SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

82
SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NUNUNG PARWATI 10573 03717 12 Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2016

Transcript of SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

Page 1: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

SKRIPSI

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN BANTAENG

NUNUNG PARWATI

10573 03717 12

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi Pada Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

Page 2: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

ii

SKRIPSI

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN BANTAENG

NUNUNG PARWATI

10573 03717 12

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi Pada Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

Page 3: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

iii

Page 4: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

iv

)

Page 5: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

v

MOTTO PERSEMBAHAN

Bismillah...

Selalu Berpikir Besar, Dan Bertindak Mulai Sekarang.

Lakukan Yang Terbaik,

Bersikaplah Yang Baik,

Maka Kau Akan Menjadi Orang Yang Terbaik

“Jika Anda Memiliki Keberanian Untuk Memulai, Anda Juga

Memiliki Keeranian Untuk Sukses” David Viscoot

Page 6: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

vi

ABSTRAK

NUNUNG PARWATI, 2015. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng. Skripsi Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Di Bimbing Oleh H. Ansyarif Khalid selaku pembimbing I dan Ismail Badollahi

selaku pembimbing II.

Aset tetap berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 07 tahun 2010 tentang

Aset Tetap untuk menilai perlakuan akuntansi yang diterapkan pada aset terutama

dalam hal aset tetap yang dimiliki Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng.

Dalam menilai penerapan akuntansi pada aset yang dimiliki, Metode

penyusutan menjadi salah satu hal penting dalam menilai perlakuan akuntansinya

untuk menentukan masa manfaat dan umur eknomis penggunaan aset tetap.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perlakuan akuntansi pada aset tetap

yang dimiliki dan digunakan dalam operasional instansi yang bersangkutan

menurut Standar Akuntansi Pemerintah. Metode analisis yang digunakan adalah

metode komparatif. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan akuntansi yang

diterapkan dalam pencatatan maupun kebijakan-kebijakan pada aset tetap yang

dimiliki berdasarkan PSAP No. 07 Tahun 2010 tentang Aset Tetap.

Kata Kunci: Aset Tetap, Perlakuan Akuntansi, Standar Akuntansi

Pemerintah.

Page 7: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan Kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan segala

Rahmat dan Hidayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng”. Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada Nabi Besar

Muhammad SAW, kepada Keluarga, beserta Para Sahabatnya.

Banyak hikmah dan pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tetapi tidak sedikit pula hambatan dan kesulitan

yang didapatkan, namun berkat ketabahan, kesabaran, kerjakeras, kemauan besar,

ketekunan,serta kemauan besar disertai pula bantuan, motivasi dan bimbingan dari

berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada

waktunya. Karena Itu adalah suatu kewajiban penulis untuk menghaturkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak

langsung, baik selama penulis menempuh pendidikan ataupun dalam proses penyelesaian.

Terima kasih yang sedalam-dalamnya dan sembah sujud Ananda haturkan kepada

Ayahanda Alimuddin dan Ibunda Syamsiah, yang telah mencurahkan cinta dan kasih

sayangnya serta keikhlasan dalam membesarkan, mendidik dan membiayai penulis serta

doa restu yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan penulis. Semoga apa yang telah

mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di

dunia dan di akhirat. Kepada adik-adiku tercinta Imamul Ummu, Ahmad Abrar, M. Ilham

Page 8: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

viii

beserta keluarga atas segala dukungan moral maupun material. Tak lupa pula penulis

mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si, Ak, ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Ansyarif Khalid, SE,M. Si,Ak.CA selaku pembimbing I dan bapak

Ismail Badollahi, SE,M. Si,Ak.CA selaku pembimbing II dengan segala

kerendahan hati telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan

bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

telah memberikan banyak ilmu dan berbagai pengalaman selama penulis menuntut

ilmu.

6. Kepada Kepala Kantor dan seluruh Pegawai Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantaeng yang telah bersedia menerima dan mmberikan data dan

informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan penyusunan skripsi ini.

7. Kepada teman-teman saya Endang Permata Sari, Rini Anggraeni Idris, Mulviani

Safitri, Riskayanti, Asniar, Risma Haruna yang telah setia menemani dan

memberikan spirit selama proses penyusunan skripsi ini.

8. Kepada keluarga Besar AK5-12 yang selama ±4 tahun ini bebagi suka maupun

duka dalam proses pembelajaran maupun kebersamaan yang dipenuhi kekacauan

yang heboh, terima kasih untuk kalian semua teman dan saudara/i mengukir memori

indah bersamaku.

Page 9: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

ix

9. Teman-teman di Pondok Hidayah, terima kasih atas semua bantuan, doa, dan

dukungannya yang telah memberikan banyak keceriaan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena

kesempurnaan Hanyalah Milik Allah Swt. Dan tiada manusia yang luput dari salah dan

khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skrips iini.Semoga saran dan kritik

tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi belajar.

Makassar, Februari 2016

Penulis

Page 10: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

MOTTO PERSEMBAHAN ............................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9

A. Aset Tetap .............................................................................................. 9

B. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap ............................................................ 13

C. Pengakuan Aset Tetap ............................................................................ 21

D. Pengukuran Aset Tetap .......................................................................... 25

E. Penghentian Dan Pengungkapan Aset Tetap Sektor Publik .................. 31

F. Kerangka Fikir ....................................................................................... 33

G. Hipotesis ................................................................................................. 33

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 34

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................. 34

B. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 34

C. Jenis Dan Sumber Data .......................................................................... 35

D. Metode Analisis ..................................................................................... 35

E. Defenisi Operasional .............................................................................. 36

Page 11: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

xi

BAB IV GAMBARAN UMUM INSTANSI ..................................................... 38

A. Sejarah Singkat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng .............................................................................. 38

B. Visi Dan Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng .............................................................................. 41

C. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ...................................... 42

D. Strategi Dan Kebijakan .......................................................................... 43

E. Kedudukan Dan Tugas Pokok ................................................................ 44

F. Struktur Organisasi ................................................................................ 46

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 48

A. Aset Tetap .............................................................................................. 48

B. Aset Tetap Yang Dimiliki Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng .............................................................................. 49

C. Penerapan Perlakuan Akuntansi Terhadap Aset Tetap Berdasarkan

PP No. 71 Tahun 2010 ........................................................................... 52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 59

A. KESIMPULAN ....................................................................................... 59

B. SARAN ................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ 64

Page 12: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 : Kriteria material/batasan minimal kapitalisasi asset tetap ............ 22

Tabel 2 : Daftar aset tetap yang dimiliki oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng ............................... 50

Tabel 3.1 : Pengakuan Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07 ..................... 52

Tabel 3.2 : Pengukuran Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No.07 ...................... 53

Tabel 3.3 : Pengeluaran Setelah Perolehan oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng dengan

PSAP No. 07 ................................................................................ 54

Tabel 3.4 : Penyusutan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No 07 .................................. 55

Tabel 3.5 : Penghentian dan Pelepasan oleh Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07 ...................... 56

Tabel 3.6 : Pengungkapan Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07 ...................... 57

Page 13: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Kerangka Pikir .................................................................................33

Gambar 2 : Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng ........................................................................47

Page 14: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...
Page 15: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...
Page 16: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem informasi keuangan menjadi semakin penting dalam kehidupan

perekonomian, khususnya untuk dunia usaha. Hal ini terjadi karena para pelaku

ekonomi dalam mengambil keputusan semakin bijaksana serta ditunjang dengan

perkembangan tehnologi informasi yang sangat pesat. Akuntansi keuangan

sebagai salah satu cabang ilmu dan praktik akuntansi yang berhubungan dengan

permasalahan laporan keuangan perusahaan kepada berbagai pihak pengambil

keputusan dalam manajemen perusahaan, perlu diselenggarakan dengan

berlandaskan pada standar akuntansi yang berlaku. Salah satu tujuan akuntansi

adalah untuk memberikan informasi akuntansi keuangan yang dapat dipercaya

mengenai aset, kewajiban, modal dan potensi perusahaan dalam menghasilkan

laba.

Perusahaan bisnis yang menginvestasikan modalnya dalam bentuk harta yang

bersifat tahan lama dan dapat menunjang kegiatan operasional perusahaan dalam

akuntansi dikenal dengan istilah aset tetap. Aset tetap (fixed asset) adalah aset

berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih

dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk

dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat

lebih dari satu tahun.

Page 17: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

2

Aset tetap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aset lancar. Jika

aseta lancar dikendalikan pada saat konsumsinya, pengendalian aset tetap

dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aset tersebut. Hal ini disebabkan

banyak pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan aset tetap yang tidak

bisa tidak harus dilakukan karena berupa commited cost, yang dalam masa

pengoperasian aset tetap jenis biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh

manajemen melalui wewenang yang dimilikinya. Karena pengendalian aset tetap

dilakukan pada saat perencanaan perolehannya, sistem akuntansi aset tetap

menyediakan mekanisme otorisasi sejak saat perencanaan sampai dengan saat

pelaksanaan.

Aset tetap berwujud meliputi berbagai bentuk kekayaan yang dipergunakan

dalam operasi perusahaan yang biasa secara permanen atau untuk jangka panjang.

Yang termasuk dalam aset tetap antara lain tanah, gedung atau bangunan,

kendaraan, mesin-mesin dan alat-alat perkantoran. Tanah adalah bagian dari bumi

yang dikuasai perusahaan dan digunakan dalam kaitannya dengan pelaksanaan

kegiatan normal perusahaan. Gedung atau bangunan adalah bangunan-bangunan

yang dikuasai oleh perusahaan yang penggunaannya berkaitan dengan kegiatan

normal perusahaan, contoh: gedung kantor, gedung pabrik dan gedung garasi.

Kendaraan adalah segala alat transportasi yang dikuasai perusahaan dan

digunakan dalam rangka kegiatan normal perusahaan, sebagai pengangkut barang

atau karyawan. Mesin adalah segenap alat yang digunakan dalam pengolahan

barang yang berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan. Sedangkan alat-alat

Page 18: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

3

perkantoran adalah perangkat, perabot dan perkakas perkantoran yang dikuasai

perusahaan dan digunakan dalam kaitannya dengan kegiatan normal perusahaan.

Penilaian aset tetap berwujud, aset tetap dinyatakan sebesar nilai buku. Nilai

buku adalah harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan aset tetap.

Sedangkan harga perolehan aset tetap adalah uang yang dikeluarkan atau utang

yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh aset tetap sejak

pembelian sampai aset tetap tersebut siap digunakan untuk operasional

perusahaan.

Dalam Standar Akuntansi Pemerintah PP no.71 tahun 2010 di jelaskan bahwa

yang di maksud aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki

oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh

pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah

dan budaya. Dan yang di maksudkan aset tetap adalah adalah aset berwujud yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam

kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Aset tetap pada Badan Perncanaan Pembanguna Daerah Kabupaten

Bantaneng mempunyai peranan penting dalam kegiatan operasional. Untuk

memperlancar kegiatan operasional perusahan dibutuhkan aset tetap seperti tanah,

bangunan, peralatan dan perlengkapan, kendaraan, dan inventaris / perabot kantor

yang nantinya akan dipergunakan untuk melakukan kegiatan operasinal.

Page 19: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

4

Mengingat pentingnya peranan aset tetap dalam kelangsungan sebuah

perusahaan maka penerapan sistem akuntansi aset tetap perlu diperhatikan. Oleh

karena itu, suatu instansi pemerintah ataupun perusahaan tanpa mempunyai aset

tetap tidak akan dapat menjalankan usahanya dengan baik. Dengan adanya aset

tetap, proses kegiatan operasional berjalan dengan baik dan lancar.

Pentingnya keberadaan aset tetap dalam kegiatan operasional perusahaan,

maka diperlukan sebuah sistem akuntansi aset tetap. Sistem akuntansi aset tetap

direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar

maupun dalam perusahaan. Sistem akuntansi aset tetap yang disusun oleh

perusahaan meliputi dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi

yang mengubah harga pokok aset tetap dan akuntansi penyusutan aset tetap yang

bersangkutan. Selain itu dibutuhkan pengawasan yang efektif dalam perolehan,

pencatatan, penggunaan metode penyusutan, dan pelaporan dalam laporan

keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi aset tetap yang ditetapkan oleh

perusahaan. Dalam menggunakan metode atau prosedur penyusutan akuntansi

aset tetap tersebut hendaknya perusahaan menerapkan secara konsisten dari tahun

ke tahun.

Peran pemerintah daerah terkait aset tetap di kabupaten bantaeng sangat baik

dengan di aturnya prosedur akuntansi aset tetap dalam Peraturan Daerah

(PERDA) no. 6 tahun 2012 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

dengan menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 151 Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan

Pasal 330 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Page 20: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

5

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta untuk mewujudkan

penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif dan efisien dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian pelayanan yang

optimal, maka perlu adanya sistem Pengelolaan Keuangan Daerah yang baik,

transparan dan bertanggungjawab sehingga perlu membentuk peraturan daerah

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Pada paragraf 3 tentang

Prosedur Akuntansi Aset Tetap Pada SKPD pasal 196-200 sesuai yang diatur

dalam Peraturan Pemerintah no. 71 tahun 2010 tetang Standar Akuntansi

Pemerintah.

Salah satu isi dari pasal 196 dengan 4 ayatnya yaitu (1) Prosedur akuntansi

aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan,

pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset

tetap yang dikuasai/digunakan SKPD. (2) Pemeliharaan aset tetap yang bersifat

rutin dan berkala tidak dikapitalisasi. (3) Rehabilitasi yang bersifat sedang dan

berat dikapitalisasi apabila memenuhi salah satu kriteria menambah volume,

menambah kapasitas, meningkatkan fungsi, meningkatkan efisiensi dan/atau

menambah masa manfaat. (4) Perubahan klasifikasi aset tetap sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) berupa perubahan aset tetap ke klasifikasi selain aset tetap

atau sebaliknya. (5) Penyusutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu

aset tetap.

Perlakuan akuntansi aset tetap direncanakan untuk menghasilkan informasi

mengenai penggunaan atau pengelolaan aset tetap. Perlakuan akuntansi yang

Page 21: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

6

dimaksud yaitu untuk mngetahui penerapan SAP terhadap aset tetap yang dimiliki

instansi dalam hal perolehan, pencatatan, penggunaan metode penyusutan, dan

pelaporan.

Hal ini dimaksud untuk mempermudah pihak yang berkepentingan dalam

mengadakan analisa perbandingan laporan keuangan suatu periode tertentu

dengan periode sebelumnya, agar dapat menggambarkan secara jelas sifat dan

perkembangan perubahan yang dialami perusahaan dari waktu ke waktu.

Atas dasar latar belakang pemikiran tersebut di atas maka penulis merasa

perlu agar penyusutan aset tetap khususnya aset tetap terwujud mendapat

perhatian khusus, sehingga dijadikan sebagai obyek dalam propsal yang berjudul

“Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantaeng”.

B. Rumusan masalah

Aset tetap mempunyai peranan yang penting dalam pelaksanaan

operasional perusahaan ataupun instansi pemerintahan, maka perlu di bentuk

sebuah sistem akuntansi aset tetap sehingga serangkaian kegiatan berjalan secara

optimal.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah

yaitu Apakah Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng Telah Diterapkan Sesuai Dengan

Standar Akuntansi Pemerintah?.

Page 22: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya satu hal

yang diperoleh setelah penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui sistem akuntansi yang terdapat pada Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabuaten Bantaeng .

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yaitu:

a. Manfaat praktis

1. Bagi perusahaan ataupun instansi pemerintahan, dapat dijadikan

masukan dalam usaha perbaikan kinerja pelaksanaan terhadap

penerapan perlakuan akuntansi aset tetap yang selama ini telah

dilaksanakan.

2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat dijadikan bahan kajian

untuk lebih memahami bagaimana perlakuan akuntansi aset tetap

menurut standar akuntansi pemerintah.

b. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan

keilmuan dalam bidang pendidikan khususnya tentang efektivitas

penerapan sistem yang dilakukan pemerintah terutama pada perlakuan

akuntansi aset tetap pada badan atau instansi pemeritahan. Hasil penelitian

ini diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan tentang sistem

Page 23: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

8

akuntansi aset tetap pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng

c. Kebijakan

Akuntansi aset tetap telah diatur dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 7 (PSAP 07), dari Lampiran I

PP 71 Tahun 2010. PSAP 07 tersebut memberikan pedoman bagi

pemerintah dalam melakukan pengakuan, pengklasifikasian, pengukuran,

dan penyajian serta pengungkapan aset tetap berdasarkan peristiwa yang

terjadi, seperti perolehan aset tetap pertama kali, pemeliharaan aset tetap,

pertukaran aset tetap, perolehan aset dari hibah/donasi, dan penyusutan.

Seperti dalam hal kebijakan yatitu memebantu Pemerintah Daerah

khususnya PEMDA kab. Bantaeng dalam menetapkan peraturan daerah

dan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan

pemerintah no 71 tahun 2010.

Page 24: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aset Tetap

1. Pengertian Aset Tetap

Yang dimaksud dengan aset tetap adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu

perusahaan, yang dimana kekayaan tersebut didapatkan dalam bentuk siap pakai

atau telah dibangun terlebih dahulu, sifatnya permanen dan dapat digunakan

dalam kegiatan normal perusahaan untuk jangka waktu yang relatif panjang serta

memiliki nilai cukup material.

Aset tetap yaitu sumber daya ekonomi yang didapatkan dan dikuasai oleh

perusahaan sebagai hasil dari transaksi masa lalu, salah satunya yaitu aktiva tetap

yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya dalam

menghasilkan produk atau jasa.

Definisi atau Pengertian Aset Tetap menurut para ahli, Aset Tetap atau yang

juga biasa disebut Aktiva Tetap adalah harta kekayaan atau sumber daya entitas

bisnis (perusahaan) yang diperoleh serta dikuasai dari hasil kegiatan ekonomi

(transaksi) pada masa yang lalu. aset tetap diguanakan dalam menjalankan

aktivitas operasional usaha entitas bisnis guna menghasilkan barang atau jasa.

dalam menghasilkan barang dan jasa, peranan aset tetap sangat signifikan.

misalnya tanah/lahan dan banguan tempat produksi, mesin dan berbagai peralatan

Page 25: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

10

lainnya yang digunakan sebagai alat produksi dan yang lainnya. Sofyan Safri

berpendapat bahwa:

"Aset tetap adalah Aset suatu entitas yang menjadi hak milik entitas bisnis

(perusahaan) yang digunakan untuk memproduksi (menghasilkan) barang

atau jasa entitas bisnis dan penggunaannya secarara terus menerus."

Sedangkan SAP menuturkan bahwa aset adalah sumber daya ekonomi

yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaatekonomi dan/atau sosial di masa depan

diharapkan dapat diperoleh, baikoleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat

diukur dalam satua uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan

untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang

dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dan yang di maksud Aset tetap

adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)

bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh

masyarakat umum.

Aset tetap sering merupakan suatu bagian utama aset pemerintah, dan

karenanya signifikan dalam penyajian neraca. Termasuk dalam aset tetap

pemerintah adalah:

a. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh

entitas lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan

kontraktor;

Page 26: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

11

b. Hak atas tanah.

Dan dalam SAP juga di jelaskan yang tidak termasuk dalam definisi aset tetap

adalah aset yang dikuasai untuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah, seperti

bahan (materials) dan perlengkapan (supplies).

Sejak ditetapkannya kewajiban penyusunan neraca sebagai bagian dari

laporan keuangan pemerintah, pengakuan/pencatatan, klasifikasi,

pengukuran/penilaian, dan penyajian serta pengungkapan aset tetap menjadi fokus

akuntansi, karena aset tetap memiliki nilai yang signifikan dan memiliki tingkat

kompleksitas yang tinggi.

Akuntansi aset tetap telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP) Nomor 7 (PSAP 07), dari Lampiran I PP 71 Tahun 2010.

PSAP 07 tersebut memberikan pedoman bagi pemerintah dalam melakukan

pengakuan, pengklasifikasian, pengukuran, dan penyajian serta pengungkapan

aset tetap berdasarkan peristiwa yang terjadi, seperti perolehan aset tetap pertama

kali, pemeliharaan aset tetap, pertukaran aset tetap, perolehan aset dari

hibah/donasi, dan penyusutan.

2. Klasifikasi Aset Tetap

Menurut Lampiran II.08 PPRI No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan Pernyataan No.07 Aset tetap diklasifikasikan

berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas.

Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan:

Page 27: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

12

1. Tanah

Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh

dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam

kondisi siap dipakai. Apabila pemerintah memiliki tanah yang belum digunakan,

misalnya untuk persiapan terminal, lapangan udara dan lainnya maka tidak masuk

kelompok tanah namun dicatat dalam aset lainnya.

2. Peralatan dan mesin

Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat

elektronik dan seluruh investasi kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya

signifikan dan masa manfaatnya lebih dari dua belas (12) bulan dan dalam kondisi

siap makai masuk dalam kategori aset tetap.

3. Gedung dan bangunan

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh

dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam

kondisi siap pakai.

4. Jalan, irigasi dan jaringan

Mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta

dimiliki atau dikuasai dan dalam kondisi siap pakai.

5. Kontruksi dalam pengerjaan

Kontrusi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses

pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.

Page 28: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

13

6. Aset tetap lainnya

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan

kedalam kelompok aset tetap diatas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk

kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

B. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap

1. Pengeluaran Setelah Perlakuan

Aset tetap diperoleh pemerintah dengan maksud untuk digunakan dalam

kegiatan operasional pemerintahan. Aset tetap bagi pemerintah, di satu sisi

merupakan sumberdaya ekonomi, di sisi lain merupakan suatu komitmen, artinya

di kemudian hari pemerintah wajib memelihara atau merehabilitasi aset tetap yang

bersangkutan. Pengeluaran belanja untuk aset tetap setelah perolehan dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu belanja untuk pemeliharaan dan belanja untuk

peningkatan.

Belanja pemeliharaan dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi aset tetap

tersebut sesuai dengan kondisi awal. Sedangkan belanja untuk peningkatan adalah

belanja yang memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk

peningkatan kapasitas, masa manfaat, mutu produksi, atau peningkatan standar

kinerja. Pengeluaran yang dikategorikan sebagai pemeliharaan tidak berpengaruh

pada nilai aset tetap yang bersangkutan. Sedangkan pengeluaran yang memberi

manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas,

mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja merupakan belanja modal, harus

dikapitalisasi untuk menambah nilai aset tetap tersebut.

Page 29: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

14

Misalnya Pemda A mempunyai sebuah komputer yang dibeli tahun 2004

dengan nilai perolehan Rp5.000.000,00. Setiap tahun dikeluarkan biaya

pemeliharaan sebesar Rp200.000,00. Setelah biaya pemeliharaan tersebut

dikeluarkan, nilai komputer tetap Rp5.000.000,00. Pada tahun 2005 komputer

tersebut di upgrade dengan biaya Rp500.000,00. Atas biaya upgrade yang dapat

meningkatkan kapasitas komputer tersebut, maka nilai komputer menjadi

Rp5.500.000,00.

2. Pengukuran Berikutnya

Seiring dengan semakin lamanya digunakan, aset tetap selain tanah akan

mengalami penurunan manfaat karena aus atau rusak karena pemakaian. Dalam

rangka penyajian nilai wajar terhadap aset-aset tersebut dapat dilakukan

penyusutan. Selain itu aset tetap juga dapat direvaluasi, dihentikan

penggunaannya, atau dilepaskan.

a. Penyusutan

Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan

kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Selain tanah dan konstruksi dalam

pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan

karakteristik aset tersebut.

Penyusutan ini bukan untuk alokasi biaya sebagaimana penyusutan di

sektor komersial, tetapi untuk menyesuaikan nilai sehingga dapat disajikan

secara wajar. Pengertian ini berdampak pada jurnal yang harus dibuat pada

saat mengakui penyusutan, dimana tidak ada pengakuan beban penyusutan

melainkan hanya penurunan nilai aset. Nilai penyusutan untuk masing-masing

Page 30: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

15

periode dicatat dengan cara mengurangi nilai tercatat aset tetap dan akun

Diinvestasikan dalam Aset Tetap. Jurnal standar untuk penyusutan adalah

sebagai berikut:

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Diinvestasikan dalam aset tetap XXX

Akumulasi penyusutan XXX

(untuk mencatat penyusutan)

Penyesuaian nilai aset tetap dilakukan dengan berbagai metode

yang sistematis sesuai dengan masa manfaat. Metode penyusutan yang

digunakan harus dapat menggambarkan manfaat ekonomik atau

kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke pemerintah.

Metode Penyusutan yang dapat diterapkan sesuai dengan PSAP 07 adalah:

a. Metode garis lurus (straight line method); atau

b. Metode saldo menurun ganda (double declining method); atau

c. Metode unit produksi (unit of production method)

Penerapan dari masing-masing metode ini dapat digambarkan

melalui contoh berikut:

Sebuah mesin fotocopy yang dibeli dengan harga Rp10.000.000,00

dan diperkirakan mempunyai masa manfaat selama 4 tahun dan

kapasitasnya mampu memfotocopy sebanyak 100.000 lembar. Penyusutan

yang dapat dihitung setiap tahun dari mesin ini adalah sebagai berikut:

Page 31: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

16

a. Metode garis lurus

Tahun I : Rp10.000.000,00 : 4 = Rp2.500.000,00

Jurnal:

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Diinvestasikan dalam aset tetap 2.500.000

Akumulasi penyusutan 2.500.000

(untuk mencatat penyusutan)

Penghitungan dan jurnal yang sama harus dilakukan untuk 3 tahun

berikutnya sehingga nilai dari mesin tersebut pada akhir tahun ke 4 adalah

Rp1,00

b. Metode saldo menurun ganda

Persentase penyusutan per tahun = 2 x (100/4) = 50%

Tahun I : Rp10.000.000,00 x 50% = Rp5.000.000,00

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Diinvestasikan dalam aset tetap 5.000.000

Akumulasi penyusutan 5.000.000

(untuk mencatat penyusutan)

Tahun II: (Rp. 10.000.000,00 - 5.000.000,00) x 50% = Rp. 2.500.000,00

Jurnal:

Page 32: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

17

SKPD

Tahun III : (Rp5.000.000,00 – 2.500.000,00) x 50% = Rp1.250.000,00

Jurnal:

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Diinvestasikan dalam aset tetap 1.250.000

Akumulasi penyusutan 1.250.000

(untuk mencatat penyusutan)

Tahun IV: (Rp. 2.500.000,00 – 1.250.000,00) = Rp. 1.250.000,00

Jurnal:

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Diinvestasikan dalam aset tetap 1.250.000

Akumulasi penyusutan 1.250.000

(untuk mencatat penyusutan)

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Diinvestasikan dalam aset tetap 2.500.000

Akumulasi penyusutan 2.500.000

(untuk mencatat penyusutan)

Page 33: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

18

c. Metode unit produksi

Persentase penyusutan per tahun tergantung dari jumlah produksi pada

tahun tersebut

Tahun I : Produksi 30.000 lembar

Penyusutan = (30.000/100.000) x Rp10.000.000,00

= Rp3.000.000,00

Jurnal:

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Diinvestasikan dalam aset tetap 3.000.000

Akumulasi penyusutan 3.000.000

(untuk mencatat penyusutan)

Tahun II dan seterusnya penyusutan dihitung berdasarkan produksi

pada tahun tersebut, dan penyusutan tersebut harus terus dilakukan

meskipun telah melewati umur teknisnya.

Penilaian Kembali Aset Tetap

Dalam hal terjadi perubahan harga secara signifikan, pemerintah

dapat melakukan penilaian kembali atas aset tetap yang dimiliki. Hal ini

diperlukan agar nilai aset tetap pemerintah yang ada saat ini

mencerminkan nilai wajar sekarang. SAP mengatur bahwa pemerintah

dapat melakukan penilaian kembali (revaluasi) sepanjang revaluasi

tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara

nasional misalkan undang-undang, peraturan pemerintah, atau peraturan

presiden.

Page 34: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

19

Apabila revaluasi telah dilakukan maka nilai aset tetap yang ada di

neraca harus disesuaikan dengan cara menambah/mengurangi nilai tercatat

dari setiap aset tetap yang bersangkutan dan akun Diinvestasikan dalam

Aset Tetap sesuai dengan selisih antara nilai hasil revaluasi dengan nilai

tercatat.

Jurnal standar untuk mencatat hasil revaluasi adalah:

a. Bila nilai revaluasi lebih kecil daripada nilai tercatat, misalnya untuk

tanah

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Diinvestasikan dalam aset tetap XXX

Tanah XXX

(untuk mencatat revaluasi)

b. Bila nilai revaluasi lebih besar daripada nilai tercatat, misalnya untuk

tanah

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Tanah XXX

Diinvestasikan dalam aset tetap XXX

(untuk mencatat revaluasi)

3. Penghentian dan Pelepasan

Bila aset tetap sudah rusak berat dan tidak dapat digunakan lagi maka aset

tetap tersebut akan dihapuskan dari pembukuan. Proses penghapusan seringkali

Page 35: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

20

memerlukan waktu yang lama, maka sementara menunggu surat keputusan

penghapusan terbit aset yang rusak atau tidak dapat digunakan lagi dipindahkan

dari kelompok aset tetap menjadi akun Aset Lain-lain dalam kelompok aset

lainnya di neraca dan diungkapkan dalam CaLK. Hal yang sama diterapkan untuk

aset tetap yang karena alasan lain juga tidak digunakan secara aktif lagi dalam

operasional pemerintah meskipun tidak dalam kondisi rusak berat.

Jurnal standar untuk penghentian aset tetap dari penggunaannya adalah sebagai

berikut:

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Diinvestasikan dalam aset tetap XXX

Peralatan dan Mesin XXX

Aset lainnya

Diinvestasikan dalam aset lainnya

(untuk mencatat penghentian aset

tetap)

Apabila suatu aset tetap telah dilepaskan atau secara permanen dihentikan

penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomik masa yang akan datang, berarti

aset tetap tersebut tidak lagi memenuhi definisi aset tertap sehingga harus

dihapuskan. Jika aset tetap tersebut telah dihapuskan melalui surat keputusan

penghapusan, maka aset tetap tersebut harus dieliminasi dari neraca dan

diungkapkan dalam CaLK.

Page 36: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

21

Jurnal standar untuk mencatat transaksi tersebut adalah sbb:

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Diinvestasikan dalam aset tetap XXX

Peralatan dan Mesin XXX

(untuk mencatat pelepasan aset tetap)

C. Pengakuan Aset Tetap

Pengakuan aset tetap adalah aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi

masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk

dapat diakui sebagai aset tetap, menurut Lampiran II.08 PPRI N.71 Tahun

2010 suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria, yaitu:

a. Berwujud,

b. Mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas (12) bulan. Masa manfaat

adalah periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan

atau pelayanan publik dan jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan

diperoleh dari aset untuk aktivitas pemerintahan atau pelayanan publik,

c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal,

d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas,

e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

f. Merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk

dipelihara.

Page 37: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

22

g. Nilai rupiah pembelian barang matrial atau pengeluaran untuk pembelian

barang tersebut mempunyai batas minimal kapitalisasi asset tetap yang telah

ditetapkan.

Table.1

kriteria material/batasan minimal kapitalisasi asset tetap sebagai berikut:

No Uraian

Jumlah Harga

Lusin/Set/Satuan

(Rp)

1 Tanah Rp xxx

2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas:

2.1 Alat-alat Berat Rp xxx

2.2 Alat-alat Angkutan Rp xxx

2.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur Rp xxx

2.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan Rp xxx

2.5 Alat-alat kantor dan Rumah Tangga

- Alat-alat Kantor Rp xxx

- Alat-alat Rumah Tangga Rp xxx

2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi Rp xxx

2.7 Alat-alat kedokteran Rp xxx

2.8 Alat-alat Laboratorium Rp xxx

2.9 Alat-alat keamanan Rp xxx

3 Gedung dan bangunan, yang terdiri atas:

3.1 Bangunan gedung Rp xxx

3.2 Bangunan Monumen Rp xxx

4 Jalan, irigasi dan jaringan, yang terdiri atas:

4.1 Jalan dan jembatan Rp xxx

4.2 Bangunan Air atau irigasi Rp xxx

4.3 Instalasi Rp xxx

4.4 Jaringan Rp xxx

Page 38: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

23

No Uraian

Jumlah Harga

Lusin/Set/Satuan

(Rp)

5 Aset tetap lainnya, yang terdiri atas:

5.1 Buku dan perpustakaan Rp xxx

5.2 Barang bercorak kesenian/kebudayaan Rp xxx

5.3 He Hewan ternak dan tumbuhan Rp xxx

6 Konstruksi dalam pengerjaan Rp xxx

Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh

pemerintah dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan

untuk dijual. Pengakuan aset tetap akan handal bila aset tetap telah diterima atau

diserahkan hak kepemilikannya atau pada saat penguasaannya berpindah.

Dalam menentukan apakah suatu pos mempunyai manfaat lebih dari 12

bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang dapat

diberikan oleh pos tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan

operasional pemerintah. Manfaat tersebut dapat berupa aliran pendapatan atau

penghematan belanja bagi pemerintah. (Mursyidi, 2009:184)

Manfaat ekonomi masa yang akan datang akan mengalir ke suatu entitas

dapat dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan menerima risiko

terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersediajika manfaat dan risiko telah diterima

entitas tersebut. Sebelum hal ini terjadi, perolehan aset tidak dapat diakui.

(Mursyidi, 2009:184)

Saat pengakuan aset akan lebih dapat diandalkan apabila terdapat bukti

bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan penguasaan secara hukum,

misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Apabila

perolehan aset tetap belum didukung dengan buktisecara hukum dikarenakan

Page 39: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

24

masih adanya suatu proses administrasi yang diharuskan, seperti pembelian tanah

yang masih harus diselesaikan proses jual beli (akta) dan sertifikat

kepemilikannya di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut diakui harus pada

saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah,

misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama

pemilik sebelumnya. (Mursyidi, 2009:185)

Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan pada umumnya

didahului dengan pengakuan belanja modal yang akan mengurangi Kas Umum

Negara/Daerah. Dokumen sumber untuk merekam pembayaran ini adalah Surat

Perintah Membayar dan Surat Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D LS).

Jurnal pengakuan belanja modal tersebut adalah:

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Belanja Modal XXX

Piutang dari BUD XXX

(Untuk mencatat realisasi belanja modal)

BUD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Belanja Modal XXX

Kas di Kas Daerah XXX

(Untuk mencatat realisasi belanja modal)

Page 40: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

25

Atas belanja modal tersebut, pemerintah akan memperoleh aset tetap yang

harus disajikan di neraca. Untuk memunculkan aset tetap di neraca dapat

dilakukan dengan cara membuat jurnal pendamping (korolari). Jurnal korolari ini

merupakan jurnal ikutan untuk setiap transaksi pendapatan, belanja, atau

pembiayaan yang mempengaruhi pos-pos neraca. Jurnal korolari untuk pengakuan

perolehan aset tetap adalah sebagai berikut:

SKPD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit

Tanah XXX

Peralatan dan Mesin XXX

Gedung dan Bangunan XXX

Jalan, Irrigáis, dan Jaringan XXX

Aset Tetap Lainnya XXX

Konstruksi dalam Pengerjaan XXX

Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXX

(Untuk mencatat perolehan semua jenis

aset tetap)

Jurnal ini merupakan jurnal korolari atau ikutan pada saat mengakui belanja

modal untuk mengakui penambahan aset tetap yang bersangkutan.

D. Pengukuran Aset Tetap

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan

menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap

Page 41: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

26

didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Biaya perolehan aset tetap yang

dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung tenaga kerja, bahan

baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,

perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi

berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut. (Mursyidi, 2009:184)

1. Penilaian awal aset tetap

Menurut Lampiran II.08 PPRI N.71 Tahun 2010 penilaian awal aset tetap

harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa

nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut

diperoleh.

Suatu aset tetap mungkin diterima pemerintah sebagai hadiah atau donasi.

Suatu aset juga mungkin diperoleh tanpa nilai melalui pengimplementasian

wewenang yang dimiliki pemerintah. Untuk kedua hal tersebut aset tetap yang

diperoleh harus dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat aset tetap tersebut

diperoleh.

Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan

aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut

disusun. Untuk periode selanjutnya setelah tanggal neraca awal, atas perolehan

aset tetap baru, suatu entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila

biaya perolehan tidak ada.

2. Komponen Biaya

Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau

kontruksinya termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara

Page 42: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

27

langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut

dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Contoh biaya yang dapat

diatribusikan secara langsung, yaitu sebagai berikut:

a. Biaya persiapan tempat

b. Biaya pengiriman awal dan biaya simpan dan bongkar muat

c. Biaya pemasangan

d. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur

e. Biaya kontruksi

Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan

mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan

dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan

biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanh tersebut siap dipakai. Nilai tanah juga

meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika

bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan.

Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran

yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap

pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya

instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan

sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.

Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap dipakai.

Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya kontruksi, termasuk

biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak.

Page 43: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

28

Biaya perolehan, jalan irigasi dan jaringan menggambarkan seluruh biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan jaringan sampai siap pakai.

Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya kontruksi, dan biaya – biaya lain

yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap dipakai.

Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Pengecualian

Komponen Biaya Perolehan aset tetap yaitu:

a. Biaya administrasi dan biaya umum sepanjang biaya tersebut tidak dapat

diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa

aset ke kondisi kerjanya.

b. Biaya permulaan dan pra – produksi, kecuali biaya tersebut perlu untuk

membawa aset ke kondisi kerjanya.

3. Kontruksi dalam pengerjaan

Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi atau melewati satu

periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan

dan dilaporkan sebagai kontruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut

selesai dan siap dipakai. Kontrusksi dalam pengerjaan yang sudah selesai dibuat

atau dibangun dan telah siap dipakai harus segera direklasifikasikan de dalam aset

tetap.

4. Perolehan secara gabungan

Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara

gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut

berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.

Page 44: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

29

5. Pertukaran aset

Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran yang tidak serupa atau

aset lainnya diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai

ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah

setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang ditransfer.

Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran yang serupa yang

memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset

tetap juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa.

Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam

transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat atas aset

yang dilepas.

6. Aset Donasi

Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai

wajar pada saat perolehan. Perolehan suatu aset tetap yang memenuhi kriteria

perolehan aset donasi, maka perolehan tersebut diakui sebagai pendapatan

operasional.

7. Pengeluaran Setelah Perolehan(Subsequent Expenditures)

Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang

masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa

yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi atau peningkatan

standar kinerja, hatus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

Kapitalisasi biaya dimaksud yang telah disebutkan di atas harus ditetapkan dalam

kebijakan akuntansi suatu entitas berupa kriteria dan batasan jumlah biaya (

Page 45: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

30

capitalization thresholds) tertentu untuk dapat digunakan dalam penentuan apakah

suatu pengeluaran harus dikapitalisasi atau tidak. Kebijakan akuntansi mengenai

capitalization thresholds harus diterapkan secara konsisten dan diungkapkan

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

8. Pengukuran berikut (Subsequen measurement) terhadap pengakuan awal

Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi

akumulasi penyusutan. Bila terjadi kondisi yang memungkinkan revaluasi, maka

aset tetap disajikan berdasarkan penyesuaian pada masing – masing aset tetap

yang direvaluasi, dan pada rekening ekuitas (sebesar selisih nilai revaluasi dengan

nilai tercatat). Penyusutan yaitu penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan

kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Nilai penyusutan untuk masing – masing

periode diakui sebagai pengurangan nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan

beban penyusutan dalam laporan operasional. Selain tanah dan kontruksi dalam

pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan

karakteristik aset tersebut.

Adapun prasyarat penyusutannya adalah sebagai berikut:

a. Diketahui nilai buku yang dapat disusutkan

b. Identifikasi aset nilainya menurun

c. Harus diketahui masa manfaatnya

d. Diketahui kondisi yang menyebabkan penurunan aset tetap

Menurut PSAP 07 Par 57, masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan

harus ditinjau secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi

sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan

Page 46: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

31

penyesuaian. Metode penyusutan yang dapat dipergunakan harus dapat

menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa yang akan mengalir ke

pemerintah antara lain:

a. Metode garis lurus (straight line method). Metode ini menghasilkan nilai

sama untuk setiap periode akuntansi.

b. Metode saldo menurun ganda(double declining balance method). Metode ini

dapat dilakukan dengan cara tarif metode garis lurus dikaitkan dua, namun

dasar penyusutannya adalah nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi

dengan akumulisi penyusutan.

c. Metode unit produksi(unit of production method).

E. Penghentian Dan Pengungkapan Aset Tetap Sektor Publik

1. Penghentian

Suatu asset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset

secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa

yang akan datang.

Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi

dari neraca dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keungan. Aset tetap yang

dihentikan dari dihentikan dari penggunaan aktif pemerintahan tidak memenuhi

definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai

tercatatnya.

2. Pengungkapan

Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing- masing jenis aset

tetap sebagai berikut:

Page 47: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

32

a. Dasar penilaian yang digunakan yang digunakan untuk menentukan nilai

tercat (carrying amount)

b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukan:

1) Penambahan

2) Pelepasan

3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai jika ada

4) Mutasi aset tetap lainnya

c. Informasi penyusutan, meliputi:

1) Nilai penyusutan

2) Metode penyusutan yang digunakan

3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan

4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode

3. Pengungkapan

a. Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:

1) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap

2) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap

3) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstuksi

4) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

Page 48: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

33

F. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu:

Gambar 1.

G. Hipotesis

Hipotesis yang dapat penulis ajukan pada penelitian ini adalah “Diduga

bahwa Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantaeng Telah Diterapkan Sesuai Dengan Standar Akuntansi

Pemerintah”.

Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantaeng

Perlakuan Akuntansi

Aset Tetap

Penyajian, Pencatatan

dan Pengungkapan

Efektivitas

Page 49: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

34

BAB III

METODE PENILITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penulis melakukan penelitian adalah pada Badan Perencaan

pembangunan daerah kabupaten bantaengyang beralamat di Jl. Raya Lanto,

Pallantikang, Kecamatan Bantaeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Waktu

penelitian yaitu kurang lebih 2 bulan, yang dilaksanakan mulai tanggal 30 April

sapai dengan 30 Juni 2016 .

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengumpulan data berikut

ini:

1. Penelitian lapangan, penelitian ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Observasi, yaitu pengaamatan yang dilakukan penulis untuk menambah

data-data yang diperoleh.

b. Wawancara, yaitu metode pebgumpulan data dengan jalan melakukan

wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan dalam

organisasi

c. Dokument, yaitu Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun

elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung

kelengkapan data yang lain.

Page 50: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

35

C. Jenis Dan Sumber Data

Untuk menunjukkan kelengkapan dari penelitian ini, maka penulis

mencoba memperoleh data yang terdiri dari:

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Adalah data yang penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik

bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagimana

adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau

bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaina

keggiatan atau proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum

diketahui dengan mempergunakan cara bekerja atau metode yang

sistematis, terarah dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Sumber data

Data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian ini merupakan data

primer. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari

sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini

subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap

suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.

D. Metode Analisis

Metode Analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah Penelitian

komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini

dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-

fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

Page 51: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

36

Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari

satu atau dalam waktu yang berbeda.

Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian

deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,

dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu

fenomena tertentu. Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang

digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu

variabel tertentu.

E. Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2012:31), definisi operasional adalah penentuan

konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat

diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk

melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan

cara pengukuran konstrak yang lebih baik.

Definisi variabel yang dikemukakan dalam penyusunan proposal penelitian

ini adalah:

1. Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan

dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi (Jusuf, 2001: 5). Menurut

Harahap (1996: 47) akuntansi adalah bahasa bisnis yang dapat memberikan

informasi atau mengkomunikasikan kondisi bisnis hasil usahanya pada suatu

waktu atau pada suatu periode tertentu. Sedangkan menurut Soemarso (2000:

akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pencatatan dan pengkomunikasian

Page 52: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

37

kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi (perusahaan ataupun bukan

perusahaan) kepada para pemakai informasi yang berkepentingan.

2. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaatekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh,

baikoleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satua uang,

termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa

bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan

sejarah dan budaya.

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua

belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh

masyarakat umum.

Page 53: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM INSTANSI

A. Sejarah Singkat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Bantaeng

Berdasarkan hasil penelitian penulis, terutama melalui penelitiankepustakaan

tentang sejarah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng

(BAPPEDA), yaitu semenjak mulai berdirinya di Indonesia, sejarah singkat

BAPPEDA disajikan sebagai berikut :

Menimbang dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di

Daerah diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral

dan pembangunan daerah serta untuk menjamin laju perkembangan,

keseimbangan, dan kesinambungan pembangunan di Daerah diperlukan

perencanaan yang lebih menyeluruh, tearah, dan terpadu, maka atas dasar

pertimbangan pertimbangan di atas, pengaturan tentang pembentukan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan

Presiden Nomor 15 Tahun 1974, dipandang perlu untuk di tinjau kembali;

1. Pasal 4 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/1978

Tentang Garis Garis Besar Haluan Negara;

Page 54: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

39

3. Undang undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok

Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

4. Keputusan Presiden Nomor 59/M Tahun 1978 tentang Pembangunan

Kabinet Pembangunan III;

5. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1979 tentang Rencana Pembangunan

Lima Tahun Ketiga (REPELITA III);

6. Atas dasar tsb dengan mencabut Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun

1974 tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Maka atas dasar tersebut diatas maka menetapkan Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Pembentukan Badan

Perencanaan Perencanaan Pembangunan Daerah. Kronologis berdiri dan

berkembangnya BAPPEDA dicatat sebagai berikut :

1. Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1964 tentang Pembentukan Badan

Koordinasi Pembangunan Daerah disingkat BAKOPDA.

2. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 tahun 1969 dan

Keputusan Presiden Nomor 4 tahun 1969, maka keluarlah Surat Keputusan

Gubernur Nomor SK 132/I-A/1 tanggal 28 Agustus 1969 tentang

Pembentukan Biro Khusus.

3. Dengan Surat Keputusan Gubernur Nomor SK 044/I-A/1 tanggal 18 April

1970 yang disempurnakan untuk pertama kali tanggal 28 Mei 1970, maka

Page 55: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

40

sebutan Biro Khusus diubah menjadi Badan Pengendalian Operasionil

Pembangunan Daerah.

4. Surat Keputusan Gubernur Nomor SK 018 Tahun 1973 tanggal 17 Januari

1973 membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disingkat

BAPPEMDA.

5. Surat Keputusan Gubernur tanggal 17 Agustus 1974 Nomor 137 Tahun

1974 dibentuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, disingkat

BAPPEDA, berdasar Keputusan Presiden tanggal 18 Maret 1974 No. 15

Tahun 1974 jo. Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 17 Juli 1974 no.

142 tahun 1974 dan Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 13 Juli 1974

Nomor EKBANG 7/39/48.

BAPPEDA dibentuk sebagai Badan Staf yang langsung berada dan

bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah yang dengan demikian

sekaligus melaksanakan fungsi membantu Gubernur Kepala Daerah dalam

menentukan kebijaksanaan di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah dalam

menentukan kebijaksanaan dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah serta

menilai pelaksanaannya.

Untuk melengkapi kepentingan organisasi, maka dengan Surat Keputusan

Gubernur Kepala Daerah tanggal 11 Januari 1978 Nomor : telah ditetapkan pola

tata kerja/ pembagian tugas Bagian dan Sub Bidang pada BAPPEDA.

Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun

1980 tentang pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan

Page 56: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

41

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 tahun 1980 tentang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I

dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II, telah ditetapkan

Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Nomor 4 tanggal 29 Juni 1983

tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja BAPPEDA.

Kepala/ketua Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah kabupaten

Bantaeng saat ini adalah DR. Ir. H. SYAMSU ALAM, M.Si

B. Visi Misi Badan Perencanaan Pembanguna Daerah Kabupaten Bantaeng

1. Visi BAPPEDA

Visi BAPPEDA dirumuskan untuk mendukung Visi dan Misi Kabupaten

Bantaeng. Secara dimensional pernyataan visi berfokus kemasa depan

berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu.

Visi BAPPEDA :

"Mewujudkan Bappeda sebagai Perencana yang Aspiratif dan

Partisipatif dalam Rangka Percepatan Pengembangan Wilayah Kabupaten

Bantaeng”

2. Misi BAPPEDA

Misi BAPPEDA :

1. Mengembangkan penyusunan dokumen-dokumen perencanaan

pembangunan yang terpadu, terukur dan realistis;

2. Mengembangkan potensi daerah secara optimal melalui inovasi dan

partisipasi pembangunan.

Page 57: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

42

3. Mengoptimalkan perencanaan dan jaringan dalam rangka kerjasama

antar daerah dan lembaga;

4. Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam rangka perencanaan

pembangunan Daerah;

5. Meningkatkan koordinasi, Pengendalian, monitoring dan evaluasi

perencanaan pembangunan.

6. Meningkatkan kualitas sumber daya aparat Perencana melalui

pembinaan dan pengembangan SDM.

C. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Dengan memperhatikan Visi dan Misi SKPD BAPPEDA dengan tetap

mengacu pada Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam

periode tahun 2013-2018 tujuan yang ingin dicapai BAPPEDA adalah :

1. Meningkatnya pelaksanaan koordinasi antar instansi, sektor dan

masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan;

2. Mewujudkan rumusan kebijakan perencanaan pembangunan;

3. Meningkatkan partsipasi masyarakat dalam Perencanaan pembangunan ;

4. Pengendalian dan penilaian pelaksanaan kegiatan pembangunan melalui

monitoring, dan evaluasi pelaksanaan yang efektif dan efisien;

5. Penyedian data dan laporan perencanaan secara aktual, akurat dan

profesional;

6. Meningkatkan kerjasama antar daerah dan non pemerintah;

7. Pemanfaatan kemajuan teknologi;

8. Pengembangan SDM.

Page 58: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

43

Berdasarkan pada tujuan diatas, maka sasaran yang diambil adalah sebagai

berikut :

1. Terlaksananya koordinasi program pembangunan;

2. Tersusunnya dokumen-dokumen perencanaan Daerah;

3. Tersusunnya rencana uraura pembangunan tahunan Kab. Bantaeng;

4. Terwujudnya evaluasi pelaksanaan kegiatan yang menjadi dasar

perencanaan selanjutnya;

5. Tersedianya data perencanaan dan laporan yang aktual, faktual dan

optimal;

6. Terwujudnya kerjasama yang saling menguntungkan;

7. Penerapan teknologi dalam perencanaan pembangunan Kab. Bantaeng;

8. Meningkatnya profesionalisme aparat;

Secara rincai Tujuan dan Sasaran Jangka menengah pelayanan SKPD

tergambar dalam Tabel 4.1. terlampir.

D. Strategi dan Kebijakan

Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana telah diuraikan

diatas, ditetapkan Strategi dan Kebijakan SKPD BAPPEDA yang mengacu pada

RPJMD 2013-2018.

1. Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Bantaeng

Sebagaimana dijelaskan, banyak pengaruh yang besar terhadap

kebijakan pembangunan diantaranya arus globalisasi yang mengalirkan

keterbukaan informasi, fleksibilitas barang dan jasa, otonomi daerah, climate

Page 59: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

44

change, MP3EI, percepatan pencapaian MDGs, percepatan penanggulangan

kemiskinan dan pengangguran, ketahanan pangan serta berbagai masalah yang

ada di Kabupaten Bantaeng.

2. Strategi dan Arah Kebijakan SKPD BAPPEDA Kabupaten Bantaeng

Bertolak dari visi, misi dan tujuan SKPD BAPPEDA Kabupaten

Bantaeng dalam rangka mewujudkan keberhasilan pembangunan daerah

diperlukan suatu rencana pembangunan yang handal, berkualitas dan kebijakan

pembangunan lainnya yang akan mendukung pencapaian tujuan pembangunan

daerah bahkan pembangunan nasional, maka strategi dan kebijakan yang akan

dilakukan dalam periode 2013-2018.

E. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi

1. Kedudukan

Badan Perencanaan Pembanguna Daerah Kabupaten Bantaeng BAPPEDA

adalah Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan merupakan unsur

penunjang pemerintah Kabupaten di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah

dan dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung

jawab kepada Bupati Bantaeng melalui Sekretaris Daerah Berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 27 Tahun 2010 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng, Struktur

Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari kepala Bappeda

dengan tingkat eselon II/b, Sekretaris dan dibantu oleh 4 (empat) Bidang Yaitu:

Page 60: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

45

a) Bidang Sumber Daya Alam dan Prasarana Wilayah

b) Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya

c) Bidang Penelitian dan Statistik

d) Bidang Pengendalian dan Evaluasi

2. Tugas Pokok

Berdasrkan Perda Nomor : 27 Tahun 2010 tugas pokok Bappeda Kabupaten

Bantaeng adalah malaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang perencanaan pembangunan daerah.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas bappeda menyelenggaraan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan

b. Pengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pmbangunan

daerah

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut diatas, berdasarkan Perda

Nomor 27 Tahun 2010 Kepala BAPPEDA dibantu oleh :

1. Sekretariat:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Program dan Pelaporan

Page 61: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

46

c. Sub Bagian Keuangan

2. Bidang Sumber Daya Alam dan Prasarana Wilayah:

a. Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

b. Sub Bidang Prasarana Wilayah

3. Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya:

a. Sub Bidang Pertanian dan Ekonomi

b. Sub Bidang Sosial dan Kebudayaan

4. Bidang Penelitian dan Statistik:

a. Sub Bidang Penelitian

b. Sub Bidang Statistik

5. Bidang Pengendalian dan Evaluasi:

a. Sub Bidang Pengendalian

b. Sub Bidang Evaluasi

Kelompok Jabatan Fungsional

F. Stuktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan pembagian fungsi dalam suatu organisasi.

Pembagian tersebut akan memisahkan secara formal masing-masing komponen

yang ada sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta menunjukkan hubungan

komponen yang satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi yang baik,

diharapkan suatu sistem kerja dapat berjalan dengan lancar sehingga memberikan

Page 62: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

47

stabilitas dan kontinyunitas usaha yang baik pula yang memungkinkan organisasi

tersebut tetap berlangsung walaupun anggotanya silih berganti.

Bappeda Kabupaten Bantaeng berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun

2010 mempenyai Struktur Organisasi Sebagai berikut :

Gambar 2.

KEPALA BADAN DR. Ir. H. SYAMSU ALAM,

M.Si

Pembina Tk.I / IV/b

SEKRETARIS Drs. ABDULLAH, M.Si

Pembina Tk.I / IV/b

Kasubag Program

dan Pelaporan

SURYADI, S.Sos

Penata / III.c

Kasubag

Keuangan SUMIATI, S.Kom

Penata Muda TK.I/III.b

Kasubag Umum &

Kepegawaian

DIANA DACHLAN, SE

Penata Muda Tk.I/III.b

Kabid Penelitian dan

Statistik

AGUSTIAWAN. AY, SIP, M.Adm,KP

Penata Tk.I / III.d

Kabid Sumber Daya Alam & LH

Drs. NUR SYALIM, M.Si

Pembina Tk.I / IV.b

Kabid Pengendalian & Evaliasi

Drs. A. MUHLIS HINDRAH, MM

Pembina / IV.a

Kabid EkoSosBud

SUDYAWANI, S.STP, M.AP

Penata Tk. I / III.d

Kasubid Penelitian

SYAMSUSDDIN. C, S.Sos

Penata / III.c

Kasubid SDA & LH

ROSNIATI, ST

Penata Tk.I / III.d

Kasubid Pengendalian

SUHARDI JAYA, ST, MM

Penata / III.c

Kasubid Ekonomi

TRI ULFANI RAHMAN, SE

Penata / III.c

Kasubid Statistik

ALIA, S.Sos Penata / III.c

Kasubid Praswil

SRI WAHYUNI GANI, S.Si, M.Si

Penata Tk.I / III.d

Kasubid Evaluasi

SALIM MAHARISANDY, S,STP

Penata / III.c

Kasubid Sosial & Budaya

NURAHMI KUSUMA WARDANI,

SE

Penata / III.c

Page 63: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

48

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Aset Tetap

Aset tetap pada Badan Perencanaan Pembanguna Daerah Kabupaten

Bantaeng adalah aset yang dimiliki oleh BAPPEDA selain dari pada bagunan dan

tanah karena merupakan pinjaman pemerintah atau disediakan oleh pemerintah

untuk mendukung sarana pemerintahan dalam hal ini pemerintah daerah

kabupaten Bantaeng untuk instansi pemerintah Badan Perencanaan Pembanguna

Daerah Kabupaten Bantaeng.

Jenis-jenis aset tetap yang dimiliki oleh Badan Perencanaan Pembanguna

Daerah Kabupaten Bantaeng meliputi:

1. Tanah

Tanah yang dipergunakan untuk membangun gedung adalah tanah milik

pemerintah untuk membangun gedung instansi pemerintahan.

2. Bangunan

Bangunan yang ditempati oleh BAPPEDA untuk operasional adalah

bangunan instansi pemerintah Pekerjaan Umum (PU) yang sebagian

bagunannya di pakai oleh BAPPEDA dengan luas bangunaan ± 431,25 m2

dan bangunan tersebut termasuk dalam kelompok bangunan permanent/tidak

permanent.

Page 64: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

49

3. Mesin kantor

Mesin kantor BAPPEDA berupa semua jenis Komputer, PC, Printer, Mesin

Ketik Manual Standar (14-16), Proyektor + Attachment dan Mesin Absensi

yang dipergunakan dalam opersional sehari.

4. Kendaraan Dinas

Kendaraan yang terdiri dari mobil dan motor yang dipergunakan untuk

menunjang kegiatan operasional BAPPEDA.

5. Meubelair kantor

Meubelir kantor seperti furniture, peralatan kerja dan peralatan lainnya yang

dipakai dalam kegiatan operasional sehari-hari.

6. Komputer kantor

Semua jenis aset tetap yang dimiliki oleh BAPPEDA memegang peranan

penting dalam kegiatan operasionalnya. Untuk itu diperlukan kebijkan dalam

penggunaan dan pengelolaannya yang baik.

B. Aset Tetap Yang Dimiliki Badan Perencanaan Pembanguna Daerah

Kabupaten Bantaeng

1. Tabel Aset Tetap

Tabel aset tetap atau daftar jenis aset tetap yang dimiiki Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten bantaeng termasuk di dalamnya nilai perolehan,

masa manfaat, kemudian nilai perolehan dapat dilihat pada tabel 2 aset tetap

tersebut akan dihitung akuntansinya dengan menghitung penyusutan dan masa

manfaat jenis-jenis aset tersebut.

Page 65: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

50

Tabel.2 Aset Tetap

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng

No. Keterangan Unit

Kerja* Unit

Tahun

Perolehan

Umur

Manfaat

Nilai

Perolehan/

Unit (Rp.)

Total

Perolehan

(Rp.)

Penyusutan

Tahun

2015

(Rp.)

Nilai Buku

Tahun 2016

(Rp.)

Penilaian

Kembali Aset

Tahun 2016

(Rp.)

1 Meja Biro SUK 19 2009 4 tahun 900,000 17,100,000 225,000 - 675,000

2 Meja Kerja Pejabat Eselon

II

KB 2 2012 4 tahun 9,500,000 19,000,000 2,375,000 7,125,000 --

3 Kursi Kerja Pejabat Eselon

II

KB 1 2012 4 tahun 2,500,000 2,500,000 625,000 1,875,000 -

4 Meja Rapat RR 4 2015 4 tahun 4,000,000 16,000,000 1,000,000 3,000,.000 -

5 Kursi Putar SUK 3 2008 4 tahun 500,000 1,500,000 125,000 - 375,000

6 Kursi Tamu KB 1 2007 4 tahun 6,000,000 6,000,000 1,500,000 - 4,500,000

7 Lemari kayu SUK 3 2003 5 tahun 2,250,000 6,750,000 450,000 - 1,800,000

8 Lemari Besi BPS 2 2004 10 tahun 3,475,000 6,950,000 347,500 - 3,127,500

9 Lemari Buku untuk

Perpustakaan

BPS 1 2009 4 tahun

5,000,000 5,000,000 1,250,000 - 3,750,000

10 Air Blower DP 1 1998 2 tahun 525,000 525,000 262,500 - 262,500

11 Loudspeaker SEK 1 2001 2 tahun 3,500,000 3,500,000 1,750,000 - 1,750,000

12 Peta RR 2 1998 5 tahun 855,000 1,710,000 171,000 - 684,000

13 Televisi KB 1 2012 3 tahun 4,000,000 4,000,000 1,000000 3,000000 -

14 Dispenser DP 1 2011 2 tahun 2,250,000 2,250,000 750,000 - 1,500,000

15 AC Unit SUK 3 2012 4 tahun 3,500,000 10,500,000 875.000 2,625.000 -

16 Kabel Konektor RR 1 2014 1 tahun 1,350,000 1,350,000 1,350,000 - 1,350,000

17 Tripot Speaker BPS 1 2014 2 tahun 9,000,000 9,000,000 3,000,000 6,000,000 -

18 Mixer Power BPS 1 2014 5 tahun 7,850,000 7,850,000 1,570,000 6,280,000 -

19 Mic Warless BPS 1 2014 4 tahun 1,650,000 1,650,000 412,500 1,237,500 -

20 Camera Electronic BPS 3 2013 5 tahun 15,000,000 45,000,000 3,000,000 12,000,000 -

21 Mesin Ketik Manual

Standar (14-16)

SEK 2 2008 5 tahun

1,670,000 3,340,000 334,000 - 1,336,000

50

Page 66: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

51

No. Keterangan Unit

Kerja* Unit

Tahun

Perolehan

Umur

Manfaat

Nilai

Perolehan/

Unit (Rp.)

Total

Perolehan

(Rp.)

Penyusutan

Tahun

2015

(Rp.)

Nilai Buku

Tahun 2016

(Rp.)

Penilaian

Kembali Aset

Tahun 2016

(Rp.)

22 Mesin Absensi BPS 1 2013 4 tahun 7,000,000 7,000,000 1,750,000 5,250,000 -

23 Mesin Pemotong Biasa BPS 1 2011 4 tahun 1,500,000 1,500,000 375,000 - 1,125,000

24 Printer SUK 7 2015 2 tahun 1,000,000 7,000,000 500.000 500,000 -

25 P.C Unit/ Komputer PC SUK 6 2014 4 tahun 8,900,000 53,400,000 2,225,000 6,675,000 -

26 Note Book SEK 2 2014 4 tahun 8,000,000 16,000,000 2,000,000 6,000,000 -

27 Lap Top SUK 12 2015 4 tahun 15,500,000 186,000,000 3,875,000 11,625,000 -

28 Proyektor + Attachment RR 3 2014 4 tahun 8,000,000 24,000,000 2.000,000 6,000,000 -

29 Layar Proyektor RR 4 2014 3 tahun 15,000,000 60.000.000 5,000,000 10,000,000 -

30 Sepeda Motor KJF 4 2013 5 tahun 12,775,000 51,100,000 2,555,000 10,220,000 -

31 Mobil Dinas KJF 2 2015 5 tahun 161,100,000 322,200,000 32,220,000 128,880,000 -

Total asset tahun 2016 Rp. 228,292,500 Rp. 20,660,000

Rp. 248,252,500

Keterangan:

*SUK: Semua Unit Kerja

KB: Kepala Badan

RR: Ruang Rapat

BPS: Bidang Penelitian dan Statistik

SEK: Sekretariat

KJF: Kelompok Jabatan Fungsional

DP: Dapur

51

Page 67: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

52

C. Penerapan Perlakuan Akuntansi Terhadap Aset Tetap Berdasarkan PP

No.71 Tahun 2010

Penelitian ini juga menguraikan beberapa tabel perbandingan sesuai atau tidaknya

perlakuan Akuntansi Pemerintahan tentang Aset Tetap pada Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010, Pernyataan Nomor 7 tentang akuntansi aset tetap.

Tabel 3.1

Pengakuan Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Bantaeng dengan PSAP No. 07

PSAP Nomor 07

Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten

Bantaeng

Keterangan

a. Masa manfaat lebih dari

12 (dua belas) bulan.

a. Suatu aset akan diakui sebagai aset

tetap apabila aset tersebut memiliki

masa manfaat lebih dari dua belas

bulan.

Sesuai

b. Biaya perolehan dapat

diukur secara andal.

b. Aset tetap diakui menggunakan

biaya perolehan yang dapat diukur

secara andal.

Sesuai

c. Tidak dimaksudkan

untuk dijual dalam operasi

normal entitas.

c. Maksud pengadaan aset tetap

bukan untuk dijual melainkan suatu

aset tetap diperoleh dengan maksud

untuk digunakan dalam menunjang

kegiatan operasional entititas.

Sesuai

d. Diperoleh atau dibangun

dengan maksud untuk

digunakan.

d. Pengadaan suatu aset adalah untuk

digunakan dalam aktifitas entitas.

Sesuai

e. Pengakuan aset tetap

akan sangat andal apabila

aset tetap telah diterima

atau diserahkan hak

kepemilikannya pada saat

penguasaannya berpindah.

e. Aset tetap akan diakui pada saat

transaksi atas aset tetap tersebut

terjadi. Contohnya jika transaksi

terjadi tanggal 8 Juni maka aset tetap

tersebut diakui pada tanggal 8 Juni.

Sesuai

(Sumber : Data Olahan, 2015)

Page 68: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

53

Dari tabel 3.1 diatas terlihat bahwa perlakuan akuntansi aset tetap atas

pengakuan aset tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Bantaeng telah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku yaitu Peraturan

Pemerintah No. 71 Tahun 2010 pernyataan No. 07 tentang akuntansi aset tetap.

Mulai dari masa manfaat asset yang harus lebih dari 12 bulan hingga saat yang

tepat untuk aset diakui sebagai aset tetap.

Tabel 3.2

Pengukuran Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No.07

PSAP Nomor 07

Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten

Bantaeng

Keterangan

a. Aset tetap dinilai dengan

biaya perolehan. Apabila

penilaian aset tetap dengan

biaya perolehan tidak

memungkinkan maka nilai

aset tetap didasarkan pada

nilai wajar pada saat

perolehan.

a. Penilaian atas suatu aset tetap pada

Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantaeng adalah

dengan menggunakan biaya

perolehan yakni dinilai berdasar kan

seluruh biaya yang dikeluarkan

hingga aset tetap tersebut siap untuk

digunakan.

Sesuai

b. Biaya perolehan suatu

aset tetap terdiri dari harga

belinya termasuk bea impor

dan setiap biaya yang dapat

diatribusikan secara

langsung

b. Biaya perolehan suatu aset tetap

pada Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten

Bantaeng terdiri harga beli aset tetap

tersebut, biaya angkut dan biaya

instalasi yang dikeluarkan untuk aset

tetap tersebut.

Sesuai

(Sumber : Data Olahan, 2015)

Berdasarkan tabel 3.2 diatas terlihat bahwa perlakuan akuntansi aset tetap

tentang pengukuran aset tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng telah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku yaitu

Page 69: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

54

Peraturan Pemerintah No 71 tahun 2010 pernyataan No. 07 tentang akuntansi aset

tetap dinilai dengan biaya perolehan.

Tabel 3.3

Pengeluaran Setelah Perolehan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07

PSAP Nomor 07

Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten

Bantaeng

Keterangan

a. Pengeluaran setelah

perolehan awal suatu aset

tetap yang memperpanjang

masa manfaat atau yang

kemungkinan besar

memberi manfaat

ekonomik di masa yang

akan datang dalam bentuk

kapasitas, mutu produksi

atau peningkatan standar

kinerja, harus ditambahkan

pada nilai tercatat aset yang

bersangkutan.

a. Pengeluaran untuk perbaikan atau

perawatan aset tetap yang

memperpanjang masa manfaat dan

akan memberi manfaat dalam

periode berjalan dan dimasa akan

datang dalam bentuk kapasitas, mutu

produksi, atau peningkatan standar

kinerja, dan ditambahkan pada nilai

tercatat aset yang bersangkutan.

Belum

Sesuai

(Sumber : Data Olahan, 2015)

Pada tabel 3.3 di atas terlihat bahwa pengeluaran untuk perbaikan suatu

aset teta pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng

tidak dikapitalisasi pada aset tetap karena Hal ini belum menjadi wewenang dari

instansi yang bersangkutan karena hal ini masih di kelolah oleh pos yang khusus

menangani mengenai aset daerah. Hal ini dianggap belum sesuai dengan

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 pernyataan No. 07 tentang akuntansi

aset tetap.

Page 70: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

55

Tabel 3.4

Penyusutan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng

dengan PSAP No 07

PSAP Nomor 07 Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten

Bantaeng

Keterangan

Nilai penyusutan untuk

masingmasing periode

diakui sebagai pengurang

nilai tercatat aset tetap dan

diinvestasikan dalam aset

tetap.

Kaupaten Bantaeng belum pernah

melakukan penyusutan atas nilai aset

tetap yang dimiliki.

Belum

Sesuai

(Sumber : Data Olahan, 2015)

Berdasarkan tabel 3.4 diatas terlihat bahwa hingga saat peneliti melakukan

penelitian ini, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng

belum pernah melakukan penyusutan hal ini dikarenakan belum adanya petunjuk

teknis tentang penyustan aset tetap yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang,

hal ini belum menjadi wewenang dari instansi yang bersangkutan karena hal ini

masih di kelolah oleh pos yang khusus menangani mengenai aset daerah.

Hal ini dianggap belum sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku

yaitu Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 pernyataan No. 07 tentang

akuntansi aset tetap karena penyusutan sangatlah penting untuk mengetahui nilai

atas suatu aset yang dimiliki.

Page 71: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

56

Tabel 3.5

Penghentian dan Pelepasan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07

PSAP Nomor 07 Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten

Bantaeng

Keterangan

a. Suatu aset tetap

dieliminasi dari neraca

ketika dilepaskan atau bila

aset secara permanen

dihentikan penggunaannya

dan tidak ada manfaat

ekonomik masa yang akang

datang.

a. pengeliminasian aset pada dari

neraca masih belum dilakukan.

Belum

Sesuai

b. Aset tetap yang

dihentikan dari

penggunaan aktif

pemerintah tidak

memenuhi definisi aset

tetap dan harus

dipindahkan ke pos aset

lainnya.

b. Aset tetap didefinisikan

merupakan aset yang memiliki masa

manfaat lebih dari dua belas bulan

namun jika aset tetap tidak lagi

memenuhi definisi yang ada maka

aset tersebut akan dihentikan dari

penggunaannya dan dipindahkan ke

pos aset lain-lain.

Sesuai

(Sumber : Data Olahan, 2015)

Pada tabel 3.5 diatas terlihat bahwa perlakuan akuntansi aset tetap tentang

penghentian dan pelepasan yang diterapkan pada Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng telah sesuai dengan peraturan

pemerintah yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010

pernyataan No. 07 namun dalam pengelimenasian dalam neraca tidak di lakukan

karena proses pencatatan atas aset tidak dilakukan oleh instansi tersebut karena

hal ini belum menjadi wewenang dari instansi yang bersangkutan karena hal ini

masih di kelolah oleh pos yang khusus menangani mengenai aset daerah.

Page 72: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

57

. Maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng akan

segera memindahkan aset tetap yang dianggap tidak lagi memenuhi definisi aset

tetap ke pos aset lain-lain.

Tabel 3.6

Pengungkapan Aset Tetap oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng dengan PSAP No. 07

PSAP Nomor 07 Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten

Bantaeng

Keterangan

a. Laporan keuangan harus

mengungkapkan dasar

penilaian yang digunakan

untuk menentukan nilai

tercatat.

a. Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Bantaeng

mengungkapkan dasar penilaian

yang digunakan untuk menentukan

nilai tercatat dalam laporan

keuangan, yaitu aset tetap dinilai

dengan biaya perolehan.

Sesuai

b. Setiap jenis aset seperti

tanah, gedung dan

bangunan, peralatan dan

mesin dan lain sebagainya

harus dinyatakan dalam

neraca secara terpisah atau

terperinci dalam catatan

atas laporan keuangan.

b. Semua aset tetap yang dimiliki

oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten

Bantaeng tanah, peralatan dan mesin,

gedung dan bangunan, jalan irigasi

dan jaringan dan aset lain-lain dalam

proses pencatatan neraca belum

dilakukan sendiri.

Belum

Sesuai

c. Rekonsiliasi jumlah

tercatat pada awal dan akhir

periode yang menunjukkan

penambahan, pelepasan,

akumulasi penyusutan dan

perubahan nilai jika ada

mutasi aset tetap lainnya.

c. laporan keuangan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bantaeng belum dikelola

sendiri oleh instansi tersebut.

Belum

Sesuai

(Sumber : Data Olahan, 2015)

Berdasarkan tabel 3.6 diatas terlihat bahwa perlakuan akuntansi aset tetap

atas pengungkapan aset tetap yang diterapkan pada Badan Perencanaan

Page 73: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

58

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng belum secara keseluruhan sesuai

dengan peraturan pemerintah yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah No. 71

tahun 2010 pernyataan N0. 07 karena hal ini belum menjadi wewenang dari

instansi yang bersangkutan karena hal ini masih di kelolah oleh pos yang khusus

menangani mengenai aset daerah.

Page 74: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

59

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Akuntansi aset tetap telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP) Nomor 7 (PSAP 07), dari Lampiran I PP 71 Tahun 2010.

PSAP 07 tersebut memberikan pedoman bagi pemerintah dalam melakukan

pengakuan, pengklasifikasian, pengukuran, dan penyajian serta pengungkapan

aset tetap berdasarkan peristiwa yang terjadi, seperti perolehan aset tetap pertama

kali, pemeliharaan aset tetap, pertukaran aset tetap, perolehan aset dari

hibah/donasi, dan penyusutan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng telah

mengelompokkan aset tetapnya sesuai dengan jenis, masa manfaat dan nilai

perolehan. Pengelompokkannya terdiri dari peralatan dan perlengkapan kantor

juga kendraan yang dimiliki.

Penerapan perlakuan akuntansi aset tetap pada karena Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng belum di terapkan secara keseluruhan

sesuai dengan PSAP No. 7 tahun 2010 peryataan nomor 7 karena belum adanya

wewenang dari instansi yang bersangkutan untuk mengelola dalam proses

pencatatan karena hal ini masih di kelolah oleh pos yang khusus menangani

mengenai aset daerah.

Page 75: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

60

B. Saran

Saran dalam penelitian ini yaitu:

1. Penyajian akuntansi terhadap asset tetap yang dimiliki Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah kabupaten Bantaeng telah sesusi dengan SAP PP No.

71 Tahun 2010 tentang Aset Tetap.

2. Adanya pertimbangan penggunaan metode penyusutan dengan ketentuan

SAP, misalnya dengan metode garis lurus. Karena setiap aset tetap akan

mengalami penurunan kondisi. Dimana, apabila biaya yang disusutkan setiap

tahunnya sama dan kinerja dari aset tetap perusahaan maupun instansi

semakin menurun, akan mengakibatkan beban penyusutan di tahun-tahun

terakhir menjadi kurang efektif.

Page 76: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

61

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga.

H. Bordnar, George Dan S. Hopwood. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta:

Salemba Empat.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah.. (2008). Jakarta: Renyowijoyo Muindro.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah: Lampiran II.08 PPRI N.71 Tahun 2010

Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 06 Tahun 2012

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

Standar Akuntansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

Lampitan II.08-PSAP-07 tentang Akuntansi Aset Tetap.

Sugiri, Slamet Dan Agus, Riyono Bogat. 2002. Akuntansi Pengantar 1.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

https://kedua.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-

akuntansi-berbasis-akrual/modul3/09.SPAD-Aset-Tetap.fdf/. Diakses 16

Februari 2016

https://fadhlanaccounting.wordpress.com//2012/04/22/sistem-informasi-aktiva-

tetap/ . Diakses 17 Februari 2016

https://kedua.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-

akuntansi-berbasis-akrual/modul3/09.SAPD-aset-tetap.pdf/. Diakses 15

Februari 2016

https://docs.google.com/document/d/1ksNyqbiQZeFcaBzZp6net8JunstB3iHbS1o

0Tiwe53c/edit?hl=in. Diakses 17 April 2016.

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/download/70

4/902. Diakses 17 April 2016.

http://novianhidayat-polban.blogspot.co.id/2014/09/buletin-teknis-akuntansi-aset-

tetap.html. Diakses 17 April 2016

http://radensanopaputra.blogspot.co.id/2013/05/analisis-komparatif.html. Diakses

17 April 2016

Page 78: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 02.06.02.01.48 Meja Biro 000001-000003 Kayu 1990 Pembelian 2,250,000 Meja 1/2 Biro

2 02.06.02.01.48 Meja Biro 4 Kayu 1990 Pembelian 900,000 Meja 1 Biro

3 02.06.02.01.48 Meja Biro 000005-000006 Kayu 1995 Pembelian 1,500,000 Meja 1/2 Biro

4 02.06.02.01.48 Meja Biro 7 Kayu 1996 Pembelian 700,000

5 02.04.01.09.02 Air Blower 1 Fiber 1998 Pembelian 525,000

6 02.06.01.04.14 Lemari kayu 2 Kayu 1998 Pembelian 2,250,000

7 02.06.01.05.14 Peta 1 Tripleks 1998 Pembelian 855,000 Peta Indonesia

8 02.06.01.05.14 Peta 2 Tripleks 1998 Pembelian 855,000 Peta Bantaeng

9 02.06.01.04.14 Lemari kayu 000004-000005 Kayu 1999 Pembelian 5,500,000

10 02.06.02.01.48 Meja Biro 8 Kayu 1999 Pembelian 750,000 Meja 1 Biro

11 02.06.02.01.48 Meja Biro 000009-000012 Kayu/Aluminium 1999 Pembelian 1,500,000 Meja 1/2 Biro

12 02.06.02.01.48 Meja Biro 10 Kayu/Aluminium 1999 Pembelian 750,000

13 02.06.02.01.48 Meja Biro 11 Kayu Aluminium 1999 Pembelian 750,000 Meja 1/2 Biro

14 02.06.01.04.04 Filling Besi/Metal 9 Besi 2000 Pembelian 925,000

15 02.06.01.04.05 Filling Kayu 1 Kayu 2000 Pembelian 835,500

16 02.06.02.01.48 Meja Biro 000013-000015 Kayu 2000 Pembelian 2,250,000 Meja 1/2 Biro

17 02.06.02.01.30 Kursi Putar 6 Besi/Plastik 2001 Pembelian 500,000

18 02.06.02.01.48 Meja Biro 000016-000018 Kayu 2001 Pembelian 2,250,000

19 02.06.02.06.07 Loudspeaker 1 Super Woofer, Fiber 2001 Pembelian 3,500,000

20 02.06.02.01.48 Meja Biro 19 Kayu 2002 Pembelian 750,000 Meja 1 Biro

21 02.06.02.01.48 Meja Biro 20 Kayu 2002 Pembelian 750,000

22 02.03.01.05.01 Sepeda Motor 14 Suzuki 110 cc Besi 2003 MH8BE4DFA7J-452545 E451-ID-453384 DD 4312 F Pembelian 12,775,000 Adyan Haryanto, S.Sos

23 02.06.01.04.01 Lemari Besi 2 Besi 2003 Pembelian 3,475,000

24 02.06.01.04.04 Filling Besi/Metal 000010-000011 Besi 2003 Pembelian 2,750,000

25 02.06.02.01.01 Lemari Kayu 1 Kayu 2003 Pembelian 1,250,000

26 02.06.02.01.10 Meja Rapat 000006-000009 Kayu/Kaca 2003 Pembelian 4,000,000

27 02.06.02.01.10 Meja Rapat 000014-000015 Kayu 2003 Pembelian 3,000,000

28 02.06.02.01.48 Meja Biro 21 Kayu 2003 Pembelian 750,000 Meja 1 Biro

29 02.06.02.01.48 Meja Biro 000022-000024 Kayu 2003 Pembelian 3,600,000 Meja 1/2 Biro

30 02.06.01.04.01 Lemari Besi 3 Besi 2004 Pembelian 3,475,000

31 02.06.02.01.30 Kursi Putar 000010-000011 Besi/Kain 2006 Pembelian 3,000,000

32 02.06.02.01.48 Meja Biro 000025-000029 Kayu 2006 Pembelian 3,750,000

33 02.06.02.01.48 Meja Biro 000032-000035 Kayu 2006 Pembelian 5,000,000 Meja 1 Biro

34 02.06.02.01.48 Meja Biro 36 Kayu 2006 Pembelian 750,000 Meja 1/2 Biro

35 02.06.02.01.28 Kursi Tamu 2 Ligna Kayu 2007 Pembelian 6,000,000

36 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 000009-000011 Samsung Fiber 2007 Pembelian 21,000,000

37 02.06.03.04.08 Printer 5 HP 3920 Fiber 2007 Pembelian 1,000,000

38 02.06.01.01.02 Mesin Ketik Manual Standar

(14-16)

000005-000006 Oliviette Linea Besi 2008 Pembelian 3,375,000

39 02.06.01.01.02 Mesin Ketik Manual Standar

(14-16)

7 Oliviette Linea Besi 2008 Pembelian 1,670,000

40 02.06.02.01.30 Kursi Putar 12 Besi/Plastik 2008 Pembelian 1,500,000

41 02.06.02.01.48 Meja Biro 000038-000040 Kayu 2008 Pembelian 2,250,000 Meja 1/2 Biro

Harga KeteranganUkuran/ CC Bahan Tahun Nomor Asal Usul

Perolehan

No Kode Barang Nama Barang No. Register Merek/Tipe

Page 79: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Harga KeteranganUkuran/ CC Bahan Tahun Nomor Asal Usul

Perolehan

No Kode Barang Nama Barang No. Register Merek/Tipe

42 02.07.01.01.03 Proyektor + Attachment 2 Toshiba Fiber 2008 Pembelian 25,000,000

43 02.06.02.01.10 Meja Rapat 13 Hardboar 2009 Pembelian 29,300,000

44 02.06.02.01.48 Meja Biro 000041-000043 Kayu 2009 Pembelian 9,000,000 Meja 1/2 Biro

45 02.06.02.04.03 AC Unit 3 LG 1 PK Fiber 2009 Pembelian 3,500,000

46 02.06.03.02.02 Lap Top 4 Tosiba Fiber 2009 Pembelian 15,000,000

47 02.06.04.07.05 Lemari Buku untuk Perpustakaan 000001-000004 Kayu 2009 Pembelian 5,000,000

48 02.06.02.05.15 Dispenser 5 Fiber 2011 Pembelian 750,000

49 02.06.03.01.05 Personal Komputer Lain-lain 1 fiber 2011 Pembelian 12,000,000 aplikasi Komputerisasi

Keuangan50 02.06.03.02.02 Lap Top 5 Tosiba Fiber 2011 Pembelian 15,700,000

51 02.06.03.02.02 Lap Top 000006-000007 Tosiba Fiber 2011 Pembelian 20,000,000

52 02.06.03.02.02 Lap Top 8 Tosiba Fiber 2011 Pembelian 9,800,000

53 02.07.01.04.09 Mesin Pemotong Biasa 1 Besi/Plastik 2011 Pembelian 1,500,000

54 02.06.02.04.03 AC Unit 000009-000010 Panasonic 1 PK Fiber 2012 Pembelian 7,500,000

55 02.06.02.06.03 Televisi 1 Sony 32 Inci Fiber 2012 Pembelian 4,000,000

56 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 000012-000013 LG Flatron Fiber 2012 Pembelian 15,000,000

57 02.06.03.02.02 Lap Top 9 Tosiba Fiber 2012 Pembelian 10,000,000

58 02.06.03.02.02 Lap Top 10 Lenovo Fiber 2012 Pembelian 10,000,000

59 02.06.03.04.08 Printer 13 Laser Jet 1102 Fiber 2012 Pembelian 1,875,000

60 02.06.03.04.08 Printer 14 Canon MP280 Fiber 2012 Pembelian 1,875,000

61 02.06.04.01.04 Meja Kerja Pejabat Eselon II 1 Kayu 2012 Pembelian 9,500,000

62 02.06.04.03.04 Kursi Kerja Pejabat Eselon II 1 Informa Besi/Kain 2012 Pembelian 2,500,000

63 02.03.01.05.01 Sepeda Motor 11 Yamaha 135 Besi/Fiber 2013 MH350C004DK617696 50C-617848 DD 3154 F 49421107Y701.1324 Pembelian 17,417,000 Abdul Wahab, SE, M.Si

64 02.03.01.05.01 Sepeda Motor 12 Yamaha 113 Besi/Fiber 2013 MH31KP00CDJ5357 1KP-535865 DD 3132 F 49421309Y701.1324 Pembelian 14,944,000 La Lufi, S.Sos

65 02.03.01.05.01 Sepeda Motor 13 Yamaha 113 Besi/Fiber 2013 MH31KP00CDJ4359 1KP-436294 DD 3133 F 49421309Y701.1324 Pembelian 14,944,000 Darmawansyah, S.Sos

66 02.06.01.05.17 Mesin Absensi 1 Solufion Fiber 2013 Pembelian 7,000,000 Ruang Rapat Bappeda

67 02.06.02.04.06 Kipas Angin 000003-000004 Munters Fiber 2013 Pembelian 7,000,000 Ruang Rapat Bappeda

68 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 15 Lenovo Fiber 2013 Pembelian 8,000,000 Salim Maharishandy, S.STP

69 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 000016 Lenovo Fiber 2013 Pembelian 14,000,000 Asset Berwujud pada Pembuatan

SIM Monitoring Evalu70 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 000017 Lenovo Fiber 2013 Pembelian 11,000,000 Asset Berwujud pada Kegiatan

Pengolahan Updating A71 02.06.03.02.02 Lap Top 11 Asuz Fiber 2013 Pembelian 15,000,000 Sulkifli Syahadat

72 02.06.03.02.02 Lap Top 12 Apple Fiber 2013 Pembelian 15,000,000 Abdul Wahab, SE, M.Si

73 02.06.03.02.02 Lap Top 13 Tosiba Fiber 2013 Pembelian 10,000,000 Dra. Ratna Ningsih

74 02.06.03.02.02 Lap Top 000014 Sony Fiber 2013 Pembelian 16,000,000 Asset Berwujud pada Pembuatan

SIM Monitoring Evalu75 02.06.03.04.08 Printer 000015 Epson Fiber 2013 Pembelian 3,000,000 Asset Berwujud pada Pembuatan

SIM Monitoring Evalu76 02.06.03.04.08 Printer 000016 Canon Pixma Fiber 2013 Pembelian 1,500,000 Asset Berwujud pada Kegiatan

Pengolahan Updating A77 02.06.03.05.03 Printer 1 Epson Fiber 2013 Pembelian 2,350,000 Dra. Ratna Ningsih

78 02.07.01.01.03 Proyektor + Attachment 3 Sony Fiber 2013 Pembelian 10,000,000 La Lufi, S.Sos

79 02.07.01.01.87 Layar Proyektor 1 World Series 3 x 4

Meter

Aluminium/Kain 2013 Pembelian 17,000,000 La Lufi, S.Sos

80 02.07.01.02.03 Camera Electronic 3 Canon Fiber 2013 Pembelian 15,000,000 La Lufi, S.Sos

81 02.07.01.02.03 Camera Electronic 4 Canon Fiber 2013 Pembelian 6,000,000 Dra. Ratna Ningsih

82 02.06.01.05.59 Speaker 1 RCH 40 x 46 cm Fiber, Besi 2014 1402951436

F

- - - - Pembelian 13,250,000 Speaker Aktif 2 Unit @ Rp.

6.625.000,-

Page 80: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Harga KeteranganUkuran/ CC Bahan Tahun Nomor Asal Usul

Perolehan

No Kode Barang Nama Barang No. Register Merek/Tipe

83 02.06.01.05.64 Kabel Konektor 1 CANJURE 30 Meter Plastik, Tembaga 2014 - - - - - Pembelian 1,350,000 Kabel Sound @ Rp

45.000,-/meter84 02.06.02.06.52 Tripot Speaker 1 BMA SS30 2 meter Besi 2014 - - - - - Pembelian 900,000 Tripod Speaker @ Rp.

450.000,-85 02.06.02.06.60 Mixer Power 1 Yamaha 47 x 34 cm Besi, Fiber 2014 ECUJ01060 - - - - Pembelian 7,850,000 1 Unit Mixer Power

86 02.06.02.06.62 Mic Warless 1 BMA 50 cm Besi, Fiber 2014 50093 - - - - Pembelian 1,650,000 Mic Wireles 1 unit + 2 Mic

87 02.06.03.02.01 P.C Unit/ Komputer PC 000018 Acer 23" Fiber 2014 - - - - - Pembelian 21,600,000 1 Unit Komputer Rp.

15.000.000,- + Box Rp.88 02.06.03.02.03 Note Book 1 lenovo - Fiber 2014 59403324-1 - - - PEMBELIAN 8,000,000

89 02.06.03.02.03 Note Book 2 Lenovo - Fiber 2014 59403324-2 - - - PEMBELIAN 8,000,000

90 02.07.01.01.03 Proyektor + Attachment 4 Panasonic LB

280 XGA

31,5 x 23 cm Fiber, Besi, Kaca 2014 BZ4350332 - - - - Pembelian 15,000,000 Proyektor

91 02.07.01.01.87 Layar Proyektor 2 World Screen 2 x 3 M Plastik, Aluminium 2014 - - - - - Pembelian 15,000,000 Layar Proyektor 2 x 3 Meter

92 02.03.01.01.05 Mobil Dinas 2 Toyota 2000CC Besi 2015 MHFXW43GXE4086810 1TR-7803974 DD 48 F PEMBELIAN 322,200,000

93 02.06.02.01.10 Meja Rapat 000017-000036 - - Kayu 2015 - - - - PEMBELIAN 14,820,000

94 02.06.02.01.10 Meja Rapat 000038-000039 - - Kayu 2015 - - - - PEMBELIAN 2,980,000

95 02.06.02.01.27 Kursi Rapat 000002-000005 Alvaro - Besi 2015 - - - - PEMBELIAN 6,000,000

96 02.06.02.01.27 Kursi Rapat 000070-000104 Futura - Besi 2015 - - - - PEMBELIAN 17,500,000

97 02.06.02.04.16 AC 1 PK 000002-000005 SHARP - Fiber 2015 - - - - PEMBELIAN 16,000,000

98 02.06.03.02.02 Lap Top 2 ASUS - Fiber 2015 - - - - PEMBELIAN 14,950,000 SURYADI, S.Sos

99 02.06.03.02.02 Lap Top 000016-000017 HP - Fiber 2015 - - - - PEMBELIAN 24,800,000

100 02.06.03.05.03 Printer 2 EPSONL550 - Fiber 2015 - - - - PEMBELIAN 4,000,000 PRINTER SCANNER

101 02.07.01.01.87 Layar Proyektor 2 SCREENWORD - Kain 2015 - - - - PEMBELIAN 24,900,000

1,069,920,500Jumlah

Page 81: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...
Page 82: SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA BADAN ...

RIWAYAT HIDUP

NUNUNG PARWATI, dilahirkan di Desa Banyorang

kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng, Tepatnya

pada Tanggal 14 Desember 1994. Penulis ini adalah anak

pertama dari empat bersaudara, buah cinta kasih dari

pasangan Alimuddin dengan Syamsiah.

Mulai memasuki pendidikan formal di SD Negeri 53 Banyorang pada tahun 2001

dan tamat pada tahun 2006, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Tompobulu

pada tahun 2006 dan tamat pada tahun 2009, penulis kemudian melanjutkan ke

SMA Negeri 2 Bantaeng dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis

melanjutkan studinya ke salah satu perguruan tinggi swasta yaitu Universitas

Muhammadiyah Makassar dengan Memilih Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

Akhir Studi penulis mempertahankan skripsi di hadapan penguji dengan

judul “Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng ”.