Skripsi Pull Angkat Beban

download Skripsi Pull Angkat Beban

of 81

Transcript of Skripsi Pull Angkat Beban

PENGARUH LATIHAN BEBAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MANUAL DAN ALAT MESIN PADA PROSES PENGEMBANGAN OTOT DADA PADA MEMBER FITNES FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh : Nama NIM Jurusan Fakultas : Zaenuri : 6101403092 : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2007

SARI Zaenuri, 2007. Pengaruh latihan beban dengan menggunakan alat manual dan alat mesin pada proses pengembangan otot dada pada member fitness di fakultas ilmu keolahragaan. Skripsi Jurusan PJKR Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Drs. Sulaiman, Mpd. Pembimbing II : Dra. Heny Setyawati, Msi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan beban dengan menggunakan dua alat yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membentuk atau mengembangkan otot bagian dada dan manakah yang lebih baik dalam mengembangkan otot bagian dada, dengan menggunakan alat manual atau dengan alat mesin?. Penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1) Bagi pembaca , dapat memberikan informasi tentang kebugaran otot dan bentuk-bentuk latihan yang benar. 2) Bagi para member fitness dapat mengetahui manakah yang paling baik untuk melatih otot dada, 3) Bagi masyarakat luas hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu penambahan pengetahuan dan wawasan tentang kebugaran otot khususnya mahasiswa FIK. Populasi penelitian ini adalah seluruh member fitness di Laboratorium Fakulatas Ilmu Keolahragaan sejumlah 848 orang. Teknik pemilihan sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Quota Sampling. Langkah pertama Dengan teknik tersebut diperoleh sampel sebesar 22 orang putra. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu alat manual dan alat mesin sebagai variabel bebas dan perkembangan otot dada sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data menggunakan test dan pengukuran. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik t-test dan analisis deskripsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa latihan dengan alat manual dan alat mesin mempunyai pengaruh yang berbeda. Hasil penghitungan t-tes dengan alat manual pada dada bagian atas 3.80, bagian bawah 5.06 sedangkan latihan dengan alat mesin dada bagian atas adalah 2.48 dan bawah 4.05. Dengan taraf signifikasi = 5% dengan db = 11-1 = 10 diperoleh t (0,975)(10) = 2,18.dengan melihat penghitungan antara t hitung dengan t tabel menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara latihan dengan menggunakan alat manual dan latihan dengan alat mesin pada proses pengembangan otot dada. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian menunjukan perhitungan t-test diketahui bahwa nilai t-test pada latihan menggunakan alat manual berbeda dengan nilai t-test dengan menggunakan alat mesin. Hal ini berarti bawah terdapat perbedaan pengaruh latihan beban dengan menggunakan alat manual dan latihan beban dengan menggunakan alat mesin pada proses pengembangan otot dada baik bagian atas maupun otot dada bagian bawah. Berdasarkan uji t-test diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji perbandingan hasil lingkar dada bagian atas dan bawah dengan menggunakan alat manual memperoleh nilai yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan alat mesin. Hal ini berarti bahwa latihan beban dengan menggunakan alat manual memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan alat mesin.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudulPengaruh Latihan Beban Dengan Menggunakan Alat Manual dan Dengan Alat Mesin Pada Proses Pengembangan Otot Dada pada Member Fitness Gym di Fakultas Ilmu Keolahragaan . Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempata ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs. Sulaiman, Mpd., selaku dosen FIK Universitas Negeri Semarang dan selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, bimbingan serta mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan susunan skripsi dengan lancar. 2. Ibu Dra. Heny Setyawati, Msi., selaku dosen FIK Universitas Negeri Semarang dan selaku dosen pembimbing II dan koordinator laboratorium kebugaran di FIK yang telah memberikan petunjuk, bimbingan serta

mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan susunan skripsi dengan lancar. 3. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dalam perkuliahan 4. Dekan FIK Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di Laboratorium FIK.

5.

Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan arahan dalam pembuatan skripsi ini.

6. Anggota fitness di Laboratorium di FIK selaku sampel penelitian yang telah membantu sepenuh hati dalam pelaksanaan penelitian. 7. Bapak Mustafidz, selaku petugas laboratorium fitness di FIK yang telah berkenan memberikan izin dalam penelitian ini. 8. Teman-teman mahasiswa PJKR B yang telah memberikan bantuan pelaksanaan penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas bantuan yang telah diberikan dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini. Dan segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dan penulis doakan semoga amal dan bantuan saudara mendapat berkah yang melimpah dari Allah S.W.T. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang,

Mei 2007

Penulis

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto : 1. Cobaan adalah anugerah yang apabila kita dapat melaluinya akan merubah jalan kita menjadi lebih baik dari sebelumnya (penulis) 2. Berusahalah untuk menjadi lebih baik selagi engkau masih hidup (penulis)

Persembahan : Dengan rasa syukur kepada Allah S.W.T, atas segala karunianya skripsi ini kupersembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta atas doa dan kasih sayang yang senantiasa diberikan untuk ananda. 2. Nurul Eka Mayasari yang telah memberikan inspirasi dalam penyusunan skripsiku. 3. Saudara-saudaraku PJKR 8B yang senantiasa

memberiku masukan dalam perjalanan mata kuliah. 4. Almamater FIK UNNES.

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................iii SARI .......................................................................................................................iv KATA PENGANTAR.............................................................................................v MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................vii DAFTAR ISI.........................................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xi DAFTAR TABEL .................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 2.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1 2.2 Permasalahan .................................................................................... 11 2.3 Penegasan Istilah ............................................................................... 11 2.4 Tujuan Penelitian............................................................................... 13 2.5 Manfaat Penelitian............................................................................. 13 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS.................................................14 2.2 Landasan Teori................................................................................... 14 2.1.1 Hakikat latihan................................................................................. 14 2.1.2 Latihan beban....................................................................................15 2.1.2.1 2.1.2.2 2.1.2.3 Dasar-dasar Mengangkat dan Spotting......................................16 Prinsip laihan beban...................................................................19 Set dan Repetisi......................................................................... 21

2.1.3 Pertimbangan Fisiologi.................................................................... 21 2.1.4 Cardiovaskuler..................................................................................26 2.1.5 Komponen kebugaran Otot...............................................................27 2.1.6 Perubahan pada latihan beban..........................................................32 2.1.5 Latihan Otot Dada Dengan Alat Manual dan Alat Mesin................33 2.2 Hipotesis..............................................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................38 3.1 Populasi Penelitian.............................................................................. 38 3.2 Sampel Penelitian................................................................................38 3.3 Vriabel Penelitian................................................................................39 3.4 Metode Pengumpulan data..................................................................39 3.5 Tempat dan Waktu penelitian..............................................................40 3.6 Instrumen Penelitian............................................................................40 3.7 Pelaksanaan..........................................................................................41 3.7 Tenaga Pembantu Penelitian................................................................43 3.8 Metode Analsis Data............................................................................43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 47 4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................47 4.2 Pembahasan.........................................................................................53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................55 5.1 Simpulan dan saran.............................................................................56 5.2 Saran...................................................................................................56 DAFTAR PUSATAKA ........................................................................................58 LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman

1. Data Awal Pada Kelompok Alat Manual Sebelum Latihan.............................59 2. Data Akhir Pada Kelompok Alat Manual sesudah Latihan...............................61 3.Data Awal Pada Kelompok Alat Mesin Sebelum Latihan ................................63 4. Data Akhir Pada Kelompok Alat Mesin Sesudah Latihan................................65 6. Data Nama Sampel Member Fitness Di Fakultas Ilmu Keolahragaan..............67 7. Program latihan selama 12 kali pertemuan.......................................................69 8. Surat Keputusan Pembimbing...........................................................................71 9. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Ilmu Keolahragaan......................................72 10. T tabel..............................................................................................................73 11. Dokumentasi Penelitian...................................................................................74

DAFTAR TABEL Lampiran Halaman

1. Hasil Pengolahan Kelompok Alat Manual Pada dada Bagian atas ................47 2. Hasil Pengolahan Kelompok Alat Manual Pada dada Bagian bawah ............48 3. Hasil Pengolahan Kelompok Alat Manual Pada dada Bagian atas ................49 4. Hasil Pengolahan Kelompok Alat Manual Pada dada Bagian bawah.............50 5. Daftar Tabel T.................................................................................................73

DAFTAR GAMBAR

Lampiran

Halaman

1. Gambar otot .......................................................................................................22 2. Gambar kontraksi otot........................................................................................23 3. Perubahan pada otot...........................................................................................24 3. Gambar alat manual (bench press).....................................................................34 4 Gambar alat manual (bent-arm fly)....................................................................36

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah Olahraga kebugaran otot merupakan olahraga yang sangat terkenal dan marak pada waktu sekarang ini. Kebugaran dengan latihan beban sudah menjadi kegiatan olah tubuh yang semakin diminati baik muda maupun orang dewasa, karena lahan untuk sarana lapangan atau gedung olahraga semakin sempit, maka sekarang ini banyak berdiri fitness yang tidak banyak membutuhkan lahan yang begitu luas. Olahraga sendiri adalah suatu proses aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu tujuan tertentu dengan cara mengolah tubuh. Salah satu tujuan orang berolahraga pada umumnya adalah memperoleh kebugaran tubuh, meningkatkan kesegaran jasmani, dan meningkatkan prestasi di bidang olahraga. Tujuan latihan beban ialah untuk meningkatkan kebugaran otot, menjaga kesehatan tubuh dan menjaga penampilan atau membentuk tubuh menjadi lebih menarik dengan melihatkan otot-otot. Sebagai contoh di kota Semarang sendiri lahan-lahan untuk berolahraga sudah semakin sempit karena dibangun pusat-pusat pertokoan, hal ini dapat kita lihat setiap minggu pagi masyarakat hanya bisa berolahraga di lapangan Tri Lombajuang saja terbukti bahwa lahan untuk berolahraga sangat minim bagi masyarakat. Disini fitness sangat cocok sekali dengan melihat kenyataan ini, karena tidak membutuhkan lahan yang begitu luas kita dapat berolahraga dengan tenang dan nyaman. Seiring dengan kemajuan ilmu

1

pengetahuan dan teknologi

dalam bidang kebugaran dari tahun ke tahun

mengalami proses inovatif, misalnya perubahan alat dari alat manual menjadi alat digital, banyaknya jenis alat kebugaran yang diciptakan untuk masyarakat umum atau para atlet khususnya agar tertarik dengan hal baru dan tidak mengalami kejenuhan untuk melakukan latihan, demi meningkatkan kebugaran pada umumnya dan prestasi dalam olahraga pada khususnya. Pada kegiatan berolahraga dengan latihan beban, banyak inovasi diantaranya alat digital yaitu: treadmill dan argocycle yang digunakan untuk membakar kalori tanpa kita harus berlari dan naik sepeda dijalan raya yang dapat membahayakan jiwa, hanya dengan biaya yang relatif sedikit kita dapat membakar lemak dengan rasa aman. Di Indonesia sedang maraknya olahraga kebugaran otot yang bisa kita jumpai dimana saja, misalnya di hotel-hotel berbintang, di pusat latihan olahraga, dan lain-lain. Latihan kebugaran otot sudah merambah menjadi industri olahraga yang sangat menjanjikan, banyak pengusaha yang mendirikan gym karena industri olahraga tersebut menghasilkan pendapatan yang tidak sedikit. Di lingkungan masyarakat saat ini sudah banyak berdiri pusat-pusat olahraga nah, hal ini membuktikan bahwa olahraga tersebut lebih diminati dan disukai oleh masyarakat indonesia dibanding olahraga kebugaran lainya. Pada umumnya olahraga ini biasanya dilakukan di dalam ruangan oleh karena itu, dapat dilakukan kapan saja pagi hari, siang hari, sore hari atau malam hari saat orang mulai pulang dari kerja. Fitness sudah menjadi kegiatan olahraga kebugaran yang sangat terkenal di

semua kalangan masyarakat umum mulai dari lapisan bawah, menengah dan lapisan atas karena, dilihat dari biaya yang cukup relatif sedikit atau terjangkau,

kita dapat melakukan olahraga kebugaran kapan saja di waktu senggang. Mengapa orang sangat tertarik olahraga kebugaran otot alasanya sangat sederhana sekali karena secara dramatis kebugaran otot dengan latihan beban menghasilkan pembentukan otot yang lebih baik dalam waktu yang sangat cepat dalam beberapa kali latihan, kita juga dapat merasakan perubahan pada bentuk tubuh yang lebih baik karena menghasilkan otot yang besar, yang berakibatkan perubahan pada postur menjadi atletis, akan tetapi harus dilakukan dengan latihan yang teratur dan terprogram. Dalam latihan hendaknya mengetahui latihan untuk menghasilkan latihan yang maksimal yaitu : prinsip beban lebih, progresif artinya dalam latihan harus memanipulatif intensitas repetisi dan setnya, reversiabel yaitu didalam latihan hendaknya dilakukan secara rutin dan teratur, kekhususan latihan agar lebih terfokus pada satu macam latihan agar menghasilkan latihan yang maksimal. Menghasilkan otot yang menonjol yang berakibat atau menghasilkan perbaikan bentuk tubuh lebih menarik yaitu kalau kita melakukan latihan ini secara teratur maka pada serat otot akan mengalami pembesaran yang berakibat bertambahnya masa otot menjadi lebih besar dan akan mengakibatkan perubahan bentuk tubuh. Sekilas sejarah latihan beban pada perkembangannya bertahun-tahun diyakini bahwa latihan beban tidak ada manfaatnya malahan ada yang punya anggapan bahwa melenturkan tubuh yang buruk dan merusak sistem kerja saraf otot, tetapi angapan itu semua tak beralasan setelah 2 orang terapis fisik (Delorme dan Wadkins tahun 1930) melaporkan bahwa kebugaran dengan latihan beban merehabilitasi lengan dan kaki para tentara yang luka, pada waktu itu terjadi pembaharuan besar-besaran tentang anggapan yang salah tentang latihan beban.

Selama bertahun-tahun kebugaran otot melalui latihan beban menempati posisi yang lemah di pinggir gerakan kebugaran otot, dikarenakan oleh imaje atau anggapan yang salah. Sekarang dengan jujur kita mengatakan bahwa kebugaran aerobik dan otot sama-sama meningkatkan kebugaran dan kesehatan, tetapi dengan cara dan waktu yang berbeda. Para remaja menggunakan kebugaran otot untuk meningkatkan prestasi olahraga dan aktivitas favorit, atau agar mempunyai bentuk tubuh yang indah. Individu yang berusia baya sangat bergantung pada kesehatan perut, pinggang dan latihan fleksibelitas untuk mengurangi dan mencegah masalah di bagian tulang punggung dan menguatkan tulang-tulang lainya dan individu yang lebih tua menggunakan program latihan beban untuk penguatan dan meningkatkan daya tubuh untuk meningkatkan kesehatan tulang dan untuk tetap aktif mandiri, mampu melakukan aktifitas sehari-hari pada tahun terakhir ini, maksudya pada lanjut usia kita telah dipelajari bahwa latihan kebugaran otot adalah cara yang baik untuk menghindari osteoporosis atau pengeroposan pada tulang terutama pada usia lanjut dan telah di pelajari kebugaran otot membantu mempertahankan otot untuk membakar lemak atau kalori dalam tubuh dan mempertahankan power atau tenaga setelah usia lanjut. Maka dengan latihan secara teratur sesuai program akan memperoleh tenaga yang besar, dan perubahan otot menjadi besar yang berakibat perubahan pada bentuk tubuh. Di dalam latihan beban rata-rata orang lebih suka atau lebih tertarik untuk melatih dan membentuk otot bagian dada atau pectoral (pectoralis mayor dan pectoralis minor). Mengapa demikian karena bilamana dikembangkan

dan dilatih dengan tepat dan benar otot-otot ini akan banyak membantu dalam membentuk dan merubah bagian tubuh menjadi menarik dan menambah keberhasilan dalam banyak aktifitas rekreasi serta membuat penampilan menjadi body atletis hal ini. Dan mengapa peneliti ingin mengetahui pengaruh dua alat yang berbeda tetapi dengan fungsi yang sama yaitu pada otot pectoral karena, sesuai survei terhadap member fitnes yang dari keseluruhan rata-rata mereka lebih menyukai atau tertarik membentuk otot bagian dada atau pectoralis khususnya pada survei pada member fitness di Fakultas Ilmu Keolahragaan. Bentuk-bentuk latihan beban untuk otot dada adalah Bench press (alat manual) dan Bent arm fly ( alat mesin) kedua bentuk latihan beban ini memakai dua alat yang berbeda akan tetapi, memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu: meningkatkan kebugaran otot umumnya dan otot dada pada khususnya. Latihan ini juga memberikan keuntungan tambahan tidak hanya pada otot dada saja akan tetapi berpengaruh juga pada otot bagian pundak (anterior deltoid) juga membentuk bagian lengan yang akan ikut bertambah tetapi tingkat pengaruhnya sedikit karena latihan ini untuk otot dada. Salah satu fokus dari latihan kebugaran otot adalah cara belajar bagaimana melakukan latihan beban, mengembangkan otot-otot maksimal supaya memperoleh hasil yang memuaskan. Teknik- teknik latihan yang perlu di perhatikan atau yang perlu dipelajari mulai yang paling sederhana yaitu dengan latihan dari beban yang ringan sampai yang rumit dengan beban yang cukup berat.

Dan bagaimanakah penambahan beban yang diperlukan yaitu saat orang pertama kali latihan atau pemula bebanya disesuaikan dengan kemapuan awal setelah melakukan latihan dalam beberapa kali dan merasa ringan pada beban awal maka disitu harus menambah beban secara bertahap, latihan ini harus teratur dan terarah dengan bimbingan instruktur dan spotter yang mengawasi saat latihan. Dan kemudian beban yang sangat berat (overload) untuk memperoleh hasil yang sangat memuaskan pada kebugaran otot. Mengatur progaram latihan seperti, ini juga memberikan kesempatan yang terbaik untuk belajar secara tepat tanpa takut akan mengalami cidera tetapi harus dilakukan secara berkesinambungan dan melakukan program latihan secara sistematis. Bagaimana latihan menimbulkan perubahan pada otot? Tenaga mengalami peningkatan apabila tekanan yang memadai dilakukan pada serat otot akan mengalami perkembangan menjadi besar dan masa otot akan menjadi bertambah. Dan apabila tekanan lebih sedikit tidak akan menghasilkan banyak tenaga dan perkembangan otot tidak maksimal. Lakukan lebih banyak kontraksi atau jumlah rangkaian pada tiap-tiap set-nya dan anda akan mendapat hasil yang lebih baik dan memuaskan. Jumlah kontraksi mungkin di pengaruhi oleh beberapa faktor pada program latihan, nutrisi atau zat gizi, latihan dan bawaan keturunan jika keturunanya besar maka akan cenderung besar sebaliknya apabila keturunanya kecil maka akan cenderung kecil dan masa otot lebih kecil juga. Kita akan menerima keuntungan dari bentuk latihan beban selama anda mengerahkan tekanan yang cukup pada sejumlah pengulangan atau repetisi dan waktu relatif latihan yang lama.

Saat pertama kali melakukan latihan beban mengalami rasa sakit pada seluruh badan, tubuh akan menyesuaikan diri terhadap tekanan-tekanan pada latihan beban bila latihan beban dilakukan secara teratur dan bila mana intensitas latihan meningkat secara bertahap dalam jangka waktu yang cukup. Sebaliknya, bila intensitas dilakukan tidak teratur kemampuan tubuh untuk menyesuikan menjadi lebih kuat serta menjadi lebih bertahan dipaksa untuk menerima keadaan.peningkatan yang dramatis yang khas dapat terjadi pada kondisi demikian, kesenangan dan minat untuk berlatih adalah faktor yang mendorong untuk melakukan latihan. Saat motivasi atau dorongan untuk berlatih menurun masa latihan makin lama makin sulit sehingga, tidak lagi ada kemajuan dan perubahan. Rasa sakit otot tidak menghilang, yang menyebabkan keengganan untuk berlatih. Didalam menjalankan program latihan beban maka seseorang paling tidak harus melakukan latihan tiga kali dalam seminggu untuk menghasilkan kekuatan otot yang maksimal khususnya pada atlet. Kekuatan otot menurut M. Sajoto (1988 : 98) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuanya dalam mempengaruhi otot untuk menerima beban suatu kerja. Latihan yang dilaksanakan dengan betul biasanya menuntut banyak waktu dan tenaga apalagi latihan beban yang lebih identik dengan pembentukan otot dan tenaga.kerja keras yang diperlukan yang secara bertahap untuk meningkatkan intensitas latihan, untuk mengulang setiap bentuk latihan untuk meningkatkan latihanya. Oleh sebab itu tidak heran bahwa latihan mengakibatkan rasa bosan dan

malas. Maka untuk menghindari hal ini pada program latihan beban bisa melakukan variasi dalam latihan. Unsur dan komponen kebugaran otot merupakan faktor dominan, dan unsur variasi teknis yang terdapat pada macam alat dan latihan agar tidak mengalami rasa bosan. Untuk menghindari rasa bosan seorang instruktur fitness hendakya harus kreatif dan pandai-pandai mencari dan menerapkan variasi-variasi dalam latihan misalnya menciptakan bentuk variatif yang tujuanya adalah membentuk otot dada. Variasi yang dikreasikan dan diterapkan secara cerdik akan dapat menjaga terpeliharanya fisik maupun mental dalam berlatih. Sehingga dengan demikian timbulnya kebosanan berlatih sejauh mungkin dapat di hindari. Sesorang selalu membutuhkan hal baru yang inovatif dan kreatif untuk menghindari rasa malas untuk berlatih. Sebenarnya dalam latihan beban banyak sekali jenisnya dan berbagai macam multi fungsinya, misalnya untuk otot bagian dada sebenarnya tidak hanya bench press dan bent-arm fly tetapi juga ada mechine press, dumbell press, inclene press dan banyak sekali. Dari macam alat tersebut ada dua jenis kelompok yaitu alat mesin dan alat manual yang sama-sama memiliki fungsi untuk mengembangkan atau membentuk otot dada, akan tetapi untuk meneliti lebih dalam dan kemudahan dalam meneliti tentang dua alat tersebut maka peneliti hanya mengambil satu alat manual dan satu alat mesin yaitu bench press dan bent arm fly untuk latihan otot dada. Kedua alat ini memiliki karakter yang berbeda misalnya bench press alat ini termasuk beban bebas tidak ada sistem rangkaian penyeimbang hanya terdiri dari bangku penyangga tubuh, stik dan barbell yang cenderung lebih berat karena

dalam latihan kita harus menyeimbangkan sendiri dengan kedua tangan, sedangkan bent-arm fly adalah termasuk alat rangkaian, alat ini berbentuk rangkaian yaitu terdari dari stik, beban dan sebuah rangkain dari besi dan kabel untuk penyeimbang alat ini cenderung lebih ringan karena sudah ada rangkaian penyeimbang. Alat ini memiliki sistem kerja yang berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu untuk melatih otot dada. Otot yang terlibat dalam gerakan mengangkat pada latihan otot bagian dada adalah tentunya tubuh bagia atas, yang terdiri dari berbagai jenis otot bagian lengan, punggung, dan perut. Otot ini akan terlibat kontraksi pada saat kita melakukan latihan otot bagian dada. Dengan melihat latar belakang tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kedua alat tersebut memiliki pengaruh pada perkembangan otot dada pada

kebugaran dengan latihan beban apakah mempunyai pengaruh yang berbeda. Dari uraian di atas, maka alasan pemilihan judul penelitian adalah: 1.1.1. Sekarang sedang marak-maraknya orang-orang lebih memilih berolah raga dengan cara fitness karena alasan tertentu dan selain marakmaraknya olahraga ini tetapi juga menjadi sebuah industri olah raga yang sangat menjanjikan sekali hal ini terbukti dari banyaknya pusat latihan di masyarakat umum. 1.1.2. Tema ini jarang sekali ada yang membahas dalam skripsi padahal sekarang latihan beban menjadi industri olahraga yang sangat menjanjikan khusunya bagi mahasiswa olahraga yang harusnya dapat dimanfaatkan secara baik.

1.1.3.

Dalam latihan memiliki dua kelompok alat yang berbeda yaitu alat manual dan alat mesin yang mestinya dua alat tersebut memiliki pengaruh yang berbeda pada otot-otot bagian dada

1.1.4.

Melatih otot dada dengan latihan beban merupakan latihan yang sangat digemari atau diminati pada member khususnya di Fakultas Ilmu keolahragan Universitas Negeri Semarang, hal ini terbukti melalui survei para member yang lebih banyak melatih otot bagian dada. Dengan pertimbangan tersebut maka peneliti ingin menelti otot bagian dada dengan alat bench press (alat manual) dan bent-arm fly (alat mesin).

1.2 Permasalahan Sebuah penelitian tidak lepas dari permasalahan, sehingga perlu kiranya masalah tersebut untuk diteliti, dianalisis, dan dipecahkan. Setelah diketahui latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1.2.1 Adakah pengaruh latihan beban dengan menggunakan alat manual dan alat mesin pada proses pengembangan otot dada ? 1.2.2 Manakah yang lebih baik antara latihan beban dengan menggunakan alat manual atau alat mesin ?

1.3 Penegasan istilah Agar tidak ada persepsi yang berbeda, yang berkaitan dengan penelitian ini maka ada beberapa hal yang hendak tegaskan antara lain.

1.3.1

Latihan Latihan adalah suatau proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan

prinsip-prinsip yang bersifat alamiah. Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan program latihan yang disusun secara sistematis. Sedangkan menurut suharno HP (1983 : 70) latihan adalah penyempurnaan fisik dan mental organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi dengan diberi beban, beban fisik, mental yang teratur terarah meningkat. 1.3.2 Latihan beban Latihan hambatan dengan media beban yang bertujuan untuk

meningkatkan kebugaran otot, memeperoleh tenaga yang maksimal, merubah bentuk tubuh menjadi menarik karena masa otot yang menjadi besar akibat proses latihan yang meliputi penggunaan dumbell, barbell dan lain-lain. 1.3.3 Kekuatan otot Kekuatan adalah kualitas yang memungkinkan pengembangan otot dalam kontraksi yang maksimal (Moh. Subroto, 1975 :25). Semakin besar serabut otot seseorang, semakin kuat pula untuk bergerak dan dipengaruhi oleh faktor latihan. Umunya dipengaruhi oleh unsur-unsur struktur otot, khususnya volume otot (strauss, 1988 : 7) 1.3.4 Power Power adalah tenaga yang dihasilkan karena latihan. Tenaga bukanlah nilai yang absolut, tenaga adalah subjek yang berubah dan inilah yang membuat latihan beban begitu menarik.

1.3.5

Set dan repetisi M. Sajoto (1995 : 34) repetisi adalah jumlah ulangan mengangkat suatu

beban, sedangkan set set adalah suatu rangkaian kegiatan dalam satu repetisi sedangkan menuut harsono (1986 : 51) repetisi adalah ulangan angkatan yang kita lakukan untuk suatu beban tertentu. Dan ulanganya disebut set . 1.3.6 Alat manual Alat manual adalah alat yang digunakan dalam latihan beban yang tidak menggunakan rangkaian atau beban lepas penyeimbang yang cenderung lebih berat. 1.3.7 Alat mesin Alat mesin adalah alat yang digunakan dalam latihan beban yang terdiri dari sebuah rangkaian penyeimbang yang cenderung lebih ringan. 1.3.8 Penambahan ukuran otot Penambahan ukuran otot disebabkan karena hipertropi penambahan

pembesaran otot, hiperplasia adalah otot mengalami penambahan jumlah menjadi serat-serat baru, dan potensi gen adalah serat-serat yang baru tersebut menjadi besar. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan latihan beban otot akan mengalami penambahan ukuran melalui latihan dengan dua macam alat yang berbeda yaitu manual dan mesin yang mestinya dua alat tersebut memiliki hasil yang berbeda dan mana yang terbaik khususnya untuk latihan pada otot dada.

1.4 Tujuan penelitian Tujuan merupakan suatu dorongan dan arahan yang ingin di capai, sebab dengan tujuan seseorang akan dapat terdorong untuk dapat berbuat dan menyeleksi apa yang telah diperbuat tersebut. Perbuatan yang tanpa dilandasi dengan tujuan maka hasil yang di capai akan sulit untuk dilakukan evaluasi sehingga diketahui faktor pendukung serta hambatan yang ada. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.4.1 Mengetahui pengaruh latihan beban dengan alat manual dan dengan alat mesin pada proses pengembangan otot dada. 1.4.2 Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara latihan dengan alat manual atau latihan dengan alat mesin terhadap proses pengembangan dada

1.5 Manfaat penelitian Setiap hasil penelitian diharapkan bisa memeberikan manfaat bagi pengembangan ilmu ilmu yang dijadikan objek penelitian. Ada pun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah : 1.5.1 Memberikan petunjuk latihan beban dengan dua alat yang berbeda dan manakah yang paling baik digunakan untuk mengembangkan otot dada . 1.5.2 Memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara latihan beban yang benar tanpa harus takut cidera. 1.5.3 Dan memberikan pengetahuan tentang latihan dengan dua alat yang berbeda dengan tujuan yang sama.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakikat Latihan Latihan menurut Dietrich (1971) adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan prinsip-prinsip yang bersifat alamiah. Sedangkan menurut Suharno HP (1983 : 70) latihan dalah penyempurnaan fisik dan mental organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi dengan diberi beban, beban fisik, mental yang terarah meningkat. 2.1.1.1 Prinsip latihan Hidup ini sebenarnya adalah kancah dari kegiatan-kegiatan dan aktivitas fisik. Dimana-mana kita lihat orang berjalan, naik sepeda, berolahraga, menulis, dan sebagainya. Tanpa aktivitas jasmani tak mungkin kiranya mahluk akan dapat hidup terus. Agar senantiasa bugar untuk melakukan aktivitas jasmaniah tersebut maka orang harus mengembangkan faktor-faktor fisiknya untuk itu, misalnya keterampilannya, kekuatannya, daya tahannya, dan sebagainya. Orang juga harus berada dalam kondisi yang lebih baik dari kondisi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat mengatasi tekanan-tekanan hidup yang sering kali datang mendadak. Tekanan-tekanan hidup dapat berupa beban kerja yang lebih berat, krisis keuangan dengan segala komplikasinya, sakit, kematian dan sebagainya. Olahraga dalam hal ini akan dapat merupakan alat yang baik untuk memperbaiki dan perkembangan.

Riset dalam berbagai bidang pun ikut turut mendukung pengayaan teori dan metodelogi. Dengan olahraga telah dilibatkan untuk mendukung teori tersebut. Seorang pelatih hendaknya senantiasa berusaha untuk meningkatkan atletnya setinggi mungkin. Untuk itu, pelatih dengan sendirinya harus senantiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuan teori dan metodelogi latihanya. Orang melakukan training yaitu tujuan serta sasaran utama dari latihan adalah membantu meningkatkan prestasi semaksimal mungkin. 2.1.2 Latihan beban Latihan beban dilakukan seseorang untuk memperoleh kebugaran otot pada umumnya, melalui media latihan dengan beban tujuannya adalah : memperoleh tenaga yang maksimal, menghasilkan otot yang besar dan lain sebagainya. Latihan beban meliputi beberapa macam jenis alat yaitu : dumbell, barbell, mesin pembakar kalori dan lain sebagainya. Salah satu keuntungan dari kebugaran otot adalah tenaga yang merupakan hasilnya yang dapat terlihat dalam latihan, tenaga meningkat bila tekanan yang memadai dilakukan pada serat-serat otot dan protein yang berkontraksi. Tekanan yang dibutuhkan kira-kira tenaga semaksimal mungkin. Jika anda melakukan kontraksi yang memebutuhkan tekanan sedikit, anda tidak akan menghasilkan banyak tenaga. Waktu kontraksi, total jumlah kontraksi atau metabolisme juga mempengaruhi perkembangan tenaga (Smith dan Rutherford, 1995). Lakukan lebih banyak kontraksi dan anda akan mendapat hasil yang lebih baik. Jumlah kontraksi mungkin tergantung pada tingkat latihan, nutrisi, bentuk latihan tenaga, selama anda mengerahkan tekanan yang cukup pada sejumlah pengulangan dan waktu.

2.1.3 Dasar-dasar mengangkat dan spotting Pengetahuan tentang bagaimana cara menggunakan peralatan latihan

beban secara aman, konsentrasilah pada dasar kemampuan mengangkat serta menggunakan barbell, dumbell, lempengan beban atau benda berat apapun dilantai. Saat ini juga penting untuk belajar dasar-dasar spotting latihan beban. Dasar-dasar mengangkat dan spoting itu penting, mengangkat merupakan kemampuan dasar yang digunakan setiap hari didalam ruang latihan, di rumah, atau di tempat kerja. Mempelajari dasar-dasar utama latihan beban secara tepat dapat mengurangi kemungkinan anda melukai diri sendiri dan meningkatkan kesempatan anda untuk memperoleh hasil yang sebaik-baiknya dari masa latihan ini yang penting dalam program-program latihan beban secara aman dan efektif adalah teknik latihan tepat. Latihan yang dilakukan secara tepat dapat menghindari tegangan-tegangan pada otot. Teknik yang tepat juga memberikan hasil yang cepat pula, karena posisi pada sudut dimana otot-otot dapat diberi usaha rangsangan yang terbaik untuk meningkat. Menggunakan teknik pernafasan yang baik dapat menghindari anda dari kehilangan kesadaran yang dapat membahayakan keselamatan anda. 2.1.2.1 Teknik-teknik mengangkat yang tepat Teknik mengangkat meliputi empat hal utama : a) Menggunakan grip yang baik b) Memiliki posisi yang stabil digunakan mengangkat c) Menjaga agar beban yang diangkat dekat dengan tubuh

d) Belajar untuk menggunakan kaki anda bukan punggung anda untuk mengangkat. 2.1.2.2 Cara menggunakan bar Pada saat menentukan grip ada dua hal yang harus dipertimbangkan yaitu jenis grip yang dipergunakan dan dimana serta sejauh mana kedua tangan memegang barnya. Gripnya yang mungkin dapat digunakan untuk mengangkat bar dari lantai, ada tiga cara yaitu : a) Kedua ibu jari mengarah satu sama lain. b) kedua telapak diatas dan kedua ibu jari saling bertentangan arahnya c) kedua ibu jari menunjuk kearah yang sama. 2.1.3.3 Lebar grip Pada beberapa latihan lebar grip adalah menempatkan pada kedua tangan selebar pundak dan pada jarak yang sama dari lempengan-lempengan beban. Hal ini juga disebut grip umum. Beberapa latihan membutuhkan grip yang pendek, sedangkan ada juga yang membutuhkan grip lebar. Anda juga harus belajar mengenali dari setiap grip untuk latihan, dimana anda menempatkan tangan sehingga bar berada pada posisi yang baik. Grip yang tidak seimbang dapat menyebabkan cidera parah. Biasakan menggunakan bar yang kasar. Cara mengambil nafas dalam latihan, bernafas secara baik termasuk mengeluarkan nafas secara bekerja atau pengeluaran tenaga latihan, dan menarik nafas selama fase mengendorkan otot. Jadi, saat mengangkat bar keluarkan nafas saat bar melewati bagian yang paling sukar dari pengangkatan itu tariklah nafas saat anda sedang menurunkan beban. Sadarilah bahwa anda akan

berkecenderungan untuk menahan nafas selama fase pengeluaran tenaga. Hal ini harus dihindari, karena berbahaya!. Dengan tidak mengeluarkan nafas, anda akan menguranginya kembali darah ke jantung, yang juga akan menguranginya darah ke otak. Bila otak tidak mendapat darah yang kaya oksigen, anda akan menjadi pusing dan kehilangan kesadaran. Ini merupakan cara bernafas yang tidak tepat untuk semua jenis latihan, khususnya berbahaya ketika anda sedang melakukan latihan overhead. Bila anda mengidap penyakit tekanan darah tinggi, penting sekali bagi anda menggunakan cara bernafas yang tepat pada setiap latihan. Hindarilah juga bernafas secara cepat diantara usaha-usaha, karena ini dapat menyebabkan rasa pusing dan mual. Bila bernafas secara cepat, anda melakukan latihan secara cepat pula, menarik dan mengeluarkan nafas pada saat salah, ataupun kedua-duanya. Tanggung jawab spotter, pengertian spotter adalah seseorang yang membantu, sebagaimana dibutuhkan dalam pelaksanaan sebuah latihan. Dalam ruang latihan beban spotter memegang peranan penting dalam membuat latihan beban yang aman. Sebagai seorang spotter anda harus sadar bahwa ketidak pedulian dalam ruang latihan beban dapat menyebabkan cedera-cedera yang sangat parah. Tidak semua latihan membutuhkan spotter, tetapi latihan seperti bench press dan bent-arm fly dengan menggunakan peralatan bebas dan mesin dapat menghasilkan cedera parah bila tidak ditangani secara tepat. Orang-orang yang anda bantu bergantung kepada anda. Janganlah meremehkan tanggung jawab anda sebagai spotter. Baca dan perhatikan dengan seksama.

2.1.4 Prinsip latihan beban 1) Prinsip overload Bahwa latihan yang diberikan harus cukup berat, serta harus dilakukan berulang kali dengan intensitas yang cukup tinggi (M. Sajoto, 1988 : 42). Menurut Suharno HP (1985) latihan harus mengakibatkan penekanan fisik dan mental. Prinsip overload ini adalah prinsip latihan yang paling mendasar dan paling penting, oleh karena itu apabila tanpa prinsip ini didalam latihan tidak mungkin prestasi seseorang akan meningkat. Prinsip ini bisa berlaku baik dalam melatih aspek-aspek fisik, teknik, maupun mental. Prinsip ini mengatakan bahwa latihan beban memberikan seseorang haruslah latihan dengan sangat keras, serta memberikan berulang kali dengan intensitas yang cukup tinggi. Kalau latihan dilakukan secara sistematis maka diharapkan dapat beradaptasi semaksimal mungkin kepada latihan berat yang diberikan pelatih, serta dapat bertahan terhadap stress yang ditimbulkan latihan yang berat tersebut, baik stress fisik maupun mental. Disini yang dimaksud stress adalah segala sesuatu yang kita rasakan berat dan menekan. Stress dapat berupa stress fisik, misal melakukan latihan sangat berat, stress mental atau emosional misalnya rasa tertekan dalam latihan yang sangat berat. Kita tahu bahwa fisiologi dalam tubuh kita pada umumnya mampu untuk menyesuaikan diri dengan berbagai latihan dan tantangan yang lebih berat dari beban yang biasa kita jumpai sehari-hari. Dalam olahraga prestasi maka harus selalu berlatih dengan beban yang berat dari yang mampu dilakukan saat itu atau

dengan kata lain dia harus senantiasa berusaha untuk berlatih dengan beban kerja diambang rangsang kepekaannya (treshold of sensitivty). Kalau beban ringan tidak ditambah (tidak overload), maka berapa pun kita berlatih peningkatan prestasi tidak akan mungkin. Jadi faktor beban lebih atau overload merupkan faktor yang sangat menentukan dalam kemajuan latihan. 2) Prinsip progresif Prinsip progresif adalah penambahan beban dengan memanipulatif intensitas, repetisi dan lama latihan. Penambahan beban dilakukan dengan meningkatkan beban secara bertahap dalam pogram latihan. Progresif artinya adalah apabila otot lelah menunjukkan gejala kemampuannya meningkat, maka beban ditambah untuk memberi stress baru bagi otot yang bersangkutan. 3) Prinsip reversibel Kualitas fisik yang diperoleh akan menurun kembali apabila tidak dilakukan latihan dalam waktu tertentu oleh karena itu latihan harus berkelanjutan atau berkesinambungan. 4) Prinsip kekhususan latihan Pada latihan tiap otot hendaknya tidak bersamaan dalam melakukan program latihan misalnya dalam pembentukan otot dada dalam menjalankan latihan hendaknya fokus ke latihan otot dada saja tidak latihan otot yang lain agar latihannya maksimal.

2.1.5 Bagian (set) dan repetisi M. Sajoto (1995 : 34) Repetisi adalah jumlah ulangan mengangkat suatu beban, sedangkan set adalah suatu rangkain kegiatan dalam satu repetisi. Sedangkan menurut Harsono (1986 : 51) repetisi adalah ulangan angkatan yang kita lakukan untuk suatu beban tertentu dan setiap ulangannya disebut set.

2.1.6 Pertimbangan Fisiologi Bila latihan beban dilakukan secara teratur dan disertai kebiasaan makan yang baik, berbagai sistem tubuh akan berubah secara positif. Otot-otot menjadi kuat, dapat memikul beban kerja yang lebih besar, dan akan memperlihatkan rasa lelah dengan bertambahnya masa latihan. Sistem neomoskular akan berfungsi secara harmonis, karena otak belajar untuk menyeleksi serat-serat otot yang memiliki keperluan khas untuk melaksanakan berbagai beban, kecepatan gerak, dan pola gerakan yang dibutuhkan dalam bermacam-macam pola latihan. Beberapa perubahan juga terjadi pada sistem cardiovascular, walaupun perubahan ini minimal. Respon-respon yang bersifat menyesuikan diri pada latihan akan jelas. Atas dasar sruktur dan fungsi, jaringan otot dikategorikan kedalam tiga jenis otot : otot polos, otot lurik dan otot jantung. Pada aktivitas seperti latihan beban, pengembanagan otot rangka sangat penting, otot lurik juga disebut otot rangka melekat pada tulang melalui tendon. Otot rangka memberi respon pada rangsangan yang dilakukan dengan sengaja (dari otak). Gambar otot polos, otot rangka, otot lurik sbb :

Gambar.1.1 Jenis-jenis otot Beberapa efek dari latihan beban terjadi pada sistem saraf. Dengan latihan kita dapat memiliki hambatan yang lebih sedikit, baik sistem saraf sentral atau dari reseptor otot. Latihan pengulangan memungkinkan kita semakin efisien, lebih terampil dalam menggunakan tenaga. Dengan demikian, latihan sendiri dapat menghasilkan beberapa peningkatan di tahap awal latihan. Kontraksi yang tidak

disengaja dapat menimbulkan perubahan pada otot, tapi tidak mengajarkan cara berkontraksi pada sistem saraf (Masey, Nelson, Sharkey, comden, 1965). 2) Jenis-jenis kontraksi otot Terdapat tiga jenis kontraksi otot yaitu : 1) Kontraksi otot statis adalah sebuah kontraksi dikatakan statis bilamana terbentuk tegangan otot tetapi tanpa terlihat adanya pengerutan atau perpanjangan otot. Sewaktu pengulangan gerak pada latihan merupakan titik puncak akan tetapi dimana terjadi penghentian dari semua gerakan. Otot pada saat ini terjadi kontraksi statis, misalnya bilamana kita melihat seorang yang berusaha mengangkat besi dari atas dadanya pada gerakan (bench press). 2) Kontraksi konsentris apabila terjadi tegangan pada sebuah otot dan otot itu mengkerut, misalnya otot bisep pada dumbell digerakan keatas kearah pundak atau sewaktu otot dada mengkerut ketika lengan bagian atas ditarik keatas pada permulaan bench press. Bila mana terbentuk tegangan dalam otot serta terjadi kontraksi konsentris terjadilah latihan positif

Gambar 1.2 kontraksi konsentris

3) Kontraksi eksentris yaitu kontraksi yang terjadi bila terbentuk otot memanjang dengan pengerutan otot, contoh pada saat melatih otot lengan pada fase penurunan dumbell otot mengalami pemanjangan.

Gambar 1.3 Kontraksi eksentris Penyebab penambahan ukuran otot adalah hipertropi, hiperplasia, potensi genetis. 1) Hipertropi Penambahan ukuran otot sering kali disebabkan bertambah besarnya seratserat otot yang ada, serat-serat memang sudah ada sejak lahir. Miofibril protein yang sangat halus aktin dan miosin didalam serat bertambah membuat serat menjadi lebih besar. Akibat kolektif dari bertambah besarnya di dalam masingmasing serat merupakan penyebab dari perubahan-perubahan ukuran otot.

Gambar 1.4 Hipertropi sebelum latihan (a) dan setelah latihan (b). Perhatikan perubahan-perubahan diameter filamen-filamen protein yang membentuk myofibril. 2) Hiperplasia Walaupun hipertropi merupakan penjelasan yang secara umum dapat diterima mengapa otot menjadi lebih besar, ada penyelidikan-penyelidikan yang mengatakan bahwa serat-serat itu membagi diri membentuk serat-serat lain. Pembagian ini diperkirakan menjadi penyebab penambahan ukuran otot. 3) Potensi genetis Bilamana hipertropi kita terima sebagai proses dimana serat-serat yang sudah ada menjadi lebih besar, kita juga menerima pemikiran bahwa terdapat juga pembatasan-pembatasan (genetis) mengenai kemampuan otot menjadi lebih besar. Penambahan ukuran ini terjadi karena serat yang sudah ada mengalami pembesaran. Sebagaimana kita tahu bahwa ada orang dilahirkan dengan pelekatan tendon otot yang baik bagi pengembangan tenaga, hal yang sama juga dapat terjadi pada jumlah serat-serat otot yang lebih banyak, karena itu potensi genetis mereka bagi pertumbuhan otot juga lebih besar. Tanpa memperdulikan kondisi genetis anda, tantangan terhadap anda adalah untuk merancang sebuah program latihan yang efektif dan rajin berlatih sehingga anda dapat berkembang kearah potensi penuh. Jenis serat otot dikategorikan dua jenis dasar, masing-masing dengan transmisi pengiriman yang khas. Jaringan otot-otot yang berkemampuan kejutan

cepat dapat menghasilkan tenaga yang besar tetapi cepat lelah dalam latihan. Secara khas otot sejenis ini akan cepat bertambah menjadi lebih besar. Serat-serat berkemampuan kejutan cepat, karena kemampuan bertenaga yang besarnya diatur selama latihan beban jenis otot ini biasanya digunakan pada cabang yang memebutuhkan tingkat kekuatan yang sangat besar seperti (tolak peluru, lempar cakram, lempar lembing, sepak bola). Serat yang berkemapuan perlahan tidak mampu mengeluarkan tenaga yang besar tetapi sifat ketahanannya lebih baik yaitu otot ini dapat berkontraksi selama jangka yang panjang sebelum timbul kelelahan. Serat-serat berkemampuan perlahan untuk cabang-cabang yang berorientasi pada even-even aerobik misalnya (lari jauh, renang, bersepeda, dll) yang membutuhkan tenaga lebih kecil Thomas R. Baechle dan Barney R. Groves : 1997). Jenis serat dan potensi genetis tidak setiap orang memiliki proporsi seratserat berkemampuan kejutan cepat dan kejutan perlahan yang sama. Mereka yang memiliki lebih banyak serat-serat berkemampuan kejutan cepat memiliki potensi genetis lebih besar untuk menjadi lebih kuat dan karena itu akan berhasil dalam olahragayang bergantung pada kekuatantertentu atau dalam aktivitas seperti latihan beban. Sebaliknya mereka yang memilki serat-serat berkemampuan kejutan perlahan memilki potensi genetis yang lebih besar untuk berhasil dalam even-even yang membutuhkan tingkat tenaga yang lebih rendah dan tingkat ketahanan yang lebih besar.

2.1.7 Cardiovaskuler

Akibat latihan beban pada kebugaran cardiovaskuler yang secara khas disebut juga sebagai perubahan dalam pemakaian oksigen (kemampuan untuk mengangkut dan menggunakan oksigen oleh otot) telah dipelajari oleh para ilmuan. Tampaknya aman untuk mengatakan bahwa program latihan beban dengan menggunakan beban-beban yang berat, tetapi pengulangan yang sedikit serta istirahat yang panjang antar set akan berpengaruh sangat minim pada kebugaran cardiovaskuler. Akan tetapi, bila beban ringan atau sedang dan waktu atau jarak antar set singkat atau sebentar, akan mengalami peningkatan pemakaian oksigen yang moderat diharapkan akan mempengaruhi tingkat kebugaran otot pada saat melaksanakan program latihan.

2.1.8 Komponen kebugaran otot 1) Power Sangat penting jika pekerjaan anda membutuhkannya, olahraga tertentu bagi seseorang yang melakukan aktivitas favorit, dan terutama bagi yang berusia lanjut. Dalam tahapan awal kehidupan kita, seiring dengan bertambahnya usia, tenaga menurun dengan lambat, khususnya jika digunakan. Tetapi usia antara 55 tahun sampai 60 tahun penurunan itu sangat cepat. Sepanjang hidup kita membutuhkan tenaga untuk menghindari cedera atau kronis, kondisi gawat, dan mengerjakan aktivitas sehari-hari. Kurangnya kebugaran otot mengarah pada kurangnya aktivitas yang memepercepat hilangnya tenaga. Tenaga yang dapat kita kembangkan dipengaruhi saraf-saraf selama masa latihan dimana kepadatan otot yang terjadi serta

komposisi jenis serat otot merupakan respon terhadap latihan. Tenaga adalah sebagai kekuatan maksimal yang dapat dikerahkan dalam satu kontraksi yang sengaja. Kebanyakan orang menggunakan tenaga lebih banyak tenaga dari yang dapat dilakukan. Dalam satu percobaan Ikai dan Steinhaus (1961) menunjukkan bahwa peningkatan yang berati dapat diperoleh dari senapan, teriakan, kotraksi. Individu yang tidak terlatih menghambat ekspresi tenaga yang sesunggguhnya hambatan tersebut terletak pada otak dan reseptor. Salah satu efek latihan adalah mengurangi hambatan tersebut memungkinkan ekspresi tenaga yang sempurna. Tenaga bukanlah nilai yang absolut, tenaga adalah subjek yang berubah dan inilah yang membuat latihan begitu menarik. Latihan dengan menggunakan daya hambat sekarang telah diakui pentingnya memelihara kekuatan demi kesehatan jika usia semakin bertambah. Latihan beban yang konsisten membantu mempertahankan masa tulang dan otot-otot saat usia bertambah. Bagi wanita, latihan penguatan disertai dengan latihan aerobik juga dapat melindungi mereka dari kemunduran kondisi tulang pasca menopause dan osteoporosis di usia tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi penambahan tenaga karena dipengaruhi perubahan-perubahan saraf selama masa latihan di mana kepadatan otot yang terjadi serta komposisi jenis serta otot anda merupakan respon anda terhadap latihan. Kekuatan adalah kemampuan untuk mengeluarkan tenaga secara maksimal dalam satu usaha. Hal ini diukur dengan menentukan satu repetisi usaha maksimum yang sering disebut 1RM. Perubahan saraf satu alasan telah diajukan bagi penambahan tenaga yang terjadi sebagai respon terhadap latihan beban. Satu

dikaitkan dengan perubahan-perubahan saraf serta yang lainnya menyangkut penambahan kepadatan otot. Istilah saraf berhubungan kerja samanya sistem saraf dengan sistem otot untuk menambah tenaga. Dalam kerja sama itu, saraf yang berhubungan dengan otot tertentu diajar bilamana harus mengirim rangsangan. Karena itu, terjadilah perbaikan dalam teknik yang memungkinkan pelayananpelayanan berat lebih efisien. Melalui pengulangan dari satu gerak latihan ini tubuh seseorang menjadi lebih mampu mengatur serat otot. Jadi, terdapat faktor-faktor yang membantu terjadinya perubahan-perubahan tenaga, dimana diantaranya mungkin cukup dramatis. Pada umumnya telah diakui bahwa faktor ini menyebabkan peningkatan tenaga pada minggu-minggu permulaan. Hubungan dengan kepadatan otot walaupun faktor belajarnya saraf akan terus memegang peran, penambahan tenaga terus-menerus sebagian besar dikaitkan dengan penambahan kepadatan otot. Pada saat penampang otot menjadi besar (karena masing-masing serat otot menjadi lenih besar dan kuat), begitu juga kemampuan otot untuk mengeluarkan tenaga. Karena itu saraf merupakan faktor penambahan tenaga pada masa permulaan latihan, sedangkan penambahan kepadatan otot bertanggung jawab atas perubahan-perubahan yang terlihat kemudian. Penambahan tenaga apa yang diharapkan itu semua tergantung dari kebiasaan- kebiasaan latihan serta tingkat tenaga pada saat testing pertama kelompok otot yang dievaluasi, kepadatan program latihan, panjangnya masa latihan (minggu, bulan, tahun), serta potensi gen, peningkatan tenaga disebabkan

latihan yang tidak maksimal. Kemajuan akan terlihat bagi mereka yang sebelumnya belum pernah menjalankan program latihan beban maupun programprogram yang menyangkut pembesaran pada otot pengangkatan beban berat. Jenis-jnis tenaga adalah : a) Tenaga dinamis Kontraksi yang dikembangkan ketika Delorme dan Watskin (1951) membuat formula untuk sukses. Singkat kata, formula tersebut membutuhkan latihan dengan intensitas tinggi dan pengulangan rendah. Variasi dari formula tersebut masih digunakan tinggi. Sering juga disebut dengan isotonik, tenaga dinamis didefinisikan sebagai berat maksimal yang dapat diangkat pada satu usaha. Ini sebenarnya merupakan ukuran tenaga pada bagian mengangkat yang terberat, biasanya pada gerakan awal. Karena keuntungan mekanis dari sistem otot pengangkat berubah, gerakan pengangkat menjadi lebih mudah setelah anda mengatasi hambatan awal. Pengukuran tenaga dinamis dikaitkan dengan dengan performa dalam olahraga dan kerja. Angkat beban manual atau beban lepas atau latihan dengan alat mesin atau rangkaian adalah bentuk latihan tenaga dinamis. Iso berarti sama dan tonik sehat berarti isotonik adalah sama sehat. b) Tenaga statis Ukuran tenaga statis dilakukan ketika seseorang mengerahkan tenaga maksimal melawan objek yang tidak dapat dipindahkan. Juga disebut tenaga iso metrik, tenaga spesifik dengan sudut dimana tenaga tersebut dilatih, ini banyak memberitahukan tentang tenaga dinamis atau tenaga melalui jangkauan gerakan. Kontraksi statis digunakan dalam rehabilitasi dan untuk mendapatkan tenaga pada

titik sulit pengangkatan misalnya angkat besi pada waktu akan mengangkat beban yang diam. Metrik berarti panjang, isometrik berarti sama panjang. c) Tenaga isokinetik Tenaga ini diukur dengan alat elektronik atau hidrolik yang mahal. Alat ini menujukkan out put tenaga melalui serangkaian gerakan. Walaupun alat ini menjadi alat tes yang terkenal dan bantuan dalam latihan, masih belum jelas sejauh mana tenaga melalui jangkauan gerakan dikaitkan dengan performa. (kinetik artinya gerakan , isokinetik berarti kecepatan tetap). 2) Fleksibelitas Untuk mencapai keseimbangan total, penting bagi anda untuk memiliki fleksibelitas atau kelenturan tubuh. Dengan memasukkan gerakan peregangan dasar dalam rutinitas fitness, anda dapat mencegah dan mengurangi rasa sakit dan tegang pada otot. Alasan terbaik untuk melakukan stretching atau peregangan adalah karena gerakan ini menyenangkan jika dilakukan dengan benar. Kuncinya adalah rileks dan mendengarkan tubuh. Anda juga dapat menambah sesi fleksibelitas dalam program fitness anda setiap minggunya. Peregangan yang sempurna akan mengurangi tekanan pada otot dan memingkinkan bergerak bebas. Kelenturan yang berlebihan bukanlah sasaran yang diinginkan hanya untuk permulaan.

Walaupun bukan merupakan bagian dari panduan, fleksibelitas penting bagi anda untuk melakukan latihan yang membutuhkan gerakan menjangkau atau berputar. Misalnya, kelenturan pinggul penting untuk mencegah sakit pada punggung

bagian bawa. Latihan peregangan juga meningkatkan kelenturan sendi-sendi utama tubuh. 3) Endurance Adalah kemampuan untuk melaksanakan kontraksi otot yang berulang kali (mempergunakan beban sedang) selama waktu tertentu, atau kemampuan untuk memperpanjang waktu sebelum timbulnya kelelahan otot. Hal ini berbeda dengan kekuatan atau tenaga, ukuran sebuah usaha yang habis-habisan. Tetapi juga ada kesamaan dengan kekuatan tenaga, yaitu bahwa ketahanan spesifik dengan otot atau otot-otot yang terlibat. Misalnya, sebagai akibat melakukan sejumlah besar pengulangan latihan, akan meningkat ketahanannya. Latihan beban akan menyebabkan dua cara peningkatan ketahanan yaitu meningkatkan sifat-sifat anaerobik dalam otot serta mengurangi jumlah serat otot yang terlibat aktivitas permulaan, sehingga menyimpan sejumlah serat otot sebagai cadangan jika suatu saat aktivitas berkelanjutan. Penguran jumlah serat yang terlibat ada hubungannya dengan peningkatan tenaga yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan yang masih harus dikerjakan yang masih harus dilakukan dengan menggunakan usaha yang lebih kecil. Misalnya, bila anda harus melakukan latihan beban.

2.1.9 Perubahan pada latihan beban Membuat perubahan-perubahan untuk menjaga pengulangan gerak. Latihan pada 12 sampai 15 pengulangan apabila sudah terbiasa latihan bertenaga sebagai respon terhadap latihan. Peliharalah semangat yang tinggi agar melakukan

semua latihan dengan teknik yang sangat baik. Suatu pendekatan yang konsisten akan mempermudah untuk mengetahui apabila tubuh sudah terbiasa, sebagaimana terbukti dengan pengulangan-pengulangan gerak latihan yang diselesaikan. Bilamana sudah melakukan 2 atau lebih pengulangan gerak latihan jumlah yang diinginkan pada 2 hari berturut-turut lihatlah daftar penyesuaian beban, apabila terjadi peningkatan maka lakukanlah penambahan-penambahan yang tepat pada latihan beban. Bila menggunakan peraturan-peraturan dalam latihan akan mempermudah mengingat kapan saat berat beban harus ditambah, bilamana saat beban terlalu berat untuk beberapa pengulangan, maka lihatlah daftar penyesuian beban dan lakukan pengurangan yang sesuai pada beban.

2.1.10 Latihan otot dada Beberapa latihan yang digemari atau melatih otot bagian dada, dalam latihan beban dibedakan dengan dua alat yaitu alat manual dan alat mesin. Mengapa orang menyukai atau lebih suka melatih otot ini, karena otot ini akan banyak membantu dalam membentuk tubuh bagian atas yang menarik 1) Latihan dengan beban bebas Bilamana anda mempunyai kesempatan untuk melakukan latihan beban bebas, anda dapat memilih latihan bench press untuk mengembangkan dada anda. a) Bench press Salah satu cara melatih untuk mengembangkan otot dada adalah bech press langkah-langkahnya sebagai berikut: pertama duduk pada bagian ujung

bangku punggung mengadap bangku, merebah kedua kaki mengangkang pada sisi bangku kira-kira selebar bahu. Ketiga titik sentuh bangku kedua kaki mengangkang kedua sisi bangku dan kaki pada lantai. Keempat geserlah kearah penahan barbell tegak sampai kedua mata tepat dibawah bagian muka, saat bar masih berada diatas penahannya dengan overgrip dalam jarak yang merata posisi tangan selebar pundak. Dari posisi ini dorong bar sampai terlepas dari penahannya dan posisi siku lurus dengan kedua pergelangan tangan tepat diatas kedua siku anda. Berhentilah sebentar dengan bar posisi lengan tegak lurus keatas dan perlahan barnya diturunkan ke dada. Begitu bar menyentuh dada perlahan doronglah keatas ke posisi perpanjangan siku, buanglah nafas saat melewati ganjalan yang terjadi ketika bar kurang lebih pada pertengahan gerakan keatas. Teknik asisten atau spotter pada gerakan bench press adalah berdiri di depan kepala kawan kira-kira 2 sampai 6 inch dari bangku dan ditengah kedua penahannya. Untuk membantu kawan anda mengeluarkan bar dari penahannya, peganglah bar, letakan kedua tangan secara rata diantara kedua tangan kawan. Apabila kawan anda berkata oke dengan hati-hati geserlah bar keluar dari penahannya dan bimbinglah ke posisi siku lurus diatas dada. Sebelum melepaskan barnya, pastikan siku kawan anda lurus keatas. Berlatihlah agar proses pelepasan barbell dari penahanya berjalan selancar mungkin, karena hal ini merupakan suatu bakat. Bilamana proses pelepasan ini terlalu rendah atau tinggi, atau terlalu kemuka atau terlalu dekat (pada tempat penahanya), hal ini akan menggangu stabilitas posisi kawan anda diatas bangku, yang dapat menyebabkan proses latihan yang kurang baik atau cidera.

Gambar 1.5 Alat bench press

2) Latihan mesin Bilamana memiliki kesempatan untuk menggunakan mesin dengan cara atau unit multiple atau unit tunggal, anda dapat memilih latihan bent-arm fly membentuk otot dada anda. 1) Bent-arm fly Ambilah posisi duduk dengan punggung anda tepat pada sasaranya. Atur tempat sehingga kedua pundak sejajar dengan overhead camny. Duduklah dengan tegak, pandangan lurus kemuka, dan letakkan kedua lengan bawah anda ketempatnya, dengan kedua siku sejajar pundak genggamlah setiap handle dengan ibu jari dan telunjuk anda. Dalam posisi ini, doronglah dengan kedua lengan bagian bawah sampai bantal-bantal menyentuh dada anda. Keluarkan nafas saat kedua siku anda saling bertemu. Berhentilah sebentar dalam posisi ini. Dan kemudian perlahan kembali pada posisi permulaan sambil mengeluarkan nafas.

Kesalahan-kesalahan

umum

pada

latihan

bent-arm

fly

termasuk

penempatan tubuh pada peralatan, penempatan kepala dan tubuh bagian atas selama melakukan latihan, dan menekan dengan tangan bukan dengan lengan bagian bawah. Peringatan khusus saat melakukan bench press ada dua yaitu ketika anda sebagai spotter, harus waspada secara khusus. Yang pertama adalah saat dimana bar berada setengah jalan gerakan keatas, pada titik ini ada kecenderungan dari pergelangan tangan untuk terbalik, menyebebekan bar secara cepat jatuh kearah leher atau muka kawan kita. Bila hal ini terjadi, tahanlah bar secara cepat (dengan kedua lutut anda sedikit menekuk) dan bantulah meletakan barnya keatas penahannya. Saat lain harus diwaspadai adalah saat bar bukan diletakan keatas tetapi didorong keatasnya, bar mungkin akan jatuh kearah muka kawan kita sebagai seorang spotter, anda harus dapat segera menangkapnya atau menahannya, dan membantu meletakanya bar kepenahannya. Anda harus terus membantu mengangkatnya dan memebimbing bar sampai sudah berada pada tempat penahannya dan anda mendengar tanda oke dari kawan anda. Gambar 1.6 bent-arm fly

2.2 Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang dikemukakan hipotesisnya adalah : 1. Ada pengaruh terhadap proses pengembangan otot dada latihan beban dengan alat manual dan dengan alat mesin terhadap pengembangan otot dada. 2. Latihan beban dengan menggunakan alat manual akan baik dibanding menggunakan alat mesin terhadap proses pengembangan otot dada. Karena, latihan dengan alat manual yaitu gerakan bench press lebih menekan dibandingkan pada alat mesin yaitu bent arm-fly maka dirumuskan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi dibatasi dengan jumlah individu yang sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1987 : 220) Pengertian diatas mengandung maksud bahwa populasi dalam penelitian adalah seluruh individu yang akan dijadikan sebagai objek penelitian dan keseluruhan individu harus memiliki sifat yang sama. Populasi penelitian ini adalah : member fitness di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Jumlah keseluruhan member fitness di Fakultas Ilmu Keolahragaan adalah sejumlah 484 orang.

3.2 Penentuan Sampel Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1996 : 92). Sutrisno Hadi mengatakan bahwa

sampel adalah sebagian individu yang teliti. Sampel pada dasarnya ditentukan penelitian sendiri berdasarkan pertimbangan : tujuan, masalah, hipotesis. Dan metode penelitian disamping pertimbangan waktu, tenaga dan biaya. Besarnya tidak ditentukan baku atau rumus pasti. Seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi bahwa sebenarnya tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak beberapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi (Sutrisno Hadi, 1993 : 73) Pertimbangan dan kriteria pengambilan sampel sebagai berikut : 1) Member yang rutin melakukan latihan sesuai jadwal setiap sore rata-rata 22 orang. 2) Latihan tiga kali dalam seminggu. 3) Laki-laki sebanyak 22 orang. Adapun teknik pemilihan sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah quota sampling dalam pengumpulan data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi syarat ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut. Biasanya subjek yang dihubungi adalah subjek yang mudah dihubungi sehingga pengumpulan datanya mudah, yang terpenuhinya jumlah quota yang telah ditetapkan.

3.3 Variabel penelitian Variabel penelitian adalah gejala bervariasi, gejala adalah objek penelitian, jadi variabel adalah objek bervariasi (Suharsimi Arikunto, 1996 : 99). Dalam penelitian ini menggunkan dua variabel bebas dan satu terikat, yaitu :

1) Variabel bebas meliputi : latihan bench press (alat manual) dan latihan bentarm fly (alat mesin). 2) Variabel terikatnya perkembangan otot dada.

3.4 Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang merupakan salah satu langkah dalam penelitian, karena akan berhubungan dengan data yang diperoleh selama penelitian.. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan pola M-S ( matched by subjek). Seperti sudah dijelaskan bahwa data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis , yaitu : fakta, pendapat dan kemampuan. Untuk mengkur ada tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes (Arikunto : 97). Instrumen yan berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian prestasi, biasanya tes dilakukan pada sebelum, selama, sesudah menjalankan program latihan hal ini untuk mengetahui seberapa besar peningkatanya selama menjalankan latihan

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dan pengambilan data ini dilaksanakan di laboratorium fitness Fakultas Ilmu keolahragaan. Pengambilan data awal pada tanggal 7 maret 2007 dan sekaligus pelaksanaan program latihan untuk pertama kali dan penelitian berakhir pada tanggal 6 april 2007 waktu pelaksanaan adalah jam 15.00 sampai selesai di Lab Fitnes Fakultas Ilmu Keolahragaan.

3.6 Instrumen Penelitian Otot akan mengalami peningkatan apabila tekanan yang memadai dilakukan pada serat otot akan mengalami perkembangan menjadi besar dan ukuran otot akan menjadi bertambah. Dan apabila tekanan sedikit menghasilkan perkembangan otot tidak maksimal (Smith dan Rutherford, 1995). Dalam penelitian ini menggunakan satu instrumen penelitian, yaitu hasil pengukuran pengembangan otot dada dengan cara mengukur lingkar dada pada pre test dan post test. Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui manakah dari kedua alat tersebut yang lebih cepat dan tepat dalam program latihan pengembangan otot dada (pectoral). Dalam penelitian ini diukur dengan alat meter atau cm, dengan cara mengukur lingkar dada sebelum menjalankan program latihan dan sesudah menjalan program latihan maka akan dapat diketahui

manakah diantara dua alat tersebut yang lebih baik mengembangkan otot dada. Di dalam menjalankan program latihan di bagi 2 kelompok yaitu 11 orang latihan dengan bench press (alat manual) dan 11 orang dengan bent-arm fly (alat mesin).

3.7 Pelaksanaan Latihan Langkah-langkah pelaksanaan. 1. Semua sampel di panggil satu persatu menurut daftar urut yang telah disusun pada waktu pemilihan sampel. 2. Sampel yang dipanggil namanya berdiri siap untuk timbang badan. 3. Setelah siap sampel diukur lingkar dadanya pada pree test

4. Penentuan kelompok dilakukan dengan di ringking lingkar dada dari terbesar sampai terkecil dan kemudian di mathcing dengan pola M-S ( Matched by subjek) dengan pola abba. Setelah itu terbentuk dua kelompok yaitu

kelompok latihan dengan alat manual dan latihan dengan alat mesin. 5. Menjalankan program latihan menjalankan progaram latihan dengan baik dan benar sesuai petunjuk instruktur. 6. Pengambilan post test. A. Pelaksanaan program latihan Pelaksanaan latihan dilaksanakan di lab Fakultas Ilmu Keolahragaan. Agar tujuan yang diharapkan dan dapat diketahui perubahan secara menonjol, untuk penelitihan ini dilakukan 12 kali pertemuan termasuk test awal dan test akhir, sedangkan jadwal program latihan dilakukan 3 kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu dan jumat.. Kegiatan program latihan ini meliputi tiga 3 rangkaian yaitu : 1. Pemanasan Kebugaran otot adalah kegiatan olahraga yang melibatkan otot untuk dilatih oleh karena itu pemanasan wajib diberikan sebelum latihan inti dilaksanakan.hal ini penting untuk dilaksanakan untuk mengadakan perubahan atau penyesuaian fungsi organ tubuh kita guna menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat, pemanasan ini berupa peregangan dan senam pada otot-otot. 2 Latihan inti Pada sesi ini adalah pemberian materi yang diteliti yaitu penjelasan materi, aturan pelaksanaan program latihan dengan alat, pelaksanaan program

latihan yang dibagi dua kelompok yaitu bench press (alat manual ) dan bent -arm fly (alat mesin ). 3 Latihan penenangan Setelah menjalankan program latihan latihan bagian ini di maksudkan untuk memulihkan kondisi tubuh seperti keadaan sebelum latihan.selain penenangan yang berupa aktifitas tubuh, penulis juga mengadakan koreksi terhadap latihan yang telah dilakukan. 3.8 Tenaga Pembantu Penelitian Untuk lebih memudahkan pelaksanaan pengambilan data penulis dibantu oleh beberapa teman mahasisiwa sebagai pembantu penelitian. Berikut adalah nama dari tenaga pembantu dalam penelitian ini : 1. Totok Purdianto 2. Setyo Widodo 3. Woro 4. Bilma A 5. Sodikin 6. Sujarwo H P 7. Handoko 8. Rizky Chalalan 9. Agus 10. Hari Sucipto 11. Peby 12. Ari (PJKR angkatan 2006) (PGPJSD angkatan 2005) (PKLO angkatan 2005) (PJKR angkatan 2003) (PJKR angkatan 2003) (PGPJSD angkatan 2005) (PJKR angkatan 2003) (IKOR angkatan 2006) (PGPJSD angkatan 2005) (PJKR agkatan 2003) ( BK angkatan 2003) ( Teknik elektro angkatan 2005)

13. Gusdur

(Teknik sipil angkatan 2005)

3.9 Metode Analisis data Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan pola M-S. Penelitian didakan dengan satu tujuan pokok yakni menjawab pertanyaanpertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena alami. Untuk tujuan pokok ini peneliti merumuskan hipotesa, mengumpulkan data, memproses data, membuat analisa dan interpretasi. Analisa data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan di interpretasikan (Masri singarimbun dan Sofian effendi, 1989:263). Setelah mendapatkan data test akhir. Bila pemberian perlakuan selesai maka di akhiri dengan test akhir dan diperoleh data perhitungan Statistik deskriptif. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan analis data yaitu dengan t test rumus pendek dengan taraf signfikansi 0.5% derajat kebebasan (df) N-1. Selanjutnya data yang didapat akan dianalisis dengan teknik statistik, dengan tnenggunakan tabel kerja untuk persiapan perhitungan tabel statistik dengan pola M-S adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Tabel Persiapan Perhitungan Statistik dengan Menggunakan Pola MS D d d2 (Xe-Xk) (D-MD) 5 6 7

No Pasangan subjek 1 2

Xe 3

Xk 4

N

Jumlah

XK XE D

d

d2

Keterangan : Kolom: 1. Nomor unit pasangan 2. Pasangan sampel yang dipasangkan 3. Nilai dari kelompok kontrol 4. Nilai dari kelompok eksperimen 5. Selisih antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 6. Perbedaan dan masing-masing pasangan yang diperoleh dari selisih D dengan MD (Mean Deviasi} 7. Kuadrat dari selisih D dengan MD (Mean Deviasi) Langkah kerja dalam mengerjakan tabel penelitian adalah sbb: 1. Tiap-tiap pasangan subyek dalam kolom kedua, sesuai dengan no urut. 2. Nilai test akhir dari kelompok eksperimen dimasukkan dalam kolom Xe. 3. Nilai test akhir dari kelompok kontrol dimasukkan dalam kolom Xk. 4. Untuk mengisi kolom D berasal dari nilai kelompok kontrol dikurangi kelompok eksperimen (Xe-Xk) 5. Untuk mengisi kolom d berasal dari Nilai D-MD. MD diperoleh dari D/N harus dicetak D: Xk-EXc dan d 0,0 perlu diperhatikan tanda-tanda (-) dan tanda (+) dan harus dipertahankan. 6. Kemudian setiap kolom dicari jumlahnya dalam rekapitulasi nilai-nilai MD. d2 dan N data-data yang terkumpul, selanjutnya diselesaikan dengan rumus t-test. Rumus yang dipakai adalah:

t: = (MD) d2 N(N-1) Keterangan: MD : Mean defference atau mean dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. D N : Jumlah deviasi dari mean perbedaan. : Jumlah subjek (Sutrisno Hadi, 1988, 445)

Untuk mencari mean deviasi atau MD dengan rumus D: MD = D___ N Keterangan: D N : Jumlah deviasi dari mean perbedaan : Jumlah pasangan

Kemungkinan hasil yang diperoleh : 1. Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik sama atau lebih besar dari nilai t tabel, maka hipotesis nihil ditolak. 2. Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik lebih kecil dari t tabel, maka hipotesis nihil diterima.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil atau tujuan dalam suatu penelitian akan dapat diperoleh atau dicapai dengan suatu strategi dan cara-cara serta langkah-langkah yang benar sesuai dengan tujuan penelitian, untuk itu maka harus ditetapkan metodologi penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang tentang masalah yang diteliti. Dibawah ini merupakan deskripsi hasil penelitian sebelum dan sesudah pengambilan data penelitian : 4.1 HASIL PENELITIAN 4.1.1 Analisis deskriptif 1. Kelompok dengan alat manual pada lingkar dada bagian atas sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan Untuk mengetahui deskripsi data hasil penelitian berikut ini akan disajikan hasil pengolahan untuk kelompok manual pada lingkar dada bagian atas sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan : Tabel 4.1

Statistics Sebelum 11 0 90.8345 91.0700 75.04a 75.04 103.00 999.18 Sesudah 11 0 91.8527 92.0300 75.09a 75.09 105.10 1010.38

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari data di atas diketahui bahwa rata-rata (mean) hasil tes sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan dengan alat manual secara berturut-urut sebesar 90.83 dan 91.85 sedangkan modus (nilai tengah) sebesar 75.04 dan 75.09 dengan median (angka kemungkinan yang sering muncul) sebesar 91.07 dan 92.03 hasil minimal sebesar 75.04 dan 75.09 sedangkan hasil maksimal sebesar 103 dan 105.1. 2. Kelompok dengan alat manual pada lingkar dada bagian bawah sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan Untuk mengetahui deskripsi data hasil penelitian berikut ini akan disajikan hasil pengolahan untuk kelompok manual pada lingkar dada bagian bawah sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan : Tabel 4.2

Statistics Sebelum 11 0 88.0282 88.0100 83.00a 74.00 102.10 968.31 Sesudah 11 0 88.8009 88.0600 76.01a 76.01 103.05 976.81

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari data di atas diketahui bahwa rata-rata (mean) hasil tes sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan dengan alat manual secara berturut-urut sebesar 88.02 dan 88.80 sedangkan modus (nilai tengah) sebesar 83 dan 76.01 dengan median (angka kemungkinan yang sering muncul) sebesar 88.01 dan 88.06 hasil minimal sebesar 74 dan 76.01 sedangkan hasil maksimal sebesar 102.1 dan 103.05. 3. Kelompok dengan alat mesin pada lingkar dada bagian atas sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan Untuk mengetahui deskripsi data hasil penelitian berikut ini akan disajikan hasil pengolahan untuk kelompok dengan alat mesin pada lingkar dada bagian atas sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan : Tabel 4.3

Statistics Sebelum 11 0 87.7300 86.0000 86.00 74.00 102.00 965.03 Sesudah 11 0 89.7964 90.0600 76.38a 76.38 104.08 987.76

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari data di atas diketahui bahwa rata-rata (mean) hasil tes sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan dengan alat mesin secara berturut-urut sebesar 87.73 dan 89.79 sedangkan modus (nilai tengah) sebesar 86 dan 76.38 dengan median (angka kemungkinan yang sering muncul) sebesar 86 dan 76.38 hasil minimal sebesar 74 dan 76.38 sedangkan hasil maksimal sebesar 102 dan 104.08.

4. Kelompok dengan alat mesin pada lingkar dada bagian bawah sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan Untuk mengetahui deskripsi data hasil penelitian berikut ini akan disajikan hasil pengolahan untuk kelompok dengan alat mesin pada lingkar dada bagian atas sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan : Tabel 4.4

Statistics Sebelum 11 0 85.4664 86.0000 86.00 72.08 99.00 940.13 Sesudah 11 0 88.7673 89.0400 73.60a 73.60 101.00 976.44

N Mean Median Mode Minimum Maximum Sum

Valid Missing

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari data di atas diketahui bahwa rata-rata (mean) hasil tes sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan dengan alat manual secara berturut-urut sebesar 85.46 dan 88.76 sedangkan modus (nilai tengah) sebesar 86 dan 73.6 dengan median (angka kemungkinan yang sering muncul) sebesar 86 dan 89.04 hasil minimal sebesar 72.08 dan 73.6 sedangkan hasil maksimal sebesar 99 dan 101. 4.1.2 Uji Hipotesis 4.2 Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan pada permasalahan yang ada maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan rumus t-test. Berikut ini adalah hasil uji t-test pada sampel penelitian : 1. Kelompok dengan alat manual pada lingkar dada bagian atas dan bawah sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan Untuk lingkar dada bagian atas pada kelompok manual diperoleh hasil perhitungan nilai t-test dari data penelitian seperti dibawah ini :

t

=

( MD ) N ( N 1)

d

2

t

=

2,03 31,3241 11(11 1)

t

= 3,80

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 3,80. Pada

= 5% dengan db = 11-1 = 10 diperoleh t(0,975)(10) = 2,18Untuk lingkar dada bagian bawah pada kelompok manual diperoleh hasil perhitungan nilai t-test dari data penelitian seperti dibawah ini : t =( MD ) N ( N 1)

d

2

t

=

3,23 44,7978 11(11 1)

t

= 5,06 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 5,06. Pada

= 5% dengan db = 11-1 = 10 diperoleh t(0,975)(10) = 2,18

2. Kelompok alat Mesin pada lingkar dada bagian atas dan bawah sebelum dan sesudah melaksanakan program latihan Untuk lingkar dada bagian atas pada kelompok alat mesin diperoleh hasil perhitungan nilai t-test dari data penelitian seperti dibawah ini : t =( MD ) N ( N 1)

d

2

t

=

1,02 18,5324 11(11 1)

t

= 2.48

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 2,48. Pada

= 5% dengan db = 11-1 = 10 diperoleh t (0,975)(10) = 2,18Untuk lingkar dada bagian bawah pada kelompok mesin diperoleh hasil perhitungan nilai t-test dari data penelitian seperti dibawah ini : t =( MD ) N ( N 1)

d

2

=

0,81 4,3891 11(11 1)

= 4,05 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 4,05. Pada

= 5% dengan db = 11-1 = 10 diperoleh t(0,975)(10) = 2,18.Dari hasil perhitungan t-test yang diperoleh dari 11 sampel yang diambil diketahui hasil perhitungan menunjukkan semua nilai thitung > ttabel. Hal ini berarti menunjukan pengaruh latihan beban dengan menggunakan alat manual dan menggunakan alat mesin pada proses pengembangan otot dada baik bagian atas maupun otot dada bagian bawah ada perbedaan. Berdasarkan uji t-test dapat disimpulkan bahwa hasil uji perbandingan hasil lingkar dada bagian atas dan bawah dengan menggunakan alat manual memperoleh nilai t-test yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan alat mesin. Hal ini berarti bahwa latihan beban dengan menggunakan alat manual memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan alat mesin.

4.3 Pembahasan Olahraga kebugaran otot merupakan salah satu cara untuk menjaga kondisi agar kesegaran jasmani tetap baik dan membentuk tubuh agar tetap menarik. Sehingga banyak pria ataupun wanita, tua maupun muda melakukan latihanlatihan olah raga ini. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh latihan beban dengan menggunakan alat manual dan menggunakan alat mesin pada proses pengembangan otot dada pada member fitness Gym Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Hasil tersebut menunjukkan upaya untuk meningkatkan kebugaran otot dengan melakukan latihan beban yang dilakukan dengan memilih atau mengidentifikasi alat mana yang efektif dan efesien untuk digunakan dalam latihan beban. Jika latihan beban dilakukan secara tertatur dan disertai dengan kebiasaan pola hidup sehat, maka berbagai sistem tubuh akan berubah secara positif termasuk didalamnya pengembangan otot dada. Otot-otot menjadi lebih kuat sehingga dapat memiliki beban kerja yang lebih besar dan akan memperlihatkan berkurangnya rasa lelah dengan bertambahnya setiap masa latihan. Tubuh akan menyesuaikan diri terhadap tekanan-tekanan karena latihan beban bilamana latihan dilakukan secara teratur dan intensitas latihan meningkat secara bertahap dalam jangka waktu yang cukup. Sebaliknya jika intensitas latihan dilakukan secara tidak teratur kemampuan tubuh untuk menyesuaikan menjadi lebih kuat serta menjadi lebih bertahan dipaksa untuk menerima keadaan. Didalam proses latihan kita harus mempertimbangkan prinsip-prinsip latihan agar kita dapat memperoleh hasil yang sangat maksimal terutama dalam latihan kebugaran otot. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa latihan menggunakan alat manual akan memberikan hasil latihan yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan alat mesin.. Dari perhitungan uji t latihan dengan menggunakan alat manual memberikan kontribusi yang lebih dan pembesaran otot bagian dada lebih besar dibanding menggunakan alat mesin.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian dan pembahasan, maka simpulan yang dapat diambil sebagai berikut : 5.2.1 Terdapat pengaruh latihan beban dengan menggunakan alat manual pada proses pengembangan otot dada member fitnes di FIk. 5.2.2 Terdapat pengaruh latihan beban dengan menggunakan alat manual pada proses pengembangan otot dada member fitnes di FIK.

5.2.3

Berdasarkan uji t-test diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji perbandingan hasil lingkar dada bagian atas dan bawah dengan menggunakan alat manual memperoleh nilai t-test yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan alat mesin. Hal ini berarti bahwa latihan beban dengan menggunakan alat manual memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan alat mesin.

5.2 Saran Adapun saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan hasil penelitian dan simpulan antara lain : 5.2.1 Penggunaan alat manual dan alat mesin dalam latihan sama-sama memberikan kontribusi terhadap pengembangan otot bagian dada akan tetapi alat manual lebih memberikan kontribusi yang lebih baik. 5.2.2 Untuk peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan terutama penelitian yang berkaitan dengan latihan beban dengan menggunakan alat manual maupun alat mesin.

DAFTAR PUSTAKA Edmund R. Burke. 1996. Latihan kebugaran Dirumah, Human kinetics Publishers. Barney R Groves, Thomas R Baecle, 2000 Latihan Beban, Jakarta PT RajaGrafindo Persada. , 2003 Latihan Beban, Jakarta PT RajaGrafindo Persada. Harsono, 1982. Ilmu Coaching. Jakarta : pusat ilmu olah raga KONI. , 1982. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta. Buku ajar ilmu kepelatihan. Mochamad Moeslim,1963. Test dan Pengukuran dalam Olahraga. Jogjakarta Sekolah Tinggi Olahraga. Sharkey Brian J, 1987 . Kebugaran dan Kesehatan, Jakarta Raja rafindo Persada. Suharsimi Arikunto, 1988. Statistik Jilid I. yogyakarta Fakultas psikologi UGM. Sutrisno Hadi, 1987. Statistik jilid I . Yogyakarta Fakulatas Psikologi UGM -------------------------, 1997. Prosedur Penelitian, Jakarta : Bhineka cipta. ------------------------, 2002. Prosedur Penelitian, Jakarta : Asdi Maha satya. Marshall Hoffman, 1984. Kesehatan Olahraga . Jakarta : Grafidian raya. Moh Nasir, 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. M. Sajoto, 1995. Peningkatan dan Pembinaan Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Daharapise. Suharno HP, 1986. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.

.

Lampiran-Lampiran

Kelompok latihan dengan alat manual (bench press), lingkar dada bagian atas Sebelum melaksanakan program latihan beban. Berat badan 59 kg 56 kg 72 kg 70 kg 56 kg 57 kg 70 kg 62 kg 59 kg 73kg 55kg Berat beban awal 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Set Rept Lingkar dada bag. Bawah 86 cm 89 cm 93 cm 102 cm 85 cm 86 cm 90 cm 84 cm 91 cm 85.3 cm 74 cm Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Ket

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Nama Setyo widodo Sujarwo h.p Hari sucipto M. rizky. c Farid. e Basoka. i Umar . a Ari Wisnu Sodikin Totok p

Kelompok latihan dengan alat manual (bench press), lingkar dada bagian bawah Sebelum melaksanakan program latihan beban. Berat badan 59 kg 56 kg 72 kg 70 kg 56 kg 57 kg 70 kg 62 kg 59 kg 73kg 55kg Berat beban awal 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Set Rept Lingkar dada bag. atas 80 cm 86 cm 89 cm 99 cm 87 cm 83 cm 90 cm 78 cm 86 cm 80.05 72.08 Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Ket

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Nama Setyo widodo Sujarwo h.p Hari sucito M. rizky c Farid. E Basoka.i Umar .a Ari Wisnu Sodikin Totok P

Kelompok latihan dengan alat manual (bench press), lingkar dada bagian atas sesudah melaksanakan program latihan beban. Berat badan 59kg 56kg 71kg 71kg 56kg 58kg 69kg 82kg 59kg 73 kg 55kg Berat beban akhir 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Set Rept Lingkar dada bag. Bawah 88.08 91.02 95.6 104.8 90.6 87.09 91.02 82.05 93.5 89.3 76.4 Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Ket

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Nama Setyo widodo Sujarwo h.p Hari sucipto M. rizky. c Farid. e Basoka. i Umar . a Ari Wisnu sodikin Totok P

Kelompok latihan dengan alat manual (bench press), lingkar dada bagian bawah Sesudah melaksanakan program latihan beban. Berat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Setyo widodo Sujarwo h.p Hari sucito M. rizky c Farid. E Basoka.i Umar .a Ari Wisnu sidikin Totok P badan 59kg 56kg 71kg 71kg 56kg 58kg 69kg 82kg 59kg 73 kg 55kg Berat beban akhir 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 Set Rept Lingkar dada bag. bwh 82.3 cm 88.6 cm 93.9 cm 101 cm 89.4 cm 86.7 cm 92.4cm 82.3 cm 95 cm 93 cm 73.6 cm Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Mn Ket

Kelompok latihan dengan alat mesin (bent-arm fly), lingkar dada bagian atas Sebelum melaksanakan program latihan beban. Berat badan 57 kg 62 kg 53 kg 57 kg 82 kg 94 kg 61 kg 67 kg 59 kg 56kg 62kg Berat beban awal 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Set Rept Lingkar dada bag. atas 87.1 cm 84.3 cm 91.7 cm 86 cm 103 cm 101 cm 97.2 cm 100 cm 93 cm 75.4 cm 82.1 cm Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ket

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12

Nama M kamim Gagah Agus fitrianto Dwi Farid.a Adi sanjaya Arya pikukuh Makrus Tri adi Dena Bilma A

Kelompok latihan dengan alat mesin (bent-arm fly), lingkar dada bagian bawah Sebelum melaksanakan program latihan beban. Berat badan 57 kg 62 kg 53 kg 57 kg 82 kg 94 kg 61 kg 67 kg 59 kg 56kg 62kg Berat beban awal 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 6 kg 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 Set Rept Lingkar dada bag. bawah 80.5 cm 88.1 cm 87.2 cm 83 cm 99,9 cm 102.1 cm 90.4 cm 91 cm 91 cm 74 cm 83 cm Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ms Ket

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Nama M kamim Gagah Agus fitrianto Dwi Farid.a Adi sanjaya Arya pikukuh Makrus Tri adi Dena Bilma A

Kelompok latihan dengan alat mesin (bent-arm fly), lingkar dada bagian atas Sesudah melaksanakan program latihan beban. Berat badan 57 kg 62 kg 53 kg 57 kg 82 kg 94 kg 61 kg 67 kg 59 kg 56 kg 62 Berat beban akhir 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 kg 17 k