SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENJUALAN KONSINYASI …
Transcript of SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENJUALAN KONSINYASI …
1
SKRIPSI
PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENJUALAN KONSINYASI PADA
TOKO OBAT AMANAH KOTA MAKASSAR
CHALID IDRIS
105730279611
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
2
HALAMAN PERSETUJUAN
PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENJUALAN KONSINYASI PADA
TOKO OBAT AMANAH KOTA MAKASSAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
Disusun dan Diajukan Oleh
CHALID IDRIS
No. Stambuk : 105730279611
Kepada
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
3
ABSTRAK
Chalid Idris, 2015. Perlakuan Akuntansi Atas Penjualan Konsinyasi Pada
Toko Obat Amanah Kota Makassar. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. Andi Rustam dan Pembimbing
II Ismail Rasulong
Metode penelitian ini dilakukan secara Observasi, yaitu dilakukan selama
penelitian berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
Untuk memperoleh data, peneliti melakukan pengamatan, observasi dengan
pihak-pihak yang terkait pada lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di kota
Makassar, Kecamatan Panakkukang yaitu jalan Pampang I No.49. Rumusan
masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi atas
penjualan konsinyasi pada Toko Obat Amanah Kota Makassar berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
No. 23.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data kuantitatif,
yaitu data berbentuk angka-angka yang bersumber dari pencatatan atau laporan
keuangan pada Toko Obat Amanah. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan
perincian konsinyasi Toko Obat Amanah dan Sampel dalam penelitian ini adalah
penitipan barang atau obat-obatan yang di lakukan oleh Toko Obat Amanah
terhadap beberapa toko obat yang terjadi konsinyasi kerjasama penjualan antara
penyalur penjualan barang dengan pemilik barang. Metode analisis yang di pakai
dalam penelitian ini adalah Deskriptif Komparatif yaitu dengan mencari fakta-
fakta dari objek yang diteliti dengan membandingkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) No. 23 dengan perlakuan akuntansi atas penjualan konsinyasi
yang diterapkan pada Toko Obat Amanah.
Berdasarkan hasil penelitian tentang perlakuan akuntansi atas penjualan
konsinyasi pada Toko Obat Amanah Kota Makassar maka, terjadi kerjasama
penjualan konsinyasi antara penyalur penjualan barang (Konsinyi) dengan pemilik
barang (Konsinyor), dan metode pencatatan laba-rugi yang dilakukan oleh Toko
Obat Amanah menggunakan metode terpisah antara penjualan konsinyasi dan
penjualan lainnya berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.23.
Kata Kunci : Perlakuan Akuntansi, Penjualan Konsinyasi
4
5
6
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan petunjuk Allah SWT, sehingga
skripsi dengan Judul : “Perlakuan Akuntansi Atas Penjualan Konsinyasi Pada Toko
Obat Amanah Kota Makassar” dapat diselesaikan. Pernyataan rasa syukur kepada Allah
SWT atas apa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan karya ini yang tidak
dapat diucapkan dengan kata-kata dan dituliskan dengan kalimat apapun. Tak lupa juga
penulis panjatkan shalawat dan salam atas junjungan Rasulullah Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa istiqomah
memperjuangkan agama Allah hingga akhir zaman.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua
orang tuaku yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih saying dan
doa tulus tak berpamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung
dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Seluruh keluarga besar atas segala
pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis
dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi
ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
7
Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak
disampaikan dengan hormat kepada :
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si, AK., CA., Ketua jurusan Akuntansi yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan yang membangun sehingga
penyusun skripsi ini dapat penulis rampungkan.
4. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE.,MM, AK., CA ., pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan yang membangun sehingga
penyusun skripsi ini dapat penulis rampungkan.
5. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktunya untuk memberikan masukan yang membangun sehingga penyusun skripsi
ini dapat penulis rampungkan.
6. Bapak/ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah
banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Rekan-rekan mahasiswa utamanya yang selalu belajar bersama yang tidak
sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
8. Kawan-kawan seperjuangan di organisasi, yang atas berkat transpormasi
pemikiran doa dan dukungannya, sehingga penulis dapat merampungkan
skripsi ini.
8
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skipsi ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang
budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan
skipsi ini.
Mudah-mudahan skipsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada
Alma Mater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Billahifisabilil Haq fastabiqul khairat,
Wassalamu alaikum warahmatullahi
waabarakatu
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7
A. Pengertian Akuntansi .............................................................. 7
B. Tujuan Akuntansi ............................................................... .... 8
C. Fungsi Akuntansi ................................................................... 8
D. Prinsip Akuntansi .................................................................... 9
E. Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli ............................... 10
F. Jenis-Jenis Akuntansi .............................................................. 12
G. Jenis-Jenis Penjualan ............................................................... 15
H. Pengertian Konsinyasi ............................................................ 16
I. Metode Penjualan Konsinyasi................................................. 18
J. Metode Pencatatan Penjualan Konsinyasi .............................. 19
K. Kerangka Pikir ........................................................................ 20
L. Hipotesis ................................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 22
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 22
10
B. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 22
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 22
D. Populasi dan Sampel ............................................................... 23
E. Defenisi Operasional ............................................................... 23
F. Metode Analisis ...................................................................... 24
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..................................... 25
A. Sejarah Berdirinya Toko Obat Amanah ................................. 25
B. Perisinan Toko Obat Amanah..................................... ............ 25
C. Tugas dan Fungsi Toko Obat Amanah.................................... 26
D. Struktur Organisasi Toko Obat Amanah................................. 26
E. Program Kerja Toko Obat Amanah..................................... ... 26
F. Administrasi Kepegawaian..................................... ................ 27
G. Hubungan dengan Masyarakat..................................... ........... 28
H. Visi dan Misi Toko Obat Amanah..................................... ..... 28
I. Tujuan dan Sasaran Toko Obat Amanah................................ 28
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 32
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 32
B. Pembahasan............................................................................. 61
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 63
A. Simpulan ................................................................................. 63
B. Saran ...................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Pikir....................................................................... 21
12
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1
Halaman
Laporan Laba-Rugi............................................................... 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional adalah untuk meningkatkan
daya banding (comparability) laporan keuangan terutama bagi perusahaan
multinasional pyang beroperasi di berbagai belahan dunia. Tidak mengherankan
jika pihak barat membentuk suatu badan yang dinamakan International
Accounting Standard Committee (IASC), yang sekarang berubah namanya
menjadi International Accounting Standard Board (IASB). Penjualan Konsinyasi
didefinisikan oleh IFRS sebagai situasi yang pihak pemegang barang persediaan
bertindak sebagai agen bagi pemilik sebenarnya (Wiley, 2007:179). Penjualan
konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan
cara penitipan.
Meskipun keanggotaan badan tersebut melibatkan negara-negara
berkembang, negara barat/kapitalis seperti Amerika, Inggris, Kanada dan
Australia tetap mendominasi konsep akuntansi dan standar akuntansi yang
dihasilkan. Akibatnya, standar akuntansi tersebut umumnya didasari pada konsep
ekonomi kapitalis yang kemungkinan bertentangan dengan kondisi sosial,
ekonomi dan budaya negara berkembang dan khususnya ada yang bertentangan
dengan nilai-nilai Islam.
1
2
Tulisan ini dimaksudkan untuk menganalisis secara kritis upaya
harmonisasi standar akuntansi internasional dari perspektif nilai-nilai Islam dan
alternatif pendekatan untuk menghasilkan standar akuntansi yang bernuansa
Islam.
Perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba dari setiap kegiatan
operasional yang dijalankannya. Dengan laba yang diperoleh itu, maka
perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup berkembang dan dapat
bersaing dengan perusahaan lainnya yang menjalankan bisnis yang sama.
Untuk memperoleh laba dari kegiatan operasionalnya berbagai faktor harus
diperhatikan, seperti penghasilan dan biaya-biaya. Dengan penghasilan yang besar
dan biaya yang lebih rendah dari penghasilan itu, maka perusahaan dapat
mencapai laba yang diinginkan. Dalam upaya mendapatkan penghasilan yang
besar, perusahaan harus mampu menjual dalam jumlah yang besar dengan tingkat
harga tertentu.
Penjualan yang dilakukan perusahaan ditentukan oleh permintaaan
konsumen terhadap barang yang dijual, dan salah satu faktor yang mempengaruhi
permintaan konsumen terhadap suatu barang adalah harga jual barang yang
bersangkutan. Apalagi dalam pasar yang bersifat persaingan sempurna dimana
terdapat banyak penjual, maka konsumen mempunyai pilihan terhadap barang
yang dibutuhkan berdasarkan harga dan tingkat kepuasan yang diperoleh dari
barang yang di belinya itu.
3
Setiap pendapatan perusahaan dari hasil penjualan harus
dicatat/didokumentasikan, agar semua pihak yang memerlukan informasi
mengenai pandapatan perusahaan dalam satu periode dapat mengetahui dengan
jelas berapa besar pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan.Siklus akuntansi
yang berkaitan dengan pendapatan perusahaan diawali dengan dokumen berupa
faktur penjualan yang dibuat oleh bagian penjualan. Berdasarkan faktur tersebut,
kemudian dicatat dalam jurnal pendapatan dan jurnal penerimaan kas untuk
pendapatan tunai, kemudian diposting ke buku besar pendapatan dan buku
pembantu pada masing-masing perkiraan debitur, dan terakhir dirangkum dalam
laporan keuangan untuk memudahkan pemakai laporan keuangan melihat kondisi
keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai.Melakukan pencatatan atas
pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya, harus
sesuai dengan standar akuntansi keuangan (SAK) khususnya pada pernyataan
standar akuntansi keuangan No. 23 (PSAK No. 23) tentang pendapatan yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).
Pengertian akuntansi dalam bukunya Samryn (2012 :3), Akuntansi
merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari
transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan
mengidentifikasi, mencatat, dan menafsirkan peristiwa ekonomi dari sebuah
organisasi kepada pemakai informasinya. Sedangkan pengertian akuntansi
menurut Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa: “secara umum, akuntansi
dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada
4
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan”.
Pada umumnya jumlah pelanggan atau calon pelanggan pada setiap daerah
atau wilayah adalah terbatas. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan volume
penjualan tidak akan mencapai hasil yang maksimal apabila tidak disertai dengan
usaha untuk memperluas daerah pemasaran. Usaha untuk memperluas daerah
pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti konsinyasi,
pembukaan agen penjualan, serta pembukaan kantor cabang.
Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang
dapat dijamin oleh seorang produsen, pabrikan atau distributor. Di Indonesia
perdagangan konsinyasi dikenal sebagai suatu bentuk perdagangan komisi. Di sini
ada dua pihak yang terlibat yaitu pemilik barang sebagai konsinyor atau faktor
dan penerima barang sebagai konsinyi atau pedagang komisi. Selama barang
konsinyasi belum terjual, hak milik tetap ditangan pemilik. Persediaan barang
konsinyasi di gudang konsinyi adalah persediaan milik konsinyor sampai barang
terjual kepihak lain.
Penjualan yang dilakukan secara konsinyasi merupakan alternatif lain
selain penjualan reguler, karena keberadaan penjualan konsinyasi yang berbeda
dengan penjualan reguler, maka diperlukan akuntansi yang berbeda untuk
penjualan konsinyasi dengan penjualan reguler, sehingga informasi yang disajikan
dapat menggambarkan keadaan yang sebernarnya dan tidak menimbulkan
informasi yang menyesatkan.
5
Hubungan antara pihak konsinyor dan pihak konsinyi menyangkut
hubungan antara pihak pemilik dan agen penjual. Dari segi pengamanat transaksi
pengiriman barang-barang kepada konsinyi, biasa disebut “barang-barang
konsinyasi”. Sedangkan dari pihak komisioner untuk mencatat transaksi yang
behubungan dengan barang-barang milik pengamanat yang dititipkan kepadanya
biasa disebut “barang-barang komisi”. Terhadap penyerahan barang atas
transaksi konsinyasi, pada umumnya disusun suatu kontrak atau perjanjian tertulis
yang menunjukkan sifat hubungan pihak yang menerima barang-barang.
Transaksi dengan cara penjualan konsinyasi mempunyai keuntungan-
keuntungan tertentu dibandingkan dengan penjualan secara langsung barang-
barang kepada perusahaan pengecer atau kepada pedagang
Setelah menyimak uraian permasalahan diatas,maka penulis merasa
tertarik untuk meneliti dengan judul: “Perlakuan Akuntansi Atas Penjualan
Konsinyasi Pada Toko Obat Amanah Kota Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian
ini adalah: “Bagaimana perlakuan akuntansi atas penjualan konsinyasi pada Toko
Obat Amanah Kota Makassar berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 23 ?”.
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perlakuan akuntansi atas penjualan konsinyasi pada Toko Obat Amanah Kota
Makassar berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) No. 23.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat
2. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi pada penelitian yang
relevan dimasa yang akan datang.
3. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dalam menyusun karya tulis
ilmiah.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Akuntansi
Kata akuntansi (Accounting) berasal dari perkataan to Account yang
berarti mempertimbangkan atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi berkaitan
dengan masalah pertanggungjawaban dari manajemen pengelola perusahaan
kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan atas kepercayaan
yang diberikan kepadanya dalam melaksanakan aktivitas perusahaan.
Beberapa ahli menganggap bahwa pengertian akuntasi sebagai salah satu
seni (art), yaitu seni dalam pengukuran, komunikasi serta menafsirkan ataupun
menginterpretasikan aktivitas keuangan. Pengertian akuntansi secara lebih
mendalam adalah aktivitas perhitungan, pengukuran, penjabaran, atau memberi
kepastian terhadap data dan informasi yang akan menolong atau membantu
investor, brooker, manajer, ototritas pajak, pembuat keputusan yang lain sehingga
perusahaan, organisasi, ataupun lembaga lainnya mampu membuat alokasi sumber
daya.
Pengertian akuntansi sejauh ini, para ahli ekonomi dan akuntasi telah
memberikan definisi akuntansi dengan berbagai perbedaan dan lebih banyak
persamaan.
Pengertian akuntansi dalam bukunya Samryn (2012 :3), Akuntansi
merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari
transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan
mengidentifikasi, mencatat, dan menafsirkan peristiwa ekonomi dari sebuah
7
8
organisasi kepada pemakai informasinya. Sedangkan pengertian akuntansi
menurut Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa: “secara umum, akuntansi
dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan”.
B. Tujuan Akuntansi
Untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat
dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan
lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang
terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan
adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis
dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing,
satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu
proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini yang masuk akal tapi tak
dijamin sepenuhnya mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
C. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu
organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu
organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara
9
kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat
dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu
membuat keputusan suatu organisasi.
D. Prinsip Akuntansi
Asumsi dan konsep dasar akuntansi diturunkan kedalam prinsip yang
mengatur secara teknis praktik akuntansi dalam bukunya Samryn (2012 :3),yang
meliputi:
1. Prinsip biaya historis. Prinsip ini mengandung makna bahwa akuntansi
diselenggarakan dengan menggunakan nilai-nilai yang sesungguhnya terjadi
berdasarkan fakta pada saat terjadinya transaksi di masa lalu.
2. Prinsip pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui pada saat realisasi
penyerahan hak atas barang atau jasa kepada pihak pelanggang atau pembeli.
3. Prinsip mempertemukan. Prinsip ini mengandung makna bahwa pendapatan
yang harus dipertemukan dengan biaya atau pengorbanan di mana pengorbanan
tersebut memberikan manfaat.
4. Prinsip konsistensi. Prinsip ini memberikan pengertian bahwa akuntansi harus
diselenggarakan dengan menerapkan metode dan prosedur akuntansi yang
sama dengan periode sebelumnya.
5. Prinsip pengungkapan penuh. Prinsip ini mengharuskan penyelenggaraan
akuntansi dengan mengungkapkan secara memadai atas semua item yang
disajikan dalam laporan keuangan.
10
E. Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli
Adapun pengertian akuntansi menurut para ahli yaitu:
1. Pengertian akuntasi Menurut ABP Statement No.4 dalam Smith Skousen,
pengertian akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat dalam
pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan pilihan-pilihan yang
logis diantara berbagai tindakan alternatif. Konklusi: Dalam Akuntansi,
untuk memberi penjelasan serta argumentasi terhadap data dan informasi
transaksi keuangan dibutuhkan analisis
2. Definisi akuntansi berdasarkan AICPA, bahwa pengertian akuntansi
sebagai seni (art) dalam pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran
dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-
kejadian yang secara umum bersifat keuangan termasuk juga dalam
menginterpretasikan hasilnya.
3. AAA, akronim dari American Acounting Association, memberikan
pengertian akuntasi sebagai proses mengindentifikasi (to identify),
mengukur (to measure), dan melaporkan informasi (to report) ekonomi
guna terjadinya penilaian penilain dan keputusan yang jelas (clear
decision) dan tegas bagi yang memanfaatkan informasi tersebut. Sehingga
akuntasi harusnya dilakukan sebagai salah satu langkah persiapan dalam
mengambil keputusan khususnya yang berhubungan dengan kepentingan
orang banyak serta menyangkut keuangan.
11
4. Charles T. Horngren dan Waler T. Harrisson beranggapan bahwa akuntasi
adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data
menjadi laporan dan mengomunikasikan hasilnya kepada para pengambil
keputusan. Dalam pengertian akuntasi ini, akuntasi dianggap sebagai
sebuah regulasi atau sistem yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan. Definisi akuntansi ini sesuai dengan pengertian akuntasi oleh
AAA dan ABP Statement.
5. Selanjutnya, pengertian akuntansi berdasaran Warren bahwa Akuntansi
secara umum dapat diartikan sebagai sistem informasi (system
information) yang menghasikan laporan kepada pihak pihak yang
berkepentingan mengenai keadaan perusahaan dan aktivitas ekonomi.
Dapat kita lihat bahwa pengertian akuntansi dari Warren pun hampir sama
dengan Charles, AAA, ABP, akan tetapi dalam definisi akuntasi Warren,
ditambahkan perihal kondisi perusahaan, yaitu akuntasi juga berguna
untuk mengetahui kesehatan baik itu kerugian, keuntungan, masa depan,
produktivitas dan lainnya dari perusahaan yang berkepentingan.
6. Akuntasi menurut Littleton dalam Muhammad bertujuan untuk melakukan
perhitungan secara berkala antara biaya (cost) dan hasil (benefit). Dalam
teori Akuntansi ini merupakan konsep inti dan sebagai ukuran yang
dijadikan poin penting dalam belajar akuntansi. Dapat kita ambil
perbedaan baru bahwa definisi akuntansi harusnya ditambahkan secara
periodik atau berkala sehingga dapat dengan betul diambil keputusan yang
tepat terhadap suatu kebijakan.
12
7. Menurut American Accounting Association: akuntansi adalah “suatu
proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi,
yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang
jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.
8. Suparwoto L menambahkan dalam pengertian akuntasi bahwa akuntansi
adalah sistem atau teknik dalam mengukur (to measure) serta mengelola
transaksi (to deal with transaction) keuangan serta menampilkan hasil
pengeloaan tersebut dalam bentuk informasi kepada pihak pihak intern dan
ekstern perusahaan (company).
9. Definisi akuntasi paling singkat dan sederhana diungkapkan oleh C. West
Churman. Dia mengatakan bahwa pengertian akuntansi adalah sebagai
pengalaman tertulis yang berguna untuk pengambilan keputusan.
F. Jenis-Jenis Akuntansi
Dalam mempelajari akuntansi akan terdapat beberapa istilah yang perlu di
ketahui. Adapun penjelasan dan pengertian dari istilah akuntasi dapat anda baca
dibawah ini:
1. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan
perencanaan, penetapan dan pengendalian biaya produksi. Akuntansi biaya
berkaitan dengan penentuan harga pokok produksi dan pengendalian biaya
produksi. Akuntansi biaya bermanfaat bagi manajemen untuk mengendalikan
13
kegiatan perusahaan dan merencanakan kegiatan perusahaan di masa depan
berdasarkan data-data biaya yang diperoleh.
2. Akuntansi Anggaran.
Akuntansi anggaran adalah bidang akuntansi yarg berhubungan dengan
penyusunan anggaran perusahaan dan kemudian membandingkannya dengan
realisasinya agar dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. Akuntansi anggaran
merupakan bagian dan akuntansi manajemen.
3. Auditing/Akuntansi
Auditing adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri pada
pemeriksaan catatan-cátatan akuntansi secara bebas (independen). Pelaksananya
disebut auditor. Auditor harus bekerja secara bebas tanpa dipengaruhi kepentingan
pihak-pihak tertentu. Auditor akan memeriksa apakah pencatatan transaksi telah
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Dalam
melakukan pemeriksaan, auditor berpatokan pada standar auditing yang berlaku.
4. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah bidang akuntansi yang melakukan
pengembangan dan penafsiran data-data akuntansi, baik data masa lalu maupun
data tafsiran untuk membantu manajemen dalam mengoperasikan perusahaan.
Akuntansi manajemen membantu memecahkan berbagai masalah khusus yang
dihadapi manajemen, yang pemecahannya membutuhkan beberapa alternatif.
14
5. Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan adàlah bidang akuntansi yang bertugas melakukan
penyiapan data yang digunakan untuk perhitungan pajak. Sehingga pajak yang
dibayar perusahaan sesuai dengan peraturan pemerintah. Agar dapat bekerja
dengan baik, seorang akuntan pajak harus memahami berbagai peraturan, baik
yang berupa undang-undang maupun ketentuan lain tentang perpajakan. .
6. Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi pemerintahan adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan
diri dalam penyajian laporan keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan
oleh pemerintah. Akuntansi .ini berkaitan dengan pembuatan anggaran negara
beserta laporan realisasinya. Akuntansi ini bermanfaat untuk mengendalikan-
pengelolaan keuangan negara.
7. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah bidang akuntansi yang melakukan perencanaan
prosedur pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan data keuangan. Sistem
akuntansi harus menciptakan suatu sistem yang dapat mempermudah pengelolaan
dan pengendalian perusahaan.
8. Akuntansi Pendidikan
Akuntansi pendidikan adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan
pengembangan pendidikan akuntansi dalam rangka menyebarkan ilmu akuntansi.
Akuntansi bisa dikembangkan dengan cara memasukkan akuntansi ke kurikulum
15
G. Jenis-jenis Penjualan
Dalam penjualan, terdapat 3 jenis penjualan yaitu :
1. Penjualan Tunai
Penjualan tunai adalah merupakan salah satu bentuk transaksi dari
barang dan jasa. Dalam transaksi penjualan secara tunai ini, penjual
langsung menyerahkan barang kepada pihak pembeli setelah pembeli
membayar uang kepada penjual. Transaksi penjualan tunai dikatakan
telah terlaksana apabila perusahaan telah menerima pembayaran dari
pelanggan atas barang ataupun jasa yang kemudian akan diserahkan
oleh perusahaan kepada pelanggan.
2. Penjualan Kredit
Berbeda dengan penjualan tunai, uang langsung dibayar oleh pembeli
pada waktu transaksi penjualan, maka penjualan kredit pembayarannya
dapat diterima beberapa waktu kemudian sesuai dengan perjanjian yang
dibuat oleh penjual dan pembeli.
3. Penjualan Konsinyasi
Dalam penjualan konsinyasi di kenal dengan istilah penjualan
titipan/penjualan komisi, dengan adanya hubungan kerjasama antara
pihak pemilik barang (konsinyor) dengan pihak yang menjualkan
barang (konsinyi).
16
H. Pengertian Konsinyasi
Penjualan Konsinyasi didefinisikan oleh IFRS (IAS 2) sebagai situasi yang
pihak pemegang barang persediaan bertindak sebagai agen bagi pemilik
sebenarnya (wiley, 2007:179). Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari
dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan.
Konsinyasi merupakan hubungan kerjasama penjualan antara penyalur
penjualan barang dengan pemilik barang, Dimana pemilik barang akan
memasukkan barang ke Toko penyalur penjualan untuk didisplay agar bisa dilihat
dan dibeli oleh calon pembeli, Dan pemilik toko akan membayar sejumlah nilai
ominal netto dari barang yang terjual dengan ketentuan yang telah disepakati.
Adapun keuntungan dengan penjualan konsinyasi bagi konsinyor, antara
lain :
1. Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat
dijamin oleh seorang produsen, pabrikan atau distributor , terutama apabila :
a. Barang-barang yang bersangkutan baru diperkenalkan, permintaan
produk tidak menentu dan belum terkenal
b. Penjualan pada masa-masa yang lalu dengan melalui dealer tidak
menguntungkan
c. Harga barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi yang cukup
besar bagi pihak dealer apabial ia harus membeli barang-barang yang
bersangkutan
17
2. Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan pengamanat. Barang-barang
konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada diri komisioner
sehingga resiko kerugian dapat ditekan
3. Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat. Hal
ini disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat
sehingga harga masih dapat dijangkau oleh konsumen
4. Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudangkan
mudah dikontrol sehingga resiko kekurangan atau kelebihan barang dapat
ditekan dan memudahkan untuk rencana produksi
Sedangkan bagi komisioner lebih menguntungkan dengan cara penjualan
konsinyasi karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Komisioner tidak dibebani resiko menanggung kerugian bila gagal dalam
penjualan barang-barang konsinyasi
2. Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena
semua biaya akan diganti /ditanggung oleh pengamanat
3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab komisioner hanya
berfungsi sebagai penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamanat
4. Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi
Dengan tetap mengendalikan harga eceran produk, konsinyor
mengharapkan penjualannya dapat meningkat karena konsinyi ahli di bidang
perdagangan barang yang bersangkutan. Pihak konsinyi, tanpa risiko kerusakan
18
barang, fluktuasi harga dan biaya modal kerja, dapat meningkatkan
penghasilannya dari hasil komisi penjualan barang konsinyasi.
I. Metode Penjualan Konsinyasi
Metode pencatatan atas transaksi penjualan konsinyasi terdapat prosedur-
prosedur pembukuan tersendiri yang biasanya diikuti oleh pihak konsinyor. Pada
prinsipnya pendapatan dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap
barang-barang konsinyasi dilakukan oleh konsinyi kepada pihak ketiga. Jika
konsinyor membutuhkan laporan penjualan dan untuk mengetahui laba atau rugi
penjualan barang-barang konsinyasi, maka pencatatannya harus diselenggarakan
terpisah dari transaksi penjualan reguler.
Ada dua metode penentuan laba rugi barang konsinyasi (Yunus Hartanto,
Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi I, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta,
1981, halaman 15), yaitu :
1. Laba Ditentukan Tersendiri
Di sini pencatatan konsinyasi dilakukan dengan buku-buku tersendiri,
terpisah dari pencatatan pembelian dan penjualan lainnya. Konsinyi mengakui
laba penjualan konsinyasi sebelum menyusun laporan keuangan pada akhir
periode dengan mendebet konsinyasi-masuk dan mengkredit pendapatan komisi
atau laba penjualan konsinyasi. Tagihan dan kewajiban kepada konsinyor dicatat
dengan menggunakan akun „konsinyi-masuk‟. Konsinyor harus menerima akun
penjualan pada akhir tahun buku untuk mencatat laba atau rugi penjualan barang
19
konsinyasi. Tagihan dan kewajiban kepada konsinyi dicatat dengan menggunakan
akun „konsinyi-keluar‟.
2. Laba Tidak Ditentukan Tersendiri
Di sini pencatatn konsinyasi tidak dipisahkan dari pembelian dan penjualan
lainnya. Jika jurnal pada saat barang konsinyasi dijual mengakui pembelian atau
harga pokok barang yang dijual dan kewajiban kepada konsinyor, konsinyi tidak
perlu menjurnal diakhir periode. Konsinyor mencatat potongan hasil penjualan
oleh konsinyi ke akun beban yang bersangkutan. Jika barang konsinyi tidak semua
terjual sampai akhir periode maka beban juga ditangguhkan pada barang
konsinyasi yang belum terjual.
Kas di debet atas kiriman uang dari konsinyi atau piutang di debet untuk
jumlah yang tunai dari konsinyi, akun beban di debet untuk pembebanan oleh
konsinyi atas barang yang telah terjual, barang dalam konsinyasi di debet untuk
pembebanan konsinyi atas barang yang belum terjual, dan penjualan di kredit
untuk total penjualan konsinyasi.
J. Metode Pencatatan Penjualan Konsinyasi
Metode pencatatan atas transaksi penjualan konsinyasi terdapat prosedur-
prosedur pembukuan tersendiri yang biasanya diikuti oleh pihak konsinyor. Pada
prinsipnya pendapatan dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap
barang - barang konsinyasi dilakukan oleh konsinyi kepada pihak ketiga. Jika
konsinyor membutuhkan laporan penjualan dan untuk mengetahui laba atau rugi
penjualan barang - barang konsinyasi, maka pencatatannya harus diselenggarakan
20
terpisah dari transaksi penjualan reguler. Dalam metode administrasi barang -
barang dagangan, terdapat dua alternatif, yaitu metode perpetual dan phisik.
Apabila transaksi konsinyasi dicatat terpisah dari transaksi lain, maka metode
apapun yang dipakai, pihak konsinyor harus menyelenggarakan rekening “barang
-barang konsinyasi”. Apabila transaksi konsinyasi tidak dicatat terpisah dari
transaksi lain, maka pengiriman barang - barang konsinyasi dicatat dalam
memorandum. Untuk setiap perjanjian dalam transaksi konsinyasi rekening
barang- baranng yang dititipkan pada konsinyi pada dasarnya adalah rekening
barang-barang konsinyasi yang merupakan persediaan bagi konsinyor. Apabila
pihak konsinyor menghendaki laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan
tersendiri, maka rekening barang-barang konsinyasi untuk masing masing
konsinyi dibebani harga pokok barang yang dikirimkan kepada konsinyi dan
semua biaya yang berkaitan dengan konsinyasi.
K. Kerangka Pikir
Konsinyasi merupakan hubungan kerjasama penjualan antara penyalur
penjualan barang dengan pemilik barang, Dimana pemilik barang akan
memasukkan barang ke Toko penyalur penjualan untuk didisplay agar bisa dilihat
dan dibeli oleh calon pembeli.
Metode pencatatan atas transaksi penjualan konsinyasi terdapat prosedur-
prosedur pembukuan tersendiri yang biasanya diikuti oleh pihak konsinyor
dengan perlakuan yana dipakai terhadap Toko obat Amanah Kota Makassar.
21
Skema Kerangka Pikir
Gambar 2.1.Skema Kerangka Pikir
L. Hipotesis
Berdasarkan pada masalah pokok yang telah dikemukakan, tinjauan
pustaka serta kerangka pikir maka sebagai dasar untuk mengadakan analisa
selanjutnya, mengemukakan hipotesis sebagai jawaban sementara yang
selanjutnya akan diuji yaitu : Diduga perlakuan akuntansi yang diterapkan atas
penjualan konsinyasi pada toko obat Amanah Kota Makassar sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 23.
Toko Obat Amanah
Consigner (Pengirim) Consignee (Penerima)
Perlakuan Yang di Pakai
Secara Konsinyasi Sesuai
dengan SAK No.23
Konsinyasi
Transaksi Akuntansi
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Makassar, Kecamatan
Panakkukang yaitu jalan Pampang I No.49, Sedangkan waktu penelitian
dilaksanakan sekitar 2 bulan yaitu bulan April sampai dengan bulan Mei tahun
2015.
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu :
1. Studi kepustakaan (Library Research), yaitu teknik pengumpulan data dari
berbagai literatur guna memperoleh dasar teori-teori,literatur yang dimaksud
seperti buku-buku, majalah, buletin-buletin serta bacaan lain yang relevan
dengan masalah yang diteliti, atau segalah usaha yang dilakukan oleh peneliti
untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik
2. Observasi, yaitu dilakukan selama penelitian berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data kuantitatif,
yaitu data berbentuk angka-angka.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Data sekunder, yaitu
data yang bersumber dari pencatatan, dokumen, laporan, dan studi kepustakaan.
22
23
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arif Tiro dalam bukunya (2008: 3), Populasi adalah sejumlah
orang, benda atau objek lain, jadi populasi dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan aspek tertentu dari ciri, fenomena, atau konsep yang menjadi pusat
perhatian yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan perincian konsinyasi Toko
Obat Amanah.
2. Sampel
Menurut Arif Tiro dalam bukunya (2008: 4), Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi atau sejumlah anggota yang
dipilih/diambil dari suatu populasi.
Penitipan barang atau obat-obatan yang di lakukan oleh Toko Obat
Amanah terhadap beberapa toko obat yang terjadi konsinyasi kerjasama penjualan
antara penyalur penjualan barang dengan pemilik barang.
E. Defenisi Operasional
Sehubungan dengan metode analisis yang digunakan dalam pengujian
hipotesis maka batasan variabel yang digunakan dalam menyelesaikan pokok
permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Akuntansi berkaitan dengan masalah pertanggungjawaban dari manajemen
pengelola perusahaan kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang
24
diberikan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya dalam melaksanakan
aktivitas perusahaan.
2. Konsinyasi adalah hubungan kerjasama penjualan antara penyalur penjualan
barang dengan pemilik barang.
F. Metode Analisis
Metode analisis yang di pakai dalam penelitian ini adalah Deskriptif
Komparatif yaitu dengan mencari fakta-fakta dari objek yang diteliti dengan
membandingkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 23 dengan perlakuan
akuntansi atas penjualan konsinyasi yang diterapkan pada Toko Obat Amanah.
25
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Toko Obat Amanah
Toko obat amanah didirikan di Jalan pampang I pada tahun 2007 oleh
Bapak Muh. Hatta, beliau mendirikan toko obat amanah.Dengan alasan bahwa
jalan pampang I belum ada apotek, jadi toko obat amanah disahkan pada tanggal
22 Oktober 2007, berlaku di Jalan Pampang I Makassar.
B. Perisinan Toko Obat Amanah
Suatu toko obat dapat berdiri apabila memiliki izin dan perizinan toko
obat, diantaranya :
1. Surat Izin toko obat adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri
Kesehatan (Menkes) kepada toko obat bekerja sama dengan pemilik
sarana untuk menyelenggarakan toko obat disuatu tempat tertentu.
2. Izin toko obat diberikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) yang
dilimpahkan kewenangannya kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat
mencabut surat izin toko obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Pengelola toko obat adalah pengelola yang telah diberi Surat Izin toko
obat.
25
26
C. Tugas dan Fungsi Toko Obat Amanah
Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980, tugas dan fungsi toko
obat adalah
1. Sebagai tempat pengabdian profesi seorang peengelolah yang telah
mengucapkan sumpah jabatan.
2. Sebagai sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
3. Sebagai sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan
obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
D. Struktur Organisasi Toko Obat Amanah
Toko Obat Amanah di kelola oleh seorang guru yang bekerjasama dengan
Pemilik Sarana Apotek (PSA).Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
pengelolah.
E. Program Kerja Toko Obat Amanah
Program kerja toko obat amanah, ialah :
1. Menciptakan citra yang positif di mata pasien sehingga menimbulkan
percaya dan pasien yakin untuk menebus resep/membeli obat di toko obat
amanah.
2. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan perbekalan sediaan farmasi.
3. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pasien.
27
4. Memberikan informasi sejelas-selasnya kepada pasien.
F. Administrasi Kepegawaian
Jumlah pegawai yang bekerja di toko obat amanah berjumlah 4 orang,
yang terdiri dari satu orang apoteker sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA)
dan tiga orang asisten apoteker.
Susunan pegawai serta tugas dan fungsi komponennya :
1. Pemilik Sarana Toko Obat Amanah, mempunyai tugas :
1. Memimpin dan mengatur kerja di toko obat amanah
2. Memberi pengarahan kepada Apoteker dan Asisten Apoteker
3. Memberikan modal untuk membeli persediaan obat
4. Mengontrol sistem keuangan di toko obat amanah secara rutin
5. Menyusun dan meneliti rencana kebutuhan yang diperlukan untuk
menyediakan obat-obatan dan alkes
6. Merencanakan, mengatur, mengkoordinasi dan mengendalikan
kegiatan yang ada dilingkungan toko obat.
2. Asisten Apoteker, mempunyai tugas :
1. Membantu apoteker dalam kegiatan penyaluran perbekalan
farmasi.
2. Untuk melayani pasien.
3. Membantu apoteker untuk menyetok obat tiap bulan.
28
G. Hubungan dengan Masyarakat
Hubungan toko obat amanah dengan masyarakat terjalin dengan baik,
terbukti dengan banyaknya masyarakat yang menebus resep ataupun membeli
obat. Toko obat amanah buka dari hari senin sampai dengan hari sabtu, kecuali
hari minggu tutup.
Toko obat amanah buka mulai dari pukul 6.00 WIB sampai pukul 20.00
WIB.
H. Visi dan Misi Toko Obat Amanah
a. Visi :Institusi yang profesional dalam mewujudkan kesehatan.
b. Misi :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkeadilan.
2. Mewujudkan sumber daya manusia kesehatan yang berdaya saing.
3. Mewujudkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan
dalam pembangunan kesehatan.
4. Melaksanakan pelayanan publik yang bermutu.
I. Tujuan dan Sasaran Toko Obat Amanah
a. Tujuan
1. Mewujudkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan
yang bermutu, merata, terjangkau serta pembinaan dan
pengendalian bidang farmasi, makanan minuman dan
perbekalan menurunkan angka kesakitan dan angka
29
kematian penyakit serta mencegah meluasnya kejadian luar
biasa (KLB).
2. Meningkatkan kualitas lingkungan.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat serta kemandirian individu, keluarga
dan masyarakat di bidang kesehatan.
4. Menurunkan prevalensi gizi buruk pada anak balita
5. Meningkatkan pembinaan, pengendalian dan pengawasan
dalam rangka ketersediaan, pemerataan, mutu dan
pelayanan di bidang farmasi termasuk obat asli Indonesia,
makanan minuman dan perbekalan kesehatan.
6. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan.
7. Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan melalui
pengembangan dan implementasi regulasi dan
pengembangan profesionalisme.
8. Menyiapkan sumber daya kesehatan dalam menghadapi
persaingan global.
9. Mengembangkan sistem informasi kesehatan terpadu dan
penelitian kesehatan sesuai perkembangan IPTEK.
10. Mewujudkan pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan
bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin dan rentan.
30
11. Mengoptimalkan fungsi dinas kesehatan sebagai regulator
dalam pengelolaan pelayanan kesehatan berbasis kinerja.
b. Sasaran
1. Terciptanya lingkungan hidup yang sehat.
2. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit serta KLB.
3. Terciptanya kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
dalam rangka mengatasi masalah kesehatan.
4. Terwujudnya peningkatan gizi masyakarakat.
5. Terwujudnya pembinaan, pengendalian dan pengawasan di bidang
farmasi termasuk obat asli Indonesia, makanan dan minuman dan
perbekalan kesehatan.
6. Terwujudnya peningkatan akses masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan tertanganinya kasus/permasalahan
kesehatan pada kelompok masyarakat rentan, daerah perbatasan
dan terpencil.
7. Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya
kesehatan melalui pengembangan dan implementasi regulasi dan
pengembangan profesionalisme.
8. Terwujudnya kesiapan sumber daya kesehatan dalam menghadapi
persaingan global.
31
9. Terwujudnya sistem informasi kesehatan terpadu, dan pemanfaatan
hasil penelitian dalam pengambilan keputusan.
10.Terwujudnya pelayanan kesehatan berbasis kinerja sesuai
peraturan yang berlaku.
32
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian peneliti terlebih dahulu mengadakan
konsultasi dengan pemilik toko obat amanah dalam hal pelaksanaan penelitian.
setelah itu peneliti melakukan diskusi dengan pihak toko obat amanah untuk
mendapatkan gambaran atau hasil penelitian sesuai dengan standar akuntansi
keuangan (SAK) khususnya pada pernyataan standar akuntansi keuangan No. 23
(PSAK No. 23) tentang pendapatan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI), Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan
untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi
meliputi kegiatan mengidentifikasi, mencatat, dan menafsirkan peristiwa ekonomi
dari sebuah organisasi kepada pemakai informasinya. sebagai berikut:
a. Akuntansi untuk pengamanat adalah:
1. Transaksi yang harus dicatat oleh pengamanat adalah:
a. Pengiriman barang konsinyasi
b. Pembayaran biaya angkut
c. Penerimaan laporan penjualan dari komisioner.
d. Penerimaan kas hasil penjualan dari komisioner.
2. Akun Barang Konsinyasi didebit untuk harga pokok barang yang
dikirim, biaya kirim barang, dan biaya lain yang ditanggung
pengamanat.
32
33
3. Akun Barang Konsinyasi dikredit untuk mencatat hasil penjualan
barang konsinyasi
4. Jurnal penutup pada akhir periode dibuat untuk menutup akun Barang
Konsinyasi, dan mengakui laba rugi konsinyasi
b. Akuntansi untuk komisioner adalah:
1. Transaksi yang umumnya dicatat oleh komisioner
a. Pembayaran biaya angkut
b. Penjualan barang komisi
c. Pengiriman laporan penjualan ke pengamanat
d. Pembayaran kas ke pengamanat
2. Akun Barang Komisi didebit untuk biaya-biaya yang ditanggung
komisioner, komisi yang diperoleh, pengiriman uang.
3. Akun barang Komisi dikredit untuk mencatat penjualan brang komisi.
4. Jurnal penutup pada akhir periode dibuat untuk menutup akun Barang
Konsinyasi, dan mengakui laba rugi konsinyasi
Toko obat amanah membuat perjanjian konsinyasi dengan toko obat
harapan untuk menjualkan obat-obat, degan imbalan komisi 5% dari penjualan.
Semua biaya ditanggung pengamanat, dan Komisioner membuat laporan
penjualan setiap bulan.
34
I. Tanggal 01 April 2015
a.Transaksi yang terjadi;
1. Toko obat amanah mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok
Rp.5000/ pack, dengan harga jual Rp7000/ pack.
2. Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000
3. Toko obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack.
4. Toko obat harapan berhasil menjual seluruh obat-obatan
5. Toko obat harapan mengirim kas hasil penjualan
b.Jurnal
1. Pengiriman
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – kirim barang Rp. 1.000.000
Persediaan Rp. 1.000.000
(Komisioner)
Tidak ada Jurnal
2. Pembayaran biaya angkut
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – Angkut Rp. 150.000
Kas Rp. 150.000
(Komisioner)
Tidak ada jurnal
35
3. Pembayaran biaya pembuatan
(Pengamanat)
Tidak ada jurnal
(Komisioner)
Barang Komisi Rp. 200.000
Kas Rp. 200.000
4. Penjualan oleh toko obat harapan dan mengirim laporan penjualan
(Komisioner)
Kas Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 70.000
Pendapatan Komisi Rp. 70.000
(Pengamanat)
Kas Rp. 1.330.000
Barang Konsinyasi – Komisi Rp. 70.000
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
5. Pengiriman uang hasil penjualan
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
Kas Rp. 1.400.000
Pemilik toko akan membayar sejumlah nilai ominal netto dari barang yang
terjual dengan ketentuan yang telah disepakati, bahwa transaksi yang terjadi di
Toko obat amanah pada tanggal 01 April 2015, mengirim 200 pack obat-obatan,
harga pokok Rp.5.000/ pack, dengan harga jual Rp7.000/ pack, Toko Obat
36
Amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000, Toko obat harapan membayar
ongkos pembuatan Rp1.000/ pack, Toko obat harapan berhasil menjual seluruh
obat-obatan, dan Toko obat harapan mengirim kas hasil penjualan.
Pengiriman untuk pengamat tentang barang konsinyasi dengan pengiriman
barang sebesar Rp. 1.000.000 dengan persediaan sebesar Rp. 1.000.000,
pembayaran biaya angkut untuk pengamanat tentang barang konsinyasi dengan
biaya angkut sebesar Rp. 150.000 dengan kas sebesar Rp. 150.000, pembayaran
biaya pembuatan untuk komisioner dengan barang komisi sebesar Rp. 200.000
dengan kas sebesar Rp. 200.000, penjualan terhadap toko obat harapan dan
mengirim laporan penjualan terhadap komisioner dengan kas sebesar Rp.
1.400.000 dengan barang komisi sebesar Rp. 1.400.000, total pendapatan komisi
sebesar Rp. 70.000, dari perjanjian konsinyasi dengan toko obat harapan untuk
menjualkan obat-obat, dengan imbalan komisi 5% dari penjualan sebesar Rp.
1.400.000, dan pengiriman uang hasil penjualan sebesar Rp. 1.400.000.
II. Tanggal 10 April 2015
a. Transaksi yang terjadi;
1. Toko obat amanah mengirim 150 pack obat-obatan, harga pokok
Rp.5.000/ pack, dengan harga jual Rp7.000/ pack.
2. Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 120.000
3. Toko obat media rezky membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack.
4. Toko obat media resky berhasil menjual seluruh obat-obatan
5. Toko obat media rezky mengirim kas hasil penjualan
37
b. Jurnal
1. Pengiriman
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – kirim barang Rp.750.000
Persediaan Rp. 750.000
(Komisioner)
Tidak ada Jurnal
2. Pembayaran biaya angkut
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – Angkut Rp. 120.000
Kas Rp. 120.000
(Komisioner)
Tidak ada jurnal
3. Pembayaran biaya pembuatan
(Pengamanat)
Tidak ada jurnal
(Komisioner)
Barang Komisi Rp. 150.000
Kas Rp. 150.000
4. Penjualan oleh toko obat media rezky dan mengirim laporan penjualan
(Komisioner)
Kas Rp. 1.050.000
Barang Komisi Rp. 1.050.000
38
Barang Komisi Rp. 52.000
Pendapatan Komisi Rp. 52.000
(Pengamanat)
Kas Rp. 998.000
Barang Konsinyasi – Komisi Rp. 52.000
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.050.000
5. Pengiriman uang hasil penjualan
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.050.000
Kas Rp. 1.050.000
Transaksi ke dua pada tanggal 10 April 2015, Toko obat amanah pada
mengirim 150 pack obat-obatan, harga pokok Rp.5.000/ pack, dengan harga jual
Rp7.000/ pack, Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 120.000, Toko
obat media rezky membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack, Toko obat media
rezky berhasil menjual seluruh obat-obatan, dan Toko obat media rezky mengirim
kas hasil penjualan.
Pengiriman untuk pengamat tentang barang konsinyasi dengan pengiriman
barang sebesar Rp. 1.000.000 dengan persediaan sebesar Rp. 750.000,
pembayaran biaya angkut untuk pengamat tentang barang konsinyasi dengan
biaya angkut sebesar Rp. 120.000 dengan kas sebesar Rp. 120.000, pembayaran
biaya pembuatan untuk komisioner dengan barang komisi sebesar Rp. 150.000
dengan kas sebesar Rp. 150.000, penjualan terhadap toko obat media rezky dan
mengirim laporan penjualan terhadap komisioner dengan kas sebesar Rp.
39
1.050.000 dengan barang komisi sebesar Rp. 1.050.000, total pendapatan komisi
sebesar Rp. 52.000, dari perjanjian konsinyasi dengan toko obat Media Rezky
untuk menjualkan obat-obat, dengan imbalan komisi 5% dari penjualan sebesar
Rp. 1.050.000, dan pengiriman uang hasil penjualan sebesar Rp. 1.050.000.
III. Tanggal 20April 2015
a. Transaksi yang terjadi;
1. Toko obat amanah mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok
Rp.5000/ pack, dengan harga jual Rp7000/ pack.
2. Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000
3. Toko obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack.
4. Toko obat harapan berhasil menjual seluruh obat-obatan
5. Toko obat harapan mengirim kas hasil penjualan
b. Jurnal
1. Pengiriman
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – kirim barang Rp. 1.000.000
Persediaan Rp. 1.000.000
(Komisioner)
Tidak ada Jurnal
2. Pembayaran biaya angkut
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – Angkut Rp. 150.000
Kas Rp. 150.000
40
(Komisioner)
Tidak ada jurnal
3. Pembayaran biaya pembuatan
(Pengamanat)
Tidak ada jurnal
(Komisioner)
Barang Komisi Rp. 200.000
Kas Rp. 200.000
4. Penjualan oleh toko obat harapan dan mengirim laporan penjualan
(Komisioner)
Kas Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 70.000
Pendapatan Komisi Rp. 70.000
(Pengamanat)
Kas Rp. 1.330.000
Barang Konsinyasi – Komisi Rp. 70.000
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
5. Pengiriman uang hasil penjualan
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
Kas Rp. 1.400.000
41
Transaksi ke tiga pada tanggal 20 April 2015, Toko obat amanah pada,
mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok Rp.5.000/ pack, dengan harga jual
Rp7.000/ pack, Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000, Toko
obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack, Toko obat harapan
berhasil menjual seluruh obat-obatan, dan Toko obat harapan mengirim kas hasil
penjualan.
Pengiriman untuk pengamanat tentang barang konsinyasi dengan
pengiriman barang sebesar Rp. 1.000.000 dengan persediaan sebesar Rp.
1.000.000, pembayaran biaya angkut untuk pengamat tentang barang konsinyasi
dengan biaya angkut sebesar Rp. 150.000 dengan kas sebesar Rp. 150.000,
pembayaran biaya pembuatan untuk komisioner dengan barang komisi sebesar
Rp.200.000 dengan kas sebesar Rp.200.000, penjualan terhadap toko obat
harapan dan mengirim laporan penjualan terhadap komisioner dengan kas sebesar
Rp. 1.400.000 dengan barang komisi sebesar Rp. 1.400.000, total pendapatan
komisi sebesar Rp. 70.000, dari perjanjian konsinyasi dengan toko obat harapan
untuk menjualkan obat-obat, dengan imbalan komisi 5% dari penjualan sebesar
Rp. 1.400.000, dan pengiriman uang hasil penjualan sebesar Rp. 1.400.000.
IV. Tanggal 25April 2015
a. Transaksi yang terjadi;
1. Toko obat amanah mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok
Rp.5.000/ pack, dengan harga jual Rp7.000/ pack.
2. Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000
42
3. Toko obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack.
4. Toko obat harapan berhasil menjual seluruh obat-obatan
5. Toko obat harapan mengirim kas hasil penjualan
b. Jurnal
1. Pengiriman
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – kirim barang Rp. 1.000.000
Persediaan Rp. 1.000.000
(Komisioner)
Tidak ada Jurnal
2. Pembayaran biaya angkut
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – Angkut Rp. 150.000
Kas Rp. 150.000
(Komisioner)
Tidak ada jurnal
3. Pembayaran biaya pembuatan
(Pengamanat)
Tidak ada jurnal
(Komisioner)
Barang Komisi Rp. 200.000
Kas Rp. 200.000
43
4. Penjualan oleh toko obat harapan dan mengirim laporan penjualan
(Komisioner)
Kas Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 70.000
Pendapatan Komisi Rp. 70.000
(Pengamanat)
Kas Rp. 1.330.000
Barang Konsinyasi – Komisi Rp. 70.000
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
5. Pengiriman uang hasil penjualan
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
Kas Rp 1.400.000
Transaksi ke empat pada tanggal 25 April 2015, Toko obat amanah pada,
mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok Rp.5.000/ pack, dengan harga jual
Rp7.000/ pack, Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000, Toko
obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack, Toko obat harapan
berhasil menjual seluruh obat-obatan, dan Toko obat harapan mengirim kas hasil
penjualan.
Pengiriman untuk pengamanat tentang barang konsinyasi dengan
pengiriman barang sebesar Rp. 1.000.000 dengan persediaan sebesar Rp.
1.000.000, pembayaran biaya angkut untuk pengamat tentang barang konsinyasi
44
dengan biaya angkut sebesar Rp. 150.000 dengan kas sebesar Rp. 150.000,
pembayaran biaya pembuatan untuk komisioner dengan barang komisi sebesar
Rp.200.000 dengan kas sebesar Rp.200.000 penjualan terhadap Toko obat
harapan dan mengirim laporan penjualan terhadap komisioner dengan kas sebesar
Rp. 1.400.000 dengan barang komisi sebesar Rp. 1.400.000, total pendapatan
komisi sebesar Rp. 70.000, dari perjanjian konsinyasi dengan Toko obat harapan
untuk menjualkan obat-obat, dengan imbalan komisi 5% dari penjualan sebesar
Rp. 1.400.000, dan pengiriman uang hasil penjualan sebesar Rp. 1.400.000.
V. Tanggal 28 April 2015
a. Transaksi yang terjadi;
1. Toko obat amanah mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok Rp.5000/
pack, dengan harga jual Rp7.000/ pack.
2. Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000
3. Toko obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack.
4. Toko obat harapan berhasil menjual seluruh obat-obatan
5. Toko obat harapan mengirim kas hasil penjualan
b. Jurnal
1. Pengiriman
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – kirim barang Rp. 1.000.000
Persediaan Rp. 1.000.000
(Komisioner)
Tidak ada Jurnal
45
2. Pembayaran biaya angkut
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – Angkut Rp. 150.000
Kas Rp. 150.000
(Komisioner)
Tidak ada jurnal
3. Pembayaran biaya pembuatan
(Pengamanat)
Tidak ada jurnal
(Komisioner)
Barang Komisi Rp. 200.000
Kas Rp. 200.000
4. Penjualan oleh toko obat harapan dan mengirim laporan penjualan
(Komisioner)
Kas Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 70.000
Pendapatan Komisi Rp. 70.000
(Pengamanat)
Kas Rp. 1.330.000
Barang Konsinyasi – Komisi Rp. 70.000
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
46
5. Pengiriman uang hasil penjualan
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
Kas Rp. 1.400.000
Transaksi ke lima pada tanggal 28 April 2015, Toko obat amanah pada,
mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok Rp.5.000/ pack, dengan harga jual
Rp7.000/ pack, Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000, Toko
obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack, Toko obat harapan
berhasil menjual seluruh obat-obatan, dan Toko obat harapan mengirim kas hasil
penjualan.
Pengiriman untuk pengamanat tentang barang konsinyasi dengan
pengiriman barang sebesar Rp. 1.000.000 dengan persediaan sebesar Rp.
1.000.000, pembayaran biaya angkut untuk pengamanat tentang barang
konsinyasi dengan biaya angkut sebesar Rp. 150.000 dengan kas sebesar Rp.
150.000, pembayaran biaya pembuatan untuk komisioner dengan barang komisi
sebesar Rp. 200.000 dengan kas sebesar Rp. 200.000, penjualan terhadap toko
obat harapan dan mengirim laporan penjualan terhadap komisioner dengan kas
sebesar Rp. 1.400.000 dengan barang komisi sebesar Rp. 1.400.000, total
pendapatan komisi sebesar Rp. 70.000, dari perjanjian konsinyasi dengan toko
obat harapan untuk menjualkan obat-obat, dengan imbalan komisi 5% dari
penjualan sebesar Rp. 1.400.000, dan pengiriman uang hasil penjualan sebesar
Rp. 1.400.000.
47
VI. Tanggal 01 Mei 2015
a. Transaksi yang terjadi;
1. Toko obat amanah mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok Rp.5.000/
pack, dengan harga jual Rp7.000/ pack.
2. Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000
3. Toko obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack.
4. Toko obat harapan berhasil menjual seluruh obat-obatan
5. Toko obat harapan mengirim kas hasil penjualan
b. Jurnal
1. Pengiriman
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – kirim barang Rp. 1.000.000
Persediaan Rp. 1.000.000
(Komisioner)
Tidak ada Jurnal
2. Pembayaran biaya angkut
Pengamanat
Barang Konsinyasi – Angkut Rp. 150.000
Kas Rp. 150.000
(Komisioner)
Tidak ada jurnal
48
3. Pembayaran biaya pembuatan
(Pengamanat)
Tidak ada jurnal
(Komisioner)
Barang Komisi Rp. 200.000
Kas Rp. 200.000
4. Penjualan oleh toko obat harapan dan mengirim laporan penjualan
(Komisioner)
Kas Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 70.000
Pendapatan Komisi Rp. 70.000
(Pengamanat)
Kas Rp 1.330.000
Barang Konsinyasi – Komisi Rp. 70.000
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
5. Pengiriman uang hasil penjualan
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
Kas Rp. 1.400.000
Transaksi ke enam pada tanggal 01 Mei 2015, mengirim 200 pack obat-
obatan, harga pokok Rp.5000/ pack, dengan harga jual Rp7000/ pack, Toko obat
amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000, Toko obat harapan membayar
49
ongkos pembuatan Rp1.000/ pack, Toko obat harapan berhasil menjual seluruh
obat-obatan, dan Toko obat harapan mengirim kas hasil penjualan.
Pengiriman untuk pengamanat tentang barang konsinyasi dengan
pengiriman barang sebesar Rp. 1.000.000 dengan persediaan sebesar Rp.
1.000.000, pembayaran biaya angkut untuk pengamanat tentang barang
konsinyasi dengan biaya angkut sebesar Rp. 150.000 dengan kas sebesar Rp.
150.000, pembayaran biaya pembuatan untuk komisioner dengan barang komisi
sebesar Rp.200.000 dengan kas sebesar Rp.200.000 penjualan terhadap Toko obat
harapan dan mengirim laporan penjualan terhadap komisioner dengan kas sebesar
Rp. 1.400.000 dengan barang komisi sebesar Rp.1.400.000, total pendapatan
komisi sebesar Rp. 70.000, dari perjanjian konsinyasi dengan toko obat harapan
untuk menjualkan obat-obat, dengan imbalan komisi 5% dari penjualan sebesar
Rp. 1.400.000 dan pengiriman uang hasil penjualan sebesar Rp. 1.400.000.
VII. Tanggal 10 Mei 2015
a.Transaksi yang terjadi;
1.Toko obat amanah mengirim 150 pack obat-obatan, harga pokok
Rp.5.000/ pack, dengan harga jual Rp7.000/ pack.
2.Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 120.000
3.Toko obat media rezky membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack.
4.Toko obat media resky berhasil menjual seluruh obat-obatan
5.Toko obat media rezky mengirim kas hasil penjualan
50
b.Jurnal
1. Pengiriman
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – kirim barang Rp.750.000
Persediaan Rp. 750.000
(Komisioner)
Tidak ada Jurnal
2. Pembayaran biaya angkut
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – Angkut Rp. 120.000
Kas Rp. 120.000
(Komisioner)
Tidak ada jurnal
3. Pembayaran biaya pembuatan
(Pengamanat)
Tidak ada jurnal
(Komisioner)
Barang Komisi Rp. 150.000
Kas Rp. 150.000
4. Penjualan oleh toko obat media rezky dan mengirim laporan penjualan
(Komisioner)
Kas Rp. 1.050.000
Barang Komisi Rp. 1.050.000
51
Barang Komisi Rp. 52.000
Pendapatan Komisi Rp. 52.000
(Pengamanat)
Kas Rp. 998.000
Barang Konsinyasi – Komisi Rp. 52.000
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.050.000
5. Pengiriman uang hasil penjualan
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.050.000
Kas Rp. 1.050.000
Transaksi ke tujuh pada tanggal 10 Mei 2015, Toko obat amanah pada
mengirim 150pack obat-obatan, harga pokok Rp.5.000/ pack, dengan harga jual
Rp7.000/ pack, Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 120.000, Toko
obat media rezky membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack, Toko obat media
rezky berhasil menjual seluruh obat-obatan, dan Toko obat harapan mengirim kas
hasil penjualan.
Pengiriman untuk pengamanat tentang barang konsinyasi dengan
pengiriman barang sebesar Rp. 1.000.000 dengan persediaan sebesar Rp. 750.000,
pembayaran biaya angkut untuk pengamanat tentang barang konsinyasi dengan
biaya angkut sebesar Rp. 120.000 dengan kas sebesar Rp. 120.000, pembayaran
biaya pembuatan untuk komisioner dengan barang komisi sebesar Rp. 150.000
dengan kas sebesar Rp. 150.000, penjualan terhadap toko obat media rezky dan
mengirim laporan penjualan terhadap komisioner dengan kas sebesar Rp.
1.050.000 dengan barang komisi sebesar Rp. 1.050.000, total pendapatan komisi
52
sebesar Rp. 52.000, dari perjanjian konsinyasi dengan toko obat Media Rezky
untuk menjualkan obat-obat, dengan imbalan komisi 5% dari penjualan sebesar
Rp. 1.050.000, dan pengiriman uang hasil penjualan sebesar Rp. 1.050.000.
VIII. Tanggal 20 Mei 2015
a. Transaksi yang terjadi;
1. Toko obat amanah mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok Rp.5.000/
pack, dengan harga jual Rp7.000/ pack.
2. Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000
3. Toko obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack.
4. Toko obat harapan berhasil menjual seluruh obat-obatan
5. Toko obat harapan mengirim kas hasil penjualan
b. Jurnal
1. Pengiriman
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – kirim barang Rp. 1.000.000
Persediaan Rp. 1.000.000
(Komisioner)
Tidak ada Jurnal
2. Pembayaran biaya angkut
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – Angkut Rp. 150.000
Kas Rp. 150.000
53
(Komisioner)
Tidak ada jurnal
3. Pembayaran biaya pembuatan
(Pengamanat)
Tidak ada jurnal
(Komisioner)
Barang Komisi Rp. 200.000
Kas Rp. 200.000
4. Penjualan oleh toko obat harapan dan mengirim laporan penjualan
(Komisioner)
Kas Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 70.000
Pendapatan Komisi Rp. 70.000
(Pengamanat)
Kas Rp. 1.330.000
Barang Konsinyasi – Komisi Rp. 70.000
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
5. Pengiriman uang hasil penjualan
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
Kas Rp. 1.400.000
Transaksi ke delapan pada tanggal 20 Mei 2015, Toko obat amanah pada,
mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok Rp.5000/ pack, dengan harga jual
54
Rp7000/ pack, Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000, Toko
obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack, Toko obat harapan
berhasil menjual seluruh obat-obatan, dan Toko obat harapan mengirim kas hasil
penjualan.
Pengiriman untuk pengamanat tentang barang konsinyasi dengan
pengiriman barang sebesar Rp. 1.000.000 dengan persediaan sebesar Rp.
1000.000, pembayaran biaya angkut untuk pengamanat tentang barang konsinyasi
dengan biaya angkut sebesar Rp. 150.000 dengan kas sebesar Rp. 150.000,
pembayaran biaya pembuatan untuk komisioner dengan barang komisi sebesar
Rp.200.000 dengan kas sebesar Rp.200.000, penjualan terhadap toko obat
harapan dan mengirim laporan penjualan terhadap komisioner dengan kas sebesar
Rp. 1.400.000 dengan barang komisi sebesar Rp. 1.400.000, total pendapatan
komisi sebesar Rp. 70.000, dari perjanjian konsinyasi dengan toko obat harapan
untuk menjualkan obat-obat, dengan imbalan komisi 5% dari penjualan sebesar
Rp. 1.400.000, dan pengiriman uang hasil penjualan sebesar Rp. 1.400.000.
IX. Tanggal 25 Mei 2015
a. Transaksi yang terjadi;
1. Toko Obat Amanah mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok
Rp.5000/ pack, dengan harga jual Rp7000/ pack.
2. Toko Obat Amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000
3. Toko Obat Harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack.
4. Toko Obat Harapan berhasil menjual seluruh obat-obatan
5. Toko Obat Harapan mengirim kas hasil penjualan
55
b. Jurnal
1. Pengiriman
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – kirim barang Rp. 1.000.000
Persediaan Rp. 1.000.000
(Komisioner)
Tidak ada Jurnal
2. Pembayaran biaya angkut
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – Angkut Rp. 150.000
Kas Rp. 150.000
(Komisioner)
Tidak ada jurnal
3. Pembayaran biaya pembuatan
(Pengamanat)
Tidak ada jurnal
(Komisioner)
Barang Komisi Rp. 200.000
Kas Rp. 200.000
4. Penjualan oleh toko obat harapan dan mengirim laporan penjualan
(Komisioner)
Kas Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 1.400.000
56
Barang Komisi Rp. 70.000
Pendapatan Komisi Rp. 70.000
(Pengamanat)
Kas Rp 1.330.000
Barang Konsinyasi – Komisi Rp. 70.000
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
5. Pengiriman uang hasil penjualan
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
Kas Rp. 1.400.000
Transaksi ke sembilan pada tanggal 25 Mei 2015, Toko obat amanah pada,
mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok Rp.5.000/ pack, dengan harga jual
Rp7.000/ pack, Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000, Toko
obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack, Toko obat harapan
berhasil menjual seluruh obat-obatan, dan Toko obat harapan mengirim kas hasil
penjualan.
Pengiriman untuk pengamanat tentang barang konsinyasi dengan
pengiriman barang sebesar Rp. 1000.000 dengan persediaan sebesar Rp.
1000.000, pembayaran biaya angkut untuk pengamat tentang barang konsinyasi
dengan biaya angkut sebesar Rp. 150.000 dengan kas sebesar Rp. 150.000,
pembayaran biaya pembuatan untuk komisioner dengan barang komisi sebesar
Rp. 200.000 dengan kas sebesar Rp. 200.000, penjualan terhadap toko obat
harapan dan mengirim laporan penjualan terhadap komisioner dengan kas sebesar
Rp. 1.400.000 dengan barang komisi sebesar Rp. 1.400.000, total pendapatan
57
komisi sebesar Rp. 70.000, dari perjanjian konsinyasi dengan toko obat harapan
untuk menjualkan obat-obat, dengan imbalan komisi 5% dari penjualan sebesar
Rp. 1.400.000, dan pengiriman uang hasil penjualan sebesar Rp. 1.400.000.
X. Tanggal 30 Mei 2015
a. Transaksi yang terjadi;
1.Toko obat amanah mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok Rp.5000/
pack, dengan harga jual Rp7000/ pack.
2.Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000
3.Toko obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack.
4.Toko obat harapan berhasil menjual seluruh obat-obatan
5.Toko obat harapan mengirim kas hasil penjualan
b. Jurnal
1. Pengiriman
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – kirim barang Rp. 1.000.000
Persediaan Rp. 1.000.000
(Komisioner)
Tidak ada Jurnal
2. Pembayaran biaya angkut
(Pengamanat)
Barang Konsinyasi – Angkut Rp. 150.000
Kas Rp. 150.000
58
(Komisioner)
Tidak ada jurnal
3. Pembayaran biaya pembuatan
(Pengamanat)
Tidak ada jurnal
(Komisioner)
Barang Komisi Rp. 200.000
Kas Rp. 200.000
4. Penjualan oleh toko obat harapan dan mengirim laporan penjualan
(Komisioner)
Kas Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 1.400.000
Barang Komisi Rp. 70.000
Pendapatan Komisi Rp. 70.000
(Pengamanat)
Kas Rp. 1.330.000
Barang Konsinyasi – Komisi Rp.70.000
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
5. Pengiriman uang hasil penjualan
Barang Konsinyasi – Penjualan Rp. 1.400.000
Kas Rp. 1.400.000
Transaksi ke sepuluh pada tanggal 30 Mei 2015, Toko obat amanah pada,
mengirim 200 pack obat-obatan, harga pokok Rp.5000/ pack, dengan harga jual
59
Rp7000/ pack, Toko obat amanah membayar biaya angkut Rp. 150.000, Toko
obat harapan membayar ongkos pembuatan Rp1.000/ pack, Toko obat harapan
berhasil menjual seluruh obat-obatan, dan Toko obat harapan mengirim kas hasil
penjualan.
Pengiriman untuk pengamanat tentang barang konsinyasi dengan
pengiriman barang sebesar Rp. 1.000.000 dengan persediaan sebesar Rp.
1.000.000, pembayaran biaya angkut untuk pengamanat tentang barang
konsinyasi dengan biaya angkut sebesar Rp. 150.000 dengan kas sebesar Rp.
150.000, pembayaran biaya pembuatan untuk komisioner dengan barang komisi
sebesar Rp. 200.000 dengan kas sebesar Rp. 200.000, penjualan terhadap toko
obat harapan dan mengirim laporan penjualan terhadap komisioner dengan kas
sebesar Rp. 1.400.000 dengan barang komisi sebesar Rp. 1.400.000, total
pendapatan komisi sebesar Rp. 70.000, dari perjanjian konsinyasi dengan toko
obat harapan untuk menjualkan obat-obat, dengan imbalan komisi 5% dari
penjualan sebesar Rp. 1.400.000, dan pengiriman uang hasil penjualan sebesar
Rp. 1.400.000.
60
TOKO OBAT AMANAH
Laporan Perhitungan Laba-Rugi
Per. 01 April s/d 31 Mei 2015
Penjualan konsinyasi
Hasil Penjualan Rp 13.300.000
Harga Pokok Penjualan Rp 9.500.000
Laba Kotor Penjualan Rp 3.800.000
Biaya-biaya usaha :
Biaya Trasportasi Rp 1.440.000
Biaya Komisi Rp 662.000
Jumlah Biaya Usaha Rp 2.102.000
Laba Usaha Rp 1.698.000
Tabel 5.1
Laporan perhitungan laba-rugi pada Toko Obat Amanah Periode 01 April
s/d 31 Mei 2015, hasil penjualan yang dilakukan pihak konsinyi sebesar Rp.
13.300.000, Harga pokok penjualan oleh pihak konsinyor sebesar Rp. 9.500.000
dan adapun Laba kotor penjualan sebesar Rp. 3.800.000, dari hasil penjualan
dikurang harga pokok penjualan. Jumlah biaya usaha yang dilakukan pihak
konsinyor sebesar Rp. 2.102.000, dari biaya transportasi sebesar Rp. 1.440.000 di
tambah biaya komisi sebesar Rp. 662.000.
Berdasarkan laporan perhitungan laba-rugi di atas, maka jumlah Laba
usaha yang diperoleh Toko Obat Amanah sebesar Rp. 1.698.000, dari laba kotor
penjualan dikurang jumlah biaya usaha yang di lakukan oleh pihak konsinyor.
61
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Metode pencatatan atas transaksi
penjualan konsinayasi terdapat prosedur-prosedur pembukuan tersendiri yang
biasanya diikuti oleh pihak konsinyor. Pada prinsipnya pendapatan dalam
konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap barang-barang konsinyasi
dilakukan oleh konsinyi kepada pihak ketiga. Jika konsinyor membutuhkan
laporan penjualan dan untuk mengetahui laba atau rugi penjualan barang-barang
konsinyasi, maka pencatatannya harus diselenggarakan terpisah dari transaksi
penjualan reguler.
Ada dua metode penentuan laba rugi barang konsinyasi (Yunus Hartanto,
Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi I, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta,
1981, halaman 15), yaitu :
1. Laba Ditentukan Tersendiri
Di sini pencatatan konsinyasi dilakukan dengan buku-buku tersendiri,
terpisah dari pencatatan pembelian dan penjualan lainnya. Konsinyi mengakui
laba penjualan konsinyasi sebelum menyusun laporan keuangan pada akhir
periode dengan mendebet konsinyasi-masuk dan mengkredit pendapatan komisi
atau laba penjualan konsinyasi. Tagihan dan kewajiban kepada konsinyor dicatat
dengan menggunakan akun „konsinyi-masuk‟. Konsinyor harus menerima akun
penjualan pada akhir tahun buku untuk mencatat laba atau rugi penjualan barang
konsinyasi. Tagihan dan kewajiban kepada konsinyi dicatat dengan menggunakan
akun „konsinyi-keluar‟.
62
2. Laba Tidak Ditentukan Tersendiri
Di sini pencatatan konsinyasi tidak dipisahkan dari pembelian dan
penjualan lainnya. Jika jurnal pada saat barang konsinyasi dijual mengakui
pembelian atau harga pokok barang yag dijual dan kewajiban kepada konsinyor,
konsinyi tidak perlu menjurnal diakhir periode. Konsinyor mencatat potongan
hasil penjualan oleh konsinyi ke akun beban yang bersangkutan. Jika barang
konsinyi tidak semua terjual sampai akhir periode maka beban juga ditangguhkan
pada barang konsinyasi yang belum terjual. Kas di debet atas kiriman uang dari
konsinyi atau piutang di debet untuk jumlah yang tunai dari konsinyi, akun beban
di debet untuk pembebanan oleh konsinyi atas barang yang telah terjual, barang
dalam konsinyasi di debet untuk pembebanan konsinyi atas barang yang belum
terjual, dan penjualan di kredit untuk total penjualan konsinyasi.
Berdasarkan hasil penelitian tentang perlakuan akuntansi atas penjualan
konsinyasi pada Toko Obat Amanah Kota Makassar terjadi kerjasama penjualan
antara penyalur penjualan barang (konsinyi), dengan pemilik barang (konsinyor)
dan metode pencatatan laba-rugi yang dilakukan oleh Toko Obat Amanah
menggunakan metode terpisah antara penjualan konsinyasi dan penjualan lainnya
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) No.23.
63
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka
penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut;
Metode analisis yang di pakai dalam penelitian ini adalah Deskriptif
Komparatif yaitu dengan mencari fakta-fakta dari objek yang diteliti dengan
membandingkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 23 dengan perlakuan
akuntansi atas penjualan konsinyasi yang diterapkan pada Toko Obat Amanah.
Metode pencatatan laba-rugi yang dilakukan oleh Toko Obat Amanah
menggunakan metode terpisah antara penjualan konsinyasi dan penjualan lainnya
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) No.23.
B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka saran peneliti yaitu untuk pihak
manajemen Toko Obat Amanah Kota Makassar, setelah mengetahui hubungan
konsinyasi terhadap penyalur penjualan barang dengan pemilik barang maka
hendaknya lebih mengarahkan ke prinsip akuntansi yang berlaku sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 23, khususnya metode pencatatan
konsinyasi pada laporan laba rugi secara terpisah dan hendaknya tiap pegawai
harus melakukan evaluasi demi meningkatkan kinerja perusahaan.
63
64
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim Andi. 2009. Evaluasi Terhadap Sistem dan Prosedur Penggajian Pada
UD.Raja Lestari Kabupaten Bone.Skripsi.Makassar.FE Unismuh
Makassar.
Samryn. 2012. Pengantar Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: PT Rajagrapindo
Persada.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: PT Bumi Aksara.
Sulfiyana .2014.Konsinyasi, (Online), No. 07, (http:// keepcopying.blogspot.
comdiakses 09 Februari 2015).
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta,CV.
Tim Kreasi Bahasa. 2005.Kamus Bahasa Indonesia: Kreasi Media.
Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2012. Pedoman Penulisan SKRIPSI.
Makassar: FKIP Unismuh Makassar.
Tim Penyusun FE Unismuh Makassar. 2014. Pedoman Penulisan SKRIPSI.
Makassar: FE Unismuh Makassar.
Tiro, Muhammad Arif. 2000. Dasar-Dasar Statistika Edisi Ketiga. Makassar:
Andira Publisher.
Upy Saputra. 2014. Penjualan Konsinyasi, (Online), No. 05, (http//blogspot.com.
diakses09 Februari 2015).
Prima Pena. Tim. 2006. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Gitamedia Pres.
Warren, dkk. 2005. Pengertian Akuntansi. (Online). 04.
(http://mbegedut.blogspot.com. diakses 18 Februari 2015).
Wiley. 2007. (online). (http://upysaputra.blogspot.co.id/2014/05/penjualan-
konsinyasi.html. diakses 23 Maret 2015)
Yunus Hartanto. 1981. Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi I, Cetakan Pertama,
BPFE, Yogyakarta
64
65
. 2012. Pengertian Penjualan Konsinyasi, (Online). 09.
(http//goklatenjualango.blogspot.com. diakses 09 Februari 2015).
. 2014. Pengertian Akuntansi, (Online). 09. (http://www.
Apapengertianahli.com. diakses 09 Februari 2015).