SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

80
SKRIPSI ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PIUTANG TERHADAP JUMLAH PIUTANG TIDAK TERTAGIH (Bad Debts) PADA PT. PELABUHAN INDONESIA IV (Persero) CABANG MAKASSAR ANDI VINAWATI RISDAH 10572 0373 212 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2016

Transcript of SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

Page 1: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

SKRIPSI

ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PIUTANG TERHADAP JUMLAHPIUTANG TIDAK TERTAGIH (Bad Debts) PADA

PT. PELABUHAN INDONESIA IV (Persero)CABANG MAKASSAR

ANDI VINAWATI RISDAH10572 0373 212

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR2016

Page 2: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PIUTANG TERHADAP JUMLAHPIUTANG TIDAK TERTAGIH (Bad Debts) PADA

PT. PELABUHAN INDONESIA IV (Persero)CABANG MAKASSAR

ANDI VINAWATI RISDAH10572 0373 212

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR2016

Page 3: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL SKRIPSI : HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI NONFINANCIAL DENGAN MOTIVASI KERJAKARYAWAN PADA PT. PUTRA TRANSPORNUSANTARA CABANG MAKASSAR

NAMA : MUKHLAS

NIM : 105720360012

JURUSAN : MANAJEMEN

FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS

PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Skripsi telah di seminarkan pada tanggal 24 Juni 2016

Makassar, Mei 2016

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Muchram BL.,MS St. Marhumi. SE, MM

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Manajemen

DR. H. Mahmud Nuhung, MA Moh. Aris Pasigai,. SE,MMNBM: 497794 NBM: 1093485

Page 4: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …
Page 5: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

iv

MOTTO

Seseorang manusia harus cukup rendah hati untuk mengakui

Kekhilafanya,cukup bijak untuk mengambil,manfaat dari pada

Kegagalannya dan cukup berani untuk membetulkan kekhilafannya.

KU PERUNTUKKAN KARYA INI

Kepada ayah dan ibunda tercinta, serta saudara dan keluarga dekatku yang

Telah banyak membantu penulis baik moral maupun material,dan senantiasa

Mencurahkan kasih sayang serta serta selalu

Mengiringi do’a suci.

Page 6: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

v

ABSTRAK

ANDI VINAWATI RISDAH. 2016. Analisis Efektifitas Pengeloaan PiutangTerhadap Jumlah Piutang Tidak Tertagih (Bad Debts) pada PT. PelabuhanIndonesia IV (Persero) Cabang Makassar. Dibimbing Oleh Abdul Muttalib danAbd.Salam

Penelitian ini dilakukan dengan metode relevan.Metode ini dilakukandengan pengamatan langsung melalui observasi dan wawancara pada bagianperusahaan, khususnya pada keuangan, serta sejumlah informasi yang terkait,untuik mendapatkan informasi yang akurat dan menggunakan beberapa teori Dariliterature-literatur.

Data yang digunakan data Kualitatif yaitu data yang merupakankumpulan dari data non-angka, yang bentuknya informasi baik lisan maupuntulisan, seperti: sejarah singkat berdirinya perusahaan, pembagian tugas danstruktur perusahaan, dan lain-lain sebagainya yang berhubungan dengan penulisanini. Dan menggunakan data Kuantitatif yakni data yang diperoleh perusahandalam bentuk angka-angka, seperti laporan keuangan perusahaan.

Hasil penelitian disimpulkan, bahwa tingkat perputaran piutang(Receivable Turn Over-RTO) dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi, Umurrata-rata pengumpulan piutang (Avarage collection period-ACP) semakinmeningkat terutama pada tahun 2008. Ini berarti perusahaan belum efektif dalammengelola piutang usahanya, sebab standar pengumpulan piutang yang diterapkanoleh perusahaan adalah batas pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak nota tagihan diterima oleh penggunajasa, jika hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil meungkin, makapresentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan presentasepenurunan hari rata-rata penagihan, PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) CabangMakassar masih kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikanpiutang usahanya.

Kata Kunci: Pengolahan Piutang, Bad Debts, PT. Pelabuhan Indonesia IV.

Page 7: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan

rahmat dan taufik-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul Analisis Efektifitas

Pengelolaan Piutang Terhadap Jumlah Piutang Tidak Tertagih (Bad Debts) pada

PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar.

Dalam penulisan skripsi ini banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak terutama dari Abdul Muttalib, SE.,MM dan Abd. Salam HB, SE.,

M.Si.Ak,CA Masing-masing sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II, yang

penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan

mulai penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi ini. Karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih.

Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada DR. H. Irwan

Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. H. Mahmud

Nuhung, S.E.,M.A., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Terkhusus, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang

tua atas dorongan dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Harapan penulis, semoga segala bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak

mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Amin.

Makassar, Juni 2016

Penulis

Page 8: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

MOTTO .......................................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Masalah Pokok .............................................................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Keuangan dan Jenis-Jenis Laporan

Keuangan....................................................................................... 5

B. Pengertian dan Jenis- Jenis Piutang ............................................... 7

C. Kebijaksanaan Penjualan Kredit ................................................... 7

D. Kerangka Pikir .............................................................................. 19

E. Hipotesis ...................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................... 21

B. Metode Pengumpulan data............................................................. 21

C. Jenis Dan Sumber Data .................................................................. 21

D. Definisi Operasional....................................................................... 22

E. Metode Analisis ............................................................................ 24

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan............................................................ 26

B. Visi Misi Perusahaan ..................................................................... 29

Page 9: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

viii

C. Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................... 30

D. Tugas & Tanggung Jawab Perusahaan .......................................... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Piutang Usaha Perusahaan.............................................................. 37

B. Pengolahan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan ............ 39

C. Prosedur Pengolahan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan 42

D. Kriteria Untuk Mengukur Efektivitas Pengolahan Piutang Usaha 52

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................... 63

B. Saran ............................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Pengendalian dan Pengelolaan Piutang Usaha PT. Pelabuhan IV

(Persero) Cabang Makassar ......................................................................... 39

2. Perhitungan Receivable Turn Over (RTO) .................................................... 53

3. Perhitungan Average Collection Period ........................................................ 56

4. Perhitungan Rasio tunggakan dan rasio penagihan ....................................... 58

5. Piutang Usaha ................................................................................................ 61

Page 11: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Definisi Piutang ............................................................................................ 12

2. Bagan Kerangka Pemikiran ........................................................................... 32

3. Bagan Struktur Organisasi ............................................................................. 47

Page 12: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin pesat dewasa ini, maka tingkat kebutuhan manusia akan semakin

meningkat pula. Untuk itu manusia akan selalu berusaha agar dapat memenuhi

dan mencukupi segala kebutuhan baik berupa barang ataupun jasa. Hal ini

mengakibatkan semakin banyaknya perusahaan yang tumbuh dan

berkembang, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar, yang pada

hakekatnya untuk mendapatkan keuntungan dan kelak dikemudian hari akan

mengalami perkembangan dan kemajuan.

Pada dasarnya tujuan perusahaan adalah meningkatkan kekayaan

pemiliknya atau pada umumnya adalah memperoleh profit. Untuk menunjang

kesuksesan pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja tersebut, maka

dibutuhkan manajemen yang baik dan didukung oleh sumber daya manusia

yang berkualitas serta mampu bekerja sama dalam sebuah sistem manajemen.

Salah satu bidang manajemen yang berperan penting dalam hal ini adalah

manajemen keuangan. Pengelolaan manajemen keuangan memungkinkan

perusahaan mengatur, mengontrol, memaksimalkan pendapatan,

mengalokasikan sumber-sumber modal serta menekan biaya dari keseluruhan

aktivitas perusahaan, sehingga pada akhirnya mampu menghasilkan

keuntungan yang maksimal.

Berbicara mengenai pengelolaan manajemen keuangan yang salah

satunya membicarakan tentang piutang, maka perusahaan perlu merencanakan

Page 13: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

2

dan menganalisis secara seksama kebijakan-kebijakan dalam pengendalian

dan pengelolaan piutang sehingga apa yang diharapkan dapat berjalan sesuai

dengan harapan perusahaan.

Secara umum, piutang timbul karena adanya transaksi penjualan

barang atau jasa secara kredit. Penjualan secara kredit dilakukan untuk

mempertahankan pelanggan-pelanggan yang sudah ada dan juga untuk

menarik pelanggan baru bagi perusahaan. Persyaratan–persyaratan kredit

mungkin berbeda dari satu jenis usaha kejenis usaha lainnya. Namun, tentu

saja dalam hal ini masih terdapat pengecualian karena sering kali perusahaan

memberikan persyaratan yang begitu mudah kepada pelanggan tertentu baik

dalam membantu pelanggan tersebut maupun menariknya agar mereka mau

menjadi langganan tetap perusahaan.

Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan

piutang kepada pelanggan, sangat erat hubungannya dengan persyaratan–

persyaratan kredit yang diberikan, sekalipun pengumpulan piutang sering kali

tidak tepat waktu. Dengan demikian, dibutuhkan kebijaksanaan pengumpulan

piutang yang diolah dengan cara seefisien mungkin.

Sebelum perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan kredit,

maka sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu mengenai jumlah dana yang

diinvestasikan dalam piutang.syarat penjualan dan pembayaaran yang di

inginka,kemungkinan kerugian piutang (piutang tidak tertagih)dan resiko yana

akan timbul lainnya. Oleh karena itu, system pengendalian dan pengelolaan

piutang yang efektif akan mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam

menjalankan kebijakan penjualan barang atau jasa secara kredit. Dan

Page 14: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

3

sebaliknya, jika pengendalian dan pengelolaan piutang tidak berjalan dengan

efektif, yaitu lemahnya kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan

piutang, maka akan menimbulkan resiko piutang tak tertagih.

PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar, merupakan

salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam mengembangkan

sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air, khususnya laut. Untuk

mendukung pengangkutan laut inilah dibutuhkan pelabuhan yang merupakan

simpul sistem pengangkutan laut dengan darat. Pada masa kini, meskipun

banyak orang yang memilih menggunakan pesawat terbang sebagai sarana

angkutan yang paling cepat. Tetapi, fungsi pelabuhan laut tidak berkurang.

Karena daya angkut kapal yang sangat besar yang merupakan daya tarik

tersendiri bagi dunia perdagangan.

Jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan PT. Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar adalah berupa pelayanan jasa kapal

yang meliputi pelayanan labuh, pandu, tambat, dan tunda. Pelayanan barang

yang meliputi jasa penyediaan air, listrik, persewaan alat dan telfon. Namun,

pelayanan ini sebagian besar dilakukan secara kredit. Berikut adalah daftar

piutang PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar. Dalam suatu

perusahaan, ada kalanya penjualan kredit lebih besar posisinya dari pada

penjualan secara tunai dan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba

perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, peranan manajemen piutang

dalam hal ini menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan.

Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya piutang tak

tertagih yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan antara lain:

Page 15: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

4

mempercepat proses penerbitan nota, mempercepat pengantaran surat

penagihan, konfirmasi yang baik dari pemakai jasa, dan lain-lain sebagainya.

Akan tetapi, masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang

telah jatuh tempo tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba mengangkat judul

“Analisis Efektivitas Pengelolaan Piutang Terhadap jumlah piutang tidak

tertagih (Bad Debt) Pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Makassar.”

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah:

“Apakah pengelolaan piutang sudah efektif untuk mengurangi piutang tidak

tertagih (Bad Debts) pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Makassar?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah:

- Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan piutang sehingga dapat

mengurangi jumlah piutang tidak tertagih yang diterapkan oleh PT.

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)

Cabang Makassar dalam pengelolaan piutang sehingga dapat

mengurangi jumlah piutang tidak tertagih.

b. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya atau khususnya bagi

peneliti untuk masalah yang sama.

Page 16: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Keuangan dan Jenis-Jenis Laporan Keuangan

1. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,

pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan

dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Penjelasan Singkat

Masing-Masing Fungsi Manajemen Keuangan:

a. Perencanaan Keuangan Membuat rencana pemasukan dan

pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.

b. Penganggaran Keuangan Tindak lanjut dari perencanaan keuangan

dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.

c. Pengelolaan Keuangan Menggunakan dana perusahaan untuk

memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.

d. Pencarian Keuangan Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang

ada untuk operasional kegiatan perusahaan.

e. Penyimpanan Keuangan Mengumpulkan dana perusahaan serta

menyimpan dana tersebut dengan aman.

f. Pengendalian Keuangan Melakukan evaluasi serta perbaikan atas

keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.

g. Pemeriksaan Keuangan Melakukan audit internal atas keuangan

perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan (Lukman

Syamsuddin, 2007:256).

5

Page 17: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

6

2. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar yang menggambarkan

keadaaan harta, kewajiban, dan modal suatu perusahaan pada waktu

tertentu serta memberi informasi tentang hasil usaha perusahaan selama

periode waktu tertentu (suatu periode akuntansi). Informasi akuntasi dalam

pelaporan keuangan merupakan informasi yang bermanfaat bagi investor

dan kreditor dalam membuat keputusan ekonomi dan bisnis seperi

keputusan investasi dan keputusan kredit yang rasional (Semcesen

Budiman dan Baldric, 2008:113).

Laporan keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu

perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan

ekonomi. Untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan.

Dalam menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan,

seorang analis harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai

bentuk–bentuk maupun prinsip-prinsip pengkajian laporan keuangan serta

masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pengurusan laporan

keuangan tersebut.

Analisi laporan keuangan tidaklah berarti megurangi kebutuhan

akan pengunaan pertimbangan-pertimbangan,melainkan memberikan dasar

yang layak pada sistematis dalam menggunakan pertimbangan-

pertimbangan tersebut (Fanny dan baldric,2009:42).

3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Dua jenis laporan keuangan (utama) yang umumnya dibuat oleh

setiap peruahaan adalah neraca dan laporan laba rugi

Page 18: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

7

B. Pengertian dan Jenis-Jenis Piutang

Pada saat perusahaan menjual hasil produksinya penjualan dapat

dilakukan secara tunai ataupun secara kredit. Memberikan kredit berarti

melakukan investasi kepada pelanggan. Penjualan secara kredit tersebut

merupakan suatu upaya untuk meningkatkan penjualan. Dengan

meningkatnya penjualan diharapkan terjadi peningkatan terhadap laba

perusahaan.

Piutang timbul pada saat perusahaan melakukan pinjaman secara kredit.

Namun, memeiliki piutang menimbulkan biaya bagi perusahaan. Oleh karena

itu, analisis terhadap piutang penting karena dampaknya terhadap posisi

aktiva dan arus laba. Kedua dampak ini saling terkait. Pengalaman

menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya.

Definisi piutang menurut (Indriyo dan Basri, 2004:81), piutang dalah

meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi,

badan atau debitur lainnya. Piutang juga timbul dari berbagai jenis transaksi,

yang paling umum adalah penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara

kredit.

C. Kebijaksanaan Penjualan Kredit

Kebijaksanaan penjualan kredit merupakan pedoman yang ditempuh

oleh perusahaan dalam menentukan apakah seseorang pelanggan akan

diberikan kredit dan jika diberikan berapa banyak atau berapa jumlah kredit

yang akan diberikan.

Page 19: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

8

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam penjualan kredit

sebagaimana yang dijelaskan oleh (Kasmir, 2008:74), yaitu:

1. Kepercayaan

Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya

dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar – benar diterimanya

kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

2. Waktu

Yaitu suatu masa yang akan memisahkan antara pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

3. Degree of Risk

Yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka

waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi

yang akan diterima pada masa yang akan datang.

4. Prestasi

Yaitu objek kredit yang tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi juga dalam

bentuk barang dan jasa.

a. Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal

kebijaksanaan piutang menurut Gunawan Adisaputra (2006:64), antara lain :

1. Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus ditugaskan mengurusi

piutang, yang mana tugasnya meliputi :

a. Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit.

b. Menyeleksi calon debitur.

c. Membukukan transaksi kredit yang terjadi.

Page 20: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

9

d. Melakukan penagihan piutang.

e. Membukukan piutang.

f. Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outsanding menurut

usianya masing-masing.

g. Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi.

h. Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang.

i. Membuat laporan tentang pengelolaan piutang baik para pengambil

keputusan tentang piutang.

2. Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang, yang meliputi :

a. Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis/tingkatan debitur.

b. Penentuan jangka waktu kredit.

c. Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur.

d. Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat dibenarkan

sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang ragu-ragu.

e. Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang.

3. Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang.

Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang, antara lain:

a. Tingkat perputaran piutang.

b. Persentase piutang yang tak tertagih.

Page 21: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

10

c. Biaya pengelolaan piutang, yang terdiri dari;

1) Biaya modal

2) Biaya administrasi piutang

3) Biaya piutang tak tetagih

Biaya ini berbeda dari waktu ke waktu karena:

a. Perbedaan jumlah langganan yang harus dilayani.

b. Perbedaan nilai piutang keseluruhan yang harus dikelola.

c. Perbedaan fungsi piutang atau penjualan kredit dari waktu ke waktu

berhubungan dengan adanya perbedaan kondisi dan situasi ekonomi

secara umum.

d. Perbedaan jangka waktu kredit yang diberikan.

1. Biaya administrasi piutang

Biaya ini terdiri dari biaya organisasi/unit kerja yang mengelola

piutang,yaitu gaji dan jaminan social lain bagi penagihan dan

pengadministrasian piutang.Misalnya biaya menelfon,surat –

menyurat,biaya perjalanan bagi penagih dan lain – lain.

2. Beban atas adanya piutang yang tertagih

Karena adanya resiko piutang tak tertagih,maka perusahaan harus

mentiapkan /perlu di bentuk cadangan piutang ragu – ragu yang di

bentuk lewat penyisihan dari keuntungan penjualan yang di peroleh

perusahaaan.

Page 22: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

11

b. Cara Pengumpulan Piutang

Menurut (Lukman Syamsuddin, 2007:273), cara pengumpulan piutang

yang harus dilakukan oleh perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum

membayar sampai jangka waktu yang telah ditentukan, adalah:

1. Melalui surat

Apabila waktu pembayaran utang sudah lewat dari jatuh tempo, maka

perusahaan dapat mengingatkan langganan tersebut bahwa hutangnya telah

jatuh tempo dengan mengirimkan surat. Apabila hutang tersebut belum juga

terbayar, maka dapat dikirimkan surat berikutnya yang lebih mempertegas

dengan menggunakan nada yang keras.

2. Melalui telfon

Apabila setelah dikirim surat teguran ternyata hutang juga belum terbayar,

maka pihak perusahaan dapat menelfon langganan secara pribadi dan

memintanya untuk segera melakukan pembayaran. Namun, apabila hasil

percakapan tersebut ternyata misalnya: pelanggan mempunyai alasan

tertentu yang dapat dipertimbangkan oleh pihak perusahaan, maka pihak

perusahaan mungkin bisa memberikan keringanan waktu atau

memperpanjang sampai jangka waktu tertentu.

3. Kunjungan personal

Melakukan kunjungan pribadi ke tempat langganan seringkali digunakan

karena dianggap efektif dalam usaha-usaha pegumpulan piutang.

4. Tindakan yuridis

Page 23: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

12

Apabila pihak pelanggan tidak bisa membayar hutangnya, maka perusahaan

dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan mengajukan gugatan

melalui pengadilan.

penagihan tersebut serta keuntungan yang dapat diperoleh dengan

menurunnya lama rata-rata pengumpulan piutang dan semakin kecilnya

kerugian piutang atau piutang tak tertagih.

Adapun prosedur menurut (Suad Husnan, 2004:481), terhadap

pelanggan yang telah terlambat membayar hutangnya, umumnya dilakukan

beberapa prosedur sebagai berikut:

1. Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah terlambat

untuk melunasi hutangnya.

2. Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telfon secara langsung.

3. Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang jasa

pengumpulan piutang.

4. Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah telambat atau tidak

membayar hutangnya.

c. Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya, waktu,

maupun keadaan debitur. Selain hal tersebut, perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan.

12

Page 24: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

13

Untuk melaksanakan pengendalian kredit atas dana yang tertanam pada

piutang, maka manajer harus memperhatikan beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh manajer perusahaan.

d. Syarat Kredit

Menurut (Lukman Syamsuddin, 2007:257), syarat kredit yang perlu

dipehatikan oleh pihak manajer antara lain:

1. Biaya-biaya administrasi

Bilamana perusahaan memperlunak standar kredit yang diterapkan, maka

berarti lebih banyak kredit yang diberikan dan tugas-tugas yang tidak dapat

dipisahkan dengan adanya pertambahan penjualan kredit tersebut juga akan

semakin besar. Sebaliknya, apabila standar kredit diperketat, maka jumlah

penjualan kredit yang diberikan akan semakin kecil dan tugas-tugas itu pun

akan semakin kecil dan tugas–tugas itu pun akan semakin sedikit. Dengan

demikian, dapat diperkirakan bahwa pelunasan standar kredit yang lebih

ketat akan mengurangi biaya-biaya administrasi.

2. Investasi dalam piutang

Penanaman modal dalam piutang mempunyai biaya-biaya tertentu.

Semakin besar piutang, semakin besar pula biayanya (carrying cost),

demikian pula sebaliknya. Bilamana perusahaan memperlunak standar

kredit yang digunakan, maka rata-rata jumlah piutang akan mengecil.

Perubahan rata-rata piutang dikaitkan dengan perubahan standar kredit

disebabkan oleh faktor perubahan volume penjualan dan perubahan dalam

kebijaksanaan pengumpulan piutang. Perlunakan standar kredit diharapkan

Page 25: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

14

untuk meningkatkan volume penjualan sedangkan standar kredit yang

diperketat akan menurunkan volume penjualan.

3. Kerugian piutang (Bad debt expanses)

Probabilitas resiko kerugian piutang atau bad debt expanses akan semakin

meningkat dengan perlunakan standar kredit, dan akan menurun bilamana

standar kredit di perketat.

4. Volume penjualan

Perubahan standar kredit dapat diharapkan akan mengubah volume

penjualan. Bilamana standar kredit diperlunak maka diharapkan akan dapat

meningkatkan volume penjualan, sedangkan sebaliknya yang diterapkan di

mana perusahaan memperketat standar kredit yang diterapkan maka dapat

diperkirakan bahwa volume penjualan akan menurun.

1. Prinsip pemberian kredit

Pemberian kredit kepada seorang calon debitur harus memnuhi

persyaratan yang di kenal dengan prinsip 5C,kelima prinsip adalah:

1) Character

Merupakan data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-

sifat pribadi,kebiasaan-kebiasaanya,cara hidup,keadaan dan

latarbelakangkeluargamaupun hobinya.kegunaaan dari penilaian

tersebut untuk mengetahui sejauh mana iktikad/kemauan calon calon

debitur untuk memenuhi kewajibannya(willingness to pay) sesuai

dengan janji yang telah di tetapkan.pemberian kredit atas dasar

kepercayaan,sedangkan yang mendasari suatu kepercayaan,yaitu

Page 26: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

15

adanya keyakinan dari pihak bank bahwa calon debitur memiliki

moral,watak dan sifat sifat pribadi yanf positif dan komperatif.

Di samping itu mempunyai tanggung jawab,baik dalam kehidupan

pribadi sebagai manusia,kehidupan sebagai anggota masyarkat,maupun

dalam menjalankan usahanya.

Karakter merupakan factor yang dominan,sebab walaupun calon debitur

tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan hutangnya,kalau tidak

mempunyai itikad yang baik tentu akan membawa kesulitan bagi bank

di kemudian hari.

2) Capacity

Capacity dalam hal ini merupakan suatu penilaian kepada calon debitur

mengenai kemampuan melunasi kewajiban kewajibannya dari kegiatan

usaha yang di lakukannya yang akan di biayai dengan kredit dari bank.

Jadi jelaslah maksud dari penilaian dari terhadap capacity ini untuk

menilai sampai sejauh mana hasil usaha yang akan di perolehnya

tersebut akan mampu untuk melunasinya tepat pada waktunya sesuai

dengan perjanjian yang telah di sepakatinya (Mulyono,1993).

Pengukuran capacity dari seorang debitur dapat di lakukan melalui

berbagai pendekatan antara lain pengalaman mengelola usaha (business

record) tidak,bagaimana mengatasi kesulitan).

Capacity merupakan ukuran dari ability to pay atau kemampuan dalam

membayar.

Page 27: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

16

3) Capital

Adalah kondisi kekayaaan yang di miliki oleh perusahaan yang di

kelolanya.Hal ini bisa di lihat dari neraca,laporan rugi laba,struktur

permodalan,ratio-ratio keuntungan yang di peroleh seperti return on

equity on investment.dari kondisi di atas di nilai apakah layak calon

pelanggan di beri pembiayaan,dan beberapa besar plafon pembiayaan

yang layak di berikan.

4) Condition Economi

Kredit yang di berikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi

yang dikaitkan sebagai prospek usaha calon debitur.

Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi

perekonomian,oleh karna itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan

usaha calon debitur permasalahan mengenai condition of economy erat

kaitannya dengan factor politik,peraturan perundang undangan Negara

dan perbankan pada saat itu serta keadaan lain yang mempengaruhi

pemasaran seperti gempa bumi,tsunami,longsor,banjir dsb. Sebagai

contoh beberapa saat yang lalu terjadi gejolak ekonomi yang bersifat

negative yang membuat nilai tukar rupiah menjadi sangat rendah,hal ini

menyebabkan perbankan akan menolak setiap bentuk kredit investasi

maupun konsumtif.

Page 28: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

17

5) Collateral

Adalahh jaminan yang mungkin bisa di sita apabila ternyata calon

debitur benar-benar tidak dapat bisa memenuhi kewajibannya.Collateral

di perhitungkan paling akhir,artinya bila mana masih ada suatu

kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain,maka bisa

menilai harta yang mungkin bisa di jadikan harta yang mungkin bisa di

jadikan jaminan.

Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan

bisa juga collateral tidak berwujud,seoerti jaminan pribadi

(bortogch),letter of guarantee,rekomendasi.penilaian terhadap collateral

ini dapat di tinjau dari 2 (dua ) segi yaitu :

a. Segi ekonomis yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan

di gunakan.

b. Segi yuridis apakah agunan tersebut memenuhi syarat-syarat

yuridis untuk di pakai sebagai agunan.

e. Evaluasi Terhadap Pelanggan

Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan

atau penanbahan kredit oleh pelanggan,perusahaan perlu mengadakan

evaluasi terhadap calon pelanggan,ini di lakukan untuk mencegah ressiko

kredit,yaitu resiko tidak rebayarnya kredit yang telah di berikan.

Page 29: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

18

Menurut (Bambang Rudiyanto,2006:108),pada umumnya

perusahaan melakukan evaluasi atas dasar criteria-kriteria penilaian resiko

kredit,yang di kenal dengan 5 K atau 5 C,yaitu:

1. Karakter (Character)

Meneliti dan memperhatikan sifat pribadi, cara hidup, status sosial

dan lain-lain. Hal ini penting karena berkaitan dengan kemauan untuk

membayar.

2. Kemampuan (Capacity)

Meneliti kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya dalam

meraih penjualan atau pendapatan yang dapat diukur dari penjualan yang

dicapai pada masa lalu dan juga keahlian yang dimiliki dalam bidang

usahanya.

3. Kapital (Capital)

Mengukur posisi keuangan secara umum dengan memperhatikan

kapital atau modal yang dimiliki perusahaan dan juga perbandingan hutang

dan kapital.

4. Kolateral (Collateral)

Mengukur besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai kolateral

atas kredit.

5. Kondisi (Condition)

Memperhatikan kondisi perekonomian pada umumnya serta

kecenderungan perekonomian yang akan mempengaruhi terhadap jalannya

usaha perusahaan.

Page 30: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

19

A. Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih.

Menghitung rasio tunggakan :

B. Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total

piutang yang dimiliki perusahaan.

Menghitung rasio penagihan :

D. Kerangka Pikir

Adapun model penelitian ataupun kerangka pikir yang merupakan ringkasan

dari kerangka pemikiran yang dimana dimulai dengan adanya laporan

keuangan yang menggambarkan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu,

kemudian timbul tagihan kepada pihak lain (kreditur / langganan) dan

diselesaikan atau dianalisis dengan rumus RTO, ACP, Rasio Tunggakan dan

Rasio Penagihan yang dapat dikemukakan sebagai berikut.

X 100%Rasio Penagihan =Jumlah Piutang Yang Tertagih

Total Piutang

X 100%Rasio Tunggakan =Saldo Piutang tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pada Periode Yang Sama

Page 31: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

20

Gambar 2.2Bagan Kerangka Pemikiran

E. Hipotesis

Maka mengacu pada rumusan masalah ysang telah di kemukakan di atas

penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

“ Di duga bahwa pengelolaan piutang perusahaaan sudah efektif sehingga

dapat mengurangi piutang tidak tertagih (Bad Debts) pada PT.Pelabuhan

Indonesia IV (persero)Cabang Makassar.

Page 32: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dalam rangka pengumpulan data dalam penulisan

skripsi ini adalah pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Makassar yang berlokasi di Jalan Soekarno No. 1 Makassar. Adapun waktu

penelitian yaitu dua bulan.

B. Metode Pengumpulan data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini, maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun tulisan,

maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang releva

n dengan penganalisan masalah, yaitu:

1. Penelitian Lapang (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung melalui observasi

dan wawancara pada bagian perusahaan, khususnya pada keuangan, serta

sejumlah informasi yang terkait, untuik mendapatkan informasi yang

akurat dan lengkap yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis menggunakan beberapa teori Dari literature-literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

21

Page 33: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

22

C. Jenis dan Sumber Data

Dalam penulisan laporan ini, jenis data yang digunakan sebagai berikut:

1. Data Kualitatif

Yaitu data yang merupakan kumpulan dari data non-angka, yang bentuknya

informasi baik lisan maupun tulisan, seperti: sejarah singkat berdirinya

perusahaan, pembagian tugas dan struktur perusahaan, dan lain-lain

sebagainya yang berhubungan dengan penulisan ini.

2. Data Kuantitatif

Yakni data yang diperoleh perusahan dalam bentuk angka-angka, seperti

laporan keuangan perusahaan.

Sumber Data

Sumber data dalam menyelesaikan dan menganalisis data dalam penyusunan

skripsi ini, penulis memperoleh data, berupa :

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan, observasi, maupun

wawancara langsung dengan staff pelaksana perusahaan tentang berbagai

hal yang berkaitan dengan tujuan perusahaan.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan, seperti:

neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas selama tujuh tahun terakhir,

serta dokumen–dokumen perusahaan yang berhubungan dengan tujuan

penelitian.

Page 34: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

23

D. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan membedakan

pelaksanaan penelitian, maka perlu diberikan definisi mengenai variable yang

diteliti sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan adalah ikhtisar yang menggambarkan keadaaan harta,

kewajiban, dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu serta memberi

informasi tentang hasil usaha perusahaan selama periode waktu tertentu

2. Piutang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur atau langganan)

sebagai akibat adanya penjualan barang dagang secara kredit.

3. Rasio perputaran piutang (Receivable turn over-RTO)

Rasio perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit

terhadap saldo piutang rata-rata selama periode tertentu. Apablia angka

piutang rata-rata sama dengan 0 (nol), berarti perusahaan sudah tidak

memiliki piutang lagi atau dengan kata lain, semua piutang sudah tertagih.

4. Umur rata–rata piutang (Avarage collection period-ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang. Hasil yang ditetapkan dari perhitungan ini akan

dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar kredit

jika lebih kecil atau sama dengan, maka berarti pengendalian piutang dapat

dikatakan berhasil, dan sebaliknya, maka berarti beberapa pelanggan

kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit yang

ditetapkan perusahaan.

5. Rasio tunggakan

Page 35: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

24

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih.

6. Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas penagihan

ang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total

piutang yang dimiliki perusahaan.

E. Metode analisis

Beberapa Metode analisis yang dipakai penulis yaitu metode deskriptif

kuantitatif, antara lain sebagai berikut :

1. Rasio perputaran piutang (Receivable turn over-RTO)

Rasio perputaran piutang adalah besarnya rasio total penjualan kredit

terhadap saldo piutang rata-rata selama periode tertentu. Apablia angka

piutang rata-rata sama dengan 0 (nol), berarti perusahaan sudah tidak

memiliki piutang lagi atau dengan kata lain, semua piutang sudah tertagih.

Menghitung Receivable turn over–RTO

Dimana, untuk menghitung rata – rata piutang adalah,

2. Umur rata–rata piutang (Avarage collection period-ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata–rata hari yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang. Hasil yang ditetapkan dari perhitungan ini akan

= … Kali100%

Receivable Turn Over =Penjualan Kredit

Rata – rata Piutang

Rata – rata Piutang =Saldo Awal Piutang x Saldo Akhir Piutang

2

Page 36: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

25

dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar kredit

jika lebih kecil atau sama dengan, maka berarti pengendalian piutang dapat

dikatakan berhasil, dan sebaliknya, maka berarti beberapa pelanggan

kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit yang

ditetapkan perusahaan.

Menghitung Avarage collection period – ACP

3. Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih.

Menghitung rasio tunggakan :

X 100%Rasio Tunggakan =Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pada Periode yang Sama

360

Receivable Turn OverAverage Collection Periode =

Page 37: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

26

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Di awal abad ke 20 yakni pada tahun 1917 adalah saat

dimulainya pembangunan fisik pelabuhan Makassar, dimana pada saat

itu tumbuh dan berkembangnya pelayaran antar pulau yang sebenarnya

dimulai dengan pengoperasian kapal-kapal oleh KPM (Koningklike

Paketvaart Maatschappic).

Mengingat bahwa komoditi andalan seperti: kopra, rotan, damar

dan rempah-rempah sangat dibutuhkan untuk diekspor ke negeri Belanda

dan di lain pihak pemerintah Hindia-Belanda saat itu perlu

mengendalikan wilayah jajahannya diluar jawa, utamanya dikawasan

Indonesia Bagian Timur, maka dengan KPM dilakukan perjanjian yang

disebut “Croot Archipel Contract”.

Dengan perjanjian ini kapal-kapal KPM wajib melayari trayek-

trayek di kawasan Indonesia Timur dengan teratur, termasuk daerah

lemah dan terpencil dengan imbalan subsidi. Tujuannya adalah selain

kelancaran angkutan rempah-rempah untuk pasaran ekspor di Amsterdam,

juga kelancaran administrasi pemerintah Hindia Belanda.

Selain oleh kapal-kapal KPM, perdagangan dan angkutan antar

pulau, yang utamanya diselenggarakan oleh kapal-kapal layar motor

lokal rakyat dari pedagang Tionghoa dan armada perahu layar motor

26

Page 38: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

27

rakyat dari pedagang pribumi. Dimana arus lalulintas transportasi laut

antar pulau juga menyinggahi pelabuhan Makassar, sekarang dikenal

dengan sebutan Pangkalan Soekarno dan Pangkalan Perahu Hasanuddin,

panjang masing-masing dermaga 1360 m dan 338 m.

Sejalan dengan perkembangan arus lalu lintas transportasi laut

antar pulau dan perkembangan Pelabuhan akhirnya pelabuhan Makassar

menjadi pelabuhan transito di kawasan Indonesia Timur sehingga

rasanya kurang mampu lagi menampung tuntutan operasional yang dari

tahun ketahun terus meningkat. Maka dibangun penambahan dermaga

tahun 1959 sepanjang 500 meter yang dikenal dengan sebutan

pangkalan hatta.

Pada tahun 1957 perusahaan pelayaran nasional kita baru mulai

berkembang setelah PELNI mengambil alih KPM yang berkaitan dengan

sengketa mengenai Irian Barat. Sejak saat itu jumlah perusahaan

berkembang pesat, baik untuk pelayaran samudra, nusantara, lokal,

khusus maupun pelayaran rakyat.

Dengan demikian organisasi pelabuhan pun berubah dan

berkembang sesuai dengan situasi dan kebutuhan dengan dikeluarkannya

Stablat 1972 No. 417, Sampai dengan 31 November 1960 dikenal

dengan sebutan jawatan pelabuhan.

Dengan dikeluarkannya peraturan pertama mengenai pelayaran

yaitu peraturan Pemerintah No.5 tahun 1964 yang didalamnya tertuang

27

Page 39: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

28

mengenai peraturan Pemerintah No.2 tahun 1969, maka dikeluarkanlah

peraturan mengenai kepelabuhanan atau pelabuhan yaitu:

a. Peraturan Pemerintah No. 104 tahun 1961 tanggal 1 Januari 1969

s/d Mei 1962, organisasi pelabuhan dikenal dengan sebutan BPU

pelabuhan;

b. Peraturan Pemerintah No. 115 s/d 112 tahun 1961 tanggal 1 Mei

1962 s/d 09 Juni 1969, organisasi pelabuhan dikenal dengan

sebutan PN. Pelabuhan;

c. Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1969 tanggal 9 Juni 1969 s/d 25

April 1983, organisasi pelabuhan dikenal dengan sebutan badan

pengusaha pelabuhan (BPP).

Sejak meningkatnya volume angkutan baik di dalam maupun di

luar negeri dari tahun ke tahun seirama pula dengan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi dan volume ekspor Indonesia, maka peranan

transportasi makain meningkat. Dengan tujuan menekan biaya transport,

khususnya transportasi laut dan penggalakan ekspor nonmigas, maka

derelugasi pertama sector angkutan laut dikeluarkan melalui INPRES

No. 4 tahun 1988, yang kemudian disusul dengan peraturan pemerintah

No. 17 tahun 1988, tentang penyelenggaran dan pengusahaan angkutan

laut, peraturan pemerintah No. 18 tahun 1988, tentang badan pelaksana

bursa komoditi sebagai penyelenggara kegiatan penyediaan informasi

muatan dan ruang kapal yang dikenal sebagai paket 21 November 1988

atau PAKNOV 21 tahun 1988 yang merupakan penyempurnaan terhadap

28

Page 40: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

29

peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1969, tentang penyelenggaraan dan

pengusahaan angkutan laut dan INPRES No. 47 tahun 1985, karena

tidak sesuai lagi dengan tujuan efisiensi dan pengembangan angkutan

laut dewasa ini.

Sejalan dengan itu pula dikeluarkan peraturan mengenai

kepelabuhan atau organisasi di Indonesia untuk pelabuhan Makassar

didasarkan atas peraturan pemerintah No. 17 tahun 1983, Peraturan

Pemerintah No. 7 tahun 1985 s/d sekarang. organisasi pelabuhan berubah

menjadi perusahaan umum Pelabuhan IV Cabang kelas I Makassar. Dan

sekarang telah berubah menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV

Cabang Makassar.

Pada tahun 1976 dan 1981 dibangun pula Pangkalan Perahu

Paotere sepanjang 350 meter. Dan secara bertahap dari PELITA I

hingga sekarang telah diadakan replacement dan pengembangan fasilitas

antara lain: dermaga, gudang penumpukan dan pembangunan lapangan

container yard.

2. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Menjadikan perusahaan yang sehat dan dapat memberikan

pelayanan jasa kepelabuhanan yang tertib, lancar dan aman dengan biaya

kompetitif dalam rangka mendukung percepatan pengembangan dan

kesetaraan wilayah.

29

29

Page 41: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

30

2. Misi Perusahaan

Pelayanan pelayaran niaga pendorong pembangunan nasional dan

daerah.

Penjabaran dari visi dan misi tersebut di atas, pelabuhan Makassar

mempunyai peranan dalam pembangunan dan memberikan sumbangsih

yang nyata terhadap pembangunan kawasan ragional.

Pelabuhan Makassar sebagai salah satu gerbang ekonomi turut

berperan dalam pembangunan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan.

Sebagian besar volume barang yang keluar dan masuk Sulawesi Selatan,

dibongkar/muat melalui Pelabuhan Makassar, demikian halnya dengan

barang-barang ekspor. Dengan memberikan kualitas pelayanan yang

prima, pelabuhan memberikan jaminan kelancaran arus barang sehingga

dapat menghindari terjadinya ekonomi biaya tinggi.

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang

Makassar dibuat dengan memperhatikan kondisi perusahaan,kegiatan

usaha serta pengembangan pada masa akan datang. Hal ini akan

memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi

tetap hidup serta mengkoordinasikan hubungannya dengan lingkungan

perusahaan.

30

Page 42: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

31

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

bertanggung jawab terhadap pengelolaan 21 pelabuhan yang terbesar di

Kawasan Timur Indonesia yang terbesar di beberapa propinsi yaitu

Sulsel (Makassar), Sulteng (Palu), Sultra (Kendari), Sulut (Manado),

Kaltim (Samarinda), Maluku dan Irian Jaya.

Klasifikasi pelabuhan dalam wilayah Pelabuhan Indonesia IV

dibedakan atas:

a. Pelabuhan utama, yaitu pelabuhan Makassar;

b. Pelabuhan kelas I, yaitu pelabuhan Balikpapan, pelabuhan Samarinda,

pelabuhan Bitung;

c. Pelabuhan kelas II, yaitu pelabuhan Jaya Pura, pelabuhan Tarakan,

pelabuhan pantoloan, dan pelabuhan ternate;

d. Pelabuhan kelas III, yaitu pelabuhan Kendari, pelabuhan Pare-pare,

pelabuhan Biak, Pelabuhan Manokoari;

e. Pelabuhan kelas IV, yaitu pelabuhan Fakfak dan pelabuhan

Gorontalo.

Pengelolaan menyeluruh dilaksanakan oleh kantor pusat PT

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang dipimpin oleh Direktur Utama

Selaku Ketua Dewan Direksi, di Bantu oleh empat anggota Direksi.

Pembidangan tugas pengelolaan seluruh pelabuhan dikendalikan

melalui Direktorat terkait yakni Direktorat Usaha, Direktorat Tekhnik,

Direktorat Keuangan, Serta Direktorat Personalia dan Umum. Disamping

itu Diektur Utama dibantu oleh Kepala Satuan Pengawas Intern (SPI) dalam

31

Page 43: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

32

bidang Pengawasan dan Kepala Bidang Perencanaan, Informasi dan

Pengembangan (Rinbang) dalam pembinaan, penyusunan rencana strategis

perusahaan dan penyajian informasi.

Pelayanan operasional dilapangan dilaksanakan oleh masing-masing

pelabuhan di bawah koordinasi General Manajer yang bertanggung jawab

secara langsung kepada Direksi PT Pelabuhan Indonesia IV( Persero). Dalam

menjalankan tugas dan fungsinya Kepala Cabang dibantu oleh satuan

organisasi dibawahnya yang terdiri dari Kepala Divisi dan Kepala dinas.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) Cabang Makassar berdasarkan surat Keputusan Direksi (KD) No.

15 Tahun 1999 tentang struktur organisasi dan uraian tugas cabang kelas

utama Makassar. Dalam strukur tersebut tampak bahwa pimpinan tertinggi

dalam lingkungan cabang Makassar adalah General Manajer dan dalam

pelaksanaan tugasnya membawahi beberapa unit yaitu:

1. Divisi Pelayanan Kapal

2. Divisi Pelayanan Barang dan Aneka Usaha

3. Divisi Teknik

4. Divisi Keuangan

5. Divisi Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Umum

6. Data dan Informasi

7. Kawasan Paotere

32

Page 44: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

33

Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi

Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar, 2011

3333

Page 45: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

34

4. Tugas & Tanggung Jawab Struktural PerusahaanGeneral Manager

General Manager bertugas menyusun rencana pengelolaan,

mengendalikan kegiatan administrasi dan operasional cabang sesuai arah,

kebijaksanaan dan sasaran perseroan agar tercapai tingkat produktifitas,

pelayanan, pendapatan dan laba perseroan yang maksimal.

Dalam melaksanakan tugas, kepala cabang mempunyai fungsi:

a. Pengelolaan cabang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perseroan

b. Pengelolaan dan pemeliharaan kekayaan perseroan

c. Wakil perseroan di dalam dan di luar pengadilan, baik yang berhubungan

dengan pelaksanaan tugas maupun yang timbul sebagai akibat dari

pelaksanaan tugas setelah mendapatkan surat kuasa khusus dari direksi

d. Penanganan permasalahan di bidang hukum

e. Pelaksanaan kebijaksanaan umum perseroan yang telah ditetapkan oleh

direksi sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku

f. Pembinaan manajemen mutu

g. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran tahunan

h. Menyiapkan laporan pertanggungjawaban kegiatan dan perhitungan hasil

usaha.

1. Divisi pelayanan kapal

Divisi pelayanan kapal bertugas menyelenggarakan perencanaan,

pengendalian, pengawasan, dan pengembangan usaha pelayanan kapal yang

meliputi jasa labuh, pemanduan, penundaan, pengepilan, penambatan,

34

Page 46: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

35

penyediaan air untuk kapal, telekomunikasi pelabuhan, dan penggandengan

kapal di dalam maupun di luar pelabuhan.

Divisi pelayanan kapal terdiri dari:

a. Divisi pemanduan dan tambatan

b. Dinas armada dan telekomunikasi pelabuhan

2. Divisi pelayanan barang dan aneka usaha

Divisi pelayanan barang dan aneka usaha mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengawasi kegiatan

pelayanan bongkar muat barang, embarkasi, dan debarkasi penumpang,

hewan dan tumbuh-tumbuhan, pemasaran / persewaan, pas / retribusi

pelabuhan, bongkar muat kapal konvensional, dan kegiatan usaha lainnya.

Divisi pelayanan barang dan aneka usaha terdiri atas:

a. Dinas Pelayanan Barang

b. Dinas Aneka Usaha

3. Divisi Teknik

Divisi teknik mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,

mengendalikan dan mengawasi kegiatan pembangunan, pemeliharaan,

perbengkelan, analisa dampak lingkungan hidup dan pencemaran limbah

pelabuhan.

Divisi teknik terdiri dari:

a. Dinas bangunan pelabuhan

b. Dinas peralatan pelabuhan

4. Divisi Sumber Daya Manusia dan Administrasi Umum

35

Page 47: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

36

Divisi sumber daya manusia dan adminstrasi umum mempunyai

tugas merencanakan, melaksanakan, megendalikan dan mengawasi

kegiatan tata usaha personalia, perkantoran, kerumahtanggaan, hukum,

hubungan masyarakat, dokumentasi, manajemen mutu, pemeliharaan

kesehatan, keselamatan kerja, kebersihan, dan pengamanan daerah kerja

pelabuhan.

Divisi sumber daya manusia dan administrasi umum terdiri atas:

a. Dinas sumber daya manusia

b. Dinas Adminstrasi Umum, Hukum, dan Humas

5. Data dan informasi

Data dan informasi mempunyai tugas menyelenggarakan pengumpulan

dan pengolahan analisa dan evaluasi.

36

Page 48: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

37

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Piutang Usaha Perusahaan

Piutang merupakan suatu proses yang penting yang dapat

menunjukkan suatu bagian yang besar dan harta liquid perusahaan

pada umumnya piutang timbul karena sebuah perusahaan menjual

barang atau jasa secara kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa

mendatang,yang prosesnya di mulai dari pengambilan keputusan untuk

memberikan kredit terhadap langganan.

Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat

ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut

mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan handal.Berupa

kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi;Aset yang tidak

termasuk dalam kategori tersebut diatas diklasifikasikan sebagai aset

tidak lancar.

Pengakuan piutang perusahaan dilakukan sesuai ketentuan perundang-

undangan yang berlaku di bidang Perseroan Terbatas dan anggaran

dasar perusahaan. Untuk BUMN harus sesuai dengan peraturan

perundangan yang mengatur BUMN (Mengacu kepada Peraturan

Pemerintah Nomor 33 tahun 2006 pasal 11 ayat 1)

37

Page 49: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

38

a) Piutang merupakan hak yang muncul dari pelayanan jasa

kepelabuhanan atau penyerahan uang, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara perusahaan pelabuhan dan pihak lain, yang

mewajibkan pihak lain tersebut untuk melunasi pembayaran atas

jasa yang telah diterimanya atau utang setelah jangka waktu

tertentu sesuai dengan kesepakatan.

b) Piutang usaha diakui pada saat pelayanan kepelabuhanan telah

diberikan tetapi belum menerima pembayaran dan pengguna jasa

yang bersangkutan.

c) Transaksi piutang usaha, antara lain, memiliki karakteristik sebagai

berikut :

a. Adanya pemberian jasa kepelabuhanan;

b. Persetujuan atau kesepakatan berutang;

c. Jangka waktu tertentu; dan

d. Jaminan

d) Piutang usaha, antara lain, terdiri dari :

a. Piutang TNI

b. Piutang BUMN

c. Piutang Instansi Pemerintah

d. Piutang swasta; dan

e. Piutang perorangan dan swasta galangan.

Piutang lain-lain, antara lain, terdiri dari :

a. Piutang pegawai /karyawan dan direksi

38

Page 50: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

39

b. Piutang atas pemberian uang muka pemborongan pekerjaan

investasi kepada pihak ketiga.

c. Penghapusan piutang merupakan suatu proses hapus buku

yang didasarkan pada pertimbangan substansi ekonomi dalam

rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam akuntansi, dan

bukan didasarkan pada pertimbangan saja.

Tabel 5.1Piutang Usaha PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

Tahun 2009 – 2015 (Dalam Rupiah)

Sumber PT. Pelabuhan Indonesia IV Persero

Dari tabel di atas mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.Pada tahun 2009

Rp.6,268,143,124, dan pada tahun 2010 mengalami penurunan

Rp.6.883,352,061, dan pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan

sebesar Rp.3,563,306,709, dan pada tahu 2013 mengalami penaikan

Tahun Saldo Awal Piutang Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2009 Rp. 6,268,143,124 Rp.74,878,044,057 Rp.81,146,187,181 Rp.74,262,835,120 Rp.6,883,352,061

2010 Rp. 6,883,352,061 Rp.94,147,399,339 Rp.101,030,751,400 Rp.94,901,166,199 Rp.6,129,585,201

2011 Rp.6,129,585,201 Rp.121,139,334,278 Rp.127,268,919,479 Rp.123,705,612,770 Rp.3,563,306,709

2012 Rp.3,563,306,709 Rp.154,334,793,259 Rp.157,898,099,968 Rp.146,251,894,149 Rp.11,646,205,819

2013 Rp.11,646,205,819 Rp.130,000,269,783 Rp.141,646,475,602 Rp.136,641,860,757 Rp.5,004,614,845

2014 Rp.5,004,614,845 Rp.54,610,618,910 Rp.59,615,233,755 Rp.53,045,041,496 Rp.6,570,192,259

2015 Rp.6,570,192,259 Rp.62,518,249,143 Rp.69,088,441,402 Rp.65,224,646,232 Rp.3,863,795,170

39

Page 51: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

40

Rp.11,646,205,819,dan pada tahun 2014 hingga 2015 mengalami

penurunan dalam fluktuasi.

B. Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT. Pelabuhan Indonesia IV

(Persero) Nomor : PD. 11 Tahun 2008 Tanggal, 17 April 2008 Tentang

Pedoman Pengelolaan dan Pengendalian Piutang Usaha.

Pembelajaran/Pembekalan ini dimaksudkan untuk memberikan

masukan/pedoman dalam melaksanakan pengelolaan dan pengendalian

piutang usaha dan sebagai salah satu langkah untuk mengenal sejauh mana

sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan pencairan

piutang usaha.

Adapun beberapa ketentuan umum sesuai dengan PD. 11 Tahun

2008 Tanggal, 17 April 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan dan

Pengendalian Piutang Usaha., adalah:

a. Perseroan adalah PT. Pelabuhan Indonesia IV (persero)

b. Hutang adalah Kewajiban Perseroan kepada pihak lain yang harus

dibayar

c. Piutang adalah hutang pemakai jasa atau kewajiban pemakai jasa

kepada perseroan atas pemberian pelayanan jasa dan atau pemakaian

fasilitas kepelabuhanan yang belum dilunasi pembayarannya.

d. Piutang usaha lancar adalah piutang usaha yang dapat dicairkan

maksimal dalam 1(satu) tahun sejak tagihan dierima pengguna jasa.

Page 52: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

41

e. Piutang usaha tidak lancar adalah piutang usaha yang berumur lebih

dari 1(satu) tahun.

f. Piutang usaha macet adalah piutang usaha yang berumur lebih dari

1(satu) tahun, dan pengurusannya dilimpahkan kepada pihak lain

setelah pengguna jasa diberi teguran pembayaran, tetapi tidak juga

melunas pembayarannya.

g. Surat Perjanjian adalah kesepakatan antara perseroan dengan pelanggan

mengenai pemakaian jasa kepelabuhanan,

h. Uper adalah uang jaminan atas pelayanan jasa yang diberikan dan

diperhitungkan dengan realisasi jasa kepelabuhanan pada saat nota

tagihan diterbitkan.

i. Pengguna jasa adalah lembaga, instansi, TNI, Perorangan atau Badan

Hukum yang menerima atau menggunakan jasa perseroan serta masih

mempunyai hutang terhadap perseroan.

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk

mendorong kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan

perusahaan karena penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana

akan memberatkan dalam menjalankan program kerja yang telah

ditetapkan sebagai sasaran kegiatan perusahaan.

Pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang baik sebagai

upaya untuk lebih meningkatkan performansi/kinerja keuangan sebagai

upaya untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung

Page 53: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

42

dengan pengelolaan piutang usaha seperti penyisihan piutang, penagihan

piutang (yang bermasalah) dan penghapusan piutang usaha.

Pengendalian piutang usaha dilaksanakan untuk :

a. Menekan/ memperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus

kas masuk (cash in flow) perusahaan.

b. Mewujudkan pengendalian administrasi dan penatausahaan piutang

usaha perusahaan.

c. Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam

upaya menekan saldo piutang usaha

d. Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan para pengguna

jasa agar tertib dan lancar dalam melaksanakan pelunasan tagihan jasa

kepelabuhanan.

C. Prosedur Pengelolaan Dan Pengendalian Piutang Usaha Perusahaan

Adapun ruang lingkup prosedur pengelolaan dan pengendalian

piutang usaha pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (persero) antara lain :

Penerbitan dan Pengiriman Nota Tagihan

a. Pasca pelayanan jasa kepelabuhanan pada setiap segmen usaha, setiap

penanggung jawab pelayanan segera menyelesaikan seluruh dokumen

pemakaian jasa dan menyerahkan kepada petugas pembuat perhitungan

tagihan.

b. Sebelum menerbitkan nota tagihan, unit keuangan wajib meneliti

kebenaran dokumen dan perhitungan tarif jasa yang digunakan oleh

pengguna jasa.

Page 54: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

58

Tabel 5.1Pengendalian dan Pengelolaan Piutang usaha

PT. Pelabuhan IV (Persero) Cabang Makassar

No. Uraian Pemakai Jasa P2JP Kasir/Bank Keuangan1. Pemakai jasa mengajukan formulir Pelayanan Kapal dan Barang

(PPKB) ke P2JP dan membayar uper dari permintaan jasa yang akandigunakan, ditambah dengan biaya materai dan PPN pada Kasir atauBank yang ditunjuk, bukti pembayaran akan diteruskan pada P2JP.

2. Penerimaan bukti pelayanan jasa kepelabuhanan (bentuk 2) danmembuat nota bentuk (3), setelah diverifikasi oleh divisi operasionalakan diteruskan pada divisi keuangan dan dibuat nota tagihan(bentuk 4)

3. Setiap nota tagihan, diadiministrasikan dan disampaikan kepadapengguna jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihanyang dibuat minimal dua rangkap, Lembar I untuk pengguna jasadan lembar lembar II untuk arsip perseroan.

4. Nota tagihan harus dilunasi selambat – lambanya 8(delapan) harikalender sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa dengan carasetoran langsung melalui kasir perseroan atau bank dengan bukti slippenyetoran. Pemakai jasa dapat mengajukan koreksi terhadap notatagihan dilampiri dengan bukti yang valid. Pengajuan koreksi notatagihan adalah 5(lima) hari kalender setelah nota diterima, diprosesoleh perseroan dan jiwab paling lambat 2(dua) hari kerja setelahpermintaan koreksi diterima

5. Dalam hal nota tagihan, akan dikenakan sanksi dan denda sesuaidengan peraturan yang berlaku dalam kepelabuhanan.

Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia IV (persero) Cabang Makassar, 2012

PPKB PPKB UperPPN

B 2

B 3 B 4

SPNT

Arsip

N T

N T N T

N T

N T N T

Arsip

43

Page 55: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

59

c. Format Nota Tagihan (Bentuk 4) Jasa Kepelabuhanan yang

dipergunakan diatur sebagai berikut :

a. Format Nota Tagihan Jasa Kepelabuhanan yang diproses dengan

komputer menggunakan format sebagaimana dalam aplikasi

komputer.

b. Format Nota Tagihan Jasa Kepelabuhanan yang dikerjakan secara

manual menggunakan format, sebagaimana lampiran I peraturan ini.

d. Penerbitan Nota Tagihan atau format bentuk 4 dicatat sebagai

pengakuan pendapatan. Pembayaran tunai terhadap nota tagihan

dibukukan sebagai penerimaan kas, dan nota tagihan yang belum

dibayar lunas, dicatat sebagai piutang usaha.

e. Penerbitan Nota Tagihan Untuk pelayanan jasa kepelabuhanan di

Pelabuhan Khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS),

paling lambat 15 (lima belas) hari kalender sejak selesainya pelayanan

atau sesuai kesepakatan yang diatur tersendiri dalam

kesepakatan/perjanjian kerja sama antara perseroan dengan pengelola

pelabuhan khusus dan Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri (DUKS).

f. Jangka Waktu penerbitan nota tagihan yang menggunakan computer atau

yang dikerjakan secara manual sejak penyelesaian bukti pelayanan jasa

atau format bentuk 2 sampai dengan penerbitan nota tagihan atau

format bentuk 4, diatur sebagaimana lampiran II peraturan ini.

44

Page 56: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

60

Surat Pengantar Nota Tagihan

a. Setiap Nota Tagihan, diadministrasikan dan disampaikan kepada

pengguna jasa dengan menggunakan Surat Pengantar Nota Tagihan

yang dilampiri lembar II nota tagihan beserta dokumen lainnya sebagai

pemberitahuan kepada pengguna jasa.

b. Tanggal terima dalam surat pengantar tersebut ayat (2) pasal ini

menjadi dasar perhitungan waktu untuk masa pembayaran dan

pemberian sanksi/denda atas keterlambatan pembayaran penyelesaian

nota tagihan.

c. Pelunasan piutang usaha dilakukan oleh pengguna jasa pelabuhan

melalui

Setoran langsung ke kas Perseroan melalui kasir Perseroan

Transfer/pemindahbukuan /setoran melalui bank dengan bukti

kredit nota bank atau slip penyetoran ke bank.

d. Pelunasan piutang usaha oleh pengguna jasa dinyatakan sah apabila

terdapat cap, kas register atau cap lunas yang diparaf oleh petugas

kas/kasir Perseroan, jika pembayaran melalui kas perseroan dan atau

kredit nota bank apabila debitur melakukan pembayaran melalui bank.

1. Koreksi Nota Tagihan

a. Pengajuan permohonan koreksi terhadap nota tagihan dari pengguna

jasa harus dilampiri dengan bukti-bukti data yang valid sehubungan

dengan keberatan yang disampaikan.

45

Page 57: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

61

b. Batas waktu pengajuan koreksi nota tagihan adalah 5 (lima) hari

kalender setelah nota tagihan diterima oleh pengguna jasa. Apabila

melampaui batas waktu tersebut maka koreksi perhitungan dari

pengguna jasa tidak dapat diterima.

c. Pengguna jasa yang mengajukan koreksi atas nota tagihan harus

membayar 50 % terlebih dahulu dari jumlah tagihan yang diajukan,

dan sanggup membayar secara tunai kekurangan tagihan setelah nota

pengganti (baru) diterbitkan.

d. Jawaban Perseroan terhadap permohonan koreksi atas nota tagihan

diterima atau dapat diproses lebih lanjut, harus dijawab kembali

kepada pengguna jasa paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah

permintaan koreksi nota tagihan diterima.

e. Terhadap pelaksanaan koreksi, dibuat berita acara hasil penelitian atas

terjadinya kesalahan/atau kekeliruan berdasarkan bukti-bukti yang sah

yang ditandatangani oleh pengguna jasa, Manager Operasi, Manager

Keuangan dan diketahui oleh General Manager.

f. Penatausahaan piutang usaha dilaksanakan oleh unit keuangan secara

teratur dalam bentuk format : Umur piutang (aging), kelompok

pengguna jasa, segmen usaha, buku besar dan kartu piutang per

pengguna jasa, dan setiap bulan dievaluasi.

g. Dalam pelaksanaan pengamanan penyimpanan nota asli, dapat

ditunjuk salah seorang pegawai/petugas Divisi/Dinas Keuangan

dengan Surat Perintah Tugas General Manager.

464764

7

Page 58: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

62

h. Penyimpanan bukti piutang usaha dilaksanakan sebagai berikut:

a. Bukti piutang usaha berupa asli nota tagihan berikut lampirannya

dan asli bukti Surat Pengantar Nota Tagihan, Disimpan oleh

pegawai yang ditunjuk pada tempat penyimpanan yang aman.

b. Penyimpanan asli nota tagihan tersebut, dipisahkan untuk masing-

masing pengguna jasa yang ditata secara kronologis.

c. Asli nota tagihan yang telah dilunasi diserahkan kepada pengguna

jasa sebagai bukti pelunasan.

i. Opname asli nota tagihan dilaksanakan secara periodik setiap 4

(empat) bulan dan hasilnya ditunagkan dalam berita acara opname asli

nota tagihan yang ditandatangani anggota tim opname, manager

keuangan dan diketahui oleh General Manager dengan format,

sebagaimana Lampiran IV peraturan ini.

j. Asli nota tagihan yang hilang akibat kelalaian, kesengajaan atau faktor

lainnya sebagaimana pada ayat (8) pasal ini harus dipertanggung

jawabkan oleh penanggung jawab asli nota tagihan dan atau

sebagaimana hasil penelitian yang dituangkan dalam berita acara

sebagaiman dimaksud pada ayat (8).

2. Pelaksanaan Pungutan Uper

a. Pengguna jasa yang berdasarkan hasil evaluasi oleh Manajemen

Cabang tidak dapat melunasi kewajibannya tepat waktu dan atau

melanggar Surat Pernyataan Kesanggupan Pembayaran Nota Tagihan

dan atau mempunyai tunggakan hutang, diwajibkan membayar uper

47

Page 59: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

63

sebesar 125 % dari perhitungan tarif jasa yang akan digunakan pada

saat yang bersangkutan mengajukan permohonan pemakaian fasilitas

pelabuhan atau pada saat perpanjangan waktu pemakaian fasilitas

pelabuhan.

b. Pengguna jasa yang tidak mempunyai tunggakan hutang dan selalu

tepat waktu melunasi kewajibannya dan atau pengguna jasa yang

pelunasan hutangnya dijamin oleh bank dan atau membayar Uper

Induk, dapat diberikan dispensasi tidak membayar uper dengan

persetujuan tertulis General Manager

c. Pemberian dispensasi tidak membayar uper diberikan kepada

pengguna jasa paling lama untuk masa 4 (empat) bulan yang berlaku

sejak tanggal penandatanganan Surat Pernyataan Kesanggupan

Membayar Nota Tagihan tepat waktu sebelum jatuh tempo, dan dapat

diperpanjang setelah dilakukan evaluasi.

d. Kelebihan uper atas perhitungan jasa kepelabuhanan setelah nota

tagihan diterbitkan dan dibukukan sebagai uang titipan (Utip/Sisa

Uper) atas nama pengguna jasa yang bersangkutan.

e. Sisa Uper dikembalikan kepada pengguna jasa sepanjang yang

bersangkutan tidak mempunyai tunggakan hutang, dengan

melampirkan copy nota tagihan perhitungan uper dan atau dengan

kuitansi yang ditandatangani pengguna jasa atau wakilnya yang

berkompeten dan cap stempel.

48

Page 60: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

64

f. Pengguna jasa yang dapat dibebaskan dari kewajiban membayar uper

apabila menjalankan tugas untuk kepentingan/keamanan negara, atau

penugasan khusus dari pemerintah, unit pelayanan yang terikat

Kerjasama Usaha (KSU)/ Kerjasama Operasi (KSO) dengan perseroan

serta pengguna jasa yang menurut hasil evaluasi manajemen cabang

saat melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo.

3. Sanksi Dan Denda

a. Dalam hal nota tagihan belum dilunasi dalam jangka waktu

sebagaimana dimaksud pada pasal 5, maka kepada pengguna jasa

tersebut dikenakan sanksi dan denda sebagai berikut :

1. Keterlambatan hari ke-9 s.d hari ke 20 tidak diberikan prioritas

pelayanan.

2. Keterlambatan hari ke-21 s.d hari ke 25 dikenakan denda tahap I,

sebesar 5 % dari jumlah piutang yang tertunggak.

3. Keterlambatan hari ke-26 s.d hari ke 30 dikenakan denda sampai

tahap II sebesar 10 % dari jumlah piutang yang tertunggak.

4. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga Puluh) hari belum dilunasi,

disamping dikenakan denda 20 % sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf v dan c pasal ini, juga dikenakan sanksi berupa

penundaan atau pertimbangan pemberian pelayanan jasa pelabuhan

berikutnya.

b. Pada saat denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,

melampaui batas tanggal jatuh tempo yaitu 30 hari dibuatkan nota

49

Page 61: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

65

tagihan, dan dicatat secara extra accountable dan pelunasannya dicatat

sebagai pendapatan diluar usaha.

c. Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, dihitung dari jumlah

tunggakan yang belum diselesaikan Nota Tagihan denda dibuat pada

saat pembayaran hutang pokok dan disampaikan kepada pengguna jasa

yang bersangkutan pada saat pembayaran utang pokoknya.

d. Dalam hal nota denda yang diterbitkan tidak lunasi maka nota tersebut

dibukukan secara extra accountable dan ditagih pada kegiatan

berikutnya.

e. Apabila terdapat piutang usaha yang sudah melampaui tanggal jatuh

tempo dan tidak diterbitkan nota denda pada saat pelunasan hutang

pokok, jajaran manajemen terkait dapat dikenakan sanksi sesuai

ketentuan yang berlaku.

4. Konfirmasi Piutang Usaha

a. Terhadap piutang usaha yang tidak diakui oleh pengguna jasa segera

diteliti dan hasilnya dituangkan dalam berita acara, untuk selanjutnya

diusulkan dalam penghapusan piutang macet.

b. Konfirmasi piutang usaha untuk tiap pengguna jasa dilaksanakan

minimal 1 (satu) kali dalam satu periode akuntansi.

c. Secara berkala setiap 4 (empat) bulan dilakukan pencocokan antar

daftar saldo piutang dengan fisik nota asli Nota Tagihan. Apabila

terdapat ketidakcocokan, dilakukan penyelesaian.

501

Page 62: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

66

5. Penyisihan Piutang Usaha

a. Untuk menutup kerugian yang timbul akibat adanya piutang jasa

kepelabuhanan, penyisihan piutang dengan metode pencadangan

penyisihan piutang usaha pada tahun berjalan.

b. Besaran persentase penyisihan piutang usaha sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) Akuntansi Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PAPPI), dan

atau ditetapkan tersendiri.

c. Anggaran biaya penyisihan disusun oleh Kantor Cabang/UPK

bersamaan dengan waktu penyusunan Anggaran Perseroan (RKAP)

Tahunan Cabang/UPK

Piutang usaha yang tidak dapat diselesaikan oleh salah satu unit kerja

karena pengguna jasa tersebut tidak aktif lagi, melalui Kantor Pusat

penagihannya dapat dilimpahkan kepada kantor Cabang yang lain atau

kepada PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) I, II, III dimana pengguna

jasa dimaksud berkedudukan atau masih melakukan kegiatan

a. Pelaksanaan pelimpahan penagihan piutang usaha macet kepada

Kantor Cabang/UPK lain, diatur sebagai berikut;

b. Kantor Cabang (pemberi jasa) mengirimkan asli Nota Tagihan

dengan lampiran bukti pendukung kepada Kantor Cabang/UPK

lainnya (penerima pelimpahan penagihan) yang ditembuskan ke

Kantor Pusat;

c. Kantor Pusat dan Kantor Cabang /UPK penerima pelimpahan

penagihan membuat catatan extra accounntable;

51

Page 63: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

67

d. Kantor Cabang/UPK penerima pelimpahan penagihan melaksanakan

penagihan dan menerima pelunasan dengan membukukan pada

Rekening Koran Lancar Kantor Pusat.

D. Kriteria Untuk Mengukur Efektivitas Pengelolaan Piutang Usaha

Perusahaan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, Beberapa Metode

Analisis yang digunakan untuk mengukur efektivitas piutang usaha

perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia IV ( Persero) Cabang Makassar,

antara lain :

a. Receivable Turn Over (RTO)

b. Avarage Collection Period (ACP)

c. Rasio tunggakan dan rasio penagihan

1. Receivable Turn Over (RTO)

Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang itu

tejadi pada suatu periode tertentu. Periode perputaran piutang adalah

periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung dari syarat

pembayarannya.

Menghitung Receivable turn over-RTO

Dimana, untuk menghitung rata – rata piutang adalah,

Receivable Turn Over =Penjualan Kredit

Rata – rata Piutang

Rata – rata Piutang =Saldo Awal Piutang + Saldo Akhir Piutang

2

52

Page 64: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

68

Tabel 5.2.

Perhitungan Receivable Turn Over (RTO)

Tahun Penjualan Kredit (Rp) Rata - rata Piutang (Rp) RTO (kali) Perubahan RTO

2009 Rp.74.878.044.057 Rp 6.575.747.593 11.39 -

2010 Rp 94.147.399.339 Rp 6.506.468.631 14.47 3.08

2011 Rp 121.139.334.278 Rp 4.846.445.955 25.00 10.53

2012 Rp 154.334.793.259 Rp 7.604.756.264 20.29 (4.70)

2013 Rp 130.000.269.783 Rp 8.325.410.332 15.61 (4.68)

2014 Rp 54.610.618.910 Rp 5.787.403.552 9.44 (6.18)

2011 Rp 62.518.249.143 Rp 5.216.993.715 11.98 2.55

Sumber : Data Diolah, 2013

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja RTO (Receivable

turn over) mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan

pada peningkatan RTO yang terjadi pada tahun 2009 sebesar 14.47 kali

atau naik sebesar 3.08 dari tahun lalu yang hanya sebesar 11.39. Pada

tahun 2010 terjadi peningkatan RTO yang sangat signifikan yakni

sebesar 25 atau naik sebesar 10.53 dari tahun sebelumnya. Pada tahun

berikutnya, yakni tahun 2011 terjadi penurunan RTO yakni 20.29 atau

turun sebesar 4.70 dari tahun berikutnya. Tahun berikutnya terjadi

penurunan yang berturut-turut yakni tahun 2011 sebesar 15.61 dan

tahun 2012 menurun menjadi 11.98. Pada tahun 2013 terjadi

peningkatan sebesar 2.55 atau menjadi 11,98. Kinerja RTO perusahaan

mencapai titik tertinggi yakni pada tahun 2013, yaitu sebesar 25 kali,

dan sebaliknya kinerja RTO yang terendah pada tahun 2014, yakni

sebesar 9.44 kali.

53

Page 65: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

69

Kenaikan dan penurunan tingkat RTO ini disebabkan oleh naik

atau turunnya jumlah penjualan kredit tiap tahunnya dan jumlah rata-

rata piutang pada tahun bersangkutan. Pada tahun 2009, kinerja RTO

mengalami peningkatan yakni 11.39 kali pada tahun 2005 meningkat

menjadi 14.47 kali pada tahun 2009, atau meningkat sebesar 3.08. Pada

tahun 2010, kinerja RTO perusahaan sangat tinggi, yakni 25 kali. Ini

disebabkan terjadi peningkatan penjualan kredit dari Rp.

94.147.399.339,- pada tahun 2006 menjadi Rp. 121.139.334.278,- atau

naik sebesar Rp. 26.991.934.939,- disisi lain terjadi penurunan rata-rata

piutang sebesar Rp. 1,660.022.676,- dari Rp. 6.506.468.631,- pada

tahun 2011 menurun menjadi Rp. 4.846.445.965,- pada tahun 2012,

selain itu, Peningkatan nilai RTO di tahun 2012 yang mencapai nilai

tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, disebabkan tingginya tingkat

kepedulian dan kerja sama dari manajemen cabang atau divisi yang

terkait pada saat itu. Tahun berikutnya yakni tahun 2013, kinerja

penjualan kredit perusahaan mencapai titik tertinggi yakni mencapai

Rp. 154.334.793.259,- namun nilai RTO menurun, yakni dari 25 kali

menjadi 20.29 kali atau menurun sebesar 4.70 kali. Hal ini disebabkan

terjadi peningkatan rata-rata piutang perusahaan dari Rp.

4.846.445.965,- pada tahun 2007 menjadi Rp. 7.604.756.264,- atau

meningkat sebesar Rp. 2.758.310.309,-

Pada tahun 2014, kinerja RTO perusahaan mencapai titik

terendah dalam tujuh tahun terakhir. Kinerja RTO pada tahun 2010

54

Page 66: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

70

sebesar 9.44 kali, terjadi penurunan sebesar 6.18 kali dari tahun 2014

sebesar 15.61. Hal ini disebabkan karena tingkat penjualan kredit yang

sangat rendah yakni sebesar Rp. 54.610.618.910,- yang diikuti oleh rata

– rata piutang yang tinggi yakni sebesar 5.787.403.552,- sehingga

mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah. Pada tahun

2015, kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2009 yakni

11,98 kali atau meningkat 2.55 kali. Hal ini disebabkan karena

penjualan kredit perusahaan meningkat yakni dari Rp. 54.610.618.910,-

pada tahun 2015 menjadi Rp. 82.518.249.143,- dan juga terjadi

penurunan total piutang dari Rp. 5.787.403.552,- pada tahun 2015

menjadi Rp. 5.216.993.715,- ini membuktikan bahwa perusahaan

berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara

meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal

mungkin jumlah piutang tertunggaknya, Karena pada dasarnya,

semakin tinggi tingkat perputaran piutang susatu perusahaan, maka

semakin baik pengelolaan piutangnya, dan juga jika tingkat perputaran

piutangnya tinggi berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam

piutang.

4. Avarage Collection Period (ACP)

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang

diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi

kas. Hasil yang ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan

dengan jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar kredit perusahaan.

55

Page 67: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

71

Menghitung Avarage collection period-ACP

Tabel 5.3.

Perhitungan Avarage Collection Period

Tahun RTO (kali) ACP (hari) Perubahan ACP

2009 11.39 32.05 -2010 14.47 25.22 (6.83)2011 25.00 14.60 (10.62)2012 20.29 17.99 3.382013 15.61 23.38 5.392014 9.44 38.68 15.312015 11.98 30.46 (8.22)

Sumber : PT Pelabuhan Indonesia Iv Persero

Tabel diatas menunjukkan hasil perhitungan average collection

period (ACP) perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel

diatas, perusahaan belum efektif dalam mengelola piutang usahanya

sesuai dengan standard dan batas waktu yang telah ditentukan oleh

perusahaan. Karena perusahaan menetapkan batas pelunasan atau

tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak

nota tagihan diterima oleh pengguna jasa.

Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari

upaya pengumpulan piutang perusahaan. Apabila umur rata-rata

pengumpulan piutang usaha sudah lebih besar daripada batas waktu

yang telah ditetapkan perusahaan, berarti perusahaan diyatakan kurang

Average Collection Period =365

Receivable Turn Over

56

Page 68: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

72

efisien dalam pengumpulan piutang. Jika hari rata-rata penagihan

piutang usaha dapat ditekan hingga sekecil mungkin, maka presentase

penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan penurunan hari

rata-rata pengumpulan piutang.

Tingkat Avarage colletion period (ACP) perusahaan sangat

dipengaruhi oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun

bersangkutan. Semakin besar tingkat RTO perusahaan, maka semakin

baik pula nilai ACPnya. Tingkat Avarage colletion period (ACP)

perusahaan yang terbaik pada tahun 2009, yakni sebesar 14 hari,

dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi dibandingkan

tahun yang lain, yakni sebesar 25 kali. Sedangkan tingkat ACP

perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2010, dimana tingkat

ACPnya mencapai 38 hari, dimana tingkat perputaran piutangnya pun

sangat rendah yakni 9.44 kali. Pada tahun berikutnya yakni tahun 2011,

tingkat ACPnya menurun menjadi 30 hari. Ini menunjukkan kinerja

piutang usahanya sudah lebih baik dari tahun 2010. Namun, masih tetap

masih perlu ditekan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar kredit

yang ditentukan perusahaan yakni selambat-lambatnya 8 (delapan) hari

kalender sejak nota tagihan.

5. Rasio Tunggakan dan Rasio Penagihan

Rasio tunggukan ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah

piutang yang telah jatuh tempo dari sejumlah penjualan kredit yang

dilakukan dari piutang yang belum tertagih.

57

Page 69: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

73

Menghitung rasio tunggakan :

Rasio penagihan ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana

aktivitas penagihan yang dilakukan atau berapa besar piutang yang tak

tertagih dari total piutang yang dimiliki perusahaan.

Menghitung rasio penagihan :

Tabel 5.4.Perhitungan Rasio Tunggakan dan Rasio Penagihan

TahunPiutang tertunggak

(Rp)Piutang Tertagih (Rp) Total Piutang (Rp) Piutang tertunggak (Rp) Rasio Penagihan (%)

2009 Rp 6.883.352.061 Rp 74.262.835.120 Rp 81.146.187.181 8.48% 91.52%

2010 Rp 6.129.585.201 Rp 94.901.166.199 Rp 101.030.751.400 6.07% 93.93%

2011 Rp 3.563.306.709 Rp 123.705.612.770 Rp 127.268.919.479 2.80% 97.20%

2012 Rp 11.646.205.819 Rp 146.251.894.149 Rp 157.898.099.968 7.38% 92.62%

2013 Rp 5.004.614.845 Rp 136.641.860.757 Rp 141.646.475.602 3.53% 96.47%

2014 Rp 6.570.192.259 Rp 53.045.041.496 Rp 59.615.233.755 11.02% 88.98%

2015 Rp 3.863.795.170 Rp 65.224.646.232 Rp 69.088.441.402 5.59% 94.41%

.Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia IV Persero

1. Analisis terhadap rasio tunggakan

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio tunggakan perusahaan

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 terjadi penurunan

rasio tunggakan sebesar 2.42% yakni dari 8.48% menjadi 6.07% pada tahun

2009. Hal ini terjadi karena perusahaan mampu menurunkan jumlah piutang

tertunggak yakni dari Rp. 6.883.352.061,- pada tahun 2010 menjadi sebesar

Rp. 6.129.585.201,- pada tahun 2006, dimana jumlah total piutangnya

Rasio Tunggakan =Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Total Piutang Pada Periode Yang Samax 100 %

Rasio Penagihan =Jumlah Piutang Yang Tertagih

Total Piutangx 100 %

58

Page 70: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

74

meningkat yakni Rp. 81.146.187.181,- pada tahun 2009 meningkat menjadi

Rp. 101.30.751.400,-. Kinerja perusahaan yang terbaik dijumpai pada tahun

2010, dimana rasio tunggakan mencapai titik terkecil, yakni sebesar 2,8%.

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalkan piutang tertunggaknya

menjadi sebesar Rp. 3.563.306.709,- walaupun jumlah total piutangnya

meningkat menjadi Rp. 127.268.919.479,- Namun, pada tahun 2011, terjadi

peningkatan rasio tunggakan menjadi 7,38% atau naik sebesar 4,58%. Hal ini

disebabkan jumlah piutang tertunggak yang sangat besar yakni Rp.

11,646,205,819. Pada tahun 2012, terjadi penurunan rasio tunggakan menjadi

sebesar 3,83% atau menurun sebesar 3,84% dari tahun sebelumnya. Hal ini

disebabkan karena perusahaan dapat meminimalkan jumlah piutang

tertunggaknya menjadi sebesar Rp. 5.004.614.845,- atau berkurang sebesar

Rp. 6.641.590.974,-

Pada tahun 2014, rasio tunggakan mencapai titik tertinggi yakni

sebesar 11,02% atau meningkat sebesar 7,49% dari tahun 2014. Hal ini

disebabkan terjadinya peningkatan piutang tertunggak dari Rp.

5.004.614.845,- pada tahun 2014 menjadi Rp. 6.570.192.259,- dan juga

karena jumlah total piutang yang sangat rendah yakni sebesar Rp.

59.615.233.755. Selain itu pula, tingginya nilai piutang tertunggak karena

manajemen kurang memerhatikan pentingnya pengelolaan uper (uang panjar)

perusahaan dengan benar. Pada tahun 2015, rasio tunggakan mengalami

penurunan yakni menjadi 5.59% atau menurun sebesar 5,43% dari tahun

sebelumnya. Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya yakni

62

59

Page 71: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

75

sebesar Rp.69.088.441.402,- dan terjadi penurunan pada piutang

tertunggaknya yakni sebesar Rp. 3.863.795.170,-.

2. Analisis Terhadap Rasio Penagihan

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rasio penagihan perusahaan juga

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 terjadi peningkatan

rasio penagihan sebesar 2,42% yakni dari 91,52% menjadi 93,93% pada tahun

2009. Hal ini terjadi karena perusahaan mampu meningkatkan kinerja bagian

administrasi/ penatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagih

meningkat yakni dari Rp. 74.262.835.120,- pada tahun 2009 menjadi sebesar

Rp. 94.901.166.199,- pada tahun 2009,dimana jumlah total piutangnya

meningkat yakni Rp. 81.146.187.181,- pada tahun 2010 meningkat menjadi

Rp. 101.30.751.400,-. Kinerja perusahaan yang terbaik dijumpai pada tahun

2012, dimana rasio penagihan mencapai titik tertinggi, yakni sebesar 97,20%.

Hal ini terjadi karena perusahaan dapat memaksimalkan divisi administrasi/

penatausahaan piutang sehingga jumlah piutang tertagihnya menjadi sebesar

Rp. 123.705.612.770,- walaupun jumlah total piutangnya meningkat menjadi

Rp. 127.268.919.479,- Namun, pada tahun 2011, terjadi penurunan rasio

tagihan dari 97.20% pada tahun 2007 menjadi 92.62% atau naik turun 4,58%.

Hal ini disebabkan karena walaupun jumlah piutang tertagihnya meningkat

yakni sebesar Rp. 146.251.894.149,- disisi lain terjadi peningkatan total

piutang sebesar Rp. 157.898.099.968,-. Pada tahun 2013, terjadi peningkatan

rasio penagihan menjadi sebesar 96.47% atau meningkat sebesar 3,84% dari

tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat meningkatkan

63

60

Page 72: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

76

kinerja bagian penagihan hingga jumlah piutang tertagih menjadi sebesar Rp.

136.641.860.757,-.

Pada tahun 2014, kinerja rasio penagihan mencapai titik terendah yakni

sebesar 88.98% atau menurun sebesar 7,49% dari tahun 2009. Hal ini

disebabkan karena jumlah total piutang yang sangat rendah yakni sebesar Rp.

59.615.233.755. pada tahun 2014, rasio tunggakan mengalami peningkatan

yakni menjadi 94.41% atau meningkat sebesar 5,43% dari tahun sebelumnya.

Ini disebabkan terjadi peningkatan pada total piutangnya yakni sebesar

Rp.69.088.441.402,- dan terjadi peningkatan pada bagian penagihan yakni

sebesar Rp. 65.224.646.232,-.

Tabel 5.5Piutang Usaha PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar

Tahun 2005 – 2011 (Dalam Rupiah)

Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia IV Persero

Tahun Saldo Awal Piutang Penjualan Kredit Total Piutang Piutang Tertagih Piutang Tertunggak

2009 Rp 6.268.143.124 Rp 74.878.044.057 Rp 81.146.187.181 Rp 74.262.835.120 Rp 6.883.352.061

2010 Rp 6.883.352.061 Rp 94.147.399.339 Rp 101.030.751.400 Rp 94.901.166.199 Rp 6.129.585.201

2011 Rp 6.129.585.201 Rp 121.139.334.278 Rp 127.268.919.479 Rp 123.705.612.770 Rp 3.63.306.709

2012 Rp 3.563.306.709 Rp 154.334.793.259 Rp 157.898.099.968 Rp 146.251.894.149 Rp 11.646.205.819

2013 Rp 11.646.205.819 Rp 130.000.269.783 Rp 141.646.475.602 Rp 136.641.860.757 Rp 5.004.614.845

2014 Rp 5.004.614.845 Rp 54.610.618.910 Rp 59.615.233.755 Rp 53.045.041.496 Rp 6.570.192.259

2015 Rp 6.570.192.259 Rp 62.518.249.143 Rp 69.088.441.402 Rp 65.224.646.232 Rp 3.863.795.170

64

61

Page 73: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

77

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pitang usaha mengalami fluktuasi

dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2009,di mana jumlah total piutang sebesar Rp. 81,146.187.181

dan piutang tertunggaknya sebesar Rp. 6.883.352061,- Pada tahun 2010, di mana

jumlah total piutang sebesar Rp. 101,030,751,400 dan piutang tertunggaknya

sebesar Rp. 6.129.585.,201,- Pada tahun 2011 di mana jumlah total piutang

sebesar Rp. 127.268.919.479 dan piutang tertunggaknya sebesar Rp.

3,563,306,709,- Pada tahun 2012, di mana jumlah total piutang sebesar Rp.

157.898.099.968 dan piutang tertunggaknya sebesar Rp, 11.646.205.819,- Pada

tahun 2013,di mana jumlah total piutang sebesar Rp. 141.646.475.,6002 dan

.iutang tertunggaknya sebesar Rp. 5.004.614.845,- Pada tahun 2014, di mana

jumlah total piutang sebesar Rp. 59.615.233.755 dan piutang tertunggaknya

.sebesar Rp. 6.570.192.259,- Pada tahun 2015, di mana jumlah total piutang

sebesar Rp. 69.088.441.402 dan piutang tertunggaknya sebesar Rp.

3.863.795.170.

Selain itu pula,tingginya total piutang karena manajemen kurang memperhatikan

pentingnya piutang tertunggak dalam perusahaaan.

62

Page 74: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

78

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian-uraian pada bab-bab

sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Umur rata-rata pengumpulan piutang (Avarage collection period –

ACP) semakin meningkat terutama pada tahun 2011. Ini berarti

perusahaan belum efektif dalam mengelola piutang usahanya, sebab

standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah

batas pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8

(delapan) hari kalender sejak nota tagihan diterima oleh pengguna

jasa. Hal ini berarti hipotesis penulis tidak terbukti, disebabkan oleh

hari rata-rata penagihan belum dapat ditekan sekecil mungkin, secara

ideal waktu rata-rata pelunasan atau jatuh tempo adalah 2 sampai 3

hari.

2. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar masih kurang

optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang

usahanya. Hal ini dapat dilihat pada jumlah presentase penunggakan

yang semakin meningkat rata-rata penunggakan dari tahun ke tahun.

Terutama pada kondisi tahun 2011, dimana menurunnya jumlah

penjualan kredit yang diikuti dengan meningkatnya piutang yang

63

Page 75: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

79

tertunggak. Yaitu sebesar rata-rata Rasio Tunggakan dalam waktu 7

tahun adalah 6,41%.

3. Dengan melihat tingkat perputaran piutang (Receivable Turn Over-

RTO) dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi, membuktikan bahwa

modal kerja yang ditanamkan dalam piutang cukup besar. Karena

semakin kecil perputaran piutang, maka dibutuhkan jumlah modal

yang lebih besar untuk diinvestasikan kedalam piutang.

B. Saran

1. Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin

oleh bagian administrasi/penatausahaan piutang agar tingkat perputaran

piutang menjadi lebih baik, sehingga persentase penagihan dapat terus

meningkat dan sebaliknya mengurangi jumlah piutang yang tertunggak

untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang.

2. Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaliknya pihak

pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda

yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan

sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan.

3. Sebalikya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang

atau penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang

agar tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat

sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar.

64

Page 76: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

80

4. Jika hari rata-rata penagihan dapat ditekan hingga sekecil mungkin,

maka presentase penagihan piutang akan terus meningkat sesuai dengan

presentase penurunan hari rata-rata penagihan.

5. Sebaiknya perusahaan memperbaiki sistem penagihan piutang agar

perusahaan lebih baik dan jumlah piutang dapat diminimalisir.

65

Page 77: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra, Gunawan. 2006. Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua).Yogyakarta : BPFE.

Arista, Fany dan Baldric Siregar, 2009. Jurnal Ekonomi & Bisnis Vol. 3, No. 1Maret 2009. Yogyakarta : STIE.

Budiman, Simcesen dan Baldric Siregar, 2008. Jurnal Akuntansi & ManajemenVol. 19, No. 2 Agustus 2008. Yogyakarta : STIE.

Gitusudarmono, Indriyo dan Basri H. 2004. Manajemen Keuangan Edisi Empat.Yogyakarta : BPFE.

Husnan, Suad. 2004. Pembelanjaan Perusahaan, Dasar – dasar ManajemenKeuangan (Edisi Empat). Yogyakarta : Liberty.

___________. 2004. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: BPFE

Ikatan Akuntan Indonesia. 2005. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : SalembaEmpat.

Indriyo dan Basri. 2004. Pokok–pokok Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta :BPFE

Kasmir. 2008. Dasar – dasar Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Martono dan Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh).Yogyakarta : EKONISIA

Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima). Yogyakarta :Liberty.

Riyanto, Bambang. 2006. Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada.

Samsul, M. 2007. Sistem Akuntansi, Pendekatan Manajerial. Yogyakarta :Liberty.

Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

Page 78: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …
Page 79: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …
Page 80: SKRIPSI PIUTANG TIDAK TERTAGIH ( PT. PELABUHAN …

RIWAYAT HIDUP

Andi Vinawati Risdah lahir di ujung pandang pada tanggal 12 april

1994, anak kedua dari empat bersaudara ,buah hati dari Andi

Derismi S.E,. MM dan Andi wahidah. Penulis mengawali jenjang

pendidikan formal di SD Inperes perumnas antang II . pada tahun

2000 dan selesai pada taun 2007. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikan tngkat pertama di SMP Negeri 19 Makassar . pada tahun 2007 hingga

tahun 2009 kemudian penulis melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan

memasuki SMA Negri 13 Makassar pada tahun 2009 hingga 2012. Pada tahun yang

sama 2012 penulis di terima di Jurusan Manajemen Strata 1 Febis Universitas

Muhammadiyah Makassar, Selama terdaftar sebagai mahasiswa ,penulis juga aktif

dalam organisasi internal maupun eksternal, yaitu pernah menjadi Anggota HMJ

Manajemen periode 2015 - 2015.

A