SKRIPSI RUSMALA

208
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan membentuk sikap dan tingkah laku yang bernilai positif pada diri seseorang. Proses ini dapat berlangsung dimana dan kapan saja, proses belajar-mengajar berjalan aktif bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam proses tersebut saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Komponen-komponen tersebut antara lain: siswa, guru, kurikulum, metode, Sarana dan prasarana, serta lingkungan belajar. Guru adalah komponen yang sangat menentukan karena guru yang dapat mengelola komponen-komponen lainnya. Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan dan membina sumber daya manusia yang diperlu kan bagi kelangsungan pelaksanaan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Sejalan dengan itu, dalam persaingan yang kuat secara 1

Transcript of SKRIPSI RUSMALA

Page 1: SKRIPSI RUSMALA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan membentuk sikap dan tingkah laku yang

bernilai positif pada diri seseorang. Proses ini dapat berlangsung dimana dan

kapan saja, proses belajar-mengajar berjalan aktif bila seluruh komponen

yang berpengaruh dalam proses tersebut saling mendukung dalam rangka

mencapai tujuan. Komponen-komponen tersebut antara lain: siswa, guru,

kurikulum, metode, Sarana dan prasarana, serta lingkungan belajar. Guru

adalah komponen yang sangat menentukan karena guru yang dapat mengelola

komponen-komponen lainnya.

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan dan

membina sumber daya manusia yang diperlu kan bagi kelangsungan

pelaksanaan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Sejalan dengan itu,

dalam persaingan yang kuat secara global, tujuan pendidikan nasional

diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia, mengembangkan

sikap dan prilaku yang kreatif, inovatif, kritis, serta keinginan maju dalam

penguasaan ilmu pengetahuan.

Upaya peningkatan mutu pendidikan telah lama dilakukan di Indonesia,

dalam hal ini TAP MPR RI No. IV/MPR/1999 GBHN Tahun 1999

menyatakan bahwa peningkatan mutu merupakan salah satu prioritas

pembangunan dibidang pendidikan. Berbagai inovasi program telah

1

Page 2: SKRIPSI RUSMALA

dilakukan, antara lain penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku ajar dan

buku referensi, peningkatan mutu dan tenaga kependidikan, melalui berbagai

pelatihan dan peningkatan kualifikasi pendidikan serta pengadaan fasilitas.

Namun demikian, apa yang telah dicapai dalam pendidikan selalu saja

menjadi sorotan berbagai pihak pengamat pendidikan sehubungan dengan

masih rendahnya hasil belajar siswa.

Menurut Hamalik (2003:30) menyatakan bahwa hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah melakukan

proses belajar mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang

yang belajar akan mengalami perubahan dan memperoleh suatu hasil belajar.

Hasil belajar yang diperoleh siswa berkaitan dengan prestasi belajarnya.

Pelajaran fisika termasuk dalam pembelajaran sains, di mana konsep-

konsep dasarnya merupakan generalisasi yang ditarik dari fenomena alam

yang diakumulasikan dalam bentuk teori. Oleh karena itu, dalam penerapan

serta penguasaan konsep memerlukan daya nalar dan analisa yang tinggi.

Maka dari itu suatu pendidikan sains harusnya mampu menjadi suatu kegiatan

belajar-mengajar yang mengajak peserta didik untuk berfikir secara induktif

dan kritis tentang realitas yang ada disekitarnya, Nasution dalam Misgianto

(2008:2).

Memvariasikan model pembelajaran untuk menghindari kebosanan dan

kejenuhan, oleh sebab itu dalam mengajar guru harus bisa memilih model

pembelajaran yang cocok untuk materi pelajaran yang menyesuaikan dengan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Salah satu cara untuk lebih banyak

2

Page 3: SKRIPSI RUSMALA

melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar adalah melalui model

pembelajaran kooperatif.

Slavin dalam Sanjaya (2007:242) mengemukakan dua alasan pemilihan

model pembelajaran kooperatif, pertama pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan

kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap kekurangan diri dan orang

lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif

dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam berfikir, memecahkan masalah

dan mengintergrasikan pengetahuan dan keterampilan.

Aktivitas model pembelajaran kooperatif melatih kesadaran siswa akan

pentingnya berkomunikasi untuk memahami dan mengaplikasikan

pengetahuan, konsep, keterampilan kepada siswa yang membutuhkan atau

anggota lain dalam kelompoknya, sehingga belajar kooperatif dapat saling

menguntungkan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang

berkemampuan rendah.

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe diantaranya:

STAD, Mind Mapping, Jigsaw, Two Stay Two Stray, Make a Match,

Numbered Heads Together, Talking Stick, Role Playing, Group Investigation,

Snowball Throwing. Pada penelitian ini model pembelajaran kooperatif yang

akan digunakan yaitu tipe Snowball Throwing.

Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dibentuk

kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru

kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti

3

Page 4: SKRIPSI RUSMALA

bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing

siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Menurut Widodo

(2009) model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing ini dapat

melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain.

Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing ini memberikan

kesempatan kepada siswa agar dapat berdiskusi, membuat siswa menjadi

aktif, saling membantu satu sama lain untuk meningkatkan kemampuan

dalam memahami dan menguasai topik yang baru dipelajari. Para siswa

dalam kelompok secara individu membangun kepercayaan diri terhadap

kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah fisika, sehingga akan

mengurangi rasa cemas dan takut pada pelajaran fisika. Melalui pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwing, siswa tidak merasa bosan, mereka akan

terlibat secara aktif dan akan lebih termotivasi untuk belajar fisika.

Berdasarkan studi pendahuluan peneliti di SMP Negeri 1 Muara Kelingi

diperoleh informasi bahwa siswa kelas VII masih kurangnya aktif dalam

proses belajar dan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

belum pernah diterapkan pada mata pelajaran fisika khususnya pada materi

pemuaian. Hal ini terlihat dari rendahnya kemauan siswa untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan guru, dan siswa masih merasa takut dan tegang saat

belajar fisika.

Berdasarkan studi pendahuluan peneliti di SMP Negeri 1 Muara Kelingi

diperoleh informasi bahwa kurang aktifnya siswa dalam proses belajar

dikarenakan metode yang digunakan selalu monoton, siswa selalu

4

Page 5: SKRIPSI RUSMALA

beranggapan bahwa fisika itu sulit, dan siswa masih lebih banyak mencatat

daripada mendapat penjelasan dari guru. Hal inilah yang membuat siswa

menjadi merasa bosan dan menganggap bahwa fisika itu menakutkan

sehingga kemauan untuk memahami fisika masih kurang.

Pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing diharapkan dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga hasil

belajar siswa menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Berdasarkan

penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

terhadap hasil belajar pada materi pemuaian zat siswa kelas VII di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Muara Kelingi Tahun Pelajaran 2010/2011.”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap

hasil belajar pada materi pemuaian zat siswa kelas VII di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Muara Kelingi Tahun Pelajaran 2010/2011?”

C. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam penelitian ini

maka ruang lingkup penelitian yang akan dibahas yaitu:

5

Page 6: SKRIPSI RUSMALA

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII A dan kelas VII C SMP

Negeri 1 Muara Kelingi Kabupaten Musi Rawas tahun pelajaran

2010/2011.

2. Materi yang dipilih yaitu pemuaian zat.

3. Hasil belajar yang akan diteliti dalam penelitian adalah hasil belajar yang

bersifat kognitif, yang diperoleh melalui tes setelah penyajian pokok

bahasan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui pengaruh penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap hasil belajar

pada siswa kelas VII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Muara Kelingi

tahun pelajaran 2010/2011.”

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Siswa

Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran fisika

melalui model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing,

meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan kemampuan

bersosialisasi siswa.

6

Page 7: SKRIPSI RUSMALA

2. Guru

Memberikan sumbangan pemikiran dalam memperbaiki proses

pembelajaran yang selama ini dianggap kurang inovatif, komunikatif.

3. Sekolah

Memberikan masukan dalam rangka perbaikan atau peningkatan mutu dan

kualitas pendidikan sekolah.

4. Peneliti

Menambah pengalaman peneliti dalam menerapkan pembelajaran fisika

dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan

informasi bagi peneliti yang ingin meneliti masalah ini lebih lanjut.

F. Penjelasan Istilah

Demi menghindari munculnya pengetian ganda terhadap istilah-istilah

yang digunakan didalam penelitian ini, maka peneliti memberikan penjelasan

sebagai berikut:

1. Pembelajaran Kooperatif adalah suatu strategi belajar dengan sejumlah

siswa yang belajar bersama membantu sesama dalam struktur kerja sama

yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari 4-6 orang yang memiliki

kemampuan berbeda.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing merupakan suatu

model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang heterogen dan setiap kelompok membuat pertanyaan

yana dibentuk seperti bola (bola kertas).

7

Page 8: SKRIPSI RUSMALA

3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

kognitif siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe snowball throwing yang diukur melalui tes hasil belajar.

8

Page 9: SKRIPSI RUSMALA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada

perkembangan pribadi yang seutuhnya, meliputi perkembangan kognitif,

afektif dan psikomotorik. Berhasil atau gagalnya mencapai tujuan

pendidikan sangat tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami

siswa dan pendidik baik ketika siswa berada sekolah maupun di

lingkungannya sendiri. Untuk memperoleh pengertian yang objektif

tentang belajar, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar.

Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:10), belajar merupakan

kegiatan kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah orang

belajar memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya

kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan.

Dan proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian,

belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi

lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

Menurut Grendler dalam Aunurrahman (2008:38), belajar adalah proses

orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.

Kemampuan orang untuk belajar menjadi ciri penting yang membedakan

jenisnya dari jenis-jenis mahluk yang lain. Dalam hal ini seseorang

9

Page 10: SKRIPSI RUSMALA

dikatakan belajar bilamana terjadi perubahan, dari sebelumnya tidak

mengetahui menjadi mengetahui.

Menurut Witherington dalam Dalyono (2009:211) mengemukakan

bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang

menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap

dan tingkah laku dalam diri manusia yang menuju kearah yang lebih

baik.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dilihat dari perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru nampak

dalam perilaku yang nyata dan dapat pula berupa penyempurnaan

terhadap sesuatu yang pernah dipelajari, dengan kata lain hasil belajar

merupakan hasil akhir dari kegiatan pelajaran yang dapat diamati dan

merupakan pencerminan proses belajar yang berlansung.

Menurut Roestiyah (2001:64) hasil belajar adalah perubahan yang

diperoleh seseorang yang belajar yakni hasil yang telah dicapai dari suatu

kegiatan. Selanjutnya menurut Sudjana dalam Winarsih (2009:8), hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan

10

Page 11: SKRIPSI RUSMALA

orang yang belajar akan mengalami perubahan dan memperoleh suatu

hasil belajar.

Selanjutnya menurut Hamalik (2003:28) hasil belajar siswa adalah

produk yang menekankan kepada tingkat penguasaan tujuan oleh siswa

baik dari segi kualitas maupun kuantitas, keberhasilan pengajaran dapat

dilihat dari segi hasil.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

hasil belajar adalah hasil perubahan yang meliputi perubahan

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap serta tingkah laku setelah

mengikuti proses belajar mengajar, hasil tersebut dapat dilihat dari hasil

tes belajar.

Dalyono (2009:55) menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya

seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi

pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar

dan ada pula dari luar dirinya. Faktor yang berasal dari dalam diri orang

yang belajar disebut internal menurut Dalyono (2009:55), yang tergolong

faktor internal antara lain: (a) Faktor kesehatan, meliputi faktor kesehatan

jasmani dan rohani; (b) Faktor Inteligensi dan bakat; (c) Faktor minat dan

motivasi; (d) Cara belajar.

Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri orang belajar disebut

faktor eksternal menurut Dalyono (2009:59), yang tergolong faktor

eksternal antara lain: (a) Keluarga, meliputi ayah, ibu, dan anak-anak

serta famili yang menjadi penghuni rumah; (c) sekolah, meliputi keadaan

11

Page 12: SKRIPSI RUSMALA

tempat belajar; (c) Masyarakat, meliputi keadaan masyarakat disekitar

tempat tinggal; (d) Lingkungan sekitar, meliputi keadaan lingkungan,

bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan

sebagainya.

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian pembelajaran kooperatif

Slavin dalam Isjoni (2009:14) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok

heterogen. Menurut Ibrahim (2008:8) Model pembelajaran

kooperatif merupakan model pembelajaran yang dapat memberikan

keuntungan baik pada siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas

akademik, yang berkemampuan tinggi akan menjadi tutor bagi siswa

yang berkemampuan sedang ataupun rendah.

Menurut Posamantier dalam Widhianto (2004:13), secara

sederhana menyebutkan cooperative learning atau belajar secara

kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil

dan memberikan mereka tugas untuk diselesaikan. Pada dasarnya

cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap

dan perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama

dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok itu sendiri.

12

Page 13: SKRIPSI RUSMALA

Jadi pembelajaran kooperatif menonjol interaksi antara siswa dan

adanya tutor sebaya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah

siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

berbeda dan dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa

anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu

untuk memahami materi pelajaran.

b. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif

Menurut Lungdren dalam isjoni (2009:13), agar pembelajran

secara kooperatif dapat mencapai hasil yang baik maka diperlukan

unsur-unsur sebagai berikut:

1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.

2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.

4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para anggota kelompok.

5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerrja sama selama belajar.

7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok.

Menurut Ibrahim dalam Isjoni (2009:27) pada dasarnya model

pembelajaran cooperative learning dikembangkan untuk mencapai

tiga tujuan pembelajaran yang penting yaitu:

13

Page 14: SKRIPSI RUSMALA

1. Hasil belajar akademik

2. Penerimaan terhadap perbedaan individu

3. Pengembangan keterampilan sosial

c.   Manfaat pembelajaran kooperatif

Manfaat diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif

menurut Ibrahim (2008:18) adalah sebagai berikut:

1) Siswa lebih meluangkan waktu untuk melaksanakan tugas

2) Meningkatkan rasa percaya pada diri siswa

3) Memperbaiki kehadiran siswa

4) Meminimalisir angka putus sekolah

5) Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar

6) Meminimalisir perilaku siswa yang seringkali saling

mengganggu

7) Meminimalisir konflik antar pribadi

8) Meminimalisir sikap apatis

9) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

10) Meningkatkan motivasi belajar siswa

11) Meningkatkan hasil belajar siswa

12) Retensi lebih lama

13) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

4. Pembelajaran Konvesional

Pembelajaran konvesional adalah metode pembelajaran yang

menggunakan pola belajar yang sederhana. proses belajarnya meliputi

14

Page 15: SKRIPSI RUSMALA

penyampaian informasi, penilaian materi pelajaran, media pengajaran,

waktu belajar dan metode belajar yang telah disusun berdasarkan tujuan

instruksional (Hamalik, 2003:59).

Pembelajaran konvesional dapat dimaknai sebagai pendekatan

pembelajaran yang lebih banyak berpusat kepada guru, komunikasi lebih

banyak satu arah dari guru ke siswa, metode pembelajaran lebih banyak

menggunakan ceramah, demonstrasi, Tanya jawab dan lain sebagainya.

Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

ceramah bervariasi, karena metode ceramah bervariasi disini merupakan

gabungan metode ceramah dengan metode-metode lainnya.

a. Metode Ceramah Bervariasi

Pengertian Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan

pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada

siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian,

penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan

metode pengajaran lain, seperti tanya jawab dan diskusi terbatas,

pemberian tugas dan sebagainya, (Suarti, 2009)

Menurut Djamarah (2006:97) kelebihan dan kekurangan metode

ceramah bervariasi yaitu:

1. Kelebihan Metode ceramah bervariasi

a) Guru mudah menguasai kelas.

b) Mudah dilaksanakan.

15

Page 16: SKRIPSI RUSMALA

c) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.

d) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.

e) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.

2. Kekurangan Metode ceramah bervariasi

a) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

b) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan

c) Menyebabkan siswa menjadi pasif.

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

Widodo (2009) menyatakan bahwa model pembelajaran snowball

throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang

lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu

kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti

model pembelajaran talking stik akan tetapi menggunakan kertas berisi

pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-

lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu

membuka dan menjawab pertanyaannya.

Pada materi pemuaian zat ini siswa lebih ditekankan untuk

berdiskusi dengan teman sekelompok maupun antar kelompok, saling

bekerja sama untuk keberhasilan kelompok, dan menghargai pendapat

orang lain. Materi ini sering terjadi dikehidupan sehari-hari kita. Jadi,

tidak terlalu susah untuk dipahami dengan model pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwing yang saling bekerja sama dan selalu

aktif.

16

Page 17: SKRIPSI RUSMALA

Menurut Hanafiah dan Suhana (2009:49) langkah-langkah yang

dapat dilakukan dalam model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan materi.

b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-

masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-

masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru

kepada temannya.

d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja,

untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang

sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e. Kemudian, kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu

peserta didik ke peserta yang lain selama ± 15 menit.

f. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang

tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

g. Evaluasi.

h. Penutup.

Menurut Ivog (2010) Kelebihan dan kekurangan model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing yaitu sebagai berikut:

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

1. Melatih kesiapan siswa.

17

Page 18: SKRIPSI RUSMALA

2. Saling memberikan pengetahuan.

Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

1.  Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar

siswa.

2. Tidak efektif.

6. Pemuaian Zat

a. Pengertian Pemuaian

Pengertian pemuaian dialami pada kehidupan sehari-hari kita

seperti pada saat kita pergi jalan-jalan bersama teman ataupun

keluarga didalam suatu mobil yang pada keadaan sempit dan panas,

disitu kita merasa kurang nyaman sehingga mencari posisi yang

membuat diri kita itu nyaman, berbeda pada saat udara dingin atau

hujan kita merasa senang dengan posisi yang sempit dan berdesak-

desakan. Jadi, dapat disimpulkan Pemuaian adalah bertambahnya

ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau

bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian

terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan

pada zat gas.

b. Pemuaian Zat Padat

Gerakan partikel akan makin cepat jika suhu dinaikan akibatnya

ruang gerak partikel makin luas, akibatnya zat itu memuai. Semua

zat padat memuai jika dipanaskan, akan tetapi pemuaian itu tidak

18

Page 19: SKRIPSI RUSMALA

dapat diamati oleh mata karena sangat kecil. Alat untuk mengamati

pemuaian zat padat dinamakan Muschen broek.

1) Muai panjang

L = L0 {1 + α (t2 - t1)} Sugiyarto dan Ismawati (2008:84)

Keterangan:

L = Panjang setelah pemanasan/pendinginan (m) atau (cm)

L0 = Panjang awal (m) atau (cm)

α = Koefisien muai panjang (0C-1)

t1 = Suhu mula-mula (0C)

t2 = Suhu akhir (0C)

2) Muai luas

A = Ao {1 + β (t2 - t1)} Sugiyarto dan Ismawati (2008:84)

Keterangan:

A = Luas setelah pemanasan/pendinginan (m2) atau (cm2)

Ao = Luas awal (m2) atau (cm2)

β = Koefisien muai luas (0C-1)

t1 = Suhu mula-mula (0C)

t2 = Suhu akhir (0C)

3) Muai volume

Peningkatan suhu umumnya menimbulkan ekspansi

volume, baik pada bahan padat ataupun cair. Jika semua dimensi

suatu benda padat memuai bersama suhu, volume benda padat

itu juga pasti memuai. Untuk cairan, pemuian volume

19

Page 20: SKRIPSI RUSMALA

merupakan satu-satunya parameter pemuaian yang mempunyai

arti, (Haliday, Dkk 2002:739)

c. Pemuaian Zat Cair

Sifat utama zat cair adalah menyesuaikan dengan bentuk

wadahnya. Oleh karena itu zat cair hanya memiliki muai volume

saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair itu maka

semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk masing-

masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya walaupun mula-mula

volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi

berbeda-beda. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat

cair disebut labu didih.

d. Pemuaian Zat gas

Salah satu perbedaan antara zat gas dengan zat padat dan cair

adalah volume gas dapat diubah-ubah dengan mudah. Misalnya,

sebuah tabung gas elpiji. Didalam tabung gas tersebut tentu akan

mengadakan tekanan pada dinding tabung. Tekanan ini disebabkan

oleh gerakan partikel gas. Alat yang digunakan untuk menyelidiki

pemuaian gas disebut dilatometer.

e. Masalah yang Ditimbulkan oleh Pemuaian dalam Kehidupan Sehari-hari

1) Pemasangan kaca jendela

Pemasangan kaca jendela memperhatikan juga ruang muai

bagi kaca sebab koefisien muai kaca lebih besar daripada

koefisien muai kayu tempat kaca tersebut dipasang. Hal ini

20

Page 21: SKRIPSI RUSMALA

penting sekali untuk menghindari terjadinya pembengkokan

pada bingkai.

2) Celah pemuian pada sambungan jembatan

Sambungan antara dua jembatan beton terdapat celah

diantaranya. Hal ini bertujuan agar jembatan tersebut tidak

melangkung saat terjadi pemuaian.

3) Sambungan rel kereta api

Sambungan rel kereta api dibuat ada celah antara dua

batang rel tersebut. Hal ini bertujuan agar saat terjadi pemuaian

tidak menyebabkan rel melengkung. Rancangan yang sering

digunakan sekarang ini sambungan rel kereta api dibuat

bertautan dengan ujung rel tersebut dibuat runcing.

Penyambungan seperti ini memungkinkan rel memuai tanpa

menyebabkan kerusakan.

4) Kawat telepon atau kawat listrik

Pemasangan kawat telepon atau kawat listrik dibiarkan

kendor saat pemasangannya disiang hari. Hal ini dilakukan

dengan maksud, pada malam hari kawat telepon atau listrik

mengalami penyusutan sehingga kawat tersebut tidak putus.

f. Penerapan Pemuaian dalam Kehidupan Sehari-hari

Beberapa manfaat pemuaian dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

21

Page 22: SKRIPSI RUSMALA

1) Mengeling pelat logam

Mengeling ialah menyambung dua pelat dengan

menggunakan paku keling. Agar paku keling menjepit pelat

dengan kuat, maka pada waktu paku keling dimasukkan ke

dalam lubang pelat, paku keling ada dalam keadaan panas

berpijar. Kemudian paku bagian atas dipukul-pukul sampai rata.

Setelah dingin paku keling tersebut akan menyusut dan menekan

kuat pelat tersebut. Pengelingan ini dapat dijumpai pada

pembuatan tangki dan badan kapal.

2) Keping bimetal

Keping bimetal adalah dua buah keping logam yang

memiliki koefisien muai panjang berbeda yang dikeling menjadi

satu. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu. Pada

suhu normal panjang keping bimetal akan sama dan kedua

keping pada posisi lurus. Jika suhu naik kedua keping akan

mengalami pemuaian dengan pertambahan panjang yang

berbeda. Akibatnya keping bimetal akan membengkok ke arah

logam yang mempunyai koefisien muai panjang yang kecil.

3) Pemasangan bingkai roda logam pada pedati dan kereta api

Untuk dapat memasang roda logam ini dengan cara

pemanasan, hal ini mengakibatkan roda logam akan mengalami

pemuaian. Kemudian, roda ligam tersebut dipasang pada

22

Page 23: SKRIPSI RUSMALA

bingkainya, setelah dingin roda akan menyusut dan terpasang

pada bingkainya dengan kuat.

B. Bukti yang Relevan

Ary Aryani (2009) melakukan penelitian tindakan kelas peningkatan

pemahaman konsep matematika melalui model pembelajaran snowball

throwing pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Godong. Dari hasil penelitian memperlihatkan adanya

peningkatan nilai rerata dan ketuntasan belajar pada setiap siklusnya.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

Arikunto (2006:71). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada

pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing terhadap hasil belajar siswa. Setelah siswa mempelajari

materi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing diharapkan siswa dapat menyelesaikan suatu masalah dalam materi

“pemuaian zat”. Hal ini dapat dilihat bagaimana siswa menyelesaikan

masalah yang ada pada soal tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

23

Page 24: SKRIPSI RUSMALA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini

adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2002:3), penelitian

eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara

dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi

atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa

menggangggu. Penelitian ini menggunakan desain True Experiment atau

jenis eksperiment murni yang menggunakan pre-test dan post test.

Eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwing. Dengan demikian akan digunakan 2

kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitiannya dapat

dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1Control Group Pre-test dan Post-test Design

Kelompok Pretest Perlakuan Post test

Eksperimen YE Model pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing (X1)

YE

Kontrol YK Pembelajaran Konvesional (X2) YK

2. Variabel Penelitian

Arikunto (2006:118) menyatakan variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Dalam

24

Page 25: SKRIPSI RUSMALA

penelitian ini ditentukan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat.

a. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas

dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing

b. Variabel terikat adalah variabel yang terpengaruh. Variabel terikat

dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Dari defenisi tersebut, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah kelas VII SMP N 1 Muara Kelingi pada semester 1

(satu) tahun pelajaran 2010/2011. Secara rinci populasi penelitian dapat

dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Populasi penelitian

KelasJenis Kelamin

JumlahLaki-Laki Perempuan

VII-AVII-BVII-CVII-D

16252325

20192118

36444443

Jumlah 89 78 167 Sumber : TU SMP Negeri 1 Muara Kelingi

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, Arikunto

(2006:131). Dari seluruh siswa VII diambil dua kelas secara acak

25

Page 26: SKRIPSI RUSMALA

(sample random) untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. Hal ini

dilakukan untuk memberi peluang yang sama kepada setiap anggota

populasi untuk menjadi sampel terlepas dari perasaan tidak ingin

mengistimewakan satu atau beberapa anggota populasi yang lain

dijadikan sampel. Setelah dilakukan pengundian, maka terpilih sebagai

sampel adalah kelas VII-A dan kelas VII-C. Kelas VII-A adalah kelas

yang diajar dengan mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing dan kelas VII-C diajar dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional. Secara rinci sampel penelitian dapat dilihat

pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Sampel Penelitian

No KelasJenis Kelamin

JumlahLaki-laki Perempuan

1 VII-A 16 20 362 VII-B 23 21 44

Jumlah 39 41 80

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik observasi dan tes.

1 Teknik Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan

melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung

26

Page 27: SKRIPSI RUSMALA

(Purwanto, 2001:101). Observasi bertujuan untuk melihat keaktifan siswa

saat mengikuti proses belajar mengajar.

2 Teknik Tes

Arikunto (2006:150) mengemukakan tes adalah serentetan pertanyaan

atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Tes digunakan untuk mengetahui tingkat

pencapaian hasil belajar pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tes yang digunakan adalah tes berbentuk essay yang berjumlah 6 butir

soal.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing yang digunakan adalah analisis data observasi dan tes.

1 Analisis Data Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat keaktifan siswa selama penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing berlansung.

Keaktifan siswa dapat dilihat oleh observer melalui 5 indikator,

selanjutnya data observasi dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:

NP = (Purwanto, 2001:102)

Keterangan:

NP = Nilai persen yag dicari dan diharapkan

R = Skor mentah aktivitas yang diperoleh siswa

27

Page 28: SKRIPSI RUSMALA

SM = Skor maksimum observasi yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

Kategori pelaksanaan pembelajaran fisika dengan model

pembelajaran koopertaif tipe snowball throwing dapat dilihat pada tabel

3.4

Tabel 3.4 Kategori pelaksanaan pembelajaran fisika dengan model pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwingNo Persentase Kategori Penilaian Observasi1 80-100 Sangat baik2 66-79 Baik3 56-65 Cukup4 40-55 Kurang5 <40 Sangat Kurang

2 Analisis Data Tes

Analisis data tes dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian dan

dari hasil ditarik kesimpulan. Dari penelitian diuji dengan menggunakan t-

tes. Sebelum data diuji dengan t-tes, data terlebih dahulu diuji dengan:

a. Mencari nilai rata-rata dan varians dari masing-masing kelompok data

dengan menggunakan rumus:

Sudjana (2002:95)

b. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui kenormalan data.

Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji kecocokan

(chi kuadrat), yaitu:

28

Page 29: SKRIPSI RUSMALA

Sugiyono (2008:241)

Keterangan:

= Harga chi kuadrat yang dicari

= frekuensi hasil pengamatan

= frekuensi hasil harapan

Selanjutnya hitung dibandingkan dengan tabel dengan derajat

kebebasan (dk) = J-1, dimana J adalah banyaknya kelas interval. Jika

hitung < tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi

normal, dalam hal lainnya data tidak berdistribusi normal, Sugiyono

(2008:243)

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians antar kelompok eksperimen dan kontrol

dimaksudkan untuk mengetahui keadaan varians kedua kelompok

yang berbeda. Uji statistik menggunakan uji varians (F), dengan

rumus:

atau F = Sudjana (2002:249)

Keterangan:

S12 = Varians terbesar

S22 = Varians terkecil

29

Page 30: SKRIPSI RUSMALA

Dengan kriteria pengujiannya adalah jika Fhitung < Ftabel maka

kedua variansi kelompok data tersebut adalah homogen dan

sebaliknya jika Fhitung > Ftabel berarti tidak homogen.

d. Uji Kesamaan rata-rata

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji kesamaan dua

rata-rata. Jika kedua kelompok data berdistribusi normal dan

bervarians homogen maka digunakan uji t, dengan rumus:

dengan s2 =

Sudjana(2002:239)Keterangan:

= Skor rata-rata kelompok eksperimen

= Skor rata-rata kelompok kontrol

n1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelompok kontrol

s1 = Simpangan baku kelompok eksperimen

s2 = Simpangan baku kelompok kontrol

30

Page 31: SKRIPSI RUSMALA

Kriteria pengujiannya adalah terima Ho Jika t (1-1/2α)<t<t(1-1/2α)

dimana t(1-1/2α) dapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1+n2-2).

Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak (Sudjana, 2002:239)

Jika kedua data tersebut berdistribusi normal tetapi tidak

homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t semu (t’)

dengan rumus:

Sudjana (2002:240)

Keterangan:

= Nilai rata-rata kelompok eksperimen

= Nilai rata-rata kelompok kontrol

s1 = Varians kelompok eksperimen

s2 = Varians kelompok kontrol

n1 = Banyaknya sampel kelompok eksperimen

n2 = Banyaknya sampel kelompok kontrol

Kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika:

31

Page 32: SKRIPSI RUSMALA

, dan

Sudjana (2002:241)

E. Uji Coba Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini sebelum instrumen tes dipakai dalam penelitian,

instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan pada siswa yang telah

mempelajari materi tes yang berjumlah 8 butir soal. Instrumen sebagai alat

pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa

sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Selanjutnya

dilakukan perhitungan terhadap hasil uji coba untuk melihat validitas,

reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Setelah melakukan

perhitungan terhadap uji coba, maka didapatkan soal yang dipakai untuk pre

test dan post test adalah 6 butir soal. Uji coba dilakukan di kelas VIII SMP

Negeri 1 Muara Kelingi tahun pelajaran 2010/2011, pada tanggal 21

September 2010.

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2006:168) Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.

Dalam menguji validitas butir instrument, terlebih dahulu dihitung harga

koofisien korelasi antar skor masing-masing butir soal dengan skor total

menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

32

Page 33: SKRIPSI RUSMALA

Arikunto (2006:170)

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y

N : Banyaknya sampel

X : Skor tiap butir masing-masing responden

Y : Skor total dari keseluruhan butir masing-masing responden

Klasifikasi untuk menginterprestasikan validitas, menurut Guilford

dalam sukasno (2006:49) yaitu:

rXY ≤ 0,00 : Tidak valid

0,00 < rXY ≤ 0,20 : Validitas sangat rendah

O,21< rXY ≤ 0,40 : Validitas rendah

0,40 < rXY ≤ 0,60 : Validitas sedang (cukup)

0,60 < rXY ≤ 0,80 : Validitas Tinggi (baik)

0,80 < rXY ≤ 1,00 : Validitas sangat tinggi

Untuk menentukan keberartian dari keofisien validitas, diperlukan

uji-t yang dikemukakan Sudjana (2002: 380) dengan rumus:

thitung= rXY

Taraf nyata = α, jika < ttabel, maka hipotesis diterima (tidak signifikan).

Dalam hal ini hipotesis ditolak (signifikan), dengan kata lain butir soal

tersebut dikatakan valid. Hasil penelitian analisis validitas butir soal

(terlampir), dapat dilihat pada tabel 3.5.

33

Page 34: SKRIPSI RUSMALA

Tabel 3.5Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba

No Soal Nilai rxy thitung ttabel Keterangan1 0,42 2,5 2,05 Validitas Sedang2 0,10 0,53 2,05 Validitas Sangat Rendah3 0,77 6,43 2,05 Validitas Tinggi4 0,75 6,04 2,05 Validitas Tinggi5 0,61 4,09 2,05 Validitas Sedang6 0,67 4,77 2,05 Validitas Tinggi7 0,66 4,66 2,05 Validitas Tinggi8 -0,08 -0,42 2,05 Tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Arikunto (2006:178) mengatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada

satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah

baik.

Untuk menguji reliabilitas tes berbentuk uraian maka digunakan

rumus alpha sebagai berikut:

Arikunto (2002:171)

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

: Jumlah varians butir

: Varians total

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Besarnya varians skor total ditentukan dengan rumus:

∑ =

34

Page 35: SKRIPSI RUSMALA

Klasifikasi untuk menginterprestasikan derajat suatu tes menurut

Sukjaya dan Suherman (1990:201) adalah sebagai berikut:

r11 = 0,20 : Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 < r11 < 0,40 : Derajat reliabilitas rendah

0,40 < r11 < 0,60 : Derajat reliabilitas sedang

0,60 < r11 < 0,80 : Derajat reliabilitas tinggi

0,80 < r11 < 1,00 : Derajat reliabilitas Sangat tinggi

Setelah hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus alpha di

atas, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,63 (terlampir) yang berarti

soal tes tersebut mempunyai derajat reliabilitas tinggi sehingga dapat

dipercaya sebagai alat ukur.

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring

banyaknya siswa peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Jika

banyak siswa peserta tes yang dapat menjawab dengan benar maka

tingkat kesukaran tes tersebut tinggi. Sebaliknya jika hanya sedikit dari

siswa yang dapat menjawab dengan benar maka tingkat kesukarannya

rendah. Tingkat kesukaran untuk butir soal uraian, dihitung

menggunakan rumus:

Sukjaya dan Suherman (1990:213)

Keterangan:

IK = Indeks kesukaran

JSA = Jumlah skor kelompok atas

35

Page 36: SKRIPSI RUSMALA

JSB = Jumlah skor kelompok bawah

SIA = Jumlah skor ideal kelompok atas

SIB = Jumlah skor ideal kelompok bawah

Klasifikasi untuk menginterpretasikan derajat suatu tes menurut

Depdikbud (1989:51) adalah sebagai berikut:

0,10 < IK ≤ 0,30 : Sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 : Sedang

0,70 < IK ≤ 1.00 : Mudah

Hasil perhitungan analisis tingkat kesukaran tes uji coba (terlampir).

Dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6Hasil Analisis Tingkat KesukaranTes Uji Coba

No. Soal

JSA JSB SIA SIB TK Keterangan

1 90 50 150 150 0,46 Soal Sedang2 135 145 225 225 0,62 Soal Sedang3 170 100 225 225 0,60 Soal Sedang4 130 63 225 225 0,42 Soal Sedang5 135 70 150 150 0,68 Soal Sedang6 140 70 150 150 0,70 Soal Sedang7 135 65 150 150 0,67 Soal Sedang8 110 115 225 225 0,50 Soal Sedang

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan

antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai. Rumus

yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal adalah:

36

Page 37: SKRIPSI RUSMALA

Keterangan:

DP = Daya pembeda

JSA = Jumlah skor kelompok atas

JSB = Jumlah kelompok bawah

SIA = Jumlah skor ideal kelompok atas

Klasifikasi untuk menginterpretasikan derajat suatu tes menurut

Suherman dan Sukjaya (1990:202)

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

Hasil perhitungan analisis daya pembeda tes uji coba (terlampir),

dapat dilihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Uji Coba

No Soal JSA JSB SIA DP Keterangan1 90 50 150 0,27 Cukup2 135 145 225 -0,04 Sangat Jelek3 170 100 225 0,31 Cukup4 130 63 225 0,29 Cukup5 135 70 150 0,43 Baik6 140 70 150 0,47 Baik7 135 65 150 0,47 Baik8 110 115 225 -0,02 Sangat jelek

Rekapitulasi hasil uji coba instrument penelitian dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

No Soal

Validitas Daya PembedaTingkat

KesukaranKet.

37

Page 38: SKRIPSI RUSMALA

1 0,42 Sedang 0,27 Cukup 0,46 Sedang Dipakai2

0,10 Sangat Rendah

-0,04 Sangat Jelek

0,62 SedangBuang

3 0,77 Tinggi 0,31 Cukup 0,63 Sedang Dipakai4 0,75 Tinggi 0,29 Cukup 0,42 Sedang Dipakai5 0,61 Tinggi 0,43 Baik 0,68 Sedang Dipakai6 0,67 Tinggi 0,47 Baik 0,70 Sedang Dipakai7 0,66 Tinggi 0,47 Baik 0,67 Sedang Dipakai8

-0,08Tidak valid

-0,02Sangat jelek

0,50 Sedang Buang

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif Data Penelitian

Deskripsi data penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran

secara umum mengenai data yang diperoleh di lapangan. Penelitian ini

dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan

kelas VII-C sebagai kelas kontrol. Pada pelaksanaan tes awal di kelas

eksperimen maupun kelas kontrol diikuti oleh semua siswa. Data hasil tes

terakhir diperoleh setelah kedua kelas mendapatkan perlakuan yang

berbeda dalam pembelajaran fisika pada materi pemuaian zat. Data

tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap hasil belajar.

Sebelum dilaksanakan pembelajaran dan tes terakhir terlebih dahulu

38

Page 39: SKRIPSI RUSMALA

dilaksanakan pre-test yang berfungsi untuk mengetahui kemampuan siswa

sebelum dilakukan penelitian.

a. Data Observasi

Observasi dilakukan pada 3 kali pertemuan pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing, lembar

observasi terdiri dari 5 indikator. Lembar observasi dilakukan untuk

mengetahui gambaran aktivitas siswa selama pembelajaran fisika

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing berlangsung. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan

menggunakan rumus:

NP =

Rekapitulasi persentase data keaktifan kelompok dalam

pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwing dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rekapitulasi persentase data aktivitas siswa berkelompok dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwing

PertNilai Tiap Indikator Rata-

rata% Kategori

A B C D EI 100 50 33,3 50 50 56,7 56,7 CukupII 100 50 66,7 66,7 50 63,3 66,7 BaikIII 100 83,3 83,3 83,3 86,3 86,7 86,7 Sangat

Baik

Berdasarkan tabel di atas dilihat bahwa aktivitas kelompok pada

pertemuan I dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing tidak termasuk dalam

39

Page 40: SKRIPSI RUSMALA

kategori kurang. Namun aktivitas kelompok dikategorikan cukup

dengan persentase keaktifan sebesar 57,7%. Hal ini dikarenakan siswa

belum terbiasa dengan pembelajaran snowball throwing.

Aktivitas kelompok pada pertemuan II meningkat dengan

persentase 66,7%. Hal ini dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing ini.

Aktivitas kelompok pada pertemuan III dalam pembelajaran fisika

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing lebih meningkat dari pertemuan II dengan persentase

keaktifan sebesar 86,7%. Aktivitas siswa pada pertemuan III

dikategorikan sangat baik.

b. Data Tes

1. Kemampuan Awal Siswa

Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yaitu

pada tanggal 29 September 2010 diikuti oleh 44 siswa pada kelas

kontrol dan tanggal 30 September diikuti oleh 36 siswa pada kelas

eksperimen. Pelaksanaan pre-test bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan pada

penelitian.

Dari hasil pret-test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

terkumpul (terlampir), kemudian dikelompokkan berdasarkan

40

Page 41: SKRIPSI RUSMALA

rentang data, banyak kelas interval, panjang kelas interval, dan

distribusi frekuensi data sebagai berikut :

1. Data pre-test kelas eksperimen

a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,

hasilnya diperoleh 28.

b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 36, hasilnya

diperoleh 6,13, maka banyak kelas intervalnya 6 atau 7.

Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6.

c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak

kelas interval, hasilnya diperoleh 4,67, maka panjang kelas

intervalnya 4 atau 5. Peneliti mengambil panjang kelas

intervalnya 5. Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.2.

2. Data pre-test kelas kontrol

a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,

hasilnya diperoleh 28.

b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 44, hasilnya

diperoleh 6,42, maka banyak kelas intervalnya 6 atau 7.

Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6.

c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak

kelas interval, hasilnya diperoleh 4,67, maka panjang kelas

intervalnya 4 atau 5. Peneliti mengambil panjang kelas

41

Page 42: SKRIPSI RUSMALA

intervalnya 5. Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas

kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas eksperimen

Interval kelas Frekuensi

7 – 11 712 – 16 517 – 21 1022 – 26 727 – 31 432 – 36 3Jumlah 36

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas kontrol

Interval kelas Frekuensi

7 – 11 812 – 16 617 – 21 1122 – 26 1027 – 31 632 – 36 3Jumlah 44

Rekapitulasi rata-rata dan simpangan baku dari pre-test dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Rata-rata Simpangan Baku Hasil Test Awal (Pre-test)

Kelas N SEksperimen 36 19,70 7,67

Kontrol 44 20,02 7,52

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa skor rata-rata

kelas eksperimen 19,70 dan skor kelas kontrol 20,02. Hal ini berarti

42

Page 43: SKRIPSI RUSMALA

kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

tidak terdapat perbedaan yang begitu besar.

2. Kemampuan Akhir Siswa

Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi pemuaian

zat, merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran. Kemampuan akhir diperoleh melalui post-test (tes

akhir). Pelaksanaan post-test berfungsi untuk mengetahui hasil

belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang

dilaksanakan secara berbeda antara kelas eksperimen dan kelas

konrtol.

Dari hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

terkumpul (terlampir), kemudian dikelompokkan berdasarkan rentang

data, banyak kelas interval, dan panjang kelas interval, dan distribusi

frekuensi data sebagai berikut :

1. Data post-test kelas eksperimen

a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,

hasilnya diperoleh 28.

b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 36, hasilnya

diperoleh 6,13, maka banyak kelas intervalnya 6 atau 7.

Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6

c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak

kelas interval, hasilnya diperoleh 4,67, maka panjang kelas

intervalnya 4 atau 5. Peneliti mengambil panjang kelas

43

Page 44: SKRIPSI RUSMALA

intervalnya 5. Distribusi frekuensi data postest kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.5.

2. Data post-test kelas kontrol

a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,

hasilnya diperoleh 28.

b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 44, hasilnya

diperoleh 5,87, maka banyak kelas intervalnya 5 atau 6.

Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6.

c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak

kelas interval, hasilnya diperoleh 4,67, maka panjang kelas

intervalnya 4 atau 5. Peneliti mengambil panjang kelas

intervalnya 4. Distribusi frekuensi data postest kelas kontrol

dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.5.Distribusi frekuensi data hasil post-test kelas eksperimen

Interval kelas Frekuensi

37-41 542-46 647-51 952-56 757-61 562-66 4

Jumlah 36

Tabel 4.6.Distribusi frekuensi data hasil post-test kelas kontrol

Interval kelas Frekuensi

32-36 637-41 842-46 847-51 10

44

Page 45: SKRIPSI RUSMALA

52-56 1057-61 2

Jumlah 44

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir), rekapitulasi skor

rata-rata dan simpangan baku dari hasil post-test yang dapat dilihat

pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Akhir (post-tes)

Kelas N SEksperimen 36 50,81 7,76

Kontrol 44 45,81 7,40

Dari hasil post-test, dapat dibandingkan dengan kemampuan

awal siswa (pre-test), terdapat peningkatan setelah mengikuti

pembelajaran. Skor rata-rata tes awal kelas eksperimen adalah 19,70,

sedangkan skor rata-rata tes akhir adalah 50,81 berarti terjadi

peningkatan sebesar 31,11. Skor rata-rata tes awal kelas kontrol

adalah 20,02, sedangkan skor rata-rata tes akhir adalah 45,81. Hal ini

berarti terjadi peningkatan rata-rata sebesar 25,79. Jadi, peningkatan

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan rata-rata

kelas kontrol.

2. Pengujian Hipotesis

Untuk dapat menarik kesimpulan dari data post-test (tes akhir), maka

dilakukan pengujian hipotesis secara statistik, adapun hipotesis dalam

penelitian ini adalah “ada pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran terhadap hasil belajar siswa”. Sebelum pengujian dilakukan

45

Page 46: SKRIPSI RUSMALA

terlebih dahulu diadakan uji normalitasdan uji homogenitas varians dari

data tersebut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes siswa

berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan

statistik mengenai uji normalitas data (terlampir) dengan taraf

kepercayaan α = 0,05, jika X2hitung < X2

tabel, maka masing-masing data

berdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas tes awal dan tes akhir untuk

kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir

Kelas X2hitung DK X2

tabel KesimpulanEksperimen

1. Tes Awal2. Tes Akhir

4,953,06

55

11,111,1

NormalNormal

Kontrol1. Tes Awal2. Tes Akhir

4,485,12

55

11,111,1

NormalNormal

Pada 4.4 menunjukan bahwa nilai X2hitung data tes awal maupun tes

akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari pada

X2tabel berdasarkan ketentuan pengujian dengan menggunakan uji X2

(chi-kuadrat) dapat disimpulkan bahwa masing-masing data tes awal

maupun tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi

normal pada taraf kepercayaan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 5

b. Uji Homogenitas

46

Page 47: SKRIPSI RUSMALA

Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah hasil post-test

(tes akhir) pada kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen

atau tidak. Hasil uji homogenitas varians tes awal dan tes akhir pada

taraf kepercayaan α = 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir

X2hitung DK X2

tabel

Tes Awal 1,04 (35:43) 1,66Tes Akhir 0,91 (35:43) 1,66

Pada tabel 4.8 menunjukan bahwa varians kedua kelompok yang

dibandingkan pada tes awal dan tes akhir adalah homogen karena Fhitung

< Ftabel pada taraf kepercayaan α = 0,05.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas, maka kedua

kelompok data tes awal adalah normal dan homogen. Begitu juga hasil

tes akhir adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan

dua rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes awal

maupun tes akhir dapat menggunakan uji t, hasil uji t (terlampir) untuk

tes awal dan tes akhir dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10. Uji Kesamaan Dua rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir

thitung DK ttabel KesimpulanTes Awal 0,19 78 1,99 thitung<ttabel Ho diterimaTes Akhir 2,94 78 1,99 thitung > ttabel Ho ditolak

Pada tabel 4.6 menunjukan bahwa hasil analisis uji t mengenai

kemampuan awal siswa menunjukan bahwa kelas eksperimen dan kelas

47

Page 48: SKRIPSI RUSMALA

kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama dengan taraf

kepercayaan α = 0,05 karena thitung < ttabel (0,19 < 1,99), artinya kedua

kelas tersebut bisa dipakai untuk sampel penelitian.

Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda, pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol terjadi peningkatan skor. Peningkatan

skor tersebut merupakan hasil belajar siswa. Kelas eksperimen

diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe snowball throwing sedangkan pada kelas kontrol

diberikan model pembelajaran konvesional. Hipotesis statistik yang

diuji dalam perhitungan uji t pada tes akhir adalah:

Ho = Hipotesis pembanding, rata-rata skor kelas eksperimen

kurang dari atau sama dengan rata-rata skor kelas kontrol

Ha = Hipotesis kerja, rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar

dari rata-rata kelas kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan uji tmengenai kemampuan akhir

siswa (terlampir) menunjukan bahwa thitung > ttabel (2,94 > 1,99) . Hal ini

berarti Ho ditolak, dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini diterima kebenarannya. Jadi ada pengaruh yang signifikan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

terhadap hasil belajar siswa.

B. Pembahasan

48

Page 49: SKRIPSI RUSMALA

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh

yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada materi

“pemuaian zat” dalam penelitian ini hanya meneliti dari segi kognitifnya

yaitu dalam bentuk tes yang berisi pertanyaan untuk mengukur kemampuan

pengetahuan, inteligensi, dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

Berdasarkan analisis data tes akhir (terlampir) terdapat perbedaan hasil

belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini disebabkan oleh

perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing, diperoleh rata-rata 50,81 dan

standar deviasi 7,76. Pada kelas kontrol diajarkan menggunakan model

pembelajaran konvesional, diperoleh rata-rata 45,81 dan standar deviasi 7,40.

Dengan demikian rata-rata hasil tes akhir kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol.

Dengan menggunakan uji t dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dan

derajat kebebasan (dk) = 78, didapat thitung > ttabel (2,94 > 1,99). Dengan

demikian hipotesis yang berbunyi “ada pengaruh yang signifikan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap hasil belajar

siswa”, dapat diterima.

Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen disebabkan oleh

beberapa keunggulan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing karena didalam pembelajaran ini siswa dituntut selalu

aktif, kreatif dan semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal

49

Page 50: SKRIPSI RUSMALA

ini dikarenakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

mendorong siswa untuk bekerja sama, dapat memberikan penjelasan kepada

teman kelompoknya, berdiskusi dan menghargai pendapat teman lain serta

bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Dengan demikian model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing terhadap hasil belajar siswa

dapat berdampak positif sebab siswa yang kurang pandai mendapat bantuan

dari teman sekelompoknya yang lebih pandai untuk memecahkan suatu

masalah yang dihadapi. Melalui teman sendiri, siswa akan merasa nyaman,

tidak ada rasa malu maupun takut sehingga siswa yang kurang pandai tidak

segan-segan menanyakan kesulitan yang dihadapinya.

Berdasarkan studi pendahuluan di SMP Negeri 1 Muara Kelingi

diperoleh informasi bahwa pelaksanaan pembelajaran pada kelompok

eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

snowball throwing pada awalnya mengalami sedikit hambatan, yaitu

pembagian kelompok yang terkadang menimbulkan kegaduhan dalam kelas

yang cukup menyita waktu pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa masih

belum terbiasa dengan dibentuknya kelompok belajar dan ada beberapa siswa

merasa tidak cocok dengan teman sekelompoknya, sehingga terkadang terjadi

perselisihan. Hal ini berakibat penyerapan materi pembelajaran oleh siswa

kurang maksimal.

Secara perlahan-lahan hambatan yang terjadi dapat berkurang karena

siswa mulai tertarik dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

50

Page 51: SKRIPSI RUSMALA

throwing . Siswa mulai terbiasa dengan teman sekelompoknya dan mulai

menerima perbedaan yang ada.

Berbeda dengan pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol

yang menggunakan model pembelajaran konvesional yang kurang dapat

memotivasi siwa untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran konvesional yang hanya berpusat pada guru, sehingga siswa

pasif dan takut bertanya maupun mengemukakan pendapat meskipun mereka

belum paham dan mengerti materi yang diberikan.

Hasil penelitian juga menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa di

kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Kriteria ketuntasan minimum (KKM)

pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 1 Muara Kelingi adalah 60. Berdasarkan

hasil penelitian diperoleh persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen adalah 86% sedangkan pada kelas kontrol ketuntasannya hanya

68%. Dengan demikian jumlah siswa yang mencapai KKM pada kelas

eksperimen lebih banyak dibandingkan pada kelas kontrol.

Analisis data hasil belajar siswa dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing secara signifikan lebih baik

daripada siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvesional. Hal

ini dikarenakan setiap siswa terlibat aktif dalam setiap tahapan yang ada

dalam pengajaran kooperatif tipe snowball throwing. Setiap siswa dalam

kelompok diberi kesempatan yang sama dalam memberikan ide atau gagasan

dengan teman sekelompok, mempelajari, memahami materi pemuaian zat

51

Page 52: SKRIPSI RUSMALA

sehingga diperoleh kesimpulan atau jawaban yang merupakan hasil dari

kesepakan siswa baik secara individu maupun kelompok.

Dalam kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

juga setiap siswa diberi bimbingan atau pelatihan yang sama dalam

menyelesaikan soal-soal hitungan yang diberikan oleh guru dan pada saat

diskusi, sehingga siswa juga betul-betul memahami dan mengerti.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas VII SMP Negeri 1

Muara Kelingi, proses pembelajaran konvesional lebih rendah dibandingkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Kelemahan

pembelajaran konvesioanl ialah kegiatan belajar yang terpusat pada guru dan

siswa hanya menerima materi yang guru jelaskan. Ini sangat membuat siswa

bosan, mengantuk dan tidak semangat belajar. Berbeda dengan kelas yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing, siswa dituntut aktif, kreatif , saling bekerja sama dan tanggung

jawab atas keberhasilan kelompoknya.

Dari hasil analisis secara statistik terbukti bahwa ada pengaruh yang

signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

terhadap hasil belajar siswa.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama ± 30 hari yang dilaksanakan dari

tanggal 27 September sampai 23 Oktober 2010, dalam melakukan penelitian

ini dari awal hingga berakhirnya penelitian banyak hal yang menjadi

52

Page 53: SKRIPSI RUSMALA

hambatan-hambatan yang harus dilewati dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan.

Hambatan peneliti yang utama dalam penelitian ini adalah dana, dimana

untuk memulainya diperlukan dana untuk kepentingan selama penelitian

berlansung. Hambatan selanjutnya adalah siswa, yang belum bisa menerima

dan mengerti kita sebagai peneliti dan jam pelajaran yang diberikan kepada

peneliti terkadang kurang mendukung selama berlangsungnya proses

penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1

Muara Kelingi, diperoleh data hasil penelitian yang dianalisis dengan

menggunakan uji t terhadap skor akhir siswa. Hasilnya adalah thitung = 2,94 dan

ttabel = 1,99 dengan kriteria jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak Ha diterima, jadi

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing secara signifikan lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan

pembelajaran konvesional.

B. Saran

53

Page 54: SKRIPSI RUSMALA

Penulis menyarankan agar guru mata pelajaran fisika dapat menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing sebagai model

pembelajaran alternatif dalam meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar

siswa.

Siswa diharapkan lebih aktif, kreatif lagi dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball

throwing ini dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan hasil belajar

siswa.

Penelitian ini hanya dilakukan pada materi pemuaian zat dalam waktu

yang relatif singkat, diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk dapat

melaksanakan penelitian pada materi yang lain dan dalam ruang lingkup yang

lebih luas lagi serta dalam waktu yang lebih lama,misalnya dalam satu

semester.

54

Page 55: SKRIPSI RUSMALA

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Ary, Aryani. (2009). Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe snowball Throwing pada Pokok Bahasan Persegi Panjang dan Persegi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Godong. Skripsi ini tidak diterbitkan. Surakarta: Jurusan Pendidikan Matematika.

Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. 1989. Kurikulum SMP Petunjuk Pelaksanaan Penilaian. Jakarta: Depdikbud.

Djamarah, Bahri, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Haliday, dkk. 2002. Dasar-dasar Fisika Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksarara.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama

55

Page 56: SKRIPSI RUSMALA

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2008. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESAUNIVERSITY

Isjoni. 2009. Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta.

Ivog. 2010. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Snowball Throwing[online] http/ www.ivog.com/2010/04/10/model-pembelajaran-snowball-throwing/. [25 Juli 2010].

Misgianto. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning demgan Menggunakan Software Microsoft Power Point Pada Pembelajaran Fisika Konsep Termodinamika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA-B SMA Negeri 06 Kota Bengkulu . Skripsi tidak diterbitkan. Bengkulu: Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Purwanto, N. 2001. Prinsip-prinsip dan Teknologi Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.

Rachmad Widodo. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing. [online] http:// wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/. [06 Juni 2010].

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Suarti. 2009. Pengertian Metode Ceramah Bervariasi [online] http://blog.unila.ac. id/suarti59/. [25 Desember 2010].

Sudjana, N dan Ibrahim. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyarto, T. dan Ismawati, E. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VII. Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta

Suherman, E dan Sukjaya, Y. 1990. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijaya Kusumah

Sukasno. 2006. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Lubuklinggau: STKIP-PGRI Lubuklinggau

Widhianto, R. 2004. Makalah: Model-model Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: PPPG. Matematika

Winarsih, P. 2009. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Matematika Di kelas VIII SMP Negeri 9 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

56

Page 57: SKRIPSI RUSMALA

2008/2009. STKIP-PGRI: Skripsi tidak dipublikasikan. Lubuklinggau: Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

57

Page 58: SKRIPSI RUSMALA

SOAL UJI COBA INSTRUMENT

Mata Pelajaran : Fisika

Sekolah : SMP Negeri 1 Muara Kelingi

Materi Pokok : Pemuaian Zat

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Waktu : 2 x 40 menit

A. Petunjuk Mengerjakan Soal

1. Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban

2. Bacalah soal dengan teliti sebelum mengerjakan

3. Kerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu

B. Soal

1. Jelaskan pengertian pemuaian ?

2. Jelaskan macam-macam pemuaian zat padat dan berikan contohnya?

58

Page 59: SKRIPSI RUSMALA

3. Sebutkan alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian dibawah ini:

a. Pemuian zat padat

b. Pemuaian zat cair

c. Pemuaian zat gas

4. Sebatang besi panjangnya 25 cm pada suhu 400C. Jika koefisien muai

panjang besi 12.10-6 0C-1. Hitunglah panjang besi tersebut pada suhu:

a. 800C

b. 100C

5. Sebutkan 4 masalah yang ditimbulkan oleh pemuaian dalam kehidupan

sehari-hari?

6. Mengapa pemasangan kawat telepon/kawat listrik dibiarkan kendor pada

saat pemasangan siang hari?

7. Mengapa tukang kayu merancang ukuran bingkai jendela sedikit lebih

besar daripada ukuran sebenarnya?

8. Jelaskan 3 manfaat pemuaian dalan kehidupan sehari-hari?

59

Page 60: SKRIPSI RUSMALA

KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN

NO SOAL KUNCI JAWABAN SKOR

1. Jelaskan pengertian pemuaian? Pemuaian adalah bertambahnya

ukuran suatu benda karena

pengaruh perubahan suhu atau

bertambahnya ukuran suatu

benda karena menerima kalor.

(10)

10

2. Jelaskan macam-macam

pemuaian zat padat dan

berikan contohnya?

a.Pemuaian panjang adalah

bertambahnya ukuran suatu

benda karena menerima

kalor. Contohnya: kawat kecil

yang panjang sekali.

b.Pemuaian luas adalah

15

60

Page 61: SKRIPSI RUSMALA

pertambahan ukuran luas suatu

benda karena menerima kalor.

Contohnya; Lempeng besi yang

lebar dan tipis.

c.Pemuaian volume adalah

pertambahan ukuran volume

suatu benda karena menerima

kalor. Contohnya; kubus, air,

udara.

3. Sebutkan alat yang digunakan

untuk menyelidiki pemuaian

dibawah ini:

a. Pemuian zat padat

b. Pemuaian zat cair

c. Pemuaian zat gas

a. Alat yang digunakan untuk

menyelidiki pemuaian zat padat

adalah Muschen broek. (5)

b. Alat yang digunakan untuk

menyelidiki pemuaian zat cair

adalah Labu didih. (5)

c. Alat yang digunakan untuk

menyelidiki pemuaian zat gas

adalah dilatometer. (5)

15

4. Sebatang besi panjangnya 25

cm pada suhu 400C. Jika

koefisien muai panjang besi

12.10-6 0C-1. Hitunglah panjang

besi tersebut pada suhu:

Penyelesaian:

Dik ; Lo = 25 cm

t1 = 400C

α = 12.10-6 0C-1 (1)

Dit : a. L1 pada t2 = 800C. . . ?

15

61

Page 62: SKRIPSI RUSMALA

a. 800C

b. 100C

b. L1 pada t2 = 100C. . . ?

(1)

a. pada t2 = 800C adalah: (1)

L1 = Lo { 1+ α ( t2 – t1 ) } (2)

=25{1+12.10-6(80-40)} (1)

= 25 (1 + 0,00048) (1)

L1 = 25, 012 cm (1)

Pada t2 = 100C adalah: (1)

L1 = Lo { 1+ α ( t2 – t1 ) } (2)

= 25 (1 + 12.10-6 (10-40) (1)

= 25 (1 – 0,00036) (1)

= 25 x 0,99964 (1)

L1 = 24,991 cm (1)

5. Sebutkan masalah-masalah

yang ditimbulkan oleh

pemuaian dalam kehidupan

sehari-hari?

4 masalah yang ditimbulkan oleh

pemuaian dalam kehidupan

sehari-hari yaitu:

a. Pemasangan kaca

jendela (2,5)

b. Celah pemuaian

pada sambungan jembatan

(2,5)

c. Kawat telepon

atau kawat listrik. (2,5)

10

62

Page 63: SKRIPSI RUSMALA

d. Sambungan rel

kereta api (2,5)

6. Mengapa pemasangan kawat

telepon/kawat listrik dibiarkan

kendor pada saat pemasangan

siang hari?

Pemasangan kawat telepon/kawat

listrik dibiarkan kendor saat

pemasangan pada siang hari

karena hal ini dilakukan dengan

maksud pada malam hari kawat

telepon/kawat listrik mengalami

penyusutan sehingga kawat

tersebut tidak putus. (10)

10

7. Mengapa tukang kayu

merancang ukuran bingkai

jendela sedikit lebih

besar daripada ukuran

sebenarnya?

Tukang kayu merancang ukuran

bingkai jendela sedikit lebih

besar dari ukuran sebenarnya

dikarenakan untuk memberikan

ruang kaca saat terjadi pemuaian.

(10)

10

8. Jelaskan 3 manfaat pemuaian

dalan kehidupan sehari-hari?

a.

Mengeling ialah menyambung

dua pelat dengan

menggunakan paku keling.

Agar paku keling menjepit

pelat dengan kuat, maka pada

waktu paku keling

dimasukkan ke dalam lubang

pelat, paku keling ada dalam

15

63

Page 64: SKRIPSI RUSMALA

keadaan panas berpijar.

Kemudian paku bagian atas

dipukul-pukul sampai rata.

Setelah dingin paku keling

tersebut akan menyusut dan

menekan kuat pelat tersebut.

Pengelingan ini dapat

dijumpai pada pembuatan

tangki dan badan kapal.

b.

Keping bimetal adalah dua

buah keping logam yang

memiliki koefisien muai

panjang berbeda yang

dikeling menjadi satu. Keping

bimetal sangat peka terhadap

perubahan suhu. Pada suhu

normal panjang keping

bimetal akan sama dan kedua

keping pada posisi lurus. Jika

suhu naik kedua keping akan

mengalami pemuaian dengan

pertambahan panjang yang

berbeda. Akibatnya keping

bimetal akan membengkok ke

arah logam yang mempunyai

koefisien muai panjang yang

kecil Keping bimetal dapat

dimanfaatkan dalam berbagai

keperluan misalnya pada

termometer bimetal, termostat

64

Page 65: SKRIPSI RUSMALA

bimetal pada seterika listrik,

saklar alarm bimetal, sekring

listrik bimetal.

c.

logam pada pedati dan kereta

apiUntuk dapat memasang

roda logam ini dengan cara

pemanasan, hal ini

mengakibatkan roda logam

akan mengalami pemuaian.

Kemudian, roda ligam

tersebut dipasang pada

bingkainya, setelah dingin

roda akan menyusut dan

terpasang pada bingkainya

dengan kuat.

65

Page 66: SKRIPSI RUSMALA

SOAL PRE-TEST DAN SOAL POST-TEST

Mata Pelajaran : Fisika

Sekolah : SMP Negeri 1 Muara Kelingi

Materi Pokok : Pemuaian Zat

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Waktu : 2 x 40 menit

A. Petunjuk Mengerjakan Soal

1. Tulis nama dan kelas pada lembar jawaban

2. Bacalah soal dengan teliti sebelum mengerjakan

3. Kerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu

B. Soal

66

Page 67: SKRIPSI RUSMALA

1 Jelaskan pengertian pemuaian?

2 Sebutkan alat-alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian dibawah

ini:

a. Pemuaian zat padat

b. Pemuaian zat cair

c. Pemuaian zat gas

3. Sebatang besi panjangnya 25 cm pada suhu 400C. Jika koefisien muai

panjang besi 12.10-6 0C-1. Hitunglah panjang besi tersebut pada suhu:

a. 800C

b. 100C

4. Sebutkan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh pemuaian dalam

kehidupan sehari-hari!

5. Mengapa pemasangan kawat telepon/kawat listrik dibiarkan kendor pada

saat pemasangan siang hari?

6. Mengapa tukang kayu merancang ukuran bingkai jendela sedikit lebih besar

dari ukuran sebenarnya?

67

Page 68: SKRIPSI RUSMALA

KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST dan POST-TEST

NO SOAL KUNCI JAWABAN SKOR

1. Jelaskan pengertian pemuaian? Pemuaian adalah bertambahnya

ukuran suatu benda karena

pengaruh perubahan suhu atau

bertambahnya ukuran suatu

benda karena menerima kalor.

(10)

10

2 Sebutkan alat yang digunakan

untuk menyelidiki pemuaian

dibawah ini:

a. Pemuian zat padat

a. Alat yang digunakan untuk

menyelidiki pemuaian zat padat

adalah Muschen broek. (5)

b. Alat yang digunakan untuk

15

68

Page 69: SKRIPSI RUSMALA

b. Pemuaian zat cair

c. Pemuaian zat gas

menyelidiki pemuaian zat cair

adalah Labu didih. (5)

c. Alat yang digunakan untuk

menyelidiki pemuaian zat gas

adalah dilatometer. (5)

3 Sebatang besi panjangnya 25

cm pada suhu 400C. Jika

koefisien muai panjang besi

12.10-6 0C-1. Hitunglah panjang

besi tersebut pada suhu:

a. 800C

b. 100C

Penyelesaian:

Dik ; Lo = 25 cm

t1 = 400C

α = 12.10-6 0C-1 (1)

Dit : a. L1 pada t2 = 800C. . . ?

b. L1 pada t2 = 100C. . . ?

(1)

a. pada t2 = 800C adalah: (1)

L1 = Lo { 1+ α ( t2 – t1 ) } (2)

=25{1+12.10-6(80-40)} (1)

= 25 (1 + 0,00048) (1)

L1 = 25, 012 cm (1)

Pada t2 = 100C adalah: (1)

L1 = Lo { 1+ α ( t2 – t1 ) } (2)

= 25 (1 + 12.10-6 (10-40) (1)

= 25 (1 – 0,00036) (1)

= 25 x 0,99964 (1)

L1 = 24,991 cm (1)

15

69

Page 70: SKRIPSI RUSMALA

4 Sebutkan masalah-masalah

yang ditimbulkan oleh

pemuaian dalam kehidupan

sehari-hari?

4 masalah yang ditimbulkan oleh

pemuaian dalam kehidupan

sehari-hari yaitu:

e. Pemasangan kaca

jendela (2,5)

f. Celah pemuaian

pada sambungan jembatan

(2,5)

g. Kawat telepon

atau kawat listrik. (2,5)

h. Sambungan rel

kereta api (2,5)

10

5 Mengapa pemasangan kawat

telepon/kawat listrik dibiarkan

kendor pada saat pemasangan

siang hari?

Pemasangan kawat telepon/kawat

listrik dibiarkan kendor saat

pemasangan pada siang hari

karena hal ini dilakukan dengan

maksud pada malam hari kawat

telepon/kawat listrik mengalami

penyusutan sehingga kawat

tersebut tidak putus. (10)

10

6 Mengapa tukang kayu

merancang ukuran bingkai

jendela sedikit lebih

Tukang kayu merancang ukuran

bingkai jendela sedikit lebih

besar dari ukuran sebenarnya

10

70

Page 71: SKRIPSI RUSMALA

besar daripada ukuran

sebenarnya?

dikarenakan untuk memberikan

ruang kaca saat terjadi pemuaian.

(10)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN (1)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Muara Kelingi

Mata Pelajaran : IPA Fisika

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahamin Wujud Zat dan Perubahannya.

A. Kompetensi Dasar3.3 Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam

kehidupan sehari-hari.

B. Indikator- Mendefinisikan pengertian pemuaian

- Menyebutkan dan Menjelaskan macam-macam pemuaian dan

beserta contohnya

71

Page 72: SKRIPSI RUSMALA

- Menyebutkan alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat

padat, zat cair dan zat gas.

C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat:

- Menjelaskan pengertian pemuaian

- Menyebutkan dan Menjelaskan macam-macam pemuaian dan

berikan contohnya

- Menyebutkan alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuian zat

padat, zat cair dan zat gas.

D. Materi Pembelajaran- Pemuaian Zat

E. Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran : Informasi, Demonstrasi, Diskusi.

Model Pembelajaran : Pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

F. Langkah-Langkah Kegiatan pembelajaran

Fase Kegiatan Waktu

Kegiatan

Awal

- Mengucapkan salam untuk membuka pelajaran

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Motivasi

● Coba kamu perhatikan mengapa di siang hari yang

panas aspal di jalan raya dapat retak-retak ?

- Pengetahuan prasyarat : Pengertian pemuaian

5 Menit

Kegiatan

Inti

-   Guru menerangkan tentang materi dan

memperjelasnya dengan menggunakan LCD

65 Menit

72

Page 73: SKRIPSI RUSMALA

proyektor.

Pembentukan kelompok

- Siswa dikelompokan secara heterogen masing-

masing dengan anggota kelompoknya 4-5 orang.

- Guru memanggil ketua kelompok masing-masing

untuk memberikan penjelasan tentang materi.

-   Masing-masing ketua kelompok kembali

kekelompoknya, kemudian menjelaskan materi

yang telah disampaikan oleh guru kepada

temannya.

- Kemudian, masing-masing siswa diberi satu lembar

kertas untuk menuliskan pertanyaan yang

menyangkut materi yang telah dijelaskan oleh

ketua kelompok.

- Kemudian, kertas tersebut dibuat seperti bola dan

dilempar dari satu siswa kepada siswa lain selama

± 15 menit.

- Setelah siswa mendapat satu bola dengan satu

pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa

untuk menjawab pertanyaannya.

- Guru memberikan kesempatan kepada kelompok

lain untuk menanggapi dari jawaban temannya.

- Guru memberikan penguatan pengembangan materi

73

Page 74: SKRIPSI RUSMALA

dan meluruskan miskonsepsi yang mungkin terjadi

Kegiatan

Akhir

- Guru memberikan evaluasi

- Guru membimbing siswa menarik kesimpulan

- Salam

10 Menit

G. Alat dan Sumber Pembelajaran- Buku paket Fisika yang relevan

- LCD Proyektor

H. Penilaian1. Teknik : - Tes tertulis

- Observasi

2. Bentuk : - Essay

- Lembar Observasi

3. Instrumen :

1) Jelaskan pengertian pemuaian?

2) Sebutkan macam-macam pemuaian zat padat?

3) Jelaskan macam-macam pemuaian zat padat dan berikan contohnya?

4) Sebutkan alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian dibawah

ini!

a. Pemuian zat padat

b. Pemuaian zat cair

c. Pemuaian zat gas

74

Page 75: SKRIPSI RUSMALA

Mengetahui, Muara Kelingi, 2010Kepala SMP N 1 Muara Kelingi Peneliti,

Blacius Samosir, Amd.Pd. RusmalaNIP. 19520516 197803 1 004 NIM. 4106127

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANKELAS EKSPERIMEN (2)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Muara Kelingi

Mata Pelajaran : IPA Fisika

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahamin Wujud Zat dan Perubahannya.

A. Kompetensi Dasar3.3 Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam

kehidupan sehari-hari.

B. Indikator- Menggunakan persamaan pemuaian

-  Menyebutkan dan menjelaskan masalah-masalah yang ditimbulkan

oleh pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran

75

Page 76: SKRIPSI RUSMALA

Siswa dapat:

- Menggunakan persamaan pemuaian

- Menyebutkan dan menjelaskan masalah-masalah yang ditimbulkan

oleh pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

D. Materi Pembelajaran- Pemuaian Zat

E. Kegiatan Pembelajaran Metode Pembelajaran : Informasi, Diskusi.

Model Pembelajaran : Pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

F. Langkah-Langkah Kegiatan pembelajaranFase Kegiatan Waktu

Kegiatan

Awal

- Mengucapkan salam untuk membuka pelajaran

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Motivasi

● Mengapa sambungan antara dua jembatan beton

terdapat celah diantaranya?

- Pengetahuan prasyarat : masalah yang ditimbulkan

pemuaian

5 Menit

Kegiatan

Inti

-     Guru menerangkan tentang materi dan

memperjelasnya dengan menggunakan charta

Pembentukan kelompok

- Siswa dikelompokan secara heterogen masing-

65 Menit

76

Page 77: SKRIPSI RUSMALA

masing dengan anggota kelompoknya 4-5 orang.

- Guru memanggil ketua kelompok masing-masing

untuk memberikan penjelasan tentang materi.

- Masing-masing ketua kelompok kembali

kekelompoknya, kemudian menjelaskan materi

yang telah disampaikan oleh guru kepada

temannya.

-  Kemudian, masing-masing siswa diberi satu

lembar kertas untuk menuliskan pertanyaan yang

menyangkut materi yang telah dijelaskan oleh

ketua kelompok.

- Kemudian, kertas tersebut dibuat seperti bola dan

dilempar dari satu siswa kepada siswa lain

selama ± 15 menit.

- Setelah siswa mendapat satu bola dengan satu

pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa

untuk menjawab pertanyaannya.

- Guru memberikan kesempatan kepada kelompok

lain untuk menanggapi dari jawaban temannya.

- Guru memberikan penguatan pengembangan

materi dan meluruskan miskonsepsi yang

mungkin terjadi

Kegiatan - Guru memberikan evaluasi 10 Menit

77

Page 78: SKRIPSI RUSMALA

Akhir - Guru membimbing siswa menarik kesimpulan

- Salam

G. Alat dan Sumber Pembelajaran- Buku paket Fisika yang relevan

- Charta

H. Penilaian1. Teknik : - Tes tertulis

- Observasi

2. Bentuk : - Essay

- Lembar Observasi

3. Instrumen :

1) Jika Sebuah botol mampu menampung 50000 cm3 pada suhu 150C,

berapakah kapasitasnya pada suhu 250C untuk koefisien muai panjang

bahan botol 8,3 x 10-6C-1?.

2) Sebutkan 3 masalah yang ditimbulkan oleh pemuaian dalam kehidupan

sehari-hari?

3) Mengapa pemasangan kawat telepon/kawat listrik dibiarkan kendor

pada saat pemasangan siang hari?

4) Mengapa tukang kayu merancang ukuran bingkai jendela sedikit lebih

besar daripada ukuran sebenarnya?

78

Page 79: SKRIPSI RUSMALA

Mengetahui, Muara Kelingi, 2010Kepala SMP N 1 Muara Kelingi Peneliti,

Blacius Samosir, Amd.Pd. RusmalaNIP. 19520516 197803 1 004 NIM. 4106127

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN (3)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Muara Kelingi

Mata Pelajaran : IPA Fisika

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahamin Wujud Zat dan Perubahannya.

A. Kompetensi Dasar3.3 Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam

kehidupan sehari-hari.

B. Indikator- Menyebutkan manfaat-manfaat pemuaian dalam kehidupan sehari-hari

- Menjelaskan manfaat- manfaat dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran

79

Page 80: SKRIPSI RUSMALA

Siswa dapat:

- Menyebutkan manfaat-manfaat pemuaian dalam kehidupan sehari-hari

- Menjelaskan manfaat- manfaat dalam kehidupan sehari-hari

D. Materi Pembelajaran- Pemuaian Zat

E. Kegiatan Pembelajaran Metode Pembelajaran : Informasi, Diskusi.

Model Pembelajaran : Pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

F. Langkah-Langkah Kegiatan pembelajaranFase Kegiatan Waktu

Kegiatan

Awal

- Mengucapkan salam untuk membuka pelajaran

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Motivasi

● Mengapa pemasangan pada roda kereta api

dengan cara pemanasan?

- Pengetahuan prasyarat : manfaat pemuaian

5 Menit

Kegiatan

Inti

- Guru menerangkan tentang materi.

Pembentukan kelompok

- Siswa dikelompokan secara heterogen masing-

masing dengan anggota kelompoknya 4-5 orang.

- Guru memanggil ketua kelompok masing-masing

untuk memberikan penjelasan tentang materi.

-   Masing-masing ketua kelompok kembali

kekelompoknya, kemudian menjelaskan materi

yang telah disampaikan oleh guru kepada

65 Menit

80

Page 81: SKRIPSI RUSMALA

temannya.

- Kemudian, masing-masing siswa diberi satu lembar

kertas untuk menuliskan pertanyaan yang

menyangkut materi yang telah dijelaskan oleh

ketua kelompok.

- Kemudian, kertas tersebut dibuat seperti bola dan

dilempar dari satu siswa kepada siswa lain selama

± 15 menit.

- Setelah siswa mendapat satu bola dengan satu

pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa

untuk menjawab pertanyaannya.

- Guru memberikan kesempatan kepada kelompok

lain untuk menanggapi dari jawaban temannya.

- Guru memberikan penguatan pengembangan

materi dan meluruskan miskonsepsi yang mungkin

terjadi

Kegiatan

Akhir

- Guru memberikan evaluasi

- Guru membimbing siswa menarik kesimpulan

- Salam

10 Menit

G. Alat dan Sumber Pembelajaran- Buku paket Fisika yang relevan

H. Penilaian1. Teknik : - Tes tertulis

- Observasi

81

Page 82: SKRIPSI RUSMALA

2. Bentuk : - Essay

- Lembar Observasi

3. Instrumen :

1) Sebutkan manfaat pemuaian dalam kehidupan sehari-hari?

2) Jelaskan 3 manfaat pemuaian dalam kehidupan sehari-hari?

Mengetahui, Muara Kelingi, 2010Kepala SMP N 1 Muara Kelingi Peneliti,

Blacius Samosir, Amd.Pd. RusmalaNIP. 19520516 197803 1 004 NIM. 4106127

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANKELAS KONTROL (1)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Muara Kelingi

Mata Pelajaran : IPA Fisika

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahamin Wujud Zat dan Perubahannya.

A. Kompetensi Dasar3.3 Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam

kehidupan sehari-hari.

B. Indikator- Mendefinisikan pengertian pemuaian

- Menyebutkan dan Menjelaskan macam-macam pemuaian dan

beserta contohnya

82

Page 83: SKRIPSI RUSMALA

- Menyebutkan alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat

padat, zat cair dan zat gas.

C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat:

- Menjelaskan pengertian pemuaian

- Menyebutkan dan Menjelaskan macam-macam pemuaian dan

berikan contohnya

- Menyebutkan alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuian zat

padat, zat cair dan zat gas.

D. Materi Pembelajaran- Pemuaian Zat

E. Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran : Demonstrasi dan Ceramah

F. Langkah-Langkah Kegiatan pembelajaranFase Kegiatan Waktu

Kegiatan

Awal

- Mengucapkan salam untuk membuka pelajaran

- Guru menyampaikan tujuan Pembelajaran

- Motivasi

● Coba kamu perhatikan mengapa di siang hari yang

panas aspal di jalan raya dapat retak-retak?

- Pengetahuan prasyarat : Pengertian Pemuaian

5 Menit

Kegiatan

Inti

- Dengan metode tanya jawab guru menjelaskan

pengertian pemuaian .

- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum

65 Menit

83

Page 84: SKRIPSI RUSMALA

paham.

- Guru bersama-sama siswa membahas macam-

macam pemuaian beserta contohnya.

- Guru bersama-sama siswa membahas alat-alat yang

digunakan untuk menyelidiki pemuaian zat padat,

zat cair dan zar gas.

- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum

paham.

Kegiatan

Akhir

- Guru membimbing siswa menarik kesimpulan

- Salam

10 Menit

G. Alat dan Sumber Pembelajaran- Buku paket Fisika yang relevan

- LCD Proyektor

H. Penilaian1. Teknik : - Tes tertulis

- Observasi

2. Bentuk : - Essay

- Lembar Observasi

3. Instrumen :

1) Jelaskan pengertian pemuaian?

2) Sebutkan macam-macam pemuaian zat padat?

3) Jelaskan macam-macam pemuaian zat padat dan berikan

contohnya?

84

Page 85: SKRIPSI RUSMALA

4) Sebutkan alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian

dibawah ini!

d. Pemuian zat padat

e. Pemuaian zat cair

f. Pemuaian zat gas

Mengetahui, Muara Kelingi, 2010Kepala SMP N 1 Muara Kelingi Peneliti,

Blacius Samosir, Amd.Pd. RusmalaNIP. 19520516 197803 1 004 NIM. 4106127

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANKELAS KONTROL (2)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Muara Kelingi

Mata Pelajaran : IPA Fisika

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahamin Wujud Zat dan Perubahannya.

A. Kompetensi Dasar3.3 Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam

kehidupan sehari-hari.

B. Indikator- Menggunakan persamaan pemuaian

-  Menyebutkan dan menjelaskan masalah-masalah yang ditimbulkan

oleh pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

85

Page 86: SKRIPSI RUSMALA

C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat:

- Menggunakan persamaan pemuaian

- Menyebutkan dan menjelaskan masalah-masalah yang ditimbulkan

oleh pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

D. Materi Pembelajaran- Pemuaian Zat

E. Kegiatan Pembelajaran Metode Pembelajaran : Informasi, Tanya jawab.

F. Langkah-Langkah Kegiatan pembelajaranFase Kegiatan Waktu

Kegiatan

Awal

- Mengucapkan salam untuk membuka pelajaran

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Motivasi

● Mengapa sambungan antara dua jembatan beton

terdapat celah diantaranya?

- Pengetahuan prasyarat : masalah yang ditimbulkan

pemuaian

5 Menit

Kegiatan

Inti

-  Guru Menyampaikan persamaan-persamaan

pemuaian dengan memperjelasnya dengan

menggunakan charta

- Guru memberi contoh soal

65 Menit

86

Page 87: SKRIPSI RUSMALA

- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika belum

paham.

- Guru bersama-sama siswa membahas masalah-

masalah yang ditimbulkan oleh pemuaian dalam

kehidupan sehari-hari.

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika belum paham

Kegiatan

Akhir

- Dengan bimbingan guru, siswa dapat membuat

simpulan materi pemuaian zat.

10 Menit

G. Alat dan Sumber Pembelajaran- Buku paket Fisika yang relevan

- Charta

H. Penilaian1. Teknik : - Tes tertulis

- Observasi

2. Bentuk : - Essay

- Lembar Observasi

3. Instrumen :

1) Jika Sebuah botol mampu menampung 50000 cm3 pada suhu 150C,

berapakah kapasitasnya pada suhu 250C untuk koefisien muai

panjang bahan botol 8,3 x 10-6C-1?

2) Sebutkan 3 masalah yang ditimbulkan oleh pemuaian dalam

kehidupan sehari-hari?

87

Page 88: SKRIPSI RUSMALA

3) Mengapa pemasangan kawat telepon/kawat listrik dibiarkan kendor

pada saat pemasangan siang hari?

4) Mengapa tukang kayu merancang ukuran bingkai jendela sedikit

lebih besar daripada ukuran sebenarnya?

Mengetahui, Muara Kelingi, 2010Kepala SMP N 1 Muara Kelingi Peneliti,

Blacius Samosir, Amd.Pd. RusmalaNIP. 19520516 197803 1 004 NIM. 4106127

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANKELAS KONTROL (3)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Muara Kelingi

Mata Pelajaran : IPA Fisika

Kelas / Semester : VII / Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahamin Wujud Zat dan Perubahannya.

A. Kompetensi Dasar3.3 Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam

kehidupan sehari-hari.

B. Indikator- Menyebutkan manfaat-manfaat pemuaian dalam kehidupan sehari-hari

- Menjelaskan manfaat- manfaat dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat:

88

Page 89: SKRIPSI RUSMALA

- Menyebutkan manfaat-manfaat pemuaian dalam kehidupan sehari-hari

- Menjelaskan manfaat- manfaat dalam kehidupan sehari-hari

D. Materi Pembelajaran- Pemuaian Zat

E. Kegiatan Pembelajaran Metode Pembelajaran : Informasi, Tanya jawab.

F. Langkah-Langkah Kegiatan pembelajaranFase Kegiatan Waktu

Kegiatan

Awal

- Mengucapkan salam untuk membuka pelajaran

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

- Motivasi

● Mengapa pemasangan pada roda kereta api dengan

cara pemanasan?

- Pengetahuan prasyarat : manfaat pemuaian

5 Menit

Kegiatan

Inti

- Guru bersama-sama siswa membahas manfaat-

manfaat pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika masih kurang paham

65 Menit

Kegiatan

Akhir

- Guru membimbing siswa menarik kesimpulan

- Salam

10 Menit

G. Alat dan Sumber Pembelajaran- Buku paket Fisika yang relevan

H. Penilaian1. Teknik : - Tes tertulis

- Observasi

89

Page 90: SKRIPSI RUSMALA

2. Bentuk : - Essay

- Lembar Observasi

3. Instrumen :

1) Sebutkan manfaat pemuaian dalam kehidupan sehari-hari?

2) Jelaskan 3 manfaat pemuaian dalam kehidupan sehari-hari?

Mengetahui, Muara Kelingi, 2010Kepala SMP N 1 Muara Kelingi Peneliti,

Blacius Samosir, Amd.Pd. RusmalaNIP. 19520516 197803 1 004 NIM. 4106127

SKOR HASIL UJI COBA TES (Materi Pemuaian Zat)

NoNoTes

Nilai Soal Nomor (X)Jumlah

Skor(Y)

1 2 3 4 5 6 7 810 15 15 15 10 10 10 15X1 X2  X3  X4  X5   X6 X7  X8 

1 T-1 5 10 15 10 10 10 5 5 702 T-2 10 10 10 8 10 5 0 5 583 T-3 5 5 15 8 10 10 10 10 734 T-4 0 10 0 0 10 0 10 10 405 T-5 10 10 15 10 10 10 10 5 806 T-6 0 10 5 5 0 10 5 5 407 T-7 0 5 5 8 10 5 5 10 488 T-8 5 15 15 10 10 10 10 10 859 T-9 10 10 10 10 10 10 10 10 8010 T-10 10 15 15 10 10 10 10 5 8511 T-11 5 10 5 2 5 5 0 10 4212 T-12 10 5 5 10 0 10 5 10 5513 T-13 5 5 10 10 10 10 10 5 6514 T-14 5 5 10 8 10 10 5 10 6315 T-15 10 5 10 5 10 10 10 5 6516 T-16 10 15 5 0 0 5 5 5 4517 T-17 5 5 5 8 5 10 5 5 4818 T-18 10 10 10 5 5 5 10 5 60

90

Page 91: SKRIPSI RUSMALA

19 T-19 0 10 10 2 5 10 5 5 4720 T-20 0 10 15 8 10 5 10 5 6321 T-21 0 5 5 5 5 5 5 10 4022 T-22 5 15 10 5 0 0 5 10 5023 T-23 0 10 10 5 0 0 0 10 3524 T-24 5 10 10 0 10 0 0 5 4025 T-25 0 15 15 8 10 10 10 10 7826 T-26 0 10 10 10 10 10 10 10 7027 T-27 5 5 10 5 5 10 10 5 5528 T-28 5 10 5 5 0 5 10 10 5029 T-29 0 15 5 5 5 0 0 10 4030 T-30 5 5 15 8 10 10 10 5 68

Jumlah 140 280 285 193 205 210 200 225 1738

SKOR HASIL UJI COBA TES SETELAH DIURUTKAN(Materi Pemuaian Zat)

NoNoTes

Nilai Soal Nomor (X)Jumlah

Skor(Y)

1 2 3 4 5 6 7 810 15 15 15 10 10 10 15X1 X6  X3  X4  X5   X2 X7  X8 

1 T-8 5 15 15 10 10 10 10 10 852 T-10 10 15 15 10 10 10 10 5 853 T-5 10 10 15 10 10 10 10 5 804 T-9 10 10 10 10 10 10 10 10 805 T-25 0 15 15 8 10 10 10 10 786 T-3 5 5 15 8 10 10 10 10 737 T-1 5 10 15 10 10 10 5 5 708 T-26 0 10 10 10 10 10 10 10 709 T-30 5 5 15 8 10 10 10 5 6810 T-13 5 5 10 10 10 10 10 5 6511 T-15 10 5 10 5 10 10 10 5 6512 T-14 5 5 10 8 10 10 5 10 6313 T-20 0 10 15 8 10 5 10 5 6314 T-18 10 10 10 5 5 5 10 5 6015 T-12 10 5 5 10 0 10 5 10 5516 T-2 10 10 10 8 10 5 0 5 5817 T-27 5 5 10 5 5 10 10 5 5518 T-22 5 15 10 5 0 0 5 10 50

91

Page 92: SKRIPSI RUSMALA

19 T-28 5 10 5 5 0 5 10 10 5020 T-7 0 5 5 8 10 5 5 10 4821 T-17 5 5 5 8 5 10 5 5 4822 T-19 0 10 10 2 5 10 5 5 4723 T-16 10 15 5 0 0 5 5 5 4524 T-11 5 10 5 2 5 5 0 10 4225 T-4 0 10 0 0 10 0 10 10 4026 T-6 0 10 5 5 0 10 5 5 4027 T-21 0 5 5 5 5 5 5 10 4028 T-24 5 10 10 0 10 0 0 5 4029 T-29 0 15 5 5 5 0 0 10 4030 T-23 0 10 10 5 0 0 0 10 35

Jumlah 140 280 285 193 205 210 200 225 1738

PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA TES

1. Validitas butir soal nomor 1

=

=

=

=

=

=0,42 Validitas Sedang (Cukup)

92

Page 93: SKRIPSI RUSMALA

2. Validitas butir soal nomor 2

=

=

=

=

=

= 0,10 (Validitas Sangat rendah)

3. Validitas butir soal nomor 3

=

=

=

=

93

Page 94: SKRIPSI RUSMALA

=

= 0,77 (Validitas tinggi)

4. Validitas butir soal nomor 4

=

=

=

=

=

= 0,75 (Validitas tinggi)

5. Validitas butir soal nomor 5

=

=

94

Page 95: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=

= 0,61 (Validitas tanggi)

6. Validitas butir soal nomor 6

=

=

=

=

=

= 0,67 (Validitas tinggi)

7. Validitas butir soal nomor 7

=

95

Page 96: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=

=

= 0,66 (Validitas tinggi)

8. Validitas butir soal nomor 8

=

=

=

=

=

= -0,08 ( Tidak valid )

96

Page 97: SKRIPSI RUSMALA

PERHITUNGAN thitung UJI COBA TES

1. Butir soal nomor 1

=

=

=0,42(5,84)

=2,5

2. Butir soal nomor 2

=

=

=0,10(5,31)

=0,53

3. Butir soal nomor 3

97

Page 98: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=0,77(8,36)

=6,43

4. Butir soal nomor 4

=

=

=0,75(8,06)

=6,04

5. Butir soal nomor 5

=

=

= 0,61 (6,72)

= 4,09

98

Page 99: SKRIPSI RUSMALA

6. Butir soal nomor 6

=

=

=0,67 (7,13) = 4,77

7. Butir soal nomor 7

=

=

=0,66 (7,07) = 4,66

8. Butir soal nomor 8

=

=

=-0,08 (5,31) = -0,42

PERHITUNGAN RELIABILITAS UJI COBA TES

99

Page 100: SKRIPSI RUSMALA

1. Butir soal nomor 1

=

=

=

=14,89

2. Butir soal nomor 2

=

=

=

= 12,89

3. Butir soal nomor 3

100

Page 101: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=

=17,25

4. Butir soal nomor 4

=

=

=

=10,11

5. Butir soal nomor 5

101

Page 102: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=

=15,81

6. Butir soal nomor 6

=

=

=

=14,33

7. Butir soal nomor 7

102

Page 103: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=

=13,89

8. Butir soal nomor 8

=

=

=

= 6,25

103

Page 104: SKRIPSI RUSMALA

= 14,89 + 12,89 + 17,25 + 10,11+ 15,81 +14,33 + 13,89 + 6,25

= 105,45

Variabel Y

=

=

=

=221,06

=

=

= (1,142)(0,553) = 0,63 (Reliabilitas Tinggi)

SKOR UJI COBA TES KELOMPOK ATAS

104

Page 105: SKRIPSI RUSMALA

No No Tes

Nilai Soal Nomor (X)  Jumlahskor(Y)

1 2 3 4 5 6 7 810 15 15 15 10 10 10 15X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

1 T-8 5 15 15 10 10 10 10 10 852 T-10 10 15 15 10 10 10 10 5 853 T-5 10 10 15 10 10 10 10 5 804 T-9 10 10 10 10 10 10 10 10 805 T-25 0 15 15 8 10 10 10 10 786 T-3 5 5 15 8 10 10 10 10 737 T-1 5 10 15 10 10 10 5 5 708 T-26 0 10 10 10 10 10 10 10 709 T-30 5 5 15 8 10 10 10 5 6810 T-13 5 5 10 10 10 10 10 5 6511 T-15 10 5 10 5 10 10 10 5 6512 T-14 5 5 10 8 10 10 5 10 6313 T-20 0 10 15 8 10 5 10 5 6314 T-18 10 10 10 5 5 5 10 5 6015 T-12 10 5 5 10 0 10 5 10 55

Jumlah 90 135 170 130 135 140 135 110 1060

SKOR UJI COBA TES KELOMPOK BAWAH

No No Tes

Nilai Soal Nomor (X)

Jml Skor (Y)1 2 3 4 5 6 7 810 15 15 15 10 10 10 15X1 X6 X3 X4 X5 X6 X7 X8

1 T-2 10 10 10 8 10 5 0 5 582 T-27 5 5 10 5 5 10 10 5 553 T-22 5 15 10 5 0 0 5 10 504 T-28 5 10 5 5 0 5 10 10 505 T-7 0 5 5 8 10 5 5 10 486 T-17 5 5 5 8 5 10 5 5 487 T-19 0 10 10 2 5 10 5 5 478 T-16 10 15 5 0 0 5 5 5 459 T-11 5 10 5 2 5 5 0 10 42

10 T-4 0 10 0 0 10 0 10 10 4011 T-6 0 10 5 5 0 10 5 5 4012 T-21 0 5 5 5 5 5 5 10 4013 T-24 5 10 10 0 10 0 0 5 4014 T-29 0 15 5 5 5 0 0 10 4015 T-23 0 10 10 5 0 0 0 10 35

Jumlah 50 145 100 63 70 70 65 115 678

PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA UJI COBA TES

105

Page 106: SKRIPSI RUSMALA

1. Daya Pembeda butir soal nomor 1

=

=

=0,27 (Cukup)

2. Daya Pembeda butir soal nomor 2

=

=

=-0,04 (Sangat Jelek)

3. Daya Pembeda butir soal nomor 3

=

=

= 0,31 (Cukup)

4. Daya Pembeda butir soal nomor 4

106

Page 107: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=0,29 (Cukup)

5. Daya Pembeda butir soal nomor 5

=

=

=0,43 (Baik)

6. Daya Pembeda butir soal nomor 6

=

=

=0,47 (Baik)

7. Daya Pembeda butir soal nomor 7

107

Page 108: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=0,47 (Baik)

8. Daya Pembeda butir soal nomor 8

=

=

= -0,02(Sangat jelek)

PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN UJI COBA TES

108

Page 109: SKRIPSI RUSMALA

1. Tingkat Kesukaran butir soal nomor 1

=

=

=0,46 (Sedang)

2. Tingkat Kesukaran butir soal nomor 2

=

=

=0,62 (Sedang)

3. Tingkat Kesukaran butir soal nomor 3

=

=

= 0,60 (Sedang)

109

Page 110: SKRIPSI RUSMALA

4. Tingkat Kesukaran butir soal nomor 4

=

=

=0,42 (Sedang)

5. Tingkat Kesukaran butir soal nomor 5

=

=

=0,68 (Sedang)

6. Tingkat Kesukaran butir soal nomor 6

=

=

=0,70 (Sedang)

110

Page 111: SKRIPSI RUSMALA

7. Tingkat Kesukaran butir soal nomor 7

=

=

=0,67 (Sedang)

8. Tingkat Kesukaran butir soal nomor 8

=

=

= 0,50 (Sedang)

REKAPITULASI HASIL UJI COBA PRE-TEST DAN POST-TEST

No Soal ValiditasDaya Pembeda

Tingkat

Kesukaran

Ket

1 0,42 Sedang 0,27 Cukup 0,46 Sedang Dipakai

2 0,10 Sangat -0,04 Sangat 0,62 Sedang Buang

111

Page 112: SKRIPSI RUSMALA

Rendah Jelek

3 0,77 Tinggi 0,31 Cukup 0,60 Sedang Dipakai

4 0,75 Tinggi 0,29 Cukup 0,42 Sedang Dipakai

5 0,61 Tinggi 0,43 Baik 0,68 Sedang Dipakai

6 0,67 Tinggi 0,47 Baik 0,70 Sedang Dipakai

7 0,66 Tinggi 0,47 Baik 0,67 Sedang Dipakai

8 -0,08 Tidak valid -0,02Sangat

jelek0,50 Sedang Buang

DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

No Nama Siswa Nilai Soal Nomor (x) Jumlh

Skor Nilai Keterangan

1 2 3 4 5 610 15 15 10 10 10

1 Advent Anugrah P 0 10 0 0 0 0 10 14 Tidak tuntas2 Aski Pratama 0 10 0 0 0 0 10 14 Tidak tuntas3 Bagus Dwi Lesman 0 10 0 0 0 0 10 14 Tidak tuntas4 Bayu Adi Prastio 0 5 2 0 0 0 7 10 Tidak tuntas5 Dandi Subhana 0 10 0 10 0 5 25 35 Tidak tuntas6 Deswita Sari 0 5 2 0 0 0 7 10 Tidak tuntas7 Dwi Larasati 0 5 0 10 0 0 15 21 Tidak tuntas

112

Page 113: SKRIPSI RUSMALA

8 Dwiki Pudyananto 0 10 10 0 0 0 20 28 Tidak tuntas9 Ferina Julia Putri 0 5 2 0 0 0 7 10 Tidak tuntas10 Fitrianto Aji N 0 5 0 0 5 5 15 21 Tidak tuntas11 Habli 0 10 0 10 0 0 20 28 Tidak tuntas12 Hanny Andilau S 0 10 0 10 10 0 30 42 Tidak tuntas13 Hervela Liana 0 10 0 10 0 5 25 35 Tidak tuntas14 Inry Rantika 0 15 0 5 0 0 20 28 Tidak tuntas15 Iqbal Andriansyah 0 5 0 5 0 5 15 21 Tidak tuntas16 Irfan Arif K 5 10 0 0 5 0 20 28 Tidak tuntas17 Jesi Luvika Sari 0 10 0 10 5 0 25 35 Tidak tuntas18 Lilik Setia Wati 0 10 0 5 0 0 15 21 Tidak tuntas19 Monika Lastari 0 15 0 10 0 0 25 35 Tidak tuntas20 Pernanda Oki Mura 0 5 0 5 10 0 20 28 Tidak tuntas21 Rara Susanti 0 10 0 10 0 0 20 28 Tidak tuntas22 Rena 0 5 0 10 0 0 15 21 Tidak tuntas23 Rohidin 0 5 0 10 10 0 25 35 Tidak tuntas24 Sahwallani 0 0 0 5 10 5 20 28 Tidak tuntas25 Sandoro 0 10 0 10 5 10 35 50 Tidak tuntas26 Siti Ibrozah 0 15 0 0 5 0 20 28 Tidak tuntas27 Siti Maslika 0 15 0 10 0 0 25 35 Tidak tuntas28 Siti Soleha 0 10 0 10 5 5 30 42 Tidak tuntas29 Sonya Novisca W 0 10 0 10 5 5 30 42 Tidak tuntas30 Sujarwati 10 5 0 10 0 10 35 50 Tidak tuntas31 Toha Adi Kurniawan 0 15 0 0 5 5 25 35 Tidak tuntas32 Tri Ngapiah 0 10 0 0 10 0 20 28 Tidak tuntas33 Tri Wahyuni 0 15 0 0 10 10 35 50 Tidak tuntas34 Vivi Anggraini 0 10 0 0 10 10 30 42 Tidak tuntas35 Yuriche Agusita P 0 5 0 5 10 0 20 28 Tidak tuntas36 Yustida Bellini 0 2 5 0 0 0 7 10 Tidak tuntas

DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS KONTROL

No Nama Siswa Nilai Soal Nomor (x) Jumlh

Skor Nilai Keterangan1 2 3 4 5 610 15 15 10 10 10

1 Ahmad Agustion 0 15 0 0 0 0 15 21 Tidak tuntas2 Alex Akbar I. S 0 15 0 0 0 10 25 35 Tidak tuntas3 Ali Akbar 0 10 0 10 10 5 35 50 Tidak tuntas4 Andrek Chichago 5 5 0 5 5 5 25 35 Tidak tuntas5 Apri Mustopa 0 5 0 0 5 5 15 21 Tidak tuntas6 Apriyanto Pajar K 0 5 2 0 0 0 7 10 Tidak tuntas

113

Page 114: SKRIPSI RUSMALA

7 Badarudin 0 5 0 0 0 5 10 14 Tidak tuntas8 Cici Yulnia 0 5 2 0 0 0 7 10 Tidak tuntas9 Dani Irvan 0 5 0 0 10 10 25 35 Tidak tuntas10 Devita Rosela 0 10 0 10 0 10 30 42 Tidak tuntas11 Dodi Septa A 5 5 0 0 0 0 10 14 Tidak tuntas12 Eka Pranita 5 5 0 0 0 0 10 14 Tidak tuntas13 Endang Lestari 0 10 0 0 0 0 10 14 Tidak tuntas14 Ide Lestari 0 5 0 0 10 10 25 35 Tidak tuntas15 Julian Fama 0 10 0 0 0 0 10 14 Tidak tuntas16 Lidia Kandau 0 5 0 0 10 10 25 35 Tidak tuntas17 Meri Agustina 0 15 0 0 0 0 15 21 Tidak tuntas18 Meri Andani 0 10 0 10 0 0 20 28 Tidak tuntas19 Miswanto 0 10 0 10 0 0 20 28 Tidak tuntas20 Muarif 0 5 0 0 0 10 15 21 Tidak tuntas21 Natalia Pitaloka 0 5 0 0 10 0 15 21 Tidak tuntas22 Pramita Kartika S 0 5 0 5 10 10 30 42 Tidak tuntas23 Rahmat Ideha 0 10 0 10 0 0 20 28 Tidak tuntas24 Randi 0 10 0 10 0 0 20 28 Tidak tuntas25 Rani Safitri 5 5 0 10 5 10 35 50 Tidak tuntas26 Redi Apri P 0 15 0 10 0 0 25 35 Tidak tuntas27 Restu Prihatin 0 15 0 10 0 0 25 35 Tidak tuntas28 Ridwansyah 0 10 0 10 0 0 20 28 Tidak tuntas29 Riko Saputra 0 5 0 5 5 5 20 28 Tidak tuntas30 Rina Jumila 0 15 0 0 0 0 15 21 Tidak tuntas31 Rismala Apriyani 0 5 0 0 10 10 25 35 Tidak tuntas32 Salma Wati 0 10 0 0 5 5 20 28 Tidak tuntas33 Sari Pitri Ani 0 5 0 10 10 5 30 42 Tidak tuntas34 Sasianto 0 15 0 0 10 5 30 42 Tidak tuntas35 Sendi Jaka S 5 5 0 10 0 10 30 42 Tidak tuntas36 Siti Aisyah 0 15 0 10 0 0 25 35 Tidak tuntas37 Sonalia 0 10 0 10 0 10 30 42 Tidak tuntas38 Sri Bintang 5 5 0 10 0 0 20 28 Tidak tuntas39 Susanti 0 10 0 0 0 10 20 28 Tidak tuntas40 Sutarjo 0 10 0 0 0 0 10 14 Tidak tuntas41 Uswatun Hasanah 0 5 0 5 0 10 20 28 Tidak tuntas42 Vusva Andela 0 10 0 10 10 5 35 50 Tidak tuntas43 Wiwin Saputra 0 10 0 0 10 0 20 28 Tidak tuntas44 Zumadi 0 5 0 5 5 10 25 35 Tidak tuntas

DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

No Nama Siswa Nilai Soal Nomor (x) Jumlh

Skor Nilai Keterangan

1 2 3 4 5 610 15 15 10 10 10

1 Advent Anugrah P 10 10 10 10 10 10 60 85 Tuntas2 Aski Pratama 10 15 10 10 10 10 65 92 Tuntas3 Bagus Dwi Lesman 10 15 5 10 10 10 60 85 Tuntas4 Bayu Adi Prastio 10 10 2 10 0 5 37 52 Tidak tuntas5 Dandi Subhana 10 10 2 10 0 5 37 52 Tidak tuntas

114

Page 115: SKRIPSI RUSMALA

6 Deswita Sari 5 15 2 5 5 10 42 60 Tuntas7 Dwi Larasati 10 15 5 10 10 10 60 85 Tuntas8 Dwiki Pudyananto 10 15 5 10 5 5 50 71 Tuntas9 Ferina Julia Putri 10 10 0 10 10 10 50 71 Tuntas10 Fitrianto Aji N 10 10 0 10 10 10 50 71 Tuntas11 Habli 10 10 5 5 10 10 50 71 Ttuntas12 Hanny Andilau S 10 10 5 10 5 5 45 64 Tuntas13 Hervela Liana 10 10 10 10 10 10 60 85 Tuntas14 Inry Rantika 10 10 0 10 10 0 40 57 Tidak tuntas15 Iqbal Andriansyah 10 5 5 10 10 10 50 71 Tuntas16 Irfan Arif K 10 10 10 5 10 10 55 78 Tuntas17 Jesi Luvika Sari 10 10 10 5 10 10 55 78 Tuntas18 Lilik Setia Wati 10 15 5 10 10 10 60 85 Tuntas19 Monika Lastari 10 5 5 10 10 10 50 71 Tuntas20 Pernanda Oki Mura 10 15 5 10 5 5 50 71 Tuntas21 Rara Susanti 10 10 5 5 10 10 50 71 Tuntas22 Rena 10 10 5 5 10 5 45 64 Tuntas23 Rohidin 10 15 0 10 10 10 55 78 Tuntas24 Sahwallani 10 10 15 10 10 10 65 92 Tuntas25 Sandoro 10 10 15 10 10 10 65 92 Tuntas26 Siti Ibrozah 10 15 0 10 10 5 50 71 Tuntas27 Siti Maslika 10 15 5 10 10 5 55 78 Tuntas28 Siti Soleha 10 15 5 5 5 5 45 64 Tuntas29 Sonya Novisca W 10 10 10 5 10 10 55 78 Tuntas30 Sujarwati 10 10 15 10 10 10 65 92 Tuntas31 Toha Adi Kurniawan 10 15 2 10 5 0 42 60 Tuntas32 Tri Ngapiah 10 10 10 5 10 10 55 78 Tuntas33 Tri Wahyuni 5 15 2 10 0 10 42 60 Tuntas34 Vivi Anggraini 10 10 5 5 0 10 40 57 Tidak tuntas35 Yuriche Agusita P 10 15 5 5 10 10 55 78 Tuntas36 Yustida Bellini 10 10 5 5 0 10 40 57 Tidak tuntas

DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS KONTROL

No Nama Siswa Nilai Soal Nomor (x) Jumlh

Skor Nilai Keterangan1 2 3 4 5 610 15 15 10 10 10

1 Ahmad Agustion 10 10 10 5 10 10 55 78 Tuntas2 Alex Akbar I. S 10 10 5 0 0 10 35 50 Tidak tuntas3 Ali Akbar 10 10 10 10 10 10 60 85 Tuntas4 Andrek Chichago 10 10 10 10 10 10 60 85 Tuntas5 Apri Mustopa 10 10 2 10 0 0 32 45 Tidak tuntas

115

Page 116: SKRIPSI RUSMALA

6 Apriyanto Pajar K 10 10 2 10 0 0 32 45 Tidak tuntas7 Badarudin 10 10 5 10 10 10 55 78 Tuntas8 Cici Yulnia 10 10 10 5 10 10 55 78 Tuntas9 Dani Irvan 10 10 5 5 10 10 50 71 Tuntas10 Devita Rosela 10 10 0 5 10 10 45 64 Tuntas11 Dodi Septa A 10 10 0 10 10 10 50 71 Tuntas12 Eka Pranita 10 5 5 10 5 0 35 50 Tidak tuntas13 Endang Lestari 10 10 2 10 0 0 32 45 Tidak tuntas14 Ide Lestari 10 10 5 10 0 0 35 50 Tidak tuntas15 Julian Fama 10 10 5 5 10 10 50 71 Tuntas16 Lidia Kandau 10 10 5 5 5 5 40 57 Tidak tuntas17 Meri Agustina 10 10 0 5 10 10 45 64 Tuntas18 Meri Andani 10 15 0 10 10 10 55 78 Tuntas19 Miswanto 10 10 0 5 10 10 45 64 Tuntas20 Muarif 10 10 5 5 10 10 50 71 Tuntas21 Natalia Pitaloka 10 10 5 10 10 10 55 78 Tuntas22 Pramita Kartika S 10 10 5 10 5 10 50 71 Tuntas23 Rahmat Ideha 10 10 5 10 5 10 50 71 Tuntas24 Randi 10 10 5 10 10 5 50 71 Tuntas25 Rani Safitri 10 10 5 10 10 5 50 71 Tuntas26 Redi Apri P 10 10 5 10 5 0 40 57 Tidak tuntas27 Restu Prihatin 10 10 5 10 10 10 55 78 Tuntas28 Ridwansyah 10 10 5 5 5 5 40 57 Tidak tuntas29 Riko Saputra 10 10 0 0 10 10 40 57 Tidak tuntas30 Rina Jumila 10 10 0 0 10 10 40 57 Tidak tuntas31 Rismala Apriyani 10 10 5 10 10 5 50 71 Tuntas32 Salma Wati 10 10 5 10 10 10 55 78 Tuntas33 Sari Pitri Ani 10 10 5 10 5 5 45 64 Tuntas34 Sasianto 10 10 0 10 10 5 45 64 Tuntas35 Sendi Jaka S 10 15 5 5 10 5 50 71 Tuntas36 Siti Aisyah 10 15 0 10 0 5 40 57 Tidak tuntas37 Sonalia 10 15 5 5 5 5 45 64 Tuntas38 Sri Bintang 10 10 15 5 0 0 40 57 Tidak tuntas39 Susanti 10 10 10 5 5 0 40 57 Tidak tuntas40 Sutarjo 10 5 0 10 10 10 45 64 Tuntas41 Uswatun Hasanah 10 10 10 5 10 10 55 78 Tuntas42 Vusva Andela 10 5 5 5 10 10 45 64 Tuntas43 Wiwin Saputra 10 10 5 10 10 10 55 78 Tuntas44 Zumadi 10 10 5 10 10 10 55 78 Tuntas

TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

1. Rentang = Data Terbesar –Data Terkecil

= 35 – 7

= 28

2. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 36

116

Page 117: SKRIPSI RUSMALA

= 1 + 3,3 (1,556)

= 6,13 (Kelas yang diambil 6)

3. Panjang Interval =

= 4,67 (Panjang kelas yang di ambil 5)

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

Nilai Tes

f

f .

- ( - )2 f ( - )2

7 – 117 9 63 -10,694 114,37 800,60

12 – 165 14 70 -5,6944 32,43 162,13

17 – 2110 19 190 -0,6944 0,48 4,82

22 – 267 24 168 4,30556 18,54 129,76

27 – 314 29 116 9,30556 86,59 346,37

32 – 363 34 102 14,3056 204,65 613,95

Jumlah36 709 2057,64

117

Page 118: SKRIPSI RUSMALA

UJI NORMALITAS DATA TES AWAL KELAS EKSPERIMEN

Kelas Interval

Batas kelas

Z hitung

Z table L ( )2

6,5 -1,72 0,4573

7 – 11 0,0996 7 3,5856 3,4144 11,6581 3,2514

11,5 -1,07 0,3577

12 – 16 0,1949 5 7,0164 -2,0164 4,0659 0,5795

16,5 -0,42 0,1628

17 – 21 0,2576 10 9,2736 0,7264 0,5277 0,0569

21,5 0,24 0,0948

22 – 26 0,2185 7 6,5550 0,4450 0,1980 0,0302

26,5 0,89 0,3133

27 – 31 0,1249 4 4,4964 -0,4964 0,2464 0,0548

31,5 1,54 0,4382

32 – 36 0,0475 3 1,7100 1,2900 1,6641 0,9732

36,5 2,19 0,4857

Jumlah 36 4,95

118

Page 119: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=

= 11,1

<

Kesimpulan: 4,95 < 11,1 maka data berdistribusi normal

119

Page 120: SKRIPSI RUSMALA

TES AWAL KELAS KONTROL

1. Rentang = Data Terbesar –Data Terkecil

= 35 – 7

= 28

2. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 44

= 1 + 3,3 (1,643)

= 6,42 (Kelas yang diambil 6)

3. Panjang Interval =

= 4,67 (Panjang kelas yang di ambil 5)

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AWAL KELAS KONTROL

Nilai Tesf

f . - ( - )2 f ( - )2

7 – 118 9 72 -11,02 121,50 972,00

12 - 166 14 84 -6,02 36,27 217,64

17 - 2111 19 209 -1,02 1,05 11,51

22 – 2610 24 240 3,98 15,82 158,19

27 - 316 29 174 8,98 80,59 483,55

32 - 363 34 102 13,98 195,36 586,09

Jumlah44 881 2428,98

120

Page 121: SKRIPSI RUSMALA

121

Page 122: SKRIPSI RUSMALA

UJI NORMALITAS DATA TES AWAL KELAS KONTROL

Kelas Interval

Batas kelas

Z hitung

Z table L ( )2

6,5 -1,80 0,4641

7-11 0,0933 8 4,1052 3,8948 15,1695 3,6952

11,5 -1,13 0,3708

12– 16 0,19 6 8,3600 -2,3600 5,5696 0,6662

16,5 -0,47 0,1808

17 – 21 0,2601 11 11,4444 -0,4444 0,1975 0,0173

21,5 0,20 0,0793

22 – 26 0,2258 10 9,9352 0,0648 0,0042 0,0004

26,5 0,86 0,3051

27 – 31 0,1319 6 5,8036 0,1964 0,0386 0,0066

31,5 1,53 0,4370

32 – 36 0,0487 3 2,1428 0,8572 0,7348 0,3429

36,5 2,19 0,4857

Jumlah 44 4,7286

122

Page 123: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=

= 11,1

<

Kesimpulan: 4,72 < 11,1 maka data berdistribusi normal

123

Page 124: SKRIPSI RUSMALA

TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

1. Rentang = Data Terbesar –Data Terkecil

= 65 – 37

= 28

2. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,556)

= 6,13 (Kelas yang diambil 6)

3. Panjang Interval =

= 4,67 (Panjang kelas yang di ambil 5)

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

Nilai Tesf

f . - ( - )2 f ( - )2

37-415 39 195 -11,81 139,37 696,86

42-466 44 264 -6,81 46,32 277,89

47-519 49 441 -1,81 3,26 29,34

52-567 54 378 3,19 10,20 71,43

57-615 59 295 8,19 67,15 335,74

62-664 64 256 13,19 174,09 696,37

Jumlah 36 1829 2107,64

124

Page 125: SKRIPSI RUSMALA

UJI NORMALITAS DATA TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN

Kelas Interval

Batas kelas

Z hitung

Z table L ( )2

36,5 -1,84 0,4671

37-41 0,0822 5 2,9592 2,0408 4,1649 1,4074

41,5 -1,20 0,3849

42-46 0,1761 6 6,3396 -0,3396 0,1153 0,0182

46,5 -0,55 0,2088

47-51 0,2447 9 8,8092 0,1908 0,0364 0,0041

51,5 0,09 0,0359

52-56 0,2314 7 8,3304 -1,3304 1,7700 0,2125

56,5 0,73 0,2673

57-61 0,1489 5 5,3604 -0,3604 0,1299 0,0242

61,5 1,38 0,4162

62-66 0,0621 4 2,2356 1,7644 3,1131 1,3925

66,5 2,02 0,4783

Jumlah 36 3,06

125

Page 126: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=

= 11,1

<

Kesimpulan: 3,06 < 11,1 maka data berdistribusi normal

126

Page 127: SKRIPSI RUSMALA

TES AKHIR KELAS KONTROL

1. Rentang = Data Terbesar –Data Terkecil

= 60 – 32

= 28

2. Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,477)

= 5,87 (Kelas yang diambil 6)

3. Panjang Interval =

= 4,67 (Panjang kelas yang di ambil 5)

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TES AKHIR KELAS KONTROL

Nilai Tesf

f . - ( - )2 f ( - )2

32-36 6 34 204 -11,82 139,67 838,02

37-41 8 39 312 -6,82 46,49 371,90

42-46 8 44 352 -1,82 3,31 26,45

47-51 10 49 490 3,18 10,12 101,24

52-56 10 54 540 8,18 66,94 669,42

57-61 2 59 118 13,18 173,76 347,52

Jumlah 44 2016 2354,55

127

Page 128: SKRIPSI RUSMALA

UJI NORMALITAS DATA TES AKHIR KELAS KONTROL

Kelas Interval

Batas kelas

Z hitung

Z table L ( )2

31,5 -1,93 0,4732

32-36 0,077 6 3,388 2,612 6,8225 2,0137

36,5 -1,26 0,3962

37-41 0,1772 8 7,7968 0,2032 0,0413 0,0053

41,5 -0,58 0,2190

42-46 0,2549 8 11,2156 -3,2156 10,3401 0,9219

46,5 0,09 0,0359

47-51 0,2435 10 10,714 -0,714 0,5098 0,0476

51,5 0,77 0,2794

52-56 0,1457 10 6,4108 3,5892 12,8824 2,0095

56,5 1,44 0,4251

57-61 0,0579 2 2,5476 -0,5476 0,2999 0,1177

61,5 2,12 0,4830

Jumlah 44 5,12

128

Page 129: SKRIPSI RUSMALA

=

=

=

= 11,1

<

Kesimpulan: 5,12 < 11,1 maka data berdistribusi normal

129

Page 130: SKRIPSI RUSMALA

UJI HOMOGENITAS

Untuk menguji homogenitas, digunakan statistik uji-F dengan rumus:

=

1. Skor tes awal kelas eksperimen dan kontrol

a. Data se = 9,46 dan sk = 7,94

dengan se = simpangan baku kelas eksperimen

sk = simpangan baku kelas kontrol

b. Hipotesis yang akan diuji

H0 = Hipotesis pembanding, kedua varians sama atau homogen

Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama atau heterogen

c. Nilai Fhitung

Simpangan baku kelas eksperimen lebih besar dari simpangan baku kelas

kontrol, maka:

= = = 1,04

d. Nilai Ftabel dengan dengan derajat kebebasan, dke = 36 – 1, dkk = 44 – 1 dan

α = 0,05.

Nilai Ftabel dengan dk (35:43) dan α = 0,05 = 1,66

e. Uji hipotesis

130

Page 131: SKRIPSI RUSMALA

Fhitung = 1,04 dan Ftabel 1,66 sehimgga Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha

ditolak. Dengan demikian varians skor tes awal (kelas eksperimen dan

kelas kontrol) adalah homogen.

2. Skor tes akhir kelas eksperimen dan kontrol

a. Data se = 7,76 dan sk =7,40

dengan se = simpangan baku kelas eksperimen

sk = simpangan baku kelas kontrol

b. Hipotesis yang akan diuji

H0 = Hipotesis pembanding, kedua varians sama atau homogen

Ha = Hipotesis kerja, kedua varians tidak sama atau heterogen

c. Nilai Fhitung

simpangan baku kelas eksperimen lebih besar dari simpangan baku kelas

kontrol, maka:

= = = 0,91

d. Nilai Ftabel dengan dengan derajat kebebasan, dke = 36 – 1, dkk = 44 – 1 dan

α = 0,05.

Nilai Ftabel dengan dk (35:43) dan α = 0,05 = 1,66

e. Uji hipotesis

Fhitung = 0,91 dan Ftabel 1,66 sehingga Fhitung < Ftabel maka H0 diterima Ha

ditolak. Dengan demikian varians skor tes akhir (kelas eksperimen dan

kelas kontrol) adalah homogen.

131

Page 132: SKRIPSI RUSMALA

UJI KESAMAAN DUA RATA-RATA

Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 =Hipotesis pembanding, rata-rata skor kelas eksperimen sama dengan rata-

rata skor kelas kelas kontrol

Ha = Hipotesis kerja, rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata

skor kelas control

1. Uji kesamaan dua rata-rata skor tes awal

a. Data

=19,70 , Se = 7,67, ne =36

=20,02, Sk = 7,52 nk =44

b. Nilai thitung

Kedua kelompok data adalah normal dan homogen, maka menggunakan

uji-t, dengan rumus:

dengan

Terlebih dahulu dicari simpangan baku gabungan kedua kelompok, yaitu:

132

Page 133: SKRIPSI RUSMALA

Setelah didapat nilai simpangan baku, maka dicari nilai thitung dengan

menggunakan uji-t dengan rumus:

c. Nilai ttabel dengan derajat kebebasan dk = ne + nk – 2 = 35 + 44 -2 =

78 dan α = 0,05. Nilai dk = 78 tidak terdapat di dalam tabel, maka nilai

133

Page 134: SKRIPSI RUSMALA

ttabel ditentukan dengan menggunakan harga t dengan dk = 60 dan dk = 120

dibagi 2 sehingga diperoleh:

ttabel = t(1-½α)

ttabel = t(1-½(0,05))

trabel = t(1-0,025)

ttabel = t(0,975)

ttabel = 1,99

d. Uji Hipotesis

thitung =0,19 dan ttabel =1,99, karena thitung < ttabel , maka Ho diterima.

Dengan demikian kedua rata-rata skor tes awal kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah sama.

2. Uji kesamaan dua rata-rata skor tes akhir

a. Data

= 50,81 Se = 7,76 ne =36

= 45,81 Sk = 7,40 nk =44

b. Nilai thitung

Kedua kelompok data adalah normal dan homogen, maka menggunakan

uji-t, dengan rumus:

dengan

Terlebih dahulu dicari simpangan baku gabungan kedua kelompok, yaitu:

134

Page 135: SKRIPSI RUSMALA

Setelah didapat nilai simpangan baku, maka dicari nilai thitung dengan

menggunakan uji-t dengan rumus:

135

Page 136: SKRIPSI RUSMALA

c. Nilai ttabel dengan derajat kebebasan dk = ne + nk – 2 = 36 + 44-2 = 78 dan α

= 0,05. Nilai dk = 78 tidak terdapat di dalam tabel, maka nilai ttabel

ditentukan dengan menggunakan harga t dengan dk = 60 dan dk = 120

dibagi 2 sehingga diperoleh:

ttabel = t(1-½α)

ttabel = t(1-½(0,05))

trabel = t(1-0,025)

ttabel = t(0,975)

ttabel = 1,99

d. Uji Hipotesis

Nilai thitung = 2,94 dan ttabel =1,99, karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Dengan demikian rata-rata skor tes akhir kelas

eksperimen lebih besar daripada rata-rata kelas kontrol. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing lebih baik daripada hasil

belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

konvensional.

136

Page 137: SKRIPSI RUSMALA

154

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Hari / Tanggal : Jum’at / 08 Oktober 2010Pertemuan : I (Satu)Materi : Pemuaian zat padat, cair dan gas

No KelompokIndikator

JumlahRata-rata

KetA B C D E

1 Kelompok 1 √ √ √ √ 8 802 Kelompok 2 √ √ 4 403 Kelompok 3 √ √ √ 6 604 Kelompok 4 √ √ √ 6 605 Kelompok 5 √ √ √ 6 606 Kelompok 6 √ √ 4 40

Jumlah 6 3 2 3 3 340

Rata-rata 100 50 33,3 50 50 56,7 Cukup

Keterangan:A. Menyampaikan MateriB. Diskusi dengan teman sekelompokC. Membuat pertanyaan tepat waktuD. Membuat bola kertas dengan rapi dan tepat waktuE. Melempar bola kertas dan membuat pertanyaan

Catatan: Setiap Indikator yang muncul diberi nilai 2

Muara Kelingi, Oktober 2010 Observer,

(Imam Mahmudi)

154

Page 138: SKRIPSI RUSMALA

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Hari / Tanggal : Jum’at / 14 Oktober 2010Pertemuan : II (Dua)Materi : Masalah-masalah Pemuaian dalam Kehidupan Sehari-hari

No KelompokIndikator

JumlahRata-rata

KetA B C D E

1 Kelompok 1 √ √ √ √ √ 10 1002 Kelompok 2 √ √ 4 403 Kelompok 3 √ √ √ 6 604 Kelompok 4 √ √ √ √ 8 805 Kelompok 5 √ √ √ √ 8 806 Kelompok 6 √ √ 4 40

Jumlah 6 3 4 4 3 400

Rata-rata 100 50 66,7 66,7 50 66,7 Baik

Keterangan:F. Menyampaikan MateriG. Diskusi dengan teman sekelompokH. Membuat pertanyaan tepat waktuI. Membuat bola kertas dengan rapi dan tepat waktuJ. Melempar bola kertas dan membuat pertanyaan

Catatan: Setiap Indikator yang muncul diberi nilai 2

Muara Kelingi, Oktober 2010 Observer,

(Imam Mahmudi)

154

Page 139: SKRIPSI RUSMALA

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Hari / Tanggal : Jum’at / 15 Oktober 2010Pertemuan : III (Tiga)Materi : Penerapan Pemuaian dalam Kehidupan Sehari-hari

No KelompokIndikator

JumlahRata-rata

KetA B C D E

1 Kelompok 1 √ √ √ √ √ 10 1002 Kelompok 2 √ √ √ √ √ 10 1003 Kelompok 3 √ √ √ 6 604 Kelompok 4 √ √ √ √ 8 805 Kelompok 5 √ √ √ √ √ 10 1006 Kelompok 6 √ √ √ √ 8 80

Jumlah 6 5 5 5 5 520

Rata-rata 100 83,3 83,3 83,3 83,3 86,7 Sangat Baik

Keterangan:K. Menyampaikan MateriL. Diskusi dengan teman sekelompokM. Membuat pertanyaan tepat waktuN. Membuat bola kertas dengan rapi dan tepat waktuO. Melempar bola kertas dan membuat pertanyaan

Catatan: Setiap Indikator yang muncul diberi nilai 2

Muara Kelingi, Oktober 2010 Observer,

(Imam Mahmudi)

154

Page 140: SKRIPSI RUSMALA

REKAPITULASI PERSENTASE DATA AKTIVITAS SISWA

Rumus yang digunakan:

NP =

Pertemuan I

A. NP =

B. NP =

C. NP =

D. NP =

E. NP =

Pertemuan II

A. NP =

B. NP =

C. NP =

D. NP =

E. NP =

Pertemuan III

A. NP =

B. NP =

C. NP =

D. NP =

E. NP =

DAFTAR KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN

155

Page 141: SKRIPSI RUSMALA

156

Kelompok 1Advent Anugrah P.

Toha Adi K

Sujarwati

Deswita Sari

Dwi Larasati

Yustida BelliniKelompok V

Dandi Subhana

Iqbal Andriansyah

Lilik Setia Wati

Monika Lastari

Siti Soleha

Siti Maslika

Kelompok IVBayu Adi Prastio

Irfan Arif K

Jesi Luvika Sari

Tri Wahyuni

Tri Ngapiah

Sonya Novisca W

Kelompok VIDwiki Pudyananto

Habli

Hanny Andilau S

Siti Ibrozah

Rena

Rara Susanti

Kelompok IIIBagus Dwi Lesmana

Rohidin

Pernanda Oki Mura

Hervela Liana

Inry Rantika

Vivi Anggraini

Kelompok IIAski Pratama

Sandoro

Sahwallani

Ferina Julia Putri

Fitrianto Aji N

Yuriche Agusita P.

Page 142: SKRIPSI RUSMALA

157