Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
-
Upload
fajar-amiruddin-fuadi -
Category
Documents
-
view
49 -
download
11
Transcript of Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN TERKONTROLNYA
GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETESMELLITUS TIPE 2
(STUDY KASUS DI RSUD Dr. SOESELO SLAWI BULAN JUNI-JULI 2013)
S K R I P S IDisusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi Ilmu KeperawatanDi STIKes BHAMADA Slawi
Disusun Oleh:
Nama : Ratna Dwi Kusumawati
NIM : C1006029
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA
2013
PERSEMBAHAN
Hasil Skripsi ini saya persembahkan kepada :Ibu dan Bapa saya yang sangat saya cintai dalam hidup saya,
saya hormati, saya banggakan, dan yang mampu menjadi pedoman hidup dalam masa depan saya kelak, yang selalu
mengingatkan saya ketika langkah kaki kecil ini salah arah, dan ta’akan pernah lupa untuk selalu mendo’akan saya, yang rela
berkorban jiwa dan raga, bahkan materi untuk selalu mendidik, merawat, menjaga, membimbing saya agar kelak menjadi wanita
terhebat yang beriman dan berakhlak mulia. Untuk kakak yang senantiasa memberikan dukungan semangat
serta do’a demi kesuksesan dan kebahagianku. (Amien)
Sahabatku dan rekan – rekan 4B yang telah bahu - membahu berjuang menempuh pendidikan ini.
MOTTO Pengalaman adalah guru yang terbaik.
Membaca adalah pintu gerbang menuju sukses.Kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda.Derita membuat kita berfikir, Berfikir membuat kita bijak, kebijakan membuat kita hidup lebih bermakna (Nabi Muhammad SAW,571).
Tidak ada satupun didunia ini yang bisa didapat dengan mudah, kerja keras dan do’a adalah cara untuk mempermudahnya (Mario Teguh).
HALAMAN PERNYATAAN
Saya bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ratna Dwi Kusumawati
NIM : C1006029
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu betanggung jawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemuka bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sangsi berdasarkan aturan yang berlaku di STIKes Bhakti Mandala
Husada Slawi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Slawi , Juli 2013
Yang menyatakan
Ratna Dwi Kusumawati
C1006029
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa
Skripsi yang berjudul :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN TERKONTROLNYA GULA DARAH PADA
PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2
(STUDY KASUS DI RSUD Dr. SOESELO SLAWIBULAN JUNI-JULI 2013)
Dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Ratna Dwi Kusumawati
NIM : C1006029
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi untuk dipertahankan
dihadapan penguji skripsi pada tanggal 30 Juli 2013
Pembimbing I,
Prof. Dr. Tri JakaKartana,M.Si
NIP: 195809151983031002
Pembimbing II,
DeniIrawan, S.Kep., Ns
NIPY : 1985 03 08 09050
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa
Skripsi yang berjudul :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN TERKONTROLNYA GULA DARAH PADA
PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2(STUDY KASUS DI RSUD Dr. SOESELO SLAWI BULAN JUNI-JULI
2013)
Dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Ratna Dwi Kusumawati
NIM : C1006029
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 2 Agustus 2013
Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Penguji I,
Juli Prasetyo, S.KM., M. K es
NIP: 198008152005011005
Penguji II,
Risnanto, S.ST., M. Kes
NIPY: 1972 06 10 97 007
Penguji III,
Deni Irawan, S. Kep., Ns
NIPY : 1985 03 08 09050
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya kecuali dari Engkau sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula
Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr.
Soeselo Slawi Bulan juni – Juli 2013)”.
Disadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini
peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Risnanto, SST, M.kes. Ketua STIKes Bhamada Slawi dan dosen
pembimbing I yang telah membimbing, mengarahkan, memotivasi
peneliti, dalam menyusun dan menulis skripsi, serta memberikan ijin
untuk mengadakan skripsi.
2. Ibu Khodijah, S.Kep. Ns. Ketua Prodi Ilmu Keperawatan, yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan skripsi.
3. Prof. Dr. Tri Jaka Kartana, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dalam
penyusunan Skripsi yang telah memberikan bimbingan, motivasi, arahan,
kritik dan saran dalam penyusunan Skripsi.
4. Deni Irawan, S.Kep., Ns selaku Dosen Pembimbing II dan penguji III
dalam penyusunan Skripsi yang telah memberikan bimbingan, motivasi,
arahan, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi.
5. Juli Prasetyo, S.KM., M. Kes selaku Dosen Penguji I dalam penyusunan
skripsi yang telah memberikan bimbingan, motivasi, arahan, kritik dan
saran dalam penyusunan Skripsi
6. RSUD Dr. Soesilo Slawi Tegal yang telah membantu untuk melakukan
penelitian dan pemberian data dalam penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan, trimakasih atas hari-hari yang dilalui bersama
semoga sukses menyertai kita.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Tidak ada sesuatu yang dapat diberikan atas jasa tersebut selain do’a
semoga Allah SWT membalas amal dan jasa baik beliau. Peneliti menyadari
bahwa penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak akan diterima dengan senang hati sebagai perbaikan
skripsi ini. Semoga Skripsi skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Peneliti, 2013
Ratna Dwi Kusumawati
C1006029
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSEMBAHAN & MOTO ..................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
ABSTRAK ............................................................................................... xiii
ABSTRACT ............................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tingkat Pengetahuan ................................................................ 6
B. Diabetes Mellitus ..................................................................... 9
C. Kerangka Teori Penelitian ........................................................ 26
D. KerangkaKonsepPenelitian....................................................... 27
E. Hipotesis................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan penelitian ............................................... 29
B. Populasi dan Sampel ................................................................ 29
C. Definisi Operasional, Variabel Penelitian
dan Skala Pengukuran .............................................................. 32
D. Tempat Penelitian ..................................................................... 33
E. Instrumen Penelitian & Cara Pengumpulan Data .................... 34
F. Uji Validitas & Uji Reliabilitas ................................................ 36
G. Tehnik Pengolahan Data & Analisa Data ................................ 38
H. Etika Penelitian ........................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GambaranUmum Daerah Penelitian......................................... 43
B. Hasil Penelitian......................................................................... 44
C. Pembahasan .............................................................................. 47
D. Keterbatasan Penelitian............................................................. 54
E. Implikasi Keperawatan ............................................................. 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 56
B. Saran ......................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 32
Tabel 3.2Kisi-Kisi Instrumen Tingkat Pengetahuan ....................................... 35
Tabel 3.3Jadwal Penelitian .............................................................................. 42
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ........................................ 45
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi terkontrolnya GDS .......................................... 45
Tabel 4.3 Analisa bivariat antara tingkat pengetahuan dengan
Tetrkontrolnya GDS ........................................................................ 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian ........................................................... 26
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Curriculum VitaeLampiran 2 Surat Permohonan kesediaan Menjadi RespondenLampiran 3 Surat Persetujuan Kesediaan Menjadi RespondenLampiran 4 Kuesioner & Jawaban
Lampiran 5 Uji validitasLampiran 6 Lembar Penelitian dan SPSSLampiran 7 Tabel r & Chi SquareLampiran 8 Pengecekan GDS Lampiran 9 Dokumentasi PenelitianLampiran 10 Surat Ijin Penelitian Lampiran 11 Lembar Dokumentasi Kehadiran Proposal Lampiran 12 Lembar Konsul
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN TERKONTROLNYA GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2(STUDY KASUS DI RSUD Dr. SOESELO SLAWI BULAN JUNI-JULI 2013)
RatnaDwiKusumawati 1
Tri JakaKartana 2
DeniIrawan 3
ABSTRAK
Latarbelakang : WHO memprediksikan penderita diabetes mellitus akan menjadi sekitar 366 juta orang pada tahun 2030. Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 (study kasus di RSUD Dr. Soeselo Slawi bulan Juni-Juli 2013).
Metode : Jenis penelitian yang digunakan deskriptifkorelatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pasien rawat jalan penyakit dalam di RSUD dr. Soeselo Slawi dan sample 30 respon dan dengan teknik pengambilan sampel adalah Accidental sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada 8 Juli 2013 – 14 Juli 2013 dengan cara membagikan kuesioner pada penderita diabetes mellitus tipe 2 kemudian dilakukan observasi Gula Darah Sewaktu ( GDS ) sebanyak 3x.
Hasil : Tingkat Pengetahuan tinggi tentang diet diabetes mellitus sebanyak 43,3%, gula darah sewaktu terkontrol sebanyak 60%. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang dibuktikan melalui uji chi kuadrat dengan nilai signifikan 0,001 (ρvalue < 0,05) dan x2hitung 14,829 ( 14,829 > 5,991 x2tabel). Disarankan agar RSUD dr. Soeselo Slawi dapat meningkatkan kegiatan penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus.
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Diet Diabetes MellitusTerkontrolnya GDS
Kepustakaan : 25 literatur dan 4 internetHalaman : 60 hal-xiv, 9 lamp, 6 tabel, 2 gambar 1Mahasiswa STIKes BHAMADA Slawi Program Studi Ilmu Keperawatan2Dosen Pembimbing 1 STIKes BHAMADA Slawi3Dosen Pembimbing 2 STIKes BHAMADA Slawi
RELATIONSHIPOFKNOWLEDGEABOUTDIETWITHCONTROLLEDDIABETIC MELLITUSBLOOD SUGARINDIABETICMELLITUS TYPE2PATIENTS(CASE STUDYINHOSPITALDr. SOESELOSLAWIJUNE-JULY 2013)
DwiRatnaKusumawati1
TriJakaKartana2
DeniIrawan3
ABSTRACTBackground: The WHO predicts that diabetes mellitus will be approximately 366 million people in 2030. Diabetes Mellitus if not managed properly may result in the occurrence of chronic diseases, such as cerebrovascular disease, coronary heart disease, limb vascular disease, diseases of the eyes, kidneys, andnerves. The purpose of this study was to determine the relationship of the level of knowledge about diet diabetes mellitus with uncontrolled blood sugar in people with type 2 Diabetes Mellitus (case study on Hospital Dr..Soeselo Slawi month of June-July 2013).
Methods: The research used descriptive correlative with a cross-sectional approach. Population of outpatient internal medicine in dr. Soeselo Slawi and 30 sample with sample technique is accidental sampling. The research was conducted on July 8, 2013- 14,2013 and by distributing questionnaires in patients with type 2 diabetes later observations GDS 3x.
Results: Knowledge of a high level of dietary DM as much as 43.3%, GDS controlled as much as 60%. And there is a significant relationship between the level of knowledge of diabetes mellitus with diet controlled blood sugar in people withType 2 Diabetes Mellitus.
Keywords:Knowledge Level, DietDiabetesMellitus, controlledGDS
Bibliography:25and4internetliteraturePages: 60case-xi, 9lamp, 6tables, 2pictures1MahasiswaSTIKesBHAMADASlawiNursing Science Program2Supervisor1STIKesBHAMADASlawi3Supervisor2STIKesBHAMADASlawi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia
kronis disebabkan faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama
dengan karakteristik hiperglikemia kronis, tak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikontrol. Sejarah tentang penyakit DM dimulai sejak tahun 1550 SM,
dimana Sarjana Ebers dari Jerman menemukan papyrus Mesir Kuno yang
menggambarkan penyakit DM. Penulis India menamainya dengan istilah
“penyakit kencing madu”. Hingga sekitar 200 tahun SM nama “diabetes
mellitus” diberikan oleh Aretaeu yang artinya diabetes = mengalir terus dan
mellitus = manis atau penyakit dari saluran yang keluar terus menerus seperti
air pompa yang memiliki rasa manis karena adanya kelainan yang
menyangkut zat insulin (Novitasari, 2012).
Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat
mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit
serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai,
penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu
dikendalikan dengan baik, diharapkan semua penyakit menahun tersebut
dapat dicegah, atau setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik, lingkungan
dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes (Soegondo, et al.,
2005).
Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan
penyakit yang bersifat kronis baik dari segi medis maupun nutrisi, pada
umumnya rendah. Dan penelitian terhadap penyandang diabetes mendapatkan
75 % diantaranya menyuntik insulin dengan cara yang tidak tepat, 58 %
memakai dosis yang salah, dan 80 % tidak mengikuti diet yang tidak
dianjurkan.(Endang Basuki dalam Sidartawan Soegondo, dkk 2004).
Jumlah penderita penyakit DM akhir-akhir ini menunjukan kenaikan
yang bermakna di seluruh dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola makan
dan berkurangnya aktivitas fisik dianggap sebagai faktor-faktor penyebab
terpenting. Oleh karenanya, DM dapat saja timbul pada orang tanpa riwayat
DM dalam keluarga dimana proses terjadinya penyakit memakan waktu
bertahun-tahun dan sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Namun penyakit
DM dapat dicegah jika kita mengetahui dasar-dasar penyakit dengan baik dan
mewaspadai perubahan gaya hidup kita (Elvina Karyadi, 2006).
Penderita DM dari tahun ke tahun mengalami peningkatan menurut
Federasi Diabetes Internasional (IDF), penduduk dunia yang menderita
diabetes mellitus sudsh mencakupi sekitar 197 juta jiwa, dan dengan angka
kematian sekitar 3,2 juta orang.
WHO memprediksikan penderita DM akan menjadi sekitar 366 juta
orang pada tahun 2030. Penyumbang peningkatan angka tadi merupakan
negara-negara berkembang, yang mengalami kenaikan penderita diabetes
mellitus 150 % yaitu negara penderita DM terbanyak adalah India (35,5 juta
orang), Cina (23,8 juta orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7
juta orang), dan Jepang (6,7 juta orang). WHO menyatakan, penderita DM di
Indonesia diperkirakan akan mengalami kenaikan 8,4 juta jiwa pada tahun
2000,menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Tingginya angka kematian
tersebut menjadikan Indonesia menduduki ranking ke-4 dunia setelah
Amerika Serikat, India dan Cina (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), terjadi
pengukuran prevalensi DM dari tahun 2001 sebesar 7,5 % menjadi 10,4 %
pada tahun 2004, sementara hasil survey BPS tahun 2003 menyatakan bahwa
prevalensi DM mencapai 14,7 % di perkotaan dan 7,2 % di pedesaan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 15 Juni 2013 di
RSUD dr. Soesilo Slawi didapat data bahwa penderita Diabetus Melitus pada
bulan Januari sampai April 2013 ada 159 pasien Diabetus Melitus. Sedangkan
data per tangggal 15 Juni 2013, pasien Diabetes Mellitus ada 27 pasien
selama bulan Juni. Hasil wawancara dengan 5 pasien Diabetes Mellitus
diketahui bahwa sebagian besar dari mereka kurang memahami tentang
konsumsi yang benar bagi penderita diabetes, banyak mitos yang mereka
adopsi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi porsi
makan dan puasa gula tanpa mereka ketahui jumlah kalori yang tepat. Hal ini
yang dapat menimbulkan komplikasi hypoglikemia pada penderia diabetes
mellitus.
Bagi penderita DM, informasi awal yang benar dan lengkap tentang
DM menjadi hal yang sangat menentukan. Pemahaman penderita DM
terhadap penyakit ini dan perjalanan penyakit selanjutnya, sangat
dipengaruhi oleh informasi yang diterima dari tenaga kesehatan/dokter
pertama yang mendeteksi diabetesnya. Jika informasi dan nasehat medis yang
diterima lengkap, tegas dan benar, penderita bisa menjalani hidup yang lebih
berkualitas. Sungguh sebuah ironi, di negara kita sangat banyak penderita
diabetes yang walaupun sudah bertahun-tahun menderita DM, masih bertanya
ke sana kemari, “Apa makanan yang harus dipantang ?”. Jika informasi dan
nasehat medis yang diterima salah dan tidak lengkap, maka keyakinan
terhadap mitos-mitos seputar diabetes akan mengambil alih perjalanan
penyakitnya dan menyengsarakan di kemudian hari.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti
pengetahuan pasien tentang diet terhadap perkembangan penyakit DM, maka
peneliti mengambil judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet
Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli
2013)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data dan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah“Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi
Bulan Juni – Juli 2013)”?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula
darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr.
Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli 2013).
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan penderita diabetes mellitus tipe 2
tentang diet Diabetes Mellitus.
b. Mengidentikasi terkontrolnya kadar gula pada penderita Diabetes
Mellitus tipe 2.
c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan tentang diet diabetes
mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita Diabetes
Mellitus tipe 2.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti terhadap konsep
penyakit Diabetes Mellitus khususnya kepatuhan penatalksanaan diet DM
tipe 2.
2. Bagi Responden
Dapat menambah pengetahuan penederita DM dan pentingnya kepatuhan
mengikuti program diet DM.
3. Bagi institusi
Sebagai masukan dan literature dan pengembangan pengetahuan bagi
mahasiswa PSIK/Program Studi Ilmu Keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tingkat Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui dari telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang. (Notoatmodjo. 2003 : 121).
Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita
ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu.
Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung
turut memperkaya hidup kita (Suriasumantri, 2009 : 113).
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah
berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan
indrawi (Wikipedia, 2009).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmojo, 2003 tingkat pengetahuan dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu hari materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian-penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden.
3. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengetahuan
Berdasarkan teori Lawrence Green dalam Buku Notoatmodjo (2003 :
163) ada tiga faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu:
a) Faktor-faktor predisposisi (Predisposing Factor)
Yang terwujud dalam pengetahuan sikap, kepercayaan, nama, sosial
dan persepsi.
b) Faktor Pendukung (Enabling Factor)
Yang terwujud dalam ketersediaan sarana pelayanan dan kemudian
mendapatkan pelayanan.
c) Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)
Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan serta
perilaku acuan.
B. Diabetes Mellitus (DM)
1. Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang secara
genetis dan klinis temasuk heterogen dengan manifestasi serupa
hilangnya toleransi karbohidrat (Sylvia, 2005 : 111).
Menurut WHO, diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia
kronis disebabkan faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-
sama dengan karakteristik hiperglikemia kronis, tak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol.
2. Etiologi Diabetes Mellitus
Penyebab diabetes mellitus adalah kurangnya produksi dan
ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi
insulin yang sebenarnya jumlahnya cukup. Kekurangan insulin
disebabkan terjadinya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar
sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pancreas yang berfungsi
menghasilkan insulin (Novitasari, 2012).
Faktor-faktor yang menyebabkan diabetes mellitus yaitu :
a. Faktor keturunan
Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit degenerative atau
diturunkan. Pada ilmu genetika, bibit diabetes mellitus
menggunakan symbol “D” untuk normal dan simbol “m” kecil
untuk resesif. Dibetes mellitus adalah penyakit yang terpaut
kromosom seks, jadi ayah normal dengan simbol DD dan ibu juga
normal tetapi membawa gen DM bersimbol Dd, keturunan atau
anak-anaknya adalah DD normal untuk laki-laki, Dd menderita
untuk laki-aki, dan Dd normal untuk wanita tatapi membawa gen
DM. keadaannya akan berbeda jika ayah menderita DM bersimbol
mm dan ibu normal tetapi pembawa gen DM bersimbol Dd.
Keturunannya adalah Dd menderita untuk laki-laki dan DD normal
pembawa untuk wanita, dan mm menderita untuk laki-laki dan
wanita.
b. Virus dan Bakteri
Menurutpara ahli, mekanisme infeksi sistolitik pada sel beta virus
dapat menyebabkan rusaknya sel. Kemudian hilangnya otoimun
pada sel beta karena adanya reaksi otoimunitas. Virus dan bakteri
yang dicurigai itu adalah rubella mumps, dan human
coxsackievirus B4.
c. Bahan Beracun
Bersumber dari sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa
singkong yang merupakan tanaman yang biasa dikonsumsi untuk
menggantikan nasi disebagian daerah mengandung glikosida
sianogenik yang dapat melepaskan sianida sehingga memberikan
efek toksik terhadap jaringan tubuh. Sianida dapat menyebabkan
kerusakan pancreas yang akhirnya menimbulkan gejala dibetus
mellitus jika disertai dengan gejala diabetes mellitus jika disertai
dengan kekurangan protein.
d. Nutrisi
Berat badan yang berlebih bisa menyebabkan diabetes
mellitus, karena jalan insulin yang hendak menyebarkan gula-gula
ke dalam sel terhalangi akibatnya gula menumpuk begitu saja.
Berhati-hatilah terhadap pola nutrisi yang berlebihan karena dapat
memungkinkan seseorang terjangkit diabetes mellitus.
3. Klasifikasi Diabetes Mellitus
a. Diabetes Mellitus Tipe 1
Dalam diabetes mellitus tipe 1 ini pangkreas benar-benar
tidak dapat mengahasilkan insulin karena rusaknya sel-sel beta
yang ada dalam pancreas oleh virus atau autoimunitas. Jadi,
antibodi yang ada dalam tubuh manusia membunuh siapa saja yang
tidak dikenalinya termasuk zat-zat yang dihasilkan oleh tubuh
dianggap benda asing termasuk zat-zat penghasil insulin maka dari
itu diabetes mellitus tipe 1 disebut dengan IDDM atau insulin
dependent diabetes mellitus. Pada kasus ini diabetes mutlak
memerlukan asupan insulin semasa hidupnya untuk menggantikan
insulin-insulin yang rusak maka dari itu gejala yang timbul pada
diabetes mellitus tipe 1 adalah terjadi pada usia muda, penderita
tidak gemuk dan gejala timbul mendadak (Novitasari, 2012).
b. Diabetes Mellitus tipe 2
Ada dua bentuk diabetes mellitus tipe 2 yakni, mengalami
sekali kekurangan insulin dan yang kedua retensi insulin. Untuk
yang pertama berat badan cenderung normal sedangkan untuk yang
kedua diabetes memiliki berat badan besar atau gemuk. Diabetes
mellitus tipe 2 ini disebut sebagai penyakit yang lama dan tenang
karena gejalanya yang tidak mendadak seperti tipe 1, tipe 2
cenderung lambat dalam mengeluarkan gejala hingga banyak orang
yang baru mengetahui dirinya terdiagnosa berusia lebih dari 40
tahun. Gejala-gejala yang timbulpun terkadang tidak terlalu
Nampak karena insulin diagggap normal tetapi tidak dapat
membuang glukosa ke dalam sel-sel sehingga obat-obat yang
diberikan pun ada 2 selain obat untuk memperbaiki resistensi
insulin serta obat yang merangsang pancreas menghasilkan insulin.
Riwayat keturunan serta obesitas dianggap sebagai factor
pencetus diabetes mellitus tipe 2 karena dapat lemak-lemak yang
ada dalam tubuh menghalangi jalannya insulin apalagi di perburuk
dengan kurangnya melakukan olahraga. Dengan olahraga tubuh
bisa menghasilkan HDL atau sering disebut kolesterol baik.
Gejala yang Nampak pada tipe 2 adalah terdiagnosis lebih
dari 40 tahun, tubuh gemuk dan gejala yang ada kronik (Novitasari,
2012).
c. Gastrointestinal Diabetes Mellitus
(GDM)
Diabetes mellitus tipe ini menjangkit wanita yang tengah
hamil. Lebih sering mengjangkit di bulan ke enam masa
kehamilan. Resiko neonatal yang terjadi neonatal yang terjadi
keanehan sejak lahir seperti berhubungan dengan jantung, sistem
nervus yang pusat, dan menjadi sebab bentuk cacat otot atau jika
GDM tidak bisa dikendalikan bayi yang lahir tidak normal yakni
besar atau disebutnya makrosomia yaitu berat badan bayi diatas 4
kg. untuk mengendalikannya diabetes mellitus harus mendapatkan
pengawasan semasa hamil, sekitar 20-25% dari wanita penderita
GDM dapat bertahan hidup (Novitasari, 2012).
4. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
Menurut Brunner dan Suddart (2005 : 110-111), tanda dan gejala
DM dapat dibagi menurut tipenya, yaitu :
a. Diabetes Tipe I (IDDM)
1) Hiperglikemi berpuasa
2) Glukosuria, diuresis osmotik, Poliuria, polidipsi, dan
polifagia
3) Gejala-gejala lain termasuk keletihan dan kelemahan.
4) Ketoasidosis diabetik (DAK) menyebabkan tanda-tanda dan
gejala nyeri abdomen, mual-muntah, hiperventilasi nafas
bau buah, jika tidak ditangani terjadi penurunan tingkat
kesadaran, koma, kematian.
b. Diabetes Tipe II (NIDDM)
1) Lambat (selama 1 tahun), intoleransi glukosa progresif
2) Gejala-gejala seringkali ringan dan dapat mencangkup
keletihan, mudah tersinggung, poliuria, polidipsi, luka pada
kulit yang sembuhnya lambat, inveksi vagina, atau
penglihatan kabur (jika kadar glukosa sangat tinggi)
Komplikasi jangka panjang jika diabetes tidak terdeteksi
dalam waktu selama beberapa tahun (misal penyakit mata,
Neuropati perifer, penyakit vasikuler perifer) yang mungkin
telah terjadi sebelum diagnosa aktual di tetapkan.
5. Patofisiologi
Menurut Brunner dan Suddarth (2005), patofisiologi Diabetes
Tipe II terdapat dua masalah utama yaitu yang berhubungan dengan
insulin, yaitu : resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada
permukaan sel sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor
tersebut, terjadi sel resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai
dengan penurunan reaksi intra sel ini. Dengan demikian insuliin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah
terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah
insulin yang disekresikan pada penderita toleransi glukosa terganggu,
keadaan ini ter-jadi akibat sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar
glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit
meningkat. Namun untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan akan
insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe
II.
6. Diagnosis Diabetes Mellitus
Gula darah yang tinggi tidak selamanya terdiagnosa diabetes
mellitus, IFG (Impaired Fasing Glucose) adalah kadar gula puasa yang
terganggu yakni gula darah setelah puasa 8-10 jam antara 100 mg/dl
sampai kurang dai 126 mg/dl. Sedangkan IGT (Impaired Glukosa
Toleran) adalah toleransi glukosa terganggu yakni apabila TTGO 2
jam sesudah minum 75 gram glukosa, gula darah berada antara 140
mg/dl sampai kurangdari 200 mg/dl.
Pemeriksaan Penunjang :
a. Glukosa darah sewaktu
b. Kadar glukosa darah puasa
c. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis
DM (mg/dl).
Bukan DM Belum pasti DM DMKadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena- Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa- Plasma vena- Darah kapiler
< 100<80
<110<90
100-20080-200
110-12090-110
>200>200
>126>110
Tabel 2.1 Kriteria menurut WHO tentang Kadar Gula Sewaktu dan Puasa
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus
Pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian
sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial
(pp) > 200 mg/dl.
7. Komplikasi
a. Komplikasi akut DM :
1) Hipoglikemia
2) Ketoasidosis Diabetik
3) Koma hiperosmoler non keton (KHNK)
4) Koma lakto asidosis
b. Komplikasi kronis DM :
1) Mata : retinopati diabetik, katarak
2) Ginjal : glomerulosklerosis intra kapiler, infeksi
3) Saraf : Neuropati perifer, neuropati kranial, neuropati otonom.
4) Kulit : dermopati diabetik, nekrobiosis lipoidika diabetikorum,
kandidiasis, tukak kaki dan tungkai
5) Sistem kardiovaskuler : penyakit jantung dan gangren pada
kaki
6) Infeksi tak lazim : fasilitis dan miositis nekrotikans, meningitis
mucor, kolesistitis emfisematosa, otitis eksterna maligna.
8. Faktor Resiko
a. Faktor resiko DM tipe 2
1) Riwayat keluarga DM tipe 2 pada keluarga pertama.
2) Usia lebih tua
3) Obesitas
4) Sejarah diabetes gastrosional
5) Adanya hipertensi dan kolesterol tinggi
6) Ras dan etnis : Afrika-Amerika, Indiana Amerika/ Alaska
Pribumi, serta Asia dan kepulauan pasifik memiliki resiko
lebih besar.
9. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Penatalaksanaan DM tipe II berdasarkan pada :
a. Diet
Diet tidak lebih dari 600 kkal untuk pasien dengan
kelebihan berat badan dengan diet 1400 kkal. Dalam Lingga
(2012), persoalan yang berhubungan dengan penyakit diabetes
mellitus tipe 2 hanya dapat diatasi dengan mempernbaiki kinerja
sistem metabolisme. Kualitas metabolisme sangat dipengaruhi oleh
diet seseorang. Diet merupakan kunci penting untuk
mengembalikan fungsi metabolisme yang kacau dalam memproses
gula menjadi kembali normal.
b. Insulin
Sediaan insulin memiliki kadar unit insulin yang berbeda
dalam 1 milli. Volume insulin 100-41 atau insulin 100 unit.
Merupakan ukuran kekuatan yang paling sering digunakan
beberapa pasien yang memerlukan dosis yang sangat kecil
memerlukan insulin 40-4 karena akan lebih mudah mengukur dosis
kecil dengan mudah pada resistansi insulin. Suatu keadaan yang
jarang dijumpai dimana kebutuhan insulin > 100 per unit maka
dapat digunakan insulin 4 -500.
c. Program latihan teratur
Singkatnya olahraga baik dilakukan untuk pengendlian gula
darah dan berat badan. Berikut olahraga yang bisa dilakukan selain
olahraga senam.
Jenis olahraga
Lama latihan IntensitasJumlah kalori
yang dikeluarkan
Jalan kaki santai
30 menit 53m/menit 56
Bereang 30 menit 15m/menit 181bersepeda 30 menit 266m/menit 113Jogging 30 menit 114m/menit 136
Tabel 2.2 Jenis Olahraga yang dapat dilakukan penderita DM.Prinsip olahraga :
1) Terus menerus
2) Berirama
3) Berselang
4) Meningkat
5) Daya tahan
d. Obat berkhasiat
Hipoglikemi
Jika pasien telah melakukan pengaturan makanan dan
kegiatan jasmani yang teratur tetapi kadar glukosa darahnya masih
belum baik dipertimbangkan pemakaian obat hipoglikemia (oral).
10. Pedoman Diet Diabetes Mellitus Tipe 2
Meal Planning pada penderita Diabetes Mellitus adalah diet dan
pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan DM
dengan tujuan :
a) Memberikan semua unsur makanan essensial
b) Mencapai dan mempertahankan BB yang sesuai
c) Memenuhi kebutuhan energi
d) Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya
e) Menurunkan kadar kemak darah jika meningkat.
Prinsip diet DM yang harus dipatuhi, adalah:
a) Jumlah sesuai kebutuhan
Jumlah porsi makan pada penderita DM tidak sama dengan
jumlah porsi makan penderita penyakit lain. Jumlah porsi makan
penderita DM disesuaikan dengan jenis kelamin, berat badan,
kalori yang dibutuhkan serta aktivitas yang dilakukan.
b) Jadwal diet ketat
Jadwal makan penderita DM dilakukan hampir sama dengan
jadwal makan orang sehat yaitu 3 kali dalam sehari namun
pembedanya adalah jam makan malam yang dapat dikonsumsi
pada waktu sore hari (18.00 pm) dan berhenti memakan sesuatu
diatas jam 19.00 pm.
c) Jenis: boleh dimakan/tidak
Jenis makanan yang dapat dikonsumsi bagi penderita DM berbeda
terutama pada konsumsi karbohidrat, protein dan lemak. Salah
memilih jenis makan akan mengakibatkan komplikasi pada
penderita DM.
Prinsip dasar diit diabetes (Perencanaan Makan Penderita Diabetes
Dengan Sistem Unit, 2005)
a) Prinsip dasar diit diabetes adalah pemberian kalori sesuai dengan
kebutuhan. Cara sederhana untuk mengetahui kebutuhan dasar
adalah sebagai berikut:
1) Untuk wanita : (Berat Badan Ideal x 25 kalori) ditambah 20
% untuk aktifitas.
2) Untuk pria : (Berat Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20
% untuk aktifitas.
b) Prinsip kedua adalah menghindari konsumsi gula dan makanan
yang mengandung gula didalamnya. Sebaiknya juga menghindari
konsumsi hidrat arang hasil dari pabrik yang berupa tepung dengan
segala produknya. Hidrat arang olahan ini akan lebih cepat diubah
menjadi gula di dalam darah.
c) Prinsip ketiga adalah mengurangi konsumsi lemak dalam makanan
sehari-hari. Tubuh penderita diabetes akan lebih mengalami
kelebihan lemak darah, kelebihan lemak ini berasal dari gula darah
yang tidak terpakai sebagai energi.
d) Prinsip keempat adalah memperbanyak konsumsi serat dalam
makanan. Yang terbaik adalah serat yang larut air seperti pectin
(ada dalam buah apel), segala jenis kacang-kacangan dan biji-bijian
(asal tidak digoreng!). serat larut air ini terbukti dapat menurunkan
kadar gula darah. Semua jenis serat akan memperbaiki pencernaan,
mempercepat masa transit usus, serta memperlambat penyerapan
gula dan lemak.
Perencanaan makan bagi penderita diabetes sesuai standar yang
dianjurkan adalah makanan dengan komposisi : Karbohidrat 60-70%,
protein 10-15%, lemak 20-25%. Makanan dengan komposisi KH
sampai 70-75% masih memberikan hasil yang baik. Jumlah kandungan
kolesterol disarankan < 300 mg/hari. Diusahakan lemak berasal dari
sumber asam lemak tidak jenuh (MUFA, Mono Unsaturated Fatty
Acid) dan membatasi PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dan asam
lemak jenuh. Jumlah kandungan serat 25 gr/hari, diutamakan serat larut.
Pemanis buatan yang tidak bergizi, yang aman dan dapat diterima untuk
digunakan pasien diabetes termasuk yang sedang hamil adalah: sakarin,
aspartame, acesulfame, potassium dan sucralose. Jumlah kalori
disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, ada tidaknya stress
akut dan kegiatan jasmani (PERKENI, 2005).
Panduan diet untuk pasien diabetes mellitus adalah sebagai berikut
(Lingga, 2012 : 48) :
a. Karbohidrat
Karbohidrat identik dengan gula karena semua makanan
berkarbohidrat pada akhirnya masuk ke aliran darah dalam bentuk
glukosa (gula). Gula merupakan bahan bakar untuk kehidupan sel,
selain lemak dan protein. Namun tidak semua gula itu buruk untuk
dikonsumsi. Hal yang harus dipahami, ada karbohidrat sehat ada
pula karbohidrat yang tidak sehat.
Karbohidrat sehat jika dikonsumsi tidak menyebabkan level
gula darah meningkat secara cepat. Sebaliknya, karbohidrat yang
tak sehat jika dikonsumsi akan langsung meningkatkan kandungan
gula darah.
Ciri karbohidrat sederhana / karbohidrat tidak sehat adalah :
1) Memiliki kandungan serat rendah atau tanpa serat
2) Manis dan atau bertepung
3) Contohnya : gula pasir, beras yang disosoh hingga bersih
(beras putih), ketan, tepung beras, tepung terigu, tepung kanji,
tepung ketan, donat, cake, kue basah yang terbuat dari tepung,
sirup, selai dan soft drink.
Ciri karbohidrat kompleks / karbohidrat sehat adalah :
1) Memiliki kandungan serat tinggi
2) Rasanya tidak manis dan tidak bertepung
3) Contohnya : sayuran, umbi-umbian, buah-buahan, biji utuh
(beras pecah kulit atau beras yang tidak disosoh, biji gandum,
sorgum, jagung) dan kacang-kacangan.
Diet yang hanya berisi karbohidrat kompleks dan
menghindari karbohidrat sederhana merupakan diet yang baik
untuk menghindari lonjakan kadar gula darah.
Menghindari gula atau sesuatu yang manis merupakan
siksaan bagi sebagian orang yang terbiasa mengkonsumsi
makanan dan minuman manis. Namun diasarankan bagi penderita
diabetes mengkonsumsi gula dapat diganti dengan gula aren atau
gula kelapa dan membatasi jumlah konsumsi setiap hari. Gula
aren dan gula kelapa murni memiliki indeks glikemik cukup
rendah, sehingga aman untuk dikonsumsi para diabetes.
b. Protein
Konsumsi protein minimum sebanyak 20% dari kalori
harian. Konsumsi protein hingga 25% masih dperbolehkan jika
hanya memilih mengkonsumsi karbohidrat dengan ECC paling
rendah atau bermaksud mengurangi asupan lemak. Untuk
memudahkan dalam menentukan jumlah protein yang harus
dikonsumsi.
Sumber protein yang boleh dikonsumsi sebagai berikut :
1) Ikan laut dan ikan tawar (terutama ikan laut)
2) Daging unggas yang dipelihara secara tradisional, seperti ayam
kampung, itik liar, kalkun, dan burung dara atau belibis.
3) Telur. Usahakan untuk mengkonsumsi telur omega-3 atau telur
ayam kampung dan itik liar.
4) Yoghurt
5) Kacang-kacangan. Semua jenis kacang boleh dikonsumsi.
6) Polong-polongan
7) Biji-bijian, misalnya wijen, biji bunga matahari, biji semangka,
biji waluh dan kenari.
Sumber protein yang harus dihindari :
1) Protein olahan, seperti daging dalam kaleng, sosis, nuget, dan
ham.
2) Hasil laut yang menimbulka alergi
3) Telur dan daging puyuh
4) Susu sapi khususnya susu formula kecuali yoghurt
5) Sumber protein lain yang menimbulkan alergi, misalnya
shelfish (kerang, cumi-cumi, udang, kepiting, dan kacang-
kacang tertentu).
c. Lemak
Meskipun sering dipojokkan, lemak tetap merupakan
nutrisi makro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Lemak adalah
sumber energi lain selain karbohidrat dan protein yang harus ada
dalam diet harian diabetes melitus. Ketidakcukupan asupan lemak
akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh, sedangkan
asupan lemak tidak sehat menyebabkan disfungsi metabolisme
karbohidrat.
Tubuh memerlukan lemak esensial guna kelangsungan
fungsi sel dan berbagai aktivitas biologis di dalam tubuh. Lemak
esensial terdiri dari omega-3, omega-6 dan omega-9. Semua lemak
esensial memang penting, tetapi kecukupan omega-3 harus
mendapat perhatian serius bagi pengidap diabetes. Omega-3
memiliki fungsi khusus terkait dengan perannya untuk
meningkatkan sensivitas insulin yang diperlukan oleh penderita
diabetes melllitus. Sumber omega-3 terbaik berasal dari makanan
hewani. Ikan merupakan pilihan sumber omega-3 yang tepat.
Omega-3 rantai panjang yang terdapat pada pangan hewani lebih
efektif dimanfaatkan tubuh daripada omega-3 rantai pendek.
C. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka, kemudian dikaitkan dengan masalah
penelitian maka kerangka teori penelitian adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula
Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Study
Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli 2013)
Sumber : Notoatmodjo (2003), Lingga (2012), Hasdianah
(2012), Novita (2012).
Penatalaksanaan diet Diabetus Mellitus :- Meal Planing- Karbohidrat- Protein- Lemak
Pengetahuan :- Tahu- Memahami- Aplikasi- Analisis- Sisntesis- Evaluasi
Terkontrolnya Gula Darah
D. Kerangka Konsep Penelitian
Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan
menggeneralisasikan suatu pengertian. Konsep tidak dapat diukur dan
diamati secara langsung. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau
kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati
(diukur) melalui penelitian (Notoatmodjo, 2010 : 101).
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula
Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Study
Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli 2013).
Variabel BebasTingkat Pengetahuan Diet Diabetes Melitus
Variabel TerikatTerkontrolnya Gula
Darah
Variabel Antara- Olahraga- Makanan- Insulin/Obat hipoglikemi
E. Hipotesis Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2002 : 72), hipotesis adalah jawaban
sementara dari penelitian. Jadi hipotesis penelitian adalah jawaban
sementara penelitian, patokan duga atau dalil sementara yang
kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian. Berdasarkan landasan
teori, maka hipotesisnya :
Ho : tidak ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes
Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan
Juni – Juli 2013).
Ha : ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus
Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli
2013).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif
yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
dua variabel. Penelitian ini akan mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya kadar
gula pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (Study Kasus Di RSUD
Dr. Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli 2013).
2. Cara Pendekatan
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross – sectional
yaitu suatu penelitian dimana variabel – variabel yang termasuk faktor
resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus
pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010: 26).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah 50 orang
dari jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada bulan Juli 2013 di
RSUD dr. Soeselo Slawi.
2. Sampel
Menurut Notoatmodjo (2005), sampel adalah sebagian yang
diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono 2007). Teknik sampling dalam
penelitian ini adalah Accidental sampling sebagai metode pengambilan
sampel tak acak dimana peneliti memilih sembarang orang yang
ditemuinya (Nasir, 2011: 225). Teknik sampling ini digunakan karena
jumlah populasi yang ada pada saat penelitian belum dapat ditentukan,
hal ini berkaitan dengan keluar masuknya penderita diabetes mellitus
tipe 2 yang tidak diketahui kepastian jumlahnya. Sehingga dalam
penelitian ini sampelnya ditentukan saat penelitian berlangsung.
Sampel yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi sejumlah 30 orang.
a. Kriteria Inklusi
Menurut Riyanto (2011), kriteria inklusi adalah karakteristik umum
subjek penelitian pada populasi target dan sumber, sering sekali ada
kendala dalam memperoleh kriteria inklusi yang sesuai dengan
masalah penelitian, dan biasanya masalah logistik dalam hal ini
pertimbangan ilmiah sebagian harus dikorbankan karena alasan
praktis. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain:
1) Penderita dengan diagnose medis Diabetes Mellitus tipe 2 di
Rumah Sakit dr Soeselo Slawi Kabupaten Tegal
2) Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dapat diajak berkomunikasi
aktif.
3) Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang bersedia menjadi
responden dan menandatangani informed consent.
b. Kriteria Eksklusi
Menurut Riyanto (2011), kriteria eksklusi adalah kriteria dari
subjek penelitian yang tidak boleh ada, dan jika subjek mempunyai
kriteria eksklusi maka subjek harus dikeluarkan dari penelitian.
Adapun keriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain:
1) Penderita dengan diagnose medis Diabetes Mellitus tipe 1 dan
Gastrointestinal Diabetes Mellitus (GDM).
2) Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang mempunyai
komplikasi DM dan dirawat di ICU.
C. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel diamati/diteliti, perlu sekali variabel-variabel
tersebut diberi batasan. Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-
variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur)
(Notoatmodjo, 2005).
2. Variabel Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2005), variabel penelitian adalah ukuran
atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang
berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat, variabel ini dikenal dengan
nama variabel bebas artinya bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena variabel bebas, variabel ini dapat tergantung
dari variabel bebas terhadap perubahan (Hidayat 2003: 37).
Tabel 3.1 Definisi Operasional, Variabel dan Skala Ukur Pengukuran.
VariabelDefinisi
operasionalAlat ukur Parameter Hasil ukur Skala
Bebas:Tingkat pengetahuan tentang diet DM
Hasil tahu, yang kemudian dianalisis dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tentang diet DM
Kuesioner yang diisi oleh responden berdasarkan tingkat pengetahuan nya.
Tingkat pengetahuan diet DM. Benar = 1Salah = 0
a. Tinggi (>75%)
b. Sedang (60-75%)
c. Rendah (<60 %)
Ordinal
Terikat:Terkontrolnya gula darah
Gula darah dicek tiap pagi sebelum sarapan untuk mengetahui tingkat gula darahnya stabil atau tidak
Tabel terbuka tentang pengecekan gula darah sebanyak 3 x selama 2 minggu.
Menurut Kriteria WHO dikatakan DM tipe 2 jika : gula darah berada antara 140 mg/dl sampai kurang
c. Terkontrold. Tidak
terkontrol
Nominal
dari 200 mg/dl. Terlihat setelah 1 minggu pengecekan maka hasilnya :a. Gula darah
stabil antara 140-200 mg/dl = Terkontrol
b. Gula darah naik turun tidak beraturan dengan GDS < 140 mg/dl atau > 200 mg/dl = Tidak terkontrol
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Soeselo Slawi. Alasan
pemilihan tempat penelitian dikarenakan RSUD Dr. Soeselo merupakan
salah satu rumah sakit besar, peneliti menginginkan jumlah populasi yang
banyak dan variatif sehingga peneliti dapat memilih sampel untuk
penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2013 sampai
14 Juli 2013.
E. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
1. Instrument Penelitian
Instrument penelitian pada penelitian ini dengan menggunakan
instrumen yang digunakan untuk penelitian adalah Kuesioner yang
berisi pernyataan tentang diet Diabetes Mellitus dan lembar observasi
pengecekan gula darah.
Dalam kuesioner ini terdapat 40 pertanyaan yang terdiri dari 23
pertanyaan favourable dan 17 pertanyaan unfavourable yang harus
dijawab oleh responden sesuai keadaan responden. Untuk pertanyaan
favorable, jawaban Benar bernilai 1 sedangkan jawaban Salah bernilai
0. Untuk pertanyaan unfavorable, nilai 1 diberikan untuk jawaban
Salah, dan nilai 0 untuk jawaban Benar. Skor tingkat pengetahuan diet
diabetes mellitus dikategorikan menjadi 3, berdasarkan rumus yang
dikemukakan oleh Azwar (2005), yaitu :
1) Rendah, bila X < (µ - 1,0σ)
2) Sedang, bila (µ-1,0σ µ+1,0σ)
3) Tinggi, bila (µ+1,0σ ≤ X)
Keterangan :
X = Skor yang diperoleh
σ = Standar deviasi
µ = mean (rata-rata)
Kategorisasi yang digunakan adalah model distribusi normal
dengan batasan kategori skala berdasarkan mean skor skala (µ), standar
deviasi (σ), skor minimum (Xmin) dan skor maksimum (Xmaks)
(Azwar,2000).
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Tingkat Pengetahuan tentang Diet Diabetes Mellitus
Komponen Favourable UnfavourablePerencanaan Makanan 1,2,6,7,8 3,4,5
Karbohidrat 10,11,12 14Protein dan Vitamin 15, 16,17,18
Lemak 21,22,23 -
Jenis Makanan 24, 26, 30, 31 25, 27, 28, 29, 32, 33
2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, meliputi:
a. Data primer yang diperoleh langsung dari responden
melalui dari hasil adalah Kuesioner yang berisi pernyataan tentang diet
Diabetes Mellitus dan lembar observasi pengecekan gula darah. Cara
pengumpulan data primer yaitu dengan membagikan kuesioner,
responden akan mengisi lembar kuesioner sesuai dengan tingkat
pengetahuannya masing-masing. Dan pengeisian lembar observasi
pengecakan gula darah selama 1 minggu oleh peneliti.
b. Data sekunder yang diperoleh dari hasil dokumentasi di
RSUD Dr. Soeselo Slawi. Cara pengambilan data sekunder dalam
penelitian ini adalah dengan melakukan kerjasama dengan rekam
medis RSUD Dr. Soeselo Slawi dalam menentukan angka kejadian
Diabetes Mellitus di wilayah kerja RSUD Dr. Soeselo Slawi.
F. Uji Validitas dan Rehabilitas
Penelitian ini instrument yang digunakan adalah kuesioner observasi
dan Kuesioner tertutup untuk responden.
1. Uji Validitas
Validitas alat pengukuran data yang merupakan salah satu syarat
yang harus dipenuhi sebelum data tersebut digunakan. Validitas adalah
satu indeks yang menunjukan alat itu benar-benar mengukur apa yang
diukur (Notoatmodjo, 2005: 129). Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan rumus kolerasi Product moment, seperti :
Keterangan :
r : koefisien korelasi product moment
y : nilai dari total item
x : nilai dari item
N : banyaknya anggota sampel
Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap pertanyaan itu
signifikan, maka perlu dibandingkan dengan r tabel yaitu 0,444 dengan
taraf kesalahan 5%. Selanjutnya untuk yang nilainya kurang ukurannya
lebih rendah dari taraf signifikan tabel harus dihilangkan atau diganti
(Arikunto, 2006: 168).
Uji Validitas dilakukan di RSUD Brebes pada tanggal 5 Juli 2013
dengan mengambil 20 responden diketahui bahwa hasil uji coba
kuesioner didapatkan rhitung < rtabel (skor tiap item soal lebih besar dari
0.444). Maka kuesioner yang dipakai dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Notoatmodjo (2005: 133), reliabilitas adalah suatu indeks
yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
rumus Cronbach’s Alpha yaitu :
Dimana : r₁₁ = Koefisien reliabilitas test
k = Cacah butir
S = Varians skor butir
St = Varians skor total
Keputusan uji :
Bila nilai Cronbah’s Alpha lebih ≥ konstan (0,6), maka pertanyaan
reliabel. Namun bila nilai Cronbah’s Alpha < konstata (0,6), maka
pertanyaan tidak reliabel (Riyanto, 2010: 146).
Hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai 0,6. Jika rhitung < rtabel
berarti tidak reliabel. Jadi dalam penelitian ini uji reliabilitas sudah
reliabel yaitu r hitung (0,970) > r tabel (0,6) untuk kuesioner tingkat
pengetahuan diet DM.
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Menurut Riyanto (2011), data yang sudah dikumpulkan, baik
diperoleh dari hasil dan pengumpulan sendiri (data primer) ataupun data
yang diperoleh dari sumber lain yang sudah jadi (data sekunder) perlu
tahap pengolahan data.
Pada penelitian ini data primer yaitu data yang langsung diperoleh
dari responden pada saat berlangsung penelitian yang dengan lembar
kuesioner tingkat pengetahuan, dan data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari Rumah Sakit dr Soeselo Slawi Kabupaten Tegal meliputi
nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan. Tekhnik pengolahan
data dalam penelitian ini meliputi:
a. Editing (pemeriksaan data), adalah memeriksa data yang telah
dikumpulkan berupa daftar pertanyaan, kartu atau buku register.
b. Coding (pemberian kode), untuk mempermudah pengolahan,
sebaiknya semua variabel diberi kode dan dapat dilakukan
sebelum atau sesudah pengumpulan data dilaksanakan.
c. Entry data, merupakan suatu proses pemasukan data kedalam
komputer untuk selanjutnya dilakukan analisis menggunakan
korelasi tata jenjang.
d. Tabulating (penyusunan data)
Tabulating merupakan pekerjaan membuat tabel, data yang sudah
diberi skor dimasukkan ke dalam tabel untuk mempermudah
dalam analisis.
2. Analisa Data
Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan tentang diet
diabetes mellitus dengan terkontrolnya kadar gula menurut kriteria
WHO pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit dr Soeselo
Slawi Kabupaten Tegal, pada penelitian ini analisa dilakukan
menggunakan 2 macam, yaitu:
a. Analisa univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya nenghasilkan distribusi frekuensi
dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010: 182). Adapun
cara yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus :
Prosentase = jumlah skor yang diperoleh responden
x 100%
Skor maksimal
Standar yang ditentukan adalah sebagai berikut :
1) Tinggi : > 75%
2) Sedang : 60 - 70%
3) Rendah : < 60 %
b. Analisa bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo,
2010: 183). Untuk mencari variabel bebas dengan variabel terikat,
penelitian dengan menggunakan uji chi kuadrat dengan signifikan
5% dengan rumus sebagai berikut:
x2 = ∑
keterangan :
x2 : Chi Kuadrat
fo : Frekuensi yang diperoleh dari sampel
fh : Frekuensi yang di harapkan
Untuk menguji apakah ada hubungan atau tidak antara
variabel bebas dan variabel terikat, dilakukan dengan cara
membandingkan x2 hitung dengan x2 tabel . Jika x2 hitung > x2 tabel
atau p value ≤ 0,05, maka HO ditolak.
Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat, maka digunakan uji
koefisien kontingansi menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
C = Koefisien kontingensi.
χ2= Nilai perhitungan Chi Square. n = Jumlah sampel.
H. Etika Penelitian
Penelitian ini tidak melanggar etika karena telah dirancang sesuai
dengan petunjuk dan aturan yang telah ditetapkan serta mendapat
rekomendasi dari tim komisi skripsi STIKes Bhamada. Peneliti
mengajukan permohonan kepada pihak akademik untuk mendapatkan
persetujuan kemudian check list yang digunakan dalam penelitian
menekankan pada masalah etika yang meliputi:
1) Informed Concent (lembar persetujuan)
Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (informed concent).
Informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden
(Alimul H, 2003: 61).
2) Anomity (tanpa nama)
Merupakan masalah etika dalam penelitian dengan cara tidak
memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data (Alimul H, 2003: 61).
3) Confidentiality (kerahasiaan)
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil
penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
(Alimul H, 2003: 62).
4) Adanya pengajuan ijin ke lembaga tempat penelitian
Perijinan ini dimulai dengan pengiriman surat dari pihak kampus
STIKes Bhamada yang diberikan kepada kepala Rumah Sakit dr
Soeselo Slawi Kabupaten Tegal.
I. Jadwan Keginyatan Penelitian
No KegiatanFebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1Tahap Persiapan
2Pengumpulan sumber pustaka
3Pengajuan judul penelitian
4BAB I PENDAHULUAN
5BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
BAB III METODE PENELITIAN
7Pengajuan proposal
8Sidang Proposal
9Perijinan Penelitian
10Pelaksanaan Penelitian
11
Pengumpulan dan Pengolahan Data
12Penyusunan BAB IV dan BAB V
13
Rencana Sidang Hasil Penelitian
14 Revisi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini secara khusus akan disajikan dan dijelaskan tentang hasil
penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang diet diabetes mellitus
dengan terkontrolnya gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di RSUD
dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal. Penjelasan tersebut meliputi hasil
pengelolaan data yang merupakan hasil analisa univariat dan analisa bivariat.
Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 8 Juli 2013 – 14 Juli 2013
sample didapat 30 responden. Seluruh data yang terkumpul dan telah memenuhi
syarat selanjutnya dilakukan analisis. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk
tabel dan narasi yang didasarkan pada hasil analisis.
A. Gambaran Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit dr. Soeselo Slawi. RSUD
dr. Soeselo Slawi beralamat di Jl. Dr Soetomo No. 63 Kelurahan Dukuhringin
Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Luas tanah RSUD dr. Soeselo Slawi
Kabupaten Tegal adalah ±44.090 m dan luas bangunannya adalah ±12.683 m.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal
merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Tegal yang berlokasi
di Jl. Dr Soetomo SlawiNo.63 Slawi Kabupaten Tegal dan merupakan Rumah
Sakit tipe B non Pendidikan pada tahun 2005. Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) dr. Soeselo Slawi memiliki 11 ruang rawat inap, 1 ruang IBS, 1
ruang IGD, 1 ruang hemodialisa,1 ruang pemeriksaan diagnostik, 1 ruang
pemeriksaan laboratorium, 1 apotek, dan 11 poliklinik. Adapun batas-batas
wilayah Rumah Sakit dr. Soeselo Slawi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Slawi Kulon
Sebalah Timur : Desa Slawi Wetan
Sebelah Selatan : Desa Pendawa
Sebelah Barat : Desa Preman
Penelitian dilakukan selama dua minggu, pada tanggal 8-20 Juli 2013 di
poliklinik RSUD dr. Soeselo Slawi dan di rumah penderita Diabetes Mellitus
tipe 2. Penelitian dilakukan dengan cara mengecek GDS responden untuk
mengetahui bahwa responden termasuk penderita diabetes mellitus ,
kemudian peneliti membagikan kuesioner tingkat pengetahuan penderita
diabetes mellitus tentang diet diabetes mellitus, setelah itu peneliti datang
kerumah responden untuk mengecek gula darah sewaktunya 2x selama
seminggu agar dapat diketahui dan dikategorikan terkontrol atau tidak.
B. Hasil Penelitian
Setelah penelitian selama dua minggu, data yang didapat diolah
sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
Analisa univariat berikut ini menjelaskan mengenai distribusi
frekuensi dari variabel bebas yaitu Tingkat Pengetahuan Tentang Diet
DM dan variabel terikat yaitu Terkontrolnya Gula Darah pada penderita
Diabetes Mellitus tipe 2.
a. Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM
Hasil penelitian Tingkat Pengetahuan responden tentang diet
Diabetes Mellitus di RSUD dr. Soeselo Slawi, dapat dilihat pada tabel
4.1.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang Diet Diabetes Mellitus
No. Tingkat Pengetahuan Jumlah Responen Prosentase (%)1.2.3.
TinggiSedangRendah
13611
43,320
36,7Total 30 100
Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.1 di dapatkan hasil responden yang
mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 13 (43,3%) orang,
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang sebanyak 6
(20%) orang, dan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan
rendah sebanyak 11 (36,7%) orang.
b. Terkontrolnya Gula Darah
Hasil penelitian Terkontrolnya gula darah responden di RSUD
dr. Soeselo Slawi, dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Terkontrolnya Gula DarahNo. Gula Darah Jumlah Responen Prosentase (%)1.2.
TerkontrolTidak Terkontrol
1812
6040
Total 30 100Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa responden yang
gula darahnya terkontrol sebanyak 18 (60%) orang dan responden
yang gula darahnya tidak terkontrol sebanyak 12 (40%) orang.
2. Analisa Bivariat
Hasil penelitian bivariat antara Tingkat Pengetahuan tentang diet
DM dengan Terkontrolnya gula darah responden di RSUD dr. Soeselo
Slawi, dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Analis Bivariat antara Tingkat Pengetahuan tentang Diet DM dan Terkontrolnya Gula Darah
NoTingkat
Pengetahuan
Gula Darah Sewaktu
Total x² hit
x² tabel
(df=2)
ρ valueTerkontrol
Tidak Terkontrol
1.
2.
3.
Tinggi
Sedang
Rendah
13
4
1
0
2
10
13
6
1114,829 5,991 0,001
Total 18 12 30
Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan responden yang memiliki
pengetahuan tinggi dan mempunyai GDS terkontrol sebanyak 13 orang,
responden yang memiliki pengetahuan sedang dan mempunyai GDS
terkontrol sebanyak 4 orang, responden yang memiliki pengetahuan
rendah dan mempunyai GDS terkontrol sebanyak 1 orang, tidak ada
responden yang memiliki pengetahuan tinggi dan mempunyai GDS tidak
terkontrol, responden yang memiliki pengetahuan sedang dan mempunyai
GDS tidak terkontrol sebanyak 2 orang, dan responden yang memiliki
pengetahuan rendah dan mempunyai GDS tidak terkontrol sebanyak 10
orang.
Untuk melihat apakah ada Hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula
darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2, dilakukan dengan cara
membandingkan x2 hitung dengan x2 tabel . Jika x2 hitung > x2 tabel atau p value
≤ 0,05, maka HO ditolak.jika ρ value > 0,05 berarti Ho diterima, dan jika ρ
value <0,05 berarti Ho ditolak. Dari output tabel chi square, didapat nilai
signifikan 0,001 (ρ value < 0,05) dan x² hitung 14,829 (14,829 > 5,991x²
tabel) Hal ini berarti Ho ditolak, dan Ha diterima dapat disimpulkan
bahwa Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang
diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita
diabetes mellitus tipe 2 di RSUD dr. Soeselo Slawi.
C. Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus
Hasil pengolahan dan analisis data diketahui terdapat sebagian
besar responden penderita diabetes mellitus mempunyai tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 43,3%. Responden dengan tingkat
pengetahuan tinggi tentang diet DM berarti responden menjawab
kuesioner dengan benar lebih dari 75% yang berarti 30 soal dari 40
pertanyaan yang meliputi perencanaan makanan (3J), pengelolaan
makanan yang mengandung karbohidrat, pengelolaan makanan yang
mengandung protein, makanan yang mengandung lemak.
Responden yang memiliki tingkat pengetahuan sedang
sebanyak 20%. Responden dengan tingkat pengetahuan sedang
tentang diet DM berarti responden menjawab kuesioner dengan benar
sebanyak 60-75% yang berarti sebanyak 25-29 soal yang benar dari 40
pertanyaan yang meliputi perencanaan makanan (3J), pengelolaan
makanan yang mengandung karbohidrat, pengelolaan makanan yang
mengandung protein, makanan yang mengandung lemak.
Responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 36,7%. Responden dengan tingkat pengetahuan rendah
tentang diet DM berarti responden menjawab kuesioner dengan benar
kurang dari 60% yang berarti 24 soal dari 40 pertanyaan yang meliputi
perencanaan makanan (3J), pengelolaan makanan yang mengandung
karbohidrat, pengelolaan makanan yang mengandung protein,
makanan yang mengandung lemak sebanyak 24 soal.
Pengetahuan baik tentang diet DM berupa pengelolaan
makanan berupa 3J yaitu Jenis, Jadwal, dan Jumlah makan yang harus
dikonsumsi merupakan tindakan awal untuk melakukan perawatan
bagi penderita diabetes mellitus. Menurut Notoatmodjo (2003)
pengetahuan merupakan awal seseorang untuk melakukan sebuah
tindakan (sikap dan perilaku). Pengetahuan yang rendah akan
berakibat pada tidak adanya sikap yang jelas.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa rendahnya tingkat
pendidikan dan pengetahuan merupakan salah satu penyebab
tingginya angka kasus suatu penyakit. Ketidaktahuan seseorang
tentang sesuatu dalam hal ini tentang DM tentunya akan
meningkatkan risiko orang tersebut untuk menderita DM.
Pengetahuan bisa diperoleh melalui upaya promosi kesehatan
(Notoatmodjo, 2003). Promosi kesehatan yang meliputi pendidikan
kesehatan, faktor ekonomi dan lingkungan mendukung terbentuknya
perilaku sehat dan dapat menurunkan faktor risiko DM (Glanz, 2007).
b. Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus
Hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar responden
mempunyai gula darah sewaktu (GDS) dalam kategori terkontrol
sebanyak 60%. Responden yang mempunyai gula darah sewaktu
(GDS) terkontrol berarti selama penelitian beralngsung 2 minggu yang
di cek selama 2x, responden mempunyai gula darah stabil antara 140-
200 mg/dl. Dalam kriteria WHO gula darah sewaktu antara 140-200
mg/dl merupakan gula darah normal yang bukan merupakan
hiperglikemia (Diabetes Mellitus).
Responden yang mempunyai gula darah sewaktu (GDS) tidak
terkontrol sebanyak 40% berarti responden tersebut selama penelitian
beralngsung 2 minggu yang di cek selama 2x, responden mempunyai
gula darah tidak stabil yaitu di bawah 140 dan atau lebih dari 200
mg/dl. Dalam kriteria WHO gula darah sewaktu dibawah 140 mg/dl
merupakan gula darah rendah yang merupakan hipoglikemia dan
diatas 200 mg/dl merupakan gula darah tinggi yang merupakan
hiperglikemia (Diabetes Mellitus).
Hasil penelitian yang diketahui bahwa sebagian besar
responden mempunyai gula darah terkontrol, sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa untuk mempertahankan kadar gula darah penderita
dalam batas normal pada prinsipnya diletakkan pada tatalaksana
pengaturan diet, olah raga, obat anti diabetik, penilaian kontrol dan
edukasi. Dalam penelitian ini berarti, responden dapat mengontrol
gula darahnya dalam batas normal sesuai dengan kriteria WHO yaitu
140-200 ml/dl dengan cara melaksanakan pengaturan diet, olah raga,
obat anti diabetik, penilaian kontrol dan edukasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi masih tingginya kadar gula
darah pada pasien DM yang menjalani terapi DM adalah usia,
kurangnya ketaatan terhadap aktifitas fisik atau olah raga, pengertian
pasien DM terhadap penyakit yang dideritanya dan masih kurangnya
peran serta anggota keluarga pasien dalam memandu pengobatan, diet,
latihan jasmani dan pengisian waktu luang yang positif bagi kesehatan
keluarga sehingga mempengaruhi dari penatalaksanaan DM sehingga
kadar gula darah penderita kurang terkontrol dengan baik. Namun
demikian perlu dipertimbangkan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa
sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi sikap
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sehingga meski sikap
positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu
tindakan yang nyata, sikap dan perilaku merupakan dua demensi
dalam diri individu yang berdiri sendiri, terpisah dan berbeda seperti
beberapa hasil penelitian tentang sikap dan perilaku sebagian
dinyatakan bukti lemahnya hubungan antara sikap dengan perilaku.
Menurut Tjokroprawiro (2003) kepribadian atau motivasi
penderita untuk mentaati diet, terapi dan latihan gerak badan dari
dokter yang merawatnya dan sadar semua itu untuk kepentingan
dirinya sendiri merupakan faktor kunci untuk menilai terkontrolnya
gula darah pada penderita DM. Apabila penderita mempunyai
motivasi yang baik, maka dapat diyakini kalau hasil pengukuran
glukosa darah menggambarkan keadaan sebenarnya.
2. Analisa Bivariat
Hasil penelitian menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan tentang diet DM dengan terkontrolnya gula
darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai signifikan 0,001
(ρ value < 0,05) dan x² hitung 14,829 (14,829 > 5,991x² tabel).
Dalam tabel crosstab chisquare diketahui bahwa sebagian besar
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang diet DM
dengan terkontrolnya GDS sebanyak 13 orang, yang berarti sebagian besar
responden sudah memahami benar tentang diet DM dengan perilaku yang
dibuktikan GDS yang terkontrol. Namun tidak ada responden yang
mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang diet DM dengan tidak
terkonrolnya GDS, yang berarti tidak ada responden dengan tingkat
pemahaman tinggi tentang diet DM yang Gula darahnya tidak terkontrol.
Hal ini menunjukan bahwa jika seseorang dengan pengetahuan yang baik
akan merefleksikan dengan perilaku berupa mengontrol gula darah secara
baik pula.
Ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang
tentang diet DM dengan terkontrolnya GDS sebanyak 4 orang. Dan ada
responden yang tingkat pengetahuan sedang tentang diet DM dengan tidak
terkontrolnya GDS sebanyak 2 orang. Responden yang memiliki tingkat
pengetahuan sedang yang berarti memiliki tingkat pemahaman sedang
tentang diet DM sehingga pengontrolan dalam gula darah ada yang dapat
mengontrolnya ada yang belum dapat mengontrol karena pemahaman yang
setengah-setengah.
Sedangkan ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan
rendah tentang diet DM dengan terkontrolnya GDS hanya 1 orang. Dan
ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah tentang diet
DM dengan tidak terkontrolnya GDS sebanyak 10 orang. Responden
mempunyai tingkat pengetahuan rendah yang berarti memiliki tingkat
pemahaman kurang tentang diet DM sehingga pengontrolan dalam gula
darah ada yang dapat mengontrolnya ada yang belum dapat mengontrol
karena pemahaman yang kurang.
Hal ini menunjukan kesejajaran antara tingkat pengetahuan dengan
perilaku berupa pengontrolan gula darah. Jika tingkat pengetahuannya baik
dapat ditunjukan dengan perilaku yang baik pula. Perilaku mengontrol
gula darah secara baik merupakan perilaku manusia yang alami dilakukan
penderita DM yang menginginkan suatu kesembuhan. Menurut
Notoatmodjo (2003), perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai
gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,
motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Namun demikian, pada
realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan yang
menentukan perilaku seseorang. Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala
kejiwaan tersebut ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor lain,
diantaranya adalah faktor pengalaman, kenyakinan, sarana fisik,
sosiobudaya masyarakat dan sebagainya sehingga proses terbentuknya
perilaku.
Perubahan pengetahuan dan sikap merupakan prekondisi bagi
perubahan perilaku kesehatan atau perilaku-perilaku yang lain. Variabel-
variabel input meliputi : sumber pesan, pesan itu sendiri, saluran
penyampai, dan karakteristik penerima, serta tujuan pesan-pesan tersebut.
Variabel-variabel output merujuk pada perubahan dalam faktor-faktor
kognitif tertentu, seperti pengetahuan, sikap, pembuatan keputusan, dan
juga perilaku-perilaku yang dapat diobservasi. Yang dimaksud dengan
perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari
manusia itu sendiri baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar. Pada dasarnya perilaku merupakan
perwujudan dari pengetahuan dan sikap (Anton, 2008). Penyuluhan adalah
upaya meningkatkan peran serta masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan mengubah perliku dan mengembangkan keterampilan..
Menurut Ismail (2003) keadaan diatas dapat terjadi karena banyak
adanya confinding factors yang berpengaruh dalam hubungan itu,
menurutnya sikap seseorang terhadap suatu obyek distimulir oleh pola
pikir individu, isu-isu sosial dan situasi kelompok sosial yang ada.
Menurut Rifki (2005) mengatakan bahwa untuk penatalaksanaan suatu
penyakit diperlukan adanya kerja sama atau pendekatan yang baik antara
petugas kesehatan dengan individu atau kelompok masyarakat. Petugas
kesehatan diharapkan dapat membantu mereka mengikuti tahap-tahap
pengenalan dan pemecahan masalah yang dihadapi secara rasional.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih banyak kekurangannya, berikut ini beberapa
faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian ini :
1. Pengumpulan data dengan cara dari rumah ke rumah memerlukan waktu
yang lama dan cukup sulit.
2. Penelitian hanya dilaksanakan di RSUD dr. Soeslo Slawi, sehingga hasil
belum dapat digeneralisasikan pada karakteristik responden yang berbeda.
E. Implikasi Keperawatan
Perawat yaitu bagian dari tim kesehatan dengan proporsi terbesar jika
dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain, perawat dapat mengoptimalkan
fungsinya sebagai peran perawat yaitu dengan turut berperan serta dalam
memberikan informasi. Tugas pokok perawat menurut KepMenPan No 94
tahun 2001, tentang Jabatan dan fungsi Perawat adalah memberikan pelayanan
keperawatan berupa asuhan keperawatan dan atau kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan dan penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta
pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian dibidang
keperawatan dan atau kesehatan (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan
Ditjen Bina Yan Med Depkes RI, 2003).
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisa data dari hasil penelitian dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan tentang diet diabetes mellitus sebagian besar
responden tinggi sebanyak 43,3%.
2. Gula darah sewaktu (GDS) sebagian beasar dalam kategori terkontrol
sebanyak 60%.
3. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang diet
diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita
diabetes mellitus tipe 2 di RSUD dr. Soeselo Slawi yang dibuktikan
melalui uji chi kuadrat dengan nilai signifikan 0,001 (ρ value < 0,05)
dan x² hitung 14,829 (14,829 > 5,991x² tabel).
4. Berdasarkan teori dan hasil penelitian sesuai yaitu adanya hubungan
yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang diet diabetes
mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita diabetes
mellitus tipe 2 di RSUD dr. Soeselo Slawi. Hasil penelitian searah
dengan semakin tinggi pengetahuan akan semakin terkontrolnya gula
darah penderita Diabetes Mellitus, hal ini dikarenakan terkontrolnya
gula darah adalah impilkasi dari pengetahuan yang diperoleh
seseorang.
B. Saran
Setelah melihat hasil analisis data penelitian, maka ada beberapa
saran yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu :
1. Bagi Pasien Diabetes Mellitus
Diharapkan pasien diabetes Mellitus mengikuti secara aktif kegiatan
yang diadakan perawat konselor dalam memberikan penkes dan aktif
bertanya yang berhubungan dengan pengaturan diet DM sehingga
tingkat pengetahuan dapat bertambah, dengan begitu diharapkan pula
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari agar kualitas kesehatan dapat
terjaga.
2. Bagi Perawat
Diharapkan dapat mengoptimalkan fungsinya sebagai perawat
konselor memberikan penyuluhan tentang pentingnya diet diabetes
mellitus agar dapat mengontrol gula darah pasien diabetes mellitus
sehingga dapat menghindari dari komplikasi diabetes mellitus.
3. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan di RSUD dr. Soeselo Slawi agar dapat meningkatkan
kegiatan penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus agar
dapat mengontrol gula darahnya dan pola makannya sehingga dapat
terhindar dari komplikasi.
4. Bagi Lembaga Kesehatan
Diharapkan lembaga kesehatan dapat memberikan kontribusi penuh
terhadap pengelolaan penderita diabetes melitus yang rawat jalan agar
meningkatkan pendidikan kesehatan meliputi metode diet dan olahraga
bagi penderita diabetes melitus.dan peran keluarga sangat penting
dalam menentukan perilaku penderita diabetes melitus.
5. Bagi Insitusi Pendidikan
Diharapkan insitusi pendidikan dapat menyokong dalam
pengembangan ilmu pengetahuan agar penelitian selanjutnya dapat
lebih bermanfaat untuk semua lapisan masyarakat.
6. Bagi Peneliti lain
Saran peneliti terhadap peneliti lain agar dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan sehingga dapat mensejahterakan baik fisik maupun
mental manusia, terutama mengembangkan penelitian yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.
Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Bandriyah, Siti. 2008. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta, Nuha Medika.
Budiarto, Eko. 2010. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta, EGC.
Bruner & Sudarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan medikal Bedah. Jakarta, EGC.
Depkes RI. 2004. Diunduh di www.kompas.com. diunduh Kamis 9 Februari 2013
Engram. 2003. Mengatasi Diabetes Mellitus. Jakarta, EGC.
Elvina Karyadi. 2006. Cara Sehat Diabetes Mellitus. Yogyakarta, Nuha Medika.
Hasdinah. 2012. Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta, Nuha Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan & Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta, EGC.
Lingga, Lanny. 2012. Bebas Diabetes Tipe-2 Tanpa Obat. Jakarta, PT.AgroMedia
Pustaka.
Masjoer Arif. 2003. Kapita selekta Kedokteran. Jakarta, EGC.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta.
. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Rineka Cipta.
.2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta, EGC
Novitasari, Retno. 2012. Diabetes Mellitus Dilengkapi Dengan Senam DM. Yogyakarta, Nuha Medika.
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta, Nuha Medika,.
Sibagariang, Eva. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta, Trans Info Media.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung, Alfabet.
Soegondo, et al., 2005. Keperawatan Diabetes Mellitus. Jakarta, Trans Info Media.
www: wapedia kedokteran, diunduh Senin 5 Nopember 2012 Pukul 21.12
www.Health.com diunduh Kamis 9 Februari 2013
SURAT PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
NAMA : Ratna DwiKusumawiNAMA PANGGILAN : RatnaTEMPAT DAN TANGGAL LAHIR : Brebes,29 April 1987JENIS KELAMIN : PerempuanSTATUS : Belum MenikahTELP : 087749744111E-MAIL : -BANGSA : IndonesiaAGAMA : IslamALAMAT : Limbangan WetanNAMA ORANG TUA : Ayah : SudardjoIbu : SarjiyemPEKERAJAN ORG TUA : Wiraswasta
RIWAYAT PENDIDIKAN :2013 S1 Keperawatan, Yayasan Bhakti Mandala
Husada Slawi.2006 SMA Negri 01 PGRI Brebes
2006 SMP Negri 03 Brebes2003 SD Negri 05 Brebes
HASIL KARYA TULIS :Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula
Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 ( Study kasus di RSUD dr. Soeselo Slawi bulan juni
– juli 2013 )
Kepada :Yth. Calon Responden Penelitian
di Di RSUD Dr. Soeselo Slawi
Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama : RATNA DWI KUSUMAWATIN I M : C1006029Alamat : Jl. Dr Soetomo No. 63 Kelurahan Dukuhringin Kecamatan Slawi
Kabupaten Tegal.
Mahasiswi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi yang sedang mengadakan penelitian
dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes
Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan juni – Juli
2013)” Penelitian ini tidak menimbulkan akiabat yang dapat merugikan bagi
saudara sebagai responden, kerahasiaan serta informasi yang saudara berikan akan
dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara tidak
bersedia menjadi responden, maka akan diperbolehkan mengundurkan diri untuk
tidak berpartisipasi dalam penelitian ini. Apabila saudara menyetujui, maka saya
mohon kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. Atas
perhatian dan kerjasama yang baik disampaikan terimakasih.
Slawi, Juni 2013
Peneliti,
RATNA DWI KUSUMAWATI
NIM: C1006029
SURAT PERSETUJUAN
KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ...........................................................Umur : ...........................................................Alamat : ...........................................................
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang
dilakukan Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada
(Bhamada) Slawi Program Khusus yang bernama RATNA DWI
KUSUMAWATI dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang
Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan juni
– Juli 2013)” Saya memahami bahwa penelitian ini terjaga kerahasiaannya dan
tidak akan berakibat negatif pada diri saya. Oleh karena itu saya bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini.
Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan dari
pihak manapun dan untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Siwuluh, Juni 2013
Responden
( .................................. )
KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN TERKONTROLNYA GULA DARAH PADA
PENDERIATA DIABETES MELLITUS TIPE 2(STUDY KASUS DI RSUD Dr. SOESELO SLAWI BULAN MEI-JULI 2013)
KODE RESPONDEN :
A. Pernyataan Tingkat pengetahuanIsilah jawaban anda dengan tanda check list / centang (√) Dimohon untuk mengisi dengan JUJUR!No PERTANYAAN TENTANG DIET DM BENAR SALAHPerencanaan Makanan1 Mengkonsumsi makanan yang berlebih dapat menyebabkan
Penyakit diabetes mellitus.2 Dalam diet DM ada istilah 3 J : jumlah, jadwal, jenis makan
yang harus dikonsumsi berbeda dengan penderita penyakit lain.
3 Penderita DM tidak dapat mengkonsumsi makan 3 x sehari karena akan meningkatkan glukosa dalam darah.
4 Jumlah makan pada pederita DM hanya setengah porsi makan penderita penyakit lain.
5 Jenis makanan penderita DM sama seperti makan untuk penderita penyakit lain.
6 Konsumsi makan yang salah akan menimbulkan komplikasi.
7 Konsumsi makan diatur sesuai berat badan penderita DM.8 Konsumsi makan diatur sesuai umur penderita DM9 Konsumsi makan sesudah 1 jam pemberian insulin.10 Sebelum dan sesudah makan langsung melakukan chek
kadar glukosa dalam darahKarbohidrat11 Porsi konsumsi karbohidrat bagi penderita DM hanya 60-
70% atau lebih sedikit dari porsi konsumsi karbohidrat orang sehat.
12 Jenis Karbohidrat kompleks yaitu makanan yang mengandung karbohidrat dengan serat tinggi.
13 Jenis Karbohidrat yang boleh dikonsumsi bagi penderita DM tidak manis dan tidak bertepung
14 Karbohidrat identik dengan kandungan gula15 Penderita DM sama sekali tidak boleh mengkonsumsi gulaProtein dan Vitamin16 Porsi konsumsi protein bagi penderita DM hanya 10-15%
atau lebih sedikit dari porsi konsumsi protein orang sehat.17 Protein yang boleh dikonsumsi hanya protein nabati seperti
kedelai, kacang-kacangan.
18 Konsumsi protein lebih bagus diperbanyak dari pada konsumsi karbohidrat.
19 Konsumsi suplemen vitamin pada penderita DM mempunyai dosis yang sama dalam pemberian suplemen vitamin pada orang sehat
20 Konsumsi vitamin C akan meningkatkan gula darah.Lemak21 Tubuh penderita diabetes akan lebih mengalami kelebihan
lemak darah, kelebihan lemak ini berasal dari gula darah yang tidak terpakai sebagai energi.
22 Lemak yang boleh dikonsumsi penderita DM berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh (seperti daging gajih dalam bakso).
23 Porsi konsumsi lemak bagi penderita DM hanya 20-25% atau lebih sedikit dari porsi konsumsi protein orang sehat.
24 Penderita DM sebaiknya menghindari konsumsi makanan yang mengandung lemak (seperti makanan yang bersantan).
25 Ikan mengandung lemak jenuh yang boleh dikonsumsi penderita DM.
Jenis konsumsi26 Penderita DM dilarang memakan makan kecil/ngemil/snack27 Serat yang larut air seperti pectin boleh dikonsumsi oleh
penderita DM28 Segala jenis kacang-kacangan dan biji-bijian boleh
dikonsumsi oleh penderita DM29 Konsumsi serat akan memperlambat penyerapan gula dan
lemak30 Jenis kandungan gula seperti gula tebu boleh dikonsumsi
oleh penderita DM31 Beras seperti beras putih, ketan, tepung beras, tepung
terigu, tepung kanji, tepung ketan merupakan karbohidrat yang boleh dikonsumsi bagi penderita DM
32 Gula aren dan gula kelapa murni aman untuk dikonsumsi bagi penderita DM.
33 Daging unggas seperti ayam kampung, itik liar, kalkun, dan burung dara atau belibis adalah jenis protein hewani yang boleh dikonsumsi penderita DM.
34 Protein olahan, seperti daging dalam kaleng, sosis, nuget, dan ham boleh dikonsumsi penderita DM.
35 Susu sapi boleh dikonsumsi penderita DM.36 Ikan mengandung lemak yang dapat dikonsumsi penderita
DM.37 Daging merah yang banyak mengandung zat besi bagus
dikonsumsi penderita DM.38 Konsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet
(MSG) dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.39 Konsumsi minuman bersoda aman bagi penderita DM
dikarenakan rendah kalori.40 Kopi kurang bagus dikonsumsi penderita DM karena dapat
meningkatkan jumlah konsumsi makanan.
Correlations
[DataSet0] E:\skripsi 2013\n\uji validitas.sav
Correlations
total skor
soal1 Pearson Correlation .662**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
soal2 Pearson Correlation .635**
Sig. (2-tailed) .003
N 20
soal3 Pearson Correlation .689**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
soal4 Pearson Correlation .680**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
soal5 Pearson Correlation .662**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
soal6 Pearson Correlation .689**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
soal7 Pearson Correlation .676**
Sig. (2-tailed) .001
N 20
soal8 Pearson Correlation .620**
Sig. (2-tailed) .004
N 20
soal9 Pearson Correlation .739**
Sig. (2-tailed) .000
N 20
soal10 Pearson Correlation .491*
Sig. (2-tailed) .028
N 20
Correlations
soal11
Pearson Correlation .753**
Sig. (2-tailed) .000
N 20
soal12 Pearson Correlation .739**
Sig. (2-tailed) .000
N 20
Soal13 Pearson Correlation ,674*
Sig. (2-tailed) ,033
N 20
Soal14 Pearson Correlation ,862**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal15 Pearson Correlation ,772**
Sig. (2-tailed) ,009
N 20
Soal16 Pearson Correlation ,862**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal17 Pearson Correlation ,863**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal18 Pearson Correlation ,863**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal19 Pearson Correlation -,767**
Sig. (2-tailed) ,010
N 20
Soal20 Pearson Correlation ,779**
Sig. (2-tailed) ,008
N 20
Soal21 Pearson Correlation ,674*
Sig. (2-tailed) ,033
N 20
Soal22 Pearson Correlation ,674*
Sig. (2-tailed) ,033
N 20
Correlations
Soal23 Pearson Correlation ,862**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal24 Pearson Correlation ,772**
Sig. (2-tailed) ,009
N 20
Soal25 Pearson Correlation ,862**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal26 Pearson Correlation ,863**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal27 Pearson Correlation ,863**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal28 Pearson Correlation -,767**
Sig. (2-tailed) ,010
N 20
Soal29 Pearson Correlation ,779**
Sig. (2-tailed) ,008
N 20
Soal30 Pearson Correlation ,863**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal31 Pearson Correlation ,863**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal32 Pearson Correlation -,767**
Sig. (2-tailed) ,010
N 20
Soal33 Pearson Correlation ,779**
Sig. (2-tailed) ,008
N 20
Soal34 Pearson Correlation ,674*
Sig. (2-tailed) ,033
Correlations
N 20
Soal35 Pearson Correlation ,674*
Sig. (2-tailed) ,033
N 20
Soal36 Pearson Correlation ,862**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal37 Pearson Correlation ,862**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal38 Pearson Correlation ,772**
Sig. (2-tailed) ,009
N 20
Soal39 Pearson Correlation ,862**
Sig. (2-tailed) ,001
N 20
Soal40 Pearson Correlation ,674*
Sig. (2-tailed) ,033
N 20
total_skor Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability
[DataSet0] E:\skripsi 2013\n\uji validitas.sav
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.970 .970 20
Frequencies
[DataSet0] E:\skripsi 2013\n\analisa bivariat.sav
StatisticsTingkat
Pengetahuan Tentang Diet
DMTerkontrolnya Gula Darah
N Valid 30 30Missing 0 0
Mean .93 .60Median 1.00 1.00
Frequency Table
Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid Rendah 11 36.7 36.7 36.7
Sedang 6 20.0 20.0 63.3Tinggi 13 43.3 43.3 100.0Total 30 100.0 100.0
Terkontrolnya Gula Darah
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid Tidak Terkontrol 12 40.0 40.0 40.0
Terkontrol 18 60.0 60.0 100.0Total 30 100.0 100.0
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Crosstabs
[DataSet0] E:\skripsi 2013\n\analisa bivariat.sav
Case Processing SummaryCases
Valid Missing TotalN Percent N Percent N Percent
Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM * Terkontrolnya Gula Darah
30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM * Terkontrolnya Gula Darah Crosstabulation
CountTerkontrolnya Gula Darah
TotalTidak Terkontrol TerkontrolTingkat Pengetahuan Tentang Diet DM
Rendah 10 1 11Sedang 2 4 6Tinggi 0 13 13
Total 12 18 30
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig. (2-
sided)Pearson Chi-Square 14.829a 2 .001Likelihood Ratio 18.697 2 .000Linear-by-Linear Association 14.284 1 .000N of Valid Cases 30
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.40.
Symmetric Measures
ValueAsymp. Std.
Errora Approx. Tb Approx. Sig.Interval by Interval Pearson's R .702 .102 5.213 .000c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .703 .104 5.225 .000c
N of Valid Cases 30
a. Not assuming the null hypothesis.b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.c. Based on normal approximation.
Foto RSUD Dr. SOESELO
Keadaan di Ruangan Poli Penyakit Dalam
Saat Pemeriksaan di Ruang Penyakit Dalam Pada Pasien DM Tipe 2
Saat Pemeriksaan Cek GDS Pada Pasien DM Tipe 2