Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

144
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN TERKONTROLNYA GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 (STUDY KASUS DI RSUD Dr. SOESELO SLAWI BULAN JUNI-JULI 2013) S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Di STIKes BHAMADA Slawi Disusun Oleh: Nama : Ratna Dwi Kusumawati NIM : C1006029

Transcript of Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Page 1: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN TERKONTROLNYA

GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETESMELLITUS TIPE 2

(STUDY KASUS DI RSUD Dr. SOESELO SLAWI BULAN JUNI-JULI 2013)

S K R I P S IDisusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Pada Program Studi Ilmu KeperawatanDi STIKes BHAMADA Slawi

Disusun Oleh:

Nama : Ratna Dwi Kusumawati

NIM : C1006029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI MANDALA HUSADA

2013

Page 2: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

PERSEMBAHAN

Hasil Skripsi ini saya persembahkan kepada :Ibu dan Bapa saya yang sangat saya cintai dalam hidup saya,

saya hormati, saya banggakan, dan yang mampu menjadi pedoman hidup dalam masa depan saya kelak, yang selalu

mengingatkan saya ketika langkah kaki kecil ini salah arah, dan ta’akan pernah lupa untuk selalu mendo’akan saya, yang rela

berkorban jiwa dan raga, bahkan materi untuk selalu mendidik, merawat, menjaga, membimbing saya agar kelak menjadi wanita

terhebat yang beriman dan berakhlak mulia. Untuk kakak yang senantiasa memberikan dukungan semangat

serta do’a demi kesuksesan dan kebahagianku. (Amien)

Sahabatku dan rekan – rekan 4B yang telah bahu - membahu berjuang menempuh pendidikan ini.

MOTTO Pengalaman adalah guru yang terbaik.

Membaca adalah pintu gerbang menuju sukses.Kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda.Derita membuat kita berfikir, Berfikir membuat kita bijak, kebijakan membuat kita hidup lebih bermakna (Nabi Muhammad SAW,571).

Tidak ada satupun didunia ini yang bisa didapat dengan mudah, kerja keras dan do’a adalah cara untuk mempermudahnya (Mario Teguh).

HALAMAN PERNYATAAN

Saya bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ratna Dwi Kusumawati

NIM : C1006029

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

Page 3: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu betanggung jawab atas

karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemuka bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

dikenai sangsi berdasarkan aturan yang berlaku di STIKes Bhakti Mandala

Husada Slawi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Slawi , Juli 2013

Yang menyatakan

Ratna Dwi Kusumawati

C1006029

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa

Skripsi yang berjudul :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN TERKONTROLNYA GULA DARAH PADA

PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

Page 4: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

(STUDY KASUS DI RSUD Dr. SOESELO SLAWIBULAN JUNI-JULI 2013)

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Ratna Dwi Kusumawati

NIM : C1006029

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi untuk dipertahankan

dihadapan penguji skripsi pada tanggal 30 Juli 2013

Pembimbing I,

Prof. Dr. Tri JakaKartana,M.Si

NIP: 195809151983031002

Pembimbing II,

DeniIrawan, S.Kep., Ns

NIPY : 1985 03 08 09050

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa

Skripsi yang berjudul :

Page 5: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN TERKONTROLNYA GULA DARAH PADA

PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2(STUDY KASUS DI RSUD Dr. SOESELO SLAWI BULAN JUNI-JULI

2013)

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Ratna Dwi Kusumawati

NIM : C1006029

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 2 Agustus 2013

Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Penguji I,

Juli Prasetyo, S.KM., M. K es

NIP: 198008152005011005

Penguji II,

Risnanto, S.ST., M. Kes

NIPY: 1972 06 10 97 007

Penguji III,

Deni Irawan, S. Kep., Ns

NIPY : 1985 03 08 09050

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya kecuali dari Engkau sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat

Page 6: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula

Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr.

Soeselo Slawi Bulan juni – Juli 2013)”.

Disadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan

kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini

peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Risnanto, SST, M.kes. Ketua STIKes Bhamada Slawi dan dosen

pembimbing I yang telah membimbing, mengarahkan, memotivasi

peneliti, dalam menyusun dan menulis skripsi, serta memberikan ijin

untuk mengadakan skripsi.

2. Ibu Khodijah, S.Kep. Ns. Ketua Prodi Ilmu Keperawatan, yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan skripsi.

3. Prof. Dr. Tri Jaka Kartana, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dalam

penyusunan Skripsi yang telah memberikan bimbingan, motivasi, arahan,

kritik dan saran dalam penyusunan Skripsi.

4. Deni Irawan, S.Kep., Ns selaku Dosen Pembimbing II dan penguji III

dalam penyusunan Skripsi yang telah memberikan bimbingan, motivasi,

arahan, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi.

5. Juli Prasetyo, S.KM., M. Kes selaku Dosen Penguji I dalam penyusunan

skripsi yang telah memberikan bimbingan, motivasi, arahan, kritik dan

saran dalam penyusunan Skripsi

6. RSUD Dr. Soesilo Slawi Tegal yang telah membantu untuk melakukan

penelitian dan pemberian data dalam penelitian.

7. Teman-teman seperjuangan, trimakasih atas hari-hari yang dilalui bersama

semoga sukses menyertai kita.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu

persatu.

Tidak ada sesuatu yang dapat diberikan atas jasa tersebut selain do’a

semoga Allah SWT membalas amal dan jasa baik beliau. Peneliti menyadari

bahwa penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik

Page 7: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

dan saran dari semua pihak akan diterima dengan senang hati sebagai perbaikan

skripsi ini. Semoga Skripsi skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Peneliti, 2013

Ratna Dwi Kusumawati

C1006029

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSEMBAHAN & MOTO ..................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii

Page 8: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

ABSTRAK ............................................................................................... xiii

ABSTRACT ............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Tingkat Pengetahuan ................................................................ 6

B. Diabetes Mellitus ..................................................................... 9

C. Kerangka Teori Penelitian ........................................................ 26

D. KerangkaKonsepPenelitian....................................................... 27

E. Hipotesis................................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan penelitian ............................................... 29

B. Populasi dan Sampel ................................................................ 29

C. Definisi Operasional, Variabel Penelitian

dan Skala Pengukuran .............................................................. 32

D. Tempat Penelitian ..................................................................... 33

E. Instrumen Penelitian & Cara Pengumpulan Data .................... 34

F. Uji Validitas & Uji Reliabilitas ................................................ 36

G. Tehnik Pengolahan Data & Analisa Data ................................ 38

H. Etika Penelitian ........................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 9: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

A. GambaranUmum Daerah Penelitian......................................... 43

B. Hasil Penelitian......................................................................... 44

C. Pembahasan .............................................................................. 47

D. Keterbatasan Penelitian............................................................. 54

E. Implikasi Keperawatan ............................................................. 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 56

B. Saran ......................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 32

Tabel 3.2Kisi-Kisi Instrumen Tingkat Pengetahuan ....................................... 35

Tabel 3.3Jadwal Penelitian .............................................................................. 42

Page 10: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ........................................ 45

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi terkontrolnya GDS .......................................... 45

Tabel 4.3 Analisa bivariat antara tingkat pengetahuan dengan

Tetrkontrolnya GDS ........................................................................ 46

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian ........................................................... 26

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 27

Page 11: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Curriculum VitaeLampiran 2 Surat Permohonan kesediaan Menjadi RespondenLampiran 3 Surat Persetujuan Kesediaan Menjadi RespondenLampiran 4 Kuesioner & Jawaban

Page 12: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Lampiran 5 Uji validitasLampiran 6 Lembar Penelitian dan SPSSLampiran 7 Tabel r & Chi SquareLampiran 8 Pengecekan GDS Lampiran 9 Dokumentasi PenelitianLampiran 10 Surat Ijin Penelitian Lampiran 11 Lembar Dokumentasi Kehadiran Proposal Lampiran 12 Lembar Konsul

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN TERKONTROLNYA GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2(STUDY KASUS DI RSUD Dr. SOESELO SLAWI BULAN JUNI-JULI 2013)

RatnaDwiKusumawati 1

Page 13: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Tri JakaKartana 2

DeniIrawan 3

ABSTRAK

Latarbelakang : WHO memprediksikan penderita diabetes mellitus akan menjadi sekitar 366 juta orang pada tahun 2030. Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 (study kasus di RSUD Dr. Soeselo Slawi bulan Juni-Juli 2013).

Metode : Jenis penelitian yang digunakan deskriptifkorelatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pasien rawat jalan penyakit dalam di RSUD dr. Soeselo Slawi dan sample 30 respon dan dengan teknik pengambilan sampel adalah Accidental sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada 8 Juli 2013 – 14 Juli 2013 dengan cara membagikan kuesioner pada penderita diabetes mellitus tipe 2 kemudian dilakukan observasi Gula Darah Sewaktu ( GDS ) sebanyak 3x.

Hasil : Tingkat Pengetahuan tinggi tentang diet diabetes mellitus sebanyak 43,3%, gula darah sewaktu terkontrol sebanyak 60%. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang dibuktikan melalui uji chi kuadrat dengan nilai signifikan 0,001 (ρvalue < 0,05) dan x2hitung 14,829 ( 14,829 > 5,991 x2tabel). Disarankan agar RSUD dr. Soeselo Slawi dapat meningkatkan kegiatan penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Diet Diabetes MellitusTerkontrolnya GDS

Kepustakaan : 25 literatur dan 4 internetHalaman : 60 hal-xiv, 9 lamp, 6 tabel, 2 gambar 1Mahasiswa STIKes BHAMADA Slawi Program Studi Ilmu Keperawatan2Dosen Pembimbing 1 STIKes BHAMADA Slawi3Dosen Pembimbing 2 STIKes BHAMADA Slawi

RELATIONSHIPOFKNOWLEDGEABOUTDIETWITHCONTROLLEDDIABETIC MELLITUSBLOOD SUGARINDIABETICMELLITUS TYPE2PATIENTS(CASE STUDYINHOSPITALDr. SOESELOSLAWIJUNE-JULY 2013)

DwiRatnaKusumawati1

TriJakaKartana2

Page 14: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

DeniIrawan3

ABSTRACTBackground: The WHO predicts that diabetes mellitus will be approximately 366 million people in 2030. Diabetes Mellitus if not managed properly may result in the occurrence of chronic diseases, such as cerebrovascular disease, coronary heart disease, limb vascular disease, diseases of the eyes, kidneys, andnerves. The purpose of this study was to determine the relationship of the level of knowledge about diet diabetes mellitus with uncontrolled blood sugar in people with type 2 Diabetes Mellitus (case study on Hospital Dr..Soeselo Slawi month of June-July 2013).

Methods: The research used descriptive correlative with a cross-sectional approach. Population of outpatient internal medicine in dr. Soeselo Slawi and 30 sample with sample technique is accidental sampling. The research was conducted on July 8, 2013- 14,2013 and by distributing questionnaires in patients with type 2 diabetes later observations GDS 3x.

Results: Knowledge of a high level of dietary DM as much as 43.3%, GDS controlled as much as 60%. And there is a significant relationship between the level of knowledge of diabetes mellitus with diet controlled blood sugar in people withType 2 Diabetes Mellitus.

Keywords:Knowledge Level, DietDiabetesMellitus, controlledGDS

Bibliography:25and4internetliteraturePages: 60case-xi, 9lamp, 6tables, 2pictures1MahasiswaSTIKesBHAMADASlawiNursing Science Program2Supervisor1STIKesBHAMADASlawi3Supervisor2STIKesBHAMADASlawi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Page 15: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia

kronis disebabkan faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama

dengan karakteristik hiperglikemia kronis, tak dapat disembuhkan tetapi dapat

dikontrol. Sejarah tentang penyakit DM dimulai sejak tahun 1550 SM,

dimana Sarjana Ebers dari Jerman menemukan papyrus Mesir Kuno yang

menggambarkan penyakit DM. Penulis India menamainya dengan istilah

“penyakit kencing madu”. Hingga sekitar 200 tahun SM nama “diabetes

mellitus” diberikan oleh Aretaeu yang artinya diabetes = mengalir terus dan

mellitus = manis atau penyakit dari saluran yang keluar terus menerus seperti

air pompa yang memiliki rasa manis karena adanya kelainan yang

menyangkut zat insulin (Novitasari, 2012).

Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat

mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit

serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai,

penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu

dikendalikan dengan baik, diharapkan semua penyakit menahun tersebut

dapat dicegah, atau setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik, lingkungan

dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes (Soegondo, et al.,

2005).

Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan

penyakit yang bersifat kronis baik dari segi medis maupun nutrisi, pada

umumnya rendah. Dan penelitian terhadap penyandang diabetes mendapatkan

75 % diantaranya menyuntik insulin dengan cara yang tidak tepat, 58 %

Page 16: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

memakai dosis yang salah, dan 80 % tidak mengikuti diet yang tidak

dianjurkan.(Endang Basuki dalam Sidartawan Soegondo, dkk 2004).

Jumlah penderita penyakit DM akhir-akhir ini menunjukan kenaikan

yang bermakna di seluruh dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola makan

dan berkurangnya aktivitas fisik dianggap sebagai faktor-faktor penyebab

terpenting. Oleh karenanya, DM dapat saja timbul pada orang tanpa riwayat

DM dalam keluarga dimana proses terjadinya penyakit memakan waktu

bertahun-tahun dan sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Namun penyakit

DM dapat dicegah jika kita mengetahui dasar-dasar penyakit dengan baik dan

mewaspadai perubahan gaya hidup kita (Elvina Karyadi, 2006).

Penderita DM dari tahun ke tahun mengalami peningkatan menurut

Federasi Diabetes Internasional (IDF), penduduk dunia yang menderita

diabetes mellitus sudsh mencakupi sekitar 197 juta jiwa, dan dengan angka

kematian sekitar 3,2 juta orang.

WHO memprediksikan penderita DM akan menjadi sekitar 366 juta

orang pada tahun 2030. Penyumbang peningkatan angka tadi merupakan

negara-negara berkembang, yang mengalami kenaikan penderita diabetes

mellitus 150 % yaitu negara penderita DM terbanyak adalah India (35,5 juta

orang), Cina (23,8 juta orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7

juta orang), dan Jepang (6,7 juta orang). WHO menyatakan, penderita DM di

Indonesia diperkirakan akan mengalami kenaikan 8,4 juta jiwa pada tahun

2000,menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Tingginya angka kematian

Page 17: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

tersebut menjadikan Indonesia menduduki ranking ke-4 dunia setelah

Amerika Serikat, India dan Cina (Depkes RI, 2004).

Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), terjadi

pengukuran prevalensi DM dari tahun 2001 sebesar 7,5 % menjadi 10,4 %

pada tahun 2004, sementara hasil survey BPS tahun 2003 menyatakan bahwa

prevalensi DM mencapai 14,7 % di perkotaan dan 7,2 % di pedesaan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 15 Juni 2013 di

RSUD dr. Soesilo Slawi didapat data bahwa penderita Diabetus Melitus pada

bulan Januari sampai April 2013 ada 159 pasien Diabetus Melitus. Sedangkan

data per tangggal 15 Juni 2013, pasien Diabetes Mellitus ada 27 pasien

selama bulan Juni. Hasil wawancara dengan 5 pasien Diabetes Mellitus

diketahui bahwa sebagian besar dari mereka kurang memahami tentang

konsumsi yang benar bagi penderita diabetes, banyak mitos yang mereka

adopsi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi porsi

makan dan puasa gula tanpa mereka ketahui jumlah kalori yang tepat. Hal ini

yang dapat menimbulkan komplikasi hypoglikemia pada penderia diabetes

mellitus.

Bagi penderita DM, informasi awal yang benar dan lengkap tentang

DM menjadi  hal yang sangat menentukan. Pemahaman penderita DM

terhadap penyakit ini dan perjalanan penyakit  selanjutnya, sangat

dipengaruhi oleh informasi yang diterima dari tenaga kesehatan/dokter

pertama yang mendeteksi diabetesnya. Jika informasi dan nasehat medis yang

diterima lengkap, tegas dan benar, penderita bisa menjalani hidup yang lebih

Page 18: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

berkualitas. Sungguh sebuah ironi, di negara kita sangat banyak penderita

diabetes yang walaupun sudah bertahun-tahun menderita DM, masih bertanya

ke sana kemari, “Apa makanan yang harus dipantang ?”. Jika informasi dan

nasehat medis yang diterima salah dan tidak lengkap, maka keyakinan

terhadap mitos-mitos seputar diabetes akan mengambil alih perjalanan

penyakitnya dan menyengsarakan di kemudian hari.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti

pengetahuan pasien tentang diet terhadap perkembangan penyakit DM, maka

peneliti mengambil judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet

Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita Diabetes

Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli

2013)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data dan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah“Hubungan Tingkat Pengetahuan

Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada

Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi

Bulan Juni – Juli 2013)”?

C. Tujuan penelitian

1.  Tujuan Umum

Page 19: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula

darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr.

Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli 2013).

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan penderita diabetes mellitus tipe 2

tentang diet Diabetes Mellitus.

b. Mengidentikasi terkontrolnya kadar gula pada penderita Diabetes

Mellitus tipe 2.

c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan tentang diet diabetes

mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita Diabetes

Mellitus tipe 2.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti terhadap konsep

penyakit Diabetes Mellitus khususnya kepatuhan penatalksanaan diet DM

tipe 2.

2. Bagi Responden

Dapat menambah pengetahuan penederita DM dan pentingnya kepatuhan

mengikuti program diet DM.

3. Bagi institusi

Sebagai masukan dan literature dan pengembangan pengetahuan bagi

mahasiswa PSIK/Program Studi Ilmu Keperawatan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Page 20: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

A. Tingkat Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui dari telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang. (Notoatmodjo. 2003 : 121).

Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita

ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu.

Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung

turut memperkaya hidup kita (Suriasumantri, 2009 : 113).

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau

disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah

berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan

indrawi (Wikipedia, 2009).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmojo, 2003 tingkat pengetahuan dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a) Tahu (know)

Page 21: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu hari materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Page 22: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian-penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengetahuan

Berdasarkan teori Lawrence Green dalam Buku Notoatmodjo (2003 :

163) ada tiga faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu:

a) Faktor-faktor predisposisi (Predisposing Factor)

Yang terwujud dalam pengetahuan sikap, kepercayaan, nama, sosial

dan persepsi.

b) Faktor Pendukung (Enabling Factor)

Yang terwujud dalam ketersediaan sarana pelayanan dan kemudian

mendapatkan pelayanan.

c) Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)

Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan serta

perilaku acuan.

B. Diabetes Mellitus (DM)

1. Definisi Diabetes Mellitus

Page 23: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang secara

genetis dan klinis temasuk heterogen dengan manifestasi serupa

hilangnya toleransi karbohidrat (Sylvia, 2005 : 111).

Menurut WHO, diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia

kronis disebabkan faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-

sama dengan karakteristik hiperglikemia kronis, tak dapat

disembuhkan tetapi dapat dikontrol.

2. Etiologi Diabetes Mellitus

Penyebab diabetes mellitus adalah kurangnya produksi dan

ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi

insulin yang sebenarnya jumlahnya cukup. Kekurangan insulin

disebabkan terjadinya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar

sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pancreas yang berfungsi

menghasilkan insulin (Novitasari, 2012).

Faktor-faktor yang menyebabkan diabetes mellitus yaitu :

a. Faktor keturunan

Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit degenerative atau

diturunkan. Pada ilmu genetika, bibit diabetes mellitus

menggunakan symbol “D” untuk normal dan simbol “m” kecil

untuk resesif. Dibetes mellitus adalah penyakit yang terpaut

kromosom seks, jadi ayah normal dengan simbol DD dan ibu juga

normal tetapi membawa gen DM bersimbol Dd, keturunan atau

anak-anaknya adalah DD normal untuk laki-laki, Dd menderita

Page 24: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

untuk laki-aki, dan Dd normal untuk wanita tatapi membawa gen

DM. keadaannya akan berbeda jika ayah menderita DM bersimbol

mm dan ibu normal tetapi pembawa gen DM bersimbol Dd.

Keturunannya adalah Dd menderita untuk laki-laki dan DD normal

pembawa untuk wanita, dan mm menderita untuk laki-laki dan

wanita.

b. Virus dan Bakteri

Menurutpara ahli, mekanisme infeksi sistolitik pada sel beta virus

dapat menyebabkan rusaknya sel. Kemudian hilangnya otoimun

pada sel beta karena adanya reaksi otoimunitas. Virus dan bakteri

yang dicurigai itu adalah rubella mumps, dan human

coxsackievirus B4.

c. Bahan Beracun

Bersumber dari sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa

singkong yang merupakan tanaman yang biasa dikonsumsi untuk

menggantikan nasi disebagian daerah mengandung glikosida

sianogenik yang dapat melepaskan sianida sehingga memberikan

efek toksik terhadap jaringan tubuh. Sianida dapat menyebabkan

kerusakan pancreas yang akhirnya menimbulkan gejala dibetus

mellitus jika disertai dengan gejala diabetes mellitus jika disertai

dengan kekurangan protein.

d. Nutrisi

Page 25: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Berat badan yang berlebih bisa menyebabkan diabetes

mellitus, karena jalan insulin yang hendak menyebarkan gula-gula

ke dalam sel terhalangi akibatnya gula menumpuk begitu saja.

Berhati-hatilah terhadap pola nutrisi yang berlebihan karena dapat

memungkinkan seseorang terjangkit diabetes mellitus.

3. Klasifikasi Diabetes Mellitus

a. Diabetes Mellitus Tipe 1

Dalam diabetes mellitus tipe 1 ini pangkreas benar-benar

tidak dapat mengahasilkan insulin karena rusaknya sel-sel beta

yang ada dalam pancreas oleh virus atau autoimunitas. Jadi,

antibodi yang ada dalam tubuh manusia membunuh siapa saja yang

tidak dikenalinya termasuk zat-zat yang dihasilkan oleh tubuh

dianggap benda asing termasuk zat-zat penghasil insulin maka dari

itu diabetes mellitus tipe 1 disebut dengan IDDM atau insulin

dependent diabetes mellitus. Pada kasus ini diabetes mutlak

memerlukan asupan insulin semasa hidupnya untuk menggantikan

insulin-insulin yang rusak maka dari itu gejala yang timbul pada

diabetes mellitus tipe 1 adalah terjadi pada usia muda, penderita

tidak gemuk dan gejala timbul mendadak (Novitasari, 2012).

b. Diabetes Mellitus tipe 2

Ada dua bentuk diabetes mellitus tipe 2 yakni, mengalami

sekali kekurangan insulin dan yang kedua retensi insulin. Untuk

yang pertama berat badan cenderung normal sedangkan untuk yang

Page 26: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

kedua diabetes memiliki berat badan besar atau gemuk. Diabetes

mellitus tipe 2 ini disebut sebagai penyakit yang lama dan tenang

karena gejalanya yang tidak mendadak seperti tipe 1, tipe 2

cenderung lambat dalam mengeluarkan gejala hingga banyak orang

yang baru mengetahui dirinya terdiagnosa berusia lebih dari 40

tahun. Gejala-gejala yang timbulpun terkadang tidak terlalu

Nampak karena insulin diagggap normal tetapi tidak dapat

membuang glukosa ke dalam sel-sel sehingga obat-obat yang

diberikan pun ada 2 selain obat untuk memperbaiki resistensi

insulin serta obat yang merangsang pancreas menghasilkan insulin.

Riwayat keturunan serta obesitas dianggap sebagai factor

pencetus diabetes mellitus tipe 2 karena dapat lemak-lemak yang

ada dalam tubuh menghalangi jalannya insulin apalagi di perburuk

dengan kurangnya melakukan olahraga. Dengan olahraga tubuh

bisa menghasilkan HDL atau sering disebut kolesterol baik.

Gejala yang Nampak pada tipe 2 adalah terdiagnosis lebih

dari 40 tahun, tubuh gemuk dan gejala yang ada kronik (Novitasari,

2012).

c. Gastrointestinal Diabetes Mellitus

(GDM)

Diabetes mellitus tipe ini menjangkit wanita yang tengah

hamil. Lebih sering mengjangkit di bulan ke enam masa

kehamilan. Resiko neonatal yang terjadi neonatal yang terjadi

Page 27: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

keanehan sejak lahir seperti berhubungan dengan jantung, sistem

nervus yang pusat, dan menjadi sebab bentuk cacat otot atau jika

GDM tidak bisa dikendalikan bayi yang lahir tidak normal yakni

besar atau disebutnya makrosomia yaitu berat badan bayi diatas 4

kg. untuk mengendalikannya diabetes mellitus harus mendapatkan

pengawasan semasa hamil, sekitar 20-25% dari wanita penderita

GDM dapat bertahan hidup (Novitasari, 2012).

4. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

Menurut Brunner dan Suddart (2005 : 110-111), tanda dan gejala

DM dapat dibagi menurut tipenya, yaitu :

a. Diabetes Tipe I (IDDM)

1) Hiperglikemi berpuasa

2) Glukosuria, diuresis osmotik, Poliuria, polidipsi, dan

polifagia

3) Gejala-gejala lain termasuk keletihan dan kelemahan.

4) Ketoasidosis diabetik (DAK) menyebabkan tanda-tanda dan

gejala nyeri abdomen, mual-muntah, hiperventilasi nafas

bau buah, jika tidak ditangani terjadi penurunan tingkat

kesadaran, koma, kematian.

b. Diabetes Tipe II (NIDDM)

1) Lambat (selama 1 tahun), intoleransi glukosa progresif

2) Gejala-gejala seringkali ringan dan dapat mencangkup

keletihan, mudah tersinggung, poliuria, polidipsi, luka pada

Page 28: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

kulit yang sembuhnya lambat, inveksi vagina, atau

penglihatan kabur (jika kadar glukosa sangat tinggi)

Komplikasi jangka panjang jika diabetes tidak terdeteksi

dalam waktu selama beberapa tahun (misal penyakit mata,

Neuropati perifer, penyakit vasikuler perifer) yang mungkin

telah terjadi sebelum diagnosa aktual di tetapkan.

5. Patofisiologi

Menurut Brunner dan Suddarth (2005), patofisiologi Diabetes

Tipe II terdapat dua masalah utama yaitu yang berhubungan dengan

insulin, yaitu : resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.

Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada

permukaan sel sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor

tersebut, terjadi sel resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai

dengan penurunan reaksi intra sel ini. Dengan demikian insuliin

menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh

jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah

terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah

insulin yang disekresikan pada penderita toleransi glukosa terganggu,

keadaan ini ter-jadi akibat sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar

glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit

meningkat. Namun untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan akan

insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe

II.

Page 29: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

6. Diagnosis Diabetes Mellitus

Gula darah yang tinggi tidak selamanya terdiagnosa diabetes

mellitus, IFG (Impaired Fasing Glucose) adalah kadar gula puasa yang

terganggu yakni gula darah setelah puasa 8-10 jam antara 100 mg/dl

sampai kurang dai 126 mg/dl. Sedangkan IGT (Impaired Glukosa

Toleran) adalah toleransi glukosa terganggu yakni apabila TTGO 2

jam sesudah minum 75 gram glukosa, gula darah berada antara 140

mg/dl sampai kurangdari 200 mg/dl.

Pemeriksaan Penunjang :

a. Glukosa darah sewaktu

b. Kadar glukosa darah puasa

c. Tes toleransi glukosa

Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis

DM (mg/dl).

Bukan DM Belum pasti DM DMKadar glukosa darah sewaktu

- Plasma vena- Darah kapiler

Kadar glukosa darah puasa- Plasma vena- Darah kapiler

< 100<80

<110<90

100-20080-200

110-12090-110

>200>200

>126>110

Tabel 2.1 Kriteria menurut WHO tentang Kadar Gula Sewaktu dan Puasa

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus

Pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :

a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)

b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)

Page 30: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian

sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial

(pp) > 200 mg/dl.

7. Komplikasi

a. Komplikasi akut DM :

1) Hipoglikemia

2) Ketoasidosis Diabetik

3) Koma hiperosmoler non keton (KHNK)

4) Koma lakto asidosis

b. Komplikasi kronis DM :

1) Mata : retinopati diabetik, katarak

2) Ginjal : glomerulosklerosis intra kapiler, infeksi

3) Saraf : Neuropati perifer, neuropati kranial, neuropati otonom.

4) Kulit : dermopati diabetik, nekrobiosis lipoidika diabetikorum,

kandidiasis, tukak kaki dan tungkai

5) Sistem kardiovaskuler : penyakit jantung dan gangren pada

kaki

6) Infeksi tak lazim : fasilitis dan miositis nekrotikans, meningitis

mucor, kolesistitis emfisematosa, otitis eksterna maligna.

8. Faktor Resiko

a. Faktor resiko DM tipe 2

1) Riwayat keluarga DM tipe 2 pada keluarga pertama.

2) Usia lebih tua

Page 31: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

3) Obesitas

4) Sejarah diabetes gastrosional

5) Adanya hipertensi dan kolesterol tinggi

6) Ras dan etnis : Afrika-Amerika, Indiana Amerika/ Alaska

Pribumi, serta Asia dan kepulauan pasifik memiliki resiko

lebih besar.

9. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Penatalaksanaan DM tipe II berdasarkan pada :

a. Diet

Diet tidak lebih dari 600 kkal untuk pasien dengan

kelebihan berat badan dengan diet 1400 kkal. Dalam Lingga

(2012), persoalan yang berhubungan dengan penyakit diabetes

mellitus tipe 2 hanya dapat diatasi dengan mempernbaiki kinerja

sistem metabolisme. Kualitas metabolisme sangat dipengaruhi oleh

diet seseorang. Diet merupakan kunci penting untuk

mengembalikan fungsi metabolisme yang kacau dalam memproses

gula menjadi kembali normal.

b. Insulin

Sediaan insulin memiliki kadar unit insulin yang berbeda

dalam 1 milli. Volume insulin 100-41 atau insulin 100 unit.

Merupakan ukuran kekuatan yang paling sering digunakan

beberapa pasien yang memerlukan dosis yang sangat kecil

memerlukan insulin 40-4 karena akan lebih mudah mengukur dosis

Page 32: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

kecil dengan mudah pada resistansi insulin. Suatu keadaan yang

jarang dijumpai dimana kebutuhan insulin > 100 per unit maka

dapat digunakan insulin 4 -500.

c. Program latihan teratur

Singkatnya olahraga baik dilakukan untuk pengendlian gula

darah dan berat badan. Berikut olahraga yang bisa dilakukan selain

olahraga senam.

Jenis olahraga

Lama latihan IntensitasJumlah kalori

yang dikeluarkan

Jalan kaki santai

30 menit 53m/menit 56

Bereang 30 menit 15m/menit 181bersepeda 30 menit 266m/menit 113Jogging 30 menit 114m/menit 136

Tabel 2.2 Jenis Olahraga yang dapat dilakukan penderita DM.Prinsip olahraga :

1) Terus menerus

2) Berirama

3) Berselang

4) Meningkat

5) Daya tahan

d. Obat berkhasiat

Hipoglikemi

Jika pasien telah melakukan pengaturan makanan dan

kegiatan jasmani yang teratur tetapi kadar glukosa darahnya masih

belum baik dipertimbangkan pemakaian obat hipoglikemia (oral).

Page 33: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

10. Pedoman Diet Diabetes Mellitus Tipe 2

Meal Planning pada penderita Diabetes Mellitus adalah diet dan

pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan DM

dengan tujuan :

a) Memberikan semua unsur makanan essensial

b) Mencapai dan mempertahankan BB yang sesuai

c) Memenuhi kebutuhan energi

d) Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya

e) Menurunkan kadar kemak darah jika meningkat.

Prinsip diet DM yang harus dipatuhi, adalah:

a) Jumlah sesuai kebutuhan

Jumlah porsi makan pada penderita DM tidak sama dengan

jumlah porsi makan penderita penyakit lain. Jumlah porsi makan

penderita DM disesuaikan dengan jenis kelamin, berat badan,

kalori yang dibutuhkan serta aktivitas yang dilakukan.

b) Jadwal diet ketat

Jadwal makan penderita DM dilakukan hampir sama dengan

jadwal makan orang sehat yaitu 3 kali dalam sehari namun

pembedanya adalah jam makan malam yang dapat dikonsumsi

pada waktu sore hari (18.00 pm) dan berhenti memakan sesuatu

diatas jam 19.00 pm.

Page 34: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

c) Jenis: boleh dimakan/tidak

Jenis makanan yang dapat dikonsumsi bagi penderita DM berbeda

terutama pada konsumsi karbohidrat, protein dan lemak. Salah

memilih jenis makan akan mengakibatkan komplikasi pada

penderita DM.

Prinsip dasar diit diabetes (Perencanaan Makan Penderita Diabetes

Dengan Sistem Unit, 2005)

a) Prinsip dasar diit diabetes adalah pemberian kalori sesuai dengan

kebutuhan. Cara sederhana untuk mengetahui kebutuhan dasar

adalah sebagai berikut:

1) Untuk wanita : (Berat Badan Ideal x 25 kalori) ditambah 20

% untuk aktifitas.

2) Untuk pria     : (Berat Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20

% untuk aktifitas.

b) Prinsip kedua adalah menghindari konsumsi gula dan makanan

yang mengandung gula didalamnya. Sebaiknya juga menghindari

konsumsi hidrat arang hasil dari pabrik yang berupa tepung dengan

segala produknya. Hidrat arang olahan ini akan lebih cepat diubah

menjadi gula di dalam darah.

c) Prinsip ketiga adalah mengurangi konsumsi lemak dalam makanan

sehari-hari. Tubuh penderita diabetes akan lebih mengalami

Page 35: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

kelebihan lemak darah, kelebihan lemak ini berasal dari gula darah

yang tidak terpakai sebagai energi.

d) Prinsip keempat adalah memperbanyak konsumsi serat dalam

makanan. Yang terbaik adalah serat yang larut air seperti pectin

(ada dalam buah apel), segala jenis kacang-kacangan dan biji-bijian

(asal tidak digoreng!). serat larut air ini terbukti dapat menurunkan

kadar gula darah. Semua jenis serat akan memperbaiki pencernaan,

mempercepat masa transit usus, serta memperlambat penyerapan

gula dan lemak.

Perencanaan makan bagi penderita diabetes sesuai standar yang

dianjurkan adalah makanan dengan komposisi : Karbohidrat 60-70%,

protein 10-15%, lemak 20-25%. Makanan dengan komposisi KH

sampai 70-75% masih memberikan hasil yang baik. Jumlah kandungan

kolesterol disarankan < 300 mg/hari. Diusahakan lemak berasal dari

sumber asam lemak tidak jenuh (MUFA, Mono Unsaturated Fatty

Acid) dan membatasi PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dan asam

lemak jenuh. Jumlah kandungan serat 25 gr/hari, diutamakan serat larut.

Pemanis buatan yang tidak bergizi, yang aman dan dapat diterima untuk

digunakan pasien diabetes termasuk yang sedang hamil adalah: sakarin,

aspartame, acesulfame, potassium dan sucralose. Jumlah kalori

disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, ada tidaknya stress

akut dan kegiatan jasmani (PERKENI, 2005).

Page 36: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Panduan diet untuk pasien diabetes mellitus adalah sebagai berikut

(Lingga, 2012 : 48) :

a. Karbohidrat

Karbohidrat identik dengan gula karena semua makanan

berkarbohidrat pada akhirnya masuk ke aliran darah dalam bentuk

glukosa (gula). Gula merupakan bahan bakar untuk kehidupan sel,

selain lemak dan protein. Namun tidak semua gula itu buruk untuk

dikonsumsi. Hal yang harus dipahami, ada karbohidrat sehat ada

pula karbohidrat yang tidak sehat.

Karbohidrat sehat jika dikonsumsi tidak menyebabkan level

gula darah meningkat secara cepat. Sebaliknya, karbohidrat yang

tak sehat jika dikonsumsi akan langsung meningkatkan kandungan

gula darah.

Ciri karbohidrat sederhana / karbohidrat tidak sehat adalah :

1) Memiliki kandungan serat rendah atau tanpa serat

2) Manis dan atau bertepung

3) Contohnya : gula pasir, beras yang disosoh hingga bersih

(beras putih), ketan, tepung beras, tepung terigu, tepung kanji,

tepung ketan, donat, cake, kue basah yang terbuat dari tepung,

sirup, selai dan soft drink.

Ciri karbohidrat kompleks / karbohidrat sehat adalah :

1) Memiliki kandungan serat tinggi

Page 37: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

2) Rasanya tidak manis dan tidak bertepung

3) Contohnya : sayuran, umbi-umbian, buah-buahan, biji utuh

(beras pecah kulit atau beras yang tidak disosoh, biji gandum,

sorgum, jagung) dan kacang-kacangan.

Diet yang hanya berisi karbohidrat kompleks dan

menghindari karbohidrat sederhana merupakan diet yang baik

untuk menghindari lonjakan kadar gula darah.

Menghindari gula atau sesuatu yang manis merupakan

siksaan bagi sebagian orang yang terbiasa mengkonsumsi

makanan dan minuman manis. Namun diasarankan bagi penderita

diabetes mengkonsumsi gula dapat diganti dengan gula aren atau

gula kelapa dan membatasi jumlah konsumsi setiap hari. Gula

aren dan gula kelapa murni memiliki indeks glikemik cukup

rendah, sehingga aman untuk dikonsumsi para diabetes.

b. Protein

Konsumsi protein minimum sebanyak 20% dari kalori

harian. Konsumsi protein hingga 25% masih dperbolehkan jika

hanya memilih mengkonsumsi karbohidrat dengan ECC paling

rendah atau bermaksud mengurangi asupan lemak. Untuk

memudahkan dalam menentukan jumlah protein yang harus

dikonsumsi.

Page 38: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Sumber protein yang boleh dikonsumsi sebagai berikut :

1) Ikan laut dan ikan tawar (terutama ikan laut)

2) Daging unggas yang dipelihara secara tradisional, seperti ayam

kampung, itik liar, kalkun, dan burung dara atau belibis.

3) Telur. Usahakan untuk mengkonsumsi telur omega-3 atau telur

ayam kampung dan itik liar.

4) Yoghurt

5) Kacang-kacangan. Semua jenis kacang boleh dikonsumsi.

6) Polong-polongan

7) Biji-bijian, misalnya wijen, biji bunga matahari, biji semangka,

biji waluh dan kenari.

Sumber protein yang harus dihindari :

1) Protein olahan, seperti daging dalam kaleng, sosis, nuget, dan

ham.

2) Hasil laut yang menimbulka alergi

3) Telur dan daging puyuh

4) Susu sapi khususnya susu formula kecuali yoghurt

5) Sumber protein lain yang menimbulkan alergi, misalnya

shelfish (kerang, cumi-cumi, udang, kepiting, dan kacang-

kacang tertentu).

Page 39: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

c. Lemak

Meskipun sering dipojokkan, lemak tetap merupakan

nutrisi makro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Lemak adalah

sumber energi lain selain karbohidrat dan protein yang harus ada

dalam diet harian diabetes melitus. Ketidakcukupan asupan lemak

akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh, sedangkan

asupan lemak tidak sehat menyebabkan disfungsi metabolisme

karbohidrat.

Tubuh memerlukan lemak esensial guna kelangsungan

fungsi sel dan berbagai aktivitas biologis di dalam tubuh. Lemak

esensial terdiri dari omega-3, omega-6 dan omega-9. Semua lemak

esensial memang penting, tetapi kecukupan omega-3 harus

mendapat perhatian serius bagi pengidap diabetes. Omega-3

memiliki fungsi khusus terkait dengan perannya untuk

meningkatkan sensivitas insulin yang diperlukan oleh penderita

diabetes melllitus. Sumber omega-3 terbaik berasal dari makanan

hewani. Ikan merupakan pilihan sumber omega-3 yang tepat.

Omega-3 rantai panjang yang terdapat pada pangan hewani lebih

efektif dimanfaatkan tubuh daripada omega-3 rantai pendek.

Page 40: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

C. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka, kemudian dikaitkan dengan masalah

penelitian maka kerangka teori penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan

Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula

Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Study

Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli 2013)

Sumber : Notoatmodjo (2003), Lingga (2012), Hasdianah

(2012), Novita (2012).

Penatalaksanaan diet Diabetus Mellitus :- Meal Planing- Karbohidrat- Protein- Lemak

Pengetahuan :- Tahu- Memahami- Aplikasi- Analisis- Sisntesis- Evaluasi

Terkontrolnya Gula Darah

Page 41: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

D. Kerangka Konsep Penelitian

Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan

menggeneralisasikan suatu pengertian. Konsep tidak dapat diukur dan

diamati secara langsung. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau

kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati

(diukur) melalui penelitian (Notoatmodjo, 2010 : 101).

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan

Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula

Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Study

Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli 2013).

Variabel BebasTingkat Pengetahuan Diet Diabetes Melitus

Variabel TerikatTerkontrolnya Gula

Darah

Variabel Antara- Olahraga- Makanan- Insulin/Obat hipoglikemi

Page 42: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

E. Hipotesis Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2002 : 72), hipotesis adalah jawaban

sementara dari penelitian. Jadi hipotesis penelitian adalah jawaban

sementara penelitian, patokan duga atau dalil sementara yang

kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian. Berdasarkan landasan

teori, maka hipotesisnya :

Ho : tidak ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes

Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita Diabetes

Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan

Juni – Juli 2013).

Ha : ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus

Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus

Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli

2013).

Page 43: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif

yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel. Penelitian ini akan mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya kadar

gula pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (Study Kasus Di RSUD

Dr. Soeselo Slawi Bulan Juni – Juli 2013).

2. Cara Pendekatan

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross – sectional

yaitu suatu penelitian dimana variabel – variabel yang termasuk faktor

resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus

pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010: 26).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah 50 orang

Page 44: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

dari jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada bulan Juli 2013 di

RSUD dr. Soeselo Slawi.

2. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2005), sampel adalah sebagian yang

diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono 2007). Teknik sampling dalam

penelitian ini adalah Accidental sampling sebagai metode pengambilan

sampel tak acak dimana peneliti memilih sembarang orang yang

ditemuinya (Nasir, 2011: 225). Teknik sampling ini digunakan karena

jumlah populasi yang ada pada saat penelitian belum dapat ditentukan,

hal ini berkaitan dengan keluar masuknya penderita diabetes mellitus

tipe 2 yang tidak diketahui kepastian jumlahnya. Sehingga dalam

penelitian ini sampelnya ditentukan saat penelitian berlangsung.

Sampel yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi sejumlah 30 orang.

a. Kriteria Inklusi

Menurut Riyanto (2011), kriteria inklusi adalah karakteristik umum

subjek penelitian pada populasi target dan sumber, sering sekali ada

kendala dalam memperoleh kriteria inklusi yang sesuai dengan

masalah penelitian, dan biasanya masalah logistik dalam hal ini

Page 45: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

pertimbangan ilmiah sebagian harus dikorbankan karena alasan

praktis. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain:

1) Penderita dengan diagnose medis Diabetes Mellitus tipe 2 di

Rumah Sakit dr Soeselo Slawi Kabupaten Tegal

2) Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dapat diajak berkomunikasi

aktif.

3) Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang bersedia menjadi

responden dan menandatangani informed consent.

b. Kriteria Eksklusi

Menurut Riyanto (2011), kriteria eksklusi adalah kriteria dari

subjek penelitian yang tidak boleh ada, dan jika subjek mempunyai

kriteria eksklusi maka subjek harus dikeluarkan dari penelitian.

Adapun keriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain:

1) Penderita dengan diagnose medis Diabetes Mellitus tipe 1 dan

Gastrointestinal Diabetes Mellitus (GDM).

2) Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang mempunyai

komplikasi DM dan dirawat di ICU.

C. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran

1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel diamati/diteliti, perlu sekali variabel-variabel

tersebut diberi batasan. Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk

Page 46: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-

variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur)

(Notoatmodjo, 2005).

2. Variabel Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2005), variabel penelitian adalah ukuran

atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang

berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel terikat, variabel ini dikenal dengan

nama variabel bebas artinya bebas dalam mempengaruhi variabel lain.

Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas, variabel ini dapat tergantung

dari variabel bebas terhadap perubahan (Hidayat 2003: 37).

Tabel 3.1 Definisi Operasional, Variabel dan Skala Ukur Pengukuran.

VariabelDefinisi

operasionalAlat ukur Parameter Hasil ukur Skala

Bebas:Tingkat pengetahuan tentang diet DM

Hasil tahu, yang kemudian dianalisis dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tentang diet DM

Kuesioner yang diisi oleh responden berdasarkan tingkat pengetahuan nya.

Tingkat pengetahuan diet DM. Benar = 1Salah = 0

a. Tinggi (>75%)

b. Sedang (60-75%)

c. Rendah (<60 %)

Ordinal

Terikat:Terkontrolnya gula darah

Gula darah dicek tiap pagi sebelum sarapan untuk mengetahui tingkat gula darahnya stabil atau tidak

Tabel terbuka tentang pengecekan gula darah sebanyak 3 x selama 2 minggu.

Menurut Kriteria WHO dikatakan DM tipe 2 jika : gula darah berada antara 140 mg/dl sampai kurang

c. Terkontrold. Tidak

terkontrol

Nominal

Page 47: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

dari 200 mg/dl. Terlihat setelah 1 minggu pengecekan maka hasilnya :a. Gula darah

stabil antara 140-200 mg/dl = Terkontrol

b. Gula darah naik turun tidak beraturan dengan GDS < 140 mg/dl atau > 200 mg/dl = Tidak terkontrol

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Soeselo Slawi. Alasan

pemilihan tempat penelitian dikarenakan RSUD Dr. Soeselo merupakan

salah satu rumah sakit besar, peneliti menginginkan jumlah populasi yang

banyak dan variatif sehingga peneliti dapat memilih sampel untuk

penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2013 sampai

14 Juli 2013.

Page 48: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

E. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrument Penelitian

Instrument penelitian pada penelitian ini dengan menggunakan

instrumen yang digunakan untuk penelitian adalah Kuesioner yang

berisi pernyataan tentang diet Diabetes Mellitus dan lembar observasi

pengecekan gula darah.

Dalam kuesioner ini terdapat 40 pertanyaan yang terdiri dari 23

pertanyaan favourable dan 17 pertanyaan unfavourable yang harus

dijawab oleh responden sesuai keadaan responden. Untuk pertanyaan

favorable, jawaban Benar bernilai 1 sedangkan jawaban Salah bernilai

0. Untuk pertanyaan unfavorable, nilai 1 diberikan untuk jawaban

Salah, dan nilai 0 untuk jawaban Benar. Skor tingkat pengetahuan diet

diabetes mellitus dikategorikan menjadi 3, berdasarkan rumus yang

dikemukakan oleh Azwar (2005), yaitu :

1) Rendah, bila X < (µ - 1,0σ)

2) Sedang, bila (µ-1,0σ µ+1,0σ)

3) Tinggi, bila (µ+1,0σ ≤ X)

Keterangan :

X = Skor yang diperoleh

σ = Standar deviasi

µ = mean (rata-rata)

Page 49: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Kategorisasi yang digunakan adalah model distribusi normal

dengan batasan kategori skala berdasarkan mean skor skala (µ), standar

deviasi (σ), skor minimum (Xmin) dan skor maksimum (Xmaks)

(Azwar,2000).

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Tingkat Pengetahuan tentang Diet Diabetes Mellitus

Komponen Favourable UnfavourablePerencanaan Makanan 1,2,6,7,8 3,4,5

Karbohidrat 10,11,12 14Protein dan Vitamin 15, 16,17,18

Lemak 21,22,23 -

Jenis Makanan 24, 26, 30, 31 25, 27, 28, 29, 32, 33

2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, meliputi:

a. Data primer yang diperoleh langsung dari responden

melalui dari hasil adalah Kuesioner yang berisi pernyataan tentang diet

Diabetes Mellitus dan lembar observasi pengecekan gula darah. Cara

pengumpulan data primer yaitu dengan membagikan kuesioner,

responden akan mengisi lembar kuesioner sesuai dengan tingkat

pengetahuannya masing-masing. Dan pengeisian lembar observasi

pengecakan gula darah selama 1 minggu oleh peneliti.

b. Data sekunder yang diperoleh dari hasil dokumentasi di

RSUD Dr. Soeselo Slawi. Cara pengambilan data sekunder dalam

penelitian ini adalah dengan melakukan kerjasama dengan rekam

Page 50: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

medis RSUD Dr. Soeselo Slawi dalam menentukan angka kejadian

Diabetes Mellitus di wilayah kerja RSUD Dr. Soeselo Slawi.

F. Uji Validitas dan Rehabilitas

Penelitian ini instrument yang digunakan adalah kuesioner observasi

dan Kuesioner tertutup untuk responden.

1. Uji Validitas

Validitas alat pengukuran data yang merupakan salah satu syarat

yang harus dipenuhi sebelum data tersebut digunakan. Validitas adalah

satu indeks yang menunjukan alat itu benar-benar mengukur apa yang

diukur (Notoatmodjo, 2005: 129). Uji validitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus kolerasi Product moment, seperti :

Keterangan :

r : koefisien korelasi product moment

y : nilai dari total item

x : nilai dari item

N : banyaknya anggota sampel

Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap pertanyaan itu

signifikan, maka perlu dibandingkan dengan r tabel yaitu 0,444 dengan

taraf kesalahan 5%. Selanjutnya untuk yang nilainya kurang ukurannya

lebih rendah dari taraf signifikan tabel harus dihilangkan atau diganti

(Arikunto, 2006: 168).

Page 51: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Uji Validitas dilakukan di RSUD Brebes pada tanggal 5 Juli 2013

dengan mengambil 20 responden diketahui bahwa hasil uji coba

kuesioner didapatkan rhitung < rtabel (skor tiap item soal lebih besar dari

0.444). Maka kuesioner yang dipakai dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Notoatmodjo (2005: 133), reliabilitas adalah suatu indeks

yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau

dapat diandalkan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

rumus Cronbach’s Alpha yaitu :

Dimana : r₁₁ = Koefisien reliabilitas test

k = Cacah butir

S = Varians skor butir

St = Varians skor total

Keputusan uji :

Bila nilai Cronbah’s Alpha lebih ≥ konstan (0,6), maka pertanyaan

reliabel. Namun bila nilai Cronbah’s Alpha < konstata (0,6), maka

pertanyaan tidak reliabel (Riyanto, 2010: 146).

Hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai 0,6. Jika rhitung < rtabel

berarti tidak reliabel. Jadi dalam penelitian ini uji reliabilitas sudah

reliabel yaitu r hitung (0,970) > r tabel (0,6) untuk kuesioner tingkat

pengetahuan diet DM.

Page 52: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Menurut Riyanto (2011), data yang sudah dikumpulkan, baik

diperoleh dari hasil dan pengumpulan sendiri (data primer) ataupun data

yang diperoleh dari sumber lain yang sudah jadi (data sekunder) perlu

tahap pengolahan data.

Pada penelitian ini data primer yaitu data yang langsung diperoleh

dari responden pada saat berlangsung penelitian yang dengan lembar

kuesioner tingkat pengetahuan, dan data sekunder yaitu data yang

diperoleh dari Rumah Sakit dr Soeselo Slawi Kabupaten Tegal meliputi

nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan. Tekhnik pengolahan

data dalam penelitian ini meliputi:

a. Editing (pemeriksaan data), adalah memeriksa data yang telah

dikumpulkan berupa daftar pertanyaan, kartu atau buku register.

b. Coding (pemberian kode), untuk mempermudah pengolahan,

sebaiknya semua variabel diberi kode dan dapat dilakukan

sebelum atau sesudah pengumpulan data dilaksanakan.

c. Entry data, merupakan suatu proses pemasukan data kedalam

komputer untuk selanjutnya dilakukan analisis menggunakan

korelasi tata jenjang.

d. Tabulating (penyusunan data)

Page 53: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Tabulating merupakan pekerjaan membuat tabel, data yang sudah

diberi skor dimasukkan ke dalam tabel untuk mempermudah

dalam analisis.

2. Analisa Data

Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan tentang diet

diabetes mellitus dengan terkontrolnya kadar gula menurut kriteria

WHO pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit dr Soeselo

Slawi Kabupaten Tegal, pada penelitian ini analisa dilakukan

menggunakan 2 macam, yaitu:

a. Analisa univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya nenghasilkan distribusi frekuensi

dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010: 182). Adapun

cara yang digunakan yaitu dengan menggunakan rumus :

Prosentase = jumlah skor yang diperoleh responden

x 100%

Skor maksimal

Standar yang ditentukan adalah sebagai berikut :

1) Tinggi : > 75%

2) Sedang : 60 - 70%

3) Rendah : < 60 %

Page 54: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo,

2010: 183). Untuk mencari variabel bebas dengan variabel terikat,

penelitian dengan menggunakan uji chi kuadrat dengan signifikan

5% dengan rumus sebagai berikut:

x2 = ∑

keterangan :

x2 : Chi Kuadrat

fo : Frekuensi yang diperoleh dari sampel

fh : Frekuensi yang di harapkan

Untuk menguji apakah ada hubungan atau tidak antara

variabel bebas dan variabel terikat, dilakukan dengan cara

membandingkan x2 hitung dengan x2 tabel . Jika x2 hitung > x2 tabel

atau p value ≤ 0,05, maka HO ditolak.

Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat, maka digunakan uji

koefisien kontingansi menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

C = Koefisien kontingensi.

χ2= Nilai perhitungan Chi Square. n = Jumlah sampel.

Page 55: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

H. Etika Penelitian

Penelitian ini tidak melanggar etika karena telah dirancang sesuai

dengan petunjuk dan aturan yang telah ditetapkan serta mendapat

rekomendasi dari tim komisi skripsi STIKes Bhamada. Peneliti

mengajukan permohonan kepada pihak akademik untuk mendapatkan

persetujuan kemudian check list yang digunakan dalam penelitian

menekankan pada masalah etika yang meliputi:

1) Informed Concent (lembar persetujuan)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (informed concent).

Informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden

(Alimul H, 2003: 61).

2) Anomity (tanpa nama)

Merupakan masalah etika dalam penelitian dengan cara tidak

memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data (Alimul H, 2003: 61).

3) Confidentiality (kerahasiaan)

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

(Alimul H, 2003: 62).

4) Adanya pengajuan ijin ke lembaga tempat penelitian

Perijinan ini dimulai dengan pengiriman surat dari pihak kampus

STIKes Bhamada yang diberikan kepada kepala Rumah Sakit dr

Soeselo Slawi Kabupaten Tegal.

Page 56: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

I. Jadwan Keginyatan Penelitian

No KegiatanFebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1Tahap Persiapan

2Pengumpulan sumber pustaka

3Pengajuan judul penelitian

4BAB I PENDAHULUAN

5BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6

BAB III METODE PENELITIAN

7Pengajuan proposal

8Sidang Proposal

9Perijinan Penelitian

10Pelaksanaan Penelitian

11

Pengumpulan dan Pengolahan Data

12Penyusunan BAB IV dan BAB V

13

Rencana Sidang Hasil Penelitian

14 Revisi

Page 57: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini secara khusus akan disajikan dan dijelaskan tentang hasil

penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang diet diabetes mellitus

dengan terkontrolnya gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di RSUD

dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal. Penjelasan tersebut meliputi hasil

pengelolaan data yang merupakan hasil analisa univariat dan analisa bivariat.

Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 8 Juli 2013 – 14 Juli 2013

sample didapat 30 responden. Seluruh data yang terkumpul dan telah memenuhi

syarat selanjutnya dilakukan analisis. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk

tabel dan narasi yang didasarkan pada hasil analisis.

A. Gambaran Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit dr. Soeselo Slawi. RSUD

dr. Soeselo Slawi beralamat di Jl. Dr Soetomo No. 63 Kelurahan Dukuhringin

Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Luas tanah RSUD dr. Soeselo Slawi

Kabupaten Tegal adalah ±44.090 m dan luas bangunannya adalah ±12.683 m.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal

merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Tegal yang berlokasi

di Jl. Dr Soetomo SlawiNo.63 Slawi Kabupaten Tegal dan merupakan Rumah

Sakit tipe B non Pendidikan pada tahun 2005. Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) dr. Soeselo Slawi memiliki 11 ruang rawat inap, 1 ruang IBS, 1

Page 58: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

ruang IGD, 1 ruang hemodialisa,1 ruang pemeriksaan diagnostik, 1 ruang

pemeriksaan laboratorium, 1 apotek, dan 11 poliklinik. Adapun batas-batas

wilayah Rumah Sakit dr. Soeselo Slawi sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Slawi Kulon

Sebalah Timur : Desa Slawi Wetan

Sebelah Selatan : Desa Pendawa

Sebelah Barat : Desa Preman

Penelitian dilakukan selama dua minggu, pada tanggal 8-20 Juli 2013 di

poliklinik RSUD dr. Soeselo Slawi dan di rumah penderita Diabetes Mellitus

tipe 2. Penelitian dilakukan dengan cara mengecek GDS responden untuk

mengetahui bahwa responden termasuk penderita diabetes mellitus ,

kemudian peneliti membagikan kuesioner tingkat pengetahuan penderita

diabetes mellitus tentang diet diabetes mellitus, setelah itu peneliti datang

kerumah responden untuk mengecek gula darah sewaktunya 2x selama

seminggu agar dapat diketahui dan dikategorikan terkontrol atau tidak.

B. Hasil Penelitian

Setelah penelitian selama dua minggu, data yang didapat diolah

sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat berikut ini menjelaskan mengenai distribusi

frekuensi dari variabel bebas yaitu Tingkat Pengetahuan Tentang Diet

Page 59: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

DM dan variabel terikat yaitu Terkontrolnya Gula Darah pada penderita

Diabetes Mellitus tipe 2.

a. Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM

Hasil penelitian Tingkat Pengetahuan responden tentang diet

Diabetes Mellitus di RSUD dr. Soeselo Slawi, dapat dilihat pada tabel

4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang Diet Diabetes Mellitus

No. Tingkat Pengetahuan Jumlah Responen Prosentase (%)1.2.3.

TinggiSedangRendah

13611

43,320

36,7Total 30 100

Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.1 di dapatkan hasil responden yang

mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 13 (43,3%) orang,

responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang sebanyak 6

(20%) orang, dan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan

rendah sebanyak 11 (36,7%) orang.

b. Terkontrolnya Gula Darah

Hasil penelitian Terkontrolnya gula darah responden di RSUD

dr. Soeselo Slawi, dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Terkontrolnya Gula DarahNo. Gula Darah Jumlah Responen Prosentase (%)1.2.

TerkontrolTidak Terkontrol

1812

6040

Total 30 100Data Primer 2013

Page 60: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa responden yang

gula darahnya terkontrol sebanyak 18 (60%) orang dan responden

yang gula darahnya tidak terkontrol sebanyak 12 (40%) orang.

2. Analisa Bivariat

Hasil penelitian bivariat antara Tingkat Pengetahuan tentang diet

DM dengan Terkontrolnya gula darah responden di RSUD dr. Soeselo

Slawi, dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Analis Bivariat antara Tingkat Pengetahuan tentang Diet DM dan Terkontrolnya Gula Darah

NoTingkat

Pengetahuan

Gula Darah Sewaktu

Total x² hit

x² tabel

(df=2)

ρ valueTerkontrol

Tidak Terkontrol

1.

2.

3.

Tinggi

Sedang

Rendah

13

4

1

0

2

10

13

6

1114,829 5,991 0,001

Total 18 12 30

Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan responden yang memiliki

pengetahuan tinggi dan mempunyai GDS terkontrol sebanyak 13 orang,

responden yang memiliki pengetahuan sedang dan mempunyai GDS

terkontrol sebanyak 4 orang, responden yang memiliki pengetahuan

rendah dan mempunyai GDS terkontrol sebanyak 1 orang, tidak ada

responden yang memiliki pengetahuan tinggi dan mempunyai GDS tidak

terkontrol, responden yang memiliki pengetahuan sedang dan mempunyai

GDS tidak terkontrol sebanyak 2 orang, dan responden yang memiliki

Page 61: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

pengetahuan rendah dan mempunyai GDS tidak terkontrol sebanyak 10

orang.

Untuk melihat apakah ada Hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula

darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2, dilakukan dengan cara

membandingkan x2 hitung dengan x2 tabel . Jika x2 hitung > x2 tabel atau p value

≤ 0,05, maka HO ditolak.jika ρ value > 0,05 berarti Ho diterima, dan jika ρ

value <0,05 berarti Ho ditolak. Dari output tabel chi square, didapat nilai

signifikan 0,001 (ρ value < 0,05) dan x² hitung 14,829 (14,829 > 5,991x²

tabel) Hal ini berarti Ho ditolak, dan Ha diterima dapat disimpulkan

bahwa Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang

diet diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita

diabetes mellitus tipe 2 di RSUD dr. Soeselo Slawi.

C. Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus

Hasil pengolahan dan analisis data diketahui terdapat sebagian

besar responden penderita diabetes mellitus mempunyai tingkat

pengetahuan tinggi sebanyak 43,3%. Responden dengan tingkat

pengetahuan tinggi tentang diet DM berarti responden menjawab

kuesioner dengan benar lebih dari 75% yang berarti 30 soal dari 40

pertanyaan yang meliputi perencanaan makanan (3J), pengelolaan

Page 62: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

makanan yang mengandung karbohidrat, pengelolaan makanan yang

mengandung protein, makanan yang mengandung lemak.

Responden yang memiliki tingkat pengetahuan sedang

sebanyak 20%. Responden dengan tingkat pengetahuan sedang

tentang diet DM berarti responden menjawab kuesioner dengan benar

sebanyak 60-75% yang berarti sebanyak 25-29 soal yang benar dari 40

pertanyaan yang meliputi perencanaan makanan (3J), pengelolaan

makanan yang mengandung karbohidrat, pengelolaan makanan yang

mengandung protein, makanan yang mengandung lemak.

Responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 36,7%. Responden dengan tingkat pengetahuan rendah

tentang diet DM berarti responden menjawab kuesioner dengan benar

kurang dari 60% yang berarti 24 soal dari 40 pertanyaan yang meliputi

perencanaan makanan (3J), pengelolaan makanan yang mengandung

karbohidrat, pengelolaan makanan yang mengandung protein,

makanan yang mengandung lemak sebanyak 24 soal.

Pengetahuan baik tentang diet DM berupa pengelolaan

makanan berupa 3J yaitu Jenis, Jadwal, dan Jumlah makan yang harus

dikonsumsi merupakan tindakan awal untuk melakukan perawatan

bagi penderita diabetes mellitus. Menurut Notoatmodjo (2003)

pengetahuan merupakan awal seseorang untuk melakukan sebuah

tindakan (sikap dan perilaku). Pengetahuan yang rendah akan

berakibat pada tidak adanya sikap yang jelas.

Page 63: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Hal ini sesuai dengan teori bahwa rendahnya tingkat

pendidikan dan pengetahuan merupakan salah satu penyebab

tingginya angka kasus suatu penyakit. Ketidaktahuan seseorang

tentang sesuatu dalam hal ini tentang DM tentunya akan

meningkatkan risiko orang tersebut untuk menderita DM.

Pengetahuan bisa diperoleh melalui upaya promosi kesehatan

(Notoatmodjo, 2003). Promosi kesehatan yang meliputi pendidikan

kesehatan, faktor ekonomi dan lingkungan mendukung terbentuknya

perilaku sehat dan dapat menurunkan faktor risiko DM (Glanz, 2007).

b. Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus

Hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai gula darah sewaktu (GDS) dalam kategori terkontrol

sebanyak 60%. Responden yang mempunyai gula darah sewaktu

(GDS) terkontrol berarti selama penelitian beralngsung 2 minggu yang

di cek selama 2x, responden mempunyai gula darah stabil antara 140-

200 mg/dl. Dalam kriteria WHO gula darah sewaktu antara 140-200

mg/dl merupakan gula darah normal yang bukan merupakan

hiperglikemia (Diabetes Mellitus).

Responden yang mempunyai gula darah sewaktu (GDS) tidak

terkontrol sebanyak 40% berarti responden tersebut selama penelitian

beralngsung 2 minggu yang di cek selama 2x, responden mempunyai

gula darah tidak stabil yaitu di bawah 140 dan atau lebih dari 200

mg/dl. Dalam kriteria WHO gula darah sewaktu dibawah 140 mg/dl

Page 64: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

merupakan gula darah rendah yang merupakan hipoglikemia dan

diatas 200 mg/dl merupakan gula darah tinggi yang merupakan

hiperglikemia (Diabetes Mellitus).

Hasil penelitian yang diketahui bahwa sebagian besar

responden mempunyai gula darah terkontrol, sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa untuk mempertahankan kadar gula darah penderita

dalam batas normal pada prinsipnya diletakkan pada tatalaksana

pengaturan diet, olah raga, obat anti diabetik, penilaian kontrol dan

edukasi. Dalam penelitian ini berarti, responden dapat mengontrol

gula darahnya dalam batas normal sesuai dengan kriteria WHO yaitu

140-200 ml/dl dengan cara melaksanakan pengaturan diet, olah raga,

obat anti diabetik, penilaian kontrol dan edukasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi masih tingginya kadar gula

darah pada pasien DM yang menjalani terapi DM adalah usia,

kurangnya ketaatan terhadap aktifitas fisik atau olah raga, pengertian

pasien DM terhadap penyakit yang dideritanya dan masih kurangnya

peran serta anggota keluarga pasien dalam memandu pengobatan, diet,

latihan jasmani dan pengisian waktu luang yang positif bagi kesehatan

keluarga sehingga mempengaruhi dari penatalaksanaan DM sehingga

kadar gula darah penderita kurang terkontrol dengan baik. Namun

demikian perlu dipertimbangkan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa

sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi sikap

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sehingga meski sikap

Page 65: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu

tindakan yang nyata, sikap dan perilaku merupakan dua demensi

dalam diri individu yang berdiri sendiri, terpisah dan berbeda seperti

beberapa hasil penelitian tentang sikap dan perilaku sebagian

dinyatakan bukti lemahnya hubungan antara sikap dengan perilaku.

Menurut Tjokroprawiro (2003) kepribadian atau motivasi

penderita untuk mentaati diet, terapi dan latihan gerak badan dari

dokter yang merawatnya dan sadar semua itu untuk kepentingan

dirinya sendiri merupakan faktor kunci untuk menilai terkontrolnya

gula darah pada penderita DM. Apabila penderita mempunyai

motivasi yang baik, maka dapat diyakini kalau hasil pengukuran

glukosa darah menggambarkan keadaan sebenarnya.

2. Analisa Bivariat

Hasil penelitian menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan tentang diet DM dengan terkontrolnya gula

darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan nilai signifikan 0,001

(ρ value < 0,05) dan x² hitung 14,829 (14,829 > 5,991x² tabel).

Dalam tabel crosstab chisquare diketahui bahwa sebagian besar

responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang diet DM

dengan terkontrolnya GDS sebanyak 13 orang, yang berarti sebagian besar

responden sudah memahami benar tentang diet DM dengan perilaku yang

dibuktikan GDS yang terkontrol. Namun tidak ada responden yang

mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang diet DM dengan tidak

Page 66: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

terkonrolnya GDS, yang berarti tidak ada responden dengan tingkat

pemahaman tinggi tentang diet DM yang Gula darahnya tidak terkontrol.

Hal ini menunjukan bahwa jika seseorang dengan pengetahuan yang baik

akan merefleksikan dengan perilaku berupa mengontrol gula darah secara

baik pula.

Ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang

tentang diet DM dengan terkontrolnya GDS sebanyak 4 orang. Dan ada

responden yang tingkat pengetahuan sedang tentang diet DM dengan tidak

terkontrolnya GDS sebanyak 2 orang. Responden yang memiliki tingkat

pengetahuan sedang yang berarti memiliki tingkat pemahaman sedang

tentang diet DM sehingga pengontrolan dalam gula darah ada yang dapat

mengontrolnya ada yang belum dapat mengontrol karena pemahaman yang

setengah-setengah.

Sedangkan ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan

rendah tentang diet DM dengan terkontrolnya GDS hanya 1 orang. Dan

ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah tentang diet

DM dengan tidak terkontrolnya GDS sebanyak 10 orang. Responden

mempunyai tingkat pengetahuan rendah yang berarti memiliki tingkat

pemahaman kurang tentang diet DM sehingga pengontrolan dalam gula

darah ada yang dapat mengontrolnya ada yang belum dapat mengontrol

karena pemahaman yang kurang.

Hal ini menunjukan kesejajaran antara tingkat pengetahuan dengan

perilaku berupa pengontrolan gula darah. Jika tingkat pengetahuannya baik

Page 67: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

dapat ditunjukan dengan perilaku yang baik pula. Perilaku mengontrol

gula darah secara baik merupakan perilaku manusia yang alami dilakukan

penderita DM yang menginginkan suatu kesembuhan. Menurut

Notoatmodjo (2003), perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai

gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,

motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Namun demikian, pada

realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan yang

menentukan perilaku seseorang. Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala

kejiwaan tersebut ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor lain,

diantaranya adalah faktor pengalaman, kenyakinan, sarana fisik,

sosiobudaya masyarakat dan sebagainya sehingga proses terbentuknya

perilaku.

Perubahan pengetahuan dan sikap merupakan prekondisi bagi

perubahan perilaku kesehatan atau perilaku-perilaku yang lain. Variabel-

variabel input meliputi : sumber pesan, pesan itu sendiri, saluran

penyampai, dan karakteristik penerima, serta tujuan pesan-pesan tersebut.

Variabel-variabel output merujuk pada perubahan dalam faktor-faktor

kognitif tertentu, seperti pengetahuan, sikap, pembuatan keputusan, dan

juga perilaku-perilaku yang dapat diobservasi. Yang dimaksud dengan

perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari

manusia itu sendiri baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak

dapat diamati oleh pihak luar. Pada dasarnya perilaku merupakan

perwujudan dari pengetahuan dan sikap (Anton, 2008). Penyuluhan adalah

Page 68: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

upaya meningkatkan peran serta masyarakat dengan meningkatkan

pengetahuan mengubah perliku dan mengembangkan keterampilan..

Menurut Ismail (2003) keadaan diatas dapat terjadi karena banyak

adanya confinding factors yang berpengaruh dalam hubungan itu,

menurutnya sikap seseorang terhadap suatu obyek distimulir oleh pola

pikir individu, isu-isu sosial dan situasi kelompok sosial yang ada.

Menurut Rifki (2005) mengatakan bahwa untuk penatalaksanaan suatu

penyakit diperlukan adanya kerja sama atau pendekatan yang baik antara

petugas kesehatan dengan individu atau kelompok masyarakat. Petugas

kesehatan diharapkan dapat membantu mereka mengikuti tahap-tahap

pengenalan dan pemecahan masalah yang dihadapi secara rasional.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih banyak kekurangannya, berikut ini beberapa

faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian ini :

1. Pengumpulan data dengan cara dari rumah ke rumah memerlukan waktu

yang lama dan cukup sulit.

2. Penelitian hanya dilaksanakan di RSUD dr. Soeslo Slawi, sehingga hasil

belum dapat digeneralisasikan pada karakteristik responden yang berbeda.

Page 69: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

E. Implikasi Keperawatan

Perawat yaitu bagian dari tim kesehatan dengan proporsi terbesar jika

dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain, perawat dapat mengoptimalkan

fungsinya sebagai peran perawat yaitu dengan turut berperan serta dalam

memberikan informasi. Tugas pokok perawat menurut KepMenPan No 94

tahun 2001, tentang Jabatan dan fungsi Perawat adalah memberikan pelayanan

keperawatan berupa asuhan keperawatan dan atau kesehatan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan,

pencegahan dan penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta

pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian dibidang

keperawatan dan atau kesehatan (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan

Ditjen Bina Yan Med Depkes RI, 2003).

Page 70: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisa data dari hasil penelitian dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan tentang diet diabetes mellitus sebagian besar

responden tinggi sebanyak 43,3%.

2. Gula darah sewaktu (GDS) sebagian beasar dalam kategori terkontrol

sebanyak 60%.

3. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang diet

diabetes mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita

diabetes mellitus tipe 2 di RSUD dr. Soeselo Slawi yang dibuktikan

melalui uji chi kuadrat dengan nilai signifikan 0,001 (ρ value < 0,05)

dan x² hitung 14,829 (14,829 > 5,991x² tabel).

4. Berdasarkan teori dan hasil penelitian sesuai yaitu adanya hubungan

yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang diet diabetes

mellitus dengan terkontrolnya gula darah pada penderita diabetes

mellitus tipe 2 di RSUD dr. Soeselo Slawi. Hasil penelitian searah

dengan semakin tinggi pengetahuan akan semakin terkontrolnya gula

darah penderita Diabetes Mellitus, hal ini dikarenakan terkontrolnya

gula darah adalah impilkasi dari pengetahuan yang diperoleh

seseorang.

Page 71: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

B. Saran

Setelah melihat hasil analisis data penelitian, maka ada beberapa

saran yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu :

1. Bagi Pasien Diabetes Mellitus

Diharapkan pasien diabetes Mellitus mengikuti secara aktif kegiatan

yang diadakan perawat konselor dalam memberikan penkes dan aktif

bertanya yang berhubungan dengan pengaturan diet DM sehingga

tingkat pengetahuan dapat bertambah, dengan begitu diharapkan pula

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari agar kualitas kesehatan dapat

terjaga.

2. Bagi Perawat

Diharapkan dapat mengoptimalkan fungsinya sebagai perawat

konselor memberikan penyuluhan tentang pentingnya diet diabetes

mellitus agar dapat mengontrol gula darah pasien diabetes mellitus

sehingga dapat menghindari dari komplikasi diabetes mellitus.

3. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan di RSUD dr. Soeselo Slawi agar dapat meningkatkan

kegiatan penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus agar

dapat mengontrol gula darahnya dan pola makannya sehingga dapat

terhindar dari komplikasi.

4. Bagi Lembaga Kesehatan

Diharapkan lembaga kesehatan dapat memberikan kontribusi penuh

terhadap pengelolaan penderita diabetes melitus yang rawat jalan agar

Page 72: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

meningkatkan pendidikan kesehatan meliputi metode diet dan olahraga

bagi penderita diabetes melitus.dan peran keluarga sangat penting

dalam menentukan perilaku penderita diabetes melitus.

5. Bagi Insitusi Pendidikan

Diharapkan insitusi pendidikan dapat menyokong dalam

pengembangan ilmu pengetahuan agar penelitian selanjutnya dapat

lebih bermanfaat untuk semua lapisan masyarakat.

6. Bagi Peneliti lain

Saran peneliti terhadap peneliti lain agar dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan sehingga dapat mensejahterakan baik fisik maupun

mental manusia, terutama mengembangkan penelitian yang sudah ada.

Page 73: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta.

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta, Graha Ilmu.

Bandriyah, Siti. 2008. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta, Nuha Medika.

Budiarto, Eko. 2010. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta, EGC.

Bruner & Sudarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan medikal Bedah. Jakarta, EGC.

Depkes RI. 2004. Diunduh di www.kompas.com. diunduh Kamis 9 Februari 2013

Engram. 2003. Mengatasi Diabetes Mellitus. Jakarta, EGC.

Elvina Karyadi. 2006. Cara Sehat Diabetes Mellitus. Yogyakarta, Nuha Medika.

Hasdinah. 2012. Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta, Nuha Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan & Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta, EGC.

Lingga, Lanny. 2012. Bebas Diabetes Tipe-2 Tanpa Obat. Jakarta, PT.AgroMedia

Pustaka.

Masjoer Arif. 2003. Kapita selekta Kedokteran. Jakarta, EGC.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta.

. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Rineka Cipta.

.2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta, EGC

Novitasari, Retno. 2012. Diabetes Mellitus Dilengkapi Dengan Senam DM. Yogyakarta, Nuha Medika.

Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta, Nuha Medika,.

Sibagariang, Eva. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta, Trans Info Media.

Page 74: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung, Alfabet.

Soegondo, et al., 2005. Keperawatan Diabetes Mellitus. Jakarta, Trans Info Media.

www: wapedia kedokteran, diunduh Senin 5 Nopember 2012 Pukul 21.12

www.Health.com diunduh Kamis 9 Februari 2013

Page 75: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

SURAT PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

NAMA : Ratna DwiKusumawiNAMA PANGGILAN : RatnaTEMPAT DAN TANGGAL LAHIR : Brebes,29 April 1987JENIS KELAMIN : PerempuanSTATUS : Belum MenikahTELP : 087749744111E-MAIL : -BANGSA : IndonesiaAGAMA : IslamALAMAT : Limbangan WetanNAMA ORANG TUA : Ayah : SudardjoIbu : SarjiyemPEKERAJAN ORG TUA : Wiraswasta

RIWAYAT PENDIDIKAN :2013 S1 Keperawatan, Yayasan Bhakti Mandala

Husada Slawi.2006 SMA Negri 01 PGRI Brebes

2006 SMP Negri 03 Brebes2003 SD Negri 05 Brebes

HASIL KARYA TULIS :Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula

Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 ( Study kasus di RSUD dr. Soeselo Slawi bulan juni

– juli 2013 )

Page 76: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Kepada :Yth. Calon Responden Penelitian

di Di RSUD Dr. Soeselo Slawi

Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama : RATNA DWI KUSUMAWATIN I M : C1006029Alamat : Jl. Dr Soetomo No. 63 Kelurahan Dukuhringin Kecamatan Slawi

Kabupaten Tegal.

Mahasiswi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi yang sedang mengadakan penelitian

dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Diabetes

Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita Diabetes

Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan juni – Juli

2013)” Penelitian ini tidak menimbulkan akiabat yang dapat merugikan bagi

saudara sebagai responden, kerahasiaan serta informasi yang saudara berikan akan

dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara tidak

bersedia menjadi responden, maka akan diperbolehkan mengundurkan diri untuk

tidak berpartisipasi dalam penelitian ini. Apabila saudara menyetujui, maka saya

mohon kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. Atas

perhatian dan kerjasama yang baik disampaikan terimakasih.

Slawi, Juni 2013

Peneliti,

RATNA DWI KUSUMAWATI

NIM: C1006029

SURAT PERSETUJUAN

Page 77: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ...........................................................Umur : ...........................................................Alamat : ...........................................................

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang

dilakukan Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada

(Bhamada) Slawi Program Khusus yang bernama RATNA DWI

KUSUMAWATI dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang

Diet Diabetes Mellitus Dengan Terkontrolnya Gula Darah Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 (Study Kasus Di RSUD Dr. Soeselo Slawi Bulan juni

– Juli 2013)” Saya memahami bahwa penelitian ini terjaga kerahasiaannya dan

tidak akan berakibat negatif pada diri saya. Oleh karena itu saya bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan dari

pihak manapun dan untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Siwuluh, Juni 2013

Responden

( .................................. )

KUESIONER

Page 78: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN TERKONTROLNYA GULA DARAH PADA

PENDERIATA DIABETES MELLITUS TIPE 2(STUDY KASUS DI RSUD Dr. SOESELO SLAWI BULAN MEI-JULI 2013)

KODE RESPONDEN :

A. Pernyataan Tingkat pengetahuanIsilah jawaban anda dengan tanda check list / centang (√) Dimohon untuk mengisi dengan JUJUR!No PERTANYAAN TENTANG DIET DM BENAR SALAHPerencanaan Makanan1 Mengkonsumsi makanan yang berlebih dapat menyebabkan

Penyakit diabetes mellitus.2 Dalam diet DM ada istilah 3 J : jumlah, jadwal, jenis makan

yang harus dikonsumsi berbeda dengan penderita penyakit lain.

3 Penderita DM tidak dapat mengkonsumsi makan 3 x sehari karena akan meningkatkan glukosa dalam darah.

4 Jumlah makan pada pederita DM hanya setengah porsi makan penderita penyakit lain.

5 Jenis makanan penderita DM sama seperti makan untuk penderita penyakit lain.

6 Konsumsi makan yang salah akan menimbulkan komplikasi.

7 Konsumsi makan diatur sesuai berat badan penderita DM.8 Konsumsi makan diatur sesuai umur penderita DM9 Konsumsi makan sesudah 1 jam pemberian insulin.10 Sebelum dan sesudah makan langsung melakukan chek

kadar glukosa dalam darahKarbohidrat11 Porsi konsumsi karbohidrat bagi penderita DM hanya 60-

70% atau lebih sedikit dari porsi konsumsi karbohidrat orang sehat.

12 Jenis Karbohidrat kompleks yaitu makanan yang mengandung karbohidrat dengan serat tinggi.

13 Jenis Karbohidrat yang boleh dikonsumsi bagi penderita DM tidak manis dan tidak bertepung

14 Karbohidrat identik dengan kandungan gula15 Penderita DM sama sekali tidak boleh mengkonsumsi gulaProtein dan Vitamin16 Porsi konsumsi protein bagi penderita DM hanya 10-15%

atau lebih sedikit dari porsi konsumsi protein orang sehat.17 Protein yang boleh dikonsumsi hanya protein nabati seperti

kedelai, kacang-kacangan.

Page 79: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

18 Konsumsi protein lebih bagus diperbanyak dari pada konsumsi karbohidrat.

19 Konsumsi suplemen vitamin pada penderita DM mempunyai dosis yang sama dalam pemberian suplemen vitamin pada orang sehat

20 Konsumsi vitamin C akan meningkatkan gula darah.Lemak21 Tubuh penderita diabetes akan lebih mengalami kelebihan

lemak darah, kelebihan lemak ini berasal dari gula darah yang tidak terpakai sebagai energi.

22 Lemak yang boleh dikonsumsi penderita DM berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh (seperti daging gajih dalam bakso).

23 Porsi konsumsi lemak bagi penderita DM hanya 20-25% atau lebih sedikit dari porsi konsumsi protein orang sehat.

24 Penderita DM sebaiknya menghindari konsumsi makanan yang mengandung lemak (seperti makanan yang bersantan).

25 Ikan mengandung lemak jenuh yang boleh dikonsumsi penderita DM.

Jenis konsumsi26 Penderita DM dilarang memakan makan kecil/ngemil/snack27 Serat yang larut air seperti pectin boleh dikonsumsi oleh

penderita DM28 Segala jenis kacang-kacangan dan biji-bijian boleh

dikonsumsi oleh penderita DM29 Konsumsi serat akan memperlambat penyerapan gula dan

lemak30 Jenis kandungan gula seperti gula tebu boleh dikonsumsi

oleh penderita DM31 Beras seperti beras putih, ketan, tepung beras, tepung

terigu, tepung kanji, tepung ketan merupakan karbohidrat yang boleh dikonsumsi bagi penderita DM

32 Gula aren dan gula kelapa murni aman untuk dikonsumsi bagi penderita DM.

33 Daging unggas seperti ayam kampung, itik liar, kalkun, dan burung dara atau belibis adalah jenis protein hewani yang boleh dikonsumsi penderita DM.

34 Protein olahan, seperti daging dalam kaleng, sosis, nuget, dan ham boleh dikonsumsi penderita DM.

35 Susu sapi boleh dikonsumsi penderita DM.36 Ikan mengandung lemak yang dapat dikonsumsi penderita

DM.37 Daging merah yang banyak mengandung zat besi bagus

dikonsumsi penderita DM.38 Konsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet

Page 80: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

(MSG) dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.39 Konsumsi minuman bersoda aman bagi penderita DM

dikarenakan rendah kalori.40 Kopi kurang bagus dikonsumsi penderita DM karena dapat

meningkatkan jumlah konsumsi makanan.

Page 81: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 82: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Correlations

[DataSet0] E:\skripsi 2013\n\uji validitas.sav

Correlations

total skor

soal1 Pearson Correlation .662**

Sig. (2-tailed) .001

N 20

soal2 Pearson Correlation .635**

Sig. (2-tailed) .003

N 20

soal3 Pearson Correlation .689**

Sig. (2-tailed) .001

N 20

soal4 Pearson Correlation .680**

Sig. (2-tailed) .001

N 20

soal5 Pearson Correlation .662**

Sig. (2-tailed) .001

N 20

soal6 Pearson Correlation .689**

Sig. (2-tailed) .001

N 20

soal7 Pearson Correlation .676**

Sig. (2-tailed) .001

N 20

soal8 Pearson Correlation .620**

Sig. (2-tailed) .004

N 20

soal9 Pearson Correlation .739**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

soal10 Pearson Correlation .491*

Sig. (2-tailed) .028

N 20

Page 83: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Correlations

soal11

Pearson Correlation .753**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

soal12 Pearson Correlation .739**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

Soal13 Pearson Correlation ,674*

Sig. (2-tailed) ,033

N 20

Soal14 Pearson Correlation ,862**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal15 Pearson Correlation ,772**

Sig. (2-tailed) ,009

N 20

Soal16 Pearson Correlation ,862**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal17 Pearson Correlation ,863**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal18 Pearson Correlation ,863**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal19 Pearson Correlation -,767**

Sig. (2-tailed) ,010

N 20

Soal20 Pearson Correlation ,779**

Sig. (2-tailed) ,008

N 20

Soal21 Pearson Correlation ,674*

Sig. (2-tailed) ,033

N 20

Soal22 Pearson Correlation ,674*

Sig. (2-tailed) ,033

N 20

Page 84: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Correlations

Soal23 Pearson Correlation ,862**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal24 Pearson Correlation ,772**

Sig. (2-tailed) ,009

N 20

Soal25 Pearson Correlation ,862**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal26 Pearson Correlation ,863**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal27 Pearson Correlation ,863**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal28 Pearson Correlation -,767**

Sig. (2-tailed) ,010

N 20

Soal29 Pearson Correlation ,779**

Sig. (2-tailed) ,008

N 20

Soal30 Pearson Correlation ,863**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal31 Pearson Correlation ,863**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal32 Pearson Correlation -,767**

Sig. (2-tailed) ,010

N 20

Soal33 Pearson Correlation ,779**

Sig. (2-tailed) ,008

N 20

Soal34 Pearson Correlation ,674*

Sig. (2-tailed) ,033

Page 85: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Correlations

N 20

Soal35 Pearson Correlation ,674*

Sig. (2-tailed) ,033

N 20

Soal36 Pearson Correlation ,862**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal37 Pearson Correlation ,862**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal38 Pearson Correlation ,772**

Sig. (2-tailed) ,009

N 20

Soal39 Pearson Correlation ,862**

Sig. (2-tailed) ,001

N 20

Soal40 Pearson Correlation ,674*

Sig. (2-tailed) ,033

N 20

total_skor Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability

[DataSet0] E:\skripsi 2013\n\uji validitas.sav

Scale: ALL VARIABLES

Page 86: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.970 .970 20

Frequencies

[DataSet0] E:\skripsi 2013\n\analisa bivariat.sav

StatisticsTingkat

Pengetahuan Tentang Diet

DMTerkontrolnya Gula Darah

N Valid 30 30Missing 0 0

Mean .93 .60Median 1.00 1.00

Frequency Table

Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid Rendah 11 36.7 36.7 36.7

Sedang 6 20.0 20.0 63.3Tinggi 13 43.3 43.3 100.0Total 30 100.0 100.0

Terkontrolnya Gula Darah

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid Tidak Terkontrol 12 40.0 40.0 40.0

Terkontrol 18 60.0 60.0 100.0Total 30 100.0 100.0

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Page 87: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Crosstabs

[DataSet0] E:\skripsi 2013\n\analisa bivariat.sav

Case Processing SummaryCases

Valid Missing TotalN Percent N Percent N Percent

Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM * Terkontrolnya Gula Darah

30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Tingkat Pengetahuan Tentang Diet DM * Terkontrolnya Gula Darah Crosstabulation

CountTerkontrolnya Gula Darah

TotalTidak Terkontrol TerkontrolTingkat Pengetahuan Tentang Diet DM

Rendah 10 1 11Sedang 2 4 6Tinggi 0 13 13

Total 12 18 30

Chi-Square Tests

Value dfAsymp. Sig. (2-

sided)Pearson Chi-Square 14.829a 2 .001Likelihood Ratio 18.697 2 .000Linear-by-Linear Association 14.284 1 .000N of Valid Cases 30

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.40.

Symmetric Measures

ValueAsymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.Interval by Interval Pearson's R .702 .102 5.213 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .703 .104 5.225 .000c

N of Valid Cases 30

a. Not assuming the null hypothesis.b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.c. Based on normal approximation.

Page 88: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 89: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Foto RSUD Dr. SOESELO

Keadaan di Ruangan Poli Penyakit Dalam

Page 90: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Saat Pemeriksaan di Ruang Penyakit Dalam Pada Pasien DM Tipe 2

Page 91: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029

Saat Pemeriksaan Cek GDS Pada Pasien DM Tipe 2

Page 92: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 93: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 94: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 95: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 96: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 97: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 98: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 99: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 100: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 101: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029
Page 102: Skripsi Ratna Dwi Kusumawati c1006029