabila dalam menjalani

pekerjaan itu sesuai dengan tata cara ajaran Islam, mengamalkannya dengan

tingkah laku dan mampu mengajak orang-orang di sekitarnya. Karna perlu

kita sadari, bahwa dalam setiap usaha kita terdapat campur tangan Sang

Kholiq (wawancara dengan H. Dasuki tanggal 3 Juli 2010).

4.2 Pelaksanaan Dakwah H. Dasuki dalam Membangun Wirausaha Muslim

a. Aktivitas Dakwah H. Dasuki

Karena sesungguhnya suatu pekerjaan dilihat dari kualitas

niatnya sendiri, orang harus bekerja untuk kebahagiaan dirinya sendiri dan

keluarganya, serta untuk orang lain. Sementara itu Islam menekankan pula

bahwa keberadaan manusia di dunia adalah untuk pengabdian diri

kepadanya. H. Dasuki senantiasa menyadari bahwa statusnya merupakan

63

amanah, sehingga keberadaannya dalam tugas dan jabatan apapun selalu

digunakan untuk mencapai penunaian amanah itu. Beliau berusaha untuk

mengaktualisasikan dirinya, melayaninya, melayani konsumen atau orang-

orang yang menaruh harapan padanya atau kerjanya (konsumen), serta

memberikan pelayanan yang baik kepada orang atau lembaga yang

berusaha membantu atau memajukan diri dan usahanya. Baginya rahmat

Tuhan dan rezekinya sangat tidak terbatas sehingga cara dan upaya untuk

mencapainya sangat luas pula. Perasaan ini membuatnya menjadi agak

tampak tak merasa terikat dengan system yang ada. H. Dasuki juga

merupakan tipe orang yang rajin bangun lebih pagi untuk bergerak

mencari rezeki, selalu berusaha meningkatkan ilmu dan keterampilannya

berlandaskan iman, memulai usaha dengan modal sendiri walaupun kecil,

orang yang jujur dalam bekerja sama, suka menyambung tali silaturrahmi,

rajin puasa dan shalat sunnah, suka menyantuni anak yatim dan fakir

miskin yang ada di lingkungannya.

Atas rasa syukur beliau kepada sang pencipta, beliau selalu

memberi sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim, memberikan

bantuan pembangunan masjid di daerahnya, memberikan zakat dan

menyembelih hewan qurban tiap tahunnya untuk orang-orang yang

membutuhkannya. Lewat dasar berwirausaha itulah beliau bisa dikatakan

berdakwah, dengan memberikan contoh atau suri tauladan yang baik

64

berdasarkan Islam. H. Dasuki berupaya membangun kembali moral

manusia melalui wirausaha yang beliau tekuni. Salah satunya berusaha

mengurangi pengangguran di wilayah cakung khususnya, memperbaiki

akhlak para pekerjanya melalui pengajian oleh guru besar di wilayah

Cakung tiap dua minggu sekali, dan di daerahnya beliau membangun

pengajian ibu-ibu di setiap kampungnya. Lewat dasar berwirausaha itulah

beliau membangun karakter muslim di Cakung. Dengan menyontohkan

pribadi yang baik berdasarkan Islam, baik ketika menjadi pimpinan,

menjadi tokoh masyarakat, menjadi kepala keluarga, maupun menjadi

seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

Namun dengan penuh kesadaran semuanya itu ia lakukan

sebagai pengabdian kepada yang maha menentukan bagi semuanya, yaitu

Allah SWT. Sebagaimana pernyataan yang sangat terkenal di dunia

sufisme. Seorang wirausaha muslim seringkali menunjukkan sikap yang

bebas, baginya rahmat Tuhan dan rezekinya sangat tak terbatas, sehingga

cara dan upaya untuk mencapainya sangat luas pula. Perasaan ini

membuat seorang wirausaha muslim menjadi agak tampak merasa terikat

dengan sistem yang ada. Namun kebebasannya selalu didasarkan pada

patok-patok atau filosofi dan nilai-nilai yang dianggapnya benar serta

mendasari segala usaha dan aktifitasnya.

65

b. Media Dakwah

Melihat pelaksanaan kegiatan dakwah yang dilakukan H.

Dasuki cukup berjalan dengan baik, cepat dan tepat dalam melakukan

dakwah Islam.

1. Dakwah melalui saluran lisan, yaitu dakwah secara langsung di mana

H. Dasuki menyampaikan ajakan dakwahnya kepada para karyawan

atau bawahanya serta masyarakat, untuk melangkah kearah rahmatal

lil alamin.

2. Dakwah melalui keteladanan, yaitu bentuk penyampaian pesan

dakwah melalui bentuk percontohan atau keteladanan dari prilaku baik

H. Dasuki.

3. Media pengajian rutin

Kegiatan pengajian rutin di tempat kerja maupun di

lingkungan masyarakat ini digunakan sebagai media untuk berdakwah,

sehingga terbentuklah sikap, prilaku dan pribadi seorang

wirausahawan yang baik. Baik ketika dalam berumah tangga, di

lingkungan masyarakat, maupun di tempatnya bekerja.

4.3 Strategi Dakwah H. Dasuki dalam Membangun Wirausaha Muslim

Sementara itu strategi dakwah menurut beliau adalah suatu garis

besar haluan sebagai pijakan dalam bertindak untuk mencapai sasaran atau

tujuan dakwah yang telah ditentukan. Salah satunya H. Dasuki menggunakan

66

strategi yuzakkihiim dilakukan melalui proses pembersihan sikap dan perilaku

dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung Jakarta Timur.

Proses pembersihan ini dimaksudkan agar tejadi perubahan individu dan

masyarakat sesuai dengan watak Islam sebagai agama mengemban misi

kemanusiaan, sekaligus memelihara keutuhan Islam sebagai agama rahmatal

lil alamin.

Membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung merupakan

bagian dari strategi kepemimpinan atau taktik H. Dasuki dalam berdakwah

yang membutuhkan perencanaan dan persiapan, sehingga dalam pembersihan

sikap dan perilaku seorang individu atau kelompok masyarakat itu bisa

berjalan dengan baik. Pemimpin yang beriman adalah pemimpin yang

menegakkan shalat, menerapkan sistem Islami dalam usahanya, memiliki

komitmen hidup yang seimbang, dan menegakkan keadilan. Harta kekayaan

dan hasil usaha baginya merupakan ujian dan sekaligus amanah Tuhan.

Dalam kepemimpinannya H. Dasuki merupakan pemimpin yang

dicintai oleh karyawan atau bawahannya. Seorang pemimpin dalam hubungan

dengan yang dipimpinnya hendaknya berjalan dengan rasa cinta. Sebab setiap

orang bisa saja mencintai orang lain tanpa mencintainya. Kemudin H. Dasuki

juga merupakan pemimpin yang dipercaya, pemimpin pembimbing, dan

pemimpin yang membimbing untuk kebenaran dan ketakwaan baik di

tempatnya bekerja, di rumah, maupun di masyarakat. Beliau juga dapat

67

dijadikan contoh atau suri tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya.

Sehingga keteladanannya akan hidup secara abadi meskipun dia sudah

berpulang ke hadirat Tuhan.

Perilaku H. Dasuki dalam berwirausaha adalah cerminan

pemimpin perusahaan muslim yang selalu berpegang pada moral dan etika

berwirausaha. Beliau tidak saja mengupahi karyawan dengan rupiah, namun

juga menuangkan kedalam “bejana” hati nurani karyawan siraman iman,

karena kebutuhan fisik belum tentu membahagiakan mereka.

Karyawan yang beriman dalam perspektif Al-Quran adalah

karyawan yang konsisten (istiqamah) sebagai hamba Allah dalam

melaksanakan tugas dan amanah yang diberikan pimpinan secara jujur, penuh

kesadaran, dan tanggung jawab. H. Dasuki juga memberikan motivasi kepada

karyawannya supaya memiliki:

1. Prinsip perubahan, karena setiap karyawan harus mengimani bahwa

qadha dan qadar sepenuhnya merupakan keputusan Allah. Namun

Allah juga memerintahkan agar manusia mengubah nasibnya sendiri,

atau bila tidak Tuhan akan membiarkan keadaan yang buruk tetap

menjadi nasibnya.

2. Prinsip berlomba, karena pribadi yang memiliki gairah bersaing untuk

mencapai sesuatu yang lebih baik atau optimal dalam semua kegiatan

68

merupakan kunci kemajuan dan keberhasilan, serta bermanfaat bagi

diri sendiri dan orang banyak.

3. Prinsip kreatifitas, karena lahir dan mati merupakan dua ujung dalam

satu tabung hidup yang memberikan kesempatan kepada manusia

untuk mengisinya dengan amal yang baik, hal ini baru bisa dicapai

dengan kreatifitas yang tinggi.

4. Prinsip kerja tim, karena kerja sama dapat memunculkan suasana

saling membantu dalam menangani pekerjaan.

5. Prinsip tanggung jawab, karena setiap karyawan wajib memiliki rasa

tanggung jawab untuk memberhasilkan tugas-tugas yang diamanahkan

baik secara pribadi maupun kelompok.

6. Prinsip manfaat dan maslahat, karena setiap karyawan harus meyakini

bahwa apa yang dilakukannya sangat bermanfaat bagi masyarakat, dan

bahkan merupkan kebutuhannya.

7. Prinsip sabar, karena dalam melaksanakan tugas-tugas yang

ditentukan, ditangani secara optimal tangguh dan tidak putus asa,

jikalau berhasil tidak menjadi lupa diri dan tetap bersyukur, apabila

mendapat hambatan terbuka untuk dikritik bahkan berani mengoreksi

diri dan berupaya untuk berubah menjadi lebih baik.

8. Prinsip islah, karena setiap karyawan muslim hendaknya selalu

menerima perbaikan dan perubahan agar hasil yang dicapai optimal,

69

bersedia meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya agar sistem

baru dapat dijalankannya secara efektif.

H. Dasuki menyatakan bahwa pembinaan karyawan dengan

berwawasan Islam merupakan keniscayaan bagi pengembangan perusahaan

yang bernuansa Islam. Pembinaan tersebut meliputi pencerahan jiwa,

penegakan akhlak, dan taat asas bagi prinsip-prinsip pengembangan

kepribadian Islam. Karena salah satu hal yang sangat mempengaruhi daya

tarik perusahaan Islami tersebut adalah daya tarik pelayanan. Hal ini menurut

H. Dasuki menyangkut seluruh karyawan khususnya dan insan perusahaan

umumnya, bagaimana mereka memberi pelayanan kepada seluruh komponen

yang terkait dengan perusahaan.

H. Dasuki juga merupakan tokoh masyarakat yang rajin dan ulet

dalam menekuni pekerjaannya, beliau merupakan seorang tokoh masyarakat

yang sukses di wilayah Cakung Jakarta Timur. Bagi H. Dasuki suasana sulit

tidak menghambatnya untuk terus bersungguh-sungguh dalam mencari rezeki

untuk meningkatkan kualitas hidupnya, keluarga dan masyarakat disekitarnya.

H. Dasuki memberi contoh kepada masyarakat supaya menegakkan sikap

istiqomah dalam aktifitas sehari-hari, sesuai dengan karakter ajaran Islam

yang sederhana dan universal (rahmatal lil alamin), maka banyak ibadah di

dalamnya mengantarkan penganutnya kepada tingkat kesucian, sebab

kesucian itu adalah fitrahnya. Kondisi fitrah tersebut kemudian

70

memungkinkan memperoleh keselamatan, kebahagiaan, kesuksesan dan

kedekatan pada Tuhan. Akan tetapi meskipun perolehan kemampuan itu

cenderung mudah didapatkan namun penegakan sikap istiqamah dalam

kesucian dan kebenaran merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan

manusia. Seseorang dapat menganut Islam dengan mudah, tetapi menegakkan

sikap istiqamah dalam keIslamannya merupakan hal yang sulit untuk

dilakukan. Seseorang dapat memperoleh kesucian dan ampunan melalui

ibadah puasa dan hajinya, tetapi ia merasa sulit untuk bersikap istiqamah

dalam kondisi kesucian yang diperolehnya.

Apabila sikap istiqomah ingin didaratkan dalam kehidupan

seorang karyawan muslim, maka hal yang fundamental mendasari sikap ini

adalah: pertama, senantiasa konsisten dengan keimanannya dalam

menjalankan tugas. Artinya, selain tetap menuruti petunjuk ajaran agama

Allah, juga memiliki semangat yang kuat untuk menangani pekerjaan secara

sempurna. Kedua, senantiasa konsisten dengan cita-citanya sejak semula, saat

ia mendambakan suatu pekerjaan: dia berdo’a kepada Tuhan dan memberi

pernyataan kesetiaan kepada perusahaan tempatnya bekerja. Ketiga, sebagai

seorang muslim yang telah memperoleh kesucian diri melalui ibadah-ibadah

yang dia lakukan hendaknya konsisten dalam berperilaku. Keempat, sebagai

seorang muslim hendaknya ia menetapi keimanan dan jati dirinya sebagai

seorang muslim sejati.

71

Dengan tumbuhnya sikap istiqomah dalam kehidupan seorang

karyawan muslim, maka akan terbentuk perusahaan yang bernuansa Islam

pula. Perusahaan yang bernuansa Islam dijalankan dengan landasan keimanan

dan jihad di jalan Allah. Karena itu komunakasi dengan Allah di sini sangat

diperhatikan. Pada sisi lain sebagai konsekuensi logis dari cara kerja Islami

yang bergerak di dunia modern, maka perusahaan bernuansa Islami juga

dijalankan dengan menagemen modern. Maka komunikasi merupakan bagian

integral dari proses jalannya perusahaan bernuansa Islami. Komunikasi

perusahaan bernuansa Islami secara garis besar dapat dilihat dalam tiga

dimensi: dimensi vertikal, dimensi horizontal-eksternal, dan horizontal-

internal.

Dimensi vertikal, suatu usaha yang dimaksudkan sebagai

pengabdian kepada Allah hendaknya selalu dikomunikasikan kepada-Nya,

demi kesuksesan pengelolaannya. Dimensi horizontal-eksternal, dalam

kiprahnya komunikasi insane perusahaan dengan masyarakat, terutama

konsumennya sangatlah penting. Bertujuan agar masyarakat (konsumen)

mempercayai dan memanfaatkannya. Dengan komunikasi ini diharapkan

konsumen semakin meningkat. Dimensi horizontal-internal, komunikasi ini

dibangun dengan menjalin hubungan antar pribadi insan perusahaan secara

Islami, sopan santun dan saling menghormati.

72

Wirausaha muslim yang dibangun H. Dasuki dalam hubungan

ketenagakerjaan perusahaan dengan memperlakukan karyawan sesuai dengan

hak dan kewajiban yang seharusnya diterima oleh karyawan serta harkat dan

martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Karyawan berhak

mendapatkan upah dan gaji atas pekerjaaan yang dilakukan, perusahaan dan

karyawan harus menjunjung tinggi rasa persatuan karena karyawan dan

pimpinan merupakan teman seperjuangan di dalam proses berwirausaha,

karyawan dan pimpinan wajib bekerja sama bahu membahu dalam kelancaran

usaha dan meningkatkan kesejahteraan, apabila terjadi suatu masalah

pimpinan tidak segan-segan untuk mengadakan musyawarah kepada

bawahannya, perusahaan harus mampu meningkatkan kesejahteraan hidup

baik bagi pimpinan sendiri maupun bagi para tenaga kerja beserta keluarga

dengan begitu azas keadilan terwujudkan serta mereka bagi perusahaan dapat

terwujud.

Hubungan kerja adalah suatu kesepakatan antara pekerja dengan

pimpinan dimana pekerja bersedia dan menyanggupi melakukan pekerjaan

yang ditentukan pihak pimpinan dan selanjutnya berhak menerima

kompensasi berupa upah dan gaji yang harus dibayar oleh pihak pimpinan.

Setiap kurun waktu yang ditentukan, hubungan kerja ini biasanya dibuat

secara tertulis dengan surat pengangkatan ataupun surat persetujuan

73

kesepakatan yang didalamnya tercantum hak-hak dan kewajiban masing-

masing pihak yang melakukan kesepakatan perjanjian tersebut.

Saling menghormati antara pemimpin dan karyawan untuk

melaksanakan tugas, kewajiban, dan hak masing-masing pihak yang

berhubungan kerja adalah nilai-nilai yang harus di junjung tinggi dan

merupakan filosofi hubungan industrial pancasila. Salah satu hubungan antara

pimpinan dengan para karyawan diperusahaannya disebut hubungan kerja

atau biasa juga disebut hubungan “industrial peace”. Pemeliharaan hubungan

industrial dalam rangka keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia

berkisar pada pemikiran bahwa hubungan yang serasi dan harmonis antara

pimpinan dan karyawan yang terdapat dalam organisasi usaha itu mutlak perlu

ditumbuhkan dan dipelihara demi kepentingan semua pihak petaruh pada

organisasi usaha yang bersangkutan. Apabila kurang berhasil memelihara

hubungan yang harmonis akan berakibat terjadinya kerugian bagi banyak

pihak, perutama bagi pihak pimpinan dan karyawan-karyawan yang

bersangkutan.

Pemeliharaan hubungan industrial dalam rangka keseluruhan

proses manajemen sumber daya manusia berkisar pada pemikiran bahwa

hubungan yang serasi dan harmonis antara pemimpin dan karyawan yang

terdapat dalam wirausaha yang ditekuni H. Dasuki itu mutlak perlu

ditumbuhkan dan dipelihara demi kepentingan semua pihak industri yang

74

bersangkutan. Kalaupun kurang berhasil memelihara hubungan yang

harmonis akan berakibat terjadinya kerugian bagi banyak pihak, terutama bagi

pihak pemimpin dan karyawan-karyawan yang bersangkutan. Hubungan kerja

itu biasa di lakukan secara tertulis ataupun dengan lisan asalkan kedua belah

pihak secara jujur melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing selaku

mitra kerja.

75

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan pada H.

Dasuki di wilayah Cakung Jakarta Timur, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Dalam pelaksanaan dakwahnya H. Dasuki berupaya mengurangi

pengangguran di wilayah Cakung dengan jalan membangun perusahaan

atau tempat-tempat wirausaha yang berwawasan Islam di berbagai daerah

di Wilayah Cakung Jakarta Timur. Lewat dasar berwirausaha itulah beliau

menyontohkan pribadi yang baik berdasarkan Islam, baik ketika menjadi

pimpinan, menjadi tokoh masyarakat, menjadi kepala keluarga, maupun

menjadi seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

2. Dalam dakwahnya H. Dasuki menggunakan strategi yuzakkihiim (strategi

pembersihan sikap dan perilaku). Strategi kepemimpinan atau taktik H.

Dasuki dalam membangun wirausaha muslim di wilayah Cakung melalui

Suri tauladan, Membimbing, Etika berwirausaha, Motivasi, Sosial

kemasyarakatan, Istiqomah, hubungan dan kerjasama. Sehingga dalam

pembersihan sikap dan perilaku seorang individu atau kelompok

masyarakat itu bisa berjalan dengan baik.

76

5.2 Saran

Dalam situasi dan kondisi masyarakat yang masih dilanda krisis

dalam berbagai bidang, seperti ekonomi secara factual semakin menambah

jumlah angka kemiskinan. Untuk mengatasi kemiskinan, dakwah setidaknya

bisa ditempuh melalui berbagai jalan agar memberi motivasi kepada kaum

muslimin yang mampu untuk menumbuhkan solidaritas sosial.

Dalam penelitian yang penulis lakukan hanya sebatas strategi

dakwah yang ruang lingkupnya secara global. Maka agar strategi dakwah

dalam membangun wirausaha kedepan lebih baik, penulis

Sarankan untuk penelitian selanjutnya lebih fokus pada strategi

dakwah yang ruang lingkupnya spesifik. Misalnya: di daerah Pulo Gebang

saja, daerah Ujung Menteng saja, Cakung Barat, Cakung Timur, atau

Penggilingan saja. Sehingga lebih sangat mengena kepada sasaran.

5.3 Penutup

Syukur alhamdulillah atas berkat rahmatNya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam pada rasul

Muhammad SAW. Semoga kita menjadi umatnya yang sejati.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah pepatah mengatakan, dan

dalam hal ini mengingat kemampuan terbatas, maka apabila ada kekurangan

dan kesalahan dalam penulisan, penggunaan bahasa maupun analisisnya,

penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

77

Kemudian penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang membantu terselesainya skripsi ini. Penulis juga mengharapkan

bimbingan, saran, dan kritik yang membangun dari pembaca. Dan dengan

beriringnya do’a semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan

bagi penulis khususnya. Amiiin.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta;

Rineka Cipta.

Bahri, Ghazali, 1997, Dakwah komunikatif, Jakarta; Pedoman Ilmu Jaya.

Departemen Agama RI, 1996, Al – Qur’an dan Terjemahannya, Toha Putra,

Semarang.

Farida, Luluk, 2007, Skripsi, Strategi dan Metode Dakwah KH. Maemun Zubair

Dalam Mengembangkan Agama Islam di Sarang Rembang.

Giri, 2003, Membentuk Entrepreneur Muslim, Jakarta; Baryatussalamah.

Handoko, Hani, 1986, Manajemen, Yogyakarta; BPFE-YOGYAKARTA.

Iskandar, Eddy, 2006, Nyontek Kiat Bisnis 50 Entrepreneur Sukses, Karawang;

CENTRAL Productivity.

Meredith Gerffrey. 2002. “Kewirausahaan Teori dan Praktek” Jakarta : Kerja Sama

Lembaga Manajemen PPM

Mahmudin, 2004, Manajemen Dakwah Rasulullah, Jakarta; Restu Ilahi.

Muh. Yunus. 2008. “ Islam dan Kewirausahaan Inovatif” Malang: UIN Press Moloeng, Lexy J, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; Remaja

Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta; Rake Sarasin,

cet ke-2.

Pimay, Awaluddin, 2006, Metodologi Dakwah, Semarang; Rasail.

Shaleh, Abd Royad, 1986, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta; PT Bulan Bintang.

Siswanto, Teguh, 2006, skripsi, Strategi Dakwah Islam Pada Masyarakat Desa

Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Semarang.

Syukir, Asmuni, 1983, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya; Al Ikhlas.

Suryana, 2006, Kewirausahaan, Jakarta; Salemba Empat.

Tim Redaksi Kamus besar Bahasa Indonesia, 1995, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, Universitas Press.

Ya’kub, Hamzah, 1992, Publistik Islam Teknik Dakwah, Bandung; Cv Diponegoro.

Yarohmi, Lutfi, 2003, Skripsi, Aktifitas dan Pemikiran Dakwah KH. Dzikron

Abdullah.

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

Nama : Aripin

NIM : 051311049

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 08 Maret 1987

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat asal : Jl. Pulo Gebang Kandang Besar No. 01 Rt 004 Rw 04

Ujung Menteng Cakung Jakarta Timur

Alamat sekarang : Perum BPI blok S24 Ngaliyan Semarang

Jenjang Pendidikan :

o MI Idzotunnasi’in Pulo Gebang, lulus 1999

o MTs Miftahul Huda Cakung, lulus 2002

o MA Syalafiyah Syafi’iyah Tebuireng Jombang, lulus

2005

o IAIN Walisongo Semarang, Fakultas Dakwah

Managemen Dakwah (MD) Angkatan 2005.

Demikian riwayat pendidikan ini peneliti buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, Juni 2011

Peneliti,

Aripin

NIM: 1105049